penggunaan teknologi web service pada sistem registrasi...

26
Makalah Sistem Aplikasi Penggunaan Teknologi Web Service pada Sistem Registrasi PPJK Disusun Oleh : Khilmi Mubarok NIP 060098070 Pranata Komputer Pertama pada Dit. IKC DJBC

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Makalah Sistem Aplikasi

    Penggunaan Teknologi Web Service

    pada Sistem Registrasi PPJK

    Disusun Oleh :

    Khilmi Mubarok

    NIP 060098070

    Pranata Komputer Pertama pada Dit. IKC DJBC

  • 1

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI 1

    ABSTRAK 2

    BAB I PENDAHULUAN 3

    A. Latar Belakang 3

    B. Tujuan Penulisan 4

    C. Metode Penelitian 5

    D. Sistematika Penulisan 5

    BAB II ALUR PROSES REGISTRASI PPJK 6

    A. Gambaran Umum 6

    B. Alur Proses Registrasi PPJK 7

    C. Alur Proses FrontEnd 8

    D. Alur Proses BackEnd 9

    BAB III PENGGUNAAN TEKNOLOGI WEB SERVICE 11

    A. Gambaran Umum Teknologi Web Service 11

    B. Unsur-Unsur dalam Web Service 12

    C. Keuntungan Penerapan Web Service 13

    D. Aspek Keamanan Web Service 14

    BAB IV PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI

    PPJK

    15

    A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK 15

    B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK 16

    C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi

    PPJK

    20

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 23

    A. Kesimpulan 23

    B. Saran 24

    DAFTAR PUSTAKA 25

    LAMPIRAN

  • 2

    ABSTRAK

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berusaha menata kembali

    pengelolaan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) dengan

    mewajibkan setiap PPJK melakukan registrasi. Untuk mempermudah proses

    registrasi tersebut dibuat Sistem Registrasi PPJK. Alur proses dalam

    registrasi PPJK mensyaratkan adanya komunikasi data dari semua Kantor

    Wilayah DJBC dengan kantor Pusat. Untuk memenuhi hal ini diperlukan satu

    teknologi yang menjawab kebutuhan tersebut dengan kendala bandwith

    jaringan yang terbatas.

    Perkembangan teknologi telah banyak memudahkan pekerjaan kita

    dalam menyelesaikan masalah. Salah satunya adalah teknologi web service

    untuk proses komunikasi data. Penerapan web service memiliki beberapa

    keuntungan yaitu komunikasi data melalui http atau Internet protocol yang

    terbuka, di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft, SUN,

    IBM, W3C, Oracle. Web service dibangun berdasarkan text base document

    dengan format XML, sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan

    dibandingkan dengan aplikasi yang mengakses langsung database melalui

    suatu jaringan.

    Dalam Sistem Registrasi PPJK, Web service merupakan sarana

    utama yang digunakan dalam pertukaran database. Disamping sebagai

    sarana pertukaran data dan integrasi aplikasi, web service juga digunakan

    sebagai business layer dalam Sistem Registrasi PPJK. Di dalam business

    layer inilah bisnis proses aplikasi dituangkan sehingga aplikasi menjadi lebih

    modular, mempermudah maintenance dan pengembangan.

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini DJBC sedang melakukan berbagai pembenahan dalam setiap

    kegiatannya. Salah satu pembenahan yang dilakukan oleh DJBC adalah menata

    ulang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Sebagaimana

    tercantum dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,

    yang diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006, dalam dalam hal

    importir atau eksportir tidak dapat melakukan sendiri pengurusan pemberitahuan

    pabean, importir dan eksportir tersebut dapat menguasakan kepada Pengusaha

    Pengurusan Jasa Kepabeanan. Disini dapat dilihat bahwa PPJK mempunyai

    peranan yang penting dalam pelayanan kepabeanan kepada masyarakat,

    sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan yang mengatur

    persyaratan untuk menjadi Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan antara lain

    keharusan memiliki kejelasan dan kebenaran kedudukan, identitas pengurus dan

    penanggung jawab, dan kompetensi ahli kepabeanan.

    Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut adalah diterbitkannya

    Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 65/PMK.04/2007 tentang Pengusaha

    Pengurusan Jasa Kepabeanan, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Direktur

    Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-22/BC/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa

    Kepabeanan. Peraturan ini mewajibkan semua PPJK untuk melakukan registrasi

    ke Tim Registrasi PPJK Kantor Pusat DJBC. PPJK baru dapat melaksanakan

    kegiatan kepabeanannya apabila telah memiliki Nomor Pokok yang diterbitkan

    oleh DJBC. Registrasi merupakan upaya untuk menertibkan PPJK yang

    jumlahnya semakin banyak, yang tidak jarang ada PPJK yang menyalahgunakan

    usahanya untuk melakukan kegiatan illegal terutama dibidang kepabeanan.

    Untuk mendukung pelaksanaan registrasi PPJK, Direktorat Informasi

    Kepabeanan dan Cukai sebagai unit yang mempunyai tugas melaksanakan

    otomasi sistem dan prosedur Kepabeanan dan Cukai, membuat Sistem

    Registrasi PPJK. Sistem ini dibuat untuk memudahkan PPJK dalam pengajuan

    registrasi, memudahkan pegawai dalam proses persetujuan registrasi dan

    menghindarkan terjadinya kolusi antara PPJK dan pegawai DJBC selama proses

  • 4

    tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sistem yang handal,

    aman dan mudah digunakan baik oleh PPJK dan oleh pegawai.

    Berdasarkan Rekomendasi Blue Print IT DJBC yang dikeluarkan oleh

    Daya Makara UI, Sistem dibuat secara terpusat (centralized). Dengan model ini,

    semua data dan proses dilakukan di Server Kantor Pusat. Sistem ini

    membutuhkan komunikasi data yang handal, sedangkan kondisi infrastruktur

    jaringan yang dimiliki oleh DJBC saat ini kurang memadai. Hal ini memicu

    pengembangan sistem yang centralized tetapi tetap bisa berjalan meskipun

    dalam kondisi jaringan yang minimal, sehingga harus dicari teknologi yang

    mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan perkembangan Teknologi

    Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat, muncul metode-metode baru

    yang memecahkan berbagai masalah, antara lain teknologi web service.

    Sistem Registrasi PPJK dikembangkan dengan menggunakan teknologi

    tersebut. Pemilihan ini didasarkan pada kebutuhan akan adanya aplikasi yang

    mudah digunakan, mudah diakses di berbagai tempat, komunikasi data yang

    baik dalam kondisi jaringan terbatas dan keamanan sistem yang baik.

    Kemudahan yang diinginkan dari sisi PPJK adalah aplikasi yang mudah

    digunakan, informatif dan mudah diakses. Sedangkan dari sisi pegawai

    menginginkan aplikasi yang terjaga kerahasiaan datanya, kejelasan alur kerja,

    kemudahan komunikasi data antara satu tempat dengan tempat yang lain dan

    tersedianya tools atau alat yang memudahkan mereka dalam proses analisa

    pengajuan registrasi.

    Dari beberapa hal di atas, maka penulis ingin memberi gambaran atas

    penggunaan teknologi web service dalam makalah dengan judul ”Penggunaan

    Teknologi Web Service pada Sistem Registrasi PPJK”

    B. Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran

    obyektif tentang pemanfaatan teknologi web service dalam Sistem Registrasi

    PPJK. Dengan melihat gambaran sistem ini, diharapkan dapat dilihat kelebihan

    dan kekurangan dari penerapan teknologi tersebut, sehingga bisa dilihat apakah

    dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang selama ini dihadapi oleh

    DJBC yaitu terutama terkait masalah komunikasi data. Semoga aplikasi lain yang

    akan dikembangkan kemudian dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari

  • 5

    Sistem Registrasi PPJK sehingga tercipta aplikasi yang lebih baik dan handal di

    kemudian hari.

    C. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah

    Deskriptif. Artinya menjelaskan alur proses pada sistem Registrasi PPJK baik

    dari sisi PPJK maupun dari sisi pegawai, dan menjelaskan gambaran tentang

    teknologi web service, serta penerapannya dalam Sistem Registrasi PPJK.

    D. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penulisan

    B. Tujuan Penulisan

    C. Metode Penulisan

    D. Sistematika Penulisan

    BAB II ALUR PROSES REGISTRASI PPJK

    A. Gambaran Umum

    B. Alur Proses Registrasi PPJK

    C. Alur Proses Front End

    D. Alur Proses Back End

    BAB III PENGGUNAAN TEKNOLOGI WEB SERVICE

    A. Gambaran Umum Teknologi Web Service

    B. Unsur-Unsur dalam Web Service

    C. Keuntungan Penerapan Web Service

    D. Aspek Keamanan Web Service

    BAB IV PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI PPJK

    A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK

    B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK

    C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi PPJK

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    B. Saran

  • 6

    BAB II

    ALUR PROSES REGISTRASI PPJK

    A. Gambaran Umum

    Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-

    22/BC/2007 tanggal 04 Juli 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian

    Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan,

    dalam pasal 3 disebutkan bahwa setiap PPJK harus memiliki nomor identitas

    berupa Nomor Pokok PPJK dalam rangka akses kepabeanan baik secara

    manual maupun secara elektronik. Ada hal-hal baru yang tercantum dalam

    peraturan tersebut dimana kewajiban PPJK untuk melakukan registrasi harus

    memenuhi persyaratan Existence, responsibility, competence, dan auditable.

    Selain itu, nomor pokok PPJK berlaku diseluruh Kantor Pelayanan dan

    Pengawasan (KPPBC) diseluruh Indonesia. Hal baru lainnya adalah kewajiban

    PPJK yang lebih detail, yaitu kewajiban menggunakan perangkat dan modul

    sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk pembuatan dan penyerahan

    pemberitahuan pabean, serta pengenaan sanksi kepada PPJK secara bertahap

    mulai dari blokir dan pencabutan.

    Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya peraturan

    tersebut, seperti adanya database seluruh PPJK, dimana didalamnya terdapat

    profil masing-masing PPJK. Dengan adanya profil PPJK tersebut, maka dapat

    diterapkan manajemen risiko yang lebih komprehensif untuk pelayanan dan

    pengawasan kepabeanan atas barang impor dan barang ekspor, yang pada

    akhirnya akan memperlancar arus barang impor maupun ekspor.

    Berdasarkan hal-hal tersebut dibuatlah Sistim Registrasi PPJK untuk

    memudahkan PPJK dalam melaksanakan registrasi, memudahkan pelaksanaan

    analisis bagi pegawai Bea Cukai dalam proses registrasi tersebut serta

    memudahkan integrasi dengan Sistem Pelayanan yang sudah ada. Secara

    umum pihak-pihak yang terlibat dalam Sistem Registrasi PPJK adalah :

    1. PPJK

    2. Kantor Wilayah DJBC

    3. Direktorat Teknis Kepabeanan

    4. Direktorat Pencegahan dan Penyidikan

  • 7

    Berikut ini adalah Context Diagram dari Sistem Registrasi PPJK :

    Sistem

    Registrasi

    PPJK

    PPJK

    Kanwil

    Direktorat P2

    Direktorat

    Teknis

    Data Registrasi Report & Status

    Registrasi

    Data PPJK

    Report Penlap

    Data PPJK

    Persetujuan

    Registrasi

    Update ProfilPersetujuan Registrasi

    Gambar 1 : Context Diagram Sistem Registrasi PPJK

    B. Alur Proses Registrasi PPJK

    Alur dalam Sistem Registrasi PPJK dibuat seperti Alur Sistem Registrasi

    Importir. Hal ini dilakukan mengingat proses yang dilakukan antara Registrasi

    PPJK dan Registrasi Importir hampir sama. Perbedaannya adalah unit pelaksana

    tugas untuk Registrasi PPJK adalah Direktorat Teknis Kepabeanan, sedangkan

    Registrasi Importir adalah Direktorat Audit. Disamping itu dengan melihat

    pengalaman dalam penerapan Sistem Registrasi Importir selama ini, diharapkan

    Sistem Registrasi PPJK dapat dibuat lebih baik.

    Dilihat dari pengembangan sistem, Sistem Registrasi PPJK dibagi

    menjadi dua macam aplikasi, yaitu :

    1. Front end (Web based) : aplikasi yang digunakan oleh PPJK untuk

    mengisi form registrasi dan mengirimkannya ke DJBC yang dibuat web

    based (diakses melalui internet public). Aplikasi ini dibuat dengan

    menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya.

    2. Back end (Smart Client) : aplikasi yang digunakan oleh pegawai DJBC

    untuk melakukan pemeriksaan dan analisa dari data registrasi PPJK untuk

    diberikan keputusan penerimaan atau penolakan registrasi (diakses

    melalui intranet DJBC)

  • 8

    Gambaran lengkap dari Alur Proses Registrasi PPJK dapat dilihat pada Gambar 2

    Alur Proses Registrasi PPJK

    PPJK SupervisorKanwil Analis P2System Sekretariat

    Valid?Login

    Validasi Valid?

    Simpan di

    TempSimpan Form

    Submit Data

    Cetak Formulir

    & Tanda Terima

    Perlu

    Penlap?

    Setuju?Create No Agenda

    Penolakan

    Create No Agenda

    Penerimaan

    Penilaian

    Registrasi

    Status

    Penolakan

    Status

    Penerimaan

    Distribusi Data

    Ke KPU/KPBC

    Y

    T

    T

    Y

    T

    Y

    Y

    T

    Penilaian

    Awal

    Penlap

    Isi Formulir

    Registrasi

    Registrasi User

    Validasi &

    Create User

    Email

    Website

    (Front End) Inhouse

    (Back End)

    Input Referensi

    Sertifikat Ahli

    Kepabeanan

    Tunjuk KanwilTunjuk Ptgs

    Penlap

    Input Hasil Penlap

    Analisa Data

    Rekomendasi Review

    Penilaian (Skor)

    Pelayanan

    Distribusi Data

    Gambar 2 : Alur Proses Registrasi PPJK

    C. Alur Proses Front end

    Alur proses Front end dapat dilihat pada gambar 2 (yang berwarna

    gelap). Detil proses pada aplikasi Front End ini adalah sebagai berikut :

    1. Registrasi/pendaftaran user

    Untuk dapat masuk ke dalam Sistem Registrasi, PPJK harus terlebih dahulu

    melakukan registrasi user untuk mendapatkan user dan password ke dalam

    sistem yang akan dikirim melalui email. Hal ini dimaksudkan agar dalam

    proses registrasi, kerahasiaan data PPJK dapat tetap terjaga. Hanya PPJK

    yang bersangkutan yang bisa mengetahui proses registrasi yang

    dilakukannya.

    2. Login user

    Setelah mendapatkan user dan password melalui email, PPJK dapat

    melakukan login ke dalam sistem untuk selanjutnya melakukan pengisian

  • 9

    formulir registrasi. Dalam proses ini sistem akan melakukan validasi user

    untuk mencocokkan data antara isian user dan password dari PPJK dengan

    data yang ada di database.

    3. Pengisian Formulir Registrasi

    Formulir isian registrasi PPJK terdiri dari 5 (lima) macam form, yaitu :

    Data Umum Perusahaan

    Data Penanggung Jawab / Pengurus

    Data Keuangan dan Perpajakan

    Data Penyelenggaraan Pembukuan

    Data Lainnya

    Mengingat jumlah formulir yang diisi cukup banyak, sistem memberikan

    fasilitas penyimpanan sementara. User dapat mengisi formulir sebagian,

    menyimpannya, dan keluar dari sistem. Pada waktu berikutnya user dapat

    melanjutkan pengisian formulir yang telah dilakukannya sebelumnya dengan

    terlebih dahulu melakukan login user.

    4. Pengiriman/Submit data

    Apabila pengisian semua formulir telah selesai, PPJK melakukan submit data

    ke dalam database.

    5. Melihat Respon Registrasi

    Untuk mengetahui status registrasi, PPJK dapat melihat respon proses

    registrasi melalui website. PPJK bisa mengetahui tahapan proses yang

    dilaluinya mulai pada saat submit data sampai registrasi tersebut diterima

    atau ditolak oleh Bea Cukai.

    D. Alur Proses Back end

    Alur proses Back end dapat dilihat pada gambar 2 (yang berwarna

    terang). Detil proses pada aplikasi Back End ini adalah sebagai berikut :

    1. Penilaian Awal oleh Sistem

    Data yang disubmit oleh PPJK melalui website akan diberikan nilai awal oleh

    sistem. Penilaian awal ini dimaksudkan untuk membantu analis dan

    supervisor untuk memberikan rekomendasi / keputusan atas registrasi yang

    diajukan.

    2. Penunjukan Kanwil Penlap

  • 10

    Sekretariat Tim Registrasi akan menunjuk Kantor Wilayah DJBC yang akan

    melakukan Penelitian Lapangan sesuai alamat yang diisi oleh PPJK yang

    masuk dalam wilayah kerjanya.

    3. Penunjukan Petugas Penlap

    Koordinator Penlap Kanwil akan mellakukan input data Surat Tugas penelitian

    lapangan.

    4. Input Hasil Penlap

    Setelah penelitian lapangan dilakukan, hasilnya diinput melalui aplikasi,

    sehingga data hasil penlap tersebut bias dibaca oleh analis maupun

    supervisor di Kantor Pusat.

    5. Analisa dan Rekomendasi Analis

    Analis di Kantor Pusat bertugas menganalisa data registrasi dari PPJK

    dibandingkan dengan data hasil penelitian lapangan dari Kanwil. Analisa yang

    dilakukan meliputi analisa ERCA (Eksistensi, Responsibility, Capability,

    Auditibility). Analis memberikan rekomendasi kepada supervisor apakah

    registrasi tersebut diterima atau ditolak.

    6. Review dan Keputusan Supervisor

    Supervisor memutuskan apakah registrasi yang diajukan diterima atau ditolak

    berdasarkan dari rekomendasi dari analis. Supervisor dapat melihat semua

    data dari mulai proses registrasi, penelitian lapangan dan rekomendasi analis.

    7. Penilaian Registrasi oleh Sistem

    Registrasi yang diterima akan diberikan penilaian registrasi oleh system.

    Penilaian dihitung berdasarkan isian registrasi oleh PPJK digabungkan

    dengan hasil penelitian lapangan oleh Kanwil.

    8. Penilaian Pelayanan oleh Direktorat Pencegahan dan Penyidikan (P2)

    Berdasarkan hasil keputusan supervisor, Direktorat Pencegahan dan

    Penyidikan menentukan nilai pelayanan untuk PPJK untuk dipakai sebagai

    profiling PPJK dalam Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) Bea dan Cukai.

    9. Distribusi data registrasi ke KPU/KPPBC

    Data hasil keputusan P2 akan didistribusikan ke semua SAP KPU/KPPBC

  • 11

    BAB III

    TEKNOLOGI WEB SERVICE

    A. Gambaran Umum Teknologi Web Service

    Web Service adalah sekumpulan application logic beserta object-object dan

    method-method yang dimilikinya yang terletak di suatu server yang terhubung ke

    internet sehingga dapat diakses menggunakan protocol HTTP dan SOAP (Simple

    Object Access Protocol ). Kelebihan penggunaan web service adalah format yang

    digunakan standar yaitu menggunakan format XML (Extensible Markup Language),

    sehingga dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan berbagai system yang

    berbeda-beda platform maupun arsitektur. Disamping itu web service mempunyai

    kelebihan lain yaitu kemudahannya dalam pengiriman data, karena secara umum

    web service menggunakan protocol TCP/IP dan HTTP sebagai sarana

    komunikasinya. Seperti diketahui protocol HTTP merupakan protocol yang umum

    dipakai di internet.

    Berikut ini adalah gambaran konsep web service yang bisa diterapkan untuk

    pengintegrasian berbagai sistem dengan perbedaan hardware ataupun platform :

    Gambar 3 : XML Web service

    (Sumber : msdn.microsoft.com)

  • 12

    Pada intinya karakteristik dari Web Service adalah sebagai berikut :

    Merupakan application logic yang dapat diakses dan dipublikasikan

    menggunakan standard Internet (TCP/IP, HTTP, Web).

    Dideskripsikan dalam format XML.

    Diidentifikasikan dengan Universal Resources Identifier (URI)

    Bersifat Loosely coupled, self-contained, modular dan terbuka

    (nonproprietary)

    Digunakan untuk mendukung interoperabilitas interaksi machine-to-

    machine

    melalui jaringan Internet/Intranet.

    B. Unsur-Unsur dalam Web Service

    Untuk membentuk web service, terlebih dahulu harus dipahami unsur-

    unsur yang terdapat dalam web service, yaitu :

    Extensible Markup Language (XML) : web service dibentuk diatas XML yang

    memiliki format yang standar dan independen. Tag-tag dalam XML akan

    menjelaskan mengenai informasi dan struktur suatu dokumen. Berikut ini

    contoh format XML :

    012345678901234

    PT. AIRIN

    040300

    JL A.YANI BYPASS JAKARTA TIMUR

    Simple Object Access Protocol (SOAP) : mengatur bagaimana web service

    menerima request dan respon.

    string

    Web Service Definition Language (WSDL) : menjelaskan method atau fungsi

    yang ada dari suatu web service, juga menjelaskan parameter apa saja yang

  • 13

    ada dan hasil yang akan didapat pada saat meng-invoke web service. WSDL

    mendeskripsikan service dengan menggunakan elemen sebagai berikut :

    o Type : tipe data yang digunakan sebagai argumen dan return type

    o Message : merepresentasikan definisi data yang ditransmisikan

    o Port type : sekumpulan operasi yang didukung oleh satu atu lebih endpoint

    o Binding : mendefinisikan protokol dan format pertakaran data untuk

    operasi yang didefinisikan oleh Port type

    o Port : menspesifikasikan end-point yang digunakan untuk binding

    o Service : koleksi end-point yang berkaitan yang disediakan oleh Web

    service

    o Operation : mendefinisikan kemampuan yang didukung oleh servis

    tertentu

    Universal Description, Discovery and Integration (UDDI) : merupakan

    directory services dimana kita bisa mencari suatu web service berdasarkan

    keyword atau kategori tertentu.

    C. Keuntungan Penerapan Web Service

    Web service dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam

    pengembangan aplikasi N-tier, dimana dipisahkan antara server database,

    aplikasi dan client. Beberapa keuntungan lain yang didapat dari penerapan web

    service yaitu:

    Dengan format XML yang telah menjadi salah satu standar pertukaran data,

    penggunaan web service akan banyak memudahkan untuk pertukaran data

    dalam berbagai sistem dengan berbeda platform. Apabila kita membuat web

    service dengan teknologi Java, maka fungsi-fungsi yang ada dalam web

    service tersebut dapat kita baca dengan menggunakan sistem lain yang

    berbeda sama sekali dari Java, misalkan menggunakan .Net ataupun PHP.

    Web service di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft

    (NET), SUN (Open Net Environment - ONE), IBM (Web Service Conceptual

    Architecture - WSCA), W3C (Web Service Workshop), Oracle (Web Service

    Broker), Hewlett-Packard (Web Service Platform).

    Dalam penerapan N-tier, untuk layer bisnis atau apllication logic dapat

    diterapkan dengan web service, sehingga di sisi client kita tidak direpotkan

    dengan instalasi layer bisnis seperti halnya dll, corba, atau jenis yang lain.

  • 14

    Dengan web service, method atau function yang telah kita buat dapat

    dipergunakan berulang kali bahkan untuk keperluan aplikasi yang berbeda

    (reusable function). Penerapan lebih jauh dari web service adalah Service

    Oriented Architecture (SOA) dengan web service sebagai dasarnya.

    Web service dibangun berdasarkan text base document dengan format XML,

    sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan dengan

    aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan. Apabila

    kita menerapkan web service untuk aplikasi yang menggunakan desktop

    application based, kita tidak perlu melakukan instalasi konektor database

    seperti misalnya menggunakan ODBC, OLEDB, ataupun jenis data provider

    lain. Dengan jumlah client yang cukup banyak, tentunya akan sangat

    merepotkan apabila kita harus melakukan instalasi satu persatu untuk

    konektor database. Dengan menggunakan web service kita cukup

    menambahkan web service reference di client, sedangkan untuk koneksi

    databasenya hanya perlu dilakukan di server web servicenya.

    Komunikasi data melalui web service dilakukan melalui http atau Internet

    protocol terbuka lainnya. Hal ini sangat memudahkan karena protocol

    tersebut adalah protocol yang umum dipakai.

    D. Aspek Keamanan Web Service

    Mengingat web service dibuat dengan memanfaatkan protocol http, maka

    web service memiliki kerentanan yang sama seperti halnya website biasa. Hal ini

    dapat diatasi dengan memperhatikan aspek-aspek keamanan pada saat kita

    membuat web service. Aspek-aspek tersebut antara lain :

    Authentication : menggunakan Public Key Infrastructure, atau active directory

    Authorization : membatasi hak control akses terhadap data

    Confidentiality : melakukan enkripsi pada isi message

    Data Integrity : menerapkan Secure Security Layer/SSL pada saat proses

    komunikasi data dalam jaringan

    Non-Repudiation : menggunakan teknologi digital signature dan timestamping

    dan menerapkan audit log dalam setiap transaksi.

  • 15

    BAB IV

    PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI PPJK

    A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK

    Pada dasarnya sistem Registrasi PPJK dibuat secara terpusat (centralized

    system). Hanya untuk layer client dibuat desktop application. Seperti disebutkan

    sebelumnya, Sistem Registrasi PPJK dibagi dalam dua macam aplikasi yaitu

    aplikasi front end (web based application) dan aplikasi back end (smart client

    application). Gambaran lengkap dari sistem tersebut adalah sebagai berikut :

    Internet

    FirewallPPJK

    LAN/WAN

    Firewall

    Server Database

    (Oracle)

    Server Web Public

    (LAMP)

    Server Web Service

    (DotNet)

    XML

    Smart Client

    (DotNet)

    Pegawai BC

    Gambar 4 : Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK

    Dari gambar di atas dapat dilihat ada 5(lima) bagian yang saling terhubung

    antara lain :

    1. Server Database

    Database yang digunakan untuk aplikasi backend adalah Oracle 9i, dan

    terletak di Kantor Pusat DJBC. Database di gunakan dengan menggunakan

    konsep sentralisasi, dimana seluruh transaksi sistem yang dilakukan dari

    seluruh Indonesia semua direkam ke dalam satu database tersebut.

    2. Server Web service

    Untuk mempermudah proses mediasi antara server public, smart client

    application dengan database server, disediakan satu server mediasi untuk

    web service. Web service dibuat dengan menggunakan teknologi .NET

  • 16

    Framework dengan menggunakan IIS sebagai web servernya. Server ini juga

    digunakan sebagai server Smart Client Application. Proses melakukan

    publish dan update aplikasi dilakukan melalui server ini.

    3. Server Web Public

    Untuk Web Public menggunakan server dengan konfigurasi LAMP (Operating

    System : Linux, Web Server : Apache, Database : MySQL, dan bahasa

    pemrograman : PHP)

    4. Web Browser (untuk PPJK)

    Aplikasi web dapat diakses oleh PPJK dengan menggunakan web browser

    yang ada sesuai dengan pilihan PPJK seperti Internet Explorer,

    Mozilla/Firefox, Opera, dan lain-lain.

    5. Smart Client Application

    Aplikasi untuk Backend dibuat dengan menggunakan teknologi smart client

    dengan menggunakan .Net. Dengan menggunakan teknologi ini, proses

    update aplikasi dapat dilakukan secara otomatis, dimana setiap kali user

    membuka aplikasi, sistem akan melakukan pengecekan ke server di pusat

    untuk melihat apakah ada update aplikasi atau tidak. Kalau ada update,

    sistem akan mendownload update terbaru sebelum aplikasi dijalankan. Dalam

    aplikasi ini tidak terdapat databasenya sama sekali karena proses komunikasi

    data dengan database dilakukan melalui web service dengan menambahkan

    web service reference pada aplikasi ini.

    B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK

    Dalam Sistem Registrasi PPJK web service merupakan sarana utama

    yang digunakan dalam pertukaran database. Beberapa hal yang dikembangkan

    dalam Sistem Registrasi PPJK terkait teknologi web service adalah :

    1. Web service untuk transfer data Front End

    Operasional Aplikasi Front End adalah menggunakan database MySQL,

    sedangkan untuk database Back end menggunakan Oracle, sehingga

    diperlukan mediasi untuk pertukaran data antara database MySQL dan

    Oracle. Untuk lebih memudahkan proses mediasi tersebut maka dibuatlah

    web service sebagai layer mediasinya.

    Alasan digunakannya media web service adalah sebagai berikut :

  • 17

    Security

    Melalui web service, akses data antara aplikasi ke database tidak

    dilakukan secara langsung. Proses mediasi melalui web service

    mengakibatkan database tidak terekspos secara langsung keluar.

    Apabila terdapat lubang keamanan dari sisi aplikasi, tidak dengan serta

    merta database bisa diakses secara langsung. Dengan demikian

    proses ini relatif lebih aman bila dibandingkan dengan aplikasi yang

    terhubung langsung ke database.

    Perbedaan platform server dan aplikasi

    Dengan konfigurasi sistem yang memiliki perbedaan platform server

    didalamnya yaitu Server dengan Operating system Linux (frontend)

    dan bahasa pemrograman PHP dengan Server dengan Windows

    dengan bahasa pemrograman .NET (backend), penggunaan web

    service adalah satu pilihan yang tepat sebagai sarana mediasi

    pertukaran data. Keterbukaan format XML menjadikannya mudah

    untuk digunakan di berbagai platform dan bahasa pemrograman.

    Perbedaan database

    Database yang digunakan pada aplikasi front end adalah MySQL, dan

    di sisi backend adalah Oracle. Karena perbedaan database inilah

    untuk komunikasi data digunakan web service sebagai integratornya.

    Hal ini dilakukan mengingat antara MySQL dan Oracle tidak dapat

    dibuat database link diantara kedua database tersebut.

    Web service yang dibuat untuk aplikasi front end terdiri dari berberapa

    function/method yang secara umum meliputi :

    Function transfer data dari aplikasi frontend ke dalam database back

    end (dari database MySQL ke database Oracle)

    Function Pengiriman respon registrasi dari aplikasi backend ke

    database front end (dari database Oracle ke database MySQL)

    2. Web service untuk proses Back end

    Aplikasi back end dibuat menggunakan konsep Smart Client. Proses koneksi

    data tidak dilakukan secara langsung ke database, melainkan melalui suatu

    mediasi yaitu web service. Hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan,

    antara lain :

  • 18

    Luasnya cakupan geografis user

    User yang memakai sistem registrasi PPJK meliputi seluruh Kantor

    Wilayah DJBC di seluruh Indonesia, sehingga perlu dicarikan cara

    komunikasi dengan database yang paling efisien. Web service dapat

    diakses dengan hanya menggunakan protokol http, yang relatif lebih

    mudah diakses sehingga masalah cakupan geografis user yang besar

    bisa diatasi.

    Kondisi jaringan yang kurang memadai

    Indonesia memiliki keterbatasan infrastruktur jaringan dimana hanya di

    beberapa tempat di Indonesia saja yang memiliki bandwith yang besar.

    Dengan kondisi kanwil yang tersebar, jaringan milik Bea Cukai ke

    semua Kanwil dan Direktorat cukup beragam, antara lain :

    o terkoneksi dengan Lan (100 Mbps) : 2 kanwil, 2 Direktorat

    o terkoneksi dengan MPLS (512 Kbps) : 1 KPU

    o terkoneksi dengan MPLS (128 Kbps) : 8 kanwil, 1 KPU

    o terkoneksi dengan VPN dial (64 Kbps) : 6 kanwil

    Mengingat banyak kanwil menggunakan VPN dial dengan maksimal

    koneksi 64 kbps, tidak dimungkinkan untuk melakukan koneksi ke

    database secara langsung.

    Penggunaan web service dan aplikasi smart client sangat sesuai

    dengan kondisi seperti ini. Komunikasi antara server dan client hanya dalam

    hal komunikasi data dengan menggunakan text based (XML format) sehingga

    ringan dari sisi bandwith jaringan. Sedangkan untuk interface tidak perlu

    mengambil dari server karena telah terinstall sebelumnya di client. Proses

    update di komputer client yang membutuhkan koneksi ke server hanya terjadi

    apabila ada update di sisi smart client application.

    3. Aspek Keamanan Web service

    Penerapan aspek keamanan pada web service Sistem Registrasi

    PPJK dilakukan dengan memakai header pada setiap akses terhadap

    function/method yang dibuat. Setiap kali client melakukan request kepada

    web service, server akan mengecek apakah header yang dikirimkan oleh

    client benar atau tidak. Apabila header yang dikirimkan salah, maka request

    tidak akan diproses.

  • 19

    Pengecekan header dinilai sudah cukup untuk menghindari adanya

    penetrasi dari pihak luar yang ingin memasuki data untuk tujuan buruk

    ataupun denial of service (DOS) yaitu melakukan request web service secara

    terus menerus. Serangan DOS dimaksudkan untuk menghabiskan sumber

    daya server sehingga tidak mampu melayani request yang banyak pada saat

    bersamaan. Pengamanan sederhana seperti ini dilakukan mengingat web

    service yang dibuat tidak diekspos ke public internet, dan hanya di-consume

    oleh internal application sebagai sarana untuk mediasi sistem.

    4. Point to point web service

    Skema web service yang digunakan dalam Sistem Registrasi PPJK

    adalah point to point web service seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

    Gambar 5 : Point to point web service

    Web service yang dibuat khusus diperuntukkan bagi aplikasi smart client dan

    aplikasi web registrasi PPJK. Client yang mengakses web service terhubung

    langsung ke server web service tanpa melalui semacam service hub seperti

    halnya pada penerapan Service Oriented Architecture (SOA). Fungsi / service

    yang dibuat belum bisa digunakan oleh aplikasi lain seperti halnya SOA.

    Salah satu alasan dipilihnya skema seperti ini adalah pada saat

    pengembangan aplikasi, belum ada aplikasi lain yang mengimplementasikan

    web service, sehingga belum ada service-service lain yang bisa digunakan

    oleh Sistem registrasi PPJK. Disamping itu untuk implementasi SOA,

  • 20

    diperlukan adanya service hub yang tentu saja membutuhkan resource lebih

    untuk mengembangkannya.

    C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi PPJK

    Sistem Registrasi PPJK dibuat berdasarkan arsitektur yang menggunakan

    beberapa layer didalamnya. Pembentukan layer ini dimaksudkan untuk

    mempermudah maintenance dan pengembangan aplikasi, modular dan

    diarahkan kepada service oriented architecture yang akan menjadi landasan

    kebijakan IT di DJBC. Berikut ini adalah gambar dari arsitektur Sistem Registrasi

    PPJK :

    Gambar 6 : Arsitektur Sistem Registrasi PPJK

    Sistem Registrasi PPJK dibuat dalam tiga layer utama yaitu :

    Database layer : tempat penyimpanan data transaksi registrasi PPJK

    (DBPPJK) dan manajemen user aplikasi (DBUser)

    Service Layer : pada layer ini ditempatkan proses bisnis dari aplikasi

    dimana apllication logic yang terkait dengan proses bisnis backend

    ditempatkan disini. Terdapat dua macam service yang dibuat yaitu

    User Service (untuk manajemen user) dan PPJK service (untuk proses

  • 21

    transaksi PPJK). Pada masing-masing layer di Service layer ini

    terdapat tiga sub layer yaitu :

    o Web service interface : interface dari web service yang

    menyediakan berbagai fungsi/method yang diperlukan bagi

    aplikasi lain.

    o Business process : layer tempat application logic

    o Data Access layer : layer yang berhubungan langsung dengan

    database

    Application Layer : pada layer ini sebenarnya merupakan aplikasi yang

    diakses langsung oleh user, dimana di dalamnya terdapat beberapa

    layer seperti :

    o presentation layer : form, report

    o business logic layer : application logic pada level presentation

    o data access layer : berhubungan dengan database lokal

    o service agent : web service reference untuk berhubungan

    dengan web service di service layer

    o database untuk web based application : local database untuk

    transaksi registrasi di web

    Penggunaan web service sebagai service layer berfungsi sebagai mediator

    antara database dan aplikasi serta proses bisnis sistim. Beberapa

    keuntungan penggunaan web service sebagai layer bisnis proses dalam

    Sistem Registrasi PPJK adalah :

    memudahkan maintenance program : apabila ada update yang

    berkaitan dengan proses bisnis, yang perlu diupdate hanyalah layer

    service yang berada di server pusat sedangkan client tidak perlu

    melakukan update.

    Proses bisnis yang diletakkan di server pusat akan lebih memperkuat

    sisi security program, karena client tidak bisa mengakses secara

    langsung logika bisnis di server tanpa melalui web service interface.

    Proses komunikasi antara client dan server terjadi antara service agent

    di sisi client dan web service interface di sisi server.

    Penterjemahan fungsi business layer pada web service adalah dengan

    membuat fungsi-fungsi atau method-method yang digunakan dalam aplikasi

  • 22

    sebagai landasan bisnis proses aplikasi tersebut, seperti terlihat dalam

    gambar di bawah ini :

    Gambar 7 : Daftar web method dalam Sistem Registrasi PPJK

    Pada sisi client juga terdapat bisnis proses aplikasi. Akan tetapi bisnis

    proses di client tidak terkait langsung dengan database, melainkan lebih

    kepada pengaturan tampilan form ataupun report. Sedangkan bisnis proses

    pada web service merupakan logika bisnis aplikasi yang mengakses langsung

    ke database, melakukan insert update, dan delete data. Bisnis proses dalam

    web service ini mengatur hal-hal yang menjadi aturan dalam aplikasi seperti

    kewenangan user, log aplikasi, serta penterjemahan logika bisnis ke dalam

    logika program.

  • 23

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari beberapa materi yang disampaikan di atas dapat disimpulkan

    beberapa hal sebagai berikut :

    1. Setiap PPJK harus memiliki nomor identitas berupa Nomor Pokok PPJK

    dalam rangka akses kepabeanan baik secara manual maupun secara

    elektronik. Untuk mendapatkan Nomor Pokok PPJK, PPJK harus melakukan

    registrasi melalui Sistem Registrasi PPJK.

    2. Sistem Registrasi PPJK dibagi menjadi dua macam aplikasi, yaitu :

    a. Front End (Web based) : aplikasi yang digunakan oleh PPJK untuk

    mengisi form registrasi dan mengirimkannya ke DJBC yang dibuat web

    based (diakses melalui internet public). Aplikasi ini dibuat dengan

    menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya.

    b. Back End (Smart Client) : aplikasi yang digunakan oleh pegawai DJBC

    untuk melakukan pemeriksaan dan analisa dari data registrasi PPJK

    untuk diberikan keputusan penerimaan atau penolakan registrasi

    (diakses melalui intranet DJBC)

    3. Integrasi antara Front End dan Back End Apllication dibuat melalui web

    service. Web Service adalah sekumpulan application logic beserta object-

    object dan method-method yang dimilikinya yang terletak di suatu server yang

    terhubung ke internet sehingga dapat diakses menggunakan protocol HTTP

    dan SOAP ( Simple Object Access Protocol ).

    4. Penerapan web service memiliki beberapa keuntungan yaitu komunikasi data

    melalui http atau Internet protocol yang terbuka, di support oleh pemain

    utama dalam dunia TI seperti Microsoft, SUN, IBM, W3C, Oracle. Web

    service dibangun berdasarkan text base document dengan format XML,

    sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan dengan

    aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan.

    5. Dalam Sistem Registrasi PPJK, Web service merupakan sarana utama yang

    digunakan dalam pertukaran database. Web service yang dibuat dalam

    sistem ini adalah :

  • 24

    a. Web service untuk transfer data FrontEnd : web service ini dibuat

    dengan alasan Security, perbedaan platform server dan aplikasi, serta

    adanya perbedaan database

    b. Web service untuk proses Backend dibuat dengan alasan luasnya

    cakupan geografis user, serta kondisi jaringan yang kurang memadai.

    6. Disamping sebagai sarana pertukaran data dan integrasi aplikasi, web service

    juga digunakan sebagai business layer dalam Sistem Registrasi PPJK. Di

    dalam business layer inilah bisnis proses aplikasi dituangkan sehingga

    aplikasi menjadi lebih modular, mempermudah maintenance dan

    pengembangan.

    B. Saran

    Aplikasi yang dikembangkan oleh DJBC selama ini lebih bersifat distribute

    application, dimana di setiap Kantor Pelayanan DJBC terdapat server aplikasi

    dan database. Meskipun untuk beberapa segi aplikasi ini mempunyai keunggulan

    seperti tidak bergantung pada ketersediaan jaringan intranet (aplikasi yang lebih

    independent), aplikasi yang dikembangkan dengan model seperti ini menyulitkan

    untuk keperluan maintenance (updating) dan collecting data.

    Penerapan web service dalam Sistem Registrasi PPJK adalah salah satu

    terobosan baru dalam pengembangan Sistim Informasi di DJBC. Hal ini

    sebenarnya bisa dikembangkan lebih jauh dengan pengembangan Service

    Oriented Architecture (SOA) dalam perencanaan Sistim Informasi DJBC ke

    depan. Dengan konsep SOA dengan web service yang menjadi dasar

    pengembangannya, service-service yang telah dibuat dapat dipakai ulang

    (reuse). Konsep ini akan mempermudah pengembangan aplikasi baru karena

    beberapa service telah tersedia, dapat dipakai ulang. Proses-proses yang sama

    yang dipakai oleh beberapa aplikasi / bisnis proses dapat disamakan, sehingga

    menciptakan standarisasi bisnis proses. Dengan SOA maintenance program juga

    akan lebih mudah karena perbaikan atas fungsi-fungsi tertentu hanya perlu

    dilakukan di satu proses.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Hadiwinata, Mario. 2005. “Pemrograman XML Web Service dengan VB.Net”, Project

    Otak, http://otak.csharpindonesia.net.

    Hashimi, Sayed Y., Steffan, Scott J. , 2005. “Pro Service-Oriented Smart Clients with

    .NET 2.0”, Appress, California-USA

    Rusiawan, FX. Dwi I. 2003. “Tinjauan Aspek Keamanan Sistim Web Service”,

    Program Studi Magister Teknologi Informasi - Dept. Teknik Elektro, Institut

    Teknologi Bandung

    Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 65/PMK.04/2007 tentang Pengusaha

    Pengurusan Jasa Kepabeanan,

    Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-22/BC/2007 tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha

    Pengurusan Jasa Kepabeanan.

    http://otak.csharpindonesia.net/