penarikan kriteria penerima wasiat wajibah …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_bab...

63
PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH BERDASARKAN MAQĀṢID ASY- SYARȊ’AH TESIS DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR MAGISTER DALAM HUKUM ISLAM OLEH : AZMI ZAMRONI AHMAD, S.H.I NIM: 1520310072 MAGISTER HUKUM ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 18-Jun-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT

WAJIBAH BERDASARKAN MAQĀṢID ASY-

SYARȊ’AH

TESIS

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN

HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN

KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI

SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH

GELAR MAGISTER DALAM HUKUM ISLAM

OLEH :

AZMI ZAMRONI AHMAD, S.H.I

NIM: 1520310072

MAGISTER HUKUM ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

ii

Page 3: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

iii

Page 4: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

iv

Page 5: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

v

Page 6: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

vi

ABSTRAK

Tujuan universal yang termuat dalam al-Qur’an

adalah terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh

manusia. Guna mewujudkan keadilan tersebut, al-Qur’an

melindungi hak-hak manusia yang terangkum dalam

ḍarūriyat al-sittah, yaitu penjagaan terhadap agama, jiwa,

akal, keturunan, harta dan kehormatan. Untuk, itu, seluruh

hukum yang diterapkan kedalam masyarakat harus sesuai

dengan tujuan al-Qur’an, yaitu terwujudnya keadilan dan

kesejahteraan bagi umat manusia. Wasiat wajibah merupakan

produk hukum yang berusaha untuk menjaga harta yang

dimiliki oleh pewaris agar dapat diberikan kepada orang yang

pantas untuk menerimanya. Agar wasiat wajibah mampu

mewujudkan nilai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh

umat manusia, perlu ditentukan kriteria-kriteria yang

menjadikan seseorang pantas untuk menerima wasiat

wajibah. Saat ini, belum ada ketentuan hukum yang mengatur

secara spesifik mengenai penentuan kriteria seseorang yang

pantas mendapatkan wasiat wajibah. Penelitian ini akan

berusaha menarik kriteria-kriteria seseorang yang pantas

untuk menerima wasiat wajibah berdasarkan maqaṣid asy-

yarī’ah, kemudian akan ditentukan siapa saja yang dipandang

pantas untuk mendapatkan wasiat wajibah berdasarkan

kriteri-kriteria tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library

Research) dengan jenis penelitian kualitatatif (Qualitative

Research). Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analitis filosofis yang akan menggali

mengenai maksud dan tujuan diberlakukan wasiat wajibah

serta untuk menentukan kriteria penerima wasiat wajibah

berdasarkan teori maqaṣid asy-yarī’ah. Data primer dalam

penelitian ini bersumber dari literatur fikih, tafsir dan

perundang-undangan yang menyangkut mengenai wasiat

wajibah. Selain itu, beberapa literatur mengeenai maqaṣid

asy-yarī’ah, terutama literatur yang ditulis oleh Jasser Auda

terkait maqaṣid asy-yarī’ah yang mana akan dijadikan

kerangka teori dalam penelitian ini. Sedangkan untuk

Page 7: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

vii

pelengkap data, diambil dari jurnal, artikel dan karya ilmiah

lainya mengenai wasiat wajibah dan maqaṣid asy-yarī’ah.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwasanya

wasiat wajibah dalam sudut pandang maqaṣid asy-yarī’ah

merupakan sebuah bentuk penjagaan terhdap harta (Ḥifẓ al-

Māl) yang dimiliki oleh pewaris, agar dapat diberikan kepada

orang yang dipandang pantas untuk mendapatkanya.

Berdasarkan perluasan maqaṣid asy-yarī’ah dapat ditarik

kriteria penerima wasiat wajibah, yaitu: seseorang yang

memiliki hak untuk mewarisi, namun dalam keadaan tertentu

terhalang mendapatkan kewarisan, memiliki hubungan

emosional dengan pewaris dan memiliki jasa sosial. Dari

beberapa kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya, orang-orang yang pantas untuk mendapatkan

wasiat wajibah adalah : kerabat dekat yang berbeda Agama,

anak angkat dan orang tua angkat, anak tiri dan orang tua tiri

dan saudara yang memberikan bantuan kepada pewaris.

Kata kunci: Wasiat, Wasiat wajibah, maqāṣid asy-syarī’ah

Page 8: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang di pakai dalam

penyusunan skripsi ini berpedoman pada surat keputusan

bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/u/1987 tanggal 10 September 1987.

A. Konsonan tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alīf اtidak

dilambangkan

ba’ b be ب

ta’ t te ت

ṡa’ ṡ ثs (dengan titik di

atas)

Jīm j je ج

hâ’ ḥ حha (dengan titik di

bawah)

kha’ kh k dan h خ

Dāl d de د

Żāl ż ذz (dengan titik di

atas)

ra’ r er ر

za’ z zet ز

Sīn s es س

Syīn sy es dan ye ش

Page 9: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

ix

Sâd ṣ صes (dengan titik di

bawah)

Dâd ḍ ضde (dengan titik di

bawah)

tâ’ ṭ طte (dengan titik di

bawah)

zâ’ ẓ ظzet (dengan titik di

bawah)

‘ aīn‘ عkoma terbalik ke

atas

Gaīn g Ge غ

fa’ f Ef ف

Qāf q Qi ق

Kāf k Ka ك

Lām L ‘el ل

Mīm m ‘em م

Nūn n ‘en ن

Wāwu W W و

ha’ h Ha ه

hamzah ‘ Apostrof ء

ya’ y Ye ي

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

دة Ditulis muta’addidah متعد

دة Ditulis ‘iddah ع

Page 10: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

x

C. Ta’ marbūtâh di akhir kata

1. Bila ta’ marbūtâh dibaca mati ditulis dengan h,

kecuali kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi

Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan

sebagainya.

كمة Ditulis ḥikmah ح

زية Ditulis jizyah ج

2. Bila ta’ marbūtâh diikuti dengan kata sandang “al’

serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan

h

’Ditulis karāmah al-auliyā كرامة الولياء

3. Bila ta’ marbūtâh hidup dengan hârakat fathâḥ,

kasraḥdan dâmmah ditulis t

Ditulis zakāt al-fiṭr زكاة الفطر

D. Vokal pendek

fatḥaḥ ditulis a

Kasrah ditulis i

_ ḍammah ditulis u

E. Vokal panjang

1 fatḥaḥ+alif

لية جاه

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

2 fatḥaḥ+ya’ mati

تنسى

ditulis

ditulis

ā

tansā

3 kasrah+ya’ mati

يم كر

ditulis

ditulis

ī

karīm

4 ḍammah+wawu ditulis ū

Page 11: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xi

mati

فروض

ditulis furūḍ

F. Vokal rangkap

1 fatḥaḥ+ya’ mati

بينكم

ditulis

ditulis

ai

bainakum

2 fatḥaḥ+wawu mati

قول

ditulis

ditulis

au

qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata

Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata

dipisahkan dengan tanda apostrof (‘).

Ditulis a’antum أأنتم 1

Ditulis la’in syakartum لئن شكرتم 2

H. Kata sandang alīf+lām

1. Bila kata sandang alīf+lām diikuti huruf qamariyyah

ditulis dengan al.

ditulis al-qur’ān ألقرآن

ditulis al-qiyās آلقياس

2. Bila kata sandang alīf+lām diikuti syamsiyyah ditulis

dengan menggunakan huruf syamsiyyah yang

mengikutinya, serta dihilangkan huruf l (el)-nya.

ditulis as-samā السماء

ditulis asy-syams الشمس

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi

atau pengucapannya.

Page 12: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xii

ى الفروض ditulis żawȋ al-furūḍ ذو

ditulis ahl as-sunnah أهل السنة

J. Pengecualian

Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:

a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia

dan terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

misalnya: Alquran, Hadis, mazhab, syariat.

b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun

sudah dilatinkan oleh penerbit, seperti judul buku

Al-Hijab.

c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab,

tapi berasal dari negera yang menggunakan huruf

latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri

Soleh.

d. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata

Arab, misalnya Toko Hidayah, Mizan.

Page 13: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xiii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهد الحمد هلل نحمده ونستعينه ونعوذ باهلل

هللا فال مضل له ومن يضلل فال هادي له أشهد أن ال اله اال هللا وحده ال شريك له

محمد سيدنا وأشهد أن محمدا عبده و رسو له ال نبي بعده اللهم صل وسلم على

وعلى اله وأصحابه أ جمعين وبعد

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat raḥmat,

hidāyah dan ‘ināyah-Nya tesis yang berjudul PENARIKAN

KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH

BERDASARKAN MAQĀṢID ASY-SYARȊ’AH dapat

penyusun selesaikan. Penyusun berharap semoga karya kecil

ini dapat memberikan manfaat dan berkah bagi penyusun

pribadi dan para pembaca pada umumnya. Sholawat serta

salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang selalu kita nantikan syafaatnya kelak di hari

akhir.

