peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar ...peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai...

223
PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI KLEDOKAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: BENIDECTUS DHIMAS KAWISWARA NIM: 121134163 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 21-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI

KLEDOKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

BENIDECTUS DHIMAS KAWISWARA

NIM: 121134163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkatiku

Bapak dan Ibu tercinta sebagai rasa Hormat dan Baktiku

Adikku Nimas dan Wuri yang memberi dukungan dan motivasiku

Novia yang selalu mendukung dan memberi semangat untukku Sahabat-sahabatku yang menjadi tempat curhat dalam menghadapi berbagai persoalan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia

ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini)

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada

pengertianmu sendiri. Aklah DIA dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan

uijalanmu”(Amsal 3 : 5-6)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaiamana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Oktober 2018

Peneliti

Benidectus Dhimas Kawiswara

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Benidectus Dhimas Kawiswara

Nomor Mahasiswa : 121134163

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Kedisiplinan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada

Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Oktober 2018

Yang menyatakan

Benidectus Dhimas Kawiswara

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

ABSTRAK

Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar

Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika

Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan.

Benidectus Dhimas Kawiswara

Universitas Sanata Dharma

2018

Kedisiplinan siswa Kelas V SD N Kledokan yang rendah. Penelitian ini bertujuan

untuk (1) Mengetahui langkah-langkah pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam materi pokok bangun datar pada siswa kelas V

SDN Kledokan. (2) Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa melalui

penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran Matematika dalam materi pokok

bangun datar pada siswa kelas V SDN Kledokan. (3) Meningkatan dan mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan pendekatan kontekstual dalam materi

pokok bangun datar pada siswa kelas V SDN Kledokan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2

siklus. Siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan dan siklus ke 2 terdiri dari 1 pertemuan.

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD N Kledokan Tahun Ajaran 2017/2018.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan kontekstual. Objek

penelitian ini adalah kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Data kedisiplinan diperoleh dari lembar Observasi yang di isi oleh observer pada setiap

pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa meningkat dengan

menggunakan pendekatan kontekstual. Peningkatan nilai dan persentase kedisiplinan siswa

dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi awal 40 dan 35% dengan target

capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I 87,14 dan 96,66% capaian siklus II meningkat

menjadi 95,79 dan 100%. Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada

kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga dapat

disimpulkan peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 18%.

Kata Kunci : kedisiplinan, prestasi belajar, pendekatan kontekstual.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

ABSTRACT

The Increasing of Self-Discipline and Learning

Achievement using Contextual Approach in Mathematics

for 5th

Grade Students of Kledokan State Elementary School.

Benidectus Dhimas Kawiswara

Sanata Dharma University

2018

The self-discipline of 5

th Grade

Students of Kledokan State Elementary School was

lack. The aims of this study were (1) to know the steps of contextual approach in order to

increase self-discipline and students learning achievement in plane figure material, (2) to

increase and know the increasing of self-discipline through the use of contextual approach in

Mathematics subject especially in plane figure material, (3) to increase and know the

increasing of students learning achievement through the use of contextual approach in

Mathematics subject especially in plane figure material in 5th

Grade Students of Kledokan

State Elementary School.

This study was Classroom Action Research that conducted in two cycles. The first

cycle consisted of two meetings and second cycle consisted of one meeting. The subject of

this study were 5th

Grade Students of Kledokan State Elementary School academic year

2017/2018. The contextual approach was used in this study. The objects of this study were

self-discipline and students learning achievement in Mathematics subject. The self-discipline

data was obtained from observation sheet filled by the observers in every meetings.

The result of this study showed that self-discipline was increasing by contextual

approach. The increasing of value and self-discipline percentage from the first condition until

the achievement of second cycle. The first condition of first cycle were 40 and 35% with the

target achievement were 70 and 70%. The result of the achievement first cycle were 87,14

and 96,66%. The achievement of second cycle increased into 95,79 and 100%. The

increasing of students learning achievement that reached the KKM in the first condition was

25% in the first cycle was 66% and in the second cycle was 86%. The conclusion was the

increasing of the first cycle into second cycle reached 18%.

Keywords: self-discipline, learning achievement, contextual approach.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan Dan

Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika

Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari

dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, maka pada kesempatan

ini peneliti ingin penyampaian terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd.,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd.,M.Pd. Selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sana Dharma.

4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing II sekaligus selaku

dosen pembimbing akademik yang juga dengan sabar dan tulus telah membimbing

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah mendidik serta membagi ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

7. Rahmat Pandoyo Susanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan banyak bantuan

bagi penulis.

8. Ibu Esti Sulaimah, S. Pd. selaku guru wali kelas V SD Negeri Kledokan yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian di kelas V.

9. Siswa siswi kelas V SDN Kledokan tahun ajaran 2017/2018.

10. Orang tua yang tercinta, Antonius Waris Haryana dan Anastasia Budiarti yang selalu

memberikan doa, semangat, perhatian dan segala kebutuhan yang saya butuhkan

selama merantau menempuh pendidikan.

11. Yustina Hersa Bertha Novia yang selalu memberikan doa, semangat dan selalu

menemani, serta teman cerita keluh dan kesah.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran agar tulisan ini

menjadi lebih baik. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, 18 Oktober 2018

Penulis

Benidectus Dhimas Kawiswara

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

1.6 Definisi Operasional....................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7

2.1 Kajian Pustaka................................................................................................ 7

2.1.1 Kedisiplinan ....................................................................................... 7

2.1.2 Prestasi Belajar ................................................................................... 9

2.1.3 Pendekatan Kontekstual ................................................................... 12

2.1.4 Pengertian Matematika..................................................................... 15

2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................... 18

2.3 Kerangka berpikir......................................................................................... 19

2.4 Hipotesis Tindakan....................................................................................... 21

BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 22

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 22

3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 25

3.3 Desain Penelitian.......................................................................................... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 32

3.5 Instrumen Penelitian..................................................................................... 35

3.6 Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 40

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 60

3.8 Jadwal Penelitian.......................................................................................... 64

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 65

4.1 Deskripsi Penelitian ..................................................................................... 65

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................ 76

4.2.1 Kedisiplinan Siklus I dan siklus II ................................................... 78

4.2.2 Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II .............................................. 87

4.3 Pembahasan .................................................................................................. 90

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

4.3.1 Kedisiplinan ..................................................................................... 93

4.3.2 Prestasi Belajar ................................................................................. 93

4.3.3 Penerapan Pendekatan Kontekstual ................................................. 95

BAB V.................................................................................................................... 119

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 119

5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 120

5.3 Saran........................................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 121

BIODATA PENELITI ......................................................................................... 206

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Kedisiplinan PAP tipe II............................................................. 34

Tabel 3.2 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi................................... 35

Tabel 3.3 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ................................... 36

Tabel 3.4 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ................................. 37

Tabel 3.5 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi .................................. 37

Tabel 3.6 Kisi kisi pedoman wawancara.................................................................. 38

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kedisiplinan Siswa .................................................................... 39

Tabel 3.8 Hasil validitas silabus .............................................................................. 43

Tabel 3.9 Hasil validitas RPP .................................................................................. 45

Tabel 3.10 Hasil validitas bahan ajar ....................................................................... 46

Tabel 3.11 Hasil validitas LKS ................................................................................ 48

Tabel 3.12 Hasil validitas evaluasi .......................................................................... 49

Tabel 3.13 Hasil Validitas lembar observasi kedisiplinan ....................................... 51

Tabel 3.14 Hasil validasi soal siklus I...................................................................... 53

Tabel 3.15 Hasil validasi soal siklus 2 ..................................................................... 54

Tabel 3.16 Klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas ............................................... 55

Tabel 3.17 Hasil reliabilitas siklus I......................................................................... 56

Tabel 3.18 Hasil reliabilitas siklus II ....................................................................... 57

Tabel 3.19 Klasifikasi indeks kesukaran.................................................................. 58

Tabel 3.20 Indeks kesukaran siklus I ....................................................................... 58

Tabel 3.21 Indeks kesukaran siklus II ...................................................................... 59

Tabel 3.22 Jadwal Penelitian.................................................................................... 64

Tabel 4.1 Hasil observasi kedisiplinan siklus I pertemuan 1 .................................. 77

Tabel 4.2 Hasil observasi kedisiplinan siklus I pertemuan 2 ................................... 78

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus 1 .......................................................................... 79

Tabel 4.4 Hasil observasi kedisiplinan siklus II pertemuan 1.................................. 82

Tabel 4.5 Hasil observasi kedisiplinan siklus II pertemuan 2.................................. 83

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 2 .......................................................................... 84

Tabel 4.7 Hasil Tes UTS 2017-2018........................................................................ 87

Tabel 4.8 Hasil Skor Tes Trestasi Belajar Siklus I .................................................. 88

Tabel 4.9 Hasil Skor Tes Trestasi Belajar Siklus II ................................................. 89

Tabel 4.10 Hasil Capaian Kedisiplinan Siklus I dan II ............................................ 91

Tabel 4.11Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa......................................... 93

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Trapesium sama kaki............................................................................ 17

Gambar 2.2 Rumus luas trapesium .......................................................................... 17

Gambar 2.3 Gambar layang-layang ......................................................................... 17

Gambar 2.4 Rumus luas layang-layang ................................................................... 17

Gambar 2.5 Literature Map ..................................................................................... 19

Gambae 3.1 Skema pelaksanaan tindakan PTK

menurut Kemmis dan Mc. Taggart .......................................................................... 23

Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment ........................................................ 52

Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha .................................................................... 56

Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Soal............................................................. 57

Gambar 4.1 Grafik Nilai Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I...................... 81

Gambar 4.2 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I............. 81

Gambar 4.3 Grafik Nilai Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II .................... 86

Gambar 4.4 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II .......... 86

Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siklus I................... 89

Gambar 4.6 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siklus II ................. 90

Gambar 4.7 Grafik Hasil Nilai Kedisiplinan............................................................ 92

Gambar 4.8 Grafik Persentase Peningkatan Kedisiplinan ....................................... 93

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ...................................... 94

Gambar 4.10 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab Lagu ....................................... 96

Gambar 4.11 Siswa Bertanya ................................................................................... 96

Gambar 4.12 Siswa Menemukan Pengetahuan ........................................................ 97

Gambar 4.13 Siswa Belajar dalam Kelompok ......................................................... 98

Gambar 4.14 Pemodelan .......................................................................................... 99

Gambar 4.15 Siswa Berefleksi ............................................................................... 100

Gambar 4.16 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 101

Gambar 4.17 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab ............................................. 102

Gambar 4.18 Siswa Bertanya ................................................................................. 102

Gambar 4.19 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 103

Gambar 4.20 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 104

Gambar 4.21 Pemodelan ........................................................................................ 105

Gambar 4.22 Siswa Berefleksi ............................................................................... 106

Gambar 4.23 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 107

Gambar 4.24 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab .............................................. 108

Gambar 4.25 Siswa Bertanya ................................................................................. 109

Gambar 4.26 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 109

Gambar 4.27 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 110

Gambar 4.28 Pemodelan ........................................................................................ 111

Gambar 4.29 Siswa Berefleksi ............................................................................... 112

Gambar 4.30 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 113

Gambar 4.31 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab .............................................. 114

Gambar 4.32 Siswa Bertanya ................................................................................. 114

Gambar 4.33 Siswa Menemukan Pengetahuan ...................................................... 115

Gambar 4.34 Siswa Belajar dalam Kelompok ....................................................... 116

Gambar 4.35 Pemodelan ........................................................................................ 116

Gambar 4.36 Siswa Berefleksi ............................................................................... 117

Gambar 4.37 Penilaian Sebernarnya ...................................................................... 118

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 124

Lampiran 3 Silabus Pembelajarn ......................................................................... 125

Lampiran 4 RPP Siklus 1 pertemuan 1 ................................................................ 127

Lampiran 5 RPP Siklus 1 pertemuan 2 ................................................................ 131

Lampiran 6 RPP Siklus 2 pertemuan 1 ................................................................ 136

Lampiran 7 RPP Siklus 2 pertemuan 2 ................................................................ 140

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I........................................ 149

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II ...................................... 151

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ...................................... 153

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II ..................................... 154

Lampiran 12 Kondisi awal Nilai UTS Tahun 2017-2018 .................................... 156

Lampiran 13 Soal Latihan Siklus I Pertemuan I .................................................... 157

Lampiran 14 Soal Latihan Siklus I Pertemuan II................................................... 161

Lampiran 15 Soal Latihan Siklus II Pertemuan I................................................... 165

Lampiran 16 Soal Latihan Siklus II Pertemuan II ................................................. 168

Lampiran 17 Intrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................... 170

Lampiran 18 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus I Pertemuan I...................... 187

Lampiran 19 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus I Pertemuan II .................... 189

Lampiran 20 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus II Pertemuan I .................... 191

Lampiran 21 Lembar Observasi Kedisiplinan Siklus II Pertemuan II ................... 193

Lampiran 22 Validasi Insttumen Kedisiplinan ...................................................... 198

Lampiran 23 Hasil validasi soal pilihan ganda siklus I.......................................... 204

Lampiran 24 Hasil validasi soal pilihan ganda siklus II ........................................ 205

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan pengertian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang fundamental untuk suatu negara. Manusia

dapat berubah menjadi pribadi yang bermutu dan berkualitas melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana seseorang untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat dengan aktif

mengembangkan potensi diri, sehingga siswa mempunyai kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,

bernegara (Permendikbud No 65 Tahun 2013).

Pendidikan sendiri tidak bisa terlepas dari proses pembelajaran. Proses

pembelajaran merupakan pengembangan kemampuan intelektual yang

berlangsung secara sosial dan budaya sehingga mendorong siswa untuk

membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri (Aunurrahman 2012: 2).

Pembelajaran dapat dilakukan secara formal dan informal. Pembelajaran formal

merupakan pembelajaran di kelas dengan pemberian materi-materi pelajaran.

Materi pembelajaran di Sekolah Dasar diantaranya adalah IPA, IPS, Matematika,

PKn, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Prakarya, Penjaskes, Pendidikan Agama

dan Muatan Lokal.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Mengajarkan mata pelajaran Matematika di Kelas V Sekolah Dasar bukanlah

hal yang mudah. Banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran Matematika

sangat menjenuhkan dan membosankan. Hal ini diketahui dari wawancara yang

dilakukan peneliti pada beberapa siswa. Kebanyakan pengajar hanya

menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan Matematika.

Metode ceramah saja akan membuat siswa bosan, kurang terlibat secara aktif

dalam proses belajar mengajar dan kurang mampu dalam mengolah pembelajaran

yang dapat membangkitkan kedisiplinan belajar siswa. Sehingga mengakibatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kurang optimal. Kedisiplinan dalam proses

kegiatan belajar mengajar ini sangat diperlukan untuk menjaga suasana belajar

mengajar agar berjalan dengan lancar. Akibatnya, banyak siswa yang masih

mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika. Sebaiknya siswa

didekatkan dengan dunia nyata sehingga siswa akan mudah memahami peranan

pengetahuan yang diperolehnya itu.

Pengajar hanya menggunakan metode ceramah dengan hanya berpedoman

kepada buku LKS dalam mengajarkan Matematika. Penggunaan metode ceramah

ini diketahui dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Oktober

2017 pada guru di sekolah. Metode ceramah saja akan membuat siswa bosan,

kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar dan kurang mampu

dalam mengolah pembelajaran yang dapat membangkitkan kedisiplinan belajar

siswa. Akibatnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kurang optimal.

Kedisiplinan dalam proses kegiatan belajar mengajar ini sangat diperlukan karena

bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan

mencegah timbulnya permasalahan, serta berusaha menciptakan situasi yang

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

menyenangkan dalam pembelajaran sehingga dapat mengapai hasil belajar yang

optimal (Mulyasa, 2008: 192). Hasil analisis data lembar observasi sebagai

kondisi awal terdapat 40 % dari 30 siswa yang dinyatakan disiplin. Akibatnya,

siswa masih mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Matematika. Sebaiknya

siswa didekatkan dengan dunia nyata sehingga siswa akan mudah memahami

peranan pengetahuan yang diperolehnya itu.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kledokan

diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal

evaluasi pada mata pelajaran Matematika. Hal ini diperkuat dengan data nilai

siswa SDN Kledokan dua tahun yang lalu. Hasil rata-rata nilai siswa sebagai

kondisi awal yaitu 69. Peneliti mendapatkan data bahwa hanya 23% dari 30 siswa

mencapai KKM, sedangkan nilai KKM pada mata pelajaran Matematika telah

ditentukan yaitu 75. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi masalah prestasi belajar

dalam pembelajaran Matematika. Masalah dalam pembelajaran Matematika juga

disebabkan kurangnya kedisiplinan siswa saat belajar di kelas. Pernyataan ini

didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti untuk melihat

kedisiplinan siswa. Dari analisis data sebagai kondisi awal hanya terdapat 40 %

siswa yang dinyatakan minimal cukup disiplin.

Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti mencari solusi untuk

pembelajaran Matematika di kelas V dengan menggunakan pendekatan

kontekstual dimana siswa belajar dari benda-benda dan keadaan yang nyata

sehingga memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran. Siswa diharapkan

dapat menerapkan tentang konsep yang diajarkan. Pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual memberikan masalah-masalah yang kontekstual dalam

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi

yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia

nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan

penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto, 2011: 104). Dengan

menggunakan pendekatan kontekstual peneliti ingin meningkatkan kedisiplinan

dan prestasi belajar siswa dalam materi bangun datar di SD N Kledokan.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini difokuskan pada penggunaan

pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar

dalam mata pelajaran Matematika. Dalam penelitian ini dibatasi pada upaya

meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika

siswa kelas V SD N Kledokan. Pada materi geomteri Kompetensi Dasar: “3.1

menghitung luas trapesium dan 3.2 menghitung luas layang-layang dengan

menggunakan pendekatan kontekstual”.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya

meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran

Matematika pada siswa kelas V SD N Kledokan?

1.3.2 Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

kedisiplinan siswa dalam materi Matematika pada siswa kelas V SD N

Kledokan?

1.3.3 Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam materi Matematika pada siswa kelas V SD N

Kledokan tahun ajaran?

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya

meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam materi

Matematika pada siswa kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?

1.4.2 Mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa dalam materi Matematika pada siswa

kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?

1.4.3 Mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Matematika pada siswa

kelas V SD N Kledokan tahun ajaran?

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari kompetensi

dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas trapesium dan

layang-layang dengan suasana yang menyenangkan.

1.5.2 Bagi Guru

Dapat memperoleh inspirasi melakukan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan pendekatan kontekstual.

1.5.3 Bagi Peneliti

Peneliti bisa mendapatkan pengalaman dalam melakukan PTK dalam

kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas

trapesium dan layang-layang menggunakan pendekatan kontekstual.

1.5.4 Bagi Sekolah

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Menambah bahan bacaan terkait dengan penelitian tindakan kelas

menggunakan pendekatan kontekstual.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada peraturan.

1.6.2 Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar

yang dilakukan dan berujud dari skor yang diperoleh siswa.

1.6.3 Pendekatan Kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan

menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka

pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka.

1.6.1 Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang memerlukan cara benalar

untuk meningkatkan berpikir dan penglaman belajar peserta didik.

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.1 Kedisiplinan

2.1.1.1Pergertian Kedisiplinan

Disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang bergabung dalam suatu

sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati (Mulyasa, 2008: 191).

Menurut Dictionary of Education (dalam Mulyasa, 2008: 191) menyebutkan bahwa definisi

disiplin sekolah adalah keadaan tertib, ketika guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta

didik yang tergabung dalam sekolah tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan dengan

senang hati. Mustari, (2014: 35) berpendapat bahwa disiplin adalah tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Menurut Fathurrohman, dkk (2013 : 125) “Disiplin merupakan tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan”. Dari ketiga pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam

mengikuti peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada dalam diri dengan perasaan

senang hati.

2.1.1.2 Cara-Cara Menanamkan Kedisiplinan

Kesadaran ini diperoleh melalui latihan-latihan. Hurlock (1989: 93) mengemukakan

bahwa terdapat beberapa cara menanamkan disiplin kepada anak : (1) Cara mendisiplin yang

otoriter yaitu peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan. Tekniknya

mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan. (2) Cara mendisiplin yang permisif

yaitu biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk berperilaku yang

disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. (3) Cara disiplin yang demokratis

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

yaitu dalam metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga

dapat membantu anak dalam memahami alasan-alasan perilaku tersebut.

Diharapkan sikap disiplin ini akan tumbuh melalui pembinaan, latihan, pendidikan

dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada di dalam lingkungan

keluarga, masa kanak-kanak dan terus berkembang menjadi disiplin yang semakin kuat.

Menurut Schaefer (1990: 4) cara yang efektif untuk mendisiplinkan anak dengan penggunaan

pendekatan yang positif, dengan contoh teladan, persuasi, dorongan, pujian, dan hadiah. Agar

efektif, pendisiplinan itu haruslah memenuhi tiga syarat yaitu (1) menghasilkan suatu

keinginan perorangan atau pertumbuhan pada diri anak; (2) tetap terpelihara harga diri anak;

(3) selalu ada hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak.

Cara meningkatkan kedisiplinan menurut Mustari, (2014: 41) adalah (1) Melihat setiap

kesempatan baru sebagai pengalaman hidup baru yang menyenakan; (2) mengerjakan ,

lebih cepat lebih baik, sehingga tidak menganggu pikiran teru menerus; (3) membiasakan diri

membereskan apa yang sudah dimulai; (4) menghindari mengulur-ulur waktu; (5) Berusaha

untuk menyempurnakan tugas; (6) menghindari kecemasan; (7) menyiapkan diri akan tugas

yang akan datang; (8) meninta tolong pada ahlinya apabila tidak bisa dan sudah berusaha; (9)

mengambil risiko yang terukur dalam rangka kemajuan; (10) sering-sering bertaya jika

kurang jelas; (11) merencanakan yang akan datang dengan tetap menhadapi masa sekarang.

Dengan demikian menurut Mulyasa, (2008: 192) disiplin sekolah bertujuan untuk

membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem-

problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan dalam

pembelajaran sehingga dapat mengapai hasil belajar yang optimal.Dalam rangka

menyukseskan pendidikan karakter, guru haru mampu menumbuhkan disiplin peserta didik,

terutama disiplin diri (Mulyasa, 2014: 26).

8

tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2.1.1.3 Aspek-Aspek Kedisiplinan

Aspek-aspek kedisiplinan menurut Sobur (1985: 64) kedisiplinan mengandung aspek

kontrol diri yaitu menguasi tingkah laku diri sendiri, dengan berpedoman pada norma-norma

yang jelas serta aturan-aturan yang sudah menjadi miliknya tanpa pengaruh atau

pengendalian dari luar. Sedangkan menurut Abu (1989: 37) disiplin memiliki aspek

ketertiban terhadap peraturan. Ketertiban pada peraturan dapat berupa peraturan tertulis

maupun peraturan tidak tertulis.

Dari pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan indikator kedisiplinan menjadi 3

yaitu (1) Melaksanakantatatertib yang berlaku di sekolah denganbaik; (2) Taat terhadap

kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. 2.1.2 Prestasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Prestasi

Menurut Sulastri (2009:51) prestasi adalah suatu hasil dari hal-hal yang telah

diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuatan. restasi sangat penting bagi

siswa karena dapat membuat bangga, mengharumkan nama baiksekolah dan keluarga,

dan membuat lebih percaya diri serta bersemangat. Salahsatu contoh prestasi seorang

siswa adalah memperoleh nilai yang memuaskan. Prestasi diperoleh berkat ketekunan

dalam belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,

2000:859) mengartikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai dari hal-hal yang

dilakukan atau dikerjakan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Menurut KBBI (2005: 895)

prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2.1.2.2 Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam (Susanto, 2013: 1) belajar didefinisikan sebagai suatu proses di

mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut

Travers dalam (Sudjana, 2005: 98) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan

penyesuaian tingkah laku. Menurut Abdilah dalam (Aunurahman, 2012: 35) belajar adalah

suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan

pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk

memeproleh tujuan tertentu. Suyono (2011: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Sukmadinata dalam (Suyono,

2011: 13) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative menetap

sebagai hasil dari pengalaman. Peneliti menyimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang berdasarkan praktik atau

penglaman tertentu, hasil interaksi dengan lingkungan atau sumber sumber pembelajaran

yang ada disekitarnya.

Djamarah (1994: 21) mengutarakan bahwa prestasi belajar merupakan apa yang telah

dapat diciptakan, hasil kerja, hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dangan jalan

keletan kerja. Dilihat dari sisi guru, proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak dari

proses belajar. Bagi siswa, prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki setelah

siswa menerima pengalaman belajarnya yang berbentukpengetahuan sikap dan keterampilan

yang dapat diukur.

2.1.2.3 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Mulyasa (2006: 190) Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai

faktor, seperti bahan atau materi yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental, kondisi

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

peserta didik. Pendapat tersebut kemudain di perkuat oleh Bloom (dalam Reni, 2006: 68)

prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam

bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan prestasi belajar merupakan

bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang berupa penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan selama kehidupannya manusia (pengalaman langsung)

menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Ahmadi (1991:130-139), menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah prestasi yang

dicapai seorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun faktor luar (faktor eksternal)

individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting

sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-

baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

diantaranya :

1. Faktor Internal

Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan

maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan

struktur tubuh. Ke dua adalah faktor psikologis seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,

motivasi, emosi, penyesuaian diri.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial meliputi

hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial. Contoh, Sekolah, masyarakat, teman,

lingkungan keluarga, dan lain-lain. Faktor non-sosial bukan menyangkut seperti keadaan fisik

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar, ruang belajar, dan

lain-lain.

2.1.3 Pendekatan Kontekstual

2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Kontekstual

Contextual Teaching and Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi

yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 253)

Pendekatan kontekstual sebagai pendekatan yang mengaitkan antara materi yang

dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari dengan tujuan untuk menemukan makna

materi tersebut bagi kehidupannya (Komalasari, 2010: 7).

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan

konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka (Trianto, 2011: 104).

Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa

melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan

kontesks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka (Johnson, 2006: 67).

Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran

kontekstual sebagai berikut.

a. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari

“guru acting di depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya,

guru mengarahkan”.

b. Pembelajaran harus berpusat pada „bagaimana cara‟ siswa menggunakan pengetahuan

baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.

c. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment)

yang benar.

d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Bern dan Erickson (2001 : 5-11)mengemukakan lima strategi dalam

mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, yaitu:

a. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pendekatan yang

melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai

konsep dan ketrampilan dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan ini meliputi

mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan.

b. Cooperative learning (pembelajaran kooperatif), pendekatan yang mengorganisasikan

pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja

bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pendekatan yang memusat

pada perinsip dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan

masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri

membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.

d. Pembelajaran pelayanan (service learning), pendekatan yang menyediakan suatu

aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan dan ketrampilan baru untuk

kebutuhan di masyarakat melalui proyek dan aktivitas.

e. Pembelajaran berbasis kerja (work-based learning), pendekatan dimana tempat kerja,

atau seperti tempat kerja, kegiatan terintegrasi dengan materi di kelas untuk

kepentingan para siswa dan bisnis.

2.1.3.2 Komponen Kontekstual

Menurut Sanjaya (2006: 262) CTL memiliki tujuh asas atau yang sering disebut juga

komponen-komponen CTL. Komponen-komonen tersebut antara lain:

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam

struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan ini

memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.

Pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan

dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui

keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memahami sendiri pengetahuannya

dengan cara menghubungkan pengalaman yang telah diperoleh siswa sebelumnya.

2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan proses belajar yang didasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berpikir secara sistematis. Dalam inkuiri pengetahuan merupakan hasil dari

proses penemuan sendiri. Guru bertugas mempersiapkan rancangan pembelajaran yang

memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Proses

inkuiri dapat dilakukan untuk berbagai topik dalam dalam setiap mata pelajaran.

3. Bertanya (Questioning)

Bertanya dan menjawab pertanyaan pada dasarnya merupakan hakikat dalam

belajar.Bertanya adalah refleksi dari keingintahuan setiap siswa.Sedangkan menjawab

pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses

pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi memancing agar siswa

dapat menemukan sendiri.

4. Masyarakat belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh

melalui kerjasama dengan orang lain. Hasil pembelajaran dapat diperoleh dari hasil sharing

dengan orang lain, atar teman, antar kelompok. Hakikat dari masyarakat belajar adalah

masyarakat yang saling membagi.Contoh kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu siswa

dibagi kedalam kelompok diskusi.Pembagian dilakukan secara heterogen. Jadi siswa satu

dengan yang lain dapat saling bertukar pikiran.

5. Pemodelan (Modelling)

Asas modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai

contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses pemodelan tidak terbatas dari guru saja,

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

akan tetapi guru juga dapat memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.

Pemodelan yang paling terlihat dapat diwujudkan dalam bermain peran.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan

dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah

dilaluinya. Dalam proses CTL setiap akhir proses pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.

7. Penilaian Otentik (Authentic Assesment)

Penilaian otentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi

tentang perkembangan belajar yang dialami siswa. Penilaian ini dilakukan secara terus

menerus selama kegiatan berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarahkan kepada proses

belajar bukan kepada hasil belajar.

Dalam penelitian ini saya menggunakan langkah-langkah CTL berupa 7 aspek yaitu

konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar (Learning Community),

pemodelan, refleksi, penilaian otentik.

2.1.4 Pengertian Matematika

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:143) “Matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempumyai

peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Menurut

untaian tersebut dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pasti yang harus dikuasai

atau dipelajari oleh setiap orang yang berkaitan dengan penalaran (logika) yang mendasari

perkembangan teknologi modern dan berperan penting memajukan daya pikir manusia.

Menurut Hudojo (2001:45) menyatakan bahwa matematika adalah sebuah ilmu yang

memerlukan cara bernalar secara deduktif, formal, dan abstrak. (Susanto, 2013:185)

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

menambahkan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian

masalah.

Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang,

kapasitas volunje, luas, sudut, berat massa) dan suhu. Pengukuran merupakan kegiatan

membandingkan suatu besaran yang di ukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan

(Kennedi dan Tipps, 1994). Pembelajaran matematika juga sangat berpengaruh dengan

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika dapat mengembangkan pola pikir yang

rasional dan logis. Dapat membatu memecahkan masalah yang berkaitan dengan panjang,

luas, berat.

Menurut beberapa pendapat ahli yang ada di atas maka peneliti menyimpulkan

pembelajaran matematika adalah sebuah ilmu tentang logika yang memerlukan cara benalar

untuk meningkatkan berpikir dan penglaman belajar peserta didik. Peneliti dalam penelitian

ini memilih KD 3.1 Menghitung luas trapezium dan layang-layang untuk dijadikan materi ke

dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

2.1.4 Bangun datar

2.1.4.1 Pengertian bangun datar

Menurut Astuti dan Sunardi (2009: 129), bangun datar adalah bangun geometri yang

mana seluruh bagiannya terletak pada satu bidang. Bangun datar juga bisa disebut bangun

dua dimensi karena bangun datar memiliki dua ukuran yakni panjang dan lebar (Wiratno,

Vijaya, Subijanto, dan Nasir,2011 : 50). Bangun yang termasuk dalam bangun datar itu

sendiri yaitu bangun persegi empat, trapesium, belah ketupat, jajar genjang, lingkaran,

segitiga, segi enam.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bangun datar adalah bangun

dua dimensi yang mempunyai panjang dan lebar.

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2.1.4.2 Luas Trapesium

Menurut Utomo, Dwi (2009) trapesium merupakan bangun datar yang

mempunyai dua garis sejajar yang berbeda ukurannya atau segiempat yang sepasang

sisi yang berhadapan sejajar.

D C

A B

Gambar 2.1 Trapesium sama kaki

Luas trapesium = Jumlah sisi sejajar x tinggi

2

Gambar 2.2 Rumus Luas trapesium

2.1.4.3 Luas layang layang

Menurut Saepudin, Aep., Babudin, Dedi, Adang (2009: 95) layang-layang

merupakan sebuah bangun yang mempunyai dua buah diagonal. Pada gambar laying-

layang ABCD di samping diagonalnya adalah garis AB dan garis CD.

Gambar 2.3 Gambar layang-layang

Luas Layang-layang = 1 (d1 x d2)

2

Gambar 2.4 Rumus luas Layang layang

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2.2 Penelitian yang relevan

Suprianto (2013) melakukan penelitian berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Kedisiplinan dan Hasil

Belajar Siswa SMAN Plus Sukowono Jember”. Penelitian tindakan kelas ini menunjukkan

peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMAN Plus Sukowono Jember

pada pelajaran ekonomi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dari pra-siklus (56,3%) meningkat

setelah siklus 1 (62,5%) dan siklus 2 (87,5%).

Yulius Adi Baskoro dengan judul”Peningkatan minat dan presentasi belajar

matematika tentang penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI siswa kelas V SDN

Glagahombo 1” hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan minat dan kemampuan siswa di kelas VA SDN Glagahombo 1 kabupaten

Sleman tahun ajaran 2011/2012 pada materi Matematika tentang penjumlahan pecahan. Hal

ini ditunjukkan pada hasil evaluasi siklus 1 45% dari 20 dan meningkatkan pada siklus ii

yaitu 85% dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.

Elisabeth E Sinaga (2011) mengemukakan penelitian yang berjudul Meningkatkan

keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas

IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan

pendekatan kontekstual mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Hal ini terbukti dari

kondisi awal nilai ulangan rata-rata materi kenampakan alam sebesar 28 % yang lolos

KKM, Indikator keterlibatan bertanya berupa aktif bertanya, menjawab,kerjasama dalam

kelompok, dan partisipasi. Dari hasil penelitian pretes dengan indikator tersebut

disebutkan bahwa masing-masing 36 %, 28 %, 52 %, dan 48 %. Setelah dilakukan siklus

I Peningkatan masing-masing indikator sebesar 40 % untuk indikator aktif bertanya,

52 % aktif menjawab pertanyaan, 36 % untuk indikator kerjasama, dan 36 % untuk

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

indikator partisipasi. Hasil penelitian prestasi belajar siswa dari siklus I meningkat

menjadi 44 %, dan siklus II sebesar 80 %.

Penelitian-penelitian tentang kedisiplinan, prestasi belajar dan pendekatan kontekstual

yang telah diungkapkan di atas menunjukan bahwa pendekatan kontekstual dapat membantu

siswa dalam menunjukkan perannya dalam pembelajaran, meningkatkan kedisiplinan siswa

serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

menggunakan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar

siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di SDN Kledokan.

Suprianto (2013) Penerapan

Metode Pembelajaran

Student Teams Achievement

Division (STAD) untuk

Meningkatkan Kedisiplinan

dan Hasil Belajar Siswa

SMAN Plus Sukowono

Jember

Yang diteliti :

Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Kontekstual

Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan.

Gambar 2.5 Literature Map

2.3 Kerangka Berpikir

Mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa pada pendidikan formal atau di sekolah tidak

hanya satu. Salah satu mata pelajaran itu adalah pelajaran Matematika. Pelajaran matematika

adalah ilmu tentang logika yang memerlukan penalaran serta pengalaman belajar peserta

didik. Matematika juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran

Matematika tidak terlepas dari permasalahan yang ada. Nilai mata pelajaran Matematika juga

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

19

Elisabeth E Sinaga (2011)

Meningkatkan

keterlibatan dan prestasi

belajar IPS melalui

pendekatan kontekstual

pada siswa kelas IV

SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta.

Yulius Adi Baskoro

(2013) Peningkatan minat

dan prestasi belajar

matematika tentang

penjumlahan pecahan

dengan pendekatan PMRI

siswa kelas V SDN

Glagahombo 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Pembelajaran matematika di sekolah dasar sering mengalami kendala terutama pada

Kelas V mengenai materi menghitung luas trapesium dan layang-layang. Menurut wawancara

yang sudah dilakukan oleh peneliti penyebabnya adalah kurangnya keikutsertaan siswa dalam

pembelajaran karena kurang terkait dengan keseharian siswa. Salah satu cara untuk

meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar diperlukan pendekatan pembelajaran yang

dapat mendekatkan dengan kehidupan keseharian siswa.

Siswa SD dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tahap operasional konkret. Siswa

belum mampu mempelajarai matematika secara abstrak. Siswa membutuhkan pendekatan

belajar yang dapat membantu dalam memahami permasalahan pada matematika. Pendekatan

tersebut baiknya dapat menyajikan berbagai permasalahan nyata yang dialami oleh siswa

dalam kehidupan sehari hari, sehingga siswa dapat membayangkannya.

Pendekatan yang dirasa cocok diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah

kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan yang memberikan

kebermaknaan belajar bagi siswa yang mengaitkan pembelajaran dengan konteks dunia

nyata. Pendekatan kontekstual membuat siswa untuk lebih banyak berperan aktif dalam

pembelajaran. Siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, dan siswa mencari sendiri

jawaban dari suatu masalah. Pendekatan kontekstual menggunakan menggunakan langkah-

langkah yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning), (3)

menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan

(modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Berdasarkan manfaat yang dimiliki pendekatan kontekstual, guru dapat menggunakan

pendekatan kontekstual untuk meningkatan kemampuan kedisiplinan dan prestasi belajar

Matematika siswa kelas V SDN Kledokan.

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2.4 Hipotesis Tindakan

2.4.1 Penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan

prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika dalam materi bangun datar trapesium

dan layang-layang untuk siswa kelas V SDN Kledokan menggunakan langkah-langkah

yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning), (3) menemukan

(inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5) pemodelan (modeling), (6)

refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya (authentic assessment).

2.4.2 Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kedisiplinan pada mata pelajaran

Matematika dalam materi bangun datar trapesium dan layang-layang pada siswa kelas

V SDN Kledokan.

2.4.2 Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika dalam materi bangun datar trapesium dan layang-layang pada siswa kelas

V SDN Kledokan.

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, desain tindakan,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Istilah dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Dwitagama, 2010: 9).

Aqib (2011: 3) mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas bermanfaat bagi

guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Kunandar

(2008: 45) juga menambahkan bahwa PTK memiliki tujuan utama yaitu untuk

memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan

nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. Jadi, penelitian ini dilakukan

secara nyata oleh guru sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pembelajaran di

kelas.

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini untuk

memecahkan atau memperbaiki permasalahan yang peneliti temukan di kelas.

Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

muncul, selanjutnya peneliti merencanakan suatu pembelajaran untuk memecahkan

permasalahan yang ditemukan oleh peneliti.

Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart dalam penelitian ini.

Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang pernah dikemukakan

oleh Lewin. Skema penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan

Mc. Taggart (Aqib, 2011: 16) dapat dilihat pada gambar 3.1.

Pelaksanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS II

Refleksi

Sumber: Aqib (2011: 16)

Gambar 3.1 Siklus PTK menurut model Kemmis dan Mc. Taggart

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ada empat tahap dalam setiap siklus yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penjelasan empat tahap

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

23

Observasi

Observasi

Perencanaan

Perencanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.1.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan sarana untuk mengembangkan rencana tindakan yang

secara kritis meningkatkan pembelajaran di kelas. Tahapan ini disusun berdasarkan

hasil pengamatan awal mengenai situasi kelas selama proses pembelajaran

berlangsung.

3.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Guru

melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Hal-hal

yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu

kesesuaian pembelajaran dengan perencanaan, kelancaran proses pembelajaran atau

tindakan, ketepatan dalam penanaman konsep pada siswa, dan ketercapaian tujuan

pembelajaran dalam suasana belajar yang membuat siswa semangat.

3.1.3 Observasi

Peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan

permasalahan yang terdapat di kelas. Peneliti mengamati proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas serta kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan

yang peneliti lakukan juga digunakan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa

ketika proses pembelajaran berlangsung.

3.1.4 Refleksi

Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk mengingat dan melihat kembali

tindakan atau treatment yang telah dilakukan serta pencapaian indikator yang

direncanakan. Refleksi juga berguna untuk menentukan perlu tidaknya penelitian

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kledokan yang

beralamatkan di Jln. Garumi III, Kledokan , Caturtunggal, Depok, Sleman,

Yogyakarta. Bangunan sekolah tersebut terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru,

ruang kelas satu sampai enam, ruang BK, ruang UKS, perpustakaan, kantin sekolah,

ruang komputer, lapangan olah raga, taman bermain, serta toilet guru dan siswa.

3.2.2 Subjek Penelitian

SDN Kledokan memiliki jumlah keseluruhan siswa sebanyak 169 siswa dengan

jumlah 19 siswa kelas I , 29 siswa kelas II, 32 siswa kelas III, 29 siswa kelas IV, 30

siswa kelas V, dan 30 siswa kelas VI. Penelitian ini mengambil siswa kelas V di

sekolah tersebut dengan jumlah 30 siswa laki-laki 10 dan 20 siswa perempuan.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kedisiplinan dan prestasi belajar siswa

menggunakan pendekatan kontekstual di SDN Kledokan pada mata pelajaran

Matematika Kompetensi Dasar menghitung luas trapesium dan layang-layang.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu pada semester gasal tahun ajaran

2017/2018 di SDN Kledokan, yaitu minggu pertama bulan agustus sampai minggu

keempat bulan september.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas mengacu pada permasalahan yang ada dalam kelas.

Masalah yang peneliti temukan adalah rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

siswa dalam pelajaran Matematika khususnya materi menghitung luas trapesium dan

layang-layang. Peneliti melakukan beberapa langkah yaitu persiapan, rencana

tindakan setiap siklus, pengamatan, dan refleksi.

3.3.1 Persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa hal yang berkaitan

dengan penelitian, yaitu: 1) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SDN Kledokan

untuk melakukan penelitian di SD tersebut, 2)Melakukan observasi pada siswa kelas

V untuk mengetahui karakteristik siswa serta kedisiplinan dan prestasi belajar

Matematika, 3) Melakukan wawancara kepada guru kelas V dan beberapa siswa

untuk mengetahui kondisi awal siswa dan permasalahan yang dialami ketika di kelas,

4) Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu tentang kurangnya kedisiplinan

dan prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan materi pemeliharaan lingkungan, 5)

Merumuskan masalah, 6) Mengkaji materi sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasarnya, 7) Menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen

penilaian, 8) Pembuatan instrumen penelitian.

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Penelitian ini menggunakan siklus PTK model Kemmis dan Mc. Taggart yang

dilaksanakan dalam dua siklus. Model Kemmis dan Mc. Taggart mempunyai empat

tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.

3.3.2.1 Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada

siswa meliputi : (a) mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

pembuatan silabus dan RPP tentang menghitung luas trapesium , (b) pembuatan

media pembelajaran, (c) menyusun lembar kerja siswa (LKS), (d) menyusun lembar

observasi, (e) menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus pertama,

kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada menghitung luas trapesium.

2. Pelaksanaan

Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajran dan satu kali

evaluasi. Pada siklus I menggunakan materi tentang menyebutkan jenis-jenis

trapesium. Media yang digunakan karton trapesium.

Pertemuan pertama diawali dengan berdoa bersama, memberikan kontrak

belajar, dan tanya jawab tentang bangun sederhana trapesium dengan menggunakan

media yang sudah dibawa. Setelah itu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok

dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Guru memberikan sebuah

media trapesium disetiap kelompoknya. Selanjutnya siswa secara berkelompok

mendiskusikan sifat dan bagian-bagian dalam bangun datar trapesium dengan media

terebut. Kemudian secara bergantian setiap kelompok maju mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas. Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi dari

media yang guru bawa, sedangkan inkuiri terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi

lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal

evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada pertemuan pertama mengadakan

refleksi.

Pertemuan kedua juga dilaksanakan sesuai RPP yang telat dibuat. Media yang

digunakan gambar trapesium, dan benda-benda berbentuk trapesium. Setelah itu

siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

terdiri dari 4-5 anak. Siswa secara berkelompok membuat dan memotong bangun-

bangun trapesium yang kongruen, kemudian membentuknya menjadi bangun

jajargenjang dan menemukan luasnya. Selanjutnya siswa secara berkelompok

bekerjasama memotong sebuah trapesium menjadi bangun yang berbentuk segitiga

dan segi empat kemudian menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi

empat atau persegi panjang kemudian dihitung luasnya. Kemudian secara bergantian

setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi dari media bangun datar

yang dibawa guru, sedangkan inkuiri terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi

lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal

evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada pertemuan yang kedua juga

mengadakan refleksi.

Pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi akhir siklus I. Siswa mengerjakan

soal yang telah dipersiapkan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah

dilaksanakan dalam siklus I. soal yang dikerjakan oleh siswa adalah soal pilihan

ganda berjumlah 15 soal.

3. Observasi Siklus I

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman sejawat untuk

memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Hal-hal yang menjadi fokus pengamatan peneliti adalah peran serta

siswa dalam pembelajaran terutama dalam hal kedisiplinan siswa mengikuti

pembelajaran. Dari sinilah peneliti mampu mengamati secara langsung

perkembangan siswa dalam pembelajaran.

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

4. Refleksi Siklus I

Peneliti bersama dengan guru merefleksikan hasil pemberian tindakan pada

siklus yang pertama. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan antara

kondisi awal, KKM, kondisi akhir mengenai ada tidaknya kemajuan yang timbul.

Selain itu, hasil yang diperoleh direfleksikan kembali apakah ada kendala-kendala

yang terjadi pada siklus pertama. Hasil tersebut juga digunakan sebagai acuan atau

keputusan apakah penelitian akan dilanjutkan ke siklus yang kedua atau

diberhentikan berdasarkan indikator keberhasilan.

3.3.2.2 Siklus II

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I yaitu

mempersiapkan perangkat pembelajaran dari RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS),

mempersiapkan materi dalam bentuk media pembelajaran, menyiapkan lembar

observasi, dan menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus II ini fokus

membahas materi tentang menghitung luas layang-layang.

2. Pelaksanaan

Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan untuk pembelajran dan satu kali

evaluasi. Pada siklus II menggunakan materi menghitung luas layang-layang. Media

yang digunakan adalah layang-layang.

Pertemuan pertama diawali dengan memberikan kontrak belajar, dan tanya

jawab tentang bangun sederhana layang-layang dengan menggunakan media yang

sudah dibawa. Setelah itu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota

setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak. Guru memberikan media layang-layang di

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

setiap kelompok. Selanjutnya siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan

bagian-bagian dalam bangun datar layang-layang. Kemudian secara bergantian setiap

kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Konstruktivisme

terlihat dari media bangun datar layang-layang yang dibawa guru, sedangkan inkuiri

terlihat pada kegiatan siswa ketika mengisi lembar tugas kelompok. Penilaian yang

dilakukan guru yaitu penilaian LKS dan soal evaluasi akhir pertemuan. Akhir

kegiatan pada pertemuan pertama mengadakan refleksi.

Pertemuan kedua juga dilaksanakan sesuai RPP yang telat dibuat. Media yang

digunakan adalah gambar layang-layang. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

pada pertemuan kedua serupa dengan pertemuan pertama yaitu Guru bertanya jawab

dengan siswa mengenai bangun datar layang-layang. Setelah itu Siswa dibagi ke

dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.

Selanjutnya siswa secara berkelompok mendiskusikan bangun disekitar kelas yang

berbentuk layang-layang, dan memotong .bangun datar layang-layang yang

disediakan menjadi bangun yang berbentuk segitiga dan segiempat kemudian

menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi empat dan menghitung

luasnya. Kemudian secara bergantian setiap kelompok maju mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas. Konstruktivisme terlihat ketika siswa menggali informasi

bangun di sekitar kelas yang berbentuk layang-layang, sedangkan inkuiri terlihat pada

kegiatan siswa ketika mengisi lembar tugas kelompok. Penilaian yang dilakukan guru

yaitu penilaian LKS dan soal evaluasi akhir pertemuan. Akhir kegiatan pada

pertemuan yang kedua juga mengadakan refleksi.

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi akhir siklus II. siswa mengerjakan

soal yang telah dipersiapkan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah

dilaksanakan dalam siklus II. soal yang dikerjakan oleh siswa adalah soal pilihan

ganda berjumlah 15 soal.

3. Observasi Siklus II

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman sejawat untuk

memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Hal-hal yang menjadi fokus pengamatan peneliti adalah peran serta

siswa dalam pembelajaran terutama dalam hal kedisiplinan siswa mengikuti

pembelajaran. Dari sinilah peneliti mampu mengamati secara langsung

perkembangan siswa dalam pembelajaran.

4. Refleksi Siklus II

Peneliti menganalisa hasil tindakan pada siklus yang kedua berdasarkan

pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal-hal yang direfleksikan meliputi hambatan-

hambatan dan kesulitan yang dialami pada saat melaksanakan pembelajaran,

melakukan perbandingan skor antara kondisi awal dan kondisi akhir, membandingkan

hasil yang telah dicapai pada siklus II dengan indikator keberhasilan. Menilai apakah

pada siklus II kedisiplinan dan prestasi belajar siswa sudah mencapai indikator

keberhasilan atau belum. Jika sudah mencapai target sesuai indikator pembelajaran

dan terjadi peningkatan dari siklus I maka pembelajaran di siklus II dihentikan dan

kemudian diambil kesimpulan tentang peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar

Matematika siswa menggunakan pendekatan kontekstual. Meskipun demikian, bila

belum mencapai target sesuai indikator pembelajaran, maka penelitian dapat

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

dilanjutkan dalam siklus berikutnya. Apabila dalam hasil penelitian ini masih dirasa

perlu perbaikan, bisa menjadi masukan bagi penelitian yang selanjutnya.

3.3.3 Observasi

Observasi dilakukan pada saat tindakan berlangsung. Observasi dibantu oleh

teman sejawat dengan cara memberi nilai sesuai rubrik pada lembar observasi yang

sudah disiapkan oleh peneliti. Observer juga membantu mendokumentasikan proses

pembelajaran dengan menggunakan kamera handphone. Guru kelas di sini bertugas

sebagai pengamat dalam proses pembelajaran.

3.3.4 Refleksi

Peneliti melakukan refleksi setiap siklusnya dengan guru kelas. Hal-hal yang

direfleksikan meliputi hambatan-hambatan dan kesulitan yang dialami pada saat

melaksanakan pembelajaran, memberi nilai atas pekerjaan siswa, dan melakukan

perbandingan skor antara kondisi awal dan kondisi akhir untuk mengetahui

peningkatan yang terjadi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu kedisiplinan dan prestasi belajar

siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan dua cara,

yaitu dengan teknik nontes dan tes.

3.4.1 Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,

terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Taniredja & Mustafidah, 2011: 50). Tes

diberikan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

materi bangun datar pada siklus 1 dan 2. Pemberian tes yang berupa butir soal

sejumlah 15 butir dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Data yang diperoleh

dengan teknik ini adalah data kuantitatif karena berupa nilai angka. Peneliti

melakukan tes soal evaluasi di SDN Kledokan.

3.4.2 Non Tes

Teknik pengumpulan data non tes dalam penelitian ini meliputi observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

3.4.2.1 Observasi

Hadi mengungkapkan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks,

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis (Sugiyono, 2014 : 203).

Sedangkan Observasi/pengamatan menurut Kusumah & Dwitagama (2010 : 66) yaitu

proses pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti atau pengamat untuk melihat

situasi penelitian. Gulo (2002: 116) juga mengungkapkan bahwa

observasi/pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Peneliti melakukan

observasi langsung untuk mengetahui kedisiplinan siswa di dalam proses

pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru ketika tindakan berlangsung. Observasi

juga dibantu oleh satu teman dilakukan ketika peneliti berada di dalam kelas untuk

memberi tindakan. Observer memberikan nilai (1-3) pada butir-butir pernyataan yang

sesuai dengan apa yang terjadi di dalam kelas berkaitan dengan kedisiplinan belajar

siswa. Peneliti yang dibantu observer melakukan observasi di SDN Kledokan. Setelah

peneliti mendapatkan data kedisiplinan belajar siswa di dalam kelas, kemudian data

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

kedisiplinan akan ditentukan pada minimal kriteria cukup disiplin dengan

menggunakan kriteria PAP tipe I.

Tabel 3.1 Kriteria Kedisiplinan PAP tipe I

Rentang Skor

No. Persentase Keterangan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Keseluruhan

1. 90% - 100% 16,2 – 18 10,8 – 12 10,8 – 12 37,8 – 42 Sangat Disiplin

2. 80% - 89% 14,4 – 16,1 9,6 – 10,7 9,6 – 10,7 33,6 - 37,7 Disiplin

3. 65% - 79% 11,7 – 14,3 7,8 – 9,5 7,8 – 9,5 27,3 - 33,5 Cukup Disiplin

4. 55% - 64% 9,9 – 11,6 6,6 – 7,7 6,6 – 7,7 23,1 – 27,2 Kurang Disiplin

5. Di bawah 55% < 9,8 <6,5 <6,5 Dibawah 23 Sangat Kurang Disiplin

3.4.2.2 Wawancara

Kusumah dan Dwitagama (2010 : 77) mengungkapkan tentang arti wawancara

yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada

subjek yang diteliti. Gulo (2005 : 119) mengatakan bahwa wawancara adalah bentuk

komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Sugiyono (2014 : 194)

mengungkapkan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti.

Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan

yang berkaitan dengan proses pembelajaran matematika pada materi menghitung luas

trapesium dan layang-layang kelas V di SDN Kledokan. Jenis wawancara yang

digunakan adalah terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah

ditentukan.

3.4.2.3 Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa catatan dalam proses mengajar

yaitu data tentang kedisiplinan dan prestasi belajar serta foto-foto kegiatan pada saat

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

penelitian. Data kedisiplinan siswa diperoleh dari lembar kedisiplinan yang diperoleh

melalui lembar kedisiplinan. Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari

penilaian kognitif. Penilaian tersebut meliputi Lembar Kerja Kelompok, Lembar

Kerja Siswa, hasil evaluasi akhir setiap pertemuan, dan hasil evaluasi yang diberikan

di akhir siklus. Peneliti melakukan dokumentasi di SDN Kledokan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa non tes

untuk mengukur kedisiplinan belajar siswa dan tes yang digunakan untuk melihat

prestasi belajar siswa. Instrumen non tes digunakan dalam bentuk pedoman

wawancara dan lembar observasi, sedangkan instrumen tes adalah soal evaluasi.

3.5.1 Tes

Instrumen penelitian tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, digunakan soal evaluasi dari setiap siklus.

3.5.1.1 Soal Evaluasi

Jenis tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes pilihan ganda. Tes ini

digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam setiap akhir siklus. Kisi-

kisi soal evaluasi dalam siklus I yang belum divalidasi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Satuan Pendidikan : SD N Kledokan

Mata Pelajaran : Matematika

Semester : I (satu)

Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.1. Menghitung luas trapesium.

No. Komponen Indikator Bobot %

1. Menyebutkan jenis-jenis

20 trapesium.

Jumlah Soal

6

Soal Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2. Menyebutkan bagian-bagian

20 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, trapesium.

3. Menyebutkan sifat-sifat 13, 14, 15, 16, 17, 20 6

trapesium. 18

4. Menemukan rumus luas 19, 20, 21, 22, 23, 20 6

trapesium. 24

5 Menghitung luas trapesium. 25, 26, 27, 28, 29, 20 6

30

Jumlah 100 30

Tabel 3.2 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan

pada evaluasi pada siklus I. Sehingga peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari

setiap indikator yang sudah ada. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan

dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus I yang sudah divalidasi dapat

dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Yang Sudah Divalidasi

Satuan Pendidikan : SD N Kledokan Mata Pelajaran : Matematika

Semester : I (satu)

Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas trapesium.

Komponen Indikator

Menyebutkan jenis-jenis

trapesium.

Menyebutkan bagian-bagian trapesium.

Menyebutkan sifat-sifat trapesium.

20 3 7, 8, 9

Menemukan rumus luas trapesium.

20 3 10, 11, 12

Menghitung luas trapesium.

20 3 13, 14, 15

Jumlah 100 15

36

Jumlah

Soal

3

3

No.

1.

2.

3.

4

5

Soal Nomor

1, 2, 3,

4, 5, 6

Bobot %

20

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan

digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum

validasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Satuan Pendidikan : SD N Kledokan Mata Pelajaran : Matematika

Semester : I (satu)

Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.2 Menghitung luas layang-layang

No. Komponen Indikator

1. Menjelaskan pengertian

laying-layang.

2. Menyebutkan bagian layang-

layang.

3. Menyebutkan sifat layang-

layang.

4. Menemukan rumus luas layan- layang.

5. Menghitung luas layang-

layang.

Jumlah

Tabel 3.4 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan

pada evaluasi pada siklus II. Sehingga peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari

setiap indikator yang sudah ada. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan

dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus II yang sudah divalidasi dapat

dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Yang Sudah Divalidasi

Satuan Pendidikan : SD N Kledokan

Mata Pelajaran : Matematika

Semester : I (satu) Standar Kompetensi : 3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.2 Menghitung luas layang-layang

No. Komponen Indikator

1 Menjelaskan pengertian

laying-layang.

Jumlah

Soal

6

6

6

6

6

30

Bobot %

20

20

20

20

20

100

Soal Nomer

1, 2, 3, 4, 5, 6

7, 8, 9, 10, 11, 12

13, 14, 15, 16, 17, 18

19, 20, 21, 22, 23, 24

25, 26, 27, 28, 29, 30

Jumlah

Soal

3

Soal Nomer

1, 2, 3

37

Bobot %

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

2 Menyebutkan bagian layang-

layang.

3 Menyebutkan sifat layang- layang.

4 Menemukan rumus luas layan-

layang.

5 Menghitung luas layang- layang.

Jumlah

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan

digunakan oleh peneliti untuk penelitian.

3.5.2 Non Tes

Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur kedisiplinan belajar

siswa. Untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa, digunakan lembar observasi

dari peneliti, wawancara pada guru kelas.

3.5.2.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini peneliti gunakan untuk melakukan wawancara dengan

guru kelas. Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Garis Besar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana kedisiplinan siswa ketika guru sedang menjelaskan selama

proses pembelajaran matematika di kelas V?

2. Apa metode mengajar utama yang selama ini digunakan dalam proses

pembelajaran?

3. Apakah selama pembelajaran menggunakan media yang mendukung?

4. Apakah siswa bekerjasama dalam kelompok ketika proses pembelajaran

berlangsung?

5. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas tepat waktu selama proses

pembelajaran?

6. Apakah siswa berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya?

38

20 3 4, 5, 6

20 3 7, 8, 9

20 3 10, 11,12

20 3 13, 14, 15

100 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Tabel 3.6 menunjukkan tentang pedoman wawancara yang digunakan peneliti

untuk mengetahui permasalahan yang ada di kelas V.

3.5.2.2 Lembar Observasi

Bentuk pedoman observasi dalam penelitian ini adalah pedoman yang

berstruktur atau memakai kemungkinan jawaban dan telah ditetapkan indikator-

indikator dari setiap jawaban sebagai pegangan pengamat waktu melakukan

observasi. Lembar observasi diisi oleh observer ketika mengamati siswa saat

melakukan proses pembelajaran di kelas. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan

aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas ,

sedangkan skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai. Rubrik

penentuan skor sudah disiapkan oleh peneliti. Kisi-kisi kedisiplinan siswa dapat

dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kedisiplinan Siswa

Indikator Deskriptor

Siswa Siswa sudah

melaksanakan berada di kelas

tata tertib yang ketika guru

berlaku di masuk kelas.

sekolah dengan

baik.

Siswa

berseragam rapi

di kelas.

Siswa

melaksanakan

piket di kelas

sesuai dengan

jadwal.

Taat terhadap Siswa

Skor

2

Siswa berada di

dalam kelas

setelah guru

masuk namun

pelajaran belum

berlangsung.

Apabila 1 atau 2

sikap tercapai.

Siswa

melaksanakan

piket di kelas

sesuai dengan

jadwal namun

tidak sungguh-

sungguh.

Siswa terlambat

3

Siswa berada di

kelas setelah

pelajaran

berlangsung.

Siswa berseragam

rapi, baju

dimasukkan,

memakai ikat

pinggang.

Siswa

melaksanakan

piket sesuai

jadwal,

bersungguh-

sungguh.

Siswa tidak

1

Siswa berada di

dalam kelas

sebelum guru

masuk.

Tidak ada sikap

yang tercapai.

Siswa tidak

melaksanakan

piket.

Siswa

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

kebijakan dan mengumpulkan mengumpulkan

kebijaksanaan tugas tepat tugas

yang berlaku. waktu.

Siswa tidak Siswa berbicara

berbicara sendiri sendiri ketika

ketika guru guru menjelaskan

menjelaskan. dan tidak dapat

ditegur.

Menguasai diri Tidak

dan instrospeksi menganggu Siswa

saat teman saat mengganggu

pembelajaran pembelajaran temannya saat

berlangsung. berlangsung. belajar dan tidak

dapat ditegur.

Siswa menegur Siswa tidak

teman yang menegur

ramai di kelas. temannya yang

ramai, tetapi juga

ikut ramai.

Tabel 3.7 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Skor yang diberikan 1-3. Skor diberikan sesuai rubrik penilaian pada

tabel 3.8.

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

Peneliti membahas tiga hal pada teknik pengujian instrumen yaitu: uji validitas

pada instrumen penelitian dan pembelajaran; uji reliabilitas pada soal evaluasi; dan

indeks kesukaran pada soal evaluasi.

3.6.1 Uji Validitas

Salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar baik yang

baku maupun yang dibuat sendiri oleh guru adalah validitas, yaitu sejauh mana tes

benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang dimaksud oleh

tujuan tes itu (Friedenberg, dalam Supratiknya, 2012: 29). Sedangkan Sugiyono

(2014 : 363) mengemukakan bahwa validitas merupakan derajad ketepatan antara

40

mengumpulkan

tugas dari waktu

yang telah

ditentukan

Siswa berbicara

sendiri, namun

saat ditegur dapat

diam.

Siswa

mengganggu

temannya namun

saat ditegur, dia

tidak mengganggu

temannya lagi.

Siswa diam dan

tidak menegur

teman yang ramai

di kelas

mengumpulkan

tugas tepat

waktu yang telah

ditentukan.

Siswa diam dan

memperhatikan

penjelasan guru.

Siswa tidak

mengganggu

(mengajak

bicara, mengajak

bermain)

temannya yang

sedang belajar

Siswa menegur

teman yang

ramai di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti.

Masidjo (1995: 243-244) menjelaskan bahwa macam-macam validitas adalah

sebagai berikut: 1) Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di

mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau

diteskan. 2) Validitas konstruk menjelaskan bahwa validitas adalah suatu validitas

yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan

suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes alat pengukur tersebut atau kontruksi

teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut.

Siregar (2013: 46) juga berpendapat mengenai jenis-jenis validitas yang

digunakan dalam penelitian yaitu yaitu validitas rupa (face validity), isi, kriteria, dan

konstruk. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validasi konstruk.

3.6.1.1 Validitas isi

Azwar (2011: 45) mengungkapkan bahwa “Validitas isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat

profesional judgment”. Pertanyaan yang dicari dalam validasi ini adalah sejauhmana

aitem-aitem soal mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur.

Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk perangkat penelitian dan

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar,

Lembar Kerja, dan soal evaluasi, sedangkan perangkat penelitian berupa lembar

observasi kedisiplinan. Uji validitas isi ini dilakukan dengan meminta pertimbangan

para ahli melalui expert judgment. Validator I yaitu salah satu dosen Universitas

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala

Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan,

validator IV yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam

bidang psikologi.

Dalam melakukan validasi menggunakan skala penilaian (Rating Scale) yaitu

pemberian nilai pilihan lebih dari 2. Penilaian dilakukan lebih dari satu orang agar

lebih akurat (Suwandi, 2010 : 74). Rentang skor validasi adalah 1 – 5 dengan kriteria

1 = kurang sekali, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = baik sekali. Sesuai

kesepakatan kelompok studi rata-rata hasil validasi yang kurang dari skor 3

memperlihatkan bahwa komponen tersebut perlu direvisi, sedangkan komponen yang

memiliki rata-rata skor lebih dari 3 tidak direvisi. Jika validator memberikan

komentar secara positif pada komponen yang memiliki skor kurang dari 3, maka

komponen tersebut tetap direvisi. Jika komponen memiliki skor yang lebih dari 3

namun mendapatkan komentar yang negatif, maka komponen tersebut tetap direvisi

juga.

Hasil validitas isi pada instrumen pembelajaran dan penelitian akan diuraikan

oleh peneliti, sedangkan bukti penilaian yang diberikan oleh validator dapat dilihat

pada lampiran . Instrumen pembelajaran yang divalidasi oleh validator yaitu validitas

Silabus, validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, validitas Bahan Ajar, validitas

Lembar Kerja Siswa, validitas Soal Evaluasi, dan validasi Lembar Observasi

Kedisiplinan. Peneliti menguraikan masing-masing validitas sebagai berikut.

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.6.1.1.1 Validitas Silabus

Validasi yang pertama yaitu silabus. Komponen penilaian silabus meliputi: 1)

Kelengkapan komponen silabus, 2) Kesesuaian SK, KD, dan Indikator, 3) Kesesuaian

pemilihan metode pembelajaran, 4) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku, 5)

Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan. Hasil validasi silabus

yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma

sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N

Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator

dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus

Validator

Validator I Validator II Validator III

4 5 5

4 4 4

2 4 2

2 4 4

4 2 4

3.2 3.8 3.8

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi silabus adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus

adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu

3,2, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,8, rata-rata skor yang

diperoleh dari validator III yaitu 3,8. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator

diperoleh skor 3,5. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang

diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-

rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Hasil yang

43

Rata-rata

4.6

4

2.6

3.3

3.3

3.5

Komponen

Penilaian

1

2

3

4

5

Rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah

ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

Validator III mengemukakan komentar pada komponen penilaian. Komponen

penilaian yang dikomentari nomor 1 dan 4. Komentar nomor 1 yaitu diharap SK tidak

perlu dicatumkan 2 kali. Komentar nomor 4 yaitu diharap menggunakan tanda baca

dan huruf kapital yang baik. Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar

negatif direvisi maka peneliti merevisi silabus berdasarkan ada komentar dari

validator III.

3.6.1.1.2 Validitas RPP

Validasi kedua yaitu RPP. Komponen penialaian RPP meliputi: 1) Kejelasan

rumusan, 2) Kelengkapan cakupan rumusan indikator, 3) Kesesuaian dengan

kompetensi dasar, 4) Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai, 5)

Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, 6) Keruntutan dan sistematika materi,

7) Kesesuian materi dengan alokasi waktu, 8) Kesesuaian sumber belajar/metode

pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai, 9) Kesesuaian

sumber belajar/metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 10) Kesesuaian

sumber belajar/metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 11)

Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran, 12) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi

pembelajaran, 13) Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik

peserta didik, 14) Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai,

15) Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses akhir, tindak lanjut), 16) Kelengkapan

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban), 17) Ketepatan ejaan, 18) Ketepatan pilihan

kata, 19) Kebakuan struktur kalimat, 20) Bentuk huruf dan angka baku. Hasil validasi

RPP yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata

Dharma sebagai ahli dalam bidang matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD

N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator

dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP

Validator

Validator I Validator II Validator III

1 4 5 4 4.3

2 4 4 4 4.0

3 4 2 5 3.6

4 4 4 2 3.3

5 4 4 4 4.0

6 2 2 2 2.0

7 4 2 4 3.3

8 4 4 5 4.3

9 2 4 4 3.3

10 4 4 4 4.0

11 4 5 4 4.3

12 2 4 5 3.6

13 4 4 4 4.0

14 4 5 4 4.3

15 4 2 4 3.3

16 4 2 5 3.6

17 2 4 5 3.6

18 4 5 5 4.6

19 2 5 4 3.6

20 4 5 4 4.3

Rata-rata 3.3 3.7 4.1 3.7

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi RPP adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus

adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu

3,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,7, rata-rata skor yang

diperoleh dari validator III yaitu 4,1. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator

diperoleh skor 3,7. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang

diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-

45

Komponen Penilaian Rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari hasil

yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah

ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

Validator yang memberikan komentar yaitu validator III. Komponen penilaian

yang dikomentari oleh validator III nomor 6. Komentar nomor 6 yaitu materi lembar

2 dan 3 perlu judul atau keterangan yang dibahas.

3.6.1.1.3 Validitas Bahan Ajar

Validasi ketiga yaitu bahan ajar. Komponen penilaian bahan ajar meliputi: 1)

Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai, 2) Kesesuaian materi ajar dengan

karakteristik peserta didik, 3) Materi ajar cakupannya luas dan memadai, 4)

Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik, 5) Kesesuaian alokasi waktu

dengan kesesuaian materi ajar, 6) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Hasil

validasi Bahan Ajar yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen

Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu

Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas II SD N Kledokan.

Output validator dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Validasi Bahan Ajar

Validator

Validator I Validator II Validator III

4 5 4

2 4 4

4 2 4

4 2 2

2 4 4

5 5 5

3.5 3.6 3.8

Komponen Penilaian

1

2

3

4

5

6

Rata-rata

Rata-rata

4.3

3.3

3.3

2.6

3.3

5.0

3.6

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi Bahan Ajar adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi

silabus adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator

I yaitu 3,5, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,6, rata-rata skor yang

diperoleh dari validator III yaitu 3,8. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator

diperoleh skor 3,6. Peneliti menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang

diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-

rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari hasil

yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah

ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

Validator yang memberikan komentar yaitu validator III. Komponen penilaian

yang dikomentari oleh validator III. Komponen penilaian yang dikomentari oleh

validator III nomor 4. Komentar nomor 4 yaitu di urutkan cara mencari luas dan

rumus luas di setiap bangun datar. Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat

komentar negatif direvisi maka peneliti merevisi bahan ajar berdasarkan ada

komentar dari validator III.

3.6.1.1.4 Validitas LKS

Validasi keempat yaitu LKS. Komponen penilaian LKS meliputi: 1)

Kelengkapan unsur LKS, 2) Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS,

3) Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa, 4) LKS

membantu siswa dalam memahami materi ajar, 5) LKS menunjukkan keruntutan

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

kegiatan belajar, 6) Tampilan LKS menarik dan indah, 7) Penggunaan bahasa dan tata

tulis baku. Hasil validasi LKS yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen

Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang matematika, validator II yaitu

Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator III yaitu guru kelas V SD N Kledokan.

Output validator dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Validasi LKS

Rata-rata Validator III

2 3.3

4 4.3

2 3.7

4 4.3

4 4

4 4

5 4.7

3.6 4

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi LKS adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus

adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu

4,6, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4, rata-rata skor yang

diperoleh dari validator III yaitu 3,6. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator

diperoleh skor 4. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil

rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun

jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di

lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi

target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

48

Komponen Penilaian

1

2

3

4

5

6

7

Rata-rata

Validator

Validator

II

4

4

4

4

4

4

4

4

Validator I

4

5

5

5

4

4

5

4.6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Validator yang memberikan komentar yaitu validator I dan validator III.

Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator I nomor 1dan 5. Komentar

nomor 1 yaitu harap dilengkapi. Komentar nomor 5 yaitu mohon diberi petunjuk

yang runtut. Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator III nomor 1.

Komentar nomor 1 yaitu tidak dilengkapi indikator/tujuan pembelajaraan.

Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar negatife direvisi maka

peneliti merevisi LKS berdasarkan ada komentar dari validator I dan validator III.

3.6.1.1.5 Validitas Soal Evaluasi

Validasi kelima yaitu soal evaluasi. Komponen penilaian soal evaluasi meliputi:

1) Kesesuaian indikator dengan butir soal, 2) Kalimat yang digunakan sederhana dan

tidak berlebihan, 3) Bahasa jelas, baku, dan sederhana, 4) Keluasan cakupan soal, 5)

Pilihan jawaban tidak mengandung ambiguitas, 6) Urutan alternatif jawaban logis, 7)

Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya, 8) Pertanyaan tidak

mengandung kunci jawaban. Hasil validasi Soal Evaluasi yang divalidasi oleh

Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam

bidang matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N Kledokan, dan validator

III yaitu guru kelas V SD N Kledokan. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi

Validator

Validator Validator I II

4 4

5 4

5 4

5 4

5 4

Komponen

Penilaian

1

2

3

4

5

Rata-rata Validator III

4 4

2 3.7

2 3.7

5 4.7

4 4.3

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

6 4 5 4 4.3

7 5 4 4 4.3

8 5 4 2 3.7

Rata-rata 4.8 4.1 3.4 4.1

Tabel 3.12 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi LKS adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus

adalah 2. Data di atas menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu

4,8, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4,1, rata-rata skor yang

diperoleh dari validator III yaitu 3,4. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator

diperoleh skor 4,1. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil

rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun

jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di

lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi

target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

Validator yang memberikan komentar yaitu validator I dan validator III.

Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator I nomor 1. Komentar nomor 1

yaitu harap ditambah aspek afektif. Komponen penilaian yang dikomentari oleh

validator III nomor 2 dan 8. Komentar nomor 2 yaitu beberapa soal perlu diperbaiki

agara lebih mudah dipahami siswa (nomor 11&16). Komentar nomor 8 yaitu soal

nomor 18 &19 jawaban belum ada dan soal nomor 22&27 jawaban kurang sesuai.

Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar negatife direvisi maka

peneliti merevisi soal evaluasi berdasarkan ada komentar dari validator I dan

validator III.

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.6.1.1.6 Validasi Lembar Observasi Kedisiplinan

Validasi keenam yaitu lembar observasi kedisiplinan. Komponen penilaian

lembar observasi kedisiplinan meliputi: 1) Kelengkapan lembar observasi, 2)

Kesesuaian antara indikator dengan deskripsi, 3) Kalimat tidak bermakna ganda, 4)

Kualitas perilaku yang dituntut dalam indicator mencerminkan keutuhan

perkembangan kedisiplinan, 5) Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku.

Hasil validasi lembar observasi kedisiplinan yang divalidasi oleh Validator yaitu

salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Psikologi.

Output validator dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Observasi Kedisiplinan

Validator Rata-rata

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

5 5

Tabel 3.13 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh

dalam validasi lembar observasi kedisiplinan adalah 5. Data di atas menjelaskan rata-

rata skor yang diperoleh dari validator yaitu 5. Validator tidak memberikan komentar

pada lembar observasi kedisiplinan maka lembar observasi dapat digunakan dalam

penelitian. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata

yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil

rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Di lihat dari

51

Komponen

Penilaian

1

2

3

4

5

Rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang

sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi.

3.6.1.2 Validitas Konstruk

Menurut Alen & Yen (Azwar (2011: 45) Validasi konstruk adalah tipe

validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkapkan suatu trait atau konstrak

teoretik yang hendak diukurnya. Validasi konstruk dipakai untuk mengukur prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada materi pemeliharan lingkungan alam.

Peneliti melakukan uji validitas soal evaluasi di kelas III yang berjumlah 30

siswa pada salah satu SD Negeri di Yogyakarta. Menurut Sugiyono (2014: 255)

menuliskan bahwa rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

Σx = Jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)

Σy = Jumlah skor dalam sebaran y (skor item per total)

Σx2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

Σy2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

N = Jumlah responden

Jumlah responden ada 30 siswa maka r tabel yang digunakan adalah r tabel

dengan n = 30, pada taraf signifikasi 5%. Jadi untuk r tabel pada penelitian ini yaitu

52

( )

( ) +*

( )

( ) + √*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

0,361. Hasil penghitungan menggunakan SPPS 19 dapat dilihat pada tabel 3.14

berikut.

Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I

No r hitung r tabel Keterangan Tindak Lanjut

1 1 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

2 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.1)

3 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.2)

4 0,267 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

5 0,239 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

6 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.3)

7 0,535** 0,361 Valid Dipakai (soal no.4)

8 0,117 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

9 0,464** 0,361 Valid Dipakai (soal no.5)

10 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.6)

11 0,802** 0,361 Valid Dipakai(soal no.7)

12 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

13 200 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

14 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

15 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.8)

16 0,802** 0,361 Valid Dipakai (soal no.9)

17 0,443* 0,361 Valid Dipakai (soal no.10)

18 0,089 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

19 0,200 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

20 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

21 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.11)

22 0,074 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

23 0,464* 0,361 Valid Dipakai (soal no.12)

24 0,598** 0,361 Valid Dipakai (soal no.13)

25 0,161 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

26 0,356 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

27 0,105 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

28 0,203 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

29 1.000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.14)

30 0,535** 0,361 Valid Dipakai (soal no.15)

Tabel 3.14 menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang diujikan

oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjumlah 15. Pada

program SPSS 19 terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak

valid, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*)

menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangan

jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf

signifikansi 0,01. Tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

valid dan digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Hasil validasi soal evaluasi pada

siklus II dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II

No r hitung r tabel Keterangan Tindak Lanjut

1 1 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

2 0,681** 0,361 Valid Dipakai (soal no.1)

3 1.000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.2)

4 0,120 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

5 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.3)

6 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.4)

7 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.5)

8 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

9 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

10 0,134 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

11 0,288 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

12 0,681** 0,361 Valid Dipakai (soal no.6)

13 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.7)

14 0,105 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

15 0,120 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

16 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

17 1,000** 0,361 Valid Dipakai (soal no.8)

18 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.9)

19 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.10)

20 0,239 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

21 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.11)

22 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.12)

23 0,134 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

24 0,071 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

25 0,484** 0,361 Valid Dipakai (soal no.13)

26 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.14)

27 1,000** 0,361 Valid Tidak Dipakai

28 0,695** 0,361 Valid Dipakai (soal no.15)

29 0,288 0,361 TidakValid Tidak Dipakai

30 0,089 0,361 Tidak Valid Tidak Dipakai

Tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat 30 soal pilihan ganda yang diujikan

oleh peneliti. Soal yang valid dan digunakan oleh peneliti berjumlah 15. Pada

program SPSS 20 terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak

valid, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*)

menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangan

jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf

signifikansi 0,01.

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang

harus dinilainya (Sudjana, 2014 : 16). Jadi, instrumen tersebut reliabel jika instrumen

menghasilkan data yang sama dalam beberapa kali pengukuran. Reliabilitas suatu tes

adalah taraf suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209).

Menurut pengujian validitas, suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan

ketelitian hasil dalam suatu pengukuran. Sehingga kapan pun, dimanapun alat

tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama item yang tidak valid

pasti juga tidak reliabel. Item-item yang valid bisa jadi reliabel atau tidak reliabel.

Oleh karena itu, taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas.

Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara 0,00 sampai

dengan 1,00, untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh besar

koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikansi 1% dan 5 %.

Kualifikasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.16 sebagai berikut:

Tabel 3.16 Kualifikasi Reliabilitas

No Koefiesien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Teknik statistic yang digunakan untuk pengukuran yaitu product moment dari

person. Peneliti menghitung taraf reliabilitas suatu tes menggunakan rumus

Croanbach’s Alpha (koefisien alpha) sebagai berikut:

rtt =

Gambar 3.3 Rumus Croanbach’s Alpha

Keterangan :

rtt = koefisien reliabilitas

n = jumlah item

ΣSi2 = jumlah kuadrat S dari masing-masing item

Si2

= kuadrat S dari masing-masing item

Peneliti menggunakan program komputer SPSS 19 untuk membantu

penghitungan reliabilitas. Penghitungan menggunakan SPSS 19 dapat melalui

beberapa langkah, yaitu: 1) buka spss 20, 2) copy data tabulasi dari excell (yang

gugur dan jumlah total tidak dimasukkan), 3) paste pada spss, seperti langkah pada

uji validitas, 4) Scale > reliabilitas analisis. Hasil pengolahan data menggunakan

SPSS 19 dapat dilihat pada tabel 3.17 sebagai berikut:

Tabel 3.17 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 19 Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based

on Cronbach's Standardized

Alpha Items N of Items

,727 ,896 31

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Tabel 3.17 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus I dengan jumlah

30 soal yaitu 0,894, termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi. Tabel hasil pengolahan

data menggunakan SPSS 19 siklus II dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 19 Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Based on

Cronbach's Standardized Alpha Items N of Items

,741 ,929 31

Tabel 3.18 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus I dengan jumlah

30 soal yaitu 0,714, termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi. Tabel 3.18 dan 3.19

menunjukkan hasil reliabilitas soal evaluasi pada siklus I dan siklus II reliable dan

layak digunakan untuk penelitian.

3.6.3 Indeks Kesukaran Soal

Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilits

juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah,

sedang, dan sukar proporsinya seimbang (Sudjana, 2014: 135). Tingkat kesukaran

soal dilihat dari kesanggupan atau kemampuan dalam menjawabnya bukan dilihatb

dari sudut guru dalam membuat soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung

kesukaran soal menurut Sudjana (2014: 137).

I = 𝑁

Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran Soal

57

𝐵

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Keterangan :

I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan.

Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan

semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat

dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana (2014,

137) sebagai berikut :

Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

0 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Berdasarkan tabel tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria

tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Peneliti mengujikan soal berjumlah 30 pada

salah satu SD Negeri di Yogyakarta. Berdasarkan klarifikasi di atas penghitungan

indeks kesukaran soal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3.20.

Tabel 3.20 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus I

No B N I Keterangan

1 28 30 0.93 Mudah

2 27 30 0.90 Mudah

3 28 30 0.93 Mudah

4 15 30 0.50 Sedang

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

5 25 30 0.83 Mudah

6 27 30 0.80 Mudah

7 24 30 0.80 Mudah

8 21 30 0.70 Sedang

9 28 30 0.93 Mudah

10 27 30 1.00 Mudah

11 27 30 1.00 Mudah

12 27 30 0.90 Mudah

13 24 30 0.80 Mudah

14 27 30 0.90 Mudah

15 23 30 0.77 Mudah

16 27 30 0.90 Mudah

17 8 30 0.27 Sukar

18 27 30 0.90 Mudah

19 24 30 0.80 Mudah

20 27 30 0.90 Mudah

21 29 30 0.97 Mudah

22 19 30 0.63 Sedang

23 28 30 0.93 Mudah

24 25 30 0.83 Mudah

25 22 30 0.73 Mudah

26 27 30 0.90 Mudah

27 26 30 0.87 Mudah

28 19 30 0.63 Sedang

29 28 30 0.93 Mudah

30 24 30 0.80 Mudah

Tabel 3.20 menunjukkan bahwa penghitungan indeks kesukaran soal

pada siklus I memperoleh data bahwa soal yang mudah ada 25 butir, sedang ada 4

butir, dan sukar ada 1 butir. Penghitungan indeks kesukaran soal pada siklus II dapat

dilihat pada tabel 3.21.

Tabel 3.21 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus II

Keterangan

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

59

B

28

26

28

25

29

I

0.93

0.87

0.93

0.83

0.97

N

30

30

30

30

30

No

1

2

3

4

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Tabel 3.21 menunjukkan bahwa penghitungan indeks kesukaran soal pada

siklus II memperoleh data bahwa soal yang mudah ada 30 butir.

3.7 Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif berupa kata-kata atau kalimat, sehingga mampu

memberikan suatu gambaran pada keadaan seperti hasil wawancara dengan guru

kelas serta komentar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan soal-

soal evaluasi yang diujikan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik

deskriptif agar dapat memberikan suatu gambaran terhadap keberhasilan tindakan.

60

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

28

29

28

28

24

26

26

28

26

25

28

28

23

29

25

23

29

24

28

23

29

28

29

26

27

0.93

0.90

0.93

0.93

0.80

0.87

0.87

0.93

0.87

0.83

0.93

0.93

0.80

0.97

0.83

0.77

0.97

0.80

0.93

0.77

0.97

0.93

0.97

0.87

0.90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Teknik statistik deskriptif pada penelitian ini adalah mencari rata-rata tingkat

kedisiplinan setiap indikator, rata-rata keseluruhan skor kedisiplinan, rata-rata nilai

evaluasi, dan persentase jumlah siswa yang telah mencapai KKM.

3.7.1 Analisis Kedisiplinan

Data kedisiplinan siswa peneliti peroleh berdasarkan hasil observasi

menggunakan lembar observasi. Observasi yang dilakukan sebelum tindakan

digunakan untuk menentukan kondisi awal kedisiplinan yang dimiliki oleh siswa.

Peneliti juga melakukan observasi terhadap kedisiplinan siswa ketika berlangsungnya

tindakan untuk menentukan data kedisiplinan. Data kedisiplinan sebelum dan ketika

tindakan dibandingkan untuk melihat adanya peningkatan kedisiplinan yang dimiliki

oleh siswa. Langkah-langkah menghitung kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut.

3.7.1.1 Memberikan skor pada siswa setiap pertemuan. Skor yang diberikan pada

siswa 1 – 3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai,

skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas , sedangkan skor 3 jika

siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai.

3.7.1.2 Menghitung jumlah skor berdasarkan lembar observasi anak memperoleh skor

berapa.

3.7.1.3 Menghitung jumlah skor kedisiplinan siswa dari setiap item.

3.7.1.4 Menghitung rata-rata skor kedisiplinan siswa dalam kelas.

Jumlah rata-rata skor dalam kelas

Jumlah siswa

3.7.1.5 Menghitung nilai kedisiplinan siswa.

Skor diperoleh x 100

Skor maksimal 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.7.1.6 Menetapkan kriteria tingkat kedisiplinan menggunakan kriteria PAP tipe I

Rentang Skor

No. Persentase Keterangan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Keseluruhan

1. 90% - 100% 16,2 – 18 10,8 – 12 10,8 – 12 37,8 – 42 Sangat Disiplin

2. 80% - 89% 14,4 – 16,1 9,6 – 10,7 9,6 – 10,7 33,6 - 37,7 Disiplin

3. 65% - 79% 11,7 – 14,3 7,8 – 9,5 7,8 – 9,5 27,3 - 33,5 Cukup Disiplin

4. 55% - 64% 9,9 – 11,6 6,6 – 7,7 6,6 – 7,7 23,1 – 27,2 Kurang Disiplin

5. Di bawah 55% < 9,8 <6,5 <6,5 Dibawah 23 Sangat Kurang Disiplin

3.7.1.7 Menghitung jumlah siswa disiplin.

3.7.1.8 Menghitung persentase siswa yang berada dalam kriteria minimal cukup

disiplin.

3.7.1.9 Membandingkan tingkat kedisiplinan siswa berdasarkan data awal dengan

data siklus I dan II.

3.7.2 Analisis Prestasi Belajar

Data awal mengenai prestasi belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil

pengamatan dokumen yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan data akhir diperoleh

berdasarkan hasil evaluasi setelah tindakan pada siklus I dan II. Langkah-langkah

untuk pengolahan data prestasi belajar siswa pada aspek kogntif diuraikan oleh

peneliti dsebagai berikut.

3.7.2.1 Penilaian akhir siklus

Penilaian evaluasi akhir siklus peneliti melakukan penyekoran pada soal pilihan

ganda dengan rincian bahwa jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0.

Rumus yang digunakan peneliti pada soal pilihan ganda yaitu rumus pensekoran

pilihan ganda dengan rumus :

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Jumlah item yang benar/Jumlah soal x 100

3.7.2.2 Peneliti menghitung nilai rata-rata kelas dan presentase jumlah siswa yang

mencapai KKM dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Menghitung jumlah skor rata-rata kelas dengan menggunakan rumus =

Jumlah nilai seluruh siswa

Jumlah siswa

3.7.2.3 Menghitung persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dengan

menggunakan rumus =

Jumlah siswa yang mencapai KKM / Jumlah seluruh siswa x 100

3.7.2.4 Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa untuk mengetahui penerapan

pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatakan prestasi belajar siswa.

Perbandingan dilakukan dengan membandingkan antara kondisi awal prestasi

belajar siswa yang diperoleh berdasarkan kondisi prestasi belajar siswa akhir

siklus yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi setiap akhir siklus.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.

Berikut ini jadwal penelitian yang dilaksanakan.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Tabel 3.22 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Tahun 2017/2018

Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb

1. Penyusunan proposal skripsi

2. Pengajuan proposal skripsi

3. Pengajuan rancangan

penelitian

4. Pelaksanaan penelitian

5. Penyusunan laporan hasil

penelitian

6. Ujian skripsi

7. Revisi

8. Pengesahan dokumen

skripsi oleh

dosen pembimbing

dan dekan dan penggandaan.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian

meliputi deskripsi penelitian, proses penelitian, dan hasil observasi kedisiplinan dan

prestasi belajar siswa.

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini mengacu pada siklus yang dilakukan oleh Kemmis dan

Taggart yang terdiri dari 2 siklus yaitu penelitian siklus I dan penelitian siklus II. Satu

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 JP (2 x 35 menit) dalam

setiap pertemuan. Tahap-tahap dalam setiap siklus dalam PTK meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Peneliti dalam melakukan penelitian ini

bekerjasama dengan guru kelas untuk membantu mengkondisikan siswa supaya

proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Peneliti juga bekerjasama

dengan teman sejawat untuk membantu mendokumentasikan dan mengobservasi

kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran berlangsung khususnya dalam

mata pelajaran matematika. Peneliti menggunakan perangkat pembelajaran yang

dibuat setelah divalidasi oleh dosen Matematika, dosen Psikologi, kepala sekolah,

guru, dan juga uji soal evaluasi pada siswa.

Peneliti dalam penelitian bertindak sebagai pelaksana penelitian. Hal ini

berdasarkan kesepakatan dari guru kelas. Guru kelas berpendapat bahwa peneliti

lebih paham dan mengerti tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

digunakan untuk mengajar. Guru kelas bertindak sebagai pengamat selama

pembelajaran berlangsung.

4.1.1 Siklus I

Penelitian siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

4.1.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan observasi

dan menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu mengenai rendahnya

kedisiplinan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika maka

peneliti merencanakan untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat

membuat siswa disiplin sehingga prestasi belajar dapat tercapai sesuai dengan

harapan. Peneliti dalam tahap perencanaan pembelajaran menggunakan

pendekatan kontekstual. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan

instrumen penelitian. Peneliti sebelum melakukan penelitian, meminta surat ijin

uji validitas soal dan surat ijin penelitian. Perangkat pembelajaran yang

dipersiapkan yaitu silabus, RPP pertemuan 1 dan 2, bahan ajar pertemuan 1 dan 2,

lembar kerja kelompok, lembar kerja siswa pertemuan 1 dan 2 beserta kunci

jawaban, rubrik penilaian soal evaluasi pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban,

dan soal evaluasi siklus I beserta kunci jawaban. Peneliti juga menyiapkan

perangkat penelitian berupa lembar observasi kedisiplinan siswa selama proses

berlangsung.

4.1.1.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1

dan pertemuan 2.

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

4.1.1.2.1 Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 25 September 2017

dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10

dengan bahan ajar yaitu mengenal bangun datar trapesium. Peneliti awalnya memberi

salam kepada siswa dan siswa menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka

pembelajaran dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti

melakukan presensi kehadiran siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk

hari ini”. Siswa menjawab “masuk semua”. Peneliti kemudian menyampaikan

pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu bangun datar trapesium.

Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar bangun datar trapesium.

Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti

memberikan media trapesium pada setiap kelompoknya untuk mendiskusikan sifat

dan bagian-bagian bangun datar yang berbentuk trapesium.

Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta

perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.

Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata

pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok

mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas

jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah

berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara

mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.

Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan

berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana perasaanmu setelah

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “ senang”. Peneliti bertanya kembali

”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan waktu secara

disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya kembali “apakah kamu sudah

memahami bangun datar trapesium?”. Siswa menjawab “sudah”. Peneliti

memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti bertanya lagi mengenai

manfaat dari pembelajaran hari ini. Semua siswa diam. Peneliti memberi contoh

bentuk kongkret bangun datar trapesium, yaitu salah satu sisi atap rumah joglo.

Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk

dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi bangun datar

trapesium. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang

dan terima kasih.

4.1.1.2.2 Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2017 dengan

alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan

ajar yaitu menghitung luas trapesium. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu

memberi salam kepada siswa dan disambut dengan meriah pleh siswa dengan

menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka pembelajaran dengan berdoa

bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti melakukan presensi kehadiran

siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk hari ini”. Siswa menjawab

“masuk semua”. Sebelum masuk ke materi yang akan diajarkan peneliti bertanya

kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari satu minggu hari yang lalu.

Salah satu siswa menjawab “kemarin belajar tentang bangun datar trapesium”.

Peneliti menanggapi “pintar sekali ternyata masih ingat. Peneliti kemudian

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu menghitung luas

trapesiun. Peneliti bertanya pada siswa “Sudah siap belajar hari ini”. Siswa menjawab

dengan semangat “siap”.

Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar menghitung luas trapesium.

Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti

membagikan lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa

mengerjakan tugas kelompok sesuai kelompok masing-masing. Siswa dalam

kelompok memotong bangun-bangun trapesium kemudian membentuknya menjadi

bangun datar trapesium dan menghitung luasnya.

Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta

perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.

Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata

pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok

mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas

jawaban siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS yang dilakukan

secara mandiri untuk mengetahui kemampuan siswa. Setelah semua selesai

perwakilan setiap kelompok mengumpulkan LKS. Peneliti kemudian menyimpulkan

pembelajaran yang sudah berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk

dikerjakan siswa secara mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman

dan membuka catatan. Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian

dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana

perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “ senang”.

Peneliti bertanya kembali ”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

menggunakan waktu secara disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya

kembali “apakah kamu sudah bisa menghitung luas trapesium?”. Siswa menjawab

“sudah”. Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti

bertanya lagi mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini.

Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk

dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi menghitung luas

trapesium. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang

dan terima kasih.

4.1.1.3 Observasi

Kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh seorang observer untuk

mengamati kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan guru

kelas sebagai pengamat. Observasi juga dilakukan oleh peneliti untuk mengamati

siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK), LKS, soal evaluasi

akhir pertemuan, dan soal evaluasi akhir siklus. Peneliti melakukan observasi

juga bertujuan untuk mengenal karakter dari siswa.

4.1.1.4 Refleksi

Peneliti melakukan refleksi untuk melihat kembali proses pembelajaran yang

sudah berlangsung yaitu berkaitan dengan pelaksanaan dengan perencanaan

pembelajaran. Peneliti meninjau tentang kedisiplinan siswa selama proses

pembelajaran berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Peneliti meninjau

jawaban lembar kerja kelompok, lembar kerja siswa, evaluasi akhir pertemuan,

dan evaluasi akhir siklus untuk melihat ketercapaian indikator khususnya mengenai

prestasi belajar.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Pertemuan pertama dilakukan hari Senin tanggal 25 September 2017 pada

pukul 09.10-10.10. Peneliti telah melakukan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

RPP yang telah dibuat. Peneliti dalam melakukan pembelajaran menggunakan

pendekatan kontesktual dengan media pembelajaran sesuai dengan yang telah

direncanakannya yaitu menggunakan media bangun datar menggunakan kertas

karton.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 September 2017

pukul 09.10-10.10. Pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang telah

direncanakannya. Media yang digunakan yaitu gunting, kertas asturo, kertas karton,

lem.

4.1.2 Siklus II

Penelitian siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

4.1.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan siklus I

masih terdapat permasalahan dalam pembelajaran yaitu mengenai rendahnya

kedisiplinan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika.

Peneliti merencanakan untuk melanjutkan proses pembelajaran yaitu melakukan

siklus II yang bertujuan untuk dapat mendisiplinkan siswa agar prestasi belajar

dapat tercapai sesuai dengan rencana. Peneliti dalam tahap perencanaan

pembelajaran sama dengan siklus I yaitu menggunakan pembelajaran kontekstual.

Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang

dipersiapkan yaitu silabus, RPP pertemuan 1 dan 2, bahan ajar pertemuan 1 dan

2, lembar kerja kelompok pertemuan 1 dan 2 beserta rubrik penilaian, lembar kerja

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

siswa pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban, rubrik penilaian soal evaluasi

pertemuan 1 dan 2 beserta kunci jawaban, dan soal evaluasi siklus I beserta kunci

jawaban. Peneliti juga menyiapkan perangkat penelitian berupa lembar observasi

kedisiplinan siswa selama proses berlangsung.

4.1.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2.

4.1.2.2.1 Pertemuan 1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 dengan

alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan

ajar yaitu mengenal bangun datar layang-layang. Peneliti awalnya memberi salam

kepada siswa dan siswa menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka

pembelajaran dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti

melakukan presensi kehadiran siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk

hari ini”. Siswa menjawab “masuk semua”. Peneliti kemudian menyampaikan

pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu mengenal bangun datar layang-

layang..

Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar mengenal bangun datar

sederhana layang-layang. Media yang digunakan adalah layang-layang yang terbuat

dari bambu yang sudah dipersiapkan peneliti dari rumah. Peneliti membagi siswa ke

dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja kelompok

pada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai kelompok

masing-masing. Siswa dalam mengajukan pertanyaan lebih banyak pada saat kerja

kelompok.

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta

perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.

Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata

pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok

mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas

jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah

berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara

mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.

Setelah selesai mengerjakan, tugas dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan

berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya “bagaimana perasaanmu setelah

mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “senang”. Peneliti bertanya kembali

”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok dan menggunakan waktu secara

disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya kembali “apakah kamu sudah

memahami bangun datar sederhana layang-layang?”. Siswa menjawab “sudah”.

Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan “bagus”. Peneliti bertanya lagi

mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini. Salah satu siswa menjawab

“mengetahui bangun datar sederhana layang-layang”. Peneliti menanggapi dengan

memberi tepuk tangan dan memberi pembenaran. Peneliti mengakhiri pertemuan

dengan memberi tugas pada siswa untuk dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk

mempelajari mengenal bangun datar sederhana layang-layang. Kemudian

pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat siang dan terima kasih.

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

4.1.2.2.2 Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2017 dengan

alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada pukul 09.10-10.10 dengan bahan

ajar yaitu menghitung luas layang-layang. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti

yaitu memberi salam kepada siswa dan disambut dengan meriah oleh siswa dengan

menjawab salam “selamat pagi”. Peneliti membuka pembelajaran dengan berdoa

bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti melakukan presensi kehadiran

siswa dengan menanyakan “siapa yang tidak masuk hari ini”. Siswa menjawab

“masuk semua”. Sebelum masuk ke materi yang akan diajarkan peneliti bertanya

kepada siswa mengenai materi yang sudah dipelajari satu minggu yang lalu. Salah

satu siswa menjawab “kemarin belajar tentang mengenal bangun datar sederhana

layang-layang”. Peneliti menanggapi “pintar sekali ternyata masih ingat. Peneliti

kemudian menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini yaitu cara

menghitung luas layang-layang. Peneliti bertanya pada siswa “Sudah siap belajar hari

ini”. Siswa menjawab dengan semangat “siap”.

Peneliti melakukan kegiatan ini dengan materi ajar cara menghitung luas

layang-layang dengan menggunakan model berbagai ukuran. Peneliti membagi siswa

ke dalam kelompok yang terdiri 4-5 siswa. Peneliti membagikan lembar kerja

kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai

kelompok masing-masing. Siswa dalam mengajukan pertanyaan lebih banyak pada

saat kerja kelompok.

Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok, peneliti meminta

perwakilan kelompok mepresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Peneliti memberikan semangat pada siswa dengan memberikan senyum, berkata

pintar, bagus, dan memberi tepuk tangan. Setelah semua kelompok

mempresentasikan hasilnya, peneliti membahas dan memberi pembenaran atas

jawaban siswa. Peneliti kemudian menyimpulkan pembelajaran yang sudah

berlangsung. Peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara

mandiri. Peneliti berpesan untuk tidak bertanya kepada teman dan membuka catatan.

Kemudian dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan refleksi. Peneliti bertanya

“bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini?”. Siswa menjawab “

senang”. Peneliti bertanya kembali ”apakah kamu terlibat dalam diskusi kelompok

dan menggunakan waktu secara disiplin?”. Siswa menjawab “iya”. Peneliti bertanya

kembali “apakah kamu sudah memahami cara menghitung luas layang-layang?”.

Siswa menjawab “sudah”. Peneliti memberikan apresiasi dengan mengatakan

“bagus”. Peneliti bertanya lagi mengenai manfaat dari pembelajaran hari ini. Salah

satu siswa manfaatnya supaya bisa menghitung luas layang-layang. Peneliti

menanggapinya “ bagus pintar sekali”.

Peneliti mengakhiri pertemuan dengan memberi tugas pada siswa untuk

dikerjakan di rumah. Siswa diminta untuk mempelajari materi menghitung luas

layang-layang. Kemudian pembelajaran ditutup doa bersama, mengucapkan selamat

siang dan terima kasih.

4.1.2.3 Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II ini yaitu kedisiplinan dan prestasi

belajar siswa. Kedisiplinan siswa berdasarkan indikator diamati oleh observer

dengan menggunakan lembar kedisiplinan. Prestasi yang diamati peneliti

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

berdasarkan hasil pekerjaan siswa yaitu LKK, soal evaluasi akhir pertemuan, dan

soal evaluasi akhir siklus.

4.1.2.4 Refleksi

Peneliti mengevaluasi hasil pembelajaran pada siklus II bahwa pembelajaran

dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pada pertemuan 1 alokasi waktu yang

digunakan 2 jam pelajaran. RPP juga dapat dijalankan dengan lancar dan berurutan.

Media yang digunakan juga sesuai yaitu steroform layang-layang kertas manila. Pada

siklus II ini peneliti mengubah anggota kelompok tidak seperti pada siklus II karena

ada satu kelompok yang ramai.

Pertemuan yang 2, alokasi waktu yang digunakan 2 jam pelajaran. RPP juga

dapat dijalankan dengan lancar dan berurutan. Media yang digunakan juga sesuai

yaitu gambar layang-layang, benda yang berbentuk layang-layang yaitu layang-

layang yg sudah dibuat oleh peneliti. Peneliti menemukan juga kelompok yang

merasa asyik dengan kelompok barunya saat mengerjakan lembar kerja kelompok.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dibahas di sini ada dua hal yaitu kualitas proses selama

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang berupa kedisiplinan

siswa dan kualitas hasil pembelajaran yang berupa prestasi belajar siswa.

4.2.1 Kualitas proses selama pembelajaran

Peneliti mengamati kualitas proses selama pembelajaran berlangsung tentang

kedisiplinan siswa meliputi tiga indikator. Tiga indikator tersebut yaitu 1) siswa

melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah dengan baik, 2) taat terhadap

kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, 3) menguasai diri dan instrospeksi saat

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

pembelajaraan berlangsung. Hasil kualitas proses yang diamati oleh peneliti pada

setiap siklus sebagai berikut.

4.2.1.1 Siklus I

Kualitas proses pembelajaran Matematika pada materi bangun datar sederhana

dapat dilihat dari tiga indikator pada kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Indikator kedisiplinan tersebut yaitu (1) Melaksanakan tata tertib yang

berlaku di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang

berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti memberikan skor 1-3 pada

siswa. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika

siswa cukup nampak melakukan aktivitas , sedangkan skor 3 jika siswa nampak

melakukan aktivitas yang dinilai. Peneliti menentukan siswa yang tergolong minimal

cukup disiplin pada tabel 3.1 kriteria kedisiplinan. Hasil observasi tentang

kedisiplinan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 1 Pertemuan 1

No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

1. A 7 5 4

2. B 9 4 5

3. C 9 5 5

4. D 8 4 5

5. E 9 5 5

6. F 9 4 5

7. G 9 3 5

8. H 9 3 5

9. I 9 2 2

10. J 9 2 3

11. K 5 2 4

12. L 9 3 5

13. M 9 6 4

14. N 9 5 4

15. O 9 6 6

16. P 9 6 5

17. Q 9 6 6

18. R 9 5 3

19. S 9 4 5

20. T 9 4 4

21. U 9 4 4

22. V 9 4 6

23. W 9 4 4

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

24. X 9 3 5

25. Y 9 4 3

26. Z 8 5 4

27. AA 9 4 5

28. BB 9 4 3

29. CC 9 5 4

30. DD 9 4 5

Pertemuan 1 dalam lembar observasi kedisiplinan yang telah diubah dengan

menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa

siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun

pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam kedisiplinan di dalam kelas. Pada

tabel diatas bahwa kedisiplinan yang didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada

kolom jumlah tersebut.

Selanjutnya tabel 4.2 akan membahas hasil observasi kedisiplinan siklus 1

pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi kedisiplinan tersebut.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 1 Pertemuan 2

No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

1. A 7 6 6

2. B 9 6 6

3. C 9 6 6

4. D 9 4 6

5. E 9 6 6

6. F 7 6 6

7. G 9 6 5

8. H 9 6 5

9. I 9 5 4

10. J 9 5 4

11. K 9 4 4

12. L 9 6 4

13. M 9 6 6

14. N 9 5 6

15. O 9 5 6

16. P 9 6 6

17. Q 9 6 6

18. R 8 5 5

19. S 9 5 6

20. T 9 6 6

21. U 9 6 6

22. V 9 6 6

23. W 9 5 6

24. X 9 6 6

25. Y 8 5 6

26. Z 9 6 6

27. AA 9 6 6

28. BB 8 6 6

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

29. CC 9 6 6

30. DD 9 6 6

Pertemuan 2 yang telah dirubah dengan menggunakan format angka bukan

menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai

dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa

berbeda-beda dalam kedisiplinannya. Pada tabel di atas bahwa kedisiplinan yang

didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut.

Hasil observasi yang didapat pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang

telah diolah sehingga peneliti menghitungnya menjadi satu. Peneliti lalu

menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil kedisiplinan belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN Kledokan seperti pada tabel

berikut :

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus 1

Siklus 1

Keterangan

Cukup

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Cukup Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Keterangan

Kurang

Disiplin

Cukup Disiplin

Cukup

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

79

Keseluruhan

Skor

27

32

32

35

40

36

41

41

42

36

35

38

38

40

No Nama

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

7. G

8. H

9. I

10. J

11. K

12. L

13. M

14. N

Indikator

3

6

7

8

9

10

10

12

11

12

8

11

10

10

12

Indikator

2

7

7

6

9

12

10

11

12

12

10

9

10

10

10

Indikator

1

14

18

18

17

18

16

18

18

18

18

14

18

18

18

Keterangan

Kurang

Disiplin

Kurang Disiplin

Sangat

Disiplin

Cukup

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Cukup Disiplin

Disiplin

Disiplin

Disiplin

Keterangan

Sangat

Kurang

Disiplin

Kurang Disiplin

Cukup

Disiplin

Cukup

Disiplin

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

cukup Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Siklus 1

No Nama

15. O

16. P

17. Q

18. R

19. S

20. T

21. U

22. V

23. W

24. X

25. Y

26. Z

27. AA

28. BB

29. CC

30. DD

Jumlah skor

Rata rata skor

Nilai

kedisiplinan

Jumlah

Siswa yang

minimal cukup

disiplin

Rata rata

siswa minimal

cukup

disiplin

Persentase

siswa

minimal cukup

disiplin

Tabel 4.3 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa siklus I yaitu pertemuan 1

dan 2. Data yang diperoleh peneliti mengenai nilai dan persentase kedisiplinan siswa

80

Keseluruhan

Skor

37

38

36

38

39

37

39

39

35

41

30

31

32

35

40

38

1098

36,6

87,14

29

96,66%

Indikator

3

10

11

9

10

11

9

10

11

9

12

6

7

8

9

10

10

288

9,6

80

Keterangan

Disiplin

Sangat Disiplin

Cukup

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Cukup

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Cukup Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Kurang Disiplin

Kurang

Disiplin

Cukup

Disiplin

Cukup Disiplin

Disiplin

Disiplin

26

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

30

Keterangan

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Cukup

Disiplin

Cukup

Disiplin

Cukup

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Indikator

2

9

9

9

11

10

10

11

10

8

11

7

7

6

9

12

10

284

9,4

78,88

Indikator

1

18

18

18

17

18

18

18

18

18

18

17

17

18

17

18

18

525

17,5

97,22

Keterangan

Cukup

Disiplin

Cukup Disiplin

Cukup

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Cukup Disiplin

Sangat

Disiplin

Kurang

Disiplin

Kurang

Disiplin

Sangat

Kurang Disiplin

Cukup Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

25

27

100% 83,33% 86,66%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

pada indikator 1, 2, dan 3 pada siklus 1 yaitu 100, 83,33, 86,66 dengan persentase

100%, 83,33%, 86,66% sedangkan pada kondisi awal nilai dan persentase secara

berturut-turut yang dikatakan cukup disiplin pada indikator 1 ada 40 dan 35%, pada

indikator 2 ada 40 dan 35%, dan pada indikator 3 ada 40 dan 35%. Data hasil capaian

siklus I dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

120

97

70 70

40 40

Indikator 1 Indikator 2

Kondisi Awal Target Capaian

Gambar 4.1 Grafik Hasil Nilai Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I

Gambar 4.1 menunjukkan ada hasil nilai capaian siklus I tercapai dengan 97,

78, 80. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus I yaitu 40.

86.66%

70%

35% 35%

Indikator 2 Indikator 3

Target capaian Capaian siklus I

Gambar 4.2 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus I

81

78 100

80

60

40

20

0

80 70

40

Indikator 3

Capaian Siklus I

83.33% 70%

100%

70%

35%

Indikator 1

Kondisi Awal

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.2 menunjukkan ada presentase capaian siklus I tercapai dengan

100%, 83,33%, 86,66% Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus

I yaitu 35%.

4.2.1.2 Siklus II

Kualitas proses selama pembelajaran Matematika siklus II dengan materi ajar

yaitu menghitung luas trapesium dan layang-layang dapat dilihat dari tiga indikator

pada kedisiplinan siswa. Indikator kedisiplinan tersebut yaitu (1) Melaksanakan tata

tertib yang berlaku di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan

kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti

memberikan skor pada siswa 1-3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan

aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas ,

sedangkan skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang dinilai. Hasil

observasi tentang kedisiplinan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 2 Pertemuan 1

No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

1. A 8 5 6

2. B 9 6 6

3. C 9 6 6

4. D 9 6 6

5. E 9 6 6

6. F 9 6 6

7. G 9 5 6

8. H 9 6 6

9. I 9 6 5

10. J 9 5 4

11. K 7 4 6

12. L 9 6 5

13. M 9 6 6

14. N 9 6 6

15. O 9 5 6

16. P 9 5 6

17. Q 9 5 6

18. R 9 6 6

19. S 9 5 6

20. T 9 6 6

21. U 9 6 6

22. V 9 5 6

23. W 9 6 6

24. X 9 3 6

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

25. Y 9 5 6

26. Z 8 5 6

27. AA 9 5 6

28. BB 9 5 6

29. CC 9 5 6

30. DD 9 6 6

Pertemuan 1 dalam lembar observasi kedisiplinan yang telah diubah dengan

menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa

siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun

pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam kedisiplinan di dalam kelas. Pada

tabel diatas bahwa kedisiplinan yang didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada

kolom jumlah tersebut.

Selanjutnya tabel 4.5 akan membahas hasil observasi kedisiplinan siklus 2

pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi kedisiplinan tersebut.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kedisiplinan Siklus 2 Pertemuan 2

No. Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

1. A 8 5 6

2. B 9 5 6

3. C 9 6 6

4. D 9 5 6

5. E 9 6 6

6. F 9 5 6

7. G 9 6 5

8. H 9 6 5

9. I 9 5 5

10. J 9 6 5

11. K 8 6 5

12. L 8 6 5

13. M 9 5 6

14. N 9 5 6

15. O 9 6 6

16. P 9 6 6

17. Q 9 5 6

18. R 8 5 6

19. S 9 5 6

20. T 9 5 6

21. U 9 5 6

22. V 9 5 6

23. W 9 5 6

24. X 9 6 6

25. Y 9 6 6

26. Z 8 5 6

27. AA 9 6 6

28. BB 9 6 6

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

29. CC 9 6 6

30. DD 9 5 6

Pertemuan 2 yang telah dirubah dengan menggunakan format angka bukan

menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai

dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa

berbeda-beda dalam kedisiplinannya. Pada tabel di atas bahwa kedisiplinan yang

didapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut.

Hasil observasi yang didapat pada siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang

telah diolah sehingga peneliti merangkumnya menjadi satu. Peneliti lalu

menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil kedisiplinan belajar

siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN Kledokan seperti pada tabel

berikut :

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 2

Siklus 2

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

84

Keseluruhan

Skor

38

41

42

41

42

41

40

41

39

38

36

39

41

41

Indikator

1

16

18

18

18

18

18

18

18

18

18

15

17

18

18

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Cukup Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Keterangan

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

No Nama

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

7. G

8. H

9. I

10. J

11. K

12. L

13. M

14. N

Keterangan

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Indikator

3

12

12

12

12

12

12

11

11

10

9

11

10

12

12

Indikator

2

10

11

12

11

12

11

11

12

11

11

10

12

11

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Siklus 2

No Nama

15. O

16. P

17. Q

18. R

19. S

20. T

21. U

22. V

23. W

24. X

25. Y

26. Z

27. AA

28. BB

29. CC

30. DD

Jumlah skor

Rata rata skor

Nilai

kedisiplinan

Jumlah

Siswa yang minimal

cukup disiplin

Rata rata

siswa

minimal

cukup

disiplin

Persentase

siswa

minimal

cukup

disiplin

Tabel 4.6 menunjukkan tentang kedisiplinan siswa siklus II yaitu pertemuan 1

dan 2. Data yang diperoleh peneliti mengenai nilai dan persentase kedisiplinan siswa

85

Keseluruhan

Skor

41

41

40

40

40

41

41

40

41

39

41

38

41

41

41

41

1207

40,23

95,79

30

100%

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

30

Indikator

1

18

18

18

17

18

18

18

18

18

18

18

16

18

18

18

18

531

17,7

98.33

Indikator

3

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

350

11,66

97,22

Indikator

2

11

11

10

11

10

11

11

10

11

9

11

10

11

11

11

11

326

10,86

90,55

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

30

Keterangan

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat Disiplin

Disiplin

Sangat Disiplin

Cukup

Disiplin

Sangat

Disiplin

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

Sangat

Disiplin

30

30

100% 100% 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

pada indikator 1, 2, dan 3 pada siklus II yaitu 98,33, 90,55, 97,22 dengan persentase

100%, 100%, 100% sedangkan pada capaian siklus I nilai dan persentase cukup

disiplin yaitu 100, 83,33, 86,66 dengan persentase 100%, 83,33%, 86,66% Data hasil

capaian siklus I dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4.

120

100

80

60

40

20

0

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3

Capaian Siklus I Target Capaian Capaian Siklus I2

Gambar 4.3 Grafik Hasil Nilai Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II

Gambar 4.3 menunjukkan ada hasil nilai capaian siklus II tercapai dengan

98,33, 90,55, 97,22. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil nilai akhir siklus II

yaitu 90.

100%

83.33% 90%

Indikator 2

Target capaian

Gambar 4.4 Grafik Persentase Hasil Capaian Kedisiplinan Siswa Siklus II

86

98.33

83.33 86.66 90.55 90 97.22 100

90 90

90%

80%

60%

40%

20%

0%

Indikator 1

Kondisi Awal

100% 120%

100% 100% 100%

Indikator 3

Capaian siklus I

86.66% 90%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.4 menunjukkan ada presentase capaian siklus II tercapai dengan

100%, 100%, 100%. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan presentase akhir siklus II

yaitu 90%.

4.2.2 Kualitas Hasil Pembelajaran

Prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelitian dilihat dari tiga hal. Tiga hal

yang diamati yaitu kondisi awal prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai uas

dua tahun yang lalu dan tes prestasi belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir

siklus I dan akhir siklus II.

Tabel 4.7 Hasil Tes UTS 2017-2018

No. KKM Kondisi Awal Keterangan

1. 75 65 Tidak Mencapai KKM

2. 75 67 Tidak Mencapai KKM

3. 75 66 Tidak Mencapai KKM

4. 75 65 Tidak Mencapai KKM

5. 75 69 Tidak Mencapai KKM

6 75 50 Tidak Mencapai KKM

7 75 79 Mencapai KKM

8 75 60 Tidak Mencapai KKM

9 75 76 Mencapai KKM

10 75 63 Tidak Mencapai KKM

11 75 90 Mencapai KKM

12 75 65 Tidak Mencapai KKM

13 75 68 Tidak Mencapai KKM

14 75 65 Tidak Mencapai KKM

15 75 70 Tidak Mencapai KKM

16 75 65 Tidak Mencapai KKM

17 75 71 Tidak Mencapai KKM

18 75 63 Tidak Mencapai KKM

19 75 80 Mencapai KKM

20 75 70 Tidak Mencapai KKM

21 75 60 Tidak Mencapai KKM

22 75 67 Tidak Mencapai KKM

23 75 80 Mencapai KKM

24 75 81 Mencapai KKM

25 75 62 Tidak Mencapai KKM

26 75 74 Tidak Mencapai KKM

27 75 68 Tidak Mencapai KKM

28 75 68 Tidak Mencapai KKM

29 75 65 Tidak Mencapai KKM

30 75 81 Mencapai KKM

Skor Total 2073

Rata-rata Nilai 69

Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 7

Persentase Siswa yang Mencapai KKM 23%

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui kondisi awal ada 7 anak yang mencapai

KKM dengan persentase 23%. Data prestasi belajar setiap siklus I dapat dilihat pada

tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Skor Tes Prestasi Belajar Siklus I

No. KKM Capaian Siklus I Keterangan

1. 75 33 Tidak Mencapai KKM

2. 75 46 Tidak Mencapai KKM

3. 75 86 Mencapai KKM

4. 75 66 Tidak Mencapai KKM

5. 75 86 Mencapai KKM

6 75 80 Mencapai KKM

7 75 80 Mencapai KKM

8 75 93 Mencapai KKM

9 75 73 Tidak Mencapai KKM

10 75 100 Mencapai KKM

11 75 93 Mencapai KKM

12 75 60 Tidak Mencapai KKM

13 75 73 Tidak Mencapai KKM

14 75 80 Mencapai KKM

15 75 86 Mencapai KKM

16 75 80 Mencapai KKM

17 75 93 Mencapai KKM

18 75 100 Mencapai KKM

19 75 80 Mencapai KKM

20 75 86 Mencapai KKM

21 75 73 Tidak Mencapai KKM

22 75 93 Mencapai KKM

23 75 60 Tidak Mencapai KKM

24 75 80 Mencapai KKM

25 75 100 Mencapai KKM

26 75 86 Mencapai KKM

27 75 86 Mencapai KKM

28 75 86 Mencapai KKM

29 75 46 Tidak Mencapai KKM

30 75 93 Mencapai KKM

Skor Total 2377

Rata-rata Nilai 79

Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 21

Persentase Siswa yang Mencapai KKM 70%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil tes akhir siklus I ada 21 siswa yang

mencapai KKM sehingga persentasenya ada 70% dari 30 siswa. Hal tersebut berarti

siswa yang nilainya telah mencapai nilai KKM atau lebih dinyatakan lulus. Data hasil

capaian siklus I dapat dilihat pada gambar 4.5.

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

70% Kondisi Awal

Target Capaian

Capaian Siklus I

Siswa yang Mencapai KKM

Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I

Gambar 4.5 menunjukkan ada target capaian siklus I tercapai dengan

persentase 66%. Berdasarkan hasil kondisi awal dengan hasil akhir siklus I ada

peningkatan rata-rata nilai dan persentase siswa yaitu 41%. Data prestasi belajar

siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 hasil Skor Tes Prestasi Belajar Siklus II

No. KKM Capaian Siklus II Keterangan

1. 75 100 Mencapai KKM

2. 75 53 Tidak Mencapai KKM

3. 75 86 Mencapai KKM

4. 75 46 Tidak Mencapai KKM

5. 75 86 Mencapai KKM

6 75 93 Mencapai KKM

7 75 100 Mencapai KKM

8 75 100 Mencapai KKM

9 75 100 Mencapai KKM

10 75 93 Mencapai KKM

11 75 93 Mencapai KKM

12 75 33 Tidak Mencapai KKM

13 75 100 Mencapai KKM

14 75 80 Mencapai KKM

15 75 100 Mencapai KKM

16 75 93 Mencapai KKM

17 75 93 Mencapai KKM

18 75 93 Mencapai KKM

19 75 86 Mencapai KKM

20 75 86 Mencapai KKM

21 75 100 Mencapai KKM

22 75 100 Mencapai KKM

23 75 100 Mencapai KKM

24 75 93 Mencapai KKM

25 75 100 Mencapai KKM

26 75 100 Mencapai KKM

27 75 93 Mencapai KKM

28 75 100 Mencapai KKM

29 75 73 Tidak Mencapai KKM

30 75 93 Mencapai KKM

Skor Total 2666

Rata-rata Nilai 88

Jumlah Siswa yang Mencapai KKM 26

Persentase Siswa yang mencapai KKM 86%

89

60%

23%

100%

50%

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui hasil tes akhir siklus II ada 27 siswa yang

mencapai KKM sehingga persentanya ada 86% dari 30 siswa. Hal tersebut berarti

siswa yang nilainya telah mencapai nilai KKM atau lebih dinyatakan lulus. Data hasil

capaian siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6.

86%

70%

Capaian Siklus I

Target Capaian Siklus II

Capaian Siklus II

0%

Siswa yang Mencapai KKM

Gambar 4.6 Grafik Persentase Hasil Capaian Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Gambar 4.6 menunjukkan ada target capaian siklus I tercapai dengan

persentase 84%. Dari hasil akhir siklus I dan hasil akhir siklus II, hasil prestasi belajar

siswa meningkat dengan persentase 18%.

4.3 Pembahasan

Pelaksanaan penelitian siklus I dan II telah berjalan sesuai dengan instrumen

penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Kledokan. Peneliti

melaksanakan penelitian pada mata pelajaran Matematika dengan materi menghitung

luas trapesium dan layang-layang. Standar Kompetensi yang digunakan yaitu 3.

Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakan dalam pemecahan

masalah. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 3.1 Menghitung luas trapesium.

90

80% 100%

80%

60%

40%

20%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

3.2 Menghitung luas layang-layang. Pemilihan KD berdasarkan atas kesepakatan

guru kelas karena merasa bahwa kedisiplinan dan prestasi belajar siswa masih rendah.

Untuk itu peneliti memilih pembelajaran pendekatan kontekstual. Materi ajar yang

digunakan manfaat lingkungan alam dan pemeliharaan lingkungan alam.

4.3.1 Peningkatan kedisiplinan belajar siswa

Peneliti dalam penelitian kedisiplinan menggunakan lembar observasi yang

meliputi 3 indikator. Peneliti merumuskan 3 Indikator-indikator kedisiplinan adalah

(1) Melaksanakan tata tertib di sekolah dengan baik; (2) Taat terhadap kebijakan dan

kebijaksanaan yang berlaku; (3) Menguasai diri dan instrospeksi. Peneliti dalam

melakukan penelitian bertindak sebagai guru maka observasi dibantu 1 teman sejawat

dalam siklus 1 dan di siklus II dibantu oleh 1 teman sejawat. Pengamatan yang

dilakukan observer dengan mengisis lembar kedisiplinan yang sudah disiapkan

peneliti. Guru kelas juga bertindak sebagai pengamat.

Peneliti mendapatkan data kedisiplinan siswa berdasarkan lembar observasi

yang dilakukan oleh observer pada siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri

dari 2 pertemuan. Hasil capaian kedisiplinan siklus I dan II yang diperoleh observer

dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Hasil Capaian Kedisiplinan Siklus I dan II

Siklus I Siklus II

Target Capaian Keterangan Target Capaian Keterangan

Nilai

40 70 87,14 Tercapai 90 95,79 Tercapai Kedisiplinan

Persentase

jumlah siswa 35% 70% 96,66% Tercapai 90% 100% Tercapai

yang

mencapai

91

Kondisi Indikator

Awal

Kedisiplinan

Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

minimal

cukup disiplin

Tabel 4.10 menunjukkan peningkatan nilai dan persentase kedisiplinan siswa

dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi awal 40 dan 35% dengan

target capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I 87,14 dan 96,66% capaian siklus II

meningkat menjadi 95,79 dan 100%. Berdasarkan tabel di atas maka dapat dikatakan

bahwa kedisiplinan terus meningkat karena menggunakan pendekatan kontekstual

secara pada pemodelan yang digunakan. Pemodelan ini menyebabkan siswa

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hasil peningkatan kedisiplinan dapat

dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7 berikut.

150

100

40

Nilai Kedisiplinan

Kondisi Awal Capaian Siklus I

Gambar 4.6. Grafik Hasil Nilai Kedisiplinan Siswa

150%

100%

35%

Kondisi Awal Capaian Siklus I Capaian Siklus II

92

87.14 96.66

Capaian Siklus II

50

0

100%

50%

0%

97%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.7 Grafik Persentase Peningkatan Kedisiplinan

Gambar 4.6 dan 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata kondisi awal 40 dan 35%

meningkat pada capaian siklus I menjadi 87,14 dan 96,66%. Berdasarkan data pada

siklus I maka peningkatan kedisiplinan setelah menggunakan pendekatan kontekstual

pada siklus I yaitu 48,54 dan 65%. Data perolehan dari capaian siklus I 87,14 dan

100% meningkat lagi di siklus II menjadi 95,79 dan 100%.

4.3.2 Peningkatan Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar siswa kelas V SDN Kledokan tahun ajaran 2017/2018

mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Peneliti memperoleh data prestasi

belajar siswa yang terdiri dari siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus ada 2

pertemuan. Data peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel

4.11 berikut.

Tabel 4.11 Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

Target Capaian Keterangan Target Capaian Keterangan

75 79 Tercapai 80 86 Tercapai

60% 66% Tercapai 80% 84% Tercapai

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa kondisi awal rata-rata prestasi belajar 69,

dengan target 75, dan memperoleh capaian 79. Rata-rata prestasi belajar pada siklus I

tercapai. Rata-rata prestasi belajar capaian siklus I 79, target capaian siklus II 80,

Rata-rata prestasi belajar capaian siklus II 86, maka rata-rata prestasi siklus II

93

Kondisi Variabel

Awal

Rata-rata

69 Prestasi Belajar

Lulus KKM 25%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

tercapai. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi

belajar meningkat karena menggunakan pendekatan kontekstual yang memiliki 7

komponen.

Tabel 4.11 juga menunjukkan siswa yang lulus KKM dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Siswa yang lulus KKM siklus I pada kondisi awal ada 25%,

target 60%, dan capaian 66%. Siswa yang lulus KKM pada siklus II, dari capaian

siklus I 66%, target 80%, dan memperoleh capaian 84%. Data peningkatan siswa

yang lulus KKM dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut.

84% 66%

25%

Peningkatan Siswa yang Lulus KKM Kondisi Awal Capaian Siklus I Capaian Siklus II

Gambar 4.8 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa data siklus I siswa yang lulus KKM pada

kondisi awal ada 25% mencapai 66%. Peningkatan siswa yang lulus KKM setelah

menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus I yaitu 41%. Data siklus II siswa

yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan kontekstual mencapai 84% maka

peningkatan siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan kontekstual

pada siklus II ada 18%.

4.3.3 Penerapan Pendekatan Kontektual

Penelitian tentang penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran

Matematika dengan materi tentang menghitung luas trapesium dan layang-layang

94

100%

50%

0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

telah dilaksanakan di kelas V SD N Kledokan tahun ajaran 2017/2018. Pendekatan

kontekstual Menurut Sanjaya (2006: 262) memiliki 7 komponen utama dalam

pembelajaran yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya (questioning),

(3) menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning community), (5)

pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7) penilaian sebenarnya

(authentic assessment).

4.3.3.1 Pelaksanaan Siklus 1

Pertemuan pertama materi mengenal bangun datar sederhana trapesium dengan

menggunakan pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme (Contruktivisme)

Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu guru

bertanya jawab tentang bangun datar sederhana yang ada disekitar kita. Misalnya

Guru menanyakan media berbentuk apakah yang saya bawa ?. Siswa menjawab

trapesium. Guru bertanya kembali di sekitar kalian benda apa yang berbentuk

trapesium?. Siswa menjawab secara bergantian. Penggunaan media ini bertujuan

meningkatan semangat siswa dan membangun pengetahuan baru siswa. Gambar

siswa yang sedang melakukan kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.9.

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.9 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab

Gambar 4.9 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme

dengan media berbentuk trapesium. Kontruktivisme yang dilakukan oleh

siswa dengan mencoba mencari tau tentang bangun apa yang guru bawa .

2. Bertanya (Questioning)

Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah

menunjukkan media yang dibawa oleh guru. Gambar siswa yang bertanya dan

peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.10.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.10 Siswa Bertanya

Gambar 4.10. menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah

melihat media bangun datar berbentuk trapesium

3. Menemukan (Inkuiri)

Pada komponen “menemukan” siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat

dan bagian-bagian dalam bangun datar trapesium dengan media yang sudah

diberikan. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam

kelompok dapat dilihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Siswa Menemukan Pengetahuan

Gambar 4.11 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru tentang

sifat-sifat bangun datar sederhana trapesium.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri

dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi

6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada

gambar 4.12.

Gambar 4.12 Siswa Belajar dalam Kelompok

Gambar 4.12 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.

Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas

kelompok.

5. Pemodelan (Modeling)

Pada tahap pemodelan ini peneliti dalam pembelajaran Matematika,

pemodelan dilakukan oleh siswa yang manju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan dapat

dilihat pada gambar 4.13.

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.13 Pemodelan

Gambar 4.13 menunjukkan salah satu pemeodelan yang dilakukan oleh siswa

dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang

diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang

diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat

kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir

pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar

siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.14.

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.14 Siswa Berefleksi

Gambar 4.14 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan

refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara

bergantian.

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.

Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek

afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai

kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2

pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi

akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat

pada gambar 4.15.

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.15 Penilaian Sebernarnya

Gambar 4.15 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi

pada pertemuan pertama.

Pertemuan kedua materi menghitung luas trapesium dengan menggunakan

pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme (Contruktivisme)

Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu siswa

mengidentifikasi benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk trapesium.

Pengamatan ini bertujuan meningkatan semangat siswa dan membangun pengetahuan

baru siswa. Gambar siswa yang sedang melakukan kontruktivisme dapat dilihat pada

gambar 4.16.

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.16 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab

Gambar 4.16 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme

dengan mengidentifikasi benda disekitar kelas yang berbentuk trapesium.

2. Bertanya (Questioning)

Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah

selesai melakukan pengamatan benda-benda di sekitar kelas yang berbentuk

trapesium. Gambar siswa yang bertanya dan peneliti menerangkan dapat

dilihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Siswa Bertanya

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.17 menunjukkan siswa yang bertanya dari perwakilan kelompok

setelah melakukan pengamatan dengan benda sekitar kelas yang berbentuk

trapesium.

3. Menemukan (Inkuiri)

Pada komponen “menemukan” siswa membuat dan memotong bangun-

bangun trapesium yang kongruen dengan teliti. Gambar siswa yang

melakukan kegiatan menemukan dalam kelompok dapat dilihat pada gambar

4.18.

Gambar 4.18 Siswa Menemukan Pengetahuan

Gambar 4.18 menunjukkan siswa sedang memotong kertas dan membentuk

bangun datar sederhana trapesium

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri

dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi

6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok

siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar

4.19.

Gambar 4.19 Siswa Belajar dalam Kelompok

Gambar 4.19 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.

Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas

kelompok.

5. Pemodelan (Modeling)

Pada tahap pemodelan ini siswa sebagai model yang manju ke depan kelas

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan

dapat dilihat pada gambar 4.20.

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.20 Pemodelan

Gambar 4.20 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa

dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang

diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang

diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat

kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir

pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar

siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.21.

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.21 Siswa Berefleksi

Gambar 4.21 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan

refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara

bergantian.

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.

Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek

afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai

kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2

pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi

akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat

pada gambar 4.22.

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.22 Penilaian Sebernarnya

Gambar 4.22 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi pada

pertemuan kedua.

4.3.3.2 Pelaksanaan Siklus 2

Pertemuan pertama materi mengenal bangun sederhana layang-layang dengan

menggunakan pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme (Contruktivisme)

Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu

bertanya jawab tentang media yang dibawa. Misalnya Guru menanyakan benda

apakah yang saya gambar dipapan tulis dan yang saya bawa?. Siswa menjawab

layang-layang. Penggunaan media ini bertujuan meningkatan semangat siswa dan

membangun pengetahuan baru siswa. Gambar siswa yang sedang melakukan

kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.23.

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.23 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab

Gambar 4.23 menunjukkan siswa yang sedang melakukan kontruktivisme

dengan gambar dipapan tulis. Kontruktivisme yang dilakukan oleh siswa

dengan mencoba mencari tau tentang gambar apa yang ada dipapan tulis.

2. Bertanya (Questioning)

Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah

melihat gambar layang-layang dan media layang-layang. Gambar siswa yang

bertanya dan peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.24.

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.24 Siswa Bertanya

Gambar 4.24 menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah

melihat gambar layang-layang.

3. Menemukan (Inkuiri)

Pada komponen “menemukan” siswa mengisi lembar kerja kelompok setelah

melihat gambar. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam

kelompok dapat dilihat pada gambar 4.25.

Gambar 4.25 Siswa Menemukan Pengetahuan

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.25 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru

mengenai sifat dan bagian-bagian dalam bangun datar layang-layang.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri

dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi

6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok

siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar

4.26.

Gambar 4.26 Siswa Belajar dalam Kelompok

Gambar 4.26 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.

Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas

kelompok.

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

5. Pemodelan (Modeling)

Pada tahap pemodelan dalam pembelajaran Matematika, pemodelan dilakukan

oleh siswa yang maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. Gambar pemodelan dapat dilihat pada gambar 4.27.

Gambar 4.27 Pemodelan

Gambar 4.27 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa

dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang

diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang

diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat

kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir

pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar

siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.28.

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.28 Siswa Berefleksi

Gambar 4.28 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan

refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara

bergantian.

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.

Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek

afektif, aspek kognitif. Aspek afektif yang diteliti peneliti yaitu nilai

kedisiplinan siswa dari siklus I dan II yang masing-masing siklus terdiri dari 2

pertemuan. Aspek kognitif yang diteliti peneliti yaitu LKK, LKS, evaluasi

akhir pertemuan, dan akhir siklus. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat

pada gambar 4.29.

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.29 Penilaian Sebernarnya

Gambar 4.29 menunjukkan siswa yang sedang mengerjakan soal evaluasi

pada pertemuan pertama siklus kedua.

Pertemuan kedua materi menghitung luas layang-layang dengan menggunakan

pendekatan kontekstual yang meliputi 7 langkah sebagai berikut.

1. Konstruktivisme (Contruktivisme)

Peneliti menerapkan konstruktivisme dalam pelaksanaan penelitian yaitu

dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai luas layang-layang. Misalnya

Guru menanyakan apakah sudah ada yang mengetahui rumus mencari luas layang-

layang?. Salah satu siswa menjawab sudah. Gambar siswa yang sedang melakukan

kontruktivisme dapat dilihat pada gambar 4.30.

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.30 Kontruktivisme dengan Tanya Jawab

Gambar 4.30 menunjukkan guru yang memberitahu rumus mencari luas

layang-layang.

2. Bertanya (Questioning)

Pada komponen bertanya ini peneliti memberi kesempatan bertanya setelah

selesai dibagikan media berbentuk layang-layang. Gambar siswa yang

bertanya dan peneliti menerangkan dapat dilihat pada gambar 4.31.

Gambar 4.31 Siswa Bertanya

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.31 menunjukkan siswa yang bertanya dalam kelompok setelah

melihat media yang terlah dibagikan.

3. Menemukan (Inkuiri)

Pada komponen “menemukan” siswa secara berkelompok merancang layang-

layang. Gambar siswa yang melakukan kegiatan menemukan dalam kelompok

dapat dilihat pada gambar 4.32.

Gambar 4.32 Siswa Menemukan Pengetahuan

Gambar 4.32 menunjukkan siswa yang menemukan pengetahuan baru

mengenai media yang berbentuk layang-layang.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Pada tahap masyarakat belajar siswa dibagi dalam kelompok. Kelas ini terdiri

dari 30 siswa terdiri dari 20 perempuan dan 10 laki-laki. Siswa dibagi menjadi

6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Gambar kelompok

siswa yang melakukan kegiatan di dalam kelompok dapat dilihat pada gambar

4.33.

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.33 Siswa Belajar dalam Kelompok

Gambar 4.33 menunjukan siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok.

Siswa melakukan kerjasama dalam belajar untuk mengerjakan tugas

kelompok.

5. Pemodelan (Modeling)

Pada tahap pemodelan ini peneliti dalam pembelajaran Matematika,

pemodelan dilakukan oleh siswa yang maju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Gambar pemodelan dapat

dilihat pada gambar 4.34.

Gambar 4.34 Pemodelan

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Gambar 4.34 menunjukkan salah satu pemodelan yang dilakukan oleh siswa

dalam kelompok ungu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi dilakukan siswa setelah pembelajaran selesai. Refleksi yang

diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa pertanyaan. Pertanyaan yang

diberikan berupa kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan. Siswa mengingat

kembali dan menjawab secara urut kegiatan dari awal sampai akhir

pembelajaran.Siswa dalam mengikuti pembelajaran merasa senang. Gambar

siswa saat menjawab pertanyaan refleksi dapat dilihat pada gambar 4.35.

Gambar 4.35 Siswa Berefleksi

Gambar 4.35 menunjukkan siswa yang sedang menjawab refleksi. Pertanyaan

refleksi diajukan oleh peneliti kepada siswa dan siswa menjawab secara

bergantian.

7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Peneliti melakukan penilaian secara nyata atau sebenarnya berupa tes tertulis.

Penilaian yang dilakukan peneliti dalam perencanaannya ada 2 yaitu aspek

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

afektif, aspek kognitif. Gambar penilaian sebenarnya dapat dilihat pada

gambar 4.36.

Gambar 4.36 Penilaian Sebenarnya

Gambar 4.36 menunjukkan bahwa siswa yang sedang mengerjakan soal

evaluasi pada pertemuan kedua siklus kedua.

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

BAB V

PENUTUP

Dalam bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran dalam penelitian.

5.1 Kesimpulan

Peneliti melalui penelitian dengan judul: “Peningkatan Kedisiplinan dan

Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran

Matematika Untuk Siswa Kelas V SDN Kledokan” dapat disimpulkan sebagai

berikut:

5.1.1 Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa menggunakan

pendekatan kontekstual. Pendekatan ini dilakukan melalui 7 komponen utama

dalam pembelajaran yaitu (1) konstruktivisme (contruktivisme), (2) bertanya

(questioning), (3) menemukan (inkuiri), (4) masyarakat belajar (learning

community), (5) pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), dan (7)

penilaian sebenarnya (authentic assessment).

5.1.2 Peningkatan kedisiplinan menggunakan 3 indikator yaitu (1) Siswa

melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah dengan baik, (2) Taat

terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, (3) Menguasai diri dan

instrospeksi saat pembelajaran berlangsung. Peningkatan nilai dan persentase

kedisiplinan siswa dari kondisi awal sampai capaian siklus II. Siklus 1 kondisi

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

awal 40 dan 35% dengan target capaian 70 dan 70% hasil capaian siklus I

87,14 dan 96,66% capaian siklus II meningkat menjadi 95,79 dan 100%.

5.1.3 Peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan kontekstual di SDN

Kledokan ini selama 4 minggu penilaian diperoleh dari evaluasi akhir siklus.

Hal ini terlihat pada kondisi awal memperoleh rata-rata 69 dengan ketuntasan

KKM 25%. Data prestasi siklus I mencapai rata-rata 79 dengan ketuntasan

KKM mencapai 66%. Peningkatan pada siklus I yaitu 41%. Data siklus II

mencapai rata-rata 86 dengan ketuntasan KKM 84%. Dari data tersebut maka

terjadi peningkatan 18%.

5.2 Keterbatasan penelitian

5.2.1 Peneliti dalam penelitian hanya dibantu oleh satu observer.

5.2.2 Penilaian sebenarnya menggunakan 3 aspek yaitu afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada aspek afektif dan

kognitif sesuai judul penelitian. Aspek afektif berkaitan dengan kedisiplinan

siswa dan aspek kognitif berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Aspek

psikomotorik tidak dibahas karena peneliti tidak meneliti aspek ini.

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya jika menggunakan

mata pelajaran Matematika harus dengan menggunakan metode yang menarik

dan materi dapat diperluas lagi.

5.3.2 Penilaian sebernarnya yang menggunakan 3 aspek yaitu afektif, kognitif, dan

psikomotorik digunakan seluruhnya sehingga penilaian dapat mencapai

maksimal.

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Abu, R. (1989). Disiplin Murid SMTA di Lingkungan Pendidikan Formal pada

Beberapa Propinsi di Indonesia. Jakarta: Departemen Permendikbud

Ahmadi, A dan Widodo. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Renika Cipta.

Aqib, Z. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Darmadi, H. (2010). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Elisabeth, E . (2011). Meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui

pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta. Skripsi. Universistas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Fathurrohman, P.,dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung:

Refika Aditama.

Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hurlock, B. E. (1989). Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Johnson, E. B. (2006). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC.

_. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:

Refika Aditama.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Kusumah, W & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. INDEKS.

Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Mulyasa. (2008). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian

Guru Dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Mustari, M. (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Pers.

Mulyati, S. A., & Sunardi. (2013). Pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan tipe JIGSAW terhadap prestasi belajar ilmu

pengetahuan social ditinjau dari motivasi siswa. Jurnal teknologi pendidikan

dan pembelajaran, 1, 336-346.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Schaefer, C. (1990). Cara Efektif Mendidik Dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra

Utama.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group

Sugiyono. ( 2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar&Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Lipta.

Sobur, A. (1985). Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga. Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Supraktinya, A. (2012). Penelitian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Supriyanto, D. (2013). Penerapan metode pembelajaran student teams achievement

division (STAD) untuk meningkatkan kedisipslinan dan hasil belajar siswa

SMAN plus sukowono jember. (Skripsi yang tidak dipublikasikan): Universitas

Jember, Jember.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sutedjo, dkk. (2009). Terampil dan Cerdas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Suwandi, S. (2010). Model Assesmen Dalam Pembelajaran.Surakarta: Yuma

Pustaka.

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Taniredja & Mustafidah. (2011). Penelitian kuantitatif sebuah pengantar. Bandung:

Alfabeta.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Utami, D. T. (2010). Praktik Pakem Pkn SD Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Analisis Butir Soal siklus 1

Skor Item Soal Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 27

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 19

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 24

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 24

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 25

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 26

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 25

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 23

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 25

1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 21

1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 20

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27

1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24

1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 17

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11

0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 13

199

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Nama

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

W

X

Y

Z

AA

BB

CC

DD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

Analisis Butir Soal Siklus II

Item Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 18

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 27

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 23

0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 24

1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 11

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 26

0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 19

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29

200

Skor Total Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A 1 1 1 1 1 1 1 1 1

B 1 1 1 0 1 1 1 0 0

C 1 1 1 1 1 1 1 1 1

D 1 0 1 1 1 1 1 1 1

E 1 1 1 1 1 1 1 1 1

F 1 1 1 1 1 1 1 1 1

G 1 1 1 1 1 1 1 1 1

H 1 1 1 1 1 1 1 1 1

I 1 1 1 0 1 1 1 1 1

J 1 1 1 1 1 1 1 1 1

K 1 0 1 1 1 1 1 1 1

L 1 1 1 0 1 1 1 1 1

M 1 1 1 1 1 1 1 1 1

N 1 1 1 1 1 1 1 1 1

O 1 1 1 1 1 1 1 1 1

P 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1

R 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S 1 1 1 1 1 1 1 1 1

T 1 1 1 1 1 1 1 1 1

U 1 1 1 0 1 1 1 1 1

V 0 0 0 1 0 0 0 1 1

W 1 1 1 1 1 1 1 1 1

X 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Y 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Z 1 1 1 0 1 1 1 0 0

AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1

BB 1 1 1 1 1 1 1 1 1

CC 0 0 0 1 1 0 1 1 1

DD 1 1 1 1 1 1 1 1 1

No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR ...Peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 25%, pada siklus I 66%, dan pada siklus II yaitu 86%, sehingga

CURRICULUM VITAE

Benidectus Dhimas kawiswara merupakan anak

pertama dari pasangan Antonius Waris Haryana dan

Anastasia Budiarti. Lahir di Sleman pada tanggal 27 April

1994. Pendidikan awal dimulai di Sekolah Dasar Kanisius

Klepu, tahun 2000-2006. Kemudian penulis melanjutkan ke

SMP Pangudi Luhur Moyudan pada tahun 2006-2009.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMP penulis melanjutkan ke SMA N 1

Godean pada tahun 2009-2012.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sanata

Dharma. Selama mengikuti perkuliah di Universitas Sanata Dharma penulis

mengikuti berbagai kegiatan kampus, seminar, dan kepanitiaan. Penulis mengikuti

seminar Kursus Mahir Dasar Mengajar Pramuka (KMD) sesuai dengan jurusan.

Seminar yang diikuti penulis diantaranya seminar Diseminasi Hasil Magang

Dosen : Pendidikan Luar Biasa, Curriculum Cambridge. Kuliah umum

Implementasi Kurikulum 2013.

Penulis juga berperan aktif dalam kepanitian dalam acara yang

diselenggarakan kampus maupun diluar kampus. Kegiatan kepanitian yang diikuti

penulis dalam acara yang diselenggaran kampus diantaranya menjadi Sie.

Dekorasi pada kegiatan parade gamelan anak 2012 DIY-JATENG, kemudian

penulis mengikuti kegiatan kepanitiaan diluar kampus seperti menjadi ketua

karang taruna periode 2014-2015 dan acara-acara lain yang diadakan

dilingkungan rumah seperti menjadi ketua panitia 17 Agustus tahun 2014.

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI