pengaruh kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar ekonomi

Upload: dewangga-silverandro

Post on 14-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    1/23

    PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU

    TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

    kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai

    negara berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkulitas. Salah satu usaha

    menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sekolah

    sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan yang sangat penting dalam

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.

    Pendidikan nasional tersebut mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsipendidikan nasional dapat dilihat pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang

    menyatakan bahwa :

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

    peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

    mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

    Keberhasilan pendidikan akan tercapai oleh suatu bangsa apabila ada usaha untukmeningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Untuk itu pemerintah mengusahakan mutu

    pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal. Peningkatan mutu pendidikan di

    sekolah berkaitan langsung dengan siswa sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik.

    Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah

    meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk

    mengetahui keberhasilan belajar siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa

    ia telah berhasil dalam belajar. Menurut Tulus (2004:75) Prestasi belajar siswa adalah hasil

    belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan

    pembelajaran di sekolah.

    Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Keunggulan prestasi

    belajar selalu menjadi penilaian utama masyarakat terhadap suatu sekolah atau lembaga

    pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar menentukan berhasil tidaknya pendidikan, karena itu prestasi memiliki

    fungsi sebagai indikator kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai. Fungsi prestasi juga

    dapat menentukan suatu kualitas dalam dunia pendidikan, karena dengan prestasi akan dapat

    diketahui seberapa besar mutu dan kualitas yan dimiliki oleh siswa maupun sekolah.

    Prestasi belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait baik

    yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor

    dari dalam diri siswa tersebut diantaranya motivasi belajar, sikap belajar siswa, kecerdasansiswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Faktor dari luar diantaranya lingkungan

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    2/23

    belajar, pergaulan siswa, fasilitas belajar, intensitas bimbingan orang tua, lingkungan

    masyarakat, pengelolaan kelas dan sebagainya.

    Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu

    memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melihat prestasi

    belajar yang dicapai siswa, maka dapat dilakukan evaluasi mengenai hal-hal yangmenyebabkan siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran. Prestasi juga sebagai

    tendensi keingintahuan yang merupakan kebutuhan umum manusia. Siswa yang ingin

    mencapai kepuasan belajar, mereka akan mempeoleh prestasi belajar yang lebih baik dengan

    cara yang tekun dan giat dalam belajar.

    Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu prestasi juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka

    meningkatkan mutu pendidikan karena prestasi yang telah diraih oleh siswa digunakan

    sebagai tolok ukur tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan dan kesuksesan siswa

    dalam belajar.

    . Prestasi belajar yang maksimal hanya bisa diraih dengan kedisiplinan belajar yang

    baik. Dengan kedisiplinan belajar, siswa dapat mencapai prestasi seperti yang diinginkan.

    Rasa disiplin pada siswa juga timbul karena profesionalisme guru di dalam sekolah.

    Menurut Webstar ( dalam Kunandar 2007:49) Profesionalisme berasal dari kata

    profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Profesi

    juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan

    dan ketrampilan khusus yang diperoleh pendidikan akademis yang intensif.

    . Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam

    undang-undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No.19/2005

    dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,kompetensi professional dan kompetensi sosial.

    Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa apabila siswa mempunyai disiplin belajar

    yang tinggi maka prestasi belajar siswa akan tinggi dan bila profesionalisme guru yang tinggi

    maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitu pula sebaliknya bila kedisiplinan

    belajar siswa rendan dan profesionalisme guru rendah pula maka prestasi siswa akan rendah

    pula. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

    seberapa besar pengaruh kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru terhadap prestasi

    belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong tahun ajaran 2011/2012.

    Adapun penelitian tersebut penulis beri judul PENGARUH KEDISIPLINAN

    BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR

    EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 GEMOLONG TAHUN

    AJARAN 2011/2012.

    B. Pembatasan Masalah

    Agar penelitian ini berjalan terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka

    masalah dibatasi pada :

    1. Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah kedisiplinan siswa dalam menggunakanwaktu belajar, tempat belajar, norma dan peraturan dalam belajar sehari-hari untuk mencapai

    prestasi yang diinginkan.

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    3/23

    2. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memilikipengalaman yang kaya dibidangnya. Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki

    beberapa kompetensi. Dalam undang-undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan

    Pemerintah No.19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi

    kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan siswa yangdiperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil

    belajar siswa berupa nilai rapor dalam bidang studi IPS Ekonomi semester ganjil tahun ajaran

    2011/2012

    C. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dibuat perumusan masalah sebagai

    berikut :

    1. Apakah kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMAMuhammadiyah 2 Gemolong ?

    2. Apakah profesionalisme guru berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi kelas XSMA Muhammadiyah 2 Gemolong ?

    3. Apakah kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru secara bersama-sama berpengaruhterhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong?

    D. Tujuan Penelitian

    Dalam penelitian perlu ada tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap

    masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan bekerja lebih terarah dalam penelitian.

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

    adalah :

    1. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar ekonomi kelas

    X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    2. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru dengan prestasi belajar ekonomi kelas

    X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    3. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar dengan profesionalisme guru terhadap

    prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses belajar khususnya bidang ilmu

    ekonomi.

