pengaruh nilai mata kuliah logika dan teori … · menempuh mata kuliah pengantar aljabar abstrak...
TRANSCRIPT
PENGARUH NILAI MATA KULIAH LOGIKA DAN TEORI HIMPUNAN
TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PENGANTAR ALJABAR ABSTRAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Wulan Ana Suwasti
NIM : 131414013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan
bisa di raih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa, maka
Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah.”
-Merry Riana-
“Bersabarlah, tunggu dan terus berusaha. Semakin baik kamu
melatih diri, semakin kuat kamu menghadapi badai nanti.
Hanya orang-orang tangguh yang bisa mendapatkan apa yang
diimpikannya dengan utuh. Teruslah berjuang langkah demi
langkah, hingga semua yang kamu inginkan menjadi bagian
yang indah. Meski butuh proses yang tidak mudah.”
-Boy Candra-
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang senantiasa menyertai langkahku
Bapakku Agus Winarno dan Ibuku Puji Sudariningsih
Adikku Wahyu Dwi Setyawan
Semua keluargaku
Partnerku Yulius Wahyu Putranto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Maret 2018
Penulis
Wulan Ana Suwasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Wulan Ana Suwasti
NIM : 131414013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
PENGARUH NILAI MATA KULIAH LOGIKA DAN TEORI HIMPUNAN
TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MATA KULIAH
PENGANTAR ALJABAR ABSTRAK
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang dibuat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 14 Maret 2018
Yang menyatakan
Wulan Ana Suwasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Wulan Ana Suwasti. 2018. Pengaruh Nilai Mata Kuliah Logika Dan Teori
Himpunan Terhadap Pemahaman Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara
nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Berdasarkan hasil observasi awal,
masih banyak ditemui mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang mengalami kesulitan dalam mempelajari Pengantar Aljabar
Abstrak. Hal ini terlihat dari persentase nilai kurang dari 68 yang diperoleh
mahasiswa pada UTS 1 sebesar 58%. Salah satu penyebabnya adalah materi
Logika dan Teori Himpunan yang menjadi prasyarat Pengantar Aljabar Abstrak
kurang dikuasai.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 22 Februari 2017
sampai dengan 24 Mei 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
menempuh mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak kelas B pada tahun akademik
2016/2017 semester genap, yakni sebanyak 53 mahasiswa. Data yang
dikumpulkan berupa nilai mata kuliah Logika, nilai mata kuliah Teori Himpunan,
dan nilai mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak yang diperoleh
dari bagian sekretariat JPMIPA dan dosen. Metode pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan kepustakaan. Sedangkan untuk
mengolah data dilakukan dengan analisis regresi berganda dan analisis korelasi
berganda. Untuk menguji hipotesis menggunakan statistik Uji-F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan perhitungan uji
statistik diperoleh nilai F0 = 4,114 > nilai Ftabel = 3,18, maka H0 ditolak. Artinya,
ada pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. (2) Berdasarkan
perhitungan uji statistik diperoleh nilai F0 = 4,114 > nilai Ftabel = 3,18, maka H0
ditolak. Artinya, ada hubungan nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
Berdasarkan hasil hitung koefisien korelasi berganda yaitu 0,376 dan kriteria
penilaian koefisien nilai tersebut masuk pada kriteria rendah atau lemah tapi pasti.
Artinya bahwa antara nilai mata kuliah Logika dan nilai mata kuliah Teori
Himpunan terdapat hubungan positif dan rendah atau lemah tapi pasti terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
Kata Kunci : Nilai Mata Kuliah Logika dan Teori Himpunan, Pengantar Aljabar
Abstrak, Pengaruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Wulan Ana Suwasti. 2018. The Influence of the Score of Logic Course and Set
Theory Towards Understanding of the Student in Introduction to Abstract
Algebra Course. Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics
and Science Education Department, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to determine the influence and relationship between
Logic course and Set Theory towards understanding of the student in Introduction
to Abstract Algebra course. Based on the preliminary observation, there are still
many students of the Study Program of Mathematics Education in Sanata Dharma
University who have difficulty in learning Introduction to Abstract Algebra. It can
be seen on the percentage of the score that less than 68 that they achieve on first
Mid Term Test as 58%. One of the causes is the Logic and Set Theory as the
precondition of Introduction to Abstract Algebra is less mastered.
The type of the research used is associative research method with
quantitative approach. The research was conducted from February 22 to May 24,
2017. The sample of the research is the students of Mathematics Education Study
Program of Teacher Training and Education Faculty of Sanata Dharma
University Yogyakarta who take course of Introduction to Abstract Algebra of B
class on academic year of 2016/2017 on even semester, in the number of 53
students. Data gathered as the score of Logic course, Set Theory course, and
Introduction to Abstract Algebra course which is obtained from the secretariat of
JPMIPA and lecturers. The method of data collecting used documentation,
observation, and literature. To process the data is conducted through multiple
regression analysis and multiple correlation analysis. To test the hypothesis F-
Test statistics is used.
The result of the research showed that (1) based on the calculation of
statistical tests obtained value F0 = 4,114 > value Ftabel = 3,18, then H0 rejected.
This means that there is the influence of the score of Logic course and Set Theory
towards understanding of the student in Introduction to Algebra Abstract course.
(2) Based on the calculation of statistical tests obtained value F0 = 4,114 > value
Ftabel = 3,18, then H0 rejected. This means that there is relationship of score of
Logic course and Set Theory towards understanding of the student in Introduction
to Algebra Abstract course. Based on the results of multiple correlation
coefficient calculation is 0,376 and coefficient scoring criteria this value belongs
to low or weak but sure criteria. This means that between the score of Logic
course and Set Theory there is positive and low or weak but sure relationship
towards understanding of the student in Introduction to Abstract Algebra course.
Keywords: Influence, Introduction to Abstract Algebra, Score of Logic Course
and Set Theory.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Nilai Mata Kuliah Logika dan Teori Himpunan Terhadap
Pemahaman Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Pengantar Aljabar Abstrak” dengan
baik.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Beni Utomo, M.Sc., selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing
penulis sekaligus memberikan pengarahan-pengarahan dan saran yang sangat
membantu dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
5. Dra. Haniek Sri Partini, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
segala bimbingan, saran, dan bantuannya.
6. Para dosen penguji atas pengarahan, bantuan, kritik, maupun saran kepada
penulis.
7. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam yang telah membimbing penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP USD yang mengikuti
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak kelas B pada tahun akademik
2016/2017 semester genap atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Bapak Agus Winarno dan Ibu Puji Sudariningsih yang selalu memberikan
kasih sayang, perhatian, dukungan baik moral maupun material selama ini.
10. Adikku Wahyu Dwi Setyawan atas perhatian, dukungan, dan doanya.
11. Oriana Tio Parahita yang bersedia meluangkan waktu serta memberikan
bantuan, kritik maupun saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
12. Semua keluarga dan saudara-saudaraku yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
13. Partnerku Yulius Wahyu Putranto yang selalu ada untuk meluangkan waktu,
memberikan nasihat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini
beserta segala perhatian, dukungan, semangat, dan doa yang diberikan selama
ini.
14. Tika, Rani, Ritva, dan Elisa yang sudah bersedia menjadi teman dikala suka
maupun duka serta memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan bantuan
kepada penulis selama kuliah.
15. Sahabatku Lorensia Stefin Indra Hapsari yang selalu ada untuk memberikan
dukungan, semangat, motivasi, dan selalu menemaniku dan menghiburku
ketika sedang jenuh dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
16. Buat teman-teman PMAT 2013 atas kebersamaan kita selama kuliah.
17. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih
atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 14 Maret 2018
Penulis
Wulan Ana Suwasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
F. Penjelasan Istilah (Batasan Istilah) .............................................................. 7
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 11
A. Hal-hal Teoritik dan Informasi-informasi Mendasar ................................. 11
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 87
C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 90
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 91
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 91
B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 92
C. Objek Penelitian ......................................................................................... 94
D. Perumusan Variabel-variabel ..................................................................... 95
E. Bentuk Data ................................................................................................ 96
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 100
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ............................. 112
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...................................... 115
A. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................................... 115
B. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan di Lapangan .................. 116
C. Penyajian Data Penelitian ........................................................................ 117
D. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis ............................................. 122
E. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................................. 131
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 136
A. Kesimpulan .............................................................................................. 136
B. Saran ......................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 138
LAMPIRAN ........................................................................................................ 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Nilai UTS 1 ........................................................................... 3
Tabel 3.1 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan ............... 110
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Mata Kuliah ............................................................... 118
Tabel 4.2 Distribusi Nilai Logika........................................................................ 120
Tabel 4.3 Distribusi Nilai Teori Himpunan ........................................................ 121
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Pengantar Aljabar Abstrak ........................................ 122
Tabel 4.5 Uji Normalitas ..................................................................................... 123
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas ............................................................................ 124
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 125
Tabel 4.8 Uji Linearitas Nilai Logika (X1) dan Nilai PAA (Y) .......................... 126
Tabel 4.9 Uji Linearitas Nilai Teori Himpunan (X2) dan Nilai PAA (Y) ........... 126
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Regresi Ganda................................................. 128
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Korelasi Ganda ............................................... 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut James dan James (1976) pengertian matematika adalah ilmu
tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar
yaitu aljabar, analisis dan geometri. Beberapa ahli lain beranggapan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris
dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
Suherman (2001:25) berpendapat bahwa konsep-konsep matematika tersusun
secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang
paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks. Terdapat konsep atau
topik prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya
(Tim MKPBM, 2001). Menurut Brunner (dalam Ruseffendi, 1991) dalam
bidang studi matematika setiap konsep selalu berkaitan dengan konsep yang
lain, misalnya antara dalil dengan dalil, teori dengan teori, antara topik dengan
topik dan antara cabang matematika.
Pengantar Aljabar Abstrak merupakan salah satu mata kuliah yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika. Mata kuliah ini
diberlakukan untuk mahasiswa yang berada di semester IV. Mahasiswa yang
akan menempuh mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak ini diharuskan telah
menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata kuliah Logika dan Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Himpunan. Persyaratan ini dibuat karena Pengantar Aljabar Abstrak dalam
matematika merupakan hal yang sulit untuk dipahami, karena materinya
bersifat abstrak (Nurlaelah, et al., 2009; Carnia, et al., 2014).
Materi yang diajarkan dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak di
Prodi Pendidikan Matematika adalah Grup, Ring, dan Field. Grup merupakan
materi dasar yang harus dipahami oleh mahasiswa karena untuk mempelajari
Ring dan Field membutuhkan konsep yang terdapat dalam materi Grup. Grup
adalah suatu struktur aljabar yang terdiri dari sebuah himpunan dan sebuah
operasi yang menggabungkan sebarang dua elemen tersebut untuk membentuk
sebuah elemen baru yang juga terdapat pada himpunan tersebut. Materi ini
cukup sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa. Kesulitan ini tidak saja
dirasakan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma saja, tetapi juga dirasakan oleh mahasiswa prodi yang sama pada
universitas berbeda. Seperti yang ditulis oleh Hazzan (1999) dalam papernya
yang berjudul “Reducing Abstraction Level When Learning Abstract Algebra
Concepts”, yang mengemukan bahwa beberapa pengajar Pengantar Aljabar
Abstrak melaporkan kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menyerap
materi yang diberikan.
Peneliti yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma juga mengalami kesulitan untuk memahami materi
yang terdapat dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti di awal perkuliahan, masih banyak
ditemui mahasiswa yang belum menguasai materi Logika dan Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Himpunan sebagai prasyarat dalam mempelajari Pengantar Aljabar Abstrak.
Hal tersebut terlihat dari beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk
membuktikan kebenaran suatu pernyataan ketika diminta maju ke depan untuk
mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh dosen. Selain itu, dari hasil
dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap tingkat penguasaan
mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma,
diketahui bahwa tingkat penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak masih tergolong rendah ditunjukkan dengan masih
rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah tersebut. Hal tersebut
terjadi karena masih banyak ditemui mahasiswa yang mengalami kesulitan
memahami definisi-definisi dan teorema-teorema yang terdapat dalam mata
kuliah tersebut.
Berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh dosen pengampu mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak, mahasiswa yang tergolong memiliki
pemahaman Pengantar Aljabar Abstrak baik adalah mahasiswa yang
memperoleh nilai minimal 68. Sehingga apabila mahasiswa memiliki
kecenderungan memperoleh nilai kurang dari 68 berarti tingkat penguasaan
atau pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak
masih tergolong rendah. Data ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Persentase Nilai UTS 1 Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Prodi Pendidikan Matematika Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas B
Persentase Nilai
68 68 Rata-rata
58% 42% 57.94821
Sumber : Data Dosen Pengantar Aljabar Abstrak USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari seluruh mahasiswa (sebanyak 53
mahasiswa) yang menempuh Mata Kuliah Pengantar Aljabar Abstrak di Prodi
Pendidikan Matematika Kelas B Tahun Ajaran 2016/2017 yang mendapat
nilai kurang dari 68 dalam Ujian Tengah Semester (UTS) sebanyak 58% (31
mahasiswa). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak masih rendah.
Rendahnya penguasaan dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak
menurut asumsi peneliti dikarenakan nilai hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah prasyarat (mata kuliah Logika dan Teori Himpunan) juga masih sangat
rendah. Apabila mahasiswa mendapat nilai yang baik pada mata kuliah
prasyarat, maka dimungkinkan mahasiswa juga mendapat nilai yang baik pada
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma kelas B dengan judul “Pengaruh Nilai Mata Kuliah Logika dan
Teori Himpunan Terhadap Pemahaman Mahasiswa Dalam Mata Kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak”. Diharapakan mahasiswa yang mendapat nilai
mata kuliah Logika dan Teori Himpunan yang baik akan berpengaruh pada
tingkat penguasaan mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak
yang berpengaruh pada peningkatan nilai mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Banyak mahasiswa yang masih mengalami kebingungan mengaitkan apa
yang sudah diketahui untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan.
Hal tersebut dikarenakan mahasiswa terbiasa dengan pola penalaran
induktif, kurang menguasai metode-metode pembuktian matematika
beserta ciri-cirinya, dan seringkali tidak berpegang pada prinsip-prinsip
dasar Logika Matematika dan Teori Himpunan.
2. Mahasiswa masih kesulitan untuk membuktikan teorema-teorema,
mengimplementasikan definisi, serta menggunakan suatu definisi dan
teorema untuk menunjukkan kebenaran teorema-teorema selanjutnya. Hal
tersebut mengakibatkan mahasiswa tidak mampu mengimplementasikan
definisi atau teorema secara benar.
Beberapa penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami materi
tersebut, diantaranya: 1) konsep yang ada pada mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak sangat abstrak, sehingga cukup sulit diterima oleh mahasiswa, 2)
contoh-contoh yang adapun tidak dapat dengan mudah dikenali oleh
mahasiswa, 3) banyak mahasiswa yang belum familiar dengan metode-
metode pembuktian (Hazzan, 1999). Asiala, et al (1997) mengemukakan
bahwa pada umumnya, mahasiswa memiliki kesulitan untuk memahami
konsep dari himpunan yang anggota-anggotanya merupakan himpunan juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh antara nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak?
2. Bagaimana hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
2. Hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
E. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat ada atau tidaknya pengaruh
serta mencari hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak. Untuk mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tujuan dari penelitian ini bisa dicapai, maka peneliti akan membatasi ruang
lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang akan diteliti hanya berasal dari satu kelas yaitu
mahasiswa kelas B Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak tahun akademik 2016/2017/semester
Genap.
2. Ukuran keberhasilan pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak dilihat dari nilai yang diperoleh mahasiswa
selama mengikuti perkuliahan berdasarkan pada daftar nilai keseluruhan
dari dosen pengampu mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak, meliputi:
keaktifan, tugas-tugas, UTS, dan UAS.
F. Penjelasan Istilah (Batasan Istilah)
Sebagai langkah untuk menghindari kesalahan penafsiran atau interpretasi
yang tidak dikehendaki pada judul Pengaruh Nilai Mata Kuliah Logika dan
Teori Himpunan Terhadap Pemahaman Mahasiswa Dalam Mata Kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak dan sebagai langkah untuk lebih memfokuskan
penelitian, maka penting bagi peneliti untuk memberikan penjelasan istilah,
yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh
Secara umum, pengaruh diartikan dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
seseorang. Sedangkan pengertian menurut Badudu Zain (2001:1031),
pengaruh adalah 1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi; 2)
sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan sumber daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu
yang lain. Sehingga, dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai
seberapa besar daya (pengaruh) yang ada atau yang ditimbulkan dari nilai
mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
2. Nilai
Secara umum, nilai diartikan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah angka kepandaian; biji; ponten. Sedangkan menurut
Sumadi Suryabrata (2006: 297), nilai merupakan perumusan terakhir yang
dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar selama
masa tertentu.
3. Pemahaman
Secara umum, pemahaman diartikan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah proses, cara, perbuatan memahami.
4. Pengantar Aljabar Abstrak
Pengertian pengantar menurut KBBI adalah pandangan umum secara
ringkas sebagai pendahuluan. Aljabar adalah cabang matematika yang
mempelajari struktur, hubungan dan kuantitas. Bidang matematika yang
mengkaji Struktur Aljabar seperti Grup, Gelanggang (Ring), Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
(Field) disebut Aljabar Abstrak. Kajian dimulai dengan suatu himpunan
tak kosong yang dilengkapi dengan satu komposisi biner (Struktur
Aljabar). Bidang kajian ini sering disebut Aljabar (saja) sebagai
kependekan Aljabar Abstrak atau disebut juga Struktur Aljabar. Pengantar
Aljabar Abstrak merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan pada
prodi S1 Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Mata kuliah ini terdapat di
semester IV dengan bobot 3 SKS.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui pengaruh nilai
mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
2. Bagi Mahasiswa dan Dosen
Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bagi mahasiswa yang
akan mengikuti mata kuliah Logika dan Teori Himpunan untuk
mempelajari secara sungguh dan menguasai/paham benar akan mata
kuliah tersebut sebagai bekal pengetahuan untuk dapat mengambil
dan mengikuti mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi dosen agar materi
yang terdapat dalam mata kuliah Logika dan Teori Himpunan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
diperkuat, mengingat materi dalam mata kuliah tersebut menjadi
prasyarat untuk mempelajari Pengantar Aljabar Abstrak.
Sebagai bahan masukan bagi pendidik dan mahasiswa Prodi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma agar dapat
meningkatkan mutu pembelajaran mata kuliah Logika, Teori
Himpunan dan Pengantar Aljabar Abstrak sehingga dapat
menciptakan guru-guru profesional.
3. Bagi Jurusan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan
referensi di perpustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hal-hal Teoritik dan Informasi-informasi Mendasar Terkait dengan
Masalah yang Diteliti
Pada sub bab ini akan diberikan definisi dan contoh-contoh yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang, peneliti
menduga bahwa tingkat penguasaan mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak akan semakin baik apabila nilai mahasiswa pada mata kuliah
prasyarat yaitu nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan juga baik. Oleh
karena itu, untuk mengawali pembahasan dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak, mahasiswa perlu mengingat kembali materi tentang Logika,
Himpunan, dan Pemetaan (Fungsi) yang terdapat pada mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan. Selanjutnya akan diberikan definisi dan contoh uraian materi
pencapaian yang harus ditempuh mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak.
