pengaruh kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan...

119
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU AGRESIF REMAJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Berliana Nurjannah NIM: 11140700000014 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2018 M

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP

PERILAKU AGRESIF REMAJA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh: Berliana Nurjannah

NIM: 11140700000014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/ 2018 M

Page 2: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari
Page 3: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari
Page 4: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari
Page 5: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Start where you are. Use what you have. Do what you can.

- Arthur Ashe

Karya tulis ini dipersembahkan untuk kedua orang tua saya tersayang, Mama & Papa serta keluarga dan sahabat terkasih yang selalu

mendukung saya.

Page 6: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta B) Agustus 2018 C) Berliana Nurjannah D) Pengaruh Kecerdasan Emosional, Gaya Kelekatan dan Jenis Kelamin terhadap

Perilaku Agresif Remaja E) Halaman : xiii + 74 Halaman + Lampiran F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kecerdasan

emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin terhadap perilaku agresif remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 205 remaja di SMA X Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling. Penulis memodifikasi alat ukur yang terdiri dari Buss and Perry Aggression Scale, Wong and Law Emotional Intelligence Scale, Adult Attachment Scale. Uji validitas alat ukur menggunakan teknik confirmatory factor analysis (CFA). Analisis data menggunakan teknik analisis berganda. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin terhadap agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Hasil uji hipotesis minor dari 8 variabel yaitu penilaian emosi diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan emosi, gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan jenis kelamin diketahui satu variabel memiliki pengaruh yang signifikan dengan perilaku agresif. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk orangtua agar mengajarkan anak mengenali emosinya sendiri sejak dini. Tujuannya adalah agar ketika remaja, anak mampu menjalani dan mengatasi permasalahan didunia yang lebih luas.

G) Daftar bacaan: 43 ; 7 buku + 33 jurnal + 3 web internet

Page 7: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology UIN Syarif Hidayatullah Jakarta B) August 2018 C) Berliana Nurjannah D) Effect of Emotional Intelligence, Attachment Style and Gender on Aggressive

Behavior of Adolescents E) Pages: xiii + 74 Pages + Appendix F) This study aims to determine how the influence of emotional intelligence,

attachment style and gender on adolescent aggressive behavior. This study uses a quantitative approach involving 205 adolescents at X Senior High School in East Jakarta. The sampling technique uses non-probability sampling. The author modified the measuring instrument consisting of Buss and Perry Aggression Scale, Wong and Law Emotional Intelligence Scale, Adult Attachment Scale. Test the validity of the measuring instrument using confirmatory factor analysis (CFA) technique. Data analysis uses multiple analysis techniques. Based on the results of calculations it is known that there is a significant effect of emotional intelligence, attachment style and gender on adolescent aggression in X Senior High School. The results of the minor hypothesis testing of 8 variables, namely self-emotional appraisal, other’s emotional appraisal, use of emotion, regulation of emotion, secure attachment style, anxiety attachment style, avoidance attachment style and gender, were known to have a significant effect on aggressive behavior. The author hopes that the results of this study can be used as input for parents to teach children to recognize their own emotions from an early age. The goal is that when adolescents, children are able to live and overcome problems in the wider world.

G) Refrences: 43; 7 books + 33 journal + 3 web internet

Page 8: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulilllahirabil’alamiin puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis

untuk mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan Wakil Dekan Bidang Akademik Bapak Dr. Abdul

Rahman Shaleh, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

belajar dan menyelesaikan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Netty Hartaty, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar

membimbing dan memberikan arahan kepada penulis, memberikan masukan,

kritik serta dukungan selama penyelesaian tugas akhir skripsi.

3. Ikhwan Lutfi, M.Psi selaku penasehat akademik yang telah memberikan

dukungan selama masa perkuliahan hingga terselesaikannya tugas akhir skripsi.

Page 9: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

viii

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Orang tua penulis yaitu Mama (Umayiroh) dan Papa (Sidik Pambuko) serta

Kakak Rico dan Fira yang telah memberikan pengertian, doa, dukungan dan

semangat kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir skripsi.

6. Yulikha Trista Utami, Sri Hartini, Dewi Amelia, Salsabila Nadhiifah, Zahra

Zahronah, Siti Anisa Nur Andani, Mutiarini, Chelsea Priscillya, Annisa Fadillah,

Riska Annisa Putri, Bunga Ayu, Ridwan Sandria, Achmad Afrizal, dan Januar

Romadonhy. Terima kasih yang sebesar-besarnya telah membantu, menemani dan

menyemangati penulis selama masa perkuliahan hingga penyusunan tugas skripsi.

7. Teman-teman Psikologi kelas A, Futsal Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, guru-guru dan siswa/siswi SMA X Jakarta Timur yang telah membantu

dan mendukung penulis. Mohon maaf tidak disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada orang-orang yang

membaca. Penulis menyadari dalam penulisannya masih banyak kekurangan dan

keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran

yang sangat membantu untuk perbaikan di masa mendatang. Terima kasih.

Jakarta, 19 September 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQOSYAH ........................................ iii LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v ABSTRAK .................................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1-11

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan masalah ................................................................ 7 1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................................... 7 1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 11 1.3.1 Tujuan Masalah ......................................................................................... 11 1.3.2 Manfaat Masalah ....................................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................... 12-32 2.1 Perilaku agresif .............................................................................................. 12 2.1.1 Pengertian Perilaku Agresif ...................................................................... 12 2.1.2 Bentuk-bentuk Perilaku Agresif ................................................................ 13 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif ................................ 14 2.1.4 Pengukuran Perilaku Agresif .................................................................... 18 2.2 Kecerdasan Emosional ................................................................................... 20 2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional ............................................................ 20 2.2.2 Dimensi Kecerdasan Emosional ............................................................... 21 2.2.3 Pengukuran Kecerdasan Emosional ......................................................... 23 2.3 Gaya Kelekatan .............................................................................................. 24 2.3.1 Pengertian Gaya Kelekatan ....................................................................... 24 2.3.2 Dimensi Gaya Kelekatan........................................................................... 25

Page 11: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

x

2.2.3 Pengukuran Gaya Kelekatan .................................................................... 26 2.4 Jenis Kelamin dan Perilaku Agresif ............................................................... 27 2.5 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 28 2.6 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 31 2.2.1 Hipotesis Mayor ........................................................................................ 31 2.2.2 Hipotesis Minor ......................................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 33-55 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 33 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .................................. 34 3.3 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 35 3.4 Uji Validitas Konstruk ................................................................................... 39 3.4.1 Uji Validitas Konstruk Perilaku Agresif ................................................... 40 3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosional ....................................... 42 3.4.3 Uji Validitas Konstruk Gaya Kelekatan .................................................... 47 3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA .................................... 55-66 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................................... 55 4.2 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 56 4.3 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................................ 57 4.4 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................. 59

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................................. 67-76 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 67 5.2 Diskusi ........................................................................................................... 68 5.3 Saran ................................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 75

LAMPIRAN ............................................................................................................... 79

Page 12: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skor Skala Likert ...................................................................... 36

Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Perilaku Agresif ................................................ 37

Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Kecerdasan Emosional...................................... 38

Tabel 3.4 Blue Print Alat Ukur Gaya Kelekatan ................................................. 38

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Skala Perilaku Agresif........................................ 41

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Penilaian Emosi Diri .......................................... 42

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Penilaian Emosi Orang Lain .............................. 43

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Penggunaan Emosi ............................................. 44

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Pengaturan Emosi ............................................... 46

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Gaya Kelekatan Aman ....................................... 47

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Gaya Kelekatan Cemas ...................................... 48

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Gaya Kelekatan Menghindar .............................. 50

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................... 55

Tabel 4.2 Skor Minimun, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi ..................... 56

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Perilaku Agresif berdasarkan Jenis Kelamin .............. 56

Tabel 4.4 Pedoman Interpretasi Skor .................................................................. 57

Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................. 58

Tabel 4.6 Model Summary Analisis Regresi ...................................................... 60

Tabel 4.7 Tabel Anova ........................................................................................ 60

Tabel 4.8 Koefisien Regresi ................................................................................ 61

Tabel 4.9 Model Summary Proporsi Varians Tiap IV terhadap DV ................... 64

Page 13: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 30

Page 14: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ............................................................................ 79

Lampiran 2 Surat Izin Selesai Penelitian ................................................................ 80

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 81

Lampiran 4 Diagram Analisis Faktor Konfirmatorik ............................................. 89

Lampiran 5 Output Uji Validitas ............................................................................ 94

Page 15: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Selama masa remaja, pandangan-pandangan dunia menjadi penting bagi individu.

Pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan

aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka (Santrock, 2003). Remaja lebih

banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Sebagian remaja juga melakukan

apa yang dilakukan oleh teman sebaya untuk dapat diterima dalam kelompoknya.

Salah satu perilaku yang dilakukan oleh remaja untuk dapat diterima dalam

kelompoknya adalah kekerasan.

Kekerasan merupakan masalah yang sangat baru diantara anak-anak dan

remaja. Selama beberapa tahun terakhir, tingkat kekerasan dan agresi secara drastis

telah meningkat di kalangan remaja dan dewasa muda. The National Center for

Education Statistics melaporkan bahwa 36% siswa di kelas 9 hingga kelas 12

setidaknya satu kali melakukan pertarungan fisik selama tahun 2005, yang telah

meningkat dari 33% pada tahun 2003 (Shaheen dan Jahan, 2014).

Berdasarkan data United Nations International Children’s Emergency Fund

(UNICEF) tahun 2016 diketahui bahwa 40 persen remaja yang juga merupakan

pelajar berusia 13-15 tahun mengaku pernah mengalami kekerasan oleh teman

sebaya. 75 persen siswa pernah melakukan kekerasan disekolah (Kompas.com, 2016).

Page 16: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

2

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti pada siswa/siswi SMA X di

Jakarta Timur dapat diketahui bahwa sebanyak 24 orang siswa/siswi yang ditemui

mengaku pernah menyerang orang lain yang mengganggunya, sering berdebat dengan

teman sekelasnya serta berkata kasar dengan guru atau teman. Peneliti juga

mengamati, bahwa beberapa siswa/siswi yang ditemui berkata kasar kepada guru dan

temannya.

Akhir-akhir ini media massa baik televisi ataupun media sosial seperti

instagram sering mengabarkan berita mengenai kekerasan yang dilakukan remaja.

Pada tahun 2016, kekerasan yang dilakukan oleh pelajar misalnya adalah duel ala

gladiator atau dikenal dengan istilah “bom-boman” bagi pelajar Bogor yang akhirnya

memakan korban. Kemudian di tahun 2017, duel ala gladiator kembali terjadi. Pelajar

tersebut melakukan perkelahian dengan menggunakan benda tajam dan berujung pada

kematian. Maraknya kasus kekerasan yang melibatkan pelajar sudah banyak terjadi

dan memakan korban baik korban luka atau korban jiwa. Di tahun 2018, tawuran

antarpelajar SMK terjadi di Cawang, Jakarta Timur. Dalam tawuran tersebut

mengakibatkan tewasnya seorang pelajar dan 3 pelajar lainnya mengalami luka.

Kekerasan yang dilakukan pelajar juga mengakibatkan rusaknya properti yang

ada disekeliling. Misalnya bentrokan yang terjadi antara anggota Pemuda Pancasila

dan LSM Kompak yang mengatasnamakan geng motor. Sebagian besar pelaku

kekerasan tersebut merupakan anak-anak usia remaja yang juga merupakan pelajar di

Page 17: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

3

salah satu SMA Negeri di Kota Sukabumi. Pelajar tersebut merusak sejumlah rumah

warga dan pos Ormas Pemuda Pancasila (Liputan6.com, 2017).

Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari rasa marah. Agresi

merupakan perilaku yang diketahui oleh banyak orang dan diyakini dapat merusak

remaja. Kemungkinan remaja berada pada risiko menjadi pelaku atau korban dari

agresi (Park et.al., 2017). Agresi adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti

secara fisik atau psikologis pada makhluk hidup apapun. Agresi bisa bersifat fisik

atau verbal. Agresi fisik seperti misalnya memukul, meninju, mendorong, menampar,

menendang dan lain-lain. Di sisi lain, agresi verbal yaitu seperti pelecehan,

penyebaran rumor dan lain-lain (Lone, 2017).

Penelitian mengenai perilaku agresif penting dilakukan karena menurut

Shaheen dan Jahan (2014), agresi akan menimbulkan masalah sosial yang serius di

dunia yang kompetitif dan penuh tekanan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Crick dan Grotpeter (1995) ditemukan bahwa agresi mengakibatkan risiko pada

penyesuaian sosial di kalangan remaja, dan perilaku ini lebih sering terjadi pada anak

perempuan daripada anak laki-laki (dalam Estévez, et.al., 2012).

Berdasarkan data-data tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku

agresif. Peneliti mengidentifikasi berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku

agresif. Baron dan Byrne (2005) memberikan penjelasan mengenai agresi manusia

bahwa manusia secara alamiah sudah diprogam untuk melakukan kekerasan.

Page 18: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

4

Kekerasan berasal dari kecenderungan bawaan (yang diturunkan) untuk bersikap

agresif antara satu dengan lainnya. Teori tersebut didukung oleh Sigmund Freud,

yang berpendapat bahwa semula agresi timbul karena keinginan untuk mati (death

wish/Thanatos) yang kuat. Insting ini awalnya memiliki tujuan self-destruction

namun kemudian arahnya diubah menjadi kepada orang lain. Lorenz (1966, 1974)

berpendapat bahwa agresi muncul terutama dari insting berkelahi (fighting instinct)

bawaan yang dimiliki oleh manusia dan spesies lainnya (dalam Baron dan Byrne,

2005).

Model bio-psiko-sosial yang dijelaskan oleh Schick dan Cierpka (2016)

mampu menjelaskan dan mendeskripsikan penyebab dari perilaku agresif. Kaitan

biologis dengan perilaku disosialis meliputi faktor genetik, neurobiologis dan

fisiologis (Schick dan Cierpka, 2016). Kelompok kedua terdiri dari faktor psikologis

pada tingkat kognitif, emosional dan perilaku. Kelompok ketiga termasuk pada aspek

sosial. Dimana gaya pengasuhan terdapat dalam aspek sosial dari faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku agresif yang tercantum dalam model bio-psiko-sosial.

Dari banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku agresif, penelitian ini

difokuskan pada variabel kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin.

Kecerdasan emosional termasuk pada faktor psikologis dalam model bio-psiko-sosial.

Kecerdasan emosional adalah salah satu variabel penting dan berpengaruh kepada

karakter manusia. Hal tersebut menjadi peran yang penting dalam mencapai

kesuksesan hidup (Das dan Tripathy, 2015). Kecerdasan emosional digambarkan

Page 19: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

5

sebagai kemampuan, kapasitas, keterampilan, atau merasakan kemampuan sendiri

untuk mengidentifikasi, menilai dan mengelola emosi sendiri, orang lain dan

kelompok (Jaleel dan Verghis, 2017).

Menurut Lone (2017) bahwa perkembangan kecerdasan emosional dapat

membantu mengendalikan tingkat agresi pada remaja dan masalah psikososial

lainnya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukannya dapat diketahui bahwa adanya

hubungan yang kuat antara agresi dan kecerdasan emosional. Namun tidak ditemukan

perbedaan yang signifikan pada kecerdasan emosional dan tingkat agresi antara laki-

laki dan perempuan. Tingkat kecerdasan emosional yang rendah berkorelasi dengan

beberapa penyakit mental termasuk depresi, agresi, gangguan kepribadian borderline

dan kesulitan dalam pemrosesan informasi emosional (Grewal dan Salovey, 2006;

dalam Das dan Tripathy, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Das dan Tripathy (2015) menunjukkan

bahwa kecerdasan emosi yang rendah terkait dengan tingkat agresi yang tinggi.

Namun, hasil penelitiannya tersebut tidak signifikan pada sampel perempuannya.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan

dalam sosialisasi, kognisi dan kepribadian. Semasa kecil, anak laki-laki diajarkan

untuk lebih mengekspresikan dirinya sedangkan anak perempuan lebih menunjukkan

kontrol emosinya. Oleh karena itu, laki-laki lebih mudah marah dibandingkan dengan

perempuan jika dilihat dari cara mereka menunjukkan emosinya.

Page 20: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

6

Selain kecerdasan emosional, gaya kelekatan juga mempengaruhi perilaku

agresif. Gaya kelekatan termasuk pada faktor sosial dalam model bio-psiko-sosial.

Bowlby (dalam Ooi, 2016) mendefinisikan kelekatan sebagai ikatan afektif antara

bayi dan pengasuh, biasanya ibu. Menurut Collins dan Read (1990), sistem kelekatan

adalah representasi kognitif tentang bagaimana individu berhubungan dengan orang

lain sepanjang hidupnya, serta bagaimana cara menanggapi interaksi sosial dan

membuat hubungan dengan individu (dalam Fernández dan Dufey, 2015).

Attachment atau kelekatan dengan orang tua selama masa remaja dapat berlaku

sebagai fungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh di mana remaja dapat

menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang

luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat (Santrock, 2002). Menurut Belsky

dan Cassidy (dalam Ooi, 2016), anak-anak yang memiliki kelekatan kuat dengan

orang tua cenderung tidak terlibat dalam tindakan agresif atau antisosial, tetapi lebih

cenderung pada penerimaan aturan dan peraturan.

Attachment yang kokoh atau keterkaitan dengan orang tua meningkatkan

relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga.

Dalam sebuah penelitian di mana kedekatan dengan orang tua dan teman sebaya di

ukur (Armsden dan Greenberg, 1984), remaja yang secara kokoh dekat dengan orang

tua juga dekat secara kokoh dengan teman-teman sebaya; remaja yang tidak dekat

dengan orang tua juga tidak dekat dengan teman-teman sebaya. Lekat secara aman

pada orang tua juga lekat aman dengan teman sebaya; mereka yang tidak lekat secara

Page 21: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

7

aman pada orang tua juga cenderung tidak lekat dengan aman pada teman sebaya

(dalam Santrock, 2002). Hal tersebut dikarenakan menurut Haynie & McLellan

(dalam Santrock, 2002), dunia antara orang tua dan teman-teman sebaya terkait,

bukan tidak terkoordinasi dan tidak terkait.

Selain kecerdasan emosional dan gaya kelekatan, jenis kelamin juga

mempengaruhi perilaku agresif. Penelitian awal mengenai perkembangan agresi masa

remaja dimulai pada tahun 1950-an. Penelitian pertama difokuskan terutama pada

remaja laki-laki. Asumsinya adalah bahwa anak laki-laki lebih agresif daripada anak

perempuan menurut Patterson, et.al (dalam Estévez, et.al., 2012). Anak laki-laki

secara signifikan lebih pada agresi langsung. Agresi pada anak perempuan hanya

dianggap sebagai hasil pengembangan seksual menurut Calhoun, et.al (dalam

Estévez, et.al., 2012).

Berdasarkan data-data di atas dan fenomena yang terjadi di masyarakat,

penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Gaya Kelekatan dan Jenis Kelamin terhadap Perilaku Agresif Remaja”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada perilaku agresif.

Beberapa variabel lainnya yang merupakan pengaruh terhadap perilaku agresif

Page 22: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

8

adalah kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin. Pembatasan

masalah dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Perilaku agresif yaitu perilaku yang berusaha untuk menyakiti atau melukai

orang lain, baik secara fisik atau verbal yang dapat mengakibatkan

kemarahan dan permusuhan. Buss dan Perry (1992) membagi perilaku

agresif menjadi 4 (empat) dimensi yaitu agresi fisik, agresi verbal, rasa

marah dan permusuhan.

b) Kecerdasan emosional, menurut Mayer dan Salovey (1997) bahwa

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menerima, memahami dan

mengekspresikan emosi, kemampuan untuk menggunakan dan/atau

menghasilkan perasaan, kemampuan untuk mengerti emosi dan pengetahuan

emosional, serta mengatur emosi sehingga dapat mendorong pertumbuhan

emosi dan intelektual. Dimensi yang digunakan yaitu menggunakan dimensi

yang dipaparkan oleh Wong dan Law yang berdasarkan dengan model

kecerdasan emosional Mayer dan Salovey (1997). Wong dan Law membagi

kecerdasan emosional menjadi 4 (empat) dimensi yaitu penilaian emosi diri

(self-emotional appraisal), penilaian emosi orang lain (other’s emotional

appraisal), penggunaan emosi (use of emotion), pengaturan emosi

(regulation of emotion).

c) Gaya kelekatan menurut Ainsworth adalah adalah cara individu berinteraksi

ataupun membuat hubungan dengan individu lain. Gaya kelekatan ini terbagi

menjadi tiga dimensi, yaitu gaya kelekatan aman (secure attachment style),

Page 23: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

9

gaya kelekatan cemas (anxiety attachment style) dan gaya kelekatan

menghindar (avoidance attachment style). Gaya kelekatan dalam penelitian

ini dibatasi dengan gaya kelekatan remaja dengan orang lain, teman atau

guru. Gaya kelekatan antara remaja dan orang tua tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini. Karena menurut Brown (dalam Santrock, 2012), kawan sebaya

sudah mengambil peran yang selayaknya dipegang oleh orang tua.

d) Jenis kelamin meliputi pelajar laki-laki atau pelajar perempuan.

e) Responden dalam penelitian ini adalah remaja dan dibatasi pada SMA X di

Jakarta Timur. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

pada siswa/siswi SMA X di Jakarta Timur, Peneliti melihat bahwa

siswa/siswi yang ditemui mengatakan atau mengungkapkan bahasa yang

tidak baik, suka berdebat, berkata kasar dan berteriak kepada guru atau

temannya. Hal tersebut didukung oleh survei yang dilakukan oleh peneliti,

bahwa siswa/siswi juga mengaku pernah berdebat dengan teman sekelasnya,

menyerang orang lain yang berusaha mengganggunya dan berkata kasar

kepada teman.

1.2.2. Perumusan Masalah

1) Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin

terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur?

2) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional beserta dimensi penilaian emosi

diri (self-emotional appraisal) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X

Jakarta Timur?

Page 24: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

10

3) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional beserta dimensi penilaian emosi

orang lain (other’s emotional appraisal) terhadap perilaku agresif remaja di

SMA X Jakarta Timur?

4) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional beserta dimensi penggunaan

emosi (use of emotion) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta

Timur?

5) Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional beserta dimensi pengaturan

emosi (regulation of emotion) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X

Jakarta Timur?

6) Seberapa besar pengaruh gaya kelekatan beserta dimensi gaya kelekatan aman

(secure attachment) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur?

7) Seberapa besar pengaruh gaya kelekatan beserta dimensi gaya kelekatan cemas

(anxiety attachment) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur?

8) Seberapa besar pengaruh gaya kelekatan beserta dimensi gaya kelekatan

menghindar (avoidance attachment) terhadap perilaku agresif remaja di SMA X

Jakarta Timur?

9) Seberapa besar pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur?

10) Variabel mana yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur?

Page 25: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dari uraian yang telah dijelaskan, peneliti akan mengungkap tujuan dari

penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh

kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin terhadap perilaku

agresif beserta dimensi-dimensinya.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu psikologi terutama terkait pada psikologi perkembangan.

2) Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat dan menjadi bahan

informasi mengenai perilaku agresif serta dapat dijadikan penerapan bagi

orang tua dan anak untuk membangun kelekatan yang baik dan kecerdasan

emosional pada anak guna menghindari perilaku yang tidak diinginkan seperti

perilaku agresif.

Page 26: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Perilaku Agresif

2.2.1. Pengertian Perilaku Agresif

Agresi yang dilakukan oleh satu individu terhadap individu lain bukanlah fenomena

yang baru. Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku agresif selalu menjadi

perbincangan. Anderson dan Bushman (2002) mengemukakan mengenai agresi

bahwa agresi adalah setiap perilaku yang diarahkan pada individu lain secara

langsung dengan maksud menyakiti.

Reyna, et.al (2011) berpendapat bahwa agresi termasuk dalam sifat kepribadian

yang berhubungan dengan perilaku antisosial. Shahzad, et.al (2013) menambahkan

bahwa agresi merupakan perilaku yang memunculkan masalah tertentu bagi diri

sendiri dan juga orang lain yang berhubungan langsung dengan emosi untuk

menentukan sifat individu.

Menurut pandangan Shaheen dan Jahan (2014), agresi adalah perilaku yang

terjadi antara anggota spesies yang sama dengan maksud menghina, menyakiti, atau

membahayakan, perilaku antisosial yang menyebabkan depresi, kecemasan, disosiasi,

dan trauma lainnya terkait gejala serta masalah regulasi emosi. Dalam psikologi

sosial, agresi yang dikemukakan oleh Myers (2014) diartikan sebagai perilaku fisik

atau verbal yang bermaksud untuk menyakiti seseorang. Buss dan Perry membagi

Page 27: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

13

perilaku agresif menjadi empat bentuk yaitu agresi fisik, agresi verbal, rasa marah

dan permusuhan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, penelitian ini akan menggunakan

pengertian yang dijelaskan oleh penulis yang berdasarkan pada teori Buss dan Perry

(1992) bahwa agresi adalah perilaku yang berusaha untuk menyakiti atau melukai

orang lain, baik secara fisik atau verbal yang dapat mengakibatkan kemarahan dan

permusuhan.

2.2.2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif

Buss dan Perry (1992) mengelompokkan bentuk-bentuk agresi kedalam 4 (empat)

bentuk, yaitu sebagai berikut:

1) Agresi Fisik (Physical Aggression)

Agresi fisik merupakan komponen dari perilaku motorik berupa kekerasan

fisik yang tujuannya adalah menyakiti atau merugikan orang lain. Misalnya

menyerang dan memukul.

2) Agresi Verbal (Verbal Aggression)

Agresi verbal merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti

orang lain hanya saja melalui verbalisasi misalnya perdebatan dalam setiap

percakapan, sering berteriak dalam argumen, dan menggunakan bahasa yang

kasar.

3) Rasa Marah (Anger)

Rasa marah mewakili komponen emosional atau afektif dari tingkah laku yang

melibatkan gairah fisiologis dan kesiapan untuk bersikap agresi. Analisis

Page 28: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

14

korelasional menunjukkan bahwa kemarahan adalah awal mula terjadinya

agresi fisik, agresi verbal dan permusuhan.

4) Permusuhan (Hostility)

Permusuhan mewakili komponen kognitif yang terdiri dari perasaan benci dan

merasakan ketidakadilan.

Myers (2014) membagi agresi dalam dua jenis, yaitu:

1) Hostile aggression atau agresi rasa benci. Agresi tersebut berasal dari

kemarahan dan tujuannya adalah untuk melukai.

2) Instrumental aggression atau agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain.

Agresi tersebut juga memiliki tujuan untuk melukai, tetapi hanya sebagai alat

untuk mencapai tujuan lainnya.

Dalam penelitian ini, bentuk-bentuk perilaku agresif yang akan di ukur adalah

bentuk-bentuk perilaku agresif yang dijelaskan oleh Buss dan Perry (1992) yaitu

agresi fisik (physical aggression), agresi verbal (verbal aggression), rasa marah

(anger), permusuhan (hostility).

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif

Schick & Cierpka (2016) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

agresif yang dibentuk dalam model “Bio, Psiko, Sosial”. Model ini mampu

menjelaskan dan mendeskripsikan penyebab dari perilaku agresif. Model tersebut

terdiri dari tiga hal yaitu:

1. Biologis

Page 29: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

15

Kaitan biologis dengan perilaku disosialis meliputi tiga hal yaitu faktor genetik,

neurobiologis dan fisiologis. Studi yang ada yaitu mengenai perbedaan jenis

kelamin. Berdasarkan temuan dapat dijelaskan Harris (dalam Baron dan Byrne,

2005) yang mengemukakan bahwa pria melaporkan lebih banyak melakukan

perilaku agresif daripada wanita. Pria secara umum lebih cenderung daripada

wanita untuk melakukan perilaku agresif dan menjadi target dari perilaku

tersebut. Betancourt dan Miller (dalam Baron dan Byrne, 2005) juga menyatakan

bahwa pria secara signifikan lebih cenderung daripada wanita untuk melakukan

agresi terhadap orang lain ketika orang lain tersebut tidak memprovokasi mereka

dalam cara apapun.

Dalam situasi-situasi di mana provokasi memang terjadi, dan terutama ketika

provokasinya intens, wanita sama agresifnya dengan pria. Hal ini dijelaskan oleh

Dodge (dalam Das dan Tripathy, 2015) bahwa anak laki-laki yang agresif

memiliki keterampilan pemecahan masalah yang buruk. Remaja laki-laki sering

salah dalam menafsirkan perilaku anak lain dan mengganggap permusuhan.

Remaja laki-laki sulit untuk menemukan solusi terhadap konflik tanpa adanya

agresi.

2. Psikologis

Kelompok ini terdiri dari faktor psikologis yang didalamnya terdapat tingkat

kognitif (misalnya, intelegensi), emosi (misalnya, reaktivitas emosi, empati),

proses informasi sosial, dan perilaku (misalnya, impulse control). Studi yang ada

yaitu mengenai kecerdasan emosional. Berdasarkan temuan, tingginya tingkat

Page 30: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

16

kecerdasan emosional telah berkorelasi dengan banyak manfaat dan hasil yang

positif. Keuntungannya adalah tingkat kebahagiaan, kesehatan, kesejahteraan

yang tinggi, kinerja akademik yang baik dan meningkatnya kemampuan untuk

mengatasi perubahan (Qualter et. al., 2007; dalam Das dan Tripathy, 2015).

Remaja yang memiliki kemampuan emosional yang lebih maju menunjukkan

tekanan yang rendah, lebih sedikit memiliki tanda-tanda agresi, dan menunjukkan

kemungkinan keterlibatan yang lebih kecil pada obat-obatan dan alkohol (Qualter

et. al., 2007; dalam Das dan Tripathy, 2015).

3. Sosial

Rekan atau teman sebaya termasuk faktor penyebab dari segi sosial misalnya,

melalui modelling atau melalui pemodelan. Sosial erat kaitannya dengan orang

tua atau keluarga misalnya, gaya pengajaran. Berdasarkan temuan, faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku agresif yang termasuk pada faktor sosial

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Gaya Kelekatan

Gaya kelekatan diketahui dapat mempengaruhi perilaku agresi. Menurut teori

yang dikembangkan oleh Bowlby, kelekatan yang tidak aman signifikan

dengan faktor pengaruh yang mengurangi ketahanan stress dan memicu

masalah emosional dan penyesuaian yang buruk pada individu (Amani, 2016).

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bloodworth diketahui bahwa

individu yang memiliki hubungan positif atau memiliki gaya kelekatan aman

maka individu tersebut memiliki pengaruh agresif yang lebih rendah.

Page 31: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

17

2) Pola asuh orang tua

Hasil utama dari penelitian Cruz, Linares dan Arias (2014) menunjukkan

bahwa pola asuh orang tua yang otoriter diketahui memiliki perilaku yang

lebih agresif dan bermusuhan dengan teman sebaya, dibandingkan dengan

pengasuhan authoritative atau indulgent. Pendisiplinan yang ketat secara

positif terkait dengan berbagai bentuk agresivitas.

3) Konformitas

Menurut Baron dan Byrne (2005) konformitas adalah suatu jenis pengaruh

sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai

dengan norma sosial yang ada. Salah satu alasan mengapa seseorang

melakukan konformitas adalah agar disukai orang lain atau paling tidak

menghindari penolakan dari orang lain.

Perilaku agresif dapat dipengaruhi oleh konformitas. Menurut

penelitian Saputri (2015) bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

konformitas dengan perilaku agresi pada remaja. Hal tersebut berarti

konformitas yang tinggi mempengaruhi terbentuknya perilaku agresi yang

tinggi, demikian sebaliknya yaitu konformitas yang rendah berpengaruh pula

pada terbentuknya perilaku agresi yang rendah.

4) Komunikasi Keluarga

Beberapa bukti menunjukkan bahwa keluarga memainkan peran penting dalam

perkembangan tingkah laku nakal remaja. Keluarga berfungsi sebagai agen

sosialisasi yang efektif. Sejak hari pertama kehidupan anak proses sosialisasi

Page 32: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

18

dimulai, dan orang tua merupakan sumber utama dalam proses tersebut (Moitra

dan Mukherjee, 2009).

Avdic dan Buyukdurmus (2015) juga mengemukakan bahwa

komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting yang mempengaruhi

kesehatan mental anak di masa mendatang. Cohn, et.al. (dalam Tasic et.al.,

1997) juga mempercayai bahwa hubungan orang tua dan anak yang baik

mengurangi dampak krisis perkembangan dan memberi manfaat pada

perkembangan mental yang positif pada anak. sehingga anak terhindar dari

perilaku yang tidak dingginkan seperti perilaku agresif.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif

menggunakan teori Schick dan Cierpka (2016) mengenai bio-psiko-sosial dan

dibatasi hanya pada psikologis dan sosial. Kecerdasan emosional termasuk

pada kelompok psikologis dan gaya kelekatan termasuk pada kelompok sosial.

2.2.4. Pengukuran Perilaku Agresif

Terdapat instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku agresif

diantaranya yaitu:

1) Buss Perry Aggression Questionnaire

Buss Perry Aggression Questionnaire diciptakan oleh Arnold H. Buss dan Mark

Perry (1992) yang terdiri dari empat sub yaitu agresi fisik (physical aggression),

agresi verbal (verbal aggression), rasa marah (anger) dan permusuhan (hostility).

Kuesioner ini terdiri dari 29 item. 9 (Sembilan) item untuk mengukur agresi fisik

(physical aggression), 5 (lima) item untuk mengukur agresi verbal (verbal

Page 33: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

19

aggression), 7 (tujuh) item untuk mengukur rasa marah (anger) dan 8 (delapan)

item untuk mengukur permusuhan (hostility).

2) The Brief Aggression Questionnaire

Alat ukur ini merupakan versi singkat dari The Buss–Perry Aggression

Questionnaire yang dikembangkan oleh Webster et. al. (2013). The Brief

Aggression Questionnaire terdiri dari 12 item yang terbentuk dalam skala likert 6

poin. Terdiri dari 4 skala yaitu agresi fisik (3 item), agresi verbal (3 item), rasa

marah (3 item), permusuhan (3 item).

3) The Reactive–Proactive Aggression Questionnaire (2006)

Alat ukur ini merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Raine et. al. (2006).

The Reactive–Proactive Aggression Questionnaire (RPQ) merupakan ukuran

laporan diri yang membedakan antara agresi reaktif dan proaktif. RPQ terdiri dari

23 item yang dinilai pada skala ordinal 3 poin (0 = tidak pernah, 1 = kadang-

kadang, 2 = sering). 11 item mengukur agresi reaktif dan 12 item lainnya

mengukur agresi proaktif.

Berdasarkan alat ukur yang telah dikemukakan tersebut, penelitian ini

menggunakan alat ukur Buss Perry Aggression Questionnaire yang dikembangkan

oleh Arnold H. Buss dan Mark Perry (1992). Alat ukur ini mengukur berbagai

komponen dari agresi yaitu agresi fisik (physical aggression), agresi verbal (verbal

aggression), rasa marah (anger) dan permusuhan (hostility).

Page 34: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

20

2.2. Kecerdasan Emosional

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Mayer dan Salovey (1997) dalam artikel yang berjudul “emotional development and

emotional intelligence” menjelaskan bahwa:

“Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and

express emotion; the ability to access and/or generate feelings when they

facilitate thought; the ability to understand emotion and emotional knowledge;

and the ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual

growth”.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk menerima, memahami dan

mengekspresikan emosi, kemampuan untuk menggunakan dan/atau menghasilkan

perasaan, kemampuan untuk mengerti emosi dan pengetahuan emosional, serta

mengatur emosi sehingga dapat mendorong pertumbuhan emosi dan intelektual.

Yoney (2001) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional didefinisikan sebagai

keterampilan pada diri sendiri yang mencirikan seseorang kaya akan kepribadian.

Kecerdasan emosional adalah mengetahui apa yang dirasakan, mampu mengelola

perasaan tanpa membiarkan mengambil kendali, mampu memotivasi diri sendiri,

tampil maksimal dan menjadi kreatif, mampu mengenali apa yang orang lain rasakan

dan penanganan hubungan yang efektif. Kecerdasan emosional mencakup

kemampuan non-kognitif dan menentukan kemampuan seseorang untuk mengatasi

tuntutan dan tekanan lingkungan. Wong dan Law menyatakan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan untuk dapat memahami dan mengekspresikan emosi

Page 35: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

21

diri sendiri, memahami dan merasakan perasaan emosi orang disekitarnya serta

mengatur dan menggunakan emosi untuk mengarahkan individu dalam beraktivitas

dan bekerja.

Penelitian ini menggunakan pengertian yang diungkapkan oleh Mayer dan

Salovey (1997) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan

untuk menerima, memahami dan mengekspresikan emosi, kemampuan untuk

menggunakan dan/atau menghasilkan perasaan, kemampuan untuk mengerti emosi

dan pengetahuan emosional, serta mengatur emosi sehingga dapat mendorong

pertumbuhan emosi dan intelektual.

2.2.2. Dimensi Kecerdasan Emosional

Mayer dan Salovey (1997) mengungkapkan model kecerdasan emosi yang dibagi

dalam 4 (empat) cabang yaitu sebagai berikut:

1. Mempersepsikan, merasakan, dan mengekspresikan emosi (perception,

appraisal, and expression of emotions)

Persepsi emosi mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi dan

membedakan emosi dalam diri sendiri dan orang lain. Aspek dasar dari

kemampuan ini adalah mengidentifikasi emosi dalam kondisi fisik (termasuk

ekspresi tubuh) dan pikiran.

2. Fasilitasi emosi dalam berpikir (emotional filitation of thinking)

Penggunaan emosi untuk memfasilitasi pemikiran mengacu pada emosi yang

memanfaatkan aktifitas kognitif seperti penalaran, pemecahan masalah dan

Page 36: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

22

komunikasi interpersonal. Kemampuan ini mengarahkan informasi mengenai

lingkungan atau orang lain.

3. Mengerti dan menganalisis emosi (understanding and analyzing emotions)

Memahami dan menganalisis emosi mencakup pemahaman tentang bahasa

dan makna emosi.

4. Regulasi emosi (reflective regulation of emotions)

Perumusan emosi yang reflektif mencakup kemampuan untuk mencegah,

mengurangi, meningkatkan, atau memodifikasi respon emosional pada diri

sendiri dan orang lain.

Wong dan Law (dalam Sulaiman dan Noor, 2015) mengungkapkan empat dimensi

dari kecerdasan emosional yang didasarkan pada model kecerdasan emosional Mayer

dan Salovey (1997) yaitu sebagai berikut:

1. Penilaian emosi diri (self-emotional appraisal)

Penilaian emosi diri (self-emotional appraisal) menjelaskan mengenai

kemampuan individu untuk mengerti emosi pada dirinya sendiri.

2. Penilaian emosi orang lain (other’s emotional appraisal)

Penilaian emosi orang lain (other’s emotional appraisal) menjelaskan

mengenai kemampuan seseorang untuk mengenali dan memahami emosi

orang lain.

3. Pengaturan emosi (regulation of emotion)

Pengaturan emosi (regulation of emotion) menjelaskan kemampuan individu

untuk mengatur emosinya.

Page 37: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

23

4. Penggunaan emosi (use of emotion)

Penggunaan emosi (use of emotion) menjelaskan mengenai kecenderungan

individu memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kinerja.

Penelitian ini menggunakan dimensi yang dijelaskan oleh Wong dan

Law yang berdasarkan pada model kecerdasan emosional dari Mayer dan

Salovey (1997). 4 (empat) dimensi tersebut adalah penilaian emosi diri (self-

emotional appraisal), penilaian emosi orang lain (other’s emotional

appraisal), pengaturan emosi (regulation of emotion), penggunaan emosi (use

of emotion).

2.2.3. Pengukuran Kecerdasan Emosional

Berikut ini merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan

emosional, yaitu:

1. Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT)

MSCEIT merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Mayer, Pater Salovey

dan Caruso pada tahun 2002. MSCEIT diukur dengan skala likert mulai dari 1

= sangat tidak akurat hingga 5 = sangat akurat.

2. Self-Related Emotional Intellegence Scale (SREIS)

Alat ukur ini mengacu pada Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence

Test (MSCEIT) yang dikembangkan oleh Marc A Brackett., Susan E. Rivers,

Sara Shiffman, Nicole Lerner dan Peter Salovey (2006). SREIS

dikembangkan pada tahun 2004 kemudian versi revisi dikemukakan pada

Page 38: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

24

tahun 2006. SREIS terdiri dari 19 item dengan skala likert 5 poin mulai dari 1

= sangat tidak akurat hingga 5 = sangat akurat.

3. Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS)

Alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) merupakan

alat ukur yang dikembangkan oleh Wong dan Law. Terdiri dari 16 item dan 5

poin skala likert yaitu 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.

Pada penelitian ini, alat ukur yang akan digunakan adalah Wong and

Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) yang dikembangkan oleh Wong

dan Law (dalam Sulaiman dan Noor, 2015). Wong and Law Emotional

Intelligence Scale (WLEIS) mengukur empat dimensi kecerdasan emosional

yaitu penilaian emosi diri (self-emotional appraisal), penilaian emosi orang

lain (other’s emotional appraisal), pengaturan emosi (regulation of emotion),

penggunaan emosi (use of emotion).

2.3. Gaya Kelekatan

2.3.1. Pengertian Gaya Kelekatan

Setiap manusia memiliki gaya kelekatan yang berbeda-beda. Ervika (2005)

mengatakan bahwa kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang

bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti

khusus, dalam hal ini biasanya hubungan yang ditunjukkan pada ibu atau

pengasuhnya. Hubungan yang dibina bersifat timbal balik, bertahan cukup lama dan

memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak.

Page 39: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

25

Collins, Ford, Guichard dan Allard (2006) mendifinisikan bahwa gaya

kelekatan adalah suatu konsep yang berhubungan dengan pola pikir, perasaan, dan

perilaku dalam suatu hubungan dekat, dan diduga dapat mencerminkan perbedaan

pada internal working model yang dimiliki. Gaya kelekatan menurut Ainsworth

(dalam Akhtar, 2012) adalah cara individu berinteraksi ataupun membuat hubungan

dengan individu lain. Gaya kelekatan ini terbagi menjadi tiga, yaitu gaya kelekatan

aman (secure attachment), cemas (anxiety attachment) dan menghindar (avoidance

attachment). Kelekatan merupakan suatu ikatan emosional yang kuat dan mempunyai

arti khusus dalam kehidupannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengertian gaya kelekatan yang

dikemukakan oleh Ainsworth (dalam Akhtar, 2012) bahwa gaya kelekatan adalah

cara individu berinteraksi ataupun membuat hubungan dengan individu lain.

2.3.2. Dimensi Gaya Kelekatan

Ainsworth (dalam Akhtar, 2012) menjelaskan tiga dimensi dari gaya kelekatan, yaitu:

1. Gaya kelekatan aman (secure attachment)

Individu dengan gaya kelekatan aman memiliki kepercayaan terhadap orang

lain, merasa nyaman dengan saling bergantung satu sama lain. Mereka merasa

nyaman bergantung dan menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain.

Individu yang memiliki gaya kelekatan aman akan menerima orang lain yang

mendekat dan menjaga agar hubungannya tetap berlangsung lama. Individu

Page 40: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

26

tersebut juga merupakan seseorang yang berperilaku hangat terhadap orang

tuanya dan orang lain.

2. Gaya kelekatan cemas (anxiety attachment)

Individu yang memiliki gaya kelekatan cemas berpikir bahwa orang lain tidak

ingin membuat hubungan dekat dengannya. Individu merasa takut akan

penolakan dalam sebuah hubungan. Hubungan yang dijalani berdasarkan rasa

takut dan hubungannya berlangsung singkat.

3. Gaya kelekatan menghindar (avoidance attachment)

Individu dengan gaya kelekatan menghindar memiliki ketidaknyamanan

berada dekat dengan orang lain. Individu tersebut sulit percaya dengan orang

lain dan tidak bisa membiarkan dirinya bergantung pada orang lain. Individu

juga merasa gugup apabila orang lain ingin menjalin hubungan dekat

dengannya.

2.3.3. Pengukuran Gaya Kelekatan

Berikut ini merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur gaya

kelekatan, yaitu:

1. The Relationship questionnaire (RQ) merupakan alat ukur gaya kelekatan

dewasa. Alat ukur ini disusun berdasarkan tiga dimensi yang dikembangkan

oleh Hazan dan Shaver (1987) dan menambah satu dimensi, yaitu dismissing

avoidant.

2. Adult Attachment Scale (AAS) merupakan alat ukur yang dikembangkan pada

tahun 1990 berdasarkan teori Hazen dan Shaver (1987) dan Levy dan Davis

Page 41: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

27

(1988). AAS terdiri dari tiga bentuk gaya kelekatan dan terdiri dari 18 item

yang masing-masing bentuknya memiliki 6 item. Skala terdiri dari 1 hingga 5

(1 = tidak sangat sesuai dengan saya, 5 = sangat sesuai dengan saya).

Pada penelitian ini, alat ukur yang akan digunakan adalah Adult

Attachment Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Collins dan Read (1990)

dan didasarkan pada teori Hazen dan Shaver (1987) dan Levy dan Davis

(1988). Terdiri dari 3 (tiga) gaya kelekatan. Gaya kelekatan aman

menggambarkan skor yang tinggi pada subskala tertutup dan bergantung, skor

rendah pada subskala cemas. Gaya kelekatan cemas menggambarkan skor

tinggi pada subskala cemas, skor sedang berada pada subskala tertutup dan

bergantung. Gaya kelekatan menghindar menggambarkan rendahnya subskala

tertutup, bergantung dan cemas.

2.4. Jenis Kelamin dan Perilaku Agresif

Bjorkqvist (1994) mengungkapkan bahwa perempuan kurang terlibat dalam

permusuhan dan konflik dibandingkan dengan laki-laki. Dijelaskan dalam Baron

dan Byrne (2005) bahwa laki-laki lebih cenderung terlibat pada agresi langsung

daripada perempuan. Maksud dari agresi langsung yaitu tindakan yang ditujukan

secara langsung pada target dan yang secara jelas datang dari aggressor

(misalnya, kekerasan fisik, mendorong, menampik, melempar sesuatu pada

orang lain, berteriak, mengejek).

Baron dan Byrne (2005) menambahkan bahwa perempuan lebih cenderung

daripada laki-laki untuk terlibat dalam berbagai bentuk agresi tidak langsung.

Page 42: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

28

Tindakan tersebut seperti misalnya menyebarkan rumor mengenai target,

bergosip dibelakang target tersebut, memberi tahu orang lain untuk tidak

berhubungan dengan target, mengarang cerita sehingga target mendapat masalah,

dan lain-lain.

2.5. Kerangka Berfikir

Perilaku agresif merupakan perilaku yang dapat melukai atau menyakiti

orang lain dengan sengaja atau tidak disengaja. Bentuk dari agresi ini tidak

hanya menyakiti secara fisik saja, tetapi agresi bisa berbentuk verbal. Perilaku

agresi yang dilakukan oleh remaja bisa dikarenakan maksud dan tujuan tertentu.

Misalnya karena ingin diakui oleh lingkungannya atau ingin mendapatkan

sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif tidak hanya faktor

internal tetapi juga terdapat faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

misalnya tingkat kognitif, emosi, perilaku dan proses informasi sosial. Agresi

berhubungan langsung dengan emosi. Hal tersebut merupakan faktor penting

yang menentukan sifat individu. Menurut Patrick, Bradely dan Lang (dalam

Shahzad, Begum dan Khan, 2013) bahwa agresi berkaitan dengan

ketidakseimbangan mekanisme saraf yang mengatur emosi.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Johnston (dalam Shahzad, Begum

dan Khan, 2013) untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional dan

Page 43: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

29

agresi remaja. Bahwa ditemukan korelasi yang negatif antara kecerdasan

emosional dan agresi. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa stress

management atau stress intrapersonal adalah prediktor signifikan dari agresi

fisik.

Orang yang memiliki kecerdasan emosional tingkat tinggi mengenal diri

atau memiliki self emotional appraisal yang baik dan juga mampu merasakan

emosi orang lain. Mereka ramah, tangguh, dan optimis. Sebaliknya, agresi dapat

merusak tingkat pribadi dan sosial karena individu yang agresif mengalami

kesulitan dalam menafsirkan situasi akibatnya mereka melakukan kekerasan atau

merasa terisolasi (Jaleel dan Verghis, 2017).

Para peneliti telah menemukan bahwa para siswa yang memiliki

kecenderungan agresif yang rendah diketahui memiliki kemampuan yang lebih

besar untuk membedakan emosinya, lebih banyak kemampuan untuk

memperbaiki emosi negatif dan mendapat nilai tinggi pada kesehatan mental

(Shahzad, Begum dan Khan, 2013).

Selain kecerdasan emosional, gaya kelekatan disini juga mempengaruhi

perilaku agresif. Gaya kelekatan bisa menjadi prediktor yang signifikan terhadap

perilaku agresif. Gaya kelekatan aman (secure attachment style) memiliki self

esteem yang tinggi dan positif terhadap orang lain, sehingga ia mencari

kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan. Dibandingkan

Page 44: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

30

dengan gaya kelekatan menghindar (avoidant) dan cemas (ambivalent), individu

dengan gaya kelekatan aman lebih tidak mudah marah, lebih tidak

mengatribusikan keinginan bermusuhan pada orang lain, dan mengharapkan

hasil yang positif dan konstruktif dari konflik (Mikulincer, 1998; dalam Baron

dan Byrne, 2005).

Perbedaan jenis kelamin diketahui memiliki pengaruh terhadap perilaku

agresif. Hasil temuan John Archer yang dikutip oleh Myers (2014)

mengungkapkan bahwa wanita nampaknya lebih banyak melakukan tindakan

agresi verbal yang tidak langsung, seperti menyebarkan gosip kejahatan. Namun,

pada semua bagian di dunia dan pada semua usia, pria lebih sering melukai

orang lain dengan agresi fisik. Berikut merupakan ilustrasi kerangka berpikir

penelitian.

2.1 Gambar Kerangka Berpikir

Page 45: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

31

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1. Hipotesis Mayor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional (penilaian emosi

diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan

emosi), gaya kelekatan (gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas,

gaya kelekatan menghindar) dan jenis kelamin terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

2.6.2. Hipotesis Minor

H1.1: Ada pengaruh yang signifikan dimensi penilaian emosi diri (self

emotions appraisal) dari variabel kecerdasan emosional terhadap

perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.2: Ada pengaruh yang signifikan dimensi penilaian emosi orang lain

(others emotion appraisal) dari variabel kecerdasan emosional

terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.3: Ada pengaruh yang signifikan dimensi penggunaan emosi (us of

emotion) dari variabel kecerdasan emosional terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.4: Ada pengaruh yang signifikan dimensi pengaturan emosi (regulation of

emotion) dari variabel kecerdasan emosional terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur.

Page 46: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

32

H1.5: Ada pengaruh yang signifikan dimensi gaya kelekatan aman (secure

attachment) dari variabel gaya kelekatan terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.6: Ada pengaruh yang signifikan dimensi gaya kelekatan cemas (anxiety

attachment) dari variabel gaya kelekatan terhadap perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.7: Ada pengaruh yang signifikan dimensi gaya kelekatan menghindar

(avoidance attachment) dari variabel gaya kelekatan terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

H1.8: Ada pengaruh yang signifikan dimensi jenis kelamin terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

Page 47: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang dijadikan penelitian adalah siswa/siswi SMA X

Jakarta Timur tahun ajaran 2018/2019 yaitu berjumlah 350 orang. Sampel penelitian

yang digunakan yaitu remaja yang juga merupakan siswa/siswi kelas X (sepuluh), XI

(sebelas) di SMA X Jakarta Timur berjumlah 205 orang. Alasan pemilihan sampel

karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa/siswi di

SMA X Jakarta Timur diketahui melakukan agresi verbal kepada teman ataupun

gurunya. Siswa/siswi juga melakukan agresi fisik seperti mendorong temannya. Hal

tersebut didukung oleh pengakuan siswa/siswi yang mengaku pernah berdebat dan

berkata kasar kepada temannya, serta menyerang orang lain yang berusaha

mengganggunya. Kriteria dari sampel yang akan digunakan adalah siswa/siswi yang

bersedia menjadi sampel penelitian ini.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu non-probability

sampling atau proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu sampel yang

ditetapkan secara kebetulan atau tidak sengaja oleh peneliti dan sesuai dengan

Page 48: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

34

karakteristik. Kriteria pemilihan sampel yaitu siswa/siswi yang bersedia mengisi

kuesioner dan diketahui melakukan agresi dengan teman atau gurunya.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu:

Perilaku agresif sebagai dependent variable (DV), sedangkan variabel penilaian

emosi diri (self-emotional appraisal), penilaian emosi orang lain (other’s emotional

appraisal), penggunaan emosi (use of emotion), pengaturan emosi (regulation of

emotion), gaya kelekatan aman (secure attachment), gaya kelekatan cemas (anxiety

attachment), gaya kelekatan menghindar (avoidance attachment) dan jenis kelamin

sebagai independent variable (IV). Adapun definisi operasional variabelnya yaitu:

1. Perilaku agresif: perilaku yang dilakukan oleh seseorang, tujuannya adalah

untuk menyakiti atau melukai orang lain baik berupa fisik (memukul,

menendang, mencakar, mencubit, menghancurkan benda-benda) atau melalui

perkataan (menghina, memarahi, menjelekkan, berkata kasar, memaki, suka

berdebat).

2. Kecerdasan emosional: kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan orang lain,

kemampuan mengendalikan diri sendiri, agar mampu beradaptasi dengan

lingkungan.

Page 49: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

35

a) Penilaian emosi diri (self-emotional appraisal): kemampuan seseorang

untuk mengerti dan mengetahui emosi dirinya sendiri.

b) Penilaian emosi orang lain (other’s emotional appraisal): kemampuan

seseorang untuk mengenali dan memahami emosi orang lain.

c) Penggunaan emosi (use of emotion): kecenderungan individu untuk

menggerakkan dirinya untuk meningkatkan kinerja.

d) Pengaturan emosi (regulation of emotion): kemampuan seseorang untuk

mengendalikan dan mengatur emosinya.

3. Gaya kelekatan: bentuk hubungan yang dibuat oleh individu dengan individu

lain.

a) Gaya kelekatan aman (secure attachment): memiliki rasa percaya terhadap

orang lain, merasa nyaman dengan orang lain, menjalin hubungan yang

dekat dengan orang lain.

b) Gaya kelekatan cemas (anxiety attachment): memiliki kekhawatiran ketika

dekat dengan orang lain karena merasa takut akan penolakan.

c) Gaya kelekatan menghindar (avoidance attachment): merasa tidak nyaman

berada dekat dengan orang lain dan merasa gugup apabila orang lain ingin

menjalin hubungan dekat dengannya.

4. Jenis Kelamin: meliputi pelajar laki-laki atau pelajar perempuan.

3.3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

Page 50: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

36

a) Biodata yang harus diisi oleh subjek penelitian. Isian ini berisi pertanyaan

mengenai subjek penelitian, seperti jenis kelamin dan usia.

b) Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa skala Likert yang telah

diadaptasi dan modifikasi. Penelitian ini menggunakan empat alternatif pilihan

jawaban, dimana jawaban netral atau skala 3 dihilangkan agar subjek penelitian

mampu memilih respon negatif atau positif yang tersedia. Subjek diminta untuk

menyatakan kesesuaian atau tidak kesesuaian subjek terhadap isi pernyataan. Cara

menjawabnya adalah dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu

alternatif jawaban dan tidak ada jawaban benar atau salah.

c) Metode skoring yang digunakan adalah: (1) item favorable mempunyai angka

skor sebagai berikut: sangat tidak sesuai = 1, tidak sesuai = 2, sesuai = 3, sangat

sesuai = 4. (2) item unfavorable sebagai berikut: sangat sesuai = 1, sesuai = 2,

tidak sesuai = 3, sangat tidak sesuai = 4. Berikut penjelasannya berdasarkan tabel

3.1.

Tabel 3.1 Tabel Skor skala likert

Skala Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sangat Sesuai

Favorable 1 2 3 4 Unfavorable 4 3 2 1

Page 51: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

37

a) Skala perilaku agresif yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari

alat ukur Buss Perry Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh Arnold

H. Buss dan Mark Perry (1992). Adapun blueprint alat ukur perilaku agresif

dijelaskan pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Blue Print Pengukuran Perilaku Agresif

No Komponen Indikator Item Jumlah 1 Physical

aggression (agresi fisik)

• Memukul • Mendorong • Menendang • Menyerang orang • Merusak barang

1, 5, 9, 13, 17, 21, 24, 27, 29

9

2 Verbal aggression (agresi verbal)

• Penyebaran rumor • Berkata kasar • Suka berdebat • Berteriak • Mengancam • Mengejek

2, 6, 10, 14, 18 5

3 Anger(rasa marah) • Mudah marah • Balas dendam

3, 7, 11, 15, 19, 22, 25

7

4 Hostily (permusuhan)

• Rasa benci • Ketidakadilan • Ketidakpuasan • Prasangka buruk

4, 8, 12, 16, 20, 23, 26, 28

8

Jumlah 29

b) Skala kecerdasan emosional

Alat ukur yang digunakan dimodifikasi dari alat ukur Wong and Law Emotional

Intelligence Scale (WLEIS) yang dikembangkan oleh Wong dan Law (dalam

Sulaiman dan Noor, 2015). Alat ukur terdiri dari 16 item, karena kebutuhan

penelitian peneliti menambahkan 1 item pada masing-masing dimensi yaitu item

nomor 17, 18, 19 dan 20. Adapun blue print dijelaskan pada tabel 3.3.

Page 52: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

38

Tabel 3.3

Blue print Pengukuran Kecerdasan Emosional

No Komponen Indikator Item Jumlah 1 Penilaian emosi diri

(self emotion appraisal) Seseorang tahu apakah ia adalah seseorang yang mudah marah atau sedih.

1, 5, 9, 13, 17*

5

2

Penilaian emosi orang lain (others emotion appraisal)

Seseorang mengerti dan sadar ketika orang lain menunjukkan emosinya (marah atau sedih).

2, 6, 10, 14, 18*

5

3 Penggunaan emosi (use of emotion)

Bagaimana seseorang mengekspresikan emosinya serta mengetahui kapan seseorang marah, senyum, atau sedih.

3, 7, 11, 15, 19*

5

4 Pengaturan emosi (regulation of emotion)

Seseorang mampu menahan diri dan mengendalikan emosinya.

4, 8, 12, 16, 20*

5

Jumlah 20 Keterangan: unfavorable (*)

c) Skala gaya kelekatan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Adult Attachment Scale

(AAS). Alat ukur ini dikembangkan oleh Collins dan Read (dalam Lani, 2010)

dan didasarkan pada teori Hazen dan Shaver (1987) dan Levy dan Davis (1988).

Adapun blueprint alat ukur perilaku agresif dijelaskan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Blue print alat ukur gaya kelekatan

No Komponen Indikator Item Jumlah

1 Gaya kelekatan aman (secure attachment)

• Memiliki rasa percaya terhadap orang lain. • Merasa nyaman dekat dengan orang lain.

1, 4, 7, 10, 13, 16

6

2

Gaya kelekatan cemas (anxiety attachment)

• Merasa khawatir dekat dengan orang lain. • Takut akan penolakan dalam hubungan.

2*, 5*, 8*, 11*, 14*,

17*

6

3 Gaya kelekatan menghindar (avoidance attachment)

• Tidak bisa membiarkan dirinya bengantung pada orang lain.

• Merasa gugup apabila orang lain ingin menjalin hubungan dengannya.

3*, 6*, 9*, 12*, 15*,

18*

6

Jumlah 18 Keterangan: unfavorable (*)

Page 53: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

39

3.4. Uji Validitas Konstruk

Setiap variabel dalam penelitian ini akan dilakukan uji validitas konstruk dengan

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pengujian analisis CFA

dilakukan dengan bantuan software LISREL 8.70. Adapun logika dari CFA menurut

Umar yang dijelaskan dalam Fassa (2015) adalah sebagai berikut:

1. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat apakah semua item mengukur satu

konstruk yang didefinisikan. Suatu model dapat dikatakan fit apabila tidak adanya

selisih atau residu data (S) dan teori (∑). ∑ adalah matriks korelasi antar item

menurut H0, sedangkan S adalah matriks korelasi antar item yang diperoleh dari

observasi. Apabila data yang diperoleh berbeda dengan teori maka suatu model

dikatakan tidak fit dengan data. Hipotesis nihil yang menjelaskan tidak ada

perbedaan antara matriks ∑ dengan matriks S diuji dengan chi-square. Hipotesis

nihil tidak ditolak apabila memiliki nilai p > 0.05 atau tidak signifikan. Artinya

model dengan satu faktor (unidimensionalitas) dapat diterima, bahwa seluruh

item hanya mengukur satu faktor saja yang akan diteliti.

2. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melihat setiap itemnya apakah item

tersebut valid atau tidak. Adapun kriteria item yang baik pada CFA menurut

Umar yang dijelaskan dalam Fassa (2015) sebagai berikut:

1) Suatu item dikatakan signifikan atau tidak dilihat dari nilai t. Apabila nilai t >

1.96, maka item tersebut signifikan dan sebaliknya jika t < 1.96 maka item

tersebut tidak signifikan.

Page 54: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

40

2) Melihat nilai dari koefisien muatan faktor item. Item yang sudah diskor secara

favorable (pada skala likert 1-4), memiliki muatan yang positif. Apabila item

sudah diskor secara favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai

negatif maka item tersebut tidak valid.

3) Apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka item

tersebut tidak baik, dan disarankan untuk di-drop. Sebab, item tersebut selain

mengukur apa hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.

Pengujian analisis CFA dilakukan dengan menggunakan software LISREL

8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub bab berikut.

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Perilaku Agresif

Peneliti menguji 29 item dari perilaku agresif apakah bersifat unidimensional atau

tidak. Unidimensional artinya variabel tersebut benar-benar hanya mengukur satu

variabel saja yaitu perilaku agresif. Berdasarkan hasil uji CFA awal yang dilakukan,

ternyata model satu faktor tidak fit karena memiliki nilai Chi-Square= 1875.52, df=

377, P-value= 0.00000, RMSEA= 0.140.

Setelah peneliti melakukan modifikasi sebanyak 134 kali terhadap model,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square= 278.48, df= 243, P-value= 0.05857,

RMSEA= 0.027. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value>0.05, artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dapat diterima dan seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu perilaku agresif. Muatan faktor dijelaskan pada tabel 3.5 berikut:

Page 55: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

41

Tabel 3.5

Muatan faktor item skala perilaku agresif

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM01 0.40 0.07 5.92 V ITEM02 -0.09 0.07 -1.30 X ITEM03 0.26 0.07 3.81 V ITEM04 0.59 0.06 9.10 V ITEM05 0.65 0.06 10.35 V ITEM06 0.10 0.07 1.35 X ITEM07 0.40 0.07 6.01 V ITEM08 0.53 0.07 8.01 V ITEM09 0.22 0.07 3.20 V ITEM10 0.09 0.07 1.25 X ITEM11 0.36 0.07 5.20 V ITEM12 0.55 0.06 8.62 V ITEM13 0.71 0.06 11.67 V ITEM14 0.44 0.07 6.74 V ITEM15 0.50 0.07 7.59 V ITEM16 0.56 0.06 8.66 V ITEM17 0.55 0.06 8.55 V ITEM18 0.60 0.07 9.11 V ITEM19 0.46 0.07 6.83 V ITEM20 0.39 0.07 5.91 V ITEM21 0.56 0.06 8.71 V ITEM22 0.64 0.07 9.68 V ITEM23 0.56 0.07 8.46 V ITEM24 0.74 0.06 12.23 V ITEM25 0.61 0.06 9.66 V ITEM26 0.52 0.07 7.88 V ITEM27 0.61 0.07 9.26 V ITEM28 0.29 0.07 4.35 V ITEM29 0.58 0.06 9.06 V

Keterangan: tanda V= signifikan (t > 1.96); X= tidak signifikan (t < 1.96)

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item dan

menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Dari tabel 3.5 dapat

diketahui bahwa item nomor 2, 6, 10 memiliki nilai t < 1.96 artinya item tersebut

tidak signifikan dan item harus di drop. Sehingga item tersebut tidak digunakan untuk

analisis selanjutnya. Sedangkan item lainnya sudah memenuhi signifikansi karena

Page 56: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

42

nilai t > 1.96 dan koefisien muatan faktor bernilai positif, artinya item lainnya

merupakan item valid yang mengukur apa yang hendak diukur.

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosional

3.4.2.1. Penilaian Emosi Diri (Self Emotion Appraisal)

Peneliti menguji 5 item dari penilaian emosi diri (self emotion appraisal)

apakah bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya variabel

tersebut benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu penilaian emosi

diri (self emotion appraisal). Berdasarkan hasil uji CFA awal yang dilakukan,

ternyata model satu faktor fit karena memiliki nilai Chi-Square= 6.19, df= 5, P-

value= 0.28849, RMSEA= 0.034. Nilai Chi-Square memiliki P-value>0.05

(tidak signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu penilaian

emosi diri (self emotion appraisal). Koefisien muatan faktor untuk pengukuran

penilaian emosi diri (self emotion appraisal) disajikan pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Penilaian Emosi Diri (Self Emotional Appraisal)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM01 0.83 0.06 13.04 V ITEM05 0.80 0.06 12.29 V ITEM09 0.62 0.07 9.00 V ITEM13 0.61 0.07 8.88 V ITEM17 0.10 0.08 1.32 X

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (T<1.96)

Page 57: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

43

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.6,

nilai t pada koefisien muatan faktor bermuatan positif dan artinya seluruh

muatan faktor sudah sesuai dengan sifat item. Namun, item 17 memiliki nilai t

< 1.96 maka item tersebut tidak signifikan dan didrop atau tidak digunakan

untuk analisis selanjutnya. Adapun muatan faktor pada item nomor 1, 5, 9 dan

13 memiliki nilai signifikan karena nilai t > 1.96.

3.4.2.2. Penilaian Emosi Orang Lain (Others Emotional Appraisal)

Peneliti menguji 5 item dari penilaian emosi orang lain (others emotional

appraisal) apakah bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya

variabel tersebut benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu

penilaian emosi orang lain (others emotional appraisal). Berdasarkan hasil uji

CFA awal yang dilakukan, ternyata model satu faktor tidak fit karena

memiliki nilai Chi-Square= 14.66, df= 5, P-value= 0.01193, RMSEA= 0.097.

Kemudian peneliti melakukan satu kali modifikasi terhadap model,

maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square= 4.17, df= 4, P-value=

0.31813 dan RMSEA= 0.030. Nilai Chi-Square mengasilkan P-value>0.05

(tidak signifikan), artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu penilaian

emosi orang lain (others emotional appraisal). Koefisien muatan faktor untuk

Page 58: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

44

pengukuran penilaian emosi orang lain (others emotional appraisal) dapat

disajikan pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Penilaian Emosi Orang Lain (Others Emotional Appraisal)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM02 0.68 0.07 9.91 V ITEM06 0.80 0.07 11.75 V ITEM10 0.45 0.07 6.07 V ITEM14 0.72 0.07 10.45 V ITEM18 -0.14 0.08 -1.66 X

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.7

terdapat 1 item yang memiliki nilai koefisien t<1.96 dan nilai negatif yaitu

item nomor 18. Oleh karena itu, item 18 tidak signifikan dan tidak digunakan

untuk analisis selanjutnya. Item 2, 6, 10 dan 14 memiliki nilai t>1.96 maka

item tersebut signifikan dan digunakan dalam analisis lanjutan.

3.4.2.3. Penggunaan Emosi (Use of Emotion)

Peneliti menguji 5 item dari penggunaan emosi (use of emotion) apakah

bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya variabel tersebut

benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu penggunaan emosi (use of

emotion). Berdasarkan hasil uji CFA awal yang dilakukan, ternyata model satu

Page 59: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

45

faktor tidak fit karena memiliki nilai Chi-Square= 7.75, df= 5, P-value=

0.17043, RMSEA= 0.052.

Kemudian peneliti melakukan modifikasi sebanyak satu kali terhadap

model, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square= 3.82, df= 4, P-

value= 0.43135 dan RMSEA= 0.000. Nilai Chi-Square mengasilkan P-

value>0.05 (tidak signifikan), artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu penggunaan emosi (use of emotion). Koefisien muatan faktor

untuk pengukuran penggunaan emosi (use of emotion) disajikan pada tabel 3.8

berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Penggunaan Emosi (Use of Emotion)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM03 0.57 0.08 7.49 V ITEM07 0.59 0.08 7.75 V ITEM11 0.59 0.08 7.85 V ITEM15 0.76 0.07 10.04 V ITEM19 0.05 0.08 0.62 X

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.8,

nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item bermuatan positif, artinya

seluruh muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Namun, item 19

memiliki nilai t<1.96 maka item tersebut tidak signifikan dan didrop atau tidak

Page 60: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

46

digunakan dalam analisis selanjutnya. Adapun muatan faktor pada item nomor

3, 7, 11 dan 15 memiliki nilai signifikan karena nilai t>1.96.

3.4.2.4. Pengaturan Emosi (Regulation of Emotion)

Peneliti menguji 5 item dari pengaturan emosi (regulation of emotion) apakah

bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya variabel tersebut

benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu pengaturan emosi

(regulation of emotion). Berdasarkan hasil uji CFA awal yang dilakukan,

ternyata model satu faktor memperoleh nilai yang tidak fit dengan Chi-Square=

15.87, df= 5, P-value= 0.00723, RMSEA= 0.103. Peneliti melakukan

modifikasi model sebanyak 2 kali maka didapatkan nilai Chi-Square= 1.96,

df= 3, P-value= 0.58043, RMSEA= 0.000. Nilai Chi-Square mengasilkan P-

value>0.05 (tidak signifikan), artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu pengaturan emosi (regulation of emotion). Koefisien muatan

faktor dapat disajikan pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Muatan faktor item skala pengaturan emosi (regulation of emotion)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM04 0.78 0.06 12.01 V ITEM08 0.81 0.06 12.89 V ITEM12 0.77 0.06 12.00 V ITEM16 0.57 0.07 8.00 V ITEM20 0.25 0.08 3.34 V

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Page 61: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

47

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.9

menunjukkan nilai t pada muatan faktor, bahwa seluruh item bermuatan

positif. Artinya seluruh muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item.

Adapun muatan faktor pada setiap item nomor 4, 8, 12, 16 dan 20 memiliki

nilai signifikan karena memiliki nilai t>1.96.

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Gaya Kelekatan

3.4.3.1. Gaya kelekatan aman (secure attachment style)

Peneliti menguji 6 item dari gaya kelekatan aman (secure attachment style)

apakah bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya variabel

tersebut benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu gaya kelekatan

aman (secure attachment style). Berdasarkan hasil uji CFA awal yang

dilakukan, ternyata model satu faktor memperoleh nilai yang tidak fit dengan

Chi-Square= 13.74, df= 9, P-value= 0.13182, RMSEA= 0.051.

Kemudian peneliti melakukan sekali modifikasi model dan diperoleh

nilai fit dengan Chi-Square= 8.95, df= 8, P-value= 0.34661, RMSEA= 0.024.

Nilai Chi-Square mengasilkan P-value>0.05, artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu gaya kelekatan aman (secure attachment style). Koefisien

Page 62: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

48

muatan faktor untuk item pengukuran gaya kelekatan aman (secure attachment

style) disajikan pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Muatan faktor item skala gaya kelekatan aman (secure attachment style)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM01 0.40 0.09 4.59 V ITEM04 0.46 0.09 5.36 V ITEM07 0.37 0.09 4.08 V ITEM10 0.46 0.09 5.37 V ITEM13 0.51 0.09 5.84 V ITEM16 0.59 0.09 6.71 V

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Setelah model fit, peneliti melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur dan menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor

seluruh item bermuatan positif, artinya seluruh muatan faktor dari item sesuai

dengan sifat item. Adapun muatan faktor pada seluruh item yaitu nomor 1, 4,

7, 10, 13, 16 memiliki nilai signifikan karena nilai t>1.96.

3.4.3.2. Gaya kelekatan cemas (anxiety attachment style)

Peneliti menguji 6 item dari gaya kelekatan cemas (anxiety attachment style)

apakah bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya variabel

tersebut benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu gaya kelekatan

cemas (anxiety attachment style). Berdasarkan hasil uji CFA awal yang

dilakukan, ternyata model satu faktor memperoleh nilai yang tidak fit dengan

Page 63: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

49

Chi-Square= 34.09, df= 9, P-value= 0.00009, RMSEA= 0.117. Setelah peneliti

melakukan modifikasi model sebanyak 2 kali maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi-Square= 2.72, df= 6, P-value= 0.84266 dan RMSEA= 0.000. Nilai

Chi-Square mengasilkan P-value>0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu gaya kelekatan cemas (anxiety attachment style). Koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran gaya kelekatan cemas (anxiety

attachment style) dapat disajikan pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Muatan faktor item skala gaya kelekatan cemas (anxiety attachment style)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM02 0.58 0.08 7.38 V ITEM05 0.76 0.07 10.34 V ITEM08 0.58 0.07 7.80 V ITEM11 0.61 0.07 8.23 V ITEM14 0.35 0.08 4.66 V ITEM17 0.46 0.07 6.27 V

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.11,

nilai t bagi koefisien muatan faktor seluruh item bermuatan positif, artinya

seluruh muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Adapun muatan

faktor pada setiap item nomor 2, 5, 8, 11, 14 dan 17 memiliki nilai signifikan

karena nilai t>1.96.

Page 64: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

50

3.4.3.3. Gaya kelekatan menghindar (avoidant attachment style)

Peneliti menguji 6 item dari gaya kelekatan menghindar (avoidant attachment

style) apakah bersifat unidimensional atau tidak. Unidimensional artinya

variabel tersebut benar-benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu gaya

kelekatan menghindar (avoidant attachment style). Berdasarkan hasil uji CFA

awal yang dilakukan, ternyata model satu faktor memperoleh nilai yang tidak

fit dengan Chi-Square= 18.16, df= 9, P-value= 0.03333, RMSEA= 0.071.

Setelah peneliti melakukan modifikasi model maka mendapatkan nilai

Chi-Square= 8.74, df= 8, P-value=0.36481, RMSEA= 0.021. Nilai Chi-Square

mengasilkan P-value>0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur

satu faktor saja yaitu gaya kelekatan menghindar (avoidant attachment style).

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran gaya kelekatan menghindar

(avoidant attachment style) disajikan pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12

Muatan faktor item skala gaya kelekatan menghindar (avoidant attachment style)

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan ITEM03 0.58 0.08 7.17 V ITEM06 0.50 0.08 5.94 V ITEM09 0.61 0.08 7.43 V ITEM12 0.51 0.08 6.10 V ITEM15 0.51 0.08 6.25 V ITEM18 0.28 0.08 3.32 V

Keterangan: tanda V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (T<1.96)

Page 65: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

51

Setelah model fit, maka peneliti melihat signifikan atau tidaknya item

dan menentukan item manakah yang perlu di drop atau tidak. Pada tabel 3.12,

nilai t bagi koefisien muatan faktor seluruh item bermuatan positif, artinya

seluruh muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item. Adapun muatan

faktor pada setiap item nomor 3, 6, 9, 12, 15, 18 memiliki nilai signifikan

karena nilai t>1.96.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi

berganda (Multiple Regression Analysis). Teknik analisis berganda ini digunakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh dari independent variable (IV), yaitu penilaian

emosi diri (self emotions appraisal), penilaian emosi orang lain (other’s emotion

appraisal), penggunaan emosi (use of emotions), regulation of emotions, gaya

kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan jenis kelamin

terhadap dependent variable (DV) yaitu perilaku agresif.

Setelah melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory Factor

Analysis), maka item-item yang tidak sesuai didrop dan diperoleh data berupa true-

score. Data tersebut digunakan untuk analisis pada regresi berganda. Dalam

penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dan terdapat delapan independent

variable (variabel bebas) dan empat dependent variable (variabel terikat). Adapun

persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 66: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

52

Y₁ = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + b₆X₆ + b₇X₇ + b₈X₈ + e

Jika dituliskan variabelnya maka:

Y1 = perilaku agresif

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = penilaian emosi diri (self emotions appraisal)

X2 = penilaian emosi orang lain (other’s emotions appraisal)

X3 = penggunaan emosi (use of emotions)

X4 = pengaturan emosi (regulation of emotions)

X5 = gaya kelekatan aman

X6 = gaya kelekatan cemas

X7 = gaya kelekatan menghindar

X8 = jenis kelamin

e = residual (error)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi

berganda antara perilaku agresi sebagai dependent variable. Penilaian emosi diri (self

emotions appraisal), penilaian emosi orang lain (others emotions appraisal,

Page 67: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

53

penggunaan emosi (use of emotions), pengaturan emosi (regulation of emotions),

gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan jenis

kelamin sebagai independent variable.

Koefisien determinasi menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians

dari masing-masing DV yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya independent variable

(IV) secara keseluruhan. Adapun nilai R² diperoleh dari rumus sebagai berikut:

R² = SSregSSy

Keterangan:

R = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan independent

variable

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (Jumlah kuadrat dari dependent variable atau Y)

Selanjutnya R² dapat diuji signifikansinya dengan uji F. adapun rumus uji F terhadap

R² adalah sebagai berikut:

𝐹 =R²/k

(1 − 𝑅2)/(𝑁 − 𝑘 − 1)

Keterangan:

R² = Proporsi varians

K = Banyaknya independent variable

Page 68: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

54

N = Besarnya sampel

Apabila nilai F signifikan (p<0.05), maka seluruh independent variable (IV)

secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable

(DV). Adapun langkah selanjutnya menguji signifikansi pengaruh masing-masing

independent variable (IV) terhadap dependent variable (DV). Hal ini dilakukan

melalui uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t>1.96 maka

independent variable (IV) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent

variable (DV), dan apabila nilai t<1.96 maka independent variable (IV) tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable (DV).

Rumus t-test yang digunakan adalah:

ti =

bi

Sbi

Keterangan:

bi = koefisien regresi untuk independent variable (IVi)

Sbi = standar deviasi sampling dari bi

Hasil dari uji-t (t-test) ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh

peneliti nanti. Adapun seluruh perhitungan penelitian ini akan menggunakan software

SPSS 20 for windows.

Page 69: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

56

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 205 siswa dan siswi kelas X (sepuluh) dan XI

(sebelas) SMA X di Jakarta Timur. Pada subbab ini peneliti memberikan gambaran

mengenai banyaknya subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian

Gambaran Subjek Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan 116 89

56.6% 43.4%

Jumlah 205 Orang 100 % Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah subjek laki-laki

lebih banyak daripada jumlah subjek perempuan. Jumlah subjek laki-laki yaitu

sebanyak 116 orang atau sebesar 56.6% dan jumlah subjek perempuan sebanyak 89

orang atau sebesar 43.4%.

Kemudian dapat diketahui bahwa responden terbanyak berasal dari kelas X

(sepuluh) IPA yaitu sebanyak 71 orang. Kelas X (sepuluh) IPS terdapat 25 orang, XI

(sebelas) IPA sebanyak 62 orang dan XI (sebelas) IPS sebanyak 47 orang.

Page 70: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

57

4.2. Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif akan memberikan gambaran data mengenai nilai minimum,

maksimum dan standar deviasi variabel serta kategorisasi rendah, sedang dan

tingginya skor variabel dalam penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif dapat

dijelaskan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Skor Minimum, Maksimum dan Standar Deviasi

Variabel N Minimum Maksimum Standar Deviasi

Perilaku Agresif 205 30.89 89.47 9.46313 Penilaian Emosi Diri 205 23.69 67.79 8.86366 Penilaian Emosi Orang Lain

205 24.64 68.47 8.65315

Penggunaan Emosi 205 21.56 66.99 8.24311 Pengaturan Emosi 205 25.92 68.72 8.88943 Aman (Secure) 205 28.43 70.47 7.64443 Cemas (Anxiety) 205 25.76 69.28 8.40807 Menghindar (Avoidance)

205 28.04 72.59 8.08063

Valid N 205

Tabel 4.3

Nilai Rata-Rata Perilaku Agresif berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Agresif Laki-laki 116 50.1592 9.30246 0.86371 Perempuan 89 49.7925 9.71759 1.03006 Total 205 50.0000 9.46313 0.66093

Page 71: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

58

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa laki-laki memiliki nilai rata-rata

agresif yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Siswa laki-laki sebesar 50.1592

sedangkan siswa perempuan sebesar 49.7925.

4.3. Kategorisasi Skor Variabel

Data tersebut dijadikan sebagai acuan untuk membuat norma kategorisasi dalam

penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw-score tetapi menggunakan true-

score dimana skalanya dipindah menggunakan rumus T-Score. Dari nilai tersebut

akan dijadikan batas peneliti untuk mengkategorisasikan masing-masing variabel

penelitian. Pedoman interpretasi skor dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Norma Rendah X < M – 1SD Sedang M - 1SD ≤ X ≤ M + 1SD Tinggi X > M + 1SD

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya pada tiap variabel disajikan pada tabel 4.5 berikut ini:

Page 72: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

59

Tabel 4.5

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi

Perilaku Agresif 29 147 29 14.1% 71.7% 14.1% Penilaian Emosi Diri

26 151 28 12.7% 73.7% 13.7%

Penilaian Emosi Orang Lain

24 162 19 11.7% 79.0% 9.3%

Penggunaan Emosi

22 155 28 10.7% 75.6% 13.7%

Pengaturan Emosi 35 149 21 17.1% 72.7% 10.2% Aman (Secure) 21 174 10 10.2% 84.9% 4.9% Cemas (Anxiety) 18 171 16 8.8% 83.4% 7.8% Menghindar (Avoidance)

21 165 19 10.2% 80.5% 9.3%

Total 205 100% Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 205 jumlah subjek

penelitian, terlihat bahwa variabel perilaku agresif memiliki kategori rendah dan

tinggi masing-masing sebesar 14.1%. Kategori perilaku agresi sedang sebesar 71.7%.

Pada variabel kecerdasan emosional dimensi penilaian emosi diri berada pada

kategori rendah sebesar 12.7%, sedang sebesar 73.7% dan tinggi sebesar 13.7%. Pada

dimensi penilaian emosi orang lain, kategori rendah sebesar 11.7%, sedang sebesar

79.0% dan tinggi sebesar 9.3%. Pada dimensi penggunaan emosi, kategori rendah

sebesar 10.7%, sedang sebesar 75.6% dan tinggi sebesar 13.7%. Pada dimensi

pengaturan emosi, kategori rendah sebesar 17.1%, sedang sebesar 72.7% dan tinggi

sebesar 10.2%.

Page 73: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

60

Pada variabel gaya kelekatan dimensi gaya kelekatan aman (secure) berada

pada kategori rendah sebesar 10.2%, sedang sebesar 84.9% dan tinggi sebesar 4.9%.

Pada dimensi gaya kelekatan cemas (anxiety), kategori rendah sebesar 8.8%, kategori

sedang sebesar 83.4% dan tinggi sebesar 7.8%. Pada dimensi gaya kelekatan

menghindar (avoidance) berada pada kategori rendah sebesar 10.2%, kategori sedang

sebesar 80.5% dan tinggi sebesar 9.3%.

4.4. Uji Hipotesis Penelitian

Pada subbab berikut ini peneliti akan menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda (Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan software SPSS Versi

20. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing independent

variable terhadap dependent variable dalam penelitian ini. Dalam melakukan analisis

regresi, ada 3 hal yang dapat diketahui yaitu melihat besaran R square, mengetahui

keseluruhan independent variable yang berpengaruh secara signifikan terhadap

dependent variable, dan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing independent variable.

Langkah pertama penulis menganalisis besaran R Square untuk mengetahui

berapa persentase (%) varians pada dependent variable yang dijelaskan oleh

independent variable. Tabel R square dapat dilihat sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

61

Tabel 4.6

Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0.383a 0.147 0.112 8.91868 a Predictors: (Constant), JK, PENGATURAN, HINDAR, AMAN, PENGGUNAAN, CEMAS, EMOSI_ORANG, EMOSI_DIRI

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi (R Square) pada

penelitian ini adalah sebesar 0.147. Artinya, kecerdasan emosional (penilaian emosi

diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan emosi), gaya

kelekatan (gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar)

dan jenis kelamin yang diteliti menjelaskan 14.7% proporsi varian agresif. Hal ini

menunjukkan bahwa 85.3% dari bervariasinya agresif pada remaja dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Langkah kedua yaitu menganalisis pengaruh dari seluruh variabel independen

yang akan diteliti terhadap perilaku agresif. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Tabel Anova

Model

Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2677.948 8 334.743 4.208 0.000b

Residual 15590.415 196 79.543 Total 18268.362 204 a. Dependent Variable: PA b. Predictors: (Constant), JK, PENGATURAN, HINDAR, AMAN, PENGGUNAAN, CEMAS, EMOSI_ORANG, EMOSI_DIRI

Page 75: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

62

Jika melihat kolom signifikansi nilai p<0,05, maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh variabel independen terhadap

perilaku agresif ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan pada penilaian emosi

diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan emosi, gaya

kelekatan aman (secure), gaya kelekatan cemas (anixiety), gaya kelekatan

menghindar (avoidance), dan jenis kelamin terhadap perilaku agresif remaja.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi setiap variabel independen.

Jika nilai p<0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan. Berarti bahwa variabel

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresi. Adapun

penyajian dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Tabel Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 57.032 11.003 5.183 .000 PENILAIAN EMOSI DIRI -.235 .111 -.221 -2.127 .035*

PENILAIAN EMOSI ORANG LAIN -.028 .110 -.026 -.211 .800

PENGGUNAAN EMOSI -.057 .100 -.050 -.592 .569 PENGATURAN EMOSI -.027 .102 -.025 -.359 .795 AMAN .175 .103 .141 1.694 .092 CEMAS .190 .105 .169 1.803 .073 MENGHINDAR -.143 .108 .122 -1.321 .188 JENIS KELAMIN -.528 1.274 .028 .415 .679

a. Dependent Variable: P_AGRESIF

Page 76: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

63

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan persamaan regresi sebagai berikut:

Agresi = 57.032 – 0.235 penilaian emosi diri – 0.028 penilaian emosi orang lain –

0.057 penggunaan emosi – 0.027 pengaturan emosi + 0. 175 aman + 0. 190 cemas –

0.143 menghindar – 0.528 jenis kelamin

Dari tabel 4.8, dapat dilihat bahwa satu variabel memiliki pengaruh secara

signifikan karena nilai sig<0.05. Sedangkan tujuh variabel lain diketahui tidak

memiliki pengaruh secara signifikan karena nilai sig>0.05. Adapun penjelasan dari

nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing independent variable

adalah sebagai berikut:

1. Variabel penilaian emosi diri

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.235 dengan taraf signifikansi 0.035

(sig<0.05). Dengan demikian H₁.1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan

dari variabel penilaian emosi diri (self emotions appraisal) terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Koefisien negatif menunjukkan bahwa

semakin tinggi penilaian emosi diri maka semakin rendah perilaku agresif remaja

di SMA X Jakarta Timur, semakin rendah penilaian emosi diri maka semakin

tinggi perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

Page 77: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

64

2. Variabel penilaian emosi orang lain

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.028 dengan taraf signifikansi 0.800

(sig>0.05). Dengan demikian H1.2 ditolak, artinya variabel penilaian emosi orang

lain tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

3. Variabel penggunaan emosi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.057 dengan taraf signifikansi 0.569

(sig>0.05). Dengan demikian H1.3 ditolak, artinya variabel penggunaan emosi

tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

4. Variabel pengaturan emosi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.027 dengan taraf signifikansi 0.795

(sig>0.05). Dengan demikian H1.4 ditolak, artinya variabel pengaturan emosi

tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

5. Variabel gaya kelekatan aman

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.175 dengan taraf signifikansi 0.092

(sig>0.05). Dengan demikian H1.5 ditolak, artinya variabel gaya kelekatan aman

tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

6. Variabel gaya kelekatan cemas

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.190 dengan taraf signifikansi 0.073

(sig>0.05). Dengan demikian H1.6 ditolak, artinya variabel gaya kelekatan cemas

tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

Page 78: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

65

7. Variabel gaya kelekatan menghindar

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.143 dengan taraf signifikansi 0.188

(sig>0.05). Dengan demikian H1.7 ditolak, artinya variabel gaya kelekatan

menghindar tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta

Timur.

8. Variabel perbedaan jenis kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.528 dengan taraf signifikansi 0.679

(sig>0.05). Dengan demikian H1.8 ditolak, artinya perbedaan jenis kelamin tidak

signifikan mempengaruhi perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

Langkah selanjutnya adalah peneliti menguji penambahan proporsi varians

dari tiap variabel independen yang dianalisis satu persatu. Tujuannya adalah melihat

penambahan proporsi varians dari tiap independent variable apakah signifikan atau

tidak. Analisis akan disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Model Summary Proporsi Varians Tiap independent variable terhadap dependent variable Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics R Square Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .174a .030 .025 9.34200 .030 6.324 1 203 .013* 2 .195b .038 .029 9.32681 .008 1.662 1 202 .199 3 .200c .040 .026 9.34095 .002 .389 1 201 .534 4 .203d .041 .022 9.35821 .001 .259 1 200 .611 5 .320e .103 .080 9.07623 .061 13.620 1 199 .000* 6 .372f .138 .112 8.91649 .036 8.194 1 198 .005* 7 .382g .146 .115 8.89993 .008 1.738 1 197 .189 8 .383h .147 .112 8.91868 .001 .172 1 196 .679

a. Predictors: (Constant), EMOSI_DIRI, EMOSI_ORANG, PENGGUNAAN, PENGATURAN, AMAN, CEMAS, HINDAR, JENIS KELAMIN

Page 79: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

66

Berdasarkan informasi yang dipaparkan pada tabel 4.9, peneliti dapat mengetahui

besaran sumbangan proporsi varian tiap independent variable terhadap perilaku

agresif dengan rincian sebagai berikut:

1. Variabel penilaian emosi diri memberikan sumbangan terhadap perilaku agresif

sebesar 3%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F change=

6.324, df1= 1, df2= 203 dengan Sig. F Change= 0.013 (Sig. F Change < 0.05).

2. Variabel penilaian emosi orang lain memberikan sumbangan terhadap perilaku

agresif sebesar 0.8%. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F change= 1.662, df1= 1, df2= 202 dengan Sig. F Change= 0.199 (Sig. F Change

> 0.05).

3. Variabel penggunaan emosi memberikan sumbangan terhadap perilaku agresif

sebesar 0.2%. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F

change= 0.389, df1= 1, df2= 201 dengan Sig. F Change= 0.534 (Sig. F Change>

0.05).

4. Variabel pengaturan emosi memberikan sumbangan terhadap perilaku agresif

sebesar 0.1%. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F

change= 0.259, df1= 1, df2= 200 dengan Sig. F Change= 0.611 (Sig. F Change>

0.05).

5. Variabel gaya kelekatan aman memberikan sumbangan terhadap perilaku agresif

sebesar 6.1%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F change=

13.620, df1= 1, df2= 199 dengan Sig. F Change= 0.000 (Sig. F Change < 0.05).

Page 80: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

67

6. Variabel gaya kelekatan cemas memberikan sumbangan terhadap perilaku agresif

sebesar 3.6%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F change=

8.194, df1= 1, df2= 198 dengan Sig. F Change= 0.005 (Sig. F Change < 0.05).

7. Variabel gaya kelekatan menghindar memberikan sumbangan terhadap perilaku

agresif sebesar 0.8%. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F change= 1.738, df1= 1, df2= 197 dengan Sig. F Change= 0.189 (Sig. F Change

> 0.05).

8. Variabel perbedaan jenis kelamin memberikan sumbangan terhadap perilaku

agresif sebesar 1%. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F

change= 0.172, df1= 1, df2= 196 dengan Sig. F Change= 0.679 (Sig. F

Change>0.05).

Berdasarkan rincian tersebut bahwa dapat disimpulkan terdapat 3 (tiga) variabel

independen, yaitu penilaian emosi diri, gaya kelekatan aman dan gaya kelekatan

cemas yang signifikan sumbangannya terhadap perilaku agresif jika dilihat dari

besarnya R² yang dihasilkan.

Page 81: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

67

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan ada pengaruh

yang signifikan dari kecerdasan emosional (penilaian emosi diri, penilaian emosi

orang lain, penggunaan emosi, pengaturan emosi), gaya kelekatan (gaya kelekatan

aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar) dan jenis kelamin terhadap

perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur.

Hasil uji hipotesis minor menjelaskan bahwa dari delapan variabel yaitu

penilaian emosi diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan

emosi, gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan

jenis kelamin diketahui terdapat satu variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap

perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Variabel yang signifikan

pengaruhnya terhadap perilaku agresif yaitu penilaian emosi diri. Sedangkan

variabel lainnya yaitu penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan

emosi, gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan

jenis kelamin diketahui tidak mempengaruhi perilaku agresif SMA X Jakarta Timur

secara signifikan.

Page 82: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

68

5.2. Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada bab 4, peneliti mencoba untuk

mamaparkan penjelasan mengenai pengaruh dari independent variable terhadap

dependent variable pada penelitian ini. Dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

ada pengaruh yang signifikan dari variabel kecerdasan emosional (penilaian emosi

diri, penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi dan pengaturan emosi), gaya

kelekatan (gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas dan gaya kelekatan

menghindar) dan jenis kelamin terhadap perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta

Timur.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Liau et.al (dalam Masoumeh,

Mansor, Yaacob, Talib dan Sara, 2014) menunjukkan bahwa masalah perilaku

remaja berhubungan dengan kurangnya kecerdasan emosional. Analisis statistik

menunjukkan kurangnya kecerdasan emosi mengarah ke tingkat masalah perilaku

yang lebih tinggi seperti agresi dan depresi. Masum dan Khan (2014) juga

berpendapat bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dan agresi. Johnston

(dalam Shahzad, Begum dan Khan, 2013) menjelaskan bahwa ada hubungan negatif

yang signifikan antara kecerdasan emosi dan agresi. Para peneliti telah menemukan

bahwa para pelajar yang memiliki kecenderungan perilaku agresif yang rendah

mengaku bahwa ia memiliki kemampuan yang besar untuk membedakan emosi

mereka, mampu memperbaiki emosi negatif dan memiliki nilai tinggi pada kesehatan

mental (Shahzad et.al., 2013).

Page 83: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

69

Kecerdasan emosional berpengaruh pada kualitas interaksi manusia. Individu

yang memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi lebih mungkin untuk

mencapai kesuksesan karena individu tersebut tahu bagaimana mengidentifikasi,

mengelola, mengintegrasikan ke dalam pemikiran dan mengerti emosi (Mayer dan

Salovey; dalam Masoumeh et.al., 2014). Oleh karena itu, individu juga terhindar dari

perilaku yang tidak diinginkan seperti perilaku agresif.

Variabel penilaian emosi diri berpengaruh secara negatif terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Artinya semakin tinggi penilaian emosi

diri maka semakin rendah perilaku agresif pada remaja di SMA X Jakarta Timur.

Semakin rendah penilaian emosi diri maka semakin tinggi perilaku agresif remaja

di SMA X Jakarta Timur. Hal ini sejalan dengan penelitian Jaleel dan Verghis

(2017), menurutnya individu yang mampu mengenal emosi dirinya sendiri akan

bersikap ramah, tangguh dan optimis. Sebaliknya, apabila individu tidak mampu

mengenal emosinya sendiri maka individu tersebut akan melakukan agresi atau

merasa terisolasi.

Variabel penilaian emosi orang lain tidak signifikan mempengaruhi perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk

mengetahui bagaimana emosi yang dimiliki oleh orang lain. Tujuannya adalah

membatasi diri sendiri dalam berperilaku, individu mampu memahami perasaan

orang lain dan mampu memprediksi respon perasaan dari individu lain. Individu

akan mengetahui apakah individu lain tersebut sedang dalam emosi marah, bahagia,

Page 84: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

70

sedih atau kecewa. Hal ini berguna untuk menghindari perilaku negatif kepada orang

lain seperti agresif. Variabel penggunaan emosi tidak signifikan mempengaruhi

perilaku agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Masum dan Khan (2014)

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa agresi didorong oleh emosi dan dapat

menyebabkan kerusakan yang besar. Penggunaan emosi (use of emotion) tersebut

akan membuat agresi terkendali. Artinya, dengan penggunaan kecerdasan emosi

individu akan mampu mengendalikan agresinya.

Variabel pengaturan emosi tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif

remaja di SMA X Jakarta Timur. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kaya, Hazar, Beyleroglu, Sari dan Yilmaz (2017) yang

mengungkapkan bahwa pengaturan emosi secara negatif signifikan mempengaruhi

agresi pada sampel penelitiannya. Mavroveli et.al., (dalam Masoumeh et.al., 2014)

juga mendukung temuan Kaya et.al. (2017), menurutnya remaja yang menganggap

diri mereka mampu mengatur emosinya sendiri cenderung memiliki depresi,

tingkat perilaku antisosial dan kenakalan yang lebih rendah.

Kemudian selain kecerdasan emosional, variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah variabel gaya kelekatan. Berdasarkan hasil koefisien regresi

dapat diketahui bahwa gaya kelekatan aman, gaya kelekatan cemas dan gaya

kelekatan menghindar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Gaya kelekatan aman merupakan variabel

dari gaya kelekatan yang tidak signifikan mempengaruhi perilaku agresif pada remaja

Page 85: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

71

di SMA X Jakarta Timur. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Talebi dan Verma (2006) yang menyatakan bahwa kelekatan aman memiliki korelasi

yang signifikan dengan agresi pada sampel laki-laki dan perempuan di Iran dan India.

Mikulincer dan Orbach (dalam Diamond dan Hicks, 2005) berpendapat bahwa

individu yang memiliki kelekatan aman diketahui lebih banyak memiliki emosi yang

positif dan intens sedangkan individu yang lekat secara tidak aman memiliki emosi

negatif yang berkelanjutan.

Variabel gaya kelekatan cemas tidak signifikan mempengaruhi perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Obsuth (2009) yang mengungkapkan bahwa gaya kelekatan

cemas secara signifikan berhubungan dengan agresi. Mikulincer (dalam Diamond dan

Hicks, 2005) memiliki pendapat bahwa Individu yang memiliki gaya kelekatan cemas

yang tinggi cenderung untuk memaksilkan pengalaman dari pengaruh negatif dan

menjadi waspada terhadap isyarat ancaman.

Variabel gaya kelekatan menghindar tidak signifikan mempengaruhi perilaku

agresif remaja di SMA X Jakarta Timur. Hal ini sejalan dengan penelian yang

dilakukan Obsuth (2009) bahwa gaya kelekatan menghindar tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan agresi pada sampel penelitiannya. Diamond dan

Hicks (2005) menjelaskan bahwa individu yang memiliki kelekatan menghindar yang

tinggi cenderung untuk meminimalkan pengalaman dari pengaruh negatif dan

mengarahkan segala perhatian kepada isyarat ancaman.

Page 86: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

72

Kemudian berdasarkan hasil koefisien regresi dapat diketahui bahwa

perbedaan jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku agresif remaja

di SMA X Jakarta Timur. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Merdekasari

dan Chaer (2017) yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat perilaku agresi

siswa laki-laki dan perilaku agresi siswa perempuan dengan taraf signifikansi 0.018.

Hipotesis penelitian yang dilakukan oleh Masum dan Khan (2014) menjelaskan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi pada pelajar laki-laki dan

perempuan. Namun apabila dilihat pada tiap dimensinya, hasil penelitian

menunjukkan perbedaan jenis kelamin yang signifikan antara laki-laki dan

perempuan terjadi pada dimensi agresi fisik, agresi verbal dan kemarahan. Sedangkan

permusuhan diketahui tidak signifikan pengaruhnya.

Penilaian emosi orang lain, penggunaan emosi, pengaturan emosi, gaya

kelekatan aman, gaya kelekatan cemas, gaya kelekatan menghindar dan jenis kelamin

diketahui tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku agresif remaja di

SMA X Jakarta Timur. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sempurna dan

masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada penelitian ini kemungkinan dapat

dijadikan alasan tidak signifikannya hasil penelitian. Pengambilan data dilakukan

ketika pekan remedial, beberapa siswa/siswi melakukan tugas yang diberikan oleh

guru dan siswa/siswi lain tidak melakukan kegiatan apapun.

Berdasarkan pengalaman peneliti, waktu pengambilan data tersebut dianggap

kurang tepat. Siswa/siswi merasa terganggu sehingga lembar skala penelitian tidak

Page 87: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

73

diisi dengan lengkap dan benar. Dibuktikan dengan sebanyak 5 subjek yang mengisi

lembar skala penelitian secara tidak lengkap dan sekitar 19 subjek tidak

mengembalikan lembar skala penelitian. Sehingga lembar skala penelitian tersebut

tidak digunakan dalam penelitian. Peneliti juga berasumsi bahwa tidak signifikannya

hasil penelitian disebabkan oleh tempat yang kurang kondusif.

5.3. Saran

Berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut, peneliti masih memiliki kekurangan

dalam melakukan penelitian. Maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya baik berupa saran

teoritis dan saran praktis.

5.3.1. Saran teoritis

1) Dalam penelitian lain banyak variabel yang terkait erat dengan perilaku

agresif. Namun, penelitian ini hanya menggunakan independent variable (IV)

kecerdasan emosional, gaya kelekatan dan jenis kelamin. Untuk penelitian

selanjutnya disarankan dapat menggunakan faktor-faktor lain yang dapat

dijadikan sebagai independent variable untuk melihat pengaruhnya terhadap

perilaku agresif remaja, terutama kaitannya dengan keluarga seperti

komunikasi antara orang dan pola asuh orang tua. Variabel konformitas juga

dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Page 88: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

74

2) Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memilih sampel yang memang

sedang tidak melakukan kegiatan belajar atau kegiatan lainnya, karena

kemungkinan hal tersebut mengakibatkan sampel mengisi kuesioner dengan

terburu-buru dan mengisi dengan tidak lengkap dan benar.

5.3.2. Saran praktis

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian emosi diri diketahui memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku agresif di SMA X Jakarta Timur.

Penulis menyarankan kepada orang tua untuk mengajarkan anak bagaimana

menilai, mengerti dan memahami emosinya sejak dini. Tujuannya adalah agar

anak mampu mengendalikan dirinya ketika remaja serta mampu menghadapi

lingkungan masyarakat atau lingkungan sekolah yang lebih luas.

2) Berdasarkan informasi yang diperoleh, penulis juga menganjurkan remaja

atau siswa-siswi untuk mengikuti kegiatan olahraga ekstrakulikuler di

sekolah. Tujuannya adalah agar remaja atau siswa/siswi lebih mampu untuk

mengembangkan kemandiriannya, mampu memilih mana yang seharusnya

dilakukan atau tidak boleh dilakukan dan mampu mengendalikan emosinya.

Seperti yang telah dijelaskan dalam jurnal “Effects of physical education,

extracurricular sports activities, and leisure satisfaction on adolescent

aggressive behavior: A latent growth modeling approach” bahwa kegiatan

ekstrakulikuler memberikan kesempatan kepada siswa/siswi untuk

mengendalikan perilaku agresif mereka.

Page 89: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

75

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, Z. (2012). The effect of parenting style of parents on the attachment styles of undergraduate students, 12, 555-566.

Amani, R. (2016). Mother-infant attachment styles as a predictor of aggression. Journal of Midwifery and Reproductive Health, 4 (1), 506-512.

Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2002). Human aggression. Annual Rev. Psychologyl, 53, 27-51.

Avdic, D., & Büyükdurmus, T. (2015). Communication problems? The role of parent-child communication for the subsequent health behavior of adolescents. Ruhr Economic Papers, 3-34.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Buss, A. H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 63 (3), 452-459.

Collins, N. L., Ford, M. B., Guichard, A. C., & Allard, L. M. (2006). Working models of attachment and attribution processes in intimate relationships. Personality and Social Psychology Bulletin, 32 (2), 201-219.

Cruz, D. l., Linares, G., & Arias, C. (2014). Relationship between parenting styles and aggressiveness in Adolescents. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 12 (1), 147-169.

Das, P. P., & Tripathy, S. (2015). Role of emotional intelligence on aggression: A comparison between adolescent boys and girls. Psychology and Behavioral Sciences, 4 (1), 29-35.

Diamond, L. M., & Hicks, A. M. (2005). Attachment style, current relationship security, and negative emotions: The mediating role of physiological regulation. Journal of Social and Personal Relationships, 22 (4), 499-518.

Estévez, E., Povedano, A., I.Jiménez, T., & Musitu, G. (2012). Aggression in Adolenscence: A Gender Perspective. Psychology of Aggression, 37-57.

Fassa, A. A. (2015). Uji validitas konstruk work-family conflict. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, 339-352.

Page 90: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

76

Fernández, A. M., & Dufey, M. (2015). Adaptation of Collins’ revised adult attachment dimensional scale to the Chilean context. Psychology/Psicologia Refl exão e Crítica, 28 (2), 242-252.

Gallagher, J. M., & Ashford, J. B. (2016). Buss-Perry Aggression Questionnaire: testing alternative measurement models with assaultive misdemeanor offenders. International Association for Correctional and Forensic Psychology, 43 (11), 1639–1652.

Jaleel, S., & Verghis, A. M. (2017). Comparison between emotional intelligence and aggression among student teachers at secondary level. Universal Journal of Educational Research, 5 (1), 137-140.

Kaya, H. B., Hazar, M., Beyleroglu, M., Sari, I., & Yilmaz, A. (2017). Relationship between emotional intelligence and aggression on Boxer. Future Human Image, 8, 55-60.

Lani, James. (2010). Adult Attachment Scale (AAS). Statistics Solutions. http://www.statisticssolutions.com

Lone, B. A. (2017). A gender study on agression and emotional intelligence in Kashmir. International Research Journal Of Multidisciplinary Studies, 3 (12), 1-6.

Masoumeh, H., Mansor, M. B., Yaacob, S. N., Talib, M. A., & Sara, G. (2014). Emotional intelligence and aggression among adolescents in Tehran, Iran. Life Science Journal, 11 (5), 506-511.

Masum, R., & Khan, I. (2014). Examining the relationship between Emotional Intelligence and Aggression among Undergraduate Students of Karachi. Educational Research International, 3 (3), 36-41.

Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997). Emotional Development And Emotional Intelligence: Educational Implications. New York: A Devision Harper Collins Publishers.

Merdekasari, A., & Chaer, M. T. (2017). Perbedaan perilaku agresi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMPN 1 Kasreman Ngawi. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 3 (1), 53-60.

Moitra, T., & Mukherjee, I. (2009). Parent – adolescent communication and delinquency: A comparative study in Kolkata, India. Europe’s Journal of Psychology, 8 (1), 74-94.

Myers, D. G. (2014). Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.

Page 91: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

77

Obsuth, I. (2009). The role of attachment and affect regulation in aggressive behavior: concurrent and prospective effects among at-risk adolescents.

Ooi, Y. P., Ang, R. P., Fung, D. S., Wong, G., & Cai, Y. (2016). The impact of parent–child attachment on aggression, social stress and self-esteem. School Psychology International. 27 (5), 552-566.

Park, S., Chiu, W., & Won, D. (2017). Effects of physical education, extracurricular sports activities, and leisure satisfaction on adolescent aggressive behavior: A latent growth modeling approach. PLoS ONE, 12 (4), 1-13.

Reyna, C., Ivacevich, M. G., Sanchez, A., & Brussino, S. (2011). The Buss-Perry Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among Argentinean adolescents. International Journal of Psychological Research, 4 (2), 30-37.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development. (W. Chandra, Ed., & A. C. Juda Damanik, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Psikologi Sosial Edisi Kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Shaheen, F., & Jahan, M. (2014). Role of self esteem in development of aggressive behavior among adolescents. International Journal of Education and Psychological Research (IJEPR), 3 (4), 54-57.

Shahzad, S., Begum, N., & Khan, A. (2013). Understanding emotions in adolescents: Linkage of trait emotional intelligence with aggression. Asian Journal Of Social Sciences and Humanities, 2 (3), 386-394.

Schick, A., & Cierpka, M. (2016). Risk factors and prevention of aggressive behavior in children and adolenscents. Journal for educational research online 8, 90-109.

Sulaiman, W. S., & Noor, M. Z. (2015). Examining the psychometric properties of The Wong And Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS). journal of Social Sciences and Humanities, 61-90.

T. Hakan Yöney, M. (2001). Emotional Intelligence. Marmara Medical Journal, 14, 47-52.

Talebi, B. Z., & Verma, P. (2006). Aggression and attachment security. Iran J Psychiatry, 72-77.

Page 92: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

78

Tasic, D., Budjanovac, A., & Mejovsek, M. (1997). Parent-child communication in behaviorally disordered and normal adolescents. Psicothema, 9 (3), 547-554.

Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Prenada Media.

Wong, C.-S., Wong, P.-M., & Law, K. S. Evidence on the practical utility of Wong’s Emotional Intelligence Scale in Chinese Societies. 1-27.

Web Internet:

Edi, P. (2017). Banyak Kekerasan Pelajar Akibat Peran Keluarga Semakin Sedikit. Merdeka.com.

Hartik, A. (2016). 84 Persen Siswa Indonesia Alami Kekerasan di Sekolah. Malang: Kompas.com.

Mohammad, M. (2017). Sosok Pelajar di Balik Penyerangan Pos Pemuda Pancasila Sukabumi. Sukabumi: Liputan 6.

Page 93: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

79

LAMPIRAN 1

Page 94: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

80

LAMPIRAN 2

Page 95: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

81

LAMPIRAN 3

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Selamat pagi/siang/sore,

Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan berkah serta

perlindungan dari Allah Ta’ala sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Perkenalkan saya Berliana Nurjannah mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang

melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi. Saya

memohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner yang akan diberikan. Hal ini

dilakukan guna mendapatkan data acuan untuk penelitian yang sedang saya jalani.

Dalam menjawab kuisioner ini tidak ada jawaban benar ataupun salah.

Oleh karena itu, saudara/i bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan

kondisi diri saudara/i.

Saya sangat mengharapkan kerjasama saudara/i untuk mengisi seluruh bagian

dari kuesioner ini secara lengkap. Sesuai dengan kode etik penelitian, semua jawaban

yang saudara/i berikan DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan hanya digunakan

untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya, peneliti ucapkan

terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Peneliti

Berliana Nurjannah

Page 96: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

82

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : L / P

Usia :

Bersedia mengisi kuesioner ini tanpa adanya paksaan.

TTD

(Nama/Inisial)

II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah sejumlah pernyataan dibawah ini dengan teliti.

2. Anda dimohon untuk memberikan penilaian mengenai pernyataan dibawah ini.

3. Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan

memberikan tanda checklist (√).

4. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Setuju / Tidak Sesuai

S = Setuju / Sesuai

SS = Sangat Setuju / Sangat Sesuai

5. Dimohon dalam memberikan penilaian tidak ada pernyataan yang terlewatkan.

Page 97: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

83

Skala 1

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya tidak bisa menahan diri saya untuk

menyerang orang lain.

2 Saya akan mengatakan secara jujur jika

saya tidak setuju.

3 Saya mudah marah dan cepat

mengatasinya.

4 Saya merasa iri dengan orang lain.

5 Saya akan memukul teman saya jika saya

di hasut.

6 Jika saya tidak setuju, saya akan

mengatakannya.

7 Saya akan menunjukkan ketika saya

frustasi.

8 Saya merasa tidak puas dengan hidup

saya.

9 Saya akan memukul orang yang memukul

saya.

10 Jika saya terganggu, saya akan

mengatakannya.

11 Saya merasa meledak-ledak ketika marah.

12 Orang lain selalu terlihat bermusuhan.

13 Saya lebih sering berkelahi dibandingkan

teman-teman saya yang lain.

14 Saya tidak dapat berdebat ketika orang

lain tidak setuju dengan saya.

Page 98: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

84

NO PERNYATAAN STS TS S SS

15 Saya adalah orang yang mudah marah.

16 Saya berpikir mengapa kehidupan saya

tidak beruntung.

17 Saya akan melakukan kekerasan untuk

mempertahankan prinsip saya.

18 Menurut teman saya, saya orang yang

banyak alasan.

19 Teman saya menganggap saya orang yang

pemarah.

20 Saya merasa orang-orang membicarakan

saya dibelakang saya.

21 Orang-orang yang menekan saya akan

berujung pada perkelahian.

22 Saya marah tanpa alasan yang jelas.

23 Saya curiga ketika orang yang baru saya

kenal bersikap ramah.

24 Saya tidak memikirkan alasan saya

memukul orang lain.

25 Saya memiliki masalah dalam

mengendalikan rasa marah saya.

26 Saya merasa orang-orang mentertawakan

saya dibelakang saya.

27 Saya mengancam orang yang saya kenal.

Page 99: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

85

NO PERNYATAAN STS TS S SS

28 Ketika orang berbuat baik, saya tahu apa

yang mereka inginkan.

29 Saya merusak apapun ketika saya sangat

marah.

Skala 2

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya tahu apa yang menyebabkan saya

marah.

2 Saya tahu perasaan teman-teman dari

perilakunya.

3 Saya memiliki tujuan dan berusaha untuk

mencapainya.

4 Saya mampu mengendalikan rasa marah

saya dan mengatasi kesulitan dengan

alasan yang masuk akal.

5 Saya memahami dengan baik kenapa saya

marah.

6 Saya bisa mengamati perasaan orang lain

dengan baik.

7 Saya adalah orang yang memiliki

kemampuan.

8 Saya mampu mengendalikan emosi saya

sendiri.

9 Saya benar-benar paham apa yang saya

rasakan.

Page 100: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

86

NO PERNYATAAN STS TS S SS

10 Saya adalah orang yang mengerti ketika

orang lain marah.

11 Saya adalah orang yang memotivasi diri

sendiri.

12 Saya cepat mengatasi perasaan saya

ketika sangat marah.

13 Saya tahu apakah saya merasa bahagia

atau tidak.

14 Saya memahami dengan baik perasaan

orang lain disekitar saya.

15 Saya menyemangati diri saya sendiri agar

menjadi yang terbaik.

16 Saya memiliki pengendalian emosi yang

baik.

17 Saya tidak tahu apa yang menyebabkan

saya marah.

18 Saya tidak mampu memahami perasaan

orang lain disekitar saya dengan baik.

19 Saya bukan orang yang memiliki

kemampuan.

20 Saya tidak memiliki pengendalian emosi

yang baik.

Skala 3

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1 Saya nyaman bergantung pada orang lain.

Page 101: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

87

NO PERNYATAAN STS TS S SS

2 Saya tidak yakin bahwa saya bisa

bergantung pada orang lain ketika saya

butuh.

3 Saya tidak bergantung pada orang lain

apabila saya dimusuhi.

4 Saya tahu orang lain akan datang ketika

saya butuh.

5 Saya khawatir orang lain tidak benar-

benar menyukai saya.

6 Tidak pernah ada orang lain ketika saya

butuh.

7 Saya tidak khawatir jika dimusuhi.

8 Saya tahu bahwa orang lain tidak suka

dekat seperti apa yang saya inginkan.

9 Saya sulit percaya pada orang lain

sepenuhnya.

10 Saya mudah berhubungan dekat dengan

orang lain.

11 Saya khawatir orang lain tidak mau

berhubungan dekat dengan saya.

12 Saya tidak nyaman dekat dengan orang

lain.

13 Saya tidak khawatir apabila orang lain

mendekati saya.

14 Saya ingin berhubungan dekat dengan

orang lain.

Page 102: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

88

NO PERNYATAAN STS TS S SS

15 Saya merasa gugup ketika orang lain

mendekati saya.

16 Saya merasa nyaman jika orang lain

bergantung pada saya.

17 Saya ingin dekat dengan orang lain tapi

terkadang saya membuat orang tersebut

takut.

18 Orang lain ingin saya lebih dekat

dengannya dan merasa nyaman.

Page 103: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

89

LAMPIRAN 4

DIAGRAM ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORIK

1. PERILAKU AGRESIF

Page 104: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

90

2. PENILAIAN EMOSI DIRI

3. PENILAIAN EMOSI ORANG LAIN

Page 105: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

91

4. PENGGUNAAN EMOSI

5. PENGATURAN EMOSI

Page 106: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

92

6. GAYA KELEKATAN AMAN

7. GAYA KELEKATAN CEMAS

Page 107: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

93

8. GAYA KELEKATAN MENGHINDAR

Page 108: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

94

LAMPIRAN 5

OUTPUT UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

1. OUTPUT CFA AGRESI

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERILAKU AGRESI DA NI=29 NO=205 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 PM SY FI=AGRESIF.COR MO NX=29 NK=1 LX=FR PH=ST AD=OFF TD=SY LK AGRESIF FR TD 26 20 TD 6 2 TD 27 10 TD 20 19 TD 16 8 TD 26 13 TD 27 20 TD 24 5 TD 9 5 TD 8 4 TD 20 16 TD 20 1 TD 19 15 TD 10 3 TD 18 16 TD 10 9 TD 3 2 TD 22 21 TD 27 9 TD 6 3 TD 7 4 TD 8 7 TD 21 15 TD 27 14 TD 14 1 TD 27 23 TD 10 8 TD 20 10 TD 20 9 TD 24 22 TD 6 4 TD 4 2 TD 25 4 TD 24 4 TD 17 4 TD 29 4 TD 23 1 TD 23 2 TD 5 1 TD 24 14 TD 24 11 TD 24 7 TD 28 24 TD 2 1 TD 25 3 TD 12 11 TD 26 19 TD 18 9 TD 21 9 TD 15 4 TD 22 13 TD 16 4 TD 27 7 TD 26 22 TD 13 3 TD 28 19 TD 29 9 TD 27 12 TD 11 9 TD 11 10 TD 27 11 TD 29 26 TD 29 20 TD 11 8 TD 16 12 TD 28 10 TD 28 7 TD 15 5 TD 5 3 TD 3 1 TD 6 1 TD 22 5 TD 26 5 TD 26 24 TD 22 9 TD 23 13 TD 23 11 TD 21 8 TD 13 10 TD 26 8 TD 19 8 TD 22 18 TD 21 18 TD 21 16 TD 21 6 TD 21 14 TD 25 6 TD 15 6 TD 9 3 TD 17 9 TD 24 12 TD 25 9 TD 27 21 TD 21 19 TD 26 10 TD 24 20 TD 15 14 TD 20 4 TD 27 13 TD 29 27 TD 15 3 TD 19 5 TD 20 5 TD 20 15 TD 7 6 TD 8 2 TD 28 2 TD 28 1 TD 19 6 TD 27 25 TD 25 15 TD 15 9 TD 18 17 TD 12 4 TD 13 6 TD 28 4 TD 17 12 TD 27 22 TD 27 16 TD 22 10 TD 26 23 TD 23 18 FR TD 26 18 TD 29 10 TD 27 12 TD 27 17 TD 20 8 TD 19 2 TD 15 1 TD 18 4 TD 28 6 TD 24 17 TD 29 6 TD 29 2 TD 28 22 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 243 Minimum Fit Function Chi-Square = 305.93 (P = 0.0038)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 278.48 (P = 0.059) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 35.48

Page 109: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

95

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 80.87)

Minimum Fit Function Value = 1.50 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.17 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.40)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.027 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.040)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 1.00

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.25 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.07 ; 3.47)

ECVI for Saturated Model = 4.26 ECVI for Independence Model = 31.99

Chi-Square for Independence Model with 406 Degrees of Freedom = 6468.89

Independence AIC = 6526.89 Model AIC = 662.48

Saturated AIC = 870.00 Independence CAIC = 6652.25

Model CAIC = 1492.49 Saturated CAIC = 2750.51

Normed Fit Index (NFI) = 0.95

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.57

Comparative Fit Index (CFI) = 0.99 Incremental Fit Index (IFI) = 0.99

Relative Fit Index (RFI) = 0.92

Critical N (CN) = 199.18

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.066 Standardized RMR = 0.066

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.91 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.85 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.51

2. OUTPUT CFA PENILAIAN EMOSI DIRI

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENILAIAN EMOSI DIRI DA NI=5 NO=205 MA=PM

Page 110: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

96

LA ITEM1 ITEM5 ITEM9 ITEM13 ITEM17 PM SY FI=EMOSIDIRI.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK EMOSIDIRI FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 5

Minimum Fit Function Chi-Square = 5.97 (P = 0.31) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 6.19 (P = 0.29)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 1.19 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 11.81)

Minimum Fit Function Value = 0.029

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0058 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.058)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.034 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.11)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.55

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.13 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.12 ; 0.18)

ECVI for Saturated Model = 0.15 ECVI for Independence Model = 1.67

Chi-Square for Independence Model with 10 Degrees of Freedom = 330.81

Independence AIC = 340.81 Model AIC = 26.19

Saturated AIC = 30.00 Independence CAIC = 362.42

Model CAIC = 69.42 Saturated CAIC = 94.85

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.49

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Page 111: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

97

Relative Fit Index (RFI) = 0.96

Critical N (CN) = 516.63

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.029 Standardized RMR = 0.029

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.33

3. OUTPUT CFA PENILAIAN EMOSI ORANG LAIN

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENILAIAN EMOSI ORANG LAIN DA NI=5 NO=205 MA=PM LA ITEM2 ITEM6 ITEM10 ITEM14 ITEM18 PM SY FI=EMOSIORANG.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK EMOSIORG FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 2 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 4 Minimum Fit Function Chi-Square = 4.94 (P = 0.29)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 4.71 (P = 0.32) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.71

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 10.49)

Minimum Fit Function Value = 0.024 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0035 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.051)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.030 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.11)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.55

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.13

Page 112: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

98

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.13 ; 0.18) ECVI for Saturated Model = 0.15

ECVI for Independence Model = 1.29

Chi-Square for Independence Model with 10 Degrees of Freedom = 252.55 Independence AIC = 262.55

Model AIC = 26.71 Saturated AIC = 30.00

Independence CAIC = 284.16 Model CAIC = 74.27

Saturated CAIC = 94.85

Normed Fit Index (NFI) = 0.98 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.39 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.95

Critical N (CN) = 549.62

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.027 Standardized RMR = 0.027

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.97 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.26

4. OUTPUT CFA PENGGUNAAN EMOSI

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENGGUNAAN EMOSI DA NI=5 NO=205 MA=PM LA ITEM3 ITEM7 ITEM11 ITEM15 ITEM19 PM SY FI=PENGGUNAAN.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK USE.EMO FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 1 PD OU SS TV MI

Page 113: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

99

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 4

Minimum Fit Function Chi-Square = 3.78 (P = 0.44) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 3.82 (P = 0.43)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 8.75)

Minimum Fit Function Value = 0.019

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.043)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.10)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.66

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.13 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.13 ; 0.17)

ECVI for Saturated Model = 0.15 ECVI for Independence Model = 1.02

Chi-Square for Independence Model with 10 Degrees of Freedom = 198.81

Independence AIC = 208.81 Model AIC = 25.82

Saturated AIC = 30.00 Independence CAIC = 230.43

Model CAIC = 73.37 Saturated CAIC = 94.85

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.00 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.39

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.95

Critical N (CN) = 716.64

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.027 Standardized RMR = 0.027

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.97

Page 114: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

100

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.26

5. OUTPUT CFA PENGATURAN EMOSI

UJI VALIDITAS KONSTRUK PENGATURAN EMOSI DA NI=5 NO=205 MA=PM LA ITEM4 ITEM8 ITEM12 ITEM16 ITEM20 PM SY FI=PENGATURANEMOSI.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK REG.EMO FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 3 TD 4 1 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 3 Minimum Fit Function Chi-Square = 1.99 (P = 0.57)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 1.96 (P = 0.58) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 6.17)

Minimum Fit Function Value = 0.0098 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.030) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.10)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.75

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.13 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.13 ; 0.16)

ECVI for Saturated Model = 0.15 ECVI for Independence Model = 1.80

Chi-Square for Independence Model with 10 Degrees of Freedom = 357.54

Independence AIC = 367.54 Model AIC = 25.96

Saturated AIC = 30.00 Independence CAIC = 389.16

Page 115: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

101

Model CAIC = 77.84 Saturated CAIC = 94.85

Normed Fit Index (NFI) = 0.99

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.01 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.30

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.98

Critical N (CN) = 1163.23

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.014 Standardized RMR = 0.014

Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.20

6. OUTPUT CFA GAYA KELEKATAN AMAN

UJI VALIDITAS KONSTRUK AMAN (SECURE) DA NI=6 NO=205 MA=PM LA ITEM1 ITEM4 ITEM7 ITEM10 ITEM13 ITEM16 PM SY FI=AMAN.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK AMAN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 5 3 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 8 Minimum Fit Function Chi-Square = 8.83 (P = 0.36)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 8.95 (P = 0.35) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.95

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 12.59)

Page 116: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

102

Minimum Fit Function Value = 0.043

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0047 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.062)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.024 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.088)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.67

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.17 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.17 ; 0.23)

ECVI for Saturated Model = 0.21 ECVI for Independence Model = 0.90

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 171.04

Independence AIC = 183.04 Model AIC = 34.95

Saturated AIC = 42.00 Independence CAIC = 208.98

Model CAIC = 91.15 Saturated CAIC = 132.78

Normed Fit Index (NFI) = 0.95

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51

Comparative Fit Index (CFI) = 0.99 Incremental Fit Index (IFI) = 0.99

Relative Fit Index (RFI) = 0.90

Critical N (CN) = 465.17

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.034 Standardized RMR = 0.034

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.38

7. OUTPUT CFA GAYA KELEKATAN CEMAS

UJI VALIDITAS KONSTRUK CEMAS (ANXIETY) DA NI=6 NO=205 MA=PM LA ITEM2 ITEM5 ITEM8 ITEM11 ITEM14 ITEM17

Page 117: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

103

PM SY FI=CEMAS.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK CEMAS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 5 TD 4 3 TD 2 1 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 6 Minimum Fit Function Chi-Square = 2.74 (P = 0.84)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 2.72 (P = 0.84) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 3.28)

Minimum Fit Function Value = 0.013 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.016) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.052)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.95

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.18 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.18 ; 0.19)

ECVI for Saturated Model = 0.21 ECVI for Independence Model = 1.43

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 279.14

Independence AIC = 291.14 Model AIC = 32.72

Saturated AIC = 42.00 Independence CAIC = 317.08

Model CAIC = 97.57 Saturated CAIC = 132.78

Normed Fit Index (NFI) = 0.99

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.03 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.40

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.01

Relative Fit Index (RFI) = 0.98

Page 118: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

104

Critical N (CN) = 1251.59

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.020 Standardized RMR = 0.020

Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.98 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.28

8. OUTPUT CFA GAYA KELEKATAN MENGHINDAR

UJI VALIDITAS KONSTRUK MENGHINDAR (AVOIDANCE) DA NI=6 NO=205 MA=PM LA ITEM3 ITEM6 ITEM9 ITEM12 ITEM15 ITEM18 PM SY FI=HINDAR.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK HINDAR FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 4 2 PD OU SS TV MI

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 8 Minimum Fit Function Chi-Square = 8.60 (P = 0.38)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 8.74 (P = 0.36) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.74

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 12.24)

Minimum Fit Function Value = 0.042 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0036 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.060)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.021 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.087)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.69

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.17 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.17 ; 0.23)

Page 119: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, GAYA KELEKATAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46161/1/BERLIANA... · Kekerasan dan agresi keduanya merupakan respon dari

105

ECVI for Saturated Model = 0.21 ECVI for Independence Model = 1.21

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 234.11

Independence AIC = 246.11 Model AIC = 34.74

Saturated AIC = 42.00 Independence CAIC = 272.05

Model CAIC = 90.94 Saturated CAIC = 132.78

Normed Fit Index (NFI) = 0.96

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.99 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.51

Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00

Relative Fit Index (RFI) = 0.93

Critical N (CN) = 477.74

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.036 Standardized RMR = 0.036

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.99 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.96 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.38