penilaian ekonomi dampak kebakaran hutan …

16
PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI DAN TANAH (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi) MOKHAMMAD IKHSANUDIN E14202005 PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI DAN TANAH

(Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi)

MOKHAMMAD IKHSANUDIN E14202005

PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 2: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan

kepadamu : “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu”,

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Mujaadilah : 11)

“Ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh, dan bahan bakar bagi tabiat”

“Kebahagiaan, kedamaian, dan ketentraman hati

senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan”

Karya kecil ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta, Mbak Ika, Dik Maul, Dik Ima, dan seluruh keluarga di Rembang serta orang-orang yang selalu mencintaiku.....

Page 3: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

RINGKASAN Mokhammad Ikhsanudin. E14202005. Penilaian Ekonomi Dampak Kebakaran Hutan terhadap Vegetasi dan Tanah (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA.

Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hutan yang dapat mengganggu kelestarian hutan. Dampak kebakaran hutan sendiri sangat besar, baik dari aspek ekologi maupun ekonomi. Kebakaran hutan akan mengakibatkan manfaat-manfaat sumberdaya hutan tersebut menjadi hilang. Hilangnya manfaat sumberdaya hutan ini mengakibatkan kerugian material yang sangat besar. Oleh karena itu, kerugian ekonomi perlu dianalisis lebih mendalam. Hingga saat ini, penilaian kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan masih sangat terbatas dan masih bersifat umum serta sangat bervariasi tergantung metode, waktu, dan lokasi kebakaran hutan. Penelitian mengenai penilaian ekonomi dampak kebakaran hutan sangat penting untuk dilakukan, karena dapat mengetahui besarnya kerugian kebakaran secara material sehingga dapat ditentukan pertimbangan-pertimbangan untuk tindakan preventifnya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghitung kerugian sumberdaya alam akibat kebakaran hutan khususnya terhadap vegetasi kayu dan non kayu serta erosi tanah. Penelitian dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada areal bekas kebakaran di blok II Cimenyan. Waktu penelitian yaitu selama bulan Mei sampai Juni 2006. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi proses penegakan hukum (law enforcement) dalam pengendalian kebakaran hutan. Kebakaran hutan akan menyebabkan dampak yang merugikan secara ekonomi. Untuk itu, diperlukan penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan untuk menentukan besarnya nilai kompensasi kerugian, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai proses awal dalam melengkapi tanda bukti pelanggaran pada kasus kebakaran hutan.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : peta luas area kebakaran; data dampak kebakaran hutan terhadap vegetasi kayu; data dampak kebakaran hutan terhadap vegetasi non kayu (tumbuhan obat, getah pinus, pakan ternak); harga kayu dan produk hutan non kayu per satuannya; faktor erosivitas hujan; faktor erodibilitas tanah; panjang dan kemiringan lereng; faktor pengelolaan tanaman; faktor pengelolaan tanah; serta harga pupuk Urea, TSP, dan KCl. Data-data tersebut digunakan untuk menilai areal bekas terbakar untuk pengelolaan hutan berkelanjutan dan menghitung kerugian ekonomi vegetasi akibat kebakaran hutan. Sedangkan untuk menilai kerugian hilangnya manfaat hutan sebagai pengendali erosi tanah menggunakan metode Universal Soil-Loss Equation (USLE) melalui pendekatan kehilangan unsur hara. Erosi per tahun (sebelum dan setelah kebakaran) di lokasi kebakaran disetarakan dengan unsur hara (N, P, dan K) yang terdapat dalam 1 ton tanah pada kedalaman efektif 30 cm. Kemudian dikonversi ke dalam biaya penggunaan pupuk Urea, TSP, dan KCl per satuan luas dengan menggunakan harga pasar.

Kebakaran hutan di HPGW pada tanggal 17 September 2002 di tegakan Pinus merkusii bagian barat dan utara Blok Cimenyan merupakan kejadian kebakaran terbesar hingga tahun 2006. Berdasarkan penelitian sebelumnya, tipe

Page 4: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

kebakaran yang terjadi tergolong surface fire (kebakaran permukaan) yang ditandai dengan hanya terbakarnya serasah dan tumbuhan bawah yang ada di bawah tegakan Pinus merkusii, abu yang dihasilkan berwarna hitam. Berdasarkan sistem skoring pada penilaian areal terbakar untuk pengelolaan hutan berkelanjutan (Syaufina et al., 2006), kebakaran di HPGW termasuk dalam kelas ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa areal bekas kebakaran di HPGW memiliki tingkat keparahan dampak kebakaran yang ringan.

Areal bekas kebakaran di Blok Cimenyan HPGW terdiri dari satu jenis tegakan yaitu tegakan pinus/tusam (Pinus merkusii). Potensi pohon pinus yang mati terbakar dengan luas 9 ha yaitu 9,75 m3. Hasil penilaian ekonomi dampak kebakaran terhadap potensi kayu atas dasar harga pasar yaitu Rp 3.422.604 untuk 9 ha areal yang terbakar ringan, dengan kerugian rata-rata Rp 380.289/ha. Nilai kerugian ini sangat dipengaruhi oleh potensi volume pohon tiap ha dari hutan yang terbakar. Semakin besar potensi tiap ha hutan yang terbakar, maka semakin tinggi pula nilai kerugian kebakaran hutan yang diperoleh. Kayu bakar merupakan salah satu sumberdaya yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di lokasi penelitian untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kerugian kayu bakar untuk seluruh areal terbakar sebesar Rp 26.190.000/tahun dengan kerugian rata-rata Rp 2.190.000/ha/tahun. Besarnya kerugian kayu bakar akibat kebakaran hutan secara langsung berdampak terhadap masyarakat yang biasa memanfaatkan kayu bakar, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun diperjualbelikan.

Jenis hasil hutan non-kayu yang terdapat di areal terbakar Blok Cimenyan HPGW meliputi getah pinus, pakan ternak, dan tumbuhan obat. Getah pinus memiliki potensi total sebesar 9.450 kg untuk 9 ha areal yang terbakar dengan nilai kerugian Rp 30.712.500/tahun. Pakan ternak yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebanyak 9.180 kg dengan nilai kerugian sebesar Rp 9.180.000/tahun. Pakan ternak yang diambil terdiri dari berbagai jenis rumput-rumputan. Nilai tumbuhan obat yang dinilai dibatasi pada tumbuhan obat yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu tumbuhan lempuyang (Zingiber amaricans BI.) dan lengkuas (Alpinia galanga SW.). Nilai tumbuhan obat dari areal terbakar Blok Cimenyan HPGW yaitu Rp 21.600.000/tahun untuk lempuyang dan Rp 10.800.000/tahun untuk lengkuas.

Hasil analisis terhadap perubahan erosi tanah yang terjadi menunjukkan bahwa akibat kebakaran hutan terjadi peningkatan erosi pada Blok Cimenyan HPGW. Perbedaan peningkatan laju erosi tanah sebelum dan setelah kebakaran yaitu 1.051 ton/ha/tahun. Berdasarkan jumlah peningkatan erosi tanah yang selanjutnya dikonversi ke dalam proporsi kehilangan unsur hara pada areal terbakar HPGW (9 ha) menunjukkan bahwa total unsur hara yang hilang sebanyak 342 ton/tahun. Total nilai kerugian ekonomi hilangnya fungsi pengendali erosi tanah akibat kebakaran hutan yaitu Rp 633.592.941/tahun. Penilaian ini belum memasukkan kerugian ekonomi pada aspek fauna tanah. Hal ini dikarenakan belum adanya metode untuk menentukan kerugian ekonomi fauna tanah akibat kebakaran hutan.

Dengan demikian, nilai ekonomi total dampak kebakaran hutan terhadap vegetasi dan tanah di HPGW tahun 2002 sebesar Rp 709.308.045, dengan rata-rata Rp 78.812.005/ha.

Page 5: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP VEGETASI DAN TANAH

(Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi)

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

MOKHAMMAD IKHSANUDIN E14202005

PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 6: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Penilaian Ekonomi Dampak Kebakaran Hutan terhadap Vegetasi dan Tanah (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi)

Nama : Mokhammad Ikhsanudin NRP : E14202005

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. NIP. 131 849 392 NIP. 130 516 498

Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. NIP. 131 430 799

Tanggal Lulus :

Page 7: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rembang, Jawa Tengah, pada

tanggal 26 Juli 1983 sebagai anak kedua dari empat besaudara

keluarga Bapak Salim dan Ibu Tumining.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri

Kutoharjo IV Rembang pada tahun 1990 – 1996. Kemudian

dilanjutkan di SLTP Negeri 2 Rembang pada tahun 1996 – 1999. Pada tahun 1999

penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun

2002.

Pada tahun 2002, penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi

Budidaya Hutan, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama

menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis melaksanakan Praktek

Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) pada tahun 2005 di Cagar Alam dan

Taman Wisata Alam Kamojang dan Cagar Alam Leuweung Sancang serta KPH

Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Pada tahun 2006

penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Situgede, Kecamatan

Bogor Barat, Kota Bogor.

Selama studi di IPB penulis aktif di beberapa organisasi, antara lain BEM

Fakultas Kehutanan tahun 2003/2004, DKM ‘Ibaadurrahmaan Fakultas

Kehutanan tahun 2003/2004, International Forestry Students Association (IFSA)

tahun 2003/2004, Forest Management Student’ Club (FMSC) tahun 2004/2005

serta BEM-KM IPB tahun 2005/2006. Selain itu, penulis juga pernah menjadi

Asisten Praktikum mahasiswa S0 untuk mata kuliah Ilmu Ukur Kayu pada tahun

2005.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di

Fakultas Kehutanan IPB, penulis melakukan penelitian yang dilanjutkan dengan

menyusun skripsi yang berjudul “Penilaian Ekonomi Dampak Kebakaran Hutan

terhadap Vegetasi dan Tanah (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat,

Kabupaten Sukabumi)” di bawah bimbingan Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc. dan

Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA.

Page 8: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas kesempatan dan rahmat yang

diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun

skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

Rasulullah Muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada

para pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk menghitung kerugian

ekonomi akibat kebakaran hutan yang diketahui memberikan dampak yang sangat

luas terhadap sumberdaya alam. Kerugian yang ditimbulkan berpengaruh terhadap

keberadaan sumberdaya hutan dan kehidupan manusia. Namun, penilaian

kerugian akibat kebakaran hutan masih sangat terbatas dan bervariasi menurut

metode, waktu, dan lokasi kebakaran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian

dalam menghitung kerugian ekonomi akibat kebakaran dengan mengambil kasus

kebakaran tahun 2002 di HPGW, Kabupaten Sukabumi.

Skripsi ini merupakan laporan akhir dari penelitian penulis yang berjudul

“Penilaian Ekonomi Dampak Kebakaran Hutan terhadap Vegetasi dan Tanah

(Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi)”.

Penelitian dilakukan di areal hutan bekas terbakar Blok Cimenyan HPGW selama

bulan Mei – Juni 2006. Skripsi ini sekaligus merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,

sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan dan pengembangan penelitian lebih lanjut. Semoga karya kecil ini

bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Bogor, September 2006

Penulis

Page 9: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-

Nya serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, Kakakku (Ika), Adik-adikku (Maul dan Ima) serta

keluarga besarku di Rembang yang senantiasa memberikan dukungan,

pengertian, semangat, dorongan serta doanya.

2. Dr. Ir. Lailan Syaufina, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA.

selaku dosen pembimbing, yang senantiasa membimbing, memberikan

petunjuk, nasehat, arahan, dan doanya demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Ir. I Ketut N. Pandit, MS. selaku dosen penguji dari Departemen Teknologi

Hasil Hutan dan Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi. selaku dosen penguji dari

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, atas saran dan masukannya.

4. Pihak pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Dr. Ir.

Supriyanto, DEA.; Mas Dayu; Mas Udin; Pak Aang, atas bantuan dan

kerjasamanya.

5. Pak Wardana dan Mas Indra serta teman-teman Laboratorium Kebakaran

Hutan dan Lahan (Lia, Loka, Nando, Yuri, Zevie), atas segala bantuan

dan dukungannya.

6. Keluarga Besar DKM ‘Ibaadurrahmaan, yang selalu memberikan semangat

dan mendoakanku dengan penuh rasa kekeluargaan.

7. Keluarga Besar Asrama Sylvasari, atas segala kebersamaan dan suka dukanya,

terutama Angkatan ’39 (Hery, Hara, Asrori, Khasbi, Eka, Edoy, Fian,

Benu, Rinaldo, Dea, Ilyas, Ferry, Ma’ruf, Iman, Suwilin, Yoga,

Agus, Ambar, Ulil, Uday).

8. Teman-teman seangkatan dari Rembang (Syamsu, Bram, Patuh, Wildan,

Heri Chun, Budi, Virga, Danik, Nurul, Harini, Krisna, Elly, Ninik,

Maya, Muna, Tyas, Nura, Tulis, Nindyar, Isyana), atas persahabatan,

kepedulian, dan kebersamaannya.

Page 10: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

9. “Butterfly Crew” (Memey, Ajeng, Loka), atas segala bantuan dan

supportnya.

10. Arya (BHT ’40), Archi, Dudi, Aciew, Zaky, Shasha, Nina (EKW

’40), dan Bang Muhsin, atas bantuan dan kebersamaannya selama penulis

melakukan penelitian di HPGW.

11. Rekan-rekan BDH, MNH, THH, dan KSH ’39

12. Pihak-pihak lain yang telah membantu selama penyusunan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Page 11: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………………………………………………………….............. i

DAFTAR TABEL …………………………………………………................. ii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. iii

PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………………....... 1 Tujuan Penelitian……………………………………………………....... 3 Manfaat Penelitian…………………………………………………......... 3

TINJAUAN PUSTAKA Kebakaran Hutan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.................. 4 Dampak Kebakaran Hutan…………………………………..................... 7 Konsep dan Metode Penilaian Ekonomi…………………….................... 11

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………. 15 Alat Penelitian…………………………………………………………... 15 Metode Pendugaan Erosi Tanah…………………………….................... 15 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data………………………………….... 16 Pengolahan Data……………………………………………................... 17

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas.......................................................................................... 22 Geologi dan Tanah.................................................................................... 22 Topografi................................................................................................... 24 Iklim dan Curah Hujan.............................................................................. 24 Flora dan Fauna......................................................................................... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Kejadian Kebakaran Hutan........................................................................ 26 Penilaian Areal Bekas Terbakar untuk Pengelolaan Hutan Berkelanjutan............................................................................................. 28 Penilaian Kerugian Hilangnya Manfaat Sumberdaya Hutan Kayu........... 36 Penilaian Kerugian Hilangnya Manfaat Sumberdaya Hutan Non Kayu... 39 Penilaian Manfaat Hutan sebagai Pengendali Erosi Tanah………........... 41

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan…………………………………………………………........ 43 Saran……………………………………………………………….......... 44

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 45

LAMPIRAN…………………………………………………………………... 48

Page 12: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

ii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jenis-jenis Tumbuhan Bawah pada Areal Tidak Terbakar dan Areal Terbakar di bawah Tegakan Pinus merkusii................................................. 31

2 Sistem Skoring pada Penilaian Areal Bekas Terbakar.................................. 35

3 Nilai Kerugian Kayu di Areal Terbakar Blok Cimenyan HPGW…………. 37

4 Nilai Kerugian Kayu Bakar di Areal Terbakar HPGW……………………. 38

5 Nilai Kerugian Manfaat Hasil Hutan Non-Kayu…………………………... 39

6 Jenis-jenis Rumput yang Biasa Diambil Masyarakat untuk Pakan Ternak... 40

7 Nilai Kerugian Ekonomi Erosi Tanah Akibat Kebakaran Hutan di Blok Cimenyan HPGW (Pendekatan Kehilangan Unsur Hara)…………………. 42

Page 13: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Penilaian Kerusakan Individu Pohon............................................................ 48

2 Penilaian Tingkat Keparahan Vegetasi……………………………………. 55

3 Penilaian Keanekaragaman Vegetasi............................................................ 56

4 Penilaian Kondisi Fisik Tanah...................................................................... 57

5 Penilaian Sifat Kimia Tanah......................................................................... 58

6 Penilaian Sifat Biologi Tanah....................................................................... 59

7 Penilaian Tingkat Keparahan Kerusakan Tanah........................................... 60

8 Data Potensi Kayu yang Mati di Areal Bekas Kebakaran HPGW……….... 61

9 Data Curah Hujan Hutan Pendidikan Gunung Walat DAS Cipeureu Sukabumi Tahun 1999 – 2005…………………………………………….. 62

10 Perhitungan Erodibilitas Tanah (R)……………………………………….. 63

11 Pendugaan Erosi Tanah Sebelum dan Setelah Kebakaran Tahun 2002 di HPGW……………………………………………………………………... 64

12 Proporsi Kehilangan Unsur Hara dan Nilai Kerugian Ekonomi Berdasarkan Tingkat Erosi per ha Sebelum dan Setelah Kebakaran Tahun 2002 di HPGW….………………………………………………………..... 65

13 Kondisi Vegetasi Pohon Pinus di Areal Bekas Terbakar HPGW…………. 66

14 Batas-batas Tepi HPGW…………………………………………………... 67

15 Peta Lokasi Kebakaran Hutan Pendidikan Gunung Walat Tahun 2002…... 68

Page 14: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hutan

yang dapat mengganggu kelestarian hutan. Dampak kebakaran hutan sendiri

sangat besar, baik dari aspek ekologi maupun ekonomi. Salah satu kejadian

kebakaran yang memberikan dampak sangat merugikan yaitu kebakaran hutan dan

lahan yang terjadi pada periode 1997/1998 seluas 10 juta ha. Kebakaran tersebut

terjadi menyebar hampir di seluruh Indonesia terutama di Kalimantan dan

Sumatera dan menimbulkan kerugian besar terhadap lingkungan yaitu kerugian

sumberdaya hutan dan lahan, sosial ekonomi masyarakat, dan kerugian akibat

asap kebakaran hutan yang menimbulkan polusi sampai ke negara tetangga

Malaysia dan Singapura.

Sebagian besar kebakaran hutan disebabkan oleh faktor manusia karena

kegiatan interaksinya dengan hutan. Tradisi penggunaan api untuk pembukaan

lahan, pengambilan kayu dan hasil hutan lainnya serta pembakaran lahan untuk

keperluan lain, baik oleh masyarakat sekitar hutan maupun pengusaha perkebunan

dan HTI yang disengaja ataupun tidak, dapat menyebabkan meluasnya areal

kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan

kerugian lingkungan yang sangat besar, baik ditinjau dari aspek sosial ekonomi,

ekologi, dan politis. Bentuk kerugian tersebut antara lain : rusak dan hilangnya

sumberdaya hutan, meningkatnya laju erosi tanah, menurunnya sistem penyangga

kehidupan dengan berkurangnya keanekaragaman jenis flora dan fauna sebagai

sumber plasma nutfah, berubahnya fungsi hidro-orologis, perubahan iklim mikro,

dan menurunnya nilai estetika. Kerugian lain yang tidak kalah penting yaitu

dampak asap tebal yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang berpengaruh

terhadap menurunnya produktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi lainnya,

dan hubungan kerjasama dengan negara tetangga. Bentuk kerugian dari asap

kebakaran dapat ditinjau dari aspek : kesehatan, kehilangan produksi industri,

pariwisata, gangguan transportasi, menurunnya pengunjung hotel dan penginapan

serta kemungkinan memburuknya kerjasama diplomasi dengan negara lain.

Page 15: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

2

Kebakaran hutan akan mengakibatkan manfaat-manfaat sumberdaya hutan

tersebut menjadi hilang. Hilangnya manfaat sumberdaya hutan ini mengakibatkan

kerugian material yang sangat besar. Oleh karena itu, kerugian yang ditimbulkan

perlu ditaksir nilai ekonominya. Penaksiran ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya kerugian kebakaran secara material sehingga dapat ditentukan

pertimbangan-pertimbangan untuk tindakan preventifnya.

Penentuan metode penilaian ekonomi lingkungan akibat kebakaran hutan

dan lahan relatif sulit untuk dilakukan, terutama untuk menilai manfaat ekologi

(intangible) yang hilang dari sumberdaya hutan dan lahan seperti : pengatur tata

air, pengendali erosi atau banjir, penyerap karbon, pengendali iklim mikro,

keberadaan spesies langka, dan keanekaragaman hayati. Sementara untuk

pengukuran manfaat dari sumberdaya hutan dan lahan yang dapat dinilai oleh

pasar secara langsung (tangible) seperti nilai kayu dan manfaat lain yang dapat

dikonsumsi dan mempunyai nilai pasar, relatif lebih mudah dinilai kerugiannya

(Yunus, 2005).

Penilaian ekonomi kerugian kebakaran hutan harus dilakukan baik pada

sumberdaya hutan nyata atau tidak nyata, karena kerugian yang ditimbulkan

bukan hanya dari kayu yang hilang, tetapi seluruh flora fauna yang ada di

dalamnya yang terbakar dan keanekaragaman hayati yang musnah sebelum

sempat dimanfaatkan oleh manusia.

Namun, sampai saat ini penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat

kebakaran hutan masih sangat terbatas dan penilaiannya bersifat umum serta

sangat bervariasi tergantung metode, waktu, dan lokasi kebakaran hutan dan

lahan. Oleh karena itu, penelitian mengenai penilaian ekonomi dampak kebakaran

hutan sangat penting untuk dilakukan.

Penelitian ini difokuskan untuk melakukan penilaian ekonomi kerugian

akibat hilangnya sumberdaya hutan baik kayu atau non kayu dan hilangnya

manfaat hutan sebagai pengendali erosi tanah yang ditimbulkan oleh kebakaran

hutan.

Page 16: PENILAIAN EKONOMI DAMPAK KEBAKARAN HUTAN …

3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghitung kerugian sumberdaya

alam akibat kebakaran hutan khususnya terhadap vegetasi kayu dan non kayu

serta hilangnya manfaat hutan sebagai pengendali erosi tanah.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi proses penegakan hukum (law

enforcement) dalam pengendalian kebakaran hutan. Kebakaran hutan akan

menyebabkan dampak yang merugikan secara ekonomi. Untuk itu, diperlukan

penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan untuk

menentukan besarnya nilai kompensasi kerugian, sehingga nantinya dapat

dijadikan sebagai proses awal dalam melengkapi tanda bukti pelanggaran pada

kasus kebakaran hutan.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pemerintah,

pengusaha perkebunan/HTI, dan masyarakat dalam mencegah terjadinya

kebakaran hutan dan lahan.