2.1 Nilai Mata Kuliah Logika
2.1.1 Pengertian Logika
Definisi 2.1 (Frans Susilo, 2012: 11)
Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-
kaidah penalaran yang absah (valid).
Terdapat dua macam penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran
induktif. Penalaran deduktif adalah penalaran untuk menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berdasarkan premis-premis yang dianggap benar dengan mengikuti pola
tertentu. Sedangkan penalaran induktif adalah penalaran untuk menarik
kesimpulan yang berlaku umum berdasarkan sejumlah premis yang
bersifat faktual. Penalaran deduktif seringkali juga disebut penalaran
formal, karena penalaran itu didasarkan pada bentuk/pola/susunan premis-
premisnya. Penalaran induktif sering-kali juga disebut penalaran
material, karena didasarkan pada fakta/materi yang diungkapkan oleh
premis-premisnya.
2.1.2 Logika Simbolik
Frans Susilo (2012) mengatakan bahwa saat ini logika simbolik
terdiri dari dua cabang utama, yaitu Logika Proposisi dan Logika
Predikat.
1) Logika Proposisi
Definisi 2.2 (Frans Susilo, 2012: 12)
Logika Proposisi adalah suatu pernyataan atau kalimat deklaratif
yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak dapat sekaligus
keduanya.
Ada lima buah operasi logis yang digunakan antara lain negasi,
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi. Menurut Frans
Susilo (2012), berikut ini akan dibahas masing-masing kata hubung
kalimat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a) Negasi
Negasi dari suatu proposisi adalah proposisi yang dibentuk
dengan menambahkan (atau menyisipkan) kata “tidak” (atau
“bukan”) pada proposisi semula. Negasi suatu proposisi p
disimbolkan dengan .p
b) Konjungsi
Konjungsi adalah proposisi yang dibentuk dengan cara
menggabungkan kedua proposisi itu dengan menggunakan kata
perangkai (operasi logis) “dan”. Konjungsi dua buah proposisi p
dan q disimbolkan dengan .p q
c) Disjungsi
Disjungsi adalah proposisi yang dibentuk dengan
menghubungkan kedua proposisi itu dengan menggunakan kata
perangkai (operasi logis) “atau”. Disjungsi dua buah proposisi p
dan q disimbolkan dengan .p q
d) Implikasi
Implikasi adalah proposisi yang dibentuk dari dua proposisi
dengan menggunakan kata perangkai (operasi logis) “Jika (Bila),
...., maka ....”. Implikasi dua buah proposisi p dan q , yaitu
“Jika ,p maka q ”, disimbolkan dengan .p q Dalam implikasi
,p q proposisi p disebut anteseden (atau premis) dan
proposisi q disebut konsekuen (atau kesimpulan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e) Biimplikasi
Biimplikasi adalah proposisi yang disusun dari dua proposisi
dengan menggunakan kata perangkai “jika (bila) dan hanya jika
(bila)”, yang sering disingkat menjadi “jhj” atau “bhb”.
Biimplikasi dua buah proposisi p dan q , yaitu “ p jika dan
hanya jika q ”, disimbolkan dengan .p q
2) Logika Predikat
Definisi 2.3 (Frans Susilo, 2012: 33)
Logika Predikat adalah logika yang mengakomodasikan struktur-
struktur internal meliputi perbedaan antara proposisi umum dan
proposisi khusus, serta adanya dua bagian pokok dari suatu
proposisi yakni bagian subyek dan bagian predikat.
Logika predikat terdiri dari dua pembahasan yaitu proposisi umum
(universal) dan proposisi khusus (eksistensial). Proposisi universal
adalah proposisi yang menyatakan bahwa semua anggota (subyek)
dari semesta wacananya mempunyai sifat seperti yang dinyatakan
oleh predikat dari proposisi itu (Frans Susilo, 2012: 33). Contoh
proposisi universal:
“Semua mahasiswa mempunyai telepon genggam”
Sedangkan proposisi eksistensial adalah proposisi yang menyatakan
bahwa dalam semesta wacananya terdapat sekurang-kurangnya satu
anggota (subjek) yang mempunyai sifat seperti yang dinyatakan oleh
predikat dari proposisi itu (Frans Susilo, 2012: 33). Contoh proposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
eksistensial:
“Ada mahasiswa yang mempunyai telepon genggam”
Pada dasarnya kedua macam proposisi itu menegaskan suatu
kuantitas tertentu (yaitu “semua” atau “sekurang-kurangnya satu”)
dari anggota-anggota semesta wacananya memenuhi sifat yang
dinyatakan oleh predikatnya, maka diperkenalkan konsep kuantor
universal (universal quantifier), dengan lambang “ ”, untuk
proposisi universal, dan kuantor eksistensial (existential quantifier),
dengan lambang “ ”, untuk proposisi eksistensial.
x dibaca untuk setiap x berlakulah …….
x dibaca ada x yang berlaku …….
Negasi pernyataan berkuantor, jika dituliskan secara simbolik adalah:
x p(x) negasinya x p(x)
x p(x) negasinya x p(x)
x y p(x,y) negasinya x y p(x,y)
x y p(x,y) negasinya x y p(x,y)
2.1.3 Metode-Metode Pembuktian Matematika
1) Metode Pembuktian Langsung
Pembuktian langsung adalah cara pembuktian yang berpangkal
pada premis-premis yang diketahui dan dengan menggunakan kaidah
inferensi yang sesuai akhirnya diperoleh pernyataan yang akan
dibuktikan sebagai kesimpulannya (Frans Susilo, 2012: 47).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Ciri-ciri metode pembuktian langsung adalah membuktikan
teorema berupa pernyataan yang berbentuk implikasi. Untuk
membuktikan kebenaran suatu implikasi dapat menggunakan metode
pembuktian langsung, yaitu pernyataan-pernyataan pada
antesedennya kita jadikan premis, dan bersama premis-premis
lainnya yang relevan, dengan menggunakan kaidah-kaidah inferensi
yang sesuai, kita berusaha memperoleh pernyataan pada
konsekuennya sebagai kesimpulan, maka implikasi tersebut bernilai
benar sebab antesedennya bernilai benar (karena merupakan
konjungsi dari premis-premis yang bernilai benar) dan konsekuennya
juga bernilai benar (sebab dari premis-premis yang bernilai benar,
dengan kaidah inferensi, hanya dapat dihasilkan kesimpulan yang
benar).
Menurut Frans Susilo (2012), yang termasuk contoh metode
pembuktian langsung antara lain:
a) Modus Ponens
Premis 1 : p q
Premis 2 : p
Kesimpulan : q
b) Modus Tollens
Premis 1 : p q
Premis 2 : q
Kesimpulan : p
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c) Silogisme Hipotetis
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
Kesimpulan : p r
2) Metode Pembuktian Tidak Langsung
Misalkan akan dibuktikan kebenaran dari suatu pernyataan p.
Dengan metode pembuktian tidak langsung buktinya berpangkal pada
negasi dari pernyataan yang akan dibuktikan kebenarannya itu, yaitu
.p Bersama premis-premis lainnya yang relevan, dan dengan
menggunakan kaidah inferensi yang sesuai, akhirnya diperoleh suatu
kontradiksi, yaitu suatu pernyataan bersama dengan negasinya,
misalnya .q q Dari situ disimpulkan bahwa pernyataan p benar.
Karena berakhir dengan suatu kontradiksi, maka metode pembuktian
ini seringkali juga disebut metode pembuktian dengan kontradiksi
(Frans Susilo, 2012: 49).
3) Pembuktian dengan Induksi Matematis
Ciri-ciri pembuktian dengan induksi matematis adalah
semestanya memuat suatu bilangan asli. Pembuktian dengan induksi
matematis dipergunakan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan
adalah benar untuk setiap bilangan bulat positif (Frans Susilo,
2012:51). Metode pembuktian ini didasarkan pada suatu teorema
dalam Teori Bilangan yang dikenal dengan nama Prinsip Induksi
Matematis yang berbunyi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Jika N adalah himpunan semua bilangan bulat positif dan M
adalah himpunan bagian dari N yang memenuhi dua sifat berikut:
a) 1 M (disebut langkah awal)
b) Jika ,k M maka 1k M untuk setiap ,k N maka M N
(disebut langkah induksi).
2.1.4 Nilai Mata Kuliah Logika
Keberhasilan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah
ditentukan berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti
perkuliahan. Penilaian hasil prestasi belajar ini dijadikan bahan refleksi
bagi para pendidik (dosen) untuk mengetahui apakah selama proses
pembelajaran mahasiswa yang bersangkutan telah mencapai standar
kompetensi atau kemampuan yang diharapkan sesuai dengan silabus yang
diberikan di awal perkuliahan. Penilaian diperoleh dari hasil kegiatan
belajar mengajar di kelas meliputi: keaktifan, tugas, kuis, uts, dan uas.
Pada penelitian ini, nilai mata kuliah Logika diperoleh peneliti dengan
menggunakan cara dokumentasi yakni dengan meminta data dari bagian
sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sanata Dharma. Nilai yang diambil adalah perolehan nilai
final (akhir) yang diterima mahasiswa setelah menempuh mata kuliah
Logika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.2 Nilai Mata Kuliah Teori Himpunan
2.2.1 Pengertian Himpunan
Istilah himpunan seringkali dijumpai ketika mempelajari Aljabar
Abstrak. Hal ini dikarenakan himpunan merupakan dasar dari berbagai
pembahasan mengenai Struktur Aljabar. Definisi himpunan dapat dilihat
sebagai berikut:
Definisi 2.4 (Frans Susilo, 2012: 65)
Himpunan merupakan suatu kumpulan atau koleksi obyek-obyek
(konkret maupun abstrak) yang mempunyai kesamaan sifat
tertentu.
Suatu himpunan haruslah terdefinisi secara tegas, dalam arti bahwa
untuk setiap objek dalam semestanya dapat ditentukan secara tegas
apakah objek tersebut merupakan anggota himpunan itu atau tidak.
Dengan kata lain, untuk setiap himpunan terdapat batas yang tegas anatar
objek-objek dalam semesta yang tidak merupakan anggota dari himpunan
itu. Oleh karenanya himpunan semacam ini seringkali juga disebut
himpunan tegas (crisp set).
Suatu himpunan biasanya dilambangkan dengan huruf besar,
misalnya A, B, C, dst. Obyek-obyek yang merupakan anggota dari suatu
himpunan disebut anggota atau elemen dari himpunan itu, dan
dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya a, b, x, y, dst. Untuk setiap
objek dalam semesta wacana dari suatu himpunan hanya ada dua
kemungkinan, yaitu merupakan anggota dari himpunan itu atau tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
merupakan anggota dari himpunan itu. Suatu himpunan dikatakan
terdefinisi dengan baik (well-defined) bila untuk setiap elemen dari
semestanya dapat ditentukan dengan tegas apakah elemen itu merupakan
anggota himpunan itu atau tidak.
Karena himpunan-himpunan bilangan seringkali dipakai dalam
matematika, maka himpunan-himpunan itu biasanya disajikan dengan
lambang tertentu sebagai berikut:
Himpunan bilangan asli (bilangan bulat positif) N = {1, 2, 3, ...}.
Himpunan bilangan bulat Z = {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}.
Himpunan bilangan rasional Q 3 2 1 1 2 3
, , , ,0, , , , .2 2 2 2 2 2
Himpunan bilangan real R .Irasional
Himpunan bilangan kompleks | , , , 1 .z z x yi x y i
Apabila suatu objek x merupakan anggota dari himpunan ,A
maka dapat dinyatakan dengan notasi
x A
dan apabila objek y tidak merupakan anggota dari himpunan ,A maka
dapat dinyatakan dengan notasi
.y A
2.2.2 Cara Menyatakan Himpunan
Ada beberapa cara untuk menyatakan suatu himpunan antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1) Cara daftar, yaitu menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan
satu per satu lambang anggota-anggotanya di antara tanda kurung
kurawal.
Contoh :
, , , ,
1,2,3,4,5,
A a b c d e
2) Cara syarat keanggotaan, yaitu dengan menyatakan syarat yang
harus dipenuhi oleh elemen-elemen himpunan semesta untuk menjadi
anggota himpunan itu (syarat itu disebut syarat keanggotaan dari
himpunan yang bersangkutan).
Contoh :
{A x x adalah salah satu dari lima huruf pertama dalam abjad}
0x x x
3) Fungsi karakteristik, yaitu suatu fungsi dari himpunan semesta X ke
himpunan {0,1}. Suatu himpunan A dalam semesta X dapat
dinyatakan dengan fungsi karakteristik
: 0,1A X
Yang didefinisikan dengan aturan
1
0A
jika x Ax
jika x A
untuk setiap .x X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Contoh :
Misalkan , , , , , , , , ,X a b c d e A a b e B c d dan , , ,C a d e
maka :
,1 , ,1 , ,0 , ,0 , ,1
,0 , ,0 , ,1 , ,1 , ,0
,1 , ,0 , ,0 , ,1 , ,1
A
B
C
a b c d e
a b c d e
a b c d e
2.2.3 Himpunan Kosong dan Himpunan Bagian
Definisi 2.5 (Frans Susilo, 2012: 68)
Suatu himpunan yang sama sekali tidak memuat anggota disebut
himpunan kosong dan dilambangkan dengan atau .
Suatu himpunan yang hanya memuat satu elemen disebut himpunan
elemen tunggal (singleton).
Contoh : | 0 0A x x x
Definisi 2.6 (Frans Susilo, 2012: 69)
Suatu himpunan A dalam semesta X dikatakan merupakan
himpunan bagian (subhimpunan) dari himpunan ,B dengan notasi
,A B
jika dan hanya jika setiap anggota dari himpunan A juga
merupakan anggota dari himpunan .B Jadi
.A B jhj x X x A x B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Contoh:
{ |x x adalah bilangan bulat} dan { |x x adalah bilangan real},
maka
karena setiap bilangan bulat adalah bilangan real sehingga setiap anggota
himpunan adalah anggota himpunan .
2.2.4 Nilai Mata Kuliah Teori Himpunan
Nilai yang diperoleh mahasiswa selama menempuh suatu mata
kuliah dijadikan bahan refleksi bagi dosen untuk mengetahui apakah
mahasiswa telah mencapai standar kompetensi atau kemampuan yang
diharapkan muncul setelah proses pembelajaran di kelas. Nilai tersebut
meliputi: keaktifan, tugas, kuis, uts, dan uas. Pada penelitian ini, nilai
mata kuliah Teori Himpunan diperoleh peneliti dengan menggunakan cara
dokumentasi yakni dengan meminta data dari bagian sekretariat Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata
Dharma. Nilai yang diambil adalah perolehan nilai final (akhir) yang
diterima mahasiswa setelah menempuh mata kuliah Teori Himpunan.
2.3 Fungsi (Pemetaan)
Himpunan tidak hanya merupakan objek yang dipelajari oleh matematika,
tetapi juga merupakan sarana yang dipergunakan oleh matematika untuk
membangun dan mengembangkan konsep-konsep dan kebenaran-kebenaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
matematis. Salah satu konsep dasar dalam matematika yang dibangun dengan
menggunakan himpunan adalah konsep Relasi, yang merumuskan kaitan
antara entitas dalam matematika. Salah satu bentuk khusus yang amat penting
dari Relasi adalah Fungsi (atau Pemetaan), yang mendasari konsep-konsep
penting lainnya dalam matematika. Dengan menggunakan konsep Fungsi
dapat dibandingkan dua buah himpunan, termasuk dua buah himpunan
dengan Struktur Aljabar tertentu seperti Grup, Ring, dan Field.
2.3.1 Fungsi
Definisi 2.7 (Frans Susilo, 2012: 111-112)
Suatu fungsi adalah relasi khusus f antara elemen-elemen dalam suatu
himpunan X dengan elemen-elemen dalam himpunan .Y Untuk setiap
elemen dalam himpunan X terdapat dengan tunggal elemen dalam
himpunan Y yang berelasi dengannya. Relasi khusus semacam itu disebut
fungsi (pemetaan) dari himpunan X ke himpunan ,Y dan disajikan
dengan lambang:
: .f X Y
Himpunan X disebut domain dari fungsi f dan dilambangkan dengan
,dom f sedangkan himpunan Y disebut kodomain dari fungsi f dan
dilambangkan dengan .cod f Jika ,x X maka elemen y Y yang
berelasi dengan elemen x itu disebut bayangan (atau peta) dari x oleh
fungsi ,f atau nilai dari fungsi f di ,x dan dilambangkan dengan
.y f x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.3.2 Fungsi-Fungsi Khusus
Definisi 2.8 (Injektif) (Frans Susilo, 2012: 115-116)
Suatu fungsi :f X Y disebut fungsi (pemetaan) injektif jika dan hanya
jika untuk setiap 1 2, xx X berlaku apabila 1 2f x f x maka 1 2 ,x x
yaitu bila dua elemen dalam domain mempunyai bayangan yang sama,
maka kedua elemen itu adalah elemen yang sama.
Secara simbolis:
f adalah fungsi injektif jhj 1 2 1 2 1 2, .x x X f x f x x x
Contoh:
Misalkan :f yang didefinisikan sebagai 3 2.f x x
Buktikan bahwa f merupakan fungsi injektif.
Penyelesaian:
1 2 1 2 1 2,x x f x f x x x
Ambil sebarang 1 2,x x dengan 3
1 1( ) 2f x x dan 3
2 2 2f x x
Akan dibuktikan bahwa 1 2x x
Bukti:
3
1 1( ) 2f x x (definisi)
3
2 2 2f x x (definisi)
1 2f x f x (diketahui)
3 3
1 22 2x x (definisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3 3
1 2x x (kedua ruas ditambah 2)
1 2x x
Definisi 2.9 (Surjektif) (Frans Susilo, 2012: 116)
Suatu fungsi :f X Y disebut fungsi (pemetaan) surjektif jika dan hanya
jika kisaran dari fungsi f tersebut sama dengan kodomain dari fungsi ,f
yaitu .f X Y
Dengan perkataan lain, fungsi :f X Y adalah fungsi surjektif jika dan
hanya jika untuk setiap y Y terdapat x X sedemikian sehingga
,y f x yaitu setiap elemen dalam kodomain mempunyai prabayangan.
Secara simbolis:
f adalah fungsi surjektif jhj .y Y x X y f x
Contoh :
Misalkan :g yang didefinisikan sebagai 10.g x x
Buktikan bahwa g merupakan fungsi surjektif.
Penyelesaian:
b a b g a
Untuk setiap b terdapat 10a b sedemikian sehingga
10g a a
10 10b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Definisi 2.10 (Bijektif) (Frans Susilo, 2012: 116)
Suatu fungsi :f X Y disebut fungsi (pemetaan) bijektif jika dan hanya
jika fungsi f tersebut adalah fungsi yang injektif dan sekaligus surjektif,
maka pada suatu fungsi bijektif, setiap elemen dalam domain mempunyai
tepat satu bayangan, dan setiap elemen dalam kodomain juga mempunyai
tepat satu prabayangan.
Oleh karena itu, fungsi bijektif seringkali disebut korespondensi satu-satu.
Contoh :
Fungsi :f dengan 2 1, .f x x x
Buktikan bahwa f merupakan fungsi bijektif.
Penyelesaian:
(a) Injektif
1 2 1 2 1 2,x x f x f x x x
Ambil sebarang 1 2,x x dengan 1 1( ) 2 1f x x dan 2 22 1f x x
Akan dibuktikan bahwa 1 2x x
Bukti:
1 1( ) 2 1f x x (definisi)
2 22 1f x x (definisi)
1 2f x f x (diketahui)
1 22 1 2 1x x (definisi)
1 22 2x x (kedua ruas dikurang 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1 2x x
(b) Surjektif
y x y f x
Untuk setiap y terdapat 1
2
yx
sedemikian sehingga
2 1f x x
1
2 12
y
1 1y
y
(c) Fungsi tersebut adalah fungsi bijektif karena merupakan fungsi yang
injektif dan sekaligus surjektif.
2.4 Teori Grup
2.4.1 Grup
Salah satu sistem aljabar yang paling sederhana adalah Grup. Grup
didefinisikan sebagai himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan
operasi biner yang memenuhi beberapa aksioma, di antaranya tertutup,
asosiatif, memiliki elemen identitas, dan memiliki elemen invers. Apabila
salah satu aksioma tidak terpenuhi maka bukan Grup. Cabang matematika
yang mempelajari Grup disebut Teori Grup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Definisi 2.11 (Operasi Biner) (Sukirman, 2014:60)
Misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong. Operasi pada
elemen-elemen S disebut operasi biner, apabila setiap dua elemen
, ,a b S maka ,a b S atau dikatakan bahwa operasi pada S
bersifat tertutup. Dapat pula dikatakan bahwa operasi merupakan
operasi biner pada S, apabila operasi merupakan pemetaan dari
S S ke S, yaitu ,ba S S maka .a b S
Contoh:
Diberikan himpunan \ 0 dan operasi " " , \ 0a b dengan
definisi . .a b ab b Tunjukkan bahwa " " merupakan operasi binner!
Penyelesaian:
Akan dibuktikan bahwa " " merupakan operasi binner pada \ 0 .
Berarti akan ditunjukkan 1 2 1 2 1 2 1 2, , , \ 0a a b b a a b b
berlaku 1 1 2 2a b a b
Ambil sebarang 1 2 1 2, , , \ 0a a b b dengan 1 2a a dan 1 2b b .
Akan ditunjukkan bahwa 1 1 2 2a b a b
1 1 1 1 1.a b a b b definisi " " pada \ 0
2 1 1.a b b 1 2a a
2 2 2.a b b 1 2b b
2 2a b definisi " " pada \ 0
" " pada \ 0 dengan definisi .a b a b b adalah operasi biner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.4.2 Teori Grup
Teori Grup merupakan salah satu ilmu matematika yang
merupakan salah satu pengembangan dari Teori Bilangan. Jika himpunan
semesta (semesta pembicaraan) dalam Teori Bilangan terbatas pada
himpunan semua bilangan bulat, maka himpunan semesta dari Teori Grup
adalah sebarang himpunan yang tidak kosong. Teori Grup dikatakan
sebagai salah satu jenis dari Struktur Aljabar (nama lain dari Aljabar
Abstrak), karena kajian dari Teori Grup bukan materi dari suatu
himpunan, tetapi struktur dari aksioma, definisi dan teorema-teoremanya.
Definisi 2.12 (Grupoid) (Sukirman, 2014:63)
Diberikan sebarang himpunan tidak kosong G yang dilengkapi
dengan operasi " " yang bersifat tertutup yaitu
,a b G a b G
,G disebut Grupoid.
Contoh:
Misalkan A merupakan himpunan semua bilangan bulat kelipatan tiga.
Tunjukkan bahwa ,A adalah suatu Grupoid.
Penyelesaian:
Ambil sebarang ,b Aa berarti
a adalah bilangan kelipatan tiga yaitu 3 ,a k k
b adalah bilangan kelipatan tiga yaitu 3 ,b l l
Akan dibuktikan a b A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berarti harus ditunjukkan
3 ,a b m m
Bukti:
3 3a b k l diketahui
3 k l pemfaktoran
3m m k l
Terbukti ,A Grupoid
Definisi 2.13 (Semigrup) (Sukirman, 2014:63)
Diberikan sebarang himpunan tidak kosong G yang dilengkapi
dengan operasi " " yang memenuhi sifat:
1. Tertutup ,a b G a b G
2. Asosiatif ,a b G a b c a b c
,G disebut Semigrup.
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:30)
Misalkan himpunan bilangan asli , didefinisikan operasi biner:
a b a b ab
Tunjukkan bahwa N, adalah suatu Semigrup.
Penyelesaian:
1. Tertutup
Ambil sebarang , ,a b N karena ,a b N dan ab N maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a b a b ab N
Jadi, tertutup terhadap operasi biner .
2. Asosiatif
Ambil sebarang , , ,a b c N maka
a b c a b ab c
a b ab c a b ab c
a b ab c ac bc abc
a b c a b c bc
a b c bc a b c bc
a b c bc ab ac abc
Maka untuk setiap , ,a b c N berlaku
* .a b c a b c
Jadi, ,N merupakan suatu Semigrup.
Definisi 2.14 (Grup) (Sukirman, 2014:71)
Diberikan himpunan tak kosong G yang dilengkapi oleh
operasi " ". Jika himpunan G dengan operasi " " memenuhi:
(i) a b G untuk semua ,a b G (tertutup)
(ii) a b c a b c untuk semua , ,a b c G (asosiatif)
(iii) Ada elemen e di G sehingga a e e a a untuk semua
a G (elemen identitas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
(iv) a G ada elemen 1a pada G, sehingga
1 1a a a a e (elemen invers)
maka ,G disebut Grup.
Contoh :
Diberikan Q 2 2 , Qa b a b
dilengkapi dengan operasi
penjumlahan pada bilangan rasional. Tunjukkan bahwa Q 2, adalah
Grup.
Penyelesaian :
(i) Tertutup , Q 2 Q 2x y x y
Ambil sebarang , Q 2x y berarti 1 1 1 12 ; , Q 2x a b a b
2 2 2 22; , Q 2y a b a b
1 1 2 22 2x y a b a b diketahui
1 1 2 22 2a b a b asosiatif “+” pada Q 2
1 2 1 22 2a a b b komutatif “+” pada Q 2
1 2 1 22 2a a b b asosiatif “+” pada Q 2
1 2 1 2 2a a b b distributif “+” pada Q 2
3 3x y a b dengan 3 1 2 Qa a a
3 1 2 Qb b b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
terbukti tertutup.
(ii) Asosiatif , ,z Q 2x y x y z x y z
Ambil sebarang , , Q 2,x y z berarti
1 1 1 12 ; , Q 2x a b a b
2 2 2 22 ; , Q 2y a b a b
3 3 3 32 ; , Q 2z a b a b
Akan dibuktikan x y z x y z
Bukti :
1 1 2 2 3 32 2 2x y z a b a b a b
1 2 1 2 3 32 2 2a a b b a b
1 2 1 2 3 32 2a a b b a b
1 2 3 1 2 3 2a a a b b b
1 1 2 3 2 32 2a b a a b b
1 1 2 2 3 32 2 2a b a b a b
x y z
terbukti asosiatif .
(iii)Elemen identitas e G x G e x x e
1 1 1 10 2 2 0a b a b
1 1 1 12 2a b a b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Q Q 20 0 0G G
1 1 2x G x a b
0 0G Gx x x
1 1 Q 1 Q 1Q 2 Q 22 0 0 0 2 0a b a b
1 1 2a b
x
Q 1 1 Q 1 1Q 2 Q 20 0 2 0 0 2a b a b
1 1 2a b
x
terbukti bahwa Q0 merupakan elemen identitas.
(iv) Invers 1x G x G x y y x e
Ambil sebarang 1 1 1 12; ,x G x a b a b G
Bukti :
0Gx y y x
(1) 0Gx y
1 1 Q Q 22 0 0a b y
1 1 1 1 Q Q 22 0 0a a b y a
Q 1 1 Q Q 20 2 0 0b y a
1 1 1 1 Q 22 2 2 0b b y b a
Q 1 1 Q0 2 0y b a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1 12y b a
1 12b a
1 1 2a b
(2) 0Gy x
1 1 Q Q 22 0 0y a b
1 1 1 1 Q Q 22 0 0y a a b a
Q 1 1 Q Q 20 2 0 0y b a
1 1 Q 22 0y b a
1 1 1 1Q 22 2 0 2y b b a b
Q 1 Q 10 0 2y a b
1 1 2y a b
1 1 2a b
terbukti memiliki invers.
Karena memenuhi keempat sifat tersebut maka Q 2, merupakan
Grup.
Definisi 2.15 (Grup Abelian) (Sukirman, 2014:71)
Diberikan himpunan tak kosong G yang dilengkapi oleh operasi
" ". Jika himpunan G dengan operasi " " memenuhi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(i) a b G untuk semua ,a b G (tertutup)
(ii) a b c a b c untuk semua , ,a b c G (asosiatif)
(iii) Ada elemen e di G sehingga a e e a a untuk
semua a G (elemen identitas)
(iv) a G ada elemen 1a pada G, sehingga
1 1a a a a e (elemen invers)
(v) a b b a untuk semua ,a b G (komutatif)
maka ,G disebut Grup Abelian.
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:42)
Misalkan G = 1,1 adalah suatu himpunan.
Tunjukkan bahwa G adalah suatu Grup Komutatif/Grup Abelian terhadap
perkalian , .G
Penyelesaian :
Tabel Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, .)
. -1 1
-1 1 -1
1 -1 1
Dari tabel cayley akan ditunjukkan bahwa G = 1,1 merupakan suatu
Grup Abelian terhadap perkalian , ,G yaitu :
(i) Tertutup
Ambil sebarang nilai dari G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
misalkan 1 dan 1 G
1 1 1
Karena hasilnya 1 ,G maka tertutup terhadap G
(ii) Asosiatif
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan 1a , 1b dan 1c G
1 1 1 1 1 1a b c
1 1 1 1 1 1a b c
Sehingga 1a b c a b c
Maka G asosiatif
(iii)Elemen identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
misalkan 1 G
1 1 1e e
misalkan 1 G
1 1 1e e
maka G memiliki elemen identitas
(iv) Elemen invers
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 G , pilih 1 G ,
sehingga 1 1 1 e , maka 1
1 1
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 G , pilih 1 G ,
sehingga 1 1 1 e , maka 1
1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
maka G memiliki elemen invers
(v) Komutatif
Ambil sebarang nilai dari G :
Misalkan 1 dan 1 G
1 1 1
1 1 1
sehingga 1 1 1 1 1
maka G komutatif
Karena himpunan G dengan operasi " " memenuhi (i), (ii), (iii), (iv)
dan (v) maka G adalah suatu Grup Abelian terhadap perkalian , .G
2.4.3 Subgrup
Pada sub pokok bahasan ini akan diperkenalkan Subgrup yang
merupakan bagian dari Grup. Secara harfiah Subgrup dapat diartikan
sebagai grup bagian yang mempunyai sifat-sifat dari Grup. Adapun
definisinya adalah sebagai berikut:
Definisi 2.16 (Subgrup) (Joseph A Gallian, 2010:58)
Diberikan Grup ,G dan himpunan tak kosong H adalah
himpunan bagian dari sebuah Grup .G H dikatakan Subgrup dari
G jika H merupakan Grup terhadap operasi yang sama di .G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterangan :
Notasi yang biasa digunakan untuk menyatakan bahwa H merupakan
Subgrup dari G adalah: .H G Bila H Subgrup dari G tetapi tidak
sama dengan G disebut Subgrup Murni (Proper Subgrup), dan ditulis
.H G
Contoh : (Fadli Mas’oed, 2013:46)
Diberikan G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah himpunan dari Z6 dan G
merupakan suatu Grup terhadap penjumlahan , .G
Tabel Cayley G ={0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap (G, +).
+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 0
2 2 3 4 5 0 1
3 3 4 5 0 1 2
4 4 5 0 1 2 3
5 5 0 1 2 3 4
Tunjukkan bahwa H = {0, 2, 4} adalah subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
terhadap penjumlahan , .G
Penyelesaian :
H = {0, 2, 4} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},
sehingga .H G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dari tabel cayley di atas akan ditunjukkan H = {0, 2, 4} memenuhi
syarat-syarat suatu Grup:
a. Tertutup
Ambil sembarang nilai dari H
misalkan 0,2,4 H
0 0 0
0 2 2
0 4 4
2 2 4
2 4 0
4 4 2
karena hasilnya 0, 2, 4 ,H maka tertutup terhadap H
b. Asosiatif
Ambil sembarang nilai dari H
misalkan 2, 2,a b dan 4c H
2 2 4 4 4 2a b c
2 2 4 2 0 2a b c
Sehingga:
2a b c a b c
maka H asosiatif
c. Adanya elemen identitas (e = 0, terhadap penjumlahan)
Ambil sembarang nilai dari H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
misalkan 0 H
0 0 0e e
misalkan 2 H
2 2 2e e
misalkan 4 H
4 4 4e e
maka H ada elemen identitas
d. Adanya elemen invers
Ambil sembarang nilai dari H, misalkan 0 ,H pilih 0 ,H
sehingga 0 0 0 ,e maka 1
0 0
Ambil sembarang nilai dari H, misalkan 2 ,H pilih 4 ,H
sehingga 2 4 0 ,e maka 1
2 4
Ambil sembarang nilai dari H, misalkan 4 ,H pilih 2 ,H
sehingga 4 2 0 ,e maka 1
4 2
Maka H ada elemen invers
Jadi, 0, 2, 4H memenuhi syarat-syarat suatu Grup, sehingga
,H merupakan Subgrup dari , .G
Ketika membicarakan sebuah kelompok (Grup) secara umum,
seringkali kita ingin mengetahui ada berapa banyak anggota Grup
tersebut. Dalam konteks Grup dalam aljabar, banyak anggota (elemen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dari suatu Grup juga merupakan hal yang menarik untuk diketahui.
Berikut ini akan diperkenalkan beberapa istilah yang berkaitan dengan
banyaknya elemen dari suatu Grup, dan notasi yang digunakan.
Definisi 2.17 (Order dari sebuah Grup) (Joseph A Gallian, 2010:57)
Order dari sebuah Grup G, dinyatakan dengan ,G adalah
banyaknya elemen dari sebuah Grup G (hingga atau tak hingga).
Definisi 2.18 (Order dari suatu Elemen) (Joseph A Gallian, 2010:57)
Diberikan Grup , .G Order dari suatu elemen dalam grup adalah
bilangan bulat positif terkecil n sehingga .ng e Notasinya : .g
Elemen g dikatakan mempunyai order tak hingga, jika tidak ada
bilangan bulat n yang memenuhi persamaan tersebut.
Contoh : (Fadli Mas’oed, 2013:48)
Tentukan Subgrup dari Grup (Z4,+) dan tentukan order dari masing-
masing Subgrup.
Penyelesaian :
Grup Z4 0,1, 2, 3 , order dari Grup 4 4.Z
Subgrup dari unsur-unsur 4Z adalah:
Misal 0,1,2,3n dan 4,aH na n Z
0,a
0 0H
Sehingga 0 1H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1,a
1 1,2,3,0H
Sehingga 1 4H
2,a
2 2,0H
Sehingga 2 2H
3,a
3 3,2,1,0H
Sehingga 3 4H
2.4.4 Grup Siklik
Pada bagian ini akan dijelaskan suatu orde dari suatu Grup yang
setiap unsurnya dapat ditulis sebagai perpangkatan (positif atau negatif)
atau perkalian dari suatu unsur tetap dari Grup tersebut. Grup yang seperti
ini dinamakan Grup Siklik. Berikut ini akan didefinisikan Grup Siklik
terhadap operasi perkalian dan penjumlahan:
Definisi 2.19: terhadap perkalian (Fadli Mas’oed, 2013:52)
Grup ,G disebut Siklik, bila ada elemen a G sedemikian
sehingga .nG a n Z Elemen a disebut generator dari Grup
Siklik tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Definisi 2.20: terhadap penjumlahan (Fadli Mas’oed, 2013:52)
Grup ,G disebut Siklik, bila ada elemen a G sedemikian
hingga .G na n Z
Jadi suatu Grup dikatakan Grup Siklik apabila suatu generator a
membangun Grup itu sendiri. Dapat dijelaskan lebih lanjut dalam Definisi
2.21, sebagai berikut:
Definisi 2.21 (Fadli Mas’oed, 2013:52) :
Misalkan ,G adalah suatu Grup dan ,a G maka generator a
yang membangun suatu Subgrup a
di mana ,a G maka
Subgrup tersebut dinamakan Grup Siklik.
Dengan kata lain, Grup Siklik adalah Subgrup yang unsur-unsurnya
merupakan unsur-unsur dari Grup itu sendiri. Suatu Grup Siklik bisa
beranggotakan terhingga banyak unsur, bisa juga beranggotakan tak
hingga unsur-unsur. Apabila generator a tidak membangun Grup itu
sendiri, maka generator akan membangun suatu Subgrup dikatakan
sebagai Subgrup Siklik (dapat dijelaskan dalam Definisi 2.22).
Definisi 2.22(Fadli Mas’oed, 2013:53)
Misalkan ,G adalah suatu Grup dan ,a G maka generator a
yang membangun suatu Subgrup a dinamakan Subgrup Siklik
dari , .G
Jadi yang dimaksud dengan Subgrup Siklik yaitu suatu Subgrup yang
dibangkitkan oleh satu unsur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:54-55)
1) Misalkan I4 = {1, -1, i, -i} adalah Grup bilangan kompleks terhadap
perkalian 4 , .I Tentukan Grup Siklik dari Grup tersebut.
Penyelesaian:
Generator dari I4 = {1, -1, i, -i} adalah 1, -1, i dan –i
1 1n
n Z
0 1 21 , 1 , 1 ,
1
1 1n
n Z
0 1 21 , 1 , 1 ,
1,1
ni i n Z
0 1 2 3 4, , , , ,i i i i i
1, , 1,i i
ni i n Z
2 1 0 1 2, , , , , ,i i i i i
1, , , 1i i
Generator i dan –i adalah membangun suatu Grup Siklik, sehingga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1, 1, ,i i i i
Generator 1 dan -1 adalah membangun Subgrup Siklik, sehingga:
1 1
1 1, 1
2) Misalkan G = {0, 1, 2, 3} adalah suatu Grup terhadap penjumlahan
, .G Tentukan Grup Siklik dari Grup tersebut.
Penyelesaian:
Generator dari G = {0, 1, 2, 3} adalah 0, 1, 2 dan 3
0 0n n Z
0
1 1n n Z
0 1, 1 1, 2 1, 3 1,
0,1,2,3
2 2n n Z
0 2, 1 2, 2 2, 3 2,
0,2
3 3n n Z
0 3, 1 3, 2 3, 3 3,
0,3,2,1
Generator 1 dan 3 adalah membangun suatu Grup Siklik, sehingga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1 3 0,1,2,3
Generator 0 dan 2 adalah membangun Subgrup Siklik, sehingga:
0 0
2 0,2
2.4.5 Grup Permutasi
Dalam suatu kelompok kecil atau himpunan, kita pasangkan/
petakan masing-masing anggota kelompok secara satu-satu sehingga
semuanya memiliki pasangan satu-satu dan tidak ada yang memiliki dua
pasang. Konsep sederhana ini dapat diaplikasikan ke dalam Grup
sehingga kita dapat mengetahui komposisi pemetaannya, yang dikatakan
sebagai Grup Permutasi.
Misalkan suatu himpunan A yang memiliki n unsur dan masing-
masing unsur dipetakan secara bijektif, sehingga didapat setiap unsur dari
himpunan A memiliki pasangannya, peristiwa dikatakan suatu permutasi
dari himpunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam definisi berikut:
Definisi 2.23 (Fadli Mas’oed, 2013:57)
Suatu permutasi dari n unsur adalah suatu fungsi bijektif dari
himpunan n unsur ke himpunan itu sendiri.
Untuk memudahkan digunakan bilangan bulat (1, 2, 3, ..., n) untuk
menyatakan himpunan n unsur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Permutasi a disajikan:
1 2 3
1 2 3
n
n
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:58)
Misalkan dan dua permutasi yang didefinisikan sebagai berikut:
1 2 3 4 5
2 1 4 5 3
dan 1 2 3 4 5
.5 4 3 2 1
Tentukan dan .
Penyelesaian:
Untuk menentukan kita definisikan komposisi , sehingga:
1 1 5 3p
2 2 4 5
3 3 3 4p
4 4 2 1
5 5 1 2
Jadi 1 2 3 4 5
3 5 4 1 2
Untuk menentukan kita definisikan komposisi ,p sehingga:
1 1 2 4
2 2 1 5
3 3 4 2
4 4 5 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5 5 3 3
Jadi 1 2 3 4 5
4 5 2 1 3
2.4.6 Homomorfisma Grup
Definisi 2.24 (Fadli Mas’oed, 2013:65)
Diberikan ,G Grup dan ,H Grup. Terdapat suatu pemetaan
, , .G H Pemetaan disebut homomorfisma grup, jika
, , .x y G x y x y
Ada beberapa definisi khusus mengenai Homomorfisma adalah sebagai
berikut:
Definisi 2.25 (Fadli Mas’oed, 2013:65)
a. Monomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang
injektif.
b. Epimorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang surjektif.
c. Isomorfisma adalah suatu Homomorfisma Grup yang bijektif.
Contoh :
1) 2 2 , , , ,a b
M R a b c d Rc d
grup
, RR dibentuk 2 2: M R R
dengan aturan .a b
a b c dc d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tunjukkan apakah homomorfisma grup!
Penyelesaian :
(i) well defined
2 2: M R R
2 2,A B M R A B A B
Ambil sebarang 2 2,A B M R yang berarti
11 12
21 22
a aA
a a
dan 11 12
21 22
b bB
b b
dengan A B
,, 1,2ij ij i ja b
Akan dibuktikan A B
Bukti :
11 12
21 22
a aA
a a
11 12 21 22a a a a definisi
11 12 21 22b b b b ,, 1,2ij ij i ja b
11 12
21 22
b b
b b
B
(ii) homomorfisma grup 2 2,A B M R
A B A B
Ambil sebarang 2 2,A B M R berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
11 12
21 22
a aA
a a
dan 11 12
21 22
.b b
Bb b
Akan dibuktikan .A B A B
Bukti :
11 12 11 12
21 22 21 22
a a b bA B
a a b b
11 11 12 12
21 21 22 22
a b a b
a b a b
11 11 12 12 21 21 22 22a b a b a b a b
11 12 21 22 11 12 21 22a a a a b b b b
11 12 11 12
21 22 21 22
R
a a b b
a a b b
RA B
terbukti homomorfisma grup.
2) ,Z dan ,R : Z R dengan 2 , .xx x Z
Tunjukkan bahwa homomorfisma dan isomorfisma!
Penyelesaian:
(i) well defined
: Z R
,x y Z x y x y
Ambil sebarang ,x y Z dengan x y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Akan dibuktikan x y
Bukti :
2xx (definisi)
2y (x = y)
y
(ii) homomorfisma grup
,x y Z x y x y
Ambil sebarang ,x y Z
Akan dibuktikan x y x y
Bukti:
2x yx y (definisi)
2 2x y (sifat eksponensial)
x y
Terbukti bahwa homomorfisma grup.
(iii) Injektif
,a b Z a b a b
Ambil sebarang ,a b Z dengan 2aa dan 2bb
Akan dibuktikan bahwa a b
Bukti:
2aa (definisi)
2bb (definisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a b (diketahui)
2 2a b (definisi)
a b (sifat kesamaan eksponensial)
Terbukti bahwa merupakan monomorfisma.
(iv) Surjektif b R a Z b a
Untuk setiap b R terdapat 2
ba sedemikian sehingga
2aa
2a (definisi 2a)
22
bb
Terbukti bahwa merupakan epimorfisma.
(v) Karena injektif (monomorfisma) dan surjektif
(epimorfisma) maka bijektif (isomorfisma).
2.4.7 Grup Faktor
Dalam bagian ini akan diperkenalkan dengan Subgrup Normal
yaitu suatu Subgrup yang mempunyai sifat tambahan. Gabungan dari
koset-koset dari suatu Subgrup Normal dapat membentuk suatu Grup
yang dinamakan Grup Faktor
2.4.7.1 Relasi Ekuivalen
Suatu relasi T dari himpunan A ke himpunan B adalah himpunan
bagian dari .A X B Bila pasangan (a,b) merupakan anggota dari T, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a berelasi dengan b, dan ditulis sebagai aTb. Bila (a,b) bukan merupakan
anggota dari T, maka a tidak berelasi dengan b, dan ditulis .bTa
Suatu relasi ekuivalen adalah relasi yang mempunyai beberapa
sifat yang harus dipenuhi, seperti dalam definisi berikut:
Definisi 2.26 (Fadli Mas’oed, 2013:71)
Suatu relasi T pada himpunan A disebut relasi ekuivalen bila
memenuhi sifat-sifat berikut:
a. aTa berlaku a A (Sifat Refleksif)
b. aTb maka bTa berlaku ,a b A (Sifat Simetris)
c. aTb dan bTc, maka aTc berlaku , ,a b c A (Sifat Transitif)
Bila T adalah suatu relasi ekuivalen pada himpunan A dan ,a A
maka a x A xTa disebut kelas ekuivalen yang memuat a.
Himpunan dari semua kelas ekuivalen disebut himpunan faktor dari A
oleh T, dan ditulis / .A T
Jadi:
/A T a aTA
Suatu koleksi dari himpunan-himpunan bagian tak kosong disebut
partisi dari himpunan A bila gabungan dari himpunan-himpunan bagian
tersebut adalah A dan sembarang dua himpunan bagian tersebut adalah
lepas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:71)
Misalkan n adalah bilangan bulat positif, a dan b adalah bilangan-
bilangan bulat. Kita katakan bahwa a kongruen dengan b modulo n, bila
n membagi ,a b yang ditulis:
moda b n
Himpunan dari kelas-kelas ekuivalen tersebut disebut himpunan dari
bilangan-bilangan bulat modulo n dan ditulis dengan Zn. Tunjukkan
bahwa relasi kongruen modulo n adalah suatu relasi ekuivalen pada
himpunan bilangan bulat Z.
Penyelesaian:
moda b n bila dan hanya bila n a b
a. Sifat Refleksif
a Z
Bila ,n a a ini berarti mod ,a a n sehingga aTa
b. Sifat Simetris
,a b Z
Bila ,n a b ini berarti mod ,a b n sehingga aTb
Bila ,n a b n b a ini berarti mod ,b a n sehingga bTa
Jadi bila aTb maka bTa
c. Sifat Transitif
, ,a b c Z
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bila ,n a b ini berarti mod ,a b n sehingga aTb
Bila ,n b c ini berarti mod ,b c n sehingga bTc
Bila ,n a b b c n a c ini berarti mod ,a c n sehingga
aTc
Jadi bila aTb dan bTc maka aTc
Jadi kongruensi modulo n adalah suatu relasi ekuivalen pada
himpunan Z.
2.4.7.2 Koset dan Teorema Lagrange
Definisi 2.27 (Fadli Mas’oed, 2013:73)
Relasi moda b H adalah suatu relasi ekuivalen pada G. Kelas
ekuivalen yang memuat a dapat ditulis sebagai bentuk
,Ha ha h H disebut koset kanan dari H dalam G dan bila
,aH ah h H disebut koset kiri dari H dalam G. Unsur a
disebut generator dari koset tersebut.
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:73)
Misalkan 3Z adalah Subgrup dari Z yang merupakan himpunan bilangan
bulat. Tentukan koset kiri dan koset kanan dari 3Z dalam Z.
Penyelesaian:
Kita akan selidiki koset kiri dan koset kanan terhadap operasi
penjumlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Diketahui:
Z = {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}
3Z = {..., -6, -3, 0, 3, 6, ...}
Koset kiri:
-2 + 3Z = {..., -8, -5, -2, 1, 4, ...}
-1 + 3Z = {..., -7, -4, -1, 2, 5, ...}
0 + 3Z = {..., -6, -3, 0, 3, 6, ...}
1 + 3Z = {..., -5, -2, 1, 4, 7, ...}
2 + 3Z = {..., -4, -1, 2, 5, 8, ...}
Koset kanan:
3Z + (-2) = {..., -8, -5, -2, 1, 4, ...}
3Z + (-1) = {..., -7, -4, -1, 2, 5, ...}
3Z + 0 = {..., -6, -3, 0, 3, 6, ...}
3Z + 1 = {..., -5, -2, 1, 4, 7, ...}
3Z + 2 = {..., -4, -1, 2, 5, 8, ...}
Koset kiri = Koset kanan
2.4.7.3 Subgrup Normal dan Grup Faktor
Pada bagian ini akan dibahas mengenai himpunan faktor yang
merupakan suatu Grup dengan perkalian yang didefinisikan dalam G.
Misalkan G adalah suatu Grup dengan H adalah Subgrup dari G dan
Relasi moda b H adalah suatu relasi ekuivalen pada G. Akan kita
tunjukkan himpunan faktor yang merupakan suatu Grup dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
perkalian yang didefinisikan dalam G berlaku bila dan hanya bila koset
kiri dari H dalam G |aH ah h H
sama dengan koset kanan
| .Ha ha h H
Definisi 2.28 (Fadli Mas’oed, 2013:77)
Misalkan ,H adalah suatu Subgrup dari Grup ,G , Subgrup
H dikatakan Subgrup Normal dari G bila 1g h g H untuk
setiap g G dan .h H
Definisi 2.29 (Fadli Mas’oed, 2013:78)
Misalkan H adalah suatu Subgrup Normal dari Grup G, maka
setiap koset kiri dari H dalam G juga merupakan koset kanannya
(aH = Ha).
Dari definisi tersebut dapat dikatakan untuk menentukan bahwa
suatu Subgrup H adalah Subgrup Normal dari Grup G, maka harus
dibuktikan bahwa koset-koset kiri dari H dalam G sama dengan koset-
koset kanan dari H dalam G (aH = Ha).
Jika H adalah Subgrup Normal dari ,G dan G/N adalah
himpunan semua koset kiri atau koset kanan dari N dalam G, yang
didefinisikan:
gH nH g n H
Dari penjelasan tersebut, maka adapun definisi dari Grup Faktor adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Definisi 2.30 (Fadli Mas’oed, 2013:78)
Bila H adalah Subgrup Normal dar Grup , ,G himpunan dari
koset-koset /G H H G g G membentuk Grup / ,N G
yang didefinisikan oleh 1 2 1 2 ,H g H g H g g disebut
Grup Faktor G oleh H.
Orde dari Grup Faktor / ,G N adalah banyaknya koset-koset
dari N dalam G, sehingga:
/ :G
Ind G N Ind G HH
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:78)
Misalkan 6, 0,1,2,3,4,5G Z adalah suatu Grup dan
0,2,4H adalah Subgrup dari G. Tentukan Grup Faktor dari G oleh
H, yaitu / .G H
Penyelesaian:
Terlebih dahulu akan ditunjukkan bahwa Grup tersebut merupakan
Subgrup Normal, di mana koset kiri sama dengan koset kanan.
6, 0,1,2,3,4,5 ,G Z generatornya 0, 1, 2, 3, 4, 5
Koset kiri:
0 + H = 0 + {0, 2, 4} = {0, 2, 4}
1 + H = 1 + {0, 2, 4} = {1, 3, 5}
2 + H = 2 + {0, 2, 4} = {2, 4, 0}
3 + H = 3 + {0, 2, 4} = {3, 5, 1}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4 + H = 4 + {0, 2, 4} = {4, 0, 2}
5 + H = 5 + {0, 2, 4} = {5, 1, 3}
Koset kanan:
H + 0 = {0, 2, 4} + 0 = {0, 2, 4}
H + 1 = {0, 2, 4} + 1 = {1, 3, 5}
H + 2 = {0, 2, 4} + 2 = {2, 4, 0}
H + 3 = {0, 2, 4} + 3 = {3, 5, 1}
H + 4 = {0, 2, 4} + 4 = {4, 0, 2}
H + 5 = {0, 2, 4} + 5 = {5, 1, 3}
Sehingga:
0 + H = H + 0 = {0, 2, 4}
1 + H = H + 1 = {1, 3, 5}
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0}
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1}
4 + H = H + 4 = {4, 0, 2}
5 + H = H + 5 = {5, 1, 3}
Maka: koset kiri = koset kanan
sehingga : Subgrup dari H = {0, 2, 4} merupakan Subgrup Normal
Sekarang kita akan menentukan Grup Faktor G oleh H yang dibentuk
dari Subgrup Normal tersebut:
6/ : 2
3
GInd G N Ind G H
H
Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Misalkan kita ambil koset kiri:
0 + H = {0, 2, 4}
1 + H = {1, 3, 5}
2 + H = {2, 4, 0}
3 + H = {3, 5, 1}
4 + H = {4, 0, 2}
5 + H = {5, 1, 3}
Maka:
0 + H = 2 + H = 4 + H = {0, 2, 4}
1 + H = 3 + H = 5 + H = {1, 3, 5}
Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2:
0 + H = {0, 2, 4} = H
1 + H = {1, 3, 5}
Adapun daftar Cayley dari Grup Faktor tersebut adalah:
Tabel Cayley
Grup Faktor dari G = Z6 oleh H = {0, 2, 4}
+ H 1 + H
H H 1 + H
1 + H 1 + H H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2.5 Ring
2.5.1 Ring
Pada pembahasan sebelumnya telah dibicarakan mengenai struktur
aljabar yang terdiri dari satu himpunan tak kosong dengan satu operasi
biner yaitu terhadap penjumlahan atau terhadap perkalian yang disebut
Grup. Pada bagian ini akan dibahas mengenai struktur aljabar yang terdiri
dari satu himpunan tak kosong dengan dua operasi biner yaitu terhadap
penjumlahan dan perkalian, struktur aljabar ini disebut dengan Ring
(Gelanggang). Untuk lebih jelasnya dalam definisi berikut :
Definisi 2.31 (Ring) (Fadli Mas’oed, 2013:84-85)
Suatu ring , ,.R adalah suatu himpunan tak kosong R dengan
operasi biner penjumlahan ( ) dan perkalian (.) pada R yang
memenuhi aksioma-aksioma berikut :
(i) Tertutup terhadap penjumlahan ( )
,a b R a b R
(ii) Asosiatif terhadap penjumlahan ( )
, ,a b c R a b c a b c
(iii) Adanya elemen identitas terhadap penjumlahan ( )
e R a R a e e a a
(iv) Adanya elemen invers terhadap penjumlahan ( )
1 1 1 0a R a R a a a a e
(v) Komutatif terhadap penjumlahan ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
,a b R a b b a
(vi) Tertutup terhadap perkalian (.)
, .a b R a b R
(vii) Asosiatif terhadap perkalian (.)
, , . . . .a b c R a b c a b c
(viii) Distributif perkalian (.) terhadap penjumlahan ( )
, ,a b c R
. . .a b c a b a c dan .c . .a b a c b c
Dari definisi tersebut disimpulkan bahwa suatu struktur aljabar dengan
dua operasi biner , ,.R dikatakan suatu Ring (Gelanggang) bila :
1) ,R merupakan suatu Grup Komutatif
2) ,.R merupakan suatu Semigrup
3) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:86-88)
Tunjukkan bahwa Z4 adalah suatu Ring.
Penyelesaian:
Daftar Cayley 4 ,Z dan 4 ,.Z
+ 0 1 2 3 . 0 1 2 3
0 0 1 2 3 0 0 0 0 0
1 1 2 3 0 1 0 1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2 2 3 0 1 2 0 2 0 2
3 3 0 1 2 3 0 3 2 1
Dari tabel di atas akan ditunjukkan bahwa Z4 = {0, 1, 2, 3} merupakan
suatu Ring bila memenuhi :
1) Grup Komutatif terhadap penjumlahan 4 ,Z
(i) Tertutup
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 0, 1, 2, 3 ∈ Z4
1 + 0 = 1
1 + 1 = 2
1 + 2 = 3
1 + 3 = 0
karena hasilnya 0, 1, 2, 3 ∈ Z4, maka tertutup terhadap Z4
(ii) Asosiatif
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 2, 1,a b dan 43c Z
2 1 3 3 3 2a b c
2 1 3 2 0 2a b c
sehingga :
2a b c a b c
maka Z4 assosiatif
(iii) Adanya elemen identitas (e = 0, terhadap penjumlahan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 40 Z
0 0 0e e
misalkan 41 Z
1 1 1e e
misalkan 42 Z
2 2 2e e
misalkan 43 Z
3 3 3e e
maka Z4 ada elemen identitas
(iv) Adanya elemen invers
Ambil sebarang nilai dari Z4, misalkan 40 Z , pilih 40 Z ,
sehingga 0 0 0 ,e maka 10 0
Ambil sebarang nilai dari Z4, misalkan 41 Z , pilih 43 Z ,
sehingga 1 3 0 ,e maka 11 3
Ambil sebarang nilai dari Z4, misalkan 42 Z , pilih 42 Z ,
sehingga 2 2 0 ,e maka 12 2
Ambil sebarang nilai dari Z4, misalkan 43 Z , pilih 41 Z ,
sehingga 3 1 0 ,e maka 13 1
maka Z4 ada elemen invers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(v) Komutatif
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 2,a 43b Z
2 3 1a b
3 2 1b a
sehingga :
1a b b a
maka Z4 komutatif
Jadi, Z4 = {0, 1, 2, 3} merupakan Grup Komutatif terhadap
penjumlahan 4 ,Z
2) Semigrup terhadap perkalian 4 ,.Z
(i) Tertutup
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 0, 1, 2, 3 ∈ Z4
1 . 0 = 0
1 . 1 = 1
1 . 2 = 2
1 . 3 = 3
karena hasilnya 0, 1, 2, 3 ∈ Z4, maka tertutup terhadap Z4
(ii) Asosiatif
Ambil sebarang nilai dari Z4
misalkan 2, 1,a b dan 43c Z
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
. . 2.1 .3 2.3 2a b c
. . 2. 1.3 2.3 2a b c
sehingga :
. . . . 2a b c a b c
maka Z4 assosiatif
Jadi, Z4 = {0, 1, 2, 3} merupakan Semigrup terhadap perkalian 4 ,.Z
3) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
Ambil sebarang nilai Z4
misalkan 2, 1,a b dan 43c Z
. 2. 1 3a b c . . 2.1 2.3a b a c
2.0 2 2
0 0
maka, . . . 0a b c a b a c
. 2 1 .3a b c . b. 2.3 1.3a c c
3.3 2 3
1 1
maka, . . . 1a b c a c b c
Jadi, Z4 = {0, 1, 2, 3} distributif perkalian terhadap penjumlahan
Karena Z4 = {0, 1, 2, 3} memenuhi semua aksioma-aksioma yang ada,
maka Z4 adalah suatu Ring (Z4,+,.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2.5.2 Ring Komutatif
Definisi 2.32 (Ring Komutatif) (Fadli Mas’oed, 2013:89)
Suatu struktur aljabar dengan dua operasi biner , ,.R dikatakan
suatu Ring (Gelanggang) Komutatif (Abelian) bila:
1) ,R merupakan suatu Grup Komutatif
2) ,.R merupakan suatu Semigrup Komutatif
3) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
Jadi, pada Ring Komutatif ,.R yang merupakan suatu Semigrup harus
memenuhi sifat-sifat komutatifnya, yaitu:
. . , ,a b b a a b R
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:89)
Dari contoh Ring, tunjukkan bahwa Ring 4 , ,.Z merupakan suatu Ring
Komutatif.