    2. Manfaat Praktis

    a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik untuk

    memberikan pengertian tentang pentingnya kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru.

    b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada siswa akan pentingnya

    kedisiplinan belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    4/23

    F. Sistematika Skripsi

    Sistematika merupakan isi yang ada didalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun

    sistematika Skipsi ini adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuanpenelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang

    berkaitan dengan definisi konsep, definisi operasi, indikator, hubungan, hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat penelitian, populasi, sumber data, variable

    penelitian, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, penyajian data, analisis data,

    pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Hakekat Belajara. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan salah satu faktor penting dari keseluruhan proses pendidikan karena

    belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut. Ini berarti berhasil tidaknya

    pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami

    siswa.Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang belajar baik berupa pengetahuan,

    keterampilan dan tingkah laku.

    Slameto (2003: 13) menyatakan bahwa:

    Belajar adalah suatu prosesusaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

    Menurut Syah (2006: 13) Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

    tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

    lingkungan yang melibatkan proses kognitif .

    Dari beberapa pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

    perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang melalui pengalaman dan latihan yang

    telah dilakukannya sendiri.

    b. Prinsip-Prinsip Belajar

    Menurut Azhari (2004: 122) ada 5 prinsip dalam belajar, yaitu sebagai berikut:

    1) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    5/23

    2) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.

    3) Belajar merupakan suatu proses.

    4) Proses belajar terjadi karena ada dorongandan tujuan yang akan dicapai.

    5) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

    Agar lebih jelas mengenai prinsip-prinsip dalam belajar, dapat dijelaskan sebagaiberikut :

    1) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

    Perbedaan yang terjadi pada diri individu memiliki ragam yang cukup banyak baik sifat

    maupun jenisnya. Untuk itu setiap individu yang belajar juga akan menghasilkan perubahan

    yang beragam pula. Baik berkenaan dengan fisik maupun mental. Dan dengan sendirinya

    akan menunjukkan bentuk yang beragam pula dalam hal tingkah laku.

    Adapun perubahan tingkah laku yang dapat disebut sebagai hasil dari proses belajar adalah

    sebagai berikut:

    a) Perubahan yang disadari

    Hal ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan pada

    dirinya.

    b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

    Perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus menerus , dinamis dan tidak statis.

    Satu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan terus memiliki kegunaan bagi

    proses belajar beriktnya.

    c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

    Perubahan senantiasa bertambah dan tertuju uuntuk memperoleh sesuatu yang baik dari

    sebelumnya. Sedangkan perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi

    dengan sendirinya melainkan terjadi karena usaha individu itu sendiri.d) Perubahan yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan serta memiliki tujuan

    yang jelas

    Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, perubahan tingkah

    laku benar-benar disadari dan perbuatan belajar terarah kepada perubahan tersebut.

    2) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.

    Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar yang meliputi

    perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi tidak hanya satu aspek tingkah laku saja, melainkan

    seluruh aspek tingkah laku secara integral.

    3) Belajar merupakan suatu proses.

    Hal ini berarti bahwa perbuatan belajar merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu benda

    statis. Ia merupakan suatu bentuk usaha aktif individu untuk mencapai tujuan.

    4) Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai.

    Dalam proses belajar, kegiatan belajar selalu ada tenaga pendorongnya dan ada tujuan yang

    akan dicapai.

    5) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

    Perubahan tingkah laku individu dalam perbuatan belajar merupakan hasil pengalamannya.

    Proses dan hasil belajar akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupannya.

    c. Prestasi Belajar Ekonomi

    1) Pengertian Prestasi Belajar

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    6/23

    Semua bentuk kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan. Hasil kegiatan ini yang disebut

    dengan prestasi belajar. Prestasi belajar terdiri dari 2 kata, yaitu kata prestasi dan belajar.

    Menurut Witherington (2003: 155) Prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui usaha

    yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan dalam situasi tertentu.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarMenurut Slameto (2002:53) ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

    a) Faktor Internal

    (1) Faktor Fisiologis

    (2) Faktor Psikologis

    (a) Faktor Intelektif, meliputi: intelegensi, dan bakat, kematangan.

    (b) Faktor Non Intelektif, meliputi: kesiapan, perhatian, minat, kedisiplinan belajar

    dan motivasi.

    b) Faktor Eksternal

    (1) Faktor Sosial, meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

    masyarakat.

    (2) Faktor Budaya

    (3) Faktor Lingkungan

    (4) Faktor Lingkungan Spiritual dan Keagamaan

    Agar lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    a) Faktor Internal

    Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu.

    Faktor internal terdiri dari :

    (1) Faktor FisiologisMerupakan keadaan jasmani atau tubuh yang dimiliki siswa.

    (a) Keadaan kesehatan atau kondisi tubuh

    Keadaan yang sehat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar,

    sebaliknya apabila keadaan tubuh terganggu atau sakit maka akan memberikan pengaruh

    yanng negatif terhadap kegiatan belajar siswa.

    (b) Cacat tubuh

    Cacat tubuh adalah suatu penyakit yang menyebabkan kurang sempurnanya badan seseorang,

    sehingga harus belajar di sekolah khusus yang sesuai dengan keadaan fisiknya.

    (2) Faktor Psikologis

    (a) Faktor Intelektif

    Meliputi intelegensi, bakat, kematangan.

    (b) Faktor Non Intelektif

    Meliputi kesiapan, perhatian, minat, kedisiplinan belajar, motivasi.

    b) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu.

