pendahuluan hukum pemantulan fresnel
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Pendahuluan Hukum pemantulan Fresnel
1/3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang
getarannya berupa medan listrik dan medan magnetik. Cahaya merambat sebagai
garis lurus. adanya gelombang elektromagnetik, kuat medan listrik dan kuat
medan magnet di setiap titik yang dilalui gelombang elektromagnetik itu berubah-
ubah terhadap waktu secara periodis dan perubahan itu di jalankan sepanjang
arah menjalarnya gelombang. Jelaslah bahwa untuk menjalarnya gelombang
elektromagnetik tidak di perlukan medium dan bahkan adanya medium akan
menghambat menjalarnya gelombang itu sendiri.
Hukum pemantulan (refleksi) cahaya dikemukakan oleh . !nellius,
menurutnya apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata,
maka akan berlaku aturan-aturan sebagai berikutt" (#) !inar datang (sinar jatuh),
garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. ($) !udut sinar
datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul. Hukum %embiasan
(refraksi): (#) !inar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang
datar.($) %erbandingan proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah
konstan.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik hasil turunan dari
sebuah gelombang yang melintasi medium dielektris non-konduktif. Cahaya
mempunyai lintasan dimana lintasannya berubah sesuai medium yang
dilewatinya. ketika gelombang cahaya melintas dari ruang hampa menuju
medium maka panjang gelombangnya akan berubah karena impedensi
mediumnya berubah. &kibatnya ketika cahaya melintasi jarak yang sama besar
akan mempunyai optik yang berbeda sesuai dengan panjang gelombang tersebut.
#
-
8/15/2019 Pendahuluan Hukum pemantulan Fresnel
2/3
Cahaya mempunyai sifat yang bergerak lurus ke semua arah. 'ni dapat
dilihat dari sebuah lampu yang menyala yang sinarnya menyebar ke segala arah
dalam sebuah ruang gelap. !elain itu cahaya mempunyai sifat khusus yang tidak
dimiliki oleh gelombang lain yaitu cahaya dapat terpolarisasi.
ejala polarisasi ini pertama kali ditemukan oleh tieni *ouis +alus
pada tahun # secara tidak sengaja mengamati seberkas cahaya melalui sebuah
/ristal calsite setelah direfleksikan oleh sebuah jendela di keratin *u0emburg dan
kemudian kejadian tersebut disebut dengan 1Hukum +alus2. Hukum ini
menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang ditransmisikan polari3er dan analy3er.
%olarisasi cahaya dapat terjadi ketika cahaya dipantulkan dan
ditransmisikan oleh perbatasan dua dielektrik. 4eori gelombang elektromagnetik
telah memprediksi bahwa cahaya yang direfleksikan akan terpolarisasi relatif
terhadap permukaan bidang yang merefleksikan dan bergantung pada sudut
datangnya. 5imana cahaya yang direfleksikan secara kaeseluruhan merupakan
gelombang yang terpolarisasi pada bidang dengan 6ector medan listriknya tegak
lurus terhadap bidang datang, dimana sudut tersebut dinamakan dengan sudut
7rewster.
8ntuk lebih memahami reflektansi atau pemantulan oleh seberkas sinar
laser, maka pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan pengukur
reflektansi gelas dan akrilik sebagai fungsi sudut serta nilai sudut 7rewsternya,
sehingga diketahuinya sudut 7rewster dapat digunakan untuk menentukan indek
bias gelas dan akrilik tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
7agaimana menentukan besarnya sudut 7rewster untuk gelas dan akrilik 9
7agaimana menentukan besarnya indek bias untuk gelas dan akrilik 9
7erapa nilai reflektansi gelas dan akrilik untuk cahaya paralel terhadap
bidang datang 9
$
-
8/15/2019 Pendahuluan Hukum pemantulan Fresnel
3/3
1.3 Tujuan
4ujuan dari percobaan ini yaitu untuk lebih memehami tentang hukum
pemantulan atau reflektansi :resnel sehingga dapat mengetahui bagaimana
memperoleh besarnya reflektansi sebagai fungsi sudut dan juga bagaimana
mencari sudut brewster untuk gelas dan akrilik, sehingga dengan dengan
diketahuinya sudut 7rewster maka nilai indek bias dari suatu medium dapat
ditentukan.
;