Penyelesaian:
Dari contoh Ring, telah ditunjukkan bahwa Z4 = {0, 1, 2, 3} adalah suatu
Ring 4 , ,.Z . Sekarang akan ditunjukkan sifat komutatif dari Ring
tersebut.
4. . , ,a b b a a b Z
Ambil sembarang nilai dari Z4, misalkan 2 dan 3 4Z
2.3 2
3.2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sehingga 2.3 3.2 2
Karena Ring 4 , ,.Z tersebut memenuhi sifat komutatif, maka 4 , ,.Z
tersebut adalah Ring Komutatif atau Ring Abelian.
2.5.3 Subring
Pada subpokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai strukur
bagian dari Ring yang disebut Subring (Gelanggang Bagian), adapun
definisinya adalah sebagai berikut:
Definisi 2.33 (Subring) (Fadli Mas’oed, 2013:104)
Misalkan , ,.R adalah suatu Ring, S adalah himpunan
bagian dari R .S R Bila operasi yang sama dengan , ,.S
membentuk suatu Ring maka S disebut Subring dari R.
Untuk lebih jelasnya syarat-syarat dari Subring adalah sebagai berikut:
Definisi 2.34 (Subring) (Fadli Mas’oed, 2013:104)
Misalkan , ,.R adalah suatu Ring, S adalah himpunan bagian
dari R yang disebut Subring dari R, bila untuk setiap , ,a b S
berlaku:
1) S
2) a b S
3) .a b S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:104-105)
Misalkan Z4 = {0, 1, 2, 3} merupakan suatu Ring, tunjukkan bahwa S =
{0, 2} adalah Subring dari Z4.
Penyelesaian:
Akan ditunjukkan bahwa S = {0, 2} memenuhi syarat-syarat dari suatu
Ring.
1) ,S syarat terpenuhi karena S = {0,2}
2) a b S
Misalkan 0,2 S
2 0 2
2 2 0
0 2 2
sehingga 0, 2 S
3) .a b S
Misalkan 0,2 S
2.0 0
2.2 0
0.2 0
sehingga 0 S
Syarat 1), 2), dan 3) terpenuhi maka S adalah Subring dari Z4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2.5.4 Ideal
Pada materi Grup diketahui ada Subgrup Normal yang merupakan
Subgrup yang memiliki sifat khusus. Di dalam Ring juga ada Subring
khusus yang memiliki sifat-sifat istimewa yaitu tertutup perkalian unsur
di luar Subring. Subring semacam ini dinamakan suatu Ideal. Pada Ideal
dikenal dengan Ideal kiri yaitu bila tertutup terhadap perkalian unsur di
sebelah kiri dan Ideal kanan yaitu bila tertutup terhadap perkalian unsur di
sebelah kanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam definisi berikut:
Definisi 2.35 (Ideal kiri) (Fadli Mas’oed, 2013:107)
Misalkan , ,.R adalah suatu Ring dan S merupakan
himpunan bagian dari R S R disebut Ideal kiri, bila untuk
setiap ,a b S dan ,r S berlaku:
1) a b S
2) .a b S
3) ra S
Definisi 2.36 (Ideal kanan) (Fadli Mas’oed, 2013:107)
Misalkan , ,.R adalah suatu Ring dan S merupakan
himpunan bagian dari R S R disebut Ideal kanan, bila untuk
setiap ,a b S dan ,r S berlaku:
1) a b S
2) .a b S
3) ar S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Definisi 2.37 (Ideal) (Fadli Mas’oed, 2013:107)
Misalkan , ,.R adalah suatu Ring dan S merupakan
himpunan bagian dari R S R disebut Ideal, bila untuk setiap
,a b S dan ,r S berlaku:
1) a b S
2) .a b S
3) ra S dan ar S
Jadi suatu Subring dinamakan Ideal bila Subring tersebut tertutup
terhadap operasi perkalian unsur di sebelah kiri (Ideal kiri) dan Subring
tersebut juga tertutup terhadap operasi perkalian unsur di sebelah kanan
(Ideal kanan).
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:107-108)
Misalkan Z4 = {0, 1, 2, 3} merupakan suatu Ring, tunjukkan bahwa
Subring S = {0, 2} adalah suatu Ideal.
Penyelesaian:
Pada contoh sebelumnya telah ditunjukkan bahwa S = {0, 2} adalah
Subring dari Z4 = {0, 1, 2, 3}. Sekarang akan ditunjukkan bahwa S
merupakan suatu Ideal, dengan membuktikan bahwa S adalah Ideal kiri
dan Ideal kanan.
Diketahui: 0, 1, 2, 3 4Z dan 0, 2 S
Ideal kiri 0. 0 0
1. 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. 0 0
3. 0 0
0. 2 0
1. 2 2
2. 2 0
3. 2 2
S merupakan Ideal kiri dari Z4
Ideal kanan 0. 0 0
0.1 0
0. 2 0
0. 3 0
2. 0 0
2.1 2
2. 2 0
2.3 2
S merupakan Ideal kanan dari Z4
Jadi S merupakan Ideal kiri dan Ideal kanan dari Z4 sehingga S adalah
Ideal dari Z4.
2.5.5 Ring Faktor
Suatu Ring Faktor terdiri dari himpunan dari koset-koset Ring
tersebut yang di antaranya adalah ideal-ideal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Definisi 2.38 (Ring Faktor) (Fadli Mas’oed, 2013:114)
Misalkan R adalah suatu Ring dan S adalah suatu Ideal dari R.
/ |R S S a a R adalah Ring dengan (S + a) + (S + b) = S +
(a + b) dan (S + a) . (S + b) = S + (a . b). Ring semacam ini disebut
Ring Faktor atau Ring Koisen.
Dengan kata lain, misalkan R adalah suatu Ring dan S adalah suatu Ideal
dari R, maka R/S disebut Ring Faktor jika:
1) / ,R S merupakan suatu Grup Komutatif
2) / ,.R S merupakan suatu Semigrup
3) / , ,.R S merupakan distributif perkalian terhadap penjumlahan
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:117-119)
Bila K = {0, 2, 4} adalah suatu Ideal yang dibangun oleh 2 dalam Z6,
tunjukkan Z6/K adalah Ring Faktor.
Penyelesaian:
Ada dua koset/Idealdari Ring Z6, yaitu:
K = {0, 2, 4}
K + 1 = {1, 3, 5}
Sehingga Z6/K = {K, K + 1}
Daftar Cayley (Z6/K = Z6/{0,2,4},+) dan (Z6/K = Z6/{0,2,4},.)
+ K K + 1 . K K + 1
K K K + 1 K K K
K + 1 K + 1 K K + 1 K K +1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari tabel, akan dibuktikan bahwa Z6/K dengan syarat-syarat suatu Ring
merupakan Ring Faktor dari Z6/K. Adapun syarat-syaratnya sebagai
berikut:
(i) Tertutup terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
berlaku 1 0 1 1K K K K
Sehingga 61 /K Z K
(ii) Asosiatif terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
1 1 1 1K K K K K K
0 1 1K K 1 1K K
1 1K K 0K K
1 1K 0 0K
K K
Sehingga 1 1 1 1K K K K K K K
(iii) Adanya elemen identitas terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
0 1 0 1 1K K K K
1 0 1 0 1K K K K
Sehingga 0 1 1 0 1K K K K K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
(iv) Adanya elemen invers terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
1 1 1 1 0K K K K K
1 1 1 1 0K K K K K
Sehingga 1 1 1 1 0K K K K K K
(v) Komutatif terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
1 1K K K K
0 1K 1 0K
1K 1K
Sehingga 1 1 1K K K K K
(vi) Tertutup terhadap perkalian (.) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
berlaku . 1 0.1 0K K K K K
Sehingga 6 /K Z K
(vii) Asosiatif terhadap perkalian (.) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
. 1 . 1 . 1 . 1K K K K K K
0.1 . 1K K . 1.1K K
0 . 1K K . 1K K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
0.1K 0.1K
K K
Sehingga . 1 . 1 . 1 . 1K K K K K K K
(viii) Distributif perkalian (.) terhadap penjumlahan (+) di Z6/K
6, 1 /K K Z K
Misalkan a = K, b = K + 1 dan c = K + 1
.a b c . .a b a c
. 1 1 . 1 . 1K K K K K K K
. 1 1K K 0.1 0.1K K
0. 1 1K 0.1 0.1K
0.0K 0 0K
K K
Sehingga . 1 1 . 1 . 1K K K K K K K K
Jadi, Z6/K = {K, K + 1} adalah suatu Ring Faktor
2.5.6 Homomorfisma Ring
Sama halnya dengan Grup, pada Ring juga ada pemetaan dari Ring
R ke Ring R yang mengawetkan kedua operasi yang ada dalam Ring
tersebut, yang disebut dengan Homomorfisma Ring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Definisi 2.39 (Homomorfisma Ring) (Fadli Mas’oed, 2013:119)
Suatu pemetaan f dari Ring , ,.R ke Ring , ,.R disebut
Homomorfisma Ring bila ,a b R berlaku:
1) f a b f a f b
2) . .f a b f a f b
Adapun beberapa definisi khusus mengenai Homomorfisma Ring adalah
sebagai berikut:
Definisi 2.40 (Fadli Mas’oed, 2013:120)
1) Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat injektif (1-1) disebut
dengan Monomorfisma Ring.
2) Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat surjektif (pada)
disebut dengan Epimorfisma Ring.
3) Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat bijektif, yaitu
bersifat injektif (1-1) dan surjektif (pada), disebut dengan
Isomorfisma Ring.
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:120)
Tunjukkan apakah :f Z R dengan f a a adalah suatu
Homomorfisma Ring.
Penyelesaian:
Akan dibuktikan bahwa ,a b R berlaku:
1) f a b f a f b
2) . .f a b f a f b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sehingga:
1) , ,f a b f a f b a b R
a b a b
a b a b
2) . . , ,f a b f a f b a b R
.a b .a b
.a b .a b
Dikarenakan untuk f a b f a f b dan . .f a b f a f b
maka :f Z R untuk f a a adalah suatu Homomorfisma Ring.
2.6 Integral Domain (Daerah Integral)
Salah satu sifat yang banyak digunakan dari sistem bilangan-bilangan
adalah bila 0ab maka 0a atau 0.b Sifat tersebut menyatakan bahwa
hukum kansel berlaku untuk unsur-unsur (elemen-elemen) yang bukan unsur
nol, karena bila ab ac dan 0,a maka 0a b c dan diperoleh .b c
Definisi 2.41 (Fadli Mas’oed, 2013:95)
Bila , ,.R adalah suatu Ring Komutatif, suatu unsur bukan nol a R
disebut pembagi nol bila ada unsur yang bukan nol b R sedemikian
hingga . 0a b
Dengan kata lain suatu unsur 0a R disebut pembagi nol di R bila . 0a b
untuk suatu unsur 0 .b R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Definisi 2.42 (Integral Domain/Daerah Integral) (Fadli Mas’oed, 2013:96)
Suatu Ring Komutatif yang tidak mempunyai pembagi nol disebut Integral
Domain (Daerah Integral).
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:97)
Misalkan P = {ganjil, genap} dan .P Z Tunjukkan bahwa elemen-elemen
bilangan “genap” dan “ganjil” adalah suatu Ring Komutatif dan merupakan
Integral Domian.
Penyelesaian:
Daftar Cayley ({Genap, Ganjil},+) dan ({Genap, Ganjil},.)
+ genap ganjil
. genap ganjil
genap genap ganjil genap genap genap
Ganjil ganjil genap ganjil genap ganjil
Dari tabel di atas, akan ditunjukkan bahwa P = {genap, ganjil} merupakan
suatu Ring Komutatif bila memenuhi:
1) Grup Komutatif terhadap penjumlahan (P,+)
(i) Tertutup
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan genap, ganjil P
genap + genap = genap
genap + ganjil = ganjil
ganjil + ganjil = genap
karena hasilnya genap, ganjil ,P maka tertutup terhadap P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(ii) Asosiatif
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan a = genap, b = ganjil dan c = genap P
a b c (genap + ganjil) + genap = ganjil + genap = ganjil
a b c genap + (ganjil + genap) = genap + ganjil = ganjil
Sehingga:
a b c a b c ganjil
maka P asosiatif
(iii) Adanya elemen identitas
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan genap ,P pilih genap
,P sehingga genap + e = e + genap = genap, maka e = genap
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan ganjil ,P pilih genap
,P sehingga ganjil + e = e + ganjil = ganjil, maka e = genap
maka P ada elemen identitas
(iv) Adanya elemen invers
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan genap ,P pilih genap
,P sehingga genap + genap = genap = e, maka (genap)-1
= genap
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan ganjil ,P pilih ganjil
,P sehingga ganjil + ganjil = genap = e, maka (ganjil)-1
= ganjil
maka P ada elemen invers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
(v) Komutatif
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan a = genap, b =ganjil P
a b (genap + ganjil) = ganjil
b a (ganjil + genap) = ganjil
Sehingga:
a b b a ganjil
Maka P komutatif
Jadi, P = {genap, ganjil} merupakan Grup Komutatif terhadap
penjumlahan (P,+).
2) Semigrup terhadap perkalian (P,.)
(i) Tertutup
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan genap dan ganjil P
genap . ganjil = genap
genap . genap = genap
ganjil . ganjil = ganjil
karena hasilnya genap dan ganjil ,P maka tertutup terhadap P
(ii) Asosiatif
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan a = genap, b = ganjil dan c = genap P
. .a b c (genap . ganjil) . genap = genap . genap = genap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
. .a b c genap . (ganjil . genap) = genap . genap = genap
Sehingga:
. . . .a b c a b c genap
maka P asosiatif
(iii) Komutatif
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan a = genap, b =ganjil P
.a b (genap . ganjil) = genap
.b a (ganjil . genap) = genap
Sehingga:
. .a b b a genap
maka P komutatif
Jadi, P = {genap, ganjil} merupakan Semigrup Komutatif terhadap
perkalian (P,.).
3) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
Ambil sembarang nilai dari P
misalkan a = genap, b = ganjil dan c = genap P
.a b c genap . (ganjil + genap)
genap . (ganjil)
genap
. .a b a c (genap.ganjil) + (genap.genap)
genap + genap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
= genap
maka . . .a b c a b a c genap
.a b c (genap + ganjil) . genap
(ganjil) . genap
genap
. .a c b c (genap.genap) + (ganjil.genap)
genap + genap
= genap
maka . . .a b c a c b c genap
Jadi, P = {genap, ganjil} distributif perkalian terhadap penjumlahan.
Karena P = {genap, ganjil} memenuhi semua aksioma-aksioma yang ada,
maka P adalah suatu Ring Komutatif (P,+,.).
Syarat dari Integral Domain adalah Ring Komutatif yang tidak mempunyai
pembagi nol, dengan kata lain:
. 0,a b untuk 0a atau 0b
Misalkan:
X = {..., -3, -1, 1, 3, ...} adalah himpunan bilangan ganjil, dan
Y = {..., -4, -2, 0, 2, ...} adalah himpunan bilangan genap.
Dari himpunan tersebut dapat dilihat bahwa bilangan ganjil tidak ada unsur
nol, tetapi bilangan genap ada unsur nol. Jadi dapat disimpulkan bahwa P =
{genap, ganjil} merupakan Integral Domain, karena . 0a b jika 0a
atau 0, , .b a b P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2.7 Field (Lapangan)
Definisi 2.33 (Field) (Fadli Mas’oed, 2013:99)
Field adalah suatu Ring yang unsur-unsur bukan nolnya membentuk Grup
Komutatif/Abelian terhadap perkalian. Dengan kata lain suatu Field adalah
Ring Komutatif yang mempunyai unsur balikan/invers terhadap perkalian.
Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa suatu struktur aljabar
dengan dua operasi biner , ,.R dikatakan suatu Field bila:
1) ,R merupakan suatu Grup Komutatif
2) ,.R merupakan suatu Grup Komutatif
3) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
Jadi untuk menunjukkan bahwa suatu Ring adalah Field harus kita buktikan
Ring itu komutatif dan mempunyai unsur balikan atau invers terhadap
perkalian. Atau kita tunjukkan R merupakan suatu Grup Komutatif terhadap
penjumlahan dan perkalian serta distributif perkalian terhadap penjumlahan.
Contoh: (Fadli Mas’oed, 2013:99)
Diketahui P = {genap, ganjil} adalah suatu Ring Komutatif. Akan
ditunjukkan bahwa Ring Komutatif tersebut adalah Field.
Penyelesaian:
Diketahui P = {genap, ganjil} adalah suatu Ring Komutatif
Syarat dari Field adalah Ring Komutatif yang mempunyai unsur balikan atau
invers terhadap perkalian, dengan kata lain:
1, ,a P a P sedemikian sehingga
1 1. . 1a a a a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Telah diketahui identitas dari P adalah e = ganjil
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan genap ,P pilih ganjil ,P
sehingga genap. ganjil = genap ≠ e, maka (genap)-1
= genap
Ambil sembarang nilai dari P, misalkan ganjil ,P pilih genap ,P
sehingga ganjil. genap = genap ≠ e, maka (genap)-1
= genap
Jadi dapat disimpulkan bahwa P = {genap, ganjil} bukan merupakan Field.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika di perguruan tinggi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan
masalah dan kemandirian mahasiswa. Pembelajaran matematika di perguruan
tinggi lebih menekankan kedudukan matematika sebagai “ilmu”. Ada sedikit
perbedaan antara matematika sebagai “ilmu” dengan matematika sekolah.
Menurut Sumardoyo (2011) salah satu perbedaannya adalah pada tingkat
keabstrakan. Tingkat keabstrakan objek matematika di perguruan tinggi sangat
tinggi. Dengan demikian matematika di perguruan tinggi merupakan disiplin
ilmu yang sangat abstrak.
Beberapa mata kuliah wajib diikuti oleh semua mahasiswa calon guru
matematika. Pengantar Aljabar Abstrak merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika.
Mata kuliah ini banyak melibatkan hubungan ide-ide matematika, yaitu ide
Logika, Himpunan, dan Fungsi (Pemetaan). Oleh karena itu, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mempelajari Pengantar Aljabar Abstrak diperlukan pengetahuan lain sebagai
prasyarat.
Ada sejumlah pendapat ahli berkenaan dengan pengajaran matematika.
