pembuatan snack bar bebas gluten dari bahan baku tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada...

13
Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung Mocaf dan Tepung Beras Pecah Kulit Vety Eka Septiani 1 , Idrus Jus’at 2 , Hendra Wijaya 2 1 Majoring Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University 2 Departement of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510 [email protected] Abstract Nowadays, people prefer choose the fast food in completing nutritional needs. One of them is functional food which has revolving in society, such as snack bar. Snack bar available in the market, usually use soy flour as basic materials. In this research has a general purpose which is to make gluten-free snack bar by using the basic ingredients of mocaf flour and brown rice flour in the utilization of local food in Indonesia. Before analyzing the snack bar, snack bar will be conducted organoleptic tests by assessing the hedonic and hedonic quality to get acceptance of the treatment with the most preferred. Furthermore, best treatment of the results of organoleptic tests, will be conducted chemical analysis (proximate analysis) and physical analysis. The parameters of the organoleptic test will be tested statistically by using One Way Anova then tested continue with Bonferonni. The results showed that the snack bar most preferred is 75% of mocaf flour and 25% of brown rice flour that exist in the treatment of F2. The results of chemical analysis showed the water content is 5.92%, ash content is 1.68%, the fat content is 4.42%, protein content is 5.6% and the carbohydrate content was 82.83%. Physical analysis results showed that the hardness is 275.5 g force, for springiness is 0.69 mm and for cohesiveness is 0.98. Keyword : Gluten Free, Red Beans, Snack Bar, Healthy Snack, Mocaf Flour, Brown Rice Flour. Abstrak Pola hidup masayarakat sekarang cenderung lebih memilih makanan yang praktis dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Salah satu pangan fungsional yang beredar di masyarakat adalah snack bar. Snack bar yang ada di pasaran, biasanya menggunakan tepung kedelai sebagai bahan dasarnya. Pada penelitian ini mempunyai tujuan umum yaitu membuat snack bar bebas gluten dengan menggunakan bahan dasar tepung mocaf dan tepung beras pecah kulit dalam pemanfaatan pangan lokal yang ada di Indonesia. Sebelum snack bar ini dianalisis kimia dan fisik, dilakukan uji organoleptik dengan menilai hedonik dan mutu hedonik untuk mendapatkan perlakuan dengan daya terima yang paling disukai. Selanjutnya perlakuan terbaik hasil uji organoleptik, dilakukan analisis kimia (analisis proksimat) dan analisis fisik. Parameter dari uji organoleptik akan diuji statistic dengan menggunakan One Way Anova kemudian di uji lanjut dengan Bonferonni. Hasil peneitian menunjukkan bahwa snack bar yang paling disukai adalah 75% Tepung Mocaf dan 25% Tepung beras pecah kulit yang ada pada perlakuan F2. Hasil analisis kimia menunjukkan kadar air 5,92% , kadar abu 1,68%, kadar lemak 4,42%, kadar protein 5,6% dan kadar karbohidrat 82,83%. Hasil analisis fisik menunjukkan bahwa hardness (kekerasan) adalah 275,5 g force, untuk springiness (elastisitas) adalah 0,69 mm dan untuk cohesiveness (daya kohesif) adalah 0,98. Kata kunci : Bebas Gluten, Kacang Merah, Snack Bar, Snack Sehat Tepung Mocaf, Tepung Beras Pecah Kulit.

Upload: vuongthu

Post on 24-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung Mocaf dan Tepung Beras

Pecah Kulit

Vety Eka Septiani1, Idrus Jus’at

2, Hendra Wijaya

2

1Majoring Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University

2Departement of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510

[email protected]

Abstract

Nowadays, people prefer choose the fast food in completing nutritional needs. One of

them is functional food which has revolving in society, such as snack bar. Snack bar available in

the market, usually use soy flour as basic materials. In this research has a general purpose

which is to make gluten-free snack bar by using the basic ingredients of mocaf flour and brown

rice flour in the utilization of local food in Indonesia. Before analyzing the snack bar, snack bar

will be conducted organoleptic tests by assessing the hedonic and hedonic quality to get

acceptance of the treatment with the most preferred. Furthermore, best treatment of the results of

organoleptic tests, will be conducted chemical analysis (proximate analysis) and physical

analysis. The parameters of the organoleptic test will be tested statistically by using One Way

Anova then tested continue with Bonferonni. The results showed that the snack bar most

preferred is 75% of mocaf flour and 25% of brown rice flour that exist in the treatment of F2.

The results of chemical analysis showed the water content is 5.92%, ash content is 1.68%, the fat

content is 4.42%, protein content is 5.6% and the carbohydrate content was 82.83%. Physical

analysis results showed that the hardness is 275.5 g force, for springiness is 0.69 mm and for

cohesiveness is 0.98. Keyword : Gluten Free, Red Beans, Snack Bar, Healthy Snack, Mocaf

Flour, Brown Rice Flour.

Abstrak

Pola hidup masayarakat sekarang cenderung lebih memilih makanan yang praktis dalam

memenuhi kebutuhan gizinya. Salah satu pangan fungsional yang beredar di masyarakat adalah

snack bar. Snack bar yang ada di pasaran, biasanya menggunakan tepung kedelai sebagai bahan

dasarnya. Pada penelitian ini mempunyai tujuan umum yaitu membuat snack bar bebas gluten

dengan menggunakan bahan dasar tepung mocaf dan tepung beras pecah kulit dalam

pemanfaatan pangan lokal yang ada di Indonesia. Sebelum snack bar ini dianalisis kimia dan

fisik, dilakukan uji organoleptik dengan menilai hedonik dan mutu hedonik untuk mendapatkan

perlakuan dengan daya terima yang paling disukai. Selanjutnya perlakuan terbaik hasil uji

organoleptik, dilakukan analisis kimia (analisis proksimat) dan analisis fisik. Parameter dari uji

organoleptik akan diuji statistic dengan menggunakan One Way Anova kemudian di uji lanjut

dengan Bonferonni. Hasil peneitian menunjukkan bahwa snack bar yang paling disukai adalah

75% Tepung Mocaf dan 25% Tepung beras pecah kulit yang ada pada perlakuan F2. Hasil

analisis kimia menunjukkan kadar air 5,92% , kadar abu 1,68%, kadar lemak 4,42%, kadar

protein 5,6% dan kadar karbohidrat 82,83%. Hasil analisis fisik menunjukkan bahwa hardness

(kekerasan) adalah 275,5 g force, untuk springiness (elastisitas) adalah 0,69 mm dan untuk

cohesiveness (daya kohesif) adalah 0,98. Kata kunci : Bebas Gluten, Kacang Merah, Snack Bar,

Snack Sehat Tepung Mocaf, Tepung Beras Pecah Kulit.

Page 2: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

PENDAHULUAN

Seiring dengan berjalannya waktu,

pola hidup modern saat ini terutama di

perkotaan sebagian besar masyarakat

cenderung memilih makanan yang

praktis dalam memenuhi kebutuhan

nutrisinya. Praktis dalam artian mudah

diperoleh dan cepat saji sehingga siap

untuk dikonsumsi. Pola hidup

masyarakat yang cenderung menyadari

akan pentingnya kesehatan dan tingginya

tingkat kesibukan masyarakat

menyebabkan kebutuhan pangan tidak

sebatas pada pemenuhan kebutuhan gizi

konvensional bagi tubuh serta pemuas

mulut dengan cita rasa enak, melainkan

pangan diharapkan mampu berfungsi

menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh,

aman dikonsumsi serta praktis dalam

penyajiannya (Winarno dan

Felicia,2007) dalam (Taufik

Rahman,2011)

Akhir-akhir ini tren konsumsi

pangan mulai menunjukkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya konsumsi

makanan yang tidak hanya sekedar

mengenyangkan tetapi juga memberikan

efek positif bagi kesehatan tubuh.

Pangan fungsional merupakan pangan

yang karena kandungan komponen

aktifnya dapat memberikan manfaat bagi

kesehatan, di luar manfaat yang

diberikan oleh zat-zat gizi yang

terkandung didalamnya. Para ilmuwan

Jepang menekankan pada tiga fungsi

dasar pangan fungsional yaitu sensori

(warna dan penampilan menarik serta

citarasa yang enak), nutrisional (bergizi

tinggi) dan fisiologikal (memberi

pengaruh fungsi fisiologis bagi tubuh).

(Rein., et al. 2014). Salah satu produk

pangan cepat saji bernilai fungsional

yang sedang berkembang di berbagai

negara adalah snack bar. Selain itu,

konsumsi akan makanan bar di

Indonesia masih sangat kecil dan

beberapa orang bahkan belum

mengetahui. Hanya 34,5% masayarakat

Indonesia yang mengetahui tentang bar

ini.

Snack bar didefinisikan sebagai

produk makanan ringan yang memiliki

bentuk batang dan merupakan campuran

dari berbagai bahan seperti sereal, buah-

buahan, kacang-kacangan yang diikat

satu sama lain dengan bantuan agen

pengikat (binder). Pada penelitian ini,

snack bar yang akan dibuat dengan

bahan baku lokal yaitu tepung mocaf dan

tepung beras pecah kulit dengan

tambahan kacang merah yang akan

dijadikan snack bar bebas gluten. Gluten

adalah zat yang hanya ada pada tepung

terigu dan pada jenis tepung lainnya

tidak ada, sifat dari zat ini adalah kenyal

dan elastis. Dikatakan bebas gluten pada

snack bar ini karena untuk mengurangi

terjadinya penyakit coeliac disease yang

meningkat setiap tahunnya sepuluh kali

lipat didunia, sehigga pasar produk

pangan bebas gluten juga akan

meningkat tajam (Gallagher.,et al.,2004)

dalam (Sarifudin.,et al 2015).

Penelitian yang menggunakan

tepung dari tanaman serealia seperti

jagung, beras, serta tepung dari tanaman

umbi-umbian seperti singkong, kentang,

ubi jalar sebagai pengganti tepung terigu

dalam produk roti-rotian telah banyak

dilakukan (Arendt., et al., 2002). Tepung

Page 3: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

mocaf dan tepung beras pecah kulit

memiliki potensi yang baik untuk

digunakan dalam pembuatan bar ini

karena kandungan nilai zat gizi yang ada

dalam tepung mocaf dan tepung beras

pecah kulit ini cukup tinggi.

Tepung mocaf (Modified Cassava

Flour) yang dalam bahasa Indonesia

disebut tepung ubi kayu dimodifikasi,

dikatakan sebagai proses modifikasi

sebab pada pembuatan mocaf dilakukan

proses khusus yang disebut dengan

fermentasi atau pemeraman yang

menggunakan jasa mikrobia atau enzim

tertentu, sehingga selama proses

fermentasi berlangsung terjadi

perubahan yang luar biasa dalam masa

ubi baik dari aspek perubahan fisik,

kimiawi, dan mikrobiologis serta

inderawi. Kandungan pati tepung mocaf

yang tinggi dapat digunakan untuk

substitusi tepung terigu dalam

pembuatan biskuit. (Suarti., et al 2015)

Mocaf memiliki karakteristik mirip

terigu sehingga dapat digunakan sebagai

bahan pengganti terigu atau campuran

terigu 30 % – 100 % dan dapat menekan

biaya konsumsi tepung terigu 20- 30%.