    (1) Faktor Sosial

    (a) Lingkungan Keluarga

    Misalnya: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, suasana rumah, hubungan antar

    anggota keluarga, latar belakang keluarga dan agama.

    (b) Lingkungan Sekolah

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    7/23

    Faktor yang ada di lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi belajar siswa antara lain

    kurikulum, metode pengajaran, guru dan suasana ruang belajar.

    (c) Lingkungan Masyarakat

    Masyarakat juga mempunyai peran yang cukup besar terhadap pembentukan sikap siswa

    terhadap belajar, karena siswa merupakan bagian dari masyarakat yang berinteraksi denganlingkungannya.

    (2) Faktor Budaya

    Anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak

    dalam belajar.

    (3) Faktor Lingkungan

    Faktor ini meliputi fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

    (4) Faktor Lingkungan Spiritual dan Keagamaan

    Faktor ini sangat penting bagi siswa karena bermanfaat untuk menumbuhkan kepercayaan

    siswa.

    Sukmadinata (2003:102) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan realisasi atau

    pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

    Sedangkan menurut Tirtonegoro (2001:43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha,

    kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang

    dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

    Dari pendapat tersebut diketahui bahwa prestasi belajar dapat dilihat setelah diadakan

    penilaian dan dapat dinyatakan dalam angka, huruf, maupun simbol pada tiap periode tertentu

    sesuai dengan hasil belajar yang dicapai.

    Nurhadi (2004: 20) ekonomi berasal dari bahasa Yunani Oikonomia, yang terdiri atas oikos

    dan nomos.Oikos artinya rumah tangga, nomosartinya aturan. Arti sempit ekonomi adalahaturan rumah tangga. Arti luas adalah semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

    dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Sedangkan menurut Deliarnov (2003 : 3)

    ekonomi adalah ilmu yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau golongan

    masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan yang relatif terbatas adanya".

    Dari pengertian tersebut, pada prinsipnya prestasi belajar ekonomi merupakan suatu hasil dari

    usaha belajar atau kegiatan belajar yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian baik

    angka, huruf serta tindakan dalam mata pelajaran ekonomi.

    Bloom (dalam Sudjana 1990: 22) menyatakan bahwa obyek penilaian prestasi belajar dapat

    dilihat dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan

    dengan hasil belajar intelektual yang berupa pengetahuan dan pemahaman. Ranah afektif

    berkenaan dengan sikap, sedangkan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

    keterampilan dan kemampuan bertindak.

    Di antara ketiga ranah tersebut, dalam mata pelajaran ekonomi ranah kognitiflah yang paling

    banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

    dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini penilaian dari ranah kognitif

    dapat diperoleh dari nilai ulangan harian, nilai tugas dan nilai ujian yang akan

    diakumulasikan menjadi nilai akhir dalam bentuk nilai raport yang berbentuk angka atau

    huruf.

    2. Pembelajaran

    a. Pengertian Pembelajaran

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    8/23

    Menurut Darsono (2002:24)

    Secara umum pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

    sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik.

    Dengan kata lain, adanya pembelajaran hendaknya diikuti dengan adanya perubahan.

    Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut :

    1) Menurut teori behavioristik pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah

    laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan dengan subyek

    belajar serta perlu diberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi kegiatan belajar.

    2) Menurut teori kognitiif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada

    si belajar untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari.

    3) Menurut teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru memberikan mata pelajaran

    sedemikian rupa sehingga siswalebih mudah mengaturnya menjadi suatu Gestalt (pola

    bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi yang terdapat pada diri

    siswa.

    4) Menurut teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada si

    belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

    kemampuannya.

    b. Ciri-ciri Pembelajaran

    Menurut Hamalik (2003:66) ada tiga ciri khusus yang terkandung dalam sistem

    pembelajaran, ketiga ciri-ciri tersebut yaitu :

    1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang merupakan unsur-

    unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.

    2) Kesaling tergantungan (interpedences), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yangserasi dalam satu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan

    sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

    3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini

    menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami.

    c. Tujuan Pembelajaran

    Dalam upaya mencapai tujuan kurikuler program pendidikan di suatu lembaga pendidikan,

    maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran baik tujuan pembelajaran umum maupun tujuan

    pembelajaran khusus. Maka bila tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu

    ditinjau dari hasil belajar akan muncul aspek psikologis atau human ability, fungsi

    pendidikan pada hakekatnya adalah mengembanngkan potensi manusia.

    Klausmire (dalam Sugandi 2006:23)

    human ability dapat dibedakan atas potensi cognitive domain, affactive domain, dan

    physchomotor domain .

    1) Tujuan pembelajaran ranah kognitif

    Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori. Keenam kategori itu

    mencakup keterampilan intelektual dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi.

