pendekatan kurikulum - annymath · pdf filekurikulum, serta prinsip teori dan praktek...
TRANSCRIPT
BIDANG KURIKULUM
PENDEKATAN KURIKULUM
Suatu pendekatan individual terhadap kurikulum mencerminkan bahwa
pandangan seseorang mencangkup apa yang dirasa sebagai suatu pertimbangan
yang penting. Pendekatan kurikulum mencerminkan posisi holistic atau
metaorientation untuk merubah kurikulum filosofi, pandangan sejarah, psikologi
dan teori pembelajaran, bagian-bagian dan pengetahuan penting dalam
kurikulum, serta prinsip teori dan praktek kurikulum. Sebuah pendekatan
menggambarkan tentang perkembangan dan rancangan kurikulum, peran
pelajar, guru, dan ahli kurikulum dalam merencanakan kurikulum, tujuan
kurikulum, serta isu-isu penting yang perlu diuji.
Pendekatan kurikulum mencerminkan pandangan kita terhadap sekolah
dan masyarakat. Dengan memahami suatu pendekatan kurikulum, bisa
disimpulkan apakah pandangan seseorang yang professional bertentangan
dengan pandangan organisasi formal.
Meskipun suatu sekolah kadang-kadang cendrung menggunakan satu
pendekatan kurikulum, banyak pendidik yang tidak bisa menggunakan hanya
satu pendekatan akan tetapi dalam situasi tertentu mereka menggabungkan satu
pendekatan dengan pendekatan yang lain. Pendekatan kurikulum bisa dilihat dari
perspeksi teknik dan nonteknik atau ilmiah dan nonilmiah.
1. Pendekatan Behavioral-Rational
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling lama dan masih
menjadi pendekatan utama kurikulum yang berasal dari Universitas Chicago.
Pendekatan ini mengandalkan teknik dan prisip ilmiah, mencangkup bentuk dan
strategi untuk merumuskan kurikulum.
Pendekatan yang telah diaplikasikan untuk seluruh mata pelajaran selama
2/3 abad ini merupakan suatu badan referensi yang bertentangan dengan
pendekatan yang lain. Berbagai macam pendekatan sekarang ini memberikan
perhatian lebih terhadap masalah pengembangan dan perancangan. Masalah-
masalah teoretikal yang bermanfaat adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan persoalan teknis untuk pengembangan atau perancangan. Masalah-
masalah praktikal adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan logika, tata
tertib dan rasionalitas. Kesimpulannya, kebanyakan orang yang merencanakan
dan mengembangkan kurikulum memanfaatkan pendekatan ini.
2. Pendekatan Systems-Managerial
Pendekatan ini berpendapat bahwa sekolah sebagai suatu system sosial
dimana murid-murid, guru, ahli kurikulum, dan yang lain-lain berinteraksi
berdasarkan norma dan kebiasaan tertentu.
Pendekatan Systems-Managerial yang merupakan cabang dari Pendekatan
Behavioral-Rational mencangkup prinsip-prisip rasional tetapi tidak terlalu
mementingkan pendekatan behavioral.
Pendekatan ini berasal dari sekolah awal yang terorganisasi dan
administrative pada tahun 1920an dan 1930an, dan menggabungkan kurikulum
inofatif dan perencanaan instruksional yang berpusat pada individu, kelompok,
tingkat, dan aktifitas kerja sosial.
Pendekatan System-Managerial menjadi model kurikulum dominan pada
tahun 1950an dan 1960an untuk Association Supervision and Curriculum
Development dan sekolah persatuan yang penting dan yang diperuntukkan.
Untuk menyusun kurikulum menjadi suatu system seperti Engineering ,
proses yang penting untuk perencanaan kurikulum adalah penggerak, direktur,
dan kepala sekolah; Langkah-langkahnya: pengembangan, perancangan,
implementasi dan evaluasi; struktur: mata pelajaran, kursus, unit dan pelajaran.
3. Pendekatan Intellectual-Academic
Kadang-kadang pendekatan ini mengacu kepada pendekatan tradisional.
Encyclopedic, synoptic, knowledge-oriented. Pendekatan ini lebih cendrung
menjadi sejarah atau filosofi dan sosialisasi di alam sekitar. Pendiskusian
pembuatan kurikulum ini biasanya secara ilmiah dan teori (bukan praktek) dan
memperhatikan banyak aspek termasuk pembelajaran pendidikan.
Pendekatan ini berasal dari kerja filosofi dan intelektual John Dewey,
Henry Morrison, dan Boyd Bode yang menjadi popular antara tahun 1930an dan
1950an.
Setelah tahun 1950an, ketertarikan utama terhadap kurikulum berpusat
kepada struktur disiplin dan metode kualitatif.
4. Pendekatan Humanistic-Aesthetic
Pendekatan ini berasal dari filosofi progress dan kegiatan perpindahan
kurikulum dari 1920an dan 1930an yang mengutamakan kebutuhan dan
ketertarikan anak yang dipelopori oleh Teachers College of Columbia University
seperti Frederick Bosner, Hollis Caswell, William Kilpatrick, dan yang kurang
berpengaruh Ellsworth Collings, L. Thomas Hopkins, dan Harrold Rugg.
Dari perubahan ini, strategi kurikulum utama seperti ditingkat sekolah
dasar, mencangkup pelajaran berdasarkan pengalaman hidup, permainan
keloompok, kerja kelompok, drama, kerja lapangan, perusahaan sosial, pusat
yang menarik dan kebutuhan anak. Kegiatan ini mencangkup penyelesaian
masalah dan partisipasi murid. Pendekatan ini popular lagi pada tahun 1970an.
Ahli kurikulum yang percaya kepada pendekatan ini cendrung memberikan
pembelajaran kooperaif, independent, kelompok kecil dan kegiatan sosial yang
bertujuan untuk berkompetisi, dominan guru, kelompok besar dan hanya
instruksi kognitif. Masing-masing anak pada pendekatan ini memiliki input yang
bisa dipertimbangkan dalam kurikulum dan membagi tanggung jawab dengan
orang tua, guru, dan ahli kurikulum dalam merencanakan kurikulum
itu.Pendekatan Humanistic menghadirkan posisi minoritas dalam kurikulum.
5. Reconceptualists
Beberapa penulis kurikulum textbook memperhatikan bahwa
reconceptualists menciptakan kembali sebuah pendekatan untuk kurikulum.
Tetapi recoceptualists ini kekurangan model untuk mengembangkan dan
merancang kurikulum dan mereka lebih cendrung focus pada ideology dan
masalah moral pendidikan yang lebih besar dan institusi ekonomi dan politik
masyarakat. Karena kekurangan model perencanaan kurikulum, hal tersebut
perlu didiskusikan kembali dalam koneks filosofi atau politik bukan hanya sebagai
pendekatan kurikulum. Berdasarkan aktifisme filosofi dan sosial seperti Counts,
Rugg, and Benjamin, “kurikulum baru ini perlu difikirkan, dipertimbangkan, dan
dikonsepkan kembali. Tidak hanya melakukan tantangan tradisional, ilmiah, dan
pandangan rasional kurikulum, tetapi juga mengkritik pegangan mereka dalam
menentukan subjek dan imperfek sendiri dalam menentukan nilai.
PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum bisa didefinisikan sebagai sebuah rencana untuk suatu kegiatan,
atau document tertulis yang mencangkup strategi untuk mencapai tujuan atau
akhir (Tyler dan Taba). Kebanyakan orang-orang Behavioral dan System-
Managerial setuju dengan definisi ini seperti J. Galen Sailor mendefinisikan
kurikulum sebagai suate perencanaan untuk menyediakan serangakaian
kesempatan orang untuk dididik. Menurut David Pratt, kurikulum didsusun
berdasarkan tujuan pendidikan formal dan/atau suatu pelatihan. Menurut
pandangan Wiles dan Bondi, kurikulum sebagai suatu perencanaan untuk tujuan
belajar dalam menentukan pelajaran apa yang penting.
Pengertian kurikulum secara luas berhubungan dengan pengalaman
pelajar. Pandangan ini mempertimbangkan hamper segala sesuatu di sekolah,
bahkan diluar sekolah (selama hal itu direncanakan) sebagai bagian dari
kurikulum (Dewey). Menurut pandangan Caswell dan Campbells (1930an),
kurikulum adalah segala pengalaman anak yang berada dibawah bimbingan guru.
Kurikulum juga bisa didefinisikan sebagai suatu system yang berhubungan
debgan orang dan proses atau susunan pengajar dan prosedur untuk
mengimplementasikan system itu. Kurikulum juga bisa dipandang sebagai
lapangan belajar.
Terakhir, kurikulum juga didefinisikan sebagai persoalan mata pelajaran
(matematika, ilmu pengetahuan, bahasa Inggris, sejarah, dll) atau isi (cara
menyusun dan memisahkan informasi).
Masalah Definisi
Keberagaman pengertian kurikulum membuat orang bingung. Ada dua
definisi yang dipakai secara umum seperti yang dititik beratkan oleh Doll, “setiap
sekolah memiliki suatu perencanaan, kurikulum formal”, tetapi juga memiliki
suatu yang tidak direncanakan, nonformal, dan tidak tertulis” yang juga harus
dipertimbangkan. Yang direncanakan seperti tujuan umum, tujuan khusus, mata
pelajaran, dan susunan pelajaran; yang tidak direncanakan seperti interaksi
psikilogi sosial, interaksi murid dengan guru khususnya perasaan, sikap dan
kebiasaan mereka. Kita tidak bisa hanya memperhatikan kurikulum terencana
saja.
Dengan kata lain, sebuah paying yang lebar-seperti pengertian kurikulum
sebagai hasil pengalaman sekolah. Hal itu berarti bahwa hampir semua yang
terjadi di sekolah bisa dikelompokkan dan diskusikan dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum sama dengan pendidikan. Hal itu juga berarti bahwa hampir tiap
bidang disiplin di sekolah pendidikan mempunyai implikasi untuk kurikulum atau
bagian dari bidang kurikulum.
Latar Belakang Masalah Definisi Kurikulum
Isi dan persoalan mata pelajaran berhubungan. Apakah cocok unuk
membicarakan pembelajaran sosial atau kurikulum matematika atau kurikulum
secara umum? Apakah ada prinsip-prinsip umum kurikulum yang
mengaplikasikan seluruh mata pelajaran, atau prinsip-prinsip khusus yang
mengaplikasikan mata pelajaran tertentu? Haruskah persoalan mata pelajaran
disusun terpisah atau berdasarkan disiplin atau pendekatan tetentu? Untuk
tujuan apakah persoalan mata pelajaran pilihan siswa, pilihan professional, dan
pilihan orang tua? Haruskah hal itu ditentukan oleh kelompok, bangsa, negara?
Bagaimana seharusnya sabjek disusun: sekitar pendekatan yang bagus dan tidak
bagus, tujuan behavioral, kegiatan murid, nilai sosial atau kelompok; pekerjaan
masa depan? Sebenarnya hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting
terhadap pengembangan, perancangan, pengimplementasian, dan
pengevaluasian kurikulum.
Persoalan lain yaitu berhubungan dengan orang. Siapakah partisipan
utama? Untuk tujuan apakah murid-murid, guru, orang tua, anggota komite
dilibatkan dalam perencanaan kurikulum? Kenapa administrator sekolah
menyarankan peran kurikulum yang lebih bagus dan lebih sedikit
mengasumsikan peran kurikulum yang khusus? Apa peran dan tanggung jawab
peneliti dan pelaksana dalam pembuatan kurikulum? Dan bagaiman kita
meningkatkan komunikasi mereka?
Pertanyaan pokok
Menanyakan pertanyaan yang benar penting sekali untuk menentukan
konsep dasar suatu kurikulum. Daftar pertama pertanyaan yang penting
dirumuskan oleh 12 orang komite terkenal dalam pembuatan dan penyusunan
kurikulum (NSSE). 18 pertanyaan difokuskan kepada 5 tema utama: peran
sekolah di masyarakat Amerika, tempat dan fungsi mata pelajaran, metode dan
materi untuk memfasilitasi pembelajaran, peran ahli kurikulum professional,
serta susunan dan administrative pertanyaan dalam pengembangan kurikulum.
Pertanyaan pokok kurikulum:
1. Bagaimana kurikulum didefinisikan?
2. Filosofi dan teori apa yang sedang kita komunikasikan, punya tujuan atau
tidak, dalam kurikulum kita?
3. Kekuatan sosial dan politik apa yang mempengaruhi kurikulum? Yang
mana yang paling berhubungan? Yang mana yang memiliki keterbatasan?
4. Bagaimana proses pembelajaran terjadi? Kegiatan pembelajaran apa yang
paling cocok untuk memenuhi kebutuhan pelajar kita? Bagaimana
kegiatan-kegiatan ini bisa disusun dengan baik?
5. Apakah cabang-cabang dari pengetahuan kurikulum? Apa tipe
pengetahuan kurikulum yang penting?
6. Apa bagian yang penting dari sebuah kurikulum?
7. Kenapa terjadi perubahan dalam melaksanakan kurikulum? Bagaimana
efek perubahan tersebut terhadap kurikulum?
8. Apa peran dan tanggung jawab kurikulum khusus?
9. Bagaimana penyusunan kurikulum yang terbaik?
10. Apa peran dan anggung jawab guru dan murid dalam menyusun
kurikulum?
11. Apakah tujuan umum kita? Bagaimana kita merubahnya menjadi tujuan
yang lebih spesifik?
12. Bagaimana cara kia mendefinisikan kebutuhan pendidikan kita?
Kebutuhan siapa? Bagaimana cara kita memprioritaskan kebutuhan ini?
13. Persoalan subjek atau isi apa yang paling bermanfaat? Apa bentuk isi
yang terbaik? Bagaimana cara kia menyusunnya?
14. Bagaimana cara menilai apa yang sedang kita coba raih? Siapa yang
bertanaggung jawab, untuk apa dan untuk siapa?
15. Apakah hubungan yang paling cocok antara kurikulum dan pengajran?
Kurikulum dan supervise? Kurikulum dan evaluasi?
PONDASI-PONDASI KURIKULUM
Debat berlanjut kepada apa itu kurikulum, bagaimana cara menmbuat
kerangka dasar kurikulum dan bagian-bagian kurikulum.
Pondasi Utama: Filosofi, Sejarah, Psikologi, dan Sosilologi.
Beberapa teks membandingkan satu atau dua pondasi. Misalnya
membandingkan pondasi sosial. Mereka menguji beragam sosialitas yang
berhubungan dengan persoaln politik dan ekonomi. Walaupun Stepherd dan
Ragan menguji beberapa pondasi sejarah dan sosial, mereka juga menguji prinsip
dan ide psikologi.
Tentu saja terkadang pengujian dasar-dasar kurikulum ini tidak cukup. Ahli
kurikulum perlu menunjukan hubungan antara dasar-dasar dengan kurikulum.
Perkembangan Pengaruh Psikologi
Era Sputnik (1950an) menunjukkan peningkatan pengaruh psikologi. Hal
ini digambarkan oleh model behaviorist dan kognitif tahun 1960an, model
pembelajaran humanistic tahun 1970an, dan teori kognitif yang berhubungan
dengan produktifitas dan pemikiran kritis pendidikan tahun 1980an. Pada
akhirnya perkembangan psikologi menjadi pendukung utama pembelajaran.
BAGIAN-BAGIAN KURIKULUM
Bagian-bagian kurikulum didefinisikan sebagai kerangka dalam kurikulum
yang dibagi menjadi pengujian buku teks yang diterbitkan, artikel, dan penelitian.
Beauchamp membagi pengetahuan kurikulum menjadi perencanaan,
pengimplementasian dan pengevaluasian. Foshay dan Beilin membagi kurikulum
menjadi teori, rancangan, dan perubahan. Fenwick English membaginya menjadi
bagian dari suatu ideology (filosofi ilmiah), teknis (rancangan), dan operasional
(managerial). Sedangkan Edmund Short membagi kurikulum menjadi pembuatan
peraturan, penngembangan, evaluasi, perubahan, penentuan keputusan,
kegiatan pembelajaran, dan teori rumus dan bahasa.
Pengembangan Kurikulum
Maksud dari pengembangan kurikulum ini adalah untuk menunjukan
perkembangan kurikulum yang direncanakan, diimplementasikan, dan
dievaluasikan.
Banyak penulis buku teks kurikulum cendrung merumuskan model
pengembangan. Beberapa ahli kurikulum menggunakan kata development dalam
judul buku teks mereka tanpa melibatkan model lain. Dengan mengadopsi model
pengembangan cendrung memaksakan pemilihan kurikulum dan membatasi
ruang gerak berbagai kurikulum.
Rancangan Kurikulum
Rancangan kurikulum mengacu kepada cara kita mengkonsepkan
kurikulum dan menyusun komponen-komponen utamanya (persoalan mata
pelajaran, isi, metode dan materi pembelajaran, pengalaman atau kegiatan
pelajar) untuk menyediakan petunjuk dalam mengembangkan kurikulum.
Kebanyakan penulis kurikulum cendrung menggunakan beberapa rancangan
Karena mereka juga menggunakan pendekatan yang berbeda.
Sejumlah teks kurikulum terbaru focus pada rancangan kurikulum
partikuler atau pmilihan rancangan. Misalnya, Saylor dkk memilih 5 rancangan
yaitu mata pelajaran, kemampuan teknologi, kebiasaan manusia, fungsi kegiatan
sosial, dan kebutuhan dan ketertarikan individu. Wiles dan Bondi memiliki 6
rancangan yang berbeda yaitu rancangan seni, rancangan teknologi pendidikan,
rancangan humanistic, rancangan vocational, dan rancangan deschooling.
Bagian Lain Kurikulum
Bagian lain yang dilibatkan dalam kurikulum adalah diskusi pengembangan
dan rancangan yang melibakatkan diskusi peraturan terbaru, trend an kurikulum;
metode perubahan dan inofasi kurikulum; metode penelitien dan pemeroleha
kurikulum; bahasa dan konsep dasar.
TEORI DAN PRAKTEK
Dari Teori ke Praktek
Pengujian teori yang bagus adalah apakah teori itu bisa memandu praktek.
Pada dasarnya, praktek yang bagus berasal dari teori yang bagus. Praktek berarti
kita mengaplikasikan prosedur, metode, dan kemampuan dalam dunia kerja. Hal
penting dari persoalan yang ada adalah menyediakan jawaban praktis untuk
pertanyaan praktis yang harus dilakukan dengan rancangan, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi.
Masalahnya adalah para ahli kurikulum memiliki kesulitan dalam
menggabungkan teori dengan praktek Karena metode pemerolehan kurikulum
mereka menyediakan lebih banyak diskusi teori daripada praktek. Kebanyakan
teks kurikulum lebih teoritikal daripada praktikal.
Sertifikasi Kurikulum
Fakta kurangnya sertifikasi kurikulum menambah masalah pendefinisian
dan pengonsepan kurikulum dan pengesahan kurikulum di tingkat kampus dan
universitas. Kekurangan sertifikasi ini harus diatasi dengan serius karena kita
butuh orang-orang kompeten yang bisa membuat kurikulum.
KURIKULUM DAN PEGAJARAN
Hubungan antara kurikulum dan pengajaran tidak begitu dijelaskan dalam
teks kurikulum terbaru.
Konteks Sejarah
Pendidik Eropa abad ke 18 dan 19 dari Lockc dan Rousseau hingga Spencer
dan Herbart adalah pelopor dasar pedagogic. Pandangan mereka tidak seperti
kurikulum yang kita kenal saat ini, karena kurikulum sekarang baru dikenal pada
abad ke 20. Mereka memperhatikan isi dan metode pengajaran.
Konteks Terbaru
Menurut Tanner dan Tanner kurikulum dan pengajaran itu tidak perlu
dipisah karena sama-sama diperlukan di sekolah. Menurut John Dewey doktrin
lama tentang hal rangkap dua ini (kurikulum dan pengajaran) merupakan suatu
alat untuk memperoleh akhir atau tujuan.
Zais memisahkan kurikulum dengan pengajaran. Menurutnya kurikulum
merupakan konsep luas sedangkan pengajaran memiliki subsistem khusus
(kurang penting).
Wiles dan Bondi menyatakan bahwa kurikulum dihubungkan dengan
pembelajaran di kelas. Kurikulum didefinisikan sebagai rencana pembelajaran
melibatkan pemilihan dan pengorganisasian isi dan pengalaman belajar.
Sedangakan pengajaran dipandang sebagai penentuan keputusan guru sehari-
hari tenang isi, kelompok materi, dan kegiatan.
Menurut Olivia kurikulum dan pengajaran adalah dua nama yang sama
seperti sikembar Siamese yang bergabung bersama dimana mereka idak akan
memiliki fungsi jika berdiri sendiri-sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ornstein. Tanpa tahun. Curriculum: Foundations, Principles, and Issues. University
of Chicago. (Bab 1)