pemindahan tanah mekanik

Upload: habibielh

Post on 11-Oct-2015

205 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • I. PENGENALAN UMUM

    Dalam pekerjaan-pekerjaan bangunan sipil yang besar kadang-kadang juga

    dituntut masalah penyelesaian yang cepat. Untuk itu kita perlu

    mempertimbangkan penggunaan alat-alat berat yang sesuai dengan kondisi

    pekerjaan yang bersangkutan. Hal ini tidak dapat kita hindari, mengingat

    pemanfaatan tenaga manusia secara manual dengan alat-alat konvensional

    sudah tidak efisien lagi.

    Dalam buku ini penyusun mencoba memberikan pengertian dasar mengenai

    hal-hal yang berkaitan dengan alat-alat berat, terutama pada pelaksanaan

    pekerjaaan yang berhubungan dengan pemindahan tanah. Beberapa hal akan

    diuraikan tentang pengertian dasar alat-alat dan pengenalan sifat-sifat tanah

    sehubungan dengan pekerjaan-pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis.

    I.1. PENGENALAN DASAR ALAT

    Faktor-faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah :

    1. tenaga yang dibutuhkan (Power Required), 2. tenaga yang tersedia (Power Available), 3. tenaga yang dapat dimanfaatkan (Power Usable).

    Hubungan antara tenaga ynag dibutuhkan, tenaga tersedia dan tenaga yang

    dapat dimanfaatkan adalah sangat penting diketahui, karena kita dapat

    menentukan berapa kapasitas alat yang harus kita pilih untuk sesuatu

    pekerjaan yang dilaksanakan.

    Beberapa hal yang mempengaruhi besarnya tenaga yang dapat

    dimanfaatkan dari alat-alat berat diuraikan sebagai berikut :

    I.1.1. Pengaruh Ketinggian

    Yang dimaksud dengan ketinggian disini adalah lokasi/tempat bekerjanya

    alat terhadap permukaan air laut. Seperti kita ketahui bahwa mesin dari alat

    yang digunakan kebanyakan dari jenis internal combustion engines, yang bekerjanya atas dasar pembakaran campuran zat asam (oksigen) dari udara

    dengan bahan bakar. Untuk mendapatkan tenaga maksimal dalam pembakaran

  • harus dipenuhi syarat-syarat perbandingan yang tepat antara bahan bakar

    dan oksigen. Apabila kerapatan udara berkurang, misalnya karena berada

    pada tempat yang lebih tinggi, maka jumlah oksigen persatuan volume dalam

    udara juga berkurang, sehingga mesin tidak dapat mencapai pembakan yang

    sempurna.

    Untuk mendapatkan pembakaran sempurna, tentu saja bahan bakar

    dikurangi, agar perbandingan oksigen dan bahan bakar memenuhi persyaratan,

    tetapi hal ini akan menyebabkan tenaga mesin berkurang. Dari pengertian ini

    maka berkurangnya tenaga mesin sebanding dengan kerapatan udara,

    sehingga untuk pertimbangan praktis dianggap bahwa berkurangnya tenaga

    mesin berbanding lurus dengan bertambahnya ketinggian tempat kerja.

    Rumus praktisnya dapat kita tulis, berkurangnya tenaga mesin adalah

    sebesar 3% dari HP seluruhnya untuk tiap penambahan 1000 feet di atas

    3000 feet yang pertama, dari atas permukaan air laut, untuk four cycle

    engines, dan untuk two cycle engines berkurang sebesar 1% tiap penambahan

    ketinggian 1000 feet.

    Contoh 1-1 : sebuah traktor 100 HP (four cycle engines) bekerja pada

    ketinggian 10.000 feet dari permukaan air laut,

    - tenaga mesin (diatas muka air laut) = 100 HP

    - pengurangan = 30% x (10.000 3.000) x 100 = 21 HP

    1.000 (-)

    tenaga efektif = 79 HP

    Sehingga untuk keperluan kerja traktor tersebut, hanya dihitung

    kemampuannya sebesar 79 HP atau bekerja efektif 79% saja.

    Pada akhir-akhir ini penggunaan alat super charger dapat mengurangi hilangnya tenaga akibat ketinggian tempat ini. Super Charger bertujuan untuk

    menginjeksikan udara kedalam cylinder, sehingga sistem super charger ini dapat mempertinggi tenaga mesin hingga 125%.

    I.1.2. Temperatur

    Apabila suhu udara naik udara mengembang, hal ini akan mengurangi

    kandungan oksigen persatuan volume udara, sehingga akan mengurangi tenaga

    mesin seperti yang telah dijelaskan pada I.1.1.

  • Pengaruh berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah,

    Tenaga mesin berkurang sebesar 1% untuk tiap suhu udara naik 100 F diatas temperatur standar 850 F, atau tenaga mesin bertambah 1% bila suhu udara turun tiap 100 F di bawah temperatur standar 850 F.

    I.1.3. Koefisien Traksi

    Tenaga mesin alat hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang maksimal

    apabila ada gesekan yang cukup antara permukaan ban/roda dengan

    permukaan tanah tempat alat tersebut bekerja. Apabila gesekan antara

    tanah dan roda/ban kurang, maka tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada

    roda hanya akan menyebabkan selip.

    Koefisien traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip

    dibagi dengan berat kendaraan keseluruhan (untuk crawler/roda rantai) atau

    besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan

    yang terlimpah pada roda geraknya.

    Contoh 1-2 : Sebuah alat dengan roda rantai (Crawler) berat total alat

    3.000 kg. Dari hasil pengamatan alat tersebut bekerja pada

    medan tertentu, roda mengalami selip pada saat diberikan

    tenaga traksi sebesar 2.400 kg.

    Jadi koefisien traksi = 2.400/3.000 = 0.8.

    Contoh 1-3 : Sebuah loader berat totan 10.000 kg, 60% berat kendaraan

    dilimpahkan pada roda gerak. Dari hasil pengamatan roda gerak

    selip pada tenaga tarik sebesar 4.000 kb.

    Berat alat yang dilimpahkan pada roda gerak

    = 0,60 * 10.000 kg = 6.000 kg.

    Koefisien traksi = 4.000 = 0.667

    6.000

    Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya

    untuk kendaraan roda karet, kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan

    permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi besarnya nilai

    koefisien traksi. Variasi-variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi

    dari percobaan-percobaab dapat diberikan ancer-ancer seperti tabel berikut:

  • Tabel I-1 Koefisien Traksi

    Jenis permukaan Ban Karet Crawler

    Beton kering dan kasar

    Tanah liat kering

    Tanah liat basah

    Pasir kering

    Pasir basah

    Kerikil lepas

    Es / salju

    0,80 1,00

    0,50 0,70

    0,40 0,50

    0,15 0,20

    0,20 0,40

    0,10 0,30

    0,05 0,10

    0,45

    0,90

    0,70

    0,30

    0,50

    0,40

    0,15

    Contoh 1-4 : Sebuah traktor roda karet dengan dua gerak berat total

    18.000 lbs bekerja pada tanah pasir basah dengan koefisien

    traksi 0,3.

    Maka tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan

    = 0,3 * 18.000 = 5.400 lbs

    I.1.4. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

    Rolling Resistance adalah tahanan oada gerakan roda kendaraaan di atas

    permukaan tanah. Besarnya tahanan ini tergantung pada permukaan tanah

    tempat bekerja alat/kendaraan (keras, licin, lembek dll). Tanah yang lembek

    akan memberikan tahanan gelinding yang kecil atau kira-kira hanya 2% dari

    berat kendaraan saja.

    Pada kendaraan dengan roda karet, besarnya tahanan gelinding ini

    tergantung pula pada ukuran ban, tekanan angin ban dan bentuk kembangan

    permukaanban. Untuk kendaraan dengan roda rantai/crawler tahanan

    gelinding ini terutama hanya tergantung pada sifat permukaan tanah saja.

    Rolling Resistance ini didefinisikan sebagai tenaga tarik, dalam

    kilogram/lbs, yang diperlukan untuk menggerakkan tiap ton berat kendaraan

    dengan muatannya di atas permukaan yang datar macam permukaan tertentu.

    Untuk menentukan besarnya Rolling Resistance secara pasti akan

    sangatlah sulit, maka digunakan percobaan sederhana menarik kendaraan

    dengan menggunakan tali penarik yang dilengkapi alat pengukur tegangan.

    Tegangan tali penarik ini (kilogram/lbs) dibagi dengan berat total kendaraan

    dan muatan (ton) adalah besarnya nilai Rolling Resistance.

  • Gambar I-1 Menentukan Rolling Resistance

    Beberapa nilai RR dapat diberikan pada tabel berikut, tetapi

    seyogyanyadapat dilakukan percobaan-percobaan sendiri di lapangan.

    Tabel I-2 Rolling Resistance (lbs/ton) untuk berbagai macam kendaraan

    dan jenis permukaan tanah.

    Jenis permukaan Ban

    Baja/Plan

    Bearings

    Crawler

    type/Track

    vehicle

    Ban karet, anti friction

    bearings

    High.pres Low.pres

    Beton halus

    Aspal keadaan baik

    Tanah padat, baik

    Tanah tak terpelihara

    Tanah becek, berlubang

    Pasir kerikil, lepas

    Tanah sangat becek

    40

    40 70

    60 100

    100 150

    250 300

    280 320

    350 - 400

    55

    60 70

    60 80

    80 110

    140 180

    160 200

    200 - 240

    35

    40 65

    40 70

    100 140

    180 220

    260 290

    300 - 400

    45

    50 65

    50 70

    70 100

    150 200

    220 260

    280 - 340

    Contoh 1-5 : Sebuah truk dengan muatan berat 20 ton, bergerak pada jalan

    aspal dengan RRF = 50 lbs/ton.

    Maka Rolling Resistance nya : 50 * 20 = 1.000 lbs

    I.1.5. Pengaruh Landai Permukaan (Grade) Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga traksi yang

    diperlukan akan naik pula, kira-kira akan sebanding dengan tanjakan jalan

  • yang akan dilalui. Demikian juga bila jalan turun, tenaga yang diperlukan

    berkurang dengan nilai yang sama seperti jalan yang menanjak.

    Landai jalan dinyatakan dalam persen (%), ialah perbandingan antara

    perubahan ketinggian per satuan panjang jalan. Penambahan dan pengurangan

    tenaga traksi akibat adanya tanjakan atau turunandapat dikatakan

    berbanding lurus dengan % naik turunnya landai jalan tersebut. Meskipun

    keadaan sebenarnya tidak tepat demikian, namun secara pernyataan tersebut

    dapat digunakan secara praktis, karena hasilnya tidak begitu jauh dengan

    kenyataan. Misalnya sebuah kendaraan dengan berat 1.000 kg melewati jalan

    naik dengan landai 5% maka tambahan tenaga traksi yang diperlukan : 5% *

    1.000 kg = 50 kg.

    Secara mudah pengaruh landai (Grade) ini adalah sebesar 10 kg atau 20

    lbs per ton berat kendaraan setiap & grade. Dalam hitungan-hitungan

    kebutuhan tenaga traksi kita bedakan antara tanjakan dan turunan sebagai

    berikut :

    1. Grade Resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan bertambahnya

    tenaga traksi yang diperlukan.

    2. Grade Assistance adalah turunan yang mengakibatkan berkurangnya

    tenaga traksi yang diperlukan.