Dibandingkan dengan tepung ubi kayu

biasa atau tepung gaplek, mocaf

memiliki penampakan yang lebih baik

yaitu lebih putih, lembut, dan tidak bau

apek. Mocaf memiliki kandungan nutrisi

yang berbeda dengan tepung terigu.

Perbedaan kandungan nutrisi yang

mendasar adalah, mocaf tidak

mengandung zat gluten, zat yang hanya

ada pada terigu yang menentukan

kekenyalan makanan (Suarti., et al 2015)

Beras pecah kulit adalah gandum

beras belum diasah yang dihasilkan

dengan membuang sekamnya dengan

menggunakan mortir dan alu atau karet

gulungan. Warna beras pecah kulit ini

cokelat, kemerahan atau keunguan.

Embrio mungkin dibiarkan tetap utuh

atau tidak utuh tergantung pada proses

penggilingan. Penggilingan adalah

proses yang dapat membedakan beras

coklat dari beras putih . Perbedaannya

adalah tidak hanya dengan penggilingan

tetapi juga nilai gizinya. Selama

polishing 15% dari protein, 85% dari

lemak, 90% dari kalsium,75% dari

fosfor, 80% dari tiamin ,70% dari

riboflavin dan 68% dari niacin

dihilangkan (Varshini.,et al 2013)

Beras pecah kulit memiliki serat

makanan yang tinggi (obat cuci perut

yang baik, mencegah penyakit gastro-

intestinal dan baik untuk penderita

diabetes); kaya akan vitamin B dan

mineral (mencegah beri-beri); dan tinggi

lemak (sumber energi). Beras pecah kulit

juga mengandung asam fitat tinggi

(antioksidan antikanker.); menurunkan

kolesterol serum (mencegah penyakit

kardio vaskular); dan indeks glikemik

makanannya rendah (rendah pati,

karbohidrat kompleks tinggi yang

menurunkan risiko diabetes tipe 2).

Beras pecah kulit juga mengandung Mg,

K dan Fosfor yang cukup tinggi

(Ramadayanti, 2012).

Kacang merah memiliki kandungan

gizi yang sangat baik, hal ini sangat

menguntungkan bagi kesehatan tubuh

manusia apalagi jika diolah secara baik

dan benar. Kacang merah kering

Page 4: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

merupakan sumber protein nabati,

karbohidrat kompleks, serat, vitamin B,

folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat

besi. Namun kelemahan dari kacang-

kacangan adalah tingginya kandungan

senyawa nirgizi yang sebagian besar

didominasi oleh asam fitat (Astawan,

2009) dan tingginya bau langu yang

mengakibatkan produk akhir menjadi

kurang diterima masyarakat (Yodatama,

2011) dalam (Huda dan Titi,2015)

Penggunaan tepung mocaf dan

tepung beras pecah kulit serta bahan

tambahan kacang merah dalam

pembuatan snack bar ini ini adalah

sebagai sumber komponen utama gizi

makro dan mikro yang harus ada dalam

sebuah produk pangan fungsional ini. .

Dari ketiga bahan tersebut dapat

diformulasi agar snack bar mampu

memenuhi kecukupan kalori yang

disyaratkan. Untuk sasaran dalam

penelitian ini adalah orang umum agar

mengurangi terjadinya penyakit coeliac

disease.

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah bahan utama, bahan

tambahan dan bahan kimia. Bahan utama

yang digunakan adalah tepung mocaf

dan tepung beras pecah kulit. Tepung

mocaf yang digunakan adalah tepung

mocaf yang diproduksi oleh produsen

CV. Karunia Maha Cipta, Kabupaten

Bandung Barat. Bahan utama lain adalah

tepung beras pecah kulit yang diproduksi

oleh Appoli, Jawa Tengah (Kebun Kita).

Bahan tambahan lain yang digunakan

adalah kacang merah, margarin,telur,

gula, selai nanas, garam, air, dan bahan

kimia untuk analisis proksimat. Bahan

yang digunakan dalam analisis kimia

adalah 2 gram campuran selen, 12 ml

H2SO4 untuk analisis protein. N-heksan

dan kertas saring untuk analisis lemak.

30 ml HCl 25%, 20 ml air, kertas saring,

heksan untuk analisis karbohidrat (gula

total).

Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten

Pembuatan snack bar bebas gluten

ini diawali dengan menyiapkan semua

bahannya dan ditimbang sesuai dengan

formulasi pembuatan snack bar,

kemudian tepung mocaf dan tepung

beras pecah kulit dicampur dengan

bahan lainnya (gula, garam, margarin,

telur dan selai nanas), setelah itu

dimixing selama 20 menit. Lalu

masukkan kacang merah yang telah

direbus ke dalam adonan yang telah

dimixing. Setelah tercampur rata

semuanya, masukkan adonan ke dalam

loyang berukuran 26,5x10x3,5 cm.

Setelah proses pencetakan, kemudian

panggang adonan snack bar dalam suhu

1200 C selama 40 menit, kemudian

dipanggang kembali dengan suhu 1400

C

selama 5 menit. Snack bar yang telah

matang didiamkan selama 30 menit di

suhu ruang.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pertama adalah

pembuatan snack bar. Pembuatan snack

bar ini dengan melakukan 5 perlakuan

yang konsentrasi tepung mocaf dan

Page 5: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

tepung beras pecah kulitnya berbeda-

beda yaitu 100%:0%, 75%:25%,

50%:50%, 25%:75% dan 0%:100%.

Setelah itu, dilakukan uji organolpetik.

Uji organolpetik ini dilakukan kepada

panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang

di Laboratorium Kimia Universitas Esa

Unggul. Insturmen yang digunakan

dalam uji organleptik menggunakan

instrument VAS (Visual Analogue Scale).

Kemudian, dari hasil uji organoleptik

didapatkan perlakuan snack bar yang

paling disukai dan paling tidak disukai.

Hasil uji organoleptik diolah dengan

menggunakan uji statistic One Way

Anova kemudian dilanjutkan dengan uji

Lanjut Bonferonni. Perlakuan yang

paling disukai itulah yang akan

dianalisis. Analisis yang dilakukan

adalah analisis proksimat dan analisis

tekstur. Analisis proksimat yang

dilakukan adalah kadar protein dengan

menggunakan metode Semi Mikro

Kjeldhal, kadar lemak dengan

menggunakan metode Hidrolisis

(Weibull), kadar karbohidrat dengan

menggunakan metode By Difference,

kadar air menggunakan metode SNI 01-

2891-1992 butir 5.1 dan kadar abu

menggunakan metode SNI 01-2891-

1992 butir 6.1. Analisis tekstur yang

dilakukan terdiri dari tiga parameter

yaitu hardness (kekerasan), springiness

(elastisitas) dan cohesiveness (daya

kohesif). Metode yang digunakan dalam

analisis tekstur ini menggunakan metode

Texture Analyzer.

Hasil dan Pembahasan

Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan kepada

panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang.

Hasil uji organoleptik didapatkan bahwa

perlakuan yang paling disukai adalah

perlakuan F2 dan perlakuan yang paling

tidak disukai adalah perlakuan F5. Hasil

ini didapatkan berdasarkan parameter

keseluruhan kesukaan, dimana parameter

keseluruhan kesukaan merupakan

jumlah hasil mean dari empat parameter

(warna, tekstur, aroma dan rasa).

Tabel 1. Hasil Analisis Uji Organoleptik

*signifikan

Warna

Snack bar dengan daya terima paling

disukai terhadap parameter warna yaitu

perlakuan F2 (75% Tepung Mocaf : 25%

Tepung Beras Pecah Kulit) yang

mempunyai nilai mean 60,60 (±22,38),

dengan nilai mean dari mutu warna

adalah 47 (±21,03) dalam range

penilaian warna coklat kehitaman

sampai warna putih gading. Sedangkan

Parameter

Nilai

Mean±SD

Tertinggi

P

Nilai

Mean±SD

Terendah

P Sig

Warna 60,60±22,38 2 44,77±22,77 5 0,035*

Tekstur 59,4 ±19,39 2 38,2±20,32 5 0,009*

Aroma 64,67±17,22 2 53,23±25,92 5 0,349

Rasa 60,67±19,7 3 48,63±20,48 1 0,054

Keseluruhan

kesukaan 244,23±53,83

2 184,83±71,25

5 0,000*

Page 6: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

snack bar dengan daya terima yang

paling tidak disukai terhadap parameter

warna adalah perlakuan F5 (100%

Tepung Beras Pecah Kulit : 0% Tepung

Mocaf) yang mempunyai nilai mean

44,77 (±22,77), dengan nilai mean mutu

warna yaitu 32,47 (±18,46) dalam range

penilaian warna coklat kehitaman

sampai warna putih gading.

Warna yang dihasilkan pada snack

bar perlakuan F2 yang konsentrasi

tepung mocafnya 75% dan 25% tepung

beras pecah kulit sedikit lebih terang

dibandingkan dengan perlakuan F5 yang

menghasilkan snack bar berwarna

kecoklatan.

Warna dapat disebabkan karena

adanya proses karamelisasi gula dan

reaksi maillard, Kadar abu

mempengaruhi warna produk makanan,

semakin tinggi kadar abunya maka

semakin coklat warna produk yang

dihasilkan (Martunis, 2012). Perbedaan

warna yang terjadi juga karena proses

pemanggangan. Secara alamiah pigmen

atau warna dirusak oleh adanya

pemanasan. Secara kimia, perubahan

warna dapat disebabkan oleh perubahan

pH atau oksidasi selama penyimpanan.

Hasilnya, pangan olahan kehilangan

warna dan dapat menurunkan nilai

sensorik.

Hasil uji statistik menggunakan uji

one way anova menunjukkan nilai P

value = 0,035 < α = 0,05 maka Ho

ditolak. Maka ada pengaruh yang

signifikan antar pemberian tepung snack

bar terhadap parameter warna. Hal ini

disebabkan, karena warna makanan

memegang peranan utama dalam

penampilan makanan. Selain itu juga

dikarenakan apabila semakin banyak

konsentrasi tepung mocaf digunakan

maka warna yang dihasilkan akan sedikit

lebih terang.

Kemudian dilakukan uji lanjut

dengan menggunakan uji lanjut

bonferonni untuk menyatakan beda

nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut

bonferonni terhadap parameter warna,

bahwa ada perlakuan beda nyata antara

perlakuan F2.

Tekstur

Setiap bentuk makanan mempunyai

sifat tekstur sendiri tergantung pada

keadaan fisik, ukuran dan bentuk sel

yang dikandungnya. Penilaian tekstur

dapat berupa kekerasan, elastisitas

ataupun kerenyahan (Karim, 2013).

Snack bar dengan daya terima

paling disukai terhadap parameter

tekstur yaitu perlakuan F2 (75% Tepung

Mocaf : 25% Tepung Beras Pecah Kulit)

yang mempunyai nilai mean 59,4

(±17,27), dengan nilai mean mutu

tekstur adalah 41,17 (±17,75) dalam

range penilaian tekstur padat keras

sampai tekstur renyah. Sedangkan snack

bar dengan daya terima yang paling

tidak disukai terhadap parameter tekstur

adalah perlakuan F5 (100% Tepung

Beras Pecah Kulit : 0% Tepung Mocaf)

yang mempunyai mean 38,2 (±20,32),

dengan nilai mean mutu tekstur adalah

31,87 (±21,35) dalam range penilaian

tekstur padat keras sampai renyah.

formulasi F2 konsentrasi tepungnya

Page 7: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

lebih besar yaitu 75% tepung mocaf dan

25% tepung beras pecah kulit,sehingga

teksturnya tidak terlalu keras.

Hasil uji statistik menggunakan uji

one way anova menunjukkan nilai P

value = 0,009 < α = 0,05 maka Ho

ditolak. Maka ada pengaruh yang

signifikan antar pemberian tepung snack

bar terhadap parameter tekstur. Hal ini

disebabkan, karena semakin banyak

konsentrasi tepung beras pecah kulit

diberikan maka semakin rendah

kesukaan panelis terhadap parameter

tekstur.

Kemudian dilakukan uji lanjut

dengan menggunakan uji lanjut

bonferonni untuk menyatakan beda

nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut

bonferonni terhadap parameter warna,

bahwa ada perlakuan beda nyata antara

perlakuan F2 dengan F5 dan F5 dengan

F2.

Keseluruhan Kesukaan

Berdasarkan grafik 4.9, didapatkan

snack bar dengan daya terima paling

disukai terhadap parameter tingkat

keseluruhan kesukaan yaitu perlakuan

F2 (75% Tepung Mocaf : 25% Tepung

Beras Pecah Kulit) dengan nilai mean

244,23 (±53,83). Sedangkan snack bar

dengan daya terima yang paling tidak

disukai terhadap parameter tingkat

keseluruhn kesukaan adalah perlakuan

F5 (100% Tepung Beras Pecah Kulit :

0% Tepung Mocaf) dengan nilai mean

184,83 (±71,25).

Hasil uji statistik menggunakan uji

one way anova menunjukkan nilai P

value = 0,015 < α = 0,05 maka Ho

ditolak. Maka ada pengaruh yang

signifikan antar pemberian tepung snack

bar terhadap parameter keseluruhan. Hal

ini disebabkan, karena warna, tekstur,

aroma dan rasa merupakan satu benang

merah yang saling berkaitan dan

parameter yang penting dalam

menentukan kesukaan suatu makanan.

Kemudian dilakukan uji lanjut

dengan menggunakan uji lanjut

bonferonni untuk menyatakan beda

nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut

bonferonni terhadap parameter

keseluruhan kesukaan, bahwa ada

perlakuan beda nyata antara perlakuan

F2 dengan F5 dan F5 dengan F2.

Hasil Analisis Proksimat

Uji analisis proksimat dilakukan

pada pelakuan snack bar yang paling

disukai oleh. Snack bar yang paling

disukai adalah snack bar perlakuan F2

dengan konsentrasi tepung mocaf 75%

dan tepung beras pecah kulit 25%.

Tabel 2. Hasil analisis proksimat

Parameter Hasil

Kadar air 5,92 %

Kadar abu 1,68 %

Kadar lemak 4,42 %

Kadar protein 5,6 %

Kadar KH 82,38 %

Page 8: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

Kadar Air

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa

kadar air pada perlakuan F2 adalah

5,92%. Kadar air pada perlakuan F2

(75% Tepung mocaf : 25% Tepung

Beras Pecah Kulit) ini memiliki kadar air

yang rendah dibandingkan penelitian

sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya

yaitu snack bar berbahan dasar tepung

sorghum memiliki kadar air 11,29%

sampai 15,85% (Rufaziah,2011).

Kadar air pada snack bar F2 lebih

rendah dikarenakan, nilai kadar air snack

bar sangat dipengaruhi oleh bahan yang

digunakan. Pada penelitian snack bar

tepung sorghum menggunakan manisan

buah seperti cherry hijau, cherry merah

dan manisan mangga yang mengandung

air sedangkan pada snack bar perlakuan

F2 ini tidak menggunakan manisan buah

hanya menggunakan selai nanas.

Menurut Winarno (2008) dalam

(Avianty.,et al 2013) kadar air bahan

pangan yang aman untuk penyimpanan

adalah kurang dari 14% sehingga snack

bar dengan kadar air rendah ini aman

untuk disimpan. Kadar air 14-15%

cukup untuk mencegah pertumbuhan

bakteri dan kapang.

Kadar Abu

Berdasarkan hasil uji proksimat yang

ada pada tabel 1, menunjukkan bahwa

kadar abu yang didapat adalah 1,68%.

Kadar abu pada snack bar perlakuan F2

ini tidak jauh berbeda dengan penelitian

sebelumnya yaitu snack bar dengan

bahan dasar tepung sorghum yang

mempunyai kadar abu berkisar 1,47%

sampai 2,17% (Rufaziah,2011)

Rendahnya kadar abu pada perlakuan

F2 ini dikarenakan pada snack bar

perlakuan F2 ini menggunakan

konsentrasi tepung mocaf lebih besar

daripada konsentrasi tepung beras pecah

kulit yaitu dengan perbandingan

75%:25%. Kadar abu pada tepung mocaf

hanya 0,4% (Salim,2011).

Kadar Lemak

Kadar lemak yang didapat adalah

4,42%. Kadar abu pada snack bar

perlakuan F2 ini mempunyai nilai yang

tidak jauh berbeda dengan penelitian

yang sebelumnya snack bar dengan

bahan dasar tepung sorghum yaitu

3,77% sampai 14,63%. Telur dan

margarin dikenal sebagai sumber asam

lemak esensial dan digunakan sebagai

sumber utama lemak dalam formulasi

produk snack bar ini. Kandungan lemak

telur ayam sekitar 11,5 %.

Apabila dibandingkan dengan

produk komersil yaitu soyjoy rasin

peanut, kandungan lemaknya adalah 6

gram/30 gr sedangkan kandungan lemak

yang ada pada snack bar perlakuan 2 ini

adalah 1,65 gr/39 gr. Dari hasil

kandungan lemak, terlihat bahwa snack

bar berbahan dasar tepung mocaf dan

tepung beras pecah kulit ini memiliki

kandungan lemak yang lebih rendah

dibandingkan dengan produk komersil

yang ada di pasaran. Hal ini

dikarenakan, hanya telur dan margarin

yang merupakan sumber utama dalam

pembuatan snack bar sedangkan pada

soyjoy raisin peanut selain

menggunakan telur dan mentega sebagai

Page 9: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

sumber lemak, snack bar ini juga

menggunakan kacang tanah. Dalam 100

g kacang tanah mengandung 42.7%

lemak.

Kadar Protein

Kadar protein yang didapat dari

analisis proksimat adalah 5,6%. Apabila

dibandingan dengan penelitian yang

sebelumnya yaitu snack bar berbahan

dasar tepung sorghum yang mempunyai

nilai kadar protein 7,03 % sampai

14,10%, snack bar perlakuan F2 ini

memiliki nilai kadar protein yang

rendah. Hal ini disebabkan, karena

mengalami proses pemasakan pada

kacang merah yang direbus terlalu lama

dengan suhu yang tinggi

Berdasarkan berat kering per 100 gr

bahan pangan yang diuji juga terjadi

penurunan kadar protein pada semua

bahan pangan yang direbus. Proses

perebusan dapat menurunkan nilai gizi

karena bahan pangan yang langsung

terkena air rebusan akan menurunkan zat

gizi terutama vitamin-vitamin larut air

(seperti vitamin B kompleks dan vitamin

C) dan juga protein. Pengolahan bahan

pangan sangat mempengaruhi kerusakan

yang terjadi pada protein. Semakin

tinggi suhu dan semakin lama waktu

pengolahan semakin tinggi kerusakan

protein yang terjadi pada bahan pangan

tersebut. (Sundari., et al,2015)

Jika dibandingkan dengan produk

komersial yang ada di pasaran yaitu

soyjoy raisin peanut, kandungan

proteinnya yaitu 4 gr/30 gr. Snack bar

pada perlakuan F2 memiliki kandungan

protein yang lebih rendah yaitu 2,25

gr/39 gr. Hal ini disebabkan karena

turunnya kandungan protein pada kacang

merah yang memiliki protein yang

cukup tinggi.

Kadar Karbohidrat

Berdasatkan hasil analisa proksimat,

kadar karbohidrat yang didapat adalah

82,38%. Kadar karbohidrat pada snack

bar perlakuan F2 ini tidak jauh berbeda

dengan snack bar pada penelitian

sebelumnya yang menggunakan bahan

dasar tepung sorghum dengan nilai kadar

karbohidrat 70,92 % sampai 91.1%

(Rufaizah,2011). Hal ini disebakan,

karena kadar pati yang ada pada tepung

mocaf cukup tinggi yaitu 87,3% dalam

100 gr (Salim,2011) sehingga pada

perlakuan F2 yang konsentrasi tepung

mocafnya 75% dan tepung beras pecah

25% menghasilkan snack bar dengan

kadar karbohidrat yang tinggi. Semakin

banyak penggunaan tepung mocaf pada

setiap perlakuan semakin tinggi nilai

karbohidratnya. Kadar pati (starch

content) pada mocaf kurang lebih 87,3%

dan beras pecah kulit 76% (Suarni,

2012).

Apabila dibandingkan dengan

produk komersil yang ada di pasaran

yaitu soyjoy raisin peanut yang memliki

kandungan karbohidrat 16 gr/30 gr,

snack bar dengan perlakuan F2

kandungan karbohidratnya lebih tinggi

yaitu 19,74/39 gr. Hal ini disebakan

karena kandungan karbohidrat pada

tepung mocaf lebih tinggi dibandingkan

dengan tepung kedelai yang digunakan

Page 10: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

dalam bahan dasar soyjoy raisin peanut.

Kadar karbohidrat tepung kedelai adalah

36,94% (Taufik rahman., et al,2011)

Hasil Analisis Tekstur

Tekstur makanan adalah sifat fisik

yang berasal dari struktur makanan dan

berhubungan dengan bentuk, pemecahan

dan aliran karena gaya yang diberikan

(sifat reologi), dan diukur secara

subjektif dengan indera pengecap,

pendengar, dan penglihat. Tekstur

makanan juga dapat diukur secara

objektif sebagai fungsi dari massa, jarak,

tekanan, dan waktu. Tekstur suatu

produk pangan merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi

penerimaannya oleh konsumen.

Uji tekstur pada snack bar ini

menggunakan metode Texture Analyzer

yang memiliki 3 komponen yaitu

hardness (kekerasan), springiness

(elastisitas) dan cohesiveness (daya

kohesif). Uji analisis tekstur dilakukan

pada pelakuan snack bar yang paling

disukai oleh panelis tidak terlatih. Snack

bar yang paling disukai adalah snack bar

perlakuan F2 dengan konsentrasi tepung

mocaf 75% dan tepung beras pecah kulit

25%.

Tabel 3. Hasil Analisa Tekstur

Parameter Hasil

Hardness 275,5 g force

Springiness 0,69 mm

Cohesiveness 0,98

Hardness (Kekerasan)

Kekerasan adalah daya tahan untuk

pecah akibat daya tekan yang diberikan.

Nilai kekerasan pada bar dapat

diakibatkan oleh proses retrogradasi pati.

Retrogradasi merupakan proses

terbentuknya ikatan antara amilosa

amilosa yang telah terdispersi ke dalam

air. Semakin banyak amilosa yang

terdispersi, maka proses retrogradasi pati

semakin mungkin terjadi semakin keras

produk tersebut (Febrianto.,dkk. 2014).

Hasil analisa kekerasan pada snack

bar perlakuan 2 (75% Tepung Mocaf :

25% Tepung Beras pecah Kulit)

menunjukkan nilai kekerasan sebesar

275,5 g. Bar komersial (fruit soy bar)

yang ada di pasaran memiliki nilai

tingkat kekerasan sekitar 1100 g force,

ini berarti snack bar pada perlakuan F2

ini memiliki tekstur yang tidak keras

karena menurut Feriana,2010

menyatakan bahwa semakin besar nilai

tingkat kekerasan maka semakin keras

pula tekstur dari bar.

Walaupun tekstur dari snack bar

perlakuan 2 ini tidak sekeras produk

komersil yang ada di pasaran, snack bar

perlakuan F2 ini masih bisa diterima

secara organoleptik.

Springiness (Elastisitas)

Elastisitas merupakan tingkat di

mana bahan yang mengalami deformasi

dapat kembali ke kondisi seperti

sebelum mengalami deformasi setelah

gaya deformasi dihilangkan, sedangkan

dalam arti sensorik, elastisitas

didefinisikan sebagai sejauh mana

produk dapat kembali ke bentuk aslinya

Page 11: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

setelah mengalami gigitan (Szczesniak,

2006) dalam (Sarifudin,2015)

Elastisitas snack bar pada perlakuan

F2 ini yang memiliki konsentrasi tepung

mocafnya 75% dan tepung beras pecah

kulitnya 25% adalah 0,69 mm. Nilai

elastisitas pada snack bar ini hampir

sama dengan nilai elastisitas pada

penelitian sebelumnya yaitu pada

penelitian snack bar berbasis pisang

yang memiliki nilai elastisitas 0,62-0,85

(Sarifudin,2015).

Hal ini disebabkan karena pada

formulasi pembuatan snack bar ini yang

berfungsi sebagai asam lemak adalah

telur dan margarin. Telur merupakan

sumber protein dan asam lemak esensial

yang sangat baik. Menurut Tan dkk.

(2012) bahwa adanya asam lemak dalam

adonan kue dapat menciptakan tekstur

kue yang lebih lembut dan elastis.

Cohesiveness (Daya Kohesif)

Daya kohesif mengukur tingkat

kesulitan pemecahan dalam struktur

internal gel (Zhu.,et al., 2008). Daya

kohesif pada produk snack bar

mencerminkan sejauh mana produk

snack bar tidak rusak ketika menerima

gigitan. Sifat ini dapat dipengaruhi oleh

kemampuan pengemulsi telur dalam

adonan snack bar.

Daya kohesif dari snack bar pada

perlakuan 2 ini memiliki nilai daya

kohesif sebesar 0,98. Apabila

dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya yaitu snack bar berbasis

pisang (Sarifudin dkk,2015) memiliki

daya kohesif sebesar 0,27-0,37 maka

snack bar dengan perlakuan F2 ini

memiliki daya kohesif yang lebih besar

dibandingkan dengan snack bar berbasis

pisang.

Hal ini disebabkan, mungkin karena

kadar amilopektin pada tepung mocaf ini

tinggi. Kadar amilopektin berpengaruh

pada karakteristik produk. Adanya

kemampuan pembentukan gel dari sifat

pati melalui proses gelatinasinya dan

bentukan daya lengket yang kuat dari

tingginya kadar milopektin merupakan

potensi dalam pembentukan sifat

kekenyalan (Indriyanti,2013). Inilah

yang menyebabkan daya kohesifnya

lebih tinggi daripada penelitian

sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil uji organoleptik,

didapatkan bahwa daya terima snack bar

yang paling disukai ada pada perlakuan

F2 dengan konsentrasi tepung mocaf

75% dan tepung beras pecah kulit 25%.

Uji statistic dengan menggunakan uji

One Way Anova didapatkan bahwa

parameter warna, tekstur dan

keseluruhan kesukaan berpengaruh

secara signifikan terhadap pemberian

tepung pada snack bar.

Hasil analisis proksimat pada

perlakuan F2 menunjukkan kadar air

5,92% , kadar abu 1,68%, kadar lemak

4,42%, kadar protein 5,6% dan kadar

karbohidrat 82,83%. Hasil analisis fisik

menunjukkan bahwa hardness

(kekerasan) adalah 275,5 g force, untuk

springiness (elastisitas) adalah 0,69 mm

Page 12: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

dan untuk cohesiveness (daya kohesif)

adalah 0,98.

Perlu adanya uji daya simpan snack

bar bebas gluten ini agar mengetahui

tingkat keawetan selama penyimpanan.

Untuk penelitian selanjutnya,

penggunaan kacang merah dapat diganti

dengan menggunakan kismis karena

menurut panelis tidak terlatih, kacang

merah yang ada pada snack bar bebas

gluten ini keras. Untuk meningkatkan

cita rasa dan nilai gizinya, dapat

menggunakan manisan buah atau buah

dalam formulasi snack bar bebas gluten

ini. Snack bar ini dapat dikonsumsi oleh

olahragawan tetapi dengan menambah

sumber protein pada snack bar ini.

Sumber protein yang dapat ditambahkan

adalah kacang kedelai dengan nilai

protein 36 g/100 g.

DAFTAR PUSTAKA

Arendt, E.K., O’Brien, C.M., Schober,

T., Gormley, T.R. dan Gallagher,

E. (2002). Development of

gluten-free cereal products.

Journal of Farmacy and Food

12: 21-27.

Avianty, Selma. Ayustaningwarno,

Fitriyono. (2013). Kandungan zat

gizi dan tingkat kesukaan snack

bar ubi jalar kedelai hitam

sebagai alternatif makanan

selingan penderita diabetes

mellitus tipe 2. Journal of

nutrition college, Volume 2,

Nomor 4.

Febrianto, Arie Mulyadi. Wijna,

Susinggih. Atsari,Ika. Ika,

Widelia. (2014). Karakteristik

Organoleptik produk mie kering

ubi jalar kunig (Ipomea batatas)

(Kajian Penambahan Telur dan

CMC). Jurnal Teknologi

Pertanian Vol. 15. No.1

Ferawati. (2009). Formulasi dan

Pembuatan Banana Bars

Berbahan Dasar Tepung Kedelai,

Terigu, Singkong dan Pisang

Sebagai Alternatif Pangan

Darurat. (Skripsi). Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Huda, Thoriqul. Titi, Hapsari Palupi.

(2015). Mempelajari Pembuatan

Nugget Kacang Merah. Jurnal

Teknologi Pangan Vol. 6 No.1

Indrianti, Novita. Kumalasari,Rima.

Ekafitri, Riyanti. Andy, Doddy

Darmanja. (2013). Pengaruh

Penggunaan Pati Ganyong,

Tapioka Dan Mocaf Sebagai

Bahan Substitusi Terhadap Sifat

Fisik Mie Jagung Instan. Jurnal

Agritech Vol. 33, No.4

Karim, M. (2013). Analisis Tingkat

Kesukaan Konsumen Terhadap

Otak-otak Dengan Baahan Baku

Ikan Berbeda. Jurnal Balik

Dewa, 4 (1): 25-31.

Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan

Lama Pengeringan Terhapdap

Kuantitas dan Kualitas Pati

Kentang Varietas Granola.

Jurnal Teknologi dan Industri, 4

(3): 26-30.

Rahma, Taufik. Luthfiyanri Rohmah.

Ekafitri, Riyanti. (2011).

Optimasi Proses Pembuatan

Food Bar Berbasis Pisang.

Prosiding Seminar Nasional

Page 13: Pembuatan Snack Bar Bebas Gluten dari Bahan Baku Tepung ... · adalah zat yang hanya ada pada tepung ... fermentasi berlangsung terjadi perubahan yang luar biasa dalam masa ... Analisis

Penelitian dan PKM Sains,

Teknologi dan Kesehatan.

Universitas Islam Bandung.

Bandung

Ramadayanti, S. (2012). Perilaku

Pemilihan Makanan dan Diet

Bebas Gluten Bebas Kasein Pada

Anak Autis. Journal Of Nutrition

Collage. 13 (2): 35-43.

Rein, Winda Nimas Tasia. Dewanti, Tri

Widyaningsih. (2014). Potensi

Cincau Hitam (Mesona palustris

BI), Daun Pandan dan Kayu

Manis Sebagai Bahan Baku

Minuman Herbal Fungsional.

Jurnal Pangan dan Agroindustri

Vol.2 No 4

Rufaizah,Ummi. (2011). Pemanfaatan

Tepung Sorghum (Sorghum

Bicolor L. Moench) pada

Pembuatan Snack bar Tinggi

Serat Pangan dan Sumber Zat

Besi untuk Remaja Puteri.

(Skripsi). Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Salim, E., (2011). Mengolah Ubi kayu

(Manihot utilisima) Menjadi

Tepung Mocaf Bisnis Produk

Alternatif Pangan Pengganti

Terigu. Lily publisher.

Yogyakarta.

Sarifudin, Achmat. Ekafitri, Riyanti.

Nanang, Diki Surahman.

Khudaifanny, Siti Dasa

Febrianti. (2015). Pengaruh

Penambahan Telur pada

Kandungan Proksimat,

Karakteristik Aktivitas Air

Bebas (aw) dan Tekstural Snack

bar Berbasis Pisang (Musa

Paradisiaca). Jurnal Agritech,

Vol. 35

Suarni. (2012). Potensi Sorgum sebagai

Bahan Pangan Fungsional.

Jurnal litbang pertanian, 7 (1):

59-64.

Suarti,Budi. Ardyanto,Evan AS. MD,

Masyhura. (2015). Penambahan

Tepung Daun Kelor Dan Lama

Pemanggangan Terhadap Biscuit

Dari Mocaf (Modified Cassava

Flour). Jurnal Agrium Volume 19

No.3

Sundari, Dian. Almasyhuri Dan Astuti

Lamid. (2015). Pengaruh Proses

Pemasakan Terhadap Komposisi

Zat Gizi Bahan Pangan Sumber

Protein. Media Litbangkes, Vol.

25 No. 4. Jakarta Pusat

Tan, T.C., Kanyarat, K. dan Azhar, M.E.

(2012). Evaluation of functional

properties of egg white obtained

from pasteurized shell egg as

ingredient in angel food cake.

International Food Research

Journal 19(1): 303-308.

Varshini, Vetha. Sundharam, Azhagu.

Praveen, Vijay. (2013). Brown

Rice Hidden Nutrients. Journal

of Bioscience And Technology

Vol 4(1).

Zhu, J.H., Yang, X.Q., Ahmad, I., Li, L.,

Wang, X.Y. dan Liu, C. (2008).

Rheological properties of K-

carrageenan and soybean

glycinin mixed gels. Food

Research International 41: 219-

228.