peralatan transfortasi material

38
PERALATAN TRANSPORTASI MATERIAL MAKALAH PERALATAN INDUSTRI PROSES I OLEH : KELOMPOK : II ( 2.KC ) Liza Novriani (NIM 061430401227) Samapta Prabowisnu (NIM 061430401236) Siti Khodijah (NIM 061430401240) Dwi Indah Mayasari (NIM 061430401991) Dosen Pengampuh IR. MUSTAIN ZAMHARI, M.si JURUSAN TEKNIK KIMIA

Upload: meimei

Post on 07-Dec-2015

83 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

hope you like it

TRANSCRIPT

Page 1: Peralatan Transfortasi Material

PERALATAN TRANSPORTASI MATERIAL

MAKALAH

PERALATAN INDUSTRI PROSES I

OLEH :

KELOMPOK : II ( 2.KC )

Liza Novriani (NIM 061430401227)

Samapta Prabowisnu (NIM 061430401236)

Siti Khodijah (NIM 061430401240)

Dwi Indah Mayasari (NIM 061430401991)

Dosen Pengampuh IR. MUSTAIN ZAMHARI, M.si

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2015

Page 2: Peralatan Transfortasi Material

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Transportasi material adalah pemindahan material, baik material padat, cair ataupun gas dari satu tempat ke tempat lain. Pemindahan material secara mekanik dapt dibedakan menjadi dua bagian. Pertama adalah pemindahan material jarak dekat, misalnya bongkar muat, pada kapal atau gerobak barang dari suatu instalasi ke instalasi lainnya. Kedua adalah pemindahan material jarak jauh, misalnya dengan kapal, kereta atau motor penggerak lainnnya, maupun piping system, pompa, kompresor, dan blower untuk zat cair atau gas.

Pemindahan solid (handling of solid) dengan jarak dekat dapat dilakukan dengan bantuan tenaga manusia meliputi penyekopan, pemindahan, dan pengangkatan. Karena ke ampuan manusia yang terbatas, maka diciptakan peralatan untuk membantu dalam pemindahan material tersebut. Peralatan tersebut antara lain Screw Conveyor, Belt conveyor, Bucket elevator, dan Pneumatic Conveyor.

Untuk sarana transfortasi fluida, dapat digunakan pipa dan tube, pompa, kompesor, ataupun blower untuk pemindahan material berupa gas. Factor yang perlu diperhatikan dalam transportasi padatan maupun fluida adalah karakteristik operasi, kapasitas (aliran, volumetric per satuan waktu), kebutuhan daya dan efisiensi mekanik, disamping juag keandalan mutu dan kemudahan pemeliharaan. Untuk peralatan yang kecil, kesederhanaan dan kemudahan operasi lebih diutamakan disamping efisiensi mekanik yang tinggi.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana prinsip proses transportasi material ? Apakah perbedaan fungsi peralatan transportasi material ? Bagaimana cara melakukan pemilihan yang digunakan dalam transportasi

material?

1.3.Tujuan

Mampu menjelaskan prinsip proses transportasi material Mampu menjelaskan perbedaan fungsi peralatan transportasi material Mampu melakukan pemilihan peralatan yang diguanakan dalam transportasi

material

Page 3: Peralatan Transfortasi Material

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Transportasi Padatan

1. Conveyor

Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :

Kapasitas material yang ditangani  Jarak perpindahan material  Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi  Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)   Harga peralatan tersebut. 

2. Klasifikasi ConveyorSecara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 

Belt Conveyor Chain Conveyor : 

               1. Scraper Conveyor               2. Apron Conveyor               3. Bucket Conveyor                4. Bucket Elevator

Screw Conveyor  Pneumatic Conveyor  

1. Belt Conveyor 

Page 4: Peralatan Transfortasi Material

Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. 

Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu : 

Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18.

Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.  Kapasitas tinggi.  Serba guna.  Dapat beroperasi secara kontinu. Kapasitas dapat diatur.  Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m. Dapat naik turun.  Perawatan mudah. 

Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor: 

Jaraknya telah tertentu.  Biaya relatif mahal.

Page 5: Peralatan Transfortasi Material

Sudut inklinasi terbatas.  

2.Chain Conveyor Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :  

Scraper Conveyor Apron Conveyor Bucket Conveyor  Bucket Elevator

Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk menggerakkan material.

a. Scraper Conveyor  

Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan. 

Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:  

Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam.  Harganya murah. 

Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor:

Mempunyai jarak yang pendek.  Tenaganya tidak konstan.  Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. 

Page 6: Peralatan Transfortasi Material

Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap. 

b. Apron Conveyor 

Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.

Karakteristik dan performance dan apron conveyor: 

Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°. Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.  Kecepatan maksimum 100 ft/m.  Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. Perawatan murah.  

Kelemahan -kelemahan apron konveyor : 

Kecepatan yang relatif rendah.  Kapasitas pengangkutan yang kecil 

Page 7: Peralatan Transfortasi Material

Hanya satu arah gerakan  

c. Bucket Conveyor 

Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam. 

Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: 

Bucket terbuat dari baja  Bucket digerakkan dengan rantai  Biaya relatif murah.  Rangkaian sederhana.  Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan.  Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.  Kapasitas kecil 100 ton/jam. 

Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: 

Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in.  Investasi mahal.  Kecepatan rendah.

 

d. Bucket Elevator 

Page 8: Peralatan Transfortasi Material

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas : 

- Minneapolis Type

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat. 

- Buckets for Wet or Sticky Materials. 

Page 9: Peralatan Transfortasi Material

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket. 

- Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat.

3. Screw Conveyor   

Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight  

Page 10: Peralatan Transfortasi Material

Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor)Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. 

Macam-macam flight adalah: 

Sectional flight  : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.

Helicoid flight  : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. 

Special flight, terbagi: 

1. cast iron flight  : digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi 2. ribbon flight     : Untuk bahan yang lengket3. cut flight         : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk ini

dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi. 

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor.  menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi.

Page 11: Peralatan Transfortasi Material

4.  Pneumatic Conveyor 

Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.

Page 12: Peralatan Transfortasi Material

Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain: 

Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara. Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar. Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu. 

Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindah - pindahkan ujungnya.Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa.

Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen. Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain. Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik.

2.2.Transportasi Fluida dan Gas

1.     PIPA DAN TUBE

A.    Perbedaan Pipa dan Tube Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor

sebagai berikut.1.      Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi pengaliran.2.      Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang digunakan.

Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan

Page 13: Peralatan Transfortasi Material

dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

PIPA TUBEPaling panjang 20 – 40 ft Bisa berates ftPada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipisPipa apat dibuat ulir Tidak dapat dibuat ulirDisambung dengan screw, flange, dan las Disambung dengan compression fitting,

soldered, dan flare fittingDindingnya kasar Dindingnya kasarCara pembuatannya : Las, Casting (Peleburan), dan Piercing (Penembusan).

Cara pembuatannya : extrusion (Cara membuat mie), dn Cold drawn.

B.     Bahan – Bahan Kontruksi Pipa

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :

1.      Ferrous MetalUmumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy lainnya.

2.      Non Ferrous MetalNon ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu campuran antara :

-          Ni dan Cu (monel)-          Du dan Al (durion)-          Zn dan Cu (hastelloy)-          Su dan Cu (bronze)

3.      Non MetalKelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen, PVC, dll.

Page 14: Peralatan Transfortasi Material

C.    Cara Pembuatan PipaMetode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.

1.      Welding (Las)Biasannya digunakan untuk material yang bersifat plastic, dan pipa yang

digunakan kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam yaitu :a.       Butt welding

Dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak lebar (skelp), hingga suhu 2600 0F. Skelp dipanaskan pada suatu welding belt yang dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan pinggirannya sekaligus dilas.

b.      Lap weldingSama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi yang akan dilas dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat daripada butt welding.

