pengaruh pemberian ekstrak kering buah asam...

85
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis) SECARA ORAL TERHADAP KADAR KOLESTEROL DAN PERSENTASE APOPTOSIS SEL OTOT JANTUNG PADA TIKUS DENGAN DIABETES AKUT Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh Fheby Syabrina NIM: 11141030000058 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: vulien

Post on 14-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis) SECARA ORAL TERHADAP

KADAR KOLESTEROL DAN PERSENTASE APOPTOSIS SEL OTOT JANTUNG PADA TIKUS DENGAN DIABETES AKUT

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh Fheby Syabrina

NIM: 11141030000058

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/2017 M

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa: i

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2- semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika drkemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di tlIN syarif Hidayatullah Jakarta

t .-tCiputat, 13 September 2Al7

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASANIGELUGUR (Garcinia atroviridis) SECARA ORAL TERHADAP KADAR

KOLESTEROL DAN PERSENTASE APOPTOSIS SEL OTOT JANTUNGPADA TIKUS DENGAN DIABETES AKUT

Laporan Penelitian diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan ProfesiDokter, Fakultas Kedokteran danllmu Kesehatan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

OlehFheby Syabrina

NIM: 11141030000058

Pembimbing II

dr. Flori Ratna Sari, Ph.D

NIP. 19770727 200604 2 001

dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD,FINASIM

NIP. 1 9651 123 200312 I 003

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H/2017 M

lll

Pembimbing I

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian bequdul PENGARUII PEMBERIAN EKSTRAK KERINGBUAII ASAM GELUGUR {Garcinia atroviridis) SECARA ORALTERIIADAP KADAR KOLESTEROL DAN PERSENTASE APOPTOSISSEL OTOT JANTUNG PADA TIKUS DENGAN DIABETES AKUT yangdiajukan oleh Fheby Syabrina (NlM 11121030000058), telah diujikan dalamsidang di Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan pada tanggal 13 September2017. Laporan penelitian ini telah diperbaiki sesuai dengan masukan dan saranpenguji, serta telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKedokteran (S.Ked.) pada Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter.

Ciputat, 13 Septernber 2017DEWAN PENGT]JI

dr'NIP.

Pembimbing I

Flori Ratna Sari, Ph.D19770727 2A0604 2 AA1

prof .Dr,, H..Arif Sumantri, SKM.,M.Kes.

l, :..... ::,NIP;.19650808 1988031 002

dr. Flori Ratna Sari, Ph.DNrP. 19770727 2006A4 2 001

Penguji I

Dr. Zett Harriyati, M.Biomed dr.NIDN. 197805A720050 I 1005

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Pembimbing II

dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, FINASIMNIP. 19770727 20A604 2 001

Penguji II

Lucky B iantina, M.BiomedNIDN, t6280

Kaprodi PSKPD.FKIK

dr. Nouval , Ph.D, FICS, FACS

IV

, Sp.

NIP. 1 2006041 001

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.

Alhamdulillahi rabbil alamin, penelitian ini telah selesai, dan akan sulit

terselesaikan jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri S.K.M., M.Kes., selaku Dekan FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan

kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

serta seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta

memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM.

selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang selalu membimbing dan

mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. Kedua orang tua tercintadan kakak adik yang selalu memberikan doa dan

semangat kepada saya. Dan untuk seluruh keluarga besar yang senantiasa

membuat saya bersemangat dalam menjalani proses pembelajaran di

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Untuk teman seperjuangan penelitian saya alissa, didit, nadira, pujah dan

irfi.

6. Seluruh mahasiswa PSKPD 2014 yang terus semangat dalam menimba

ilmu di UIN Syarif Hidayatullah, khususnya hisyum, regi, alisah, fazra,

dll.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

vi

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 13 September 2017

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

vii

ABSTRAK

Fheby Syabrina. Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kering Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis) secara Oral terhadap Kadar Kolesterol dan Persentase Apoptosis Sel Otot Jantung pada Tikus dengan Diabetes Akut. 2017. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius yang tergolong dalam noncommunicable disease. DM disebabkan oleh ketidakmampuan sel β pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu memproduksi insulin secara efektif sehingga penyakit ini ditandai dengan adanya gambaran berupa hiperglikemia. Penatalaksanaan terhadap diabetes mellitus dilakukan dalam berbagai hal, mulai dari medikamentosa sampai tanaman herbal. Ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) dilaporkan memiliki efek hipolipidemik, antioksidan, hipoglikemi, dan menurunkan berat badan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/kgBB/hari per oral selama 28 hari terhadap kadar kolestrol, persentase apoptosis sel otot jantung, glukosa darah, dan berat badan pada tikus yang diinduksi streptozotosin (STZ). Penelitian ini menunjukkan bahwa buah asam gelugur secara signifikan dapat menurunkan persentase apoptosis sel jantung (p = 0,004), menurunkan kadar glukosa darah (p = 0,001), meningkatkan berat badan (p = 0,025), selain itu terdapat penurunan kolesterol, meskipun belum signifikan (p>0,05), Dapat disimpulkan bahwa buah asam gelugur mempunyai efek hipolipidemik, antioksidan, dan hipoglikemi. Kata kunci : DM,asam gelugur, glukosa darah, berat badan, kolestrol, persentase apoptosis.

ABSTRACT

Fheby Syabrina. Medical Education Study Program. Oral Administration Effect of Gelugur Acid Dried Extracts Garcinia atroviridis) on Cholesterol Levels and Apoptosis Percentage of Myocard Cells on Rats with Acute Diabetic. 2017. Diabetes Mellitus (DM) is a one of serious health problem belonging to the noncommunicable disease. DM caused by inabillty of beta cells produces insulin in sufficient quantities or the body is unable to produce insulin effectively. Therefor there are forms of hyperglycemia in DM. DM management is in various ways, starting from medicamentosa until herbs. Asam gelugor (Garcinia atroviridis) have hypolipidemic, antioxidant, hypoglycemic effects and reduce body weight. This study has conducted to determine the effects of cinnamon extract at a dose of 400 mg/kgBB orally for 28 days on cholesterol levels blood glucose level, body weight and in streptozotocin (STZ) induced. This study showed that asam gelugor extract significantly lower myocardium cell apoptosis percentage (p = 0,004), lower glucose levels (p = 0,001), weight increase (p = 0,025). Besides, there is a decrease in cholesterol, although has not been statistically significant yet (p>0,05). It can be concluded that asam gelugor fruit have hypolipidemic, antioxidant, and hypoglycemic effect. Key words : DM,asam gelugor, blood glucose, body weight, cholesterol, apoptosis percentage.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN ............................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3 1.3 Hipotesis ........................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian. ............................................................................. 3

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................... 3 1.4.2 Tujuan Khusus................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 1.5.1 Bagi Peneliti ...................................................................... 4 1.5.2 Bagi Institusi ..................................................................... 4 1.5.3 Bagi Masyarakat ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

2.1 Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus(DM) ........................................ 5 2.1.1 Definisi DM ....................................................................... 5 2.1.2 Klasifikasi DM .................................................................. 5 2.1.3 Faktor Risiko DM .............................................................. 6 2.1.4 Fisiologi Pankreas dan Insulin .......................................... 7

2.1.4.1 Proses Pembentukan dan Sekresi Insulin ............ 7 2.1.4.2 Aksi Insulin ......................................................... 9 2.1.4.3 Efek Insulin pada Metabolisme Karbohidrat ...... 9 2.1.4.4 Efek Insulin pada Metabolisme Lemak ............... 9 2.1.4.5 Efek Insulin pada Metabolisme Protein .............. 10

2.1.5 Patogenesis dan Patofisiologi DM .................................... 11 2.1.6 Manifestasi Klinis DM ...................................................... 12 2.1.7 Komplikasi DM ................................................................. 12 2.1.8 Kardiomiopati Diabetik ..................................................... 14 2.1.9 Penegakan Diagnosis DM ................................................. 15 2.1.10 Tata Laksana DM .............................................................. 17 2.1.11 Target Tata Laksana ......................................................... 19

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

ix

2.1.12 Dislipidemia ...................................................................... 20 2.1.12.1 Definisi & Klasifikasi Dislipidemia.....................20 2.1.12.2 Dislipidemia pada DM.........................................20

2.2 Tinjauan Asam Gelugur (Garcinia atroviridis)............................... 21 2.2.1 Morfologi Tanaman Asam Gelugur .................................. 22 2.2.2 Kandungan Kimia Asam Gelugur ..................................... 22

2.3 Streptozotosin (STZ) ....................................................................... 23 2.3.1 Definisi dan Pengaruh STZ terhdapat Kerusakan Sel Beta

Pankreas ............................................................................. 23 2.3.2 Dosis STZ .......................................................................... 26

2.4 Kerangka Konsep ............................................................................ 28 2.5 Definisi Operasional ........................................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 31 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 31 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 31

3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................. 31 3.2.2 Tempat Penelitian ........................................................... 31

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 31 3.3.1 Populasi Penelitian .......................................................... 31 3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................ 31

3.4 Kriteria Sampel ................................................................................ 33 3.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................ 33 3.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................. 33

3.5 Cara Kerja Penelitian ....................................................................... 33 3.5.1 Alat Penelitian ................................................................. 33 3.5.2 Bahan Penelitian ............................................................. 34

3.6 Adaptasi Hewan Coba ..................................................................... 34 3.7 Induksi Tikus dengan STZ .............................................................. 34 3.8 Pembuatan Sukrosa ......................................................................... 35 3.9 Pemberian Ekstrak Buah Asam Gelugur pada Tikus ...................... 35 3.10 Alur Penelitian ................................................................................. 36 3.11 Pengukuran Sampel ......................................................................... 37

3.11.1 Kadar Kolesterol ............................................................. 37 3.11.2 Persentase Apoptosis....................................................... 37 3.11.3 Glukosa Darah................................................................. 37 3.11.4 Berat Badan ..................................................................... 38

3.12 Pembuatan Preparat ......................................................................... 38 3.12.1 Alat Pembuatan Preparat ................................................. 38 3.12.2 Bahan Pembuatan Preparat ............................................. 38

3.13 Tahap Pemrosesan Jaringan............................................................. 39 3.14 Pengamatan Jaringan ....................................................................... 41 3.15 Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 43

4.1 Kadar Kolesterol .............................................................................. 43 4.2 Persentase Apoptosis ....................................................................... 45 4.3 Glukosa Darah ................................................................................. 49

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

x

4.4 Berat Badan ..................................................................................... 55 4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 60 5.1 Simpulan .......................................................................................... 60 5.2 Saran ................................................................................................ 60

BAB VI KERJASAMA PENELITIAN ...................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63 LAMPIRAN .................................................................................................... 67

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata & Standar Deviasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu .............. 41 Tabel 4.2 Rerata Rasio Glukosa Darah Sewaktu Hari-1 dan Hari-28.............. 43 Tabel 4.3 Hasil analisis uji statistik Kruskal-Wallis Rerata GDS .................... 44 Tabel 4.4 Hasil analisis uji statistik Mann-Whitney perbedaan rerata GDS antara kelompok tikus DE dibandingkan dengan kelompok tikus D ............... 46 Tabel 4.5 Rasio BB selama 25 hari .................................................................. 47 Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Statistik Kruskal-Wallis rerata BB hari ke-27 ...48 Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Statistik Mann-Whitney Perbandingan BB pada Hari ke-27 ................................................................................................ 49

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Sekresi Insulin Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2011 ...................................................................................................... 8 Gambar 2.2 Komplikasi Kronis DM Menurut Robbin’S 2007 ........................ 14 Gambar 2.3 Taber Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosis DM (PERKENI 2015) ............................................................................................. 17 Gambar 2.4 Langkah-langkah Diagnostik DM (PERKENI 2015) .................. 17 Gambar 2.5 Tabel Profil Obat Antidiabetik Oral yang tersedia di Indonesia (PERKENI 2015) ............................................................................................. 19 Gambar 2.6 Tabel Sasaran Pengendalian DM (PERKENI 2015) .................... 20 Gambar 2.7 Buah Garcinia atroviridis ............................................................ 22 Gambar 2.8 Asam Hidroksisitrat ..................................................................... 23 Gambar 7.1 Surat Keterangan Tikus Sehat ...................................................... 70 Gambar 4.1 Apoptosis Sel otot Jantung ........................................................... 58 Gambar 7.2 Hasil Identifikasi Bahan Uji ......................................................... 71 Gambar 7.3 Tikus sampai di Animal House dan dilakukan adaptasi ............... 72 Gambar 7.4 Penimbangan sukrosa ................................................................... 72 Gambar 7.5 Pencampuran sukrosa dengan akuades steril dengan stirer .......... 72 Gambar 7.6 Sukrosa 10% ................................................................................. 72 Gambar 7.7 Pembuatan Buffer Sitrat ............................................................... 73 Gambar 7.8 Standar pH .................................................................................... 73 Gambar 7.9 Buffer Sitrat .................................................................................. 73 Gambar 7.10 Streptozotosin ............................................................................. 73

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

xi

Gambar 7.11 Penyuntikkan Streptozotosin Intraperitoneal ............................. 74 Gambar 7.12 Ekstrak Kering Buah Asam Gelugur .......................................... 74 Gambar 7.13 Penimbangan ekstrak kering buah Asam Gelugur ..................... 74 Gambar 7.14 Ekstrak buah Asam Gelugur disonde melalui oral ..................... 74 Gambar 7.15 Proses sacrifice ........................................................................... 75 Gambar 7.16 Darah dari vena cava inferior di dalam tabung EDTA............... 75 Gambar 7.16 Darah dan organ tikus dimasukkan ke dalam cool box ............. 75