Pada kesempatan kali ini, penulis patut

menyampaikan rasa hormat dan terima kasaih kepada :

1. Prof. K.H. Yudian Wahyudi, Ph.D,. selaku Rektor

UIN Sunan Kalijaga, yang telah memberikan ruang

kepada penyusun untuk berkesempatan mengenyam

pendidikan di kampus perubahan ini.

Page 14: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xiv

2. Dr. H. Agus Moh. Najib, S.Ag., M. Ag,. Selaku

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M. Hum., selaku Ketua

Program Magister Hukum Islam Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. Moh. Tamtowi, M. Ag,. selaku pembimbing,

yang penuh kesabaran memberikan arahan dalam

proses penyusunan penelitian ini, sehingga menjadi

karya tulis yang layak, baik dan bermanfaat.

5. Seluruh Dosen dan civitas akademik program Studi

Magister Hukum Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

banyak ilmu selama perkuliahan.

6. Segenap Staf Tata Usaha Program Magister Hukum

Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang memberikan pelayanan

kepada penyusun selama masa perkuliahan.

7. Keluarga tercinta, kakak, mbak dan terutama untuk

ibundaku tercinta Ibu Susuatin yang selalu

memberikan semangat, motivasi dan doa hingga karya

tulis ini dapat selesai.

8. Alvina Mashru Ida’ul Fatimah yang juga selalu

memberikan semangat kepada penyusun.

Page 15: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xv

9. Seluruh Teman-teman yang ada di Yogyakarta yang

selalu berbagi keilmuan, pengalaman dan

pengetahuan.

Akhirnya, kepada pihak-pihak tersebut di atas dan pihak-

pihak lain yang ikut berperan dalam penyelesaian tesis ini

namun tidak disebut namanya, penulis berdo’a semoga segala

amal dan bantuan mereka menjadi amal saleh dan mendapat

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT

Yogyakarta, 12 November 2019

Azmi Zamroni Ahmad

Nim: 1520310072

Page 16: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xvi

MOTTO

وضح السبيلإذا صدق العزم

Where there is a will

There is a way

وذخر ال فناء له نزالعلم ك نعم القرين إذا ما صاحب صحبا

Ilmu adalah harta simpanan yang tidak

akan pernah sirna

Dan ilmu merupakan teman yang terbaik bagi

seseorang

Page 17: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xvii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada kedua orang tuaku

Yang tiada hentinya memberikan do’a dan dukungan kepadaku

Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengirim malaikatMu yang

senantiasa membimbingku untuk menjadi orang yangIebih baik.

Terima kasih telah melahirkan aku dari rahimnya.

Terima kasih Ibu, terima kasih Ayah.

Hanya do’a yang mampu aku panjatkan kepada Tuhan

Semoga ayah selalu mendapatkan rahmatNya

Semoga ibu selalu diberikan kesehatan dan perlindunganNya,.

Untuk semua saudaraku, Nasruddin Sa’id, Syaichuddin Zuhri, Agus

Syahrul Munir dan Muhammad Yasin yang selalu memberikan

semangat kepadaku

Teruntuk Alvina Mashru Ida’ul Fatimah

Terima kasih karena selalu memberikan semangat dan motivasi

kepadaku.

Untuk semua teman-teman atas kebersamaanya. Kalian telah

memberikan banyak kenangan yang tidak akan mungkin untuk aku

lupakan.

Terima kasih untuk pembimbingku Bapak Dr. Moh. Tamtowi yang

dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbingku dalam

menyelesaikan tesis ini.

Kampus ku Tercinta

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terima kasih untuk semuanya :)

Page 18: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............ ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI............ iii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR ...................................... vi

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................... v

ABSTRAK .......................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................... xiii

HALAMAN MOTO ............................................................ xvi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................... xvii

DAFTAR ISI ....................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ................................... xx

BAB I: PENDAHULUAN ................................................. 1

A. Latar Belakang Msalah ............................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................... 9

C. Tujuana dan Kegunaan Penelitian ........................... 10

D. Telaah Pustaka ......................................................... 11

E. Kerangka Teori ........................................................ 15

F. Metode Penelitian .................................................... 20

G. Sistematika Pembahasan .......................................... 23

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG WASIAT

DAN WASIAT WAJIBAH ............................................... 27

A. Tinjauan Umum Tentang Wasiat ............................. 27

1. Pengertian dan Dasar Hukum Wasiat ................ 27

2. Hukum-Hukum Wasiat ...................................... 36

3. Hikmah dan Tujuan Disyari’atkan Wasiat ........ 37

4. Rukun dan Syarat Wasiat .................................. 39

5. Batasan Wasiat .................................................. 46

6. Pembatalan Wasiat ............................................ 48

B. Tinjauan Umum Tentang Wasiat Wajibah ............. 50

1. Pengertian Wasiat Wajibah ............................... 50

2. Wasiat Wajibah dalam Kompilasi Hukum Islam 53

Page 19: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xix

BAB III: MAQĀṢID ASY-SYAR Ῑ’AH JASSER AUDA .. 57

A. Definisi Maqāṣid asy-Syarī’ah ................................ 57

B. Sejarah Perkembangan Maqāṣid asy-Syarī’ah ........ 62

C. Maqāṣid asy-Syarī’ah Sebagai Pendekatan Sistem . 75

1. Kognitif .............................................................. 75

2. Kemenyeluruhan ................................................ 76

3. Keterbukaan ....................................................... 77

4. Hierarki Saling Berkaitan .................................. 78

5. Multi Dimensi .................................................... 79

6. Kebermaksudan ................................................. 80

D. Perluasan Jangkauan Maqāṣid asy-Syarī’ah ........... 81

1. Maqāṣid al-‘ Āmmah (Tujuan Universal/Umum)84

2. Maqāṣid al-Khaṣṣah (TujuanKhusus) ............... 86

3. Maqāṣid al-Juz’iyyah (Tujuan Spesifik) ........... 86

E. The Level of Maqāṣid ................................................ 87

BAB IV: ANALISIS PENARIKAN KRITERIA

PENERIMA WASIAT WAJIBAH DAN PENERIMA

WASIAT WAJIBAH BERDASARKAN KRITERIA .... 93

A. Analisis Penarikan Kriteria Penerima Wasiat Wajibah

Berdasarkan Perluasan Maqāṣid asy-Syarī’ah ........ 93

B. Penerima Wasiat Wajibah Berdasarkan Kriteria dan

Maqāṣid asy-Syarī’ah .............................................. 99

C. The Level of Maqāṣid dalam Wasiat Wajibah ......... 118

BAB V: PENUTUP ............................................................ 123

A. Kesimpulan .............................................................. 123

B. Saran ........................................................................ 124

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TERJEMAHAN

CURICULUM VITAE

Page 20: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

xx

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Daftar Gambar

Gambar 3.1 Kategori Maqaṣid asy-Syarī’ah Jasser Auda,

hlm. 87.

Gambar 3.2 Teori The Level of Maqaṣid, hlm. 91.

Gambar 4.1. Kategori Maqaṣid asy-Syarī’ah dalam Wasiat

Wajibah, hlm. 98.

Gambar 4.2. Teori The Level of Maqaṣid dalam Wasiat

Wajibah, hlm. 119.

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Perkembengan pemahaman ḍarūriyyat al-sittah,

hlm. 85

Page 21: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh

Nabi Muhammad Saw untuk menjadi agama penyempurna

dari agama-agama terdahulu. Al-Jurjāni maupun Ibn Manẓūr

mengatakan bahwasanya Islam merupakan kepasrahan dan

kepatuhan terhadap apa yang telah disampaikan oleh Nabi

Muhammad Saw.1 Islam dengan ikrarnya raḥmatan lil

‘ālamīn mempunyai suatu ajaran fundamental yang mengatur

mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan dan juga

antara sesama manusia.

Salah satu aturan mengenai hubungan antara sesama

manusia dalam Islam adalah aturan mengenai kewarisan

(farāiḍ). Hukum kewarisan bersifat wajib bagi setiap muslim,

sehingga tidak dapat diubah oleh siapa pun dan berlaku

dengan sendirinya, tanpa ada usaha dari orang yang akan

meninggal (pewaris) atau kehendak dari orang yang akan

menerima (ahli waris) yang dikenal dengan asas ijbari.2

Berlakunya hukum kewarisan disebabkan adanya hubungan

1Jamāl al-Dīn Ibn Muhammad Ibn Manẓūr, Lisān al-Arab,

(Bairut: Dār aṣ-Ṣādir, 1300H), XII:293. Lihat juga Ali Ibn Muhammad as-Sayyid asy-Syārif al-Jurjāni, Mu’jam at-Ta’rifat (Kairo: Dār al Faḍīlah, t.t), hlm 23.

2 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.17.

Page 22: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

2

antara kedua belah pihak, yaitu hubungan kekerabatan,

hubungan perkawinan dengan akad nikah yang sah,

hubungan yang disebabkan karena memerdekakan budak, dan

hubungan sesama muslim. Aspek lain yang tidak bisa

dipisahkan dari pelaksanaan hukum kewarisan Islam adalah

masalah wasiat. Wasiat merupakan salah satu kewajiban yang

harus ditunaikan terlebih dahulu sebelum harta warisan

dibagikan kepada para ahli waris sesuai dengan ketentuannya

masing-masing.3.

Mayoritas ulama mendefinisikan wasiat sebagai

tindakan seseorang yang hendak memberikan sebagian hak

yang dimiliki kepada orang lain untuk memiliki sepertiga

bagian dari harta baik berupa benda maupun manfaat secara

suka rela tanpa imbalan yang pelaksanaanya ditangguhkan

sampai terjadi kematian orang yang menyatakan wasiat

tersebut.4 Pengertian wasiat di atas merupakan pengertian

yang di jelaskan oleh Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam

Hanafi dan Imam Malik.

Hukum Islam telah mengatur mengenai siapa saja

yang berhak mendapatkan harta warisan (ẓāwi al-furūḍ) dan

siapa saja yang terhalang untuk mendapatkan harta warisan.

Hal ini membawa implikasi yang cukup besar dalam

pelaksanaan hukum wasiat. Pada dasarnya wasiat merupakan

3 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam,,hlm. 280-283. 4 As-Sayyid Sābiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dār al-Fikr, 1983)

III:415.

Page 23: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

3

tindakan ikhtiyariyyah, yaitu tindakan yang dilakukan atas

dasar kemauan sendiri. Seorang penguasa maupun hakim

tidak dapat memaksa seseorang untuk melakukan wasiat.

Namun demikian, dalam keadaan tertentu penguasa maupun

hakim sebagai aparat negara mempunyai wewenang untuk

memaksa atau memberi surat putusan untuk mewajibkan

seseorang untuk melaksanakan wasiat yang bersifat wajib

yang selanjutnya disebut sebagai wasiat wajibah.5

Wasiat wajibah merupakan sebuah upaya hukum yang

dapat ditempuh ketika seorang ahli waris yang mempunyai

hak untuk mewarisi, akan tetapi hak mewarisinya gugur

karena alasan tertentu, atau bisa diperuntukan kepada kerabat

dekat yang tidak diatur kewarisanya dalam al-Qur’an (tidak

termasuk ẓāwi al-furūḍ), namun kerabat tersebut dipandang

pantas untuk menerima sebagian harta dari pewaris.6

Sehingga, ahli waris atau kerabat dekat yang hak kewarisanya

gugur karena alasan tertentu atau kerabat dekat lain (yang

tidak termasuk ẓāwi al-furūḍ) bisa mendapatkan sebagian

harta dari pewaris melalui wasiat wajibah.

Mengenai kewajiban untuk berwasiat, Ibnu Hazm

mengatakan bahwa setiap muslim wajib berwasiat kepada

kerabat terdekat yang tidak mendapatkan bagian harta

5 Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), hlm. 119-120. 6 Ratno Lukito, Pergumulan Hukum Islam dan Adat di

Indonesia, (Yogyakarta, Manyar Media: 2003), hlm. 146.

Page 24: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

4

warisan, baik karena warisanya diambil oleh ahli waris yang

lebih berhak maupun karena tidak mendapatkan warisan.

Menurut Imam Mawardi, wasiat kepada kerabat dekat

hukumnya adalah sunnah, sedangkan menurut Syi’ah

Imamiyah wasiat diperbolehkan untuk ahli waris maupun

bukan ahli waris, serta tidak bergantung pada persetujuan ahli

waris lainya.7

Indonesia merupakan salah satu negara yang

memberlakukan dan memiliki aturan mengenai wasiat

wajibah. Aturan mengenai wasiat wajibah yang berlaku di

Indonesia pada dasarnya bukan merupakan produk ijtihad

yang dilakukan oleh para ulama di Indonesia sendiri, akan

tetapi produk hukum yang di adopsi dari peraturan

perundang-undangan Mesir No. 71 tahun 1946. Namun

terdapat perbedaan penafsiran dalam memaknai wasiat

wajibah di antara Mesir dan Indonesia. Mesir memaknai

wasiat wajibah sebagai pelimpahan harta pewaris (kakek)

kepada cucu, sedangkan anak dari pewaris telah meninggal

terlebih dahulu dari pewaris. Secara Syari’at, seorang cucu

akan terhalang mendapatkan harta warisan oleh saudara

kandung ayahnya. Untuk itu, upaya memberikan wasiat

wajibah diberlakukan guna memberikan sebagian harta

kepada cucu yang terhalang mendapatkan warisan akibat

7M. Fahmi Al-Amruzi, Rekonstruksi Wasiat Wajibah dalam

Kompilasi Hukum Islam, hlm. 21.

Page 25: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

5

terhijab oleh saudara ayah. Namun, jumlah yang akan

diterima oleh cucu tidak boleh melebihi dari sepertiga bagian

dari harta waris.8 Indonesia memaknai wasiat wajibah

sebagai peralihan kepemilikan harta dari orang tua angkat

kepada anak angkatnya atau sebaliknya yang besar jumlah

yang diterima oleh anak angkat atau orang tua angkat tidak

melebihi sepertiga dari harta peninggalan orang yang

berwasiat. Peraturan mengenai wasiat wajibah di Indonesia

diatur secara eksplisit di dalam Kompilasi Hukum Islam

pasal 209, yaitu :

Pasal 209

1. Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal 176 sampai dengan pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orangtua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya.

2. Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orangtua angkatnya.9

Seiring dengan perkembangan zaman, peraturan ini

menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Salah satu kritik

yang muncul adalah anak angkat yang disebutkan dalam

pasal 209 Kompilasi hukum Islam tidak mempunyai hak

untuk mewarisi harta dari pewaris, akan tetapi anak angkat

atau orang tua angkat bisa mendapatkan sebagian harta dari

8Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad: Antara Tradisi dan Liberasi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 2000), hlm. 163-164.

9 Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam.

Page 26: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

6

pewaris melalui wasiat wajibah. Sedangkan salah satu unsur

perpindahan harta waris adalah dengan adanya hubungan

darah antara pewaris dan ahli waris.10 M. Budiarto

mengatakan bahwasanya dalam hukum Islam pengangkatan

anak tidak membawa akibat hukum dalam hal hubungan

darah, hubungan wali dan hubungan kewarisan. Anak angkat

tetap menjadi ahli waris dari ayah kandungnya dan anak

tersebut tetap menyandang nama ayah kandungnya.11

Dalam pasal 171 Kompilasi Hukum menyatakan

bahwa anak angkat adalah anak yang dalam pemeliharaan

untuk kehidupanya sehari-hari, biaya pendidikan dan

sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orangtua asal

kepada orangtua angkatnya berdasarkan putusan

pengadilan.12 Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa anak

angkat merupakan kerabat jauh yang tidak memiliki

hubungan darah atau hubungan kekerabatan dengan orangtua

angkatnya.

Dewasa ini muncul permasalahan baru mengenai

kewarisan, yaitu terdapat ahli waris yang memiliki hubungan

darah dengan pewaris, namun dalam beberapa hal ahli waris

tersebut tidak mendapatkan bagian harta dari pewaris karena

beberapa alasan tertentu. Contoh kasus yang ada adalah kasus

10 M. Fahmi Al-Amruzi, Rekonstruksi Wasiat Wajibah dalam

Kompilasi Hukum Islam, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 15. 11 M. Budiarto, Pengankatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum,

(Jakarta: AKAPRESS, 1991), hlm. 5. 12Pasal 171 Kompilasi Hukum Islam.

Page 27: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

7

anak non-muslim yang meminta pembagian harta waris

melalui wasiat wajibah di Pengadilan Agama Yogyakarta.

Dalam kasus ini anak merupakan kerabat dekat dari pewaris,

bahkan anak mempunyai hubungan darah dengan pewaris.

Namun, karena anak ini terhalang secara hukum untuk

mendapatkan warisan, sehingga anak ini tidak mendapatkan

warisan dari orang tuanya. Kemudian, dari pihak anak

meminta sebagian harta warisan melalui wasiat wajibah.

Perkara ini kemudian diputus untuk tidak memberikan wasiat

wajibah kepada anak non-muslim berdasarkan putusan

Pengadilan Agama Yogyakarta Nomor 83/Pdt.G/1997/PA.Yk

tanggal 4 Desember 1997. Putusan ini kemudian dikuatkan

oleh Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta pada tingkat

banding dengan Nomor Putusan 07/Pdt.G/1998/PTA.Yk

tanggal 24 Juni 1997. Namun, pada tingkat kasasi,

Mahkamah Agung menetapkan dengan memperbaiki putusan

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama

Yogyakarta dengan memberikan sebagian harta warisan

kepada anak non-muslim melalui wasiat wasjibah dengan

pertimbangan kemaslahatan.13

Berangkat dari penjelasan di atas, penyusun tertarik

untuk mengkaji dan mengembangkan lebih mendalam

mengenai konsep wasiat wajibah, terutama dalam hal

13 Kamarudin, “Penerapan Wasiat Wajibah Bagi Ahli Waris Non

Muslim, (Studi Kasus Perkara N0.16K/AG/2010)” jurnal MIZANI, Vol.25, No.2. Agustus 2015, hlm. 2.

