peneltflan -...

108
Kode/Nama Rumpun Itnu : 371/ Ihnu Keperawatan LAPORAN HASIL PENELTflAN HIBAH BERSAING PENGART]H BUDAYA KESELAMATAIY PASIEN TERHADAP INSIDDN KESELAMATAI\T PASIEN DI RSUD A. TV. S.IAHRATTIE SAMARINDA OLEH dn Hilda, M.Kes (Ketua Peneliti) trIP. 19710E122001 122001 IL Supriadi B, S.Kp., Il[.Kep. (Anggota Penelit[ F[IP. 19690105r9E9031fi14 Hj. Nooftldayah, SE., M.Kes. (Anggote Peneliti) I\IIP. 19560525197s032001 KEMENTERIAN KESEHATAI\I REPTJBLIK II\IDONESIA POLTEKKES KEMENKES KALIII{ANTAN TIMUR I 2018

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Kode/Nama Rumpun Itnu : 371/ Ihnu Keperawatan

LAPORAN HASIL PENELTflAN

HIBAH BERSAING

PENGART]H BUDAYA KESELAMATAIY PASIEN TERHADAP

INSIDDN KESELAMATAI\T PASIEN DI RSUD

A. TV. S.IAHRATTIE SAMARINDA

OLEH

dn Hilda, M.Kes (Ketua Peneliti)trIP. 19710E122001 122001

IL Supriadi B, S.Kp., Il[.Kep. (Anggota Penelit[F[IP. 19690105r9E9031fi14

Hj. Nooftldayah, SE., M.Kes. (Anggote Peneliti)I\IIP. 19560525197s032001

KEMENTERIAN KESEHATAI\I REPTJBLIK II\IDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KALIII{ANTAN TIMUR

I

2018

Page 2: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

i

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HIBAH BERSAING

PENGARUH BUDAYA KESELAMATANPASIEN TERHADAP

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD

A. W. SJAHRANIE SAMARINDA

OLEH

dr. Hilda, M.Kes (Ketua Peneliti) NIP. 197108122001122001

H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep. (Anggota Peneliti)

NIP.196901051989031004

Hj. Noorhidayah, SE., M.Kes. (Anggota Peneliti) NIP. 195605251975032001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

2018

Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 371/ Ilmu Keperawatan

Page 3: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 4: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

iii

Abstrak

Latar belakang: Penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sesuatu yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan budaya kerja dalam organisasi agar mampu menurunkan Insiden Keselamatan Pasien. Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama untuk menuju keselamatan pasien. Tujuanpenelitian: Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap Insiden Keselamatan pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie. Metode: Studi analitik dengan desain cross sectional. Sebanyak 119 orang perawat pada 14 ruangan dijadikan sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara proporsional random sampling. Budaya keselamatan pasien dengan 12 dimensinya merupakan variabel bebas sedangkan variabel terikat adalah insiden keselamatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner mengacu pada AHRQ pada Hospital Survey on Patient Safety Culture tahun 2017. Kuesioner insiden keselamatan pasien disusun berdasarkan data insiden yang sering terjadi di Rumah Sakit. Data dianalisis secara regresi linier berganda. Hasil Penelitian: Mean persepsi perawat tentang keseluruhan budaya keselamatan pasien adalah 2,97(SD±0,22). Mean persepsi paling rendah adalah pada dimensi respon non punitive terhadap kesalahan yaitu 2,65 (SD±0,60). Sedangkan mean persepsi paling tinggi adalah pada dimensi kerjasama dalam unit yaitu 3,43 (SD±0,43).Jenis insiden yang sangat sering adalah phlebitis yaitu sebesar 8,4%. Adapengaruh dukungan manajemen (p = 0,038, R=5,633), persepsi perawat (p = 0,015, R=5,609) dan kerja sama antar unit (p = 0,006, R= 6,646) terhadap insiden keselamatan pasien Kesimpulan: Budaya keselamatan pasien secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD AW. Sjahranie Samarinda. Secara parsial hanya variabel dukungan manajemen, persepsi perawat dan kerja sama antar unit yang berpengaruh. Dukungan manajemen, persepsi perawat dan kerjasama antar unit perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya insiden di Rumah Sakit. Kata Kunci: Budaya Keselamatan Pasien, Insiden Keselamatan- Patient Safety.

Page 5: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

iv

Abstract

Background: The application of a patient safety culture at the hospital is something that absolutely must be applied in line with the work culture in the organization to be able to reduce the incidence of patient safety. The patient safety culture is the main foundation for patient safety. Objective: To analyze the effect of patient safety culture on patient safety incidents in A. Wahab Sjahranie Hospital. Method: an Analytical study with a cross-sectional design. 119 nurses in 14 rooms were sampled. The sample selection is done by proportional random sampling. The patient safety culture with 12 dimensions is an independent variable while the dependent variable is a safety incident. Data collection using a questionnaire refers to the AHRQ at the Hospital Survey on Patient Safety Culture in 2017. The patient safety incident questionnaire was prepared based on incident data that often occurs in the Hospital. Data were analyzed by multiple linear regression. Results: The mean nurses' perception of the overall culture of patient safety was 2.97 (SD ± 0.22). The lowest mean perception is on the dimension of non-punitive response to errors, which is 2.65 (SD ± 0.60). While the highest mean perception is on the dimensions of collaboration in units, namely 3.43 (SD ± 0.43). The type of incident that is very often is phlebitis which is equal to 8.4%. There was an influence of management support (p = 0.038, R = 5.633), nurses' perceptions (p = 0.015, R = 5.609) and cooperation between units (p = 0.006, R = 6.646) against incidents of patient safety Conclusion: The patient safety culture simultaneously has a significant effect on patient safety incidents in RSUD AW. Sjahranie Samarinda. Partially only the management support variables, nurses' perceptions, and cooperation between influential units. Management support, nurse perceptions, and collaboration between units need to be improved to prevent incidents in hospitals. Keywords: Patient Safety Culture, Safety Incident - Patient Safety.

Page 6: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

v

Prakata

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat karunia dan hidayah-

Nya, sehingga penulisan laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu unsur dari tridharma perguruan tinggi

dan merupakan tugas pokok dan fungsi sebagai dosen pada Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Budaya keselamatan pasien merupakan aspek penting untuk pemberian

layanan kesehatan yang berkualitas dan merupakan masalah yang sangat

memprihatinkan secara global. Masalah budayaterkadang diidentifikasi sebagai

penghalang bagi perubahan sistem di seluruh dunia.

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada perluasan sudut

pandang manajemen rumah sakit dalam memilih program intervensi untuk

memperkuat dan mengembangkan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pengungkapan, penyajian

dan pemilihan kata-kata dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab

itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala

bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan laporan hasil penelitian ini.

Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur,

ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua

Program studi D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah

memfasilitasi kegiatan ini.Terimakasih juga penulis sampaikan kepada tim pakar

atas saran dan masukan yang diberikan.

Akhir kata mudah-mudahan penelitian ini nantinya dapat memberi

manfaat.

Samarinda, 10 November 2018

Penulis

Page 7: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

vi

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang ............................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C.Urgensi Penelitian ......................................................................................... 4

BAB IIPENELUSURAN PUSTAKA YANG RELEVAN A.Insiden Keselamatan Pasien .......................................................................... 6

B.Budaya Keselamatan Pasien .......................................................................... 8

C.Kerangka Teori ........................................................................................... 11

D.Kerangka Konsep ....................................................................................... 12

E.Hipotesa ...................................................................................................... 12

BAB IIITUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 14

B.Manfaat Penelitian ...................................................................................... 15

BAB IVMETODE PENELITIAN A.Diagram Alur Penelitian ............................................................................. 17

B.Tahapan Penelitian...................................................................................... 18

C.Luaran Penelitian ........................................................................................ 18

D.Jenis dan Desain Penelitian ......................................................................... 18

E.Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 19

F.Populasi dan Sampel ................................................................................... 19

G.Variabel Penelitian ..................................................................................... 20

H.Definisi Operasional ................................................................................... 21

I.Instrument Penelitian ................................................................................... 24

J.Analisis Data ............................................................................................... 25

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Hasil Penelitian .......................................................................................... 27

Page 8: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

vii

1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 27

2.Demografi Responden ...................................................................................... 28

3.Uji Asumsi Klasik............................................................................................. 34

4.Uji Regresi Linear Berganda ........................................................................... 39

B.Pembahasan ................................................................................................ 42

1.Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien ........................... 42

2.Insiden Keselamatan pasien ................................................................... 43

3.Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan .... 44

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ................................................................................................ 47

B.Saran .......................................................................................................... 48

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN A.Anggaran Biaya .......................................................................................... 49

B.Jadwal Penelitian ........................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50 LAMPIRAN ..................................................................................................... 65

Page 9: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel1.1 : Dimensi Budaya Keselamatan Pasien……………………… 8

Tabel4.1 : Proporsi Populasi dan Sampel Penelitian berdasarkan Ruang Rawat Inap dan IGD RSUD A.W. Sjahranie Samarinda…………………………………………………..

19

Tabel 4.2 : Definisi Operasional……………………………...………... 20

Tabel 4.3 : Autokorelasi……………………………………………….. 25

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018………………………….

29

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018…………………………………………………

30

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018…………………...

31

Tabel 5.4 : Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov………………... 34

Tabel 5.5 : Hasil Uji Multikolinieritas…………………………………. 37

Tabel 5.6 : Hasil Uji Autokorelasi……………………………………... 38

Tabel 5.7 : Hasil Uji F Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan Pasien…………………………………………

38

Tabel 5.8 : Hasil Uji T Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan Pasien………………………………...

39

Page 10: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar4.1 : Flow Chart Alur Penelitian………………………………… 16

Gambar 4.2 : Tahapan Penelitian…………………………………………. 17

Gambar 5.1 : Histogram…………………………………………………... 35

Gambar 5.2 : Normal P-Plot Regression Standarized Residual…………... 35

Gambar 5.3 : Scatterplot Regression Standardized Predicted Value…….. 36

Page 11: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 : Hasil Uji SPSS

Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Page 12: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya keselamatan pasien merupakan aspek penting untuk pemberian

layanan kesehatan yang berkualitas dan merupakan masalah yang sangat

memprihatinkan secara global (Wami, Demssie, Wassie, & Ahmed,

2016).Masalah budaya terkadang diidentifikasi sebagai penghalang bagi

perubahan sistem di seluruh dunia. Dilihat secara negatif, isu-isu budaya ini

mengacu pada sikap dan perilaku profesional dan organisasi yang tahan

terhadap gangguan yang dirasakan dan mewujudkan antipati terhadap

perubahan. Sebaliknya, budaya keselamatan positif ditandai oleh komunikasi

terbuka, saling percaya, persepsi bersama tentang pentingnya keselamatan dan

kepercayaan diri terhadap kemanjuran tindakan pencegahan(Tutiany,

Lindawati, & Paula, 2017)

Penerapan budaya keselamatan pasien di rumah sakit adalah sesuatu

yang mutlak harus diaplikasikan sejalan dengan budaya kerja dalam organisasi

agar mampu menurunkan Insiden Keselamatan Pasien. Insiden Keselamatan

Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada

pasien (Permenkes RI No.11, 2017).

Keselamatan pasien di rumah sakit kemudian menjadi isu penting karena

banyaknya kasus Medical Error yang terjadi di berbagai negara. Setiap tahun

di Amerika hampir 100.000 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal

karena Medical Error. National Patient Safety Agency tahun 2017 melaporkan,

dalam rentang waktu Januari sampai dengan Desember 2016 di Negara Inggris

didapatkan angka insiden keselamatan pasien yang dilaporkan sebanyak

1.879.822 kejadian. Data terbaru untuk salah satu negara di Asia Tenggara

yakni dari Ministry of Health Malaysia tahun 2017 melaporkan angka insiden

keselamatan pasien selama satu tahun pada 2016 sebanyak 2.769 kejadian.

Page 13: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

2

Angka insiden kesalamatan pasien di Indonesia masih sulit untuk

didapatkan. Hal ini dikarenakan tidak semua insiden keselamatan pasien

dilaporkan, umumnya insiden keselamatan pasien luput dari perhatian petugas

kesehatan karena yang dilaporkan hanya insiden keselamatan pasien yang

ditemukan secara kebetulan saja.

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie adalah Rumah Sakit

rujukan tertinggi di Kalimantan Timur dan merupakan Rumah Sakit kelas A

pendidikan dengan capaian akreditasi Paripurna (KARS, 2017). Dengan status

tersebut, RSUD A. W. Sjahranie harus mampu menyediakan dan memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas, sekaligus menjamin keselamatan pasien.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Komite Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien (KPMK)RSUD A.Wahab Sjahranie Samarinda, pada

tahun 2017 didapatkan 2.267 insiden keselamatan pasien. Pada triwulan I

sebanyak 737 insiden, triwulan II sebanyak 590 insiden, triwulan III sebanyak

671 insiden dan 273 insiden pada triwulan ke IV dengan jenis insiden yang

terjadi adalah Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 88,04%, Kejadian Potensial

Cedera (KPC) 7,76%, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 2,77% dan Kejadian

Tidak Cedera (KTC) sebanyak 1,94%.

Pada umumnya insiden keselamatan pasien dapat ditekan sekecil-

kecilnya jika sistem dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan jika

kompetensi serta nilai-nilai atau budaya yang ada dapat berjalan secara optimal

(Budihardjo, 2008).National Patient Safety Agency (2004), menyatakan bahwa

langkah awal untuk menuju keselamatan pasien yang diharapkan agar dapat

mencegah terjadinya KTD dan KNC dengan cara membangun budaya

keselamatan pasien.

Institute of Medicine (IOM) menekankan pentingnya budaya keselamatan

pasien dalam sebuah laporan Institute of Medicine (IOM) “to err is human”

yang menjelaskan bahwa organisasi pelayanan kesehatan perlu

mengembangkan budaya patient safety agar nantinya berfokus dalam

meningkatkan reliabilitas dan keamanan pasien(Idris, 2017).

Page 14: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

3

Menciptakan budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal yang

harus dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden di rumah sakit

(Mudayana, 2014).Untuk membangun keselamatan pasien harus terbangun

lingkungan atau budaya yang memungkinkan para profesi di rumah sakit untuk

membangunnya, untuk berbagi informasi mengenai masalah-masalah

keselamatan pasien kemudian melakukan tindakan untuk perbaikan (Sorra,

Gray, Streagle, & et al, 2016).

Permulaan dari proses pengembangan program keselamatan pasien

adalah melakukan penilaian terhadap budaya keselamatan pasien. Membangun

budaya keselamatan pasien di rumah sakit adalah kewajiban dan

tanggungjawab seluruh staf yang bekerja di rumah sakit terutama para tenaga

medis yang berhubungan langsung dengan pasien seperti dokter dan perawat.

Perawat merupakan tenaga profesional yang berperan penting dalam fungsi

rumah sakit(Iskandar et al., 2014).

Hasil penelitian Najjar et al. (2015)tentang hubungan budaya

keselamatan pasien dengan adverse events didapat bahwa budaya keselamatan

pasien yang positif dapat mengurangi kerugian akibat insiden.

PenelitianQomariyah (2015), menyimpulkan bahwa perawat dengan

komunikasi yang baik dan efektif dapat mencegah terjadinya insiden

keselamatan pasien.

Belum optimalnya penerapan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit

dan rendahnya safety culture memiliki kontribusi positif terhadap timbulnya

kesalahan dalam pelayanan kesehatan, terapi yang tidak aman dan berbagai

kecelakaan lain yang tak terduga (Setyarini & Herlina, 2013). Berdasarkan

latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Keselamatan dengan Insiden

Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie.

Page 15: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien

terhadap Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie ?

C. Urgensi Penelitian

Keselamatan pasien di rumah sakit menjadi isu penting karena

banyaknya kasus Medical Error yang terjadi. Tren insiden keselamatan pasien

(patient safety) yang terjadi di RSUD A.W. Sjahranie Samarinda terjadi karena

belum optimalnya penerapan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit ini.

Berdasarkan data yang dilaporkan KPMK RSUD A. W. Sjahranie Samarinda,

pada tahun 2017 didapatkan 2.267 insiden keselamatan pasien. Menciptakan

budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal yang harus dilakukan

dalam upaya meminimalisir terjadinya insiden di Rumah Sakit. Rendahnya

safety culture memiliki kontribusi positif terhadap timbulnya kesalahan dalam

pelayanan kesehatan. Maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh

budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD A.

W. Sjahranie Samarinda.

Page 16: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

5

Page 17: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

6

BAB II

PENELUSURAN PUSTAKA YANG RELEVAN

A. Insiden Keselamatan Pasien

Insiden Keselamatan Pasien adalah adalah setiap kejadian atau situasi

yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,

cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi. Jenis

insiden keselamatan pasien meliputi:Kondisi Potensial Cedera

(KPC),Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cidera

(KTC),Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian sentinel (sentinel

event) (KKPRS, 2015).Penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien

meliputi kegagalan teknis (technical failure), kegagalan manusia (human

operator failure) dan kegagalan organisasi (organizational failure)(Aspden,

Corrigan, Wolcott, & Erickson, 2004).

Menurut WHO (2009), ada empat faktor yang berhubungan dengan

IKP, yaitu faktor organisasi, faktor sifat dasar pekerjaan, faktor lingkungan,

dan faktor individu. Reason J (1998), mengemukakan bahwa insiden

keselamatan pasien seperti Kejadian Yang Tidak Diharapkan (KTD) atau

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) bukan saja hanya kesalahan dari faktor

manusianya/kelalaian petugas pemberi pelayanan namun terdapat faktor lain

yang memberikan kontribusi sehingga terjadi kejadian yang merugikan

pasien.Banyaknya jenis obat,jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah

pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial

bagi terjadinya kesalahan(error).

Mulyana (2013)menyatakan bahwa variabel karakteristik individu, yang

terdiri dari usia,masa kerja dan kompetensi; dan variabel kerjasama memiliki

hubungan yang signifikan terhadap insiden keselamatan pasien. Menurut

Mulyati, Rachman and Herdiana (2016), kejadian nyaris cedera atau kejadian

yang tidak diharapkan yang pernah terjadi adalah terjadinya sepsis pada

beberapa pasien post operasi, pasien jatuh di kamar mandi, kelemahan

motorik ekstremitas bawah pasca operasi dengan anestesi lumbal, kegagalan

Page 18: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

7

pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan akibat kurangnya informasi

dari tim pemberi pelayanan kesehatan. Hal lain yang berisiko mengancam

keselamatan pasien adalah kurangnya fasilitas pendukung pelaksanaan asuhan

keperawatan seperti alat ganti balutan sehingga satu set balutan digunakan

untuk beberapa pasien, tidak ada ruang khusus penyimpanan obat sehingga

penyimpanan dan persiapan pemberian obat dilakukan di nurse station,

bercampur dengan buku rekam medik pasien dan peralatan lainnya.

Tenaga kesehatan memiliki peran dalam menciptakan pelayanan yang

aman dan bermutu. Salah satunya melalui budaya keselamatan pasien.

Keselamatan pasien belum menjadi budaya dalam organisasi layanan

kesehatan. Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) seperti fenomena gunung

es. Hanya kasus-kasus yang serius dan mengancam jiwa yang secara mudah

terdeteksi dan tampak di permukaan, sedangkan kasus-kasus yang sifatnya

ringan sampai sedang umumnya tidak terdeteksi, tidak dicatat, ataupun tidak

dilaporkan(Dwiprahasto, 2004). Upaya pengembangan faktor budaya

keselamatan pasien perlu terus digalakkan oleh organisasi pemberi pelayanan

kesehatan (Idris, 2017). Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak

memiliki budaya keselamatan pasien, maka kecelakaan dapat terjadi dan

mengakibatkan kesalahan laten, gangguan psikologis dan fisiologis pada staf,

penurunan produktivitas, berkurangnya kepuasan pada pasien dan mampu

menimbulkan konflik interpersonal(Danielsson, 2018).

Budayapatient safety yang buruk menjadi faktor risiko penting yang

dapat mengancam keselamatan pasien (Nieva, 2003). Ancaman terhadap

keselamatan pasien tersebut tidak dapat diubah, jika budaya keselamatan

pasien dalam organisasi pun tidak pula diubah(Vincent, 2003).

Komunikasi efektif yang merupakan kunci bagi perawat untuk

mencapai keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di

rumah sakit. Lama bekerja dan etika merupakan faktor yang paling

mempengaruhi perawat dalam menerapkan komunikasi efektif di ruang rawat

inap RSUD AW.Sjahranie (Hilda, Noorhidayah, 2017). Perawat dengan

komunikasi yang baik dan efektif dapat mencegah terjadinya insiden

Page 19: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

8

keselamatan pasien (Qomariyah, 2015). Najjar, et all (2015) menyatakan

bahwa budaya keselamatan pasien yang positif dapat mengurangi kerugian

akibat insiden. Penelitian empiris telah menemukan bahwa insiden

keselamatan pasien cenderung lebih sedikit terjadi pada rumah sakit yang

merangkul budaya keselamatan (Tucker, 2004).

B. Budaya Keselamatan Pasien

Budaya keselamatan pasien muncul dari asumsi bersama(keyakinan dan

harapan yang tidak terucapkan), nilai (penting danideal dan keyakinan abadi)

dan norma (keyakinan tentang bagaimana anggota kelompok harus

berperilaku dalam konteks tertentu) di antara anggota organisasi,unit atau tim

yang berkaitan dengan praktik yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhikeselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien secara umum

digambarkan sebagai sesuatu yang dapat dipengaruhi untuk mencapai

perawatan yang lebih aman (Waterson, 2014; Feng et al., 2008; Flin et al,

2000 dalam Danielsson 2018)).

Beberapa faktor yang mendukung budaya keselamatan pasien terdiri

dari kepemimpinan, kerjasama tim, perawatan pasien berdasarkan bukti,

komunikasi, pembelajaran, tepat dan berfokus pada pasien (Idris, 2017).

Menurut Rachmawati (2011), acuan yang sering digunakan pada survey

tentang budaya keselamatan pasien adalah instrumen Hospital Survey on

Patient Safety Culture (HSOPSC)karena mempunyai sifat psikometris terbaik

dan dirancang untuk seluruh pekerja di rumah sakit. Instrumen ini

mempunyai 12 dimensi budaya keselamatan dan sudah banyak digunakan di

rumah sakit - rumah sakit di Amerika dalam mengidentifikasi penerapan

budaya keselamatan pasien Instrumenyang dikembangkan oleh AHRQ

(Agency for Healthcare Research and Quality) tahun 2004 dan pada tahun

2016 AHRQ mengeluarkan update instrumen(Agency for Healthcare

Research and Quality, 2017). Dua belas dimensi budaya keselamatan pasien

yaitu:

Page 20: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

9

Tabel 1.1Dimensi Budaya Keselamatan Pasien dan Definisinya

Dimensi Budaya Pasien Safety

Definisi

Kerjasama dalam unit Petugas kesehatan saling mendukung, saling memperlakukan dengan hormat, dan bekerjasama sebagai satu tim.

Harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan patient safety

Manajer mempertimbangkan saran dari petugas untuk memperbaiki keselamatan pasien, memberikan pujian petugas kesehatan yang mengikuti prosedur keselamatan pasien, dan tidak mengabaikan masalah keamanan pasien.

Perbaikan berkelanjutan Kesalahan menjadikan perubahan yang positif dan perubahan dievaluasi untuk efektivitas.

Dukungan manajemen terhadap patient safety

Manajer Rumah Sakit menyediakan iklim kerja yang mendorong keselamatan pasien dan menunjukkan bahwa keselamatan pasien adalah prioritas utama.

Persepsi perawat terhadap patient safety

Prosedur dan sistem yang baik dalam mencegah kesalahan dan mengurangi insiden keselamatan pasien.

Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan

Petugas kesehatan diberitahu tentang kesalahan yang terjadi, diberi umpan balik tentang perubahan yang diterapkan, dan mendiskusikan cara mencegahnya.

Komunikasi terbuka Petugas kesehatan bebas berbicara jika mereka melihat sesuatu yang berdampak negatif pada pasien dan bebas untuk bertanya serta menyampaikan pendapat terhadap atasan

Frekuensi pelaporan kejadian

Kejadian yang dilaporkan: 1) Kejadian yang diketahui dan dikoreksi sebelum mempengaruhi pasien, 2) Kejadian tanpa potensi merugikan pasien, dan 3) Kejadian yang dapat membahayakan pasien tetapi tidak dilakukan.

Kerja sama antar unit Unit Rumah Sakit bekerjasama dan berkoordinasi satu sama lain untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien.

Staffing Ada cukup petugas kesehatan untuk menangani beban kerja dan jam kerja yang tepat untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien.

Handsoff dan transisi Kelengkapan informasi pasien saat transfe antar unit Rumah Sakit dan perubahan shift

Respon nun punitive terhadap kesalahan

Koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, bukan sebagai alat untuk mencari kesalahan.

Page 21: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

10

Menurut Mulyati, et al(2016), tim kerja, persepsi terhadap pimpinan,

stres dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang bermakna terhadap budaya

keselamatan pasien. Persepsi terhadap pimpinan merupakan faktor

determinan terciptanya budaya keselamatan pasien, oleh karena itu gaya

kepemimpinan, teknik komunikasi serta kemampuan manajerial pimpinan

merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menciptakan

atmosfer kerja yang kondusif sebagai upaya untuk terciptanya budaya

keselamatan pasien.

Rahmawati (2011) mengidentifikasi empat domain yang berpengaruh

terhadap budaya keselamatan pasien yaitu kepemimpinan transformatif,

kerjasama tim,kesadaran individual, serta iklim keselamatan pasien.

Sedangkan Sammer et al.(2010), mengidentifikasi tujuh subkultur budaya

keselamatan pasien yaitu kepemimpinan, kerjasama tim, berbasis bukti,

komunikasi, pembelajaran, adil dan berpusat pada pasien. Dari tujuh

subkultur budaya tersebut kepemimpinan senior menjadi kunci untuk

mengembangkan budaya keselamatan pasien.Budaya keselamatan yang

konstruktif sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan dan perbaikan

keselamatan pasien (Verbakel, Langelaan, Verheij, Wagner, & Zwart, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa model kepemimpinan

transformasional merupakan model yang sesuai diterapkan untuk

meningkatkan budaya keselamatan pasien, pelatihan keterampilan

komunikasi efektif serta pengembangan model pendidikan antar profesi

sebagai upaya peningkatan kemampuan kolaborasi (Mulyati et al., 2016).

Budaya keselamatan pasien merupakan suatu cara untuk membangun

program keselamatan pasien secara keseluruhandan penerapan budaya

keselamatan pasien membantu perawat bekerja dengan aman(Agnew, Flin, &

Mearns, 2013).

Page 22: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

11

C. Kerangka Teori

a.

Sumber : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2015)

Faktor Kontributor

Insiden Keselamatan

Pasien

1. Faktor kontributor Eksternal / Di Luar RS a. Regulator dan ekonomi b. Peraturan dan kebijakan c. Peraturan nasional d. Hubungan dengan organisasi lain

2. Faktor Kontributor Organisasi & Manajemen a. Organisasi & manajemen b. Kebijakan, standar &tujuan c. Administrasi d. Budaya keselamatan e. SDM f. Diklat

3. Faktor Lingkungan Kerja

a. Desain dan bangunan b. Lingkungan c. Peralatan/sarana/prasarana

6. Faktor Kontributor Tugas a. Ketersediaan SOP b. Ketersediaan & akurasi hasil test c. Faktor penunjang dalam validasi alat

medis d. Desain tugas

5. Faktor Kontributor Petugas a. Kompetensi b. Stressor fisik dan mental

4. Faktor Kontributor Tim a. Supervisi & Konsultasi b. Konsistensi c. Kepemimpinan & Tanggung jawab d. Respon terhadap insiden

8. Faktor Kontributor Komunikasi a. Komunikasi verbal b. Komunikasi tertulis

7. Faktor Kontributor Pasien a. Kondisi b. Personal c. Pengobatan d. Riwayat e. Hubungan staf dan pasien

Page 23: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

12

D. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

E. Hipotesa 1. Adapengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan

pasien

2. Ada pengaruh kerjasama dalam unitterhadap insiden keselamatan pasien

3. Ada pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan

patient safety/ keselamatan pasienterhadap insiden keselamatan pasien

4. Ada pengaruh organizational learning–perbaikan berkelanjutan terhadap

insiden keselamatan pasien

Kerjasama dalam Unit Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/ Keselamatan Pasien Organizational learning–perbaikan berkelanjutan Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien Persepsi perawat Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan Komunikasi terbuka Frekuensi pelaporan Frekuensi pelaporan Kerja sama antar unit di rumah sakit Staffing Handsoff dan transisi pasien Respon non punitive terhadap kesalahan

Budaya Keselamatan Pasien

Insiden Keselamatan Pasien

Page 24: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

13

5. Ada pengaruh dukungan manajemen denganupaya keselamatan pasien

terhadap insiden keselamatan pasien

6. Ada pengaruh persepsi perawatterhadap insiden keselamatan pasien

7. Ada pengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden keselamatan

pasien

8. Ada pengaruh komunikasi terbukaterhadap insiden keselamatan pasien

9. Ada pengaruh frekuensi pelaporanterhadap insiden keselamatan pasien

10. Ada pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakitterhadap insiden

keselamatan pasien

11. Ada pengaruh staffingterhadapinsiden keselamatan pasien

12. Ada pengaruh handsoff dan transisi pasienterhadap insiden keselamatan

pasien

13. Ada pengaruh respon non punitiveterhadap kesalahan terhadap insiden

keselamatan pasien

Page 25: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

14

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap

Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. Wahab Sjahranie.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap dan

Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab

Sjahranie

b. Mengidentifikasi bentuk insiden keselamatan pasien di ruang rawat

inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie

c. Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

d. Menganalisis pengaruh kerjasama dalam unit terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

e. Menganalisis pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam

mempromosikan patient safety/ keselamatan pasien terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

f. Menganalisis pengaruh organizational learning–perbaikan

berkelanjutan terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap

dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie

g. Menganalisis pengaruh dukungan manajemen dengan upaya

keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien di ruang

rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie

h. Menganalisis pengaruh persepsi perawat terhadap insiden keselamatan

pasien di ruang rawat inap RSUD A. Wahab Sjahranie

Page 26: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

15

i. Menganalisis pengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

j. Menganalisis pengaruh komunikasi terbuka terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

k. Menganalisis pengaruh frekuensi pelaporan terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

l. Menganalisis pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakit terhadap

insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat

Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie

m. Menganalisis pengaruh staffing terhadap insiden keselamatan pasien di

ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab

Sjahranie

n. Menganalisis pengaruh handsoff dan transisi pasien terhadap insiden

keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi Gawat Darurat

RSUD A. Wahab Sjahranie

o. Menganalisis pengaruh respon non punitive terhadap kesalahan

terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap dan Instalasi

Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

a) Mendapat gambaran tentang insiden keselamatan pasien di rumah

sakit sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk

memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan.

b) Mendapat gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit

sehingga dapat mengembangkan dan memperkuat budaya

keselamatan pasien yang sudah ada.

Page 27: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

16

c) Sebagai bahan masukan untuk pembuatan kebijakan terkait program

keselamatan pasien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

a) Dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan bahan ajar

pada mata kuliah Patient Safety.

b) Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian keselamatan

pasien selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

a) Mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian manajemen

rumah sakit khususnya pada program keselamatan pasien

b) Terpenuhinya salah satu tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) peneliti

sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi.

Page 28: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

17

BAB IV

METODEPENELITIAN

A. Diagram Alur Penelitian

Alur penelitian ditampilkan dalam bentuk flowchart dibawah ini :

Gambar 4.1Flow Chart Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi masalah Ada laporan insiden keselamatan pasien di RSUD AW Sjahranie

Survey Pendahuluan Laporan Insiden Keselamatan Pasien

Pengumpulan Data

Data Primer : Kuesioner Budaya Keselamatan Pasien dan kuesioner Insiden Keselamatan Pasien kepada perawat

Data sekunder : Sebaran perawat di ruang rawatinap dan IGD

Pengelolaan dan analisa data: Skala likert, chi square, regresi linier berganda

Penyusunan laporan

Page 29: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

18

B. Tahapan Penelitian

2)

3)

Gambar 4.2Tahapan Penelitian

C. Luaran Penelitian

Luaran penelitian adalah publikasi jurnal ilmiah nasional

terakreditasi/internasional dan atau buku ajar atau buku referensi.

D. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodeobservasional analitik dengan

desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara

budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien yang

diidentifikasi pada satu waktu. Data yang digunakan adalah data kuantitatif

dan kualitatif.

TELAH DILAKUKAN AKAN DILAKUKAN CAPAIAN INDIKATOR Teridentifikasi 12

dimensi Budaya Keselamatan Pasien

Teridentifikasi Jenis insiden keselamatan pasien

Output : Gambaran

penerapan sasaran keselamatan pasien

Mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif

Mendapatkan distribusi sebaran perawat pelaksana di ruang rawat inap dan IGD

Mengidentifikasi dimensi budaya dan insiden keselamatan pasien

Menganalisis pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien

LUARAN : Publikasi Ilmiah

di Jurnal nasional/internasional terakreditasi dan atau buku ajar atau buku referensi

Potensi penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien (KPC, KNC, KTD dan Sentinel).

Page 30: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

19

E. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulanAgustussampai Oktober

2018 di ruang rawat inap dan IGD RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda.

F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di seluruh ruang

rawat inap dan IGD RSUD AW. Sjahranie Samarinda yang berjumlah 509

orang. Besar sampel dilakukan secara proporsional menggunakan rumus

(Lemeshow et al.,1990):

n = Z21 – α/2 pq

d2

dimana:

p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi

q : 1 – p

Z1- α/2 : Statistik Z ( misalnya Z = 1,96 untuk α=0,05)

d : Delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan dikedua sisi proporsi (misalnya +/-5%)

Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel dalam penelitian ini adalah :

n = (1,96)21 – (0,05/2)0,1(1-0,1)

(0,05)2

n = 119

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive didasarkan pada

pertimbangan tertentu dan memenuhi kriteria inklusi.Adapun kriteria inklusi

dan eksklusi yang ditetapkan adalah:

a. Kriteria Inklusi :

1) Bersedia menjadi responden

2) Lama bekerja minimal satu tahun.

b. Kriteria Eksklusi : Perawat yang tidak masuk selama penelitian

berlangsung.

Page 31: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

20

Tabel 4.1Proporsi Populasi dan Sampel Penelitian Berdasarkan Ruang RawatInap dan IGDRSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Th. 2018

No Nama Ruangan Jumlah perawat Proporsi Jmlh sampel 1. Flamboyan 27 5 6 2. Dahlia 24 5 6 3. Seruni 25 5 6 4. Angsoka 25 5 6 5. Anggrek 28 6 6 6. Melati 33 6 8 7. Cempaka 28 6 6 8. Edelweis 39 8 9 9. Aster 28 6 6 10. Mawar/Nifas 25 5 6 11. PICU/NICU 41 8 10 12. ICU 31 6 7 13. ICCU 27 5 6 14. Unit Stroke 29 6 7 15. Kemoterapi 15 3 4 16 Bougenville 17 3 4 17 IGD 67 13 16

Jumlah 509 100 119 G. Variabel Penelitian

1. Variabel Independent adalah Budaya Keselamatan pasien dengan 12

dimensi

a. Kerjasama dalam Unit

b. Harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan patient safety

c. Organizational learning–perbaikan berkelanjutan

d. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien

e. Persepsi perawat

f. Umpan balik dan komunikasi mengenai

g. Komunikasi terbuka

h. Frekuensi pelaporan

i. Kerja sama antar unit di rumah sakit

j. Staffing

k. Handsoff dan transisi pasien

l. Respon non punitive terhadap kesalahan

Page 32: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

21

2. Variabel dependent : Insiden Keselamatan Pasien

H. Definisi Operasional

Tabel 4.2Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Independen

Budaya Keselamatan Pasien

Persepsi perawat tentang prinsip dari nilai, sikap, kompetensi dan pola perilaku individu dan kelompok yang dimiliki oleh perawat di ruang rawat inap dan IGD RSUD AW Sjahranie dalam menentukan komitmen terhadap pelaksanaan program keselamatan pasien di rumah sakit yang terdiri dari 12 dimensi.

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran budaya keselamatan pasien dengan rentang 4-16

Interval

Kerjasama dalam Unit

Persepsi perawat tentang kondisi dimana individu perawat dalam satu unit saling mendukung memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan bekerja sebagai tim

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Kerjasama dalam Unit dengan rentang 4-16

Interval

Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/ Keselamatan Pasien

Persepsi perawat tentang kondisi dimana pertimbangan pimpinan terhadap saran staf untuk meningkatkan keselamatan pasien, pujian staf untuk meng-ikuti prosedur keselamatan pasien dan perawat tidak mengabaikan masalah keselamatan pasien

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/ dengan rentang 4-16

Interval

Organizational learning–perbaikan berkelan-jutan

Persepsi perawat tentang kondisi dimana proses pembelajaran dari kejadian kesalahan, bagaimana terjadi dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan supaya tidak lagi terjadi error yang kemudian membuat proses perbaikan berkelanjutan sehingga membawa perubahan yang positif

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Organizational learningdengan rentang 4-16

Interval

Page 33: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

22

Tabel 4.2Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien

Persepsi perawat tentang kondisidimana sikap dan prioritas manajemen rumah sakit dalam menyediakan iklim kerja terhadap upaya pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Dukungan manajemen dengan rentang 4-16.

Interval

Persepsi perawat

Persepsi perawat tentang pemahaman perawat mengenai program patient safety (keselamatan pasien) berupaya bertindak sesuai prosedur untuk mencegah kejadian keselamatan pasien diRSUD Abdul Wahab Sjahranie

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Persepsi perawat dengan rentang 4-16.

Interval

Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan

Persepsi perawat tentang proses dimana setiap anggota bersedia untuk mengkomunikasikan kesalahan yang terjadi untuk menggali pengetahuan dari pengalaman, memperoleh data dan membuat upaya pencegahan terjadinya insiden

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan dengan rentang 4-16.

Interval

Komunikasi terbuka

Persepsi perawat tentang staf dapat menyampaikan pesan (informasi, ide, gagasan, pernyataan) tanpa rasa takut baik mengenai tindakan yang diputuskan dan jika mereka melihat hal negatif yang dapat mempegaruhi pasien

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Komunikasi terbuka dengan rentang 4-16.

Interval

Page 34: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

23

Tabel 4.2Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Frekuensi pelaporan

Persepsi perawat tentang seberapa sering pelaporan mengenai kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cedera (KNC) di unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi frekuensi pelaporan dengan rentang 4-16.

Interval

Kerja sama antar unit di rumah sakit

Persepsi perawat tentang kondisi dimana individu yang berlainan unit saling membantu, berkoordinasi, dan saling mendukung satu sama lain untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Kerja sama antar unit dengan rentang 4-16.

Interval

Staffing Persepsi perawat tentang proses penataan staff dalam unit untuk menangani beban kerja dan jam kerja yang sesuai untuk memberikan perawatan yang baik bagi pasien

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Staffing dengan rentang 4-16.

Interval

Handsoffdan transisi pasien

Persepsi perawat tentang proses berpindahnya pasien dari satu unit ke unit lain ataupun perpindahan informasi mengenai pasien ketika terjadi pergantian shift antara petugas

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Handsoffdan transisi pasien dengan rentang 4-16.

Interval

Respon non punitive terhadap kesalahan

Persepsi perawat tentang sikap tidak menghukum/ menuduh/memojokkan terhadap insiden yang dibuat atau dilaporkan oleh staf di unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat tidak setuju 2=tidak setuju 3= setuju 4= sangat setuju

Nilai yang didapat dari pengukuran dimensi Respon non punitive terhadap kesalahan dengan rentang 4-16.

Interval

Page 35: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

24

Tabel 4.2Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Dependen: Insiden Keselamatan Pasien

Jumlah setiap kejadian atau situasi yang diketahui perawat yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm yaitu seperti penyakit, cedera, cacat atau bahkan kematian yang tidak seharusnya terjadi yang terjadi di ruang rawat inap dan IGD RSUD AWS

Kuesioner menggunakan skala likert: 1=sangat sering 2=sering 3= mungkin 4= jarang 5=sangat jarang 6=tidak pernah

Jumlah kejadian insiden yang dinyatakan oleh perawat

Interval

I. Instrument Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Kuesioner yang digunakan untuk menilai budaya keselamatan pasien diadopsi

dari kuesioner keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh AHRQ pada

Hospital Survey on Patient Safety Culture. Terdapat 42 item pertanyaan yang

mencakup 12 dimensi budaya keselamatan pasien.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan

skala likert dengan rentang 1-4 dimana sangat tidak setuju diberi nilai (1),

tidak setuju (2), setuju (3) dan sangat setuju (4). Sedangkan kuesiner insiden

keselamatan pasien yang mencakup pernyataan tentang insiden

KPC,KNC,dan KTD yang berjumlah 28 pernyataan. Pernyataan-pernyataan

dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1-6

yang disesuaikan dengan penilaian frekuensi pada buku pedoman insiden

keselamatan pasien yaitu tidak pernah (6),sangat jarang (5), jarang (4),

mungkin (3), sering (2) dan sangat sering (1).

Page 36: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

25

J. Analisis Data

Dalam penelitian ini semua data hasil penelitian dianalisis dengan

menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis data

dilakukan secara sistematik, antara lain(Dahlan, 2012):

1) Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan setiap variabel

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel.

2) Regresi Linear Berganda

Regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan satu variabel

terikat yang mempunyai skala pengukuran numerik dengan satu atau lebih

variabel bebas. Regresi linear dapat digunakan apabila syarat-syarat

regresi linear dan uji asumsi klasik terpenuhi. Adapun uji asumsi klasik

yang harus dipenuhi adalah

a. Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov smirnov test

(normal apabila p > 0,05) atau menggunakan pola histogramyang

mengikuti kurva normal, dan uji normalitas P-Plot (Probability

Plot).Data dikatakan terdistribusi normal, jika data atau titik menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji heterokedastisitas dengan glejser bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Data tidak terjadi

heterokedastisitas apabila nilai signifikansi p > 0,05.

c. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Berdasarkan nilai tolerance > 0,40 maka tidak terjadi

multikolinearitas. Berdasarkan nilai VIF < 10,0 maka tidak terjadi

multikolinearitas.

d. Autokorelasi menggunakan Durbin-Watson, bertujuan untuk

menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada

Page 37: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

26

periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Ketentuan dari uji

Durbin-Watson adalah:

Tabel 4.3 Autokorelasi

< 1 Ada autokorelasi

1,1 – 1,54 Tanpa kesimpulan

1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,9 Tanpa kesimpulan

> 2,9 Ada autokorelasi

Page 38: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD

AWS) Samarinda merupakan Rumah Sakit kelas A pendidikan dengan

capaian akreditasi Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Pada tahun 2015, RSUD AWS membentuk komite Peningkatan Mutu dan

Keselamatan Pasien sebagai salah satu bentuk solusi peningkatan

penerapan budaya keselamatan pasien.

Visi RSUD AWS adalah menjadi Rumah Sakit bertaraf

internasional pada tahun 2018. Sedangkan misi RSUD AWS Samarinda

adalah meningkatkan akses kualitas dan pelayanan bertaraf internasional

dan mengembangkan Rumah Sakit sebagai pusat pendidikan dan

penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan.

Tugas yang harus dilaksanakan RSUD AWS berdasarkan

Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 47 Tahun 2008

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit

Daerah Provinsi Kalimantan Timur adalah melaksanakan upaya kesehatan

supaya berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan

Page 39: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

28

upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan

serta pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan

rumah sakit.

Pelayanan RSUD AWS menyediakan 42 Poli Klinik spesialis yang

diharapkan dapat memberikan layanan kesehatan paripurna. Semua

pelayanan di poliklinik dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

tanpa memandang status sosial pasien. Demikian pula untuk perawatan di

ruangan Rawat Inap yang terdiri dari kelas I, II, III sampai kelas eksekutif

dimana jumlah tempat tidur yang digunakan saat ini berjumlah 828 yang

diharapkan dapat menampung masyarakat yang akan menggunakan

fasilitas rawat inap.

Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk dan sebagai

ujung tombak pelayanan, RSUD AWS selalu mengupayakan peningkatan

kualitas dan kinerja sumber daya guna mendapatkan pelayanan yang

prima.

2. Demografi Responden

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki

14

11,8

Perempuan 105 88,2 Usia (Tahun) < 25 25-35 36-45 > 45

12 60 35 12

10,1 50,4 29,4 10,1

Page 40: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

29

Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan DIV Keperawatan S1 Keperawatan Nurse (Profesi)

80 67,2 7 6

26

5,9 5,0 21,8

Lanjutan Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Tahun 2018

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%) Lama Bekerja < 5 Tahun 58 48,7 5-10 Tahun > 10 Tahun

23 38

19,3 31,9

Jabatan Perawat Kepala Ruangan 5 4,2 CCM Ketua Tim Perawat Pelaksana Lainnya

11 7

91 5

9,2 5,9 76,5 4,2

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin hampir seluruhnya adalah

perempuan sebanyak 88,2%. Sementara sebagian kecil adalah laki-laki

sebanyak 11,8%.

Pada karakteristik responden berdasarkan usia sebagian besar

adalah berusia 25-35 tahun sebanyak 50,4%. Sementara berdasarkan

pendidikan terakhir sebagian besar adalah DIII Keperawatan sebanyak

67,2%.

Pada karakteristik lama bekerja didapatkan, hampir setengah

perawat memiliki lama bekerja < 5 tahun sebanyak 48,7%. Sementara

berdasarkan jabatan, responden hampir seluruhnya memiliki jabatan

perawat pelaksana sebanyak 76,5%.

Page 41: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

30

b. Identifikasi Budaya Keselamatan Pasien

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Kerjasama dalam unit 119 2,5 4,0 3,43 0,43 Peran manajer dalam promosi patient safety

119 2,0 3,8 2,84 0,30

Organizational learning

119 2,3 4,0 3,27 0,41

Dukungan manajemen terhadap patient safety

119 2,0 4,0 2,73 0,31

Persepsi perawat terhadap patient safety

119 2,0 4,0 2,89 0,32

Umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan

119 2,3 4,0 3,09 0,34

Komunikasi terbuka 119 2,7 4,0 3,17 0,32 Frekuensi pelaporan kejadian

119 1,0 4,0 2,93 0,39

Kerjasama antar unit 119 2,0 4,0 3,08 0,42 Staffing 119 1,5 3,8 2,72 0,40 Handsoff dan transisi Respon non punitive terhadap kesalahan

119 119

1,8 1,0

4,0 4,0

2,88 2,65

0,43 0,60

Budaya keselamatan 119 Pasien

2,2 3,6 2,97 0,22

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan gambaran persepsi perawat

tentang budaya keselamatan pasien di RSUD A. W. Sjahranie

Samarinda memiliki mean 2,97. Persepsi paling rendah pada dimensi

respon non punitiveterhadap kesalahan dengan nilai mean

Page 42: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

31

2,65.Persepsi paling tinggi adalah pada dimensi kerjasama dalam unit

dengan nilai mean 3,43.

c. Insiden Keselamatan Pasien

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018

No. Pernyataan TP SJ J M S SS

Mean 6 5 4 3 2 1 F % F % F % F % F % F %

KTD 1

Pasien mengalami cederaterjatuh dari tempat tidur.

54 45,4 35 29,4 23 19,3 6 5,0 1 0,8 0 0,0 5,13

KTD2

Pasien mengalami shock setelah diberi injeksi antibiotik atau obat injeksi lain

84 70,6 21 17,6 7 5,9 6 5,0 1 0,8 0 0,0 5,52

KTD 3

Pasien terjatuh di kamar mandi mengalami cedera 58 48,7 38 32,2 14 11,8 8 6,7 0 0,0 0 0,0 5,24

KTD 4

Pasien resiko tinggi ditinggal di ruangan tanpa menunggu perawat pengganti datang, pasien meninggal

101 84,9 12 10,1 3 2,5 2 1,7 1 0,8 0 0,0 5,76

KTD 5

Terjadi phlebitis pada pasien 2 1,7 20 16,8 32 26,9 20 16,8 35 29,4 10 8,4 3,19

KTD 6

Terjadi dekubitus pada pasien 22 18,5 39 32,8 33 27,7 17 14,3 8 6,7 0 0,0 4,42

KTD 7

Pasien jatuh saat di pindahkan dari brankar ke tempat tidur

109 91,6 6 5,0 1 0,8 2 1,7 1 0,8 0 0,0 5,85

KTD 8

Tidak semua instruksi lewat telepon ditulis sehingga tidak semua tindakan di lakukan yang berakibat pasien meninggal

110 92,4 3 2,5 4 3,4 1 0,8 0 0,0 1 0,8 5,84

KNC 1

Terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan pasien tidak apa-apa

62 52,1 37 31,1 9 7,6 8 6,7 3 2,5 0 0,0 5,24

KNC 2

Terjadi kesalahan pem-berian obat dari apotik 28 23,5 34 28,6 26 21,8 13 10,9 15 12,5 3 2,5 4,32

KNC 3

Infus tidak digantung di tiang infus saat pasien dibawa ke radiologi, poli-klinik, atau ruang operasi

63 52,9 35 29,4 10 8,4 5 4,2 5 4,2 1 0,8 5,20

KNC Salah memberikan trans- 91 76,5 17 14,8 6 5,0 5 4,2 0 0,0 0 0,0 5,63

Page 43: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

32

4 fusi darah ke pasien, tetapi diingatkan oleh perawat yang lain bahwa bukan pasien tersebut yang diberikan transfusi darah

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUDA. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018

No. Pernyataan TP SJ J M S SS

Mean 6 5 4 3 2 1 F % F % F % F % F % F %

KNC 5

Pasien terpapar insiden tetapi tidak mengakibatkan cedera kepada pasien

76 63,9 25 21 12 10,1 5 4,2 1 0,8 0 0,0 5,43

KNC 6

Terjadi insiden saat mem-berikan obat ke pasien, tetapi diingatkan oleh perawat yang lain bahwa bukan pasien tersebut yang diberikan

46 38,7 55 46,2 13 10,9 3 2,5 2 1,7 0 0,0 5,18

KNC 7

Pasien yang dirawat sering diantar oleh POS

46 38,7 38 31,9 13 10,9 9 7,6 9 7,6 4 3,4 4,76

KNC 8

Pasien yang dirawat dengan kondisi tidak sadar dipindahkan ke ICU, diantar oleh POS

112 94,1 5 4,2 2 1,7 0 0 0 0,0 0 0,0 5,92

KNC 9

Pasien yang dirawat tidak terpasang gelang identitas

89 74,8 22 18,5 4 3,4 4 3,4 0 0,0 0 0,0 5,65

KNC 10

Tempat tidur pasien yang dirawat tidak memiliki pagar pengaman

97 81,5 14 11,8 4 3,4 2 1,7 0 0,0 2 1,7 5,68

KPC 1

Tidak melakukan double check saat akan mem-persiapkan obat injeksi

90 75,6 14 11,8 6 5,0 3 2,5 0 0,0 6 5,0 5,45

KPC 2

Lupa melakukan iden-tifikasi pasien setiap kali pasien masuk ke ruang tempat saya bekerja

98 82,4 14 11,8 4 3,4 3 2,5 0 0,0 0 0,0 5,74

KPC 3

Lantai kamar mandi pasien sering kali ditemukan licin 50 42,0 39 32,8 12 10,1 12 10,1 6 5,0 0 0,0 4,97

KPC 4

Obat high alert tidak pernah diberi tanda 93 78,2 15 12,6 3 2,5 5 4,2 1 0,8 2 1,7 5,58

KPC 5

Penyimpanan obat tidak sesuai dengan aturan prosedur

89 74,8 19 16,0 4 3,4 5 4,2 1 0,8 1 0,8 5,57

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Page 44: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

33

KPC 6

Obat emergency sering tidak tersedia/ tidak lengkap

87 73,1 18 15,1 10 8,4 4 3,4 0 0,0 0 0,0 5,58

KPC 7

Alat kesehatan tidak di-kalibrasi, misal; EKG, DC Shock, Infus pump, dan lainnya.

75 63,0 24 20,2 12 10,1 2 1,7 5 4,2 1 0,8 5,34

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. W. Sjaharanie Samarinda Tahun 2018

No. Pernyataan TP SJ J M S SS

Mean 6 5 4 3 2 1 F % F % F % F % F % F %

KPC 8

Perawat tidak melakukan handover/ aplusansaat pergantian shift

107 89,9 6 5,0 1 0,8 1 0,8 1 0,8 3 2,5 5,75

KPC 9

Pasien mendapat obat penurun tekanan darah tan-pa mengukur/memeriksa tekanan darah pasien sebelumnya

111 93,3 3 2,5 2 1,7 1 0,8 2 1,7 0 0,0 5,85

KPC 10

Kalau pasien demam langsung diberi para-cetamol tanpa konfirmasi dari dokter

76 63,9 27 22,7 3 2,5 9 7,6 4 3,4 0 0,0 5,36

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui 8,4% responden

menyatakan bahwa phlebitis pada pasien sangat sering terjadi, 29,4%

menyatakan sering, 16,8% menyatakan mungkin sering terjadi, 26,9%

menyatakan jarang terjadi, 16,8% menyatakan sangat jarang terjadi

dan 1,7% menyatakan phlebitis pada pasien tidak pernah terjadi. Pada

insiden kesalahan pemberian obat dari apotik 2,5% responden

menyatakan sangat sering terjadi, 12,5% menyatakan sering, 10,9%

menyatakan mungkin terjadi, 21,8% menyatakan jarang terjadi, 28,6%

menyatakan sangat jarang terjadi dan 23,5% menyatakan sangat jarang

terjadi. Sementara pada insiden infus tidak digantung di tiang infus

saat pasien di bawa ke radiologi, poliklinik atau ruang operasi, 0,8%

responden menyatakan sangat sering terjadi, 4,2% menyatakan sering

terjadi, 4,2% menyatakan mungkin terjadi, 8,4% menyatakan jarang

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Page 45: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

34

terjadi, 29,4% menyatakan sangat jarang terjadi, 52,9% menyatakan

tidak pernah terjadi.

Insiden pasien yang dirawat sering diantar oleh POS, 3,4%

responden menyatakan sangat sering terjadi, 7,6% menyatakan sering

terjadi, 7,6% menyatakan mungkin terjadi, 10,9% menyatakan jarang

terjadi, 31,9% menyatakan sangat jarang terjadi, 38,7% menyatakan

tidak pernah terjadi pasien yang dirawat diantar oleh POS.Pada

insidentidak melakukan double check saat akan mempersiapkan obat

injeksi didapatkan 5,0% responden menyatakan sangat sering terjadi,

2,5% menyatakan mungkin terjadi, 5,0% menyatakan jarang terjadi,

11,8% menyatakan sangat jarang terjadi dan 75,6% menyatakan tidak

pernah terjadi. Insiden obat high alert tidak pernah diberi tanda, 1,7%

responden menyatakan sangat sering terjadi, 0,8% menyatakan sering

terjadi, 4,2% menyatakan mungkin terjadi, 2,5% menyatakan jarang

terjadi, 12,6% menyatakan sangat jarang terjadi dan 78,2% responden

menyatakan tidak pernah terjadi.

Insiden alat kesehatan tidak dikalibrasi, misal; EKG, DC Shock,

Infus pump dan lainnya, 0,8% responden menyatakan sangat sering

terjadi, 4,2% menyatakan sering terjadi, 1,7% menyatakan mungkin

terjadi, 10,1% menyatakan jarang terjadi, 20,2% menyatakan sangat

jarang terjadi dan 63,0%responden menyatakan sangat jarang terjadi.

Pada insiden perawat tidak melakukan handover/aplusan saat

pergantian shift, 2,5% responden menyatakan sangat sering terjadi,

0,8% menyatakan sering terjadi, 0,8% menyatakan mungkin terjadi,

0,8% menyatakan jarang terjadi, 5,0% menyatakan sangat jarang

terjadi dan 89,9% responden menyatakan tidak pernah terjadi.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

penelitian terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan

Page 46: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

35

menggunakan Normal P-Plot Histogram dan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Asumsi normalitas terpenuhi apabila sebaran

plot menyebar di atas dan di bawah atau sekitar di angka 0, gambaran

histogram tidak membentuk pola bergelombang, dan nilai p pada uji

normalitas > 0,05. Hasil uji normalitas penelitian ini dapat dilihat pada

gambar dan tabel di bawah ini:

Tabel 5.4Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Unstandarized Residual

N

Normal Parametersa

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Absolute

Positive

Negative

119

0,0000000

11.96912867

0,081

0,067

-0,081

0,888

0,409

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.4,dapat diketahui sebaran data variabel

budaya keselamatan pasien dan insiden keselamatan pasien adalah

normal karena nilai p dari One Sample Kolmogorov-Smirnov tes

adalah 0,409(p > 0,05). Hasil ini diperkuat dengan gambaran

histogram tidak membuat pola bergelombang (Gambar 5.1) dan hasil

normal P-Plot (Gambar 5.2) yang menunjukkan bahwa data menyebar

di atas dan di bawah sekitar angka 0, sehingga dapat

disimpulkansyarat uji normalitas telah terpenuhi.

Page 47: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

36

Gambar 5.1 Histogram

Gambar 5.2 Normal P-Plot Regression Standarized Residual

Page 48: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

37

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat

Scatterplot (alur sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari

variabel terikat yang telah distandarisasi untuk mengetahui apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian residu satu pengamatan ke

pengamatan lain atau tidak. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat

pada gambar Scatterplot, seperti gambar di bawah ini:

Berdasarkan gambar 5.3, tampak bahwa residu menyebar secara

konstan berdasarkan nilai predicted value. Sebaran residu tidak

membentuk pola tertentu. Dengan demikian syarat heteroskedastisitas

terpenuhi.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas memiliki hubungan atau tidak.

Multikolinieriti diketahui dengan uji korelasi atau toleransi. Suatu data

penelitian dinyatakan bebas multikolinieritas apabila memiliki nilai

Gambar 5.3Scatterplot Regression Standardized Predicted Value

Page 49: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

38

tolerance lebih besar dari 0,4 dan VIF < 10. Hasil uji multikolinieritas

dapat dilihat pada tabel coefficient.

Tabel 5.5Hasil Uji Multikolinieritas Tolerance VIF Kerjasama dalam Unit 0, 635 1,576 Peran Manajer dalam Promosi Patient Safety

0,599 1,220

Organizational Learning 0,626 1,403 Dukungan Manajemen terhadap Patient Safety

0,841 1,177

Persepsi Perawat terhadap Patient Safety 0,590 1,420 Umpan Balik dan Komunikasi terhadap Kesalahan

0,693 1,204

Komunikasi Terbuka 0,642 1,338 Frekuensi Pelaporan Kejadian 0,821 1,205 Kerjasama antar Unit 0,398 1,849 Staffing 0,684 1,442 Handsoff dan transisi 0,523 1,691 Respon non punitive terhadap Kesalahan 0,502 1,355

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa nilaitolerance tiap

variabel pada setiap model lebih besar dari 0,4 atau nilai VIF kurang

dari 10.Artinyamasing-masing variabel bebas tidak memiliki

hubungan. Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi multikolinieritas

terpenuhi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi

dalam suatu model regresi, sehingga dilakukan pengujian Durbin-

Watson (DW) dengan hasil sebagai berikut:

Page 50: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

39

Tabel 5.6Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Squares Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin Watson

11 0,416 0,173 0,152 12,303 1,584

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa nilai Durbin

Watson yang didapatkan adalah sebesar 1,584. Nilai DW berada

diantara rentang1,55 sampai dengan 2,46 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi penelitian

ini.

4. Uji Regresi Linear Berganda

a. Uji F

Uji F (anova) memberi informasi apakah salah satu slope

variabel bebas bermakna atau tidak. Hasil uji F dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.7Hasil Uji F Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan Pasien

Model Sum of Squares

df Mean

Square F Sig.

Regression Residual

3644,409 17408,179

3 115

1214,803 151,375

8,025 0,000

Total 21052.588 118 Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai p uji anova untuk

pengaruh budaya keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan

pasien lebih kecil dari 0,05 (p= 0,000), yang artinyadapat

disimpulkan bahwa model regresi linier diestimasi layak digunakan

untuk menjelaskan pengaruh budaya keselamatan pasien secara

simultan terhadap insiden keselamatan pasien.

Page 51: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

40

b. Uji T

Tabel 5.8Hasil Uji T Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan Pasien

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B

Std. Error

Beta

(Constant) 98,163 10,836 9,059 0,000 Dukungan manajemen terhadap patient safety Persepsi perawat terhadap patient safety

5,633

5,609

2,685

2,273

0,182

0,218

2,098

2,468

0,038

0,015

Kerjasama antar Unit 6,646 2,381 0,248 2,791 0,006

R2 = 17,3%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel dukungan

manajemen terhadap patient safety, persepsi perawat terhadap

patient safetydan variabel kerjasama antar unit mempunyai nilai p<

0,05, yang artinyaketiga variabel tersebut berpengaruh

terhadapinsiden keselamatan pasien.

Berdasarkan hasil uji T tersebut (tabel coefficients) maka

persamaan regresi yang diperoleh adalah:

Y= a + b1X1 +b2X2+ b3X3

Y=98,163+ 5,633_Dukungan manajemen terhadap patient safety+5,609_Persepsi perawat terhadap patient safety+6,646_Kerjasama antar Unit

Y = KTD

a = konstanta

b1 = koefesien regresi

X1 = Dukungan manajemen terhadap patient safety

b2= koefesien regresi

X2 = Persepsi perawat terhadap patient safety

b3= koefesien regresi

X3 =Kerjasama antar Unit

Sumber : Analisa Data Primer, 2018

Page 52: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

41

Dari persamaan diatas didapatkan nilai konstanta sebesar 98,163

secara matematis menyatakan bahwa jika nilai ketiga variabel sama

dengan nol maka Insiden Keselamatan Pasien akan terjadi

sebanyak98,163 kali .

Nilai koefesien regresi variabledukungan manajemen terhadap

patient safetydidapatkan sebesar 5,633, artinya bahwa dukungan

manajemen terhadap patient safetyberpengaruh terhadap insiden

keselamatan pasien sebesar 56,33%. Sedangkan Nilai koefesien

regresi variablePersepsi perawat terhadap patient safetyadalah

sebesar 5,609, dengan demikian Persepsi perawat terhadap patient

safety berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar

56,09%. Sedangkan variabel kerjasama antar unitmemiliki

koefisien regresi sebesar6,646, artinya variabel kerjasama antar

unitberpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien

sebesar66,46%.

c. Pengujian Hipotesis

1) Hipotesis 1 (H1)

Nilai signifikansi hasi uji F didapatkan p 0,000< 0,05 yang

artinya secara simultan terdapat pengaruh budaya keselamatan

pasien terhadap insiden keselamatan pasien di RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda.

2) Hipotesis 2 (H2)

Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh budaya

keselamatan pasien terhadap insiden keselamatan pasien secara

parsial. Hasil uji menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan

manajemen terhadap patient safetydengan nilai p= 0,038. Ada

pengaruh persepsi perawat terhadap patient safetyp= 0,015 dan ada

Page 53: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

42

pengaruh kerjasama antar unit terhadap patient safety dengan nilai

p=0,006.

B. Pembahasan

1. Persepsi Perawat tentang Budaya Keselamatan Pasien

Budaya keselamatan pasien merupakan faktor penting dalam

mengupayakan peningkatan keselamatan pasien dan mengurangi risiko

yang merugikan di rumah sakit. Selain itu, budaya keselamatan pasien juga

sebagai indikator kualitas utama dalam pelayanan kesehatan, sehingga

sangat diperlukan adanya sumber daya yang mampu mempersepsikan

budaya tersebut dengan baik dan benar (Najihah, 2018). Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan bahwa persepsi perawat terhadap budaya

keselamatan pasien rata-rata sebesar 2,97. Hal ini menunjukkan bahwa

persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit

masih rendah. Persepsi paling rendah pada dimensi Respon non punitive

terhadap kesalahandengan nilai mean 2,62. Hal ini sesusai dengan

penelitian yang dilakukan Nurwahidah, Maidin, dan Sidin (2014) di RSUD

Ajjapangge yang menggambarkan budaya pada dimensi ini tegolong

rendah (56%). Saat ada kejadian insiden, paradigma yang ada adalah

mencari siapa yang salah bukan menganalisis mengapa suatu kejadian

terjadi. Ini merupakan suatu penyebab mengapa rendahnya respon non

punitive terhadap kesalahan (Cahyono, 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wami, Demssie,

Wassie, & Ahmed, (2016) dan penelitian Liu, Liu, Wang, Zhang, & Wang,

(2014) yang menyatakan bahwa rendahnya budaya keselamatan pasien

dikaitkan dengan pelaporan insiden, sumberdaya, sikap perawat dan

keterlibatan pasien, jam kerja, status kepegawaian, kerja tim, komunikasi

terbuka, serah terima dan umpan balik terhadap kesalahan sebagai faktor

penting yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien.

Menurut Arden (2012) dalam Golda(2014)budaya keselamatan

pasien dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu; 1) Sikap dan perilaku (senior

Page 54: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

43

management, middle management, supervisor, karyawan, keselamatan dan

kesehatan yang representatif serta komitmen anggota komite), 2)

lingkungan; (tipe organisasi, finansial, jenis pekerjaan yang dilakukan,

desain pekerjaan, kecepatan kerja, pelatihan yang tersedia, garis

komunikasi, 3) sistem; (proses pelaporan kejadian/insiden yang

mengancam keselamatan pasien, proses audit, proses inventigasi,

komunikasidan sistem umpan balik). Meninjau dari hal tersebut

Mulyati(2016), menyatakan bahwa untuk menciptakan budaya

keselamatan pasien dengan persepsi baik maka dibutuhkan komitmen dari

seluruh lapisan baik pimpinan sampai karyawan yang perlu dibenahi.

Penerapan budaya dalam sebuah organisasi tentu tidak terlepas dari

peran aktif atasan dalam hal ini supervisor ataupun manajer dalam

mempromosikan nilai-nilai yang dianut dengan melakukan tindakan-

tindakan terkait yang mampu mendukung proses penanaman nilai budaya

itu sendiri (Nivalinda, 2016). Rendahnya nilai dukungan manajemen

terhadap patient safety terjadi sebagai akibat dari supervisor/manajemen

yang mengabaikan masalah keselamatan pasien dan tidak sepenuhnya

mengawasi tindakan perawatan yang dilakukan responden apabila sesuai

atau tidak dengan prosedur keselamatan pasien.

2. Insiden Keselamatan pasien

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 8,4% responden

menyatakan insiden keselamatan pasien yang sangat sering terjadi di

RSUD AW Sjahranie adalah phlebitis.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Agustini, Utomo, (2013) yang menyatakan bahwa responden

yang sering mengalami phlebitis berada pada rentang usia lansiadengan

pengaruh bermakna yakni p value= 0,000. Hal tersebut menginformasikan

bahwa terdapat hubungan antara kategori peningkatan usia dengan

phlebitis. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pertahanan terhadap

infeksi dapat berubah sesuai usia. Lansia mengalami perubahan dalam

struktur dan fungsi kulit seperti turgor kulit menurun dan epitel menipis,

Page 55: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

44

akibatnya kulit menjadi lebih mudah abrasi atau luka. Pada usia lanjut (

>60 tahun) vena menjadi rapuh, tidak elastis dan mudah hilang (kolaps).

3. Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Insiden Keselamatan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh

variabel-variabel budaya kesalamatan pasien terhadap insiden kesalamatan

pasien baik berupa kejadian yang tidak diharapkan (KTD), Kejadian

Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) di RSUD A.

W. Sjaharanie Samarinda.

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan budaya keselamatan

pasien berpengaruh terhadap Insiden Keselamatan Pasien di RSUD A. W.

Sjahranie Samarinda, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000(p <

0,05).Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Najjar et al.

(2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara budaya keselamatan

dan tingkat kejadian buruk di tingkat departemen. Departemen dengan

budaya keselamatan pasien yang lebih positif memiliki tingkat yang

insiden lebih rendah.

Laporan dari Agency for Healthcare Research and Quality (2017),

didapatkan bahwa beberapa faktor yang menimbulkan insiden keselamatan

pasien adalah komunikasi, arus informasi yang tidak adekuat, masalah

sumber daya, hal yang berkaitan dengan pasien, transfer pengetahuan di

rumah sakit, alur kerja kegagalan teknis, kebijakan dan prosedur yang

tidak adekuat.

Budaya kesalamatan pasien diartikan sebagai produk dari nilai,

sikap, kompetensi, dan pola perilaku individu dan kelompok yang

menentukan komitmen, style dan kemampuan suatu organisasi pelayanan

kesehatan terhadap program patient safety(Agency for Healthcare

Research and Quality, 2016). Sejalan dengan definisi budaya keselamatan

pasien, menurut Gibson(2002) variabel organisasi mempunyai efek tidak

langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Budaya keselamatan

pasien yang ada di rumah sakit memiliki hubungan langsung terhadap

Page 56: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

45

pelaksanaan pelayanan yang bertujuan untuk menjamin keselamatan

pasien (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni, Ahsan, dan

Azzuhri (2016) dengan judul Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien

terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001

(p <0,05), yang artinya ada pengaruh secara simultan budaya keselamatan

pasien terhadap sikap melaporkan insiden pada perawat di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Verbakel et al., (2015) pada kelompok perlakuan budaya kesalamatan

pasien menunjukkan adanya peningkatan terhadap pelaporan insiden

keselamatan pasien.

Hasil penelitianpada uji t didapat bahwa secara parsial dukungan

manajemen terhadap patient safety berpengaruh signifikan terhadap

insiden keselamatan pasien dengan nilai p = 0,038 dan koefisien regresi

sebesar 5,633, artinya bahwa dukungan manajemen terhadap patient safety

berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 56,33%. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Wami et al., (2016) dimana

dukungan manajemen terhadap patient safety berpengaruh terhadap

insiden keselamatan pasien dengan p value= 0,021. Unsurpimpinan

memiliki pengaruh yang signifikan dalam menciptakan budaya

keselamatan pasien. Pimpinan memiliki kewenangan dalam menerapkan

system yang berlaku dalam organisasi (Mulyati, 2016).

Persepsi perawat terhadap patient safetyberpengaruh signifikan

terhadap insiden keselamatan pasien dengan nilai p = 0,015dan koefisien

regresi sebesar 5,609, dengan demikian persepsi perawat terhadap patient

safety berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 56,09%.

Sedangkan untuk variabel kerjasama antar unit memiliki nilai p = 0,006

dan koefisien regresi sebesar 6,646, artinya variabel kerjasama antar unit

berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien sebesar 66,46%.Hasil

penelitian menunjukkan bahwa, kerjasama antar unit berpengaruh secara

Page 57: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

46

signifikan sekaligus memiliki pengaruh paling dominan terhadap insiden

kesalamatan pasien.Fakta yang ditemukan dalam penelitian ini sejalan

dengan penelitian Mulyana (2013)yang menyatakan bahwa kerjasama

memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan

pasien, dengan nilai OR 2,99 yang diartikan bahwa faktor kerjasama

menjadi indikator bahwa perawat yang memiliki persepsi kurang baik

terhadap kerjasama memiliki kecenderungan menyebabkan insiden

keselamatan pasien 3 (tiga) kali lebih besar dari perawat yang memiliki

persepsi kerjasama baik.

Kejadian yang tidak diharapkan atau kejadian nyaris cedera bukan

hanya saja kesalahan dari faktor manusianya/kelalaian petugas pemberi

pelayanan namun terdapat faktor lain yang memberikan kontribusi

sehingga terjadi kejadian yang merugikan pasien, seperti yang di

kemukakan oleh Reason. J.T dalam (Reason J.T et al., 2008) tentang Swiss

Chees Model yang menggambarkan proses terjadinya kecelakaan melalui

ilustrasi potongan-potongan keju Swiss. Terdapat empat lapisan yang

menyusun terjadinya suatu kejadian kecelakaan, yaitu: organizational

influences (pengaruh pengorganisasian dan kebijakan manajemen dalam

terjadinya kecelakaan, unsafe supervision (pengawasan yang tidak baik),

precondition for unsafe act (kondisi yang mendukung munculnya aktivitas

yang tidak aman)(Mulyati, 2016).

Page 58: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

47

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rata-rata persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien di RSUD A.

W. Sjahranie Samarinda adalah 2,97. Persepsi paling rendah pada dimensi

respon non punitiveterhadap kesalahan(2,65). Persepsi paling tinggi adalah

pada dimensi kerjasama dalam unit (3,4).

2. Jenis insiden keselamatan pasien yang sangat sering terjadi di RSUD A.

W. Sjahranie Samarindaadalah phlebitis

3. Ada pengaruh budaya keselamatan pasien secara simultan terhadap insiden

keselamatan pasien di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda

4. Secara parsial budaya keselamatan pasien yang berpengaruh terhadap

insiden keselamatan pasien, sebagai berikut:

a. Tidak ada pengaruh kerjasama dalam unitterhadap insiden keselamatan

pasien

b. Tidak ada pengaruh harapan dan tindakan manajer dalam

mempromosikan patient safety/ keselamatan pasienterhadap insiden

keselamatan pasien

c. Tidak ada pengaruh organizational learning–perbaikan berkelanjutan

terhadap insiden keselamatan pasien

d. Ada pengaruh dukungan manajemen dengan upaya keselamatan pasien

terhadap insiden keselamatan pasien

e. Ada pengaruh persepsi perawat terhadap insiden keselamatan pasien

f. Tidak adapengaruh umpan balik dan komunikasi terhadap insiden

keselamatan pasien

g. Tidak ada pengaruh komunikasi terbuka terhadap insiden keselamatan

pasien

h. Tidak ada pengaruh frekuensi pelaporan terhadap insiden keselamatan

pasien

Page 59: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

48

i. Ada pengaruh kerja sama antar unit di rumah sakit terhadap insiden

keselamatan pasien

j. Tidak ada pengaruh staffing terhadap insiden keselamatan pasien

k. Tidak ada pengaruh handsoff dan transisi pasien terhadap insiden

keselamatan pasien

l. Tidak ada pengaruh respon non punitiveterhadap kesalahan terhadap

insiden keselamatan pasien.

B. Saran

1. Perlu sosialisasi pentingnya budaya keselamatan pasien terutama pada

aspek sikap tidak menghukum/menuduh/memojokkan terhadap insiden

yang dibuat atau dilaporkan oleh staf di unit RSUD Abdul Wahab

Sjahranie.

2. Melakukan upaya pencegahan dengan mengidentifikasi faktor risiko

terjadinya phlebitis sehingga dapat disusun standar operasional prosedur

tentang pasien dengan risiko phlebitis.

3. Meningkatkan dukungan manajemen, persepsi perawat terhadap patient

safety dan kerja sama antar unit

Page 60: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

49

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Anggaran Biaya No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)

1.. Bahan habis pakai (maks. 30%-40%) 8.100.000

2.. Perjalanan (maks. 15-25%) 6.750.000

3. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, dan laporan ( maks. 15%) 4.0500.000

Jumlah 27.000.000

B. Jadwal Penelitian No. Uraian Kegiatan Waktu

Januari 2018

Februari 2018

Maret 2018

April 2018

Mei 2018

Juni 2018

Juli 2018

Agustus 2018

Sept. 2018

Oktober 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menyusun proposal penelitian 2. Menyusun instrument penelitian 3. Persentase proposal penelitian 4. Mengurus izin penelitian 5. Melaksanakan penelitian 6. Pengolahan dan analisa data 7. Menyususn laporan penelitian 8. Seminar hasil penelitian 9. Perbaikan laporan penelitian 10. Persiapan jurnal penelitian 11. Konsultasi jurnal penelitian 12. Publikasi Jurnal

Page 61: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

50

DAFTAR PUSTAKA

Agency for Healthcare Research and Quality. (2016). Hospital Survey on Patient Safety Culture. U.S. Department of Health and Human Services.

Agency for Healthcare Research and Quality. (2017). Hospital Survey On Patient Safety Cultire 2016 User Comparative Database Report Surveys on Patient Safety CultureTM. https://doi.org/AHRQ Publication No. 11-0030

Agnew, C., Flin, R., & Mearns, K. (2013). Patient safety climate and worker safety behaviours in acute hospitals in Scotland. Journal of Safety Research, 45, 95–101. https://doi.org/10.1016/j.jsr.2013.01.008

Agustini, C., Utomo, W., Studi, P., Keperawatan, I., & Riau, U. (2013). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian phlebitis pada pasien yang terpasang infus di ruang medikal chrysant rumah sakit awal bros pekanbaru, (1).

Anggraeni, D., Ahsan, A., & Azzuhri, M. (2016). Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen. Jurnal Aplikasi Manajemen, 14(2). https://doi.org/10.18202/jam23026332.14.2.13

Aspden, P., Corrigan, J. M., Wolcott, J., & Erickson, S. M. (2004). Patient Safety. https://doi.org/10.17226/10863

Budihardjo, A. (2008). Pentingnya Safety Culture Di Rumah Sakit: Upaya Meminimalkan Adverse Events. Integritas - Jurnal Manajemen Bisnis, 1(Mei), 53.

Cahyono, J. B. S. B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.

Dahlan, S. (2012). Regresi Linear: Disertai Praktik dengan SPSS (1st ed.). Jakarta.

Danielsson, M. (2018). Patient Safety - Cultural Perspectives.

Departemen Kesehatan RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Rumah Sakit (Patient Safety); Utamakan Keselamatan Pasien. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. https://doi.org/10.1111/j.1547-5069.2009.01330.x

Dwiprahasto, I. (2004). Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya untuk Meminimalkan Risiko. Jmpk.

Gibson, J. L. (2002). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses (5th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Golda, E. O. (2014). Framework for Developing and Sustaining Safety Culture in a Developing Economy, (May 2013).

Page 62: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

51

Hilda, Noorhidayah, A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Komunikasi Efektif oleh Perawat di Ruang Rawat Inap. Mahakam Nursing Journal, 2(1), 9–17. Retrieved from http://ejournalperawat.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/nursing/article/view/27

Idris, H. (2017). Dimensi Budaya Keselamatan Pasien. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 8, 1–9.

Iskandar, H., Maksum, H., Studi, P., Manajemen, M., Sakit, R., Kedokteran, F., … Champion, P. S. (2014). Faktor Penyebab Penurunan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 72–77. https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.27

KARS Accreditation System. (2017). RS Umum Daera Abdul Wahab Sjahranie. Retrieved from http://202.70.136.52/rsonline/data_view.php?editid1=1314

KKPRS. (2015). Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (ikp).

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (2015). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Diganti Pmk 11. Jakarta.

Liu, C., Liu, W., Wang, Y., Zhang, Z., & Wang, P. (2014). Patient safety culture in China : a case study in an outpatient setting in Beijing, 556–564. https://doi.org/10.1136/bmjqs-2013-002172

Ministry of Health Malaysia. (2017). Implementing Patient Safety Policies-Experience From Malaysia, (March).

Mudayana, A. A. (2014). Peran Aspek Etika Tenaga Medis dalam Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Supplemen Majalah Kedokteran Andalas, 37, 69–74.

Mulyana, D. S. R. I. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Unit Rawat Inap RS X Jakarta. Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta.

Mulyati, L. (2016a). Fakor Determinan yang Memengaruhi Budaya Keselamatan Pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 4(2), 179–190. Retrieved from http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/download/241/129

Mulyati, L. (2016b). Fakor Determinan yang Memengaruhi Budaya Keselamatan Pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 4(2), 179–190.

Mulyati, L., Rachman, D., & Herdiana, Y. (2016). Fakor determinan yang mepengaruhi budaya keselamatan pasien di RS pemerintah Kabupaten Kuningan. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 4(2), 179–190.

Page 63: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

52

Najihah. (2018). Budaya Keselamatan Pasien Dan Insiden Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit: Literature Review, 3, 1–8.

Najjar, S., Nafouri, N., Vanhaecht, K., & Euwema, M. (2015). The relationship between patient safety culture and adverse events: a study in palestinian hospitals. Safety in Health, 1(1), 16. https://doi.org/10.1186/s40886-015-0008-z

National Patient Safety Agency. (2004). Seven steps to patient safety The full reference guide. Npsa, (August), 188. https://doi.org/Date accessed 30/03/14

National Patient Safety Agency. (2017). Monthly Data on Patient Safety Incident Reports.

Nieva, V. F. (2003). Safety culture assessment: a tool for improving patient safety in healthcare organizations. Quality and Safety in Health Care, 12(90002), 17ii–23. https://doi.org/10.1136/qhc.12.suppl_2.ii17

Nivalinda, D. (2016). Budaya Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Makassar. Managemen Keperawatan, 1(2), 156–165. https://doi.org/10.1109/TCOMM.2015.2456093

Nurwahidah, Maidin, M. A., & Sidin, I. A. (2014). Gambaran Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Ajjapangge. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, 1–10.

Permenkes RI No.11, 2017. (2017). Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien Dengan, 5–6.

Qomariyah. (2015). Hubungan faktor komunikasi dengan insiden keselamatan pasien. Journals of Ners Community, 6(2), 166–174.

Rachmawati, E. (2011). Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta 2011 11, 11–34.

Reason J, P. (1998). Achieving a safe culture : Theory and practice Achieving a safe culture : theory and practice, 12(907218144), 293–306. https://doi.org/10.1080/02678379808256868

RSUD A.Wahab Sjahranie. (2017). Laporan Insiden Keselamatan Pasien Triwulan IV Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien RSUD A.WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Th.2017.

Sammer, C. E. R., Lykens, K., Singh, K. P., Mains, D. A., & Lackan, N. A. (2010). What is Patient Safety Culture? A Review of The Literature. Journal of Nursing Scholarship. https://doi.org/10.1111/j.1547-5069.2009.01330.x

Setyarini, E. A., & Herlina, L. L. (2013). Kepatuhan Perawat Melaksanakan

Page 64: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

53

Standar Prosedur Operasional:Pencegahan Pasien Resiko Jatuh di Gedung Yosef 3 Dago dan Surya Kencana Rumah Sakit Borromeus. Jurnal Kesehatan STIKes Santo Borromeus, 94–105.

Sorra, J., Gray, L., Streagle, S., & et al. (2016). Hospital Survey on Patient Safety Culture: User’s Guide. AHRQ Publication.

Tucker, A. L. (2004). The impact of operational failures on hospital nurses and their patients. Journal of Operations Management, 22(2), 151–169. https://doi.org/10.1016/j.jom.2003.12.006

Tutiany, Lindawati, & Paula, K. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien (Edisi Tahu). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Verbakel, N. J., Langelaan, M., Verheij, T. J., Wagner, C., & Zwart, D. L. (2015). Effects of patient safety culture interventions on incident reporting in general practice: a cluster randomised trial. The British Journal of General Practice : The Journal of the Royal College of General Practitioners, 65(634), e319-29. https://doi.org/10.3399/bjgp15X684853

Vincent, C. (2003). Patient safety. Anaesthesia (Vol. 58). https://doi.org/10.1046/j.1365-2044.2003.03532.x

Wami, S. D., Demssie, A. F., Wassie, M. M., & Ahmed, A. N. (2016). Patient safety culture and associated factors : A quantitative and qualitative study of healthcare workers ’ view in Jimma zone Hospitals , Southwest Ethiopia. BMC Health Services Research, 1–10. https://doi.org/10.1186/s12913-016-1757-z

WHO. (2009). Human Factors in Pa Ɵ ent Safety Review of Topics and Tools, (April).

Page 65: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Lampiran 1.Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Bahan Habis Pakai

Material bahan habis pakai Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Biaya (Rp)

Kertas A4 Mencetak 3 45.000 135.000

Amplop besar Menyimpan kuesioner 2 pak 15.000 30.000

Pulpen Menulis kuesioner (responden) 120 buah 1.975 237.000

Catridge printer Mencetak 2 psg 1000.000 1.000.000

Dokumen bag Tempat bahan kontak 90 buah 1.209.450

Dokumen bag Tempat bahan kontak 30 buah 600.000

Bahan kontak Patient safety 1.065.550

Fotocopy + jilid (proposal+ kuesioner + laporan hasil penelitian)

Penggandaan 1 paket 200

1.888.000

Konsumsi :

- Penyamaan persepsi dengan enumerator

- FGD

2 x 12 2 x 12 1 x 20

35.000 15.000 35.000

840.000 360.000 700.000

Sub total (Rp) 8.065.000

Page 66: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

2. Perjalanan

Kegiatan Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)

Perjalanan peneliti 1 Perijinan dan pengambilan data

20 150.000 3.000.000

Perjalanan peneliti 2 Perijinan dan pengambilan data

18 150.000 2.700.000

Perjalanan peneliti 3 Perijinan dan pengambilan data

18 150.000 2.700.000

Perjalanan enumerator Pengambilan data penelitian

5 x 6 orang 150.000 4.500.000

Sub total (Rp) 12.900.000

3. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantias Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)

Jasa Enumerator Pengambilan data dan observasi

119responden 8.000 952.000

Pengolahan data Tenaga ahli analisis hasil penelitian

1 paket 1.000 1.000.000

Pengurusan Perijinan dan Ethical Clearance

Pengambilan sampel 1 paket 300.000 300.000

Page 67: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Pembantu lapangan (karu) Memfasilitasi responden

dengan enum

17 orang 75.000 1.275.000

Translate manuskrip 75.000 1000.000

Sub total (Rp) 6.035.000

Jumlah Total 27.000.000

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama Lengkap &

gelar/ NIP

Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi

Waktu

Pembagian Tugas

1. dr. Hilda., M.Kes/ 197108122001122001 Ketua Peneliti

Poltekkes

Kemenkes

Kalimantan Timur

Administrasi

Rumah sakit

5 x 3 jam

2 x 2 jam

2 x 2 jam

2 x 4 jam

4 x 4 jam

3 x 3 jam

2 x 5 jam

4 x 3 jam

1. Mengumpulkan data awal

2. Menyusun Proposal

3. Merancang Instrumen

4. Menseminarkan proposal

5. Mengurus perijinan

6. Melakukan penelitian

7. Menganalisis hasil penelitian

8. Membahas hasil penelitian

Page 68: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

3 x 4 jam

1 x 1 jam

3 x 2 jam

9. Menyusun laporan hasil

10. Menseminarkan hasil

11. Menyusun jurnal

12. Publikasi jurnal

2 Supriadi S.Kp,M.Kep/ 196 Anggota Peneliti

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Manajemen Keperawatan

4 x 2 jam

2 x 1 jam

2 x 2 jam

2 x 1 jam

1 x 1 jam

3 x 1 jam 1x1 jam

1. Melakukan penelitian

2. Menganalisis hasil penelitian

3. Membahas hasil penelitian

4. Menyusun laporan hasil

5. Menseminarkan hasil

6. Menyusun jurnal

7. Publikasi jurnal

Page 69: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Lampiran 3a. Biodata Ketua Peneliti

1. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Hilda., M.Kes

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor kepala

4. NIP 197108122001122001

5. NIDN 4012087102

6. Tempat dan Tanggal Lahir Runding, 12 Agustus 1971

7. E-mail [email protected]

8. Nomor Telepon/ HP 081396065616

9. Alamat Kantor Jl. Wolter Monginsidi No. 38 Samarinda

10. Nomor Telepon (0541) 738153

11. Mata Kuliah yang Diampu 1. Manajemen Patient Safety 2. Kebijakan Kesehatan Nasional 3. Mikrobiologi dan Parasitologi 4. Penanganan TB Paru dengan Strategi DOTS 5. Anatomi Fisiologi 6. Biokimia 7. Farmakologi

Page 70: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

2. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

Universitas Hasanuddin -

Bidang Ilmu Kedokteran Umum Administrasi Rumah Sakit -

Tahun Masuk – Lulus 1990-1998 2011-2014 -

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta Rp)

1. 2014 Pola Resistensi Bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa terhadap berbagai Antibiotik di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013

Pribadi Rp 6.000.000

2. 2014 Evaluasi Manajemen Pengendalian Diabetes Mellitus Di RSUD AW Sjahranie Tahun 2013

Pribadi Rp 6.000.000

3. 2014 Hubungan Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Imbalan Dengan Kepuasan Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana

Pribadi Rp.6000.000

4 2015 Pemanfaatan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Resiko Tinggi Dengan Keputusan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda

Risbinakes Rp.10.000.000

Page 71: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

5. 2016 Model Pembentukan Niat Perawat Dalam Menerapkan Patient SafetyDi Rsud Aw. Sjahranie Samarinda

Risbinakes Rp. 37.000.000

6. 2017 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Komunikasi Efektif Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap

Pribadi Rp.6.000.000

7. 2017 Hubungan Lama Bekerja Dan Pelatihan Mikroskopis Tuberkulosis (TB) Dengan Penerapan Pemantapan Mutu Internal

Pribadi Rp.6.000.000

4. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/ Nomor/ Tahun

1. Pola Resistensi Bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa terhadap berbagai Antibiotik di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013

Jurnal Teknologi Laboratorium Vol III/ No. 3/ Tahun 2011

2. Evaluasi Manajemen Pengendalian Diabetes Mellitus Di RSUD AW Sjahranie Tahun 2013

Jurnal Kedokteran Mulawarman 2 (JKM), 24 - 32

Vol II/ Tahun 2014

3. Hubungan Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Imbalan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Jurnal Sains dan Teknologi Vol.4/ No.2/ Tahun 2014

4 Pemanfaatan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Resiko Tinggi Dengan Keputusan Penolong Persalinan di Wilayah

Jurnal Husada Mahakam Vol.4/ No.4/ Tahun 2017

Page 72: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

5. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation) dalam 5 Tahun terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan Tempat

1. Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Nasional

Model Pembentukan Niat Perawat Dalam Menerapkan Patient SafetyDi Rsud Aw. Sjahranie Samarinda

Oktober 2017 di FK Unmul

2.

6. Karya Buku dalam 5 Tahun terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

1. - - - -

2. - - - -

7. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun terakhir

No. Judul/ Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ ID

1. - - - -

2. - - - -

Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda 5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Penerapan KomunikasiEfektif Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap

Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 1, Mei 2017 : 09-17

Page 73: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Lampiran 3b. Biodata Anggota Peneliti

1. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Supriadi B, SKp, M.Kep

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan Fungsional Lektor kepala

4. NIP 196901051989031004

5. NIDN 4005016903

6. Tempat dan Tanggal Lahir Muara Pahu, 5 Januari 1969

7. E-mail [email protected]

8. Nomor Telepon/ HP 081350398914

9. Alamat Kantor Jl. Wolter Monginsidi No. 38 Samarinda

10. Nomor Telepon (0541) 738153

11. Mata Kuliah yang Diampu 8. Manajemen Keperawatan. 9. Patologi 10. Kebijakan Kesehatan

Page 74: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

2. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Keperawatan Keperawatan -

Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan kekhususan

manajemen keperawatan

-

Tahun Masuk – Lulus 1998 – 2000 2004 -2006 -

3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta Rp)

4. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Persentation) dalam 5 Tahun terakhir

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan Tempat

1.

2.

3.

Page 75: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

5. Karya Buku dalam 5 Tahun terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit

1. - - - -

2. - - - -

6. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun terakhir

No. Judul/ Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ ID

1. - - - -

2. - - - -

Page 76: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

LAMPIRAN

1. Kuisoner Penelitian

A. Karakteristik Responden

1 Nama :

2 Ruang :

3 Usia :

4 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

5 Status Pernikahan : 1. Menikah 2. Lajang 3. Janda/ Duda

6 Pendidikan

Terakhir

: 1. Diploma III 2. Diploma IV

3. Sarjana (S1) 4. Ners (S1+Profesi)

5. Master (S2) 6. Lainnya: ……….

7 Berapa lama Anda bekerja di RS ini? ……… tahun

8 Berapa lama Anda bekerja di unit ini? …….. tahun

Berilah tanda lingkaran (O) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan

keadaan Anda

9

Apakah posisi kerja Anda saat ini? Pilih satu jawaban yang tepat

mendeskripsikan posisi Anda!

a. Kepala ruangan

b. CCm

c. Ketua Tim

d. Perawat pelaksana

e. Lain-lain …..

10

Di posisi kerja Anda, apakah Anda memiliki kesempatan untuk

berinteraksi atau kontak secara langsung dengan pasien?

a. YA, saya memiliki kesempatan untuk berinteraksi atau

kontak secara langsung dengan pasien.

b. TIDAK, saya tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi

atau kontak secara langsung dengan pasien.

Page 77: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

B. Budaya Keselamatan Pasien (Patient Safety Culture)

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Setuju

Dimensi 1. Kerjasama dalam Unit

1. Kami sesama staf di unit saling mendukung satu sama lain

2. Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, kami saling bekerjasama sebagai tim

3. Saya merasa setiap orang di unit ini saling menghargai satu sama lain

4. Bila suatu area di unit ini sibuk, maka perawat di area lain akan membantu

Dimensi 2. Harapan dan Tindakan Manajer dalam Mempromosikan Patient Safety/

Keselamatan Pasien

5. Manajer saya memberikan pujian jika melihat pekerjaan diselasaikan sesuai prosedur untuk keselamatan pasien

6. Saya merasa Manajer saya sudah mendengar dan mempertimbangkan saran dari staf untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan serius

7. Bila beban kerja tinggi, maka atasan kami bekerja dengan lebih cepat walaupun harus mengambil jalan pintas

8. Kami memiliki masalah mengenai keselamatan pasien di unit ini

Dimensi 3. Organizational Learning atau Perbaikan berkelanjutan

9. Dalam unit ini kami secara aktif melakukan kegiatan untuk keselamatan pasien (sosialisasi, bertukar informasi, diskusi mengenai keselamatan pasien)

10. Kesalahan yang terjadi di unit ini dijadikan pemicu untuk perubahan ke arah yang lebih baik

11. Setelah kami melakukan pelayanan kepada

pasien demi keselamatan pasien, maka kami senantiasa mengevaluasi keefektifannya

Page 78: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Setuju

Dimensi 4. Dukungan Manajemen terhadap Patient Safety

12. Manajemen Rumah Sakit menyediakan iklim kerja yang mendukung bagi keselamatan pasien

13. Kebijakan manajemen Rumah Sakit menunjukkan bahwa keselamatan pasien merupakan prioritas

14. Manajemen Rumah Sakit harus peduli terhadap keselamatan pasien jika terjadi KTD maupun KNC

Dimensi 5. Persepsi Perawat terhadap patient safety

15. Jika ada Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien terjadi di unit ini adalah suatu hal yang kebetulan

16. Staf di unit kami tidak pernah mengorbankan keselamatan pasien dengan alasan banyak perkerjaan

17. Kami memiliki masalah mengenai keselamatan pasien di unit ini

18. Prosedur dan sistem kami sudah baik dalam mencegah terjadinya kesalahan/error (KTD atau KNC)

Dimensi 6. Umpan Balik dan Komunikasi terhadap Kesalahan 19. Manajer saya memberikan umpan balik ke arah

perbaikan berdasarkan laporan kejadian (KTD atau KNC)

20. Kami diberi tahu mengenai kesalahan-kesalahan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) maupun KNC (Kejadian Nyaris Cidera) yang terjadi di unit kami

21. Di unit ini kami mendiskusikan dengan sesama perawat/dokter bagaimana cara untuk mencegah error/KTD dan KNC supaya tidak terjadi kembali

Dimensi 7. Komunikasi Terbuka

22. Kami bebas mengungkapkan pendapat jika melihat sesuatu yang bisa berdampak negatif terhadap pelayanan pasien

23. Kami merasa bebas untuk bertanya kepada sesama perawat lain/dokter tentang keputusan maupun tindakan yang diambil di unit ini

Page 79: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Setuju

24. Kami merasa takut untuk bertanya ketika mengetahui ada yang tidak beres dalam pelayanan pasien

Dimensi 8. Frekuensi Pelaporan Kejadian

25. Ketika kesalahan terjadi, tetapi hal tersebut segera diketahui dan dikoreksi sebelum mempengaruhi atau berdampak pada pasien, seberapa sering hal tersebut dilaporkan?

26. Ketika kesalahan terjadi, namun tidak berpotensi untuk membahayakan pasien, seberapa sering hal tersebut dilaporkan?

27. Ketika kesalahan terjadi, yang berpotensi membahayakan pasien, walaupun hal yang buruk terjadi pada pasien, seberapa sering hal ini dilaporkan?

Dimensi 9. Kerja Sama Antar Unit

28. Unit satu dengan unit lain di Rumah Sakit ini tidak berkoordinasi dengan baik

29. Kami merasa ada kerja sama yang baik antar unit di Rumah Sakit saat menyelesaikan pekerjaan

30. Saya sering kali merasa tidak nyaman bila harus bekerja sama dengan staf unit lain di Rumah Sakit ini

31. Unit-unit di Rumah Sakit bekerja sama dengan baik untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien

Dimensi 10. Staffing 32. Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk

menangani beban kerja yang berat di unit ini

33. Perawat di unit bekerja sampai lembur untuk melayani pasien

34. Unit ini sering menggunakan tenaga honorer/cadangan untuk melayani pasien

35. Kami merasa pada unit kami bekerja dalam “model krisis” dimana kami harus melakukan banyak pekerjaan dengan terburu-buru dalam melayani pasien

Page 80: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Setuju Sangat

Setuju

Dimensi 11. Handsoff dan Transisi 36. Masalah sering terjadi saat pemindahan pasien

dari unit satu ke unit lainnya

37. Saat pergantian shift, informasi penting mengenai pasien sering hilang

38. Masalah sering terjadi saat pertukaran informasi antar unit-unit di Rumah Sakit

39. Pergantian shift di Rumah Sakit menyebabkan masalah bagi pasien di Rumah Sakit ini

Dimensi 12. Respon Non Punitive terhadap Kesalahan 40. Bila melakukan kesalahan dalam melayani

pasien kami merasa kesalahan tersebut akan memojokkan/mengancam kami

41. Bila suatu kejadian dilaporkan (baik KNC atau KTD) maka yang menjadi fokus pembicaraan adalah orang yang berbuat salah, bukan masalahnya

42. Kami merasa khawatir kesalahan yang kami buat akan dicatat di dokumen pribadi kami oleh pimpinan

C. Insiden Keselamatan Pasien

Berilah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i sesuai pada pernyataan di

bawah ini dengan memberi tanda ceklis () pada kolom yang tersedia.

Pilihan jawaban:

1. Tidak Pernah

2. Sangat Jarang ( >2 tahun/ kali)

3. Jarang (>2-5 tahun/ kali)

4. Mungkin (1-2 tahun/kali)

5. Sering (Beberapa kali/tahun)

6. Sangat sering (Tiap minggu/bulan)

Page 81: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Seberapa sering kejadian di bawah ini terjadi di area/unit kerja Anda?

No. Pernyataan Tidak Pernah

Sangat Jarang

Jarang Mungkin

Sering Sangat Sering

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) 1. Pernah ada pasien yang

dirawat di tempat saya bekerja terjatuh dari tempat tidur sehingga pasien mengalami cedera.

2. Pernah ada pasien di tempat saya bekerja mengalami shock setelah diberi injeksi antibiotik atau obat injeksi lain

3. Pernah ada pasien yang dirawat di tempat saya bekerja terjatuh di kamar mandi mengalami cedera

4. Pasien resiko tinggi di ruangan ditinggal tanpa menunggu perawat pengganti datang, pasien meninggal

5. Di tempat saya bekerja pernah terjadi phlebitis pada pasien

6. Di tempat saya bekerja pernah terjadi dekubitus pada pasien

7. Pasien jatuh saat di pindahkan dari brankar ke tempat tidur

8. Tidak semua instruksi lewat telepon saya tulis sehingga tidak semua tindakan saya lakukan yang berakibat pasien meninggal

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 9. Di tempat saya bekerja

pernah terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan pasien tidak apa-apa

10. Di tempat saya bekerja pernah terjadi kesalahan pemberian obat dari apotik

Page 82: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

No.

Pernyataan Tidak Pernah

Sangat Jarang

Jarang Mungkin

Sering Sangat Sering

11. Pasien yang dirawat di tempat saya bekerja dibawa ke radiologi, poliklinik, atau ruang operasi terpasang infus tapi tidak digantung di tiang infus.

12 Pernah terjadi insiden saat memberikan transfusi darah ke pasien, tetapi diingatkan oleh perawat yang lain bahwa bukan pasien tersebut yang diberikan transfusi darah

13 Pernah ada pasien yang diberi tindakan yang terpapar insiden tetapi tidak mengakibatkan cedera kepada pasien

14 Pernah terjadi insiden saat memberikan obat ke pasien, tetapi diingatkan oleh perawat yang lain bahwa bukan pasien tersebut yang diberikan

15 Pasien yang dirawat di tempat saya bekerja sering diantar oleh POS

16. Pasien yang dirawat di tempat saya bekerja dengan kondisi tidak sadar dipindahkan ke ICU, diantar oleh POS

17 Pasien yang dirawat di tempat saya bekerja tidak terpasang gelang identitas

Kejadian Potensial Cedera (KPC) 18. Tempat tidur pasien yang

dirawat di tempat saya bekerja tidak memiliki pagar pengaman

19. Saat akan mempersiapkan obat injeksi untuk diberikan kepada pasien, saya tidak melakukan double check

20. Saya lupa melakukan identifikasi pasien setiap kali pasien masuk ke ruang tempat saya bekerja

Page 83: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

No. Pernyataan Tidak Pernah

Sangat Jarang

Jarang Mungkin

Sering Sangat Sering

21. Lantai kamar mandi pasien di tempat saya bekerja sering kali ditemukan licin

22. Obat high alert di tempat saya bekerja tidak pernah diberi tanda

23. Penyimpanan obat di tempat saya bekerja tidak sesuai dengan aturan prosedur

24. Obat emergency di tempat saya bekerja Sering tidak tersedia/ tidak lengkap

25. Alat kesehatan di tempat saya bekerja tidak dikalibrasi, misal; EKG, DC Shock, Infus pump, dan lainnya.

26 Perawat tidak melakukan handover/ aplusansaat pergantian shift

27 Pasien di tempat saya bekerja mendapat terapi obat penurunan tekanan darah tanpa mengukur/ memeriksa tekanan darah pasien sebelumnya

28 Pasien yang dirawat di tempat saya bekerja kalau demam langsung diberi paracetamol tanpa konfirmasi dari dokter

Page 84: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Lampiran 2.

Hasil Output SPSS

rata_DM1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.5 4 3.4 3.4 3.4

2.8 5 4.2 4.2 7.6

3 34 28.6 28.6 36.1

3.3 12 10.1 10.1 46.2

3.5 18 15.1 15.1 61.3

3.8 25 21.0 21.0 82.4

4 21 17.6 17.6 100.0

Total 119 100.0 100.0

Statistics

rata_

DM1

rata_

DM2

rata_

DM3

rata_

DM4

rata_

DM5

rata_

DM6

rata_

DM7

rata_

DM8

rata_

DM9

rata_

DM10

rata_

DM11

rata_

DM12

rata_

budaya

N Valid 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119 119

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.425

2 2.8437

3.278

2 2.7294

2.886

6

3.094

1

3.172

3

2.938

7 3.0807

2.717

6 2.8756 2.6571 2.9681

Median 3.500

0 2.8000

3.000

0 2.7000

2.800

0

3.000

0

3.000

0

3.000

0 3.0000

2.800

0 3.0000 2.7000 2.9000

Std. Deviation .4343

7 .30271

.4109

0 .31282

.3191

4

.3378

1

.3191

4

.3929

7 .41585

.4016

2 .43393 .60388 .22396

Minimum 2.50 2.00 2.30 2.00 2.00 2.30 2.70 1.00 2.00 1.50 1.80 1.00 2.20

Maximum 4.00 3.80 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.80 4.00 4.00 3.60

Page 85: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 .8 .8 .8

2.3 6 5.0 5.0 5.9

2.5 25 21.0 21.0 26.9

2.8 31 26.1 26.1 52.9

3 42 35.3 35.3 88.2

3.3 10 8.4 8.4 96.6

3.5 3 2.5 2.5 99.2

3.8 1 .8 .8 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.3 1 .8 .8 .8

2.7 4 3.4 3.4 4.2

3 61 51.3 51.3 55.5

3.3 21 17.6 17.6 73.1

3.7 11 9.2 9.2 82.4

4 21 17.6 17.6 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 .8 .8 .8

2.3 21 17.6 17.6 18.5

2.7 68 57.1 57.1 75.6

3 22 18.5 18.5 94.1

3.3 4 3.4 3.4 97.5

3.7 1 .8 .8 98.3

4 2 1.7 1.7 100.0

Total 119 100.0 100.0

Page 86: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 .8 .8 .8

2.3 1 .8 .8 1.7

2.5 26 21.8 21.8 23.5

2.8 34 28.6 28.6 52.1

3 38 31.9 31.9 84.0

3.3 13 10.9 10.9 95.0

3.5 3 2.5 2.5 97.5

3.8 2 1.7 1.7 99.2

4 1 .8 .8 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.3 4 3.4 3.4 3.4

2.7 6 5.0 5.0 8.4

3 83 69.7 69.7 78.2

3.3 12 10.1 10.1 88.2

3.7 6 5.0 5.0 93.3

4 8 6.7 6.7 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.7 11 9.2 9.2 9.2

3 61 51.3 51.3 60.5

3.3 25 21.0 21.0 81.5

3.7 19 16.0 16.0 97.5

4 3 2.5 2.5 100.0

Total 119 100.0 100.0

Page 87: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

1.7 1 .8 .8 1.7

2 5 4.2 4.2 5.9

2.3 4 3.4 3.4 9.2

2.7 10 8.4 8.4 17.6

3 86 72.3 72.3 89.9

3.3 7 5.9 5.9 95.8

3.7 1 .8 .8 96.6

4 4 3.4 3.4 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 1.7 1.7 1.7

2.3 5 4.2 4.2 5.9

2.5 8 6.7 6.7 12.6

2.8 14 11.8 11.8 24.4

3 49 41.2 41.2 65.5

3.3 16 13.4 13.4 79.0

3.5 13 10.9 10.9 89.9

3.8 7 5.9 5.9 95.8

4 5 4.2 4.2 100.0

Total 119 100.0 100.0

Page 88: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.5 1 .8 .8 .8

1.8 1 .8 .8 1.7

2 6 5.0 5.0 6.7

2.3 17 14.3 14.3 21.0

2.5 27 22.7 22.7 43.7

2.8 25 21.0 21.0 64.7

3 29 24.4 24.4 89.1

3.3 8 6.7 6.7 95.8

3.5 3 2.5 2.5 98.3

3.8 2 1.7 1.7 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_DM11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1.8 4 3.4 3.4 3.4

2 3 2.5 2.5 5.9

2.3 8 6.7 6.7 12.6

2.5 17 14.3 14.3 26.9

2.8 21 17.6 17.6 44.5

3 41 34.5 34.5 79.0

3.3 14 11.8 11.8 90.8

3.5 7 5.9 5.9 96.6

3.8 2 1.7 1.7 98.3

4 2 1.7 1.7 100.0

Total 119 100.0 100.0

Page 89: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 .8 .8 .8

1.3 2 1.7 1.7 2.5

1.7 4 3.4 3.4 5.9

2 17 14.3 14.3 20.2

2.3 28 23.5 23.5 43.7

2.7 14 11.8 11.8 55.5

3 37 31.1 31.1 86.6

3.3 6 5.0 5.0 91.6

3.7 4 3.4 3.4 95.0

4 6 5.0 5.0 100.0

Total 119 100.0 100.0

rata_budaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.2 1 .8 .8 .8

2.5 2 1.7 1.7 2.5

2.6 4 3.4 3.4 5.9

2.7 6 5.0 5.0 10.9

2.8 23 19.3 19.3 30.3

2.9 25 21.0 21.0 51.3

3 16 13.4 13.4 64.7

3.1 21 17.6 17.6 82.4

3.2 12 10.1 10.1 92.4

3.3 2 1.7 1.7 94.1

3.4 2 1.7 1.7 95.8

3.5 4 3.4 3.4 99.2

3.6 1 .8 .8 100.0

Total 119 100.0 100.0

Page 90: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 rata_DM12, rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9a

. Enter

2

. rata_DM12

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

3

. rata_DM7

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

4

. rata_DM8

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

5

. rata_DM3

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

6

. rata_DM10

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

Page 91: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

7

. rata_DM11

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

8

. rata_DM1

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

9

. rata_DM6

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

10

. rata_DM2

Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= ,100).

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

Model Summaryk

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .444a .197 .106 12.628

2 .444b .197 .114 12.569

3 .444c .197 .123 12.511

4 .444d .197 .131 12.454

5 .442e .196 .137 12.407

6 .441f .194 .143 12.363

7 .439g .193 .150 12.315

8 .437h .191 .155 12.279

9 .430i .185 .156 12.271

10 .416j .173 .152 12.303 1.584

Page 92: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

a. Predictors: (Constant), rata_DM12, rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4,

rata_DM11, rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

b. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,

rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

c. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,

rata_DM8, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

d. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,

rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

e. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,

rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

f. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11,

rata_DM1, rata_DM9

g. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM1,

rata_DM9

h. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

i. Predictors: (Constant), rata_DM2, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

j. Predictors: (Constant), rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

k. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

ANOVAk

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4147.903 12 345.659 2.167 .018a

Residual 16904.685 106 159.478 Total 21052.588 118

2 Regression 4147.778 11 377.071 2.387 .011b

Residual 16904.811 107 157.989 Total 21052.588 118

3 Regression 4147.497 10 414.750 2.650 .006c

Residual 16905.092 108 156.529 Total 21052.588 118

4 Regression 4146.398 9 460.711 2.970 .003d

Residual 16906.191 109 155.103 Total 21052.588 118

5 Regression 4118.538 8 514.817 3.344 .002e

Page 93: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Residual 16934.050 110 153.946 Total 21052.588 118

6 Regression 4088.182 7 584.026 3.821 .001f

Residual 16964.406 111 152.832 Total 21052.588 118

7 Regression 4065.564 6 677.594 4.468 .000g

Residual 16987.024 112 151.670 Total 21052.588 118

8 Regression 4015.762 5 803.152 5.327 .000h

Residual 17036.826 113 150.768 Total 21052.588 118

9 Regression 3887.699 4 971.925 6.455 .000i

Residual 17164.890 114 150.569 Total 21052.588 118

10 Regression 3644.409 3 1214.803 8.025 .000j

Residual 17408.179 115 151.375 Total 21052.588 118

a. Predictors: (Constant), rata_DM12, rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9 b. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8, rata_DM7, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9 c. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM8, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9 d. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM3, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9

e. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM10, rata_DM1, rata_DM9 f. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM11, rata_DM1, rata_DM9 g. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM1, rata_DM9 h. Predictors: (Constant), rata_DM2, rata_DM6, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9

i. Predictors: (Constant), rata_DM2, rataDM5, rata_DM4, rata_DM9 j. Predictors: (Constant), rataDM5, rata_DM4, rata_DM9 k. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

Page 94: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 77.848 18.198 4.278 .000

rata_DM1 1.311 2.915 .049 .450 .654 .635 1.576

rata_DM2 4.588 4.220 .105 1.087 .279 .820 1.220

rata_DM3 1.231 2.996 .042 .411 .682 .713 1.403

rata_DM4 4.757 2.923 .154 1.628 .107 .850 1.177

rataDM5 4.391 2.672 .170 1.644 .103 .704 1.420

rata_DM6 2.700 3.345 .077 .807 .421 .831 1.204

rata_DM7 -.142 3.449 -.004 -.041 .967 .747 1.338

rata_DM8 -.258 3.215 -.008 -.080 .936 .830 1.205

rata_DM9 5.887 3.174 .220 1.855 .066 .541 1.849

rata_DM10 1.226 2.939 .044 .417 .677 .693 1.442

rata_DM11 -1.524 3.229 -.053 -.472 .638 .591 1.691

rata_DM12 -.056 2.001 -.003 -.028 .978 .738 1.355

2 (Constant) 77.874 18.089 4.305 .000

rata_DM1 1.302 2.882 .049 .452 .652 .643 1.555

rata_DM2 4.609 4.134 .105 1.115 .267 .846 1.182

rata_DM3 1.213 2.911 .042 .417 .678 .748 1.337

rata_DM4 4.745 2.880 .153 1.648 .102 .867 1.153

rataDM5 4.398 2.649 .171 1.660 .100 .710 1.409

rata_DM6 2.704 3.326 .077 .813 .418 .832 1.202

rata_DM7 -.145 3.432 -.004 -.042 .966 .748 1.337

rata_DM8 -.266 3.188 -.008 -.083 .934 .836 1.196

rata_DM9 5.875 3.128 .219 1.878 .063 .552 1.813

rata_DM10 1.204 2.818 .043 .427 .670 .747 1.339

rata_DM11 -1.526 3.214 -.053 -.475 .636 .591 1.691

3 (Constant) 77.744 17.741 4.382 .000

rata_DM1 1.274 2.789 .048 .457 .649 .680 1.470

Page 95: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rata_DM2 4.621 4.106 .105 1.125 .263 .850 1.177

rata_DM3 1.213 2.898 .042 .419 .676 .748 1.337

rata_DM4 4.733 2.852 .153 1.660 .100 .876 1.141

rataDM5 4.379 2.596 .170 1.686 .095 .732 1.367

rata_DM6 2.677 3.251 .076 .824 .412 .863 1.159

rata_DM8 -.266 3.174 -.008 -.084 .933 .836 1.196

rata_DM9 5.868 3.109 .219 1.888 .062 .553 1.808

rata_DM10 1.172 2.701 .042 .434 .665 .805 1.242

rata_DM11 -1.521 3.197 -.053 -.476 .635 .592 1.689

4 (Constant) 77.393 17.161 4.510 .000

rata_DM1 1.284 2.773 .048 .463 .644 .682 1.467

rata_DM2 4.584 4.064 .104 1.128 .262 .860 1.163

rata_DM3 1.222 2.883 .042 .424 .673 .749 1.335

rata_DM4 4.724 2.837 .153 1.665 .099 .878 1.140

rataDM5 4.332 2.526 .168 1.715 .089 .766 1.305

rata_DM6 2.620 3.164 .075 .828 .409 .903 1.107

rata_DM9 5.840 3.076 .218 1.898 .060 .560 1.786

rata_DM10 1.183 2.686 .042 .441 .660 .807 1.239

rata_DM11 -1.526 3.182 -.053 -.479 .633 .592 1.689

5 (Constant) 78.551 16.879 4.654 .000

rata_DM1 1.730 2.556 .065 .677 .500 .797 1.255

rata_DM2 4.637 4.047 .106 1.146 .254 .861 1.162

rata_DM4 4.760 2.825 .154 1.685 .095 .878 1.139

rataDM5 4.415 2.509 .171 1.760 .081 .771 1.297

rata_DM6 2.758 3.135 .079 .880 .381 .913 1.096

rata_DM9 6.003 3.041 .224 1.974 .051 .569 1.758

rata_DM10 1.188 2.676 .042 .444 .658 .807 1.239

rata_DM11 -1.584 3.167 -.056 -.500 .618 .593 1.685

6 (Constant) 80.535 16.218 4.966 .000

rata_DM1 1.545 2.513 .058 .615 .540 .818 1.222

rata_DM2 4.819 4.011 .110 1.201 .232 .870 1.150

rata_DM4 4.712 2.812 .152 1.675 .097 .880 1.137

Page 96: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

rataDM5 4.435 2.499 .172 1.774 .079 .771 1.297

rata_DM6 2.759 3.124 .079 .883 .379 .913 1.096

rata_DM9 6.102 3.021 .228 2.020 .046 .572 1.749

rata_DM11 -1.156 3.006 -.041 -.385 .701 .654 1.529

7 (Constant) 79.196 15.780 5.019 .000

rata_DM1 1.423 2.483 .053 .573 .568 .832 1.202

rata_DM2 4.732 3.990 .108 1.186 .238 .872 1.146

rata_DM4 4.759 2.799 .154 1.700 .092 .881 1.135

rataDM5 4.599 2.454 .179 1.874 .063 .794 1.259

rata_DM6 2.780 3.111 .079 .894 .373 .913 1.095

rata_DM9 5.465 2.519 .204 2.170 .032 .817 1.225

8 (Constant) 81.258 15.318 5.305 .000

rata_DM2 4.927 3.963 .112 1.243 .216 .879 1.138

rata_DM4 5.126 2.717 .166 1.887 .062 .930 1.075

rataDM5 5.039 2.323 .196 2.169 .032 .880 1.136

rata_DM6 2.856 3.099 .082 .922 .359 .915 1.093

rata_DM9 5.472 2.511 .204 2.179 .031 .817 1.225

9 (Constant) 88.053 13.418 6.562 .000

rata_DM2 5.032 3.959 .115 1.271 .206 .879 1.137

rata_DM4 5.071 2.714 .164 1.868 .064 .930 1.075

rataDM5 4.975 2.321 .193 2.144 .034 .881 1.135

rata_DM9 6.112 2.412 .228 2.534 .013 .884 1.131

10 (Constant) 98.163 10.836 9.059 .000

rata_DM4 5.633 2.685 .182 2.098 .038 .956 1.046

rataDM5 5.609 2.273 .218 2.468 .015 .924 1.083

rata_DM9 6.646 2.381 .248 2.791 .006 .912 1.097

a. Dependent Variable: JLH_INSIDEN

Page 97: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program

Lampiran 3.

Dokumentasi Penelitian

Page 98: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 99: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 100: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 101: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 102: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 103: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 104: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 105: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 106: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 107: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program
Page 108: PENELTflAN - repository.poltekkes-kaltim.ac.idrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/42/1/PENGARUH...ketua unit penelitian dan pengembangan, ketua jurusan keperawatan dan ketua Program