penggolongan filsafat kelompok 6 fix 1

29
Penggolongan Filsafat Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dosen Pengampu : Mahrudin, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok VI Intan Rahmaningtyas (I1C113077) Siti Shafa Salsabila Diar (I1C113079 ) Wisnu Bayu Pangestu (I1C113072) Anggi Diono Kusuma (I1C113034) Nuzula Alfina Rahmawati (I1C113015) Ima Halimah (I1C113028) Noormarizqa Puspaningratri (I1C113071 ) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI BANJARBARU

Upload: widya-puspitasari

Post on 26-Sep-2015

296 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

filsafat

TRANSCRIPT

Penggolongan Filsafat

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah FilsafatDosen Pengampu :

Mahrudin, M.Pd

Disusun Oleh :Kelompok VI

Intan Rahmaningtyas (I1C113077)Siti Shafa Salsabila Diar (I1C113079 )Wisnu Bayu Pangestu (I1C113072)Anggi Diono Kusuma (I1C113034)Nuzula Alfina Rahmawati (I1C113015)Ima Halimah (I1C113028)Noormarizqa Puspaningratri (I1C113071 )UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI PSIKOLOGIBANJARBARU

2014BAB I

PENDAHULUAN

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan.Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan / pemikiran manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan, sistematis, dan universal. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirannya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang berasal dari alam, baik yang berasal dari dalam dirinya atau di luarnya.

Banyak keuntungan apabila kita belajar mengenai filsafat, yaitu ; Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri, dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri, memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan padangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan, hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahui kebenaran-kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri. Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafat memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya mengenai manusia seperti : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan sebagainya.

Filsafat juga digolongkan atas banyak bagian serta klasifikasi. Di Dalam makalah ini kami akan membahas bagian bagian tersebut.A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan garis besarnya?2. Bagaimana klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan wilayah?

3. Bagaimana klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan latar belakang agama?

4. Apakah perbedaan antara Filsafat Timur dan Filsafat Barat?B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan garis besarnya.

2. Untuk mengetahui klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan wilayah.

3. Untuk mengetahui klasifikasi penggolongan filsafat berdasarkan latar belakang agama.

4. Untuk mengetahui perbedaan antara Filsafat Timur dan Filsafat Barat.C. ManfaatManfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan mengenai Penggolongan filsafat.2. Setelah pengetahuan bertambah, diharapkan ilmu yang telah didapat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Rumusan Masalah.. 2B. Tujuan.. 2C. Manfaat 2DAFTAR ISI 3BAB II ISI 4

2.1 Klasifikasi Filsafat2.2 Klasifikasi Filsafat Menurut Garis Besar...2.3 Klasifikasi Menurut Wilayah..

2.4 Klasifikasi Filsafat Menurut Latar Belakang Agama..PENUTUPDAFTAR PUSTAKA..BAB IIISI2.1 Klasifikasi Filsafat

Filsafat secara garis besar terbagi atas 3 bidang berdasarkan temanya. Yaitu Aksiologi , Epistomologi dan Ontologi. Kemudian dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: Filsafat Barat, Filsafat Timur, dan Filsafat Timur Tengah. Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: Filsafat Islam, Filsafat Budha, Filsafat Hindu, dan Filsafat Kristen.2.2 Klasifikasi Filsafat Menurut Garis Besar

1. Aksiologi

Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan. Menurut Bramel, dalam aspek aksiologi ini ada Moral conduct, estetic expresion, dan sosioprolitical. Setiap ilmu bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan ilmu.Namun, salah satu tanggung jawab seorang ilmuan adalah dengan melakukan sosialisasi tentang menemuannya, sehingga tidak ada penyalahgunaan dengan hasil penemuan tersebut. Dan moral adalah hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak orang yang meminta permintaan, moral adalah sebuah tuntutan. Yang terdiri dari :

1. Hedonisme : sesuatu dianggap baik jika mengandung kenikmatan bagi

manusia (hedon)

2. Vitalisme : baik buruknya ditentukan oleh ada tidaknya kekuatan hidup

yang dikandung obyek-obyek yang dinilai, manusia yang kuat, ulet, cerdas

adalah manusia yang baik

3. Utilitarisme : Yang baik adalah yang berguna, jumlah kenikmatan- jumlah

penderitaan = nilai perbuatan

4. Pragmatisma : Yang baik adalah yang berguna secara praktis dalam

kehidupan, ukuran kebenaran suatu teori ialah kegunaan praktis teori itu,

bukan dilihat secara teoritis

2. Epistemologi

Aspek epistemologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.

Pengetahuan adalah jarum sejarah yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman. Semakin banyak ilmu yang kita pahami, semakin banyak khasanah kita. Dan pengetahuan inilah yang menjadi batasan-batasan kita dalam menelaah suatu ilmu.Hal ini yang mengakibatkan ilmu zaman dahulu dan zaman sekarang berbeda. Misalnya, ditinjau dari segi ilmu teknologi. Teknologi zaman dahulu dan zaman sekarang sangat berbeda jauh. Maka ilmu untuk menyikapi fenomena ini juga akan ikut berkembang dan semakin bertambah.

Cara memperoleh pengetahuan logika dengan cara membentuk pengetahuan itu sendiri terdiri atas :

1. Empirisme (John Locke 1632-1704)

2. Rasionalisme (Rene Decartes 1596 1650)

3. Positivisme (August Compte, 1798 1857)

4. Intusionisme (Hendri Bergson, 1859 1941)

Hasilnya : 1. sains, 2. Filsafat Logika, 3. Latihan rasa (intuisi)

Dalam aspek epistemologi ini juga terdapat beberapa logika, yaitu: analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.

Analogi, analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain.

Silogisme, silogisme adalah penarikan kesimpulan konklusi secara deduktif tidak langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan sekaligus.

Premis Mayor, premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan, kebenaran, dan kepastian.

Premis Minor, premis minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan dalil-dalilnya.

Contohnya, premis mayor : semua orang akhirnya akan mati.

premis minor : Hasan adalah orang3. Ontologi

Ontologi (dari Yunani, genitive: "menjadi" (partisip netral dari: "menjadi")dan-,-logia: ilmu, penelitian, teori) adalah studi filosofis tentang hakikat ini, eksistensi atau kenyataan seperti itu, serta menjadi kategori dasar dan hubungan mereka.

Tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang dikenal sebagai metafisika, ontologi berkaitan dengan pertanyaan mengenai apa yang ada entitas atau dapat dikatakan ada, dan bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan, terkait di dalam hirarki, dan dibagi menurut persamaan dan perbedaan .

Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan apakah beberapa kategori yang sangat penting dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori tersebut dapat dikatakan "menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya, fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang berhubungan dengan mereka.

Untuk Aristoteles ada empat dimensi ontologis yang berbeda:

1. menurut berbagai kategori atau cara menangani yang sedang seperti itu

2. menurut kebenaran atau kesalahan (misalnya emas palsu, uang palsu)

3. apakah itu ada dalam dan dari dirinya sendiri atau hanya 'datang bersama' oleh kecelakaan

4. sesuai dengan potensinya, gerakan (energi) atau jadi kehadiran (Buku Metafisika Theta).Menurut Suriasumantri (1985),

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :

a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia

(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

2.3 . Klasifikasi Menurut Wilayah

A. Filsafat Barat

Filsafat Baratadalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka.Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orangYunanikuno.

Tokoh utama filsafat Barat antara lainPlato,Thomas Aquinas,Rne Descartes,Immanuel Kant,Georg Hegel,Arthur Schopenhauer,Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, danJean-Paul Sartre. Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Metafisikaadalah bidang yang mengkaji berbagai hal yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam bidang Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalamKosmologi.

Epistemologi adalah bidang yang mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (epistemesecara harafiah berarti pengetahuan). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.

Aksiologi adalah bidang yangmembahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari bidang aksiologi, lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia:etikadanestetika.

Etika, atau biasa disebut filsafat moral. Bidang ini membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.

Estetika adalah bidang yangmembahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspeksenidari berbagai macam hasil budaya.Dalam sejarah filsafat Barat dibedakan menjadi empat periode terdiri dari :

a. Zaman Kuno (600-400 SM)

Terdiri dari Filsafat pra Socrates di Yunani , zaman keemasan Yunani (Socrates, Plato, Aristoteles, dan Zaman Hellenisme). b. Zaman Patristik dan Skolastik (400-1500)

Terdiri dari pemikiran Bapa Gereja, dan puncak filsafat abad pertengahan dalam Skolastik.c. Zaman Modern (1500-1800)

Terdiri dari zaman modern (renaissance), Zaman Barak, Zaman Fajarbudi, dan Zaman Romatik.d. Zaman Sekarang (setelah 1800) yaitu Filsafat abad kesembilan belas dan dua puluh.

B. Filsafat Timur

Filsafat Timur merupakan sebutan bagi pemikiran-pemikiran filosofis yang berasal dari dunia Timur atau Asia, seperti Filsafat Cina, Filsafat India, Filsafat Jepang, Filsafat Islam, Filsafat Buddhisme, dan sebagainya. Masing-masing jenis filsafat merupakan suatu sistem-sistem pemikiran yang luas dan plural.Misalnya saja, Filsafat India dapat terbagi menjadi Filsafat Hindu dan Filsafat Buddhisme, sedangkan filsafat Cina dapat terbagi menjadi Konfusianisme dan Taoisme. Belum lagi, banyak terjadi pertemuan dan percampuran antara sistem filsafat yang satu dengan yang lain, misalnya Buddhisme berakar dari Hinduisme, namun kemudian menjadi lebih berpengaruh di Cina ketimbang di India. Di sisi lain, Filsafat Islam lebih banyak bertemu dengan filsafat Barat. Akan tetapi, secara umum dikenal empat jenis Filsafat Timur yang terkenal dengan sebutan "Empat Tradisi Besar" yaitu Hinduisme, Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme.

Filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan Filsafat Barat, yang mana ciri-ciri agama terdapat juga di dalam Filsafat Timur, sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai filsafat. Di dalam studi post-kolonial bahkan ditemukan bahwa Filsafat Timur dianggap lebih rendah ketimbang sistem pemikiran Barat karena tidak memenuhi kriteria filsafat menurut Filsafat Barat, misalnya karena dianggap memiliki unsur keagamaan atau mistik. Akan tetapi, sekalipun di antara filsafat Timur dan filsafat Barat terdapat perbedaan-perbedaan, kita tidak dapat menilai mana yang lebih baik, sebab masing-masing memiliki keunikan sendiri. Selain itu, keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas.

Filsafat Barat dan Filsafat Timur tampak amat berbeda sebab berkembang di dalam budaya yang amat berbeda, dan sepanjang sejarah tidak terlalu banyak pertemuan di antara keduanya, kecuali di dalam filsafat Islam. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada persamaan di antara keduanya.

Tetapi meskipun Filsafat Timur lebih condong pada pandangan hidup bukan berarti Filsafat Timur itu tidak dapat dipelajari secara ilmiah. Filsafat Timur dapat kita lihat pada Negara India dan Cina.1.Filsafat IndiaUntuk mencapai kebahagiaan sejati manusia harus membebaskan diri dari ketertarikannya pada dunia. Menitik beratkan pada pandangan hidup sehingga manusia mengalah dengan alam. Ciri-ciri Filsafat India, yaitu: Motif spiritual yang mendasarinya, ditandai dengan sikap intruskpektif dan pendekatan intruskpektif terhadap manusia, adanya hubungan erat antara hidup dan filsafat, tendensi intruskpektif ini membuat Filsafat India lebih bersifat idealis, hanya intuisilah yang diakui mampu menyingkap kebenaran yang tertinggi, penerimaan hidup otoritas, adanya tendensi untuk mendekati berbagai aspek pengalaman dan realitas dengan pendekatan sintetis. Filsafat india dapat dipilah dalam lima periode besar:

a. Zaman Weda (200-600 SM), masa terbentuknya Literus suci, masa rite korban dan spekulasi mengenai korban, dan masa refleksi filsafat dalam Upanisad.

b. Zaman Skeptitisme (200 SM-300 M) terdiri dari reaksi terhadap ritualisme dan spekulasi, Buddhisme dan Jainisme, dan kontrareformasi dalam bentuk enam sekolah ortodoks Saddaharsana.

c. Zaman Puranis (300-1200) terdiri dari perkembangan karya-mitologi, terutama berhubungan dengan Shiwa dan Wisnu.

d. Zaman Muslim (1200-1757).

e. Zaman Modern terdiri dari renaissance dari nilai-nilai India sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. 2.Filsafat Cina

Filsafat Cina tidak berbeda dengan Filsafat India yang lebih pada pandangan hidup dari pada filsafat sebagai ilmu. Pandangan hidup itu tertuang dalam tiga agama besar di Cina yaitu Konfusianisme, Taoisme dan Budhaisme. Pada dasarnya antara ketiga agama tersebut bukan sebagai agama , misalnya kepercayaan Konfusianisme, sedangkan kepercayaan Taoisme ada Taoisme sebagai agama ada juga Taoisme sebagai filsafat. Begitu juga dengan Budha sebagai agama dan sebagai filsafat tetapi pada perkembangannya orang Cina yang berpendidikan, Filsafat Budha lebih menarik dari pada filsafat agama karena orang cina memahamkan agamanya dengan kefilsafatan. Filsafat Cina dibagi menjadi atas empat periode, yakni:

a. Zaman Klasik (600-200 SM)

Terdiri dari Zaman seratus sekolah filsafat , dengan sekolah-sekolah terpenting konfusianisme. Taoisme, Yin-Yang moisme, dialektik, dan legalisme.

b. Zaman Neotaoisme dan Budhisme (200-1000 SM)

c. Zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)

d. Zaman Modern (setelah 1900)

Berisi tentang pengaruh filsafat Barat, renaisance dari filsafat klasik Cina, Marxisme dan Maoisme.C. Filsafat Timur Tengah

Filsafat Timur Tengah mewarisi Filsafat Barat, lebih sering disebut Filsafat Negara-negara Islam. Filsafat ini membahas mengenai berbagai soal alam semesta dan bermacam-macam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turut lahirnya Agama Islam. Filusuf pertama yaitu Al-Kindi (dipengaruhi oleh aristoteles), mengarahkan filsafatnya pada kesesuaian antara filsafat dengan agama, alasannya adalah: Ilmu agama sebagai/merupakan bagian dari filsafat Wahyu yang diturunkan kepada nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian Menuntut ilmu secara logika diperintahkan dalam agama.Menurut Ibnu Bajah, dalam berfilsafat islam tidak memandang seseorang tidak lebih utama dari pada yang lainnya kecuali atas dasar ketaqwaan kepada Allah. Sedangkan menurut filsuf Ibnu Rusyd, filsafat diwajibkan atau paling tidak dianjurkan dalam agama karena fungsi filsafat hanyalah membuat spekulasi atas yang maujud dan memikirkannya selama membawa ke pengetahuan Sang Pencipta.D.Perbedaan Filsafat Timur dan Filsafat Barat

PengetahuanFilsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang rasional sebagai pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal budi, sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal budi dan intuisi, serta intelegensi dan perasaan.Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi bijaksana dan menghayati kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai dengan moralitas.

Sikap Terhadap AlamFilsafat Barat menjadikan manusia sebagai subyek dan alam sebagai obyek sehingga menghasilkan eksploitasi berlebihan atas alam.Sementara itu, filsafat Timur menjadikan harmoni antara manusia dengan alam sebagai kunci. Manusia berasal alam namun sekaligus menyadari keunikannya di tengah alam.

Cita-cita HidupJikalau Filsafat Barat menganggap mengisi hidup dengan bekerja dan bersikap aktif sebagai kebaikan tertinggi, cita-cita Filsafat Timur adalah harmoni, ketenangan, dan kedamaian hati. Kehidupan hendaknya dijalani dengan sederhana, tenang, dan menyelaraskan diri dengan lingkungan.

Status ManusiaFilsafat Barat amat menekankan status manusia sebagai individu dengan segala kebebasan yang ia miliki, dan masyarakat tidak bisa menghilangkan status seorang manusia dengan kebebasannya. Filsafat Timur menekankan martabat manusia tetapi dengan penekanan yang berbeda, sehingga manusia ada bukan untuk dirinya melainkan ada di dalam solidaritas dengan sesamanya.

2.4 Klasifikasi Filsafat Menurut Latar Belakang Agamaa. Filsafat IslamFilsafat Islam bukanlah Filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam Filsafat Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara Filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya Filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan, dalam Filsafat Islam justru Tuhan sudah ditemukan.Pada mulanya filsafat berkembang di pesisir samudera Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 M yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan.Dari sinilah lahirlah sains-sains besar, seperti fisika, etika, matematika, dan metafisika yang menjadi batubara kebudayaan dunia.Dari Asia Minor (Mediterania) bergerak menuju Athena yang menjadi tanah air filsafat.Ketika Iskandariah didirikan oleh Iskandar Agung pada 332 SM, filsafat mulai merambah dunia timur, dan berpuncak pada 529 M.Filsafat Islam ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa.Sebab dilihat dari sejarah, para filosof dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat (Yunani).

Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan, yang terus berkembang hingga saat ini.Pendapat pertama mengatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat dari filosof Yunani seperti Aristoteles, melalui kitab-kitab yang disalin oleh St. Agustine (354430 M), yang kemudian diteruskan oleh Anicius Manlius Boethius (480524 M) dan John Scotus.Pendapat kedua menyatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat orang-orang Yunani dari buku-buku Filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh filosof Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi. Terhadap pendapat pertama Hoesin (1961) dengan tegas menolaknya, karena menurutnya salinan buku filsafat Aristoteles seperti Isagoge,Categories, dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara. Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan Boethius menjadi sumber perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di Eropa, maka John Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas Paris, tidak akan menyalin kembali buku Organon karangan Aristoteles dari terjemahan-terjemahan berbahasa Arab, yang telah dikerjakan oleh filosof Islam (Haerudin, 2003).

Majid Fakhri cenderung mengangap filsafat Islam sebagai mata rantai yang menghubungkan Yunani dengan Eropa modern.Kecenderungan ini disebut europosentris yang berpendapat Filsafat Islam telah berakhir sejak kematian Ibn Rusyd.Pendapat ini ditentang oleh Henry Corbin dan Louis Massignon yang menilai adanya eksistensi Filsafat Islam. Menurut Kartanegara (2006) dalam Filsafat Islam ada empat aliran yakni:

Peripatetik(memutar atau berkeliling) merujuk kebiasaan Aristoteles yang selalu berjalan-jalan mengelilingi muridnya ketika mengajarkan filsafat. Ciri khas aliran ini secara metodologis atau epistimologis adalah menggunakan logika formal yang berdasarkan penalaran akal (silogisme), serta penekanan yang kuat pada daya-daya rasio. Tokoh-tokohnya yang terkenal yakni: Al Kindi (w. 866), Al Farabi (w. 950), Ibnu Sina (w. 1037), Ibn Rusyd (w. 1196), dan Nashir al Din Thusi (w.1274).

Aliran Iluminasionis (Israqi). Didirikan oleh pemikir Iran, Suhrawardi Al Maqtul (w. 1191). Aliran ini memberikan tempat yang penting bagi metode intuitif (irfani). Menurutnya dunia ini terdiri dari cahaya dan kegelapan. Baginya Tuhan adalah cahaya sebagai satu-satunya realitas sejati (nur al anwar), cahaya di atas cahaya.

Aliran Irfani (Tasawuf). Tasawuf bertumpu pada pengalaman mistis yang bersifat supra-rasional. Jika pengenalan rasional bertumpu pada akal maka pengenalan sufistik bertumpu pada hati. Tokoh yang terkenal adalah Jalaluddin Rumi dan Ibn Arabi.

Aliran Hikmah Mutaaliyyah (Teosofi Transeden). Diwakilioleh seorang filosof syiah yakni Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami yang dikenal dengan nama Shadr al Din al Syirazi, Atau yang dikenal dengan Mulla Shadra yaitu seorang filosof yang berhasil mensintesiskan ketiga aliran di atas

Dalam Islam ilmu merupakan hal yang sangat dianjurkan.Dalam Al Quran kata al-ilm dan katakata jadiannya digunakan lebih 780 kali. Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dalam pandangan Allamah Faydh Kasyani dalam bukunya Al Wafi: ilmu yang diwajibkan kepada setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia pada hari akhirat, dan mengantarkannya pada pengetahuan tentang dirinya, penciptanya, para nabinya, utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Tuhan, hari akhirat, dan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam pandangan keilmuan Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari dan mengenal dari dekat cara kerja Tuhan. Dengan demikian penelitian alam semesta (jejak-jejak ilahi) akan mendorong kita untuk mengenal Tuhan dan menambah keyakinan terhadapnya. Fenomena alam bukanlah realitas-realitas independen melainkan tanda-tanda Allah SWT. Fenomena alam adalah ayat-ayat yang bersifat qauniyyah, sedangkan kitab suci ayat-ayat yang besifat qauliyah.Oleh karena itu ilmu-ilmu agama dan umum menempati posisi yang mulia sebagai obyek ilmu.

b. Filsafat KristenFilsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya. Tak heran, filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologisdan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura, dan lain sebagainya.

Ada beberapa agama yang melahirkan pemahaman falsafi yang sampai sekarang masih eksis.Misalnya Budha, Taoisme, dan lain sebagainya.

Buddhadalam bahasa Sansekerta berarti mereka yang sadar, atau yang mencapai pencerahan sejati (Dari perkataan Sansekerta: untuk mengetahui). Budha merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama yang dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini.

Sidharta adalah guru agama dan pendiri Agama Buddha (dianggap Buddha bagi waktu ini). Dalam pandangan lainnya, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.

Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddhaadalah serupa, tetapi Samma-Sambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya.

Taoismemerupakan filsafat Laozidan Zhuangzi (570 SM ~470 SM) tetapi bukan agama. Taoisme berasalkan dari kata Dao yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat tetapi merupakan asas atau jalan atau cara kejadian kesemua benda hidup dan benda-benda alam semesta dunia. Dao yang wujud dalam kesemua benda hidup dan kebendaan adalah De.Gabungan Dao dengan De diperkenalkan sebagai Taoisme merupakan asasi alamiah.Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti air, dan berabadi.Keabadian manusia adalah apabila seseorang mencapai Kesedaran Dao.Penganut-penganut Taoisme mempraktekan Dao untuk mencapai Kesedaran Dao dan juga mendewakan.

Taoisme juga memperkenalkan teoriYinyang.Yin dan Yang dengan saintifiknya diterjemahkan sebagai negatif dan positif. Setiap benda adalah dualisme, terdapat positif mesti adanya negatif; tidak bernegatif dan tidak berpositif jadinya kosong, tidak ada apa-apa. Bahkan magnet, magnet memiliki kutub positif dan negatif, kedua-dua sifat tidak bisa diasingkan; tanpa positif, tidak akan wujud negatif, magnet tidak akan terjadi.

Penutup

Filsafat merupakan kajian yang dilakukan secara mendalam mengenai dasar-dasar ilmu.Filsafat dalam aplikasinya memiliki banyak cabang yakni epistimologi, ontologi, dan aksiologi. Pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu.Istilah ilmu sudah sangat populer, tetapi seringkali banyak orang memberikan gambaran yang tidak tepat mengenai hakikat ilmu.Kegiatan berpikir manusia pada dasarnya merupakan serangkaian gerak pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.Karakter dasar, prinsip dan struktur ilmu pengetahuan dibangun oleh para pendiri sains modern, dimana pada saat itu para pendiri sains modern menyadari bahwa hidup manusia memiliki tujuan yaitu membangun peradaban ummat manusia dan untuk mencapai tujuannya itu manusia membutuhkan alat. Dan alat itu adalah ilmu pengetahuan.

Ontologi, epistimologi, dan aksiologi ilmu pengetahuan dalam filsafat adalah suatu yang sangat penting karena segi lapis terdalam dari fondasi dunia itu pengetahuan. Ia adalah sebuah ruang tempat diletakkannya Undang-undang dasar dunia ilmu pengetahuan. Disanalah ditetapkannya kearah manakah Sains Modern menuju dan kita sebagai seorang pengguna, sadar atau tidak adalah orang-orang yang sedang bersama-sama bergerak menuju arah yang sudah ditetapkan oleh para pendiri sains modern.

Daftar Pustakahttp://deantriyan.blogspot.com/2012/05/filsafat-timur-barat-timur-tengah-dan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filsafathttp://amanshur.blogspot.com/2008/11/filsafat-timur-dan-timur-tengah.htmlhttp://my-elektro.blogspot.com/2013/05/filsafat-ilmu.htmlKelompok 6

Moderator : Normarizqa P

Pertanyaan

1. Jelaskan klasifikasi filsafat islam!

Penanya : Gusti Gina M

Dijawab oleh : Intan Rahmaningtyas

2. Perbedaan filsafat India dan Filsafat Cina dalam memandang ilmu pengetahuan.

Penanya : Iga Tirani

Dijawab oleh :Siti Shafa Salsabila

3. Apa arti dari antroposentris?

Penanya : Rosyida

Dijawab oleh :Ima Halimah

Ditambahkan oleh : Gusti Gina M

4. Perbedaan filsafat barat dan filsafat timur

Penanya : Prima Yudha Fransiska

Dijawab oleh : Wishnu Bayu Pangestu

5. Filsafat timur mengutamakan agama. Agama apa yang dianut di cina dan india?

Penanya : Octavia Bella

Dijawab oleh : Ima Halimah

6. Filsafat Cina masuk di era apa?

Penanya : Yenny Marwinda

Dijawab Oleh : Anggi Diono KYang menjawab pertanyaan dari ibu1. Gusti Gina M.M I1C113080 (2 kali)

2. Suzanti Rizky H I1C113014

3. M. Islah Jaka I1C113021

4. Haitami I1C113063

5. Rachmadiar Perdana I1C113069

6. Meilisa I1C113035

7. Januar Arman I1C113231

8. Sri Murtiningsih I1C113037

9. Raina Meilia Larassaty I1C113017

10. Melati Nurul Huda I1C113018

11. Widya Puspita Sari I1C113081

12. Aulia Elma Rabbika I1C113068

13. M. Hifzi Maula I1C113230

14. Feggy E.T I1C113207

15. Herlin Asfarina Maruf I1C113028

16. Dessy Wulandari I1C113006