Page 28: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

8

menganalisa kriteria-kriteria seseorang yang dipandang

pantas untuk menerima wasiat wajibah yang di dasarkan

kepada konsep maqāṣid asy-syarī’ah. Sehingga, dengan

menentukan kepantasan seseorang atau menentukan kriteria-

kriteria penerima wasiat wajibah, diharapkan wasiat wajibah

dapat diberikan kepada orang-orang yang dipandang pantas

untuk menerimanya serta mampu mewujudkan nilai keadilan,

kemaslahatan dan kesejahteraan bagi umat manusia seperti

halnya nilai keadilan yang terdapat dalam seluruh hukum

syari’ah.

Dalam aturan fikih maupun aturan perundang-

undangan tidak menyebutkan secara jelas mengenai kriteria

apa saja yang dapat menjadikan seseorang dipandang pantas

untuk mendapatkan wasiat wajibah dan siapa saja yang

pantas mendapatkan wasiat wajibah, karena pada masa

dahulu para ulama lebih berpedoman kepada teks al-Qur’an

dan sunnah. Berbeda dengan pemikir kontemporer yang lebih

rasional dalam memfatwakan hukum. Disamping itu, juga

untuk memberikan kesempatan kepada ulama untuk

berijtihad dalam memutuskan hukum dengan

mempertimbangkan hukum yang mampu untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dimasa sekarang.

Kajian ini berusaha menjelaskan bagaimana konsep

wasiat wajibah dalam prespektif maqāṣid asy-syarī’ah. Dari

penjelasan tersebut akan terungkap tujuan dari pemberlakuan

Page 29: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

9

dan pelaksanaan wasiat wajibah. Setelah mengetahui

pandangan maqāṣid asy-syarī’ah terhadap wasiat wajibah,

selanjutnya akan dikembangkan dan dilakukan penelitian

untuk menggali mengenai apa saja kriteria-kriteria yang dapat

membuat seseorang dipandang pantas untuk mendapatkan

wasiat wajibah berdasrkan teori maqāṣid asy-syarī’ah.

Guna menjelaskan pandangan maqāṣid asy-syarī’ah

terhadap wasiat wajibah dan menentukan kriteria-kriteria

penerima wasiat wajibah, penyusun akan menggunakan teori

maqāṣid asy-syarī’ah yang dikembangkan oleh Jasser Auda.

Konsep maqāṣid asy-syarī’ah yang dikembangkan oleh

Jasser Auda menawarkan kosep yang menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kebebasan. Selain itu,

Jasser Auda juga mengkombinasikan antara teori maqāṣid

asy-syarī’ah yang ada dengan pendekatan keilmuan sains dan

keilmuan sosial, seperti isu-isu mengenai hak asasi manusia,

gender, hubungan antara non-muslim dan lain-lainya.14

B. Rumusan Masalah.

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan pokok masalah yang akan dibahas dalam studi

ini, yaitu:

14 Jasser Auda, Maqasid al-Syariah as Philosophy of Islamic

Law: A System Approach, (London: IIIT, 2008), hlm. 5-6.

Page 30: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

10

1. Bagaimana konsep wasiat wajibah dalam

perspektif maqāṣid asy-syarī’ah?

2. Bagaimana kritetia-kriteria seseorang yang pantas

mendapatkan wasiat wajibah berdasarkan teori

maqāṣid asy-syarī’ah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui bagaimana konsep wasiat

wajibah dalam perspektif maqāṣid asy-syarī’ah.

b. Untuk melakukan kajian lebih mendalam

mengenai pelaksanaan wasiat wajibah, terutama

untuk menentukan kriteria-kriteria seseorang yang

dipandang pantas menerima wasiat wajibah

berdasarkan teori maqāṣid asy-syarī’ah.

2. Kegunaan penelitian.

a. Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk

memahami tujuan dari wasiat wajibah berdasarkan

maqāṣid asy-syarī’ah dan menentukan kriteria-

kriteria penerima wasiat wajibahguna menentukan

siapa saja yang berhak menerima wasiat wajibah.

b. Harapan penulis, hasil dari penelitian ini dapat

menjadi pertimbangan hakim untuk menentukan

siapa saja yang berhak mendapatkan wasiat

wajibah.

Page 31: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

11

D. Telaah Pustaka.

Telaah pustaka sebagai salah satu etika ilmiah yang

berguna untuk memberikan informasi yang digunakan dan

diteliti melalui khazanah pustaka, dan seputar jangkauan

yang didapat untuk memperoleh kepastian orisinalitas

daritema yang akan dibahas. Sebelum mengangkat tema ini,

penyusun telah menelaah beberapa karya ilmiah lain yang

memiliki identik dengan permasalahan wasiat wajibah. Dari

beberapa karya ilmiah yang penyusun temukan yang

membahas mengenai permasalahan wasiat wajibah di

antaranya adalah:

Pertama, tesis yang ditulis oleh Ahmad Junaidi

dengan judul “Konsep Wasiat Wajibah Dalam Kompilasi

Hukum Islam (Studi tentang Pasal 209 Mengenai Wasiat

Wajibah Dalam Kompilasi Hukum Islam)”. Penelitian ini

memaparkan keberadaan aturan yang termaktub dalam

Kompilasi Hukum Islam, khususnya pasal 209 ayat 1 dan 2.

Sebelumnya peneliti telah menelaah mengenai konsep

pengangkatan anak dan kewajiban berwasiat dalam al-Qur’an

dan sunnah kemudian menguraikan aturan hukum dalam fikih

mengenai keduanya dengan aturan wasiat wajibah yang

termaktub dalam perundang-undangan kontemporer yang

berlaku di negara-negara muslim modern saat ini.

Kesimpulan dari karya ilmiah ini adalah bahwasanya wasiat

wajibah merupakan sebuah inovasi yang radikal, karena

Page 32: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

12

dalam ketentuan hukum Islam, hukum perdata, hukum adat,

tafsir-tafsir al-Qur’an, dan sumber lainya tidak ditemukan

konsep yang jelas mengenai wasiat wajibah. Namun, konsep

wasiat wajibah yang berlaku saat ini, khususnya di Indonesia,

merupakan sebuah pendekatan hukum Islam dengan hukum

adat, atau bisa disebut sebagai Islamisasi hukum adat. Hal ini

disebabkan karena, di beberapa wilayan di Indonesia, anak

angkat berhak mendapatkan warisan dari orangtua angkatnya.

Sehingga para ulama mengambil langkah untuk

mengakomodasi hukum adat ini untuk di tuangkan dalam

pasal 209 Kompilasi Hukum Islam dalam bentuk wasiat

wajibah.15

Kedua, tesis yang ditulis oleh Fatum Abubakar

dengan judul “Pembaharuan Hukum Keluarga: “Wasiat

Wajibah (Studi Komparatif Perundang-Undangan Di

Indonesia dan Pakistan)”. Penelitian ini berusaha mengupas

mengenai permasalahan wasiat wajibah di Negara Indonesai

dan Negara Pakistan tidak menggunakan istilah wasiat

wajibah bagi cucu yang ayahnya telah meninggal terlebih

dahulu. Selain itu penelitian ini juga berusaha mengungkap

mengapa dalam Kompilasi Hukum Islam anak angkat dan

orangtua angkat mendapatkan wasiat wajibah. Sedangkan

15 Ahmad Junaidi, “Konsep Wasiat Wajibah Dalam Kompilasi

Hukum Islam (Studi tentang Pasal 209 Mengenai Wasiat Wajibah Dalam Kompilasi Hukum Islam)”,Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2000.

Page 33: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

13

ketentuan-ketentuan mengenai wasiat wajibah tidak diatur

dalam al-Qur’an maupun dalam hadis. Penelitian ini

mengkomparasikan pembaharuan hukum Islam khusunya

mengenai wasiat wajibah di Negara Indonesia dan di Negara

Pakistan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Negara

Pakistan memberikan bagian harta waris kepada cucu yang

seharusnya diterima oleh orangtua yang terlebih dahulu

meninggal tanpa dikurangi sedikitpun. Sedangkan di

Indonesia harta warisan yang diterima oleh cucu yang

ayahnya telah meninggal dunia terlebih dahulu tidak boleh

melebihi jumlah yang diterima oleh saudara ayah yang

lainya, atau tidak melebihi dari sepertiga harta warisan.16

Ketiga, artikel yang ditulis oleh Sidik Tono dalam

jurnal Millah yang berjudul “Dasar Pertimbangan Hukum

Mahkamah Agung RI Tentang Wasiat Wajibah”. Secara

khusus Sidik Tono berusaha menjelaskan mengenai wasiat

wajibah sebagai alternatif dalam mengakomodasi bagian

kerabat dekat yang berbeda agama di Indonesia berdasarkan

putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Penelitian ini

bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang dasar

pertimbangan hukum yang dipakai dalam putusan-putusan

Mahkamah Agung RI tentang Wasiat Wajibah. Fokus

16 Fatum Abubakar, “Pembaharuan Hukum Keluarga: “Wasiat

Wajibah (Studi Komparatif Perundang-Undangan Di Indonesia dan Pakistan)”,Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.

Page 34: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

14

penelitian ini ada pada pertimbangan hukum yang dipakai

sebagai dasar putusan-putusan Mahkamah Agung RI yang

berkaitan dengan wasiat wajibah yang pada gilirannya

menjadi yurisprudensi, sehingga akan ditemukan konsistensi

atau inkonsistensinya dasar pertimbangannya, atau pada

kasus-kasus tertentu dasar pertimbangan hukum selalu

berubah atau tidak. Dari temuan ini dapat dipahami tentang

dasar hukum Islam yang menjadi sumber dasar atas

pertimbangan hukumnya dan konsistensi dari putusan-

putusan yang sama dari kasus-kasus yang sejenis, khususnya

putusan pada delapan tahun terakhir, yaitu tahun 2006-

2013.17

Dari berbagai penelitian di atas, dapat diketahui

bahwa belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus

mengenai indikator atau kriteria-kriteria seseorang yang

berhak menerima wasiat wajibah. Penelitian yang terdahulu

membahas secara spesifik pada hukum memberikan wasiat

wajibah pada non-muslim, anak tiri, dan pengkajian

pemikiran seseorang dalam wasiat wajibah, baik bersifat

kasuistik maupun non-kasuistik. Untuk itulah penelitian ini

dilakukan sebagai tindak lanjut dari penelitian-penelitian

yang sudah ada sebelumnya dengan memfokuskan bahasan

17 Sidik Tono, “Dasar Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung

RI Tentang Wasiat Wajibah”JurnalMillah, Vol. XIII, No. 2, Agustus 2014.

Page 35: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

15

secara terbatas pada kriteria-kriteria seseorang yang berhak

mendapatkan wasiat wajibah.

E. Kerangka Teori.

Syariat Islam merupakan peraturan hidup yang datang

dari Tuhan dan merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat

manusia yang ada di dunia. Syariat Islam dihadirkan di

tengah-tengah peradaban manusia bertujuan untuk mencapai,

menjamin dan melestarikan kemaslahatan bagi umat manusia,

khususnya bagi umat Islam. Tujuan-tujuan tersebut telah

terumuskan dalam maqāṣid asy-syarī’ah.

Perwujudan untuk mencapai, menjamin dan

melestarikan kemaslahatan umat adalah dengan

dirumuskanya al-kulliyat al-khamsah, yaitu perlindungan

terhadap agama (memelihara keberlangsungan Agama),

perlindungan terhadap jiwa (memelihara keberlangsungan

hidup), perlindungan terhadap akal (memelihara kreatifitas

untuk berfikir), perlindungan terhadap harta (memelihara aset

harta dan properti) dan perlindungan terhadap keturunan

(memelihara kesakralan perkawinan).18

Lebih lanjut Abu Zahra memberikan tiga tujuan

dalam hukum Islam yang perlu diperhatikan, yaitu:

18 Yudian Wahyudi, Maqashid al-Syari’ah Sebagai Doktrin dan

Metode dalam M. Amin Abdullah dan Kawan-Kawan, Ed., Re-Strukturisasi Metodologi Islamic Studies Madzhab Yogyakarta, (Yogyakarta: SUKA Press, 2007). Hlm 140.

Page 36: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

16

1. Penyucian jiwa, agar membina jiwa manusia atau

individu menjadi sumber kebaikan bukan malah

menjadi keburukan bagi umat manusia lain dan

lingkungan sekitar.

2. Menegakan keadilan dalam masyarakat, baik sesama

muslim maupun non-muslim.

3. Merealisasikan kemaslahatan, tujuan ini merupakan

puncak yang melekat pada hukum Islam secara

keseluruhan.19

Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam

karya ini, penyusun menggunakan teori maqāṣid asy-

syarī’ah. Teori maqāṣid asy-syarī’ah merupakan salah satu

metodologi dalam menggali sebuah sebuah hukum Islam

secara lues dan tidak kaku. Sehingga, hukum Islam tidak

hanya sebatas pembacaan teks saja, namun juga perlu

dipahami makna batin (ruḥ al-ma’na) yang ada di setiap

nas.20 Teori maqāṣid asy-syarī’ah yang digunakan dalam

menyelesaikan permasalahan di atas adalah maqāṣid asy-

syarī’ah yang dikembangkan oleh salah satu tokoh pemikir

Islam kontemporer Jasser Auda. Teori maqāṣid asy-syarī’ah

yang dikembangkan oleh Jasser Auda berusaha memadukan

teori maqāṣid asy-syarī’ah yang ada dengan menggunakan

19 Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh, alih bahasa Mohammad

Zuhri, (Semarang: Darul Ihya, 1980), hlm 543-548. 20 Jaser Auda, al-Maqasid untuk Pemula, alih bahasa oleh Ali

Abdel Mon’im, (Yogyakarta: Suka Press, 2013), hlm. 7.

Page 37: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

17

pendekatan keilmuan sains dan keilmuan sosial, seperti isu-

isu mengenai hak asasi manusia, gender, hubungan antara

non-muslim dan lain-lainya.

Lebih lanjut, Jasser Auda mengoptimalkan enam fitur

sistem sebagai pisau analisis, yaitu dimensi kognisi dari

pemikiran keagamaan (cognition), kemenyeluruhan

(wholeness), keterbukaan (openness), hierarki berfikir yang

saling mempengaruhi (interrelated hierarchy), berfikir

keagamaan yang melibatkan berbagai dimensi

(multidimentionality) dan kebermaksudan (purposefulness).21

Selanjutnya, Jasser Auda memberikan beberapa

kritikan terhadap konsep maqāṣid klasik. Menurut Auda,

teori maqāṣid klasik lebih mengarah kepada kemaslahatan

individu bukan mengarah kepada kemaslahatan manusia

secara umum. Sehingga pelestarian Agama berlaku secara

individu, pelestarian jiwa berlaku individu, pelestarian harta

berlaku individu dan begitu seterusnya. Selain itu Auda juga

mengatakan bahwa klasifikasi maqāṣid secara hirarkis juga

tidak akan bisa untuk menjawab tantangan dan persoalan

kontemporer. Auda menambahkan bahwa maqāṣid klasik

pada teori dasar keniscayaanya tidak mengandung nilai

paling dasar yang di akui secara universal, seperti keadilan,

kebebasan dan sebagainya. Teori maqāṣid klasik tidak

21Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid

Syariah, Alih Bahasa oleh Rosidin dan ‘Ali ‘Abd el-Mun’im, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2015), hlm. 11.

Page 38: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

18

merinci cakupanya dalam bab khusus sehingga tidak mampu

menjawab secara detail pertanyaan mengenai kasus tertentu

dan teori maqāṣid klasik bersumber pada warisan intelektual

ulama fiqh, bukan diambil dari sumber utama seperti al-

Qur’an dan sunnah.22

Menurut Jasser Auda, agar syari’at Islam mampu

memainkan peran positif dalam mewujudkan kemaslahatan

umat manusia dan mampu menjawab tantangan-tantangan

zaman kekinian, maka cakupan dan dimenasi teori maqāṣid

seperti yang telah dikembangkan pada hukum Islam klasik

harus diperluas. Di samping melakukan perluasan dimensi

maqāṣid, teori maqāṣid klasik perlu direkonstruksi agar dapat

keluar dari keterbatasannya.

Jasser Auda mengajukan konsep baru terhadap teori

maqāṣid. Menurutnya, maqāṣid al-syari’ah dapat dibagi

kedalam tiga tingkatan, yaitu: maqāṣid al-‘āmah, maqāṣid al-

khāṣṣah dan maqāṣid al-juz’iyyah. Maqāṣid al-‘āmah adalah

tujuan-tujuan syariah yang keberadaannya dapat ditemukan

dalam setiap pembahasan hukum Islam, seperti keniscayaan

dan kebutuhan yang telah disebutkan di atas kemudian

ditambah asas keadilan, kebeasan dan kemudahan. Maqāṣid

al-khāṣṣah adalah tujuan-tujuan yang eksistensinya dapat

ditemukan dalam bab-bab atau cabang-cabang tertentu

22 Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid

Syariah, hlm. 36

Page 39: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

19

tentang pembahasan syariah, seperti perlindungan terhadap

kemaslahatan anak dalam hukum keluarga. Sementara

maqāṣid al-juz’iyyah merupakan maksud-maksud dibalik

suatu nas atau hukum tertentu. Seperti maksud

mengungkapkan kebenaran dalam mensyaratkan jumlah saksi

tertentu dalam kasus hukum tertentu, atau maksud

meringankan kesulitan dalam membolehkan seseorang yang

sedang sakit untuk tidak berpuasa.23

Ketiga tingkatan maqāṣid tersebut harus dilihat secara

holistik, tidak terpisah-pisah dan bersifat hirarkis

sebagaimana dalam teori maqāṣid klasik. Kesatuan maqāṣid

ini sepenuhnya harus dilihat dalam spektrum atau dimensi

yang lebih luas. Sehingga mampu untuk melakukan

pembaharuan dalam merespon persoalan-persoalan

kontemporer.

Selain itu, Jasser Auda juga menawarkan teori the

level of maqāṣid dalam melihat realitas suatu permasalahan

untuk mempermudah dalam menguraikan masalah. Teori ini

menjelaskan suatu fenomena dilihat dari tahap pertahap.

Dimulai dari tahap bawah menuju tahap atas yaitu mencari

alamat atau tanda dari suatu fenomena yang merupakan

tahapan paling dasar. Kemudian dari alamat dan tanda ini

akan diperoleh sebuah hukum atau fatwa yang menjadi

tahapan setelah alamat. Tahap selanjutnya yaitu menemukan

23Ibid.,hlm. 36-37.

Page 40: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

20

maslahah dalam hukum tersebut. Setelah mengetahui

maslahah, selanjutnya naik ke tahap nilai moral yang

terkandung dari maslahah yang terkandung dalam maslahah.

Setelah mengetahui nilai moral yang terkandung, naik ke

tingkat falsafah, dan yang terakhir adalah tingkat keimanan.24

Hukum Islam dituntut memiliki fleksibilitas yang

memadai agar ia tidak kehilangan daya jangkaunya, baik

dalam fungsinya sebagai social control maupun dalam batas-

batas tertentu sebagai social engineering. Diskursus demikian

dalam pembaharuan hukum Islam merupakan kata kunci

yang tidak bisa dilepaskan dari tuntutan historis sebuah

komunitas Islam agar tidak kehilangan peran vitalnya dalam

upaya memberi arah dan bimbingan bagi masyarakat

pemeluknya.25

F. Metode Penelitian.

1. Jenis penelitian.

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian

pustaka (library research), yaitu suatu jenis penelitian

yang aktifitasnya berhubungan dengan kepustakaan.

Penelitian ini berhubungan dengan studi pustaka yang

24 Presentasi disampaikan oleh Jasser Auda dalam muhadharah

A Presentation on his Book Maqāṣid, pada tanggal 14 November 2012. 25Ahmad Rafiq, Pembaharuan Hukum (Jakarta: Sinar Baru Al-

Gesindo, 2010), hlm.1-2.

Page 41: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

21

memerlukan informasi dari penelitian terdahulu.26 Sumber

datanya berasal dari berbagai macam literatur.

2. Sifat Penelitian

Menurut sifat penelitianya, penelitian ini bersifat

deskriptif-analitis yaitu dengan mendekripsikan semua

bahan pustaka yang ada kemudian dianalisis dengan teori

yang digunakan.27 Penelitian ini berusaha

mendeskripsikan konsep wasiat wajibah yang dikaitkan

dengan teori maqāṣid asy-syarī’ah Jasser Auda kemudian

dianalisis sesuai dengan dinamika sosial yang terjadi pada

masa sekarang.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini penyusun

menggunakan pendekatan filsafat hukum (filosofis), yaitu

sebuah pendekatan yang menjelaskan esensi atau hakikat

dari objek pembahasan yang akan dikaji. Serta mencari

sesuatu yang sifatnya mendasar dari objek tersebut.28

Permasalahan yang diteliti akan dianalisis menggunakan

teori maqāṣid asy-syarī’ah yang dikembangkan oleh

Jasser Auda.

26Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian Sebuah

Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 52.

27 Winarto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiad Dasar, Metode dan Teknik Edisi ke-7, (Bandung: TARSITO,1980), hlm. 140.

28Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2001), hlm. 42.

Page 42: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

22

4. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, sehingga

data yang diperoleh bersumber dari literatur yang ada.

Sumber pustaka dalam penelitian ini terdiri dari dua

kelompok, yaitu:

a. sumber primer, yaitu: peraturan perundang-

undangan, putusan kasasi mengenai wasiat wajibah

yang ada di Indonesia.

b. Sumber sekunder, yaitu: beberapa literatur

mengenai maqāṣid asy-syari’ah juga dijadikan

sebagai sumber primer dalam penelitian ini,

khususnya literatur yang di tulis oleh Jasser Auda

tentang maqāṣid asy-syari’ah yang merupakan

teori yang akan digunakan dalam penelitian ini.

c. Sumber sekunder, yaitu berupa buku, jurnal,

artikel, ensiklopedi dan karya lainya mengenai

wasiat wajibah sebagai pelengkap.

5. Analisis data

Semua data yang terkumpul mengenai wasiat wajibah

beserta teori yang digunakan akan ditelaah secara

mendalam, kemudian data tersebut akan dianalisis dengan

pendekatan filosofis guna menemukan esensi atau hakikat

yang terkandung dalam wasiat wajibah, serta untuk

menentukan kriteria-kriteria orang yang pantas menerima

wasiat wajibah. Selanjutnya, dari kriteria-kriteria tersebut

Page 43: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

23

akan ditarik kesimpulan mengenai siapa saja yang

dipandang pantas menerima wasiat wajibah. Dari sini

diharapkan muncul pemahaman baru sebagai

pertimbangan mengenai konsep wasiat wajibah.

G. Sistematika Pembahasan.

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dan

memberi penjelasan yang sistematis dan mudah dipahami,

maka penyusun menggunakan sistematika pembahasan

sebagai berikut:

Bab pertama akan menyampaikan pendahuluan. Pada

bab ini terdiri dari tujuh sub bab. Pertama, latar belakang

masalah yang menjelaskan secara singkat tentang

permasalahan yang akan dibahas. Kedua, pokok masalah,

yang berisi penegasan permasalahan yang telah dijelaskan

dalam latar belakang. Ketiga, tujuan yang akan dicapai dalam

melakukan penelitian ini dan kegunaanya. Keempat, telaah

pustaka, yang memuat penelitian yang telah ada yang

memiliki keterkaitan dengan masalah wasiat wajibah.

Kelima, kerangka teoritik, yang berisi tentang kerangka

berfikir untuk menyelesaikan masalah. Keenam, metode

penulisan, merupakan langkah-langkah yang akan digunakan

dalam pengumpulan dan menganalisis data, dan yang terahir

sistematika pembahasan.

Page 44: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

24

Bab kedua akan menjelaskan pengertian dari pada

maqāṣid asy-syarī’ah menurut pandangan ahli uṣūl fiqh pada

sub bab pertama. Sub bab kedua akan dibahas mengenai

sejarah perkembangan maqāṣid asy-syarī’ah serta posisinya

dalam hukum Islam. Pada sub bab ketiga akan menjelaskan

mengenai penjabaran metode berfikir Jasser Auda, yaitu

meliputi teori sistem, pengembangan jangkauan maqāṣid asy-

syarī’ah, serta The Level of Maqāṣid.

Pada bab ketiga akan menjelaskan mengenai berisi

tentang tinjauan umum tentang teori wasiat dan wasiat

wajibah. Pada bab dua ini terdiri dua sub bab, sub bab

pertama membahas tinjauan umum tentang wasiat. Pada sub

bab ini akan membahas pengertian dan dasar hukum wasiat,

kemudian dilanjutkan mengenai hukum berwasiat, kemudian

akan menjelaskan mengenai rukun dan syarat wasiat, batasan

wasiat dan pembatalan wasiat. Kemudian, sub bab kedua

berisi tentang tinjauan umum tentang wasiat wajibah. Pada

sub bab ini akan menjelaskan pengertian wasiat wajibah,

kemudian dilanjutkan dengan wasiat wajibah menurut

Kompilasi Hukum Islam, kemudian wasiat wajibah di Negara

mayoritas muslim lainya.

Bab keempat berisi mengenai analisis penentuan

kriteria penerima wasiat wajibah dan orang-orang yang

berhak menerima wasiat wajibah. Dalam bab ini terdiri dari

dua sub bab, pertama adalah analisis penentuan kriteria

Page 45: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

25

penerima wasiat wajibah yang akan menjabarkan kriteria-

kriteria penerima wasiat wajibah. Setelah kriteria di tentukan,

maka akan ditarik kriteria-kriteria penerima wasiat wajibah

dan menetapkan siapa saja yang berhak mendapatkan wasiat

wajibah pada sub bab kedua.

Bab kelima adalah penutup, yang terdiri dari

kesimpulan sebagai jawaban pokok dari permasahan yang

dibahas dalam penelitian ini, dan saran-saran yang dapat

memberi manfaat bagi penyusun sendiri secara pribadi dan

masyarakat pada umumnya.

Page 46: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

26

Page 47: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

123

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwasnya:

1. Wasiat wajibah merupakan pelimpahan sebagian harta

yang dimiliki oleh pewaris kepada orang yang

dipandang pantas untuk menerima wasiat wajibah.

Jika dilihat dari sudut pandang maqāṣid asy-syarī’ah,

wasiat wajibah merupakan bentuk penjagaan atau

pengenbangan terhadap harta (Ḥifẓ al-Māl). Perluasan

jangkauan maqāṣid asy-syarī’ah dalam pelaksanaan

wasiat wajibah terdiri dari 3 tahapan, yaitu maqāṣid

al-‘āmmah (tujuan umum), maqāṣid al-khāṣṣah

(tujuan khusus) dan maqāṣid al-juz’iyyah (tujuan

parsial). Maqāṣid al-‘āmmah (tujuan umum) dari

pelaksanaan wasiat adalah ḥifẓ al-māl. Maqāṣid al-

khāṣṣah (tujuan khusus) dalam wasiat adalah

mensejahterakan sosial, pengembangan ekonomi dan

pengentasan kemiskinan. Sedangkan pada tahapan

maqāṣid al-Juz’iyyah, wasiat wajibah diberikan

kepada ahli waris yang terhalang oleh ḥijab ḥirman

atau karena ahli waris tersebut tergolong kedalam

salah satu mawāni’ al-mawāriṡ, serta orang yang

Page 48: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

124

berada dalam tanggungan pewaris atau memiliki

status hukum dengan pewaris.

2. Kriteria yang dapat menyebabkan seseorang berhak

untuk mendapatkan wasiat wajibah adalah:

a. Kerabat dekat pewaris yang hak kewarisanya

terhalang oleh ḥijab ḥirman atau termasuk dalam

golongan mawāni’ al-mawariṡ.

b. Mempunyai status hukum dengan pewaris serta

menjadi tanggungan pewaris ketika pewaris

masih hidup.

Dari kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya yang dianggap pantas untuk mendapatkan wasiat

wajibah adalah: kerabat dekat yang berbeda agama, anak

angkat dan orang tua angkat, anak tiri dan orang tua tiri, anak

diluar pernikahan yang sah.

B. Saran

Mengacu pada keterbatasan penelitian di atas, dalam

penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. perlunya adanya penelitian lebih lanjut mengenai

pelaksanaan wasiat wajibah dan penentuan kriteria

atau indikator penerima wasiat wajibah. hal ini

dikarenakan belum ada aturan yang sah untuk

menentukan penerima wasiat wajibah. untuk itu, perlu

Page 49: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

125

di kaji lebih mendalam untuk memberikan ukuran

atau batasan kepada siapa saja wasiat wajibah

diperuntukan. Hal ini bertujuan agar wasiat wajibah

dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang tepat.

2. Penelitian ini tidak bersifat final, kemungkinan untuk

perubahan-perubahan yang terjadi sangat

dimungkinkan karena perubahan sosial yang begitu

cepat dalam masyarakat. Untuk itu, perlu adanya

pembaharuan hukum yang bersifat terus menerus,

agar hukum Islam mampu menjawab permasalahan

sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Page 50: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

126

Page 51: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

127

DAFTAR PUSTAKA

A. AL-QUR’AN Kementrian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan

Terjemahnya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka, 2012.

B. HADIS Bukhārī, Abī ‘Abdillāh Muḥammad bin Ismā’īl bin

Ibrāhīm bin al-Mugīrah bin Bardizbah al- Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, t.t.p: Dār al-Fikr, 1401H/1981M.

Naisābūrī, Abī al-Ḥusain Muslim bin al-Ḥajjāj al-Qusyairī an-. Ṣaḥīḥ Muslim, Beirut : Dār al-Fikr:1981.

Qazwīnī, Al-Ḥarriṡ Abī ‘Abdillāh Muḥammad bin Yazīd al-. Sunan Ibnu Mājah, Lebanon, Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah: 2008.

C. FIKIH, USHUL FIKIH DAN MAQĀṢID ASY-

SYARȊ’AH Abu bakar, Fatum. Pembaharuan Hukum Keluarga:

Wasiat wajibah (Studi Komparatif Perundang-Undangan Di Indonesia dan Pakistan). Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.

Abubakar, AlYassa. Ahli Waris Sepertalian Darah: Kajian Perbandingan Terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran Fikih Mazhab. Jakarta, INIS: 1998.

Abubakar, Al Yasa’ Metode Istislahiah: Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam Ushul Fiqh, Jakarta, Kencana:2016.

Ahdal, Ahmad bin Yusuf bin Muhammad al- I’ānat at-Ṭālib fī Bidāyat al-Ilmi al-Farāid. cet IV. Beirut, Dār Thouq an-Najah, 2007,

Amruzi, M. Fahmi Al-. Rekonstruksi Wasiat Wajibah dalam Kompilasi Hukum Islam. Yogyakarta, Aswaja Pressindo: 2014.

Arifin, Abbas. Geneologi Pluralitas Madzhab Dalam Hukum Islam,Malang, UIN Malang Press: 2008.

Auda,Jasser. Al-Maqāṣid Untuk Pemula alih bahasa oleh Ali Abdel Mon’im. Yogyakarta, Suka Press: 2013.

Page 52: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

128

Auda, Jasser. Maqasid al-Syariah as Philosophy of Islamic Law : A System Approach. London : IIIT, 2008.

Auda, Jasser. Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah. Alih Bahasa oleh Rosidin dan ‘Ali ‘Abd el-Mun’im. Bandung, PT Mizan Pustaka:2015.

Bakri, Asafri Jaya. Konsep Maqashid Syari’ah menurut Al-Syatibi. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

Budiarto, M. Pengankatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum. Jakarta: AKAPRESS, 1991.

Hazm, Ibnu. al-Muḥallā. Beirut, al-Maktab at-Tijari: tt. Jarjawi, Ali Ahmad al-. Indahnya Syariat Islam,

penerjemah Faisal Saleh dkk. Jakarta, Gema Insani Press: 2006.

Jazīrī, Abdul al-Raḥmān al-. al-Fiqh ‘Ala Mażāhibi al-Arba’ah. Beirut, Dār al-Fikr :tt.

Junaidi, Ahmad. Konsep Wasiat wajibah Dalam Kompilasi Hukum Islam (Studi tentang Pasal 209 Mengenai Wasiat wajibah Dalam Kompilasi Hukum Islam).Tesis Program Pascasarjana UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2000.

Kompilasi Hukum Islam. Khalaf, Abdul Wahhab. Kaidah-Kaidah Hukum Islam,

penerjemah Noer Iskandar al-Barsany dan Mohamad Tolchah Mansoer. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 1996.

Malibarī, Zainuddīn ‘Abdul ‘Azīz al-. Fatḥ al-Mu’īn, Semarang, Usaha Keluarga :tt.

Manan, Abdul Reformasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta, Raja Grafindo Persada: 2006.

Manẓūr, Jamāl ad-Dīn Ibn Muhammad Ibn. Lisān al-‘Arab. Bairut, Dār aṣ-Ṣādir: 1300H.

Mardani, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta, Raja Grafindo Persada:2014

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqh Lima Madzhab, Jakarta, Lentera Basritama: 1996.

Page 53: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

129

Mawardi, Ahmad Imam. Fiqh Minorita : Fiqh al-Aqalliyat dan Evolusi Maqashid al-Syari’ah dari konsep ke pendektan. Yogyakarta, LKIS: 2010.

Mudzhar, Atho. Membaca Gelombang Ijtihad: Antara Tradisi dan Liberasi. Yogyakarta, Titian Ilahi Press, 2000.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir. Surabaya, Pustaka Progressif : 1997.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001.

Rafiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.

Rafiq, Ahmad. Pembaharuan Hukum Jakarta: Sinar Baru Al-Gresindo.

Rahman,A. Hudud dan Kewarisan,. Jakarta, Raja Grafindo Persada: 1996.

Rahman, Fatchur. Ilmu Waris. Jakarta,Bulan Bintang:1979.

Sabiq, Sayyid Fiqih Sunnah XIV, alih bahasa oleh Drs. Mudzakir. Bandung, Alma’arif: 1996.

Sābiq, As-Sayyid. Fiqh as-Sunnah. III. Beirut, Dār al-Fikr, 1983.

Sarmadi, A. Sukris Hukum Waris Islam di Indonesia (Perbandingan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Sunni). Yogyakarta, Aswaja Presindo: 2013.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an Jakarta, Lentera Hati: 2002.

Sinaga, Nurhayati dan Ali Imran. Fiqh dan Ushul Fiqh. Depok, Kencana: 2017.

Sodiqin, Ali dkk. Fiqh Ushul Fiqh : Sejarah, Metodologi dan Implementasinya di Indonesia. Yogyakarta, Suka Press: 2014.

Soekanto, Soerjono. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta, Rajawali Press: 1980.

Somawinata, Yusuf. Fiqih Mawaris, Jakarta, Gaya Media Pratama: 2002.

Sudarsono, Hukum Waris dan Sistem Bilateral. Jakarta, Rineka Cipta: 1991.

Page 54: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

130

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.

Surakhmad, Winarto. Pengantar Penelitian Ilmiad Dasar, Metode dan Teknik Edisi ke-7. Bandung, TARSITO,1980.

Syarifuddin, Amir. Hukum Kewarisan Islam. Jakarta: Kencana, 2004.

Syarifuddin, Amir Ushul Fiqh I. cet. V. Jakarta, Kencana:2011.

Wahyudi, Yudian. Maqashid al-Syari’ah Sebagai Doktrin dan Metode dalam M. Amin Abdullah dan Kawan-Kawan, Ed., Re-Strukturisasi Metodologi Islamic Studies Madzhab Yogyakarta. Yogyakarta, SUKA Press, 2007.

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta Graha Ilmu, 2010.

Zuhaili, Wahbah, az-. Fiqh Islami Wa Adillatuhu. penerjemah abdul Hayyie al-Kattani dkk. Jakarta, Gema Insani: 2011.

D. JURNAL

Abdullah, M. Amin. Epistemologi Keilmuan Kalam dan Fikih dalam Merespon Perubahan di Era Negara-Bangsa dan Globalisasi (Pemikiran Filsafat Keilmuan Agama Islam Jasser Auda,Media Syariah, Vol. XIV No. 2 Juli – Desember 2012 .

Arif, Muhammad Rinaldi. “Pemberian Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Beda Agama (Kajian Perbandingan Hukum Islam dan Putusan Mahkamah Agung Nomor. 368.K/AG/1995)”, Journal De Lega Lata, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017.

Arif, Muhammad Rinaldi. “Pemberian Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Beda Agama: Kajian Perbandingan Hukum Islam dan Putusan Mahkamah

Page 55: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

131

Agung Nomor. 368.K/AG/1995”. Journal De Lega Lata, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017.

Kamarudin. Penerapan Wasiat Wajibah Bagi Ahli Waris Non-Muslim (Studi Kasus Perkara N0.16K/AG/2010). Jurnal MIZANI, Vol.25, No.2. Agustus 2015.

Sarong, Hasan Basri, Amirudin A. Wahab dan A. Hamid. Perspektif Wasiat Wajibah Terhadap Anak Tiri, Jurnal Ilmu Hukum, Vol.2 No. 2 Agustus 2014.

Setiawan, Eko. Penerapan Wasiat Wajibah Menurut Kompilasi Hukum Islam Dalam Kajian Normatif Yuridis. Jurnal Muslim Herritage, Vol.1 No.2 November 2016-April 2017,

Tono, Sidik “Dasar Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung RI Tentang Wasiat Wajibah” Jurnal Millah Vol. XIII, No. 2, Agustus 2014.

Wahyudi, Muhammad Isna. Penegakan Keadilan dalam Kewarisan Beda Agama: Kajian Lima Penetapan dan Dua Putusan Pengadilan Agama dalam Perkara Waris Beda Agama, Jurnal Yudisial, Vol.8 No.3 Desember 2015.

E. WEB

https://kbbi.web.id/resiprokal https://www.youtube.com/watch?v=uUMsrfpseUQ

Page 56: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

132

Page 57: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

133

Lampiran-Lampiran

Terjemah al-Qur’an dan Hadist

HLM AYAT AL-

QUR’AN DAN HADIST

TERJEMAH

30 Q.S. al-Baqarah:

(2) : 180.

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabatnya dengan cara yang baik (sebagai) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa.

31 Q.S. an-Nisā: (4)

: 12.

Sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.

31 Hadist Riwayat

Sunan Ibnu Mājah.

Telah menceritakan kepada kita Muḥammad bin Muṡaffa al-Muḥsi, telah menceritakan Baqiyyah bin al-Walid, dari Yazid bin ‘Auf, dari Zubair, dari Jabir R.A. telah berkata: Nabi Muhammad SAW telah bersabda: barang siapa yang mati dengan berwasiat maka dia mati dalam keadaan bertaqwa dan disaksikan dan mati dalam keadaan diampuni dosa baginya.

33 Hadist Riwayat

Sunan Ibnu Mājah

Telah menceritakan kepada kita Hisyam bin Umar, telah menceritakan kepada kita Syu’aib bin Syabur, telah menceritakan kepada kita

Page 58: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

134

Abdul ar-Raḥman bin Yazīd bin Jabir, dari Sa’īd bin Abi Sa’īd, bahwasanya Anas bin Malik telah bercerita kepadanya dan berkata: sesungguhnya aku berada di sebelah Rasulullah dan lutut kami bertemu, dan mendengar beliau berkata: sesungguhnya Allah telah memberikan kepada setiap orang yang memiliki hak akan hartanya. Maka tidak wasiat untuk ahli waris.

33-34 Hadist Riwayat Imam Bukhārī

Telah menceritakan kepada kita Ibrahim bin al Harris, telah menceritakan kepada kita Yahya bin Abi Bakir, telah menceritakan kepada kita Zuhair bin Mu’awwiyah, al-Ju’fiy, telah menceritakan kepada kita Abu Isḥaq dari Amr bin al-Harris, pembantu Rasulullah SAW saudaranya Juwayriyyah binti al-Haris berkata: Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, beliau tidak meninggalkan satu dinar pun atau satu dirham pun, dan tidak meninggalkan budak laki-laki dan budak perempuan, dan tidak ada sesuatu apapun kecuali domba putihnya dan senjata serta tanahnya yang membuatnya beramal.

38 Hadist Riwayat

Sunan Ibnu Telah menceritakan kepada kita Ali bin Muhammad, telah

Page 59: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

135

Mājah menceritakan kepada kita Waqi’, dari Thalhah bin Amr, dari Aṭā’ dari Abu Hurairah R.A berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT telah bersedekah ketika matimu dengan sepertiga dari hartamu, sebagai tambahan bagi amalmu, maka lakukanlah sesuai keinginanmu atau kewajibanmu.

39 Hadist Riwayat

Sunan Ibnu Mājah

Telah menceritakan kepada kita Muḥammad bin Muṣaffa al-Muḥsi, telah menceritakan kepada kita Baqiyyah bin al-Walid, dari Yazid bin ‘Auf dari Abi Zubair, dari Jabir R.A telah berkata: barang siapa yang mati dengan berwasiat, maka dia mati dalam jalan yang lurus dan sunnahku, dan mati dalam keadaan taqwa dan dalam keadaan iman, dan mati dalam keadaan diampuni dosa baginya.

46 Hadist Riwayat Imam Muslim

Dari Sa’īd bin Abi Waqaṣ R.A. berkata: Nabi Muhammad SAW telah datang kepadaku, dan aku berada di Makkah, dan Nabi Muhammad tidak suka ketika aku mati di bumi yang dihijrahinya dan berkata: Semoga Allah merahmatimu Ibnu ‘Afra’ (Sa’ad). Aku berkata: Wahai Rasulullah, bolehkah aku hendak berwasiat terhadap seluruh hartaku?

Page 60: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

136

Rasulullah SAW bersabda: jangan. Kemudian aku bertanya: Jika separuhnya? Rasulullah SAW bersabda: Jangan. Kemudian aku bertanya: jika sepertiganya? Rasulullah SAW bersabda: Boleh sepertiga, dan sepertiga itu adalah banyak, sebab jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan tercukupi itu lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, hingga mereka meminta-minta pada orang lain. (selain itu, jika engkau hidup) walaupun engkau memberikan hartamu pada keluargamu, akan tetap dihitung sebagai sedekah, sampai makanan yang engkau suapkan pada mulut istrimu. Semoga Allah mengangkat derajatmu, memberikan manfaat kepada sebagian manusia, dan membahayakan sebagian yang lain. Pada saat itu Saád tidak mempunyai pewaris kecuali seorang anak perempuan.

57 Q.S. at Taubah:

(9) : 42.

Jikalau perintah yang kamu serukan kepada mereka itu sebuah keuntungan yang mudah dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, mudah dan lurus.

57 Q.S. Faṭir: (35) Dan sebagian dari mereka ada

Page 61: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

137

:32. yang pertengahan atau seimbang.

58 Q.S. an-Naḥl:

(16) : 9.

Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok.

59 Q.S. asy-Syūrā:

(42) : 13.

Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Musa.

80

Q.S. al-Isrā: (17) : 26

Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros

84

Hadist Riwayat Imam Bukhārī

Dari Usamah bin Yazid R.A. Nabi Muhammad SAW telah bersabda: orang muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak juga mewarisi terhadap orang muslim.

86

Q.S. al-Mumtaḥanah:

(60) : 8

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

96 Q.S. al-Isrā: (17) : 26

Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada

Page 62: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

138

orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan.

101

Hadist riwayat Imam Bukhori

Dari Usamah bin Zaid RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang muslim tidak dapat mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak dapat mewarisi orang muslim.

109 Q.S. al-Isrā: (17) :

26

Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan.

Page 63: PENARIKAN KRITERIA PENERIMA WASIAT WAJIBAH …digilib.uin-suka.ac.id/34312/1/1520310072_BAB -I,_IV_V... · 2019-04-02 · penarikan kriteria penerima wasiat wajibah berdasarkan maqĀṢid

139

CURICUlLUM VITAE

1. Data Pribadi

Nama : Azmi Zamroni Ahmad Jenis Kelamin : Laki-Laki Tempat &Tanggal Lahir : Nganjuk, 20 Februari 1993 Alamat Asal : Jl. Raya kediri-Nganjuk, Desa

Joho Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk

Alamat Jogja : PP. Ali Maksum, Krapyak Yogyakarta

Status : Mahasiswa Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia No HP : 085799020203 Alamat Email : [email protected] 2. Riwayat Pendidikan

1999-2005 : SDN JOHO III Pace,Nganjuk 2005 – 2008 : SMP Al-Azhar Denanyar,

Jombang 2008 -2011 : MA Al-Azhar Denanyar,

Jombang 2011 – Sekarang : Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta