penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media...

28
i PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas teknologi informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Dwi Indah Mekarsari NIM : 702010018 Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Upload: dangkhue

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

i

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SMK SARASWATI SALATIGA

TAHUN AJARAN 2014/2015

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas teknologi informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Dwi Indah Mekarsari

NIM : 702010018

Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 2: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

ii

Page 3: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

iii

Page 4: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

iv

Page 5: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

v

Page 6: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

vi

Page 7: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SMK SARASWATI SALATIGA

TAHUN AJARAN 2014/2015

1)

Dwi Indah Mekarsari, 2)

Krismiyati, S. Pd, M.A

Fakultas Teknologi Informaasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl.Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia 1)[email protected],

2)[email protected]

Abstract

The background of the research is student’s willingness in learning Bahasa

Indonesia still very low X TP A class (Machine Egineering) in SMK SARASWATI

SALATIGA. It was influenced by the implementation of using traditional methods. The

purpose of this research is to know the activities and outcomes of student’s learning after,

using the implementation of jigsaw method using web-based learning media. This

research is a classroom action research which uses two cycles, This study had four

phases: planning, action, observation, reflection. The validation data uses two phases:

test and nontest (observation, interview, photo and video documentation). The data

analysis uses quantitative and qualitative techniques. The web-bases learning media uses

Edmodo and Blendspace for increase activies and the result of student learning. The

result of learning activities can be saw start indicator one until five, the percentages of

activities in cycle I was 30.00% and cycle II of learning activities was 55.00%.

Keywords : Jigsaw Method, Web Base-Learning Media, Learning Activity.

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah kemauan siswa dalam belajar Bahasa

Indonesia masih sangat rendah untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) di SMK

SARASWATI SALATIGA. Hal itu dipengaruhi oleh pelaksanaan penggunaan metode

tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar

siswa setelah menggunakan penerapan metode jigsaw menggunakan media pembelajaran

berbasis web. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua

siklus, studi ini memiliki empat tahap: perencanaan, tindakan, observasi dn refleksi. Data

validasi menggunakan dua tahap: tes dan nontes(observasi, wawancara, foto dan video

dokumentasi). Analisis data menggunakan edmodo dan blendspace untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil kegiatan pembelajaran dapat dilihat menggunakan

indikator satu sampai lima, persentase kegiatan pada siklus I adalah 30.00% dan siklus II

dari kegiatan belajar adalah 55.00%.

Kata Kunci: Metode Jigsaw, Media Pembelajaran berbasis web, aktivitas

1. Pendahuluan

Page 8: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

8

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu

pesat, manusia dengan berbagai persoalan dan kegiatan secara dinamis dituntut

untuk mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang ada. Tentunya

dibutuhkan kecerdasan, kreativitas dan kearifan agar tidak menimbulkan masalah

kembali sehingga ilmu pengetahuan teknologi informasi sangat penting dalam

dunia pendidikan[1]. Teknologi informasi adalah tata cara atau sistem yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan adanya teknologi

informasi maka kebutuhan pendidikan akan mudah didapatkan, oleh karena itu

pentingnya teknologi informasi akan memunculkan kualitas pendidikan yang

bermutu[10]. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mencapai optimasi potensi

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan

jembatan untuk menghasilkan lulusan yang terbaik, berkualitas dan mandiri [3].

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu diadakan evaluasi di setiap

pelaksanaan pembelajaran, Untuk menunjang keberhasilan dalam belajar maka

dibutuhkan sebuah strategi media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar Peserta Didik secara maksimal [6]. Salah satunya adalah menggunakan

media pembelajaran berbasis e-Learning, e-Learning adalah pembelajaran dan

pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi, audio, videotape, transmisi satelit

atau komputer[14]. Salah satu media pembelajaran e-Learning yang digunakan

adalah Edmodo “Edmodo is a teacher-created, private, secure social platform,

with a twitter-type networking tool for teachers and students to share ideas, files,

event, and assignment”. Situs ini mempermudah guru dan Peserta Didik untuk

berinteraksi, berkolaborasi dalam kelas virtual, dan dapat digunakan diluar

lingkungan sekolah selain itu yang semula materi pembelajaran disampaikan

melalui metode-metode pembelajaran sekarang penyampaian materi telah dirubah

kedalam bentuk digital [17]. Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik guru

juga memerlukan adanya keaktifan dalam proses belajar-mengajar. Proses belajar

mengajar merupakan usaha kerjasama dimana bukan hanya guru tetapi juga

anggota-anggota kelompoknya mesti terlibat sebagai peserta aktif, hal ini

memungkinkan pembelajaran berpusat terhadap Peserta Didik [3]. Oleh karena

itu, peneliti ingin melakukan penelitian ini di SMK SARASWATI SALATIGA

kelas X TP A (Teknik Pemesinan), dipilihnya kelas tersebut karena rata-rata kelas

untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) terbilang rendah dibandingkan dengan

kelas X lainnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan observasi yang dilakukan untuk kelas X TP A (Teknik

Pemesinan) dapat diketahui bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung

Peserta Didik merasa bosan dengan metode penyampaian guru yang tradisional

(ceramah). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menunjukkan bahwa dari

40 Peserta Didik hanya 10% Peserta Didik yang benar-benar memperhatikan

proses belajar berlangsung. Hal ini ditunjukkan bahwa lebih dari 23,9% Peserta

Didik tidak memperhatikan guru pengampu melainkan asik dengan dirinya

sendiri, berbincang dengan temannya maupun bermain Handphone. Selain itu

peserta didik juga terlihat pasif tidak memperhatikan informasi yang diberikan

oleh guru, guru pengampu juga tidak memberikan kesempatan kepada Peserta

Didik untuk bertanya. Setelah proses belajar selesai, selanjutnya dilakukan

evaluasi pembelajaran sesuai dengan materi yang sudah dipelajari. Dari hasil

Page 9: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

9

evaluasi pembelajaran banyak Peserta Didik yang tidak mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari itu, hasil yang dicapai Peserta Didik

dibawah dari 70 oleh karena itu diperlukan alternatif metode pembelajaran supaya

hasil belajar Peserta Didik dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut peneliti atau guru mencoba menggunakan

teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran

berbasis web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan aktifitas

Peserta Didik dan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Rencana pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan teknik

kuantitatif dan kualitatif dengan merencanakan tindakan kelas, karena tindakan

kelas sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi pada peserta didik.

2. Kajian Pustaka

Model pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan kelompok

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, salah satu model pembelajaran

koperatif adalah jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu

model dari kooperatif yang dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson

yaitu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang. Secara heterogen

bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas

materi pelajaran yang dipelajari dan menyampaikan materi tersebut ke anggota

kelompok lain [24].

Metode jigsaw ini memiliki 4 langkah yang harus dicermati. Pertama,

memilih salah satu atau dua bab yang masing-masing mencakup materi untuk dua

atau tiga hari. Kedua, membuat sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Ketiga, buatlah

sebuah kuis. Kuis tersebut berisi paling sedikit lima pertanyaan. Keempat,

gunakan skema diskusi, skema diskusi untuk tiap topik dapat membantu

mengarahkan diskusi dalam kelompok ahli [20].

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk

menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit

dijelaskan secara verbal [21]. Media pembelajaran dapat ditemukan dengan

mudah, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Alat

dan bahan tersebut dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang lebih

kreatif dan memberikan motivasi untuk peserta didik[8].

Social Learning merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya.

Pembelajaran sosial mencoba untuk menggambarkan sebuah proses mengenai

perilaku (behavior) apa yang harus atau tidak harus diproyeksikan ketika kita

berada dalam berbagai situasi sosial. Selain itu, pembelajaran sosial mampu

menumbuhkan kemampuan berfikir untuk mengingat, sampai pada kemampuan

memecahkan masalah serta mampu menggabungkan ide-ide tertentu yang

ditimbulkan[22].

Edmodo merupakan salah satu media sosial yang memberikan keamanan

dan kemudahan untuk berkolaborasi antar guru, guru dengan peserta didik

maupun orang tua, selain itu Edmodo juga dapat membuat sebuah komunitas

untuk bertukar pendapat, akses pekerjaan, nilai, dan pemberitahuan informasi

sekolah [23]. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh ketika menggunakan

Edmodo. Keuntungan yang pertama adalah mudah digunakan, dengan tampilan

Page 10: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

10

dibuat sama dengan facebook. Kedua, Closed group collaboration hanya yang

memiliki group code yang dapat mengikuti kelas. Ketiga, Free dapat diakses

secara online dan tersedia untuk perangkat smart phone. Keempat, tidak

memerlukan server disekolah. Kelima, dapat diakses dimanapun dan kapanpun.

Keenam, Edmodo dapat diaplikasikan dalam satu kelas, satu sekolah, antar

sekolah dalam satu kota atau kabupaten. Ketujuh, Edmodo dapat digunakan bagi

peserta didik, guru dan orang tua. Kedelapan, Edmodo digunakan untuk

berkomunikasi dengan menggunakan model sosial media, learning material dan

evaluasi. Kesepuluh, terdapat notifikasi untuk guru, peserta didik dan orang

tua[26]. Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, untuk mendukung proses

pembelajaran Edmodo juga telah dilengkapi berbagai aplikasi E-Learning lainnya

untuk dikolaborasikan. Salah satunya adalah Blendspace, Blendspace merupakan

aplikasi yang dapat digunakan didalam Edmodo yang dikombinasikan dengan

berbagai macam aktifitas untuk proses pembelajaran. Kelebihan yang dapat

ditampilkan melalui aplikasi Blendspace antara lain video, gambar, dan materi.

Blendspace mampu memberikan ruang kolaborasi antara peserta didik satu

dengan yang lainnya untuk bertukar informasi[27].

Dari pembahasan kajian pustaka diatas maka dapat ditarik sebuah

indikator untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai sebagai berikut:

1. Semua Peserta didik sudah cukup memperhatikan penjelasan guru berkaitan

dengan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran

berbasis Web..

2. Semua Peserta didik semangat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis Web.

3. Peserta didik mampu melaksanakan perintah guru untuk berdiskusi bersama

kelompoknya, dengan tugas yang sudah ditentukan.

4. Peserta didik cukup tenang saat melakukan diskusi kelompok dengan metode

jigsaw.

5. Semua Peserta didik aktif saat melakukan diskusi kelompok inti hal ini

bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat untuk kelompok

asal.

Selain indikator untuk mengetahui aktifitas maka peneliti ingin

menerapkan perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. No Kegiatan Metode Waktu

1 Kegiatan Inti

a. Mengamati Ceramah

Peserta didik mencari informasi mengenai penyusunan hasil observasi mengenal

semesta alam melalui modul atau media internet.

10 mnt

b. Menanya

Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi 4 mnt

c. Mengumpulkan Data

- Peneliti atau guru mengenalkan dan mempraktekkan media pembelajaran E-Learning “Edmodo” untuk membangkitkan motivasi peserta didik.

Ceramah, jigsaw,

praktik

13 mnt

- Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung

dalam group Edmodo.

1 mnt

- Guru atau peneliti menggunakan metode jigsaw untuk membagi kelompok yang berjumlah 8, untuk kelompok asal dan menentukan kelompok ahli.

6 mnt

d. Mengasosiasi

Page 11: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

11

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi laporan observasi dengan menggunakan

metode jigsaw

6 mnt

e. Mengomunikasikan

- Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan. 6 mnt

f. Penutup

- Menyimpulkan hasil setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui aplikasi

edmodo. - Berdoa pulang dan salam

9 mnt

2. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. No Kegiatan Metode Waktu

1 Kegiatan Inti

a. Mengamati Ceramah

- Guru atau peneliti menyampaikan hasil post test dan diskusi pertemuan minggu lalu atau siklus I.

- Peserta didik membaca dan mencari informasi mengenai tema yang sudah

ditentukan melalui metode jigsaw.

15 mnt

b. Menanya

- Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi. - Peserta Didik dan guru mengingatkan dalam proses pembelajaran menggunakan

media video yang ada diblendspace.

5 mnt

c. Mengumpulkan Data

- Peserta didik memperhatikan media pembelajaran yang digunakan untuk

berdiskusi dalam penggunaan metode jigsaw. - Guru atau peneliti membagikan media pembelajaran berupa dokumentasi photo

yang ada di blandspace untuk mempermudah peserta didik berdiskusi kembali.

Ceramah,

jigsaw, praktik

44 mnt

- Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung dalam group Edmodo.

1 mnt

d. Mengasosiasi

Peserta didik mengembangkan informasi yang didapat melalui media pembelajaran E-

Learning (Edmodo).

12 mnt

e. Mengomunikasikan

- Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan

serta membantu kesulitan mereka..

10 mnt

f. Penutup

- Kelompok asal membuat rangkuman hasil diskusi dengan memanfaatkan aplikasi pendukung yang ada di media pembelajaran edmodo.

- Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

dengan peserta didik setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui aplikasi edmodo.

- Menutup dengan salam.

10 mnt

Efektifitas merupakan keberhasilan suatu proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang ingin ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil [13].

Selain itu efektifitas mampu membawa peserta didik belajar dengan efektif. Untuk

melaksanakan pembelajaran yang efektif diperlukan beberapa indikator yang

mempengaruhi sebagai proses dan hasil. Dari segi proses, indikator yang mampu

mempengaruhi yakni: Pertama, belajar secara aktif baik secara mental maupun

fisik. Kedua, adanya variasi metode dalam pembelajaran. Ketiga, adanya

motivasi. Keempat kurikulum yang baik dan seimbang. Kelima, menyajikan

bahan pelajaran yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Keenam, memiliki

lingkungan belajar yang kondusif. Dari segi hasil, indikator yang mampu

mempengaruhi yakni: Pertama, adanya pertimbangan perbedaan individu. Kedua,

adanya perencanaan sebelum pembelajaran. Ketiga, adanya suasana yang

demoratis. Keempat, dapat berinteraksi dengan semua pelajaran. Kelima, mampu

mengerjakan evaluasi yang diberikan. Keenam, dapat mempertanggung

jawabkannya [19].

Page 12: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

12

hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik selama proses

belajar berlangsung dilihat dari segi keaktifan siswa didalam kelas dan evaluasi

belajar peserta didik. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan pembagian

waktu yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan

dapat berdampak positif pada peningkatan prestasi belajar peserta didik [13].

Bahasa Indonesia merupakan salah satu temporal dari Bahasa melayu yang

sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu

seperti Bahasa melayu klasik dan melayu kuno. Bahasa Indonesia menunjukkan

gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Bahasa yang

bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia serta

Bahasa yang digunakan untuk alat berkomunikasi yang memberikan pengetahuan

kepada masyarakat. Selain itu, Bahasa Indonesia juga memberikan proses

pembentukan karakter peserta didik untuk dapat lebih tertata dalam pengucapan

yang lebih sopan santun [18].

Ada dua kajian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian

oleh Kusharyati dengan teknik Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan

Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Peserta didik Kelas XI IS SMA NEGERI

8 SURAKARTA”. Hasil pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep dan hasil belajar

dibandingkan sebelum teknik penerapan tersebut dilakukan [8]. Kedua, Partadjaja

dan Sulastri menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan mengalami

peningkatan belajar dan aktivitas belajar. Berdasarkan teknik menggunakan model

pembelajaran kooperatif jigsaw memberikan adanya perubahan perilaku belajar

yang negatif berubah menjadi positif oleh Mahasiswa itu sendiri dibanding

sebelum pelaksanaan metode jigsaw [12].

Berdasarkan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif “Jigsaw” tersebut bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar peserta didik. Meskipun penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif “Jigsaw” telah banyak dilakukan peneliti berupaya untuk

mengkombinasikan metode pembelajaran yang ada dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis web. Salah satunya adalah penerapan metode jigsaw

dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia dan mengevaluasi hasil pembelajaran menggunakan media

pembelajaran Edmodo.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif, Teknik

kuantitatif merupakan analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung rata-

rata hasil tes pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif merupakan

analisis dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.

Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran

berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk mengetahui keefektifan

penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik[7]. Oleh karena itu,

peneliti menerapkan perencanaan penelitian menggunakan teknik penelitian

tindakan kelas(PTK).

Page 13: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

13

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, untuk

bekerja sama dengan peneliti. Tujuan penelitian tindakan kelas untuk

memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Penelitian TIndakan Kelas

(PTK) yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan

memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (aktifitas) dan lebih

menekankan pada aspek proses saat pembelajaran berlangsung.

PTK memiliki 4 langkah setiap siklus. Pertama perencanaan, tahapan ini

menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Rancangan harus

dilakukan bersama antara guru dan peneliti yang akan melakukan pengamatan

proses jalannya tindakan. Kedua, tindakan adalah pembelajaran macam apa yang

dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ketiga,

pengamatan atau observasi ini dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,

pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Keempat, refleksi bertujuan

untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan setelah kegiatan

berlangsung. Penelitian diadobsi dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto

terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

[2].

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan siklus I dan siklus II

Siklus I, tahap pertma yang dilakukan adalah perencanaan, perencanaan

digunakan agar tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebh terarah dan

sistematis melalui penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kedua

tindakan, guru melakukan tindakan dengan mengacu pada skenario dan RPP yang

telah dibuat untuk menerapkan metode pembelajaran dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis web. Ketiga pengamatan, guru mengamati setiap

kinerja Peserta Didik selama pembelajaran berlangsung bersamaan dengan

tindakan. Keempat refleksi, Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan

mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.

Selain itu peneliti melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk

mengetahui keberhasilan dari penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis web. Hasil refleksi ini selanjutnya akan menentukan

untuk siklus berikutnya.

Siklus II, hasil belajar pada siklus I sangat menentukan untuk melakukan

siklus berikutnya. Jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar maka tidak

diperlukan siklus II. Namun jika belum ada perubahan maka pada siklus II ini,

evaluasi dilakukan kembali untuk mengetahui keberhasilan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Prosedur yang dilakukan sama

seperti siklus I meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila

Page 14: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

14

dari ke empat tahap tersebut sudah menunjukkan keberhasilan dalam proses

pembelajara. Maka, tidak diperlukan kembali adanya siklus berikutnya.

Teknik Pengambilan Sampel, untuk memperoleh data yang diperlukan

peneliti dalam kasus ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Diambilnya

sampel ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik

melalui aktivitas dan hasil evaluasi setelah proses belajar berlangsung. Maka

sampel yang dipilih adalah peserta didik kelas X untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA, dengan jumlah peserta didik

sebanyak 40 dan kelas tersebut dianggap homogen serta memenuhi syarat untuk

melakukan penelitian, untuk mendukung penelitian tersebut maka syarat yang

diperlukan sebagai berikut: diperlukannya observasi awal untuk mengetahui

pertimbangan dilakukan penelitian ini, dari beberapa kelas yang ada di SMK

SARASWATI kelas X TPA yang menurut guru atau peneliti hasil belajar rendh

serta kemauan belajar peserta didik tergolong rendah[25].

Teknik Pengumpulan Data, dalam mengumpulkan data dapat dilakukan

dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannnya. Pengumpulan data ini

menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif, teknik kuantitatif merupakan

analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung rata-rata hasil tes pada siklus

I dan siklus II. Dengan menggunakan rumus

, x adalah rata-rata, adalah

jumlah nilai semua siswa, n adalah jumlah siswa. Sedangkan teknik kualitatif

merupakan analisis dari hasil pedoman observasi, wawancara dan studi

dokumenter yang dilakukan pada siklus I dan siklus II saat proses belajar-

mengajar berlangsung. Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa

selama pembelajaran berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk

mengetahui keefektifan penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta

didik[7]. Untuk mendapatkan data yang lebih valid peneliti mengkombinasikan

teknik kuantitatif dan kualitatif menggunakan penelitian tindakan kelas, yang

terdapat 4 tahap yang digunakan. Pertama, Observasi dilakukan untuk mengamati

perilaku Peserta Didik selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua,

wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data untuk

mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh peserta didik, wawancara

dilakukan secara terstruktur. Ketiga, studi dokumenter merupakan teknik

pengumpulan data dengan menganalisis dokumen baik dokumen tertulis maupun

gambar elektronik. Foto atau gambar elektronik yang sudah diambil ini untuk

bukti otentik mengenai tingkah laku Peserta Didik pada saat pembelajaran

berlangsung. Keempat, Soal tes yang diberikan pada siklus I, siklus II serta

materi yang diberikan sesuai dengan K1, K2, K3, dan K4 (Kegiatan Inti) yang

ada pada kurikulum 2013 [11].

Teknik Pengolahan Data dan Analisis, proses mencari dan menyusun

data yang diperoleh dapat diolah menggunakan analisis data kuantitatif yang

diperoleh dengan cara menghitung siklus I dan siklus II. Selanjutnya dari

perhitungan yang diperoleh melalui data kuantitatif, mampu menjawab

permasalahan hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan rumus (∑xi/ . X adalah rata-rata atau mean, xi adalah jumlah nilai semua Peserta

Didik, n adalah jumlah Peserta Didik. Selain itu, untuk mengetahui ketuntasan

Page 15: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

15

dalam persentase belajar peserta didik dapat menggunakan rumus P = (B/N) *

100. P adalah pencapaian persentase, B adalah Nilai Mentah, N adalah banyaknya

Peserta Didik yang mengikuti tes, 100 merupakan bilangan tetap. Dari segi

kualitatif analisis hasil yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi

dokumenter. Data dari kualitatif digunakan untuk mengetahui keefektifan

penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik [7].

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan Tindakan terdiri dari 3 tahap. Prasiklus dalam tahap ini

peneliti melaksanakan pengambilan hasil belajar yang telah didiskusikan dengan

Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal, 30 agustus 2014.

Untuk hasil yang diperoleh kurang memuaskan hal ini, disebabkan karena peserta

didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Selain itu, keinginan peserta

didik untuk mencari informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa

Indonesia tergolong rendah. Untuk proses belajar-mengajar guru masih

menggunakan metode tradisional, dan tidak memberikan motifasi kepada peserta

didik untuk semangat belajar. Tahap prasiklus ini dilakukan untuk memperoleh

data awal mengenai efektifitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil dari prasiklus

dapat dijelaskan pada diagram dibawah ini.

Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Dari diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diatas, untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia kategori persentase kelulusan mencapai 35% atau

sebanyak 9 peserta didik yang lulus sesuai dengan KKM . Sedangkan

kategori persentase peserta didik yang tidak lulus mencapai 65% atau sebanyak

31.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dilakukan pada tanggal 2 september

2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode

jigsaw. Materi yang disampaikan tentang “Mengenal Alam Semesta” yang

berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang

dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif

berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan metode jigsaw

dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web berlangsung.

Hasil Diskusi Siklus I, perolehan data dari hasil diskusi dengan

menggunakan metode jigsaw digunakan untuk menunjukkan keaktifan dan

aktivitas belajar peserta didik didalam kelas. Dengan menggunakan metode jigsaw

perolehan hasil yang dicapai sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan minamal

(KKM) . Rata-rata persentase yang dicapai 87,5% ditingkat interval (75-80)

dan (81-85) dari 30 peserta didik kelas X TP A (Teknik Pemesinan). Telah

35%

65%

Ketuntasan Hasil Belajar Pra

Siklus

Bahasa Indonesia

Lulus

Tidak Lulus

Page 16: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

16

memahami penyampaian informasi mengenai materi yang diberikan oleh guru

pengampu atau peneliti, dan dapat dilihat tingkat ketidak lulusan persentase yang

dicapai sebesar 12.5% ditingkat interval (0-69) atau sebanyak 10 peserta didik

yang tidak lulus. Dilihat dari diagram hasil diskusi menggunakan metode jigsaw

dibawah ini hasil yang didapat cukup memuaskan. Namun keaktifan peserta didik

saat melakukan diskusi masih kurang, oleh karena itu diperlukan tindakan siklus

II agar hasil yang didapat cukup memuaskan.

Gambar 2. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus I

Hasil Tes Siklus I, hasil tes penerapan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA. Berdasarkan hasil perolehan

belajar peserta didik menggunakan edmodo sebagai berikut. Persentase hasil

kelulusan yang dicapai sebesar 17.5% atau sebanyak 7 peserta didik yang lulus

ditingkat interval (70-79) dan (80-99). Tingkat ketidak lulusan persentase yang

dicapai sebesar 82.5% ditingkat interval (0-49), (50-59), dan (60-69) karena batas

ketuntasan kriteria minimal (KKM) . Maka diperlukan tindakan siklus II,

selain itu kendala yang dialami peserta didik adalah penggunaan media

pembelajaran web yang baru pertama kali diterapkan. Oleh karena itu, hasil yang

diperoleh peserta didik kurang memuaskan. Berikut diagram ketuntasan hasil

belajar siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Hasil Non Tes Siklus I, Hasil Nontes yang digunakan meliputi observasi,

wawancara, dokumentasi foto dan video supaya lebih jelas, hasil nontes akan

diuraikan sebagai berikut.

87,5% 12,5%

Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw

Lulus Tidak Lulus

17.5%

82.5%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Bahasa Indonesia Lulus

Tidak Lulus

Page 17: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

17

Hasil Observasi Siklus I, hasil observasi ini dilakukan untuk memantau

perkembangan kemampuan dan aktivitas peserta didik selama proses kegiatan

pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan cara berkolaborasi

antara peneliti dan guru pengampu, sehingga diperoleh kesimpulan untuk siklus I.

Pengamatan atau observasi dilakukan berdasarkan 5 indikator pencapaian.

indikator pertama diperoleh persentase sebesar 53%, peserta didik memperhatikan

proses kegiatan belajar dengan metode jigsaw dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis web. Indikator kedua, diperoleh persentase sebesar 45%,

peserta didik menunjukkan semangat belajar dengan metode yang baru serta

mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Indikator ketiga, perolehan persentase cukup memuaskan 100% peserta didik

memperhatikan dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Indikator keempat,

perolehan yang dicapai adalah 30% semua peserta didik melakukan diskusi

kelompok namun yang lainnya berdiskusi sambil bercerita dengan teman lainnya.

Indikator yang kelima, persentase yang diperoleh adalah 58% peserta didik cukup

ramai untuk melakukan diskusi kelompok.

Hasil Wawancara Siklus I, wawancara yang dilakukan pada siklus I

kurang memuaskan. Hal ini, disebabkan karena media pembelajaran yang

digunakn masih asing bagi peserta didik. Oleh karena iitu, diperlukan wawancara

pada tahap siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan analisa

dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa peserta didik belum pernah

melakukan pembelajaran dengan menggunakan E-Learning dan photo, dengan

media tersebut memberikan kemudahan dalam belajar dan mampu memberikan

informasi sesuai dengan observasi tema yang diangkat serta menarik dan tidak

membosankan. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik wawancara

juga dilakukan dengan guru pengampu untuk mengetahui perkembangan hasil

belajar peserta ddik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis web membuat peserta didik menjadi

lebih aktif, kreatif dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Oleh

sebab itu, penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran

berbasis web ini perlu diterapkan di mata pelajaran lainnya selain mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Dokumentasi Photo dan Video siklus I, Dari hasil dokumentasi photo

dan video, peneliti atau guru mendapat kemudahan untuk menganalisa hasil

penelitian tersebut. Dimana perilaku, aktifitas peserta didik dapat dilihat kembali

jika guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam menganalisa hasil penelitian.

Video siklus I terlampir dalam CD/DVD hasil penelitian “Penerapan Metode

Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA.

Refleksi siklus I, Berdasarkan hasil penelitian Siklus I dapat diketahui

bahwa hasil yang diperoleh peserta didik belum memuaskan baik dari tes maupun

nontes. untuk hasil diskusi yang dilaksanakan pada siklus I data yang diperoleh

87,5% peserta didik lulus dan memuaskan kurang lebih ada 30 peserta didik yang

lulus dalam kegiatan Diskusi kelompok menggunakan metode jigsaw, tetapi untuk

hasil tes pada siklus I yang menggunakan media pembelajaran berbasis Web

”EDMODO” hanya mencapai 17,5% atau 7 peserta didik yang lulus. Hal ini

Page 18: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

18

disebabkan peserta didik baru pertama kali melakukan tes menggunakan media

pembelajaran berbasis Web. Disamping itu, hasil perilaku peserta didik belum

mengalami perubahan yang berarti. Hal ini disebabkan masih banyak peserta didik

yang tidak memperhatikan penjelasan dari peneliti dalam penggunaan media

pembelajaran berbasis Web “EDMODO”.

Pelaksanaan Tindakan Siklus II, dilakukan pada tanggal 29 september

2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode

jigsaw yang lebih baik disiklus II. Pada bagian siklus II akan dibahas hasil

diskusi, tes dan nontes seperti siklus I, tindakan siklus II dilaksanakan karena hasil

yang diperoleh pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Materi yang

disampaikan sama dengan siklus I, tentang “Mengenal Alam Semesta” yang

berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang

dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif

sama siklus I. Berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan

metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web

berlangsung.

Hasil Diskusi Siklus II, perolehan data dari hasil diskusi dengan

menggunakan metode jigsaw pada siklus II digunakan untuk engetahui

peningkatan keaktifan dan aktivitas belajar peserta didik didalam kelas

dibandingkan dengan siklus II. Dibawah ini merupakan diagram perolehan hasil

diskusi metode jigsaw siklus II.

Gambar 8. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus II

Dilihat dari diagram hasil diskusi metode jigsaw siklus II diatas

menunjukkan terjadinya peningkatan yang cukup memuaskan dari 40 peserta

didik, rata-rata persentase kelulusan yang didapat adalah 97.5% dari 39 peserta

didik ditingkat interval (70-74), (74-80), (81-85) dan (86-90). Kelas X TP A

(Teknik Pemesinan). Hal ini membuktikan bahwa peserta didik telah dengan baik

tentang penyampaian informasi materi yang diberikan oleh guru atau peneliti.

Untuk tingkat ketidak lulusan menurun menjadi 2,5%. Hasil ini menunjukkan

bahwa tingkat kemampuan dan aktifitas peserta didik dalam penerapan metode

jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan.

98%

2,5%

Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus II

Lulus

Tidak Lulus

Page 19: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

19

Hasil Tes Siklus II

Hasil tes untuk Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media

Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK

SARASWATI SALATIGA siklus II adalah perbaikan untuk mendapatkan

peningkatan prestasi tentang kemampuan dan aktifitas belajar peserta didik

mengenai struktur teks laporan hasil observasi. Berdasarkan hasil penelitian siklus

II dapat ditunjukkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus II pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia menggunakan EDMODO.

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Dari diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus IIdiatas telah menunjukkan

adanya peningkatan yang memuaskan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kategori persentase sangat baik adalah 67,5% atau sebanyak 28 peserta didik

diantara tingkat interval (70-79) dan (80-99), selanjutnya 32,5% tidak lulus belajar

atau sebanyak 12 peserta didik ditingkat interval (0-49), (50-59) dan (60-69),

karena batas ketuntasan (KKM) di sekolah adalah 70. Sehingga hasil yang didapat

pada siklus II ini sudah baik, dan peserta didik juga lebih memahami

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo”.

Dengan demikian hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik sudah baik dan

memuaskan dibandingkan dengan perolehan pencapaian pada siklus I. Mengenai

peningkatan hasil belajar yang didapatkan, peserta didik merasa senang dan lebih

semangat untuk belajar dengan teknik penerapan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web untuk “Edmodo dan

Blandspace”. Untuk peserta didik yang tidak mengikuti tes pada siklus II maka

peneliti memberikan kesempatan dilain hari untuk peserta didik mengikuti tes

menggunakan edmodo. Hasil belajar yang didapat adalah 78 sehingga peserta

didik tersebut berhasil mengikuti tes online menggunakan Edmodo. Untuk 12

peserta didik yang belum tuntas peneliti melakukan remidial ulang setelah

kegiatan yang ada disekolah selesai. Peserta didik melakukan tes kembali

menggunakan edmodo dan hasil yang didapat sudah memenuhi ketuntasan kriteria

minimal(KKM).

Hasil Non Tes Siklus II, Hasil non-tes untuk siklus II ini meliputi Hasil

observasi, wawancara, dokumentasi foto dan video. Supaya lebih jelas, hasil non-

tes akan diuraikan sebagai berikut.

Hasil Observasi Siklus II, hasil observasi yang dilakukan pada siklus II

sama dengan siklus I. dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui adanya

67.5%

32.5%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Bahasa Indonesia

Lulus

Tidak Lulus

Page 20: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

20

perubahan perilaku peserta didik kearah yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perubahan perilaku peserta didik serta mengidentifikasi setiap aspek yang

diamati oleh peneliti. Ada beberapa indikator yang mendukung terjadinya

peningkatan yang ditunjukkan. Indikator pertama, kategori persentase yang

didapat sebesar 73% peserta didik dengan giat melaksanakan diskusi kelompok

menggunakan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web. Indikator kedua, persentase yang didapat sebesar 68% peserta didik merasa

lebih tertarik dan senang dengan menggunakan media berbasis web. Indikator

ketiga, persentase yang didapat sebesar 98% dalam diskusi tersebut peserta didik

terlihat lebih aktif, setelah selesai berdiskusi peserta didik juga katif untuk

bertanya maupun menjawab sesuai dengan tema yang dibicarakan. Indikator

keempat, 65% peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru atau peneliti

terlihat lebih bersemangat. Indikator kelima, kategori yang didapat sebesar 60%

peserta didik dalam berdiskusi dianggap ramai. Karena dalam penyampaian

informasi dibutuhkan kejelasan dan informasi yang tepat sehingga tidak akan

terjadi perbedaan pendapat. Hasil Wawancara Siklus II, Pada siklus II dilakukan wawancara ulang

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik selama penelitian ini

berlangsung. Berdasarkan hasil analisis data wawancara, dapat dijelaskan bahwa

peserta didik sudah mulai terbiasa menggunakan media pembelajaran berbasis

Web “Edmodo”. Oleh karena itu, peserta didik meyatakan tertarik dan senang

dengan pembelajaran tersebut. Adapun kesan yang disampaikan oleh peserta didik

dalam pembelajaran tentang penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup

menyenangkan dan tidak membosankan. Mereka merasa lebih santai, cepat

memahami informasi yang diperoleh melalui media pembelajaran berbasis Web,

peserta didik juga memberikan masukan untuk media pembelajaran Web ini dapat

digunakan di mata pelajaran lainnya. Berdasarkan jawaban peserta didik tersebut,

guru atau peneliti telah melakukan perbaikan pada siklus II. Ketentuan dan

pertimbangan yang telah dibuat diharapkan hasil yang ingin dicapai guru atau

peneliti dapat maksimal. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik

peneliti juga melakukan wawancara kembali dengan guru pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik

setelah dilakukan tindakan siklus II. Berdasarkan analisis dan hasil wawancara

yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus

II tidak jauh beda dengan wanwancara pada siklus I, bahwa “Penerapan Metode

Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia” membuat peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif

dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Adapun kesan yang

disampaikan oleh guru pengampu mengenai “Penerapan Metode Jigsaw dengan

Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesi” cukup menyenangkan dan membuat peserta didik lebih antusias dan

ekspresif dalam mengembangkan informasi yang didapat untuk kemajuan proses

belajar-mengajar berlangsung. Karena media ini membuat peserta didik lebih aktif

dan memiliki wawasan yang lebih luas. Teknik ini dapat dijadikan alternative

kedua supaya peserta didik lebih aktif.

Page 21: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

21

Dokumentasi Photo dan Video Siklus II, Berdasarkan observasi yang

telah dilakukan pada siklus II telah dilakukan pengambilan photo dan video

kembali. Tujuan utama dari peneliti ini lebih menekankan kondisi yang terjadi

didalam kelas, untuk memberikan ekspresi kepada peserta didik agar lebih aktif

serta mampu berkomunikasi dengan baik. Hasil photo dan video pada siklus II

sudah mengalami perubahan yang memuaskan hal ini, dapat dibandingkan pada

kondisi kelas di siklus I. Dalam pengelolaan kelas guru atau peneliti sudah dapat

mengkondisikan dengan tenang, oleh sebab itu peserta didik dapat menyelesaikan

kegiatan diskusi dengan tepat waktu.

Refleksi Siklus II, Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini,

dapat ditunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas X

TP (TEKNIK PEMESINAN) A di SMK SARASWATI SALATIGA. Peningkatan

aktifitas hasil belajar tersebut berupa keaktifan peserta didik didalam kelas saat

melaksanakan diskusi, presentasi, tanya jawab dan menanggapi serta peningkatan

nilai yang dilakukan melalui media pembelajaran berbasis Web “Edmodo”. Pada

siklus II ini, rata-rata peserta didik telah mencapai lebih dari nilai yang ditargetkan

yaitu lebih dari 70. Hal ini disebabkan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan

proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw dan media pembelajaran

berbasis Web.

Pembahasan, Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa dalam penerapan metode jigsaw

dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA sudah banyak terjadi

peningkatan nilai serta meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Oleh karena

itu, pembahasan berikut ini meliputi pembahasan tentang peningkatan hasil

belajar mulai dari pra-siklus, siklus I dan siklus II.

Hasil Belajar Peserta Didik Selama Pembelajaran, Hasil belajar peserta

didik dari pra-siklus, siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat dari nilai

kognitif peserta didik yang diperoleh dari hasil tes evaluasi yang dilakukan pada

setiap akhir siklus, sehingga diperoleh nilai kognitif pra siklus dan dua nilai

kognitif yaitu tes siklus I dan tes siklus II. Soal yang diberikan pada peserta didik

pada siklus I sebanyak 20 pilihan ganda dan 5 uraian sedangkan pada siklus II

sebanyak 20 pilihan ganda dan 5 uraian, untuk hasil pra-siklus diambil dari hasil

ulangan yang diberikan oleh guru pengampu. Berdasarkan data yang diperoleh,

rata-rata kelas secara bertahap mulai terjadi peningkatan dari pra-siklus sebesar

51.50, siklus I sebesar 54.80, sedangkan untuk siklus II meningkat sebesar 68.27.

Daya serap ketuntasan belajar untuk peserta didik dikelas X TP A (Teknik

Pemesinan) telah mengalami peningkatan hasil belajar yang memuaskan.

Ketuntasan belajar peserta didik dari pra siklus dapat dilihat persentase yang

didapat yaitu 22.5% atau sebanyak 9 peserta didik yang lulus atau mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan peserta didik yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 31 atau sebesar 77.5%. nilai

tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 72 dan nilai terendah adalah 0 .

Selanjutnya dari pra-siklus ke siklus I terjadi penurunan hasil belajar yang

diperoleh peserta didik. Penurunan hasil belajar tersebut yaitu 17.5% atau

sebanyak 7 peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

Page 22: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

22

sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebanyak 33 atau sebesar 82.5%. Hal ini dikarenakan peserta didik baru

pertama kali menggunakan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo” untuk

mengerjakan soal secara online, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada

siklus I adalah 88 dan nilai terendah adalah 0. Berdasarkan observasi dan hasil

video yang dilaksanakan pada siklus I menunjukkan bahwa social learning

menurut Taylor (2003) tidak semuanya berjalan baik. Peserta didik masih

memerlukan penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru atau peneliti dalam

melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar harus benar-benar memberikan

penguatan kepada peserta didik supaya tidak terjadi masalah di pertemuan

selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan observasi dan

pembuatan video kembali pada siklus II. Namun, setelah dilakukan siklus II

peserta didik mengalami peningkatan sebesar 67.5% atau sebanyak 27 peserta

didik yang lulus mencapi Kriteria Ketuntasan Minimal dan sebanyak 13 peserta

didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 32.5%.

Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus II adalah 96 dan nilai terendah yang

diperoleh peserta didik adalah 0. Oleh karena itu, siklus II ini telah menekankan

ketidak tuntasan peserta didik dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar

berlangsung atau tidak sesuai dengan target KKM yang harus dicapai. Dibawah

ini secara keseluruhan data hasil belajar yang diperoleh dari pra-siklus, siklus I

dan siklus II dapat digambarkan pada gafik atau diagram sebagai berikut:

Gambar 12. Diagram Ketuntasan hasil belajar

(Pra siklus, Siklus I dan Siklus II)

Selain mampu meningkatkan hasil belajar, peserta didik juga mampu

meningkatkan aktivitas belajarnya melalui penerapan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo” pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia, walaupun hasil yang diperoleh belum maksimal. Dibawah ini

adalah grafik aktivitas belajar peserta didik siklus I dan siklus II.

Lulus Tidak Lulus

Siklus II 67,50% 32,50%

Siklus I 17,50% 82,50%

Pra siklus 22,50% 77,50%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

250,00%

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar

Page 23: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

23

Gambar 13. Diagram Aktivitas Belajar Siklus I

Gambar 14. Diagram Aktivitas Belajar Siklus II

Dari diagram aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dijelaskan

mengenai peningkatan aktivitas belajar peserta didik, perolehan data pada siklus I

indikator pertama (1) persentase yang didapat sebesar 53.00% sedangkan

indikator pertama (1) yang diperoleh pada siklus II persentase yang didapat

sebesar 78.00%, hal ini menunjukkan peserta didik memperhatikan penjelasan

guru atau peneliti berkaitan dengan penerapan metode jigsaw dengan

memanfaatkan media pembelajaran berbasis web, tingkat kenaikan perolehan pada

indikator (1) di siklus I dan siklus II adalah 25.00%. Indikator kedua (2) yang

diperoleh pada siklus I sebesar 45.00%, sedangkan indikator (2) yang diperoleh

pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 23.00% dari 68.00% peserta didik

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan semangat dan senang. Indikator

ketiga (3) dari siklus I memperoleh data sebesar 100% dan indikator ketiga (3)

yang diperoleh pada siklus II mengalami penurunan sebesar 98.00% hal ini

dikarenakan salah satu peserta didik sedang sakit sehingga peserta didik tersebut

tidak dapat mengikuti kegiatan belajar – mengajar. Indikator keempat (4) dari data

perolehan siklus I adalah 30.00% dan indikator keempat (4) yang diperoleh pada

siklus II mengalami peningkatan sebesar 35.00% dari 65.00%, saat melaksanakan

diskusi kelompok peserta didik menyelesaikan dengan serius sehingga proses

belajar-mengajar mampu berjalan dengan baik. Selanjutnya indikator kelima (5)

pada siklus I perolehan data yang didapat sebesar 58.00% sedangkan perolehan

yang didapat pada siklus II sebesar 73.00% di indikator kelima terjadi

peningkatan sebesar 18.00%, peserta didik lebih terlihat aktif mau bertanya,

menanggapi dibanding dengan siklus I. Dengan diskripsi yang telah dipaparkan

diatas dapat dibuktikan bahwa penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan

media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

mengalami peningkatan aktifitas belajar peserta didik. Selain penelitian mengenai

aktivitas belajar peserta didik penelitian ini juga ingin menambahkan beberapa

Indikator I

Indikator II

Indikator III

Indikator IV

Indikator V

53,00% 43,00%

100%

30,00% 58,00%

Aktivitas Belajar Siklus I

Indikator I

indikator II

Indikator III

Indikator IV

Indikator V

78,00% 68,00% 98,00%

65,00% 73,00%

Aktivitas Belajar Siklus II

Page 24: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

24

temuan yang didapatkan saat proses penelitian ini berlangsung. Peneliti atau guru

mendapatkan peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam

observasi tersebut peneliti atau guru mendapatkan peserta didik yang selalu

berbicara dengan temannya, dengan kondisi yang seperti ini memerlukan

perhatian khusus kepada peserta didik tersebut. Selain itu peneliti juga

menemukan latar belakang masalah yang terjadi pada peserta didik saat disekolah,

ternyata dalam latar belakang masalah yang dialami siswa selain bosan dengan

metode pembelajaran yang tradisional masalah yang menjadi beban peserta didik

tersebut adalah masalah dalam keluarganya. Untuk peserta didik ini, diperlukan

perhatian khusus dari guru pengampu, dan wali kelas sehingga untuk

mendapatkan masa belajar yang baik peserta didik tersebut tidak terhalangi

dengan masalah keluarganya. Berdasarkan temuan pada prasiklus, mengenai

observasi dan video rekaman dapat menunjukkan bahwa terjadinya pelanggaran

yang dilakukan oleh peserta didik. Pelanggaran yang tidak mematuhi tata tertib

sekolah, sehingga guru yang memiliki tugas sebagai kesiswaan terpaksa

memanggil peserta didik kelas X TP A (Teknik Pemesinan) untuk

mempertanggung jawabkan atas pelanggaran yang telah mereka perbuat. Dengan

terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik maka dapat disimpulkan

bahwa teori menurut Slameto (1988) yang menunjukkan efektifitas belajar sangat

mempengaruhi dari berbagai faktor yang terjadi dilingkungan sekolah. Oleh sebab

itu guru atau peneliti sebelum melakukan proses kegiatan belajar-mengajar harus

memeriksa kondisi peserta didik, supaya dalam proses belajar mengajar tidak

terganggu kembali.

Selain dari analisis observasi dan video, guru atau peneliti juga memantau

peserta didik melalui wawancara yang dilakukan setelah pelaksanaan proses

belajar-mengajar selesai. Dari hasil wawancara tersebut peserta didik sangat

tertarik dengan metode yang digunakan selama penelitian ini berlangsung karena

memberikan motivasi kepada peserta didik. Peserta didik juga mengharapkan

adanya metode pembelajaran yang lain agar tidak merasa bosan. Selama ini guru

pengampu hanya memberikan teori saja dan tidak memberikan motivasi yang baru

untuk membangun pengetahuan peserta didik. Dengan berbagai macam

pertanyaan melalui wawancara tersebut maka teori menurut Slameto (1988)

sangat bermanfaat sekali bagi guru atau peneliti untuk menjadi pedoman bekerja.

Hal ini selaras dengan tujuan dari kurikulum 2013, bahwa guru atau peneliti

sebaiknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berproses, mampu

menemukan ide-ide yang mereka dapat. Maka hasil yang didapat akan lebih

terlihat maksimal, dan tidak bergantung pada hasil dari evaluasi pembelajaran atau

ulangan harian saja. Dari segi indikator hasil disebutkan bahwa adanya

pertimbangan perbedaan individu. Saat pelaksanaan penerapan metode jigsaw

dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web guru atau peneliti

menemukan salah satu karakter yang unik dari peserta didik tersebut. Karakter

peserta didik ini dapat dikatakan aktif dalam bertanya maupun menjawab namun

penggunaan bahasa yang Ia sampaikan kurang tepat, dan membuat peserta didik

yang lain tertawa terbahak-bahak. Walaupun penggunaan bahasa yang kurang

tepat, peserta didik tersebut selalu berusaha untuk menunjukkan yang terbaik

didepan teman-temannya. Secara keseluruhan proses belajar-mengajar dengan

Page 25: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

25

teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran

berbasis Web sudah berjalan dengan baik. Beberapa pengumpulan data yang telah

diambil melalui video rekaman peserta didik selama kegiatan penelitian ini,

menerangkan bahwa telah terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Hal ini

sesuai dengan silabus yang ada pada pedoman kurikulum 2013 berkaitan dengan

K1 dan K2 (Kegiatan Inti). K1 dan K2 (Kegiatan Inti) ini menerangkan tentang

ajaran agama yang dianutnya (peserta didik) untuk berperilaku baik, jujur, sopan

santun, bertanggung jawab dan gotong royong.

Selain itu, setelah dilakukannya penelitian ini guru pengampu merasa

senang dengan proses pembelajaran serta pengelolaan kelas yang baru. Hal ini

selaras dengan harapan dibentuknya kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut

menekankan peserta didik bisa lebih aktif dalam belajar. Hal ini menjelaskan

bahwa keberhasilan belajar itu didukung melalui proses dan hasil, proses yang

dimaksud disini adalah kondisi kelas. Apabila kondisi kelas memberikan rasa

kenyamanan bagi peserta didik maka efektifitas akan terlihat, serta evaluasi

pembelajaran untuk mendapatkan prestasi yang baik akan meningkat. Oleh karena

itu, untuk membuat peserta didik aktif maka guru atau peneliti harus mampu

merancang desain kelas serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat

supaya peserta didik tidak merasa bosan hal ini dapat ditunjukkan melalui

pedoman wawancara yang telah didapat setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Dari hasil video rekaman yang telah diambil pada pra-siklus, siklus I dan Siklus II

peserta didik sudah banyak mengalami perubahan mulai peserta didik yang pasif

menjadi aktif, peserta didik yang tidak berani berkomunikasi mulai berani untuk

berkomunikasi di depan kelas, bertanya serta menanggapi setiap jawaban yang

dirasa kurang detail atau lengkap dari jawaban teman yang ada didepan kelas.

Tujuan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media

pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK

SARASWATI SALATIGA untuk meningkatan aktifitas dan hasil belajar peserta

didik, selain itu peneliti juga ingin memberikan gambaran kepada guru pengampu

bahwa metode pembelajaran dapat dikombinasikan dengan teknologi informasi

sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan mata pelajaran yang hanya

menggunakan metode tradisional saja karena peserta didik dapat mengembangkan

informasi dari guru pengampu tanpa harus diberitahu semuanya dari guru. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Slavin (2005). Selain itu, penerapan metode jigsaw

ini mampu membantu guru atau peneliti untuk memantau seberapa aktifnya

peserta didik dikelas dari berbagai sudut pandang.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMK

SARASWATI SALATIGA dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web “Edmodo dan Blendspace” diperoleh peningkatan aktivitas belajar dan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat

dari perolehan data yang dilakukan pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada

siklus I untuk perolehan persentase hasil diskusi mencapai 87.5% dan pada siklus

II untuk perolehan persentase hasil diskusi mencapai 97.5%. untuk perolehan hasil

tes yang dilakukan pada pra siklus persentase yang didapat sebesar 22.5%. Pada

Page 26: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

26

siklus I untuk hasil tes menggunakan media pembelajaran berbasis web

“Edmodo” perolehan yang didapat sebesar 17.5% hasil yang diperoleh pada siklus

I ini mengalami penurunan dari pra siklus. Hal ini dikarenakan peserta didik baru

pertama kali untuk menjalankan tes online. Namun pada siklus II peserta didik

sudah mengalami peningkatan sebesar 82.5%. Dari persentase yang didapat dapat

ditunjukkan bahwa hasil yang diperoleh peserta didik sudah memenuhi standar

keriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70. Pada siklus I dan siklus II ini

terjadi peningkatan sebesar 7.5%. Untuk data aktivitas belajar yang diperoleh

pada siklus I sebesar 30% dan pada siklus II meningkat sebesar 55%.

Page 27: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

27

Daftar Pustaka

[1] Aqib, zaenal.et al. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SMP, SMA, SMK.

Bandung: Yrama Widya.

[2] Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

[3] Drs. A. Sujardi. 1989. Membuat Peserta Didik Aktif Belajar (65 Cara Belajar Mengajar

Dalam Kelompok). Bandung: Mandar Maju.

[4] Drs. Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadya

Nusantara.

[5] Erma dan Sholeh. 2008. Rancang Bangun Aplikasi E-Learning. Jurnal Teknologi. Vol. 1.

No 1, 2008: 53-57.

[6] Fitriani, dian. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Dalam

Pembelajaran PPKN Melalui Model Diskusi Buzz Group. No.02.

Diambil 11 November 2013, dari

http://scholar.google.com/scholar?start=10&q=penerapan+metode+jigsaw&hl=en&as_sdt=0,5

Http://www.skripsippknunj.com/wp-content/uploads/2013/02/JURNAL-Dian-Fitriani.pdf

[7] Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

[8] Indah, kusharyati. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode

Jigsaw Untuk Meningkatkan Pengusaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi

Peserta Didik Kelas XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA.

Diambil 17 Mei 2014

[8] Kartikasari, citra nur. 2012. Kesesuaian Pemilihan Media dengan Tujuan Pembelajaran

Guru Ekonomi SMA NEGERI 3 SALATIGA. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan. Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia.

[9] Kristanto, danu. 2010. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan

Menggunakan Alat Peraga Penggaris bilangan dikelas V Semester 1 SD N

Tempurejo 2 Blora tahun ajaran 2009/2010. PJJ S1 PGSD FKIP, Universitas Kristen

Satya Wacana.

[10] Maryono, y dan Patmi, b. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 SMP Kelas VII.

Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.

[11] Nana, s sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

[12] Partadjaja, tjok rai dan Sulastri, made. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah

Ilmu Budaya Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 1(1). 65-77.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha.

Diambil 29 Maret 2014, dari http://eprints.uns.ac.id/8595/1

[13] Pranata, a nugroho. 2011. Pengaruh Penggunaan Benda Kongkret Pada Model

Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Efektifitas Pembelajaran Remidial Matematika

Peserta Didik Kelas V SD N Wiru 02 Kec. Bringin Kab. Semarang Semester II tahun

ajaran 2010/2011. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana.

[14] Prof. Dr. Soekartawi. 2007. Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning. Magelang:

Ardana Media.

[15] Prof. Dr. Sudarwan Darmin. 2010. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

[16] Robert, e slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

[17] Shelly, Gary, Gunter, G, dan Gunter, r. 2011. Teachers Discovering Computers:

Integrating Technology in a Connected World. United State: Cengage Learning.

[18] Setiawan, budhi, M.Pd, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Salatiga.

Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.

Page 28: Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13659/2/T1_702010018_Full... · WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ... (observasi,

28

[19] Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

[20] Slavin, e robert. 2005. COOPERATIVE LEARNING Teori Riset dan Praktik. London:

Allymand Bacon.

[21] Sutjiono, thomas wibowo agung. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran.Jurnal

Pendidikan Penabur-No.04/Th.IV/Juli 2005.

[22] Taylor, r grorge. 2003. Social learning theories In educating young African –American

males. America: University Press of America.

[23] Thornthwaite, carrie. 2014. Not a Toy, but a Tool: An Educator’s Guide for

Understanding and Using iPads. Maryland: Rowman and Littlefield.

[24] Wicaksono, andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra: dan Beberapa Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Garudhawaca.

[25] M.B.A, Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,

Bandung:Alfabeta.

[26] ______. 2014. Edmodo. www.Edmodo.com

Diambil pada tanggal 19 juli 2014. Dari www.Edmodo.com

[27] ______. 2014. Blendspace. www.Blendspace.com

Diambil pada tanggal 19 juli 2014. Dari www.Blendspace.com