Novak dalam Dahar (1988:145) mengemukakan bahwa dalam menyusun
kurikulum yang baik terlebih dahulu diperlukan analisis konsep-konsep dalam
satu bidang studi, dan kemudian diperhatikan hubungan-hubungan tertentu
antara konsep-konsep tersebut, sehingga dapat diketahui konsep mana yang
menjadi prasyarat bagi konsep yang lain. Hudojo (1988:3) mengatakan,
“matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun
secara hirarkhi dan penalarannya deduktif”. Berdasarkan kedua pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika harus diajarkan/dipelajari
secara bertahap berdasarkan hierarkhi materi matematika.
Hal ini tentunya akan mempermudah bagi mahasiswa yang ingin belajar.
Dengan kata lain, bahwa pemahaman terhadap suatu konsep bisa terbentuk
jika konsep itu dihubungkan dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya.
Jika seseorang mahasiswa kurang memahami konsep atau materi sebelumnya
maka akan menyulitkan mahasiswa untuk memahami materi selanjutnya. Jadi
dalam pembelajaran matematika, pengalaman belajar sebelumnya sangat
diperlukan sebagai dasar untuk mempelajari materi matematika lanjutan.
Dalam penyebaran mata kuliah per semester biasanya diatur mulai dari
mata kuliah dasar yang nantinya menjadi mata kuliah prasyarat untuk dapat
mengikuti mata kuliah lanjutan. Oleh sebab itu, mahasiswa hanya bisa
diperkenankan mengikuti/memprogramkan mata kuliah lanjutan jika ia sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
lulus/mempelajari mata kuliah dasar sebagai prasyarat. Hudojo mengatakan,
“mempelajari konsep B, yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu
memahami terlebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak
mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika
haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman
belajar yang lalu”.
Salah satu cabang dari ilmu matematika adalah Aljabar. Aljabar sendiri
memiliki beberapa cabang ilmu, satu diantaranya Aljabar Abstrak, atau yang
juga dikenal sebagai Aljabar Modern atau Struktur Aljabar. Struktur Aljabar
adalah ilmu yang mempelajari suatu himpunan dengan satu atau lebih operasi
biner yang diberlakukan pada sistem aljabar tersebut. Secara khusus, mata
kuliah prasyarat untuk mempelajari mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak
adalah Logika yang terdapat pada semester I dan Teori Himpunan yang
terdapat pada semester II. Mata kuliah prasyarat adalah mata kuliah yang
merupakan persyaratan untuk suatu mata kuliah yang diprasyarati. Apabila
suatu mata kuliah mempunyai mata kuliah prasyarat tertentu, maka
pengambilannya hanya dibenarkan setelah persyaratannya dipenuhi.
Keberhasilan mahasiswa dalam mengikut kuliah akan terlihat dari nilai
yang diperolehnya baik itu tugas, kuis, ujian tengah semester maupun ujian
akhir semester. Nilai adalah keputusan yang diambil oleh dosen berdasarkan
skor hasil pengukuran, yang menunjukkan tingkat kompetensi mahasiswa
dalam suatu mata kuliah dengan menggunakan aturan tertentu dan bersifat
kualitatif yakni A, B, C, D dan E. Tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
mahasiswa pada setiap akhir evaluasi menunjukkan kemampuan aktifitas
belajar yang dilakukan pada tahap tersebut. Kemampuan prestasi belajar
mahasiswa pada suatu tahap tertentu akan mempengaruhi kemampuan prestasi
belajar pada tahap berikutnya, karena di dalam proses belajar mahasiswa
dituntut memiliki kemampuan dasar pengetahuan dari mata kuliah prasyarat.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak.
2. Ada hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Dalam
melakukan suatu penelitian hendaknya menentukan terlebih dahulu metode
penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan diteliti. Penelitian yang
dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai mata kuliah Logika
dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak di Jurusan Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2016/2017 Semester Genap.
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka jenis
penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono
(2012:11), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui
pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian asosiatif merupakan kelompok dari tingkat penjelasan.
Penelitian menurut penjelasan adalah penelitian yang dimaksud untuk
menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti, serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain. Alat uji yang digunakan untuk penelitian
asosiatif ini adalah regresi dan korelasi. Menurut Santoso (2010:141), analisis
korelasi bertujuan mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau
lebih, sedangkan analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tersebut. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (2005), penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistik.
B. Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti dalam suatu
penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:117) yang
menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah
mengambil mata kuliah Logika dan Teori Himpunan dan sedang mengikuti
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak pada semester genap tahun akademik
2016/2017.
Mengingat banyaknya jumlah populasi pada penelitian ini, maka peneliti
mengambil sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Margono (2002:121) yang menyatakan
bahwa sampel adalah sebagian dari populasi, sebagian contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel penelitian ini adalah
mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang menempuh mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak kelas B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pada tahun akademik 2016/2017 semester genap, yakni sebanyak 53
mahasiswa. Pengambilan sampel ditempuh dengan metode purposive
sampling. Penetapan ini berdasarkan pada pendapat Martono (2010:70) bahwa
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih
orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik
penelitian kita.
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Berdasarkan penjelasan
purposive sampling tersebut, ada dua hal yang sangat penting dalam
menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random sampling dan
menetapkan ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri. Non
random sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan
yang sama pada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian.
Sedangkan ciri khusus sengaja dibuat oleh peneliti agar sampel yang diambil
nantinya dapat memenuhi kriteria-kriteria yang mendukung atau sesuai
dengan penelitian.
Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak”, peneliti menetapkan kriteria khusus sebagai
syarat populasi (mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dharma) yang dapat dijadikan sampel yaitu apabila mahasiswa tersebut telah
menempuh mata kuliah Logika dan Teori Himpunan dan sedang mengikuti
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak tahun akademik 2016/2017 semester
genap. Karena teknik pengambilan sampel menggunakan non random
sampling maka peneliti menetapkan sampel berasal dari satu kelas yaitu kelas
B. Alasan ditetapkan kriteria tersebut adalah seringkali banyak batasan yang
menghalangi peneliti mengambil sampel secara random (acak), sehingga jika
menggunakan random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti.
Dalam hal ini yang menjadi penghalang pengambilan sampel secara random
(acak) adalah mata kuliah ini terbagi atas tiga kelas dan diampu oleh dosen
yang berbeda. Alasan peneliti menggunakan kelas B sebagai sampel penelitian
karena jumlah mahasiswa dalam kelas tersebut lebih banyak dibandingkan dua
kelas lainnya serta dalam kelas tersebut memiliki keberagaman populasi yang
berasal dari mahasiswa angkatan 2014 dan 2015, sehingga dianggap dapat
mewakili populasi yang ada.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus
Bahasa Indonesia, 1998:622). Menurut Arikunto (2001:5) menyatakan objek
penelitian merupakan ruang lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok
persoalan pada suatu penelitian. Objek penelitian pada penelitian ini meliputi
1) nilai mata kuliah Logika mahasiswa, 2) nilai mata kuliah Teori Himpunan
mahasiswa, dan 3) pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Aljabar Abstrak. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
D. Perumusan Variabel-variabel
Menurut Sugiyono (2009:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau bisa disebut variabel independen, stimulus, prediktor,
atau antecedent. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono, 2009: 39). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah nilai mata kuliah Logika (X1) dan nilai mata kuliah Teori
Himpunan (X2).
2. Variabel terikat atau bisa disebut variabel dependen, respons, atau
criterion. Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman mahasiswa dalam
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak (Y).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
E. Bentuk Data
Adapun data yang diperoleh berupa data kualitatif yang dikonversikan ke
dalam data kuantitatif berupa angka. Data kuantitatif adalah jenis data yang
dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau
penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Data
kuantitatif tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan perhitungan
matematika atau statistika. Dalam penelitian ini data kuantitatif yang
diperlukan adalah jumlah mahasiswa, daftar nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan mahasiswa serta nilai yang diperoleh mahasiswa selama
mempelajari Pengantar Aljabar Abstrak.
Sumber data diperoleh dari subyek penelitian. Pada penelitian ini, sumber
data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Menurut Hasan (2004:19)
definisi data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, maka
sumber data penelitian diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Metode Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Metode dokumentasi menurut Arikunto (2002:206) yaitu mencari
data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamidi
(2004:72), metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari
catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari
perorangan. Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti
dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya
yang mengetahui tentang subjek yang akan diteliti. Pada penelitian ini,
peneliti memperoleh data dokumentasi dari bagian Sekretariat Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berupa dokumentasi
transkip nilai online dan nilai dari dosen.
Data yang diperoleh dari JPMIPA berupa nilai huruf dan kemudian
dikonversikan ke dalam angka, sedangkan nilai dari dosen diambil nilai
mahasiswa. Metode tersebut dilakukan agar perolehan hasil perhitungan
statistik akurat sehingga mendapat kesimpulan mengenai pengaruh antara
nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma
kelas B.
Berdasarkan kedua pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengumpulan data secara dokumentasi merupakan suatu hal yang
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengumpulkan data dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sumber untuk membahas subjek yang akan diteliti. Penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi untuk mencari atau mendapatkan data
tentang jumlah mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP USD yang
mengikuti mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak kelas B pada semester
genap tahun ajaran 2016/2017 dan nilai mata kuliah mahasiswa yang
meliputi nilai Logika, nilai Teori Himpunan, dan nilai Pengantar Aljabar
Abstrak.
2. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau metode
pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap
kegiatan yang sedang dilakukan. Data yang diperoleh dari penggunaan
metode observasi dalam penelitian ini adalah yang menunjang data yang
diperoleh dari hasil kepustakaan dan dokumentasi. Bentuk observasi yang
digunakan adalah bentuk observasi non partisipatif, artinya peneliti tidak
ikut serta dalam kegiatan, peneliti hanya bertindak sebagai pengamat,
mencatat kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini juga tidak
melakukan kontak atau komunikasi dengan subjek yang diamatinya,
melainkan hanya mengumpulkan informasi apa yang dilihat baik secara
langsung oleh mata maupun dibantu dengan alat dokumentasi.
Walaupun data yang diperoleh hanya bersifat melengkapi atau
menunjang data hasil kepustakaan dan dokumentasi, tetapi observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang cukup penting. Observasi
merupakan salah satu teknik yang dapat menghasilkan data lapangan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
lebih obyektif, karena (a) didasari oleh pengamatan langsung di lapangan,
(b) dapat mengamati dan mencatat data mengenai perilaku dan kejadian
sebagaimana mestinya, (c) dapat mengungkapkan suatu peristiwa dengan
segala kaitannya, (d) dapat memperkecil atau menghilangkan keraguan
tentang data yang diperoleh serta bertujuan sebagai metode bantu untuk
mendapatkan kejelasan dan memberikan keyakinan tentang data yang perlu
untuk dilaporkan, (e) data yang hendak diraih dengan metode observasi
dapat menunjang data yang telah diperoleh melalui metode lain yakni
metode dokumentasi dan kepustakaan. Dalam penelitian ini kegiatan
observasi difokuskan pada pengumpulan data tentang: materi yang
diajarkan dosen pengampu, kegiatan yang berlangsung selama perkuliahan,
dan mengidentifikasi kesulitan yang dialami mahasiswa selama mengikuti
perkuliahan Pengantar Aljabar Abstrak. Penggunaan metode ini ditujukan
untuk melengkapi dan mencocokkan data yang diperoleh dari hasil
kepustakaan dan dokumentasi.
3. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan cara
menggunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan topik yang
sedang dibahas. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi tentang
teori dan konsep yang erat hubungannya dengan permasalahan yang
diteliti. Metode ini dilakukan oleh peneliti dengan cara membaca buku
dan literatur yang terkait dengan mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalan penelitian ini adalah analisis
regresi dan analisis korelasi. Analisis regresi merupakan teknik analisis yang
khas untuk jenis penelitian asosiatif. Analisis regresi bertujuan mempelajari
“pengaruh” variabel bebas (predictor) terhadap variabel tak bebas (criterion).
Analisis regresi dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh antara predictor
dan criterion. Menurut Kadir (2016:175-176) analisis regresi dilakukan untuk
menentukan pengaruh antar variabel dikarenakan:
1) Terdapat logika (konseptual) yang menghubungkan antara variabel bebas
(predictor) dan variabel tak bebas (criterion). Artinya hubungan predictor
dan criterion mempunyai dasar rasional yang kuat atau didukung oleh
teori yang kuat.
2) Pada umumnya predictor mendahului criterion. Artinya dalam urutan
waktu predictor terjadi lebih dahulu kemudian criterion.
3) Terdapat arah pengaruh (direct effect) yaitu dari predictor ke criterion
atau dalam representasi simbol ditulis sebagai anak panah berkepala satu.
Misalnya predictor = X dan criterion = Y maka arah pengaruh ditulis
sebagai YX atau pengaruh X terhadap Y tidak sebaliknya.
4) Terdapat kontrol secara statistik, sehingga pengaruh predictor lain dalam
model, terdapat criterion di luar predictor yang dipelajari dapat dikontrol
pengaruhnya.
Dalam analisis regresi dikembangkan sebuah estimating equation
(persamaan regresi), yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dependen dari nilai variabel independen yang diketahui. Analisis regresi
digunakan terutama untuk tujuan peramalan, di mana dalam model tersebut
ada sebuah variabel dependen (tergantung) dan variabel independen (bebas).
Analisis korelasi merupakan suatu analisis untuk mengukur tinggi
rendahnya derajat hubungan antar variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya
derajat keeratan tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasinya. Koefisien
Korelasi (KK) yang mendekati angka 1 berarti terjadi hubungan positif
yang erat artinya perubahan variabel X dan Y adalah searah (X naik maka Y
naik), bila mendekati angka 1 berarti terjadi hubungan negatif yang erat
artinya menunjukkan hubungan X dan Y saling berlawanan arah. Sedangkan
koefisien korelasi mendekati angka 0 (nol) berarti hubungan kedua variabel
adalah lemah atau tidak erat.
Analisis regresi dan korelasi diuji dengan melakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik/Prasyarat Analisis
Ada beberapa pengujian yang harus dilakukan terlebih dahulu,
sebelum melakukan analisis regresi dan korelasi, tujuannya adalah untuk
menguji apakah model yang dipergunakan tersebut mewakili atau
mendekati kenyataan yang ada. Untuk menguji kelayakan model regresi
yang digunakan, maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik.
Terdapat empat jenis pengujian pada uji asumsi klasik ini, diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji statistik yang dilakukan untuk
mengetahui bagaimana sebaran sebuah data dan mengecek apakah
data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Santoso, 2016:173). Model regresi yang baik adalah memiliki nilai
residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan
dilakukan pada masing-masing variabel penelitian tetapi pada nilai
residualnya.
Cara membaca uji normalitas yaitu untuk sampel yang besar
50 digunakan uji Kolmogorov-Smirnov sedangkan untuk sampel
yang sedikit 50 digunakan Shapiro-Wilk (Oktavia, 2015:64).
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 mahasiswa, maka pengujian
normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-
Smirnov dengan bantuan program SPSS 17.0. Adapun rumus uji
Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut (Kadir,
2016:146-147):
Keterangan:
D : Deviasi maksimum (selisih absolut terbesar antara iF z
dan iS z )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
iF z : Daftar distribusi normal untuk setiap nilai iZ
iS z : Proporsi skor 1 2, z , , nz z yang lebih kecil atau sama
dengan iz
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka residual terdistribusi secara
normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka
residual tidak terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukkan adanya
korelasi atau hubungan kuat antara dua variabel bebas atau lebih
dalam suatu model regresi linear berganda. Uji multikolinearitas
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi
multikolinearitas). Adapun rumus untuk mendeteksi multikolinearitas
digunakan rumus korelasi sebagai berikut (Hasan, 2004:66):
Keterangan:
1.2YR = koefisien korelasi linear berganda tiga variabel
1Yr = koefisien korelasi variabel Y dan X1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2Yr = koefisien korelasi variabel Y dan X2
12r = koefisien korelasi variabel X1 dan X2
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS 17.0
diadakan analisis collinearity statistics. Dari analisis collinearity
statistics akan diperoleh nilai tolerence dan VIF (Variance Inflation
Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas,
digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai Tolerence > 0,10 dan
nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika
nilai Tolerence < 0,10 dan nilai VIF > 10,00 maka terjadi
multikolinearitas. Kesimpulannya jika terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas maka uji regresi ganda tidak dapat dilanjutkan. Akan
tetapi jika tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas maka uji
regresi ganda dapat dilanjutkan.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
heteroskedastisitas. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terjadi
heteroskedastisitas. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji
Glejser. Glejser (ahli ekonometrika) mengatakan bahwa varian,
variabel gangguan nilainya tergantung dari variabel independen yang
ada di dalam model (Ansofino, 2016:44). Tujuan uji Glejser ini
adalah mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap
variabel independen dengan persamaan regresi dengan formula
sebagai berikut:
Keterangan:
e = nilai absolut dari residual yang dihasilkan dari model regresi
2X = variabel penjelas
d. Uji Linearitas
Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya
setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti
perubahan dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya. Uji
linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
bebas (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linear atau
tidak. Jika memiliki hubungan linear, maka langkah pengujian regresi
ganda dilakukan dengan uji regresi linear ganda. Untuk mengetahui
hal tersebut, kedua variabel harus diuji dengan menggunakan uji F
pada taraf signifikansi 0,05. Uji linearitas yang digunakan adalah lack
of fit test (uji tuna cocok). Rumus yang digunakan untuk menguji
linearitas yaitu (Kadir, 2016:180):
Keterangan:
hitF = hitungF Tc = Tuna Cocok
RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat G = Galat
Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS 17.0. Hubungan antar variabel dikatakan linear jika nilai sig.
lebih dari 0.05. Sebaliknya, jika nilai sig kurang dari 0.05, maka
hubungan antar variabel tidak linear (Kadir, 2016:186).
2. Uji Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis pertama: pengaruh nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak.
Digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
H0 : 1 2 atau H0 : 1 2 0 (tidak ada pengaruh nilai mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
H1 : 1 2 atau H1 : 1 2 0 (ada pengaruh nilai mata kuliah
Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
2) Mencari persamaan regresi linear berganda
Formula yang digunakan untuk mencari persamaan regresi dengan
dua prediktor menurut Hasan (2004: 74):
Keterangan:
Y : Pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak
a : Konstanta
1b : Koefisien regresi untuk nilai mata kuliah Logika
2b : Koefisien regresi untuk nilai mata kuliah Teori Himpunan
1X : Nilai Logika
2X : Nilai Teori Himpunan
3) Menentukan statistik uji
Untuk menguji koefisien regresi yang serentak atau bersama-sama
mempengaruhi Y maka perlu dilakukan uji F dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05.
Formula yang digunakan sebagai berikut (Hasan, 2004:107):
Keterangan:
n = jumlah subjek
k = jumlah variabel bebas
R2 = koefisien korelasi antara dependen dengan independen
4) Menentukan wilayah kritis
H0 ditolak apabila 1 20 ; v v
F F
dengan 1 1,v m 2v n m
m jumlah variabel
n jumlah sampel
0,05; 2 503,18F (lihat tabel F pada lampiran)
5) Melakukan perhitungan
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 17.0.
6) Membuat kesimpulan
Dalam hal ini penerimaan dan penolakan H0.
b. Untuk menguji hipotesis kedua: hubungan nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak.
Digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
H0 : .12 0Y (tidak ada hubungan nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
H1 : .12 0Y (ada hubungan nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak)
2) Mencari koefisien korelasi berganda
Korelasi berganda merupakan suatu teknik statistika parametrik yang
digunakan untuk mempelajari korelasi antara satu variabel terikat (Y)
dengan sejumlah atau beberapa variabel bebas (X) sebagai satu
kesatuan. Koefisien korelasi berganda adalah koefisien korelasi untuk
mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih, dengan
rumus (Hasan, 2004: 66-67):
Keterangan:
1.2YR = koefisien korelasi linear berganda tiga variabel
1Yr = koefisien korelasi variabel Y dan X1
2Yr = koefisien korelasi variabel Y dan X2
12r = koefisien korelasi variabel X1 dan X2
Adapun kriteria penilaian koefisien korelasi menurut Hasan
(2004:44) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 3.1 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No. Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1. 0,00KK Tidak ada
2. 0,00 0,20KK Sangat rendah atau lemah sekali
3. 0,20 0,40KK Rendah atau lemah tapi pasti
4. 0,40 0,70KK Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 0,90KK Tinggi atau kuat
6. 0,90 1,00KK Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7. 1,00KK Sempurna
3) Menentukan statistik uji
Uji signifikansi koefisien korelasi ganda perlu dilakukan untuk
melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
bebas (X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) secara bersama-sama
(secara simultan). Untuk menguji koefisien korelasi ganda yang
serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y maka perlu dilakukan
dilakukan uji F dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada
taraf signifikansi 0,05. Formula yang digunakan sebagai berikut
(Kadir, 2016:193):
Keterangan:
n = jumlah subjek
k = jumlah variabel bebas
R2 = koefisien korelasi antara dependen dengan independen
4) Menentukan wilayah kritis
H0 ditolak apabila 1 20 ; v v
F F
dengan 1 1,v m 2v n m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
m jumlah variabel
n jumlah sampel
0,05; 2 503,18F (lihat tabel F pada lampiran)
5) Melakukan perhitungan
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 17.0.
6) Membuat kesimpulan
Dalam hal ini penerimaan dan penolakan H0.
Apabila tidak terjadi hubungan yang signifikan secara bersama-sama,
maka kita perlu mengetahui hubungan antara masing-masing variabelnya
dengan menggunakan korelasi parsial. Korelasi parsial adalah suatu
teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari hubungan murni
antara sebuah variabel bebas (X1) dengan variabel terikat (Y) dengan
mengendalikan atau mengontrol variabel-variabel bebas yang lain (X2)
yang diduga mempengaruhi hubungan antara X1 dengan Y. Koefisien
korelasi parsial dimaksudkan untuk mencari tahu seberapa kuatkah
hubungan salah satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial, tidak simultan atau bersama-sama. Uji yang
digunakan untuk menguji signifikansi korelasi parsial adalah uji t.
3. Koefisien penentu berganda
Koefisien penentu berganda atau koefisien determinasi berganda adalah
koefisien korelasi untuk menentukan besarnya pengaruh variasi
(naik/turunnya) nilai variabel bebas (variabel X) terhadap variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
(naik/turunnya) nilai variabel terikat (variabel Y) dengan rumus (Hasan 2004:
67):
Keterangan:
KPB : Koefisien Penentu Berganda
2R : nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 0 1 .KP Jika nilai
koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti
variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y) adalah 100% dipengaruhi oleh
variabel independen (X). Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0
dan 1 0 1KP maka besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variasi (naik/ turunnya) variabel dependen adalah sesuai dengan nilai KP itu
sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain (Hasan, 2004:45).
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini peneliti melakukan beberapa hal, yakni sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan penelitian dalam bentuk proposal,
perencanaan sangat penting karena dengan perencanaan yang baik
maka penelitian akan lebih mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
b. Setelah menyusun proposal dengan bimbingan dosen Pembimbing
Skripsi dan dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Matematika, peneliti mulai melakukan bimbingan skripsi tahap pra
lapangan, yakni pengajuan Bab I, Bab II, dan Bab III.
c. Peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian kepada Kepala
Prodi untuk melakukan penelitian terhadap mahasiswa S1 Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di kelas
Pengantar Aljabar Abstrak.
d. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti berkonsultasi dengan
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak untuk
menentukan kelas yang akan digunakan untuk meneliti.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan ini peneliti melakukan beberapa hal, yakni sebagai berikut:
a. Peneliti mengumpulkan data dengan teknik pengumpulan data
berdasarkan sumber-sumber yang sudah peneliti rencanakan pada
proposal penelitian.
b. Pada tahap selanjutnya peneliti melakukan teknik pengumpulan data
melalui kajian dokumentasi. Selama proses pengumpulan data
melalui metode dokumentasi, peneliti juga mengumpulkan data
dengan melakukan kegiatan observasi selama proses perkuliahan
materi Teori Grup.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini peneliti melakukan beberapa hal, yakni sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
a. Data hasil penelitian yang telah diperoleh dikumpulkan, kemudian
peneliti melakukan serangkaian proses analisis data kuantitatif dan
melakukan pembahasan dari hasil analisis data.
b. Peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta
yang beralamat di Paingan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Kampus USD memiliki delapan fakultas. Salah satunya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang terdiri dari Prodi Bimbingan
dan Konseling, Prodi Pendidikan Akuntansi, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi
Pendidikan Matematika, Prodi Pendidikan Ekonomi, Prodi Pendidikan
Sejarah, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Prodi Ilmu Pendidikan
Agama Katolik, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi S2 Pendidikan Matematika,
Prodi S2 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Prodi S2 Pendidikan Bahasa
Inggris, dan Prodi Pendidikan Kimia. Program Studi Pendidikan Matematika
merupakan salah satu bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) USD Yogyakarta yang terakreditasi A.
Program Studi S1 Pendidikan Matematika adalah salah satu Program Studi
di FKIP USD yang berdiri pada tanggal 28 Januari 1985. Program Studi S1
Pendidikan Matematika FKIP USD bertujuan untuk menghasilkan Sarjana
Pendidikan Matematika yang menguasai ilmu matematika, menguasai
metodologi pembelajaran matematika sekolah menengah, berwawasan luas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dan memiliki integritas tinggi dalam dunia pendidikan, dan mampu
bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan
Pendidikan Matematika.
B. Pelaksanaan Pengumpulan Data atau Kegiatan di Lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji apakah ada pengaruh antara
nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak; dan 2) menguji
bagaimana hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22 Februari 2017 sampai
dengan 24 Mei 2017. Data dalam penelitian ini terdiri dari nilai akhir mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan yang berupa nilai huruf A, B, C, D, dan E
serta nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses
perkuliahan Pengantar Aljabar Abstrak.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder.
Data sekunder didapat dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen yang
berkaitan dengan penelitian dari organisasi terkait. Peneliti juga melakukan
observasi di kelas selama pelaksanaan perkuliahan Pengantar Aljabar Abstrak.
Observasi dilakukan peneliti dengan mengikuti jalannya kegiatan perkuliahan
Pengantar Aljabar Abstrak.
Pada penelitian ini ada serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
bertahap agar tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat tercapai. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
tahap pertama peneliti melakukan studi literatur dengan membaca buku-buku
yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti yaitu materi Pengantar Aljabar
Abstrak. Kegiatan tahap kedua dilakukan dengan melakukan observasi di
kelas untuk menyelaraskan antara materi yang diperoleh dari hasil studi
literatur dengan materi yang disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah
dalam pembelajaran di kelas. Dari hasil observasi yang telah dilakukan,
dilanjutkan dengan kegiatan tahap ketiga yaitu mengumpulan data yang
diperlukan dalam penelitan untuk kemudian dapat diolah meliputi: 1) nilai
mata kuliah Logika dan Teori Himpunan yang diperoleh dari Sekretariat
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) FKIP
USD Yogyakarta, dan 2) nilai yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak yang diperoleh langsung dari dosen
pengampu mata kuliah tersebut.
C. Penyajian Data Penelitian
Data dalam penelitian ini merupakan kumpulan nilai mata kuliah Logika,
Teori Himpunan, dan nilai mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Data nilai
tersebut kemudian diolah secara statistik. Jumlah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP USD tahun akademik 2016/2017 semester
genap yang mengambil mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak adalah 53
mahasiswa yang berasal dari kelas B. Data tersebut secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Mata Kuliah Logika, Teori Himpunan dan Nilai Mata
Kuliah Pengantar Aljabar Abstrak Kelas B Tahun Akademik 2016/2017/
semester Genap Prodi Pendidikan Matematika FKIP USD
No Y X1 X2 Y2 X12 X2
2 X1Y X2Y X1X2
1 3 0 2 9 0 4 0 6 0
2 2 1 0 4 1 0 2 0 0
3 2 1 0 4 1 0 2 0 0
4 2 1 0 4 1 0 2 0 0
5 3 4 0 9 16 0 12 0 0
6 4 3 2 16 9 4 12 8 6
7 3 2 3 9 4 9 6 9 6
8 2 1 0 4 1 0 2 0 0
9 2 0 2 4 0 4 0 4 0
10 0 4 3 0 16 9 0 0 12
11 1 4 0 1 16 0 4 0 0
12 3 3 3 9 9 9 9 9 9
13 3 4 4 9 16 16 12 12 16
14 2 1 2 4 1 4 2 4 2
15 2 2 4 4 4 16 4 8 8
16 1 2 3 1 4 9 2 3 6
17 1 2 4 1 4 16 2 4 8
18 4 0 4 16 0 16 0 16 0
19 4 1 3 16 1 9 4 12 3
20 3 2 3 9 4 9 6 9 6
21 0 1 2 0 1 4 0 0 2
22 2 0 0 4 0 0 0 0 0
23 0 2 0 0 4 0 0 0 0
24 1 2 3 1 4 9 2 3 6
25 3 3 4 9 9 16 9 12 12
26 3 0 3 9 0 9 0 9 0
27 2 2 3 4 4 9 4 6 6
28 1 3 2 1 9 4 3 2 6
29 3 1 2 9 1 4 3 6 2
30 4 3 2 16 9 4 12 8 6
31 1 2 0 1 4 0 2 0 0
32 2 0 0 4 0 0 0 0 0
33 4 4 3 16 16 9 16 12 12
34 0 3 0 0 9 0 0 0 0
35 2 3 2 4 9 4 6 4 6
36 4 2 2 16 4 4 8 8 4
37 0 2 3 0 4 9 0 0 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
38 1 1 2 1 1 4 1 2 2
39 2 2 0 4 4 0 4 0 0
40 4 4 3 16 16 9 16 12 12
41 0 0 1 0 0 1 0 0 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 4 1 2 16 1 4 4 8 2
44 1 0 1 1 0 1 0 1 0
45 2 1 1 4 1 1 2 2 1
46 4 3 1 16 9 1 12 4 3
47 1 1 0 1 1 0 1 0 0
48 2 2 3 4 4 9 4 6 6
49 0 2 0 0 4 0 0 0 0
50 3 3 2 9 9 4 9 6 6
51 4 3 4 16 9 16 12 16 12
52 3 3 2 9 9 4 9 6 6
53 3 0 1 9 0 1 0 3 0
113 97 96 333 263 274 222 240 200
Data pada tabel di atas merupakan bagian dari populasi yang merupakan
sampel atau objek dalam penelitian ini. Penyajian data yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah mendeskripsikan data sekunder, yaitu data mengenai nilai
mata kuliah Logika (X1), nilai mata kuliah Teori Himpunan (X2), dan nilai
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak (Y).
1. Deskripsi Data Nilai Logika
Berikut akan dideskripsikan data variabel nilai mata kuliah Logika
mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP USD yang mengikuti
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak tahun akademik 2016/2017
semester genap kelas B. Deskripsi variabel nilai mata kuliah Logika
diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil nilai akhir
mahasiswa sedangkan kategori nilai huruf diperoleh menurut Arikunto
(2013:281). Berdasarkan perhitungan nilai mata kuliah Logika mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak tahun akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
2016/2017 semester genap, maka diperoleh hasil seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Nilai Logika
No Nilai Frekuensi
Kategori Absolut Relatif %
1 A 6 11.32% Baik sekali
2 B 11 20.75% Baik
3 C 14 26.42% Cukup
4 D 12 22.64% Kurang
5 E 10 18.87% Gagal
Jumlah 53 100%
Dari tabel di atas, diketahui mahasiswa yang mendapat nilai A
sebanyak 6 orang, mahasiswa yang mendapat nilai B sebanyak 11 orang,
mahasiswa yang mendapat nilai C sebanyak 14 orang, mahasiswa yang
mendapat nilai D sebanyak 12 orang, dan mahasiswa yang mendapat nilai
E sebanyak 10 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase
terbesar adalah mahasiswa yang mendapat nilai C yaitu sebanyak 26,42%,
sedangkan persentase terkecil adalah mahasiswa yang mendapat nilai A
yaitu sebanyak 11,32%.
2. Deskripsi Data Nilai Teori Himpunan
Berikut akan dideskripsikan data variabel nilai mata kuliah Teori
Himpunan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP USD yang
mengikuti mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak tahun akademik
2016/2017 semester genap kelas B. Deskripsi variabel nilai mata kuliah
Teori Himpunan diperoleh melalui perhitungan persentase terhadap hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
nilai akhir mahasiswa. Berdasarkan perhitungan nilai mata kuliah Teori
Himpunan, maka diperoleh hasil:
Tabel 4.3 Distribusi Nilai Teori Himpunan
No Nilai Frekuensi
Kategori Absolut Relatif %
1 A 6 11.32% Baik sekali
2 B 13 24.53% Baik
3 C 14 26.42% Cukup
4 D 5 9.43% Kurang
5 E 15 28.30% Gagal
Jumlah 53 100%
Dari tabel di atas, diketahui mahasiswa yang mendapat nilai A
sebanyak 6 orang, mahasiswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 orang,
mahasiswa yang mendapat nilai C sebanyak 14 orang, mahasiswa yang
mendapat nilai D sebanyak 5 orang , dan mahasiswa yang mendapat nilai
E 15 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase terbesar adalah
mahasiswa yang mendapat nilai E yaitu sebanyak 28,30%, sedangkan
persentase terkecil adalah mahasiswa yang mendapat nilai D yaitu
sebanyak 9,43%.
3. Deskripsi Data Nilai Pengantar Aljabar Abstrak Materi Teori Grup
Berikut akan dideskripsikan data variabel nilai Pengantar Aljabar
Abstrak mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP USD tahun
akademik 2016/2017/semester genap kelas B. Deskripsi variabel nilai
Pengantar Aljabar Abstrak diperoleh melalui perhitungan persentase
terhadap hasil nilai akhir mahasiswa. Berdasarkan perhitungan nilai
Pengantar Aljabar Abstrak, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Pengantar Aljabar Abstrak
No Nilai Frekuensi
Kategori Absolut Relatif %
1 A 10 18.87% Baik sekali
2 B 12 22.64% Baik
3 C 14 26.42% Cukup
4 D 9 16.98% Kurang
5 E 8 15.09% Gagal
Jumlah 53 100%
Dari tabel di atas, diketahui mahasiswa yang mendapat nilai A
sebanyak 10 orang, mahasiswa yang mendapat nilai B sebanyak 12 orang,
mahasiswa yang mendapat nilai C sebanyak 14 orang, mahasiswa yang
mendapat nilai D sebanyak 9 orang , dan mahasiswa yang mendapat nilai
E 8 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase terbesar adalah
mahasiswa yang mendapat nilai C yaitu sebanyak 26,42%, sedangkan
persentase terkecil adalah mahasiswa yang mendapat nilai E yaitu
sebanyak 15,09%.
D. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis
1. Uji Asumsi/Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov
Smirnov. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program
komputer SPSS 17.0 maka akan diketahui nilai signifikansi yang
menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu jika
nilai Asymp. Sig kurang dari atau sama dengan taraf signifikansi yang
ditentukan yaitu 5% atau sebesar 0,05 maka residual tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
terdistribusi secara normal, sebaliknya jika nilai Asymp. Sig lebih dari
5% atau 0,05 maka residual terdistribusi secara normal. Berikut hasil
uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 53
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.23307108
Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .083
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .982
Asymp. Sig. (2-tailed) .290
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,290.
Berdasarkan kriteria uji normalitas data, maka dapat dikatakan data
pada penelitian ini terdistribusi normal apabila asymp.Sig.(2-tailed)
lebih dari 0,05. Dari hasil tes Kolmogorov smirnov didapat nilai
asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,290, atau lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data residual dalam penelitian ini
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Multikolinieritas tidak terjadi apabila nilai Tolerence lebih besar dari
0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Dengan bantuan SPSS 17.0
diperoleh hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.377 .347 3.975 .000
Nilai Logika .083 .141 .080 .590 .558 .931 1.074
Nilai Teori Himpunan
.333 .130 .347 2.554 .014 .931 1.074
a. Dependent Variable: Nilai Pengantar Aljabar Abstrak
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Tolerance variabel Nilai
Logika (X1) dan nilai Teori Himpunan (X2) yakni sebesar 0,931 atau
dapat dikatakan bahwa nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Dari
tabel tersebut diketahui juga bahwa nilai VIF variabel nilai Logika
(X1) dan nilai Teori Himpunan (X2) yakni 1,074 atau dapat dikatakan
bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Berdasarkan kriteria uji
multikolinieritas, maka disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas
pada data.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan
pada Uji Heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Dengan bantuan SPSS 17.0 diperoleh hasil uji heteroskedastisitas
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .862 .182 4.748 .000
Nilai Logika .069 .074 .135 .936 .354
Nilai Teori Himpunan
.026 .068 .055 .380 .705
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel nilai Logika (X1) sebesar 0,354. Berdasarkan kriteria uji
heteroskedastisitas bahwa apabila nilai signifikansi lebih besar dari
0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari output uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,354, atau lebih besar dari 0,05, sehingga tidak
terjadi heteroskedastisitas pada nilai Logika. Dari output juga
diketahui bahwa nilai Teori Himpunan menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,705. Nilai Teori Himpunan juga lebih besar
dari nilai signifikansi 0,05, sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas
pada nilai Teori Himpunan.
d. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y) berbentuk linear atau tidak. Kriterianya,
apabila nilai sig. lebih 0,05 maka hubungan variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y) dinyatakan linear. Sebaliknya, apabila nilai sig.
kurang dari 0,05 maka hubungan variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) dinyatakan tidak linear. Setelah dilakukan perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
menggunakan program SPSS 17.0, hasil pengujian linearitas
diterangkan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.8 Uji Linearitas Nilai Logika (X1) dan Nilai PAA (Y) ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Nilai Pengantar Aljabar Abstrak * Nilai Logika
Between Groups
(Combined) 10.594 4 2.648 1.560 .200
Linearity 2.699 1 2.699 1.590 .213
Deviation from Linearity
7.895 3 2.632 1.550 .214
Within Groups 81.482 48 1.698
Total 92.075 52
Dari tabel di atas diketahui nilai Deviation from Linearity,
diketahui Fhit (Tc) = 1,550, dengan nilai sig. F = 0,214. Berdasarkan
kriteria uji linearitas bahwa jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka
hubungan variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linear.
Diketahui nilai sig. dari output uji linearitas pada nilai Logika dan
nilai PAA dalam penelitian ini sebesar 0,214 atau lebih besar dari
nilai signifikasi sebesar 0,05, sehingga nilai logika dan nilai PAA
pada penelitian ini dinyatakan linear.
Tabel 4.9 Uji Linearitas Nilai Teori Himpunan (X2) dan Nilai PAA (Y) ANOVA Table
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
Nilai Pengantar Aljabar Abstrak * Nilai Teori Himpunan
Between Groups
(Combined) 15.711 4 3.928 2.469 .057
Linearity 12.461 1 12.461 7.833 .007
Deviation from Linearity
3.250 3 1.083 .681 .568
Within Groups 76.364 48 1.591
Total 92.075 52
Dari tabel di atas diketahui nilai Deviation from Linearity,
diketahui Fhit (Tc) = 0,681, dengan nilai sig. F = 0,568. Berdasarkan
kriteria uji linearitas bahwa jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
hubungan variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linear.
Diketahui nilai sig. dari output uji linearitas pada nilai Teori
Himpunan dan nilai PAA dalam penelitian ini sebesar 0,568 atau
lebih besar dari nilai signifikasi sebesar 0,05, sehingga nilai Teori
Himpunan dan nilai PAA pada penelitian ini dinyatakan linear.
2. Uji Hipotesis
a. Pengujian hipotesis pertama
1) Perumusan hipotesis
H0 : 1 2 atau H0 : 1 2 0 (tidak ada pengaruh nilai mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
H0 : 1 2 atau H0 : 1 2 0 (ada pengaruh nilai mata
Kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
2) Persamaan regresi linear berganda
1 1 2 2Y a b X b X
1 21,377 0,083 0,333Y X X
3) Kriteria pengujian
H0 diterima (H1 ditolak) apabila 0 3,18F
H0 ditolak (H1 diterima) apabila 0 3,18F
4) Perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Regresi Ganda
5) Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai 0F 4,114
sedangkan nilai tabelF pada taraf signifikansi 0,05 dengan df
(2;50) adalah 3,18. Oleh sebab itu, nilai 0 4,114F nilai
3,18tabelF , maka 0H ditolak. Artinya, ada pengaruh nilai mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
b. Pengujian hipotesis kedua
1) Perumusan hipotesis
H0 : .12 0Y (tidak ada hubungan nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
H1 : .12 0Y (ada hubungan nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak)
2) Koefisien korelasi berganda
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 13.011 2 6.506 4.114 .022a
Residual 79.064 50 1.581
Total 92.075 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Setelah melakukan perhitungan koefisien korelasi dengan
bantuan SPSS 17.0 didapat nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak 0,376 atau RY.12 = 0,376. Ini artinya,
berdasarkan kriteria penilaian koefisien, nilai tersebut masuk
kategori rendah atau lemah tapi pasti.
3) Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima (H1 ditolak) apabila 0 3,18F
H0 ditolak (H1 diterima) apabila 0 3,18F
4) Perhitungan
Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Korelasi Ganda Model Summary
Model
1
R .376a
R Square .141
Adjusted R Square .107
Std. Error of the Estimate 1.257
Change Statistics R Square Change .141
F Change 4.114
df1 2
df2 50
Sig. F Change .022
5) Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Fchange 0( )F
4,114 sedangkan nilai tabelF pada taraf signifikansi 0,05 dengan
df (2;50) adalah 3,18. Oleh sebab itu, nilai 0 4,114F nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3,18tabelF , maka 0H ditolak. Hal ini berarti bahwa koefisien
korelasi ganda antara X1 dan X2 dengan Y adalah signifikan atau
tingkat keeratan hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan secara bersama-sama (secara simultan) terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak adalah signifikan. Artinya, ada hubungan nilai mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
Berdasarkan hasil hitung koefisien korelasi berganda yaitu 0,376
dan kriteria penilaian koefisien nilai tersebut masuk pada kriteria
rendah atau lemah tapi pasti. Artinya bahwa antara nilai mata
kuliah Logika dan nilai mata kuliah Teori Himpunan terdapat
hubungan positif dan rendah atau lemah tapi pasti terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak.
3. Koefisien penentu berganda
Setelah melakukan perhitungan didapat nilai RY.122 = 0,141 sehingga
KPB = 14,1%. Hasil hitung KPB ini menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak
hanya sebesar 14,1%, sedangkan 85,9% berasal dari faktor-faktor lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
yang juga mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak namun tidak dimasukkan dalam regresi.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian Sari et al. (2015) mengatakan bahwa untuk memahami materi
mata kuliah Stuktur Aljabar 1 (dalam penelitian ini disebut mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak), pertama-tama mahasiswa harus memahami
konsep-konsep yang mendasari materi Struktur Aljabar 1, yaitu konsep
himpunan, logika matematika, relasi dan fungsi, yang terangkum dalam mata
kuliah prasyarat untuk mata kuliah Struktur Aljabar 1. Berdasarkan pendapat
tersebut, peneliti menduga pemahaman mahasiswa pada materi Teori Grup
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak dipengaruhi oleh nilai mata
kuliah Logika dan nilai mata kuliah Teori Himpunan. Oleh karena itu,
penelitan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh dan bagaimana hubungan nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat
dibuktikan bahwa terdapat pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa pada materi Teori Grup dalam
mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Hal ini dibuktikan dengan uji
hipotesis yang hasilnya menolak hipotesis nol yang menyatakan tidak ada
pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Hasil ini juga
diperkuat dari hasil perhitungan regresi berganda dengan menggunakan
formula uji F yang mendapat hasil 0 4, .114F Perhitungan ini lebih besar
daripada nilai F tabel yaitu sebesar 3,18 , sehingga menurut kriteria pengujian
regresi berganda, variabel nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan
memiliki pengaruh terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak.
Untuk mengetahui seberapa besar nilai mata kuliah Logika dan Teori
Himpunan mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien
penentu berganda (KPB) yakni sebesar 14,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak sebesar
14,1%, sedangkan 85,9% berasal dari faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak namun tidak dimasukkan dalam regresi.
Selain menemukan adanya pengaruh, hasil uji statistik juga membuktikan
adanya hubungan nilai mata kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Hasil
ini juga diperkuat dari hasil perhitungan korelasi berganda dengan
menggunakan formula uji F yang mendapat hasil 0 4,114F dengan F tabel =
3,18. Hasil 0F diketahui lebih besar dari F tabel, sehingga membuktikan
bahwa terdapat hubungan antara nilai mata kuliah Logika dan Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar
Aljabar Abstrak. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi berganda
dan kriteria penilaian koefisien, maka diketahui bahwa hasil hitung koefisien
korelasi ganda adalah 0,376 dan nilai ini masuk pada kriteria rendah atau
lemah tapi pasti. Artinya bahwa antara nilai mata kuliah Logika dan nilai mata
kuliah Teori Himpunan terdapat hubungan positif dan rendah atau lemah tapi
pasti terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak. Dari hasil hitung juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang
sangat rendah antara nilai mata kuliah Logika terhadap pemahaman
mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak yaitu sebesar 0,171.
Hasil yang berbeda diperoleh dari nilai mata kuliah Teori Himpunan yang
menunjukkan terdapatnya hubungan yang rendah atau lemah tapi pasti
terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar
Abstrak yaitu sebesar 0,368 dan terdapatnya hubungan yang rendah atau
lemah tapi pasti nilai mata kuliah Logika terhadap nilai mata kuliah Teori
Himpunan yakni sebesar 0,263.
Jika dicermati lebih mendalami lagi bahwa adanya pengaruh dan
hubungan yang memiliki kekuatan rendah atau lemah tapi pasti disebabkan
oleh beberapa faktor. Pertama dilihat dari sistem pemberian nilai mata kuliah
Logika dan Teori Himpunan dimana mata kuliah tersebut diampu oleh
beberapa dosen yang berbeda untuk masing-masing kelas dan angkatan,
sehingga ada kemungkinan apabila mahasiswa memperoleh nilai bagus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
dosen pertama belum tentu bagus pada dosen lainnya sehingga sangat
memungkinkan mahasiswa mendapat nilai rendah ataupun tinggi.
Kedua dilihat dari sisi konsep materi ajar di mana dosen saat
menyampaikan materi (bahan ajar) menggunakan pendekatan dan metode
ataupun model yang berbeda, pastinya setiap yang diterima oleh mahasiswa
dalam hal ini ilmu memiliki daya ingatan yang juga berbeda satu dengan
lainnya.
Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah faktor eksternal dan internal
yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Menurut Sumadi Suryabrata (2006)
dan Shertzer dan Stone (Winkel, 1997), secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Metode dokumentasi yang dilakukan hanya memperoleh nilai akhir (nilai
final) mahasiswa maka peneliti tidak mengetahui komponen penilaian
yang dilakukan oleh dosen yang bersangkutan sehingga memungkinkan
antar dosen satu dengan dosen lainnya menggunakan proporsi penilaian
yang berbeda pula. Di satu sisi dosen tertentu menggunakan ujian sebagai
salah satu kriteria penilaian akhir, tetapi disisi lain ada juga dosen yang
hanya menggunakan tugas pengganti sebagai salah satu kriteria penilaian
akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada 1 (satu) kelas yaitu kelas B. Oleh
karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada beberapa
kelas untuk mengetahui dan membandingkan bagaimana hubungan
maupun pengaruh dari nilai mata kuliah Logika dan nilai mata kuliah
Teori Himpunan akan berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak di beberapa kelas atau jika
memungkinkan memantau perkembangannya setiap tahun.
3. Pengaruh yang dihasilkan dari hasil pengolahan data sangat kecil yaitu
sebesar 14,1%, sisanya sebesar 85,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang turut mempengaruhi pemahaman materi Teori Grup dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak atau dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak menjadi objek dalam penelitian ini.
4. Dalam pengumpulan data hanya digunakan metode dokumentasi berupa
nilai mahasiswa dan metode studi kepustakaan. Penelitian ini akan lebih
baik jika ditambahan instrumen yang turut mendukung penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan perhitungan uji statistik diperoleh nilai 0 4,114F nilai
3,18tabelF , maka 0H ditolak. Artinya, ada pengaruh nilai mata kuliah
Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
2. Berdasarkan perhitungan uji statistik diperoleh nilai 0 4,114F nilai
3,18tabelF , maka 0H ditolak. Artinya, ada hubungan nilai mata kuliah
Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata
kuliah Pengantar Aljabar Abstrak. Berdasarkan hasil hitung koefisien
korelasi berganda yaitu 0,376 dan kriteria penilaian koefisien nilai
tersebut masuk pada kriteria rendah atau lemah tapi pasti. Artinya bahwa
antara nilai mata kuliah Logika dan nilai mata kuliah Teori Himpunan
terdapat hubungan positif dan rendah atau lemah tapi pasti terhadap
pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
1. Dengan mengetahui adanya pengaruh antara nilai mata kuliah Logika dan
Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar
dapat melakukan penelitian dengan memperhatikan faktor-faktor lain
yang turut mempengaruhi pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah
Pengantar Aljabar Abstrak.
2. Melihat korelasi yang rendah atau lemah tapi pasti antara nilai mata
kuliah Logika dan Teori Himpunan terhadap pemahaman mahasiswa
dalam mata kuliah Pengantar Aljabar Abstrak diharapkan peneliti
selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan melihat bagaimana
hubungan Logika dan Teori Himpunan terhadap mata kuliah lainnya,
seperti Pengantar Teori Bilangan dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2012. “Analisis Kesalahan Mahasiswa Prodi Pendidikan
Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-raniry Dalam Mata Kuliah
Trigonometri dan Kalkulus 1” dalam Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Vol.
13 No. 1, Agustus, hal. 183-196.
Carnia, Ema dan Sylviani, Sisilia. 2016. “Penggunaan Maple Dalam Pembelajaran
Teori Grup” dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika UNY.
Forester, Aldy. 2016. Panduan Lengkap Analisis Statistika Menggunakan
Software SPSS (Statistical Package for Social Science). [pdf]
(https://www.slideshare.net/aldyforester1/panduan-lengkap-analisis-
statistika-dengan-aplikasi-spss diakses pada 20 Oktober 2017).
Gallian, Joseph A. 2010. Contemporary Abstract Algebra (Seventh Edition).
United States of America: Brooks/ Cole Cengage Learning.
Hasan. 2014. Pengaruh Nilai Mata Kuliah Praktikum dan Teori Fisika Modern
Terhadap Nilai Mata Kuliah Fisika Kuantum Pada Mahasiswa Prodi
Pendidikan Fisika FKIP UNSYIAH (Skripsi). Banda Aceh: Universitas
Syiah Kuala. Diakses tanggal 16 Mei 2017.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Jane, Dyah Nirmala Arum. 2012. Statistika Deskriptif dan Regresi Linear
Berganda dengan SPSS. Semarang: Semarang University Pers.
Junaidi. 2010. Download Tabel F untuk Probabilita 0,05. [pdf]
(http://junaidichaniago.wordpress.com diakses 22 Oktober 2017).
Kadir. 2016. STATISTIKA TERAPAN Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali
Pers.
Kemendikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V).
[online]. Tersedia di : https://kbbi.kemdikbud.go.id/ (Diakses tanggal 1
Mei 2017).
Masoed, Fadli. 2013. Struktur Aljabar. Jakarta: Akademia.
Santoso, Singgih. 2015. SPSS 20 Pengolahan Data Statistik di Era Informasi.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Sari, Kartika dan Suciptawi, Ni Luh Putu. 2015. “Pengembangan Model
Pembelajaran Modified Student Teams Achievement Division
(MSTAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Struktur Aljabar” dalam Jurnal Pengajaran MIPA Vol. 20 No. 2, Oktober,
hal. 116-121.
Suarsana, I Made. 2016. “Deduktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa
Pada Perkuliahan Struktur Aljabar II” dalam Prosiding Seminar Nasional
MIPA.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sukirman. 2014. TEORI GRUP (ALJABAR ABSTRAK 1). Yogyakarta: UNY
Press.
Susilo, Frans. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LAMPIRAN
1. Daftar Nilai Akhir Mahasiswa Mata Kuliah Logika, Teori Himpunan,
dan Pengantar Aljabar Abstrak
2. Konversi Nilai
3. Uji Hipotesis Menggunakan Program SPSS 17.0
4. Tabel uji F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
1. Daftar Nilai Akhir Mahasiswa Mata Kuliah Logika, Teori Himpunan,
dan Pengantar Aljabar Abstrak
No Subjek
Nilai Mata Kuliah
Logika Teori Himpunan Pengantar
Aljabar Abstrak
1 S1 E C B
2 S2 D E C
3 S3 D E C
4 S4 D E C
5 S5 A E B
6 S6 B C A
7 S7 C B B
8 S8 D E C
9 S9 E C C
10 S10 A B E
11 S11 A E D
12 S12 B B B
13 S13 A A B
14 S14 D C C
15 S15 C A C
16 S15 C B D
17 S17 C A D
18 S18 E A A
19 S19 D B A
20 S20 C B B
21 S21 D C E
22 S22 E E C
23 S23 C E E
24 S24 C B D
25 S25 B A B
26 S26 E B B
27 S27 C B C
28 S28 B C D
29 S29 D C B
30 S30 B C A
31 S31 C E D
32 S32 E E C
33 S33 A B A
34 S34 B E E
35 S35 B C C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
36 S36 C C A
37 S37 C B E
38 S38 D C D
39 S39 C E C
40 S40 A B A
41 S41 E D E
42 S42 E E E
43 S43 D C A
44 S44 E D D
45 S45 D D C
46 S46 B D A
47 S47 D E D
48 S48 C B C
49 S49 C E E
50 S50 B C B
51 S51 B A A
52 S52 B C B
53 S53 E D B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
2. Konversi Nilai
No Subjek
NILAI MATA KULIAH KONVERSI NILAI
Logika Teori
Himpunan
Pengatar
Aljabar
Abstrak
Logika Teori
Himpunan
Pengantar
Aljabar
Abstrak
1 S1 E C B 0 2 3
2 S2 D E C 1 0 2
3 S3 D E C 1 0 2
4 S4 D E C 1 0 2
5 S5 A E B 4 0 3
6 S6 B C A 3 2 4
7 S7 C B B 2 3 3
8 S8 D E C 1 0 2
9 S9 E C C 0 2 2
10 S10 A B E 4 3 0
11 S11 A E D 4 0 1
12 S12 B B B 3 3 3
13 S13 A A B 4 4 3
14 S14 D C C 1 2 2
15 S15 C A C 2 4 2
16 S15 C B D 2 3 1
17 S17 C A D 2 4 1
18 S18 E A A 0 4 4
19 S19 D B A 1 3 4
20 S20 C B B 2 3 3
21 S21 D C E 1 2 0
22 S22 E E C 0 0 2
23 S23 C E E 2 0 0
24 S24 C B D 2 3 1
25 S25 B A B 3 4 3
26 S26 E B B 0 3 3
27 S27 C B C 2 3 2
28 S28 B C D 3 2 1
29 S29 D C B 1 2 3
30 S30 B C A 3 2 4
31 S31 C E D 2 0 1
32 S32 E E C 0 0 2
33 S33 A B A 4 3 4
34 S34 B E E 3 0 0
35 S35 B C C 3 2 2
36 S36 C C A 2 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
37 S37 C B E 2 3 0
38 S38 D C D 1 2 1
39 S39 C E C 2 0 2
40 S40 A B A 4 3 4
41 S41 E D E 0 1 0
42 S42 E E E 0 0 0
43 S43 D C A 1 2 4
44 S44 E D D 0 1 1
45 S45 D D C 1 1 2
46 S46 B D A 3 1 4
47 S47 D E D 1 0 1
48 S48 C B C 2 3 2
49 S49 C E E 2 0 0
50 S50 B C B 3 2 3
51 S51 B A A 3 4 4
52 S52 B C B 3 2 3
53 S53 E D B 0 1 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
3. Uji Hipotesis Menggunakan Program SPSS 17.0
Regression
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .376a .141 .107 1.257
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13.011 2 6.506 4.114 .022a
Residual 79.064 50 1.581
Total 92.075 52
a. Predictors: (Constant), Nilai Teori Himpunan, Nilai Logika
b. Dependent Variable: Nilai Pengantar Aljabar Abstrak
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Nilai Pengantar Aljabar
Abstrak
2.13 1.331 53
Nilai Logika 1.83 1.282 53
Nilai Teori Himpunan 1.81 1.388 53
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Nilai Teori
Himpunan, Nilai
Logikaa
. Enter
a. All requested variables entered.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.377 .347 3.975 .000
Nilai Logika .083 .141 .080 .590 .558
Nilai Teori Himpunan .333 .130 .347 2.554 .014
a. Dependent Variable: Nilai Pengantar Aljabar Abstrak
Correlations
Correlations
Nilai Logika
Nilai Teori
Himpunan
Nilai Pengantar
Aljabar Abstrak
Nilai Logika Pearson Correlation 1 .263 .171
Sig. (2-tailed) .057 .220
N 53 53 53
Nilai Teori Himpunan Pearson Correlation .263 1 .368**
Sig. (2-tailed) .057 .007
N 53 53 53
Nilai Pengantar Aljabar
Abstrak
Pearson Correlation .171 .368** 1
Sig. (2-tailed) .220 .007
N 53 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
4. Tabel uji F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI