pendekatan dan teknik superv

Upload: khairuddin-budiman

Post on 14-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    1/24

    OLEH :

    1

    KHAIRUDDIN / NIM. 8146132045

    2

    MAULANA / NIM. 8146132048

    3

    HABIBULLAH HASIBUAN / NIM. 8146132040

    Kelas A1W AP KEPENGAWASAN

    Mata Kuliah

    TEORI DAN PRAKTIK SUPERVISI PENDIDIKAN

    Dosen Pengampu

    Dr. SAUT PURBA, M.Pd

    PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

    KONSENTRASI KEPENGAWASAN

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

    2015

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    2/24

    Hal.1

    PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

    Kelompok III

    (Khairuddin, Habibullah Hasibuan, Maulana)

    A. Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan

    Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan dalam era

    modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian

    supervisi, sangat bergantung kepada prototype guru. Hal tersebut senada dengan pendapat

    Masaong (2012) yang mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan pengawas dilandasi

    oleh tiga pandangan psikologi tentang belajar, yaitu Humanistik, Kognitivistik, dan

    pBehavioristik. Menurut Masaong (2012) Pandangan psikologis ini oleh Glickman dijadikan

    pandangan sebagai acuan untuk memposisikan peran pengawas sebagai gurunya guru

    dalam membimbing dan membina guru untuk pengembangan profesinya seperti tertuang pada

    tabel berikut:

    Tanggung Jawab

    GuruTinggi Sedang Rendah

    Tanggung Jawab

    SupervisorRendah Sedang Tinggi

    Pandangan

    Supervisi Non direktif Kolaboratif Direktif

    Metode

    SupervisiSelf Assessment Mutual kontrak

    Delineated

    Standards

    Berdasarkan tabel tersebut, diketahui pendekatan pengawas dalam melaksanakan

    supervisi pada guru-gurunya. Bagi pengawas yang berpandangan humanistik, lebih banyak

    memberi kewenangan pada guru untuk mengembangkan diri. Dalam membimbing guru,

    pengawas menggunakan pendekatan nondirektif (humanistik) dan memberikan waktu yang

    lebih banyak bagi guru untuk mengembangkan profesinya. Bagi pengawas yang

    berpandangan kognitivistik akan bersifat moderat dan menerapkan model atau perilaku

    kolaboratif. Artinya, pengawas dan guru sama-sama mengambil peran aktif dalam

    pengembangan kompetensi guru. Biasanya pengawas yang berpandangan kognitivis ini akan

    menjalin kontrak bersama dengan guru berkaitan dengan tugas profesinya. Guru dan

    pengawas mendesain bersama strategi yang dikembangkan dalam membimbing dan membina

    guru. Sedangkan bagi pengawas yang berpendekatan direktif (behavioristik) memiliki peran

    yang lebih dominan dibanding guru-gurunya dalam pengembangan profesi. Mereka membuat

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    3/24

    Hal.2

    standar yang harus dijalankan oleh guru dengan pantauan yang ketat bahkan mereka lebih

    menekankan metode mengajar ditetapkan.

    Lebih lanjut, ada satu paradigma yang dikemukakan Glickman untuk memilah-milah

    guru dalam empat prototipe guru. Glickman mengemukakan setiap guru memiliki dua

    kemampuan dasar, yaitu berpikir abstrak dan komitmen. Kedua kemampuan itu digambarkan

    secara bersilang seperti gambar di bawah ini :

    Terdapat empat kuadran (sisi). Ada 4 sisi : Sisi I, II, III, IV. Tiap sisi terdapat dua

    kemampuan yang disingkat A (daya abstrak), K (Komitmen). :

    (1).

    Tiap sisi yang terdapat di sebelah kanan garis abstrak (sebelah kanan garis tegak lurus).

    Komitmennya K tinggi (+).

    I

    IV

    II

    III

    Daya abstrak

    Komitmen

    I

    IV

    II

    III

    Profesional

    A KA K

    A KA K

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    4/24

    Hal.3

    Setiap sisi yang terdapat di atas garis komitmen (garis horisontal) daya abstraknya (A)

    positif. Sisa semuanya rendah (-), sehingga sisi II K -, sisi III A-, sisi IV A-, dan K-. dengan

    demikian kita menemukan :

    I. Pada sisi I daya A+ K+. Guru semacam ini disebut guru yang profesional.

    II.

    Pada sisi II daya abstrak tinggi A+, tetapi komitmen (K-) disebut guru yang tukang

    kritik.

    III. Pada sisi III daya abstrak rendah (A-), tetapi komitmen tinggi (K+) disebut guru yang

    terlalu sibuk.

    IV. Pada sisi IV daya abstrak rendah (A-) dan juga komitemen rendah (K-) disebut guru

    yang tidak bermutu.

    Pendekatan dan perilaku serta teknik yang diterapkan dalam memberi supervisi kepada

    guru-guru berdasarkan prototipe guru seperti yang disebut di atas. Bila guru profesional maka

    pendekatan yang digunakan adalah non-direktif, yaitu perilaku supervisor (1) mendengarkan,

    (2) memberanikan, (3) menjelaskan, (4) menyajikan, (5) memecahkan masalah. Teknik yang

    diterapkan dialog dan mendengarkan aktif.

    Bila gurunya tukang kritik atau terlalu sibuk, maka pendekatan yang diterapkan adalah

    kolaboratif. Perilaku supervisi (1) menyajikan, (2) menjelaskan, (3) mendengarkan,

    (4) memecahkan masalah, (5) negosiasi. Teknik yang digunakan percakapan pribadi, dialog

    menjelaskan.

    Bila gurunya tidak bermutu, maka pendekatan yang digunakan adalah direktif. Perilaku

    supervisor (1) menjelaskan, (2) menyajikan, (3) mengarahkan, (4) memberi contoh, (5)

    menetapkan tolak ukur, dan (6) menguatkan.

    Berdasarkan uraian singkat tentang paradigma kategori di atas, maka dapat diterapkan

    berbagai pendekatan teknik dan perilaku supervisi berdasar data mengenai guru yangsebenarnya yang memerlukan pelayanan supervisi. Menurut Sahertian (2000:44-45).

    pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan supervisi akademik, ada 3, yaitu:

    1) Pendekatan Langsung (Direktif)

    Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung.

    Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih

    dominan. Oleh karena guru ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar

    guru tersebut bisa bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau

    hukuman (punishment). Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi

    behaviorisme. Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    5/24

    Hal.4

    respons terhadap rangsangan/stimulus. Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan

    perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,

    menetapkan tolak ukur, dan menguatkan.

    Jika pandangan behavioristik diadopsi ke dalam pelaksanaan supervisi, maka pengawas

    menggunakan pendekatan direktif untuk membimbing guru. Dengan pendekatan direktif,

    maka tanggung jawab supervisor (pengawas) lebih tinggi dari pada guru. Apabila tanggung

    jawab guru dalam mengembangkan profesinya sangat rendah, maka dibutuhkan keterlibatan

    atau intervensi pengawas yang tinggi. Dengan demikian, guru diupayakan agara mereka dapat

    mengembangkan kompetensinya dengan baik.

    Selanjutnya Masaong (2012) juga menjelaskan bahwa Supervisor yang berorientasi

    direktif menampilkan pendekatan-pendekatan pokok seperti yang digambarkan oleh

    Glickman sebagai berikut:

    a) Supervisor mengklarifikasi permasalahan

    b) Supervisor mempresentasikan ide-ide pengembangan profesi kepada guru

    c)

    Supervisor mengarahkan guru tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk perbaikan

    pembelajaran

    d) Supervisor mendemonstrasikan pendekatan guru yang diinginkan dalam pembelajaran

    e)

    Supervisor menetapkan standar pendekatan mengajar yang diinginkan

    f) Supervisor memberikan reward bagi yang tampil sesuai standar

    2) Pendekatan Tidak Langsung (Non-direktif)

    Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan

    yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan

    permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-

    guru. Supervisor memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan

    permasalahan yang mereka alami. Guru mengemukakan masalahnya supervisor mencoba

    mendengarkan, memahami, apa yang dialami guru-guru. Pendekatan non-drektif ini

    berdasarkan pemahaman psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai

    orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka

    supervisor lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Perilaku

    supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan,

    menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah.

    Masaong (2012) menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh supervisor dalam

    pelaksanaan supervisi adalah preconference, pengamatan, analisis dan interpretasi, serta

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    6/24

    Hal.5

    postconference sebelum menutup pertemuan. Guru diberi kesempatan menyusun program

    sendiri untuk mengembangkan profesinya selama satu tahun dengan persetujuan kepala

    sekolah dan pengawas. Supervisor secara aktif mendengarkan, menyederhanakan pernyataan,

    bertanya dan menghargai ide-ide guru agar terfokus pada penyelesaian masalah-masalah guru.

    Pendekatan pengawas yang berorientasi nondirektif dilakukan melalui langkah-langkah

    sebagai berikut:

    a) Pengawas dengan serius mendengarkan permasalahan yang disampaikan oleh guru

    b) Pengawas memberikan motivasi kepada guru dan menyederhankan permasalahan

    tersebut.

    c) Pengawas memberikan pertanyaan yang terkait dengan permasalahan guru tersebut

    lalu menjelaskan masalah tersebut.

    d) Pengawas dengan segala kemampuannya memberikan solusi terhadap permasalahan

    tersebut.

    e) Pengawas bertanya kepada guru untuk menentukan rencana tindakan pengembangan

    diri atau profesi.

    3) Pendekatan Kolaboratif

    Pendekatan kolaboratif memadukan cara pendekatan direktif dan nondirektif menjadi

    pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama,

    bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses

    percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi

    kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil panduan antara kegiatan

    individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktivitas

    individu. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas

    ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan,

    menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi. Pengawas membuat

    kontrak bersama dengan guru setelah terjadi kesepakatan rencana supervisi yang disusun

    bersama. Langkah-langkah yang ditempuh supervisor yang berpendekatan kolaboratif

    meliputipra-confrence, observasi kelas, analisis,post confrence.

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan supervisor dengan pendekatan kolaboratif

    antara lain:

    a) Pengawas menemui guru yang bersangkutan untuk menawarkan strategi apa yang

    digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    7/24

    Hal.6

    b) Pengawas meminta pendapat kepada guru tersebut terkait tujuan dari pelaksanaan

    supervisi

    c)

    Pengawas mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru tersebut

    d)

    Setalah mendengarkan pendapat guru maka pengawas dan guru mengajukan alternatif

    dari berbagai pemecahan masalah.

    e)

    Pengawas bersama guru membahas tindakan yang akan diterapkan dalam

    memperbaiki pemecahan masalah.

    Ketiga macam pendekatan sudah dikemukakan, yaitu pendekatan langsung (direktif),

    pendekatan tidak langsung (non-direktif), dan pendekatan kolaboratif. Sudah rentu

    pendekatan itu diterapkan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervisi sebagai berikut:

    a.

    Percakapan awal (pre

    conference)

    b. Observasi

    c. Analisis / interpretasi

    d. Percakapan akhir (past conference)

    e.

    Analisis akhir

    f. Diskusi

    a. Percakapan Awal :Supervisor bertemu dengan guru atau sebaliknya.

    Mereka membicarakan masalah yang dihadapi guru.

    b. Observasi :

    Dalam percakapan awal supervisor berjanji akan

    mengobservasi kelas atau sebaliknya guru

    mengundang supervisi untuk mengadakan observasi

    di kelas.

    c. Analisis/Interpretasi :Dalam observasi digunakan alat pencatatan data.

    Data dianalisis dan ditafsir.

    d. Percakapan akhir

    (past conference): Setelah data dianalisis lalu dibahas bersama dalam

    suatu percakapan.

    e. Analisis data :Hasil percakapan yang dibahas bersama untuk

    ditindaklanjuti.

    f. Diskusi : Tahap akhir diadakan diskusi.

    B. Teknik Supervisi Pendidikan

    Menurut Sahertian (2000), terdapat bermacam-macam teknik supervisi akademik dalam

    upaya pembinaan kemampuan guru. Dalam hal ini meliputi pertemuan staf, kunjungan

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    8/24

    Hal.7

    supervisi, buletin profesional, perpustakaan profesional, laboratorium kuriku- lum, penilaian

    guru, demonstrasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, pengambangan petunjuk

    pembelajaran, darmawisata, lokakarya, kunjungan antar kelas, bacaan profesional, dan survei

    masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut John Minor Gwyn dalam Daryanto (2010), teknik-

    teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi

    individual dan teknik supervisi kelompok.

    A. Teknik Supervisi Individual

    Teknik supervisi individual yaitu teknik yang dilaksanakan untuk melayani lebih dari

    satu orang. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:

    kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai

    diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara singkat satu persatu.

    1) Kunjungan Kelas

    Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan

    pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga

    memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Kunjungan kelas ini bisa

    dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, namun bisa

    juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.

    Kunjungan kelas dilakukan melalui kepala sekolah atau supervisor yang datang ke kelas

    untuk melihat cara guru mengajar di kelas secara langsung. Perkunjungan ke kelas bertujuan

    memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data itu

    supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru.

    Pada kesempatan itu guru-guru dapat mengemukakan pengalaman-pengalaman yang berhasil

    dan hambatan-hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan, dorongan dan

    mengikutsertakan.

    Kunjungan kelas berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan caramengajar guru dan cara belajar siswa. Perkunjungan ini dapat memberi kesempatan guru-guru

    untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu

    pada guru-guru. Karena guru dapat belajar dan memperoleh pengertian secara moral bagi

    pertumbuhan kariernya.

    Terdapat tiga macam kunjungan kelas :

    a) Perkunjungan tanpa diberitahu (unannounced visitation). Supervisor tiba-tiba datang ke

    kelas tanpa diberitahukan lebih dulu. Segi positifnya : Supervisor dapat melihat

    keadaan yang sebnarnya, tanpa dibuat-buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru

    agar selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Segi negatifnya: Guru menjadi gugup,

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    9/24

    Hal.8

    karena tiba-tiba didatangi. Tentu timbul prasangka bahwa guru dinilai dan pasti hasilnya

    tidak memuaskan. Ada sebagian guru yang tidak senang bila tiba-tiba dikunjungi tanpa

    diberitahu lebih dulu.

    b)

    Perkunjungan dengan cara memberi tahu lebih dulu (announced visition). Biasanya

    supervisor telah memberikan jadwal perkunjungan sehingga guru-guru memberikan

    jadwal perkunjungan sehingga guru-guru tahu pada hari dan jam berapa ia akan

    dikunjungi. Segi positif : Bagi supervisor perkunjungan direncanakan ini sangat tepat

    dan supervisor punya konsep pengembangan yang kontinu dan terencana. Guru-guru

    pun dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya karena ia sadar bahwa perkunjungan itu

    akan membantu dia untuk dinilai. Segi negatif : Tentu saja penilaian yang baik yang

    diharapkan. Guru dengan sengaja mempersiapkan diri sehingga ada kemungkinan

    timbul hal-hal yang dibuat-buat dan serba berlebih-lebihan.

    c) Perkunjungan atas undangan guru (Visit upon invitation). Perkunjungan seperti ini akan

    lebih baik. Oleh karena itu guru punya usaha dan motivasi untuk mempersiapkan diri

    dan membuka diri agar dia dapat memperoleh balikan dan pengalaman baru dari hal

    perjumpaannya dengan supervisor. Pada sisi lain sifat keterbukaan dan merasa memiliki

    otonomi dalam jabatannya. Aktualisasi kemampuannya terwujud sehingga ia selalu

    belajar untuk mengembangkan dirinya. Sikap dan dorongan untuk mengembangkan diri

    ini merupakan alat untuk mencapai tingkat profesional. Segi positif : Bagi supervisor

    sendiri dapat belajar berbagai pengalaman dalam berdialog dengan berbagai

    pengalaman dalam berdialog dengan guru sedangkan guru akan lebih mudah untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya, karena motivasi untuk belajar dari

    pengalaman dan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dalam dirinya sendiri. Segi

    negatif : Ada kemungkinan timbul sikap manipulasi, yaitu dengan dibuat-buat untuk

    menonjolkan diri, padahal waktu-waktu biasa ia tidak berbuat seperti itu.Perlunya kelas yang baik bila dipersiapkan secara matang. Tujuan-tujuan ditentukan

    dengan jelas. Rancangan yang berisi hal-hal yang harus diperoleh dalam perkunjungan sudah

    disusun lebih dahulu. Yang perlu dikaji ialah situasi belajat mengajar di kelas dan faktor-

    faktor yang melatar belakangi situasi belajar-mengajar itu.

    2) Observasi Kelas

    Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti

    terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    10/24

    Hal.9

    supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara umum, aspek-

    aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:

    Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran.

    Cara penggunaan media Pembelajaran

    Reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar

    keadaan media Pembelajaran yang dipakai dari segi materialnya.

    Terdapat dua macam observasi kelas, yaitu:

    Observasi langsung (direct observation)

    Dengan menggunakan alat observasi, supervisor mencatat absen yang dilihat pada saat

    guru sedang mengajar. Observasi Tidak Langsung

    Orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca di mana murid-murid tidak

    mengetahui (biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pengajaran mikro).

    Tujuan Observasi adalah : (1) Untuk memperoleh data yang seobyektif mungkin

    sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang

    dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal belajar-mengajar. (2) Bagi guru sendiri data

    yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar ke arah yang lebih

    baik. (3) Bagi murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruih positif terhadap

    kemajuan belajar mereka.

    Hal-hal yang perlu diobservasi antara lain : (a) Usaha serta kegiatan guru dan murid.

    (b) Usaha dan kegiatan antara guru dan murid dalam hubungan dengan penggunaan bahan dan

    alat pelajar. (c) Usaha dan kegiatan guru dan murid dalam memperoleh pengalam belajar.

    (d) Lingkungan sosial, fisik sekolah, baik di dalam maupun di luar ruang kelas dan faktor-

    faktor penunjang lainnya.

    Untuk memperoleh data dalam observasi sangat tergantung dari sikap dan cara si

    pengamat itu sendiri sewaktu mengadakan observasi antara lain :

    Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas), mengambil tempat di dalam kelas

    yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang sedang

    mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka dari pihak guru.

    Harus dapat membedakan mana yang penting untuk mencatat tidak akan menimbulkan

    prasangka dari pihak guru.

    Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.

    Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    11/24

    Hal.10

    Kriteria yang dipakai dalam observasi merupakan data yang dikumpulkan dan dicatat

    haruslah :

    (1).

    Bersifat obyektif-maksudnya ialah bahwa segala sesuatu yang dicatat adalah data yang

    sebenarnya tanpa ada pengaruh unsur subjektif dari supervisor.

    (2). Apa yang dicatat harus dapat kena sasaran seperti apa yang dimaksud. Sering terjadi

    orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yang dilihatnya tetapi apa yang

    dipikirkannya. Data yang demikian biasanya valid (tepat).

    (3). Oleh karena itu pencatatan yang tidak tepat seperti yang dimaksudkan, maka data yang

    diperoleh dengan sendirinya tidak dapat dipercaya. Padahal data yang diperoleh

    haruslah data yang dapat dipercaya. Dalam observasi kelas sebaiknya hanya mencatat

    apa yang dilihat bukan apa yang dipikirkannya. Data dari catatan-catatan itu akan

    berkata dan memberikan kencederungan tafsiran terhadap situasi belajar dan

    mengajar.

    3) Pertemuan Individual

    Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran

    antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan

    kemampuan profesional guru. Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha

    mengem- bangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,

    dan memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan

    konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

    Adam dan Dickey dalam Sahertian (2000) menyatakan teknik percakapan pribadi

    dilakukan antara guru dan supervisor dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang

    dihadapi guru seperti konsultasi dalam menentukan metode belajar yang baik dan penggunaan

    alat-alat pembelajaran. Tujuan percakapan pribadi dapat membantu guru dalam memecahkan

    masalah-masalah yang dihadapi, memperbaiki kelemahan yang dialami guru, serta

    mengembangkan potensi guru dalam mengajar.

    Jenis-jenis percakapan pribadi menurut George Kyte dalam Sahertian (2000)

    menguraikan :

    a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal)

    Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka membahas hasil dari observasi sebelumnya

    yang dilakukan di kelas.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    12/24

    Hal.11

    b) Percakapan pribadi melalui percakapan biasa (informal)

    Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan

    pengajaran dan memecahan masalah yang dihadapi.

    Jenis-jenis percakapan pribadi menurut Mildred E Swearingen dalam Sahertian (2000)

    terdiri dari :

    a) Classroom conference;percakapan dilakukan di kelas tanpa kehadiran murid.

    b) Office conference; percakapan dilakukan di ruang guru atau kepala sekolah yang

    terdapat alat-alat penunjang pembelajaran. Percakapan ini dilakukan untuk

    berkonsultasi mengenai penggunaan alat-alat tersebut.

    c) Casual conference; percakapan ini dilakukan dengan percakapan biasa (informal).

    Biasanya percakapan ini membuat guru lebih leluasa dalam menanyakan berbagai hal

    mengenai pengajaran kepada supervisor.

    d) Observational visitation; Pengawas menilai dan mencatat hasil observasi yang

    dilakukan di kelas ketika guru sedang mengajar dan kemudian membicarakan hasil

    observasi tersebut bersama guru yang bersangkutan.

    Supervisi akan berjalan dengan baik jika sesuai dengan rencana dan persiapan yang

    matang. Seorang supervisor harus kritis, sabar, memiliki sikap penolong, dan lebih banyak

    mendengarkan, serta menguasai konsep dan metode-metode pengajaran. Selain itu, supervisor

    harus mempersiapkan waktu dan tempat yang nyaman untuk mengadakan percakapan,

    mempersiakan catatan-catatan observasi, mengadakan interview, kemudian menganalisa hasil

    observasi.

    Kyte mengemukakan tiga unsur dalam menganalisa pengajaran.

    a. Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran (Strong points of the lesson) ; Supervisor

    membangun dan mengemukakan sisi positif dari guru. Supervisor mengemukakan

    segala apa yang dilaksanakan guru dengan baik.b. Kekurangan-kekurangan dari pelajaran (Weak points of the lesson) ; Supervisor

    sebaiknya memperbaiki kekurangan atau kelemahan guru. Supervisor harus kreatif

    dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru.

    c.

    Hal-hal yang masih meragukan (Doubtful points not clearly understood) ; Supervisor

    sebaknya menghilangkan perasaan ragu dalam memberi masukan kepada guru yang

    diawasinya.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    13/24

    Hal.12

    4) Kunjungan Antar Kelas

    Kunjungan antar kelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara

    perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu

    sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman baru

    dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan

    sebagainya. Guru-guru dapat saling mengunjungi agar lebih leluasa untuk memperoleh

    pengalaman baru dari rekannya. Kegiatan saling mengunjungi sesama guru dapat dilakukan

    dengan guru satu sekolah maupun dengan guru di sekolah lain. Biasanya supervisor

    menyarankan guru untuk bertukar pikiran dengan guru lain yang ilmu dan pengalaman

    mengajarnya lebih luas serta memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam

    menggunakan teknik-teknik mengajar.

    5) Menilai Diri Sendiri

    Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan.

    Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional guru. Penilaian diri

    sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan

    memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metoda. Nilai diri sendiri merupakan tugas

    yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai

    murid-muridnya, juga menilai dirinya sendiri. Untuk menilai diri sendiri, dibutuhkan daftar

    pandangan/pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau

    suatu aktifitas. Selanjutnya guru menganalisa tes-tes terhadap unit kerjanya sendiri. Selain itu

    guru harus mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik yang dilakukan secara

    perorangan maupun secara kelompok.

    B. Teknik-teknik yang Bersifat Kelompok

    Teknik kelompok ini dilaksanakan supervisor bersama sejumlah guru dalam satu

    kelompok, terdapat beberapa cara teknik-teknik supervisi kelompok, yaitu:

    1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru (ori entation meeting for new teacher)

    Pertemuan ini diperuntukkan guru baru maupun guru lama. Hal-hal yang disajikan

    dalam pertemuan orientasi ini meliputi:

    Sistem kerja sekolah;

    Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah;

    Kunjungan ke tempat-tempat tertentu seperti pusat-pusat industriatau objek-objek

    sumber belajar; dan

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    14/24

    Hal.13

    Diskusi kelompok atau loka karya sebagai tindak lanjut dari orientasi.

    Barton juga menambahkan bahwa orientasi dilaksanakan untuk merencanakan program

    pendidikan di sekolah.

    2.

    Panitia penyelenggara

    Panitia penyeleggara adalah orang-orang yang ditunjuk karena lebih banyak

    pengalamannya. Mereka lebih mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain.

    3. Rapat guru

    Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi dalam belajar

    mengajar. Macam-macam rapat guru, yaitu:

    1) Berdasarkan tingkatannya, rapat guru dibedakan menjadi lima tingkatan.

    a)

    Staff meeting, yaitu rapat sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru di

    sekolah tersebut.

    b) Rapat guru-guru bersama dengan ornag tua murid atau wakilnya.

    c) Rapat gur se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah yang sejenis dan setingkat.

    d)

    Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga.

    e) Rapat kepela-kepala sekolah.

    2) Rapat guru berdasarkan waktunya

    a)

    Rapat permulaan dan akhir tahun

    b) Rapat periodik

    c) Rapat-rapat yang bersifat insidental

    3) Rapat guru berdasarkan bentuknya

    a) Individual conference

    b) Diskusi

    c) Seminar dan simposium

    d)

    Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggue) Workshop

    Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah waktu dan tempat pelaksanaan rapat.

    Tempat rapat harus nyaman, aman, ventilasi yang cukup, dan sesuai dengan jumlah peserta

    rapat. Rapat dan alat-alat bantu harus dipersiapkan secara matang agar rapat berjalan lancar.

    Perancang perencanaan rapat meliputi : (1) Kepala sekolah atau supervisor, (2) Kepala

    sekolah supervisor dan beberapa orang guru, (3) Suatu panitia perancang rapat yang dibentuk

    oleh dan dari guru-guru.

    Hal yang harus diperhatikan dalam perancanaan rapat adalah : (1) Rapat harus

    mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit, (2) Masalah yang dibahas dalam rapat adalah

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    15/24

    Hal.14

    masalah yang timbul dari anggota dan sesuai dengan kebutuhan, (3) Masalah-masalah pribadi

    juga patut mendapat perhatian, (4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh guru dalam

    rapat hendaknya dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan pribadi,

    (5) Menetukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai. Sementara itu, masalah pokok yang

    perlu direncanakan yaitu: (1) Penetapan problema atau masalah yang akan menjadi inti rapat.

    (2) Menetapkan alat-aat atau perlengkapan apa saja yang akan dibuutuhkan dalam rapat.

    (3) Menentukan waktu dan tempat yang tepat. (4) Memperhitungkan jumlah peserta rapat.

    (5) Menetapkan pimpinan rapat dan notulis. (6) Menetapkan pembagian tugas serta

    pembiayaan.

    Seorang supervisor atau kepala sekolah harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut:

    a.

    Menciptakan satu situasi yang baik dengan sikap ramah tamah, memperhatikan

    pendapat-pendapat dan saran-saran peserta.

    b. Menguasai ruang lingkup diskusi dan menghadapkan problema-problema unuk

    dipecahkan bersama di bawah bimbingan dan pengarahan pemimpin.

    c.

    Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya.

    d. Mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat yang menonjol menuju

    kesepakatan pendapat.

    e.

    Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan bersama.

    Personil rapat juga terdiri dari narasumber yaitu orang yang memberikan informasi dan

    penjelasan tentang masalah yang dirapatkan serta membantu memecahkan masalah.

    Sementara Notulis atau sekretaris rapat bertugas mencatat segala pernyataan dan pendapat

    yang disampaikan dalam rapat, serta mebacakan dan menyimpulkan apa saja yang dicatat.

    Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah tujuan rapat sudah terpenuhi, dan untuk

    menemukan fakta-fakta positif dan negatif tentang jalannya proses dan keputusan-keputusan

    dalam rapat. Sedangkan pelaksana evaluasi terdiri dari:a. Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan/ panitia rapat.

    b. Anggota peserta dengan menjawab check-list, menulis kesan-kesan, pendapat-pendapat,

    saran-saran mereka tentang segala sesuatu mengenai rapat.

    Hasil dari rapat tentunya akan membantu guru dalam memperbaiki sistem pengajaran

    maupun dalam pertumbuhan jabatan. Tujuan supervisi dalam rapat guru menurut Thomas H

    Briggs (1990) adalah :

    a.

    Mengintegrasikan anggota staf dan mengkoordinasi pekerjaan mereka.

    b. Menjamin agar guru menyadari dan memahami masalah dan tantangan dari sekolah.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    16/24

    Hal.15

    c. Memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pendidikan dan memupuk implikasi

    alterntaif yang dipilih.

    d.

    Memajukan kemampuan dan antusiasme.

    e.

    Memperoleh pengertian tentang gagasan-gagasan baru dan merencanakan untuk

    menggunakan mana yang sudah terbukti kebaikannya.

    f.

    Menyiapkan, membina, dan menyatukan murid-murid dan masyarakat sehubungan

    dengan program dan kebijakan sekolah.

    Sedangkan tujuan penyelenggaraan rapat guru adalah :

    a.

    Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum, makna pendidikan dan

    fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan dari pendidikan itu di mana mereka

    bertanggung jawab bersama.

    b. Mendorong guru unutk menerima dan melaksanakan tugasnya dengan baik dan

    mendorong pertumbuhan mereka.

    c. Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama ke

    arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di sekolah tersebut.

    4. Studi kelompok antarguru

    Studi ini dilakukan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama. Mereka

    bersama-sama memecahkan masalah yang mungkin dan sudah terjadi dalam pengajaran mata

    pelajaran itu. Pokok bahasan ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar atau dalam

    bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun teratur.

    5. Diskusi sebagai proses kelompok

    Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama.

    Seorang supervisor harus memiliki kemampuan menggerakkan kelompok, membuatpertemuan berhasil dan mengkoordinasiakan pekerjaan-pekerjaan kelompok. Pembatasan

    kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kepentingan. Ciri-ciri kelompok yang baik antara

    lain: (1) tiap anggota merasa turut berpartisipasi; (2) adanya interaksi antar anggota; dan

    (3) adanya control daripada anggota.

    Berikut ini empat jenis kepemimpinan dalam kelompok menurut Leland P. Bradfort dan

    Ronald Lippit (1992), yaitu:

    1)

    The Hardboiled Autocrat

    Pemimpin memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat, tegas pada

    disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya. Anggota-anggota kelompok enggan menerima

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    17/24

    Hal.16

    tanggung jawab. Anggota tipe ini cendrung tidak mau bekerja jika tidak ada pemimpin,

    mereka bekerja hanya untuk mencari pujian.

    2)

    The Benevolent Autocrat

    Pemimpin tipe ini merasa perlu membuat anggota-anggota senang padanya, suka dipuji,

    dan ingin menjadikan dirinya menjadi sumber semua pertimbangan. Sedangkan anggota-

    anggota tidak berinisiatif, tunduk dan tidak mau menerima tanggung jawab.

    3) Laissez Faire

    Pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggung jawab terlalu banyak

    kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat keputusan dan tidak membantu

    kelompok membuat putusan. Sedangkan anggota-anggota tidak memiliki tujuan, tidak ada

    sesuatu yang ingin dicapai. Mereka menganggap masa depannya suram karena frustasi,

    penuh kegagalan dan rasa tidak aman.

    4) Democratie

    Supervisor yang demokratis selalu berusaha bersama membuat rencana kerja. Ia ingin

    agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan senang akan hasilnya. Sedangkan

    anggota merasa ikut serta dalam kelompok ini. Kerjasama dengan jelas dan anggota menjadi

    anggota yang bertanggung jawab.

    Sementara itu, peranan anggota dalam kelompok menurut DM Hall dalam Sahertian

    (2000) adalah sebagai berikut:

    1) Inisiator; orang yang mengemukakan ide-ide dalam memecahkan masalah. Ia

    mengetahui nilai-nilai konsepsionil kelompok dan bagaimana memberi saran secara

    objektif.

    2) Orientor; orang yang membantu menetapkan dan mengarahkan kelompok untuk

    mencapai tujuan.

    3)

    Fasilitator atau promotor; orang yang berusaha menjaga hubungan yang bebas antaraanggota, menentukan kemampuan anggota kelompok dan kemungkinan sumbangan

    mereka.

    4) Encourager, simulator; orang yang mengajak ikut serta membenarkan, mengatur

    peranan yang dimainkan orang lain.

    5) Harmonicer; orang yang menggabungkan perbedaan pendapat atau usaha mengurangi

    ketegangan.

    6)

    Summarizer atau synthesizer; orang yang menentukan apakah mereka pada

    permasalahan yang tepat.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    18/24

    Hal.17

    7) Fact seeker atau information hound; orang yang memberi data informasi atau contoh-

    contoh dari suatu pengertian atau prinsip, untuk menjelaskan suatu masalah.

    8)

    Compromizor; oarangyang berusaah mencairkan suatu perhitungan dalam kelompok.

    9)

    Fact giver, fact man, resource person, consultant; orang yang ahli dalam bidang

    tertentu dia memberikan fakta, contoh pengalaman atau mengutip pendapat seorang

    ahli.

    10)Expeditor, datailman, arranger; orang yang menyediakan fasilitas untuk pertemuan dan

    snack-snack.

    11)

    Spokesman; orang yang berbicaa untuk kelompok dalam memajukan kelompok dan

    mempertahankan mereka dari serangan yang datang dari luar.

    12)

    Recorder (secretary); orang yang mencatat tujuan, problema, issue, ide, fakta-fakta, dan

    keputusan yang telah dibuat oleh kelompok.

    13)Evaluator; orang yang membuat perbandingan antara kenyataan dan kegiatan,

    menetapkan kemajuan yang dicapai kelompok.

    14)

    Observer atau analyzer; orang yang menganalisa dan melaporkan kepada kelompoknya

    tentang hasil yang dicapai.

    15) Status role; orang yang terkenal dan dihormati karena sikapnya yang diterima oleh

    orang lain.

    Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan menempatkan

    mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang efektif bila ada pemimpin yang cakap

    untuk melaksanakan fungsinya. Peranan pemimpin antara lain:

    1) Sebagai leader atau chairman

    Pemimpin membantu kelompok mengenal untuk menetapkan peraturan-peratuan dasar,

    menyetujui langkah-langkah dalam pemecahan suatu masalah, mengakui perbedaan

    individu, dan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk menyampaikanpendapatnya.

    2) Sebagai recorder (pencatat)

    Pemimpin menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah dilakukan,

    melaporkan kegiatan pada anggota, dan mengklasifikasikan pendapat atau argumentasi

    menurut kepentingannya.

    3) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian)

    Mencatat peranan yang dimainkan oleh anggota-anggotadalam menetapkan hasil tiap

    peranan dalam kelompok.

    4) Sebagai narasumber (resource person)

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    19/24

    Hal.18

    5) Sebagai evaluator

    Pemimpin mengetahui bagaimana menggunakan evaluasi, mengumpulkan data,

    menunjukkan kematangan kelompok itu.

    Fungsi kepemimpinan yang baik

    1) Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tepat yang disediakan.

    2)

    Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua orang

    3) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya.

    4) Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikutsertakan untuk hasil

    bersama.

    Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan1) Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah perkembangan

    kemampuan dasar yang dimiliki tiap anggota kelompok.

    2)

    Kerjasama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan supervisor.

    3) Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada anggota-anggotanya

    bahwa tidak seorangpun atau kelompok manapun yang menunjukkan dominasi dalam

    bicara terhadap semua kelompok.

    4) Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan memerlukan

    perhatian yang terus menerus.

    6. Tukar menukar pengalaman (shar ing of exper ience)

    Langkah-langkah sharing

    1) Tentukan tujuan yang akan dicapai;

    2) Tentuk pokok masalah yang akan dibahas dalam bentu problema;

    3) Beri kesempatan pada setiap peserta untuk mengemukakan pendapat; dan

    4) Rumuskan kesimpulan sementara dan buka problema baru.

    7. Lokakarya atau Workshop Pendidikan

    Workshop pendidikan adalah suatu kgiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-

    petugas pendidikan yang memecahkan masalah yang dihadapi melalui percakapan dan

    bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. Workshop berarti suatu tempat kerja

    dengan menggunakan berbagai alat untuk menghasilkan sesuatu. Workshop memiliki makna

    suatu situasi yang di dalamnya orng bekerja dan belajar bersama; suatu situasi orang belajar

    dengan ornag lain atas tanggung jawab bersama. Ciri-ciri workshop sebagai berikut:

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    20/24

    Hal.19

    1) Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri.

    2) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan.

    3)

    Cara yang digunakan adalah metode pemecahan masalah musyawaah dan

    penyelidikan.

    Jenis-jenis workshop

    1) Berdasarkan lembaga/ organisasi

    a) Faculty workshop

    b) Institute workshop

    c) Graduate workshop

    2) Berdasarkan waktua) Pre-school workshop

    b) Summer workshop (workshop yang dilaksanakan waktu liburan)

    3) Berdasarkan sifat

    a) Conference workshop

    b) Training workshop

    Prosedur pelaksanaan workshop

    1) Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai)

    2) Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci

    3) Menentukan prosedur pemecahan masalah

    a) Merumuskan masalah yang akan dibahas

    b) Tujuan pembahasan

    c) Metode pembahasan

    d) Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop

    e) Merumuskan kesulitan-kesullitan yang dihadapi

    f) Merumuskan kesimpulan dan saran-saran

    8. Diskusi panel

    Diskusi panel atau diskusi forum atau diskusi meja bundar adalah bentuk diskusi yang

    dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Diskusi panel bertujuan untuk

    menjajaki suatu masalah secara terbuka agar dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan

    dan pengertian tentang masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Diskusi ini juga untuk

    menstimulir para pendengar dan partisipan agar mengarahkan perhatiannya terhadap masalah

    yang dibahas.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    21/24

    Hal.20

    Unsur-unsur yang berperan dalam diskusi panel sebagai berikut:

    (1)Moderator; orang yang bertugas mengantarkan problema yang akan didiskusikan,

    menetralisir situasi bila terjadi ketegangan, dan mengatur kontunuitas pemikiran dan

    pembicaraan berlangsung secara teratur.

    (2)Panelist; orang yang memiliki kemampuan berpikir dan memberi tanggapan secrara

    tepat dan aktif berpartisipasi dalam diskusi.

    (3)Expert; orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bersedia memberi penjelasan untuk

    memecahkan masalah yang didiskusikan.

    (4)

    Participant; orang yang mengikuti diskusi dan diberi kesempatan untuk menyatakan

    pendapat dalam diskusi maupun setelah diskusi berakhir.

    Langkah-langkah dalam diskusi panel

    (1) Moderator mengantarkan problema secara umum.

    (2) Moderator menimbulkan problema secara bertahap.

    (3) Secara spontan para panelist mulai berdiskusi.

    (4)

    Moderator mengarahkan setiap problema agar tetap dalam ruang lingkkup pembahasan.

    (5) Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk kesimpulan

    sementara.

    (6)

    Moderator mengajukan problema baru dan kembali membuat kesimpulan sementara.

    (7) Kemudian moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan dibahas bersama.

    9. Seminar

    Seminar disebut sebagai tempat belajar, perguruan tinggi, atau universitas. Seminar

    sebagai suatu bntuk belajar mengajar berkelompok di mana sejumlah kecil orang mengadakan

    pendalaman atau penyelidikan terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat

    oleh beberapa orang yang pembimbing. Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi,integrasi, serta aplikasi pengetahuan, pengertian dan keterampian para anggota kelompok

    dalam satu latihan intensif. Seminar dilaksanakan dalam bentuk belajar-mengajar oleh 10-15

    orang, dan problema yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok.

    Topik pendidikan yang lazim untuk diseminarkan

    (1) Cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspekdari mral sekolah.

    (2) Cara mengatasi anak-aak yang selalu menunukkan tingkah laku yang menyimpang.

    (3)

    Cara menganalisa kesulitan-kesulitan belajar guru-guru.

    (4) Cara menolong murid-murid yang memiliki minat yang berbeda.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    22/24

    Hal.21

    10. Simposium

    Simposium adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah,

    atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang suatu masalah dimana masing-

    masing penulis atau pembicara menemukan pendapatnya secara relatif teratur. Simposium

    bertujuan untuk mengorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek-aspek suatu

    pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang

    yang berbeda. Pelaku simposium antara lain orang yang dianggap ahli dalam mewakili sudut

    pandang yang sesauai dengan tujuan simposium.

    11. Demonstration teaching

    Supervisor memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode-metodemengajar yang baru atau berbeda. Kekurangan dari demonstrasi mengajar adalah

    membutuhkan waktu yang lama.

    12. Perpustakaan jabatan

    Guru sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya dengan memperbanyak

    perpustakaan jabatan (mempernbanyak membaca buku-buku), agar mampu menjelaskan

    berbagai informasi mengenai suatu hal dalam materi pembelajaran.

    13. Buletin supervisi

    Buletin supervisi merupakan salah satu alat komunikasi dalm bentuk lisan yang

    dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai ala alat untuk membantu guru dalam

    memperbaiki situasi belajar-mengajar. Jenis-jenis supervisi buletin menurut George C Kyte

    dalam Sahertian (2000), sebagai berikut:

    (1) Bulletin bagi instruksi-instruksi yang umum (berisi informasi mengenai metode-metode

    mengajar dan sumber-sumber referensi yang digunakan dalam mengajar).(2) Bulletin khusus untuk guru-guru sebagai kesiapan dalam mengikuti suatu rapat (guru

    diberi kesempatan untuk mempersiapkan raat sesuai dengan kemampuan mereka).

    (3) Buletin yang berisi tidak lanjut suatu keputusan rapat.

    Bentuk buletin biasanya berupa lembaran-lembaran atau majalah. Waktu penerbitan

    biasanya setiap periode tertentu.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    23/24

    Hal.22

    14. Membaca Langsung (Di rected reading)

    Supervisor memberikan tugas kepada guru untuk membaca berbagai literatur dan

    kemudian membuat laporan mengenai apa yang sudah dibaca, dengan ini guru akan dapat

    memperkaya pengetahuannya.

    15. Mengikuti kursus

    Supervisi menyarankan guru untuk mengikuti kursus untuk mengambangkan

    kemampuannya dalam mengajar.

    16. Organisasi Jabatan (Professional Organization)

    Organisasi yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama akan

    memudahkan anggotanya untuk bertukar pikiran dan pengalaman.

    17. Curr iculum Laboratory

    Tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-sumber

    materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka in-service education. Curriculum

    laboratory berfungsi sebagai tempat mengadakan penelitian, percobaan, dan tempat bekerja

    sambil belajar untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar.

    18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf (fi eld trip)

    Pada dasarnya field trip merupakan sarana belajar menyenangkan dan juga mengandung

    pelajaran. Macam-macamfield trip menurut Lester B. Sands (Sahertian, 2000) adalah sebagai

    berikut:

    (1) Ekskursi (excursion); perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari

    sesuatu secara menyeluruh.

    (2)

    Study trip; perjalanan yang khusus mempelajari suatu hal yang tertentu.(3) Tour; perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari sesuatu secara

    menyeluruh yang biasanya memakan waktu beberapa hari.

    Nilai-nilaiField Trip yang diharap sebagai berikut:

    (1)

    Memberi pengalaman langsung.

    (2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang teah ada.

    (3) Memberi motivasi kepada guru-guru unu menyelidiki sebab-sebab tertentu.

    (4)

    Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat.

    (5) Mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat.

    (6) Sebagai penyegaran dalam pembinaan profesi.

  • 7/23/2019 Pendekatan Dan Teknik Superv

    24/24

    Hal.23

    DAFTAR PUSTAKA

    Masaong, A.K. 2012. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru

    Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung: Alfabeta.

    Piet A. Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

    Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

    Carl D. Glickman,Stephen P. Gordon,Jovita M. Ross-Gordon. 2004. Supervision and

    Instructional Leaderhip : A Development Approach. Terj. Allyn and Bacon

    Daryanto. 2010.Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Leland P Bradford, Ronald Lippit. 1992. Group Development. Pfeiffer

    Thomas H Briggs. 1990. Secondary Education. England. The Macmillan Company.

    https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Carl+D.+Glickman%22https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Stephen+P.+Gordon%22https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Jovita+M.+Ross-Gordon%22https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Jovita+M.+Ross-Gordon%22https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Stephen+P.+Gordon%22https://www.google.co.id/search?hl=id&tbo=p&tbm=bks&q=inauthor:%22Carl+D.+Glickman%22