pemodelan land-use change

40
TUGAS 2 : PEMODELAN GEOGRAFI FAHRUDIN NIM 25111002 1 PEMODELAN LAND-USE CHANGE DOSEN: DR. ALBERTUS DELIAR MENEMUKAN KESEDERHANAAN DALAM KEMAJEMUKAN

Upload: bappeda-belitung-timur

Post on 27-May-2015

833 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemodelan Land-use Change

1

TUGAS 2 : PEMODELAN GEOGRAFI

FAHRUDIN

NIM 25111002

PEMODELAN LAND-USE CHANGE

DOSEN: DR. ALBERTUS DELIAR

MENEMUKAN KESEDERHANAAN DALAM KEMAJEMUKAN

Page 2: Pemodelan Land-use Change

2

*KOMPLEKSITAS

*Sifat perubahan land-use

*Penyebab perubahan Land-use

Page 3: Pemodelan Land-use Change

3

* DEFINISILAND-USE DAN LAND-COVER:

Land-Cover (LC) : Atribut dari permukaan tanah dan di bawah permukaan, meliputi biota, tanah, topografi, air tanah dan struktur manusia.Land-Use (LU) : Tujuan yang digunakan manusia untuk memberdayakan land-cover.Contoh: pertanian, peternakan, kehutanan, ekstraksi mineral dan rekreasi.

Page 4: Pemodelan Land-use Change

4

*SIFAT PERUBAHAN LAND USE (LU)

Perubahan Land-use (LU) mengubah land-cover (LC) secara kumulatif dalam tempo yang cepat, terutama di daerah tropis (Turner et al., 1994).

Hutan Tropis

Perkantoran

Page 5: Pemodelan Land-use Change

5

Konversi1 dan modifikasi1 adalah bentuk perubahan

LU. Perubahan LU sering diakibatkan oleh

perubahan LC.Faktor yang umumnya membedakan konversi

dan modifikasi LC adalah degradasi tanah atau

intensifikasi LU.

* …..SIFAT PERUBAHAN LAND-USE (LU)Konversi dan Modifikasi Land-Cover (LC):

1 perubahan dr satu bentuk (rupa, dsb) ke bentuk (rupa, dsb) yg lain

Page 6: Pemodelan Land-use Change

6

*…..SIFAT PERUBAHAN LAND-USE (LU)

Contoh terkini konversi LC paling luas adalah deforestasi hutan tropis.Degradasi hutan oleh pembalakan selektif dan kebakaran juga mempengaruhi luas kawasan hutan.Konversi dan degradasi hutan di daerah tropis lembab menjelaskan bagian penting fluks karbon dari ekosistem darat dan berkontribusi besar terhadap hilangnya keragaman hayati.

Page 7: Pemodelan Land-use Change

7

* …..SIFAT PERUBAHAN LAND-USE (LU)LULC DALAM BIDANG KEHUTANAN

Hutan

LC didominasi pepohonan

Rekreasi

IsomilKonservasi

LU-nya dimanfaatkan untuk:

Pepohonan

Page 8: Pemodelan Land-use Change

8

*PENYEBAB-PENYEBAB PERUBAHAN LU

1.Faktor-faktor yang mempengaruhi tuntutan yang akan terjadi di lahan seperti populasi dan kesejahteraan.

2.Faktor-faktor yang mengontrol intensitas eksploitasi lahan.

3.Faktor-faktor yang berhubungan dengan akses atau kontrol sumber daya LU: ekonomi politik.

4.Faktor-faktor yang membentuk insentif yang memotivasi pengambilan keputusan individu: struktur politik, sikap dan nilai-nilai (Turner et al., 1995).

Page 9: Pemodelan Land-use Change

9

KOMPLEKSITAS LULC

SIFAT PERUBAHAN LULC

PENYEBAB PERUBAHAN LULC

KONVERSI

MODIFIKASI

POSISI GEOSPASIAL(TROPIS/SUBTROPIS)

POPULASI & KESEJAHTERAAN

EKSPLOITASI LAHAN

EKONOMI & POLITIK

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Page 10: Pemodelan Land-use Change

10

* MENEMUKAN KESEDERHANAAN

1. Model empiris - statistik2. Model stokastik3. Model optimasi4. Model simulai dinamis (berbasis

proses)

Page 11: Pemodelan Land-use Change

11

*MENEMUKAN KESEDERHANAAN

Pemodelan perubahan LU ditujukan untuk mengatasi setidaknya salah satu pertanyaan berikut:1.Variabel sosio-ekonomik dan biofisik yang

manakah yang banyak berkontribusi pada penjelasan perubahan LU dan mengapa?

2.Lokasi manakah yang dipengaruhi oleh perubahan LU dan dimana?

3.Pada tingkatan apakah kemajuan perubahan LU dan LC - kapan?

Page 12: Pemodelan Land-use Change

12

1. MODEL EMPIRIS STATISTIK

Model empiris-statistik bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab perubahan LU secara eksplisit dengan memakai analisis multivariasi dari kontribusi eksogen yang mungkin untuk mendapatkan laju perubahan secara empiris.

Page 13: Pemodelan Land-use Change

13

2. MODEL STOKASTIK

Model stokastik untuk perubahan LU terutama terdiri dari model kemungkinan transisi seperti rantai Markov, secara stokastik mendiskripsikan proses yang bergerak secara berurutan melalui serangkaian pergerakan.

Bro Markov

Page 14: Pemodelan Land-use Change

14

3. MODEL OPTIMISASI

Dalam Ilmu Ekonomi, banyak model teknik optimisasi perubahan LU berdasarkan pada analisis lahan keseluruhan memakai program linier, pada level ekonomi mikro, atau model keseimbangan umum, pada skala ekonomi makro. (Kaimowitz dan Angelsen, 1998)

Page 15: Pemodelan Land-use Change

15

4. MODEL SIMULASI DINAMIS (BERBASIS PROSES)

Model perubahan LU dalam ruang dan waktu dihasilkan oleh interaksi proses biofisik dan sosio-ekonomi. Model simulasi dinamis (berbasis proses) telah dikembangkan untuk meniru jalannya proses tersebut dan mengikuti evolusinya. Model simulasi

menekankan pada interaksi antara

semua komponen yang membentuk

sistem.

Page 16: Pemodelan Land-use Change

16

MENEMUKAN KESEDERHANAAN

1. MODEL EMPIRIS

STATISTIK

2. MODEL STOKASTIK

4. MODEL SIMULASI DINAMIS

3. MODEL OPTIMASI

Page 17: Pemodelan Land-use Change

17

*BATASAN PENELITIAN

1. MENGATASI ISU SKALA

2. PEMODELAN INTENSIFIKASI LAND-USE

3. MENGINTEGRASIKAN HETEROGENITAS TEMPORAL

Page 18: Pemodelan Land-use Change

18

1. MENGATASI ISU SKALA

Skala dalam pemodelan LU mempengaruhi tipe penjelasan yang diberikan terhadap perubahan LU.

Pada skala/cakupan yang luas, tingginya tingkat agregasi data mengaburkan keragaman situasi dan juga relasi, dan terkadang menghasilkan rata-rata yang tidak signifikan.

Page 19: Pemodelan Land-use Change

19

Prediksi berdasarkan model cakupan yang luas tidak akurat, terutama untuk penilaian regional dan lokal, karena proses kunci ditutupi pada tingkat keseluruhannya.

(Turner dkk, 1995)

*…..MENGATASI ISU SKALA

Page 20: Pemodelan Land-use Change

20

*…..MENGATASI ISU SKALA

Model dari perubahan penggunaan lahan harus berdasarkan pada analisis sistem pada berbagai skala spasial dan temporal. Namun kebanyakan model skala regional yang

ada tidak menunjukkan kompleksitas struktural dan fungsional.

Page 21: Pemodelan Land-use Change

21

Model yang menggabungkan dan menghubungkan lebih banyak faktor untuk area spasial heterogen (misalnya model penilaian terpadu) sangat menyederhanakan sistem penggunaan lahan. Menggabungkan kompleksitas struktural menjadi perlu pada skala lebar (Veldkamp dan Lambin, 2001).

*…..MENGATASI ISU SKALA

Page 22: Pemodelan Land-use Change

22

2. PEMODELAN INTENSIFIKASI LAND-USE

Meskipun persediaan makanan masa depan harus diperoleh dari intensifikasi pertanian daripada ekspansi pertanian, namun sebagian besar upaya-upaya pemodelan dalam penggunaan lahan lebih memperhatikan isu konversi LU daripada modifikasi LU.

Page 23: Pemodelan Land-use Change

23

*…..PEMODELAN INTENSIFIKASI LAND-USE

Bagaimanapun pada umumnya model simulasi dinamik lebih cocok untuk memprediksi perubahan di dalam intensitas LU dari pada model empiris, stokastik atau optimisasi statik. Meskipun beberapa metode stokastik dan optimisasi mungkin berguna dalam menggambarkan proses pengambilan keputusan yang mengatur manajemen lahan (Lambin dkk, 2000).

Page 24: Pemodelan Land-use Change

24

3. MENGINTEGRASIKAN HETEROGENITAS TEMPORAL

Banyak pola penggunaan lahan telah yang dikembangkan dalam konteks ketidakstabilan jangka panjang, termasuk proses nonlinier dalam variabel biofisik (iklim, penyakit) dan dalam kekuatan ekonomi politik (dinamika pasar, fluktuasi harga, pengaruh kebijakan negara).

Page 25: Pemodelan Land-use Change

25

*…..MENGINTEGRASIKAN HETEROGENITAS TEMPORAL

Model LU oleh karena itu harus dibangun berdasarkan asumsi heterogenitas temporal bukan pada asumsi progresif umum, tren linier (misalnya pada model pengembangan intensifikasi progresif sumber daya material).

Page 26: Pemodelan Land-use Change

26

*…..MENGINTEGRASIKAN HETEROGENITAS TEMPORAL

Dengan kata lain, variabel berubah dengan cepat dan tak terduga sama pentingnya dalam membentuk dinamika penggunaan lahan sebagai variabel yang berubah secara perlahan-lahan dan kumulatif.

Page 27: Pemodelan Land-use Change

27

*STUDI KASUS

Page 28: Pemodelan Land-use Change

28

*STUDI KASUS

*Terjadi perubahan dari lahan non terbangun menjadi terbangun atau perubahan dari kawasan permukiman perdesaan menjadi permukiman perkotaan.

*Secara morfologis telah menunjukkan fenomena terjadinya ekspansi baik fisik dan non fisik kota terhadap hinterlandnya (konurbasi monosentris), dan terjadi juga perembetan memanjang (axial development) di wilayah sepanjang kanan-kiri Jalan Semarang-Purwodadi.

http://eprints.undip.ac.id/12152/

Page 29: Pemodelan Land-use Change

29

*KOMPLEKSITAS

*Perluasan batas kekotaan

*Perluasan jaringan, terutama jar. Transportasi/aksesibilitas

*Kebijakan penggunaan lahan

*Nilai lahan/harga lahan

*Topografi

*Jumlah Penduduk

Page 30: Pemodelan Land-use Change

30

*SIMPLISITAS

*Aksesibilitas misal: jalan,transportasi umum

*Harga Lahan

*Infrastruktur

Page 31: Pemodelan Land-use Change

31

PENGGOLONGAN JENIS PENGGUNAAN LAHAN

(BERDASARKAN LOKASI STUDI)

Page 32: Pemodelan Land-use Change

32

STRUKTUR MODEL Model SALU (Model Land-Use SAhelian) (Stephenne dan Lambin, 2001a): simulasi dinamis Model yang dibangun untuk merekonstruksi penggunaan lahan dan perubahan land-cover pada masa lalu di Sahel Afrika selama 30 tahun terakhir, dan untuk mengembangkan skenario perubahan yang mungkin di masa depan.

Page 33: Pemodelan Land-use Change

33

* STRUKTUR MODEL SALU (SAhelian Land Use model)

Page 34: Pemodelan Land-use Change

34

…..STRUKTUR MODEL Struktur model yang dipakai adalah model SALU (SAhelian Land Use model). Model ini mensimulasikan dua proses perubahan LU: proses aksi dan reaksi antara laju tingkat perubahan (faktor perubahan) dan tingginya faktor pemintaan (demand) dan penawaran (supply) penduduk terhadap lahan.Pertumbuhan lahan terbangun besar-besaran pada saat ini diawali dengan masuknya investasi pengembangan perumahan berskala besar di 4 desa yaitu Desa Mranggen, Brumbung, Batursari, dan Kebonbatur.

Page 35: Pemodelan Land-use Change

35

Simulasi skenario yang dilakukan dengan SALU menghasilkan pandangan berguna untuk pemahaman proses perubahan LU yang lebih baik di Jalan Semarang – Purwodadi.

THE ART OF SALU

Page 36: Pemodelan Land-use Change

36

PETA PEMBAGIAN ZONA WILAYAH PENGARUH

Page 37: Pemodelan Land-use Change

37

PETA RENCANA PENGGUNAAN LAHAN IKK

Page 38: Pemodelan Land-use Change

38

PETA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN IKK

Page 39: Pemodelan Land-use Change

39

TABEL REKAPITULASI PENILAIAN VARIABEL

Page 40: Pemodelan Land-use Change

40

SEKIAN & TERIMA KASIH

GANBATTE KUDASAI