penjelasan dan bantahan · ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka...
TRANSCRIPT
Penjelasan Dan Bantahan
Terhadap Kandungan Tulisan
Muhammad Al Imam Yang Berisi Tuduhan
Ditulis Oleh:
Asy Syaikh Al 'Allamah Abu Abdirrohman
Yahya Bin Ali Al Hajuriy
حفظه هللا
Diterjemahkan Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy
Dan Abu Umar Ahmad Rifa'i Al Jawiy
Semoga Alloh memaafkan keduanya
2
بسم هللا الرحمن الرحيم
Judul asli:
"At Tabyin Wal Inkar 'Ala Ma Tadhommanahu Kalam Muhammad Al Imam Al
Musamma Bil Ikhtishor"
Terjemah bebas:
"Penjelasan Dan Bantahan Terhadap Kandungan Tulisan Muhammad Al Imam
Yang Berisi Tuduhan"
Ditulis Oleh:
Asy Syaikh Al 'Allamah Abu Abdirrohman
Yahya Bin Ali Al Hajuriy
حفظه هللا
Diterjemahkan Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Jawiy
Dan Abu Umar Ahmad Rifa'i Al Jawiy
Semoga Alloh memaafkan keduanya
3
بسم هللا الرحمن الرحيم
Pengantar Penerjemah
احلمد هلل وأشهد أن ال إله إال اهلل وأن حممدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم عىل حممد وعىل آله أمجعني أما بعد:
Sebagian ikhwah yang mulia dan cemburu pada agamanya mengirimkan
kepada kami cercaan-cercaan para hizbiyyin dengan bertopang pada risalah
Muhammad bin Abdillah Ar Roimiy yang dijuluki sebagai "Al Imam", dan
menginginkan dari kami untuk mengirimkan bantahan.
Maka dalam kesempatan ini kami mengirimkan terjemah bantahan Asy Syaikh
Yahya bin Ali Al Hajuriy هللا حفظه untuk bagian yang pertama, semoga bermanfaat dan
diberkahi.
4
بسم اهلل الرمحن الرحوم
أما بعد:وعىل آله وصحبه ومن تبع هداه اهلل رسولالصالة والسالم عىل ووأشهد أن ال إله إال اهلل، هلل، احلمد
Maka sesungguhnya kita memuji Alloh عز وجل atas nikmat-nikmat-Nya yang terus
bersambung, maka Dialah yang berfirman:
ن بؽم وما } م
ع ؿة
ن ك
ؽم إذا ثمه الله فؿ الض مسه
[35: الـحل] { ت لرون فنلق ه
"Dan kenikmatan apapun yang ada pada kalian maka itu adalah dari Alloh,
kemudian jika kalian tertimpa bahaya maka hanya kepada-Nya sajalah kalian
mohon pertolongan."
Dan nikmat-nikmat Alloh عز وجل itu banyak, perlu penjagaan dengan cara taat
kepada Alloh عز وجل . dan sebaik-baik cara yang dengannya nikmat-nikmat itu
terpelihara adalah dengan ilmu, pengajaran, sunnah dan ikhlas kepada Alloh عز وجل
dan ittiba' (pengikutan) yang benar serta setia kepada kebenaran dan kejujuran.
Alloh subhanahu wata'ala berfirman:
ن وإذ } ن ربؽم تلذهتم لئ ن لزيدكهؽم شؽر
تم ولئ يد عذاب نه إ كػر
[7: إبراهقم] { لشد
. "Dan ingatlah ketika Robb kalian mengumumkan: jika kalian bersyukur maka
aku akan menambahi nimkat pada kalian, tapi jika kalian kufur maka sungguh
siksaan-Ku itu amat pedih."
Dan hendaknya dikatehui bahwasanya nikmat-nikmat itu barangsiapa
berupaya untuk merubahnya, maka Alloh akan menghukumnya. Alloh subhanahu
wata'ala berfirman:
"Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran)
yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka". dan barangsiapa yang
menukar nikmat Alloh setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya
Alloh sangat keras siksa-Nya."
5
Dan hendaknya diketahui bahwasanya nikmat-nikmat itu tidak hilang kecuali
dengan sebab-sebab yang merubahnya. Alloh عز وجل berfirman:
"(siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Alloh sekali-kali tidak
akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu
kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri"
"Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia."
Dalam dalil-dalil ini ada penjelasan bahwasanya Alloh subhanahu wata'ala
mengingatkan tentang nikmat-nikmat-Nya kepada para hamba yang mana yang
paling agung secara mutlak adalah nikmat Islam. Alloh subhanahu berfirman:
6
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama
bagimu."
Alloh menyempurnakan kenikmatan-Nya pada para hamba-Nya dengan
nikmat Islam, nikmat sunnah, nikmat ilmu yang dibentagkan pada umat ini sejak
Alloh mengutus Rosul-Nya صلى هللا عليه وسلم sampai hari kita ini, dan sampai kapan
saja Alloh subhanahu wata'ala kehendaki.
Dan termasuk dari nikmat Alloh subhanahu wata'ala kepada kita dan kepada
manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya adalah: bahwasanya
fitnah-fitnah itu datang dan hilang. Dan ini adalah sunnah Alloh di kalangan para
makhluk-Nya. Alloh ta'ala berfirman:
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka Sesungguhnya Alloh
mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta."
Dan termasuk dari fitnah-fitnah yang silih berganti datang tanpa hak dan
tanpa alasan yang benar adalah apa yang terjadi dari sebagian murid markiz ini yang
menimba ilmu di sini dulu atau sekarang, bahwasanya setan mempengaruhi mereka
dengan beberapa ucapan dan perbuatan yang dikatakan dan masih terus dikatakan .
dan Alloh عز وجل memperingatkan kita dari langkah-langkah setan dan Alloh
subhanahu wata'ala berfirman:
7
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka
sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Alloh dan rahmat-Nya kepada kalian,
niscaya tidak seorangpun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa yang
dikehendaki-Nya. dan Alloh Maha mendengar lagi Maha mengetahui."
Dan termasuk dari ujian-ujian itu adalah berturut-turutnya rangkaian ucapan-
ucapan yang telah kami katakan terdahulu bahwasanya dia itu adalah rangkaian
rekayasa, setelah terjadi bencana dari Rofidhoh, dan terjadi dari sebagian masyayikh
–semoga Alloh memberi mereka hidayah- terhadap kita yang berupa penelantaran.
Orang-orang mengkritik mereka dan mencela mereka dikarenakan sikap-sikap
negatif mereka itu. Lalu kita katakan: "Semoga yang demikian itu bisa menarik
mereka untuk mengambil pelajaran agar tidak lagi memanfaatkan waktu
berlangsungnya tekanan-tekanan musuh terhadap kita, mungkin dengan tulisan-
tulisan yang mengandung sindiran-sindiran terhdap kita, dan pengagungan prinsip-
prinsip sekelompok orang yang oleh diingkari Ahlussunnah seperti yang mereka
lakukan di dalam kitab "Al Ibanah". Kitab itu beserta pembukaan-pembukaannya
disusun dalam keadaan Rofidhoh sedang menzholimi kami pada perang keenam.
Dan semoga (kritikan-kritikan orang tadi) termasuk bisa mendatangkan
pelajaran bagi mereka disebabkan oleh penelantaran mereka terhadap kebenaran
pada kejadian yang terakhir (pengepungan dan pembunuhan oleh Rofidhoh
terhadap Ahlussunnah Dammaj).
Maka kami tidak tahu kecuali dalam keadaan mereka pada musim haji tahun
3433 H mereka berkumpul dengan Asy Syaikh Robi' –semoga Alloh memberikan
taufiq pada semuanya- di Mekkah, dan setelah pertemuan itu mereka mengeluarkan
bom-bom peledak terhadap saudara-saudara mereka, terhadap dakwah dan
terhadap diri mereka sendiri.
Bom yang pertama kali meledak adalah: Muhammad bin Abdul Wahhab, dia
keluar dan mlemparkan vonis bid'ah, kufur dan fitnah terhadap dakwah, dan
seakan-akan dia melihat adanya keterlambatan dari orang-orang yang ikut
pertemuan di sana dalam melaksanakan rangkaian yang telah diketahui itu, maka
dia mencela mereka dengan perkataannya: "Percampuran macam apa ini?"
8
Maka bergolaklah sekian orang dari mereka dengan sekian perkataan dan
sikap-sikap melampaui batas terhadap dakwah yang kita ada bersamanya
berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh firman Alloh subhanahu wata'ala:
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keuntungan yang besar."
Dan kami percaya pada Alloh, dan hanya untuk Alloh segala pujian,
bahwasanya kebaikan itu dihasilkan bersama kami, sekalipun Rofidhoh menzholimi
kami atau dari orang yang lain, dan bahwasanya kebaikan itu akan luntur dari orang-
orang yang menzholimi kami. Dan ini adalah perkara yang bisa kita rasakan dan kita
raba.
"Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Dan lembaran-lembaran ini –yang akan dibacakan dan dijawab- adalah
termasuk dari gaung pertemuan yang diisyaratkan tadi, dengan judul "Al Ikhtishor Li
Bayani Ma Fi Thoriqul Hajuriy Minal Adhror." Demi Alloh lembaran-lembaran itu
tidak membikin aku sakit, karena Muhammad Al Imam –semoga Alloh memberinya
taufiq- telah membantuku di dalamnya dengan bantuan yang baik yang mencakup
penetapan bahwasanya pergolakan ini secara prinsip dan perinciannya itu tidak
punya pondasi ataupun kepala selain fanatisme mereka untuk Al Adaniy. Dan orang
yang membacanya akan mengetahui yang demikian itu. Dan ini adalah contoh yang
baik, seharusnya orang-orang mengetahui bahwasanya hingar-bingar ini di selatan,
utara, timur dan barat, yang mereka perluas dengan niat dan kesengajaan, apa
sebabnya?
Mereka berkata: "Sebabnya adalah bahwasanya Al Hajuriy berkata tentang
seorang murid Dammaj dan orang-orang yang menjadi muridnya dan tentang
9
majelisnya muncul dari mereka fitnah dan Al Hajuriy dan saudara-saudaranya di
Darul Hadits menjelaskannya dan menjelaskan hukum perbuatan pelakunya, maka
para masyayikh itu marah dan membangkitkan dunia dengan sebab itu.
Dan telah diketahui bahwasanya mereka menghizbikan sekelompok orang
dan membid'ahkan sekelompok orang, dan tiada seorangpun yang membikin
kegaduhan terhadap mereka, perpecahan dan fitnah di dalam dakwah dengan
sebab dia. Dan demikian pula yang selain mereka sebelum mereka dan yang setelah
mereka. ini adalah contoh seperti yang kalian dengar bahwasanya itu tidak
membikin aku sakit, karena di dalamnya ada penetapan perkara ini.
Adapun pemaparannya terhadap kasus-kasus ini perlu adanya peringatan
karena sebagiannya menyelisihi kebenaran dan menyelisihi kejujuran di dalamnya.
Dan peringatan pertama terhadap judul ini: "Al Ikhtishor Li Bayani Ma Fi
Thoriqul Hajuriy Minal Adhror" (Ringkasan untuk menjelaskan bahaya yang ada di
dalam jalan Al Hajuriy). Maknanya adalah: bahwasanya jalan ini di dalamnya ada
bahaya-bahaya. Dan ucapan ini hanyalah gaung dari rangkaian tersebut beberapa
hari yang lalu: Tidak ada yang lebih berbahaya terhadap dakwah salafiyyah daripada
aku. Dan telah lewat penjelasan tentang kesalahan ucapan-ucapan itu, dan
penjelasan tentang jauhnya dia dari kebenaran, maka kebenaran itu adalah apa
yang Alloh benarkan, dan kebatilan adalah apa yang Alloh batalkan.
Dan aku dapati di sini bahwasanya diriku terpaksa untuk menjelaskan apa
yang terkandung di dalam "Ikhtishor" tersebut, dan sebagai perbandingan antara
jalanku dengan jalan Muhammad Al Imam untuk mengetahui yang manakah yang
menjadi bahaya terhadap dakwah salafiyyah. Maka aku katakan:
Yang pertama: termasuk dari jalanku yang kalian nyatakan membahayakan
dakwah adalah bahwasanya aku tidak membebek pada orang yang bukan hujjah
tanpa hujjah, karena membebek dalam keadaan tersebut adalah harom dan
mungkar, karena dia itu membahayakan dakwah dan memperluas area perpecahan.
Dan orang yang mengupayakan itulah yang memikul dosanya dan dosa yang
terfitnah olehnya. Dan termasuk dari taqlid tersebut adalah: bahwasanya Asy Syaikh
Robi' –semoga Alloh memberi taufiq pada semuanya- berkata bahwa sekarang
Yahya wajib untuk dipaksa untuk meninggalkan perkara yang kalian namakan
sebagai uslub (metode/cara). Dan maksudnya adalah tidak mengatakan bahwasanya
Al Adaniy itu hizbiy. Dan ini dinukilkan oleh Muhammad Al Imam di dalam
"Ikhtishor"nya itu. Dan aku telah mengatakan dalam bantahan terhadap ucapan ini
31
dalah "An Nushur Rofi'…" bagian kedua yang telah disalin: "Semoga Alloh memberi
Anda taufiq wahai Syaikh. Perkataan Anda ini tidak benar. Demi Alloh, Anda tidak
bisa memaksaku dan sayapun tidak bisa memaksa Anda. Dan demikian itu bukanlah
jalan dari para nabi, tidak pula jalan para ulama yang kita menimba ilmu dari
mereka. Bahkan Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman kepada nabi-Nya:
ت عؾق فم بؿصق طر﴾]الغاشقة ر لس ت مذك ر إكهم أك [:11 -12﴿فذك
"Maka berilah peringatan, tidaklah engkau melainkan seorang pemberi
peringatan. Engkau tidak bisa untuk memaksakan kehendak terhadap mereka."
(QS. Al Ghosyiah:23-22)
Nasehat lebih baik daripada pemaksaan, Anda memberi nasehat dan sayapun
memberi nasehat, saling menyayangi dan menjalin ukhuwah, lebih baik daripada
memaksa dengan kekuatan.
Wahai syaikh, banyak negara tidak bisa memaksa orang sesuai yang mereka
kehendaki. Wahai Syaikh, menurut saya Anda sendiri tidak bisa memaksa anak Anda
bila dia tidak patuh kepada Anda. Dan saya, –demi Alloh– tidak bisa memaksa anak
saya apabila dia tidak patuh. Saya ini adalah pemegang dakwah yang tidak mungkin
Anda ingkari itu, tidak pula selain Anda. Bagaimana Anda memaksa saya, sedangkan
di belakang saya beribu-ribu orang mengikuti, yang mereka semua –segala puji
hanya untuk Alloh– berada di atas sunnah. Bila Anda mengucapkan satu kata saja,
niscaya mereka membalas dengan lebih banyak. Demi Alloh, saya sekarang
menahan bantahan-bantahan di dada-dada mereka.
Bagaimana bisa Anda memaksaku? Ini tidak benar. Semoga Alloh memberi
barokah dan taufiq kepada Anda
ت عؾق فم بؿصق طر﴾]الغاشقة ر لس ت مذك ر إكهم أك [:11 -12﴿فذك
"Maka berilah peringatan, tidaklah engkau melainkan seorang pemberi
peringatan. Engkau tidak bisa untuk memaksakan kehendak terhadap mereka."
(QS. Al Ghosyiah:23-22).
و } ز ا بالصه ق وتواصو ا بال [5]العرص: {تواصو
"Dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan
33
kesabaran."
[Adapun perkataan:] "Harus dipaksa!, harus begini!," ini tidak benar.
Anggaplah Anda –semoga Alloh memberi keselamatan kepada kami dan
kepada Anda– telah mendorong beberapa orang dari saudara-saudaraku untuk
memberontak terhadap saya, baik dari orang-orang yang dulu belajar di sini,
ataupun orang-orang yang terpengaruh mereka, inipun juga sesuatu yang tidak
benar, bila Anda menginginkan dengan mereka supaya bisa menekan saya dengan
Syaikh Fulan dan Syaikh Fulan, agar saya berkata demikian dan demikian, tidak
benar, demi Alloh. Ini hanya akan menambah mereka semakin jauh tersesat.
Kita tidak belajar demikian dari para ulama kita, demi Alloh, memaksa fulan
untuk berbuat demikian, dan memaksa yang lain untuk berbuat demikian! Bahkan
sebaliknya kita belajar berlemah lembut;
« شاكه إال يشء من يـزع ومل زاكه إال يشء يف يؽن مل فنكه»
"Sesungguhnya tidaklah sikap lemah lembut ada pada sesuatu kecuali
membaguskannya, dan tidak tercabut dari sesuatu kecuali menjelekkannya." Al
hadits
Dan Alloh Ta'ala berfirman:
بادي وقل ﴿سن هي الهتي يؼولوا لع [35]اإلرساء: ﴾أح
"Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu supaya mereka berkata dengan kata-
kata yang paling baik."
Adapun kata "paksa" itu tidak lain keluar dari beliau dalam keadaan emosi,
semoga Alloh memaafkan Anda wahai Syaikh."
(selesai penukilan dari An Nushhur Rofi').
Maka berubahlah para tokoh itu –semoga Alloh memberi mereka hidayah-
ingin memaksa kita –seperti yang mereka nyatakan- dengan serangan yang gagal itu
terhadap dakwah dari sini dan dari sana agar kita berkata bahwasanya Al Adaniy
bukan hizbiy. Dan ini adalah taqlid (membebek) pada ucapan Asy Syaikh Robi'
bahwasanya aku wajib dipaksa untuk merubah ucapan tadi.
32
Padahal Muhammad Al Imam dan yang lainnya telah mengunjungi kami untuk
membicarakan perkara ini setelah fitnah Al Adaniy dan mereka berkata: "Kita tak
perlu berselisih demi orang itu. Anda memandang bahwasanya dia itu hizbiy, Kita
tak perlu berselisih demi orang itu." Kita menyeru ke jalan Alloh عز وجل dan kita tak
perlu berselisih demi orang itu." Sekarang mereka fanatik untuknya dan membikin
fitnah ini yang bahayanya akan kembali kepada orang yang zholim cepat atau
lambat.
Yang kedua: termasuk dari jalanku adalah bahwasanya aku –dan hanya untuk
Alloh sajalah segala pujian- berkonsentrasi pada ilmu, dakwah, dan pada kebaikan
ini (urusan markiz ini). Dan jika datang padaku ujian dari ini dan terhadap dakwah
ini, aku menolaknya sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Alloh ta'ala:
"Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada
satu dosapun terhadap mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang
berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak.
Mereka itu mendapat azab yang pedih."
Karena aku itu membela dakwah yang kebaikannya memenuhi negri-negri,
dan mereka mengakui itu, kemudian mereka menelantarkan kebaikan ini dengan
kebalikannya.
Yang ketiga: aku tidak mengadu domba di antara para dai. Adu domba di
dalam dakwah ini berlangsung dari orang lain, bukan dariku, dan mereka
mengetahui adu domba tersebut yang terjadi di antara para dai sunnah di Yaman,
untuk memukul dakwah, sebagiannya dengan sebagian yang lain. Dan perkataan-
perkataan ini (dalam lembaran-lembaran Muhammad Al Imam) di sini (pada
hakikatnya) adalah untuk memenuhi seruan adu domba tersebut.
Yang keempat: bukan aku yang memulai. Barangsiapa membikin kekacauan di
dalam dakwah, dan datang dengan aqidah yang rusak, aku mengingatkan kesalahan
tersebut. Maka mereka itulah yang memulai sementara kami, kami dan para ikhwah
semuanya tidak memulai. Dan segala puji bagi hanya Alloh, kami berkonsentrasi
pada urusan kami, dan kami tidak tahu kecuali dalam keadaan mereka menyerang
33
dari sana sini. Yang ini berkata: "Telah bersama kami si fulan", yang itu berkata:
"Telah bersama kami si fulan", dalam keadaan mereka berpura-pura buta terhadap
apa yang dikandung oleh ulah-ulah mereka yang menyelisihi syariat, yang tidak
bermanfaat bersamanya jumlah orang sebanyak apapun jika menyelisihi kebenaran.
Asy Syaikh Robi' –semoga Alloh memberi beliau taufiq- sebelumnya telah
mengancamku bahwasanya orang-orang akan bergolak menghantamku. Dan dari
waktu ke waktu aku melihat pelaksanaan dari ancaman tadi dengan gangguan-
gangguan macam ini.
Yang kelima: apakah termasuk dari bahaya terhadap dakwah -wahai Syaikh
Muhammad semoga Alloh memberimu taufiq- bahwasanya aku menopang
Rofidhoh?! Karena perbuatan ini membahayakan dakwah. Menopang kebatilan dan
ahli batil. Sampai jadilah sebagian Hutsiyyin merekam suaramu dan
menyebarkannya bahwasanya Rofidhoh itu muslimin! Dan bahwasanya mereka itu
demikian, dan mereka itu demikian, dari ucapan-ucapan yang engkau menopang
mereka dengannya. Padahal pembelaan terhadap orang-orang yang mengkhianati
diri mereka sendiri itu harom. Alloh ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu berdebat untuk membela orang-orang yang mengkhianati
diri mereka sendiri. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang selalu
berkhianat lagi bergelimang dosa."
Dan engkau menetapkan bahwasanya Badrud Din (Al Hutsiy Ar Rofidhiy)
mendatangkan anjing betina lalu dia menggali untuknya lubang, lalu dia berkata:
"Rajamlah dia! Dia adalah Aisyah, belum ditegakkan terhadapnya had." Dan engkau
membela mereka, dan engkau membela dia dengan alasan dia itu tak punya ilmu,
padahal orang itu telah belajar di Iran dan banyak tempat, dan mungkin dia telah
mencapai derajat majister. Bersamaan dengan ini engkau berkata: "Dia itu hanyalah
orang bodoh!!" Engkau berupaya untuk mengambil hati Rofidhoh dan berbasa-basi
dengan mereka, dan engkau melemah di hadapan mereka, di hadapan orang yang
kita itu wajib untuk tegak kokoh di hadapannya. Engkau bersikap garang kepada
kami, tapi lemah di hadapan rofidhoh yang wajib untuk kita berdiri tegak di hadapan
mereka karena aqidah mereka yang rusak, kerasnya sikap mereka yang melampaui
batas, penyelisihan mereka, sikap permusuhan mereka, dan upaya mereka dalam
menumpahkan darah, membegal di jalanan, dan bencana-bencana yang lain yang
34
kalian ketahui. Kemudian kalian bersikap bagai harimau terhadap kami. Dan
terhadap markiz yang kalian belajar di situ, dan terhadap orang-orang yang menyeru
ke jalan Alloh عز وجل dan mengajari muslimin dengan pengajaran yang tidak kalian
laksanakan.
Dan aku segala puji hanya bagi Alloh, tidak berdebat demi membela orang-
orang yang mengkhianati diri mereka sendiri, dari kalangan orang-orang yang
berbuat kriminal terhadap dakwah dan membikin fitnah terhadap dakwah. Aku tidak
membela Adaniy ataupun yang lainnya, dan aku tidak fanatik untuknya.
Maka bahaya-bahaya terhadap dakwah ini muncul dariku ataukah dari
kalian!?
Al Adaniy telah membikin fitnah yang telah diketahui di sini. Dan aku
mengundang kalian agar kalian menasihatinya. Dan dulu kalian jengkel kepada
pendaftaran tersebut.
Dan demi Alloh, saat itu di kebanyakan waktu aku diam, dalam keadaan
mereka itu yang "menamparinya" dengan perkataan. Muhammad Al Imam berkata
padanya: "Bakriyyah gaya baru." Asy Syaikh Abdulloh berkata padanya: "Fitnah
menyembul dari bawah kedua telapak kakimu." Asy Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab berkata padanya: "Kenapa engkau melakukan pendaftaran ini?" Adaniy
menjawab: "Anda yang berkata pada saya wahai Syaikh Muhammad." Asy Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab berkata padanya: "Aku tidak mengatakan itu
padamu." Adaniy menjawab: "Iya, Anda yang mengatakan itu pada saya." Asy Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab berkata padanya: "Kenapa engkau mengambil
perkataanku sendirian? Kenapa engkau tidak minta musyawarah dengan para
masyayikh?" dan dia menggelincirkannya.
Ini adalah hakikat-hakikat yang Muhammad Al Imam merubahnya dan
menyebutkannya di sini (dalam risalah dia) dalam keadaan menyelisihi kisah yang
benar. Maka aku berwasiat pada kalian untuk bertaqwa pada Alloh dan untuk setia
pada kebenaran, dan bahwasanya penyelisihan terhadap kebenaran itu tidak akan
ditolong oleh Alloh.
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa"
35
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar."
Dan kalian pasti dengan seidzin Alloh عز وجل mendapati aku jujur. Allohumma
(kecuali) jika ingatanku mengkhianatiku atau sebagian dari itu. Jika tidak begitu,
demi Alloh sungguh aku berupaya untuk jujur dalam masalah ini dan dalam perkara
yang lain.
Dan juga wahai Muhammad, apakah termasuk dari bahaya yang ada padaku
itu adalah bahwasanya aku memberikan kelapangan untuk para hizbiyyin tukang
fitnah terhadap Darul Hadits di Dammaj?! Seperti yang engkau lakukan? Sejak
zaman Asy Syaikh رحمه هللا dan para hizbiyyun berkata pada teman-teman mereka:
"Jika kalian ingin belajar, maka pergilah ke Ma'bar, jangan kalian pergi ke Dammaj,
karena Asy Syaikh Muqbil membicarakan manusia, dan …" dan seterusnya.
Dan sampai sekarang engkau berlapang-lapang untuk mereka sebagai murid
di markiz Ma'bar dengan pemuliaan dan penghormatan, sementara para salafiyyun
meneguk pahitnya kehinaan dan gangguan di sisimu. Dan sebagian hizbiyyun seperti
Muhammad bin Musa Al Baidhoniy mengunjungimu dan memuji metodemu
bersama mereka.
Dan sekarang Muhammad Al Imam jika mengetahui sebagian orang-orang
yang terfitnah yang belajar di sisi kami lalu menyeleweng dan jadi buruk adabnya
terhadap pengajarnya dan terhadap markiz yang dia belajr di dalamnya, Muhammad
mencurahkan uang untuknya, dan menyetujuinya untuk berbuat jelek, permusuhan,
kezholiman, dan berkata tanpa kebenaran terhadap tempat yang dia belajar di situ,
dia mengingkari yang ma'ruf, dan berbuat jelek terhadap orang yang mengajarinya,
dan berbuat jelek terhadap saudara-saudaranya dan teman sejawatnya di sini. Ini
adalah upaya menggejolakkan kejahatan, dan terhadap buah yang menghasilkan
dakwah salafiyyah, sebagai buah untuk seluruh muslimin, sama saja di sini ataukah
di sana atau di seluruh tempat. Akan tetapi kami melihat dari mereka suatu perkara
yang menyelisihi kebenaran, yang kami keheranan dengannya, dan seluruh orang
berakal keheranan dengannya.
Dan juga, sesungguhnya di tempat kami, segala pujian hanya bagi Alloh,
markiz ini punya arah yang sama, kepada ilmu dan sunnah. Datang malam ataupun
36
siang dan masjid terus-menerus penuh dengan ahli ibadah, ahli sholat, ahli dzikir,
para pembaca Qur'an, dars-dars terus berlangsung sampai sebelum tengah malam.
Masjid makmur. Engkau masuk dalam keadaan masjid terus-menerus penuh di atas
kebaikan di siang dan malam. Dan begitu pula di seluruh waktu.
Kenapa wahai ikhwan, semoga Alloh memperbaiki kalian, ucapan-ucapan batil
terhadap kebaikan (markiz) ini? Dan kenapa ada upaya untuk mengganti nikmat ini?
Dan kalian berjalan bersama para pendengkinya sampai orang-orang mengingkari
kalian karenanya.
Dan juga aku tidak memecah-belah dakwah dalam rangka membela satu
orang yang terkena kritikan. Datangkanlah satu orang yang kalian kritik, satu orang
yang dikritik oleh Asy Syaikh رحمه هللا atau dikritik oleh Asy Robi', atau seorang alim
dari ulama sunnah mengkritiknya, yang aku berdiri di sampingnya (membelanya),
terutama dia itu sudah dikritik dengan hujjah-hujjah. Itu tidak terjadi dariku sama
sekali. Dan aku tidak fanatik pada orang yang memecah-belah dakwah dan aku
memikul dosa orang-orang yang berselisih di dalamnya dan yang membikin fitnah di
dalamnya demi satu orang.
Malzamah ini pada hakikatnya menetapkan makna tadi yang aku inginkan,
bahwasanya: mereka tidak punya kaitan apa-apa dalam pergolakan ini selain
fanatisme untuk si fulan. Dan ini adalah perkara yang mencengangkan demi Alloh!
Ini adalah sikap ghuluw (berlebihan). Jika demi dia dan demi orang yang telah kalian
ketahui fitnahnya sebelum ini, dan telah kalian akui kesalahannya sampai di
hadapan Asy Syaikh Robi' di majelis tersebut ketika Asy Syaikh Al Buro'iy berkata,
yaitu: "Tidaklah beliau berkata padamu agar engkau memaafkannya kecuali karena
dia itu memang keliru." Dan manakala kalian mengunjungi kami pertama kali dan
kalian mengingatkan dirinya tentang kesalahan-kesalahannya, dan agar pendaftaran
dihentikan, dan masjid di bawah pengawasan masyayikh, dan yang selain itu,
seluruh hakikat ini sekarang diupayakan oleh Muhammad Al Imam membaliknya.
Dan manakala Al Adaniy pergi ke Aden, dan kami berkata: "Jika dia berbuat
baik dan melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang telah terjadi darinya, maka
itu bagus dan baik, tapi jika dia tidak berbuat baik, maka tidaklah setiap jiwa itu
berbuat kecuali kembalinya akan menimpa dirinya sendiri. Mereka tidak mau kecuali
untuk berdiri di sisi orang yang keliru, dan di sisi orang yang manusia
menghukuminya sebagai hizbiy dengan berdasarkan ilmu. Dan mengagumkan aku
kalimat yang tersebut di sebagian risalah bahwasanya Asy Syaikh Muhammad Ash
37
Shoumaliy –semoga Alloh membalasnya dengan kebaikan- berkata pada mereka:
"Wahai masyayikh, pahamilah, orang ini –yaitu Adaniy- melakukan fitnah di dalam
dakwah." Maka aku katakan pada kalian: "Pahamilah bagaimana kalian membela
kebatilan? Dan kalian mendurhakai Alloh عز وجل dengan berdebat demi membela
orang yang kalian tahu kesalahannya, dan kalian fanatik, dan kalian menyia-nyiakan
kebaikan yang kalian ada di dalamnya.
Adapun kami, ada di atas kesejukan dan keselamatan. Dakwah berjalan di atas
kebaikan, kami dizholimi dan Alloh menolong kami, dan kami menolak dengan cara
yang lebih baik, dan orang-orang menghadap kepada kenikmatan dengan cepat,
kepada keutamaan, mereka belajar dan merasa heran dengan perbuatan-perbuatan
yang kalian ada di dalamnya. Saudara-saudara kita keluar dan mengajari
masyarakat, dan mengajak mereka kepada Alloh عز وجل dan memperingatkan
mereka dari kejelekan yang menghujam negri-negri dari arah rofidhoh dan yang
lainnya, dan kalian tersibukkan dari kebanyakan dari perkara-perkara penting
tersebut dengan berbuat zholim terhadap saudara-saudara kalian Ahlussunnah, dan
sibuk dengan perdebatan kosong.
Di perang keenam, Rofidhoh menzholimi kami. Dan setelah itu kita tidak tahu
kecuali dalam keadaan mereka (para masyayikh) memanfaatkan kondisi kita yang
mengalami kesempitan dan kecapekan, dengan mereka mengumpulkan kitab "Al
Ibanah" dalam rangka fanatik kepada Al Adaniy. Mereka mendatangkan di dalamnya
prinsip-prinsip Abul Hasan dari sebagian tulisan-tulisannya yang membantah
Ahlussunnah, dan mengambil prinsip-prinsip kebanyakan orang yang telah dibantah
sebelumnya, dan mereka dengan itu ingin membela Al Adaniy.
Oleh karena itu aku ingin memberi nasihat wahai Syaikh Muhammad: "Demi
Alloh engkau tak punya bashiroh dalam membantah." (Dulu) Muhammad memulai
membela Abul Hasan di awal fitnah Abul Hasan dengan perkataan yang diambil oleh
Musthofa Mabrom, ternyata Muhammad itu malang, mengalami kesempitan.
Engkau tak punya mata. Semoga Alloh memperbaikimu. Hanyalah urusanmu dengan
kami sekarang seperti permisalan: "(Paku ditanya oleh dinding): kenapa engkau
melubangiku? Pakunya menjawab: bertanyalah pada yang memukulku."
Dan juga: apakah termasuk dari yang membahayakan dakwah adalah
bahwasanya setiap kali datang fitnah aku berdiri di sisi fitnah sebagaimana yang
engkau perbuat? Datang fitnah Abul Hasan, engkau membikin kami capek di
dalamnya, dan orang-orang sebagai saksi. Tinggallah kami di sini capek dalam
38
menjelaskannya sementara mereka (para masyayikh) di sana membelanya, sampai
Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab berkata: "Aduh andaikata kami
menolongmu sejak awal hari." Dan sebagian dari mereka berkata: "Al Hajuriy tidak
bisa mengajarkan kitab-kitab Abul Hasan, bagaimana dia bisa membantahnya?" dan
dengan sebab condongnya Muhammad Al Imam ketika itu keluarlah para anggota
Baroatudz Dzimmah dan mereka hilang sampai sekarang, kecuali sedikit sekali dari
mereka (yang selamat kembali ke salafiyyah). Sampai Alloh memudahkan dengan
Asy Syaikh Robi' –semoga Alloh membalas beliau dengan kebaikan- dan kami
bersatu. Dan setelah adanya telpon Asy Syaikh Robi' berkata: "Ada apa dengan
kalian? kenapa kalian tidak bangkit (menghadapi Abul Hasan)" maka bangkitlah
mereka (para masyayikh) dan berjalan, dan barokah dari Alloh. Benar, demi Alloh
aku menyebutkan hakikat ini. Kenapa engkau membikin pengkaburan pada orang-
orang dan engkau berbangga-bangga dengan perkataan yang menyelisihi apa yang
telah diketahui bersama?
Datang fitnah Jam'iyyatul Hikmah, engkau di dalamnya membikin capek Asy
Syaikh (Muqbil) –semoga Alloh merohmati beliau). Sampai-sampai beliau menulis
tentangnya (tentang Muhammad Al Imam) di "Tuhfatul Mujib" perkataan yang
beliau merasa sakit dikarenakan ulah kalian. Beliau berkata pada halaman (326):
"Saudara-saudara kita yang berkumpul bersama mereka (para pengikut jam'iyyat) di
Ma'bar itu mughoffalun (orang-orang yang dibikin lalai). Apakah mereka lupa
bahwasanya kami telah berkumpul dengan mereka di Dammaj, dan kami telah
menulis bersama mereka di selembar kertas, dan keluar kaset dengan judul:
"Tamamul Minnah Fi Ijtima' Ahlissunnah"? dan apakah mereka lupa bahwasanya si
Aqil telah datang kepadaku dalam keadaan aku di Ta'iz, dan dia berkata: "Wahai Abu
Abdirrohman, saya tidak menyelisihi Anda." Kemudian dia berjalan bersamaku di
sisa perjalanan. Kemudian dia bangkit dan berkata: "Saya telah keluar dari
Jam'iyyatul Hikmah." Maka aku katakan: "Sesungguhnya mereka itu jika
memandang diri mereka telah terbakar (dengan tahdziran dari Ahlussunnah),
mereka berkata: "Kami ingin pertemuan." Kami berlepas diri dari pertemuan yang
gagal ini. Dan pertemuan itu akan menjadi kentut pasar dan tidak punya buah. Kami
menuntut mereka untuk bertobat kepada Alloh subhanahu wata'ala, dan agar
mereka kembali kepada saudara-saudara mereka Ahlussunnah,…" selesai.
Abdulloh Sa'tar dulu sering singgah ke tempat dia (Muhammad Al Imam), dan
terkadang berceramah di sisinya. Dan Az Zindaniy juga demikian, sampai jadilah
Ikhwanul Muslimin berkata: "Orang yang ingin belajar hendaknya pergi ke Ma'bar,
39
jangan pergi ke Asy Syaikh Muqbil, Asy Syaikh Muqbil mutasyaddid (keras). Jangan
pergi ke Dammaj" Dan mereka rela pergi ke Ma'bar dan tidak rela datang ke sini.