    Jadi Total Resistance = TR adalah :

    TR = RR + GR atau TR = RR GA

    Keterangan : TR = Total Resistance

    RR = Rolling Resistance

    GR = Grade Resistance

    GA = Grade Assistance

    I.1.6. Tenaga Roda (Rimpull)

    Tenaga roda adalah tenaga gerak yang dapat disediakan mesin kepada

    roda-roda gerak suatu kendaraan yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs.

    Jika secara rinci tidak disediakan oleh pabrik pembuat alat/kendaraan,

    tenaga roda ini dapat dihitung dengan rumus :

  • Lbs

    Efisiensi nilai berkisar 80 -85%, sedang HP adalah tenaga mesin dalam Horse

    Power (tenaga kuda).

    Contoh 1-6 : Sebuah traktor roda 160 HP, berjalan pada gigi ke 1 dengan

    kecepatan 3,6 mph, maka Rimpull yang tersedi pada roda-roda

    maksimal :

    375 x 160 x 0,80 = 13.500 lbs

    3,6

    Tenaga ini hanya dapat dimanfaatkan apabila cukup gesekan antara tanah

    dengan roda. Misalnya traktor tersebut pada gigi ke 4 dengan kecepatan 22,4

    mph harus menarik muatan (total + berat traktor) sebesar 16 ton dan harus

    melalui tanjakan 5% dan RR = 50 lbs/ton, maka :

    Rimpull = 3,6 x 13.500 = 2.160 lbs

    22,4

    akibat RR = 50 x 16 = 800 lbs

    akibat GR = 5 x 20 x 16 = 1.600 lbs (+)

    TR = 2.400 lbs

    Disini Rimpull yang tersedia 2.160 lbs < 2.400 lbs (berat traktor + muatan

    yang harus ditarik), sehingga harus pindah gigi yang lebih rendah agar

    traktor dapat menarik.

    I.1.7. Tenaga Tarik (Drawbar Pull = DBP)

    Tenaga tersedia pada traktor/kendaraan yang dapat dihitung untuk

    menarik muatan disebut Tenaga Tarik Traktor (Drawbar Pull = DBP), ialah

    tenaga yang terdapar pada gantol (hook) di belakang traktor tersebut, yang

    dinyatakan dalam kilogram atau lbs.

    Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi

    gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk tenaga menggerakkan

    Rimpull = 375 x HP x Efisiensi

    Kecepatan (mph)

  • kendaraannya sendiri dan lain-lain pengaruh yang mengurangi daya guna

    mesin, maka sisanya dihitung sebagai DBP.

    DBP ini besarnya tergantung juga dari kecepatan gerak kendaraan (gear selection), untuk masing-masing gigi dinyatakan masing-masing DBP nya untuk kecepatan maksimal pada gigi tersebut, pada putaran mesin tertentu (rated RPM). Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 1-3 Tenaga Tarik atau DBP

    Gigi ke Kecepatan (mph) DBP (lbs)

    1

    2

    3

    4

    5

    1,56

    2,20

    3,04

    3,88

    5,30

    9,909

    6,872

    4,752

    3,626

    2,419

    Biasanya dalam daftar spesifikasi yang diberikan oleh masing-masing

    pabrik telah diperhitungkan besarnya Rolling Resistance sebesar 110 lbs/ton

    berat traktor. Jika dalam kenyataannya nilai RR tersebut lebih kecil atau

    lebih besar, maka dapat dilakukan penyesuaian nilai DBP nya.

    Contoh 1-7 : Sebuah traktor berat 15 ton mempunyai

    DBP = 5.684 lbs, diperhitungan pada nilai

    RRF = 110 lbs/ton .

    Jika traktor bekerja pada jalan dengan

    RRF = 180 lbs/ton, maka :

    - DBP pada RRF 110 lbs/t = 5.684 lbs

    - reduksi DBP : (180-110)x15 = 1.050 lbs

    Jadi DBP efektif tinggal = 4.634lbs

    I.1.8. Kemampuan mendaki tanjakan (gradability)

    Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal yang dapat

    ditempuh oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam %

    landai. Kemampuan ini berbeda pada masing-masing keadaan

  • traktor/kendaraan yang kosong atau kecepatan pada gigi yang dipilih dan

    sebagainya.

    Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi oleh: 1. daya tarik (DBP atau rimpull) yang disediakan oleh mesin,

    2. rolling resistance pada permukaan jalan

    3. berat total traktor dengan muatan, dan

    4. landai permukaan jalan yang dilalui.

    Untuk crawler traktor, kemampuan mendaki dihitung berdasar sisa DBP

    yang masih, setelah dari DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang

    dibutuhkan untuk menanggulangi rolling resistance.

    Contoh 1-8 : Sebuah traktor menarik scraper dengan ketentuan sebagai

    berikut.

    Traktor 180 HP, berat 20 ton, scraper dengan muatan penuh

    berat 36 ton. DBP traktor pada gigi ke 3 sebesar 9.200 kg,

    rolling resistance (RR) traktor 80 kg/ton, RR traktor yang

    diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100 kg/ton,

    efisiensi 85%.

    Hitungan : RR tambahan untuk traktor (80 50) = 30 kg/ton

    - RR traktor : 20 * 30 = 600 kg

    - RR scraper : 36 * 100 = 3.600 kg

    Total RR = 4.200 kg

    Maksimal DBP yang dihitung : 85% * 9.200 = 7.820 kg

    Untuk mengatasi RR = 4.200 kg

    DBP yang tersedia = 3.620 kg

    Berat traktor + scraper : 20 + 36 = 56 ton

    Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 1%, jadi

    untuk traktor + scraper : 10 * 56 = 560 kg untuk tiap 1% landai

    naik. Kemampuan mendaki traktor menarik scraper :

    3.620 x 1% = 6,46%

    560

  • Untuk traktor dengan roda karet dapat dilakukan hitungan yang sama,

    haya perlu dihitung koefisien traksinya, karena pada traktor jenis ini

    mempunyai pengaruh yang cukup berarti.

    Contoh 1-9 : Traktor roda karet 120 HP berat total 12 ton, distribusi beban

    pada gerak 60%, koefisien traksi 0,5.

    Traktor menarik scraper berat dengan muatan penuh 25 ton.

    DBP traktor pada gigi ke 2 sebesar 4.500 kg, RR traktor 60

    kg/ton, RR yang diperhitungkan dari pabrik 50 kg/ton, scraper

    70 kg/ton. Efisiensi mesin 85%.

    Hitungan : - Tambahan RR traktor : (60 50) * 12 = 120 kg

    - RR scraper : 70 * 25 = 1.750 kg

    RR Total = 1.870 kg

    Kontrol Traksi pada Roda Gerak

    Gambar 1-2 Traktor menarik Scraper

    Beban pada roda gerak 60% * 12.000 kg = 7.200 kg

    Tenaga traksi senelum terjadi selip

    = 0,5 * 7.200 kg = 3.600 kg.

    Maksimal DBP traktor dihitung = 85% * 4.500 kg

    = 3.825 kg > 3.600 kg ----- ttaktor sudah selip

    - Tenaga yang dapat dimanfaatkan : 3.600 kg

    - Untuk menanggulangi RR : 1.870 kg

    DBP tersisa : 1.730 kg

    Berat traktor + scraper : 12 + 25 = 37 ton

    Tiap % landai perlu tenaga = 10 * 37 = 370 kg

    Jadi kemampuan mendaki traktor :

    1.730 x 1% = 4.67%

    370

  • Untuk traktor denganroda karet dapat juga digunakan rumus sebagai

    berikut :

    K = 972 * T * G _ N

    R * W 20

    Keterangan :

    K = kemampuan mendaki traktor dan muatan

    G = total reduksi gigi pada gigi yang dipilih.

    T = torgue mesin rata-rata (lbs,ft)

    R = rolling radius roda gerak, diukur dari pusat roda sampai tanah (inci)

    W = berat total kendaraan + muatan (lbs)

    N = rolling resistance (lbs/ton)

    Contoh 1-10 : jika diketahui T = 750 lbs.ft pada 2.100 rpm, G = 41 : 1

    Pada gigi ke 1. R = 30 inci, W = 140.000 lbs, N = 50 lbs/ton

    K = 972 * 750 * 41 _ 50 = 4,62%

    30 * 140.000 20

    I.1.9. Pengaruh lain

    Di samping beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa hal

    perlu juga dipertimbangkan dalam menghitung produksi alat dan pemilihan

    alat yang digunakan, antara lain sebagai berikut :

    1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

    2. Material yang dikerjakan, berat volume, jenis tanah kohesif atau

    kepasiran. Untuk jenis tanah kohesif, lekatannya besar sehingga perlu

    dipilih alat yang sesuai, demikian juga untuk tanah kepasiran (lepas).

    Faktor besar kecilnya kembang susut tanah perlu juga untuk diketahui

    untuk menghitung efisiensi penggunaan alat.

    3. Efisiensi kerja, di sini dipertimbangkan efisiensi kerja untuk siang atau

    malam akan berbeda, hal ini dapat dijelaskan pada tabel berikut.

    Tabel 1-4 Efisiensi Kerja Siang/Malam

    Traktor Kerja efektif Efisiensi kerja

  • (menit/jam)

    Kerja siang

    - Crawler

    - Wheel

    Kerja malam

    - Crawler

    - Wheel

    50

    45

    45

    40

    0,83

    0,75

    0,75

    0,67

    Kondisi kerja pada malam hari banyak dipengaruhi oleh jarak pandangan

    operator, karena sinar lampu yang digunakan jaraknya sangat terbatas.

    4. Kemampuan operator, jika operator mampu dan berpengalaman, akan

    diperoleh hasil yang maksimal.

    5. Keadaan medan yang baik akan mempengaruhi produksi kerja, sebaliknya

    bila medan jelek, berdebu, berkabut dan tidak rata/datar akan

    mengurangi produksi kerja.

    6. Kondisi alat yang digunakan, jika alat masih baik, terpelihara akan sangat

    membantu meningkatkan produksi, bila kondisi alat sudah tua, sering

    macet/rusak akan sangatmengganggu kelancaran pekerjaan dan produksi.

    Hal yang telah diuraikan di atas tentu bukanlah hal mutlak untuk

    menentukan produksi yang akan dihasilkan, karena beberapa pertimbangan

    manajemen juga sangat mendukung hasil yang diharapkan. Untuk itu perlu

    juga dipelajari ilmu manajemen sehingga akan diperoleh hasil interaksi yang

    optimal.

    I.2. SIFAT-SIFAT TANAH

    Beberapa sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan,

    penggusuran dan pemampatan perlu diketahui, karena tanah yang dikerjakan

    akan mengalami perubahan dalam volume dan kepampatannya. Oleh karena

    perubahan-perubahan ini, maka dalam menyatakan jumlah volumenya, perlu

    dinyatakan keadaan tanah yang dimaksud.

    Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam

    pekerjaan-pekerjaan tanah antara lain :

  • Gambar 1-3 Beberapa kondisi tanah

    1. Keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah tersebut terusik, jadi

    keadaan yang sesuai dengan kehendak alam. Keadaan kita sebut dengan

    keadaan bank atau alam, dan ukurannya kita nyatan dalam bank measure (BM). Keadaan yang demikian ini meliputi juga keadaan sejumlah tanah

    yang akan dikerjakan, jadi tidak mutlak keadaan alam sebenarnya.

    2. Keadaan tanah yang lepas atau loose, ialah keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha pengusikan, misalnya digusur, digali, diangkut dan

    sebagainya. Ukuran tanah dalam keadaan lepas ini biasanya dinyatakan

    dalam % BM (BM + swell), jadi volume tanah loose lebih besar dibanding

    volume tanah alam pada berat tanah yang sama.

    3. Keadaan tanha pampat, ialah keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha

    pemampatan dengan bermacam cara, baik dengan alat maupun dengan

    tenaga manusia. Besarnya ukuran tanah dalam keadaan pam[pat

    (compacted) ini, jika dibandingkan dengan BM, sangat tergantung dari

    usaha pemampatan yang diberikan, jadi mungkin dapat lebihbesar atau

    mungkin dapat lebih kecil.

    Bertambahanya volume tanah dari bank menjadi loose doisebut dengan swell yang dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan :

    SW = ( B _ 1 ) * 100%

    L

    Keterangan : SW = % swell

    B = berat tanah dalam keadaan bank (alam) L = berat tanah dalam keadaan loose (lepas)

    Berkurangnya volume tanah dari keadaan bank menjadi pampat disebut dengan shrinkage atau susut, yang dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan rumus :

  • Sh = (1 _ B ) * 100%

    C

    Keterangan : Sh = % shrinkage atau susut

    B = berat tanahdalam keadaan bank (alam) C = berat tanah dalam keadaan compacted (pampat)

    Contoh 1-11 : Suatu tanah dari hasil penyelidikan diperoleh nilai-nilai sebagai

    berikut :

    - berat tanah alam 92 lbs/cu.ft

    - berat tanah lepas 76 lbs/cu.ft

    - berat tanah dipampatkan 108 lbs/cu.ft

    maka ;

    SW = ( 92 _ 1 ) * 100% = 21%

    76

    Sh = ( 1 _ 92 ) * 100% = 15%

    108

    Di samping % swell dan % shrinkage, untuk menyatakan konversi keadaan tanah dapat juga digunakan load factor dan shrinkage factor, dan dihitung sebagai berikut :

    aanloosevolumekead

    aanbankvolumekeadLoadFactor

    aanbankvolumekead

    edaancompactvolumekeadactorShrinkageF

    Sebagai ilustrasi, beberapa macam tanah dengan sifat karakternya dapat

    dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1-5 Sifat-sifat beberapa macam tanah

    Jenis tanah % swell Load Factor

    Lempung alami

    Lempung berkerikil kering

    Lempung berkerikil basah

    Tanah biasa baik, kering

    38

    36

    33

    24

    0,72

    0,73

    0,73

    0,81

  • Tanah biasa baik, basah

    Kerakal

    Pasir kering

    Pasir basah

    Batu

    26

    14

    11

    12

    62

    0,79

    0,88

    0,90

    0,89

    0,61

    Contoh 1-12 : Berapa kali harus diangkut oleh acraper yang kapasitasnya 18

    cuyd, jika dibutuhkan tanah lempung berkerikil, kering,

    sebanyak 8.000 cu-yd (compacted), dengan shrinkage factor

    0,80 ?

    - diperlukan tanah : 8.000 = 10.000 cu-yd (bank)

    0,80

    - kemampuan scraper mengangkut tanah : 18 * 0,73

    = 13,14 cu-yd (bank)

    - jika hanya digunakan 1 scraper maka diperlukan

    = 10.000 = 761 kali pengangkutan dengan scraper

    13,13

    II. ALAT-ALAT GUSUR

  • II.1. PENGENALAN TRAKTOR

    Traktor adalah adalah alat yang mengubah tenaga mesin menjadi tenaga

    gerak/mekanik. Penggunaan traktor adalah sebagai alat penggerak (prime mover) bagialat berat, misalnya untuk menarik, mendorong, serta sebagai tempat dudukan alat lain dan sebaginya, namun dapat juga digunakan untuk

    keperluan yang lain.

    Traktor dibedakan dalam dua tipe pokok, yaitu traktor dengan roda rantai

    (crawler tractor), dan traktor dengan roda karet/ban (whell tractor). Masing-masing tipe mepunyai kemampuan dan kegunaan yang berbeda,

    sehingga dalam memilih alat yang cocok untuk keperluan pekerjaan perlu

    diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

    1. Ukuran traktor yang memungkinkan digunakan dalamtempat pekerjaan

    sehingga dapat efektif.

    2. Traksi yang tersedia pada kondisi medan yang diinginkan.

    3. Kekerasan permukaan medan/tanah.

    4. Landai maksimal yang akan dilalui.

    5. Panjang jalan angkut (haul distance) dan kecepatan gerak yang dibutuhkan. 6. Pekerjaan lanjutan yang masih harus dilakukan setelah pekerjaan pokok

    selesai dilaksanakan.

    7. Usaha-usaha pengangkutan alat ke lokasi proyek.

    8. Lain-lain pertimbangan yang perlu.

    II.1.1. Traktor roda rantai (Crawler Tractor)

    Dalam dunia konstruksi, khususnya pada pekerjaan pemindahan tanah,

    dapat dikatakan bahwa crawler tractor ini mempunyai kegunaan yang sangat

    besar sebagai alat pokok serbaguna. Penggunaan crawler tractor ini antara

    lain :

    1. sebagai tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya bulldozer, loader,

    dan untuk menarik scraper, sheepsfoot roller dan sebagainya,

    2. sebagai tenag penggerak alat angkut, misalnya truk,

    3. sebagai tempat dudukan (mounting) alat lain, misalnya crane.

  • Dalam pedagangan, traktor dibedakan dari ukuran tenaganya, di samping

    juga atas dasar beratnya secara keseluruhan. Karena seperti diketahui pada

    bab terdahulu, DBP maksimal kecuali ditentukan oleh HP mesin, juga oleh

    berat traktor dan koefisien traksinya. Tenaga gerak (fly wheel) traktor yang ada berkisar antara 65 HP, 75 HP, 105 HP sampai dengan 700 HP, dan hal ini

    penting untuk dipertimbangkan pemilihannya di lapangan, disebabkan karena

    pengaruhnya besar sekali terhadap produktifitas alat yang bersangkutan.

    Cara mengemudikan crawler tractor dilakukan dengan menambah beban

    salah satu roda rantai (track) dengan mengerem (brake) track tersebut secukupnya, atau dengan mengurangi traksi pada track itu dengan melepaskan

    clutch yang menghubungkan antara roda gerak track dengan mesin, sebagaian atau seluruhnya tergantung dari belokan yang akan ditempuh. Bila

    belokan cukup tajam, maka steering dengan brake maupun dengan clutch

    dilakukan bersamaan. Sistem pengemudian demikian ini dapat dilakukan

    karena kecepatan gerak traktor tidak terlalu besar, maksimal hanya 6 mph.

    Crawler traktor ini dibutuhkan bila gesekan antara roda dan permukaan

    tanah besar, dan juga untuk mendapatkan tenaga yang maksimal (tidak selip)

    pada waktu kerja.

    Gambar II-1 Macam-macam trackshoe

    Pada umumnya biaya perbaikan lat untuk crawler tractor ini sebagian

    besar adalah untuk perbaikan bagian bawah (undercarriage), dan kerusakan-kerusakan ini disebabkan oleh antara lain :

    1. benturan-benturan waktu berjalan antara trackshoe dengan batu,

    2. terlalu sering berjalan pada tempat yang miring, atau sering berputar

    membalik pada satu arah,

    3. terlalu sering selip antara tracshoe dengan tanah,

    4. setelan tracshoe terlalu kendor,

    5. setelan tracshoe terlalu kencang/tegang.

  • II.1.2. Traktor dengan roda karet (Wheel Tractor)

    Traktor jenis ini digunakan untuk kecepatan yang cukup tinggi dengan

    jarak angkut besar, sehingga memerlukan jalan angkut yang terpelihara

    dengan baik. Karena traktor jenis ini tenaga tariknya dipengaruhi oleh keras

    lembeknya permukaan tanah.

    Jika dibandingkan dengan crawler tractor, yang mempunyai daya floating yang baik, maka tekanan persatuan luas permukaan pada roda/ban adalah

    besar, sehinga jika tanahnya lembek roda/ban sebagian masuk ke dalam

    tanah, dan akan menambah rolling resistance traktor, hal ini akan mengurangi

    tenaga efektif untuk menarik.

    Gambar II-2 Tipe kembangan ban pada Wheel Tractor

    Oleh karena bermacam-macam pertimbangan maka dibuat wheel tractor

    dengan dua roda dan wheel tractor dengan empat roda.

    1. Wheel Tractor dua roda

    a. Kemungkinan gerak/manuver lebih besar, gigi lebih besar.

    b. Traksi lebih besar, karena seluruh berat kendaraan ditambah sebagian

    muatan dilimpahkan pada roda gerak.

    c. Rolling resistance lebih kecil, karena jumlah roda lebih sedikit.

    d. Biaya pemeliharaan ban lebih sedikit.

  • Gambar II-3 Wheel tractor dua roda menarik Scraper

    2. Traktor roda empat

    a. Lebih mudah mengemudikannya, terutama karena lebih stabil dan

    memberikan kemantapan pada pengemudi.

    b. Lebih sedikit goncangannya pada jalan yang tidak rata.

    c. Memungkinkan dijalankan dengan lebih cepat.

    d. Dapat dijalankan sendiri jika dilepas trailnya.

    Gambar II-4 Wheel tractor dengan roda empat menarik scraper

    Tabel II-1 Perbandingan Wheel Tractor dengan Crawler Tractor

    Crawler Tractor Wheel Tractor

    1. Tenaga tarik besar

    2. Kecepatan relatif kecil

    3. Ground contact (bidang

    singgung roda dengan tanah)

    besar

    4. Dapat bekerja pada kondisi

    medan yang buruk

    5. Kemungkinan selip kecil

    6. Floating lebih baik

    7. Mobilitas rendah

    8. Jarak angkut dekat

    1. Tenaga tarik lebih kecil

    2. Kecepatan besar

    3. Ground contact kecil

    4. Kondisi medan harus baik

    5. Mudah selip

    6. Beban roda terpusat

    7. Mobilitas tinggi

    8. Jarak angkut jauh

    II.2. BULLDOZER

    Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai tempat dudukan dan penggerak utamanya, jadi berupa attachment. Tetapi

    sudah menjadi kebiasaan umum bahwa bila kita menyebut bulldozer, yang kita

  • ketahui adalah traktor yang dilengkapi dengan dozer attachment. Hal ini perlu dikemukakan disini untuk memberikan pengertian bahwa ada kalanya

    bulldozer ini juga dipasang pada prime mover lain, seperti truk-truk berat

    atau garder, terutama bulldozer ukuran kecil, untuk pertimbangan

    ekonomisnya.

    Gambar II-5 Bulldozer

    Bulldozer sebenarnya bukan kumpulan nama jenis-jenis dozer, karena

    bulldozer ini hanya salah satu jenis dari dozer yang diberi kedudukan untuk

    mendorong lurus ke depan. Ada juga angledozer yang kecuali mendorong lurus

    ke depan juga dapat mendorong ke samping terhadap sumbu kendaraan.

    Sudut serong (angling) ini biasanya 250 terhadap kedudukan lurus kedepan.

    Macam dan tipe bulldozer dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari

    alat geraknya, kendali alat gerak dan macam pisaunya.

    II.2.1. Alat Gerak

    Menurut alat bergeraknya (mounted) bulldozer dibagi dalam dua tipe, ialah crawler Tractor Dozer (dengan roda rantai), Wheel Tractor Dozer

    (dengan roda ban karet), dan Swamp Bulldozer (untuk daerah rawa).

    Kelebihan dan kerugian antara Crawler Mounted dan Wheel Mounted adalah

    seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

    Tabel II-3 Perbandingan antara Crawler Mounted dan Wheel Mounted

    Crawler Mounted Wheel Mounted

    1. Daya dorong besar, terutama

    pada tanah lunak

    2. Dapat bekerja pada tanah

    1. Kecepatan lebih besar

    2. Tidak perlu alat angkut ke

  • berlumpur

    3. Dapat bekerja pada tanah

    berbatu yang tajam namun ban

    karet akan cepat rusak

    4. Kecepatan rendah, jarak

    angkut pendek

    5. Daya apung (floating) besar

    6. Perlu alat pengangkut ke lokasi,

    karena dapat merusak jalan

    yang dilalui

    lokasi

    3. Menguntungkan untuk jarak

    angkut yang jauh

    4. Kelelahan operator kecil

    5. Tidak dapat bekerja pada

    medan yang jelek, lembek,

    becek

    6. Jalan angkut perlu

    pemeliharaan

    II.2.2. Alat Kendali

    Menurut alat kendali pisau dozer (blade) nya dibedakan dalam Cable Controlled (alat kendali dengan kabel) dan Hydraulic Controlled (alat kendali hidrolis). Beberapa keuntungan dan kerugian dari dua jenis kendali ini

    diberikan pada tabel berikut.

    Tabel II-4 Perbandingan Cable Controlled dan Hydraulic Controlled

    Cable Controlled Hydraulic Controlled

    1. Sederhana dalam pemasangan

    dan pemakaian

    2. Pemeliharaan mudah

    3. Bahaya kerusakan alat kurang,

    karena pisau dapat naik sendiri

    jika menjumpai rintangan yang

    berat

    4. Tidak cocok untuk tanah yang

    keras

    1. Tekanan pisau lebih besar

    2. Kedudukan pisau mudah di atur

    3. Pemeliharaan berat dan harus

    teliti

    4. Kadang-kadang kesulitan

    menyediakan minyak hidrolis

    jika lokasi jauh dari kota (di

    pedalaman)

    II.2.3. Tipe Blade (pisau)

  • Dilihat dari tipe pisau (blade)nya, bulldozer dibedakan dalam straight

    dozer (mendorong lurus), angel dozer (pisau serong dilihat dari pandangan

    atas), dan tilt dozer (pisau serong dilihat dari depan).

    Gambar II-6 Bulldozer dengan alat kendalinya

    Keterangan :

    1. Mold board

    2. Cutting edge

    3. Push arm

    4. Pitch arm

    5. Hinge (engsel)

    6. Hydraulic controlled

    7. Hydraulic Motor

    8. Cable Controlled

    II.2.4. Macam-macam pisau dozer

    Beberapa jenis pisau yang digunakanpada bulldozer dan atau angle dozer

    ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

    1. Universal Blade (U-Blade), ialah pisau yang berguna untuk efektifitas

    produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer dapat mendorong/membawa

    muatan lebih bayak karena kehilangan muatan yang relatif kecil dalam

    jarak angkut yang cukup jauh.

    2. Straight Blade (S-Blade), ialah jenis pisau yang cocok untuk segala jenis

    medan, blade ini merupakan modifikasi dari U-Blade, manuver lebih mudah

    dan dapat membawa material lebih mudah.

    3. Angling Blade (A-Blade), Ialah pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan

    menyudut.

    4. Cushion Blade (C-Blade), ialah blade yang dilengkapi dengan rubber

    cushion (bantalan karet) untuk meredam tumbukan.

  • 5. Bowldozer, Ialah pisau yang dibuat untuk membawa/mendorong material

    dalam jumlah kehilangan yang sesedikit mungkain. Hal ini dimungkinkan

    karena dinding-dinding baja pada samping dan bagian bawah.

    6. Light Material U Blade (U-Blade untuk material ringan0, ialah pisau yang

    direncanakan untuk pekerjaan yang noncohesive material, atau material

    lepas yang ringan, misal stock pile.

    Gambar II-7 Macam-macam pisau dozer

    II.2.5. Operasi dengan Dozer

    Untuk meningkatkan produksi ada beberapa caraopersi menggunakan

    bulldozer, antara lain :

    1. Slot Dozing, ialah dengan melakukan beberapa lintasan dan membiarkan tanah yang berceceran dikiri-kanan dozer, hal ini akan merupakan

    penghalang terhadap tercecernya tanah pada lintasan-lintasan berikutnya.

    Cara ini akan menambah produksi 20%.

    2. Side by Side Dozing atau Blade to Blade Dozing, ialah cara bekerja dengan dua dozer berdampingan, sehingga ujung blade dozer yang satu

    dengan ujung blade dozer yang lain hampir bersentuhan dan berjalan pada

    arah yang sama. Cara ini menaikkan produksi antara 15% - 25%.

    Gambar II-8 Cara operasi Dozer

  • II.2.6. Produksi Bulldozer

    Untuk menghitung produksi bulldozer, beberapa pabrik pembuat alat

    gambar II-9 adalah perkiraan produksi dozing dengan menggunakan universal

    blade dan straight blade untuk bulldozer tip D7 sampai D10 Carterpillar. U

    adalah Universal Blade, S adalah Straight Blade, sedangkan pada gambar

    tersebut produksi didasarkan atas kondisi sebagai berikut :

    1. efisiensi kerja 100% (60 menit per jam)

    2. fixed time (waktu tetap untuk pindah gigi) 0,05 menit, 3. berat volume tanah yangdigusur 1790 kg/m3 (BM), atau 1370 kg/m3 (LM), 4. swell 30% atau Load Factor = 0,769 5. koefisien traksi untuk : a. track = 0,5 atau lebih

    b. whell = 0,4

    6. blade dengan hydraulic controlled.

    Gambar II-9 Grafik Prakiraan Produksi Bulldozer Karterpillar

    Beberapa faktor koreksi perlu diberikan jika kondisi kerja dan ada

    faktor-faktor lain yang tidak sesuai.

    Tabel II-5 Faktor koreksi kondisi kerja

    No. Uraian Crawler Wheel

  • 1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Operator :

    a. baik sekali

    b. sedang

    c. buruk

    Bahan :

    a. stock pile

    b. sulit dipotong/digusur

    - dengan tilt sililder

    - tanpa tilt silinder

    - dengan kabel kendali

    c. keras dipotong/digusur (kering noncohesive)

    d. batu hasil ledakan

    Dengan metode slot dozing (celah)

    Dengan metode berdampingan (side by side dozing)

    Penglihatan waktu operasi berdebu, kabut, + gelap, hujan

    Efisiensi kerja :

    a. 50 menit/jam

    b. 40 menit/jam

    Direct drive tans. (fixed time 0,1 mnt)

    Bulldozer :

    a. A Blade

    b. C Blade

    c. D5 (sempit)

    d. U Blade

    e. Bowl Blade

    1,0

    0,75

    0,60

    1,20

    0,80

    0,70

    0,60

    0,80

    0,60-0,80

    1,20

    1,15-1,25

    0,80

    0,84

    0,87

    0,80

    0,50-0,75

    0,50-0,75

    0,90

    1,20

    1,30

    1,0

    0,75

    0,60

    1,20

    0,75

    -

    -

    0,80

    -

    1,20

    1,15-1,25

    0,70

    0,84

    0,67

    -

    -

    0,50-0,75

    -

    1,20

    1,30

    Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada satu faktor lagi yang harus

    dihitung. Ialah faktor grade correction, adalah koreksi akibat landai jalan

    yang ditempuh yang ditunjukkan dalam gambar II-10.

    Gambar II-10 Grafik Grade Faktor

  • Keterangan : + landai naik

    - landai turun

    Contoh 2-1 : Sebuah Bulldozer D8 U dengan tilt silinder bekerja pada tanah

    lempung keras, jarak gusur rata-rata 60 m. Landai naik 10%,

    operasi dengan cara slot dozing. Berat volume tanah 1600

    kg/m3 (loose), operator sedang, efisiensi kerja 50 menit/jam.

    Berapa produksi rata-rata perjamnya?.

    Hitungan : Faktor-faktor koreksi

    1. Lempung keras, tilit silinder : 0,80

    2. Koreksi landai 10% naik : 0,84

    3. Slot dozing : 1,20

    4. Operator sedang : 0,75

    5. Efisiensi kerja : 0,84

    6. Koreksi berat tanah : 1370 : 0,856

    1600

    Dari gambar II-9 didapat produksi ideal :

    410 m3/jam (LM)

    Jadi produksi nyata : 410 * 0,80 * 0,84 * 1,20 * 0,75 * 0,84 *

    0,856 = 178,29 m3/jam (LM).

    Apabila dari pabrik tidak ada grafik/tabel yang dapat membantu untuk

    estimasi produksi, produksi dapat ditentukan secara teoritis, dengan

    menghitung kapasitas blade, kemudian produksi rata-rata dihitung dengan

    estimasi jumlah lintasan perjamnya.

    Pada gambar II-11 kedudukan A, Bulldozer mula-mula atau dalam keadaan

    berhenti, pisau sedikit masuk ke dalam tanah dengan tujuan untuk

    menggali/menggusur. Dalam kedudukan yang demikian ini traktor mulai

    dijalankan maju, biasanya harus dalam keadaan gigi terendah.

    Kedudukan B adalah keadaan menggusur/mengangkut tanah dengan

    kecepatan tetap, jika dipandang perlu traktor dapat menambah kecepatan

    dengan pindah gigi, dan hal ini akan memerlukan waktu tetap yang disebut

    dengan fixed time. Kedudukan C adalah posisi membuang muatan pada akhir jalan angkut,

    pisau diangkat naik sehingga tanah dapat lewat di bawah pisau. Apabila tanah

    di depan pisau sudah habis tertinggal traktor dihentikan, kemudian dalam

  • posisi pisau masih terangkat traktor dijalankan mundur menuju ke kedudukan

    A.

    Gambar II-11 Cara kerja Bulldozer

    Jarak L adalah jarak angkut dozer, sedang waktu yang dibutuhkan untuk

    menjalani jarak L pulang balik disebut waktu pulang balik atau cycle time (roundtrip time). Waktu yang diperlukan untuk menjalani satu roundtrip dirinci sebagai berikut :

    1. Waktu tetap (fixed time), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan-tindakan yang selalu harus dijalankan, misalnya memasukkan gigi,

    menambah kecepatan, dan memindah gigi.

    2. Waktu yang tidak tetap (variable time), ialah waktu untu bergerak maju mendorong muatan dan watu kembali mengambil muatan, waktu ini

    besarnya tergantung jarak dan kecepatan gerak dari traktor.

    Untuk estimasi produksi dapat digunakan rumus berikut :

    m3/jam (BM)

    Keterangan : T = cycle time, menit

    BC = kapasitas blade (pisau), m3

    JE = efisiensi kerja

    LF = load faktor

    Contoh 2-2 : Estimasikan produksi rata-rata bulldozer jika ditentukan tanah

    lempung berpasir, berat volume 2.700 lbs/cu-yd (BM), swell

    25%, jarak gusur 100 ft.

    Traktor 72 HP, ukuran blade panjang 9,5 ft, tinggi 3 ft,

    kecepatan maju/gusur 1,5 mph, mundur 3,5 mph, efsiensi kerja

    50 menit/jam.

    Produksi = LFJEBCT

    60

  • Hitungan : Kapasitas blade dihitung dengan pendekatan sebagai berikut

    Lereng tanah ditentukan 2 : 1

    Kapasitas blade : LHH 22

    1

    ftCu 5,855,9.)3.(22

    1 2

    )(167,3)3(

    5,853

    BMydCu

    Gambar II-12 Isi Blade

    Kapasitas blade dalam BM )(5336,225,1

    176,3BMydCu

    Round trip time :

    - dorong/maju : menit758,060280.55,1

    100

    - kembali : menit324,060280.55,3

    100

    - fixed time = 0,30 menit

    T = 1,382 menit

    Produksi 5336,260

    50

    3382,1

    60

    = 91,664 Cu-yd/jam (BM)

    II.2.7. Penggunaan Bulldozer

    Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terutama jalan raya, landasan

    pesawat terbang dan sebagainya, bulldozer bersifat serbaguna dan dapat

    melakukan tugas-tugas antara lain seperti berikut ini :

  • 1. Pembersihan lapangan pekerjaan dari pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-

    bonggolnya, puing-puing bekas bangunan dan sebagainya, pekerjaan ini

    sering disebut clearning. 2. Pembukaan jalan-jalan kerja darurat menuju ke tempat lokasi pekerjaan.

    3. Pembukaan atau penggusuran tanah dalam jarak dekat (100 meter).

    4. Mendorong scraper pada waktu memuat (push). 5. Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian atau

    parit, spreading dan sebagainya. 6. Memelihara jalan kerja, jalan angkut.

    7. Menyiapkan bahan-bahan dari quarry atau tempat pengambilan material. 8. Mengupas tanah bagian atas yang jelek atau stripping. 9. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rat

    (finishing).

    II.2.8. Mengerjakan Bukit dengan Bulldozer

    Pekerjaan pada bukit yang tanahnya terdiri dari butir yang lepas akan

    sulit didaki samapi ke puncak oleh traktor, karena tanah akan longsor. Untuk

    merintis jalan menuju puncak ialah dengan menghadapkan dozer ke tebing

    yang akan didaki dengan blade diangkat setinggi mungkin. Dengan kedudukan

    blade ini traktor digerakkan maju sedemikian rupa sehingga blade masuk ke

    tebing, kemudian traktor digerakkan mundur agar tidak tertimpa longsoran

    tebing akibat gerakan mundur tersebut. Bahan longsoran yang terkumpul

    pada kaki tebing itu kemudian diratakan dengan cara back blading, ialah dengan meletakkan blade di belakang onggokan bekas longsoran dan menarik

    mundur traktor yang akan menghailkan suatu bidang rata dan mempunyai

    ketinggian lebih dari kedudukan semula. Kemudian pekerjaan dimulai dengan

    mengangkat blade tinggi-tinggi dan maju ke depan kemudian mundur lagi.

    Apabila bukit terdiri dari tanah keras dan berbatu, maka biasanya tiada

    jalan lain kecuali membuat jalan melingkar (side hil cut), klintasan pertama digunakan tilt dozing, kemudian dengan angle dozing agar tanah hasil gusuran

    dapat dibuang ke jurang atau bagian tebing yang rendah. Seandainya harus

    terpaksa menggali melalui bukit, misalnya untuk membuat jalan tembus, maka

    harus diperhatikan adanya pola penggalian seperti pada gambar II-13.a

  • (a). Pola penggalian

    (b). Dengan tilt dozing (c). Dengan angle dozing

    Hal ini untuk menghindari agar dozer tidak terjepit di antara dua tebing

    hasil galian, karena pisau dozer tidak jauh lebih besar daripada lebar antara

    letak dua track traktor, sehingga jika tidak hati-hati dalam memilih urutan

    lintasan bukan tidak mungkin dozer akan terjebak dan sulit untuk keluar.

    II.2.9. Meratakan Timbunan Tanah (Spreading)

    Timbunan tanah yang dimaksud adalah bekas dumping dari truk untuk

    pengisian jarak jauh, atau stock pile dari hasil timbunan yang lain. Pekerjaan

    dimuali dengan memberikan kedudukan dozer blade cukup tinggi di atas tanah

    asal agar tidak terambil muatan terlalu banyak sekaligus. Jika di depan blade

    sudah tidak cukupbanyak muatan maka traktor dihentikan dan dijalankan

    mundur untuk mengambil muatan baru, sisa muatan dari pass yang lalu

    didorong dengan pass berikutnya. Hal ini dilakukan dengan memelihara

    produktivitas dozer yang hanya dicapai dengan mendorong muatan yang

    maksimal. Dalam melaksanakan ini tiap kali harus pindah jalur pada waktu

    menjalankan masing-masing pass yang berurutan, sehingga tanggul-tanggul

    yang terjadi pada lintas-lintas sebelumnya tidak terlalu berat untuk

    diratakan kemudian. Naik turunnya blade pada kebanyakan dozer adalah hal

    yang sukar dikendalikan, terutama bagi operator yang belum cukup

    berpengalaman. Maka sebaiknya jika terjadi puntuk-puntuk di atas permukaan

    tanah, lebih baik dozer dihentikan dan mundur mengulangi pass yang sedang

    dijalani.

  • II.2.10. Menggali Tanah Keras

    Jika menjumpai tanah keras, misalnya tanah keras kering, maka penggalian

    dapat dilakukan dengan pisau dozer khususs yang disebut ripper (pembajak). Alat ini pada dasarnya tidak lain seperti bajak yang gigi-giginya terbuat dari

    baja sedemikian rupa sehingga dapat diberikan tekanan cukup besar untuk

    dapat masuk dalam tanah keras. Ripper ini ada yang merupakan alat

    tersendiri yang ditarik (towed) oleh traktor, ada juga yang merupakan alat pelengkap (attachment) yang dipasang pada traktor sebagai alat penggeraknya.

    (a). Parallelogram kaku sudut pisau tetap (b). Dapat diatur secara hidrolis

    (c). Ripper tunggal kaku (d). Parallelogram dapat diatur

    Gambar II-14 Macam-macam Ripper

    Macam-macam ripper terlihat pada gambar II-14 antara lain sebagai

    berikut.

    1. Ripper yang merupakan alat sendiri.

    2. Ripper yang ditarik traktor, a. dengan cable controlled (kendali kabel),

    b. dengan hydraulic controlled (kendali hidrolis). 3. Ripper yang merupakan attachment yang dipasang pada traktor sebagai

    tenaga penggeraknya.

    a. Adjustable parallelogram, giginya sjajar dan dapat diatur/dilepas,

    macamnya :

  • 1). Single shank (gigi tunggal)

    2). Multi shank (gigi banyak)

    b. Parallelogram gigi sejajar dan kaku,

    1). Single shank,

    2). Multi shank.

    c. Hinge, berbentuk piringan dengan ukuran tertentu.

    Gigi-gigi ripper ini jika aus dapat diganti, hanya harus dijaga agar

    keausannya jangan sampai pada inti giginya, karena penggantiannya akan lebih

    mahal.

    Beberapa jenis tanah tertentu tidak dapat dibajak dengan ripper ini,

    untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel II-6.

    Tabel II-6. Kemampuan Ripper

    Pada tabel terlihat bahwa clay dengan kecepatan rambat antara 3000

    5000 ft/detik dapat dibajak, sedang clay dengan kecepatan rambat suara

    antara 5000 - 6000 ft/detikmerupakan batas kemampuan ripper yang

    bersangkutan. Kecepatan rambat suara ini dihitung berdasarkan penyelidikan

    di lapangan pada jenis material yang akan dikerjakan. Tabel tersebut tidak

    mutlak memberikan kepastian dapat tidaknya material dibajak, karena

    material dapat dibajak tanpa memperhatikan kecepatan rambat suara,

    terutama untuk material yang homogen. Sebaliknya kecepatan rambat suara

    yang rendah belum tentu menjamin dapat dibajak material, karena joint

    fracture yang ada tidak memungkinkan untuk penetrasi gigi ripper. Untuk

    batuan konglomerat dan beberapa jenis batuan yang lain kadang-kadang

    diperlukan bantuan dengan peledakan.

    Produksi dapat diestimasikan sebagai berikut.

  • Contoh 2-3 : Sebuah ripper dengan single shank yang ditarik traktor,

    Jarak ripping : 0,915 m

    Dalam ripping : 0,610 m

    Panjang ripping : 91 m

    Kecep.ripping : 1,6 km/jam atau 26,6 m/menit

    Waktu kembali : 0,25 menit

    Efisiensi kerja : 50 menit/jam

    Cycle time :

    - waktu membajak : menit42,36,26

    91

    - waktu kembali = 0,25 menit

    T = 3,67 menit

    - produksi : 8,060

    50610,0915,0

    67,3

    60

    = 6,08 Bm3/jam

    Apabila ada faktor koreksi yang lain seperti kondisi medan, alat dan

    operator dapat juga diperhitungkan.

    II.2.11. Clearning

    Bulldoder adalah alat yang baik sekali untuk digunakan dalam pekerjaan-

    pekerjaan pembersihan permukaan tanah dari tumbuh-tumbuhan, pohon-

    pohonan, sisa pohon, batu-batuan dan puing-puing bekas bangunan. Apabila

    pohon tidak terlalu besar, pisau dimasukkan sedikit di bawah permukaan

    tanah dan digusur maju, sehingga pohon tumbang, hal ini juga dilakukan untuk

    semak-semak belukar. Untuk menumbangkan pohon yang agak besar, blade

    diangkat sampai kedudukan kira-kira setengah dari maksimal, sehingga

    cutting edge blade menyentuh batang pohon yang akan ditumbangkan. Setelah

    blade menyentuh batang pohon, dozer digerakkan maju pada gigi rendah

    sambil mengangkat blade ke atas mencapai kedudukan tertinggi. Dengan

    demikian pohon kecuali terdorong juga terjebol dari kedudukannya.

    Untuk pekerjaan clearning ini dapat dikatakan suatu pekerjaan yang tidak

    eksak, karena jumlahnya produksi tidak dapat dipastikan dari pekerjaan yang

  • satu dengan pekerjaan yang lainnya. Sebagai gambaran diberikan tabel

    berikut.

    Tabel II-7 Produksi Clearnimg dengan bulldozer

    B a h a n Ukuran traktor

    < 115 DBHP > 115 DBHP

    1. Pohon-pohon kecil, semak (0

  • 5. Metode Pembakaran, tumbuhan/tanaman dibakar dari arah lawan angin

    beris per baris.

    6. Metode Contour, alat bekerja pada contour-contour dengan ketinggian

    tempat yang sama, biasanya untuk tanah miring.

    (a). Metode Out Crop (b). Metode Perimeter

    (c). Metode Harrowing (d). Metode Zig-zag

    Gambar II-15 Beberapa metode Clearning

    II.3. SCRAPER

    Dalam pekerjaan penggususran tanah, scraper selain digunakan untuk

    menggali juga dapat untuk mengangkut. Pada kenyataan scraper ada yang

    mempunyai mesin sendiri dan ada yang ditarik traktor, tetapi secara

    keseluruhan scraper dan traktor disebut sebgagai scraper saja.

    II.3.1. Macam-macam Scraper

    Beberapa macam dan tipe scraper dibedakan sebagai berikut :

    1. Mesin penggerak, ada scraper bermesin tunggal yang power unitnya

    terletak di bagian depan berfungsi sebagai penarik bowldari scraper,

    kemudian ada yang bermesin ganda yang power unit keduanya ditempatkan

    pada bagian belakang bowl scraper berfungsi untuk mendorong seluruh

    unit scraper, sedang powel unit yang pertama ada di bagian depan sebagai

    penarik dan keduanya harus terpadu bekerjanya.

  • 2. Tipe scraper dibedakan dalam dua macam, ialah semi trailler (dengan dua as), dan tipe full trailler (satu as).

    3. Alat kendali dibedakan dalam dua macam, alat kendali hidrolis (hydraullic controlled), dan alat kendali kabel (cable controlled).

    4. Roda traktor yang digunakan dapat berupa :

    a. roda rantai (crawler tractor populled),

    b. roda karet (whell tractor pulled) yang macamnya ada :

    1. single engine (mesin tunggal),

    2. twin engine (mesin ganda),

    3. two bowl tandem (dengan dua bowl bersama-sama),

    4. multi bowl multi engine,

    5. elevating scraper.

    (a). Scraper bermesin tunggal

    (b). Scraper bermesin ganda

    Gambar II-16 Scraper

  • Gambar II-17 Elevating Scraper

    Prinsip kerja scraper ialah dalam keadaan berjalan bowl diturunkan

    samapai cutting edge nya masuk ke dalam tanah yang akan digali/digusur.

    Apron ditarik ke atas dan ditahan pada kedudukan tertentu supaya tanah

    dapat masuk ke dalam bowl, jika bowl belum penuh tetapi tanah tidak dapat

    masuk, hal ini biasanya karena kecepatan gerak scraper kurang untuk

    mendorong tanah yang terkumpul menutupi lubang dasar bowl dan apron.

    Untuk hal semacam ini kadang-kadang perlu dibantu dengan pushdozer

    (bulldozer pendorong). Apabila bowl sudah penuh, apron ditutup kemudian

    diangkut dan dibuang pada tempat yang diinginkan.

    (a). Gali (b). Angkut (c). Buang

    Gambar II-18 Cara operasi Scraper

    Membuang muatan dari scraper biasanya dengan membuat lapisan urugan

    yan rata tebalnya, untuk ini bowl diturunkan dari kedudukannya sampai

    ketinggian yang dikehendaki di atas permukaan tanah, kemudian apron dibuka

    secukupnya, sehingga muatan keluar oleh berat sendiri dari bowl dan juga

    oleh bantuan dorongan ejector yang digerakkan maju.

    II.3.2. Fungsi Scraper

    Dalam pekerjaan tanah scraper berfungsi antara lain.

    1. Striping top soil, ialah pengupasan tanah permukaan yang jelek.

    2. Meratakan contour sekeliling bangunan.

  • 3. Menggali saluran.

    4. Menggali dan mengurug, misalnya badan jalan.

    Pada pekerjaan cut & fill oleh scraper melibatkan pekerjaan material dari

    suatu tempat ke tempat lain. Scraper dapat bekerja dengan baik asal

    ukurannya sesuai dengan kondisi medan, biasanya jarak angkut 100 meter

    sampai dengan 1.000 meter adalah jarak ekonomis untuk bekerja dengan

    scraper. Tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena berdasarkan asumsi dan

    pengalaman, pada jarak angkut 100 meter pwnggunaan scraper belum tentu

    lebih baik dibandingkan dnegan bulldozer.

    II.3.3. Produksi Scraper

    Kapasitas scraper ditentukan volume material yang dapat dimuat dalam

    bowl, dan ukuran kapasitas ini dinyatakan dalam m3 atau cu-yd. Ukuran

    dibedakan dalam keadaan peres (struck) dan munjung (heaped), dan perlu diketahui bahwa ukuran tanah yang digali dalam keadaan bank measure,

    sedang tanah yang termuat dalam bowl dalam keadaan loose (lepas).

    Seperti halnya dengan produksi yang dapat dihitung untuk dozer, maka

    untuk scraper dapat dilakukan hitungan-hitungan serupa dengan banyak

    mendasarkan pada pengalaman di lapangan. Oleh pabrik pembuatnya, biasa

    diberikan dua angka untuk kapasitas srcaper, ialah kapasitas struck dan

    kapasitas heaped, sedang angka rata-ratanya terletak diantara kedua angka

    tersebut, karena biasanyascraper dapat diisilebih dari kapasitas struck,

    tetapi jarang mencapai kapasitas heaped.

    Produksi scraper dinyatakan dalam jumlah tanah yang dapat dipindahkan

    tiap jamnya, dan untuk menghitung cycle timenya ada dua hal pokok yang

    harus dihitung ialah sebagai berikut.

    1. Waktu tetap, ialah waktu yang diperlukan untuk muat, memepercepat

    muat, pindah gigi, membuang muatan, memutar balik, menyiapkan diri

    untuk kembali mengambil muatan.

    2. Waktu tidak tetap, ialah waktu yang diprtlukan untuk berjalan menuju

    tempat membuang dan kembali mengambil muatan.

    Untuk menentukan waktu tetap (fixed time) sebagai gambaran dapat

    diambil pada tabel II-8, khusus untuk scraper roda karet.

  • Tabel II-8 Waktu tetap untuk Whell Scraper (menit)

    Kegiatan Kecepatan angkut (mph)

    5 - 8 8 - 15 15 - 30

    (1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3)

    - muat

    - buang, memutar

    - pindah gigi, menambah

    kecepatan dll

    0,8

    0,4

    0,3

    1,0

    0,5

    0,4

    1,4

    0,6

    0,6

    0,8

    0,4

    0,6

    1,0

    0,5

    0,8

    1,4

    0,6

    1,0

    0,8

    0,4

    1,0

    1,0

    0,5

    1,5

    1,4

    0,6

    2,0

    T o t a l 1,5 1,9 2,6 1,8 2,3 3,0 3,0 3,0 4,0

    Keterangan : (1). kondisi medan baik (2). kondisi medan sedang (3). Kondisi medan kurang baik

    Contoh 2-4 : Sebuah crawler scraper tipe C 100, 100 HP beratnya 12 ton,

    rincian DBP sebagai berikut.

    Tabel II-9 Rincian DBP traktor

    Gigi ke Kecepatan (km/jam) DBP (kg)

    1

    2

    3

    4

    5

    2,36

    3,80

    4,51

    6,45

    10,00

    9.000

    5.340

    4.050

    2.540

    1.530

    Kapasitas bowl 9,6 m3, berat kosong 10 ton, panjang pisau 2,5

    meter. Jenis tanah kepasiran, berat 1.300 kg/m3 (BM), swell =

    20%. Kondisi medan datar, jalan angkut rata, RR untuk crawler

    50 kg/ton. Jarak angkut 300 meter, urugan tebal tiap lapis 20

    cm, galian tebal tiap kali muat 10 cm. Jika efisiensi kerja 50

    menit/jam berapa produksi scraper?

    Hitungan : Volume scraper 9,6 m3 (LM) = )(820,1

    6,9 3 BMm

  • Jarak muat : meter325,210,0

    8

    Jarak buang : meter20,195,220,0

    60,9

    Berat scraper : 10 ton

    Berat muatan : 8 x 1.300 = 10,40 ton

    T o t a l = 20,40 ton

    DBP yang dibutuhkan untuk menarik scraper + muatan = 20,4 x

    70 = 1.428 kg, sedang DBP untuk traktor sudah

    diperhitungkan.

    Dari tabel II.9 terlihat bahwa traktor dapat berjalan pada gigi

    ke 5, dengan kecepatan 10 km/jam.

    1. Waktu tetap :

    - muat gigi ke 1 : menit81,060360.2

    32

    - buang gigi ke 1 : menit49,060360.2

    20,19

    - putar 2 kali : 2 x 0,40 = 0,80 menit

    - pindah gigi, percepatan dll = 1,00 menit

    T1 = 3,10 menit

    2. Waktu tidak tetap :

    - waktu angkut : menit80,160000.10

    300

    - waktu kembali : menit80,160000.10

    300

    T2 = 3,60 menit

    Cycle time : 3,10 + 3,60 = 6,70 menit

    Produksi scraper : jamm /70,5960

    508

    70,6

    60 3

    II.3.4. Scraper dengan pushdozer

    Untuk traktor dengan roda karet, dalam memperoleh kapaitas angkut yang

    maksimal, pada waktu menggali diperlukan bantuan pushdozer yang

    mendorong dari belakang. Dalam menghitung produksi dan menghitung jumlah

  • sraper yang harus dilayani oleh pushdozer sangat tergantung pada masing-

    masing cycle time yang diperlukan. Waktu yang diperlukan tersebut antara

    lain untuk mendorong, angkut, buang, putar dan waktu kontak. Beberapa cycle

    time untuk pushdozer tergantung dari macam operasinya seperti terlihat

    pada tabel II.10.

    Contoh 2-5 Sebuah pushdozer bekerja dengan cara back track loading,

    kondisi pemuatan sedang. Scraper yang dilayani mempunyai

    cycle-time 8 menit.

    Berapakah scraper yang dapat dilayani oleh pushdozer?

    Hitungan : Dari tabel II.10 diperoleh T untuk pushdozer 2,5 menit.

    Jumlah scraper = 2,35,2

    8

    a. Bila digunakan 3 buah scraper, maka waktu untuk

    mendorong : 3 x 2,5 = 7,5 scraper belum datang, sehingga

    pushdozer harus menunggu.

    b. Bila digunakan 4 buah scraper, maka waktu untuk mendorong

    = 4 x 2,5 = 10 menit, scraper sudah datant tetapi

    pushdozer belum selesai mendorong scraper ke 4.

    Tabel II-10 Cycle-time untuk Pushdozer

    Cara operasi Kondisi muatan Cycle-time

    Back Track Loading Baik

    sedang

    kurang

    1,7

    2,5

    3,0

    Chain Loading Baik

    sedang

    kurang

    1,2

    1,6

    2,0

    Shuttle Loading Baik

    sedang

    kurang

    1,2

    1,6

    2,0

    Keterangan :

  • III. ALAT-ALAT GALI

    III.1. UMUM

    Alat-alat gali ini sering disebut sebagai excavator, yang mempunyai

    bagian-bagian utama antara lain :

    1. bagian atas yang dapat berputar (revolving unit), 2. bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan 3. bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan

    yang akan dilaksanakan,

    Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Bagian bawah dari excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truck (truck

    mounted).

    Pada umumnya excavator mempunyai tiga pasang mesin penggerak pokok

    ialah :

    1. penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan

    menggali, mengangkat dan sebagainya.

    2. penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang

    dipasang pada unit tersebut

    3. penggerak untuk menjalankan excavator berpindah dari satu tempat ke

    tempat lain.

    Pada crawler mounted excavator, mesin penggerak pada umumnya

    bersumber pada power unit yang sama dengan mesin-mesin penggerak lainnya,

    sedang pada truck mounted excavator biasanya digunakan mesin khusus untuk

    berpindah tempat, dan dipilih yang RPM nya tinggi, agar diperoleh mobilitas

    yang tinggi.

    Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada

    sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang

    beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak

    searah dengan sumbu memanjang sistem roda-rodanya, sering terjadi

    proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem

    kendaran, sehingga dapat menyebabkan alat berat terguling. Untuk

    mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat yang disebut out-riggers.

  • (a). Crawler mounted (b). Truck mounted

    (c). Outriggers

    Gambar III-1 Macam-macam travelling unit

    III.2. POWER SHOVEL

    Dengan memberikan shovel attachment pada excavator maka kita

    dapatnkan alat yang disebut power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan

    menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam

    truk atau lat angkut lainnya. Alat ini juga dapatr untuk membuat timbunan

    bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang di

    atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain

    stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan

    terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat

    kedudukan alat.

    Macam shovel dibedakandalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel

    (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

    Bagian-bagian yang terpenting dari shovel ditunjukkan pada gambar III-2.

    1. Bucket

    2. Tangkai Bucket

    3. Sling Bucket

    4. Rol Ujung

    5. Boom

    6. Sling Boom

    7. Penahan Boom

  • 8. Mesin Penggerak

    9. Counter Weight (pengimbang)

    10. Kabin Operator

    11. Under Carriage

    Gambar III-2 Bagian-bagian Shovel

    III.2.1. Cara Kerja Power Shovel

    Pekerjaan dimulai dengan menempatkan shovel pada posisi dekat tebing

    yang akan digali, dengan menggerakkan dipper/bucket ke depan kemudian ke

    atas sambil menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini

    tanah masuk dalam bucket, jika bucket sudah penuh maka bucket ditarik

    keluar. Operator yang telah berpengalaman dapat mengatur gerakan ini

    sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pda saat bucket

    mencapai bagian atas tebing.

    Setelah terisi penuh, maka shovel dapat diputar (swing) ke kanan atau ke kiri menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat

    mencapai tebing dengan sempurna, maka shovel dapat digerakkan/berjalan

    menuju posisi baru hingga dapat bergerak seperti semula. Pada dasarnya

    gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah :

    1. maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing,

    2. mengangkat dipper/bucket untuk mengisi,

    3. mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing,

    4. swing (memutar) untukmembuang (dump),

    5. berpindah jika sudah jauh dari tebing galian, dan

    6. menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan.

    (a). Crawler Mounted Power Shovels (b). Whell Mounted Power Shovel

    Gambar III-3 Power Shovel

  • III.2.2. Ukuran Shovel

    Ukuran shovel didasarkan pada besarnya bucketyang dinyatakan dalam m3

    atau cu-yd, dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck) atau munjung (heaped), juga dalam kondisi tanah alam atau lepas. Dalam perdagangan terdapat shovel dalam kapasitas bucket 0,50 ; 0,75 ; 1,00 ; 1,25 ; 1,50 ; 2,00

    dan 2,5 cu-yd, sesuai ketentuan-ketentuan dari Power Crane & Shovel

    Association (PCSA). Untuk ukuran-ukuran yang lebih besar dapat dibuat

    sesuai dengan permintaan.

    Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antara lain banyaknya

    volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di

    tempat-tempat yang berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan

    truck mounted merupakan keuntungan tidak kecil artinya. Sebaliknya jika

    pekerjaan terpusat di satu tempat dengan jumlah besar, mobilitas tidak

    begitu penting, dan crawler mounted showel lebih menguntungkan. Pemilihan

    showel dengan ukuran yang besar dipertimbangkan atas dasar sebagai

    berikut.

    1. Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus

    dipertimbangkan jalan angkut yang ada.

    2. Pengausan bagian-bagian/spare parts shovel ukuran besar relatif besar

    pula,karena pekerjaan yang dilakukan juga besar.

    3. Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu

    menghancurkan batu-batu.

    4. Biaya untuk operator untuk shovel besar relatif lebih kecil, karena

    produksinya besar.

    5. Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahabahan yang keras karena

    tenaganya lenih besar.

    6. Waktu penyelesaian pekerjaan lenih cepat.

    B : panjang boom

    D : tinggi buang maks.

    E : radius buang maks.

    G : tinggi gali maks.

    sI : dalam gali maks.

    J : radius gali maks.

    X : sudut putar boom

    Gambar III-4 Diagram jangkauan shovel

  • III.2.3. Produksi Shovel

    Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama

    operasi berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/ mengisi bucket,

    berputar (swing), membuang (dump) dan berputar (swing) ke posisi semula.

    Faktor-faktor selama operasi, keadaan medan dan hambatan-hambatan lain

    perlu pula dipertimbangkan, karena akan mempengaruhi produksi shovel.

    1. Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel.

    Tinggi tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian besarnya,

    sehingga pada waktu dipper/bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah

    penuh terisi, dengan tidak perlu memberikan beban yang berlebihan pada

    mesin. Tinggi tebing yang demikian kita sebut dengan tinggi optimal, yang

    bagi shovel-shovel yang dibuatmenurut spesifikai PCSA untuk masing-

    masing ukuran shovel dan macam tanah yang digali diberikan seperti pada

    tabel III-1.

    Tabel III-1 Produksi Ideal Power Shovel dan Tinggi Gali Optimal

    Jenis Tanah Ukuran Power Shovel, cu-yd

    3/8 0,5 0,75 1,0 1,25 1,5 1,75 2,0 2,5

    Lempung berpasir,

    basah

    Pasir dan kerikil

    Tanah biasa, baik

    Tanah lempung, keras

    Batu ledakan, baik

    Lempung lekat, basah

    Batu ledakan, jelek

    3,8

    85

    3,8

    80

    4,5

    70

    6,0

    50

    -

    40

    6,0

    25

    -

    15

    4,6

    115

    4,6

    110

    5,7

    95

    7,0

    75

    -

    60

    7,0

    40

    -

    25

    5,3

    165

    5,3

    155

    6,8

    135

    8,0

    110

    -

    95

    8,0

    70

    -

    50

    6,0

    205

    6,0

    200

    7,8

    175

    9,0

    145

    -

    125

    9,0

    95

    -

    75

    6,5

    250

    6,5

    230

    8,5

    210

    9,8

    180

    -

    155

    9,8

    120

    -

    95

    7,0

    285

    7,0

    270

    9,2

    240

    10,7

    210

    -

    180

    10,7

    145

    -

    115

    7,4

    320

    7,4

    300

    9,7

    270

    11,5

    235

    -

    205

    11,5

    165

    -

    140

    7,8

    355

    7,8

    330

    10,2

    300

    12,2

    265

    -

    230

    12,2

    185

    -

    160

    8,4

    405

    8,4

    390

    11,2

    350

    13,3

    310

    -

    275

    13,3

    230

    -

    195

    Catatan : * angka yang atas tinggi gali optimal (ft)

  • * angka yang bawah produksi ideal shovel (cu-yd/jam) BM

    Angka-angka dalam tabel III-1 tersebut adalah angka praktek, meskipun

    tidak tepat benar dapat digunakan sebagi titik tolak perencanaan

    pekerjaan penggalian tebing. Bila tinggi tebing kurang optimal maka tidak

    mungkin mengisi bucket sekaligus penuh dalam satu pass tanpa

    memberikan beban lebih pada mesin. Hal ini aka menyebabkan cepat

    rusaknya mesin, maka operator dapat memilih dua kemungkinan, ialah

    mengisi bucket penuh dalam beberapa kali pass atau membiarkan bucket

    tidak terisi penuh langsung di-dump, tentu saja dua hal tersebut akan

    mempengaruhi produksi shovel. Sebaliknya bila tebing lebih tinggi dari

    optimal, operator harus hati-hati agar tidak terjadi lubang-lubang dalam

    tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya tebing tersebut dan

    menimpa shovel. Operator dapat memilih menggali dengan mengurangi

    tenaga tekan pada bucket ke dalam tebing, atau penggalian tidak dimulai

    dari dasar tebing, atau menggali secara normal tetapi membiarkan tanah

    tumpah dari bucket dan mengambil pada cycle berikutnya. Ketiga hal

    tersebut akan mengurangi produksi shovel.

    2. Pengaruh sudut putar (swing) terhadap produsi shovel.

    Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horizontal antara

    kedudukan dipper/bucket pada waktu menggali dan pada waktu membuan

    muatan, yang dinyatakan dalam derajat. Besarnya sudut putar ini

    mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga mempengaruhi produksi

    shovel. Pada tabel III-2 diberikan faktor koreksi produksi shovel untuk

    sudut putar dan prosen tinggi galian optimal.

    Tabel III-2 Faktor Koreksi Sudut Putar dan % Tinggi Gali Optimal pada

    Produksi Power Shovel

    % tinggi optimal Sudut putar (swing), derajat

    45 60 75 90 120 150 180

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    0,93

    1,10

    1,22

    1,26

    1,20

    1,12

    0,89

    1,03

    1,12

    1,16

    1,11

    1,04

    0,85

    0,96

    1,04

    1,07

    1,03

    0,97

    0,80

    0,91

    0,98

    1,00

    0,97

    0,91

    0,72

    0,81

    0,86

    0,88

    0,86

    0,81

    0,65

    0,73

    0,77

    0,79

    0,77

    0,73

    0,59

    0,66

    0,69

    0,71

    0,70

    0,66

  • 160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,5 0,67 0,62

    3. Pengaruh keadaan medan (job condition) terhadap produksi shovel.

    Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat

    tersebut bekerja. Tempat penggalian yan ideal antara lain memenuhi

    syarat lantai kerja yang keras, drainasi bauk, tempat kerja luas,

    trukpengangkut dapat ditempatkan pada kedua sisi sehingga tinggi optimal

    terpelihara, jalan angkut tidak terpengaruh keadaan musim, perbandingan

    yang sesuai antara produksi shovel dengan truk pengangkutnya. Keadaan

    medan ini dinyatakan sebagai sangat baik, baik, sedang dan kurang

    menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan ini.

    4. Pengaruh keadaan manajemen (management conditions) terhadap produksi

    shovel.

    Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan pemilik/pemakai alat dalam

    menggunakan dan memelihara kondisi alat. Beberapa hal yang

    mempengaruhi kondisi antara lain pemberian minyak pelumas, pencekan

    bagian-bagian shovel sebelum digunakan, penggantian dipper/operator

    atau suku cadang lain yang perlu, pemberian bonus pada pekerja/operator

    dan lain-lainnya. Keadaan manajemen diklasifikasikan sebagai sangat baik,

    baik, sedang dan kurang menguntungkan. Tabel III.3 memberikan faktor-

    faktor koreksi pengaruh keadaan medan dan manajemen.

    Tabel III-3 Faktor Koreksi Keadaan Medan dan Keadaan Manajemen

    Keadaan Medan Keadaan Manajemen

    Sangat

    baik

    baik sedang kurang

    - sangat baik

    - baik

    - sedang

    - kurang

    0,84

    0,78

    0,72

    0,63

    0,81

    0,75

    0,69

    0,61

    0,76

    0,71

    0,65

    0,57

    0,70

    0,65

    0,60

    0,52

    Contoh 3-1 : Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras

    berupa tebing dengan ketinggian 2,30 meter. Sudut putar

    (swing) 750, kondisi medan sedang, kondisi manajemen baik.

    Berapakan produksi shovel perjamnya ?

  • Hitungan : Dari tabel III-1 untuk tanah lempung keras dengan ukuran

    bucket 1 cu-yd diperoleh :

    - produksi ideal 145 cu-yd/jam (BM)

    - tinggi gali optimal 9 ft = 2,75 meter

    % tinggi gali optimal : %64,83%10075,2

    30,2

    swing 750 ---- dari tabel III.2 diperoleh faktor koreksi 1,05

    (interpolasi lurus)

    Keadaan medan sedang ; keadaan manajemen baik, dari tabel

    III-3 : faktor koreksi 0,69

    Jadi produksi shovel :

    = 145 x 1,05 x 0,69

    = 105,05 cu-yc/jam (BM) atau

    = 80,32 m3/jam (BM)

    III.3. DRAGLINE

    Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat

    angkut, misalnya truk, traktor penarik gerobag, atau ke tempat penimbunan

    yang dekat dengan galian. Pada umumnya power shovel samapai dengan

    kapaitas 2,5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom dan

    shovel diganti boom dan bucket dragline.

    Untuk beberapa proyek power shovel atau dragline digunakan untuk

    menggali, tetapi dalam beberapa hal dragline mempunyai keuntungan, yang

    umumnya dikarenakan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali.

    Dragline biasanya tiak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk

    melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada

    lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau

    berlumpur. Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak

    perlu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang

  • menyebabkan terjebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk

    penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan

    angkut tidak perlu masuk ke lokasi penggalian.

    Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah

    produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power

    shovel untuk ukuran yang sama.

    Macam dragline ada tiga tipe ialah Crawler Mounted , wheel Mounted dan truck Mounted. Crawler Mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil, sehinggafloatingnya besar, tetapi kecepatan

    geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa

    alat sampai ke lokasi pekerjaan.

    III.3.1. Cara Kerja Dragline

    Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke

    posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan,

    sehigga bucket jatuh tegak lurus ke bawah.

    1. Hoist Cable

    2. Boom

    3. Dump Cable

    4. Hoist Chain

    5. Drag Chain

    6. Drag Cable

    7. Bucket

    Gambar III-5 Bagian-bagian Dragline

    Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable

    di mainkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga

    dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalamsatu pass dapat teratur, dan

    terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat

    penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti

    lingkaran yang erpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah

    bahwa tekanan gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.

    Operator yang berpengalaman dapat melemparkan bucket jauh ke depan

    dengan tujuan untuk mendapatkan lebar galian yang besar. Lemparan ini

  • dilakukan dengan cara menarik bucket dan drag cable sedemikian rupa hingga

    mendekati pangkal boom, kemudian secara mendadak dilepaskan, maka bucket

    akan terayun ke depan. Untuk memberi percepatan, coist cablenya ditarik.

    Setelah tercapai kecepatan yang cukup, hoist cable dilepas, maka bucket

    jatuh bebas menuju titik permukaan tanah yang dikehendaki. Lemparan

    bucket ini juga dapat dilakukan dengan tenaga swing dari excavatornya

    sendiri, yang disebut dengan swing throw, dan ini hanya boleh dilakukan oleh operator yang benar-benar berpengalaman, karena cara pengoperasiannya

    sulit dilakukan.

    Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist

    cable dikunci sehingga bucket terangkat lepas dari permukaan tanah. Hal ini

    untuk menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap

    tegang dan tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju

    tempat (dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan

    sedemikian rupa sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah

    ada di atas badan truk, drag cable dikendorkan, bucket akan terjungkir ke

    bawah dan muatan tertuang.

    III.3.2. Ukuran Dragline

    Ukuran dragline ditunjukkan dari ukuran bucketnya. Yang dinyatakan

    dalam cu-yd, pada umumnya sama dengan ukuran bucket power shovel.

    Dragline dapat menggunakan lebih dari satu ukuran bucket, tergantung pada

    panjang boom dan jenis tanah yang digali. Batasan kapasitas angkut maksimal

    adalah beban yang menyebabkan miringnya alat, sehingga diperlukan

    pengukuran ukuran bucket jika boom yang digunakan panjang atau jika

    material mempunyai berat volume yang besar.

    A : radius buang

    B : tinggi buang

    C : dalam gali maks.

    D : panjang lmpar

    J : panjang boom

    K : sudut boom

    Gambar III-6 Jangkauan Dragline

  • III.3.3. Produksi Dragline

    Faktor-faktor yang mempengarui produksi dragline antara lain macam

    tanah yang digali, dalamnya galian, sudut swing, ukuran bucket, panjang boom,

    keadaan medan dan tempat kerja, keadaan manajemen, ketrampilan operator,

    keadaan dragline serta truk-truk pengangkutnya. Seperti halnya pada power

    shovel, produksi dragline dinyatakan dalam cu-yd atau m3 dalam keadaan bank,

    sedang ukuran bucket dinyatakan dalam keadaan kosong.

    1. Pengaruh dalam galian pada produksi dragline.

    Dalamnya tebing galian optimal adalah kedalaman yang memberikan

    produksi yang maksimal, yang didapat dari pengamatan dan pengalaman

    yang oleh Power Crane & Shovel Association diberikan dalam tabel III-4.

    Tabel III-4 Produksi Ideal Dragline Boom Pendek dan Dalam Gali

    Optimal

    Jenis Tanah Ukuran Bucket (cu-yd)

    3/8 0,50 0,75 1 1,25 1,50 1,75 2 2,50

    Lempung berpasir

    basah

    Pasir dan kerikil

    Tanah biasa baik

    Lempung keras

    Lempung lekat basah

    5,0

    70

    5,0

    65

    6,0

    55

    7,3

    35

    7,3

    20

    5,5

    95

    5,5

    90

    6,7

    75

    8,0

    55

    8,0

    30

    6,0

    130

    6,0

    125

    7,4

    105

    8,7

    90

    8,7

    55

    6,6

    160

    6,6

    155

    8,0

    135

    9,3

    110

    9,3

    75

    7,0

    195

    7,0

    185

    8,5

    165

    10,0

    135

    10,0

    95

    7,4

    220

    7,4

    21

    9,0

    190

    10,7

    160

    10,7

    110

    7,7

    245

    7,7

    235

    9,5

    210

    11,3

    180

    11,3

    130

    8,0

    265

    8,0

    255

    9,9

    230

    11,8

    195

    11,8

    145

    8,5

    305

    8,5

    295

    10,5

    265

    12,3

    230

    12,3

    175

    Catatan : * angka yang atas tinggi gali optimal (ft)

    * angka yang bawah produksi ideal (cu-yd/jam BM)

    1. Pengaruh swing dan % dalam galian pada dragline.

  • Seperti pada produksi shovel, % dalam gali optimal akan mempengaruhi

    produksi dragline. Hubungan antara % dalam gali optimal dan sudut swing

    terhadap koreksi produksi dragline deberikan seperti pada tabel III-5

    2. Pengaruh Keadaan Medan dan Keadaan Manajemen.

    Pengaruh keadaan nedan dan keadaan manajemen pada produksi dragline

    sama pada power shovel, sehingga untuk faktor koreksinya dapat

    digunakan tabel III-3

    3. Pengaruh pemilihan ukuran dan tipe bucket pada produksi dragline.

    Dalam memilih ukuran dan tipe bucket mempunyai pengaruh pada produksi

    dragline, karena bucket yang berat akan mempunyai sendiri yang besar.

    Untuk mengurangi kerugian oleh berat bucket.

    Tabel III-5 Faktor Koreksi Swing dan % Dalam Gali Optimal Pada

    Produksi Dragline

    % dalam gali optimal Sudut swing, derajat

    30 45 60 75 90 120 150 180

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    1,06

    1,17

    1,24

    1,29

    1,32

    1,29

    1,25

    1,20

    1,15

    1,10

    0,99

    1,08

    1,13

    1,17

    1,19

    1,17

    1,14

    1,10

    1,05

    1,00

    0,94

    1,02

    1,06

    1,09

    1,11

    1,09

    1,06

    1,02

    0,98

    0,94

    0,90

    0,97

    1,01

    1,04

    1,05

    1,03

    1,00

    0,97

    0,94

    0,90

    0,87

    0.93

    0,97

    0,99

    1,00

    0,98

    0,96

    0,93

    0,90

    0,87

    0,81

    0,85

    0,88

    0,90

    0,91

    0,90

    0,88

    0,85

    0,82

    0,79

    0,75

    0,78

    0,80

    0,82

    0,83

    0,82

    0,81

    0,79

    0,76

    0,73

    0,70

    0,72

    0,74

    0,76

    0,77

    0,76

    0,75

    0,73

    0,71

    0,69

    Maka setiap ukuran ada 3 macam bucket yang disesuaikan dengan

    pekerjaannya. Macam bucket tersebut adalah :

    a. Heavy Duty, bucket untuk pekerjaan berat misalnya menggali batu-batuan, hasil tambang,

    b. Medium Duty, bucket untuk pekerjaan sedang misalnya menggali kerikil, lempung,

    c. Light Duty, bucket untuk pekerjaan ringan misalnya menggali lempung berpasir, pasir, lumpur.

  • Gambar III-7 Dragline

    Tabel III-7 Kapasitas dan Berat Bucket Dragline

    Ukuran

    Cu-yd

    Kapaitas

    Cu-yd

    berat bucket, lbs

    light duty medium duty heavy duty

    3/8

    0,5

    0,75

    1,0

    1,25

    1,50

    1,75

    2,0

    2,25

    2,5

    2,75

    3,0

    11

    17

    24

    32

    39

    47

    53

    60

    67

    74

    82

    90

    760

    1.275

    1.640

    2.220

    2.410

    3.010

    3.375

    3.925

    4.100

    4.310

    4.950

    5.560

    880

    1.460

    1.850

    2.945

    3.300

    3.750

    4.030

    4.825

    5.350

    5.675

    6.225

    6.660

    -

    2.100

    2.875

    3.700

    4.260

    4.525

    4.800

    5.400

    6.250

    6.540

    7.390

    7.920

    Contoh 3.2 : Dragline dengan boompendek kapasitas 2 cu-yd digunakan untuk

    menggali tanah lempung kersa.

    Dalam galian 4,70 meter, swing 1200, kondisi manajemen baik

    medan kerja baik. Berapakah prakiraan produksi Dragline

    tersebut ?

    Hitungan : tanah lempung keras;bucket 2 cu-yd,tabel III-4; Produksi ideal

    = 195 cu-yd/jam (BM)

    H opt. = 11,8 ft (3,599 meter)

  • % H opt. = swing%;59,130%100599,3

    7,4

    1200, tabel III-5;faktor koreksi = 0,899 (interpolasi lurus)

    medan baik; manajemen baik, tabel III-3; faktor koreksi 0,75

    Produksi = 195 x 0,889 x 0,75 = 130,02 cu-yd/jam (BM) atau

    = 99,41 m3/jam (BM)

    Contoh 3-3 : Dragline 2 cu-yd dengan bucket medium duty menggali tanah

    dengan berat volume 90 lb/cu-ft(LM). Panjang boom 80 ft,

    kemampuan angkat 8.600 lbs.

    Dapatkah alat tersebut bekerja ?

    Hitungan : - bucket 2 cu-yd berat (tabel III.6) = 4.825 lb

    - berat tanah : 60 x 90 = 5.400 lb +

    berat total = 10.225 lb

    Berat total 10.225 lb > 8.600 lb, jadi dragline tidak mampu

    bekerja.

    Kita pilih bucket yang lebih kecil, coba bucket 1,5 cu-yd

    medium duty.

    - berat bucket = 3.750 lb

    - berat tanah = 4.230 lb +

    berat total = 7.980 lb < 8.600 lb

    Beberapa tindakan untuk mempertinggi produksi dragline antara lain

    dengan pemeliharaan alatnya. Agar dragline tetap dapat bekerja dengan baik,

    maka perlu tindakan-tindakan sebagai berikut.

    a. Ketajaman gigi bucket perlu dipelihara dengan ukuran-ukuran yang tepat.

    b. Penggalian harus dilaksanaka