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-Rata GDS pada Tiap Kelompok............................................. 42 Grafik 4.2 Rerata GDS & Hasil analisis statistik uji Mann-Whitney antar kelompok tikus pada hari ke-28 ...................................................................... 45 Grafik 4.3 Persentase Rasio Berat Badan Tiap Kelompok Penelitian ............. 47 Grafik 4.4 Hasil analisis uji Mann-Whitney Perbandingan BB dan Rerata BB antar kelompok tikus pada hari ke-27 .............................................................. 50 Grafik 4.5 Rerata Kolesterol pada Semua Kelompok Tikus ............................ 51 Grafik 4.6 Rerata Persentase Jumlah Apoptosis Sel Jantung dan Hasil Uji Mann-Whitney .................................................................................................. 54

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Cara Perhitungan ......................................................................... 67 Lampiran 2. Surat Keterangan Tikus Sehat ..................................................... 69 Lampiran 3. Surat Keterangan Identifikasi Tanaman ...................................... 70 Lampiran 4. Gambar Proses Penelitian ............................................................ 71 Lampiran 5. Hasil Data Uji Statistik ................................................................ 73 Lampiran 6. Riwayat Penulis ........................................................................... 75 Lampiran 7. Surat Persetujuan Etik ................................................................. 76

DAFTAR SINGKATAN ADA : American Diabetes Association BB : Berat Badan cAMP : cyclic Adenosine Mono Phosphate CAD : Coronary Artery Disease CDC : Centers for Diabetes Federation D : Diabetes Depkes : Departemen Kesehatan DM : Diabetes Melitus EDTA : Ethylen Diamine Tetraacetic Acid GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu GDS : Gula Darah Sewaktu GLUT : Glucosa Transporter IDF : Internasional Diabetes Federation

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

xii

IPB : Institut Pertanian Bogor IRS : Insulin Reseptor Substrate KAD : Ketoasidosis Diabetik Kemenkes : Kementrian Kesehatan kgBB : kilogram Berat Badan MHCP : Methyl Hidroxy Chalcone Polymer mg/dL : miligram per desiliter mg/kgBB : miligram per kilogram Berat Badan mL : mili Liter MLD-STZ : Multiple Low Dose Streptozotocin N : Normal n : Sampel NO : Nitrit Oxide PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia SD : Standar Deviasi STZ : Streptozotosin TG : Trigliserida TGT : Toleransi Glukosa Terganggu PBS : Phosphate Buffer Saline

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia yang ditimbulkan oleh DM

adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah

melebihi batas normal. Diagnosis DM ditegakkan jika ada keluhan khas berupa

sering lapar (polifagia), sering haus (polidipsia), sering buang air kecil dengan

jumlah banyak (poliuria), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

penyebabnya dan dipastikan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. 1,2

Pada pasien DM yang tidak terkontrol akan terjadi komplikasi salah

satunya adalah kardiomiopati diabetik. Kardiomiopati diabetik didefinisikan

sebagai abnormalitas pada struktural dan fungsional miokardium pada pasien

diabetes yang ditandai dengan penurunan fungsi sistolik dan diastolik dari

ventrikel kiri akibat dari disfungsi otonom.1, 21 Terdapat beberapa mekanisme

yang melibatkan terjadinya kardiomiopati diabetik, salah satunya adalah

peningkatan stres oksidatif yang berujung pada apoptosis sel. 19

Besarnya dampak yang ditimbulkan karena diabetes, menyebabkan

banyak penelitian untuk melakukan penanganan diabetes. Salah satu yang

berkembang adalah menggunakan tanaman-tanaman herbal. Tanaman herbal kini

kian banyak digunakan untuk pengobatan diabetes karena efektif, efek samping

yang minimal dan harganya yang terjangkau.

Dilaporkan bahwa beberapa tanaman dapat digunakan untuk menurunkan

kadar glukosa darah. Salah satu tanaman tersebut adalah asam gelugur (Garcinia

atroviridis). Asam gelugur adalah tanaman asli dari India dan Thailand. 5

Buah dari tanaman asam gelugur mengandung beberapa macam zat

fitokimia. Salah satu asam organik yang sudah diidentifikasi pada tanaman ini

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

2

adalah asam hidroksisitrat atau hydroxycitric acid (HCA), yaitu komponen

kimiawi alami dan turunan asam sitrat. HCA inilah yang sudah diidentifikasi

dapat mengendalikan berat badan melalui pengaturan kadar serotonin yang akan

memberikan sensasi kenyang dan sebagai agen antiobesitas dengan cara

menurunkan lipogenesis dan mempercepat oksidasi lemak sehingga dapat

mencegah terjadinya dislipidemia. 6

Penelitian Rasha HM tahun 2015 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak

buah asam gelugur dengan dosis 200 mg/kgBB selama 28 hari pada tikus

diabetes tipe 2 yang diinduksi streptozotosin (STZ) memberikan hasil yang

efektif pada penurunan glukosa darah.7

Pada penelitian penelitian Mahmoud dan Amer tahun 2013 menunjukkan

bahwa pemberian ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 200 mg/kgBB selama

21 hari dapat merubah berat badan tikus, dan dengan dosis 400 mg/kgBB selama

14 hari dapat menurunkan berat badan tikus secara signifikan. Penelitian tersebut

juga menunjukkan pemberian ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 200

mg/kgBB selama 21 hari dapat menurunkan kadar kolesterol plasma, dan dengan

dosis 400 mg/kgBB selama 14 hari dapat meningkatkan kadar kolesterol total

dengan signifikan. 23

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu memberikan

dosis dan durasi pemberian ekstrak yang berbeda untuk mengetahui lebih lanjut

efektivitas ekstrak buah asam gelugur terhadap penyakit DM. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian mengenai manfaat ekstrak buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) sebanyak 400 mg/kgBB selama 28 hari yang diberikan secara oral

terhadap kadar glukosa darah, berat badan, kadar kolesterol, dan persentase

apoptosis organ jantung pada tikus jantan strain Sprague dawley yang diinduksi

dengan streptozotosin (STZ).

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah pada

penelitian ini yaitu apakah pemberian terapi ekstrak buah asam gelugur

dengan dosis 400 mg/kgBB yang diberikan secara oral selama 28 hari

mempengaruhi kadar kolesterol dan persentase apoptosis sel otot jantung tikus

Sprague dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus normal dan

tikus diabetes tanpa terapi?

1.3 Hipotesis

1.3.1 H0 : Pemberian ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 400

mg/kgBB selama 28 hari tidak mempengaruhi mempengaruhi kadar kolesterol

dan persentase apoptosis sel otot jantung tikus yang diinduksi dengan STZ.

1.3.2 H1 : Pemberian ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 400

mg/kgBB selama 28 hari mempengaruhi kadar kolesterol dan persentase

apoptosis sel otot jantung tikus yang diinduksi dengan STZ.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak

buah asam gelugur terhadap kadar kolesterol dan persentase apoptosis sel otot

jantung Sprague dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus

normal dan tikus diabetes yang tidak diberikan terapi.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui efek buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/kgBB yang

diberikan secara oral selama 28 hari terhadap:

a. Kadar kolesterol

b. Persentase apoptosis sel otot jantung

c. Glukosa darah

d. Berat badan

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

4

Pada tikus jantan strain Sprague dawley yang diinduksi dengan STZ

dibandingkan dengan tikus diabetes tanpa terapi dan normal.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian dengan metode

eksperimen.

b. Mendapatkan pengetahuan mengenai tanaman herbal yang memiliki efek

hipolipidemik dan mencegah apoptosis sel pada organ jantung.

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

1.5.2 Bagi Institusi

Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini, kedepannya

masyarakat sekitar dapat menggunakan buah asam gelugur sebagai terapi

alternatif untuk mengatasi Diabetes Melitus dan komplikasinya terutama pada

organ jantung.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Diabetes Melitus (DM)

2.1.1 Definisi DM

Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) diabetes

melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

ataukedua-duanya.2

Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) Diabetes melitus

(DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak

memproduksi cukup insulin atau karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin

dengan efektif, DM juga merupakan penyakit tidak menular.4Hiperglikemia

yang ditimbulkan oleh DM adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan

kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. 1

Menurut Kumar (2007) Diabetes melitus merupakan salah satu masalah

kesehatan yang cukup serius yang tergolong dalam non-communicable disease.

DM tidak hanya terjadi pada golongan dewasa, tetapi juga anak-anak dan

remaja. DM adalah suatu kelompok heterogen penyakit yang gambaran

umumnya adalah hiperglikemia.8

2.1.2 Klasifikasi DM

Di Indonesia pengklasifikasian DM juga merujuk pada American

Diabetes Association (ADA) yang terdapat pada PERKENI 2015.

Klasifikasi DM berdasarkan etiologinya :

1. Diabetes Melitus Tipe 1

DM tipe 1 dikenal sebagai tipe juvenile-onset dan tipe dependent insulin.

DM tipe 1 ini dibagi dalam 2 subtipe yaitu yang disebabkan proses

imunologik atau autoimun dan subtipe yang kedua adalah idiopatik, tanpa

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

6

bukti adanya autoimun dan tidak diketahui sumbernya.14 Dengan kata lain

DM tipe ini adalah diabetes yang yang terjadi karena destruksi sel beta

pankreas yang umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, sehingga

penderita memerlukan tambahan insulin dari luar.1, 2

2. Diabetes Melitus Tipe 2

DM tipe 2 ini dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset maturitas dan tipe

nondependent insulin. DM tipe 2 terjadi akibat penurunan sekresi insulin

oleh sel beta pankreas.9DM tipe 2 memiliki variasi, mulai yang dominan

resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative sampai yang dominan

defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.1,2

3. Diabetes Gestasional

Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan

klasifikasinya sebagai DM dengan kehamilan atau DM

gestasional.2 Diabetes melitus gestasional merupakan diabetes temporer yang

timbul akibat perubahan metabolisme karbohidrat selama

kehamilan.10 Diabetes gestasional adalah keadaan resistensi insulin

sementara yang biasanya terjadi pada pertengahan masa kehamilan (24

minggu) karena produksi hormon yang berlebihan selama kehamilan atau

karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin tambahan

yang diperlukan selama kehamilan.11

4. Tipe Lain

Diabetes tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan

kenaikan kadar glukosa darah akibat beberapa hal yaitu defek genetik fungsi

sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang

jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.2

2.1.3 Faktor Risiko DM

Faktor risiko DM dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu

faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti ras, etnik, usia, jenis kelamin, dan

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

7

riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan bayi dengan BB lebih dari

4000 gram, dan riwayat lahir dengan BBLR (<2500 gram). Faktor yang kedua

adalah faktor yang dapat dimodifikai berkaitan dengan gaya hidup yang kurang

sehat, yaitu berat badan lebih, obesitas abdominal/sentral, kurangnya aktivitas

fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat/tidak seimbang, riwayat Toleransi

Glukosa Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan

merokok.3

Berdasarkan data Riskedas Kementrian Kesehatan tahun 2013,

persentase faktor risiko DM terbesar di Indonesia adalah karena diet tidak

seimbang, yaitu mengonsumsi makanan/minuman manis lebih dari satu kali

dalam sehari sebesar 53,1% dan obesitas sentral (populasi 15 tahun keatas

dengan lingkar perut laki-laki diatas 90 cm dan perempuan diatas 80 cm) pada

perempuan sebesar 42.1%.3

2.1.4 Fisiologi Pankreas dan Insulin

2.1.4.1 Proses Pembentukan dan Sekresi Insulin

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari jaringan

endokrin dan eksokrin.Jaringan eksokrin pankreas menyekresi enzim

pencernaan ke dalam duodenum, dan jaringan endokrin pankreas yang

dikenal sebagai Pulau Langerhans.Pulau Langerhans mengandung tiga

jenis sel utama, yakni a).sel alfa yang mencakup 25% dari seluruh sel,

menyekresi glukagon, b). sel beta yang mencakup 60% dari seluruh sel,

menyekresi insulin, dan c). sel delta yang mencakup 10% dari seluruh sel,

menyekresi somatostatin yang menghambat sekresi hormon insulin dan

glukagon. 20

Insulin adalah hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino,

dihasilkan oleh sel beta pankreas. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk

preproinsulin (prekursor hormon insulin), lalu mengalami pemecahan

oleh enzim peptidase di retikulum endoplasma membentuk proinsulin,

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

8

proinsulin diubah menjadi insulin dan peptida-C oleh bantuan enzim

peptidase. 1

Mekanisme dari sekresi insulin terutama dipengaruhi oleh

adanya rangsangan molekul glukosa, namun seiring berjalannya waktu

terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi sekresi insulin, baik itu

meningkatkan ataupun menurunkan sekresi insulin.20

Tahapan dari sekresi insulin, yaitu:

1. Glukosa masuk ke dalam sel beta pankreas menggunakan

pengangkutnya yang dikenal sebagai Glucose Transporter-2 (GLUT-

2).

2. Di dalam sel beta pankreas glukosa diubah menjadi Glukosa-6-

fosfatase oleh enzim glukokinase.

3. Glukosa-6-fosfatase lalu dioksidasi membentuk ATP, yang

menghambat kanal kalium yang peka-ATP di sel.

4. Penutupan kanal kalium akan mendepolarisasikan membran sel

sehingga membuka kanal kalsium berpintu listrik (voltage-gated

calcium channels), sehingga ion kalsium masuk

5. Merangsang penggabungan vesikel berisi insulin dengan membran sel

dan menyeskresikan insulin ke ekstraselular melalui eksositosis.

2.1.4.2

2.1.4.3

Gambar 2.1. Mekanisme Sekresi Insulin. (Sumber: Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam; 2011)

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

9

2.1.4.4 Aksi Insulin

Pada jaringan perifer insulin berikatan dengan sejenis reseptor

(insulin receptorsubstrate=IRS) yang terdapat pada membran sel. Ikatan

insulin dan IRS akan menghasilkan semacam sinyal yang meningkatkan

kuantitas GLUT-4 (Glucose Transporter-4). GLUT-4 inilah yang bekerja

memasukkan glukosa dari ekstrasel ke intrasel untuk selanjutnya

mengalami metabolisme.1

2.1.4.5 Efek Insulin pada Metabolisme Karbohidrat

Peran insulin dalam metabolisme karbohidrat adalah insulin

dapat meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan menyimpannya

dalam membentuk glikogen di otot.18

Selain itu insulin juga dapat meningkatkan pengambilan,

penyimpanan dan penggunaan glukosa oleh hati, yang meliputi beberapa

langkah yang hampir tejadi secara bersamaan:

1. Insulin menghambat enzim fosforilase hati, yaitu enzim utama yang

menyebabkan glikogen hati dipecah menjadi glukosa.

2. Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah oleh hepatosit

dengan meningkatkan aktivitas enzim glukokinase.

3. Insulin meningkatkan sintesis glikogen melalui enzim glikogen

sintetase.

Efek akhir dari seluruh proses diatas adalah peningkatan jumlah

glikogen di hati. 20

2.1.4.6 Efek Insulin pada Metabolisme Lemak

Peran insulin dalam metabolisme lemak adalah dapat memicu

sintesis dan penyimpanan lemak. Insulin yang berfungsi meningkatkan

transpor glukosa ke dalam sel-sel hati secara tidak lansung akan

meningkatkan jumlah asam lemak, kemudian glukosa yang berada di hati

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

10

akan diubah menjadi piruvat di jalur glikolisis, dan piruvat akan diubah

menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA), yang merupakan substrat asal

untuk sintesis asam lemak. 18

Sebagian besar asam lemak kemudian disintesis di dalam hati

dan digunakan untuk membentuk trigliserida (TG). TG akan dilepas dari

sel-sel hepatosit ke dalam darah dalam membentuk lipoprotein. Insulin

juga mengaktivasi lipoprotein lipase(LPL) untuk mengubah kembali TG

menjadi asam lemak, yang menyebabkan asam lemak dapat diabsorbsi ke

dalam sel-sel lemak lalu diubah kembali menjadi TG dan disimpan.

Insulin juga berperan dalam penyimpanan lemak di sel adiposit

yaitu dengan menghambat kerja hormone-sensitive lipase, enzim yang

akan menghidrolisis TG yang sudah di simpan dalam sel-sel lemak.

Defisiensi insulin akan meningkatkan penggunaan lemak sebagai

sumber energi, sehingga akan terjadi lipolisis simpanan lemak dan

pelepasan asam lemak bebas yang akan memacu peningkatan kolesterol

plasma.18

2.1.4.7 Efek Insulin pada Metabolisme Protein

Insulin juga berperan dalam metabolisme protein, yaitu dengan

meningkatkan sintesis dan penyimpanan protein dalam bentuk asam

amino di otot.21 Defisensi insulin akan meningkatkan penguraian protein

pada otot sehingga terdapatpenurunan BB dan kelelahan.18

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

11

2.1.5 Patogenesis dan Patofisiologi DM

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

12

2.1.6 Manifestasi Klinis DM

Manifestasi klinis yang terjadi pada DM berhubungan dengan defisiensi

insulin. Pasien-pasien dengan defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan

kadar glukosa plasma dalam batas normal. Jika hiperglikemia berat dan

melebihi ambang filtrasi ginjal, maka akan menjadi glukosuria. Banyaknya gula

yang hilang bersama urin, maka akan terjadi ketidakseimbangan kalori dalam

tubuh sehingga akan merasa lapar(polifagia) karena kekurangan kalori.

Glukosuria ini mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan

pengeluaran urin (poliuria) dan meningkatkan rasa haus (polidipsia).12 Rasa

lelah (fatigue), pusing, keringat dingin dan tidak konsentrasi juga merupakan

beberapa gejala klinis yang disebabkan karena turunnya kadar gula yang masuk

ke intrasel.19

2.1.7 Komplikasi DM

Komplikasi dari DM dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Komplikasi Akut

a. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah berada

dibawah nilai normal. Pada pasien diabetes, hipoglikemia timbul akibat

peningkatan kadar insulin yang berlebihan, peningkatan sensitivitas

insulin, dan asupan karbohidrat yang kurang. Gambaran klinis dari

hipoglikemia disebut juga Triad Whipple yang meliputi:

i. Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa darah yang rendah

yang meliputi gejala otonom berupa tremor, berkeringat, palpitasi,

lapar, gejala malaise, mual dan sakit kepala serta gejala

neuroglikopenik berupa bingung, mengantuk, sulit berbicara, dll.

ii. Kadar glukosa darah yang rendah (<3 mmol/L).

iii. Hilangnya keluhan-keluhan setelah kelainan biokimiawi dikoreksi.

b. Ketoasidosis Diabetik

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

13

Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi-kekacauan

metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi, asidosis, dan ketosis dan

biasanya terdapat dehidrasi berat yang dapat menyebabkan syok

akibatdari defisiensi insulin absolut atau relatif dan peningkatan hormon

kontra regulator (glukagon, kortisol, dan hormon pertumbuhan),

kombinasi keduanya akan mengaktivasi hormon lipase sensitif pada

jaringan lemak, akibatnya lipolisis meningkat sehingga terjadi

ketogenesis & produksi asam lemak bebas secara berlebihan. 1

c. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik (HHNK)

Hiperosmolar non-Ketotik merupakan suatu sindrom yang ditandai

dengan hiperglikemia berat, hiperosmolar tanpa disertai ketoasidosis,

dehidrasi bertat serta adanya gangguan neurologis (letargi, disorientasi,

hemiparesis, kejang, atau koma).1 Keadaan hiperglikemia peristen

menyebabkan diuresis osmotik karena adanya pembuangan air dan

elektrolit oleh ginjal karena kadar glukosa darah yang berlebih. Untuk

mempertahankan keseimbangan osmotik, cairan akan berpindah dari

intrasel. Hal ini akan menyebabkan hipernatremi dan peningkatan

osmolaritas.21

2. Komplikasi Kronis

a. Komplikasi Makrovaskular

Komplikasi makrovaskular terjadi pada arteri berukuran besar dan

menengah Penyakit makrovaskular menyebabkan terjadinya

artherosklerosis dan meningkatkan risiko terjadi infark miokardium,

stroke dan ganggren pada ekstremitas bawah.

b. Kompikasi Mikrovaskular

komplikasi mikrovaskular terjadi pada kapiler. Komplikasi

mikrovaskular ini terjadi akibat penebalan membran basalis pada

pembuluh darah kapiler yang mengakibatkan retinopati, nefropati dan

neuropati

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

14

Gambar 2.2 Komplikasi Kronis Diabetes Melitus (Sumber : Robbin’s,.2007)

2.1.8 Kardiomiopati Diabetik

Kardiomiopati diabetik didefinisikan sebagai abnormalitas pada struktural

dan fungsional miokardium pada pasien diabetes tanpa adanya penyakit arteri

koroner ataupun hipertensi. Namun tipe kardiomiopati ini juga dapat terjadi

pada orang diabetes yang mengidap penyakit arteri koroner dan/atau

hipertensi.21

Peran diabetes pada jantung adalah diabetes meningkatkan metabolisme

asam lemak, menekan oksidasi glukosa, dan memodifikasi pensinyalan

intraselular, yang berujung pada gangguan dari eksitasi-kontraksi, produksi

energi yang tidak efisien, dan meningkatkan kerentanan terjadinya iskemia pada

jantung.21

Selain itu diabetes yang biasanya dibarengi dengan obesitas dapat

meningkatkan lipotoksisitas miokardium yang berkontribusi pada apoptosis sel

jantung yang berujung pada disfungsi jantung. Mekanisme yang jelas tentang

bagaimana peningkatan ambilan lemak oleh jantung yang berujung pada

difungsi jantung masih belum sepenuhnya dimengerti. Mekanisme tambahan

tentang asam lemak yang menginduksi apoptosis adalah asam lemak rantai-

panjang dapat merubah dinamika plasma dan membran mitokondria sehingga

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

15

merubah komposisi fosfolipid, pelepasan sitokrom c dari membran dalam

mitokondria juga merupakan langkah penting untuk mengawali apoptosis sel.19

Selain itu hiperglikemia dan defisiensi leptin juga berperan pada terjadi

nya apoptosis sel melalui Rac1 yang dimediasi dengan peningkatan NADPH

dan ROS. Peningkatan stress oksidatif berhubungan dengan kelebihan asam

lemak.Akumulasi lemak akan meningkatkan oksidasi asam lemak mitokondria

sehingga meningkatkan produksi ROS meningkat.19

Diagnosis klinis pada kardiomiopati diabetikum dapat dilihat dari:

1. Perubahan Struktural, yaitu:

a. Hipertrofi pada ventrikel kiri yang dapat diilai dengan ekokardiografi

2D

2. Perubahan Fungsional

a. Disfungsi diastolik ventrikel kiri yang dapat dinilai dengan

Ekokardiografi Doppler

b. Disfungsi sistolik ventrikel kiri dapat ditunjukkan dengan Tissue

Doppler Imaging/Strain Rate Imaging

3. Perubahan Metabolik

a. Penurunan rasio ATP/PCr (persentase beban energi) jantung yang

dapat di deteksi dengan P-MRS

b. Peningkatan kadar trigliserida miokardium yang dapat di deteksi

dengan H-MRS (H-Magnetic Resonance Spectroscopy). 21

2.1.9 Penegakan Diagnosis DM

Penegakan diagnosis berdasarkan PERKENI 2015 dapat dilihat dengan

pemeriksaan kadar glukosa darah (pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan

adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah

vena)dan berbagai manifetasi klinis yang terjadi. Kecurigaan terjadinya DM

pada seseorang dapat dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

16

a. Keluhan klasik pada DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan BB

yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

b. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan

disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Terdapat beberapa kriteria diagnosis DM, yaitu:

1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak

ada asupan kalori minimal 8 jam atau

2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi

Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75gram atau

3. Terdapat keluhan klasik dan pemeriksaan glukosa plasma sewaktu

≥200mg/dL sudah cukup menegakkan diagnosis DM atau

4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang

terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program

(NGSP) .

Jika dari pemeriksaan yang dilakukan tidak memenuhi kriteria normal

atau kriteria DM, maka digolongkan kedalam kelompok prediabetes yang

meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa

terganggu (GDPT), yang dapat ditegakkan bila terdapat hal-hal dibawah ini:

1. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa

plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma

2-jam <140 mg/dl;

2. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2-

jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100

mg/dl

3. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT.

4. Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan

HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

17

2.1.10 Tata Laksana DM

Penatalaksaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu

dengan terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik bersamaan dengan terapi

farmakologis dengan obat antidiabetik secara oral dan/atau suntikan yang dapat

diberikan sebagai terapi tunggal ataupun kombinasi.

Tujuan penatalaksanaan DM adalah untuk meningkatkan kualitas hidup

penyandang DMyang meliputi:

Gambar 2.4. Langkah-langkah Diagnostik DM dan Toleransi Glukosa Terganggu (PERKENI 2015)

Gambar 2.3. Tabel Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosis DM (Sumber: PERKENI 2015)

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

18

1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas

hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.

2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit

mikroangiopati dan makroangiopati.

3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan beberapa hal yang harus

dikelola secara komprehensif, yang dapat dilakukan dengan melakukan

langkah-langkah penatalaksanaan khusus, yaitu:

1. Edukasi mengenai perilaku hidup sehat diantaranya adalah mengikuti pola

makan sehat, meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang

teratur, menggunakan obat DM dan obat lainnya pada keadaan khusus secara

aman dan teratur, melakukan pemantauan glukosa darah dan memanfaatkan

hasil pemantauan untuk menilai keberhasilan pengobatan.

2. Terapi nutrisi medis, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan

kebutuhan kalori basal yang sebesar 25-30 kal/kgBB dan zat gizi masing-

masing individu.

Pada penyandang DM perlu diingatkan mengenai penting keteraturan jadwal

makan, jenis dan jumlah kandungan kalori.

3. Latihan jasmani seperti jalan cepat, bersepeda, dan berenang yang dilakukan

secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit,

dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Dan dianjukan

untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani, jika

kadar glukosa darah <100mg/dL pasien harus mengonsumsi karbohidrat

terlebih dahulu dan jika >250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan

jasmani.

4. Terapi farmakologis yang terdiri dari:

a. Obat antidiabetes oral yang dibagi menjadi 5 golongan berdasarkan cara

kerjanya.

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

19

b. Obat antidiabetes suntik, yaitu insulin, agonis GLP-1 yang bekerja pada

sel beta pankreas sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin dan

kombinasi insulin dan agonis GLP-1.