Sampai syaikh kami رحمه هللا memanggilnya (memanggil Muhammad Al Imam) dan
aku hadir. Dan orang yang dulu ada juga hadir, dan Asy Syaikh menasihati dirinya.
Beliau berkata pada Muhammad Al Imam: "Wahai Muhammad, tidak pantas minyak
dioleskan ke kurap." Dan pergilah dia dan setelah itu dia berjalan dan menulis kitab
"Al Intikhobat". Setelah itu dia berjalan baik.
Maka yang aku yakini insya Alloh dan diketahui oleh orang-orang yang jujur
dan adil, bahwasanya aku itu berjalan di atas cahaya Kitabulloh dan Sunnah Rosul-
Nya صلى هللا عليه وسلم, di atas dakwah salafiyyah. Andaikata dakwah kami
membahayakan masyarakat, tidak akan kalian lihat para salafiyyin berduyun-duyun
datang ke sini, dan tiba kemari dengan derasnya dari berbagai penjuru dunia, akan
tetapi mereka –demi Alloh- melihat manfaat, dan melihat ilmu, dan melihat apa
yang bermanfaat bagi mereka. Dan kitab-kitab ini tersebar, dars-dars pagi dan sore,
dan barokah yang agung. Dan segala pujian hanyalah milik Alloh.
Maka manakah yang membahayakan dakwah? Demi Alloh kami itu bukan
shufiyyah, bukan pula roridhoh, dan kami tidak membela rofidhoh, dan demi Alloh
kami itu bukan hizbiyyun, dan kami tidak membela hizbiyyun, dan tiada hizbiyyun di
tempat kami, dan kami tidak rela dengan keberadaan mereka di sisi kami
sebagaimana ridhonya engkau –semoga Alloh memperbaikimu-.
Dan kami tidak melakukan seperti perbuatan jam'iyyat-jam'iyyat sebelum ini
bersama para murid Asy Syaikh رحمه هللا , dan apa yang tidak diperbuat oleh Ihyaut
Turots. Mereka itu dulu sering menyambar murid-murid Asy Syaikh (Muqbil) dan
mengembalikan mereka dalam keadaan mereka menjadi penentang Asy Syaikh رحمه
Bahkan mereka itu dulu lebih tenang fitnahnya, lebih baik adabnya terhadap Asy . هللا
Syaikh dan terhadap markiz ini daripada kebanyakan para pelaku gejolak ini.
Dan juga: apakah jalanku ini sampai jadi membahayakan dakwah? Bawalah
kemari satu kitab yang aku tulis di dalamnya aku membela kebatilan, dan aku
membikin prinsip-prinsip yang menyelisihi Ahlussunnah, dan aku membikin
dengannya fitnah terhadap dakwah salafiyyah. Sementara Asy Syaikh Muhammad
membikin kitab "Al Ibanah" dan menumpuk di dalamnya prinsip-prinsip yang salah
tersebut. Dan aku tidak tahu siapakah yang mengumpulkan untuknya prinsip-prinsip
tadi yang dia dinasihati di dalamnya oleh para penasihat, dan mereka berkata
padanya: "Anda menjadikan kitab ini dengan nama Ahlussunnah sementara di
21
dalamnya ada perkara yang menyelisihi perkara yang Ahlussunnah ada di atasnya.
Tapi Muhammad bersikeras di atasnya.
Maka wahai Syaikh Muhammad, semoga Alloh memperbaiki dirimu, kenalilah
apa yang engkau ucapkan dari perkataan ini, bahwasanya jalanku ini
membahayakan dakwah. Dan aku sekarang menunjukkan padamu perkara-perkara
ilmiyyah yang shohihah, bahwasanya jalanmu itulah yang membahayakan dakwah.
Muhammad Al Imam menulis menentang kebenaran dan dia tidak melihat itu
membahayakan dakwah. Dan jika kita membantah orang yang salah, dia menilai itu
membahayakan dakwah. Dan ini mengherankan!!!
Sebelum masuk kepada pembacaan risalah "Ikhtishor" ini dan komentar
terhadapnya, aku akan meringkaskan beberapa faidah dari ringkasan ini:
Faidah pertama dari faidah-faidah tersebut: adanya pengakuan di dalam
"Ikhtishor" ini bahwasanya mereka itu melakukan pergolakan terhadap dakwah ini
dalam rangka fanatisme untuk Al Adaniy. Mereka tak punya sebab selain itu. Dan
inilah kenyataannya yang tidak teringkari. Yang mengingkari ini dia tak punya hujjah,
mereka tak punya sebab selain dalam rangka fanatisme untuk orang itu.
Faidah kedua: penyebaran mereka terhadap sebagian wasiat Asy Syaikh رحمه
meminta dari mereka رحمه هللا yang mereka batalkannya, karena Asy Syaikh هللا
pertemuan untuk menguraikan kasus-kasus, bukan untuk fanatik ataupun
pergolakan terhadap markiz beliau. Apakah beliau akan ridho dengan kezholiman ini
dari kalian?? Apakah andaikata datang satu orang mendaftari di masa hidup Asy
Syaikh رحمه هللا dari markiz beliau, beliau akan ridho dengan ini? Dan apakah kalian
ridho dengan datangnya orang yang membuka pena miliknya dan mendaftari dari
markizmu ke tempat yang lain, dan membikin bergolak sebagian pelajar sebagai
musuh-musuh bagimu?
Faidah ketiga: mereka mengingatkan orang-orang tentang kasus Abul Hasan
yang telah diketahui oleh orang-orang yang jauh maupun yang dekat tentang
jeleknya kondisi mereka (para masyayikh) di dalam kasus tadi. Mereka (para
masyayikh) mengulang-ulangnya: "Abul Hasan dulu demikian, Abul Hasan dulu
demikian," padahal sikap mereka (masyayikh) waktu itu adalah sebagai penentang
yang negatif (terhadap ahlussunnah), dan Muhammad al Imam menjadikannya
sebagai manhaj untuk mengajak manusia kepada dirinya dan menyebarkannya di
dalam "Al Ibanah". Maka jadilah perkaranya sebagaimana dikatakan:
23
رمتني بدائها واىسلت
"Dia menuduhku dengan penyakit yang ada pada dirinya, dan dia berusaha
meloloskan diri."
Dan sekarang dia mengenyangkan diri dengan itu (bergaya sebagai pahlawan
dalam memerangi Abul Hasan). Dan ini menyerupai orang yang Alloh عز وجل
berfirman tentang mereka:
"Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang gembira
dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap
perbuatan yang tidak mereka kerjakan."
Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (3/hal. 598) berkata: "Firman Alloh ta'ala:
"Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang gembira
dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap
perbuatan yang tidak mereka kerjakan." Al ayat. Alloh memaksudkan dengan itu
orang-orang yang riya yang berbanyak-banyak dengan apa yang tidak diberikan
pada mereka, sebagaimana datang dalam "Shohihain" dari Nabi صلى هللا عليه وسلم yang
bersabda:
قؾة إال الل يزده مل ما هبا لقتؽثر كاذبة دعوى ادعى ومن
"Barangsiapa mendakwakan suatu dakwa yang dusta untuk berbanyak-banyak
dengannya tidaklah Alloh menambahinya kecuali menjadi makin sedikit." (HR.
Muslim (331)).
Dan di dalam "Shohihain" juga:
زور ثوب كالبس يعط مل بم ادتشبع
"Orang yang bergaya dengan apa yang tidak diberikan padanya adalah seperti
orang yang memakai dua baju kedustaan." (HR. Al Bukhoriy (5239) dan Muslim
(2329)).
22
Al Bukhoriy berkata: "Haddatsana Sa'id bin Abi Maryam, anbaana Muhammad
bin Ja'far, haddatsani Zaid bin Aslam, 'an 'Atho bin Yasar, 'an Abi Sa'id Al Khudriy:
وسؾم عؾقه الل صذ الل رسول خرج إذا كان وسؾم عؾقه الل صذ الل رسول عفد عذ ـافؼنياد من رجاال أن
الل صذ الل رسول قدم فنذا وسؾم عؾقه الل صذ الل رسول خالف بؿؼعدهم وفرحوا عـه ختؾػوا الغزو إىل
أتوا بم يػرحون الذين سبنحت ال﴿ فـزلت يػعؾوا مل بم حيؿدوا أن وأحبوا وحؾػوا إلقه اعتذروا وسؾم عؾقه
اآلية﴾ يػعؾوا مل بم حيؿدوا أن وحيبون
"Bahwasanya sekelompok orang dari munafiqin pada zaman Rosululloh صلى هللا عليه
keluar ke peperangan, mereka tertinggal صلى هللا عليه وسلم dulu jika Rosululloh وسلم
dari beliau, dan mereka gembira dengan duduknya mereka tertinggal di belakang
Rosululloh صلى هللا عليه وسلم maka jika Rosululloh صلى هللا عليه وسلم telah tiba kembali,
mereka mengemukakan udzur kepada beliau dan bersumpah serta senang untuk
dipuji dengan perkara yang tidak mereka kerjakan. Maka turunlah ayat: "Janganlah
sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang
telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang
tidak mereka kerjakan." Al ayat. (HR. Al Bukhoriy (4567)).
Demikian pula diriwayatkan Muslim (2777)).
Dan untuk tambahan pengetahuan tentang hal itu apa yang ditulis oleh Asy
Syaikh Robi' dalam "Majmu'u Kutub Wa Rosail" beliau (33/hal. 33), beliau
berkata: "Kemudian sebagian orang menelpon dari Emirat –yang menelpon
bernama Abdurrohman Aisyan- dengan Abdul Aziz Al Buro'iy dan dia bertanya pada
Al Buro'iy tentang kami, maka Al Buro'iy menjawab: "Mereka itu adalah para
pembikin fitnah."
Dan manakala Muhammad Al Imam kembali ke Ma'bar setelah acara majelis
mereka, Muhammad berkata: "Tidaklah aku duduk di suatu majelis kecuali aku
bertambah bashiroh tentang Abul Hasan, dan dia semakin tinggi di dalam
pandanganku." Dia mengucapkan ini pada para muridnya di Ma'bar. Dan dia berkata
di bulan Romadhon tentang Abul Hasan bahwasanya dia itu adalah seorang imam.
23
Faidah keempat: bahwasanya dia telah berkata di hari-hari yang telah lewat
bahwasanya situs "Wahyain" itu di bawah pengawasan Asy Syaikh Robi' dan dia
menguatkan ini dalam "Ikhtishor"nya di sini: bahwasanya mereka pergi dan
meminta dari beliau (Asy Syaikh Robi') untuk menghentikan cercaan terhadap kami
dari situs tersebut.
Dan di dalam situs tersebut di dalamnya ada para penulis tak dikenal, dan
fitnah terhadap kami di bawah pengawasan Asy Syaikh Robi' –semoga Alloh
memberi beliau taufiq-, menghentikan mereka kapan saja mau menghentikannya,
padahal dulu sebelum itu mereka mengingkari para penulis tak dikenal yang
menentang Ahlussunnah di situs-situs dengan pengingkaran yang paling keras, lalu
terjadilah dari mereka gaya baru dalam memperlakukan kami di dalam fitnah ini
pada perkara ini dan yang lainnya.
Ini adalah pembukaan. Dan silakan dibaca risalah yang tersebar itu disertai
dengan komentar terhadap sebagiannya:
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata:
احلمد هلل وأشهد أن ال إله إال اهلل وأشهد أن حممدا عبده ورسوله أما بعد:
Sungguh Alloh pada zaman ini telah menegakkan syaikh kami Al Muhaddits
Al 'Allamah Abu Abdirrohman Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy يرحمه هللا maka beliau
menegakkan dakwah ke jalan Alloh, dan pengajaran di atas ilmu dan bashiroh,
maka para pelajar mengarah kepada beliau dari segala penjuru, dari luar dan
dalam negri, bahkan belum pernah ada perjalanan ke seorang alim di Yaman
sepeninggal Al Imam Abdurrozzaq bin Hammam Ash Shon'aniy رحمه هللا semisal
perjalanan ke syaikh kami Al Wadi'iy."
Kata Asy Syaikh Yahya: "Dan segala pujian bagi Alloh, gelombang-gelombang
masih terus datang di setiap waktu. Maka semoga Alloh merohmati beliau. Iya, jalan
yang –demi Alloh- kita berharap untuk menempuh jalan itu, semoga Alloh memberi
kalian taufiq, dalam masalah kecemburuan terhadap sunnah, dan tidak berdebat
demi membela ahli batil, dalam masalah membantah ahli ahwa. Maka Muhammad
Al Imam dengan kitab "Al Ibanah" membantah Ahlussunnah, dan membuat prinsip
untuk mendukung yang bukan Ahlussunnah. Dan jika kami membantah orang yang
keliru justru dianggap ini membahayakan dakwah. Dan ini adalah prinsip yang
mengherankan!!
24
Dan ini tidak benar, terutama bantahan-bantahan yang bersifat membangun
dan ilmiyyah yang menjelaskan kesalahan pada manusia dan menunjukkan pada
mereka perkara yang benar. Maka ini adalah dari agama kita dan aqidah kita. Al
Imam Al Bukhoriy membantah dengan satu jilid "Kholqu Af'alil 'Ibad", Al Imam
Ahmad punya bantahan-bantahan, Al Imam Ibnul Mubarok, bawa kemari satu orang
dari para imam yang tidak punya bantahan. Syaikh kami رحمه هللا berkata: "Seluruh
kitab-kitabku adalah bantahan." Sama saja apakah bantahan terhadap orang yang
sesat yang menyeleweng, atau terhadap sunniy yang keliru dan menyelisihi
kebenaran, lalu kesalahannya itu membahayakan dakwah. Dan semuanya dibantah
sesuai dengan kadarnya."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka tinggallah syaikh
kami di Yaman berkonsentrasi kepada ilmu, pengajaran dan dakwah ke jalan Alloh
sepanjang seperempat abad, sampai ajal yang ditentukan menjumpai beliau."
Komentar Asy Syaikh Yahya: "Iya, umat banyak sekali mengambil dari ilmu
beliau, segala puji hanya bagi Alloh. Di antara mereka ada yang mencapai sepuluh
tahun, di antara mereka ada yang lebih dari itu, dan saudara kita Muhammad
tinggal di sisi beliau sekitar tiga tahun atau kurang, dan bismillah bermarkaz dalam
keadaan dia masih butuh untuk menambah bekal. Sampai bahkan sebagian orang
yang keluar dari Dammaj setelah wafatnya Asy Syaikh رحمه هللا di antara mereka ada
yang tinggal di Ma'bar mengajari dirinya Nahwu, dan di antara mereka ada yang
mengajari dirinya beberapa masalah. Dan jika datang (permintaan) fatwa, dia
mengalihkannya ke sebagian orang yang dulu di Dammaj. Oleh karena itulah datang
darinya perkara-perkara ajaib ini. Ini adalah kalimat yang benar, aku
mengucapkannya dalam keadaan aku menyesali."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka semoga Alloh
merohmati beliau dengan rohmat yang luas, dan menempatkan beliau di Jannah-
Nya yang luas. Dan beliau sebelum meninggal telah berwasiat dengan wasiat yang
agung yang tersebar di seluruh penjuru, dan diketahui oleh orang yang tahu. Dan
termasuk yang disebutkan dalam wasiat itu lafazh: "Dan aku berwasiat pada
saudara-saudaraku di jalan Alloh, Ahlussunnah untuk berkonsentrasi kepada ilmu
yang bermanfaat dan jujur bersama Alloh, dan ikhlas. Dan jika mereka mengalami
suatu kejadian, hendaknya para ulul hill wal 'aqdi berkumpul untuk
membicarakannya: seperti Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, Asy Syaikh
Abul Hasan Al Ma'ribiy, Asy Syaikh Muhammad Al Imam, Asy Syaikh Abdul Aziz Al
Buro'iy, Asy Syaikh Abdulloh bin Utsman, Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy, Asy Syaikh
25
Abdurrohman Al 'Adaniy. Dan saya menasihati mereka dalam kasus-kasus yang
terjadi di kalangan mereka untuk bermusyawarah dengan Asy Syaikh yang mulia,
pemberi petuah yang bijaksana, Asy Syaikh Muhammad Ash Shoumaliy, karena
dulu aku bermusyawarah dengannya dan beliau mengisyaratkan padaku dengan
kelurusan."
Jawaban Asy Syaikh Yahya: "Sekarang mereka tidak menegakkan keharusan
dan kewajiban ini, yang mana mereka diharuskan melaksanakannya untuk
mengupayakan menguraikan kasus-kasus dengan ketaatan pada Alloh عز وجل dan
tidak fanatik. Tapi justru timbul darinya fanatik yang tercela yang menyebabkan
dakwah ini mereka pecah."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan Abul Hasan Al
Ma'ribiy Al Mishriy telah memisahkan diri dari saudara-saudaranya para
masyayikh selang waktu setelah wafatnya syaikh kami رحمه هللا , dan terjadilah
perkara yang telah kalian ketahui. Dan para masyayikh tersebut menjadikan
wasiat ini sebagai pedoman di depan mata mereka."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Abul Hasan mengobarkan pergolakan terhadap
markiz ini, dan para pengikut jam'iyyat sebelumnya juga mengobarkan pergolakan
terhadap markiz ini, dan Al Adaniy begitu pula. Dan segala puji bagi Alloh, Alloh
menyelamatkan dakwah dari mereka, dan mereka membikin fitnah, dan kalian
sekarang menyerupai mereka dalam pergolakan terhadap markiz ini. Dan kami
mohon pada Alloh agar mengilhamkan pada kalian kelurusan kalian. Maka kami
tidak menyukai untuk kalian perkara yang membikin mereka terfitnah dengan sebab
kezholiman terhadap markiz ini.
Adapun wasiat, maka mereka tidak menjadikannya sebagai pedoman di
hadapan mata mereka. sekarang mereka, antara wasiat ini dengan fitnah terhadap
dakwah bagaikan jauhnya jarak antara barat dan timur. Bahkan para
muta'ashshibun bertentangan dengan wasiat ini dan bertentangan dengan dakwah
beliau dan markiz beliau, dan seluruh murid beliau yang tidak menerima metode-
metode kalian yang keliru. Maka apakah Asy Syaikh berwasiat pada kalian untuk
membikin pergolakan pada markiz beliau dan fanatik menentang markiz beliau?!!
Dan apakah orang berakal mengucapkan itu?!
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka setiap kali terjadi
fitnah di antara Ahlussunnah di Yaman, mereka mencurahkan kerja keras mereka
untuk menguraikannya. Dan sejak sekitar tujuh tahun"
26
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Bagaimana kalian berkata bahwasanya mereka
mencurahkan kerja keras mereka dalam menguraikannya? Di manakah kerja keras
yang kalian curahkan pada awal kasus Abul Hasan sampai Alloh عز وجل
memudahkan orang yang mengembalikan kalian dari berdiri berhadapan melawan
dakwah. Dan setelah itu sebagian dari mereka berkata: "Kami tidak mengetahui apa
prinsip-prinsip yang di dalamnya Abul Hasan membikin penyelisihan? Akan tetapi
dia memecah belah dakwah." Dan jadilah hujjah mereka itu adalah bahwasanya
Abul Hasan memecah belah dakwah. Dan kenyataan menunjukkan bahwasanya
mereka itu tidak meninggalkannya karena dirinya punya prinsip-prinsip yang
menyelisihi (kebenaran), dan karena apa yang ada di dalam "Al Ibanah" itu
mengandung prinsip Abul Hasan tadi. Akan tetapi mereka meninggalkannya
berdasarkan anggaran dasar Muhammad Al Imam: "Kami tidak meninggalkan orang
itu sampai dia meninggalkan kami." Maka manakala Abul Hasan mengkritik mereka
merekapun meninggalkannya. Maka mereka lebih mendahulukan hak diri mereka
daripada kecemburuan terhadap jalan salafiy. Terhadap orang yang menyelisihi
sebagian prinsip-prinsipnya.
Ini, dan jika mereka memvonis dia (Abul Hasan) bahwasanya dia memecah
belah dakwah, dan ini Al Adaniy (juga) telah memecah-belah dakwah lebih banyak,
dia ini membikin fitnah di tengah-tengah markiz dakwah di Yaman. Dan
bagaimanapun juga mereka berupaya dengan beraneka ragam tipu daya untuk
mengeluarkan orang yang kedua ini (Adani setelah Abul Hasan) dari kasus
pemecahbelahan dakwah, mereka (para masyayikh) tak memiliki dalil untuk itu.
Andaikata kalian memiliki timbangan keadilan: yang satu itu memecahbelah
dakwah, yang ini memecahbelah dakwah (juga).
Mereka menentang salah seorang pemecahbelah dakwah, dan mereka justru
bersama pemecahbelah dakwah yang satunya.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan sejak sekitar tujuh
tahun nampak perselisihan di antara Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy dan Asy Syaikh
Abdurrohman Al 'Adniy,"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Bahkan yang wajib adalah kalian berkata: "Al Adaniy
berbuat zholim", ini dia keadilan jika Alloh memberi kalian taufiq. Dan dia
mengkhianati dakwah dan membikin untuk mereka pendaftaran di dalam majelis.
Kami mengizinkan mereka memakai mobil-mobil (milik dakwah) untuk mereka
berdakwah ke jalan Alloh عز وجل , sering sebagian orang keluar bersama mereka,
27
dan barangsiapa bersama mereka, kita tidak tahu kecuali dalam keadaan dia
menjadi penentang dakwah.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka segeralah para
masyayikh, dan mereka itu: Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, Asy Syaikh
Abdul Aziz Al Buro'iy, Asy Syaikh Ash Shoumaliy, Asy Syaikh Adz Dzammariy, Asy
Syaikh Muhammad Al Imam untuk mendamaikan. Maka terjadilah pertemuan di
Darul hadits di Dammaj –semoga Alloh menjaganya- , dan kami menyatukan
antara dua syaikh Al Hajuriy dan Al 'Adaniy,"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ungkapan ini tidak benar, bahwasanya merekalah
yang mengumpulkan kami. Bahkan akulah yang mengundang mereka dari sini agar
mereka menasihati orang-orang itu, karena mereka (masyayikh) dulu jengkel
terhadap pendaftaran tadi sebelum mereka (masyayikh) datang. Mereka berkata:
"Seluruh markiz tidaklah berdiri dengan cara seperti itu."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan kami mendengar dari
kedua belah pihak,"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Kenyataannya adalah bahwasanya mereka
menghantami dia (Al Adaniy) dengan perkataan, bukannya kejadiannya adalah baku
tuduh dan baku tangkis antara aku dan dia (Al Adaniy) sebagaimana yang
digambarkan oleh Muhammad Al Imam. Lalu Al Adaniy keluar dari kejadian itu
dalam keadaan dia tervonis.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan saat itu
perdamaiannya adalah bahwasanya Asy Syaikh Abdurrohman Al 'Adaniy
menghentikan pendaftaran di Fuyusy karena perkara-perkara"
Jawab Asy Syaikh Yahya: pendaftaran dihentikan. Mereka berkata: "Itu
dikarenakan pendaftaran macam ini tidak terjadi di markiz-markiz semuanya. Tiada
satu markizpun yang berdiri di atas pendaftaran macam ini, dan dikarenakan hal itu
menyebabkan fitnah." Demikianlah yang mereka (para masyayikh) katakan. Maka
kenapa perkara-perkara ini tidak kalian jelaskan?!
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan mereka meminta Asy
Syaikh Yahya untuk menarik ucapan yang dia turunkan terhadap Asy Syaikh
Abdurrohman, kritikan padanya, dan penghizbiyyannya."
28
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ini tidak benar, demi Robb Ka'bah. Ketika itu aku
belum menyatakan dalam satu kasetpun bahwasanya dia itu hizbiy. Dan aku tidak
menurunkan ucapan yang demikian itu dalam media apapun. Dan mereka juga tidak
meminta itu dariku. Mahasuci Engkau wahai Robb, ada apa dengan orang ini
(Muhammad Al Imam)?!"
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka terjadilah
bahwasanya Asy Syaikh Abdurrohman Al 'Adaniy menghentikan pendaftaran,"
Komentar Asy Syaikh Yahya: "Dia menghentikannya sementara waktu, lalu dia
kembali melakukan pendaftaran. Dan penghentian ini menunjukkan pada apa?
Menunjukkan bahwasanya mereka menyalahkan metode Al Adaniy sejak dari waktu
itu. Lalu beberapa bulan kemudian dia dan orang-orang yang bersamanya kembali
pada amalan mereka sebelumnya yang dia telah menyepakati untuk
menghentikannya. Dan ini telah diketahui oleh orang-orang.
Dan dia melaksanakan pendirian masjid yang semula dihentikan sampai
menjadi di bawah pengawasan para masyayikh. Dan dia meninggalkan mereka dan
berpaling dari mereka dan pergi ke yang lain dalam keadaan mereka (para
masyayikh itu) di belakang punggung dia, dia tidak peduli pada mereka sampai dia
menekan mereka dengan orang lain dan jadilah mereka bersama orang-orang yang
antre.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Tapi Asy Syaikh Yahya
tidak menarik ucapan yang dia turunkan terhadap Asy Syaikh Abdurrohman,
sebagaimana masyayikh minta dari Asy Syaikh Abdurrohman untuk minta maaf
pada Asy Syaikh Yahya."
Jawab Asy Syaikh Yahya: ini adalah pemutarbalikan fakta, telah aku jelaskan
pada baris sebelumnya."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Akan tetapi pada waktu
itu tidak terjadi permintaan maaf. Selang waktu kemudian keluarlah Asy Syaikh
Abdurrohman Al 'Adniy dari Darul Hadits di Dammaj. Maka dia pergi ke Aden.
Maka Asy Syaikh Yahya berkata: "Abdurrohman jangan kembali ke Dammaj."
Maka kami menghubungi Asy Syaikh Yahya dan kami berkata padanya: "Cukuplah
sampai di sini ucapan kalian terhadap Asy Syaikh Abdurrohman Al 'Adniy." Akan
tetapi Asy Syaikh Yahya masih terus berbicara tentang Asy Syaikh Abdurrohman
menghukumi beliau sebagai hizbiy,"
29
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Mahasuci Alloh!! Demi Alloh wahai ikhwan, ini tidak
benar. Bahkan dia (Muhammad Al Imam) menelponku dan menyetujui pengusiran
itu, dan bahwasanya ini adalah untuk menolak fitnah, semoga dengan itu fitnah
berhenti. Kemudian selang beberapa waktu kemudian mereka (masyayikh)
mengunjungi kami setelah keluarnya Al Adaniy dan mereka berkata: "Kita tidak
perlu berselisih gara-gara dia." Dan mereka semua waktu itu mengkritik dia
dikarenakan ulahnya itu.
Sekarang dia (Muhammad Al Imam) berkata –dengan pernyataan dia-
bahwasanya dirinya menelponku dan berkata: "Cukuplah ucapanmu sampai di sini."
Ini tidak terjadi sama sekali. Aku tidak tahu dari mana Muhammad Al Imam
mendatangkan ini? Ya Alloh kami mohon kelembutan-Mu terhadap hati kami.
Aku mengucapkan ini dengan hujjah-hujjahku. Maka bawalah kemari hujjah
kalian, sebagaimana ucapan Asy Syaikh Ash Shoumaliy: "Wahai Masyayikh,
pikirkanlah," dan tinggalkanlah percampuran kalimat, ini akan membahayakan
kalian di sisi Alloh sebelum para makhluq-Nya."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan setelah selang
beberapa waktu dari masyayikh mengikuti perkembangan kasus perselisihan
tersebut, dan bersikerasnya Asy Syaikh Yahya untuk menghizbikan Asy Syaikh
Abdurrohman, masyayikh berpandangan untuk memanggil Asy Syaikh
Abdurrohman Al Adniy untuk duduk bersama dan melihat perkara hizbiyyah yang
dinisbatkan kepadanya. Dan pertemuan itu berlangsung di Daru Hadits di Ma'bar"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ini bertolak belakang, karena dia berkata
bahwasanya manakala mereka datang ke Dammaj mereka berkata padaku:
"Tinggalkanlah apa yang engkau turunkan dengan penghizbiyahan dia." Maka
bagaimana mereka melihat perkara hizbiyyah yang dinisbatkan kepadanya setelah
mereka mendakwakan bahwasanya mereka memerintahkan untuk aku
meninggalkan vonis itu?
Seluruh pergolakan ini, lihatlah oleh kalian (para pendengar dan pembaca)
sekarang mereka menafsirkannya. Setiap orang menafsirkannya bahwasanya
mereka (para masyayikh) tak punya hujjah untuk mendukung pergolakan itu
terhadap kita, baik yang sebelum itu ataupun yang setelah itu, pihak yang itu
ataupun pihak yang sana, kecuali sikap ghuluw terhadap seseorang yang membikin
kejahatan terhadap dakwah.
31
"Dan aku tidak mengetahui, boleh Jadi hal itu cobaan bagi kalian."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan pertemuan itu
dengan persetujuan Asy Syaikh Yahya. Maka terjadilah pertemuan"
Jawaban Asy Syaikh Yahya: "Aku tidak kuasa untuk berkata pada mereka:
"Bikinlah pertemuan, atau jangan bikin pertemuan." Dan aku tidak hadir bersama
mereka.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka terjadilah
pertemuan dengan Asy Syaikh Abdurrohman Al Adniy dan diskusi dengan beliau.
Dan setelah itu para masyayikh berpandangan untuk menurunkan bayan
(penjelasan) untuk menghentikan perselisihan. Maka mereka menyusun bayan
tersebut dan mereka bacakan kepada Asy Syaikh."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Wahai saudaraku, menurut para fuqoha,
perdamaian itu tidak pantas kecuali dengan keridhoan orang yang didamaikan,
bukan dengan tekanan, ini harus berhenti dengannya bayan tersebut. Pada asalnya,
orang yang zholim itu memikul dosa kezholiman itu, dan dia harusnya
mengupayakan apa yang bisa menghilangkan kezholiman tadi dan menyebabkan
bertemunya kalimat. Adapun mereka, mereka itu mendatangi rumah-rumah bukan
dari pintu-pintunya, sementara orang-orang masih dalam keadaan terzholimi,
dakwah mereka terzholimi, terjadi fanatisme dan penghizbiyyan di dalamnya. Akar
masalah itu hilang bukan dengan sekedar bayan yang tidak kami pandang benar.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka mereka menyusun
bayan tersebut dan mereka bacakan kepada Asy Syaikh Yahya lewat telpon, dan
dia menyetujui diturunkannya bayan tadi."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Demi Alloh, kami tidak mengatakan "Turunkanlah
bayan," atau: "Jangan turunkan bayan". Mereka menurunkan bayan itu dari diri
mereka sendiri. Kalimat "Menyetujui" itu tidak benar. Andaikata aku menyetujuinya,
aku tidak (sekedar) menjelaskan kesalahannya ketika aku melihatnya, bahkan aku
mengingkarinya seketika itu juga. Dan ketika aku mengingkarinya, Muhammad bin
Abdul Wahhab berkata: "Aku adalah lawanmu, aku dan masyayikh." Dan
berlanjutlah pertentangan sejak dari saat itu, dan dia menyeret orang yang bisa
33
diseretnya kepadanya untuk tujuan tadi. Dan Alloh tidak lalai dari fitnah dia ataupun
yang lainnya.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan setelah diturunkannya
bayan tadi Asy Syaikh Yahya menelpon dan berkata bahwasanya dirinya tidak
setuju dengan bayan tadi"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Bahkan mereka menurunkan bayan dari diri mereka
sendiri, dan setelah itu kami katakan pada mereka: "Bayan ini yang aku tidak
mengetahui kecuali dalam keadaan dia telah ada di situs, dia itu tidak benar. Dan
aku jelaskan pada mereka kesalahan yang ada di dalamnya, dan barangkali
penjelasanku masih ada dan orang-orang membaca ucapanku dan ucapan mereka."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan Asy Syaikh Yahya
berkata bahwasanya dirinya tidak setuju dengan bayan tadi sampai Asy Syaikh
Abdurrohman Al Adniy datang dan minta maaf di hadapannya di Dammaj."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Aku tidak mengatakan itu. Itu tidak benar sama
sekali, bahwasanya dia harus datang minta maaf di hadapanku di Dammaj. Aku
hanya menuntut dia minta maaf di lembarannya yang disebarkannya di dalam
pertemuan mereka itu. Dan ini bukti bahwasanya aku ketika itu belum menghukumi
dia sebagai hizbiy, sampai dia itu membangkang terhadap kebenaran dan dia
menjadikan itu sebagai jalan setelah hal itu dijelaskan padanya. Dan dia melanjutkan
pengelompokan dan pemecahbelahan dakwah. Ini berbeda dengan apa yang
didakwakan oleh Asy Syaikh Muhammad Al Imam bahwasanya mereka dalam ziaroh
mereka yang pertama untuk menasihati Al Adaniy, mereka meminta padaku untuk
menarik apa yang aku turunkan tentang penghizbiyyahan Al Adaniy. Dan kaset itu
tersebar dengan tanggal 34/Robi'uts Tsani/3428 H dengan judul: "Mutholabatu
Abdirrohman Bil 'Udzr 'Amma Hashola Bisababihi Minat Ta'ashshub Wal Hajr"
(Tuntutan Kepada Abdurrohman Untuk Minta Maaf Terhadap Apa Yang Terjadi
Dengan Sebab Dia, yang berupa Fanatisme Dan Pemboikotan)."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka masyayikh berkata:
Bayan telah turun, dan kedatangan Asy Syaikh Abdurrohman akan dilakukan di
masa mendatang dengan seidzin Alloh."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Maka ini menetapkan bahwasanya jika mereka
memang mengucapkan itu di sana dan bertekad untuk itu, mereka telah mengetahui
secara yakin bahwasanya dia (Adaniy) telah berbuat zholim dan membikin fitnah.
32
Dan sekarang lihatlah keadaan mereka (masyayikh) bersamanya. Wallohul musta'an.
Dan demi Alloh kami tidak berkata agar dia datang dan meminta maaf di Dammaj.
Ini keliru."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Tapi Asy Syaikh Yahya
tidak mau kecuali membatalkan kesepakatan dan membantah bayan tadi, yang
menyebabkan perselisihan semakin keras."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Mahasuci Alloh! Ini memberikan faidah bahwasanya
mereka itu tidak ingin untuk dibantah meskipun dengan hujjah-hujjah untuk
menjelaskan kekeliruan. Apakah ini manhaj salafiy?! Agar orang-orang itu bersama
kalian dalam keadaan membebek pada kekeliruan kalian?! Dan barangsiapa
membantah kekeliruan kalian maka dia akan diselisihi dengan keras?! Ini adalah
hawa nafsu. Kebenaran itu wajb untuk kita tunduk kepadanya, dari orang yang
membawanya. Dan dalil-dalil tentang itu tidak tersembunyi dari kalian.
Dan termasuk dari karakterku adalah aku membantah apa yang aku pandang
keliru, dan aku tentram, lapang dada, karena kebenaran bersamaku, aku
membantah dengan kebenaran. Dan segala pujian hanya bagi Alloh."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka masyayikh memikul
apa yang timbul dari Asy Syaikh Yahya."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Tidak terjadi dariku kepada kalian kecuali kebaikan.
Bawalah kemari sesuatu yang aku menyelisihi dalil di dalamnya. Ini bantahan-
bantahanku. Lagipula perkara yang aku pandang kalian keliru di dalamnya aku
bantah dengan penghormatan, bahkan aku memikul pengelompokan kalian dalam
menentangku, dan aku bersabar.
Perkataan ini ada di dalam malzamah-malzamah. Demi Alloh aku tidak
mencaci mereka, aku tidak mencerca mereka. Aku hanya berkata: "Kalian keliru."
Dan aku masih berkata bahwasanya kekeliruan menetap pada kalian seratus persen.
Andaikata tiada kekeliruan kecuali upaya kalian dalam membesarkan perkara dan
memperluas area fitnah, demi satu orang yang kalian ketahui kesalahannya, dan
setiap orang yang adil mengetahui kesalahan orang itu, dari kalangan orang yang
tahu fitnah dia."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Dan setelah selang waktu
berangkatlah kami untuk berhaji: Asy Syaikh Yahya, Asy Syaikh Muhammad bin
Abdil Wahhab, Asy Syaikh Adz Dzammariy, Al Buro'iy, Ash Shoumaliy dan Al Imam.
33
Dan Asy Syaikh Abdurrohman Al Adniy tidak berhaji pada tahun itu. Maka kami
saling berjanji untuk berjumpa semuanya di hadapan bapak kita Asy Syaikh Robi'
lalu kami berjumpa di hadapan beliau. Lalu Asy Syaikh Robi' berkata pada , حفظه هللا
Asy Syaikh Yahya."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Tidak ada perjanjian, akan tetapi aku tidak tahu
kecuali sebagian orang berkata: "Asy Syaikh (Robi') menginginkan Anda datang."
