pengaruh kecerdasan intrapersonal ...etheses.uinmataram.ac.id/107/1/muhammad irsan151126038.pdfii...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP
GAYA BELAJAR VISUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI MADRASAH ALIYAH NW DASAN TAPEN GERUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh:
MUHAMMAD IRSAN
NIM. 15.1.12.6.038
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
ii
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP
GAYA BELAJAR VISUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI MADRASAH ALIYAH NW DASAN TAPEN GERUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD IRSAN
NIM. 15.1.12.6.038
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PERSETUJUAN
Skripsi oleh: Muhammad Irsan, NIM: 15.1.12.6.038 dengan judul “Pengaruh
Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa pada Mata
Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran
2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan.
Disetujui pada tanggal Maret 2017.
Pembimbing I
Dr. Pongky Arie Wijaya, MM
NIP. 197601212005011005
Pembimbing II
Rahmat Akbar Kurniawan M. Sc
NIP. 198012172009011013
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, Maret 2017
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alikum Wr.Wb.
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Muhammad Irsan
NIM : 15.1.12.6.038
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS-Ekonomi
Judul : Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar
Visual Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah
Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017.
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. Pongky Arie Wijaya, MM
NIP. 197601212005011005
Pembimbing II
Rahmat Akbar Kurniawan M. Sc
NIP. 198012172009011013
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Irsan
NIM : 15.1.12.6.038
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS-Ekonomi
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal
Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah
Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017 ini secara keseluruhan
adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap
menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
.
Mataram, Maret 2017
Saya yang menyatakan,
MUHAMMAD IRSAN
NIM 15.1.12.6.038
vi
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jln. Pendidikan No. 35 Telp. (0370) 621928-625337-634490-Fax. 625337 Mataram
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Muhammad Irsan, NIM: 15.1.12.6.038 dengan judul: Pengaruh
Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017,
telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal Juni 2017.
Dewan Penguji,
Dr. Pongky Arie Wijaya, MM (ketua Sidang/Pemb. I) ( )
Rahmat Akbar Kurniawan M. Sc (Sekretaris Sidang/Pemb. II) ( )
Dr. Baharuddin, M. Ag Penguji I ( )
Safroni Isrososiawan, MM Penguji II ( )
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram
Dr. Hj. Nurul Yakin , M. Pd
NIP. 19641231 199203 2 006
vii
Motto
”dan allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan, dan hati, agar kamu bersyukur” (Qs An- Nahl :78)1
1 QS. An-Nahl:78. Quraish Shihab, Al-Qur’an dan Maknanya, (Jakarta:penerbit lentera hati,
2010), hlm. 11
viii
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Karya ini Kepada Kedua Orang Tuaku
dan Almamater Tercinta
Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Mataram
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah S.W.T yang maha Esa karena dengan izin-Nya,
penulis bisa menyelesaikan penyususnan skripsi ini, dan tidak lupa penulis haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan alam Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menyebarkan agama islam sampai ke penjuru dunia dan tak lupa pula
penulis haturkan salam kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir
zaman.
Atas berkat rahmat dan hidayahnya penulisan skripsi yang berjudul”
”Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran
2016/2017” dapat terselesaikan pada waktunya.
Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga. Ucapan terima kasih
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Pongky Arie Wijaya. MM selaku dosen pembimbing I dan kepada
Bapak Rahmat Akbar Kurniawan. M.Sc selaku pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya, memberikan saran, bimbingan, dan masukan terhadap
skripsi ini sehingga bisa terselesaikan.
x
2. Rektor Institut Agama Islam Negeri Mataram bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
strata 1 di Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi.
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram.
4. Bapak H. Ibnu Hizam. M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi.
5. Bapak Safroni Isrososiawan. MM selaku Sekertaris Jurusan Penedidikan IPS
Ekonomi.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi atas bimbingan dan ilmu
yang telah diberikan tanpa mengenal lelah.
7. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram dan
pegawai IAIN Mataram yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dan bantuan pada masa studi di IAIN Mataram. Semoga dengan
ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat dan bangsa.
8. Bapak H. Bulqini. Amd selaku kepala Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen
Gerung yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang
beliau pimpin, sehingga peneliti dapat menyelsaikan penelitian ini.
9. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan memberi motivasi, bimbingan,
materil, sehingga skripsi ini terselsaikan.
10. Saudaraku tercinta Mardiah, Azida, Rafli dan saudara Iparku (nazam) terima
kasih atas doa dan bantuannya.
xi
11. Adikku Oktavia Warhamni, terima kasih telah memberikan tambahan semangat
dan motivasinya.
12. Semua pihak dan teman-teman jurusan Pendidikan IPS Ekonomi angkatan 2012,
khususnya kelas A yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih
atas suport kalian untuk peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. Harapan
peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pendidikan.
Mataram, Juni 2017
Muhammad Irsan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................ vi
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
ABSTRAK ............................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik........................................................................ 13
1. Kecerdasan Intrapersonal ..................................................... 13
a. Pengertian kecerdasan .............................................. 13
b. Multiple intelegensi .................................................. 14
c. Pengertian kecerdasan intrapersonal ........................ 16
d. Indikator kecerdasan intrapersonal........................... 18
e. Karakteristik kecerdasan intrapersonal .................... 18
f. Strategi mengembangkan kecerdasan intrapersonal 20
2. Gaya Belajar ........................................................................ 23
a. Pengertian belajar ..................................................... 23
xiii
b. Pengertian gaya belajar ............................................ 24
c. Macam-macam gaya belajar..................................... 25
d. Gaya belajar visual ................................................... 26
e. Ciri-ciri Gaya belajar Visual .................................... 27
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
C. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Penelitian .............................................. 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 32
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 34
D. Instrumen Penelitian.................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40
F. Uji coba instrument .................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 44
BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Validasi Instrumen ...................................................................... 49
B. Pengumpulan dan Penyajian Data ............................................... 52
C. Analisis Data ............................................................................... 52
D. Hasil Analisis Data ...................................................................... 69
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 71
B. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 71
C. Pembahasan ................................................................................. 72
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 79
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jumlah siswa dan proporsinya .............................................. 34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Variabel kecerdasan intrapersonal
dan gaya belajar visual .......................................................... 38
Tabel. 3.3. Option dan skor jawaban responden atas angket .................. 39
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas angket variabel X Kecerdasan
Intrapersonal ........................................................................... 50
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas angket variabel Y gaya belajar visual .... 50
Tabel 4.3. Interpretasi koefisien realibilitas .......................................... 51
Tabel 4.4.Hasil frekwensi data kecerdasan intrapersonal dan
gaya belajar visual siswa ........................................................ 53
Tabel 4.5.respon responden terhadap angket kecerdasan
intrapersonal .......................................................................... 53
Tabel 4.6. respon responden terhadap angket gaya belajar
visual siswa ............................................................................. 58
Tabel 4.7. Hasil uji normalitas ................................................................ 63
Tabel.4.8. Hasil uji homogenitas............................................................. 65
Tabel 4.9. Hasil uji lienarlitas ................................................................ 66
Tabel 4.10. Hasil uji regresi linear sedrerhana ....................................... 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gamabar 2.1. Kerangka Berpikir ............................................................ 31
xvi
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP
GAYA BELAJAR VISUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
DI MA NW DASAN TAPEN GERUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh:
Muhammad Irsan
151.126.038
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Ma Nw Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di MA NW Dasan Tapen dan sampel peneltian berjumlah 31 orang dengan teknik probability random sampling. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian regresi linear sederhana, instrument yang digunakan adalah angket, pengumpula data dibantu dengan hasil obeservasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui hasil regresi linear sederhana yang dibantu dengan program SPSS 16.0 tentang pengaruh kecerdasan intrapersonal (X) terhadap gaya belajar visual (Y) diperoleh nilai sebesar 0,328. Atau yang dapat ditulis dengan persamaan regesi lienear sederhana Ŷ = 38,62 + 0,20X artinya terdapat pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa pada mata pelajaran ekonomi di MA NW Dasan Tapen Gerung Tahun pelajaran 2016/201 yang dapat dilihat dari beberapa indicator dari masing-masing variabel, ini menunjukkan makin besar kenaikan X maka akan semakin besar nilai Y.Saran dari peneliti bahwa siswa lebih mengenali tingkat kecerdasannya serta cara mereka dalam belajar sehingga mereka belajar dengan nyaman sedangkan untuk guru diharpkan lebih mengenal karakterisktik siswanya. Kata Kunci : Kecerdasan Intrapersonal, Gaya Belajar Visual
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk individu terlahir dengan jalan berbeda-beda
dengan kondisi dan keadaan yang berbeda. Hal yang bisa membedakan
manusia antara manusia yang satu dengan manusia yang lain ialah
kecerdasannya. Setiap anak yang dilahirkan memiliki karakteristik
kemampuan otak yang berbeda-beda dalam menyerap, mengolah, dan
menyampaikan informasi.
Belajar merupakan aktivitas mental yang melibatkan kemampuan otak
dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Tentu saja
bahwa belajar bukanlah hanya kegiatan menghafal saja. Namun, Banyak hal
yang akan hilang dengan begitu saja ketika kita tidak mengulanginya
sehingga apa yang kita pelajari hilang dalam beberapa jam. Untuk
mengingat apa yang telah diajarkan, peserta didik harus mengolah informasi
tersebut dan memahaminya dengan cara mereka sendiri.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Dari
pengertian tersebut dapat di terangkan bahwa belajar senantiasa merupakan
1 Selameto, belajar dan factor – factor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), h. 2
2
tingkah laku atau penampilan dengan serangkaiaan kegiatan misalnya dengan
membaca, menulis, mendengarkan, meniru sehingga belajar itu akan baik dan
menyenangkan bagi siswa, hal ini akan tercapai apabila siswa memiliki cara
belajar yang efektif yang sesuai dengan kemampuan atau kecerdasan diri
sendiri.
Namun seperti yang kita ketahui belajar di bidang formal tidak selalu
menyenangkan, apalagi jika kita harus belajar dengan kondisi dan keadaan
yang menciptakan kesulitan dalam memahami pelajaran. Tidak mudah bagi
seseorang untuk belajar dengan situasi yang bisa membuat siswa tidak nyaman
dalam belajar hal inilah yang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan siswa dalam
memahami diri sendiri.
Oleh karena itu dalam belajar siswa diharapakan bisa mencari cara
dalam belajar guna untuk mempermudah siswa dalam menyerap pembelajaran,
namun hal ini sangat sulit di dapatkan karena dalam belajar siswa tidak
mungkin belajar sendiri di sekolah dalam proses belajar mengajar siswa
menerima pembeljaran yang di berikan oleh guru dengan cara yang sama
antara satu siswa dengan siswa yang lainnya tanpa melihat cara siswa dalam
belajar dan tanpa menghiraukan kemampuan siswa.
Menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki : “gaya belajar merupakan
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam
situasi antar pribadi. Dengan begitu gaya belajar akan mempengaruhi
3
seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga akan
mempengaruhi prestasi yang akan dicapai.”2
Dari pendapat tersebut dapat di jelaskan bahwa gaya belajar
merupakan cara seseorang dalam belajar guna mendapatkan apa yang dia
inginkan dengan lebih mudah dan lebih nyaman baik itu dalam hal belajar,
bekerja dan lain sebagainya dengan cara siswa tersebut mengenali diri sendiri
dan menyadari tingkat kemapuan dan kecerdasan yang di miliki. Siswa
sebagai subjek dalam belajar tentunya harus memiliki cara dalam belajar yang
sesuai dengan karakteristik dan kecerdasan yang mereka miliki.
Perbedaan gaya belajar yang dipilih oleh individu menunjukkan cara
tercepat dan terbaik bagi setiap individu dalam upaya menyerap sebuah
informasi dari luarnya dan ketika mereka dipaksa mengubah gaya belajar
dengan cara lain, maka mereka akan mudah frustasi atau tidak dapat
memproses informasi secara baik. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa setiap
individu memiliki gaya belajar sendiri yang mempermudah mereka
memperoleh dan memproses informasi dan perbedaan gaya belajar tersebut
sangat berpengaruh pada pencapaian anak dalam pendidikan termasuk dalam
hal mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki.
Neil Fleming (2001) menjelaskan bahwa gaya belajar (modalitas
belajar) untuk menunjukkan prevensi seseorang dalam proses belajarnya,
yaitu, visual, auditori, dan kinestetik (VAK). Meskipun siswa memilki ketiga
2 Bobbi de porter, Quantum Learning, (Bandung:Kaifa, 2010), h. 180
4
gaya belajar yang berbeda, namun hampir dari semua siswa memliki gaya
belajar yang cenderung dari ketiganya.3 Hal ini bisa kita lihat disekolah
dengan beragam siswa dengan ragam kecerdasan dan cara dalam belajar
namun siswa cenderung memiliki ketiga gaya tersebut namun ada satu gaya
belajar yang dominan diantara ketiga gaya belajar tersebut.
Neil Fleming dalam Miftahul Huda:” modalitas (gaya) belajar visual
merupakan cara untuk mengakses citra visual yang diciptakan ataupun yang
diingat, seperti warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar. Seorang
siswa yang memilki gaya belajar visual memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan
2. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan
3. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk bisa menangkap
detail atau meningat apa yang dilihat.4
Dari pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa gaya belajar visual
merupakan gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra pelihat dalam
belajar seperti membaca, mengingat dan lebih banyak menggunakan asosiasi
visual seperti gambar, tulisan dan lain sebagainya dalam gaya belajar visual ini
di perlukan ketenangan dan pemahaman tentang diri sendiri, dalam gaya
belajar visual dibutuhkan tempat yang sepia tau jauh dari keributan serta
keramaian selain hal itu dalam gaya belajar visual siswa cenderung lebih
3 Miftahul Huda, Model – Model Pengajaran,(Yogyakarta: Pustaka Pelaajar, 2013), h. 287 4 Ibid. h. 287
5
menyukai tempat yang bisa dinikmati dengan dilihat dan siswa tersebut sangat
rapi daalam kehidupannya sehari-hari. Gaya belajar visual lebih menitik
beratkan kepada cara individu dalam belajar dengan cara menggunakan
asosiasi visual yang dominan. Dalam menggunakan asosiasi visual diperlukan
ketenangan diri dan pemahaman terhadap diri sendiri dalam belajar serta rasa
percaya diri yang besar sehingga bisa mengolah potensi diri sendiri dengan
baik sehingga tercapai keinginan dalam belajar yang efektif dan efisien
Kemampuan untuk mengolah diri dan rasa percaya diri merupakan
kecerdasan yang dikemukakan oleh kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain ini merupakan salah satu kecerdasan yang dikemukaakan oleh
Howard Gardner. Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan adalah
“kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam
suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata.” Dalam
pernyataan tersebut terkandung makna bahwa kecerdasan seseorang tidak
hanya diukur dengan tes tulis saja.
Howard Gardener seorang ahli psikologi perkembangan meyatakan
bahwa manusia tidak hanya diberikan Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena
kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada dibagian
otak. Penyataan tersebut berkenaan dengan teori yang dikemukakannya yaitu
teori kecerdasan ganda yang biasa disebut dengan multiple intelligences yang
terdiri dari delapan kecerdasan. Delapan kecerdasan tersebut adalah
“kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual pasial,
6
kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal dan kecerdasan naturalis.”5
Kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami diri sendiri
dan bertindak berdasarkan pemahaman yang mereka milki terhadap diri
sendiri adalah kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal adalah
“kemampuan memahami diri sendiri yang akurat meliputi kekuatan dan
keterbatasan diri, kecerdasan akan susasana hati, maksud, motivasi,
tempramen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan
menghargai diri.”6
Kecerdasan intrapersonal tentunya dimilki oleh setiap orang akan
tetapi kadarnya saja yang berbeda. kecerdasan ini pila terdapat pada setiap
peserta didik (siswa). Dengan kecerdasan ini siswa bisa memahami dan
mengerti diri mereka sendiri, memilki tingkat kenyamanan dengan konsep diri
serta kenyamanan dalam belajar sehingga dapat memhami pembelajaran
dengan lebih mudah karena setiap kecerdasan mempengaruhi gaya belajar.
Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11
Januari dan 27 Februari tahun 2016 di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen
Gerung Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017. Pada saat itu peneliti ikut
dalam proses pembelajaran di kelas dengan mengamati cara guru mengajar
5 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Jakarta: PT Dian Rakyat,
2012), h.12. 6 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence),(Jakarta:
:kencana, 2013), h. 18
7
dan cara murid belajar, peneliti menemukan beberapa masalah seperti siswa
sangat sulit percaya terhadap diri mereka sendiri, hal ini bisa dilihat dari
bagaimana siswa ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, ketika
guru memberikan tugas siswa lebih banyak bekerja sama dalam arti
mencontek pekerjaan temannya, selain itu siswa juga mencari tempat duduk
lain ketika mengerjakan tugasnya.
Selain beberapa hal tersebut dalam belajar siswa cenderung hanya
melihat sembari berbicara dengan teman selagi guru memberikan penjelasan
namun selain itu ada juga siswa yang berbicara dengan teman dan ada juga
siswa yang membaca materi tanpa memperhatikan guru yang sedang
menjelskan. Hal tersebut terjadi karena dalam proses pembelajaran guru tidak
mengetahui macam-macam gaya belajar siswa sehingga guru menggunakan
satu metode saja dalam mengajarkan mata pelajaran ekonomi ke siswa, tanpa
harus menghiraukan tingkat kecerdasan yang dimilki dan gaya belajar yang
dimiliki oleh siswa.7 Hal tersebut sangatlah penting karena dapat menunjang
kemudahan dalam proses pembelajaran.
Adapun alasan peneliti tertarik meneliti permasalahan tersebut karena
betapa pentingnya kecerdasan intrapersonal yang dimana dengan kecerdasan
tersebut siswa bisa menemukan cara mereka dalam belajar sehingga mereka
percaya dengan kemampuan mereka sendiri dan memiliki sikap yang baik
7 Hasil Observasi Awal Peneliti pada tanggal 11 Januari dan 27 Februari 2016 di MA NW
Dasan Tapen Gerung
8
dalam belajar, hal inilah yang belum tercapai sepenuhnya di Madrasah Aliyah
NW Dasan Tapen Gerung yang dimana siswa masih kurang percaya diri dalam
belajar dan terlihat tidak nyaman ketika belajar dengan metode yang bersifat
general yang diberikan oleh guru.
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang
berkaitan dengan permasalah di atas yaitu pengaruh kecerdasan intarpersonal
terhadap gaya belajar visual siswa pada mata pelajaran ekonomi di Madrasah
Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017.”
B. Rumusan Dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah Penelitan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Terdapat Pengaruh
Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Gaya Belajar Visual Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Di Madarasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung
Tahun Pelajaran 2016/2017 ?”
2. Batasan Masalah Penelitian
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan konsisten pada
masalah yang diteliti, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai
berikut:
a. Penelitian ini dibatasi pada siswa di Madrasah Aliyah NW Dasan
Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016-2017.
9
b. Penelitian ini hanya melihat pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap gaya belajar visual siswa Di Madrasah Aliyah NW Dasan
Tapen Gerung Tahun ajaran 2016 /2017, secara umum yang dilihat
dari hasil perhitungan instrumen penelitiannya tanpa ada perlakuan
yang berikan oleh peneliti.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian diatas,
maka tujuan yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar
visual siswa pada mata pelajaran ekonomi di MA NW Dasan Tapen
gerung Tahun ajaran 2016/2017”
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
a. Secara Teoritis
1) Informasi yang didapat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan masukkan dan menambah pengetahuan tentang pengaruh
kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual
2) Menambah khasanah keilmuan peneliti dan pembaca serta menjadi
bahan rujukan untuk peneliti berikutnya.
b. Secara Praktis
10
1) Memberi gambaran kepada guru bahwa kecerdasan siswa bukan
hanya dilihat dari tinggi rendahnya IQ siswa namun bisa dilihat dari
keperibadian siswa.
2) Memotivasi guru untuk menciptakan pembelajaran kelas yang dapat
meningkatakan kecerdasan siswa dan menciptakan kondisi belajar
yang mengedepankan ciri- ciri belajar siswa atau gaya belajar siswa
yang sangat beragam.
D. Telaah Pustaka
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan
penelitian ini yang berjudul ” Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap
Gaya Belajar Visual Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Madrasah
Aliyah NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajran 2016/2017” adapun
penelitian yang relevan tersebut sebagai berikut :
1. Gustiani, Leli dengan judul “Hubungan Antara Gaya Belajar (Visual,
Auditory dan Kinestetik) dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas
Tinggi di SDN 03 Kota Bengkulu”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya
belajar dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas tinggi di SDN 03
Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian
kuantitatif korelasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket. Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan
statistik korelasi “Product Moment” dan uji “Regresi Sederhana”. Hasil
11
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara gaya belajar dengan kecerdasan intrapersonal. Hal ini dibuktikan
dengan r-hitung = 0,753 lebih besar dari r-tabel yaitu 0,361 dengan
taraf signifikan 5%. Dengan demikian, hipotesis terbukti dan
diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara gaya belajar dengan kecerdasan intrapersonal siswa
kelas tinggi SDN 03 Kota Bengkulu.8
2. Kurniasari, M. D. dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar terhadap
Kecerdasan Intrapersonal dan Hasil Belajar Siswa Kewirausahaan di
SMK Islam Batu”.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari bertujuan untuk
mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap kecerdasan intrapersonal dan
hasil belajar siswa kewirausahaan di SMK Islam Batu. Jenis penelitan
yang dilaksanakan ini adalah penelitian deskriptif. . Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode proportional random sampling. Skala
pengukuran menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban. Hasil
uji validitas dan reliabilitas menunjukkan 33 item pertanyaan dinyatakan
valid dan reliabel. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik, model regresi
memenuhi asumsi normalitas dan layak untuk dipakai, tidak terjadi
mutikolineritas, tidak terjadi heteroskedastisitas dan ketiga gaya belajar
8 Leni Gustiani,”Hubungan Antara Gaya Belajar (Visual, Auditory, Dan Kinestetik) Dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas Tinggi D Isdn 03 Bengkulu”,(Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu,2014) ejournaluniversitasbengkulu diakses pada tanggal 20 mei 2016 pukul 11.00
12
tersebut berdasarkan hasil belajarnya mempunyai varian yang
sama.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda
dan analisis varian ANOVA. Adapun Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Bahwa tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap
kecerdasan intrapersonal siswa kelas XI SMK Islam Batu, (2) Tidak
terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa SMK Islam
Batu dan (3) Tidak ada terdapat pengaruh gaya belajar terhadap
kecerdasan intrapersonal dan hasil belajar.9
Adapun letak persamaan peneliti dengan peneliti sebelumnya ialah
sama-sama meneliti tentang kecerdasan intrapersonal dengan gaya belajar,
namun persamaan tersebut tidaklah signifikan karena antara satu variabel
dengan variabel yang lain jauh berbeda dan pada penelitian ini gaya belajar di
khususkan pada gaya belajar visual. Selain itu perbedaanya terletak pada
lokasi dan tahun penelitiannya serta metode dalam penelitian.
9 Kurniasari, M.D. 2014. Pengaruh Perbedaan Gaya Belajar dan Kecerdasan Interpersonal
terhadap Hasil Belar Siswa Kewirausahaan di SMK Islam Batu. Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 14 september 2016 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/karya-dosen-fe/article/view/35843
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Kecerdasan Intrapersonal
a. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan adalah sesuatu yang terlihat mudah untuk diukur,
namun sulit untuk didefinisikan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang disusun Idrus H.A. dalam Shoimatul kecerdasan
berarti tingkat kepandaian atau kecerdasan. Sementara dalam kamus
ilmiah populer karya Pius A. Pratanto, kecerdasan adalah ketajaman
pikiran10.
Bainbridge dalam Yaumi mengatakan bahwa kecerdasan
adalah “kemampuan mental umum untuk belajar menerapkan
pengetahuan dan manipulasi lingkungan serta kemampuan untuk
berfikir secara abstrak”.11 Sedangkan menurut Vernon dalam Daryanto
mengatakan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan untuk melihat
hubungan yang relevan antara objek-objek atau gagasan-gagasan, serta
kemampuan untuk mengaplikasikan gagasan-gagasan tersebut”.12
Senada dengan yang diungkapkan diatas Piaget dalam Yaumi
10 Shoimatul Ula, Revolusi Belajar: Optimisasi Kecerdasan melalui Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Majemuk (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 82. 11 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence), h.09. 12Daryanto, belajar dan mengajar,(bandung : Yrama Widya, 2010), h.100.
14
mengungkapkan bahwa “kecerdasan adalah kebiasaan yang selalu
dilakukan sehingga dapat menimbulkan sesuatu yang baru sehingga
bisa beradaptasi”.13 Selain itu Gardner mengungkapkan bahwa
“kecerdasan merupakan keterampilan yang sesuai untuk memecahkan
masalah yang memungkinkan setiap individu untuk mengatasi
kesulitan hidup yang dihadapi”.14
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang merespon
dan membaca hal-hal yang ada di sekitarnya serta dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya secara cermat.
b. Multiple Intelegensi
Teori multiple intelligence pertama kali dikemukakan oleh Howard
Gardner yang mengatakan bahwa manusia memiliki tujuh jenis
kecerdasan.
Setelah melakukan beberapa penelitian lagi, akhirnya dalam
bukunya inteligences reframed, Howard Gardner menambahkan dua
jenis intelegensi lainnya sehingga saat ini, sudah terdapat sembilan
jenis inteligensi atau kecerdasan yang dimiliki manusia.15
Adapun Sembilan jenis kecerdasan berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Howard Gardner adalah sebagai berikut :
13 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence),h.10. 14 Ibid h.10.
15 S. Shoimatul Ula, Revolusi ..., h. 87
15
1) Kecerdasan lingusitik adalah kemampuan untuk menggunakan
bahasa, termasuk bahasa kebangsaan maupun bahasa asing, hal ini
digunakan untuk mengekspresikan apa yang ada didalam pikiran
dan memahami orang lain.16
2) Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan berkenaan dengan
rangkaian alasan, mengenal pola- pola dan aturan yang telah dibuat
dan disepakati.17
3) Kecerdasan Visual-Spasial adalah kecerdasan yang dikaitkan
dengan bakat seni, khsususnya seni lukis dan arsitektur.18
4) Kecerdasan Jasmaniah-kinestetik adalah kemampuan untuk
menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan,
dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau
mentransformasikan sesuatu.19
5) Kecerdasan berirama music adalah kapasitas berpikir dalam music
untuk mampu mendengarkan pola-pola dan mengenal serta
memanipulasinya.20
6) Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami
diri sendiri dan beritindak berdasarkan pemahaman terhadap
dirinya tersebut.21
16 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence), h.13 17 Ibid h. 14 18 Ibid, h. 15 19 Ibid, h. 16 20 Ibid, h. 17
16
7) Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran,
sikap, dan prilaku orang lain.22
8) Kecerdasan Naturalistik adalah kemampuan dalam melakukan
kategorisasi dan membuat hierarki terhadap keadaan organism
seperti tumbuhan- tumnuhan, binatang, dan alam.
9) Kecerdasan Eksistensial-Spiritual adalah kecerdasan yang paling
esensial dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan
kecerdasan yang lain.23
c. Pengertian Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang terletak
pada aspek internal seseorang yang dimana aspek internal itu meliputi
keperibadian dan intelektual. Seseorang yang memilki kecerdasan
intrapersonal cenderung lebih peka terhadap perasaan sendiri dan lebih
cenderung kepada kepribadiaan, hal ini sejalan dengan pendapat
Budiningsih yang mengatakan bahwa ”kecerdasan intrapersonal
merupakan kecerdasan yang mengendalikan pemahaman terhadap
apsek internal diri seperti perasaan, proses berfikir, refleksi diri,
intuisi, dan spiritual.24 Sehingga dalam belajar pemahaman dan
ketenangan diri sangat menentukan keberhasilan dari cara belajar.
21 Ibid, h. 18 22 Ibid, h. 19 23 Ibid, h. 22 24 Budianingsih Asri, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h 120
17
Menurut Howard Gardner kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan mengaplikasikan
sesuatu dengan pemahaman tersebut. Komponen inti dari dari
kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri
yang akurat meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan akan
suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, kemampuan diri, serta
displin diri.25
Dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa kecerdasan
intrapersonal merupakan kecerdasan dalam diri seseorang untuk
mengolah dirinya sendiri dan lebih peka terhadap dirinya sehingga dia
mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan serta bagaimana
dia harus melakukan sesuatu untuk bisa memecahkan masalah yang
dia hadapi.
d. Indikator Individu Yang Memilki Kecerdasan Intrapersonal
Setiap individu memilki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
hal ini disebabkan karena individu terlahir dengan kondisi yang
berbeda dan lingkungan yang berbeda. Sonawat dan gogri
mengungkapkan beberapa indikator kecerdasan intrapersonal sebagai
berikut :
1) Secara teratur meluangkan waktu sendiri untuk bermeditasi, merenung, dan memikirkan berbagai masalah
25 Muhammad Yaumi Dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence), h. 18
18
2) Pernah atau sering menghadiri acara konseling atau seminar perkembangan keperibadian untuk memahami diri sendiri
3) Mampu menghadapi kemunduran, kegagalan, hambatan dengan tabah
4) Memilki hobi atau minat dan kesenangan yang disimpan untuk diri sendiri
5) Memiliki tujuan-tujuan yang penting untuk hidup, yang dipikirkan secara continue
6) Memilki pandangan yang realistis mengenai kekuatan dan kelemahan diri diperoleh dari umpan balik sumber-sumber yang lain.
7) Lebih memilih menghabiskan akhir pekan sendiri di tempat-tempat pribadi dan jauh dari keramaian
8) Menganggap diri orang yang berkeinginan kuat dan berpikiran mandiri
9) Memiliki buku harian untuk mengekspresikan perasaan, emosi diri 10) Memiliki keinginan untuk berusaha sendiri, berwiraswasta.26
e. Karakteristik kecerdasan intrapersonal
Setiap kecerdasan pastinya memiliki ciri-ciri sehingga kita
dapat mengenali kecerdasan itu dengan mudah, adapun ciri-ciri
kecerdasan intrapersonal menurut Yaumi mengungkapkan
karakteristik kecerdasan intrapersonal adalah sebagai berikut :
1) Menyadari dengan baik tentang hal-hal yang terkait dengan keyakinan dan moralitas.
2) Belajar dengan sangat baik ketika guru memasukkan materi yang berhubungan dengan sesuatu yang bersifat emosional.
3) Sangat mencintai keadilan baik dalam persoalan sepele maupun persoalan besar lainnya.
4) Sikap dan prilaku mempengaruhi gaya dan metode belajar 5) Sangat peka terhadap isu-isu yang berhubungan dengan keadilan
social (social Justice) 6) Bekerja sendiri jauh lebih produktif daripada bekerja dalam satu
kelompok atau tim 7) Selalu ingin tahu tujuan yang hendak dicapai sebelum memutuskan
untuk melakukan pekerjaan
26 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence), h.19
19
8) Ketika meyakini sesuatu yang dapat membawa kebaikan bagi kehidupan, seluruh daya dan upaya tercurah untuk mengejar sesuatu itu.
9) Senang berpikir dan berbicara tentang penyebab seseorang dapat menolong orang lain
10) Senang untuk bersikap protek terhadap diri dan keluarga, bahakan orang lain.
11) Membuka diri atau bersedia melakukan protes atau menandatangani petisi untuk memperbaiki segala kekeliruan.27
f. Strategi mengembangkan kecerdasan intrapersonal
Seperti apa yang telah dikemukakan diatas tentang
karakteristik atau ciri- ciri kecerdasan intrapersonal diatas yang
dimana hal itu dapat berkembang dalam proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar kecerdasan akan selalu berkembang sesuai
dengan strategi yang digunakan dalam proses tersebut.
Menurut Gardner (dalam Yaumi) mengungkapkan strategi
mengembangkan kecerdasan intrapersonal terdiri dari 1) melakukan
tugas mandiri, 2) melakukan refleksi, dan 3) menetapkan tujuan. 28
1) Melakukan tugas mandiri
Dalam proses pembelajaran terdapat interaksi antara siswa dan
guru yang dimana guru disini memberikan perintah kepada siswa
untuk mengerjakan tugas secara mandiri. Suparman dalam Yaumi
mengungkapkan belajar mandiri merupakan studi mandiri yang
27 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence), h. 156 -
157 28 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak.. h. 156 - 157
20
berbentuk pelaksaan tugas membaca atau meneliti yang dilakukan
oleh peserta didik tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.
Adapun tujuan dari tugas mandiri yang merupakan salah satu
strategi dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal adalah
sebagai berikut :
a) Memberikan kesempatan untuk memilih jenis tugas
berdasarkan minat dan kesukaan peserta didik sehingga dapat
membangun kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap diri
sendiri.
b) Mendorong peserta didik untuk dapat mengukur kekurangan
dan kelemahan dirinya serta perkembangan kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahannya sendiri.
c) Melibatkan peserta didik dalam merencanakan pembelajaran
yang dapat secara langsung memilih pelajaran yang sesuai dan
yang menyenangkan baik dari segi materi atau cara mereka
belajar.
2) Melakukan refleksi
Proses refleksi merupakan proses mengaitkan atau
menghubungkan antara pengetahuan yang di peroleh baik dari
proses pembelajaran seperti membaca dengan pengalaman yang
diperoleh pada masa lalu dan mengemabnagkan kemampuan
kognitif.
21
Refleksi merupakan indikasi dari proses pembelajaran yang
mendalam. Ketika unsure refleksi hilang maka pembelajaran
menjadi tidak memliki makna. Adapun tujuan dari strategi
melakukan strategi ini sebagai berikut :
a) Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang informasi
yang sedang dipelajari secara bertahap dan berkesinambungan.
b) Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menerapkan
ilmu yang baru diperoleh kedalam dunia atau kehidupan nyata.
c) Memudahkan bagi peserta didik untuk mengembangkan cara
berfikir serta cara belajar sesuai dengan keperibadian masing –
masing.
3) Menetapkan Tujuan
Salah satu karakteristik seseorang yang memilki kecerdasan
intrapersonal yang tinggi adalah kemampuannya untuk menyusun
dan membuat tujuan pembelajaran secara realistis yang sesuai
dengan kaidah dan cara serta kemampuannya dalam proses
pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, mengatur tujuan
adalah proses untuk menentuan sesuatu yang diinginkan,
merencanakan bagaimana untuk mendapatkannya dan kemudian
bekerja menuju tujuan yang telah ditetapkan.
22
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang harus dilalui oleh
individu untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kompetensi dan
keterampilan. Belajar dimulai dari manusia dilahirkan hingga akhir
hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik
yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Belajar
memilki keuntungan baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.
Sedangkan Slameto mengungkapkan bahwa “belajar adalah
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yan baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
sendiri dari interaksi dengan lingkungan.29 Selain itu Croanbach dalam
Riyanto menungkapkan bahwa “belajar itu merupakan perubahan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman, dengan kata lain bahhwa
belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi,
mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.30
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilalui oleh seoarang individu guna
mengembangkan kehidupannya dengan cara yang memanfaatkan
29 Slameto. Belajar dan factor – factor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
h. 2 30 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), h.5
23
panca indera dan memiliki cara-cara tersendiri berdasarkan
kemampuan dan keperibadian individu sendiri.
b. Pengertian Gaya Belajar
Setiap individu memilki karakteristik berbeda-beda baik itu
dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam proses belajar. Gaya
belajar merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana
individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang
untuk berproses dan menguasai informasi yang sulit dan mulai dengan
persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang dan
membedakan anatara orang yang satu dengan orang yang lain. Dengan
kata lain gaya belajar diasumsikan mengacu kepada keperibadian-
keperibadian, pilihan-pilihan, perilaku-perilaku yang digunakan
individu dalam proses pembelajaran.31
Bobbi dan Hernacki dalam bukunya “quantum learning”
mengungkapkan bahwa gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam
situasi-situasi antar pribadi.32 Sedangakan Suyono mengungkapkan
bahwa gaya belajar adalah cara siswa belajar secara lebih efektif.33
31 Nur Gufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h 42 32Bobbi Derporter dan Mike Hernacki, Quantum Learniing (Bandung: Kaifa, 2015), h. 110 33 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2014),
h. 20
24
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara siswa dalam belajar dengan mengedepankan fungsi dari
panca indra yang dimiliki serta kemampuan dalam roses pembelajaran.
c. Macam-Macam Gaya Belajar
Kemampuan seseorang dalam memahami dan menyerap
pelajaran sudah pasti berbeda antara satu orang dengan orang yang
lain dan sudah pasti memilki tingkat perbedaanya. Ada yang cepat,
sedang dan lambat. Oleh karena itu mereka menempuh cara yang
berbeda dalam belajar.
Neil Flaming merupakan seseorang yang pertama kali
mengembangkan tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditori,
dan kinestetik. Gaya belajar visual (menggunakan citra visual yang
diciptakan ataupun diingat dengan kata lain gaya belajar yang
menggunakan indera pengelihatan), gaya belajar auditori (mengakses
jenis bunyi dengan kata lain gaya belajar ini menggunakan indera
pendengaran), gaya belajar kinestetik ( gerakan dengan kata lain gaya
belajar yang menggunakan gerak tubuh dalam belajar).34 Walaupun
masing-masing siswa belajar dengan ketiga gaya belajar diatas
kebanyakan siswa lebih cenderung dengan salah satu gaya belajar.
Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan
34 Miftahul Huda, Model – Model Pngajaran Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 287 - 288
25
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap
sebuah informasi dari luar dirinya.35
Adapun dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti gaya
belajar visual.
d. Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara
melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar
secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi seperti
melihat gambar, diagram, peta, poster, grafis dan sebagainya.36 Gaya
belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya
untuk itu baru bisa mempercayainya.37
Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang
menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat
sesuatu informasi atau pelajaran secara visual untuk mengetahuinya
atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, ketiga memilki pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistic, keempat memilki kesulitan berdialog secara langsung, kelima
35 Hamzah B Uno, Oreintasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara
2005), h. 180 36 Ibid, h. 287 37 Ibid, h. 181
26
terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara
lisan, ketujuh sering kali salah menginterpretsikan kata atau ucapan.38
Neil Flaming mengungkapkan bahwa gaya belajar visual
merupakan modalitas atau gaya belajar yang mengakses citra visual
yang diciptakan maupun yang diingat, seperti warna, hubungan ruang,
potret mental, dan gambar.39
Berdasarkan teori tersebut, cara mengajar yang perlu
disesuaikan dengan gaya belajar siswa visual yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran seperti grafik untuk menyampaikan
informasi atau materi pembelajaran. Perangkat grafis berupa film,
slide, gambar ilustrasi, coret-coretan, kartu bergambar, catatan, dan
kartu bergambar yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu
informasi secara berurutan.
e. Ciri-Ciri Gaya Belajar Visual
Setiap gaya belajar siswa memilki ciri masing-masing, adapun
menurut Neil Flaming ciri-ciri gaya belajar visual sebagai berikut:
1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan.
2) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan.
38 Ibid, h. 181 39 Miftahul Huda, Model – Model Pngajaran Dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 287
27
3) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk bisa
menangkap detail atau mengingat apa yang dilihat.
Selain pendapat diatas De Porter dan Hernacki
mengungkapkan beberapa ciri-ciri gaya belajar visual yaitu sebagai
berikut :
1) Selalu rapih dan teratur 2) Berbicara dengan cepat 3) Teliti dan detail 4) Mementingkan penampilan, dalam hal presentasi 5) Pengeja yang baik dan dapat ,melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka 6) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 7) Mengingat dengan asosiasi visual 8) Pembaca cepat dan tekun 9) Suka membaca daripada di bacakan 10) Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau
mendengar 11) Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak 12) Lebih suka memperagakan daripada berbicara 13) Lebih suka seni dari pada musik 14) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
pandai memilih kata-kata 15) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika ingin
memperhatikan. 16) Lebih mudah mengingat jika dibantu gambar.40
B. Kerangka Berpikir
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan dalam diri seseorang
untuk mengoalah dirinya sendiri dan lebih peka terhadap dirinya sehingga dia
mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan serta bagaimana dia harus
melakukan sesuatu untuk bisa memecahkan masalah yang dia hadapi.
40 Bobbi Derporter dan Mike Hernacki, Quantum Learniing (Bandung, : Kaifa, 2015) hal 116
28
Sedangkan gaya belajar visual adalah cara siswa dalam belajar dengan
mengedepankan fungsi dari panca indra yaitu mata yang dimiliki serta
kemampuan dalam proses pembelajaran. Pengaruh yang dapat dilihat dari
kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual seseorang dapat dilihat
dari cara seseorang dalam belajar dan menerima pelajaran dan dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, yang dimana dalam belajar seseorang
yang memilki kecerdasan intrapersonal memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan masalah dan paham terhadap posisi dan cara belajar
ternyaman.
Kecerdasan intrapersonal mempengaruhi gaya belajar visual siswa
dalam proses pembelajaran baik itu disekolah dan dirumah, hal ini
dikarenakan seseorang telah memahami dan mengerti kebutuhan serta
kemampuannya dalam belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap gaya
belajar siswa dikarenakan yang mengetahui gaya belajar siswa itu ialah siswa
itu tersendiri, selain dalam belajar kecerdasan intrapersonal juga
mempengaruhi seseorang dalam kehidupannya sehari-hari. Seseorang yang
memilki kecerdasaan intrapersonal yang tinggi akan mudah memahami diri
sendiri dan sangat peka dengan perasaan dirinya sendiri, hal ini berbanding
terbalik dengan orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang rendah
yang dimana seeorang yang memilki kecerdasan intrapersonal yang rendah
sangat tidak peka dengan kemampuan diri sendiri dan sangat tidak percaya
diri, hal ini juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa.
29
Dari uraian tersebut dapat diduga bahwa kecerdasan intrapersonal
memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar visual siswa. Dengan kata
lain semakin tinggi tingkat kecerdasan intrapersonal siswa, maka semakin
bagus gaya belajar visual siswa. Sebaliknya semakin rendah tingkat
kecerdasan intrapersonal siswa maka semakin buruk gaya belajar visual siswa.
Dengan demikian kerangka pikir dapat disusun dalam bentuk model,
yaitu abstraksi dari pemikiran yang melandasi penelitian ini. Model kerangka
pikir tersebut dengan model teoritis. Dimana model teoritis ini merupakan
diagram skematis teori agar pembaca dapat melihat dan dengan mudah
memahami hubungan atau pengaruh antara variabel yang diteorikan. Model
teoritis dalam penelitian in dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 1.1.
