pendidikan karakter dalam mata kuliah koreografi …

15
Jurnal Seni Budaya 114 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 A. Pengantar Mata kuliah Koreografi merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Seni Tari di Institut Seni Surakarta. Mata kuliah ini termasuk mata kuliah praktik yang harus diselesaikan selama berjenjang selama 7 semester dengan jumlah SKS 15. Mahasiswa yang menempuh mata kuliah koreografi paling tidak memiliki kepekaan rasa, seni, kreativitas, dan gerak. Selain itu, mahasiswa juga dituntut memiliki fisik yang kuat karena gerakan- gerakan yang dilakukan merupakan gerakan yang cukup menguras tenaga. Intensitas latihan yang terus PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI MAHASISWA TARI ISI SURAKARTA Supriyanto Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hajar Dewantara 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 Email: [email protected] ABSTRAK Koreografi merupakan mata kuliah praktik yang harus ditempuh selama berjenjang sampai dengan semester 7 dengan beban 15 SKS. Mata kuliah ini merupakan dasar bagi mahasiswa tari untuk bisa menciptakan sebuah tari. Koreografi dipandang mampu sebagai pembentukan pendidikan karakter di ISI Surakarta. Penelitian ini akan merumuskan beberapa persoalan yaitu bagaimana model pembelajaran koreografi di ISI Surakarta dan nilai-nilai dalam pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam mata kuliah koreografi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran mata kuliah koreografi di Institut Seni Indonesia Surakarta dan menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam mata kuliah koreografi. Penelitian merupakan jenis penelitian pustaka dengan memanfaatkan berbagai literatur kepustakaan seperti buku, jurnal, hasil penelitian, makalah, maupun dari internet. Hasil penelitian menunjukkan adanya nilai pendidikan karakter dalam mata kuliah Koreografi, yaitu kebersamaan, kerja sama, menghargai sesame, ajang tukar pikiran secara sehat, dan empati. Kata kunci: koreografi, pendidikan, karakter, mahasiswa, Tari. ABSTRACT Choreography is a practical course that must be taken levelly up to 7 th semester with 15 credits. This is the basic subject for the dance students to be able to create a dance. Choreography is supposed to be capable in constructing character education in ISI Surakarta. This study tries to formulate several issues, namely how the learning model of choreography in ISI Surakarta and what the values of character education contained in choreography course. The purpose of this study is to describe the learning model of choreography in Indone- sian Institute of the Arts, Surakarta and discover the values of character education contained in choreogra- phy course. This research is a literary research by utilizing the various literature such as books, journals, research results, papers, and internet. The results of study shows that the course of Choreography contains the values of character education namely togetherness, cooperation, respect for others, a healthy brainstorm, and empathy. Keywords: choreography, education, character, students, dance. menerus memerlukan stamina yang kuat. Begitu pula dengan ketelatenan, kesabaran, dan kerja sama yang baik diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan mata kuliah ini. Berkaitan dengan itu, Soemaryatmi (2010: 59) menjelaskan melalui Mata kuliah Koreografi bahwa mahasiswa perlu diberi bekal kemampuan berbagai teknik-teknik koreografi dan langkah-lakngkah atau tahapan dalam proses penciptaan karya tari, sehingga diharapakan mahasiswa mempunyai kemampuan untuk menyusun konsep koreografi dan menyajikan secara kreatif-inovatif dan komprehensif. Artinya, melalui mata kuliah ini mahasiswa diberi bekal

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

114 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

A. Pengantar

Mata kuliah Koreografi merupakan mata kuliahwajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa JurusanSeni Tari di Institut Seni Surakarta. Mata kuliah initermasuk mata kuliah praktik yang harus diselesaikanselama berjenjang selama 7 semester dengan jumlahSKS 15. Mahasiswa yang menempuh mata kuliahkoreografi paling tidak memiliki kepekaan rasa, seni,kreativitas, dan gerak. Selain itu, mahasiswa jugadituntut memiliki fisik yang kuat karena gerakan-gerakan yang dilakukan merupakan gerakan yangcukup menguras tenaga. Intensitas latihan yang terus

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFIMAHASISWA TARI ISI SURAKARTA

SupriyantoJurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia SurakartaJl. Ki Hajar Dewantara 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

Email: [email protected]

ABSTRAK

Koreografi merupakan mata kuliah praktik yang harus ditempuh selama berjenjang sampai dengan semester7 dengan beban 15 SKS. Mata kuliah ini merupakan dasar bagi mahasiswa tari untuk bisa menciptakansebuah tari. Koreografi dipandang mampu sebagai pembentukan pendidikan karakter di ISI Surakarta. Penelitianini akan merumuskan beberapa persoalan yaitu bagaimana model pembelajaran koreografi di ISI Surakartadan nilai-nilai dalam pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam mata kuliah koreografi. Tujuan daripenelitian ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran mata kuliah koreografi di Institut Seni IndonesiaSurakarta dan menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam mata kuliah koreografi.Penelitian merupakan jenis penelitian pustaka dengan memanfaatkan berbagai literatur kepustakaan sepertibuku, jurnal, hasil penelitian, makalah, maupun dari internet. Hasil penelitian menunjukkan adanya nilaipendidikan karakter dalam mata kuliah Koreografi, yaitu kebersamaan, kerja sama, menghargai sesame,ajang tukar pikiran secara sehat, dan empati.

Kata kunci: koreografi, pendidikan, karakter, mahasiswa, Tari.

ABSTRACT

Choreography is a practical course that must be taken levelly up to 7th semester with 15 credits. This is thebasic subject for the dance students to be able to create a dance. Choreography is supposed to be capablein constructing character education in ISI Surakarta. This study tries to formulate several issues, namely howthe learning model of choreography in ISI Surakarta and what the values of character education contained inchoreography course. The purpose of this study is to describe the learning model of choreography in Indone-sian Institute of the Arts, Surakarta and discover the values of character education contained in choreogra-phy course. This research is a literary research by utilizing the various literature such as books, journals,research results, papers, and internet. The results of study shows that the course of Choreography containsthe values of character education namely togetherness, cooperation, respect for others, a healthy brainstorm,and empathy.

Keywords: choreography, education, character, students, dance.

menerus memerlukan stamina yang kuat. Begitu puladengan ketelatenan, kesabaran, dan kerja sama yangbaik diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan matakuliah ini.

Berkaitan dengan itu, Soemaryatmi (2010: 59)menjelaskan melalui Mata kuliah Koreografi bahwamahasiswa perlu diberi bekal kemampuan berbagaiteknik-teknik koreografi dan langkah-lakngkah atautahapan dalam proses penciptaan karya tari, sehinggadiharapakan mahasiswa mempunyai kemampuanuntuk menyusun konsep koreografi dan menyajikansecara kreatif-inovatif dan komprehensif. Artinya,melalui mata kuliah ini mahasiswa diberi bekal

Page 2: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 115

kemampuan untuk menjadi seorang koreografer yangkreatif, yaitu mampu menyusun karya tari denganinovasi atau kebaruan dalam arti mahasiswa dapatmenemukan hal-hal yang berbeda dari yang sudahatau yang sudah dikenal sebelumnya. Penemuan barudapat berupa gagasan atau metode dan komprehensif,yaitu mempunyai wawasan yang luas, peka terhadapgejala-gejala atau fenomena yang terjadi di luar dirinya,selalu tanggap terhadap rangsangan sensoris, sertadapat mempertanggungjawabkan karyanya.

Koreografer/choreographer secara harfiahberarti pencipta tari atau seseorang yang membuattarian. Dalam kehidupan tari di Indonesia, kompetensiseorang koreografer sejenis dengan penata tari,penyusun tari, atau pencipta tari, yang kesemuanyadapat digolongkan sebagai seniman tari. Seorangseniman adalah orang yang tekun mengumpulkanimpresi atau kesan-kesan. Selain itu, senimanmempunyai pribadi yang peka dan sangat terlatihdalam melihat dan mendengarkan berbagai peristiwaserta benda-benda yang sering terlewatkan bagisebagian orang. Dalam menghasilkan karya tari,seorang koreografer melakukan proses eksplorasiyang matang, mulai dari eksplorasi bentuk maupunide atau isi karya tarinya (Widyastutieningrum danWahyudiarto, 2014:3).

Mata kuliah koreografi menjadi awal darilahirnya seorang pencipta tari maupun yangmenciptakan tari. Sebagaiman yang terjadi,perkembangan revitalisasi sebuah tarian tidak terlepasdari peran mata kuliah koreografi. Satu buah tari bisadibuat versi yang berbeda oleh para ahli tari. Sebagaicontoh, tarian Bedaya Ketawang bisa disajikanberbeda-beda. Hal ini, tergantung kreativiatas daripencipta tari masing-masing.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Matakuliah Koreografi menarik untuk dikaji dilihat dari modelpembelajarannya sebagai sebuah pendidikan karakter.Hal ini, mengingat bahwa suatu proses pembelajaranyang sedang berlangsung di kelas maupun di luarkelas, dosen tidak sekedar menyampaikan materisaja. Akan tetapi, proses yang terjadi selainmenyampaikan materi adalah proses pendidikan yangberlangsung selama di kelas atau di luar kelas.Pembelajaran sudah dimulai ketika dosen masuk dikelas sampai selesai mengajar, bahkan ketika sudahdi luar jam mengajar atau di luar kelas. Dosen tersebutmemulai perkuliahan dengan sebuah doa bersamamahasiswa atau tidak. Selama perkuliahaan apakahmahaiswa sudah menempatkan diri dengan baik dansopan. Selanjutnya bisa dilihat pada saat mahasiswabertanya kepada dosen, semuanya bisa diukur dengan

indikator yang sudah ada. Semua ini merupakan suatuproses pendidikan yang dapat meningkatkan kualitasmutu pembelajaran yang optimal. Jika seorang dosendan mahasiswa tidak mempedulikan hal-hal sepertiitu, maka yang didapat hanya sebuah materipembelajaran. Sementara, nilai-nilai dari proses sebuahpembelajaran tidak didapatkan. Dengan demikian,sebuah proses pembelajaran ini akan menghasilkansebuah pendidikan karakter yang luar biasamanfaatnya bagi mahasiswa dan dosen.

Guntur (2010:8) menjelaskan bahwa karaktermemiliki makna yang sangat beragam. Karakteradakalanya dimaknai sebagai kebaikan ataueksentrisitas seseorang. Karakter dipandang bersifatsemata-mata personal, sementara yang lain lebihbersifat behavioral. Karakter dimaknai sebagaiseperangkat karakteristik psikologi individu yangmempengaruhi kemampuan dan menimbulkandorongan seseorang untuk memfungsikan secaramoral. Secara sederhana, karakter terdiri atas sifat-sifat tersebut yang mengarahkan seseorang untukmelakukan suatu hal secara benar atau tidak.

Mata kuliah Koreografi bisa menjadi barom-eter dari sebuah pendidikan karakter karena di dalammata kuliah ini banyak pendidikan karakter yang bisadigali. Mulai dari sikap saling menghargai, membangunsebuah kerja sama dengan teman, toleransi,kebersamaan, bertukar pikiran, saling mendengarkan,maupun saling belajar. Dari berbagai aspek ini, makamenarik untuk dilakukan sebuah reseach. Selain itu,beberapa tahun ini pemerintah mulai merintis kembalitentang pendidikan karakater di Indonesia. Mulai daritingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Hal inidilakukan, mengingat nilai-nilai pendidikan karakter diIndonesia sudah mulai luntur karena tergerus olehmodernisasi budaya Barat yang sudah masuk dengancepat sekali. Peran media sosial sangat kuat dalampembentukan karakter generasi muda sekarang ini.Mulai dari cara mereka bertutur kata, berbusana,bergaul sudah sangat ke luar dari konteks pendidikandi Indonesia. Oleh karena itu, segera dilakukanpembenahan, baik moral maupun etika yang baik agargenerasi muda tidak menjadi hancur. Padahal, generasimuda adalah tulang punggung suatu negara. Masalahdalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.Bagaimana model pembelajaran Mata kuliah Koreografimahasiswa Tari di Institut Seni Indonesia Surakartadan nilai-nilai dalam pendidikan karakter apa saja yangterkandung dalam Mata kuliah Koreografi. Penelitianbertujuan untuk mendeskripsikan model pembelajaranMata kuliah Koreografi mahasiswa Tari di Institut SeniIndonesia Surakarta dan menemukan nilai-nilai

Page 3: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

116 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

pendidikan karakter yang terkandung dalam Matakuliah Koreografi

Manfaat yang diperoleh adalah Koreografisebagai Model Pembelajaran dalam pembentukanpendidikan karakter pada mahasiswa Tari di InstitutSeni Indonesia Surakarta sebagai berikut. Secarateoritis manfaaat yang dapat diperoleh di antaranyaadalah : pertama, untuk menemukan modelpembelajaran koreografi di Jurusan Tari ISI Surakarta.Kedua, menemukan nilai-nilai pendidikan karakterdalam mata kuliah koreografi. Ketiga, memberikankontribusi pada pengembangan pembelajaran diJurusan Tari ISI Surakarta. Manfaat praktis pertamaadalah memberikan edukasi di masyarakat tentangpembelajaran koreografi di Jurusan Tari ISI Surakarta.

ISI Surakarta sudah banyak melahirkangenerasi koreografi yang handal. Hal ini tidak terlepasdari proses pembelajaran yang sudah digunakan diISI Surakarta. Proses pembelajaran merupakan suatubagian dari pembentukan karakater masing-masingmahasiswa. Begitu pula, dengan pembelajarankoreografi yang dapat menghasilkan pendidikan dalammembangun kerja sama, belajar bersama, bertukarpikiran, menghargai sesama, toleransi yang tinggi,mengembangkan daya kreativitas, dan daya inovatifyang tinggi. Hal ini, merupakan tolak ukur dari modelpembelajaran koreografi di ISI Surakarta.

Berkaitan dengan itu, Wibowo (2001 :1)menjelaskan dalam keseluruhan proses pendidikandi perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitasyang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilanpencapain tujuan pendidikan banyak bergantung padabagaimana proses pembelajaram dapat berlangsungsecara efektif. Salah satu faktor yang menentukankeberhasilan proses pembelajaran tersebut adalahdosen. Dalam proses pembelajaran, tugas dosenadalah sebagai perencana, pelaksana, dan sebagaipenilai keberhasilan belajar mahasiswa. Semua tugastersebut dilaksanakan dalam upaya untuk membantumembelajarkan mahasiswa untuj mendapatkanpengetahuan, kemahiran, dan ketrampilan, serta nilaidan sikap tertentu. Agar mahasiswa mempunyai nilaidan sikap yang diharapkan, dalam arti sesuai denganstandar yang berlaku umum di masyarakat, dosenharus pula melaksanakan tugasnya berdasarkanstandar moral dan etika tertentu.

Guntur (2010-3) menjelaskan bahwapendidikan karakter adalah suatu jenis pendidikanyang terwujud dalam sistem penanaman nilai-nilaikarakter kepada peserta didik yang meliputi komponenpengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakanuntuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik kepada

Tuhan yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadimanusia insan kamil. Karakter merupakan nilai-nilaiperilaku manusia yang berhubungan dengan TuhanYang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalampikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatanberdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya, dan adat istiadat.

Berkaitan dengan itu, Bruce Joyce dan MarshaWeil (1986) menyajikan berbagai model pembelajaranyang telah dikembangkan dan di tes keterpakaiannyaoleh pakar kependidikan. Adapun model-model itumeliputi : (1) Kelompok Model pengolahan informasiatau The Information Processing Family, (2) KelompokModel Personal atau The Personal Family, (3)Kelompok Model Sosial atau The Social Family, dan(4) Kelompok Model Sistem Perilaku atau The Be-havioral System Family.

Penelitian ini merupakan jenis penelitianpustaka. Penelitian pustaka merupakan suatupenelitian yang dilakukan dengan menelaah sejumlahpustaka yang menjadi acuannya. Sumber pustakadapat berupa buku, jurnal, makalah, hasil penelitianyang sudah ada, maupun internet. Penelitian jugadapat dilakukan dengan mengkaji penelitian yangsudah dilakuakan orang lain. Penelitian pustaka bisamenjadi pijakan untuk mengembangkan penelitianmenjadi sebuah buku referensi.Penelitian pustakadapat dikategorikan penelitian ilmiah. Kerlinger (1993)mengemukakan bahwa penelitian ilmiah merupakanpenelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dankritis terhadap proposisi-proposisi hipotesis tentanghubungan yang diperkirakan terdapat antargejalaalam.Sebuah penelitian akan dikatakan berhasilapabila dalam mengumpulkan sumber data dilakukansecara sahih. Sumber data menjadi kunci utama dalamtahapan sebuah penelitiaan. Sumber data hariusditentukan sebelum melakukan tahapan penelitianselanjutnya. Sumber data dalam penelitian adalahproses pembelajaran koreografi di Institut Seni Indo-nesia Surakarta. Adapun sumber data di sini karenapenelitian pustaka dapat menggunakan berbagaipenelitian yang terkait dengan proses pembelajaranKoreografi di Institut Seni Indonesia Surakarta. Akantetapi, untuk menambah sumber data yang lebihakurat, dapat dilakukan dengan pengamatan daninterviuw secara langsung dengan dosen, mahasiswa,teknisi, dan praktisi/pakar. Hal ini dipandang lebihakurat dan keabsahannya lebih bisadipertanggungjawabkan.Berbicara validas data tidakterlepas dari analisis data. Analisis data merupakan

Page 4: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 117

langkah yang dilakukan untuk mengklasifikasi data.Pada tahap ini di lakukan pengelompokan,menyamakan data yang sama dan membedakan datayang memang berbeda, serta menyisihkan padakelompok lain yang data serupa tetapi tidak sama.Dalam menjaga keabsahan data penelitian yangdikumpulkan digunakan teknik triangulasi sumber,triangulasi teori, triangulasi metode, focus group dis-cussion, dan review informan. Triangulasi sumber dataartinya, pengumpulam data melalui narasumber dariproses pembelajaran koreografi Di Institut Seni Indo-nesia Surakarta. Triangulasi metode, artinyamengumpulkan data melalui berbagai metode sepertimetode wawancara, observasi, analisis bentukpembelajaran, dan sebagainya. Focus group discus-sion, membahas secara mendalam bersama dengantim peneliti untuk mendapatkan deskripsi yangsistematis dan informatif analistis.Dalam teknikpengumpulan data yang bersifat kualitatif denganmenggunakan teknik pengamatan terlibat (partisipantobservation), wawancara mendalam (indepth interview)dengan pedoman wawancara, wawancara secaraindividu, dan penelurusan kasus-kasus pada saatpembelajaran koreografi di jurusan tari Institut SeniIndonesia Surakarta. Berbagai probelm dan kendalaharus dijelaskan secara transparan. Hal ini, dapatmenjadi solusi untuk membenahi proses pembelajarankoreografi. Berbagai model pembelajaran telahdiadopsi oleh berbagai pakar pendidikan sehinggamemudahkan seorang dosen untuk menerapkan modelyang cocok pada setiap mata kuliah. Penulismembutuhkan penelusuran pustaka sebagai bahanreferensi. Dalam menunjang upaya penelit imemanfaatkan data dari perpustakaan. Teknik sam-pling yang digunakan dalam penelitian adalah teknikproporsive, snowball, dan time sampling. Teknikproporsif untuk memilih sumber data yang sesuaidengan tujuan penelitian, misalnya menentukan matakuliah koreografi yang tepat dijadikan sampelpenelit ian. Teknik Snowball sampling untukmenentukan informan kunci yang paling memahamidata penelitian yang dibutuhkan, berdasarkaninformasi dari narasumber yang satu untuk mengetahuinarasumber lainnya, dan seterusnya. Teknik time sam-pling digunakan untuk memilih sumber data yangprosesnya terjadi pada waktu yang sama, antara objekdan subjek (narasumber), misalnya pada saat adakegiatan proses pembelajaran. Peneliti harusmenggunakan diri mereka sebagai instrumen untukmemahami asumsi-asumsi kultural.Dalam penelitiandigunakan teknik analisis lapangan, yang menurutBogdan dan Biklen (1982), prosesnya berurutan seperti

(1) mengambil keputusan untuk mempersempit studi,(2) memutuskan jenis studi yang hendak diselesaikan,(3) membuat pertanyaan-pertanyaan analitis, (4)merencanakan sesi pengumpulan data berdasarkantemuan pada pengamatan sebelumnya, (5) membuatkomentar amatan mengenai gagasan yang munculdalam pikiran, dan (6) menyusun memo mengenai apayang telah berhasil dipelajari. Langkah-langkah sepertidi atas dilakukan dengan model interaktif (Miles danHuberman, 1984), yang terdiri atas tiga komponenanalisis, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikansimpulan atau verifikasi, yang aktifitas ketiganyadilakukan dalam bentuk interaktif dengan prosespengumpulan data sebagai proses siklus. Dalammodel ini peneliti tetap bergerak di antara ketigakomponen selama proses pengumpulan datapenelitian dilakukan.

Bagan 1. Analisis Data Model Interaktif(Miles dan Huberman, 1992:18)

B. Model Pmbelajaran Mata kuliah Koreografi diJurusan Tari ISI Surakarta

Di ISI Surakarta, mata kuliah koreografimerupakan mata kuliah yang wajib untuk ditempuhmahasiswa Jurusan Tari ISI Surakarta. Mata kuliah iniakan mendasari seorang seniman tari dalammenganalis sebuah tarian dengan menelaah bentukgerak, teknik gerak, dan gaya geraknya. Berkaitandengan itu, Sumandiyo (2007:24-25) menjelaskanbahwa konsep koreografis untuk menganalisis sebuahtarian dapat dilakukan dengan telaah bentuk geraknya,teknik geraknya, serta gaya geraknya. Bentuk geraktidak akan hadir tanpa teknik; sementara gaya gerakselalu menyertai bentuk gerak dan tekniknya.Pengertian bentuk adalah wujud diartikan sebagai hasilberbagai elemen dalam tari yaitu gerak, ruang, danwaktu, di mana secara bersama-sama elemen-elemenitu mencapai vitalitas estetis. Pengertian teknikdiartikan seluruh proses baik fisik maupun mental yangmemungkinkan penari mewujudkan estetisnya dalam

Pengumpulan data

Sajian data

Reduksi data

Penarikan simpulan

Page 5: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

118 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

sebuah komposisi atau koreografi, sebagaimanaketrampilan melakukan. Sementara pengerian gayalebih menunjukkan pada ciri khas atau corak yangterdapat pada bentuk serta tekniknya.

Koreografi sebagai mata kuliah yang harusditempuh mahasiswa ISI Surakarta tidak sekedarhanya untuk kepentingan praktis untuk mendasari paraseniman. Akan tetapi, banyak manfaat yang bisadiambil dari mata kuliah koreografi. Beberapa diantaranya adalah sebagai dasar para seniman untukmenciptakan sebuah tari, ada nilai-nilai pendidikankarakter dari mata kuliah ini.

Elemen-Elemen Dasar KoreografiElemen-elemen yang mendasari koreografi

ada tiga ranah yaitu: Elemen Gerak, Ruang, danWaktu. Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut.

Elemen GerakGerak merupakan salah satu bagian dari

aktivitas manusia secara kondrati. Manusia secaradinamis mengalirkan sebuah gerakan untukmendukung aktivitas kesehariannya. Tanpa gerakmaka otot-otot menjadi kaku sehingga bagi seorangpenari akan menyebabkan kurang lentur dalammenggerakkan organ tubuhnya. Dengan gerak yangdinamis maka seorang penari dapat mengekspresikantariannya dengan optimal. Koreografi menjadi salahsatu cabang ilmu yang menghantar teori gerak bagiseorang penari. Dari koreografi akan tercipta gerakan-gerakan yang mendasari sebuah tarian.

Morris (2014:37-38) mengemukakan secarauniversal manusia sejak lahir sudah memiliki gerak,gerak. Gerak tersebut antara lain:1. Inborn Action secara universal manusia sejak lahir

sudah memiliki gerak yang dibawa sejak lahir.Misalnya menangis, tertawa, heran, kesakitan,gerak bersin, bernafas, degug jantung, dansebagainya. Selain itu, terdapat pula tingkah lakuyang berkembang dan dipengaruhi oleh budayasetempat, seperti misalnya wanita Jawa tradisionalselalu berjalan dengan langkah yang kecil, tertawatidak memperlihatkan giginya, duduk dengantungkai kaki yang tertutup, dan sebagainya.

2. Discovered Action yaitu gerak manusia yang terjadikarena penemuan ketika menghadapi lingkungan.Misalnya ketika lingkungannya dingin, makasecara spontan atau otomatis tubuh manusiaterjadi gerak getar, atau kedher, dalam menahanrasa dingin. Sebaliknya ketika berada lingkunganyang panas, secara reflek tubuh akan merasakankepanasan, dari suasana panas maka terjadilah

gerak mengibas-ibaskan tangan. Dalam suasanayang menakutkan, maka manusia akan menutupmuka atau wajah, demikian sebaliknya apabilaterjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, makarefleksi yang muncul adalah gerak riang denganjingkrangan, dan sebagainya.

3. Absored Action adalah gerak yang asal-usulnyadari mencerap keadaan lingkungan. Misalnyapada suatu saat, ada pejabat atau Sri Sultanyang kebetulan lewat di suatu tempat, beberapamasyarakat atau abdi yang berada di dekatSri Sultan langsung duduk, lalu secara spontanpara abdi atau masyarakat yang berada dibelakangnya ikut duduk. Gerak ikut-ikutan perilakusekitarnya, walaupun tidak tahu maksudnya,karena apabila seseorang tidak mengikuti perilakudi sekitarnya, maka akan menjadi asing. Contohlain seorang pejabat sedang duduk, beberapa or-ang secara berurutan berjalan di depannya, orangyang berada di paling depan, merunduk ketikaberada di depan pejabat yang duduk, secaraspontan dan otomatis yang berada di belakangnyajuga ikut-ikutan merunduk, hal ini juga karenalingkungannya.

4. Trained Action, yaitu gerak yang terjadi karenadilatih atau diajarkan. Misalnya gerak-gerak olehpara penari, gerak penari ini diperbolehkan karenabelajar, bahkan diperlukan beberapa tahun untukmenguasai dan mendalami gerak tubuh. Samahalnya dengan gerak yang dilakukan oleh parapemain drama, atau teater, geraknya pasti didapatmelalui latihan. Demikian juga dengan para tentara,polisi dengan acara baris berbaris, gerak yangdilakukan diperoleh melalui latihan yang matang,dan sebagainya.

5. Mixed Action adalah gerak-gerak yang didapatkanatau gerak-gerak yang terjadi secara campuran daribeberapa tipe di atas. Masih berkaitan dengansumber gerak.

John Martin seorang penulis dan kritikus taridari Amerika Serikat dalam bukunya The ModernDance mengatakan bahwa substansi baku tari adalahgerak. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan diseluruh tubuh manusia untuk tetap dapatmemungkinkan manusia hidup, tetapi gerak jugaterdapat pada ekspresi dari segala pengalamanemosional manusia. Gerak Tari merupakan komposisigerak yang telah mengalami penggarapan yanglazimnya disebut stilisasi atau distorsi. Berdasarkanbentuk geraknya, secara garis besarada dua jenis tari,yaitu tari yang representasional dan tari

Page 6: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 119

nonrepresentasional. Tari representasional adalah tariyang menggambarkan sesuatu secara jelas. Tarinonrepresentasional adalah tari yang tidakmenggambarkan sesuatu. Dua jenis tari tersebutmenggunakan jenis gerak maknawi dan gerak-gerakmurni. Gerak murni banyak digunakan dalam garapantari yang non-reprensentasional, sedangkan parapantari representasional banyak menampilkan gerak-gerakmurni, apabila garapan tari tersebut dipenuhi gerakmaknawi, maka garapan itu akan lebih mengarah kebentuk pantomim.

RuangSuharji (2015:68) menjelaskan bahwa

kebutuhan gerak penari berbeda-beda. Jangkauangerak yang dimiliki oleh setiap gerakan sesungguhnyajuga dapat membedakan gerak penari secara jelas.Bentuk dan ruang gerak yang dimiliki oleh penari yangmembutuhkan jangkauan gerak berhubungan dengankebutuhan dan kesanggupan penari dalam melakukangerakan. Dengan demikian, penari dalam melakukangerakan sesuai pengarahan koreografer. Harus terjadisinkronisasi kemauan koreografer dalam mendesaingerak dengan kepekaan penari dalam menafsirkangerakan melalui peta ruang.

Lois Ellfeldt (1977) menjelaskan bahwa ruangbagi seorang penari merupakan posisi dan dimensiyang sangat penting. Posisi dalam sikap adeg atauberdiri meliputi kedudukan tinggi rendah seorang penariterhadap lantai pentas dan terhadap arah bergerak.Waktu menunjuk adanya dimensi. Dimensimempunyai pengertian tentang ukuran atau besarkecilnya gerakan yang diwujudkan oleh seorangpenari. Gambaran tentang ruang dalam tari meliputikedudukan tingi rendah seorang penari atau level, arahhadap yang diperlukan dalam melakukan gerak, sertabesar kecilmya gerak. Dengan demikian, bagi seorangpenari, ruang merupakan posisi yang kuat segala araholah gerak tubuh memerlukan ruang.

WaktuWiedyastutiningrum dan Wahyudiato (2014,

52-53) menjelaskan tari menggunakan tenaga untukmengisi ruang, tetapi ini dapat dilakukan hanya kalauada waktu. Elemen-elemen waktu meliputi faktor--faktor tempo dan ritme, yang harus dipahami benar-benar oleh seorang penari. Apakah sebenarnya cepatitu? Apakah lambat? Hanya setelah sebuah tempoditetapkan maka bisa dikatakan tempo yang lain lebihlambat atau lebih cepat. Ritme adalah istilah yangmenunjukkan sebuah pola hubungan timbal-balik yangkadang-kadang berupa sebuah pengulangan

sederhana tetapi ada kalanya juga merupakan sebuahperkembangan yang rumit.1. Tempo

Tempo atau kecepatan sebuah tarian ditentukanoleh jangka waktu dalam mana dapat diselesaikanserentetan gerakan-gerakan tertentu, jangka waktusebuah tubuh seorang penari menyelesaikansebuah rangkaian gerak. Gerakan yang cepatbiasanya lebih aktif dan menggairahkan, sedangkangerakan yang lambat menguasai rangsangantersebut.

2. RitmeRitme menghendaki adanya pengaturan pola-polagerak di mana ada serangkaian permukaan-permukaan, perkembangan-perkembangan, danakhir-akhir yang mengarah ke struktur: awal-klimaks-akhir. Struktur ini dapat dibandingkandengan pengaturan ritme pada musik. Pola ritmeyang hendak ditonjolkan harus ditekankan dandipisahkan dari dalam wujud yang jelas, sertarangkaian-rangkaian terencana. Setiap transisi dariawal ke bagian tengah dan dari tengah ke bagianakhir harus disusun dahulu.

C. Model Pembelaran Koreografi di Jurusan TariISI Surakarta

Petter (1985:11) menjelaskan peran dosensebagai manager pembelajaran diisyaratkan memilikibeberapa kemampuan menyusun rencanapembelajaran, seperti :1. Where to star teaching2. Your goal, or what you want your pupil to be able

to do on campletion of your instruction3. The route you will take to get that goal4. How to bring about progressive changes in the

pupil’s learning that will constitute that route5. How to strengthe the pupils corret responses6. How to teach so that the pupil will use the now

learning7. How to evaluate the outcomes of your teaching to

determine how well you and your pupil haveachieved the goal.

Tujuh kemampuan tersebut di atas merupakankomponen dalam kegiatan praktis proses pembelajaranyang dituangkan dalam perencanaan pengajaran.

Sampai saat ini masih banyak dijumpaipembelajaran di perguruan tinggi lebih menekankankepada transformasi pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada mahasiswa daripadamenstranformasikan keterampilan yang dibutuhkan

Page 7: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

120 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

mahasiswa dalam belajar, Dalam proses belajar itu,mahasiswa menjadi kurang kreatif, miskin ide, danbelajar menjadi kering tidak bermakna, karenamahasiswa dipaksa lebih banyak menguasai bahanatau informasi yang diberikan dosen (learning basedcontent), sehingga mengeliminir peran, kreativitas, dantanggung jawab mahasiswa. Akibatnya, mahasiswasering tidak mampu mengkonstruksi pengalaman danpengetahuan mereka sendiri , t idak dapatmengembangkan diri, dan biasanya kurang mampumembandingkan dan menerapkan hasil dari belajarsecara teoritis dengan realitas kehidupan (2011:43).

Menurut Gagne (1988) ada lima ranah yangdihasilkan dari belajar, yaitu : (1) ketrampilan intektual,dengan tahapan-tahapan : mengenal objek kongkret,mengenal sifat-sifat objek konkret, memahami konsepyang terdefinisi (definisi, aturan, rumus, hukum, dalil,prinsip), kemampuan menggunakan aturan (rumus,hukum, dalil, prinsip), kemampuan memecahkanmasalah dengan menggunakan berbagai aturan; (2)stategi kognitif, seperti :kemampuan memilih danmengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar,mengingat, dan berpikir; (3) Informasi verbal, sepertikemampuan menyimpan nama/label, fakta,pengetahuan dalam ingatan; (4) ketrampilan motorikseperti: kemampuan melakukan kegiatan-kegiatanfisik; (5) sikap, seperti: kemampuan menampilkanperilaku yang mengandung nilai-nilai. Alasan Gadgemembagi taksonomi menjadi lima, karena tiaptaksonomi menghendaki kondisi khusus yang harusdiciptakan dalam pembelajaran.

Soemaryatmi (2010:60-63) menjelaskan Matakuliah Koreografi Di Program Studi Seni Tari ISISurakarta adalah mata kuliah berurutan yang didalampencapaiannya dibagi menjadi dua level yaitu: levelPembawaan dan level Penyajian.

Level Pembawaan :Pada level Pembawaan terbagi menjadi 2 (dua)

tingkatan, yaitu Tingkat Pemula, dan Tingkat Madya.1. Tingkat Pemula atau penataan, mahasiswa

dituntut dapat menerapkan prinsip-prinsip dasarkoreografi kedalam bentuk susunan koreografi,sampai tahap kekayaan materi (vokabuler) yangdicapai dalam eksplorasi gerak, penggarapan level,penggarapan pola lantai, dan pemilihan gerak,diterapkan pada semester I, II dan semester III.

2. Tingkat Madya atau Pembawaan, mahasiswadituntut dapat menerapkan prinsip-prinsip dasarkoreografi kedalam bentuk susunan koreografi,sampai tahap kekayaan materi (vokabuler) yangdicapai dalam eksplorasi gerak, penggarapan level,

penggarapan pola lantai, pemilihan gerak,originali tas ide, pemil ihan musik tari, danpengembangan/kebaruan materi, diterapkan padasemester, IV, V, dan semester VI.

Level Penyajian:Level Penyajian juga disebut tingkat Purna,

artinya pada tingkat Purna atau Penyajian mahasiswadituntut mampu menyusun konsep koreografi dari salahsatu bentuknya, yaitu: tunggal, pasangan ataukelompok, dan mewujudkannya, serta mampumenjelaskan konsep koreograf inya secarakomprehensip. Penilaian level Penyajian diterapkanbagi mahasiswa yang menempuh mata kuliahKoreografi semester VII dan Tugas Akhir (TA).

Salah satu kunci sukses dalam sebuahpembelajaran adalah dosen memahami substansi,kedudukan, dan kontribusi mata kuliah yangdiampunya dalam pembentukan kompetensi.Oleh karena itu, dosen harus mampu merencanakanperkuliahan dengan baik dan sistematis; menyediakanBahan Ajar dan Media ajar dalam kondisi yangsiap digunakan; dapat memilih model pembelajaranyang tidak hanya mampu menumbuhkan motivasibelajar mahasiswa melainkan juga dapatmengkondisikan dialog interaktif didalam kelas,sehingga mahasiswa dapat saling interaksi untukmenuju kemandirian.

Berkaitan dengan itu, Soemaryatmi (2010:77-91) menjelaskan bahwa pembelajaran mata kuliahKoreografi I, diperlukan persiapan yang cukup, baikkesiapan fisik untuk melakukan gerak, inovasi,kreativitas serta penguasan konsep. Penguasaantehnik yang tinggi dapat dicapai dengan kontinuitaslatihan yang berkelanjutan. Akan tetapi, penguasaantehnik saja belum cukup, masih dibutuhkankemampuan lain seperti ekspresi, mengenalikemampuan gerak penarinya, pemahaman ruang,penguasaan konsep garapan, pemil ihan ide,pengembangan kreatifitas, eksplorasi, improvisasi,dan sebagainya.

1. Pendahuluana. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran;b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya denganmateri yang akan dipelajari;

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensidasar yang akan dicapai;dan

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.(AI, GBPP, SAP,

Page 8: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 121

Kontrak Kuliah, Bahan Ajar dan karakter yanghendak dikembangkan)

e. Pengkayaan gerak, melalui pemberian materi(bermacam-macam lompatan, keseimbangan,kekuatan kaki, dan tangan dengan menggunakanmusik.

Implementasi:a. Dosen datang tepat waktu nilai yan ditanamkan:

disiplinb. Dosen mengucapkan salam dengan ramah kepada

siswa ketika memasuki ruangkelas nilai yang ditanamkan: santun, pedulic. Berdoa sebelum membuka pelajaran nilai yang

ditanamkan: religiusd. Mengecek kehadiran mahasiswa nilai yang

ditanamkan: disiplin, rajin Mendoakan mahasiswayang tidak hadir karena sakit atau karena halangannilai yang ditanamkan: religius, pedul)

e. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepatwaktu nilai yang ditanamkan: disiplin

f. Menegur mahasiswa yang terlambat dengansopan nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli

g. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajaridengan karakter

h. menyampaikan butir dengan merujuk pada silabus,AI, GBPP, SAP, dan Kontrak Kulai dan bahan ajar,karakter yang hendak dikembangkan

2. Kegiatan Intia. Eksplorasi : pada tahap ini dosen memfasilitasi

mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan danketerampilan dan mengembangkan sikap melaluikegiatan pembelajaran yang berpusat padamahasiswa, seperti:1) Menjelaskan cakupan materi kuliah, tugas-

tugas dalam koreografi.2) Menugaskan mahasiswa untuk mencari

informasi yang luas tentang ruang lingkupkoreografi. Dosen memfasilitasi terjadinyainteraksi antarpeserta didik: kerja sama, salingmenghargai, peduli lingkungan

3) Menugaskan mahasiswa untuk menyusunsebuah koreografi (tunggal, pasangan, ataukelompok), Melibatkan peserta didik secaraaktif dalam setiap kegiatan pembelajaran: rasapercaya diri, mandiri

4) Memfasil i tasi peserta didik melakukanpercobaan di studio, atau di lapangan nilai yangditanamkan: mandiri, kerja sama, kerja keras)

b. Elaborasi: pada tahap ini mahasiswa diberipeluang untuk memperoleh pengetahuan danketerampilan serta sikap lebih lanjut melaluisumber-sumber dan kegiatan-kegiatanpembelajaran lainnya sehingga pengetahuan,keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luasdan dalam.)1) Memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi

untuk memunculkan gagasan baru menentukantema. Memberi kesempatan untuk berpikir,menganalisis, menyelesaikan masalah, danbertindak tanpa rasa takut: kreatif, percayadiri,kritis

2) Memfasilitasi mahasiswa untuk membuatskenario/desain dramatik/kerangka/alur karya.Memfasilitasi peserta didik berkompetisisecara sehat untuk meningkatkan prestasibelajar: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai

3) Memfasilitasi melaksanakan praktik studioeksplorasi, improvisasi, kreatif hasil interpretasi,imajinasi, pengamatan kehidupan sehari-hari.Menumbuhkan kebanggaan dan rasa percayadiri: mandiri, kreatif, dan inovatif

4) Memfasilitasi pementasan karya-karya/tugasmahasiswa. Menumbuhkan kebanggaan danrasa percaya diri: mandiri, kreatif, dan inovatif

c. Konfirmasi: pada tahap ini mahasiswamemperoleh umpan balik atas kebenaran,kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang diperoleh olehmahasiswa1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk kritik membangun baik yangdilakukan lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiahterhadap keberhasilan mahasiswa (contoh nilaiyang ditanamkan: saling menghargai, percayadiri, santun, kritis, logis)

2) Memberikan konfirmasi terhadap hasileksplorasi dan elaborasi yang telah dilakukanmahasiswa

3) Memfasilitasi mahasiswa melakukan refleksiuntuk memperoleh pengalaman belajar yangtelah dilakukan (: memahami kelebihandankekurangan)

4) Memfasilitasi mahasiswa untuk membuatdokumentasi karya dari tugas-tugas yangdiberikan serta menayangkannya/nontonbareng (mengembangkan sikap salingmenghargai karya orang lain dan rasa percayadiri.

Page 9: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

122 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

3. Kegiatan PenutupDalam penutup, kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran bersama-sama dengan mahasiswa dan/atau sendiri

b. Melakukan penilaian hasil belajar denganmenggunakan model assesmen yangdikembangkan secara khusus

c. Memberikan peluang kepada mahasiswa untukmemberikan umpan balik terhadap proses dan hasilpembelajaran melalui quesioner kepuasaanmahasiswa

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentukpembelajaran remedi, program pengayaan, layanankonsultasi dan/atau memberikan tugas baik tugasindividual maupun kelompok

e. Menyampaikan rencana pembelajaran padapenugasan berikutnya

f. Menutup perkuliahan dengan doa

Prosedur pembelajaran dalam mata kuliahkoreografi dalam setiap kali tatap muka digambarkansebagai berikut.Tujuan : Setelah mengikuti perkuliahan ini

diharapkan mahasiswa dapatmenggunakan tubuhnya sebagai alatuntuk berekspresi.

Media/sarana: VCD Player, CD audio (Musik)Metode : Tutorial, latihan, dan diskusiProsedur :1. Dosen memberikan pengantar secara singkat

sebagai pembuka.2. Warming up (straitgching/penguluran otot).3. Pengkayaan gerak, melalui pemberian materi

(bermacam-macam lompatan, keseimbangan,kekuatan kaki, dan tangan, bentuk-bentuk geraktradisi ataupun non tradisi, bisa denganmenggunakan musik.

4. Eksplorasi gerak, mahasiswa diminta untukmembayangkan peristiwa-peristiwa (sedih,senang, geli, lucu) yang pernah dialami ataupundilihatnya, lalu diungkapkan lewat gerak (tunggal/pasangan/kelompok), sesuai dengan tugas yangdiberikan.

5. Tahap berikutnya mahasiswa diminta untukmemperagakan dihadapan teman-temannya.

6. Setelah peragaan, dibuka tanya jawab, atau siswadiminta untuk memberi komentar/saran/usulan.

7. Penutup, dosen memberikan ulasan danmenyimpulkan hasil dari yang sudah dikerjakan.

Evaluasi hasil belajar mengajar dilakukandengan tujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian

mahasiswa terhadap perilaku yang terdapat dalamtujuan instruksional. Evaluasi yang dilakukan dalamproses belajar mengajar mata kuliah Koreografi adalahdengan pendekatan observasi atau pengamatanlangsung dan tes lisan. Dengan mempertimbangkanprinsip-prinsip evaluasi yang ada maka perlu ditentukaninstrumen evaluasi dan indikator-indikator apa sajayang diperlukan. Evaluasi hasil belajar mata kuliahKoreografi yang dilaksanakan di Program Studi SeniTari ISI Surakarta dilakukan melalui dua level, yaitu:level Pembawaan dan level Penyajian.

Level Pembawaan :Pada level Pembawaan terbagi menjadi 2 (dua)

tingkatan, yaitu Tingkat Pemula, dan Tingkat Madya.1. Tingkat Pemula atau penataan, mahasiswa

dituntut dapat menerapkan prinsip-prinsip dasarkoreografi kedalam bentuk susunan koreografi,sampai tahap kekayaan materi (vokabuler) yangdicapai dalam eksplorasi gerak, penggarapan level,penggarapan pola lantai, dan pemilihan gerak,diterapkan pada semester I, II dan semester III.

2. Tingkat Madya atau Pembawaan, mahasiswadituntut dapat menerapkan prinsip-prinsip dasarkoreografi kedalam bentuk susunan koreografi,sampai tahap kekayaan materi (vokabuler) yangdicapai dalam eksplorasi gerak, penggarapan level,penggarapan pola lantai, pemilihan gerak,originali tas ide, pemil ihan musik tari, danpengembangan/kebaruan materi, diterapkan padasemester, IV, V, dan semester VI.

Level Penyajian:Level Penyajian juga disebut tingkat Purna,

artinya pada tingkat Purna atau Penyajian mahasiswadituntut mampu menyusun konsep koreografi dari salahsatu bentuknya, yaitu: tunggal, pasangan ataukelompok, dan mewujudkannya, serta mampumenjelaskan konsep koreograf inya secarakomprehensip. Penilaian level Penyajian diterapkanbagi mahasiswa yang menempuh mata kuliahKoreografi semester VII dan Tugas Akhir (TA).

Sesuai dengan kompetensi yang akan dicapaiseperti disebutkan di atas, maka informasi (indikator)yang diperlukan untuk mengetahui tingkat pencapaianhasil belajar mahasiswa terhadap tujuan instruksionalmata kuliah koreografi I adalah :

Gagasan : Isi, Ide GarapGarap Medium : Pemilihan gerak (seberapa jauh

ketepatan kemungguhan dalammemilih gerak, teknik gerak,dinamik, pengorganisasian

Page 10: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 123

sehingga dapat mewadahikebutuhan ungkap/ekspresi),penggarapan ruang (perspektifpenonton, pemanfaatan arah dandimensi, penerapan level),penggarapan tenaga (intensitas,aksen, kuali tas), danpenggarapan waktu (tempo).

Peragaan : Penampilan secara keseluruhan(dari awal-akhir).

D. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Matakuliah Koreografi

Setiap bangsa mesti memiliki ideologi, yaitukeyakinan, nilai, cita-cita, visi dan metode untukmeraihnya yang setia memajukan bangsa dannegaranya. Pelaksanaan pendidikan tanpa orientasibudaya maka pendidikan akan menjadi kering dantidak mampu mendekatkan seseorang pada nilai-nilaitertentu. Misi pendidikan adalah untuk menyadarkanseseorang kepada apa keinginannya tentang dirinya,yaitu menyadarkan akan cita pribadinya,menyadarkan akan apa yang dapat ia perbuat, yaitumenyadarkan akan ketrampilan dan pengetahuannya,dan menyadarkan kepada apa yang menurutpikirannya dapat ia perbuat, yaitu menyadarkan akankonsep pribadinya. Dalam hubungan ini berbagaipengertian disebut seperti, kemampuan, ketrampilan,keberanian, kebijakan, keyakinan, keinginan, hargadiri, percaya akan diri sendiri, gaya pribadi, kesukaanakan kerja, yang mesti ditemukan dalam tiap-tiap or-ang dan mesti diperkembangkan, agar pribadi dapatberkembang sepenuhnya (Yus Rusyana, 2005:187).

Guntur (2010: 1-2) mengemukakan bahwapendidikan karakter di ISI Surakarta memilikikedudukan yang sangat strategis. Pertama, karenasebagai perguruan tinggi yang mengelola pendidikandi bidang kesenian, ISI Surakarta memiliki tanggungjawab akademik dan moral bagi setiap lulusan yangdihasilkannya. Tanggung jawab akademik adalahterciptanya suatu proses akademik yang kondusif dantercapainya prestasi akademik lulusan yang kompetendi bidang seni. Tanggung jawab moral adalahterciptanya suatu proses akademik dan prestasiakademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur senidan budaya nusantara. Kedua, ISI Surakarta adalahlembaga pendidikan yang memungkinkan generasimuda dan calon pemimpin bangsa berprosesdidalamnya. Kedudukan yang meniscayakandimilikinya sejumlah karakter baik bagi mahasiswaselaku individu dalam komunitas akademik maupun

masyarakat umum. Dalam kedudukan demikian, ISISurakarta perlu menyiapkan dan mengembangkansuatu model pendidikan karakter yang efektif bagimahasiswa. Dari berbagai pelaksanaan TridarmaPerguruan Tinggi, ISI Surakarta melalui pendidikan danpengajaran, penelitian dan kekaryaan, dan pengabdiankepada masyarakat baik secara implisit maupuneksplisit telah mengimplementasikan pendidikankarakter. Melalui pendidikan dan pengajaran yangmelibatkan dosen, tenaga kependidikan, tenagaadministrasi, dan seniman berupaya secara aktifmembnetuk dan mengembangkan karaktermahasiswa. Melalui penelitian dan kekaryaan, paradosen, mahasiswa, dan seniman saling bersinergidalam membentuk dan mengembangkan karaktermahasiswa. Hasil-hasil penelitian dan kekaryaan seniyang diabdikan kepada masyarakat juga berperandalam terbentuknya dan berkembangnya karaktermahasiswa.

Insti tut Seni Indonesia Surakartamengembangkan pendidikan karakter berlandaskannilai-nilai Pancasila. Adapun nilai-nilai itu antara lainnilai iman dan tagwa, nilai kecerdasan, nilai kejujuran,nilai ketangguhan, nilai kepedulian, nilai kesalehan,serta nilai-nilai yang relevan dengan karakter yangdimiliki manusia Indonesia. Nilai-nilai tersebutberdasarkan pada keutuhan dan kesatuan nilai keTuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilaikerakyatan, dam nilai keadilah. Semuan nilai tersebuttermaktub dalam kelima sila dalam Pancasila. Masing-masing sila dapat dijabarkan dengan makna yang saratdengan nilai-nilai pendidikan karakter masyarakat In-donesia. Jika semua masyarakat Indonesia mampumenghayati dan mengamalkan nilai tersebut makapendidikan karakter dapat sesuai dengan tujuan yangdiharapkan.

Pembentukan karakter menjadi bagian yangtidak dapat terpisahkan dalam sebuah pembelajaran.Setiap pembelajaran akan menghasilkan sebuahpendidikan yang mendasari karakter seseorang.Karakter akan membentuk kepribadian bagi setiapmanusia. Karakter yang baik dapat membangunsebuah moral yang terintegrasi pada semua aspekkehidupan. Moral sangat diperlukan untuk membangunsebuah negara yang memiliki pondasi kokoh untukmewujudkan cita-cita luhur. Apabila bangsa memilikipondasi moral yang baik maka di dalamnya akantumbuh generasi-generaasi penerus bangsa yanghandal. Maka, pembentukan karakter sangatdiperlukan bagi setiap individu untuk membentuk men-tal kepribadian yang tangguh.

Page 11: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

124 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

Mata kuliah Koreografi tidak sekedar hanyaditempuh mahasiswa untuk memenuhi syarat untukmenempuh mata kuliah tertentu. Mata kuliah Koreografimerupakan mata kuliah yang sarat dengan nilai-nilaipendidikan yang dapat membentuk karakter yangdiperlukan mahasiswa ISI Surakarta. ISI Surakartasebagai sebuah perguruan tinggi seni yangberkecimpung dalam budaya dan seni sehingga butuhpembentukan karakter pada mahasiswa. Banyak nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam mata kuliahKoreografi. Nilai-nilai tersebut antara lain kedisplinan,kerja sama, empati, sol idaritas, kreativ itas,kecerdasan, keterbukaan, toleransi. Nilai-nilai ini dapatmenjadi pendidikan karakter bagi mahasiswa Tari diISI Surakarta. Selanjutnya, dari karakter itulah akanmembentuk suatu pribadi yang tangguh dan cerdassehingga dapat menghasilkan lulusan yangberkualitas. Dari sinilah, kader-kader kepemimpinandiperlukan bagi suatu negara seperti Indonesia untukmengatasi berbagai problem yang belakangan inimuncul terutama di kalangan anak muda. Berbagaibentuk krisis melanda berbagai negara di dunia,termasuk di Indonesia. Oleh karenanya, kaderpemimpin yang baik harus sudah dipersiapkan sejakawal.

Keberadaan ISI Surakarta sebagai sebuahperguruan tinggi seni yang memiliki tanggung jawabterhadap pelestarian seni dan budaya menjadi bebanyang tidak mudah. Terutama untuk menarik anak-anakmuda untuk belajar mencintai budayanya sendiri. ISISurakarta yang memiliki dua fakultas, yaitu FakultasSeni Pertunjukan dan Fakultas Seni Rupa dengan 13Program Studi antara lain Progdi Seni Pedalangan,Seni Tari, Seni Teater, Seni Karawitan, Etnomusikologi,Seni Murni, Kriya Seni, Batik, Keris, Televisi dan Film,Fotografi, Desain Interior, dan Desain Komunikasi Vi-sual. Anak-anak muda lebih cenderung menyukaibudaya barat dibandingkan dengan budayanya sendiri.Budaya barat dengan sangat mudah masuk ke Indo-nesia dan diterima dengan sangat familier di kalanganremaja, mulai dari musik, pergaulan, gaya hidup,pakaian, maupun makanan. Meraka justru bangga bisamempraktekan dalam kehidupan kesehariannya. Halinilah yang menjadi rasa prihatin dan mencari solusiuntuk mengatasi persoalan ini.

KedisplinanPembelajaran mata kuliah Koreograf i

diperlukan kedisplinan dari semua pihak, baik dosen,mahasiswa, maupun tenaga yang membantu.Kedisplinan merupakan salah satu bentuk sikap yangharus ditumbuhkan oleh semua orang. Displin bisa

dari bentuk perilaku mulai dari perilaku keseharian baikdalam aktivitas kesehariann. Begitu pula denganperi laku yang harus di lakukan oleh seorangmahasiswa, mulai dari kebiasaan-kebiasan sederhanayang bisa dilakukan secara teratur dan tepat waktuuntuk mewujudkan sikap disiplin.

Mata kuliah Koreografi dimulai pada jamperkuliahan ke-1, yaitu pukul 07.30-09.10. Mahasiswatidak boleh terlambat dan apabila ada mahasiswa yangterlambat datang sampai batas waktu yang ditentukanmaka tidak boleh mengikuti perkulihaan. Hal ini,tentunya dapat mendorong mahasiswa untuk belajarmanejemen waktu dengan baik. Mahasiswa yang tidakpernah ditegur apabila terlambat datang di perkulihaanakan berakibat efek yang tidak baik pada dirinya,karena akan menjadi kebiasaan. Pada awalperkuliahan harus ada kontrak perkulihaan dan belajaruntuk menghargai waktu. Orang-orang yang suksesdan berhasil dalam hidupnya dimulai dari sikap displinyang kuat dalam dirinya. Untuk itulah, penanamandisplin sejak dini sangat baik untuk diterapkan agartertanam kuat sampai ke akarnya. Terutama sejakanak-anak menjadi hal harus diberikan kepada anak-anak. Mulai dari awal bangun tidur sampai menjelangtidur harus ada jadwal ynag sudah tersusun dandisepakati.

Mata kuliah Koreografi merupakan mata kuliahwajib. Ada manfaat yang besar dalam mata kuliah ini.Salah satunya untuk menjaga stamina tubuh.Koreografi adalah mata kuliah yang menggerakkanfisik untuk bekal dalam menyusun sebuah komposisitari. Oleh karena itu, yang dilatih adalah bagaimanaotot-otot dalam tubuh menjadi lentur ketika seorangpenari menggerakkan badannya. Seandainya matakuliah ini tidak diberikan maka tidak menutupkemungkinan seorang penari menjadi tidak lemahgemulai, kaku, bahkan bisa berakibat cedera karenatidak ada pemanasan dalam tubuh. Menarimembutuhkan suatu kesabaran, kelenturan, rasa,maupun keselerasan dalam gerak.

Kerja samaSemua manusia yang hidup di dunia ini tidak

bisa melakukan semua aktivitas tanpa orang lain.Manusia sebagaimana kondratnya secara alamiahdibedakan sebagai makhluk sosial dan mahklukpribadi. Sebagai makhluk sosial maka manusiamemiliki kepentingan sosial selain untuk kepentinganpribadi. Begitupula, sebagai makhluk pribadi, manusiamemiliki kepentingan yang individu. Kedua kepentingantersebut bisa disinergikan apabila sama-samabisa memahami fungsi dan perannya masing-

Page 12: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 125

masing dengan kapasitasnya. Maka akan salingmendukung dan menjadi motivator dalam rotasihidupnya.

Mata kuliah Koreografi merupakan mata kuliahpraktik yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Matakuliah praktik merupakan mata kuliah yangmenyenangkan karena pelaksaanan lebih bisakomunikatif. Desain ruangannya pun berbeda denganmata kuliah teori. Mata kuliah teori relatif cenderungdi kelas dengan posisi mahasiswa duduk mendengardan dosen memberikan materi. Mata kuliah Koreografidibuat dengan sistem outdoor dengan kapasitastempat yang luas. Dengan satu atau beberapa dosendan instruktur yang membantu dalam prosespembelajaran. Mahasiswa lebih tertarik dengan matakuliah ini karena tidak menimbulkan kejenuhan dikelas. Mahasiswa juga lebih bisa berekspresimengikuti kuliah ini dengan situasi yang lebih dinamisdan kondusif.

Kerja sama merupakan hal yang biasanyadilakukan oleh manusia pada umumnya. Namun tidaksedikit pula orang yang kesulitan untuk bisa kerja samadengan orang lain. Individu itu merasa lebih enjoyketika dia menyelesaikan sendiri pekerjaaanya tanpaorang lain. Di satu sisi ada individu yang merasa bisamenyelesaikan pekerjaan jika bekerja sama denganorang lain. Jika dirunut dengan teliti ini merupakansisi plus minusnya tergantung di mana kepentinganindividu tersebut. Tidak jarang orang merasa nyamandan cepat jika menyelesaikan pekerjaan sendiridibandingkan harus dengan bantuan orang lain. Untukmata kuliah koreografi diperlukan kerja sama denganmahasiswa satu dengan yang lain. Kerja sama inimenjadi hal yang penting untuk ditanamkan padamahasiswa tari. Pada saatnya nanti ketika akanmenyusun atau mencipta sebuah komposisi tari makadia membutuhkan orang lain untuk membantunya.Dalam mementaskan sebuah tari, seorang mahasiswamembutuhkan orang lain untuk membantunya. Berartidia harus bisa bekerja sama dengan temannya atauorang lain. Misalnya dia harus menyiapkan kostum,bisa jadi meminta orang lain untuk mendesain ataumeminjam. Selain kostum, butuh pula meriaswajahnya. Dalam merias, seorang penari seringkalimeminta bantuan juru rias agar wajah sesuai dengankarakter yang sedang ditarikan. Belum lagi gamelanyang mengiringi dibutuhkan orang yang membantumengiringinya. Berarti kerja sama penting untukdilakukan agar bisa tercapai hasil yang optimal. Kerjasama memiliki banyak manfaat antara lain ; (1) dapatmengurangi beban pekerjaan,(2) Biaya yangdikeluarkan juga lebih murah, (3) dapat menghemat

biaya, (4) waktu yang diperlukan jadi bisa dikurangi,(5) menambah erat persaudaraan.

EmpatiSetiap orang lahir dilengkapi dengan panca

indra ada yang sempurna dan ada yang kurangsempurna. Salah satunya ada rasa yang diberilah Al-lah SWT kepada hambanya. Dengan rasa, seorangmanusia memiliki hati nurani kepada sesamanya.Sehingga keamanan, kenyamanan, maupun rasakebersamaan ada di lingkungan kita. Namun, tidakjarang orang yang sudah tidak memiliki empati kepadaorang lain. Dia sudah tidak peka terhadap konflik-konflik sosial di sekitarnya. Bahkan untuk sekedarrasa kasihan kepada orang lain tidak ada apalagi ikutmerasakan penderitaan seseorang. Hatinya sudahmulai tertutup untuk melihat beban penderitaan oranglain.

Seorang dosen seringkali bisa mengamatibagaimana mahasiswa dalam satu kelas itu terjalinkesolidan atau tidak. Jika dalam satu kelas itu solidmaka kebersamaan akan tercipta dari kelas itu sendiri.Sebagai contoh, ada salah satu mahasiswa di kelasyang sedang mengalami kesulitan biasanya merekaakan dengan senang hati membantu meringankanbeban temannya. Rasa empati itulah yang akantertanam lekat di hati semua teman-temansekelasnya. Memang tidak mudah pada zamansekarang menanamkan rasa empati kepada orang lain.Akan tetapi, kita bisa mulai secara perlahan-lahanmenanamkan sejak kecil.

Mahasiswa Tari sudah terbiasa memiliki rasasimpati maupun empati kepada temannya. Misalnyadalam ujian pembawaan, hampir semua temannyabergiliran untuk membantu agar berjalan lancarujiannnya. Ada yang membantu mempersiapkanacaraya, kostum, konsumsi, rias, dan sebagainya.Pada saatnya nanti gantian ketika temannya dapatgiliran maka yang lain juga ikut membantunya. Hal inisudah terlihat dari keakraban mereka di kelas. Bahkan,dari hal terkecil pun mereka biasa berbagi. Mulai darimakanan, alat kosmetik, alat-alat untuk menari.

SolidaritasSolidaritas merupakan salah satu bentuk

kepedulian terhadap seseorang. Tidak mudahmempengaruhi seseorang untuk memiliki rasasolidaritas kepada temannya. Apalagi pada masasekarang ini mulai terkikis nilai-nilai kemanusiaan,kesetiakawanan, dan sebagainya. Manusia sekarangtanmpil sebagai sosok individualisme. Di mana seolah-olah hanya kepentingan sendiri yang muncul

Page 13: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

126 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

sementara kepentingan orang lain dianggap tidak ada.Jiwa gotong-royong pun sudah hilang memudar secaraperlahan-lahan. Yang ada bagaimana kepentingan dankebutuhannya tercukupi, sementara yang lain tidakperlu diabaikan.

Solidaritas menurut sumber wikipedia adalahintegrasi, tingkat dan jenis integrasi, ditunjukkan olehmasyarakat atau kelompok dengan orang dantetangga mereka Hal ini mengacu pada hubungandalam masyarakat. Hubungan sosial bahwa orang-orang mengikat satu sama lain. Istilah ini umumnyadigunakan dalam sosiologi dan ilmu-ilmu sosiallainnya.

Solidaritas memiliki banyak nilai positif.Mahasiswa dapat ditanamkan bagaimana memilikirasa solidaritas di lingkungan. Adapun manfaat darirasa solidaritas adalah saling membantu satu samalain dan rasa peduli untuk teman-teman, biasanyasering di lingkungan kampus adalah rasa solidaritasatau rasa kepedulian teman-teman, biasanyapertengkaran sering antara rekan-rekan dan dari Itu dimana kita bisa melihat ada atau tidak rasa solidaritas.Hal ini tidak menutup kemungkinan seringkali terjadibenturan dengan teman. Seperti halnya mata kuliahkoreografi biasanya dibuat kelompok. Dari sebuahkelompok akan memunculkan sebuah team. Sebagaimahasiswa yang masuk dalam tim harus mampumengatur manajemen kerja sama yang baik.Bagaimana mencegah sebuah perdebatan yang akanmemunculkan sebuah pertengkaran. Kalau sebuah timsudah terjadi pertengkaran karena sesuatu perkaramaka biasanya tim tersebut menjadi tidak solid.Dampak dari rasa tidak solid adalah hilangnya rasasolidaritas antar teman. Masing-masing merasa dirinyayang benar sehingga rasa untuk saling memikirkankepentingan kelompok menjadi hilang. Makasolidaritas sangat penting dalam membangun suatukebersamaan. Tidak mungkin suatu kelompokbertemu pada suatu kepentingan yang berbeda. Yangada, suatu kelompok tercipta karena satu visi dan misikepentingan. Prinsip solidaritas adalah sebagai berikut: (1)Terjaganya rasa persaudaraan dan pertemananterhadap sesama; (2) Timbulnya rasa kepedulianterhadap teman dan keluarga; (3) Lebih peka terhadaplingkungan sekitar; dan (4) Terjalinnya kekompakan

KreativitasOrlich, et al (1998) menjelaskan bahwa

kecakapan berpikir kritis yang efektif meliputi : (1)mengobservasi, (2) mengidentifikasi pola, hubungan,hubungan sebab-akibat, asumsi, alasan, logika danbias, (3) membangun kriteria dan mengklarifikasi, (4)

membandingkan dan membedakan, (5)menginterprestasikan, (6) meringkas, (7)menganalisis, menyintesis, menggeneralisasi,membuat hipotesis, (8) membedakan data yangrelevan, data yang dapat diverifikasikan dan ynag tidak,membedakan masalah dengan pernyataan yang tidakrelevan.

Kreativitas sangat diperlukan bagi seorangseniman apalagi sebagai penyusun sebuah komposisitari. Kreativ itas juga tergantung pada tingkatkecerdasan seseorang. Sebagai seorang mahasiswasangat dituntut untuk bisa kreatif dalammengembangkan bidang ilmu. Ilmu pengetahuanmembutuhkan sebuah inovatif . Dari sebuah inovatifakan memunculkan kreasi-kreasi baru yang dapatmemperluas cakrawala pengetahuan. Mata kuliahkoreografi secara tidak langsung memberikanpembelajaran kepada mahasiswa untuk dapatmengembangkan kreativitas. Hal ini menginggat bahwakoreografi adalah bentuk dasar untuk dapat menyusunsebuah tari. Dalam menyusun sebuah tari sangatdiperlukan ide-ide kreatif untuk memadukan komposisidalam sebuah tari. Baik itu gerakan sebuah tari, musik,tata rias, tata busana, tata pentas, panggung, tatacahaya. Berkaitan dengan itu, Suharji (2015:70)menjelaskan bahwa seorang pencipta tari harusmengetahui metode menata atau mengatur unsur-unsur gerak untuk membnetuk sebuah tarian yangutuh. Kesadaran dan pemahaman yang mendalamterhadap unsur-unsur tari secara terpisah-pisah samasekali tidak akan bermanfaat jika tidak disertai dengankemampuan teknis untuk merangkaiannya kembali.Bentuk merupakan bagian koreografi yang paling sulitdikerjakan karena didalamnya banyak sekali terdapatrelasi unsur yang harus dipertimbangkan.

Surya (1997) tidak setiap hasil perubahansebagai hasil belajar, tetapi hanya perubahan denganciri-ciri sebagai berikut.1. Perubahan yang disadari dan disengaja

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usahasadar dan disengaja dari indiv idu yangbersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,individu yang bersangkutan menyadari bahwadalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnyapengetahuannya semakin bertambah atauketrampilannya semakin meningkat dibandingkansebelum dia mengikuti suatu proses belajar.

2. Perubahan yang berkesinambunganBertambahnya pengetahuan atau ketrampilan yangdimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan daripengetahuan dan ketrampilan yang telah diperolehsebelumnya. Begitui juga pengetahuan, sikap dan

Page 14: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Supriyanto: Pendidikan Karakter dalam Mata Kuliah Koreografi Mahasiswa Tari ISI Surakarta

Volume 17 Nomor 2, Desember 2019 127

ketrampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadidasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap danketrampilan berikutnya.

3. Perubahan yang fungsionalSetiap perubahan perilaku yang terjadi dapatdimanfaatkan untuk kepentingan hidup individuyang bersangkutan, baik untuk kepentingan masasekarang maupun masa mendatang.

4. Perubahan yang bersifat positifPerubahan yang terjadi bersifat normatif danmenunjukkan ke atas kemajuan.

5. Perubahan yang bersifat aktif6. Perubahan yang bersifat permanen

Perubahan perilaku yang diperoleh dari prosesbelajar cenderung menetap dan menjadi bagianyang melekat dalam dirinya.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarahIndividu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuanyang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek,jangka menengah maupun jangka panjang

8. Perubahan perilaku secara keseluruhanPerubahan perilaku belajar bukan hanya sekadarmemperoleh pengetahuan semata, tetapi temasukmemperoleh perubahan sikap dan ketrampilan.

Kecerdasan merupakan salah satu bagianyang sering digunakan untuk proses berpikir. Terkaitdengan ini, secara alamiah manusia dikarunia tingkatkecerdasan secara alamiah. Selanjutnya kecerdasanitu akan dikembangkan atau hanya dibiarkan. Makaseharusnya diasah untuk menjadi sesuatu yangmemiliki kepekaaan terhadap suatu peristiwa. Matakuliah koreografi ini dapat menjadi ajang mahasiswauntuk mengukur seberapa jauh tingkat kemampuandalam mengagas sebuah ide terutama dalampenciptaan sebuah karya tari. Berbicara tentang senitentunya tidak terlepas dari kesenimanan. Seorangseniman sudah banyak yang mengakui bahwa diamemiliki kekayaan ide yang luar biasa sehingga bisamengembangkan kreativitasnya menjadi sebuah karyayang luar biasa. Kreativitas itu berangkat darikecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Mahasiswa dalam mata kuliah koreografidituntut untuk dapat mengembangkan ide-idekreativifnya dalam mencipta sebuah tari yangberkualitas Berkaitan dengan itu, Soedarsono(1997:142) menjelaskan bahwa tari adalah ekspresijiwa manusia melalui gerak-gerik ritmis yang indah.Gerak-gerik ritmis adalah pancaran jiwa manusia. Jiwadapat berupa akal, kehendak, dan emosi. Pandangantentang pengertian tari sebagai gerak ritmis yang indahbelum membatasi suatu jenis tari secara khusus

sehingga berlaku umum bagi semua jenis tari, baiktari-tarian primitif, tradisi, romantik,modern, maupunkategori tari lainnya. Pola dan struktur dari alur gerakanlebih berirama. Porsi alur gerak anggota tubuhdiselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Bunyigamelan diatur oleh irama yang sesuai denganmaksud dan tujuan tari.

TerbukaMata kuliah Koreografi secara tidak langsung

mengajarkan keterbukaan pada publik bahwa suatukarya itu boleh dilakukan sebuah apresiasi. Hal inipula yang mendidik para mahasiswa untuk terbukadalam menerima saran maupun kritik terhadap suatupersoalan. Termasuk karya ketika mahasiswa sedangmenyusun sebuah karya yang nantinya akandiapresiasi oleh para penonton. Dari sebuah kritikanitulah yang pada dasarnya nanti akan memacu paramahasiswa untuk bisa berkarya lebih baik. Mahasiswatidak perlu takut dengan kritikan yang dilontarkan.Justru kritikan diperlukan untuk memperbaiki karya.

Mahasiswa harus sudah terbiasa untukterbuka dengan teman-temannya. Hal itu disebabkan,ketika mencipta sebuah karya maka dia butuh oranglain untuk membantuya. Keterbukaan merupakankunci untuk memecahkan sebuah persoalan dalamsebuah team. Padahal, mata kuliah koreografimerupakan suatu team yang melibatkan beberapamahasiswa. Satu team akan membentuk suatukerukunan antar mahasiswa. Kerukunan antarmahasiswa dapat meringankan beban kerja masing-masing team. Karena, team membutuhkankekompokkan antar person. Mahasiswa tari yangmengambil mata kuliah koreograf i memangdipersiapkan untuk menyusun tari baik dari berbagaiaspek. Aspek-aspek tersebut bisa meliputi berbagaihal yang dibutuhkan oleh seorang penyusun tari.

ToleransiToleransi menjadi hal yang penting

ditanamkan kepada mahasiswa. Berangkat daritoleransi yang tercipta antar mahasiswa Tari makapembelajaran koreografi akan berjalan secara optimal.Pembelajaran yang optimal akan membawa hasil yangsesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam suatuproses pembelajaran tidak menutup kemungkinanantar mahasiswa berselisih pendapat dalammenyampaikan argumen, rencana kegiatan, dansebagainya. Apalagi koreografi sebagai mata kuliahpraktek akan banyak memunculkan suatu persoalanyang lebih kompeks. Hal ini menginggat mata kuliahini diselenggarakan dalam kelas yang terbuka. Apalagi

Page 15: PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA KULIAH KOREOGRAFI …

Jurnal Seni Budaya

128 Volume 17 Nomor 2, Desember 2019

kalau sudah berbicara tentang suatu ide seseorang.Karena, mata kuliah koreografi sarat dengankemunculan ide-ide kreatif antar mahasiswa. Bisa jadi,mahasiswa satu dengan mahasiswa lain memiliki ideyang berbeda. Kalau hal ini tidak dilandasi rasa toleransiyang tinggi, niscaya akan terjadi perselisihan yangberujung pada sikap saling acuh tak acuh dengantemannya. Maka, toleransi harus ditanamkan eratpada setiap individu untuk saling menghargaiperbedaan sikap, rasa, tindakan yang tidak samadengan dirinya.

E. Kesimpulan

Mata kuliah koreografi merupakan mata kuliahyang wajib diambil oleh mahasiswa Jurusan Tari di ISISurakarta. Nilai-nilai pendidikan karakter dapatdiperoleh dari mata kuliah ini sehinggga berkontribusidalam membangun pribadi yang tangguh. Dari matakuliah ini akan melahirkan seorang koreografer yanghandal. Beberapa alumni mahasiswa Jurusan Tari ISISurakarta telah menjadi seorang koreografer sekelasdunia. Mata kuliah ini menjadi dasar bagi seoranguntuk bisa menyusun sebuah karya seni tari.

Kepustakaan

Bertens, K. 1999. Etika. Gramedia Pustaka Utama.

Darsono, 2010. Menuju Sarjana Sujaning Budi.Pendidikan Karakter di Institut Seni Indone-sia (ISI) Surakarta. P3AI : ISI Surakarta.

Gagne, R.M. (1977). The Conditions of Learning. 3 rdEdition. New York : Holt, Rinehart andwinston Inc.

Guntur. 2010. “Menuju Sarjana Sujaning Budi.Pendidikan Karakter Di Institut Seni Indo-nesia (ISI) Surakarta”. Makalah P3AI : ISISurakarta.

Hadi, Y. Sumandiyo.2007. Kajian Tari Teks, danKonteks. Yogyakarta : Pustaka BookPubliser.

_________________.2012. Koreografi. (Bentuk-Teknik-Isi). Yogyakarta: Cipta Media Bekerjasama dengan Jurusan Tari Fakultas SeniPertunjukan ISI Yogyakarta.

Hastanto, Sri. 2011. Kajian Musik Nusantara-1.Se-mester Kajian Seni Minat Musik. PascaSarjana : ISI Surakarta.

Peter, L. 1985. Process of Teaching. Palos VerdasEstates.

Purwadarminto.1990. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Philip R Hariss&Robert T Maran. 2005. MemahamiPerbedaan-Perbedaan Budaya. Makalah

Orlich, et al. 1998. Creativity. (Online). Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/creativity. (15 April2008).

Soedarsono. 1979. Pengantar Pengetahuan danKomposisi Tari. Yogyakarta: Akademi SeniTari Indonesia.

Soemaryatmi. 2010. “Pendidikan Karakter. MelaluiModel Pembelajaran Interaktif Mata KuliahKoreografi”. Makalah. P3AI : ISI Surakarta.

Suharji. 2015. Tari Gandrungan : Konsep Dasar danBentuk Tari Gagah Gaya Surakarta.Surakarta : ISI Press.

_____.2015. Sosiologi Seni Pertunjukan Pedesaan.Surakarta : ISI Press.

Surya, M. 2000. “Pendidikan dalam Perspektif Glo-bal”. Makalah. Yogyakarta:Seminar di UNYtanggal 13 Mei 2000.

Widyastutieningrum, Sri Rochana dan DwiWahyudiarto. 2014. Pengantar Koreografi.ISI Surakarta.

_______________________________________________.2011.Koreografi I. Buku Ajar.

Wibowo, Mungin Edy. 2005. Etika Dan Moral Dalampembelajaran. Pusat Antar UniversitasUntuk peningkatan Dan pengembanganAktivitas Instruksional : Jakarta.

Yus Rusyana, 2005. “Tujuan Pendidikan Seni” dalamMencermati Seni Pertunjukan III PerspektifPendidikan, Ekonomi & Manajemen, danMedia. Surakarta:The Ford Foundation &Program Pendidikan Pascasarjana SekolahTinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.