2.1.11 Target Tatalaksana DM

Kriteria DM yang terkendali dengan baik adalah apabila kadar glukosa

darah, kadar lipid, dan HbA1c mencapai kadar yang diharapkan, serta status

gizi dan tekanan darah sesuai target yang ditentukan, yang bisa dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.5. Tabel Profil Obat Antidiabetik Oral yang Tersedia di Indonesia (Sumber: PERKENI 2015)

Gambar 2.6.Tabel Sasaran Pengendalian DM (Sumber: PERKENI 2015)

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

20

2.1.12 Dislipidemia

2.1.12.1 Definisi & Klasifikasi Dislipidemia

Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan satu atau lebih lipid atau lipoprotein dalam

darah.8

Dislipidemia diklasifikasikan berdasarkan etiologi, yaitu etiologi

primer yang tidak diketahui penyebabnya dan sekunder yang disebabkan

karena penyakit sepertti sindroma nefrotik, diabetes melitus, dan

hipotiroidisme dan berdasarkan profil lipid yang menonjol, seperti

hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, isolated low HDL-cholestrol,

dan dislipidemia campuran.1

2.1.12.2 Dislipidemia pada DM

Tidak bekerjanya insulin menyebabkan hilangnya hambatan

terhadap lipase intraseluler dalam sel adiposa sehingga lipolisis

meningkat. Peningkatan lipolisis menyebabkan asam lemak yang

dilepaskan juga meningkat. Asam lemak yang dilepaskan akan diangkut

ke hepar dan disintesis menjadi trigliserida. Peningkatan sintesis

trigliserida menyebabkan pembentukan large VLDL. Saat berada di

aliran darah, large VLDL akan mengambil kolesterol ester yang

dikandung LDL lalu menukarnya dengan trigliserida yang terkandung

dalam VLDL. Hal ini mengakibatkan LDL mengandung sedikit kolesterol

ester dan banyak mengandung trigliserida sehingga LDL berukuran kecil

dan padat. LDL yang berukuran kecil, padat dan bersifat aterogenik

karena dapat dengan mudah menerobos endotel pembuluh darah dan lebih

mudah mengalami oksidasi maupun glikasi. 9,10

Selain bertukar dengan LDL, large VLDL plasma juga akan

mengambil kolesterol ester yang terkandung dalam High Density

Lipoprotein (HDL) dan mentransfer trigliserida yang terkandung dalam

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

21

VLDL. Hal ini menyebabkan HDL dihidrolisis oleh enzim lipase hati

sehingga kadar HDL plasma menurun.9

Pemeriksaan profil lipid perlu dilakukan pada saat diagnosis DM

sedikitnya setahun sekali, pada pasien yang hasil pemeriksaan profil lipid

nya menunjukkan hasil yang baik (LDL<100 mg/dL; HDL>50 mg/dL;

trigliserida<150 mg/dL) maka pemeriksaan profil lipid dapat dilakukan

dua tahun sekali. 2

Gambaran dislipidemia yag sering di dapatkan pada penyandang

diabetes adalah peningkatan kadar trigliserida, dan penurunan kadar

kolestrol HDL, sedangkan kadar kolestrol LDL normal atau sedikit

meningkat. 2

2.2 Tinjauan Asam Gelugur (Garcinia atroviridis)

2.2.1 Morfologi Tanaman Asam Gelugur

Asam gelugur atau disebut juga asam keping merupakan jenis tanaman

Gambar 2.7. Pohon Asam Gelugur (Sumber: Healing Herbs of Malaysia. 2006)

Gambar 2.8. Buah Asam Gelugur (Sumber: Healing Herbs of

Malaysia. 2006)

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

22

dari genus Garcinia yang memiliki 50 jenis, salah satu jenisnya adalah

Garcinia atroviridis biasanya ditemukan di hutan tropis di bagian selatan dari

Thailand dan malaysia. Tanaman asam gelugur memiliki pohon yang dapat

tumbuh setinggi 20 m dan memiliki batang pohong yang panjang, kulit kaya

berwarna abu-abu tua halus dengan cabang-cabang yang jatuh. Daunnya

berwarna hijau tua, berkilau, panjang, sempit dengan ujung runcing dan tepi

yang terbalik. Buahnya berbentuk ovoid atau bulat dengan 6-8 alur dan

diameternya sebesar dua inci, berwarna merah hingga jingga saat mentah dan

berwarna kuning saat matang, 30

2.2.2 Kandungan Kimia Asam Gelugur

Senyawa yang disebut atroviridin dilaporkan terdapat pada kulit

batang tanaman asam gelugur.31 Senyawa ini dijelaskan dan diusulkan secara

sintetis di penelitian lain.32 Atroviridin adalah senyawa xanthone polihidroksiat

tetrasiklin yang baru-baru ini diisolasi dari kulit batang Garcinia atroviridis. 30

Dari sudut pandang struktural, atroviridin termasuk famili xanthone

dan xanthonoid yang tumbuh dan berhubungan dengan tanaman tropis Garcinia.

30

Kandungan dari buah asam gelugur yang telah diidentifikasi adalah

beberapa asam seperti asam sitrat, asam tartarat, asam malat dan asam askorbat

yang memiliki aktivitas antioksidan dan asam hidroksisitrat yang ditemukan

pada buah dan di kulit buah Garcinia sp.3,330

Gambar 2.9 Atroviridin (Sumber: A review of Asam Gelugor

(Garcinia atroviridis) Griff. Ex T. Aders. 2013)

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

23

Asam hidroksisitrat atau Hydroxycitric Acid (HCA) merupakan

komponen aktif yang telah diidentifikasi dan merupakan asam utama kulit buah

G. cambogia, G. indica dan G. atroviridis. 30

HCA diidentifikasi dapat:

1. Mengontrol berat badan dengan meningkatkan kadar serotonin yang akan

menekan nafsu makan, sehingga akan menurunkan berat badan.7

2. Menurunkan lipogenesis karena HCA merupakan inhibitor kompetitif dari

enzim sitrat liase, inhibisi sitrat liase oleh HCA akan menurunkan konversi

sitrat menjadi oksaloasetat dan asetil-KoA yang dibutuhkan untuk sintesis

lemak pada saat diet tinggi karbohidrat sehingga dapat mencegah terjadinya

dislipidemia.7,16

3. Meningkatkan produksi glikogen atau glikogenensis di hepar dan otot

karena penurunan lipogenesis pada saat diet tinggi karbohidrat.17

Selain asam hidroksisitrat, Garcinia atroviridis juga memiliki

senyawa asam fenolik, flavonoid, dan tannin yang memiliki aktivitas antioksidan.

34

Gambar 2.10 Asam Hidroksisitrat (Sumber: Effect of Natural Extract of

Hydroxycitric Acid on Lipid Profile, Liver, and Testes of Adult Male Rats. 2013)

2.3 Streptozotosin (STZ)

2.3.1 Definisi dan Pengaruh STZ terhadap Kerusakan Sel Beta Pankreas

Hewan model diabetes dapat dimanipulasi secara spontan melalui

genetik, maupun nonspontan melalui pankreaktomi parsial, diet tinggi lemak

dan atau induksi dengan zat diabetogenik seperti streptozotosin (STZ) dan

aloksan.13

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

24

Dua jenis zat diabetogenik yang digunakan untuk menginduksi diabetes

pada tikus, yaitu streptozotosin (STZ) danaloksan.Keduanya menginduksi

diabetes melalui kerusakan sel beta pankreas.Keunggulan STZ dibandingkan

dengan aloksan adalah STZ memiliki rentang dosisnya yang lebar danlebih

jarang terjadi ketosis dibandingkan aloksan. Tikus yang diinduksi STZakan

mengalami diabetes sebanyak 90% sedangkan yang diinduksi aloksan akan

mengalami diabetes sebanyak 70%.11 STZ juga lebih baik digunakan dalam

membuat hewan model diabetes dibandingkan aloksan, karena mampu

mempertahankan hiperglikemia dalam waktu yang lama sehingga memudahkan

pengamatan terhadap patofisiologi dan komplikasi diabetes.14

Streptozotosin(2-deoxy-2-[3-methyl-3-nitrosourea] 1-D-glucopyranose)

adalah senyawa diabetogenik permanen, yang diproduksi oleh bakteri Gram

Positif yaitu Streptomyces achromogenes yang bisa terbentuk dalam 2 bentuk

yaitu α-anomer dan β-anomer. Streptozotosin mempunyai berat molekul 265

g/mol dengan rumus molekul C8H15N3O7.15

Streptozotosin mempunyai empat fungsi biologis yang penting yaitu

sebagai antibiotik, sitotoksik sel β, onkolitik, onkogenik. Biasanya digunakan

dalam pengobatan tumor pankreas. Saat ini streptozotosin digunakan dalam

penelitian obat untuk anti diabetes karena spesifitasnya dalam merusak sel beta

pankreas. GLUT-2 akan membawa STZ ke dalam sel akan menyebabkan

alkilasi DNA dan nekrosis sel beta yang bersifat irreversibel. STZ bisa

digunakan dalam menginduksi DM tipe 1 maupun DM tipe 2.15

Streptozotosin merupakan obat sitotoksik analog glukosa yang akan

masuk ke dalam sel beta pankreas melalui GLUT2 lalu terakumulasi dalam sel

beta pankreas dan berujung kerusakan sel beta pankreas. Mekanisme efek

toksik dari STZ dimulai dari penguraian produk dan pembentukan radikal bebas

sehingga akan merusak sel beta pankreas melalui alkilasi DNA, mengganggu

kerja mitokondria dan inhibisi enzim N-asetil glukosamin (O-GlcNAcase).15

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

25

Gambar 2.11. a.Pengambilan STZ dan glukosa oleh sel β pankreas

melalui transporter selektif

b. inhibisi metabolisme glukosa dan inhibisi sekresi sekresi insulin oleh

STZ di sel β pankreas.

(Sumber: Streptozotosin– A Diabetogenic Agent in Animal Models. 2015)

Aksi diabetogenik yang disebabkan oleh STZ dimulai dari

penyerapan selektif oleh sel beta pankreas dan empat mekanisme toksik,

yaitu: 15

1. Alkilasi komponen selular, yang akan menyebabkan kerusakan DNA,

aktivasi Poly ADP Ribose Polymerase (PARP) yang akan berujung

pada deplesi NAD+ dan simpanan ATP yang berakibat kerusakan sel

beta pankreas.

2. Pelepasan Nitric Oxide (NO) yang akan menganggu kerja

mitokondria sehinga menginhibisi sintesis ATP yang berujung pada

kematian sel beta pankreas.

3. Pembentukan radikal bebas dan stress oksidatif seperti superoxide

(O2◦-), hydroxide (OH◦-), peroxynitrite (ONOO-) sehingga terjadi

kerusakan sel beta pankreas.

4. Inhibisi enzim O-GlcNAcase sehingga terjadi glikosilasi protein yang

irreversible yang akan merusak sel beta pankreas.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

26

Streptozotosin telah dipakai secara luas untuk menginduksi DM Tipe 1

pada hewan percobaan terutama tikus dan mencit.Telah dilaporkan bahwa STZ

dapat menginduksi diabetes, yang bergantung pada dosis STZ yang diberikan

baik secara intravena maupun intraperitoneal.

Pada penelitian Abaleeh tahun 2009 menunjukkan perbandingan efek

pemberian STZ pada tikus Sprague dawley dan Nude rats. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa tikus Sprague dawley lebih rentan terhadap pemberian

STZ secara injeksi intraperitoneal dibandingkan dengan tikus Nude rats, yang

dibuktikan dengan tikus Sprague dawley memperlihatkan kadar glukosa darah

yang meningkat secara signifikan dan tingkat mortalitas yang lebih tinggi dalam

jangka waktu lebih cepat setelah pemberian STZ. 23

Penelitian Horn tahun 2013 meneliti tentang reflex muntah pada

beberapa mamalia, salah satunya adalah rodents, salah satu spesies yang diteliti

adalah tikus Sprague dawley. Penelitian ini menunjukkan bahwa Sprague

dawley memiliki anatomi yang membatasinya untuk muntah, yaitu muskularitas

otot diafragma dan lambung yang strukturnya tidak memungkinkan untuk

memindahkan makanan ke esofagus setelah diinduksi dengan agen emetik,

selain itu Sprague dawley juga tidak memiliki komponen neurologikal di

batang otak yang memungkinkan untuk muntah setelah diinduksi dengan agen

emetik. 27

2.3.2 Dosis STZ

Dosis yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan coba

beragam, diantaranya dosis tunggal(>40 mg/kgBB) yang akan menyebabkan

rusaknya sel beta pankreas dan timbulnya hiperglikemia. Dosis lain yang

digunakan untuk membuat DM Tipe 1 pada hewan coba adalah dosis antara 40

mg/kgBB dan 60 mg/kgBB secara intravena dan juga berhasil secara

intraperitoneal. Dosis STZ sebanyak 50 mg/kgBB secara intravena dapat

meningkatkan kadar glukosa darah sampai 270 mg/dL setelah 2 minggu. Dosis

yang lain adalah dosis rendah (10-30 mg/kgBB) yang diberikan 5 hari berturut-

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

27

turut (MLD-STZ, Multiple Low Dose Streptozotosin). Pemberian dosis rendah

akan memicu suatu proses autoimun yang mengarah pada kerusakan sel beta

pankreas dengan infiltrasi sel leukosit mononuklear dan adanya sitokin. Dosis

rendah secara multipel digunakan untuk menginduksi DM tipe 1, sedangkan

DM tipe 2 akan lebih mudah diinduksi secara intravena atau intraperitoneal

dengan dosis 100 mg/kgBB STZ setelah tikus tersebut lahir (8-10 minggu).14

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

28

2.4 Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel terikat

= Variabel bebas

Tikus jantan strain Sprague dawley dengan rentang berat badan 150-

200 gram

Diinduksi dengan STZ sebanyak 55mg/kgBB

Tikus mengalami DM Tipe I

Peningkatan kadar glukosa darah

Penurunan berat badan

Peningkatan kadar

kolesterol

Peningkatan apoptosis sel otot

jantung

Ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

29

2.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran Skala

Pengukuran

1. Kadar

Kolesterol

Komponen lipid

yang terdapat

dalam LDL dan

trigliserida

ELISA reader

Plasma sampel

dicampurkan dengan

reagen Kolesterol.

Selanjutnya hasil

dibaca dengan ELISA

reader

Numerik

2. Persentase

Apoptosis

Sel Otot

Jantung

Kematian sel

terprogram yang

dimediasi oleh

enzim caspase yang

memicu

pembelahan protein

spesifik di

sitoplasma dan

nukleus, yang

memiliki

karakteristik

berupa fragmentasi

DNA, kondensasi

protein, pengerutan

sel, dan

pembentukan

gelembung

sitoplasma.

Mikroskop

Olympus

BX-41

dengan

perbesaran

20x pada

lensa

objektif

Identifikasi salah satu

tanda apoptosis

menggunakan kit

TUNEL TAKARA

yang didesain untuk

mendeteksi

fragmentasi DNA

dengan teknik

labelling histokimia.

Numerik

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

30

3. Glukosa

Darah

Sewaktu

(GDS)

Penyakit kronis

yang terjadi karena

pankreas tidak

memproduksi

cukup insulin atau

karena tubuh tidak

dapat

menggunakan

insulin dengan

efektif

Blood glucose Test Meter GlucoDrTM model AGM-2100

Darah sampel

diteteskan pada strip

glukometer,

interpretasi angka

yang muncul pada

alat.

Numerik

4. Berat Badan

(BB)

Ukuran yang

digunakan secara

umum untuk

menilai keadaan

gizi

Timbangan digital

Sampel diletakkan

pada timbangan

selanjutnya dilihat

angka pada

timbangan. Angka

tersebut merupakan

BB sampel.

Numerik

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian adalah desain penelitian eksperimental.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan September 2016 sampai bulan Juli 2017.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Laboratorium

Biologi, Laboratorium Riset, Laboratorium MPR, Laboratorium Farmakologi,

dan Laboratorium Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jl.Kertamukti no.5, Pisangan Raya, Ciputat

15419, Tangerang Selatan, Banten.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian Hewan percobaan yang digunakan adalah pada penelitian ini adalah

tikus jantan strain Sprague dawley berumur 16 minggu dengan rentang berat

badan 150-200 gram yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan

telah dinyatakan sehat dan belum pernah mendapatkan perlakuan apapun.

Tikus yang dikembangkan di Indonesia termasuk yang dikembangkan di IPB

memiliki rentang berat badan yang lebih ringan yaitu 200-300 gram pada usia

12-16 minggu.25 Dibandingkan dengan hasil budidaya diluar negeri yaitu 400

gram dengan usia 16 minggu.26

3.3.2 Sampel Penelitian

Terdapat empat kelompok pada penelitian ini, yaitu:

a. Kelompok I adalah kelompok N (normal) sebagai kontrol negatif

b. Kelompok II adalah kelompok D (Diabetes Melitus tanpa ekstrak) yaitu

tikus yang diinduksi dengan STZ dan mengalama DM.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

32

c. Kelompok III adalah NE (terapi), yaitu tikus normal dan diberikan terapi

ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/kgBB selama selama 28

hari

d. Kelompok IV adalah DE, yaitu tikus yang telah diinduksi dengan STZ 55

mg/kgBB dan diberikan terapi ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 400

mg/kgBB selama selama 28 hari.

Untuk menentukan jumlah sampel dalam setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus Mead’s Equation Formula. Alasan penggunaan rumus

Mead dalam penelitian ini dikarenakan rumus Mead sering digunakan untuk

perhitungan jumlah sampel yang menggunakan hewan percobaan dan

penelitian eksperimental laboratorium selain itu rumus Mead juga

menghasilkan jumlah sampel minimal dibandingkan dengan rumus lainnya.20,

24

Berikut Mead’s Equation Formula,

Dengan:

E = derajat kebebasan komponen kesalahan dengan rentang diantara

10-20

N = jumlah sampel dalam semua kelompok penelitian (dikurang 1)

B = blocking component (dikurang 1) B=0

T = jumlah kelompok yang diberi perlakuan/terapi (dikurang 1)

E = N-B-T

E = N – B – T

E = N – 0 – T

≥10 = (N-1) – (T-1)

≥10 = (N-1) – (4-1)

≥10 = N -4

N ≥14

E = N – B – T

E = N – 0 – T

≤20 = (N-1) – (T-1)

≤20 = (N-1) – (4-1)

≤20 = N -4

N ≤24

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

33

Hasil dari perhitungan sampel menggunakan rumus Mead didapatkan N=

13 – 24 yang kemudian dibagi menjadi 4 kelompok dengan jumlah yang sama,

maka jumlah sampel minimal yang digunakan adalah 4-6 sampel dalam setiap

kelompok sehingga jumlah sampel adalah 16 sampel. Jumlah sampel berada

direntang 14 sampai 24, sesuai dengan rumus Mead.

3.4 Kriteria Sampel 3.4.1 Kriteria Inklusi 1. Kelompok N : tikus jantan strain Sprague dawley dengan glukosa darah

sewaktu <250 mg/dL.

2. Kelompok D, DE 400 mg/kgBB : tikus jantan strain Sprague dawley

dengan glukosa darah sewaktu >250 mg/dL.

3.4.2 Kriteria Ekslusi

1. Tikus mati sebelum mendapat perlakuan.

2. Tikus yang diinduksi STZ namun tidak mengalami diabetes (GDS <250

mg/dL)

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kandang tikus

2. Tempat makan dan minum

tikus

3. Glucometer merk

easytouch

4. Glucotest strip merk Easy

Touch

5. Neraca digital

6. Spuit 1 cc dan 3 cc

7. Beaker glass

8. Oral sonde

9. Alcohol swab

10. Tissue

11. Skalpel

12. Korek api

13. Minor set

14. Neraca analitik

15. Timbangan milligram

16. Shaker

17. kulkas -80oC

18. Coolbox

19. Tabung reaksi

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

34

20. Micropipet

21. Pipet Multichannel

22. Tabung EDTA

23. Falcon tube

24. Eppendorf

25. Plate

26. Vortex

27. Sentrifugator

28. ELISA reader

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Ekstrak kering buah asam

gelugur

2. Streptozotocin

3. Natrium Sitrat dan Asam

sitrat

4. Sukrosa 10%

5. Ether

6.Reagen Kolesterol

7. Aquades

8. Xylene

9. H2O2 3&

10. Etanol 80%, 90%, dan 100%

11. diaminobenzidine (DAB)

12. Phosphate Buffer Saline

(PBS)

3.6 Adaptasi Hewan Coba

Hewan coba diadaptasikan di Laboratorium Animal House beserta

makanan dan minumannya selama 14 hari. Adaptasi dilakukan agar semua

tikus berada dalam kondisi yang sama saat dilakukan penelitian dan

menghindari hewan mengalami stress.

3.7 Induksi Tikus dengan STZ

Setelah dilakukan adaptasi selama 14 hari, selanjutnya tikus

dipuasakan selama ±16 jam kemudian diinduksi dengan STZ sebanyak 55

mg/kgBB secara intraperitoneal. Sebelum diinduksi dengan STZ, STZ

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

35

dilarutkan dalam buffer sitrat. Setelah diinduksi dengan STZ, tikus diberi

makan yang cukup dan dalam waktu 24 jam diberikan sukrosa 10% peroral

untuk mencegah hipoglikemia. Setelah diinduksi dengan STZ, selama lima

hari menunggu reaksi dari STZ kemudian pada hari ke lima dilakukan

pengukuran kadar glukosa darah menggunakan glukometer. Tikus dengan

kadar glukosa darah sewaktu >250 mg/dl dinyatakan diabetes.

3.8 Pembuatan Sukrosa

Sukrosa yang diberikan adalah sukrosa dengan konsentrasi 10%,

dibuat dengan melarutkan 10 gram sukrosa dalam bentuk bubuk ke dalam 100

ml akuades.

Sukrosa 10% yang telah dibuat diberikan secara oral kepada tikus

diabetes selama 3 hari berturut-turut sebanyak 0,1-0,2 cc per hari.

3.9 Pemberian Ekstrak Buah Asam gelugur pada Tikus

Tikus yang mengalami diabetes (GDS>250 mg/dL) diberikan ekstrak

buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/kgBB selama 4 minggu (hari ke-1

sampai ke-28) secara oral dengan menggunakan alat sonde sebanyak satu kali

sehari.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

36

3.10 Alur Penelitian

Tikus di induksi dengan STZ sebanyak 55 mg/kgBB secara intraperitoneal

Kelompokkan tikus menjadi kemlompok N, NE, D, dan DE (kelompok N & NE memiliki GDS<250 mg/dL & kelompok D & DE

sebaliknya)

Hari ke-1 hingga ke-28 Pemberian ekstrak buah asam gelugur 400

mg/kgBB pada kelompok NE & DE

Hari ke-7, 14, 21, & 28 Ukur GDS kelompok tikus N, NE, D,

dan DE

Hari ke-1 hingga ke-28 (tiap 2 hari sekali) Ukur BB kelompon tikus N,

NE, D, dan DE

Hari ke-28 Semua tikus disacrifice dan diambil darah serta

jantung nya

Darah dimasukkan ke tabung EDTA dan jantung ke tabung eppendorf lalu disimpan dalam kulkas

dengan suhu -80oC

Darah disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15

menit lalu diambil plasmanya

Plasma dicampur dengan reagen kolesterol untuk dihitung kadarnya

Kadar kolesterol dibaca menggunakan ELISA reader

Analisis statistik data kolesterol

Pembuatan preparat jaringan dari organ jantung

Pengamatan jaringan menggunakan mikroskop

Hitung persentase sel otot jantung yang mengalami apoptosis

Analisis statistik data persentase apoptosis sel otot jantung

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

37

3.11 Pengukuran Sampel

3.11.1 Persentase Apoptosis

Persentase apoptosis dihitung dengan mengamati preparat dengan

menggunakan mikroskop Olympus BX41 pada perbesaran 20x dan di foto

dengan software Olympus DP2-BSW pada seluruh lapang pandang setiap

jaringan. Setelah itu jumlah total apoptosis dihitung reratanya menggunakan

Microsoft Excel.

3.11.2 Kadar Kolesterol

Kadar kolesterol yang akan dihitung dilakukan di akhir perlakuan

dengan menggunakan plasma tikus yang sebelumnya telah disacrifice pada

hari ke-28. Tikus terlebih dahulu dibius menggunakan ether sampai tidak

sadarkan diri. Kemudian dilakukan pembedahan dan kemudian mengambil

darah dengan spuit 3 cc dengan needle 26G dari vena kava inferior tikus.

Kemudian darah dimasukkan kedalam tabung EDTA untuk mencegah

koagulasi dan disimpan sementara di dalam coolbox. Darah dalam tabung

EDTA kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 10000

rpm. Sentrifugasi dilakukan untuk mendapatkan plasma tikus. Setelah

plasma dan komponen yang lain telah terpisah, plasma dipindahkan kedalam

tabung eppendorf dan kemudian disimpan didalam kulkas -80° C.

Plasma yang sudah didalam tabung eppendorf kemudian akan

diambil sebanyak 10 μL yang akan dicampur dengan reagen kolesterol

sebanyak 1 mL lalu diletakkan pada plat menggunakan pippet multichannel.

Kemudian plasma dan reagen kolesterol dicampur menggunakan shaker

selama 15 menit, dan terakhir akan di baca hasilnya menggunakan ELISA

reader.

3.11.3 Berat Badan Tikus

Pengukuran berat badan tikus dilakukan setiap 2 hari sekali selama

27 hari yaitu dari hari ke-1 sampai hari ke-27 pemberian ekstrak buah asam

gelugur. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat

badan tikus sebelum dan setelah pemberian ekstrak buah asam gelugur dan

untuk menentukan dosis ekstrak yang akan diberikan setiap harinya.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

38

3.11.4 Glukosa Darah Tikus Tujuan dari pengukuran glukosa darah tikus adalah untuk

mendapatkan perbandingan antara GDS sebelum dan setelah diberikan

ekstrak buah asam gelugur. Pengukuran glukosa darah dilakukan setelah

tikus diinduksi dengan STZ dan sebelum pemberian ekstrak buah asam

gelugur sebanyak lima kali pada hari ke-1, 7, 14, 21, dan 28. Langkah

pertama yang dilakukan adalah tikus dibius di dalam toples yang berisi kapas

yang telah diberi larutan ether dengan tujuan untuk mengurangi rasa nyeri

saat ekornya digores dengan skapel. Sebelumnya ekor tikus dibersihkan

dengan alcohol swab untuk didesinfeksi. Setelah darah keluar dari ekor,

darah kemudian diteteskan pada strip glucotest lalu hasil yang tertera pada

glukometer dicatat. Setelah mendapatkan hasil GDS dilakukan hemostasis

pada ekor dengan proses kauterisasi

3.12 Pembuatan Preparat

3.12.1 Alat Pembuatan Preparat

1. Tahap nekropsi: kapas, minor set, papan potong.

2. Tahap pewarnaan: cover glass, stirrer, oven, inkubator, microwave, kulkas,

micropipette, termometer, beker glass, kertas tisu.

3. Tahap foto: kotak preparat, komputer lab, DVD foto, mikroskop Olympus

BX-41.

3.12.2 Bahan Pembuatan Preparat

1. Tahap nekropsi: ether

2. Tahap pewarnaan: xylene, etanol 80%, etanol 90%, dan etanol 100%,

distillated water, deionized water, asam sitrat, PBS, peroxidase block,

Antibodi primer, protein block, post primary block, novolink polymer, DAB

working solution, ionized water, hematoxylin.

3.13 Tahap Pemrosesan Jaringan

Pada penelitian ini dilakukan pewarnaan TdT-mediated dUTP nick end-

labeling (TUNEL) untuk dapat mengidentifikasi apoptosis sel pada masing-

masing kelompok. Setelah kami mengambil organ jantung tikus, kami

mengirimkan ke bagian Patologi Anatomi FKUI untuk diawetkan dalam

parafin lalu kami meminta bagian Patologi Anatomi FKUI untuk membuat

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

39

preparat dari organ jantung yang kami berikan. Kit pewarnaan TUNEL yang

digunakan adalah Takara bio. Tahap pewarnaan Tunel Takara bio sebagai

berikut.15

1. Deparafinisasi

Preparat mikroskopis yang telah siap, diletakan pada rak preparat,

dan kemudian dicelupkan secara berurutan kedalam 3 toples yang berisi

cairan xylene I, xylene II, dan xylene III dengan cara bergantian masing-

masing selama 5 menit. Pada saat pencelupan, toples diletakkan diatas

Rotamax dengan pengaturan kecepatan ±125 rpm. Setiap sebelum diputar

dengan Rotamax preparat diangkat celup sebanyak 3 kali terlebih dahulu.

Selanjunya preparat dicelupkan secara berurutan kedalam toples

yang berisi cairan etanol 80%, etanol 90%, dan etanol 100% masing-

masing selama 5 menit. Setiap pencelupan, toples diletakkan juga diatas

Rotamax dengan pengaturan kecepatan ±125 rpm. Preparat kemudian

dicelupkan ke dalam toples berisi DW dan diletakkan diatas Rotamax

selama 2 menit.

2. Proses Enzimatik

Mengeringkan dan meletakkan preparat secara berjajar diatas alas.

Kemudian meneteskan Proteinase K sebanyak 10-20 µg/ml dan didiamkan

pada suhu ruangan selama 15 menit. Setelah itu, preparat dicelupkan

kedalam toples berisi cairan PBS yang selanjutnya diputar diatas Rotamax

sebanyak 2 kali dengan PBS yang berbeda masing-masing selama 10 menit.

3. Proses inaktivasi endogen peroksidase

Meneteskan H2O2 3% pada setiap preparat sampai seluruh

permukaan potongan organ tertutup. Kemudian ditunggu selama 5 menit.

Setelah itu preparat dicelupkan kembali kedalam toples berisi cairan PBS

yang kemudian diputar selama 10 menit, kemudian diganti dengan cairan

PBS yang baru. Kemudian preparat diputar kembali diatas Rotamax selama

5 menit.

4. Proses labeling

Meneteskan Labeling reaction mixture 50µl (berisi 5 µl TdT enzyme

dicampurkan dengan 45 µl Labeling safe buffer) pada masing-masing

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

40

preparat dan ditutup dengan cover glass. Preparat dimasukan kedalam

wadah humidified chamber dan dioven dengan suhu 37o C selama 70 menit.

Setelah itu preparat dikeluarkan dari oven dan cover glass nya dibuka.

Preparat kembali diletakkan pada rak, dan dicelupkan ke dalam toples

berisi cairan PBS yang diputar diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS

yang berbeda masing-masing selama 5 menit.

5. Proses reaksi antibodi

Meneteskan anti-FITC HRP conjugate sebanyak 70 µl pada masing-

masing preparat dan ditutup dengan cover glass. Preparat dimasukan ke

dalam oven dengan suhu 37oC selama 30 menit. Selanjutnya preparat

dikeluarkan dari oven dan cover glassnya dibuka. Setelah itu, preparat

kembali diletakkan pada rak dan dicelupkan ke dalam toples berisi cairan

PBS yang kemudian diputar diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS

yang berbeda masing-masing selama 5 menit.

6. Proses pewarnaan akhir

Preparat dimasukan ke dalam toples berisi diaminobenzidine (DAB)

dan diletakkan diatas Rotamax selama 12 menit. Kemudian preparat

dicelupkan ke dalam toples berisi Deionized water yang kemudian diputar

diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan Deionized water yang berbeda

masing-masing selama 5 menit.

7. Proses Counterstaining

Meneteskan methyl green 3% pada masing-masing preparat sampai

seluruh permukaan potongan organ tertutup. Setelah itu ditunggu sampai 7

menit. Kemudian preparat dicelupkan ke dalam toples berisi Deionized

water dan diputar diatas Rotamax selama 5 menit.

8. Proses dehidrasi preparat

Preparat diangkat-celupkan sebanyak 3 kali secara berurutan

kedalam toples yang berisi cairan etanol 80 %, etanol 90%, etanol 100%,

Kemudian celupkan satu persatu preparat kedalam xylene dan dikeringkan.

9. Fiksasi preparat

Setelah preparat kering, kemudian diteteskan entelan diatas

potongan organ preparat sebanyak 1 tetes dan ditutup dengan cover glasss

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

41

ambil diamati sampai tidak terdapat gelembung udara. Preparat didiamkan

minimal 12 jam.

3.14 Pengamatan Jaringan

Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop Olympus BX41 pada

perbesaran 20x dan di foto dengan software Olympus DP2-BSW pada seluruh

lapang pandang setiap jaringan pada masing-masing preparat. Persentase

apoptosis sel dan diameter sel otot jantung dihitung dengan cara menghitung

jumlah total apoptosis dalam semua lapang pandang dalam satuan persen dan

persentase rerata ukuran diameter sel otot jantung.

3.15 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengambilan data dari hasil

penelitian, data diolah menggunakan program SPSS versi 23.0. jenis

penelitian ini termasuk analitik kategorik numerik, yang membandingkan

variabel dengan skala pengukuran numerik pada lebih dari dua kelompok,

maka yang digunakan adalah uji Oneway Anova.

Sebelumnya dilakukan uji normalitas data, jika salah satu uji tersebut

tidak terpenuhi maka dilakukan transformasi data. Ketika uji transformasi data

tidak berhasil maka dilakukan uji non-parametric Kruskal-Wallis dan Mann-

whitney.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kadar Kolesterol

Data persentase apoptosis merupakan persentase rerata jumlah apoptosis sel pada

organ jantung. Grafik dari kadar kolesterol kelompok tikus N (tikus normal) sebagai

kontrol negatif, kelompok tikus NE (tikus normal yang kemudian diberi terapi ekstrak

buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/KgBB selama 28 hari), kelompok tikus D

(tikus DM tanpa ekstrak) sebagai kontrol positif dan kelompok tikus DE (tikus DM

karenainduksi STZ yang kemudian diberi terapi ekstrak buah asam gelugur dengan

dosis 400 mg/KgBB selama 28 hari) sebagai berikut:

Grafik 4.1. Rerata Kolesterol (mg/dL) pada Semua Kelompok Tikus

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Grafik 4.1. menunjukkan bahwa rerata kolesterol pada kelompok tikusDM

dengan terapi memiliki kadar kolesterol terendah yaitu 143 mg/dL dan pada

kelompok tikus DM tanpa terapi memilik kadar kolesterol sebesar 174 mg/dL. Data

tersebut menunjukkan bahwa rerata kadar kolesterol kelompok tikus DM dengan

184 197 174

143

-

50

100

150

200

250

N NE D DERer

ata

Kol

este

rol (

mg/

dL)

NS NS NS

NS NS

NS

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

43

terapi memiliki nilai lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok DM tanpa

terapi.

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas seluruh data kolesterol adalah

p>0,05 yang artinya data terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji One Way

Anova untuk mengetahui perbedaan rerata kolesterol antar kelompok penelitian, yang

apabila hasil p-value<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata

kolesterol antar semua kelompok penelitian dan apabila hasil p-value>0,05 artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar kolesterol antar semua kelompok

penelitian.

Hasil analisis statistik dari uji One Way Anova didapatkan nilai p-value sebesar

0,348 yang artinya terdapat perbedaan rerata kolesterol yang tidak signifikan antar

semua kelompok penelitian.

Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan pada rerata kolesterol antar semua kelompok penelitian,

yang apabila hasil p-value<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan rerata

kolesterol dan apabila hasil p-value>0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada kadar kolesterol antar semua kelompok penelitian.

Tabel 4.1. Hasil analisis uji statistik LSD rerata kadar kolesterol semua kelompok

penelitian

Uji Sampel Sampel p-value

LSD

N NE 0,652

DE 0,197

D 0,750

NE N 0,652

DE 0,098

D 0,448

DE N 0,197

NE 0,098

D 0,313

D N 0,750

NE 0,448

DE 0,313

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

44

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05

Hasil dari uji LSD yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 menunjukkan tidak ada

hasil uji LSD yang memiliki nilai p-value<0,05 , yang artinya tidak terdapat

perbedaan signifikan pada perbandingan rerata kolesterol antar semua kelompok

penelitian.

Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah asam gelugur 400

mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan kadar kolesterol pada tikus DM

walaupun penurunannya tidak signifikan. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori

pendudukan reseptor dalam hubungan antara dosis dan intensitas efek. Reseptor

enzim ATP sitrat liase dapat mengalami kejenuhan sehingga efek ekstrak buah asam

gelugur tidak meningkatkan efek hipolipidemi. 35

4.2. Persentase Apoptosis

Data persentase apoptosis merupakan persentase rerata jumlah apoptosis sel

pada organ jantung kelompok tikus normal (Kelompok N) sebagai kontrol negatif,

kelompok tikus DM tanpa terapi (Kelompok D) sebagai kontrol positif, dan kelompok

tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400

mg/kgBB (Kelompok DE) selama 28 hari sebagai perlakuan adalah sebagai berikut:

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

45

Grafik 4.2. Rerata Persentase Jumlah Apoptosis Sel Jantung (%) dan Hasil Uji Mann-

Whitney

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05, NS= Not

Significant

Grafik 4.2. menunjukkan bahwa persentase rerata jumlah apoptosis sel jantung

pada kelompok tikus normal dengan terapi memiliki nilai terendah yaitu 5% diikuti

dengan kelompok tikus normal sebesar 8% dan pada kelompok tikus DM dengan

terapi dengan nilai 22,33%. Sedangkan pada kelompok tikus DM tanpa terapi

memiliki nilai persentase rerata jumlah apoptosis sel jantung tertinggi yaitu 75,56%.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah persentase rerata apoptosis sel jantung

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB selama 28 hari memiliki nilai lebih rendah jika dibandingkan dengan

kelompok tikus DM tanpa terapi.

Pada penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas pada seluruh data rerata

apoptosis sel jantung adalah p<0,05 yang artinya data terdistribusi tidak normal,

sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbedaan rerata apoposis

sel jantung antar kelompok penelitian, yang apabila hasil p-value<0,05 artinya

terdapat perbedaan yang signifikan rerata apoptosis sel jantung antar semua kelompok

8 5

75.56

22.33

-200

20406080

100

N NE D DERer

ata

Apo

ptos

is (%

)

Kelompok Tikus

*

NS NS *

NS

*

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

46

penelitian dan apabila hasil p-value>0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada rerata apoptosis sel jantung antar semua kelompok penelitian.

Tabel 4.2. Hasil Analisis Uji Statistik Kruskal-Wallis Persentase Rerata Apoptosis

Sel Jantung pada Semua Kelompok Penelitian

Kelompok Mean Rank p-value Kruskal-Wallis

N 6,50

0,004* NE 2,50

D 13,25

DE 10,33

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05

Setelah mendapatkan hasil uji Kruskal-Wallis yang hasilnya p<0,004 (p<0,05)

artinya terdapat perbedaan yang signifikan rerata apoptosis sel jantung antar semua

kelompok penelitian.

Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan rerata

apoptosis sel jantung antara dua kelompok penelitian, yang apabila hasil p-value<0,05

artinya terdapat perbedaan yang signifikan rerata apoptosis sel jantung antara dua

kelompok penelitian dan apabila hasil p-value>0,05 artinya tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada rerata apoptosis sel jantung antara dua kelompok penelitian.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

47

Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Statistik Mann-Whitney Persentase Apoptosis Sel

Jantung

Kelompok p-value Mann-Whitney

N vs NE 0,036*

N vs DE 0,019*

N vs D 0,019*

NE vs DE 0,020*

NE vs D 0,020*

DE vs D 0,043*

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05

Dari hasil analisis uji statistik Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan

yang signifikan pada rerata apoptosis sel jantung kelompok tikus normal

dibandingkan dengan kelompok tikus normal dengan terapi (p-value = 0,036),

kelompok tikus normal dibandingkan dengan kelompok tikus DM dengan terapi (p-

value = 0,019), kelompok tikus normal dibandingkan dengan kelompok DM tanpa

terapi (p-value = 0,019), kelompok tikus normal dengan terapi dibandingkan

kelompok tikus DM dengan terapi (p-value = 0,020), dan kelompok tikus normal

dengan terapi dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi (p-value =

0,020), dan kelompok tikus DM dengan terapi dibandingan dendan tikus DM tanpa

terapi (p-value = 0,043).

Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) 400 mg/kgBBselama 28 hari dapat menurunkan persentase rerata

apoptosis sel jantung secara signifikan pada kelompok tikus DM dibandingkan

dengan kelompok tikus DM tanpa terapi, normal maupun normal dengan terapi.

Penurunan persentase apoptosis sel otot jantung terjadi karena buah asam gelugur

memiliki beberapa kandungan seperti asam sitrat, asam tartarat, asam malat dan asam

askorbat yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah apoptosis sel. 3,33

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

48

Gambar 4.1 Apoptosis Sel Otot Jantung

Keterangan :

Gambar A: Tanda panah hitam: Contoh sel normal

Tanda panah merah: Contoh sel apoptosis (fragmentasi DNA yang terdeteksi oleh kit TUNEL TAKARA dengan metode labeling berupa inti sel yang lebih pekat)

Gambar B: Kelompok tikus normal dengan dengan terapi ekstrak buah asam gelugur

(Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB selama 28 hari.

Gambar C: Kelompok tikus DM tanpa terapi.

Gambar D:Kelompok tikus DM dengan dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB selama 28 hari.

B

C D

A

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

49

4.3. Glukosa Darah

Data glukosa darah yang diambil pada penelitian ini diambil dari jumlah rerata

glukosa darah pada awal penelitian hari ke-1 (saat tikus dinyatakan normal atau DM),

hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28. Kelompok N merupakan kelompok

tikus yang normal, kelompok NE merupakan kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB selama 28 hari,

kelompok DE merupakan kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam

gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB, dan kelompok D merupakan kelompok

tikus DM tanpa diberikan terapi. Data yang didapatkan selama penelitian adalah:

Tabel 4.4. Rerata & Standar Deviasi Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL) pada hari ke-1,

hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28 dari semua kelompok penelitian

Sampel Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28

N 135,17±14,03 136,67±11,59 137,00±15,21

149,33±9,73

149,50±11,38

NE 162±15,01

94.5±1,73

99±18,48

96±5,77

91,5±15,59

D 598±4,47 466,60±70,45

551,60±70,26

514,80±87,20

600±0,00

DE 590,83±22,45 471,60±187,24 475,67±170,76 411,17±135,.13 417,83±193,35

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normaldengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

50

Grafik 4.3. Rerata Glukosa Darah Sewaktu pada Tiap Kelompok

Keterangan :N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Tabel 4.4. dan Grafik 4.3. menunjukkan bahwa rerata kadar glukosa darah

sewaktu kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) 400 mg/kgBB selama 28 hari mengalami penurunan pada pengukuran

glukosa darah dari hari ke-1 hingga hari ke-21 meskipun tidak mencapai kadar

glukosa darah pada hari ke-1, dan mengalami peningkatan di hari ke-28. Kadar rerata

glukosa darah pada kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur

memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa

terapi, namun tidak mencapai kadar rerata glukosa darah kelompok tikus normal.

Hasil pengukuran rerata glukosa darah pada kelompok tikus normal berada

dalam nilai normal yaitu <200 mg/dL. Pemberian STZ pada tikus dapat meningkatkan

rerata glukosa darah pada kelompok tikus DM dibandingkan dengan kelompok tikus

normal, karena STZ dapat menyebabkan alkilasi DNA dan nekrosis sel β pankreas

secara irreversible yang akhirnya mempengaruhi produksi insulin yang akhirnya

mempengaruhi kadar glukosa dalam darah.15

0.00100.00200.00300.00400.00500.00600.00700.00

1 7 14 21 28

GD

S (m

g/dL

)

Hari

N

NE

D

DE

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

51

Tabel 4.5. Rerata Rasio Glukosa Darah Sewaktu Hari-1 dan Hari-28

Sampel Rerata GDS

Hari-1 (mg/dL)

Rerata GDS

Hari-28 (mg/dL)

(Hari-28 - Hari-1)/Hari-

1*100%

N 135,17 149,50 10,6% (Naik)

NE 162 91.5 43,52 % (Turun)

D 598 600 0,33% (Naik)

DE 590,83 417,83 29,28 % (Turun)

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Berdasarkan Tabel 4.5. menunjukkan penurunan kadar glukosa darah pada

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur 400 mg/kgBB selama

28 hari sebesar 29,28%. Sedangkan pada kelompok DM tanpa terapi terdapat

peningkatan kadar glukosa darah sebesar 0,33%, pada kelompok tikus normal

terdapat peningkatan kadar glukosa darah sebesar 10,6%, dan pada kelompok tikus

normal dengan terapi terdapat penurunan kadar glukosa darah sebesar 29,28%.

Hal pertama yang dilakukan saat menganalisis data statistik adalah melakukan

uji normalitas pada seluruh data GDS untuk mengetahui distribusi data. Pada

penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas seluruh data GDS terdistribusi tidak

normal dengan nilai p<0,05, sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui

perbedaan rerata GDS antar kelompok penelitian, yang apabila hasil p<0,05 artinya

terdapat perbedaan yang signifikan pada rerata GDS antar semua kelompok penelitian.

Setelah dilakukan uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai p-value sebesar 0,001

artinya terdapat perbedaan rerata GDS yang signifikan antar semua kelompok

penelitian. Berikut ini hasil rerata GDS uji Kruskal-Wallis antar semua kelompok:

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

52

Tabel 4.6. Hasil analisis uji statistik Kruskal-Wallis Rerata GDS

Sampel Rerata GDS (mg/dL) p-value Kruskal-Wallis

N 141,53

0,001 NE 108,60

D 427,31

DE 473,42

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan rerata

glukosa darah antar kelompok tikus mana yang memiliki perbedaan GDS yang

signifikan pada hari ke-27. Hasil dari uji Mann-Whitney yang nilai p<0,05

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada data tersebut.

Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) 400 mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah

tikus DM secara signifikan dibandingkan dengan tikus DM tanpa terapi. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Rasha HM tahun 2015 menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 200 mg/kgBB selama 28 hari pada tikus

diabetes tipe 2 yang diinduksi streptozotosin (STZ) memberikan hasil yang efektif

pada penurunan glukosa darah.7

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

53

*

Grafik 4.4. Rerata GDS & Hasil analisis statistik uji Mann-Whitney antar

kelompok tikus pada hari ke-27

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).*=p<0,05 , NS = Not

Significant

Uji Mann-Whitney pada Grafik 4.4 menunjukkan terdapat perbedaan rerata

kadar glukosa darah yang signifikan antara kelompok tikus DM dengan terapi

dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi (p = 0,034), kelompok tikus

normal dibandingkan dengan kelompok tikus normal dengan terapi (p = 0,010),

kelompok tikus normal dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi (p =

0,004), kelompok tikus normal dengan terapi dibandingkan dengan kelompok tikus

DM dengan terapi (p = 0,017), kelompok tikus normal dengan terapi dibandingkan

dengan kelompok tikus DM tanpa terapi (p =0,007) terdapat perbedaan rerata kadar

glukosa darah yang tidak signifikan antara kelompok tikus normal dibandingkan

dengan DM dengan terapi (p = 0,054).

149.5 91.5

546.2 417.83

-1000

100200300400500600700

N NE D DE

GD

S (m

g/dL

)

NS NS

*

*

* *

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

54

Tabel 4.7. Hasil analisis uji statistik Mann-Whitney perbedaan rerata GDS antara

kelompok tikus DE dibandingkan dengan kelompok tikus D

Hari Kelompok tikus p – value Mann-Whitney

1

DE vs D

1,000

7 0,201

14 0,304

21 0,197

28 0,034*

Keterangan : DE = kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur

(Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB, D = kelompok tikus DM tanpa terapi, *= p <

0,05

Uji Mann-Whitney dilakukan kembali untuk mengetahui perbedaan rerata kadar

glukosa darah kelompok tikus DM dengan terapi dibandingkan dengan kelompok

tikus DM tanpa terapi. Hasil uji Mann-Whitney pada Tabel 4.7 menunjukkan hasil

perbandingan rerata glukosa darah tikus DM dengan terapi dibandingkan dengan

kelompok tikus DM tanpa terapi memiliki perbedaan yang signifikan pada hari ke-28

(p = 0,034). Sedangkan pada hari ke-7,14, dan 21 rerata glukosa darah kelompok tikus

DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur mengalami penurunan dan rerata

glukosa darah kelompok tikus DM tanpa terapi mengalami peningkatan, namun

perbedaan rerata kadar glukosa darah antara ke dua kelompok tikus tersebut tidak

berbeda signifikan.

4.4 Berat Badan (BB)

Data berat badan pada semua kelompok tikus yang diambil setiap dua hari

dimulai dari hari ke-1 sampai hari ke-27. Data yang diambil adalah persentase

rerata berat badan pada semua kelompok. Berikut ini data persentase rerata berat

badan pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-27:

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

55

Grafik 4.5. Persentase Rasio Berat Badan Tiap Kelompok Penelitian

Keterangan: N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Tabel 4.8. Rasio BB Selama 27 hari

Sampel Rerata BB Hari-1 Rerata BB Hari-27 Rerata Hari-27 - Hari-1/Hari-1*100%

N 160,33 216,5 35,03% (Naik)*

NE 181,5 230,5 18,57% (Naik)

D 136,85 144,57 5,99%(Turun)

DE 150,2 141,2 0,94%% (Naik)

Keterangan : H1 = Hari pertama, H-25 = Hari ke-25, N = normal (n=6), NE = normal

dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4).

DE= kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) 400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5), *= p <

0,05.

Grafik 4.5. dan Tabel 4.8. menunjukkan bahwa terjadi peningkatan BB pada

kelompok tikus DM dengan terapi yaitu sebesar 0,94%. Begitu pula pada kelompok

tikus normal dan tikus normal dengan terapi yang masing-masing mengalami

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27

BB

(%gr

)

Hari

N

N+C

DM+C

DMTE

N

NE

DE

D

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

56

peningkatan BB sebesar 35,03% dan 18,57%, sedangkan pada kelompok tikus DM

tanpa terapi mengalami penurunan BB yaitu sebesar 5,99%.

Kenaikan BB yang terjadi pada tikus DM yang diberikan terapi ekstrak buah

asam gelugur kemungkinan terjadi karena terdapat perbaikan glukosa darah, hal

tersebut terjadi karena ekstrak buah asam gelugur memiliki kandungan yang dapat

mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak sehingga tidak terjadi pemecahan

cadangan makanan. 7,16

Kemudian dilakukan uji normalitas terlebih dahulu pada seluruh data BB tikus

untuk mengetahui distribusi data. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi

data tidak normal sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis. Berikut ini data hasil uji

Kruskal-Wallis rerata BB pada hari ke-27 pada semua kelompok penelitian:

Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Statistik Kruskal-Wallis Rerata BB hari ke-27

Sampel BB hari ke-27 (%gr) p-value Kruskal-Wallis

N 137.73

0,025* NE 135.71

D 84.69

DE 99.60

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *p<0,005

Hasil uji Kruskal-Wallis yang terdapat pada Tabel 4.9. menunjukkan nilai

p=0,025 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan BB yang signifikan pada semua

kelompok penelitian di hari ke-27.

Setelah melakukan uji Kruskal-Wallis, dilakukan uji Mann-Whitney untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan BB yang signifikan secara statistik antar

kelompok tikus pada hari ke-27, yang apabila hasil p-value<0,05 menunjukkan data

tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

57

Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Statistik Mann-Whitney Perbandingan BB pada Hari

ke-27

Kelompok Tikus p-value Mann-Whitney

N vs NE 1,000

N vs DE 0,025*

N vs D 0,018*

NE vs DE 0,032*

NE vs D 0,138

DE vs D 0,361

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5).

Hasil uji Mann-Whitney pada Tabel 4.10 menunjukkan terdapat perbedaan

BB yang signifikan pada kelompok tikus normal dibandingkan dengan kelompok

tikus DM dengan terapi (p-value = 0,025), kelompok tikus normal dibandingkan

dengan kelompok tikus DM tanpa terapi (p-value = 0,018) dan kelompok tikus

normal dengan terapi dibandingkan dengan kelompok tikus DM dengan terapi (p-

value 0,032). Tetapi lain halnya dengan kelompok tikus normal dibandingkan dengan

kelompok tikus normal dengan terapi, kelompok tikus normal dengan terapi

dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi dan kelompok tikus DM

dengan terapi dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi, ketiga

perbandingan kedua kelompok tikus tersebut tidak memiliki perbedaan yang

signifikan karena memiliki nilai p-value>0,05.

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

58

Grafik 4.6. Hasil analisis uji Mann-Whitney Perbandingan BB dan Rerata BB antar

kelompok tikus pada hari ke-27

Keterangan : N = kelompok normal (n=6), NE = kelompok tikus normal dengan terapi

ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) 400 mg/kgBB (n=4). DE =

kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis)

400 mg/kgBB (n=6). D = kelompok tikus DM tanpa terapi (n=5). *=p<0,05 , NS =

Not Significant

Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah asam gelugur 400

mg/kgBB selama 28 hari dapat meningkatkan BB tikus DM, walaupun hal ini

berbanding terbalik dengan efek kandungan asam gelugur yang dapat menurunkan

berat badan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini juga tidak sejalan

dengan penelitian Mahmoud dan Amer tahun 2013 menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak buah asam gelugur dengan dosis 400 mg/kgBB selama 14 hari dapat

menurunkan berat badan tikus secara signifikan. 23

4.5. Keterbatasan Penelitian

1. Kurangnya varian dosis pada penelitian sehingga tidak mengetahui efek pada

dosis yang lebih besar ataupun lebih kecil

2. Hanya mengobservasi selama 28 hari, sehingga tidak mengetahui efek terapi

apabila durasi terapi dilakukan lebih lama.

137.73 135.71

84.69 99.60

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00140.00160.00

N NE D DE

%B

B (g

r)

*

*

*

* NS NS

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini peneliti dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Pemberian ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) dengan dosis

400 mg/kgBB selama 28 hari didapatkan penurunan pada kadar kolesterol

tetapi tidak bermakna secara statistik (p-value>0,05) pada tikus Sprague

dawley yang diinduksi STZ.

2. Pemberian ekstrak buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) dengan dosis

400 mg/kgBB selama 28 hari didapatkan penurunan persentase apoptosis sel

otot jantung dan bermakna secara statistik (p-value=0,004) pada tikus

Sprague dawley yang diinduksi STZ.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) dengan membandingkan berbagai dosis agar dapat ditentukan

dosis terbaik yang dapat digunakan sebagai terapi pasien DM.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek buah asam gelugur (Garcinia

atroviridis) pada durasi yang lebih lama (> 28 hari).

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak buah asam

gelugur terhadap persentase apoptosis sel organ yang berbeda dengan dosis

dan lama pemberian yang berbeda.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek samping ekstrak buah asam

gelugur yang digunakan sebagai terapi DM.

5. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas ekstak buah asam

gelugur dalam profil lipid.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

1

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo,Aru W. dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Diabetes

Melitus di Indonesia. Jakarta: Interna Publishing. hlm. 1874-78

2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Konsensus Pengelolaan dan

Pencegahan Diabetes MelitusTipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB.

Perkeni. hlm. 1-31

3. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014 .

Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta : Infodatin Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI; hlm. 1 & 5

4. World Health Organization . 2016. Global Report on Diabetes. Diunduh

dari

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pd

f pada 15 April 2017 padapukul 07.15 WIB. hlm. 11

5. Anonim. 2007. Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama; hlm. 19

6. Hughes, Kerry., N, M Talbott, Shawn. 2007. The Health Professional's

Guide to Dietary Supplements. USA: Lippincott williams&wilkins; hlm.

19

7. HM, Rasha et al. 2015. The Biological Importance Of Garcinia Cambogia:

A review.

Diunduh dari https://www.omicsonline.org/open-access/the-biological-

importance-of-garcinia-cambogia-a-review-2155-9600-S5-004.pdf pada

14 April 2017 pukul 15.00 WIB. (hlm. 1-3)

8. Guyton, Hall JE. 2006. Guyton textbook of Medical Physiology 11th ed.

Pennysylvania : Elsivier. hlm. 1015-27

9. Hans T. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes

Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan

Mudah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

10. Longo.,Fauci., Kasper., Hauser., Jameson., Loscalzo. 2012. Harrison’s

Principles of Internal Medicine 8th ed. USA: McGraw-Hill.

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

2

11. Sigurd, Lenzen. 2008. The Mechanism of alloxan and streptozotocin

induced diabetes. MH-Hannover: Institute of Experimental Diabetes

Research. Hlm. 216-217

12. Zulkarnain. 2013. Perubahan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Tikus

Sprague Dawley yang Diinduksi Streptozotosin Dosis Rendah. Jurnal

Kedokteran Syiah Kuala Vol. 13. hlm. 71-72

13. Srinivasan K, Ramarao P. 2007. Animal Models in Type 2 Diabetes

Research : an Overview. Indian J Med Res. 125 : 451-72.

14. Szkudelski T. 2001. The mechanism of alloxanand streptozotocin action

in B cells of therat pancreas. Physiol Res. 50 :537-46.

15. Goud, BusineniJayasimha., V, Dwarakanath., Swamy, B.K. Chikka. 2015.

Streptozotocin – A Diabetogenic Agent in Animal Models. IJPPR. Human,

2015; Vol. 3 (1): 253-269.

16. Jena et al 2002, Chemistry and Biochemistry of (−)-Hydroxycitric Acid

from Garcinia, Journal of Agricultural and Food Chemistry 50(1):10-22

17. Jena, B. S. et al. 2002. Chemistry and Biochemistry of (−)-Hydroxycitric

Acid from Garcinia. India : Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Hlm. 10

18. Kumar, Abbas, Fausto.2007. Pathologic Basis of Disease. 7th ed. USA:

Saunders.

19. Boudina, S., Abel, E.D. 2010. Diabetic Cardiomiopathy, Causes and Effects.

Rev Endocr Metab Disord. 2010 March ; 11(1): 31-39. 2-4

20. Takara Bio. In situ Apoptosis Detection Kit. Diunduh dari

http://www.takara.co.kr/file/manual/pdf/mk599_e_0712.pdf pada tanggal

6 Maret 2017 pada pukul 15.30 WIB.

21. Miki, T., Yuda, S., Kouzu, H., Miura, T. 2013. Diabetic Cardiomiopathy:

Pathophysiology and Clinical Features. Heart Fail Rev 18: 149-1166. h149-

150, h157-158

22. Mahmoud, Ghada S., Amer, Ayman S. 2013. Effect of Natural Extract of

Hydroxycitric Acid on Lipid Profile, Liver, and Testes of Adult Male Rats.

AAMJ Vol 11 (1): 166-167

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

3

23. Abeeleh, M.A., Ismail, Z.B., Alzaben, K.R., Abuhalaweh, S.A., et al. 2009.

Induction of Diabetes Mellitus in Rats Using Intraperitoneal

Streptozotocin: A Comparison between 2 Strains of Rats, European

Journal of Scientific Research, 32: 401

24. Sing, A.S., Masuku, M.B. 2014. Sampling Techniques & Determination of

Sample Size in Applied Statistics Research: an Overview. IJECM Vol. II,

Issue 11, Nov 2014.

25. Heperian.Pengaruh pemberian ekstrak etanol biji jengkol (Pithechellobium

labatum Benth.) terhadap kadar trigliserida pada tikus putih (Rattus

novergicus) jantan galur Sprague dawley yang diinduksi aloksan.

Repository Universitas Lampung. 2014: hlm. 32

26. Taconic booklet. 2009. Sprague dawley rat. United States: Taconic.

Diunduh dari www.taconic.com pada tanggal 17 Maret 2017 pada pukul

15.30 WIB.

27. Horn CC, Kimball BA, Wang H, Kaus J, Dienel S, et al. 2013. Why Can’t

Rodents Vomit? A Comparative Behavioral, Anatomical, and

Physiological Study. PLOS ONE Vol. 8, Issue 4: hlm. 14

28. Hassan, Dr. W. E. 2006. Healing Herbs of Malaysia. Kuala Lumpur: Federal Land Development Agency.

29. Bodeker, G. 2009. Health and Beauty from the Rainforest: Malaysian Traditions of Ramuan. Kuala Lumpur: Didier Millet.

30. C, Anthony. A review of Asam gelugor (Garcinia atroviridis) Griff. Ex T. Aders. Diunduh dari www.dweckdata.com pada tanggal 26 September 2017 pada ukul 21.51 WIB.

31. Duke, James: Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases

Chemicals and their Biological Activities in: Garcinia atroviridis

(Clusiaceae) –Asam Gekugor. Agricultural Research Services.

32. Tisdale, Eric J.; Kochman, David A. and Theodorakis, Emmanuel A. 2003

A Total synthesis of atroviridin. Tetrahedron Letters 44. Hlm. 3281–3284

33. Achmadi, S.S. 2001. Institut Pertanian Bogor (Indonesia). Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. The potency of potassium

hydroxycitrate derived from gelugur fruit (Garcinia atroviridis) in reducing

body weight and cholesterol levels in rats. Hayati (Indonesia), v. 8(1) hlm.

23-26

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

4

34. Abdullah, Ainnie Rahayu., Bakhari, Nor Aziyah., Osman, Hasnah. 2013.

Study on the Relationship of the Phenolic, Flavonoid, Tannin Content to

the Antioxidant Activity of Garcinia Atroviridis. Universal Journal of

Applied Science. Hlm. 95-99

35. Gunawan, GS, Setiabudy R, Nafrialdi. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi

5. Jakarta: BPFKUI. Hlm 17-18

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

5

LAMPIRAN

Lampiran 1 Cara Perhitungan

1. Perhitungan Buffer Sitrat Buffer sitrat digunakan sebagai pelarut STZ

Konsentrasi buffer sitrat yang digunakan adalah 0,1 M.

Untuk mendapatkan buffer sitrat 0,1 M maka harus mencampurkan :

20 ml Natrium Sitrat + 20 ml Asam Sitrat

Larutan A: 0,576 gram Natrium Sitrat bubuk+ 20 ml akuades steril (Dicampur menggunakan stirer)

Larutan B: 0,516 gram Asam Sitrat bubuk + 30 ml akuades steril (Dicampur menggunakan stirer)

Larutan A dan B dicampur menggunakan stirer

Terbentuk buffer sitrat 0,1 M

pH buffer sitrat diukur menggunakan pH meter yang sudah terkalibrasi

dengan target pH 4,5

Menambahkan NaOH jika pH buffer sitrat terlalu asam atau

Menambahkan HCl jika pH buffer terlalu basa

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

6

2. Perhitungan Dosis Streptozotosin • Dosis streptozotosin yang digunakan adalah 55 mg/kgBB. !! !"!!"

= !! !"!""" !"#$

= !,! !"!"" !"#$

100 gram BB dilarutkan dengan 0,1 ml buffer sitrat

Maka !,! !"!,! !"

Dari hasil pengukuran BB tikus, rerata BB tikus yang akan disuntik pada hari

ke-1 adalah 1200 gram (37 tikus) termasuk tikus dengan ekstrak okra dan

salam

• Pencampuran STZ dengan buffer sitrat :

1. Hitung BB tikus yang akan disuntik (co: 1200 gram)

2. Dosis STZ = !! !"!"" !"#$

x BB tikus (gram)

= !! !"!"" !"#$

x 1200 gram

= 660 mg untuk 37 tikus

3. Menentukan dosis buffer sitrat (pelarut) yang digunakan

Dosis buffer sitrat yang digunakan = !! !"!,! !"

= !!" !"!

𝑥 = 1,2 ml buffer sitrat

3. Perhitungan Dosis Ekstrak Buah Asam Gelugur Dosis ekstrak buah asam gelugur yang digunakan adalah 400 mg/kgBB.

!"" !"!! (!"#$)

= !"" !"!""" !"#$

= !" !"!"" !"#$

=100 gr dilarutkan dengan 0,1 ml aquades steril

Maka !" !"!,! !"

Contoh dosis ekstrak buah asam gelugur untuk BB rata-rata tikus 1200 gram : !" !"

!"" !"#$ x 1200 gr = 480 mg

Dosis pelarut untuk ekstrak buah asam gelugur : !" !"!,! !"

= !"# !"!

𝑥 = 1,2 ml aquades steril

Jadi untuk melarutkan 480 mg ekstrak buah asam gelugur diperlukan 1,2 ml

aquades steril. Setiap hari BB tikus akan berubah, oleh karena itu setiap hari

pelarut dan dosis akan berbeda.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

7

Lampiran 2 Surat Keterangan Tikus Sehat

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

8

Lampiran 3 Surat Keterangan Identifikasi Tanaman

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

9

Lampiran 4 Gambar Proses Penelitian

Adaptasi tikus, Pembuatan sukrosa, Buffer Sitrat, STZ, dan Ekstrak buah asam gelugur

Gambar 7.3 Tikus sampai di animal house dan dilakukan adaptasi

Gambar 7.4 Penimbangan sukrosa

Gambar 7.5 Pencampuran sukrosa dengan akuades

steril dengan stirer

Gambar 7.11 Penyuntikkan Streptozotosin intraperitoneal

Gambar 7.9 Buffer Sitrat

Gambar 7.6 Sukrosa 10% Gambar 7.7 Pembuatan Buffer sitrat

Gambar 7.10 Streptozotosin

Gambar 7.8 Standar pH

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

10

(Lanjutan)

Gambar 7.14 Ekstrak buah cambogia disonde

melalui oral

Gambar 7.15 Proses sacrifice

Gambar 7.16 Darah dari vena cava inferior di dalam tabung EDTA

Gambar 7.12 Ekstrak kering buah asam

gelugur

Gambar 7.17 Darah dan organ tikus dimasukkan

ke dalamcoolbox

Gambar 7.13 Penimbangan ekstrak kering buah cambogia

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

11

Lampiran 5 Hasil Data Uji Statistik

a. Uji Normalitas GDS

b. Uji Kruskal-Wallis GDS

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

12

(Lanjutan)

c. Uji Normalitas BB

d. Uji Kruskal-Wallis BB

e. Uji Normalitas Kadar Kolesterol

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

13

Lampiran 6 Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Fheby Syabrina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 30 Mei 1996

Agama : Islam

Alamat : jl. Perumahan bukit pamulang indah blok E 17 No.3

e-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1999-2001 : TK Islam Ananda Pondok Cabe

2002-2008 : SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang

2008-2011 : SMP Islam Al-Azhar 17 Bintaro

2011-2014 : SMA Islam Nurul Fikri Boarding School

2014-Sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37292/1/FHEBY... · PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia

14

Lampiran 7 Surat Persetujuan Etik

Pemberian Ekstrak Kering Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis) secara Oral memperbaiki kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Persentase Apoptosis Sel Otot Jantung pada Tikus dengan Diabetes Akut