pendidikan akhlak dalam kitab al-akhlak lil banin jilid...

64
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID I Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.) Oleh: HERMAWATI ROSIDI NIM 1112011000009 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Sep-2019

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID I

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarata untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.)

Oleh:

HERMAWATI ROSIDI

NIM 1112011000009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 3: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 4: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 5: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 6: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 7: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

i

ABSTRAK

Skripsi ini ditulis oleh Hermawati Rosidi, dengan Nomor Induk Mahasiswa

1112011000009, dan Judul Skripsi “Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Akhlak

Lil Banin Jilid I”. Program Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pendidikan Akhlak dalam kitab

Al-Akhlak Lil Banin Jilid I serta untuk mengetahui konsep pendidikan Akhlak.

Pendidikan Akhlak memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia

untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. serta menjadikan

manusia insan kamil yang memiliki karakter yang berkualitas dan berbudi luhur.

Dengan menanamkan pendidikan Akhlak sejak dini maka akan menghindarkan

manusia menuju kemudhorotan dan perilaku yang menyimpang dan meyebabkan

kejahatan yang akan merusak moral suatu bangsa. Maka, peran pendidikan

Akhlak sangat dibutuhkan untuk menjadikan bangsa dan negara memiliki sumber

daya manusia yang berkualitas dan berkarakter mulia.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Teknik analisis dalam

penelitian ini adalah analisis isi. Teknik analisis isi yang dimaksudkan untuk

membedah konsep pendidikan Akhlak dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I.

Kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif analitis dan metode yang digunakan

adalah penelitian penelitian pustaka.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan Akhlak dalam

kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I diantaranya, sumber pendidikan Akhlak adalah

Al-Quran dan Al-Hadits sebagai pedoman dalam mendidik anak, tujuan

pendidikan Akhlak adalah membina anak menjadi insan kamil guna

meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Kata Kunci: Pendidikan, Akhlak, Kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I, Syekh

„Umar Bin Ahmad Baraja

Page 8: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

ii

ABSTRACT

This thesis was written by Hermawati Rosidi, with Student Registration

Number 1112011000009, and the title of thesis “Moral Education In The Book Of

Al-Akhlak Lil Banin Ist”. Islamic Education Program, Faculty Of Tarbiyah And

Teacher Training, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this research is to examine Moral Education in the book of

Al-Akhlak Lil Banin Ist and determine the concept of Moral Education. Moral

Education has a very important role in human life to increase faith and piety to

Allah SWT. and make human beings who have qualities and virtuous characters.

By instilling Moral Education from an early age it will prevent humas from evil

and deviant behavior and cause crime that will damage the moral of a nation. So,

the role of Moral Education is needed to make the nation and state have quality

human resource and good character.

This research includes qualitative research. The data analysis technique in this

research is intended to uncover the concept of Moral Education in the book of Al-

Akhlak Lil Banin Ist. Then, presented in the form of descriptive analysis and the

method used is the library reseach.

The results of this research indicate that the equality concept of Moral

Education in the book of Al-Akhlak Lil Banin Ist, among others, the source of

Moral Education is the Qur‟an and As-Sunna as a guide in educating children, the

purpose of Moral Education is to foster children become insan kamil to increase

faith and piety to Allah SWT.

Keywords: Education, Moral, Al-Akhlak Lil Banin Ist, Syekh „Umar Bin Ahmad

Baraja

Page 9: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peenulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.).

Shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

yang telah mengubah zaman dari zaman jahiliyah yang penuh kegelapan menjadi

zaman yang terang benderang dan menuntut umat manusia menuju jalan

kebenaran dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Juga kepada seluruh keluarga

dan sahabat-sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam

menegakkan agama Islam di muka bumi.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis akui bahwa proses

penulisan skripsi ini tentu saja banyak menemui masalah dan kendala. Faktor-

faktor tersebut tidak akan teratasi tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa

pihak, baik secara moral maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, sebagai Kepala Jurusan Pendidikan

Agama IsIam (PAI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu memberikan kemudahan dalam setiap kebijakan yang

beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di jurusan PAI.

3. Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A, sebagai Sekretaris Jurusan PAI

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

memberikan dukungan kepada penulis untuk segera meyelesaikan skripsi.

4. Drs. H. Achmad Gholib, M. Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran di sela-sela kesibukannya

Page 10: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

iv

untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi.

5. Pak Tanenji, M.A, yang saya anggap seperti orang tua saya sendiri selaku

Dosen Penasihat Akademik yang selalu sabar dalam memberikan

motivasi, arahan, serta bantuan selama masa perkuliahan penulis dan juga

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah

yang turut memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

7. Ayahanda Rosidi (alm.) dan Ibunda Wakijah yang sangat saya sayangi dan

cintai yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan serta

pengertiannya kepada penulis. Mereka adalah sosok terbaik yang

memberikan motivasi dalam menjalani kehidupan.

8. Kakakku tersayang Herdanu S. Pd dan adikku tercinta Nikeysa Elva

Azarin yang saya sayangi dan telah memberikan bantuan dan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2012, khususnya teman-teman PAI A 2012 atas kebersamaan dan bantuan

yang berarti bagi penulis selama masa perkuliahan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam hal penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasan pada diri penulis yang masih

dalam proses belajar. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun

mengenai isi skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis.

Jakarta, 22 April 2019

Penulis ,

Hermawati Rosidi

NIM. 1112011000009

Page 11: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 12

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 12

E. Tujuan Dan Manfaat Hasil Penelitian ..................................................... 12

Bab II: KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan ....................................................................... 14

2. Tujuan Pendidikan............................................................................. 16

3. Kegunaan Pendidikan ........................................................................ 19

4. Ruang Lingkup Pendidikan ............................................................... 20

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak ............................................................................. 21

2. Ruang Lingkup Akhlak ..................................................................... 23

3. Hal Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak .............................. 27

4. Pembagian Akhlak ............................................................................ 29

5. Manfaat Akhlak ................................................................................. 30

6. Tujuan Akhlak ................................................................................... 32

7. Hubungan Akhlak Dengan Pendidikan ............................................. 33

C. Penelitian Relevan ................................................................................... 35

Page 12: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

vi

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Dan Waktu Penulisan .................................................................. 37

B. Metode Penulisan ................................................................................... 37

C. Sumber Data ........................................................................................... 38

D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 39

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Biografi Syekh ‘Umar Bin Ahmad Baraja

1. Riwayat Hidup Syekh ‘Umar Bin Ahmad Baraja .............................. 41

2. Kepribadian Syekh ‘Umar Bin Ahmad Baraja ................................... 42

3. Latar Belakang Pendidikan Syekh ‘Umar Bin Ahmad Baraja ........... 43

B. Latar Belakang Penulisan Kitab AL-Akhlakul Lil Banin Jilid I ............. 46

C. Pendidikan Akhlak Dalam Kitab AL-Akhlakul Lil Banin Jilid I

1. Anak yang Beradab ............................................................................ 48

2. Akhlak Kepada Allah SWT. ............................................................... 49

3. Akhlak Kepada Nabi Muhammad SAW.. .......................................... 50

4. Akhlak Di Rumah ............................................................................... 51

5. Akhlak Kepada Orang Tua ................................................................. 52

6. Akhlak Kepada Saudara ..................................................................... 53

7. Akhlak kepada Karib Kerabat ............................................................ 55

8. Akhlak Kepada Pembantu .................................................................. 56

9. Akhlak Kepada Tetangga ................................................................... 58

10. Akhlak Sebelum Berangkat Ke Sekolah ............................................ 58

11. Akhlak Berjalan Kaki Di Jalan ........................................................... 59

12. Akhlak Di Sekolah ............................................................................. 61

13. Akhlak Menjaga Peralatan Pribadi ..................................................... 63

14. Akhlak Menjaga Peralatan Sekolah ................................................... 64

15. Akhlak Kepada Guru .......................................................................... 64

16. Akhlak Kepada Teman ....................................................................... 65

17. Nasehat-nasehat Umum ...................................................................... 67

Page 13: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

vii

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 69

B. Implikasi .................................................................................................. 70

C. Saran ........................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 72

Page 14: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kenyataan yang ditemukan dalam kehidupan makhluk hidup,

terutama pada manusia, bahwa seorang bayi lahir dalam keadaan lemah

dan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang menolongnya

dalam kelangsungan hidupnya. Orang pertama dan utama yang dikenalnya

adalah ibunya, yang sejak dalam kandungan telah membantunya untuk

tumbuh kembang, baik disadari ataupun tidak oleh ibunya.1

Manusia lahir ke dunia dari rahim ibunya dalam keadaan tidak

mengetahui apa-apa dan tidak memiliki ilmu pengetahuan. Namun

demikian, Allah SWT. telah melengkapi dirinya dengan pendengaran,

penglihatan, akal dan hati yang merupakan bekal dan potensi sekaligus

sarana untuk membina dan mengembangkan kepribadiannya. Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Qur‟an Surat An-Nahl: 78:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S. An-

Nahl 16: 78).2

Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya yang

merupakan permata yang sangat berharga jika ia dibiasakan untuk

melakukan kebaikan, dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang

yang bahagia di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika ia dibiasakan

dengan keburukan serta ditelantarkan, maka dia akan menjadi orang yang

1 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 1993), hal. 48 2 Kementrian Agama RI, Al-Qur’anul Karim, hal. 276

Page 15: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

2

celaka dan binasa. Keadaan fitrahnya akan senantiasa siap untuk menerima

yang baik atau yang buruk dari orang tua atau pendidiknya.

Inilah barangkali pesan moral Islam kepada para orang tua berkaitan

dengan pendidikan anak-anaknya. Orang tua sangat berkepentingan untuk

mendidik dan mengarahkan putra-putrinya ke arah yang baik dan memberi

bekal berbagai adab dan moralitas agar mereka terbimbing menjadi anak-

anak yang dapat kita banggakan kelak di hadapan Allah SWT.

Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya

ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat

ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang

mengatakan bahwa “ Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/

karakter bangsa (manusia) itu sendiri”.3

Banyak contoh dan teladan yang telah diberikan oleh Rasulullah

SAW. Kepada kita mengenai keteladanan mendidik dan membimbing

anak di bidang akhlak, aqidah, ibadah, bahkan intelegensia. Semuanya

beliau paparkan dengan amat sangat sederhana dan penuh dengan nilai-

nilai luhur sehingga tiada kata yang patut kita ucapkan bahwa inilah

teladan kebaikan yang seharusnya kita contoh dalam membimbing anak.

Nasihat Al-Ghazali, “Agar membiasakan anak-anak melakukan

akhlak mulia, beliau mengatakan bahwa dianjurkan agar anak tidak

dibiasakan meludah di majelisnya, mengeluarkan ingus, menguap

dihadapan orang lain, membelakangi orang lain, bertumpang kaki,

bertopang dagu, dan menyandarkan kepala ke lengan, karena

sesungguhnya sikap ini menunjukkan yang bersangkutan sebagai

seorang pemalas. Sebaiknya ia harus diajari cara duduk yang baik dan

tidak boleh banyak bicara. Kepadanya harus diterangkan bahwa

banyak bicara itu termasuk perbuatan tercela dan hanya pantas

dilakukan oleh anak-anak tercela. Hendaknya dia dilarang berisyarat

dengan memakai kepala, baik membenarkan maupun mendustakan,

agar tidak terbiasa melakukannya sejak kecil”.4

3 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), cet. Ke-1, hal. iv 4 Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005),

hal. 135

Page 16: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

3

Secara bertahab melalui jalur pendidikan, potensi dan sarana itu dibina

serta dikembangkan sehingga tercapai bentuk kepribadian yang

diharapkan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan

karakter baik atau buruk pribadi manusia atau peserta didik.

Sesuai dengan UU no 20 tahun 2003 tentang SPN menjelaskan

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.5

Proses penddidikan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari

penciptaan manusia. Agar dapat memahami hakikat pendidikan maka

dibutuhkan pemahaman tentang hakikat manusia. Manusia adalah

makhluk istimewa yang Allah SWT. ciptakan dengan dibekali berbagai

potensi, dan potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan seoptimal

mungkin dengan pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan mengajar dan

latihan yang berlangsung disekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Sedangkan menurut A. Azra, pendidikan adalah suatu proses penyiapan

generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan

hidupnya secara lebih afektif dan efisien.6

5 Ridjaluddin F. N, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Manusia, Pendidikan Islam dan

Moral Islam, (Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2008), hal. 14 6 A. Azra, Pendidikan Islam: Tradisi Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: PT

Logos Wacana Ilmu, 2000), hal. 3

Page 17: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

4

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia

sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan

perilakunya, baik ia sebagai manusia yang beragama maupun sebagai

makhluk sosial.

Fenomena keseharian menunjukkan, perilaku masyarakat belum

sejalan dengan Akhlak (karakter) bangsa yang telah dijiwai oleh pancasila,

sehingga muncul permasalahan. Banyak permasalahan berkaitan dengan

karakter bangsa yang muncul di sekitar kita. Berdasarkan survey Komnas

Perlindungan Anak, PKBI, BKKBN tentang perilaku remaja yang telah

melakukan hubungan seks pranikah di perkotaan, diperoleh data sebagai

berikut: 62,7% siswa SMP pernah melakukan seks pranikah, 21,2% remaja

pernah aborsi, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah melakukan ciuman

dan oral seks, 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno

dan masih banyak permasalahan yang lainnya.7

Melihat fenomena seperti ini, wajar jika pemerintah menjadikan

pendidikan akhlak atau karakter sebagai program unggulan. Ini artinya

pemerintah serius menangani persoalan bangsa. Tidak ingin bangsa ini

menjadi bangsa kuli. Tidak ingin bangsa ini semakin tampak terpuruk

nilai-nilai moral yang berkaitan rusaknya sendi-sendi tatanan bangsa.8

Melihat realita bahwa masalah-masalah akhlak sekarang terus

berkembang nasehat terbaik yang dipesankan Imam Ghazali dalam

pendidikan ialah memperhatikan masalah pendidikan anak itu sejak kecil,

sejak permulaan umumnya, karena bagaimana adanya seorang anak,

begitulah besarnya nanti.9

Dewasa ini, dunia pendidikan di Indonesia seakan tiada hentinya

menuai kritikan dan berbagai kalangan karena dianggap tidak mampu

melahirkan alumni yang berkualitas.. Permasalahan kegagalan dunia

7 Najib Sulhan, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa, (Surabaya: Jaring Pena, 2011),

hal. 1-2 8 Najib Sulhan, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa, Op Cit., hal. 2

9 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1984), hal. 118

Page 18: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

5

pendidikan di Indonesia tersebut disebabkan oleh karena dunia pendidikan

selama ini yang hanya membina kecerdasan intelektual, wawasan dan

keterampilan semata, tanpa di imbangi dengan membina emosional.

Allah mendorong manusia untuk memperbaiki akhlaknya, bila ia

terlanjur salah, firman-Nya:

“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya

dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia

mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S. An-

Nisa 4:110).10

Naluri dasar manusia baik secara individu, maupun sosial

menginginkan sebuah kehidupan yang tertib, aman damai dan nyaman

sehingga memungkinkan mereka dapat mengaktualisasikan seluruh

potensinya, berupa cipta, rasa dan karsanya secara optimal dalam bentuk

kebudayaan dan peradaban. Guna mewujudkan keadaan yang demikian itu

diperlukan adanya norma, akhlak, aturan dan nilai-nilai moral yang

disepakati bersama dan digunakan sebagai acuan. Di antara pujangga ada

yang berkata bahwa suatu bangsaakan tetap jaya dan mencapai

keunggulan, apabila bangsa tersebut akhlaknya baik dan sebaliknya suatu

bangsa akan terjatuh dan menjadi hancur apabila bangsa tersebut tidak

berakhlak mulia. Ungkapan tersebut dalam bahasa Arabnya berbunyi:

Innama al-umamu akh-laaqu maa baqiyat wa in humu zahabat

akhlaaquhum zahabu.11

Karena demikian pentingnya, akhlak telah menjadi perhatian dan misi

para Nabi dan Rasul, serta cita-cita yang ingin diwujudkan oleh para filsuf,

pujangga dan lainnya. Setiap Nabi dan Rasul pada umumnya datang atau

diutus oleh Tuhan kepada suatu wilayah yang masyarakatnya dalam

keadaan chaos (kacau balau) yang disebabkan karena akhlaknya

menyimpang. Nabi Luth datang pada kaumnya yang gemar melakukan

10

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Op Cit., hal. 10 11

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2012), hal. 205

Page 19: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

6

homoseks. Nabi Ibrahim datang pada kaumnya yang sedang menyembah

berhala, Nabi Nuh datang pada kaumnya yang sedang durhaka, Nabi Musa

datang pada kaumnya yang tersesat, Nabi Isa datang pada kaumnya yang

sedang dilanda kehidupan yang materialistik, dan Nabi Muhammad datang

pada kaumnya yang sedang rusak akidah, ibadah, sistem sosial, ekonomi,

politik, hukum dan kebudayaanya. Itulah sebabnya, Nabi Muhammad

SAW. menyatakan dengan tegas, bahwa ia diutus untuk menyempurnakan

akhlak (bu’itstu li utammima makaarim Al-Akhlak).12

Akhlak telah menjadi perhatian para filsuf, pujangga, dan para

pendidik. Mereka berupaya menjelaskan terminologi akhlak dalam

hubungannya dengan etika, moral, budi pekerti, adab, dan sopan santun;

macam-macam akhlak dan manfaatnya; serta cara-cara menanamkan

akhlak yang mulia dan menghilangkan akhlak yang tercela dari diri

seseorang.13

Demikian pula dalam mendidik anak, menurut Hari Moekti

menjelaskan tujuan mendidik anak adalah untuk membentuk karakter

sebagai muslim. Karakter mukmin. Kepribadian Islam. Maka pondasinya

adalah aqidah Islam. Yakni Laa ilaaha illalloh muhammadur rasululloh.

Inilah aqidah tauhid. Satu-satunya aqidah yang shohih. Aqidah yang benar.

Kebenaran yang bisa dipahami oleh setiap jiwa yang berakal.14

Anak merupakan usia yang istimewa. Sebagaimana dalam hadits Nabi

SAW. bahwa anak sudah diperintahkan sholat dengan disiplin sejak usia

ini. Namun tentu saja bukan tiba-tiba diperintah sholat saat usia tersebut.

Namun ini proses semenjak anak dalam kandungan ibunya. Hingga anak

menjalani hari-harinya bersama ayah ibu semenjak hari pertama. Maka

ketika ditegakkan disiplin sholat anak sudah paham apa itu sholat dengan

seluk beluknya. Pendek kata anak sudah punya ilmu tentang sholat. Juga

tentang puasa ramadhan tinggal disiplinkan. Tentang adab juga demikian.

Anak sudah siap menjalani permulaan hidupnya menjelang waktu baligh.

12

Ibid., hal. 206 13

Ibid. 14

Hari Moekti dan Tim, Mendidik anak Pra Remaja, (Jakarta: Wadi Press, 2012), hal. 44

Page 20: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

7

Allah SWT. Mengisahkan tentang Luqman ketika mendidik anaknya:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah

kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman 31:

13)15

Luqman yang mendapat hikmah dari Allah SWT. paham benar untuk

apa anak dididik. Yakni untuk menjadi hamba Allah SWT. yang bertaqwa.

Menjadi orang yang berkepribadian Muslim. Maka persoalan pertama

yang ditanamkan adalah aqidah tauhid. Yakni janganlah mempersekutukan

Allah SWT. Itu benar-benar kezholiman yang besar. Inilah tugas pertama

dan utama bagi setiap orang tua.16

Menanamkan akhlak yang mulia dan membersihkan akhlak yang

tercela dari diri seseorang adalah termasuk salah satu tugas utama dari

pendidikan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai rumusan tentang

tujuan pendidikan yang pada intinya ingin mewujudkan sosok manusia

yang berakhlak. Misalnya manusia yang memerhatikan keseimbangan

dalam hidupnya antara kepentingan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat,

materiil dan spiritual, manusia yang sempurna, terbina dan

teraktualisasikan seluruh potensi dirinya (insan kamil), manusia yang

menghambakan dirinya kepada Allah SWT, manusia yang dapat

mengemban fungsi kekhalifahan di muka bumi, manusia yang

berkepribadian Muslim; dan manusia yang berakhlak mulia.17

Selain itu, pendidikan juga bertugas menginternalisasikan atau

mewariskan nilai-nilai yang baik dari generasi terdahulu kepada generasi

selanjutnya sehingga terjadi kesinambungan akhlak, pendidikan juga

membutuhkan lingkungan lingkungan yang berakhlak baik yang dapat

memberikan pengaruh yang positif bagi para siswa; dan pendidikan juga

membutuhkan pengelolaan atau manajemen yang didasarkan pada nilai-

15

Hari Moekti dan Tim, Mendidik anak Pra Remaja, Op Cit., hal. 44 16

Ibid., hal. 45 17

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, Op Cit., hal. 206

Page 21: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

8

nilai akhlak yang baik. Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa akhlak

yang mulia amat dibutuhkan oleh pendidikan.18

Inti ajaran agama yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, serta nasehat

dan wejangan yang dibawa oleh para filsuf dan ahli pikir berisikan ajaran

tentang akhlak yang mulia. Ajaran tentang akidah dan ibadah dalam agama

ditujukan bukan hanya bersifat seremonial dan melahirkan kesalehan

individual, melainkan merupakan sebuah komitmen untuk mewujudkan

akhlak yang mulia serta melahirkan kesalehan sosial. Akidah dan ibadah

yang dikerjakan tanpa disertai dengan pelaksanaan akhlak mulia dan

kesalehan sosial, dianggap sebagai sebuah pendustaan dalam beragama.19

Menurut fauqi, “Akhlak adalah adab dan adab berarti pengajaran tata

krama lahir dan batin agar selaras dengan arahan-arahan syariat. As-

Suhrawardi mengatakan: “Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau

bersabda: “Allah SWT. telah mengajariku tata krama, dan membaguskan

pengajaran tata kramaku”.20

Sumber tata krama adalah karakter-karakter yang shaleh. Karakter-

karakter ini dititipkan Allah SWT. di dalam diri manusia selama beberapa

waktu, dan manusia dituntut untuk mengeluarkan karakter-karakter shaleh

yang dititipkan Allah SWT. di dalam dirinya ini ke tataran praktis (amal

perbuatan).caranya dengan mengontrol perilakunya dengan kehendak

(iradah) dan usaha (kasb). Jika ia mampu melakukan hal itu maka ia bisa

mengeluarkan apa yang masih dalam tataran potensi ke tataran perbuatan.

Kemampuan ini hanya dimiliki oleh orang yang telah terinstal karakter

shaleh di dalam dirinya sebab karakter bawaan ini merupakan kreasi Allah

SWT. Yang tidak mungkin bisa dibuat oleh manusia, dan tugas manusia

adalah mengeluarkannya. Sebagaimana halnya peluru yang diisikan ke

dalam senjata api yang kemudian dikeluarkan oleh pemegang senjata

tersebut dengan menarik pelatuknya maka tata krama juga bersumber dari

18

Ibid. 19

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, Op Cit., hal. 207 20

Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2011), hal. 317

Page 22: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

9

karakter-karakter shaleh yang merupakan anugrah ilahi di dalam dirinya,

yang kemudian dikeluarkan dengan usaha (kasb).21

Akhlak adalah sifat dan keadaan yang tertanam dengan kokoh dalam

jiwa yang kemudian memancar dalam ucapan, perbuatan, penghayatan dan

pengalaman yang dilakukan dengan mudah. Akhlak adalah sifat dan

keadaan yang sudah menginternalisasi dan menyatu dalam diri manusia

dan selanjutnya berbentuk karakter atau kepribadian yang membedakan

seseorang dengan orang lainnya.22

Dengan diterapkan akhlak tersebut, maka akan tercipta kehidupan

yang tertib, teratur, aman, damai dan harmonis, sehingga setiap orang akan

merasakan kenyamanan yang menyebabkan ia dapat mengaktualisasikan

segenap potensi dirinya, yakni berupa cipta (pikiran), rasa (jiwa), dan

karsa (pancaindra) yang selanjutnya ia menjadi bangsa yang beradab dan

berbudaya serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan hidupnya secara

utuh. Sebaliknya, tanpa adanya akhlak, maka manusia akan mengalami

kehidupan yang kacau. Kelangsungan hidup (jiwa), akal, keturunan, harta

dan keamanan akan terancam.

Karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islam. Akhlak

dalam pandangan Islam ialah kepribadian. Kepribadian itu komponennya

tiga yaitu tahu (pengetahuan), sikap dan perilaku. Yang dimaksud dengan

kepribadian utuh ialah bila pengetahuan sama dengan sikap dan sama

dengan perilaku. Kepribadian pecah ialah bila pengetahuan sama dengan

sikap tetapi tidak sama dengan prilakunya; atau pengetahuan tidak sama

dengan sikap, tidak sama dengan prilaku. Dia tahu jujur itu baik, dia siap

menjadi orang jujur, tetapi prilakunya sering tidak jujur, ini contoh

kepribadian yang pecah (spilt personality).23

Dilihat dari segi hubungan manusia dengan dirinya, serta

hubungannya dengan Tuhan, manusia dan lainnya, maka akhlak itu ada

yang berkaitan dengan dirinya sendiri, dengan Tuhan, dengan manusia,

21

Ibid. 22

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, Op Cit., hal. 215 23

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Op Cit., hal. v

Page 23: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

10

dengan masyarakat, dengan alam dan dengan segenap makhluk Tuhan

lainnya yang gaib. Akhlak dengan diri sendiri antara lain tidak

membiarkan diri sendiri dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan

terbelakang, baik secara fisik, intelektual, jiwa, spiritual, sosial dan

emosional. Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara membuat

diri secara fisik dalam keadaan sehat, kokoh, dan memiliki berbagai

keterampilan; mengisi otak dan akal pikiran dengan berbagai pengetahuan;

mengisi jiwa dengan nilai-nilai keimanan dan ketaatan, dan seni; mengisi

jiwa dengan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dan

sebagainya.24

Allah SWT. berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya

akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan

Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala

yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl

16: 97).25

Adapun akhlak terhadap Tuhan antara lain dengan mengenal,

mengetahui, mendekati, dan mencintai-Nya; melaksanakan segala

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; menghiasi diri dengan sifat-

sifat-Nya atas dasar kemampuan dan kesanggupan manusia; membumikan

ajaran-Nya dalam kehidupan individu, masyarakat dan bangsa.26

Akhlak telah menjadi bahan kajian para filsuf, pujangga dan para Nabi

sejak zaman dahulu kala, dengan mengalami penyempurnaan pada zaman

Nabi Muhammad SAW. adalah menyempurnakan akhlak yang mulia.

Akhlak berkaitan dengan niat, ucapan, perbuatan dan perilaku yang

ditujukan pada Allah SWT., pada manusia sesuai dengan tingkatan, peran

24

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, Op Cit., hal. 209 25

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015), hal. 147 26

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, Op Cit., hal. 209

Page 24: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

11

dan kedudukannya, dengan alam, jagat raya, dan segenap makhluk

lainnya, kecuali dengan setan. Dengan akhlak yang demikian itu, maka

akan tercipta kehidupan yang harmonis, tertib, aman, damai da sejahtera

lahir dan batin.27

Beranjak dari paparan diatas dapat dipahami bahwa pembentukan

akhlak perlu mendapat perhatian yang serius. Karena hal tersebutlah

peneliti tertarik akan meneliti kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I yang pernah

peneliti dapatkan pelajarannya di Madrasah. Pengarang kitab Al-Akhlak Lil

Banin Jilid I adalah Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja.

Meskipun menggunakan bahasa Arab, kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid

I bahasanya ringan dan sederhana sehingga mudah dipahami. Hal ini

disampaikan „Umar Bin Ahmad Baraja dalam muqaddimahnya, yaitu

berawal dari kegelisahan beliau melihat banyaknya referensi kitab-kitab

akhlak klasik ditulis dengan bahasa arab yang tinggi dan sulit dipahami.

Berdasarkan keterangan tersebut yang telah dijelaskan di atas, maka

mendorong penulis untuk membahas pendidikan Akhlak dalam sebuah

skripsi dengan judul “Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Akhlak Lil

Banin Jilid I Karya Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Sebagian orang tua kurang memperhatikan Pendidikan Akhlak anak

yang semakin memprihatinkan.

2. Banyak yang belum mengetahui tentang latar belakang Syekh „Umar

bin Ahmad Baraja menulis kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I.

3. Pendidikan lebih mengedepankan pada kecerdasan intelektual

daripada kecerdasan spiritual.

27

Ibid.

Page 25: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

12

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang maka dari pokok

masalah dan lebih terarah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah.

Untuk itu penulis membatasi masalah pada:

1. Latar belakang Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja menulis kitab Al-

Akhlak Lil Banin Jilid I

2. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam kitab Al-

Akhlak Lil Banin Jilid I karya Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja menulis

kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid?

2. Apa saja Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Akhlak

Lil Banin Jilid I karya Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja?

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui latar belakang Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja

menulis kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid

b. Untuk mengetahui apa saja Pendidikan Akhlak yang terkandung

dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I karya Syekh „Umar Bin

Ahmad Baraja.

Page 26: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

13

2. Manfaat Hasil Penelitian

Sedangkan manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bahan perhatian orang tua dan guru atau pendidik tentang

pentingnya pendidikan Akhlak dalam proses mendidik akhlak

anak.

b. Sebagai bahan informasi kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan

akhlak dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I sehingga dapat

dijadikan referensi bagi orang tua maupun guru dalam mendidik

akhlak anak.

c. Dari segi kepustakaan, penelitian ini dapat menjadi salah satu

karya ilmiah yang dapat menambah koleksi pustaka Islam yang

bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti khususnya.

Page 27: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

14

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pendidikan berasal dari

kata didik, yang artinya latihan. Pendidikan merupakan proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan”.1

Menurut Muhibbin Syah, “Education (pendidikan) dari

educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to

give rice to), dan mengembangkan (to evolve, to develop).

Pendidikan (education) kata kerjanya yaitu to educate. Education

berarti to civilize, to develope, artinya memberi peradaban dan

mengembangkan. Sedangkan, menurut istilah education memiliki

dua arti, yaitu arti dari sudut orang yang menyelenggarakan

pendidikan dan arti dari sudut orang yang dididik. Menurut dari

sudut pendidik, education berarti perbuatan atau proses

memberikan pengetahuan atau mengajarkan pengetahuan.

Sedangkan, menurut dari sudut peserta didik, education berarti

proses atau perbuatan memeroleh pengetahuan”.2

Kemudian menurut Hasan Basri Basri dalam bukunya Filsafat

Pendidikan Islam berpendapat bahwa pendidikan merupakan

pembinaan, pelatihan dan pengajaran dari usaha manusia untuk

meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, yang ditujukan kepada

anak didik dengan tujuan membentuk kecerdasan, kepribadian dan

keterampilan sebagai bekal kehidupan di masyarakat.3

1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008),

hal. 326 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 32

3 Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 53

Page 28: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

15

Menurut Ki Hajar Dewantara yang dikutip oleh Haryanto

berpendapat pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan

bagi perannya di masa yang akan datang.4

Menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip Tatang. S,

“Pendidikan adalah bimbingan jasmani dan rohani untuk membentuk

kepribadian utama, membimbing keterampilan jasmaniah dan

rohaniah sebagai perilaku konkret yang memberi manfaat pada

kehidupan siswa di masyarakat”.5

Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 tentang SPN, “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

bagi dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.6

Jadi, kesimpulan dari beberapa definisi yang disampaikan para

ahli pendidikan pada dasarnya sama yaitu pendidikan merupakan

usaha untuk membimbing, mendidik dan memberikan pengajaran

kepada peserta didik dengan mengembangkan kecerdasan spiritual

dan emosional serta mengembangkan keterampilan peserta didik.

Pendidikan juga dapat menciptakan manusia menjadi pribadi yang

unggul, bermartabat, dan meningkatkan derajat manusia serta

memajukan bangsa. Pendidikan dilakukan secara sistematis melalui

usaha sadar dan bertahap. Pendidikan memiliki peran penting dalam

kehidupan di masyarakat untuk menghadapi dan beradaptasi dengan

berbagai tantangan zaman.

4 Haryanto, Pengertian Pendidikan Menurut Ahli, 2012, artikel diakses 4 maret 2019

(http://www.Belajarpsikologi.com) 5 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 16

6 Ridjaluddin F. N, Filsafat Pendidikan Islam, Op Cit., hal. 14

Page 29: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

16

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, sebagaimana yang dikutip

Ridjaluddin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat bangsa dan

Negara.7

Pendidikan juga bertujuan membangun karakter anak didik yang

kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar,

serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan

pendidikan yang dimaksudkan adalah mewujudkan:

a. Insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

b. Insan kamil, yang berAl-Akhlak karimah.

c. Manusia yang berkepribadian.

d. Manusia yang cerdas dalam mengkaji ilmu pengetahuan.

e. Anak didik yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain.

f. Anak didi yang sehat jasmani dan rohani

g. Karakter anak didik yang menyebarkan ilmunya kepada sesama

manusia.8

Metode yang digunakan dalam proses pencapaian tujuan

merupakan metode yang berdasarkan pendekatan keagamaan

(religius), kemanusiaan (humanity), dan ilmu pengetahuan (scientific).

Pendekatan tersebut dilakukan berlandaskan nilai-nilai moral

keagamaan.9

7 Ibid., hal. 57

8 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Op Cit., hal. 64

9 Ibid., hal. 74

Page 30: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

17

Secara ideologis, sebagaimana yang dikutip Tatang dalam

bukunya Ilmu Pendidikan berpendapat pendidikan nasional harus

berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung

jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani,

pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan

memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat

kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.10

Dalam Sistem Pendidikan Nasional pendidikan bertujuan

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.11

Berdasarkan UUSPN/2003 Bab II Pasal 3, “Tujuan

pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakup,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab”.12

Tujuan khusus pendidikan pada standar kompetensi lulusannya,

yaitu:

1) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai

dengan perkembangan remaja.

2) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan

kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

3) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas

perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

10

Ibid., hal. 75 11

Ibid. 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Op Cit., hal. 12

Page 31: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

18

4) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

5) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkungan global.

6) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara

logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan

inovatif dalam pengambilan keputusan.

8) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

memberdayakan diri.

9) Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan

hasil yang terbaik.

10) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan

masalah kompleks.

11) Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

Dan lain sebagainya.13

Menurut tugas dan fungsi manusia secara filosofis, sebagaimana

yang dikutib M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, yaitu

tujuan pendidikan dibedakan sebagai beikut:

a) Tujuan individual yang menyangkut individu, melalui proses

belajar dengan tujuan mempersiapkan dirinya dalam kehidupan

dunia dan akhirat.

b) Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat

sebagai keseluruhan dan dengan tingkah laku masyarakat

umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan

pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.

c) Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu,

seni, dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.14

13

Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (http://www.depdiknas.go.id/

produk_hukum/permen/permen_23_2006.pdf) 14

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 29

Page 32: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

19

Dengan demikian berdasarkan definisi diatas, tujuan pendidikan

adalah mencerdaskan dan mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan juga bertujuan

meningkatkan kualitas peserta didik agar kelak menjadi manusia yang

berguna bagi bangsa, agama dan keluarga.

3. Kegunaan Pendidikan

Menurut Tatang, kegunaan merupakan sumbangan positif yang

diberikan kepada manusia dan lingkungan pendidikannya. Kalau

berpatokan pada pandangan pragmatisme, setiap kebenaran hanya ada

apabila memberikan kegunaan. Pendidikan yang tidak memberikan

kegunaan lebih baik ditinggalkan”.15

Dilihat dari tujuan ilmu pendidikan, yaitu untuk menciptakan

manusia yang beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan

adalah:

a. Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi

Allah dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik.

b. Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang

sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan.

c. Menjadi jihad di jalan Allah karena mengembangkan ilmu

pendidikan merupakan ibadah.

d. Memeberikan keterampilan hidup.

e. Mencerdaskan anak didik.

f. Membentuk akhlak mulia.

g. Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial

h. Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide.16

Jadi, kegunaan pendidikan pada dasarnya adalah sebagai modal

bagi peserta didik agar dapat mencapai cita-cita, tujuan hidup dan

15

Tatang S, Ilmu Pendidikan, Op Cit., hal. 57 16

Ibid.

Page 33: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

20

masa depan yang lebih baik. Pendidikan juga berguna untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan terampil

dalam berbagai bidang sesuai disiplin ilmu yang dipelajari oleh

peserta didik serta membentuk karakter bangsa yang cerdas dan

berwawasan luas serta meningkatkan iman dan takwa kepada Allah

SWT.

4. Ruang Lingkup Pendidikan

Ilmu pendidikan merupakan model pendidikan yang merujuk

pada berbagai landasan. Landasan tersebut merupakan sumber formal

dan materil pendidikan. Oleh karena itu, dalam ilmu pendidikan

terdapat sembilan komponen yang penting dan wajib ada, yaitu:

a. Pendidik;

b. Murid atau anak didik;

c. Materi pendidikan;

d. Perbuatan mendidik

e. Metode pendidikan;

f. Evaluasi pendidikan;

g. Tujuan pendidikan;

h. Alat-alat pendidikan;

i. Lingkungan pendidikan.17

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki ruang

lingkup yang sangat penting peranannya. Ruang lingkup tersebut

menjadi komponen-komponen yang diperlukan dalam meningkatkan

pendidikan seperti, guru atau pendidik, anak didik, materi pendidikan

serta tujuan pendidikan dan sebagainya. Tanpa salah satu komponen

tersebut pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.

Selain itu, ruang lingkup pendidikan juga memiliki peranan

masing-masing dalam proses pembelajaran. Seperti misalnya, jika

tidak ada guru atau pendidik maka pembelajaran akan sia-sia,

17

Tatang S, Ilmu Pendidikan, Op Cit., hal. 54

Page 34: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

21

sebaliknya jika tidak ada peserta didik pembelajaran tidak akan

terlaksana dan tanpa tujuan yang jelas maka pendidikan akan

kehilangan fungsinya dan sebagainya.

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Menurut Abudin Nata, “Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu

isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,

yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at,

watak dasar), al-„adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban

yang baik), dan ad-din (agama)”.18

Sedangkan, pengertian akhlah menurut Abuddin Nata secara

istilah dapat disimpulkan sebagai sifat yang melekat pada diri

seseorang dan menjadi identitasnya. Selain itu akhlak dapat pula

diartikan sebagai sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan,

didarahdagingkan, sehingga menjadi kebiasaan dan mudah

dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya, dan dapat dirasakan

manfaatnya.19

Menurut Zakiayah Daradjat, “Secara terminologi akhlak ialah

keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-

perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Ilmu

akhlak adalah ilmu yang menetukan batas antara baik dan buruk,

terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir

dan batin”.20

Menurut Ibnu Maskawaih yang di kutip oleh A. Mustofa

bahwasannya akahlak, yaitu:

فس داعية لا ا وروية فكر من غي ل اف عالاحال لن

18

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia, Op Cit., hal. 1 19

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia, Op Cit., hal. 208 20

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 1995), cet II, hal. 10

Page 35: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

22

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih

dahulu)”.21

Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi Akhlak, sebagaimana

yang di kutip oleh A. Mustofa sebagai berikut:

فس راسخة اللق عبارة ها عن هيئة ف الن من غي األف عال بسهولة ويسر تصدر عن وروية حاجة ال فكر

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang

daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan

tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.22

Prof. Dr. Ahmad Amin yang di kutip oleh A. Mustofa,

menyatakan bahwa yang disebut akhlak „Adatul-Iradah, atau

kehendak yang dibiasakan.

رادة اذا اعتادت شيأ ف عادت هاال عرف ب عضهم رادة ي عن أن ال هي لق بأنه عادة الاة باللق المسم

“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang

disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa

kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu

dinamakan akhlak”.23

Farid Ma‟ruf yang juga sebagaimana di kutip oleh A. Mustofa

membuat kesimpulan bahwa akhlak merupakan kehendak jiwa

manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena

kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.24

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah

suatu sifat atau watak yang melekat dalam diri seseorang dan tertanam

dalam jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-

perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan atau

pemikiran terlebih dahulu. Akhlak juga disebut kebiasaan yang

melekat pada diri seseorang yang dilakukan secara spontan tanpa

pemikiran terlebih dahulu.

21

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hal. 12 22

Ibid., hal. 13 23

Ibid. 24

Ibid

Page 36: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

23

2. Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak merupakan sikap atau perbuatan yang muncul dari dalam

diri seseorang, maka akhlak tersebut dapat dimanifestasikan ke dalam

berbagai ruang lingkup, yaitu:

a. Akhlak terhadap Allah SWT.

Menurut Abuddin Nata, “Akhlak kepada Allah dapat

diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan

oleh manusia sebagai makhluk, kepada Allah sebagai Khalik.

Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri perbuatan

akhlaki”.25

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada

Allah SWT. Dan kegiatan menanamkan nilai-nilai akhlak kepada

Allah SWT. yang sesungguhnya akan membentuk pendidikan

keagamaan. Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar

ialah:

1) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada

Allah SWT. Jadi tidak cukup hanya “percaya” kepada adanya

Allah SWT. Melainkan harus meningkat menjadi sikap

mempercayai Allah SWT. dan menaruh kepercayaan kepada

Allah SWT.

2) Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah

SWT. senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun

manusia berada.

3) Takwa, yaitu sikap yang sepenuhnya sadar bahwa Allah

SWT. selalu mengawasi manusia.

4) Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan

semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah SWT. dan

bebas dari pamrih lahir dan batin, tertutup maupun terbuka.

25

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hal. 127

Page 37: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

24

5) Tawakal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah

SWT. Dengan penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan

bahwa Allah SWT. akan menolong manusia dalam mencari

dan menemukan jalan yang terbaik.

6) Syukur, yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan

atas segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang

banyaknya yang dianugerahkan Allah SWT. kepada

manusia.

7) Sabar, yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup,

besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis maupun psikologis,

karena keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa kita semua

berasal dari Allah SWT. dan akan kembali kepada-Nya. 26

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akhlak terhadap

Allah SWT. merupakan interaksi atau hubungan antara manusia

dengan Tuhan, berkaitan dengan ibadah yang dilakukan mausia

kepada Allah SWT. Seperti meningkatkan iman, ihsan, takwa,

ikhlas dan sebagainya. Dan juga larangan berbuat syirik atau

menyukutukan Allah SWT serta senantiasa menjalankan

kewajiban sebagai seorang hamba Allah SWT. dan menjauhi atau

meninggalkan segala larangan Allah SWT.

b. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Akhlak terhadap sesama manusia merupakan nilai

kemanusiaan yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan

sehari-hari, seperti:

1) Silaturrahmi, yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama

manusia, khususnya antara saudara, kerabat, handai taulan,

tetangga dan seterusnya.

2) Persaudaraan (ukhuwah), yaitu semangat persaudaraan, lebih

lebih antara sesama kaum beriman (ukhuwah islamiyah).

26

Muhammad Alim, Upaya Pembentukan Pemikiran Dan Kepribadian Muslim, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 153

Page 38: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

25

3) Persamaan (al-musawah), yaitu pandangan bahwa semua

manusia sama harkat dan martabatnya. Tanpa memandang

jenis kelamin, ras, ataupun suku bangsa.

4) Adil, yaitu wawasan yang seimbang (balanced) dalam

memandang, menilai atau menyikapi sesuatu.

5) Baik sangka (khusnudzan), yaitu sikap penuh baik sangka

kepada sesama manusia.

6) Rendah hati (tawadhu‟), yaitu sikap yang tumbuh karena

keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah SWT.

7) Tepat janji (al-wafa‟), yaitu sikap selalu menepati janji bila

membuat perjanjian. Dan lain sebagainya yang menunjukkan

sikap baik terhadap manusia.27

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akhlak terhadap sesama

manusia merupakan perilaku kemanusiaan yang berhubungan

dengan sesama manusia dan saling berinteraksi sebagai makhluk

sosial dalam kehidupan sehari-hari, seperti silaturahmi, menjaga

tali persaudaraan, besikap adil, dan lain sebagainya.

c. Akhlak terhadap Lingkungan

M. Jamil berpendapat bahwa Akhlak kepada lingkungan

adalah sikap seseorang terhadap lingkungan (alam) di

sekelilingnya. Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT.

Menciptakan lingkungan yang terdiri dari hewan, tumbuhan-

tumbuhan, air, udara, tanah, dan benda-benda lain yang terdapat

di muka bumi. Semuanya diciptakan Allah SWT. untuk manusia.

Pada dasarnya semua yang diciptakan Allah tersebut

diperuntukkan untuk kepentingan semua manusia dalam rangka

memudahkan dirinya dalam beribadah kepada Allah SWT”.28

Allah SWT. Berfirman:

27

Muhammad Alim, Upaya Pembentukan Pemikira n dan Kepribadian Muslim, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 156 28

M. Jamil, Akhlak Tasawuf, (Ciputat: Megamall, 2013), hal. 5

Page 39: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

26

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang

lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashas [28]: 77).29

Oleh karena itu, manusia harus menjaga lingkungan dengan

sebaik-baiknya oleh manusia. Pemanfaatan lingkungan tanpa

memperhatikan unsur pelestariannya justru akan menyusahkan

manusia itu sendiri. Dalam kajian ekonomi hal ini disebut sebagai

kemampuan manusia untuk melakukan pilihan (choice) dalam

pemanfaatan sumber-sumber daya alam yang terbatas (limited

resources) sedangkan keinginan manusia sendiri tidak terbatas

(unlimited resources).30

Potensi kerusakan lingkungan juga dapat kita temukan dalam

firman Allah SWT. Surat Ar-Ruum ayat 41:

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut

disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Q.S Ar-

Ruum [30]: 41).31

29

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟anul Karim 30

M. Jamil, Akhlak Tasawuf,Op Cit., hal. 9 31

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟anul Karim

Page 40: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

27

Jadi, berdasarkan ayat di atas Allah SWT. memerintahkan

manusia untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan

alam, baik tumbuhan maupun hewan. Karena semua itu untuk

kemaslahatan umat manusia itu sendiri.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

akhlak terbagi menjadi tiga, yaitu akhlak terhadap Allah Yang

Maha Esa, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap

lingkungan.

Pertama, akhlak terhadap Allah Yang Maha Esa merupakan

hubungan antara manusia dengan Tuhannya, yaitu Allah SWT.

Kedua, akhlak terhadap sesama manusia merupakan hubungan

atau interaksi sosial manusia dengan manusia lainnya atau yang

disebut nilai-nilai kemanusian. Ketiga, akhlak terhadap

lingkungan dan hewan merupakan perilaku manusia dalam

menjaga dan melestarikan lingkungan serta memelihara hewan.

3. Hal yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Adapun aspek-aspek atau hal yang mempengaruhi pembentukan

Akhlak sebagai berikut:

a. Insting

Insting atau nurani adalah sifat yang dapat menimbulkan

perbuatan yang menyampaikan dengan tujuan tidak terpikir lebih

dahulu ke arah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu.

insting merupakan suatu pola perilaku dan reaksi terhadap

suatu rangsangan tertenu yang tidak di pelajari tetapi telah ada

sejak seseorang dilahirkan ke dunia ini, biasanya instin pun

diperoleh secara turun menurun dan insting biyasanya timbul

karena individu tersebut sedang merasakan tekanan atau sedang

takut.

Page 41: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

28

b. Pola Dasar Bawaan

Manusia memiliki sifat ingin tahu, karena dia datang kedunia

ini dengan serba tidak tahu (Al ta‟lamuna syaian). Apa bila

seseorang mengetahui hal dan ingin mengetahui sesuatu yang

belum mengetahui, bila diajarkan padanya maka ia merasa sangat

senang hatinya.

c. Lingkungan

Lingkungan alam ini dapat mematahkan dan mematangkan

pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang. Lingkungan tempat

tinggal seseorang akan mencetak akhlak manusia yang tingkal

dilingkungan tersebut, seperti orang-orang yang tinggal di

perkotaan dan di pedesaan.

d. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang terus

menerus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti

kebiasan berjalan, berpakaiaan, berbicara, berpidato, mengajar,

dan lain sebagainya.

e. Kehendak

Kehendak adalah sesuatu kekuatan dari beberapa kekuatan.

Seperti uap dan listrik, kehendak ialah penggerak manusia dan

dari padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari kehendak,

dan segala sifat manusia dan kekuatannya seolah-olah tidur

nyeyak sehingga dibangunkan oleh kehendak.

f. Pendidikan

Dunia pendidikan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

pembentukan akhlak seseorang, berbagi ilmu diperkenalkan agar

individu memahaminya dan dapat melakukan sesuatu perubahan

pada dirinya. Pada awalnya seorang anak atau seorang individi

tidak memiliki wawasan atau pengetahuan tentan sesuatu, tetapi

setelah memiliki dunia pendidikan ia memiliki wawasan yang

Page 42: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

29

luas yang akan diterapkan kedalam tingkah laku dalan

keseharian.32

Dapat disimpulkan, bahwa keadaan yang mempengaruhi akhlak

seseorang untuk mendorong melakukan perbuatan baik atau buruk

dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu: insting atau nurani, pola dasar

bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.

4. Pembagian Akhlak

Akhlak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Akhlak Terpuji (akhlak mahmudah), yaitu perbuatan baik

terhadap Tuhan, sesama manusia, dan makhluk-makhluk yang

lain.

b. Akhlak tercela (akhlak mazmumah), yaitu perbuatan buruk

terhadap Tuhan, sesama manusia, dan makhluk-makhluk yang

lain.33

Akhlak terpuji (akhlak mahmudah), yaitu antara lain:

1) Al-Amanah (setia, jujur, dapat dipercaya)

2) Al-Sidqu (benar, jujur)

3) Al-Adl (adil)

4) Al-Afwu (pemaaf)

5) Al-Alifah (disenangi)

6) Al-Wafa‟ (menepati janji)

7) Al-Ifafah (memelihara diri)

8) Al-Haya‟(malu)

9) As-Syajaah (berani)

10) Al-Quwwah (kuat)

11) Dan lain sebagainya yang menunjukkan kepada sifat-sifat yang

terpuji34

32

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Op Cit., hal. 82 33

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2009), hal. 10 34

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Op Cit., hal. 198

Page 43: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

30

Sedangkan yang termasuk Akhlak tercela (akhlak mazmumah),

antara lain:

1) Ananniah (egoistis)

2) Al-Bagyu (lacur)

3) Al-Bukhl (kikir)

4) Al-Buhtan (dusta)

5) Al-Hamr (peminum khamr)

6) Al-khianah (khianat)

7) Az-Zulmu (aniaya)

8) Al-Jubn (pengecut)

9) Al-Fawahisy (dosa besar)

10) Al-Gaddab (pemarah)

11) Dan lain sebagainya yang menunjukkan pada sifat-sifat yang

tercela. 35

Jadi, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhalak

terbagi dua, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Akhlak

mahmudah merupakan perbuatan atau perilaku terpuji dan baik yang

ada pada diri seseorang, sedangkan akhlak mazmumah merupakan

perbuatan atau perilaku tercela, buruk dan keji yang ada pada diri

seseorang.

5. Manfaat Akhlak

Al-Qur‟an dan al-Hadits banyak sekali memberi informasi tentang

manfaat akhlak yang mulia. Allah SWT. berfirman:

“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh,

Maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan

Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-

perintah kami". (Q.S. Al-Kahfi: 88).36

Adapun manfaat pendidikan Akhlak adalah:

35

A. Mustofa, Op Cit., hal. 199 36

Kementrian Agama RI, Al-Qur‟anul Karim

Page 44: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

31

1. Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik

dan berprilaku baik.

2. Memperkuat dan membangun prilaku bangsa yang multicultural.

Dengan maksud memperbaiki dan memperkuat peran keluarga,

satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan

potensi warga Negara.

3. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam

pergaulan dunia. Artinya memilih budaya bangsa sendiri dan

menyaring budaya bangsa lain. 37

Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan semata-

mata, maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain:

a. Mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat.

b. Akan disenangi orang dalam pergaulan.

c. Akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi

dan sebagai makhlu yang diciptakan oleh Tuhan.

d. Orang yang bertakwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan

kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan, dan

sebutan baik.

e. Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala

penderitaan dan kesukaran. 38

Menurut Drs. Barmawi Umari, manfaat akhlak adalah:

1) Dapat mengetahui batas antara yang baik dengan yang buruk dan

dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu menempatkan

sesuatu pada porsinya yang sebenarnya.

2) Berakhlak, dapat memperoleh irsyad, taufiq dan hidayah yang

demikian Insyaallah kita akan berbahagia di dunia dan akhirat. 39

37

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,

2012), hal. 30 38

A. Mustofa, Op Cit., hal. 27 39

Ibid., hal. 31

Page 45: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

32

Dr. Hamzah Ya‟cub berpendapat bahwa hasil atau hikamh dan

faedah dari akhlak, adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan derajat manusia

2) Menuntun kepada kebaikan

3) Manifestasi kesempurnaan iman

4) Keutamaan di hari kiamat

5) Kebutuhan pokok dalam keluarga

6) Membina kerukunan antar tetangga

7) Untuk mensuksekan pembangunan bangsa dan negara

8) Dunia betul-betul membutuhkan Al-Akhlak karimah40

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manfaat akhlak

adalah dapat mengetahui batas antara benar dan salah serta dapat

menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu menempatkan sesuatu

pada porsinya yang sebenarnya. Akhlak juga dapat meningkatkan

derajat manusia serta meningkatkan iman dan takwa kepada Allah

SWT.

6. Tujuan Akhlak

Abuddin Nata, berpendapat dengan diterapkannya akhlak, maka

akan tercipta kehidupan yang tertib, teratur, aman, damai, dan

harmonis sehingga setiap orang akan merasakan kenyamanan yang

menyebabkan ia dapat mengaktualisasikan segenap potensi dirinya,

yakni berupa cipta (pikiran), rasa (jiwa), dan karsa (pancaindra) yang

selanjutnya menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya serta

mencapai kemajuan dan kesejahteraan hidup secara utuh. Sebaliknya,

tanpa adanya akhlak, maka manusia akan mengalami kehidupan yang

kacau. Kelangsungan hidup (jiwa), akal, keturunan dan keamanan

akan terancam.41

40

Ibid. 41

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat, Op Cit., hal. 208

Page 46: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

33

Ahmad Amin, sebagaimana yang di kutib Abuddun Nata dalam

bukunya Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia berpendapat bahwa

tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan

kita dapat menetapkan suatu perbuatan yang baik atau buruk.42

Menurut Ibnu Miskawaih, sebagaimana Muhammad Fauqi dalam

buku Tasawuf Islam dan Akhlak berpendapat bahwa akhlak bertujuan

agar manusia menjalankan perilaku yang baik dan santun tanpa unsur

ketertekanan maupun keberatan sehingga akhlak menjadi karakter

yang mulia dalam diri seseorang.43

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akhlak memiliki tujuan untuk

meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yang Maha Esa serta

membentuk karakter mulia, beradap, sopan dan santun dalam berkata

maupun bertindak. Dengan diterapkannya akhlak, maka akan tercipta

kehidupan yang tertib, teratu, aman, damai, harmonis, sehingga setiap

orang merasakan kenyamanan serta mencapai kemajuan dan

kesejahteraan hidup dalam bernegara. Sebaliknya, tanpa adanya

akhlak yang baik manusia akan mengalami kekacauan.

Dengan demikian, akhlak juga memberikan pedoman atau arah

bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik dan yang buruk.

Sehingga, manusia dapat terhindar dari perbuatan yang tercela

maupun perbuatan yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain.

7. Hubungan Akhlak dengan Pendidikan

Hubungn akhlak dengan pendidikan dapat dikemukakan dengan

penjelasan sebagai berikut:

Pertama, pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan

tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia agar memiliki akhlak

mulia atau kepribadian yang utama yang ditandai adanya integritas

42

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2015), hal 11 43

Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.

224

Page 47: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

34

kepribadian yang utuh, satunya hati, perbuatan dan ucapan, memiliki

tanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat dan bangsanya,

melaksanakan segala perintah Allah SWT. dan menjauhi larangannya

dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. serta melaksanakan fungsi

sosialnya, dengan melaksanakan fungsi kekhalifahannya di muka

bumi, dengan cara mengerahkan segenap daya dan kemampuan untuk

memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat.

Kedua, pemahaman tentang akhlak membantu dalam

merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum. Ketiga, pemahaman

tentang akhlak akan membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru yang

profesional, yaitu guru yang selain memiliki kompetensi akademik,

pedagogik dan sosial, juga harus memiliki kompetensi kepribadian.

Keempat, pemahaman terhadap akhlak akan membantu

merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, khusunya yang

berkenaan dengan akhlak. Kelima, pemahaman terhadap akhlak akan

membantu dalam menentukan metode dan pendekatan yang efektif

dalam kegiatan belajar mengajar dalam melahirkan manusia yang

memiliki akhlak mulia dan karakter yang utama.

Ketujuh, pemahaman terhadap akhlak akan membantu

menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, tertib, aman, damai,

nyaman, yang mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif.

Lingkungan yang tertib bisa membuat belajar dengan penuh

konsentrasi, lingkungan yang damai dan aman. 44

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akhlak kaitannya

dengan pendidikan adalah membantu merumuskan tujuan pendidikan,

merumuskan kurikulum, merumuskan guru yang profesional,

merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, menentukan metode

dan pendekatan dalam pembelajaran serta menciptakan lingkungan

pendidikan yang kondusif.

44

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat, Op Cit., hal. 209

Page 48: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

35

C. Penelitian Relevan

1. Implementasi Etika Komunikasi Dari Kitab Al-Akhlak Lil Banat

Dalam Komunikasi Antara Santri Dengan Ustadzah Di Pondok

Pesantren Al Washilah Jakarta Barat, oleh Nenden Nelawati

(1112051000135) tahun 2016. Hasil dari penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa:

a. Skripsi tersebut membahas tentang etika dalam komunikasi yang

harus dimiliki oleh santri dalam kehidupan sehari-hari di Pondok

Pesantren Al Washilah Jakarta Barat, seperti etika bertanya

kepada guru dan berkomunikasi dengan teman-temanya.

b. Persamaan dengan penelitian yang dibuat penulis adalah

berkaitan dengan kajian kitab karya Syekh „Umar Bin Ahmad

Baraja. Sedangkan, perbedaannya penelitian ini lebih membahas

kepada materi pendidikan, metode pendidikan dan

pengembangan implementasi etika dalam komuniksi dan

pendidikan akhlak.

2. Pemikiran Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan

Akhlak Dalam Kitab Al-Akhlak Lil Banin, oleh Mukhtar Efendi

(1112011000028) tahun 2018. Hasil dari penelitian tersebut adalah:

a. Membahas tentang pemikiran-pemikiran menurut Syekh „Umar

Bin Ahmad Baraja mengenai pendidikan Akhlak dalam kitabnya

Al-Akhlak Lil Banin, seperti religius, science dan sosio kultural.

b. Persamaan, yang dibahas berkaitan dengan sumber pijakan

pendidikan akhlak dan kajian kitab Al-Akhlak Lil Banin karya

Syekh Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja. Adapun perbedaannya,

skripsi tersebut berkaitan dengan penelitian pemikiran tokoh,

yaitu pemikiran-pemikiran tentang kultural, science dan religius

menurut Syekh Syekh „Umar Bin Ahmad Baraja dalam kitab Al-

Akhlak Lil Banin, sedangkan penulis berkaitan dengan penelitian

Page 49: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

36

pustaka (library research) yang membahas pendidikan Akhlak

yang terkandung dalam Kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I.

3. Pembelajaran Akhlak dengan Menggunakan Kitab Akhlak Lil Banin

Di Pondok Pesantren Darut Tauchid Al-„Alawiyah Al Awwaliyah

Kabupaten Magelang, oleh Roykhan „Abid (11109151) tahun 2016.

a. Skripsi tersebut berisi tentang penerapan metode pembelajaran

akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin yang

harus diterapkan oleh para santri di pondok pesantren Darut

Tauchid Al-„Alawiyah Al Awwaliyah Kabupaten Magelang

b. Persamaan dengan penelitian yang dibuat penulis adalah

membahas pendidikan akhlak yang ada dalam kitab karya Syekh

„Umar Bin Ahmad Baraja. Perbedaannya, penelitian ini adalah

penelitian tindakan (action research) sedangkan penulis

berkaitan dengan penelitian pustaka (library research).

Page 50: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penulisan

Penelitian yang berjudul “Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Akhlak

Lil Banin Jilid I” ini dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan, dengan

pengaturan waktu sebagai berikut: bulan November 2018 sampai dengan

bulan April 2018 digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sumber-

sumber tertulis yang diperoleh dari teks book yang ada di perpustakaan, serta

sumber lain yang mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan

Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I Karya ‘Umar Bin

Ahmad Baraja sebagai penguat dalam penulisan skripsi ini. Kemudian

menyusun data dalam bentuk hasil penelitian (laporan) dari sumber-sumber

yang telah ditemukan.

B. Metode Penulisan

Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan

sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode

postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.1 Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian kulalitatif juga penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Bogdan dan Taylor yang

dikutp Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif juga yang menghasilakan

prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun

1 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2012), hal. 13

Page 51: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

38

pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata

tertulis dari objek yang diamati.2

Pendekatan kualitatif penulis gunakan untuk menganalisis pemikiran

Syekh ‘Umar Bin Ahmad Baraja tentang Pendidikan akhlak dalam kitab Al-

Akhlak Lil Banin Jilid I. Maka dengan sendirinya penganalisaan data ini lebih

difokuskan pada penelitian kepustakaan (Library Research), yakni dengan

membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku dan sumber tulisan yang erat

kaitannya dengan masalah yang dibahas.

Sedangkan dipilihnya metode deskriptif, karena data yang dikumpulkan

berupa kata-kata dan bukan angka-angka. Selain itu semua yang dikumpulkan

akan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Dengan demikian laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data yang berasal dari naskah maupun

dokumen lainnya untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

C. Sumber Data

Menurut Lexy J. Meloeng, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.3 Adapun sumber data tersebut adalah:

1. Sumber data primer yaitu data yang membahas dan diperoleh secara

langsung dari objek permasalahan pada penelitian ini. Dalam hal ini

sumber data primer yang digunakan adalah kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid

I Karya ‘Umar Bin Ahmad Baraja.

2. Sumber data sekunder sebagai data-data yang mendukung data primer

atau sumber yang tidak langsung memberikan data, berupa data-data

tertulis baik itu buku-buku maupun sumber lain yang memiliki relevansi

dengan masalah yang dibahas.4 Dalam hal ini sumber data sekunder yang

digunakan adalah buku-buku yang relevan dan berhubungan dengan

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),

hal. 4-6 3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op Cit., hal. 157

4 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Op Cit., hal. 193

Page 52: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

39

pendidikan akhlak, ataupun data dari internet yang bisa mendukung

penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penulisan

deskriptif analisis, metode yang dilakukan adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah

mendapatkan data. Pengumpulan data juga dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.5

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

dokumentasi, yaitu dengan mengkaji literatur yang berkaitan dengan

obyek penelitian baik yang bersumber dari buku-buku primer maupun

buku-buku sekunder. Karena data-datanya masih berserakan, maka

peneliti melakukan pemilahan sehingga terkumpul data-data terkait

dengan fokus penelitian.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul lengkap, selanjutnya yang penulis

lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi dan

mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok

bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, dan kemudian

menyimpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.

Data diolah dan digarap dengan cara membuat ringkasan untuk

menentukan batasan yang lebih khusus tentang objek kajian dari buku-

buku, terutama yang berhubungan dengan tema pokok yang dibahas.6

Kemudian penulis menyimpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.

5 Ibid., hal. 308

6 Suharsimi Arikunta, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), hal 278

Page 53: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

40

3. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari. Tahap

analisis data adalah sebagai berikut:

a. Membaca/ mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan

yang ada dalam data.

b. Memepelajari kata-kata kunci.

c. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan.

d. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna.7

Teknik analisis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

content analysis (analisis isi). Analisis isi adalah metode penelitian yang

memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang

sahih dari buku atau dokumen. Kemudian isi dianalisis dan dibuat secara

sistematis. Oleh sebab itu, hasil olahan tersebut akan menghasilkan

temuan yang bersifat deskriptif analitik.

Dalam hal ini, peneliti berfokus pada sumber pendidikan akhlak,

tujuan pendidikan akhlak, tanggung jawab guru dan orang tua dalam

mendidikan anak, metode pendidikan, dan materi pendidikan akhlak.

4. Teknik Penulisan

Teknis penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

merujuk pada Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas

IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2018.

7 Lexy J. Melong, Metodology Penelitian Kualitatif, Op Cit,. Hal. 248

Page 54: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan, yaitu agar pendidikan akhlak yang dipelajari dapat

diimplementasikan dan peserta didik atau anak memiliki akhlakul karimah,

orang tua ataupun guru sebagai pendidik harusnya berusaha dan

menunjukkan perilaku yang mencerminkan akhlakul mulia, pemahaman

konsep akhlak dilatih dan dibina, secara langsung dipraktikkan dalam

kegiatang sehari-hari dan berulang ulang sampai mendarah daging dan

menghasilkan amal sholeh.

Adapun pendidikan akhlak yang terkanduk dalam kitab Al-Akhlak Lil

Banin Jilid I karya Syekh ‘Umar bin Ahmad Baraja, yaitu:

1. Anak yang beradab : menghormati orang tua, guru serta orang

lain dan juju serta tawadlu’ (rendah hati).

2. Akhlak kepada Allah SWT : menjalankan segala perintah Allah

SWT dan menjauhi larangannya.

3. Akhlak kepada nabi Muhammad SAW : memuliakan Nabi

Muhammad SAW. sebagai suri tauladan, seperti memperingati

peringatan maulid Nabi.

4. Akhlak di rumah : akhlak kepada ayah, ibu, saudara, karib

kerabat, pembantu, dan akhlak kepada tetangga, tidak menyakiti

mereka, mendengarkan nasihatnya dan juga mengukuhkan

ukhuwah islamiah.

5. Akhlak sebelum berangkat ke sekolah : melatih dan

membiasakan anak hidup tertib dan teratur, seperti bangun pagi

dan merapika buku pelajaran.

6. Akhlak berjalan kaki di jalan : tidak mengobrol dan bercanda di

jalan serta berhati-hati di jalan.

Page 55: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

70

7. Akhlak disekolah : fokus memperhatikan guru, menghadap ke

depan atau ke arah guru.

8. Akhlak menjaga peralatan pribadi : meletakkan peralatan,

merapikan dan membersihkan peralatan setelah digunakan.

9. Akhlak kepada teman : menghormati teman, menjaga

kerukunan dan membantu teman jika mengalami kesulitan.

10. Nasihat-nasihat umum : meminta tolong dengan ucapan

yang baik, berbicara sopan dan tidak berperilaku buruk, seperti

boros dan berbicara buruk atau kotor.

B. Implikasi

Pembahasan mengenai Pendidikan Akhlak pada kitab Al-Akhlak Lil

Banin Jilid I karya Syekh ‘Umar bin Ahmad Baraja dapat dirasakan

manfaatnya jika diimplikasikan, sebagaimana berikut:

1. Terkait dengan Pendidikan akhlak, maka seorang pendidik baik guru

atau orang tua harus membimbing dan memotivasi peserta didik

bahwa pendidikan sebenarnya bertujuan untuk menjadikan seorang

peserta didik kearah yang lebih baik sebagai hamba Allah SWT.

2. Terkait penyampaian materi, semua metode atau cara bisa diterapkan

dengan memperhatikan dan memperlakukan peserta didik sesuai

dengan kapassitas kemampuannya baik secara jasmani maupun

rohani.

3. Peserta didik harus mampu mengembangkan potensi dirinya dan

menjadi generasi yang berbudi luhur yang mengerti pentingnya proses

pendidikan, sehingga mereka selalu berusaha belajar di sepanjang

hidupnya.

Page 56: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

71

C. Saran

Dari pembahasan yang telah dikaji, maka penulis dapat memberikan

saran kepada para pembaca. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:

1. Orang tua hendaknya memperhatikan pendidikan akhlak sejak dini,

agar ketika tumbuh dewasa terbiasa menerapkan niliai-nilai akhlak di

manapun ia berada, seperti yang diajarkan oleh syek ‘Umar bin

Ahmad Baraja dalam kitabnya.

2. Lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, hendaknya

memperhatikan pendidikan akhlak anak sama maksimalnya dengan

pengajaran ilmu pengetahuan umum dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Banyaknya buku-buku modern yang berbahasa Indonesia, bagi guru

maupun murid, hendaknya tidak melupakan referensi-referensi klasik

seperti kitab-kitab karya ulama-ulama dahulu yang ditulis

menggunakan Bahasa Arab, karena selain keaslian isi dari pemikiran

penulis, anak didik dapat belajar berbahasa arab, baik cara membaca,

menulis, maupun mengartikan.

Page 57: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman, Jamaal. Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus Salam,

2005

Alim, Muhammad. Upaya Pembentukan Pemikiran Dan Kepribadian Muslim.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011

Al-Zarnuji. Ta’lim Al-Muta’allim. Pekalongan: Maktabah Hasan bin ‘Aidrus,

2007

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006

Arikunta, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013

Athiyah Al-Abrasyi, M. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan

Bintang, 1984

Azra, A. Pendidikan Islam: Tradisi Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta:

PT Logos Wacana Ilmu, 2000

Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2009

Bin Ahmad Baraja, Umar. Al-Akhlak Lil Banin I. Surabaya: Maktabah Ahmad bin

Nabhan, 1372 H

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset, 1993.

Fauqi Hajjaj, Muhammad. Tasawuf Islam & Akhlak. Jakarta: Amzah, 2011

F. N, Ridjaluddin. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Manusia, Pendidikan Islam

dan Moral Islam. Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2008

Gunawan, Heri Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta, 2012

Haryanto. Pengertian Pendidikan Menurut Ahli. 2012 Artikel diakses 4 maret

2019 (http://www.Belajarpsikologi.com)

Page 58: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT

73

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2014

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Cet. Ke-1

Mahjuddin. Akhlak Tasawuf I. Jakarta: Radar Jaya Offset, 2009

Majalah Al-Kisah No. 07, Riwayat Hidup Al-Ustadz Umar bin Ahmad Baraja.

Surabaya: Panitia haul V. 1995

Moekti, Hari dan Tim. Mendidik anak Pra Remaja. Jakarta: Wadi Press, 2012

Mukti Ali Bin Syamsuddin, Ali, Mukti www.kompasiana.com

Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam & Barat. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015

Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

(http://www.depdiknas.go.id/ produk_hukum/permen/permen_23_2006.pdf)

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2012

Sulhan, Najib. Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa. Surabaya: Jaring

Pena, 2011

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013

S, Tatang Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2012

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Gramedia Pustaka

Utama, 2008

Tim Penyusun, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009

Page 59: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 60: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 61: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 62: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 63: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT
Page 64: PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB AL-AKHLAK LIL BANIN JILID Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45317/1/HERMAWATI...untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT