pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

31
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. III No. 2 – Tahun 2005 Hal. 58 - 78 PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS DAN STOCK SPLIT PADA MASA SEBELUM RIGHT ISSUE TERHADAP KEMAKMURAN PEMEGANG SAHAM DI BEJ Oleh : Mardiyanti; Murdiyanto; Isroah Alumni Jur. Pend. Akt; Staf Pengajar Jur. Man; Jur. Pend. Akt FIS UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan saham melalui pembagian saham bonus dan stock split pada masa sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang saham. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue yang sebelumnya telah menambah sahamnya melalui pembagian saham bonus atau stock split dari tahun 1995 sampai dengan 2000. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 30 perusahaan. Penelitian ini merupakan event study dengan menggunakan periode estimasi 233 hari dan periode peristiwa 21 hari. Alat pengujian yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan statistik berupa one samples t test.. Hasil analisis penelitian ini untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan pembagian saham bonus tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Sedangkan hipotesis kedua ternyata menunjukkan bahwa rata- rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan stock split tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Keywords : saham bonus, stock split, right issue 58

Upload: rendy-pranatha

Post on 24-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIAVol. III No. 2 – Tahun 2005

Hal. 58 - 78PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS DAN STOCK SPLIT

PADA MASA SEBELUM RIGHT ISSUE TERHADAP KEMAKMURAN PEMEGANG SAHAM DI BEJ

Oleh : Mardiyanti; Murdiyanto; IsroahAlumni Jur. Pend. Akt; Staf Pengajar Jur. Man; Jur. Pend. Akt FIS UNY

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan saham melalui pembagian saham bonus dan stock split pada masa sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang saham.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue yang sebelumnya telah menambah sahamnya melalui pembagian saham bonus atau stock split dari tahun 1995 sampai dengan 2000. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 30 perusahaan. Penelitian ini merupakan event study dengan menggunakan periode estimasi 233 hari dan periode peristiwa 21 hari. Alat pengujian yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan statistik berupa one samples t test..

Hasil analisis penelitian ini untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan pembagian saham bonus tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Sedangkan hipotesis kedua ternyata menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan stock split tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Keywords : saham bonus, stock split, right issue

A. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan

swasta (Husnan, 2001:3). Secara tidak langsung pasar modal menjalankan 2 fungsi

sekaligus yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu investor dan issuer. Pasar modal memiliki fungsi keuangan karena

58

Page 2: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

59 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return bagi pemilik dana, sesuai

dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Menurut Mahmud dalam Alam (1994:1) secara makro pasar modal Indonesia

memiliki peranan sebagai:

1. Sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana yang optimal.

2. Memberikan outlet informasi bagi pemodal yang sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi dan pembentukan well-diversified portfolio.

3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.

Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi

meningkat. Hal tersebut disebabkan karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan

bagi perusahaan-perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar

dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran

masyarakat luas.

Menurut Brigham dan Gapenski dalam Safitri (2000: 6) perusahaan yang sudah go

public ketika membutuhkan tambahan dana segar dapat menerbitkan saham baru dengan

cara yaitu:

1. menawarkan kepada pemegang saham saat ini melalui right offering;2. melalui bank investasi yang ditujukan kepada publik secara umum dalam

public offering;3. dijual langsung kepada satu pembeli (atau pembeli yang sangat terbatas) dalam

suatu private placement;4. dijual kepada para pekerja sendiri melalui employee stock purchase plan;5. melalui dividend reinvestment plan yaitu penambahan saham melalui dividen

yang tidak dibagi.Dari berbagai alternatif di atas, emiten biasanya melakukan penambahan dana

melalui right offering atau right issue. Right issue adalah penawaran saham terbatas

kepada pemegang saham lama dengan harga yang lebih murah dari harga pasar yang

berlaku. Selama ini right issue dianggap sebagai salah satu cara mencari dana yang

Page 3: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 60

murah dan mudah sehingga digemari oleh emiten. Hal tersebut dikarenakan dana dapat

diperoleh tanpa melalui prosedur yang berbelit, tanpa agunan dan tidak memakan waktu

yang cukup lama, emiten hanya perlu menunjukkan prospek yang baik.

Right issue biasanya dilakukan oleh emiten dengan tujuan memperoleh dana dari

pihak eksternal yang digunakan untuk melakukan akuisisi, baik akuisisi intern maupun

ekstern terhadap perusahaan yang berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan core

businessnya, pembayaran utang perusahaan serta melakukan ekspansi.

Bila suatu perusahaan melakukan right issue, maka pemegang saham lama

mempunyai hak untuk memegang atau membeli saham baru yang ditawarkan tersebut

sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka masing-masing dengan harga yang lebih

murah (preemptive right). Tujuan dari hak tersebut untuk menjaga kontrol kekuasaan

dari pemegang saham saat ini dan menghindarkan pemegang saham dari dilusi nilai

(Brigham dan Gapenski dalam Safitri, 2000:16). Dalam right issue pemegang saham

akan diberi suatu opsi untuk membeli sejumlah saham dan opsi tersebut tertulis di dalam

suatu sertifikat yang disebut stock purchase right atau secara singkat disebut right.

Syarat bagi investor agar memperoleh right yakni investor tersebut harus memiliki

atau membeli saham sebelum atau pada saat tanggal yang telah ditetapkan (cum-right

date), akibatnya investor yang membeli saham di luar tanggal tersebut atau pada periode

ex-right date tidak akan mendapat right. Pemegang saham yang mendapatkan right akan

mempunyai 3 alternatif pilihan (Tubastuvi, 2001:22):

1. membeli saham baru yang ditawarkan dengan right yang ada dan mencari sejumlah uang yang besarnya sama dengan harga saham baru tersebut;

2. tidak membeli saham baru yang ditawarkan pada right issue tetapi menjual right seharga kupon right tersebut;

Page 4: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

61 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

3. tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan pada right issue dan juga tidak menjual right yang dimiliki dengan pertimbangan bahwa right issue akan berdampak negatif bagi investor.

Right pertama kali diperdagangkan di pasar modal Indonesia pada tahun 1992 yang

diprakarsai oleh PT Dharmala Intiland, Sebelum itu tidak ada pilihan lain bagi para

pemegang saham. Bila tidak segera menukarkan rightnya menjadi saham dalam waktu

yang telah ditentukan, maka haknya atas emisi tersebut menjadi hilang.

Kebijakan right issue mungkin merupakan suatu keuntungan dan bermanfaat besar

bagi perusahaan dalam ekspansi usahanya. Namun bagi pemegang saham khususnya

yang lama, kebijakan ini masih dipertanyakan pengaruhnya terhadap peningkatan

kemakmuran mereka. Right issue akan menguntungkan investor lama jika pada saat right

issue perusahaan memiliki prospek yang bagus dan dana yang diperolehnya dipergunakan

untuk investasi yang menguntungkan. Tetapi jika dana tersebut hanya dipergunakan

untuk membayar utang, maka kondisi yang demikian justru akan menurunkan kredibilitas

emiten dan merugikan pemegang saham.

Menurut Laksana (2002:18), keuntungan yang diperoleh para pemegang saham jika

perusahaan emiten mengeluarkan right antara lain :

1. Bagi pemilik saham lama (current stockholder), dengan adanya preemptive rights, maka right issue merupakan hak bagi mereka untuk membeli tambahan saham tersebut terlebih dahulu. Hal tersebut ditujukan agar proporsi kepemilikan modal pemegang saham lama tidak mengalami perubahan.

2. Pemegang saham lama yang memegang hak atas right dapat menggunakan hak tersebut atau mengalihkan dengan menjualnya di pasar sekunder (selama perdagangan right) kepada investor lain.

3. Keuntungan lain yang diperoleh pemegang saham adalah gain jika harga pasar saham setelah pelaksanaan right issue lebih tinggi dari harga teoritis.

4. Penambahan jumlah saham yang beredar dapat menjadikan saham tersebut lebih likuid, sehingga diharapkan harga saham di bursa akan meningkat. Kondisi yang demikian sangat menguntungkan bagi pemegang saham karena mereka akan mendapatkan gain.

Page 5: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 62

Kemakmuran pemegang saham pada dasarnya dapat tercermin dari pergerakan

saham yang selanjutnya dipergunakan untuk menghitung abnormal return yang diterima

di sekitar pengumuman right issue. Jika abnormal return positif di sekitar hari

pengumuman akibat dari peningkatan harga saham, maka pemegang saham akan

memperoleh tambahan kemakmuran dari selisih return sesungguhnya dengan return

ekspektasi yang diperoleh. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kinerja saham

baik, pengumuman tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan oleh pemegang saham dalam memperkirakan nilai sekuritas. Namun

sebaliknya pemegang saham akan merugi jika abnormal return negatif. Hal tersebut

dikarenakan harga saham di sekitar hari pengumuman menurun.

Pemegang saham sendiri pada dasarnya mengalami “dilema” dengan adanya right

issue. Mereka seringkali mengalami dilusi ganda yakni berkurangnya persentase

kepemilikan atas saham (dilusi kepemilikan) bila tidak melakukan konversi rightnya dan

menurunnya harga saham secara teoritis pada periode ex-right (dilusi kekayaan) karena

harga pelaksanaan right selalu lebih rendah daripada harga sebelumnya. Peristiwa

tersebut mengakibatkan pemegang saham terpaksa melakukan “exercise” meskipun

dalam pertimbangannya hal itu bukan merupakan keputusan investasi terbaik.

Pada perkembangannya perusahaan emiten seringkali mengeluarkan kebijakan

“pendamping” agar right issue lebih laku di pasaran. Kebijakan tersebut dilakukan

dengan pembagian berbagai bentuk saham gratis yaitu pembagian saham bonus, dividen

saham dan stock split, sehingga jumlah saham yang beredar mengalami peningkatan.

Akibatnya pemegang saham mengalami kebingungan dalam menyikapi kebijakan ini.

Oleh karena itu, pemegang saham yang ingin menghindari adanya dilusi berupaya untuk

Page 6: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

63 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

mengexercisekan rightnya. Namun dana yang dibutuhkan pemegang saham dalam

mengexercisekan rightnya semakin bertambah banyak seiring bertambahnya saham

outstanding padahal mereka sendiri terkadang mempunyai alternatif pilihan investasi

yang lebih baik. Hal tersebut sangat memberatkan investor terutama dalam penyediaan

dana untuk mengexercisekan rightnya.

Berdasarkan kondisi dilematis di atas, penelitian ini dilakukan untuk memberikan

bukti empiris tentang pengaruh pembagian saham bonus dan stock split pada masa

sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang saham.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembagian saham

bonus dan stock split pada masa sebelum right issue memberikan kemakmuran kepada

pemegang saham.

B. KAJIAN TEORI

1. Efisiensi Pasar Modal

Efisiensi pasar modal secara informasi (informationally efficient market) adalah

bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Kunci utama untuk

mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi

(Jogiyanto, 2000:352).

Fama dalam Jogiyanto (2000:353) mengelompokkan efisiensi pasar modal

berdasarkan informasi menjadi 3 yaitu:

a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Page 7: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 64

2. Right issue

Right adalah salah satu hak bagi pemegang saham yang ada untuk membeli terlebih

dahulu saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten (Koentin dalam Maryadi, 1998:3).

Dengan kata lain, pemegang saham memiliki preemptive rights atau Hak Memesan Efek

Terlebih dahulu atas saham-saham yang diterbitkan tersebut.

3. Saham Bonus

Bonus share atau saham bonus merupakan bonus pembagian saham baru untuk para

pemegang saham, dimana pembagian bonus ini ditujukan sebagai bentuk reward

(Darmadji dan Fakhruddin, 2001:125). Saham yang diberikan secara cuma-cuma tersebut

dapat berasal dari kapitalisasi agio saham (paid up capital) atau dari selisih surplus

revaluasi aktiva tetap yang diperbolehkan.

4. Stock Split

Stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah

jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (split factor). Kebijakan ini

biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan

mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.

5. Kemakmuran Pemegang Saham

Dalam penelitian ini kemakmuran pemegang saham dinilai dengan menghitung

abnormal return. Pemegang saham akan mengalami peningkatan kemakmuran apabila

memperoleh abnormal return (abnormal returnnya positif), dan sebaliknya akan

mengalami kerugian apabila abnormal returnnya negatif.

Page 8: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

65 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi. Return normal merupakan return

ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return

merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.

C. PENELITIAN YANG RELEVAN

Alam (1994) menguji terhadap 21 perusahaan yang melakukan right issue selama

tahun 1993 di BEJ yang dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa right issue yang dilakukan oleh emiten baru dapat

meningkatkan kemakmuran pemegang saham mayoritas..

Meliana (2002) meneliti perusahaan yang melakukan right issue di BEJ tahun 1995

– 2003 yang juga dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham berhasil

menguatkan kesimpulan sebelumnya bahwa right issue pada dasarnya belum mampu

meningkatkan kemakmuran pemegang saham (yang ditandai dengan abnormal return

yang negatif).

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah:

1. Penggunaan metode yang berbeda (market model) dalam menghitung

abnormal return.

2. Rentang waktu yang tidak sama (1995 – 2000).

3. Pemilihan sampel yang berbeda (peneliti tidak memasukkan sampel yang

membagikan saham bonus dan melakukan stock split secara bersama-sama).

D. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Right issue merupakan salah satu corporate action perusahaan yang diluncurkan

dalam rangka untuk memperoleh tambahan dana dari masyarakat secara mudah dan

Page 9: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 66

murah. Oleh karena itu perusahaan akan mempunyai kecenderungan untuk melakukannya

lebih dari sekali.

Bagi perusahaan yang bersangkutan right issue mungkin merupakan suatu

keuntungan dan bermanfaat besar dalam ekspansi usahanya. Namun bagi pemegang

saham khususnya yang lama, kebijakan ini masih dipertanyakan kebermanfaatannya. Jika

dana yang diperoleh diinvestasikan untuk proyek, terutama yang menghasilkan imbal

hasil yang tinggi, maka right issue akan berdampak positif bagi pemegang saham karena

perusahaan mampu menghasilkan laba yang akan meningkatkan kemakmuran

investornya. Namun jika dana tersebut hanya digunakan untuk membayar utang, maka

right issue akan terkesan negatif, karena memberikan sinyal ke pasar bahwa manajemen

kesulitan untuk membayar utang.

Pada perkembangannya perusahaan emiten seringkali mengeluarkan kebijakan

“pendamping” agar right issue lebih laku di pasaran yang berupa pembagian berbagai

bentuk saham gratis yaitu pembagian saham bonus, dividen saham dan stock split,

sehingga jumlah saham yang beredar mengalami peningkatan. Akibatnya pemegang

saham mengalami kebingungan dalam menyikapi kebijakan ini. Oleh karena itu,

pemegang saham yang ingin menghindari adanya dilusi berupaya untuk mengexercisekan

rightnya. Namun dana yang dibutuhkan untuk mengexercisekan rightnya semakin

bertambah banyak seiring bertambahnya saham outstanding padahal mereka sendiri

terkadang mempunyai alternatif pilihan investasi yang lebih baik.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

Page 10: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

67 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

1. Pembagian saham bonus pada masa sebelum right issue mempengaruhi

kemakmuran pemegang saham.

2. Stock split pada masa sebelum right issue mempengaruhi kemakmuran

pemegang saham.

E. METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan right

issue di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. Menurut data

yang diperoleh dari JSX Statistic antara tahun 1995 – 2000 terdapat 150 perusahaan yang

melakukan right issue.

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun

pertimbangan yang digunakan untuk menentukan sampel adalah:

1. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tiap tahun.

2. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak Desember 1994

sampai dengan Desember 2000.

3. Perusahaan yang dipilih melakukan pembagian saham bonus atau stock split

sebelum melaksanakan right issue.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sampel pada penelitian ini berjumlah 30

perusahaan yang terdiri atas 16 perusahaan yang melakukan stock split sebelum right

issue dan 14 perusahaan yang membagikan saham bonus sebelum right issue.

Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk hipotesis pertama dan kedua adalah:

Page 11: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 68

a. Menentukan periode estimasi

b. Menentukan periode peristiwa (event window)

c. Menghitung actual return dari masing-masing data harga saham harian selama

periode penelitian dengan rumus:

dimana:Pit = harga saham i pada hari tPit-1 = harga saham i pada hari t-1Rit = actual return saham i pada hari t

d. Menghitung return pasar harian selama periode peristiwa, dengan rumus:

dimana:IHSGt = IHSG pada hari tIHSGt-1= IHSG pada hari t-1Rmt = return pasar pada hari t

e. Menghitung koefisien regresi i dan i dengan rumus:

dimana:n = jumlah sampel penelitian

f. Setelah menghitung koefisien dan diperoleh expected return dihitung

dengan menggunakan single market model, yaitu:

dimana:Rmt = return pasar pada hari ti = return saham i yang tidak terpengaruh pasar

Page 12: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

69 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

i = tingkat pengaruh return pasar terhadap estimated return saham I

E (Rit) = expected return untuk saham i pada hari tg. Menghitung besarnya abnormal return untuk setiap saham yang diteliti selama

periode peristiwa dengan rumus:

dimana:ARit = abnormal return saham i pada hari t

h. Menghitung rata-rata abnormal return pada periode yang telah ditetapkan,

dengan rumus:

dimana:AARit = rata-rata abnormal return seluruh saham yang diamati

pada hari tn = jumlah seluruh saham yang diamati

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini data diuji dengan menggunakan one sample

Kolmogorov Smirnov test. Data terdistribusi normal jika angka signifikansi (2

tailed) lebih besar dari 5% atau 0,05.

b. Uji Beda

Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji t satu sampel.

Dasar pengujian untuk mengetahui pengaruh pembagian saham bonus dan

stock split pada masa sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang

saham yang diproksikan dengan rata-rata abnormal return. Adapun rumus

untuk menghitung t adalah (Sugiyono, 2002:177):

Page 13: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 70

dimana:t = nilai t yang dihitung

= rata-rata = nilai yang dihipotesiskans = simpangan bakun = jumlah anggota sampel

Kriteria penolakan Ho adalah:Bila –t tabel < t hitung < +t tabel, maka Ho diterima.Bila t hitung < -t tabel dan t hitung > +t tabel, maka Ho ditolak.

F. DESKRIPSI DATA

1. Populasi Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, jumlah perusahaan yang melakukan right issue di

Bursa Efek Jakarta selama tahun 1995 – 2000 sebanyak 150 perusahaan. Namun jumlah

perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 30

perusahaan yang terdiri dari 14 perusahaan yang membagikan saham bonus sebelum

right issue dan 16 perusahaan yang melakukan stock split sebelum right issue.

Tabel 3: Daftar Perusahaan yang Membagikan Saham Bonus Sebelum Right Issue

No. Nama Perusahaan Kode Tanggal Pengumuman Right Issue

1 Ometraco Finance omtr 12 Juli 1995

2 Indorama Syntetic indr 07 Juni 19953 Putra Surya Perkasa ptra 26 Februari 19954 Indah Kiat Pulp & Paper inkp 12 April 19965 Bank Danamon dmn 19 Mei 19966 Bhuwantala Indah Permai bipp 28 November 1996

7 Kawasan Industri Jababeka kija 13 Desember 19968 Lippo Life Insurance lpli 12 Juli 19969 Mulia Industrindo mlia 28 Mei 199610 Sinar Mas Multiartha smma 27 November 199611 Bumi Modern Tbk. bumi 21 November 1997

Page 14: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

71 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

12 Bank NISP Tbk. nisp 17 Desember 199813 Wahana Jaya Perkasa Tk. ugar 01 Mei 199814 Bank Internasional Indonesia Tbk. bnii 05 April 1999

Tabel 4: Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Sebelum Right Issue

No. Nama Perusahaan KodeTanggal Pengumuman

Right Issue1 Bank Internasional Indonesia Tbk. bnii 15 Januari 1997

2 Central Proteina Prima cppr 01 Juli 19963 Ciputra Development ctra 07 Oktober 19964 Panin Insurance pnin 08 Januari 19975 Perdana Cipta Multi Finance pcmf 17 Juli 19966 Asiana Multikreasi Tbk. asia 16 Juli 19977 Bakrie Finance Corporation Tbk. mtfn 18 Desember 19978 Duta Pertiwi duti 14 April 19979 Keramika Indonesia kias 08 Juli 199710 Lippo Securities lpps 16 Juli 199711 Matahari Putra Prima Tbk. mppa 31 Oktober 199712 Multipolar mlpl 11 Juli 199713 Bank Panin Indonesia tbk. pnbn 26 Juni 199714 Pudjiadi & Sons pnse 23 Desember 199715 Tifico tfco 08 September 199716 Bank CIC Internasional Tbk. bcic 19 April 1999

2. Model Perhitungan Abnormal Return

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return realisasi atau dengan kata lain selisih antara actual

return dengan return ekspektasi.

Menurut Brown dan Warner dalam Jogiyanto (2000:416), mengestimasi return

ekspektasi dapat menggunakan 3 model:

a. Mean adjusted model

b. Market model

c. Market adjusted model

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model, karena model ini

memperlihatkan fluktuasi harga sekuritas sejalan dengan fluktuasi harga pasar. Menurut

Page 15: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 72

Strong dalam Maryadi (1998:14) menyebutkan bahwa penggunaan market model secara

umum menghasilkan abnormal return yang mempunyai varian lebih kecil, selain itu juga

mempunyai kekuatan uji statistik yang kuat. Model ini merupakan model yang

menghasilkan korelasi diantara semua abnormal return saham yang lebih mendekati serta

sesuai dengan uji standar statistik.

Model pasar menggunakan periode estimasi selain periode peristiwa. Penelitian ini

menggunakan periode estimasi 233 hari dan periode peristiwa 21 hari. Periode estimasi

dan periode peristiwa digambarkan sebagai berikut:

Gambar II : Periode Peristiwa dan Periode Estimasi Penelitian

G. ANALISIS DATA

1. Uji Prasyarat

Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas data rata-rata abnormal return perusahaan yang

membagikan saham bonus sebelum right issue pada lampiran 6 dengan

menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov test diperoleh hasil signifikansi

0,098. Sedangkan uji normalitas data rata-rata abnormal return perusahaan yang

melakukan stock split sebelum right issue pada lampiran 6 dengan menggunakan

one sample Kolmogorov Smirnov test diperoleh hasil signifikansi 0,591. Dengan

t0 t4t3t2t1

-254 -11 -10 0

Page 16: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

73 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

demikian diperoleh kesimpulan bahwa kedua data tersebut terdistribusi normal (sig >

0,05), sehingga syarat penggunaan statistik parametrik dengan dengan uji t terpenuhi.

2. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian hipotesis I

Hipotesis nol pertama berbunyi pembagian saham bonus pada masa

sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Hasil

uji beda yang tercantum pada lampiran 7 adalah:

Tabel 7: Hasil Uji t Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan yang Membagikan

Saham Bonus Sebelum Right Issue

Keterangan Nilai Statistikt hitung -1,607df 20sig (2 tailed) 0,124

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:1) –t tabel= –2,086 < t hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086 dengan derajat

kebebasan (df)=20, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.2) Nilai probabilitas pada sig 2 tailed adalah 0,124, karena

probabilitas >0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Pengujian hipotesis II

Hipotesis nol kedua berbunyi stock split pada masa sebelum right issue

tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Hasil uji beda yang

tercantum pada lampiran 7 adalah:

Tabel 8: Hasil Uji t Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan yang Melakukan Stock Split Sebelum Right Issue

Keterangan Nilai Statistikt hitung -1,116

Page 17: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 74

df 20sig (2 tailed) 0,278

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:

1) –t tabel= –2,086 < t hitung= –1,116 < +t tabel= 2,086 dengan derajat

kebebasan (df)=20, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

2) Nilai probabilitas pada sig 2 tailed adalah 0,278, karena

probabilitas >0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

H. PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis I yang menyatakan bahwa pembagian

saham bonus pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang

saham, diterima.

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis II yang menyatakan bahwa stock split

pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham,

diterima.

Kedua peristiwa penambahan saham di atas (melalui pembagian saham bonus dan

stock split ), ternyata tidak memberikan tambahan kemakmuran bagi pemegang saham.

Hal tersebut dikarenakan mereka tidak mendapatkan abnormal return selama periode

peristiwa, abnormal return justru cenderung negatif.

Di samping itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penambahan saham

sebelum pengumuman right issue, baik dengan pembagian saham bonus maupun dengan

stock split tidak mempunyai kandungan informasi. Hal tersebut ditandai dengan

banyaknya abnormal return yang negatif selama periode peristiwa. Pengumuman right

issue dianggap oleh pasar sebagai bad news sehingga reaksinya negatif.

Page 18: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

75 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

Menurut peneliti, pasar bereaksi demikian karena pemegang saham membutuhkan

dana yang besar untuk mengkonversikan rightnya. Semakin banyak saham yang beredar

(akibat penambahan saham), maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan.

Kondisi yang demikian dapat menyebabkan adanya dilusi kepemilikan pemegang saham

minoritas, karena kemungkinan mereka tidak mempunyai dana yang cukup untuk

mengkorvesikan right. Di samping itu, reaksi ini juga ditimbulkan karena pengumuman

right issue akan menyebabkan penurunan dividen per lembar saham.

Hasil penelitian tersebut di atas, mendukung penelitian:

1. Alam (1994)

2. Meliana (2002)

I. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembagian saham bonus pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi

kemakmuran pemegang saham yang ditunjukkan dengan –t tabel= –2,086 < t

hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086, df=20.

2. Stock split pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran

pemegang saham yang ditunjukkan dengan –t tabel= –2,086 < t

hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086, df=20.

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka terdapat beberapa hal yang perlu

disarankan:

1. Bagi investor

Page 19: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 76

Hendaknya investor lebih cermat lagi dalam menyikapi pengumuman

right issue yang didahului dengan pembagian saham bonus dan stock split

karena kebijakan tersebut tidak memberikan tambahan kemakmuran bagi

mereka.

2. Bagi penelitian selanjutnya

a. Hendaknya perlu membandingkan perusahaan yang melakukan

penambahan saham (melalui pembagian saham bonus dan stock split)

sebelum right issue dengan perusahaan yang hanya melakukan right

issue saja.

b. Penggunaan metode yang lain dalam menghitung abnormal return

(market adjusted model atau mean adjusted).

c. Tahun penelitian sebaiknya lebih actual.

J. DAFTAR PUSTAKA

Alam, Syamsu. (1994). “Dampak Right Issue Pada Kemakmuran Pemegang Saham : Periode Amatan Selama Tahun 1993 (Studi Kasus PT Bursa Efek Jakarta). Laporan Internship tidak diterbitkan. MM UGM.

Budiarto, Arif & Zaki Baridwan. (1999). “Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994 – 1996”. ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2, No.1 Januari 1999. Hlm 91 – 116.

Budi. (1997). “Perlukah Right Issue Dijadikan Second IPO ?. Buletin Info Finansial 51/VIII/08 Oktober 1997. Hlm 18 – 19.

Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat.

Daryono. (1998). “Dampak Right Issue Pada Kemakmuran Investor Publik Periode Amatan Selama Tahun 1995 – 1997 (Studi Kasus PT Bursa Efek Jakarta)”. Laporan Internship tidak diterbitkan. MM UGM.

Page 20: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

77 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005

Ewijaya & Nur Indriantoro. (1999). “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham terhadap Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2, No.1 Januari 1999. Hlm 53 – 65.

Fatmawati, Sri & marwan Asri. (1999). “Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 14, No.4. Hlm 93 – 110.

Husnan, Suad. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Jogiyanto, HM. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE.

Keowin, Arthur J., et al. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kieso, Donald E. & Jerry J. Weygandt. (1995). Akuntansi Intermediate. Jakarta : Binarupa Aksara.

Laksana, Yudi. (2002). “Perilaku Return Saham di Sekitar Hari Pengumuman Right Issue”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.

Maryadi, Fisa. (1998). “Analisis Perilaku Harga Saham Saat Melakukan Right Issue di Bursa Efek Jakarta Periode Januari – Juli 1997”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.

Meliana, Wenni. (2002). “Pengaruh Pembagian Saham Bonus, Deviden Saham dan Stock Split Pada Masa Pra Right Issue terhadap Kemakmuran Shareholder Kasus Right Issue di BEJ Periode 1995 – 2002”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.

Safitri, Amalia. (2000). “Analisis Reaksi Investor terhadap Pengumuman Right Issue di Pasar Modal Indonesia”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.

Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

. (2002). Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Sigma Research Ins. (1996). “Bursa Stabil, Penawaran Right Issue Marak”. Buletin Info Finansial 31/VII/22 Mei 1996. Hlm 14 – 16.

Sharpe, Willian F. et al. (1999). Invesment. New Jersey: Prentice Hall.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Page 21: Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split

Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 78

Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung : Rineka Cipta.

R., Ardiansyah (2002). “Pengaruh Pengumuman Saham Bonus terhadap Volume Perdagangan Saham”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.

Tubastuvi, Naelati (2001). “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Abnormal Return Saham : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.

www.bapepam.co.id

www.e-samuel.com