Model Teoritis Kerangka Berfikir Variabel X Dan Y
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif
(Ha) yang berbunyi: terdapat pengaruh kecerdasaan intrapersonal terhadap
gaya belajar visual siswa pada mata pelajaran ekonomi di Madrasah Aliyah
NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kecerdasan
intrapersonal (X)
Gaya belajar
visual (Y)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah perencanaan terkait tentang
sistematika pelaksanaan sebuah penelitian. Senada dengan pernyataan yang
terdapat dalam Nasution yang mengatakan bahwa “desain penelitian
merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
tertentu”.41
Menurut pendapat lain dalam Margono desain penelitian adalah
“keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang
akan dilakukan”.42 Jadi desain penelitian merupakan semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk
mengumpulkan dan menganalisis data penelitian agar dapat dilaksanakan,
sesuai dengan karakteristik variabel serta tujuan penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang spesifikasinya
sistematis, terencanan dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitian, baik tentang tentang tujuan penelitian, sampel
41 Nasution, Metode Research (Jakarta:Bumi Aksara, 2014), h. 23 42 Margono, Metodolgi Penelitian (Jakarta:Refika Aditama, 2010), h.100.
31
data, sumber data maupun metodologinya.”43 Sedangkan penelitian ex post
facto merupakan penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan
dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian secara alami.
Dalam penelitian ex post facto peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap
subjek penelitian.
B. Populasi dan Tekhnik Sampling
a. Populasi
Menurut Tuckman dalam Supardi mengatakan bahwa populasi
adalah sekelompok yang menjadi target atau sasaran studi (penelitian).44
Sedangkan dalam Sugiyono menyatakan populasi adalah “seluruh
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.45
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan keseluruhan individu yang menjadi objek penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan siswa yang berada di Madrasah Aliyah
NW Dasan Tapen Gerung yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 40
orang dari 119 orang siswa dari kelas X-XII. Hal ini berdasarkan hasil
43 Sugiono,Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualifatatif (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15. 44 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi (Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta,2011) h.87. 45 Sugiono,Metodologi , h.80.
32
obsevasi awal yang dilakukan peneliti di MA NW Dasan Tapen Gerung
Tahun 2016/2017.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi.46 Sedangkan menurut
Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.47 Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat
di simpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dapat
mewakili populasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 34% dari jumlah
populasi yaitu sebanyak 40 orang yang diacak menggunakan
“proporsional random sampling” dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Dan Proporsinya48
Kelas Jumlah siswa Proporsi sampel Proporsi sampel x
jumlah sampel X A 22 18,49% 8 X B 20 16,81% 6 XI A 16 13,45% 5 XI B 17 14,29% 7 XII A 22 18,49% 7 XII B 22 18,49% 7
Jumlah 119 100% 40 (sumber: hasil perhitungan proportional sampling)
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat di jelaskan bahwa jumlah
siswa keseluruhan berjumlah 119 dan jumlah sampel sebanyak 40 dengan
46 Zuriah,Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h.119. 47 Sugiono,Metodologi , h.81.
33
perinciaan sebagai berikut : kelas XA sebanyak 8 orang siswa. Kelas XB
sebanyak 6 oraang siswa, kelas XI A sebanyak 5 orang siswa, kelas XI B
sebanyak 7 orang siswa, kelas XII A sebanyak 7 orang siswa dan kelas
XII B sebanyak 7 orang.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.49 Sedangkan menurut
Margono (dalam Zuriah) mengatakan bahwa variabel adalah konsep yang
mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya).50
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Varibel tersebut terdiri dari
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
Variabel independen adalah “merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.51
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kecerdasan
intrapersonal siswa. Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk
49 Sugiono,Metodologi , h.38. 50 Zuriah,Metodologi 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 120..
34
memahami diri sendiri dan mengaplikasikan sesuatu dengan pemahaman
tersebut, dalam kecerdasan intrapersonal ini terdapat beberapa indikator
diantaranya memahami diri sendiri serta masalah dan keyakinan terhadap
tuhan, potensi diri sendiri, tindakan untuk diri sendiri dan orang lain.52
Sedangkan variabel dependen adalah “variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.53 Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah gaya belajar visual. Gaya belajar
visual merupakan gaya belajar yang menggunakan citra visual seperti gambar,
foto, video, dan media grafis iainnya sehingga indra pengelihatan memiliki
peran yang sangat penting.54 Adapun indikator dalam gaya belajar visual ini
diantaranya adalah penampilan, berbicara, membaca, pemahaman, hobi,
mendengar.
D. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian, peneliti diharapkan dapat memperoleh data
yang valid, reliabel dan objektif, maka diperlukan alat atau instrumen yang
disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh data yang akurat guna untuk
mempermudah proses penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan
52 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegence), h. 18 53 Ibid, h.28 54 Miftahul Huda , Model-Model Pengajaran., h.287-288
35
pengukuran.55 Sedangkan Sedangkan Sugiyono berpendapat bahwa,
instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati”.56
Adapun alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah kuesioner (angket). angket (kuesioner) adalah “teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.57
Angket pada penlitian ini merupakan metode pokok untuk pengumpulan data
terkait tentang pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual
siswa pada mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen
Gerung tahun pelajaran 2016-2017.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu
kecerdasan intrapersonal sebagai variabel bebas dan gaya belajar visual siswa
sebagai variabel terikat, sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dua angket sebagai instrument penelitiannya. Kedua angket tersebut terdiri
dari angket kecerdasan intrapersonal dan angket gaya belajar visual siswa.
Adapun kisi-kisi angket yang digunakan sebagai instrumen untuk
penelitian masing- masing variabel yang diteliti dijabarkan dalam tabel seperti
dibawah ini :
55 Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), h. 183. 56 Sugiyono,Metodelogi penelitian ., h.102. 57 Ibid. h. 142.
36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kecerdasan Intrapersonal dan
Gaya belajar visual siswa
No Variabel Indikator Deskriptor Nomer item Jumlah
1 Kecerdasan intrapersonal
1. Teratur meluangkan waktu sendiri untuk memikirkan berbagai masalah
Teratur meluangkan waktu sendiri untuk memikirkan berbagai masalah
1 12
2. Menghadiri kegiatan untuk lebih memahami diri sendiri
Menghadiri kegiatan untuk lebih memahami diri sendiri
2
3. Mampu menghadapi kegagalan dengan tabah
Mampu menghadapi kegagalan dengan tabah
3
4. Memiliki hobi Memiliki hobi 4 5. Memiliki
kesenangan Memiliki kesenangan
5
6. Memiliki tujuan dalam hidup
Memiliki tujuan dalam hidup
6
7. Memiliki pandangan yang realistis
a. mengenai kekuatan
7
b. mengnai kelemahan
8
8. Memiliki keinginan yang kuat
a. memiliki keinginan yang kuat
9
b. berfikir mandiri
10
9. Menuliskan pengalaman pribadi
menulisakan pengalaman pribadi
11
10. Memiliki keinginan yang kuat
memiliki keinginan yang kuat untuk
12
37
untuk berusaha sendiri
berusaha sendiri
2 Gaya belajar Visual
1. Rapi Rapi 1 13 2. Teratur Teratur 2 3. Berbicara
cepat Berbicara cepat
3
4. Menjawab dengan singkat
Menjawab dengan singkat
4
5. Tidak pandai memilih kata-kata
Tidak pandai memilih kata
5
6. Pengeja yang baik
Pengeja yang baik
6
7. Lebih suka membaca dari pada di bacakan
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
7
8. Mengingat jika dibantu dengan gambar
Mengingat jika dibantu dengan gambar
8
9. Lupa atas apa yang diperintahkan
Lupa atas apa yang diperintahkan
9
10. Teliti dalam mengerjakan soal
Teliti dalam mengerjakan soal
10
11. Lebih senang sni lukis dari pada musik
Lebih senang seni lukis dari pada music
11
12. Lebih suka liburan ke gunung dari pada ke pantai
Lebih suka liburan ke gunung dari pada ke pantai
12
13. Tidak terganggu oleh keributan
Tidak terganggu oleh keributan
13
Sumber :Indikator Kecerdasan Intrapersonal Sonawat dan Gogri, Gaya Belajar Visual Bobbi dan Hernacki
38
Adapun jumlah pilihan jawaban dari setiap pernyataan atau pertanyaan
terdiri dari 4 pilihan (option). Untuk menentukan skor dalam masing-masing
alternatif jawaban pada setiap pernyataan yang diajukan, peneliti
menggunakan sekala likert. Sekala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel.58 Berikut skor
masing-masing jawaban responden atas pernyataan atau pertanyaan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Option dan Skor Jawaban Responden Atas Angket
No Option Skor
1. Sangat setuju 4 2. Setuju 3 3. Kurang setuju 2 4. Sangat tidak setuju 1
E. Tekhnik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini
tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuesioner)
dan metode dokumentasi.
58Ibid h. 93
39
1. Metode angket (koesioner)
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data pokok dalam
penelitian ini. Teknik angket merupakan “serangkaian daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh
responden”.59 Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono mengungkapkan
bahwa metode angket adalah “tekhnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya”.60 Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode angket merupakan cara pengumpulan data dengan cara menyusun
daftar pertanyaan yang terinci dan lengkap yang diisi oleh responden.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket langsung
tertutup, adapun yang dimaksud dengan angket langsung tertutup adalah
angket yang dirancang sedemikian rupa untuk mereka data tentang
keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif
jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket
tersebut.61
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
pendukung dari penelitian ini. Metode dokumentasi adalah “cara
59 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencanan Prenada Group,
2010), h.123. 60 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 142. 61 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian., h. 123.
40
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter dan data yang relevan dengan penelitian.”62 Pendapat lain
menyatakan bahwa metode dokumentasi adalah “teknik pengumpulan data
dengan melakukan pencatatan data melalui dokumen-dokumen yang
relevan seperti data yang diperoleh dari biro statistik, file perusahaan yang
diamati, internet, koran, majalah, dan lain-lain.”63 Metode dokumentasi ini
peneliti gunakan untuk mendapatkan data penelitian terkait dengan:
a. Data keadaan siswa MA NW Dasan Tapen Gerung.
b. Data keadaan guru, pegawai dan karyawan MA NW Dasan Tapen
Gerung.
c. Keadaan sarana dan prasarana MA NW Dasan Tapen Gerung.
d. Struktur Organisasi MA NW Dasan Tapen Gerung.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum menetapkan pemilihan dan penyusunan instrument perlu di
perhatikan tentang validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan.
Uji coba instrumen meliputi uji coba validitas dan uji coba reliabilitas dengan
cara sebagai berikut :
62 Riduwan, Dasar-dasa Statistika (Bangdung: Alfabeta, 2014), h.58. 63 I Wayan Pantiyasa, Metodologi ..., h. 72.
41
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Dalam penelitian ini uji
validitas untuk ksecerdasan intrapersonal dan gaya belajar siswa
menggunakan rumus korelasi “product moment correlation/metode
person. Adapun rumus dari korelasi product moment adalah sebgai
berikut:64
𝑟𝑥𝑦 =𝑛∑𝑋𝑌− (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2] [𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
Dimana :
N = jumlah subjek
∑X = Skor yang diperoleh subjek pada setiap soal
∑Y = skor total
Rxy = koefisien korelasi antara varaiabel x dan variabel y
Interpretasi koefisien korelasi (rxy) untuk uji validitas:65
1) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
3) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
4) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
5) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
64 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014), h.356 65 Ibid., hal 89
42
Butir soal valid jika 𝑟��𝑦 hitung > 𝑟𝑥𝑦�tabel pada taraf kepercayaan
5%. Untuk mengetahui validitas soal pada angket peneliti di bantu dengan
menggunakan aplikasi komputer untuk memudahkan peneliti dengan
program SPSS.16.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto, reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.66 Sedangkan
sugiono mengatakan bahwa, instrument yang reliabel berarti, instrumen
yang bila digunakan beberapa kali yuntu mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.67 Untuk menetukan reliabilitas soal
digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑𝜎𝑏2
𝜎12]
Dimana:
𝑟11 = Koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan
𝐾 = Jumlah item pertanyaan
∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians skor item
𝜎12� = Varians total
66 Suarsimi arikunto 67 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014), h.29.
43
Untuk menguji reliabilitas cronbach’s alpha dinyatakan andal atau
reliabel bila koefesien cronbach’s alpha berkisar 0,6 sampai dengan 0,8.
Untuk mengetahui reliabilitas soal pada angket peniliti dibantu dengan
menggunakan aplikasi komputer untuk memudahkan peneliti dengan
program SPSS.16.
G. Tekhnik Analisis Data
Dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian, hal yang mutlak
harus ada adalah analisis data. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis data yang disesuaikan dengan rumusan masalah
yang peneliti ajukan. Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini
dianalisis dengan cara sebagai berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah “stastistik yang berfungsi untuk
mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”68
Pada statistik deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara penyajian
data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi; grafik garis maupun
batang; diagram lingkaran; pictgram; penjelasan kelompok melalui
68Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014), h.29.
44
modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan
simpangan baku.69
2. Uji persyaratan
Uji persyaratan dilakukan untuk mengetahui apakah data
mengalami penyimpangan atau tidak. Sehubungan dengan penggunaan
metode regresi sederhana, maka untuk menghindari pelanggaran-
pelanggaran asumsi klasik maka model-model asumsi klasik harus
terpenuhi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas “dilakukan untuk mengetahui apakah data yang jadi
inputan atau kedua objek penelitian terdistribusi normal atau tidak.”70
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
statistik yaitu berdasarkan nilai kurtosis. Uji normalitas menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai signifikan
hitung lebih besar dari 0,05 (sig hitung> 0.05), maka data tersebut
berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya. Apabila data tersebut
berdistribusi normal maka dapat digunakan dalam perhitungan statistic
yaitu statistic parametric. Uji normalitas harus dilakukan apabila
belum ada teori bahwa variabel yang di teliti tersebut normal.
69Sugiyono, Stastistik ..., h. 29.
70Syaharuddin, Petunjuk Praktikum SPSS (Mataram: Lab.Matematika FITK IAIN Mataram, 2014), h.9.
45
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
menjadi inputan atau kedua objek penelitian tersebut variansinya
bersifat homogen atau tidak. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05
(sig > 0,05) maka inputan data tersebut berasal dari data yang
homogen. Namun, jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig <
0,05) maka inputan data tersebut tidak homogen. Perhitungan
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16,0 for windows.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk “mengetahui apakah data yang jadi
inputan atau kedua objek penelitian bersifat linier atau tidak
berdasarkan nilai meansnya.”71 Salah satu asumsi dari analisis regrisi
adalah linearisasi. Maksudnya apakah garis refresi antara X dan Y
membentuk garis linear atau tidak. Jika tidak linear maka analisis
regresi tidak dapat dilanjutkan. Apabila nilai signifikan hitung lebih
besar dari 0,05 (sig hitung> 0,05), maka data tersebut berdistribusi linier
dan begitu juga sebaliknya.
d. Analisis regresi linear sederhana
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analsisis
regresi dengan menggunakan regresi linear sederhana. Dimana regresi
linear sedehana ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
71Ibid, h. 12.
46
kausal satu variabel independen dengan satu variabel defenden.72
Sehingga dalam penelitian ini penelitii menggunakan dua variabel dan
mencari pengaruh antara variabel X sebagai independen (kecerdasan
Intrapersonal) terhadap variabel Y sebagai dependen (gaya belajar
visual siswa). Adapun rumus persamaan regresi sebagai berikut :73
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Dimana :
Y = subjek dalam variabel defenden yang di prediksikan
a = Harga Y ketika Harga X=0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen.
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk nilai a dan b dapat di cari dengnan rumus berikut :
𝑎 =(∑𝑌)(∑𝑋2) − (∑𝑋)(∑𝑋. 𝑌)
𝑛 ∑𝑋2 −�(∑𝑋)2
𝑏 =∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
�� ∑ 𝑋2�– (∑𝑋)2
Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa
jauh perubahan nilai variabel independen dimanipulasi dan dirubah-
rubah ataupun ditarik turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi
72 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung, Alfabeta,2014), h.261 73 Ibid, h.261
47
adalah untuk membuat keputusan apakah naik atau menurunnya
variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel
independen atau tidak.
48
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Validitas Instrumen
1. Validitas Angket
Data dalam penelitian ini berupa data kecerdasan intrapersonal
dan gaya belajar visual siswa di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen
Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017. Untuk mendapatkan data tersebut
peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.
Sebelum angket disebarkan ke responden maka terlebih dahulu
peneliti melakukan uji validitas terhadap soal butir soal yang akan
diujikan, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah soal tersebut layak
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba angket yang dilakukan peneliti di
Madrasah Aliyah Darul Aman Tegal Selagalas pada tanggal 15 oktober
2016, dari 12 butir soal angket untuk variabel X yaitu kecerdasan
intrapersonal semua butir soal tersebut valid, sedangkan untuk variabel Y
yaitu gaya belajar visual siswa terdapat 13butir soal, dari 13 butir soal
tersebut terdapat 12 butir soal yang valid.
Suatu butir soal item pertanyaan dikatakan valid atau tidak valid
apabila nilai koefisien korelasi antara variabel XY (�𝑟𝑥𝑦 ) lebih besar dari
pada korelasi product moment pada tabel (𝑟𝑥𝑦 > 𝑟�ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) dengan N=31
49
pada tarif kesalahan 0,05 dengan nilai 0,344. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa dri 12 butir soal untuk
variabel X semuanya valid , dan 13 butir soal untuk variabel Y terdapat 12
butir soal yang valid dan yang tidak valid disingkirkaan.
Berdasarkan perhitungan validitas yang menggunakan program
Microsoft excel dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Angket Variabel X (Kecerdasan Intrapersonal)
Item soal R hitung R tabel Kriteria
1 0,5490 0,344 Valid 2 0.4392 0,344 Valid 3 0.3527 0,344 Valid 4 0.7005 0,344 Valid 5 0.3516 0,344 Valid 6 0.7963 0,344 Valid 7 0.4676 0,344 Valid 8 0.7744 0,344 Valid 9 0.6650 0,344 Valid 10 0.7643 0,344 Valid 11 0.6464 0,344 Valid 12 0.6547 0,344 Valid
Sumber : Perhitungan Microsoft Office Excel
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Angket Variabel Y (Gaya Belajar Visual)
Item soal R hitung R tabel Kriteria
1 0.6308 0.344 Valid 2 0.6891 0.344 Valid 3 0.4243 0.344 Valid 4 0. 6570 0.344 Valid 5 0.3224 0.344 tidak valid 6 0.7718 0.344 Valid 7 0.5864 0.344 Valid 8 0.5437 0.344 Valid
50
9 0.6398 0.344 Valid 10 0.7950 0.344 Valid 11 0.7299 0.344 Valid 12 0.6803 0.344 Valid 13 0.7299 0.344 Valid
Sumber : Perhitungan Microsoft Office Excel
Ket:
rhitung > rtabel = Valid
rhitung < rtabel = Tidak Valid
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain reliabel berarti
apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Bila suatu
alat ukur dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama
dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif sama, maka alat ukur tersebut
reliabel. Dengan kata lain reliabel menunjukkan konsistensi suatu alat
ukur di dalam mengukur obyek yang sama. Adapun dalam penelitian ini,
hasil perhitungan koefisien reliabilitas untuk angket kecerdasan
intrapersonal sebesar 0.94 dengan kategori sangat tinggi dan koefisien
reliabilitas untuk angket gaya belajar visual siswa sebesar 0,95 dengan
kategori sangat tinggi.
51
Tabel 4.3
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
R Interpretasi
0,80 < ri ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat tinggi 0,60 < ri ≤ 0,80 Reliabilitas Tinggi 0,40 < ri ≤ 0,60 Reliabilitas Cukup 0,20 < ri ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah -1,00 < ri ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
B. Pengumpulan dan penyajian data
1. Pengumpulan data
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen
dari tanggal 20 -28 Oktober 2016. Penelitian ini dilakukan pada kelas X
sampai dengan kelas XII dengan jumlah siswa yang menjadi sampel
sebanyak 40 orang. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan soal-
soal angket kepada siswa. Soal angket yang diberikan terdiri dari dua jenis
yaitu angket tentang kecerdasan intrapersonal dan angket tentang gaya
belajar visual siswa.
C. Analisis Data
1. Analisis deskriptif
Analisis deskritif mengemukakan tentang frekuensi dari data di
atas yang terdiri dari mean, median, mode, standar deviasi, nilai
maksimum dan minimum serta nilai kuartil dari kedua variabel yaitu
variabel kecerdasan interpersonal dan variabel motivasi belajar. Analisis
ini dilakukan dengan bantuan program SPSS version 16.0 for windows.
Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut :
52
Tabel 4.4
Hasil Frekuensi Data Kecerdasan Intrapersonal
Dan Gaya Belajar Visual Siswa
Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa
nilai rata-rata untuk kecerdasan intrapersonal sebesar 43.98 dan rata-rata
untuk gaya belajar visual siswa sebesar 44.82. nilai tengan untuk kedua
variabel tersebut sebesar 44,00 dan mode (nilai yang paling sering
muncul) sebesar 44. Nilai tertinggi untuk kedua variabel tersebut sebesar
48 dan nilai terendah untuk variabel X sebesar 40 dan Y sebesar 42.
Statistics
Intrapersonal gayabelajar
N Valid 40 40
Missing 11 11
Mean 43.98 44.82
Std. Error of Mean .276 .297
Median 44.00 44.00
Mode 44 44
Std. Deviation 1.747 1.880
Variance 3.051 3.533
Range 8 6
Minimum 40 42
Maximum 48 48
Sum 1759 1793
53
Tabel 4.5
Respon Responden Terhadap Angket Kecerdasan Intrapersonal
No PERNYATAAN OPTION JAWABAN
SS S TS STS JS % JS % JS % JS %
1 teratur meluangkan waktu sendiri untuk memikirkan masalah
38 95 2 5 - 0
2 menghadiri kegiatan untuk memahami diri sendiri
27 67.5 13 32.5 - 0
3 mampu menghadapi kegagalan dnegan tabah
25 62.5 14 35 1 2.5 -
4 memiliki hobi 18 45 17 42.5 4 10 1 2.5 5 memiliki kesenangan 27 67.5 11 27.5 2 5 0
6 memiliki tujuan dalam hidup 33 82.5 7 17.5 - 0
7 memiliki pandangan yang reallistis tentang kelebihan diri sendiri
26 65 13 32.5 1 2.5 -
8 memiliki pandangan yang reallistis tentang kelemahan diri sendiri
29 72.5 11 27.5 -
9 memiliki keinginan yang kuat 21 52.5 19 47.5 - -
10 berpikir mandiri 31 77.5 9 22.5 - -
11 menuliskan pengalaman pribadi 29 72.5 11 27.5 - -
12 memiliki keinginan yang kuat untuk berusaha sendiri
25 62.5 15 37.5 - -
Sumber : Perhitungan Microsoft Office Excel
Berdasarkan hasil analisis butir soal tersebut dapat dilihat bahwa
siswa di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung selalu berusaha
meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan masalah yang mereka miliki,
54
hal ini dilakukan agar siswa dapat memecahkan masalah tersebut dan
memilki solusi dalam menghadapi masalah yang mereka dapatkan, hal ini
dapat dilihat dari hasil respon siswa terhadap angket no.1 yaitu sebanyak
95,00% siswa memilih sangat setuju, 5.00% siswa memilih setuju dan
tidak ada satupun siswa yang memilih tidak setuju serta tidak ada siswa
yang memilih sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.2 tentang menghadiri kegiatan untuk
memahami diri sendiri siswa di MA NW Dasan Tapen Gerung mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan disekolah seperti layanan konsling yang
dilakukan oleh guru bimbingan konsling, hal ini merupakan hal yang
sangat penting dan siswapun sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut,
hal ini seiring dengan banyak siswa yang memilih sangat setuju sebanyak
67.5%, siswa yang memilih setuju sebanyak 32.5% dan tidak ada siswa
yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju..
Pada butir angket no.3 tentang menghadapi kegagalan dengan
tabah, siswa di Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung dinilai mampu
menghadapi setiap kegegalan yang mereka alami, seperti gagal dalam
proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari banyaknya prsentase siswa
yang memilih sangat setuju yaitu 62,5%, setuju 35%, dan tidak ada siswa
yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.4 tentang memiliki hobi. Setiap orang dapat
dipastikan memiliki hobi, untuk melakukan seuatu yang menjadi suatu
55
kesenangan atau kebiasaan. Begitu pula dengan siswa di MA NW Dasan
Tapen Gerung semuanya memiliki hobi, baik itu membaca, bermain bola
dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang
memilih sangat setuju sebesar 45% , setuju sebesar 42.5%, tidak setuju
sebesar 10%, dan sangat tidak setuju sebesar 2.5%.
Pada butir angket no.5 tentang memiliki kesenangan, setiap orang
memiliki cara tersendiri dalam mencari sebuah kesenangan baik itu dalam
kehidupan sosial ataupun belajarnya. Siswa akan senang belajar apabila
dia memiliki cara tersendiri dalam belajar, cara itulah yang akan
memberikan kesenangan tersendiri dalam belajar. Pada butir angket nomer
5 ini sebanyak 67.5% siswa memilih sangat setuju, 27.5% siswa memilih
setuju, 5% siswa memilih tidak setuju dan tidak ada siswa yang memilih
sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.6 tentang memiliki tujuan dalam hidup.
Setiap manusia terlahir di dunia ini dengan kondisi yang berbeda-beda dan
setiap orang di muka bumi ini dipastikan memiliki tujuan dalam hidupnya
yang hendak ingin dicapai. Hal inilah yang dapat dideskripsikan oleh
keadaan siswa di MA NW Dasan Tapen Gerung, dari butir angket
sebanyak 82.5% siswa memilih sangat setuju, dan 17.5% siswa memilih
setuju serta tidak ada siswa yang memilih tidak setuju ataupun sangat
tidak setuju.
56
Pada butir angket no.7 tentang pandangan yang realistis tentang
kelebihan diri. Siswa di MA NW Dasan Tapen memiliki pandangan yang
nyata tentang kelebihan diri mereka sendiri dalam arti mereka sadar akan
kelebihan mereka sendiri. Mereka akan bertindak sesuai dengan kelebihan
mereka sendiri dan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Hal ini
dapat dilihat dari persentase siswa yang memilih sangat setuju sebesar
65%, setuju sebesar 32.5%, tidak setuju 2.5% tidak ada siswa yang
memilih sangat tidak setuju.
Pada butir soal no.8 tentang pandangan yang realistis terhadap
kelemahan. Selain memiliki kelebihan, manusia juga memiliki kelemahan
yang ada pada dirinya. Kelemahan ini harus disadari keberadaannya oleh
manusia agar manusia dapat menutupi bahkan merubah kelemahan
tersebut. Siswa di MA NW Dasan Tapen menyadari kelemahan mereka
sendiri. Hal ini dapat dilihatdari persentase siswa yang memilih sangat
setuju dan setuju yaitu sebesar 72.5% dan 27.5% serta tidak ada siswa
yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.9 tentang memiliki keinginan yang kuat.
Dalam proses kehidupan di dunia ini manusia haruslah memiliki
keinginan yang kuat, baik itu untuk kehidupan sosialnya dan kehidupan
akademisnya. Siswa sebagai peserta didik haruslah memiliki keinginan
yang kuat dalam belajar, sehingga tujuan dalam proses pembelajaran
tercapai. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya persentase siswa yang
57
memilih sangat setuju sebanyak 52.5% dan setuju sebanyak 47.5% serta
tidak ada siswa yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.10 tentang berpikir mandiri. Berpikir
merupakan salah satu hal yang dilakukan dalam proses belajar. Berpikir
juga diartikan sebagai belajar. Siswa memiliki cara-cara tersendiri dalam
belajar baik itu belajar berkelompok atau belajar mandiri. Hal ini
merupakan cara seseorang dalam belajar, dan hal ini dapat diihat dari
persentase siswa yang memilih sangat setuju yaitu sebesar 77.5%, setuju
sebesar 22.5%, serta tidak ada siswa yang memilih tidak setuju dan sangat
tidak setuju.
Pada butir angket no.11 tentang menuliskan pengalaman pribadi.
Setiap siswa memiliki pengalaman pribadinya sendiri- sendiri. Terkadang
pengalaman itu dipendam sendiri atau diceritakan kepada teman dekat.