Kami katakan: "Aku akan mengunjungi beliau insya Alloh," setelah perkataan beliau
yang disebar bahwasanya beliau berkata: "Seretlah Al Hajuriy dari atas kursinya, dan
hendaknya penggantinya telah ada." Aku pergi dan mengunjungi beliau.
Perkataan yang tersebut di sini di dalamnya ada pencampuran. Di antaranya
adalah bahwasanya Muhammad bin Abdil Wahhab tidak haji pada tahun itu, dan dia
tidak berkumpul dengan kami di hadapan Asy Syaikh Robi'. Oleh karena itulah ketika
aku kembali dari haji, aku ditelpon oleh lebih dari satu orang dalam keadaan aku di
jalan, mereka mengabariku bahwasanya Muhammad bin Abdil Wahhab
mengeluarkan kaset sebelum aku sampai di Dammaj, dia di dalamnya mengkritik
kami dengan perkataan yang jelek dan dusta."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Lalu kami berjumpa di
hadapan beliau. Lalu Asy Syaikh Robi' berkata pada Asy Syaikh Yahya: "Wahai
Syaikh Yahya, Abdurrohman Al Adniy tidak punya hizbiyyah,"
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Beliau masih terus mengatakan ini sampai
sekarang, sementara aku katakan bahwasanya dia (Al Adaniy) hizbiy. Dan kalian
mengatakan "Tidak," dan aku mengatakan "Hizbiy," dan kebenaran itu bersamaku.
Dan kalian keliru, kalian tak punya bukti tentang pembersihan dirinya dari ini,
sementara aku punya bukti tentang penetapan ini, aku dan saudara-saudaraku yang
ada di dalam markiz ini. Dia membikin fitnah di tempat kami, membikin tahazzub
(pengelompokan) di tempat kami, di dalam markiz ini, aku jelaskan keadaannya,
kalian tidak berhak membikin pergolakan ini terhadap kami dan terhadap dakwah."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Kami kenal orang itu, dan
telah ditazkiyyah oleh Asy Syaikh Al Wadi'iy"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Tidak, Asy Syaikh Robi' tidak mengucapkan ini sama
sekali, beliau tidak menyebutkan kalimat "Dia telah ditazkiyyah oleh Al Wadi'iy"
34
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "dan beliau memilihnya
untuk menjadi termasuk dari masyayikh yang menjadi rujukan ketika terjadi
fitnah"
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Asy Syaikh Robi' tidak mengucapkan ini sama
sekali. Aku tidak tahu dari mana Muhammad Al Imam mendatangkan ini. Di dalam
perkataan ini ada tambahan-tambahan yang syadzdzah (menyendiri)."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Kemudian Asy Syaikh Robi'
mengarahkan ucapan kepada para masyayikh yang hadir: "Apakah kalian
berpendapat bahwasanya Abdurrohman Al Adniy hizbiy?"
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Inilah (alur kisah) yang benar. Iya."
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "Maka para masyayikh
berkata: "Kami tidak melihat adanya hizbiyyah padanya." Maka Asy Syaikh Robi'
bangkit bersama dengan kesepakatan para masyayikh untuk beliau, dan beliau
meminta pada Asy Syaikh Yahya untuk rujuk dari perkataannya tentang
menghukumi dia dengan hizbiyyah. Dan beliau meminta kita agar kita jika telah
pulang ke Yaman untuk kami memanggil Abdurrohman dan memintanya untuk
menurunkan bayan bahwasanya dirinya berlepas diri pada Alloh dari orang yang
mencerca Dammaj, dan bahwasanya dirinya tidak ridho dengan cercaan terhadap
Asy Syaikh Yahya, dan dengan ini selesailah perselisihan. Dan berjalanlah dakwah"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Baik. Kenapa ketika itu tidak ridho dengan cercaan
terhadap Asy Syaikh Yahya, lalu dia menyeret kepada fanatisme, sama saja dari sini
atau dari dari sana, sampai kalian mencerca Asy Syaikh Yahya dan saudara-
saudaranya!? Atau terhadap markiz. Bukankah ini menunjukkan bahwasanya kalian
butuh kepada tobat? Orang itu menurut kalian bersalah, orang itu berbuat begini
dan begitu, tapi bersamaan dengan itu perkara-perkaranya menjalar sampai kalian
menentang dakwah demi dia. Ini adalah perkara yang membikin heran orang-orang
yang berakal. Demi Alloh.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "di atas perkara yang
seharusnya dia berjalan di atasnya, yaitu ketenangan, baku tolong, menutup pintu
fitnah. Maka Asy Syaikh Yahya pada saat itu menerima perkataan ini. Maka para
masyayikh pulang ke Yaman dalam keadaan mereka bersemangat untuk
merealisasi perkara yang telah sempurna disepakati di hadapan Asy Syaikh Robi'.
Maka mereka mengundang Asy Syaikh Abdurrohman Al Adaniy. Dan
35
berlangsunglah pertemuan di Hudaidah di hadapan sang bapak Asy Syaikh
Muhammad bin Abdil Wahhab. Kami berkumpul dengannya, dan kami sebutkan
padanya apa yang berlangsung di hadapan Asy Syaikh Robi' dan apa yang
dikatakan oleh Asy Syaikh Robi' dan kami ridhoi. Maka Asy Syaikh Abdurrohman
bersepakat untuk…"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Aku tidak ridho dengan itu sejak waktu itu, dan aku
tidak menerimanya. Dakwaan bahwasanya aku menerima itu tidaklah benar.
Andaikata aku menerimanya, tak akan Muhammad bin AbdilWahhab mencercaku
dalam keadaan aku di jalan sebelum aku sampai ke rumahku. Akan tetapi aku diam.
Dan Asy Syaikh Robi' memintaku untuk kembali ke rumah beliau setelah
menunaikan haji, tapi aku tidak kembali. Dan setelah itu aku tidak tahu kecuali
dalam keadaan Asy Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab mencerca kami.
Yang kedua: kalian punya kitab-kitab fiqih bahwasanya perdamaian itu terjadi
berdasarkan saling ridho jika memang berupa perdamaian. Adapun ini: mereka pergi
dan berkumpul di Hudaidah dan mengeluarkan ucapan yang aku tidak mengetahui
apa itu, dan kasus selesai. Aku katakan pada kalian: ini tidak benar. Tinggalkanlah
pengacauan terhadap manusia, dan tinggalkanlah peremehan kerja keras orang lain,
dan tinggalkanlah kesombongan. Ini adalah kesombongan.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "menurunkan bayan sesuai
dengan apa yang diminta oleh Asy Syaikh Robi' dan masyayikh. Dan beliau
menurunkan bayan itu. Ternyata Asy Syaikh Yahya membatalkannya dengan dua
kaset."
Jawaban Asy Syaikh Yahya: "Bukan dengan dua kaset, dengan selebaran kecil
dengan judul "At Tanbihatul Mufidah…" aku di sini masih terus mengingatkan
tentang itu dan aku katakan: "Jika kalian menginginkan kebaikan untuk orang ini
nasihatilah dia dari kesalahan-kesalahannya itu tanpa ucapan-ucapan yang kalian
sebutkan di dalam lembaran ini yang mereka dikritik karenanya. Ada bantahan
terhadap pertemuan Hudaidah. Bagi orang yang ingin membacanya. Sebagian dari
mereka telah mencatatnya di dalam kitab. Bukan dua kaset ataupun yang lain. Ini
semua adalah teror dan pencampuran kalimat.
Pembaca risalah: Muhammad Al Imam berkata: "dan di dalamnya dia
mengkritik para masyayikh yang menjalankan apa yang diminta oleh Asy Syaikh
36
Robi'. Dia mencerca mereka. para masyayikh bersabar dan tidak membantah Asy
Syaikh Yahya."
Syaikh Yahya menjawab: "Ucapanku tersebut ucapan ilmiyyah, dan aku
membantah dengan adab. Dan berikut ini adalah nash ucapanku tersebut, agar
kalian tahu bahwasanya perkataan Muhammad Al Imam bahwasanya aku celaan
masyayikh dan aku mencerca mereka itu adalah dakwaan yang tidak benar. Dan
karena memang dia itu menilai bahwasanya sekedar bantahan itu merupakan celaan
dan cercaan. Ini memang manhaj dia.
Aku berkata dalam bantahanku tersebut:
احلمد هلل والصالة والسالم عىل رسول اهلل، أما بعد:
Maka ini adalah untuk mengingatkan secara khusus terhadap bayan yang
tersebar dari pertemuan masyayikh –semoga Alloh menjaga mereka- di Hudaidah.
Pertama: ucapan Anda semua –semoga Alloh menjaga Anda semua- dalam
Bayan tersebut: "Dan dikarenakan memandang perkara yang terbaharui setelah itu
dalam kasus tersebut" ini mengisyaratkan bahwasanya kasus tersebut telah selesai
di Bayan Ma'bar. Dan itu tidak benar! Kasus yang pertama itu sendiri adalah kasus
yang Bayan ini (Bayan Hudaidah) muncul tentangnya itu sendiri sebagaimana yang
Anda semua ketahui. Dan tidak ada perkara baru di dalamnya.
Yang kedua: perkataan Anda semua: "Para masyayikh berupaya untuk
menghentikan kejadian-kejadian baru di antara dua pihak," menjadikan saya sebagai
satu pihak dan Abdurrohman sebagai pihak yang lain itu merupakan suatu bentuk
pembesaran kasus. Itu tidak dibutuhkan, sebagaimana telah saya isyaratkan dalam
kaset "Tanbihul Ahbab 'Ala Ahammiyyati Ityanil Buyut Minal Abwab," karena mereka
itu adalah sekelompok orang yang terjadi dari mereka perkara yang telah Anda
semua ketahui. Di antara mereka ada yang pergi, dan di antara mereka ada yang
bertobat, dan di antara mereka ada yang perlu bertobat dari kesalahan yang
diperbuatnya, tidak butuh pembesaran kasus ataupun teror (penakut-nakutan) yang
bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang punya hasrat jelek.
Yang ketiga: ucapan Anda semua –semoga Alloh memberikan taufiq pada
Anda semua-: "Bahwasanya Asy Syaikh Abdurrohman berlepas diri dari orang yang
mencela saya dan mencela markiz ini," ini tidak dibutuhkan. Yang dituntut adalah
37
agar dia bertobat dari tanzhim (pembentukan organisasi) dia dan fitnah dia yang dia
lakukan, karena sesungguhnya dia itu adalah kepala fitnah. Dan Alloh berfirman:
"Tidaklah orang yang sesat itu akan membahayakan kalian apabila kalian telah
mendapat petunjuk" (QS. Al Maidah: 315).
Dan tidak pantas untuk dia melakukan fitnah kemudian dia melemparkannya
pada orang yang lain yang tidak melakukan itu.
Dan perkara yang disebutkan oleh Abdurrohman dalam Bayan dia itu
bagaikan permainan. Bagaimana dia berlepas diri dari perbuatan mereka dalam
keadaan mereka itu masih terus bersama dia dalam perjalanan dan di tempat
tinggal dia? Apa yang dihasilkan dari tobat atau perdamaian pada dirinya atau pada
diri mereka, selain bahwasanya Abdurrohman mengulang-ulang untuk kita nasihat
yang disebutkannya di dalam Bayan sebelum ini?
Dan kami telah mengetahui dan dinukilkan di sebagian malzamah
kesepakatan sebagian dari mereka bersama dirinya agar dia diam sementara mereka
itulah yang menjalankan giliran. Dia tidak diam, tapi bahkan bekerja keras dalam
membentuk gerakan terorganisir, dan membikin pergolakan-pergolakan dan
kegoncangan sebagaimana yang telah kami jelaskan dalam malzamah-malzamah
dan kaset-kaset terdahulu. Dan Alloh عز وجل telah membinasakan kaum Sholih,
termasuk di dalamnya si penyembelih onta dan orang yang ridho dengan itu. Maka
Abdurrohman itu perlu tobat dari kesepakatan dia dan keridhoan dia dengan
perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan yang buruk itu. Ini andaikata tidak muncul
darinya sesuatu apapun. Maka bagaimana sementara telah muncul darinya apa yang
telah kami sebutkan?!
Maka hendaknya kita merenungkan firman Alloh ta'ala:
"maka mereka menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan
mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan
tanah), dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu."
38
Bersamaan dengan ini yang orang yang menyembelih onta itu satu saja, orang
yang bengis dan punya perlindungan di kalangan kaumnya, sebagaimana dalam "Ash
Shohihain" dari hadits Abdulloh bin Zam'ah عنه رضي هللا dan Alloh عز وجل berfirman:
"Maka mereka menyembelihnya" dan tidak berfirman: "Maka dia menyembelihnya"
Yang keempat: ucapan Anda semua –semoga Alloh menjaga Anda semua-
"Dan berlepas diri dari kegoncangan-kegoncangan menentang Dammaj dan
menentang Asy Syaikh Yahya" ini pemisahan yang keliru. Dulu tidak dikatakan
"Dammaj dan Asy Syaikh Muqbil dst." Tiada perbedaan antara syaikh dan markiz.
Orang yang membedakannya, maka di antara mereka ada orang yang kalimat ini
sekedar terucapkan saja pada lidahnya. Dan di antara mereka ada yang punya
maksud-maksud yang rugi yang tidak akan membahayakan kami maksud dia itu tadi
insya Alloh. Dan segala puji hanya bagi Alloh.
Yang kelima: ucapan Anda semua –semoga Alloh memberikan taufiq pada
Anda semua-: "Dan harus menghentikan pengeluaran malzamah-malzamah dan
kaset-kaset,…dst."
Dalam hal ini ada beberapa yang perlu diingatkan:
Yang pertama: bahwasanya Anda semua dalam kunjungan Anda semua yang
terakhir telah sepakat untuk mengambil malzamah-malzamah itu untuk diberikan
pada Abdurrohman agar dia membantahnya. Maka apa yang membikin kesepakatan
itu batal? Hanya saja Abdurrohman tidak punya hujjah, dan dia itu tervonis dengan
vonis yang telah kami jatuhkan, dan fitnah tumbuh dari bawah kedua telapak
kakinya, … dan seterusnya dari hasil pertemuan pertama di tempat kami
sebagaimana yang Anda semua ketahui.
Yang kedua: di dalam perkataan tersebut ada teror, pada ucapan Anda
semua: penghentian malzamah-malzamah dan kaset-kaset yang muncul dari para
pembela Abdurrohman, karena Abdurrohman dan yang bersamanya tidak
membantah dengan kaset ataupun risalah sebatas pengetahuanku.
Bersamaan dengan aku menunggu tuntutan Anda semua dengan itu
sebagaimana yang telah Anda semua sepakati di sini, dan agar Anda semua
mengirimkan malzamah-malzamah kami kepadanya agar dia membantahnya, maka
bagaimana Anda membolehkan teror macam ini yang mengesankan setimbangnya
hujjah-hujjah.
39
Lagi pula Asy Syaikh Muhammad bin AbdilWahhab –semoga Alloh
memberinya taufiq- pada waktu yang lalu telah menggugat perkataan dari Al Bakriy
bahwasanya dia memiliki orang-orang yang berjuang bersamanya untuk membikin
fitnah di Perancis, Britonia dan demikian dan demikian,… dan Asy Syaikh
menganggap itu sebagai bentuk pembesaran suatu kasus yang sederhana. Maka
kenapa di sini pembesaran yang ini tidak digugat, yang mana ini adalah mirip dengan
pembesaran yang itu dan bahkan lebih besar?
Yang ketiga: bahwasanya yang demikian itu adalah suatu hajr (pengekangan)
terhadap sebagian dari kerja keras kami yang mana kami memandang kerja keras
tersebut bermanfaat bagi muslimin, menjelaskan yang benar dari yang batil kepada
mereka dengan seidzin Alloh ta'ala. Dan pengekangan dalam kitab-kitab fiqih itu
berlaku terhadap orang yang tolol yang jelek perbuatannya. Dan manakala Ibnuz
Zubair melakukan pengekangan terhadap Aisyah رضي هللا عنها dalam keadaan Ibnuz
Zubair adalah amir, dan Aisyah adalah bibinya, maka Aisyah bernadzar untuk
memboikotnya karena kerasnya pengekangan tersebut terhadap jiwa, dan karena
Aisyah memandang bahwasanya pengekangan itu tidak dilakukan terhadap orang
yang lurus seperti beliau.
Ibnu Hajar dalam "Fath" dalam syarh hadits no. (6703) setelah
menyebutkan ucapan-ucapan dalam pengarahan makna nadzar Aisyah dan
pemutusan hubungan beliau terhadap Ibnuz Zubair. Pemutusan silaturrohim itu
terlarang, dan nadzar yang terlarang itu tidak sah. Beliau berkata: "Dan yang benar
adalah jawaban yang dibawakan oleh yang lain bahwasanya Aisyah melihat
bahwasanya Ibnuz Zubair dengan ucapannya itu telah melakukan perkara yang
sangat besar, yaitu ucapan beliau: "Aku benar-benar akan mengekang Aisyah,"
karena di dalam ucapan ini ada perendahan terhadap kadar Aisyah dan menisbatkan
beliau pada perkara yang tidak diperbolehkan, yang berupa pemborosan yang
mengharuskan dilarangnya Aisyah dari pengaturan harta yang Alloh ta'ala rizqikan
padanya, disertai dengan kedudukan beliau sebagai ummul mukminin dan bibi Ibnuz
Zubair, saudari dari ibnunya, dan tiada seorangpun yang punya posisi Ibnuz Zubair di
sisi Aisyah, sebagaimana telah lalu penjelasan di awal-awal kitab "Manaqibu
Quroisy." Maka seakan-akan di dalam perlakuan Ibnuz Zubair tersebut ada semacam
kedurhakaan. Dan seseorang itu menganggap besar terhadap orang yang dekat
dengan dirinya perkara yang tidak dianggap besar terhadap orang asing. Maka
Aisyah melihat bahwasanya cara membalasnya adalah dengan tidak mengajaknya
bicara, sebagaimana Nabi صلى هللا عليه وسلم melarang berbicara dengan Ka'b bin Malik
41
dan kedua sahabatnya sebagai hukuman untuk mereka karena mereka tertinggal
dari perang Tabuk tanpa udzur, dan beliau tidak melarang orang-orang munafiq
yang ketinggalan, itu sebagai hukuman bagi tiga Shohabat tadi karena agungnya
kedudukan mereka, dan dalam rangka menghinakan munafiqin karena rendahnya
mereka. Maka pada makna inilah perbuatan Aisyah tadi dibawa.
Dan manakala sebagian syi'ah menuntut presiden –semoga Alloh memberinya
taufiq- untuk melarang Asy Syaikh (Muqbil) mencela mereka, presiden menjawab:
"Kami tak akan mengekang beliau ataupun kalian. Kalian bantah saja beliau jika
kalian mau. Demikianlah Asy Syaikh –semoga Alloh merohmati beliau- mengabari
kami.
Dan Asy Syaikh –semoga Alloh merohmati beliau- sendiri ketika sedang sakit
di Kerajaan Saudi, beberapa orang yang kesakitan disebabkan oleh ucapanku
terhadap Abul Hasan pergi menemui beliau dan menyampaikan pada beliau
kejadian itu, maka beliau menjawab: "Biarkan dia berbicara dengan apa yang
pandangnya, karena dia tidak berbicara atas dasar hawa nafsu. Orang yang hadir
waktu itu mengabarkan jawaban beliau itu kepadaku. Beliau tidak mengekangku.
Kemudian sesungguhnya pengekangan itu –saat diharuskan demikian- adalah
bagian dari urusan pemerintah. Adapun ulama, maka urusan mereka adalah nasihat,
memperingatkan dari kebatilan dan membantah setelah nasihat terhadap orang
yang menyelisihi kebenaran.
Yang keenam: ucapan Anda semua –semoga Alloh memberikan taufiq-Nya
pada Anda semua-: "Dan para masyayikh Ahlussunnah , termasuk di dalamnya
dalam Asy Syaikh Yahya dan Asy Syaikh Abdurrohman, harus berupaya untuk
memberikan maaf, …" Di dalam perkataan ini ada makna bahwasanya kesalahan itu
terjadi dari kedua belah pihak. Yang benar adalah bahwasanya kesalahan itu terjadi
dari Abdurrohman sebagaimana Anda semua memvonis dia dalam pertemuan yang
lalu di tempat kami.
Andaikata Anda semua berkata: "Kami meminta darimu agar memaafkan
Abdurrohman, sebagaimana yang dilakukan oleh Asy Syaikh Robi' –semoga Alloh
menjaga beliau- dalam majelis tersebut, niscaya yang demikian itu lebih mengena di
dalam jiwa daripada hukum yang membabat seluruh kerja keras kami dalam fitnah
Abdurrohman itu.
43
Ini apabila tidak nampak bagi Anda semua hizbiyyah dia sebagaimana telah
nampak bagi kami, dari sela-sela perbandingan antara perbuatan-perbuatan dia
terhadap kami dengan perbuatan-perbuatan para hizbiyyin yang telah lewat
sebelum dia, pembikinan fitnah, upaya sebagian dari mereka untuk memperburuk
kami di hadapan sebagian masyayikh, atau untuk memperluas area perselisihan di
kalangan Ahlussunnah. Dan ini adalah langkah hizbiy yang membikin makar, tidak
beda antara dirinya dengan apa yang terjadi sebelumnya.
Ditambah lagi dengan celaan-celaan dan tahdziran dari menuntut ilmu di
tempat ini, berusaha untuk merebut beberapa masjid dan merekrut beberapa orang
agar bergabung dengan mereka, mengadukan kepada pemerintah beberapa thullab
yang tidak setuju terhadap fanatik mereka, kesenangan mereka yang sangat
terhadap apa saja yang muncul sebagai reaksi untuk melawan saya serta
menyebarkannya, menyembunyikan ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan saya dan
perbuatan-perbuatan hizbiyah buruk lain yang telah kami jelaskan dalam beberapa
tulisan dan kaset.
Yang ketujuh: Anda semua –semoga Alloh merohmati Anda semua–
menyebutkan di akhir penjelasan ini apa yang mengisyaratkan –walaupun dari sudut
pandang yang tersembunyi– bahwa kami tersibukkan dari tholabul ilmi dengan
sebab permasalahan ini dan permasalahan-permasalahan yang lain. Hal ini
walaupun bukan menjadi maksud dari Anda sekalian akan tetapi sebagaimana sudah
maklum bagi Anda sekalian akan betapa konsentrasinya para tholabatul ilmi di sini
untuk menuntut ilmu. Akan tetapi bisa jadi dipahami oleh orang yang tidak
mengetahui sebagaimana yang kita dan Anda sekalian ketahui, bahwasanya setiap
kali ada thullab kita yang terfitnah kita jadi tersibukkan karenanya dari menuntut
ilmu, dan ini tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Alangkah bagusnya apabila disebutkan pada kesempatan ini perkataan As
Safariniy dalam "Aqidah" nya, beliau berkata:
ب م و ؾ ع م ل ك و و س ح
يف ح ق ب ق ل ف ج ه ر ؽ ـ ف ى ج ح
ىج ال
42
Dan semua perkara yang diketahui dengan panca indra dan dengan akal
Maka mengingkarinya adalah suatu kebodohan yang buruk di dalam syair yang
berisi hinaan
Yang sepantasnya, nasehat Anda ini ditujukan untuk mereka-mereka itu yang
telah dijauhkan oleh syaithon dari kami dengan sebab pemikiran-pemikiran
semacam ini, yang jumlah mereka tidak sedikit, sejak zaman Syaikh kami –semoga
Alloh merohmati beliau– sampai waktu yang Alloh lebih mengetahuinya, dan hanya
bagi Allohlah urusan hamba-hamba-Nya. Dan saya katakan bahwa sesungguhnya
tidak adanya nasehat bagi mereka untuk bertaubat dan memperbaiki diri
sebagaimana yang kami isyaratkan dalam kaset berjudul "At Tanbih", bukanlah
suatu usaha untuk membantu mereka supaya istiqomah, bahkan itu tidak lain
membantu mereka untuk semakin jauh tersesat, dan tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dengan kehendak Alloh.
Dan boleh bagi Anda untuk mengatakan: "Sesungguhnya ini adalah kerja keras
dan usaha untuk mewujudkan perdamaian." Alangkah baiknya usaha seperti ini yang
telah dipuji oleh Alloh azza wa jalla dan RosulNya –shollallohu 'alaihi wa sallam–
dalam banyak dalil.
Akan tetapi wahai saudara-saudaraku –semoga Alloh menjaga Anda sekalian
dan menguatkan kedudukan kalian dan semua ahlus sunnah– ishlah (perdamaian)
itu disyaratkan padanya kerelaan untuk menerima isi dari kesepakatan perdamaian
itu, bukan dengan paksaan. Alloh ta'ala berfirman:
عثوا حؽم تم شؼاق بق ـفم فاب ق الل﴿وإن خػ الحا يوف ؾفا إن يريدا إص ه وحؽم من أه ؾ بق ـفم﴾ من أه
[53]الـساء:
43
"Dan apabila kalian takut akan terjadi perpecahan antara kedua suami istri itu,
maka utuslah oleh kalian seorang juru hakim dari keluarga laki-laki dan seorang
dari keluarga perempuan, apabila keduanya menginginkan untuk berdamai
niscaya Alloh akan memberi kecocokan antara keduanya"
Renungkanlah kalimat "apabila keduanya mengiginkan untuk berdamai".
Kami dan Anda sekalian demikian juga orang lain telah menyaksikan perkara-
perkara yang menyentuh dakwah yang suci ini, maka yang seperti itu wajib untuk
bertaubat darinya.
Demikianlah, dan saya sangat berterimakasih kepada Anda sekalian atas
perjuangan baik Anda sekalian dalam berdakwah, semoga Alloh memberikan
balasan yang baik bagi Anda sekalian.
Ditulis oleh: Saudara Anda di jalan Alloh, Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al Hajuriy.
Hari Rabu, 22 Muharrom.
Selesai
Maka demi Alloh, wahai pembaca sekalian, apakah dalam bantahan ini –yang
demikianlah semua peringatan saya kepada mereka terhadap apa yang saya lihat
sebagai suatu kesalahan– apakah di dalamnya saya membicarakan atau mencela
mereka? Ataukah sebaliknya Muhammad Al Imam, dialah yang kemudian
membalikkan fakta sesuai dengan kehendak orang yang mendorong dan
mendukungnya?!, para masyayikh yang lain juga memberinya masukan dengan hal-
hal yang telah dihiasi oleh syaithon berupa fanatik kepada Al 'Adaniy dan
memancangkan permusuhan kepada kita dan kepada dakwah!
44
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan pada waktu itu
perselisihan telah terjadi antara Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan Asy
Syaikh Yahya"
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Penyebab perselisihan tersebut sudah kita
diskusikan dalam kaset dan tulisan yang telah berlalu, yaitu bahwa sebab utamanya
adalah fanatiknya terhadap Al 'Adaniy. Kemudian para masyayikh ikut campur dalam
perselisihan ini, mereka datang ke tempat ini didorong oleh semangat untuk
menyatukan kalimat, dan menyampaikan muhadhoroh (ceramah) pada waktu itu –
sebagaimana akan datang penyebutannya dalam perkataan Al Imam– kemudian
mereka berkata: "Semoga Alloh memaafkan atas apa yang telah terjadi antara Anda
dan Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab" Maka kami mengatakan: "Semoga
Alloh memaafkan atas apa yang telah dilakukan oleh Muhammad bin Abdil
Wahhab". Kemudian saya tegaskan setelah sholat Subuh bahwa Muhammad Al
Wushobi tidak boleh ikut campur dalam masalah Al 'Adaniy. Akan tetapi hanya
selang beberapa hari setelah itu Muhammad bin Abdil Wahhab mengeluarkan
perkataan batil tentang saya, direkam dalam satu kaset, tanpa saya dahului, setelah
saya memaafkannya."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Terjadi perselisihan antara
Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan Asy Syaikh Yahya, juga terjadi
antara Asy Syaikh Ubaid Al Jabiriy"
Asy Syaikh Yahya: "Telah lewat pada paragraf sebelumnya bahwa semua
perselisihan tersebut sebabnya adalah Al 'Adaniy, sebabnya fitnah Al 'Adaniy.
Muhammad bin Abdil Wahhab ingin menekan saya dan menyatakan bahwa dialah
hakim dalam masalah ini, bahwasanya Al 'Adaniy bukan hizbiy, sebagaimana
45
sekarang dikatakan dengan terang oleh Asy Syaikh Robi' dan orang-orang yang
bersama beliau, bahwasanya wajib bagiku untuk dipaksa supaya mengakui itu.
Demikianlah tekanan dan kezholiman mereka silih berganti terhadap saya dan
terhadap ma'had ini, sedangkan saya tetap bersabar. Kemudian mereka sekarang
berpindah kepada ghuluw dalam ucapan, kalimat-kalimat yang tidak beraturan, dan
kita melawannya dengan yang lebih baik, sampai tiba saatnya Alloh dan hamba-
hamba-Nya melihat bahwa orang-orang tersebut memang suka berbuat
kedholiman, fitnah, fanatik, suka menyerang, berusaha dengan keras untuk
memisahkan diri dari kita di saat negeri Yaman ini sedang bergejolak padanya fitnah
yang banyak, justru kesibukan mereka adalah berbuat dholim terhadap para dai ke
jalan Alloh. Maka kita berlindung kepada Alloh dari dihilangkannya pertolongan-Nya
terhadap kita.
(Al 'Adaniy adalah) seorang yang membuat fitnah di tempat saya, sudah
menjadi keharusan bagi Anda untuk menerima kebenaran dari orang yang
membawanya. Nabi –shollallohu 'alaihi wa sallam– ketika ada seorang Yahudi
mengatakan: "Sesungguhnya kalian berbuat kesyirikan, kalian menyekutukan Alloh,
karena kalian mengatakan: Demi Ka'bah… Al hadits (beliau menerimanya).
Sedangkan kami ini adalah orang Islam yang mengucapkan suatu kebenaran,
mengapa Anda menghadapi kebenaran itu dengan penentangan?"
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan antara Asy Syaikh Ubaid
Al Jabiriy dengan Asy Syaikh Yahya. Sedangkan masyayikh Yaman yang lain
berupaya untuk mendamaikan antara Asy Syaikh Yahya dan antara mereka juga."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Pada masa itu perselisihan masih dengan Asy
Syaikh Muhammad, kemudian datang permasalahan Al Jabiriy setelah itu."
46
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "(Masyayikh) berupaya untuk
mendamaikan antara Asy Syaikh Yahya dengan mereka juga. Akan tetapi tidak
mencapai penguraian perselisihan."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Adapun Al Jabiriy, mereka sendiri mengakui
dengan lisan mereka bahwa mereka mengkritiknya. Muhammad Al Imam berkata
tentang Al Jabiriy : "Dai yang menyeru kepada fitnah". Bagaimana Anda mengatakan
bahwa dia adalah penyeru kepada fitnah kemudian pada tulisan ini Anda
mengatakan bahwa Anda sekalian berusaha untuk mendamaikan antara saya
dengannya?! Kecuali bila telah berlangsung pertemuan antara kalian dengannya,
setelah Anda mengetahui bahwa dia adalah "penyeru kepada fitnah" kemudian
kalian mengusahakan sesuatu yang tidak saya ketahui, maka saya tidak tahu itu.
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan mereka tidak mencapai
penguraian perselisihan, karena pokok permasalahannya adalah: ucapan Asy
Syaikh Yahya terhadap Asy Syaikh Abdurrohman Al 'Adaniy."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Inilah dia kesimpulannya, ini adalah inti
permasalahannya. Sampai-sampai telah datang kabar kepada saya bahwa ketika
musim haji yang lalu, ada beberapa orang berkata kepada Asy Syaikh Muhammad Al
Imam: "Seandainya Anda berdamai dengan Asy Syaikh Yahya" Maka dia menjawab:
"Permasalahan tersebut terdiri dari cabang dan inti. Kalau Asy Syaikh Yahya dan Asy
Syaikh Abdurrohman mau berdamai maka kamipun berdamai, dan bila mereka tidak
mau berdamai maka kamipun tidak mau berdamai!"
Wahai saudaraku, dimanakah Anda dengan perkataan Alloh azza wa jalla:
سب كل كػ س إاله عؾق فا﴾]الكعام: [261﴿وال تؽ
"Dan tidaklah semua jiwa berbuat kecuali untuk mereka sendiri" (QS. Al An'am:
461)
47
رى﴾ ]الكعام: ر أخ [261﴿وال تزر وازرة وز
"Dan tidaklah seorang yang berbuat dosa memikul dosa orang lain" (QS. Al
An'am: 461)
Mengapa kalian menempatkan diri sebagai pembela bagi fitnah Al ‘Adaniy?!
Dan mengapa kalian menggantungkan diri kalian dengan seorang yang kalian
menganggap derajat kalian lebih tinggi darinya, khodzilah (ketelantaran/tiadanya
taufiq) macam apakah yang kalian terjatuh di dalamnya?! Demi Alloh ini adalah
sesuatu yang sangat mengherankan!!
Mengapa kalian membuat fitnah terhadap dakwah? Menyibukkan manusia?
Mengacaukan situasi atas kalian dan selain kalian? Apakah demi kamu wahai
‘Adaniy! Biarlah dia berdakwah sendiri! Jika memang dia mau berbuat kebaikan dan
mengerti apa yang benar bagi dirinya, dan sungguh banyak orang yang bertaubat
sebelum dia, dan mereka memberi manfaat dengan taubat itu bagi diri mereka
sendiri. Dan apabila dia berbuat tidak baik maka dia sendiri yang akan
menanggungnya. Musibah apakah ini yang menimpa kalian?!!"
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: “Kemudian yang terjadi
adalah Asy Syaikh Ubaid Al Jabiriy menurunkan fatwa bahwasanya tidak boleh
belajar di Dammaj di hadapan Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy.”
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Fatwa tersebut –demi Alloh– tidak
berpengaruh sama sekali, kamipun tidak peduli dengannya. Dia bangkit dengan
kedholiman dan permusuhan, tidak ada yang mendasarinya kecuali fanatik dia
terhadap Al ‘Adaniy, sebagaimana yang telah lewat dari perkataan Asy Syaikh
Muhammad Al Imam. Saya telah membantahnya, sehingga tidak tersisa padanya
kecuali mencaci-maki, mengadu domba dan tahdzir yang menjadi aib baginya. Kami
telah memperlakukannya dengan lemah lembut, memanggilnya dengan sebutan Asy
48
Syaikh dan Al Walid dan sebagainya, ketika dia telah berlaku keterlaluan dan
melampaui batas, maka kamipun bersikap kasar terhadapnya. Kami jelaskan
kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Dan sebentar lagi insyaAlloh akan keluar
satu jilid berisi penjelasan tentang kesalahannya."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Maka masyayikh yang terdiri
dari Ash Shoumaliy, Adz Dzammariy, Al Buro'iy dan Al Imam berpandangan untuk
menurunkan bayan (penjelasan) tentang hakikat perselisihan ini yang Asy Syaikh
Yahya bersikeras di situ untuk melanjutkan apa yang dia ada di atasnya."
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Lihatlah, saya bersumpah kepada Anda
sekalian demi Alloh. Sekarang permasalahan 'Ubaid, dia (Al Imam) menganggapnya
sayalah yang bersikeras untuk mempertahankan apa yang saya berada di atasnya.
Ini merupakan pemutar balikan fakta!! Ada apa dengan kalian? Di manakah sikap
adil kalian? Orang ini berbuat kedholiman dan kalianpun ikut menyalahkannya, juga
menyalahkan perbuatan jahatnya terhadap Dammaj, bahkan kalian telah
menegaskan hal ini kepada orang banyak. Kalian menganggapnya sebagai "penyeru
kepada fitnah", tapi kemudian Anda mengatakan bahwa sayalah yang bersikeras
untuk terus berselisih!
Bahkan ketika dia berkunjung pertama kali melalui perantara kedua anak
Mar'iy, tidak ada seorangpun dari kalian yang menyambutnya di tempat kalian, dia
hanya berjalan dengan hati terbakar, dan sayalah yang menerimanya, menjamunya
beserta para pendampingnya. Hal ini menunjukkan bahwa dahulu kita semua tidak
suka dengan perbuatannya ini sebelum saya berselisih dengannya, dan kalian tahu
akan hal itu. Kemudian ketika dia melakukan kunjungan yang kedua kali berputar-
putar di Yaman sambil menjelek-jelekkan saya dan tempat ini, justru kalian
menyambutnya!!"
49
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Maka mereka menurunkan
bayan yang menetapkan bahwasanya perselisihan ini: "Sunnah Tidak Tertolong,
Dan Bid'ah Tidak Tertaklukkan, Hanya Saja Perselisihan Ini Adalah Untuk Saling
Mengalahkan,"
Asy Syaikh Yahya menjawab: "Wahai saudaraku, perselisihan ini adalah
antara orang yang dholim dan orang yang didholimi, bukan sekedar saling
mengalahkan. Dan lagi, kalau memang kalian menganggap ini hanya sekedar saling
mengalahkan, mengapa sekarang kalian ikut-ikutan menempuh jalan yang sama
untuk saling mengalahkan?!!"
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: " Dan setelah turunnya bayan
ini Asy Syaikh Yahya dan orang yang bersamanya menyerukan untuk memisahkan
diri"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Saya berlindung kepada Alloh, demi Alloh saya
tidak pernah menyerukan untuk memisahkan diri, tidak dulu dan tidak pula
sekarang. Saya masih bersikap lemah lembut, masih senantiasa berdoa kepada Alloh
'azza wa jalla agar memberi mereka taufiq kepada kebaikan, dan terus-menerus
bersabar. Sedangkan mereka yang hari-hari ini berlari ke sana ke mari, angkat bicara
demi menolong Asy Syaikh fulan dan Asy Syaikh fulan. Kita tidak peduli dengan
semua ini, karena kebenaran ada bersama kita. Dan ucapan kita karena dilandasi
kebenaran, maka Alloh menjadikannya mudah diterima. Dan sebaliknya orang-orang
menjadi heran dengan tingkah laku kalian, walillahil hamd."
ؿة فؿن الل﴾ ]الـحل: [35﴿وما بؽم من كع
"Dan tidak ada suatu nikmatpun yang kalian terima kecuali dari Alloh" (QS. An
Nahl:53).
51
Dia (Al Imam) berkata: "Kalian tetap pada pendirian kalian dan kami tetap
pada pendirian kami." Perkataan ini sebagaimana kabar yang datang kepada saya,
juga dia katakan di majlis Asy Syaikh Robi', siapa yang hadir pada waktu itu
mendengarnya."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Maka mulailah terjadi
pemisahan diri"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Seakan-akan orang-orang itu memang menunggu-
nunggu kapan mereka bisa memisahkan diri. Maka hendaknya dikatakan
sebagaimana disebutkan dalam sebuah Sya'ir:
ركا ت عذ هج مع جق ل إن كـ ت أز م فصز ما جر من غر
كا ا غر ل ت هب ق ل وإن تبدهم الوك بـا الل وكع فحس
Bila telah teguh pendirianmu untuk menjauhi kami
Tanpa suatu kesalahanpun, maka kami bersabar dengan sebaik-baiknya
Dan bila kamu dengannya ingin menganti kami dengan yang lain
Maka cukuplah Alloh bagi kami dan Dia sebaik-baik dzat yang mencukupi
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan (pemisahan diri) itu
mengeras di propinsi-propinsi wilayah selatan. Dan para masyayikh mewasiatkan
untuk bersabar, menjaga dakwah dan persaudaraan"
Jawab Asy Syaikh Yahya:
ب ان ته ا ... ش ب ر غ م ت رس ة و ق ت مش ار س ب ر مغ و ق مش ني
53
Dia berjalan ke timur, aku berjalan ke barat
Alangkah jauhnya antara yang berjalan ke timur dan yang berjalan ke barat
Apakah ini muncul dari kalian karena didorong semangat dalam berdakwah?!
Apakah ini muncul dari kalian karena mempertahankan persaudaraan?! Apakah ini
muncul dari kalian karena semangat untuk menyatukan kalimat?!
Orang-orang disembelih dan dalam keadaan terkepung, salah seorang dari
kalian menelpon Faris Manna' (gubernur Sho'dah waktu itu, pent) kemudian dia
mempercayai perkataannya dan tidak mempercayai perkataan kita? Kalian bersikap
keras terhadap saudara-saudara kalian baik dalam keadan perang ataupun damai,
kalian memisahkan diri dari kami ketika dalam keadaan yang paling sempit,
kemudian setelah itu kalian menuduh bahwa kamilah yang memisahkan diri dari
kalian, sementara kalian ketika di majlis Asy Syaikh Robi', beliau mendorong kalian
supaya membantu kita, tapi kalian tetap saja bersikeras untuk memisahkan diri.
Maka beliau berkata kepada Anda: "Ini adalah filsafat," dan berkata kepada Al
Buro'iy: "Ini adalah hizbiyyah, tinggalkanlah hizbiyyah".
Sekarang siapakah sebenarnya yang berusaha untuk memisahkan diri dengan
fanatik di bawah fitnah Al 'Adaniy? Seakan-akan dengan fitnah tersebut dia telah
membawakan kepada kalian jalan keluar dari Alloh, wallohul musta'an.
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: " Dan para masyayikh
mewasiatkan untuk bersabar, menjaga dakwah dan persaudaraan, tidak
berpikiran untuk memisahkan diri sama sekali."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Baiklah jika memang benar kalian tidak
menginginkan untuk memisahkan diri. Berikut ini secarik kertas, saya
mempersilakan bagi setiap orang yang mempunyai akal pikiran untuk menghukumi
apa yang tertulis di dalamnya.
52
Telah datang Asy Syaikh Abdulloh Utsman, dan kami ucapkan terimakasih atas
kunjungan tersebut yang tanggalnya tercantum pada kertas ini. Beliau berkata:
"Tidak ada jalan untuk menyatukan kalimat, saya diutus oleh para masyayikh." Maka
kami menjawab: "Wahai Syaikh –dan semua yang hadir waktu itu mendengar–
kertas ini, di dalamnya ada begini dan begitu…" kemudian saya membacakan kepada
beliau beberapa poin yang padanya kita dizholimi oleh para masyayikh beserta
gangguan yang menimpa kita dan beban mental, sehingga Asy Syaikh Muhammad
menyerukan permusuhan dari pihak mereka, seraya berkata: "Saya menjadi
lawanmu, saya dan para masyayikh," dan saya tetap bersabar. Meskipun demikian,
biarlah ini semua dikesampingkan, dan cukuplah dua poin berikut ini saja, kalau
mereka menerimanya insyaalloh akan menjadi baik. Kedua poin tersebut demikian
nashnya:
[Bismillahirohmanirrohim, segala puji hanya untuk Alloh, sholawat serta salam atas
Rosululloh, amma ba'du:
Abdurrohman Al 'Adaniy menurut kami adalah hizbiy, jika Anda sekalian
berpandangan sama dengan pandangan kami tentang kehizbiannya maka
hendaknya Anda sekalian memvonisnya demikian sampai dia bertaubat darinya.
Ditambah dengan apa yang disebutkan dari akibat perbuatannya itu pada waktunya.
Dan apabila tidak tampak bagi Anda sekalian hizbiyahnya, maka hendaknya Anda
sekalian:]
Karena mereka mengatakan: "Jangan memaksa kami" demikian mereka
mengulang-ulang perkataan itu di majlis tersebut, "Jangan memaksa kami" maka
kami katakan: Wahai jama'ah, saya tidak memaksa kalian, akan tetapi demikianlah
kenyataannya. Anda sekalian seharusnya mengatakan tentangnya kalimat yang
benar yang dengan kalimat tersebut kalian menolong dakwah, dan dengannya Alloh
menolak kejelekan.
53
[1. Menjelaskan apa yang telah Anda sekalian ketahui dari fitnahnya dan fitnah
orang-orang yang terkait dengan fitnahnya dari kalangan para penulis dan orang-
orang yang mengacaukan kami dan mengacaukan tempat ini.
2. Membatalkan apa saja yang menimbulkan fitnah yang berupa kesalahan-
kesalahan yang terdapat di dalam kitab "Al Ibanah"]
Adapun kitab "Al Ibanah", kesalahan di dalamnya jelas sekali. Lihatlah wahai
saudaraku sekalian, lihatlah sikap lemah lembut saya terhadapnya (Al Imam) ketika
pertama kali keluar kitab itu, saya menulis selebaran berjudul "Mujmalut Taqwim
wash Shiyanah" kemudian dia menelpon dan berpesan bila ada yang perlu dikoreksi
dalam kitabnya segera dikirim kepadanya. Jawab saya: "insyaalloh". Maka saudara
kita Yusuf Al Jazairiy menulis koreksian tersebut dan saya menulis selembar kertas
pengantar yang dikirim bersama dengan tulisan Al Akh Yusuf kepada Asy Syaikh
Muhammad Al Imam. Namun dia tidak memberi jawaban sama sekali. Kemudian Al
Akh Yusuf mencetak kitabnya disertai penyebutan tentang risalah tadi di awal kitab.
Kemudian dia (Al Imam) meminta untuk dikirimkan kepadanya rincian tentang
kesalahan-kesalahannya dan setelah saya kirimkan ternyata dia tidak
menganggapnya.
Kemudian dia pergi kepada Asy Syaikh Robi' dan mengaku bahwa Asy Syaikh
Robi' sudah membaca kitab itu meskipun demikian isinya. Setelah itu Asy Syaikh
Robi' menasehati untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang ada di dalam
kitabnya, namun demikian tetap saja dia menyebarkannya tanpa ada perubahan.
Wahai saudaraku ini artinya dia bersikeras untuk terus-menerus dalam kebatilan.
Setelah itu dia mengeluarkan cetakan yang kedua dan menyebarkannya demikian
dengan kesalahan-kesalahan yang tetap ada di dalamnya.
54
Kita kembali mengulang bacaan secara urut: [Abdurrohman Al 'Adaniy
menurut kami Hizbiy, jika Anda sekalian berpandangan sama dengan pandangan
kami dari kehizbiannya maka hendaknya Anda sekalian memvonisnya demikian
sampai dia bertaubat darinya. Ditambah dengan apa yang disebutkan dari akibat
perbuatannya itu pada waktunya. Dan apabila tidak tampak bagi Anda sekalian
hizbiyahnya, maka hendaknya Anda sekalian:
1. Menjelaskan apa yang telah Anda sekalian ketahui dari fitnahnya dan fitnah
orang-orang yang berhubungan dengan fitnahnya dari kalangan para penulis dan
orang-orang yang mengacaukan kami dan mengacaukan tempat ini.
2. Membatalkan apa saja yang menimbulkan fitnah yaitu berupa kesalahan-
kesalahan yang terdapat di kitab "Al Ibanah" dan perkara-perkara yang lain yang
hendaknya disesuaikan dengan kitab dan sunnah serta ushul salaf, sehingga dengan
demikian bisa menjadi penyebab dihindarkannya dakhwah ini oleh Alloh dari fitnah,
wallohul Muwaffiq..]
Semua yang disebutkan ini tidak menjadikan mereka senang, bahkan mereka
masih saja menumpukkan fitnah kepada kita dan kepada dakwah, menimbulkan
kekacauan dari waktu ke waktu, seolah-olah mereka merasa aman dari makar Alloh;
ون﴾ ]العراف: ارس م ال ر الل إاله ال ؼو ر الل فال يل من مؽ [99﴿ أفلمـوا مؽ
"Apakah mereka merasa aman dari makar Alloh, maka sesungguhnya tidak ada
yang merasa aman dari makar Alloh kecuali orang-orang yang rugi." (QS. Al
A'rof:99)
Mengapa kalian membuat kekacauan terhadap dakwah, terhadap suatu
kebaikan dan menjadi penyebab timbulnya fitnah. Demikian juga Al Wushobiy, pergi
berkeliling dunia, mencela, mencaci-maki, mengkafirkan, membid'ahkan dan justru
55
kalian bersepakat dengannya pada perkara-perkara yang akan membahayakan
kalian dan membahayakan dakwah, sedangkan Alloh azza wa jalla telah berfirman:
ا يره﴾ ]الزلزلة: ة ش ا يره ومن يع ؿل مث ؼال ذره خر ة [8 -7﴿فؿن يع ؿل مث ؼال ذره
“Maka barang siapa beramal dengan kebaikan seukuran dzarroh, pasti dia akan
melihatnya dan barang siapa beramal dengan kejelekan seukuran dzarroh, pasti
dia akan melihatnya” (QS. Al Zalzalah:7-8)
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan pemisahan diri ini
disertai dengan tahdzir Asy Syaikh Yahya agar orang-orang jangan menghadiri
ceramah-ceramah masyayikh”
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Orang-orang meninggalkan kalian menurut
kemauan mereka sendiri dan saya tidak pernah mengatakan jangan kalian
menghadiri mereka, akan tetapi orang-orang meninggalkan mereka menurut
kemauan sendiri karena mereka merasa jengkel terhadap tingkah laku kalian ini
tanpa perlu bagi saya untuk mentahdzir. Karena dosa-dosa itu membawa dampak
yang jelek baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana kalian tahu.
Maka segeralah bertaubat –semoga Alloh memberi taufiq kepada Anda
sekalian– dari memusuhi Dammaj, Anda akan melihat dengan izin Alloh manusia
menghadap kepada Anda sekalian sebagaimana dahulu, bahkan lebih dari itu.
Karena siapa saja yang menghadap kepada Alloh maka Alloh akan menghadap
kepadanya, dan ubun-ubun semua hamba ada di tangan Alloh azza wa jalla.
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Tahdzir Asy Syaikh Yahya
agar orang-orang jangan menghadiri ceramah-ceramah masyayikh tersebut tadi”.
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Saya katakan: tuduhan ini yang ditujukan kepada
saya bahwa saya menyerukan untuk memisahkan diri, tidak benar, ini salah. Dan
56
malzamah (tulisan) ini mengandung perkara yang tidak jujur, sebagaimana anda
lihat sendiri.”
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan pemisahan diri itu
terjadi pada tahun 4149 H."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "maksudnya dari tahun itu sampai sekarang,
sementara saya belum pernah mengajak untuk memisahkan diri dan tidak akan
pernah mengajak kepadanya insyaAlloh, sampai mereka kembali ke jalan mereka
yang benar dan semoga Alloh memberikan penghormatan pada mereka, adapun bila
mereka pergi menjauh, pergi dengan tanpa hujjah.
Bila Alloh menghadapkan hati-hati kalian kepada kebenaran, maka marilah,
tapi apabila kalian mau memisahkan diri, maka memang kalian sendiri yang
menginginkannya. Dan Alloh azza wa jalla berfirman:
مـون﴾ ]التوبة ى الل عؿؾؽم ورسوله واد م ؿؾوا فسر [203:﴿وقل اع
“Dan katakanlah: beramallah kalian, maka niscaya Alloh akan melihat amal
perbuatan kalian, juga rosulnya dan kaum mukminin” (QS. At Taubah:175)
Demi Alloh kalau kalian ditimpa fitnah dari Rofidhoh, niscaya kalian akan
melihat saya termasuk orang yang pertama kali berteriak untuk membela kalian.
Saya tidak pernah memisahkan diri dari kalian, sementara kalian memisahkan
diri dari kami sampaipun di hadapan musuh, di depan Rofidhoh, darah-darah kami
tertumpahkan, nyawa kami melayang, sementara itu di antara kalian ada yang
berkata: "Mereka telah meleleh". Dan pada saat hari-hari terjadinya hishor
(pengepungan Dammaj) sebagian dari kalian ada yang mengisi muhadhoroh di
Shon'a tentang hijab bagi wanita, maka sebagian yang hadir berkata: "Ahlus sunnah
akan mati karena kelaparan dan pembunuhan, sedangkan orang ini tidak
menyinggungnya walaupun hanya sekedar penyebutan!! Mengisi muhadhoroh
57
tentang hijab wanita, wanita telah berhijab, meskipun dia tidak memberi ceramah
tentang hijab apakah kemudian menjadi tak berhijab."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Pada tahun 4141 H Asy
Syaikh Al Buro'iy, Adz Dzammariy dan Al Imam pergi haji, kemudian mereka duduk
bersama Asy Syaikh Robi', mereka meminta beliau untuk menyuruh para pengurus
situs "Wahyain" untuk menarik ucapan yang mencela Asy Syaikh Yahya dan
menahan diri dari itu. Maka Asy Syaikh Robi' mengajak mereka berbicara, lalu
mereka menutupnya sementara waktu dengan jengkel, karena mereka berkata:
"Kalian memerintahkan satu pihak untuk menutup situs, tapi pihak yang lain tidak
kalian suruh demikian." Dan kehendak para masyayikh dengan itu adalah untuk
meringankan perselisihan. Akan tetapi tiada hasilnya! kemudian mereka kembali
membuka situsnya beberapa bulan setelah itu"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Berkaitan dengan situs, situs ini (Wahyain) muncul
dalam rangka melawan al haq. Ini adalah sebuah situs yang mengikuti kelompok
yang memilikinya, oleh karena itu situs ini harus dihapuskan. Adapun situs yang
dibuat dalam rangka menolong agama Alloh azza wa jalla dan menolong kebenaran,
bagaimana bisa disuruh untuk membubarkan diri, ini tidak benar."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan setelah itu, Asy Syaikh
Robi' mengkritik Al Hajuriy, berkata tentangnya dan tentang orang-orang yang
fanatik kepadanya: "Mereka berjalan di atas jalan Haddadiyyah."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ini adalah perkataan yang batil, dan telah saya
bantah –segala puji hanya milik Alloh– dengan bantahan yang jelas dan gamblang
bagi orang yang menginginkan kebenaran dan mengagungkannya.
keberadaan bantahan-bantahan terhadap orang yang berbuat salah tidak
membahayakan dakwah sama sekali, baik bantahan terhadap orang besar ataupun
kecil, terhadap seorang alim atau seorang yang bodoh. Yang mengatakan selain itu
58
maka dia telah menyelisihi jalan Asy Syaikh Robi' dan selain beliau dalam
membantah. Beliau dahulu membuat bantahan kepada beberapa orang, sementara
waktu itu ada Asy Syaikh Ibnu Bazz, beliau menjelaskan kesalahan mereka, dan
kesudahan yang baik adalah untuk yang bertaqwa.
Sekarang kita melihat kesalahan pada diri Asy Syaikh Robi' dalam mencerca
kami. Kita melihat adanya sikap ghuluw, barangkali itu merupakan salah satu dari
pengaruh yang kalian berikan pada beliau atau beliau yang mempengaruhi kalian."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan pada kesempatan lain
beliau berkata: "Mereka adalah Haddadiyyun."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Muhammad Al Imam mengulang-ulang perkataan
ini, seolah-olah dia senang dengannya. Perkataan yang diucapkan oleh Asy Syaikh
Robi' ini adalah batil, dan telah saya bantah."
Asy Syaikh Robi' pernah berkata kepada Anda: "Tinggalkan falsafah," apakah
kemudian kita menghukumi Anda sebagai seorang ahli filsafat, sedangkan ahli
filsafat adalah sejelek-jelek ahlul ahwa.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab "Ar Roddu 'alal
Manthiqiyyin" sebagaimana dinukil dalam "Majmu' Al Fatawa" (681/6): "Ya'qub Al
Kindiy adalah seorang filosof (ahli filsafat) Islam di zamannya, maksudku filosof yang
ada dalam agama Islam, bagaimana tidak demikian, sedangkan orang-orang ahli
filsafat tidak termasuk dari kaum muslimin."
Ya'qub bin Ishaq yang disebutkan dengan sifat demikian ini, berkata adz
Dzahabi tentangnya di kitab "As Siyar" dan juga Al Hafidz di kitab "Lisanul Mizan" :
"Dia adalah seorang yang tertuduh dalam agamanya".
59
Beliau juga mengatakan kepada Abdul 'Aziz Al Buro'iy: "Tinggalkan hizbiyyah"
atau "Ini adalah hizbiyyah," apakah kemudian Anda mengatakan bahwa beliau ini
Hizbiy?
Adanya perkataan kepada Anda "tinggalkan falsafah" maksudnya adalah
bahwa ini merupakan larangan bagi Anda dari apa yang Anda lakukan dan terjatuh
padanya. Dan kenyataannya –demi Alloh– ini memang merupakan jarh yang keras
bagi kalian berdua, Anda dan Abdul 'Aziz Al Buro'iy, dan jarh yang mengenai Anda
lebih keras.
Sedangkan kata Haddadiy bila dibandingkan dengan jarh yang mengenai Anda
ini bagaikan langit, karena Anda sekarang dituduh dengan suatu pemikiran filsafat
dan telah Anda lihat sendiri apa hukum ulama bagi ahli filsafat.
Sementara perkataan beliau ini "haddadiyyah", pernah beliau cabut pada
hari-hari yang telah lewat , ketika beliau berkata: "Telah berakhir semua yang terjadi
antara saya dengan Asy Syaikh Yahya sampai selama-lamanya." Kalau memang saya
memiliki pemikiran haddadiyyah, mengapa bisa berakhir?! Dan inipun sebenarnya
tidak boleh bagi beliau (untuk mengatakan bahwa Asy Syaikh Yahya Haddadiy, pent)
tidak pula bagi selain beliau, akan tetapi itu merupakan hal yang muncul di dalam
hati kemudian hilang, lalu setelah itu para pengadu domba kembali kepada beliau
dan mengembalikan perasaan itu beserta yang semisalnya.
Beliau sendiri telah membela kebaikan ini dalam permasalah Abul Hasan
ketika dia menuduh kami dengan tuduhan haddadiyyah.
Permasalahannya adalah pada kalian ada tujuan-tujuan yang menjadikan
kalian menunggu-nunggu apa saja yang bisa dipakai untuk menikam kami walaupun
dari Rofidhoh! Permasalahan sebenarnya adalah masalah Al 'Adaniy, jangan kalian
mengangkatnya melebihi kadar pembicaraan, sesuatu yang batil itu batil."
61
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Maka Asy Syaikh Yahya
membantah beliau dengan bantahan-bantahan yang menambah fitnah"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Bantahan-bantahan yang benar tidak akan
menambah fitnah, bahkan meredamnya, menurut orang yang mempunyai akal
pikiran dan menginginkan kebenaran.
Adapun menurut Anda, itu menambah fitnah. Keyakinan seperti ini
menyelisihi jalan salaf. Bantahan ilmiyah itu bermanfaat. Betapa banyak –bila saya
hitungkan untuk Anda– bantahan-bantahan ahlul ilmi sejak dulu sampai sekarang,
apakah mereka yang membuat bantahan-bantahan tersebut menurut Anda
menambah fitnah atau justru menutup celah, dan menjadi nasehat untuk
ummat?!!"
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Menambahi fitnah, karena
di dalamnya ada sikap berlebihan"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ini tidak benar, ini bantahan-bantahanku, tidak ada
padanya sikap berlebihan, telah dibaca oleh orang-orang yang bersikap adil, dan
masih terus tersebar. Maka buktikanlah bagi saya mana sikap berlebihan dalam
bantahan saya ini, sampai orang-orang mengetahui bahwasanya engkau berbicara
dengan ilmu."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Sementara para masyayikh
di Yaman mengharapkan agar Asy Syaikh Yahya memperbaiki jalannya."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Tidak ada pada Anda kecuali sebatas taqlid
terhadap apa yang dikatakan oleh Asy Syaikh Robi', ketika beliau berkata bahwa
saya wajib untuk dipaksa merubah alur jalan saya ini. Seperti yang disebutkan dalam
hadits Al Baro –rodhiyallohu 'anhu– "Saya mendengar orang mengatakan sesuatu
maka sayapun ikut mengatakannya"
63
Dan orang yang yang mendorong kalian dengan keras dalam menyerang kami
dengan ucapan-ucapan ini menginginkan agar kalian memisahkan diri, dan dia akan
mendatangkan bahaya bagi kalian lebih besar daripada manfaat diberikannya pada
kalian. Dan Anda telah menisbatkan ini kepada masyayikh. Dan aku telah
menjelaskan pada Anda sekalian benarnya jalanku, dan saya jelaskan jeleknya
jalanmu, dan bahwasanya jalanku lebih benar daripada jalanmu sebelum ini dan
setelahnya. Dan aku telah menyebutkan perbandingan antara jalanku dan jalanmu,
sama saja bersama rofidhoh, atau bersama hizbiyyin dan para pengikut jam'iyyat,
dan yang selain itu.
ؾؿون﴾ ]الكعام: ن إن كـ تم تع م أحق بال [82﴿فلي ال ػريؼني
"Maka manakah dari dua kelompok itu yang paling berhak untuk mendapatkan
keamanan, bila kalian mengetahui" (QS. Al An'am:84)
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan telah berbicara fulan,
dan telah berbicara fulan …" sampai akhir pembicaraan.
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Hendaknya dikatakan juga: "Dan telah berbicara
Abdulloh Al Bukhoriy bahwa Asy Syaikh (Muqbil) –rohimahulloh– adalah seorang
khorijiy (pengikut Khowarij)." Dan salah satu siasat kalian "yang bermanfaat dan
patut dihargai" adalah kalian justru menziarahinya setelah dia melontarkan
ucapannya ini. Sehingga saya tidak mengerti apa sebenarnya anggaran dasar yang
kalian tempuh ini, yaitu bahwa jadilah orang yang menghadang dakwah, pihak yang
membantah dia berarti sebuah kesalahan, sementara mendekatkan diri kepadanya
adalah suatu hikmah!
Apakah bantahan-bantahan dan semua tingkah laku kalian yang batil tidak
membahayakan dakwah? Cukuplah untuk menafsirkan itu pengakuan Anda
terbebas dari kesalahan karena apa yang kalian lakukan demi memusuhi kebaikan
62
ini dan lontaran lafadz-lafadz yang tidak memakai aturan dalam membid’ahkan
disertai dengan isyarat kepada pengkafiran dari sebagian yang lain, dan tindakan-
tindakan mengherankan yang lain!.
Kemudian bersamaan dengan adanya kesalahan-kesalahan yang jelas ini,
Muhammad Al Imam memberikan komentar dalam pernyataan dia sebelum ini:
“Tidak mungkin kesepakatan orang sebanyak ini salah ataupun keliru.” Entah dia ini
tidak tahu atau pura-pura tidak tahu tentang kaidah syar’iyyah mengenai hadits
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam:
تي عذ ضاللة تؿع أمه ال ت
“Ummatku tidak bersepakat di atas kesesatan”
Oleh karena itu dia dengan kebodohan dan hawa nafsu menempatkan dalil-
dalil yang berkaitan dengan ijma’ ummat ini kepada kesalahan yang jelas yang
dilakukan oleh sebagian mereka. Demi Alloh ini adalah kebodohan, ghuluw dan
menyeret dalil tidak pada tempatnya, serta menipu orang-orang yang terperdaya
dengan pengetahuan yang membinasakan ini.
Bukti yang paling kuat tentang salahnya kesepakatan kalian ini dan tidak
terjaganya kalian dari kesalahan, apa yang dikandung oleh kitab “ Al Ibanah” berupa
kesalahan-kesalahan dalam masalah ilmiyah yang penting.
Dan juga kesalahan kalian tentang tidak adanya jihad melawan Rofidhoh demi
membela agama, jiwa dan harga diri. Kemudian apakah penyelisihan kalian terhadap
ulama tentang adanya jihad melawan Rofidhoh di Kitaf, apakah dengan begitu masih
dikatakan ijma’ dan apakah pengakuan akan terjaganya kalian dari kesalahan, masih
bersama kalian ataukah sudah terbatalkan?!!
63
Dan apakah jatuh bangunnya Anda –semoga Alloh memberi hidayah– dan
orang-orang yang bersama anda dalam ke dalam hizbiyyah yang telah lewat
merupakan bukti terjaganya anda dari kesalahan?
Kemudian termasuk dari hal yang bertolak belakang adalah uraian
Muhammad Al Imam tentang apa yang terjadi dari Al 'Adaniy di Dammaj dan
bahwasanya mereka ingin agar dia mengajukan udzur di Dammaj pada masa yang
akan datang dan bahwasanya mereka menuntut dia di pertemuan Ma'bar dengan
beberapa perkara, demikian juga di Hudaidah dengan beberapa perkara yang
semuanya itu menghasilkan kesimpulan bahwa mereka mengetahui bahwa dia
adalah pembuat fitnah, disertai dengan perkataan mereka yang tersebar berkenaan
dengan fitnahnya, juga pada fitnah 'Ubaid, dan permintaan maaf mereka atas
ucapan Muhammad bin Abdil Wahhab dan sebagainya.
Kemudian di akhir "Ikhtishor"nya ini dia berkata: "Dan sungguh perselisihan
yang dipimpin oleh Al Hajuriy ini telah menyertainya beberapa permasalahan."
Dia menjadikan saya inilah yang memimpin perselisihan tersebut, ini menurut
orang yang mempunyai ilmu merupakan suatu kebohongan yang jelas atau
pembangkangan terhadap kebenaran dan kenyataan, sebagaimana ditunjukkan oleh
firman Alloh ta'ala:
رت أب صاركا م سؽ رجون لؼالوا إكه مء فظؾوا فقه يع ـا عؾق فم بابا من السه م ﴿ ولو فتح ن قو بل كح
حورون﴾ ]الجر: [23-21مس
"Dan seandainya kami bukakan atas mereka sebuah pintu di langit kemudian
mereka naik ke arahnya, niscaya mereka mengatakan, "Hanyalah mata kita yang
tertutup, atau bahkan kita adalah orang-orang yang disihir" (QS. Al Hijr:41-41)
Mereka pura-pura lupa dengan firman Alloh ta'ala:
64
ؾؿون﴾ ]الكعام ف تع تؼر وسو ؽل كبن مس [67: ﴿ل
"dan bagi setiap berita ada tempatnya, dan pasti kalian akan mengetahuinya"
(QS. Al An'am:6)
Ibnu Jarir –rohimahulloh– berkata: "Bagi setiap berita ada tempatnya, yaitu
tempat yang dia berdiam di dalamnya, dan batas akhir yang dia berhenti
padanya, sehingga menjadi jelas kebenaran dan kejujurannya dari kebohongan
dan kebatilannya."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dia membuka peluang bagi
para muridnya untuk mengkritik para masyayikh tersebut, dan terhadap yang
lainnya dalam bentuk syair ataupun prosa."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "jawabannya: Kalau saudara-saudaraku telah
membuat bantahan dengan dasar ilmu dan memakai nama yang jelas, membantah
kebodohan dan kedholiman hizb (kelompok) itu dan orang-orang yang fanatik
terhadapnya, sedangkan kalian telah menyebarkan dan ridho terhadap tersebarnya
tulisan orang-orang yang tak dikenal, tidak diketahui siapa mereka dan bagaimana
mereka, menulis dengan perkataan-perkataan dusta, dan membuat fitnah terhadap
dakwah ini, maka mengapa diingkari apa yang ditulis oleh para tokoh sunnah yang
dikenal, masyayikh di bidang ilmu, orang-orang yang mulia, yang pada sebagian
mereka keutamaan yang tidak dimiliki oleh Anda?! Kemudian Anda mengiyakan apa
yang ditulis oleh para perusak, yang melampaui batas dalam kedholiman lagi tak
dikenal?!
Dan siapa yang berhak untuk mencegah para da'i yang mengajak kepada
Alloh, dikenal sejak zaman syaikh kami –rohimahulloh– sebelum dan sesudah beliau,
untuk mengingkari kemungkaran yang dia lihat atau dia saksikan atau dia dengar?!
Sebagaimana disebutkan dalam hadits shohih dari Abi Sa'id Al Khudriy –rodhiyallohu
65
'anhu– yang diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya, beliau berkata: Rosululloh –
shollallohu 'alaihi wa sallam– berkata:
ـعنه أحدكم هق بة الـهاس أن يؼول يف حق إذا رآه، أو شفده أو سؿعه » «ال يؿ
"Jangan sekali-kali ketakutan kepada manusia mencegah salah seorang dari
kalian untuk menyampaikan kebenaran apabila melihatnya atau menyaksikan
atau mendengarnya."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Yang menunjukkan
bahwasanya mereka itu bergelut dalam medan perang untuk menjatuhkan para
ulama."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Sifat seperti ini yang lebih berhak menyandangnya
adalah Al 'Adaniy dan orang yang fanatik dengannya, karena merekalah yang
memulai peperangan ini, dengan tujuan untuk meruntuhkan ilmu ini dan
menjatuhkan para penyandangnya. Dan telah lewat penyebutan beberapa
contohnya, yang mana semua itu mementahkan tuduhan dusta ini.
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Di sela-sela tenggang waktu
perselisihan, tidak dihasilkan bahwasanya Asy Syaikh Yahya menerima nasihat
dari para masyayikh dalam bab apapun dari pintu-pintu perdamaian."
Jawab Asy Syaikh Yahya: "perkataan ini adalah pengulangan dari yang telah
lewat penjelasan terhadap talbis (pengkaburan fakta) Muhammad Al Imam
padanya.
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Al Hajuriy mengkritik dan
membicarakan sejumlah besar dari penuntut ilmu mustafidin dikarenakan mereka
tidak mencocokinya dalam langkah perjalanannya tersebut."
66
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Bahkan sebaliknya, para thullab itu, sebenarnya
kalian mempunyai andil dalam fitnah mereka dan dalam membangkitkan mereka
untuk memberontak kepada pengajar mereka, dan kepada ma'had yang mereka
belajar di situ, baik dengan cara harta yang menggiurkan atau dengan masukan-
masukan yang merusak. Maka hendaklah kalian memikul dosa kesesatan mereka.
Adapun orang yang membicarakan mereka, tidaklah membicarakan kecuali dengan
sebab timbulnya kejelekan dari mereka."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Orang-orang yang fanatik
terhadap Al Hajuriy menanamkan perselisihan tersebut di antara Ahlussunnah di
berbagai penjuru dunia, yang menyebabkan timbulnya bahaya terhadap
Ahlussunnah dan perpecahan di tengah-tengah mereka"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Berdasarkan apa yang telah lewat, baik di sini
ataupun selain di sini, diketahui bahwa Muhammad Al Imam telah berdusta dalam
ucapannya ini, bahwa sayalah yang menanamkan fitnah, dengan kedustaan yang
jelas. Bahkan salah satu penyebab semakin maraknya fitnah ini adalah fanatik
mereka dan pembelaan mereka mati-matian terhadap kebatilan. Dan juga
pembuatan kaidah manhaj dalam kitab "Al Ibanah" yang dia anggap setingkat
dengan shohih Al Bukhoriy, sehingga dijadikan sebagai manhaj yang penting untuk
dipelajari dan demikian seterusnya, sebagaimana termaktub di muqoddimah kitab
tersebut."
Pembaca risalah: Asy Syaikh Al Imam berkata: "Dan telah diketahui
bahwasanya ketergelinciran itu jika menyebabkan tergelincirnya orang alim, dia
harus diperingatkan darinya. Maka bagaimana dengan orang yang mengambil
suatu manhaj yang menyelisihi apa yang para ulama dulu dan sekarang ada di
atasnya, berwala dan bermusuhan dikarenakannya, bukankah tahdzir
terhadapnya dan terhadap manhajnya itu lebih pantas dan lebih utama"
67
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Ini merupakan bantahan bagi dirinya sendiri tanpa
dia sadari. Maka dengan begitu dia telah meruntuhkan landasan-landasannya
tersebut yang menyelisihi kebenaran telah dijadikan sebagai manhaj. Adapun saya,
telah lewat penjelasan tentang bersihnya jalan yang saya tempuh, demikian juga
tentang tuntutan terhadap beberapa kesalahan besarnya."
Jawab Asy Syaikh Al Imam: "Sebagai penutup, aku menasihati saudara-
saudaraku Ahlussunnah secara umum …. dan taat secara sempurna kepada nash-
nash syariat yang putih, dan kembali kepada orang yang Alloh perintahkan kita
untuk rujuk kepada mereka, dan mereka itu adalah ahlul ilmi, terutama ketika
terjadi fitnah-fitnah, dan mengambil nasihat-nasihat mereka dan pengarahan-
pengarahan mereka"
Jawab Asy Syaikh Yahya: "Di mana Anda menempatkan nasehat ini pada diri
Anda sendiri di banyak kejadian? Di antaranya: nasehat ulama kepada kalian
berkaitan dengan jihad melawan Rofidhoh di Kitaf? Juga penyimpangan Anda dari
nasehat Asy Syaikh (Muqbil) –rohimahulloh– dalam permasalahan-permasalahan
yang lampau, sehingga beliau berbicara tentang Anda dengan perkataan yang telah
kami nukilkan di depan dari kitab "Tuhfatul Mujib" dan banyak lagi permasalahan
yang lain.
Sampai di sini,
ػرك وأتوب إلق ك تغ ت، أس فد أن ال إله إاله أك دك، أش فمه وبحؿ سب حاكك الؾه
Yahya bin Ali Al Hajuriy
(26 Jumadil Ula 1434 H)