pengaruh dana pihak ketiga (dpk), non performing...
TRANSCRIPT
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING
FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BOPO
TERHADAP PEMBIAYAN MURABAHAH PADA PERBANKAN
SYARIAH
DI INDONESIA (PERIODE 2011–2016)
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Farida Yunita
NIM: 1113085000014
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
PENGARUH DPK, NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING
TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BOPO TERHADAP PEMBIAYAN
MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA (PERIODE 2011–2016)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Farida Yunita
NIM: 1113085000014
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Suhenda Wiranata, M.E.
NIP. 19610421 199003 1 002
Pembimbing II
Drs. Ade Ananto Terminanto, M.M.
NIP. 19681125 201411 1 002
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii
1438 H/2017 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 10 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Farida Yunita
2. NIM : 1113085000014
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi :Pengaruh DPK, Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
Terhadap Pembiayaan Murabahah di Indonesia
(Periode 2011 – 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2017
1. Drs. Ade Ananto Terminanto, M.M. ( )
NIP. 19681125 201411 1 002 Penguji I
2. Fitri Damayanti, SE., M.Si. ( )
NIP.19810731 200604 2 003 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 22 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Farida Yunita
2. NIM : 1113085000014
3. Jurusan : Perbankan Syariah
5. Judul Skripsi : Pengaruh DPK, Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO Terhadap
Pembiayaan Murabahah di Indonesia (Periode 2011 –
2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Rabu 22 Maret 2017
1. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. ( )
NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua
2. Dr. Suhenda Wiranata, M.E. ( )
NIP. 19610421 199003 1 002 Sekertaris
3. Nurul Ichsan,MA ( )
NIP. 19731128 200501 1 004 Penguji Ahli
4. Dr. Suhenda Wiranata, M.E. ( )
NIP. 19610421 199003 1 002 Pembimbing I
5. Ade Ananto Terminanto, SE., MM. ( )
NIP. 19681125 201411 1 002 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Farida Yunita
No Induk Mahasiswa : 1113085000014
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyat memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 7 Maret 2017
(Farida Yunita)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. INFORMASI PRIBADI
Nama : Farida Yunita
Alamat : Jl. H Arkani No. 37 RT/RW 001/001, Cinangka
Sawangan Depok
Telepon : 085719681347
Email : [email protected]
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juni 1995
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
2. PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun
Masuk
Tahun
Keluar
SD SD Negeri 10 Pondok
Pinang
Jakarta Selatan 2001 2007
SMP SMP Al-Hidayah Lebak
Lestari
Jakarta Selatan 2007 2010
SMA SMAN 74 Jakarta Jakarta Selatan 2010 2013
Perguruan
Tinggi
Negeri
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta-Perbankan Syariah
Tangerang
Selatan
2013 2017
3. PENGALAMAN ORGANISASI
Lembaga/Institusi Tahun
Anggota OSIS SMP Al-Hidayah Lebak Lestari 2008-2009
Sekertaris Tari Saman SMAN 74 Jakarta 2007-2008
Wakil Bendahara HMJ Perbankan Syariah 2015-2016
Ketua Acara 2nd
SEISMOGRAF, Tari Saman Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
Sekertaris LSO Tari Saman “SEISDANCE” Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015-2016
Ketua HMJ Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2016-2017
Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 2013-2016
vii
ABSTRACT
The Study aims to analyze the influence of Third Party Fund, Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), and Operating Expenses to
Operating Income (OEOI) of Financing Murabahah in Sharia Banking in
Indonesia. The data used in this study in the data monthly from January 2011 –
June 2016. The study is using the method of analysis of multiple linier regression
test by using a computer program SPSS of 20.0 and Microsoft Excel 2007. The
result showed that Third Party Fund, Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), and Operating Expenses to Operating Income
(OEOI), simultaneously or together have a significant influence on the financing
murabahah with the sig. 0.000 < 0,05. The result showed a partial third party
fund significantly influences on Financing Murabahah with the sig. 0.000 < 0.05,
Non Performing Financing significantly influences on Financing Murabahah with
a value of its sig. 0.000 < 0,05, Financing to Deposit Ratio a partial impact on the
Financing Murabahah with the sig. 0.000 < 0,05, Operating Expenses to
Operating Income does not affect significantly on The Financing Murabahah with
the sig. 0,652 > 0,05.
Keywords: Third Party Fund, Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Operating Expenses to Operating Income (OEOI), and
Financing Murabahah
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Pembiayaan
Murabahah Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data bulanan dari Januari 2011 – Juni 2016. Penelitian ini
menggunakan metode dari analisis regresi linier berganda menggunakan program
komputer SPSS 20.0 dan Microsoft Excel 2007. Hasil menunjukkan bahwa Dana
Pihak Ketiga, Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), secara simultan
atau bersama berpengaruh signifikan Terhadap Pembiayaan Murabahah dengan
sig. 0,000 < 0,05, Non Performing Financing berpengaruh signifikan Terhadap
Pembiayaan Murabahah dengan nilai sig. 0,000 < 0,05, Financing to Deposit
Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial Terhadap Pembiayaan Murabahah
dengan nilai sig. 0,000 < 0,05, Biaya Operasional Pendapatan Operasional tidak
berpengaruh secara signifikan Terhadap Pembiayaan Murabahah dengan sig.
0,652 > 0,05.
Kata Kunci: Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan
Pembiayaan Murabahah.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamiin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh DPK, Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO Terhadap Pembiayaan Murabahah
Pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode 2011-2016)” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univrsitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:
1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr.
Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil
Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin,
M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan.
2. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si selaku Sekertaris Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag, selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi untuk penulis.
5. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME selaku pembimbing I dan Bapak Ade
Ananto Terminanto, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan
solusi, dukungan, bimbingan dan arahan dalam meneyelesaikan
penyusunan skripsi hingga selesai.
6. (Alm) Bapak Muhammad Natsir dan Ibu Komariah terima kasih telah
menyayangi, mendidik dan memberikan motivasi serta doa yang tidak
x
henti. Kakak-kakakku Fauzan Abdul Azim, Fadhillah Rahmah, Febrizal
Ahmad Syah, Arini Ayu Lestari dan Surya Saputro semoga Allah selalu
melindungi dan memberikan rahmat serta rezekinya kepada kalian.
7. Sahabat-sahabat ABSTRAK tercinta, yaitu Lidiya, Ika, Deninda, Fika,
Medi, Annisak, Anneke, Innes, Kiki, Fira dan sahabat SMA Puteri
Marcellina Hutagalung yang selalu ada dan berbagi cerita kepada penulis.
8. Windi Prabowo, SE, yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan dalam membantu pengerjaan skripsi dan teman lintas jurusan
Hilyatun Nafisah.
9. Teman-teman GINCU, yaitu Sri Rahayu, Suci Lailatuniyar, Maulidya
Himmah, Hexa Nur Hidayanti, Uphi Samsurin, Jamilah Nur Indah, Syifa
Alawiyah, Dwi Rahma, Mannik Manila, Yesi Fitriani terima kasih selalu
menghibur, memberikan semangat satu sama lain, dan saling mendukung
selama masa perkuliahan. Terima kasih telah menjadi bagian terbaik
dalam masa perkuliahan penulis serta selalu mendengarkan dan
mensupport penulis.
10. Teman-teman angkatan 2013 Kelas A dan B, yaitu Firda Elfanisa, Virly
Indayani, Rosalia, Marretta, Dini Rizqiyanti, Erna Putri Lestari,Intan
Kamila, Fitri Syamsiah, Neng Nadiyya, Desy Karohmayani, Tia Martha,
Rilo Wahyudi, M Danis, Muamar Khadavi, Lalu Renaldi, Abdul Karim
Muzakki, Farrah Balqis serta seluruh teman-teman angkatan 2013
Perbankan Syariah. Terimakasih telah menjadi teman penulis.
11. Seluruh Senior Perbankan Syariah 2012 terutama Hafizah Oktavia
Habsari, Rara Sekar Arum, Harjuno Wahyu Kuncoro, Fauzi Amir, Bama
Pradika, Yanida, Irfan Nurahmadi yang telah memberikan banyak
pelajaran dan pengalaman yang berharga untuk penulis.
12. Seluruh adik-adik Mahasiswa Perbankan Syariah 2014, 2015, 2016 terima
kasih atas segala kebaikan, kekompakan kalian yang selama ini telah
membantu dan aktif dalam semua kegiatan, serta membantu penulis.
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kalian.
xi
13. Terima kasih untuk semua ketua dan wakil ketua Sema-F, Dema-F, HMJ
Manajemen, HMJ Akuntansi, HMJ Ekonomi Pembangunan, HMJ
Ekonomi Syariah Periode 2016-2017 atas seluruh kerjasama, bantuan, dan
dukungannya selama ini.
14. Seluruh jajaran BPH dan Anggota HMJ Perbankan Syariah periode 2015-
2016 dan periode 2016-2017, terima kasih atas segala pengalaman,
loyalitas dan waktu berproses bersama selama ini.
15. Teman-teman SEISDANCE 2013: Annisa Fairuz, Rizki Oktaviani, Fika
Griselda, Erna Putri Lestari, Sri Rahayu, Farrah Balqis, Rehan Nurmillah,
Paracytha Gumilang, Dharmana Dhini, Firda Elfanisa, Virly Indayani,
Mutia, Sita, Zahra. Terimaka kasih untuk penari-penari cantik Saman FEB
yang selalu kompak dan saling mensupport satu sama lain.
16. Terima Kasih teman-teman KKN GEMPA 2016 atas kebaikan dan
memberikan dukungannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak atas skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 7 Maret 2017
Farida Yunita
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12
A. Landasan Teori ........................................................................................... 12
1. Bank Syariah .......................................................................................... 12
2. Pembiayaan Murabahah ......................................................................... 16
3. DPK (Dana Pihak Ketiga) ...................................................................... 22
4. Non Performing Financing (NPF) ......................................................... 24
5. Financing to Deposit Ratio (FDR) ......................................................... 28
6. BOPO ..................................................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Dependen ....................... 42
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44
E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 46
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 47
A. Ruang Lingkup ........................................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 48
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 49
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 49
2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 56
3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................... 59
xiii
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 64
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 65
C. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................. 74
D. Interpretasi.................................................................................................. 88
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................................ 91
B. Implikasi ..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Komposisi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia
Berdasarkan Akad ................................................................................................... 4
Tabel 1.2: Komposisi DPK, NPF, FDR, BOPO Pada Perbankan Syariah di
Indonesia Periode 2011 – 2016 ............................................................................... 6
Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil .......................................................... 13
Tabel 2.2 Penyebab Kredit Bermasalah ................................................................ 25
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Peringkat Non Performing Financing (NPF) .......... 28
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 35
Tabel 3.1 Kriteria untukMemberikanInterpretasi terhadap Koefisien Korelasi .... 59
Tabel 4.1 Data DPK di Indonesia Tahun 2011 – 2016 ......................................... 66
Tabel 4.2 Data Non Performing Financing (NPF) Tahun 2011-2016 .................. 68
Tabel 4.3 Data Financing to Deposit Ratio (FDR) di Indonesia pada tahun 2011-
2016 ....................................................................................................................... 69
Tabel 4.4 Data BOPO di Indonesia pada tahun 2011-2016 .................................. 71
Tabel 4.5 Data Pembiayaan Murabahah di Indonesia pada tahun 2011-2016 ...... 73
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .................................................. 76
Tabel 4.7 Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF ................................. 77
Tabel 4.8 Uji Durbin Watson ................................................................................ 79
Tabel 4.9 Uji t (parsial) ......................................................................................... 80
Tabel 4.10 Uji F (simultan) ................................................................................... 83
Tabel 4.11 Uji Adjusted R Square (R2Adj) .......................................................... 84
Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 86
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah .................................................. 22
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 45
Gambar 4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah .................................... 64
Gambar 4.2 Grafik Histogram .......................................................................... 75
Gambar 4.3 Grafik P.P plot ............................................................................... 75
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot .......................................................................... 78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian .............................................................. 98
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 100
Lampiran 3: Uji Hipotesis ................................................................................ 102
Lampiran 4: Tabel F ......................................................................................... 104
Lampiran 5: Tabel t .......................................................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atauh kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan Syariah.
Bank Syariah, atau biasa disebut Islamic Bank di negara lain,
berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Perbedaan utamanya
terletak pada landasan operasi yang digunakan. Kalau bank konvensional
beroperasi berlandasakan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan
bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama
Islam (Ascarya dan Yumanita, 2005).
Salah satu fungsi pokok bank syariah adalah menyalurkan
pembiayaan kepada masyarakat sebagaimana diatur oleh Undang-Undang
Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008. Penyaluran pembiayaan
tersebut merupakan salah satu bisnis utama dan oleh karenanya menjadi
sumber pendapatan utama bank syariah. Sejalan perkembangan perbankan
syariah yang relatif baru di Indonesia, pembiayaan syariah dengan segala
jenis akad dan karakteristiknya masih belum dipahami dengan baik oleh
masyarakat, bahkan oleh pegawai dan pejabat bank syariah sendiri.
