pengaruh penggunaan mind map terhadap … · pelajaran ipa kelas v di sd kanisius wirobrajan ......

164
PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD KANISIUS WIROBRAJAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: MARDIANI TITIK RAHAYU ANDAYANI 081134127 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dominh

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP

KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA

PELAJARAN IPA KELAS V DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

MARDIANI TITIK RAHAYU ANDAYANI

081134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP

KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI

PADA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD KANISIUS

WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

MARDIANI TITIK RAHAYU ANDAYANI

081134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus penopang dan pemberiku harapan.

2. Almarhum ayah, yang selalu memberikan semangat

melalui mimpi-mimpiku.

3. Ibuku tercinta yang telah mengajariku arti kehidupan,

dan senantiasa menyebutkan namaku disetiap doanya.

4. Kakak-kakakku tersayang.

5. Seseorang yang selalu membantu, mendukung dan

memberiku semangat.

6. Para sahabat yang memberi dukungan dan penghiburan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Kita semua adalah guru, atau seharusnya menjadi

guru. Siapapun yang mengisahkan pengalaman pada

orang lain adalah guru. Tidak menularkan pengalaman

Anda berarti mengkhianatinya.

~Elie Wiesel~

Chicken Soup for The Soul

Sebab Tuhan menyelidiki segala hati, dan mengerti

segala niat dan cita-cita.

(1 Tawarik 28: 9b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Nama: Mardiani Titik Rahayu Andayani

NIM: 081134127

Tahun: 2012

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN

MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA PELAJARAN IPA

KELAS V DI SD K WIROBRAJAN

Kata kunci : metode mind map, kemampuan kognitif menganalisis, kemampuan

kognitif mengevaluasi, mata pelajaran IPA, peristiwa alam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind map

terhadap 1) kemampuan kognitif menganalisis siswa, dan 2) kemampuan kognitif

mengevaluasi siswa kelas V SD K Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap

Tahun Pelajaran 2011/2012 pada matapelajaran IPA materi peristiwa alam yang

pernah terjadi di Indonesia, baik peristiwa yang di darat, laut, maupun udara. Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent

control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD K Wirobrajan

yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen, dan

kelas VB sebanyak 35 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini

menggunakan 6 soal essai untuk mengukur kategori kognitif siswa. Instrumen

tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis

statistik. Teknik pengumpulan datanya menggunakan pretest dan posttest pada

kedua kelompok. Selanjutnya data ditabulasikan dalam excel, lalu dilakukan uji

normalitas data, dilanjutkan uji perbedaan skor rata-rata pretest dan posttest,

kemudian menguji perbedaan selisih rata-rata pada kelompok kontrol dan

eksperimen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1). penerapan metode mind map

berpengaruh terhadap kemampuan kognitif menganalisis siswa yang ditunjukkan

dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05, dan 2). penerapan metode

mind map berpengaruh terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi siswa yang

ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Name: Mardiani Titik Rahayu Andayani

NIM : 081134127

Year : 2012

THE INFLUENCE OF USING MIND MAP TO THE ABILITY OF

ANALYZING AND EVALUATING SKILL ON SCIENCE SUBJECTS FOR

FIFTH GRADE OF KANISIUS WIROBRAJAN ELEMENTARY SCHOOL

Keywords : Mind map method, analyzing cognitive ablity, evaluating cognitive

ability, science subjects, nature insident.

The purpose of this research is to know the implementatiton of mind map

method to 1). the cognitive ability of analyzing, and 2). the cognitive ability of

evaluating of the fifth grade students at Kanisius Wirobrajan Elementary School

in second semester 2011/2012 in science lesson with the matter about nature

insident which have happened in Indonesia, whether in land, sea, or air.

The design of the research is quasi-experimental design with non-

equivalent control group design type. The subject of this research are fifth grade

students at Kanisius Wirobrajan Elementary School, which are 32 students in

class A as experiment group, and 35 students in class B as control group. The

instruments of this reserach are 6 essay questions to measure students cognitive

category. Those instruments already completed the condition of validity and

realibility based on the analyze of statistic. The technique of data gathering used

pretest and posttest for thse groups of students. The data then was tabulated in

excel, and the data normality was done. After that, the difference between pretest

an posttest average score was tested. Then the last one, the difference of average

dispute between control group and experiment group was tested.

The result showed that 1). there is an influence of mind map method

implementation to the students cognitive ability of analyzing. It was showed by

the price of Sig.(2-tailed), 0,000 (or < 0, 05), and 2). there is an influence of mind

map method implementation to the students cognitive ability of evaluating. It was

showed by the price of Sig.(2-tailed), 0,000 (or < 0, 05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

penyelenggara kehidupan yang telah menganugerahkan rahmat berlimpah

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Pengaruh

Penggunaan Mind map terhadap Kemampuan Menganalisis dan Mengevaluasi

pada Pelajaran IPA Kelas V di SD Kanisius Wirobrajan. Penyusunan Skripsi ini

dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan program S-1 PGSD Universitas

Sanata Dharma.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu

penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Kepala Program Studi

PGSD USD sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang selalu

meluangkan waktu pikiran dan tenaga, memberi perhatian serta berbagai

kemudahan selama penyusunan skripsi ini.

3. Elga Andriana, S.Psi.,M.Ed, selaku Wakil Kepala Program Studi dan

sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan dan sumbang saran

demi terwujudnya skripsi ini.

4. Hr. Klidiatmoko, Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan beserta staf

yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan berbagai kemudahan

bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.

5. Agustina Wahyu Utami, guru mitra yang telah meluangkan waktu,

pikiran, dan tenaga demi kelancaran kegiatan penelitian.

6. Seluruh dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan bekal ilmu

kepada penulis.

7. Yustina Evi Dyah Ayu Cahyani, dan Susilawati, Sisilia Novi Putryana,

serta teman-teman yang tergabung dalam penelitian kolaboratif ini, yang

telah bekerjasama demi kelancaran penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Ibu tersayang Sri Widi Hartati yang senantiasa selalu memberikan

dukungan spiritual, mental, dan finansial.

9. Kekasih hati, kakak-kakakku tersayang, sepupu-sepupu, dan teman-

teman, yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian, dan dukungan

demi terselesainya skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Mengingat kemampuan penulis yang masih terbatas, dengan kerendahan hati

penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak. Harapan penulis, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Judul Hal

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

PRAKATA .................................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 6

2.1.1 Metode Pembelajaran Mind map ..................................................... 6

2.1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak ........................................ 6

2.1.1.2 Alasan Penggunaan Mind map dalam Pembelajaran ............... 9

2.1.1.3 Pengertian Mind map ............................................................. 11

2.1.2 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi Anak ................. 14

2.1.2.1 Proses Kognitif Menganalisis ................................................ 14

2.1.2.2 Proses Kognitif Mengevaluasi ............................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2.1.3 Mata Pelajaran IPA ....................................................................... 16

2.1.3.1 Hakikat IPA ........................................................................... 16

2.1.3.2 Pentingnya IPA di SD ............................................................ 17

2.1.3.3 Materi Ajar ............................................................................. 18

2. 2 Penelitian-penelitian yang Relevan ...................................................... 20

2.2.1 Penelitian-penelitian Mind map ..................................................... 20

2.2.2 Penelitian-penelitian Proses Kognitif ............................................ 22

2.2.3 Literatur Map ................................................................................ 24

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 25

2.4 Hipotesis ................................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 27

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 28

3.3 Waktu Penelitian ................................................................................... 29

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................ 30

3.5 Definisi Operasional .............................................................................. 31

3.6 Instrumen Penelitian .............................................................................. 32

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 33

3.8 Teknik Pengumpulan data ..................................................................... 36

3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 41

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap

Kemampuan Menganalisis ............................................................. 41

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap

Kemampuan Mengevaluasi ............................................................ 48

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian .......................................................... 55

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 56

4.2.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap

Kemampuan Menganalisis ............................................................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap

Kemampuan Mengevaluasi ............................................................ 57

4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 60

5.2 Saran ....................................................................................................... 60

DAFTAR REFERENSI ............................................................................... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Judul Hal

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian .............................................................29

Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen .......................................................33

Tabel 3. Hasil uji validitas 1 di SD K Sengkan .................................................34

Tabel 4. Hasil uji validitas 2 di SD K Sorowajan ..............................................35

Tabel 5. Kriteria koefisien reliabilitas .................................................................35

Tabel 6. Uji reliabilitas 1 dan 2 ..........................................................................36

Tabel 7. Pengumpulan data dan instrumen ........................................................36

Tabel 8.Uji normalitas kemampuan menganalis dengan

Kolmogorov Smirnov ...........................................................................42

Tabel 9.Perbandingan skor pretest pada kemampuan menganalisis ...................44

Tabel 10.Perbandingan skor pretest ke posttest pada kemampuan

menganalisis .........................................................................................45

Tabel 11. Penghitungan skor selisih pada kemampuan menganalisis ................45

Tabel 12. Uji normalitas data selisih skor pada kemampuan

menganalisis dengan Kolmogorov Smirnov .......................................46

Tabel 13. Uji perbedaan selisih skor antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen pada kemampuan menganalisis ......................47

Tabel 14. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov .............................49

Tabel 15. Perbandingan skor pretest pada kemampuan mengevaluasi ...............50

Tabel 16. Perbandingan skor pretest ke posttest pada mengevaluasi ..................51

Tabel 17. Penghitungan skor selisih pada kemampuan mengevaluasi ...............52

Tabel 18. Uji normalitas data selisih skor dengan Kolmogorov Smirnov ..........53

Tabel 19. Uji perbedaan selisih skor antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi .....................54

Tabel 20. Rangkuman uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov ..................55

Tabel 21. Rangkuman skor pretest ......................................................................55

Tabel 22. Rangkuman perbandingan skor pretest ke posttest .............................55

Tabel 23. Rangkuman perhitungan selisih ..........................................................55

Tabel 24. Rangkuman uji normalitas selisih .......................................................55

Tabel 25. Rangkuman uji beda selisih ................................................................56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Judul Hal

Gambar 1. Piramida Taksonomi Bloom ......................................................... 7

Gambar 2. Contoh bentuk mind map .............................................................. 14

Gambar 3. Bencana gunung meletus, tsunami, banjir ..................................... 18

Gambar 4. Bencana gempa bumi .................................................................... 19

Gambar 5. Bencana puting beliung ................................................................. 20

Gambar 6. Bencana tanah longsor .................................................................. 20

Gambar 7. Bentuk rangkaian literatur map ..................................................... 24

Gambar 8. Bentuk kerangka hipotesis ............................................................ 26

Gambar 9. Rangkaian variabel independen dan dependen ............................. 31

Gambar 10. Grafik perbandingan skor pretest-posttest kemampuan

menganalisis ...................................................................................47

Gambar 11. Grafik perbandingan selisih skor pretest-posttest kemampuan

menganalisis ...................................................................................47

Gambar 12. Grafik perbandingan skor pretest-posttest kemampuan

mengevaluasi .................................................................................54

Gambar 13. Grafik perbandingan selisih skor pretest-posttest kemampuan

mengevaluasi .............................................................................. ...54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Hal

Lampiran 1. Silabus kelompok kontrol ........................................................... 65

Lampiran 2. RPP Kelompok kontrol ............................................................... 67

Lampiran 3. Silabus kelompok eksperimen .................................................... 74

Lampiran 4. RPP Kelompok eksperimen ........................................................ 83

Lampiran 5. Instrumen pengumpul data (soal pretest-posttest) ...................... 97

Lampiran 6. Kunci jawaban ............................................................................ 100

Lampiran 7. Rubrik Penilaian .......................................................................... 102

Lampiran 8. Uji Validitas pertama ................................................................... 104

Lampiran 9. Uji Validitas kedua ..................................................................... 105

Lampiran 10. Uji Reliabilitas pertama ............................................................. 106

Lampiran 11. Uji Reliabilitas kedua ................................................................ 107

Lampiran 12. Tabulasi skor menganalisis kelompok kontrol .......................... 108

Lampiran 13. Tabulasi skor menganalisis kelompok eksperimen ................... 109

Lampiran 14. Rangkuman tabulasi skor menganalisis ..................................... 110

Lampiran 15. Tabulasi skor mengevaluasi kelompok kontrol ......................... 111

Lampiran 16. Tabulasi skor mengevaluasi kelompok eksperimen .................. 112

Lampiran 17. Rangkuman tabulasi skor mengevaluasi.................................... 113

Lampiran 18. Uji normalitas data menganalisis dengan

Kolmogorov Smirnov ............................................................... 114

Lampiran 19.Uji perbandingan skor pretest pada kemampuan

menganalisis ............................................................................. 114

Lampiran 20.Uji perbandingan skor pretest ke posttest pada

kemampuan menganalisis ......................................................... 115

Lampiran 21. Uji normalitas data selisih pada kemampuan

menganalisis ............................................................................. 116

Lampiran 22. Uji beda selisih pada kemampuan menganalisis ....................... 116

Lampiran 23. Uji normalitas data mengevaluasi dengan

Kolmogorov Smirnov ............................................................... 117

Lampiran 24.Uji perbandingan skor pretest pada kemampuan

mengevaluasi ............................................................................ 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Lampiran 25.Uji perbandingan skor pretest ke posttest pada

kemampuan mengevaluasi........................................................ 118

Lampiran 26. Uji normalitas data selisih pada kemampuan

mengevaluasi ............................................................................ 119

Lampiran 27. Uji beda selisih pada kemampuan mengevaluasi ...................... 119

Lampiran 28. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok kontrol

kemampuan menganalisis ......................................................... 120

Lampiran 29.Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok

kontrol kemampuan menganalisis ............................................ 120

Lampiran 30. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok

eksperimen kemampuan menganalisis ..................................... 121

Lampiran 31. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok

eksperimen kemampuan menganalisis ..................................... 121

Lampiran 32. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok kontrol

kemampuan mengevaluasi........................................................ 122

Lampiran 33. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok

kontrol kemampuan mengevaluasi ........................................... 122

Lampiran 34. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok

eksperimen kemampuan mengevaluasi .................................... 122

Lampiran 35. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok

eksperimen kemampuan mengevaluasi .................................... 123

Lampiran 36. Mind map hasil karya siswa....................................................... 124

Lampiran 37. Foto-foto penelitian ................................................................... 133

Lampiran 38. Surat ijin penelitian dari FKIP ................................................... 144

Lampiran 39. Surat keterangan telah melakukan penelitian ............................ 145

Lampiran 40. Daftar riwayat hidup .................................................................. 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan empat bagian, yaitu latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Keempat bagian tersebut akan

diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

1.1 Latar Belakang

Seorang siswa didik mampu berkembang lebih baik dan semakin baik jika

mendapatkan motivasi, baik itu dari keluarga, lingkungan sekitar, lingkungan

sekolah, dan yang terpenting dari dirinya sendiri. Dalam hal ini, yang menjadi

acuan penting adalah bentuk motivasi yang diberikan pihak sekolah terhadap

siswanya. Yang dimaksudkan dengan pihak sekolah adalah bagaimana seorang

guru memberikan pengajaran yang memacu perkembangan kognitif siswa didik.

Oleh karenanya, sangat ditekankan bagi seorang guru untuk memberikan

kelonggaran bagi siswanya untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.

Kelonggaran yang dimaksudkan tersebut dapat membuat suatu kegiatan belajar

menjadi lebih nyaman, dan menuntut pengembangan kognitif siswa didik(mulai

dari pengembangan kognitif yang paling sederhana hingga kompleks, yaitu dari

kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta). Tahap per tahap pengembangan kognitif tersebut harus

diperhatikan sejak dini, karena dengan cara seperti ini siswa menjadi terbiasa

untuk berpikir dengan tingkatan komplektisitas yang semakin tinggi atau rumit.

Dengan hal-hal tersebut di atas, tentu saja perkembangan kognitif siswa

didik semakin berkembang, semakin mengerti apa yang mereka hadapi. Setiap

tahapan kemampuan kognitif tersebut di atas, apabila mampu dicapai dengan

maksimal, hasil yang diperoleh pun akan menjadi semakin maksimal. Dengan

kemampuan kognitif yang semakin dan terus dikembangkan, siswa didik menjadi

lebih mampu menerima hal-hal baru yang lebih kompleks. Misalnya dengan

kemampuan menganalisis, siswa didik pasti menjadi lebih jeli dan teliti terhadap

suatu hal, lebih mampu memerinci materi pelajaran, sehingga mudah untuk

dipahami. Begitu pula dengan kemampuan mengevaluasi, apabila diasah, mampu

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

membuat siswa memilih prioritas yang terbaik dari berbagai pertimbangan yang

ada yang harus dilihat secermat mungkin.

Hal tersebut di atas ternyata berbanding terbalik dengan realita yang terjadi.

Misalnya saat siswa didik dituntut untuk tenang mendengarkan ceramah dari

gurunya. Siswa didik tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan daya

imajinasi dan kreativitas mereka. Guru kurang begitu memperhatikan ketercapaian

level kognitif secara maksimal, karena guru hanya cenderung berhenti saat siswa

telah mencapai level kognitif mengingat dan menghafal. Bloom (1982:310)

mengungkapkan bahwa very few learning tasks provided in the schools require

neurological or other capabilities which exceed that potentially avaiable to most

humans. Dari apa yang telah diungkapkan Bloom tersebut nampak jelaslah, bahwa

memang sangat memprihatinkan pembelajaran yang kurang memperhatikan

perkembangan otak siswa, dalam hal ini adalah kemampuan kognitif siswa.

Dari apa yang dijelaskan di atas, nampak bahwa ketercapaian kognitif

seorang siswa didik selain dipengaruhi oleh siswa didik itu sendiri, ternyata yang

paling krusial adalah dari sisi guru pendidiknya. Seberapa mampu seorang guru

memberikan peluang kepada siswa untuk bisa mengembangkan kognitif siswanya

hingga taraf yang paling kompleks, yaitu mencipta. Hal yang dijelaskan seperti

tersebut di atas apabila dibiarkan akan menimbulkan banyak dampak negatif

terhadap kognitif siswa didik. Mengenai keseimbangan otak misalnya. Antara

otak kanan dan kiri harus memiliki keseimbangan dan memiliki porsi yang

seimbang dan proporsional, sehingga mampu berkembang dengan baik. Tetapi

jika level kognitif anak hanya sampai pada level mengingat atau maksimal hanya

mencapai level memahami, tentu keseimbangan otak tidak dapat tercapai dengan

baik.

Karena itu, peneliti menawarkan untuk menerapkan yang disebut dengan

metode mind map. Metode ini merupakan metode yang mampu mengembangkan

kemampuan otak kanan dan kiri, yang membantu tercapainya kemampuan

kognitif secara maksimal. Mind map merupakan metode yang mempermudah

siswa dalam mempelajari sesuatu hal dengan menggunakan gambar berpola yang

memiliki cabang-cabang bagian yang saling berkaitan antara satu cabang dengan

cabang lainnya akan tetapi masih dalam satu tema. Dengan menerapkan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

mind map ini, diduga kemampuan kognitif siswa dapat terwujud hingga jenjang

kemampuan kognitif yang terkompleks. Dengan demikian, mind map, mampu

memacu baik dari sisi siswa maupun guru untuk menuju pada ketercapaian

kemampuan kognitif siswa di level tertinggi, karena mind map merupakan satu

kesatuan kategori utuh yang harus diterapkan secara bersamaan antara otak kanan

dan kiri siswa didik.

Bloom dalam Anderson (2010:44-45) mengemukakan bahwa terdapat 6

kategori pada dimensi proses kognitif yaitu mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian ini

dibatasi untuk menganalisis dan mengamati tahapan kemampuan kognitif, yang

sesuai dengan 6 aspek kemampuan kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu

yang meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Detail yang akan dibahas dari keenam

aspek tahapan kemampuan kognitif yaitu kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini,

yaitu:

a. Apakah penggunaan metode mind mapberpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA?

b. Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.3 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan dalam rumusan masalah, tujuan

penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind mapterhadap kemampuan

kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Tahun

Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA.

b. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Tahun

Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Guru

Memberikan gambaran yang jelas mengenai pembelajaran dengan metode

mind map. Sehingga guru bisa mengusahakan agar kemampuan kognitif

siswanya dapat tercapai secara maksimal dengan menggunakan metode

mind map ini.

b. Siswa

Memahami metode mind map, dan timbul ketertarikan untuk selalu

membuat mind map untuk memudahkan hidupnya, baik di sekolah maupun

di lingkungan sekitarnya.

c. Sekolah

Tuntunan langkah memajukan prestasi peserta didiknya dengan kemampuan

kognitif maksimal melalui metode mind map.

d. Peneliti

Melalui karya tulis ini penulis menjadi dapat lebih memahami intisari

penelitian ini (cara penulisan, maksud penelitian, dan isinya), sehingga

dapat dipraktekan dengan benar sesuai dengan prosedur.

e. Mahasiswa

Memberikan motivasi untuk bisa menjadi pendidik yang berkarakter dan

menjadi tauladan yang baik, serta mendapatkan pengetahuan baru mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

bagaimana bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan koordinasi otak

kanan dan kiri serta kemampuan kognitif siswa didik hingga level tertinggi.

f. Universitas Sanata Dharma

Dapat memberikan tambahan referensi bacaan mengenai pendidikan yang

inovatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II landasan teori ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka memuat teori-teori yang relevan,

dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang memberikan penguatan. Hal ini

selanjutnya dirumuskan pada kerangka berpikir, dan hipotesis yang berisi dugaan

sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Metode Pembelajaran Mind map

Banyak hal yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pembelajaran, di

antaranya adalah metode yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan metode

mind map. Metode mind map ini sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan

kognitif anak.

2.1.1.1. Teori Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan anak menjadi acuan penting dalam pembelajaran. Karena

itu, mind map merupakan pilihan yang telah disesuaikan dengan pertimbangan

kognitif seorang anak, dalam hal ini adalah peserta didik. Sehingga metode yang

akan digunakan merupakan metode yang tepat yang dapat digunakan untuk

mempelajari suatu materi yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.

Model taksonomi Bloom memetakan proses kognitif yang terjadi dalam

pembelajaran ke dalam 6 level kategori dari yang paling kurang kompleks

(remember, mengingat, menghafal) ke yang paling kompleks (create, mencipta)

(Anderson, 2010: 100-102 ). Level tersebut meliputi level mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Level-level kognitif dalam taksonomi Bloom selalu menunjukan

peningkatan kognitif siswa didik, sehingga mampu memacu siswa untuk dapat

menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis. Penggunaan mind map tentu saja

juga sejalan dengan pernyataan tersebut, karena banyak sekali keuntungan yang

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

dapat dipetik oleh anak atau peserta didik. Mind map dapat dibuat sesuai dengan

perkembangan otak/kognitif anak, bahkan perubahan model dengan menggunakan

mind map ini dapat memacu perkembangan kognitif anak mulai dari level paling

sederhana hingga level kognitif yang paling rumit.

Berikut ini adalah penjelasan dari apa yang telah disinggung di atas

mengenai keenam level dalam model Taksonomi Bloom.

Gambar 1. Piramida Taksonomi Bloom

Perkembangan kognitif sengaja digambarkan dalam sebuah piramid,

yang semakin lama semakin meruncing menuju puncak tertinggi. Piramida

tersebut menampakkan bahwa semakin mengalami peningkatan dan

pengerucutan, yakni tahap mencipta (create) yang merupakan tataran paling tinggi

atau kompleks. That cognitive entry characteristics can be altered to a large

degree at many stages in the learning careers of individuals if appropriate

learning conditions are provided (Bloom, 1982:43). Dengan menggunakan

piramida tersebut, diharapkan rancangan pembelajaran menjadi semakin terarah

yang selalu mengacu pada pengembangan intelektual dan kognitif siswa yang

semakin kompleks. Seperti yang diungkapkan oleh Anderson (2010:158) bahwa

taksonomi pendidikan dirancang dengan sebaik-baiknya sebagai kerangka pikir

untuk merencanakan pembelajaran.

Mirip dengan apa yang telah diungkapkan oleh Bloom, Peter A. Facione

(1990)juga mengatakan bahwa ada enam kecakapan dalam berpikir kritis dimensi

kognitif sebagai berikut: The experts find CT to include cognitive skills in (1)

interpretation, (2) analysis, (3) evaluation, (4) inference, (5) explanation and (6)

self-regulation (Facione, 1990: 4). Dari apa yang diungkapkan oleh Facione dan

Bloom, dapat ditarik suatu kenyataan bahwa kemampuan menganalisis dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

mengevaluasi dalam tahap pengembangan kognitif mempunyai andil yang sangat

besar.

