penatalaksanaan kardiomiopati peripartum

Upload: oviamoi

Post on 13-Apr-2018

247 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    1/33

    Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    ABSTRAK

    Peripartum Cardiomyopathy (PPCM) merupakan suatu keadaan kardiomiopati

    idiopatik, berhubungan dengan kehamilan yang bermaniestasi sebagai gagal

    !antung karena disungsi sistolik "entrikel kiri# PPCM biasanya ter!adi selama $ bulan

    terakhir kehamilan sampai % bulan masa postpartum pada &anita tanpa penyakit

    kardio"askuler lain# Penatalaksanaan medis PPCM se'ara garis besar sama dengan

    terapi Congesti"e eart ailure (C) karena disungsi sistolik, dengan perhatian

    terhadap risiko toksisitas pada !anin# Telah ditemukan strategi terapi baru, seperti

    pemberian imunosupresan, *+* (*ntra"enous *mmunoglobulin), bromo'riptine,

    'abergoline, dan pento-y.lline# Tu!uan terapi medis PPCM adalah termasuk

    memperbaiki oksigenasi dan mempertahankan 'ardia' output, sehingga

    memperbaiki prognosis etal dan maternal#

    Kata kun'i/ Peripartum 'ardiomyopathy, penatalaksanaan

    ABSTRACT

    Peripartum 'ardiomyopathy (PPCM) is an idiopathi' 'ardiomyopathy se'ondary to

    pregnan'y, presenting as a heart ailure &ith let "entri'ular (0+) systoli'

    dysun'tion# PPCM usually o''urs to&ards the end o pregnan'y until % month

    postpartum, &ith no other 'ause o heart ailure# Medi'al therapy o PPCM is similar

    to treatment o 'ongesti"e heart ailure 'aused by systoli' dysun'tion, &ith 'aution

    o to-i'ity to&ard pregnan'y# 1e& strategies o therapy ha"e been implemented,in'luding immunesuppressant agents, *+*, bromo'riptine, 'abergoline, and

    pento-y.lline# The goal o medi'al management should in'lude impro"ement o

    o-ygenation and maintaining 'ardia' output to impro"e both maternal and etal

    out'ome# Moni2ue # Setiantiningrum, 3# 4# +allentino 4# Rehatta# Management o

    Peripartum Cardiomyopathy#

    Key&ords/ Peripartum 'ardiomyopathy, management

    P415A606A1

    The 4uropean So'iety o Cardiology mende.nisikan Peripartum Cardiomyopathy

    (PPCM) sebagai suatu keadaan kardiomiopati idiopatik, berhubungan dengan

    kehamilan yang bermaniestasi sebagai gagal !antung karena disungsi sistolik

    "entrikel kiri, biasanya ter!adi selama $ bulan terakhir kehamilan sampai % bulan

    masa postpartum pada &anita tanpa penyakit kardio"askuler lain# 5iagnosis PPCM

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    2/33

    adalah suatu diagnosis eksklusi, dapat tidak disertai dilatasi "entrikel kiri, namun

    raksi e!eksi biasanya selalu 78%9#$

    *nsidens PPCM adalah sebesar $/:%;;;;; (3epang)#$ Kda, dan Cathepsin 5 yang berperan akti pada patogenesis PPCM#$,: al ini

    dibuktikan dengan data eksperimen menggunakan men'it PPCM# Penelitian tersebut

    menyatakan bah&a produksi prolaktin yang ditekan oleh dopamine 5: re'eptoragonist bromo'riptine dapat men'egah ter!adinya PPCM#8,%

    MA1*4STAS* K0*1*S 5A1 4+A06AS*

    Maniestasi klinis PPCM serupa dengan gagal !antung pada umumnya, namun dapat

    dibedakan dari per!alanan penyakit, pemeriksaan laboratorium, dan terutama

    pemeriksaan e'ho'ardiography sebagai gold standard#$

    Tanda dan ge!ala PPCM biasanya ditemukan pada tahap lan!ut karena a&al

    per!alanan penyakit serupa dengan keadaan .siologis kehamilan yang berupa

    edema pedis, dyspnoe d@e ort, orthopnea, paro-ysmal no'turnal dyspnea, dan

    batuk persisten#>, Pada tahap lan!ut, akan ditemukan ge!ala tambahan berupa

    rasa tidak nyaman sekunder terhadap kongesti hepar, pusing, nyeri epigastrium

    atau dada kiri, dan palpitasi pada stadium akhir !uga disertai hipotensi postural,

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    3/33

    peningkatan tekanan "ena !ugularis, murmur regurgitasi yang tidak ditemukan

    sebelumnya, serta bunyi gallop S= dan S8#D,E

    Pemeriksaan laboratorium pada PPCM biasanya tidak menun!ukkan kelainan, ke'uali

    telah ter!adi komplikasi hipoksia kronik# Pemeriksaan dapat digunakan untukmenyingkirkan diagnosis dierensial, seperti pre

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    4/33

    ydralaHine dan nitrat mengurangi aterload dan merupakan terapi dasar untuk

    &anita hamil dengan PPCM# 1itrogliserin harus diberikan se'ara parenteral untuk

    mengurangi aterload !ika tekanan darah sistolik di atas $$; mmg# Pemberian

    dengan titrasi mulai dosis $;

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    5/33

    0e"osimendan merupakan agen kardiotropik lain yang dapat memperbaiki 'ardia'

    output dengan meningkatkan respons mio.lamen terhadap kalsium intraseluler,

    dan peningkatan kadar kalsium intraseluler# 0e"osimendan telah terbukti eekti

    meningkatkan 'ardia' output dan menurunkan mortalitas# 0e"osimendan digunakan

    per parenteral dengan la!u ;,$

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    6/33

    'ardio"ertersG de.brillator) yang dapat dikombinasi dengan CRT ('ardia'

    resyn'hroniHation therapy) !ika pasien tersebut !uga memiliki ge!ala 1A (1e& ork

    eart Asso'iation) C *** atau *+ dan durasi NRS O $:; ms#$

    STRAT4* T4RAP* BAR6

    Agen *mmunosuppressant

    Pre"alensi miokarditis pada pasien PPCM berkisar E bulan, terdapat peningkatan 0+4 (let "entri'ular e!e'tion ra'tion) yang