2.      Piercing (Penembusan)Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang berukuran

pendek. Seamless pipe adalah pipa yang tak memakai garis las. Pipa ini lebih kuat dibandingkam dengan pipa yang dibuat dengan car alas karena dindingnya yang homogeny dan dibuat dengan cara piercing. Cara piercing adalah sebagai berikut :

-       Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing mill pada suhu yang sangat tinggi.

-        Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat membuat lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu ini baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan mandrel, kemudian diameter dan tebal dinding pipa diatur dengan seamless pipe melalui dies.Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara forging atau cupping. Bukaan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular yang panas.

3.      Casting (Cetak)Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak dapat di

roll atau di-piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus dicairkan, kemudian di cetak didalam cetakan yang bernama centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan pipa yang berdinding tebal, homogeny, dan tidak ada lubang pada dinding-dindingnya.

4.      Extrusion Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale). Cairan

pipa dari materil yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui extruder sehingga dihasilkan seamless pipe. Selai pipa, tube dari materil ini sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara ini.

D.    Ukuran Pipa dan TubeUkuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal dindingnya. Diameter

pipa dan tube dinyatakan dengan Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya berkisar antara 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter :

-          > 12” disebut juga dengan pipa besar, nominan diameternya sama dengan luas pipa.-          3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter dalam pipa.

Page 15: Peralatan Transfortasi Material

-          <3” disebut juga pipa kecil, nominan diameternya tidak sama dengan diameter dalam dan diameter luar.

Selain pipa baja, pipa yang terbuat dari bahan lain ukuran standarnya sama seperti pipa baja yang dikenal sebagai IPS (Iron Pipe Size) atau NPS (Normal Pipe Size). Misalnya pipa nikel berukuran 2 inch IPS, artinya pipa nikel yang mempunyai diameter luar seperti pipa baja standar 2 inch.Tebal dinding pipa dinyatakan dengan Schedule number dan untuk tube dinyatakan dengan Birminghams Wires Gauge (BWG). Schedule pipa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.      Schedule 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 1602.      Schedule standard3.      Schedule Extra Strong (XS)4.      Schedule Double Extra Strong (XXS)5.      Schedule special

Perbedaan schedule ini dibuat untuk menahan ternal pressure dari aliran, kekuatan dari material itu sendiri (Strength of Material), mengatasi karat, dan mengatasi kegetasan pipa.

Ukuran dari tube ditunjukan oleh diameter luarnya, nilai nominalnya adalah besarnya diameter bagian luarnya. Tebal dinding tube digunakan BWG (Birmingham Wire Gauge) dengan selang antara 24 untuk yang paling ringan dan 7 untuk yang paling berat.

E.     Pemilihan Ukuran PipaHal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pipa untuk keperluan tertentu adalah sebagai berikut :

1.      Initial Cost ( Biaya awal )2.      Maintenance Cost ( Biaya pemeliharaan )3.      Stock ukuran yang ada

Faktor ekonomi sangat mempengaruhi dalam pemilihan pipa. Secara umun ukuran pipa baja yang ekonomis untuk aliran turbulen dinyatakan dengan persamaan Sarchet dan Colburn berikut :De’ = Diameter pipa yang ekonomisW’ = Laju aliran massa (lb/hr)ρ = Densitas fluida (lb/ft3)

F.     PenyambunganCara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :

-      Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga

-    Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga sebagai penyambung.Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).

1.      Screw Fitting

Page 16: Peralatan Transfortasi Material

Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.

Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.

Beberapa jenis screw fitting yaitu :         Close nipple         Short nipple         Long nipple         Coupling         Union         Elbow street         Elbow tee         Reducer         Plug         Cross         Cap         Busching

2.      FlangeCara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2”.

Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange dilakukan dengan cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan cara screw atau welding.

Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada sambungan, yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full face, dan knife eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah sambungannya yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang akan menjadi berat karena berat flange itu sendiri. Kekuatan sambungan menggunakan flange ini tergantung dari penggunaan gasket yang disisipkan diantara kedua flange.

Macam – macam tipe gasket :a.          Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang lunak

seperti gabus atau karet.b.         Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang keras seperti

Pb, Cu, Al, dan Baja.c.          Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak menggunakan gasket

tetapi sambungan antara flange diperkuat.

3.      Welding ( las )

a.       Las digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan

merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan tinggi.

Page 17: Peralatan Transfortasi Material

Macam – macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding. Keuntungan dari sambungan menggunakan metode las yaitu :

1.      Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.2.      Murah dan tahan kebocoran.3.      Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.4.      Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.

Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan memotong atau merusak sambungan tersebut.

b.      SolderingUntuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya disambung

dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur bahan solder (remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan adalah timah.

c.       BrazingDigunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk

menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan adal tembaga atau perak.

2.     VALVESistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan

bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang paling sering digunakan :

1.      Gate ValveGate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan.

Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak untuk mengatur besar kecil aliran (throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh, sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka, maka akan menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga menghasilkan suara gemeretak.

2.      Globe Valve Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil

aliran (throttling) diperlukan. Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran zat yang melewati valve bisa diatur. Dudukan valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan dudukan. Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar. Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

Page 18: Peralatan Transfortasi Material

3.      Angle ValveSama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana

pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan.

4.      Ball ValveBall Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball valve

menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.

5.      Butterfly ValveButterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-

valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran, dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup, wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.

Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).

6.      Relief ValveRelief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang lain.

Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve menggunakan pegas baja yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.

7.      Check ValveCheck Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe

Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang

Page 19: Peralatan Transfortasi Material

dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem perpipaan.

Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:

1.      Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusunsedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusakatau membersihkannya.

2.      Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnyadan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangatmengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekanfluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecilkarena fouling.

3.      Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikaldengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpamengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal pipa di sebelahnya.

3.     POMPAPompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas

(fan), blower (penghembus) dan compressor tidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair, sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada gas. Kipas membuang gas (biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau talang besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air saja. Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :

1.      Positive Displacement Pump (PDP)a.      Reciprocating pumpb.      Rotary pump2.      Variable Head Capacity Pump (VHCP)a.       Pompa sentrifugalb.      Pompa turbin

Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :1.      Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas2.      Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan3.      Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan

priming.

Priming Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa VHCP

agar dapat terjadi aliran. Cara-cara priming :1.      Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung2.      Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan vakum

ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet ejektor.

Page 20: Peralatan Transfortasi Material

Head Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca

energi dari sistem aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap head adalah energi per satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum satuan yang biasa dipakai adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.

Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :1.      Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan liquid

dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head dibedakan atas : static head dan static discharge head.

2.      Dynamic Head ; terdiri dari :-          Tekanan pada discharge yang diinginkan-          Velocity discharge yang diinginkan-          Hf pada sistem (friksi)

Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat air fluida, seperti velocity head, pressure head, dan friction head (energi yang diakibatkan oleh adanya kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau energi yang hilang karena adanya friksi dari fluida).

Net Positive Suction Head (NPSH) Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap

likuid, yang dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga NPSH yang dikenal, yaitu : NPSH available (NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk karena sitem pengaliran fluida., dan NPSH required (NPSHreq) yaiutu NPSH yang tentukan oleh pabrik pembuatnya.

Dimana :PB = tekanan pada pompa inletPB

, = tekana upa dari liquidHarga NPSHav harus lebih besar dari NPSHreq. Bila hal ini terjadi kebalikannya,

maka akan terjadi pemutusan aliran ( aliran tidak ada ). Bila PB > PB, maka harga

NPSHav positif.Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB’ > PB maka harga NPSHav akan

negatif sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi penguapan akan terjadi : pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa. Besarnya PB dan PB’

tergantung dari jenis dan rancangan pompa. 

WHP dan BHP WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh

fluida keluar dari suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan BHP (brake horse power) adalah tenaga yang digunakan untuk mengerakan pompa, yang berasal dari steam atau power.

Kavitasi Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop sehingga

ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH = 0. Hal ini terjadi karena :

1.      Static suction lift bertambah (Zb>>)2.      Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)3.      Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)

Page 21: Peralatan Transfortasi Material

4.      Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)5.   Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya :

pemompaan dari vessel yang vakum.Tanda-tanda kavitasi :

1.      Adanya noise dan vibrasi dari pompa. 2.      Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa

akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).3.      Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.4.      Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.

A.    Positive Displacement Pump ( PDP )

A.1. Reciprocating PumpReciprocating Pump adalah suatu jenis dari PDP yang menggunakan aksi

displacement. Pompa ini digunakan untuk : a.       Proses yang memerlukan head yang tinggi.b.      Kapasitas fluida yang rendah.c.       Likuid yang kental (viskos) dan slurries (seperti lumpur)d.      Likuid yang mudah menguap (high volatile)

Macam-macam tpe dari reciprocating pump antara lain adalah : pompa plugner dan pompa diafragma.Material yang digunakan untuk konstruksi reciprocating pump adalah material yang di standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic Institute), yaitu :

1.      Bronze Fitted (BF)2.      Fully Bronze (FBF)3.      Acid Recisting (AR)4.      All Bronze (AB)5.      All Iron (AI)6.      Standard

Bagian-bagian dari reciprocating pump :-          Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan steam silinder-          Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit, karet, gabus, kulit, fiber atau

metalic ring (untuk tekanan tinggi)-          Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve-          Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran menjadi smooth

Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis dan kapasitas aktual, dimana kapasitas teoritis tersebut tergantung pada perpindahan dari likuid pistonnya. Kapasitas teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena adanya slip, yang dapat disebabkan oleh :

-          Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan-          Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat piston bergerak

kembali.

1.      POMPA TORAK

Page 22: Peralatan Transfortasi Material

Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.

Cara kerja

Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus.

Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur. Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak.

Kegunaan

Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dalam kapasitas yang besar.

2. POMPA PLUNYER (PLUNGER PUMP)

Cara kerja

Prinsip kerja pompa plunyer sama dengan prinsip kerja pompa torak, tetapi torak diganti dengan plunyer.

           Kegunaan Pompa plunyer pada umumnya digunakan untuk aliran volum (kapasitas) yang

kecil tetapi tekanan yang dapat dicapai lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai dengan pompa torak. Pompa plunyer banyak digunakan untuk pompa bahan bakar motor diesel.

3.      POMPA MEMBRAN

Cara kerja

Page 23: Peralatan Transfortasi Material

Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa disebabkan oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa membran dapat digunakan sebagai kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga memberikan aliran cairan yang terputus-putus.

Kegunaan

Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa kepala kucing) dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.

A.2. Rotary PumpRotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi.

Fluida di trap dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan ditekan ke luar discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :

-          Tidak mempunyai check valve -          Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik-          Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)-          Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.

Macam-macam tipe dari rotary pump : 1.      Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit2.      Gear Pump : tipe external dan internal gear pump3.      Screw Pump : one screw dan double screw pump4.      Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump-          Sliding vane : untuk likuid sedikit volatil, dan untuk operasi vakum-          Bucket vane : untuk non-volatil, sebanyak 1500 gpm fluida pada 500 psia

1.      POMPA LOBE (LOBE PUMP)

Cara kerjaCara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda gigi

dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau tiga rotor lobe.

KegunaanPompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya

tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.

2.      POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)

Cara kerja

Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam

Page 24: Peralatan Transfortasi Material

rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran, karena pada bagian ini terjadi pengecilan rongga gigi

Kegunaan

Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.

Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.

3.      POMPA ULIR (SCREW PUMP)

Cara kerja

Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).

KegunaanSama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat

cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik. Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan

asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan karakteristiknya).

4.      POMPA DINDING (SLIDING-VANE PUMP)

Cara kerja

Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada

Page 25: Peralatan Transfortasi Material

tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa.

Kegunaan Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.

B.     Variable Head Capacity Pump (VHCP)B.1. Centrifugal Pump

Centrifugal Pump : Energi mekanis dari pompa sentrifugal naik karena adanya aksi sentrifugal (VHCP). Fluida masuk melalui bagian suction yang dihubungkan secara konsentris dengan suatu poros yang mempunyai elemen berputar secara cepat (berupa impeller) dengan baling-baling radial.

a.       ‘Klasifikasi’ pompa sentrifugal adalah sebagai berikut : -         Ditinjau dari desain impellernya : volute pump, disfusser pump, propeller pump, turbine

pump -          Ditinjau dari shape impellernya : close, semi-open, open, mixed flow, axial flow-          Ditinjau dari jumlah suctionnya : side suction dan double suction-          Ditinjau dari jumlah stagenya : single dan multi stage-      Ditinjau dari drivernya : direct motor, gear motor, belt driver, steam turbin, gasoline

motor, diesel, water turbine, direct gas engine

b.      Bermacam ‘kehilangan’ (losses) pada pompa sentrifugal : Mechanical losses (berasal dari geseran antara impeller, dll), leakage losses (karena kebocoran pada ujung ataupun suction impeller), recirculation losses (akibat kecepatan fluida), hydraulic losses (akibat friksi atau geseran likuid).

c.       ‘Keuntungan’ pompa sentrifugal dibanding reciprocating : konstruksinya sederhana dan murah, fluida yang keluar mempunyai tekanan yang seragam, dapat dihubungkan langsung dengan motor kendali, discharge line nya dapat ditutup sebagian tanpa merusak pompa, dapat menangani likuid yang mengandung solid banyak, ongkos perawatannya lebih rendah dibanding reciprocating, dan dapat dibuat dari bahan yang tahan korosi.

d.      ‘Keuntungan’ reciprocating pump dibanding pompa sentrifugal : Head yang tinggi, first cost lebih rendah, tidak terjadi air binding, operasinya lebih fleksibel, efisiensi operasi tetap, dapat menghandel fluida kental

e.       Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan susunan seri dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan untuk memperoleh head yang tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head tidak bisa dicapai oleh satu pompa saja. Kecepatan alirannya sama dengan pompa tunggal. Pompa susunan paralel digunakan untuk memperoleh kapasitas yang tinggi, yaitu apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu pompa saja, tetapi head yang dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa tunggal.

B.2. Turbine Pump

Page 26: Peralatan Transfortasi Material

Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan untuk flushing (penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.

Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas operasi sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi yang terus-menerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena kalau tidak jernih akan merusak blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif; dan temperatur cairan tidak boleh > 350 oF.

BAB III PENUTUPKESIMPULAN

Pemindahan solid (handling of solid) dengan jarak dekat dapat dilakukan dengan bantuan tenaga manusia meliputi penyekopan, pemindahan, dan pengangkatan. Karena ke ampuan manusia yang terbatas, maka diciptakan peralatan untuk membantu dalam pemindahan material tersebut. Peralatan tersebut antara lain Screw Conveyor, Belt conveyor, Bucket elevator, dan Pneumatic Conveyor.

-          Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

-          Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.

-          Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :         Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari material

yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga

         Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga sebagai penyambung.

-          Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida cair hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida

Page 27: Peralatan Transfortasi Material

tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida cair. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida cair mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.

-          Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :

1.         Positive Displacement Pump (PDP)a.     Reciprocating pump

b.     Rotary pump

2.         Variable Head Capacity Pump (VHCP)a.       Pompa sentrifugalb.      Pompa turbin

DAFTAR PUSTAKA

www.bagasdika.web.id/.../TRANSPROTASI%20PAD.

distantina.staff.uns.ac.id/.../1-materi-transportasi-padat.

http://diditnote.blogspot.com/2013/01/alat-transportasi-industri.html

https://titoaldilaputra.wordpress.com/2013/12/20/resume-

peralatan-industri-proses/