Siswa yang memendam pengalaman pribadi sendiri sering akan
menulsikan pengalaman pribadinya dikertas-kertas yang telah
disiapkannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil respon siswa terhadap angket
yang diberikan yaitu sebanyak 72.5% siswa memilih sangat setuju, 27.5%
dan tidak ada siswa yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.12 tentang keinginan yang kuat untuk
berusaha sendiri. Setiap siswa memiliki cara tersendiri dalam belajar dan
merencanakan masa depannya. Cara tersebut harus didorong dengan
semangat yang kuat agar apa yang diharapkan akan tercapai. Hal ini
58
didukung oleh siswa yang memilih sangat setuju dan setuju yaitu sebesar
62.5% dan 37.5% serta tidak ada siswa yang memilih tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
Tabel 4.6
Respon Responden Terhadap Angket Penelitian Gaya Belajar Visual
NO PERNYATAAN
OPTION JAWABAN SS S TS STS
JS % JS % JS % JS % 1 Rapi 34 85 6 15 - 0 2 Teratur 33 82.5 6 15 1 2.5 0 3 Berbicara cepat 23 57.5 17 42.5 - -
4 Menjawab dengan singkat 34 85 6 15 - -
5 Pengeja yang baik 27 67.5 13 32.5 - 0
6 Lebih suka membaca dari pada dibacakan
31 77.5 9 22.5 - 0
7 Mengingat jika dibantu dengan gambar
27 67.5 12 30 1 2.5 -
8 Lupa atas apa yang di perintahkan
33 82.5 6 15 1 2.5 -
9 Teliti dalam mengerjakan soal
29 72.5 11 27.5 - -
10 Lebih senang seni dari pada music
26 65 13 32.5 1 2.5 -
11
Lebih suka liburan ke gunung dari pada ke pantai
32 80 8 20 -
12 Tidak terganggu oleh keributan 31 77.5 8 20 1 2.5 -
Sumber : Perhitungan Microsoft Office Excel
59
Berdasarkan respon responden terhadap butir soal angket dapat
dilihat bahwa siswa di MA NW Dasan Tapen memiliki gaya belajar yang
berbeda antara satu orang dengan orang lain.
Pada butir angket no.1 tentang berpenampilan rapi, sebanyak 85%
siswa memilih sangat setuju, 15% siswa memilih setuju, serta tidak ada
siswa yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini
menandakan bahwa siswa siswi yang berada di MA NW Dasan Tapen
sudah berpenampilan rapi hal ini dikarenakan disekolah tersebut
diwajibkan berpenampilan rapi dan menutup aurat.
Pada butir angket no.2 tentang teratur sebanyak 82.5% siswa
memilih sangat setuju, 15% siswa memilih setuju, 2.5% memilih tidak
setuju, dan tidak ada siswa yang memilih sangat tidak setuju. Hal ini
menggambarkan siswa sudah teratur dalam kehidupannya baik disekolah
dan dirumah.
Pada butir angket no.3 tentang berbicara dengan cepat, sebanyak
57.5% siswa memilih sangat setuju, 42.5% siswa memilih setuju, serta
tidak ada siswa yang memilih tidak setuju serta tidak ada siswa yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa banyak
siswa yang berbicara dengan cepat ketika mereka disuruh berbicara
didepan kelas, hal ini merupakan karakteristk dari seorang siswa yang
harus dimengerti oleh guru.
60
Pada butir angket no.4 tentang menjawab dengn singkat sebanyak
85% siswa memilih sangat setuju, 15% memilih setuju, dan tidak ada
siswa memilih tidak setuju, serta tidak ada pula siswa yang memilih
sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa siswa cenderung
menjawab pertanyaan dengan singkat ketika diberikan pertanyaan baik
itu oleh guru atau temannya.
Pada butir angket no.5 tentang pengeja yang baik. Setiap siswa
memliki cara yang berbeda dalam membaca, terdapat siswa yang gemar
membaca cepat dan adapula siswa yang membaca dengan pelan(sambil
mengeja). Setiap siswa yang membaca pelan (pengeja) mereka membaca
sambil memahami apa yang sedang mereka baca. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang memilih sangat setuju yaitu sebesar 67.5% , setuju
sebesar 32.5% dan serta tidak ada siswa yang memilih tidak setuju serta
tidak ada siswa yang memilih sangat tidak setuju.
Pada butir angket no.6 tentang lebih suka membaca sendiri dari
pada dibacakan. Sebanyak 77.5% siswa memilih sangat setuju, 22.5%
siswa yang memilih setuju dan tidak ada siswa yang memilih tidak setuju
dan sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa siswa lebih suka
membaca sendiri dari pada di bacakan, karena siswa lebih nyaman beljar
dengan cara membaca literature sendiri.
Pada butir angket no.7 tentang mengingat jika dibantu dengan
gambar. Sebanyak 67.5% siswa memilih sangat setuju, 30% siswa
61
memilih setuju, 2.5% siswa memilih tidak setuju serta tidak ada siswa
yang memilih sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa siswa di
MA NW Dasan Tapen Gerung lebih mudah mengingat pelajaran jika
diperlihat dengan gambar seperti foto dan film. Hal ini merupakan cara
yang mereka sukai dalam belajar.
Pada butir angket no.8 tentang lupa atas apa yang diperintahkan,
sebanyak 82.5% siswa memilih sangat setuju, 15% siswa memilih setuju,
2.5% memilih tidak setuju dan tidak ada siswa yang memilih sangat tidak
setuju. Hal ini menggambarkan bahwa setiap siswa di MA NW Dasan
Tapen Gerung sering lupa terhadap apa yang diperintahkan.
Pada butir angket no.9 tentang teliti dalam mengerjakan soal,
sebanyak 72.5% siswa memilih sangat setuju, 27.5% siswa memilih
setuju, tidak ada siswa yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hal ini menggambarkan dalam menjawab tes atau soal siswa di MA NW
Dasan Tapen memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dalam menjawab
soal yang diberikan oleh guru dan orang lain.
Pada butir angket no.10 tentang lebih senang seni dari pada music,
sebanyak 65% siswa memilih sangat setuju, 32.5% siswa memilih setuju,
2.5% siswa memilih tidak setuju dan tidak ada siswa yang memilih sangat
tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa sebagaian besar atau bahkan
hampir semua siswa lebih suka melakukan seni (melukis) dai pada
melakukan kegiatan seperti bermain music.
62
Pada butir angket no.11 tentang lebih suka liburan ke gunung dari
pada ke pantai, sebanyak 80% siswa memilih sangat setuju 20% siswa
memilih setuju dan tidak ada siswa yang memilih tidak setuju serta tidak
ada siswa yang memilih sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan
bahwa setiap orang memiliki kesenangan yang berbeda-beda dan siswa di
MA NW Dasan Tapen Gerung memilki kesenangan yang berbeda pula.
Pada butir angket no.12 tentang tidak terganggu oleh keributan,
sebanyak 77.5% siswa memilih sangat setuju, 20% siswa memilih setuju,
2.5% siswa memilih tidak setuju dan tidak ada siswa yang memilih sangat
tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa siswa tidak terganggu dengan
suara ketika mereka belajar, sehingga mereka masih bisa belajar dalam
kondisi yang ribut.
2. Uji Persyaratan
a. Uji normalitas
Uji normalitas “dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
jadi inputan atau kedua objek penelitian terdistribusi normal atau
tidak.”74. Apabila data tersebut berdistribusi normal maka dapat
digunakan dalam perhitungan analisis data statistic. Dalam penelitian
ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu
berdasarkan nilai kurtosis. Uji normalitas menggunakan uji
74Syaharuddin, Petunjuk Praktikum SPSS (Mataram: Lab.Matematika FITK IAIN Mataram,
2014), h.9.
63
Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai signifikan
hitung lebih besar dari 0,05 (Sig hitung> 0,05) maka data tersebut
berdistribusi normal dan apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(Sig hitung< 0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
gayabelajar .195 40 .001 .890 40 .001
Intrapersonal .194 40 .001 .943 40 .043
a. Lilliefors Significance Correction Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan
teknik kolmogrov-smirnov diperoleh nilai signifikan untuk data
kecerdasan intrapersonal sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari
0,05 yang artinya data kecerdasan intrapersonal tersebut berasal dari
data yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk data gaya belajar
visual siswa mendapatkan nilai signifikan diperoleh nilai sebesar
0,0,43. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga data gaya belajar
visual siswa juga berasal dari data yang berdistribusi normal pula.
Berdasarkan pemamparan dan analisis data tersebut dapat dipastikan
64
data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam
perhitungan analisis data statistik.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang menjadi inputan atau kedua objek penelitian bersifat homogen
yaitu memiliki kesamaan varian atau tidak. Adapun kaidah penetapan
suatau data dikatakan homogen yaitu apabila nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 (sig> 0,05) maka data tersebut dinyatakan homogen.
Namun jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (sig< 0,05) maka data
tersebut tidak berasal dari data yang homogen. Uji homogenitas pada
data penelitaian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0
for windows dengan hasil sebagi berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Intrapersonal Based on Mean .718 1 38 .402
Based on Median .706 1 38 .406
Based on Median and with adjusted df
.706 1 36.663 .406
Based on trimmed mean
.731 1 38 .398
gayabelajar Based on Mean .369 1 38 .547
Based on Median .443 1 38 .510
Based on Median and with adjusted df
.443 1 37.730 .510
Based on trimmed mean
.488 1 38 .489
Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
65
Berdasarkan output tabel SPSS tersebut untuk melihat data
penelitian tersebut homogeny (sama) atau tidak, maka yang harus
diperhatikan adalah nilai signifikan dari Based onMean dari data
tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilas based
on mean dari kecerdasan intrapersonal sebesar 0,398. Nilai tersebut
lebih lesar dari 0,05 maka data kecerdasan interpersonal dinyatakan
homogen. Sedangkan based on mean dari gaya belajar visual siswa
sebesar 0,489 yang lebih besar dari 0,05 maka data gaya belajar visual
siswa dinyatakan homogen. Jadi berdasarkan hasil analisis dan
perhitungan terebut dapat dipastikan kedua data tersebut memiliki
kesaamaan atau bersifat homogen.
c. Uji linearlitas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran
variabel X dan Y membentuk garis linier ataukah tidak dengan artilain
apakah dua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear atau
tidak.Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya
sebaran adalah jika nilai signifikan hitung lebeih kecil dari 0,05 (sig<
0,05) maka sebaran dinyatakan tidak linier dan jika nilai signifikan
hitung lebih besar dari 0,05 (sig> 0,05) maka sebaran dinyatakan
linier. Pengujian linieritas pada penelitian menggunakan bantuan
program SPSS versi 16.0 forwindows dengan hasil sebagai berikut:
66
Tabel 4.9
Hasil Uji Linearlitas
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Gaya belajar * intrapersonal
Between Groups
(Combined) 34.401 8 4.300 1.290 .285
Linearity 16.143 1 16.143 4.841 .035
Deviation from Linearity
18.257 7 2.608 .782 .607
Within Groups 103.374 31 3.335 Total 137.775 39
Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Dalam pengambilan keputasan suatu variabel memiliki
hubungan variabel lainnya termasuk data linier atau tidak linier yang
harus diperhatikan adalah nilai signifikan hitung dari Deviation from
Linearity Berdasarkan hasil perhitungan output dari SPSS diperoleh
nilai signifikan pada baris deviation of linearity sebesar 0,607. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 maka kedua data tersebut dinyatakan
linier. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dipastiakan data
variabel X dengan Variabel Y memiliki garis linear atau memiliki
garis hubungan yang linear.
3. Uji Regresi Linear Sederhana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa pada mata pelajaran
ekonomi di MA NW Dasan Tapen Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017
67
yang perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for
windows.
Berdasrkan hasil uji normalitas, homogenitas dan linieritas yang
telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa data penelitian berdistribusi normal
dan linier. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisisi apakah data
hasil penelitian ini memenuhi syarat bagi diterimanya hipotesis atau tidak.
Pengujian terhadap hipotesis dengan variabel bebas kecerdasan
interpersonal dengan variabel terikat motivasi belajar dilakukan dengan
menggunakan teknik regresion.
Uji regresion dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh
variabel satu dengan variabel lain. Nilai pengaruh dapat diketahui dari
nilai signifikan hitung. Jika nilai signifikan hitung lebih kecil dari 0,05
(sig < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh, sebaliknya
jika signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh. Berikut tabel hasil uji
hipotesis dengan teknik regression sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .342a .117 .094 1.789
a. Predictors: (Constant), intrapersonal Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
68
Tabel 4.11
Hasil Anova Kecerdasan Intrapersonal Terhadap
Gaya Belajar Visual Siswa ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.143 1 16.143 5.043 .031a
Residual 121.632 38 3.201 Total 137.775 39
a. Predictors: (Constant), intrapersonal b. Dependent Variable: gayabelajar
Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Tabel 4.12
Hasil Coefficients Kecerdasan Intrapersonal Terhadap
Gaya Belajar Visual Siswa Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 28.627 7.218 3.966 .000
intrapersonal .368 .164 .342 2.246 .031
a. Dependent Variable: gayabelajar Sumber : Perhitungan SPSS versi 16.0 for windows
Berdasarkan tabel output dari perhitungan regresi di SPSS
diperoleh nilai sebesar 0.342 dan hal ini lebih besar dari 0,05 artinya
terdapat pengaruh antara kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar
visual siswa. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif atau Ha di terima.
D. Hasil Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS versi 16.0 forwindows diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,000. Karena nilai signifikan 0,031 lebih besar dari 0,05 seperti yang
69
terdapat di kaedah penentuan penarikan kesimpulan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar
visual siswa. Pengaruh kecerdasan intrapersonal yang signifikansinya sebesar
0,31 merupakan nilai yang kecil atau dengan kata lain memiliki pengaruh
yang sangat kecil terhadap gaya belajar visual, hal ini disebabkan oleh gaya
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan intrapersonal semata akan
tetapi gaya belajar juga sebagian besar dipengaruhi oleh faktor intern dalam
diri sisiwa seperti motivasi dan faktor intern seperti keluarga.
Namun walapun tingkat signifikansi pengaruh kecerdasan
intrapersonal terhadap gaya belajar sangat kecil namun tetap memberikan
pengaruh terhadap gaya belajar visual siswa, oleh sebab karena itu dapat
dipastikan bahwa Ha diterima. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara
kecerdasan intrapersonal tehadap gaya belajar visual siswa pada mata
pelajaran ekonomi di MA NW Dasan Tapen Gerung Tahun pelajaran
2016/2017.
Berdasarkan hasil output dari perhitungan regresi linier sederhana
yang menggunakan program SPSS 16 dapat diketahui persamaan regresi
kedua variabel tersebut diperoleh persamaan sebesar Y = 28,627 + 0,368X
yang artinya apabila skor kecerdasan intrapersonal dinaikkan maka akan
dikuti dengan naiknya skor gaya belajar visual. Begitu pula sebaliknya,
apabila skor gaya belajar visual dinaikkan maka akan dikuti dengan kenaikan
skor kecerdasaan intrapersonal.
70
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah MA NW Dasan Tapen Gerung
Madrasah Aliyah NW Dasan Tapen Gerung merupakan salah satu
Madrasah yang ada di Gerung Lombok Barat dan bernaung dibawah YYP Al
Mahsun Khidir NW Dasan Tapen. Madrasah ini didirikan pada tanggal 09
juni 1998 dan diresmikan pada tanggal 09 Juni 1989, madrasah ini didirikan
ditanah yang di wakafkan oleh H Mahsun yang merupakan salah satu tokoh
agama di Desa Dasan Tapen. Madrasah ini didirikan ditanah yang luasnya
sekitar 4650 m2 dan ditanah tersebut berdiri sejumlah gedung yang masih
terlihat sampai sekarang ini, adapun jumlah tanaha yang menjadi bangunan
sebesar 216 m2dengan beberapa bangunan seperti kantor, ruang belajar,
mushalla, kamar mandi, perpustakaan.
Lokasi MA NW Dasan Tapen terletak di Jln Abdussamad No 1 Desa
Dasan Tapen Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dan berada di
dekat pemukimamn penduduk serta berada dipinggir sawah. Adapun jumlah
siswa padatahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 119 siswa dan guru berjumlah
26 orang, selengkapnya dapat dilihat di lampiran.75
B. Pengujian Hipotesis
75 Dokumentasi, Data Emis MA NW Dasan Tapen tahun 2016, diambil pada tanggal 28
Oktober 2016.
71
Pada penelitian terdapat satu hipotesis yang diajukan, adapun hipotesis
itu adalah hipotesis alternative (Ha) yang berbunyi terdapat pengaruh
kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa pada mata
pelajaran ekonomi di MA NW Dasan Tapen gerung Tahun pelajaran
2016/2017.
Setelah dilaksanakan pengumpulan data dan dianalisis dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows dipelorh hasil
perhitungan signifikan 0,31 lebih besar dari 0,05. Merujuk pada kaidah
penarikan kesimpulan yang menyatakan jika nilai signifikan (sig) < 0,05, Ha
diterima dan sebaliknya jika nilai signifikan (sig) > 0,05 maka Ha ditolak,.
Karena dalam penelitian ini nilai signifikan 0,31 lebih besar dari 0,05
(0,000>0,05) maka Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis alternatif (ha) yang berbunyi terdapat
pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa pada
mata pelajaran ekonomi di ma nw dasan tapen gerung tahunn 2016/2017
diterima.
C. Pembahasan
Dalam proses analisis data pada penelitian ini peneliti mencari
persamaan regresi, uji linearlitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis antara
pengaruh 2 variabel. Selain itu analisis data juga dilakukan dengan mencari
nilai mean, median dan modus. Adapun cara mengumpulkan data pada
72
penelitian ini menggunakan angket, yaitu angket tentang kecerdasan
intrapersonal dan angket gaya belajar visual siswa.
Dari hasil analisis data diatas yang menggunakan perhitungan
persamaan regresi linear sederhana yang dihitung dengan program spss for
windows 16, diperoleh persamaan regresi kedua variabel diperoleh Y = 28.627
+ 0,368X, jika skor kecerdasan intrapersonal dinaikan sebesar 28,627 maka
skor gaya belajar visual akan mengkuti sebesar 0,36
Dalam melihat kekuatan pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap
gaya belajar visual siswa peneliti menggunakan analisis regresi linear
sederhana menggunakan perhitungan SPSS 16 dengan rumus regression,
adapun hasil dari hitung sebesar 0,342 yang kemudian dikuadratkan menjadi
0.11696 dan kemudian dikalikan 100% maka hasilnya sebesar 11,696%. Hal
ini menunjukan pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar
visual siswa tidak terlalu signifikan bahkan sangat kecil yaitu sebesar 11,70%.
Pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa
dapat dilihat dari berpengaruhnya antara indikator-indikator kecerdasan
intrapersonal dengan indikator-indikator gaya belajar visual siswa.
Keterkaitan indikator-indikator tersebut menandakan adanya pengaruh
kecerdasan intrapersonal terhadap gaya belajar visual siswa.
Dalam kehidupan sehari-hari siswa sebagai makhluk individulis dan
kolektif tidak luput dari masalah yang menghampiri mereka. Mereka
mengalami masalah disebabkan karena beberapa hal seperti keluarga, teman,
73
bahkan hasil pembelajaran. Masalah tersebut tidaklah didiamkan begitu saja,
namun tetap dihadapi yaitu dengan cara meluangkan waktu secara teratur
untuk memikirkan masalah tersebut, kemudian melakukan prilaku atau
tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Prilaku meluangkan waktu secra
teratur untuk memikirkan masalah ini harus dilakukan secara teratur atau terus
menerus agar siswa dapat memcahkan masalah yang mereka hadapi dan
perilaku ini merupakan suatu keterbiasaan. Apabila siswa sering melakukan
kegiatan memikirkan masalah secara teratur, maka kegiatan itu akan terus
dilakukannnya ketika ditimpa masalah. . Hal ini dapat dilihat dari jumlah
prsentase siswa yang memilih option setuju dan sangat setuju pada angket X
yaitu sebesar 99% sedangkan untuk yang memilih setuju dan sangat setuju
pada angket Y tentang teratur sebesar 98%.
Setiap orang yang terlahir didunia ini pasti berbeda-beda, perbedaan
ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan dan keperibadiaan seseorang.
Keperibadiaan seseorang tersebut mencakup apa yang digemari oleh orang
tersebut. Kesenangan (hobi) seseorang pasti berbeda-beda, perbedaan ini
disebabkan karena keperibadiaan seseorang tersebut. Orang dengan
kecerdasan intrapersonal dipastikan dia memiliki hobi atau kesenangan.
Kesenangan tersebut bisa saja berbenttuk kegiatan-kegiatan seperti lebih suka
melukis dari pada mendengarkan music, begitu pula dengan orang yang
memiliki gaya belajar visual yang memiliki kesenangan melukis dari pada
mendengarkan music. Dapat simpulkan bahwa seseorang pasti memiliki
74
kesenangan atau hobi dan kesenangan atau hobi tersebut sesuai dengan
keperibadiaan dan kesenangannya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah prsentase
siswa yang memilih option setuju dan sangat setuju pada angket X yaitu
sebesar 87% sedangkan untuk yang memilih setuju dan sangat setuju pada
angket Y tentang lebih senang seni daripada music sebesar 97%.
Setiap orang dalam hidupnya pasti memiliki keinginan yang kuat
terhadap apa yang ingin dicapainya. Pencapaian seseorang akan dipengaruhi
oelh keinginan seseorang dalam mencapai hal itu. Ketika seseorang
menghadapi ujian semester, siswa akan memiliki keinginan yang kuat untuk
dapat menjawab setiap soal yang diberikan, keinginan tersebut diwujudkan
dengan jalan menjawab soal dengan teliti dan benar. Apabila siswa memiliki
keinginan yang kuat untuk mendapatkan nilai yang memuaskan maka siswa
tersebut akan teliti dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru. Hal ini
dapat dilihat dari hasil jawab angket siswa pada Variabel X tentang memiliki
keinginan yang kuat sebesar 99% dan pada angket Y tentang teliti dalam
menjawab soal sebesar 99%.
Setiap siswa memiliki kelebihan dan kelemahannya, kelebihan dan
kelemahan tersebut haruslah disadari dan ditindak lanjuti. Kelebihan tersebut
meliputi segala yang menjadi keuntungan dari seseorang baik itu dalam
kehidupan sosialnya taupun kehidupannya sebagai seorang siswa. Jika
seseorang lebih mudah mengingat pelajaran dengan cara dibantu dengan
gambar maka siswa tersebut akan lebih mudah memaham pelajaran, hal ini
75
dilakukan karena siswa menyadari kelebihan yang dia miliki. Apabila siswa
memiliki kelebihan mudah mengingat pelajaran dengan cara diperlihatkan
gambar maka cara itu adalah cara yang tepat dalam belajar. Hal ini
digambarkan dengan hasil jawaban siswa yang memilih jawaban setuju dan
sangat setuju pada angket X tentang memiliki pandangan yang realistis
terhadap kelebihnnya sebesar 99% dan pada angket Y sebesar 99%
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
intrapersonal mempengaruhi gaya belajar visual siswa, hal ini dapat dilihat
dari keperibadian siswa yang berpendirian pada gaya atau cara belajarnya
sendiri.76 Hal ini cukup menggambarkan bahwa keperibadian yang
merupakan bagian dari kecerdasan intrapersonal yang mempengaruhi
keteguhan seseorang dengan gaya belajar mereka sendiri dan keteguhan ini
tidak dapat dirubah dengan cepat karena sudah menjadi kebiasaan.
Kecerdasan intrapersonal juga meliputi sikap dan perilaku karena hal ini
berkaitan dengan keperibadiaan seseorang yang dapat mempengaruhi cara
belajar seseorang, hal ini mendukung teori yang di kemukakaan oleh gardner
yang dikutip oleh Yaumi mengatakan bahwa sikap dan perilaku
mempengaruhi gaya dan metode belajar.77
Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Leli Gustiani yang berjudul “ Hubungan antara gaya belajar (visual,
76 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence). h. 27 77 Ibid. h. 156
76
auditory, kinestetik) dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas tinggi di
SDN 03 Bengkulu” yang menghasilkan terdapat hubungan yang positif dan
signifikan anatara gaya belajar dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas
tinggi di SDN 03 Bengkulu. Hal ini mengungkapkan bahwa kecerdasan
intrapersonal mempengaruhi gaya belajar visual siswa atau kecerdasan
intrapersonal memiliki hubungan dengan gaya belajar visual siswa.
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa “terdapat pengaruh kecerdasan intrapersonal
terhadap gaya belajar visual siswa pada mata pelajaran ekonomi di MA NW
Dasan Tapen Gerung tahun pelajaran 2016/2017”. Hal ini dapat dilihat dari
hasil perhitungan regresi linier sederhana yang menunjukkan nilai signifikan
0,31 lebih besar dari 0,05 (0,31>0,05).
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan diantaranya sebagai
berikut:
1. Kepada kepala MA NW Dasan Tapen penting untuk melakukan supervisor
kepada guru ketika mengajar untuk mengamati bagaimana cara mengajar
guru dan kondisi belajar dikelas dan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
2. Kepada guru ekonomi di MA NW Dasan Tapen Gerung untuk lebih
mengenali gaya belajar dan mengenali kemampuan belajar siswanya serta
meningkatkan variasi dalam mengajar.
3. Kepada siswa MA NW Dasan Tapen Gerung untuk lebih giat belajar dalam
mengembangkan kemampuannya dengan caranya sendiri.
78
4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
bahan rujukan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Bobbi De Porter & Mike Hernacki. Quantum Learning, Bandung : Kaifa, 2010 Budianingsih Asri, Belajar Dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2012 Daryanto, Belajar dan Mengajar,Bandung : Yrama Widya, 2010 Hamzah B Uno, Oreintasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara 2005 Hasil observasi awal peneliti pada tanggal 11 januari dan 27 februari 2016 di MA
NW Dasan Tapen Gerung I Wayan Pantiyasa, Metodologi Penelitian Yogyakarta: Penerbit Andi, 2013 Leni Gustiani,”Hubungan Antara Gaya Belajar (Visual, Auditory, Dan Kinestetik)
Dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas Tinggi D Isdn 03 Bengkulu”,(Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu,2014) ejournaluniversitasbengkulu diakses pada tanggal 20 mei 2016 pukul 11.00
Margono, Metodolgi Penelitian, Jakarta:Refika Aditama, 2010 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif , Jakarta: Kencanan Prenada
Group, 2010 Miftahul Huda, Model – Model Pengajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelaajar, 2013 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences, Jakarta: PT Dian
Rakyat, 2012 Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Kecerdasan Jamak (Multiple Intlegence),
Jakarta: kencana, 2013 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2014 Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Riduwan, Dasar-dasa Statistika, Bangdung: Alfabeta, 2014
80
Sahni, Implementasi Metode Beyond Center And Circles Time(Bcct)Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intterpersonal Dan Intrapersonal Anak Di Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Semai Harapan Bppaudni Mataram Tahun Pelajaran 2012-1015. Skripsi Iain Mataram 2013
Shoimatul Ula, Revolusi Belajar: Optimisasi Kecerdasan melalui Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Majemuk Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013 Slameto. Belajar dan factor – factor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2010 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2012 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian Bandung: Alfabeta, 2014 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 1998 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi,Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta,2011 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosadakarya,
2014 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010 Zuriah,Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 2005
81
LAMPIRAN
ANGKET GAYA BELAJAR VISUAL SISWA
I. Identitas siswa :
1. Nama :
2. No Absen :
3. Kelas :
II. Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah data diri anda di tempat yang telah di sediakan
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan
keadaan anda dengan memilih satu dari lima (4) pilihan yang di sediakan.
3. Pengisian angket ini bukan merupakan untuk ujian atau tes, akan tetapi sebagai
bantuan dalam kelancaran penulisan skripsi.
Keterangan :
a. SS : Sangat setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
III. Pernyataan
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Rapi
2 Teratur
3 Berbicara cepat
4 Menjawab dengan singkat
5 Pengeja yang baik
6 Lebih suka membaca daripada dibacakan
7 Mengingat jika dibantu dengan gambar
8 Lupa atas apa yang diperintahkan
9 Teliti dalam mengerjakan soal
10 Lebih senang seni lukis daripada musik
11 Lebih suka liburan kegunung ari pada ke pantai
12 Tidak terganggu oleh keributan
ANGKET KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA
I. Identitas siswa :
1. Nama :
2. No Absen :
3. Kelas :
II. Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah data diri anda di tempat yang telah di sediakan
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan
keadaan anda dengan memilih satu dari lima (4) pilihan yang di sediakan.
3. Pengisian angket ini bukan merupakan untuk ujian atau tes, akan tetapi sebagai
bantuan dalam kelancaran penulisan skripsi.
Keterangan :
a. SS : Sangat setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju
III. Pernyataan
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Teratur meluangkan waktu sendiri untuk
memikirkan berbagai masalah
2 Menghadiri kegiatan untuk lebih memahami diri
sendiri
3 Mampu menghadapi kegagalan dengan tabah
4 Memiliki hobi
5 Memiliki kesenangan
6 Memiliki tujuan dalam hidup
7 Memiliki pandangan yang realistis mengenai
kelebihan
8 Memiliki pandangan yang realistis mengenai
kelemahan
9 Memiliki keinginan yang kuat
10 Berpikir mandiri
11 Menuliskan pengalaman pribadi
12 Memiiki keinginan untuk berusaha sendiri
Jumlah
LAMPIRAN 01
Keadaan guru MA NW Dasan Tapen 2016
No Nama guru L/P Pendidikan terakhir Jabatan
Mata Pelajaran yang
Diampu
1 H. BULQINI MAHFUDZ , A.Md L D.3 Kamad Geografi
2 JAELANI,QH., S.Pd.I L S.1
Waka Kesiswaan Qur'an Hadist
3 SALEHUDIN, S.Pd L S.1 Waka Kurikulum Bahasa Inggris
4 ZAINUDDIN,QH., S.PdI L S.1 Guru Fiqih
5
KHALID AHBAB,QH., S.Pd.I
L S.1 Guru
KE NW AN/SKI
6 MULKAN, S.Pd.I L S.1 Wali Kelas XI A Bahasa arab
7 ZAENUDIN,S.Pd L S.1 Guru Bahasa Inggris
8
Ust. H. M. NURCHOLISIN, QH., S.Pd I
L S.1 Guru Nahwu/Sharaf
9 EVI PURNAWATI,S.Pd P S.1 Guru Fisika/Biologi
10
NASRAH,QH., S.Pd I P
S.1 Guru/Wali kelas XA
Aqidah Akhlaq/Nahwu
11 MARIANA, S.Pd P S.1 Guru/Bendahara
Bahasa Indonesia
12 JUNAIDI, S.Pd L S.1 Guru/KTU Ekonomi/TIK
13 SYUHADAH, S.Pd P S.1 Guru Bahasa Indonesia
14 MUHAMMAD AMIN, S.Pd L S.1 Guru
Ekonomi/ Sosiologi
15 MUKNAM, S.Pd P S.1 Guru Bahasa Inggris
16 SUDIRMAN, S.Pd L S.1 Kepala Lab Matematika/Kimia
17
RABIATUN HADAWIYAH, S.Pd
P S.1 Guru Geografi
18 TAUFIK, S.Pd L S.1 Guru/TU Matematika
19 HERNAWATI, S.Pd.I P S.1 Guru
Sejarah/Sosiologi
Keadaan sarana dan prasarana berdasarkan kondisi ruangan
MA NW Dasan Tapen Gerung Tahun 2016
No. Jenis Bangunan Jumlah Ruangan Menurut Kondisi
Baik Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
1. Ruang Kelas 7 0 0 0 2. Ruang Kepala Madrasah 1 0 0 0 3. Ruang Guru 1 0 0 0 4. Ruang Tata Usaha 1 0 0 0 5. Laboratorium Fisika 0 0 0 0 6. Laboratorium Kimia 0 0 0 0 7. Laboratorium Biologi 0 0 0 0 8. Laboratorium Komputer 1 0 0 0 9. Laboratorium Bahasa 0 0 0 0 10. Laboratorium PAI 0 0 0 0 11. Ruang Perpustakaan 0 0 0 0 12. Ruang UKS 0 0 0 0 13. Ruang Keterampilan 0 0 0 0 14. Ruang Kesenian 0 0 0 0 15. Toilet Guru 1 0 0 0 16. Toilet Siswa 3 2 0 0 17. Ruang Bimbingan
Konseling (BK) 0 0 0 0
18. Gedung Serba Guna (Aula) 0 0 0 0
20 SRI ASTINI, S.Pd.I P S.1 Guru Aqidah Akhlaq
21 ADI SUNANDAR, A.Md L D.3 Guru Seni Budaya
22 MARTINA, S.Pd P S.1 Kepala Perpus
Bahasa Indonesia
23
MUHAMMAD ZAENUL MUTTAQIN, S.Pd
L S.1 Guru Penjaskes
24 SUSI WAHYUNI, S.Pd P S.1 Guru PKWN
25 LALU HABIBULLAH L SMA TU
26 TAESIR L SMA TU
19. Ruang OSIS 0 0 0 0 20. Ruang Pramuka 1 0 0 0 21. Masjid/Mushola 1 0 0 0 22. Gedung/Ruang Olahraga 0 0 0 0 23. Rumah Dinas Guru 0 0 0 0 24. Kamar Asrama Siswa
(Putra) 1 4 0 0
25. Kamar Asrama Siswi (Putri) 2 4 0 0
26. Pos Satpam 0 0 0 0 27. Kantin 1 0 0 0
Sarana prasarana pendukung pembelajaran
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras Menurut Kondisi
Baik Rusak 1. Kursi Siswa 130 15 2. Meja Siswa 130 15 3. Loker Siswa 0 0 4. Kursi Guru di Ruang Kelas 7 0 5. Meja Guru di Ruang Kelas 7 0 6. Papan Tulis 7 0 7. Lemari di Ruang Kelas 0 0 8. Komputer/Laptop di Lab.
Komputer 10 10
9. Alat Peraga PAI 0 0 10. Alat Peraga Fisika 0 0 11. Alat Peraga Biologi 0 0 12. Alat Peraga Kimia 0 0 13. Bola Sepak 2 1 14. Bola Voli 2 1 15. Bola Basket 1 1 16. Meja Pingpong (Tenis
Meja) 1 0
17. Lapangan Sepakbola/Futsal 1 0
18. Lapangan Bulutangkis 1 0 19. Lapangan Basket 1 0 20. Lapangan Bola Voli 1 0
LAMPIRAN 02
Gambar 01
Pelaksanaan kegiatan imtaq
Gambar 02
Penanganan siswa bermasalah
Gambar 03
Pelaksanaan penelitian
1. Data keadaan siswa MA NW Dasan Tapen Gerung
Dalam proses belajar mengajar, siswa memiliki peran yang sangat penting
dalam proses pembelajaran disekolah karena siswa merupakan salah satu tolok ukur
berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar disekolah. Data keadaan siswa MA
NW Dasan Tapen Gerung dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1
Jumlah Siswa Perkelas MA NW Dasan Tapen Gerung 2016
Kelas Jumlah siswa
XA 22
XB 20
XIA 16
XIB 17
XIIA 22
XIIB 22
Jumlah 119
(sumber: KTU MA NW Dasan Tapen)
2. Data keadaan Guru dan Karyawan MA NW Dasan Tapen Gerung
Guru merupakan sebuah elemen dalam pendidikan yang sangat penting
karena guru adalah orang yang terlihat secra langsung dalam proses belajar mengajar
selain itu guru juga diharapkan bisa membimbing siswa dalam belajar. Berhasil atau
tidaknya proses pembelajaran tergantung pada peran guru, sehingga keberadaan guru
sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, tanpa adanya
guru maka proses belajar mengajar tidak akan berlangsung.
Data keadaan guru di ma nw dasan tapen gerung dapat dilihat padda tabel
berikut ini :
Tabel 5.2
Keadaan guru MA NW Dasan Tapen 2016
No Nama guru L/P Pendidikan terakhir Jabatan
Mata Pelajaran yang
Diampu
1 H. BULQINI MAHFUDZ , A.Md L D.3 Kamad Geografi
2 JAELANI,QH., S.Pd.I L S.1
Waka Kesiswaan Qur'an Hadist
3 SALEHUDIN, S.Pd L S.1 Waka Kurikulum Bahasa Inggris
4 ZAINUDDIN,QH., S.PdI L S.1 Guru Fiqih
5
KHALID AHBAB,QH., S.Pd.I
L S.1 Guru
KE NW AN/SKI
6 MULKAN, S.Pd.I L S.1 Wali Kelas XI A Bahasa arab
7 ZAENUDIN,S.Pd L S.1 Guru Bahasa Inggris
8
Ust. H. M. NURCHOLISIN, QH., S.Pd I
L S.1 Guru Nahwu/Sharaf
9 EVI PURNAWATI,S.Pd P S.1 Guru Fisika/Biologi
10
NASRAH,QH., S.Pd I P
S.1 Guru/Wali kelas XA
Aqidah Akhlaq/Nahwu
11 MARIANA, S.Pd P S.1 Guru/Bendahara
Bahasa Indonesia
12 JUNAIDI, S.Pd L S.1 Guru/KTU Ekonomi/TIK
13 SYUHADAH, S.Pd P S.1 Guru Bahasa Indonesia
14 MUHAMMAD AMIN, S.Pd L S.1 Guru
Ekonomi/ Sosiologi
15 MUKNAM, S.Pd P S.1 Guru Bahasa Inggris
16 SUDIRMAN, S.Pd L S.1 Kepala Lab Matematika/Kimia
17 RABIATUN P S.1 Guru Geografi
HADAWIYAH, S.Pd
18 TAUFIK, S.Pd L S.1 Guru/TU Matematika
19 HERNAWATI, S.Pd.I P S.1 Guru
Sejarah/Sosiologi
20 SRI ASTINI, S.Pd.I P S.1 Guru Aqidah Akhlaq
21 ADI SUNANDAR, A.Md L D.3 Guru Seni Budaya
22 MARTINA, S.Pd P S.1 Kepala Perpus
Bahasa Indonesia
23
MUHAMMAD ZAENUL MUTTAQIN, S.Pd
L S.1 Guru Penjaskes
24 SUSI WAHYUNI, S.Pd P S.1 Guru PKWN
25 LALU HABIBULLAH L SMA TU
26 TAESIR L SMA TU
3. Keadaan sarana dan perasarana MA NW Dasan Tapen Gerung
Disamping faktor guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana sangat
menunjang dalam upaya meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar. Karena
sarana dan prasarana merupakan wadah untuk melaksanakan belajar mengajar guna
untuk meningkatkan kecerdasan siswa dan mendukung cara siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di MA NW Dasan Tapen Gerung. Sekolah tersebut memiliki sarana
dan prasarana yang sudah cukup memadai. Dari hasil observasi meununjukan bahwa
jumlah gedung di MA NW Dasan Tapen Gerung masih terpelihara dengan baik akan
tetapi keadaan sarana dan prasarana didalam gedung masih kurang memadai, untuk
lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana MA NW Dasan Tapen Gerung adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.3
Keadaan sarana dan prasarana berdasarkan kondisi ruangan
MA NW Dasan Tapen Gerung Tahun 2016
No. Jenis Bangunan Jumlah Ruangan Menurut Kondisi
Baik Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
1. Ruang Kelas 7 0 0 0 2. Ruang Kepala Madrasah 1 0 0 0 3. Ruang Guru 1 0 0 0 4. Ruang Tata Usaha 1 0 0 0 5. Laboratorium Fisika 0 0 0 0 6. Laboratorium Kimia 0 0 0 0 7. Laboratorium Biologi 0 0 0 0 8. Laboratorium Komputer 1 0 0 0 9. Laboratorium Bahasa 0 0 0 0 10. Laboratorium PAI 0 0 0 0 11. Ruang Perpustakaan 0 0 0 0 12. Ruang UKS 0 0 0 0 13. Ruang Keterampilan 0 0 0 0 14. Ruang Kesenian 0 0 0 0 15. Toilet Guru 1 0 0 0 16. Toilet Siswa 3 2 0 0 17. Ruang Bimbingan
Konseling (BK) 0 0 0 0
18. Gedung Serba Guna (Aula) 0 0 0 0
19. Ruang OSIS 0 0 0 0 20. Ruang Pramuka 1 0 0 0 21. Masjid/Mushola 1 0 0 0 22. Gedung/Ruang Olahraga 0 0 0 0 23. Rumah Dinas Guru 0 0 0 0 24. Kamar Asrama Siswa
(Putra) 1 4 0 0
25. Kamar Asrama Siswi (Putri) 2 4 0 0
26. Pos Satpam 0 0 0 0 27. Kantin 1 0 0 0
Tabel 5.4
Sarana prasarana pendukung pembelajaran
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras Menurut Kondisi
Baik Rusak 1. Kursi Siswa 130 15 2. Meja Siswa 130 15 3. Loker Siswa 0 0 4. Kursi Guru di Ruang Kelas 7 0 5. Meja Guru di Ruang Kelas 7 0 6. Papan Tulis 7 0 7. Lemari di Ruang Kelas 0 0 8. Komputer/Laptop di Lab.
Komputer 10 10
9. Alat Peraga PAI 0 0 10. Alat Peraga Fisika 0 0 11. Alat Peraga Biologi 0 0 12. Alat Peraga Kimia 0 0 13. Bola Sepak 2 1 14. Bola Voli 2 1 15. Bola Basket 1 1 16. Meja Pingpong (Tenis
Meja) 1 0
17. Lapangan Sepakbola/Futsal 1 0
18. Lapangan Bulutangkis 1 0 19. Lapangan Basket 1 0 20. Lapangan Bola Voli 1 0
Tabel 5.5
Sarana Prasarana Pendukung Lainnya
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras
Menurut Kondisi Baik Rusak
1. Laptop (di luar yang ada di Lab. Komputer) 2 0
2. Komputer (di luar yang ada di Lab. 0 1
Komputer)
3. Printer 1 2 4. Televisi 1 0 5. Mesin Fotocopy 0 0 6. Mesin Fax 0 0 7. Mesin Scanner 0 0 8. LCD Proyektor 1 0 9. Layar (Screen) 1 0 10. Meja Guru & Pegawai 7 0 11. Kursi Guru & Pegawai 7 0 12. Lemari Arsip 3 0 13. Kotak Obat (P3K) 1 0 14. Brankas 1 0 15. Pengeras Suara 1 1 16. Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 0 0 17. Kendaraan Operasional (Motor) 0 0 18. Kendaraan Operasional (Mobil) 0 0 19. Mobil Ambulance 0 0 20. AC (Pendingin Ruangan) 2 0
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa jumlah gedung di MA NW Dasan
tapen gerung masih terpelihara dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancer dan efektif, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.