peningkatan keterampilan senam lantai guling ......lapangan multiguna yg digunakan untuk bola...
TRANSCRIPT
2 1
PENINGKATANKETERAMPILANSENAMLANTAIGULINGDEPANDANGULINGBELAKANGMENGGUNAKANMEDIAVIDEOPADASISWAKELASXITKJSMKNEGERI10MALANG
TAHUNAJARAN2018/2019
AizaNirmalaHasan*
Abstrak: Hasil pengamatan awal siswa kelas XI TKJ 4 SMK Negeri 10 Malang diketahui persentaseketuntasanpadagulingdepanhanya40%danpadagulingbelakanghanya20%.Tujuanpenelitianuntukmeningkatkanketerampilansenamlantaigulingdepandangulingbelakangmenggunakanmediavideosiswa kelas XI TKJ SMK Negeri 10Malang Tahun Ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan adalahpenelitiantindakankelas(PTK).Hasilpenelitianiniditandaidenganpeningkatanpadapertemuanpertamasiklus1hasilevaluasilembarkerjadidapatkannilairata-ratasiswa80,1danpertemuanpertamasiklus2hasilevaluasilembardidapatkannilairata-ratasiswa91,9.Gulingdepansiklus1mengalamipeningkatanpersentase83,3%dansiklus2persentase86,6%.Sedangkan,gulingbelakangsiklus1memilikipersentase40%.Kemudiansetelahmelanjutkankesiklus2memilikipersentase83,3%.Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenggunaanmediapembelajaranmenggunakanvideodapatmeningkatkanhasilpsikomotor(keterampilan)senamlantaigulingdepandangulingbelakangpadasiswakelasXITKJ4diSMKNegeri 10 Malang. Saran peneliti bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar dapatmenggunakanmediapembelajaranvideountukdapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
KataKunci:PeningkatanKeterampilan,SenamLantai,GulingDepan,GulingBelakangMediaVideo.
PENDAHULUAN
Di zaman ini, perkembangan dunia
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
yang demikian sangat mengagumkan telah
dapat membawa manfaat yang sangat luar
biasabagikemajuanperadabanumatmanusia
di bumi ini. Meskipun ada kelemahan dari
kemajuan IPTEK, namun hal ini sekarang
seolah diabaikan oleh manusia, fakta yang
terjadidilapangantidakdipungkirilagiIPTEK
dikembangkan setiap detik dan waktu dan
banyak pula pengaruhnya dalam kehidupan
dimuka bumi ini. Macam-macam pekerjaan
yangsebelumnyamenuntutkemampuan�isik
yang cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat-perangkat mesin
yang berteknologi tinggi seperti komputer,
video,kendaraan,tablet,handphone,danlain
sebagainya. Salah satu perkembangan dunia
IPTEK yakni bahwa adanya pemanfaatan
media internet yang saat ini sangat penting
terutamadalamhalpenyebaraninformasidan
sumber pengetahuan. Pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan adalah salah satu
bidang yang tidak luput dari pemanfaatan
IPTEK yakni komputer dan video. Bahkan
perludiketahuibahwahubunganvideodalam
olahragasudahadasejaktahun1960.Sebagai
peralatanolahraga,pengobatan,dansimulasi
o lahraga adalah sa lah satu contoh
diantaranya.
Perkembangan IPTEK yang sangat
pesatnya telah membawa kita ke dalam
manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradabanumatmanusiadiberbagaiaspek,
tidak terkecuali dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dalamrealitayangterjadimasihadadiantara
guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan yang menerapkan pembelajaran
tanpa memberdayakan potensi yang
dimilikinya secara utuh, sertamasih sedikit
dalam menggunakan media dan sumber
belajar yang ada, sementara materi-materi
dalam pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dilakukan tidak hanya di dalam
ruangankelasyangdalamartiteorimelainkan
2 3
juga praktek di lapangan. Hal ini akan
menyebabkanpembelajaranmenjadikurang
efektif dan e�isien. Padahal dengan
menggunakan media yang ada sebagai
dampak dari perkembangan IPTEK maka
siswaakanlebihmudahmemahamiapayang
disampaikanolehgurusehinggaakantercipta
pembelajaran yang efektif dan e�isien.
Misalnya, dengan memanfaatkan alat
pengukur ketahanan berlari setelah siswa
mengetahuiteoritentangalattersebut.Guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan salah satu komponen utama
dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu,
berusahamemahamitantangandanmasalah
yang akan dihadapi oleh guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan pada masa
depan merupakan upaya yang baik untuk
mengembangkan profesionalisme guru
pendidikanjasmaniolahragadankesehatandi
zamanglobalisasi.
Pada tanggal 13 Agustus 2018
dilakukan pengamatan awal hasil pem-
belajaransiswakelasXITKJdiSMKNegeri10
Malang, Jl.RayaTlogowaru,Kedungkandang,
Malang. Dari hasil pengamatan awal dan
wawancaradengangurupendidikanjasmani
olahraga dan kesehatan kelas XI TKJ SMK
Negeri 10 Malang mengenai hasil belajar
siswadalammaterisenamlantaididapatdata
bahwamasihbanyaksiswayangmemperoleh
nilai rendah di bawah KKM terutama pada
materisenamlantaigulingdepandanguling
belakang.Gurupendidikan jasmaniolahraga
dankesehatanselamainimemberikanmateri
senam lantai dengan menggunakan metode
demonstrasi dan pembelajaran siswa lebih
banyak melakukan pembelajaran tahapan
gerakan secaramandiri denganwaktu yang
sedikit atau kurang ini menyebabkan siswa
sangatsulitmemahamitiaptahapgerakannya
dan takut untuk melakukannya. Dari hasil
pengamatan tentang sarana dan prasarana
yangtersediadisekolahuntukpembelajaran
pendidikanjasmaniolahragadankesehatandi
SMKNegeri 10Malang hanyamemiliki satu
lapanganmultigunaygdigunakanuntukbola
basket, futsal, dan bola voli ditambah lagi
adanya siswa kelas X dan XI yang sedang
melakukanpembelajaranpendidikanjasmani
olahraga dan kesehatan denganwaktu yang
bersamaan dan tidak adanya ruangan
serbaguna untuk membantu pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
untuk pembelajaran senam lantai hanya
tersedia 2matras padapembelajaran guling
depan dan guling belakang dengan metode
pembelajaranyangdigunakanolehgurumata
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan ini sangat menghambat karena
keterbatasan waktu pembelajaran sehingga
tidak seluruh siswa maksimal untuk me-
lakukanpembelajaranini,diperparahdengan
enggannya beberapa siswi perempuan yang
melakukan pembelajaran guling depan dan
guling belakang karena takut, sedangkan
metode pembelajaran guru mengharuskan
siswa melakukan pembelajaran tahapan
gerakan yang dicontohkan secara sendiri-
sendiri. Dari permasalahan yang telah
dikemukakandiatasmakadiperlukanmetode
atauvariasiyangcocokdisetiappembelajaran.
Salah satunya dengan menggunakan alat
bantu berupa video yang setiap tahapan
gerakan pada pembelajaran senam lantai
guling depan dan guling belakang. Dengan
melaksanakan proses pembelajaran meng-
gunakan alat bantu, diharapkan akan dapat
memberikan suatu pembaharuan dalam
proses pembelajaran serta memungkinkan
siswa-siswiuntukmenjadilebihmudah,lebih
cepat, lebih bermakna, efektif, dan me-
nyenangkan dalam mempelajari materi
senam lantai guling depan dan guling
belakangyangdiberikanguru.
Berdasarkan latar belakang masalah
yangtelahdisajikan,rumusanmasalahdalam
penelitian ini adalah: 1) Bagaimana upaya
untuk meningkatkan keterampilan senam
lantai guling depan dengan mengunakan
mediavideosiswakelasXITKJSMKNegeri10
Malang Tahun Ajaran 2018/2019; 2)
Bagaimana upaya untuk meningkatkan
keterampilan senam lantai guling belakang
denganmengunakanmediavideosiswakelas
XITKJ SMKNegeri10MalangTahunAjaran
2018/2019.
Berdasarkanrumusanmasalah,maka
tujuan penelitian ini adalah untuk me-
ningkatkanketerampilansenamlantaiguling
depan dan guling belakang menggunakan
mediavideosiswakelasXITKJSMKNegeri10
MalangTahunAjaran2018/2019.
Manfaat dalam pendidikan baik
secara teoritis dan praktis. Adapunmanfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Manfaatteoritis.Hasildaripenelitianinidapat
menjadi referensi yang berarti untuk
kemajuan media pembelajaran di bidang
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
khusunyauntuksiswasekolahmenengahatas
maupun sekolah menengah kejuruan; 2)
Manfaat praktis: a) Bagi Siswa: Dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan
guling depan dan guling belakang senam
lantai siswa SMKNegeri 10Malang; b)Bagi
Guru: Sebagai masukan untuk dijadikan
pedoman guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan SMK Negeri 10Malang akan
pentingnyapenggunaanmediapembelajaran
video dalam meningkatkan keterampilan
guling depan dan guling belakang materi
senamlantai;c)BagiSekolahSMKNegeri10
Malang:Penelitianinidapatdijadikansebagai
bahan referensi bagi pembina sekolah
mengenai peningkatan keterampilan senam
lantai guling depan dan guling belakang
mengunakanmediavideopadasiswakelasIX
SMK Negeri 10 Malang; d) Bagi Prodi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Malang:Penelitianinidapatdijadikansebagai
bahan referensi, kajian teori, maupun
kepustakaan guna memberikan bekal
informasi kepada mahasiswa Fakultas Ilmu
KeolahragaanUniversitasNegeriMalangyang
ingin meneliti keterampilan senam lantai
guling depan dan guling belakang; e) Bagi
Peneliti: Menambah wawasan dan pe-
ngetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih
lanjut.
Berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Senam Lantai Guling Depan dan Guling
BelakangMenggunakanMediaVideopada
SiswaKelasXITKJSMKNegeri10Malang
TahunAjaran2018/2019”.
KAJIANTEORI
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
Menurut (Syarifuddin, 1997:3)
“Pendidikanjasmaniolahragadankesehatan
adalah proses intraksi antara siswa yang
dikeolah melalui aktivitas jasmani dalam
upaya membentuk manusia seutuhnya”.
Menurut (Sulistyorini,1990:10)“Pendidikan
jasmaniolahragadankesehatanadalahsuatu
proses pendidikan seorang sebagai pe-
rorangan maupun angota masyarakat yang
dilakukansecarasadardansistematismelalui
2 3
juga praktek di lapangan. Hal ini akan
menyebabkanpembelajaranmenjadikurang
efektif dan e�isien. Padahal dengan
menggunakan media yang ada sebagai
dampak dari perkembangan IPTEK maka
siswaakanlebihmudahmemahamiapayang
disampaikanolehgurusehinggaakantercipta
pembelajaran yang efektif dan e�isien.
Misalnya, dengan memanfaatkan alat
pengukur ketahanan berlari setelah siswa
mengetahuiteoritentangalattersebut.Guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan salah satu komponen utama
dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu,
berusahamemahamitantangandanmasalah
yang akan dihadapi oleh guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan pada masa
depan merupakan upaya yang baik untuk
mengembangkan profesionalisme guru
pendidikanjasmaniolahragadankesehatandi
zamanglobalisasi.
Pada tanggal 13 Agustus 2018
dilakukan pengamatan awal hasil pem-
belajaransiswakelasXITKJdiSMKNegeri10
Malang, Jl.RayaTlogowaru,Kedungkandang,
Malang. Dari hasil pengamatan awal dan
wawancaradengangurupendidikanjasmani
olahraga dan kesehatan kelas XI TKJ SMK
Negeri 10 Malang mengenai hasil belajar
siswadalammaterisenamlantaididapatdata
bahwamasihbanyaksiswayangmemperoleh
nilai rendah di bawah KKM terutama pada
materisenamlantaigulingdepandanguling
belakang.Gurupendidikan jasmaniolahraga
dankesehatanselamainimemberikanmateri
senam lantai dengan menggunakan metode
demonstrasi dan pembelajaran siswa lebih
banyak melakukan pembelajaran tahapan
gerakan secaramandiri denganwaktu yang
sedikit atau kurang ini menyebabkan siswa
sangatsulitmemahamitiaptahapgerakannya
dan takut untuk melakukannya. Dari hasil
pengamatan tentang sarana dan prasarana
yangtersediadisekolahuntukpembelajaran
pendidikanjasmaniolahragadankesehatandi
SMKNegeri 10Malang hanyamemiliki satu
lapanganmultigunaygdigunakanuntukbola
basket, futsal, dan bola voli ditambah lagi
adanya siswa kelas X dan XI yang sedang
melakukanpembelajaranpendidikanjasmani
olahraga dan kesehatan denganwaktu yang
bersamaan dan tidak adanya ruangan
serbaguna untuk membantu pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
untuk pembelajaran senam lantai hanya
tersedia 2matras padapembelajaran guling
depan dan guling belakang dengan metode
pembelajaranyangdigunakanolehgurumata
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan ini sangat menghambat karena
keterbatasan waktu pembelajaran sehingga
tidak seluruh siswa maksimal untuk me-
lakukanpembelajaranini,diperparahdengan
enggannya beberapa siswi perempuan yang
melakukan pembelajaran guling depan dan
guling belakang karena takut, sedangkan
metode pembelajaran guru mengharuskan
siswa melakukan pembelajaran tahapan
gerakan yang dicontohkan secara sendiri-
sendiri. Dari permasalahan yang telah
dikemukakandiatasmakadiperlukanmetode
atauvariasiyangcocokdisetiappembelajaran.
Salah satunya dengan menggunakan alat
bantu berupa video yang setiap tahapan
gerakan pada pembelajaran senam lantai
guling depan dan guling belakang. Dengan
melaksanakan proses pembelajaran meng-
gunakan alat bantu, diharapkan akan dapat
memberikan suatu pembaharuan dalam
proses pembelajaran serta memungkinkan
siswa-siswiuntukmenjadilebihmudah,lebih
cepat, lebih bermakna, efektif, dan me-
nyenangkan dalam mempelajari materi
senam lantai guling depan dan guling
belakangyangdiberikanguru.
Berdasarkan latar belakang masalah
yangtelahdisajikan,rumusanmasalahdalam
penelitian ini adalah: 1) Bagaimana upaya
untuk meningkatkan keterampilan senam
lantai guling depan dengan mengunakan
mediavideosiswakelasXITKJSMKNegeri10
Malang Tahun Ajaran 2018/2019; 2)
Bagaimana upaya untuk meningkatkan
keterampilan senam lantai guling belakang
denganmengunakanmediavideosiswakelas
XITKJ SMKNegeri10MalangTahunAjaran
2018/2019.
Berdasarkanrumusanmasalah,maka
tujuan penelitian ini adalah untuk me-
ningkatkanketerampilansenamlantaiguling
depan dan guling belakang menggunakan
mediavideosiswakelasXITKJSMKNegeri10
MalangTahunAjaran2018/2019.
Manfaat dalam pendidikan baik
secara teoritis dan praktis. Adapunmanfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Manfaatteoritis.Hasildaripenelitianinidapat
menjadi referensi yang berarti untuk
kemajuan media pembelajaran di bidang
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
khusunyauntuksiswasekolahmenengahatas
maupun sekolah menengah kejuruan; 2)
Manfaat praktis: a) Bagi Siswa: Dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan
guling depan dan guling belakang senam
lantai siswa SMKNegeri 10Malang; b)Bagi
Guru: Sebagai masukan untuk dijadikan
pedoman guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan SMK Negeri 10Malang akan
pentingnyapenggunaanmediapembelajaran
video dalam meningkatkan keterampilan
guling depan dan guling belakang materi
senamlantai;c)BagiSekolahSMKNegeri10
Malang:Penelitianinidapatdijadikansebagai
bahan referensi bagi pembina sekolah
mengenai peningkatan keterampilan senam
lantai guling depan dan guling belakang
mengunakanmediavideopadasiswakelasIX
SMK Negeri 10 Malang; d) Bagi Prodi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Malang:Penelitianinidapatdijadikansebagai
bahan referensi, kajian teori, maupun
kepustakaan guna memberikan bekal
informasi kepada mahasiswa Fakultas Ilmu
KeolahragaanUniversitasNegeriMalangyang
ingin meneliti keterampilan senam lantai
guling depan dan guling belakang; e) Bagi
Peneliti: Menambah wawasan dan pe-
ngetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih
lanjut.
Berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Senam Lantai Guling Depan dan Guling
BelakangMenggunakanMediaVideopada
SiswaKelasXITKJSMKNegeri10Malang
TahunAjaran2018/2019”.
KAJIANTEORI
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
Menurut (Syarifuddin, 1997:3)
“Pendidikanjasmaniolahragadankesehatan
adalah proses intraksi antara siswa yang
dikeolah melalui aktivitas jasmani dalam
upaya membentuk manusia seutuhnya”.
Menurut (Sulistyorini,1990:10)“Pendidikan
jasmaniolahragadankesehatanadalahsuatu
proses pendidikan seorang sebagai pe-
rorangan maupun angota masyarakat yang
dilakukansecarasadardansistematismelalui
4 5
berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecerdasan, dan pembentukan watak”. Dari
beberapa pengertian di atas tentang
pengertianpendidikanjasmaniolahragadan
kesehatan dapat disimpulkan bahwa pen-
didikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah suatu pendidikan yang melibatkan
gerakdasarmanusiadanaktivitas�isikyang
dilakukansecarasadardansistematisuntuk
menjadikan manusia yang mempunyai
keterampilan, kecerdasan, pertumbuhan,
pembentukan keperibadian, dan emosional
yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menjalankan berbagai aktivitas kehidupan
pribadi dan sosial sebagai makhluk yang
hidupdilingkunganmasyarakat.
Tujuan pendidikan jasmani olahraga
dankesehatanMenurut(Syarifuddin,1997:3)
dikelompokan menjadi empat tujuan
perkembangan,yaitu:1)Perkembangan�isik.
Tujuaniniberhubungandengankemampuan
melakukan kegiatan yang melibatkan
kekuatan-kekuatan �isikdariberbagaiorgan
tubuh seseorang (physical �itnes). 2)
Perkembangan gerak. Tujuan ini ber-
hubungan dengan kemampuan melakukan
geraksecaraefektif,e�isien,halus,indah,dan
sempurna (skill full). 3) Perkembangan
mental. Tujuan ini berhubungan dengan
kemampuan ber�ikir secara keseluruhan
pengetahuan tentang pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan ke dalam ling-
kungannya.4) Perkembangan sosial. Tujuan
ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu
kelompokataumasyarakat.
SenamLantai
Senam lantai merupakan rumpun
senam,disebutsenamlantaikarenagerakan
senamdilakukandimatras.Senamlantaijuga
disebut pembelajaran bebas karena saat
melakukannya tidak diperlukan alat bebas
atau alat pembantu (Roji, 2007:112).
Sedangkan menurut (Biasworo, 2009:1)
senam lantai merupakan salah satu bagian
disiplincabangolahragasenamartistic,selain
itu senam lantai juga merupakan cabang
olahraga permainan yang sangat menarik.
Selain dilihat dari bentuk gerakan cabang
olahragainijugaterlihatsangatindah.
Gulingdepanmerupakanbergulingke
arah depan atas bagian belakang tengkuk,
punggung,pinggang,pinggulbagianbelakang
(Muhajir,2007:69).SedangkanmenurutRoji
(2007:112) guling depan adalah bergerak
dengancaramembulatkanbadansedemikan
rupa sehingga badan dapat bergerak dan
berguling secara bulat. Menurut Biasworo
(2009:76)gulingdepanadalahketerampilan
dasarsebagaipengendaliandanpenguasaan
tubuh saat melakukan gerakan putaran ke
arah depan dengan kaki ditekuk. Menurut
Muhajir (2014:78) guling depan adalah
gerakanbergulingkedepandenganbertumpu
padabagianbelakangdilakukandengandua
cara yaitu guling ke depan dan sikap awal
berdiri. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkanbahwapengertiangulingdepan
adalah urutan gerak badan yang dilakukan
secara berguling ke arah depan dengan
tumpuan tangan dan kaki ditekuk. Untuk
melakukangerakangulingdepandiperlukan
tahapan-tahapanyangharusdilakukandalam
pembelajaran.
MenurutBiasworo(2009:76)gerakan
berguling belakang adalah keterampilan
dasarsebagaipengendaliandanpenguasaan
tubuh saat melakukan gerakan putaran ke
belakang.MenurutMuhajir(2014:79)guling
ke belakang adalah gerakan mengulingkan
badankebelakangdenganposisibadantetap
harusmembulat.Daripendapatdiatasdapat
disimpulkan bahwa pengertian guling
belakang adalah urutan gerak badan yang
dilakukan secara berguling dengan arah
belakang posisi jongkok dan berguling
membulatkebelakang. Daripendapatdiatas
dapat disimpulkan bahwa pengertian guling
belakang adalah urutan gerak badan yang
dilakukansecarabergulingkearahbelakang
dengan tumpuan tangan dan kaki ditekuk.
Untukmelakukangerakangulingbelakangdi
perlukan tahapan-tahapan yang harus
dilakukandalampembelajaran.
Mediaberasaldaribahasalatinmedius
yang berarti “tengah” atau “Perantara” yaitu
perantaraataupengantarpesandaripengirim
pesankepadapenerimapesan(AzharArsyad,
2014:3).MenurutSukiman (2012:30) fungsi
mediapembelajaranadalahpemakaianmedia
pembelajarandalamprosesbelajarmengajar
dapat membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadapsiswa.
Menurut Cheppy Riyana (2007:54)
mediavideopembelajaranadalahmediayang
menyajikan pesan-pesan pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, dan
teoriaplikasipengetahuanuntukmembantu
pemahaman terhadap suatu mater i
pembelajaran. Video merupakan bahan
pembelajaran tampak dengar yang dapat
digunakanuntukmenyampaikanpesan-pesan
ataumateripelajaraan.
METODOLOGIPENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas(PTK).Penelitiantindakankelasdalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah
classroomactionresearch.MenurutSuharsimi
Arikunto dkk (2010: 74) PTK terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan
dalamsiklusberulang.Empatkegiatanutama
yang ada pada setiap siklus, yaitu: a)
perencanaan,b)tindakan,c)pengamatan,d)
re�leksi.
SubjekPenelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi
kelas XI TKJ SMK Negeri 10 Malang, yang
berjumlah 30 siswa. Mata pelajaran yang
menjadi sasaran penelitian adalah mata
pelajaran Pendidikan Jasmani kelas XI
khususnya pada kompetensi senam lantai
gulingdepandangulingbelakang.
DataPenelitian
Data yang diperoleh dari hasil
penelitianiniadalahdatakualitatifdandata
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
diperolehdandianalisisbukandalambentuk
angka-angka melainkan dideskripsikan
dengan kata-kata yaitu hasil wawancara
terhadap guru dan siswa, hasil pengamatan
keterampilan siswa, dan hasil catatan
lapangan merupakan data kualitatif. Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari
hasil perhitungan angka-angka. Data
kuantitatif berupa hasil tes evaluasi siswa
setelahmengikutipembelajaransenamlantai
guling depan dan guling belakang dengan
mediavideo.
AnalisiData
Analisis data dilakukan dalam suatu
penelitian untuk menarik kesimpulan dari
seluruhdatayangtelahdiperoleh.Data-data
yang dianalasis adalah hasil pengamatan
keterampilan siswa, hasil wawancara, hasil
catatan lapangan, dan hasil evaluasi siswa.
4 5
berbagai kegiatan jasmani dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan,
kecerdasan, dan pembentukan watak”. Dari
beberapa pengertian di atas tentang
pengertianpendidikanjasmaniolahragadan
kesehatan dapat disimpulkan bahwa pen-
didikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah suatu pendidikan yang melibatkan
gerakdasarmanusiadanaktivitas�isikyang
dilakukansecarasadardansistematisuntuk
menjadikan manusia yang mempunyai
keterampilan, kecerdasan, pertumbuhan,
pembentukan keperibadian, dan emosional
yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menjalankan berbagai aktivitas kehidupan
pribadi dan sosial sebagai makhluk yang
hidupdilingkunganmasyarakat.
Tujuan pendidikan jasmani olahraga
dankesehatanMenurut(Syarifuddin,1997:3)
dikelompokan menjadi empat tujuan
perkembangan,yaitu:1)Perkembangan�isik.
Tujuaniniberhubungandengankemampuan
melakukan kegiatan yang melibatkan
kekuatan-kekuatan �isikdariberbagaiorgan
tubuh seseorang (physical �itnes). 2)
Perkembangan gerak. Tujuan ini ber-
hubungan dengan kemampuan melakukan
geraksecaraefektif,e�isien,halus,indah,dan
sempurna (skill full). 3) Perkembangan
mental. Tujuan ini berhubungan dengan
kemampuan ber�ikir secara keseluruhan
pengetahuan tentang pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan ke dalam ling-
kungannya.4) Perkembangan sosial. Tujuan
ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu
kelompokataumasyarakat.
SenamLantai
Senam lantai merupakan rumpun
senam,disebutsenamlantaikarenagerakan
senamdilakukandimatras.Senamlantaijuga
disebut pembelajaran bebas karena saat
melakukannya tidak diperlukan alat bebas
atau alat pembantu (Roji, 2007:112).
Sedangkan menurut (Biasworo, 2009:1)
senam lantai merupakan salah satu bagian
disiplincabangolahragasenamartistic,selain
itu senam lantai juga merupakan cabang
olahraga permainan yang sangat menarik.
Selain dilihat dari bentuk gerakan cabang
olahragainijugaterlihatsangatindah.
Gulingdepanmerupakanbergulingke
arah depan atas bagian belakang tengkuk,
punggung,pinggang,pinggulbagianbelakang
(Muhajir,2007:69).SedangkanmenurutRoji
(2007:112) guling depan adalah bergerak
dengancaramembulatkanbadansedemikan
rupa sehingga badan dapat bergerak dan
berguling secara bulat. Menurut Biasworo
(2009:76)gulingdepanadalahketerampilan
dasarsebagaipengendaliandanpenguasaan
tubuh saat melakukan gerakan putaran ke
arah depan dengan kaki ditekuk. Menurut
Muhajir (2014:78) guling depan adalah
gerakanbergulingkedepandenganbertumpu
padabagianbelakangdilakukandengandua
cara yaitu guling ke depan dan sikap awal
berdiri. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkanbahwapengertiangulingdepan
adalah urutan gerak badan yang dilakukan
secara berguling ke arah depan dengan
tumpuan tangan dan kaki ditekuk. Untuk
melakukangerakangulingdepandiperlukan
tahapan-tahapanyangharusdilakukandalam
pembelajaran.
MenurutBiasworo(2009:76)gerakan
berguling belakang adalah keterampilan
dasarsebagaipengendaliandanpenguasaan
tubuh saat melakukan gerakan putaran ke
belakang.MenurutMuhajir(2014:79)guling
ke belakang adalah gerakan mengulingkan
badankebelakangdenganposisibadantetap
harusmembulat.Daripendapatdiatasdapat
disimpulkan bahwa pengertian guling
belakang adalah urutan gerak badan yang
dilakukan secara berguling dengan arah
belakang posisi jongkok dan berguling
membulatkebelakang. Daripendapatdiatas
dapat disimpulkan bahwa pengertian guling
belakang adalah urutan gerak badan yang
dilakukansecarabergulingkearahbelakang
dengan tumpuan tangan dan kaki ditekuk.
Untukmelakukangerakangulingbelakangdi
perlukan tahapan-tahapan yang harus
dilakukandalampembelajaran.
Mediaberasaldaribahasalatinmedius
yang berarti “tengah” atau “Perantara” yaitu
perantaraataupengantarpesandaripengirim
pesankepadapenerimapesan(AzharArsyad,
2014:3).MenurutSukiman (2012:30) fungsi
mediapembelajaranadalahpemakaianmedia
pembelajarandalamprosesbelajarmengajar
dapat membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadapsiswa.
Menurut Cheppy Riyana (2007:54)
mediavideopembelajaranadalahmediayang
menyajikan pesan-pesan pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, dan
teoriaplikasipengetahuanuntukmembantu
pemahaman terhadap suatu mater i
pembelajaran. Video merupakan bahan
pembelajaran tampak dengar yang dapat
digunakanuntukmenyampaikanpesan-pesan
ataumateripelajaraan.
METODOLOGIPENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas(PTK).Penelitiantindakankelasdalam
bahasa Inggris disebut dengan istilah
classroomactionresearch.MenurutSuharsimi
Arikunto dkk (2010: 74) PTK terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan
dalamsiklusberulang.Empatkegiatanutama
yang ada pada setiap siklus, yaitu: a)
perencanaan,b)tindakan,c)pengamatan,d)
re�leksi.
SubjekPenelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi
kelas XI TKJ SMK Negeri 10 Malang, yang
berjumlah 30 siswa. Mata pelajaran yang
menjadi sasaran penelitian adalah mata
pelajaran Pendidikan Jasmani kelas XI
khususnya pada kompetensi senam lantai
gulingdepandangulingbelakang.
DataPenelitian
Data yang diperoleh dari hasil
penelitianiniadalahdatakualitatifdandata
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
diperolehdandianalisisbukandalambentuk
angka-angka melainkan dideskripsikan
dengan kata-kata yaitu hasil wawancara
terhadap guru dan siswa, hasil pengamatan
keterampilan siswa, dan hasil catatan
lapangan merupakan data kualitatif. Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari
hasil perhitungan angka-angka. Data
kuantitatif berupa hasil tes evaluasi siswa
setelahmengikutipembelajaransenamlantai
guling depan dan guling belakang dengan
mediavideo.
AnalisiData
Analisis data dilakukan dalam suatu
penelitian untuk menarik kesimpulan dari
seluruhdatayangtelahdiperoleh.Data-data
yang dianalasis adalah hasil pengamatan
keterampilan siswa, hasil wawancara, hasil
catatan lapangan, dan hasil evaluasi siswa.
6 7
Databerupahasilpengamatanaktivitasguru,
hasilwawancara,danhasilcatatan lapangan
dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk
penarikan kesimpulan. Data hasil evaluasi
siswa dan hasil pengamatan keterampilan
siswadianalisisdenganangka-angka.
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Dari hasil tes keterampilan kondisi
awal siswa kelas XI TKJ 4 SMK Negeri 10
Malang tersebut dapat diketahui bahwa
persentase siswayangmencapaiketuntasan
padagulingdepanhanya40%(sebanyak12
siswa)danpadagulingbelakanghanya20%
(sebanyak6siswa)danyangtidakmencapai
ketuntasan pada guling depan yaitu 60%
(sebanyak 18 siswa) sedangkan, yang tidak
mencapai ketuntasan pada guling belakang
yaitu 80% (sebanyak 24 siswa). Hal ini
membuktikan bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahragadankesehatanmasihsangatrendah.
Berdasarkanhasiltessiklus1diperolehnilai
rata-rata guling depan sebesar 79,4. Jumlah
siswayangmencapaiKKMsebanyak25siswa
(83,3%)dansiswayangbelummencapaiKKM
sebanyak 5 siswa (16,6%). Sedangkan nilai
rata-ratagulingbelakangsebesar67,3.Jumlah
siswayangmencapaiKKMsebanyak12siswa
(40%)dansiswayangbelummencapaiKKM
sebanyak18siswa(60%).Hasilbelajarsenam
lantai guling depan dan guling belakang
menunjukanmasihadabeberapasiswayang
masihmengalamikesulitandalammelakukan
gerakansenamlantaigulingdepandanguling
belakangterutamadalammelakukangerakan
berguling kebelakang, karenapada siklus1
siswa belum memenuhi ketercapaian KKM,
yaitu sebesar 70% siswa yang tuntas,maka
penelitiandilanjutkanpadasiklus2.
Berdasarkan hasil tes siklus 2
diperolehnilairata-ratagulingdepansebesar
81,9. Jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 26 siswa (86.6%) dan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa
(13,3%). Sedangkan nilai rata-rata guling
belakang sebesar 76,6. Jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 25 siswa (83,3%)
dan siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak5siswa(16,6%).Berdasarkanhasil
tes tersebut, siswa sudah memenuhi
ketercapaianKKM,yaitu sebesar70%siswa
yang tuntas, maka penelitian dianggap
berhasil.
Pembahasan
Berdasarkanpaparandatajenis-jenis
media video yang telah digunakan oleh
peneliti disesuaikan dengan tujuan yaitu
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilansenamlantaigulingdepandan
guling belakang menggunakan media video
siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 10 Malang
TahunAjaran2018/2019.
Dalamhalinimenggunakanmedia
videodapatdigunakanuntukmeningkatkan
keterampilansenamlantaigulingdepandan
guling belakang. Menurut Cheppy Riyana
(2007:54)mediavideopembelajaranadalah
media yang menyajikan pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, dan teori aplikasi pe-
ngetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video
merupakan bahan pembelajaran tampak
dengar yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan atau materi
pelajaran. Video yaitu bahan pembelajaran
yang dikemas melalui pita video dan dapat
dilihatmelaluiVCDplayeryangdihubungkan
ke monitor televisi (Sungkono, 2003:65).
Materi yang akan disampaikan pada
pembelajaran yaitu (1) senam lantai guling
depandan(2)senamlantaigulingbelakang.
Dilihatdariaspekketerampilansiswaterjadi
peningkatan setelah diberi tindakan
berdasarkan data di pertemuan ketiga telah
diketahui awalan, gerakan berguling, dan
sikap akhir sudah mengalami perbaikan
daripada pengamatan awal. Tetapi gerakan
senamlantaigulingbelakangtidakdilakukan
dengan baik. Sedangkan menurut Roji
(2007:113)yangdimaksuddenganberguling
kebelakangadalahgerakanbadanberguling
ke arah belakang melalui bagian belakang
badan mulai dari pinggul bagian belakang,
pinggang,punggung,dantengkak.
Dilihatdarikondisiawalselainhasil
persentase dan nilai rata-rata siswa me-
ngalami peningkatan hasil tes keterampilan
siswapadapertemuanketigapada siklus1
diperoleh juga hasil pengamatan dibuat
menggunakan kriteria penilaian supaya
mudah dalam menyimpulkan hasil pe-
ngamatan. berdasarkan hasil tes siklus 1
diperolehnilairata-ratagulingdepansebesar
79,4. Jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 25 siswa (83,3%) dan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa
(16,6%). Sedangkan nilai rata-rata guling
belakang sebesar 67,3. Jumlah siswa yang
mencapaiKKMsebanyak12siswa(40%)dan
siswayangbelummencapaiKKMsebanyak18
siswa(60%).Hasilbelajarsenamlantaiguling
depan dan guling belakang menunjukan
masih ada beberapa siswa yang masih
mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakansenamlantaigulingdepandanguling
belakangterutamadalammelakukangerakan
berguling kebelakang, karenapada siklus1
siswa belum memenuhi ketercapaian KKM,
yaitu sebesar 70% siswa yang tuntas,maka
penelitiandilanjutkanpadasiklus2.
Peningkatanhasilpembelajaransenam
lantai guling depan dan guling belakang
menggunakanmediavideopadasiswakelas
XI TKJ 4 SMK Negeri 10 Malang, ditandai
denganpeningkatannilairata-ratasiswadan
persentase ketuntasan hasil tes siswa. Nilai
rata-ratagulingdepanpadakondisiawalyaitu
69.5 dan persentase ketuntasan hasil tes
siswasenamlantaigulingdepansiswapada
kondisi awal sebesar 40% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
padasiklus1yaitu79.4dengan persentase
ketuntasan sebesar 83.3% dan siklus 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata yaitu
81.9 dengan persentase ketuntasan sebesar
86.6%. Sedangkan, peningkatan juga terjadi
pada nilai rata-rata hasil tes senam lantai
gulingbelakangdengankodisiawalyaitu66.5
dengan persentase 20% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus 1 yaitu 67 dengan persentase
ketuntasan sebesar 40%. Namun, pe-
ningkatan tersebut masih belum mencapai
target yang ditetapkan sebelumnya. Ke-
mudiansetelahmelanjutkankesiklus2nilai
rata-ratasiswamengalamipeningkatanyaitu
76.6dengan persentaseketuntasansebesar
83.3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
target yang telah ditetapkan sebelumnya
sudahtercapaisehinggapenelitiandihentikan
pada siklus 2. Proses pembelajaran senam
lantai guling depan dan guling belakang
menggunakanmediavideopadasiswakelas
XITKJ4SMKNegeri10Malangberlangsung
dinamis dan menyenangkan, serta karakter
siswa dari tanggung jawab, percaya diri,
kompetitif, dan semangat jugameningkat di
setiap pertemuan. Siswa aktif mematuhi
perintah dan mengamati gerakan guling
depandangulingbelakang.Dengandemikian
6 7
Databerupahasilpengamatanaktivitasguru,
hasilwawancara,danhasilcatatan lapangan
dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk
penarikan kesimpulan. Data hasil evaluasi
siswa dan hasil pengamatan keterampilan
siswadianalisisdenganangka-angka.
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Dari hasil tes keterampilan kondisi
awal siswa kelas XI TKJ 4 SMK Negeri 10
Malang tersebut dapat diketahui bahwa
persentase siswayangmencapaiketuntasan
padagulingdepanhanya40%(sebanyak12
siswa)danpadagulingbelakanghanya20%
(sebanyak6siswa)danyangtidakmencapai
ketuntasan pada guling depan yaitu 60%
(sebanyak 18 siswa) sedangkan, yang tidak
mencapai ketuntasan pada guling belakang
yaitu 80% (sebanyak 24 siswa). Hal ini
membuktikan bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahragadankesehatanmasihsangatrendah.
Berdasarkanhasiltessiklus1diperolehnilai
rata-rata guling depan sebesar 79,4. Jumlah
siswayangmencapaiKKMsebanyak25siswa
(83,3%)dansiswayangbelummencapaiKKM
sebanyak 5 siswa (16,6%). Sedangkan nilai
rata-ratagulingbelakangsebesar67,3.Jumlah
siswayangmencapaiKKMsebanyak12siswa
(40%)dansiswayangbelummencapaiKKM
sebanyak18siswa(60%).Hasilbelajarsenam
lantai guling depan dan guling belakang
menunjukanmasihadabeberapasiswayang
masihmengalamikesulitandalammelakukan
gerakansenamlantaigulingdepandanguling
belakangterutamadalammelakukangerakan
berguling kebelakang, karenapada siklus1
siswa belum memenuhi ketercapaian KKM,
yaitu sebesar 70% siswa yang tuntas,maka
penelitiandilanjutkanpadasiklus2.
Berdasarkan hasil tes siklus 2
diperolehnilairata-ratagulingdepansebesar
81,9. Jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 26 siswa (86.6%) dan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa
(13,3%). Sedangkan nilai rata-rata guling
belakang sebesar 76,6. Jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 25 siswa (83,3%)
dan siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak5siswa(16,6%).Berdasarkanhasil
tes tersebut, siswa sudah memenuhi
ketercapaianKKM,yaitu sebesar70%siswa
yang tuntas, maka penelitian dianggap
berhasil.
Pembahasan
Berdasarkanpaparandatajenis-jenis
media video yang telah digunakan oleh
peneliti disesuaikan dengan tujuan yaitu
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilansenamlantaigulingdepandan
guling belakang menggunakan media video
siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 10 Malang
TahunAjaran2018/2019.
Dalamhalinimenggunakanmedia
videodapatdigunakanuntukmeningkatkan
keterampilansenamlantaigulingdepandan
guling belakang. Menurut Cheppy Riyana
(2007:54)mediavideopembelajaranadalah
media yang menyajikan pesan-pesan
pembelajaran baik yang berisi konsep,
prinsip, prosedur, dan teori aplikasi pe-
ngetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video
merupakan bahan pembelajaran tampak
dengar yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan atau materi
pelajaran. Video yaitu bahan pembelajaran
yang dikemas melalui pita video dan dapat
dilihatmelaluiVCDplayeryangdihubungkan
ke monitor televisi (Sungkono, 2003:65).
Materi yang akan disampaikan pada
pembelajaran yaitu (1) senam lantai guling
depandan(2)senamlantaigulingbelakang.
Dilihatdariaspekketerampilansiswaterjadi
peningkatan setelah diberi tindakan
berdasarkan data di pertemuan ketiga telah
diketahui awalan, gerakan berguling, dan
sikap akhir sudah mengalami perbaikan
daripada pengamatan awal. Tetapi gerakan
senamlantaigulingbelakangtidakdilakukan
dengan baik. Sedangkan menurut Roji
(2007:113)yangdimaksuddenganberguling
kebelakangadalahgerakanbadanberguling
ke arah belakang melalui bagian belakang
badan mulai dari pinggul bagian belakang,
pinggang,punggung,dantengkak.
Dilihatdarikondisiawalselainhasil
persentase dan nilai rata-rata siswa me-
ngalami peningkatan hasil tes keterampilan
siswapadapertemuanketigapada siklus1
diperoleh juga hasil pengamatan dibuat
menggunakan kriteria penilaian supaya
mudah dalam menyimpulkan hasil pe-
ngamatan. berdasarkan hasil tes siklus 1
diperolehnilairata-ratagulingdepansebesar
79,4. Jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 25 siswa (83,3%) dan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa
(16,6%). Sedangkan nilai rata-rata guling
belakang sebesar 67,3. Jumlah siswa yang
mencapaiKKMsebanyak12siswa(40%)dan
siswayangbelummencapaiKKMsebanyak18
siswa(60%).Hasilbelajarsenamlantaiguling
depan dan guling belakang menunjukan
masih ada beberapa siswa yang masih
mengalami kesulitan dalam melakukan
gerakansenamlantaigulingdepandanguling
belakangterutamadalammelakukangerakan
berguling kebelakang, karenapada siklus1
siswa belum memenuhi ketercapaian KKM,
yaitu sebesar 70% siswa yang tuntas,maka
penelitiandilanjutkanpadasiklus2.
Peningkatanhasilpembelajaransenam
lantai guling depan dan guling belakang
menggunakanmediavideopadasiswakelas
XI TKJ 4 SMK Negeri 10 Malang, ditandai
denganpeningkatannilairata-ratasiswadan
persentase ketuntasan hasil tes siswa. Nilai
rata-ratagulingdepanpadakondisiawalyaitu
69.5 dan persentase ketuntasan hasil tes
siswasenamlantaigulingdepansiswapada
kondisi awal sebesar 40% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
padasiklus1yaitu79.4dengan persentase
ketuntasan sebesar 83.3% dan siklus 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata yaitu
81.9 dengan persentase ketuntasan sebesar
86.6%. Sedangkan, peningkatan juga terjadi
pada nilai rata-rata hasil tes senam lantai
gulingbelakangdengankodisiawalyaitu66.5
dengan persentase 20% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus 1 yaitu 67 dengan persentase
ketuntasan sebesar 40%. Namun, pe-
ningkatan tersebut masih belum mencapai
target yang ditetapkan sebelumnya. Ke-
mudiansetelahmelanjutkankesiklus2nilai
rata-ratasiswamengalamipeningkatanyaitu
76.6dengan persentaseketuntasansebesar
83.3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
target yang telah ditetapkan sebelumnya
sudahtercapaisehinggapenelitiandihentikan
pada siklus 2. Proses pembelajaran senam
lantai guling depan dan guling belakang
menggunakanmediavideopadasiswakelas
XITKJ4SMKNegeri10Malangberlangsung
dinamis dan menyenangkan, serta karakter
siswa dari tanggung jawab, percaya diri,
kompetitif, dan semangat jugameningkat di
setiap pertemuan. Siswa aktif mematuhi
perintah dan mengamati gerakan guling
depandangulingbelakang.Dengandemikian
8 9
dapatdisimpulkanbahwapenelitianberakhir
padasiklus2.
Darihasilpenelitianterdapat4siswa
(13.3%) yang belum memenuhi batas KKM
ataubelumtuntaspadamaterisenamlantai
guling depan siklus 2 dan terdapat 5 siswa
(16.6%) yang juga belum memenuhi batas
KKM atau belum tuntas padamateri senam
lantai guling belakangpada siklus 2.Hal ini
dikarenakan pada saat pelaksanaan pe-
nelitian siswa tersebut terlihat kurang
maksimaldalammengikutipembelajarandan
mempraktekan gerakan senam lantai guling
depan dan guling belakang pada siklus 2.
Siswa ada yang sedang sakit pada saat
mengikuti pembelajaran, tetapi siswa
tersebuttetapinginmengikutipembelajaran
seperti teman lainnyameskipunguru sudah
mengingatkan untuk boleh tidak mengikuti
pembelajaran.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Penerapanmediapembelajaranvideo
dapat meningkatkan keterampilan senam
lantaigulingdepandangulingbelakangpada
siswa kelas IX TKJ SMK Negeri 10 Malang
denganpeningkatannilairata-ratasiswadan
persentase ketuntasan hasil tes siswa. Nilai
rata-ratagulingdepanpadakondisiawalyaitu
69.5 dan persentase ketuntasan hasil tes
siswasenamlantaigulingdepansiswapada
kondisi awal sebesar 40% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus I yaitu 79.4 dengan persentase
ketuntasan sebesar 83.3% dan siklus 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata yaitu
81.9 dengan persentase ketuntasan sebesar
86.6%. Sedangkan, peningkatan juga terjadi
pada nilai rata-rata hasil tes senam lantai
gulingbelakangdengankodisiawalyaitu66.5
dengan persentase 20% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus I yaitu 67 dengan persentase
ketuntasan sebesar 40%. Namun, pe-
ningkatan tersebut masih belum mencapai
target yang ditetapkan sebelumnya. Ke-
mudiansetelahmelanjutkankesiklus2nilai
rata-ratasiswamengalamipeningkatanyaitu
76.6dengan persentaseketuntasansebesar
83.3%.
Saran
1. Hendaknya SMK Negeri 10 Malang perlu
menyediakan sarana dan prasarana yang
lengkap untukmendukung terlaksananya
kegiatan belajar mengajar yang menye-
nangkan bagi siswa. Sehingga siswa ter-
motivasiuntukselalubelajardanmengem-
bangkankemampuannya.
2. Guru harus lebih mengembangkan
pengetahuannya mengenai kegiatan-
kegiatanpembelajarandalampeningkatan
kemam-puan senam lantai guling depan
dan guling belakang, sehingga dapat
memberikan pem-belajaran yang lebih
bervariasi bagi anak dan tidak membuat
anakbosan.
3. Guru harusmenentukan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan agar
dapat menyampaikan informasi kepada
anakdenganlancardanbenar.
4. Kemandirian, keberanian, dan ketepatan
siswa dalam menyelesaikan masalah
adalah salah satu hal yang perlu di-
perhatikan dalam peningkatan kemam-
puansenamlantaigulingdepandanguling
belakangsiswa.
5. Guru harus senantiasa memberi ke-
sempatan kepada siswa untuk men-
ciptakan ide-idebarudanmemupukrasa
percaya diri anak sehingga anak tidak
hanyamampumeniru,tetapijugamampu
mengembangkanbahkanmenciptakanide.
DAFTARPUSTAKA.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran.Jakarta:RajaGra�indoPersada.
Biasworo. 2009. Senam Lantai. Jakarta: PTGramediaWidiasarana.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani danKesehatan.Bandung:PTGloraAksaraPratama.
Muhajir. 2014. Pendidikan Jasmani danKesehatan.Bandung:PTGloraAksaraPratama.
R i y a n a , C h e p p y. 2 0 0 7 . P e d om a nPengembangan Media Video. Jakarta:P3AIUPI.
Roji.2007.PendidikanJasmaniOlahragaDanKesehatan. Jakarta: PT Glora AksaraPratama.
Sukiman. 2012. Pengembangan MediaPembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia63.
Sulistyorini. 1990. Pengetahuan KesegaranJasmani.Malang:IKIP.
Syarifuddin. 1997. Pendidikan Jasmani danKesehatanI.Jakarta:Grasin
8 9
dapatdisimpulkanbahwapenelitianberakhir
padasiklus2.
Darihasilpenelitianterdapat4siswa
(13.3%) yang belum memenuhi batas KKM
ataubelumtuntaspadamaterisenamlantai
guling depan siklus 2 dan terdapat 5 siswa
(16.6%) yang juga belum memenuhi batas
KKM atau belum tuntas padamateri senam
lantai guling belakangpada siklus 2.Hal ini
dikarenakan pada saat pelaksanaan pe-
nelitian siswa tersebut terlihat kurang
maksimaldalammengikutipembelajarandan
mempraktekan gerakan senam lantai guling
depan dan guling belakang pada siklus 2.
Siswa ada yang sedang sakit pada saat
mengikuti pembelajaran, tetapi siswa
tersebuttetapinginmengikutipembelajaran
seperti teman lainnyameskipunguru sudah
mengingatkan untuk boleh tidak mengikuti
pembelajaran.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Penerapanmediapembelajaranvideo
dapat meningkatkan keterampilan senam
lantaigulingdepandangulingbelakangpada
siswa kelas IX TKJ SMK Negeri 10 Malang
denganpeningkatannilairata-ratasiswadan
persentase ketuntasan hasil tes siswa. Nilai
rata-ratagulingdepanpadakondisiawalyaitu
69.5 dan persentase ketuntasan hasil tes
siswasenamlantaigulingdepansiswapada
kondisi awal sebesar 40% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus I yaitu 79.4 dengan persentase
ketuntasan sebesar 83.3% dan siklus 2
mengalami peningkatan nilai rata-rata yaitu
81.9 dengan persentase ketuntasan sebesar
86.6%. Sedangkan, peningkatan juga terjadi
pada nilai rata-rata hasil tes senam lantai
gulingbelakangdengankodisiawalyaitu66.5
dengan persentase 20% kondisi tersebut
mengalamipeningkatannilairata-ratasiswa
pada siklus I yaitu 67 dengan persentase
ketuntasan sebesar 40%. Namun, pe-
ningkatan tersebut masih belum mencapai
target yang ditetapkan sebelumnya. Ke-
mudiansetelahmelanjutkankesiklus2nilai
rata-ratasiswamengalamipeningkatanyaitu
76.6dengan persentaseketuntasansebesar
83.3%.
Saran
1. Hendaknya SMK Negeri 10 Malang perlu
menyediakan sarana dan prasarana yang
lengkap untukmendukung terlaksananya
kegiatan belajar mengajar yang menye-
nangkan bagi siswa. Sehingga siswa ter-
motivasiuntukselalubelajardanmengem-
bangkankemampuannya.
2. Guru harus lebih mengembangkan
pengetahuannya mengenai kegiatan-
kegiatanpembelajarandalampeningkatan
kemam-puan senam lantai guling depan
dan guling belakang, sehingga dapat
memberikan pem-belajaran yang lebih
bervariasi bagi anak dan tidak membuat
anakbosan.
3. Guru harusmenentukan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan agar
dapat menyampaikan informasi kepada
anakdenganlancardanbenar.
4. Kemandirian, keberanian, dan ketepatan
siswa dalam menyelesaikan masalah
adalah salah satu hal yang perlu di-
perhatikan dalam peningkatan kemam-
puansenamlantaigulingdepandanguling
belakangsiswa.
5. Guru harus senantiasa memberi ke-
sempatan kepada siswa untuk men-
ciptakan ide-idebarudanmemupukrasa
percaya diri anak sehingga anak tidak
hanyamampumeniru,tetapijugamampu
mengembangkanbahkanmenciptakanide.
DAFTARPUSTAKA.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran.Jakarta:RajaGra�indoPersada.
Biasworo. 2009. Senam Lantai. Jakarta: PTGramediaWidiasarana.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani danKesehatan.Bandung:PTGloraAksaraPratama.
Muhajir. 2014. Pendidikan Jasmani danKesehatan.Bandung:PTGloraAksaraPratama.
R i y a n a , C h e p p y. 2 0 0 7 . P e d om a nPengembangan Media Video. Jakarta:P3AIUPI.
Roji.2007.PendidikanJasmaniOlahragaDanKesehatan. Jakarta: PT Glora AksaraPratama.
Sukiman. 2012. Pengembangan MediaPembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia63.
Sulistyorini. 1990. Pengetahuan KesegaranJasmani.Malang:IKIP.
Syarifuddin. 1997. Pendidikan Jasmani danKesehatanI.Jakarta:Grasin
10 11
UPAYAPENINGKATANKEMAMPUANGURUMENYUSUNRENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)KONTEKSTUALPADASEKOLAHBINAANMENGGUNAKANSTRATEGIREADINGGUIDE
SEMESTERGANJILTAHUN2017-2018DIKECAMATANKUNDURBARATKABUPATENKARIMUN
Arban*
Abstrak:PenelitianinidilaksanakandiduaSekolahyaituSDN001,004,006,007,009dan011KundurBaratKabupatenKarimun, Provinsi KepulauanRiau. Tujuan penulisan penelitian tindakan sekolah ini adalahuntukmeningkatkankemampuangurudalammenyusunRPPkontekstualdenganteknikkunjungankelasdiSDNegeri 001, 004, 006, 007, 009 dan 011 Kundur Barat dalammelaksanakan proses pembelajaran.Metode pengumpulan datanya adalah observasi. Metode analisis datanya adalah deskriptif untuk datakuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa supervisi individu dengan teknikkunjungankelasdapatmeningkatkankemampuanguru-gurudalammelaksanakanprosespembelajaransesuaiPeraturanMenteriNomor41Tahun2007yanginteraktif,inspiratif,menantang,memotivasipesertadidiksertamampumembangun.IniterbuktidarihasilyangdiperolehpadasiklusImeningkatrata-ratanyamenjadi80,55daridataawaldanpadasiklusIInaikrata-ratanyamenjadi91,10darisiklusI.Kesimpulanyang diperoleh dari penelitian ini adalah supervisi individu dengan teknik kunjungan kelas dapatmeningkatkankemampuanguru-gurudalammelaksanakanprosespembelajaransesuaiPeraturanMenteriNomor 41 Tahun 2007 yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi peserta didik serta mampumembangun.
KataKunci:RPPKontektual,StrategiReadingGuide
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan supervisi yang
dilaksanakanolehpengawaspenelitikepada
guru-guru di SD Negeri Kecamatan Kundur
Baratsudahberjalanbaik.Akantetapimasih
ada beberapa yang harus diperhatikan,
terutama dalam pembuatan RPP masih ada
guruyangmelaksanakanPBM(ProsesBelajar
Mengajar) tidak sesuai dengan RPP yang
dibuatnya. Dari sepuluh sekolah binaan di
KecamatanKundurBarat diSDNegeri,guru-
gurunya masih banyak yang belum me-
lengkapi perangkat pembelajaran ketika
menyampaikan materi dikelas dan tidak
menggunakanalatperagayangsesuai.
Semua guru harus menyusun peren-
canaanpembelajaranatauRPPyaknisebagai
salah satu jenis kegiatan dalam bidang
akademik. Perencanaan pembelajaran yang
disusunolehguruperludiperhatikanbahkan
dilakukanpenilaianolehpengawasdankepala
sekolahmelaluikegiatansupervisi.Berkenaan
dengan hal itu khusus sekolah binaan di
Kecamatan Kundur Barat sangat perlu
mendapatbimbingandaripengawas.
Pelaksanaan supervisi ini di mulai
tanggal2s.d.17Maret 2017semestergenap
tahun pelajaran 2015-2017, pengawas
peneliti telah melakukan penilaian peren-
canaan pembelajaran berorientasi pada
pembelajarankontekstualuntuksemuaguru
dalam wilayah binaan. Perolehan dari hasil
penilaianadabeberapaSDyangmasihbelum
memuaskan. Walaupun dari data tersebut
terdapat guru yang sudah baik dalam
menyusunperencanaanpembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi ketika
dilakukan wawancara dengan guru tentang
hal tersebut belum bisa menjelaskan
perencanaan pembelajaran kontekstual.
Tentunya hal itu diikuti dengan kurang
memahaminyadalammenyusunperencanaan
pembelajarankontekstual.
BerdasarkanhasilpenilaianRPPmelalui
kegiatan supervisi akademik perencanaan
pembelajarandiatasterdapatcatatansebagai
data empirik penyusunan RPP kontekstual
utamanyapada enamorangdari tiga satuan
pendidikan binaan SD Negeri Kecamatan
Kundur Barat di Kecamatan Kundur Barat.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut diatas
pengawas harus menyusun perencanaan
supervisi akademik yang lebih efektif dan
mampu memacu guru untuk meningkatkan
kemampuannya. Perencanaan ini sangat
pentingkarenadidalamnyadisusunskenario
supervisi yang efektif dan mudah di-
laksanakan.
Data dimaksud dapat ditunjukkan pada
hasil penilaianpenyusunanRPPkontekstual
masing-masinggurumemperolehskor50,52,
50.73,50,14,48.66,dan55.Secarakualitatif
masing-masing masuk pada katagori cukup
baik.Namundemikiankondisiinidiupayakan
dapatditingkatkanmenjadilebihbaiklagi.
Memperhatikan data empirik untuk
sejumlah guru tersebut lebih lanjut perlu
ditingkatkan kemampuannya dalam me-
nyusun RPP kontekstual. Upaya untuk itu
dilakukan melalui penelitian tindakan mata
pelajaran.
Upaya pengawas untuk meningkatkan
pemahaman dan penyusunan perencanaan
pembelajaran kontekstual melakukan bim-
bingan melalui penelitian tindakan sekolah.
Bimbingan yang dilakukan oleh pengawas
menggunakanmetodediskusikelompokkecil
dan tugas mandiri. Dengan penggunaan
metode diskusi kelompok, guru bisa aktif
mengungkapkan semua potensi yang
dimilikinyadalamperencanaanpembelajaran
kontekstual.Lebihlanjutmerekadiberitugas
mandiri agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkansecaramandiri sebabpada
saat tertentu mereka dituntut harus bisa
menyelesikan tugas profesinya secara
mandiri.
Memperhatikan latar belakangmasalah
yangtelahdiuraikandiatasdapatdirumuskan
masalah : 1) Bagaimana pelaksanaan
peningkatan kemampuan guru menyusun
RPP kontekstual pada sekolah binaan
menggunakanstrategireadingguidesemester
ganjiltahun2017/2018diKecamatanKundur
Barat;2)Apakahpenggunaanstrategireading
guidedapatmeningkatkankemampuanguru
menyusun RPP kontekstual pada sekolah
binaan semester ganjil tahun 2017/2018 di
KecamatanKundurBarat.
Tujuanpenelitianadalahsebagaiberikut:
1) Ingin mengetahui pelaksanaan pe-
ningkatan kemampuan gurumenyusun RPP
kontekstual pada sekolah binaan meng-
gunakan strategi reading guide semester
ganjiltahun2017/2018diKecamatanKundur
Barat; 2) Ingin mengetahui penggunaan
strategi reading guide dapat meningkatkan
kemampuangurumenyusunRPPkontekstual
pada sekolah binaan semester ganjil tahun
2017/2018diKecamatanKundur.
Pencapaian tujuan penelitian tindakan
sekolah melalui proses yang telah di-
laksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaatkepadaguru,Pengawaspenelitidan
pengembanganpenelitian,sebagaiberikut:1)
BagiGuru,a)Pengalamangurusebagaisubyek
penelitian melalui proses yang ada di-
harapkan dapat dijadikan pengalaman
empiris untuk pengembangan diri dan pro-
fesinya secara berkelanjutan, b) Menambah
pengetahuan guru untuk melengkapi dan
menggunakan perangkat pembelajaran: 2)
Bagi Pengawas peneliti: a) Pengembangan
profesi sebagai seorang pengawas melalui
penelitian tindakan menjadikan hal ke-
harusan dalam upaya untuk meningkatkan
manajemen dan sumber daya pada wilayah
10 11
UPAYAPENINGKATANKEMAMPUANGURUMENYUSUNRENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)KONTEKSTUALPADASEKOLAHBINAANMENGGUNAKANSTRATEGIREADINGGUIDE
SEMESTERGANJILTAHUN2017-2018DIKECAMATANKUNDURBARATKABUPATENKARIMUN
Arban*
Abstrak:PenelitianinidilaksanakandiduaSekolahyaituSDN001,004,006,007,009dan011KundurBaratKabupatenKarimun, Provinsi KepulauanRiau. Tujuan penulisan penelitian tindakan sekolah ini adalahuntukmeningkatkankemampuangurudalammenyusunRPPkontekstualdenganteknikkunjungankelasdiSDNegeri 001, 004, 006, 007, 009 dan 011 Kundur Barat dalammelaksanakan proses pembelajaran.Metode pengumpulan datanya adalah observasi. Metode analisis datanya adalah deskriptif untuk datakuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa supervisi individu dengan teknikkunjungankelasdapatmeningkatkankemampuanguru-gurudalammelaksanakanprosespembelajaransesuaiPeraturanMenteriNomor41Tahun2007yanginteraktif,inspiratif,menantang,memotivasipesertadidiksertamampumembangun.IniterbuktidarihasilyangdiperolehpadasiklusImeningkatrata-ratanyamenjadi80,55daridataawaldanpadasiklusIInaikrata-ratanyamenjadi91,10darisiklusI.Kesimpulanyang diperoleh dari penelitian ini adalah supervisi individu dengan teknik kunjungan kelas dapatmeningkatkankemampuanguru-gurudalammelaksanakanprosespembelajaransesuaiPeraturanMenteriNomor 41 Tahun 2007 yang interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi peserta didik serta mampumembangun.
KataKunci:RPPKontektual,StrategiReadingGuide
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan supervisi yang
dilaksanakanolehpengawaspenelitikepada
guru-guru di SD Negeri Kecamatan Kundur
Baratsudahberjalanbaik.Akantetapimasih
ada beberapa yang harus diperhatikan,
terutama dalam pembuatan RPP masih ada
guruyangmelaksanakanPBM(ProsesBelajar
Mengajar) tidak sesuai dengan RPP yang
dibuatnya. Dari sepuluh sekolah binaan di
KecamatanKundurBarat diSDNegeri,guru-
gurunya masih banyak yang belum me-
lengkapi perangkat pembelajaran ketika
menyampaikan materi dikelas dan tidak
menggunakanalatperagayangsesuai.
Semua guru harus menyusun peren-
canaanpembelajaranatauRPPyaknisebagai
salah satu jenis kegiatan dalam bidang
akademik. Perencanaan pembelajaran yang
disusunolehguruperludiperhatikanbahkan
dilakukanpenilaianolehpengawasdankepala
sekolahmelaluikegiatansupervisi.Berkenaan
dengan hal itu khusus sekolah binaan di
Kecamatan Kundur Barat sangat perlu
mendapatbimbingandaripengawas.
Pelaksanaan supervisi ini di mulai
tanggal2s.d.17Maret 2017semestergenap
tahun pelajaran 2015-2017, pengawas
peneliti telah melakukan penilaian peren-
canaan pembelajaran berorientasi pada
pembelajarankontekstualuntuksemuaguru
dalam wilayah binaan. Perolehan dari hasil
penilaianadabeberapaSDyangmasihbelum
memuaskan. Walaupun dari data tersebut
terdapat guru yang sudah baik dalam
menyusunperencanaanpembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi ketika
dilakukan wawancara dengan guru tentang
hal tersebut belum bisa menjelaskan
perencanaan pembelajaran kontekstual.
Tentunya hal itu diikuti dengan kurang
memahaminyadalammenyusunperencanaan
pembelajarankontekstual.
BerdasarkanhasilpenilaianRPPmelalui
kegiatan supervisi akademik perencanaan
pembelajarandiatasterdapatcatatansebagai
data empirik penyusunan RPP kontekstual
utamanyapada enamorangdari tiga satuan
pendidikan binaan SD Negeri Kecamatan
Kundur Barat di Kecamatan Kundur Barat.
Untuk menindak lanjuti hal tersebut diatas
pengawas harus menyusun perencanaan
supervisi akademik yang lebih efektif dan
mampu memacu guru untuk meningkatkan
kemampuannya. Perencanaan ini sangat
pentingkarenadidalamnyadisusunskenario
supervisi yang efektif dan mudah di-
laksanakan.
Data dimaksud dapat ditunjukkan pada
hasil penilaianpenyusunanRPPkontekstual
masing-masinggurumemperolehskor50,52,
50.73,50,14,48.66,dan55.Secarakualitatif
masing-masing masuk pada katagori cukup
baik.Namundemikiankondisiinidiupayakan
dapatditingkatkanmenjadilebihbaiklagi.
Memperhatikan data empirik untuk
sejumlah guru tersebut lebih lanjut perlu
ditingkatkan kemampuannya dalam me-
nyusun RPP kontekstual. Upaya untuk itu
dilakukan melalui penelitian tindakan mata
pelajaran.
Upaya pengawas untuk meningkatkan
pemahaman dan penyusunan perencanaan
pembelajaran kontekstual melakukan bim-
bingan melalui penelitian tindakan sekolah.
Bimbingan yang dilakukan oleh pengawas
menggunakanmetodediskusikelompokkecil
dan tugas mandiri. Dengan penggunaan
metode diskusi kelompok, guru bisa aktif
mengungkapkan semua potensi yang
dimilikinyadalamperencanaanpembelajaran
kontekstual.Lebihlanjutmerekadiberitugas
mandiri agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkansecaramandiri sebabpada
saat tertentu mereka dituntut harus bisa
menyelesikan tugas profesinya secara
mandiri.
Memperhatikan latar belakangmasalah
yangtelahdiuraikandiatasdapatdirumuskan
masalah : 1) Bagaimana pelaksanaan
peningkatan kemampuan guru menyusun
RPP kontekstual pada sekolah binaan
menggunakanstrategireadingguidesemester
ganjiltahun2017/2018diKecamatanKundur
Barat;2)Apakahpenggunaanstrategireading
guidedapatmeningkatkankemampuanguru
menyusun RPP kontekstual pada sekolah
binaan semester ganjil tahun 2017/2018 di
KecamatanKundurBarat.
Tujuanpenelitianadalahsebagaiberikut:
1) Ingin mengetahui pelaksanaan pe-
ningkatan kemampuan gurumenyusun RPP
kontekstual pada sekolah binaan meng-
gunakan strategi reading guide semester
ganjiltahun2017/2018diKecamatanKundur
Barat; 2) Ingin mengetahui penggunaan
strategi reading guide dapat meningkatkan
kemampuangurumenyusunRPPkontekstual
pada sekolah binaan semester ganjil tahun
2017/2018diKecamatanKundur.
Pencapaian tujuan penelitian tindakan
sekolah melalui proses yang telah di-
laksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaatkepadaguru,Pengawaspenelitidan
pengembanganpenelitian,sebagaiberikut:1)
BagiGuru,a)Pengalamangurusebagaisubyek
penelitian melalui proses yang ada di-
harapkan dapat dijadikan pengalaman
empiris untuk pengembangan diri dan pro-
fesinya secara berkelanjutan, b) Menambah
pengetahuan guru untuk melengkapi dan
menggunakan perangkat pembelajaran: 2)
Bagi Pengawas peneliti: a) Pengembangan
profesi sebagai seorang pengawas melalui
penelitian tindakan menjadikan hal ke-
harusan dalam upaya untuk meningkatkan
manajemen dan sumber daya pada wilayah
12 13
binaan khususnya tenaga pendidik dalam
menyusunRPP,b)MengetahuiMatapelajaran
yangperluditindaklanjutidalammelengkapi
danpenggunakanperangkatpembelajaran.
PemahamanKemampuan
PemahamanmenurutSadimanadalah
suatu kemampuan sesorang dalam me-
ngartikan,menafsirkan,menerjemahkan,atau
menyatakan sesuatudengan caranya sendiri
tentang pengetahuan yang pernah di-
terimanya. Sedangkan menurut kamus
lengkapbahasaIndonesiapemahamanadalah
sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dan benar. Suharsimi menyatakan
bahwa pemahaman (comprehension) adalah
bagaimana sesorang mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), me-
nerangkan, memperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikanbahwaiamemahamihubungan
yang sederhana di antara fakta-fakta atau
konsep. (http://www.duniapelajar.com/
2011/09/02/defenisi-pemahaman-menurut-
para-ahli/)
StrategiReadingGuide
Reading Guide (Panduan Membaca)
merupakan strategi pembelajaran atau
pembimbingan yang mampu mengakti�kan
siswa untuk belajar atau orang yang
mendapatkan bimbingan untuk me-
nyelesaikan sebuah pekerjaan. Hal ini
sebagaimanadikemukakanolehHisyamZaini
(2008:8)yangmengemukakanbahwa,dalam
beberapa kesempatan, sering terdapat
kejadianbahwamateridapatdiselesaikandi
dalam kelas dan harus diselesaikan di luar
kelas karena banyaknya materi yang harus
diselesaikan.Dalamkeadaansepertiinidapat
digunakansecaraoptimal.
Memahami pendapat tersebut bahwa
strategiReadingGuidebagaisiswaatauorang
yang dibimbing dalam menyelesaikan tugas
yang telahdiberikandapatdilakukan secara
individu atau mata pelajaran dan bisa
dikerjakan di dalam ruangan atau di luar
ruangan belajar/bimbingan. Untuk kegiatan
bimbingan dalam penelitian ini, untuk
menyelesaikan tugas menggunakan dua
teknikyaitu tugasmatapelajarankecil dan
individu.
Lebih lanjut Hisyam Zaini merumuskan
langkah-langkah penerapan strategiReading
Guide yang pada intinya, sebagai berikut: 1)
Tentukanbacaanyangakandipelajari,2)Buat
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab
olehsiswaataupesertabimbingan,3)Berikan
tambahan bacaan selain bacaan (portofolio)
yangtelahdisediakanolehsiswaataupeserta
bimbingan, 4) Berikan tugas kepada siswa
ataupesertabimbingansesuaideganmateri
yangdiberikandenganmenggunakanmedia
portofolio sebagai panduan/penuntun atau
referensibacaan(ReadingGuide),5)Berikan
waktu untuk melakukan diskusi atau tugas
individu hingga menyelesaikan tugasnya
dengan baik, 6) Berikan waktu untuk
presentasidanlanjutkandengankon�irmasi.
TeknikpelaksanaanstrategiReadingGuide
Untuk mengajak para guru agar
mampu mencurahkan atau mengungkapkan
semua potensi yang dimiliki tentang RPP
kontekstualmakadalampelaksanaanstrategi
reading guide menggunakan diskusi mata
pelajaran. Didalam kegiatan diskusi antar
anggotamatapelajaranakanterjadiinteraksi
aktifdanfokuspadamasalahyangdiberikan
oleh pengawas peneliti. Sehingga proses
diskusi yang dialami guru menjadi terarah
sesuai dengan yang diharapkan oleh pe-
ngawaspeneliti.
Hal ini sebagaimana dikemukakan
Soekartawi, dkk. (1995:66) mengemukakan
bahwa metode diskusi merupakan interaksi
antara mahasiswa dengan mahasiswa atau
mahasiswa dengan pengajar untuk meng-
analisis, mengenali atau memperdebatkan
topikataupermasalahantertentu.
Abu Syamsudin Makmum (2001)
mengemukakan bahwa metode diskusi
merupakancaralaindalambelajarmengajar
dimanagurudansiswa,antarasiswaterlibat
adalah dalam suatu proses interaksi secara
aktif dan timbal balik dari dua arah (two or
multiways of comunication) baik dalam
perumusanmasalah,penyampaianinformasi,
pembahasan maupun dalam pengambilan
keputusan.
Pemberiantugasindividu
Pemberian tugas individu kepada
seseorang untuk menyelesaikan tugas yang
harusdiselesaikanmerupakankegiatanyang
sangatpentingsebabpadasaat-saattertentu
seseorangituakandihadapkansecaramandiri
untuk menyelesaikan sebuah masalah yang
sedangdihadapidemikianhalnyadenganpara
guruyangdalambimbinganpadasaattertentu
akan melaksanakan tugas-tugas profesinya
secaramandiri.
Menurut Dimyati, dkk (1998;114)
bahwa setiap proses pembelajaran pasti
menampakkan keaktifan seseorang yang
belajaratausiswa.Pernyataaninitidakdapat
dibantahataukitatolakkebenarannya.Lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa kegiatan �isik
yangdapatdiamatidiantaranyadalambentuk
kegiatan membaca, mendengarkan, menulis,
meragakan danmengatur. Sedangkan secara
psikis sepertimengingatkembali isimateri
pelajaran pertemuan sebelumnya, meng-
gunakankhasanahpengetahuanyangdimiliki
dalam memecahkan suatu konsep yang
dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkansatukonsepdengankonsep
yanglaindankegiatanpsikislainnya.
Tugas individu dalam proses bim-
bingan diberikan pada tahap kedua sebagai
kelanjutandaritahapanpertamadalamupaya
melihat perkembangan kemampuan guru
dalam menyusun RPP kontekstual. Dalam
pelaksanaannya guru tetap diberikan
kesempatan untuk memanfaakan referensi
RPPkontekstualsebagaibentukpelaksanaan
strategireadingguide.
PembelajaranKontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang
mengajak siswa atau orang yang dibimbing
masuk kedunia nyata yang terkait langsung
dengan materi pembelajaran atau pem-
bimbinganyangdiberikan.DalamKurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mem-
berikan sinyal dalam implementasinya
menggunakan strategi dengan menekankan
pada aspek kinerja siswa (Contextual
TeachingandLearning).Dalamhalinifungsi
danperanguruhanyasebagaimediatorsiswa
lebih proaktif untuk merumuskan sendiri
tentangfenomenayangberaitandenganfokus
kajian secara kontekstual bukan tekstual
(Trianto,2008).
Pembelajarankontekstualterjadiapabila
siswamenerapkandanmengalamiapayang
sedang diajarkan dengan mengacu pada
masalah-masalah dunia nyata yang ber-
hubungandenganperandantanggungjawab
meraka sebagai anggota keluarga, warga
negara,siswadantenagakerja(Universityof
12 13
binaan khususnya tenaga pendidik dalam
menyusunRPP,b)MengetahuiMatapelajaran
yangperluditindaklanjutidalammelengkapi
danpenggunakanperangkatpembelajaran.
PemahamanKemampuan
PemahamanmenurutSadimanadalah
suatu kemampuan sesorang dalam me-
ngartikan,menafsirkan,menerjemahkan,atau
menyatakan sesuatudengan caranya sendiri
tentang pengetahuan yang pernah di-
terimanya. Sedangkan menurut kamus
lengkapbahasaIndonesiapemahamanadalah
sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dan benar. Suharsimi menyatakan
bahwa pemahaman (comprehension) adalah
bagaimana sesorang mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), me-
nerangkan, memperluas, menyimpulkan,
menggeneralisasikan, memberikan contoh,
menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikanbahwaiamemahamihubungan
yang sederhana di antara fakta-fakta atau
konsep. (http://www.duniapelajar.com/
2011/09/02/defenisi-pemahaman-menurut-
para-ahli/)
StrategiReadingGuide
Reading Guide (Panduan Membaca)
merupakan strategi pembelajaran atau
pembimbingan yang mampu mengakti�kan
siswa untuk belajar atau orang yang
mendapatkan bimbingan untuk me-
nyelesaikan sebuah pekerjaan. Hal ini
sebagaimanadikemukakanolehHisyamZaini
(2008:8)yangmengemukakanbahwa,dalam
beberapa kesempatan, sering terdapat
kejadianbahwamateridapatdiselesaikandi
dalam kelas dan harus diselesaikan di luar
kelas karena banyaknya materi yang harus
diselesaikan.Dalamkeadaansepertiinidapat
digunakansecaraoptimal.
Memahami pendapat tersebut bahwa
strategiReadingGuidebagaisiswaatauorang
yang dibimbing dalam menyelesaikan tugas
yang telahdiberikandapatdilakukan secara
individu atau mata pelajaran dan bisa
dikerjakan di dalam ruangan atau di luar
ruangan belajar/bimbingan. Untuk kegiatan
bimbingan dalam penelitian ini, untuk
menyelesaikan tugas menggunakan dua
teknikyaitu tugasmatapelajarankecil dan
individu.
Lebih lanjut Hisyam Zaini merumuskan
langkah-langkah penerapan strategiReading
Guide yang pada intinya, sebagai berikut: 1)
Tentukanbacaanyangakandipelajari,2)Buat
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab
olehsiswaataupesertabimbingan,3)Berikan
tambahan bacaan selain bacaan (portofolio)
yangtelahdisediakanolehsiswaataupeserta
bimbingan, 4) Berikan tugas kepada siswa
ataupesertabimbingansesuaideganmateri
yangdiberikandenganmenggunakanmedia
portofolio sebagai panduan/penuntun atau
referensibacaan(ReadingGuide),5)Berikan
waktu untuk melakukan diskusi atau tugas
individu hingga menyelesaikan tugasnya
dengan baik, 6) Berikan waktu untuk
presentasidanlanjutkandengankon�irmasi.
TeknikpelaksanaanstrategiReadingGuide
Untuk mengajak para guru agar
mampu mencurahkan atau mengungkapkan
semua potensi yang dimiliki tentang RPP
kontekstualmakadalampelaksanaanstrategi
reading guide menggunakan diskusi mata
pelajaran. Didalam kegiatan diskusi antar
anggotamatapelajaranakanterjadiinteraksi
aktifdanfokuspadamasalahyangdiberikan
oleh pengawas peneliti. Sehingga proses
diskusi yang dialami guru menjadi terarah
sesuai dengan yang diharapkan oleh pe-
ngawaspeneliti.
Hal ini sebagaimana dikemukakan
Soekartawi, dkk. (1995:66) mengemukakan
bahwa metode diskusi merupakan interaksi
antara mahasiswa dengan mahasiswa atau
mahasiswa dengan pengajar untuk meng-
analisis, mengenali atau memperdebatkan
topikataupermasalahantertentu.
Abu Syamsudin Makmum (2001)
mengemukakan bahwa metode diskusi
merupakancaralaindalambelajarmengajar
dimanagurudansiswa,antarasiswaterlibat
adalah dalam suatu proses interaksi secara
aktif dan timbal balik dari dua arah (two or
multiways of comunication) baik dalam
perumusanmasalah,penyampaianinformasi,
pembahasan maupun dalam pengambilan
keputusan.
Pemberiantugasindividu
Pemberian tugas individu kepada
seseorang untuk menyelesaikan tugas yang
harusdiselesaikanmerupakankegiatanyang
sangatpentingsebabpadasaat-saattertentu
seseorangituakandihadapkansecaramandiri
untuk menyelesaikan sebuah masalah yang
sedangdihadapidemikianhalnyadenganpara
guruyangdalambimbinganpadasaattertentu
akan melaksanakan tugas-tugas profesinya
secaramandiri.
Menurut Dimyati, dkk (1998;114)
bahwa setiap proses pembelajaran pasti
menampakkan keaktifan seseorang yang
belajaratausiswa.Pernyataaninitidakdapat
dibantahataukitatolakkebenarannya.Lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa kegiatan �isik
yangdapatdiamatidiantaranyadalambentuk
kegiatan membaca, mendengarkan, menulis,
meragakan danmengatur. Sedangkan secara
psikis sepertimengingatkembali isimateri
pelajaran pertemuan sebelumnya, meng-
gunakankhasanahpengetahuanyangdimiliki
dalam memecahkan suatu konsep yang
dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkansatukonsepdengankonsep
yanglaindankegiatanpsikislainnya.
Tugas individu dalam proses bim-
bingan diberikan pada tahap kedua sebagai
kelanjutandaritahapanpertamadalamupaya
melihat perkembangan kemampuan guru
dalam menyusun RPP kontekstual. Dalam
pelaksanaannya guru tetap diberikan
kesempatan untuk memanfaakan referensi
RPPkontekstualsebagaibentukpelaksanaan
strategireadingguide.
PembelajaranKontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang
mengajak siswa atau orang yang dibimbing
masuk kedunia nyata yang terkait langsung
dengan materi pembelajaran atau pem-
bimbinganyangdiberikan.DalamKurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mem-
berikan sinyal dalam implementasinya
menggunakan strategi dengan menekankan
pada aspek kinerja siswa (Contextual
TeachingandLearning).Dalamhalinifungsi
danperanguruhanyasebagaimediatorsiswa
lebih proaktif untuk merumuskan sendiri
tentangfenomenayangberaitandenganfokus
kajian secara kontekstual bukan tekstual
(Trianto,2008).
Pembelajarankontekstualterjadiapabila
siswamenerapkandanmengalamiapayang
sedang diajarkan dengan mengacu pada
masalah-masalah dunia nyata yang ber-
hubungandenganperandantanggungjawab
meraka sebagai anggota keluarga, warga
negara,siswadantenagakerja(Universityof
14 15
Washington,2001).Pembelajarankonteksual
adalah pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman
sesungguhnya(Blanchard,2001).
Merujuk pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pem-
belajarankontekstualmerupakanpendekatan
pembelajaranyangmenempatkanatauorang
yangdibimbinguntukbisamenerapkandan
mengalami apa yang sedangditerimadalam
bentuk materi pembelajaran yang terkait
langsung dengan kondisi nyata dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari. Baik itu
bersifat pengetahuan nilai-nilai, tanggung
jawabsebagaipribadi,anggotakeluargaatau
sebagai warga bangsa. Dalam kontes
penyusunanRPPkontekstualguruharusbisa
merangkai kegiatan pembelajaran dalam
sekenarionya yang mengkaitkan materi
dengan kondisi nyata dalam kondisi
kehidupansehari-hari.
Vernon A. Magnesen mengemukakan
tentangcarabelajardancaraberpikirbahwa
90%dariapayangkitakatakandanlakukan
memudahkan cara otak bekerja, memori
bekerja, cara kita menyimpan informasi,
mengambilnya, menghubungkannya dengan
konsep lain,danmencaripengetahuanbaru,
kapanpunandamemerlukannyadengancepat
(dalam Gordon Dryden & Jeannette Vos,
2003).
Memperhatikan pendapat tersebut dan
agar pelaksanaan pembelajaran di kelas
mencerminkan pembe la j a ran ak t i f
kontekstual maka RPP yang disusun harus
berorientasikontekstual.
Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning)
Pembelajarankontekstualmerupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pentingnya menghadirkan
lingkungan alamiah dalam proses pem-
belajaran agar siswa dalam proses pem-
belajaranmampumengembangkan diri dari
materi yang diterima dengan kondisi nyata
yangadadilingkungan.
Terdapat lima hal yang perlu di-
perhatikan bagi guru dalam penerapan
pembelajaran kontekstual yang disingkat
REACT (Nurhadi, 2006:23) yaitu sebagai
berikut:1.Relating.Belajardikaitkandengan
kehidupan nyata siswa, 2) Experiencting.
Belajar ditekankan pada penggalian atau
eksplorasi, penemuan atau diskoveri, dan
penciptan (inventional),3) Apllying.Belajar
bagaimana pengetahuan dipresentasikan
dalam konteks pemanfaatannya, 4) Coo-
perating.Belajarmelaluikontekskomunikasi
interpersonal pemahaman bersama dan
sebagainya, 5) Transfering, Belajar melalui
pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi
ataukonteksbaru.
Selanjutnya Nurhadi (2006:33-34)
mengemukakan bahwa CTL (Contextual
Teaching and Learning) adalah salah satu
model pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual. Pandangan CTL
(Contextual Teaching and Learning) tentang
belajaradalahsebagaiberikut:a)Belajartidak
hanyasekedarmenghafal,siswaharusdapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, b)
Anakbelajardaripengalaman,anakmencatat
sendiripolabermaknadaripengetahuanbaru
dantidakbegitusajamenerimapengetahuan
dariguru,c)Pengetahuantidakbisadipisah-
pisahmenjadifakta-faktaatauproporsiyang
terpisah, tapi mencerminkan keterampilan
yang diterapkan, d) Siswa perlu dibiasakan
memecahkan masalah menentukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya sendiri dan
bergelut dengan ide-ide, c) Proses belajar
dapat mengubah struktur otak. Dalam
kontekspembelajarandalampendekatan ini
anak harus tahu makna belajar dan
bagaimana menggunakan pengetahuan dan
keterampilanyangdiperolehnyaolehkarena
itu transfer belajar diupayakan siswa
menjalanisendiri.
Berikutnya Nurhadi (2006:42-52)
menjelaskan bahwa penerapan pendekatan
kontekstualdikelas(ContextualTeachingand
Learning) sesuai dengan karakteristiknya
memiliki tujuh komponen yaitu kon-
strukstivisme (Construktivism), Inkuiri
(Inquiry),bertanya(Questioning),Masyarakat
belajar (Learning Comunity), Pemodelan
(Modeling),Re�kesi(Re�lection)danPenilaian
sebenarnya(AutenticAssesment).
KerangkaKonseptual
Agar penelitian dapat berlangsung
denganbaikdanmemberikankejelasanbaik
pada aspek berpikir maupun perilaku
penelitian maka perlu kerangka konseptual
yang mudah dipahami dan dilaksanakan
sesuai dengan tahapan-tahapan atau siklus
yang ditetapkan: 1) Kondisi Awal. Kondisi
awal merupakan kemampuan awal guru
dalam menyusun RPP kontekstual. Untuk
mendapatkan data awal para guru diminta
arsip RPP yang menurut mereka sudah
Kontekstual dan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran; 2) Pemberian
Tindakan. Untuk peningkatan kemampuan
guru dalam menyusun RPP kontekstual
menggunakan tahapan (siklus) sebagai
berikut: a) Pada siklus pertama, guru
menyusun RPP kontekstual melalui diskusi
Matapelajarankecildenganmemperhatikan
hasilkerjaberupaRPPyangmenurutmereka
adalah Kontekstual. Hasil kerja (produk)
masing-masing guru tersebut dibahas
kembali dalam kelompok dan melalui
pembahasantersebutdiharapkansetiapguru
dapat menghasilkan produk baru. Produk
baru dapat berupa hasil review atau hasil
pegembangan produk yang lama, b) Pada
sikluskeduagurumenyusunRPPkontekstual
melaluitugasindividudenganharapandapat
menghasilkan produk RPP kontekstual yang
baik dan sesuai dengan yang diharapkan, c)
KondisiAkhir.Setelah diupayakan tindakan
melalui strategi Reading Guide baik secara
diskusikecildalamkelompokmaupunmelalui
tugas individu hasilnya dapat dibuktikan
bahwa strategi Reading Guide dapat
meningkatkanHasilkerjagurumenyusunRPP
kontekstualsesuaidenganyangdiharapkan.
Untuk lebih jelasnya kerangka ber�ikir
penelitian tindakan Mata pelajaran (PTS)
sebagaiberikut:
KONDISI AWAL
TINDAKAN
Penyusunan RPP
Kontekstual
melalui
strategi Reading Guide
Kondisi Akhir
Diduga bimbingan
menggunakan strategi
Reading Guide guru dapat
menyusunan RPP
Refleksi
Refleksi
SIKLUS I
Menyusun RPP
Kontekstual
teknik diskusi
Diperoleh
kemampuan
awal guru
menyusun RPP
SIKLUS II
Menyusun RPP
Kontekstual
dengan teknik
METODOLOGIPENELITIAN
SubyekPenelitian
Subyek penelitian diambil dari
sejumlah populasi yang ada sebanyak 100
guru dari 10 sekolah binaan. SD negeri di
Kecamatan Kundur . Mata pelajaran yang
diajarkanyaituTematik.Pengambilansubyek
penelitiandiantaranyadenganpertimbangan
bentuk penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan. Selain itu merujuk
14 15
Washington,2001).Pembelajarankonteksual
adalah pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman
sesungguhnya(Blanchard,2001).
Merujuk pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pem-
belajarankontekstualmerupakanpendekatan
pembelajaranyangmenempatkanatauorang
yangdibimbinguntukbisamenerapkandan
mengalami apa yang sedangditerimadalam
bentuk materi pembelajaran yang terkait
langsung dengan kondisi nyata dalam
lingkungan kehidupan sehari-hari. Baik itu
bersifat pengetahuan nilai-nilai, tanggung
jawabsebagaipribadi,anggotakeluargaatau
sebagai warga bangsa. Dalam kontes
penyusunanRPPkontekstualguruharusbisa
merangkai kegiatan pembelajaran dalam
sekenarionya yang mengkaitkan materi
dengan kondisi nyata dalam kondisi
kehidupansehari-hari.
Vernon A. Magnesen mengemukakan
tentangcarabelajardancaraberpikirbahwa
90%dariapayangkitakatakandanlakukan
memudahkan cara otak bekerja, memori
bekerja, cara kita menyimpan informasi,
mengambilnya, menghubungkannya dengan
konsep lain,danmencaripengetahuanbaru,
kapanpunandamemerlukannyadengancepat
(dalam Gordon Dryden & Jeannette Vos,
2003).
Memperhatikan pendapat tersebut dan
agar pelaksanaan pembelajaran di kelas
mencerminkan pembe la j a ran ak t i f
kontekstual maka RPP yang disusun harus
berorientasikontekstual.
Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning)
Pembelajarankontekstualmerupakan
salah satu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pentingnya menghadirkan
lingkungan alamiah dalam proses pem-
belajaran agar siswa dalam proses pem-
belajaranmampumengembangkan diri dari
materi yang diterima dengan kondisi nyata
yangadadilingkungan.
Terdapat lima hal yang perlu di-
perhatikan bagi guru dalam penerapan
pembelajaran kontekstual yang disingkat
REACT (Nurhadi, 2006:23) yaitu sebagai
berikut:1.Relating.Belajardikaitkandengan
kehidupan nyata siswa, 2) Experiencting.
Belajar ditekankan pada penggalian atau
eksplorasi, penemuan atau diskoveri, dan
penciptan (inventional),3) Apllying.Belajar
bagaimana pengetahuan dipresentasikan
dalam konteks pemanfaatannya, 4) Coo-
perating.Belajarmelaluikontekskomunikasi
interpersonal pemahaman bersama dan
sebagainya, 5) Transfering, Belajar melalui
pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi
ataukonteksbaru.
Selanjutnya Nurhadi (2006:33-34)
mengemukakan bahwa CTL (Contextual
Teaching and Learning) adalah salah satu
model pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual. Pandangan CTL
(Contextual Teaching and Learning) tentang
belajaradalahsebagaiberikut:a)Belajartidak
hanyasekedarmenghafal,siswaharusdapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, b)
Anakbelajardaripengalaman,anakmencatat
sendiripolabermaknadaripengetahuanbaru
dantidakbegitusajamenerimapengetahuan
dariguru,c)Pengetahuantidakbisadipisah-
pisahmenjadifakta-faktaatauproporsiyang
terpisah, tapi mencerminkan keterampilan
yang diterapkan, d) Siswa perlu dibiasakan
memecahkan masalah menentukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya sendiri dan
bergelut dengan ide-ide, c) Proses belajar
dapat mengubah struktur otak. Dalam
kontekspembelajarandalampendekatan ini
anak harus tahu makna belajar dan
bagaimana menggunakan pengetahuan dan
keterampilanyangdiperolehnyaolehkarena
itu transfer belajar diupayakan siswa
menjalanisendiri.
Berikutnya Nurhadi (2006:42-52)
menjelaskan bahwa penerapan pendekatan
kontekstualdikelas(ContextualTeachingand
Learning) sesuai dengan karakteristiknya
memiliki tujuh komponen yaitu kon-
strukstivisme (Construktivism), Inkuiri
(Inquiry),bertanya(Questioning),Masyarakat
belajar (Learning Comunity), Pemodelan
(Modeling),Re�kesi(Re�lection)danPenilaian
sebenarnya(AutenticAssesment).
KerangkaKonseptual
Agar penelitian dapat berlangsung
denganbaikdanmemberikankejelasanbaik
pada aspek berpikir maupun perilaku
penelitian maka perlu kerangka konseptual
yang mudah dipahami dan dilaksanakan
sesuai dengan tahapan-tahapan atau siklus
yang ditetapkan: 1) Kondisi Awal. Kondisi
awal merupakan kemampuan awal guru
dalam menyusun RPP kontekstual. Untuk
mendapatkan data awal para guru diminta
arsip RPP yang menurut mereka sudah
Kontekstual dan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran; 2) Pemberian
Tindakan. Untuk peningkatan kemampuan
guru dalam menyusun RPP kontekstual
menggunakan tahapan (siklus) sebagai
berikut: a) Pada siklus pertama, guru
menyusun RPP kontekstual melalui diskusi
Matapelajarankecildenganmemperhatikan
hasilkerjaberupaRPPyangmenurutmereka
adalah Kontekstual. Hasil kerja (produk)
masing-masing guru tersebut dibahas
kembali dalam kelompok dan melalui
pembahasantersebutdiharapkansetiapguru
dapat menghasilkan produk baru. Produk
baru dapat berupa hasil review atau hasil
pegembangan produk yang lama, b) Pada
sikluskeduagurumenyusunRPPkontekstual
melaluitugasindividudenganharapandapat
menghasilkan produk RPP kontekstual yang
baik dan sesuai dengan yang diharapkan, c)
KondisiAkhir.Setelah diupayakan tindakan
melalui strategi Reading Guide baik secara
diskusikecildalamkelompokmaupunmelalui
tugas individu hasilnya dapat dibuktikan
bahwa strategi Reading Guide dapat
meningkatkanHasilkerjagurumenyusunRPP
kontekstualsesuaidenganyangdiharapkan.
Untuk lebih jelasnya kerangka ber�ikir
penelitian tindakan Mata pelajaran (PTS)
sebagaiberikut:
KONDISI AWAL
TINDAKAN
Penyusunan RPP
Kontekstual
melalui
strategi Reading Guide
Kondisi Akhir
Diduga bimbingan
menggunakan strategi
Reading Guide guru dapat
menyusunan RPP
Refleksi
Refleksi
SIKLUS I
Menyusun RPP
Kontekstual
teknik diskusi
Diperoleh
kemampuan
awal guru
menyusun RPP
SIKLUS II
Menyusun RPP
Kontekstual
dengan teknik
METODOLOGIPENELITIAN
SubyekPenelitian
Subyek penelitian diambil dari
sejumlah populasi yang ada sebanyak 100
guru dari 10 sekolah binaan. SD negeri di
Kecamatan Kundur . Mata pelajaran yang
diajarkanyaituTematik.Pengambilansubyek
penelitiandiantaranyadenganpertimbangan
bentuk penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan. Selain itu merujuk
16 17
pendapatNasution (1982:116) yangmenge-
mukakanbahwatidakadaaturanyangtegas
tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan
untuk suatu penelitian dari populasi yang
tersedia.Jugatidakadabatasanyangjelasapa
yangdimaksuddengansampelyangbesardan
yang kecil. Dengan pertimbangan tersebut
untuk subyek penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel1.SubyekPenelitian
No. Namaguru AsalMatapelajaran MataPelajaran1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
Tematik
2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
Tematik3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik4 ELI,S.Pd SDN007 Tematik5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik
WaktuPenelitian
Penelitian tindakan sekolah (PTS)
dilakukan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2017 selama enam bulan.
Mulai dari persiapan sampai dengan
penulisanlaporanhasilPTS.Waktukegiatan
tampakpadatabelberikutini:
Tabel2.JadwalPenelitian
No KegiatanJuli Agustus Sep Okt Nop DesKelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Penyusunan
proposaldanperencanaantindakanI
2. PelaksanaantindakanI
3. Pengamatan/pengumpulandataI
4. Re�leksiI 5. Perencanaan
tindakanII 6. Pelaksanaan
tindakanII
7. Pengamatan/
pengumpulandataII
8. Re�leksiII9. Penulisan
laporan/penjilidan
TempatPenelitian
Penelitian Tindakan sekolah (PTS)
dilaksanakandi SekolahbinaanyaitudiSDN
001 SDN 004,006,007,009 dan SDN 011
Kecamatan Kundur Barat masing – masing
sekolah 1 orang , terdiri dari 6 sekolah .
Pemi l ihan tempat tersebut dengan
pertimbanganmudahdijangkauolehsekolah
binaanyangadadiKecamatanKundurBarat
dalamkegiatansupervisikunjungankelas.
ProsedurPenelitian
Agar penelitian dapat berlangsung
efektifdane�isienmakaprosedurpenelitian
yang harus dilakukan sebagai berikut: a)
Melakukansupervisiawaluntukmemperoleh
data awal sebagai bahan re�leksi dan
pertimbanganperlunyadilakukanpenelitian,
b) Menentukan rancangan penelitian yaitu
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), c)
Melakukan persiapan-persiapan, yaitu: 1)
Menyusun rencana penelitian, 2) Menyusun
skenario tindakan, 3) Menyusun instrumen
penelitian, 4) Mencari/menentukan ko-
laborator, 5) Menyiapkan alat evaluasi; d)
Menentukan tahapan setiap siklus yang
meliputi perencanaan (planning), tindakan
(acting), Observasi (observing) dan re�leksi
(re�lecting).
RancanganPenelitian
Rancanganpenelitianyangdilakukan
adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Penggunaan rancangan tersebut merujuk
Kemmis (1988, dalam Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan, 2011) bahwa
penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian re�leksi diri yang dilakukan oleh
para partsipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktekyangdilakukansendiri.
Maksud memperbaiki praktek yang
dilakukansendiriadalahprosestindakandan
hasilyangdiperolehdariprosestindakanyang
dilakukan. Dalam hal penelitian ini praktek
pembimbingan melalui penelitian belum
tentu dapat dilaksanakan dengan baik oleh
pengawaspenelitisesuaidenganperencanaan
yangdisusun,olehkarenaitupraktekperludi
perbaikiataudikembangkan.
Penelitian kolaboratif dimaksud
dalampelaksanaanakandibantusatuorang
ataulebihyangperannyasebagaikolabolator.
Tugas kolabolator adalah melaksanakan
pengamatandalamprosespenelitian.Halini
sesuai dengan Moleong (dalam Zainal Aqib,
2003:105)yangmengemukakanbahwadalam
penelitian ini, karena teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi maka
keabsahandatadiperiksadengantriangulasi
penyidik,yaitudenganbantuanpengamatlain
sebagaikolaburator.
TeknikPengumpulanData
Teknik yang dipergunakan untuk
memperolehdatapenelitianadalahobservasi.
Penggunaan teknik observasi merujuk
pendapat Mastarmudi yang mengemukakan
bahwa observasi yang berarti pengamatan
bertujuan untuk mendapatkan data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pe-
mahaman atau sebagai alat re-chack ingin
atau pembuktian terhadap informasi ke-
teranganyangdiperolehsebelumnya.Sebagi
metode ilmiah observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki secara
sistematik. (http://mastarmudi.blogspot.
co.id/2010/07/pengertian-observasi.html)
Memahami pendapat tersebut ob-
servasi adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan seseorang melalui pengamatan
dalam sebuah proses kegiatan dengan
menggunakan instrumen yang telah
ditentukanuntukmendapatkansejumlahdata
dari proses yangdiamati dan sesuai dengan
kebutuhanpenelitian.
Untuk menyusun instrumen pene-
litian dilakukan bersama kolaborator.
Instrumen yang dipergunakan untuk
mengumpulkan datameliputi: 1) instrumen
data re�leksi awal, 2) Format observasi
k e s e s u a i a n Re n c a n a Pe l a k s a n a a n
Pembimbingan(RPP)denganpelaksanaan,3)
Format penilaian hasil kerja (produk) guru
berupaRPPkontekstual.
Untuk mengukur tingkat kesesuaian
RPP dengan pelaksanaan menggunakan
rentangskorantara1–10denganklasi�ikasi
katagori sesuai, cukup sesuai dan kurang
sesuai. Lebih jelasnya sebagaimana tabel
berikutini:
Tabel3.RentanganSkorKesesuaianRPPdenganPBM
No Rentangskor TingkatKesesuaian1 1 –
4
KurangSesuai2 5– 7 CukupSesuai3 8– 10 Sesuai
Berikutnya untuk mengetahui kemampuan
guru menyusun RPP menggunakan tabel
rentanganskorsebagaiberikut:
Tabel4.RentanganskorhasilMenyusunRPP
No. RentanganSkor Katagori1 76
-
100
Sangat Baik
2 51- 75 Baik3 26
-
50
CukupBaik4 0- 25 KurangBaik
AnalisisData
Datayangtelahdiperolehlebihlanjut
dikumpulkandandiklasi�ikasisesuaidengan
kebutuhan analisis data.Hasil akhir analisis
data dipergunakan sebagai bahan pe-
ngambilan simpulan. Untuk anlisis data
merujuk pendapatMilesHuberman (dalam
Zainal Aqib, 2006:108) yang menyebutkan
bahwa data dianalisa bersama mitra
kolaburasi sejak penelitian dimulai, yang
dikembangkanselamaprosesre�leksisampai
penyusunan laporan. Teknik analisis data
16 17
pendapatNasution (1982:116) yangmenge-
mukakanbahwatidakadaaturanyangtegas
tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan
untuk suatu penelitian dari populasi yang
tersedia.Jugatidakadabatasanyangjelasapa
yangdimaksuddengansampelyangbesardan
yang kecil. Dengan pertimbangan tersebut
untuk subyek penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel1.SubyekPenelitian
No. Namaguru AsalMatapelajaran MataPelajaran1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
Tematik
2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
Tematik3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik4 ELI,S.Pd SDN007 Tematik5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik
WaktuPenelitian
Penelitian tindakan sekolah (PTS)
dilakukan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2017 selama enam bulan.
Mulai dari persiapan sampai dengan
penulisanlaporanhasilPTS.Waktukegiatan
tampakpadatabelberikutini:
Tabel2.JadwalPenelitian
No KegiatanJuli Agustus Sep Okt Nop DesKelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Penyusunan
proposaldanperencanaantindakanI
2. PelaksanaantindakanI
3. Pengamatan/pengumpulandataI
4. Re�leksiI 5. Perencanaan
tindakanII 6. Pelaksanaan
tindakanII
7. Pengamatan/
pengumpulandataII
8. Re�leksiII9. Penulisan
laporan/penjilidan
TempatPenelitian
Penelitian Tindakan sekolah (PTS)
dilaksanakandi SekolahbinaanyaitudiSDN
001 SDN 004,006,007,009 dan SDN 011
Kecamatan Kundur Barat masing – masing
sekolah 1 orang , terdiri dari 6 sekolah .
Pemi l ihan tempat tersebut dengan
pertimbanganmudahdijangkauolehsekolah
binaanyangadadiKecamatanKundurBarat
dalamkegiatansupervisikunjungankelas.
ProsedurPenelitian
Agar penelitian dapat berlangsung
efektifdane�isienmakaprosedurpenelitian
yang harus dilakukan sebagai berikut: a)
Melakukansupervisiawaluntukmemperoleh
data awal sebagai bahan re�leksi dan
pertimbanganperlunyadilakukanpenelitian,
b) Menentukan rancangan penelitian yaitu
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), c)
Melakukan persiapan-persiapan, yaitu: 1)
Menyusun rencana penelitian, 2) Menyusun
skenario tindakan, 3) Menyusun instrumen
penelitian, 4) Mencari/menentukan ko-
laborator, 5) Menyiapkan alat evaluasi; d)
Menentukan tahapan setiap siklus yang
meliputi perencanaan (planning), tindakan
(acting), Observasi (observing) dan re�leksi
(re�lecting).
RancanganPenelitian
Rancanganpenelitianyangdilakukan
adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Penggunaan rancangan tersebut merujuk
Kemmis (1988, dalam Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan, 2011) bahwa
penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian re�leksi diri yang dilakukan oleh
para partsipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktekyangdilakukansendiri.
Maksud memperbaiki praktek yang
dilakukansendiriadalahprosestindakandan
hasilyangdiperolehdariprosestindakanyang
dilakukan. Dalam hal penelitian ini praktek
pembimbingan melalui penelitian belum
tentu dapat dilaksanakan dengan baik oleh
pengawaspenelitisesuaidenganperencanaan
yangdisusun,olehkarenaitupraktekperludi
perbaikiataudikembangkan.
Penelitian kolaboratif dimaksud
dalampelaksanaanakandibantusatuorang
ataulebihyangperannyasebagaikolabolator.
Tugas kolabolator adalah melaksanakan
pengamatandalamprosespenelitian.Halini
sesuai dengan Moleong (dalam Zainal Aqib,
2003:105)yangmengemukakanbahwadalam
penelitian ini, karena teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi maka
keabsahandatadiperiksadengantriangulasi
penyidik,yaitudenganbantuanpengamatlain
sebagaikolaburator.
TeknikPengumpulanData
Teknik yang dipergunakan untuk
memperolehdatapenelitianadalahobservasi.
Penggunaan teknik observasi merujuk
pendapat Mastarmudi yang mengemukakan
bahwa observasi yang berarti pengamatan
bertujuan untuk mendapatkan data tentang
suatu masalah, sehingga diperoleh pe-
mahaman atau sebagai alat re-chack ingin
atau pembuktian terhadap informasi ke-
teranganyangdiperolehsebelumnya.Sebagi
metode ilmiah observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki secara
sistematik. (http://mastarmudi.blogspot.
co.id/2010/07/pengertian-observasi.html)
Memahami pendapat tersebut ob-
servasi adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan seseorang melalui pengamatan
dalam sebuah proses kegiatan dengan
menggunakan instrumen yang telah
ditentukanuntukmendapatkansejumlahdata
dari proses yangdiamati dan sesuai dengan
kebutuhanpenelitian.
Untuk menyusun instrumen pene-
litian dilakukan bersama kolaborator.
Instrumen yang dipergunakan untuk
mengumpulkan datameliputi: 1) instrumen
data re�leksi awal, 2) Format observasi
k e s e s u a i a n Re n c a n a Pe l a k s a n a a n
Pembimbingan(RPP)denganpelaksanaan,3)
Format penilaian hasil kerja (produk) guru
berupaRPPkontekstual.
Untuk mengukur tingkat kesesuaian
RPP dengan pelaksanaan menggunakan
rentangskorantara1–10denganklasi�ikasi
katagori sesuai, cukup sesuai dan kurang
sesuai. Lebih jelasnya sebagaimana tabel
berikutini:
Tabel3.RentanganSkorKesesuaianRPPdenganPBM
No Rentangskor TingkatKesesuaian1 1 –
4
KurangSesuai2 5– 7 CukupSesuai3 8– 10 Sesuai
Berikutnya untuk mengetahui kemampuan
guru menyusun RPP menggunakan tabel
rentanganskorsebagaiberikut:
Tabel4.RentanganskorhasilMenyusunRPP
No. RentanganSkor Katagori1 76
-
100
Sangat Baik
2 51- 75 Baik3 26
-
50
CukupBaik4 0- 25 KurangBaik
AnalisisData
Datayangtelahdiperolehlebihlanjut
dikumpulkandandiklasi�ikasisesuaidengan
kebutuhan analisis data.Hasil akhir analisis
data dipergunakan sebagai bahan pe-
ngambilan simpulan. Untuk anlisis data
merujuk pendapatMilesHuberman (dalam
Zainal Aqib, 2006:108) yang menyebutkan
bahwa data dianalisa bersama mitra
kolaburasi sejak penelitian dimulai, yang
dikembangkanselamaprosesre�leksisampai
penyusunan laporan. Teknik analisis data
18 19
yang digunakan adalah model alur, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan
simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasilobservasiawaladalahdatayang
diperoleh sebelum dilakukan penelitian
tindakandandatatersebutdigunakansebagi
pertimbanganperlunyadilakukanpenelitian.
Datayangdiperolehsebagaiberikut:
Tabel5.HasilkerjaawalgurumenyusunRPPkontekstual
NoNamaGuru
AsalMatapelajaran
PerolehanSkor
PenelitiKola
boratorRata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
54.4
54.4 Baik2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
54.6
54.6 Baik
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD
SDN
006
59.6
59.6 Baik4 ELI,S.Pd SDN007 58 58 Baik5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
58.1
58.1 Baik
6 MARISAHUQIE
SDN011
58.9
58.9 Baik
Jumlah 343.6343.6
Baik
Rata-rata 57.2757.27
Sumber:RPPhasilpekerjaanguru
DataHasilPenelitianSiklusI
Perencanaan (planing), Untuk
tindakansiklus Imemerlukanwaktu6X45
menit . Topik materi: Menyusun RPP
kontekstual. Materinya tentang sembilan
komponen dan prinsip-prinsip penyusunan
RPP. Strategi penyampaian materi adalah
ReadingGuide. Metodepenyampaianadalah
ceramah,diskusikelompok.danstrategiyang
dipergunakanadalahstrategiAktif Reading
Guide.
Penyajian materi dengan skenario
berikut:1)Pengawaspenelitimenyampaikan
pokokmaterimelaluiceramah,diskusiMata
pelajarankecil,2)MenyiapkandanMenyusun
RPP; 3) Mengajak kolabolator dalam
membantu menyiapkan pengamatan; 4)
Melakukanpengamatandanpenilaian
Pelaksanaan, Tahapan-tahapan tin-
dakansiklusIsebagaiberikut:1)Pendahuluan
Pengawas peneliti menyampaikan tujuan
pembimbingan dan inti materi yang akan
d iber ikan . Penyampaian aperseps i ,
penyampaian tujuan bimbingan, dan
pemberianmotivasi.KegiatanInti,a)Peneliti
menyampaikan konsepmateri secara umum
tentang pentingnya RPP kontekstual, b)
Penyampaian contoh RPP kontekstual dan
RPPbukanKontekstual,c)Pengawaspeneliti
memberikesempatanguruuntukbertanya,d)
Pembentukan kelompok kerja dan setiap
kelompok beranggotakan 2 orang; e) Guru
diminta menyiapkan RPP kontekstual yang
telah disiapkan sebelumnya oleh masing-
masingguru;f)Gurudimintamendiskusikan
hasilkerjakelompok;g)Setiapgurudiminta
mempresentasikan hasil kerja/produk RPP
yangtelahdisusun;h)Gurudimintamerespon
hasil setiap presentasi; i) Pengawas peneliti
mengulas setiap hasil prestasi setelah
interaksiantarguruberlangsung;j)Pengawas
penelitimemberikanwaktuuntukmelakukan
kon�irmasi hasil kerja kelompok setelah
pengawas penelitimengulasRPPhasilkerja
guru; k) Pengawas peneliti memberikan
kesimpulanhasilkerjaseluruhguru.Penutup
a)Pengawaspenelitimemberikankesimpulan
hasil kerja guru; b) Pengawas peneliti
memintagurumengumpulkanRPPhasilkerja
individu; c) Pengawas peneliti melakukan
re� leksi proses b imbingan sebelum
meninggalkan ruangan dan dilanjutkan
menyampaikan rencana materi yang akan
datang Kegiatan di akhiri dengan ucapan
salam.
Pengamatan (observasi),Observasi
(pengamatan)selamapenelitianpadasiklusI
berlangsung dilakukan bersama oleh
pengawas peneliti dan kolaborator. Pe-
ngamatanyangdilakukansebagaiberikut:1)
Pengawaspenelitimelaksanakanpengamatan
untukguru selamamengikuti bimbingan;2)
Kolaborator melakukan pengamatan untuk
guru dan pengawas peneliti; 3) Hasil
pengamatansiklusIdisajikanberturut-turut
meliputi sebagai berikut: a) Proses
bimbingan, b) Kegiatan guru selama
mengikuti bimbingan, c) Hasil kerja guru
menyusun RPP kontekstual meliputi
komponenyangadapadaRPP.
HasilPengamatanprosesbimbingan
Tabel 6. Hasil Observasi pelaksanaan RPPdengan penerapan s t ra teg iReadingGuidepadabimbinganguruSiklusI
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
A Pendahuluan1.Penyampaianapersepsi 7 CukupSesuai2.Penyampaiantujuanpembelajaran 4 KurangSesuai3.Pemberianmotivasi 5 CukupSesuaiJumlah 16Rata-rata 5.3 CukupSesuai
B KegiatanInti1.Eksplorasia.Penelitimenyampaikankonsepmaterisecaraumum
tentangpentingnyaRPPkontekstual 4 KurangSesuaib.PenyampaiancontohRPPkontekstualdanRPP
bukanKontekstual
5
CukupSesuaic.Pengawaspenelitimemberikesempatanguru
untukbertanya
8
Sesuaid.PembentukanMatapelajaran
kerjadansetiapMatapelajaran
beranggotakan2orang
7
CukupSesuaie.GurudimintamenyiapkanRPPkontekstualyangte
lahdisiapkansebelumnyaolehmasing-masingguru
6
CukupSesuaif.GurudimintamendiskusikanhasilkerjaMata
pelajaran.
8
Sesuai
g.Setiapgurudimintamempresentasikanhasil
kerja/produkRPPyangtelahdisusun
7
CukupSesuai
Jumlah 45Rata-rata 6.4 Cukupsesui
2.Elaborasi
a.Gurudimintameresponhasilsetiappresentasi
6
CukupSesuaib.Pengawaspenelitimengulassetiaphasilprestasi
7
CukupSesuaisetelahinteraksiantarguruberlangsung
Jumlah 13Rata-rata 6.5 CukupSesuai3.Kon�irmasi
a.Pengawaspenelitimemberikanwaktuuntukmela-
kukankon�irmasihasilkerjaMatapelajaran
setelahpe-
ngawaspenelitimengulasRPPhasilkerjaguru
8
Sesuaib.Pengawaspenelitimemberikankesimpulanhasilkerja
seluruhguru
8
Sesuai
Jumlah 16Rata-rata 8 SesuaiJumlahrata-ratakegaiataninti 21Rata-rata 7 Cukupsesuai
C Penutupa.Pengawaspenelitimemberikankesimpulanhasilkerjaguru. 5 CukupSesuai
b.PengawaspenelitimemintagurumengumpulkanRPPhasilkerjaindividu 8 Sesuai
c.Pengawas penelitimelakukanre�leksiprosesbim-sebelummneinggalkanruangandandilanjuSDanmenyampaikanrencanamateriyangakandatang
Kegiatandiakhiridenganucapansalam.
8
SesuaiJumlah 21 Rata-rata 7
Cukupsesuai
Rata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3 6.4 Cukupsesui
Hasil kerja gurumenyusunRPPkontekstual
Hasil kerja guru secara kumulatif untuk
menyusun RPP kontekstual (lampiran 7)
tampak pada tabel di bawah ini, sebagai
berikut:
Tabel7.NilaihasilkerjagurumenyusunRPPkontekstualSiklusI
No NamaAsal
SekolahMata
pelajaran
Nilai
P KRata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
Tematik
62.3
65 63.65Baik
2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
Tematik
60.8
65.4 63.1Baik
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN 006 Tematik 62.3
65 63.65
Baik
4 ELI,S.Pd SDN007
Tematik
61.4
66.1 63.75
Baik
5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
62.4
67 64.7Baik
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik62.8
66.466.4
64.664.6
Baik
Rata-rata Baik
Sumber: RPPH hasil pekerjaan guru.P: Pengawas; K: Kolaborator
Re�leksi (Re�lecting), Re�leksi
merupakankegiatanuntukmemperolehdata
dari sebuah proses kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Data yang diperoleh sebagai
bahansebagaibahanre�leksiuntukdilakukan
perbaikandanpengembanganpadasikluske
II.Hasilre�leksicukupmaupunkurangsesuai
dengan ukuran skor yang ditentukan baik
untukhasilre�leksisiklusIsebagaiberikut:1)
Penyampaiantujuanbimbingankurangjelas;
2) Pemberian motivasi belum maksimal; 3)
Penyampaikan konsep materi secara umum
tentang pentingnya RPP kontekstual kurang
jelas;4)PenyampaiancontohRPPkontekstual
dan RPP bukan Kontekstual belum jelas; 5)
Pengawas peneliti dalam memberi ke-
simpulanhasilkerjagurubelumcukupsesuai.
UntuktindakansiklusIImemerlukan
waktu6X40menit.Topikmateri:Menyusun
RPP kontekstual. Materinya tentang
sembilan komponen dan prinsip-prinsip
penyusunan RPP. Strategi penyampaian
materi adalah Reading Guide. Metode
penyampaianadalahceramah,tugasmandiri.
dan strategi yang dipergunakan adalah
strategiAktifReadingGuide.
Penyajian materi dengan skenario
berikut:1)Pengawaspenelitimenyampaikan
pokokmaterimelaluiceramah,tugasmandiri;
2) Menyiapkan dan Menyusun RPP; 3)
18 19
yang digunakan adalah model alur, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan
simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasilobservasiawaladalahdatayang
diperoleh sebelum dilakukan penelitian
tindakandandatatersebutdigunakansebagi
pertimbanganperlunyadilakukanpenelitian.
Datayangdiperolehsebagaiberikut:
Tabel5.HasilkerjaawalgurumenyusunRPPkontekstual
NoNamaGuru
AsalMatapelajaran
PerolehanSkor
PenelitiKola
boratorRata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
54.4
54.4 Baik2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
54.6
54.6 Baik
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD
SDN
006
59.6
59.6 Baik4 ELI,S.Pd SDN007 58 58 Baik5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
58.1
58.1 Baik
6 MARISAHUQIE
SDN011
58.9
58.9 Baik
Jumlah 343.6343.6
Baik
Rata-rata 57.2757.27
Sumber:RPPhasilpekerjaanguru
DataHasilPenelitianSiklusI
Perencanaan (planing), Untuk
tindakansiklus Imemerlukanwaktu6X45
menit . Topik materi: Menyusun RPP
kontekstual. Materinya tentang sembilan
komponen dan prinsip-prinsip penyusunan
RPP. Strategi penyampaian materi adalah
ReadingGuide. Metodepenyampaianadalah
ceramah,diskusikelompok.danstrategiyang
dipergunakanadalahstrategiAktif Reading
Guide.
Penyajian materi dengan skenario
berikut:1)Pengawaspenelitimenyampaikan
pokokmaterimelaluiceramah,diskusiMata
pelajarankecil,2)MenyiapkandanMenyusun
RPP; 3) Mengajak kolabolator dalam
membantu menyiapkan pengamatan; 4)
Melakukanpengamatandanpenilaian
Pelaksanaan, Tahapan-tahapan tin-
dakansiklusIsebagaiberikut:1)Pendahuluan
Pengawas peneliti menyampaikan tujuan
pembimbingan dan inti materi yang akan
d iber ikan . Penyampaian aperseps i ,
penyampaian tujuan bimbingan, dan
pemberianmotivasi.KegiatanInti,a)Peneliti
menyampaikan konsepmateri secara umum
tentang pentingnya RPP kontekstual, b)
Penyampaian contoh RPP kontekstual dan
RPPbukanKontekstual,c)Pengawaspeneliti
memberikesempatanguruuntukbertanya,d)
Pembentukan kelompok kerja dan setiap
kelompok beranggotakan 2 orang; e) Guru
diminta menyiapkan RPP kontekstual yang
telah disiapkan sebelumnya oleh masing-
masingguru;f)Gurudimintamendiskusikan
hasilkerjakelompok;g)Setiapgurudiminta
mempresentasikan hasil kerja/produk RPP
yangtelahdisusun;h)Gurudimintamerespon
hasil setiap presentasi; i) Pengawas peneliti
mengulas setiap hasil prestasi setelah
interaksiantarguruberlangsung;j)Pengawas
penelitimemberikanwaktuuntukmelakukan
kon�irmasi hasil kerja kelompok setelah
pengawas penelitimengulasRPPhasilkerja
guru; k) Pengawas peneliti memberikan
kesimpulanhasilkerjaseluruhguru.Penutup
a)Pengawaspenelitimemberikankesimpulan
hasil kerja guru; b) Pengawas peneliti
memintagurumengumpulkanRPPhasilkerja
individu; c) Pengawas peneliti melakukan
re� leksi proses b imbingan sebelum
meninggalkan ruangan dan dilanjutkan
menyampaikan rencana materi yang akan
datang Kegiatan di akhiri dengan ucapan
salam.
Pengamatan (observasi),Observasi
(pengamatan)selamapenelitianpadasiklusI
berlangsung dilakukan bersama oleh
pengawas peneliti dan kolaborator. Pe-
ngamatanyangdilakukansebagaiberikut:1)
Pengawaspenelitimelaksanakanpengamatan
untukguru selamamengikuti bimbingan;2)
Kolaborator melakukan pengamatan untuk
guru dan pengawas peneliti; 3) Hasil
pengamatansiklusIdisajikanberturut-turut
meliputi sebagai berikut: a) Proses
bimbingan, b) Kegiatan guru selama
mengikuti bimbingan, c) Hasil kerja guru
menyusun RPP kontekstual meliputi
komponenyangadapadaRPP.
HasilPengamatanprosesbimbingan
Tabel 6. Hasil Observasi pelaksanaan RPPdengan penerapan s t ra teg iReadingGuidepadabimbinganguruSiklusI
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
A Pendahuluan1.Penyampaianapersepsi 7 CukupSesuai2.Penyampaiantujuanpembelajaran 4 KurangSesuai3.Pemberianmotivasi 5 CukupSesuaiJumlah 16Rata-rata 5.3 CukupSesuai
B KegiatanInti1.Eksplorasia.Penelitimenyampaikankonsepmaterisecaraumum
tentangpentingnyaRPPkontekstual 4 KurangSesuaib.PenyampaiancontohRPPkontekstualdanRPP
bukanKontekstual
5
CukupSesuaic.Pengawaspenelitimemberikesempatanguru
untukbertanya
8
Sesuaid.PembentukanMatapelajaran
kerjadansetiapMatapelajaran
beranggotakan2orang
7
CukupSesuaie.GurudimintamenyiapkanRPPkontekstualyangte
lahdisiapkansebelumnyaolehmasing-masingguru
6
CukupSesuaif.GurudimintamendiskusikanhasilkerjaMata
pelajaran.
8
Sesuai
g.Setiapgurudimintamempresentasikanhasil
kerja/produkRPPyangtelahdisusun
7
CukupSesuai
Jumlah 45Rata-rata 6.4 Cukupsesui
2.Elaborasi
a.Gurudimintameresponhasilsetiappresentasi
6
CukupSesuaib.Pengawaspenelitimengulassetiaphasilprestasi
7
CukupSesuaisetelahinteraksiantarguruberlangsung
Jumlah 13Rata-rata 6.5 CukupSesuai3.Kon�irmasi
a.Pengawaspenelitimemberikanwaktuuntukmela-
kukankon�irmasihasilkerjaMatapelajaran
setelahpe-
ngawaspenelitimengulasRPPhasilkerjaguru
8
Sesuaib.Pengawaspenelitimemberikankesimpulanhasilkerja
seluruhguru
8
Sesuai
Jumlah 16Rata-rata 8 SesuaiJumlahrata-ratakegaiataninti 21Rata-rata 7 Cukupsesuai
C Penutupa.Pengawaspenelitimemberikankesimpulanhasilkerjaguru. 5 CukupSesuai
b.PengawaspenelitimemintagurumengumpulkanRPPhasilkerjaindividu 8 Sesuai
c.Pengawas penelitimelakukanre�leksiprosesbim-sebelummneinggalkanruangandandilanjuSDanmenyampaikanrencanamateriyangakandatang
Kegiatandiakhiridenganucapansalam.
8
SesuaiJumlah 21 Rata-rata 7
Cukupsesuai
Rata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3 6.4 Cukupsesui
Hasil kerja gurumenyusunRPPkontekstual
Hasil kerja guru secara kumulatif untuk
menyusun RPP kontekstual (lampiran 7)
tampak pada tabel di bawah ini, sebagai
berikut:
Tabel7.NilaihasilkerjagurumenyusunRPPkontekstualSiklusI
No NamaAsal
SekolahMata
pelajaran
Nilai
P KRata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd
SDN001
Tematik
62.3
65 63.65Baik
2 ERLINDA,S.Pd
SDN004
Tematik
60.8
65.4 63.1Baik
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN 006 Tematik 62.3
65 63.65
Baik
4 ELI,S.Pd SDN007
Tematik
61.4
66.1 63.75
Baik
5 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
62.4
67 64.7Baik
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik62.8
66.466.4
64.664.6
Baik
Rata-rata Baik
Sumber: RPPH hasil pekerjaan guru.P: Pengawas; K: Kolaborator
Re�leksi (Re�lecting), Re�leksi
merupakankegiatanuntukmemperolehdata
dari sebuah proses kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Data yang diperoleh sebagai
bahansebagaibahanre�leksiuntukdilakukan
perbaikandanpengembanganpadasikluske
II.Hasilre�leksicukupmaupunkurangsesuai
dengan ukuran skor yang ditentukan baik
untukhasilre�leksisiklusIsebagaiberikut:1)
Penyampaiantujuanbimbingankurangjelas;
2) Pemberian motivasi belum maksimal; 3)
Penyampaikan konsep materi secara umum
tentang pentingnya RPP kontekstual kurang
jelas;4)PenyampaiancontohRPPkontekstual
dan RPP bukan Kontekstual belum jelas; 5)
Pengawas peneliti dalam memberi ke-
simpulanhasilkerjagurubelumcukupsesuai.
UntuktindakansiklusIImemerlukan
waktu6X40menit.Topikmateri:Menyusun
RPP kontekstual. Materinya tentang
sembilan komponen dan prinsip-prinsip
penyusunan RPP. Strategi penyampaian
materi adalah Reading Guide. Metode
penyampaianadalahceramah,tugasmandiri.
dan strategi yang dipergunakan adalah
strategiAktifReadingGuide.
Penyajian materi dengan skenario
berikut:1)Pengawaspenelitimenyampaikan
pokokmaterimelaluiceramah,tugasmandiri;
2) Menyiapkan dan Menyusun RPP; 3)
20 21
Mengajak kolabolator dalam membantu
menyiapkan pengamatan; 3) Melakukan
pengamatandanpenilaian
Tahapan-tahapan tindakan siklus II
sebagai berikut: 1) Pendahuluan Pengawas
peneliti menyampaikan tujuan pem-
bimbingan dan inti materi yang akan
diberikan. Penyampaian apersepsi, pe-
nyampaiantujuanbimbingan,danpemberian
motivasi; 2) Kegiatan Inti: a) Peneliti
menyampaikankonsepmaterisecaraumum
tentang pentingnya RPP kontekstual, b)
Penyampaian contoh RPP kontekstual dan
RPPbukanKontekstual,c)Pengawaspeneliti
memberikesempatanguruuntukbertanya,d)
Guru diminta melihat kembali �ile RPP
kontekstual untuk dikaji ulang sekaligus
sebagai referensi menyusun ulang RPP
kontekstual, e) Setiap guru diminta mem-
presentasikan hasil kerja penyusunan RPP
kontekstual,f)Setiapgurudimintamerespon
hasil setiapPersentasi,g)Pengawaspeneliti
mengulas setiap hasil prestasi setelah
interaksi antar guru, h) Pengawas peneliti
memberikan waktu untuk melakukan
kon�irmasi hasil ulang setelah Pengawas
peneliti mengulas hasil kerja guru, i)
Pengawas penelitimemberikan kesempatan
kepada guru untuk mengkon�irmasi hasil
kerjanya; 3) Penutup.a) Pengawas mene-
gaskankembali intimateridanmemberikan
kesimpulan hasil kerja guru; b) Pengawas
peneliti meminta guru mengumpulkan RPP
hasil tugas individu; c) Pengawas peneliti
melakukan re�leksi proses bimbingan
sebelummengakhirikegiatandandilanjutkan
dengan permintaan agar hasil kerja yang
Sudah baik untuk dikembangkan sehingga
menjadi lebih sempurna. Kegiatan diakhiri
denganucapansalam.
Pengamatan (observasi), Observasi
(pengamatan)selamapenelitianpadasiklusI
berlangsung dilakukan bersama oleh
pengawas penel i t i dan kolaborator.
Pengamatanyangdilakukansebagaiberikut:
1) Pengawas penelit i melaksanakan
pengamatan untuk guru selama mengikuti
bimbingan; 2) Kolaborator melakukan
pengamatan untuk guru dan pengawas
peneliti.HasilpengamatansiklusIIdisajikan
berturut-turut meliputi sebagai berikut: a)
Prosesbimbingan; b)Kegiatanguruselama
mengikuti bimbingan; c) Hasil kerja guru
menyusun RPP kontekstual meliputi
komponen yang ada pada RPP; d) Hasil
Pengamatan proses bimbingan. Setelah
pengamatan dilakukan oleh kolaborator
tentang penerapan rencana bimbingaan,
hasilnya sebagaimana pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 8. Hasil Observasi penerapan RPPstrategiReadingGuidepadaprosesbimbinganSiklusII
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
A Pendahuluan1.Penyampaianapersepsi 8 Sesuai2.Penyampaiantujuanbimbingan 8 Sesuai3.Pemberianmotivasi 8 SesuaiJumlah 24Rata-rata 8 Sesuai
B KegiatanInti1.Eksplorasia.Penelitimenyampaikankonsepmaterisecara
umumtentangpentingnyaRPPkontekstual
8 Sesuaib.PenyampaiancontohRPPkontekstualdan
bukanKontekstualdanmenjelaskanbedanya
7 CukupSesuaic.Pengawaspenelitimemberikesempatan
guru untukbertanya
9 Sesuaid.Gurudimintamelihatkembali�ileRPP
konteks-
tualuntukdikajiulangsekaligussebagaireferensi
menyusunulangRPPkontekstual
8 Sesuaie.Setiapgurudimintamempresentasikanhasil
kerjapenyusunanRPPkontekstual
8 SesuaiJumlah 40Rata-rata 8 Sesuai
2.Elaborasia.Setiapgurudimintameresponhasilsetiap
Persentasi
8 Sesuai
b.Pengawaspenelitimengulassetiaphasil
prestasisetelahinteraksiantarguru.
8 SesuaiJumlah 16Rata-rata 8 Sesuai
3.Kon�irmasi
a.Pengawaspenelitimemberikanwaktuuntuk
melakukankon�irmasihasilulangsetelah
Pengawaspenelitimengulashasilkerjaguru
8 Sesuaib.Pengawaspenelitimemberikankesempatankepa-
daguruuntukmengkon�irmasihasilkerjanya
8 SesuaiJumlah 16Rata-rata 8 SesuaiJumlahKegiatanInti 24Rata-rata 8 Sesuai
C Penutupa.Pengawasmenegaskankembaliintimateridanmemberikankesimpulanhasilkerjaguru 8 Sesuai
b.PengawaspenelitimemintagurumengumPulkanRPPhasiltugasindividu 8 Sesuai
c.Pengawaspenelitimelakukanre�leksiprosesbimbingansebelummengakhirikegiatandandilanjutkandenganpermintaanagarhasilkerjayang
Sudahbaikuntukdikembangkansehinggamenja-dilebihsempurna.Kegiatandiakhiridenganucapansalam.
8 Sesuai
Jumlah 24Rata-rata 8 SesuaiRata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3 8 Sesuai
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
a. KemampuanmenyusunRPPkontekstual
Setelah dilakukan penilaian atas hasil
pekerjaan setiap guru yakni berupa RPP
kontekstual, dan hasil tersebut dikaji dari
hasilrata-ratasetiapRPPkontekstualtampak
padatabelberikutini:
Tabel 9. Hasil kerja guru menyusun RPPkontekstualSiklusII
No NamaAsalSekolah
Matapelajaran
Nilai
PK
Rata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd SDN001
Tematik
79.4
80.7 80.05SB
2 ERLINDA,S.Pd SDN004
Tematik
80.1
82.5 81.3SB
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik 80.3
82.3 81.3
SB
4 ELI,S.Pd SDN007
Tematik
81.9
83.3 82.6
SB
5ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
82.4
84.6 83.5SB
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik80.1 83.5 81.8
SB
Rata-rata 80.7 82.81
Sumber : RPP hasil pekerjaan guru.P : Pengawas; K : Kolaborator
a.Re�lekting(Re�lecting)
Sebagaimana pelaksanaan re�leksi
pada siklus I, pada siklus II bahwa yang
dilakukan berkenaan dengan proses
bimbingan dan hasil dari proses itu sendiri.
Berdasarkan asil temuan pada siklus II
terutama adanya kekurangan, maka temuan
tersebut akan dijadikan pertimbangan pada
penelitianyangakandatang.
Pembahasan
Sebelumpembahasanhasilpenelitian
dilakukan,terlebihdahuluakanmemaparkan
setiap aspek yang diobservasi dan data
tersebut dimasukkan/ diklasi�ikasi dalam
satu kolom. Tujuannya untuk memudahkan
melihatperkembanganprosesdanhasilsetiap
siklus.Selainituuntukmempermudahdalam
pengambilansimpulan.Tahapanpembahasan
akan disesuaikan dengan urutan masalah
penelitian yang telah dirumuskan, sebagai
berikut:
Penyajian data hasil pengamatan
proses bimbingan dalam bentuk skor rata-
rata.DatameliputidatasiklusIdanII,yaitu
sebagaiberikut:
Tabel 10. Skor rata-rata aspek pelaksanaanRKPsiklusIdanII
No. AspekkegiatanSiklusI SiklusII
Skor Katagori Skor KatagoriA Pendahuluan(Rata-rata)
5,3CukupSesuai
8,0Sesuai
B KegiatanInti
1.Eksplorasi(Rata-rata)
6,4
CukupSesuai
8,0
Sesuai
2.Elaborasi(Rata-rata)
6,5 CukupSesuai 8,0
Sesuai
3.Kon�irmasi(Rata-rata)
7,0
CukupSesuai
8,0Sesuai
C Penutup(Rata-rata)
7,0
CukupSesuai
8,0Sesuai
Jumlah 18,9 40,0Rata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3
6,3CukupSesuai
8,0Sesuai
Ket:CS(CukupSesuai)
Memperhatikantabeldiatasdapatdipahami
bahwaprosesbimbingansiklusIpadaaspek
pendahuluan menunjukkan skor rata-rata
sebesar 5,3 atau dengan katagori “Cukup
sesuai”. Pada sub aspek ini masih terdapat
pelaksanaanyangkurangmaksimalyaitupada
penyampaian tujuan dengan skor 4,0 atau
dengan katagori “Kurang sesuai” (tabel 6).
Penyampaianmotivasiolehpengawaspeneliti
masih dirasakan belum maksimal dan skor
yang diperoleh sebesar 5,0 atau “Cukup
Sesuai”denganRPP.
Setelah mengalami perbaikan pada
siklusIIkhususnyauntuktemuankekurangan
padaprosesbimbingansiklusI,padasiklusII
mengalami peningkatan. Rata-rata ke-
seluruhan pelaksanaan aspek Pendahuluan
secara kuantitatif maupun kualitatif me-
ngalami peningkatan yaitu dari 5,3 menjadi
8,0(tabel10)
Untuk aspekKegiatan Inti skor rata-
rataprosesbimbinganpada siklus I sebesar
6,6padakatagori “Cukup sesuai” (tabel10).
KondisiprosesbimbinganpadasikusIdengan
rata-rata skor tersebut disebabkan belum
20 21
Mengajak kolabolator dalam membantu
menyiapkan pengamatan; 3) Melakukan
pengamatandanpenilaian
Tahapan-tahapan tindakan siklus II
sebagai berikut: 1) Pendahuluan Pengawas
peneliti menyampaikan tujuan pem-
bimbingan dan inti materi yang akan
diberikan. Penyampaian apersepsi, pe-
nyampaiantujuanbimbingan,danpemberian
motivasi; 2) Kegiatan Inti: a) Peneliti
menyampaikankonsepmaterisecaraumum
tentang pentingnya RPP kontekstual, b)
Penyampaian contoh RPP kontekstual dan
RPPbukanKontekstual,c)Pengawaspeneliti
memberikesempatanguruuntukbertanya,d)
Guru diminta melihat kembali �ile RPP
kontekstual untuk dikaji ulang sekaligus
sebagai referensi menyusun ulang RPP
kontekstual, e) Setiap guru diminta mem-
presentasikan hasil kerja penyusunan RPP
kontekstual,f)Setiapgurudimintamerespon
hasil setiapPersentasi,g)Pengawaspeneliti
mengulas setiap hasil prestasi setelah
interaksi antar guru, h) Pengawas peneliti
memberikan waktu untuk melakukan
kon�irmasi hasil ulang setelah Pengawas
peneliti mengulas hasil kerja guru, i)
Pengawas penelitimemberikan kesempatan
kepada guru untuk mengkon�irmasi hasil
kerjanya; 3) Penutup.a) Pengawas mene-
gaskankembali intimateridanmemberikan
kesimpulan hasil kerja guru; b) Pengawas
peneliti meminta guru mengumpulkan RPP
hasil tugas individu; c) Pengawas peneliti
melakukan re�leksi proses bimbingan
sebelummengakhirikegiatandandilanjutkan
dengan permintaan agar hasil kerja yang
Sudah baik untuk dikembangkan sehingga
menjadi lebih sempurna. Kegiatan diakhiri
denganucapansalam.
Pengamatan (observasi), Observasi
(pengamatan)selamapenelitianpadasiklusI
berlangsung dilakukan bersama oleh
pengawas penel i t i dan kolaborator.
Pengamatanyangdilakukansebagaiberikut:
1) Pengawas penelit i melaksanakan
pengamatan untuk guru selama mengikuti
bimbingan; 2) Kolaborator melakukan
pengamatan untuk guru dan pengawas
peneliti.HasilpengamatansiklusIIdisajikan
berturut-turut meliputi sebagai berikut: a)
Prosesbimbingan; b)Kegiatanguruselama
mengikuti bimbingan; c) Hasil kerja guru
menyusun RPP kontekstual meliputi
komponen yang ada pada RPP; d) Hasil
Pengamatan proses bimbingan. Setelah
pengamatan dilakukan oleh kolaborator
tentang penerapan rencana bimbingaan,
hasilnya sebagaimana pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 8. Hasil Observasi penerapan RPPstrategiReadingGuidepadaprosesbimbinganSiklusII
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
A Pendahuluan1.Penyampaianapersepsi 8 Sesuai2.Penyampaiantujuanbimbingan 8 Sesuai3.Pemberianmotivasi 8 SesuaiJumlah 24Rata-rata 8 Sesuai
B KegiatanInti1.Eksplorasia.Penelitimenyampaikankonsepmaterisecara
umumtentangpentingnyaRPPkontekstual
8 Sesuaib.PenyampaiancontohRPPkontekstualdan
bukanKontekstualdanmenjelaskanbedanya
7 CukupSesuaic.Pengawaspenelitimemberikesempatan
guru untukbertanya
9 Sesuaid.Gurudimintamelihatkembali�ileRPP
konteks-
tualuntukdikajiulangsekaligussebagaireferensi
menyusunulangRPPkontekstual
8 Sesuaie.Setiapgurudimintamempresentasikanhasil
kerjapenyusunanRPPkontekstual
8 SesuaiJumlah 40Rata-rata 8 Sesuai
2.Elaborasia.Setiapgurudimintameresponhasilsetiap
Persentasi
8 Sesuai
b.Pengawaspenelitimengulassetiaphasil
prestasisetelahinteraksiantarguru.
8 SesuaiJumlah 16Rata-rata 8 Sesuai
3.Kon�irmasi
a.Pengawaspenelitimemberikanwaktuuntuk
melakukankon�irmasihasilulangsetelah
Pengawaspenelitimengulashasilkerjaguru
8 Sesuaib.Pengawaspenelitimemberikankesempatankepa-
daguruuntukmengkon�irmasihasilkerjanya
8 SesuaiJumlah 16Rata-rata 8 SesuaiJumlahKegiatanInti 24Rata-rata 8 Sesuai
C Penutupa.Pengawasmenegaskankembaliintimateridanmemberikankesimpulanhasilkerjaguru 8 Sesuai
b.PengawaspenelitimemintagurumengumPulkanRPPhasiltugasindividu 8 Sesuai
c.Pengawaspenelitimelakukanre�leksiprosesbimbingansebelummengakhirikegiatandandilanjutkandenganpermintaanagarhasilkerjayang
Sudahbaikuntukdikembangkansehinggamenja-dilebihsempurna.Kegiatandiakhiridenganucapansalam.
8 Sesuai
Jumlah 24Rata-rata 8 SesuaiRata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3 8 Sesuai
No. Aspekkegiatan Skor Katagori
a. KemampuanmenyusunRPPkontekstual
Setelah dilakukan penilaian atas hasil
pekerjaan setiap guru yakni berupa RPP
kontekstual, dan hasil tersebut dikaji dari
hasilrata-ratasetiapRPPkontekstualtampak
padatabelberikutini:
Tabel 9. Hasil kerja guru menyusun RPPkontekstualSiklusII
No NamaAsalSekolah
Matapelajaran
Nilai
PK
Rata-rata
Katagori
1 HAMSAR,S.Pd SDN001
Tematik
79.4
80.7 80.05SB
2 ERLINDA,S.Pd SDN004
Tematik
80.1
82.5 81.3SB
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik 80.3
82.3 81.3
SB
4 ELI,S.Pd SDN007
Tematik
81.9
83.3 82.6
SB
5ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
82.4
84.6 83.5SB
6 MARISAHUQIE SDN011 Tematik80.1 83.5 81.8
SB
Rata-rata 80.7 82.81
Sumber : RPP hasil pekerjaan guru.P : Pengawas; K : Kolaborator
a.Re�lekting(Re�lecting)
Sebagaimana pelaksanaan re�leksi
pada siklus I, pada siklus II bahwa yang
dilakukan berkenaan dengan proses
bimbingan dan hasil dari proses itu sendiri.
Berdasarkan asil temuan pada siklus II
terutama adanya kekurangan, maka temuan
tersebut akan dijadikan pertimbangan pada
penelitianyangakandatang.
Pembahasan
Sebelumpembahasanhasilpenelitian
dilakukan,terlebihdahuluakanmemaparkan
setiap aspek yang diobservasi dan data
tersebut dimasukkan/ diklasi�ikasi dalam
satu kolom. Tujuannya untuk memudahkan
melihatperkembanganprosesdanhasilsetiap
siklus.Selainituuntukmempermudahdalam
pengambilansimpulan.Tahapanpembahasan
akan disesuaikan dengan urutan masalah
penelitian yang telah dirumuskan, sebagai
berikut:
Penyajian data hasil pengamatan
proses bimbingan dalam bentuk skor rata-
rata.DatameliputidatasiklusIdanII,yaitu
sebagaiberikut:
Tabel 10. Skor rata-rata aspek pelaksanaanRKPsiklusIdanII
No. AspekkegiatanSiklusI SiklusII
Skor Katagori Skor KatagoriA Pendahuluan(Rata-rata)
5,3CukupSesuai
8,0Sesuai
B KegiatanInti
1.Eksplorasi(Rata-rata)
6,4
CukupSesuai
8,0
Sesuai
2.Elaborasi(Rata-rata)
6,5 CukupSesuai 8,0
Sesuai
3.Kon�irmasi(Rata-rata)
7,0
CukupSesuai
8,0Sesuai
C Penutup(Rata-rata)
7,0
CukupSesuai
8,0Sesuai
Jumlah 18,9 40,0Rata-ratakeseluruhan(A+B+C)/3
6,3CukupSesuai
8,0Sesuai
Ket:CS(CukupSesuai)
Memperhatikantabeldiatasdapatdipahami
bahwaprosesbimbingansiklusIpadaaspek
pendahuluan menunjukkan skor rata-rata
sebesar 5,3 atau dengan katagori “Cukup
sesuai”. Pada sub aspek ini masih terdapat
pelaksanaanyangkurangmaksimalyaitupada
penyampaian tujuan dengan skor 4,0 atau
dengan katagori “Kurang sesuai” (tabel 6).
Penyampaianmotivasiolehpengawaspeneliti
masih dirasakan belum maksimal dan skor
yang diperoleh sebesar 5,0 atau “Cukup
Sesuai”denganRPP.
Setelah mengalami perbaikan pada
siklusIIkhususnyauntuktemuankekurangan
padaprosesbimbingansiklusI,padasiklusII
mengalami peningkatan. Rata-rata ke-
seluruhan pelaksanaan aspek Pendahuluan
secara kuantitatif maupun kualitatif me-
ngalami peningkatan yaitu dari 5,3 menjadi
8,0(tabel10)
Untuk aspekKegiatan Inti skor rata-
rataprosesbimbinganpada siklus I sebesar
6,6padakatagori “Cukup sesuai” (tabel10).
KondisiprosesbimbinganpadasikusIdengan
rata-rata skor tersebut disebabkan belum
22 23
maksimal dalam melaksanakan skenario
kegiatan inti. Hal ini ditandai dengan skor
rata-ratapadasubaspekeksplorasi,elaborasi
dan kon�irmasi masing-masing sebesar 6,4;
6,5; dan 7,0. Ketiga sub aspek ini secara
kualitatifmasukpadakatagori“Cukupsesuai”
(tabel10)
Sedang pada siklus II yakni setelah
dilakukan perbaikan, proses bimbingan
secara kuantitatif mengalami peningkatan
denganskor8,0(tabel8).Kondisi inisecara
kualitatifmengalamipeningkatandarisiklusI
ke siklus II dengan kategori “Sesuai”. Untuk
perolehan skor masing-masing sub aspek
siklus II yakni eksplorasi, elaborasi dan
kon�irmasi adalah 8,0; 8,0 dan 8,0. Secara
kualitatif untuk masing-masing sub aspek
padaposisi “Sesuai” denganRPP (tabel 10).
Jikamemperhatikan siklus I, untuk tiga sub
aspek tersebutsecarakuantitatifmengalami
peningkatan dengan kategori “Sesuai”.
Peningkatansecarakuantitatifuntuktigasub
aspek pada siklus II sudah sesuai dengan
harapan.Untuksubaspekeksplorasipoina,
setelah diberikanmasukan kolaborator dari
hasilpengamatanpadasiklusIadaperbaikan
yang signi�ikan. Hasil yang diperoleh
mengalami peningkatan baik secara
kuantitatifmaupunkualitatif yaitudari skor
6,4menjadi8,0.dari“Cukupsesuai”menjadi
“Sesuai.UntuksubaspekKegiatanintisecara
kuantitatifdankualitatifrata-ratamengalami
peningkatan.
Pada siklus I aspekpenutupmenun-
jukkanskorrata-ratasebesar7,0ataudengan
katagori “Cukup sesuai”. Pada sub aspek ini
masih terdapat pelaksanaan yang kurang
maksimal yaitu pada Pengawas peneliti
memberikan kesimpulan hasil kerja guru
denganskor5,0ataudengankatagori“Kurang
sesuai”(tabel6).
Setelah mengalami perbaikan pada
siklusIIkhususnyauntuktemuankekurangan
padaprosesbimbingansiklusI,padasiklusII
mengalami pengembangan. Rata-rata
keseluruhan pelaksanaan aspek Penutup
secara kuantitatif maupun kualitatif me-
ngalamipenguranganyaitudari7,66menjadi
7,33(tabel10)
Agar lebih memudahkan dalam
pembahasandansekaligusmemudahkanpula
dalammelihatperkembanganHasilkerjaguru
menyusun RPP kontekstual, maka hasil
penilaian pekerjaan guru yang meng-
gambarkanukuranHasilkerjagurumenyusun
RPP kontekstual,maka disajikan hasil skor
rata -rata kemampuan guru hasilre�leksi
awalsiklusIdanIIsebagaiberikut:
Tabel 11. Skor rata-rata nilai hasilkerja guru menyusun RPPkontekstualnilai awal, siklus Idan II
No NamaGuru AsalSekolahMata
pelajaranNilaiawal
SiklusI SiklusII
1 HAMSAR,S.Pd SDN001
Tematik
54.4
63.65 80.052 ERLINDA,S.Pd SDN004
Tematik
54.6
63.1 81.3
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik 59.6 63.65 81.34 ELI,S.Pd SDN007 Tematik 58 63.75 82.65 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
58.1
64.7 83.5
6 MARISAHUQIE SDN011
Tematik
58.9
64.6 81.8Jumlah - 343.6 383.45 490.55
Rata-rata - 57.27 63.90 81.76
Peningkatan hasil kerja pada setiap
gurusecarakuantitatifcukupmencolokpada
katagori “Baik”. Artinya secara kualitatif
peningkatan hasil kerja setiap guru dalam
menyusun RPP kontekstual masih pada
tingkatanmerata.
HasiltemuankekuranganpadasiklusI
oleh observer lebih lanjut dilakukan
perbaikanpada siklus II. PenerapanStrategi
Reading Guide pada siklus II menggunakan
metode tugas individu dengan mem-
perhatikan �ile portofolio RPP kontekstual
yang telah disediakan, ternyata kemampuan
guru dalam menyusun RPP megalami
peningkatan secara kuantitatif walaupun
secara kualitatif masih tetap. Kondisi ini
d i tun jukkan dengan skor ra ta -rata
keseluruhansetelahdiberikantindakansiklus
IImencapai71,93Angkaini lebihbesardari
siklus I sebesar 69,69 Keadaan ini bisa
dipahami bahwa setelah diberikan tindakan
siklus II ada peningkatan hasil kerja guru
dalam menyusun RPP kontekstual secara
kuantitatif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasilanalisisdatatentangpenerapan
strategiReadingGuidepadaprosesbimbingan
guruolehPengawaspeneliti,perolehanskor
ra ta -ra ta s t iap aspek perencanaan
pembimbinganpadaaspekpendahuluanpada
siklus I sebesar 7,33 pada katagori “Cukup
sesuai”. Sedangkan pada siklus II mencapai
skor 7,66 dengan katagori “cukup Sesuai”.
Untuk aspek kegiatan inti, skor rata-rata
keseluruhanpadasiklusIsebesar7,21dengan
katagori “Cukup sesuai” dan pada siklus II
perolehanskor7,1dengankatagori“Sesuai”.
Berikutnya pada kegiatan penutup, untuk
siklus I diperolehan skor rata-rata
keseluruhan sebesar 7,66 pada katagori
“Cukupsesuai”danpadasiklusIImenjadi7,33
dengankatagori“Sesuai”.Untukskorrata-rata
seluruhaspekpadasiklusIsebesar7,33dan
siklus II sebesar 7,22 dan keduanya
mengalamiperubahannilaikurangdancukup
kategori “Cukup sesuai” menjadi “Tetap
cukup”.Memperhatikan perkembangan skor
tersebut maka disimpulkan bahwa pe-
laksanaan bimbingan guru menyusun RPP
kontekstualSekolahbinaanPengawaspeneliti
semester ganjil tahun 2017-2018 di
Kecamatan Kundur Barat dengan meng-
gunakan strategi Reading Guide secara
kuantitatif dan kualitatif mengalami
peningkatan.
Hasilanalisisdatatentangpenerapan
strategiReadingGuidepadaprosesbimbingan
guruolehPengawaspeneliti,perolehanskor
rata-rata setiap aspek perencanaan
pembimbinganpadaaspekpendahuluanpada
siklus I sebesar 7,33 pada katagori “Cukup
sesuai”. Sedangkan pada siklus II mencapai
skor 7,66 dengan katagori “Sesuai”. Untuk
aspek kegiatan inti, skor rata-rata ke-
seluruhanpadasiklusIsebesar7,21dengan
katagori “Cukup sesuai” dan pada siklus II
perolehanskor7,1dengankatagori“Sesuai”.
Berikutnya pada kegiatan penutup, untuk
siklus I diperolehan skor rata-rata
keseluruhan sebesar 7,66 pada katagori
“Cukupsesuai”danpadasiklusIImenjadi7,32
dengan katagori “Sesuai”. Untuk skor rata-
rataseluruhaspekpadasiklusIsebesar7,32
dan siklus II sebesar 7,25 dan keduanya
mengalamiperubahanpadakatagori“Cukup
sesuai” menjadi “Sesuai”. Memperhatikan
perkembangan skor tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan Strategi
ReadingGuidebaiksecarakuantitatifmaupun
kualitatifdapatmeningkatkanhasilkerjaguru
menyusunRPPkontekstualdiSekolahbinaan
Pengawas(Pengawaspeneliti)semesterganjil
tahun2017-2018diKecamatanKundurBarat.
Saran
Dengan pertimbangan hasil sim-
pulan di atas, beberapa saran yang dirasa
perludisampaikanyaitusebagaiberikut :1)
Bagi Lembaga, untuk lembaga agar
meningkatkan fasilitas bagi guru untuk
melakukan inovasi dalam menyusun
administrasi perangkat pembelajaran
khususnya da lam penyusunan RPP
kontekstual dengan harapan diikuti pada
pengembangandanpeningkatanprosesdan
22 23
maksimal dalam melaksanakan skenario
kegiatan inti. Hal ini ditandai dengan skor
rata-ratapadasubaspekeksplorasi,elaborasi
dan kon�irmasi masing-masing sebesar 6,4;
6,5; dan 7,0. Ketiga sub aspek ini secara
kualitatifmasukpadakatagori“Cukupsesuai”
(tabel10)
Sedang pada siklus II yakni setelah
dilakukan perbaikan, proses bimbingan
secara kuantitatif mengalami peningkatan
denganskor8,0(tabel8).Kondisi inisecara
kualitatifmengalamipeningkatandarisiklusI
ke siklus II dengan kategori “Sesuai”. Untuk
perolehan skor masing-masing sub aspek
siklus II yakni eksplorasi, elaborasi dan
kon�irmasi adalah 8,0; 8,0 dan 8,0. Secara
kualitatif untuk masing-masing sub aspek
padaposisi “Sesuai” denganRPP (tabel 10).
Jikamemperhatikan siklus I, untuk tiga sub
aspek tersebutsecarakuantitatifmengalami
peningkatan dengan kategori “Sesuai”.
Peningkatansecarakuantitatifuntuktigasub
aspek pada siklus II sudah sesuai dengan
harapan.Untuksubaspekeksplorasipoina,
setelah diberikanmasukan kolaborator dari
hasilpengamatanpadasiklusIadaperbaikan
yang signi�ikan. Hasil yang diperoleh
mengalami peningkatan baik secara
kuantitatifmaupunkualitatif yaitudari skor
6,4menjadi8,0.dari“Cukupsesuai”menjadi
“Sesuai.UntuksubaspekKegiatanintisecara
kuantitatifdankualitatifrata-ratamengalami
peningkatan.
Pada siklus I aspekpenutupmenun-
jukkanskorrata-ratasebesar7,0ataudengan
katagori “Cukup sesuai”. Pada sub aspek ini
masih terdapat pelaksanaan yang kurang
maksimal yaitu pada Pengawas peneliti
memberikan kesimpulan hasil kerja guru
denganskor5,0ataudengankatagori“Kurang
sesuai”(tabel6).
Setelah mengalami perbaikan pada
siklusIIkhususnyauntuktemuankekurangan
padaprosesbimbingansiklusI,padasiklusII
mengalami pengembangan. Rata-rata
keseluruhan pelaksanaan aspek Penutup
secara kuantitatif maupun kualitatif me-
ngalamipenguranganyaitudari7,66menjadi
7,33(tabel10)
Agar lebih memudahkan dalam
pembahasandansekaligusmemudahkanpula
dalammelihatperkembanganHasilkerjaguru
menyusun RPP kontekstual, maka hasil
penilaian pekerjaan guru yang meng-
gambarkanukuranHasilkerjagurumenyusun
RPP kontekstual,maka disajikan hasil skor
rata -rata kemampuan guru hasilre�leksi
awalsiklusIdanIIsebagaiberikut:
Tabel 11. Skor rata-rata nilai hasilkerja guru menyusun RPPkontekstualnilai awal, siklus Idan II
No NamaGuru AsalSekolahMata
pelajaranNilaiawal
SiklusI SiklusII
1 HAMSAR,S.Pd SDN001
Tematik
54.4
63.65 80.052 ERLINDA,S.Pd SDN004
Tematik
54.6
63.1 81.3
3 SUMARIYATI,S.Pd.SD SDN006 Tematik 59.6 63.65 81.34 ELI,S.Pd SDN007 Tematik 58 63.75 82.65 ERNIMAYSITA,S.Pd.SD
SDN009
Tematik
58.1
64.7 83.5
6 MARISAHUQIE SDN011
Tematik
58.9
64.6 81.8Jumlah - 343.6 383.45 490.55
Rata-rata - 57.27 63.90 81.76
Peningkatan hasil kerja pada setiap
gurusecarakuantitatifcukupmencolokpada
katagori “Baik”. Artinya secara kualitatif
peningkatan hasil kerja setiap guru dalam
menyusun RPP kontekstual masih pada
tingkatanmerata.
HasiltemuankekuranganpadasiklusI
oleh observer lebih lanjut dilakukan
perbaikanpada siklus II. PenerapanStrategi
Reading Guide pada siklus II menggunakan
metode tugas individu dengan mem-
perhatikan �ile portofolio RPP kontekstual
yang telah disediakan, ternyata kemampuan
guru dalam menyusun RPP megalami
peningkatan secara kuantitatif walaupun
secara kualitatif masih tetap. Kondisi ini
d i tun jukkan dengan skor ra ta -rata
keseluruhansetelahdiberikantindakansiklus
IImencapai71,93Angkaini lebihbesardari
siklus I sebesar 69,69 Keadaan ini bisa
dipahami bahwa setelah diberikan tindakan
siklus II ada peningkatan hasil kerja guru
dalam menyusun RPP kontekstual secara
kuantitatif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasilanalisisdatatentangpenerapan
strategiReadingGuidepadaprosesbimbingan
guruolehPengawaspeneliti,perolehanskor
ra ta -ra ta s t iap aspek perencanaan
pembimbinganpadaaspekpendahuluanpada
siklus I sebesar 7,33 pada katagori “Cukup
sesuai”. Sedangkan pada siklus II mencapai
skor 7,66 dengan katagori “cukup Sesuai”.
Untuk aspek kegiatan inti, skor rata-rata
keseluruhanpadasiklusIsebesar7,21dengan
katagori “Cukup sesuai” dan pada siklus II
perolehanskor7,1dengankatagori“Sesuai”.
Berikutnya pada kegiatan penutup, untuk
siklus I diperolehan skor rata-rata
keseluruhan sebesar 7,66 pada katagori
“Cukupsesuai”danpadasiklusIImenjadi7,33
dengankatagori“Sesuai”.Untukskorrata-rata
seluruhaspekpadasiklusIsebesar7,33dan
siklus II sebesar 7,22 dan keduanya
mengalamiperubahannilaikurangdancukup
kategori “Cukup sesuai” menjadi “Tetap
cukup”.Memperhatikan perkembangan skor
tersebut maka disimpulkan bahwa pe-
laksanaan bimbingan guru menyusun RPP
kontekstualSekolahbinaanPengawaspeneliti
semester ganjil tahun 2017-2018 di
Kecamatan Kundur Barat dengan meng-
gunakan strategi Reading Guide secara
kuantitatif dan kualitatif mengalami
peningkatan.
Hasilanalisisdatatentangpenerapan
strategiReadingGuidepadaprosesbimbingan
guruolehPengawaspeneliti,perolehanskor
rata-rata setiap aspek perencanaan
pembimbinganpadaaspekpendahuluanpada
siklus I sebesar 7,33 pada katagori “Cukup
sesuai”. Sedangkan pada siklus II mencapai
skor 7,66 dengan katagori “Sesuai”. Untuk
aspek kegiatan inti, skor rata-rata ke-
seluruhanpadasiklusIsebesar7,21dengan
katagori “Cukup sesuai” dan pada siklus II
perolehanskor7,1dengankatagori“Sesuai”.
Berikutnya pada kegiatan penutup, untuk
siklus I diperolehan skor rata-rata
keseluruhan sebesar 7,66 pada katagori
“Cukupsesuai”danpadasiklusIImenjadi7,32
dengan katagori “Sesuai”. Untuk skor rata-
rataseluruhaspekpadasiklusIsebesar7,32
dan siklus II sebesar 7,25 dan keduanya
mengalamiperubahanpadakatagori“Cukup
sesuai” menjadi “Sesuai”. Memperhatikan
perkembangan skor tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan Strategi
ReadingGuidebaiksecarakuantitatifmaupun
kualitatifdapatmeningkatkanhasilkerjaguru
menyusunRPPkontekstualdiSekolahbinaan
Pengawas(Pengawaspeneliti)semesterganjil
tahun2017-2018diKecamatanKundurBarat.
Saran
Dengan pertimbangan hasil sim-
pulan di atas, beberapa saran yang dirasa
perludisampaikanyaitusebagaiberikut :1)
Bagi Lembaga, untuk lembaga agar
meningkatkan fasilitas bagi guru untuk
melakukan inovasi dalam menyusun
administrasi perangkat pembelajaran
khususnya da lam penyusunan RPP
kontekstual dengan harapan diikuti pada
pengembangandanpeningkatanprosesdan
24 25
hasilpembelajaranmelaluikegiatanPTSbagi
guru dan PTS bagi Kepala Sekolah; 2) Bagi
PengawasPeneliti,dalampelakasananproses
penelitian sampaimenghasilkan pencapaian
tujuan penelitian akan menjadi acuan bagi
Pengawas peneliti sebagai upaya pe-
ngembangan profesi dan sekaligus untuk
memberikanbantuangurudalammeningkat
dan mengembangkan admin i s t ra s i
perencanaanpembelajarankhususnyadalam
menyusun pengembangan perencanaan
pembelajaran; 3) Bagi Kepala Sekolah, hasil
Penelitian Tindakan Sekolah diharapkan
menjadi bahan masukan positip untuk
kegiatan inovasi profesi guru dan Kepala
Sekolah dalam kontek implementasi dan
pengembangan manajemen Sekolah secara
menyeluruh;4)Bagi Guru,melaluikegiatan
bimbingan dan hasil kerja yang diperoleh
guru dapat dipergunakan sebagai bahan
evaluasi profesi khususnya dalam pe-
nyusunan RPP kontekstual dengan mem-
perhatikan porto�ilo RPP kontekstual. Hasil
tersebut diharapkan diikuti dengan
pengembangandanpeningkatanpadaproses
danhasilpembelajaran.
DAFTARPUSTAKA
Akib,Zainal,2006.PenelitianTindakanKelas.Bandung:YramaWidya.
Dimyati,Dkk,1998,BelajardanPembelajaran,Jakarta,RinekaCipta.
Nasution, 1982,Metode Research, Bandung,Jemmars
Nurhadi, 2001, Pemotivasian Siswa UntukBelajar, Buku Ajar Mahasiswa,Surabaya; Universitas NegeriSurabaya.
PrayitnodanErmanAmti,2006,Dasar-DasarBimbingan dan Konseling, Jakarta,RinekaCipta.
Rusman, 2011, Model-Model PembelajaranMengembangkan ProfesionalismeGuru, Jakarta, PT. RajagGra�indoPersada.
Soekartawi, Dkk, 1995, MeningkaSDanR a n c a n g a n I n s t r u k s i o n a l(Instructional Design), Untukmemperbaiki Kualitas BelajarMengajar,Malang,Unibraw.
Trianto, 2008, Mendesain PembelajaranKontekstual , Jakarta, CerdasPustakaPublisher
Za in i , H isyam, dkk , 2008 , Strateg i
PembelajaranAktif, PustakaInsanMadani,Yogyakarta.
................, 2011, Penelitian Tindakan Matapelajaran, Pusat PengembanganTenaga Kependidikan BadanPengembangan Sumber DayaM a n u s i a P e n d i d i k a n d a nPenjaminan Mutu PendidikanKementerianPendidikanNasional,Jakarta.
. . . . . . . . . . . . . . . . , .h t t p : / / k i d i s p u rblogspot.com/2009/01/prinsip-pembelajaran-berbasis.Html
.
.................,()
..................,(http://mastarmudi.blogspot.co.id/2 0 1 0 / 0 7 / p e n g e r t i a n -observasi.html)
.................., Kementrian Pendidikan Nasional,PermendiknasNo.41tahun2007,Jakarta.
..................., 2011, Pendidikan Karakter,Direktorat Jendral PendidikanDasar,Jakarta
..................,1996, Kamus Besar BahasaIndonesia, P.N. BalaiPustaka, Jakarta
UPAYAMENINGKATKANKETERAMPILANMENULISCERITAPENDEKDENGANMETODEPEMBELAJARANPETAPIKIRAN(MINDMAPPING)PADASISWAKELASIX.6
SMPNEGERI1TANJUNGPINANGTAHUNPELAJARAN2015/2016
Darwis*
Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipeningkatan keterampilan menulis cerpendenganpenerapanmetodepetapikiran(mindmapping)padasiswakelasIX.6SMPNegeri1TanjungpinangTahunPelajaran2015/2016.PenelitianinimenggunakanpendekatanPenelitianTindakanKelas(ClassroomActionResearch),yaitupenelitianuntukmengatasipermasalahanyangadadalampembelajaran.Teknikpengumpulandatayangdigunakan adalah observasidantes.Data yangterkumpul dianalisis denganteknik analisis kritis berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Proses penelitiandilaksanakandalamtigasiklusdenganempattahappadatiapsiklusnya,yaitutahapperencanaan,tahappelaksanaan,tahapobservasi,sertatahapanalisisdanre�leksi.Hasilpenelitianinidapatdisimpulkanbahwa:(1)Penerapanmetodepembelajaranpetapikiran(mindmapping)dapatmeningkatkankeaktifan,perhatian,konsentrasi, minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen, (2) meningkatkanketerampilanmenuliscerpensiswa. Hal ini ditandai dengannilai rata-rata siswayangmengalamipeningkatansebelumtindakansampaipadatiapsiklusnya.Padakondisiawalnilairerata 61,88 dengantingkatketuntasanklasikal46,88%.PadasiklusI,nilairerata65,84dengantingkatketuntasanklasikal62,50%.PadasiklusII,nilairerata70,31dengantingkatketuntasanklasikal78,13%danpadasiklusIII,nilairerata73,81dengantingkatketuntasanklasikalmencapai93,75%.
KataKunci:MeningkatkanKeterampilanMenulisCerpen,MetodePembelajaranPetaPikiran
PENDAHULUAN
Pentingnya keterampilanmenulis ini
membuat orang perlu menguasai ke-
terampilanmenulis.Pernyataaninidikuatkan
oleh Morsey dalam Keke Taruli (2013:160),
yangmenyatakanbahwa“menulisdigunakan
olehorang-orang terpelajaruntukmencatat,
merekam, meyakinkan, melaporkan, atau
memberitahukan,danmemengaruhi”.Maksud
dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai
dengan baik oleh orang-orang yang dapat
menyusun pikiran dan menyatakan dengan
jelas.
Pembelajaran menulis cerita pendek
(cerpen) penting bagi siswa sekolah
menengah pertama, karena cerpen dapat
dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi
dan menuangkan p ik i ran . Menurut
Widyamartaya (2005:102) “menulis cerpen
ialahmenulis tentang sebuahperistiwa atau
kejadian pokok”. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis
cerpen merupakan seni/keterampilan me-
nyajikanceritatentangsebuahperistiwaatau
kejadianpokokyangdapatdijadikansebagai
duniaalternatifpengarang.
Kemampuan menulis cerpen yang
dimilikisiswatidaklahsama.Sebagiansiswa
mampu menulis cerpen dengan baik dan
sebagiansiswayanglainmasihbelummampu
menulis cerpen dengan baik. Kondisi ini
diperburukdenganrendahnyaminatmenulis
siswa. Pendapat tersebut diperkuat oleh
pendapat Setyawan (2012:5), “bahwa
keterampilan menulis siswa masih rendah
ditandai dengan: (1) frekuensi kegiatan
menulis yang dilakukan oleh siswa sangat
rendah,(2)kualitaskaryatulissiswasangat
buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia
padaumumnya”.
Dari paparan tersebut dapat
diindikasikan bahwa pembelajaran
24 25
hasilpembelajaranmelaluikegiatanPTSbagi
guru dan PTS bagi Kepala Sekolah; 2) Bagi
PengawasPeneliti,dalampelakasananproses
penelitian sampaimenghasilkan pencapaian
tujuan penelitian akan menjadi acuan bagi
Pengawas peneliti sebagai upaya pe-
ngembangan profesi dan sekaligus untuk
memberikanbantuangurudalammeningkat
dan mengembangkan admin i s t ra s i
perencanaanpembelajarankhususnyadalam
menyusun pengembangan perencanaan
pembelajaran; 3) Bagi Kepala Sekolah, hasil
Penelitian Tindakan Sekolah diharapkan
menjadi bahan masukan positip untuk
kegiatan inovasi profesi guru dan Kepala
Sekolah dalam kontek implementasi dan
pengembangan manajemen Sekolah secara
menyeluruh;4)Bagi Guru,melaluikegiatan
bimbingan dan hasil kerja yang diperoleh
guru dapat dipergunakan sebagai bahan
evaluasi profesi khususnya dalam pe-
nyusunan RPP kontekstual dengan mem-
perhatikan porto�ilo RPP kontekstual. Hasil
tersebut diharapkan diikuti dengan
pengembangandanpeningkatanpadaproses
danhasilpembelajaran.
DAFTARPUSTAKA
Akib,Zainal,2006.PenelitianTindakanKelas.Bandung:YramaWidya.
Dimyati,Dkk,1998,BelajardanPembelajaran,Jakarta,RinekaCipta.
Nasution, 1982,Metode Research, Bandung,Jemmars
Nurhadi, 2001, Pemotivasian Siswa UntukBelajar, Buku Ajar Mahasiswa,Surabaya; Universitas NegeriSurabaya.
PrayitnodanErmanAmti,2006,Dasar-DasarBimbingan dan Konseling, Jakarta,RinekaCipta.
Rusman, 2011, Model-Model PembelajaranMengembangkan ProfesionalismeGuru, Jakarta, PT. RajagGra�indoPersada.
Soekartawi, Dkk, 1995, MeningkaSDanR a n c a n g a n I n s t r u k s i o n a l(Instructional Design), Untukmemperbaiki Kualitas BelajarMengajar,Malang,Unibraw.
Trianto, 2008, Mendesain PembelajaranKontekstual , Jakarta, CerdasPustakaPublisher
Za in i , H isyam, dkk , 2008 , Strateg i
PembelajaranAktif, PustakaInsanMadani,Yogyakarta.
................, 2011, Penelitian Tindakan Matapelajaran, Pusat PengembanganTenaga Kependidikan BadanPengembangan Sumber DayaM a n u s i a P e n d i d i k a n d a nPenjaminan Mutu PendidikanKementerianPendidikanNasional,Jakarta.
. . . . . . . . . . . . . . . . , .h t t p : / / k i d i s p u rblogspot.com/2009/01/prinsip-pembelajaran-berbasis.Html
.
.................,()
..................,(http://mastarmudi.blogspot.co.id/2 0 1 0 / 0 7 / p e n g e r t i a n -observasi.html)
.................., Kementrian Pendidikan Nasional,PermendiknasNo.41tahun2007,Jakarta.
..................., 2011, Pendidikan Karakter,Direktorat Jendral PendidikanDasar,Jakarta
..................,1996, Kamus Besar BahasaIndonesia, P.N. BalaiPustaka, Jakarta
UPAYAMENINGKATKANKETERAMPILANMENULISCERITAPENDEKDENGANMETODEPEMBELAJARANPETAPIKIRAN(MINDMAPPING)PADASISWAKELASIX.6
SMPNEGERI1TANJUNGPINANGTAHUNPELAJARAN2015/2016
Darwis*
Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipeningkatan keterampilan menulis cerpendenganpenerapanmetodepetapikiran(mindmapping)padasiswakelasIX.6SMPNegeri1TanjungpinangTahunPelajaran2015/2016.PenelitianinimenggunakanpendekatanPenelitianTindakanKelas(ClassroomActionResearch),yaitupenelitianuntukmengatasipermasalahanyangadadalampembelajaran.Teknikpengumpulandatayangdigunakan adalah observasidantes.Data yangterkumpul dianalisis denganteknik analisis kritis berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Proses penelitiandilaksanakandalamtigasiklusdenganempattahappadatiapsiklusnya,yaitutahapperencanaan,tahappelaksanaan,tahapobservasi,sertatahapanalisisdanre�leksi.Hasilpenelitianinidapatdisimpulkanbahwa:(1)Penerapanmetodepembelajaranpetapikiran(mindmapping)dapatmeningkatkankeaktifan,perhatian,konsentrasi, minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen, (2) meningkatkanketerampilanmenuliscerpensiswa. Hal ini ditandai dengannilai rata-rata siswayangmengalamipeningkatansebelumtindakansampaipadatiapsiklusnya.Padakondisiawalnilairerata 61,88 dengantingkatketuntasanklasikal46,88%.PadasiklusI,nilairerata65,84dengantingkatketuntasanklasikal62,50%.PadasiklusII,nilairerata70,31dengantingkatketuntasanklasikal78,13%danpadasiklusIII,nilairerata73,81dengantingkatketuntasanklasikalmencapai93,75%.
KataKunci:MeningkatkanKeterampilanMenulisCerpen,MetodePembelajaranPetaPikiran
PENDAHULUAN
Pentingnya keterampilanmenulis ini
membuat orang perlu menguasai ke-
terampilanmenulis.Pernyataaninidikuatkan
oleh Morsey dalam Keke Taruli (2013:160),
yangmenyatakanbahwa“menulisdigunakan
olehorang-orang terpelajaruntukmencatat,
merekam, meyakinkan, melaporkan, atau
memberitahukan,danmemengaruhi”.Maksud
dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai
dengan baik oleh orang-orang yang dapat
menyusun pikiran dan menyatakan dengan
jelas.
Pembelajaran menulis cerita pendek
(cerpen) penting bagi siswa sekolah
menengah pertama, karena cerpen dapat
dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi
dan menuangkan p ik i ran . Menurut
Widyamartaya (2005:102) “menulis cerpen
ialahmenulis tentang sebuahperistiwa atau
kejadian pokok”. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis
cerpen merupakan seni/keterampilan me-
nyajikanceritatentangsebuahperistiwaatau
kejadianpokokyangdapatdijadikansebagai
duniaalternatifpengarang.
Kemampuan menulis cerpen yang
dimilikisiswatidaklahsama.Sebagiansiswa
mampu menulis cerpen dengan baik dan
sebagiansiswayanglainmasihbelummampu
menulis cerpen dengan baik. Kondisi ini
diperburukdenganrendahnyaminatmenulis
siswa. Pendapat tersebut diperkuat oleh
pendapat Setyawan (2012:5), “bahwa
keterampilan menulis siswa masih rendah
ditandai dengan: (1) frekuensi kegiatan
menulis yang dilakukan oleh siswa sangat
rendah,(2)kualitaskaryatulissiswasangat
buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia
padaumumnya”.
Dari paparan tersebut dapat
diindikasikan bahwa pembelajaran
26 27
menuliscerpen mengalami kegagalan. Hal
ini tentu sangat disayangkan karena
mengingat menulis cerpen merupakan
pembelajaransastrayangurgen.Sastraturut
memberikan kontribusi yang besar dalam
usaha pembinaan mental serta
memperkayakehidupanruhaniahmanusia.
Sastradapatmemberipengaruhyangbesar
terhadapcaraberpikirseseorangmengenai
hidup, mengenai baik dan buruk, mengenai
benardansalah,sertamengenaincarahidup
diri sendiri dan suatu bangsa. Sastra dapat
merangsang seseorang untuk lebih me-
mahami dan menghayati kehidupan. Sastra
bukan merumuskan dan mengabstraksikan
kehidupan,tetapimenampilkannya.Pendek
kata, pembelajaran sastra merupakan satu
kebutuhandalamrangkapembentukanmoral
bangsa.
Keterampilan menulis cerpen yang
diajarkan di sekolah-sekolah selama ini
menggunakan metode konvensional. Peran
guru amat dominan dalam proses pem-
belajaran. Siswa kurang aktif sehingga
menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam
pembelajaranmenuliscerpensehinggakarya
yang dihasilkan siswa kurang maksimal.
Cerpen yang dibuatnya kurang menarik
karenabahasayangdigunakanmonoton,dan
pengembangan ide atau gagasan kurang
bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari
kesesuaian isi cerpen dengan tema, pe-
ngembangan topik, dan diksi yang belum
mendapatperhatiandarisiswa.
Faktor lain yang menyebabkan
rendahnya keinginan siswa menulis cerpen
ialahmetode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaranmenulis cerpen karena
selama ini guru hanya memberikan
penjelasan cara-cara menulis cerpen secara
teori tanpa adanya media yang digunakan
untuk mendukung serta menarik perhatian
siswa yang sebenarnya sangat penting
disuguhkan untukmeningkatkan kreativitas
dan daya imajinasi siswa dalam me-
ngungkapkan perasaan ide-ide yang se-
benarnya ada dalam potensi setiap siswa
hingga dapat memudahkan mereka untuk
berceritayangakandituangkanataudisajikan
dalam bentuk tulisan yang nantinya bisa
menjadi rangkaian kata-kata yang sangat
indahmeskirelatifpendek.
Untuk itu perlu adanya upaya untuk
mengatasikondisitersebut.Gurudiharapkan
dapat memi l ih metode yang l eb ih
menekankan pada pembelajaran langsung
yang lebih konkret, sehingga kemampuan
menulis siswa lebih meningkat. Guru dapat
menerapkan strategi-strategi pembelajaran
yang dapat memberikan peluang kepada
siswauntuk lebihaktif, kreatif,dan inovatif.
Strategitersebutdiharapkandapatmembuat
siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mampu belajar, yang dapat memanfaatkan
potensisiswaseluasluasnya.
Fenomena serupa terjadi dalam
pembelajaran menulispadasiswakelasIX.6
SMPNegeri1TanjungpinangTahunPelajaran
2015/2016.Pembelajaran menulis cerpen
masihdijejaliberbagaiteoritentangcerpen
dengankegiatanpraktikmenulisyangminim.
Yang mengakibatkan siswa tidak terlatih
untukberkreasimenuliscerpendenganbaik.
Lebih lanjut, keterampilan menulis siswa
tidak terkembangkan dengan baik. Hal ini
tercermindariperolehannilaimenuliscerpen
siswa. Dari 32 siswa, hanya 15 siswa yang
mencapai nilai di atas KKM (Kriteria
KetuntasanMinimal)yaitu65;sedangkan17
siswamasihmencapainilaidibawahKKM.Hal
iniberartihanya 48,22%ketuntasanbelajar
untuk kelas tersebut. Dari hasil pretes
menulis cerpen yang dilakukan diketahui
bahwasiswabanyakmelakukankesalahan
ejaan. Di samping itu, kebanyakan siswa
belummampumenampilkan ideceritayang
kreatifdansegar.Disampingitu,siswatidak
bisa mengorganisasikan tulisannya dengan
baik.Unsurintrinsikbelumtercakupdidalam
cerpen.Pemanfaatanpotensikatajugamasih
sangat kurang. Dijumpai pula konstruksi
kalimat yang salah sehingga mengaburkan
makna.
Untuk menyikapi permasalahan
tersebut diperlukan satu metode pem-
belajaranyangdapatmeningkatkankualitas
pembelajaran menulis cerpen. Diharapkan
dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran, hasil pembelajaran berupa
keterampilan menulis cerpen siswa pun
meningkat. Peta pikiran atau biasa dikenal
denganistilahmindmappingadalahmetode
yang tepat untukmengatasi permasalahan
tersebut.Berakardarikesulitansiswadalam
memahamidanmenerapkanunsur intrinsik
dalamcerpenyangdibuatnyasertakesulitan
dalammengembangkan ideceritadipilihlah
metodepetapikiran(mindmapping).Metode
yang dipopulerkan oleh Tony Buzan ini
merupakan metode yang efektif untuk
meningkatkanketerampilanmenulis.
Implikasi dari uraiandi atas dalam
kaitannyadenganpenelitianiniadalahperlu
diterapkannya metode pembelajaran peta
pikiran (mind mapping) sebagai upaya
meningkatkankemampuanmenuliscerpen,
dan memberi penelitian ini dengan judul
“UpayaMeningkatkanKeterampilanMenulis
CeritaPendekDenganMetodePembelajaran
PetaPikiran(MindMapping)PadaSiswaKelas
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran2015/2016”.
Berdasarpadalatarbelakangmasalah
yang dikemukakan dalam uraian di atas,
permasalahan dalam penel i t ian in i
dirumuskan sebagai berikut: Apakah
penerapanmetodepembelajaranpetapikiran
(mind mapping) dapat meningkatkan
keterampilanmenuliscerpensiswakelasIX.6
SMPNegeri1Tanjungpinang.
Penelitian ini bertujuan untuk me-
ningkatan keterampilan menulis cerpen
denganpenerapanmetodepembelajaranpeta
pikiran(mindmapping)padasiswakelasIX.6
SMPNegeri1Tanjungpinang.Adapunmanfaat
penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk memperkaya khazanah i lmu
pengetahuanpembelajaransastrakhususnya
pada aspek metode alternatif pembelajaran
menulis cerpen; 2)Manfaat Praktis: a) Bagi
Siswa, (1) pembelajaran menulis cerpen
menjadi lebih bermakna, (2) melatih siswa
untuk berpikir imajinatif dan kreatif, (3)
meningkatkan keterampilan menulis cerpen
siswa;b)BagiGuru:(1)Meningkatkankinerja
guru, (2) Mendorong guru untuk me-
laksanakan pembelajaran yang inovatif
kreatif , (3) Mengatasi permasalahan
pembelajaran menulis cerpen yang dialami
oleh guru; c. Bagi Peneliti: (1) Mengem-
bangkanwawasan dan pengalaman peneliti,
(2)Pengaplikasianteoriyangtelahdiperoleh.
KAJIANTEORI
Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah ke-
mampuan orang memakai bahasa tulis
sebagai wadah, alat, dan media untuk
memaparkan isi jiwa serta pengalaman.
Tingkah laku yang merupakan indikasi
kemampuan ini berupa: 1) kemampuan
memilih ide, 2) kemampuan menata atau
mengorganisasikan ide pilihan secara
26 27
menuliscerpen mengalami kegagalan. Hal
ini tentu sangat disayangkan karena
mengingat menulis cerpen merupakan
pembelajaransastrayangurgen.Sastraturut
memberikan kontribusi yang besar dalam
usaha pembinaan mental serta
memperkayakehidupanruhaniahmanusia.
Sastradapatmemberipengaruhyangbesar
terhadapcaraberpikirseseorangmengenai
hidup, mengenai baik dan buruk, mengenai
benardansalah,sertamengenaincarahidup
diri sendiri dan suatu bangsa. Sastra dapat
merangsang seseorang untuk lebih me-
mahami dan menghayati kehidupan. Sastra
bukan merumuskan dan mengabstraksikan
kehidupan,tetapimenampilkannya.Pendek
kata, pembelajaran sastra merupakan satu
kebutuhandalamrangkapembentukanmoral
bangsa.
Keterampilan menulis cerpen yang
diajarkan di sekolah-sekolah selama ini
menggunakan metode konvensional. Peran
guru amat dominan dalam proses pem-
belajaran. Siswa kurang aktif sehingga
menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam
pembelajaranmenuliscerpensehinggakarya
yang dihasilkan siswa kurang maksimal.
Cerpen yang dibuatnya kurang menarik
karenabahasayangdigunakanmonoton,dan
pengembangan ide atau gagasan kurang
bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari
kesesuaian isi cerpen dengan tema, pe-
ngembangan topik, dan diksi yang belum
mendapatperhatiandarisiswa.
Faktor lain yang menyebabkan
rendahnya keinginan siswa menulis cerpen
ialahmetode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaranmenulis cerpen karena
selama ini guru hanya memberikan
penjelasan cara-cara menulis cerpen secara
teori tanpa adanya media yang digunakan
untuk mendukung serta menarik perhatian
siswa yang sebenarnya sangat penting
disuguhkan untukmeningkatkan kreativitas
dan daya imajinasi siswa dalam me-
ngungkapkan perasaan ide-ide yang se-
benarnya ada dalam potensi setiap siswa
hingga dapat memudahkan mereka untuk
berceritayangakandituangkanataudisajikan
dalam bentuk tulisan yang nantinya bisa
menjadi rangkaian kata-kata yang sangat
indahmeskirelatifpendek.
Untuk itu perlu adanya upaya untuk
mengatasikondisitersebut.Gurudiharapkan
dapat memi l ih metode yang l eb ih
menekankan pada pembelajaran langsung
yang lebih konkret, sehingga kemampuan
menulis siswa lebih meningkat. Guru dapat
menerapkan strategi-strategi pembelajaran
yang dapat memberikan peluang kepada
siswauntuk lebihaktif, kreatif,dan inovatif.
Strategitersebutdiharapkandapatmembuat
siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya
mampu belajar, yang dapat memanfaatkan
potensisiswaseluasluasnya.
Fenomena serupa terjadi dalam
pembelajaran menulispadasiswakelasIX.6
SMPNegeri1TanjungpinangTahunPelajaran
2015/2016.Pembelajaran menulis cerpen
masihdijejaliberbagaiteoritentangcerpen
dengankegiatanpraktikmenulisyangminim.
Yang mengakibatkan siswa tidak terlatih
untukberkreasimenuliscerpendenganbaik.
Lebih lanjut, keterampilan menulis siswa
tidak terkembangkan dengan baik. Hal ini
tercermindariperolehannilaimenuliscerpen
siswa. Dari 32 siswa, hanya 15 siswa yang
mencapai nilai di atas KKM (Kriteria
KetuntasanMinimal)yaitu65;sedangkan17
siswamasihmencapainilaidibawahKKM.Hal
iniberartihanya 48,22%ketuntasanbelajar
untuk kelas tersebut. Dari hasil pretes
menulis cerpen yang dilakukan diketahui
bahwasiswabanyakmelakukankesalahan
ejaan. Di samping itu, kebanyakan siswa
belummampumenampilkan ideceritayang
kreatifdansegar.Disampingitu,siswatidak
bisa mengorganisasikan tulisannya dengan
baik.Unsurintrinsikbelumtercakupdidalam
cerpen.Pemanfaatanpotensikatajugamasih
sangat kurang. Dijumpai pula konstruksi
kalimat yang salah sehingga mengaburkan
makna.
Untuk menyikapi permasalahan
tersebut diperlukan satu metode pem-
belajaranyangdapatmeningkatkankualitas
pembelajaran menulis cerpen. Diharapkan
dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran, hasil pembelajaran berupa
keterampilan menulis cerpen siswa pun
meningkat. Peta pikiran atau biasa dikenal
denganistilahmindmappingadalahmetode
yang tepat untukmengatasi permasalahan
tersebut.Berakardarikesulitansiswadalam
memahamidanmenerapkanunsur intrinsik
dalamcerpenyangdibuatnyasertakesulitan
dalammengembangkan ideceritadipilihlah
metodepetapikiran(mindmapping).Metode
yang dipopulerkan oleh Tony Buzan ini
merupakan metode yang efektif untuk
meningkatkanketerampilanmenulis.
Implikasi dari uraiandi atas dalam
kaitannyadenganpenelitianiniadalahperlu
diterapkannya metode pembelajaran peta
pikiran (mind mapping) sebagai upaya
meningkatkankemampuanmenuliscerpen,
dan memberi penelitian ini dengan judul
“UpayaMeningkatkanKeterampilanMenulis
CeritaPendekDenganMetodePembelajaran
PetaPikiran(MindMapping)PadaSiswaKelas
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran2015/2016”.
Berdasarpadalatarbelakangmasalah
yang dikemukakan dalam uraian di atas,
permasalahan dalam penel i t ian in i
dirumuskan sebagai berikut: Apakah
penerapanmetodepembelajaranpetapikiran
(mind mapping) dapat meningkatkan
keterampilanmenuliscerpensiswakelasIX.6
SMPNegeri1Tanjungpinang.
Penelitian ini bertujuan untuk me-
ningkatan keterampilan menulis cerpen
denganpenerapanmetodepembelajaranpeta
pikiran(mindmapping)padasiswakelasIX.6
SMPNegeri1Tanjungpinang.Adapunmanfaat
penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk memperkaya khazanah i lmu
pengetahuanpembelajaransastrakhususnya
pada aspek metode alternatif pembelajaran
menulis cerpen; 2)Manfaat Praktis: a) Bagi
Siswa, (1) pembelajaran menulis cerpen
menjadi lebih bermakna, (2) melatih siswa
untuk berpikir imajinatif dan kreatif, (3)
meningkatkan keterampilan menulis cerpen
siswa;b)BagiGuru:(1)Meningkatkankinerja
guru, (2) Mendorong guru untuk me-
laksanakan pembelajaran yang inovatif
kreatif , (3) Mengatasi permasalahan
pembelajaran menulis cerpen yang dialami
oleh guru; c. Bagi Peneliti: (1) Mengem-
bangkanwawasan dan pengalaman peneliti,
(2)Pengaplikasianteoriyangtelahdiperoleh.
KAJIANTEORI
Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah ke-
mampuan orang memakai bahasa tulis
sebagai wadah, alat, dan media untuk
memaparkan isi jiwa serta pengalaman.
Tingkah laku yang merupakan indikasi
kemampuan ini berupa: 1) kemampuan
memilih ide, 2) kemampuan menata atau
mengorganisasikan ide pilihan secara
28 29
sistematis, 3) kemampuan menggunakan
bahasa menurut kaidah kaidah serta
kebiasaan-kebiasaan pemakai bahasa yang
telahumumsifatnya,4)kemampuanmemilih
danmenggunakankosakata,ungkapan,dan
istilah yang tepat dan menarik, dan 5)
kemampuan menerapkan kaidah penulisan
atauejaansecaratepat.
Seperti halnya dengan kemampuan
membaca, kemampuan menulis ini pun
bukanlahkemampuanyangdapatdiwariskan,
tetapihasilprosesbelajardanberlatih.Oleh
sebab itu,keadaandankualitaskemampuan
menulis setiap orang tidak sama. Media
edukatif formal yang selama ini disepakati
sebagaimediakonvensionaluntukmembina
kemampuan menulis adalah pengajaran
menulis atau mengarang merupakan salah
satu bagian dari pengajaran bahasa.
Pembinaan kemampuan ini dilaksanakan
menurut ketentuan ketentuan yang sudah
diatur oleh program yang tercantum dalam
kurikulumdan jugaoleh akti�itas guruyang
bersangkutan. Kemampuan menulis siswa
sebagai out-put pengajaran menulis dapat
diukur, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sasaranyangdiukur ialah isi, tata
bahasa,gaya,danpenulisankaryasiswaitu.
PengertianCerpen
MenurutHeruKurniawandanSutardi
(2012:59): “Cerpen adalah rangkaian
peristiwa yang terjalin menjadi satu yang
didalamnya terjadi kon�lik antar tokoh atau
dalamdiri tokoh itusendiridalam latardan
alur”. Peristiwa dalam cerita berwujud
hubungan antar tokoh, tempat, dan waktu
yang membentuk satu kesatuan sama
hakikatnyadengankehidupannyata, sebuah
peristiwa terjadi karena kesatuan manusia,
tempat, dan waktu. Dari kesatuan itulah
perist iwa terbentuk . Cerpen sela lu
menampilkan diri yang demikian. Bedanya,
perist iwa dalam kenyataan bersifat
persepsional-komunal, sedangkan peristiwa
dalam cerita bersifat imajinasi individual.
Dalam cerpen, peristiwa dideskripsikan
dengankata-katasebagaiperasaanimajinasi
pengarang terhadap suatu peristiwa yang
dibayangkannya.
Jika puisi kekuatan utamanya pada
diksi,kalimat,dantipogra�imakapadacerita
terdapatpadadeskripsiperistiwayangbaik,
yang merupakan perpaduan antara tokoh,
latar, dan alur. Rangkaian peristiwa itulah
yang kemudian membentuk genre cerpen
sehingga baik-buruknya suatu cerpen
d i t e n t u kan p ad a p en g gamba r - a n -
penggambaranperistiwayangdilukiskanoleh
pengarangnya.
Menurut Antilan Purba (2012:51),
“menulisceritapendekmerupakanseniyang
sulit”.Ceritapendekmembutuhkankepekaan
penulisnya untuk bersifat ekonomi dan
pemilih dalam segala hal. Oleh karena itu,
tidakbolehadaunsuryangterbuangpercuma
dalam cerita pendek”. Cerita pendek adalah
ceritayangmembatasidiridalammembahas
salah satu unsur �iksi dalam aspeknya yang
terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek
bukan karena bentuknya yang jauh lebih
pendek dari novel, melainkan karena aspek
masalahnya yang sangat dibataasi. Dengan
pembatasan ini, sebuah masalah akan
tergambarkanjauhlebihjelasdanjauhlebih
mengesankanbagipembaca.
Kesanyangditinggalkanolehsebuah
ceritapendekharustajamdandalamsehingga
sekalimembacanyakitatakakanpernahlupa.
Kalausebuahceritapendekmenggambarkan
watak pelit seorang tokoh, misalnya
pengarang harus menceritakan secara
ringkas,cermatmemilihadeganyangsangat
penting saja, sehingga sifat kepelitan itu
munculdenganjelas,jernih,dantajam.Sebab
itu, sifat seleksi sangatpentingdalamcerita
pendek.Segalasesuatuharusdiseleksisecara
cermat sehingga titik yang dituju cerita
pendekmenjaditerfokusbenar.
KemampuanMenulisCeritaPendek
Trianto (2011 158-159), “Ke-
mampuan menulis cerita pendek adalah
kesanggupan atau kecakapan seseorang
menggunakan ide, pikiran, pengetahuan,
ilmu,danpengalaman-pengalamanhidupnya
dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
ekspresif, enak dibaca, dan bisa dipahami
orang lain”. Dalam menulis cerita pendek,
penulis dituntut untuk mengkreasikan
karangannya dengan tetap memperhatikan
struktur cerita pendek, kemenarikan, dan
keunikandarisebuahceritapendek.
Dari kemampuan menulis cerita
pendek diharapkan siswa memiliki kom-
petensi untuk menyusun karangan dan
menulisprosa sederhana. Setelahmengikuti
pembelajaran tersebut siswa diharapkan
mampumenyebutkanbeberapapengalaman
yang menarik (menyenangkan, tidak me-
nyenangkan,mengharukan,dansebagainya),
memilihsalahsatu,danmerincisegi-segiyang
hendak diuraikan tentang satu pengalaman
itu, menyusun kerangka cerita, dan me-
ngembangkan kerangka cerita pengalaman
menjadi cerita yang utuhdanpadu.Dengan
prosa sederhana inilah yang bisa di-
kembangkanmenjadi bentuk cerita lainnya,
salahsatunyaceritapendek.
Dengandemikian,dapatdisimpulkan
bahwa kemampuan menulis cerita pendek
adalahkesanggupanataukemampuanuntuk
melahirkan pikiran dan perasaan dengan
tulisan berbetuk �iksi (cerpen), yang di
dalamnyaterdapatunsur-unsurtema,tokoh,
alur, latar, amanat, sudut pandang dan gaya
bahasa yang disampaikan kepada pembaca,
yangdisajikandenganbahasayangmenarik
dansugestif.
MetodePembelajaranMindMapping
Ahamad Munjin (2009,110-111),
“Pengertian Metode Mind Mapping (Peta
Pikiran)MetodeMindMapping(PetaPikiran)
adalah metode pembelajaran yang di-
kembangkanolehTonyBuzana,kepalaBrain
Foundation. Peta pikiran adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita
mengingatbanyakinformasi”.Setelahselesai,
catatanyangdibuatmembentuksebuahpola
gagasanyangsalingberkaitan,dengantopik
utama di tengah, sementara subtopik dan
perincian menjadi cabang-cabangnya.
Cabang-cabang tersebut juga bisa ber-
kembang lagi sampai ke materi yang lebih
kecil. Sebagaimana struktur keturunan
manusiayangbisaberkembangterussampai
hariakhirtiba,sehinggaterbentuklahsebuah
sistemketurunanmanusiahidupsampaihari
akhir.
Belajar berbasis pada konsep Peta
Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara
be la jar yang menggunakan konsep
pembelajaran komprehensif Total Mind
Learning (TML). Pada konteks TML,
pembelajaran mendapatkan arti yang lebih
luas.Bahwasanya,disetiapsaatdandisetiap
tempatsemuamakhlukhidupdimukabumi
belajar, karena belajar merupakan proses
alamiah. Semuamakhluk belajar menyikapi
berbagai stimulus dari lingkungan sekitar
untukmempertahankanhidup.
Ahamad Munjin (2009:111), juga
berpendapat“Petapikiranmenirukanproses
28 29
sistematis, 3) kemampuan menggunakan
bahasa menurut kaidah kaidah serta
kebiasaan-kebiasaan pemakai bahasa yang
telahumumsifatnya,4)kemampuanmemilih
danmenggunakankosakata,ungkapan,dan
istilah yang tepat dan menarik, dan 5)
kemampuan menerapkan kaidah penulisan
atauejaansecaratepat.
Seperti halnya dengan kemampuan
membaca, kemampuan menulis ini pun
bukanlahkemampuanyangdapatdiwariskan,
tetapihasilprosesbelajardanberlatih.Oleh
sebab itu,keadaandankualitaskemampuan
menulis setiap orang tidak sama. Media
edukatif formal yang selama ini disepakati
sebagaimediakonvensionaluntukmembina
kemampuan menulis adalah pengajaran
menulis atau mengarang merupakan salah
satu bagian dari pengajaran bahasa.
Pembinaan kemampuan ini dilaksanakan
menurut ketentuan ketentuan yang sudah
diatur oleh program yang tercantum dalam
kurikulumdan jugaoleh akti�itas guruyang
bersangkutan. Kemampuan menulis siswa
sebagai out-put pengajaran menulis dapat
diukur, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sasaranyangdiukur ialah isi, tata
bahasa,gaya,danpenulisankaryasiswaitu.
PengertianCerpen
MenurutHeruKurniawandanSutardi
(2012:59): “Cerpen adalah rangkaian
peristiwa yang terjalin menjadi satu yang
didalamnya terjadi kon�lik antar tokoh atau
dalamdiri tokoh itusendiridalam latardan
alur”. Peristiwa dalam cerita berwujud
hubungan antar tokoh, tempat, dan waktu
yang membentuk satu kesatuan sama
hakikatnyadengankehidupannyata, sebuah
peristiwa terjadi karena kesatuan manusia,
tempat, dan waktu. Dari kesatuan itulah
perist iwa terbentuk . Cerpen sela lu
menampilkan diri yang demikian. Bedanya,
perist iwa dalam kenyataan bersifat
persepsional-komunal, sedangkan peristiwa
dalam cerita bersifat imajinasi individual.
Dalam cerpen, peristiwa dideskripsikan
dengankata-katasebagaiperasaanimajinasi
pengarang terhadap suatu peristiwa yang
dibayangkannya.
Jika puisi kekuatan utamanya pada
diksi,kalimat,dantipogra�imakapadacerita
terdapatpadadeskripsiperistiwayangbaik,
yang merupakan perpaduan antara tokoh,
latar, dan alur. Rangkaian peristiwa itulah
yang kemudian membentuk genre cerpen
sehingga baik-buruknya suatu cerpen
d i t e n t u kan p ad a p en g gamba r - a n -
penggambaranperistiwayangdilukiskanoleh
pengarangnya.
Menurut Antilan Purba (2012:51),
“menulisceritapendekmerupakanseniyang
sulit”.Ceritapendekmembutuhkankepekaan
penulisnya untuk bersifat ekonomi dan
pemilih dalam segala hal. Oleh karena itu,
tidakbolehadaunsuryangterbuangpercuma
dalam cerita pendek”. Cerita pendek adalah
ceritayangmembatasidiridalammembahas
salah satu unsur �iksi dalam aspeknya yang
terkecil. Kependekan sebuah cerita pendek
bukan karena bentuknya yang jauh lebih
pendek dari novel, melainkan karena aspek
masalahnya yang sangat dibataasi. Dengan
pembatasan ini, sebuah masalah akan
tergambarkanjauhlebihjelasdanjauhlebih
mengesankanbagipembaca.
Kesanyangditinggalkanolehsebuah
ceritapendekharustajamdandalamsehingga
sekalimembacanyakitatakakanpernahlupa.
Kalausebuahceritapendekmenggambarkan
watak pelit seorang tokoh, misalnya
pengarang harus menceritakan secara
ringkas,cermatmemilihadeganyangsangat
penting saja, sehingga sifat kepelitan itu
munculdenganjelas,jernih,dantajam.Sebab
itu, sifat seleksi sangatpentingdalamcerita
pendek.Segalasesuatuharusdiseleksisecara
cermat sehingga titik yang dituju cerita
pendekmenjaditerfokusbenar.
KemampuanMenulisCeritaPendek
Trianto (2011 158-159), “Ke-
mampuan menulis cerita pendek adalah
kesanggupan atau kecakapan seseorang
menggunakan ide, pikiran, pengetahuan,
ilmu,danpengalaman-pengalamanhidupnya
dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
ekspresif, enak dibaca, dan bisa dipahami
orang lain”. Dalam menulis cerita pendek,
penulis dituntut untuk mengkreasikan
karangannya dengan tetap memperhatikan
struktur cerita pendek, kemenarikan, dan
keunikandarisebuahceritapendek.
Dari kemampuan menulis cerita
pendek diharapkan siswa memiliki kom-
petensi untuk menyusun karangan dan
menulisprosa sederhana. Setelahmengikuti
pembelajaran tersebut siswa diharapkan
mampumenyebutkanbeberapapengalaman
yang menarik (menyenangkan, tidak me-
nyenangkan,mengharukan,dansebagainya),
memilihsalahsatu,danmerincisegi-segiyang
hendak diuraikan tentang satu pengalaman
itu, menyusun kerangka cerita, dan me-
ngembangkan kerangka cerita pengalaman
menjadi cerita yang utuhdanpadu.Dengan
prosa sederhana inilah yang bisa di-
kembangkanmenjadi bentuk cerita lainnya,
salahsatunyaceritapendek.
Dengandemikian,dapatdisimpulkan
bahwa kemampuan menulis cerita pendek
adalahkesanggupanataukemampuanuntuk
melahirkan pikiran dan perasaan dengan
tulisan berbetuk �iksi (cerpen), yang di
dalamnyaterdapatunsur-unsurtema,tokoh,
alur, latar, amanat, sudut pandang dan gaya
bahasa yang disampaikan kepada pembaca,
yangdisajikandenganbahasayangmenarik
dansugestif.
MetodePembelajaranMindMapping
Ahamad Munjin (2009,110-111),
“Pengertian Metode Mind Mapping (Peta
Pikiran)MetodeMindMapping(PetaPikiran)
adalah metode pembelajaran yang di-
kembangkanolehTonyBuzana,kepalaBrain
Foundation. Peta pikiran adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita
mengingatbanyakinformasi”.Setelahselesai,
catatanyangdibuatmembentuksebuahpola
gagasanyangsalingberkaitan,dengantopik
utama di tengah, sementara subtopik dan
perincian menjadi cabang-cabangnya.
Cabang-cabang tersebut juga bisa ber-
kembang lagi sampai ke materi yang lebih
kecil. Sebagaimana struktur keturunan
manusiayangbisaberkembangterussampai
hariakhirtiba,sehinggaterbentuklahsebuah
sistemketurunanmanusiahidupsampaihari
akhir.
Belajar berbasis pada konsep Peta
Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara
be la jar yang menggunakan konsep
pembelajaran komprehensif Total Mind
Learning (TML). Pada konteks TML,
pembelajaran mendapatkan arti yang lebih
luas.Bahwasanya,disetiapsaatdandisetiap
tempatsemuamakhlukhidupdimukabumi
belajar, karena belajar merupakan proses
alamiah. Semuamakhluk belajar menyikapi
berbagai stimulus dari lingkungan sekitar
untukmempertahankanhidup.
Ahamad Munjin (2009:111), juga
berpendapat“Petapikiranmenirukanproses
30 31
ber�ikir ini, memungkinkan individu
berpindah-pindah topik”. Individu merekam
informasi melalui simbol, gambar, arti
emosional, danwarna”.Mekanisme ini sama
persisdengancaraotakmemperosesberbagai
informasi yang masuk. Dan karena peta
pikiran melibatkan kedua belah otak, anda
dapat mengingat informasi dengan lebih
mudah.
TeknikMindMapingmenuntutsiswa
untuk menguasai bagian demi bagian dari
bahan yang diajarkan kemudian bertukar
pikiran dengan siswa lain dan saling
mengajari satu sama lain. Selain itu, siswa
bekerjadengansesamasiswadalamsuasana
gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkankemampuanberkomunikasi.
KerangkaBerpikir
Berdasar pada permasalahan yang
ada, dipilihlah metode peta pikiran (mind
mapping)untukmengatasipermasalahan
tersebut. Metode ini dipilih untuk
melakukan pencatatan secara ringkas dan
sistematis serta dapat mengembangkan
gagasan karena rangsang visual berupa
gambar serta warna yang ditawarkan. Di
samping itu,metode ini diharapkanmampu
mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan
sehingga dapat membangkitkan kreativitas
danimajinasiyangsangatdiperlukandalam
kegiatanmenulisceritapendek.Siswadapat
mengembangkan idedaripetapikiranyang
telahdibuatsehinggatidaklagikehabisanide.
Hal ini akan lebih mengefekti�kan waktu
pembelajaran.
Daripenerapanmetodepetapikran
tersebutdiharapkanterjadipeningkatanbaik
pada kualitas proses pembelajaran yang
ditandai dengan peningkatan keaktifan,
perhatian,konsentrasi,minat,danmotivasi
siswaterhadappembelajaranmenuliscerita
pendek,maupunketerampilanmenuliscerita
pendek yang ditandai dengan peningkatan
kreativitas, imajinasi, pengorganisasian
paragraf, pemanfaatan potensi kata,
pengembanganbahasa,mekanikpadacerpen
karangansiswadanketuntasanbelajar.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan
kerangka berpikir di atas, dapat diajukan
hipotesisdalampenelitiantindakankelasini
sebagai berikut: Dengan menggunakan
metode peta pikiran (mindmapping) dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
menulis cerita pendek, hasil keterampilan
menulisceritapendeksiswakelas X.6SMP
Negeri 1 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis Penelitian
TindakanKelas (ClassroomActionResearch).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan keterampilan
menulis cerpen siswa dengan penerapan
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping). Strategi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk meng-
gambarkan serta menjelaskan kenyataan
di lapangan. Kenyataan yang dimaksud
adalahprosespembelajaranmenuliscerpen
sebelumdansesudahdiberitindakanberupa
penerapanmetodepembelajaranpetapikiran
(mindmapping).
SubjekdanObjekPenelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32
siswa.Sedangkanobjekpenelitianmencakup
proses pembelajaran menulis cerpen dan
penilaianketerampilanmenuliscerpensiswa
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping).
Teknik Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini
dikumpulkandengantekniksebagaiberikut:
1) Observasi, dilakukan untuk mengetahui
peningkatanpembelajaranyangdicapaioleh
siswa. Teknik ini dilakukan sejak sebelum
tindakandiberikan,saattindakandiberikan
hingga akhir tindakan; 2) Tes menulis
cerpen, tes ini dilakukan untuk mengukur
kemampuan bercerita siswa sebelum dan
sesudah dikenai tindakan. Adapun aspek
penilaian dalam pembelajaran keterampilan
menulis cerpen meliputi: 1) Kelengkapan
aspekformalcerpen, 2)Kelengkapanunsur
intrinsik cerpen, 3) Keterpaduan unsur/
struktur cerpen, 4) Kesesuaian penggunaan
bahasacerpen.
Teknik Analisis Data
Teknikanalisisdatayangdigunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kritis. Teknik analisis tersebut bermaksud
mengungkap kekurangan dan kelebihan
keterampilan siswa selama proses pem-
belajaran di dalam kelas. Analisis kritis
terhadapketerampilanmenuliscerpensiswa
mencakupaspekformalcerpen yangditulis
siswa,unsurintrinsikcerpenyangdigunakan,
struktur cerpen serta penggunaan bahasa
cerpen. Ke empat aspek ini mencakup
kreativitas siswa dalam menentukan ide
cerita serta mengembangkannya seunik
mungkin. Adapun analisis kritis yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran
yang berlangsung meliputi hasil tes serta
keaktifan terhadap pembelajaran menulis
cerpen.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan
rangkaian tahapan penelitian dari awal
hinggaakhirpenelitian.Penelitianiniadalah
proses pengka j i an s i s tem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir. Prosedur
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
mencakuplangkah-langkah:1)persiapan,2)
studi/survei awal,3) pelaksanaansiklus,4)
penyusunan laporan. Pelaksanaan siklus
meliputi:a)perencanaantindakan(planning),
b) pelaksanaan tindakan (acting), c)
pengamatan (observing) , d) re�leksi
(re�lecting). Banyaknya siklus yang telah
dilaksanakan ada tiga mengingat dalam
penelitiantindakanini,padasiklusterakhir
(siklusIII)telahmencapaiindikatorkinerja
ataucapaianyangtelahditetapkan.Berikut
ini adalah bagan prosedur Penelitian
Tindakan Kelas yang digunakan sesuai
dengan yang digambarkan oleh Suharsimi
Arikunto,SuhardjonodanSupardi.
Gambar 1: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas(SuharsimiArikunto,Suhardjono,danSupardi,2007:74)
30 31
ber�ikir ini, memungkinkan individu
berpindah-pindah topik”. Individu merekam
informasi melalui simbol, gambar, arti
emosional, danwarna”.Mekanisme ini sama
persisdengancaraotakmemperosesberbagai
informasi yang masuk. Dan karena peta
pikiran melibatkan kedua belah otak, anda
dapat mengingat informasi dengan lebih
mudah.
TeknikMindMapingmenuntutsiswa
untuk menguasai bagian demi bagian dari
bahan yang diajarkan kemudian bertukar
pikiran dengan siswa lain dan saling
mengajari satu sama lain. Selain itu, siswa
bekerjadengansesamasiswadalamsuasana
gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkankemampuanberkomunikasi.
KerangkaBerpikir
Berdasar pada permasalahan yang
ada, dipilihlah metode peta pikiran (mind
mapping)untukmengatasipermasalahan
tersebut. Metode ini dipilih untuk
melakukan pencatatan secara ringkas dan
sistematis serta dapat mengembangkan
gagasan karena rangsang visual berupa
gambar serta warna yang ditawarkan. Di
samping itu,metode ini diharapkanmampu
mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan
sehingga dapat membangkitkan kreativitas
danimajinasiyangsangatdiperlukandalam
kegiatanmenulisceritapendek.Siswadapat
mengembangkan idedaripetapikiranyang
telahdibuatsehinggatidaklagikehabisanide.
Hal ini akan lebih mengefekti�kan waktu
pembelajaran.
Daripenerapanmetodepetapikran
tersebutdiharapkanterjadipeningkatanbaik
pada kualitas proses pembelajaran yang
ditandai dengan peningkatan keaktifan,
perhatian,konsentrasi,minat,danmotivasi
siswaterhadappembelajaranmenuliscerita
pendek,maupunketerampilanmenuliscerita
pendek yang ditandai dengan peningkatan
kreativitas, imajinasi, pengorganisasian
paragraf, pemanfaatan potensi kata,
pengembanganbahasa,mekanikpadacerpen
karangansiswadanketuntasanbelajar.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan
kerangka berpikir di atas, dapat diajukan
hipotesisdalampenelitiantindakankelasini
sebagai berikut: Dengan menggunakan
metode peta pikiran (mindmapping) dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
menulis cerita pendek, hasil keterampilan
menulisceritapendeksiswakelas X.6SMP
Negeri 1 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis Penelitian
TindakanKelas (ClassroomActionResearch).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan keterampilan
menulis cerpen siswa dengan penerapan
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping). Strategi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Strategi ini bertujuan untuk meng-
gambarkan serta menjelaskan kenyataan
di lapangan. Kenyataan yang dimaksud
adalahprosespembelajaranmenuliscerpen
sebelumdansesudahdiberitindakanberupa
penerapanmetodepembelajaranpetapikiran
(mindmapping).
SubjekdanObjekPenelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32
siswa.Sedangkanobjekpenelitianmencakup
proses pembelajaran menulis cerpen dan
penilaianketerampilanmenuliscerpensiswa
IX.6 SMP Negeri 1 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping).
Teknik Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini
dikumpulkandengantekniksebagaiberikut:
1) Observasi, dilakukan untuk mengetahui
peningkatanpembelajaranyangdicapaioleh
siswa. Teknik ini dilakukan sejak sebelum
tindakandiberikan,saattindakandiberikan
hingga akhir tindakan; 2) Tes menulis
cerpen, tes ini dilakukan untuk mengukur
kemampuan bercerita siswa sebelum dan
sesudah dikenai tindakan. Adapun aspek
penilaian dalam pembelajaran keterampilan
menulis cerpen meliputi: 1) Kelengkapan
aspekformalcerpen, 2)Kelengkapanunsur
intrinsik cerpen, 3) Keterpaduan unsur/
struktur cerpen, 4) Kesesuaian penggunaan
bahasacerpen.
Teknik Analisis Data
Teknikanalisisdatayangdigunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kritis. Teknik analisis tersebut bermaksud
mengungkap kekurangan dan kelebihan
keterampilan siswa selama proses pem-
belajaran di dalam kelas. Analisis kritis
terhadapketerampilanmenuliscerpensiswa
mencakupaspekformalcerpen yangditulis
siswa,unsurintrinsikcerpenyangdigunakan,
struktur cerpen serta penggunaan bahasa
cerpen. Ke empat aspek ini mencakup
kreativitas siswa dalam menentukan ide
cerita serta mengembangkannya seunik
mungkin. Adapun analisis kritis yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran
yang berlangsung meliputi hasil tes serta
keaktifan terhadap pembelajaran menulis
cerpen.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan
rangkaian tahapan penelitian dari awal
hinggaakhirpenelitian.Penelitianiniadalah
proses pengka j i an s i s tem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir. Prosedur
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
mencakuplangkah-langkah:1)persiapan,2)
studi/survei awal,3) pelaksanaansiklus,4)
penyusunan laporan. Pelaksanaan siklus
meliputi:a)perencanaantindakan(planning),
b) pelaksanaan tindakan (acting), c)
pengamatan (observing) , d) re�leksi
(re�lecting). Banyaknya siklus yang telah
dilaksanakan ada tiga mengingat dalam
penelitiantindakanini,padasiklusterakhir
(siklusIII)telahmencapaiindikatorkinerja
ataucapaianyangtelahditetapkan.Berikut
ini adalah bagan prosedur Penelitian
Tindakan Kelas yang digunakan sesuai
dengan yang digambarkan oleh Suharsimi
Arikunto,SuhardjonodanSupardi.
Gambar 1: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas(SuharsimiArikunto,Suhardjono,danSupardi,2007:74)
32 33
Penjelasan secara garis besar
mengenai masing-masing langkah tersebut
diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan
pembelajaran cerpen pada setiap siklus
meliputiempattahap,yaitu:
1. Perencanaan (planning), berdasar pada
hasilident�ikasisertapenetapanmasalah
dari kegiatan observasi survei awal,
penelitimengajukanalternatifpemecahan
masalahdenganmenerapkanmetodepeta
pikiran (mind mapping) dalam pem-
belajaran menulis cerpen. Pada tahap
ini, peneliti menyusun skenario
pembelajaran yang menerapkan metode
petapikiran(mindmapping).
2. Pelaksanaan(acting),tindakanyangtelah
direncanakan serta disepakati oleh
penelitidiimplementasikandalambentuk
pembelajaran menulis cerpen yang
menerapkan metode peta pikiran (mind
mapping) . Pe laksanaan t indakan
diwujudkan dalam langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis. Secara
garisbesar,sebelumsiswapraktikmenulis
cerpen, guru tetap memberikan materi.
Materiyangdiberikantidakterbataspada
teori tentangmenuliscerpenakantetapi
langkah-langkahpraktismenulis cerpen
juga diberikan sebagai bahan
pembelajaran.Setelahitu,siswaditugasi
untukmembuat perencanaan penulisan
cerpen dalambentukpetapikiran(mind
mapping). Berdasar pada peta itulah,
siswa menulis cerpen. Beberapa cerpen
yang ditulis siswa dibaca di depan kelas
dan d i tanggapi o leh s iswa la in .
Selanjutnya, guru menilai cerpen siswa
sertamemberimasukanuntukperbaikan
cerpensiswa.
3. Observasi, dilakukan peneliti saat
p emb e l a j a r a n m e n u l i s c e r p e n
berlangsung. Observasi berupa kegiatan
pemantauan, pencatatan, serta pen-
dokumentasian segala kegiatan selama
pelaksanaan pembelajaran. Data yang
diperoleh dari kegiatan observasi
kemudian diinterpretasi guna me-
ngetahuikelebihandankekurangandari
tindakanyangdilakukan.
4. Re�leksi, pada tahap ini, peneliti
menganalisis data yang telah terkumpul
dari hasil observasi. Dari hasil analisis
berupa kelemahan-kelemahan dalam
pembelajaran, peneliti menentukan
langkah-langkah perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus berikutnya. Dari
tahapan ini pula diketahui berhasil
tidaknyatindakanyangtelahdiberikan.
Indikator Keberhasilan
Keterampilan menulis cerpen siswa,
ditandai dengan ketuntasan hasil belajar
siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM)
mencapai minimal 85% dari jumlah siswa.
Untukmengetahuipeningkatankemampuan
menulis cerpen siswa, penelitimengamati
hasilpekerjaansiswaberupacerpendan
menghitung skor/capaian yang diperoleh
siswaberdasarkanpedomanpenilaianyang
telahdisiapkanolehpeneliti.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penilaian tes keterampilan
menceritakan kemabali isi cerpen siswa
sebelumdikenaitindakanadalahbahwasetiap
aspek dalam proses belajar mengajar
termasukdalamkategorikurang.
Tabel 1 : Hasil penilaian Tes KeterampilansiswaMenulisCerpen(Prasiklus)
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
15
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
17
3 NilaiTertinggi 78
4 NilaiTerendah
45
5 Nilai rata-rata
61,88
6 Ketuntasan klasikal 47,88%
SiklusI,dibandingkan dengan nilai
pretesmenuliscerpen,nilairata-ratakelas
meningkat sebesar 3,97 poin dari 61,88
menjadi 65,84. Nilai tertinggi yang diraih
siswa adalah 80. Dannilai terendah siswa
ada l ah 50 . Adapun p en ingka t an
ke terampi lan menul i s cerpen s i swa
tercermindariperolehannilaimenuliscerpen
padasiklusIberikutini.
Tabel 2 : PerolehanNilaiTesKeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusI
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
20
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
12
3 NilaiTertinggi 80
4 NilaiTerendah
50
5 Nilai rata-rata
65,84
6 Ketuntasan klasikal 62,50%
Hasiltesyangdisajikanpadatabeldi
atas, menunjukkan sejumlah 12 siswa
mendapatnilaikurangdari65.Sebanyak20
siswamendapatnilai65ataulebih.Nilairata-
rata kelas 75,84. Ketuntasan secara klasikal
sebesar62,50%.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus I
dikatakan berhasil akan tetapi belum
mencapai hasilyangmaksimal. Peningkatan
memang terjadi pada beberapa indikator
yang telah ditentukan pada survei awal.
Akan tetapi, nilai ketuntasan klasikalnya
hanya 62,50%. Oleh karena itulah, siklus II
sebagaiperbaikanprosespembelajaranpada
siklusIperludilaksanakan.
Siklus II, dari hasil pengamatan
penelitipadatindakansiklusII,cerpenyang
ditulissiswapadasiklus II,diketahuibahwa
terjadi peningkatan kemampuan menulis
siswa.Skordalamtiapaspekpenulisancerpen
menga lami pen ingka tan . Beberapa
kelemahanyangditemuidalamcerpensiswa
pada siklus II ini adalah pembuatan kon�lik
serta alur cerpen. Cerpen yang dihasilkan
siswatidakmemilikisuspenseyangkuat.Oleh
karenaitu,pembuatanalursertakon�likcerita
perlu disampaikan kembali pada siklus
berikutnya. Berikut ini disajikan data
perolehan nilai menulis cerpen siswa pada
siklusII.
Tabel 3 : Perolehan Nilai Tes KeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusII
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
≥65
25
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
7
3 NilaiTertinggi 85
4 NilaiTerendah
60
5 Nilai rata-rata
70,31
6 Ketuntasan klasikal 78,13%
Hasil nilai pada tabel di atas,
menunjukkan7siswamendapatnilaikurang
dari (di bawah) 65. Sebanyak 25 siswa
mendapatnilai65ataulebih.Nilaireratakelas
70,31. Ketuntasan secara klasikal sebesar
78,13%.Berdasarkanhasil tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai rerata yang dicapai
sudah memenuhi indikator kinerja. Namun,
secaraklasikalbelummencapaibatastuntas.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil akan tetapi belum
mencapai hasilyangmaksimal. Peningkatan
memang terjadi pada beberapa indikator
dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-
ratakelas sudahmencapaibatasketuntasan
meskipun masih ada 7 siswa yang belum
32 33
Penjelasan secara garis besar
mengenai masing-masing langkah tersebut
diuraikan sebagai berikut: Pelaksanaan
pembelajaran cerpen pada setiap siklus
meliputiempattahap,yaitu:
1. Perencanaan (planning), berdasar pada
hasilident�ikasisertapenetapanmasalah
dari kegiatan observasi survei awal,
penelitimengajukanalternatifpemecahan
masalahdenganmenerapkanmetodepeta
pikiran (mind mapping) dalam pem-
belajaran menulis cerpen. Pada tahap
ini, peneliti menyusun skenario
pembelajaran yang menerapkan metode
petapikiran(mindmapping).
2. Pelaksanaan(acting),tindakanyangtelah
direncanakan serta disepakati oleh
penelitidiimplementasikandalambentuk
pembelajaran menulis cerpen yang
menerapkan metode peta pikiran (mind
mapping) . Pe laksanaan t indakan
diwujudkan dalam langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis. Secara
garisbesar,sebelumsiswapraktikmenulis
cerpen, guru tetap memberikan materi.
Materiyangdiberikantidakterbataspada
teori tentangmenuliscerpenakantetapi
langkah-langkahpraktismenulis cerpen
juga diberikan sebagai bahan
pembelajaran.Setelahitu,siswaditugasi
untukmembuat perencanaan penulisan
cerpen dalambentukpetapikiran(mind
mapping). Berdasar pada peta itulah,
siswa menulis cerpen. Beberapa cerpen
yang ditulis siswa dibaca di depan kelas
dan d i tanggapi o leh s iswa la in .
Selanjutnya, guru menilai cerpen siswa
sertamemberimasukanuntukperbaikan
cerpensiswa.
3. Observasi, dilakukan peneliti saat
p emb e l a j a r a n m e n u l i s c e r p e n
berlangsung. Observasi berupa kegiatan
pemantauan, pencatatan, serta pen-
dokumentasian segala kegiatan selama
pelaksanaan pembelajaran. Data yang
diperoleh dari kegiatan observasi
kemudian diinterpretasi guna me-
ngetahuikelebihandankekurangandari
tindakanyangdilakukan.
4. Re�leksi, pada tahap ini, peneliti
menganalisis data yang telah terkumpul
dari hasil observasi. Dari hasil analisis
berupa kelemahan-kelemahan dalam
pembelajaran, peneliti menentukan
langkah-langkah perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus berikutnya. Dari
tahapan ini pula diketahui berhasil
tidaknyatindakanyangtelahdiberikan.
Indikator Keberhasilan
Keterampilan menulis cerpen siswa,
ditandai dengan ketuntasan hasil belajar
siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM)
mencapai minimal 85% dari jumlah siswa.
Untukmengetahuipeningkatankemampuan
menulis cerpen siswa, penelitimengamati
hasilpekerjaansiswaberupacerpendan
menghitung skor/capaian yang diperoleh
siswaberdasarkanpedomanpenilaianyang
telahdisiapkanolehpeneliti.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penilaian tes keterampilan
menceritakan kemabali isi cerpen siswa
sebelumdikenaitindakanadalahbahwasetiap
aspek dalam proses belajar mengajar
termasukdalamkategorikurang.
Tabel 1 : Hasil penilaian Tes KeterampilansiswaMenulisCerpen(Prasiklus)
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
15
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
17
3 NilaiTertinggi 78
4 NilaiTerendah
45
5 Nilai rata-rata
61,88
6 Ketuntasan klasikal 47,88%
SiklusI,dibandingkan dengan nilai
pretesmenuliscerpen,nilairata-ratakelas
meningkat sebesar 3,97 poin dari 61,88
menjadi 65,84. Nilai tertinggi yang diraih
siswa adalah 80. Dannilai terendah siswa
ada l ah 50 . Adapun p en ingka t an
ke terampi lan menul i s cerpen s i swa
tercermindariperolehannilaimenuliscerpen
padasiklusIberikutini.
Tabel 2 : PerolehanNilaiTesKeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusI
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
20
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
12
3 NilaiTertinggi 80
4 NilaiTerendah
50
5 Nilai rata-rata
65,84
6 Ketuntasan klasikal 62,50%
Hasiltesyangdisajikanpadatabeldi
atas, menunjukkan sejumlah 12 siswa
mendapatnilaikurangdari65.Sebanyak20
siswamendapatnilai65ataulebih.Nilairata-
rata kelas 75,84. Ketuntasan secara klasikal
sebesar62,50%.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus I
dikatakan berhasil akan tetapi belum
mencapai hasilyangmaksimal. Peningkatan
memang terjadi pada beberapa indikator
yang telah ditentukan pada survei awal.
Akan tetapi, nilai ketuntasan klasikalnya
hanya 62,50%. Oleh karena itulah, siklus II
sebagaiperbaikanprosespembelajaranpada
siklusIperludilaksanakan.
Siklus II, dari hasil pengamatan
penelitipadatindakansiklusII,cerpenyang
ditulissiswapadasiklus II,diketahuibahwa
terjadi peningkatan kemampuan menulis
siswa.Skordalamtiapaspekpenulisancerpen
menga lami pen ingka tan . Beberapa
kelemahanyangditemuidalamcerpensiswa
pada siklus II ini adalah pembuatan kon�lik
serta alur cerpen. Cerpen yang dihasilkan
siswatidakmemilikisuspenseyangkuat.Oleh
karenaitu,pembuatanalursertakon�likcerita
perlu disampaikan kembali pada siklus
berikutnya. Berikut ini disajikan data
perolehan nilai menulis cerpen siswa pada
siklusII.
Tabel 3 : Perolehan Nilai Tes KeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusII
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
≥65
25
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
7
3 NilaiTertinggi 85
4 NilaiTerendah
60
5 Nilai rata-rata
70,31
6 Ketuntasan klasikal 78,13%
Hasil nilai pada tabel di atas,
menunjukkan7siswamendapatnilaikurang
dari (di bawah) 65. Sebanyak 25 siswa
mendapatnilai65ataulebih.Nilaireratakelas
70,31. Ketuntasan secara klasikal sebesar
78,13%.Berdasarkanhasil tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai rerata yang dicapai
sudah memenuhi indikator kinerja. Namun,
secaraklasikalbelummencapaibatastuntas.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus II
dikatakan berhasil akan tetapi belum
mencapai hasilyangmaksimal. Peningkatan
memang terjadi pada beberapa indikator
dibandingkan siklus sebelumnya. Nilai rata-
ratakelas sudahmencapaibatasketuntasan
meskipun masih ada 7 siswa yang belum
34 35
mencapaibatasketuntasanbelajarminimal
tersebut.Disampingitu,padacerpensiswa
masih ditemui kekurangan yaitu tidak
tersubstansinyaalursertakon�likyangtajam.
Olehkarenaitulah,siklusIIIsebagaiperbaikan
proses pembelajaran pada siklus II perlu
dilaksanakan.
Siklus III, dari hasil pengamatan
peneliti pada tindakan siklus III dapat
dikemukakan keteranpilan siswa dalam
menulis cerpen mengalami peningkatan.
Haliniterlihat dari tercapainyasejumlah
indikator yang telah ditetapkan, seperti
meningkatnya keaktifan, perhatian serta
konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Di
samping itu, kekurangan-kekurangan yang
ditemui dalam siklus II telah dapat diatasi
denganbaikolehgurupadasiklusIII.Teknik-
teknik yang diterapkan guru terbukti dapat
meningkatkan keaktifan, partisipasi, minat
sertaperhatiansiswaterhadappembelajaran.
Pada siklus ini, masing-masing skor siswa
meningkat dan hampir semua siswa telah
mencapai batas minimal (65). Peningkatan
kemampuanmenulis cerpen siswa ini dapat
dilihatpadacapaianskormenulisberikutini.
Tabel 4 : Perolehan Nilai Tes KeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusIII
Hasilpadatabeldiatas,menunjukkan
bahwa hanya 2 siswa yangmendapat nilai
kurangdari(dibawah)65.Sebanyak30siswa
mendapat nilai 65 atau lebih. Secara
individual, hampir semua siswa telah
memenuhibatastuntas. Nilairata-ratakelas
73,81. Ketuntasan secara klasikal sebesar
93,75%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai rerata maupun
ketuntasanklasikal yangdicapai siswa telah
memenuhiindikatorkinerja.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus III
dikatakanberhasil.Peningkatanterjadipada
beberapa indikator dibandingkan siklus
sebelumnya. Nilai rata-rata kelas maupun
ketuntasan klasikal telah mencapai sesuai
denganindikatorkinerja.
Pembahasan
Berdasar pada permasalahan yang
dirumuskan dalam bagian pendahuluan
serta paparan hasil penelitian, berikut ini
dijabarkanpembahasanhasilpenelitianyang
meliputi keterampilanmenulis cerpen siswa
kelasIX.6SMPNegeri1TanjungpinangTahun
Pelajaran2015/2016.
Peningkatan kualitas pembelajaran
menulis cerpen juga berimplikasi pada
kemampuan siswa menulis cerpen.
Kemampuan siswa menulis cerpen juga
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari cerpen yangditulis siswa pada tiap
siklusmengalamipeningkatan.
Dari pretes yang dilakukan pada
survei awal, diketahui bahwa kemampuan
menulis cerpen siswa masih tergolong
rendah.Hal ini terlihat dari capaian nilai
menul is cerpen s iswa. Peningkatan
kemampuanmenulis cerpen siswapersiklus
dapatdilihatpadatabeldangra�ikdibawah
ini.
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
30
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
2
3 NilaiTertinggi
90
4 NilaiTerendah
63
5 Nilai rata-rata
73,81
6 Ketuntasan klasikal 93,75%
Tabel 5 : Hasil Tes Keterampilan MenulisCerpenSiswapadaTiapSiklus
NO NAMASISWA
NILAI
Prasiklus SiklusI
Siklus
II
siklus
III
1 ADITYARIZALRAMADHAN 54 60 65 71
2 AHMADFIKRIWAHYUDI 65 68 73 76
3 DAVID 66 70 75 78
4 DICKYPRATAMA 78 78 83 85
5 DINDASAFITRI 45 54 60 68
6 EUNICEKLESIA 58 65 66 70
7 EVELYNANGELIKA
66
70
71 74
8 FATAHAKBARYANTO
48
55
63 65
9 FERNANDOHAFIS
54
65
70 77
10 JAVIERPAULUS
65
70
73 75
11 JOGIPRANATASIDABUTAR
62
65
75 77
12 KHERLIN 60
63
73 75
13 MARDIANAWIDYANINGRUM
75
77
80 86
14 MEGAHFITRIANA
65
66
72 74
15 MUHAMADIRVANNURMANSYAH
64
68
70 70
16 MUHAMMADFACHRIHAIKAL
5056
60 65
17 MUHAMMADNUGRAIVANKA
YURIZ
4556
60 63
18 MUHAMMADRIDHOEKASYAHPUTRA
70
73
74 75
19 MUTIARASUNDARISAPUTRI
65
68
70 70
20 NADYAREZAPUSPITA
51
56
62 65
21 NOLAVIDYADEWI
67
70
75 77
22 OCTOVIA 70
75
77 82
23 PUTRIMEGAMEILANI
78
80
85 90
24 RIZKYARJUNA
63
65
69 70
25 SINTAKURNIA
61
62
64 65
26 SURYA 72
75
80 83
27 SUWANDI 52 55 60 63
28 SYARIFAHSITIZAHARA 66 66 69 74
29 TIMOTHYSUTANTOSIMAMORA 46 50 60 65
30 WIDIAKARTIKADISARI.P 78 79 85 90
31 YURICOALEXANDER 61 63 66 70
32 YUSSIAYUNI 60 64 65 74
Siswayangmemperolehnilai=65 15 20 25 30
Siswayangmemperolehnilai<65 17 12 7 2
NilaiTertinggi 78 80 85 90
Gra�ik1.PeningkatanKeterampilanMenulisCerpenSiswapadaTiapSiklus
Hasilreratatesketerampilanmenulis
cerpensiswapadakondisiawaladalah61,88.
Setelah diberikan tindakan perbaikan pada
siklusI,meningkatdarirerata61,88menjadi
65,84. Dari segi ketuntasan belajarsecara
individual maupun secara klasikal, hasil
tersebut belum mencapai tujuan yang
diharapkan.Dari32jumlahsiswa,tercatat12
siswabelummencapaibatastuntas,20siswa
telahmencapaibatastuntas.
Pada siklus II terjadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa, 25 siswa telah
mencapai batas tuntas dan 7 siswa belum
mencapai batas tuntas, Ketuntasan secara
klasiakalmeningkatmenjadi78,13%,namun
secara klasikal juga belum memenuhi
batasketuntasanyangtelahditetapkan.
SiklusIIIjugamengalamipeningkatan
ketuntasan belajar siswa, dari 32 siswa 30
siswamencapaibatastuntasdanhanya2siswa
yang be lum mencapa i ba ta s tun tas .
Ketuntasan secara klasiakal tercatat
93,75%. Dengan demikian, secara klasikal
telahmemenuhibatasketuntasanyang telah
ditetapkanyaitu85%.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Berdasarkan tindakan kelas yang
dilakukan, dan hasil analisis, dapat ditarik
simpulandaripenelitianinisebagaiberikut:1)
Penerapan metode pembelajaran peta
p i k i r a n (m i n d m a p p i n g ) d a p a t
meningkatkankualitasprosespembelajaran
menuliscerpen.Haliniditandaidengan
keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
cerpen yang mengalami peningkatan dalam
t iap s iklusnya; 2) Penerapan metode
pembelajaran peta pikiran (mind mapping)
dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalammenuliscerpen.Haliniditandaidengan
nilairata-ratamenulissiswayangmengalami
peningkatanpadatiapsiklusnya,yaitusiklusI
sebesa 65,84; siklus II sebesar 70,31, dan
siklusIIIsebesar73,81;3)dapatdisimpulkan
bahwa metode pembelajaran peta pikiran
(mind mapping) ini sangat efektif jika
digunakan dalam pembelajaran menulis
cerpen.
34 35
mencapaibatasketuntasanbelajarminimal
tersebut.Disampingitu,padacerpensiswa
masih ditemui kekurangan yaitu tidak
tersubstansinyaalursertakon�likyangtajam.
Olehkarenaitulah,siklusIIIsebagaiperbaikan
proses pembelajaran pada siklus II perlu
dilaksanakan.
Siklus III, dari hasil pengamatan
peneliti pada tindakan siklus III dapat
dikemukakan keteranpilan siswa dalam
menulis cerpen mengalami peningkatan.
Haliniterlihat dari tercapainyasejumlah
indikator yang telah ditetapkan, seperti
meningkatnya keaktifan, perhatian serta
konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Di
samping itu, kekurangan-kekurangan yang
ditemui dalam siklus II telah dapat diatasi
denganbaikolehgurupadasiklusIII.Teknik-
teknik yang diterapkan guru terbukti dapat
meningkatkan keaktifan, partisipasi, minat
sertaperhatiansiswaterhadappembelajaran.
Pada siklus ini, masing-masing skor siswa
meningkat dan hampir semua siswa telah
mencapai batas minimal (65). Peningkatan
kemampuanmenulis cerpen siswa ini dapat
dilihatpadacapaianskormenulisberikutini.
Tabel 4 : Perolehan Nilai Tes KeterampilanMenulisCerpenpadaSiklusIII
Hasilpadatabeldiatas,menunjukkan
bahwa hanya 2 siswa yangmendapat nilai
kurangdari(dibawah)65.Sebanyak30siswa
mendapat nilai 65 atau lebih. Secara
individual, hampir semua siswa telah
memenuhibatastuntas. Nilairata-ratakelas
73,81. Ketuntasan secara klasikal sebesar
93,75%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai rerata maupun
ketuntasanklasikal yangdicapai siswa telah
memenuhiindikatorkinerja.
Berdasarkan hasil analisis dan
re�leksi di atas, tindakan pada siklus III
dikatakanberhasil.Peningkatanterjadipada
beberapa indikator dibandingkan siklus
sebelumnya. Nilai rata-rata kelas maupun
ketuntasan klasikal telah mencapai sesuai
denganindikatorkinerja.
Pembahasan
Berdasar pada permasalahan yang
dirumuskan dalam bagian pendahuluan
serta paparan hasil penelitian, berikut ini
dijabarkanpembahasanhasilpenelitianyang
meliputi keterampilanmenulis cerpen siswa
kelasIX.6SMPNegeri1TanjungpinangTahun
Pelajaran2015/2016.
Peningkatan kualitas pembelajaran
menulis cerpen juga berimplikasi pada
kemampuan siswa menulis cerpen.
Kemampuan siswa menulis cerpen juga
mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
dari cerpen yangditulis siswa pada tiap
siklusmengalamipeningkatan.
Dari pretes yang dilakukan pada
survei awal, diketahui bahwa kemampuan
menulis cerpen siswa masih tergolong
rendah.Hal ini terlihat dari capaian nilai
menul is cerpen s iswa. Peningkatan
kemampuanmenulis cerpen siswapersiklus
dapatdilihatpadatabeldangra�ikdibawah
ini.
No Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai
1 Siswa yang memperoleh
nilai
=
65
30
2 Siswa yang memperoleh
nilai
<
65
2
3 NilaiTertinggi
90
4 NilaiTerendah
63
5 Nilai rata-rata
73,81
6 Ketuntasan klasikal 93,75%
Tabel 5 : Hasil Tes Keterampilan MenulisCerpenSiswapadaTiapSiklus
NO NAMASISWA
NILAI
Prasiklus SiklusI
Siklus
II
siklus
III
1 ADITYARIZALRAMADHAN 54 60 65 71
2 AHMADFIKRIWAHYUDI 65 68 73 76
3 DAVID 66 70 75 78
4 DICKYPRATAMA 78 78 83 85
5 DINDASAFITRI 45 54 60 68
6 EUNICEKLESIA 58 65 66 70
7 EVELYNANGELIKA
66
70
71 74
8 FATAHAKBARYANTO
48
55
63 65
9 FERNANDOHAFIS
54
65
70 77
10 JAVIERPAULUS
65
70
73 75
11 JOGIPRANATASIDABUTAR
62
65
75 77
12 KHERLIN 60
63
73 75
13 MARDIANAWIDYANINGRUM
75
77
80 86
14 MEGAHFITRIANA
65
66
72 74
15 MUHAMADIRVANNURMANSYAH
64
68
70 70
16 MUHAMMADFACHRIHAIKAL
5056
60 65
17 MUHAMMADNUGRAIVANKA
YURIZ
4556
60 63
18 MUHAMMADRIDHOEKASYAHPUTRA
70
73
74 75
19 MUTIARASUNDARISAPUTRI
65
68
70 70
20 NADYAREZAPUSPITA
51
56
62 65
21 NOLAVIDYADEWI
67
70
75 77
22 OCTOVIA 70
75
77 82
23 PUTRIMEGAMEILANI
78
80
85 90
24 RIZKYARJUNA
63
65
69 70
25 SINTAKURNIA
61
62
64 65
26 SURYA 72
75
80 83
27 SUWANDI 52 55 60 63
28 SYARIFAHSITIZAHARA 66 66 69 74
29 TIMOTHYSUTANTOSIMAMORA 46 50 60 65
30 WIDIAKARTIKADISARI.P 78 79 85 90
31 YURICOALEXANDER 61 63 66 70
32 YUSSIAYUNI 60 64 65 74
Siswayangmemperolehnilai=65 15 20 25 30
Siswayangmemperolehnilai<65 17 12 7 2
NilaiTertinggi 78 80 85 90
Gra�ik1.PeningkatanKeterampilanMenulisCerpenSiswapadaTiapSiklus
Hasilreratatesketerampilanmenulis
cerpensiswapadakondisiawaladalah61,88.
Setelah diberikan tindakan perbaikan pada
siklusI,meningkatdarirerata61,88menjadi
65,84. Dari segi ketuntasan belajarsecara
individual maupun secara klasikal, hasil
tersebut belum mencapai tujuan yang
diharapkan.Dari32jumlahsiswa,tercatat12
siswabelummencapaibatastuntas,20siswa
telahmencapaibatastuntas.
Pada siklus II terjadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa, 25 siswa telah
mencapai batas tuntas dan 7 siswa belum
mencapai batas tuntas, Ketuntasan secara
klasiakalmeningkatmenjadi78,13%,namun
secara klasikal juga belum memenuhi
batasketuntasanyangtelahditetapkan.
SiklusIIIjugamengalamipeningkatan
ketuntasan belajar siswa, dari 32 siswa 30
siswamencapaibatastuntasdanhanya2siswa
yang be lum mencapa i ba ta s tun tas .
Ketuntasan secara klasiakal tercatat
93,75%. Dengan demikian, secara klasikal
telahmemenuhibatasketuntasanyang telah
ditetapkanyaitu85%.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Berdasarkan tindakan kelas yang
dilakukan, dan hasil analisis, dapat ditarik
simpulandaripenelitianinisebagaiberikut:1)
Penerapan metode pembelajaran peta
p i k i r a n (m i n d m a p p i n g ) d a p a t
meningkatkankualitasprosespembelajaran
menuliscerpen.Haliniditandaidengan
keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
cerpen yang mengalami peningkatan dalam
t iap s iklusnya; 2) Penerapan metode
pembelajaran peta pikiran (mind mapping)
dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalammenuliscerpen.Haliniditandaidengan
nilairata-ratamenulissiswayangmengalami
peningkatanpadatiapsiklusnya,yaitusiklusI
sebesa 65,84; siklus II sebesar 70,31, dan
siklusIIIsebesar73,81;3)dapatdisimpulkan
bahwa metode pembelajaran peta pikiran
(mind mapping) ini sangat efektif jika
digunakan dalam pembelajaran menulis
cerpen.
36 37
Saran
Berkaitan dengan simpulan serta
implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:1)
Bag i s i swa , S i swa hendaknya dapat
menerapkan metode pembelajaran peta
pikiran (mind mapping), metode tersebut
tidakhanyadalamkegiatanmenuliscerpen
tetapi juga dalam kegiatan yang lain. Di
samping itu,siswahendaknya lebihbanyak
lagi membaca khususnya karya sastra agar
termotivasi untukmenulis; 2) bagi sekolah,
Sekolah disarankan untuk memotivasi guru
gunameningkatkankompetensinya,misalnya
denganmelakukanPenelitianTindakanKelas
dan mengikutsertakan guru dalam forum-
forum ilmiah seperti seminar pendidikan,
diklat,dansebagainya.Disampingitu,kepala
sekolah perlu memotivasi guru agar lebih
memperluas wawasan mengenai metode-
metode pembelajaran yang kreatif dan
inovat i f dan mendukung guru untuk
menerapkanmetode-metodetersebutdalam
pembelajaran;3)Bagiguru,disarankanuntuk
meningkatkan kompetensinya, misalnya
denganmelakukanpenelitiandanmengikuti
forum-forum ilmiah. Di samping itu. Guru
hendaknyamemperluas wawasanmengenai
metode-metodeyangkreatifdaninovatifserta
menerapkannya dalam pembelajaran.
Penerapan tersebut perlu memperhatikan
minat serta motivasi siswa. Metode yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran
menuliscerpenkhususnyadanpembelajaran
Bahasa Indonesia pada umumnya adalah
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping).
DAFTARPUSTAKA
Arikunto, Suharsimi , 2007. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta:RinekaCipta
Aritonang,KekeTaruli,2013.CatatanHarianGuru:MenulisituMudah.Yogyakarta:CV.AndiOffset
Kurniawan, Heru, 2012. Penulisan SastraKreatif.Yogyakarta:GrahaIlmu
Munjin, Ahamad, 2009. Metode Dan TeknikPembelajaran. Bandung : PT Re�ikaAditama
Pujiono, Setyawan, 2013. Terampil MenulisCara Mudah dan Praktis DalamMenulis.Yogyakarta:GrahaIlmu
Purba, Antilan, 2012. Sastra IndonesiaKontemporer. Yogyakarta : GrahaIlmu
Trianto,2011.MendesainModelPembelajaranInovatif-Progresif.Jakarta:Kencana
Widyamartaya, A, 2005. Seni MenuangkanGagasan.Yogyakarta:Kanisius
IMPLEMENTASIMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFUNTUKMENINGKATKANPENGUASAAN
KOSAKATABAHASADANSASTRAPERANCISSISWAKELASXIPA1SEMESTERGANJIL
TAHUNPELAJARAN2017/2018SMANEGERI3BATAM
DianaDevi*
Abstrack:ThisstudyaimstoimprovevocabularymasteryofFrenchlanguageandliterature.Thisresearchwasconductedthroughclassroomactionresearchintwocycles.Datacollectionisdonebyobservationandwritten tests. The research instrument used was test items, learning observation sheets, observerdiscussions and documentation. Research data in the implementation of learning were analyzedquantitatively.TheresultsshowedthattheimplementationofcooperativelearningmodelscanimprovethevocabularymasteryofstudentsandFrenchliterature.Intheprecycle,thepercentageofcompletenesswasonly57.14%withanaverageKKMof74.47.Thepercentageimprovementinlearningreached14.28%from74.29%inthe�irstcycleto88.57%inthesecondcycle.TheaverageKKMincreasedby7.88from81.00inthe�irstcycleto88.88inthesecondcycle.
KataKunci:cooperativelearningmodels,Frenchlanguageandliterature
PENDAHULUAN
Dalampengajaranbahasadan sastra
Perancisdikenalberbagaipendekatandengan
kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Hal tersebut berhubungan dengan
karakteristik sekolah maupun peserta didik
yangbelajardidalamnya.Kelebihanataupun
kekurangan pendekatan pembelajaran tidak
terletak pada esensi pendekatan itu sendiri
melainkanketerkaitandan implementasinya
didalamprosespembelajaran.Antaratingkat
kesukaran mata pelajaran dan kemampuan
akademik anak didik serta pendekatan,
motode,dan/atau teknikpembelajaranyang
akan diterapkan harus singkron satu sama
lain. Dengan demikian, partisipasi peserta
didikselamaKBMdapatdimaksimalkan.
Bahasa dan Sastra Perancis menjadi
bahasa asing kedua yang dipelajari peserta
didik setelah Bahasa Inggris ditingkat
SD/SMP.Kondisiinimenyebabkankurangnya
perbendaharaankosakataBahasadanSastra
Perancis peserta didik Kelas X IPA 1 SMA
Negeri 3 Batam yangmengakibatkan belum
mampumenyelesaikansoal-soaldenganhasil
yangsesuaistandaryangdiisyaratkandalam
kurikulum. Dari hasil pembelajaran awal di
kelasXIPA1SMANegeri3Batamdiperoleh
57.14%peserta didik tidak dapatmencapai
KKMyangditetapkanmeskipunnilairata-rata
cukuptinggiyaitu74.47.
Dari data diatas dapat dirumuskan
permasalahan yaitu apakah melalui
pengaplikasian model pembelajaran
kooperatif tutorsebayadapatmeningkatkan
penguasaan kosakata Bahasa dan Sastra
Perancispesertadidik.
Masalah kurangnya penguasaan
kosakataBahasadanSastraPerancismenjadi
faktor awal rendahnya hasil belajar peserta
didik. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, penulis berupaya melakukan
peningkatan penguasaan kosakata Bahasa
dan Sastra Perancis peserta didik melalui
pengaplikasian model pembelajaran
kooperatif. Salah satu keistimewaan model
pembelajaran kooperatif adalah adanya
pemberlakuan'tutorsebaya'sehinggapeserta
didik dapat terlibat langsung dalam
pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk meningkatkan penguasaan kosakata
36 37
Saran
Berkaitan dengan simpulan serta
implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:1)
Bag i s i swa , S i swa hendaknya dapat
menerapkan metode pembelajaran peta
pikiran (mind mapping), metode tersebut
tidakhanyadalamkegiatanmenuliscerpen
tetapi juga dalam kegiatan yang lain. Di
samping itu,siswahendaknya lebihbanyak
lagi membaca khususnya karya sastra agar
termotivasi untukmenulis; 2) bagi sekolah,
Sekolah disarankan untuk memotivasi guru
gunameningkatkankompetensinya,misalnya
denganmelakukanPenelitianTindakanKelas
dan mengikutsertakan guru dalam forum-
forum ilmiah seperti seminar pendidikan,
diklat,dansebagainya.Disampingitu,kepala
sekolah perlu memotivasi guru agar lebih
memperluas wawasan mengenai metode-
metode pembelajaran yang kreatif dan
inovat i f dan mendukung guru untuk
menerapkanmetode-metodetersebutdalam
pembelajaran;3)Bagiguru,disarankanuntuk
meningkatkan kompetensinya, misalnya
denganmelakukanpenelitiandanmengikuti
forum-forum ilmiah. Di samping itu. Guru
hendaknyamemperluas wawasanmengenai
metode-metodeyangkreatifdaninovatifserta
menerapkannya dalam pembelajaran.
Penerapan tersebut perlu memperhatikan
minat serta motivasi siswa. Metode yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran
menuliscerpenkhususnyadanpembelajaran
Bahasa Indonesia pada umumnya adalah
metode pembelajaran peta pikiran (mind
mapping).
DAFTARPUSTAKA
Arikunto, Suharsimi , 2007. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta:RinekaCipta
Aritonang,KekeTaruli,2013.CatatanHarianGuru:MenulisituMudah.Yogyakarta:CV.AndiOffset
Kurniawan, Heru, 2012. Penulisan SastraKreatif.Yogyakarta:GrahaIlmu
Munjin, Ahamad, 2009. Metode Dan TeknikPembelajaran. Bandung : PT Re�ikaAditama
Pujiono, Setyawan, 2013. Terampil MenulisCara Mudah dan Praktis DalamMenulis.Yogyakarta:GrahaIlmu
Purba, Antilan, 2012. Sastra IndonesiaKontemporer. Yogyakarta : GrahaIlmu
Trianto,2011.MendesainModelPembelajaranInovatif-Progresif.Jakarta:Kencana
Widyamartaya, A, 2005. Seni MenuangkanGagasan.Yogyakarta:Kanisius
IMPLEMENTASIMODELPEMBELAJARANKOOPERATIFUNTUKMENINGKATKANPENGUASAAN
KOSAKATABAHASADANSASTRAPERANCISSISWAKELASXIPA1SEMESTERGANJIL
TAHUNPELAJARAN2017/2018SMANEGERI3BATAM
DianaDevi*
Abstrack:ThisstudyaimstoimprovevocabularymasteryofFrenchlanguageandliterature.Thisresearchwasconductedthroughclassroomactionresearchintwocycles.Datacollectionisdonebyobservationandwritten tests. The research instrument used was test items, learning observation sheets, observerdiscussions and documentation. Research data in the implementation of learning were analyzedquantitatively.TheresultsshowedthattheimplementationofcooperativelearningmodelscanimprovethevocabularymasteryofstudentsandFrenchliterature.Intheprecycle,thepercentageofcompletenesswasonly57.14%withanaverageKKMof74.47.Thepercentageimprovementinlearningreached14.28%from74.29%inthe�irstcycleto88.57%inthesecondcycle.TheaverageKKMincreasedby7.88from81.00inthe�irstcycleto88.88inthesecondcycle.
KataKunci:cooperativelearningmodels,Frenchlanguageandliterature
PENDAHULUAN
Dalampengajaranbahasadan sastra
Perancisdikenalberbagaipendekatandengan
kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Hal tersebut berhubungan dengan
karakteristik sekolah maupun peserta didik
yangbelajardidalamnya.Kelebihanataupun
kekurangan pendekatan pembelajaran tidak
terletak pada esensi pendekatan itu sendiri
melainkanketerkaitandan implementasinya
didalamprosespembelajaran.Antaratingkat
kesukaran mata pelajaran dan kemampuan
akademik anak didik serta pendekatan,
motode,dan/atau teknikpembelajaranyang
akan diterapkan harus singkron satu sama
lain. Dengan demikian, partisipasi peserta
didikselamaKBMdapatdimaksimalkan.
Bahasa dan Sastra Perancis menjadi
bahasa asing kedua yang dipelajari peserta
didik setelah Bahasa Inggris ditingkat
SD/SMP.Kondisiinimenyebabkankurangnya
perbendaharaankosakataBahasadanSastra
Perancis peserta didik Kelas X IPA 1 SMA
Negeri 3 Batam yangmengakibatkan belum
mampumenyelesaikansoal-soaldenganhasil
yangsesuaistandaryangdiisyaratkandalam
kurikulum. Dari hasil pembelajaran awal di
kelasXIPA1SMANegeri3Batamdiperoleh
57.14%peserta didik tidak dapatmencapai
KKMyangditetapkanmeskipunnilairata-rata
cukuptinggiyaitu74.47.
Dari data diatas dapat dirumuskan
permasalahan yaitu apakah melalui
pengaplikasian model pembelajaran
kooperatif tutorsebayadapatmeningkatkan
penguasaan kosakata Bahasa dan Sastra
Perancispesertadidik.
Masalah kurangnya penguasaan
kosakataBahasadanSastraPerancismenjadi
faktor awal rendahnya hasil belajar peserta
didik. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, penulis berupaya melakukan
peningkatan penguasaan kosakata Bahasa
dan Sastra Perancis peserta didik melalui
pengaplikasian model pembelajaran
kooperatif. Salah satu keistimewaan model
pembelajaran kooperatif adalah adanya
pemberlakuan'tutorsebaya'sehinggapeserta
didik dapat terlibat langsung dalam
pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk meningkatkan penguasaan kosakata
38 39
Bahasa dan Sastra Perancis peserta didik
melalui pengaplikasianmodel pembelajaran
kooperatiftutorsebaya.
KAJIANTEORI
PendekatanKooperatif
Pendekatan kooperatif adalah salah
satu model pembelajaran yang kini banyak
diterapkan didalam kelas secara umum.
Pembelajarankooperatiftidakterbataspada
mata pelajaran tertentu maupun jenjang
pendidikan melainkan untuk semua mata
pelajaran dan jenjang pendidikan. Hal-hal
yang membedakan model pembelajaran
kooperatif tersebutantaradisiplinilmuyang
satudengandisiplinilmulainnyaatauantara
satujenjangpendidikandenganyanglainnya
adalahimplementasinyadidalamkelas.
Model pembelajaran kooperatif
berorientasi kepada teknik pembelajaran
yang bersifat kooperatif atau kerjasama
diantarasesamasiswadalammenyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelajaran yang mereka hadapi. Sistem
penilaian hasil belajar yang diterapkan oleh
guru pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tersebut harus pula bersifat
kooperatifdenganmekanismetersendiridan
dirancang secara khusus. Dengan demikian,
keunggulandankelemahanindividutertentu
didalam kelompok tersebut dapat direkam
denganbaik.
PenerapanModelKooperatif
Penerapan model pembelajaran
kooperatifsepertidikemukakanolehIbrahim
dkk (2000:7) bertujuan bukan hanya
membekali siswa dengan pengetahuan
kognitif, afektif dan psikomotorik saja,
melainkan jugamelatih siswa agarmemiliki
sikap toleransi serta mampu menempatkan
dirinya dalam suasana keragaman sosial.
Artinya,siswadididikdandilatihagarmampu
menerimaperbedaanyangterdapatdiantara
mereka selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Implikasi lebih jauh dari
kemampuan menerima perbedaan tersebut
adalah tertanamnya semangat kebersamaan
dalam diri para siswa sebagai bekal untuk
hidupbermasyarakat.
Selain itu, melalui pembelajaran
kooperatif seperti dikemukakan oleh Nur
(2000:8)siswaakanlebihmudahmemahami
konsep-konsep yang sulit jika mereka
mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya. Kegiatan itu, sekaligus juga
melibatkan para siswa dalam suasana real
sehinggamateripelajaranyangdisampaikan
dapat terpatri lebih dalam. Richards
(1995:100)mengemukakanbahwapelibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran akan
membuat mereka belajar memahami suatu
konsep secara mantap. Ia mengutip
pernyataan Benjamin Franklin sebagai
berikut “Tellmeand I forget, teachmeand I
remember, involve me and I learn”. Artinya,
beritahuakuniscayaakuakanmelupakannya,
ajariakuniscayaakuakanmengingatnya,dan
melibatkanakudalamprosesbelajarsehingga
akudapatbelajar.
Orientasi pembelajaran kooperatif
yang menuntut kerjasama penuh di antara
sesama siswa mensyaratkan dibentuknya
kelompok-kelompokkecilyangterdiriatas4
sampai 5 orang siswa. Pembentukan
ke lompok-ke lompok kec i l te rsebut
dimaksudkan untuk memaksimalkan
partisipasi setiap anggota kelompok selama
berlangsungnyaKBMsehinggamerekadapat
dilibatkan dalam proses penyelesaian
masalah.Pelibatanituakanjauhlebihefektif
daripadajikamerekahanyadiberitahusecara
verbal.
Dembo(1988:401)mengemukakan4
teknik pembelajaran yang sangat cocok
diterapkandalampengajarandengansuasana
atau setting kooperatif, yakni Teams-Game-
Tournaments (TGT), Student Team Achieve-
ment Divisions (STAD), Jigsaw, dan Group
Investigation.
Keberhasilan model pendekatan
kooperatif dalam pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan siswa
berinteraksi antara satu dengan yang lain
dalam setiap kelompok. Oleh karena itu,
diperlukan kiat-kiat tertentu agar pem-
belajaran kooperatif dapat berjalan efektif.
MenurutDembo(1988:403)yangdikutipdari
Johnson et al (1984) ada 4 kiat atau
keterampilan personal dan interpersonal
yang perlu dipersiapkan dengan matang
sehingga kegiatan pembelajaran kooperatif
dapat berjalan sesuai harapan, yakni (1)
kekompakan,(2) partisipasi, (3)formulasi,
dan(4)fermentasi.
Kendala utama yang dihadapi dalam
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
adalah kebiasaan belajar anak didik yang
terbiasa dengan model ceramah. Sehingga
ketika model kooperatif diterapkan selain
harusbelajarmaterimatapelajaran,mereka
jugabelajarbagaimanasistemkooperatif.
Pendekatan kooperatif merupakan
model pembelajaran yang dipandang efektif
untukmencapaitargetkurikulumdisatusisi
danprestasidi sisi yang lain.Melaluimodel
pembelajaran kooperatif, beberapa pokok
bahasan atau sub-pokok bahasan dapat
disajikansecarasimultan.Salainitu,prestasi
belajaranakdidikjugadapatlebihditingkat-
kan atas dasar pelibatan mereka secara
partisipatifpenuh.
Pembelajaran kooperatif dapat
dilaksanakan secara efektif apabila siswa
dipersiapkandenganmatangterlebihdahulu
melalui pemberian keterampilan yang
disajikan berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Keterampilan tersebut mutlak
diajarkandandilatihkansehinggasiswadapat
menanamkannya ke dalam diri mereka dan
menjadisikapdasardalambelajarkelompok.
Untukmemperolehmasukantentang
sikap yang perlu dimiliki oleh siswa, guru
dapat menyebarkan angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaankhusustentangposisi
tertentu yang perlu diterapkan kendatipun
tidak atau belum dicobakan oleh kalangan
tertentu, seperti pertimbangan mengenai
tempattinggalanggotasatukelompok.Halini
berkaitandengankemungkinanadanyatugas
kelompok yang dirancang untuk kegiatan
kookurikuler.
METODEPENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaku-
kanpadabulanJulisampaidenganSeptember
tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini
dilaksanakandiSMAN3Batamdengansubjek
penelitiankelasX IPA1yang terdiridari35
orang.
Desain penelitian yang digunakan
adalah rancangan Kemmis dan Taggart
(Mukherji, 2010:95) meliputi perencanaan
(plan),tindakan(act),pengamatan(observe),
danre�leksi(re�lect).
Gambar1.Desainpenelitian
38 39
Bahasa dan Sastra Perancis peserta didik
melalui pengaplikasianmodel pembelajaran
kooperatiftutorsebaya.
KAJIANTEORI
PendekatanKooperatif
Pendekatan kooperatif adalah salah
satu model pembelajaran yang kini banyak
diterapkan didalam kelas secara umum.
Pembelajarankooperatiftidakterbataspada
mata pelajaran tertentu maupun jenjang
pendidikan melainkan untuk semua mata
pelajaran dan jenjang pendidikan. Hal-hal
yang membedakan model pembelajaran
kooperatif tersebutantaradisiplinilmuyang
satudengandisiplinilmulainnyaatauantara
satujenjangpendidikandenganyanglainnya
adalahimplementasinyadidalamkelas.
Model pembelajaran kooperatif
berorientasi kepada teknik pembelajaran
yang bersifat kooperatif atau kerjasama
diantarasesamasiswadalammenyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelajaran yang mereka hadapi. Sistem
penilaian hasil belajar yang diterapkan oleh
guru pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tersebut harus pula bersifat
kooperatifdenganmekanismetersendiridan
dirancang secara khusus. Dengan demikian,
keunggulandankelemahanindividutertentu
didalam kelompok tersebut dapat direkam
denganbaik.
PenerapanModelKooperatif
Penerapan model pembelajaran
kooperatifsepertidikemukakanolehIbrahim
dkk (2000:7) bertujuan bukan hanya
membekali siswa dengan pengetahuan
kognitif, afektif dan psikomotorik saja,
melainkan jugamelatih siswa agarmemiliki
sikap toleransi serta mampu menempatkan
dirinya dalam suasana keragaman sosial.
Artinya,siswadididikdandilatihagarmampu
menerimaperbedaanyangterdapatdiantara
mereka selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Implikasi lebih jauh dari
kemampuan menerima perbedaan tersebut
adalah tertanamnya semangat kebersamaan
dalam diri para siswa sebagai bekal untuk
hidupbermasyarakat.
Selain itu, melalui pembelajaran
kooperatif seperti dikemukakan oleh Nur
(2000:8)siswaakanlebihmudahmemahami
konsep-konsep yang sulit jika mereka
mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya. Kegiatan itu, sekaligus juga
melibatkan para siswa dalam suasana real
sehinggamateripelajaranyangdisampaikan
dapat terpatri lebih dalam. Richards
(1995:100)mengemukakanbahwapelibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran akan
membuat mereka belajar memahami suatu
konsep secara mantap. Ia mengutip
pernyataan Benjamin Franklin sebagai
berikut “Tellmeand I forget, teachmeand I
remember, involve me and I learn”. Artinya,
beritahuakuniscayaakuakanmelupakannya,
ajariakuniscayaakuakanmengingatnya,dan
melibatkanakudalamprosesbelajarsehingga
akudapatbelajar.
Orientasi pembelajaran kooperatif
yang menuntut kerjasama penuh di antara
sesama siswa mensyaratkan dibentuknya
kelompok-kelompokkecilyangterdiriatas4
sampai 5 orang siswa. Pembentukan
ke lompok-ke lompok kec i l te rsebut
dimaksudkan untuk memaksimalkan
partisipasi setiap anggota kelompok selama
berlangsungnyaKBMsehinggamerekadapat
dilibatkan dalam proses penyelesaian
masalah.Pelibatanituakanjauhlebihefektif
daripadajikamerekahanyadiberitahusecara
verbal.
Dembo(1988:401)mengemukakan4
teknik pembelajaran yang sangat cocok
diterapkandalampengajarandengansuasana
atau setting kooperatif, yakni Teams-Game-
Tournaments (TGT), Student Team Achieve-
ment Divisions (STAD), Jigsaw, dan Group
Investigation.
Keberhasilan model pendekatan
kooperatif dalam pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan siswa
berinteraksi antara satu dengan yang lain
dalam setiap kelompok. Oleh karena itu,
diperlukan kiat-kiat tertentu agar pem-
belajaran kooperatif dapat berjalan efektif.
MenurutDembo(1988:403)yangdikutipdari
Johnson et al (1984) ada 4 kiat atau
keterampilan personal dan interpersonal
yang perlu dipersiapkan dengan matang
sehingga kegiatan pembelajaran kooperatif
dapat berjalan sesuai harapan, yakni (1)
kekompakan,(2) partisipasi, (3)formulasi,
dan(4)fermentasi.
Kendala utama yang dihadapi dalam
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
adalah kebiasaan belajar anak didik yang
terbiasa dengan model ceramah. Sehingga
ketika model kooperatif diterapkan selain
harusbelajarmaterimatapelajaran,mereka
jugabelajarbagaimanasistemkooperatif.
Pendekatan kooperatif merupakan
model pembelajaran yang dipandang efektif
untukmencapaitargetkurikulumdisatusisi
danprestasidi sisi yang lain.Melaluimodel
pembelajaran kooperatif, beberapa pokok
bahasan atau sub-pokok bahasan dapat
disajikansecarasimultan.Salainitu,prestasi
belajaranakdidikjugadapatlebihditingkat-
kan atas dasar pelibatan mereka secara
partisipatifpenuh.
Pembelajaran kooperatif dapat
dilaksanakan secara efektif apabila siswa
dipersiapkandenganmatangterlebihdahulu
melalui pemberian keterampilan yang
disajikan berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Keterampilan tersebut mutlak
diajarkandandilatihkansehinggasiswadapat
menanamkannya ke dalam diri mereka dan
menjadisikapdasardalambelajarkelompok.
Untukmemperolehmasukantentang
sikap yang perlu dimiliki oleh siswa, guru
dapat menyebarkan angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaankhusustentangposisi
tertentu yang perlu diterapkan kendatipun
tidak atau belum dicobakan oleh kalangan
tertentu, seperti pertimbangan mengenai
tempattinggalanggotasatukelompok.Halini
berkaitandengankemungkinanadanyatugas
kelompok yang dirancang untuk kegiatan
kookurikuler.
METODEPENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaku-
kanpadabulanJulisampaidenganSeptember
tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini
dilaksanakandiSMAN3Batamdengansubjek
penelitiankelasX IPA1yang terdiridari35
orang.
Desain penelitian yang digunakan
adalah rancangan Kemmis dan Taggart
(Mukherji, 2010:95) meliputi perencanaan
(plan),tindakan(act),pengamatan(observe),
danre�leksi(re�lect).
Gambar1.Desainpenelitian
40 41
Penelitianinidilaksanakandalamdua
siklusyangmasing-masingterdiridariempat
tahapan pokok yaitu perencanaan, pelak-
sanaan tindakan, pengamatan dan re�leksi.
Siklus I dilaksanakan dalam 2 (dua) kali
pertemuandenganalokasiwaktupertemuan
masing-masing 3 x 45 menit. Setiap akhir
siklusdiberipost-test.
Tahap perencanaan meliputi telaah
kurikulum, pembuatan RPP yang akan
digunakan, instrumen penelitian dan
pedomannya. Tahap pelaksanaan meliputi
kegiatanyangdilaksanakandikelas.Padasaat
pelaksanaandilakukanjugapengamatanoleh
observer untuk mengamati kegiatan pem-
belajaran yang berlangsung. Setelah pelak-
sanaan berakhir dilakukan re�leksi untuk
melihat kekurangan-kekurangan yang harus
diperbaiki berdasarkan hasil siklus I. Jika
ternyata di siklus I tujuan belum tercapai
makadilaksanakansiklusIIdengantahapan
yangsamasepertisiklusI,tetapisetelahada
perbaikan-perbaikan dari hasil re�leksi. Jika
hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi
indikator keberhasilan maka penelitian
dihentikan tetapi jika ternyata hasil belum
memenuhi indikator keberhasilan maka
dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya
denganmempertimbangankan hasil re�leksi
siklusII.
Pengumpulandatadilakukandengan
observasikegiatandantestertulis.Instrumen
penelitian yangdigunakan adalahbutir soal
tes, lembar observasi pembelajaran, diskusi
observerdandokumentasi.
Data tesmerupakan data kuantitatif
yang diambil dari setiap siklus. Observasi
dilakukanuntukmengamatiaktivitaspeserta
didik selama pembelajaran berlangsung. Di
dalamkegiatanobservasi di antaranya akan
melihat proses pembelajaran yang meliputi
peningkatan frekuensi atau kualitas
pertanyaan peserta didik kepada guru
maupun sesama temannya selama interaksi
belajarmengajar,peningkatankerjasama,dan
diskusi kelompok antar pesertadidikdalam
pembelajaran.Dokumentasidigunakandalam
penelitian iniagardapatmerekamperistiwa
penting yang terjadi di kelas pada saat
kegiatanpembelajaranberlangsung.
Hal yang dijadikan parameter atau
penilaian tentang keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini adalah adalah jika nilai
diakhir kegiatan penelitian rata-rata kelas
sudahmencapaiKKM75danrata-ratapeserta
didik yang sudah mencapai KKM tersebut
sebesar80%.
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Sebelum melaksanakan penelitian,
peneliti menganalisis kondisi awal peserta
didik terhadap pembelajaran Bahasa dan
SastraPerancis.Darikegiatanawaldiperoleh
hanya 20 peserta didik (57,14%) yang
memperolehnilaidiatasKKM,danmasihada
15pesertadidik(42,86%)yangbelumtuntas.
Berdasarkanpermasalahandanhasil
temuan disusun rencana tindakan siklus I
yangdiwujudkandalamRencanaPelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selanjutnya rencana
tindakan siklus I diaplikasikan dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
nyata di kelas dengan melibatkan teman
sejawat sebagai observer dan peneliti
bertindak sebagai guru model. Proses
pembelajaranpadatindakansiklusIdiamati
oleh seorang observer yang bertugas
mencatat seandainya perlu tindakan
selanjutnya. Hasil pengamatan observer
dijadikandasarpenyusunanrencanatindakan
siklusII.HasilbelajarsiswapadasiklusIdapat
dilihatpadaTabelberikut:
Tabel1.HasilBelajarSiklusI
No
Statistik
NilaiStatistik1
2
34567
JumlahPesertaDidik
NilaiTertinggi
NilaiTerendah RentangNilai Rata–rata Median StandarDeviasi
35
95
65 30 81 85
9.299
DatapadaTabeldi atasmenunjukan
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
setelah dilakukan model pembelajaran
kooperatifadalah81denganstandardeviasi
9.299 atau 81%dari hasil skor ideal (total)
yangmungkindicapai,yaitu100,sedangkan
skor terendah adalah 65 dari skor minimal
yangmungkindicapaiyakni0(nol).
Jika skor tersebut di atas dikelom-
pokkan ke dalam 5 (lima) kategori, maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti
padaTabelberikutini.
Tabel2.DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorTesSiklusI
No Skor Katagori Frekuensi Persentase(%)12345
0- 3435 – 54
55– 7475– 84
85– 100
SangatRendah
Rendah
SedangTinggiSangatTinggi
0
0
9 6
20
00
25.7117.1457.14
Jumlah 35 100.00
Data pada Tabel di atas meng-
gambarkanbahwaskorhasilbelajarkosakata
padasiklusIterdapat9orang(25.71%)yang
berada pada kategori sedang dan 6 orang
(17.14%) yang berada pada katagori tinggi.
Sedangkan untuk katagori sangat tinggi 20
orang (57.14%). Jika skor rata-rata hasil
belajarkosakataBahasaPerancis81atau81%
(Tabel1)dikonsultasikandenganTabel2di
atasmaka skor belajarmereka beradapada
interval 75-84. hal ini menunjukan bahwa
hasil belajar siswa setelah pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
mencapaikatagoritinggi.
Setelah dianalisis didapat rata-rata
padasiklusIadalah81.00denganpersentase
ketuntasan74.29%.Meskipunrata-ratatelah
melebihirata-rataKKMyangtelahditetapkan
tetapipersentaseketuntasanbelummencapai
80%, sehinggadiperlukan tindakan lanjutan
padasiklusII.
Pada pertemuan pertama, peneliti
masihmenghadapiberbagaihambatandalam
menyajikan bahan ajar karena kebanyakan
siswabelummampubekerjasamasecaraaktif
dengananggotakelompoknyasendiri.Halitu
dimungkinkan karena kelompok dibentuk
bukanataskemauansiswasendirimelainkan
berdasarkan jenis kelamin dan disparitas
kemampuanakademik.Imbasdariheterogen
anggota kelompok itu adalah banyak siswa
yang ingin dibimbing langsung oleh peneliti
dibandingkan dengan anggota kelompoknya
yanglebihmampu.
Pada pertemuan kedua, siswa sudah
mampu berinteraksi dengan anggota
kelompoknyadalammenghadapaibahanajar
yang disajikan. Bentuk interaksi tersebut
berupakoreksi jika terdapatkesalahanyang
dilakukan oleh salah seorang anggota
kelompok yang mengerjakan soal di papan
tulis.Hanyasajaperubahandimaksudbelum
mencapai taraf yang diinginkan, yakni sikap
demokratis yang tidak hanya bersifat
kelompok,melainkanjugasecaraklasikal.
Berdasarkan re�leksi siklus I dite-
mukan adanya kekurangan dalam RPP dan
pelaksaaan pembelajaran serta belum
tercapainyaindikatorkeberhasilanpenelitian
untuk ketuntasan belajar. Upaya perbaikan
siklus I pada siklus II diperlukan untuk
mengatasi kekurangan siklus I. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
lebihbaik,berkonsultasiulangdenganteman-
teman guru sejawat, merencanakan pem-
40 41
Penelitianinidilaksanakandalamdua
siklusyangmasing-masingterdiridariempat
tahapan pokok yaitu perencanaan, pelak-
sanaan tindakan, pengamatan dan re�leksi.
Siklus I dilaksanakan dalam 2 (dua) kali
pertemuandenganalokasiwaktupertemuan
masing-masing 3 x 45 menit. Setiap akhir
siklusdiberipost-test.
Tahap perencanaan meliputi telaah
kurikulum, pembuatan RPP yang akan
digunakan, instrumen penelitian dan
pedomannya. Tahap pelaksanaan meliputi
kegiatanyangdilaksanakandikelas.Padasaat
pelaksanaandilakukanjugapengamatanoleh
observer untuk mengamati kegiatan pem-
belajaran yang berlangsung. Setelah pelak-
sanaan berakhir dilakukan re�leksi untuk
melihat kekurangan-kekurangan yang harus
diperbaiki berdasarkan hasil siklus I. Jika
ternyata di siklus I tujuan belum tercapai
makadilaksanakansiklusIIdengantahapan
yangsamasepertisiklusI,tetapisetelahada
perbaikan-perbaikan dari hasil re�leksi. Jika
hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi
indikator keberhasilan maka penelitian
dihentikan tetapi jika ternyata hasil belum
memenuhi indikator keberhasilan maka
dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya
denganmempertimbangankan hasil re�leksi
siklusII.
Pengumpulandatadilakukandengan
observasikegiatandantestertulis.Instrumen
penelitian yangdigunakan adalahbutir soal
tes, lembar observasi pembelajaran, diskusi
observerdandokumentasi.
Data tesmerupakan data kuantitatif
yang diambil dari setiap siklus. Observasi
dilakukanuntukmengamatiaktivitaspeserta
didik selama pembelajaran berlangsung. Di
dalamkegiatanobservasi di antaranya akan
melihat proses pembelajaran yang meliputi
peningkatan frekuensi atau kualitas
pertanyaan peserta didik kepada guru
maupun sesama temannya selama interaksi
belajarmengajar,peningkatankerjasama,dan
diskusi kelompok antar pesertadidikdalam
pembelajaran.Dokumentasidigunakandalam
penelitian iniagardapatmerekamperistiwa
penting yang terjadi di kelas pada saat
kegiatanpembelajaranberlangsung.
Hal yang dijadikan parameter atau
penilaian tentang keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini adalah adalah jika nilai
diakhir kegiatan penelitian rata-rata kelas
sudahmencapaiKKM75danrata-ratapeserta
didik yang sudah mencapai KKM tersebut
sebesar80%.
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Sebelum melaksanakan penelitian,
peneliti menganalisis kondisi awal peserta
didik terhadap pembelajaran Bahasa dan
SastraPerancis.Darikegiatanawaldiperoleh
hanya 20 peserta didik (57,14%) yang
memperolehnilaidiatasKKM,danmasihada
15pesertadidik(42,86%)yangbelumtuntas.
Berdasarkanpermasalahandanhasil
temuan disusun rencana tindakan siklus I
yangdiwujudkandalamRencanaPelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selanjutnya rencana
tindakan siklus I diaplikasikan dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
nyata di kelas dengan melibatkan teman
sejawat sebagai observer dan peneliti
bertindak sebagai guru model. Proses
pembelajaranpadatindakansiklusIdiamati
oleh seorang observer yang bertugas
mencatat seandainya perlu tindakan
selanjutnya. Hasil pengamatan observer
dijadikandasarpenyusunanrencanatindakan
siklusII.HasilbelajarsiswapadasiklusIdapat
dilihatpadaTabelberikut:
Tabel1.HasilBelajarSiklusI
No
Statistik
NilaiStatistik1
2
34567
JumlahPesertaDidik
NilaiTertinggi
NilaiTerendah RentangNilai Rata–rata Median StandarDeviasi
35
95
65 30 81 85
9.299
DatapadaTabeldi atasmenunjukan
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa
setelah dilakukan model pembelajaran
kooperatifadalah81denganstandardeviasi
9.299 atau 81%dari hasil skor ideal (total)
yangmungkindicapai,yaitu100,sedangkan
skor terendah adalah 65 dari skor minimal
yangmungkindicapaiyakni0(nol).
Jika skor tersebut di atas dikelom-
pokkan ke dalam 5 (lima) kategori, maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti
padaTabelberikutini.
Tabel2.DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorTesSiklusI
No Skor Katagori Frekuensi Persentase(%)12345
0- 3435 – 54
55– 7475– 84
85– 100
SangatRendah
Rendah
SedangTinggiSangatTinggi
0
0
9 6
20
00
25.7117.1457.14
Jumlah 35 100.00
Data pada Tabel di atas meng-
gambarkanbahwaskorhasilbelajarkosakata
padasiklusIterdapat9orang(25.71%)yang
berada pada kategori sedang dan 6 orang
(17.14%) yang berada pada katagori tinggi.
Sedangkan untuk katagori sangat tinggi 20
orang (57.14%). Jika skor rata-rata hasil
belajarkosakataBahasaPerancis81atau81%
(Tabel1)dikonsultasikandenganTabel2di
atasmaka skor belajarmereka beradapada
interval 75-84. hal ini menunjukan bahwa
hasil belajar siswa setelah pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
mencapaikatagoritinggi.
Setelah dianalisis didapat rata-rata
padasiklusIadalah81.00denganpersentase
ketuntasan74.29%.Meskipunrata-ratatelah
melebihirata-rataKKMyangtelahditetapkan
tetapipersentaseketuntasanbelummencapai
80%, sehinggadiperlukan tindakan lanjutan
padasiklusII.
Pada pertemuan pertama, peneliti
masihmenghadapiberbagaihambatandalam
menyajikan bahan ajar karena kebanyakan
siswabelummampubekerjasamasecaraaktif
dengananggotakelompoknyasendiri.Halitu
dimungkinkan karena kelompok dibentuk
bukanataskemauansiswasendirimelainkan
berdasarkan jenis kelamin dan disparitas
kemampuanakademik.Imbasdariheterogen
anggota kelompok itu adalah banyak siswa
yang ingin dibimbing langsung oleh peneliti
dibandingkan dengan anggota kelompoknya
yanglebihmampu.
Pada pertemuan kedua, siswa sudah
mampu berinteraksi dengan anggota
kelompoknyadalammenghadapaibahanajar
yang disajikan. Bentuk interaksi tersebut
berupakoreksi jika terdapatkesalahanyang
dilakukan oleh salah seorang anggota
kelompok yang mengerjakan soal di papan
tulis.Hanyasajaperubahandimaksudbelum
mencapai taraf yang diinginkan, yakni sikap
demokratis yang tidak hanya bersifat
kelompok,melainkanjugasecaraklasikal.
Berdasarkan re�leksi siklus I dite-
mukan adanya kekurangan dalam RPP dan
pelaksaaan pembelajaran serta belum
tercapainyaindikatorkeberhasilanpenelitian
untuk ketuntasan belajar. Upaya perbaikan
siklus I pada siklus II diperlukan untuk
mengatasi kekurangan siklus I. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
lebihbaik,berkonsultasiulangdenganteman-
teman guru sejawat, merencanakan pem-
42 43
belajaranyangtepatsesuaimodelkooperatif.
Deskripsi secara kuantitatif hasil
belajarsiswaberdasarkantesSiklusIIyakni
setelah diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaankegiatanyanganggapkurang
padasiklusIdapatdilihatpadaTabelberikut
ini.
Tabel3.HasilBelajarSiklusII
No
Statistik
NilaiStatistik
1
2
3456
7
JumlahPesertaDidik
NilaiTertinggi
NilaiTerendah RentangNilaiRata– rataMedian
StandarDeviasi
35
100
53.55 46.45 88.88 92.82
12.149
DatapadaTabel di atasmenunjukan
bahwanilairata-rataperolehansiswasetelah
diadakan tindakan lanjutan adalah 88.88
dengan standar deviasi 12.149 atau 88.88%
dan skor ideal (total) yangmungkin dicapai
yakni 100, sedangkan skor terendah adalah
53.55dariskorminimalyangmungkindicapai
yakni 0. Hal inimenunjukkan bahwa secara
klasikal hasil belajar kosakata Bahasa
PerancisyangdiperolehpadaSiklusIIadalah
88.88%. sedangkan secara individual skor
yang dicapai tersebar antara 53.55 sebagai
skorterendahdan100sebagaiskortertinggi
ataudalamrentangnilai46.45.kenyataanini
menggambarkan bahwa hasil belajar siswa
KelasXIPA1SMAN3Batamcukupbervariasi.
Jika skor perolehan siswa tersebut
dikelompokkan ke dalam 5 katagori, maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai sebagai
berikut.
Tabel4.DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorTesSiklusII
Tabeldiatasmenunjukanbahwahasil
belajarkosakataBahasaPerancispadasiklus
2 terdapat6orang(17.14%)yangmencapai
katagori tinggidan25orang (71.43%)yang
beradapadakatagorisangattinggi.Skorrata-
rata hasil belajar kosakata Bahasa Perancis
adalah 88.88 atau 88.88% (Tabel 3), yaitu
beradapada interval85-100 hal iniberarti
bahwa hasil belajar siswa setelah diadakan
KBM dengan menerapkan model pem-
belajaran kooperatif berada pada katagori
sangattinggi.
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan,terlihatbahwaterjadipeningkatan
prestasibelajarpesertadidikjikadibanding-
kandengansiklusI.Dari35pesertadidik,31
orang telah memenuhi kriteria ketuntasan
dan4orangyangharusmengikutiremedial.
Nilai peserta didik yang terbanyak muncul
adalah 85–100, dengan persentase
ketuntasanuntuksiklusII mencapai88.57%
dan rata-rata 88.88. Hasil analisis ini
menggambarkan bahwa prestasi belajar
peserta didik sudah mencapai indikator
keberhasilan penelitian, yaitu minimal 80%
peserta didik mencapai nilai sesuai KKM
meskipunmasihadapesertadidikyangharus
mengikutiremedial.
Gra�ik berikut memperlihatkan
peningkatan hasil belajar kosakata Bahasa
Perancisdaripra-siklus,siklusIsampaisiklus
IImodelpembelajarankooperatif.
Gra�ik1.PeningkatanhasilbelajarkosakataBahasaPerancis
No Skor Katagori Frekuensi Persentase(%)12345
0- 34
35 – 54
55– 7475– 84 85– 100
SangatRendah
Rendah
SedangTinggiSangatTinggi
1
1
2 6 25
2.862.865.7117.1471.43
Jumlah 35 100.00
Dari gra�ik tersebut dapat dipahami
bahwanilairata-rataperolehansiswadarites
pra-siklus, siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan. Hal ini berarti terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
denganpenguasaankosakataBahasaPerancis
setelahmelaluimodelpembejarankooperatif.
Di samping terjadinya kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan penguasaan kosakata
BahasaPerancisselamaprosespembelajaran
yakni siklus I dan II, tercatat pula sejumlah
perubahan yang terjadi pada sikap siswa
terhadap pelajaran Bahasa Perancis itu
sendiri.Perubahantersebutmerupakandata
kuantitatif yang diperoleh dari kegiatan
observasipadasetiappertemuanyangdicatat
padasetiapsiklus.
Pembahasan
Dalam pelaksanaan tindakan selama
siklus I berlangsung tercatat sejumlah
perubahansikappadadirisiswa,yaitu:
1. Pada pertemuan awal kehadiran siswa
mengikuti kegiatan belajar masih sama
seperti sebelum pelaksanaan tindakan,
tetapi pada akhir siklus terjadi
peningkatan.
2.Keberaniansiswamengajukanpertanyaan
dan menanggap i j awaban yang
dikemukakan oleh siswa lain semakin
meningkat.Demikianpulahalnyadengan
respon siswa terhadap pertanyaan yang
dikemukakanolehguru.
3. Kemampuan siswa menyelesaikan soal-
soal yang diberikan untuk diselesaikan
secara individu juga meningkat yang
dapat ditandai dengan kurangnya siswa
yang terlambat atau tidak mengerjakan
tugas.
Pada Siklus II tercatat pula sejumlah
perubahanpentingpadadirisiswayangdapat
dirangkumsebagaiberikut:
1. Prestasibelajarsiswasemakinmeningkat
yangditandaidengansemakinbanyaknya
yang dapat memperoleh skor dengan
katagorisangattinggi.
2. Rasa percaya diri siswa jugamengalami
peningkatan yang signi�ikan dengan
kerapnya memberikan respon terhadap
jawaban kelompok lain yang cenderung
berbedadarijawabananggotakelompok
lain.
3. Semangatkerjasamadansikapdemokrasi
juga sering ditunjukan oleh anggota
kelompok yang ditandai dengan
pemberian kesempatan kepada setiap
anggota kelompok untuk mengajukan
pertanyaan atau memberikan respon
terhadap pertanyaan yang dikemukakan
olehgurumaupunolehanggotakelompok
lain.
Pada umumnya siswa menganggap
bahwa model pembelajaran kooperatif jauh
lebih baik daripada pendekatan yang
diterapkansebelumnya.Soal-soalyangtidak
dapat diselesaikan secara mandiri dapat
diselesaikanmelalui kelompok dan dengan
waktuyangjauhlebihsingkat.
Pembentukan kelompok yang
mengacukepadaperbedaanjeniskelamindan
disparitas kemampuan akademik ternyata
mampumeminimalkansekat-sekatkelompok
yang ada. Dengan pembentukan kelompok
seperti itu, banyak siswa yang baru dapat
mengenal karakter, sikap, dan kemampuan
temannya secara lebih dekat. Artinya, sikap
kebersamaandalamsatukelasmenjadilebih
utuh karena adanya perbedaan anggota
kelompokbelajardengananggotakelompok
bermaindiluarjampelajaran.
42 43
belajaranyangtepatsesuaimodelkooperatif.
Deskripsi secara kuantitatif hasil
belajarsiswaberdasarkantesSiklusIIyakni
setelah diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaankegiatanyanganggapkurang
padasiklusIdapatdilihatpadaTabelberikut
ini.
Tabel3.HasilBelajarSiklusII
No
Statistik
NilaiStatistik
1
2
3456
7
JumlahPesertaDidik
NilaiTertinggi
NilaiTerendah RentangNilaiRata– rataMedian
StandarDeviasi
35
100
53.55 46.45 88.88 92.82
12.149
DatapadaTabel di atasmenunjukan
bahwanilairata-rataperolehansiswasetelah
diadakan tindakan lanjutan adalah 88.88
dengan standar deviasi 12.149 atau 88.88%
dan skor ideal (total) yangmungkin dicapai
yakni 100, sedangkan skor terendah adalah
53.55dariskorminimalyangmungkindicapai
yakni 0. Hal inimenunjukkan bahwa secara
klasikal hasil belajar kosakata Bahasa
PerancisyangdiperolehpadaSiklusIIadalah
88.88%. sedangkan secara individual skor
yang dicapai tersebar antara 53.55 sebagai
skorterendahdan100sebagaiskortertinggi
ataudalamrentangnilai46.45.kenyataanini
menggambarkan bahwa hasil belajar siswa
KelasXIPA1SMAN3Batamcukupbervariasi.
Jika skor perolehan siswa tersebut
dikelompokkan ke dalam 5 katagori, maka
diperoleh distribusi frekuensi nilai sebagai
berikut.
Tabel4.DistribusiFrekuensidanPersentaseSkorTesSiklusII
Tabeldiatasmenunjukanbahwahasil
belajarkosakataBahasaPerancispadasiklus
2 terdapat6orang(17.14%)yangmencapai
katagori tinggidan25orang (71.43%)yang
beradapadakatagorisangattinggi.Skorrata-
rata hasil belajar kosakata Bahasa Perancis
adalah 88.88 atau 88.88% (Tabel 3), yaitu
beradapada interval85-100 hal iniberarti
bahwa hasil belajar siswa setelah diadakan
KBM dengan menerapkan model pem-
belajaran kooperatif berada pada katagori
sangattinggi.
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan,terlihatbahwaterjadipeningkatan
prestasibelajarpesertadidikjikadibanding-
kandengansiklusI.Dari35pesertadidik,31
orang telah memenuhi kriteria ketuntasan
dan4orangyangharusmengikutiremedial.
Nilai peserta didik yang terbanyak muncul
adalah 85–100, dengan persentase
ketuntasanuntuksiklusII mencapai88.57%
dan rata-rata 88.88. Hasil analisis ini
menggambarkan bahwa prestasi belajar
peserta didik sudah mencapai indikator
keberhasilan penelitian, yaitu minimal 80%
peserta didik mencapai nilai sesuai KKM
meskipunmasihadapesertadidikyangharus
mengikutiremedial.
Gra�ik berikut memperlihatkan
peningkatan hasil belajar kosakata Bahasa
Perancisdaripra-siklus,siklusIsampaisiklus
IImodelpembelajarankooperatif.
Gra�ik1.PeningkatanhasilbelajarkosakataBahasaPerancis
No Skor Katagori Frekuensi Persentase(%)12345
0- 34
35 – 54
55– 7475– 84 85– 100
SangatRendah
Rendah
SedangTinggiSangatTinggi
1
1
2 6 25
2.862.865.7117.1471.43
Jumlah 35 100.00
Dari gra�ik tersebut dapat dipahami
bahwanilairata-rataperolehansiswadarites
pra-siklus, siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan. Hal ini berarti terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan
denganpenguasaankosakataBahasaPerancis
setelahmelaluimodelpembejarankooperatif.
