perancangan buku pop up legenda batu ular dari cerita...

23
i Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular Dari Cerita Rakyat Talaud Kepada Anak Umur 9-10 Tahun Artikel Ilmiah Haryati Margaret Basinung (692011052) Martin Setyawan, S.T., M.Cs. Amelia Rukmasari, M.Sn. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Mei 2016

Upload: trancong

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

i

Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular Dari

Cerita Rakyat Talaud Kepada Anak Umur 9-10 Tahun

Artikel Ilmiah

Haryati Margaret Basinung (692011052)

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Amelia Rukmasari, M.Sn.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Mei 2016

Page 2: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

ii

Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular Dari

Cerita Rakyat Talaud Kepada Anak Umur 9-10 Tahun

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Oleh :

Haryati Margaret Basinung

NIM : 692011052

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Mei 2016

Page 3: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

iii

Page 4: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

iv

Page 5: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

v

Page 6: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

vi

Page 7: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

vii

Page 8: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

viii

Page 9: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

ix

Page 10: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

1

Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular Dari Cerita

Rakyat Talaud Kepada Anak Umur 9-10 Tahun

1) Haryati Margaret Basinung,

2) Martin Setyawan,

3)Amelia Rukmasari

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Email: 1)

[email protected],2)

[email protected] ,3)

[email protected]

Abstract

Folklore is one of local cultures in Indonesia thats need to be preserve as one of

national treasure, one of them which need to be known is foklore of Talaud,from North

Celebes. There is no foklore book of Talaud, which made most of children of Talaud not

knowing about their own folkore. Children of Talaud should know and understand the

foklores of Talaud so they aren’t going to extinct and could continue to be preserved.

This research’s purpose is to design Pop Up book “Legend of Stone Snake” from Talaud

foklore for children especially 9 – 10 year age using mixing method approach. The result

of design like a Pop Up book dummy “Legend of Stone Snake” to make childrens be

interesting to knowning the folkore.

Keywords: Folklore, Talaud, Legend of the Stone Snake, Dummy, Pop Up

Abstrak

Cerita rakyat merupakan salah satu budaya daerah Indonesia yang perlu

dilestarikan, salah satunya adalah cerita rakyat yang berasal dari Talaud Sulawesi

Utara. Tidak adanya media buku tentang cerita rakyat khusus daerah Talaud

mengakibatkan anak-anak Talaud kebanyakan tidak mengetahui cerita rakyat di

daerahnya. Anak-anak Talaud perlu mengenal cerita rakyat Talaud sehingga cerita

rakyat ini tidak akan punah dan bisa terus dilestarikan. Penelitian ini bertujuan

untuk merancang buku Pop Up “Legenda Batu Ular” dari cerita rakyat Talaud

kepada anak umur 9-10 Tahun melalui pendekatan metode campuran (mixing

method). Hasil perancangan berupa dummy buku Pop Up “Legenda Batu Ular”

untuk menarik minat baca anak-anak dalam mengenalkan cerita rakyat Talaud.

Kata Kunci: Cerita rakyat, Talaud, Legenda Batu Ular, Dummy, Pop Up

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 11: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

2

1. Pendahuluan

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan beragam budaya dan

bahasa, dimana salah satu keberagaman budayanya adalah cerita rakyat. Cerita

rakyat merupakan salah satu bagian dari folklore yang dapat di definisikan sebagai

kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, diantara

kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam

bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu

pengingat [1].

Menurut Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Diah Harianti, masih ada ribuan cerita

rakyat di berbagai daerah belum teridentifikasi dan tercatat oleh pemerintah.

Usaha untuk mencatat cerita rakyat itu sangat penting agar bisa terdokumentasi

dengan baik. Menurut Diah Harianti cerita rakyat akan dilupakan dan hilang dari

peradaban bila tidak dicatat. Saat ini pihaknya telah berhasil mencatat sekitar

4.000 cerita rakyat dari berbagai daerah. Sebagian cerita itu adalah cerita yang

telah cukup dikenal oleh masyarakat seperti cerita Malin Kundang dari Sumatera

Barat. Namun, sebagian cerita lagi ada yang mungkin masih asing di telinga

masyarakat Indonesia, salah satunya adalah cerita rakyat Talaud [2].

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Dewan Adat Talaud, Drs. Ishak

Tamaroba, saat ini Dewan Adat Talaud sedang berupaya untuk menghimpun

cerita rakyat Talaud. Dalam penyusunannya baru beberapa cerita rakyat yang

terkumpul dalam bentuk literatur seperti cerita rakyat Woi Taloda dan Ratu

Asiare. Saat ini Dewan Adat Talaud masih berupaya untuk merangkum semua

cerita rakyat Talaud, akan tetapi dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan juga

biaya sehingga cerita rakyat belum semuanya terhimpun hingga sekarang.

Menurut Bapak Jemri Maarende yang adalah salah seorang guru seni rupa

di SMA Negeri I Melonguane, cerita rakyat Talaud belum dibukukan dan hanya

tersimpan dalam sebuah makalah sejarah sebagai salah satu bentuk penugasan

yang pernah diberikan kepada siswa, dan ada sekitar 99 cerita rakyat Talaud yang

berhasil dikumpulkan, dari 99 cerita rakyat Talaud yang dikumpulkan ada satu

cerita rakyat yang paling familiar di telinga masyarakat Talaud seperti cerita

rakyat Legenda Batu Ular. Sangat disayangkan jika cerita rakyat Talaud ini tidak

dilestarikan dalam media buku, sehingga banyak anak-anak Talaud yang tidak

mengenal cerita rakyat di daerahnya sendiri, cerita rakyat Talaud hanya

disampaikan dari mulut ke mulut saja. Padahal menurut Bascom dalam cerita

anak-anak sebetulnya terkandung nilai-nilai luhur, terutama berkaitan dengan

pendidikan [3].

SDN Inpres sebagai salah satu perwakilan sekolah dasar yang ada di

Talaud yang terletak di kota kabupaten Melonguane tidak memiliki buku maupun

literatur mengenai cerita rakyat Talaud. Buku cerita rakyat yang ada merupakan

buku cerita rakyat dari luar daerah yang ada di Indonesia seperti cerita rakyat

Timun Mas, Sangkuriang, dll. Jenis buku cerita yang ada bersifat umum dengan

isi bergambar dan berwarna, bahkan ada yang hitam putih. Maka dari itu, melalui

teknik Pop Up yang memiliki unsur tiga dimensi sebagai model baru untuk

perancangan buku cerita, diharapkan bisa lebih menarik minat baca anak-anak

untuk mengenal cerita rakyat Talaud. Menurut Darmiati Zuchdi dan Budiasih

Page 12: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

3

jenis bacaan untuk anak SD kelas 3 dan 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan

cerita fantasi [4]. Cerita rakyat masuk dalam kategori sastra tradisional, sehingga

cerita rakyat sangat cocok ditargetkan pada anak umur 9-10 tahun.

Berdasarkan pemaparan masalah dan data yang ada maka dirancanglah

sebuah buku cerita rakyat Talaud untuk memperkenalkan cerita rakyat dalam

bentuk buku Pop Up pada anak umur 9-10 tahun. Perancangan buku Pop Up ini

bermanfaat untuk mengenalkan cerita rakyat Legenda Batu Ular, menarik minat

baca anak dan dapat dijadikan bahan kepustakaan daerah di Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Talaud sehingga bisa mengenalkan cerita rakyat Talaud sebagai

bagian dari pelestarian budaya cerita rakyat di Indonesia.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu dengan judul “Perancangan Buku Pop Up tentang

Duan Wu Jie untuk Anak Usia 5-10 Tahun” oleh Evelyn Limanto pada tahun

2014 [5]. Hasil perancangan, berbentuk buku seri dengan dua cerita berbeda.

Pertama tentang asal usul Duan Wu Jie dan kedua mengajarkan anak cara

membuat bakcang. Hasil yang didapat buku ini mengajarkan nilai moral kepada

anak-anak. Buku cerita dibuat dengan teknik Pop Up agar anak-anak lebih tertarik

dengan ceritanya. Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dengan ciri

khas warna Cina yaitu warna merah, oranye, kuning, dan coklat.

Penelitian yang berjudul “Perancangan Visual Buku Pop Up “Dunia

Penyu” oleh Edbert Tjanggora pada tahun 2012 [6]. Hasil yang dicapai, ialah

buku ini mampu merangsang minat baca anak untuk membaca dan memberikan

informasi penting tentang penyu tanpa melalui pengamatan langsung ke lokasi

karena buku ini sudah memberikan informasi yang cukup lengkap. Hasil yang di

dapat anak-anak tertarik pada ilustrasi dengan pewarnaan yang cerah, serta

menginginkan buku yang tidak terlalu banyak tulisan.

Kedua penelitian tersebut sama-sama merancang buku Pop Up tapi yang

membedakannya dari penelitian yang dilakukan terletak pada asal usul cerita,

karakteristik budaya dan alam Talaud yang ingin diangkat serta jumlah teknik Pop

Up yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya teknik yang digunakan

kebanyakan menggunakan teknik V-fold dan lift the flap, sementara penelitian

yang dilakukan menggunakan enam teknik dan modifikasi dari tiga teknik dasar

yang ada. Selain itu cerita yang diangkat belum pernah dibukukan dan legenda

cerita rakyat ini dianggap benar-benar terjadi oleh masyarakat dan menjadi

legenda dari asal mula terbentuknya pulau Sarra besar dan Sarra kecil serta batu

ular yang sampai sekarang masih ada di Talaud.

Kabupaten Talaud adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi

Utara, Indonesia dengan ibu kota Melonguane. Kabupaten ini berasal dari

pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2000 [7].

Sebagai daerah perbatasan daerah Talaud merupakan daerah yang terpencil,

meskipun demikian tradisi dan budaya masih kental menyelimuti kehidupan

masyarakat Sangihe dan Talaud. Tradisi dan budaya Sangihe Talaud yang masih

ada sampai sekarang berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Alffian

Walukow dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan Sangihe seperti

Page 13: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

4

perlengkapan upacara adat Talaud yang meliputi pakaian adat, pedang adat, dan

ragam hias serta rumah adat Talaud [8].

Motif adalah suatu corak atau pola, motif dapat diartikan lagi secara

khusus berdasarkan jenisnya, yaitu motif dasar, motif hiasan dan motif intrinsik

[9]. Cerita rakyat merupakan salah satu bagian dari folklor yang dapat

didefinisikan sebagai kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan

turun temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi

yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak

isyarat atau alat pembantu pengingat. Cerita rakyat sendiri dibagi menjadi tiga

yaitu mite, legenda dan dongeng [10].

Pop Up didasarkan pada tiga ide sederhana. Tiga ide tersebut ialah V-Fold,

Parallelogram, dan 450

Fold. Tiga ide sederhana ini bisa dimodifikasi sehingga

menghasilkan ide baru yang berpotensi untuk menggambarkan berbagai bentuk

cerita, topik dan gagasan yang ingin dibuat. Pop Up juga memiliki kaitan dengan

slide, pull strip, dan rottating disks yang mana biasanya teknik ini umumnya

digunakan pada buku Pop Up anak-anak. Sejak digunakannya kertas dalam

pembuatannya, Pop Up umumnya disebut dengan Paper Engineering [11].

Ilustrasi adalah gambar yang memperjelas ide cerita atau narasi. Tujuan

dari gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah,

mempertegas, dan memperkaya cerita atau narasi. Jenis-jenis dari gambar ilustrasi

yaitu kartun, karikatur, komik, ilustrasi karya sastra dan vignette [12].

Story adalah keseluruhan jalinan/jalur cerita, mulai dari awal hingga akhir.

Story terkadang juga disebut dengan nama storyline. Story dapat diringkas

menjadi sinopsis (synopsis), atau rangkuman keseluruhan cerita (rangkuman

storyline). Storyline mempunyai dinamika cerita yang biasanya melibatkan

kesengsaraan, perjuangan, konflik dan ending dari perjalanan karakter [13].

Target audience adalah “particular group of people, identified as intended

recipient of an advertisement or message. Also called target population”, yang

artinya sekelompok orang tertentu, yang diidentifikasi sebagai target sebuah iklan

atau pesan, juga disebut populasi target [14].

Warna didefinisikan secara subjektif (secara psikologis) atau secara

obyektif. Secara subjektif, warna adalah bagian dari pengalaman indra

penglihatan. Secara obyektif, warna merupakan hasil dari panjang gelombang

cahaya yang dipancarkan [15].

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf. Setiap bentuk

huruf mempunyai keunikan tersendiri, semisal pada jenis huruf sans serif, serif,

dekoratif, dan monospace, dimana masing-masing huruf memiliki arti khusus

[16]. Dalam perancangan ini ada tiga jenis huruf yang digunakan yaitu Futura

MT Bold, Trojan Pro, dan Century Gotic. Futura MT Bold dan Century Gotic

adalah jenis huruf sans serif yang bersifat akrab dan ramah sehingga mudah

dibaca oleh anak-anak, sedangkan Trajan Pro adalah jenis huruf serif yang

dipakai khusus untuk judul buku karena menyesuaikan dengan judul yang

diangkat.

Page 14: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

5

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixing

method) yaitu suatu metode yang menggunakan pendekatan secara kualitatif dan

kuantitatif, dimana pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran,

definis atas suatu situasi tertentu (dalam keterikatan konteks tertentu) dan lebih

banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Sedangkan pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel

sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam

bentuk operasionalisasi masing-masing variabel agar dapat diukur. Selain itu

pendekatan kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujian yang

kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik

analisis dan formula statistik yang akan digunakan.

Metode campuran digunakan dalam penelitian ini guna memperoleh data

empiris. Metode campuran yang digunakan hanya dibatasi pada teknik

pengumpulan data saja, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan

data secara kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai

keberadaan buku cerita rakyat Talaud. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif

untuk mengetahui pengaruh ada dan tidaknya buku cerita rakyat Talaud bagi

anak-anak, serta untuk mengetahui informasi lainnya yang dibutuhkan dalam

perancangan buku cerita.

Metode perancangan desain yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode strategi garis lurus (Linear Strategy). Metode strategi garis lurus atau

linear strategy menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang

sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Suatu tahap dimulai setelah

tahap sebelumnya diselesaikan, dan demikian seterusnya [17]. Tahapan-tahapan

dalam strategi perancangan buku Pop Up cerita rakyat talaud dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan perancangan buku Pop Up cerita rakyat Talaud

Tahap I

Pengumpulan data

Tahap II

Pengolahan data

Tahap III

Perancangan

Konsep

Storyline

Ilustrasi

Pewarnaan

Percetakan

Penyelesaian/Finishing

Tahap IV

Pengujian

Page 15: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

6

Tahap pertama yaitu pengumpulan data, data yang dikumpulkan pada

tahap ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif menggunakan

kuesioner sedangkan untuk data kualitatif dengan cara wawancara. Pengumpulan

data dilakukan dengan mewawancarai narasumber untuk memperoleh data

kualitatif mengenai cerita rakyat Talaud. Wawancara dilakukan dengan Ketua

Adat Talaud, Bapak Ishak Tamaroba dan guru seni rupa SMA Bapak Jemri

Maarende. Wawancara juga ditujukan kepada perwakilan guru wali kelas 3 dan 4.

Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui apakah buku cerita rakyat khusus

daerah Talaud ada di perpustakaan sekolah atau tidak dan mengapa perlu ada

buku cerita rakyat Talaud bagi anak-anak Talaud.

Sedangkan untuk pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan melalui

kuesioner terhadap anak SD kelas 3 dan 4 serta wali kelasnya, di salah satu

sekolah SD di kecamatan Melonguane, yaitu SDN Inpres Melonguane sebagai

perwakilan dari seluruh sekolah yang ada di Talaud.

Tahap kedua adalah tahap pengolahan data, data yang didapat baik secara

kualitatif dan kuantitatif kemudian diolah guna mencapai hasil akhir yang

maksimal dalam merancang buku Pop Up cerita rakyat Talaud yang akan dibuat

pada tahap berikutnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Dewan Adat

Talaud, Bapak Ishak Tamaroba dan Jemri Maarende didapati bahwa belum ada

media buku untuk cerita rakyat Talaud, kenyataannya cerita rakyat Talaud hanya

disusun dalam bentuk literatur dan penugasan makalah di sekolah. Hasil yang

diperoleh dari wawancara kepada guru SD wali kelas 3 dan 4 yaitu tidak adanya

buku khusus cerita rakyat Talaud di perpustakaan. Guru menyatakan bahwa perlu

adanya buku cerita rakyat Talaud sebagai pelestarian budaya Talaud agar anak-

anak Talaud bisa mengenal budayanya sendiri lewat cerita rakyat Talaud.

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuesioner

kepada 50 anak SD kelas 3 dan 4 di SDN Inpres Melonguane. Berdasarkan data

yang diperoleh sebagian besar anak tidak mengetahui cerita rakyat Talaud

sedangkan hanya sebagian kecil yang mengetahui cerita rakyat Talaud seperti

cerita rakyat “Legenda Batu Ular”, hal ini dikarenakan tidak adanya buku khusus

cerita rakyat Talaud. Anak-anak suka membaca buku cerita yang berwarna dan

bergambar dengan gaya semirealis.

Tahap ketiga adalah tahap perancangan. Pada tahap ini langkah pertama

yang dilakukan adalah membuat konsep perancangan buku Pop Up cerita rakyat

Talaud sesuai dengan data yang diperoleh pada tahap sebelumnya, dimana konsep

buku lebih menonjolkan karakteristik Talaud. Konsep ini disesuaikan dengan

teknik Pop Up yang ada untuk menonjolkan ciri khas daerah Talaud dan peristiwa

yang terjadi dalam cerita. Media yang akan dibuat berupa dummy buku Pop Up

berwarna dengan ukuran 23,5 x 16 cm. Ilustrasi yang digunakan adalah gaya

semirealis yaitu jenis gaya kartun yang agak realis. Konten yang ada dalam buku

seperti narasi, teknik Pop Up, informasi narasumber, dan tempat terjadi peristiwa

cerita rakyat “Legenda Batu Ular”.

Narasi berisi gambaran cerita Legenda batu Ular yang dibuat dalam bentuk

sinopsis. Cerita “Legenda Batu Ular” bermula dari Woi Wulabulen seorang

perempuan yang sedang mengandung dan hidup sendiri karena ditinggal mati oleh

suaminya. Suatu ketika ia pergi ke hutan untuk mencari makan dan tanpa sengaja

Page 16: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

7

melihat padi yang sudah menguning, ia tertarik untuk mengambilnya dan ternyata

perbuatannya itu mengakibatkannya bertemu dengan si Ular besar yang disebut

Atoan dan Woi Wulabulaen menerima hukuman atas perbuatannya itu yang

melibatkan keselamatan anak-anaknya kedepan. Woi Wulabulaen dihukum untuk

memberikan anaknya sudah besar. Setelah Woi Wulabulaen melahirkan dan anak-

anaknya tumbuh besar ia berencana melarikan diri bersama dengan anak-anaknya

yang berjumlah delapan orang, diantaranya tujuh laki-laki, dan satu orang

perempuan yang paling bungsu.

Keberadaan anak laki-laki Woi Wulabulen sesungguhnya tidak diketahui

Atoan, diam-diam Wonte Ratu Adio sebagai anak yang sulung memimpin rencana

dan menyusun strategi untuk melarikan diri dari Atoan dan akhir berhasil. Namun

dalam perjalanan, Atoan mengetahui kenyataan itu dan ia menjadi marah,

menebaskan ekornya dan membelah pulau Sarra menjadi dua, hingga akhirnya

Atoan bertemu dengan Manntatta dan Daralos yang merupakan akhir dari

pengejarannya, Atoan mati karena memakan batu panas yang dikiranya pinang,

sirih dan tembakau. Cerita ini mengajarkan agar tidak mencuri karena setiap

perbuatan yang dilakukan pasti ada akibatnya.

Setelah sinopsis disusun dibuatlah storyline yang berisi tentang alur cerita

dengan tahap kesengsaraan, perjuangan, konflik dan ending. Sumber storyline

diambil dari penuturan cerita tua-tua adat Talaud yang diterjemahkan oleh Bapak

Dantje Gumolung dan K. Pangemanan berdasarkan sumber dokumen yang telah

diperoleh dalam bentuk literatur dan makalah. Tahap kesengsaraan dimulai ketika

Woi Wulabulaen ketahuan mencuri padi si Ular Besar (Atoan) dan ia harus

memperjuangkan kehidupan anak-anaknya setelah ia melahirkan agar tidak

dibunuh dan diambil Atoan. Tahap perjuangan terjadi ketika Woiwulabulaen

berserta anak-anaknya melarikan diri dari Atoan dan tahap klimaks terjadi ketika

perkelahian sengit antara Wonte Ratu Adio dengan Atoan sampai Atoan membelah

pulau Sarra menjadi dua. Tahap ending terjadi ketika Atoan memakan pinang,

sirih dan tembakau yang diberikan oleh Mannatta dan Daralos sampai akhirnya ia

mati dan menjadi batu.

Di dalam storyline juga dimasukkan gambaran teknik Pop Up yang akan

digunakan sesuai dengan peristiwa penting yang terjadi, setelah itu dilanjutkan

dengan pembuatan sketsa dimana dalam pembuatannya termasuk layout dan

bentuk Pop Up yang digunakan. Sketsa yang dibuat yaitu sketsa karakter seperti

Atoan (Si Ular Besar), Woi Wulabulaen yang berperan sebagai ibu, ketujuh anak

laki-laki Woi Wulabulaen yaitu Wonte Ratu Adio, Wonte Wulawan, Wonte Pera,

Wonte Tembaga, Wonte Salaa, Wonte Ulu, Wonte Bambolo dan anak bungsu

perempuan yaitu Putri Errusuello. Selain itu dibuat juga sketsa ilustrasi halaman

buku serta Pop Up yang akan digunakan. Ilustrasi yang dipilih berupa kartun tapi

sedikit realistis. Kemudian sketsa yang sudah jadi dipindai ke komputer untuk

diberi pewarnaan.

Pada waktu pewarnaan komposisi warna digital perlu diperhatikan agar tidak

tabrakan dengan warna lainnya, selain itu pengaturan warna pada convert profil

diberi custome cmyk maksimum, hal ini diperlukan agar warna hasil cetak tidak

jauh beda dengan gambar di layar monitor. Gambar yang sudah diwarnai lalu

dicetak, digunting, dilipat dan dilem per halaman serta dijilid. Ada 14 jumlah

Page 17: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

8

halaman buku, dua diantaranya informasi narasumber cerita dan informasi

keberadaan legenda batu ular, dan sisanya cerita rakyat legenda batu ular. Berikut

merupakan sumber perancangan sketsa yang diperoleh dari penelitian Alffian

Walukow, dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 4 Sketsa karakter dan pewarnaannya

Gambar 2 Laku Bali Rakyat biasa model kreasi baru, Laku Bali (Pakaian laki-laki) dan Laku

Tepu (Pakaian perempuan) sekitar tahun 1920-an, dan baju perang

Gambar 3 Rumah dan Perahu Adat Sangihe Talaud

Page 18: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

9

Gambar 4 merupakan sketsa dan pewarnaan tiap karakter dalam buku Pop Up

cerita rakyat Talaud. Gambar dari kiri ke kanan adalah Atoan, Mannata dan

Daralos, Woi Wulabulaen, Kadal, Biawak, dan terakhir yang dibawahnya adalah

anak-anak Woi Wulabulaen. Teknik Pop Up yang digunakan dalam perancnagan

ini, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Teknik Pop Up dari kiri ke kanan V-fold, Parallelogram, 450 Fold ,

Miscelllaneous Mechanism, Slide, Pivot dan Hub

Gambar 6 Sketsa pola halaman yang sudah diwarnai

Page 19: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

10

Gambar 6 merupakan sketsa pola halaman yang sudah diwarnai. Gambar

kiri adalah pola-pola yang dalam perancangan dibentuk menjadi Pop Up,

sedangkan gambar kanan merupakan lembaran halaman yang dilipat menjadi dua

sebagai tempat direkatkannya pola-pola pada gambar disebelah kiri.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil desain berupa dummy buku Pop Up cerita rakyat Talaud “Legenda

Batu Ular”. Pengambilan judul buku Legenda Batu Ular didasarkan pada bukti

legenda yang paling menonjol di Talaud seperti terbentuknya pulau Sarra dan

Puangkatoan (kepala ular) yang masih ada di Talaud sampai sekarang dan sebagai

salah satu dari cerita rakyat yang di ketahui oleh sebagian kecil anak-anak Talaud

dari data awal yang diperoleh. Pop Up dalam buku merupakan bagian yang

berperan dalam menarik minat anak-anak untuk mengenal cerita rakyat Talaud

Legenda Batu Ular selain dari tampilannya yang memiliki warna dan teknik

penggambaran gaya semirealis untuk ilustrasi buku cerita.

Cover depan buku Pop Up cerita rakyat Talaud “Legenda Batu Ular”

memperlihatkan ilustrasi kepala naga atau yang disebut oleh orang Talaud sebagai

ular besar (Atoan). Ilustrasi kepala Atoan ditonjolkan dalam cover buku ini agar

menarik anak-anak untuk mengenal tokoh utama dalam cerita ini sebagai bagian

cerita yang melegenda di Talaud. Ekspresi marah menunjukan sifat dari sang

tokoh legenda ini. Ukuran font judul lebih besar dari sub judul dan ilustrator

dengan maksud agar pembaca melihat dan membaca terlebih dahulu judul dan

ilustrasi sebagai bagian utama yang hendak ditonjolkan dalam cerita rakyat ini.

Pada cover buku terdapat motif hias kerawang sebagai motif hias yang biasa

digunakan di Talaud.

Penggunaan jenis font pada judul memberi kesan yang tegas, karena

judulnya Legenda Batu Ular, dimana batu bersifat keras dan watak Atoan yang

juga tegas. Sedangkan pada bagian belakang cover berisi sinopsis dan ajakan

untuk membaca kisah dalam buku. Bagian ini bertujuan agar pembaca menjadi

penasaran dengan kelanjutan cerita dan Pop Up seperti apa yang ada di

dalamnya. Selain itu terdapat pula logo dan nama penerbit sebagai contoh

penempatan apabila buku akan dicetak dan diterbitkan. Warna dominan buku

adalah ungu sebagai warna dominan daerah Talaud yang memiliki unsur religius

berdasarkan data yang diperoleh dalam sejarah kebudayaan sangihe dan Talaud.

Tampilan cover depan dan belakang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 7 Cover buku Pop Up cerita rakyat Talaud legenda batu ular

Page 20: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

11

Isi buku berjumlah 14 halaman diantaranya halaman pertama berisi

narasumber cerita, halaman kedua sampai tiga belas berisi cerita beserta Pop Up,

dan halaman terakhir berisi informasi mengenai keberadaan legenda batu ular

yang ada di Talaud. Jenis Pop Up yang terdapat pada halaman cerita

menyesuaikan dengan ilustrasinya. Jenis Pop Up dibuat lebih banyak variasi agar

menarik anak-anak untuk mengetahui kelanjutan cerita dengan kejutan-kejutan

Pop Up yang berbeda di tiap halamannya. Tata letak penulisan cerita rata-rata

terletak di sudut halaman, hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan tebal

halaman pada Pop Up yang berpusat di tengah halaman dan agar supaya

memudahkan dalam membaca dengan ruang yang cukup. Isi buku tidak hanya

memperlihatkan keunikan Pop Up tapi juga ciri khas daerah Talaud seperti rumah

adat, perahu, baju adat, burung endemik Talaud, dan kekayaan alam Talaud.

Tampilan isi buku dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.

Gambar 9 Hal 2-13 buku Pop Up cerita rakyat Talaud legenda batu ular

Gambar 8 Hal 1 dan 14 buku Pop UP cerita rakyat Talaud legenda batu ular

Page 21: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

12

Tabel 1. Hasil pengujian kepada anak SD kelas 3 dan 4 SDN Inpres Melonguane di Talaud

Pengujian hasil perancangan berupa pengujian kuantitatif dan pengujian

kualitatif. Pengujian kualitatif ditujukan kepada dua orang guru wali kelas 3 dan

4, satu orang perwakilan dari Dinas Pariwisata dan budaya di Talaud serta salah

satu tokoh masyarakat Talaud. Alasan pengujian terhadap Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan dikarenakan cerita rakyat dan adat Talaud merupakan bagian dari

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Menurut wawancara dengan guru wali kelas di

SDN Inpres Melonguane, buku Pop Up cerita rakyat Talaud unik dan menarik

bagi anak-anak juga orang dewasa. Dengan adanya media buku ini anak-anak bisa

mengenal cerita rakyat Talaud sebagai budaya daerahnya, selain itu buku ini juga

bisa dijadikan bahan ajaran untuk pelajaran muatan lokal.

Menurut perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Talaud Bapak

Marxison Gumolung, hasil perancangan sudah bagus dan menarik, cocok untuk

bacaan anak-anak Paud sampai SD kelas 4 dilihat dari ilustrasi yang dibuat. Buku

Pop Up ini perlu untuk ditindaklanjuti agar dilipatgandakan dan didistribusikan

ditiap-tiap sekolah yang ada di Talaud dengan persetujuan Bupati. Sebaiknya juga

dilengkapi dengan dokumen HAKI sehingga bisa lebih meyakinkan untuk

mempromosikan buku ini kedepan.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Bapak Jemri Maarende perancangan

buku Pop Up cerita rakyat Talaud sangat layak diterima anak-anak sebagai upaya

untuk melestarikan cerita rakyat yang ada di Talaud. Pengujian kuantitatif

ditujukan kepada anak-anak umur 9-10 tahun di sekolah SDN Inpres Melonguane

dengan jumlah responden sebanyak 50 orang menggunakan kuesioner. Berikut

merupakan hasil dari pengujian kepada anak-anak SD kelas 3 dan 4 dapat dilihat

pada Tabel 1.

No. Pertanyaan STS

(1)

TS

(2)

CS

(3)

S

(4)

SS

(5)

1 Apakah adik suka buku cerita rakyat Legenda

Batu Ular Talaud? 0 0 0 6 44

2 Apakah adik suka dengan gambar tokoh dalam

cerita? 0 3 2 11 34

3 Apakah adik suka dengan warna buku pop up

cerita rakyat Talaud “Legenda batu Ular”? 0 0 0 8 42

4 Apakah setelah membaca buku ini, adik jadi

mengenal cerita rakyat Talaud “Legenda batu

Ular”?

0 0 0 18 32

5 Apakah setelah membaca buku ini, adik

mendapatkan pesan moral daricerita rakyat Talaud

“Legenda Batu Ular”?

0 0 0 18 32

6 Apakah dengan membaca buku ini, adik tertarik

untuk membaca buku Pop Up cerita rakyat Talaud

lainnya ?

0 0 0 15 35

Page 22: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

13

Jumlah poin 0 3 2 76 219

Total poin keseluruhan 0 + 3 + 2 + 76 + 219 = 300

Dari tabel tersebut dihitung persentase likert dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan akhirnya ialah

= Total skor / Y x 100

= 1411 / 1500 x 100

= 94.06% (masuk interval “sangat setuju”)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak-anak sangat menyukai

buku Pop Up cerita rakyat Talaud, baik dari segi konten pewarnaan, tokoh, pesan

moral yang diperoleh, dan versi cerita rakyat lainnya jika tersedia buku Pop Up

cerita rakyat Talaud lainnya, serta melalui perancangan ini anak-anak bisa

mengenal cerita rakyat Talaud “Legenda Batu Ular” berdasarkan hasil persentase

dari total keseluruhan yaitu sebesar 94,06 %.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap Anak-anak SD Kelas 3 dan 4 dan

wawancara kepada Guru, Dinas Pariwisata dan salah satu tokoh masyarakat maka

perancangan buku Pop Up Cerita Rakyat Talaud “Legenda Batu Ular” telah

berhasil memperkenalkan cerita rakyat Talaud kepada anak-anak dilihat dari

ketertarikan murid-murid untuk membaca, dari segi konten yang disukai seperti

gambar, warna, dan Pop Up didalamnya, juga pesan moral yang didapat anak-

anak didik. Saran kedepan untuk pengembangan lebih lanjut buku Pop Up cerita

rakyat Talaud yaitu Pemerintah Talaud dapat mendukung dan melipatgandakan

buku Pop Up cerita rakyat Talaud “Legenda Batu Ular” guna melestarikan cerita

rakyat yang ada di Talaud. Sangat disarankan juga untuk membuat versi cerita

rakyat Talaud lainnya dalam bentuk Pop Up untuk memperkaya wawasan

generasi muda Talaud tentang budaya didaerahnya.

6. Daftar Pustaka

[1] Danandjaja, James, 1984 , Folklor Indonesia ; Ilmu Gosip, dongeng, Dan

Lain-lain, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti.

[2] Pambudi, Agung, 2014, Ribuan cerita rakyat belum tercatat.

http://www.antaranews.com/berita/465006/ribuan-cerita-rakyat-belum-

tercatat, (diakses pada tanggal 29 November 2014).

[3] Endraswara, Suwardi, 2009, Metodologi Penelitian Foklor (Konsep, Teori

dan Aplikasi), Yogyakarta : MedPress.

[4] Zuchdi, Darmiati dan Budhiasih, 1997, Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Rendah, Jakarta : Depdikbud.

Rumus index % = Total Skor / Y x 100

Page 23: Perancangan Buku Pop Up Legenda Batu Ular dari Cerita ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11999/2/T1_692011052_Full... · 4 antara lain puisi, sastra tradisional dan ... -10

14

[5] Limanto, Evelyn, 2014, Perancangan Buku Pop Up tentang Duan Wu Jie

untuk Anak Usia 5 – 10 Tahun, Skripsi, Surabaya : Fakultas Seni dan

Desain, Universitas Kristen Petra.

[6] Tjanggora, Edbert, 2012, Perancangan Visual Buku Pop Up “Dunia

Penyu”, Skripsi, Jakarta : Fakultas Komunikasi dan Multimedia,

Universitas Bina Nusantara.

[7] Republik Indonesia, 2002, Undang – Undang No 8 tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud, Jakarta : Lembaran Negara RI

Tahun 2002, No. 21, Sekretariat Negara.

[8] Walukow, Allfian, 2009, Kebudayaan Sangihe, Lenganeng : tidak

diterbitkan.

[9] Pusat Bahasa Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi

Ketiga), Jakarta : Balai Pustaka.

[10] Danandjaja, James, 1984, Folklor Indonesia ; Ilmu Gosip, dongeng, Dan

Lain-lain, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti.

[11] Birmingham, Duncan, 2006, Pop Up! A Manual of Paper Mechanism,

United Kingdom : Tarquin Publication.

[12] Kurikulum 2013, 2014, Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester I,

Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

[13] Gumelar, M. S., 2011, Comic making, Jakarta : Indeks.

[14] Kamus bisnis, Definisi Target Audience, businessdictionary.com, (diakses

pada tanggal 4 Juni 2015).

[15] Soewignjo, Santosa, 2013, Seni Mengatur Komposisi Warna Digital.

Yogyakarta : TAKA Publisher.

[16] Hendratman, Hendi, 2006, Tip & Trix Computer Graphic, Bandung :

Informatika.

[17] Sarwono, Jonathan, Hary Lubis, 2007, Metode riset untuk desain

komunikasi visual, Bandung : Andi.