peningkatan efektivitas cuka sebagai ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. skripsi tanpa bab...buah...

58
PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI HERBISIDA DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN BUAH LERAK TERHADAP BEBERAPA JENIS GULMA (SKRIPSI) Oleh MUHAMMAD REZA GEMILANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: others

Post on 22-Sep-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI HERBISIDA DENGAN

PENAMBAHAN LARUTAN BUAH LERAK TERHADAP BEBERAPA

JENIS GULMA

(SKRIPSI)

Oleh

MUHAMMAD REZA GEMILANG

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

Muhammad Reza Gemilang

ABSTRAK

PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI HERBISIDA DENGAN

PENAMBAHAN LARUTAN BUAH LERAK TERHADAP BEBERAPA

JENIS GULMA

Oleh

Muhammad Reza Gemilang

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang dapat menghambat pertumbuhan

vegetatif dan generatif tanaman. Cuka dapat dimanfaatkan sebagai herbisida

karena memiliki mekanisme kerja mirip paraquat. Pada aplikasinya, konsentrasi

cuka yang dibutuhkan masih terlalu tinggi sehingga diperlukan bahan tambahan

yang dapat menurunkan konsentrasi cuka tanpa mengurangi efektivitas

pengendaliannya. Buah Lerak (Sapindus rarak) mengandung saponin yang

diduga dapat meningkatkan efektivitas cuka. Penelitian ini bertujuan untuk

1). Menguji larutan buah lerak (Sapindus rarak) sebagai ajuvan herbisida untuk

meningkatkan efektivitas cuka dalam mengendalikan gulma ; 2). Mendapatkan

kombinasi campuran cuka dan larutan buah lerak pada konsentrasi cuka yang

lebih rendah dari 20% tanpa mengurangi efektivitas dalam mengendalikan gulma.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Universitas Lampung pada bulan April hingga bulan Mei 2016. Percobaan

faktorial disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Faktor

pertama adalah konsentrasi cuka 0, 5, 10, 15, dan 20%. Faktor kedua adalah

Page 3: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

Muhammad Reza Gemilang

konsentrasi larutan buah lerak 0, 2,5 dan 5%. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

pada taraf 5% digunakan untuk menguji nilai tengah antar perlakuan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 1). Penambahan larutan buah lerak 2,5 dan 5%

kedalam cuka 15% sebagai ajuvan mampu meningkatkan keracunan terhadap

gulma Cyperus rotundus, Cyperus kyllingia, Eleusine indica, Asystasia gangetica,

serta Paspalum conjugatum ; 2). Campuran cuka 15% + 2,5% dan 5% larutan

buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka

15% + 5% larutan buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Paspalum

conjugatum memiliki efektivitas yang sama dengan cuka 20%.

Kata kunci : Ajuvan, Cuka, Efektivitas, Gulma, Lerak.

Page 4: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI HERBISIDA DENGAN

PENAMBAHAN LARUTAN BUAH LERAK TERHADAP BEBERAPA

JENIS GULMA

Oleh

Muhammad Reza Gemilang

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

Judul Skripsi

I.lama Mahasisua

Ilomor Pokok

Jurusan

F:akultas

Dr. trtda;tatHIP 1975L2L7200/50LL

ETIEITTIVIIAIT CTIITA

NEBBISIDA DEIIGAI{IJTRITTAN BI}AIT LENAK

BEBENAPA JENIS GITLIIA

NrP 19620101 1986052001

Jurusan Agoteknologia

Q3sc CenrfilffiS

4t2at43

1. Komisi Pembimbing

kk,r,.sG.

Page 6: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

1. Tim Pengqji

K€tua '

Seknetaris

PengqjiBukan Perhbimbing

Tanqgal Lulus Ujian

Ir. Nanlk $rl;anl, I}l.Sc.

: 09 Ilesember 201116,

Page 7: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

Se5nayaog

b€ddril TEI\INGKAT

ITENGAN

BEBERAPA JEI\IIS

hsil oranglain. Semua

kaidah penulisan karya i

t€$ukti balura skripsi ini

mal€ saya bersedia

b€rtaku.

Bandar Lampung,

Penulis,

Muhammad RezaNPM 1214121t43

PER}IYATAAI\

ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang

AS CTIKA SEBAGAI MRBISIDA

AII BUAH LERAK TERHADAP

hasil karya saya sendiri dan bukan

dalam skripsi ini telah mengikuti

itas Lampung. Apabila dikemudian hari

hasil salinan atau dibuat oleh orang lain,

sesuai dengan ketenftran akademik yang

yang

. Uni\

2016

Page 8: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 17 Oktober 1994. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan

Ibu Sukowati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT)

Bustanul Ulum Terbanggi Besar Lampung Tengah pada tahun 2000, Sekolah

Dasar (SD) di SD Negeri 02 Sendang Agung Lampung Tengah pada tahun 2006,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 01 Bandar Mataram pada

tahun 2009, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 01 Seputih Mataram

Lampung Tengah pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

Tertulis.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen untuk mata

kuliah Fisiologi Tumbuhan (2014) dan Pengendalian Gulma Perkebunan (2015).

Selain itu, penulis juga aktif sebagai Ketua Umum di Unit Kegiatan Mahasiswa

Universitas Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (UKM-U Pencak Silat

PSHT) (2015-2016).

Page 9: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT. Nusantara

Tropical Farm, Kabupaten Lampung Timur dan pada tahun 2015 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Way Tuba, Kecamatan Gunung

Labuhan, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Page 10: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

“Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan, tetapi manusia tidak dapat

dikalahkan selama manusia itu masih setia pada hatinya atau berSH pada dirinya

sendiri”

(Persaudaraan Setia Hati Terate)

Sepiro gedene sengsoro yen tinompo amung dadi cobo.

(RM. Imam Koesopangat)

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan, dan

kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

(Anonim)

“Ilmu lebih utama daripada harta sebab ilmu warisan para nabi dan harta warisan

qorun. Ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu menjaga kamu, sedangkan

harta kamulah yang menjaganya”

(Ali Bin Abi Thalib)

Page 11: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang karena atas segala rahmat, karunia, dan hidayah- Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN EFEKTIVITAS

CUKA SEBAGAI HERBISIDA DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN BUAH

LERAK TERHADAP BEBERAPA JENIS GULMA”. Melalui tulisan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik

dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan hasil penelitian, khususnya

kepada :

1. Bapak Dr. Hidayat Pujisiswanto, S.P., M.P., selaku Pembimbing Utama atas

bimbingan, arahan, saran, motivasi, dan ilmu yang diberikan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M.Sc., selaku Pembimbing Kedua atas

arahan, saran, motivasi, dan ilmu yang diberikan.

3. Ibu Ir. Herawati Hamim, M.S., selaku Pembahas atas ilmu, saran, nasehat,

dan pengarahan yang diberikan.

4. Bapak Sukirno dan Ibu Sukowati, serta adikku tercinta Muhammad Reza

Pahlevi atas doa, kasih sayang, kesabaran dan selalu memberikan semangat

kepada penulis.

Page 12: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

5. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan, arahan, dan nasehat yang diberikan.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang

Agronomi atas saran, nasehat dan pengarahan yang diberikan.

7. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Universitas Lampung.

8. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banua, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

9. Teman-Teman Seperjuangan Muhammad Pambudi Am, Muhammad Andi

Safei, Nova Adelina Lubis, Mesva Riza Lista, Nia Nurmala S, Nur Aeni,

Rahmadyah Hamiranti, Lesty Mantia Sari, Misluna, Adriyanus Ivan

Pratama, dan Meilan Angraini.

10. Sedulur-sedulurku di UKM-U PSHT Unila yang selalu memberikan

motivasi dan dorongan.

11. Teman-Teman AGT 2012 dan khususnya untuk kelas C yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini diridhoi Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Desember 2016

Penulis,

Muhammad Reza Gemilang

Page 13: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

i

Dengan segala kerendahan hati, tiada kata yang lebih indah selain

mengucapkan syukur kepada Allah atas segala rahmat dan nikmat yang Kau

berikan selama ini.

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk manusia yang paling aku cintai

Rasulullah SAW, Semua hamba yang mencintai Allah SWT dan Rasulullah

SAW, Mujahid dan Mujahidah yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Kupersembahkan karya kecil ini kepada Bapak Sukirno dan Ibu Sukowati

yang setiap sujudnya selalu mendoakan keberhasilanku. Adikku Reza yang

selalu memberikan semangat kepadaku, serta keluarga besarku atas dukungan

dan doa yang diberikan.

Serta almamater tercinta

Universitas Lampung

Page 14: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang dan .................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 4

1.4 Hipotesis ..................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

2.1 Klasifikasi Gulma .................................................................... 7

2.1.1 Gulma Golongan Teki (Sedges) ..................................... 7

2.1.1.1 Cyperus rotundus .............................................. 8

2.1.1.2 Cyperus kyllingia .............................................. 8

2.1.2 Gulma Golongan Rumput (Grasses) ............................. 9

2.1.2.1 Paspalum conjugatum ...................................... 9

2.1.2.2 Eleusine indica ................................................. 10

2.1.3 Gulma Golongan Daun Lebar (Broad Leaved) .............. 10

2.1.3.1 Asystasia gangetica .......................................... 10

2.1.3.2 Synedrella nodiflora ......................................... 11

2.2 Asam Asetat ............................................................................. 12

2.2.1 Asam Asetat Sebagai Bioherbisida ................................ 15

2.3 Penambahan Larutan Buah Sebagai Ajuvan ............................ 16

2.3.1 Ajuvan ............................................................................ 17

2.3.2 Buah Lerak ...................................................................... 18

Page 15: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

iii

III. BAHAN DAN METODE .............................................................. 22

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 22

3.2 Bahan dan Alat ......................................................................... 22

3.3 Metodologi Penelitian .............................................................. 22

3.4 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 23

3.4.1 Tata Letak Percobaan ...................................................... 23

3.4.2 Penetapan Gulma Sasaran .............................................. 24

3.4.3 Penanaman Gulma ......................................................... 25

3.4.4 Pemeliharaan Gulma ...................................................... 25

3.4.5 Aplikasi Cuka dan Larutan Buah Lerak ......................... 26

3.4.5.1 Prosedur Pembuatan Larutan Lerak ................. 26

3.4.5.2 Kalibrasi ............................................................ 26

3.4.5.3 Aplikasi .............................................................. 26

3.5 Pengamatan .............................................................................. 27

3.5.1 Fitotoksisitas (Tingkat Keracunan) Gulma ................... 27

3.5.2 Tingkat Kehijauan Daun Gulma ................................... 28

3.5.3 Pengamatan Anatomi Stomata Daun ............................ 28

3.5.4 Bobot Kering Gulma ..................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 30

4.1 Fitotoksisitas (Tingkat Keracunan) Gulma ............................. 32

4.1.1 Cyperus rotundus .......................................................... 32

4.1.2 Cyperus kyllingia .......................................................... 34

4.1.3 Paspalun conjugatum .................................................... 36

4.1.4 Eleusine indica .............................................................. 37

4.1.5 Asystasia gangetica ....................................................... 39

4.1.6 Synedella nodiflora ....................................................... 42

4.2. Tingkat Kehijauan Daun Gulma ............................................. 43

4.2.1 Cyperus rotundus .......................................................... 44

4.2.2 Cyperus kyllingia .......................................................... 45

4.2.3 Paspalun conjugatum .................................................... 45

4.2.4 Eleusine indica .............................................................. 47

4.2.5 Asystasia gangetica ....................................................... 48

4.2.6 Synedella nodiflora ....................................................... 48

4.3 Struktur Stomata Daun ............................................................ 49

4.3.1 Cyperus rotundus .......................................................... 50

4.3.2 Cyperus kyllingia .......................................................... 52

4.3.3 Paspalun conjugatum .................................................... 54

4.3.4 Eleusine indica .............................................................. 56

4.3.5 Asystasia gangetica ....................................................... 58

Page 16: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

iv

4.3.6 Synedella nodiflora ....................................................... 60

4.4 Bobot Kering Gulma ............................................................... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 65

5.1. Kesimpulan ............................................................................. 65

5.2. Saran ....................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 66

LAMPIRAN .......................................................................................... 69

Page 17: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perlakuan asam cuka (asam asetat) dan larutan buah lerak ............ 23

2. Rangkuman Analisis Ragam pada Variabel Pengamatan Gulma

Teki .................................................................................................. 31

3. Rangkuman Analisis Ragam pada Variabel Pengamatan Gulma

Rumput ............................................................................................ 31

4. Rangkuman Analisis Ragam pada Variabel Pengamatan Gulma

Daun Lebar ...................................................................................... 31

5. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Cyperus rotundus pada 3 HSA ............ 33

6. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Cyperus kyllingia pada 3 HSA ............ 35

7. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Paspalum conjugatum pada 3 HSA ..... 37

8. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Eleusine indica pada 3 HSA ................ 39

9. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Asystasia gangetica pada 3 HSA ......... 41

10. Pengaruh Perlakuan Asam Asetat + Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracunan Gulma Synedrella nodiflora pada 3 HSA ..... 43

11. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Cyperus rotundus pada 3 HSA .............. 44

12. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Cyperus kyllingia pada 3 HSA ............... 45

Page 18: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

vi

13. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Paspalum conjugatum pada 3 HSA ...... 46

14. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Eleusine indica pada 3 HSA .................. 47

15. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Asystasia gangetica pada 3 HSA ........... 48

16. Pengaruh Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Synedrella nodiflora pada 3 HSA .......... 49

17. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Cyperus rotundus ............. 51

18. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Cyperus kyllingia ............. 53

19. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Paspalum conjugatum ..... 55

20. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Eleusine indica ................. 57

21. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Asystasia gangetica ......... 59

22. Jumlah Stomata Normal Daun Gulma Synedrella nodiflora ........ 61

23. Pengaruh Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Cyperus rotundus, Eleusine indica, Asystasia gengetica,

dan Synedrella nodiflora .............................................................. 62

24. Pengaruh Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Cyperus kyllingia ............................................................. 63

25. Pengaruh Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Paspalum conjugatum ...................................................... 64

26. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus rotundus

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 70

27. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus rotundus pada Pengamatan

3 HSA ........................................................................................... 71

28. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus rotundus pada

Pengamatan 3 HSA ...................................................................... 71

Page 19: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

vii

29. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus kyllingia

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 72

30. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus kyllingia pada Pengamatan

3 HSA ........................................................................................... 73

31. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Cyperus kyllingia pada

Pengamatan 3 HSA ...................................................................... 73

32. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Paspalum conjugatum

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 74

33. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Paspalum conjugatum pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 75

34. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Paspalum conjugatum

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 75

35. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Eleusine indica

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 76

36. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Eleusine indica pada Pengamatan

3 HSA ........................................................................................... 77

37. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Eleusine indica pada

Pengamatan 3 HSA ............................................................................ 77

38. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Asystasia gangetica

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 78

39. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Asystasia gangetica pada

Pengamatan 3 HSA ...................................................................... 79

Page 20: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

viii

40. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Asystasia gangetica pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 79

41. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Synedrella nodiflora

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 80

42. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Keracuanan Gulma Synedrella nodiflora pada

Pengamatan 3 HSA ...................................................................... 81

43. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Keracuanan Gulma Synedrella nodiflora pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 81

44. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus

rotundus pada Pengamatan 3 HSA ............................................... 82

45. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus rotundus

pada Pengamatan 3 HSA ................................................................ 83

46. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus rotundus

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 83

47. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus kyllingia

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 84

48. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus kyllingia pada

Pengamatan 3 HSA ......................................................................... 85

49. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Cyperus kyllingia pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 85

50. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Paspalum

conjugatum pada Pengamatan 3 HSA ........................................... 86

Page 21: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

ix

51. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Kehijauan Daun Gulma Paspalum conjugatum pada

Pengamatan 3 HSA ........................................................................ 87

52. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Paspalum conjugatum

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 87

53. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Eleusine indica

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 88

54. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Kehijauan Daun Gulma Eleusine indica pada

Pengamatan 3 HSA .................................................................... 89

55. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Eleusine indica pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 89

56. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Asystasia

gangetica pada Pengamatan 3 HSA .............................................. 90

57. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Tingkat

Kehijauan Daun Gulma Asystasia gangetica pada

Pengamatan 3 HSA ........................................................................ 91

58. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Asystasia gangetica

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 91

59. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Synedrella

nodiflora pada Pengamatan 3 HSA ............................................... 92

60. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh

Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Tingkat Kehijauan Daun Gulma Synedrella nodiflora pada

Pengamatan 3 HSA ....................................................................... 93

61. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Tingkat Kehijauan Daun Gulma Synedrella nodiflora

pada Pengamatan 3 HSA ............................................................... 93

Page 22: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

x

62. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah

Lerak Terhadap Bobot Kering Gulma Cyperus rotundus ............ 94

63. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Cyperus rotundus .............................................................. 95

64. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Cyperus rotundus ....................................... 95

65. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Bobot Kering Gulma Cyperus kyllingia ....................... 96

66. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Cyperus kyllingia .............................................................. 97

67. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Cyperus kyllingia ........................................ 97

68. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Bobot Kering Gulma Paspalum conjugatum ................ 98

69. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Paspalum conjugatum ....................................................... 99

70. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Paspalum conjugatum ................................. 99

71. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Bobot Kering Gulma Eleusine indica ........................... 100

72. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Eleusine indica .................................................................. 101

73. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Eleusine indica ........................................... 101

74. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Bobot Kering Gulma Asystasia gangetica .................... 102

75. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Asystasia gangetica ........................................................... 103

Page 23: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

xi

76. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Asystasia gangetica .................................... 103

77. Data Pengaruh Kombinasi Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak

Terhadap Bobot Kering Gulma Synedrella nodiflora ................... 104

78. Uji Bartlett Untuk Homogenitas Ragam Data Pengaruh Kombinasi

Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap Bobot Kering

Gulma Synedrella nodiflora .......................................................... 105

79. Analisis Ragam Perlakuan Cuka dan Larutan Buah Lerak Terhadap

Bobot Kering Gulma Synedrella nodiflora ................................... 105

Page 24: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur kimia asam asetat .............................................................. 12

2. Struktur kimia saponin steroid ........................................................ 20

3. Struktur kimia saponin triterpenoid ................................................. 21

4. Tata letak petak percobaan .............................................................. 24

5. Skema petak aplikasi ....................................................................... 27

6. Gejala keracunan gulma Cyperus rotundus pengamatan 3 HSA .... 32

7. Gejala keracunan gulma Cyperus kyllingia pengamatan 3 HSA .... 34

8. Gejala keracunan gulma Paspalum conjugatum pengamatan

3 HSA .................................................................................................. 36

9. Gejala keracunan gulma Eleusine indica pengamatan 3 HSA ........ 38

10. Gejala keracunan gulma Asystasia gangetica pengamatan

3 HSA ............................................................................................. 40

11. Gejala keracunan gulma Synedrella nodiflora pengamatan

3 HSA ............................................................................................... 42

12. Jaringan epidermis bawah daun gulma Cyperus rotundus dengan

pembesaran mikroskop 100x10 m .............................................. 50

13. Jaringan epidermis bawah daun gulma Cyperus kyllingia dengan

pembesaran mikroskop 100x10 m .............................................. 52

14. Jaringan epidermis bawah daun gulma Paspalum conjugatum

dengan pembesaran mikroskop 100x10 m ................................. 54

15. Jaringan epidermis bawah daun gulma Eleusine indica dengan

pembesaran mikroskop 100x10 m .............................................. 56

Page 25: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

xiii

16. Jaringan epidermis bawah daun gulma Asystasia gangetica dengan

pembesaran mikroskop 100x10 m .............................................. 58

17. Jaringan epidermis bawah daun gulma Synedrella nodiflora dengan

pembesaran mikroskop 100x10 m .............................................. 60

18. Jaringan epidermis bawah daun gulma Cyperus rotundus dengan

pembesaran mikroskop 40x10 m ................................................ 106

19. Jaringan epidermis bawah daun gulma Cyperus kyllingia dengan

pembesaran mikroskop 40x10 m ................................................ 107

20. Jaringan epidermis bawah daun gulma Paspalum conjugatum

dengan pembesaran mikroskop 40x10 m .................................... 108

21. Jaringan epidermis bawah daun gulma Eleusine indica dengan

pembesaran mikroskop 40x10 m ................................................ 109

22. Jaringan epidermis bawah daun gulma Asystasia gangetica dengan

pembesaran mikroskop 40x10 m ................................................ 110

23. Jaringan epidermis bawah daun gulma Synedrella nodiflora dengan

pembesaran mikroskop 40x10 m .................................................. 111

Page 26: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan

manusia terutama dalam proses budidaya tanaman. Gulma menjadi salah satu

faktor penting yang dapat menyebababkan turunnya produksi tanaman.

Kehadiran gulma pada lahan budidaya mengakibatkan terjadinya kompetisi unsur-

unsur penunjang kehidupan tanaman seperti kompetisi unsur hara, air, dan cahaya

matahari. Gulma juga dapat merugikan petani atau perusahan agribisnis dengan

cara menurunkan kualitas produk pertanian, mengganggu proses produksi seperti

pemupukan dan pemanenan, dan sebagai inang sementara atau tempat sembunyi

hama dan penyakit (Pujisiswanto, 2012). Kompetisi tersebut sangat merugikan

bagi tanaman budidaya karena dapat menghambat pertumbuhan vegetatif dan

generatif tanaman.

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, mekanis, biologis, kultur

teknis, kimiawi dan terpadu. Pengendalian gulma secara kimiawi dengan

menggunakan herbisida menjadi pilihan utama dibandingkan dengan cara yang

lain karena dinilai lebih efektif dalam mengendalikan gulma dan lebih efisien

dalam hal waktu dan biaya. Meskipun menjadi pilihan utama, kendala utama

pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida yang sama secara

Page 27: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

2

terus menerus adalah munculnya resiko pencemaran lingkungan akibat residu

bahan aktif herbisida dan munculnya resistensi gulma. Oleh karena itu diperlukan

alternatif herbisida dengan bahan aktif yang lebih ramah lingkungan.

Menurut Chinery (2002), cuka makanan (asam asetat) dapat digunakan sebagai

bioherbisida. Mekanisme kerja dari asam asetat adalah mirip dengan paraquat

dimana asam asetat menyebabkan pembubaran cepat keutuhan membran sel yang

mengakibatkan pengeringan jaringan daun, dan akhirnya kematian tumbuhan.

Hasil penelitian Dayan et al. (2009) menunjukkan bahwa larutan asam asetat (10-

20%) mampu mengendalikan lebih dari 80% gulma muda. Hasil Penelitian Evans

et al. (2009) menunjukkan bahwa asam asetat 20% yang diterapkan pada volume

636 l/ha memberikan pengendalian Amaranthus retroflexus 100% pada 6 hari

setelah aplikasi (6 HSA ). Hasil penelitian Pujisiswanto (2015) menunjukkan

bahwa aplikasi asam asetat pascatumbuh 20% efektif menekan pertumbuhan

gulma, menyebabkan pertumbuhan dan hasil jagung setara dengan aplikasi asam

asetat pratumbuh + pascatumbuh dan penyiangan mekanis 2 kali.

Penelitian lain menunjukkan bahwa aplikasi asam asetat dapat menekan

penutupan gulma total suatu lahan. Hasil pengamatan visual persentase penutupan

gulma total secara umum memperlihatkan bahwa di seluruh petak perlakuan asam

asetat mempunyai tingkat penutupan gulma yang lebih rendah dibandingkan

dengan kontrol pada 2 MSA, sedangkan pada 4 MSA terlihat bahwa asam asetat

10% dan 20% mempunyai tingkat penutupan yang lebih rendah dibandingkan

dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi cuka 10% dan 20% pada 2

dan 4 MSA mampu mengendalikan pertumbuhan gulma total. Konsentrasi asam

Page 28: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

3

asetat 10-20% mampu mengendalikan pertumbuhan gulma daun lebar Asystasia

gangética, sedangkan gulma daun lebar lain yaitu kacangan (LCC) dan Mikania

micranta mampu dikendalikan dengan konsentrasi 20% sampai dengan 4 MSA.

Gulma golongan rumput yaitu Digitaria longiflora tidak mampu dikendalikan

oleh cuka sampai 4 MSA (Pujisiswanto, 2012).

Namun dalam aplikasinya, konsentrasi cuka yang digunakan sebagai herbisida

masih terlalu tinggi sehingga perlu penambahan ajuvan untuk menurunkan

konsentrasi cuka. Menurut Djojosumarto (2008), dalam suatu formulasi terdapat

bahan aktif, bahan pembantu (adjuvan), dan bahan pembawa (carier). Adjuvan

yaitu bahan atau senyawa yang ditambahkan didalam proses formulasi agar

pestisida mudah diaplikasikan. Carier yaitu bahan yang digunakan untuk

menurunkan konsentrasi produk pestisida tergantung bagaimana cara penggunaan

yang diinginkan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan jawaban dari rumusan masalah berikut ini :

1. Apakah efikasi cuka ditambah larutan buah lerak (Sapindus rarak) mampu

mengendalikan berbagai jenis gulma?

2. Apakah akan didapat konsentrasi terendah cuka jika dicampur ajuvan yang

berasal dari larutan buah lerak ?

Page 29: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

4

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menguji larutan buah lerak (Sapindus rarak) sebagai ajuvan herbisida untuk

meningkatkan efektivitas cuka dalam mengendalikan gulma

2. Mendapatkan kombinasi campuran cuka dan larutan buah lerak pada

konsentrasi cuka yang lebih rendah dari 20% tanpa mengurangi efektivitas

dalam mengendalikan gulma

1.3 Kerangka Pemikiran

Kehadiran gulma di lahan budidaya menyebabkan terjadinya kompetisi unsur

penunjang kehidupan seperti air, unsur hara, dan cahaya matahari. Pertumbuhan

gulma yang lebih cepat dari tanaman budidaya juga mengakibatkan kerugian di

awal penanaman karena dapat menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman.

Pengendalian gulma pada lahan budidaya tanaman sangat penting dilakukan.

Pengendalian gulma baik secara mekanis, kultur teknis, dan kimiawi menjadi

alternatif pilihan yang dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan dan

keberadaan gulma di lahan budidaya. Pengendalian secara kimiawi (penggunaan

herbisida) menjadi yang paling populer karena dianggap efektif dalam menekan

pertumbuhan gulma dan efisien dalam hal biaya dan waktu. Namun jika

digunakan secara terus menerus dan dalam jangka panjang, masalah pencemaran

lingkungan dan resistensi gulma akan timbul.

Penggunaan cuka makan atau asam asetat dinilai menjadi alternatif pengganti

herbisida yang beredar dipasaran. Menurut Pujisiswanto (2015), mekanisme asam

Page 30: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

5

asetat pascatumbuh menghambat gulma melalui membran sel bocor, penurunan

konduktansi stomata dan menginduksi penutupan stomata, penurunan laju

transpirasi, penurunan serapan CO2, dan peningkatan O2, menghambat sintesis

protein dan penurunan kadar klorofil sehingga menghambat laju fotosintesis.

Namun dalam aplikasinya, dibutuhkan sekitar 20% konsentrasi cuka dari 500 l/ha

untuk mendapatkankan hasil efikasi yang baik. Penggunaan konsentrasi cuka

yang masih tinggi mendorong untuk mencari cara dan formulasi baru dalam

penggunaannya. Salah satu caranya adalah dengan mencampur cuka tersebut

dengan berbagai bahan campuran lain untuk mendapatkan spektrum daya berantas

yang luas. Penambahan bahan campuran ini akan dapat meningkatkan daya

efikasi cuka sehingga konsentrasi cuka yang digunakan menurun dan secara

langsung juga akan menekan biaya untuk pengendalian gulma. Oleh karena itu

perlu dicari alternatif cara pengendalian yang dapat menekan penggunaan

konsentrasi cuka tanpa mengurangi daya efikasi terhadap pertumbuhan gulma.

Berdasarkan hasil penelitian yang dimuat di beberapa jurnal menyebutkan bahwa

buah, kulit batang, biji, dan daun tanaman lerak (Sapindus rarak) mengandung

saponin, alkaloid, steroid, antikuinon, polifenol, dan tanin. Menurut Widowati

(2003) dalam Syahroni et al. (2013), saponin terdapat pada semua bagian

tanaman Sapindus dengan kandungan tertinggi terdapat pada bagian buah.

Saponin berasal dari bahasa latin “Sapo” yang berarti sabun karena sifatnya yang

menyerupai sabun. Diperkirakan penambahan zat saponin yang terkandung dalam

buah lerak dapat menambah efikasi asam cuka dan menurunkan konsentrasi cuka

yang diperlukan tanpa menurunkan efektivitas dalam mengendalikan gulma.

Page 31: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

6

1.5 Hipotesis

Menurut kerangka pemikiran yang telah diutarakan, maka hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini adalah :

1. Penambahan larutan buah lerak (Sapindus rarak) pada cuka efektif

mengendalikan gulma.

2. Pencampuran cuka dan larutan buah lerak dengan konsentrasi tertentu mampu

mengendalikan gulma.

Page 32: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Gulma

Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang merugikan kepentingan manusia

baik dari segi ekonomi, ekologis, kesehatan, maupun estetika. Kehadiran gulma

selama proses budidaya tanaman tidak selalu berkonotasi dengan kemampuan

gulma tersebut berkompetisi dengan tanaman dalam memperebutkan sarana

tumbuh, seperti hara, air, cahaya, maupun ruang tumbuh, tetapi gulma juga dapat

merugikan petani atau perusahan agribisnis dengan cara menurunkan kualitas

produk pertanian, mengganggu proses produksi seperti pemupukan dan

pemanenan, sebagai inang sementara atau tempat sembunyi hama dan penyakit,

dan mengganggu keindahan lahan (Pujisiswanto, 2012).

Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhannya. Penggolongan gulma dapat dilakukan berdasarkan siklus hidup,

habitat, atau berdasarkan tanggapan gulma terhadap herbisida (Sembodo, 2010).

Page 33: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

8

2.1.1 Gulma Golongan Teki (Sedges)

2.1.1.1 Cyperus rotundus

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus

Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.

Umumnya rumput ini tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan,

Malaysia, Indonesia, dan Kawasan Asia Tenggara. Rumput teki banyak tumbuh

di tempat terbuka atau tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti

tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering, ladang, kebun, tegalan,

pinggir jalan, yang hidup sebagai gulma karena sangat susah untuk diberantas

(Gunawan et al.,1998).

2.1.1.2 Cyperus kyllingia

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Page 34: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

9

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus kyllingia.

Rumput teki banyak ditemukan pada tempat yang menerima curah hujan lebih

dari 1000 mm pertahun yang memiliki kelembapan 60-85%. Suhu terbaik untuk

pertumbuhan rumput teki adalah suhu dengan rata-rata 25˚C, pH tanah untuk

menumbuhkan rumput teki berkisar antara 4,0-7,5 (Syarif, 2013).

2.1.2 Gulma Golongan Rumput (Grasses)

2.1.2.1 Paspalum conjugatum

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotiledoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Paspalum

Spesies : Paspalum conjugatum

P. Conjugatum berasal dari daerah Amerika tropis dan memiliki beberapa nama

lokal antara lain rumput pait (Melayu), paitan (Jawa), dan jukut pahit (Sunda).

Gulma ini merupakan rumput tahunan yang tumbuh menjalar dan memiliki stolon,

yang pada setiap ruasnya dapat berbentuk akar. Batang atau rumpun

P. conjugatum dapat tumbuh tegak atau miring dengan ketinggian mencapai 60

cm (Situs Peternakan, 2014).

Page 35: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

10

2.1.2.2 Eleusine indica

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Eleusine

Spesies : Eleusine indica

E. indica (Gulma lulangan) merupakan gulma semusim berumur pendek dan

memiliki alat perkembangbiakan berupa biji. E. indica dapat tumbuh hingga 2000

m dpl. Gulma ini merupakan gulma yang memiliki daun sempit, batang

berbentuk cekungan dan menempel pipih, pelepah menempel kuat, lidah daun

berbentuk selaput pendek dan tumbuh dalam rumpun, dan batang seringkali

bercabang. Akar E. indica sangat kuat, tumbuh liar dipinggir jalan atau dilapangan

(Moenandir, 1988).

2.1.3 Gulma Golongan Daun Lebar ( Broad Leaved )

2.1.3.1 Asystasia gangetica

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Page 36: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

11

Genus : Asystasia

Spesies : Asystasia gangetica

Di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia, A. gangetica

merupakan gulma penting yang telah tersebar luar di perkebunan karet, kopi,

kakao, nanas dan terutama kelapa sawit sejak tahun 1970-an. Dewasa ini,

dominasi A.gangetica di banyak perkebunan tersebut berkaitan dengan pengunaan

glifosat secara terus menerus (Purba, 2009).

2.1.3.2 Synedrella nodiflora

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Synedrella

Spesies : Synedrella nodiflora

S. nodiflora termasuk gulma berdaun lebar yang hanya berkembang biak dengan

biji sehingga apabila disiangi maka gulma tidak mampu tumbuh kembali.

Produksi biji gulma S. nodiflora dapat mencapai 6.330 pertanaman dan masa

dormansinya yang lama. Gulma ini efektif jika dikendalikan pada periode

generatif (Setyowati et al., 2007)

Page 37: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

12

2.2 Asam Asetat

Nama asam asetat berasal dari kata Latin “asetum”. Asam asetat, asam etanoat

atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang merupakan asam

karboksilat yang paling penting di perdagangan, industri, dan laboraturium dan

dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat

memiliki rumus kimia CH3COOH. Asam asetat merupakan asam lemah yang

terionisasi sebagian dalam air, walaupun demikian, keasaman asam asetat tetap

lebih tinggi dibanding dengan keasaman air (Hardoyo et al., 2007).

Bentuk murni dari asam asetat ialah asam asetat glacial. Asam asetat glacial

mempunyai ciri-ciri tidak berwarna, mudah terbakar (titik beku 17°C dan titik

didih 118°C) dengan bau menyengat, dapat bercampur dengan air dan banyak

pelarut organik. Dalam bentuk cair atau uap, asam asetat sangat korosif terhadap

kulit dan jaringan lain. Suatu molekul asam asetat mengandung gugus OH dan

dengan sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya

ikatan hidrogen ini, maka asam asetat yang mengandung atom karbon satu sampai

empat dan dapat bercampur dengan air (Gambar 1) (Hewitt, 2003).

H O

H C C

H O H

Gambar 1. Struktur kimia asam asetat

Page 38: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

13

Asam asetat atau lebih di kenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu

senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam

yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan

asmosferik, titik didihnya 118,1oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat

luas di bidang industri dan pangan (Hardoyo et al., 2007).

Asam asetat adalah asam lemah monoprotik basa konjugasinya adalah asetat

(CH3COO−). Asam asetat adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti

air dan etanol. Asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau

nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan

kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas

dalam industri kimia dan laboratorium seperti sebagai pelarut, reagen, dan katalis.

Asam asetat juga digunakan sebagai bahan penyusun cat, pernis dan glasir, serta

digunakan dalam perawatan medis, misalnya dalam pengobatan sengatan ubur-

ubur ( Hart dan Craine, 2003).

Uji toksisitas adalah uji yang dirancang untuk menentukan efek toksik suatu

senyawa yang akan terjadi dalam waktu yang singkat setelah pemajanan atau

pemberiannya dalam takaran tertentu. Data kuantitatif yang diperoleh dari uji

toksisitas ini adalah LD50 (lethal dose 50). LD50 yaitu konsentrasi atau dosis

yang dalam kondisi spesifik menyebabkan mortalitas separuh populasi organisme

dalam jangka waktu tertentu. Dari data tentang LD50, suatu senyawa dapat

digolongkan sebagai bahan yang sangat toksik (extremely toxic) hingga bahan

yang tidak toksik (practically non toxic) (Donatus, 2001).

Page 39: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

14

LD50 asam asetat setelah diuji yakni LD50 oral-tikus (rat): 3310 mg/kg, LD50

kulit-kelinci: 1060 mg/kg, sedangkan LD50 paraquat yakni yakni LD50 oral-tikus

(rat): 100 mg/kg, LD50 kulit-tikus: 236 mg/kg. Data tersebut menunjukkan

bahwa asam asetat lebih ramah terhadap lingkungan karena memiliki LD50 yang

lebih tinggi dibanding dengan paraquat. (BPOMRI, 2011).

Dekomposisi maupun degradasi asam asetat pada lingkungan dapat terjadi melalui

bantuan sinar ultra violet dan mikroorganisme. Park dan Lee (2009)

menunjukkan bahwa asam asetat terurai dalam waktu 120 menit oleh radiasi UV

dibawah konsentrasi 500 ppm. Penelitian lain menunjukkan bahwa campuran

kultur bakteri dari tanah ( Bacillus sp.) dapat membantu biodegradasi asam asetat.

Campuran kultur bakteri mengakibatkan hilangnya asam asetat 100% dalam 72

jam pada konsentrasi cuka 1% dan 4%, dan 97% pada konsentrasi cuka 7%.

Biodegradasi aerobik tampaknya menjadi pendekatan yang relevan untuk

menanggulangi limbah cuka komersial (Kumbha et al., 2013).

Aplikasi asam asetat yang ditemukan di tanah (menjadi biomassa mikroba atau

diserap ke partikel tanah) sekitar 26% dalam bentuk COOH dan 36% sebagai

CH3. Mikroba menggunakan secara khusus C-CH3 sebagai pertumbuhan mereka,

sedangkan kelompok C-COOH cenderung dekarboksilasi. Asam asetat dalam

tanah menyediakan sumber karbon untuk proses dekomposisi dalam memproduksi

karbon dioksida. Mikroorganisme menggunakan CH3 sebagai bahan anabolisme.

Selama pertumbuhan mereka, penyerapan C dari CH3 bukan dari COOH karena C

hampir sepenuhnya teroksidasi (Fischer dan Kuzyakov, 2010).

Page 40: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

15

2.2.1 Asam Asetat Sebagai Bioherbisida

Menurut Chinery (2002), cuka makanan dapat digunakan sebagai bioherbisida,

namun penelitian yang mendukung masih terbatas. Sejak laporan tersebut, para

ilmuwan mulai meneliti daya racun asam asetat sebagai herbisida organik

(Johnson et al., 2003).

Mekanisme kerja dari asam asetat adalah mirip dengan paraquat dimana asam

asetat menyebabkan pembubaran cepat keutuhan membran sel mengakibatkan

pengeringan jaringan daun, dan akhirnya kematian tanaman. Paraquat merupakan

salah satu herbisida kontakyang banyak digunakan dalam persiapan lahan (Owen,

2002).

Mekanisme asam asetat pascatumbuh menghambat gulma melalui membran sel

bocor, penurunan konduktansi stomata dan menginduksi penutupan stomata,

penurunan laju transpirasi, penurunan serapan CO2, dan peningkatan O2,

menghambat sintesis protein dan penurunan kadar klorofil sehingga menghambat

laju fotosintesis. ATP dan NADPH diduga terakumulasi dalam stroma pada

kloroplas, sehingga bereaksi dengan O2 membentuk superoksida (O2-) dan

hydrogen peroksida (H2O2) di kloroplas. Peningkatan pembentukan radikal O2-

dan H2O2 menyebabkan peningkatan enzim SOD dan POD sebagai ketahanan

gulma Cyperus rotundus dan Paspalum distichum. Peningkatan radikal O2- dan

H2O2 pada gulma Cleome viscosa menyebabkan penurunan enzim SOD dan POD

mengakibatkan kerusakan sel mesofil daun gulma (Pujisiswanto, 2015).

Page 41: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

16

Aplikasi cuka 10 dan 20% pada 2 dan 4 MSA mampu mengendalikan

pertumbuhan gulma total. Hasil pengamatan visual persentase penutupan gulma

total secara umum memperlihatkan bahwa di seluruh petak perlakuan cuka

mempunyai tingkat penutupan gulma yang lebih rendah dibandingkan dengan

kontrol pada 2 MSA, sedangkan pada 4 MSA terlihat bahwa cuka 10 dan 20%

mempunyai tingkat penutupan yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol

(Pujisiswanto, 2012).

Aplikasi asam asetat pascatumbuh 20% efektif menekan pertumbuhan gulma,

menyebabkan pertumbuhan dan hasil jagung setara dengan aplikasi asam asetat

pratumbuh + pascatumbuh dan penyiangan mekanis 2 kali. Pengendalian gulma

dengan aplikasi asam asetat pratumbuh + pascatumbuh, pascatumbuh dan

penyiangan mekanis 2 kali menyebabkan penurunan hasil jagung lebih rendah

yaitu masing-masing sebesar 19,48% 20,86% dan 16,79% dibandingkan dengan

perlakuan bergulma sebesar 47,67% (Pujisiswanto, 2015).

2.3 Penambahan Larutan Buah Lerak Sebagai Ajuvan

Kecenderungan penggunaan herbisida di Indonesia telah mengalami

perkembangan ke arah efisiensi penggunaan yang lebih tinggi. Aktivitas yang

terjadi antara lain mencampur herbisida dengan berbagai bahan aktif untuk

mendapatkan spektrum daya berantas yang luas, mencampur urea dengan

herbisida untuk menambah efektivitas bahan aktif, mencampur herbisida dengan

berbagai surfaktan atau ajuvan untuk mengurangi dosis bahan aktif (Sukman dan

Yakup, 2002).

Page 42: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

17

2.3.1 Ajuvan

Ajuvan merupakan bahan yang ditambahkan dalam formulasi herbisida untuk

menambah aktivitasnya. Ajuvan dapat meningkatkan daya peracunan (toksisitas),

membantu membentuk emulsi, menambah sifat penyebaran larutan,

mempermudah retensi dan penetrasi. Ajuvan dapat berupa surfaktan, sticker,

emulsifier, sequesting agent, dispersing agent, anti caking agent dan sebagainya

(Rakian dan Muhidin, 2008).

Jelas bahwa selektivitas herbisida dapat berubah ketika kita menggunakan ajuvan.

Aksi ajuvan terhadap herbisida dapat diklasifikasikan sebagai bahan aditif ketika

ajuvan tidak menambah efikasi herbisida tersebut; sinergis ketika ajuvan yang

diberikan memungkinkan untuk menurunkan dosis herbisida tanpa kehilangan

efektivitasnya, dan antagonis ketika adjuvan yang diberikan memungkingkan

untuk meningkatkan dosis herbisida untuk mendapatkan efek yang sama.

Sinergisme dan antagonisme sama-sama penting dalam penelitian herbisida.

Sebuah synergizer dapat meningkatkan efikasi atau daya racun dengan

meningkatkan retensi dan atau penyerapan herbisida, atau dapat menghalangi

degradasi herbisida pada tanaman. Efek sinergi mampu mengurangi dosis

herbisida dan ketahanan bahan aktif untuk tetap bekerja yang disebabkan oleh

fluktuasinya lingkungan. Misalnya meningkatnya ketahanan herbisida terhadap

hujan sehingga setelah penyemprotan tidak akan memengaruhi daya racun

herbisida tersebut. Efek sinergis dalam penambahan ajuvan dapat memperluas

spektrum pengendalian gulma untuk herbisida. Efek antagonis dapat menurunkan

aktivitas herbisida dengan mengurangi (Streibig, 2003).

Page 43: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

18

Hasil penelitian menunjukkan penambahan ajuvan sangat berpengaruh nyata

terhadap penggunaan dosis. Campuran ajuvan ammonium sulfat dan glifosat

lebih efektif untuk mengendalikan gulma apabila digunakan secara bersama-sama

dibandingkan dengan penggunaan secara individu. Perlakuan pemberian

herbisida dengan dosis 3 l/ha tanpa ammoniumm sulfat, kurang efektif untuk

menekan pertumbuhan alang-alang dibandingkan dengan pemberian herbisida

pada dosis 3 l/ha tetapi diberi ammonium sulfat (Rakian dan Muhidin, 2008).

Penelitian lain menunjukkan interaksi herbisida dengan surfaktan berpengaruh

nyata terhadap persen penutupan gulma, bobot kering gulma total dan bobot

kering Borreria alata. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas herbisida yang

dicampur dengan surfaktan berbeda dibanding tanpa surfaktan. Konsentrasi

surfaktan yang memberikan peningkatan efektivitas herbisida besarnya berbeda

utnuk jenis herbisida yang berbeda. Glifosat clan sulfosat yang dicampur

surfaktan 0,2% dapat mengendalikan gulma lebih baik dibanding parakuat.

Hingga 12 MSA campuran herbisida dan surfaktan tersebut masih dapat menekan

penutupan gulma. Hasil yang sama juga terlihat pada bobot kering gulma.

Dengan konsentrasi surfaktan 0,2% glifosat dan sulfosat dapat mengendalikan

gulma dengan baik (Sulistyono et al., 1999)

2.3.2 Buah Lerak (Sapindus rarak)

Sapindus rarak De Candole merupakan nama binomial dari lerak yang dikenal di

Jawa sebagai klerek, di Sunda sebagai rerek, di Palembang sebagai lamuran, di

Kerinci sebagai kalikea, dan di Minang sebagai kanikia. Lerak termasuk dalam

divisi Spermatophyta yang tumbuh di daerah Jawa dan Sumatera dengan

Page 44: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

19

ketinggian 450-1500 m di atas permukaan air laut. Tinggi tanaman dapat

mencapai 15-42 m dan batang kayu yang berwarna putih kusam berbentuk bulat,

keras, dan dapat berukuran 1 m. Biji tanaman berbentuk bulat, keras, dan

berwarna hitam. Buahnya berbentuk bulat, keras, diameter ± 1,5 cm, dan

berwarna kuning kecoklatan. Di dalam buah terdapat daging buah yang aromanya

wangi. Tanaman lerak mulai berbuah pada umur 5-15 tahun. Pada umumnya

musim berbuah pada awal musim hujan dan menghasilkan biji sebanyak 1.000-

1.500 biji (Syahroni et al., 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dimuat di beberapa jurnal menyebutkan bahwa

buah, kulit batang, biji, dan daun tanaman lerak mengandung saponin, alkaloid,

steroid, antikuinon, polifenol, dan tanin (Syahroni et al., 2013).

Saponin terdapat pada semua bagian tanaman Sapindus dengan kandungan

tertinggi terdapat pada bagian buah. Saponin berasal dari bahasa latin “Sapo”

yang berarti sabun karena sifatnya yang menyerupai sabun. Saponin merupakan

senyawa kimia yang berasal dari metabolit sekunder yang banyak diperoleh dari

tumbuh-tumbuhan. Saponin memiliki sifat berasa pahit, berbentuk busa stabil

dalam air, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin (seperti : ikan, siput, dan

serangga), dapat menstabilkan emulsi, dan menyebabkan hemolisis (rusaknya sel

darah merah) (Syahroni et al, 2013).

Saponin temasuk glikosida yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan sakarida

(bersifat hidrofilik) dan sapogenin (bersifat lipofilik). Adanya kandungan saponin

yang bersifat hidrofilik dan lipofilik tersebut menjadikan buah lerak bersifat

surfaktan sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku sabun (Fatmawati, 2014).

Page 45: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

20

Berdasarkan struktur aglikon (sapogenin)nya dikenal 2 macam saponin, yaitu :

tipe steroid dan triterpenoid. Saponin tipe steroid (Gambar 2) mengandung

aglikon polisiklik yang merupakan sebuah steroid cholin. Di alam, saponin tipe

steroid tersebar luas pada beberapa keluarga Monocotyledoneae (contoh:

Dioscorea spp.), terutama keluarga Dioscoreaceae dan keluarga Amaryllidaceae

(contoh: Agave sp.). Saponin steroid penting karena mempunyai kesamaan

struktur inti senyawa-senyawa vitamin D, glikosida jantung, dan kortison

sehingga biasa digunakan sebagai bahan baku untuk sintesa senyawa-senyawa

tersebut (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Gambar 2. Struktur kimia saponin steroid

Saponin tipe triterpenoid (Gambar 3) jarang ditemukan pada tanaman golongan

Monocotyledoneae tetapi banyak terkandung dalam tanaman Dicotyledoneae,

terutama pada keluarga Caryophylaceae, Sapindaceae, Polygalaceae, dan

Sapotaceae. Kebanyakan saponin triterpenoid mempunyai struktur pentasiklik

dan sapogeninnya terikat pada rantai dari gula (dapat berupa glukosa, galaktosa,

pentosa dan metil pentosa) atau unit asam uronat ataupun keduanya pada posisi

C3 (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Page 46: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

21

Gambar 3. Struktur kimia saponin triterpenoid

Page 47: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

22

BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan di Laboratorium Gulma Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada bulan April 2016.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah cuka makan 25% , larutan

buah lerak, bibit gulma (2 golongan teki : C. rotundus dan C. kyllingia,

2 golongan rumput : P. conjugatum dan E. indica dan 2 golongan daun lebar :

A. gangetica dan S. nodiflora), dan cat kuku. Sedangkan alat yang digunakan

adalah pot (diameter 8,5 cm dan tinggi 11,5 cm), timbangan digital, gelas ukur,

knapsack sprayer dengan nosel warna biru (lebar bidang semprot 1,5 m), SPAD

502, mikroskop, gelas preparat, ruber bulb, pipet, oven, kantong plastik, gunting,

selotip dan amplop.

3.3 Metodologi Penelitian

Percobaan faktorial disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan.

Faktor pertama adalah cuka dengan konsentrasi 0, 5, 10, 15, dan 20%. Faktor

kedua adalah konsentrasi larutan buah lerak yaitu 0, 2,5 dan 5%.

Page 48: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

23

Tabel 1. Perlakuan Cuka + Larutan Buah Lerak

Cuka (%) Larutan Buah Lerak (%)

0%

(L0)

2,5%

(L1)

5%

(L2)

0% (C0) C0L0 C0L1 C0L2

5% (C1) C1L0 C1L1 C1L2

10% (C2) C2L0 C2L1 C2L2

15% (C3) C3L0 C3L1 C3L2

20% (C4) C4L0 C4L1 C4L2

Perlakuan sebanyak 15 perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan 6 jenis gulma

sasaran sehingga diperoleh 360 satuan percobaan. Perlakuan campuran asam

asetat dan larutan buah lerak diuji dengan macam-macam konsentrasi untuk

melihat pengaruhnya terhadap gulma . Uji Bartlett digunakan untuk menguji

homogenitas ragam dan Uji Tukey untuk menguji additifitas data. Jika asumsi

terpenuhi, analisis data akan dilanjutkan dengan sidik ragam dan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada taraf 5% digunakan untuk menguji perbedaan nilai tengah.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Tata Letak Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Tata letak pot diatur

dengan jarak yang cukup agar tidak terjadi kontaminasi antar perlakuan.

Page 49: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

24

U I U II U III U IV

COL0

C2L0

C3L0

C1L2

COL1

C4L0

C2L1

C2L1

COL2

C1L0

C0L2

C3L2

C1L0

C3L2

C0L1

C4L0

C1L1

C3L1

C1L1

C0L2

C1L2

C1L2

C2L0

C3L1

C2L0

C0L0

C3L2

C1L1

C2L1

C0L2

C4L1

C2L2

C2L2

C1L1

C1L0

C2L0

C3L0

C0L1

C2L2

C3L0

C3L1

C2L2

C4L0

C1L0

C3L2

C4L1

C4L2

C0L0

C4L0

C2L1

C0L0

C4L1

C4L1

C4L2

C1L2

C4L2

C4L2

C3L0

C3L1

C0L1

Gambar 4. Tata letak percobaan

Keterangan :

CnLn : Perlakuan cuka + larutan buah lerak

U : Ulangan

3.4.2 Penetapan Gulma Sasaran

Gulma sasaran terdiri atas 6 spesies gulma dari 3 golomgan berdasarkan

tanggapan gulnma terhadap herbisida. Pada setiap golongan terdiri dari 2 jenis

gulma sasaran yaitu golongan teki (C. rotundus dan C. kyllingia), golongan

Page 50: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

25

rumputan (P. conjugatum dan E. indica), dan golongan daun lebar (A. gangetica

dan S. nodiflora).

3.4.3 Penanaman Gulma

Penanaman gulma dilakukan dengan menanam gulma yang masih muda. Bibit

gulma diambil di sekitar Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung.

Media yang digunakan adalah tanah dengan kondisi sama dengan tempat

pengambilan gulma dengan berat masing-masing pot berisi 300 g tanah. Untuk

mengantisipasi matinya gulma di pot, maka penanaman gulma dilakukan lebih

dari jumlah satuan percobaan dan ditanam di pot tersendiri sehingga

mempermudah dalam melakukan penyulaman.

3.4.4 Pemeliharaan Gulma

Gulma yang telah ditanam tersebut dipelihara dengan dilakukan penyiraman,

penyiangan gulma nontarget, dan pengendalian hama penyakit jika diperlukan.

Penyiraman gulma dilakukan hingga tanah mengalami kapasitas lapang dengan

tujuan agar gulma tidak kekurangan air dan layu. Penyiraman dilakukan setiap

pagi hari. Penyiangan gulma nontarget dilakukan agar pertumbuhan gulma target

tidak terganggu. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma nontarget dan

membuangnya.

Page 51: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

26

3.4.5 Aplikasi Cuka dan Larutan Buah Lerak

3.4.5.1 Prosedur Pembuatan Larutan Lerak

Larutan buah lerak dibuat dengan cara menyiapkan bahan dan alat yang

diperlukan. Buah lerak sebanyak ± 60 gram atau setara dengan ± 15 biji buah

lerak dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi 250 ml air panas, didiamkan

beberapa saat sampai buah menjadi lunak. Setelah buah lerak lunak, tumbuk

daging buahnya menggunakan lumpang dan alu porselin lalu didiamkan di dalam

air tersebut selama ± 24 jam, kemudian disaring.

3.4.5.2 Kalibrasi

Alat semprot dikalibrasi untuk mengetahui keluaran nosel persatuan luas.

Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan metode luas untuk mengetahui volume

semprot. Volume semprot yang dibutuhkan sebesar 500 l/ha.

3.4.5.3 Aplikasi

Aplikasi campuran cuka dan larutan buah lerak dilakukan hanya satu kali selama

pengujian pada umur tanaman 2 minggu setelah tanam (MST), dimulai dari dosis

paling rendah sehingga menghindari bias data. Sebelum pengaplikasian, terlebih

dahulu dihitung jumlah konsentrasi yang dibutuhkan untuk satu petak percobaan.

Berikut adalah petak aplikasi setiap perlakuan dengan susunan gulma secara acak

(Gambar 5).

Page 52: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

27

Gambar 5. Skema petak aplikasi

3.5 Pengamatan

3.5.1. Fitotoksisitas (Tingkat Keracunan) Gulma

Tingkat keracunan gulma akibat aplikasi cuka dan larutan buah lerak (sesuai

perlakuan) dilihat secara visual dengan penggunaan metode skoring yang

disesuaikan dengan aturan dari Komisi Pestisida (2011) dalam

metode standar pengujian efikasi herbisida adalah sebagai berikut:

0 = Tidak ada keracunan 0-5% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tidak normal

1 = Keracunan ringan >5-20% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tidak normal

2 = Keracunan sedang >20-50% bentuk dan atau warna daun dan atau

P. conjugatum

A. gangetica

C. rotundus

E. indica

S. nodiflora

C. kyllingia

Page 53: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

28

pertumbuhan tidak normal

3 = Keracunan berat >50-75% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tidak normal

4 = Keracunan sangat berat >75% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tidak normal sampai mati

Pengamatan dilakukan pada 3 hari setelah aplikasi (HSA) .

3.5.2 Tingkat Kehijauan Daun Gulma

Pengamatan tingkat kehijauan daun dilakukan pada 3 HSA diukur dengan

menggunakan alat SPAD-502 Plus chlorophyll meter. Alat ini secara digital

mencatat tingkat kehijauan (Farhana et al., 2007). Daun yang diamati adalah daun

yang telah membuka sempurna yakni daun pertama atau daun kedua.

3.5.3 Pengamatan Anatomi Stomata Daun

Pengamatan anatomi stomata daun dilakukan pada 3 HSA. Metode yang

digunakan untuk mengamati stomata adalah menggunakan cat kuku transparan

diolesi pada daun gulma abaksial (bagian bawah). Pembuatan preparat dilakukan

dengan cara cat kuku bening dioleskan pada bagian abaksial luar daun gulma.

Setelah cat kering (5-10 menit), cat diangkat dengan menggunakan potongan

selotip transparan. Pengamatan dilakukan dengan cara memilih dua bagian daun

yang sama antara kontrol dan perlakuan cuka dan larutan buah lerak. Pengamatan

dibawah mikroskop dengan mengamati sn (stomata normal), len (lekukan

epidermis normal), sr (stomata rusak), ler (lekukan epidermis rusak), dan srp

Page 54: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

29

(struktur rusak parah) pada perbesaran 100x10 . Jumlah stomata yang terbuka

normal juga diamati pada perbesaran mikroskop 40x10 .

3.5.4 Bobot Kering Gulma

Pemanenan dilakukan pada 6 HSA dengan cara memotong gulma yang berada

dipermukaan media kemudian dipilih bagian gulma yang masih hidup kemudian

dipisahkan berdasarkan spesiesnya untuk diukur bobot keringnya. Gulma hasil

pemanenan dimasukkan kedalam amplop dan dioven selama 48 jam dengan suhu

800C hingga bobot gulma konstan.

Page 55: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

65

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penambahan larutan buah lerak 2,5% dan 5% sebagai ajuvan pada cuka 15%

memiliki tingkat keracunan lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi cuka

tunggal terhadap gulma C. rotundus, C. kyllingia, E. indica, A. gangetica dan

P. conjugatum.

2. Campuran cuka 15% + 2,5% dan 5% larutan buah lerak yang diaplikasikan

pada gulma C. kyllingia memiliki efektivitas yang sama dengan cuka 20%.

3. Campuran cuka 15% + 5% larutan buah lerak yang diaplikasikan pada gulma

P. conjugatum memiliki efektivitas yang sama dengan cuka 20%.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah waktu pengamatan

minimal 2 minggu setelah aplikasi (MSA) agar diketahui apakah gulma benar-

benar mati atau regrowth atau kembali pulih.

Page 56: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

66

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. Dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator

Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11 (2) : 166-173.

BPOMRI. 2011. Asam Asetat (Acetic Acid). Sentra Informasi Keracunan Nasional

(SIKerNas). Jakarta.

Chinery, D. 2002. Using Acetic Acid (Vinegar) As A Broad-Spectrum Herbicide.

Cooperatif Extension Educator, Cornell Cooperative Extentsion of

Rensselaer Country, 61 state street, try NY.

Dayan, F.E, Charles L. Cantrell, Stephen and O. Duke. 2009. Natural products in

crop protection. Natural Products Utilization Research Unit, Agricultural

Research Service, United States Department of Agriculture, University.

Bioorganic & Medicinal Chemistry Vol.17 : 4022–4034.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Donatus, I.A. 2001. Toksikologi Dasar. Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Evans, G. J., Bellinder, R.R. and M. C. Goffinet. 2009. Herbicidal Effects of

Vinegar and a Clove Oil Product on Redroot Pigweed (Amaranthus

retroflexus) and Velvetleaf (Abutilon theophrasti). Weed Technology 23

(2) : 292-299.

Fatmawati, Ira. 2014. Efektivitas Buah Lerak (Sapindus rarak De Candole)

sebagai Bahan Pembersih Logam Perak, Perunggu, dan Besi. Jurnal

Konservasi Cagar Budaya Borobudur 8 (2) : 24-31.

Farhana, M.A., M.R. Yusop, M.H. Harun, A.K. Din. 2007. Performance of tenera

population for the chlorophyll contents and yield component. in:

International Palm Oil Congress (Agriculture, Biotechnology &

Sustainability). Proceedings of the PIPOC Vol. 2 : 701-705.

Fischer, H. dan Y. Kuzyakov. 2010. Sorption, Microbial Uptake and

Decomposition of Acetate in Soil: Transformation Revealed by Position-

Specific 14C Labeling. Soil Biology and Biochemistry 42 : 186-192.

Page 57: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

67

Gunawan, Didik, et al.. 1998. Tumbuhan Obat Indonesia. Pusat Penelitian Obat

Tradisional (PPOT UGM). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gunawan, D. dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar

Swadaya. Jakarta.

Hardoyo, Agus Eko Tjahjono, Dyah Primarini, Hartono dan Musa. 2007. Kondisi

Optimum Fermentasi Asam Asetat Menggunakan Acetobacter aceti. J.

Sains MIPA Vol. 13, No. 1

Hart, H dan Craine, L. 2003. Kimia Organik. Edisi II. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hewitt, P.G. 2003. Conseptual Integrated Science Chemistry. San Fransisco:

Pearson Education, Inc.

Johnson, E N., Wolf, T M. and B. C. Caldwell. 2003. Vinegar (Acetic acid) For

Pre-Seed And Post- Emergence Control Of Broadleaf Weeds in Spring

Wheat (Triticum aestivum L.). Canadian Weed Sci. Soc. 57th Annual

Meeting. Halifax, Nova Scotia, Canada, 57: 87.

Kumbha, S.R., V. Ramanjaneyulu dan A.V.N. Swamy. 2013. Aerobic

Biodegradation of Vinegar Containing Waste Water by Mixed Culture

Bacteria From Soil. International Journal of Recent Scientific Research

4 (10) :1598-1601.

Moenandir, J. 1988. Fisiologi Herbisida (Ilmu Gulma:Buku Jilid II). Rajawali

Pers. Jakarta.

Nurtjahyani, S. N. dan I. Murtini. 2015. Karakterisasi Tanaman Cabai Yang

Terserang Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci). University Research

Colloquium.

Owen, M. D. K. 2002. Acetic Acid (Vinegar) for Weed Control Revisited.

Organic weed management workshop, July 1, IC-488 (11), page 91.

Park, J. Y. dan I. H. Lee. 2009. Decomposition of Acetic Acid by Advanced

Oxidation Processes. Korean J. Chem. Eng. 26 (2) : 387-391

Pujisiswanto, H. 2012. Kajian Daya Racun Cuka (Asam Asetat) Terhadap

Pertumbuhan Gulma Pada Persiapan Lahan. Agrin Vol. 16, No.1.

Pujisiswanto, H. 2015. Mekanisme dan Efektivitas Asam Asetat Sebagai Herbisida

Terhadap Gulma Pada Jagung (Zea mays L.). Disertasi S3 Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 58: PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA SEBAGAI ...digilib.unila.ac.id/25032/3/3. SKRIPSI TANPA BAB...buah lerak yang diaplikasikan pada gulma Cyperus kyllingia dan campuran cuka 15% + 5% larutan

68

Purba, E. 2009. Keanekaragaman herbisida dalam pengendalian gulma mengatasi

populasi gulma resisten dan toleran herbisida. Pidato Pengukuhan Jabatan

Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Gulma. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Rakian, Tresjia C dan Muhidin. 2008. Peningkatan Efektivitas Herbisida Glifosat

Dengan PenambahanAjuvan Ammonium Sulfat Untuk Mengendalikan

Alang-Alang. Jurnal Warta Wiptek Vol. 16.

Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Setyowati, N., U. Nurjanah dan L. S. Sipayung. 2007. Pergeseran Gulma Pada

Tanaman Cabai Besar Akibat Perbedaan Waktu Pengendalian Gulma.

Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. http://www.nanik.al-

nib.net/2011/02/. Diakses pada tanggal 9 Februari 2016.

Situs Peternakan. 2014. Rumput Paitan (Paspalum conjugatum).

http://www.situs-peternakan.com/2014/11/rumput-paitan-paspalum-

conjugatum. Diakses pada tanggal 9 Februari 2016.

Streibig, Jens C. 2003. Assessment of herbicide effects. Chapter 1 :1-44.

Solihin, A. 2014. Morfologi Daun, Kadar Klorofil dan Stomata Glodogan

(Polyalthia longifolia) Pada Daerah Dengan Tingkat Paparan Emisi

Kendaraan yang Berbedadi Yogyakarta. Skripsi S1 Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sulistyono, Eko, A. Pieter Lontoh, dan Hady Widagdo. 1999. Studi Efektivitas

Pencampuran Surfaktan Dengan Herbisida Untuk Jalur Tanaman Karet

Belum Menghasilkan. Bul. Agron 27 (1) : 25-29.

Syahroni, Yan Yanuar dan Djoko Prijono. 2013. Aktivitas Insektisida Ekstrak

Buah Piper aduncum L. (Piperaceae) dan Sapindus rarak DC.

(Sapindaceae) serta Campurannya Terhadap Larva Crocidolomia pavonana

(F.) (Lepidoptera : Crambidae). Jurnal Entomologi Indonesia 10 (1) : 39 –

50.

Syarif, Ahmad. 2013. Identifikasi dan Analisis Vegetasi Gulma.

http://arekpekalongan.blogspot.co.id/2013/10/identifikasi-dan-analisis-

vegetasi-gulma.html. Diakses pada tanggal 9 Februari 2016.