2
Pemahaman yang baik tentang pembiayaan, terutama oleh pegawai dan
pejabat bank syariah, akan sangat menentukan kualitas pembiayaan yang
pada gilirannya akan berdampak pada perolehan laba bank syariah
tersebut. (Ikatan Bankir Indonesia, 2015).
Bank Syariah dibentuk untuk menggantikan sistem perbankan
murni riba (bank konvensional). Hal ini tidak mudah karena bank
konvensional dalam satu dekade terakhir konsisten tumbuh 15-25 kali lipat
dibanding bank syariah. Market Share perbankan syariah terhadap
perbankan konvensional belum juga mencapai 5% sampai akhir 2014
meskipun usia bank syariah sudah mencapai dua dekade (Ifham, 2015).
Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya tidak
hanya diselesaikan dengan cara mudharabah dan musyarakah (bagi hasil).
Namun, bank syariah dapat juga menjalankan pembiayaan dengan akad
jual beli dan sewa. Pada akad jual beli dan sewa, bank syariah akan
memperoleh pendapatan secara pasti. Hal ini sesuai dengan konsep dan
teori pertukaran (Muhammad, 2005). Dengan melihat potensi dan peranan
Perbankan Syariah di Indonesia dalam perekonomian nasional, semakin
jelaslah arti strategis industri ini bagi masa depan Indonesia. Sewajarnya
Pemerintah, Bank Indonesia, dan pihak terkait memberikan dukungan bagi
pengembangan Perbankan Syariah. Perkembangan Perbankan Islam, tidak
terlepas dari faktor-faktor yang terus mendorongnya, seperti Perbankan
Syariah di usianya yang masih belia mulai melengkapi dirinya dengan
fasilitas dan layanan utama. Dengan kata lain, apa yang ditawarkan
3
perbankan konvensional baik produk maupun jasanya, hampir semuanya
sudah tersedia fiturnya dalam perbankan Islam. Dengan demikian, bukan
hanya mereka merasa aman secara spiritual tapi kepentingan bisnis dan
transaksi mereka pun terlindungi salah satunya yaitu dalam pembiayaan
murabahah (Amin, 2009).
Perbankan Syariah perlu mendapatkan dukungan kongkrit dari
pemerintah maupun otoritas terkait khususnya menyangkut insentif pajak,
yaitu janji pemerintah untuk segera menghapuskan pajak ganda
murabahah, semestinya harus dipenuhi, alangkah naifnya bila tempat lain
yang jelas-jelas sekuler, pemerintahnya memandang penting industri
keuangan syariah dengan insentif pajak, sementara di Indonesia malah
membebaninya.
Pemerintah Inggris yang tengah mempromosikan London sebagai
pintu gerbang keuangan Islam di Eropa menawarkan amandemen undang-
undang dan kemudahan pajak (tax neutrality) untuk menyambut institusi
keuangan Islam yang hendak berlabuh. Ketika resiko diambil, model
keuangan Islam menegaskan secara bersama melibatkan nasabah dan bank
untuk berbagi investasi pada akad pembiayaan yang disepakati dan
membagi keuntungan antara mereka. Produk berputar di sekitar prinsip-
prinsip seperti murabahah, bentuk kredit yang memungkinkan nasabah
untuk melakukan pembelian tanpa harus mengambil pinjaman dalam
bentuk bunga. Bank membeli barang dan kemudian menjualnya kepada
pelanggan secara ditangguhkan (Quinn, 2008).
4
Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional, seperti melakukan fungsi untuk mendukung sektor
riil melalui pembiayaan sesuai prinsip syariah dan transaksi riil (fungsi
intermediasi), dalam rangka pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembiayaan
sebagai upaya lembaga finansial dalam menggerakkan sektor riil mendapat
perhatian tinggi dari perbankan syariah. Dalam penyaluran pembiayaan,
bank syariah dapat memberikan berbagai macam akad yakni: mudharabah,
musyarakah, murabahah, salam, istisna, ijarah, dan qardh (Wardiantika
dan Kusumaningtias, 2015).
Bank Indonesia menyebutkan bahwa pembiayaan yang paling
dominan adalah pembiayaan murabahah yakni mencapai Rp 125,635
triliun atau 57% dari total pembiayaan sebesar Rp 220,143 triliun.
(Statistik Perbankan Syariah, 2016).
Tabel 1.1
Komposisi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan
Akad
Sumber: Statistik Bank Syariah BI (www.ojk.go.id)
Dapat kita lihat berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa
komposisi pembiayaan di atas pembiayaan murabahah menempatkan
Akad 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Mudharabah 10.229
12.023
13.625
14.354
14.820
14.789
Musyarakah 18.960
27.667
39.874
49.387
60.713
65.713
Murabahah 56.365 88.004 110.565 117.371 122.111 125.635
Salam 0 0 0 0 0 0
Istishna 326 376 582 633 770 805
Ijarah 3.839 7.345 10.481 11.620 10.631 9.289
Qardh 12.937 12.090 8.995 5.965 3.951 3.912
TOTAL 102.656 147.505 184.122 199.330 212.996 220.143
5
posisi paling tinggi diantara lainnya dan setiap tahunnya pembiayaan
murabahah mengalami kenaikan, ini menunjukkan bahwa produk
perbankan syariah dengan akad murabahah lebih sering digunakan oleh
bank syariah. Seharusnya yang menjadi kegiatan utama operasional bank
syariah disisi penyaluran dana adalah pembiayaan dengan sistem profit
and loss sharing (PLS). Profit and loss sharing (PLS) ini menjadi
karakteristik dasar suatu bank syariah dan prinsipnya berdasarkan akad
mudharabah atau musyarakah, akan tetapi konsep pembiayaan dengan
sistem PLS ini sampai sekarang masih sulit dilakukan karena risiko dan
ketidakpastian yang sangat tinggi.
Murabahah merupakan pembiayaan perbankan syariah berupa
transaksi jual beli barang sebesar harga perolehan dan margin keuntungan
yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Ikatan Bankir Indonesia, 2015).
Dalam melakukan pembiayaan, bank syariah perlu memperhatikan faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap produk pembiayaan murabahah
diantaranya adalah dana yang terhimpun dari masyarakat atau Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), FDR (Financing to
Deposit Ratio), dan BOPO.
6
Tabel 1.2
Komposisi DPK, NPF, FDR, BOPO Pada Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 2011 – 2016
Sumber: Statistik Bank Syariah BI (www.ojk.go.id)
Dari tabel 1.2 di atas terlihat bahwa rasio keuangan Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
BOPO mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. NPF terendah pada tahun
2012 yaitu 2,22% dan NPF tertinggi yaitu pada tahun 2016 sebesar 4,59%.
Sementara FDR terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu 88,94% dan rasio
FDR tertinggi pada tahun 2013 sebesar 100,32% sedangkan BOPO
terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 74,75% dan BOPO tertinggi
terjadi pada tahun 2014 sebesar 94,16%.
Menurut hasil penelitian Wardiantika dan Kusumaningtias (2012)
menyatakan bahwa DPK mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Jika DPK mengalami
peningkatan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan juga
mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya, jika DPK mengalami
Periode DPK NPF % FDR % BOPO %
2011 115.415 2,52 88,94 78,41
2012 147.512 2,22 100,00 74,75
2013 183.534 2,62 100,32 78,21
2014 217.858 4,33 91,50 94,16
2015 231.175 3,94 96,46 87,57
2016 241.337 4,59 94,46 90,21
7
penurunan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan juga mengalami
penurunan. DPK merupakan salah satu sumber daya financial yang
dimiliki suatu bank untuk melakukan kegiatan pembiayaan, dan
penelitiannya mendapatkan hasil bahwa DPK, CAR, NPF, dan SWBI
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pembiayaan murabahah.
Penelitian Prastanto (2012) yang berjudul faktor yang
mempengaruhi pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia menunjukkan hasil bahwa secara simultan NPF, FDR, DER, QR
dan ROE berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan secara
parsial NPF sendiri berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
tinggi nilai NPF maka akan menyebabkan nilai pembiayaan murabahah
menjadi turun.
Dalam penyaluran pembiayaan bank syariah akan memperhatikan
batas-batas pemberian pembiayaan, hal penting yang perlu diperhatikan
adalah ketentuan Financing to Deposit Ratio (FDR) (Muhammad, 2005).
Financing to Deposit Ratio (FDR) menggambarkan perbandingan antara
besarnya kemampuan Bank Syariah di Indonesia dalam menyalurkan
pembiayaan dengan jumlah seluruh dana yang dapat dihimpun dari
masyarakat. Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah dinilai
akan efektif untuk mendukung perolehan imbal hasil tinggi jika berada
pada kisaran 95%-98% (Muqoddam, 2014).
8
Melihat fungsi utama suatu bank adalah untuk menghimpun dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam hal ini pembiayaan
merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan pangsa pasar
dalam perbankan syariah sehingga perlu dikaji faktor apa saja yang
mempengaruhi pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat. Maka
dari itu penulis ingin meneliti pengaruh variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah dengan judul “Pengaruh
DPK, Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan BOPO Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada
Perbankan Syariah di Indonesia (Periode 2011–2016)”. Dalam sebuah
skripsi sebagai tugas akhir jenjang S1 yang ditempuh penulis.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh variabel DPK, NPF, FDR, dan BOPO secara
parsial terhadap produk pembiayaan murabahah pada Perbankan
Syariah di Indonesia?
2. Bagaimanakah pengaruh variabel DPK, NPF, FDR, dan BOPO secara
simultan terhadap produk pembiayaan murabahah pada Perbankan
Syariah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel DPK, NPF, FDR, dan
BOPO secara parsial terhadap produk pembiayaan murabahah pada
Perbankan Syariah di Indonesia
9
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel DPK, NPF, FDR, dan
BOPO secara simultan terhadap produk pembiayaan murabahah pada
Perbankan Syariah di Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pembiayaan
murabahah pada bank syariah beserta variabel-variabel yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang akan diambil terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan murabahah bank syariah sehingga
kegiatan perbankan syariah tetap berjalan.
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang produk
pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah serta sebagai ajang
ilmiah untuk menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah
diperoleh dibangku kuliah.
3. Bagi Pembaca Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat membawa wawasan dibidang
perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal ini yang berkaitan
dengan pembiayaan murabahah pada bank syariah dan dapat menjadi
salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan
dengan pembiayaan murabahah.
10
E. Sistematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab.
Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan
pemilihan judul atau latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan meguraikan dan menjelaskan
landasan teori yang dilengkapi definisi bank syariah,
pembiayaan murabahah, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan BOPO, penelitian terdahulu, keterkaitan
hubungan antar variabel independen dengan dependen,
kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan
ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis data dan
operasional variabel penelitian.
11
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil
penelitian yaitu, sekilas gambaran umum objek penelitian,
deskripsi data, analisis data dan pembahasan terdiri dari:
hasil uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolonieritas,
heterokedastisitas dan autikorelasi), hasil uji hipotesis (uji-t,
uji-f dan uji adjusted R square), hasil analisis regresi linier
berganda dan interpretasi.
BABV PENUTUP
Penutup yang didalamnya mencangkup kesimpulan dari
keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya serta implikasi yang dapat penulis sampaikan
dalam penulisan skripsi ini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
a. Definisi Bank Syariah
Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, secara tegas menggunakan penamaan “bank syariah”
untuk menyebut “bank bagi hasil” atau “bank Islam”. Ketentuan
dalam pasal 1 angka 7 Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008
merumuskan pengertian “bank syariah”itu adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Jadi bank syariah adalah bank yang
dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
(Usman, 2012).
Bank syariah memiliki tujuan yang sama dengan bank
konvensional kecuali cara beroperasinya yang berdasarkan dengan
peraturan syariah, yang dikenal sebagai fiqh-muamalat (peraturan
islam dalam transaksi). Terdapat kesepakatan di antara para sarjana
muslim bahwa Al-Qur’an melarang riba, pembayaran dan/atau
pengumpulan dari setiap jenis bunga (Qadri, 2008).
13
Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada saat permulaan
akad dengan asumsi harus selalu mendapat
keuntungan.
Penentuan besarnya rasio atau nisbah
bagi hasil dibuat pada saat permulaan
akad dengan memperhatikan
kemungkinan terjadinya untung rugi
(loss and profit sharing)
Besarnya presentase (%) keuntungan
ditentukan sepihak berdasarkan pada jumlah
uang(modal) yang dipinjamkan dikali dengan
tingkat suku bunga yang berlaku.
Besarnya nisbah bagi hasil ditentukan
berdasarkan pada jumlah keuntungan
atau hasil usaha yang diperoleh sesuai
dengan kesepakatan.
Penarikan bunga dilakukan tanpa
memperhatikan apakah usaha yang
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau
rugi.
Pembagian hasul dilakukan
berdasarkan keuntungan dari usaha
yang dijalankan. Namun bila terjadi
kerugian, akan ditanggung berasama
oleh kedua belah pihak.
Pemberian bunga kepada nasabah bersifat
tetap (fixed and predetermined rate),
meskipun tingkat keuntungan bank
mengalami peningkatan
Bagi hasil dengan nasabah
meningkat, sesuai dengan pningkatan
jumlah keuntungan yang diperoleh
pihak bank.
Bunga (riba) bertentangan dengan prinsip
syariah.
Bagi hasil sesuai dengan prinsip
syariah.
Sumber: Burhanuddin S (2010: 43)
14
Menurut bank syariah sistem bunga adalah riba. Riba
adalah pengambilan tambahan dari harta pokok secara batil, umat
islam dilarang mengambil riba apapun jenisnya, larangan riba
terdapat dalam Al-Qura’an dan Al-Hadist.
1) Riba dalam Al-Quran
Artinya:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang melipat gandakan
(pahalanya).” (ar- Ruum: 39).
2) Riba dalam Hadist
Dalam Nurhayati dan Wasilah (2015) karena bahaya
riba begitu besar, Allah melarangnya dengan tegas dan bagi
pelanggarnya akan diberikan hukuman yang keras. Sedemikian
besar daya rusak riba, sampai-sampai ada satu hadis riwayat
Al-Hakim dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan).yang paling
rendah (dosanya) sama dengan seorang yang melakukan zina
dengan ibunya”
Jabir berkata: “bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang
yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang
yang mencatatnya dan dua orang saksinya, kemudian beliau
bersabda,”mereka semua sama.”(HR. Muslim).
15
b. Tujuan Bank Syariah
Tujuan bank syariah didirikan yaitu untuk mempromosikan
dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan
tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis
lain yang terkait. Prinsip dasar yang diikuti oleh bank Islam itu
adalah: (Rodoni, 2009)
1) Larangan riba dalam transaksi
2) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang salah.
3) Memberikan zakat
c. Fungsi Bank Syariah
Menurut Antonio (2001) fungsi bank syariah yaitu sebagai berikut:
1) Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan
kepadanya.
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank
syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana mestinya.
4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri melekat pada entitas
keuangan syariah, Bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
16
mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana
sosial lainnya.
2. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti
suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya
perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat
keuntungan (marjin) yang diinginkan. Tingkat keuntungan ini bisa
dilakukan secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di kemudian hari
yang disepakati bersama. Oleh karena itu, murabahah tidak dengan
sendirinya mengandung konsep pembayaran tertunda (deffered
payment), seperti yang secara umum dipahami oleh sebagian orang
yang mengetahui murabahah hanya dalam hubungannya dengan
transaksi pembiayaan di perbankan syariah, tetapi tidak memahami
fiqih Islam (Tim Penyusun OJK, 2016).
Pembiayaan murabahah adalah istilah untuk:
1) Akad atau perjanjian jual-beli antara bank dengan supplier
untuk barang yang dipesan oleh nasabah.
2) Akad atau perjanjian antara bank dengan nasabah dengan
menjual barang yang dipesan oleh nasabah.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
17
disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah
satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah
ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang
akan diperoleh) (Karim, 2014).
Pendapat ulama dalam Karim (2014)
1) Ulama mazhab Maliki, membolehkan biaya-biaya yang
langsung terkait dengan transakasi jual-beli dan biaya-biaya
yang tidak langsung terkait dengan transaksi tersebut, namun
memberikan nilai tambah pada barang itu.
2) Ulama mazhab Syafi’i membolehkan membebankan biaya-
biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual-beli
kecuali biaya tenaga kerjanya sendiri karena komponen ini
termasuk dalam keuntungannya. Begitu pula biaya-biaya yang
tidak menambah nilai barang tidak boleh dimasukkan sebagai
komponen biaya.
3) Ulama mazhab Hanafi membolehkan membebankan biaya-
biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual-beli,
namun mereka tidak membolehkan biaya-biaya yang memang
semestinya dikerjakan oleh si penjual.
4) Ulama mazhab Hambali berpendapat bahwa semua biaya
langsung maupun tidak langsung dapat dibebankan pada harga
jual selama biaya-biaya itu harus dibayarkan kepada pihak
ketiga dan akan menambah nilai barang yang dijual.
18
Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa keempat mazhab
membolehkan pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan
kepada pihak ketiga.Keempat mazhab sepakat tidak membolehkan
pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang
memang semestinya dilakukan penjual maupun biaya langsung
berkaitan dengan hal-hal yang berguna.
b. Landasan Hukum
Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indinesia No.04/DSN-MUI/IV/2000, tentang murabahah.
Sebagai salah satu bentuk jual beli, maka landasan yang menjadi
dasar murabahah sama dengan landasan jual beli pada umumnya,
baik berupa ayat, hadits, maupun ijma’.
Murabahah merupakan bentuk jual beli dan berdasarkan
keridhaan pelakunya, baik penjual maupun pembeli, sebagaimana
firman Allah swt:
19
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang tekah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu(sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah)
kepada Allah orang yang kembali (mengambil riba), maka itu
adalah penghuni-penghuni neraka;mereka kekal didalamnya”.
(Al-Baqarah: 275).
Dan firman Allah:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batik (tidak
benar), kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas
dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang
kepadamu.”(An-Nisa: 29).
Landasan murabahah dari hadits adalah riwayat Ubadah bin
Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda: “Emas ditukar emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan
kurma, garam dengan garam, dengan jenis yang sama, takaran
yang sama, dari tangan ke tangan (pertukaran langsung). Selain
hal-hal tersebut, maka jual belilah (dengan cara) sesukamu
dengan syarat (jual beli tersebut) dilakukan secara langsung”.
20
c. Rukun Murabahah
Dalam Imama (2014) secara umum, jual beli terpaku pada
akad yang intinya ijab Kabul dan kerelaan kedua belah pihak.
Apabila terpenuhi, maka jual beli tersebut sudah terlaksana dan
sah. Namun demikian, masing-masing pihak memiliki hak khiyar
yang terdiri dari khiyar majlis, khiyar syarat, dan khiyar aib.
Sebagai salah satu bentuk jual beli, maka rukun yang harus
dipenuhi dalam murabahah adalah rukun jual beli secara umum,
antara lain:
1) Penjual dan pembeli
2) Ijab kabul
3) Objek jual beli
4) Nilai tukar
5) Akad jual-beli (ijab qabul).
d. Syarat Murabahah
Menurut Zuhaili (2004) dalam Lely Shofa Imama (2014)
syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah adalah:
1) Harga awal diketahui.
2) Laba diketahui.
3) Modal yang terukur secara pasti.
4) Tidak menggunakan harta yang dapat bertambah nilainya
sebagai alat tukar.
5) Akad jual beli pertama harus sah.
21
e. Ketentuan Murabahah
Cukup banyak ketentuan-ketentuan Fatwa Dewan Syariah
Nasional yang berkaitan dengan Murabahah. Berikut disampaikan
ketentuan Murabahah dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.04/DSN-MUI/IX/2000.
Dalam Wiroso (2011) ketentuan umum Murabahah dalam Bank
Syariah:
1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba.
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah
Islam.
3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya.
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama
bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
6) Bank menjual barang kepada nasabah dengan harga jual senilai
harga beli plus keuntungannya.
7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati
tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus
22
dengan nasabah.
f. Skema Pembiayaan Murabahah
Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Murabahah
Sumber: Ascarya dan Yumanita (2005)
3. DPK (Dana Pihak Ketiga)
a. Definisi DPK
Dalam Arianti dan Muharam (2011) kepercayaan masyarakat akan
keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan
menyelenggarakan sebaik-baiknya permasalahan keuangannya,
merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Menurut
UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah (Pasal 1)
disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UU berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam
bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu”. Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank
23
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang
terdiri dari 3 jenis, yaitu: dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.
Penarikan DPK dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada bank dengan media penarikan tertentu,
Dendanwijaya (2009) mengungkapkan bahwa dana-dana yang
dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari
seluruh dana yang dikelola oleh bank).
b. Macam-macam DPK (Dana Pihak Ketiga)
Menurut Wiroso (2011) dana dari masyarakat atau Dana Pihak
Ketiga terdiri dari: giro, deposito, dan tabungan.
1) Giro
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor 10/31/DPbS
tanggal 7 Oktober 2008, perihal: Produk Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah dijelaskan tentang giro wadiah yaitu: giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya,
atau dengan pemindah bukuan.
2) Deposito
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor 10/31/DPbS
tanggal 7 Oktober 2008, perihal: Produk Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah dijelaskan tentang Deposito Mudharabah yaitu:
deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
24
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara
nasabah dengan bank.
3) Tabungan
Menurut Undang-Undang RI No 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad
wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
4. Non Performing Financing (NPF)
a. Definisi NPF
Non Performing Financing(NPF) adalah suatu rasio yang
membandingkan tingkat pembiayaan bermasalah (pembiayaan
yang dikualifikasikan) terhadap total pembiayaan yang diberikan
(www.bi.go.id).
Sedangkan, menurut Suhartatik dan Kusumaningtias (2012)
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh
bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah
pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet.
NPF pada Bank Syariah selalu digunakan oleh Bank pada
25
saat mempublikasikan kondisi kinerja bank. NPF adalah mengukur
tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah.
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank
syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan
memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun
biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Ihsan,
2013).
b. Faktor-faktor NPF
Menurut Antonio (2001) dan Arifin (2002) dalam Bambang
(2013) penyebab utama terjadinya risiko kredit bermasalah adalah
terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan
investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan
likuiditas. Akibatnya, penilaian pembiayaan kurang cermat dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang
dibiayainya.
Tabel 2.2 Penyebab Kredit Bermasalah
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Adanya self dealing atau tindak
kecurangan dari aparat-aparat
pengelola kredit
2. Adanya kurangnya
pengetahuan/ keterampilan para
pengelol kredit
1. Kegiatan perekonomian
makro/kegiatan
politik/kebijaksanaan
pemerintah yang diluar
jangkauan bank untuk
diperkirakan
26
3. Kurang baiknya manajemen
sistem informasi yang dibangun
pada bank yang bersangkutan
4. Lemahnya organisasi dan
manjemen dari bank yang
bersangkutan
5. Tidak adanya kebijakan
perkreditan yang baik pada
bank yang bersangkutan
6. Kurangnya pengawasan kredit
yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan kepada para
nasabah debiturnya
7. Adanya sikap yang ceroboh,
lalai, dan menggampangkan
dari dari pengelola perkreditan
2. Adanya bencana alam dan
kejadian lain di luar dugaan
3. Adanya itikad baik nasabah
yang diragukan
4. Adanya persaingan antara
perbankan itu sendiri sehingga
bank tersebut tidak mampu
melakukan seleksi risiko
usahanya
5. Adanya tekanan-tekanan dari
berbagai kekuatan politik di
luar bank sehingga
menimbulkan kompromi
terhadap prinsip-prinsip kredit
yang sehat
6. Adanya kesulitan/kegagalan
dalam proses likuidasi dan
perjanjian kredit yang telah
disepakati antara nasabah
dengan bank
Sumber: Teguh Pudjo, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, 2001
dalam Bambang (2013:59)
27
c. Penilaian Kesehatan NPF
Bank syariah harus mampu menganalisis penyebab
pembiayaan bermasalah sehingga dapat melakukan upaya untuk
melancarkan kembali kualitas pembiayaan tersebut. Semakin
banyak jumlah pembiayaan yang diberikan, maka akan membawa
konseksuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh
bank yang bersangkutan.
Berdasarakan Peraturan BI Nomor 15/2/PBI/2013 dalam
bank dinilai memiliki potensi kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya jika salah satunya mempunyai rasio kredit
bermasalah Non Performing Loan/ Non Performing Financing
secara neto lebih dari 5% dari total kredit. Berikut merupakan
rumus untuk mengukur tingkat NPF:
Bila risiko pembiayaan bermasalah meningkat,
margin/bunga kredit akan meningkat pula. Sementara itu, dalam
ekonomi Islam sektor perbankan tidak mengenal instrumen bunga.
Sistem keuangan Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan
dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan
tingkat keuntungan di muka.
28
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Peringkat Non Performing Financing (NPF)
Peringkat NilaiNPF Predikat
1 NPF<2% Sangat Sehat
2 2% ≤ NPF≤ 5% Sehat
3 5% ≤ NPF≤ 8% Cukup Sehat
4 8% ≤ NPF12% Kurang Sehat
5 NPF≥ 12 Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tahun 2004
Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok
maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya
kolektabilitas pembiayaan. Secara umum kolektabilitas
pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:
(Muhammad, 2005)
1) Lancar atau kolektabilitas 1
2) Kurang lancar atau kolektabilitas 2
3) Diragukan atau kolektabilitas 3
4) Perhatian khusus atau kolektabilitas 4
5) Macet atau kolektabilitas 5
5. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari
dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat
likuiditas bank tersebut, sehingga semakin tinggi angka FDR suatu
29
bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid
dibandingkan dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil
(Muhmmad, 2005).
Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing
to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio
Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di
bawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank
tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang
berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai
intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio FDR 60% berarti
40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak
yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut
tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio FDR
bank mencapai lebih dari 110% berarti total pembiayaan yang
diberikan bank terssebut melebihi dana yang dihimpun. Semakin tinggi
FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakin rendah FDR menunjukkan kurang efektivitas bank dalam
menyalurkan pembiayaan. Jika rasio FDR bank berada pada standar
yang ditetapkan oleh BI, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan
meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan
pembiayaan dengan efektif) (Suryani, 2011) rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
30
6. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
a. Definisi BOPO
BOPO menurut Veithzal, dkk (2013) dalam Dewi Septia
Pratiwi (2014) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tngkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.
Menurut BI melalui SE BI No.6/73/Intern/2004 Efisiensi
operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan
total pendapatan operasi atau sering menggunakan istilah BOPO.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional serta tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
(Lukman Dendawijaya, 2009).
Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio BOPO tidak
melebihi 90% apabila melebihi 90%, maka bank tersebut
dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya dalam
hal ini biaya tidak terkontrol yang pada akhirnya menyebabkan
pendapatan menurun hingga berujung pada menurunnya kualitas
pembiayaan karena kurangnya pendapatn untuk menutupi kegiatan
operasional penyaluran pembiayaan. Secara sistematis, menurut
peraturan pemerintah SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004
x 100%
31
BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Komponen Biaya Operasional Pendapatan Operasional
Menurut Lukman Dendawijaya (2009) terdapat beberapa
komponen pendapatan operasional dan biaya operasional, yaitu:
1) Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang
merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang
benar-benar telah diterima. Pendapatan secara terperinci, yaitu:
Hasil Bunga/bagi hasil, Provisi dan Komisi, Pendapatan
lainnya.
2) Biaya Opersional
Biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha bank yang terperinci sebagai
berikut: Biaya Bunga/bagi hasil, Biaya (pendapatan)
Penghapusan Aktiva Produktif, Biaya Estimasi Kerugian
Komitmen dan Kontijensi, Biaya Operasional lainnya.
x 100%
32
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Tribudi Utami (2016) menyatakan bahwa hasil penelitiannya
dari uji t menunjukkan bahwa secara parsial DPK dan FDR memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah, NPF
memiliki pengaruh negatif dan signifikn terhadap Pembiayaan Murabahah
sedangkan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia. Dan dari hasil uji
F secara simultan menunjukkan bahwa DPK, FDR, Inflasi dan NPF secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Bank Syariah di Indonesia pada Periode 2012.05-2015.04.
2. Penelitian Herni Ali dan Miftahurrohman (2016) menyatakan tujuan dari
penelitian ini ialah menganalis pengaruh DPK, NPF,CAR, ROA, BOPO,
Inflasi, Tingkat Suku Bunga Pembiayaan, dan PDB terhadap jumlah
Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah. Metode-metode analisis
yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK), ROA, Inflasi,
dan PDB berpengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah.
Kemudian NPF dan BOPO tidak berpengaruh terhadap jumlah
Pembiayaan Murabahah.
3. Penelitian Lifstin Wardiantika dan Rohmawati Kusumaningtias (2014)
menyatakan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh DPK,
NPF, dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada BUS Tahun 2008-
2012. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
33
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan DPK, CAR,
NPD, dan SWBI mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan Murabahah.
Secara parsial DPK mempunyai pengaruh positif terhadap Pembiayaan
Murabahah, NPF mempunyai pengaruh negatif terhadap Pembiayaan
Murabahah sedangkan CAR dan SWBI tidak mempunyai pengaruh
terhadap Pembiayaan Murabahah.
4. Penelitian Junjun Giyan Gumilar (2013) dari hasil analisis menunjukkan
bahwa secara parsial BI rate mempunyai pengaruh negatif secara
signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah, Kurs dan Modal Sendiri
berpengaruh signifikan positif terhadap Pembiayaan Murabahah,
Pendapatan Margin Murabahah tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan
Murabahah sedangkan DPK dikeluarkan dari model karena terkena gejala
multikolonieritas. Secara simultan variabel Pendapatan Margin
Murabahah, BI Rate, Kurs dan Modal Sendiri berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan Murabahah.
5. Penelitian Prastanto (2013) dari hasil penelitiannya bahwa secara simultan
variabel FDR, NPF, DER, QR. dan ROE berpengaruh terhadap
Pembiayaan Murabahah. Secara Parsial FDR, QR, dan ROE berpengaruh
positif terhadap pembiayaan Murabahah, sedangkan NPF dan DER
berpengaruh negatif terhadap Pembiayaan Murabahah.
6. Penelitian Sela Dwiyuni Lestari (2014) dari hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa secara simultan variabel DPK, CAR, NPF, ROA,
FDR, dan Suku Bunga berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah di
34
BUS Indonesia. Secara parsial DPK, ROA, FDR, dan Suku Bunga
berpengaruh signifikan positif terhadap Pembiayaan Murabahah
sedangkan untuk variabel CAR dan NPF berpengaruh negatif terhadap
Pembiayaan Murabahah di Bank Umum Syariah Indonesia.
35
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Tribudi
Utami
(2016)
Analisis
Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi
Pembiayaan
Murabahah
Pada Bank
Syariah
Indonesia
DPK, FDR,
NPF, dan
Regresi
Berganda
Inflasi Berdasarkan
dari hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa DPK,
FDR, Inflasi,
dan NPF
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
Pembiayaan
Murabah pada
Bank Syariah
di Indonesia
periode 2012-
2015.
Berdasarkan
uji t DPK dan
FDR memiliki
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Pada Bank
Syariah di
Indonesia,
adapun NPF
memiliki
pengaruh
negatif dan
signifikan
sedangkan
Inflasi
berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan.
36
Dalam jangka
panjang DPK
dan FDR
memberikan
pngaruh positif
signifikan dan
NPF
memberikan
pengaruh
negatif
signifikan.
2 Herni Ali
dan
Miftahurr
ohman
(2016)
Determinan
yang
Mempengar
uhi
Pembiayaa
n
Murabahah
Pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia
DPK,
BOPO,
Regresi
Berganda
CAR, ROA,
Inflasi,
Tingkat Suku
Bunga
Pembiayaan,
PDB
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis dan
pembahasan
penelitian
tersebut
menyatakan
bahwa DPK
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia,
NPF tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
CAR
berpengaruh
negatif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
ROA
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
37
Murabahah,
Rasio BOPO
tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
tingkat Inflasi
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
Suku Bunga
Kredit
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
sedangkan
PDB
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia.
3 Lifstin
Wardianti
ka dan
Rohmawa
ti
Kusumani
ngtias
(2014)
Pengaruh
DPK, NPF,
dan SWBI
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Pada Bank
Umum
Syariah
Tahun 2008-
2012
DPK, NPF,
Regresi
Berganda
CAR, dan
SWBI
Penelitian ini
mendapatkan
hasil bahwa
DPK, NPF,
CAR, dan
SWBI secara
simultan
mempunyai
pengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah.
Berdasarkan
hasil regresi
38
menunjukkan
bahwa DPK
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabah,
CAR tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
dan NPF
mempunyai
pengaruh
negatif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
sedangkan
SWBI tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
pada BUS dan
memiliki
hubungan
negatif.
4 Junjun
Giyan
Gumilar
(2013)
Pengaruh
DPK,
Pendapatan
Margin
Murabahah,
Suku Bunga
BI (BI Rate),
Kurs, dan
Modal
Sendiri
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Pada Bank
Umum
Regresi
Berganda
Pendapatan
Margin, BI
rate, Kurs
dan Modal
Sendiri
Dari hasil
analisis
menunjukkan
bahwa secara
parsial BI rate
berpengaruh
negatif secara
signifikan
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
lalu Kurs dan
modal sendiri
berpengaruh
signifikan
39
Syariah di
Indonesia
(Periode
Maret 2009-
Agustus
2012)
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
pendapatan
margin
murabahah
tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
sedangkan
DPK
dikeluarkan
dari model
karena terkena
gejala
multikolonieri
tas. Secara
simultan
variabel
pendapatan
margin
murabahah,
BI Rate, Kurs
dan Modal
Sendiri
berpengaruh
signifikan
terhadap
Pembiayaan
Murabahah
5 Prastanto
(2013)
Faktor yang
Mempengaru
hi
Pembiayaan
Murabah
Pada Bank
Umum
Syariah
FDR,
NPF, dan
Regresi
Berganda
DER, ROE,
dan QR
Hasil
penelitian
analisisi
variabel
independen
FDR, NPF,
DER, QR.
Dan ROE
secara
simultan
mempunyai
pengaruh
40
terhadap
Pembiayaan
Murabah.
Secara parsial
FDR, QR, dan
ROE
berpengaruh
positif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah,
sedangkan
NPF dan DER
berpengaruh
negatif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah.
6 Sela
Dwiyuni
Lestari
(2014)
Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaru
hi
Pembiayaan
Murabah
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
(Periode
tahun 2010-
2013)
DPK,
NPF, dan
FDR
CAR, dan
ROA
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa pada
uji F variabel
DPK, CAR,
NPF, ROA,
FDR, dan
Suku Bunga
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
Pembiayaan
Murabahah di
BUS
Indonesia.
Untuk uji t
variabel DPK,
ROA, FDR,
dan suku
bunga
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap
Pembiayaan
41
Murabah,
sedangkan
variabel CAR
dan NPF
berpengaruh
negatif
terhadap
Pembiayaan
Murabahah di
BUS
Indonesia
42
C. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Dependen
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah
Dana Pihak Ketiga secara sederhana merupakan dana yang
diperoleh dari masyarakat, dalam masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain
baik dalam mata uang rupiah atau dalam valuta asing. Pada sebagian
besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana
terbesar yang dimiliki. Seperti teori pembiayaan yang menyebutkan
salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan
murabahah adalah modal sendiri (equity) maka dari itu semakin besar
dana yang terkumpul maka bank dapat menyalurkan pembiayaan
dalam batas maksimum yang lebih besar pula. Pembiayaan merupakan
salah satu aktiva produktif yang merupakan lawan dari pada Dana
Pihak Ketiga (DPK), karena permintaan dan penawaran terhadap
pembiayaan juga harus mempertimbangkan faktor likuiditas dalam
penghimpunan Dana Pihak Ketiga, karena jika DPK tersebut tidak
dikelola dengan baik akan menjadi idle money (dana yang
menganggur/mengendap) sehingga diharapkan suatu bank menaruh
dana tersebut di pembiayaan yang diberikan salah satunya adalah
pembiayaan murabahah.
43
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Profil yang ada dalam resiko pembiayaan murabahah didalam
suatu bank dapat dilihat dari resiko pembiayaan bermasalah Non
Performing Financing (NPF). Semakin tinggi Non Performing
Financing (NPF) maka semakin tinggi pula resiko yang dihadapi bank
tersebut. Rasio Non Performing Financing (NPF) pada bank yang
tinggi dapat mengakibatkan fungsi intermediasi bank tidak bekerja
secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran dana
bank, sehingga memperkecil kesempatan bank dalam mendapatkan
pendapatan dan itupun mempengaruhi serta berdampak menurunnya
penyaluran pembiayaan murabahah kepada masyarakat.
3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Financing to Deposit Ratio (FDR) secara sederhana merupakan
rasio yang mengukur seberapa besar presentase dari asset yang dimiliki
oleh bank syariah yang digunakan untuk penyaluran dana melalui
pembiayaan. Rasio ini mampu menunjukkan kemampuan perbankan
menghubungkan deposan dengan debitur, sehingga semakin tinggi nilai
FDR maka akan menyebabkan nilai pembiayaan menjadi naik, begitupun
sebaliknya jika FDR mengalami penurunan maka pembiayaan yang akan
disalurkan juga akan mengalami penurunan. Dalam hal ini salah satu
pembiayaan tersebut adalah pembiayaan murabahah. Sehingga dapat
44
disimpulkan dalam melakukan pembiayaan murabahah bank syariah
harus memperhatikan nilai FDR.
4. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Murabahah
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha
bank. Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi
penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
operasional, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan
produk. Biaya dana bagi bank merupakan biaya operasional bank
dengan jumlah terbesar.
D. Kerangka Pemikiran
Bank syariah setiap tahunnya mengalami pertumbuhan seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Pertumbuhan yang terjadi pada
Perbankan Syariah di Indonesia yang positif menjadikan pembiayaan
pada perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan salah satunya yaitu
pembiayaan murabahah.
Dalam penelitian ini data yang digunakan bersumber dari data
statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
Pertumbuhan pembiayaan murabahah dapat dipengaruhi oleh faktor
internal bank yang di ukur dengan rasio keuangan bank yaitu: Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non performing Financing (NPF), Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan BOPO.
45
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah di
Indonesia (Periode 2011-2016)
DPK
( )
NPF
( )
FDR
( )
BOPO
( )
Pembiayaan
Murabahah (Y)
Metode: Analisis Regresi Linier
Berganda
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Heterokedastis
4. Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis:
1. Uji t
2. Uji F
1. Uji Adjusted R.Square
Uji Regresi Linier Berganda
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Implikasi
46
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam kalimat (Sugiyono, 2015). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adalah pernyataan mengenai hubungan antara lima variabel dari penelitian
ini. Adapun hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
tidak berpengaruh secara parsial terhadap Pembiayaan
Murabahah.
Ha : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
berpengaruh secara parsial terhadap Pembiayaan
Murabahah.
2. H0 : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
tidak berpengaruh secara simultan terhadap Pembiayaan
Murabahah.
Ha : Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
berpengaruh secara simultan terhadap Pembiayaan
Murabahah.
47
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena
tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara dua variabel.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis yang bersifat
Kausal-Distributif artinya penelitian yang dilakukan untuk menganalisis
sesuatu keadaan yang telah lalu dan menunjukkan arah hubungan antara
variabel independen yaitu: Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio, dan BOPO variabel
dependen yaitu Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di
Indonesia.
Data operasional yang digunakan peneliti ini menggunakan data
runtut waktu (time series). Semua data dalam bulanan di mulai dari januari
2011 sampai dengan Juni 2016 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive sampling. Menurut Sugiyono (2015), Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel pada penelitian ini sejumlah 34 sampel pada Perbankan Syariah
yang terdata di Bank Indonesia bulan Juni tahun 2016. kriteria penulis
dalam pengembalian sampel yaitu, Perbankan Syariah Indonesia yang
48
terdata di Bank Indonesia yaitu: BUS dan UUS yang memiliki laporan tiap
bulannya. Penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis data time series berskala bulanan
yaitu dari bulan Januari 2011 – Juni 2016.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data
tersebut diperoleh langsung dari laporan situs resmi Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan, seperti laporan bulanan Bank Indonesia tentang
Statistik Perbankan Syariah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan
data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu
(time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data
bulanan Statistik Perbankan Syariah dengan rentang waktu dari bulan
Januari 2011 – Juni 2016 dan data bulanan Pembiayaan Murabahah,
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio, dan BOPO yang diperoleh dari situs resmi
Bank Indonesia serta situs resmi Otoritas Jasa Keuangan.
2. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literatur, buku, artikel,jurnal dan sejenisnya
49
yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya
memperoleh data yang valid.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau
kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan
penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu
internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Peneltian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu di mana
data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan penelitian ini
menganalisis bagaimana pengaruh: Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio, dan BOPO
terhadap Pembiayaan Murabahah. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer (software)
SPSS versi 20 dan Microsoft Excel 2007. Berikut ini adalah metode yang
digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat
multikolonieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Uji Asumsi
Klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak
50
bisa dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator =
BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah.
Menurut (Gujarati, 1995) teorama Gauss-Markow memperkirakan
bahwa OLS harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu: Best, yang terbaik.
Hasil regresi dikatakan Best apabila garis regresi yang dihasilkan guna
melakukan estimasi atau peramalan dari sebaran data, menghasilkan
error yang terkecil.
a. Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linier dalam model
artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai
dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya
hanya berpangku satu.
b. Urbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai
sebenarnya (b1).
c. Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain
yang tidak bias.
Untuk itu diperlukan pendektesian lebih lanjut diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013). Nilai residual
51
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi
tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk
mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi
normal atau tidak, maka dapat digunakan metode analisisi grafik
dan metode statistik.
Salah satu acara mudah untuk melihat nomalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram ini
dapat menyesatkan khususnya jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Jika distribusi data residual normal maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data tidak
normal, diantaranya adalah:
1) Jika jumlah sampel besar, kita perlu menghilangkan nilai
outliner dari data. Kita bisa membuang nilai-nilai yang
ekstrem, baik atas atau bawah. Nilai ekstrem ini disebut
outliner. Pertama kita perlu membuat grafik, dengan sumbu x
52
sebagai frekuensi dan y sebagai semua nilai yang ada dalam
data kita. Dari sini kita akan bisa melihat nilai mana yang
sangat jauh dari kelompoknya. Nilai iniliah yang kemudian
perlu dibuang dari data kita, dengan asumsi nilai ini muncul
akibat situasi yang tidak biasanya.
2) Melakukan transformasi data, ada banyak cara untuk
mentransformasi data kita. Misalnya dengan mencari akar
kuadrat dari data kita, dll.
3) Menggunakan alat analisis nonparametric, analisis ini disebut
juga analisis yang distribusi free. Sayangnya analisis ini
seringkali mengubah data menjadi lebih rendah dari tingkatnya.
Missal kalau sebelum data kita termasuk data interval dengan
analisis ini akan diubah menjadi ordinal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model
regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolonier (Suliyanto, 2011).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
53
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi,
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <
0,10 atau sama dengan VIF > 10, maka model dinyatakan tidak
terdapat gejala multikolonieritas (Ghozali, 2013).
Jika model mengandung multikolonieritas yang serius yakni
korelasi yang tinggi antar variabel independen, maka ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menyembuhkannya: (Ghozali,
2013)
1) Menggabungkan data crossection atau time series (pooling
data)
2) Transformasi Variabel
Transformasi variabel dapat dilakukan dengan cara
melakukan transformasi ke dalam bentuk diferensi pertama
(first difference). Bentuk difference pertama ini akan
mengurangi masalah multikolonieritas. Transformasi variabel
ini akan tetap menimbulkan masalah berkaitan dengan masalah
54
variabel gangguan. Kesalahan pengganggu Vt mungkin tidak
memenuhi salah satu asumsi daripada model regresi linier
klasik yang mengatakan bahwa kesalahan pengganggu tidak
berkolerasi antara yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi
kemungkinan besar berkolerasi serial (Serially Correlated).
3) Keluarkan satu atau lebih variabel independen yang
mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan
identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu
prediksi.
4) Gunakan model dengan variabel independen yang mempunyai
korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi (jangan coba
untuk menginterpretasikan koefisien regresinya).
5) Gunakan metode analisis yang lebih canggih seperti Bayesian
regression atau dalam kasus khusus ridge regression.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
Homoskedastis dan jika berbeda disebut Heteroskedastis. Model
yang baik adalah yang Homoskesdastisitas atau tidak terjadi
Hetersoskedastisistas.variabel residual absolute sama atau tidak
sama untuk semua pengamatan. Ada beberapa cara untuk
55
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, yaitu melihat
grafik antara lain nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis: (1) Jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas; (2) Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2013).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model linier
ada korelasi antara kesalah pengaganggu pada periode t-
sebelumnya. Adapun autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir
mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat
digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi ada-tidaknya masalah
autokorelasi, yaitu menggunakan metode Durbin-Watson dan
metode Run Test sebagai salah satu uji statistik non-parametik. Uji
Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat popular
untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari model
empiris yang diestimasi (Gunawan Sudarmanto, 2005). Menurut
Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak
56
dapat dilihat melalui nilai Durbin-Watson (DW) yang bisa
dijadikan patokan untuk mengambil keputusan adalah:
1) Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak
terjadi autokorelasi.
3) Bila nilai D-W+2, berarti ada autokorelasi negatif.
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang
seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikannya), menjadi
tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat di atas dengan
berbagai cara antara lain dengan melakukan transformasi data dan
menambah data observasi.
2. Uji Hipotesis
Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan software
Microsoft Excel 2007 dan SPSS Versi 20. Dalam pengujian ini
menggunakan Uji Statistika meliputi Uji-t dan Uji-F.
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel
(Independen) secara masing-masing parsial atau individual
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap
variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian yaitu:
57
Hipotesis:
Ho: βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada
pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.
Ha: β ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang
signifikan dari variabel terikat.
Bila probabilitas > α 5% variabel bebas tidak signifikan atau
tidak mampu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ho
terima Ha tolak).
Bila probabilitas < α 5% variabel bebas signifikan atau
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ha tolak, Ha
terima).
b. Uji Simultan (Uji–F)
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketetapan model
(goodness off it). Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk
menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Adapun cara
penguji dalam F ini, yaitu dengan menggunakan suatu variabel yang
disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan melihat
nilai signifikan (Sig < 0,05 atau 5%). Jika nilai signifikan > 0,05
maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka H1
diterima.
58
c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi
varabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya
(Suliyanto, 2011).
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias
terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model
regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan
pengamatan dalam model akan meningkatkan R2 meskipun
variabel yang dimasukkan itu tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang
telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj). Koefisien
determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut
telah dikorelasi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan
ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien
determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat
adanya penambahan variabel baru dalam model. (Suliyanto, 2011).
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
digunakan kriteria sebagai berikut: (Sugiono, 2015)
59
Tabel 3.1
Kriteria untukMemberikanInterpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 -0,199 Sangat Rendah
0,20 -0,399 Rendah
0,40 -0,599 Sedang
0,60 -0,799 Kuat
0,80 -1,000 Sangat Kuat
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang
digunakan secara bersama untuk meneliti pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval.
Pada analisis regresi linier berganda bahwa regresi berganda variabel
tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas
sehingga hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dengan
variabel bebas (X1, X2, Xn). Kemudian dapat ditulis sebagai berikut.
Y = f (X2, X2, ………, Xn)
Keterangan:
Y = Variabel terikat (dependent)
X1, X2, …, Xn = Variabel bebas (independent)
Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat dipengaruhi
dua atau lebih variabel bebas, disamping itu juga terdapat pengaruh
regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
60
Y = a + b1X1 + b2X2 + ……… + bnXn + e
Keterangan:
Y = Variabel tergantung atau terikat (nilai yang diproyeksikan)
a = Intercept (konstanta)
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke n
e = Nilai residu
Berdasarkan pemaparan di atas maka model persamaan analisis
regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Pembiayaan Murabahah Bank Syariah
a = Intercept (Konstanta)
b = Koefisien regresi dari variabel independen
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 = Non Performing Financing (NPF)
X3 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
X4 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Pembiayaan Murabahah = a + b1DPK + b2NPF + b3FDR + b4BOPO + e
61
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi
kegiatan penelitian dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi
tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator
dari variabel peneliti yang diperoleh melalui pengamatan dan
penelitian terdahulu.
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah pembiayaan
murabahah. Menurut Adiwarman Karim (2014). Murabahah adalah
akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad
ini merupakan salah satu bentuk Natural Certainty Contracts, karena
dalam murabahah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh
(required rate of profit).
2. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel independen
antara lain sebagai berikut:
a. DPK (X1)
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kemampuan menghimpun dana masyarakat. Dana
masyarakat yang terhimpun akan diputar bank agar dana tersebut
dapat menguntungkan bagi bank dan nasabah, salah satu cara untuk
62
menambah dana yang sudah ada yaitu dengan menyalurkan dana
tersebut kepada pembiayaan.
Sumber dana pihak ketiga (DPK) yang diperoleh oleh bank
syariah adalah produk tabungan, deposito dan giro dengan
menjumlahkan semua produk penghimpun yang dimiliki oleh
perbankan syariah maka akan diperoleh jumlah dana pihak ketiga
(DPK) yang telah berhasil dihimpun setiap bulannya.
b. Non Performing Financing (NPF) (X2)
Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio
keuangan yang berkaitan dengan risiko pembiayaan. Non
Performing Financing adalah perbandingan antara total
pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan
kepada debitur.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF) diperoleh
dari Bank Indonesia dan OJK yaitu Statistika Perbankan Syariah
berdasarkan perhitungan dari Januari tahun 2011 sampai dengan
Juni 2016 dalam presentase.
c. Financing to Deposit Ratio (FDR) (X3)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai likuiditasnya yaitu dengan membagi jumlah
63
pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga
(DPK).
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Bank Indonesia dan OJK yaitu Statistika Perbankan
Syariah berdasarkan perhitungan bulanan dari Januari 2011 sampai
dengan Juni 2016 dalam presentase.
d. BOPO (X4)
BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam rangka menjalankan aktifitas usaha pokoknya. Pendapatan
operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan
bagi hasil yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk
pembiayaan dan penempatan operasi lainnya.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari Bank Indonesia dan OJK yaitu Statistika Perbankan
Syariah berdasarkan perhitungan bulanan dari Januari 2011 sampai
dengan Juni 2016 dalam presentase.
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Produk pembiayaan murabahah (jual beli) merupakan produk yang
paling banyak dimanfaatkan oleh lembaga keuangan syariah khususnya
perbankan syariah dan nasabah. Agar lebih mengenal produk murabahah
lebih jauh, dapat dilihat penjelasan tentang produk murabahah yang
tertuang dalam Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Peraturan
Bank Indonesia No: 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan
penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Pembiayaan murabahah memiliki andil paling tinggi dalam tingkat
penyaluran dana bank syariah dibandingkan dengan pembiayaan lainnya.
Pertumbuhan bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja positif.
Setiap tahun nilai dari pembiayaan murabahah selalu meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1
Perkembangan Pembiayaan Murabahah
56,365
88,004
110,565117,371122,111126,179
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah
65
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai pembiayaan
murabahah hingga pertengahan tahun 2016 porsi pembiayaan murabahah
masih mendominasi dan setiap tahunnya selalu meningkat. Fenomena
dimana pembiayaan murabahah sebagai pembiayaan yang paling dominan
merupakan fenomena global seperti di Pakistan, Dubai, Malaysia dan
termasuk di Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan dalam pembiayaan
murabahah dinilai relatif lebih mudah dan mempunyai resiko yang lebih
kecil dibandingkan dengan pembiayaan lainnya dan yang pasti
menguntungkan baik dari pihak bank maupun nasabah.
Dalam hal ini maka perlu mengkaji faktor apa saja yang
mempengaruhi pembiayaan murabahah agar pihak bank dapat
mengoptimalkan peningkatan volume pembiayaan murabahah serta
memaksimalkan laba nya.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Variabel DPK
Menurut Dendawijaya (2003) dalam Oktaviani (2012) dana-
dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan
sumber terpenting bagi kegiatan operasi bank. Simpanan nasabah ini
biasanya memiliki bagian terbesar dari total kewajiban bank. Dana
pihak Ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan
oleh bank bisa mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh dana
yang dikelola oleh bank. Dana dari masyarakat terdiri dari giro,
deposito dan tabungan.
66
Tabel 4.1
Data DPK di Indonesia Tahun 2011 – 2016
BULAN TAHUN (Milyar)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 75,814 116,518 148,731 177,930 210,761 229,094
Februari 75,085 114,616 150,795 178,154 210,297 231,819
Maret 79,651 119,639 156,964 180,945 212,988 232,657
April 79,567 114,018 158,519 185,508 213,973 233,808
Mei 82,861 115,206 163,858 190,783 215,339 238,366
Juni 87,025 119,279 163,966 191,470 215,339 241,337
Juli 89,786 121,018 166,453 194,299 216,083
Agustus 92,021 123,673 170,222 195,959 216,356
September 97,756 127,678 171,701 197,141 219,314
Oktober 101,804 134,453 174,018 207,121 219,477
November 105,330 138,671 176,292 209,644 220,455
Desember 115,415 147,512 183,534 217,858 231,175
Sumber: Statistik Bank Indonesia yang telah diolah
Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan nilai Dana Pihak Ketiga
tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan Desember sebesar
115.415 milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar 75.814 milyar.
Pada tahun 2012 DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar
147.512 milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar 116.518
milyar. Pada tahun 2013 DPK tertinggi terjadi pada bulan Desember
sebesar 183.534 milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar
148.731 milyar. Pada tahun 2014 DPK tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 217.858 milyar dan terendah pada bulan Januari
sebesar 177.930 milyar, Pada tahun 2015 DPK tertinggi terjadi pada
67
bulan Desember sebesar 231.715 milyar dan terendah pada bulan
Januari sebesar 210.761 milyar. Pada tahun 2016 DPK tertinggi terjadi
pada bulan Juni sebesar 241.337 milyar dan terendah pada bulan
Januari sebesar 229.094 milyar.
Sedangkan selama periode penelitian DPK tertinggi terjadi
pada Juni tahun 2016 sebesar 229.094 milyar dan terendah pada
Januari 2011 sebesar 75.814 milyar.
2. Deskripsi Variabel NPF (Non Performing Financing)
Non Performing Financing adalah suatu rasio yang
membandingkan tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total
pembiayaan yang diberikan.
Menurut Andrean (2015) semakin tinggi presentase rasio NPF
akan mengindikasikan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang
disalurkan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan
kinerja fungsi intermediasi bank yang bersangkutan karena bank akan
semakin ketat dalam penyaluran pembiayaan mengingat bank harus
melakukan recovery dana atas dana yang tidak kembali dari
pembiayaan yang gagal bayar.
68
Tabel 4.2
Data Non Performing Financing (NPF) Tahun 2011-2016
BULAN
TAHUN (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 3,28 2,68 2,49 3,01 4,87 4,39
Februari 3,66 2,82 2,72 3,53 5,10 4,46
Maret 3,60 2,76 2,75 3,22 4,81 4,54
April 3,79 2,85 2,85 3,48 4,62 4,53
Mei 3,76 2,93 2,92 4,02 4,76 5,07
Juni 3,55 2,88 2,64 3,90 4,73 4,58
Juli 3,75 2,92 2,75 4,13 4,54
Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 4,50
September 3,50 2,74 2,80 4,67 4,41
Oktober 3,11 2,58 2,96 4,58 4,41
November 2,74 2,50 3,08 4,86 4,30
Desember 2,52 2,22 2,62 4,33 3,93
Sumber: Statistik Bank Indonesia yang sudah diolah
Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai NPF tertinggi
pada tahun 2011 terjadi pada bulan April sebesar 3,79% dan terendah
pada bulan Desember sebesar 2,52%. Pada tahun 2012 NPF tertinggi
terjadi pada bulan Mei sebesar 2,93% dan terendah pada bulan
Desember sebesar 2,22%. Pada tahun 2013 NPF tertinggi terjadi pada
bulan Desember sebesar 3,08% dan terendah pada bulan Januari
sebesar 2,49%. Pada tahun 2014 NPF tertinggi terjadi pada bulan
November sebesar 4,86% dan terendah pada bulan Januari sebesar
3,01%. Pada tahun 2015 NPF tertinggi terjadi pada bulan Februari
sebesar 5,10% dan terendah pada bulan Desemberi sebesar 3,93%.
Pada tahun 2016 NPF tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 5,07%
dan terendah pada bulan Januri sebesar 4,39%.
69
Sedangkan selama periode penelitian NPF tertinggi terjadi pada
bulan Februari 2015 sebesar 5,10% dan NPF terendah terjadi pada
bulan Desember 2012 sebesar 2,22%.
3. Deskripsi Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan oleh bank.
Meningkatnya Dana Pihak Ketiga atau kelebihan likuiditas
akan membuat perbankan syariah melakukan ekspansi pembiayaan.
Sehingga total pembiayaan yang tercermin oleh rasio Financing to
Deposit Ratio (FDR) akan meningkat.
Tabel 4.3
Data Financing to Deposit Ratio (FDR) di Indonesia pada tahun 2011-2016
BULAN TAHUN (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 99,62 96,76
Februari 95,16 90,49 102,17 102,03 99,55 95,23
Maret 93,22 87,13 102,62 102,22 100,44 96,04
April 95,17 95,39 103,08 95,50 99,54 95,07
Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 99,84 93,19
Juni 94,93 98,59 104,43 100,80 100,91 94,46
Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 100,10
Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 99,98
September 94,97 102,10 103,27 99,71 99,27
Oktober 95,24 100,84 103,03 102,73 98,84
November 94,40 101,19 102,58 100,98 99,59
Desember 88,94 100,00 100,32 97,84 96,46
Sumber: Statistik Bank Indonesia yang sudah diolah
Pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa nilai FDR tertinggi
pada tahun 2011 FDR tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar
70
98,39% dan terendah pada bulan Desember sebesar 88,94%. Pada
tahun 2012 FDR tertinggi terjadi pada bulan September sebesar
102,10% dan terendah pada bulan Maret sebesar 87,13%. Pada tahun
2013 FDR tertinggi terjadi pada bulan Juli 104,83% dan terendah
pada bulan Desember sebesar 100,32%. Pada tahun 2014 FDR
tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 102,73% dan FDR
terendah terjadi pada bulan April sebesar 95,50%. Pada tahun 2015
FDR tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 100,91% dan terendah
pada bulan Desember sebesar 96,46%. Pada tahun 2016 FDR tertinggi
terjadi pada bulan Januari sebesar 96,76% dan terendah pada bulan
Mei sebesar 93,19%.
Sedangkan selama periode penelitian FDR tertinggi terjadi
pada Juli 2013 sebesar 104,83% dan terendah pada bulan Maret
sebesar 87,13%.
4. Deskripsi Variabel BOPO
BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. (Rivai,
2007).
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Pendapatan
operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bagi
71
hasil yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk pembiayaan
dan penempatan operasi lainnya.
Tabel 4.4
Data BOPO di Indonesia pada tahun 2011-2016
BULAN
TAHUN (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 75,75 86,22 70,43 80,05 92,54 88,53
Februari 79,56 78,39 72,06 83,77 91,65 85,77
Maret 77,63 77,77 72,95 91,90 92,78 86,36
April 78,78 77,77 73,95 84,50 93,79 88,32
Mei 79,05 76,24 76,87 76,49 93,53 89,59
Juni 78,13 75,74 76,18 91,50 94,22 87,57
Juli 77,13 75,87 76,13 91,61 89,25
Agustus 77,65 75,89 77,87 92,70 88,84
September 77,54 75,44 77,98 99,55 88,50
Oktober 78,03 75,04 79,06 93,94 88,34
November 77,92 75,29 78,59 93,44 88,37
Desember 78,41 74,75 78,21 94,16 90,21
Sumber: Statistik Bank Indonesia yang sudah diolah
Pada tabel 4.4 daiats menunjukkan bahwa nilai BOPO tertinggi
pada tahun 2011 terjadi pada bulan Februari sebesar 79,56% dan
terendah pada bulan Januari sebesar 75,75%. Pada tahun 2012 BOPO
tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 86,22% dan terendah pada
bulan Desember sebesar 74,75%. Pada tahun 2013 BOPO tertinggi terjadi
pada bulan Oktober sebesar 79,06% dan terendah pada bulan Januari
sebesar 70,43%. Pada tahun 2014 BOPO tertinggi terjadi pada bulan
September sebesar 99,55% dan terendah terjadi pada bulan Mei sebesar
76,49%. Pada tahun 2015 BOPO tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
94,22% dan terendah pada bulan Oktober sebesar 88,34%. Pada tahun
72
2016 BOPO tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 89,59% dan terendah
pada bulan Februari sebesar 85,77%.
Sedangkan selama periode penelitian BOPO tertinggi terjadi pada
bulan September 2014 sebesar 99,55% dan terendah pada bulan Januari
2013 sebesar 70,43%.
5. Deskripsi Variabel Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank
dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan
nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Menurut Prastanto (2013) murabahah merupakan pembiayaan
yang memposisikan nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai
penjual, dan operasional murabahah ini murni menggunakan rukun dan
syarat jual beli, dimana terdapat beberapa hal yang harus ada dalam
transaksi jual beli tersebut.
73
Tabel 4.5
Data Pembiayaan Murabahah di Indonesia pada tahun 2011-2016
Sumber: Statistik Bank Indonesia yang sudah diolah
Pada Tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai Pembiayaan
murabahah tertinggi pada tahun 2011 terjadi pada bulan Desember
sebesar 56.365 milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar 37.855
milyar. Pada tahun 2012 Pembiayaan murabahah tertinggi terjadi pada
bulan Desember sebesar 88,004 milyar dan terendah pada bulan
Januari sebesar 56,473 milyar. Pada tahun 2013 Pembiayaan
murabahah tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 110,565
milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar 89,665 milyar. Pada
tahun 2014 Pembiayaan murabahah tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 117,371 milyar dan terendah pada bulan Januari
sebesar 109,803 milyar, Pada tahun 2015 Pembiayaan murabahah
tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 122,111 milyar dan
BULAN
TAHUN (Milyar)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 37,855 56,473 89,665 109,803 115,979 122,287
Februari 38,983 58,326 92,792 110,047 116,268 122,042
Maret 40,877 59,165 97,415 111,727 117,358 122,167
April 42,453 61,895 98,368 112,288 117,210 122,981
Mei 44,118 64,544 100,184 112,820 117,777 124,339
Juni 46,161 67,752 102,588 114,322 118,612 126,179
Juli 47,453 70,730 104,718 114,128 117,947
Agustus 49,455 73,826 105,061 114,002 118,317
September 49,883 77,153 106,779 114,891 119,395
Oktober 52,148 80,953 107,484 115,088 119,456
November 53,993 83,826 108,128 115,602 120,332
Desember 56,365 88,004 110,565 117,371 122,111
74
terendah pada bulan Januari sebesar 115,979 milyar. Pada tahun 2016
pembiayaan murabahah tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar
126,179 milyar dan terendah pada bulan Januari sebesar 122,287
milyar. Sedangkan selama periode penelitian nilai Pembiayaan
murabahah tertinggi terjadi pada Juni 2016 sebesar 126,179 milyar dan
terendah pada Januari 2011 sebesar 37,855 milyar.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika data akan
mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis
diagonal. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai
residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai
rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji
normalitas dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Berikut adalah hasil dari uji normalitas.
75
1) Analisis Grafik Histogram
Gambar 4.2
Histogram
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan gambar di atas, histogram Regression Residual
membentuk kurva seperti lonceng, maka nilai residual tersebut
dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.
2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P
Plot)
Gambar 4.3
Grafik P-p Plot
Sumber: data yang diolah
76
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa penyebaran
data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi
normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas
3) Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.6
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa Sig. (2-tailed)
sebesar 0,214 > 0,05 (Sig > α). Hal ini berarti nilai residual
terstandarisasi dikatakan menyebar secara normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau
sempurna diantara variabel bebas atau tidak bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .02756698
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .130
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
77
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <
0,10 atau sama dengan VIF > 10, maka model dinyatakan tidak
terdapat gejala multikolonieritas. Dari uji multikolonieritas yang
dilakukan penulis, tidak ditemukannya data tidak terdapat gejala
multikolonieritas terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ln_DPK .399 2.508
Ln_NPF .292 3.427
Ln_FDR .703 1.423
Ln_BOPO .217 4.614
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel 4.7 di
atas terlihat bahwa dari nilai Tolerance DPK sebesar 0,399 (0,399
> 0,10), nilai Tolerance NPF sebesar 0,292 (0,292 > 0,10), nilai
Tolerance FDR sebesar 0,703 > 0,10, dan nilai BOPO sebesar
0,217 (0,217 > 0,10). Berdasarkan tabel di atas untuk nilai VIF
DPK sebesar 2,508 (2,508 < 10,00), nilai VIF NPF sebesar 3,427
(3,427 < 10,00). Nilai VIF FDR sebesar 1,423 (1,423 < 10,00), dan
78
nilai VIF BOPO 4,614 (4,614 < 10,00). Kesimpulan dari hasil nilai
Tolerance menunjukkan > 0,10 dan nilai VIF sebesar < 10,00
berarti menunjukkan bahwa variabel DPK, Non Performing
Financing (NPF). Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO
tidak terdapat Multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka
disebut dengan homokedastisitas, yang diharapkan pada model
regresi adalah homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji
heterokedastisitas menggunakan analisis grafik dengan Scatterplot:
Gambar 4.4
Grafik Scatterplot
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan tampilan pada Scatterplot dalam Gambar 4.4
di atas terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual.
79
Oleh karena itu maka berdasarkan uji heterokedastisitas
menggunakan metode analisis grafik, pada model regresi yang
terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time series) atau ruang (Cross Section). Beberapa
penyebab munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data time-
series dalam analisis regresi adalah adanya kelembaman (inertia)
artinya data observasi pada periode sebelumnya dan periode
sekarang, kemungkinan besar akan mengandung saling
ketergantungan (interdependence).
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat
popular untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari
model empiris yang di estimasi. Berikut adalah hasil uji dari uji
autokorelasi:
Tabel 4.8
Uji Durbin Watson
Sumber: data yang diolah
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .997a .994 .994 .02846 .700
a. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
b. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
80
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai Durbin-Watson sebesar.
Uji Autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson dengan nilai
diantara -2 < Nilai Durbin Watson < 2. Berdasarkan hasil tabel di
atas menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 0,700. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi gejala atau autokorelasi
2. Uji Hipotesis
a. Uji t (parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen DPK, NPF, FDR dan
BOPO secara individual (parsial) terhadap variabel dependen
Pembiayaan Murabahah yang diuji pada tingkat signifikan
0,05, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai
berikut:
S
u
m
Sumber: data yang diolah
Tabel 4.9
Uji t (parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -12.653 1.165 -10.865 .000
Ln_DPK 1.039 .016 .963 63.663 .000
Ln_NPF -.120 .028 -.075 -4.268 .000
Ln_FDR 1.378 .102 .154 13.510 .000
Ln_BOPO -.039 .086 -.009 -.453 .652
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
81
1) Uji t terhadap variabel DPK
Hasil yang di dapat pada Tabel 4.9 di atas, variabel DPK
secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai
lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X1 =
63,663 dan tabel t sebesar 1,670 (df (n-k-1) 66-5-2 = 62, α =
0,05), sehingga t hitung > t tabel ( 63,663 > 1,670) Maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel DPK secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap Pembiayaan Murabahah.
2) Uji t terhadap variabel NPF
Hasil yang didapat pada Tabel 4.9 di atas, Variabel Non
Performng Financing (NPF) secara statistik menunjukkan hasil
yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05).
Sedangkan nilai t hitung X2 = 4,268 dan tabel t sebesar 1,670
(df (n-k-1) 66-5-2 = 62, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (
4,268 > 1,670). Maka H0 ditolah Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel NPF secara parsial berpangaruh
secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.
3) Uji t terhadap variabel FDR
Hasil yang didapat pada Tabel 4.9 di atas, variabel
Financing to Deposit Ratio (FDR) secara statistik
menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α
(0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X3 = 13,510 dan tabel t
82
sebesar 1,670 (df (n-k-1) 66-5-2 = 62, α = 0,05), sehingga t
hitung > t tabel ( 13,510 > 1,670) Maka H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel FDR
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
Pembiayaan Murabahah.
4) Uji t terhadap variabel BOPO
Hasil yang didapat pada Tabel 4.9 di atas, variabel BOPO
secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada
nilai lebih besar dari α (0,652 > 0,05). Sedangkan nilai t hitung
X4 = 0,453dan tabel t sebesar 1,670 (df (n-k-1) 66-5-2 = 62, α =
0,05), sehingga t hitung < t tabel ( 0,453 < 1,670) Maka H0
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel BOPO secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah.
b. Uji F (Simultan)
Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan
menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA
(Analysis of Variance) apakah secara simultan variabel DPK,
NPF, FDR, dan BOPO memberikan pengaruh yang signifikan
atau tidak terhadap Pembiayaan Murabahah dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai
signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Nilai signifikan < 0,05 H0
ditolak. Berikut adalah hasil uji F:
83
Tabel 4. 10
Uji F (simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 8.824 4 2.206 2724.088 .000b
Residual .049 61 .001
Total 8.873 65
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
b. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
Sumber: data yang diolah
Berdasarakan tabel 4.10 di atas nilai F-hitung sebesar
2724,088 dengan nilai tingkat signifikan 0,000. Karena nilai
signifikan lebih kecil dari 0,000 < 0,05, dan nilai hitung F
hitung > F tabel ( 2724,088 > 2,52 ) dengan nilai Ftabel df: α,
(k-1),(n-k) atau 0,05,(5-1),(66-5) = 2,52. Maka H0 ditolak atau
Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa DPK, Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan BOPO berpengaruh secara simultan (secara
bersama-sama) terhadap Pembiayaan Murabahah.
c. Uji Adjusted R-square
Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan
besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi
memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas
84
yang dimasukkan dalm model regresi di mana setiap
penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam
model akan meningkatkan nilai R2
meskipun variabel yang
dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah
disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj).
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa
koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah
variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan
menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka
nilai koefisien determinasi yang disesuaikan dapat naik atau
turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model.
Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square:
Tabel 4.11
Uji Adjusted R Square (R2Adj)
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan hasil tabel di atas R menunjukkan nilai
korelasi atau hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikatnya. Nilai R sebesar 0,997 atau 99,7% menyatakan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .997a .994 .994 .02846
a. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
b. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
85
bahwa terdapat hubungan antara DPK, Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
BOPO secara bersama-sama terhadap variabel Pembiayaan
Murabahah.
Nilai R Square menunjukkan besarnya pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai R Square
sebesar 0,994 atau 99,4% menyatakan terdapat pengaruh
sebesar 99,4% antara DPK, Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO secara bersama-
sama terhadap variabel Pembiayaan Murabahah, sementara
sisanya 0,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
Besarnya Adjusted R Square adalah 0,994 atau sebesar
99,4% dapat disimpulkan bahwa pengaruh DPK, Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), dan BOPO terhadap Pembiayaan Murabahah adalah
99,4%. Sedangkan sisanya 0,7% (100% - 99,4%) dipengaruhi
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas,
selanjutnya akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 20 untuk
mengetahui besarnya pengaruh DPK, Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO terhadap
86
Pembiayaan Murabahah. Hasil pengolahan data dengan SPSS dapat
dilihat Tabel 4.12 di bawah ini:
Tabel 4.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -12.653 1.165 -10.865 .000
Ln_DPK 1.039 .016 .963 63.663 .000
Ln_NPF -.120 .028 -.075 -4.268 .000
Ln_FDR 1.378 .102 .154 13.510 .000
Ln_BOPO -.039 .086 -.009 -.453 .652
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
Sumber: data yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = -12,653 + 1,039 X1 – 0,120 X2 + 1,378 X3 – 0,039 X4
Keterangan:
Y = Logaritma Natural Pembiayaan Murabahah
X1 = Logaritma Natural Nilai DPK
X2 = Logaritma Natural Nilai Non Performing Financing (NPF)
X3 = Logaritma Natural Nilai Financing to Deposit Ratio (FDR)
X4 = Logaritma Natural Nilai BOPO
Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi
di atas adalah sebagai berikut:
1) Apabila DPK, Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), dan BOPO bernilai 0, maka nilai
87
Pembiayaan Murabahah adalah 12,653%. Maksudnya adalah jika
DPK, Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit
Ratio (FDR), dan BOPO tidak melakukan kegiatan operasional
dapat dikatakan bahwa dalam periode Januari 2011 sampai Juni
2016 jumlah Pembiayaan Murabahah sebesar 12,653%.
2) Jika variabel DPK sebesar 1,039 maksudnya adalah jika setiap
kenaikan 1% DPK akan menyebabkan meningkatnya Pembiayaan
Murabahah sebesar 103,9% dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
3) Jika variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar -0,120
maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% NPF akan
menyebabkan menurunnya Pembiayaan Murabahah sebesar -12%
dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
4) Jika variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 1,378
maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% FDR akan
menyebabkan meningkatnya Pembiayaan Murabahah sebesar
137,8% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
5) Jika variabel BOPO sebesar -0,039 maksudnya adalah jika setiap
kenaikan 1% BOPO akan menyebabkan menurunnya Pembiayaan
Murabahah sebesar -3,9% dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
88
D. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, variabel DPK mempunyai nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel DPK secara parsial
berpengaruh positif secara signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
Hasil ini mendukung hasl penelitian yang dilakukan oleh Utami (2016)
serta penelitian yang dilakukan oleh Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif secara
signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Setiap kenaikan jumlah
DPK yang tersimpan dan terhimpun di bank syariah, maka akan
semakin besar tingkat pembiayaan murabahah yang disalurkan.
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, variabel Non Performing Financing
(NPF) mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
menerima Ha atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel NPF secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Hasil ini menolak penelitian Imanudin (2016)
yang menyatakan bahwa NPF tidak mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap pembiayaan murabahah dan penelitian
89
kusnianingrum (2016) dan Rimadhani (2011) yang menyatakan bahwa
NPF berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Namun,
mendukung penelitian dwiyuni (2014) yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pembiayaan
murabahah. NPF merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa
besar pembiayaan yang bermasalah dari total pembiayaan yang telah
disalurkan. Sehingga bila tingkat NPF semakin tinggi maka jumlah
pembiayaan yang disalurkan oleh bank cenderung akan semakin
rendah.
3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, variabel Financing to Deposit Ratio
(FDR) mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
menerima Ha atau menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel FDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Murabahah. Hasil ini menolak hasil penelitian
sebelumnya oleh Nurbaya (2013) yang menyatakan bahwa rasio FDR
tidak memiliki pengaruh signifikan tterhadap pembiayaan murabahah.
Namun, mendukung hasl penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014)
yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh secara signifikan terhadap
Pembiayaan Murabahah. Nilai FDR menunjukkan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
90
sebagai sumber likuiditasnya. Sehingga semakin tinggi rasio FDR
sebuah bank semakin tinggi pula jumlah pembiayaan murabahah suatu
bank tersebut.
4. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, variabel BOPO mempunyai
nilai signifikan 0,652 > 0,05. Hal ini berarti menolak Ha atau menerima
H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. Hasil
ini mendukung hasl penelitian yang dilakukan oleh Ali dan
Miftahurrohman (2016) yang menyatakan bahwa BOPO tidak
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah. Rasio
BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi sebuah bank, rasio ini membandingkan biaya operasional
dengan pendapatan operasional. Berdasarkan penelitian ini
menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah pada perbankan syariah
di Indonesia tidak dipengaruhi secara signifikan oleh besar kecilnya
rasio BOPO atau tingkat efisiensi bank.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel independen DPK, Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah
di Indonesia. Sedangkan variabel independen BOPO dengan tingkat
signifikan sebesar 0,652 secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Hasil uji regresi juga diemukan bahwa variabel independen DPK, Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
BOPO dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 secara simultan atau
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.
3. Hasil uji regresi variabel yang paling dominan terhadap pembiayaan
murabahah adalah Financing to Deposit Ratio (FDR).
4. Hasil uji regresi variabel yang kurang dominan terhadap pembiayaan
murabahah adalah BOPO.
92
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat diantaranya:
1. Akademisi
Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang Perbankan
Syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan. Khususnya tentang: DPK, Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan BOPO yang
mempengaruhi pembiayaan murabahah pada Perbankan Syariah di
Indonesia.
2. Perbankan
Adapun implikasi dari penelitian ini diharapkan setiap Perbankan
Syariah di Indonesia dapat mengoptimalkan produk pembiayaannya
terutama pembiayaan murabahah serta dapat mempertahankan tingkat
NPF yang rendah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia karena NPF
digunakan setiap bank sebagai pedoman untuk mengukur resiko kredit
bermasalah, dan memperhatiakan besarnya rasio FDR sesuai ketentuan
Bank Indonesia agar rasio likuiditas bank tetap terjaga. Lalu di sisi lain
dengan dominasi produk pembiayaan murabahah pada perbankan
syariah di Indonesia menunjukkan bahwa perbankan syariah di negara
kita belum mampu dalam melakukan inovasi produk apabila dari sisi
operasional bank masih bergantung kepada pembiayaan murabahah
93
dengan alasan efektifitas diharapkan setiap bank syariah untuk lebih
memperhatikan aturan yang berlaku atas produk tersebut.
3. Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dibidang pembiayaan murabahah serta
mengkaji lebih dalam terkait pembiayaan murabahah pada Perbankan
Syariah di Indonesia dan menjadikan sebagai ajang ilmiah untuk
menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah diperoleh
dibangku kuliah dan disarankan agar memperbanyak jumlah variabel,
misalnya: ROA, ROE, SBIS, dan CAR perbankan di Indonesia.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Herni dan Miftahurrohman. 2016. Determinan yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6
(1).
Amin, A Riawan. 2009. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. UIN
Press. Jakarta.
Arianti, Wuri dan Harjum Muharam. 2011. Analisis Pengaruh DPK, CAR,
NPF, dan ROA Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan
Syariah(Studi Kasus Pada BMI Periode 2001-2011). Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ascarya dan Yumanita Diana. 2005. Bank Syariah: Gambaran Umum.
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK). Jakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Fatwa DSN. 04/DSN-MUI/IV/2000. Murabahah. Tanggal 26 Dzulhijjah
1420 H/ 1 April 2000 M. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
IBM SPSS 21. Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Gumilar J Giyan. 2013. Pengaruh DPK, Pendapatan Margin Murabahah,
BI Rate, Kurs, dan Modal Sendiri Terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode Maret
2009 – Agustus 2012). Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta.
Hamid, Abdul. 2012. Panduan Penulisan Skripsi. FEB UIN Press. Jakarta.
Ifham, Ahmad. 2015. INI LHO BANK SYARIAH! Memahami Bank
Syariah dengan Mudah. PT Gramedia Utama. Jakarta.
Ihsan, D Nur’aini. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.
UIN Press. Jakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank
Syariah. Gramedia. Jakarta.
95
Imama, L Shofa. 2014. Konsep dan Implementasi Murabahah Pada Produk
Pembiayaan Bank Syariah. Iqhtishadia 1 (02).
Karim, A Azwar. 2014. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Kusnianingrum, Devi. 2016. Determinan Pembiayaan Murabahah (Studi
Pada Bank Syariah Mandiri). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
STIESIA 5 (1). Surabaya.
Lestari, S Dwiyuni. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia
(Periode tahun 2010 – 2013). Skripsi. IPB. Bogor.
Misabh, N Imanudin. 2016. Analisis Pengaruh DPK, Marjin Keuntungan,
NPF, ROA, dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada
Bank Muamalat. Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta.
Muqoddam, Farodlilah. “Rasio Pembiayaan (FDR) Bank Syariah yang
Ideal 98%” di akses pada tanggal 10 November 2016 dari:
http://syariah.bisnis.com/read/20140314/232/210856/rasio-
pembiayaan-fdr-bank-syariah-yang-ideal-98.
Nurbaya, Ferial. 2013. Analisis pengaruh CAR, ROA, FDR, dan DPK
Terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001 – Desember
2009(Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, TBK.). Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia.
Salemba Empat. Jakarta.
Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, dan NPL, dan Jmlah SBI
Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum
Go Public di Indonesia Periode 2008-2011). Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Oramahi, HA. 2007. Perancangan Percobaan (Aplikasi dengan SPSS dan
SAS). Gava Media. Yogyakarta.
Peraturan BI Nomor 15/2/PBI/2013. Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank Umum Konvensional. 20 Mei 2013. Lembaran
Negara RI Tahun 2013 Nomor 93 DPNP. Jakarta.
96
Prabowo, A Bagus. 2015. Permodelan Pengaruh Non Performing
Financing (NPF) Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Kinerja BPRS di Jawa Tengah. Seminar Nasional dan
The 2nd
Call for Syariah Paper. Semarang.
Prastanto. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal 2
(1).
Pratiwi, D Septia. 2015. Pengaruh BOPO, dan LDR Tehadap ROA.
Skripsi. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Qadri, S Q. 2008. Islamic Banking: An Introduction. Business Law Today
17 (6), pp 58-61. Published by: American Bar Association.
Quinn, Ben. London Warms to Islamic Finance di akses pada 11
November 2016 dari:
http://www.csmonitor.com/World/2008/1128/p06s02-wogn.html
Rimadhani, M. 2011. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode
2008.01-2011.12. Media Ekonomi 19 (1):27-40.
Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. Jakarta.
Rustam, B Rianto. 2013. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di
Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
S, Burhanuddin. 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan
SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugiyono. 2015. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ke-26. Alfabeta.
Bandung.
Suhartatik, Nur dan Rohmawati Kusumaningtias. 2012. Determinan
Financing to Deposit Ratio Perbankan Syariah di Indonesia (2008-
2012). Jurnal Ilmu Manajemen FE UNS 1 (4).
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP. Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. 31 Mei 2004. Jakarta.
97
Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio(FDR)
Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Walisongo
19 (1).
Tim Penyusun OJK. 2016. Buku 8 Industri Jasa Keuangan Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008. Perbankan
Syariah. 16 Juli 2008. Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor
94. Jakarta.
Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.
Sinar Grafika. Jakarta.
Utami, Tribudi. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode
2015.05 – 2015.04. Skripsi. Universitas Muhammadiyah.
Surakarta.
Veithzal Rivai. 2007. Bank and Financial Institute Management. PT.
RajaGrafindo. Jakarta.
Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumaningtias. 2014. “Pengaruh
DPK, CAR, NPF, dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Negeri Semarang Vol 2 (4).
Wiroso. 2011. Produk Perbankan Syariah. LPFE Usakti. Jakarta.
98
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
a. DPK
BULAN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 75,814 116,518 148,731 177,930 210,761 229,094
Februari 75,085 114,616 150,795 178,154 210,297 231,819
Maret 79,651 119,639 156,964 180,945 212,988 232,657
April 79,567 114,018 158,519 185,508 213,973 233,808
Mei 82,861 115,206 163,858 190,783 215,339 238,366
Juni 87,025 119,279 163,966 191,470 215,339 241,337
Juli 89,786 121,018 166,453 194,299 216,083
Agustus 92,021 123,673 170,222 195,959 216,356
September 97,756 127,678 171,701 197,141 219,314
Oktober 101,804 134,453 174,018 207,121 219,477
November 105,330 138,671 176,292 209,644 220,455
Desember 115,415 147,512 183,534 217,858 231,175
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam Miliaran)
b. Non Performing Financing (NPF)
BULAN
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 3,28 2,68 2,49 3,01 4,87 4,39
Februari 3,66 2,82 2,72 3,53 5,10 4,46
Maret 3,60 2,76 2,75 3,22 4,81 4,54
April 3,79 2,85 2,85 3,48 4,62 4,53
Mei 3,76 2,93 2,92 4,02 4,76 5,07
Juni 3,55 2,88 2,64 3,90 4,73 4,58
Juli 3,75 2,92 2,75 4,13 4,54
Agustus 3,53 2,78 3,01 4,58 4,50
September 3,50 2,74 2,80 4,67 4,41
Oktober 3,11 2,58 2,96 4,58 4,41
November 2,74 2,50 3,08 4,86 4,30
Desember 2,52 2,22 2,62 4,33 3,93
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam presentase)
99
c. Financing to Deposit Ratio (FDR)
BULAN
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 91,97 87,27 100,63 100,07 99,62 96,76
Februari 95,16 90,49 102,17 102,03 99,55 95,23
Maret 93,22 87,13 102,62 102,22 100,44 96,04
April 95,17 95,39 103,08 95,50 99,54 95,07
Mei 94,88 97,95 102,08 99,43 99,84 93,19
Juni 94,93 98,59 104,43 100,80 100,91 94,46
Juli 94,18 99,91 104,83 99,89 100,10
Agustus 98,39 101,03 102,53 98,99 99,98
September 94,97 102,10 103,27 99,71 99,27
Oktober 95,24 100,84 103,03 102,73 98,84
November 94,40 101,19 102,58 100,98 99,59
Desember 88,94 100,00 100,32 97,84 96,46
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam presentase)
d. BOPO
BULAN
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 75,75 86,22 70,43 80,05 92,54 88,53
Februari 79,56 78,39 72,06 83,77 91,65 85,77
Maret 77,63 77,77 72,95 91,90 92,78 86,36
April 78,78 77,77 73,95 84,50 93,79 88,32
Mei 79,05 76,24 76,87 76,49 93,53 89,59
Juni 78,13 75,74 76,18 91,50 94,22 87,57
Juli 77,13 75,87 76,13 91,61 89,25
Agustus 77,65 75,89 77,87 92,70 88,84
September 77,54 75,44 77,98 99,55 88,50
Oktober 78,03 75,04 79,06 93,94 88,34
November 77,92 75,29 78,59 93,44 88,37
Desember 78,41 74,75 78,21 94,16 90,21
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam presentase)
100
2. Variabel Dependen
a. Pembiayaan Murabahah
BULAN
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Januari 37,855 56,473 89,665 109,803 115,979 122,287
Februari 38,983 58,326 92,792 110,047 116,268 122,042
Maret 40,877 59,165 97,415 111,727 117,358 122,167
April 42,453 61,895 98,368 112,288 117,210 122,981
Mei 44,118 64,544 100,184 112,820 117,777 124,339
Juni 46,161 67,752 102,588 114,322 118,612 126,179
Juli 47,453 70,730 104,718 114,128 117,947
Agustus 49,455 73,826 105,061 114,002 118,317
September 49,883 77,153 106,779 114,891 119,395
Oktober 52,148 80,953 107,484 115,088 119,456
November 53,993 83,826 108,128 115,602 120,332
Desember 56,365 88,004 110,565 117,371 122,111
Sumber : Statistik Bank Indonesia (dalam miliaran)
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Sumber: data diolah
101
Sumber: data diolah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .02756698
Most Extreme Differences
Absolute .130
Positive .130
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ln_DPK .399 2.508
Ln_NPF .292 3.427
Ln_FDR .703 1.423
Ln_BOPO .217 4.614
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
Sumber: data diolah
102
Uji Heteroskedastis
Sumber: data diolah
Uji Autokorelasi
Sumber: data diolah
Lampiran 3: Uji Hipotesis
Uji t (parsial)
Sumber: data diolah
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .997a .994 .994 .02846 .700
a. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
b. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -12.653 1.165 -10.865 .000
Ln_DPK 1.039 .016 .963 63.663 .000
Ln_NPF -.120 .028 -.075 -4.268 .000
Ln_FDR 1.378 .102 .154 13.510 .000
Ln_BOPO -.039 .086 -.009 -.453 .652
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
103
Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 8.824 4 2.206 2724.088 .000b
Residual .049 61 .001
Total 8.873 65
a. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
b. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
Sumber: data diolah
Uji Adjusted R-Square
Sumber: data diolah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .997a .994 .994 .02846
a. Predictors: (Constant), Ln_BOPO, Ln_FDR, Ln_DPK, Ln_NPF
b. Dependent Variable: Ln_PEMBIAYAAN_MURABAHAH
104
Lampiran 4: Tabel F
105
Lampiran 5: Tabel t