    Keenam kategori itu tersusun secara hirarkis yang berarti tujuan pada tingkat di atasnya dapat

    dicapai apabila tujuan pada tingkat di bawahnya telah dikuasai. Adapun keenam kategori

    tersebut adalah sebagai berikut :

    a) Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    9/23

    Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat akan

    informasi yang telah diterima, misalnya informasi mengenai fakta, konsep, rumus da

    sebagainya.

    b) Kemampuan kognitif tingkat pemahaman

    Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskaninformasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.

    c) Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan atau

    menerapkan iinformasi yang telah diketahui ke dalam situasi atau konteks baru.

    d) Kemampuan kognitif tingkat analisis

    Kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep,

    pendapat, asumsi dan semacamnya atau elemen-elemennya, sehinngga dapat menentukan

    hubungan masing-masing elemen.

    e) Kemampuan kognitif tingkat sintesis

    Kemampuan kognitif tingkat sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen

    ke dalam kesatuan atau struktur.

    f) Kemampuan kognitif tingkat evaluasi

    Kemampuan tingkat evaluasi adalah kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, produk,

    metode dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.

    2) Tujuan pembelajaran ranah afektif

    Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Tujuan pembelajaran

    tersebut menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan

    sikap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku.

    Krathwol (dalam Sugandi, 2006:26-27) membagi taksonomi tujuan pembelajaran ranah

    afektif ke dalam lima kategori yaitu :a) Pengenalan (Receiving)

    b) Pemberian respon (Responding)

    c) Pengorganisasian (Organization)

    d) Penghargaan terhadap nilai (Valuing)

    e) Pengamalan (Characterization)

    Agar lebih jelas mengenai tujuan afektif, dapat diuraikan sebagai berikut:

    a) Pengenalan (Receiving)

    Pengenalan adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan kesadaran,

    kemauan, perhatian individu untuk menerima dan memperhatikan berbagai stimulus dari

    lingkunngannya.

    b) Pemberian respon (Responding)

    Pemberian respon atau partisipasi adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yang

    menunjukkan adanya rasa kepatuhan individu dalam hal mematuhi dan ikut serta terhadap

    suatu gagasan, benda atau sistem nilai.

    c) Pengorganisasian (Organization)

    Pengorganisasian adalah kategori jenis perilaku ranah yang menunjukkan kemauan

    membentuk sistem nilai dan berbagai sistem nilai yang dipilih.

    d) Penghargaan terhadap nilai (Valuing)

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    10/23

    Penghargaan terhadap nilai adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yanng menunjukkan

    menyukai, menghargai dari seseorang individu terhadap suatu gagasan, pendapat atau sistem

    nilai.

    e) Pengamalan (Characterization)

    Pengamalan adalah jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan kepercayaan diri untukmengintegrasikan nilai-nilai kedalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan.

    3) Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik

    Taksonomi Sympson (dalam Sugandi, 2006:27-28) juga menyusun tujuan psikomotorik

    secara hirarkis dalam lima kategori yaitu :

    a) Peniruan (Imitation)

    b) Manipulasi (Manipulation)

    c) Ketepatan gerakan (Percision)

    d) Artikulasi (Articulation)

    e) Naturalisasi (Naturalization)

    Agar lebih jelas mengenai tujuan psikomotorik, dapat diuraikan sebagai berikut:

    a) Peniruan (Imitation)

    Kemampuan melakukan perilaku meniru apa yang dilihat atau didengar pada tingkat meniru

    perilaku yang ditanamkan belum bersifat otomatis, bahkan mungkin masih salah tidak sesuai

    dengan yang ditiru.

    b) Manipulasi (Manipulation)

    Kemampuan melakukan perilaku tanpa contoh atau bantuan visual, tetapi dengan petunjuk

    tulisan secara verbal.

    c) Ketepatan gerakan (Percision)Kemampuan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat dan akurat tanpa contoh dan

    petunjuk tertulis.

    d) Artikulasi (Articulation)

    Keterampilan menunjukkan perilaku serangkaian gerakan dengan akurat, urutan benar, cepat

    dan tepat.

    e) Naturalisasi (Naturalization)

    Keterampilan menunjukkan perilaku gerakan tertentu secara automatically artinya cara

    melakukan gerakan secara wajar dan efisien.

    2. Kedisiplinan Belajar

    a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

    Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan Ke-an. Menurut

    Prijadaminto (2004 : 5-6) Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

    proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan,

    Keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu. Sedangkan menurut Arikunto (2001:

    114) Disiplin belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib

    kesadaran yang ada pada kata hatinya. Dari kedua pengetian diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa disiplin belajar adalah suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib

    atau peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya, kesadaran ini

    diperoleh karena melalui latihan-latihan.

    b. Pentingnya Kedisiplinan Belajar

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    11/23

    Disiplin akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran

    diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan

    disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas

    dasar kesadaran diri sendiri yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri

    setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar

    siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari

    orang lain. Adapun kepatuhan terhadap peraturan secara sadar merupakan modal utama

    dalam menghasilkan perilaku yang positif dan produktif. Positif artinya sadar akan tujuan

    yang akan dicapai, sedangkan produktif adalah melakukan kegiatan yang bermanfaat.

    Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan

    seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir,

    sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas

    belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan disiplin belajar ada kecenderungan

    seseorang bisa terbiasa dengan aktivitas belajar yang dilakukan secara teratur, yang mana

    belajar merupakan kegiatan yang mendasar atau kegiatan pokok yang dilakukan dengan

    kesadaran hati sehingga tidak perlu adanya paksaan dari orang lain.

    c. Cara Menanamkan Disiplin pada Anak

    Menurut Hurlock (1999:93) mengemukakan bahwa terdapat beberapa cara

    menanamkan disiplin kepada anak, yaitu :

    1) Cara disiplin yang otoriter

    Disiplin otoriter berarti mengendalikan kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman terutama

    hukuman badan sehingga anak kehilangan kesempatan untuk mengendalikan perilaku merekasendiri.

    2) Cara disiplin yang permisif

    Biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk berperilaku yang disetujui

    secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.

    3) Cara disiplin yang demokratis

    Dalam hal ini metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga

    dapat membantu anak dalam memahami alasan-alasan perilaku tersebut diharapkan.

    Sikap disiplin ini akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman

    kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam

    lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi

    bentuk disiplin yang semakin kuat.

    d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa antara lain :

    1) Baik buruknya hubungan guru dengan murid

    Kondisi hubungan antara guru dengan murid akan berpengaruh terhadap disiplin belajar

    siswa. Siswa akan merasa senang bila guru bersikap baik dan memperlakukannya dengan

    baik. Siswa akan menunjukkan ketaatan pada perintah guru dan melaksanakan kedisiplinan

    belajar yang tinggi. Karena anak akan merasa tidak senang jika tidak diperlakukan

    sepantasnya. Mereka kemudian akan menunjukkan sikap bermusuhan dan membalas untuk

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    12/23

    memperdaya kepada gurunya yang otoriter tersebut yang menyebabkan antara guru dengan

    murid tidak terdapat rasa saling menghormati.

    2) Kesehatan mental siswa

    Kesehatan mental seseorang akan sangat mempengaruhi terhadap tingkah lakunya. Individu

    yang kondisi mentalnya sehat akan menunjukkan tingkah laku yang positif, sehingga tidakdimungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap putusan yang ada.

    e. Indikator Kedisiplinan Belajar

    Indikator-indikator disiplin belajar menurut Munawi (2007:22) adalah tingkah laku atau

    perbuatan ke arah tertib yaitu :

    1) Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar

    2) Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar

    3) Disiplin yang ada hubungannya dengan norma dan peraturan dalam belajar.

    Berikut ini penjelasan tentang disiplin belajar :

    1) Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar.

    Dalam hal ini seorang siswa mampu mengikuti proses belajar di sekolah secara tepat waktu.

    Juga mampu disiplin menggunakan jadwal belajar dirumah secara terartur entah itu waktu

    belajar di siang hari, di malam hari, maupun di hari minggu dan libur. Seorang siswa juga

    harus bisa membagi waktu antara belajar dan membantu orang tua.

    Anak disiplin sehubungan dengan waktu yang dapat terpengaruh terhadap prstasi belajar

    khususnya pelajaran ekonomi akan tampak sebagai berikut :

    a) Mengerahkan energi untuk belajar secara kontinyu.

    b) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak memberikan waktu luang.

    c) Belajar sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah diatur.

    d) Dapat menggunakan waktu dengan baik antara belajar dan waktu bersosialisasi.2) Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar.

    Dalam hal ini seorang siswa wajib menjaga ruang kelas maupun lingkungan sekitar sekolah

    seperti menjaga kebersihan dinding, meja, kursi, kamar mandi, pagar sekolah, dan ruang lain

    milik sekolah. Dan selalu membuang sampah di tempat sampah. Selain itu siswa juga wajib

    menjaga tempat belajar dirumah agar tercipta suasana yang aman dan nyaman. Seperti

    menjaga meja dan kursi dan juga lingkungan sekitar.

    Adapun ciriciri anak yang disiplin sehubungan dengan tempat yang mempengaruhi prestasi

    belajar ekonomi yaitu :

    a) Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu atau terganggu oleh

    orang lain.

    b) Selalu disiplin dalam menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah.

    c) Mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas dengan gairah dan partisipasif.

    d) Menyelesaikan tugastugas khususnya tugas ekonomi diberikan guru dengan baik.

    3) Disiplin yang ada hubungannya dengan norma dan peraturan dalam belajar.

    Mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat sekolah. Hormat

    dan patuh kepada orang tua, kepala sekolah, guru, dan karyawan. Serta mampu terampil,

    bersikap sopan dan tanggung jawab. Mematuhi semua larangan tata tertib sekolah dan

    mentaati kewajibankewajiban

    Dengan demikian anak yang disiplin akan tampak dalam perilaku sebagai berikut :

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    13/23

    a) Datang ke sekolah tepat waktu dan mengikuti proses belajar mengajar sesuai jadwal

    yang ada.

    b) Membuat jadwal belajar dirumah yang harus dilaksanakan meskipun tidak ada tugas.

    c) Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak terganggu dan mengganggu

    orang lain.d) Selalu menaati peraturan yang telah ditetapkan dilingkungan dimana siswa itu berada,

    baik ketika berada di sekolah, dirumah, maupun dilingkungan masyarakat.

    3. Tinjauan Tentang Profesionalisme

    a. Definisi profesionalisme

    Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan memainkan peran

    strategis dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Guru memiliki peran yang sangat

    besar dalam bertanggung jawab atas mutu pendidikan, untuk mencapai peningkatan mutu

    pendidikan maka dari itu guru dituntut untuk mengembangkan dirinya dengan ilmu

    pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Makadari itu profesionalitas guru sangat diperlukan.

    Menurut Webstar ( dalam Kunandar 2007:49) profesionalisme berasal dari kata profesi yang

    artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Profesi juga

    diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan

    ketrampilan khusus yang diperoleh pendidikan akademis yang intensif.

    Dari pengertian di atas, maka profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut

    keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat

    dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan

    pelatihan secara khusus.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

    dikemukakan bahwa professional guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksnakan

    berdasarkan prinsip sebagai berikut :

    1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

    2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan

    akhlak mulia.

    3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

    tugas.

    4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

    5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesinalan.

    6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan seuai dengan prestasi kerja.

    7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan

    dengan belajar sepanjang hayat.

    8) Memilki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalisme.

    9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

    berkaitan dengan tugas keprofesionalan.

    Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam Undang-

    Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No.19/2005, yaitu adalah:

    a. Kompetensi Kepribadian:1) Mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana dan berwibawa.

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    14/23

    2) Berakhlak mulia.

    3) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

    4) Mengevaluasi kinerja sendiri, dan

    5) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

    b. Kompetensi Paedagogik :1) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan

    2) Pemahaman terhadap peserta didik dan evaluasi belajar.

    3) Pengembangan kurikulum/silabus

    4) Perancangan pembelajaran serta Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

    5) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya

    c. Kompetensi profesional :

    1) Konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan

    materi ajar

    2) Materi ajar ada dalam kurikulum sekolah

    3) Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

    4) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, dan

    5) Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai

    adan budaya nasional.

    d. Kompetensi Sosial :

    1) Berkomunikasi lisan dan tulisan

    2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

    3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

    tua/wali peserta didik, dan4) Berbagai sikap secara santun dengan masyarakat sekitar

    B. Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) dan Profesionalisme Guru (X2) Terhadap

    Prestasi Belajar(Y)

    1. Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) Terhadap Prestasi Belajar (Y) Mata Pelajaran

    Ekonomi.

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar

    siswa, Riana (2010:76) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif kedisiplinan belajar

    terhadap keteraturan siswa dalam belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar ekonomi

    pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Siswa yang

    disiplin dalam belajar akan lebih tertib dan kontinyu dalam belajar, sehingga memiliki

    intensitas belajar yang lebih banyak. Hal ini akan membantu siswa dalam memperkuat

    pemahamannya. Dalam disiplin belajar tidak dapat dipisahkan dari siswa, karena tanpa

    disiplin belajar yang kuat siswa tidak akan berhasil dalam studinya, atau dengan kata lain

    siswa yang memiliki disiplin belajar yang rendah maka prestasi belajar akan rendah pula.

    Dalam menumbuhkan disiplin belajar bagi para siswanya, seorang guru dapat berpegang dari

    beberapa peraturan, antara lain bahwa untuk menumbuhkan disiplin pada individu, terlebih

    dahulu harus diketahui latar belakang kehidupan kebiasaan individu. Dengan demikian

    diharapkan akan memberi hasil yang maksimum. Dengan adanya disiplin yang tinggi darisetiap siswa, baik itu datangnya dari luar maupun dari dalam siswa itu sendiri. Maka

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    15/23

    kemungkinan akan dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran ekonomi di

    kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    2. Pengaruh Profesionalisme Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar (Y) Mata Pelajaran

    Ekonomi.

    Menurut PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan pasal 28, pendidikadalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi

    paedogogik, kepribadian, profesional dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi guru

    dapat diartikan kebulatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk

    perangkat tindak cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk

    memangku jabatan guru sebagai profesi.

    Hubungan profesionalisme guru yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong prestasi

    belajar siswa. Dengan semakin baiknya profesionalisme guru yang dimiliki oleh seorang

    guru, maka semakin tinggi pula tingkat prestasi siswa serta keaktifan siswa dalam proses

    belajar mengajar

    3. Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) dan Profesionalisme Guru (X2) Terhadap Prestasi

    Belajar (Y) Mata Pelajaran Ekonomi.

    Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah

    prestasi belajar ekonomi. Dari ini dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan belajar mempunyai

    pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar ekonomi, profesionalisme guru juga akan

    berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi. Sehingga secara langsung maupun tidak

    langsung kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru akan berpengaruh terhadap pretasi

    belajar ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012.

    C. Kerangka Pemikiran

    Menurut Sugiyono (2008:47) Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teoriberhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

    Kedisiplinan belajar merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi

    belajar siswa. . Adapun indikator-indikator dari siswa yang memiliki kedisiplinan belajar

    antara lain: Disiplin yang ada hubungannya dengan waktu belajar, tempat belajar, norma dan

    peraturan dalam belajar. Dengan adanya kedisiplinan pada diri siswa terhadap mata pelajaran

    disekolah diharapkan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.

    Profesionalisme guru merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal

    dari luar individu (ekstern). Sudah menjadi kodrat manusia tidak bisa terlepas dari pengaruh

    dan interaksi dengan guru. Dalam proses belajar, anak tidak bisa terlepas dari pengaruh guru.

    Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh profesionalisme guru hal ini sangat memungkinkan,

    karena aktivitas keseharian siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah. Oleh karena itu,

    siswa yang mempunyai guru yang profesional akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya

    Dari pemikiran di atas dapat digambarkan pola pemikiran dalam penelitian sebagai berikut :

    Keterangan:

    1. Variabel Independen (variabel bebas)

    Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain. Yang

    menjadi variabel bebas adalah:

    a. Kedisiplinan Belajar (X1).

    b. Profesionalisme Guru (X2).

    2. Variabel dependen (variabel terikat)

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    16/23

    Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal ini yang menjadi

    variabel terikat adalah: Prestasi Belajar (Y).

    D. Hipotesis

    Menurut Sugiyono (2003:15) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan

    penelitian. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

    1. Kedisiplinan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X

    SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    2. Profesionalisme Guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X

    SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    3. Kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru secara bersama-sama berpengaruh positif

    terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.

    BAB IIIMETODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    1. Pengertian Metode Penelitian

    Penelitian dapat berjalan dengan lancar, baik, benar, dan dapat dipercaya apabila

    menggunakan cara-cara tertentu. Metode merupakan cara yang digunakan peneliti dapat

    dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan.

    Menurut Arikunto (2006 : 136) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti

    dalam mengumpulkan data penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 1) Metode

    penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

    kegunaan tertentu.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara

    pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta

    yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.

    B. Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang artinya

    penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa dan kejadian pada saat

    sekarang serta mengungkapkan data yang telah berlangsung tanpa memanipulasi variabel

    lainnya yang tanpa mempengaruhi variabel terikat.

    Jadi berdasarkan sifatnya yaitu mencoba mengungkapkan suatu fenomena dengan

    menggunakan dasar perhitungannya (angka) atau data kualitatif yang diangkakan. Maka jenis

    penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan berdasarkan sifat pengumpulan data yaitu

    pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner yaitu angket, maka penelitian

    ini merupakan penelitian kuantitatif.

    C. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    17/23

    Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong. Subjek penelitiannya

    adalah siswa kelas X dan objek penelitiannya adalah kedisiplinan belajar, profesionalisme

    guru dan prestasi belajar ekonomi.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2012-selesai.D. Populasi, Sampel dan Sampling

    1. Populasi

    Menurut Sugiyono (2003:72) menjelaskan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong yang

    berjumlah 110 siswa.

    2. Sampel

    Menurut Sugiyono (2005:73) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betu l-

    betul representatif (mewakili). Sampel diperoleh dengan menggunakan tabel Kreijcie dan

    Nomogram Harry King dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2006:62). Dari jumlah

    populasi 110 siswa, berdasarkan tabel kreijcie dengan taraf kesalahan 5% maka sampel yang

    digunakan sebanyak 84 dari siswa kelas X SMA MUHAMMADIYAH 2 Gemolong tahun

    ajaran 2011/2012.

    Tabel III.2

    Distribusi sampel penelitian

    Populasi JumlahKelas X.1 = 29 22,14 dibulatkan 22

    Kelas X.2 = 28 21,38 dibulatkan 21

    Kelas X.3 = 27 20,61 dibulatkan 21

    Kelas X.4 = 26 19,85 dibulatkan 20

    Jumlah 84

    3. Sampling

    Menurut Sutrisno Hadi (2007:77) Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil

    sampel. Penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu teknik sampling yangmemberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

    anggota sampel. Teknik yang digunakan simple random sampling. Dikatakan simple karena

    cara pengambilannya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

    populasi tersebut. Dalam penelitian ini, populasi bersifat homogen.

    E. Variabel Penelitian

    1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

    Menurut Sugiyono (2008:61) mengemukakan bahwa Variabel bebas merupakan variabel

    yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Penelitian

    ini variabel bebasnya adalah kedisiplinan belajar (X1) dan profesionalisme guru (X2).

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    18/23

    2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

    Menurut Sugiyono (2008:61) menerangkan bahwa Variabel terikat merupakan variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

    variabel terikatnya adalah prestasi belajar ekonomi (Y).

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu :

    1. a Metode Angket

    Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006: 151) menjelaskan bahwa angket adalah

    pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

    laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahu. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:

    199) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

    responden untuk dijawab.

    Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah jenis angket langsung yang tertutupkarena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap

    paling benar. Angket dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian

    dengan masing-masing soal diberikan empat alternalif jawaban. Sebelum angket digunakan

    terlebih dahulu diuji cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevaliditan dan

    kereabilitasan angket.

    Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka kemudian membuat item-item pertanyaan disertai

    alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian angket. Dari

    pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang

    berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian.

    Dengan pemberian skor/ penilaian sebagai berikut :

    Untuk Pertanyaan Positif

    Selalu = 4

    Sering = 3

    Kadang-kadang = 2

    Tidak pernah = 1

    Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang kedisiplinan belajar dan profesionalisme

    guru menggunakan metode angket.

    2. b. Dokumentasi

    Menurut Arikunto (2006 : 158) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah mencari dan

    mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

    majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk

    memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini metode

    dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar ekonomi siswa yang

    meliputi nama siswa, nomor induk, dan nilai rapor siswa kelas X SMA MUHAMMADIYAH

    2 GEMOLONG Tahun Pelajaran 2011/2012 yang diambil dari dokumen sekolah. Data ini

    dinyatakan dalam bentuk skala interval.

    G. Uji Instrumen

    Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalammengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    19/23

    cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Menurut Arikunto (2006 : 160)

    menerangkan bahwa variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, check-list atau daftar

    centang, pedoman wawancara dan pedoman pengamatan. Instrumen yang baik harus

    memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

    1. 1. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan

    suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid yang shahih mempunyai validitas tinggi. Namun

    sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.

    Validitas di atas diuji dengan rumus Product Moment Correlation, uji ini dilakukan dengan

    melihat korelasi/skor masing-masing item pertanyaan. Menurut Arikunto (2005 : 425),

    adapun rumusnya adalah:

    Keterangan :

    rxy = Koefisien korelasi variabel X dan YX = Jumlah skor dalam distribusi X

    Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

    XY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X

    N = Jumlah subyek keseluruhan item dinyatakan valid apabila rhitung >rtabel.

    Jika rxy > rtabelpada taraf signifikan antara 5 % berartiitem (butir soal) valid dan sebaliknya rxy

    < rtabel maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan.

    2. 2. Uji Reliabilitas

    Menurut Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang

    menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama.

    Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsisten instrumen atau data yang

    diteliti, pengukuran reliabilitas tersebut dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari

    cronbac. Menurut Arikunto (2003: 235):

    untuk instrumen yang dapat diberikan skor dan skornya bukan 1 dan 0, ujicoba dapat

    dilakukan dengan teknik sekali tembak yaitu diberikan satu kali saja kemudian hasilnya

    dianalisis dengan rumus alpha.

    Selain itu jumlah butir pertanyaan setiap indikator angket ada yang ganjil dan ada yang

    genap. Dengan demikian jika dibelah tidak bisa seimbang antara belahan satu dengan belahan

    lainnya, sehingga syarat pemakaian rumus reliabilitas teknik belah dua tidak terpenuhi.

    Menurut Arikunto (2003: 222) persyaratan yang harus dipenuhi apabila hendak menggunakan

    teknik belah dua adalah:

    1. Jumlah butir yang ada pada instrumen harus genap agar dapat dibelah menjadi dua

    2. butir-butir yang ada di dalam instrumen hendaknya memenuhi persyaratan untuk dibelah.

    Teknik manakah yang akan diambil disesuaikan dengan penyebaran atau pasangan butir-

    butirnya. Untuk teknik undian misalnya maka butir-butir tes harus homogin (sama rata di

    segala tempat) sehingga apabila dibelah akan menghasilkan belahan yang seimbang

    Adapun rumus reliabilitas alpha adalah:Keterangan:

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    20/23

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    21/23

    b2 =

    a =

    Parameter yang ada dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :

    Keterangan :

    Y : prestasi belajar ekonomiX1 : lingkungan belajar

    X2 : minat belajar

    a : Konstanta

    b1, b2 : Koefisien arah regresi

    n : Banyaknya sampel

    Budiyono (2000, 282-284)

    2. Uji F

    Uji F digunakan untuk mengetahui significance pengaruh variabel kedisiplinan belajar (X1),

    profesionalisme guru (X2), secara bersama-sama terhadap variabel prestasi belajar (Y).

    Langkah-langkah pengujian secara umum:

    a. Perumusan Hipotesis

    Ho : bl = b2 , b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

    independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

    Ho : bl b2 b3 0, artinya ada pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama

    terhadap variabel dependen

    b. Level of significance ( = 5%)

    Dengan derajat kebebasan (dk); k, (n1k)

    Ftabel = ; k; (n1k) atau 0,05; k; (n1k)

    c. Kriteria pengujianF(0,05;k; n1k)

    Ho diterima apabila Fhitung Ftabel

    Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel

    d. Perhitungan nilai Fhitung:

    F =

    Keterangan:

    SSR = Sum of Square-res for the requestion

    SSRes= Sum Squares for the residual

    e. Kesimpulan

    Dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel maka akan dapat diambil kesimpulan apakah

    Ho diterima atau Ho ditolak.

    3. Uji tYaitu digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel

    independen terhadap variabel dependen secara parsial. Langkah-langkah pengujian secaraumum:

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    22/23

    a. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesisi alternatif

    Ho : b = 0 , Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen

    terhadap variabel dependen.

    Ho : bl 0 , Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

    variabel dependen.b. Menentukan level of significance = 0,05

    Dengan derajat kebebasan = n1k

    ttabel = t ( ;n1k)

    c. Kriteria pengujian

    Ho diterima apabilattabel thitung ttabel

    Ho ditolak apabila thitung > ttabel atauthitung

  • 7/27/2019 PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

    CiptaAzhari, Akyas. 2004.Psikologi Umum dan Perkembangan. Bandung: Teraju

    Darsono, Max. 2000.Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

    Deliarnov, 2003.Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. RajaGrafindo.

    Djamarah, Syaiful Bahri. 2008.Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

    Kunandar, 2007. Guru Profesional. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

    Hadi, Soedomo. 2005.Pengelolaan Kelas. Surakarta : UNS Press.

    Hadi, Sutrisno. 2000.Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset.

    Hamalik, Oemar. 2003.Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

    Mardalis. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

    Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Widiasarna.

    Poerwodarminta. 2002.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

    Prijodarminto, Soegeng. 2004. Disiplin kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pratnya

    Pramito

    Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

    Rineka Cipta.

    Subagyo. 1997. Metode Penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

    Sudjana, Nana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

    Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Unnes Press.

    Sugiyono. 2006.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.Tulus, Tuu. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Rineka

    Cipta.

    UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar

    Grafika.

    Witherington, Cart. 2003. Psikologi Pendidik Terjemahan Purwanto. Jakarta: Remaja

    Rosdakarya.