Sedangkan Piaget dalam Husdarta, (2010:166-168), menjelaskan proses-

proses penting perkembangan jiwa, yaitu fungsi, struktur dan konten. Terdapat

dua fungsi kognitif yaitu organisasi dan adaptasi. Yang dimaksud dengan

organisasi yaitu pensistematisasian berbagai informasi yang didapat dan

menempatkan informasi tersebut dalam suatu keteraturan. Pengorganisasian ini

juga sangat membantu siswa dalam menganalisis suatu hal atau pengalaman atau

ilmu pengetahuan yang diterimanya, karena pengklasifikasiannya pun menjadi

semakin jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan adaptasi yaitu merupakan proses

mencari keseimbangan antara pengetahuan yang saat ini diketahui dengan

pengalaman ataupun masalah yang akan dihadapi. Karena dalam mencari

keseimbangan seperti itulah anak ataupun peserta didik sedang belajar untuk

mengevaluasi dan mengolaborasikan pengetahuan-pengetahuan yang

diketahuinya, yang negatif tentu saja dijadikan acuan agar dihindari, dan yang

positif tentu saja akan terus dikembangkan dan dipadukan dengan pengetahuan-

pengetahuan baru berikutnya.

Husdarta (2010:167) menjelaskan bahwa Piaget mengungkapkan

adaptasi meliputi dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu

merupakan suatu proses pembauran dan penyesuaian antara informasi yang baru

didapatkan ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Sedangkan akomodasi,

yaitu proses pembaharuan atau modifikasi informasi maupun struktur kognitif

yang telah ada menjadi bentuk lain yang bisa jadi dalam bentuk persepsi,

pengalaman, dan ide-ide yang lebih kompleks. Penstrukturan unit-unit

pengetahuan atau informasi menurut Piaget ini sangat jelas adanya, unit skema-

skema yang ada terkandung pada sebuah skemata yang sangat terstruktur.

Nur dalam Trianto (2010:70), menjelaskan bahwa Piaget

mengungkapkan seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif,

antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional

konkret, dan operasional formal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai unit-unit

perkembangan kognitif menurut Piaget.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a. Sensorimotor (0-2 tahun)

Pemahaman diperoleh melalui pengalaman sensoris yang disertai dengan aksi

motorik (tindakan fisik) sehingga tindakkannya bersifat refleksif dan instingtif.

b. Pra-Operasional (2-7 tahun)

Pemahaman didapat dari gambar, kata, coretan. Dalam tahapan ini anak masih

bersifat egosentrisme dan sentralisme.

c. Operasional-Konkret (7-11 tahun)

Dalam Safitri (2012), Piaget mengungkapkan bahwa pada sekitar usia 7-11

tahun, anak mampu melakukan tindakan operatif, dan nalar logis menggantikan

nalar intuitif sepanjang nalar tersebut bisa diterapkan pada contoh spesifik dan

konkret. Anak mampu memahami suatu percakapan, dan berpikir logis

mengenai kejadian-kejadian konkret, mengklasifikasikan, serta mampu

mengurutkan suatu objek berdasarkan skala prioritas. Di dalam tahapan usia ini

merupakan saat-saat seorang anak dalam tingkatan Sekolah Dasar, sangat

nampak kemampuan kognitifnya untuk menganalisis yaitu dengan

mengklasifikasikan, dan tingkatan kemampuan untuk mengevaluasi juga sangat

ditonjolkan dalam fase ini karena anak mampu mengurutkan berdasarkan skala

prioritas.

d. Operasional-Formal ( >11 tahun)

Dalam tahapan ini anak mampu berpikir berdasarkan pengalaman konkret ,

idealis, dan lebih abstrak logis.

Berdasarkan perkembangan-perkembangan kognitif tersebut, yang akan

menjadi landasan bagaimanakah bentuk pembelajaran yang seharusnya

dilakukan, agar seluruh aspek kogitif anak mampu tercapai dengan maksimal.

2.1.1.2. Alasan Penggunaan Mind map dalam Pembelajaran

Bloom (1982: 33) mengungkapkan bahwa where there is great variation

in the possession of prior requisite learning, there is likely to be great variation in

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

the level of achievement of the new task or in the time required to reach the

criteria of achievment. Terdapat variasi model pembelajaran yang mencakup

aspek kognitif secara kompleks dan juga yang berkaitan dengan seni. Aspek

kognitif seperti yang telah dijelaskan di atas (baik menurut Bloom, Piaget maupun

Facione). Model pembelajaran yang dimaksudkan adalah model pembelajaran

Mind map. Penggunaan model pembelajaran mind map seperti inilah yang

membuat keseluruhan aspek diri peserta didik mampu dibangun dengan baik.

Karena dalam model pembelajaran ini peserta didik mampu memahami materi

yang dipelajarinya, dan mengembangkan keenam tahapan kognitif (mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta), yaitu

dengan cara menggambar peta konsep atau yang lebih dikenal dengan mind map.

Hal ini secara langsung terlihat antara keselarasan perkembangan antara otak

kanan dan otak kiri dengan baik.

Metode pembelajaran mind map seperti inilah yang seharusnya

dikembangkan, selain agar peserta didik memahami materi yang dipelajari, serta

menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, metode mind map ini juga sangat

sesuai untuk mengukur perkembangan tingkat kognitif para peserta didik. Padji

(1992:31) menjelaskan perbedaan prinsip kerja antara otak kanan dan otak kiri

manusia. Yang termasuk dalam kerja otak kiri antara lain menjelaskan dengan

kata-kata, mengingat dengan bahasa, berpikir secara bertahap, bekerja dengan

fakta, menganalisis, berpikir logis, tugas praktis, kegiatan terpola, organisasi.

Sedangkan yang termasuk kerja otak kanan antara lain yaitu menjelaskan dengan

gambar, mengingat dan bekerja dengan gambaran/bayangan, berpikir secara

global, membuat sintesis/perpaduan, improvisasi.

Pada dasarnya, memori merupakan suatu peta pikiran yang merangkum

segala informasi yang diterima yang saling berkaitan. Informasi-informasi acak

tersebut yang semestinya dihubungkan dan diurutkan dalam suatu rangkaian

untuk membantu mempermudah ingatan. Seperti yang telah dikemukakan oleh

Harianti, (2010:16) bahwa menyusun atau mengurut sesuatu hal secara teratur

dapat meningkatkan kinerja otak untuk mengakses informasi secara acak. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

hal ini adalah metode mind map-lah, yang mampu menstabilkan dan

menyeimbangkan kinerja kedua otak.

Hal tersebut memperkuat penggunaan mind map sebagai metode

pembelajaran. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan mind map ini sangat

efektif dan fleksibel untuk bisa diterapkan pada macam-macam mata pelajaran,

tidak hanya Ilmu Pengetahuan Alam saja. Mind map mempermudah siswa untuk

mengerti materi pembelajaranuntuk jangka panjang. Siswa dapat menganalisis

dan mengevaluasi apa yang sebenarnya mereka tangkap dari materi yang

dipelajarinya, hingga pada kesimpulan yang dapat diperoleh. Dengan seperti ini,

semua bagian otak akan berkembang secara seimbang, yang akan berdampak pada

perkembangan kognitif yang menjadi semakin pesat.

2.1.1.3. Pengertian Mind map

Pada dasarnya mind map merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan gambar bercabang yang merupakan perkembangan dari suatu

materi tertentu.

Mind map memiliki fungsi ganda, yaitu selain dapat membantu suatu

perencanaan, membantu pengingatan terhadap suatu hal (dalam hal ini adalah

materi pelajaran), membantu pemecahan masalah, juga mampu mengembangkan

kekuatan berpikir peserta didik.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keseimbangan otak sangatlah

diperlukan untuk bisa mengembangkan tingkat kognitif menjadi lebih baik,

menuju tingkatan level yang semakin tinggi. Hal tersebut berarti mind map

bersifat sangat fleksibel dan cukup mengambil peran dalam hal perkembangan

otak. Semakin banyak jumlah mind map yang dibuat, semakin aktif dan

berkembang pula otak, karena dilatih untuk terus membuat mind map, yang secara

tidak langsung selalu mengaktifkan kedua belah otak, yaitu otak kanan dan otak

kiri.

Mind map harus dilakukan mulai sejak dini, dalam hal ini adalah

tingkatan Sekolah Dasar. Karena proses pembentukan pada diri peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

menjadi lebih mudah untuk membiasakan menggunakan mind map untuk

pemecahan masalah sehari-hari maupun untuk mempermudah pemahaman

terhadap materi ajar yang dipelajarinya. Karena pada dasarnya, konsep tidak

hanya tersebar secara independen, tetapi harus dihubungkan dan diatur (Boerce,

2009:85). Hal tersebutlah yang membuat mind map mampu memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari karena dalam mind map mengandung unsur

mengkaitkan dan mengatur yang dibantu dengan gambar dalam pemetaan

memori.

Mind map adalah bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang

bekerja selaras dengan otak untuk memudahkan mengingat (Buzan, 2007:20).

Mind map merupakan alat otak yang sangat luar biasa. Karena secara langsung

maupun tidak, peserta didik diajak untuk berpikir lurus dan memencar, dan tentu

saja ini merupakan kerja otak yang luar biasa, terlebih saat otak mampu

membahasakan gambar maupun materi tertentu, dan menggambarkannya dalam

suatu kata kunci yang akan dituangkannya pada mind map yang dibuatnya.

Peserta didik menjadi lebih pandai untuk mencari kata kunci, dan meningkatkan

memori fotografis mereka melalui gambar yang akan dicantumkannya pada mind

map.

Buzan (2006:60-61) mengungkapkan bahwa mind map adalah alat otak

yang luar biasa, karena melibatkan kedua sisi otak, yaitu menggunakan gambar,

warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan), dan menggunakan kata, angka, dan

logika (wilayah otak kiri).Menganalisis dapat menciptakan banyak ide dari setiap

pemikiran yang akan dituangkan dalam mind map dan menggunakan imajinasi

yang besar.

Mind map merupakan cara belajar praktis dan efisien, karena dengan

menggunakan mind map siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari suatu hal,

tanpa membaca ulang, cukup hanya dengan melihat peta konsep atau mind map

yang pernah dibuatnya peserta didik menjadi lebih mudah untuk memancing

memori ingatannya kembali, dan mampu menjelaskan suatu hal tertentu dengan

lancar dan jelas berdasar mind mapnya tersebut, meskipun materinya tersebut

sudah cukup lama tidak dipelajarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Buzan (2006:15-16) menjelaskan tujuh langkah dalam membuat mind

map sebagai berikut.

1. Mulai dari bagian tengah

Siapkan kertas putih polos (jangan yang bergaris, karena dapat

menghentikan aliran ide). Tuliskan inti atau tema dari mind map di bagian

tengah, jangan di tepi, agar bisa leluasa mencari celah analisis cabang.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral

Pilih gambar yang mencakup keseluruhan isi mind map, karena

gambar memiliki peran yang sangat penting untuk membantu terfokusnya

suatu konsentrasi untuk mengaktifkan otak, juga untuk memacu detail

analisis peserta didik yang akan membuat mind map.

3. Gunakan warna

Warna sama halnya dengan gambar, dengan menggunakan warna

mind map menjadi lebih hidup dan menambah energi kreatif

menyenangkan. Gunakan warna yang berbeda untuk membedakan

klasifikasi analisis bagian.

4. Hubungkan cabang-cabang utama

Kaitkan antara cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu,

dan seterusnya. Karena otak bekerja dengan mengasosiasikan antar cabang

yang berhubungan.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung

Pergunakan garis yang melengkung, jangan garis lurus, karena garis lurus

membosankan otak.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis

Tuliskanlah satu kata kunci di setiap garis lengkung penghubung,

untuk membantu mengingat. Karena kata kunci tunggal memberi lebih

banyak daya dan fleksibilitas.

7. Gunakan gambar

Sedapat mungkin pergunakan gambar, karena gambar menyimpan

seribu makna dan seribu kata. Sehingga mind map yang disertai gambar

akan menjadi lebih efektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Berikut ini adalah contoh mind map.

Gambar 2. Contoh bentuk mind map

Sumber:http://www.google.com/imgres?q=mind+map&hl=en&biw=1024&bih=630&gbv=2&tbm=isch&tbnid=_RMLxr4cQUwIhM:&imgrefurl=http://learningfundamentals.

2.1.2. Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi Anak

2.1.2.1. Proses Kognitif Menganalisis

Organizing involves identifying the elements of a communication or

situation and recognizing how they fit together into a coherent structure

(Anderson, 2010:81). Menganalisis berarti memecahkan suatu isi komunikasi jadi

elemen-elemen atau bagian penyusunnya sehingga hierarki ide-idenya menjadi

jelas dan atau hubungan antaridenya menjadi eksplisit dan lebih jelas.Kemampuan

proses kognitif menganalisis meliputi kecakapan yang bisa dikembangkan

melalui:

1. Membedakan (menyendirikan, memilah-milah, memilih, memfokuskan)

Misalnya, peserta didik menilah-milah penyebab terjadinya bencana alam

berdasarkan subjeknya.

2. Mengorganisasi (menemukan koherensi, mengintegrasikan, membuat

garis besar, mendeskripsikan, membuat struktur).

Misalnya, peserta didik menganalisis dengan mengintregasikan jenis

bencana alamnya dengan subjek penyebabnya dan jenis keikutsertaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

3. Mengatribusikan (mendekonstruksi)

Peserta didik belajar untuk memecah-mecah bagian per bagian untuk

melihat tingkatan klasifikasi maupun prioritas sesuatu hal.

2.1.2.2. Proses Kognitif Mengevaluasi

Evaluate is defined as making judgments based on criteria and

standards (Anderson, 2010:83). Saat siswa mengevaluasi sesuatu hal, siswa

tersebut sedang berusaha menilai hal tersebut berdasarkan kriteria kualitas,

efektivitas, efisiensi, dan konsistensinya, dan kemudian berusaha mengambil

keputusan berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut. Proses kognitif

mengevaluasi ini meliputi beberapa kecakapan yang dapat dikembangkan melalui:

1. Memeriksa dengan teliti (mengoordinasikan, menyerasikan,

menyelaraskan, mendeteksi, memonitor, menguji)

Memeriksa kesesuaian antara kesimpulan dengan data-data atau materi

yang sedang dipelajari.

Misalnya: siswa mampu mendeteksi ketepatan sisi positif dan negatif dari

tiap metode yang telah dijabarkan, yang akan dijadikan acuan

dalammembuat kesimpulan (metode manakah yang paling efektif untuk

menanggulangi bencana tanah longsor di area pegunungan).

2. Mengkritik (menilai secara kritis bobot dari suatu pilihan)

Tahapan penyelesaian masalah, di mana siswa diminta untuk

menentukan satu metode terbaik dari dua atau lebih metode. Kecakapan

berpikir kritis dalam hal ini tentu saja sangat dibutuhkan. Terutama dalam

pelajaran sains, mengkritik merupakan suatu tahapan sebagai tolak ukur

keberhasilan atau kesesuaian hipotesis dengan premis-premisnya.

Misalnya, setelah mempelajari materi pembelajaran mengenai

peristiwa alam, siswa diminta untuk memilih metode manakah yang

merupakan metode terbaik dan yang paling efektif dari sekian metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

yang ada, untuk menanggulangi masalah bencana tanah longsor di area

pegunungan, berdasarkan sisi positif dan negatif dari tiap metode

penanggulangan.

2.1.3. Mata Pelajaran IPA

2.1.3.1. Hakikat IPA

IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu

Pengetahuan Alam mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam.

Purnells dalam Iskandar (1997:2) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan

eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,

hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis. Jadi, Ilmu

pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dan gejalanya,

dengan mengumpulkan data melalui kegiatan ilmiah maupun observasi yang

dilakukan oleh para ahli untuk memperoleh pengetahuan mengenai suatu

fenomena yang terjadi di alam. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai

produk ilmiah, sebagai proses ilmiah, dan sikap ilmiah.

IPA sebagai produk ilmiah adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, dan teori-teori IPA. Sedangkan IPA sebagai proses ilmiah adalah

keterampilan belajar seumur hidup yang didasarkan pada suatu metode penelitian

dan observasi. Iskandar (1997:49) menyebutkan bahwa keterampilan proses

memiliki beberapa aspek antara lain yaitu pengamatan, pengklasifikasian,

pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesis,

perancangan eksperimen, penyimpulan hasil eksperimen, dan pengkomunikasian

hasil eksperimen. Kemudian yang terakhir adalah hakikat IPA sebagai suatu sikap

ilmiah yaitu merupakan pendapat dan keyakinan yang sengaja dipertahankan oleh

seorang ilmuwan agar tetap bisa mempertahankan dan atau mengembangkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2.1.3.2. Pentingnya IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar

anak atau peserta didik mudah untuk mempelajari dan memahami materi.

Menurut Hendro dalam Ika (2008:4), memaparkan bahwa IPA memiliki

peranan penting, karena dengan diajarkannya IPA di SD diharapkan siswa dapat:

1). memahami alam sekitar mereka (baik berupa benda-benda alam dan buatan

manusia, maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, 2). mempunyai

keterampilan untuk mendapatkan ilmu, 3). mengakui kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa, 4). mempunyai bekal pengetahuan dasar yang berguna untuk

menempuh jenjang pendidikan yang selanjutnya.

Iskandar (1997:16-18)menjelaskan bahwa pembelajaran ilmu

pengetahuan alam di Sekolah Dasar sangatlah penting karena:

1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari.

2. IPA memberikan kesempatan latihan berpikir kritis.

3. IPA banyak membantu memecahkan masalah di lingkungan alam sekitar.

4. IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa.

2.1.3.3. Materi Ajar

Berdasarkan buku panduan KTSP (Depdikbud:2007) kompetensi IPA

kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 7 tentang

memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunakan sumber daya alam pada kompetensi dasar 7.6 mengidentifikasi

peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungan.

Wismono (2008:189) menyebutkan banyak dampak negatif dari suatu

bencana alam akibat ulah atau kegiatan manusia, antaralain berupa, banjir,

kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, pencemaran air sungai, meluasnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

hama tanaman, punahnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan, dan rusaknya

lingkungan hidup.

Sulistyanto (2008:176) menjelaskan bahwa beberapa kegiatan manusia

yang dapat mempengaruhi perubahan permukaan bumi adalah pertambangan,

pembuatan areal persawahan, penggundulan hutan dan pembangunan perumahan.

Gambar 3. Bencana gunung meletus, tsunami, banjir

Sumber: http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=tsunami&start=

;http://www.google.com/imgres?q=banjir&start=

1. Gunung meletus

Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut

bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah

meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung,

Gunung Merapi, dan lain-lain.

2. Tsunami

Gempa bumi yang terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka

dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah

gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa.

3. Banjir

Curah hujan yang tinggi ( >50mm) dan tidak mendapatkan tempat

tampungan air hujan, maka dapat mengakibatkan terjadinya banjir.

Azmiwayati (2008:156) mengungkapkan dampak bencana banjir dapat

mengakibatkan rumah-rumah dan ribuan hektare sawah yang ditanami

padi rusak, jalan-jalan terputus tidak bisa dilewati, korban banjir pun dapat

terancam berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit-penyakit

kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;

19

4. Gempa bumi

Gambar 4. Bencana gempa bumi

Sumber: http://www.google.com/imgres?q=gempa+bumi&num=

Asmiwayati (2008:154) menyebutkan terdapat 3 macam gempa

bumi, gempa vulkanik (yang timbul karena letusan gunung berapi), gempa

runtuhan (gempa lokal yang terjadi karena goa atau lorong tambang yang

longsor atau runtuh sehingga menimbulkan goncangan), gempa tektonik

(terjadi karena gesekan lempeng bumi). Dampak dari gempa antara lain

tanah terbelah, pohon tumbang, bangunan runtuh, manusia dan hewan jadi

korban.

5. Puting beliung

Gambar 5. Bencana puting beliung

Sumber: http://www.google.com/imgres?q=puting+beliung&num=

Puting beliung merupakan gerakan angin yang sangat kencang dan

memutar. Kecepatan angin ini bisa mencapai 175km/jam, dan biasanya

terjadi bersamaan saat hujan deras.

6. Tanah longsor

Gambar 6. Bencana tanah longsor Sumber: http://www.google.com/imgres?q=tanah+longsor&num=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Azmiwayati (2008:157), menjelaskan bahwa tanah longsor

biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak

sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya penggundulan hutan.

Tanah longsor dapat meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu,

tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di

bawahnya.

2.2. Penelitian-Penelitian Yang Relevan

a. Penelitian-Penelitian Mind map

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode mind map

atau peta konsep:

1. Farrand, Hussain, & Hennessy (2002) meneliti tentang efektivitas mind

map sebagai teknik belajar untuk meningkatkan daya ingat dari

informasi tertulis. Populasi dan sampel adalah 50 mahasiswa

kedokteran tahun kedua dan ketiga di University of London. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa skor kelompok eksperimen dengan

treatment mind map lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Kesimpulannya adalah mind map merupakan suatu teknik studi

yang efektif untuk materi tertulis.

2. Goodnough& Long (2002) meneliti mengenai pembelajaran dengan

menggunakan metode mind map. Populasi dan sampel yang digunakan

adalah 16 siswa kelas VI SD. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

mind map merupakan pendekatan yang menyenangkan sehingga

mampu meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa.Students

perceived mind map as an entertaining and interesting approach and

thought that mind map enhanced their learning.

3. Goodnough and Woods (2002)discovered that students perceived Mind

mapping as a fun, interesting and motivating approach to learning.

Membuktikan bahwa mind map berpengaruh positif terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

ketertarikan dan motivasi untuk menerima informasi lebih lagi yang

akan dituangkan dalam mind map.

4. Holland dan Davies (2003/2004) penelitian ini dilakukan di dunia

pendidikan dan manajerial, dimana dalam penelitian ini mampu

membuktikan bahwa mind map sangat memiliki peran penting dalam

pengajaran dan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan analisis.

Mind map juga sangat mempengaruhi antusias siswa dalam

pembelajaran. By analyzing a series of mind maps one is able to refine

and integrate work across readings and articles into one coherent set of

ideas, which are easily manageable and understood.

5. Kusnadi (2009) meneliti pengaruh penerapan tes essai dengan

menggunakan pemetaan konsep dalam pembelajaaran IPA di Sekolah

Dasar di Lampung. Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa

SD di Lampung yang berjumlah 124 siswa. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tes yang menggunakan pemetaan konsep

menghasilkan skor yang lebih tinggi dibandingkan model tes objektif

dengan pilihan ganda.

6. Paykoc & Yildrim (2004) melalui penelitiannya telah dibuktikan bahwa

terutama di Seolah Dasar mind map sangatlah berguna dalam

memperjelas suatu informasi yang diterima, mind map juga dapat lebih

mengaktif-kreatifkan siswa. Sangat praktis untuk membantu ingatan,

layaknya brain storming.

7. Toi, H (2009) membuktikan melalui penelitiannya bahwa mind map

mampu meningkatkan memori siswa sebesar 32% dibanding

penggunaan daftar untuk mengingat kata-kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

b. Penelitian-Penelitian Proses Kognitif

Berikut ini beberapa penelitian-penelitian sebelumnya tentang proses

kognitif :

1. Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika

berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statik dan

kapasitor. Populasi dan sampel siswa kelas XI SMU N 1 Pakem.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tujuan berdasarkan

taksonomi Bloom untuk kategori analisis-sintesis tingkat

pencapaiannya rendah, karena pada umumnya kesalahan pada aspek

ini adalah siswa tidak menuliskan langkah-langkah.

2. Kusnadi (2009) meneliti pengaruh penerapan tes essai terhadap gaya

kognitif dalam pembelajaaran IPA di Sekolah Dasar di Lampung.

Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa SD di Lampung

yang berjumlah 124 siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

skor tes untuk gaya berpikir kognitif konvergen lebih tinggi

dibandingkan dengan gaya kognitif divergen.

3. Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi

belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata

pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan. Hasil penelitiannya berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, yang

ditunjukkan harga sig.(2-tailed)sebesar 0,000 (atau lebih kecil dari

0,05). Selain itu, ada perbedaan yang signifikan antarrata-rata

kenaikan skor kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada

masing-masing aspek kognitif.

4. Lestari (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi

belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata

pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius

Ganjuran. Hasil penelitiannya untuk kategori kognitifnya yaitu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

kritis pada kategori kognitif ditunjukan sig. (2-tailed) < 0,000 atau

0,000 < 0,05. Aspek yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu aspek

analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2.2.2 Literatur Map

Gambar 7. Bentuk rangkaian literatur map

Penggunaan Mind map

(Peta Konsep) Kategori Kognitif

Farrand (2002)

Efektivitas mind map terhadap daya

ingat pada informasi tertulis

Holland & Davies (2003/2004)

Mind map-analyze dan antusias siswa

Goodnough & Woods (2002)

Mind map-penerimaan informasi

Goodnough & Long (2002)

Pembelajaran dengan mind map

Toi, H. (2009)

Mind map dan peningkatan memori

Paykoc&Yildrim (2004)

Teknik mind mapping, brain storming

Kusnadi (2009)

Tes esei dengan pemetaan konsep

Yang perlu diteliti :

Metode mind map, kategori kognitif

(menganalisis-mengevaluasi)

Lestari (2011)

Berpikir kritis kategori kognitif

Aryani (2011)

Berpikir kritis kategori kognitif

Kusnadi (2009)

Penerapan tes essai terhadap

gaya kognitif

Astuti (2004)

Pencapaian tujuan berdasar

Taksonomi Bloom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2.3. Kerangka Berpikir

Menjadikan anak cerdas tidak bisa dengan cara yang sangat instan. Anak

harus mampu menyeimbangkan pengetahuan yang sudah didapatkan sebelumnya

dengan pengetahuan atau informasi baru yang didapatnya. Perkembangan kognitif

siswa juga harus diperhatikan karena hal ini merupakan sesuatu yang sangat

krusial. Seorang pendidik harus peka terhadap keadaan seperti ini, oleh karena itu

seorang pendidik harus mampu memberikan bentuk pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan peserta didiknya. Penyeimbangan otak kiri dan kanan pun

menjadi hal yang harus diperhatikan pula.

Model pembelajaran mind map mampu menjawab permasalahan di atas.

Dengan menggunakan mind map, kemampuan otak kanan dan otak kiri menjadi

seimbang, kemampuan-kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam

berseni, mengingat, berlogika, dan berkata-kata. Begitu pula dengan

perkembangan kognitif peserta didik dalam hal menganalisis dan mengevaluasi.

Melalui mind map, siswa secara langsung menganalisis setiap bagian materi

dengan bahasa dan gambar yang mudah mereka pahami. Memecah-mecahkan

bagian per bagian hingga terbentuk suatu mind map untuk memudahkan dalam hal

mengingat. Begitu pula dengan keterampilan mengevaluasi, akan nampak pada

bentuk mind mapdan pemilihan hal-hal yang bersifat efisien dan efektif. Cukup

jelas, bahwa mind map adalah cara tepat untuk membantu memahami materi,

mengingat, menganalisis, dan mengevaluasi suatu hal, permasalahan, maupun

materi pelajaran. Dalam aktivitas itu peserta didik akan lebih mudah menilai

apakah masing-masing klasifikasi yang dibuat konsisten satu sama lain sehingga

terdapat keselarasan antara satu gagasan dengan gagasan lain (evaluate). Dengan

mampu memecah gagasan-gagasan utama ke gagasan-gagasan yang lebih kecil

sampai pada detail, peserta didik bukan hanya mampu melihat suatu permasalahan

secara keseluruhan yang holistik tetapi juga mampu memeriksanya dalam bagian-

bagian yang lebih detail (analyze).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2.4. Hipotesis

Landasan teori dalam bab II dapat digambarkan dalam sebuah piramida

terbalik dengan mengikuti pola berpikir deduktif.

Gambar 8. Bentuk kerangka hipotesis

a. Penerapan metode Mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses

kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), untuk Kompetensi

Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan

dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya, di semester genap

Tahun Ajaran 2011/2012.

b. Penerapan metode Mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses

kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), untuk Kompetensi

Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan

dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya,semester genap Tahun

Ajaran 2011/2012.

Variabel mind map Variabel kategori kognitif

(menganalisis, mengevaluasi)

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Penelitian

terdahulu

Kajian pustaka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Akan

dibahas jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, waktu

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji

validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Suatu pelaksanaan penelitian pasti menggunakan suatu metode tertentu.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimental. Sugiyono

(2011:107) mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimental merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada dasarnya, penelitian

eksperimental merupakan bagian dari metode kuantitatif.

Sugiyono memaparkan terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen(2011:109-116), dan salah satu diantaranya yang digunakan

dalampenelitian kali ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent

control group design. Desain ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimental. Semua data yang diobservasi adalah data

yang diambil dari variabel dependent dengan pre-test dan post-test dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data dari variabel independent

tidak dianalisis.Kedua kelompok diberikan pretest untuk mengetahui keadaan

awal. Sugiyono (2011:113) menerangkan bahwa hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Sedangkan hal yang

membedakan antara kedua kelompok tersebut adalah treatment atau perlakuan,

karena di dalam kelompok eksperimen menggunakan perlakuan tertentu dalam hal

ini adalah penggunaan mind map, sedangkan pada kelompok kontroldiajar dengan

menggunakan metode tradisional atau metode biasa. Kemudian dilakukan posttest

pada kedua kelompok tersebut. Skor pretest dibandingkan dengan skor posttest

pada kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Selanjutnya, baik mean (rata-

rata) maupun selisih kenaikan kedua kelompok akan dibandingkan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Keterangan:

X = perlakuan (mind map)

O1 = rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = rerata skorposttest kelompok eksperimen

O3 = rerata skorpretest kelompok kontrol

O4 = rerata skorposttest kelompok kontrol

3.2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011:117) populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam hal ini populasi yang dipilih adalah siswa kelas V SD

Kanisius Wirobrajan yang beralamat di Jln. Hos Cokroaminoto No.8, Pakuncen,

Wirobrajan, Yogyakarta. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan tempat

program pengalaman lapangan (PPL) peneliti di sekolah tersebut.

Bagi Sugiyono (2011:118) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini,

seluruh populasi diambil sebagai sampel. Sampel yang digunakan terdiri dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 32

siswa. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa-siswi kelas VB SD Kanisius

O1 X O2

O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Wirobrajan yang berjumlah 35 siswa. Pemilihan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tersebut tidak dilakukan secara random. Kegiatan pengamatan

dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilaksanakan oleh

peneliti. Kegiatan mengajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilaksanakan oleh satu guru mitra agar tidak ada faktor lain yang mempengaruhi,

sehingga penelitian pun tidak menjadi bias dan fokus hanya pada variabel yang

bersangkutan.

3.3. Jadwal Pengambilan Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 Februari sampai dengan 6 Maret

2012. Berikut ini jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol:

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian

Penelitian

ke-

Hari,

Tanggal JP Kelas Materi

1

Senin, 27

Februari

2012

2 x 35menit

(2jp)

Eksperimen Mengerjakan Pretest

Pengenalan Mind map

Kontrol Mengerjakan soal Pretest

2

Selasa, 28

Februari

2012

3 x 35menit

(3jp)

Eksperimen Macam bencana alam

Sebab akibat bencana

Membuat Mind map

Kontrol Macam bencana alam

Sebab bencana alam

3 Kamis, 1

Maret 2012

3 x 35menit

(3jp)

Eksperimen Pencegahan dan penanganan bencana alam

Desain rumah yang akan dibuat miniatur

Membuat Mind map

Kontrol Akibat bencana alam

Pencegahan bencana alam

4 Sabtu, 3

Maret 2012

3 x 35menit

(3jp)

Eksperimen Praktek membuat miniatur rumahselesai

Kontrol Penanganan bencana alam

Aneka rumah tahan gempa

5 Selasa, 6

Maret 2012

3 x 35menit

(3jp)

Eksperimen Membuat Mind map keseluruhan dari awal

Mengerjakan Posttest

Kontrol Mengerjakan soal Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

3.4. Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai variable is simply symbol or a concept that

can assume anyone of a set of values(Davis dalam Sarwono, 2010:37). Kaum

awam mendeskripsikan bahwa variabel merupakan sesuatu yang memiliki nilai

dengan variasi tertentu yang dapat dilakukan pengukuran atau memungkinkan

untuk diteliti. Hal ini lebih jelas diungkapkan oleh Sugiyono (2011:61) bahwa

variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan

yang mempunyai variasi terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan Yulius (2010:16) juga mengungkapkan

secara singkat, bahwa variabel adalah nama dari sebuah sampel.

Penelitian eksperimental kali ini melibatkan dua variabel, yaitu yang disebut

dengan variabel bebas dan variabel tergantung. Berikut ini akan dibahas apa yang

dimaksud dengan variabel-variabel tersebut.

3.4.1 Variabel bebas (independent variable)

Menurut Sandjaja (2011:84), variabel independen adalah variabel yang

diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain (variabel tergantung).

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah

penggunaan mind map.

3.4.2 Variabel tergantung (dependent variable)

Menurut Sandjaja (2011:84) dikatakan bahwa variabel dependen variabel

yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh

variabel independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel

dependen adalah kemampuan kognitif menganalisis (analyze) dan

kemampuan kognitif mengevaluasi (evaluation).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 9. Rangkaian variabel dependen dan independen

3.5. Definisi Operasional

a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari keadaan

alam sekitar dan gejolak alam yang terjadi, yang mencakup bagaimana

manusia mengahadapi dan berusaha berintegrasi atau menyatukan diri

dengan alam.

b. Mind map(peta konsep) adalah suatu rangkaian gambar berpola, yang

mempunyai cabang-cabang bagian yang saling berkaitan, dan setiap

cabang tersebut berupa garis lengkung yang ditulis dengan kata kunci,

serta terdapat gambar yang menjelaskan cabang bagian tersebut.

c. Metode Mind map adalah suatu metode yang membantu untuk

mempermudah mempelajari suatu hal dengan menggunakan mind map,

yaitu selalu mempergunakan mind map setiap menerima materi, sehingga

saat belajar pun akan menjadi lebih menyenangkan dan mudah untuk

mempelajari ulang meskipun itu merupakan materi lampau.

d. Proses Kognitif adalah suatu proses kemampuan otak untuk menyerap

suatu materi yang termuat dalam suatu tingkatan level mulai dari tingkatan

terendah hingga tingkatan tertinggi yang paling kompleks, yaitu dari

mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom.

Penggunaan Mind map

Kemampuan Kognitif

Menganalisis (Analyze)

Kemampuan Kognitif

Mengevaluasi (Evaluate)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

e. Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memecah-mecahkan atau

mengklasifikasikan bagian per bagian, sehingga apa yang dipelajari

menjadi terlihat lebih kompleks dan lengkap adanya.

f. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk membandingkan antara

apa yang sudah diteliti sebelumya, untuk dinilai lebih seksama lagi dan

menemukan yang terbaik yang sesuai dengan kriteria yang dimaksudkan.

3.6. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148) yang dimaksud dengan instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu berupa 6 soal

yang berbentuk essai.Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, jadi 6 soal

essai tersebut dibagi menjadi tiga. Masing-masing mahasiswa yang berperan

sebagai peneliti ini mendapat 2 soal essai untuk digunakan dalam proses analisis

data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen

Rubrik penilaian terdapat dalam lampiran. Rubrik tersebut diatas merupakan

rubrik terbaru setelah melalui proses diskusioleh dosen pembimbing. Rubrik

sengaja disempurnakan lagi dengan lebih mendiversifikasikan aspek yang

termuat, sehingga lebih detail dan baik dan lebih lengkap. Perubahan rubrik ini,

tidak mempengaruhi validitas soal, karena rubrik yang dibuat ini lebih kompleks.

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas konstrak meliputi 3 hal, yaitu expert judgment, uji coba

instrumen, dan analisis hasil uji coba instrumen (Sugiyono, 2011: 177). Langkah

pertama yang dilakukan adalah expert judgment, dan dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah denganmengkonsultasikan instrumen pada dosen

pembimbing. Kemudian langkah kedua adalah mengujicobakan keenam soal

essai. Uji coba soal dilakukan di dua SD yang berbeda, yang pertama yaitu di SD

Kanisius Sengkan dan SD Kanisius Sorowajan. Jumlah siswa SD Kanisius

Variabel Aspek Indikator

No.

Soal

Menganalisis Membedakan

Memilah

Memfokuskan

Mengorganisasi

Menemukan koherensi

Mengatribusikan

Mampu membedakan berbagai jenis bencana (darat, laut, udara).

Mampu memilah macam bencana berdasarkan unsur penyebabnya.

Mampu memfokuskan pada bencana yang pernah terjadi di Indonesia.

Mampu menyusun/ mengorganisasikan bencana-bencana ke dalam tabel dengan tepat.

Mampu menemukan koherensi antara bencana yang terjadi dengan penyebab terjadinya.

Mampu mengatribusikan maksud dari soal tersebut.

4

Mengevaluasi Memeriksa

Mendeteksi

Mengkritik

Menilai

Mampu menemukan hal-hal yang berkaitan mengenai masing-masing dari berbagai bentuk

pencegahan tanah longsor di pegunungan.

Mampu mendeteksi efektivitas dari suatu pencegahan tanah longsor.

Mampu mengkritik kerugian (hal yang negatif) dari jenis-jenis pencegahan.

Mampu menilai keuntungan (hal yang positif) dari jenis-jenis pencegahan.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Sengkan yaitu 48 siswa, sedangkan SD Kanisius Sorowajan berjumlah 56 siswa).

Dan langkah terakhir adalah analisis hasil uji coba instrumen dengan

menggunakan bantuan program komputer PASW 18. Dalam PASW 18,

signifikansi ditulis secara default sebagai 0,05 (5%), dengan kata lain jika tingkat

kepercayaan sebesar 95%, maka 95 dari 100 sampel akan mempunyi nilai

populasi yang sebenarnya dalam jangkauan ketepatan (Sarwono, 2010: 47). Soal

yang valid digunakan sebagai pre-test dan post-test. Pada tahapan analisis hasil

ini, tiap mahasiswa hanya menganalisis 2 soal essai yang telah menjadi bagian

dari penelitian. Dalam hal ini, yang diteliti adalah soal nomor 4 (kemampuan

menganalisis), dan soal nomor 5 (kemampuan mengevaluasi).

3.7.1 Penentuan Validitas

Pada dasarnya validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihansuatu instrumen (Riduwan, 2011:194). Dilengkapi pula

dengan pendapat Azwar (1992:5) yang mengatakan bahwa validitas berasal dari

kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan sutu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Penghitungan uji validitas

menggunakan program SPSS 18 (akan tetapi sejak tahun 2009 diubah namanya

menjadi Predictive Analytics SoftWare, atau yang sekarang disebut dengan PASW

18 for Windows). Penggunaan PASW 18 for Windows ditujukan untuk

mempermudah dalam proses penghitungan validitas.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas 1 di SD K Sengkan

Kemampuan

Kognitif

No.

Soal

Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

Mengingat 1 0, 042 0, 779 Tidak valid

Memahami 2 0, 469** 0,001 Valid

Mengaplikasi 3 0, 420** 0,003 Valid

Menganalisis 4 0,737** 0,000 Valid

Mengevaluasi 5 0, 746** 0,000 Valid

Mencipta 6 0, 695** 0,000 Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Tabel 4. Hasil Uji Validitas 2 di SD K Sorowajan

Kemampuan

Kognitif

No.

Soal

Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

Mengingat 1 0, 323* 0, 019 Valid

Memahami 2 0, 350* 0,010 Valid

Mengaplikasi 3 0, 419** 0,002 Valid

Menganalisis 4 0,380** 0,005 Valid

Mengevaluasi 5 0, 519** 0,000 Valid

Mencipta 6 0, 578** 0,000 Valid

** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)

3.7.2 Penentuan Reliabilitas

Instrumen dalam hal ini adalah enam soal tersebut, dapat dikatakan reliabel

jika terdapat keajegan jawaban dari seseorang terhadap soal instrumen tersebut.

Azwar (1992:4) mengemukakan bahwa walaupun reliabilitas mempunyai

berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,

konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh ma