    bermakna pada &anita yang diterapi dengan *+* dibandingkan dengan terapi

    kon"ensional (:>9 "s $=9)# Akan tetapi, u!i *MAC ('ontrolled trial o immune

    globulin in re'ent

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    7/33

    asil pilot study yang menggunakan bromo'riptine pada pasien PPCM yang

    didiagnosis dalam 8 bulan setelah melahirkan menun!ukkan hal yang men!an!ikan#

    5osis bromo'riptine yang digunakan adalah :,% mg bid untuk : minggu, diikuti

    dengan :,% mg 2d untuk 8 minggu, menun!ukkan perbaikan 0+4 dari :9 pada

    baseline sampai %D9 saat > bulan# 5ibandingkan pada pasien yang diberikan terapi

    standar (:9 pada baseline sampai =>9 saat > bulan)#8

    Bromo'riptine mesylate termasuk golongan alkaloid ergot yang merupakan

    antagonis reseptor dopamin 5: yang menekan sekresi prolaktin#8 Maka,

    berdasarkan konsep ini, obat

    Pento-iylline

    Penelitian Sli&a, et al, melibatkan %E pasien PPCM pada satu pusat kesehatan

    menge"aluasi eek pento-iylline, obat yang menghambat produksi T1

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    8/33

    Pasien PPCM selama kehamilan memerlukan pera&atan bersama spesialis !antung

    dengan spesialis obstetri ginekologi# Ke'uali terdapat penurunan kondisi maternal

    atau etal, tidak diperlukan terminasi kehamilan lebih a&al# Persalinan darurat tanpa

    memikirkan umur gestasi, hanya dipertimbangkan pada PPCM berat dan status

    hemodinamik tidak stabil# Kemungkinan terbaik untuk ibu dan anak harus

    didiskusikan oleh tim yang terdiri dari kardiolog, ahli kandungan, anestesiologis,neonatologis, dan internis#$

    Pada dasarnya, melahirkan spontan per "aginam lebih dian!urkan untuk &anita

    PPCM dengan kondisi !antung terkontrol dan etus sehat# Se'tio 'aesarea teren'ana

    dian!urkan untuk &anita dalam keadaan kritis dan memerlukan terapi inotropik atau

    support mekanis# Pada kala ** melahirkan spontan dapat dibantu menggunakan

    orsep atau "akum untuk mempersingkat &aktu melahirkan dan mengurangi beban

    !antung#:

    Komplikasi kardio"askuler selama proses melahirkan diantaranya supine

    hypotension, peningkatan 'ardia' output, dan kehilangan darah# Cairan intra"ena

    beserta 'ontinuous urinary 'atheter harus terpasang untuk men'egah o"erload

    'airan dan edema pulmoner# etus harus dipantau dengan kardiotokogra.# Posisi

    let lateral de'ubitus (005) lebih dian!urkan untuk memastikan "enous return yang

    memadai dari "ena 'a"a inerior#$,:

    Analgesik epidural lebih dian!urkan pada kala $ karena dapat menstabilisasi 'ardia'

    output# Pada se'tio 'aesarea 'ontinuous spinal anesthesia dan kombinasi anestesi

    spinal dan epidural telah dian!urkan#$,$$ Kala *** dalam ase melahirkan dapatdibantu dengan pemberian o-yto'in *M# 4rgometrin merupakan kontraindikasi#

    Setelah melahirkan, auto transusi darah dari ekstremitas ba&ah dan uterus yang

    berkontraksi dapat meningkatkan preload se'ara signi.kan, dian!urkan pemberian

    urosemide i"#$

    M416S6*

    5engan dasar penemuan terbaru tentang eek ragmen prolaktin, menyusui tidak

    dian!urkan pada pasien yang di'urigai menderita PPCM atau didiagnosis pasti PPCM#3ika perlu, dapat diberikan AC4

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    9/33

    Angka mortalitas dan morbiditas pasien dengan PPCM berbeda antara 6SA, aiti,

    dan Arika Selatan#$ aktor prediksi mortalitas independen yang masih perlu

    dipela!ari lebih lan!ut adalah ge!ala, kelas 1A, 0+4, durasi NRS, dan onset

    lambat#$8 Pada penelitian Sli&a, et al, angka mortalitas untuk :E &anita berkisar

    antara =:9, sedangkan pada penelitian besar pada populasi di aiti oleh ett, et al,

    angka mortalitas berkisar antara $%,D9#$:,$8

    K4AM*0A1 B4R*K6T1A

    Karena sedikitnya data tentang PPCM, sulit melakukan konseling indi"idual, tetapi

    ada nya 0+4 7:%9 pada saat terdiagnosis atau 0+4 tidak kembali normal setelah

    melahirkan, pasien dengan ri&ayat PPCM disarankan untuk tidak hamil lagi#$,$%

    Semua pasien harus diberi inormasi bah&a kehamilan mempunyai eek negati

    terhadap ungsi !antung, dan dapat ter!adi gagal !antung yang beru!ung pada

    kematian#$

    Lanita dengan ri&ayat PPCM harus disarankan menggunakan metode kontrasepsi

    karena menghentikan kehamilan mungkin tidak dapat men'egah PPCM#$%

    *ntrauterine de"i'eG *65 ('opper dan progesterone releasing *65) adalah tipe yang

    paling eekti dan pada !angka pan!ang tidak meningkatkan risiko trombo$/:>D

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    12/33

    RS St# abriel Ke&apante, Maumere, lores, 1usa Tenggara Timur, *ndonesia

    Manajemen Anestesi pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    Abstrak

    Kardiomiopati peripartum (Peripartum cardiomyopathy, PPCM)merupakan suatu penyakit yang

    sering mengenai pasien pada usia kehamilan lanjut atau baru saja bersalin. Penyakit unik ini

    tidak hanya membahayakan kehidupan ibu dan bayi, tetapi juga membawa beban finansial

    terhadap sistem kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung yang persistenpada ibu. Gejala khas pada penyakit ini adalah penurunan fraksi ejeksi jantung, baik pada usia

    kehamilan yang lanjut maupun pada masa puerperium dini. Dalam beberapa dekade terakhir,

    penyakit ini telah diamati dan diteliti guna menyusun suatu pedoman diagnosis dan pendekatan

    terapi. Banyak teori yang telah disusun mengenai patofisiologi penyakit ini. Gejala klinis serta

    penatalaksanaan dasar dan intensif PPC kurang lebih sama dengan kardiomiopati dilatasi yang

    disebabkan oleh kasus lain, walaupun keadaan kehamilan atau laktasi ibu dan efek lanjutan dari

    medikasi terhadap fetus dan neonatus harus tetap dipertimbangkan. !elain perawatan yang

    intensif, pasien PPC juga membutuhkan inter"ensi anestesi untuk mengatasi nyeri baik pada

    persalinan per "aginam maupun operatif. Keadaan maternal dan fetus yang baik membutuhkan

    keadaan hemodinamik yang stabil sehigga diperlukan pemilihan teknik anestesi dan obat#obatan

    yang sesuai pada pasien PPC. Penelitian terhadap literatur mengenai manajemen anestesi pada

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    13/33

    pasien PPC yang menjalani operasi menunjukkan bahwa anestesi general dan regional yang

    sering digunakan menunjukkan hasil yang sebanding.

    Kata Kunci$Anestesi, kardiomiopati, gagal jantung, peripartum, kehamilan

    Pendahuluan

    Kardiomiopati peripartum (Peripartum cardiomyopathy, PPCM)pertama kali dilaporkan

    pada tahun %&'. )ingga pertengahan abad *+, penyakit ini dikenal sebagai kardiomiopati post

    partum karena kebanyakan kasus dilaporkan onset gejalanya munul pada periode post partum.

    Demakis et almungkin merupakan orang pertama yang menyadari bahwa penyakit ini tidak

    sekadar terjadi pada masa postpartum, tetapi juga pada masa peripartum. -leh karena itu

    penggunaan terminologi kardiomiopati peripartum saat ini lebih diterima. Kasus PPC pertama

    kali dipublikasikan pada tahun %% oleh Demakis et al. ereka memaparkan data * pasien

    dengan usia kehamilan lanjut atau pada masa puerperium dini yang mengalami gangguan

    jantung. ereka kemudian menyusun suatu kriteria diagnosis PPC, yang meliputi gagal

    jantung yang berkembang pada akhir kehamilan atau dalam / bulan setelah persalinan, tanpa

    adanya etiologi jelas dan tanpa adanya penyakit jantung sebelum periode akhir kehamilan.

    !elama bertahun#tahun, kriteria diagnosis tersebut tidak mengalami perubahan, tetapi kemudian

    ditambahkan satu kriteria yaitu pemeriksaan ekokardiografi sebagai parameter tambahan. Karena

    penelitian yang terus menerus dilakukan, maka saat ini semakin banyak yang diketahui mengenai

    PPC, meliputi patofisiologi, epidemiologi, diagnosis, dan hasil akhir penyakit. Pada saat yang

    sama juga disadari bahwa pasien PPC membutuhkan manajemen anestesi yang berbeda

    mengingat status kehamilannya. Pembahasan ini akan memaparkan pandangan yang

    komprehensif mengenai PPC dan modalitas pengobatan yang dapat digunakan pada saat ini.

    Definisi dan Kriteria Diagnosis

    enurut Heart Failure Association of the European Society of Cardiology orking

    !roup, PPC adalah 0kardiomiopati idiopatik dengan gejala "erupa gagal jantung sekunder

    dan disfungsi sistolik #entrikel kiri yang terjadi pada akhir masa kehamilan atau "e"erapa

    "ulan setelah persalinan, di mana tidak ditemukan penye"a" lain terjadinya gagal jantung$

    Penyakit ini merupakan suatu diagnosis eksklusi$ %entrikel kiri "isa saja tidak mengalami

    dilatasi namun fraksi ejeksi "iasanya "erkurang, di "a&ah '($1

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    14/33

    Dulu, pada tahun %, the *ational Heart, +ung, and lood -nstitutes of Health

    mengadakan orkshop on Peripartum Cardiomyopathyuntuk menyusun suatu kriteria diagnosis

    PPC berdasarkan yang telah disusun oleh Demakis et al (2abel %3. Definisi dan kriteria

    diagnosis inilah yang digunakan hingga saat ini, tetapi definisi menurut .he European Society

    disusun menjadi lebih sederhana guna menegah terjadinya underdiagnosispenyakit ini.

    Tabel 1: Kriteria Diagnosis Kardiomiopati Peripartum

    Gagal jantung yang berkembang pada akhir kehamilan atau dalam / bulan

    postpartum

    2idak adanya kasus lain yang teridentifikasi sebagai penyebab terjadinya gagal

    jantung

    2idak ditemukannya riwayat gangguan jantung sebelum masa akhir kehamilan

    Disfungsi sistolik "entrikel kiri yang ditunjukkan oleh fraksi ejeksi "entrikel kiri

    kurang dari '/4, pemendekan fraksi yang kurang dari 5+4, atau keduanya,

    disertai atau tanpa disertai dimensi end/diastolic "entrikel kiri kurang dari *,

    m6m*per luas permukaan tubuh (B!73.

    8!esuai orkshopoleh*H+- and*-H 0ffice of 1are 2iseases

    Epidemiologi

    9nsidens yang sebenarnya dari kasus PPC belum die"aluasi seara jelas di 9ndia. Pandit

    et almelaporkan adanya % kasus PPC dari %5' kelahiran hidup dari rumah sakit tersier di9ndia !elatan. )asan et almelaporkan % kasus dari &5 kelahiran di Pakistan, sedangkan Chee et

    al melaporkan insidens PPC sebanyak 5' per %++.+++ kelahiran hidup di rumah sakit

    alaysia. 9nsidens penyakit ini di seluruh penjuru dunia berbeda#beda, di 7merika !erikat

    dilaporkan % kasus dari *+++#'+++ kelahiran hidup, di 7frika !elatan sebanya % kasus dari %+++

    kelahirana hidup, dan insidens tertinggi di )aiti yaitu % dari 5++ kelahiran hidup. Banyak faktor

    risiko yang mempengaruhi terjadinya kasus ini meliputi usia ibu yang tua, multiparitas, ras 7fro#

    7merika, kehamilan gemelli, pre#eklamsia, hipertensi gestasional dan diabetes. Penggunaan

    tokolitik, garam natrium tinggi, defisiensi mikronutrisien tertentu, dan merokok selama

    kehamilan juga berperan dalan terjadinya penyakit PPC ini.

    Patofisiologi

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    15/33

    2elah banyak teori yang menjelaskan mengenai pathogenesis PPC meskipun tidak ada

    faktor tunggal yang berpengaruh langsung dalam kasus ini. Penyakit ini sekarang diketahui

    memiliki pathogenesis multifaktrial.

    Berdasarkan penelitian#penelitian yang telah dilakukan, miokarditis diketahui memilikiketerkaitan dengan terjadinya PPC meskipun ada rentang insidens (&.& : &43 antara

    penelitian yang satu dengan yang lain. Bultmann et almelakukan biopsi endomiokardial pada *;

    orang penderita PPC dan mengalisis spesimen untuk mendeteksi adanya genom "irus melalui

    reaksi rantai polymerase. !pesimen dari & pasien (5%43 menunjukkan adanya genom beberapa

    jenis "irus (par"o"irus B%, human herpes #irus 3, "irus

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    16/33

    keterkaitan familial penyakit ini, namun dibutuhkan e"aluasi lebih mendalam mengenai

    kemungkinan faktor geneti sebagai penyebab penyakit ini.

    Manifestasi Klinis dan Diagnosis

    anifestasi klinis PPC tidak berbeda dengan yang tampak pada gagal jantung. Perempuan

    dengan usia kehamilan trimester ketiga atau dalam masa puerperium datang yang dengan

    keluhan palpitasi, fatigue, !esak nafas, batuk dan sesak pada saat tidur malam hari (P>D3 atau

    sesak pada saat baring (orthopnea3, ini meningkatkan keraguan ke arah PPC, terutama apabila

    gejala tersebut jarang ada pada riwayat prenatal. (%+3Gejala tambahan lain yang dapat ditemukan

    adalah rasa tidak enak pada perut, rasa pusing, nyeri daerah prekordial dan hipotensi yang

    dipengaruhi posisi. !ebagian besar pasien menunjukkan gejala pada saat masa postpartum. (*+,*%3

    Pada penelitian prospektifyang dilakukan pada /; orang pasien. ishra et al, sebanyak ;*,/4

    pasien memperlihatkan gejala saat masa postpartum, (*+3 sama halnya pada penelitian yang

    dilakukan pada 55 orang pasien di salah satu ?umah !akit yang ada di 2urki, pasien yang

    memperlihatkan gejala saat masa postpartum sebanyak *,4. (**3Gejala klinik dari penyakit

    PPC adalah edema pedal, ronkhi paru, peningkatan tekanan "ena jugularis, hepatomegali,

    bising regurgitasi yang baru dan irama gallop tergantung dari beratnya penyakit yang diderita.

    Diagnosis PPC menjadi sulit apabila gejala#gejala tersebut (dalam bentuk ringan3 ditemukan

    pada ibu hamil yang sehat, terutama saat akhir kehamilan atau masa nifas awal. Diagnosis utama

    ditegakkan dengan menyingkirkan penyebab lain. 7pabila penyakit gagal jantung telah

    ditegakkan pada wanita hamil, penting sekali untuk menyingkirkan penyebab#penyebab gagal

    jantung lain, seperti penyakit jantung katup, penyakit jantung kongenital, penyakit jantung

    hipertensi atau penyakit jantung iskemik, anemia berat dan tirotoksikosis. Gejala klinis yang

    tampak pada sebagian besar pasien adalah sesak nafas pada saat aktifitas (>@)7 999#9A3 disertai

    aritmia kompleks (*53atau dengan tanda dan gejala dari episode emboli paru (*'3atau bahkan henti

    jantung. Pemeriksaan darah seara rutin dibutuhkan untuk menyingkirkan adanya anemia,

    gangguan elektrolit dan ginjal, gangguan hati atau kelainan pada tiroid. oto #?ay toraks dapatmemperlihatkan tanda#tanda gagal jantung seperti kardiomegali, kongesti paru, dan efusi pleura.

    Kelainan pada pemeriksaan

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    17/33

    dapat memperkirakan angka kematian, terdapat pengaruh yang kuat antara waktu kompleks E?!

    dengan angka kematian pada pasien PPC. (**3

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    18/33

    (BB?3. 7kan tetapi dianggap aman digunakan pada saat menyusui. Digo=in digunakan sebagai

    inotropik positif pada beberapa pasien. eskipun obat ini tergolong aman digunakan pada wanita

    hamil dan masa nifas, tetapi kadarnya dalam plasma dalam pemberian dosis terapi harus diawasi

    dengan ketat. (*3pemberian antikoagulan dianjurkan pada pasien PPC, terutama ketika fraksi

    ejeksi kurang dari 5/4 yang disertai beberapa faktor resiko seperti pelebaran "entrikel yang

    berat, fibrilasi atrium, dan terdapatnya trombus mural pada saat dilakukan ekokardiografi atau

    riwayat episode tromboemboli sebelumnya. aktor resiko tromboemboli "ena adalah per se

    meningkat pada wanita hamil, gagal jantung dan baring lama (apabila disarankan pada pasien

    gagal jantung3 dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi ini. (5+3 arfarin bersifat

    teratogenik apabila diberikan pada awal masa kehamilan dan dapat menyebabkan sindrom

    warfarin pada janin (fetal &arfarin syndrome), apabila diberikan pada trimester * dan 5 dapat

    menyebabkan perdarahan otak, microcephaly (kepala keil3, kebutaan, ketulian dan gangguan

    pertumbuhan pada janin. !edangkan, 4nfractioned heparinmemiliki bioa"ailabiliti yang rendah

    pada wanita hamil dan dapat menyebabkan trombositopenia. !ehingga, lebih disukai penggunaan

    lo&/molecular &eight heparinpada wanita hamil karena tidak melewati plasenta, lo&/molecular

    &eight heparin memiliki efek yang lebih rendah untuk terjadi osteoporosis dan trombositopenia

    serta bioa"ailabilitinya lebih bisa diperhitungkan. (5%3 Pada saat masa postpartum, apabila

    dibutuhkan penggunaan tromboprofilaksis bisa dilanjutkan menggunakan warfarin karena

    jumlahnya dalam 7!9 sangat rendah.

    7pabila pasien berada dalam keadaan kegagalan yang bersifat akut, sangat penting untuk

    melakukan langkah#langkah urgen agar didapatkan hasil yang memuaskan. Pasien sebaiknya

    dirawat diruangan intensif dengan posisi kepala agak ditinggikan dan apabila diperlukan

    pengawasan hemodinamik dan oksigenasi bisa menggunakan kanulasi "ena dan arteri sentral.

    Kateter arteri pulmonal mungkin juga dibutuhkan pada pasien yang membutuhkan infus berbagai

    obat jantung dengan dosis tinggi. Aentilasi nonin"asif dengan menggunakan tekanan akhir

    ekspirasi positif dapat dimulai apabila saturasi oksigen dengan masker gagal menapai kadar

    lebih dari /4. Pada kasus yang dibutuhkan penggunaan "entilasi seara in"asif, tindakan

    penegahan awal terhadap aspirasi pada wanita hamil sebaiknya dilakukan. Diuretik kuat

    mungkin lebih dapat diterima pada pasien dengan kegagalan yang bersifat akut karena dianggap

    berhasil. >itrogliserin dapat diberikan seara intra"ena untuk mengurangi beban afterload

    apabila tekanan darah sistolik lebih dari %%+ mm)g. >itroprusside, walaupun merupakan

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    19/33

    kontraindikasi relatif pada wanita hamil dimana dapat terjadi akumulasi tiosianat dan sianida

    pada janin. >itrogliserin (>2G3 sebaiknya dititrasi untuk mendapatkan efek yang baik, dimulai

    dari dosis %+#*+ mikrogram6menit ditingkatkan sampai maksimal *++ mikrogram6menit.

    Dobutamin, dopamin dan milrinon dapat digunakan untuk memberikan efek inotropik pada

    kegagalan jantung.

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    20/33

    menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan riwayat keluarga menderitadilated cardiomyopathy

    saat kehamilan. ebih lanjut terdapat 5& buah laporan kasus yang didiagnosis saat postnatal dan

    prenatal. Dari 5& laporan kasus ini, ** laporan menjelaskan kasus pasien yang didiagnosis

    sebagai PPC setelah persalinan, baik itu seara operasi maupun per"aginam. !isanya %;

    laporan menjelaskan % kasus pasien yang didiagnosis PPC sebelum persalinan dan menjalani

    operasi saear dibawah pengaruh anestesi. Pada kelompok pasien yang terakhir (% kasus3,

    penatalaksanaan anestesi meliputi anestesi umum, anestesi regional, atau keduanya. Penjelasan

    lebih lanjut (lihat tabel * dan gambar %3.

    Pasien yang didiagnosis PPC pada saat prenatal (sebelum persalinan3 harus diberikan

    pendekatan terapi oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ahli kardiologi, ahli anestesi,

    ahli rawat intensif dan ahli neonatologi yang seara aktif dilibatkan dalam penatalaksanaan

    kandungannya tersebut. Persoalan apakah wanita hamil tersebut diperbolehkan mengandung

    sampai kehamilannya ukup bulan dan ara persalinan yang dibutuhkan harus didiskusikan oleh

    tim dokter dengan menggunakan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi medis pasien pada

    waktu tersebut. !eara umum, apabila keadaan ibu atau janin dalam keadaan stabil, tidak

    diperlukan tindakan persalinan urgen atau darurat dan kehamilan dapat dilanjutkan sampai ukup

    bulan. Pasien diperbolehkan melakukan persalinan per"aginam atau melalui operasi sesuai

    parameter kandungannya atau berdasarkan keinginan pasien sendiri. Persalinan per"aginam

    harus dilakukan dengan pengawasan hemodinamik yang kontinus dan bahkan dianjurkan

    pengawasan seara in"asif berdasarkan riwayat kesehatan pasien. (;3?asa nyeri dan emas pada

    saat persalinan dapat meningkatkan aktifitas saraf simpatis sehingga dapat meningkatkan cardiac

    output dan meningkatkan tahanan perifer pembuluh darah yang dapat meningkatkan beban

    afterload jantung. 7ktifitas saraf simpatis ini juga dapat mengurangi aliran uteroplasenter,

    sehingga dapat membahayakan keadaan janin. Pemberian analgesik saat persalinan dapat

    mengurangi aktifitas saraf simpatis dan mengurangi kadar katekolamin dalam plasma darah ibu.

    ('+3berbagai modalitas dalam pemberian analgesik dapat diberikan pada pasien untuk menegah

    peningkatan beban afterload jantung pada nyeri saat persalinan, tetapi anestesi regional (?73

    tetap merupakan pilihan sebagai sympathectomy yang dapat mengurangi beban preload dan

    afterload jantung dimana hal ini sangat bermanfaat pada pasien persalinan dengan PPC. (;,%+,'%3

    7kan tetapi, penggunaan ?7 merupakan kontraindikasi pada pasien yang diberikan terapi

    antikoagulan.

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    21/33

    Kala 99 selama persalinan per"aginam harus dipersingkat dengan menggunakan alat

    foreps atau "akum untuk memperepat kelahiran bayi. )al ini penting demi menegah

    kelebihan beban airan selama proses persalinan dan keluarnya bayi.

    Tabel 2: Penampakan Salient pada pemberian anestesi untuk seksio sesaria bagi pasien

    dengan diagnosis kardiomiopati peripartum

    Autor No#

    kasu

    s

    $enis

    anestesi

    %bat&obat 'ang

    digunakan

    Penampakan

    !alient dan

    hasiln'a

    (hakta

    dkk

    % C!< Bupi"akain, sufentanil E)* +,-

    kehamilan

    kembar. "/D pada

    satu fetus.

    pemantauan 'ang

    in0asif. pulih

    !hannon

    &ain

    dkk

    % Penyadaran

    dengan

    intubasi

    fiberoptik,

    epidural

    untuk nyeri

    yang timbul

    pasa

    operasi

    ignokain untuk intubasi

    fiberoptik

    Propofol, se"ofluran

    untuk G7

    E)& tidak

    dicantumkan.

    pemantauan

    in0asif. TEE. ("!.

    pulih

    (ilehjan

    i dkk

    % G7

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    22/33

    Pr'n

    dkk

    * C!< %. 92#Bupi"akain,

    epidural#

    bupi"akainJdiamorfinJa

    lfentanil

    E)*+3-.

    pemantauan

    in0asif. pulih

    G7 *.

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    23/33

    bupi"akain epidural :

    bupi"akain

    7nestesi untuk !C!#

    epidural#fentanilJ=yloaine

    termasuk PA.

    pulih

    Pirle

    dkk

    % C!< 92#bupi"akain J

    diamorfin

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    24/33

    tromboembolisme

    cerebral.

    meskipun pada

    akhirn'a akan

    transplantasi

    jantung

    Mcarr

    oll dkk

    % G7 2C9 dengan propofol,

    remifentanil, rouronium

    E)*1,-.

    pengaasan

    in0asif termasuk

    PA. curah

    jantung 'ang

    men'ambung.

    fungsi jantung

    pulih sebagian

    !hnaide

    r dkk

    % C!< 92#bupi"akain, fentanil

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    25/33

    + jam setelahn'a#

    CSE: Combined spinal epidural, GA: General anaesthesia, EA: Epidural

    anaesthesia, CSA: Continous spinal anaesthesia, EF: Ejection raction, PAC:

    Pulmonar! arter! catheter, "T: "ntra thecal, "#$: "ntra uterine death, %"S: %i

    spectral inde&, 'SCS: 'o(er segment caesarean section, CEA: Continous

    epidural anaesthesia, TC": Target controlled inusion

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    26/33

    Gambar ): Flo( chart !ang menunjukkan jenis anestesi !ang digunakan pada berbagai

    macam kasus !ang dilaporkan dengan gambaran pasien kardiomiopati peripartum !ang

    mendapat seksio sesaria* GA: General Anaesthesia, EA: Epidural Anaesthesia, CSE:

    Combined Spinal Epidural, SA: Spinal Anaesthesia

    !eperti yang terantum dalamflo& chart, berbagai bentuk anestesi telah dijabarkan dalam

    literatur untuk kelahiran dengan operasi pada pasien PPC. Perbaikan hemodinamik pada

    anestesi, biasa dilakukan pada semua jenis anestesi. )al ini bertujuan untuk mengurangi preload

    dan afterloadjantung dan demi menegah seluruh penurunan akibat kontraktilitas jantung sesaat.

    !emua metode maupun obat#obatan yang menyebabkan penurunan tiba#tiba pada tahanan sistem

    "askular harus dihindari. !erta titrasi obat anestesi yang diberikan seara intra"ena maupun lokal

    adalah hal yang penting untuk dilakukan. elalui apapun yang memungkinkan untuk dilakukan,

    penting untung melakukan pemantauan in"asif termasuk tekanan darah dan tekanan "ena sentral

    sebelum melakukan anestesi. Penggunaan kateter arteri pulmonal dan ekokardiografi

    transesofageal sebagai perioperatif telah dijabarkan pada pasien dengan fungsi kardiak menurun

    yang beratL'*,'5ML2abel *M. !eara umum, ?7 telah digunakan pada pasien seksio sesaria yang

    nonemergensi dengan hemodinamik yang relatif stabil, selama pasien dengan gejala yang sedang

    atau pasien yang sementara pembedahan emergensi yang telah diberikan anestesi umum

    (!eneral Anaesthesia,G73. 7nestesi umum harus diberikan epat demi menghindari terjadinya

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    27/33

    aspirasi yang mungkin terjadi pada pasien dengan gagal jantung dan disaat yang bersamaan

    komplikasi dari G7 itu sendiri seperti intubasi yang gagal dapat dihindari dengan menggunakan

    continous epidural anaesthesia (C

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    28/33

    Dengan penggunaan !eneral Anaestheticpada enam pasien.L'5,/*#/;M2eknik anestesi yang

    dipilih yaitu prerogatif anestesi dan bila tujuan penapaian perbaiakan hemodinamik terpenuhi,

    hasil yang diharapkan akan terapai. Nntuk lo&er segment caesarean section (!C!3 baik yang

    emergensi atau darurat, penggunaan metode !eneral Anaesthetic lebih baik. !eneral

    Anaesthetic juga lebih baik pada pasien dengan dekompensasi jantung "orderline yang

    mengalami dispneu yang dimana tidak bisa diberika dengan metode1egional Anaesthesia. Pada

    pasien seperti ini, meskipun hanya blokade simpatis yang sedikit saja, dengan prosedur 1egional

    Anaesthesia dapat memiu terjadinya gagal jantung fulminan. Kontraindikasi lainnya

    penggunaan 1egional Aaesthesia yaitu pada pasien dengan antikoagulasi. Carroll dkk

    menjelaskan pasien seksio sesaria dengan PPC dibawah pengaruh !eneral Anaesthetic

    menggunakan remifentanil dan propofol.L/;M?emifentanil dipilih pada pasien ini karena memiliki

    kelebihan dalam mengontrol respon stres selama berlangsungnya operasi dan perbaikan yang

    epat tanpa bergantung pada durasi infus. ereka menganggap bahwa respon hemodinamik pada

    pasien yang mendapat !eneral Anaesthetic dengan obat#obatan yang sesuai, lebih dapat

    diprediksi jika dibandingkan dengan penggunaan1egional Anaesthesia. !epemahaman dengan

    Carroll, Oangrillo dkk peraya bahwa keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode

    1egional Anaesthesiaterhadap pengaruhnya pada kardio"askuler, tidak lebih besar dibandingkan

    resiko yang dihadapi seperti hipotensi maternal dan kardiak output yang rendah pada pasien

    tersebut.L/'M ?eduksi yang berlebihan pada preload dapat memperburuk kardiak output, saat

    penurunan after load sebenarnya dapat terjadi perfusi koroner yang berbahaya. 7nestesi berbahan

    dasar opioid menunjukkan kontrol hemodinamik yang baik dan menurunkan respon terhadap

    intubasi endotrakeal akan tetapi ibu maupun bayinya membutuhkan bantuan "entilator pasa

    operasi. Dari hal#hal tersebut di atas, metode yang terbaik dengan hasil yang memuaskan bayi

    dan ibu tidak bergantung pada teknik anestesi yang digunakan, akan tetapi dengan pengontrolan

    hemodinamik yang ketat dan pemantauan kardio"askular. Penggunaan obat#obatan nonanestesi

    yang lain selama pembedahan harus diberikan dengan hati#hati. Penggunaan ergometrin

    sebaiknya dihindari dan oksitosin harus diberikan melalui infus dengan tetesan yang perlahan.

    7utotransfusi setelah kelahiran dapat diatasi dengan penggunaan furosemid dosis keil sesaat

    setelah bayi lahir.

    Kesimpulan

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    29/33

    PPC merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi,

    dapat menurunkan kualitas hidup ibu, dan meningkatkan rikio keguguran. Diagnosis dini diikuti

    terapi yang berkelanjutan sangat bermanfaat bagi sejumlah pasien. Prinsip terapi PPC tidak

    jauh berbeda dengan terapi pada gagal jantung dengan kausa lainnya, namun pemilihan obat#

    obatan dilakukan dengan lebih selektif mengingat keadaan ibu yang sedang hamil ataupun

    menyusui. 7hli anestesi mungkin dilibatkan dalam penanganan perawatan intensif pada pasien

    yang mengalami dekompensasi jantung ataupun sebagai penatalaksanaan anestesi pada saat

    persalinan baik operatif maupun non#operatif. Dalam kasus#kasus yang melibatkan ahli anestesi

    tersebut, pengawasan hemodinamik yang intensif dan titrasi obat anestesi yang diberikan seara

    berhati#hati sangat penting guna meningkatkan kondisi akhir ibu dan fetus.

    Kardiomiopati dan Gagal Jantung

    Kardiomiopati adalah penyakit otot jantung. Dalam kebanyakan kasus, kardiomiopati menyebabkan ototjantung menjadi lemah. Beberapa kelainan medikal menyebabkan berbagai tipe kardiomiopati, tetapisemua tipe kardiomiopati mempunyai satu persamaan yaitu menurunkan fungsi efisiensi dari otot jantungdan menghilangkan kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika jantung tidak dapatlagi memompa cukup darah untuk memenuhi keperluan tubuh, terjadilah apa yang disebut gagal jantung.

    Tipe-Tipe Kardiomiopati

    Ada tiga tipe utama dari kardiomiopati yaitu kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofik dankardiomiopati restriktif. Mayoritas utama pasien menderita kardiomiopati adalah dari tipe dilatasi. adi

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    30/33

    setelah menggambarkan secara singkat kardiomiopati hipertrofik dan restriktif, kita akan konsentrasi padakardiomiopati dilatasi.

    Kardiomiopati hipertrofik adalah kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan darisel-sel otot jantung didalam bilik jantung. Kelainan ini yaitu penebalan dari otot jantung dapatmenimbulkan persoalan tentang memompa darah yang cukup ke organ-organ tubuh dan dapatberpotensi menyebabkan aritmia jantung yang fatal.

    Kardiomiopati restriktif adalah keadaan yang jarang dimana otot jantung diinfiltrasi dan dibuat kaku olehsel-sel abnormal, protein dan jaringan sayat. Bilik jantung yang kaku akan membatasi kembalinya darahke jantung menyebabkan darah terbendung di organ-organ tubuh. !enyebab paling umum kardiomiopatirestriktif adalah amyloidosis, suatu penyakit dimana suatu substansi seperti protein tersimpan didalam

    jaringan tubuh. !enyebab lain termasuk sarcoidosis dan hemochromatosis.

    !ada kardiomiopati dilatasi " sering juga disebut kardiomiopati kongestif atau gagal jantung kongestif# ototjantung yang sebelumnya normal menjadi rusak, menyebabkan pelemahan dinding-dinding dari ruang-ruang jantung. $ntuk mengkompensasi pelemahan dinding-dindingnya yang berotot maka ruang-ruang

    jantung akan membesar. !elemahan dan pembesaran otot-otot jantung akhirnya menyebabkan gagaljantung.!enyebab Kardiomiopati Dilatasi %

    Ada banyak sekali penyebabnya karena hampir segala yang dapat merusak otot jantung dapatmenyebabkan kardiomiopati dilatasi.

    !enyebab yang paling umum dari kardiomiopati dilatasi di negara maju adalah penyakit jantung koroner.&erangan jantung menyebabkan kematian dari otot jantung oleh tersumbatnya arteri koroner. Ketikakerusakan terlokalisir didaerah otot yang disuplai oleh arteri ini, dalam beberapa bulan keseluruhan daribilik kiri jantung membesar untuk mengkompensasi kerusakan yang terjadi. Dengan serangan jantungyang ringan, jumlah dari pembesaran bilik adalah kecil "minimal#. Tetapi dengan serangan jantung yangberat "besar# atau dengan serangkaian serangan jantung ringan, kardiomiopati dilatasi menjadi sangatekstensif dan gagal jantung dipastikan.

    !enyebab umum yang lain dari kardiomiopati dilatasi adalah radang "inflamasi# dari otot jantung, suatu

    kondisi yang disebut miokarditis. Miokarditis paling umum disebabkan oleh infeksi 'irus, tapi bisa jugadisebakan oleh infeksi bakteri dan oleh penyebab bukan infeksi seperti lupus dan penyakit radanglainnya.

    Alkohol adalah penyebab lainnya dari kardiomiopati dilatasi. !ada beberapa pasien "kemungkinanditentukan oleh genetik# alkohol dapat menjadi racun yang kuat untuk otot jantung langsung merusak sel-sel jantung.

    !enyebab Kardiomiopati Dilatasi "sambungan#

    !enyakit katup jantung terutama aortic regurgitation "kebocoran aortik# dan mitral regurgitation"kebocoran mitral# menyebabkan kardiomiopati dilatasi. &eharusnya pembesaran secara bertahap dariruang jantung merupakan tanda yang penting bah(a mungkin sudah (aktu yang tepat untuk penggantian

    atau perbaikan dari katup jantung.

    Kelainan nutrisi - terutama kekurangan 'itamin B) - dapat menyebabkan kardiomiopati. Bentuk darikardiomiopati ini kebanyakan dijumpai di negara dunia ketiga dan pada alkoholiker "peminum beratalkohol#.

    Kardiomiopati kadang-kadang menyerang (anita dalam (aktu satu bulan setelah melahirkan. *angdisebut kardiomiopati peripartum ini adalah hasil dari kardiomiopati yang terjadi tanpa diketahuipenyebabnya dan berhubungan dengan kelahiran anak. Ketika banyak(anita yang menderita ini dapatsehat kembali, ada beberapa yang penyakitnya berkembang cepat menjadi kardiomiopati yang berat.

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    31/33

    Terdapat juga bentuk genetik dari kardiomiopati. +nilah sebabnya mengapa beberapa keluargadipengaruhi oleh sangat tingginya kejadian kardiomiopati dilatasi.

    antung yang bekerja berat adalah penyebab lain dari kardiomiopati dilatasi. &etiap kondisi yangmenyebabkan otot jantung bekerja pada beban yang tinggi untuk (aktu yang lama "minggu atau bulan#akhirnya dapat menyebabkan pembesaran jantung dan pelemahan otot jantung. Kondisi ini termasukpenyakit anemia yang lama, kelainan takikardia, hipertiroidisme kronis, dan kerja berat yang disebabkankebocoran "regurgitant# katup jantung.

    !ada banyak kasus, penyebab spesifik dari kardiomiopati dilatasi tidak dapat diidentifikasi. !ada kasus-kasus ini kardiomiopati dilatasi disebut idiopatik.ejala Kardiomiopati Dilatasi

    ejala-gejala dari kardiomiopati adalah gejala-gejala dari gagal jantung. +ni termasuk sesak napas danatau letih (aktu kerja fisik atau (aktu berbaring, bangun tengah malam karena kehabisan napas danbengkak pada kaki bagian ba(ah. ejala-gejala bertambah seiring dengan kemajuan penyakit. !asiendengan kardiomiopati dilatasi juga mempunyai peningkatan kejadian "insiden# sangat tinggi dari aritmiayang mengancam nya(a, yaitu takikardia bilik dan f ibrilasi bilik. !ada pasien-pasien ini, suatu episodedari syncope "tidak berdaya, lemah, pucat# harus dipertimbangkan sebagai tanda a(al dari kematian

    mendadak.Diagnosis Kardiomiopati

    Diagnosis kardiomiopati dilatasi bergantung pada demonstrasi pembesaran kamar-kamar jantungterutama kamar-kamar bilik jantung. !embesaran-pembesaran ini dapat dilihat pada -ray dada, tetapibisa lebih tepat didapat gambarannya melalui echocardiogram atau M$A scan

    &ekali kardiomiopati dilatasi ditemukan, maka setiap usaha harus dilakukan untuk menemukan penyebabpotensi yang dapat dibalikkan "re'ersible#. !enyakit jantung koroner dan penyakit katup jantung harusdipastikan. Anemia, takikardia abnormal, defisiensi nutrisi, alkoholisme, dan penyakit tiroid juga harusdipastikan. Kadand-kadang biopsi jantung juga diperlukan untuk memastikan miokarditis aktif.!ola klinikel dan prognosis

    Karena pada umumnya tidak ada gejala sampai timbulnya gagal jantung, pada (aktu kardiomiopatiterdiagnosis, penyakit jantung umumnya telah berlanjut. &ecara klasik pola klinikel dari seorang pasienkardiomiopati dilatasi dikarakterkan oleh episode gagal jantung yang berat yang menyebabkan pasienharus dira(at dirumah sakit, diikuti oleh relatif periode yang panjang dari gejala dasar "baseline#. &elamaperiode dasar ini, pasien sering mempunyai gejala hanya (aktu ia berusaha keras. Dengan berjalannya(aktu, episode gagal jantung yang berat akan lebih sering datangnya, dan periode dasar ditandai dengantingkat gejala yang secara bertahap menjadi lebih buruk. Kira-kira satu tahun sebelum kematian,berulangnya pera(atan dirumah sakit menjadi umum, dan itu menjadi nyata baik untuk dokter maupunpasien, bah(a suatu perburukan kondisi yang tetap dan bersikeras sedang berjalan.

    raksi semburan dari bilik kiri jantung "/01, perbandingan dari 'olume darah yang disemburkan dengansetiap kontraksi# adalah suatu gambaran yang baik dari jumlah kerusakan bilik kiri, dan pada derajattertentu menggambarkan prognosis dari pasien kardiomiopati dilatasi. Kebanyakan orang dengan

    kardiomiopati dilatasi tidak segera mengalami gejala yang signifikan sampai /01 kurang dari 234"normal adalah 534 atau lebih besar#. Ketika pertama kali didiagnosis, kebanyakan pasien berada dibatasan yang luas yaitu antara )34 dan 234. $mumnya lebih rendah /01 lebih buruk prognosisnya.

    !ada beberapa tahun terakhir terapi baru "terutama dengan penggunaan beta-blockers dan A61inhibitors# telah memperbaiki secara signifikan pera(atan klinikel dari pasien denga kardiomiopati.

    !era(atan Kardiomiopati Dilatasi dan agal antung

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    32/33

    Aturan pertama dari pera(atan kardiomiopati dan gagal jantung adalah mencari secara agresi' danmera(at segala penyebabnya yang dapat dibalikkan "re'ersible#. !era(tan terhadap penyakit jantungkoroner dan penyakit katup jantung harus dioptimalkan. !enyakit tiroid, anemia, defisiensi nutrisi perludibalikkan "disembuhkan#. Takikardia abnormal perlu dikontrol secara agresi'.

    Ketika sedang berusaha mengidentifikasikan dan menstabilkan penyebabnya, pera(atan harusdiinstitusikan untuk meminimalkan gejala dari gagal jantung dan mengoptimalkan efisiensi dari jantungyang gagal. !endukung utama dari pera(atan adalah dan tetap dengan obat-obatan, namun operasitransplantasi telah menolong ribuan nya(a dan alat kedokteran yang baru sedang dikembangkan untukmera(at kardiomiopati dan gagal jantung.7bat-7batanDigitalis

    Agent digitalis "digo8in adalah bentuk yang paling umum# memperbaiki kekuatan dari kontraksi ototjantung dengan meningkatkan jumlah kalsium didalam sel-sel jantung. ika digo8in membantu kondisi ini,maka efeknya kelihatannya kecil sekali. uga studi baru-baru ini menyatakan bah(a digo8in dapatmerugikan (anita penderita gagal jantngDiueretics

    Diuretics atau obat kencing meningkatkan pengeluaran sodium melalui ginjal. Menghilangkan sodiumberarti mengurangi pengendapan cairan yang terjadi pada gagal jantung, membantu paru-parumenghilangkan cairan yang berlebihan yang menyebabkan sesak napas dan membantu mengurangipembengkakan kaki. Kebanyakan pasien yang mengalami suatu episode dari gagal jantung diberikanterapi harian dengan diuretics.

    A61 +nhibitors

    A61 "Angiotensin 6on'erting 1n9yme# inhibitors bekerja memperlebar pembuluh darah didalam tubuh.+ni sangat penting karena pada gagal jantung tubuh merespon dengan mengkontraksikan pembuluhdarah dan kontraksi dari pembuluh darah sangat memberatkan kerja jantung. Dari banyak obat perlebarpembuluh darah yang pernah dicoba, A61 inhibitors telah membuktikan sebagai yang paling efektifdalam memperbaiki baik gejala maupun hasil dari pasien penderita gagal jantung. Kelihatannya setiappasien dengan gagal jantung harus diberikan A61 inhibitors.

    Beta Blockers

    Beta blockers adalah obat-obatan yang memblokir efek dari hormon adrenalin terhadap tubuh. Karenaadrenalin :menyetir: jantung, maka sampai akhir-akhir ini dirasakan untuk tidak memakai beta blockersuntuk pasien penderita gagal jantung, karena kh(atir hilangnya :penyetiran: yang dimediasikan olehadrenalin akan merugikan. ;amun di tahun-tahun terakhir telah diestabliskan bah(a beta blockers bukanhanya membantu gagal jantung tapi juga membantu keselamatan hidup pasien gagal jantung. &ekarangkelihatannya dokter harus memberikan pengobatan dengan beta blockers kepada pasien gagal jantung.Transplantasi antung

    Transplantasi jantung sudah begitu maju dalam kurun (aktu 54hidup sampai 5 tahun. Karena kekurangan donor maka terapi ini hanya dibataskan pada pasien yang

    sakit beratTerapi Anti Aritmia

    &ayangnya pasien kardiomiopati dilatasi yang moderat dan berat mempunyai risiko kematian mendadakyang meningkat secara signifikan dari aritmia bilik. Dan sayangnya juga obat-obatan anti aritmia tidakmenunjukan mengurangi risiko itu. Defribillator yang ditanam dalam tubuh menunjukan pengurangankematian yang signifikan pada pasien kardiomiopati terutama yang sebelumnya menderita serangan

    jantung. &uatu percobaan yang baru-baru ini dipublikasikan menunjukan bah(a pasien yang menderitaserangan jantung sebelumnya dengan ejection fractionnya kurang dar ?34, mempunyai keselamatanhidup yang signifikan lebih baik jika mereka menerima defribillator yang ditanam dalam tubuh.

  • 7/26/2019 Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

    33/33

    6ardiac @esynchroni9ation Therapy "6@T#

    6ardiac resynchroni9ation therapy atau terapi resinkronisasi jantung adalah bentuk baru pera(atan untukbeberapa pasien dengan kardiomiopati dilatasi. 6@T adalah suatu bentuk pemacu jantung yangmenstimulasi kedua bilik jantung "kiri dan kanan# bersamaan. !emacu jantung standar hanyamenstimulasi bilik kanan. Tujuan dari 6@T adalah mengkoordinasikan kontraksi dari kedua bilik, yangmemperbaiki efisiensi jantung dan meningkatkan jumlah darah yang dipompa dengan setiap denyut

    jantung. &tudi terakhir dengan 6@T menunjukan bah(a terapi ini pada pasien yang dipilih secara benar,menghasilkan perbaikan yang substansi pada fungsi jantung dan gejala, mengurangi pera(atan rumahsakit dan memperpanjang kehidupan.