pengembangan kemampuan bahasa lisan melalui metode bercerita dengan...

14
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BERO IV TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini K A R M I NIM. A53B111043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE

BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B

TAMAN KANAK-KANAK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BERO IV

TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

K A R M I

NIM. A53B111043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 FAX: 715448 Surakarta 57102

Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd. AUD

NIK : 354

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi/tugas akhir dari:

Nama : KARMI

NIM : A53B111043

Program Studi : S1 PAUD

Judul : “PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BONEKA

TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-

KANAK „AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BERO IV

TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014”.

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Oktober 2013

Yang menyatakan

Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd. AUD

NIK. 354

Page 3: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE

BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK B

TAMAN KANAK-KANAK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BERO IV

TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Karmi, A53B111043, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013, xvi + 113 halaman (termasuk lampiran).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan kemampuan bahasa lisan melalui

metode bercerita dengan boneka tangan pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak

„Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua

siklus. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru dengan

peneliti. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah seluruh anak anak kelompok B

Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, dengan jumlah 20 anak.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi

dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan lembar observasi, lembar catatan

lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perkembangan

kemampuan bahasa lisan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi sebelum

tindakan dan setelah dilakukan tindakan. Sebelum tindakan diperoleh hasil berupa

partisipasi anak pada pembelajaran bahasa sebesar 21,75% dan anak yang

mencapai ketuntasan ≥ 80% terdapat 4 anak (20%). Peneliti melakukan perbaikan

pada siklus I mengalami perkembangan yaitu partisipasi anak pada pembelajaran

bahasa sebesar 77,5%. Pada kategori berkembang berkembang sangat pesat ada 2

anak (10%), berkembang sesuai harapan ada 9 anak (45%), anak yang mulai

berkembang terdapat 3 anak (15%), dan sisanya masuk dalam kriteria belum

berkembang terdapat 6 anak (35%), sedangkan anak yang mencapai perkembangan

yang diharapkan yaitu ≥ 80% terdapat 11 anak (55%). Hasil tersebut mengalami

perkembangan lagi setelah tindakan siklus II yaitu partisipasi anak pada

pembelajaran bahasa sebesar 83,1%. pada kategori berkembang sangat pesat

sebanyak 2 anak (15%), Pada kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 13 anak

(65%), kemampuan anak dalam berbahasa lisan pada kriteria mulai beerkembang

sebanyak 2 anak (10%), dan sisanya masuk dalam kriteria belum berkembang

terdapat 2 anak (10%), sedangkan anak yang mencapai perkembangan yang

diharapkan yaitu ≥ 80% terdapat 16 anak (80%). Hasil penelitian membuktikan

bahwa hipotesis yang menyatakan “metode bercerita dengan boneka tangan dapat

mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B Taman Kanak-

kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014”

terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

Kata kunci: bahasa lisan, metode bercerita, boneka tangan.

Page 4: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

A. PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk

berkomunikasi secara lisan, tulisan ataupun gerakan (bahasa isyarat) dengan

tujuan menyampaikan maksud hati kepada lawan bicaranya. Bahasa juga

merupakan alat manusia untuk menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah

laku, tata krama masyarakat untuk memudahkan dirinya berbaur dengan

masyarakat. Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara

alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungan. Bahasa merupakan suatu cara

merespon orang lain sehingga keterampilan berbahasa lisan sangat dibutuhkan

untuk anak-anak.

Mengingat begitu pentingnya penguasaan bahasa lisan bagi anak,

mendorong berbagai banyak ahli untuk melakukan stimulasi pengembangan

bahasa lisan sejak usia dini. Seperti halnya kegiatan pengembangan yang

dilakukan di Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV melalui

metode bercerita. Pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi awal di Taman

Kanak-kanak tersebut, kemampuan anak berbahasa lisan masih sangat rendah

beda dengan kemampuan fisik yang dapat berkembang secara alamiah melalui

interaksi dengan lingkungan. Hal ini dapat dilihat melalui hasil yang diperoleh

selama observasi pra siklus. Dari 20 anak yang memiliki kemampuan berbahasa

lisan dengan baik hanya 4 anak (20%) sedangkan 16 anak (80%) lainnya belum

bisa berbahasa lisan dengan baik.

Kenyataan tersebut terjadi karena kurangnya motivasi dari pengasuh/guru

baik berupa pertanyaan-pertanyaan ataupun sekedar komentar. Seringkali

pengasuh mengabaikan pengaruh dari sepatah dua patah ucapannya yang ternyata

bisa untuk menggali berbagai macam potensi berbahasa anak. Anak yang tidak

terbiasa mendapat rangsangan bahasa akan tumbuh menjadi anak yang pasif, dan

lebih banyak bersikap diam (menahan diri untuk mengucapkan kata-kata

walaupun ia sebenarnya mampu). Selain itu rendahnya kemampuan berbahasa

lisan anak juga terlihat dari kemampuan anak yang mengalami beberapa

kesulitan, diantaranya sulit berkomunikasi, sulit mengemukakan pendapat dengan

sederhana, sulit memberi informasi, sulit menjawab pertanyaan, malu untuk

Page 5: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

bertanya, sulit untuk menceritakan pengalaman yang sederhana, dan kemampuan

kosa kata anak pun masih terbatas.

Berdasarkan pengamatan yang terjadi di lapangan khususnya di Taman

Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, dalam beberapa aktivitas di

kelas terlihat adanya kegiatan yang kurang memberikan kesempatan pada anak

untuk mengembangkan bahasa lisan. Demikian pula dengan pemanfaatan media

pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak,

bahkan hampir tidak pernah digunakan. Sementara itu, anak hanya duduk diam

mendengarkan ceramah guru, anak hanya melaksanakan tugas yang diberikan dan

jika anak yang bersuara, maka guru langsung menegurnya.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan

untuk mewujudkan pembelajaran bahasa lebih bermakna dan menyenangkan

yaitu metode bercerita melalui boneka tangan, yang merupakan cara penyampaian

atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru

kepada anak didik Taman Kanak-kanak melalui boneka tangan. Tugas guru dalam

pembelajaran dengan metode bercerita adalah memperkenalkan, memberikan

keterangan, atau penjelasan tentang hal baru dalam rangka menyampaikan

pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar anak

Taman Kanak-kanak dengan cara yang menarik. Metode bercerita melalui boneka

tangan dikembangkan agar pembelajaran berkembang lebih produktif dan

bermakna. Dengan usaha ini, secara kontinyu diharapkan permasalahan yang ada

dapat diatasi. Selain itu agar dapat meningkatkan pembelajaran dalam berbahasa

lisan, keaktifan berbicara anak sangat penting agar tujuan yang diinginkan dapat

tercapai.

Alasan dipilihnya metode bercerita melalui boneka tangan untuk dapat

mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak adalah sebagai berikut: 1) situasi

pembelajaran lebih kondusif, karena anak memusatkan perhatiannya pada cerita

yang disampaikan oleh guru, 2) guru dapat memanfaatkan waktu secara efektif

dan efisien dalam pembelajaran, 3) anak akan termotivasi untuk mengungkapkan

pendapat, ide/gagasan mengenai cerita yang disampaikan oleh guru sehingga

kemampuan bahasa lisan anak akan meningkat.

Page 6: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah penggunaan metode bercerita dengan boneka tangan dapat

mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B Taman Kanak-

kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran

2013/2014?”.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

bahasa lisan anak. Sedangkan Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan bahasa lisan melalui metode bercerita dengan

menggunakan boneka tangan pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak

„Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

Bahasa adalah rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan dan

sikap manusia. Dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang

menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul di tengah-tengah masyarakat

(Wardhani & Asmawulan, 2011: 83). Sedangkan menurut Sumiati (2007: 1)

bahasa adalah ucapan, pikiran dan perasaan seseorang yang teratur dan digunakan

sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat. Dengan kata lain bahasa

adalah ucapan, pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang

lain yang digunakan sebagai sarana komunikasi.

Berdasarkan pengertian bahasa menurut ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berbahasa lisan adalah kemampuan anak dalam mengucapkan

kata-kata atau kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan.

Bromley (Dhieni, 2010: 1.19) menyebutkan empat macam bentuk bahasa

yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampian berbahasa

tersebut memiliki hubungan yang erat sekali dengan keterampilan berbahasa yang

lain dan masing-masing saling mendukung dalam proses pemerolehannya. Aspek-

aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa lisan anak menurut Dhieni,

dkk (2010: 9.4) adalah 1) kosa kata, 2) sintaks (tata bahasa), 3) semantik, 4)

fonem (bunyi kata).

Kemampuan berbahasa lisan lebih spesifik dijabarkan melalui butir-butir

amatan yang terdapat dalam program tahunan atau matrik berdasarkan matrik

Page 7: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

Taman Kanak-kanak (Depdiknas, 2012: 11) yaitu 1) menyebutkan nama diri,

nama orangtua, jenis kelamin dan alamat rumah dengan lengkap, 2) menirukan

kembali 4-5 urutan kata, 3) menjawab pertanyaan sederhana, 4) berbicara lancar

dengan menggunakan kalimat yang komplek terdiri dari 5-6 kata, 5) mendengar-

kan dan menceritakan kembali cerita secara runtut.

Beberapa faktor yang menghambat anak dalam berbahasa lisan (Wardhani &

Asmawulan, 2011: 89), antara lain:

1. Keterbatasan kata-kata yang diketahui.

2. Terdapat orang tua atau orang-orang yang ada di sekitar anak yang dengan

sengaja bicara dengan lafal yang dibuat-buat dan mengarah pada lafal yang

salah.

3. Adanya beberapa anak yang mempunyai gangguan artikulasi sehingga anak

tidak bisa mengucapkan bunyi-bunyi fonem tertentu.

4. Ada kalanya anak-anak selalu menggunakan bentuk bahasa yang hanya

dipahami oleh orang tuanya.

5. Jika anak telah memasuki pendidikan di Taman Kanak-kanak akan

mempunyai kesulitan dalam menggunakan bahasa, terutama jika anak tersebut

di rumah berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ibu/bahasa daerah

setempat, sedang di Taman Kanak-kanak dalam berkomunikasi dengan

teman-temannya menggunakan bahasa Indonesia

Pengertian metode bercerita menurut Hidayat (2008: 4.17) merupakan salah

satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Bercerita

merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-

kanak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang

dibawakan guru harus menarik, mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari

tujuan pendidikan bagi anak usia Taman Kanak-kanak.

Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau

memberikan penjelasan kepada anak secara lisan. Metode bercerita adalah salah

satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada

anak secara lisan (Moeslichatoen, 2004: 157). Boneka tangan adalah bentuk tiruan

Page 8: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

dari manusia dan binatang yang khusus cara menggunakannya yaitu dengan car

menggerakkan dengan jari-jari tangan.

Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan pengertian tentang

metode bercerita dengan boneka tangan adalah suatu teknik atau cara

menyampaikan materi pembelajaran kepada anak-anak secara lisan dalam upaya

memperkenalkan ataupun memberikan keterangan hal baru kepada anak dengan

cerita yang menarik, imajinatif, dan mengundang perhatian anak melalui

penggunaan boneka tangan.

Menurut Musfiroh (2005: 169) ada beberapa cara/teknik dalam

menghidupkan suasana bercerita, sehingga anak tidak merasa jenuh dengan isi

cerita, teknik tersebut adalah 1) mengembangkan dialog tokoh dan klimaks cerita,

2) membangkitkan humor, 3) melibatkan anak dalam cerita, 4) improvisasi dan

adaptasi, 5) mengoptimalkan alat peraga, 6) berolah vokal dan mimik.

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah “metode bercerita dengan boneka tangan dapat mengembangkan

kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak „Aisyiyah

Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berkolaborasi dengan

guru kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B di

Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Kecamatan Trucuk,

Kabupaten Klaten, yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan

7 anak perempuan. Desain Penelitian yang digunakan adalah model spiral dari

Kemmis dan Taggart (dalam Rochiati dan Wiraatmadja, 2008: 25) yang terdiri

dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen

tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral

yang saling terkait. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing

tindakan terdiri dari tiga pertemuan dengan tema dan kegiatan yang berbeda.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, catatan

Page 9: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif.

Partisipasi serta perkembangan kemampuan bahasa lisan anak kelompok B

pada Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV melalui metode

bercerita dengan boneka tangan, diharapkan dapat berkembang secara maksimal.

Perkembangan kemampuan bahasa lisan anak berupa hasil observasi terhadap

partisipasi dan ketuntasan anak dalam mengikuti pembelajaran bahasa melalui

metode bercerita dengan boneka tangan.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran bahasa pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak

‟Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten masih

rendah. Kenyataan tersebut terjadi karena kurangnya motivasi dari pengasuh/guru

baik berupa pertanyaan-pertanyaan ataupun sekedar komentar. Seringkali

pengasuh mengabaikan pengaruh dari sepatah dua patah ucapannya yang ternyata

bisa untuk menggali berbagai macam potensi berbahasa anak.

Berdasarkan pengamatan yang terjadi di lapangan khususnya di Taman

Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, dalam beberapa aktivitas di

kelas terlihat adanya kegiatan yang kurang memberikan kesempatan pada anak

untuk mengembangkan bahasa lisan. Demikian pula dengan pemanfaatan media

pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak,

bahkan hampir tidak pernah digunakan. Sementara itu, anak hanya duduk diam

mendengarkan ceramah guru, anak hanya melaksanakan tugas yang diberikan dan

jika ada anak yang bersuara, maka guru langsung menegurnya.

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat

melalui tabel berikut.

Tabel 1. Kriteria Pencapaian Kemampuan Bahasa Lisan Anak pada Tiap Siklus

Kelas

Interval Kategori

Pra Siklus Siklus I Siklus II

f (%) f (%) f (%)

90%-100% Berkembang sangat pesat (BSP) 0 0 2 10 3 15

80%-89% Berkembang sesuai harapan (BSH) 4 20 9 45 13 65

70%-79% Mulai berkembang (MB) 0 0 3 15 2 10

<70% Belum berkembang (BB) 16 80 6 30 2 10

Page 10: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

Sumber: Data Observasi Setiap Siklus

Berdasarkan kriteria di atas, maka gambaran pencapaian kemampuan

bahasa lisan anak melalui diagram batang pada tahap pra siklus adalah sebagai

berikut.

Sumber: Tabel 1 halaman 7

Gambar 1. Kriteria Pencapaian Kemampuan Bahasa Lisan Anak pada Tiap Siklus

Diagram di atas menunjukkan bahwa kriteria pencapaian kemampuan

bahasa lisan anak mengalami perkembangan pada tiap siklus. Selain kategori di

atas partisipasi anak dalam pembelajaran ini sangat penting karena dengan

keantusiasan dan partisipasi anak dalam pembelajaran mengisayaratkan bahwa

pembelajaran berhasil. Partisipasi anak terhadap pembelajaran bahasa juga

mengalami peningkatan yaitu pada tahap pra siklus sebesar 21,75%, setelah

dilakukan perbaikan pada siklus I menjadi 77,5%, dan partisipasi anak terhadap

pembelajaran bahasa semakin meningkat lagi setelah tindakan siklus II yaitu

sebesar 83,1%.

Perkembangan kemampuan bahasa lisan anak tidak hanya dilihat

berdasarkan kategori dan partisipasi tetapi ditentukan pula tingkat ketuntasan anak

dalam pembelajaran tersebut. Tingkat perkembangan dapat dilihat melalui tabel

perbandingan tingkat pencapaian perkembangan bahasa lisan anak setiap siklus

seperti tabel berikut.

Tabel 2. Perbandingan Tingkat Perkembangan Bahasa Lisan Anak pada Setiap

Siklus

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Pra Siklus Siklus I Siklus II

16

6

2

0

3 2

4

9

13

0

2 3

Ju

mla

h A

nak

Kategori

Persentase Anak

< 70%

70%-79%

80%-89%

90%-100%

Page 11: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

No Kondisi

Status Pencapaian Perkembangan

Sudah mencapai

harapan %

Belum mencapai

harapan %

1 Prasiklus 4 anak 20 16 anak 80

2 Siklus I 11 anak 55 9 anak 45

3 Siklus II 16 anak 80 4 anak 20 Sumber: Data Hasil Perkembangan Bahasa Lisan Anak tiap Siklus

Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat digambarkan melalui diagram

batang berikut ini.

Sumber: Tabel 2 halaman 8

Gambar 2. Perbandingan Tingkat Perkembangan Bahasa Lisan Anak pada Setiap Siklus

Grafik di atas menunjukkan terjadinya perkembangan tingkat

perkembangan bahasa lisan anak dalam kemampuan bahasa lisan yang cukup

signifikan. Sebelum dilakukan tindakan perbaikan, anak yang mencapai

perkembangan yang diharapkan ≥ 80% hanya terdapat 4 anak (20%) setelah

dilakukan perbaikan pada siklus I menjadi 11 anak (55%). Sedangkan pada

perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II anak yang mencapai perkembangan

yang diharapkan ≥ 80% terdapat 16 anak (80%).

Hasil tersebut sesuai dengan harapan guru yaitu dengan menggunakan

metode bercerita dengan boneka tangan, kemampuan bahasa lisan pada anak

kelompok B di Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV

Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014 berkembang

minimal 80% dari 20 anak.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

20%

55%

80% 80%

45%

20%

Per

senta

se Sudah mencapai

harapan

Belum mencapai

harapan

Page 12: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

Penelitian ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar, sehingga

mendapatkan hasil yang memuaskan atau sesuai dengan harapan guru. Namun

hasil tersebut masih terdapat banyak keterbatasan dalam pelaksanaannya antara

lain:

1. Terbatasnya waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran bahasa. Sementara

peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal penelitian yang ada sehingga

pembelajaran bahasa melalui metode bercerita dengan boneka tangan belum

benar-benar maksimal.

2. Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan karena mengingat terbatasnya

kemampuan tenaga peneliti sehingga ada hal-hal yang seharusnya bisa

diungkap dalam penelitian ini, namun belum bisa.

3. Instrumen dalam penelitian ini tidak melalui uji validasi akan tetapi diketahui

oleh pembimbing.

D. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus di

atas ternyata hipotesis yang berbunyi “metode bercerita dengan boneka tangan

dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B Taman

Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran

2013/2014” telah terbukti.

Peningkatan partisipasi terhadap pembelajaran bahasa pada siklus I sebesar

55,75% (pra siklus sebesar 21,75% menjadi 76,9%). Peningkatan pada siklus II

sebesar 5,6% (siklus I sebesar 77,5% menjadi 83,1%). Peningkatan persentase

perkembangan bahasa lisan anak pada siklus I sebesar 35% yaitu pada pra siklus

terdapat 4 anak (20%) menjadi 11 anak (55%). Peningkatan persentase

perkembangan bahasa lisan pada siklus II sebesar 25% yaitu pada siklus I sebesar

11 anak (55%) menjadi 16 anak (80%).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa melalui metode bercerita dengan

dapat boneka tangan dapat mempengaruhi perkembangan bahasa lisan pada anak

kelompok B Taman Kanak-kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Kecamatan

Page 13: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hal tersebut

dapat dibuat implikasi sebagai berikut.

1. Penggunaan metode yang tepat

Metode yang digunakan oleh peneliti sudah tepat karena dengan

bercerita guru dapat menyampaikan pelajaran secara lebih menarik.

2. Aktivitas anak dalam pembelajaran

Anak-anak lebih cepat memahami pembelajaran yang disampaikan oleh

guru. Hal ini dikarenakan pada saat kegiatan bercerita anak diajak untuk

berinteraksi secara langsung, sehingga anak semakin antusias dalam

mengikuti kegiatan.

Page 14: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN …eprints.ums.ac.id/26748/9/10_PUBLIKASI_ARTIKEL.pdf · 2013-11-14 · PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI

DAFTAR PUSTAKA

Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Matrik Taman Kanak-

kanak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Hidayat, Otib Satibi. 2008. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Junita Dwi Wardhani, Tri Asmawulan. 2011. Perkembangan Fisik, Motorik dan

Bahasa. Surakarta: Qinant.

Moslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka

Cipta.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.

Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Wiraatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.