pemimpin dalam fatamorgana

4
Pemimpin Dalam Fatamorgana Oleh : Fahris Al-Fahilul Sastrowardoyo Dalam hiruk piuk kehidupan Tiada satu pun keindahan tercipta Dalam sebuah kendi keheningan Terpancar air ketegaran Melalang buana menembus mega kegelapan Tersembunyi dari yang bersembunyi Tertutup dari yang terjaga Tercipta bagai bayang-bayang semu Kau muncul dalam permukaan air Bening, tanpa bergelombang Tercermin wajah lugu berparas gagah Berwatak bijak dan berbudi luhur Sejuta tangan kau genggam

Upload: neyo-jr

Post on 29-Jul-2015

78 views

Category:

Automotive


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemimpin dalam fatamorgana

Pemimpin Dalam Fatamorgana

Oleh : Fahris Al-Fahilul Sastrowardoyo

Dalam hiruk piuk kehidupan

Tiada satu pun keindahan tercipta

Dalam sebuah kendi keheningan

Terpancar air ketegaran

Melalang buana menembus mega kegelapan

Tersembunyi dari yang bersembunyi

Tertutup dari yang terjaga

Tercipta bagai bayang-bayang semu

Kau muncul dalam permukaan air

Bening, tanpa bergelombang

Tercermin wajah lugu berparas gagah

Berwatak bijak dan berbudi luhur

Sejuta tangan kau genggam

Seribu mata kau tatap

Tanpa keraguan dan gentar terlihat

Sampai bunga kegelapan menyapa

Page 2: Pemimpin dalam fatamorgana

Shimponi kematian telah datang

Bunga layu gugurlah tiba

Tumbuh subur dalam nanah darah

Berbalik badan memandang fatamorgana

Nyata ...

Tapi tak nyata...

Page 3: Pemimpin dalam fatamorgana

BIODATA PENULIS

Nama : Fahris Al-Fahilul Sastrowardoyo

Tempat, tanggal lahir : Batang, 7 April 1995

Alamat : Jl.Uripsumoharjo 32 Batang, Gg.Arjuna Rt 01 Rw 05 Sambong

Kebrok Batang, 51212 Kab.Batang, Jawa Tengah.

Nomor telpon : 0857-428-428-30

Akun Facebook : Ne-yo Jr.

Alamat Email : [email protected]

Narasi Puisi : Puisi “Pemimpin dalam Fatamorgana” menggambarkan kepalsuan

seorang pemimpin dalam negeri kita. Banyak pemimpin kita yang

mengingkari janji mereka akan embanan jabatan yang diamanahkan.

Tidak sedikit dari pemimpin-pemimpin kita melakukan korupsi,

kepuasan pribadi dan golongan menjadi prioritas, rakyat hanya

berperan sebagai penonton dan korban belaka.