pendahuluan - digilib.uns.ac.id · budget hotel ini memberikan layanan dan fasilitas restoran,...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang esensi judul yang disertai dengan latar
belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan
pembahasan, metode perancangan, sistematika pembahasan, orisinalitas karya,
serta kerangka pola pikir untuk memperkuat penjelasan dan pemahaman dari judul
yang diambil.
1.1 ESENSI JUDUL
Judul: Budget Hotel di Colomadu dengan Pendekatan Arsitektur Hemat
Energi
1.1.1 Hotel
a. Menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987, hotel
merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan
dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
b. Merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan
memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta
akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson,1976:27).
1.1.2 Budget Hotel
a. Menurut Walker (2004:130), Budget Hotel merupakan hotel yang
menyediakan jasa akomodasi dengan servis yang sangat terbatas dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 2
kamar yang cukup bersih dan luas serta mendapatkan keuntungan dari
penjualan kamar daripada penjualan sektor pendukung seperti restoran
ataupun ruang pertemuan.
b. Menurut Ronald Sitindjak, S. Sn, M. Sn, Budget Hotel merupakan sebuah
hotel dengan desain yang bersifat compact, artinya memanfaatkan luas
ruangan yang sempit tanpa menghilangkan fasilitas-fasilitas penting seperti
kamar mandi, lemari, televisi, dan lain-lain serta diterapkannya konsep low
cost management seperti halnya penggunaan material-material yang mudah
dan murah dalam perawatannya. (http://www3.petra.ac.id/)
c. Merupakan hotel berbintang dua dengan tarif yang lebih murah karena
hanya menyediakan fasilitas untuk tidur (kamar). Hotel ini tidak
menyediakan layanan/ fasilitas lain yang biasa terdapat di hotel berbintang,
seperti ballroom, kolam renang, restoran, pusat kebugaran, dan lain-lain.
(http://komunitas.yellowpages.co.id/ceruk-pasar-hotel-budget-dalam-industri-perhotelan/)
d. Menurut Chris Elder (2010), Budget Hotel merupakan sebuah hotel tanpa
fasilitas restoran atau fasilitas banquet, dengan layanan dan fasilitas yang
ditawarkan untuk hotel ini terbilang sederhana. (Dwi Kusumastuty, Karina.
(2013). Budget Hotel di Yogyakarta. Teknik Arsitektur. Universitas Diponegoro)
Budget Hotel yang direncanakan ini merupakan sebuah usaha komersial
yang memberikan pelayanan jasa penginapan, sebagai penyedia makanan
dan minuman, serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang nyaman bagi
para tamu/ wisatawan dengan pembayaran yang murah dan terjangkau.
Budget Hotel ini memberikan layanan dan fasilitas restoran, laundry, serta
beberapa fasilitas penunjang lainnya dengan alasan untuk mengimbangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 3
perkembangan Budget Hotel saat ini yang telah menyediakan fasilitas
business center, ruang kebugaran, laundry tamu, dapur pantry, kolam
renang indoor atau outdoor dan whirl pool, serta ruang rapat kecil. (Dwi
Kusumastuty, Karina. (2013). Budget Hotel di Yogyakarta. Teknik Arsitektur. Universitas
Diponegoro)
1.1.3 Colomadu
Merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan jumlah
penduduk sebanyak 61.843 jiwa yang secara geografis terpisah dengan
kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Karanganyar (eksklave).
Batas barat dan utara Kecamatan Colomadu adalah Kabupaten Boyolali, sebelah
timur berbatasan dengan Kota Surakarta, dan sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Colomadu terbagi menjadi sebelas wilayah
desa, yaitu Desa Baturan, Desa Blulukan, Desa Bolon, Desa Gajahan, Desa
Gawangan, Desa Gedongan, Desa Klodran, Desa Malangjiwan, Desa Ngasem,
Desa Paulan, dan Desa Tohudan. Colomadu dipilih sebagai lokasi Budget Hotel
dengan mempertimbangkan letak Bandara Internasional Adi Sumarmo dan juga
mempertimbangkan potensi wilayah Colomadu serta wilayah sekitar, terutama
wilayah Kota Solo atau Surakarta.
1.1.4 Arsitektur Hemat Energi
Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada
pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau mengubah
fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. (Energy-efficient
Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau, Jimmy Priatman, 2002)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 4
Arsitektur hemat energi merupakan salah satu prinsip dari konsep Green
Architecture yang diaplikasikan pada bangunan dengan mempertimbangkan
jumlah pemakaian energi seminimal mungkin, tetapi tidak mengurangi fungsi
bangunan. Konsep hemat energi ini tidak hanya meminimalkan penggunaan listrik
dan air saja karena konsep hemat energi ini sudah mulai diaplikasikan dari tahap
perencanaan, perancangan, konstruksi, penggunaan bangunan, hingga
maintenance seperti yang dikatakan Satwiko (2005) dalam bukunya, Arsitektur
Sadar Energi, yang menyebutkan bahwa peran energi dalam arsitektur sangat luas
mulai dari survey, proses perancangan, pembukaan dan penyiapan lahan,
transportasi material, proses konstruksi, operasional, perawatan berkala,
renovasi/rekonstruksi, penghancuran dan pengangkutan reruntuhan ke lahan lain.
Budget Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi
merupakan sebuah usaha komersial yang memberikan pelayanan jasa
penginapan, sebagai penyedia makanan, minuman, dan fasilitas penunjang
lainnya yang nyaman bagi konsumen/ tamu hotel dengan pembayaran
yang murah dan terjangkau serta konsep hotel yang berlandaskan pada
pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi,
mengurangi, ataupun mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun
produktivitas penghuninya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 5
1.2 LATAR BELAKANG
1.2.1 Potensi Colomadu dan Sekitarnya
Berkaitan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang ingin
menjadikan Colomadu sebagai salah satu daerah modern di Karanganyar
(solopos.com, 18 Mei 2015), Pemerintah Karanganyar berencana untuk
mengembangkan kawasan Jalan Adi Sucipto dan Adi Sumarmo dengan industri
kecil, seperti perumahan, hotel, kantor, dan perdagangan (solopos.com, 24 April 2013).
Oleh karena itu, Pemerintah sedang menghidupkan kembali tempat-tempat yang
dulu cukup berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Colomadu. Tempat
tersebut adalah Pabrik Gula (PG) Colomadu dan wisata Pulorejo di Desa Bolon.
PG Colomadu merupakan sebuah pabrik gula yang didirikan oleh Mangkunegara
IV dengan nama Colomadu yang mempunyai arti gunung madu (Resume Kegiatan
Blusukan Solo Pabrik Gula Colomadu, 22 Januari 2013). Sedangkan, untuk objek wisata
Pulorejo yang terletak di Desa Bolon, menurut Ketua BPD Desa Bolon,
Suparyono, dulunya, objek wisata Pulorejo merupakan sebuah daratan yang
dikepung sungai dengan luas daratan sekitar sembilan hektar yang dihiasi dengan
taman-taman bunga (www.solopos.com). Namun, kurangnya perhatian pemerintah
dan masyarakat menyebabkan tempat-tempat tersebut kurang terawat dan rusak.
Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah berencana untuk membenahi
dan menghidupkan kembali tempat tersebut meskipun fungsinya sudah berbeda.
Menurut direktur utama PTPN IX, Adi Prasongko, kawasan PG Colomadu
direncanakan akan dialih fungsikan menjadi kawasan wisata, tetapi tetap
mempertahankan bagian-bagian bersejarah dari bangunan peninggalan masa
kolonial Belanda tersebut (http://regional.kompas.com). Pemerintah Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 6
Karanganyar berharap agar pengembangan PG colomadu bisa menjadi salah satu
tempat penyelenggaraan berbagai agenda, seperti pameran, festival, dan lain-lain
(solopos.com, 18 Mei 2015). Di sisi lain, Pemerintah Desa Bolon pada tahun 2013 juga
telah berencana untuk menghidupkan kembali objek wisata Pulorejo seperti fungsi
awalnya, yaitu sebagai tempat wisata.
Colomadu berdekatan dengan Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali,
dan Kota Solo atau Surakarta. Tetapi, daerah yang akan dijadikan pertimbangan
adalah Kabupaten Boyolali yang memiliki Bandara Internasional Adi Sumarmo
dan Kota Solo yang memiliki banyak tempat wisata dan event kebudayaan.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan di Kabupaten Karanganyar (Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, 2013), dapat
disimpulkan bahwa tidak adanya tempat wisata di Colomadu. Tempat wisata lebih
banyak terdapat pada Kabupaten Karanganyar bagian timur.
Boyolali berjarak sekitar 25 km dari Kota Solo. Boyolali merupakan Sub
Daerah Tujuan Wisata (Sub ODTW)-A di Jawa Tengah yang memiliki banyak
tempat kunjungan wisata (Kawasan Wisata Selo, pengging, Umbul Tlatar, Waduk
Cengklik Waduk kedung Ombo, dan lain-lain) dan Bandara Internasional Adi
Sumarmo (http://www.boyolalikab.go.id/pariwisata). Tetapi, kawasan Boyolali yang
paling dekat dengan Colomadu adalah kawasan Bandara Internasional Adi
Sumarmo sehingga poin utama yang dijadikan pertimbangan adalah adanya
Bandara Internasional Adi Sumarmo.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Bandara Internasional Adi
Sumarmo terletak di Kabupaten Boyolali yang bersebelahan dengan Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Bandara merupakan tempat dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 7
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara datang dan pergi. Hal ini sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hotel, terutama di sekitar
Bandara Internasional Adi Sumarmo. Di samping itu, adanya proyek
pembangunan jalan tol Solo-Kertosono yang akan berlangsung nantinya bisa
menambah daya tarik dan nilai jual yang lebih dibanding Solo baru (Sukoharjo)
(www.timlo.net, 4 Maret 2014) serta mampu menaikkan perekonomian di Colomadu.
Menurut buku induk kode dan data wilayah administrasi pemerintah per
provinsi, kabupaten/ kota dan kecamatan seluruh Indonesia, Kota Solo merupakan
sebuah kota yang mempunyai jumlah penduduk sebanyak 528.716 jiwa dalam
luasan wilayah sebesar 46,01 km2 yang terbagi ke dalam 5 kecamatan. Jumlah
penduduk Kota Solo sebesar 13.636/km2 dikategorikan sebagai kota padat
penduduk. Di sisi timur kota dilewati Sungai Bengawan Solo. Kota Solo dikenal
sebagai daerah tujuan wisata karena memiliki bermacam-macam tempat wisata
dan event-event kebudayaan. Selain itu, MICE semakin berkembang di Kota Solo.
Bisa dilihat dari banyaknya pebisnis yang datang ke Kota Solo. Pebisnis
mengadakan acara di Kota Solo dan sekitar dengan alasan biaya (penginapan,
makan, transportasi, rekreasi, dan lain-lain) di Kota Solo dan sekitarnya lebih
murah jika dibandingkan dengan Jakarta, Bali, dan berbagai kota lainnya.
Selain mempunyai banyak penduduk, Kota Solo juga mempunyai cukup
banyak tempat tujuan wisata dan event kebudayaan. Beberapa tempat-tempat
wisata tersebut, antara lain Kraton Kasunanan, Kraton Mangkunegaran,
Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman, event kebudayaan yang sering diadakan
di tempat-tempat bersejarah, serta berbagai tempat dan event lainnya. Dengan
adanya tempat-tempat wisata dan event tersebut, banyak wisatawan yang datang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 8
ke Kota Solo, baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang
menggunakan berbagai moda transportasi.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, total
wisatawan domestik yang berkunjung ke objek wisata di Kota Solo pada tahun
2011 ada 3.351.668 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 64.742 orang,
tahun 2012 untuk wisatawan domestik sebanyak 2.104.258 dan wisatawan
mancanegara 29.590 orang, serta untuk tahun 2013 terdapat 2.339.061 orang
wisatawan domestik dan 23.466 orang wisatawan mancanegara. Sedangkan, untuk
total wisatawan (domestik dan mancanegara) yang menginap di hotel pada tahun
2010 mencapai 942.541 orang, tahun 2011 sebanyak 1.300.832 orang, tahun 2012
mencapai 1.305.820 orang, dan tahun 2013 tercatat 1.480.135 orang.
(http://travel.kompas.com/) Untuk pebisnis dan investor, baik mancanegara/ lokal
maupun asing melakukan kunjungan ke Kota Solo rata-rata 10-20
kali/orang/tahun (PHRI, APINDO, Surakarta, 2007). (Mareta, Ferina. 2008. LP3A-Solo
Convention and Exhibition Center. UNDIP)
1.2.2 Kondisi dan Dampak Adanya Penginapan/ Perhotelan di Colomadu dan
Kota Solo
Berdasarkan data wisatawan yang telah dijabarkan pada poin sebelumnya,
dibutuhkan penginapan sebagai tempat beristirahat dan tinggal sejenak. Ditambah
lagi, dekatnya Bandara Adi Sumarmo dari Colomadu telah mencuri perhatian para
investor untuk mengembangkan bisnis properti mereka dengan membangun
penginapan/ hotel di sekitar Colomadu, seperti penginapan/ hotel dengan
klasifikasi melati dan hotel berbintang, mulai dari bintang satu hingga bintang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 9
lima dengan jumlah hotel melati yang jauh lebih banyak dibandingkan hotel
berbintang.
Jika dilihat dari tahun sebelumnya, jumlah hotel yang ada di Colomadu
terus meningkat, begitu juga di Kota Solo. Namun, perkembangan dan
pertumbuhan penginapan/ hotel di Colomadu tidak se-drastis di Kota Solo. Pada
tahun 2010, di Solo tercatat ada 19 hotel berbintang dan 117 hotel non bintang.
Tahun 2013 jumlah hotel berbintang sudah menjadi 34 buah dan hotel non bintang
menjadi 124. (http://travel.kompas.com/) Sedangkan, di Colomadu hingga tahun 2014
hanya ada sekitar 8 hotel atau bahkan hingga belasan hotel saja.
Dari berbagai tipe dan klasifikasi penginapan/ hotel yang ada, tentunya
tidak sedikit wisatawan/ turis yang membutuhkan tempat untuk menginap dengan
harga yang murah. Salah satu tipe hotel yang murah dengan fasilitas yang nyaman
adalah Budget Hotel. Tipe hotel ini memiliki fasilitas dan layanan hotel yang
nyaman, terutama dalam memenuhi pelayanan terhadap kebutuhan utama
wisatawan yang dapat diperoleh dengan harga yang murah dan terjangkau.
Menurut Kepala Hubungan Investor Bakrieland, Nuzirman Nurdin, Budget
Hotel memiliki peluang besar karena adanya permintaan dari pasar wisatawan
domestik yang cukup tinggi yang menyebabkan terciptanya okupansi Budget
Hotel sehingga Budget Hotel memiliki pasar sendiri yang sangat menjanjikan.
Pangsa pasar yang ditujukan pada Budget Hotel ini lebih ditujukan pada pelaku
bisnis antar kota atau wisatawan lainnya yang berkunjung ke daerah-daerah di
Soloraya dengan tujuan tertentu yang tinggal dalam waktu yang tidak cukup lama
yang membutuhkan tempat menginap yang murah dengan fasilitas dan pelayanan
yang nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 10
Pertumbuhan dan perkembangan penginapan/ hotel akan mempengaruhi
wilayah Colomadu dan sekitarnya, seperti halnya yang terjadi di Kota Solo. Jika
dilihat dari sektor pariwisata di Kota Solo, pendapatan pajak hotel dan restoran
terus meningkat yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kota Solo juga ikut
meningkat. Penerimaan pajak hotel dan restoran pada tahun 2010 tercatat Rp 16,6
miliar, 2011 menjadi Rp 27,7 miliar, 2012 menjadi 34,1 miliar, dan 2013 menjadi
Rp 38,2 miliar. (http://travel.kompas.com/) Jadi, secara tidak langsung pertumbuhan
dan perkembangan penginapan/ hotel di suatu wilayah akan membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Jika dilihat dari
pertumbuhan ekonomi, Colomadu (Karanganyar) masih berada di bawah Kota
Solo. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Karanganyar berkisar antara 4,9-
5,4 dan 2015 naik menjadi 5,3-5,8. Sedangkan, Kota Solo tahun 2014 berada pada
5,5-6,0 dan 2015 meningkat menjadi 5,2-6,2. Oleh karena itu, salah satu hal untuk
memajukan pertumbuhan ekonomi di Karangnyar, terutama di Colomadu,
Pemerintah Kabupaten berencana untuk menjadikan Colomadu sebagai daerah
atau kawasan modern melalui pengembangan industri perhotelan, perdagangan,
dan lain-lain. Lokasi site untuk Budget Hotel ini direncanakan berlokasi di
Colomadu yang mempertimbangkan adanya program pengembangan daerah
Colomadu menjadi kawasan modern, kemudahan dalam mengakses Bandara
Internasional Adi Sumarmo dan wilayah Soloraya, serta belum terdapatnya
Budget Hotel di daerah Colomadu karena memang jumlah hotel dan penginapan
di Colomadu yang jauh lebih sedikit (didominasi oleh penginapan/ hotel melati
dan berbintang) dibandingkan dengan jumlah hotel dan penginapan yang ada di
Kota Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 11
1.2.3 Respon terhadap Kondisi yang Ada
Dilihat dari beberapa permasalahan dan kondisi yang ada di Soloraya,
terutama di Colomadu dan Kota Solo, jika pertumbuhan penginapan/ hotel terlalu
banyak maka muncul ketidakseimbangan antara penginapan, tempat wisata,
wisatawan, dan lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah penginapan yang
respek terhadap keseimbangan empat faktor tersebut. Sebuah penginapan yang
memperhitungkan kenyamanan user dan lingkungan alam. Penginapan yang
memberikan fasilitas sebagai tempat beristirahat yang peduli lingkungan alam dan
tidak melupakan nilai-nilai budaya sekitar.
Budget Hotel yang dirancang ini merupakan bangunan yang berfungsi
sebagai tempat beristirahat atau menginap yang mempunyai pelayanan yang
nyaman, memberikan kesan homey dan kekeluargaan, serta dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Salah satu fasilitas penunjang pada Budget
Hotel ini adalah adanya toko souvenir yang menjual barang-barang khas daerah
sekitar mengingat sebagian besar konsumen/ tamu yang menginap merupakan
orang yang sibuk dan tidak mempunyai banyak waktu untuk berlibur atau
berwisata.
Budget Hotel dipilih sebagai penyelesaian tempat menginap di Colomadu
dengan mempertimbangkan keinginan wisatawan yang biasanya lebih
memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah tempat menginap.
Wisatawan menginginkan sebuah tempat menginap yang murah, tetapi
mempunyai fasilitas dan pelayanan yang nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 12
1.2.5 Alasan Pemilihan Arsitektur Hemat Energi sebagai Pendekatan yang
Digunakan
Arsitektur hemat energi digunakan karena secara umum hotel ataupun
penginapan lainnya banyak yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang cukup
besar untuk menjalankan aktivitas dan memberikan kenyamanan bagi user.
Industri perhotelan sebagai pengguna energi yang rata-rata telah menghabiskan
30% dari biaya operasionalnya untuk pembelian komponen energi (Elyza et al,
2005). (Jurnal Audit Energi dan Analisis Pemilihan Alternatif Manajemen Energi Hotel dengan
Pendekatan Metode MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus: Surabaya Plaza Hotel), Hari Apriyanto,
Udisubakti Ciptomulyono, Teknik Industri ITS)
Lambat laun, biaya energi yang terus meningkat akan menyebabkan biaya
pembelian energi juga meningkat. Konsumsi energi untuk penerangan, sistem
pengaturan suhu, dan sistem pemanas air umumnya mencapai 70% dari
penggunaan total energi pada bangunan hotel (Shiming & Burnett, 2002). Jumlah
kebutuhan energi tersebut tentunya akan menentukan besarnya biaya operasional
yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola hotel dalam periode tertentu. (Jurnal
Audit Energi dan Analisis Pemilihan Alternatif Manajemen Energi Hotel dengan Pendekatan
Metode MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus: Surabaya Plaza Hotel), Hari Apriyanto, Udisubakti
Ciptomulyono, Teknik Industri ITS)
Contohnya saja penggunaan energi untuk chiller pada Hotel Ciputra
Semarang yang membutuhkan energi sebesar 70%-80% dari penggunaan listrik
hotel. Hal ini tentu saja selain boros energi juga merugikan pihak hotel karena
harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar penggunaan listrik. (Jurnal
Analisa dan Perancangan Audit Energi pada Sistem Kelistrikan Hotel Ciputra Semarang, Mario
Abednego, Teknik Elektro Universitas Diponegoro) Contoh lainnya yaitu pada Hotel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 13
Santika Bogor. Dari hasil analisis berdasarkan IKE (Intensitas Konsumsi Energi),
Hotel Santika Bogor mengkonsumsi energi listrik sebesar 6.349,43 kWh/ hari dan
harus membayar biaya listrik sebesar Rp 103.292.307/ bulan. Setelah melakukan
penghematan energi listrik, hotel tersebut hanya mengkonsumsi energi listrik
sebesar 5.243,16 kWh/ hari. Dengan kata lain, mampu menghemat sebesar
1.106,27 kWh/ hari. (Jurnal Evaluasi Kebutuhan Daya Listrik dan Kemungkinan Untuk
Penghematan Energi Listrik di Hotel Santika Bogor, Riki Zulfikar, Teknik Elektro Universitas
Pakuan Bogor)
Dilihat dari beberapa contoh yang ada, secara umum industri perhotelan
merupakan suatu bangunan yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu, pengaplikasian Arsitektur Hemat Energi akan sangat membantu
dalam meminimalisir penggunaan energi dan biaya pada hotel terutama pada saat
ini jumlah energi yang tersedia di bumi semakin lama semakin berkurang serta
penerapan hemat energi ini turut mendukung Budget Hotel yang memiliki konsep
penyediaan fasilitas dan pelayanan hotel dengan harga yang murah dan
terjangkau.
Di sisi lain, konsep hemat energi belum diaplikasikan di Colomadu,
terutama di hotel-hotelnya. Namun, Pemerintah Kota Solo dalam usahanya
menata Kota Solo menjadi lebih baik lagi, selain dengan adanya program eco-
cultural city, juga ada program hemat energi yang saat ini sudah diaplikasikan
pada Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Sebanyak
200-an lampu hemat energi (lampu pintar) hasil rekayasa Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dipasang
dan diatur untuk pukul 22.00 WIB intensitas cahaya lampu akan turun sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 14
50%. Oleh karena itu, adanya ORB (Objek Rancang Bangun) secara tidak
langsung juga turut mendukung program tersebut. (www.pikiran-rakyat.com)
1.3 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa poin penting yang
menghantarkan pada permasalahan, antara lain:
a. Adanya persaingan antar hotel dari berbagai klasifikasi.
b. Adanya keinginan wisatawan untuk menginap di sebuah penginapan atau
hotel yang murah, tetapi memiliki fasilitas yang memadai dan nyaman.
c. Hotel-hotel yang ada, sebagian besar belum atau tidak menerapkan konsep
hemat energi, padahal hotel merupakan salah satu bangunan yang
mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar.
d. Budget hotel cukup prospek karena letak kawasan Colomadu yang dekat
dengan Bandara Internasional dan daerah sekitar yang menjadi tempat
tujuan kegiatan MICE, tetapi di daerah tersebut belum terdapat budget hotel.
Permasalahan yang muncul, yaitu:
Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Colomadu
dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 15
1.4 PERSOALAN
1.4.1 Umum:
a. Bagaimana konsep pemilihan site?
Bagaimana pemilihan site yang strategis, eye catching, aman, nyaman, dan
mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun ketersediaan alat
transportasi?
b. Bagaimana konsep massa bangunan?
Bagaimana bentuk gubahan massa bangunan yang akan diterapkan pada
site?
Bagaimanana penataan massa bangunan dengan orientasi yang menarik?
Bagaimanana penataan ruang pada massa bangunan?
c. Bagaimana konsep tampilan?
Bagaimana pemilihan material yang cocok dengan tema, fungsi bangunan,
dan kondisi lingkungan setempat (kontekstual), serta mampu menarik
perhatian orang?
Bagaimana penataan posisi bukaan sebagai elemen dekoratif pada
bangunan?
1.4.1 Khusus:
a. Bagaimana konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan?
Bagaimanana penataan posisi dan jumlah bukaan sebagai pemanfaatan
sistem pencahayaan dan penghawaan alami?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 16
Bagaimana penataan dan pemilihan elemen-elemen sistem pencahayaan
dan penghawaan buatan yang tepat dalam mendukung konsep Arsitektur
Hemat Energi?
Bagaimana pemilihan jenis material yang mendukung konsep Arsitektur
Hemat Energi?
Bagaimana penataan vegetasi, shading, dan barrier dalam menghemat
penggunaan energi pada bangunan?
Bagaimana pemilihan dan penataan sistem pencahayaan dan penghawaan
buatan yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi?
1.5 TUJUAN DAN SASARAN
1.5.1 Tujuan
Menyediakan wadah untuk istirahat dan menginap bagi wisatawan yang
berkunjung ke Colomadu, Kota Solo, dan sekitarnya dengan konsep penginapan
yang nyaman, murah, dan peduli terhadap lingkungan, serta menjunjung nilai-
nilai budaya. Sehingga, nantinya akan tercipta keseimbangan antara kenyamanan
wisatawan terhadap penginapan, lingkungan alam, dan budaya sekitar.
1.5.2 Sasaran
1.5.2.1 Umum:
a. Menyusun konsep pemilihan site
Menentukan pemilihan site yang strategis, eye catching, aman, nyaman,
dan mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun ketersediaan alat
transportasi umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 17
b. Menyusun konsep massa bangunan
Menentukan bentuk gubahan massa bangunan yang akan diterapkan pada
site.
Menentukan penataan massa bangunan dengan orientasi yang menarik.
Menentukan penataan ruang pada massa bangunan.
c. Menyusun konsep tampilan
Memilih dan mengolah material yang cocok dengan tema, fungsi
bangunan, dan kondisi lingkungan setempat (kontekstual), serta mampu
menarik perhatian orang.
Menentukan penataan posisi bukaan sebagai elemen dekoratif pada
bangunan.
1.5.2.2 Khusus:
a. Menyusun konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan
Menentukan penataan posisi dan jumlah bukaan sebagai pemanfaatan
sistem pencahayaan dan penghawaan alami
Menentukan penataan dan pemilihan elemen-elemen sistem pencahayaan
dan penghawaan buatan yang tepat dalam mendukung konsep Arsitektur
Hemat Energi
Memilih jenis material yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi
Menentukan penataan vegetasi, shading, dan barrier dalam menghemat
penggunaan energi pada bangunan
Memilih dan menentukan penataan sistem pencahayaan dan penghawaan
buatan yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 18
1.6 LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
1.6.1 Lingkup Pembahasan
Lingkup yang akan dibahas adalah tentang konsep dan teori yang tepat
serta saling mendukung dalam perencanaan dan perancangan Budget Hotel di
Colomadu yang dipadukan dengan teori hemat energi dan tinjauan mengenai
Colomadu dan Kota Solo.
1.6.2 Batasan
Dalam konsep ini, Budget Hotel dirancang sebagai wadah wisatawan
untuk beristirahat dan dikolaborasikan dengan fungsi lain, yaitu galeri/ toko
souvenir. Adanya galeri/ toko souvenir ini bertujuan untuk mempermudah
wisatawan yang tidak sempat berwisata di Colomadu, Kota Solo, dan sekitarnya
karena kemungkinan besar konsumen/ tamu hotel merupakan bussinesman yang
tidak mempunyai banyak waktu untuk berlibur. Setidaknya, dengan adanya galeri/
toko souvenir ini, konsumen/ tamu hotel dapat mengerti budaya-budaya dan
kesenian lingkungan sekitar serta dapat membelikan oleh-oleh khas daerah
tersebut untuk keluarganya tanpa harus berkeliling Colomadu, Kota Solo, dan
sekitarnya.
1.7 METODE PERANCANGAN
Tujuan dan sasaran muncul untuk menyelesaikan permasalahan dan
persoalan yang telah dianalisis sebelumnya (problem solving) kemudian
mengantarkan kepada produk akhir berupa desain arsitektur. Metode yang
digunakan, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 19
1.7.1 Pencarian data
1.7.1.1 Data Primer
a. Observasi
Observasi keberadaan bangunan penginapan/ hotel untuk mendapatkan
data mengenai bangunan.
Penulis mengamati pengaruh penginapan/ hotel yang sudah dioperasikan
terhadap lingkungan di sekitarnya untuk mendapatkan data-data yang bisa
menjadi permasalahan bahkan solusi dalam perencanaan dan perancangan
Budget Hotel ini.
Penulis menemukan adanya hubungan konstektual antara site terpilih dan
ORB.
Posisi site yang mudah dijangkau dari Bandara Adi Sumarmo dan
kemudahan akses dalam menuju tempat wisata.
1.7.1.2 Data Sekunder
a. Studi Literatur, meliputi :
Buku-buku dan informasi tertulis yang mendukung tinjauan mengenai
bangunan penginapan/ perhotelan, bangunan hemat energi, dan menunjang
pembahasan secara arsitektural.
Karya ilmiah (konsep atau skripsi) yang sudah ada sebelumnya.
Buku-buku elektronik (ebook) yang bersumber dari internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 20
b. Empiris, meliputi:
Metode empiris ini dilakukan dengan mencari contoh-contoh bangunan
penginapan/ perhotelan sebagai sumber informasi tidak tertulis dan
katalisator gagasan baru.
1.7.2 Pendekatan Konsep
1.7.2.1 Analisa
Data informasi yang telah didapat (esensi ORB, kriteria-kriteria ORB,
alternatif material, alternatif site, dan data-data lainnya) kemudian dikaji, diolah,
dan dianalisa berdasarkan standar yang terdapat dalam literatur serta diolah
dengan menggunakan alat bantu berupa Ecotect Analysis 2011 dan program
pendukung (plug-in), Dialux 4.12, Autocad 2007, dan Sketchup 8 untuk
mendapatkan validasi data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
perencanaan dan perancangan kembali.
a. Lokasi site mempertimbangkan tingkat keberhasilan terhadap terciptanya
ORB. Sebuah Budget Hotel dengan konsep hemat energi, yang mampu
memberikan kesan homey, kekeluargaan, ramah, nyaman, dan asri, serta
memiliki hubungan yang kontekstual dengan kondisi sekitar.
b. Analisis User
User yang datang dan menginap di Budget Hotel pada umumnya
menginginkan suatu tempat menginap yang murah dan terjangkau, tetapi
memiliki fasilitas yang memadai, nyaman, dan fasilitas serta pelayanan
Budget Hotel tersebut mampu memenuhi kebutuhan utama user.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 21
1.7.2.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan
Merupakan hasil dari analisa yang diolah menjadi sebuah konsep
perencanaan dan perancangan yang nantinya akan ditransformasikan dalam
bentuk gambar desain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 22
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN & PERSOALAN DATA ANALISIS KONSEP
PERENCANAAN
KONSEP
PERAN-
CANGAN
Umum:
a. Bagaimana konsep pemilihan site?
Bagaimana pemilihan site yang strategis, eye catching,
aman, nyaman, dan mudah dijangkau, baik dari segi
jarak maupun ketersediaan alat transportasi?
b. Bagaimana konsep massa bangunan?
Bagaimana bentuk gubahan massa bangunan yang
akan diterapkan pada site?
Bagaimanana penataan massa bangunan dengan
orientasi yang menarik?
Bagaimanana penataan ruang pada massa bangunan?
c. Bagaimana konsep tampilan?
Bagaimana pemilihan material yang cocok dengan
tema, fungsi bangunan, dan kondisi lingkungan
setempat (kontekstual), serta mampu menarik
perhatian orang?
Bagaimana penataan posisi bukaan sebagai elemen
dekoratif pada bangunan?
Khusus:
1. Bagaimana konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi
pada bangunan?
Bagaimanana penataan posisi dan jumlah bukaan
sebagai pemanfaatan sistem pencahayaan dan
penghawaan alami?
Bagaimana penataan dan pemilihan elemen-elemen
sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang
tepat dalam mendukung konsep Arsitektur Hemat
Energi?
Bagaimana pemilihan jenis material yang mendukung
konsep Arsitektur Hemat Energi?
Bagaimana penataan vegetasi, shading, dan barrier
dalam menghemat penggunaan energi pada bangunan?
P
E
R
S
O
A
L
A
N
a. Adanya persaingan antar hotel
dari berbagai klasifikasi.
b. Adanya keinginan wisatawan
untuk menginap di sebuah
penginapan atau hotel yang
murah, tetapi memiliki
fasilitas yang memadai dan
nyaman.
c. Hotel-hotel yang ada,
sebagian besar belum atau
tidak menerapkan konsep
hemat energi, padahal hotel
merupakan salah satu
bangunan yang
mengkonsumsi energi dalam
jumlah yang besar.
d. Budget hotel cukup prospek
karena letak kawasan
Colomadu yang dekat dengan
Bandara Internasional dan
daerah sekitar yang menjadi
tempat tujuan kegiatan MICE,
tetapi di daerah tersebut belum
terdapat budget hotel.
PERMASALAHAN: Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi?
Konsep
Perancangan
Analisis
Kebutuhan
Ruang
Analisis
Sirkulasi
Analisis
View
Analisis
Iklim
Konsep
Ruang
Konsep Massa
Bangunan
Konsep
Tampilan
Konsep
Struktur
Ruang
User
Aktivitas
View
Iklim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 23
1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
a. Bab I
Pembahasan mengenai esensi judul yang disertai dengan latar belakang, permasalahan,
persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode perancangan,
sistematika pembahasan, orisinalitas karya, serta kerangka pola pikir untuk memperkuat
penjelasan dan pemahaman dari judul yang diambil.
b. Bab II
Berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai penguat pembahasan yang sudah
dijelaskan dalam latar belakang, permasalahan, dan persoalan.
c. Bab III
Bab ini menjelaskan tentang lokasi yang diambil dan dilihat berdasarkan potensi,
prospek, eksistensi, serta beberapa poin lainnya.
d. Bab IV
Bab ini berisi tentang penjelasan strategi desain yang akan diterapkan pada objek rancang
bangun (ORB), yaitu Budget Hotel dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi di
Colomadu.
e. Bab V
Menjabarkan analisa perencanaan dan perancangan sebagai usaha pemecahan masalah
dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
f. Bab VI
Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari
proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 24
1.9 ORISINALITAS KARYA
Tujuan dari poin orisinalitas karya ini adalah untuk menghindari adanya plagiasi karya
yang bisa dilakukan oleh siapapun termasuk penulis.
Tabel 1.1 Orisinalitas Karya yang Mengusung Konsep Hemat Energi
NO NAMA/NIM UNIV. JUDUL TAHUN OUTPUT
1 Astuning Hariri UNS Apartemen di Bandung
dengan Penekanan
Arsitektur Hemat Energi
2013
2 Nazal Aridho UNS Rental Office di
Surakarta sebagai
Bangunan Hemat Energi
dengan Pemanfaatan
Selubung Bangunan
2013 Penggunaan selubung
bangunan
Permainan shading
Pengolahan ruang dalam
mengontrol kenyamanan
thermal & visual
Optimalisasi sistem
penerangan & penghawaan
alami (kontrol lingkungan
aktif & pasif, ventilasi,
pengolahan tapak, orientasi)
Pengolahan bentuk
bangunan
Pengolahan fasade
3 Maulana A.F UNS Bangunan Multi Fungsi
di Surakarta dengan
Pendekatan Arsitektur
Hemat Energi
2013 Kontrol lingkungan aktif &
pasif
Pengolahan tapak
Orientasi bangunan
Pengolahan fasade
Pemanfaatan software untuk
penataan energi (Frame Plus
V5.1, RETScreen, dan
Energy Plus versi 1.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 25
Pemanfaatan glass
photovoltaic
Pemanfaatan energi kinetic
manusia & mobil yang
melintas dalam kawasan
bangunan menjadi energi
listrik
Pemanfaatan shading
vertikal
4 Tegar Yustiawan UNS Perumahan dengan
Pendekatan Design
Hemat Energi di
Surakarta
2013
5 Yusnia Satyawati
Hardiningtyas
UNS Budget Hotel di Kota
Solo dengan Pendekatan
Arsitektur Hemat Energi
Dalam
Proses
Pengoptimalan sistem
pencahayaan dan
penghawaan alami yang
diperhitungkan dengan alat
bantu berupa software
Ecotect Analysis 2011
Penggunaan limbah organik
dari hewan atau tumbuhan
untuk menghasilkan energi
yang akan digunakan pada
aktivitas hotel
Penggunaan barrier,
shading, double glass, dan
secondary skins pada
bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I PENDAHULUAN | 26
1.10 KERANGKA POLA PIKIR
ESENSI JUDUL BUDGET HOTEL DI COLOMADU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI
sebuah usaha komersial yang memberikan pelayanan jasa penginapan, sebagai penyedia makanan, minuman, dan fasilitas penunjang lainnya yang nyaman bagi
konsumen/ tamu hotel dengan pembayaran yang murah dan terjangkau serta konsep hotel yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi
tanpa membatasi, mengurangi, ataupun mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya
LATAR BELAKANG
a. Adanya persaingan antar hotel dari berbagai klasifikasi.
b. Adanya keinginan wisatawan untuk menginap di sebuah penginapan atau hotel yang
murah, tetapi memiliki fasilitas yang memadai dan nyaman.
c. Hotel-hotel yang ada, sebagian besar belum atau tidak menerapkan konsep hemat
energi, padahal hotel merupakan salah satu bangunan yang mengkonsumsi energi
dalam jumlah yang besar.
d. Budget hotel cukup prospek karena letak kawasan Colomadu yang dekat dengan
Bandara Internasional dan daerah sekitar yang menjadi tempat tujuan kegiatan MICE,
tetapi di daerah tersebut belum terdapat budget hotel.
PERMASALAHAN Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget
Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat
Energi?
METODE PERANCANGAN
TINJAUAN TEORI
KONSEP
PERENCANAAN
DAN KONSEP
PERANCANGAN
TRANSFORMASI
DESAIN
DESAIN
PERSOALAN
TUJUAN SASARAN
ANALISIS