Di samping terjadinya kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan penguasaan kosakata
BahasaPerancisselamaprosespembelajaran
yakni siklus I dan II, tercatat pula sejumlah
perubahan yang terjadi pada sikap siswa
terhadap pelajaran Bahasa Perancis itu
sendiri.Perubahantersebutmerupakandata
kuantitatif yang diperoleh dari kegiatan
observasipadasetiappertemuanyangdicatat
padasetiapsiklus.
Pembahasan
Dalam pelaksanaan tindakan selama
siklus I berlangsung tercatat sejumlah
perubahansikappadadirisiswa,yaitu:
1. Pada pertemuan awal kehadiran siswa
mengikuti kegiatan belajar masih sama
seperti sebelum pelaksanaan tindakan,
tetapi pada akhir siklus terjadi
peningkatan.
2.Keberaniansiswamengajukanpertanyaan
dan menanggap i j awaban yang
dikemukakan oleh siswa lain semakin
meningkat.Demikianpulahalnyadengan
respon siswa terhadap pertanyaan yang
dikemukakanolehguru.
3. Kemampuan siswa menyelesaikan soal-
soal yang diberikan untuk diselesaikan
secara individu juga meningkat yang
dapat ditandai dengan kurangnya siswa
yang terlambat atau tidak mengerjakan
tugas.
Pada Siklus II tercatat pula sejumlah
perubahanpentingpadadirisiswayangdapat
dirangkumsebagaiberikut:
1. Prestasibelajarsiswasemakinmeningkat
yangditandaidengansemakinbanyaknya
yang dapat memperoleh skor dengan
katagorisangattinggi.
2. Rasa percaya diri siswa jugamengalami
peningkatan yang signi�ikan dengan
kerapnya memberikan respon terhadap
jawaban kelompok lain yang cenderung
berbedadarijawabananggotakelompok
lain.
3. Semangatkerjasamadansikapdemokrasi
juga sering ditunjukan oleh anggota
kelompok yang ditandai dengan
pemberian kesempatan kepada setiap
anggota kelompok untuk mengajukan
pertanyaan atau memberikan respon
terhadap pertanyaan yang dikemukakan
olehgurumaupunolehanggotakelompok
lain.
Pada umumnya siswa menganggap
bahwa model pembelajaran kooperatif jauh
lebih baik daripada pendekatan yang
diterapkansebelumnya.Soal-soalyangtidak
dapat diselesaikan secara mandiri dapat
diselesaikanmelalui kelompok dan dengan
waktuyangjauhlebihsingkat.
Pembentukan kelompok yang
mengacukepadaperbedaanjeniskelamindan
disparitas kemampuan akademik ternyata
mampumeminimalkansekat-sekatkelompok
yang ada. Dengan pembentukan kelompok
seperti itu, banyak siswa yang baru dapat
mengenal karakter, sikap, dan kemampuan
temannya secara lebih dekat. Artinya, sikap
kebersamaandalamsatukelasmenjadilebih
utuh karena adanya perbedaan anggota
kelompokbelajardengananggotakelompok
bermaindiluarjampelajaran.
44 45
Beberapa orang siswa memberikan
tanggapan terhadap pekerjaan rumah yang
diberikan hampir setiap akhir pertemuan.
Mereka menginginkan agar jumlah soal
dikurangi karena mata pelajaran lain juga
memberikanpekerjaanrumahdenganjumlah
soal yang relatif samabanyaknya. Selain itu,
siswa juga mengkritik beberapa kebijakan
guruyangdianggapberatsebelahkarenaada
kelompokyangseringdibimbing,sedangkan
kelompok mereka “cenderung” dibiarkan
berjalan dan menyelesaikan sendiri tugas-
tugasyangdiberikan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang
diperolehmelaluipenelitiantindakankelasini
maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) dalam mata pelajaran Bahasa
Perancis dapat meningkatkan baik prestasi
akademikataukognitifmaupunketerampilan
sosial s iswa (afekti f ) . Peningkatan
kemampuan kognitif tersebut dapat dilihat
padapeningkatanhasilbelajaryangsigni�ikan
antarasiklusI denganSiklusIIataudarinilai
rata-rata 81.00 dengan ketuntasan 74.29%
pada siklus I menjadi 88.88 dengan
ketuntasan88.57%padasiklus II;2)Secara
kualitatif terjadi perubahan sikap siswa
denganmelakukan kegiatan-kegiatan positif
berupapeningkatanperhatian,motivasi,dan
minat siswa terhadap pelajaran Bahasa
Perancis; dan 3) Sikap demokratis dan juga
kerjasama siswamenjadi lebih baik dengan
semakin minimnya sekat-sekat kelompok
sepertiyangadasebelumpelaksanaanModel
PembelajaranKooperatif.
Saran
Dari kesimpulan di atas penulis
memberikan saran: 1) Implementasi
pendekatan kooperatif dalam pembelajaran
menuntut fasilitas belajar yang optimal
terutama buku-buku acuan sebagai sumber
rujukan dalam mencari solusi dari
permasalahanyangdiberikanolehguru;dan
2) Pihak sekolah serta lembaga-lembaga
terkai t la innya sangat d iharapkan
berpartisipasidalammenimimalkanmasalah
yang berhubungan dengan fasil itas
pembelajaran.
DaftarPustaka
Dembo,MyronH.1988.ApplyingEducationalPsychologyintheClassroom.London:LongmanLtd.
Ibrahim, Muslimin,dkk.2000.PembelajaranKo o p e r a t i f , P u s a t S a i n s d a nMatematika Sekolah . Surabaya :ProgramPascaSarjanaUnesa.
Nur,Muhammad.2000.PengajaranBerpusatke l ada S i swa dan Pendeka tanKonstruktivis dalam Pengajaran .Surabaya : Pusat Studi Matematika
dan IPA Sekolah Universitas NegeriSurabaya.
Richards, Jack C and Rodgers, Theodore S.1995. Approaches and Methods inLanguage Teaching. Melbourne :CambridgeUniversitasPress.
Mukherji, Penny and Deborah Albon. 2010.ResearchMethods inEarlyChildhood:AnIntroductoryGuide.London:SAGEPublicationsInc.
UPAYAMEMOTIVASIMINATBACASISWADENGANPENDEKATANKECEPATANDANKECERMATANBACA(KKB)DIKELASVBSEMESTERISDN001BATAMKOTA,KOTABATAM
TAHUNPELAJARAN2018/2019
HenyHarini*
Abstrak:TujuandaripenelitianiniadalahuntukpeningkatanprestasibelajardanmotivasibelajarBahasa
Indonesia setelah diterapkannya penggunaan model pendekatan KKB. Penelitian ini menggunakan
penelitiantindakankelas(actionresearch)dilakukansebanyaktigasiklus.Setiapsiklusterdiridariempat
tahapyaitu:rancangan,kegiatandanpengamatan,re�leksi,danrevisi.Subyekpenelitianiniadalahsiswa
kelasVBSDNegeri001BatamKota.Datayangdiperolehberupahasiltesformatif,lembarobservasikegiatan
belajarmengajar.Darihasilanalisisdidapatkanbahwaprestasibelajarsiswamengalamipeningkatandari
siklusIsampaisiklusIIyaitu,siklusI(66,67%)siklusII(69,17%)dansiklusIII(78,33%).Simpulandari
penelitianiniadalahpenggunaanmodelpendekatanKecepatandanKecermatanBacadapatberpengaruh
positifterhadapprestasi,minat,perhatiandanpartipasi,motivasibelajarSiswaSDN001BatamKota,serta
modelpembelajaraninidapatdigunakansebagaisalahsatualternatifpembelajaranBahasaIndonesia.
Katakunci:Motivasi,PendekatanKKB
PENDAHULUAN
Bahasamemiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukansertamenggunakankemampuan
analistis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di-
arahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasaIndonesiadenganbaikdanbenar.Baik
secara lisan maupun tulisan, serta me-
numbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesusasteraanmanusia Indonesia. Selain hal
tersebut diatas kelancaran berbahasa me-
rupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal,
nasional, maupun global dimana per-
kembangan informasi dan teknologi yang
semakin canggih. Hal ini menuntut peserta
didik untuk berusaha mengejarnya melalui
proses pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya pada aspek membaca (membaca
cepat). Namun pada kenyataannya peserta
didik belum berhasil dengan baik dalam
pembelajaranmembacacepatdan tentusaja
akan sulit memenuhi tuntutan zaman yang
serba canggih ini. Karena menurut pe-
ngamatan penulis selama menyampaikan
prosespembelajaranbahasaIndonesiakurang
lebih satu semester hampir setiap proses
pembelajaran tentang membaca cepat,
peserta didik kurang maksimal dalam
menerima materi pelajaran. Bahkan sering
terkesan asyik sendiri tanpa mempedulikan
apayangdisampaikanolehguru.Haliniterjadi
hampirdisemuakelas.Salahsatunyaadalah
kelasVBdiSekolahDasarNegeri001Batam
Kota.
Mengapadisekolahyangsama,tingkat
kelas yang sama, dengan guru yang sama
terjadi kesenjangan nilai antara kelas VA
44 45
Beberapa orang siswa memberikan
tanggapan terhadap pekerjaan rumah yang
diberikan hampir setiap akhir pertemuan.
Mereka menginginkan agar jumlah soal
dikurangi karena mata pelajaran lain juga
memberikanpekerjaanrumahdenganjumlah
soal yang relatif samabanyaknya. Selain itu,
siswa juga mengkritik beberapa kebijakan
guruyangdianggapberatsebelahkarenaada
kelompokyangseringdibimbing,sedangkan
kelompok mereka “cenderung” dibiarkan
berjalan dan menyelesaikan sendiri tugas-
tugasyangdiberikan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Berdasarkan temuan-temuan yang
diperolehmelaluipenelitiantindakankelasini
maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) dalam mata pelajaran Bahasa
Perancis dapat meningkatkan baik prestasi
akademikataukognitifmaupunketerampilan
sosial s iswa (afekti f ) . Peningkatan
kemampuan kognitif tersebut dapat dilihat
padapeningkatanhasilbelajaryangsigni�ikan
antarasiklusI denganSiklusIIataudarinilai
rata-rata 81.00 dengan ketuntasan 74.29%
pada siklus I menjadi 88.88 dengan
ketuntasan88.57%padasiklus II;2)Secara
kualitatif terjadi perubahan sikap siswa
denganmelakukan kegiatan-kegiatan positif
berupapeningkatanperhatian,motivasi,dan
minat siswa terhadap pelajaran Bahasa
Perancis; dan 3) Sikap demokratis dan juga
kerjasama siswamenjadi lebih baik dengan
semakin minimnya sekat-sekat kelompok
sepertiyangadasebelumpelaksanaanModel
PembelajaranKooperatif.
Saran
Dari kesimpulan di atas penulis
memberikan saran: 1) Implementasi
pendekatan kooperatif dalam pembelajaran
menuntut fasilitas belajar yang optimal
terutama buku-buku acuan sebagai sumber
rujukan dalam mencari solusi dari
permasalahanyangdiberikanolehguru;dan
2) Pihak sekolah serta lembaga-lembaga
terkai t la innya sangat d iharapkan
berpartisipasidalammenimimalkanmasalah
yang berhubungan dengan fasil itas
pembelajaran.
DaftarPustaka
Dembo,MyronH.1988.ApplyingEducationalPsychologyintheClassroom.London:LongmanLtd.
Ibrahim, Muslimin,dkk.2000.PembelajaranKo o p e r a t i f , P u s a t S a i n s d a nMatematika Sekolah . Surabaya :ProgramPascaSarjanaUnesa.
Nur,Muhammad.2000.PengajaranBerpusatke l ada S i swa dan Pendeka tanKonstruktivis dalam Pengajaran .Surabaya : Pusat Studi Matematika
dan IPA Sekolah Universitas NegeriSurabaya.
Richards, Jack C and Rodgers, Theodore S.1995. Approaches and Methods inLanguage Teaching. Melbourne :CambridgeUniversitasPress.
Mukherji, Penny and Deborah Albon. 2010.ResearchMethods inEarlyChildhood:AnIntroductoryGuide.London:SAGEPublicationsInc.
UPAYAMEMOTIVASIMINATBACASISWADENGANPENDEKATANKECEPATANDANKECERMATANBACA(KKB)DIKELASVBSEMESTERISDN001BATAMKOTA,KOTABATAM
TAHUNPELAJARAN2018/2019
HenyHarini*
Abstrak:TujuandaripenelitianiniadalahuntukpeningkatanprestasibelajardanmotivasibelajarBahasa
Indonesia setelah diterapkannya penggunaan model pendekatan KKB. Penelitian ini menggunakan
penelitiantindakankelas(actionresearch)dilakukansebanyaktigasiklus.Setiapsiklusterdiridariempat
tahapyaitu:rancangan,kegiatandanpengamatan,re�leksi,danrevisi.Subyekpenelitianiniadalahsiswa
kelasVBSDNegeri001BatamKota.Datayangdiperolehberupahasiltesformatif,lembarobservasikegiatan
belajarmengajar.Darihasilanalisisdidapatkanbahwaprestasibelajarsiswamengalamipeningkatandari
siklusIsampaisiklusIIyaitu,siklusI(66,67%)siklusII(69,17%)dansiklusIII(78,33%).Simpulandari
penelitianiniadalahpenggunaanmodelpendekatanKecepatandanKecermatanBacadapatberpengaruh
positifterhadapprestasi,minat,perhatiandanpartipasi,motivasibelajarSiswaSDN001BatamKota,serta
modelpembelajaraninidapatdigunakansebagaisalahsatualternatifpembelajaranBahasaIndonesia.
Katakunci:Motivasi,PendekatanKKB
PENDAHULUAN
Bahasamemiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya
orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukansertamenggunakankemampuan
analistis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di-
arahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasaIndonesiadenganbaikdanbenar.Baik
secara lisan maupun tulisan, serta me-
numbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesusasteraanmanusia Indonesia. Selain hal
tersebut diatas kelancaran berbahasa me-
rupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal,
nasional, maupun global dimana per-
kembangan informasi dan teknologi yang
semakin canggih. Hal ini menuntut peserta
didik untuk berusaha mengejarnya melalui
proses pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya pada aspek membaca (membaca
cepat). Namun pada kenyataannya peserta
didik belum berhasil dengan baik dalam
pembelajaranmembacacepatdan tentusaja
akan sulit memenuhi tuntutan zaman yang
serba canggih ini. Karena menurut pe-
ngamatan penulis selama menyampaikan
prosespembelajaranbahasaIndonesiakurang
lebih satu semester hampir setiap proses
pembelajaran tentang membaca cepat,
peserta didik kurang maksimal dalam
menerima materi pelajaran. Bahkan sering
terkesan asyik sendiri tanpa mempedulikan
apayangdisampaikanolehguru.Haliniterjadi
hampirdisemuakelas.Salahsatunyaadalah
kelasVBdiSekolahDasarNegeri001Batam
Kota.
Mengapadisekolahyangsama,tingkat
kelas yang sama, dengan guru yang sama
terjadi kesenjangan nilai antara kelas VA
46 47
dengan kelas VB. Tingkat pencapaian
pembelajaran biasanya dinyatakan dengan
nilai.Pembelajarandikatakanberhasilapabila
nilai rata-rata dari hasil ulangan telah
mencapaitargetlebihdari70%.Berdasarkan
hasil ulangan harian mata pelajaran bahasa
Indonesia (membaca cepat) siswa kelas VB
SDN001BatamKotahanya18dari33siswa
yang mencapai 70% keatas. Artinya 55%
s iswa yang baru mencapai t ingkat
keberhasilan. Sedangkan di kelas VA ada 29
dari 35 siswa yang telah mencapai tingkat
penguasaanmateri70%keatas.Atau91,63%
telah mencapai tingkat penguasaan materi
70% keatas. Menurut penulis, masalah ini
perlu dicari solusinya. Tujuan Penulisan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
peningkatanprestasibelajardanmotivasi
belajar Bahasa Indonesia setelah di-
terapkannya penggunaan model pen-
dekatanKKB.
Menurutpengalamanpenulis selama
lebihkurangsatusemester,pelajaranBahasa
Indonesia ( membaca cepat ) di kelas VB
kurang memuaskan. Bahkan memasuki
semester II ini, meskipun sudah diadakan
ulangan satu kali oleh penulis belum juga
berhasildenganbaik.Dari34siswakelasVB,
18siswayangmencapaitingkatkeberhasilan
75%keatas.Berdasarkanpengamatanpenulis
selama pembelajaran berlangsung siswa
kurang maksimal dan kurang merespon
terhadapmateri yangdiberikan.Adakalanya
suasanakelasributtidakmenentubahkanada
sebagiansiswayangasyiksendiri.
Berdasarkan beberapa temuan pe-
nulis mengidenti�ikasi masalah yang terjadi
dalampembelajaran:1)Siswakurangmem-
perhatikanpelajaranyangdiberikan;2)Siswa
menemuibeberapakesulitandalammembaca
cepat; 3) Metode pembelajaran yang
cenderung monoton; 4) Siswa kurang
maksimaldalammenerimamateripelajaran;
5) Alat peraga yang digunakan cenderung
kurangmendukung.
Berdasarkananalisis Identi�ikasima-
salah, penulis memfokuskan perbaikan
“MemotivasiMinatBacaSiswa“
PEMBAHASANMASALAH
Faktor membaca merupakan bagian
yang sangat penting dalam pengembangan
kompetensi dasar yang menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan berbahasa sebagai pertim-
bangan bahwa individu itu lahir belum
mampu berbahasa, baik dalam kebiasaan,
cita-cita,sikap,pengetahuan,ketrampilandan
sebagainya.Kesemuanya itudapatdiperoleh
individu melalui interaksi dengan keluarga,
masyarakat sekitar, dan tentu saja dengan
bersekolah.Sekolahmempunyaitugaskhusus
untukmembagipengalamankepadasiswanya
denganbermacamcara.Salahsatunyaadalah
melalui pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan “Memotivasi Minat Baca Siswa (
M2BS)”. Dilihat dari masalah yang dihadapi
siswa kelas VB apabila seseorang tidak
maksimal dalam mempelajari sesuatu hal,
tentu tidak dapat diharapkan dia akan
berhasildenganbaik.
Sebaiknya jika seseorang belajar
dengansungguh-sungguhdanmaksimalserta
mampumenerapkanbagaimanamemotivasi
minatbacakhususnyadalammembacacepat,
makadapatdiharapkanbahwahasilnyaakan
lebihbaik.Sebelummembahasstrategiuntuk
memotivasiminatbacakhususnyamembaca
cepat, terlebih dahulu penulis ingin me-
maparkan tentang adanya perubahan
paradigm pengajaran (Pembelajaran dan
ProsesBelajar(learning)DewiSalmaP.2000
dalam buku Pembaharuan Pembelajaran).
Adapunmaknadariparadigmaituantaralain:
1) Paradigma Pengajaran diartikan bahwa
pendidikanhanyaterjadidisekolah.Dimana
sudahadaguruyangmengajar.Gurusebagai
satu-satunya narasumber yang akan men-
transfer ilmu. Dalam proses pembelajaran,
guruberperansebagaipenyajimateri.Artinya
siswa hanya menyimak dan mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Guru tidak
melibatkan peran aktif siswa; 2) Paradigma
Pembelajaran diartikan lebih memberi
perhatiankepadasiswa.Dalampembelajaran
ini guru tidak hanya sebagai satu-satunya
narasumberdantidakhanyasebagaipengajar,
namun juga sebagai fasilitator yang
membantu siswa belajar. Komunikasi dan
pendekatan system mulai diterapkan.
Penerapan pendekatan system yaitu guru
sebagai sub system berperan dalam
merancang, mengolah dan menilai proses
pembelajaran. Penerapan Strategi “ M2BS “
denganpendekatan “KKB “ sebagai sumber
dan guru sebagai fasilitator; 3) Paradigma
proses belajar (learning) dimaksudkan agar
lebih menggali segala aspek belajar mulai
perencanaan konsep yang diawali dengan
bersifatkongkrit(nyata)sampaiyangbersifat
abstrak(tidaknyata).
Dari tiga paradigma diatas penulis
mengembangkanparadigmkeduadanketiga
agar permasalahan yang ditemukan segera
teratasi sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar. Beberapa hal yang sekiranya dapat
menyelesaikanataumengatasipermasalahan
tersebut. Penulis berusaha menentukan
langkah-langkah sebagai berikut: a) me-
nentukanstrategipembelajaran;b)pemilihan
media dan sumber belajar yang relevan; c)
mempelajari faktor-faktor yangmenentukan
pemilihan strategi pembelajaran; d) pe-
netapan strategi “KKB” sebagai solusi
penanaman konsep membaca cepat. Dari
langkahtersebutpenulisakanmembahassatu
persatuuntukmempermudahparapembaca
dalammenelaahintimasalahinilebihlanjut.
MenentukanStrategiPembelajaran
Untukmendapatkanhasilbelajaryang
optimal seorang guru perlu menentukan
strategipembelajaran.StrategiPembelajaran
meliputipendekatanprosedur,mediamodel
danteknikyangdigunakandalammenyajikan
bahan pembelajaran atau isi kurikulum
(Sujana) 1988 dalam buku Pembaharuan
Pembelajaran, mengemukakan bahwa
Strategi Pembelajaran pada hakekatnya
adalah tindakan nyata dari seorang guru
dalam melaksanakan pembelajaran melalui
cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan
lebih e�isien. Dengan kata lain strategi
berhubungandengansiasatatau taktikyang
digunakan guru dalam melaksanakan
kurikulumsecarasystemdansistematis.
Tinggi rendahnya aktivitas belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh strategi
pendekatanmengajaryangdigunakandalam
menyampaikan bahan atau isi kurikulum.
RichardAnderson(Sujana1990)mengajukan
dua pendekatan yaitu: 1) Pendekatan yang
berorientasipadaguru.Dimanaaktivitasguru
dalam suatu proses pembelajaran lebih
dominan disbanding siswa; 2) Pendekatan
yangberorientasipadasiswa,dimanadalam
proses pembelajaran siswa lebih dominan
dibanding guru. Pendekatan ini membuat
siswa lebih aktif dalambelajar yangdikenal
jugadenganistilahProblemSolving.
Whole Language adalah salah satu
pendekatan pengajaran bahasa menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh tidak dapat
dipisah-pisahkan (Edelsky,1991:Froese.
46 47
dengan kelas VB. Tingkat pencapaian
pembelajaran biasanya dinyatakan dengan
nilai.Pembelajarandikatakanberhasilapabila
nilai rata-rata dari hasil ulangan telah
mencapaitargetlebihdari70%.Berdasarkan
hasil ulangan harian mata pelajaran bahasa
Indonesia (membaca cepat) siswa kelas VB
SDN001BatamKotahanya18dari33siswa
yang mencapai 70% keatas. Artinya 55%
s iswa yang baru mencapai t ingkat
keberhasilan. Sedangkan di kelas VA ada 29
dari 35 siswa yang telah mencapai tingkat
penguasaanmateri70%keatas.Atau91,63%
telah mencapai tingkat penguasaan materi
70% keatas. Menurut penulis, masalah ini
perlu dicari solusinya. Tujuan Penulisan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
peningkatanprestasibelajardanmotivasi
belajar Bahasa Indonesia setelah di-
terapkannya penggunaan model pen-
dekatanKKB.
Menurutpengalamanpenulis selama
lebihkurangsatusemester,pelajaranBahasa
Indonesia ( membaca cepat ) di kelas VB
kurang memuaskan. Bahkan memasuki
semester II ini, meskipun sudah diadakan
ulangan satu kali oleh penulis belum juga
berhasildenganbaik.Dari34siswakelasVB,
18siswayangmencapaitingkatkeberhasilan
75%keatas.Berdasarkanpengamatanpenulis
selama pembelajaran berlangsung siswa
kurang maksimal dan kurang merespon
terhadapmateri yangdiberikan.Adakalanya
suasanakelasributtidakmenentubahkanada
sebagiansiswayangasyiksendiri.
Berdasarkan beberapa temuan pe-
nulis mengidenti�ikasi masalah yang terjadi
dalampembelajaran:1)Siswakurangmem-
perhatikanpelajaranyangdiberikan;2)Siswa
menemuibeberapakesulitandalammembaca
cepat; 3) Metode pembelajaran yang
cenderung monoton; 4) Siswa kurang
maksimaldalammenerimamateripelajaran;
5) Alat peraga yang digunakan cenderung
kurangmendukung.
Berdasarkananalisis Identi�ikasima-
salah, penulis memfokuskan perbaikan
“MemotivasiMinatBacaSiswa“
PEMBAHASANMASALAH
Faktor membaca merupakan bagian
yang sangat penting dalam pengembangan
kompetensi dasar yang menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan berbahasa sebagai pertim-
bangan bahwa individu itu lahir belum
mampu berbahasa, baik dalam kebiasaan,
cita-cita,sikap,pengetahuan,ketrampilandan
sebagainya.Kesemuanya itudapatdiperoleh
individu melalui interaksi dengan keluarga,
masyarakat sekitar, dan tentu saja dengan
bersekolah.Sekolahmempunyaitugaskhusus
untukmembagipengalamankepadasiswanya
denganbermacamcara.Salahsatunyaadalah
melalui pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan “Memotivasi Minat Baca Siswa (
M2BS)”. Dilihat dari masalah yang dihadapi
siswa kelas VB apabila seseorang tidak
maksimal dalam mempelajari sesuatu hal,
tentu tidak dapat diharapkan dia akan
berhasildenganbaik.
Sebaiknya jika seseorang belajar
dengansungguh-sungguhdanmaksimalserta
mampumenerapkanbagaimanamemotivasi
minatbacakhususnyadalammembacacepat,
makadapatdiharapkanbahwahasilnyaakan
lebihbaik.Sebelummembahasstrategiuntuk
memotivasiminatbacakhususnyamembaca
cepat, terlebih dahulu penulis ingin me-
maparkan tentang adanya perubahan
paradigm pengajaran (Pembelajaran dan
ProsesBelajar(learning)DewiSalmaP.2000
dalam buku Pembaharuan Pembelajaran).
Adapunmaknadariparadigmaituantaralain:
1) Paradigma Pengajaran diartikan bahwa
pendidikanhanyaterjadidisekolah.Dimana
sudahadaguruyangmengajar.Gurusebagai
satu-satunya narasumber yang akan men-
transfer ilmu. Dalam proses pembelajaran,
guruberperansebagaipenyajimateri.Artinya
siswa hanya menyimak dan mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Guru tidak
melibatkan peran aktif siswa; 2) Paradigma
Pembelajaran diartikan lebih memberi
perhatiankepadasiswa.Dalampembelajaran
ini guru tidak hanya sebagai satu-satunya
narasumberdantidakhanyasebagaipengajar,
namun juga sebagai fasilitator yang
membantu siswa belajar. Komunikasi dan
pendekatan system mulai diterapkan.
Penerapan pendekatan system yaitu guru
sebagai sub system berperan dalam
merancang, mengolah dan menilai proses
pembelajaran. Penerapan Strategi “ M2BS “
denganpendekatan “KKB “ sebagai sumber
dan guru sebagai fasilitator; 3) Paradigma
proses belajar (learning) dimaksudkan agar
lebih menggali segala aspek belajar mulai
perencanaan konsep yang diawali dengan
bersifatkongkrit(nyata)sampaiyangbersifat
abstrak(tidaknyata).
Dari tiga paradigma diatas penulis
mengembangkanparadigmkeduadanketiga
agar permasalahan yang ditemukan segera
teratasi sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar. Beberapa hal yang sekiranya dapat
menyelesaikanataumengatasipermasalahan
tersebut. Penulis berusaha menentukan
langkah-langkah sebagai berikut: a) me-
nentukanstrategipembelajaran;b)pemilihan
media dan sumber belajar yang relevan; c)
mempelajari faktor-faktor yangmenentukan
pemilihan strategi pembelajaran; d) pe-
netapan strategi “KKB” sebagai solusi
penanaman konsep membaca cepat. Dari
langkahtersebutpenulisakanmembahassatu
persatuuntukmempermudahparapembaca
dalammenelaahintimasalahinilebihlanjut.
MenentukanStrategiPembelajaran
Untukmendapatkanhasilbelajaryang
optimal seorang guru perlu menentukan
strategipembelajaran.StrategiPembelajaran
meliputipendekatanprosedur,mediamodel
danteknikyangdigunakandalammenyajikan
bahan pembelajaran atau isi kurikulum
(Sujana) 1988 dalam buku Pembaharuan
Pembelajaran, mengemukakan bahwa
Strategi Pembelajaran pada hakekatnya
adalah tindakan nyata dari seorang guru
dalam melaksanakan pembelajaran melalui
cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan
lebih e�isien. Dengan kata lain strategi
berhubungandengansiasatatau taktikyang
digunakan guru dalam melaksanakan
kurikulumsecarasystemdansistematis.
Tinggi rendahnya aktivitas belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh strategi
pendekatanmengajaryangdigunakandalam
menyampaikan bahan atau isi kurikulum.
RichardAnderson(Sujana1990)mengajukan
dua pendekatan yaitu: 1) Pendekatan yang
berorientasipadaguru.Dimanaaktivitasguru
dalam suatu proses pembelajaran lebih
dominan disbanding siswa; 2) Pendekatan
yangberorientasipadasiswa,dimanadalam
proses pembelajaran siswa lebih dominan
dibanding guru. Pendekatan ini membuat
siswa lebih aktif dalambelajar yangdikenal
jugadenganistilahProblemSolving.
Whole Language adalah salah satu
pendekatan pengajaran bahasa menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh tidak dapat
dipisah-pisahkan (Edelsky,1991:Froese.
48 49
1990;Goodman.1986;Weaver.1992).Paraahli
WholeLanguageberkeyakinanbahwabahasa
merupakansatukesatuan(whole)yangtidak
dapatdipisah-pisahkan(Rigg.1991).
Pendekatan Whole Language didasari
olehpahamconstructivismyangmenyatakan
bahwa siswa atau anak membentuk sendiri
pengetahuannya melalui peran aktifnya
dalambelajarsecarautuh(whole)danterpadu
(integrated)(Roberts.1996).
Salah satu aspek pembelajaran bahasa
Indonesia SD adalah membaca khususnya
membacacepat.Membacainibertujuanagar
siswa dapat menangkap isi bacaan dalam
waktu yang cepat, dalam hal ini guru harus
menentukan waktu yang sesuai dengan
tingkat kesukaan bahan bacaan. Untuk itu
siswa perlu dilatih gerakan mata, arah
pandanganlurus,dariataskebawah,hindari
membaca kata demi kata, dan menunjuk
bacaan dengan satu jari. Membaca ini
diberikan di kelas tinggi, mulai kelas 4
(Tarigan1984;Dawsonetal1981).
Selain hal tersebut di atas seorang
guruhendaknyaberusahamemotivasiminat
bacasiswa.MenurutHurlock(1989)adacara
minat mempengaruhi perkembangan siswa:
1) Minat dapat mempengaruhi bentuk dan
intensitas aspirasi . J ika anak mulai
memikirkantentangmasadepan,makaanak
akan mencoba menentukan tujuan dan
sasaranyangakandicapaisertadilakukanjika
ia bertambah besar. Misalnya anak laki-laki
yangberminatpada�ilmperangdanpesawat
akanbercita-citamenjadipenerbang;2)Minat
dapatsebagaimotivasi
Anak yang berminat pada suatu
kegiatan akan berusaha untuk melakukan
kegiatan dengan lebih baik dari pada anak
yang tidakmempunyaiminat pada kegiatan
tersebut.
1. Minatberpengaruhpadaprestasi
Anak yang berminat pada suatu
pelajaran akan belajar dan berusaha
mendapatnilaiyang lebihbaik.Minatdapat
menimbulkanrasasenangpadakegiatanyang
dipilih;3)Minatyangberkembangpadamasa
kanak-kanakdapatmenjadiminatselamanya.
Anakyangselalumelakukankegiatan
yang berkaitan dengan minatnya lama
kelamaan akan timbul kebiasaan dan akan
terusbertahanmenjadiminatselamanya.
Menurut Krapp, Hadi dan Renninger
(dalam Pintrich dan Schunk.1996) bahwa
minat merupakan aspek penting yang
mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir,
dan berprestasi. Minat berperan penting
dalamkehidupanseseorangdanberpengaruh
besarpadatingkahlakudansikapseseorang.
Sedangkanmenurut teoriTabularasa bahwa
anak lahir laksanakertasputihyangkosong
yang belum diisi berbagai hal dengan
demikian minat tidak ada dari lahir karena
minat berkembang melalui pengalaman
belajar. Berdasarkan teori ini lingkungan
sekolahmerupakantempatyangtepatuntuk
memunculkan dan mengembangkan minat
seseorang dan guru memegang peranan
pentinguntukmemunculkanminattersebut.
Guru yang berkualitas adalah guru
yang memiliki kemampuan sesuai dengan
profesi yang disandangnya. Guru harus
mampu mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan me-
ngembangkan nilai-nilai hidup, Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan
Melatihberartimembinaketrampilan,minat
danbakatsiswa.MenurutPembelajarandan
Pengajaran Kontekstual (CTL, Contextual
Teaching and Learning) tidak akan ada
perkembangan mental tanpa adanya minat.
Minat adalah dasar dari perhatian dan
pemahaman(Whitehead.1929b/1967.h.31).
Penulisinginmengadakanperbaikan
pembelajaran dengan menggunakan system
ContextualTeachingandLearning(CTL)yaitu
sebuahsystembelajaryangdidasarkanpada
�iloso�ibahwaseorangpembelajarakanmau
danmampumenyerapmateri pelajaran jika
mereka dapat menangkap makna dari
pelajarantersebut.
Melalui kebermaknaan belajar,
menurut Ausubel, bermakna atau tidaknya
suatubahanataumateripelajarantergantung
bahan dan anak. Bila anakmemulai belajar
pada saat yang tepat dan bahan ajar benar-
benar dapat dipahami akan terjadi proses
belajar yang bermakna. Kunci menuju
kebermaknaan be la jar menyangkut
hubungan yang erat antara bahan baru
denganidepengetahuanyangtelahadadalam
pikiran siswa. Menurut penulis, guru harus
bisa menciptakan kiat-kiat di dalam
pembelajaran yang dapat menumbuhkan
minat belajar pada siswa. Untuk itu guru
harusdapatmenentukanstrategiyangtepat.
Dalam penyampaian materi mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek
membaca khususnya membaca cepat
menggunakanpendekatanyangberorientasi
padasiswaagarapayangsudahdirencanakan
dengan baik. Di sini ada beberapa Strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh penulis
untukmenumbuhkanminatbelajarpadaanak
adalah sebagaiberikut:1)Memotivasi Siswa
dalam Belajar.Motivasi merupakan kondisi
internal pada diri anak untuk melakukan
kegiatan belajar.Motivasi akanmenentukan
arahdanintensitas(kekuatan)perilakudalam
kegiatan belajar denganmotivasi yang kuat
anak akan lebih terarah dan lebih kuat
tindakan belajarnya. Oleh karena itu
membangkitkan motivasi anak adalah
langkahawalyangharusdilakukanolehguru
agar anak memiliki kesiapan dalam
melakukankegiatanbelajar.Misalnyadengan
caramemutarkanvideohasilrekamanacara
lombaporseniyangpernahdiikutiolehrekan-
rekan atau kakak kelasnya. Atau dapat
menceritakan hal-hal menarik yang
berhubungan dengan membaca; 2) Men-
ciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif.
Pendidikan di Sekolah dan diluar sekolah
tidak boleh dilepaskan dari lingkungannya.
Oleh karena itu keberhasilan suatu pen-
didikanakanbanyakditentukanolehkeadaan
lingkungannya. Lingkungan yang kondusif
adalahlingkunganyangdapatmenunjangbagi
proses belajar mengajar secara efektif; 3)
Mempersiapkan Sarana Belajar yang Me-
nunjang.ProsesBelajardanPengajaranakan
berlangsung secara efektif apabiladitunjang
dengan sarana yang baik. Sarana tersebut
adalahalatbantumengajar.Misalnyadengan
menggunakan VCD , LCD , CD a t a u
Laboratorium, Perpustakaandan lainnya; 4)
MenciptakanPembelajaranyangBermakna
Seorangsiswaakanmaudanmampu
menyerapmateripelajaranjikamerekadapat
menangkapmaknapelajarantersebut.Tugas
guru adalah mengolah bahan pengajaran
menjadisajianyangdapatdicernaolehsiswa
secaratepatdanbermakna.Untukitubahan
yang diajarkan hendaknya harus sesuai
dengan kondisi siswa dan lingkungannya
sehinggamemberikanmaknadanfaedahbagi
siswa. Dengan bahan yang dirasakan sesuai
dan bermanfaat siswa akan melakukan
aktivitas pembelajaran dengan lebih
bergairah; 5) Menggerakkan Pagi Membaca
(themorningreading)
Lima belas menit sebelum lonceng
kedua berbunyi tanda dimulainya proses
48 49
1990;Goodman.1986;Weaver.1992).Paraahli
WholeLanguageberkeyakinanbahwabahasa
merupakansatukesatuan(whole)yangtidak
dapatdipisah-pisahkan(Rigg.1991).
Pendekatan Whole Language didasari
olehpahamconstructivismyangmenyatakan
bahwa siswa atau anak membentuk sendiri
pengetahuannya melalui peran aktifnya
dalambelajarsecarautuh(whole)danterpadu
(integrated)(Roberts.1996).
Salah satu aspek pembelajaran bahasa
Indonesia SD adalah membaca khususnya
membacacepat.Membacainibertujuanagar
siswa dapat menangkap isi bacaan dalam
waktu yang cepat, dalam hal ini guru harus
menentukan waktu yang sesuai dengan
tingkat kesukaan bahan bacaan. Untuk itu
siswa perlu dilatih gerakan mata, arah
pandanganlurus,dariataskebawah,hindari
membaca kata demi kata, dan menunjuk
bacaan dengan satu jari. Membaca ini
diberikan di kelas tinggi, mulai kelas 4
(Tarigan1984;Dawsonetal1981).
Selain hal tersebut di atas seorang
guruhendaknyaberusahamemotivasiminat
bacasiswa.MenurutHurlock(1989)adacara
minat mempengaruhi perkembangan siswa:
1) Minat dapat mempengaruhi bentuk dan
intensitas aspirasi . J ika anak mulai
memikirkantentangmasadepan,makaanak
akan mencoba menentukan tujuan dan
sasaranyangakandicapaisertadilakukanjika
ia bertambah besar. Misalnya anak laki-laki
yangberminatpada�ilmperangdanpesawat
akanbercita-citamenjadipenerbang;2)Minat
dapatsebagaimotivasi
Anak yang berminat pada suatu
kegiatan akan berusaha untuk melakukan
kegiatan dengan lebih baik dari pada anak
yang tidakmempunyaiminat pada kegiatan
tersebut.
1. Minatberpengaruhpadaprestasi
Anak yang berminat pada suatu
pelajaran akan belajar dan berusaha
mendapatnilaiyang lebihbaik.Minatdapat
menimbulkanrasasenangpadakegiatanyang
dipilih;3)Minatyangberkembangpadamasa
kanak-kanakdapatmenjadiminatselamanya.
Anakyangselalumelakukankegiatan
yang berkaitan dengan minatnya lama
kelamaan akan timbul kebiasaan dan akan
terusbertahanmenjadiminatselamanya.
Menurut Krapp, Hadi dan Renninger
(dalam Pintrich dan Schunk.1996) bahwa
minat merupakan aspek penting yang
mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir,
dan berprestasi. Minat berperan penting
dalamkehidupanseseorangdanberpengaruh
besarpadatingkahlakudansikapseseorang.
Sedangkanmenurut teoriTabularasa bahwa
anak lahir laksanakertasputihyangkosong
yang belum diisi berbagai hal dengan
demikian minat tidak ada dari lahir karena
minat berkembang melalui pengalaman
belajar. Berdasarkan teori ini lingkungan
sekolahmerupakantempatyangtepatuntuk
memunculkan dan mengembangkan minat
seseorang dan guru memegang peranan
pentinguntukmemunculkanminattersebut.
Guru yang berkualitas adalah guru
yang memiliki kemampuan sesuai dengan
profesi yang disandangnya. Guru harus
mampu mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan me-
ngembangkan nilai-nilai hidup, Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan
Melatihberartimembinaketrampilan,minat
danbakatsiswa.MenurutPembelajarandan
Pengajaran Kontekstual (CTL, Contextual
Teaching and Learning) tidak akan ada
perkembangan mental tanpa adanya minat.
Minat adalah dasar dari perhatian dan
pemahaman(Whitehead.1929b/1967.h.31).
Penulisinginmengadakanperbaikan
pembelajaran dengan menggunakan system
ContextualTeachingandLearning(CTL)yaitu
sebuahsystembelajaryangdidasarkanpada
�iloso�ibahwaseorangpembelajarakanmau
danmampumenyerapmateri pelajaran jika
mereka dapat menangkap makna dari
pelajarantersebut.
Melalui kebermaknaan belajar,
menurut Ausubel, bermakna atau tidaknya
suatubahanataumateripelajarantergantung
bahan dan anak. Bila anakmemulai belajar
pada saat yang tepat dan bahan ajar benar-
benar dapat dipahami akan terjadi proses
belajar yang bermakna. Kunci menuju
kebermaknaan be la jar menyangkut
hubungan yang erat antara bahan baru
denganidepengetahuanyangtelahadadalam
pikiran siswa. Menurut penulis, guru harus
bisa menciptakan kiat-kiat di dalam
pembelajaran yang dapat menumbuhkan
minat belajar pada siswa. Untuk itu guru
harusdapatmenentukanstrategiyangtepat.
Dalam penyampaian materi mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek
membaca khususnya membaca cepat
menggunakanpendekatanyangberorientasi
padasiswaagarapayangsudahdirencanakan
dengan baik. Di sini ada beberapa Strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh penulis
untukmenumbuhkanminatbelajarpadaanak
adalah sebagaiberikut:1)Memotivasi Siswa
dalam Belajar.Motivasi merupakan kondisi
internal pada diri anak untuk melakukan
kegiatan belajar.Motivasi akanmenentukan
arahdanintensitas(kekuatan)perilakudalam
kegiatan belajar denganmotivasi yang kuat
anak akan lebih terarah dan lebih kuat
tindakan belajarnya. Oleh karena itu
membangkitkan motivasi anak adalah
langkahawalyangharusdilakukanolehguru
agar anak memiliki kesiapan dalam
melakukankegiatanbelajar.Misalnyadengan
caramemutarkanvideohasilrekamanacara
lombaporseniyangpernahdiikutiolehrekan-
rekan atau kakak kelasnya. Atau dapat
menceritakan hal-hal menarik yang
berhubungan dengan membaca; 2) Men-
ciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif.
Pendidikan di Sekolah dan diluar sekolah
tidak boleh dilepaskan dari lingkungannya.
Oleh karena itu keberhasilan suatu pen-
didikanakanbanyakditentukanolehkeadaan
lingkungannya. Lingkungan yang kondusif
adalahlingkunganyangdapatmenunjangbagi
proses belajar mengajar secara efektif; 3)
Mempersiapkan Sarana Belajar yang Me-
nunjang.ProsesBelajardanPengajaranakan
berlangsung secara efektif apabiladitunjang
dengan sarana yang baik. Sarana tersebut
adalahalatbantumengajar.Misalnyadengan
menggunakan VCD , LCD , CD a t a u
Laboratorium, Perpustakaandan lainnya; 4)
MenciptakanPembelajaranyangBermakna
Seorangsiswaakanmaudanmampu
menyerapmateripelajaranjikamerekadapat
menangkapmaknapelajarantersebut.Tugas
guru adalah mengolah bahan pengajaran
menjadisajianyangdapatdicernaolehsiswa
secaratepatdanbermakna.Untukitubahan
yang diajarkan hendaknya harus sesuai
dengan kondisi siswa dan lingkungannya
sehinggamemberikanmaknadanfaedahbagi
siswa. Dengan bahan yang dirasakan sesuai
dan bermanfaat siswa akan melakukan
aktivitas pembelajaran dengan lebih
bergairah; 5) Menggerakkan Pagi Membaca
(themorningreading)
Lima belas menit sebelum lonceng
kedua berbunyi tanda dimulainya proses
50 51
pembelajaran.Siswadiharuskanpegangbuku
yang diminati atau disukai tentunya sesuai
dengan buku-buku penunjang pelajaran.
Kemudian membacanya. Hal ini dilakukan
setiap pagi dengan tujuan agar siswa lebih
termotivasi dan lebih siap dalammengikuti
prosespembelajaransertamampumenerima
dan menyerap berbagai informasi yang
diberikan oleh guru; 6) Mempersiapkan
GenerasiBerprestasi.Mengikutsertakansiswa
yang berpotensi pada berbagai ajang
kompetisi untuk unjuk kebolehan sekaligus
mengukursejauhmanakemampuanmereka
berbahasa. Hal ini juga dapat memotivasi
siswa-siswa yang lain untuk lebih giat
belajar,khususnyabelajarmembacacepat;7)
Mempersiapkan Generasi yang Berkualitas.
Memotivasi keinginan siswa menguasai
berbagaiilmuakibatcepatnyaperkembangan
dunia informasi dan teknologi yang serba
canggih. Hal ini menuntut bakat dan
kemampuansiswadalamberbahasa.
Penulis sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesiaakanmenerapkan strategi
pembelajaran tersebut untuk mengatasi
masalahyangdihadapisiswakelasVBdiSDN
001 Batam Kota. Mengapa di sekolah yang
sama, tingkatkelasyang sama,denganguru
yang sama harus terjadi kesenjangan nilai
antarakelasVAdengankelasVB.
Sebagai bahan perbandingan nilai
antara kelas VA dengan kelas VB adalah
sebagaiberikut:
Tabel 1. Perbandingan nilai ulangan harian
Bahasa Indonesia(membacacepat)
antarakelasVAdengankelasVB.
KelasVA KelasVB70% 70%
70%
70%
3siswa 29siswa 16siswa 17siswa
(9,37%)(91,63%)
(47,05%)
(52,95%)
PemilihanMediadanSumberBelajar
Dalam merancang kegiatan pem-
belajaran kita perlu memperhatikan
komponen pembelajaran. Untuk lebih
jelasnyapenulismemaparkantentangkonsep
mediadanfungsimediapembelajaran.
Secaraumummediadiartikansebagai
medium atau perantara. Dalam kaitannya
dengan proses komunikasi pembelajaran,
menurut penulis media diartikan sebagai
wahana dalam menyampaikan pesan atau
materi pembelajaran. Namun beberapa ahli
dan asosiasi mengemukakan pengertian
media pembelajaran, pertama mengartikan
bahwa media pembelajaran sebagai sarana
komunikasibaikdalambentukcetakmaupun
pandang dengar, (Nea,1969). Kedua
mende�inisikan bahwa media pembelajaran
sebagaiteknologipembawapesanyangdapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pem-
belajaran,(WilburSchrahman,1977).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa
antara media dengan alat sangat erat
hubunganatausalingberkaitan.Mediaadalah
carauntukmenyampaikanpesansedangalat
untuk menyampaikan pesan diperlukan
media. Denganmedia dan alat yang relevan
insyaAllahmateriyangdisampaikanmudah
dipahami dan sukses dalam dunia kegiatan
pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu
banyak media yang dapat digunakan untuk
kepentinganpembelajaran.Penulismembuat
klasi�ikasimedia terdiriduakelompokyaitu
mediasederhanasepertipapantulis,gambar,
poster, dan lain-lain, media canggih,
contohnya radio, �ilm, OHP, LSD dan
sebagainya.FungsiMedia:a)Dapatmembantu
penanaman konsep yang lebih mudah pada
siswa meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar;b)Menciptakansuasanabelajar jadi
lebihhidupataukondusif;c)Penyajianmateri
lebihpraktisdanmengasyikkan.
Kendala-kendala yang Dihadapi dalam
MelaksanakanStrategiyangDipilih
Disinipenulismenggalitentangkendala-
kendala apa saja yang dihadapi dalam
melaksanakan strategi yang dipilih. Sering
kitatemuidalamprosespembelajaransiswa
sulitmengkomunikasikanataumenangkapisi
wacanayangdisajikan.Kesulitanbelajaryang
dihadapi oleh siswa disebabkan oleh
beberapafaktorantaralainfaktorinterndan
faktoreksternal.
FaktorInternadalahfaktoryangterdapat
dalam dirinya antara lain : 1) Kurangnya
kemampuan dasar (intelegensi) merupakan
wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil
belajar, 2) Kurangnya bakat khusus yang
mendasari kegiatan belajar tertentu, 3)
Kurangmotivasiataudoronganuntukbelajar.
Tanpa motif yang memadai, siswa akan
banyak mengalami kesulitan belajar, karena
motif ini merupakan faktor pendorong, 4)
Situasi pribadi terutama emosional yang
dialami siswa, 4) Factor-faktor jasmaniah,
sepert i cacat tubuh , gangguan ke-
sehatan,gangguanpenglihatan,pendengaran,
kelainanjasmani,dansebagainya,5)Faktor-
faktorbawaan(heriditer)sepertibutawarna,
kidal,cacattubuhdansebagainya.
Faktor Eksternal yaitu faktor yang
terletakdiluardirinyaantaralain:1)Faktor
lingkungan sekolah yang kurang memadai
seperticaramengajar,sikapguru,kurikulum
ataumateri yang dipelajari, situasi sosial di
sekolah, dan sebagainya, 2) Situasi dalam
keluarga yang kurang mendukung seperti
kekacauan rumah tangga (broken home),
kurangperhatianorangtua,dansebagainya,
3) Lingkungan sosial yangkurangmemadai,
seperti pengaruh negative dari pergaulan,
situasi masyarakat yang kacau, gangguan
kebudayaanseperti�ilm,bacaanyangkurang
mendidik,dansebagainya.
Faktor-faktor Pendukung: a) Membuat
tu juan pembe la j a ran khusus yang
diharapkanakan lebihmudahdicapaisiswa.
Dengan memperhatikan TPK seorang guru
memil ih strategi yang cocok untuk
disampaikan, b) Karakteristik materi
pembelajaran. Setiap materi pembelajaran
memilikiciritersendiri.,misalnyamateriIPA
seringberorientasipadakegiatanmengamati
keadaan luar, kemudian menyimpulkan.
Sedangkan materi bahasa Indonesia
berorientasi pada aspek mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis yang
memberi penekanan pada kemampuan dan
ketrampilan untuk berbahasa lisan dalam
kehidupan sehari-hari, c) Fasilitas yang
tersedia. Pemilihan media dan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan
fasilitas lingkungan sekolah. Misalnya kita
mengadakanwawancaradengannarasumber
terlebih dahulu kita cermati ada tidaknya
bahandanalatuntukwawancara.
Dari faktor-faktor tersebut penulis
berusaha menyesuaikan teknik dan media
pembelajarandengankebutuhanmateriyang
penulistemukandalamkompetensimembaca
cepat. Mengapa penulis disini menentukan
teknikdanmediapembelajaranyangmungkin
membantusiswaagarlebihmudahmengerti
atau menemukan sendiri aspek yang
diberikan,alasannyaadalahsebagaiberikut:
1)Penulismenyadaribahwakecepatansiswa
dalamberpikirataumenerimamaterisangat
bervariasi, 2) Hampir sebagian besar guru,
konsep yang disampaikan berdasarkan
kemampuan pikirannya. Padahal pola
berpikir siswa tidak sama dengan pola
50 51
pembelajaran.Siswadiharuskanpegangbuku
yang diminati atau disukai tentunya sesuai
dengan buku-buku penunjang pelajaran.
Kemudian membacanya. Hal ini dilakukan
setiap pagi dengan tujuan agar siswa lebih
termotivasi dan lebih siap dalammengikuti
prosespembelajaransertamampumenerima
dan menyerap berbagai informasi yang
diberikan oleh guru; 6) Mempersiapkan
GenerasiBerprestasi.Mengikutsertakansiswa
yang berpotensi pada berbagai ajang
kompetisi untuk unjuk kebolehan sekaligus
mengukursejauhmanakemampuanmereka
berbahasa. Hal ini juga dapat memotivasi
siswa-siswa yang lain untuk lebih giat
belajar,khususnyabelajarmembacacepat;7)
Mempersiapkan Generasi yang Berkualitas.
Memotivasi keinginan siswa menguasai
berbagaiilmuakibatcepatnyaperkembangan
dunia informasi dan teknologi yang serba
canggih. Hal ini menuntut bakat dan
kemampuansiswadalamberbahasa.
Penulis sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesiaakanmenerapkan strategi
pembelajaran tersebut untuk mengatasi
masalahyangdihadapisiswakelasVBdiSDN
001 Batam Kota. Mengapa di sekolah yang
sama, tingkatkelasyang sama,denganguru
yang sama harus terjadi kesenjangan nilai
antarakelasVAdengankelasVB.
Sebagai bahan perbandingan nilai
antara kelas VA dengan kelas VB adalah
sebagaiberikut:
Tabel 1. Perbandingan nilai ulangan harian
Bahasa Indonesia(membacacepat)
antarakelasVAdengankelasVB.
KelasVA KelasVB70% 70%
70%
70%
3siswa 29siswa 16siswa 17siswa
(9,37%)(91,63%)
(47,05%)
(52,95%)
PemilihanMediadanSumberBelajar
Dalam merancang kegiatan pem-
belajaran kita perlu memperhatikan
komponen pembelajaran. Untuk lebih
jelasnyapenulismemaparkantentangkonsep
mediadanfungsimediapembelajaran.
Secaraumummediadiartikansebagai
medium atau perantara. Dalam kaitannya
dengan proses komunikasi pembelajaran,
menurut penulis media diartikan sebagai
wahana dalam menyampaikan pesan atau
materi pembelajaran. Namun beberapa ahli
dan asosiasi mengemukakan pengertian
media pembelajaran, pertama mengartikan
bahwa media pembelajaran sebagai sarana
komunikasibaikdalambentukcetakmaupun
pandang dengar, (Nea,1969). Kedua
mende�inisikan bahwa media pembelajaran
sebagaiteknologipembawapesanyangdapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pem-
belajaran,(WilburSchrahman,1977).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa
antara media dengan alat sangat erat
hubunganatausalingberkaitan.Mediaadalah
carauntukmenyampaikanpesansedangalat
untuk menyampaikan pesan diperlukan
media. Denganmedia dan alat yang relevan
insyaAllahmateriyangdisampaikanmudah
dipahami dan sukses dalam dunia kegiatan
pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu
banyak media yang dapat digunakan untuk
kepentinganpembelajaran.Penulismembuat
klasi�ikasimedia terdiriduakelompokyaitu
mediasederhanasepertipapantulis,gambar,
poster, dan lain-lain, media canggih,
contohnya radio, �ilm, OHP, LSD dan
sebagainya.FungsiMedia:a)Dapatmembantu
penanaman konsep yang lebih mudah pada
siswa meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar;b)Menciptakansuasanabelajar jadi
lebihhidupataukondusif;c)Penyajianmateri
lebihpraktisdanmengasyikkan.
Kendala-kendala yang Dihadapi dalam
MelaksanakanStrategiyangDipilih
Disinipenulismenggalitentangkendala-
kendala apa saja yang dihadapi dalam
melaksanakan strategi yang dipilih. Sering
kitatemuidalamprosespembelajaransiswa
sulitmengkomunikasikanataumenangkapisi
wacanayangdisajikan.Kesulitanbelajaryang
dihadapi oleh siswa disebabkan oleh
beberapafaktorantaralainfaktorinterndan
faktoreksternal.
FaktorInternadalahfaktoryangterdapat
dalam dirinya antara lain : 1) Kurangnya
kemampuan dasar (intelegensi) merupakan
wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil
belajar, 2) Kurangnya bakat khusus yang
mendasari kegiatan belajar tertentu, 3)
Kurangmotivasiataudoronganuntukbelajar.
Tanpa motif yang memadai, siswa akan
banyak mengalami kesulitan belajar, karena
motif ini merupakan faktor pendorong, 4)
Situasi pribadi terutama emosional yang
dialami siswa, 4) Factor-faktor jasmaniah,
sepert i cacat tubuh , gangguan ke-
sehatan,gangguanpenglihatan,pendengaran,
kelainanjasmani,dansebagainya,5)Faktor-
faktorbawaan(heriditer)sepertibutawarna,
kidal,cacattubuhdansebagainya.
Faktor Eksternal yaitu faktor yang
terletakdiluardirinyaantaralain:1)Faktor
lingkungan sekolah yang kurang memadai
seperticaramengajar,sikapguru,kurikulum
ataumateri yang dipelajari, situasi sosial di
sekolah, dan sebagainya, 2) Situasi dalam
keluarga yang kurang mendukung seperti
kekacauan rumah tangga (broken home),
kurangperhatianorangtua,dansebagainya,
3) Lingkungan sosial yangkurangmemadai,
seperti pengaruh negative dari pergaulan,
situasi masyarakat yang kacau, gangguan
kebudayaanseperti�ilm,bacaanyangkurang
mendidik,dansebagainya.
Faktor-faktor Pendukung: a) Membuat
tu juan pembe la j a ran khusus yang
diharapkanakan lebihmudahdicapaisiswa.
Dengan memperhatikan TPK seorang guru
memil ih strategi yang cocok untuk
disampaikan, b) Karakteristik materi
pembelajaran. Setiap materi pembelajaran
memilikiciritersendiri.,misalnyamateriIPA
seringberorientasipadakegiatanmengamati
keadaan luar, kemudian menyimpulkan.
Sedangkan materi bahasa Indonesia
berorientasi pada aspek mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis yang
memberi penekanan pada kemampuan dan
ketrampilan untuk berbahasa lisan dalam
kehidupan sehari-hari, c) Fasilitas yang
tersedia. Pemilihan media dan strategi
pembelajaran harus disesuaikan dengan
fasilitas lingkungan sekolah. Misalnya kita
mengadakanwawancaradengannarasumber
terlebih dahulu kita cermati ada tidaknya
bahandanalatuntukwawancara.
Dari faktor-faktor tersebut penulis
berusaha menyesuaikan teknik dan media
pembelajarandengankebutuhanmateriyang
penulistemukandalamkompetensimembaca
cepat. Mengapa penulis disini menentukan
teknikdanmediapembelajaranyangmungkin
membantusiswaagarlebihmudahmengerti
atau menemukan sendiri aspek yang
diberikan,alasannyaadalahsebagaiberikut:
1)Penulismenyadaribahwakecepatansiswa
dalamberpikirataumenerimamaterisangat
bervariasi, 2) Hampir sebagian besar guru,
konsep yang disampaikan berdasarkan
kemampuan pikirannya. Padahal pola
berpikir siswa tidak sama dengan pola
52 53
berpikirgurutersebut,3)Penulismemahami
bahwapolaberpikir siswaSDbergerakdari
hal-halyangbersifatabstrakatautidaknyata.
Penerapan Strategi “KKB” sebagai
Solusi Penanaman Aspek Membaca Cepat.
Membacacepattermasukkategorimembaca
lanjutdandiajarkandikelastinggiyaitumulai
kelas 4. Masalah yang ditemukan dalam
membaca dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkanKecepatandanKecermatanBaca
( KKB ) : a) Membaca cepat tetapi kurang
cermat,b)Membacalambattetapicermat,c)
Membacalambatdankurangcermat.
Ada beberapa hal yang dapat
mengakibatkankurangcermatnyamembaca:
1) Pengamatan Siswa. Siswa yang ceroboh
dalammengamatihuruf,sukukata,kata,titik,
koma, dan sebagainya, akan kurang
penangkapannya, bahkan mungkin salah
tafsir, terkadangmerekamelewatikatayang
penting.Misalnya:SiDididibacaDidi.Bajunya
tidakputihdibacabajunyaputih;2)Perhatian
siswawaktusedangmembaca.Perhatiananak
tidak mustahil melayang kemana-mana.
Dalam berhitung, pembelokan perhatian itu
tampak jelas sebab menghasilkan jawaban
yangsalah.Tetapidalampelajaranmembaca
seringtidaknampakkeluar.Apabilaperhatian
tidak tertuju kepada bacaan, tentu tidak
menangkap apa yang dibacanya; 3) Siswa
kurang menangkap rangkaian kata. Yang
mereka baca hanyalah kata-kata satu demi
satu secara terpisah. Hal ini pun me-
ngakibatkantakdapatmenangkapisibacaan;
4) Penyebab lain adalah tidakmengerti apa
artikata.Siswayangsedikitperbendaharaan
katanya tak akan dapatmenangkapmaksud
penulis;5)Kebiasaanmembacadengansuara
keras. Akibatnya kurang memusatkan per-
hatian pada isi bacaan; 6) Kekurangcepatan
membaca, hal ini disebabkan oleh beberapa
hal.Salahsatudiantaranyaialahterlaluhati-
hati menganalisa tulisan. Siswa yang tidak
yakin bahwa suatu kata berbunyi orang,
menganalisa kata tersebut menjadi huruf-
huruf yang berdiri sendiri sebelum mem-
bacanya. Jadi : orang. demikian pula halnya
siswayangtidakyakindengankata-katalain;
7) Hal lain yang mengakibatkan lambatnya
membaca ialah reaksi mental. Siswa yang
lambat reaksi mentalnya akan lambat pula
membacanya; 8) Penyebab lain ialah
kebiasaankomatkamitwaktumembaca,atau
membayangkanbunyinnyadalamhati.
Apabila hal-hal yang mengakibatkan
kurangcermatmembacahadirbersama-sama
dalam diri seorang siswa. Maka siswa itu
menjadilambatmembacadankurangcermat.
Olehkarenaitupenulisinginmengangkatatau
memaparkanbagaimana“MemotivasiMinat
Baca Siswa ( M2BS ) dengan pendekatan
strategi“KKB”sebagailangkahmelatihsiswa.
PenerapanStrategi“KKB”terdiridari
dua langkah latihan, yaitu : a) Latihan
KecepatanBaca,b)LatihanKecermatanBaca.
Latihan Kecepatan Baca. Kartu Kalimat,
tulislah kalimat-kalimat pada kartu-kartu
atau kertas panjang. Setiap kartu hanya
memuat satu kalimat. Kalimat-kalimat
tersebutdapatdibagitigakelompok:kalimat
berita, kalimat Tanya, dan kalimat perintah.
Perlihatkankartu-kartutersebutdalamwaktu
yang sangat singkat.Bila yangdiperlihatkan
itu kalimat berita, minta siswa membaca
kalimat tersebut dengan hanya melihatnya
sebentar. Jika kalimatnya kalimat Tanya,
mintalahsiswamenjawabnya.Jikakalimatnya
kalimat perintahmintalah siswamelakukan
perintahyangadadidalamnya;2)Mengisikan
Kata. ambillah beberapa kalimat dari buku
bacaannya sehari-hari. Tulislah tiap-tiap
kalimat pada sehelai karton panjang.
Kosongkan salah satu kata pada setiap
kalimat.Tunjukkankalimat-kalimat tersebut
satudemisatu,masing-masingdalamwaktu
yangsingkat.Tugassiswaialahmenyebutkan
kata yang seharusnya ada pada tempat
kosong; 3) Kutipan Mencari Ungkapan.
kutiplahpadapapantulisbeberapaungkapan
yang diambil dari buku yang belum pernah
dibacasiswa.Mintalahsiswamembacabuku
yang dikutip tersebut.ia harus mencari
ungkapan tersebut pada buku-buku itu; 4)
Membaca Cepat, mintalah siswa membaca
bahan yang sangat sederhana dalam waktu
yang telah ditentukan. Kecepatan baca akan
diketahui dari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaanmengenaibahantersebut.
Latihan Kecermatan Baca, Beberapa
kegiatan dapat digunakan untuk melatih
kecermatan baca. Dibawah ini terdapat
beberapacontohkegiatansebagaiberikut:a)
Memperagakan , mintalah siswa untuk
membaca sebuah ceita. Kemudian mintalah
dia memperagakan cerita tersebut atau
memberiilustrasilain;b)Melengkapikalimat,
berikankepadanyakalimat-kalimatyang tak
lengkap.Mintasiswaituuntukmengisibagian
yang kosong dengan tulisan, gambar, atau
dengan cara lain; c)Melaksanakan Perintah,
berikan beberapa perintah secara tertulis.
Siswaharusmelaksanakanisiperintahitu.Ia
membaca perintah tersebut,kemudian
melaksanakannya; d) Mengisikan Kata,
buatkanbeberapakalimatyangtidaklengkap.
Siswamembacakalimat-kalimattersebutdan
harus mengisi bagian yang kosong. Cara
mengisi dapat dilakukan secara lisan,
tulisan,mengisikan kartu kata, atau me-
nempelkan gambar sesuai dengan maksud
kalimat; e) Mengelompokkan Kalimat,
tentukanduabahanpembicaraanataulebih.
Buat beberapa kalimat mengenai tiap-tiap
bahan tersebut,ditulis pada karton-karton
yang terpisah satu sama lain. Minta siswa
mengaduk-aduk kartu-kartu itu kemudian
mengelompokkannya menurut bahan pem-
bicaraan tadi; f) Pertanyaan tentang isi
bacaan. nintalah siswa membaca sesuatu,
setelah itu berilah pertanyaan-pertanyaan
mengenai isinya. Pertanyaan-pertanyaan
dapat diberikan secara lisan, tertulis dan
sebagainya;g)MembuatIlustrasi,mintasiswa
membacasesuatu,iaharusmembuatilustrasi
mengenai isi bacaan tersebut. Misalnya :
membuat gambar,membuat contoh,dan
sebagainya; h) Teka-teki, buatlah teka-teki
secaratertulis,berikankepadasiswa,mintalah
siswa menjawabnya; i) Menyusun Cerita,
pilihlah cerita yang pendek,tulislah kalimat-
kalimatnya pada kartu-kartu yang terpisah
satu sama lain,setiap kartu memuat satu
kalimat, campurkan kartu-kartu tersebut.
minta siswa menyusunnya menjadi cerita
yang utuh: j) Menjodohkan gambar dengan
cerita,pilihlahbeberapaceritayangpendek-
pendek,tulis tiap-tiap cerita pada sehelai
kertasyangterpisah;setiaphelaimemuatsatu
cerita. buatlah gambar mengenai tiap-tiap
ceritadanaduklahgambar-gambaritu.Tugas
siswa ialah membaca cerita-cerita tersebut
dan memasang gambar yang ada pada
adukan,pada cerita yang bersangkutan
dengangembartersebut.
Rencana perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia dilaksanakan di kelas VB
SDN 001 Batam Kota. Jadwal pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1)
Tanggal 20 September 2018, 2) Tanggal 25
Oktober2018,3)Tanggal06Desember2018.
Adapun langkah-langkah yang di-
tempuh dalam perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia siklus pertama adalah
sebagai berikut: 1) Membuat rencana per-
52 53
berpikirgurutersebut,3)Penulismemahami
bahwapolaberpikir siswaSDbergerakdari
hal-halyangbersifatabstrakatautidaknyata.
Penerapan Strategi “KKB” sebagai
Solusi Penanaman Aspek Membaca Cepat.
Membacacepattermasukkategorimembaca
lanjutdandiajarkandikelastinggiyaitumulai
kelas 4. Masalah yang ditemukan dalam
membaca dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkanKecepatandanKecermatanBaca
( KKB ) : a) Membaca cepat tetapi kurang
cermat,b)Membacalambattetapicermat,c)
Membacalambatdankurangcermat.
Ada beberapa hal yang dapat
mengakibatkankurangcermatnyamembaca:
1) Pengamatan Siswa. Siswa yang ceroboh
dalammengamatihuruf,sukukata,kata,titik,
koma, dan sebagainya, akan kurang
penangkapannya, bahkan mungkin salah
tafsir, terkadangmerekamelewatikatayang
penting.Misalnya:SiDididibacaDidi.Bajunya
tidakputihdibacabajunyaputih;2)Perhatian
siswawaktusedangmembaca.Perhatiananak
tidak mustahil melayang kemana-mana.
Dalam berhitung, pembelokan perhatian itu
tampak jelas sebab menghasilkan jawaban
yangsalah.Tetapidalampelajaranmembaca
seringtidaknampakkeluar.Apabilaperhatian
tidak tertuju kepada bacaan, tentu tidak
menangkap apa yang dibacanya; 3) Siswa
kurang menangkap rangkaian kata. Yang
mereka baca hanyalah kata-kata satu demi
satu secara terpisah. Hal ini pun me-
ngakibatkantakdapatmenangkapisibacaan;
4) Penyebab lain adalah tidakmengerti apa
artikata.Siswayangsedikitperbendaharaan
katanya tak akan dapatmenangkapmaksud
penulis;5)Kebiasaanmembacadengansuara
keras. Akibatnya kurang memusatkan per-
hatian pada isi bacaan; 6) Kekurangcepatan
membaca, hal ini disebabkan oleh beberapa
hal.Salahsatudiantaranyaialahterlaluhati-
hati menganalisa tulisan. Siswa yang tidak
yakin bahwa suatu kata berbunyi orang,
menganalisa kata tersebut menjadi huruf-
huruf yang berdiri sendiri sebelum mem-
bacanya. Jadi : orang. demikian pula halnya
siswayangtidakyakindengankata-katalain;
7) Hal lain yang mengakibatkan lambatnya
membaca ialah reaksi mental. Siswa yang
lambat reaksi mentalnya akan lambat pula
membacanya; 8) Penyebab lain ialah
kebiasaankomatkamitwaktumembaca,atau
membayangkanbunyinnyadalamhati.
Apabila hal-hal yang mengakibatkan
kurangcermatmembacahadirbersama-sama
dalam diri seorang siswa. Maka siswa itu
menjadilambatmembacadankurangcermat.
Olehkarenaitupenulisinginmengangkatatau
memaparkanbagaimana“MemotivasiMinat
Baca Siswa ( M2BS ) dengan pendekatan
strategi“KKB”sebagailangkahmelatihsiswa.
PenerapanStrategi“KKB”terdiridari
dua langkah latihan, yaitu : a) Latihan
KecepatanBaca,b)LatihanKecermatanBaca.
Latihan Kecepatan Baca. Kartu Kalimat,
tulislah kalimat-kalimat pada kartu-kartu
atau kertas panjang. Setiap kartu hanya
memuat satu kalimat. Kalimat-kalimat
tersebutdapatdibagitigakelompok:kalimat
berita, kalimat Tanya, dan kalimat perintah.
Perlihatkankartu-kartutersebutdalamwaktu
yang sangat singkat.Bila yangdiperlihatkan
itu kalimat berita, minta siswa membaca
kalimat tersebut dengan hanya melihatnya
sebentar. Jika kalimatnya kalimat Tanya,
mintalahsiswamenjawabnya.Jikakalimatnya
kalimat perintahmintalah siswamelakukan
perintahyangadadidalamnya;2)Mengisikan
Kata. ambillah beberapa kalimat dari buku
bacaannya sehari-hari. Tulislah tiap-tiap
kalimat pada sehelai karton panjang.
Kosongkan salah satu kata pada setiap
kalimat.Tunjukkankalimat-kalimat tersebut
satudemisatu,masing-masingdalamwaktu
yangsingkat.Tugassiswaialahmenyebutkan
kata yang seharusnya ada pada tempat
kosong; 3) Kutipan Mencari Ungkapan.
kutiplahpadapapantulisbeberapaungkapan
yang diambil dari buku yang belum pernah
dibacasiswa.Mintalahsiswamembacabuku
yang dikutip tersebut.ia harus mencari
ungkapan tersebut pada buku-buku itu; 4)
Membaca Cepat, mintalah siswa membaca
bahan yang sangat sederhana dalam waktu
yang telah ditentukan. Kecepatan baca akan
diketahui dari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaanmengenaibahantersebut.
Latihan Kecermatan Baca, Beberapa
kegiatan dapat digunakan untuk melatih
kecermatan baca. Dibawah ini terdapat
beberapacontohkegiatansebagaiberikut:a)
Memperagakan , mintalah siswa untuk
membaca sebuah ceita. Kemudian mintalah
dia memperagakan cerita tersebut atau
memberiilustrasilain;b)Melengkapikalimat,
berikankepadanyakalimat-kalimatyang tak
lengkap.Mintasiswaituuntukmengisibagian
yang kosong dengan tulisan, gambar, atau
dengan cara lain; c)Melaksanakan Perintah,
berikan beberapa perintah secara tertulis.
Siswaharusmelaksanakanisiperintahitu.Ia
membaca perintah tersebut,kemudian
melaksanakannya; d) Mengisikan Kata,
buatkanbeberapakalimatyangtidaklengkap.
Siswamembacakalimat-kalimattersebutdan
harus mengisi bagian yang kosong. Cara
mengisi dapat dilakukan secara lisan,
tulisan,mengisikan kartu kata, atau me-
nempelkan gambar sesuai dengan maksud
kalimat; e) Mengelompokkan Kalimat,
tentukanduabahanpembicaraanataulebih.
Buat beberapa kalimat mengenai tiap-tiap
bahan tersebut,ditulis pada karton-karton
yang terpisah satu sama lain. Minta siswa
mengaduk-aduk kartu-kartu itu kemudian
mengelompokkannya menurut bahan pem-
bicaraan tadi; f) Pertanyaan tentang isi
bacaan. nintalah siswa membaca sesuatu,
setelah itu berilah pertanyaan-pertanyaan
mengenai isinya. Pertanyaan-pertanyaan
dapat diberikan secara lisan, tertulis dan
sebagainya;g)MembuatIlustrasi,mintasiswa
membacasesuatu,iaharusmembuatilustrasi
mengenai isi bacaan tersebut. Misalnya :
membuat gambar,membuat contoh,dan
sebagainya; h) Teka-teki, buatlah teka-teki
secaratertulis,berikankepadasiswa,mintalah
siswa menjawabnya; i) Menyusun Cerita,
pilihlah cerita yang pendek,tulislah kalimat-
kalimatnya pada kartu-kartu yang terpisah
satu sama lain,setiap kartu memuat satu
kalimat, campurkan kartu-kartu tersebut.
minta siswa menyusunnya menjadi cerita
yang utuh: j) Menjodohkan gambar dengan
cerita,pilihlahbeberapaceritayangpendek-
pendek,tulis tiap-tiap cerita pada sehelai
kertasyangterpisah;setiaphelaimemuatsatu
cerita. buatlah gambar mengenai tiap-tiap
ceritadanaduklahgambar-gambaritu.Tugas
siswa ialah membaca cerita-cerita tersebut
dan memasang gambar yang ada pada
adukan,pada cerita yang bersangkutan
dengangembartersebut.
Rencana perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia dilaksanakan di kelas VB
SDN 001 Batam Kota. Jadwal pelaksanaan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1)
Tanggal 20 September 2018, 2) Tanggal 25
Oktober2018,3)Tanggal06Desember2018.
Adapun langkah-langkah yang di-
tempuh dalam perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia siklus pertama adalah
sebagai berikut: 1) Membuat rencana per-
54 55
baikan pembelajaran pertama dengan
langkahkegiatan:a)Memutarkanvideohasil
rekaman acara lomba Porseni (lomba puisi
danpidato),b)Menceritakantentangprestasi
kakak kelas yang pernah diraih oleh kakak
kelas. Sebagai rangsangan untuk menarik
minat siswa. Memberi penjelasan kepada
siswa tentang tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia (membaca cepat) tersebut,
kemudian menghubungkan dengan kondisi
alam/lingkunganKotaBatamagarpelajaran
tersebut bermakna bagi kehidupan sehari-
hari, c) Memberi tugas rumah kepada
siswa,menontonberitayangdisiarkanmelalui
berbagai stasiun televisi, baikTVRImaupun
TV swasta; 2) Menyiapkan fasilitas atau
sarana pendukung yang diperlukan,
diantaranya : VCD, CD, TV,Handy Cam, atau
Laptop; 3) Menyediakan alat untuk
menyampaikan materi diantaranya : kartu
kalimat,kartukata,dansebagainya.
Sesua i dengan masa lah yang
dihadapi,yaitubenyaknyasiswayangkurang
berminat terhadap membaca khususnya
(membcacepat),makakegiatanyangmenjadi
perhatian khusus di dalam perbaikan
pembelajaran pertama ini adalah tentang
bagaimanamemotivasiminatbacasiswa.
Berikutinihasilpengamatandannilai
yang diperoleh dari hasil perbaikan pada
pembelajaran siklus pertama (lihat tabel 2
siklus1) sikluskedua (tabel3 siklus2)dan
siklusketiga(tabel4siklus3).Setelahpenulis
melakukan perbaikan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia pada tahap pertama ini
sudah ada kemajuan walaupun belum
sepenuhnyasepertiyangdiharapkan.Namun
setelahdiadakanperbaikanulangpadasiklus
kedua dan ketiga melalui strategi M2BS
dengan pendekatan KKB,ternyata siswa
menunjukkan peningkatan yang cukup
signi�ikan.
Dilihat dari tabel pengamatan dan
tabelhasilbelajarpadasikluspertama,69,7%
sikluskedua72,7%dansiklusketiga87,9%.
Siswa telah mencapai tingkat keberhasilan
lebihdari70%.Halinidapatdiperolehdari
hasil penerapan strategi M2BS dengan
pendekatan KKB,sebagai teknik penyajian
materi.
Sesuai teori Gestaly yaitu hukum
Praknamz yang lebih berarti “Teratur,
Seimbang, Harmonis, artinya belajar me-
rupakanupayamencariataumenemukandari
suatu yang dipelajari” (Buku Perencanaan
Pengajaran).Untukmenemukankonsepatau
mater i yang d i terapkan ,d iper lukan
pemahaman. Ini didukung lagi dengan teori
ErnestHigard.Adaenamciridaribelajaryang
mengandung pemahaman yaitu: 1) Pe-
mahaman dipengaruhi oleh kemampuan
dasar, 2) Pemahaman dipengaruhi oleh
pengalamanbelajaryanglalu,3)Pemahaman
tergantung pada pengaturan situasi, 4)
Pemahamandidahuluiolehusahacoba-coba,
5)Belajardenganpemahamandapatdiulang,
6)Suatupemahamandapatdiaplikasikanlagi
bagipemahamansituasilain.
Dalam teori Gestaly guru tidak
memberikan sebagian-sebagian bahan ajar
tetapi selalu satu kesatuan dari segala
komponen yang berkaitan dalam proses
belajar mengajar dengan memperhatikan
strategi yang digunakan agar tujuan yang
diinginkantercapai.
Kermudian diperkuat lagi oleh teori
NaturalismeRomantikyangberasaldariJean
J.Rousseu. menurutnya siswa memiliki
potensiataukekuatanyangmasihterpendam
yaitu potensi berpikir, berperasaan,
berkemauan berkembang, mencari dan
menemukan sendiri apa yang diperlukan.
Melaluiberbagaibentukkegiatandanusaha
belajarsiswamengembangkansegalapotensi
yangdimilikinya.
Daripaparanteori-teoridiataspenulis
selalu belajar dan berusaha menemukan
bagaimana terbaik untuk menyampaikan
materi pada siswa sehingga siswa mudah
untuk mengerti. Dan dapat menemukan
sendiri kesulitan yang dihadapi. Efekti�itas
penggunaan media dan teknik KKB antara
lain: 1) Media yang digunakan sederhana
cukup menggunakan kartu kata. Kartu
kalimat,dangambar-gambaratauilustrasi,2)
Bahasa pengantarnya mudah dimengerti
siswa, 3) Semua siswa dapatmelakukannya
atau mempraktekkannya, 4) Antusias siswa
untukmengikutipelajarantinggi,5)Suasana
belajarjadimenyenangkan.
Demikianprosentasetentangstrategi
bagaimana memotivasi minat baca siswa
(M2BS) dengan pendekatan Kecepatan dan
Kecermatan Baca (KKB) yang dapat penulis
sampaikan semoga bermanfaat bagi kita
semua.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia yangmengangkat tentang
bagaimana Memotivasi Minat Baca Siswa
(M2BS) dengan pendekatan Kecepatan dan
Kecermatan Baca (KKB) dapat ditarik
beberapa kesimpulan : 1) Minat dapat
berkembangmelalui pengalaman belajar, 2)
Minat dapat memotivasi seseorang meraih
cita-cita, 3) Ajang kompetisi yang sering
diikuti siswa berpotensi dapat memotivasi
siswa-siswa lain untuk lebih giat belajar
khususnya membaca cepat, 4) Dalam
penerapan strategi pembelajaran yang
relevan, tentu mempermudah siswa
menguasai materi yang disajikan, 5)
Kemampuan dasar berbahasa sangat
membantu siswa berkomunikasi baik di
rumah,disekolah,maupundimasyarakat,6)
Strategi “M2BS” dengan pendekatan “KKB”
solusiuntukmengatasikesulitansiswadalam
menemukanaspekpembelajaran,7)Strategi
“M2BS” dengan pendekatan “KKB” penulis
anggap sangat efektif untuk siswa sekolah
dasarkarenamerekamembutuhkanstrategi
danmedianyata, 9)Bahasapengantarpada
strategi“KKB”inimudahdipahamisiswa,10)
Berhasilnya penerapan pendekatan “KKB”
semoga menuntun siswa mampu menyerap
perkembanganinformasiTeknologi(IT).
Saran
Berdasarkankesimpulandiatasperlu
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
seorang guru untuk meningkatkan hasil
belajar. Dan hendaknya juga mendapat
t a n g gapan d a r i p i h ak- p i h ak yang
berkompeten diantaranya: 1) Materi yang
disajikan perlu didukung oleh strategi dan
metodepembelajaranyangtepat,2)Sebelum
proses pembelajaran dimulai hendaknya
disiapkan alat yang dibutuhkan, 3) Seorang
guru hendaknya mampu membuat siswa
termotivasi dan berminat terhadap
pembelajaran membaca cepat agar hasil
belajarlebihmeningkat,4)Dalammemotivasi
minat baca siswa seorang guru professional
hendaknya memilih strategi dan media
pembelajaran yang tepat dan mudah
dimengertisiswa,5)Seorangguruhendaknya
mampu menciptakan suasana/lingkungan
belajar yang kondusif, 6) Agar menemukan
aspek materi yang disajikan,siswa perlu
bimbinganseorangguru,7)Siswayanglambat
dalambelajarhendaknyamendapatperhatian
lebih,8)SeorangKepalaSekolahhendaknya
54 55
baikan pembelajaran pertama dengan
langkahkegiatan:a)Memutarkanvideohasil
rekaman acara lomba Porseni (lomba puisi
danpidato),b)Menceritakantentangprestasi
kakak kelas yang pernah diraih oleh kakak
kelas. Sebagai rangsangan untuk menarik
minat siswa. Memberi penjelasan kepada
siswa tentang tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia (membaca cepat) tersebut,
kemudian menghubungkan dengan kondisi
alam/lingkunganKotaBatamagarpelajaran
tersebut bermakna bagi kehidupan sehari-
hari, c) Memberi tugas rumah kepada
siswa,menontonberitayangdisiarkanmelalui
berbagai stasiun televisi, baikTVRImaupun
TV swasta; 2) Menyiapkan fasilitas atau
sarana pendukung yang diperlukan,
diantaranya : VCD, CD, TV,Handy Cam, atau
Laptop; 3) Menyediakan alat untuk
menyampaikan materi diantaranya : kartu
kalimat,kartukata,dansebagainya.
Sesua i dengan masa lah yang
dihadapi,yaitubenyaknyasiswayangkurang
berminat terhadap membaca khususnya
(membcacepat),makakegiatanyangmenjadi
perhatian khusus di dalam perbaikan
pembelajaran pertama ini adalah tentang
bagaimanamemotivasiminatbacasiswa.
Berikutinihasilpengamatandannilai
yang diperoleh dari hasil perbaikan pada
pembelajaran siklus pertama (lihat tabel 2
siklus1) sikluskedua (tabel3 siklus2)dan
siklusketiga(tabel4siklus3).Setelahpenulis
melakukan perbaikan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia pada tahap pertama ini
sudah ada kemajuan walaupun belum
sepenuhnyasepertiyangdiharapkan.Namun
setelahdiadakanperbaikanulangpadasiklus
kedua dan ketiga melalui strategi M2BS
dengan pendekatan KKB,ternyata siswa
menunjukkan peningkatan yang cukup
signi�ikan.
Dilihat dari tabel pengamatan dan
tabelhasilbelajarpadasikluspertama,69,7%
sikluskedua72,7%dansiklusketiga87,9%.
Siswa telah mencapai tingkat keberhasilan
lebihdari70%.Halinidapatdiperolehdari
hasil penerapan strategi M2BS dengan
pendekatan KKB,sebagai teknik penyajian
materi.
Sesuai teori Gestaly yaitu hukum
Praknamz yang lebih berarti “Teratur,
Seimbang, Harmonis, artinya belajar me-
rupakanupayamencariataumenemukandari
suatu yang dipelajari” (Buku Perencanaan
Pengajaran).Untukmenemukankonsepatau
mater i yang d i terapkan ,d iper lukan
pemahaman. Ini didukung lagi dengan teori
ErnestHigard.Adaenamciridaribelajaryang
mengandung pemahaman yaitu: 1) Pe-
mahaman dipengaruhi oleh kemampuan
dasar, 2) Pemahaman dipengaruhi oleh
pengalamanbelajaryanglalu,3)Pemahaman
tergantung pada pengaturan situasi, 4)
Pemahamandidahuluiolehusahacoba-coba,
5)Belajardenganpemahamandapatdiulang,
6)Suatupemahamandapatdiaplikasikanlagi
bagipemahamansituasilain.
Dalam teori Gestaly guru tidak
memberikan sebagian-sebagian bahan ajar
tetapi selalu satu kesatuan dari segala
komponen yang berkaitan dalam proses
belajar mengajar dengan memperhatikan
strategi yang digunakan agar tujuan yang
diinginkantercapai.
Kermudian diperkuat lagi oleh teori
NaturalismeRomantikyangberasaldariJean
J.Rousseu. menurutnya siswa memiliki
potensiataukekuatanyangmasihterpendam
yaitu potensi berpikir, berperasaan,
berkemauan berkembang, mencari dan
menemukan sendiri apa yang diperlukan.
Melaluiberbagaibentukkegiatandanusaha
belajarsiswamengembangkansegalapotensi
yangdimilikinya.
Daripaparanteori-teoridiataspenulis
selalu belajar dan berusaha menemukan
bagaimana terbaik untuk menyampaikan
materi pada siswa sehingga siswa mudah
untuk mengerti. Dan dapat menemukan
sendiri kesulitan yang dihadapi. Efekti�itas
penggunaan media dan teknik KKB antara
lain: 1) Media yang digunakan sederhana
cukup menggunakan kartu kata. Kartu
kalimat,dangambar-gambaratauilustrasi,2)
Bahasa pengantarnya mudah dimengerti
siswa, 3) Semua siswa dapatmelakukannya
atau mempraktekkannya, 4) Antusias siswa
untukmengikutipelajarantinggi,5)Suasana
belajarjadimenyenangkan.
Demikianprosentasetentangstrategi
bagaimana memotivasi minat baca siswa
(M2BS) dengan pendekatan Kecepatan dan
Kecermatan Baca (KKB) yang dapat penulis
sampaikan semoga bermanfaat bagi kita
semua.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran
Bahasa Indonesia yangmengangkat tentang
bagaimana Memotivasi Minat Baca Siswa
(M2BS) dengan pendekatan Kecepatan dan
Kecermatan Baca (KKB) dapat ditarik
beberapa kesimpulan : 1) Minat dapat
berkembangmelalui pengalaman belajar, 2)
Minat dapat memotivasi seseorang meraih
cita-cita, 3) Ajang kompetisi yang sering
diikuti siswa berpotensi dapat memotivasi
siswa-siswa lain untuk lebih giat belajar
khususnya membaca cepat, 4) Dalam
penerapan strategi pembelajaran yang
relevan, tentu mempermudah siswa
menguasai materi yang disajikan, 5)
Kemampuan dasar berbahasa sangat
membantu siswa berkomunikasi baik di
rumah,disekolah,maupundimasyarakat,6)
Strategi “M2BS” dengan pendekatan “KKB”
solusiuntukmengatasikesulitansiswadalam
menemukanaspekpembelajaran,7)Strategi
“M2BS” dengan pendekatan “KKB” penulis
anggap sangat efektif untuk siswa sekolah
dasarkarenamerekamembutuhkanstrategi
danmedianyata, 9)Bahasapengantarpada
strategi“KKB”inimudahdipahamisiswa,10)
Berhasilnya penerapan pendekatan “KKB”
semoga menuntun siswa mampu menyerap
perkembanganinformasiTeknologi(IT).
Saran
Berdasarkankesimpulandiatasperlu
beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
seorang guru untuk meningkatkan hasil
belajar. Dan hendaknya juga mendapat
t a n g gapan d a r i p i h ak- p i h ak yang
berkompeten diantaranya: 1) Materi yang
disajikan perlu didukung oleh strategi dan
metodepembelajaranyangtepat,2)Sebelum
proses pembelajaran dimulai hendaknya
disiapkan alat yang dibutuhkan, 3) Seorang
guru hendaknya mampu membuat siswa
termotivasi dan berminat terhadap
pembelajaran membaca cepat agar hasil
belajarlebihmeningkat,4)Dalammemotivasi
minat baca siswa seorang guru professional
hendaknya memilih strategi dan media
pembelajaran yang tepat dan mudah
dimengertisiswa,5)Seorangguruhendaknya
mampu menciptakan suasana/lingkungan
belajar yang kondusif, 6) Agar menemukan
aspek materi yang disajikan,siswa perlu
bimbinganseorangguru,7)Siswayanglambat
dalambelajarhendaknyamendapatperhatian
lebih,8)SeorangKepalaSekolahhendaknya
56 57
mampumenempatkanguruataubawahannya
pada tugasnya sesuai dengan disiplin ilmu
yang dikuasainya, 9) KKKS hendaknya
berusahamengakti�kanKelompokKerjaGuru
(KKG) pada gugus masing-masing untuk
membahaskendala-kendalayangditemukan
dalam proses pembelajaran, 10) Bagi dinas
terkait hendaknya meningkatkan frekuensi
pembinaan dan pelatihan guru agar lebih
professional sehingga melahirkan Sumber
DayaManusia(SDM)yangberkualitas.
Tabel2.NilaiHasilBelajarSiklus1
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
Kecermatan
Membaca
JumlahNilai
Rata-rata
1 Adonis
Zul�ikaRuly 30
60
90
45
2 AlyNaufal
Fadhilah 50
80
130
65
3 AlyaNajwa
Azkia 70
70
140
70
4 AqlinaUlya
Zahida 80
90
170
85
5BagusAdjieSarwansyach
70 90 160 80
6BahrumEfendiHarahap
60 20 80 40
7ChelsieTresiaLumbanT.
60 40 100 50
8 CitraIndah 80 80 160 80 9 Dafa 70 90 160 80 10 DynaSovia 70 90 160 80
11JulianaNuraini
70 80 150 75
12KeysyaOktaLusianaS.
20 40 60 30
13 KeyzeeChen 60 90 150 75
14
KheneisyaSyakinaraMiranti
40
90
13065
15
MuhamadRisqy
Syahputra
70
70
14070
16
MuhammadAlhaa�idzS.
10
90
10050
17
MuhammadFairuzzabady
80
90
17085
18
MuhammadFaizNurhuda
70
90
160
80
19
MuhammadNurulHuda
20
90
110
55
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
Kecermatan
Membaca
JumlahNilai
Rata-rata
20 Muhammad
Syarif 50
90
140
70
21 Raihan
Cahyono 40
80
120
60
22 SalwaAvrilia
Setiawan80
90
170
85
23ShaqaylaZa�itriAchmad
90 90 180 90
24 ShillaSazziah 40 90 130 65
25ZaskiaTiaraSya’bani
40 40 80 40
26 NabilaAzizah 70 70 140 70
27M.ArifMaulana
60 80 140 70
28
MutiaraNursalsabila
S
50 60 110 55
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
50
80
13065
31
DindaKhairunisa
70
20
90
45
32
Wendrian
50
80
13065
33
Kelly
70
80
15075
Rata-rata
58,79
74,55
66,67
Tabel3NilaiHasilBelajarSiklus2
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
1AdonisZul�ika
Ruly40 70 110 55
2AlyNaufalFadhilah
60 80 140 70
3AlyaNajwa
Azkia80 70 150 75
4AqlinaUlyaZahida
80 85 165 82,5
5BagusAdjieSarwansyach
70 90 160 80
6BahrumEfendi
Harahap60 30 90 45
7
ChelsieTresiaLumbanT.
60
40
100
50
8
CitraIndah
80
80
16080
9
Dafa
70
90
16080
10
DynaSovia
70
90
16080
11
JulianaNuraini
70
80
15075
12
KeysyaOktaLusianaS.
40
30
70
35
13
KeyzeeChen
60
90
150
75
14 Kheneisya
SyakinaraMiranti
40
90
13065
15 Muhamad
RisqySyahputra
90
60
15075
16 Muhammad
Alhaa�idzS. 30
90
120
60
17 Muhammad
Fairuzzabady80
90
170
85
18MuhammadFaizNurhuda
70 90 160 80
19MuhammadNurulHuda
30 90 120 60
20Muhammad
Syarif50 90 140 70
21RaihanCahyono
40 80 120 60
22SalwaAvriliaSetiawan
80 90 170 85
23ShaqaylaZa�itri
Achmad90 90 180 90
24
ShillaSazziah
50
90
14070
25
ZaskiaTiaraSya’bani
50
50
10050
26
NabilaAzizah
70
70
14070
27
M.ArifMaulana
70
80
15075
28
MutiaraNursalsabilaS
70
60
13065
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
60
80
140
70
31
DindaKhairunisa
70
20
90
45
32
Wendrian
50
80
130
65
33
Kelly
70
80
150
75
Rata-rata
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
Tabel4.NilaiHasilBelajarSiklus3
No NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
1AdonisZul�ika
Ruly50 70 120 60
2AlyNaufalFadhilah
70 80 150 75
3AlyaNajwa
Azkia80 70 150 75
6
BahrumEfendiHarahap
80
50
130
65
7
ChelsieTresiaLumbanT.
70
50
120
60
8
CitraIndah
90
80
170
85
9
Dafa
95
90
185
92,5
10
DynaSovia
80
90
170
85
11
JulianaNuraini
80
80
160
80
12
KeysyaOktaLusianaS.
60
60
12060
13
KeyzeeChen
90
90
18090
14 Kheneisya
SyakinaraMiranti
60
90
15075
15
MuhamadRisqy
Syahputra90
70
160
80
16MuhammadAlhaa�idzS.
50 90 140 70
17MuhammadFairuzzabady
90 90 180 90
18MuhammadFaizNurhuda
80 90 170 85
19MuhammadNurulHuda
60 90 150 75
20Muhammad
Syarif60 90 150 75
21
RaihanCahyono
60
80
140
70
22
SalwaAvriliaSetiawan
80
90
17085
23
ShaqaylaZa�itriAchmad
90
90
18090
24
ShillaSazziah
60
90
15075
25
ZaskiaTiaraSya’bani
60
80
140
70
26
NabilaAzizah
70
70
140
70
27
M.ArifMaulana
70
80
150
75
28
MutiaraNursalsabilaS
70
60
130
65
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
70
80
150
75
31
DindaKhairunisa
70
60
130
65
32
Wendrian
50
80
130
65
33
Kelly
90
80
170
85
Rata-rata
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
56 57
mampumenempatkanguruataubawahannya
pada tugasnya sesuai dengan disiplin ilmu
yang dikuasainya, 9) KKKS hendaknya
berusahamengakti�kanKelompokKerjaGuru
(KKG) pada gugus masing-masing untuk
membahaskendala-kendalayangditemukan
dalam proses pembelajaran, 10) Bagi dinas
terkait hendaknya meningkatkan frekuensi
pembinaan dan pelatihan guru agar lebih
professional sehingga melahirkan Sumber
DayaManusia(SDM)yangberkualitas.
Tabel2.NilaiHasilBelajarSiklus1
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
Kecermatan
Membaca
JumlahNilai
Rata-rata
1 Adonis
Zul�ikaRuly 30
60
90
45
2 AlyNaufal
Fadhilah 50
80
130
65
3 AlyaNajwa
Azkia 70
70
140
70
4 AqlinaUlya
Zahida 80
90
170
85
5BagusAdjieSarwansyach
70 90 160 80
6BahrumEfendiHarahap
60 20 80 40
7ChelsieTresiaLumbanT.
60 40 100 50
8 CitraIndah 80 80 160 80 9 Dafa 70 90 160 80 10 DynaSovia 70 90 160 80
11JulianaNuraini
70 80 150 75
12KeysyaOktaLusianaS.
20 40 60 30
13 KeyzeeChen 60 90 150 75
14
KheneisyaSyakinaraMiranti
40
90
13065
15
MuhamadRisqy
Syahputra
70
70
14070
16
MuhammadAlhaa�idzS.
10
90
10050
17
MuhammadFairuzzabady
80
90
17085
18
MuhammadFaizNurhuda
70
90
160
80
19
MuhammadNurulHuda
20
90
110
55
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
Kecermatan
Membaca
JumlahNilai
Rata-rata
20 Muhammad
Syarif 50
90
140
70
21 Raihan
Cahyono 40
80
120
60
22 SalwaAvrilia
Setiawan80
90
170
85
23ShaqaylaZa�itriAchmad
90 90 180 90
24 ShillaSazziah 40 90 130 65
25ZaskiaTiaraSya’bani
40 40 80 40
26 NabilaAzizah 70 70 140 70
27M.ArifMaulana
60 80 140 70
28
MutiaraNursalsabila
S
50 60 110 55
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
50
80
13065
31
DindaKhairunisa
70
20
90
45
32
Wendrian
50
80
13065
33
Kelly
70
80
15075
Rata-rata
58,79
74,55
66,67
Tabel3NilaiHasilBelajarSiklus2
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
1AdonisZul�ika
Ruly40 70 110 55
2AlyNaufalFadhilah
60 80 140 70
3AlyaNajwa
Azkia80 70 150 75
4AqlinaUlyaZahida
80 85 165 82,5
5BagusAdjieSarwansyach
70 90 160 80
6BahrumEfendi
Harahap60 30 90 45
7
ChelsieTresiaLumbanT.
60
40
100
50
8
CitraIndah
80
80
16080
9
Dafa
70
90
16080
10
DynaSovia
70
90
16080
11
JulianaNuraini
70
80
15075
12
KeysyaOktaLusianaS.
40
30
70
35
13
KeyzeeChen
60
90
150
75
14 Kheneisya
SyakinaraMiranti
40
90
13065
15 Muhamad
RisqySyahputra
90
60
15075
16 Muhammad
Alhaa�idzS. 30
90
120
60
17 Muhammad
Fairuzzabady80
90
170
85
18MuhammadFaizNurhuda
70 90 160 80
19MuhammadNurulHuda
30 90 120 60
20Muhammad
Syarif50 90 140 70
21RaihanCahyono
40 80 120 60
22SalwaAvriliaSetiawan
80 90 170 85
23ShaqaylaZa�itri
Achmad90 90 180 90
24
ShillaSazziah
50
90
14070
25
ZaskiaTiaraSya’bani
50
50
10050
26
NabilaAzizah
70
70
14070
27
M.ArifMaulana
70
80
15075
28
MutiaraNursalsabilaS
70
60
13065
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
60
80
140
70
31
DindaKhairunisa
70
20
90
45
32
Wendrian
50
80
130
65
33
Kelly
70
80
150
75
Rata-rata
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
Tabel4.NilaiHasilBelajarSiklus3
No NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
1AdonisZul�ika
Ruly50 70 120 60
2AlyNaufalFadhilah
70 80 150 75
3AlyaNajwa
Azkia80 70 150 75
6
BahrumEfendiHarahap
80
50
130
65
7
ChelsieTresiaLumbanT.
70
50
120
60
8
CitraIndah
90
80
170
85
9
Dafa
95
90
185
92,5
10
DynaSovia
80
90
170
85
11
JulianaNuraini
80
80
160
80
12
KeysyaOktaLusianaS.
60
60
12060
13
KeyzeeChen
90
90
18090
14 Kheneisya
SyakinaraMiranti
60
90
15075
15
MuhamadRisqy
Syahputra90
70
160
80
16MuhammadAlhaa�idzS.
50 90 140 70
17MuhammadFairuzzabady
90 90 180 90
18MuhammadFaizNurhuda
80 90 170 85
19MuhammadNurulHuda
60 90 150 75
20Muhammad
Syarif60 90 150 75
21
RaihanCahyono
60
80
140
70
22
SalwaAvriliaSetiawan
80
90
17085
23
ShaqaylaZa�itriAchmad
90
90
18090
24
ShillaSazziah
60
90
15075
25
ZaskiaTiaraSya’bani
60
80
140
70
26
NabilaAzizah
70
70
140
70
27
M.ArifMaulana
70
80
150
75
28
MutiaraNursalsabilaS
70
60
130
65
29
AngelicaStarlaA
80
90
170
85
30
FharizOkkyR
70
80
150
75
31
DindaKhairunisa
70
60
130
65
32
Wendrian
50
80
130
65
33
Kelly
90
80
170
85
Rata-rata
No
NamaSiswa
Nilai
KecepatanMembaca
KecermatanMembaca
JumlahNilai
Rata-rata
58 59
DAFTARPUSTAKA
A. Wahyudin, D. Supriyadi, Ishak Abdullah,2002. Pengantar Pendidikan, Jakarta:UniversitasTerbuka.
Heriawan Asep, dkk, 2003. PengembanganKurikulum Pembelajaran, Jakarta :UniversitasTerbuka.
Ibrahim, Nana Syaudih, 1993. PerencanaanPengajaran,Riau:UNRI
Johnson Elaine B.P.HD, 2007. ContextualTeaching & Learning, Terjemahan,Bandung:MLC.
MikarsaHeraLestari,AgusTau�ik,PujiLestariPriantoro, 2002. Pendidikan di SD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Puj i Santosa , dkk , 2007. Mater i DanPembelajaran Bahasa Indonesia SD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Soeprapto, Rochman Natawidjaja, 1980.Pengajaran Remedial dalam Bahasa,Jakarta:BalaiPustaka.
Sumantri Mulyani, Nana Syaodih, 2005.PerkembanganPesertaDidik,Jakarta:UniversitasTerbuka.
S u p r a y e k t i , 2 0 0 4 . P e m b a h a r u a nPembelajaran, Jakarta: UniversitasTerbuka.
Surya H. M, dkk, 2002. Kapita SelektaKependidikanSD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
WardaniJ.G.A.K,JulehaS,MarsinahN,2001.Pemantapan Kemampuan ProfesionalGuru,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Wardani,I.G.A.K.KuswayuW.NoehiN,2004.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :UniversitasTerbuka.
MENTORINGPEMECAHANMASALAH(MSP)BELAJARSISWAMELALUIGURUDANORANGTUA
ImamEdhiPriyanto*
Abstrak:Dalamkegiatanbelajarmengajaryangdilakukangurudikelasselaluakandijumpaiproblematikbelajarsiswa.Masalahbelajarsiswayangadakarakteristiknyaberbeda-beda.Namundalampenangannyacenderungmenghakimisiswadanmenjadikanmasalahbaruyangmengakibatkanperseteruanantaragurudansiswayangberkepanjangan.Tulisaninibertujuanmemberikanalternatifpemecahanmasalahbelajarsiswa agar hasilnya lebih komprehensif dan optimal. Mengatasi masalah belajar siswa seharusnyamemperhatikankarakteristiksiswa,masalah,danakarbudayanya.Denganmemperhatikansecaraseksamamakametodepemecahanmasalahakantepatdanhasilnyaoptimal.Penelitian inimenggunakanmetodestudi pustaka, wawancara dengan guru, dan pengalaman empiris dilapangan. Oleh karena itu dalammemecahkanmasalahpermasalahbelajarsiswainidigunakanmetodementoringterhadapgurudanorangtuasiswadalammemecahkanmasalahbelajarsiswaatauanaknya.Hasildarikegiatanmentoringpemecahanmasalah(Mentoring belajarsiswaolehgurudanorangtuasiswayaitusebagaiSolutiontoProblem=MSP) berikut:a)MSPterhadapgurupemulaberdampakpadakeberhasilanpemecahanmasalahsiswanyadanb)MSP terhadap guru yang cukup lama dan senior berdampak pada keberhasilan pemecahan masalahsiswanya.Sebagaikesimpulandalamkajianinimenunjukanbahwa:a)sumbermasalahsiswaberasaldariinternal dan eksternal dan b) guru ataupun orang tua siswa dalam memecahkan masalah siswanyamemerlukankegiatanmentoringdaripihakyanglebihkompeten,sepertikepala/wakilsekolah,pengawassekolah,widyaiswara,ataupundosen.
Katakunci:mentoringdanpemecahanmasalahbelajarsiswa
PENDAHULUAN
Dalamkegiatanbelajarmengajaryang
dilakukangurudikelasselaluakandijumpai
problematik belajar siswanya. Guru sebagai
seorang profesional maka harus bisa
mempelajari karakteristik belajar setiap
siswanya. Dalam merencanakan pem-
belajaran dapat menyesuaikan dengan
penggunaan metode, media belajar, pe-
ngaturanwaktu,KompetensiDasar(KD)atau
materi yang akan di pelajari serta
karakteristiksiswanya.
Dari hasil wawancara dengan guru-
guru penyegaran bimbingan teknis K13
Tahun2019jenjangSMPdanSDpadatanggal
20dan24Maret 2019,menunjukkan setiap
guru dalam merencanakan pembelajaran
kurang memperhatikan karakteristik sis-
wanya tapi lebih menekankan karakteristik
KDnya. Ini menunjukan kebutuhan belajar
setiap siswa belum menjadi perhatian yang
utama tapi lebih mengutamakan target
kurikulum. Oleh karena itu dalam kegiatan
pembelajaran di kelas yang terjadi, siswa
mengikuti kegiatan belajar karena terpaksa
dan bukan karena kebutuhan. Maka iklim
belajar yang terjadi sebagian siswa yang
kurangcocokmerasakegiatanyangmenyiksa
atau tidakmenyenangkan.Dengandemikian
siswa dalam belajar cenderung bukan
mengalamitapikarenatekanandarigurudan
jikatidakmengikutituntutangurumakasiswa
dikategorikankurangbaik.
Kondisisiswabelajarkarenatekanan
dan tuntutan guru cenderung tingkat
pemahaman konsep KD yang dipelajari
rendah. Maka ketika guru menguji ke-
mampuan siswa dalam penguasaan KD
melaluipenilaianharianmasihbanyaksiswa
yang belum tuntas. Pada kenyataan ini
menunjukansiswamempunyaipermasalahan
belajar. Diantarapermasalahanbelajarsiswa
yangdapatdenganmudahkitajumpaidalam
setiap sekolah adalah siswa dengan hasil
belajarnyarendah.
58 59
DAFTARPUSTAKA
A. Wahyudin, D. Supriyadi, Ishak Abdullah,2002. Pengantar Pendidikan, Jakarta:UniversitasTerbuka.
Heriawan Asep, dkk, 2003. PengembanganKurikulum Pembelajaran, Jakarta :UniversitasTerbuka.
Ibrahim, Nana Syaudih, 1993. PerencanaanPengajaran,Riau:UNRI
Johnson Elaine B.P.HD, 2007. ContextualTeaching & Learning, Terjemahan,Bandung:MLC.
MikarsaHeraLestari,AgusTau�ik,PujiLestariPriantoro, 2002. Pendidikan di SD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Puj i Santosa , dkk , 2007. Mater i DanPembelajaran Bahasa Indonesia SD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Soeprapto, Rochman Natawidjaja, 1980.Pengajaran Remedial dalam Bahasa,Jakarta:BalaiPustaka.
Sumantri Mulyani, Nana Syaodih, 2005.PerkembanganPesertaDidik,Jakarta:UniversitasTerbuka.
S u p r a y e k t i , 2 0 0 4 . P e m b a h a r u a nPembelajaran, Jakarta: UniversitasTerbuka.
Surya H. M, dkk, 2002. Kapita SelektaKependidikanSD,Jakarta:UniversitasTerbuka.
WardaniJ.G.A.K,JulehaS,MarsinahN,2001.Pemantapan Kemampuan ProfesionalGuru,Jakarta:UniversitasTerbuka.
Wardani,I.G.A.K.KuswayuW.NoehiN,2004.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :UniversitasTerbuka.
MENTORINGPEMECAHANMASALAH(MSP)BELAJARSISWAMELALUIGURUDANORANGTUA
ImamEdhiPriyanto*
Abstrak:Dalamkegiatanbelajarmengajaryangdilakukangurudikelasselaluakandijumpaiproblematikbelajarsiswa.Masalahbelajarsiswayangadakarakteristiknyaberbeda-beda.Namundalampenangannyacenderungmenghakimisiswadanmenjadikanmasalahbaruyangmengakibatkanperseteruanantaragurudansiswayangberkepanjangan.Tulisaninibertujuanmemberikanalternatifpemecahanmasalahbelajarsiswa agar hasilnya lebih komprehensif dan optimal. Mengatasi masalah belajar siswa seharusnyamemperhatikankarakteristiksiswa,masalah,danakarbudayanya.Denganmemperhatikansecaraseksamamakametodepemecahanmasalahakantepatdanhasilnyaoptimal.Penelitian inimenggunakanmetodestudi pustaka, wawancara dengan guru, dan pengalaman empiris dilapangan. Oleh karena itu dalammemecahkanmasalahpermasalahbelajarsiswainidigunakanmetodementoringterhadapgurudanorangtuasiswadalammemecahkanmasalahbelajarsiswaatauanaknya.Hasildarikegiatanmentoringpemecahanmasalah(Mentoring belajarsiswaolehgurudanorangtuasiswayaitusebagaiSolutiontoProblem=MSP) berikut:a)MSPterhadapgurupemulaberdampakpadakeberhasilanpemecahanmasalahsiswanyadanb)MSP terhadap guru yang cukup lama dan senior berdampak pada keberhasilan pemecahan masalahsiswanya.Sebagaikesimpulandalamkajianinimenunjukanbahwa:a)sumbermasalahsiswaberasaldariinternal dan eksternal dan b) guru ataupun orang tua siswa dalam memecahkan masalah siswanyamemerlukankegiatanmentoringdaripihakyanglebihkompeten,sepertikepala/wakilsekolah,pengawassekolah,widyaiswara,ataupundosen.
Katakunci:mentoringdanpemecahanmasalahbelajarsiswa
PENDAHULUAN
Dalamkegiatanbelajarmengajaryang
dilakukangurudikelasselaluakandijumpai
problematik belajar siswanya. Guru sebagai
seorang profesional maka harus bisa
mempelajari karakteristik belajar setiap
siswanya. Dalam merencanakan pem-
belajaran dapat menyesuaikan dengan
penggunaan metode, media belajar, pe-
ngaturanwaktu,KompetensiDasar(KD)atau
materi yang akan di pelajari serta
karakteristiksiswanya.
Dari hasil wawancara dengan guru-
guru penyegaran bimbingan teknis K13
Tahun2019jenjangSMPdanSDpadatanggal
20dan24Maret 2019,menunjukkan setiap
guru dalam merencanakan pembelajaran
kurang memperhatikan karakteristik sis-
wanya tapi lebih menekankan karakteristik
KDnya. Ini menunjukan kebutuhan belajar
setiap siswa belum menjadi perhatian yang
utama tapi lebih mengutamakan target
kurikulum. Oleh karena itu dalam kegiatan
pembelajaran di kelas yang terjadi, siswa
mengikuti kegiatan belajar karena terpaksa
dan bukan karena kebutuhan. Maka iklim
belajar yang terjadi sebagian siswa yang
kurangcocokmerasakegiatanyangmenyiksa
atau tidakmenyenangkan.Dengandemikian
siswa dalam belajar cenderung bukan
mengalamitapikarenatekanandarigurudan
jikatidakmengikutituntutangurumakasiswa
dikategorikankurangbaik.
Kondisisiswabelajarkarenatekanan
dan tuntutan guru cenderung tingkat
pemahaman konsep KD yang dipelajari
rendah. Maka ketika guru menguji ke-
mampuan siswa dalam penguasaan KD
melaluipenilaianharianmasihbanyaksiswa
yang belum tuntas. Pada kenyataan ini
menunjukansiswamempunyaipermasalahan
belajar. Diantarapermasalahanbelajarsiswa
yangdapatdenganmudahkitajumpaidalam
setiap sekolah adalah siswa dengan hasil
belajarnyarendah.
60 61
Siswa mempunyai hasil belajar
rendahpenyebabnyamungkinkarenakurang
kesiapan diri siswa dalam belajar, kurang
senang terhadap mata pelajaran tersebut,
penyajianpembelajaranyangkurangmenarik
bagisiswa,danlainsebagainya.Olehkarena
itupenyebabrendahnyaprestaisiswaituada
banyakhal.Jikahalinidibiarkanmenjadikan
siswa semakin menjauhi minat belajar dan
pada akhirnya siswa dapat mengalami
kesulitanbelajar.
Usaha untuk melayani dan mem-
berikanbimbinganterhadapsiswaagartepat
guna, maka perlu dilakukan diagnosis
kesulitanbelajar.Diagnosiskesulitanbelajar
siswamerupakansebagaisegalausahayang
dilakukan guru untuk memahami dengan
menetapkanjenisdansifatkesulitanbelajar,
mempelajari faktor-faktor yang menye-
babkan kesulitan belajar, dan cara me-
netapkan dan kemungkinan mengatasinya,
baik secara kuratif (penyembuhan)maupun
secara preventif (pencegahan) berdasarkan
datadaninformasiyangseobyektifmungkin.
Kegiatan diagnosis dapat dikla-
si�ikasikan menjadi dua macam, yaitu
diagnosis untuk mengerti masalah dan
diagnosis yang mengklasi�ikasi masalah.
Diagnosis untuk mengerti masalah me-
rupakan usaha untuk dapat lebih banyak
mengerti masalah secara menyeluruh.
Sedangkan diagnosis yang mengklasi�ikasi
masalah merupakan pengelompokan
masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada
masalahyangdigolongkankedalammasalah
yang bersifat vokasional, pendidikan,
keuangan, kesehatan, keluarga dan ke-
pribadian. Kesulitan belajar merupakan
problem yang nyaris dialami oleh semua
siswa.Kesulitanbelajardapatdiartikansuatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
menggapaihasilbelajar.
Kehidupanparapesertadidikternyata
sangatberagam,yaitu :1) adayangnormal
dapat mengikuti sesuai dengan per-
kembangan psikologi peserta didik dan
lingkungannya, yang artinya pencapaian
prestasi adakemis dan kehidupan peserta
didik dapat mencapai optimal; 2) ada yang
sebagiannormaldansebagiantidaknormal,
yang artinya pencapaian prestasi adakemis
dan kehidupan peserta didik hanya dapat
mencapai tingkat sedang; dan 3) ada yang
sebagianbesaratauseluruhnyatidaknormal,
yang artinya pencapaian prestasi adakemis
dan kehidupan peserta didik tingkat
pencapaiannyarendah.
Dari uraian diatas maka dalam
memecahkan persoalan kesulitan belajar
maka diperlukan tindakan guru yang dapat
memecahkan masalah belajar siswa yang
melalui prosedur yang benar. Untuk hal itu
maka guru perlu melakukan pemecahan
masalah belajar siswanya. Agar hasil yang
diperoleh lebih komprehensif dan optimal
makapemecahanmasalahsiswatidakhanya
dilakukanolehgurutetapijugaorangtuanya.
Guru dan orang tua siswa mempunyai
keterbatasan dalam pemecahan masalah
siswanya atau anaknya maka diperlukan
adanya mentoring oleh yang tenaga yang
kompeten seperti tenaga bimbingan
penyuluhan dan konseling (BPK) kompeten
yangberkelanjutan.
Tujuan pembahasan ini adalah
sebagai berikut: 1) Mengidenti�ikasi
permasalahan kesulitan pembelajaran; 2)
Mengkaji berbagai persoalan tentang
permasalahan belajar; 3) Mengidenti�ikasi
alternatif mengatasi permasalahan pem-
belajaran; 4) Memberikan mentoring guru
dan orang tua siswa dalam pemecahan
masalah pembelajaran siswanya secara
komperhensif dan optimal . Manfaat
pembahasn ini yaitu untuk: 1)Mengungkap
persoalanbelajarsiswadalamkeseharian;2)
Mengungkap cara pemecahan masalah
belajardalamkeseharian;3)Mentoringguru
dalammemecahkanpersoalanpembelajaran
siswanya.Ruanglingkupdalampenulisanini
yaitu tentang masalah belajar serta cara
memecahkan masalah belajar dengan
mentoring.
PEMBAHASAN
KesulitanBelajarSiswa
Hamalik (1983), mengemukakan
bahwa kesulitan belajar adalah hal-hal atau
gangguan yang mengakibatkan kegagalan
atausetidaknyamenjadigangguanyangdapat
menghambat kemajuan belajar. Rumini dkk
dalam Irham dan Wiyani (2013), me-
ngemukakan bahwa kesulitan belajar
merupakan kondisi saat siswa mengalami
hambatan-hambatan tertentu untuk me-
ngikuti proses pembelajaran dan mencapai
hasilbelajarsecaraoptimal.
Dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah,kitadihadapkandenganganguandan
kondisi siswa yang beragam karak-
terisktiknya. Ada siswa yang dapat me-
nempuh kegiatan belajarnya secara lancar
dan berhasil tanpa mengalami kesulitan,
namundisisilaintidaksedikitpulasiswayang
justrudalambelajarnyamengalamiberbagai
kesulitan.Kesulitanbelajarsiswaditunjukkan
oleh adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar, dan dapat
bersifat psikologis, sosiologis, maupun
�isiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang di-
capainyaberadadibawahsemestinya.
Jenis-JenisMasalahBelajarSiswa
Kesulitan belajar siswa mencakup
pengertian yang luas, diantaranya : a)
gangguan belajar (learning disorder); b)
disfungsibelajar (learningdisfunction);c)di
bawahpencapaian(underachiever);d)siswa
lambat (slow learner), dan e) belajar
berkebutuhankhusus(learningdiasbilities).Di
bawahiniakandiuraikandarimasing-masing
pengertian tersebut. Pertama, Learning
Disorder atau kekacauan belajar adalah
keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respon yang
bertentangan.Padadasarnyayangmengalami
kekacauan belajar potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respon-respon
yang bertentangan, sehingga hasil belajar
yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contoh: siswa yang sudah
terbiasadenganolahragakerassepertikarate,
tinju dan sejenisnya, mungkin akan me-
ngalamikesulitandalambelajarmenariyang
menuntutgerakanlemah-gemulai.
Kedua, Learning Disfunction me-
rupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukansiswatidakberfungsidenganbaik,
meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak
menunjukkan adanya subnormalitasmental,
gangguanalatdria,ataugangguanpsikologis
lainnya. Contoh: siswa yang yang memiliki
postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat
cocokmenjadiatletbolavoli,namunkarena
tidakpernahdilatihbermainbolavoli,maka
dia tidak dapat menguasai permainan voli
denganbaik.
Ketiga, Under Achiever mengacu
kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkatpotensi intelektualyang tergolongdi
atas normal, tetapi prestasi belajarnya
tergolong rendah. Contoh: siswa yang telah
60 61
Siswa mempunyai hasil belajar
rendahpenyebabnyamungkinkarenakurang
kesiapan diri siswa dalam belajar, kurang
senang terhadap mata pelajaran tersebut,
penyajianpembelajaranyangkurangmenarik
bagisiswa,danlainsebagainya.Olehkarena
itupenyebabrendahnyaprestaisiswaituada
banyakhal.Jikahalinidibiarkanmenjadikan
siswa semakin menjauhi minat belajar dan
pada akhirnya siswa dapat mengalami
kesulitanbelajar.
Usaha untuk melayani dan mem-
berikanbimbinganterhadapsiswaagartepat
guna, maka perlu dilakukan diagnosis
kesulitanbelajar.Diagnosiskesulitanbelajar
siswamerupakansebagaisegalausahayang
dilakukan guru untuk memahami dengan
menetapkanjenisdansifatkesulitanbelajar,
mempelajari faktor-faktor yang menye-
babkan kesulitan belajar, dan cara me-
netapkan dan kemungkinan mengatasinya,
baik secara kuratif (penyembuhan)maupun
secara preventif (pencegahan) berdasarkan
datadaninformasiyangseobyektifmungkin.
Kegiatan diagnosis dapat dikla-
si�ikasikan menjadi dua macam, yaitu
diagnosis untuk mengerti masalah dan
diagnosis yang mengklasi�ikasi masalah.
Diagnosis untuk mengerti masalah me-
rupakan usaha untuk dapat lebih banyak
mengerti masalah secara menyeluruh.
Sedangkan diagnosis yang mengklasi�ikasi
masalah merupakan pengelompokan
masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada
masalahyangdigolongkankedalammasalah
yang bersifat vokasional, pendidikan,
keuangan, kesehatan, keluarga dan ke-
pribadian. Kesulitan belajar merupakan
problem yang nyaris dialami oleh semua
siswa.Kesulitanbelajardapatdiartikansuatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
menggapaihasilbelajar.
Kehidupanparapesertadidikternyata
sangatberagam,yaitu :1) adayangnormal
dapat mengikuti sesuai dengan per-
kembangan psikologi peserta didik dan
lingkungannya, yang artinya pencapaian
prestasi adakemis dan kehidupan peserta
didik dapat mencapai optimal; 2) ada yang
sebagiannormaldansebagiantidaknormal,
yang artinya pencapaian prestasi adakemis
dan kehidupan peserta didik hanya dapat
mencapai tingkat sedang; dan 3) ada yang
sebagianbesaratauseluruhnyatidaknormal,
yang artinya pencapaian prestasi adakemis
dan kehidupan peserta didik tingkat
pencapaiannyarendah.
Dari uraian diatas maka dalam
memecahkan persoalan kesulitan belajar
maka diperlukan tindakan guru yang dapat
memecahkan masalah belajar siswa yang
melalui prosedur yang benar. Untuk hal itu
maka guru perlu melakukan pemecahan
masalah belajar siswanya. Agar hasil yang
diperoleh lebih komprehensif dan optimal
makapemecahanmasalahsiswatidakhanya
dilakukanolehgurutetapijugaorangtuanya.
Guru dan orang tua siswa mempunyai
keterbatasan dalam pemecahan masalah
siswanya atau anaknya maka diperlukan
adanya mentoring oleh yang tenaga yang
kompeten seperti tenaga bimbingan
penyuluhan dan konseling (BPK) kompeten
yangberkelanjutan.
Tujuan pembahasan ini adalah
sebagai berikut: 1) Mengidenti�ikasi
permasalahan kesulitan pembelajaran; 2)
Mengkaji berbagai persoalan tentang
permasalahan belajar; 3) Mengidenti�ikasi
alternatif mengatasi permasalahan pem-
belajaran; 4) Memberikan mentoring guru
dan orang tua siswa dalam pemecahan
masalah pembelajaran siswanya secara
komperhensif dan optimal . Manfaat
pembahasn ini yaitu untuk: 1)Mengungkap
persoalanbelajarsiswadalamkeseharian;2)
Mengungkap cara pemecahan masalah
belajardalamkeseharian;3)Mentoringguru
dalammemecahkanpersoalanpembelajaran
siswanya.Ruanglingkupdalampenulisanini
yaitu tentang masalah belajar serta cara
memecahkan masalah belajar dengan
mentoring.
PEMBAHASAN
KesulitanBelajarSiswa
Hamalik (1983), mengemukakan
bahwa kesulitan belajar adalah hal-hal atau
gangguan yang mengakibatkan kegagalan
atausetidaknyamenjadigangguanyangdapat
menghambat kemajuan belajar. Rumini dkk
dalam Irham dan Wiyani (2013), me-
ngemukakan bahwa kesulitan belajar
merupakan kondisi saat siswa mengalami
hambatan-hambatan tertentu untuk me-
ngikuti proses pembelajaran dan mencapai
hasilbelajarsecaraoptimal.
Dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah,kitadihadapkandenganganguandan
kondisi siswa yang beragam karak-
terisktiknya. Ada siswa yang dapat me-
nempuh kegiatan belajarnya secara lancar
dan berhasil tanpa mengalami kesulitan,
namundisisilaintidaksedikitpulasiswayang
justrudalambelajarnyamengalamiberbagai
kesulitan.Kesulitanbelajarsiswaditunjukkan
oleh adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar, dan dapat
bersifat psikologis, sosiologis, maupun
�isiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang di-
capainyaberadadibawahsemestinya.
Jenis-JenisMasalahBelajarSiswa
Kesulitan belajar siswa mencakup
pengertian yang luas, diantaranya : a)
gangguan belajar (learning disorder); b)
disfungsibelajar (learningdisfunction);c)di
bawahpencapaian(underachiever);d)siswa
lambat (slow learner), dan e) belajar
berkebutuhankhusus(learningdiasbilities).Di
bawahiniakandiuraikandarimasing-masing
pengertian tersebut. Pertama, Learning
Disorder atau kekacauan belajar adalah
keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respon yang
bertentangan.Padadasarnyayangmengalami
kekacauan belajar potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respon-respon
yang bertentangan, sehingga hasil belajar
yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contoh: siswa yang sudah
terbiasadenganolahragakerassepertikarate,
tinju dan sejenisnya, mungkin akan me-
ngalamikesulitandalambelajarmenariyang
menuntutgerakanlemah-gemulai.
Kedua, Learning Disfunction me-
rupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukansiswatidakberfungsidenganbaik,
meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak
menunjukkan adanya subnormalitasmental,
gangguanalatdria,ataugangguanpsikologis
lainnya. Contoh: siswa yang yang memiliki
postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat
cocokmenjadiatletbolavoli,namunkarena
tidakpernahdilatihbermainbolavoli,maka
dia tidak dapat menguasai permainan voli
denganbaik.
Ketiga, Under Achiever mengacu
kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkatpotensi intelektualyang tergolongdi
atas normal, tetapi prestasi belajarnya
tergolong rendah. Contoh: siswa yang telah
62 63
dites kecerdasannya dan menunjukkan
tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul
(IQ=130–140),namunprestasibelajarnya
biasa-biasasajaataumalahsangatrendah.
Keempat, Slow Learner atau lambat
belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama. Kelima,
Learning Disabilities atau ketidakmampuan
belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar di bawah
potensiintelektualnya.
Siswa yang mengalami kesulitan
belajarsepertitergolongdalampengertiandi
atas akan tampak dari berbagai gejala yang
dimanifestasikan dalam perilakunya, baik
aspekpsikomotorik,kognitif,konatifmaupun
afektif. Beberapa perilaku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar, antara
lain: 1) Menunjukkan hasil belajar yang
rendahdibawahrata-ratanilaiyangdicapai
olehkelompoknyaataudibawahpotensiyang
dimilikinya; 2) Hasil yang dicapai tidak
seimbangdenganusahayangtelahdilakukan.
Mungkinadasiswayangsudahberusahagiat
belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu
rendah; 3) Lambat dalammelakukan tugas-
tugas kegiatan belajarnya dan selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu
yangdisediakan;4)Menunjukkansikap-sikap
yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dan
sebagainya; 5) Menunjukkan perilaku yang
berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah,mengganggudidalamataupundiluar
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak
teratur dalam kegiatan belajar, dan
sebagainya; dan 6) Menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar, seperti:
pemurung, mudah tersinggung, pemarah,
tidakataukuranggembiradalammenghadapi
situasitertentu.Misalnyadalammenghadapi
nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan
sedihataumenyesal,dansebagainya.
Sementara itu, Burton dalam Abin
Syamsuddin (2003), mengidenti�ikasi siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar
ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.
Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal
dalambelajarapabila:1)Dalambataswaktu
tertentu yang bersangkutan tidak mencapai
ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan materi (mastery level) minimal
dalam pelajaran tertentu yang telah
ditetapkanolehguru(criterionreference);2)
Tidak dapat mengerjakan atau mencapai
prestasi semestinya, dilihat berdasarkan
ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau
kecerdasanyangdimilikinya.Siswainidapat
digolongkankedalamunderachiever;dan3)
Tidak berhasil tingkat penguasaan materi
(mastery level) yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran
berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke
dalam slow learner atau belum matang
( immature), sehingga harus menjadi
pengulang(repeater).
P e n y e b a b y a n g m u n g k i n
mengakibatkan timbulnya kesulitan belajar
menurut Slameto (2003), yaitu: 1)Faktor
internal yang berasal dari dalam diri siswa,
yang meliputi kesehatan, keadaan jasmani
dan rohani, intelegensi, perhatian, bakat,
sikap,minatdanmotivasi;2)Faktoreksternal
yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi:a.Lingkungankeluargyaitusuasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga dan
perhatianorangtua,polahubunganorangtua
dengan anak, cara orang tua mendidik. b.
Lingkungan Sekolah, yang meliputi metode
guru mengajar, guru yang tidak quali�ied,
mediapembelajaran,hubungangurudengan
siswa, disiplin sekolah serta sarana dan
prasarana; c. Lingkungan masyarakat, yang
meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
mediamassa, lingungan tetanggadan teman
bergaul.
Mentoring Pemecahan Masalah Belajar
Siswa
Mentoring menurut Smith dalam
Aiman Ghalib (2011), adalah suatu proses
interaksi antaramentor (individuyang lebih
berpengalaman) dengan mentee untuk
membantu mengembangkan beberapa hal
yangdiantaranyaadalahpengembangandiri,
pengetahuan dan memperbesar jaringan,
sertapencapaianprestasidankarir.Kegiatan
mentoring yaitu: a) hubungan dua arah,
interaktif,berbagiide,danhubungansukarela
yang berbasis saling menghormati dan
kepercayaan (sebuah sistem dukungan
proaktif); b) bersifat unik, personal dan
hubunganyangcukuppribadiberbedadengan
konsephubunganorangtua-anak;danc)suatu
jalan membantu siswa dalam menemukan
jalanhidupnya;berbedadenganmemberitahu
mereka apa yang harus dilakukan (telling
themwhattodo).
Dari uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan mentoring
merupakanbentukkegiatanpembinaanatau
pendampingan terhadap siswa dalam
memecahkan masalah belajarnya melalui
kegiatanrutinsiswadisekolahsertakegiatan
lain di luar sekolah. Pelaksanaanmentoring
pemecahan masalah (Mentoring Solution to
Problem = MSP), siswa yang terlibat akan
dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecil.
Satu kelompok mentoring terdiri dari 6
sampai 8 orang yangdipimpinoleh seorang
pembimbing (mentor) dapat dari guru
sekolah yang bersangkutan atau pihak luar
sepertiorangtuasiswa.
Pertama, Mentoring Pemecahan
MasalahSiswaMelaluiGuru,Kesulitanbelajar
merupakan alam ketidakmampuan siswa d
menggunakan atau memaksimalkan fungsi
kemampuansecaraspesi�ik,contohnyatidak
sempurna dalam mengeja atau membaca.
Sehingga dibutuhkan cara belajar khusus
untuksiswayangmengalamikesulitanbelajar.
Berikutbeberapacarayangdapatdigunakan
oleh guru untukmembantu anakmengatasi
kesulitan belajar, yaitu: 1) Menggunakan
metode pembelajaran pengetahuan awal
(prior knowledge). Menggunakan metode
pembelajaran dengan mengakti�kan pe-
ngetahuan awal siswa yang sudah dimiliki
sebelumnya untukmempelajarimateri baru
yang masih berhubungan. Penggunaan
pengetahuan awal akanmemudahkan siswa
mengingatmateribarusesuaikonteksmateri
yang telah dipelajari sebelumnya. Pe-
ngetahuan awal salah satunya dapat
dilakukan dengan memberikan tugas
membaca materi di rumah yang akan
dipelajari esok hari; 2) Menggunakan pe-
metaanpikiran(mindmapping).Mengajarkan
kemampuan pembelajaran untuk belajar,
karena sebagian siswa dengan kesulitan
belajar tidak memiliki strategi yang baik
untuk belajar. Contohnya siswa dapat
diajarkanmembuatcatatan(mindmap)untuk
mempermudahsiswadalambelajar;3)Sering
memberikan umpan balik. Siswa dengan
kesulitanbelajarmemilikiketerbatasantidak
sanggup mengerjakan tugas atau belajar
dalam jangkawaktupanjang. Sehingga guru
62 63
dites kecerdasannya dan menunjukkan
tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul
(IQ=130–140),namunprestasibelajarnya
biasa-biasasajaataumalahsangatrendah.
Keempat, Slow Learner atau lambat
belajar adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama. Kelima,
Learning Disabilities atau ketidakmampuan
belajar mengacu pada gejala dimana siswa
tidak mampu belajar atau menghindari
belajar, sehingga hasil belajar di bawah
potensiintelektualnya.
Siswa yang mengalami kesulitan
belajarsepertitergolongdalampengertiandi
atas akan tampak dari berbagai gejala yang
dimanifestasikan dalam perilakunya, baik
aspekpsikomotorik,kognitif,konatifmaupun
afektif. Beberapa perilaku yang merupakan
manifestasi gejala kesulitan belajar, antara
lain: 1) Menunjukkan hasil belajar yang
rendahdibawahrata-ratanilaiyangdicapai
olehkelompoknyaataudibawahpotensiyang
dimilikinya; 2) Hasil yang dicapai tidak
seimbangdenganusahayangtelahdilakukan.
Mungkinadasiswayangsudahberusahagiat
belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu
rendah; 3) Lambat dalammelakukan tugas-
tugas kegiatan belajarnya dan selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu
yangdisediakan;4)Menunjukkansikap-sikap
yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dan
sebagainya; 5) Menunjukkan perilaku yang
berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah,mengganggudidalamataupundiluar
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak
teratur dalam kegiatan belajar, dan
sebagainya; dan 6) Menunjukkan gejala
emosional yang kurang wajar, seperti:
pemurung, mudah tersinggung, pemarah,
tidakataukuranggembiradalammenghadapi
situasitertentu.Misalnyadalammenghadapi
nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan
sedihataumenyesal,dansebagainya.
Sementara itu, Burton dalam Abin
Syamsuddin (2003), mengidenti�ikasi siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar
ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.
Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal
dalambelajarapabila:1)Dalambataswaktu
tertentu yang bersangkutan tidak mencapai
ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan materi (mastery level) minimal
dalam pelajaran tertentu yang telah
ditetapkanolehguru(criterionreference);2)
Tidak dapat mengerjakan atau mencapai
prestasi semestinya, dilihat berdasarkan
ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau
kecerdasanyangdimilikinya.Siswainidapat
digolongkankedalamunderachiever;dan3)
Tidak berhasil tingkat penguasaan materi
(mastery level) yang diperlukan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran
berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke
dalam slow learner atau belum matang
( immature), sehingga harus menjadi
pengulang(repeater).
P e n y e b a b y a n g m u n g k i n
mengakibatkan timbulnya kesulitan belajar
menurut Slameto (2003), yaitu: 1)Faktor
internal yang berasal dari dalam diri siswa,
yang meliputi kesehatan, keadaan jasmani
dan rohani, intelegensi, perhatian, bakat,
sikap,minatdanmotivasi;2)Faktoreksternal
yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi:a.Lingkungankeluargyaitusuasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga dan
perhatianorangtua,polahubunganorangtua
dengan anak, cara orang tua mendidik. b.
Lingkungan Sekolah, yang meliputi metode
guru mengajar, guru yang tidak quali�ied,
mediapembelajaran,hubungangurudengan
siswa, disiplin sekolah serta sarana dan
prasarana; c. Lingkungan masyarakat, yang
meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
mediamassa, lingungan tetanggadan teman
bergaul.
Mentoring Pemecahan Masalah Belajar
Siswa
Mentoring menurut Smith dalam
Aiman Ghalib (2011), adalah suatu proses
interaksi antaramentor (individuyang lebih
berpengalaman) dengan mentee untuk
membantu mengembangkan beberapa hal
yangdiantaranyaadalahpengembangandiri,
pengetahuan dan memperbesar jaringan,
sertapencapaianprestasidankarir.Kegiatan
mentoring yaitu: a) hubungan dua arah,
interaktif,berbagiide,danhubungansukarela
yang berbasis saling menghormati dan
kepercayaan (sebuah sistem dukungan
proaktif); b) bersifat unik, personal dan
hubunganyangcukuppribadiberbedadengan
konsephubunganorangtua-anak;danc)suatu
jalan membantu siswa dalam menemukan
jalanhidupnya;berbedadenganmemberitahu
mereka apa yang harus dilakukan (telling
themwhattodo).
Dari uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan mentoring
merupakanbentukkegiatanpembinaanatau
pendampingan terhadap siswa dalam
memecahkan masalah belajarnya melalui
kegiatanrutinsiswadisekolahsertakegiatan
lain di luar sekolah. Pelaksanaanmentoring
pemecahan masalah (Mentoring Solution to
Problem = MSP), siswa yang terlibat akan
dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecil.
Satu kelompok mentoring terdiri dari 6
sampai 8 orang yangdipimpinoleh seorang
pembimbing (mentor) dapat dari guru
sekolah yang bersangkutan atau pihak luar
sepertiorangtuasiswa.
Pertama, Mentoring Pemecahan
MasalahSiswaMelaluiGuru,Kesulitanbelajar
merupakan alam ketidakmampuan siswa d
menggunakan atau memaksimalkan fungsi
kemampuansecaraspesi�ik,contohnyatidak
sempurna dalam mengeja atau membaca.
Sehingga dibutuhkan cara belajar khusus
untuksiswayangmengalamikesulitanbelajar.
Berikutbeberapacarayangdapatdigunakan
oleh guru untukmembantu anakmengatasi
kesulitan belajar, yaitu: 1) Menggunakan
metode pembelajaran pengetahuan awal
(prior knowledge). Menggunakan metode
pembelajaran dengan mengakti�kan pe-
ngetahuan awal siswa yang sudah dimiliki
sebelumnya untukmempelajarimateri baru
yang masih berhubungan. Penggunaan
pengetahuan awal akanmemudahkan siswa
mengingatmateribarusesuaikonteksmateri
yang telah dipelajari sebelumnya. Pe-
ngetahuan awal salah satunya dapat
dilakukan dengan memberikan tugas
membaca materi di rumah yang akan
dipelajari esok hari; 2) Menggunakan pe-
metaanpikiran(mindmapping).Mengajarkan
kemampuan pembelajaran untuk belajar,
karena sebagian siswa dengan kesulitan
belajar tidak memiliki strategi yang baik
untuk belajar. Contohnya siswa dapat
diajarkanmembuatcatatan(mindmap)untuk
mempermudahsiswadalambelajar;3)Sering
memberikan umpan balik. Siswa dengan
kesulitanbelajarmemilikiketerbatasantidak
sanggup mengerjakan tugas atau belajar
dalam jangkawaktupanjang. Sehingga guru
64 65
disarankan untuk memberikan tugas yang
singkat dan konkret yang langsung diberi
nilai;4)Pembelajaranyangmelibatkansiswa
secara aktif. Menggunakan strategi pe-
ngajaranyangmelibatkansiswasecaraaktif
dalam pelajaran. Siswa dengan kesulitan
belajar cenderung berkinerja lebih baik jika
merekaterlibatsecaraaktifdalampelajaran.
Gurudapatmenggunakanmetodekooperatif
danproyekpraktis.Caramengatasikesulitan
belajar dengan melibatkan siswa ini me-
merlukan kesabaran dan keuletan guru; 5)
Pemantauan diri (self-monitoring) dengan
tujuan agar siswa mampu menjaga dan
mengontrol perilakunya yang dimunculkan.
Terdiridariduakomponenyaitu pematauan
evaluasi (self-evaluation) dan rekaman diri
(self-recording).Contohnya,siswayangtelah
menyelesaikan tugas matematika dapat
mengevaluasi pekerjaannya dengan melihat
jawaban benar dan melaporkan berapa
jawaban benar yang dia kerjakan. Setelah
beberapaharimenyelesaikanbeberapatugas
matematika, guru dan siswa dapat melihat
laporankemajuanbelajarmatematikasiswa.
Darisinigurudapatmengetahuiapakahsiswa
masih mengalami kesulitan di konsep
matematika tertentuatau tidak;6) Instruksi
perancah (scaffolded instruction). Guru
menyediakan asisten kepada siswa dalam
mempelajari materi atau tugas-tugas baru,
dan secara perlahan mengurangi kehadiran
asisten kepada anak sehingga anak dapat
belajarsecaramandiri;7)Pengajarantimbal
balik (reciprocal teaching). Reciprocal
teachingmeliputidialoginteraktifantaraguru
dansiswayangmemunculkanhubunganyang
lebih dekat antara siswa dan guru. Guru
memberikan bantuan dalam menyelesaikan
tugas dengan cara tahapan penyelesaian
tugas, namun guru memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menggunakan asumsi
mereka sendiri dalammenyelesaikan tugas.
Cara mangatasi kesulitan belajar meng-
gunakan reciprocal teaching akan me-
ningkatkankedekatangurudengansiswanya,
sehingga siswa akan termotivasi untuk
menggali kemampuan dirinya. Contohnya
guru memberikan tugas membedakan
tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, guru
bertanya pada siswa tumbuhan berkayu itu
seperti apa dan yang tidak berkayu seperti
apa.Kemudiansiswadiberikebebasanuntuk
menyebutkancontohdanmencariciri-cirilain
daritumbuhanberkayudantidakberkayu;8)
Instruksisecaralangsung(directinstruction).
Fokus kepada proses dari instruksi yang
disampaikan. Program ini dapat diterapkan
pada beberapa bidang akademis, seperti
membaca, berhitung, sains, sosial dan lain
sebagainya. Instruksi disampaikan dengan
langsungbertatapmukakepadasiswa,serta
dilakukan secara bertahap sesuai dengan
mater i yang akan d ipe la jar i ser ta
menekankanprogrampraktek(practice)dan
penyampaianmateriyangberulang(drill);9)
TutorSebaya(Peertutoring).Gurumenyusun
program pembelajaran dengan cara menge-
lompokkan siswa-siswa dalam beberapa
kelompok dan kemudianmenetapkan siswa
yangmemilikikemampuanyanglebihuntuk
membantu teman-teman yang lain dalam
memahami materi yang dipelajari. Be-
kerjasama dengan teman sekelas, dapat
meningkatkan keefektifan dalam belajar,
didukung oleh adanya kebebasan dalam
menyampaikanmaterisesuaidengananalogi
yang dimiliki dan tepat dengan tujuan
pembelajaran; 10) Instruksi diri (Self-
instruction). Gurumengajarkan siswa untuk
menyadari jenis-jenis pemecahan masalah
terhadap tugas-tugas yang dihadapi, ke-
mudian diaplikasikan dalam perilaku yang
dimunculkan tanpa dikontrol atau instruksi
secara verbal. Cara mengatasi kesulitan
belajar dengan self-instruction tepat
digunakanuntuksiswakelas5hingga6yang
mengalami kesulitan belajar. Terdapat 5
langkahdalammenerapkanself-instruction:a)
Mende�inisikan masalah : “Apa yang harus
sayalakukan?”;b)Rencana:“Bagaimanasaya
dapat menyelesaikan tugas ini?”; c)
Penggunaan strategi : “Lima tahap strategi
akan membantu saya mencari kata-kata
penting?”; d) Self-evaluation : “Bagaimana
tugas yang telah saya selesaikan?”; dan e)
Penguatan diri (Self-reinforcement) : “Kerja
bagus.Akudapatmenyelesaikantugasdengan
baik”;11)Modelpengirimanlayanan(Service
DeliveryModels). Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, siswa yang mengalami
kesulitan belajar ditempatkan pada satu
ruang khusus, sehingga siswa diberikan
metode dan materi khusus untuk mem-
fasilitasi siswa sepenuhnya dan mendorong
keinginansiswauntukbelajardenganserius.
Mentoring Pemecahan Masalah Be-
lajarSiswaMelaluiOrangtua,Orangtuadapat
berperanaktifdalammembimbingsiswayang
memiliki kesulitan belajar. Peran orangtua
diharapkan dapat membantu guru dalam
mengetahuicaraterbaikuntukmengajarkan
pendidikan pada anak. Berikut ini beberapa
peranyangbisadilakukanolehorangtua:1)
Menjalin komunikasi dengan guru kelas.
Orangtua dapat mengetahui dimana ke-
mampuandankesulitanyangdialamianak;2)
Mengulang materi pelajaran yang telah
diberikandisekolah;3)Kepekaanorangtua
terhadap kondisi anak, tidak menuntut
berlebihandiluarbatasankemampuanyang
dimiliki anak, dan juga tidak mengabaikan
anakataskelemahanyangterdapatdalamdiri
anak. Karena harapan orangtua yang terlalu
tinggi pada kemampuan anak justru akan
menjadi anak tertekandanakanberdampak
lebih buruk; 4)Berikanmotivasi pada anak.
Walaupun kemajuan kemampuan seperti
membaca, menulis atau berhitung lebih
lambatdariteman-temanyanglain,yakinkan
anakbahwamerekapastibisamenyelesaikan
tugas sekolah dengan baik; 5) Hindari
membandingkan anak dengan saudara
ataupun dengan teman yang lain; 6)
Mendampingi anak ketika belajar agar anak
lebihmudahbertanyaataumemintabantuan
ketikamengalamikesulitan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Kesulitanbelajar adalahhal-hal atau
gangguan belajar yang mengakibatkan
kegagalanatausetidaknyamenjadigangguan
yang dapat menghambat kemajuan belajar.
Dimana dalam kesulitan belajar siswa
mencakuppengertianyangluas,diantaranya:
(a)gangguan belajar (learning disorder); (b)
disfungsibelajar(learningdisfunction);(c)di
bawahpencapaian(underachiever);(d)siswa
lambat (slow learner), dan (e) belajar
berkebutuhankhusus(learningdiasbilities).
Adapun faktor penyebab kesulitan
belajar siswa, yaitu : 1. Faktor internal yang
berasal dari dalamdiri siswa, yangmeliputi
kesehatan, keadaan jasmani dan rohani,
intelegensi,perhatian,bakat,sikap,minatdan
motivasi;2.Faktoreksternalyangberasaldari
luardirisiswa.
Mentoring adalah suatu proses
interaksi antaramentor (individu yang lebih
berpengalaman) dengan mentee untuk
membantu mengembangkan beberapa hal
yangdiantaranyaadalahpengembangandiri,
pengetahuan dan memperbesar jaringan,
64 65
disarankan untuk memberikan tugas yang
singkat dan konkret yang langsung diberi
nilai;4)Pembelajaranyangmelibatkansiswa
secara aktif. Menggunakan strategi pe-
ngajaranyangmelibatkansiswasecaraaktif
dalam pelajaran. Siswa dengan kesulitan
belajar cenderung berkinerja lebih baik jika
merekaterlibatsecaraaktifdalampelajaran.
Gurudapatmenggunakanmetodekooperatif
danproyekpraktis.Caramengatasikesulitan
belajar dengan melibatkan siswa ini me-
merlukan kesabaran dan keuletan guru; 5)
Pemantauan diri (self-monitoring) dengan
tujuan agar siswa mampu menjaga dan
mengontrol perilakunya yang dimunculkan.
Terdiridariduakomponenyaitu pematauan
evaluasi (self-evaluation) dan rekaman diri
(self-recording).Contohnya,siswayangtelah
menyelesaikan tugas matematika dapat
mengevaluasi pekerjaannya dengan melihat
jawaban benar dan melaporkan berapa
jawaban benar yang dia kerjakan. Setelah
beberapaharimenyelesaikanbeberapatugas
matematika, guru dan siswa dapat melihat
laporankemajuanbelajarmatematikasiswa.
Darisinigurudapatmengetahuiapakahsiswa
masih mengalami kesulitan di konsep
matematika tertentuatau tidak;6) Instruksi
perancah (scaffolded instruction). Guru
menyediakan asisten kepada siswa dalam
mempelajari materi atau tugas-tugas baru,
dan secara perlahan mengurangi kehadiran
asisten kepada anak sehingga anak dapat
belajarsecaramandiri;7)Pengajarantimbal
balik (reciprocal teaching). Reciprocal
teachingmeliputidialoginteraktifantaraguru
dansiswayangmemunculkanhubunganyang
lebih dekat antara siswa dan guru. Guru
memberikan bantuan dalam menyelesaikan
tugas dengan cara tahapan penyelesaian
tugas, namun guru memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menggunakan asumsi
mereka sendiri dalammenyelesaikan tugas.
Cara mangatasi kesulitan belajar meng-
gunakan reciprocal teaching akan me-
ningkatkankedekatangurudengansiswanya,
sehingga siswa akan termotivasi untuk
menggali kemampuan dirinya. Contohnya
guru memberikan tugas membedakan
tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, guru
bertanya pada siswa tumbuhan berkayu itu
seperti apa dan yang tidak berkayu seperti
apa.Kemudiansiswadiberikebebasanuntuk
menyebutkancontohdanmencariciri-cirilain
daritumbuhanberkayudantidakberkayu;8)
Instruksisecaralangsung(directinstruction).
Fokus kepada proses dari instruksi yang
disampaikan. Program ini dapat diterapkan
pada beberapa bidang akademis, seperti
membaca, berhitung, sains, sosial dan lain
sebagainya. Instruksi disampaikan dengan
langsungbertatapmukakepadasiswa,serta
dilakukan secara bertahap sesuai dengan
mater i yang akan d ipe la jar i ser ta
menekankanprogrampraktek(practice)dan
penyampaianmateriyangberulang(drill);9)
TutorSebaya(Peertutoring).Gurumenyusun
program pembelajaran dengan cara menge-
lompokkan siswa-siswa dalam beberapa
kelompok dan kemudianmenetapkan siswa
yangmemilikikemampuanyanglebihuntuk
membantu teman-teman yang lain dalam
memahami materi yang dipelajari. Be-
kerjasama dengan teman sekelas, dapat
meningkatkan keefektifan dalam belajar,
didukung oleh adanya kebebasan dalam
menyampaikanmaterisesuaidengananalogi
yang dimiliki dan tepat dengan tujuan
pembelajaran; 10) Instruksi diri (Self-
instruction). Gurumengajarkan siswa untuk
menyadari jenis-jenis pemecahan masalah
terhadap tugas-tugas yang dihadapi, ke-
mudian diaplikasikan dalam perilaku yang
dimunculkan tanpa dikontrol atau instruksi
secara verbal. Cara mengatasi kesulitan
belajar dengan self-instruction tepat
digunakanuntuksiswakelas5hingga6yang
mengalami kesulitan belajar. Terdapat 5
langkahdalammenerapkanself-instruction:a)
Mende�inisikan masalah : “Apa yang harus
sayalakukan?”;b)Rencana:“Bagaimanasaya
dapat menyelesaikan tugas ini?”; c)
Penggunaan strategi : “Lima tahap strategi
akan membantu saya mencari kata-kata
penting?”; d) Self-evaluation : “Bagaimana
tugas yang telah saya selesaikan?”; dan e)
Penguatan diri (Self-reinforcement) : “Kerja
bagus.Akudapatmenyelesaikantugasdengan
baik”;11)Modelpengirimanlayanan(Service
DeliveryModels). Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, siswa yang mengalami
kesulitan belajar ditempatkan pada satu
ruang khusus, sehingga siswa diberikan
metode dan materi khusus untuk mem-
fasilitasi siswa sepenuhnya dan mendorong
keinginansiswauntukbelajardenganserius.
Mentoring Pemecahan Masalah Be-
lajarSiswaMelaluiOrangtua,Orangtuadapat
berperanaktifdalammembimbingsiswayang
memiliki kesulitan belajar. Peran orangtua
diharapkan dapat membantu guru dalam
mengetahuicaraterbaikuntukmengajarkan
pendidikan pada anak. Berikut ini beberapa
peranyangbisadilakukanolehorangtua:1)
Menjalin komunikasi dengan guru kelas.
Orangtua dapat mengetahui dimana ke-
mampuandankesulitanyangdialamianak;2)
Mengulang materi pelajaran yang telah
diberikandisekolah;3)Kepekaanorangtua
terhadap kondisi anak, tidak menuntut
berlebihandiluarbatasankemampuanyang
dimiliki anak, dan juga tidak mengabaikan
anakataskelemahanyangterdapatdalamdiri
anak. Karena harapan orangtua yang terlalu
tinggi pada kemampuan anak justru akan
menjadi anak tertekandanakanberdampak
lebih buruk; 4)Berikanmotivasi pada anak.
Walaupun kemajuan kemampuan seperti
membaca, menulis atau berhitung lebih
lambatdariteman-temanyanglain,yakinkan
anakbahwamerekapastibisamenyelesaikan
tugas sekolah dengan baik; 5) Hindari
membandingkan anak dengan saudara
ataupun dengan teman yang lain; 6)
Mendampingi anak ketika belajar agar anak
lebihmudahbertanyaataumemintabantuan
ketikamengalamikesulitan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Kesulitanbelajar adalahhal-hal atau
gangguan belajar yang mengakibatkan
kegagalanatausetidaknyamenjadigangguan
yang dapat menghambat kemajuan belajar.
Dimana dalam kesulitan belajar siswa
mencakuppengertianyangluas,diantaranya:
(a)gangguan belajar (learning disorder); (b)
disfungsibelajar(learningdisfunction);(c)di
bawahpencapaian(underachiever);(d)siswa
lambat (slow learner), dan (e) belajar
berkebutuhankhusus(learningdiasbilities).
Adapun faktor penyebab kesulitan
belajar siswa, yaitu : 1. Faktor internal yang
berasal dari dalamdiri siswa, yangmeliputi
kesehatan, keadaan jasmani dan rohani,
intelegensi,perhatian,bakat,sikap,minatdan
motivasi;2.Faktoreksternalyangberasaldari
luardirisiswa.
Mentoring adalah suatu proses
interaksi antaramentor (individu yang lebih
berpengalaman) dengan mentee untuk
membantu mengembangkan beberapa hal
yangdiantaranyaadalahpengembangandiri,
pengetahuan dan memperbesar jaringan,
66 67
serta pencapaian prestasi dan karir. Dalam
pemecahanmasalahbelajarsiswadilakukan
denganmentoring oleh guru dan orang tua
siswa.Denganmentoringpemecahanmasalah
siswa oleh guru dan orang tua siswa maka
hasilnyaakankomperhensipdanoptimal.
Saran
Pemecahan masalah belajar siswa
akan lebih efektif jika dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik masalah,
siswanya, dan akar budayanya. Pemecahan
masalah tersebut d i lakukan secara
terprogram dan berkelanjutan. Jikamasalah
yang diatasi pada diri siswa juga tidak
mengalami perubahan maka bias juga
menggunakan pihak yang kompeten seperti
psikater.
DAFTAR PUSTAKA
AbinSyamsuddin,2003.PsikologiPendidikan.Bandung:PTRemajaRosdaKarya
E. Mulyasa, 2003. Kurikulum BerbasisKompetensi.Konsep;KarakteristikdanImplementasi. Bandung: P.T. RemajaRosdakarya.
…………...., 2004. Implementasi Kurikulum2004; Panduan Pembelajaran KBK.Bandung:P.T.RemajaRosdakarya.
Kusmoro. 2017, Problematika ImplementasiK13 Tahun 2016. Pontianak: BuletinReviu,LPMPKalbar
PrayitnodanErmanAnti,1995.Dasar-DasarBimbingan dan Konseling. Jakarta:P2LPTKDepdikbud.
Prayitno, 2003. Panduan Bimbingan danKonseling . Jakarta : DepdikbudDirektorat Pendidikan Dasar dan
Menengah
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan danKonselingdiSekolah,2016.PelayananBimbingan dan Konseling di SekolahMenengahPertama.Jakarta:IPBI
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta: PusatPenerbitanUniversitasTerbuka
h�ps://www.halopsikolog.com/17-cara-mengatasi-kesulitan-belajar/119/: 11April2018
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Grasindo.
Winkel,W.S,1991.BimbingandanKonselingdiInstitusi Pendidikan . Jakarta :Gramedia
DISKUSIPANELSEBAGAISARANAMENINGKATKANKEMAMPUANGURUSDNKECAMATANKUNDURUTARAMENYUSUNRENCANAPELAKSANAAN
PEMBELAJARANTEMATIKTAHUN2018
M.Yusuf*
Abstrak:PenelitianinidilaksanakandiSDN003KundurUtara yaknipadaguruSDNKecamatanKundurUtaraKabupatenKarimun. Tujuanpenulisanpenelitian tindakan sekolah ini adalahuntukmengetahuiapakah diskusi panel dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menyusun Rencana PelaksanaanPembelajaranTematik.Hasilyangdiperolehdaripenelitianiniadalahbahwadiskusipanel yangdilakukandapat meningkatkan kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur Utaramenyusun Rencana PelaksanaanPembelajaranTematik. Ini terbuktidarikenaikannilai yangdiperolehdari awal rata-rata70meningkatmenjadi rata-rata8,56 diSiklus Idanmeningkatmenjadi rata-rata90,68diSiklus II.Kesimpulanyangdiperolehdaripenelitian inibahwadiskusipanel sebagai sarana meningkatkankemampuanguruSDNKecamatanKundurUtaramenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaranTematik.
KataKunci:DiskusiPanel,Kemampuanguru,PembelajaranTematik
PENDAHULUAN
Pendidikan akan terus berkembang
sejalan dengan perkembangan zaman dan
menyesuaikan dirimenuju pendidikan yang
mampumenghasilkansumberdayamanusia
yang berkualitas dan memiliki daya saing.
Meningkatkan mutu pendidikan adalah
tanggung jawab semua pihak yang terlibat
dalam pendidikan, terutama guru. Guru
memiliki peranan yang besar dalam
mengemban tugas yang tercantum dalam
PembukaanUndang-UndangDasarRepublik
Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Peneliti sekaligus adalah pengawas
SDN Kecamatan Kundur Utara bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Diskusi
Panel sebagai sarana meningkatkan
kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur
Utara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik”.Penelitimengadakan
diskusi panel dengan guru-guru SDN
KecamatanKundurUtarasebanyak16orang.
Halinisangatperludilaksanakanbagipeneliti
dalamupayamemenuhiharapanpeningkatan
mutupendidikandiKabupatenKarimunpada
khususnyadandiIndonesiapadaumumnya.
Untuk itu guru perlu meningkatkan
mutu pembelajarannya, dimulai dengan
rancangan pembelajaran yang baik dengan
memperhatikan tujuan, karakteristik siswa,
materi yang diajarkan dan sumber belajar
yangtersedia.Salahsatumodelpembelajaran
yang efektif, serta dapat memberikan
kebebasan bagi siswa untuk memanfaatkan
dan mewujudkan potensinya adalah
pembelajarantematik.Pembelajarantematik
lebihmenekankanpadapesertadidikdalam
prosesbelajarmengajarnya.
Pada penelitian ini yang diupayakan
adalah guru-guru dapat menyusun RPP
denganbaik.Ketidakmampuangurumembuat
RencanaPelaksanaan pembelajarantematik
adalahminimnya pengetahuan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran tematik
sebagai scenario yang harus dituangkan ke
dalamRPP berdasarkan silabus. Selama ini
guru-guru masih menggunakan copy paste
RPP tematik tanpa pengecekkan kembali
denganpanduansilabus.Guru-gurubiasanya
mengatakan mampu membuat RPP tematik
dengan baik dan selalu mengajar meng-
gunakanRPPtematiktersebut.
66 67
serta pencapaian prestasi dan karir. Dalam
pemecahanmasalahbelajarsiswadilakukan
denganmentoring oleh guru dan orang tua
siswa.Denganmentoringpemecahanmasalah
siswa oleh guru dan orang tua siswa maka
hasilnyaakankomperhensipdanoptimal.
Saran
Pemecahan masalah belajar siswa
akan lebih efektif jika dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik masalah,
siswanya, dan akar budayanya. Pemecahan
masalah tersebut d i lakukan secara
terprogram dan berkelanjutan. Jikamasalah
yang diatasi pada diri siswa juga tidak
mengalami perubahan maka bias juga
menggunakan pihak yang kompeten seperti
psikater.
DAFTAR PUSTAKA
AbinSyamsuddin,2003.PsikologiPendidikan.Bandung:PTRemajaRosdaKarya
E. Mulyasa, 2003. Kurikulum BerbasisKompetensi.Konsep;KarakteristikdanImplementasi. Bandung: P.T. RemajaRosdakarya.
…………...., 2004. Implementasi Kurikulum2004; Panduan Pembelajaran KBK.Bandung:P.T.RemajaRosdakarya.
Kusmoro. 2017, Problematika ImplementasiK13 Tahun 2016. Pontianak: BuletinReviu,LPMPKalbar
PrayitnodanErmanAnti,1995.Dasar-DasarBimbingan dan Konseling. Jakarta:P2LPTKDepdikbud.
Prayitno, 2003. Panduan Bimbingan danKonseling . Jakarta : DepdikbudDirektorat Pendidikan Dasar dan
Menengah
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan danKonselingdiSekolah,2016.PelayananBimbingan dan Konseling di SekolahMenengahPertama.Jakarta:IPBI
Udin S. Winataputra, dkk. 2003. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta: PusatPenerbitanUniversitasTerbuka
h�ps://www.halopsikolog.com/17-cara-mengatasi-kesulitan-belajar/119/: 11April2018
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Grasindo.
Winkel,W.S,1991.BimbingandanKonselingdiInstitusi Pendidikan . Jakarta :Gramedia
DISKUSIPANELSEBAGAISARANAMENINGKATKANKEMAMPUANGURUSDNKECAMATANKUNDURUTARAMENYUSUNRENCANAPELAKSANAAN
PEMBELAJARANTEMATIKTAHUN2018
M.Yusuf*
Abstrak:PenelitianinidilaksanakandiSDN003KundurUtara yaknipadaguruSDNKecamatanKundurUtaraKabupatenKarimun. Tujuanpenulisanpenelitian tindakan sekolah ini adalahuntukmengetahuiapakah diskusi panel dapat meningkatkan kemampuan guru untuk menyusun Rencana PelaksanaanPembelajaranTematik.Hasilyangdiperolehdaripenelitianiniadalahbahwadiskusipanel yangdilakukandapat meningkatkan kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur Utaramenyusun Rencana PelaksanaanPembelajaranTematik. Ini terbuktidarikenaikannilai yangdiperolehdari awal rata-rata70meningkatmenjadi rata-rata8,56 diSiklus Idanmeningkatmenjadi rata-rata90,68diSiklus II.Kesimpulanyangdiperolehdaripenelitian inibahwadiskusipanel sebagai sarana meningkatkankemampuanguruSDNKecamatanKundurUtaramenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaranTematik.
KataKunci:DiskusiPanel,Kemampuanguru,PembelajaranTematik
PENDAHULUAN
Pendidikan akan terus berkembang
sejalan dengan perkembangan zaman dan
menyesuaikan dirimenuju pendidikan yang
mampumenghasilkansumberdayamanusia
yang berkualitas dan memiliki daya saing.
Meningkatkan mutu pendidikan adalah
tanggung jawab semua pihak yang terlibat
dalam pendidikan, terutama guru. Guru
memiliki peranan yang besar dalam
mengemban tugas yang tercantum dalam
PembukaanUndang-UndangDasarRepublik
Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Peneliti sekaligus adalah pengawas
SDN Kecamatan Kundur Utara bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Diskusi
Panel sebagai sarana meningkatkan
kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur
Utara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik”.Penelitimengadakan
diskusi panel dengan guru-guru SDN
KecamatanKundurUtarasebanyak16orang.
Halinisangatperludilaksanakanbagipeneliti
dalamupayamemenuhiharapanpeningkatan
mutupendidikandiKabupatenKarimunpada
khususnyadandiIndonesiapadaumumnya.
Untuk itu guru perlu meningkatkan
mutu pembelajarannya, dimulai dengan
rancangan pembelajaran yang baik dengan
memperhatikan tujuan, karakteristik siswa,
materi yang diajarkan dan sumber belajar
yangtersedia.Salahsatumodelpembelajaran
yang efektif, serta dapat memberikan
kebebasan bagi siswa untuk memanfaatkan
dan mewujudkan potensinya adalah
pembelajarantematik.Pembelajarantematik
lebihmenekankanpadapesertadidikdalam
prosesbelajarmengajarnya.
Pada penelitian ini yang diupayakan
adalah guru-guru dapat menyusun RPP
denganbaik.Ketidakmampuangurumembuat
RencanaPelaksanaan pembelajarantematik
adalahminimnya pengetahuan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran tematik
sebagai scenario yang harus dituangkan ke
dalamRPP berdasarkan silabus. Selama ini
guru-guru masih menggunakan copy paste
RPP tematik tanpa pengecekkan kembali
denganpanduansilabus.Guru-gurubiasanya
mengatakan mampu membuat RPP tematik
dengan baik dan selalu mengajar meng-
gunakanRPPtematiktersebut.
68 69
Adanya diskusi panel yang peneliti
lakukan tidak lain agar dapat menciptakan
kembaliataumerubahtingkahlakuguru,guru
perludiberikanilmutentanglangkah-langkah
pembelajaran tematik dengan baik yakni
menggunakan silabus sebagai acuan bukan
hanyacukupdengancopypastesaja.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: apakah diskusi panel sebagai
sarana meningkatkankemampuanguruSDN
KecamatanKundurUtaramenyusunrencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik.
Tujuan Penelitian, Penelitian ini bertujuan
untukmengetahui seberapa tinggi kenaikan
kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur
Utara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematikmelaluidiskusipanel.
Manfaat Penelitian, Hasil penelitian ini
diharapkandapatmemberimanfaat:1)Bagi
guru diharapkan sebagai re�leksi diri,
selanjutnya diadakan perbaikan dan
peningkatandalamrangkamencapaiprestasi
belajar yang didasarkan kepada teori
pembelajarantematik;2)Bagikepalasekolah
sebagaiumpanbalikbagiperbaikankualitas
rencana pelaksanaan pembelajaran dan
terjadinya peningkatan kualitas proses
pembelajaran; 3) Bagi pengawas sebagai
bahaninformasitentangkondisiriilyangada
dilapangan dalam upaya peningkatan
profesionalisme guru; 4) Bagi Kepala Dinas
Pendidikan merupakan informasi penting
dalam melaksanakan pembinaan dan
tindakan-tindakan lainnya untuk me-
ningkatkankemampuanguru-gurudiwilayah
kerjanya.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Tematik
Undang-undang Sistem Pendidikan
NasionalNomor20tahun2003menyatakan
bahwapembelajaranadalahproses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
SedangkanmenurutSyaifulSagala(2006:61)
pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakanasaspendidikanmaupunteori
belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilanpendidikan
Pendapat Daryanto (2014:5) pem-
belajaran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung (direct experiences).
Pengalaman langsung adalah peserta didik
dihadapkanpadasesuatuhanyaberdasarkan
dari keterangan guru atau buku-buku
pelajaran.
Adapunruanglingkuppengembangan
pembelajarantematikmeliputiseluruhmata
pelajaranpadakelasIsampaidengankelasVI
sekolah dasar, yaitu pada mata pelajaran
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pen-
didikanKewarganegaraan,IlmuPengetahuan
Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta
PendidikanJasmani,OlahragadanKesehatan
(Kunandar,2011:340).
RencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)
yang mengikut i l angkah- langkah
pembelajarantematik
RPP yang baik adalah memuat
aktivitas proses belajarmengajar yang akan
dilaksanakan oleh guru, dan menjadi
pengalaman belajar bagi siswa.Guru
berkewajibanmenyusunRPPsecara lengkap
dan sistimatis agar pembelajaran mem-
berikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitasdankemandiriansiswa.
Sebagaisuatumodelpembelajarandi
sekolahdasar,menurutKunandar(2011:341-
342) pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut: a) Berpusat
pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat
pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjekbelajar sedangkanguru lebihbanyak
berperan sebagai fasilitator yaitu mem-
berikan kemudahan-kemudahan kepada
siswa dalam kaitannya dengan aktivitas
belajar; b) Memberikan pengalaman
langsung, Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan pe-
ngalaman langsung ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang konkrit sebagai dasar
untukmemahamihal-halyanglebihabstrak,
sehinggakonsep-konsepyangdiperolehakan
semakin kuat dan lebihmudah diingat oleh
siswa, c) Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik
pemisahan antar mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang berkaitan dengan kehidupan siswa; d)
Menyajikan konsep dari berbagai mata-
pelajaran; e) Pembelajaran tematik me-
nyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajarandalamsuatuprosespembelajaran.
Dengandemikian,Siswamampumemahami
konsep-konsep tersebut secarautuh.Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkanmasalah-masalahyangdihadapi
dalam kehidupan sehari-hari; f) Bersifat
�leksibel.Pembelajarantematikbersifatluwes
(�leksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satumata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannyadengankehidupansiswadan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada; g) Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensiyangdimilikinyasesuaidenganminat
dankebutuhannya;h)Menggunakanprinsip
belajar sambil bermain danmenyenangkan.
Kegiatan pembelajaran di kelas dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode
sehingga akan tercipta kegiatan yang
menyenangkanbagisiswa.
Adapun langkah-langkah pem-
belajaran tematik meliputi tiga tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Langkah-langkah pem-
belajaran tematikdiuraikansebagaiberikut:
a)Tahapperencanaan:1)Menentukan jenis
mata pelajaran dan jenis keterampilan yang
dipadukan;2)Memilihdanmenetapkantema
pemersatu;3)Memilihkajianmateri,standar
kompetensi,kompetensidasar,danindikator;
4) Membuat matriks atau bagan hubungan
kompetensidasardantema/topikpemersatu;
5)Menyusun silabus pembelajaran tematik;
6) Penyusunan rencana pembelajaran
tematik; 7) Merumuskan indicator hasil
belajar; 8) Menentukan langkah-langkah
pembelajaran. b) Tahap Pelaksana. dalam
melaksanakan pembelajaran tematik di
sekolahdasar,guruperlumenguasaiberbagai
macamkegiatanyangmenarik.Dimulaidari
kegiatanmembukapelajaran,menjelaskanisi
tema, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memberikanpenguatan,mengadakanvariasi
mengajar,sampaidenganmenutuppelajaran,
c) Tahap Evaluasi. Penilaian pencapaian
kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
denganmenggunakan tesdannontesdalam
bentuk tertulis maupun lisan, penilaian
pengamatan, penilaian kinerja, pengukuran
sikap,penilaianhasilkaryaberupatugas,pro-
yekdan/atauproduk,penggunaanportofolio
danpenilaiandiri(Trianto,2011:168).
68 69
Adanya diskusi panel yang peneliti
lakukan tidak lain agar dapat menciptakan
kembaliataumerubahtingkahlakuguru,guru
perludiberikanilmutentanglangkah-langkah
pembelajaran tematik dengan baik yakni
menggunakan silabus sebagai acuan bukan
hanyacukupdengancopypastesaja.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: apakah diskusi panel sebagai
sarana meningkatkankemampuanguruSDN
KecamatanKundurUtaramenyusunrencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik.
Tujuan Penelitian, Penelitian ini bertujuan
untukmengetahui seberapa tinggi kenaikan
kemampuan guru SDN Kecamatan Kundur
Utara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran tematikmelaluidiskusipanel.
Manfaat Penelitian, Hasil penelitian ini
diharapkandapatmemberimanfaat:1)Bagi
guru diharapkan sebagai re�leksi diri,
selanjutnya diadakan perbaikan dan
peningkatandalamrangkamencapaiprestasi
belajar yang didasarkan kepada teori
pembelajarantematik;2)Bagikepalasekolah
sebagaiumpanbalikbagiperbaikankualitas
rencana pelaksanaan pembelajaran dan
terjadinya peningkatan kualitas proses
pembelajaran; 3) Bagi pengawas sebagai
bahaninformasitentangkondisiriilyangada
dilapangan dalam upaya peningkatan
profesionalisme guru; 4) Bagi Kepala Dinas
Pendidikan merupakan informasi penting
dalam melaksanakan pembinaan dan
tindakan-tindakan lainnya untuk me-
ningkatkankemampuanguru-gurudiwilayah
kerjanya.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Tematik
Undang-undang Sistem Pendidikan
NasionalNomor20tahun2003menyatakan
bahwapembelajaranadalahproses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
SedangkanmenurutSyaifulSagala(2006:61)
pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakanasaspendidikanmaupunteori
belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilanpendidikan
Pendapat Daryanto (2014:5) pem-
belajaran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung (direct experiences).
Pengalaman langsung adalah peserta didik
dihadapkanpadasesuatuhanyaberdasarkan
dari keterangan guru atau buku-buku
pelajaran.
Adapunruanglingkuppengembangan
pembelajarantematikmeliputiseluruhmata
pelajaranpadakelasIsampaidengankelasVI
sekolah dasar, yaitu pada mata pelajaran
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pen-
didikanKewarganegaraan,IlmuPengetahuan
Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta
PendidikanJasmani,OlahragadanKesehatan
(Kunandar,2011:340).
RencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)
yang mengikut i l angkah- langkah
pembelajarantematik
RPP yang baik adalah memuat
aktivitas proses belajarmengajar yang akan
dilaksanakan oleh guru, dan menjadi
pengalaman belajar bagi siswa.Guru
berkewajibanmenyusunRPPsecara lengkap
dan sistimatis agar pembelajaran mem-
berikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitasdankemandiriansiswa.
Sebagaisuatumodelpembelajarandi
sekolahdasar,menurutKunandar(2011:341-
342) pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut: a) Berpusat
pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat
pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjekbelajar sedangkanguru lebihbanyak
berperan sebagai fasilitator yaitu mem-
berikan kemudahan-kemudahan kepada
siswa dalam kaitannya dengan aktivitas
belajar; b) Memberikan pengalaman
langsung, Pembelajaran tematik dapat
memberikan pengalaman langsung kepada
siswa (direct experiences). Dengan pe-
ngalaman langsung ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang konkrit sebagai dasar
untukmemahamihal-halyanglebihabstrak,
sehinggakonsep-konsepyangdiperolehakan
semakin kuat dan lebihmudah diingat oleh
siswa, c) Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik
pemisahan antar mata pelajaran menjadi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang berkaitan dengan kehidupan siswa; d)
Menyajikan konsep dari berbagai mata-
pelajaran; e) Pembelajaran tematik me-
nyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajarandalamsuatuprosespembelajaran.
Dengandemikian,Siswamampumemahami
konsep-konsep tersebut secarautuh.Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkanmasalah-masalahyangdihadapi
dalam kehidupan sehari-hari; f) Bersifat
�leksibel.Pembelajarantematikbersifatluwes
(�leksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satumata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannyadengankehidupansiswadan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada; g) Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensiyangdimilikinyasesuaidenganminat
dankebutuhannya;h)Menggunakanprinsip
belajar sambil bermain danmenyenangkan.
Kegiatan pembelajaran di kelas dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode
sehingga akan tercipta kegiatan yang
menyenangkanbagisiswa.
Adapun langkah-langkah pem-
belajaran tematik meliputi tiga tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Langkah-langkah pem-
belajaran tematikdiuraikansebagaiberikut:
a)Tahapperencanaan:1)Menentukan jenis
mata pelajaran dan jenis keterampilan yang
dipadukan;2)Memilihdanmenetapkantema
pemersatu;3)Memilihkajianmateri,standar
kompetensi,kompetensidasar,danindikator;
4) Membuat matriks atau bagan hubungan
kompetensidasardantema/topikpemersatu;
5)Menyusun silabus pembelajaran tematik;
6) Penyusunan rencana pembelajaran
tematik; 7) Merumuskan indicator hasil
belajar; 8) Menentukan langkah-langkah
pembelajaran. b) Tahap Pelaksana. dalam
melaksanakan pembelajaran tematik di
sekolahdasar,guruperlumenguasaiberbagai
macamkegiatanyangmenarik.Dimulaidari
kegiatanmembukapelajaran,menjelaskanisi
tema, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memberikanpenguatan,mengadakanvariasi
mengajar,sampaidenganmenutuppelajaran,
c) Tahap Evaluasi. Penilaian pencapaian
kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
denganmenggunakan tesdannontesdalam
bentuk tertulis maupun lisan, penilaian
pengamatan, penilaian kinerja, pengukuran
sikap,penilaianhasilkaryaberupatugas,pro-
yekdan/atauproduk,penggunaanportofolio
danpenilaiandiri(Trianto,2011:168).
70 71
DiskusiPanel
Kata“Panel”berasaldaribahasalatin
yaitu panelis yang berarti sejumlah orang
yang ditunjuk menyelenggarakan tugas
tertentu (Ramayulis, 2005:261). Sedangkan
diskusimenurutMulyasa(2007:116)diskusi
dapatdiartikansebagaipercakapanresponsif
yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan
problematis yang diarahkan untuk mem-
perolehpemecahanmasalah.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa dari sebuah
diskusi panel akan memperoleh informasi
yang dapat memperkaya pengetahuan
tentang suatu masalah atau topik dari
beberapatitikpandangyangberbeda.Pokok-
pokok pembicaraan merupakan bagian
penting yang dapat diuraikan dalam suatu
pembicaraan.Bagianpentingitubisaberupa
gagasanataupokokpermasalahan.
Menurut Buchari Alma (2008:67)
bahwa ada beberapa langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam pelaksanaan diskusi
panel: a) Persiapan: 1) Memilih beberapa
orangyangdianggapmenguasaimasalahyang
akan dipanelkan, 2) Menyiapkan ruangan
untuktempatdudukpesertasehinggadiskusi
dapat berjalan dengan baik, 3) Memimpin
jalannya diskusi panel dan menggarahkan
kepada bahan yang dipanelkan serta dapat
mengambil kesimpulan tertentu, 4) Me-
rencanakan waktu yang terpakai selama
diskusi panel; b) Pelaksanaan: 1) Menge-
mukakan bahan yang akan dipanelkan, 2)
Memperkenalkan panelis , 2) Semua
pendapat-pendapat didiskusikan, 3) Me-
ngemukakan kesimpulan-kesimpulan, 4)
Panelditutup.
Diharapkan diskusi panel dapat
berjalan lancar dan menemui sasarannya,
maka harus dipersiapkan kondisi-kondisi
yangmemadaidariparapesertasebagaisuatu
keseluruhan, antara lain: 1) Satu sama lain
haruskenalmengenal,2)Parapesertaharus
sudahmenyiapkandiri,3)Pesertaberusaha
ber�ikirdenganbijakmengenaimasalah,dan
harus menilai pembicaraannya dari kaca
mata,ide-idedanfaktabaruyangberkembang
dalam diskusi, 4) Para peserta harus sabar
dan menarik, 5) Para peserta diskusi panel
harus mengembangkan rasa kebersamaan
kelompok,6)Diskusipanelharusberpegang
pada pokok masalah, hendaknya mereka
merasabebasuntukbertanyaataumendapat
penjelasan satu dengan yang lainmengenai
halyangkurangjelasdaripembicaraanyang
sedang berlangsung, sehingga setiap
perbincanganmenjadi jelas, 7)Parapeserta
diskusipaneldapatsalingmembantu.Mereka
hendaknya mendorong atau meminta
pendapatdariteman-temannya.Jikaperluia
berusaha menolong dengan menerangkan
kembaliapayangsudahdibicarakannyatadi.
Ia dapat meminta orang lain untuk
menyatakangagasan-gagasannya.Disamping
itu pun dapat pula menilai dirinya sendiri
mengenai hal-hal yang sudah dibicarakan
atau mengenai sikap dan seberapa jauh
sumbangannya terhadap diskusi yang
ikutinyaitu.
Adapun dalam penelitian ini adalah
mengupayakan agar penyusunan RPP bisa
dilakukandenganbenarsesuaidiskusipanel
yaknimemasukkanlangkah-langkahyangada
dalam pembelajaran tematik. Tujuannya
adalahuntukpemberdayaandanpartisipasi
dari hasil yang dicapai disampaikan secara
terbuka.
Kompetensi/Kemampuan
Pengertian dasar kompetensi yakni
kemampuan atau kecakapan. Kompetensi
berarti suatu hal yang menggambarkan
kualitas atau kemampuan seseorang baik
yang kualitatif maupun yang kuantitatif
(Usman, 1994:1). Sedangkan menurut
Sudjana (2009:15) mengemukakan bahwa
adatigatugasdantanggungjawabguru,yakni
guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing,dangurusebagaiadministrator
kelas. Karena guru juga merupakan barisan
pengembangkurikulumyangterdepanmaka
gurupelaku yang selalumelakukan evaluasi
dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya
untukmeningkatkan kemampuan guru baik
pada aktivitas, kreativitas, kualitas, dan
profesionalguru.
Kesimpulan de�inisi operasional
penelitian ini berdasarkan teori-teori
kemampuan/kompetensiguruadalahtentang
menyusun rencana pelaksanaan pem-
belajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan guru dengan berdiskusi yakni
diskusi panel untuk dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan yang ditugasinya yaitu
menyusun RPP tematik sesuai dengan
kurikulumyangberlaku.Dalamhal ini,yang
inginpenelitiupayakanadalahmelaluidiskusi
panel sebagai sarana meningkatkan ke-
mampuan guru menyusun rencana pe-
laksanaanpembelajarantematik.
METODOLOGIPENELITIAN
Rancangan Penelitian
Untukpenelitian inipenulismemilih
rancangan penelitian tindakan yang di-
sampaikan oleh Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi (2006:74) seperti
terlihatpadagambarberikut:
Gambar1.RancanganPenelitian
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/p
engumpulan
data
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/pe
ngumpulan data
II
Permasalahan baru
hasil refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
Siklus I
Siklus II
SubjekdanObjekPenelitian
Subjekdaripenelitianiniadalahguru-
guruSekolahDasarNegeriKecamatanKundur
Utarasebanyak16orang.Objekpenelitianini
adalah peningkatan kemampuan guru
menyusun Rencana Pelaksanaan Pem-
belajaranTematikmelaluidiskusipanel.
WaktuPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada se-
mester1(satu)tahunpelajaran2018/2019.
Penelitiandilaksanakanselama4bulanyaitu
bulanJuli2018sampaidenganOktober2018.
MetodePengumpulanData
Metode secara umum diartikan se-
bagai proses, cara, atau prosedur yang
digunakan untuk memecahkan suatu
masalah.Metodeyangdigunakanuntukme-
ngumpulkandatadalampenelitianiniadalah
StudiPustaka.
MetodeAnalisisData
Metode penelitian deskriptif yaitu
metode yang membicarakan beberapa ke-
mungkinan untuk memecahkan masalah
aktual dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun atau mengklasi�ikasinya, men-
ganalisis,danmenginterprestasikannya.
Metode yang digunakan untuk me-
70 71
DiskusiPanel
Kata“Panel”berasaldaribahasalatin
yaitu panelis yang berarti sejumlah orang
yang ditunjuk menyelenggarakan tugas
tertentu (Ramayulis, 2005:261). Sedangkan
diskusimenurutMulyasa(2007:116)diskusi
dapatdiartikansebagaipercakapanresponsif
yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan
problematis yang diarahkan untuk mem-
perolehpemecahanmasalah.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa dari sebuah
diskusi panel akan memperoleh informasi
yang dapat memperkaya pengetahuan
tentang suatu masalah atau topik dari
beberapatitikpandangyangberbeda.Pokok-
pokok pembicaraan merupakan bagian
penting yang dapat diuraikan dalam suatu
pembicaraan.Bagianpentingitubisaberupa
gagasanataupokokpermasalahan.
Menurut Buchari Alma (2008:67)
bahwa ada beberapa langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam pelaksanaan diskusi
panel: a) Persiapan: 1) Memilih beberapa
orangyangdianggapmenguasaimasalahyang
akan dipanelkan, 2) Menyiapkan ruangan
untuktempatdudukpesertasehinggadiskusi
dapat berjalan dengan baik, 3) Memimpin
jalannya diskusi panel dan menggarahkan
kepada bahan yang dipanelkan serta dapat
mengambil kesimpulan tertentu, 4) Me-
rencanakan waktu yang terpakai selama
diskusi panel; b) Pelaksanaan: 1) Menge-
mukakan bahan yang akan dipanelkan, 2)
Memperkenalkan panelis , 2) Semua
pendapat-pendapat didiskusikan, 3) Me-
ngemukakan kesimpulan-kesimpulan, 4)
Panelditutup.
Diharapkan diskusi panel dapat
berjalan lancar dan menemui sasarannya,
maka harus dipersiapkan kondisi-kondisi
yangmemadaidariparapesertasebagaisuatu
keseluruhan, antara lain: 1) Satu sama lain
haruskenalmengenal,2)Parapesertaharus
sudahmenyiapkandiri,3)Pesertaberusaha
ber�ikirdenganbijakmengenaimasalah,dan
harus menilai pembicaraannya dari kaca
mata,ide-idedanfaktabaruyangberkembang
dalam diskusi, 4) Para peserta harus sabar
dan menarik, 5) Para peserta diskusi panel
harus mengembangkan rasa kebersamaan
kelompok,6)Diskusipanelharusberpegang
pada pokok masalah, hendaknya mereka
merasabebasuntukbertanyaataumendapat
penjelasan satu dengan yang lainmengenai
halyangkurangjelasdaripembicaraanyang
sedang berlangsung, sehingga setiap
perbincanganmenjadi jelas, 7)Parapeserta
diskusipaneldapatsalingmembantu.Mereka
hendaknya mendorong atau meminta
pendapatdariteman-temannya.Jikaperluia
berusaha menolong dengan menerangkan
kembaliapayangsudahdibicarakannyatadi.
Ia dapat meminta orang lain untuk
menyatakangagasan-gagasannya.Disamping
itu pun dapat pula menilai dirinya sendiri
mengenai hal-hal yang sudah dibicarakan
atau mengenai sikap dan seberapa jauh
sumbangannya terhadap diskusi yang
ikutinyaitu.
Adapun dalam penelitian ini adalah
mengupayakan agar penyusunan RPP bisa
dilakukandenganbenarsesuaidiskusipanel
yaknimemasukkanlangkah-langkahyangada
dalam pembelajaran tematik. Tujuannya
adalahuntukpemberdayaandanpartisipasi
dari hasil yang dicapai disampaikan secara
terbuka.
Kompetensi/Kemampuan
Pengertian dasar kompetensi yakni
kemampuan atau kecakapan. Kompetensi
berarti suatu hal yang menggambarkan
kualitas atau kemampuan seseorang baik
yang kualitatif maupun yang kuantitatif
(Usman, 1994:1). Sedangkan menurut
Sudjana (2009:15) mengemukakan bahwa
adatigatugasdantanggungjawabguru,yakni
guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing,dangurusebagaiadministrator
kelas. Karena guru juga merupakan barisan
pengembangkurikulumyangterdepanmaka
gurupelaku yang selalumelakukan evaluasi
dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya
untukmeningkatkan kemampuan guru baik
pada aktivitas, kreativitas, kualitas, dan
profesionalguru.
Kesimpulan de�inisi operasional
penelitian ini berdasarkan teori-teori
kemampuan/kompetensiguruadalahtentang
menyusun rencana pelaksanaan pem-
belajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan guru dengan berdiskusi yakni
diskusi panel untuk dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan yang ditugasinya yaitu
menyusun RPP tematik sesuai dengan
kurikulumyangberlaku.Dalamhal ini,yang
inginpenelitiupayakanadalahmelaluidiskusi
panel sebagai sarana meningkatkan ke-
mampuan guru menyusun rencana pe-
laksanaanpembelajarantematik.
METODOLOGIPENELITIAN
Rancangan Penelitian
Untukpenelitian inipenulismemilih
rancangan penelitian tindakan yang di-
sampaikan oleh Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi (2006:74) seperti
terlihatpadagambarberikut:
Gambar1.RancanganPenelitian
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/p
engumpulan
data
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/pe
ngumpulan data
II
Permasalahan baru
hasil refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
Siklus I
Siklus II
SubjekdanObjekPenelitian
Subjekdaripenelitianiniadalahguru-
guruSekolahDasarNegeriKecamatanKundur
Utarasebanyak16orang.Objekpenelitianini
adalah peningkatan kemampuan guru
menyusun Rencana Pelaksanaan Pem-
belajaranTematikmelaluidiskusipanel.
WaktuPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada se-
mester1(satu)tahunpelajaran2018/2019.
Penelitiandilaksanakanselama4bulanyaitu
bulanJuli2018sampaidenganOktober2018.
MetodePengumpulanData
Metode secara umum diartikan se-
bagai proses, cara, atau prosedur yang
digunakan untuk memecahkan suatu
masalah.Metodeyangdigunakanuntukme-
ngumpulkandatadalampenelitianiniadalah
StudiPustaka.
MetodeAnalisisData
Metode penelitian deskriptif yaitu
metode yang membicarakan beberapa ke-
mungkinan untuk memecahkan masalah
aktual dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun atau mengklasi�ikasinya, men-
ganalisis,danmenginterprestasikannya.
Metode yang digunakan untuk me-
72 73
nganalisis data hasil penelitian ini adalah
metodedeskriptifkuantitatif.
Kisi-kisiInstrumenPenelitian
Kisi-kisi sangatpentingdibuatuntuk
memberi arah terhadap hal-hal yang di-
pertanyakan dalam instrumen penelitian.
Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen
adalahmerencanakansetepatmungkinruang
l ingkup dan tekanan tes dan bagian-
bagiannya, sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk ysng efektif bagi
penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis
soal(Suryabrata,2000:60-61).
Indikator Kinerja/Kriteria Keberhasilan
Penelitian
Dalampenelitian ini diusulkan tingkat
keberhasilan per siklus yaitu siklus I di-
usulkan kemampuan guru menyusun RPP
mencapainilairata-rataBdenganskor71–85
danpadasiklusIIdiusulkankemampuanguru
sudah mencapai nilai rata-rata A (sangat
sempurna)denganskor86–100.
Kriteria:
A=sangatsempurna(skor86–100)
B=sempurna(skor71–85)
C=kurangsempurna(skor51–70)
D=tidaksempurna(skordibawah50)
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Adapun dilihat dari data awal guru
dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) cukup rendah yaitu
masih mencapai nilai rata-rata 43,75% (7
orang)guru,dibawahnilai rata-rata31,25%
(5orang)guru,dandiatasnilairata-rata25%
(4orang)gurudenganskorrata-rata70yakni
nilaikualitatifrata-rataC(kurangsempurna),
maka perencanaan awal yang dilakukan
adalahmenyiapkan langkah-langkah diskusi
panel sebagai sarana meningkatkan ke-
mampuangurumenyusunRPPTematikSDN
KecamatanKundurUtara.
Untuk ini dilakukan dengan me-
nyiapkan ruangan diskusi panel dan me-
nggarahkan kepada bahan yang akan di-
diskusikansertawaktuyangtelahditentukan
dengan cara guru sekolah dasar negeri
kecamatanKundurUtaradikumpulkandiSDN
003KecamatanKundurUtara.
Persiapanyang sudah cukupmatang
dalam perencanaan ini adalah menyiapkan
jadwaldiskusipaneldanblankoRPPTematik
yang sudah diisi judul-judul yang mesti
dilakukan pada saat menulis RPP Tematik,
agarguru-gurudapatmelaksanakandengan
baikdanterarah.
Has i l yang d ipero leh dar i pe-
rencanaan adalah tercapainya kesepakatan
pertemuan diskusi panel dengan guru-guru
dan terselesainya blanko RPP perbaikan
dalam menyusun RPP Tematik yang me-
rupakan perbaikan-perbaikan perencanaan
pembelajarandanterlaksananyaarahanserta
bimbingan yang telah diberikan untuk hasil
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik
yangberkualitas.
Pelaksanaanpenelitian Siklus I yaitu
mengumpulkanguruSDNKecamatanKundur
UtaradiSDN003KundurUtara yangsudah
disepakatimengingatguru-guruyangditeliti
berasal dari beberapa sekolah. Pelaksanaan
dimulai dengan menjelaskan pembelajaran
tematik, diteruskan dengan penyebaran
blanko RPP yang merupakan blanko per-
baikan cara-cara pembelajaran yangpenulis
kembangkan sendiri sebagaibentuk inovasi.
SetelahblankoRPPdibagikansebagaibahan
yang akan didiskusikan, dilanjutkan dengan
pendapat-pendapat guru-guru serta dapat
mengemukakan kesimpulan-kesimpulan
sehinggadiskusipaneldapatditutupdengan
baikdanlancar.
Penelitian ini, observasi atau pe-
ngamatan tertuju pada hal-hal seperti:
kebenaran penulisan indikator, kebenaran
menulis tujuan pembelajaran, konstruksi
yang dilakukan terhadap blanko RPP yang
diberikan serta kontribusi yang dapat
diberikan.Hal-hal tersebutmemangdiamati
oleh peneliti, namun yang menjadi acuan
akhiradalahkebenaranisiRPPtematikyang
dibuat karena tujuan penelitian ini adalah
untukmengetahui peningkatan kemampuan
guru-gurumenyusunRPPtematik.
AnalisisdanRe�leksiSiklus Idiambil
dari data hasil penelitian kemampuan guru
menyusun RPP yang mengikuti dengan
memasukkan unsur-unsur yang dituntut
dalampembelajarantematik.
Data memperlihatkan bahwa 37,5%
guru memperoleh skor rata-rata (6 orang),
sebanyak 31,25% guru memperoleh skor
dibawah rata-rata (5 orang), dan sebanyak
31,25% guru memperoleh skor diatas rata-
rata (5 orang). Sehingga dalam penyusunan
RPPtematikdari16oranggurudengannilai
rata-rata 80,56 (delapan puluh koma lima
puluh enam) klasi�ikasi B, masih perlu
diadakan diskusi panel untuk penyusunan
RPPtematikpadasiklusselanjutnya.
PadaSiklusIIinipenelitimelanjutkan
penelitian mulai dari perencanaan sampai
dengan analisis dan re�leksi Siklus II yakni
hasilyangdisampaikanpadasiklusIIadalah
terhadapRPPyangdisampaikangurusetelah
semuanya dilaksanakan dalam upaya per-
baikan.
Adapunhasilmemperlihatkanbahwa
43,75% guru memperoleh skor rata-rata (7
orang), sebanyak 31,25% gurumemperoleh
skor dibawah rata-rata (5 orang), dan
sebanyak 25%gurumemperolehskordiatas
rata-rata (4 orang). Sehingga dalam pe-
nyusunan RPP dari 16 orang guru dengan
nilai rata-rata 90,68 (Sembilan puluh koma
enam delapan) klasi�ikasi A. Nilai ini sudah
memenuhi kriteria usulan penilaian pada
Siklus IIyaituminimal86-100.Supaya lebih
jelasnya dibawah ini disajikan rekapitulasi
peningkatanhasilpenelitiandariawalsampai
siklusII.
Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan HasilPenelitiandariAwalsampaiSiklusII.
Variabel Awal SiklusI SiklusIIRata-rata
Hasilyang
dicapai%
Kenaikan
Rata-rataKenaikan
Hasilyangdicapai
%Kenaikan
Rata-rataKenaikan
KemampuangurumenyusunRPPTematik 70 80,56 0,66 5,03 90,68 0,63 5,66
Dari data tersebut dapat diberikan pem-
bahasanbahwaupayayanggiatdilaksanakan
guru-gurubersamapenelitidalammembuat
RPP yang diharapkan dalam penelitian ini
menggunakan diskusi panel sudah dapat
mencapa i has i l sesua i harapan .Dar i
keberhasilan tersebut dapatlah diberikan
pertimbangan bahwa sampai tahap ini
penelitiansudahdianggapberhasilmencapai
tujuanyangsudahdirencanakan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Kebenaran data yang sudah didapat
dipergunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi kenaikan
kemampuanguruSDNKundurUtaramelalui
diskusi panel sebagai sarana menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
tematik.Datayangdiperolehdarikemampuan
guruAwalrata-ratanyaadalah70,padaSiklus
Imeningkatrata-ratanyamenjadi80,56,dan
72 73
nganalisis data hasil penelitian ini adalah
metodedeskriptifkuantitatif.
Kisi-kisiInstrumenPenelitian
Kisi-kisi sangatpentingdibuatuntuk
memberi arah terhadap hal-hal yang di-
pertanyakan dalam instrumen penelitian.
Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen
adalahmerencanakansetepatmungkinruang
l ingkup dan tekanan tes dan bagian-
bagiannya, sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk ysng efektif bagi
penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis
soal(Suryabrata,2000:60-61).
Indikator Kinerja/Kriteria Keberhasilan
Penelitian
Dalampenelitian ini diusulkan tingkat
keberhasilan per siklus yaitu siklus I di-
usulkan kemampuan guru menyusun RPP
mencapainilairata-rataBdenganskor71–85
danpadasiklusIIdiusulkankemampuanguru
sudah mencapai nilai rata-rata A (sangat
sempurna)denganskor86–100.
Kriteria:
A=sangatsempurna(skor86–100)
B=sempurna(skor71–85)
C=kurangsempurna(skor51–70)
D=tidaksempurna(skordibawah50)
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Adapun dilihat dari data awal guru
dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) cukup rendah yaitu
masih mencapai nilai rata-rata 43,75% (7
orang)guru,dibawahnilai rata-rata31,25%
(5orang)guru,dandiatasnilairata-rata25%
(4orang)gurudenganskorrata-rata70yakni
nilaikualitatifrata-rataC(kurangsempurna),
maka perencanaan awal yang dilakukan
adalahmenyiapkan langkah-langkah diskusi
panel sebagai sarana meningkatkan ke-
mampuangurumenyusunRPPTematikSDN
KecamatanKundurUtara.
Untuk ini dilakukan dengan me-
nyiapkan ruangan diskusi panel dan me-
nggarahkan kepada bahan yang akan di-
diskusikansertawaktuyangtelahditentukan
dengan cara guru sekolah dasar negeri
kecamatanKundurUtaradikumpulkandiSDN
003KecamatanKundurUtara.
Persiapanyang sudah cukupmatang
dalam perencanaan ini adalah menyiapkan
jadwaldiskusipaneldanblankoRPPTematik
yang sudah diisi judul-judul yang mesti
dilakukan pada saat menulis RPP Tematik,
agarguru-gurudapatmelaksanakandengan
baikdanterarah.
Has i l yang d ipero leh dar i pe-
rencanaan adalah tercapainya kesepakatan
pertemuan diskusi panel dengan guru-guru
dan terselesainya blanko RPP perbaikan
dalam menyusun RPP Tematik yang me-
rupakan perbaikan-perbaikan perencanaan
pembelajarandanterlaksananyaarahanserta
bimbingan yang telah diberikan untuk hasil
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik
yangberkualitas.
Pelaksanaanpenelitian Siklus I yaitu
mengumpulkanguruSDNKecamatanKundur
UtaradiSDN003KundurUtara yangsudah
disepakatimengingatguru-guruyangditeliti
berasal dari beberapa sekolah. Pelaksanaan
dimulai dengan menjelaskan pembelajaran
tematik, diteruskan dengan penyebaran
blanko RPP yang merupakan blanko per-
baikan cara-cara pembelajaran yangpenulis
kembangkan sendiri sebagaibentuk inovasi.
SetelahblankoRPPdibagikansebagaibahan
yang akan didiskusikan, dilanjutkan dengan
pendapat-pendapat guru-guru serta dapat
mengemukakan kesimpulan-kesimpulan
sehinggadiskusipaneldapatditutupdengan
baikdanlancar.
Penelitian ini, observasi atau pe-
ngamatan tertuju pada hal-hal seperti:
kebenaran penulisan indikator, kebenaran
menulis tujuan pembelajaran, konstruksi
yang dilakukan terhadap blanko RPP yang
diberikan serta kontribusi yang dapat
diberikan.Hal-hal tersebutmemangdiamati
oleh peneliti, namun yang menjadi acuan
akhiradalahkebenaranisiRPPtematikyang
dibuat karena tujuan penelitian ini adalah
untukmengetahui peningkatan kemampuan
guru-gurumenyusunRPPtematik.
AnalisisdanRe�leksiSiklus Idiambil
dari data hasil penelitian kemampuan guru
menyusun RPP yang mengikuti dengan
memasukkan unsur-unsur yang dituntut
dalampembelajarantematik.
Data memperlihatkan bahwa 37,5%
guru memperoleh skor rata-rata (6 orang),
sebanyak 31,25% guru memperoleh skor
dibawah rata-rata (5 orang), dan sebanyak
31,25% guru memperoleh skor diatas rata-
rata (5 orang). Sehingga dalam penyusunan
RPPtematikdari16oranggurudengannilai
rata-rata 80,56 (delapan puluh koma lima
puluh enam) klasi�ikasi B, masih perlu
diadakan diskusi panel untuk penyusunan
RPPtematikpadasiklusselanjutnya.
PadaSiklusIIinipenelitimelanjutkan
penelitian mulai dari perencanaan sampai
dengan analisis dan re�leksi Siklus II yakni
hasilyangdisampaikanpadasiklusIIadalah
terhadapRPPyangdisampaikangurusetelah
semuanya dilaksanakan dalam upaya per-
baikan.
Adapunhasilmemperlihatkanbahwa
43,75% guru memperoleh skor rata-rata (7
orang), sebanyak 31,25% gurumemperoleh
skor dibawah rata-rata (5 orang), dan
sebanyak 25%gurumemperolehskordiatas
rata-rata (4 orang). Sehingga dalam pe-
nyusunan RPP dari 16 orang guru dengan
nilai rata-rata 90,68 (Sembilan puluh koma
enam delapan) klasi�ikasi A. Nilai ini sudah
memenuhi kriteria usulan penilaian pada
Siklus IIyaituminimal86-100.Supaya lebih
jelasnya dibawah ini disajikan rekapitulasi
peningkatanhasilpenelitiandariawalsampai
siklusII.
Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan HasilPenelitiandariAwalsampaiSiklusII.
Variabel Awal SiklusI SiklusIIRata-rata
Hasilyang
dicapai%
Kenaikan
Rata-rataKenaikan
Hasilyangdicapai
%Kenaikan
Rata-rataKenaikan
KemampuangurumenyusunRPPTematik 70 80,56 0,66 5,03 90,68 0,63 5,66
Dari data tersebut dapat diberikan pem-
bahasanbahwaupayayanggiatdilaksanakan
guru-gurubersamapenelitidalammembuat
RPP yang diharapkan dalam penelitian ini
menggunakan diskusi panel sudah dapat
mencapa i has i l sesua i harapan .Dar i
keberhasilan tersebut dapatlah diberikan
pertimbangan bahwa sampai tahap ini
penelitiansudahdianggapberhasilmencapai
tujuanyangsudahdirencanakan.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Kebenaran data yang sudah didapat
dipergunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa tinggi kenaikan
kemampuanguruSDNKundurUtaramelalui
diskusi panel sebagai sarana menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
tematik.Datayangdiperolehdarikemampuan
guruAwalrata-ratanyaadalah70,padaSiklus
Imeningkatrata-ratanyamenjadi80,56,dan
74 75
padaSiklusIImeningkatmenjadi90,68.Data
tersebut membuktikan bahwa diskusi panel
sebagai sarana meningkatkan kemampuan
guru menyusun RPP tematik. Dari data
tersebutdapatdiambilsimpulanbahwapada
SiklusII initujuanpenelitiansudahtercapai
dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus
selanjutnya karena kriteria keberhasialn
penelitiansudahtercapai.
Saran
Walaupunpenelitian ini sudahdapat
membuktikan dengan diskusi panel dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
menyusun RPP tematik, sudah pasti dalam
penelitian ini masih banyak hal-hal yang
belumsempurnadilakukan.Olehkarenanya,
kepada peneliti lain yang berminatmeneliti
topikyangsamaagarmenelitibagian-bagian
yangbelumsempatditeliti.Bagipenelitilain
yanginginmemveri�ikasidatahasilpenelitian
ini diharapkan melakukan penelitian yang
samagunamelakukanpemeriksaanterhadap
kebenaranhasilyangsudahdidapatkan.
DAFTARPUSTAKA
Arikunto, dkk. 2006. Penelitian TindakanKelas.Jakarta:PT.BumiAksara.
Buchari Alma, 2008. Guru Professional .Bandung:AlfaBeta.
Daryanto, 2014. Pembelajaran TematikTerpadu, Terintegrasi (Kurikulum2013).Yogyakarta:GavaMedia.
Ku n a nd a r, 2 0 1 1 . Gu r u P r o f e s i o n a lImplementasi Kurikulum TingkatSatuanPendidikan (KTSP)danSuksesdalam Serti�ikasi Guru. Jakarta: PTRajawaliPers.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional,MenciptakanPembelajaranKreatifdanMenyenangkan.Bandung:Rosda.
Ramayulis, 2005.Metode Pendidikan AgamaIslam.Jakarta:KalamMulia.
Sudjana,Nana, 2009. Dasar-dasar ProsesBelajarMengajar.Bandung:Alfabeta.
Suryabrata, 2000. Pengembangan Alat UkurPsikologi.Yogyakarta:Andi.
Trianto, 2011. Desain PengembanganPembelajaranTematikBagiAnakUsiaDiniTK/RAdanAnakUsiaKelasAwalSD/MI.Jakarta:Kencana.
Usman, 1994. Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT.RemajaRosdakarya.
PENGGUNAANMETODEBERMAINPERAN(ROLEPLAYING)UNTUKMENINGKATKANHASILBELAJARPKnMATERINILAI-NILAIDALAMPROSESPERUMUSANPANCASILASEBAGAIDASARNEGARAPADA
SISWAKELASVISDNEGERI016KUNDURKABUPATENKARIMUN
Mustafa*
Abstrak:PenelitiantindakankelasdilaksanakankepadasiswakelasVISekolahDasarNegeri016Kundur.Tujuandaripenelitianadalahmeningkatkanhasilbelajarsiswadenganmaterinilai-nilaiperjuangandalamperumusanPancasila.Dalamprosespembelajaran,gurumasihmenggunakanmetodekonvensionalyaituceramah, pemberian tugas, meringkas danmenghafalkan saja. Siswa belajar tidak bersemangat karenametodeyangdigunakansangatmembosankan.Merekamerasajenuhkarenaprosespembelajaranmonoton.Nilaisiswasangatrendahtidakmencapaikreteriaketuntasanminimalyaitu70.Usahauntukmeningkatkanhasilbelajar,peneliti menggunakanmetodebermainperan (roleplaying). Setelahdilaksanakanmetodetersebutprosespembelajaran telah tampak semangat siswabelajarkarenametodebermainperan (roleplaying)siswasecaralangsungmelakukanpembelajaran.Peningkatanhasilbelajarmulaiberubah.Prasiklusyangtidaktuntassebanyak10orang(41,67%),tuntassebanyak14orang(58,33%).PadasiklusIhasilbelajarmeningkatyangtidaktuntassebanyak7orang(29,83%)dantuntassebanyak17orang(70,83%).PadasiklusII.Semuasiswatelahmenuntaskanprosespembelajarandenganjumlah24orang(100%).Jadidapatdiambilkesimpulanbahwametodebermainperan(roleplaying)dapatmeningkatkansemangatdanhasilbelajarsiswadalampokokbahasanmenghargainilai-nilaijuangdalamprosesperumusanpancasilasebagaidasarnegara.
KataKunci:MetodeBermainPeran(RolePlaying),hasilbelajar,danPKn
PENDAHULUAN
Pelajaran PKn bertujuan untuk men-
jadikansiswamenghargaidanmenilaisetiap
orang dan masyarakat di sekitarnya. Mata
pelajaraninidiajarkanolehgurukepadasiswa
dengankompetensinya.Ternyatahasilbelajar
yang diperoleh sangat rendah. Penyebab
rendahnyadaripengamatanpeneliti antara
lainmatapelajaraninikurangdiminatisiswa
dengan alasan mata pelajaran ini sangat
mudah dicerna. Siswa tidak termotivasi
mempelajari materi PKn. Guru kurang
memberikan rangsangan, guru selalu
berperan untuk menyampaikan materi dan
siswa menerima ceramah. Sehingga proses
pembelajaranhanyamenerimasajadantidak
membuat akti�itas siswa untuk mendalami
pengetahuan.
Berdasarkan pengalaman, guru dalam
proses pembelajaran selalu menggunakan
metode ceramah dan memberikan tugas.
Metode ini kurang mengakti�kan siswa.
sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton artinya siswa melakukan proses
pembelajarandariharikeharisamasajadan
tidakmengalamivariasi.Dalampembelajaran
PKnsebaiknyasiswadiajaklebihmenekankan
tujuan kompetensi terhadap materi
pelajaran.
Upaya dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa, perlu
diadakan pemilihan metode pembelajaran.
Untuk lebih membiasakan siswa dalam
menghayati materi pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran (role
playing) dapat dijadikan suatu kebiasaan
untuk menjiwai materi karena metode ini
dapat menunjukkan contoh prilaku dalam
menghargainilai-nilai juangdanperumusan
pancasila sebagai dasar negara. Guru
sebaiknyamendorongsiswadalammenjiwai
makna daripada materi tersebut. Dengan
lebih aktifnya siswa semakin dekat siswa
mendalamidanmemilikipengetahuanmateri
PKn.
74 75
padaSiklusIImeningkatmenjadi90,68.Data
tersebut membuktikan bahwa diskusi panel
sebagai sarana meningkatkan kemampuan
guru menyusun RPP tematik. Dari data
tersebutdapatdiambilsimpulanbahwapada
SiklusII initujuanpenelitiansudahtercapai
dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus
selanjutnya karena kriteria keberhasialn
penelitiansudahtercapai.
Saran
Walaupunpenelitian ini sudahdapat
membuktikan dengan diskusi panel dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
menyusun RPP tematik, sudah pasti dalam
penelitian ini masih banyak hal-hal yang
belumsempurnadilakukan.Olehkarenanya,
kepada peneliti lain yang berminatmeneliti
topikyangsamaagarmenelitibagian-bagian
yangbelumsempatditeliti.Bagipenelitilain
yanginginmemveri�ikasidatahasilpenelitian
ini diharapkan melakukan penelitian yang
samagunamelakukanpemeriksaanterhadap
kebenaranhasilyangsudahdidapatkan.
DAFTARPUSTAKA
Arikunto, dkk. 2006. Penelitian TindakanKelas.Jakarta:PT.BumiAksara.
Buchari Alma, 2008. Guru Professional .Bandung:AlfaBeta.
Daryanto, 2014. Pembelajaran TematikTerpadu, Terintegrasi (Kurikulum2013).Yogyakarta:GavaMedia.
Ku n a nd a r, 2 0 1 1 . Gu r u P r o f e s i o n a lImplementasi Kurikulum TingkatSatuanPendidikan (KTSP)danSuksesdalam Serti�ikasi Guru. Jakarta: PTRajawaliPers.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional,MenciptakanPembelajaranKreatifdanMenyenangkan.Bandung:Rosda.
Ramayulis, 2005.Metode Pendidikan AgamaIslam.Jakarta:KalamMulia.
Sudjana,Nana, 2009. Dasar-dasar ProsesBelajarMengajar.Bandung:Alfabeta.
Suryabrata, 2000. Pengembangan Alat UkurPsikologi.Yogyakarta:Andi.
Trianto, 2011. Desain PengembanganPembelajaranTematikBagiAnakUsiaDiniTK/RAdanAnakUsiaKelasAwalSD/MI.Jakarta:Kencana.
Usman, 1994. Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT.RemajaRosdakarya.
PENGGUNAANMETODEBERMAINPERAN(ROLEPLAYING)UNTUKMENINGKATKANHASILBELAJARPKnMATERINILAI-NILAIDALAMPROSESPERUMUSANPANCASILASEBAGAIDASARNEGARAPADA
SISWAKELASVISDNEGERI016KUNDURKABUPATENKARIMUN
Mustafa*
Abstrak:PenelitiantindakankelasdilaksanakankepadasiswakelasVISekolahDasarNegeri016Kundur.Tujuandaripenelitianadalahmeningkatkanhasilbelajarsiswadenganmaterinilai-nilaiperjuangandalamperumusanPancasila.Dalamprosespembelajaran,gurumasihmenggunakanmetodekonvensionalyaituceramah, pemberian tugas, meringkas danmenghafalkan saja. Siswa belajar tidak bersemangat karenametodeyangdigunakansangatmembosankan.Merekamerasajenuhkarenaprosespembelajaranmonoton.Nilaisiswasangatrendahtidakmencapaikreteriaketuntasanminimalyaitu70.Usahauntukmeningkatkanhasilbelajar,peneliti menggunakanmetodebermainperan (roleplaying). Setelahdilaksanakanmetodetersebutprosespembelajaran telah tampak semangat siswabelajarkarenametodebermainperan (roleplaying)siswasecaralangsungmelakukanpembelajaran.Peningkatanhasilbelajarmulaiberubah.Prasiklusyangtidaktuntassebanyak10orang(41,67%),tuntassebanyak14orang(58,33%).PadasiklusIhasilbelajarmeningkatyangtidaktuntassebanyak7orang(29,83%)dantuntassebanyak17orang(70,83%).PadasiklusII.Semuasiswatelahmenuntaskanprosespembelajarandenganjumlah24orang(100%).Jadidapatdiambilkesimpulanbahwametodebermainperan(roleplaying)dapatmeningkatkansemangatdanhasilbelajarsiswadalampokokbahasanmenghargainilai-nilaijuangdalamprosesperumusanpancasilasebagaidasarnegara.
KataKunci:MetodeBermainPeran(RolePlaying),hasilbelajar,danPKn
PENDAHULUAN
Pelajaran PKn bertujuan untuk men-
jadikansiswamenghargaidanmenilaisetiap
orang dan masyarakat di sekitarnya. Mata
pelajaraninidiajarkanolehgurukepadasiswa
dengankompetensinya.Ternyatahasilbelajar
yang diperoleh sangat rendah. Penyebab
rendahnyadaripengamatanpeneliti antara
lainmatapelajaraninikurangdiminatisiswa
dengan alasan mata pelajaran ini sangat
mudah dicerna. Siswa tidak termotivasi
mempelajari materi PKn. Guru kurang
memberikan rangsangan, guru selalu
berperan untuk menyampaikan materi dan
siswa menerima ceramah. Sehingga proses
pembelajaranhanyamenerimasajadantidak
membuat akti�itas siswa untuk mendalami
pengetahuan.
Berdasarkan pengalaman, guru dalam
proses pembelajaran selalu menggunakan
metode ceramah dan memberikan tugas.
Metode ini kurang mengakti�kan siswa.
sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton artinya siswa melakukan proses
pembelajarandariharikeharisamasajadan
tidakmengalamivariasi.Dalampembelajaran
PKnsebaiknyasiswadiajaklebihmenekankan
tujuan kompetensi terhadap materi
pelajaran.
Upaya dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa, perlu
diadakan pemilihan metode pembelajaran.
Untuk lebih membiasakan siswa dalam
menghayati materi pembelajaran dengan
menggunakan metode bermain peran (role
playing) dapat dijadikan suatu kebiasaan
untuk menjiwai materi karena metode ini
dapat menunjukkan contoh prilaku dalam
menghargainilai-nilai juangdanperumusan
pancasila sebagai dasar negara. Guru
sebaiknyamendorongsiswadalammenjiwai
makna daripada materi tersebut. Dengan
lebih aktifnya siswa semakin dekat siswa
mendalamidanmemilikipengetahuanmateri
PKn.
76 77
Dengandemikianpenulismengharapkan
agarPenelitianinidapatmemperbaikiproses
pembelajaran serta meningkatkan keaktifan
danhasilbelajarsiswapadakompetensinilai-
nilai dalam proses perumusan pancasila
sebagai dasar yang mampu mempengaruhi
prestasidanhasilbelajarsiswakelasVISDN
016 Kundur Kabupaten Karimun. Untuk itu
peneliti tertarik untuk mengadakan pe-
nelitiantentang“PenggunaanMetodeBermain
Peran (Role Playing) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar PKn Materi Nilai-Nilai dalam
Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar
NegarapadaSiswaKelasVISDN016Kundur
KabupatenKarimun”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ''Apakahmelaluipenggunaanmetode
bermain peran (role playing) dapat me-
ningkatkan hasil belajar PKn pada materi
nilai-nilai perjuangan dalam perumusan
pancasilapadasiswakelasVISDN016Kundur
KabupatenKarimun?”
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalahuntukmeningkatkanhasilbelajarPKn
pada materi nilai-nilai perjuangan dalam
perumusanpancasilapadasiswakelasVISDN
016 Kundur Kabupaten Karimun. Hasil
penelitian inidiharapkandapat bermanfaat
berbagai pihak yaitu: 1) Bagi Guru: a)
Meningkatkan kinerja guru dalam me-
ningkatkan mutu pendidikan pada mata
pelajaran yang diajarkannya; b) Membantu
teman sejawat dalam memperbaiki kinerja
gurudalamprosespembelajaran;c)Memiliki
rasa tanggung jawab dan menambah ke-
percayaanterhadapdiriguru;2)BagiSiswa:
a) Mampumemperbaiki cara belajar secara
langsung maupun tidak langsung; b)
Meningkatkan motivasi belajar siswa; c)
Menumbuhkanpercayadiriterhadapdirinya
sendiri;3)BagiSekolah:a)Menginformasikan
kepada guru lainnya dalam menggunakan
metodeyang tepat sesuaidenganmateri;b)
Meningkatkanhasilkelulusansiswa;c)Dapat
membatasi masalah guru dalam meng-
gunakanmetodebelajar;4)BagiPeneliti:a)
Dapat menambah pengetahuan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas; b)
Sebagai pedoman untuk peneliti dan
penelitianberikutnya.
Metode Penelitian Bermain Peran
(Role Playing)
Metode penelitian ini menggunakan
metode bermain peran. (Role Playing).
Metode bermain peran (Role Playing)
menurutBennyAPribadi(2011:44)bermain
peran (Role Playing) merupakan kegiatan
belajardalamsebuahsituasiyangmendekati
situasi sesungguhnya. Dalam metode ini
biasanya digunakan model yang realistik.
Dalam metode pembelajaran ini, siswa
diminta memerankan sesuatu yang belum
pernahdialamisebelumnya.
Pembelajaran dengan metode bermain
peran (Role Playing) adalah pembelajaran
dengancaraseolah-olahberadadalamsuatu
situasiuntukmemperolehsuatupemahaman
tentangsuatukonsep.Dalammetodeinisiswa
berkesempatanterlibatsecaraaktifsehingga
akanlebihmemahamikonsepdanlebihlama
mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Roetiyah, N.K. (2008:90) siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku ungkapan
gerakgerik,wajahseseorangdalamhubungan
sosialantarmanusiaataudenganroleplaying
dimanasiswabisaberperanataumemainkan
peranan dalam dramatisasi masalah sosial/
psikologisitu.
Jadi dari uraian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa metode bermain peran
(roleplaying) adalahbelajar dalamsebuah
situasi yang sesungguhnya yang belum
pernah dialaminya dan seakan-akan siswa
memahami suatu konsep dan lebih lama
diingat melalui dramatisasi dengan gerak
gerikwajahseseorangdalamhubungansosial
psikologis.
Kelebihan dan kekurangan Metode
Bermain Peran (Role Playing), menurut
Dariman (2013:144) kelebihan metode
bermainperan(roleplaying)yaitu:1)Segera
mendapat perhatian, 2) Dapat dipakai pada
kelompok besar dan kecil, 3) Membantu
anggota untuk menganalisis situasi, 4)
Menambahrasapercayadiripadapeserta,5)
Membantu anggota dan siswa untuk
menyelami masalah, 6) Membantu anggtia
mendapatkan pengalaman yang ada pada
pikiranoranglain,Membangkitkanminatdan
perhatian pada saat untuk memecahkan
masalah.Sedangkankekurangannyayaitu:1)
Bermain peran tidak akan berjalan dengan
baikjikasuasanakelastidakmendukung;2)
Bermainperantidakselamanyamenujuarah
yang diharapkan seseorang yang mema-
inkannya. Bahkan juga mungkin akan
berlawanandenganapayangdiharapkannya;
3) Siswa sering mengalami kesulitan untuk
memerankan peran secara baik. Khususnya
jikasiswatidakdiarahkandenganbaik.Siswa
perlumengenal dengan baik apa yang akan
diperankannya; 4) Bermain memerlukan
waktuyangbanyak;5)Untukdapatberjalan
dengan baik, dalam bermain peran (role
playing) diperlukan kelompok yang sesitif,
imajinatif,terbuka,seringmengenalsehingga
dapatbnekerjasamadenganbaik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwabermainperandapatmengembangkan
serta membangkitkan daya imajinatif siswa
dalam proses pembelajaran sehingga siswa
dapatmelakukankerjasamayangbaikdalam
mengambilkeputusanpembelajaran.Manfaat
penggunaan metode bermain peran (role
playing) yaitu: 1) Membantu siswa me-
nemukanmaknadirinyadalamkelompok;2)
Membantu siswa memecahkan persoalan
pribadi dengan bantuan kelompok; 3)
Memberi pengalaman bekerjasama dalam
memecahkan masalah; 4) Memberi siswa
pengalaman mengembangkan sikap ke-
trampilanmemecahkanmasalah.
MateriPembelajaanPKn
Materi pembelajaran PKn nilai-nilai
perjuangandalamperumusanpancasilapara
tokoh perumus Piagam Jakarta telah
menunjukkan jiwa besar dan semangat
nasionalisme yang tinggi.Merekamenerima
keputusan besama dalam sidang PPKI dan
lebih mementingkan kepentingan bersama
(bangsa dan negara) daripada kepentingan
pribadidangolongan.
BelajardanPembelajaran
Belajar,menurutAunurahman(2012:
18) belajar merupakan suatu proses
mengasimilasikan dan menghubungkan
bahan yang dipelajari dengan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki seseorang,
sehinggga pengetahuannya tentang objek
tertentu menjadi lebih kokoh. Wragg
(1994:35) membagi tiga bagian ciri-ciri
belajar yaitu pertama, belajar menunjukkan
suatu aktivitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja. Kedua belajar
merupakan interaksi individu dengan
lingkungan-lingkungan dalam hal ini dapat
berupa manusia dan objek-objek lain yang
memungkinkan individu memperoleh
pengalaman-pengalaman atau pengetahuan
barumaupunsesuatuyangpernahdiperoleh
atau ditemukan sebelumnya akan tetapi
76 77
Dengandemikianpenulismengharapkan
agarPenelitianinidapatmemperbaikiproses
pembelajaran serta meningkatkan keaktifan
danhasilbelajarsiswapadakompetensinilai-
nilai dalam proses perumusan pancasila
sebagai dasar yang mampu mempengaruhi
prestasidanhasilbelajarsiswakelasVISDN
016 Kundur Kabupaten Karimun. Untuk itu
peneliti tertarik untuk mengadakan pe-
nelitiantentang“PenggunaanMetodeBermain
Peran (Role Playing) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar PKn Materi Nilai-Nilai dalam
Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar
NegarapadaSiswaKelasVISDN016Kundur
KabupatenKarimun”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah ''Apakahmelaluipenggunaanmetode
bermain peran (role playing) dapat me-
ningkatkan hasil belajar PKn pada materi
nilai-nilai perjuangan dalam perumusan
pancasilapadasiswakelasVISDN016Kundur
KabupatenKarimun?”
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalahuntukmeningkatkanhasilbelajarPKn
pada materi nilai-nilai perjuangan dalam
perumusanpancasilapadasiswakelasVISDN
016 Kundur Kabupaten Karimun. Hasil
penelitian inidiharapkandapat bermanfaat
berbagai pihak yaitu: 1) Bagi Guru: a)
Meningkatkan kinerja guru dalam me-
ningkatkan mutu pendidikan pada mata
pelajaran yang diajarkannya; b) Membantu
teman sejawat dalam memperbaiki kinerja
gurudalamprosespembelajaran;c)Memiliki
rasa tanggung jawab dan menambah ke-
percayaanterhadapdiriguru;2)BagiSiswa:
a) Mampumemperbaiki cara belajar secara
langsung maupun tidak langsung; b)
Meningkatkan motivasi belajar siswa; c)
Menumbuhkanpercayadiriterhadapdirinya
sendiri;3)BagiSekolah:a)Menginformasikan
kepada guru lainnya dalam menggunakan
metodeyang tepat sesuaidenganmateri;b)
Meningkatkanhasilkelulusansiswa;c)Dapat
membatasi masalah guru dalam meng-
gunakanmetodebelajar;4)BagiPeneliti:a)
Dapat menambah pengetahuan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas; b)
Sebagai pedoman untuk peneliti dan
penelitianberikutnya.
Metode Penelitian Bermain Peran
(Role Playing)
Metode penelitian ini menggunakan
metode bermain peran. (Role Playing).
Metode bermain peran (Role Playing)
menurutBennyAPribadi(2011:44)bermain
peran (Role Playing) merupakan kegiatan
belajardalamsebuahsituasiyangmendekati
situasi sesungguhnya. Dalam metode ini
biasanya digunakan model yang realistik.
Dalam metode pembelajaran ini, siswa
diminta memerankan sesuatu yang belum
pernahdialamisebelumnya.
Pembelajaran dengan metode bermain
peran (Role Playing) adalah pembelajaran
dengancaraseolah-olahberadadalamsuatu
situasiuntukmemperolehsuatupemahaman
tentangsuatukonsep.Dalammetodeinisiswa
berkesempatanterlibatsecaraaktifsehingga
akanlebihmemahamikonsepdanlebihlama
mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Roetiyah, N.K. (2008:90) siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku ungkapan
gerakgerik,wajahseseorangdalamhubungan
sosialantarmanusiaataudenganroleplaying
dimanasiswabisaberperanataumemainkan
peranan dalam dramatisasi masalah sosial/
psikologisitu.
Jadi dari uraian di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa metode bermain peran
(roleplaying) adalahbelajar dalamsebuah
situasi yang sesungguhnya yang belum
pernah dialaminya dan seakan-akan siswa
memahami suatu konsep dan lebih lama
diingat melalui dramatisasi dengan gerak
gerikwajahseseorangdalamhubungansosial
psikologis.
Kelebihan dan kekurangan Metode
Bermain Peran (Role Playing), menurut
Dariman (2013:144) kelebihan metode
bermainperan(roleplaying)yaitu:1)Segera
mendapat perhatian, 2) Dapat dipakai pada
kelompok besar dan kecil, 3) Membantu
anggota untuk menganalisis situasi, 4)
Menambahrasapercayadiripadapeserta,5)
Membantu anggota dan siswa untuk
menyelami masalah, 6) Membantu anggtia
mendapatkan pengalaman yang ada pada
pikiranoranglain,Membangkitkanminatdan
perhatian pada saat untuk memecahkan
masalah.Sedangkankekurangannyayaitu:1)
Bermain peran tidak akan berjalan dengan
baikjikasuasanakelastidakmendukung;2)
Bermainperantidakselamanyamenujuarah
yang diharapkan seseorang yang mema-
inkannya. Bahkan juga mungkin akan
berlawanandenganapayangdiharapkannya;
3) Siswa sering mengalami kesulitan untuk
memerankan peran secara baik. Khususnya
jikasiswatidakdiarahkandenganbaik.Siswa
perlumengenal dengan baik apa yang akan
diperankannya; 4) Bermain memerlukan
waktuyangbanyak;5)Untukdapatberjalan
dengan baik, dalam bermain peran (role
playing) diperlukan kelompok yang sesitif,
imajinatif,terbuka,seringmengenalsehingga
dapatbnekerjasamadenganbaik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwabermainperandapatmengembangkan
serta membangkitkan daya imajinatif siswa
dalam proses pembelajaran sehingga siswa
dapatmelakukankerjasamayangbaikdalam
mengambilkeputusanpembelajaran.Manfaat
penggunaan metode bermain peran (role
playing) yaitu: 1) Membantu siswa me-
nemukanmaknadirinyadalamkelompok;2)
Membantu siswa memecahkan persoalan
pribadi dengan bantuan kelompok; 3)
Memberi pengalaman bekerjasama dalam
memecahkan masalah; 4) Memberi siswa
pengalaman mengembangkan sikap ke-
trampilanmemecahkanmasalah.
MateriPembelajaanPKn
Materi pembelajaran PKn nilai-nilai
perjuangandalamperumusanpancasilapara
tokoh perumus Piagam Jakarta telah
menunjukkan jiwa besar dan semangat
nasionalisme yang tinggi.Merekamenerima
keputusan besama dalam sidang PPKI dan
lebih mementingkan kepentingan bersama
(bangsa dan negara) daripada kepentingan
pribadidangolongan.
BelajardanPembelajaran
Belajar,menurutAunurahman(2012:
18) belajar merupakan suatu proses
mengasimilasikan dan menghubungkan
bahan yang dipelajari dengan pengalaman-
pengalaman yang dimiliki seseorang,
sehinggga pengetahuannya tentang objek
tertentu menjadi lebih kokoh. Wragg
(1994:35) membagi tiga bagian ciri-ciri
belajar yaitu pertama, belajar menunjukkan
suatu aktivitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja. Kedua belajar
merupakan interaksi individu dengan
lingkungan-lingkungan dalam hal ini dapat
berupa manusia dan objek-objek lain yang
memungkinkan individu memperoleh
pengalaman-pengalaman atau pengetahuan
barumaupunsesuatuyangpernahdiperoleh
atau ditemukan sebelumnya akan tetapi
78 79
menimbulkanperhatiankembali.Ketigahasil
belajar ditandai dengan perubahan tingkah
laku. Walaupun tidak semua perubahan
tingkah laku merupakan hasil belajar akan
tetapi aktivitas belajar umumnya disertai
tingkahlaku.
Sedangkan menurut W. Gulo (2011:
73) menyatakan belajar adalah seperangkat
kegiatan, terutama kegiatan mental in-
telektual, mulai dari kegiatan yang paling
sederhanasampaikegiatanyangrumit.Pada
tahap pertama, kegiatan ini tampak seperti
kegiatan �isik, dalam arti kegiatan melihat,
mendengar, meraba, dengan alat-alat indera
manusia.Kegiataninidilakukanuntukkontak
denganstimulusataubahanyangdipelajari.
Jadi dari uraian ketiga ahli tersebut
disimpulkan bahwa secara umum belajar
merupakanaktivitaspadadiriseseorangyang
disadariataudisengaja.Suatuprosesinteraksi
individu dengan lingkungan-lingkungan dan
mendapatkan pengalaman-pengalaman atau
pengetahuan, terutama kegiatan mental
intelektual, mulai dari kegiatan yang paling
sederhanasampaikegiatanyangrumit.Secara
khusus dalam belajar tentang materi nilai-
nilaiperjuangandalamperumusanpancasila,
pengalaman moral, semangat para tokoh
pejuang harus ditiru. Mereka telah mem-
baktikan dirinya untuk kepentingan bangsa
dan negara. Adapun yang harus dipelajari
adalahtentangmoralyangharusdimilikioleh
siswayaitu pantangmenyerah,lapangdada,
rasatanggungjawab,salingmenghormatidan
menghargai. Nilai-nilai kebersamaan dalam
perumusanPancasilasiswadapatmenghargai
pendapat orang tua, menerima keputusan
bersama,melaksanakankeputusanbersama.
Pembelajaran, menurut E. Brunner
(dalam Suyanto, 2009:37) pembelajaran
harusdisesuaikandenganminat anak.Anak
harusdidoronguntukmelakukaneksplorasi
dan belajar sendiri. Minat anak tidak bisa
dipaksakankarenadiaakanmuncul sendiri.
Ada rasa keingintahuannya terhadapmateri
dalamprosespembelajaran, selain itu siswa
berhasrat dan bersemangat dalam kegiatan
belajar mandiri. Rudi Susilana dan Cepi
Riyana (2009:1) menyatakan pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yangmelibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh
pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar. Siswa berusaha
mencari sumber lain baik darimedia cetak,
media elektronik atau narasumber yang
terkait dengan materi pelajarannya untuk
dipelajarinya, sehingga ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai positif ter-
bentuklahsatukesatuanbelajarsendiri.
Dariuraiandiatasdapatdisimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses
keingintahuan terhadap materi belajar dan
melibatkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan,sikap,danketerampilan serta
mendorongsiswauntukmencarimediacetak
atau elektronik diluar dari materi untuk
bahanpendukungbelajarnya.
Hasil Belajar, menurut Wahidmurni,
dkk(2010:18)menjelaskanbahwaseseorang
dapatdikatakantelahberhasildalambelajar
jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahandalamdirinya.Perubahantersebut
diantaranya dari segi kemampuan ber-
pikirnya, keterampilannya, atau sikapnya
terhadap suatu objek. Hasil belajar secara
umum adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Pengalaman dari proses yang dialaminya
terjadi perubahan tingkah laku. Secara
khusus bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKnmaterimenghargai nilai-
nilai juang dalam proses perumusan
pancasilasebagaidasarnegaratelahberhasil
bilasiswatelahmengikutisemuasiklus.
Selain itu hasil dari proses pem-
belajaran pancasila yaitu: 1) pantang
menyerah,2)relaberkorban,3)lapangdada,
4) rasa tanggung jawab, 5) saling meng-
hormati dan menghargai. Menghargai nilai-
nilai juang dalam proses perumusan
pancasila yaitu pertama menghargai pen-
dapatoranglaindiantaranyaadalah:1)sopan,
2)tidakmemaksakanpendapatoranglain,3)
tidak menyimpang dari pembicaraan atau
masalahyangdihadapi, 4) tidakmemotong
pembicaraan orang lain, 5) isi pembicaraan
mengutamakan kepentingan bersama, 6)
sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Kedua
menerima keputusan bersama. Ketiga
melaksanakankeputusanbersama.
Hambatan-hambatanBelajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:247),Anonim(2011)danMitra(2011)
dan Slameto (faktor yang mempengaruhi
dalambelajardapatdibagimenjadiduayaitu
faktorinstrinsikdanfaktorekstrinsik.Faktor
instrinsik adalah faktor yang ada pada diri
siswa sendiri seperti: 1) Kondisi �isik
(biologis) belajar. biologis, seperti cacatan
tubuh,kurangpendengaran,rasarendahdiri,
2) Kondisi psikologis siswa sendiri, in-
telegensirendah,3)Kejenuhanbelajar,tidak
merasasenangdengansubjekyangdipelajari,
4)Tidakmengetahuimanfaartyangdipelajari,
5) Tingkat intektualitas, 6) Kecerdasan
intelegensi question (IQ) siswa sendiri, 7)
Konsentrasi belajar yang rendah, 8) bosan
dalam belajar, 9) Tidak memahami tentang
pemanfaatankegitanbelajar.
Berikut faktor penghambat dari luar
siswasendiriyaitu:1)Gurusebagaipembina
belajar selain mengajar juga mendiri
kemudian dapat mengetahui kepribadian
siswanya dalam proses pembelajaran, 2)
Prasarana dan sarana pembelajaran di
sekolah harus lengkap yang disediakan oleh
pemerintahuntukpelaksanaanpembelajaran,
3) Kebijakan penilaian pada akhir belajar,
sebagai suatu hasil dengan unjuk kerja
tersebut proses belajar berhenti untuk
sementara.penilaianhasilbelajardatangnnya
darigurukarenagurusebagaipenentuhasil
belajar siswa, 4) Lingkungan sosial siswa di
sekolah, 5) Kurikulum sekolah yang selalu
berubah-ubah, 6) Bahan materi tidak
memadai,dantingkatkesukaransubjekyang
dipelajari, 7) Faktor ekonomi siswa sendiri
yang masih di bawah standar penghasilan
upahkerja.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Suhardjono (2007:58) Pe-
nelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan tujuan memperbaiki atau me-
ningkatkanmutupraktikpembelajaran.Masih
banyak proses pembelajaran guru belum
dapatmeningkatkanmutuatauhasilbelajar
siswa. Banyak aspek yang perlu diperbaiki
untuk menambah kinerja guru seperti
penggunaan metode, penyampaian materi,
dan selalu memperhatikan re�leksi diri.
Wardani,IGAK(2012:14)penelitiantindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
gurudi dalamkelas sendiri,melalui re�leksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja sebagai seorang guru, sehinggahasil
belajarsiswamenjadimeningkat.
Penelitiantindakankelasmerupakan
kegiatanguruuntukmemperbaikikinerjanya
78 79
menimbulkanperhatiankembali.Ketigahasil
belajar ditandai dengan perubahan tingkah
laku. Walaupun tidak semua perubahan
tingkah laku merupakan hasil belajar akan
tetapi aktivitas belajar umumnya disertai
tingkahlaku.
Sedangkan menurut W. Gulo (2011:
73) menyatakan belajar adalah seperangkat
kegiatan, terutama kegiatan mental in-
telektual, mulai dari kegiatan yang paling
sederhanasampaikegiatanyangrumit.Pada
tahap pertama, kegiatan ini tampak seperti
kegiatan �isik, dalam arti kegiatan melihat,
mendengar, meraba, dengan alat-alat indera
manusia.Kegiataninidilakukanuntukkontak
denganstimulusataubahanyangdipelajari.
Jadi dari uraian ketiga ahli tersebut
disimpulkan bahwa secara umum belajar
merupakanaktivitaspadadiriseseorangyang
disadariataudisengaja.Suatuprosesinteraksi
individu dengan lingkungan-lingkungan dan
mendapatkan pengalaman-pengalaman atau
pengetahuan, terutama kegiatan mental
intelektual, mulai dari kegiatan yang paling
sederhanasampaikegiatanyangrumit.Secara
khusus dalam belajar tentang materi nilai-
nilaiperjuangandalamperumusanpancasila,
pengalaman moral, semangat para tokoh
pejuang harus ditiru. Mereka telah mem-
baktikan dirinya untuk kepentingan bangsa
dan negara. Adapun yang harus dipelajari
adalahtentangmoralyangharusdimilikioleh
siswayaitu pantangmenyerah,lapangdada,
rasatanggungjawab,salingmenghormatidan
menghargai. Nilai-nilai kebersamaan dalam
perumusanPancasilasiswadapatmenghargai
pendapat orang tua, menerima keputusan
bersama,melaksanakankeputusanbersama.
Pembelajaran, menurut E. Brunner
(dalam Suyanto, 2009:37) pembelajaran
harusdisesuaikandenganminat anak.Anak
harusdidoronguntukmelakukaneksplorasi
dan belajar sendiri. Minat anak tidak bisa
dipaksakankarenadiaakanmuncul sendiri.
Ada rasa keingintahuannya terhadapmateri
dalamprosespembelajaran, selain itu siswa
berhasrat dan bersemangat dalam kegiatan
belajar mandiri. Rudi Susilana dan Cepi
Riyana (2009:1) menyatakan pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yangmelibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh
pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan berbagai
sumber untuk belajar. Siswa berusaha
mencari sumber lain baik darimedia cetak,
media elektronik atau narasumber yang
terkait dengan materi pelajarannya untuk
dipelajarinya, sehingga ilmu pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai positif ter-
bentuklahsatukesatuanbelajarsendiri.
Dariuraiandiatasdapatdisimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses
keingintahuan terhadap materi belajar dan
melibatkan siswa untuk memperoleh
pengetahuan,sikap,danketerampilan serta
mendorongsiswauntukmencarimediacetak
atau elektronik diluar dari materi untuk
bahanpendukungbelajarnya.
Hasil Belajar, menurut Wahidmurni,
dkk(2010:18)menjelaskanbahwaseseorang
dapatdikatakantelahberhasildalambelajar
jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahandalamdirinya.Perubahantersebut
diantaranya dari segi kemampuan ber-
pikirnya, keterampilannya, atau sikapnya
terhadap suatu objek. Hasil belajar secara
umum adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Pengalaman dari proses yang dialaminya
terjadi perubahan tingkah laku. Secara
khusus bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKnmaterimenghargai nilai-
nilai juang dalam proses perumusan
pancasilasebagaidasarnegaratelahberhasil
bilasiswatelahmengikutisemuasiklus.
Selain itu hasil dari proses pem-
belajaran pancasila yaitu: 1) pantang
menyerah,2)relaberkorban,3)lapangdada,
4) rasa tanggung jawab, 5) saling meng-
hormati dan menghargai. Menghargai nilai-
nilai juang dalam proses perumusan
pancasila yaitu pertama menghargai pen-
dapatoranglaindiantaranyaadalah:1)sopan,
2)tidakmemaksakanpendapatoranglain,3)
tidak menyimpang dari pembicaraan atau
masalahyangdihadapi, 4) tidakmemotong
pembicaraan orang lain, 5) isi pembicaraan
mengutamakan kepentingan bersama, 6)
sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Kedua
menerima keputusan bersama. Ketiga
melaksanakankeputusanbersama.
Hambatan-hambatanBelajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:247),Anonim(2011)danMitra(2011)
dan Slameto (faktor yang mempengaruhi
dalambelajardapatdibagimenjadiduayaitu
faktorinstrinsikdanfaktorekstrinsik.Faktor
instrinsik adalah faktor yang ada pada diri
siswa sendiri seperti: 1) Kondisi �isik
(biologis) belajar. biologis, seperti cacatan
tubuh,kurangpendengaran,rasarendahdiri,
2) Kondisi psikologis siswa sendiri, in-
telegensirendah,3)Kejenuhanbelajar,tidak
merasasenangdengansubjekyangdipelajari,
4)Tidakmengetahuimanfaartyangdipelajari,
5) Tingkat intektualitas, 6) Kecerdasan
intelegensi question (IQ) siswa sendiri, 7)
Konsentrasi belajar yang rendah, 8) bosan
dalam belajar, 9) Tidak memahami tentang
pemanfaatankegitanbelajar.
Berikut faktor penghambat dari luar
siswasendiriyaitu:1)Gurusebagaipembina
belajar selain mengajar juga mendiri
kemudian dapat mengetahui kepribadian
siswanya dalam proses pembelajaran, 2)
Prasarana dan sarana pembelajaran di
sekolah harus lengkap yang disediakan oleh
pemerintahuntukpelaksanaanpembelajaran,
3) Kebijakan penilaian pada akhir belajar,
sebagai suatu hasil dengan unjuk kerja
tersebut proses belajar berhenti untuk
sementara.penilaianhasilbelajardatangnnya
darigurukarenagurusebagaipenentuhasil
belajar siswa, 4) Lingkungan sosial siswa di
sekolah, 5) Kurikulum sekolah yang selalu
berubah-ubah, 6) Bahan materi tidak
memadai,dantingkatkesukaransubjekyang
dipelajari, 7) Faktor ekonomi siswa sendiri
yang masih di bawah standar penghasilan
upahkerja.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Suhardjono (2007:58) Pe-
nelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan tujuan memperbaiki atau me-
ningkatkanmutupraktikpembelajaran.Masih
banyak proses pembelajaran guru belum
dapatmeningkatkanmutuatauhasilbelajar
siswa. Banyak aspek yang perlu diperbaiki
untuk menambah kinerja guru seperti
penggunaan metode, penyampaian materi,
dan selalu memperhatikan re�leksi diri.
Wardani,IGAK(2012:14)penelitiantindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
gurudi dalamkelas sendiri,melalui re�leksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja sebagai seorang guru, sehinggahasil
belajarsiswamenjadimeningkat.
Penelitiantindakankelasmerupakan
kegiatanguruuntukmemperbaikikinerjanya
80 81
Tahap Observasi atau Pengamatan,
Teman sejawat, pembimbing melakukan
observasi terhadap peneliti melakukan
kegiatanpembelajarandenganmenggunakan
metode bermain peran (role playing).
Pengamatan dilakukan mulai pelaksanaan
proses pembelajaran sampai berakhirnya
pembelajaran.
TahapRe�leksi,TahapRe�leksisetelah
diadakandiskusimasihbelumberhasilkarena
masih ada siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari ketentuan kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran. Untuk itu perlu
diadakanperbaikanpembelajaranpadasiklus
II. Semua kejadian baik kelemahan dan
kelebihan proses pembelajaran pada siklus
berikutnya tidak akan terulang kembali dan
diharapkanbahwasiklusIIakanberhasil.
Siklus II, Pelaksanaan pada siklus I
telahdiadakandiskusidengantemansejawat,
pembimbing, telah disepakati bahwa
pelaksanaan pada siklus I belum men-
dapatkanhasilyangdiharapkankarenamasih
ada pelaksanaan guru yang masih belum
tercapai. Untuk itu pada siklus II akan
diperbaiki proses pembelajarannya. Pada
siklus II sebelum melaksanakan perbaikan
pembelajaran, guru menyusun rencana
perbaikan yaitu menyusun RPP, membuat
format guru dan siswa, menyusun naskah
pelajaran,membuattesatauevaluasiakhir.
PelaksanaanpadasiklusIIterbagimenjadi
tiga kegiatan dalam prosedur pembelajaran.
a) Kegiatan awal, tahap pelaksanaan dalam
kegiatan awal yaitu: 1) Guru mengucapkan
salamkepadasemuasiswa,2)Gurumengatur
tempat duduk dan pembagian kelompok, 3)
Membacadoayangdipimpinolehketuakelas,
4)Gurumengabsen siswa, danmenanyakan
bila ada siswa yang tidak datang, 5) Guru
mengadakan apersepsi untuk melanjutkan
proses pembelajaran, 6) Guru mem-
beritahukan bahwa tujuan pembelajaran, 6)
Gurumemotivasisiswaagarseriusmengikuti
proses pembelajaran. b) Kegiatan Inti, pada
kegiatan inti, telah disiapkan oleh guru dan
siswa naskah untuk dilakukan dalam
menjiwaimaterimenghargainilai-nilaijuang
dalam proses perumusan Pancasila bagi
negara: 1) Penyajian kelompok satu
mempraktekkan naskah yang telah dibuat
sesuai dengan materi pembelajaran; 2)
Kelompok lain mengadakan pengamatan
terhadap kelompok yang tampil; 3) Guru
membimbing siswa dalam menganalisis
setiap kegiatan yang telah ditambilkan; 4)
Guru menyimpulkan pelajaran; c) Kegiatan
akhir:1)Evaluasiuntukmelihatpendalaman
terhadapnilai-nilaijuangsiswadalampokok
bahasan;2)Tindaklanjut.
Tahap Observasi atau Pengamatan,
teman sejawat, pembimbing melakukan
observasi terhadap peneliti melakukan
kegiatanpembelajarandenganmenggunakan
metode bermain peran (role playing)
Pengamatan dilakukan mulai pelaksanaan
proses pembelajaran sampai berakhirnya
pembelajaran.
TahapRe�leksi,tahapRe�leksisetelah
diadakan diskusi masih belum berhasil
karenamasih ada siswa yangmendapatkan
nilai kurang dari ketentuan kriteria ke-
tuntasanminimalmata pelajaran. Untuk itu
perludiadakanperbaikanpembelajaranpada
siklusII.Semuakejadianbaikkelemahandan
kelebihan proses pembelajaran pada siklus
beikutnya tidak akan terulang kembali dan
diharapkanbahwasiklusIIakanberhasil.
Teknik Pengumpulan Data
Teknikpengumpulandatadigunakan
dua jenis yaitu data kualitatif dan data
yangbelumtercapai.Untukpencapaiantarget
belajarmaka guruharusmere�leksi dirinya,
apakah strategi yang digunakannya telah
sesuai atau tepat dengan materi yang akan
diajarkannya.Karenadenganadanyare�leksi
tadidiharapkangurumempunyai jalanyang
benardalampenyampaiannyadalamproses
pembelajaran.
Subjek, Waktu dan Tempat
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VI Sekolah Dasar Negeri 016 Kundur.
Jumlahsiswa24orangterdiridari14laki-laki
dan 10 orang perempuan.Waktu penelitian
dimulai dari bulan Juni, Juli dan Agustus
Dimulai dengan menyusun proposal,
pelaksanaansiklusIdansiklusII,observasi,
danRe�leksisampaipembuatanlaporanhasil
penelitian.
Tempat penelitian adalah Sekolah
Dasar Negeri 016 Kundur. Lokasi sekolah
terletak di Tanjungbatu Kota Kecamatan
Kundur. Tempat tinggal siswa tidak berapa
jauh dari sekolah. Untuk menuju sekolah
dapatditempuhberjalankaki.Angkutankota
jugamelewatididepansekolah.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran
bertujuanuntukmeningkatkanhasil belajar
siswakhususnyamateri PKndenganmateri
menghargai nilai-nilai juang proses pe-
rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Meningkatkan akti�itas dalam belajar dan
mampumelakukankerjasamabertamateman
dan orang lain. Dapat mengetahui konsep
materi pembelajaran dan pada akhir pe-
lajaran, siswa telahmendapatkanhasilyang
diharapkan berdasarkan komptensi yang
telahdisusunguru.
Siklus I, pelaksanaan pada siklus
pertama yaitu membuat perencanaan
perbaikanpembelajaran.Alatyangdigunakan
dalam pelaksanaan tersebut berupa RPP
materi pembelajaran PKNmenghargai nilai-
nilai juang proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara dibantu oleh teman
sejawat.
Tahap Pelaksanaan, tahap pelak-
sanaandibagimenjaditigabagianyaitutahap
awal,tahapinti,dantahapakhir.a)Kegiatan
awal berisikan membaca doa, mengabsen
siswa, memberikan apersepsi, mem-
beritahukantujuanpelajaransetelahberakhir.
Kemudian guru memperlihatkan gambar-
gambar tokoh. Kegiatan awal, Tahap
pelaksanaan dalam kegiatan awal yaitu: 1)
Guru mengucapkan salam kepada semua
siswa, 2) Gurumengatur tempat duduk dan
pembagiankelompok,3)Membacadoayang
dipimpinolehketuakelas,4)Gurumengabsen
siswa, danmenanyakan bila ada siswa yang
tidakdatang,5)Gurumengadakanapersepsi
untuk melanjutkan proses pembelajaran, 6)
Gurumemberitahukantujuanpembelajaran.,
7) Guru memotivasi siswa agar serius
mengikuti prosespembelajaran; b)Kegiatan
Inti, pada kegiatan inti, telah disiapkan oleh
guru dan siswa naskah untuk materi
menghargai nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila negara, 1) Penyajian
kelompoksatumempraktekkannaskahyang
telah dibuat sesuai dengan materi pem-
belajaran; 2) Kelompok lain mengadakan
pengamatanterhadapkelompokyangtampil;
3) Guru membimbing siswa dalam me-
nganalisis setiap kegiatan yang telah
ditampilkan; 4) Guru menyimpulkan pe-
lajaran, c)Kegiatan akhir: 1)Evaluasi untuk
melihatpendalamanterhadapnilai-nilaijuang
siswadalampokokbahasan;2)Tindaklanjut.
80 81
Tahap Observasi atau Pengamatan,
Teman sejawat, pembimbing melakukan
observasi terhadap peneliti melakukan
kegiatanpembelajarandenganmenggunakan
metode bermain peran (role playing).
Pengamatan dilakukan mulai pelaksanaan
proses pembelajaran sampai berakhirnya
pembelajaran.
TahapRe�leksi,TahapRe�leksisetelah
diadakandiskusimasihbelumberhasilkarena
masih ada siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari ketentuan kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran. Untuk itu perlu
diadakanperbaikanpembelajaranpadasiklus
II. Semua kejadian baik kelemahan dan
kelebihan proses pembelajaran pada siklus
berikutnya tidak akan terulang kembali dan
diharapkanbahwasiklusIIakanberhasil.
Siklus II, Pelaksanaan pada siklus I
telahdiadakandiskusidengantemansejawat,
pembimbing, telah disepakati bahwa
pelaksanaan pada siklus I belum men-
dapatkanhasilyangdiharapkankarenamasih
ada pelaksanaan guru yang masih belum
tercapai. Untuk itu pada siklus II akan
diperbaiki proses pembelajarannya. Pada
siklus II sebelum melaksanakan perbaikan
pembelajaran, guru menyusun rencana
perbaikan yaitu menyusun RPP, membuat
format guru dan siswa, menyusun naskah
pelajaran,membuattesatauevaluasiakhir.
PelaksanaanpadasiklusIIterbagimenjadi
tiga kegiatan dalam prosedur pembelajaran.
a) Kegiatan awal, tahap pelaksanaan dalam
kegiatan awal yaitu: 1) Guru mengucapkan
salamkepadasemuasiswa,2)Gurumengatur
tempat duduk dan pembagian kelompok, 3)
Membacadoayangdipimpinolehketuakelas,
4)Gurumengabsen siswa, danmenanyakan
bila ada siswa yang tidak datang, 5) Guru
mengadakan apersepsi untuk melanjutkan
proses pembelajaran, 6) Guru mem-
beritahukan bahwa tujuan pembelajaran, 6)
Gurumemotivasisiswaagarseriusmengikuti
proses pembelajaran. b) Kegiatan Inti, pada
kegiatan inti, telah disiapkan oleh guru dan
siswa naskah untuk dilakukan dalam
menjiwaimaterimenghargainilai-nilaijuang
dalam proses perumusan Pancasila bagi
negara: 1) Penyajian kelompok satu
mempraktekkan naskah yang telah dibuat
sesuai dengan materi pembelajaran; 2)
Kelompok lain mengadakan pengamatan
terhadap kelompok yang tampil; 3) Guru
membimbing siswa dalam menganalisis
setiap kegiatan yang telah ditambilkan; 4)
Guru menyimpulkan pelajaran; c) Kegiatan
akhir:1)Evaluasiuntukmelihatpendalaman
terhadapnilai-nilaijuangsiswadalampokok
bahasan;2)Tindaklanjut.
Tahap Observasi atau Pengamatan,
teman sejawat, pembimbing melakukan
observasi terhadap peneliti melakukan
kegiatanpembelajarandenganmenggunakan
metode bermain peran (role playing)
Pengamatan dilakukan mulai pelaksanaan
proses pembelajaran sampai berakhirnya
pembelajaran.
TahapRe�leksi,tahapRe�leksisetelah
diadakan diskusi masih belum berhasil
karenamasih ada siswa yangmendapatkan
nilai kurang dari ketentuan kriteria ke-
tuntasanminimalmata pelajaran. Untuk itu
perludiadakanperbaikanpembelajaranpada
siklusII.Semuakejadianbaikkelemahandan
kelebihan proses pembelajaran pada siklus
beikutnya tidak akan terulang kembali dan
diharapkanbahwasiklusIIakanberhasil.
Teknik Pengumpulan Data
Teknikpengumpulandatadigunakan
dua jenis yaitu data kualitatif dan data
yangbelumtercapai.Untukpencapaiantarget
belajarmaka guruharusmere�leksi dirinya,
apakah strategi yang digunakannya telah
sesuai atau tepat dengan materi yang akan
diajarkannya.Karenadenganadanyare�leksi
tadidiharapkangurumempunyai jalanyang
benardalampenyampaiannyadalamproses
pembelajaran.
Subjek, Waktu dan Tempat
Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VI Sekolah Dasar Negeri 016 Kundur.
Jumlahsiswa24orangterdiridari14laki-laki
dan 10 orang perempuan.Waktu penelitian
dimulai dari bulan Juni, Juli dan Agustus
Dimulai dengan menyusun proposal,
pelaksanaansiklusIdansiklusII,observasi,
danRe�leksisampaipembuatanlaporanhasil
penelitian.
Tempat penelitian adalah Sekolah
Dasar Negeri 016 Kundur. Lokasi sekolah
terletak di Tanjungbatu Kota Kecamatan
Kundur. Tempat tinggal siswa tidak berapa
jauh dari sekolah. Untuk menuju sekolah
dapatditempuhberjalankaki.Angkutankota
jugamelewatididepansekolah.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran
bertujuanuntukmeningkatkanhasil belajar
siswakhususnyamateri PKndenganmateri
menghargai nilai-nilai juang proses pe-
rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Meningkatkan akti�itas dalam belajar dan
mampumelakukankerjasamabertamateman
dan orang lain. Dapat mengetahui konsep
materi pembelajaran dan pada akhir pe-
lajaran, siswa telahmendapatkanhasilyang
diharapkan berdasarkan komptensi yang
telahdisusunguru.
Siklus I, pelaksanaan pada siklus
pertama yaitu membuat perencanaan
perbaikanpembelajaran.Alatyangdigunakan
dalam pelaksanaan tersebut berupa RPP
materi pembelajaran PKNmenghargai nilai-
nilai juang proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara dibantu oleh teman
sejawat.
Tahap Pelaksanaan, tahap pelak-
sanaandibagimenjaditigabagianyaitutahap
awal,tahapinti,dantahapakhir.a)Kegiatan
awal berisikan membaca doa, mengabsen
siswa, memberikan apersepsi, mem-
beritahukantujuanpelajaransetelahberakhir.
Kemudian guru memperlihatkan gambar-
gambar tokoh. Kegiatan awal, Tahap
pelaksanaan dalam kegiatan awal yaitu: 1)
Guru mengucapkan salam kepada semua
siswa, 2) Gurumengatur tempat duduk dan
pembagiankelompok,3)Membacadoayang
dipimpinolehketuakelas,4)Gurumengabsen
siswa, danmenanyakan bila ada siswa yang
tidakdatang,5)Gurumengadakanapersepsi
untuk melanjutkan proses pembelajaran, 6)
Gurumemberitahukantujuanpembelajaran.,
7) Guru memotivasi siswa agar serius
mengikuti prosespembelajaran; b)Kegiatan
Inti, pada kegiatan inti, telah disiapkan oleh
guru dan siswa naskah untuk materi
menghargai nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila negara, 1) Penyajian
kelompoksatumempraktekkannaskahyang
telah dibuat sesuai dengan materi pem-
belajaran; 2) Kelompok lain mengadakan
pengamatanterhadapkelompokyangtampil;
3) Guru membimbing siswa dalam me-
nganalisis setiap kegiatan yang telah
ditampilkan; 4) Guru menyimpulkan pe-
lajaran, c)Kegiatan akhir: 1)Evaluasi untuk
melihatpendalamanterhadapnilai-nilaijuang
siswadalampokokbahasan;2)Tindaklanjut.
82 83
kuantitatif. Data kualitatif yaitu proses
pembelajarandanrekamanaktivitassiswadi
dalam kelas. Rekaman tersebut berupa
kegiatan siswa dalam pembelajaran mulai
tingkat awal, inti sampai berakhirnya
pembelajaran. Sedangkan data kualitatif
berupahasilbelajaryaituulanganharian,nilai
akhir pembelajaran, aspek kegiatan belajar
siswaberupakeaktifandidalamkelas.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan membuat aspek yang dinilai dalam
proses keaktifan siswa, bertujuan melihat
sejauh mana proses akti�itas siswa itu
berjalan.Pengamatantersebutdibantuteman
sejawatsetiapkalisikluspembelajaran.
Pengumpulan data dilakukanmulai
dariprasiklusyaitumemberikan teskepada
siswa tentang topik pelajaran. Kemudian
siklus I dan Siklus II.teman sejawat
mengumpulkandatatersebutuntukdijadikan
data proses pembelajaran yang masih
mendapa t p eny impangan maupun
kekurangan pada hasil yang masih rendah
untukperbaikanpembelajaranberikutnya.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan
proses pembelajaran mulai dari prasiklus,
siklus I dan Siklus II. Dalam hal perbaikan
pembelajaran, hasilnya diolah sehingga
mendapatkan hasil untuk penentuan
keberhasilanbelajarapakahtelahmengalami
peningkatanatautidak,baikdaripihakguru
maupun pihak siswa. Data diproses
menggunakan Deskripsi, kualitatif dan
kuantitatif.
HASILDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Tabel 1 Distribusi Hasil Tes Prasiklus MataPelajaranPKnSiswaKelasVISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 60 TidakTuntas2 AdityaKurniawan L 75 Tuntas3 AinunJariah P 75 Tuntas4 Aisyah P 60 TidakTuntas5 AntonDinata L 70 Tuntas6 DianaTasya
P
75
Tuntas7 DiyanLestari
P
75
Tuntas8 Gunawan L
65
TidakTuntas9 HendySaputra
L
77
Tuntas10 M.Aqsal L
75
Tuntas11 M.Firmansyah
L
60
TidakTuntas12 M.Izbal L
60
TidakTuntas13 M.Johansyah
L
75
Tuntas14 Nanda P
60
TidakTuntas15 Melliani P
60
TidakTuntas16 NurhayaniSaputri
P
70
Tuntas17 PutriWidya
P
60
TidakTuntas18 RikiFriando
L
60
TidakTuntas
19 RiskiFanita
P
70
Tuntas20 RismaFatmawati P 76 Tuntas21 Risnasari P
60
TidakTuntas
22 R.Nurannisa
P
70
Tuntas
23 SitiAisyah P
70
Tuntas24 Yuliana P
70
TuntasJumlahnilai 1628Rata-rataNilai 67,83JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 14 58,33%TidakTuntas 10 41,67%NilaiTerendah 60NilaiTertinggi 77
Sumber data: olahan tes prasiklus
2016
Sebelum pelaksanaan dimulai, guru
dan teman sejawat telah mengadakan
observasi tentang kegiatan yang dilakukan.
Untuk perbaikan perbelajaran diadakan tes
awalatautesprasiklus.Setelahdijalankantes
maka has i lnya adalah jumlah n i la i
keseluruhan1628danrata-ratanilaiperkelas
67,83. Siswayang tuntas sebanyak14orang
(58,33)sedangkanyangtidaktuntassebanyak
10 orang (41,66 %), nilai terendah 60,
tertinggi 77, sedangkan standar kriteria
ketuntasan minimal 70. Dari hasil tersebut,
guru menyusun rencana perbaikan pada
siklus I. Hasil yang diperoleh dapar dilihat
padaTabel2.
Tabel 2 Distribusi Hasil Tes Siklus II MataPelajaran PKn Siswa Kelas VISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 65 TidakTuntas
2 AdityaKurniawan L 75 Tuntas3 AinunJariah P 75 Tuntas4 Aisyah P 70 Tuntas5 AntonDinata L 70 Tuntas6 DianaTasya
P
75
Tuntas7 DiyanLestari
P
76
Tuntas8 Gunawan L
70
Tuntas9 HendySaputra
L
77
Tuntas10 M.Aqsal L
76
Tuntas11 M.Firmansyah
L
65
TidakTuntas12 M.Izbal L
60
TidakTuntas13 M.Johansyah
L
76
Tuntas14 Nanda P
70
Tuntas
15 Melliani P 63 TidakTuntas16 NurhayaniSaputri P 70 Tuntas17 PutriWidya
P
65
TidakTuntas
18 RikiFriando
L
68
TidakTuntas19 RiskiFanita
P
73
Tuntas20 RismaFatmawati
P
78
Tuntas21 Risnasari P
65
TidakTuntas22 R.Nurannisa
P
70
Tuntas23 SitiAisyah P
75
Tuntas24 Yuliana P
70
TuntasJumlahnilai 1697Rata-rataNilai 70,71JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 17 70,83%TidakTuntas 7 29,17%NilaiTerendah 65NilaiTertinggi 78
Sumberdata:olahantesprasiklus2016
HasilbelajarsiswapadasiklusIdapat
dilihatpadatabel2diatas, jumlahnilai1697
danrata-rata71,79dengan jumlahsiswa24
orang.Yangtuntassebanyak17(70,83%)dan
tidak tuntas sebanyak7orang (29,17).Nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 78. Hasil
tersebut belum mencapai target yang
diinginkan,makadilanjutkanlagikesiklusII.
Tabel 3 Distribusi Hasil Tes Siklus II MataPelajaran PKn Siswa Kelas VISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 76 Tuntas2 AdityaKurniawan L 80 Tuntas3 AinunJariah P 80 Tuntas4 Aisyah P 75 Tuntas5 AntonDinata L 73 Tuntas6 DianaTasya P 83 Tuntas7 DiyanLestari
P
80
Tuntas8 Gunawan L
77
Tuntas9 HendySaputra
L
80
Tuntas10 M.Aqsal L
83
Tuntas11 M.Firmansyah
L
78
Tuntas12 M.Izbal L
75
Tuntas13 M.Johansyah
L
80
Tuntas14 Nanda P
75
Tuntas
15 Melliani P
78
Tuntas16 NurhayaniSaputri P 85 Tuntas17 PutriWidya P
80
Tuntas
18 RikiFriando
L
80
Tuntas19 RiskiFanita P
85
Tuntas20 RismaFatmawati
P
85
Tuntas21 Risnasari P
78
Tuntas22 R.Nurannisa
P
80
Tuntas23 SitiAisyah P
85
Tuntas24 Yuliana P
80
TuntasJumlahnilai 3325Rata-rataNilai 79,63JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 24 100%TidakTuntas 0NilaiTerendah 73NilaiTertinggi 85
Sumber data: olahan tes prasiklus
2016
Darihasilpelaksanaanperbaikandari
prasiklussampaikesiklusIpeningkatanhasil
belajarsiswameningkat.SiklusIIjumlahnilai
3325danrata-ratakelas79,63dari24orang
dengankriteriaketuntasanminimal70.Dari
hasiltersebutseluruhsiswatelahmemahami
isi materi yang diajarkan guru dan nilai
terendah73dantertinggi85.
Dari ketiga proses tes, dapat di-
simpulkan bahwa rata-rata persentasi
ketuntasan prasiklus14 (41,66%), siklus I
menjadi17 (70,83%)danssiklusIImenjadi
24orang(100%).
Untuk mengetahui tingkat pe-
nguasaan siswa dalam belajar PKn dengan
materimenghargai nilai-nilai juang dalam
proses perumusan sebagai Negara Pancasila
sebagaiberikut.
Tabel4.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTes Prasiklus Mata Pelajaran PKnSiswaKelasVISekolahDasar Negeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 58 Tinggi
3 69– 78 Cukup 14 58,33% Tuntas4 59– 68 Rendah 10 41,67% Tidaktuntas5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumberdata:olahantesprasiklus2016
Hasiltessiswapadaprasiklus69–78
kriteria cukup terdapat sebanyak 14 orang
(58.33%)danrentang59–68sebanyak10
orang (41,67%). Tingkat penguasaan siswa
terletakpadarentangdankriteriacukup.
SelanjutnyahasiltespadasiklusIdapatdilihat
padaTabel5berikut:
82 83
kuantitatif. Data kualitatif yaitu proses
pembelajarandanrekamanaktivitassiswadi
dalam kelas. Rekaman tersebut berupa
kegiatan siswa dalam pembelajaran mulai
tingkat awal, inti sampai berakhirnya
pembelajaran. Sedangkan data kualitatif
berupahasilbelajaryaituulanganharian,nilai
akhir pembelajaran, aspek kegiatan belajar
siswaberupakeaktifandidalamkelas.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan membuat aspek yang dinilai dalam
proses keaktifan siswa, bertujuan melihat
sejauh mana proses akti�itas siswa itu
berjalan.Pengamatantersebutdibantuteman
sejawatsetiapkalisikluspembelajaran.
Pengumpulan data dilakukanmulai
dariprasiklusyaitumemberikan teskepada
siswa tentang topik pelajaran. Kemudian
siklus I dan Siklus II.teman sejawat
mengumpulkandatatersebutuntukdijadikan
data proses pembelajaran yang masih
mendapa t p eny impangan maupun
kekurangan pada hasil yang masih rendah
untukperbaikanpembelajaranberikutnya.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan
proses pembelajaran mulai dari prasiklus,
siklus I dan Siklus II. Dalam hal perbaikan
pembelajaran, hasilnya diolah sehingga
mendapatkan hasil untuk penentuan
keberhasilanbelajarapakahtelahmengalami
peningkatanatautidak,baikdaripihakguru
maupun pihak siswa. Data diproses
menggunakan Deskripsi, kualitatif dan
kuantitatif.
HASILDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Tabel 1 Distribusi Hasil Tes Prasiklus MataPelajaranPKnSiswaKelasVISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 60 TidakTuntas2 AdityaKurniawan L 75 Tuntas3 AinunJariah P 75 Tuntas4 Aisyah P 60 TidakTuntas5 AntonDinata L 70 Tuntas6 DianaTasya
P
75
Tuntas7 DiyanLestari
P
75
Tuntas8 Gunawan L
65
TidakTuntas9 HendySaputra
L
77
Tuntas10 M.Aqsal L
75
Tuntas11 M.Firmansyah
L
60
TidakTuntas12 M.Izbal L
60
TidakTuntas13 M.Johansyah
L
75
Tuntas14 Nanda P
60
TidakTuntas15 Melliani P
60
TidakTuntas16 NurhayaniSaputri
P
70
Tuntas17 PutriWidya
P
60
TidakTuntas18 RikiFriando
L
60
TidakTuntas
19 RiskiFanita
P
70
Tuntas20 RismaFatmawati P 76 Tuntas21 Risnasari P
60
TidakTuntas
22 R.Nurannisa
P
70
Tuntas
23 SitiAisyah P
70
Tuntas24 Yuliana P
70
TuntasJumlahnilai 1628Rata-rataNilai 67,83JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 14 58,33%TidakTuntas 10 41,67%NilaiTerendah 60NilaiTertinggi 77
Sumber data: olahan tes prasiklus
2016
Sebelum pelaksanaan dimulai, guru
dan teman sejawat telah mengadakan
observasi tentang kegiatan yang dilakukan.
Untuk perbaikan perbelajaran diadakan tes
awalatautesprasiklus.Setelahdijalankantes
maka has i lnya adalah jumlah n i la i
keseluruhan1628danrata-ratanilaiperkelas
67,83. Siswayang tuntas sebanyak14orang
(58,33)sedangkanyangtidaktuntassebanyak
10 orang (41,66 %), nilai terendah 60,
tertinggi 77, sedangkan standar kriteria
ketuntasan minimal 70. Dari hasil tersebut,
guru menyusun rencana perbaikan pada
siklus I. Hasil yang diperoleh dapar dilihat
padaTabel2.
Tabel 2 Distribusi Hasil Tes Siklus II MataPelajaran PKn Siswa Kelas VISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 65 TidakTuntas
2 AdityaKurniawan L 75 Tuntas3 AinunJariah P 75 Tuntas4 Aisyah P 70 Tuntas5 AntonDinata L 70 Tuntas6 DianaTasya
P
75
Tuntas7 DiyanLestari
P
76
Tuntas8 Gunawan L
70
Tuntas9 HendySaputra
L
77
Tuntas10 M.Aqsal L
76
Tuntas11 M.Firmansyah
L
65
TidakTuntas12 M.Izbal L
60
TidakTuntas13 M.Johansyah
L
76
Tuntas14 Nanda P
70
Tuntas
15 Melliani P 63 TidakTuntas16 NurhayaniSaputri P 70 Tuntas17 PutriWidya
P
65
TidakTuntas
18 RikiFriando
L
68
TidakTuntas19 RiskiFanita
P
73
Tuntas20 RismaFatmawati
P
78
Tuntas21 Risnasari P
65
TidakTuntas22 R.Nurannisa
P
70
Tuntas23 SitiAisyah P
75
Tuntas24 Yuliana P
70
TuntasJumlahnilai 1697Rata-rataNilai 70,71JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 17 70,83%TidakTuntas 7 29,17%NilaiTerendah 65NilaiTertinggi 78
Sumberdata:olahantesprasiklus2016
HasilbelajarsiswapadasiklusIdapat
dilihatpadatabel2diatas, jumlahnilai1697
danrata-rata71,79dengan jumlahsiswa24
orang.Yangtuntassebanyak17(70,83%)dan
tidak tuntas sebanyak7orang (29,17).Nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi 78. Hasil
tersebut belum mencapai target yang
diinginkan,makadilanjutkanlagikesiklusII.
Tabel 3 Distribusi Hasil Tes Siklus II MataPelajaran PKn Siswa Kelas VISekolahDasarNegeri016Kundur
No NamaJenis
KelaminNilai Keterangan
1 AbdulRahman L 76 Tuntas2 AdityaKurniawan L 80 Tuntas3 AinunJariah P 80 Tuntas4 Aisyah P 75 Tuntas5 AntonDinata L 73 Tuntas6 DianaTasya P 83 Tuntas7 DiyanLestari
P
80
Tuntas8 Gunawan L
77
Tuntas9 HendySaputra
L
80
Tuntas10 M.Aqsal L
83
Tuntas11 M.Firmansyah
L
78
Tuntas12 M.Izbal L
75
Tuntas13 M.Johansyah
L
80
Tuntas14 Nanda P
75
Tuntas
15 Melliani P
78
Tuntas16 NurhayaniSaputri P 85 Tuntas17 PutriWidya P
80
Tuntas
18 RikiFriando
L
80
Tuntas19 RiskiFanita P
85
Tuntas20 RismaFatmawati
P
85
Tuntas21 Risnasari P
78
Tuntas22 R.Nurannisa
P
80
Tuntas23 SitiAisyah P
85
Tuntas24 Yuliana P
80
TuntasJumlahnilai 3325Rata-rataNilai 79,63JumlahSiswa 24KKM 70Tuntas 24 100%TidakTuntas 0NilaiTerendah 73NilaiTertinggi 85
Sumber data: olahan tes prasiklus
2016
Darihasilpelaksanaanperbaikandari
prasiklussampaikesiklusIpeningkatanhasil
belajarsiswameningkat.SiklusIIjumlahnilai
3325danrata-ratakelas79,63dari24orang
dengankriteriaketuntasanminimal70.Dari
hasiltersebutseluruhsiswatelahmemahami
isi materi yang diajarkan guru dan nilai
terendah73dantertinggi85.
Dari ketiga proses tes, dapat di-
simpulkan bahwa rata-rata persentasi
ketuntasan prasiklus14 (41,66%), siklus I
menjadi17 (70,83%)danssiklusIImenjadi
24orang(100%).
Untuk mengetahui tingkat pe-
nguasaan siswa dalam belajar PKn dengan
materimenghargai nilai-nilai juang dalam
proses perumusan sebagai Negara Pancasila
sebagaiberikut.
Tabel4.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTes Prasiklus Mata Pelajaran PKnSiswaKelasVISekolahDasar Negeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 58 Tinggi
3 69– 78 Cukup 14 58,33% Tuntas4 59– 68 Rendah 10 41,67% Tidaktuntas5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumberdata:olahantesprasiklus2016
Hasiltessiswapadaprasiklus69–78
kriteria cukup terdapat sebanyak 14 orang
(58.33%)danrentang59–68sebanyak10
orang (41,67%). Tingkat penguasaan siswa
terletakpadarentangdankriteriacukup.
SelanjutnyahasiltespadasiklusIdapatdilihat
padaTabel5berikut:
84 85
Tabel5.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTesSiklusIMataPelajaranPKnSiswaKelasVI SekolahDasar Negeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 58 Tinggi
3 69– 78 Cukup 17 70,83% Tuntas4 59– 68 Rendah 7 29,17% TidakTuntas5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumberdata:olahantessiklusI2016
Hasil tessiswapadasiklus I69–78
kriteria cukup terdapat sebanyak 17 orang
(70,83%) dan rentang 59 – 68 sebanyak 7
orang (29,17%).Tingkat penguasaan siswa
terletakpadarentangdankriteriacukup.
Jika dilihat perolehan nilai dari
prasikluskesiklus1tidakbanyakperubahan,
makadilanjutkanpadasiklusII.
Tabel6.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTesSiklusIIMataPelajaranPKnSiswaKelasVISekolahDasarNegeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 88 Tinggi
15
62,50%
Tuntas
3 69– 78 Cukup 9 37,50% Tuntas4 59– 68 Rendah 5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumber data: olahan tes siklus II
2016
Hasil belajar yang diperoleh siswa
pada siklus II tampak peningkatannya
berdasarkan rentang nilai 69 – 78 dengan
kriteria cukup sebanyak 9 orang (37,50%)
danrentang79–88sebanyak15orang(62,50
%).JadihasilbelajarpadasiklusIIperingkat
belajarsiswapadatingkattinggi.
Pembahasan
Dalam pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya, guru selalu menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan tugas.
Pengetahuan siswa hanya pada tahap
menerima materi berdasarkan dari
penjelasan guru, sedangkan siswa sendiri
tidakmampumemahamikonsepyangharus
mereka pelajari. Dengan adanya metode
bermain peran, siswamampumenanamkan
konsep pada dirinya sesuai dengan
kompetensiyangtelahdibuatolehgurudalam
prosespembelajaran.
Hasil tes pada siklus I yang tuntas
79,83%menunjukkankenaikandarihasiltes
prasiklus yaitu 58,33. Perubahan tersebut
belummenunjukkannilaiketuntasanminimal
70. Namun jumlah nilai dari hasil tes
prasiklus1628denganrata-rata 67,83,pada
siklus I meningkat jumlah nilai 1697 dan
ratar-rata nilai 70,71. Setelah dilakukan
perbaikanpembelajaranpadasiklusIIjumlah
nilai 3325 dan rata-rata 70,63 semua siswa
telahmencapai kriteria ketuntasanminimal
lulus100%
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan data dan analisis data
yang diperoleh peneliti dalam pelaksanaan
pembelajaran penggunaan metode bermain
peran (role playing) dalam meningkatkan
pemahamankonseptentangnilai-nilai juang
dalam proses perumusan pancasila sebagai
dasar negara kelas VI Sekolah Dasar Negeri
016 Kundur dapat disimpulkan bahwa: 1)
Penerapan metode bermain peran (role
playing) dapat digunakan dalam materi
pelajaranPKnkhususnyamaterimenghargai
nilai-nilai juang dalam proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara; 2) Metode
bermain peran (role playing) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat
dibuktikan bahwa hasil belajar prasiklus
siswamendapatnilaituntas58,33%;siklusI
menjadi 70,83 %, dan siklus II meningkat
menjadi 100 %. Hasil nilai berdasarkan
rentangdankriterianilaiyaitu79–88dengan
tingkatkriteriatinggi.
Saran
Dari Simpulan di atas, ada beberapa
saran yang perlu diperhatikan oleh semua
pihak terutama guru, siswa, kepala sekolah
danpihakterkaityakni:1)Guru,hendaknya
dapat menggunakan metode yang mampu
dihayati siswa, sehingga mereka dapat
memahami konsep materi pelajaran dalam
metodebermainperan(roleplaying) dalam
proses pembelajaran; 2) Siswa, hendaknya
siapdanmampuuntuk memacudiridalam
menghayati peran yang dimainkan sesuai
dengan materi pelajaran agar konsep yang
diberikandapatlamadihayatidalamjiwanya;
3)Kepalasekolah,hendaknyamenyampaikan
kepada guru-guru di sekolahnya dalam
menggunakan metodeBermain Peran (Role
Playing)pokokbahasanyanglain,sertadapat
memberikanbimbingandalamKegiatanKerja
Guru (KKG) dalam pemilihan metode yang
cocokdenganmateripelajaran.
DAFTARPUSTAKA
Adi Suryanto, dkk. Evaluasi Pembelajaran diSD.Jakarta.UniversitasTerbuka.
Aunurahman2012.BelajardanPembelajaran.Jakarta.Alfabeta.
BennyN.Pribadi.2011.RudiSusilanadanCepiR i v a n a . 2 0 0 9 . M e d i aPembelajaran.Bandung.CP WacanaPrima.
Dariman. 2013. PLPG Kelompok Guru KelasMadrasah Ibtidaiyah.Semarang. IAINWalisongo.
Dimyati dan Mudjiono: 2006. Belajar danPembelajaran.Jakarta.PenerbitRinekaCipta
Mulyadi. H. 1991. Psikologi Pendidikan.Malang. Biro Ilmiah FEIAIN SunanAmpel.
Roestiyah.N.K. 2008.Strategi BelajarMengajar. Jakarta. Penerbit Rineka
Cipta.
RudiSusilanadanCecepRiyana.2009.MediaPembelajaran. Bandung. CV. WacanaPrima.
Sardiman A.M, 2005. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar. Jakarta. PT RajaGra�indoPersada
Slameto.1995.BelajardanFaktor-FaktoryangMedmpengaruhinya. Jakarta. RinekaCipta
Suhardjono.2007. PenelitianTindakanKelas.Jakarta.PenerbitBumiAksara.
Wah i dmu r n i d k k , 2 0 1 0 , E v a l u a s iPembelajaran Kompetensi danPraktek,NuhaLiteraYogyakarta.
Wardani.IGAK. 2012. Penelitian TindakanKelas.Jakarta.UniversitasTerbuka.
W. Gulo. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Grasindo.
84 85
Tabel5.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTesSiklusIMataPelajaranPKnSiswaKelasVI SekolahDasar Negeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 58 Tinggi
3 69– 78 Cukup 17 70,83% Tuntas4 59– 68 Rendah 7 29,17% TidakTuntas5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumberdata:olahantessiklusI2016
Hasil tessiswapadasiklus I69–78
kriteria cukup terdapat sebanyak 17 orang
(70,83%) dan rentang 59 – 68 sebanyak 7
orang (29,17%).Tingkat penguasaan siswa
terletakpadarentangdankriteriacukup.
Jika dilihat perolehan nilai dari
prasikluskesiklus1tidakbanyakperubahan,
makadilanjutkanpadasiklusII.
Tabel6.DistribusiRentangdanKriteriaNilaiTesSiklusIIMataPelajaranPKnSiswaKelasVISekolahDasarNegeri016Kundur
NoRentangNilai
Kriteriapenilaian
Prekuensi Persentase Keterangan
1 89– 100 Sangattinggi
2 79– 88 Tinggi
15
62,50%
Tuntas
3 69– 78 Cukup 9 37,50% Tuntas4 59– 68 Rendah 5 10- 58 SangatRendah
JumlahSiswa 24KKM 70
Sumber data: olahan tes siklus II
2016
Hasil belajar yang diperoleh siswa
pada siklus II tampak peningkatannya
berdasarkan rentang nilai 69 – 78 dengan
kriteria cukup sebanyak 9 orang (37,50%)
danrentang79–88sebanyak15orang(62,50
%).JadihasilbelajarpadasiklusIIperingkat
belajarsiswapadatingkattinggi.
Pembahasan
Dalam pelaksanaan pembelajaran
sebelumnya, guru selalu menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan tugas.
Pengetahuan siswa hanya pada tahap
menerima materi berdasarkan dari
penjelasan guru, sedangkan siswa sendiri
tidakmampumemahamikonsepyangharus
mereka pelajari. Dengan adanya metode
bermain peran, siswamampumenanamkan
konsep pada dirinya sesuai dengan
kompetensiyangtelahdibuatolehgurudalam
prosespembelajaran.
Hasil tes pada siklus I yang tuntas
79,83%menunjukkankenaikandarihasiltes
prasiklus yaitu 58,33. Perubahan tersebut
belummenunjukkannilaiketuntasanminimal
70. Namun jumlah nilai dari hasil tes
prasiklus1628denganrata-rata 67,83,pada
siklus I meningkat jumlah nilai 1697 dan
ratar-rata nilai 70,71. Setelah dilakukan
perbaikanpembelajaranpadasiklusIIjumlah
nilai 3325 dan rata-rata 70,63 semua siswa
telahmencapai kriteria ketuntasanminimal
lulus100%
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan data dan analisis data
yang diperoleh peneliti dalam pelaksanaan
pembelajaran penggunaan metode bermain
peran (role playing) dalam meningkatkan
pemahamankonseptentangnilai-nilai juang
dalam proses perumusan pancasila sebagai
dasar negara kelas VI Sekolah Dasar Negeri
016 Kundur dapat disimpulkan bahwa: 1)
Penerapan metode bermain peran (role
playing) dapat digunakan dalam materi
pelajaranPKnkhususnyamaterimenghargai
nilai-nilai juang dalam proses perumusan
pancasila sebagai dasar negara; 2) Metode
bermain peran (role playing) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat
dibuktikan bahwa hasil belajar prasiklus
siswamendapatnilaituntas58,33%;siklusI
menjadi 70,83 %, dan siklus II meningkat
menjadi 100 %. Hasil nilai berdasarkan
rentangdankriterianilaiyaitu79–88dengan
tingkatkriteriatinggi.
Saran
Dari Simpulan di atas, ada beberapa
saran yang perlu diperhatikan oleh semua
pihak terutama guru, siswa, kepala sekolah
danpihakterkaityakni:1)Guru,hendaknya
dapat menggunakan metode yang mampu
dihayati siswa, sehingga mereka dapat
memahami konsep materi pelajaran dalam
metodebermainperan(roleplaying) dalam
proses pembelajaran; 2) Siswa, hendaknya
siapdanmampuuntuk memacudiridalam
menghayati peran yang dimainkan sesuai
dengan materi pelajaran agar konsep yang
diberikandapatlamadihayatidalamjiwanya;
3)Kepalasekolah,hendaknyamenyampaikan
kepada guru-guru di sekolahnya dalam
menggunakan metodeBermain Peran (Role
Playing)pokokbahasanyanglain,sertadapat
memberikanbimbingandalamKegiatanKerja
Guru (KKG) dalam pemilihan metode yang
cocokdenganmateripelajaran.
DAFTARPUSTAKA
Adi Suryanto, dkk. Evaluasi Pembelajaran diSD.Jakarta.UniversitasTerbuka.
Aunurahman2012.BelajardanPembelajaran.Jakarta.Alfabeta.
BennyN.Pribadi.2011.RudiSusilanadanCepiR i v a n a . 2 0 0 9 . M e d i aPembelajaran.Bandung.CP WacanaPrima.
Dariman. 2013. PLPG Kelompok Guru KelasMadrasah Ibtidaiyah.Semarang. IAINWalisongo.
Dimyati dan Mudjiono: 2006. Belajar danPembelajaran.Jakarta.PenerbitRinekaCipta
Mulyadi. H. 1991. Psikologi Pendidikan.Malang. Biro Ilmiah FEIAIN SunanAmpel.
Roestiyah.N.K. 2008.Strategi BelajarMengajar. Jakarta. Penerbit Rineka
Cipta.
RudiSusilanadanCecepRiyana.2009.MediaPembelajaran. Bandung. CV. WacanaPrima.
Sardiman A.M, 2005. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar. Jakarta. PT RajaGra�indoPersada
Slameto.1995.BelajardanFaktor-FaktoryangMedmpengaruhinya. Jakarta. RinekaCipta
Suhardjono.2007. PenelitianTindakanKelas.Jakarta.PenerbitBumiAksara.
Wah i dmu r n i d k k , 2 0 1 0 , E v a l u a s iPembelajaran Kompetensi danPraktek,NuhaLiteraYogyakarta.
Wardani.IGAK. 2012. Penelitian TindakanKelas.Jakarta.UniversitasTerbuka.
W. Gulo. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Grasindo.
86 87
Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat
kebijakan di sekolah tidak dapat meng-
evaluasi kinerja guru secara akademik.
Kinerjayangdapatdilihatolehkepalasekolah
hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa
mengetahui apakahkemampuangurudalam
mengelolapembelajaransudahsesuaidengan
harapan atau belum, atau sudahkah kom-
petensidasaryangharusdikuasaiolehsiswa
terkuasaidenganbenar.Hasilpengamatandi
tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 001
Tarempadidapatkandatasebagaiberikut:1)
hanya60%guruyangmenyusunsilabusdan
RPP,2)Secarakualitas,silabusdanRPPyang
baikbarumencapai angka30%dari silabus
danRPPyangdibuatolehguru.
Kompetensi Guru
Berpedomankepadatujuanpendidikan
yakni meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.Dalamusahameningkatkankualitas
sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponensumberdayamanusiayangharus
dibina dan dikembangkan terus-menerus.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus
tumbuh dan berkembang agar dapat
melakukanfungsinyasecarapotensial.Selain
itu pengaruh perubahan yang serba cepat
menuntut guru-guru untuk terus-menerus
belajar menyesuaikan diri dengan per-
kembanganilmupengetahuandanteknologi
sertamobilitasmasyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui
dan menyerahkan kepada guru untuk
mendidik tunas-tunasmuda danmembantu
mengembangkan potens inya secara
professional. Kepercayaan, keyakinan, dan
penerimaan ini merupakan substansi dari
pengakuanmasyarakatterhadapprofesiguru.
Implikasi dari pengakuan tersebut meng-
haruskan guru memiliki kualitas yang
memadai.Tidakhanyapadatatarannormatif
saja namun mampu mengembangkan
kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi
personal , professional , maupun ke-
masyarakatan dalam selubung aktualisasi
kebijakanpendidikan.
Profesionalismemenjadituntutandari
setiap pekerjaan. Apalagi profesi guru yang
sehari-hari menangani benda hidup
berupa siswa dengan berbagai
karakteristikyangmasing-masingtidaksama.
Pekerjaaansebagaigurumenjadilebihberat
ketikamenyangkut peningkatan kemam-
puan anak didiknya, sedangkankemam-
puandirinyamengalamistagnasi.Guruyang
profesional adalah mereka yang memiliki
kemampuan profesional dengan berbagai
kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang
dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan
bahwa Guru yang bermutu dapat diukur
dengan lima indikator, yaitu: pertama,
kemampuan profesional (professional
capacity), sebagaimana terukur dari ijazah,
jenjang pendidikan, jabatan dan golongan,
serta pelatihan. Kedua, upaya profesional
(professional efforts), sebagaimana terukur
dari kegiatan mengajar, pengabdian dan
penelitian. Ketiga, waktu yangdicurahkan
untuk kegiatan profesional (teacher's time),
sebagaimana terukur dari masa jabatan,
pengalaman mengajar serta lainnya.
Keempat, kesesuaian antara keahlian dan
pekerjaannya(linkandmatch),sebagaimana
terukur dari mata pelajaran yang diampu,
apakah telah sesuaidengan spesialisasinya
atautidak,sertakelima,tingkatkesejahteraan
(prosperiousity) sebagaimana terukur dari
upah, honor atau penghasilan rutinnya.
Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa
mendorong seorang pendidik untuk
melakukan kerja sambilan, dan bilamana
kerjasambilaninisukses,bisajadiprofesi
UPAYAPENINGKATANKOMPETENSIGURUDALAMMENYUSUNSILABUSDANRPPMELALUI SUPERVISIAKADEMIKYANGBERKELANJUTAN
DISDNEGERI001TAREMPA
Riawati*
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kopetensi guru dalam menyusun perangkatpembelajaran.JenisPenelitianiniPenelitianTindakanSekolah(PTS).PopulasipenelitianiniadalahseluruhguruSDnegeri001Tarempa.Prosespenelitiandengantindakanyangdilaluidengansiklus,yangteridiridariduasiklus.SupervisiakademiksecaraberkelanjutanterbuktisecarailmiahdapatmeningkatkankompetensigurudalammenyusunsilabusdanRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)diSDNegeri001TarempaKepulauanAnambas,Hasilpenelitianpadasiklus Imeningkatnya jumlahsilabusyangdibuatguruyangberkualitasbaikdari31%menjadi83%setelahsupervisiakademik.SelainitujumlahRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangberkualitasbaikjugameningkatpadasilkusIIdari38%menjadi89%.
KataKunci:KompetensiGuru,SupervisiAkademik
PENDAHULUAN
Peran pendidikan sangat menentukan
perkembangandanperwujudandiriindividu,
terutama bagi pembangunan bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan pada umumnya
adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkanpesertadidikuntukmengem-
bangkan bakat dan kemampuannya secara
optimal. Salah satu bantuan yang diberikan
pendidikan agar terjadi proses yang meng-
hasilkan ilmu pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, tabiat, serta pembentukan sikap
dankeyakinanpesertadidikuntukmengem-
bangkan bakat dan kemampuannya melalui
prosespembelajaran.
Pembelajarandiartikansebagaiproses
interaksipesertadidikdenganpendidikdan
sumberbelajarpadasuatulingkunganbelajar
(UUNo20Tahun2003).Dewasaini,konteks
pembelajaran diarahkan dalam pendekatan
pembelajaran tematik yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran dan materi sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna
padapesertadidik.
Pembelajaran mengandung tiga hal
pokok yakni perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.Perencanaan program berfungsi
untuk memberikan arah pelaksanaan
pembelajaransehinggamenjaditerarahdan
e�isien.Salahsatubagiandariperencanaan
pembelajaranyangsangatpentingdibuatoleh
guru sebagaipengarahpembelajaranadalah
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pem-
belajaran(RPP).Silabus memberikan arah
tentang apa saja yang harus dicapai guna
menggapai tujuan pembelajaran dan cara
seperti apa yang akan digunakan. Selain itu
silabusjugamemuatteknikpenilaianseperti
sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah instrumen perencanaan yang lebih
spesi�ik dari silabus. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini dibuat untuk
memandugurudalammengajaragartidak
melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan
perencanaan pembelajaran ini , guru
semestinya tidak mengajar tanpa adanya
rencana. Namun dapat disayangkan karena
perencanaan pembelajaran tidak dapat
diukur oleh kepala sekolah sebab hanya
direncanakan dalam pikiran sang guru saja.
86 87
Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat
kebijakan di sekolah tidak dapat meng-
evaluasi kinerja guru secara akademik.
Kinerjayangdapatdilihatolehkepalasekolah
hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa
mengetahui apakahkemampuangurudalam
mengelolapembelajaransudahsesuaidengan
harapan atau belum, atau sudahkah kom-
petensidasaryangharusdikuasaiolehsiswa
terkuasaidenganbenar.Hasilpengamatandi
tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 001
Tarempadidapatkandatasebagaiberikut:1)
hanya60%guruyangmenyusunsilabusdan
RPP,2)Secarakualitas,silabusdanRPPyang
baikbarumencapai angka30%dari silabus
danRPPyangdibuatolehguru.
Kompetensi Guru
Berpedomankepadatujuanpendidikan
yakni meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.Dalamusahameningkatkankualitas
sumber daya pendidikan, guru merupakan
komponensumberdayamanusiayangharus
dibina dan dikembangkan terus-menerus.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus
tumbuh dan berkembang agar dapat
melakukanfungsinyasecarapotensial.Selain
itu pengaruh perubahan yang serba cepat
menuntut guru-guru untuk terus-menerus
belajar menyesuaikan diri dengan per-
kembanganilmupengetahuandanteknologi
sertamobilitasmasyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui
dan menyerahkan kepada guru untuk
mendidik tunas-tunasmuda danmembantu
mengembangkan potens inya secara
professional. Kepercayaan, keyakinan, dan
penerimaan ini merupakan substansi dari
pengakuanmasyarakatterhadapprofesiguru.
Implikasi dari pengakuan tersebut meng-
haruskan guru memiliki kualitas yang
memadai.Tidakhanyapadatatarannormatif
saja namun mampu mengembangkan
kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi
personal , professional , maupun ke-
masyarakatan dalam selubung aktualisasi
kebijakanpendidikan.
Profesionalismemenjadituntutandari
setiap pekerjaan. Apalagi profesi guru yang
sehari-hari menangani benda hidup
berupa siswa dengan berbagai
karakteristikyangmasing-masingtidaksama.
Pekerjaaansebagaigurumenjadilebihberat
ketikamenyangkut peningkatan kemam-
puan anak didiknya, sedangkankemam-
puandirinyamengalamistagnasi.Guruyang
profesional adalah mereka yang memiliki
kemampuan profesional dengan berbagai
kapasitasnya sebagai pendidik. Studi yang
dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan
bahwa Guru yang bermutu dapat diukur
dengan lima indikator, yaitu: pertama,
kemampuan profesional (professional
capacity), sebagaimana terukur dari ijazah,
jenjang pendidikan, jabatan dan golongan,
serta pelatihan. Kedua, upaya profesional
(professional efforts), sebagaimana terukur
dari kegiatan mengajar, pengabdian dan
penelitian. Ketiga, waktu yangdicurahkan
untuk kegiatan profesional (teacher's time),
sebagaimana terukur dari masa jabatan,
pengalaman mengajar serta lainnya.
Keempat, kesesuaian antara keahlian dan
pekerjaannya(linkandmatch),sebagaimana
terukur dari mata pelajaran yang diampu,
apakah telah sesuaidengan spesialisasinya
atautidak,sertakelima,tingkatkesejahteraan
(prosperiousity) sebagaimana terukur dari
upah, honor atau penghasilan rutinnya.
Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa
mendorong seorang pendidik untuk
melakukan kerja sambilan, dan bilamana
kerjasambilaninisukses,bisajadiprofesi
UPAYAPENINGKATANKOMPETENSIGURUDALAMMENYUSUNSILABUSDANRPPMELALUI SUPERVISIAKADEMIKYANGBERKELANJUTAN
DISDNEGERI001TAREMPA
Riawati*
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kopetensi guru dalam menyusun perangkatpembelajaran.JenisPenelitianiniPenelitianTindakanSekolah(PTS).PopulasipenelitianiniadalahseluruhguruSDnegeri001Tarempa.Prosespenelitiandengantindakanyangdilaluidengansiklus,yangteridiridariduasiklus.SupervisiakademiksecaraberkelanjutanterbuktisecarailmiahdapatmeningkatkankompetensigurudalammenyusunsilabusdanRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)diSDNegeri001TarempaKepulauanAnambas,Hasilpenelitianpadasiklus Imeningkatnya jumlahsilabusyangdibuatguruyangberkualitasbaikdari31%menjadi83%setelahsupervisiakademik.SelainitujumlahRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangberkualitasbaikjugameningkatpadasilkusIIdari38%menjadi89%.
KataKunci:KompetensiGuru,SupervisiAkademik
PENDAHULUAN
Peran pendidikan sangat menentukan
perkembangandanperwujudandiriindividu,
terutama bagi pembangunan bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan pada umumnya
adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkanpesertadidikuntukmengem-
bangkan bakat dan kemampuannya secara
optimal. Salah satu bantuan yang diberikan
pendidikan agar terjadi proses yang meng-
hasilkan ilmu pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, tabiat, serta pembentukan sikap
dankeyakinanpesertadidikuntukmengem-
bangkan bakat dan kemampuannya melalui
prosespembelajaran.
Pembelajarandiartikansebagaiproses
interaksipesertadidikdenganpendidikdan
sumberbelajarpadasuatulingkunganbelajar
(UUNo20Tahun2003).Dewasaini,konteks
pembelajaran diarahkan dalam pendekatan
pembelajaran tematik yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran dan materi sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna
padapesertadidik.
Pembelajaran mengandung tiga hal
pokok yakni perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.Perencanaan program berfungsi
untuk memberikan arah pelaksanaan
pembelajaransehinggamenjaditerarahdan
e�isien.Salahsatubagiandariperencanaan
pembelajaranyangsangatpentingdibuatoleh
guru sebagaipengarahpembelajaranadalah
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pem-
belajaran(RPP).Silabus memberikan arah
tentang apa saja yang harus dicapai guna
menggapai tujuan pembelajaran dan cara
seperti apa yang akan digunakan. Selain itu
silabusjugamemuatteknikpenilaianseperti
sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah instrumen perencanaan yang lebih
spesi�ik dari silabus. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini dibuat untuk
memandugurudalammengajaragartidak
melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan
perencanaan pembelajaran ini , guru
semestinya tidak mengajar tanpa adanya
rencana. Namun dapat disayangkan karena
perencanaan pembelajaran tidak dapat
diukur oleh kepala sekolah sebab hanya
direncanakan dalam pikiran sang guru saja.
88 89
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorikdengansebaik-baiknya.
Berdasarkanuraiandiataskompetensi
gurudapatdide�inisikansebagaipenguasaan
terhadappengetahuan,keterampilan,nilai
dan sikap yang dire�leksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
menjalankanprofesisebagaiguru.
METODOLOGIPENELITIAN
JenisPenelitian
Penelitian ini menggunakan pen-
dekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang
digunakanyaitupenelitiantindakansekolah.
TempatdanWaktuPenelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri
001Tarempa.Waktupenelitianadalahpada
semestergenap,yaitusemesterItanggal1s/d
30apriltahunajaran2015/2016.
PopulasidanSampel
Populasi dan sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh guru SD Negeri 001
Tarempaajaran2015/2016yangjumlahguru
26orang.
DesainPenelitian
Desain yang digunakan dalam pene-
litian ini adalah tindakan sekolah yang
menggunansiklusdimulaidariperencanaan,
pelaksaan,obsevasidanre�leksi.
Data,InstrumendanTeknikPengumpulan
Data
Data yang diperlukan adalah data
tentang penguasaan konsep dan kreativitas
siswa. Data dikumpulkan dengan cara tes.
Instrumen yangdigunakan adalahPedoman
TesPenguasaanKonsepTemaKegemarandan
Pedoman Tes Kreativitas, Instrumen yang
digunakan divalidasi dan diuji reliabilitas
sebelumdigunakan.
TeknikAnalisisData
Teknikanalisisdatadalampenelitian
ini menggunakan statistik deskriptif dan
statistika inferensial. Statistik deskriptif
digunakanuntukmenyajikandatayangtelah
diperolehdarihasilsetiapsiklus.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Datadalampenelitianiniterdiridari
hasilkualitasguruyangmenyusunperangkat
pembelajaran berupa silabus dan RPP dari
datasiklusIdandatasiklusII.Datakualitas
perangkat pembelajaran guru dapat dilihat
padadiagrampadagambar1.
Gambar1.DiagramRata-rataKualitasPerangkatPembelajaranGuruSiklusI
Berdasarkan gambar 1 diketahui
bahwajelasterlihatbahwakualitassilabusda
RPP guru SDN 001 Tarempa Kecamatan
SiantanKabupatenKepulauanAnambaspada
tahun pelajaran 2015/206 masih sangat
rendah.Dari15orangguruyangsilabusdan
RPP-nya dianalisa oleh peneliti, hanya rata-
rata31%,guruyangmemilikisilabusdanRPP
yang sesuai dan dinilai baik. Lebih rinci,
mengajarnya berubah menjadi sambilan.
Guru yang profesional amat berarti bagi
pembentukan sekolah unggulan. Guru
profesional memiliki pengalaman mengajar,
kapasitasintelektual,moral,keimanan,ketaq-
waan, disiplin, tanggungjawab, wawasan
kependidikan yang luas, kemampuan
manajerial, terampil, kreatif, memiliki
keterbukaan profesional dalam memahami
potensi, karakteristik dan masalah
perkembangan peserta didik, mampu
mengembangkan rencana studi dan karir
peserta didik serta memiliki kemampuan
menelitidanmengembangkankurikulum.
Makin kuatnya tuntutan akan profe-
sionalismegurubukanhanyaberlangsungdi
Indonesia,melainkandinegara-negaramaju,
seperti Amerika Serikat, isu tentang
profesionalismegururamaidibicarakanpada
pertengahan tahun 1980-an. Seperti yang
dikemukakan oleh Supriadi (1999 p.98)
untuk menjadi professional, seorang guru
dituntut memiliki lima hal, yakni: a) Guru
mempunyaikomitmenpadasiswadanproses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen
tertinggi guru adalah kepada kepentingan
siswanya; b) Guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkansertacaramengajarkannyakepada
siswa.Bagiguru,hal inimerupakanduahal
yang tidak dapat dipisahkan; c) Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar
siswamelaluiberbagaiteknikevaluasi,mulai
cara pengamatan dalam perilaku siswa
sampai tes hasil belajar; d) Guru mampu
berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari penga-
lamannya. Artinya, harus selalu ada waktu
untukguruguna mengadakan re�leksi dan
koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya. Untuk bisa belajar dari
pengalaman,iaharustahumanayangbenar
dan salah, sertabaikdanburukdampaknya
pada proses belajar siswa; e) Guru seyog-
yanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya,
misalnyaPGRIdanorganisasiprofesilainnya
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, perlunya seorang guru yang pro-
fessional dan berkompetensi, sebagaimana
(Majid, 2005: 6) menjelaskan kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkankualitasgurudalammengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan
profesional dalam menjalankan fungsinya
sebagai guru. selanjutnya Diyakini
(Robotham, 1996: 27), kompetensi yang
diperlukan oleh seseorang tersebut dapat
diperoleh baik melalui pendidikan formal
maupunpengalaman.
Sejalan dengan pengertian yang
diberikan oleh Diyakini (Robothan Syah,
2000: 229) mengemukakan pengertian
dasar kompetensiadalahkemampuanatau
kecakapan. (Usman, 1994: 1) juga
mengemukakan kompentensi berarti suatu
hal yang menggambarkan kuali�ikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun yang kuantitatif. (McAhsan, 1981:
45), sebagaimana dikutip oleh (Mulyasa,
2 003 : 3 8 ) mengemukakan b ahwa
kompetensi: “…is aknowledge, skills, and
abilitiesorcapabilitiesthatapersonachieves,
which become part of his or herbeing to the
extent he or she can satisfactorily perform
particular cognitive, affective, and psy-
chomotor behaviors” . Dalam hal ini ,
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan,dankemampuanyangdikuasai
olehseseorangyangtelahmenjadibagiandari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan
88 89
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorikdengansebaik-baiknya.
Berdasarkanuraiandiataskompetensi
gurudapatdide�inisikansebagaipenguasaan
terhadappengetahuan,keterampilan,nilai
dan sikap yang dire�leksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam
menjalankanprofesisebagaiguru.
METODOLOGIPENELITIAN
JenisPenelitian
Penelitian ini menggunakan pen-
dekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang
digunakanyaitupenelitiantindakansekolah.
TempatdanWaktuPenelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri
001Tarempa.Waktupenelitianadalahpada
semestergenap,yaitusemesterItanggal1s/d
30apriltahunajaran2015/2016.
PopulasidanSampel
Populasi dan sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh guru SD Negeri 001
Tarempaajaran2015/2016yangjumlahguru
26orang.
DesainPenelitian
Desain yang digunakan dalam pene-
litian ini adalah tindakan sekolah yang
menggunansiklusdimulaidariperencanaan,
pelaksaan,obsevasidanre�leksi.
Data,InstrumendanTeknikPengumpulan
Data
Data yang diperlukan adalah data
tentang penguasaan konsep dan kreativitas
siswa. Data dikumpulkan dengan cara tes.
Instrumen yangdigunakan adalahPedoman
TesPenguasaanKonsepTemaKegemarandan
Pedoman Tes Kreativitas, Instrumen yang
digunakan divalidasi dan diuji reliabilitas
sebelumdigunakan.
TeknikAnalisisData
Teknikanalisisdatadalampenelitian
ini menggunakan statistik deskriptif dan
statistika inferensial. Statistik deskriptif
digunakanuntukmenyajikandatayangtelah
diperolehdarihasilsetiapsiklus.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Datadalampenelitianiniterdiridari
hasilkualitasguruyangmenyusunperangkat
pembelajaran berupa silabus dan RPP dari
datasiklusIdandatasiklusII.Datakualitas
perangkat pembelajaran guru dapat dilihat
padadiagrampadagambar1.
Gambar1.DiagramRata-rataKualitasPerangkatPembelajaranGuruSiklusI
Berdasarkan gambar 1 diketahui
bahwajelasterlihatbahwakualitassilabusda
RPP guru SDN 001 Tarempa Kecamatan
SiantanKabupatenKepulauanAnambaspada
tahun pelajaran 2015/206 masih sangat
rendah.Dari15orangguruyangsilabusdan
RPP-nya dianalisa oleh peneliti, hanya rata-
rata31%,guruyangmemilikisilabusdanRPP
yang sesuai dan dinilai baik. Lebih rinci,
mengajarnya berubah menjadi sambilan.
Guru yang profesional amat berarti bagi
pembentukan sekolah unggulan. Guru
profesional memiliki pengalaman mengajar,
kapasitasintelektual,moral,keimanan,ketaq-
waan, disiplin, tanggungjawab, wawasan
kependidikan yang luas, kemampuan
manajerial, terampil, kreatif, memiliki
keterbukaan profesional dalam memahami
potensi, karakteristik dan masalah
perkembangan peserta didik, mampu
mengembangkan rencana studi dan karir
peserta didik serta memiliki kemampuan
menelitidanmengembangkankurikulum.
Makin kuatnya tuntutan akan profe-
sionalismegurubukanhanyaberlangsungdi
Indonesia,melainkandinegara-negaramaju,
seperti Amerika Serikat, isu tentang
profesionalismegururamaidibicarakanpada
pertengahan tahun 1980-an. Seperti yang
dikemukakan oleh Supriadi (1999 p.98)
untuk menjadi professional, seorang guru
dituntut memiliki lima hal, yakni: a) Guru
mempunyaikomitmenpadasiswadanproses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen
tertinggi guru adalah kepada kepentingan
siswanya; b) Guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkansertacaramengajarkannyakepada
siswa.Bagiguru,hal inimerupakanduahal
yang tidak dapat dipisahkan; c) Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar
siswamelaluiberbagaiteknikevaluasi,mulai
cara pengamatan dalam perilaku siswa
sampai tes hasil belajar; d) Guru mampu
berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari penga-
lamannya. Artinya, harus selalu ada waktu
untukguruguna mengadakan re�leksi dan
koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya. Untuk bisa belajar dari
pengalaman,iaharustahumanayangbenar
dan salah, sertabaikdanburukdampaknya
pada proses belajar siswa; e) Guru seyog-
yanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya,
misalnyaPGRIdanorganisasiprofesilainnya
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, perlunya seorang guru yang pro-
fessional dan berkompetensi, sebagaimana
(Majid, 2005: 6) menjelaskan kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkankualitasgurudalammengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan
profesional dalam menjalankan fungsinya
sebagai guru. selanjutnya Diyakini
(Robotham, 1996: 27), kompetensi yang
diperlukan oleh seseorang tersebut dapat
diperoleh baik melalui pendidikan formal
maupunpengalaman.
Sejalan dengan pengertian yang
diberikan oleh Diyakini (Robothan Syah,
2000: 229) mengemukakan pengertian
dasar kompetensiadalahkemampuanatau
kecakapan. (Usman, 1994: 1) juga
mengemukakan kompentensi berarti suatu
hal yang menggambarkan kuali�ikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun yang kuantitatif. (McAhsan, 1981:
45), sebagaimana dikutip oleh (Mulyasa,
2 003 : 3 8 ) mengemukakan b ahwa
kompetensi: “…is aknowledge, skills, and
abilitiesorcapabilitiesthatapersonachieves,
which become part of his or herbeing to the
extent he or she can satisfactorily perform
particular cognitive, affective, and psy-
chomotor behaviors” . Dalam hal ini ,
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan,dankemampuanyangdikuasai
olehseseorangyangtelahmenjadibagiandari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan
90 91
supervisi kelas. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan rencana yang dimuat dalam
silabus dan RPP dengan penerapannya di
kelas. Jika sesuai maka dapat dipastikan,
kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP tersebut benar (bukan jiplakan
ataudibuatkanoranglain).Jikabanyak
ketidaksesuaian maka ada kemungkinan
silabus dan RPP tersebut dibuatkan oleh
oranglain.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran
yang dapat disampaikan untuk para kepala
sekolah yaitu pelaksanaan supervis i
individual sangat cocok digunakan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusunsilabusdanRPPyangselama
inimasihmenjadiadministrasiyangmasih
sul i t d iminta dar i guru-guru . Untuk
mengujinya, kita dapat menggunakan
supervisikelas.Untukpengawasdiharapkan
dapatmemberikanmasukanyanglebihjelas
danterarahdalampembinaanterhadapguru.
DaftarPustaka
Anwar, Moch. Idochi. (2004). AdministrasiPendidikan dan Manajemen BiayaPendidikan.Bandung:Alfabeta
Depdiknas. (1997). Petunjuk PengelolaanAdminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas. (2001). Manajemen PeningkatanMutu Berbasis Sekolah . Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas. (2010). Supervisi Akademik;M a t e r i P e l a t i h a n P e n g u a t a nKemampuanKepalaSekolah; Jakarta:Depdiknas.
Harahap. (1983). Supervisi Pendidikan yangDilaksanakan oleh Guru, KepalaSekolah,PenilikdanPengawasSekolah.Jakarta:DamaiJaya.
Majid.(2005). Perencanaan Pembelajaran:Mengembangkan Standar KompetensiG u r u . B a n d u n g : P T R em a j aRosdakarya.
Muhaimin. (2004). Paradigma PendidikanI s l a m . B a n d u n g : P T R em a j aRosdakarya.
Sahertian,PietA.(2000).Konsep-KonsepdanTeknik Supervisi Pendidikan DalamRangkaPengembanganSumberDayaManusia.Jakarta:RinekaCipta.
Sapari, Achmad. (2002). Pemahaman GuruTerhadap Inovasi Pendidikan. Artikel.Jakarta:Kompas(16Agustus2002).
Supandi. (1996). Administrasi dan SupervisiPendidikan Jakarta: DepartemenAgamaUniversitasTerbuka.
presentaseguruyangsilabusnyabaik(diatas
70)adalah23%danguruyangRPPnyabaik
(diatas70)adalah33%.
Selanjutnyasetelahdilakukan
supervisidanbimbinganberkelanjutanpada
guru-gurudidapatihasilpadasiklusIIseperti
terlihatpadagambar2.
Gambar 2. Diagram Rata-rata KualitasPerangkat Pembelajaran GuruSiklusII
Dari data jumlah guru yangmengumpulkan
silabus dan RPP pada awal siklus 1, dapat
terlihat bahwa dengan informasi adanya
supervisi akademik terhadap guru dapat
meningkatkan kuantitas jumlah guru yang
menyusunsilabusdanRPPyangsebelumnya
hanya 83%, mengalami peningkatan
kuantitasmenjadi89%.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa terjadinya peningkatan dalam
menyusunanperangkatpembelajaransetelah
melalui proses supervisi akademik yang
berkelanjutan.
HasilPenelitian
Setelah dilakukan penelitian melalui
siklus Idansiklus IImakadidapatihasilnya
sebagaiberikut.
Gambar3.DiagrambatangRata-rataKualitasPerangkatPembelajaranGuruSiklusIdansiklusII
Supervisiakademiksecaraberkelanjutan
terbukti dapat meningkatkan koptensi guru
dalam menyusun perangkat pembelajaran.
hal ini terbukti dari hasil data di atas pada
siklus I silabus guru dari 31% meningkat
menjadi 83%, selanjtnya RPP dari 31%
meningkatmenjadi89%.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Supervisiakademiksecaraberkelanjutan
terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun silabus
danRPPdiSDN001Tarempa,meningkatnya
jumlah silabus guru yang baik dari 31%
menjadi 83% setelah supervisi akademik.
Selain itu jumlahRPP yang berkualitas baik
juga meningkat dari 38% menjadi 89%.
Denganprosesdan langkah-langkah yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP tersebut meliputi langkah-langkah
sebagai berikut: a) pengumuman rencana
supervisi terhadap guru, b) pelaksanaan
supervisi individual, dimana setiap guru
dimintamempresentasikansilabusdanRPP-
nyakepadakepalasekolah,kemudiankepala
sekolah memberikan masukan terhadap
kekurangan silabus dan RPP guru, c) untuk
mengecek originalitas silabus danRPP yang
disusun guru, kepala sekolah melakukan
90 91
supervisi kelas. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan rencana yang dimuat dalam
silabus dan RPP dengan penerapannya di
kelas. Jika sesuai maka dapat dipastikan,
kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP tersebut benar (bukan jiplakan
ataudibuatkanoranglain).Jikabanyak
ketidaksesuaian maka ada kemungkinan
silabus dan RPP tersebut dibuatkan oleh
oranglain.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran
yang dapat disampaikan untuk para kepala
sekolah yaitu pelaksanaan supervis i
individual sangat cocok digunakan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusunsilabusdanRPPyangselama
inimasihmenjadiadministrasiyangmasih
sul i t d iminta dar i guru-guru . Untuk
mengujinya, kita dapat menggunakan
supervisikelas.Untukpengawasdiharapkan
dapatmemberikanmasukanyanglebihjelas
danterarahdalampembinaanterhadapguru.
DaftarPustaka
Anwar, Moch. Idochi. (2004). AdministrasiPendidikan dan Manajemen BiayaPendidikan.Bandung:Alfabeta
Depdiknas. (1997). Petunjuk PengelolaanAdminstrasi Sekolah Dasar. Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas. (2001). Manajemen PeningkatanMutu Berbasis Sekolah . Jakarta:Depdiknas.
Depdiknas. (2010). Supervisi Akademik;M a t e r i P e l a t i h a n P e n g u a t a nKemampuanKepalaSekolah; Jakarta:Depdiknas.
Harahap. (1983). Supervisi Pendidikan yangDilaksanakan oleh Guru, KepalaSekolah,PenilikdanPengawasSekolah.Jakarta:DamaiJaya.
Majid.(2005). Perencanaan Pembelajaran:Mengembangkan Standar KompetensiG u r u . B a n d u n g : P T R em a j aRosdakarya.
Muhaimin. (2004). Paradigma PendidikanI s l a m . B a n d u n g : P T R em a j aRosdakarya.
Sahertian,PietA.(2000).Konsep-KonsepdanTeknik Supervisi Pendidikan DalamRangkaPengembanganSumberDayaManusia.Jakarta:RinekaCipta.
Sapari, Achmad. (2002). Pemahaman GuruTerhadap Inovasi Pendidikan. Artikel.Jakarta:Kompas(16Agustus2002).
Supandi. (1996). Administrasi dan SupervisiPendidikan Jakarta: DepartemenAgamaUniversitasTerbuka.
presentaseguruyangsilabusnyabaik(diatas
70)adalah23%danguruyangRPPnyabaik
(diatas70)adalah33%.
Selanjutnyasetelahdilakukan
supervisidanbimbinganberkelanjutanpada
guru-gurudidapatihasilpadasiklusIIseperti
terlihatpadagambar2.
Gambar 2. Diagram Rata-rata KualitasPerangkat Pembelajaran GuruSiklusII
Dari data jumlah guru yangmengumpulkan
silabus dan RPP pada awal siklus 1, dapat
terlihat bahwa dengan informasi adanya
supervisi akademik terhadap guru dapat
meningkatkan kuantitas jumlah guru yang
menyusunsilabusdanRPPyangsebelumnya
hanya 83%, mengalami peningkatan
kuantitasmenjadi89%.
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa terjadinya peningkatan dalam
menyusunanperangkatpembelajaransetelah
melalui proses supervisi akademik yang
berkelanjutan.
HasilPenelitian
Setelah dilakukan penelitian melalui
siklus Idansiklus IImakadidapatihasilnya
sebagaiberikut.
Gambar3.DiagrambatangRata-rataKualitasPerangkatPembelajaranGuruSiklusIdansiklusII
Supervisiakademiksecaraberkelanjutan
terbukti dapat meningkatkan koptensi guru
dalam menyusun perangkat pembelajaran.
hal ini terbukti dari hasil data di atas pada
siklus I silabus guru dari 31% meningkat
menjadi 83%, selanjtnya RPP dari 31%
meningkatmenjadi89%.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Supervisiakademiksecaraberkelanjutan
terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun silabus
danRPPdiSDN001Tarempa,meningkatnya
jumlah silabus guru yang baik dari 31%
menjadi 83% setelah supervisi akademik.
Selain itu jumlahRPP yang berkualitas baik
juga meningkat dari 38% menjadi 89%.
Denganprosesdan langkah-langkah yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan
kompetensi guru dalam menyusun silabus
dan RPP tersebut meliputi langkah-langkah
sebagai berikut: a) pengumuman rencana
supervisi terhadap guru, b) pelaksanaan
supervisi individual, dimana setiap guru
dimintamempresentasikansilabusdanRPP-
nyakepadakepalasekolah,kemudiankepala
sekolah memberikan masukan terhadap
kekurangan silabus dan RPP guru, c) untuk
mengecek originalitas silabus danRPP yang
disusun guru, kepala sekolah melakukan
92 93
Kebiasaan siswa untuk saling me-
ngajarkan dalam memahami materi dapat
diwujudkan melalui pembelajaran ber-
ke l ompok ( c o o p e ra t i v e l e a r n i n g ) .
Keberagamanpengetahuansiswadalamsuatu
kelompok menjadikan siswa yang ber-
pemahamanlebihdapatmengajarkanteman
lainnyayangmasihkurangmemahamidengan
gayadanbahasayang lebihmudahditerima
tanpa harus merasa malu karena dianggap
tidak mampu. Dan merupakan suatu
keuntungan karena bertindak sebagai tutor
menuntut untuk berpikir lebih tentang
hubungan di antara berbagai ide materi
pelajaran. Hal yang sama juga diungkapkan
olehSlavin(2008)penggunaanpembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan pencapaian
prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat
positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubungan antar kelompok, penerimaan
terhadap teman sekelas yang lemah dalam
akademik,danmeningkatkanrasahargadiri.
Penelitian yang berkaitan dengan
pembelajaran kooperatif sudah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Hikmah (2013)
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
tipe STAD dengan media manipulatif untuk
menentukanrumusvolumebangunruangsisi
datar, Risliana (2013) menerapkan model
pembelajarankooperatiftipeNumberedHead
Together (NHT) untuk meningkatkan hasil
belajarmatematikasiswapadamateribangun
ruang. Sopiah (2013) menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) untuk meningkatkan pe-
mahaman siswa dalam menemukan rumus
luas trapesium, Purwanto (2011) men-
jelaskanbahwapembelajarankooperatifyang
membuatsiswayangbekerjadalamkelompok
akan belajar lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang kelasnya dikelola secara
tradisional.
Pembelajaran kooperatif akan lebih
menarik dan menyenangkan jika siswa
terlibatlangsungdenganbantuanmediadan
mempraktekkanmasalahmatematikadalam
kegiatan. Marlina (2013) bahwa pem-
belajaran kooperatif dengan menggunakan
mediamembuatsiswalebihbanyakberpikir,
berbuat, dan berbagi. Sehingga diharapkan
penerapanmediadanpraktekdapatmembuat
matematika yang sifatnya abstrak menjadi
lebihkonkret.
Senada dengan pendapat Gunawati
(2013) menyatakan pembelajaran ma-
tematika berbantuan media menghadirkan
objek nyata yangmempunyai peran penting
dalam memahamkan konsep matematika
yangbersifatabstrak.
Selain media, pembelajaran ma-
tematika secara praktek dapat dilakukan
dengan permainan yang dapat menarik
perhatian, minat dan partisipasi aktif siswa
sertadapatmembawasiswakedalamsuasana
belajar yang lebih hidup. Pemainan sangat
dibutuhkan dalam belajar matematika, agar
matematika tidak menjadi objek yang
“gersang”.(Subanji,2009).
Pada dasarnya permainan ma-
tematikadigunakanuntukmemotivasisiswa
supaya lebih giat belajar matematika.
Permainan matematika juga dapat me-
ningkatkan nilai-nilai: inisiatif individu,
bekerjasama, rasa hormat terhadap opini
orang lain, sikap sportif, dan daya saing.
Permainan juga dapat menumbuhkan
pemahaman konsep, operasi, dan prinsip
dalammatematika(Subanji,2013).
Penelitiandenganpermainan sudah
dilakukanolehbeberapapeneliti. ImurIriani
dalam mayatun (2014) menjelaskan bahwa
“denganpermainanataugamesiswamenjadi
PENERAPANPEMBELAJARANKOOPERATIFMATERIFUNGSIKOMPOSISIDENGANPERMAINANESTAFETUNTUKMENINGKATKANHASILBELAJARSISWAKELASXI
SMANEGERI10BATAM
RizkiKurniaZulhijjahBatubara*
Abstrak:Penelitianinibertujuanmendeskripsikanpenerapanpembelajarankooperatifdenganpermainanestafetyangberfungsiuntukmemahamkankonsepmatematikayangabstrakmelaluikegiatannyatadenganharapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Batam pada materi fungsi komposisi.Penelitian iniadalahPenelitianTindakanKelas (PTK),mengacupadametodeKemmisdanTaggartyangterdiriatas4tahapandandilakukansebanyak2siklus.Hasilpenelitiandilakukandenganmembandingkanhasiltespadasikluspertamadenganhasiltespadasikluskeduamenunjukkanbahwaadanyapeningkatanrata-ratahasilbelajarsiswasebesar19,35%.Ketuntasanbelajarsiswajugameningkatdari10,71%menjadi57,14%.Melaluiobservasiyangdilakukanpenelititingkatkeaktifansiswadalamprosespembelajaranpadasikluskeduajugaturutmeningkatdibandingkandenganprosespembelajaransebelummenerapkanmetodepermainan.
KataKunci:Kooperatif,PermainanEstafet,danHasilBelajar.
PENDAHULUAN
Pelajaran matematika merupakan
pelajaranyangtidakbisalepasdarikehidupan
kita sehari-hari. Hampir seluruh aktivitas
manusia didasari oleh ilmu matematika.
Tetapi ironisnya keadaan benar-benar
bertolakbelakangdenganrealita.Darizaman
belum majunya teknologi sampai sekarang
pelajaranmatematikaselalumenjadimomok,
terutamabagianak-anaksekolah.
Tanyakanpada siswamaka sebagian
besar akan merasa kesulitan dalam me-
mahamimatematikamaterifungsikomposisi.
Padahalmaterifungsikomposisimerupakan
materiyangselalumasuksoalUjianNasional
(UN) baik untuk matematika IPA maupun
matematikaIPS,danmaterifungsikomposisi
merupakanmateriyangtingkatkesukarannya
sedang, namun kemampuan siswa untuk
menyelesa ikan permasalahan fungs i
komposisi masih rendah, terbukti masih
banyak siswa yang salah dalam soalan ini.
Penerapanfungsikomposisidalamkehidupan
sehari-harijugasangateratdenganaktivitas
kita sehari-hari. Tetapi jarang anak dapat
melihataplikasinyawalaupunanakitusendiri
sudahseringmenerapkannya.
Kenyataannya masih kurang adanya
motivasi dari guru untuk menghubungkan
materi pelajaran kekehidupan nyata dan
minat belajar matematika siswa sangat
rendah karena membayangkan materi yang
abstrak membuat materi fungsi komposisi
menjadi sulit dan memberikan hasil belajar
yang rendah pula. Hal ini juga didukung
dengan kurang kreatifnya guru dalam
membuat variasi metode pembelajaran
matematika di kelas yang biasanya masih
berorientasi pada guru (teacher centred)
sedangkan siswa hanya pasif menjadi
pendengar.
Kenyataan ini membuat siswa lebih
nyaman untuk belajar dan bertanya kepada
siswa lainnya dalammemahamimateri dari
pada bertanya kepada guru yang cenderung
mengajarkanmaterisecaramonotondankaku
yang langsung memberi penugasan sebagai
tolak ukur pemahaman siswa akan materi
yangdiajarkan.
92 93
Kebiasaan siswa untuk saling me-
ngajarkan dalam memahami materi dapat
diwujudkan melalui pembelajaran ber-
ke l ompok ( c o o p e ra t i v e l e a r n i n g ) .
Keberagamanpengetahuansiswadalamsuatu
kelompok menjadikan siswa yang ber-
pemahamanlebihdapatmengajarkanteman
lainnyayangmasihkurangmemahamidengan
gayadanbahasayang lebihmudahditerima
tanpa harus merasa malu karena dianggap
tidak mampu. Dan merupakan suatu
keuntungan karena bertindak sebagai tutor
menuntut untuk berpikir lebih tentang
hubungan di antara berbagai ide materi
pelajaran. Hal yang sama juga diungkapkan
olehSlavin(2008)penggunaanpembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan pencapaian
prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat
positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubungan antar kelompok, penerimaan
terhadap teman sekelas yang lemah dalam
akademik,danmeningkatkanrasahargadiri.
Penelitian yang berkaitan dengan
pembelajaran kooperatif sudah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Hikmah (2013)
menerapkanmodelpembelajarankooperatif
tipe STAD dengan media manipulatif untuk
menentukanrumusvolumebangunruangsisi
datar, Risliana (2013) menerapkan model
pembelajarankooperatiftipeNumberedHead
Together (NHT) untuk meningkatkan hasil
belajarmatematikasiswapadamateribangun
ruang. Sopiah (2013) menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) untuk meningkatkan pe-
mahaman siswa dalam menemukan rumus
luas trapesium, Purwanto (2011) men-
jelaskanbahwapembelajarankooperatifyang
membuatsiswayangbekerjadalamkelompok
akan belajar lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang kelasnya dikelola secara
tradisional.
Pembelajaran kooperatif akan lebih
menarik dan menyenangkan jika siswa
terlibatlangsungdenganbantuanmediadan
mempraktekkanmasalahmatematikadalam
kegiatan. Marlina (2013) bahwa pem-
belajaran kooperatif dengan menggunakan
mediamembuatsiswalebihbanyakberpikir,
berbuat, dan berbagi. Sehingga diharapkan
penerapanmediadanpraktekdapatmembuat
matematika yang sifatnya abstrak menjadi
lebihkonkret.
Senada dengan pendapat Gunawati
(2013) menyatakan pembelajaran ma-
tematika berbantuan media menghadirkan
objek nyata yangmempunyai peran penting
dalam memahamkan konsep matematika
yangbersifatabstrak.
Selain media, pembelajaran ma-
tematika secara praktek dapat dilakukan
dengan permainan yang dapat menarik
perhatian, minat dan partisipasi aktif siswa
sertadapatmembawasiswakedalamsuasana
belajar yang lebih hidup. Pemainan sangat
dibutuhkan dalam belajar matematika, agar
matematika tidak menjadi objek yang
“gersang”.(Subanji,2009).
Pada dasarnya permainan ma-
tematikadigunakanuntukmemotivasisiswa
supaya lebih giat belajar matematika.
Permainan matematika juga dapat me-
ningkatkan nilai-nilai: inisiatif individu,
bekerjasama, rasa hormat terhadap opini
orang lain, sikap sportif, dan daya saing.
Permainan juga dapat menumbuhkan
pemahaman konsep, operasi, dan prinsip
dalammatematika(Subanji,2013).
Penelitiandenganpermainan sudah
dilakukanolehbeberapapeneliti. ImurIriani
dalam mayatun (2014) menjelaskan bahwa
“denganpermainanataugamesiswamenjadi
PENERAPANPEMBELAJARANKOOPERATIFMATERIFUNGSIKOMPOSISIDENGANPERMAINANESTAFETUNTUKMENINGKATKANHASILBELAJARSISWAKELASXI
SMANEGERI10BATAM
RizkiKurniaZulhijjahBatubara*
Abstrak:Penelitianinibertujuanmendeskripsikanpenerapanpembelajarankooperatifdenganpermainanestafetyangberfungsiuntukmemahamkankonsepmatematikayangabstrakmelaluikegiatannyatadenganharapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Batam pada materi fungsi komposisi.Penelitian iniadalahPenelitianTindakanKelas (PTK),mengacupadametodeKemmisdanTaggartyangterdiriatas4tahapandandilakukansebanyak2siklus.Hasilpenelitiandilakukandenganmembandingkanhasiltespadasikluspertamadenganhasiltespadasikluskeduamenunjukkanbahwaadanyapeningkatanrata-ratahasilbelajarsiswasebesar19,35%.Ketuntasanbelajarsiswajugameningkatdari10,71%menjadi57,14%.Melaluiobservasiyangdilakukanpenelititingkatkeaktifansiswadalamprosespembelajaranpadasikluskeduajugaturutmeningkatdibandingkandenganprosespembelajaransebelummenerapkanmetodepermainan.
KataKunci:Kooperatif,PermainanEstafet,danHasilBelajar.
PENDAHULUAN
Pelajaran matematika merupakan
pelajaranyangtidakbisalepasdarikehidupan
kita sehari-hari. Hampir seluruh aktivitas
manusia didasari oleh ilmu matematika.
Tetapi ironisnya keadaan benar-benar
bertolakbelakangdenganrealita.Darizaman
belum majunya teknologi sampai sekarang
pelajaranmatematikaselalumenjadimomok,
terutamabagianak-anaksekolah.
Tanyakanpada siswamaka sebagian
besar akan merasa kesulitan dalam me-
mahamimatematikamaterifungsikomposisi.
Padahalmaterifungsikomposisimerupakan
materiyangselalumasuksoalUjianNasional
(UN) baik untuk matematika IPA maupun
matematikaIPS,danmaterifungsikomposisi
merupakanmateriyangtingkatkesukarannya
sedang, namun kemampuan siswa untuk
menyelesa ikan permasalahan fungs i
komposisi masih rendah, terbukti masih
banyak siswa yang salah dalam soalan ini.
Penerapanfungsikomposisidalamkehidupan
sehari-harijugasangateratdenganaktivitas
kita sehari-hari. Tetapi jarang anak dapat
melihataplikasinyawalaupunanakitusendiri
sudahseringmenerapkannya.
Kenyataannya masih kurang adanya
motivasi dari guru untuk menghubungkan
materi pelajaran kekehidupan nyata dan
minat belajar matematika siswa sangat
rendah karena membayangkan materi yang
abstrak membuat materi fungsi komposisi
menjadi sulit dan memberikan hasil belajar
yang rendah pula. Hal ini juga didukung
dengan kurang kreatifnya guru dalam
membuat variasi metode pembelajaran
matematika di kelas yang biasanya masih
berorientasi pada guru (teacher centred)
sedangkan siswa hanya pasif menjadi
pendengar.
Kenyataan ini membuat siswa lebih
nyaman untuk belajar dan bertanya kepada
siswa lainnya dalammemahamimateri dari
pada bertanya kepada guru yang cenderung
mengajarkanmaterisecaramonotondankaku
yang langsung memberi penugasan sebagai
tolak ukur pemahaman siswa akan materi
yangdiajarkan.
94 95
HASILDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Kegiatan penelitian ini terintegrasi
dalam penelitian tindakan kelas yang
dilakukandalamduasiklusyangsetiapsiklus
terdiri dari empat tahapan: perencanaan,
pelaksanaantindakan,observasidanre�leksi.
SiklusI
Pada tahap perencanaan, peneliti
membuat rancangan pembelajaran dengan
mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar aktivitas
siswa(LAS)sebagaimediapembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan tindakan,
penelitimelakukanreal teaching yangsiklus
pertama dirancang empat kali pertemuan
dengan model pembelajaran kooperatif
denganmediaLAS.Untukpertemuanpertama
berlangsung pada hari Rabu, tanggal 7
Oktober 2015. Tahap awal guru mem-
persiapkanmentalsiswadenganmemberikan
salam dan mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikandanmemusatkanperhatian
siswa dengan mengelompokkan siswa yang
terdiri dari 4 orang satu kelompok dan
membagikan LAS 1 kepada masing-masing
kelompokuntukmenggalipengetahuanawal
siswatentangfungsi.
Siswa diminta untuk mengamati
gambar-gambardiagrampanahyangadapada
LAS 1 dan menyuruh siswa mendiskusikan
yangmanakahdarigambar-gambartersebut
yang merupakan fungsi atau relasi biasa.
Setelah15menitgurumemintaduakelompok
untukmenjelaskanhasildiskusinyakedepan
kelasdankelompokyanglainnyamenanggapi
hasilpresentasekelompokyangtampil.Guru
menuntun s i swa untuk sama-sama
menyimpulkande�inisirelasidanfungsi.
Setelahmemahamkan de�inisi fungsi
padapertemuanpertama, gurumenjelaskan
tentangde�inisi sifat-sifatkhusus fungsidan
membagikan LAS 2 kepada siswa pada
pertemuankeduapadahariKamistanggal8
Oktober 2015. Siswa diminta untuk me-
ngamatigambar-gambaryang terdapatpada
LAS2danmendiskusikanyangmanakahdari
gambar-gambar tersebut yang memenuhi
sifatfungsiinjektif,surjektif,maupunbijektif.
Setelah15menit,duakelompoksiswadiminta
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lainnya me-
nanggapi.Gurukembalimenuntunsiswapada
pemahamansifat-sifatfungsi.
Pertemuan ketiga siklus I pada hari
Rabu, 14 Oktober 2015 membahas tentang
operasialjabarfungsi.SiswadiberikanLAS3
dan bersama-sama dengan guru men-
diskusikan masalah operasi penjumlahan,
pengurangan,perkaliandanpembagianfungsi
dilanjutkandenganpresentasiolehbeberapa
kelompok dan kelompok yang lain me-
nanggapi. Kegiatan berikutnya dilanjutkan
dengan memberikan tes pada pertemuan
selanjutnya dan memberikan tindak lanjut
berupapenjelasantentangsoal-soaltesyang
tidakdipahamisiswa.
Kegiatanakhirsiklus1adalahre�leksi.
Berdasarkanhasilpengamatanguruterhadap
sikap siswamenunjukkan bahwamasih ada
beberapa siswa yang bermain, kurang aktif
dan tidak mau peduli dengan diskusi
kelompokmaupunhasilpembahasanmateri
yangdijelaskan.Sebagiansiswayanglainnya
yang memiliki pemahaman lebih kurang
bertoleransi terhadap siswa yang masih
kurangpahamsehinggamembuatsiswayang
kurangpahammenjadimalaskarenamerasa
diacuhkan.Halinijugadapatdilihatdarihasil
tesbeberapasiswayangmasihrendahkarena
bersikap acuh tak acuh selama proses
pembelajaran.
lebih terampil dalam mengerjakan tugas
menyelesaikansoal-soalmatematika.“
Oleh karena itu penulis mengangkat
masalah penerapan permainan estafet pada
materi fungsi komposisi yang diharapakan
untukmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
METODEPENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian
TindakanKelas(PTK),yaitusuatupenelitian
yang dilakukan secara sistematis terhadap
berbagai“aksi”atautindakanyangdilakukan
o leh guru atau pelaku , mula i dar i
perencanaan, sampai dengan penelitian
terhadaptindakannyatadidalamkelasyang
berupa kegiatan belajar mengajar untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Penelitian dilaksanakan di kelas XI
SMA Negeri 10 Batam. Subyek penelitian
adalah seluruh siswa berjumlah 28 siswa
dengan perincian 11 siswa laki-laki dan 17
siswaperempuan.Pemilihanlokasipenelitian
di SMA Negeri 10 Batam didasarkan atas
pertimbangan perlunya upaya perbaikan
pembelajaran untuk mengatasi kesulitan
siswadalampemahamankonsepmatematika.
Desain penelitian yang digunakan
adalah model Kemmis & McTaggart yang
setiapsiklusnyaterdiridariempattahap,yaitu
(1) perencanaan (planning), (2) tindakan
(acting), (3) observasi (observing), (4) dan
re�leksi (re�lecting) dan penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. (Sutarto,
2013). Alur penelitian tindakan kelas yang
digunakandisajikanpadaGambar1.
Gambar1.AlurPenelitianTindakan
Permasalaha
n
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengumpulan
data tindakan I
Pengumpulan
data tindakan II
Re�leksi
tindakanI
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi
tindakan II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Siklus I
Siklus II
Pengumpulandatadilakukandengan
observasi pembelajaran dan tes. Instrumen
penelit ian yang digunakan meliputi
instrumen pembelajaran dan instrumen
pengukuran pene l i t i an . I n s t rumen
pembelajaranmeliputi rencanapelaksanaan
pembelajaran(RPP),LembarAktivitasSiswa
(LAS), dan skema soal untuk permainan
estafet. Instrumen pengukuran penelitian
meliputi lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran, soal tes untuk mengukur
peningkatanhasilbelajarmatematika.
Analisis data setelah pelaksanaan
berakhir dilakukan re�leksi untuk melihat
kekurangan-kekurangan yang harus di-
perbaiki berdasarkan hasil siklus I. Jika
ternyata di siklus I tujuan belum tercapai
makadilaksanakansiklusIIdengantahapan
yangsamasepertisiklusI,tetapisetelahada
perbaikan-perbaikan dari hasil re�leksi. Jika
hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi
indikator keberhasilan maka penelitian
dihentikan tetapi jika ternyata hasil belum
memenuhi indikator keberhasilan maka
dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya
denganmempertimbangankan hasil re�leksi
siklusII.
94 95
HASILDANPEMBAHASAN
HasilPenelitian
Kegiatan penelitian ini terintegrasi
dalam penelitian tindakan kelas yang
dilakukandalamduasiklusyangsetiapsiklus
terdiri dari empat tahapan: perencanaan,
pelaksanaantindakan,observasidanre�leksi.
SiklusI
Pada tahap perencanaan, peneliti
membuat rancangan pembelajaran dengan
mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar aktivitas
siswa(LAS)sebagaimediapembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan tindakan,
penelitimelakukanreal teaching yangsiklus
pertama dirancang empat kali pertemuan
dengan model pembelajaran kooperatif
denganmediaLAS.Untukpertemuanpertama
berlangsung pada hari Rabu, tanggal 7
Oktober 2015. Tahap awal guru mem-
persiapkanmentalsiswadenganmemberikan
salam dan mengecek kehadiran siswa,
mengkondisikandanmemusatkanperhatian
siswa dengan mengelompokkan siswa yang
terdiri dari 4 orang satu kelompok dan
membagikan LAS 1 kepada masing-masing
kelompokuntukmenggalipengetahuanawal
siswatentangfungsi.
Siswa diminta untuk mengamati
gambar-gambardiagrampanahyangadapada
LAS 1 dan menyuruh siswa mendiskusikan
yangmanakahdarigambar-gambartersebut
yang merupakan fungsi atau relasi biasa.
Setelah15menitgurumemintaduakelompok
untukmenjelaskanhasildiskusinyakedepan
kelasdankelompokyanglainnyamenanggapi
hasilpresentasekelompokyangtampil.Guru
menuntun s i swa untuk sama-sama
menyimpulkande�inisirelasidanfungsi.
Setelahmemahamkan de�inisi fungsi
padapertemuanpertama, gurumenjelaskan
tentangde�inisi sifat-sifatkhusus fungsidan
membagikan LAS 2 kepada siswa pada
pertemuankeduapadahariKamistanggal8
Oktober 2015. Siswa diminta untuk me-
ngamatigambar-gambaryang terdapatpada
LAS2danmendiskusikanyangmanakahdari
gambar-gambar tersebut yang memenuhi
sifatfungsiinjektif,surjektif,maupunbijektif.
Setelah15menit,duakelompoksiswadiminta
untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lainnya me-
nanggapi.Gurukembalimenuntunsiswapada
pemahamansifat-sifatfungsi.
Pertemuan ketiga siklus I pada hari
Rabu, 14 Oktober 2015 membahas tentang
operasialjabarfungsi.SiswadiberikanLAS3
dan bersama-sama dengan guru men-
diskusikan masalah operasi penjumlahan,
pengurangan,perkaliandanpembagianfungsi
dilanjutkandenganpresentasiolehbeberapa
kelompok dan kelompok yang lain me-
nanggapi. Kegiatan berikutnya dilanjutkan
dengan memberikan tes pada pertemuan
selanjutnya dan memberikan tindak lanjut
berupapenjelasantentangsoal-soaltesyang
tidakdipahamisiswa.
Kegiatanakhirsiklus1adalahre�leksi.
Berdasarkanhasilpengamatanguruterhadap
sikap siswamenunjukkan bahwamasih ada
beberapa siswa yang bermain, kurang aktif
dan tidak mau peduli dengan diskusi
kelompokmaupunhasilpembahasanmateri
yangdijelaskan.Sebagiansiswayanglainnya
yang memiliki pemahaman lebih kurang
bertoleransi terhadap siswa yang masih
kurangpahamsehinggamembuatsiswayang
kurangpahammenjadimalaskarenamerasa
diacuhkan.Halinijugadapatdilihatdarihasil
tesbeberapasiswayangmasihrendahkarena
bersikap acuh tak acuh selama proses
pembelajaran.
lebih terampil dalam mengerjakan tugas
menyelesaikansoal-soalmatematika.“
Oleh karena itu penulis mengangkat
masalah penerapan permainan estafet pada
materi fungsi komposisi yang diharapakan
untukmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
METODEPENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian
TindakanKelas(PTK),yaitusuatupenelitian
yang dilakukan secara sistematis terhadap
berbagai“aksi”atautindakanyangdilakukan
o leh guru atau pelaku , mula i dar i
perencanaan, sampai dengan penelitian
terhadaptindakannyatadidalamkelasyang
berupa kegiatan belajar mengajar untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Penelitian dilaksanakan di kelas XI
SMA Negeri 10 Batam. Subyek penelitian
adalah seluruh siswa berjumlah 28 siswa
dengan perincian 11 siswa laki-laki dan 17
siswaperempuan.Pemilihanlokasipenelitian
di SMA Negeri 10 Batam didasarkan atas
pertimbangan perlunya upaya perbaikan
pembelajaran untuk mengatasi kesulitan
siswadalampemahamankonsepmatematika.
Desain penelitian yang digunakan
adalah model Kemmis & McTaggart yang
setiapsiklusnyaterdiridariempattahap,yaitu
(1) perencanaan (planning), (2) tindakan
(acting), (3) observasi (observing), (4) dan
re�leksi (re�lecting) dan penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. (Sutarto,
2013). Alur penelitian tindakan kelas yang
digunakandisajikanpadaGambar1.
Gambar1.AlurPenelitianTindakan
Permasalaha
n
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengumpulan
data tindakan I
Pengumpulan
data tindakan II
Re�leksi
tindakanI
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi
tindakan II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Siklus I
Siklus II
Pengumpulandatadilakukandengan
observasi pembelajaran dan tes. Instrumen
penelit ian yang digunakan meliputi
instrumen pembelajaran dan instrumen
pengukuran pene l i t i an . I n s t rumen
pembelajaranmeliputi rencanapelaksanaan
pembelajaran(RPP),LembarAktivitasSiswa
(LAS), dan skema soal untuk permainan
estafet. Instrumen pengukuran penelitian
meliputi lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran, soal tes untuk mengukur
peningkatanhasilbelajarmatematika.
Analisis data setelah pelaksanaan
berakhir dilakukan re�leksi untuk melihat
kekurangan-kekurangan yang harus di-
perbaiki berdasarkan hasil siklus I. Jika
ternyata di siklus I tujuan belum tercapai
makadilaksanakansiklusIIdengantahapan
yangsamasepertisiklusI,tetapisetelahada
perbaikan-perbaikan dari hasil re�leksi. Jika
hasil evaluasi siklus II sudah memenuhi
indikator keberhasilan maka penelitian
dihentikan tetapi jika ternyata hasil belum
memenuhi indikator keberhasilan maka
dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya
denganmempertimbangankan hasil re�leksi
siklusII.
96 97
merupakan fungsi yang dapat langsung
memetakan nilai x pada pos ke-1 langsung
menjadihasilpemetaanxpadaposke-3tanpa
melalui pos ke-2 seperti yang digambarkan
padadiagrampanahdibawahini.
f(x) g(x)
Satu fungsi baru
POS 1 masukkan nilai x sembarang
Pos 2 Peta nilai
x dari pos 1
Pos 3 Hasil
peta pos 2
dipetakan
Setelahdidapatsatufungsibaru,guru
menggali pengetahuan siswa dengan me-
ngadakandialog:
Guru : anak-anak bisa dapatkan fungsi
barunya?
Siswa : bisaBu.
Guru : dapatdarimanafungsibarunya?
Siswa : menebak Bu (sebagian kelompok
menjawab), dari coba-coba ma-
sukkan nilai x ke fungsi yang bisa
menghasilkan x pada pos ke-3 Bu,
(jawabkelompoklainnya)
Dari dialog di atas tanpa disadari
siswasudahmampumengkomposisikandua
fungsi menjadi satu fungsi baru walaupun
dengancaracoba-coba.
Guru : anak-anak, tahukah kalian bahwa
hasil fungsibaruyangkaliandapat
tadimerupakanfungsikomposisi?
Siswa :belumbu,komposisidari fungsiapa
bu?
Guru :komposisidariduafungsiawalyang
saya berikan menghasilkan satu
fungsibaruyangkaliandapatkan.
Guru menjelaskan hasil permainan
yangsudahdimainkansiswasecarakonsepdi
kelasdenganmodelpembelajarankooperatif
learningdengantekniktanyajawab.Gurujuga
memvariasikan soal-soal yang diberikan,
misalnya ketika fungsi yang dikomposisikan
merupakan fungsi linear dengan fungsi
kuadrat, fungsi kuadrat dengan kuadrat,
fungsi lineardengan fungsibentukpecahan,
dan bentuk fungsi-fungsi lainnya. Guru juga
memberikanpenjelasantentangmenentukan
fungsipembentukfungsikomposisijikafungsi
komposisi dan salah satu fungsi pem-
bentuknya diketahui. Setelah siswa dirasa
pahamakanmaterifungsikomposisikegiatan
dilanjutkan dengan test kedua dan mem-
berikantindaklanjut.
Hasil observasi pelaksanaan pem-
belajaran menunjukkan bahwa pada proses
pembelajaran hampir seluruh siswa terlibat
aktif dan bertanggung jawab dalam belajar
dikarenakan hasil pemetaan fungsi akan
bernilai benar jika masing-masing siswa di
tiapposkelompokbermaindenganbenar.Jika
salahsatusiswadalamkelompokmelakukan
kesalahan maka akan membuat hasil
pemetaan nilai akhir fungsi menjadi salah.
Sehinggaadaketergantunganhasilantarapos
pertama,keduadanketiga.
Suasana belajar juga menjadi lebih
menyenangkan dan membuat siswa lebih
semangat dalam proses pembelajaran yang
Dari hasil tes dapat dilihat bahwa
kebanyakan siswa mengubah soal yang
diberikandalambentukhimpunanpasangan
berurutan menjadi diagram panah untuk
diselesaikansesuaidengankonsepawalyang
diterima siswa dalammende�inisikan fungsi
dalam bentuk gambar-gambar seperti yang
dibahas pada LAS 1 maupun LAS 2. Pada
operasihitunganaljabarfungsi,siswabanyak
melakukan kesalahan pada penjumlahan
fungsi pecahan, menentukan nilai f(x – 1)
ketika diketahui fungsi f(x) dimana siswa
kebanyakanmensubstitusikan nilai x = 1 ke
dalamfungsif(x),bukandenganmemodi�ikasi
soalyangdiketahuimenjadif(x–1).Padahal
dalampembahasanmaterilain(bukanfungsi)
kebanyakandarisoal-soaltestyangdiberikan
salingberkaitan (sudahdibahas sebelumnya
pada materi lainnya). Namun karena hanya
sebagian siswa yang fokus pada pem-
belajaraankooperatif denganmedia LAS ini,
siswayangtidakambilbagiandalamdiskusi
kelompok tidak dapat menyelesaikan test
sesuaidenganhasilyangdiharapkan.
Dari nilai test siswa yang diperoleh
dalamsiklusIdiperolehnilairata-ratasiswa
40,61 dan ketuntasan kelas yang diperoleh
adalah10,7%dimanasiswayangmemperoleh
nilai tuntashanya3siswa.Dengandemikian
pembelajaran yang dilakukan belum selesai
sesuai dengan indikator keberhasilan yang
telahditetapkandenganbatasnilaituntas67,
sehinggadilanjutkankesiklus2.
SiklusII
Berdasarkan re� leksi s ik lus I
ditemukanadanyakekurangandalammetode
pembelajaran dengan menerapkan pem-
belajaran kooperatif dengan media LAS
karena belum tercapainya indikator
ketercapaian penelitian sehingga penulis
kembali menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran(RPP).UpayaperbaikansiklusI
pada siklus II diperlukan untuk mengatasi
kekurangan pada siklus I, yaitu dengan
memvariasikan pembelajaran kooperatif
secara praktik melalui permainan estafet
dengan tujuan untuk mengakti�kan seluruh
siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
yangdiharapkanmampumeningkatkanhasil
belajarsiswa.
TahappelaksanaantindakansiklusII
mulaidilakukanpadahariRabu,21Oktober
2015 dan berakhir pada hari Kamis, 29
Oktober 2015 sebanyak empat kal i
pertemuandenganmetodepermainanestafet
dilanjutkan dengan diskusi kelas dengan
metodetanyajawab.
Dalam permainan estafet, siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok belajar
yang tiap kelompok siswa diinstruksikan
untukmembentuk3possepertiposisilomba
lariestafet.
Selanjutnya guru memberikan tong-
kat kertas yang telah ditulis dua fungsi
berbeda kepada siswa yang berdiri di pos
pertama,yaitufungsif(x)danfungsig(x)dan
memintasiswapadapos1untukmenentukan
nilai x sendiri yang akan menjadi domain
fungsi f(x). Selanjutnya tongkat kertas
tersebutditransferkesiswadiposke-2dan
siswadiposke-2dimintamemetakanfungsi
f(x)dengannilaixyangdituliskansiswadipos
ke-1menjadi hasil pada pos ke-2 kemudian
mentransfertongkatkertaskesiswapadapos
ke-3. Siswa di pos ke-3 dimintamemetakan
fungsi g(x) dengan nilai x hasil pemetaan
fungsif(x)darisiswadiposke-2menjadihasil
padaposke-3.Setelahselesaisiswadiminta
kembali pada kelompoknya masing-masing
untukberdiskusibersamamenentukansuatu
fungsi baru (bukan f(x) dan g(x)) yang
96 97
merupakan fungsi yang dapat langsung
memetakan nilai x pada pos ke-1 langsung
menjadihasilpemetaanxpadaposke-3tanpa
melalui pos ke-2 seperti yang digambarkan
padadiagrampanahdibawahini.
f(x) g(x)
Satu fungsi baru
POS 1 masukkan nilai x sembarang
Pos 2 Peta nilai
x dari pos 1
Pos 3 Hasil
peta pos 2
dipetakan
Setelahdidapatsatufungsibaru,guru
menggali pengetahuan siswa dengan me-
ngadakandialog:
Guru : anak-anak bisa dapatkan fungsi
barunya?
Siswa : bisaBu.
Guru : dapatdarimanafungsibarunya?
Siswa : menebak Bu (sebagian kelompok
menjawab), dari coba-coba ma-
sukkan nilai x ke fungsi yang bisa
menghasilkan x pada pos ke-3 Bu,
(jawabkelompoklainnya)
Dari dialog di atas tanpa disadari
siswasudahmampumengkomposisikandua
fungsi menjadi satu fungsi baru walaupun
dengancaracoba-coba.
Guru : anak-anak, tahukah kalian bahwa
hasil fungsibaruyangkaliandapat
tadimerupakanfungsikomposisi?
Siswa :belumbu,komposisidari fungsiapa
bu?
Guru :komposisidariduafungsiawalyang
saya berikan menghasilkan satu
fungsibaruyangkaliandapatkan.
Guru menjelaskan hasil permainan
yangsudahdimainkansiswasecarakonsepdi
kelasdenganmodelpembelajarankooperatif
learningdengantekniktanyajawab.Gurujuga
memvariasikan soal-soal yang diberikan,
misalnya ketika fungsi yang dikomposisikan
merupakan fungsi linear dengan fungsi
kuadrat, fungsi kuadrat dengan kuadrat,
fungsi lineardengan fungsibentukpecahan,
dan bentuk fungsi-fungsi lainnya. Guru juga
memberikanpenjelasantentangmenentukan
fungsipembentukfungsikomposisijikafungsi
komposisi dan salah satu fungsi pem-
bentuknya diketahui. Setelah siswa dirasa
pahamakanmaterifungsikomposisikegiatan
dilanjutkan dengan test kedua dan mem-
berikantindaklanjut.
Hasil observasi pelaksanaan pem-
belajaran menunjukkan bahwa pada proses
pembelajaran hampir seluruh siswa terlibat
aktif dan bertanggung jawab dalam belajar
dikarenakan hasil pemetaan fungsi akan
bernilai benar jika masing-masing siswa di
tiapposkelompokbermaindenganbenar.Jika
salahsatusiswadalamkelompokmelakukan
kesalahan maka akan membuat hasil
pemetaan nilai akhir fungsi menjadi salah.
Sehinggaadaketergantunganhasilantarapos
pertama,keduadanketiga.
Suasana belajar juga menjadi lebih
menyenangkan dan membuat siswa lebih
semangat dalam proses pembelajaran yang
Dari hasil tes dapat dilihat bahwa
kebanyakan siswa mengubah soal yang
diberikandalambentukhimpunanpasangan
berurutan menjadi diagram panah untuk
diselesaikansesuaidengankonsepawalyang
diterima siswa dalammende�inisikan fungsi
dalam bentuk gambar-gambar seperti yang
dibahas pada LAS 1 maupun LAS 2. Pada
operasihitunganaljabarfungsi,siswabanyak
melakukan kesalahan pada penjumlahan
fungsi pecahan, menentukan nilai f(x – 1)
ketika diketahui fungsi f(x) dimana siswa
kebanyakanmensubstitusikan nilai x = 1 ke
dalamfungsif(x),bukandenganmemodi�ikasi
soalyangdiketahuimenjadif(x–1).Padahal
dalampembahasanmaterilain(bukanfungsi)
kebanyakandarisoal-soaltestyangdiberikan
salingberkaitan (sudahdibahas sebelumnya
pada materi lainnya). Namun karena hanya
sebagian siswa yang fokus pada pem-
belajaraankooperatif denganmedia LAS ini,
siswayangtidakambilbagiandalamdiskusi
kelompok tidak dapat menyelesaikan test
sesuaidenganhasilyangdiharapkan.
Dari nilai test siswa yang diperoleh
dalamsiklusIdiperolehnilairata-ratasiswa
40,61 dan ketuntasan kelas yang diperoleh
adalah10,7%dimanasiswayangmemperoleh
nilai tuntashanya3siswa.Dengandemikian
pembelajaran yang dilakukan belum selesai
sesuai dengan indikator keberhasilan yang
telahditetapkandenganbatasnilaituntas67,
sehinggadilanjutkankesiklus2.
SiklusII
Berdasarkan re� leksi s ik lus I
ditemukanadanyakekurangandalammetode
pembelajaran dengan menerapkan pem-
belajaran kooperatif dengan media LAS
karena belum tercapainya indikator
ketercapaian penelitian sehingga penulis
kembali menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran(RPP).UpayaperbaikansiklusI
pada siklus II diperlukan untuk mengatasi
kekurangan pada siklus I, yaitu dengan
memvariasikan pembelajaran kooperatif
secara praktik melalui permainan estafet
dengan tujuan untuk mengakti�kan seluruh
siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
yangdiharapkanmampumeningkatkanhasil
belajarsiswa.
TahappelaksanaantindakansiklusII
mulaidilakukanpadahariRabu,21Oktober
2015 dan berakhir pada hari Kamis, 29
Oktober 2015 sebanyak empat kal i
pertemuandenganmetodepermainanestafet
dilanjutkan dengan diskusi kelas dengan
metodetanyajawab.
Dalam permainan estafet, siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok belajar
yang tiap kelompok siswa diinstruksikan
untukmembentuk3possepertiposisilomba
lariestafet.
Selanjutnya guru memberikan tong-
kat kertas yang telah ditulis dua fungsi
berbeda kepada siswa yang berdiri di pos
pertama,yaitufungsif(x)danfungsig(x)dan
memintasiswapadapos1untukmenentukan
nilai x sendiri yang akan menjadi domain
fungsi f(x). Selanjutnya tongkat kertas
tersebutditransferkesiswadiposke-2dan
siswadiposke-2dimintamemetakanfungsi
f(x)dengannilaixyangdituliskansiswadipos
ke-1menjadi hasil pada pos ke-2 kemudian
mentransfertongkatkertaskesiswapadapos
ke-3. Siswa di pos ke-3 dimintamemetakan
fungsi g(x) dengan nilai x hasil pemetaan
fungsif(x)darisiswadiposke-2menjadihasil
padaposke-3.Setelahselesaisiswadiminta
kembali pada kelompoknya masing-masing
untukberdiskusibersamamenentukansuatu
fungsi baru (bukan f(x) dan g(x)) yang
98 99
No.UrutSiswa
NilaiSiklus1
Ket
NilaiSiklus2
Ket
27 40 TidakTuntas
68 Tuntas
28 30 TidakTuntas
50 TidakTuntas
JlhNilai 1147 1689
Rata-rata
40,96 60,32
KetuntasanBljr
10,71% 57,14%
Sedangkan untuk perbandingan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
diperoleh melalui pengamatan guru pada
siklus 1 dan siklus 2 terlihat pada tabel
dibawahini.
Tabel2.PerbandinganKeaktifanSiswa
Kegiatan Siklus1 Siklus2
KeaktifanSiswa 61.97 83.55
FokusSiswa 73.61 91.07
Kerjasama 65.77 80.35
TanggungJawab 69.73 92.85
Sedangkan untuk hasil tes siswa disiklus 2
tergambar bahwa siswa telah mampu
mengkomposisikanduafungsiberbedayaitu
dengan memasukkan fungsi yang satu ke
fungsi lainnya menjadi satu fungsi baru,
kesalahanyangdilakukansiswaterletakpada
operasialjabarfungsinyayangdipelajaripada
siklus I. Sehingga siswapahamakankonsep
komposisi fungsi namum masih perlu
diperbaikipenanamankonsepoperasialjabar
fungsinya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data
ditemukanbahwadiawalkegiatanpenelitian
tidakadapenyegaransepertipermainanyang
menyenangkan atau sejenisnya yang di-
berikan diawal sehingga selama proses
belajarmengajarberlangsungsiswamenjadi
jenuh dan dilanjutkan dengan test yang
memberikan hasil yang tidak tuntas karena
tidak fokusnya sebagian siswa pada pem-
belajaran.Padakegiatanpembelajarankedua
ada penyegaran bagi siswa dalam bentuk
permainan sehingga pada saat guru
menjelaskan konsep di kelas secara tanya
jawab, siswa sudah dapat memfokuskan
perhatian pada proses pembelajaran untuk
memaknai praktek permainan yang baru
dilakukan siswa. Hal ini juga diungkapkan
olehImandanJawahir(2011)bahwahalyang
sangat menentukan tingkat motivasi siswa
adalah pembelajaran yang menyenangkan,
yaitupembelajaranyangdapatdinikmatidan
mengasyikkan siswa. Pembelajaran yang
menyenangkanmerupakanupayapenciptaan
lingkunganbelajar yangkondusif/bermakna
yang mampu memberikan siswa ke-
terampilan, pengetahuan dan sikap untuk
hidup.
SIMPULANSARAN
SIMPULAN
Berdasarkanhasilpenelitianini,maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran fungsi komposisi dengan
permainanestafetpadasiswakelasXISMAN
10 Batam dapatmeningkatkan hasil belajar
siswa,yaitupadasiklusIdengannilairata-rata
40,96meningkatdisiklusIIdenganrata-rata
menjadi 60,32 dengan persentase pening-
katan sebesar 19,35%. Selainmeningkatkan
hasilbelajarmetodepermainaninijugadapat
meningkatkankeaktifansiswa.
Saran
Selanjutnya dapat disarankan agar
teman sejawat guru matematika dapat
menerapkan metode permainan atau
melakukan penyegaran sebelum memahami
konsep materi matematika yang relatif
dapatdilihatdaridialog:
Guru : Bagaimana anak-anak, paham cara
mendapatkanfungsikomposisinya?
Siswa:pahamBu!
Guru : Lebih senang yang mana, belajar
sambil bermain atau belajar seperti
biasanyakita?
Siswa : Lebih senang seperti ini Bu, lebih
pahamdanmudah.
Hasil re�leksi pembelajaran me-
nunjukkantemuanpenelitian,yaitu:1)Dalam
melaksanakan pembelajaran dengan
permainan estafet, guru lebihmudah dalam
menanamkan konsep fungsi komposisi dan
siswa juga lebih mudah memahaminya; 2)
Dengan mengkondisikan kelas dengan
suasana yang lebih menyenangkan, hampir
seluruhsiswaberminatuntukberpartisipasi
aktif dan bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran; 3) Pembelajaran dengan
permainanmenyitawaktuyanglebihbanyak
daripadapembelajaranpadasiklusIdengan
bantuan media LAS, namun penanaman
konsep yang diterima siswa tentang materi
fungsi lebih baik dari pembelajaran pada
siklusI;4)Beberapasiswamengusulkanagar
pertemuan berikutnya dapat divariasikan
dengan permainan seperti yang dilakukan
pada siklus II agar pembelajaran tidak kaku
danmonoton sehingga ada penyegaran bagi
siswadalambelajarmatematika;5)Darihasil
tesyangdiperolehsiswapadasiklusIIdidapat
nilairata-ratasiswa60,32.Nilairata-rata ini
meningkat dengan persentase peningkatan
rata-rata sebesar 19,4%dari hasil test pada
siklusI,dengantingkatketuntasankelasyang
diperoleh meningkat sebesar 57,14%.
Walaupun hasil peningkatan ini belum
mencapai indikator ketuntasan yang
ditetapkan, namun sudah ada peningkatan
hasil test siswa dimana siswa yang tuntas
sebanyak16siswa.
Berikutperbandinganhasiltessiswa
padasiklus1dansiklus2.
Tabel1.HasilTesSiswaSiklus1danSiklus2
No.UrutSiswa
NilaiSiklus1
Ket
NilaiSiklus2
Ket
1 50 TidakTuntas
70 Tuntas
2 35 TidakTuntas
50 TidakTuntas
3 70 Tuntas 80 Tuntas
4 30 TidakTuntas
45 TidakTuntas
5 50 TidakTuntas
70 Tuntas
6 45 TidakTuntas
70 Tuntas
7 60 TidakTuntas
70 Tuntas
8 30 TidakTuntas
40 TidakTuntas
9 30 TidakTuntas
45 TidakTuntas
10 50 TidakTuntas
70 Tuntas
11 30 TidakTuntas
50 TidakTuntas
12 20 TidakTuntas
50 TidakTuntas
13 67 Tuntas 80 Tuntas
14 50 TidakTuntas
70 Tuntas
15 20 TidakTuntas
40 TidakTuntas
16 35 TidakTuntas
67 Tuntas
17 25 TidakTuntas
40 TidakTuntas
18 70 Tuntas 75 Tuntas
19 45 TidakTuntas
67 Tuntas
20 20 TidakTuntas
50 TidakTuntas
21 60 TidakTuntas
80 Tuntas
22 20 TidakTuntas
40 TidakTuntas
23 35 TidakTuntas
67 Tuntas
24 60 TidakTuntas
70 Tuntas
25 25 TidakTuntas
40 TidakTuntas
26 45 TidakTuntas
75 Tuntas
98 99
No.UrutSiswa
NilaiSiklus1
Ket
NilaiSiklus2
Ket
27 40 TidakTuntas
68 Tuntas
28 30 TidakTuntas
50 TidakTuntas
JlhNilai 1147 1689
Rata-rata
40,96 60,32
KetuntasanBljr
10,71% 57,14%
Sedangkan untuk perbandingan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
diperoleh melalui pengamatan guru pada
siklus 1 dan siklus 2 terlihat pada tabel
dibawahini.
Tabel2.PerbandinganKeaktifanSiswa
Kegiatan Siklus1 Siklus2
KeaktifanSiswa 61.97 83.55
FokusSiswa 73.61 91.07
Kerjasama 65.77 80.35
TanggungJawab 69.73 92.85
Sedangkan untuk hasil tes siswa disiklus 2
tergambar bahwa siswa telah mampu
mengkomposisikanduafungsiberbedayaitu
dengan memasukkan fungsi yang satu ke
fungsi lainnya menjadi satu fungsi baru,
kesalahanyangdilakukansiswaterletakpada
operasialjabarfungsinyayangdipelajaripada
siklus I. Sehingga siswapahamakankonsep
komposisi fungsi namum masih perlu
diperbaikipenanamankonsepoperasialjabar
fungsinya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data
ditemukanbahwadiawalkegiatanpenelitian
tidakadapenyegaransepertipermainanyang
menyenangkan atau sejenisnya yang di-
berikan diawal sehingga selama proses
belajarmengajarberlangsungsiswamenjadi
jenuh dan dilanjutkan dengan test yang
memberikan hasil yang tidak tuntas karena
tidak fokusnya sebagian siswa pada pem-
belajaran.Padakegiatanpembelajarankedua
ada penyegaran bagi siswa dalam bentuk
permainan sehingga pada saat guru
menjelaskan konsep di kelas secara tanya
jawab, siswa sudah dapat memfokuskan
perhatian pada proses pembelajaran untuk
memaknai praktek permainan yang baru
dilakukan siswa. Hal ini juga diungkapkan
olehImandanJawahir(2011)bahwahalyang
sangat menentukan tingkat motivasi siswa
adalah pembelajaran yang menyenangkan,
yaitupembelajaranyangdapatdinikmatidan
mengasyikkan siswa. Pembelajaran yang
menyenangkanmerupakanupayapenciptaan
lingkunganbelajar yangkondusif/bermakna
yang mampu memberikan siswa ke-
terampilan, pengetahuan dan sikap untuk
hidup.
SIMPULANSARAN
SIMPULAN
Berdasarkanhasilpenelitianini,maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran fungsi komposisi dengan
permainanestafetpadasiswakelasXISMAN
10 Batam dapatmeningkatkan hasil belajar
siswa,yaitupadasiklusIdengannilairata-rata
40,96meningkatdisiklusIIdenganrata-rata
menjadi 60,32 dengan persentase pening-
katan sebesar 19,35%. Selainmeningkatkan
hasilbelajarmetodepermainaninijugadapat
meningkatkankeaktifansiswa.
Saran
Selanjutnya dapat disarankan agar
teman sejawat guru matematika dapat
menerapkan metode permainan atau
melakukan penyegaran sebelum memahami
konsep materi matematika yang relatif
dapatdilihatdaridialog:
Guru : Bagaimana anak-anak, paham cara
mendapatkanfungsikomposisinya?
Siswa:pahamBu!
Guru : Lebih senang yang mana, belajar
sambil bermain atau belajar seperti
biasanyakita?
Siswa : Lebih senang seperti ini Bu, lebih
pahamdanmudah.
Hasil re�leksi pembelajaran me-
nunjukkantemuanpenelitian,yaitu:1)Dalam
melaksanakan pembelajaran dengan
permainan estafet, guru lebihmudah dalam
menanamkan konsep fungsi komposisi dan
siswa juga lebih mudah memahaminya; 2)
Dengan mengkondisikan kelas dengan
suasana yang lebih menyenangkan, hampir
seluruhsiswaberminatuntukberpartisipasi
aktif dan bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran; 3) Pembelajaran dengan
permainanmenyitawaktuyanglebihbanyak
daripadapembelajaranpadasiklusIdengan
bantuan media LAS, namun penanaman
konsep yang diterima siswa tentang materi
fungsi lebih baik dari pembelajaran pada
siklusI;4)Beberapasiswamengusulkanagar
pertemuan berikutnya dapat divariasikan
dengan permainan seperti yang dilakukan
pada siklus II agar pembelajaran tidak kaku
danmonoton sehingga ada penyegaran bagi
siswadalambelajarmatematika;5)Darihasil
tesyangdiperolehsiswapadasiklusIIdidapat
nilairata-ratasiswa60,32.Nilairata-rata ini
meningkat dengan persentase peningkatan
rata-rata sebesar 19,4%dari hasil test pada
siklusI,dengantingkatketuntasankelasyang
diperoleh meningkat sebesar 57,14%.
Walaupun hasil peningkatan ini belum
mencapai indikator ketuntasan yang
ditetapkan, namun sudah ada peningkatan
hasil test siswa dimana siswa yang tuntas
sebanyak16siswa.
Berikutperbandinganhasiltessiswa
padasiklus1dansiklus2.
Tabel1.HasilTesSiswaSiklus1danSiklus2
No.UrutSiswa
NilaiSiklus1
Ket
NilaiSiklus2
Ket
1 50 TidakTuntas
70 Tuntas
2 35 TidakTuntas
50 TidakTuntas
3 70 Tuntas 80 Tuntas
4 30 TidakTuntas
45 TidakTuntas
5 50 TidakTuntas
70 Tuntas
6 45 TidakTuntas
70 Tuntas
7 60 TidakTuntas
70 Tuntas
8 30 TidakTuntas
40 TidakTuntas
9 30 TidakTuntas
45 TidakTuntas
10 50 TidakTuntas
70 Tuntas
11 30 TidakTuntas
50 TidakTuntas
12 20 TidakTuntas
50 TidakTuntas
13 67 Tuntas 80 Tuntas
14 50 TidakTuntas
70 Tuntas
15 20 TidakTuntas
40 TidakTuntas
16 35 TidakTuntas
67 Tuntas
17 25 TidakTuntas
40 TidakTuntas
18 70 Tuntas 75 Tuntas
19 45 TidakTuntas
67 Tuntas
20 20 TidakTuntas
50 TidakTuntas
21 60 TidakTuntas
80 Tuntas
22 20 TidakTuntas
40 TidakTuntas
23 35 TidakTuntas
67 Tuntas
24 60 TidakTuntas
70 Tuntas
25 25 TidakTuntas
40 TidakTuntas
26 45 TidakTuntas
75 Tuntas
100 101
UPAYAPENINGKATANPENERAPANPRINSIP-PRINSIPPENILAIANMELALUIBIMBINGAN
LANGSUNGPADAGURUSDNEGERI001MORO
Syafrizal*
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam bidangmenilaihasilbelajarsiswaSD001Moro.PenelitianinimenggunakanrancanganPenelitianTindakanSekolah(PTS).SubjekpenelitianadalahguruPNS,GuruGTTdenganjumlah14orang.Hasilpenelitianyangdidapatyaitu:1)TeknikpenilaiandalamRPP100%dibuatolehgurumasing-masing(pribadi);2)DalammemilihaspekKognitif(pengetahuan)guruyangsudahmemahami85%danguruyangbelummenguasai15%;3)Dalammemilihaspekpsikomotor(keterampilan)77%gurumenggunakaninstrumenunjukkerjadan23%guru yang belum menggunakannya; 4) Pemahaman guru tentang teknik non tes (angket) 62%; 5)Pemahamangurutentangprinsipberkesinambungandalampenilaianhasilbelajarhanya69%.Kesimpulanpenelitian ini adalah sebagaiberikut:1)Denganpenerapanprinsip-prinsippenilaiandi SDN001Moro,kemampuanguru-gurudalammelaksanakanpenilaianhasilbelajarsiswabanyakmengalamiperubahankearahyanglebihbaikterutamadalampemahamantentangprinsip-prinsippenilaian;2)Denganmemahamiberbagaiteknikpenilaianguru-gurudiSDN001Morosudahdapatmenerapkanberbagaiteknikpenilaiandalamprosespembelajarandikelasmasing-masing.
KataKunci:Prinsip-PrinsipPenilaian,BimbinganLangsung
PENDAHULUAN
Dalam undang-undang Repubik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
gurudandosendinyatakanguruadalahPen-
didik Profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, me-
ngarahkan, melatih, menilai dan menge-
valuasipesertadidik padapendidikananak
usiadinijalurpendidikanformal,pendidikan
dasar dan pendidikan menengah (Bab.I
Ketentuanumumpasal1ayat1).
Dalam melaksanakan tugas kepro-
fesionalan,guruberkewajibanmerencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pem-
belajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran (Bab. IV
Pasal20Ayata).
Dari pernyataan diatas tampak jelas
bahwasalahsatutugasutamadankewajiban
seorangguruadalahmelaksanakanpenilaian
terhadap peserta didik yang ada di-
sekolahnya. Ada beberapa prinsip penilaian
yang dapat digunakan agar penilaian yang
guru lakukan benar-benar dapat memberi
gambaran yang sebenarnya tentang pen-
capaianhasilbelajarsiswa.
Penilaianyangdilakukanguruharus
berfungsi untuk mengukur ketercapaian
siswa dalam pencapaian kompetensi,
penilaian yang dilakukan guru harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penilaian yang dilakukan guru harus adil
untuk semua siswa. Dalam melaksanakan
penilaian guru harus dapat menjaga
objektivitas proses dan hasil penilaian.
Penilaianharusterencana,bertahap, teratur,
terus-menerus dan berkesinambungan.
Penilaian yang dilakukan harus mampu
menilai keseluruhan kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum yang meliputi
ranahkognitif,afektifdanpsikomotor.
Keputusan hasil penilaian jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan serta
memberi gambaran mengenai tingkat
pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan
dan kelemahan siswa, minat serta potensi
siswadalammencapaikompetensiyangtelah
ditetapkan. Standar Nasional Pendidikan
mengungkapkan bahwa “penilaian hasil
abstrak dan sulit dipahami. Metode pem-
belajaran tersebut jugadapatdimamfaatkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalammemahamikonsepmatematika.
DAFTARPUSTAKA
Gunawa t i , E rna , 2013 . Pene rapanPembelajaran Kooperative Tipe STADPadaOperasiAljabarBerbantuanMediaUbin Aljabar Berdasarkan PengalamanKegiatan Lesson Study. ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Marlina, 2013. Penerapan KooperativeL e a r n i n g T i p e S TA D U n t u kMeningkatkan Motivasi dan HasilBelajar Pada Pecahan Senilai MelaluiPenggunaan Pita Bilangan. ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Hikmah, Helmi N, 2013. Penerapan ModelPembelajaran Cooperative Tipe STADDengan Media Manipulative UntukMenentukan Rumus Volume BangunRuangSisiDatardiKelasVIIISMPNegeri2 Tanah Grogot.Jurnal TEQIP EdisiNovember 2013. Malang: UniversitasNegeriMalang.
Risliana, 2013. Meningkatkan Hasil BelajarMatematikaPadaMateriBangunRuangMelaluiModelKooperatifTipeNumberedHeadTogether(NHT)SiswaKelasIVSDN001 Kuaro Kab. Paser Tahun Pelajaran2012/2013.ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Sopiah,Siti,2013.PenerapanModelKooperatifTipeTwoStayTwoStray (TSTS)UntukMeningkatkanPemahamanSiswaDalamMenemukan Rumus Luas Trapesium diKelasVSD.ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
SutartodanKadiyo,2013.BimbinganPraktisDalam Penelitian Tindakan Kelas. CV.Jakarta:KemilauIlmuSemesta
Subanji, 2013. Pembelajaran MatematikaKreatifdanInovatif.Malang:UniversitasNegeriMalang(UMPRESS)
Iman,PangkudanJawahir,2011.PeningkatanMotivasi danHasil BelajarMatematikaMelalui Pembelajaran Remedial YangMenyenangkan.JurnalTEQIP2011EdisiTahunIINomor2.
Purwanto, 2011. Pembelajaran ModelCooperatifLearningpadaSiswaKelasVISD N 007 Waru Kabupaten PenajamPaserUtaraImplementasiLessonStudy.JurnalTEQIP2011EdisiTahunIINomorI.
Subanji, 2009. Pembelajaran MatematikaKreatifdanInovatif.Malang:UniversitasNegeriMalang(UMPRESS)
Slavin,RobertE,2008.CooperativeLearningTeori,RisetdanPraktik.Bandung:NusaMedia.
100 101
UPAYAPENINGKATANPENERAPANPRINSIP-PRINSIPPENILAIANMELALUIBIMBINGAN
LANGSUNGPADAGURUSDNEGERI001MORO
Syafrizal*
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam bidangmenilaihasilbelajarsiswaSD001Moro.PenelitianinimenggunakanrancanganPenelitianTindakanSekolah(PTS).SubjekpenelitianadalahguruPNS,GuruGTTdenganjumlah14orang.Hasilpenelitianyangdidapatyaitu:1)TeknikpenilaiandalamRPP100%dibuatolehgurumasing-masing(pribadi);2)DalammemilihaspekKognitif(pengetahuan)guruyangsudahmemahami85%danguruyangbelummenguasai15%;3)Dalammemilihaspekpsikomotor(keterampilan)77%gurumenggunakaninstrumenunjukkerjadan23%guru yang belum menggunakannya; 4) Pemahaman guru tentang teknik non tes (angket) 62%; 5)Pemahamangurutentangprinsipberkesinambungandalampenilaianhasilbelajarhanya69%.Kesimpulanpenelitian ini adalah sebagaiberikut:1)Denganpenerapanprinsip-prinsippenilaiandi SDN001Moro,kemampuanguru-gurudalammelaksanakanpenilaianhasilbelajarsiswabanyakmengalamiperubahankearahyanglebihbaikterutamadalampemahamantentangprinsip-prinsippenilaian;2)Denganmemahamiberbagaiteknikpenilaianguru-gurudiSDN001Morosudahdapatmenerapkanberbagaiteknikpenilaiandalamprosespembelajarandikelasmasing-masing.
KataKunci:Prinsip-PrinsipPenilaian,BimbinganLangsung
PENDAHULUAN
Dalam undang-undang Repubik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
gurudandosendinyatakanguruadalahPen-
didik Profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, me-
ngarahkan, melatih, menilai dan menge-
valuasipesertadidik padapendidikananak
usiadinijalurpendidikanformal,pendidikan
dasar dan pendidikan menengah (Bab.I
Ketentuanumumpasal1ayat1).
Dalam melaksanakan tugas kepro-
fesionalan,guruberkewajibanmerencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pem-
belajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran (Bab. IV
Pasal20Ayata).
Dari pernyataan diatas tampak jelas
bahwasalahsatutugasutamadankewajiban
seorangguruadalahmelaksanakanpenilaian
terhadap peserta didik yang ada di-
sekolahnya. Ada beberapa prinsip penilaian
yang dapat digunakan agar penilaian yang
guru lakukan benar-benar dapat memberi
gambaran yang sebenarnya tentang pen-
capaianhasilbelajarsiswa.
Penilaianyangdilakukanguruharus
berfungsi untuk mengukur ketercapaian
siswa dalam pencapaian kompetensi,
penilaian yang dilakukan guru harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penilaian yang dilakukan guru harus adil
untuk semua siswa. Dalam melaksanakan
penilaian guru harus dapat menjaga
objektivitas proses dan hasil penilaian.
Penilaianharusterencana,bertahap, teratur,
terus-menerus dan berkesinambungan.
Penilaian yang dilakukan harus mampu
menilai keseluruhan kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum yang meliputi
ranahkognitif,afektifdanpsikomotor.
Keputusan hasil penilaian jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan serta
memberi gambaran mengenai tingkat
pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan
dan kelemahan siswa, minat serta potensi
siswadalammencapaikompetensiyangtelah
ditetapkan. Standar Nasional Pendidikan
mengungkapkan bahwa “penilaian hasil
abstrak dan sulit dipahami. Metode pem-
belajaran tersebut jugadapatdimamfaatkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalammemahamikonsepmatematika.
DAFTARPUSTAKA
Gunawa t i , E rna , 2013 . Pene rapanPembelajaran Kooperative Tipe STADPadaOperasiAljabarBerbantuanMediaUbin Aljabar Berdasarkan PengalamanKegiatan Lesson Study. ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Marlina, 2013. Penerapan KooperativeL e a r n i n g T i p e S TA D U n t u kMeningkatkan Motivasi dan HasilBelajar Pada Pecahan Senilai MelaluiPenggunaan Pita Bilangan. ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Hikmah, Helmi N, 2013. Penerapan ModelPembelajaran Cooperative Tipe STADDengan Media Manipulative UntukMenentukan Rumus Volume BangunRuangSisiDatardiKelasVIIISMPNegeri2 Tanah Grogot.Jurnal TEQIP EdisiNovember 2013. Malang: UniversitasNegeriMalang.
Risliana, 2013. Meningkatkan Hasil BelajarMatematikaPadaMateriBangunRuangMelaluiModelKooperatifTipeNumberedHeadTogether(NHT)SiswaKelasIVSDN001 Kuaro Kab. Paser Tahun Pelajaran2012/2013.ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
Sopiah,Siti,2013.PenerapanModelKooperatifTipeTwoStayTwoStray (TSTS)UntukMeningkatkanPemahamanSiswaDalamMenemukan Rumus Luas Trapesium diKelasVSD.ProsidingSeminarNasionalTEQIP2013.Malang:UniversitasNegeriMalang.
SutartodanKadiyo,2013.BimbinganPraktisDalam Penelitian Tindakan Kelas. CV.Jakarta:KemilauIlmuSemesta
Subanji, 2013. Pembelajaran MatematikaKreatifdanInovatif.Malang:UniversitasNegeriMalang(UMPRESS)
Iman,PangkudanJawahir,2011.PeningkatanMotivasi danHasil BelajarMatematikaMelalui Pembelajaran Remedial YangMenyenangkan.JurnalTEQIP2011EdisiTahunIINomor2.
Purwanto, 2011. Pembelajaran ModelCooperatifLearningpadaSiswaKelasVISD N 007 Waru Kabupaten PenajamPaserUtaraImplementasiLessonStudy.JurnalTEQIP2011EdisiTahunIINomorI.
Subanji, 2009. Pembelajaran MatematikaKreatifdanInovatif.Malang:UniversitasNegeriMalang(UMPRESS)
Slavin,RobertE,2008.CooperativeLearningTeori,RisetdanPraktik.Bandung:NusaMedia.
102 103
informasi untuk membuat keputusan.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematisdanberkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilankeputusan.
Hasil belajar merupakan prestasi
belajarpesertadidiksecarakeseluruhan,yang
menjadi indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang ber-
sangkutan.Penilaianhasilbelajarmerupakan
suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilakuyang telah terjadipadadiripeserta
didik. Pada umumnya hasil belajar akan
memberikanpengaruhdalamduabentuk:1)
Peserta didik akan mempunyai prespektif
terhadap kekuatan dan kelemahan atas
perilaku yang diinginkan; 2) Mereka men-
dapatkanbahwaperilakuyangdiinginkanitu
telah meningkat setahap atau dua tahap,
sehingga timbul lagi kesenjangan antara
penampilan perilaku sekarang dengan
perilakuyangdiinginkan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dapat dilakukan terhadap program, proses
danhasilbelajar.Penilaianprogrambertujuan
untuk menilai efektivitas program yang
dilaksanakan. Penilaian proses bertujuan
untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi
pesertadidikdalampembelajaran.Penilaian
hasil bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar atau pembentukan kompetensi
pesertadidik.
Seluruh penilaian ini dilakukan oleh
guru untukmengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik,mendiagnosa kegiatan
belajar, memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran, dan
menentukan kenaikan kelas bagi setiap
pesertadidik.
Sehubungan dengan penilaian
pembelajaran, Moekijat (1992:69) menge-
mukakanteknikpenilaianpembelajaran,yang
mencakupaspekpengetahuan,keterampilan
dansikapsebagaiberikut:1)Penilaianbelajar
pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian
tulis, lisan dan daftar isian pertanyaan; 2)
Penilaian belajar keterampilan, dapat
dilakukan dengan ujian praktek, analisis
keterampilan dan analisis tugas. Serta
penilaian oleh peserta didik sendiri; 3)
Penilaian belajar sikap, dapat dilakukan
dengan daftar isian, sikap dari diri sendiri,
daftar isian sikap yang disesuaikan dengan
tujuan program dan Sekala Deferensial
Sematik(SDS).
Prinsip-prinsipPenilaian
Agar penilaian yang guru lakukan
benar-benardapatmemberigambaranyang
sebenarnyatentangpencapaianhasilbelajar
siswamakadalammelakukanpenilaianguru
perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian, Adi Suryanto, dkk (2012) me-
ngemukakana)Berorientasipadapencapaian
kompetensi penilaian yang guru lakukan
harus berfungsi untuk mengukur ke-
tercapaian siswa dalam pencapaian kom-
petensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum; b) Valid, penilaian yang guru
lakukan harus dapat mengukur apa yang
seharusnyadiukur.Contohsiswadiharapkan
dapatmempraktekkancaramencangkokyang
baik dan benar. Maka penilaian yang guru
lakukan adalah unjuk kerja siswa. Dengan
memberi tugas kepada siswa untuk mem-
praktekkan cara mencangkok; c) Adil,
penilaianyanggurulakukanharusadiluntuk
seluruhsiswa;d)Objektif,dalammenilaihasil
belajar siswa guru harus dapat mejaga
belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambunganuntukmemantauproses,
kemajuandanperbaikanhasildalambentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulanganakhirsemesterdanulangankenaikan
kelas.
Darihasilpengamatanyangdiperoleh
kitamasihmenjumpaiguru-gurudiSDNegeri
001 Moro hanya menggunakan tes sebagai
satu-satunya alat ukur keberhasilan belajar
siswa, penggunaan alat ukur masih belum
tepat digunakan. Sebagai contoh tujuan
pembelajaranyangmengandungranahefektif
dan psikomotor tetapi pengukuran hasil
belajarnya hanya dilakukan dengan me-
nggunakantessaja.
Gurumasihberanggapanbahwahasil
tes merupakan satu-satunya indikator
keberhasilan siswa. Ujian akhir sekolah
menjadi satu-satunya tumpuan utama
penilaianhasilbelajarsiswa.Masihrendahnya
tingkat pemahaman guru tentang prinsip-
prinsip penilaian dan penerapannya di SD
Negeri 001 Moro mempengaruhi terhadap
penilaianhasilbelajarbagipesertadidiknya.
Berdasarkan latar belakang diatas
dapatdirumuskanmasalahsebagaiberikut:1)
Bagaimanakah meningkatkan kemampuan
guru dalam dalam melaksanakan penilaian
hasil belajardi SDNegeri001Moromelalui
penerapan prinsip-prinsip penilaian; 2)
Apakah denganmenerapkan prinsip-prinsip
penilaiandiSekolahDasarNegeri001Moro
Kecamatan Moro dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan
penilaianhasilbelajarsiswa.
Sesuai dengan rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: Untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam bidang
menilai hasil belajar siswa SD 001 Moro.
Manfaat Hasil Penelitian: 1) Bagi siswa SD
Negeri 001 Moro sebagai berikut: a)
Meningkatkanmotivasisiswa.Guru harus
menyampaikan kepada siswa mengenai
perencanaan tes yang dibuat oleh guru.
Dengan cara tersebut maka siswa sudah
mengetahui apa yang harus dikerjakannya
dan persyaratan apa yang harus mereka
penuhikalaumerekamenginginkannilaiyang
baik. Dengan cara demikian maka motivasi
anakakan tinggi;b)Siswadapatmelakukan
unjuk kerja dalam situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari; c) Memberi ke-
sempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasidiriterhadaphasilkaryanya;d)Siswa
dapat menggunakan hasil belajar yang
diperoleh disekolah untuk membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari; 2) Bagi Guru-
Guru SD Negeri 001 Moro: a) Memperoleh
pengalaman baru; b) Memiliki wawasan
tentang prinsip-prinsip penilaian; c) Dapat
menerapkan berbagai teknik dan alat
penilaiand)Dapatmenilaihasilbelajaryang
kompleks; e) Dapat menyajikan hasil
penilaian yang tepat, langsung dan lengkap.
Disamping itu penilaian hasil belajar oleh
guru dapat dilakukan terhadap program,
proses dan hasil belajar: 1) Untuk menilai
efektivitas program yang dilaksanakan; 2)
Untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi
pesertadidikdalampembelajaran;3)Untuk
mengetahui hasil belajar atau pembentukan
kompetensipesertadidik.
KAJIANTEORI
Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik
Penilaian adalah proses sistematis
meliputi pengumpulan informasi (angka,
deskripsi verbal) analisis interprestasi
102 103
informasi untuk membuat keputusan.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematisdanberkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilankeputusan.
Hasil belajar merupakan prestasi
belajarpesertadidiksecarakeseluruhan,yang
menjadi indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang ber-
sangkutan.Penilaianhasilbelajarmerupakan
suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilakuyang telah terjadipadadiripeserta
didik. Pada umumnya hasil belajar akan
memberikanpengaruhdalamduabentuk:1)
Peserta didik akan mempunyai prespektif
terhadap kekuatan dan kelemahan atas
perilaku yang diinginkan; 2) Mereka men-
dapatkanbahwaperilakuyangdiinginkanitu
telah meningkat setahap atau dua tahap,
sehingga timbul lagi kesenjangan antara
penampilan perilaku sekarang dengan
perilakuyangdiinginkan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dapat dilakukan terhadap program, proses
danhasilbelajar.Penilaianprogrambertujuan
untuk menilai efektivitas program yang
dilaksanakan. Penilaian proses bertujuan
untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi
pesertadidikdalampembelajaran.Penilaian
hasil bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar atau pembentukan kompetensi
pesertadidik.
Seluruh penilaian ini dilakukan oleh
guru untukmengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik,mendiagnosa kegiatan
belajar, memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran, dan
menentukan kenaikan kelas bagi setiap
pesertadidik.
Sehubungan dengan penilaian
pembelajaran, Moekijat (1992:69) menge-
mukakanteknikpenilaianpembelajaran,yang
mencakupaspekpengetahuan,keterampilan
dansikapsebagaiberikut:1)Penilaianbelajar
pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian
tulis, lisan dan daftar isian pertanyaan; 2)
Penilaian belajar keterampilan, dapat
dilakukan dengan ujian praktek, analisis
keterampilan dan analisis tugas. Serta
penilaian oleh peserta didik sendiri; 3)
Penilaian belajar sikap, dapat dilakukan
dengan daftar isian, sikap dari diri sendiri,
daftar isian sikap yang disesuaikan dengan
tujuan program dan Sekala Deferensial
Sematik(SDS).
Prinsip-prinsipPenilaian
Agar penilaian yang guru lakukan
benar-benardapatmemberigambaranyang
sebenarnyatentangpencapaianhasilbelajar
siswamakadalammelakukanpenilaianguru
perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian, Adi Suryanto, dkk (2012) me-
ngemukakana)Berorientasipadapencapaian
kompetensi penilaian yang guru lakukan
harus berfungsi untuk mengukur ke-
tercapaian siswa dalam pencapaian kom-
petensi yang telah ditetapkan dalam
kurikulum; b) Valid, penilaian yang guru
lakukan harus dapat mengukur apa yang
seharusnyadiukur.Contohsiswadiharapkan
dapatmempraktekkancaramencangkokyang
baik dan benar. Maka penilaian yang guru
lakukan adalah unjuk kerja siswa. Dengan
memberi tugas kepada siswa untuk mem-
praktekkan cara mencangkok; c) Adil,
penilaianyanggurulakukanharusadiluntuk
seluruhsiswa;d)Objektif,dalammenilaihasil
belajar siswa guru harus dapat mejaga
belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambunganuntukmemantauproses,
kemajuandanperbaikanhasildalambentuk
ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulanganakhirsemesterdanulangankenaikan
kelas.
Darihasilpengamatanyangdiperoleh
kitamasihmenjumpaiguru-gurudiSDNegeri
001 Moro hanya menggunakan tes sebagai
satu-satunya alat ukur keberhasilan belajar
siswa, penggunaan alat ukur masih belum
tepat digunakan. Sebagai contoh tujuan
pembelajaranyangmengandungranahefektif
dan psikomotor tetapi pengukuran hasil
belajarnya hanya dilakukan dengan me-
nggunakantessaja.
Gurumasihberanggapanbahwahasil
tes merupakan satu-satunya indikator
keberhasilan siswa. Ujian akhir sekolah
menjadi satu-satunya tumpuan utama
penilaianhasilbelajarsiswa.Masihrendahnya
tingkat pemahaman guru tentang prinsip-
prinsip penilaian dan penerapannya di SD
Negeri 001 Moro mempengaruhi terhadap
penilaianhasilbelajarbagipesertadidiknya.
Berdasarkan latar belakang diatas
dapatdirumuskanmasalahsebagaiberikut:1)
Bagaimanakah meningkatkan kemampuan
guru dalam dalam melaksanakan penilaian
hasil belajardi SDNegeri001Moromelalui
penerapan prinsip-prinsip penilaian; 2)
Apakah denganmenerapkan prinsip-prinsip
penilaiandiSekolahDasarNegeri001Moro
Kecamatan Moro dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan
penilaianhasilbelajarsiswa.
Sesuai dengan rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: Untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam bidang
menilai hasil belajar siswa SD 001 Moro.
Manfaat Hasil Penelitian: 1) Bagi siswa SD
Negeri 001 Moro sebagai berikut: a)
Meningkatkanmotivasisiswa.Guru harus
menyampaikan kepada siswa mengenai
perencanaan tes yang dibuat oleh guru.
Dengan cara tersebut maka siswa sudah
mengetahui apa yang harus dikerjakannya
dan persyaratan apa yang harus mereka
penuhikalaumerekamenginginkannilaiyang
baik. Dengan cara demikian maka motivasi
anakakan tinggi;b)Siswadapatmelakukan
unjuk kerja dalam situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari; c) Memberi ke-
sempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasidiriterhadaphasilkaryanya;d)Siswa
dapat menggunakan hasil belajar yang
diperoleh disekolah untuk membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari; 2) Bagi Guru-
Guru SD Negeri 001 Moro: a) Memperoleh
pengalaman baru; b) Memiliki wawasan
tentang prinsip-prinsip penilaian; c) Dapat
menerapkan berbagai teknik dan alat
penilaiand)Dapatmenilaihasilbelajaryang
kompleks; e) Dapat menyajikan hasil
penilaian yang tepat, langsung dan lengkap.
Disamping itu penilaian hasil belajar oleh
guru dapat dilakukan terhadap program,
proses dan hasil belajar: 1) Untuk menilai
efektivitas program yang dilaksanakan; 2)
Untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi
pesertadidikdalampembelajaran;3)Untuk
mengetahui hasil belajar atau pembentukan
kompetensipesertadidik.
KAJIANTEORI
Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik
Penilaian adalah proses sistematis
meliputi pengumpulan informasi (angka,
deskripsi verbal) analisis interprestasi
104 105
Model pelaksanaan tindakan menggunakan
model PTS “Pengawas Satuan Pendidikan
SebagaiPeneliti”,denganacuanmodelsiklus
PTS.Model ini terdiridarisiklus-siklusyang
saling berhubungan. Tiap-tiap siklus terdiri
dari tahapan-tahapan (1) Perencanaan (2)
Tindakan dan Pengamatan (3) Re�leksi, dan
(4)PerbaikanRencana(KemmisdanTuggart:
1990). Dalam penelitian ini, kegiatan dalam
siklus penelitian tindakan sekolah dapat
dipaparkan sebagai berikut: Siklus I terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi,re�leksidanperbaikanrencana.
Perencanan,padatahapperencanaan,
pengawas melakukan studi dokumen RPP/
pendahuluaan dengan melakukan re�leksi
terhadapdokumenpenilaianpadaRPPguru
pengawas melakukan wawancara/tanya
jawab dengan guru untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitan yang dialami dan
dirasakanguruketikasedanagmelaksanakan
penilaian pada waktu pembelajaran. Studi
dokumen menghasilkan masalah bahwa
penilaian yang ada pada rencana pem-
belajaran bukan dibuat oleh guru sendiri
tetapimengcopydaridokumenpenilaianyang
sudahadadalamdiktatsilabus.Berdasarkan
masalahdiatas,makapadatahapperencanaan
ini peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut: a) Menyusun instrumen penilaian
yangberkaitandenganpenilaianhasilbelajar
yang penekanannya pada materi prinsip-
prinsippenilaian;b)Menyiapkanruangkelas
sebagai tempat pelaksanaan tes tertulis uji
kompetensi guru tentang penilaian hasil
belajarsiswa.
PelaksanaanTindakandanObservasi,
pada tahap ini, peneliti menyiapkan ins-
trumentuntukdibagi-bagikankepadaguruSD
Negeri001Morodilanjutkandengankegiatan
pelaksanaan tes sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Penelitimengolahnilai tes
dan mengumpulkan data sebagai bahan
penelitian. Tahap berikutnya penulis
melakukanpengamatan/observasikunjungan
kelas untuk melihat secara langsung
bagaimanaguru-gurudiSDNegeri001Moro
melaksanakanpenilaiandalampembelajaran.
Peneliti merekam berbagai peristiwa
pembelajaran sesuai dengan fokus masalah,
yaitu membuat catatan hasil pengamatan
terhadap proses penilaian dan hasil pem-
belajaran. Mendokumentasikan berbagai
peristiwayangmenjadifokuspenelitian.
Re�leksi, berdasarkan hasil pe-
ngamatan diatas, penelit i kemudian
melakukan re�leksi atas data hasil penilaian
tes kompetensi guru dan catatan hasil
pengamatan/observasi guru yang me-
laksanakan penilaian kepada peserta didik
dalamprosespembelajaran.
SiklusII,SepertipadasiklusI,siklusII
juga mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaantindakandanobservasi,re�leksi
danperbaikanrencana.Kegiatanpadasetiap
tahapansiklusIIiniakandisesuaikandengan
masalah-masalahyangberhubungandengan
penilaianpadasiklusI.KegiatanpadasiklusI
ditindak lanjuti dan diatasi pada siklus II
dengan melakukan kegiatan bimbingan
melaluiKelompokKerjaGuru (KKG)dengan
materibimbinganpenilaianhasilbelajaroleh
pendidik. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan penyebaran angket untuk mencari
informasiakanperubahansikapgurusetelah
diberi bimbinganuntukperbaikanpenilaian
hasil belajar padawaktu sekarangdan akan
datang.
InstrumenPenelitian
Instrumenpenelitianyangdigunakan
untuk mengumpul data adalah pedoman
objekti�itas proses dan hasil penilaian; e)
berkesinambungan, penilaian yang guru
lakukan harus terencana, bertahap, teratur,
terus-menerusdanberkesinambunganuntuk
memperoleh informasi hasil belajar dan
perkembanganbelajarsiswa; f)Menyeluruh,
penilaian yang guru lakukan harus mampu
menilai keseluruhan kompetensi yang ter-
dapat dalam kurikulum yang mungkin
meliputi ranah kognitif, afektif dan psi-
komotor;g)Terbuka,kreteriapenilaianharus
terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusanhasilbelajarsiswajelasbagipihak-
pihak yang berkepentingan; h) Bermakna,
hasilpenilaianhendaknyadapatmemberikan
gambaranmengenaitingkatpencapaianhasil
belajar siswa, keunggulan dan kelemahan
siswa, minat serta potensi siswa dalam
mencapaikompetensiyangtelahditetapkan.
Standar Penilaian Pendidikan
Penentuan kualitas suatu lembaga
pendidikan, sangatlah ditentukan oleh
penilaian, penilaian-penilaian itu dilakukan
untuk menilai proses pembelajaran, menilai
prestasi siswa dalam suatu bidang pem-
belajaran, menilai kemajuan lembaga itu
sendiri, Martinis Yamin (2006). Dalam
hubungannya dengan tes perbuatan,
Leighbody (1996) mengemukakan elemen-
elemenketerampilan yangdapatdiukur : 1)
Kualitas penyelesaian pekerjaan; 2) Ke-
trampilan menggunakan alat-alat; 3) Ke-
mampuan menganalisis dan merencanakan
prosedurkerjasampaiselesai.4)Kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan aplikasi
informasi yang diberikan; 5) Kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-
gambar dan simbol-simbol . Sedikitnya
terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan penilaian portopolio
(Mulyasa,2004):a)Karyayangdikumpulkan
benar-benar karya yang bersangkutan; b)
Menentukan contoh pekerjaan yang harus
dikerjakan; c) Mengumpulkan dan me-
nyimpan sampel karya; d) Menentukan
penilaian portopolio; e) Meminta peserta
didik untuk menilai secara terus menerus
hasil portopolionya; f ) Merencanakan
pertemuandenganpesertadidikyangdinilai;
g) Melibatkan orang tua dan masyarakat
dalammenilaiportopolio.
METODOLOGIPENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiandilaksanakandi SDNegeri
001 Moro. Pembuatan rencana tindakan
berdasarkan re�leksi yang ditulis pada
proposaldilaksanakanpadabulanNovember
2014sampaidenganApril2015
SubjekPenelitian
Subjek penelitian adalah guru PNS,
Guru GTT dengan jumlah 14 orang. Nama-
nama guru disajikan dalam lampiran. Guru
yang terlibat pada penelitian ini adalah : 1)
Isbiah,S.Pd.SD,2) Mulizarti, S.Pd.SD, 3)
Yunis, S.Pd, 4) Jumiatun, S.Pd.SD, 5) Juliah,
S.Pd, 6) Ramlan, 7) Asmarini, S.Pd.I, 8) Nur
Asiah Siregar, 9) Wahyudi Poriansyah, 11)
Bibimali, 12) Susi Andriani, S.Pd.SD, 13)
Oktaviani,S.Pd.SD;14)Farlino;15)Azmi.
ProsedurPenelitian
Penelitian ini menggunakan ran-
cangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Penelitiantindakansekolahadalahpenelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan ke-
mampuan professional guru dan hasil
kegiatan disekolah untuk memecahkan
masalah yang ada didalam latar belakang
penelitian yang dilakukan secara bersiklus.
104 105
Model pelaksanaan tindakan menggunakan
model PTS “Pengawas Satuan Pendidikan
SebagaiPeneliti”,denganacuanmodelsiklus
PTS.Model ini terdiridarisiklus-siklusyang
saling berhubungan. Tiap-tiap siklus terdiri
dari tahapan-tahapan (1) Perencanaan (2)
Tindakan dan Pengamatan (3) Re�leksi, dan
(4)PerbaikanRencana(KemmisdanTuggart:
1990). Dalam penelitian ini, kegiatan dalam
siklus penelitian tindakan sekolah dapat
dipaparkan sebagai berikut: Siklus I terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi,re�leksidanperbaikanrencana.
Perencanan,padatahapperencanaan,
pengawas melakukan studi dokumen RPP/
pendahuluaan dengan melakukan re�leksi
terhadapdokumenpenilaianpadaRPPguru
pengawas melakukan wawancara/tanya
jawab dengan guru untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitan yang dialami dan
dirasakanguruketikasedanagmelaksanakan
penilaian pada waktu pembelajaran. Studi
dokumen menghasilkan masalah bahwa
penilaian yang ada pada rencana pem-
belajaran bukan dibuat oleh guru sendiri
tetapimengcopydaridokumenpenilaianyang
sudahadadalamdiktatsilabus.Berdasarkan
masalahdiatas,makapadatahapperencanaan
ini peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut: a) Menyusun instrumen penilaian
yangberkaitandenganpenilaianhasilbelajar
yang penekanannya pada materi prinsip-
prinsippenilaian;b)Menyiapkanruangkelas
sebagai tempat pelaksanaan tes tertulis uji
kompetensi guru tentang penilaian hasil
belajarsiswa.
PelaksanaanTindakandanObservasi,
pada tahap ini, peneliti menyiapkan ins-
trumentuntukdibagi-bagikankepadaguruSD
Negeri001Morodilanjutkandengankegiatan
pelaksanaan tes sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Penelitimengolahnilai tes
dan mengumpulkan data sebagai bahan
penelitian. Tahap berikutnya penulis
melakukanpengamatan/observasikunjungan
kelas untuk melihat secara langsung
bagaimanaguru-gurudiSDNegeri001Moro
melaksanakanpenilaiandalampembelajaran.
Peneliti merekam berbagai peristiwa
pembelajaran sesuai dengan fokus masalah,
yaitu membuat catatan hasil pengamatan
terhadap proses penilaian dan hasil pem-
belajaran. Mendokumentasikan berbagai
peristiwayangmenjadifokuspenelitian.
Re�leksi, berdasarkan hasil pe-
ngamatan diatas, penelit i kemudian
melakukan re�leksi atas data hasil penilaian
tes kompetensi guru dan catatan hasil
pengamatan/observasi guru yang me-
laksanakan penilaian kepada peserta didik
dalamprosespembelajaran.
SiklusII,SepertipadasiklusI,siklusII
juga mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaantindakandanobservasi,re�leksi
danperbaikanrencana.Kegiatanpadasetiap
tahapansiklusIIiniakandisesuaikandengan
masalah-masalahyangberhubungandengan
penilaianpadasiklusI.KegiatanpadasiklusI
ditindak lanjuti dan diatasi pada siklus II
dengan melakukan kegiatan bimbingan
melaluiKelompokKerjaGuru (KKG)dengan
materibimbinganpenilaianhasilbelajaroleh
pendidik. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan penyebaran angket untuk mencari
informasiakanperubahansikapgurusetelah
diberi bimbinganuntukperbaikanpenilaian
hasil belajar padawaktu sekarangdan akan
datang.
InstrumenPenelitian
Instrumenpenelitianyangdigunakan
untuk mengumpul data adalah pedoman
objekti�itas proses dan hasil penilaian; e)
berkesinambungan, penilaian yang guru
lakukan harus terencana, bertahap, teratur,
terus-menerusdanberkesinambunganuntuk
memperoleh informasi hasil belajar dan
perkembanganbelajarsiswa; f)Menyeluruh,
penilaian yang guru lakukan harus mampu
menilai keseluruhan kompetensi yang ter-
dapat dalam kurikulum yang mungkin
meliputi ranah kognitif, afektif dan psi-
komotor;g)Terbuka,kreteriapenilaianharus
terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusanhasilbelajarsiswajelasbagipihak-
pihak yang berkepentingan; h) Bermakna,
hasilpenilaianhendaknyadapatmemberikan
gambaranmengenaitingkatpencapaianhasil
belajar siswa, keunggulan dan kelemahan
siswa, minat serta potensi siswa dalam
mencapaikompetensiyangtelahditetapkan.
Standar Penilaian Pendidikan
Penentuan kualitas suatu lembaga
pendidikan, sangatlah ditentukan oleh
penilaian, penilaian-penilaian itu dilakukan
untuk menilai proses pembelajaran, menilai
prestasi siswa dalam suatu bidang pem-
belajaran, menilai kemajuan lembaga itu
sendiri, Martinis Yamin (2006). Dalam
hubungannya dengan tes perbuatan,
Leighbody (1996) mengemukakan elemen-
elemenketerampilan yangdapatdiukur : 1)
Kualitas penyelesaian pekerjaan; 2) Ke-
trampilan menggunakan alat-alat; 3) Ke-
mampuan menganalisis dan merencanakan
prosedurkerjasampaiselesai.4)Kemampuan
mengambil keputusan berdasarkan aplikasi
informasi yang diberikan; 5) Kemampuan
membaca, menggunakan diagram, gambar-
gambar dan simbol-simbol . Sedikitnya
terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan penilaian portopolio
(Mulyasa,2004):a)Karyayangdikumpulkan
benar-benar karya yang bersangkutan; b)
Menentukan contoh pekerjaan yang harus
dikerjakan; c) Mengumpulkan dan me-
nyimpan sampel karya; d) Menentukan
penilaian portopolio; e) Meminta peserta
didik untuk menilai secara terus menerus
hasil portopolionya; f ) Merencanakan
pertemuandenganpesertadidikyangdinilai;
g) Melibatkan orang tua dan masyarakat
dalammenilaiportopolio.
METODOLOGIPENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiandilaksanakandi SDNegeri
001 Moro. Pembuatan rencana tindakan
berdasarkan re�leksi yang ditulis pada
proposaldilaksanakanpadabulanNovember
2014sampaidenganApril2015
SubjekPenelitian
Subjek penelitian adalah guru PNS,
Guru GTT dengan jumlah 14 orang. Nama-
nama guru disajikan dalam lampiran. Guru
yang terlibat pada penelitian ini adalah : 1)
Isbiah,S.Pd.SD,2) Mulizarti, S.Pd.SD, 3)
Yunis, S.Pd, 4) Jumiatun, S.Pd.SD, 5) Juliah,
S.Pd, 6) Ramlan, 7) Asmarini, S.Pd.I, 8) Nur
Asiah Siregar, 9) Wahyudi Poriansyah, 11)
Bibimali, 12) Susi Andriani, S.Pd.SD, 13)
Oktaviani,S.Pd.SD;14)Farlino;15)Azmi.
ProsedurPenelitian
Penelitian ini menggunakan ran-
cangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Penelitiantindakansekolahadalahpenelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan ke-
mampuan professional guru dan hasil
kegiatan disekolah untuk memecahkan
masalah yang ada didalam latar belakang
penelitian yang dilakukan secara bersiklus.
106 107
Tabel2.Hasil Siklus IiPenilaianUjiKemampuanGuruSDNegeri001MorodalamMemahamiPrinsip-PrinsipPenilaian
No NamaGuruPangkat
Gol/RuangMasaKerja
TugasMengajar
ButirSoal SkorPerolehan
Persentase
Ket1 2 3 4 5
1 A1 PembinaIV/a
GuruKelasIV.a
B
C
C
A
C
80 80%2 A2 PembinaIV/a
GuruKelasI.a
B
C
C
D
B
80 80%3 A3 PembinaIV/a
GuruKelasVI.b
B
C
C
A
B
100 100%4 A4 PembinaIV/a
GuruKelasVI.a
B
C
C
A
B
100 100%5 A5 PembinaIII/d
GuruKelasI.b
B
C
C
A
A
80 80%
6 A6
GuruKelasV.a
B
C
C
A
B
100 100%7 A7 PengaturII.c GuruPAI B C A A C 60 60%8 A8 II.c GuruKelasIV.b B C C A B 100 100%9 A9 Peng.MudaII.a
GuruKelasIII.b
A
B
D
A
A
10 10%
10 A10 Peng.MudaII.a
GuruKelasV.b
B
C
C
C
B
80 80%
11 A11 Peng.MudaII.a
GuruKelasIII.a
B
C
B
D
B
60 60%12 A12 -
GuruKelasIII.c
B
C
B
B
B
40 40%13 A13 -
GuruPenjas
B
C
C
D
B
60 60%14 A14 - GuruKebda B C C D D 40 40%
Rata-Rata100% 85% 77% 62% 69%0% 15% 23% 38% 21%
Kesimpulandarihasilangketdidapatdata:1)
TeknikpenilaiandalamRPP100%dibuatoleh
guru masing-masing (pribadi); 2) Dalam
memilih aspek Kognitif (pengetahuan) guru
yangsudahmemahami85% danguruyang
belum menguasi 15%; 3) Dalam memilih
aspek psikomotor (keterampilan) 77% guru
menggunakan instrument unjuk kerja dan
23% guru yang belummenggunakannya; 4)
Pemahaman guru tentang teknik non tes
(angket) 62%; 5) Pemahaman guru tentang
prinsip berkesinambungan dalam penilaian
hasilbelajarhanya69%.
Re�leksi,Padare�leksikeduadarihasil
proses pelaksanaan penilaian / observasi
melaluipenerapanprinsip-prinsippenilaian.
Pembahasan
Perencanantindakandisusunsebagai
berikut: (1)Menyusun rencana pengamatan
studi dokumen penilaian dalam program
semester, silabusdanRPPyangdibuatguru,
(2) Membuat format observasi dan format
penilaian, (3) Menyusun tes uji kompetensi
guru.
Pengamatan dilakukan diruang ma-
jelis guru SD Negeri 001 Moro dengan
memeriksa dan mengamati kesesuaian
anatara teknik penilaian yang ada dalam
program semester, silabus dan RPP yang
dibuatolehguru. Mengadakan tanya jawab
tentang apa yang diamati/dilihat dalam
dokumen-dokumen yang dibuat oleh guru.
Data penelitian hasil pengamatan/observasi
dokumen guru yang berkaitan dengan
penilaian yang diisi dalam format observasi
danformatpenilaian.
Re�leksi, pada bagian re�leksi ini
ditemukan beberapa hal tentang proses
observasi/pengamatan study dokumen
penilaiangurusebagaiberikut:1)Darihasil
penelitian menunjukkan bahwa guru pada
umumnya sudah menggunakan berbagai
teknik dan instrument penilaian namun
bukan hasil karya sendiri tetapi mengcopy
daridokumenyangdibuatoranglain;2)Dari
hasil tanya jawab antara peneliti dan guru
dapat dibuat suatu perkiraan bahwa teknik
daninstrumentpenilaianyangdibuatkadang-
kadangtidakdimengertiolehguruitusendiri;
3)Dari hasil tes uji kompetensi gurudalam
bidang hasil penilaian hasil belajar yang
dilaksanakanmasibelummencapaihasilyang
maksimal sehingga perlu diberikan
bimbinganpadasiklusberikutnya(SiklusII).
Perencanaan,kegiatanyangdilakukan
wawancara, instrumentes, lembarobservasi
danangket.
PengumpulanData
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan dokumentasi. 1) Teknik
Observasi, digunakan untuk mengamati
segala gejala yang tampak dalam proses
penilaiantentangsemuacarayangdigunakan
guru dalam penilaian hasil belajar diruang
kelas dimana guru melaksanakan pem-
belajaran;2)TeknikDokumentasi,digunakan
untuk mendokumentasikan data tentang
prosespenilaianhasilbelajarolehgurumulai
dari teknik dan instrument penilaian yang
digunakan oleh guru dalam rencana
pembelajaran, instrument hasil pengamatan
diruang kelas, soal tes uji kompetensi guru
dalammenguasaimateripenilaian,dokumen
keikutsertaangurudalamkegiatanbimbingan
KKG.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAAN
Hasil Penelitian
Deskripsi aktivitas: Meningkatkan
Kemampuan Guru dalam Penilaian Hasil
Belajar Siswa Melalui Penerapan Prinsip-
PrinsipPenilaiandiSDNegeri001Moro.
SiklusI
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa
gurupadaumumnyasudahmenyusunteknik
dan instrument penilaian namun semua itu
masihmengcopydaridokumendiktat/buku
yangdibuatolehoranglain.
Tabel 1. Hasil siklus IpenilaianujikemampuanguruSDNegeri001Morodalammemahamiprinsip-prinsippenilaian
NoNamaGuru
Gol/Ruang
TugasMengajarButirSoal Skor
Perolehan
Persentase
Ket1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A1 IV/a GuruKelasIV.a
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
5 50%2 A2 IV/a GuruKelasI.a
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
2 20%
3 A3 IV/a GuruKelasVI.b
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
6 60%4 A4 IV/a GuruKelasVI.a
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
4 40%5 A5 III/d GuruKelasI.b
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
6 60%
6 A6 III/a GuruKelasV.a
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7 70%7 A7 II.c GuruPAI 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 70%8 A8 II.c GuruKelasIV.b 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 50%9 A9 II.a GuruKelasIII.b
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
3 30%
10 A10 II.a GuruKelasV.b
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
4 40%
11 A11 II.a GuruKelasIII.a
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
4 40%12 A12 - GuruKelasIII.c
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
5 50%13 A13 - GuruPenjas 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10%14 A14 - GuruKebda 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 20%
Rata-Rata8 5 0 3 8 8 9 8 8 4
4,35 43,5%57% 36% 0% 21% 57% 57% 64% 57% 57% 25%
Beberapahalyangdirencanakanpadasiklus
II: 1) Memberikan bimbingan kepada guru-
guru untuk selalu melaksanakan penilaian
sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian; 2)
Mengembangkan berbagai teknik dan ins-
trumenpenilaiandalamprosespembelajaran.
SiklusII
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa
guru sudah banyak memahami, mengalami
perkembangan dan perubahan sikap dalam
melaksanakanhasilbelajar
106 107
Tabel2.Hasil Siklus IiPenilaianUjiKemampuanGuruSDNegeri001MorodalamMemahamiPrinsip-PrinsipPenilaian
No NamaGuruPangkat
Gol/RuangMasaKerja
TugasMengajar
ButirSoal SkorPerolehan
Persentase
Ket1 2 3 4 5
1 A1 PembinaIV/a
GuruKelasIV.a
B
C
C
A
C
80 80%2 A2 PembinaIV/a
GuruKelasI.a
B
C
C
D
B
80 80%3 A3 PembinaIV/a
GuruKelasVI.b
B
C
C
A
B
100 100%4 A4 PembinaIV/a
GuruKelasVI.a
B
C
C
A
B
100 100%5 A5 PembinaIII/d
GuruKelasI.b
B
C
C
A
A
80 80%
6 A6
GuruKelasV.a
B
C
C
A
B
100 100%7 A7 PengaturII.c GuruPAI B C A A C 60 60%8 A8 II.c GuruKelasIV.b B C C A B 100 100%9 A9 Peng.MudaII.a
GuruKelasIII.b
A
B
D
A
A
10 10%
10 A10 Peng.MudaII.a
GuruKelasV.b
B
C
C
C
B
80 80%
11 A11 Peng.MudaII.a
GuruKelasIII.a
B
C
B
D
B
60 60%12 A12 -
GuruKelasIII.c
B
C
B
B
B
40 40%13 A13 -
GuruPenjas
B
C
C
D
B
60 60%14 A14 - GuruKebda B C C D D 40 40%
Rata-Rata100% 85% 77% 62% 69%0% 15% 23% 38% 21%
Kesimpulandarihasilangketdidapatdata:1)
TeknikpenilaiandalamRPP100%dibuatoleh
guru masing-masing (pribadi); 2) Dalam
memilih aspek Kognitif (pengetahuan) guru
yangsudahmemahami85% danguruyang
belum menguasi 15%; 3) Dalam memilih
aspek psikomotor (keterampilan) 77% guru
menggunakan instrument unjuk kerja dan
23% guru yang belummenggunakannya; 4)
Pemahaman guru tentang teknik non tes
(angket) 62%; 5) Pemahaman guru tentang
prinsip berkesinambungan dalam penilaian
hasilbelajarhanya69%.
Re�leksi,Padare�leksikeduadarihasil
proses pelaksanaan penilaian / observasi
melaluipenerapanprinsip-prinsippenilaian.
Pembahasan
Perencanantindakandisusunsebagai
berikut: (1)Menyusun rencana pengamatan
studi dokumen penilaian dalam program
semester, silabusdanRPPyangdibuatguru,
(2) Membuat format observasi dan format
penilaian, (3) Menyusun tes uji kompetensi
guru.
Pengamatan dilakukan diruang ma-
jelis guru SD Negeri 001 Moro dengan
memeriksa dan mengamati kesesuaian
anatara teknik penilaian yang ada dalam
program semester, silabus dan RPP yang
dibuatolehguru. Mengadakan tanya jawab
tentang apa yang diamati/dilihat dalam
dokumen-dokumen yang dibuat oleh guru.
Data penelitian hasil pengamatan/observasi
dokumen guru yang berkaitan dengan
penilaian yang diisi dalam format observasi
danformatpenilaian.
Re�leksi, pada bagian re�leksi ini
ditemukan beberapa hal tentang proses
observasi/pengamatan study dokumen
penilaiangurusebagaiberikut:1)Darihasil
penelitian menunjukkan bahwa guru pada
umumnya sudah menggunakan berbagai
teknik dan instrument penilaian namun
bukan hasil karya sendiri tetapi mengcopy
daridokumenyangdibuatoranglain;2)Dari
hasil tanya jawab antara peneliti dan guru
dapat dibuat suatu perkiraan bahwa teknik
daninstrumentpenilaianyangdibuatkadang-
kadangtidakdimengertiolehguruitusendiri;
3)Dari hasil tes uji kompetensi gurudalam
bidang hasil penilaian hasil belajar yang
dilaksanakanmasibelummencapaihasilyang
maksimal sehingga perlu diberikan
bimbinganpadasiklusberikutnya(SiklusII).
Perencanaan,kegiatanyangdilakukan
wawancara, instrumentes, lembarobservasi
danangket.
PengumpulanData
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan dokumentasi. 1) Teknik
Observasi, digunakan untuk mengamati
segala gejala yang tampak dalam proses
penilaiantentangsemuacarayangdigunakan
guru dalam penilaian hasil belajar diruang
kelas dimana guru melaksanakan pem-
belajaran;2)TeknikDokumentasi,digunakan
untuk mendokumentasikan data tentang
prosespenilaianhasilbelajarolehgurumulai
dari teknik dan instrument penilaian yang
digunakan oleh guru dalam rencana
pembelajaran, instrument hasil pengamatan
diruang kelas, soal tes uji kompetensi guru
dalammenguasaimateripenilaian,dokumen
keikutsertaangurudalamkegiatanbimbingan
KKG.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAAN
Hasil Penelitian
Deskripsi aktivitas: Meningkatkan
Kemampuan Guru dalam Penilaian Hasil
Belajar Siswa Melalui Penerapan Prinsip-
PrinsipPenilaiandiSDNegeri001Moro.
SiklusI
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa
gurupadaumumnyasudahmenyusunteknik
dan instrument penilaian namun semua itu
masihmengcopydaridokumendiktat/buku
yangdibuatolehoranglain.
Tabel 1. Hasil siklus IpenilaianujikemampuanguruSDNegeri001Morodalammemahamiprinsip-prinsippenilaian
NoNamaGuru
Gol/Ruang
TugasMengajarButirSoal Skor
Perolehan
Persentase
Ket1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A1 IV/a GuruKelasIV.a
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
5 50%2 A2 IV/a GuruKelasI.a
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
2 20%
3 A3 IV/a GuruKelasVI.b
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
6 60%4 A4 IV/a GuruKelasVI.a
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
4 40%5 A5 III/d GuruKelasI.b
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
6 60%
6 A6 III/a GuruKelasV.a
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7 70%7 A7 II.c GuruPAI 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 70%8 A8 II.c GuruKelasIV.b 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 50%9 A9 II.a GuruKelasIII.b
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
3 30%
10 A10 II.a GuruKelasV.b
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
4 40%
11 A11 II.a GuruKelasIII.a
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
4 40%12 A12 - GuruKelasIII.c
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
5 50%13 A13 - GuruPenjas 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10%14 A14 - GuruKebda 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 20%
Rata-Rata8 5 0 3 8 8 9 8 8 4
4,35 43,5%57% 36% 0% 21% 57% 57% 64% 57% 57% 25%
Beberapahalyangdirencanakanpadasiklus
II: 1) Memberikan bimbingan kepada guru-
guru untuk selalu melaksanakan penilaian
sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian; 2)
Mengembangkan berbagai teknik dan ins-
trumenpenilaiandalamprosespembelajaran.
SiklusII
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa
guru sudah banyak memahami, mengalami
perkembangan dan perubahan sikap dalam
melaksanakanhasilbelajar
108 109
PENERAPANSTRATEGIPINTARDALAMPENGELOLAANEKSTRAKURIKULERUNTUKMENINGKATKANPRESTASINONAKADEMIK
DISMPNEGERI41BATAM
Wagiyem*
Abstrak:Tujuanpenulisanbestpracticeiniadalahuntukmeningkatkanprestasinon-akademikpesertadidikdiSMPNegeri41Batam.JenispenelitianinideskriptifkualitatifdilaksanakandiSMPNegeri41Batamtahunpelajaran2016/2017.Datadiperolehdengancarapendokumentasianpelaksanaankegiatanekstrakurikulersekolah. Berdasarkan dokumentasi dan praktik penyelenggaraan pelayanan kegiatan ekstrakurikuler disekolah dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi non-akademik di SMPNegeri 41 Batamantaralain:1)Senikriyayangdiwujudkandenganlombakewirausahaanmencapaijuaraharapansatuditingkatnasional;2)Senirupayangmeliputisenilukis,desainmotifbatik,danpostersudahmendapatkanjuaraditingkatnasional.JuaraharapantigaditingkatnasionaluntukdesainmotifbatikyangdilaksanakandiIstanaNegaraCipanas,JuaraharapanduatingkatnasionaluntuklombaposteryangdiadakandiPalembang,danuntukseni lukissudahbeberapakalimengikutisampaike tingkatnasionalsebagai �inalis,dan jugasebagaiutusanprovinsiKepulauanRiauketingkatnasionalyangsudahdilaksanakantahun2016;dan3)Karyailmiahsudahpernahsampaiketingkatnasionalsebagai�inalisdalamlombasanitasilingkunganyangdiadakanolehDinasPekerjaanUmum.
KataKunci:Pintar,Ekstrakurikuler,PrestasiNon-akademik.
PENDAHULUAN
Mewujudkan sekolahyang memiliki
kemajuan dalam segala bidang bukan
merupakan hal yang mudah. Namun hal ini
tidakbolehmenyurutkanniatdankeinginan
kita. Segala hal dapat diraih dan dibuktikan
dengantekaddansemangatyangtinggiserta
keinginan yang besar. Hal ini harus benar-
benar didukung, karena tidak ada hal yang
tidak mungkin, apabila kita mau me-
laksanakandanmengusahakannya.
SMP Negeri 41 Batam ingin mem-
berikanmuatanpendidikanbagiparapeserta
didik dengan dimensi intektualitas (in-
telegensia), emosional, dan spiritual. Tiga
dimensi ini dinilai sangat penting dalam
pengembangan diri dan potensi manusia.
Kecerdasan manusia paripurna senantiasa
akanmeliputiketigaaspekyangsalingterkait
dan menentukan optimalisasi kemampuan
manusia itu sendiri (Kartini Batam: 65).
Untukdapatmemperolehpesertadidikyang
memilikiaspektersebutmakapembahasanini
akan difokuskan pada kegiatan eks-
trakurikuler.
Berbagai kegiatan ekstrakurikuler
telahdilaksanakandi SMPNegeri 41Batam
namun untuk memperoleh hasil yang baik
atau memuaskan tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi pada
awalnyapesertadidik jugakurangberminat
terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
yang dilaksanakan. Selain itu, tidak dapat
dipungkiri bahwa keterbatasan sarana dan
pembina juga menjadi kendala dalam
keberhasilankegiatanekstrakurikulerdiSMP
Negeri41Batam.
Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang diadakan di SMP Negeri 41 Batam
diantaranyaolahragayangmeliputibolavoli,
takraw, sepak bola, tenis meja dan altetik.
Kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni
meliputisenikriya,seni lukis,poster,desain
batik, kompang dan nasyid. Kegiatan
dibidang sastrayangterdiriatas ciptapuisi,
dalam tahap perencanaan pada siklus II ini,
antara lain: 1) Merencanakan kegiatan
bimbingantentangpenerapanprinsip-prinsip
penilaian, teknik penilaian dan penyusunan
instrument penilaian; 2)Menyusun rencana
pelaksanaan tes uji kompetensi guru yang
kedua; 3) Penyebaran angket untuk me-
ngetahui perubahan sikap guru terhadap
penilaianhasilbelajarsiswa;4)Menyiapkan
format data penilaian dan format data
observasi.
PelaksanaanTindakandanObservasi,
Pada siklus II kegiatan yang dilaksanakan
adalah: 1) Melaksanakan bimbingan secara
langsung kepada guru-guru SDN 001 Moro
tentangpenerapanprinsip-prinsippenilaian,
teknikpenilaiandanpenyusunaninstrument
penilaian dalam pembelajaran; 2) Melak-
sanakantesujikompetensiguruyangkedua
untuk menguji pemahaman guru tentang
materiyangtelahdiberikandalambimbingan;
3)Mengolahnilaihasiltesyangkeduauntuk
dijadikandata;4)Menyebarkanangketuntuk
menilai perubahan sikap guru terhadap
penerapan prinsip-prinsip, teknik dan
instrument penilaian hasil belajar sekarang
dan akan datang dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di SDN 001 Moro; 5)
Mengolahdatahasilangketyangsudahberisi.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Simpulanyangdiperolehberdasarkan
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Denganpenerapanprinsip-prinsippenilaian
di SDN 001 Moro, kemampuan guru-guru
dalammelaksanakan penilaian hasil belajar
siswa banyakmengalami perubahan kearah
yanglebihbaikterutamadalampemahaman
tentangprinsip-prinsippenilaian;2)Dengan
memahami berbagai teknik penilaian guru-
guru di SDN 001 Moro sudah dapat
menerapkanberbagaiteknikpenilaiandalam
prosespembelajarandikelasmasing-masing.
Saran
Berdasarkanhasilpenilitianinimaka
dapat diajukan saran sebagai berikut: 1Bagi
Guru,agarpenilaianhasilbelajarsiswadapat
dilaksanakan dengan baik guru diharapkan
memahamidanmampumenerapkanprinsip-
prinsip penilaian di SDN 001Moro; 2) Bagi
Kepala Sekolah SDN 001 Moro. Hasil
penelitianinidapatdigunakansebagaidasar
kebijakan oleh kepala SDN001Morodalam
mengatasi rendahnya penilaian hasil belajar
siswadiSDN001Moro.
DAFTARPUSTAKA
Ahmad,Djauzah,1994.PetunjukPelaksanaanPenilaiandiSekolahDasar.
Mulyasa , E , 2008. Kesimpulan yangdisempurnakan.Bandung : PT. RemajaRosdaKarya.
Nasution, Nochi dan Adi Suryanto. 2008.EvaluasiPenyajian.Jakarta:UniversitasTerbuka.
Suryanto , Adi , dkk . 2012. Evaluas iPembelajaran di SD. TanggerangSelatan:UniversitasTerbuka.
Yamin, Martius, 2006. Serti�ikasi ProfesiKeguruan di Indonesia.Jakarta : CjangPersadaPress.
Zainul,Asnawi&Agus,Mulyana,2003.TesdanAsasmen di SD. Jakarta : UniversitasTerbuka.
108 109
PENERAPANSTRATEGIPINTARDALAMPENGELOLAANEKSTRAKURIKULERUNTUKMENINGKATKANPRESTASINONAKADEMIK
DISMPNEGERI41BATAM
Wagiyem*
Abstrak:Tujuanpenulisanbestpracticeiniadalahuntukmeningkatkanprestasinon-akademikpesertadidikdiSMPNegeri41Batam.JenispenelitianinideskriptifkualitatifdilaksanakandiSMPNegeri41Batamtahunpelajaran2016/2017.Datadiperolehdengancarapendokumentasianpelaksanaankegiatanekstrakurikulersekolah. Berdasarkan dokumentasi dan praktik penyelenggaraan pelayanan kegiatan ekstrakurikuler disekolah dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi non-akademik di SMPNegeri 41 Batamantaralain:1)Senikriyayangdiwujudkandenganlombakewirausahaanmencapaijuaraharapansatuditingkatnasional;2)Senirupayangmeliputisenilukis,desainmotifbatik,danpostersudahmendapatkanjuaraditingkatnasional.JuaraharapantigaditingkatnasionaluntukdesainmotifbatikyangdilaksanakandiIstanaNegaraCipanas,JuaraharapanduatingkatnasionaluntuklombaposteryangdiadakandiPalembang,danuntukseni lukissudahbeberapakalimengikutisampaike tingkatnasionalsebagai �inalis,dan jugasebagaiutusanprovinsiKepulauanRiauketingkatnasionalyangsudahdilaksanakantahun2016;dan3)Karyailmiahsudahpernahsampaiketingkatnasionalsebagai�inalisdalamlombasanitasilingkunganyangdiadakanolehDinasPekerjaanUmum.
KataKunci:Pintar,Ekstrakurikuler,PrestasiNon-akademik.
PENDAHULUAN
Mewujudkan sekolahyang memiliki
kemajuan dalam segala bidang bukan
merupakan hal yang mudah. Namun hal ini
tidakbolehmenyurutkanniatdankeinginan
kita. Segala hal dapat diraih dan dibuktikan
dengantekaddansemangatyangtinggiserta
keinginan yang besar. Hal ini harus benar-
benar didukung, karena tidak ada hal yang
tidak mungkin, apabila kita mau me-
laksanakandanmengusahakannya.
SMP Negeri 41 Batam ingin mem-
berikanmuatanpendidikanbagiparapeserta
didik dengan dimensi intektualitas (in-
telegensia), emosional, dan spiritual. Tiga
dimensi ini dinilai sangat penting dalam
pengembangan diri dan potensi manusia.
Kecerdasan manusia paripurna senantiasa
akanmeliputiketigaaspekyangsalingterkait
dan menentukan optimalisasi kemampuan
manusia itu sendiri (Kartini Batam: 65).
Untukdapatmemperolehpesertadidikyang
memilikiaspektersebutmakapembahasanini
akan difokuskan pada kegiatan eks-
trakurikuler.
Berbagai kegiatan ekstrakurikuler
telahdilaksanakandi SMPNegeri 41Batam
namun untuk memperoleh hasil yang baik
atau memuaskan tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi pada
awalnyapesertadidik jugakurangberminat
terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
yang dilaksanakan. Selain itu, tidak dapat
dipungkiri bahwa keterbatasan sarana dan
pembina juga menjadi kendala dalam
keberhasilankegiatanekstrakurikulerdiSMP
Negeri41Batam.
Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang diadakan di SMP Negeri 41 Batam
diantaranyaolahragayangmeliputibolavoli,
takraw, sepak bola, tenis meja dan altetik.
Kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni
meliputisenikriya,seni lukis,poster,desain
batik, kompang dan nasyid. Kegiatan
dibidang sastrayangterdiriatas ciptapuisi,
dalam tahap perencanaan pada siklus II ini,
antara lain: 1) Merencanakan kegiatan
bimbingantentangpenerapanprinsip-prinsip
penilaian, teknik penilaian dan penyusunan
instrument penilaian; 2)Menyusun rencana
pelaksanaan tes uji kompetensi guru yang
kedua; 3) Penyebaran angket untuk me-
ngetahui perubahan sikap guru terhadap
penilaianhasilbelajarsiswa;4)Menyiapkan
format data penilaian dan format data
observasi.
PelaksanaanTindakandanObservasi,
Pada siklus II kegiatan yang dilaksanakan
adalah: 1) Melaksanakan bimbingan secara
langsung kepada guru-guru SDN 001 Moro
tentangpenerapanprinsip-prinsippenilaian,
teknikpenilaiandanpenyusunaninstrument
penilaian dalam pembelajaran; 2) Melak-
sanakantesujikompetensiguruyangkedua
untuk menguji pemahaman guru tentang
materiyangtelahdiberikandalambimbingan;
3)Mengolahnilaihasiltesyangkeduauntuk
dijadikandata;4)Menyebarkanangketuntuk
menilai perubahan sikap guru terhadap
penerapan prinsip-prinsip, teknik dan
instrument penilaian hasil belajar sekarang
dan akan datang dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di SDN 001 Moro; 5)
Mengolahdatahasilangketyangsudahberisi.
SIMPULANDANSARAN
Simpulan
Simpulanyangdiperolehberdasarkan
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Denganpenerapanprinsip-prinsippenilaian
di SDN 001 Moro, kemampuan guru-guru
dalammelaksanakan penilaian hasil belajar
siswa banyakmengalami perubahan kearah
yanglebihbaikterutamadalampemahaman
tentangprinsip-prinsippenilaian;2)Dengan
memahami berbagai teknik penilaian guru-
guru di SDN 001 Moro sudah dapat
menerapkanberbagaiteknikpenilaiandalam
prosespembelajarandikelasmasing-masing.
Saran
Berdasarkanhasilpenilitianinimaka
dapat diajukan saran sebagai berikut: 1Bagi
Guru,agarpenilaianhasilbelajarsiswadapat
dilaksanakan dengan baik guru diharapkan
memahamidanmampumenerapkanprinsip-
prinsip penilaian di SDN 001Moro; 2) Bagi
Kepala Sekolah SDN 001 Moro. Hasil
penelitianinidapatdigunakansebagaidasar
kebijakan oleh kepala SDN001Morodalam
mengatasi rendahnya penilaian hasil belajar
siswadiSDN001Moro.
DAFTARPUSTAKA
Ahmad,Djauzah,1994.PetunjukPelaksanaanPenilaiandiSekolahDasar.
Mulyasa , E , 2008. Kesimpulan yangdisempurnakan.Bandung : PT. RemajaRosdaKarya.
Nasution, Nochi dan Adi Suryanto. 2008.EvaluasiPenyajian.Jakarta:UniversitasTerbuka.
Suryanto , Adi , dkk . 2012. Evaluas iPembelajaran di SD. TanggerangSelatan:UniversitasTerbuka.
Yamin, Martius, 2006. Serti�ikasi ProfesiKeguruan di Indonesia.Jakarta : CjangPersadaPress.
Zainul,Asnawi&Agus,Mulyana,2003.TesdanAsasmen di SD. Jakarta : UniversitasTerbuka.
110 111
GURU
PEMBIMBIN
G
KEPALA
SEKOLAH
TEMAN
SEJAWAT
PESERTA
DIDIK
SELURUH
GURU
inova�f
transforma�f
ak�f
reak�f
produk�f
inova�f
transforma�f
ak�f
reak�f
inova�f
ak�f
reak�f
produk�f
inova�f
nomina�f
transforma�f
ak�f
reak�fKeteranganBagan:KoordinasiInstruksi
Gambar 1. Strategi PINTAR PadaPengelolaanEktrakurikuler DiSMPNegeri41Batam
ImplementasiPemecahanMasalah
Pemecahan masalah ekstra-
kurikulerkarya ilmiah,seni lukis,poster,
dan desain batik serta seni kriya dan
sebagainyadilakukanmelaluipenerapan
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,
Nominatif, Transformatif, Aktif dan
Reaktif ). Hasil karya peserta didik
berkembang dengan inovasi yang ada.
Hasil karya dari peserta didik tersebut
diusahakan memiliki kualitas yang baik
sehingga memiliki nilai jual dan bisa
mengikutiberbagaiajangkompetisi.
DenganstrategiPINTARpolapikir
pesertadidikmenjadi berkembanglebih
baik. Para peserta didik mampu men-
transfer kemampuannya kepada peserta
didikyanglainataukepadaoranglain.Hal
itudapatmenjadibekalmerekanantipada
kehidupannya, kegiatan ini mampu
dilaksanakan dengan kegigihan dan
keseriusan dari para peserta didik.
Kegiatan ini dilaksanakan secara lebih
seriusdanbersungguh-sungguh.Strategi
PINTARinidipakaiuntukmendukungdan
mewujudkansertamerealisasikansemua
program yang telah dicanangkan SMP
Negeri41Batam,makasudahtentudalam
pelaksanaan semua itu memerlukan
biaya. Semua kegiatan ini dibiayai oleh
danaBOS(BantuanOperasionalSekolah).
BOSsangatbermanfaatbagisekolahdan
menjadi sumber dana utama bagi
kelangsungan hidup sekolah. Pendanaan
yang ada ini tentu harus dikelola sesuai
juknissertatransparandanakuntabel.
Pemanfaatan dana BOS di SMP
Negeri 41 Batam dilakukan dengan
semaksimal-semaksimalnya sesuai
dengan aturan juknis yang berlaku
sehingga pengelolaan dana BOS yang
meliputi4halyangharusdikerjakanyaitu
perencanaan,pelaksanaan,pelaporandan
output. SMP Negeri 41 Batam telah
mendapatkannominasi yang cukupbaik
pada ajang lomba Tata Kelola BOS di
tingkatnasionalyaitumemperoleh juara
ketigapadatahun2014.
Dana BOS sebagai penggerak
utamasemuakegiatandiSMPNegeri41
Batam yang dari perencanaan harus
dipersiapkan secara matang adminis-
trasinya.Langkahkeduapelaksanaanatau
penggunaandanaBOSdilakukandengan
cermat, hati-hati, dan terbuka terhadap
semuapemangkukepentingan.Danyang
tidak kalah pentingnya adalah me-
ngomunikasikan penggunaan dana BOS
kepada stakeholder sekolah, orang tua,
komitesekolah,danparapesertadidikdi
SMPNegeri41Batam.PendanaanBOSini
merupakan salah satu manajemen
keuangan sekolah yang dalam karya
ilmiahinitidakdibahassecaraterinci.
Penulis sebagai pemimpin pem-
belajaran di SMPNegeri 41 Batam akan
selalu berusaha untuk memotivasi,
memberikandoronganyang tinggi, serta
memfasilitasisehinggakegiatan-kegiatan
yangmenjadi program di sekolah dapat
mencapai hasil yang lebih baik. Segala
ciptacerpendanbacapuisi.Semuaitubelum
dapatdilaksanakansecarabaikdanmaksimal.
Ekstrakurikuler yang diangkat pada
karyainiberangkatdariEvaluasiDiriSekolah
(EDS) SMP Negeri 41 Batam, dimana lebih
memiliki potensi yang baik di bidang non-
akademik dibandingkan bidang akademik,
walaupun bidang akademik juga sudah
dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan.
Untuk itu maka pembahasan selanjutnya
adalahmengenaiekstrakurikuleryangdapat
dikembangkandandiunggulkanolehsekolah.
Untuk dapat mengembangkan dan
memperoleh hasil yang lebih baik maka
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,
Nominatif,Transformatif,Aktif,danReaktif)
diterapkanpadapengelolaanekstrakurikuler
di SMP Negeri 41 Batam. Masalah yang
dihadapi oleh SMPNegeri 41 Batam adalah
bahwa hasil kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan oleh SMP Negeri 41 Batam
belum menunjukkan hasil yang baik. Dapat
dikatakan bahwa prestasi non-akademik
pesertadidikdiSMPNegeri41Batammasih
rendah.
Berdasarkan hal tersebut maka
penerapan strategi PINTAR bertujuan
sebagai alternatif untuk meningkatkan
prestasinon-akademikpesertadidikdiSMP
Negeri41Batam.PenerapanstrategiPINTAR
pada pengelolaan ekstrakurikuler di SMP
Negeri 41 Batam bermaksud untuk
meningkatkanprestasinon-akademikpeserta
didikdiSMPNegeri41Batam.
Strategi“PINTAR”
Dalam mewujudkan PINTAR maka
kepala sekolah bersama guru pembina
mendesain langkah-langkahyangdigunakan
untukmenerapkanstrategiPINTARagarhasil
yang diperoleh maksimal. Langkah-langkah
tersebutyaitu:
1. Antara kepala sekolah dengan guru
pembina selalu berkomunikasi terkait
kegiatanekstrakurikulersehinggabilaada
kelemahan atau kesulitan dapat dicari
solusinya.
2.Darigurupembinamemberikanpembinaan
atau bimbingan kepada peserta didik
dengan menerapkan PINTAR untuk
mengembangkan kompetensi yang
dimilikinyasecaramaksimal.
3. Setelahpesertadidikmenguasaikegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti, mereka
mentransformasikan kepada teman-
teman sejawat dan guru serta kepala
sekolahmelaluipresentasihasil/produk.
4. Teman-teman sejawat, guru, dan kepala
sekolahmemberikanmasukanatausaran
demi kebaikan hasil/produk yang
dilaksanakanolehpesertadidik.
5. Seluruh guru ikut berpartisipasi dalam
pengembanganekstrakurikuler danjuga
memberikan sarandanmasukankepada
peserta didik, gurupembina, dan kepala
sekolah.
6. Gurupembinamenerimamasukan,saran
dariberbagaipihaktermasukdarikepala
sekolah untuk perbaikan dalam pem-
binaanataubimbinganpadapesertadidik.
Gurupembina,pesertadidik, teman
sejawat, seluruh guru, dan kepala sekolah
secara terbuka berkomunikasi, memotivasi,
danmemfasilitasikegiatanekstrakurikulerdi
SMPNegeri41Batamdansalingmendukung
untuk memperoleh hasil yang terbaik dan
maksimal.Caradanpendekatanpenyelesaian
masalah yang dilakukan sesuai dengan
strategiPINTAR.
110 111
GURU
PEMBIMBIN
G
KEPALA
SEKOLAH
TEMAN
SEJAWAT
PESERTA
DIDIK
SELURUH
GURU
inova�f
transforma�f
ak�f
reak�f
produk�f
inova�f
transforma�f
ak�f
reak�f
inova�f
ak�f
reak�f
produk�f
inova�f
nomina�f
transforma�f
ak�f
reak�fKeteranganBagan:KoordinasiInstruksi
Gambar 1. Strategi PINTAR PadaPengelolaanEktrakurikuler DiSMPNegeri41Batam
ImplementasiPemecahanMasalah
Pemecahan masalah ekstra-
kurikulerkarya ilmiah,seni lukis,poster,
dan desain batik serta seni kriya dan
sebagainyadilakukanmelaluipenerapan
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,
Nominatif, Transformatif, Aktif dan
Reaktif ). Hasil karya peserta didik
berkembang dengan inovasi yang ada.
Hasil karya dari peserta didik tersebut
diusahakan memiliki kualitas yang baik
sehingga memiliki nilai jual dan bisa
mengikutiberbagaiajangkompetisi.
DenganstrategiPINTARpolapikir
pesertadidikmenjadi berkembanglebih
baik. Para peserta didik mampu men-
transfer kemampuannya kepada peserta
didikyanglainataukepadaoranglain.Hal
itudapatmenjadibekalmerekanantipada
kehidupannya, kegiatan ini mampu
dilaksanakan dengan kegigihan dan
keseriusan dari para peserta didik.
Kegiatan ini dilaksanakan secara lebih
seriusdanbersungguh-sungguh.Strategi
PINTARinidipakaiuntukmendukungdan
mewujudkansertamerealisasikansemua
program yang telah dicanangkan SMP
Negeri41Batam,makasudahtentudalam
pelaksanaan semua itu memerlukan
biaya. Semua kegiatan ini dibiayai oleh
danaBOS(BantuanOperasionalSekolah).
BOSsangatbermanfaatbagisekolahdan
menjadi sumber dana utama bagi
kelangsungan hidup sekolah. Pendanaan
yang ada ini tentu harus dikelola sesuai
juknissertatransparandanakuntabel.
Pemanfaatan dana BOS di SMP
Negeri 41 Batam dilakukan dengan
semaksimal-semaksimalnya sesuai
dengan aturan juknis yang berlaku
sehingga pengelolaan dana BOS yang
meliputi4halyangharusdikerjakanyaitu
perencanaan,pelaksanaan,pelaporandan
output. SMP Negeri 41 Batam telah
mendapatkannominasi yang cukupbaik
pada ajang lomba Tata Kelola BOS di
tingkatnasionalyaitumemperoleh juara
ketigapadatahun2014.
Dana BOS sebagai penggerak
utamasemuakegiatandiSMPNegeri41
Batam yang dari perencanaan harus
dipersiapkan secara matang adminis-
trasinya.Langkahkeduapelaksanaanatau
penggunaandanaBOSdilakukandengan
cermat, hati-hati, dan terbuka terhadap
semuapemangkukepentingan.Danyang
tidak kalah pentingnya adalah me-
ngomunikasikan penggunaan dana BOS
kepada stakeholder sekolah, orang tua,
komitesekolah,danparapesertadidikdi
SMPNegeri41Batam.PendanaanBOSini
merupakan salah satu manajemen
keuangan sekolah yang dalam karya
ilmiahinitidakdibahassecaraterinci.
Penulis sebagai pemimpin pem-
belajaran di SMPNegeri 41 Batam akan
selalu berusaha untuk memotivasi,
memberikandoronganyang tinggi, serta
memfasilitasisehinggakegiatan-kegiatan
yangmenjadi program di sekolah dapat
mencapai hasil yang lebih baik. Segala
ciptacerpendanbacapuisi.Semuaitubelum
dapatdilaksanakansecarabaikdanmaksimal.
Ekstrakurikuler yang diangkat pada
karyainiberangkatdariEvaluasiDiriSekolah
(EDS) SMP Negeri 41 Batam, dimana lebih
memiliki potensi yang baik di bidang non-
akademik dibandingkan bidang akademik,
walaupun bidang akademik juga sudah
dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan.
Untuk itu maka pembahasan selanjutnya
adalahmengenaiekstrakurikuleryangdapat
dikembangkandandiunggulkanolehsekolah.
Untuk dapat mengembangkan dan
memperoleh hasil yang lebih baik maka
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,
Nominatif,Transformatif,Aktif,danReaktif)
diterapkanpadapengelolaanekstrakurikuler
di SMP Negeri 41 Batam. Masalah yang
dihadapi oleh SMPNegeri 41 Batam adalah
bahwa hasil kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan oleh SMP Negeri 41 Batam
belum menunjukkan hasil yang baik. Dapat
dikatakan bahwa prestasi non-akademik
pesertadidikdiSMPNegeri41Batammasih
rendah.
Berdasarkan hal tersebut maka
penerapan strategi PINTAR bertujuan
sebagai alternatif untuk meningkatkan
prestasinon-akademikpesertadidikdiSMP
Negeri41Batam.PenerapanstrategiPINTAR
pada pengelolaan ekstrakurikuler di SMP
Negeri 41 Batam bermaksud untuk
meningkatkanprestasinon-akademikpeserta
didikdiSMPNegeri41Batam.
Strategi“PINTAR”
Dalam mewujudkan PINTAR maka
kepala sekolah bersama guru pembina
mendesain langkah-langkahyangdigunakan
untukmenerapkanstrategiPINTARagarhasil
yang diperoleh maksimal. Langkah-langkah
tersebutyaitu:
1. Antara kepala sekolah dengan guru
pembina selalu berkomunikasi terkait
kegiatanekstrakurikulersehinggabilaada
kelemahan atau kesulitan dapat dicari
solusinya.
2.Darigurupembinamemberikanpembinaan
atau bimbingan kepada peserta didik
dengan menerapkan PINTAR untuk
mengembangkan kompetensi yang
dimilikinyasecaramaksimal.
3. Setelahpesertadidikmenguasaikegiatan
ekstrakurikuler yang diikuti, mereka
mentransformasikan kepada teman-
teman sejawat dan guru serta kepala
sekolahmelaluipresentasihasil/produk.
4. Teman-teman sejawat, guru, dan kepala
sekolahmemberikanmasukanatausaran
demi kebaikan hasil/produk yang
dilaksanakanolehpesertadidik.
5. Seluruh guru ikut berpartisipasi dalam
pengembanganekstrakurikuler danjuga
memberikan sarandanmasukankepada
peserta didik, gurupembina, dan kepala
sekolah.
6. Gurupembinamenerimamasukan,saran
dariberbagaipihaktermasukdarikepala
sekolah untuk perbaikan dalam pem-
binaanataubimbinganpadapesertadidik.
Gurupembina,pesertadidik, teman
sejawat, seluruh guru, dan kepala sekolah
secara terbuka berkomunikasi, memotivasi,
danmemfasilitasikegiatanekstrakurikulerdi
SMPNegeri41Batamdansalingmendukung
untuk memperoleh hasil yang terbaik dan
maksimal.Caradanpendekatanpenyelesaian
masalah yang dilakukan sesuai dengan
strategiPINTAR.
112 113
(transformatif).
h. Mengembangkan hasil eksplorasi
daneksprimendengan membuat
komposisi bidang, bentuk, dan
warnadalamsuatukaryasenilukis
denganpraktik(produktif).
i. Menggambar model �lora dan
faunamelaluipraktik(produktif).
j. Menggambar alam benda dengan
praktik(produktif).
k. Melukis objek pemandangan
suasana pagi atau siang hari
denganpraktik(produktif).
l. Melukis objek pemandangan
suasana senja atau sore hari
denganpraktik(produktif).
m. Mengenal objek manusia melalui
tayangandanpraktikmenggambar
(aktif, transformatif, inovatif, dan
produktif).
n. Mengenalgerakmanusiatayangan
dan praktik menggambar (aktif,
inovatif,produktif).
o. Membuatlukisanbertemamelalui
praktik(aktif,produktif).
p. Evaluasi(apresiasikarya).
3. KegiatanEkstrakurikulerKaryaIlmiah
a. Peserta didik menuliskan ide/
topik kajian penelitian atau
penulisan sebanyak-banyaknya
berdasarkan bidang lomba pada
buku catatan harian (aktif). Guru
membantu menetapkan ide-ide
penelitian sehingga peserta didik
segera bisa mulai menulis dan
melakukan percobaan/penelitian
(inovatif).
b. Peserta didik dikelompokkan
dengan masing-masing kelompok
terdiridariduaorang(heterogen).
c. Menetapkan kerangka acuan atau
outline penulisan.Mengumpulkan
bahan pustaka/referensi dari
berbagai sumber seperti buku,
majalah,koran,jurnaldaninternet.
d. Peserta didik melakukan praktik
menulis terbimbing berdasarkan
teori-teori penulisan atau pe-
nelitian(produktif).
e. Peserta didik melaksanakan pe-
nelitiansesuaidenganmetodeatau
prosedur penelitian yang telah
ditetapkan.Padaprosespenelitian
ini siswa diarahkan untuk me-
ngumpulkan data sesuai dengan
metode pengumpulan data dan
mendokumentasikan hasil pe-
nelitianbaikdalambentukgambar,
modelmaupunfoto.
f. Peserta didik untuk melakukan
analisis data dengan teknik yang
telahditetapkan(inovatif).
g. Bagian yang tidak kalah pe-
ntingnya adalah membimbing
peserta didik untuk menuliskan
bagian-bagian atau sistematika
karyailmiah.
h. Mengedituntukmengoreksisubs-
tansi. Jika masih kurang perlu
ditambah tulisan, jika ada ke-
lebihan (yang tidak diperlukan)
maka bisa dihilangkan, dipin-
dahkan, atau diganti. Menam-
bahkan kutipan ataumenguatkan
denganberbagaireferensi(aktif).
i. Mengedit tata tulis yangmeliputi
ejaanyangdisempurnakan(EYD),
tata tulis (penomoran, kutipan,
penamaan tabel, diagram, daftar
pustakadansebagainya)
j. Meminta pendapat kepada ahli
daya dan upaya tetap selalu diusahakan
demimeraihsuatukeberhasilan.
Implementasi cara pemecahan
masalah untuk ketiga contoh ekstra-
kurikuler dengan menggunakan strategi
PINTARadalahsebagaiberikut:
1. KegiatanEkstrakurikulerSeniKriya
a. Pada awal pertemuan, peserta
didik di berikan materi tentang
jeniskerajinantanganberdasarkan
temuan-temuan baru dengan
bahan baku dari alam dan cara
pembuatannya transformatif,
inovatif).
b. Kemudianpadapertemuankedua,
peserta didik sudah mulai mem-
praktikan materi yang sudah di
berikan pada awal pertemuan.
Diawalidenganpembuatandesain
yang dicontohkan oleh pem-
bimbingdanolehpesertadidikitu
sendiri(produktif,reaktif).
c. Peserta didik yang sudah mahir
dapat dijadikan model untuk
mewakil i guru pembimbing
mengajarkan cara pembuatan
kerajinankepadateman-temannya
(transformatif).
d. Untuk bahan-bahan pembuatan
kerajinan tangan (kriya) akan di
sediakanolehpihaksekolah.
e. Praktik pembuatan kriya di
laksanakan di SMP Negeri 41
Batam setiap seminggu sekali di
hari Sabtu secara rutin dan di
laksanakan secara berkelompok
maupun individu (produktif,
inovatif).
f. Hasil pembuatan kriya akan di
kemas dengan plastik berlabel
dengantujuanagar lebihmenarik
danmemilikidayajual.Kemudian
akan di pasarkan pada saat ada
eventsepertibazartingkatsekolah,
kotabahkanditingkatprovinsidan
untuk event lomba (nominatif,
reaktif).
g. Hasilpenjualankriyaakanmasuk
ke kas ekstrakurikuler kriya
sebagai pembelian bahan-bahan
kriya yang akan di praktikan
mendatang.
h. Pada saat ujian ekstrakurikuler,
setiap peserta didik harus
membentuk kelompok untuk
mempraktikan pembuatan kriya
yangtelahdiajarkan.
2. KegiatanEkstrakurikulerSeniRupa:
a. Mengenalkan berbagai jenis
lukisan karya pelukis-pelukis
terkenalbaikdalammaupun luar
negeri lewat tayangan video
infokus(transformatif).
b. Pengenalanunsur-unsursenirupa
lewat tayanganmaupunperagaan
langsung(transformatif).
c. Pengenalan prinsip-prinsip es-
tetika (komposisi, balance, irama,
vocal point, dll) lewat tayangan
maupun alat peraga (trans-
formatif).
d. Pengenalan bahan dan teknik
menggambar melalui tayangan
dan peragaan langsung (trans-
formatif).
e. Eksplorasi jenis-jenis garis me-
lalui praktik dengan pena (pro-
duktif).
f. Eksplorasi bentuk dan bidang
denganpraktik(produktif).
g. Pengenalan dan eksplorasiwarna
melalui tayangan dan praktik
112 113
(transformatif).
h. Mengembangkan hasil eksplorasi
daneksprimendengan membuat
komposisi bidang, bentuk, dan
warnadalamsuatukaryasenilukis
denganpraktik(produktif).
i. Menggambar model �lora dan
faunamelaluipraktik(produktif).
j. Menggambar alam benda dengan
praktik(produktif).
k. Melukis objek pemandangan
suasana pagi atau siang hari
denganpraktik(produktif).
l. Melukis objek pemandangan
suasana senja atau sore hari
denganpraktik(produktif).
m. Mengenal objek manusia melalui
tayangandanpraktikmenggambar
(aktif, transformatif, inovatif, dan
produktif).
n. Mengenalgerakmanusiatayangan
dan praktik menggambar (aktif,
inovatif,produktif).
o. Membuatlukisanbertemamelalui
praktik(aktif,produktif).
p. Evaluasi(apresiasikarya).
3. KegiatanEkstrakurikulerKaryaIlmiah
a. Peserta didik menuliskan ide/
topik kajian penelitian atau
penulisan sebanyak-banyaknya
berdasarkan bidang lomba pada
buku catatan harian (aktif). Guru
membantu menetapkan ide-ide
penelitian sehingga peserta didik
segera bisa mulai menulis dan
melakukan percobaan/penelitian
(inovatif).
b. Peserta didik dikelompokkan
dengan masing-masing kelompok
terdiridariduaorang(heterogen).
c. Menetapkan kerangka acuan atau
outline penulisan.Mengumpulkan
bahan pustaka/referensi dari
berbagai sumber seperti buku,
majalah,koran,jurnaldaninternet.
d. Peserta didik melakukan praktik
menulis terbimbing berdasarkan
teori-teori penulisan atau pe-
nelitian(produktif).
e. Peserta didik melaksanakan pe-
nelitiansesuaidenganmetodeatau
prosedur penelitian yang telah
ditetapkan.Padaprosespenelitian
ini siswa diarahkan untuk me-
ngumpulkan data sesuai dengan
metode pengumpulan data dan
mendokumentasikan hasil pe-
nelitianbaikdalambentukgambar,
modelmaupunfoto.
f. Peserta didik untuk melakukan
analisis data dengan teknik yang
telahditetapkan(inovatif).
g. Bagian yang tidak kalah pe-
ntingnya adalah membimbing
peserta didik untuk menuliskan
bagian-bagian atau sistematika
karyailmiah.
h. Mengedituntukmengoreksisubs-
tansi. Jika masih kurang perlu
ditambah tulisan, jika ada ke-
lebihan (yang tidak diperlukan)
maka bisa dihilangkan, dipin-
dahkan, atau diganti. Menam-
bahkan kutipan ataumenguatkan
denganberbagaireferensi(aktif).
i. Mengedit tata tulis yangmeliputi
ejaanyangdisempurnakan(EYD),
tata tulis (penomoran, kutipan,
penamaan tabel, diagram, daftar
pustakadansebagainya)
j. Meminta pendapat kepada ahli
daya dan upaya tetap selalu diusahakan
demimeraihsuatukeberhasilan.
Implementasi cara pemecahan
masalah untuk ketiga contoh ekstra-
kurikuler dengan menggunakan strategi
PINTARadalahsebagaiberikut:
1. KegiatanEkstrakurikulerSeniKriya
a. Pada awal pertemuan, peserta
didik di berikan materi tentang
jeniskerajinantanganberdasarkan
temuan-temuan baru dengan
bahan baku dari alam dan cara
pembuatannya transformatif,
inovatif).
b. Kemudianpadapertemuankedua,
peserta didik sudah mulai mem-
praktikan materi yang sudah di
berikan pada awal pertemuan.
Diawalidenganpembuatandesain
yang dicontohkan oleh pem-
bimbingdanolehpesertadidikitu
sendiri(produktif,reaktif).
c. Peserta didik yang sudah mahir
dapat dijadikan model untuk
mewakil i guru pembimbing
mengajarkan cara pembuatan
kerajinankepadateman-temannya
(transformatif).
d. Untuk bahan-bahan pembuatan
kerajinan tangan (kriya) akan di
sediakanolehpihaksekolah.
e. Praktik pembuatan kriya di
laksanakan di SMP Negeri 41
Batam setiap seminggu sekali di
hari Sabtu secara rutin dan di
laksanakan secara berkelompok
maupun individu (produktif,
inovatif).
f. Hasil pembuatan kriya akan di
kemas dengan plastik berlabel
dengantujuanagar lebihmenarik
danmemilikidayajual.Kemudian
akan di pasarkan pada saat ada
eventsepertibazartingkatsekolah,
kotabahkanditingkatprovinsidan
untuk event lomba (nominatif,
reaktif).
g. Hasilpenjualankriyaakanmasuk
ke kas ekstrakurikuler kriya
sebagai pembelian bahan-bahan
kriya yang akan di praktikan
mendatang.
h. Pada saat ujian ekstrakurikuler,
setiap peserta didik harus
membentuk kelompok untuk
mempraktikan pembuatan kriya
yangtelahdiajarkan.
2. KegiatanEkstrakurikulerSeniRupa:
a. Mengenalkan berbagai jenis
lukisan karya pelukis-pelukis
terkenalbaikdalammaupun luar
negeri lewat tayangan video
infokus(transformatif).
b. Pengenalanunsur-unsursenirupa
lewat tayanganmaupunperagaan
langsung(transformatif).
c. Pengenalan prinsip-prinsip es-
tetika (komposisi, balance, irama,
vocal point, dll) lewat tayangan
maupun alat peraga (trans-
formatif).
d. Pengenalan bahan dan teknik
menggambar melalui tayangan
dan peragaan langsung (trans-
formatif).
e. Eksplorasi jenis-jenis garis me-
lalui praktik dengan pena (pro-
duktif).
f. Eksplorasi bentuk dan bidang
denganpraktik(produktif).
g. Pengenalan dan eksplorasiwarna
melalui tayangan dan praktik
114 115
PINTAR pada ekstrakurikuler seni kriya,
seni rupa, dan karya ilmiah maka SMP
negeri41Batamberusahamenghidupkan
n i la i yang pos i t i f ya i tu dengan
mengembangkan dan mengintensi�kan
ekstrakurikuler tersebut. Untuk lebih
memotivasi ekstrakurikuler seni kriya
maka pada saat-saat tertentu diadakan
bazar, ekspo, dan momen-momen lain
untuk mengaktualisasikan program ter-
sebut dan menggairahkan kegiatan
tersebut.SelainituSMPNegeri41Batam
berusaha menggandeng institusi yang
berkompeten di bidang kewirausahaan
misalnya Dekranasda, Disperindag, dan
kelompokkerjalainnyayangmemilikivisi
dan misi yang sama yaitu mengem-
bangkan hal tersebut walaupun dalam
lingkupyangmasihkecil.
Semua ini dilakukan dengan
maksud untuk menanamkan jiwa dan
semangat berkompetisi dan berusaha
pada peserta didik khususnya dan guru
serta warga sekolah pada umumnya
untuk mampu mengembangkan potensi
dirinyadankelakdapatditerapkandalam
kehidupannya.
Kegiatan yang dikembangkan di
SMP Negeri 41 Batam cukup banyak
diantaranya seni kriya, seni rupa, karya
ilmiah,senimusik,seni tari,vocalgroup,
kompang, kaligra�i, cerdas cermat,
olimpiodesain,danlain-lain.
Dari ekstrakurikuler yang ada
maka sebagai contoh adalah seni kriya,
senirupayangmeliputisenilukis,poster,
dandesainmotif batik,dankaryailmiah
dengan alasan SMP Negeri 41 Batam
memilikipotensikeunggulankompetensi
pembinayangbaik sebagaisumberdaya
utama.
Sedangkan untuk seni rupa baik
lukis,poster,dandesainbatikjugasangat
memerlukanpenangananpengembangan,
pembimbingan,pembinaanyang intensif
sehingga diharapkan memberikan hasil
yanglebihbaikdarisebelumnya.Dengan
penerapan strategi PINTAR, ekstra-
kurikuler seni rupa di SMP Negeri 41
akhirnyamampumemperolehhasilyang
baik dari tingkat kota, tingkat provinsi
bahkan di tingkat nasional untuk seni
lukis,poster,dandesainmotifbatik.
Selain itu juga pengembangan
penulisan karya ilmiah. Dengan strategi
PINTAR pengembangan karya ilmiah ini
dilakukanpelatihanmenulisyangdimulai
dari tahapan yang paling mudah dan
palingsederhana.
HasilImplementasi
Dari yang diuraikan di atasmaka
terwujud apa yang disebut dengan
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,No-
minatif,Transformatif,Aktif,danReaktif).
Dengan strategi itu setiap program dan
kegiatanharusdidasarkanpadaPINTAR,
sehinggamembuahkanhasildidikanyang
pintarjuga.DenganstrategiPINTAR,SMP
Negeri 41 Batam sudah pernah meraih
sukses yang cukup gemilang sampai ke
tingkatnasionalyaitubidang:
1. Seni kriya yang diwujudkan
dengan lomba kewirausahaan men-
capai juara harapan satu di tingkat
nasional.
2. Senirupayangmeliputisenilukis,
desainmotif batik, dan poster sudah
mendapatkan juara di tingkat na-
sional. Juara harapan tiga di tingkat
nasional untuk desain motif batik
yang diadakan di istana negara
(expert judgment) seperti guru
Bahasa Indonesia. Walaupun
hanya sekilas, saran, pendapat,
atau kritik dari ahli dan teman
sejawatsangatlahpenting.
k. Langkah ini mendeskripsikan
bagaimana membimbing peserta
didik untuk siap berkompetisi,
siaptampildidepanpublikataudi
depan dewan jurimelalui latihan
presentasidantanyajawab(nomi-
natif). Tahap ini sangat penting
karena siswa memiliki kecen-
derungan untuk malu berbicara
sehingga keterampilan berbicara
kurang.
KelebihanEkstrakurikulerSeniKriya,
SeniRupa,danKaryaIlmiah
Kelebihan ekstrakulikuler yang
dilaksanakan di SMP Negeri 41 Batam
yaitusebagaiberikut:
1. Melatihpesertadidikuntukmemiliki
semangat yang baik dan selalu
produktifpadabidangmasing-masing
sesuaidengankompetensi.
2. Melatih peserta didik untuk selalu
memiliki jiwa inovatif dalam bidang
masing-masing sesuai dengan kom-
petensi.
3. Ajang untuk mempersiapkan diri
menjadi pribadi yang memiliki jiwa
kompetitif dan mendapatkan nomi-
natifdalamsetiapajangperlombaan.
4.Kegiatanyangdiadakanbisamencetak
pribadiyangtransformatif.
5.Melatihpesertadidikuntukaktifdalam
mengembangkankompetensimasing-
masing.
6.Melatihpesertadidikuntukreaktifatau
tanggap terhadap segala hal dalam
mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi PINTAR dipakai sebagai
upaya mengatasi permasalahan khu-
susnyaekstrakurikulerdiSMPNegeri41
Batam. Kegiatan ekstrakurikuler ini diu-
payakandenganmemberikanbimbingan,
pelatihan, dan pendampingan secara
terus-menerus dan terjadwal sesuai
denganprogramyangtelahdicanangkan.
Beberapa ekstrakurikuler misal-
nya karya ilmiah, seni lukis, poster, dan
desainbatiksertasenikriyayangdiikuti
olehpesertadidik yangjumlahnyarelatif
sedikit dengan penerapan strategi
PINTARmampumeningkatkanjumlahnya
dan hasilnya menunjukkan suatu pe-
ningkatan. Sebagai contoh pelaksanaan
pembinaan ekstrakurikuler karya ilmiah
ini dengan cara membimbing, melatih,
danmemberikan pendampingan kepada
peserta didik secara intensif dan terus
menerussesuaijadwalyangtelahdibuat.
Strategi yang diterapkan oleh
penulisadalahmelakukanpembimbingan
dan pendampingan kepada guru dan
peserta didik dengan strategi PINTAR
dalam mengembangkan kemampuannya
pada program kegiatan, melaksanakan
kegiatan,melaporkankegiatan,danhasil
yang dicapai pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler.
Strategi PINTAR diterapkan
sehinggahasilyangdicapaimenjadilebih
maksimal. Proses pembimbingan atau
pendampingan harus berlangsung lebih
produktif, inovatif, nominatif, trans-
formatif,aktif,danreaktif.
Dengan diterapkannya strategi
114 115
PINTAR pada ekstrakurikuler seni kriya,
seni rupa, dan karya ilmiah maka SMP
negeri41Batamberusahamenghidupkan
n i la i yang pos i t i f ya i tu dengan
mengembangkan dan mengintensi�kan
ekstrakurikuler tersebut. Untuk lebih
memotivasi ekstrakurikuler seni kriya
maka pada saat-saat tertentu diadakan
bazar, ekspo, dan momen-momen lain
untuk mengaktualisasikan program ter-
sebut dan menggairahkan kegiatan
tersebut.SelainituSMPNegeri41Batam
berusaha menggandeng institusi yang
berkompeten di bidang kewirausahaan
misalnya Dekranasda, Disperindag, dan
kelompokkerjalainnyayangmemilikivisi
dan misi yang sama yaitu mengem-
bangkan hal tersebut walaupun dalam
lingkupyangmasihkecil.
Semua ini dilakukan dengan
maksud untuk menanamkan jiwa dan
semangat berkompetisi dan berusaha
pada peserta didik khususnya dan guru
serta warga sekolah pada umumnya
untuk mampu mengembangkan potensi
dirinyadankelakdapatditerapkandalam
kehidupannya.
Kegiatan yang dikembangkan di
SMP Negeri 41 Batam cukup banyak
diantaranya seni kriya, seni rupa, karya
ilmiah,senimusik,seni tari,vocalgroup,
kompang, kaligra�i, cerdas cermat,
olimpiodesain,danlain-lain.
Dari ekstrakurikuler yang ada
maka sebagai contoh adalah seni kriya,
senirupayangmeliputisenilukis,poster,
dandesainmotif batik,dankaryailmiah
dengan alasan SMP Negeri 41 Batam
memilikipotensikeunggulankompetensi
pembinayangbaik sebagaisumberdaya
utama.
Sedangkan untuk seni rupa baik
lukis,poster,dandesainbatikjugasangat
memerlukanpenangananpengembangan,
pembimbingan,pembinaanyang intensif
sehingga diharapkan memberikan hasil
yanglebihbaikdarisebelumnya.Dengan
penerapan strategi PINTAR, ekstra-
kurikuler seni rupa di SMP Negeri 41
akhirnyamampumemperolehhasilyang
baik dari tingkat kota, tingkat provinsi
bahkan di tingkat nasional untuk seni
lukis,poster,dandesainmotifbatik.
Selain itu juga pengembangan
penulisan karya ilmiah. Dengan strategi
PINTAR pengembangan karya ilmiah ini
dilakukanpelatihanmenulisyangdimulai
dari tahapan yang paling mudah dan
palingsederhana.
HasilImplementasi
Dari yang diuraikan di atasmaka
terwujud apa yang disebut dengan
strategi PINTAR (Produktif, Inovatif,No-
minatif,Transformatif,Aktif,danReaktif).
Dengan strategi itu setiap program dan
kegiatanharusdidasarkanpadaPINTAR,
sehinggamembuahkanhasildidikanyang
pintarjuga.DenganstrategiPINTAR,SMP
Negeri 41 Batam sudah pernah meraih
sukses yang cukup gemilang sampai ke
tingkatnasionalyaitubidang:
1. Seni kriya yang diwujudkan
dengan lomba kewirausahaan men-
capai juara harapan satu di tingkat
nasional.
2. Senirupayangmeliputisenilukis,
desainmotif batik, dan poster sudah
mendapatkan juara di tingkat na-
sional. Juara harapan tiga di tingkat
nasional untuk desain motif batik
yang diadakan di istana negara
(expert judgment) seperti guru
Bahasa Indonesia. Walaupun
hanya sekilas, saran, pendapat,
atau kritik dari ahli dan teman
sejawatsangatlahpenting.
k. Langkah ini mendeskripsikan
bagaimana membimbing peserta
didik untuk siap berkompetisi,
siaptampildidepanpublikataudi
depan dewan jurimelalui latihan
presentasidantanyajawab(nomi-
natif). Tahap ini sangat penting
karena siswa memiliki kecen-
derungan untuk malu berbicara
sehingga keterampilan berbicara
kurang.
KelebihanEkstrakurikulerSeniKriya,
SeniRupa,danKaryaIlmiah
Kelebihan ekstrakulikuler yang
dilaksanakan di SMP Negeri 41 Batam
yaitusebagaiberikut:
1. Melatihpesertadidikuntukmemiliki
semangat yang baik dan selalu
produktifpadabidangmasing-masing
sesuaidengankompetensi.
2. Melatih peserta didik untuk selalu
memiliki jiwa inovatif dalam bidang
masing-masing sesuai dengan kom-
petensi.
3. Ajang untuk mempersiapkan diri
menjadi pribadi yang memiliki jiwa
kompetitif dan mendapatkan nomi-
natifdalamsetiapajangperlombaan.
4.Kegiatanyangdiadakanbisamencetak
pribadiyangtransformatif.
5.Melatihpesertadidikuntukaktifdalam
mengembangkankompetensimasing-
masing.
6.Melatihpesertadidikuntukreaktifatau
tanggap terhadap segala hal dalam
mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi PINTAR dipakai sebagai
upaya mengatasi permasalahan khu-
susnyaekstrakurikulerdiSMPNegeri41
Batam. Kegiatan ekstrakurikuler ini diu-
payakandenganmemberikanbimbingan,
pelatihan, dan pendampingan secara
terus-menerus dan terjadwal sesuai
denganprogramyangtelahdicanangkan.
Beberapa ekstrakurikuler misal-
nya karya ilmiah, seni lukis, poster, dan
desainbatiksertasenikriyayangdiikuti
olehpesertadidik yangjumlahnyarelatif
sedikit dengan penerapan strategi
PINTARmampumeningkatkanjumlahnya
dan hasilnya menunjukkan suatu pe-
ningkatan. Sebagai contoh pelaksanaan
pembinaan ekstrakurikuler karya ilmiah
ini dengan cara membimbing, melatih,
danmemberikan pendampingan kepada
peserta didik secara intensif dan terus
menerussesuaijadwalyangtelahdibuat.
Strategi yang diterapkan oleh
penulisadalahmelakukanpembimbingan
dan pendampingan kepada guru dan
peserta didik dengan strategi PINTAR
dalam mengembangkan kemampuannya
pada program kegiatan, melaksanakan
kegiatan,melaporkankegiatan,danhasil
yang dicapai pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler.
Strategi PINTAR diterapkan
sehinggahasilyangdicapaimenjadilebih
maksimal. Proses pembimbingan atau
pendampingan harus berlangsung lebih
produktif, inovatif, nominatif, trans-
formatif,aktif,danreaktif.
Dengan diterapkannya strategi
116 117
NOMINATIF
TRANSFORMATIF
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian di atas dapat disim-
pulkanbahwadenganPenerapanStrategi
PINTAR pada pengelolaan ekstra-
kurikuler dapat meningkatkan prestasi
non-akademik peserta didik di SMP
Cipanas, juara harapan dua tingkat
nasional untuk lomba poster yang
diadakandiPalembang,danuntukseni
lukis sebagai utusan provinsi Ke-
pulauanRiauketingkatnasionalyang
akandilaksanakantahun2016.
3. Karyailmiahsudahpernahmengikuti
sampai ke tingkat nasional sebagai
�inalis dalam lomba sanitasi ling-
kungan yang diadakan oleh dinas
Pekerjaan Umum. Dan untuk tahun
2016inilombamelukisakanmewakili
KepulauanRiauketingkatnasional.
Dari ketiga ekstrakurikuler tadi
selain memperoleh prestasi yang cukup
baik di nasional. SMP Negeri 41 Batam
juga sudah beberapa kali menjadi
perwakilan provinsi Kepulauan Riau ke
tingkatnasional.
Dengan adanya tindakan yang
konstruktif, imaginatif, kreatif dari
individu didalam suatu organisasi,maka
diharapkan akan dapat meningkatkan
produktivitas. Kegiatan produktif con-
tohnya seperti mengadakan kegiatan
ekonomidengancaramelaksanakanbazar
baik di lingkungan sekolah atau tingkat
kota, dan mengikuti bazar/gebyar pada
kegiatan sekolah inklusi di tingkat
provinsi dan nasional. Ini dilakukan
dengan menggandeng institusi yang
berkompeten di bidang kewirausahaan
misalnya Dekranasda, Disperindag, dan
kelompokkerjalainnyayangmemilikivisi
dan misi yang hampir sama. Hasil-hasil
produktif dapat dilihat pada lampiran 1.
Untuk perolehan hasil nominatif yaitu
SMP Negeri 41 Batam telah meraih
prestasi dalam bidang non-akademik
dapatdilihatpadalampiran2.Sedangkan
untukperwujudandariProduktif,Inovatif,
Nominatif, Transformatif, Aktif, dan
Reaktifdapatdilihatsebagaiberikut.
KARYA PRODUKTIF, INOVATIF, AKTIF,
DANREAKTIF
116 117
NOMINATIF
TRANSFORMATIF
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian di atas dapat disim-
pulkanbahwadenganPenerapanStrategi
PINTAR pada pengelolaan ekstra-
kurikuler dapat meningkatkan prestasi
non-akademik peserta didik di SMP
Cipanas, juara harapan dua tingkat
nasional untuk lomba poster yang
diadakandiPalembang,danuntukseni
lukis sebagai utusan provinsi Ke-
pulauanRiauketingkatnasionalyang
akandilaksanakantahun2016.
3. Karyailmiahsudahpernahmengikuti
sampai ke tingkat nasional sebagai
�inalis dalam lomba sanitasi ling-
kungan yang diadakan oleh dinas
Pekerjaan Umum. Dan untuk tahun
2016inilombamelukisakanmewakili
KepulauanRiauketingkatnasional.
Dari ketiga ekstrakurikuler tadi
selain memperoleh prestasi yang cukup
baik di nasional. SMP Negeri 41 Batam
juga sudah beberapa kali menjadi
perwakilan provinsi Kepulauan Riau ke
tingkatnasional.
Dengan adanya tindakan yang
konstruktif, imaginatif, kreatif dari
individu didalam suatu organisasi,maka
diharapkan akan dapat meningkatkan
produktivitas. Kegiatan produktif con-
tohnya seperti mengadakan kegiatan
ekonomidengancaramelaksanakanbazar
baik di lingkungan sekolah atau tingkat
kota, dan mengikuti bazar/gebyar pada
kegiatan sekolah inklusi di tingkat
provinsi dan nasional. Ini dilakukan
dengan menggandeng institusi yang
berkompeten di bidang kewirausahaan
misalnya Dekranasda, Disperindag, dan
kelompokkerjalainnyayangmemilikivisi
dan misi yang hampir sama. Hasil-hasil
produktif dapat dilihat pada lampiran 1.
Untuk perolehan hasil nominatif yaitu
SMP Negeri 41 Batam telah meraih
prestasi dalam bidang non-akademik
dapatdilihatpadalampiran2.Sedangkan
untukperwujudandariProduktif,Inovatif,
Nominatif, Transformatif, Aktif, dan
Reaktifdapatdilihatsebagaiberikut.
KARYA PRODUKTIF, INOVATIF, AKTIF,
DANREAKTIF
118 117
Negeri41Batam.
Dengan strategi PINTAR mampu
menghasilkan peserta didik yang pro-
duktif, inovatif, nominatif, transformatif,
aktif, dan reaktif. Setelah diterapkan
strategi PINTAR yang difasilitasi
pendanaannya dari dana BOS, terbukti
telahmampumemperolehhasilyangbaik
di tingkat kota, tingkat provinsi, dan
tingkatnasional.
Saran
1. Strategi PINTAR menjadi acuan
untuk kegiatan-kegiatan mendatang
padasekolah.
2. Strategi PINTAR meningkatkan
kemampuandanpemahamanpeserta
didik dalam mengembangkan kom-
petensinya.StrategiPINTARmembuat
peserta didik terlatih pada kegiatan
non-akademik.
3. Startegi PINTAR meningkatkan
motivasigurudalammengembangkan
kemampuanyangdimilikiolehpeserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Kamus Besar Bahasa IndonesiaPusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta.GramediaPustakaUtama.
K em e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a nKebudayaan. 2013. Pelangi .Jakarta:Kemdikbud.
K em e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a nKebudayaan. 2015. Pelangi .Jakarta:Kemdikbud.
Yayasan Ke luarga Batam. 2014 .Modernisasi dan PenguatanPelayanan . Batam. YayasanKeluargaBatam.
a g u s r i a y a n t o 8 6 . b l o g s p o t . c o . i dakses/25/07/2016/23:27.
dokumen.tips/documents/program-kerja-kegiatan-ker.html.
esempe4padaherang.blogspot.co.id/p/blog-page-19.html.
h � p : / / s o b a t b a r u . b l o g s p o t . c o m /2009/03/pengertian-inovatif-kreatif-dan.html)
http://brainly.co.id/tugas/2739877
www.smakornita.sch.id/index.php.
smpn5muntok.blogspot.co.id/2014/11/program kerja-ekstra-kurikuler-kir.html.