pembuatan aset environment dan compositing …

116
PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING PADA MEDIA EDUKASI PERSONAL HYGIENESKRIPSI MUHAMAD MULYADI 4616040016 PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN

COMPOSITING PADA MEDIA EDUKASI “PERSONAL

HYGIENE”

SKRIPSI

MUHAMAD MULYADI

4616040016

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 2: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN

COMPOSITING PADA MEDIA EDUKASI “PERSONAL

HYGIENE”

SKRIPSI

Dibuat untuk Melengkapi Syarat-Syarat yang Diperlukan

untuk Memperoleh Sarjana Terapan Politeknik

Muhamad Mulyadi

4616040016

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DIGITAL

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2020

Page 3: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : MUHAMAD MULYADI

NIM : 4616040016

Tanggal : 10 Agustus 2020

Tanda Tangan : ( )

Page 4: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi diajukan oleh :

Nama : Muhamad Mulyadi

NIM : 4616040016

Program Studi : Teknik Multimedia Digital

Judul Skripsi : Pembuatan Aset Environment dan Compositing pada

Media Edukasi “Personal hygiene”

Telah diuji oleh tim penguji dalam sidang skripsi pada hari senin dan dinyatakan

LULUS

Disahkan oleh

Pembimbing : Eriya, S. Kom., M. T. ( )

Penguji I : Iwan Sonjaya, S.T., M.T. ( )

Penguji II : Hata Maulana, S.Si., M.T.I ( )

Penguji III : Ade Rahma Yuly, S.Kom., M.Ds ( )

Page 5: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana terapan Politeknik.

Skripsi ini membahas mengenai pembuatan media edukasi tentang “personal

hygiene”.

Saya menyadari bahwa, tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

mulai masa perkuliahan sampai pada penyusunannya, sangatlah sulit untuk

menyelesaikan Skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Mauldy Laya, S. Kom., M. Kom. selaku ketua Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer;

2. Iwan Sonjaya, S.T., M.T., selaku ketua Program Studi Teknik Multimedia

Digital;

3. Eriya, S.Kom., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan Skripsi

ini;

4. Pihak Pondok Pesantren Al-Falaah yang telah memberikan izin untuk

melakukan observasi pada Skripsi ini;

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik

material dan moral;

6. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan agar Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu kedepannya.

Depok,

Muhamad Mulyadi

Page 6: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Jakarta, saya bertanda tangan

dibawah ini:

Nama : Muhamad Mulyadi

NIM : 4616040016

Jurusan/Program Studi : Teknik Informatika dan Komputer /Teknik

Multimedia Digital

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive

Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Pembuatan Aset Environment dan Compositing pada Media Edukasi “Personal

Hygiene”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

Eksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta Berhak menyimpan,

mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan skripsi saya tanpa meminta izin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Kota Depok, Pada Tanggal: 10 Agustus 2020

Yang Menyatakan

(Muhamad Mulyadi)

Page 7: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

vi

Pembuatan Aset Environment dan Compositing pada Media Edukasi

“Personal hygiene”

Abstrak

Menjaga kebersihan diri merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap

orang. Dalam memberikan pengenalan dan pembelajaran tentang kebersihan diri,

pondok pesantren Al-Falaah membutuhkan media yang menarik. Pemanfaatan

media edukasi dipilih sebagai media untuk pengenalan dan pembelajaran. Dalam

media edukasi tersebut terdapat video animasi 3D dan game edukasi. Selain itu,

media edukasi ini mengajarkan santri untuk menjaga kebersihan diri dan

lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini yaitu membuat aset environment 3D dan

teknik compositing yang digunakan dalam pembuatan media edukasi. Penelitian

ini menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) versi

Luther. Pembuatan aset environment dan compositing berhasil dilakukan sesuai

dengan storyboard, gambar referensi, dan perancangan aset. Environment yang

dibuat terdiri dari asrama, masjid, kamar mandi, halaman dan gerbang asrama.

Kemudian melakukan implementasi pada tahap compositing seperti pengaturan

cahaya, rendering image, penambahan visual effect, dan melakukan penambahan

audio dialog. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sebanyak 82,6% -

90,6% responden menilai bahwa media edukasi sudah menarik dan dapat

digunakan sebagai edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan

lingkungan

Kata kunci: animasi 3D, environment, compositing, game edukasi, media edukasi.

Page 8: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

Abstrak ............................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4

1.4.1 Tujuan ........................................................................................................ 4

1.4.2 Manfaat ...................................................................................................... 4

1.5 Metode Penyelesaian Masalah .................................................................... 4

1.5.1 Teknik Pembuatan 3D Modeling ................................................................. 6

BAB I TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

2.1 Animasi ...................................................................................................... 7

2.2 Animasi 3D ................................................................................................ 8

2.3 3D Modeling ............................................................................................... 9

2.3.1 Jenis 3D Modeling ...................................................................................... 9

2.3.2 Teknik 3D Modeling ................................................................................... 9

2.3.3 Texturing 3D Modeling ............................................................................. 10

2.4 Environment ............................................................................................. 10

2.5 Compositing ............................................................................................. 11

2.6 Audio........................................................................................................ 12

2.7 Media Edukasi .......................................................................................... 13

2.8 Game Edukasi ........................................................................................... 13

2.9 Tools ......................................................................................................... 13

2.9.1 Autodesk Maya ......................................................................................... 13

2.9.2 Adobe Photoshop ...................................................................................... 14

Page 9: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

viii

2.9.3 Adobe After Effect ................................................................................... 14

2.9.4 Adobe Premiere Pro .................................................................................. 15

2.9.5 Adobe Audition ........................................................................................ 15

2.10 Metode MDLC Versi Luther ..................................................................... 16

2.10 Personal Hygiene ..................................................................................... 18

2.11 Skala Likert .............................................................................................. 18

2.12 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 19

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ............................................... 21

3.1 Perancangan Program Aplikasi ................................................................. 21

3.1.1 Deskripsi Video Animasi .......................................................................... 21

3.1.2 Konsep Video Animasi ............................................................................. 22

3.1.3 Storyline ................................................................................................... 23

3.1.4 Storyboard ................................................................................................ 24

3.1.5 Material collecting.................................................................................... 26

3.2 Perancangan Aset ..................................................................................... 28

3.2.1 Kebutuhan Aset Environment ................................................................... 29

3.2.2 Perancangan Aset Environment ................................................................. 29

3.3 Perancangan Compositing ......................................................................... 30

3.4 Realisasi Pembuatan Aset Environment .................................................... 30

3.4.1 Modeling .................................................................................................. 31

3.4.2 UV Mapping ............................................................................................. 37

3.4.3 Texturing .................................................................................................. 39

3.5 Realisasi Tahapan Compositing ................................................................ 44

3.5.1 Lighting .................................................................................................... 44

3.5.2 Rendering Image....................................................................................... 47

3.5.3 Penggabungan Image (Compositing Awal) ............................................... 48

3.5.4 Penambahan Visual effect ......................................................................... 50

3.5.5 Rendering Tahap 1 .................................................................................... 51

3.5.6 Perekaman Audio ..................................................................................... 51

3.5.7 Compositing Akhir.................................................................................... 52

3.5.8 Rendering Akhir ....................................................................................... 53

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 54

4.1 Pengujian .................................................................................................. 54

4.1.1 Deskripsi Pengujian .................................................................................. 54

Page 10: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

ix

4.1.2 Prosedur Pengujian ................................................................................... 55

4.1.3 Data Hasil Pengujian ................................................................................ 56

4.2 Analisis Data dan Evaluasi ........................................................................ 63

4.2.1 Analisis Alpha testing ............................................................................... 63

4.2.2 Analisis Beta testing ................................................................................. 64

4.3 Distribusi .................................................................................................. 67

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 68

5.1 Kesimpulan............................................................................................... 68

5.2 Saran ........................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70

LAMPIRAN

Page 11: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Objek Dasar Membentuk Masjid ..................................................... 31

Gambar 3.2 Kerangka awal Masjid .................................................................... 32

Gambar 3.3 Pembuatan Lubang untuk Jendela dan Pintu ................................... 33

Gambar 3.4 Perbedaan topology menggunakan tool boolean dengan

menambahkan edge sesuai kebutuhan ................................................................ 33

Gambar 3.5 Penggunaan Bridge tool untuk Menghubungkan Objek ................... 34

Gambar 3.6 Kerangka Atap ................................................................................ 34

Gambar 3.7 Bagian Atap yang Sudah Jadi .......................................................... 35

Gambar 3.8 Tembok samping Kiri, kanan, dan Depan ........................................ 35

Gambar 3.9 Lantai Masjid .................................................................................. 36

Gambar 3.10 Hasil Akhir Objek Masjid ............................................................. 36

Gambar 3.11 UV Mapping Camera-based .......................................................... 37

Gambar 3.12 Hasil Akhir UV Mapping pada Atap Masjid ................................. 38

Gambar 3.13 Pengaturan Resolusi Gambar UV Mapping ................................... 38

Gambar 3.14 Tahap Pembuatan Tekstur di Adobe Photoshop ............................ 39

Gambar 3.15 Pemberian Gambar Genteng sebagai tekstur ................................. 40

Gambar 3.16 Mengubah Menjadi mode Black & White ...................................... 40

Gambar 3.17 Hasil Texturing pada Objek Atap Masjid ...................................... 41

Gambar 3.18 Setting Attribut Editor untuk Texturing Kaca ................................ 42

Gambar 3.19 Hasil Texturing Kaca .................................................................... 42

Gambar 3.20 Skydomelight ................................................................................ 45

Gambar 3.21 Attribut Editor Skydomelight ......................................................... 46

Gambar 3.22 Skydomelight dengan tekstur HDRI ............................................... 46

Gambar 3.23 arealight dan pengaturannya ......................................................... 47

Gambar 3.24 Pengaturan Render Setting ............................................................ 47

Gambar 3.25 Render Sequence ........................................................................... 48

Gambar 3.26 Composition Setting ...................................................................... 49

Gambar 3.27 Durasi Semua Gambar menjadi 1 frame ........................................ 49

Gambar 3.28 Hasil Setelah Diatur Perframe ....................................................... 50

Gambar 3.29 Pengaturan Effect Control CC Particle World ............................... 50

Gambar 3.30 Render Tahap 1 ............................................................................. 51

Page 12: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

xi

Gambar 3.31 Noise Reduction ............................................................................ 52

Gambar 3.32 Compositing Tahap Akhir ............................................................. 53

Gambar 4.1 Grafik pernyataan latar tempat pada animasi mudah dikenali .......... 64

Gambar 4.2 Grafik pernyataan tempat pada animasi menggambarkan lingkungan

pesantren ........................................................................................................... 65

Gambar 4.3 Grafik pernyataan warna dan tekstur mudah dikenali dan menarik .. 65

Gambar 4.4 pemilihan tempat sesuai dengan cerita yang disampaikan................ 66

Gambar 4.5 Grafik pernyataan transisi animasi mudah dipahami........................ 66

Gambar 4.6 Grafik pernyataan efek visual sudah menggambarkan aslinya ......... 67

Gambar 4.7 Grafik pernyataan audio pada animasi terdengar jelas ..................... 67

Page 13: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Konsep Aset .......................................................................................... 22

Tabel 2 Skenario Scene Animasi ........................................................................ 23

Tabel 3 Storyboard Animasi .............................................................................. 24

Tabel 4 Material collecting Referensi Aset Environment dan Tekstur ................ 26

Tabel 5 Material collecting Aset Gerak Animasi ................................................ 27

Tabel 6 Material collecting Aset Audio ............................................................. 28

Tabel 7 Gambar dan Sketsa Perancangan Aset Environment .............................. 29

Tabel 8 Hasil Realisasi Aset Environment .......................................................... 43

Tabel 9 Hasil Alpha testing Berdasarkan Storyboard .......................................... 56

Tabel 10 Hasil Alpha testing Berdasarkan Gambar Referensi dan Perancangan .. 57

Tabel 11 Interval Penilaian Skala Likert ............................................................. 60

Tabel 12 Hasil Beta testing Responden .............................................................. 61

Page 14: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondok Pesantren Al-Falaah yang terletak di Jl. H. Abu Bakar No.1, Hambalang,

Citeureup, Bogor, Jawa Barat merupakan lembaga pendidikan islam yang didirikan

sejak tahun 2007. Pesantren ini dikelola oleh Yayasan AL Fath. Asrama menjadi

tempat tinggal santri selama menuntut ilmu di pondok pesantren.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengurus pondok pesantren. Bu

Yasmin menjelaskan bahwa santri yang berusia 6-10 tahun masih kurang dalam

menjaga kebersihan diri dan kerapian. Santri masih harus diajarkan tentang

bagaimana pentingnya menjaga kebersihan terutama menjaga kebersihan diri dan

lingkungan sekitarnya.

Menurut Soetjiningsih dalam (Rozaaqi & Widati, 2017) Masalah kebersihan diri

maupun kebersihan lingkungan memiliki peran yang penting dalam proses tumbuh

kembang anak. Kebersihan yang kurang baik, memungkinkan seorang berisiko

untuk terkena penyakit kulit, dan saluran pencernaan seperti diare, cacingan,

scabies, karies gigi, dan lain-lain. Penyakit tersebut dapat disebabkan karena

kurangnya akan kesadaran terhadap personal hygiene. Personal hygiene merupakan

sebuah upaya yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam menjaga

kebersihan diri dan keadaan lingkungan sekitarnya (Rozaaqi & Widati, 2017).

Dalam memberikan edukasi kepada santri tentang pentingnya menjaga kebersihan

diri, diperlukan peran sebuah media yang menarik. Media edukasi dipilih sebagai

media yang digunakan dalam proses pembelajaran dan pengenalan. Di dalam media

edukasi terdapat konten pembelajaran yang menarik di antaranya video animasi dan

game edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri.

Penelitian terdahulu berdasarkan jurnal menurut (Hasanah & Nulhakim, 2015)

Video animasi merupakan media audio visual berupa gabungan antara rangkaian

gambar yang disusun berdasarkan urutan sehingga menghasilkan gerakan yang

tampak hidup. Pemanfaatan video animasi dalam proses pembelajaran dapat

meningkatkan hasil dan proses dari belajar, karena video animasi ini bersifat

Page 15: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

2

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

menarik. Dalam penelitian terdahulu dijelaskan tentang pembuatan video animasi

berbasis 2D dengan perangkat lunak seperti Windows Video Maker, Powerpoin

video converter dan Adobe Photoshop. Dalam Penelitian ini penulis membuat video

animasi untuk menyampaikan pesan dalam pembelajaran tentang menjaga

kebersihan diri dan ingkungan. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian

terdahulu yaitu pada jenis animasi yang dibuat, animasi yang penulis buat berupa

animasi 3D yang dibuat menggunakan perangkat lunak Autodesk Maya, Adobe

After Effect dan Adobe Premiere.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Vitianingsih, 2016) menjelaskan bahwa

game edukasi sangat menarik untuk dikembangkan. Karena game edukasi memiliki

kelebihan tersendiri diantaranya pada game edukasi terdapat visualisasi dari

permasalahan nyata Massachussets Insitute of Technology (MIT) berhasil

membuktikan jika game sangat berguna dalam meningkatkan logika dan

pemahaman pemain terhadap sebuah masalah. Selain itu, pada game edukasi

terdapat animasi yang mampu meningkatkan daya ingat seorang anak. Penelitian

tersebut mebuat sebuah game edukasi sebagai media pembelajaran untuk PAUD.

Penelitian tersebut menggunakan metode Waterfall Life Cycle Paradigma dan

menggunakan software Game Maker 7 sebagai perangkat lunak pembuatan game.

Dalam penelitian ini, game edukasi yang penulis buat yaitu berupa game sederhana

tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang terdiri dari level dan stage

yang berbeda. Metode yang digunakan dalam pembuatan Game yaitu metode

Multimedia Development Life Cycle menurut Luther, dan software yang

diguanakan yaitu Unity.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, maka kebutuhan mendasar pada penelitian

ini yaitu aset environment dalam bentuk 3D sebagai pendukung dalam pembuatan

video animasi 3D dan game edukasi tentang penggambaran masalah mengenai

pentingnya menjaga kebersihan diri (personal hygiene). Aset environment 3D

digunakan sebagai elemen visual yang menggambarkan lingkungan atau latar yang

ada pada video animasi 3D dan game edukasi (Pratama, 2018). Dalam Pembuatan

aset environment ini, diharapkan mampu memberikan nilai tambah dalam media

edukasi. Karena tanpa environment, maka media edukasi yang dibuat tidak akan

ada gambaran mengenai tempat dan latar kejadian dari animasi dan game tersebut.

Page 16: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

3

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Selain pembuatan aset, teknik compositing diperlukan juga dalam proses

pembuatan animasi, teknik compositing yang dilakukan meliputi penempatan

cahaya dalam sebuah scene (lighting), penataan kamera, penggunaan visual effect,

dan menata video gambar animasi sehingga menjadi sebuag scene yang utuh.

Kemudian setelah itu, mengatur setiap scene yang sudah jadi dan merendernya.

Compositing di lakukan pada bagian akhir pengerjaan penelitian sebagai tahap

akhir dalam pembuatan animasi. Oleh sebab itu, judul dari penelitian ini adalah

“Pembuatan Aset Environment dan Compositing Pada Media Edukasi “Personal

hygiene”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan pada penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana pembuatan aset

environment dan teknik compositing yang digunakan pada media edukasi berjudul

“Personal hygiene”.

1.3 Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah yang digunakan untuk menghindari penyimpangan dari

judul dan tujuan sebenarnya adalah sebagai berikut:

a. Aset Environment yang dibuat untuk media edukasi ini merupakan tempat latar

kejadian yang akan digunakan pada video animasi dan game edukasi.

b. Software yang digunakan dalam pembuatan aset adalah Autodesk Maya (untuk

pembuatan modeling) dan Adobe Photoshop (untuk pembuatan texturing).

c. Compositing keseluruhan elemen dilakukan menggunakan software Autodesk

Maya, Adobe After Effect dan Adobe Premiere Pro.

d. Melakukan editing pada audio narasi, dialog, dan musik background

menggunakan software Adobe Audition.

e. Audio berupa narasi penjelasan dan dialog antar karakter yang ada pada film

animasi pendek 3D.

f. Media edukasi ini ditujukan untuk santri di pondok pesantren Al-Falaah

dengan usia 8-10 tahun.

Page 17: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

4

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

1.4 Tujuan dan Manfaat

Berikut merupakan tujuan dan manfaat dari Pembuatan Aset Environment dan

Compositing pada Media Edukasi “Personal hygiene”.

1.4.1 Tujuan

Tujuan dari skripsi ini adalah membuat aset-aset environment dalam bentuk 3D

serta teknik compositing yang dilakukan dengan mengacu pada konsep dan

storyboard yang dikembangkan pada pembuatan media edukasi “personal

hygiene”.

1.4.2 Manfaat

Berikut adalah manfaat dari pengerjaan skripsi:

a. Membuat aset dengan gambaran objek yang menyerupai lingkungan sekitar

dari segi bentuk, hingga dapat membantu pengguna dalam memahami cerita

yang disampaikan dalam animasi dan game edukasi.

b. Menyajikan visualisasi yang menarik untuk meningkatkan minat pengguna

dalam memahami pesan yang disampaikan dalam video animasi dan game

edukasi.

c. Sebagai media edukasi untuk menyampaikan tentang pentingnya menjaga

kebersihan diri dan lingkungan.

d. Mengajak pengguna untuk meningkatkan pentingnya menjaga kebersihan diri.

1.5 Metode Penyelesaian Masalah

Metode yang diterapkan dalam Pembuatan Aset Environment dan Compositing

pada Media Edukasi “Personal hygiene” adalah metode Multimedia Development

Life Cycle (MDLC) versi Luther yang terdiri dari 6 tahapan, antara lain:

a. Konsep (Concept)

Tahap ini yaitu dilakukannya identifikasi masalah sebagai latar belakang, kemudian

mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara menghubungi

instansi atau organisasi terkait, sebagai awal sebelum memulai melakukan

pembuatan aset. Hasil yang didapat dari tahap ini adalah alur cerita yang ingin di

sampaikan.

Page 18: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

5

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

b. Perancangan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perencanaan aset yang lebih rinci berdasarkan storyboard

film animasi. Hasil dari tahapan ini adalah Narasi dan Storyboard untuk kemudian

dikembangkan dalam pembuatan aset environment media edukasi.

c. Pengumpulan Bahan (Material collecting)

Pada tahap ini bahan-bahan atau material yang diperoleh dari tahap perancangan

kemudian dikumpulkan. Hasil dari tahapan ini dapat berupa konten gambar sebagai

acuan pembuatan aset environment dalam pembuatan media interaktif. Selain itu,

pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan audio, dan hasil karakter yang sudah di

animating untuk dilakukan compositing.

d. Pembuatan (Assembly)

Pada tahap ini pengerjaan dimulai dengan mengubah gambar pada storyboard

ataupun referensi gambar yang dijadikan sebagai acuan menjadi tampilan visual

atau modeling yang layak untuk digunakan dalam tahap animating dan game

edukasi. Kegiatan ini dilakukan menggunakan software Autodesk Maya untuk

modeling aset dan Adobe Photoshop untuk tahap pembuatan texturing. Tahapan

akhir dalam pembuatan video animasi yang akan digunakan dalam media edukasi

ini adalah compositing, dimana semua elemen setiap scene akan digabungkan

dimulai dari elemen visual hingga audio yang digunakan. Produk akhir tahap

compositing adalah video animasi yang sudah utuh.

e. Pengujian (Testing)

Tahap ini yaitu dilakukannya proses pengujian tentang media edukasi yang sudah

dibuat. Hasil dari tahap ini adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh pengembang

apabila setelah pengujian terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan/atau dirubah.

f. Distribusi (Distribution)

Tahap terakhir yaitu dilakukannya distribusi dan penyebaran dari media edukasi

yang sudah dibuat. Kemudian, pada tahap ini akan dilakukannya pengemasan dari

produk, bisa berupa CD dan poster.

Page 19: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

6

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

1.5.1 Teknik Pembuatan 3D Modeling

Teknik yang digunakan dalam pembuatan modeling aset 3D environment yaitu

menggunakan beberapa teknik seperti:

a. Primitives Modeling

Metode yang paling sederhana dalam pemodelan objek 3 dimensi adalah dengan

menggunakan objek primitif. Metode ini menggunakan objek geometris primitif

seperti bola, kubus, silinder dan semacamnya. Metode ini digunakan dalam

pemodelan objek arsitektur, desain interior, konstruksi bangunan dan sebagainya.

b. Polygonal modeling

Pemodelan poligonal adalah metode untuk menciptakan model 3D dengan

menghubungkan segmen garis melalui titik-titik dalam objek 3D. Titik-titik dalam

objek juga sebagai vertex (simpul). Dalam pemodelan polygonal, bila ingin

menghasilkan permukaan yang halus, maka dibutuhkan banyak polygon.

Page 20: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

7

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Animasi

Pengertian animasi menurut Binanto dalam Paramitha yaitu, animasi asalnya dari

kata “to animate” yang berarti menggerakkan. Animasi sendiri yaitu sebuah teknik

yang menampilkan gambar secara berurutan yang diatur sedemikian rupa sehingga

penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan (motion) yang diciptakan oleh

gambar tersebut. Animasi adalah hasil proses dari menampilkan objek gambar

sehingga gambar yang ditampilkan akan tampah hidup. Tidak hanya

menghidupkan, tetapi animasi juga memberikan karakter kepada objek-objek

tersebut sehingga memiliki ciri khas tersendiri (Paramitha, 2014).

Animasi adalah gambar bergerak yang dihasilkan dari sekumpulan gambar-gambar

yang disusun secara beraturan mengikuti alur yang telah ditentukan pada setiap

frame atau pertambahan waktu yang terjadi. Gambar tersebut bisa berupa makhluk

hidup, benda mati, ataupun sebuah tulisan (International Design School, 2014).

Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa animasi merupakan sebuah

teknik dalam pembuatan karya audio visual yang didasarkan atas pengaturan

gambar dan waktu. Gambar disusun dari beberapa potongan gambar sehingga

menghasilkan gerakan yang terlihat nyata.

Animasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (International Design School,

2017), yaitu:

a. Animasi Tradisional

Animasi tradisional sering disebut juga sebagai animasi yang digambar dengan

tangan (hand-draw animation) atau cel animation. Pada abad ke 20, banyak animasi

yang dimulai dengan menggunakan animasi tradisional. Jadi banyak gambar yang

dilukis dengan tangan pada kertas yang merepresentasikan gerakan dari objek

tersebut (International Design School, 2017).

b. Animasi 2D

Animasi 2D sudah tergolong ke dalam kategori animasi komputer yang berbasis

vektor. Hasil dari animasi 2D biasanya disebut sebagai kartun, yang artinya gambar

Page 21: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

8

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

lucu. Animasi ini sering digunakan sebagai GUI (Graphic User Interface) yang

sering digunakan dalam keseharian (International Design School, 2017).

c. Animasi 3D

Semakin berkembangnya teknologi utamanya teknologi komputer maka muncul

animasi 3 Dimensi. Animasi 3D ini adalah hasil pengembangan dari animasi 2D.

Di animasi 3D objek akan seperti semakin hidup dan juga seperti nyata. Banyak

contoh film dengan menggunakan teknik animasi 3D dan CGI (Computer

Generated Imagery) (International Design School, 2017).

d. Motion Graphic

Motion Graphic sendiri banyak dipergunakan untuk menjelaskan hal yang

kompleks sehingga mudah dipahami, seperti video tutorial, video iklan hingga lyric

video. Motion Graphic juga sering digunakan untuk menggerakkan kata

(typographic) dan logo untuk tujuan beriklan (International Design School, 2017).

e. Stop Motion

Dikenal juga dengan claymotion, tekni dalam membuat animasi ini ditemukan oleh

Blakton pada tahun kira-kira 1906. Memakai clay (tanah liat) sebagai objeknya.

Teknik animasi clay sering digunakan untuk mendapatkan suatu visual efek untuk

film-film di tahun 1950-1960 an (International Design School, 2017).

2.2 Animasi 3D

Menurut Beane dalam (Hartono, 2015) Animasi 3D sudah menjadi kebutuhan

penting di dunia. Salah satunya adalah dunia hiburan. Beliau pun menyatakan

bahwa salah satu industri terbesar di dunia hiburan adalah industri film animasi.

Ada dua jenis film animasi yaitu film animasi murni dan film efek visual. Ia pun

menambahkan, animasi 3 dimensi merupakan salah satu bagian dari grafis tiga

dimensi.

Sedangkan menurut Aditya dalam (Paramitha, 2014) Animasi 3D adalah animasi

yang berwujud tiga dimensi meskipun bukan dalam bentuk 3D yang sebenarnya,

yaitu bukan fisiknya, namun dalam wujud 3D dalam layar kaca 2D (layar tv,

bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya). Tidak seperti animasi 2D

Page 22: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

9

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

yang memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y), animasi 3D memiliki kelebihan

yaitu dimensi kedalaman (Z).

2.3 3D Modeling

3D modeling merupakan proses pembuatan objek 3D yang merepresentasikan

setiap permukaan objek dengan memanipulasi polygon, edges, dan vertices dalam

ruang simulasi 3D. Pada proses pembuatan modeling 3D dibutuhkan software

khusus yang memungkinkan untuk membuat dan mengubah polygonal surfaces

(Slick, 2018).

Diharapkan pembuatan objek 3D dapat merepresentasikan visualisasi dari

gambaran objek yang sesungguhnya. Sehingga informasi yang ingin disampaikan

dapat diterima dengan mudah.

2.3.1 Jenis 3D Modeling

Dalam pemodelan objek 3D terdapat 2 jenis yang membedakannya, yaitu

hardsurface dan organic. Pemodelan hardsurface merupakan segala pemodelan

objek 3D yang dibuat oleh manusia. Contohnya arsitektur bangunan, mesin,

kendaraan dan semacamnya. Sedangkan pemodelan organic merupakan objek yang

secara alami terdapat di alam seperti hewan, tumbuhan, bebatuan, awan dan

semacamnya (International Design School, 2016).

Pada penelitian ini, environment yang akan dibuat akan lebih banyak jenis

hardsurface dibandingkan organic. Karena akan lebih banyak membuat objek

bangunan dan benda-benda yang ada dalam ruangan tersebut.

2.3.2 Teknik 3D Modeling

Ada beberapa teknik untuk membuat objek 3D. Dalam proses pemodelan 3D bisa

menggunakan tiga teknik berikut ini (International Design School, 2020)

1. Teknik Primitive Modeling (Solid Geometry Modeling)

Teknik ini disebut juga dengan Constructive Solid Geometry. Teknik pemodelan

3D ini menggunakan objek solid yang bisa digunakan langsung pada standar

geometri. Objek tersebut seperti box, sphere, cylinder, plane, dan objek standar

lainnya. Teknik ini hanya bisa digunakan untuk membuat objek yang sederhana.

Page 23: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

10

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Oleh sebab itu, teknik ini dinamakan primitif karena teknik yang masih mendasar

dan terbilang sederhana.

2. Teknik Polygonal modeling (Sclupt Modeling)

Polygonal modeling merupakan teknik yang sering digunakan. Karena teknik ini

mudah digunakan dan cepat dalam membuat objek. Teknik ini juga disebut dengan

sclupting (memahat) karena objek yang dihasilkan menyerupai pahatan. Teknik

polygonal modeling diawali dengan menggunakan objek standar primitive

geometry kemudian dimodifikasi menggunakan editable mesh ataupun editable

poly dengan mengatur vertex, edge, face pada objek.

3. Teknik NURBS Modeling (Curve Modeling)

NURBS sendiri yaitu Non-Uniform Rational B-Spline. Teknik ini merupakan

pemodelan 3D yang berfokuskan dengan memanfaatkan kurva dan surface. Teknik

ini memungkinkan membuat bentuk dengan kurva dan kerumitan tinggi, sehingga

teknik ini menjadi standar modeling dalam pembuatan objek dengan permukaan

curva.

2.3.3 Texturing 3D Modeling

Texturing merupakan salah satu komponen yang tidak lepas dalam pembuatan 3D

Modeling. Texturing yaitu pemberian material pada objek 3d yang sudah dibuat.

Dari tekstur yang diolah kemudian dapat digunakan beberapa channel yang sudah

tersedia pada perangkat lunak yang digunakan. Seperti channel color, reflection,

luminance dan masih banyak yang lain (Ardiyan, 2014). Pada tahap texturing

menerapkan teknik UV Mapping dan texture painting. Teknik UV Mapping dan

texture painting merupakan metode penambahan detail pada tekstur atau warna ke

dalam objek 3D (Setiawan, et al., 2019).

2.4 Environment

Environment yaitu elemen penting dalam animasi ataupun game edukasi.

Environment adalah gambaran ruang lingkup atau visualisasi dari lingkungan

dimana karakter akan muncul dalam sebuah cerita animasi, bergerak dan

berinteraksi dengan elemen lainnya. Dari buku Modeling The Environment dalam

Pratama, Canttell dan Yates menjelaskan bahwa dalam pembuatan 3D environment

Page 24: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

11

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

artinya membuat model 3D yang berfokus pada lingkungan dan unsur-unsurnya

(Pratama, 2018).

Environment yang dibuat dalam penelitian ini meliputi asrama santri beserta elemen

pendukungnya seperti tempat tidur, lemari, meja belajar dan elemen pendukung

lainnya. Masjid pondok pesantren dan lingkungan sekeliling pondok pesantren.

Kamar mandi yang ada pada pondok pesantren tersebut serta elemen-elemen

lainnya.

2.5 Compositing

Compositing merupakan tahapan terakhir yang dilakukan dalam proses pembuatan

sebuah video. Proses compositing mengombinasikan beberapa footage, efek visual,

dan transisi menjadi satu video yang utuh. Alan Demafile menjelaskan bahwa

proses compositing yaitu menggabungkan dua atu lebih elemen visual dari gambar

atau video yang terpisah menjadi gambar/video tunggal. Compositing dalam bentuk

sederhananya yaitu menempatkan sebuah gambar di atas gambar lain.

Menambahkan teks, gambar diam, dan video lainnya akan membuat compositing

menjadi lebih kompleks (Demafiles, 2017).

Pada dasarnya digital compositing merupakan kreasi dalam proses manipulasi

gambar baik dalam bentuk 3D maupun 2D. Manipulasi dilakukan dengan

menggunakan gambar dari beberapa sumber untuk menghasilkan produk yang

terintegrasi satu sama lain. Dalam sebuah animasi compositing dilakukan agar

aspek yang meliputi latar kejadian, suasana, dan elemen lainnya dapat menyatu

sesuai dengan alur cerita yang ingin disampaikan. Pada teknik compositing dengan

hasil yang terlihat natural diperlukan perhatian lebih terhadap beberapa aspek

seperti penggunaan warna, tingkat kecerahan, dan kontras untuk keseimbangan

antar scene pada animasi. Pengaturan cahaya dan bayangan yang tepat diperlukan

untuk menciptakan kedalaman dalam animasi. Kemudian penggunaan sudut

kamera cukup penting untuk mengetahui bagaimana setiap scene dalam animasi

digambarkan (Brinkmann, 2008).

Compositing yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengaturan cahaya

(lighting) yang dilakukan pada animasi. Proses rendering gambar animasi dari

Page 25: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

12

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Autodesk Maya untuk selanjutnya dilakukan compositing pada Adobe After

Effects. Kemudian pada Adobe After Effects dilakukan compositing lebih lanjut

seperti penambahan audio dan visual effect.

2.6 Audio

Secara harfiah, audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda).

Audio ini berkaitan erat dengan audio visual sebagai alat komunikasi yang dapat

didengar dan dilihat. Perangkat yang digunakan sebagai alat audio visual meliputi

radio, televisi, telekomunikasi. Dalam pemanfaatannya audio terdiri dari beberapa

jenis. Di antaranya seperti audio visual, yaitu perangkat sound system yang biasanya

digunakan untuk presentasi karena sudah dilengkapi dengan penampil gambar.

Kemudian audio streaming yang digunakan untuk mendengarkan secara langsung

melalui jaringan internet (Santi, 2014).

Pada pembuatan animasi ini, terdapat tiga jenis audio yang digunakan. Di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Sound Effect

Sound Effect merupakan suara selain dialog yang dihasilkan oleh orang ataupun

benda. Efek suara dalam sebuah film digunakan untuk menekankan sebuah

informasi yang akan disampaikan, memberikan kesan realita, menciptakan ilusi dan

juga mood dalam cerita (Wardhana, 2014).

b. Dialog

Dialog merupakan suara berupa percakapan dari tokoh yang ada di dalam film.

Dialog berisi percakapan antara dua orang atau lebih (Wardhana, 2014).

c. Narasi

Narasi merupakan pembicaraan yang sumbernya tidak terlihat di layar dan ruang

cerita, dalam film dokumenter dengan gaya ekspositori serta film cerita yang

berkisah biografi, narasi menjadi salah satu sarana efektif sebab memungkinkan

merangkum persoalan yang sangat luas (Wardhana, 2014).

Page 26: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

13

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

2.7 Media Edukasi

Media edukasi meruapakan sebuah media yang digunakan dalam proses

pembelajaran, atau penyampain materi pembelajaran yang sulit dijelaskan secara

konvensional seperti ceramah dihadapan siswa. Dengan menggunakan media

proses belajar menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti. Karena pada media

edukasi terdapat tampilan visualisasi dari proses pembelajaran (Syam, 2017).

Media edukasi hadir dalalm bentuk aplikasi untuk menunjang proses pembelajaran.

Mengembangkan sebuah media edukasi dapat meningkatkan minat dan semangat

belajar peserta didik, karena materi yang disampaikan lebih menarik dan interaktif.

Menurut (Risma, et al., 2020) penelitiannya tentang media edukasi yang dibuatnya

mendapatkan hasil uji validitas terhadap tiga orang ahli sebesar 95% dalam kategori

sangat baik. Dan hasil uji lapangan terhadap responden mendapatkan nilai sangat

baik dan dapat mudah dipahami.

2.8 Game Edukasi

Game edukasi merupakan sebuah permainan yang memiliki konten bersifat

mendidik. Game edukasi ini dibuat bertujuan agar memicu minat belajar anak

terhadap materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan. Menurut Edward

dalam (Anggraini, et al., 2016) game merupakan tools yang efektif untuk mengajar

karena pada game mengandung prinsip-prinsip dalam pembelajaran dan teknik

instruksional yang efektif digunakan dalam penguatan pada level yang sulit.

Umumnya game sering kali dituduh sebagi pengaruh negatif terhadap anak.

Sebenarnya, game memiliki kegunaan yang memiliki dampak baik bagi anak

seperti, mengenalkan teknologi pada anak, pembelajaran untuk mengikuti arahan

dan aturan, melatih untuk menyelesaikan masalah, melatih saraf motorik dan

keterampilan, menjalin komunikasi saat bermain serta memberikan hiburan bagi

anak (Putra, et al., 2016)

2.9 Tools

2.9.1 Autodesk Maya

Autodesk Maya adalah salah satu software yang digunakan untuk membuat model

objek 3D, animasi 3D, simulasi, dan rendering. Autodesk Maya dapat digunakan

Page 27: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

14

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

di sistem operasi Windows, Linux, dan Mac. Perusahaan Alias Systems Corporation

merupakan perusahaan yang memproduksi Autodesk Maya. Pada tahun 2006,

diakuisisi oleh Autodesk, Inc. Autodesk Maya memiliki banyak fitur seperti 3D

Modeling, 3D Animation, 3D Rendering dan Imaging, dynamic dan effect (Purta, et

al., 2017).

Kelebihan Autodesk Maya menurut (King, 2014), aplikasi ini menyediakan

seperangkat kemampuan yang sangat luas dan merupakan satu aplikasi yang sangat

penting bagi seorang animator. Seperti kebanyakan aplikasi media yang kompleks,

Maya menyediakan banyak tools namun tidak memberikan spesifikasi

menggunakan tools secara metodologis untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

2.9.2 Adobe Photoshop

Adobe Photoshop adalah program aplikasi desain yang berguna untuk mendesain

gambar, mengedit image, grafis, dan mengolah foto digital. Perangkat lunak ini

banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan, sehingga dianggap

sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah

gambar/foto yang merupakan produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe

System (Dian Wahyu Putra, 2016).

2.9.3 Adobe After Effect

Menurut Slamet Riyadi dalam (Putri, 2017) Adobe After Effects adalah produk

perangkat lunak yang dikembangkan oleh Adobe Systems Incorporated asal

Amerika, digunakan untuk film dan paska produksi pada video. Adobe After

Effects merupakan perangkat lunak yang sangat professional untuk kebutuhan

motion graphic design. Dengan perpaduan dari bermacam-macam aplikasi desain

yang telah ada, Adobe After Effects menjadi salah satu aplikasi desain yang handal.

Adobe After Effect dapat melakukan banyak hal, seperti dapat menyusun, membuat

dan mengatur ulang objek 2d maupun objek 3D. Selain itu, Adobe After Effect

dapat digunakan untuk membuat judul, membuat sebuah karakter animasi 2D dan

banyak lagi. Meskipun dapat dgunakan dalam beberapa hal, software ini tidak sama

dengan software video editing. Software ini cocok digunakan untuk memberikan

efek pada video yang telah di edit (Smith, 2018)

Page 28: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

15

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

2.9.4 Adobe Premiere Pro

Adobe Premiere Pro merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah

video dengan sistem yang terintegrasi secara efisien dengan perangkat pengolahan

adobe lainnya untuk memudahkan alur kerja setiap editor. Perangkat lunak ini

dipilih karena kelengkapan fitur dasar yang dimilikinya untuk proses mengedit

video cukup lengkap dan mudah untuk digunakan. Fitur-fitur yang dimaksud seperti

untuk mengolah potongan video, memberi warna, serta mengatur audio.

Menurut Jabilee yang diadopsi oleh Rachmansyah & Khabibah, Adobe Premiere

merupakan perangkat lunak keluaran adobe yang berfungsi untuk mengedit video.

Sebuah tayangan video yang dinikmati orang lain umumnya hasil dari

penggabungan beberapa cuplikan video pendek, atau biasa disebut dengan istilah

clip, dan aset yang sudah disiapkan seperti audio, gambar, teks, dan efek-efek

khusus (Rachmansyah & Khabibah, 2019).

Penggabungan video animasi dilakukan dengan menggunakan software editing

video Adobe Premiere Pro. Selain digunakan untuk menggabungkan beberapa clip

dan aset lain menjadi satu video yang utuh, Adobe Premiere juga bisa digunakan

untuk pengeditan dengan pengertian yang lebih luas, seperti (Enterprise, 2018) :

Menghapus adegan yang tidak diinginkan.

Memberi efek transisi antara satu clip dengan clip lainnya.

Membuat efek-efek khusus pada video.

Mengoreksi video, seperti menambah intensitas cahaya, mengatur

saturation, dan sebagainya.

Mengekspor video hasil editan ke dalam format yang dapat dipahami oleh

platform lain.

Mengedit audio serta musik yang menyertai video tersebut.

2.9.5 Adobe Audition

Adobe Audition memiliki fitur yang cukup lengkap. Terutama pada video yang

memiliki narasi di dalamnya, perangkat ini juga menyediakan fitur yang dapat

digunakan untuk menghilangkan suara gangguan yang sering disebut sebagai noise

(PCMAG ASIA, 2018).

Page 29: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

16

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Menurut (Sutiono, 2019) Adobe Audition memiliki beberapa kelebihan seperti:

a. Tampilan Interface

Tampilan layar yang diberikan oleh Adobe Audition sangat ramah pengguna (user-

frienly). Tampilan pada software ini lebih mudah untuk digunakan.

b. Kinerja

Selain itu, software ini memungkinkan untuk merekam lebih banyak sumber audio

secara bersamaan. Tidak banyak software audio profesional yang bisa melakukan

hal ini.

c. Kemampuan Restorasi Audio

Software Adobe Audition memungkinkan untuk memperbaiki audio yang

mempunyai suara kurang jernih. Seperti terdapat suara-suara yang yang

menggangu.

d. Sound Effects yang beragam dan adanya Batch Processing

Software ini memungkin untuk membuat efek suara yang beragam. Seperti,

pelambatan suara, pembalikan suara, distorasi, dan banyak lagi. efek tersebut dapat

diaplikasikan pada audio termasuk beberapa pengaturan yang memudahkan dalam

mendapatkan suara yang diinginkan.

e. Rekam Jejak yang Baik

Adobe Audition memiliki rekam jejak yang baik dalam kemampuan memproses

sebuah audio. Tentunya dengan sering melakukan update, maka dapat menemukan

fitur baru yang lebih menarik sesuai perkembangan.

2.10 Metode MDLC Versi Luther

Metode yang digunakan dalam pengembangan media edukasi “personal hygiene”

yaitu metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) menurut Luther. Dalam

penerapannya, metode ini tidak harus selalu berurutan, meski begitu tahapan

konsep tetap menjadi langkah pertama yang dilakukan (Mustika, et al., 2017).

Berikut penjelasan mengenai tahapan yang dilakukan dalam pada metode MDLC

yang memiliki 6 tahapan.

Page 30: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

17

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

a. Konsep (Concept)

Tahap ini yaitu dilakukannya identifikasi masalah sebagai latar belakang, kemudian

mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara menghubungi

instansi atau organisasi terkait, sebagai awal sebelum memulai melakukan

pembuatan aset. Hasil yang didapat dari tahap ini adalah alur cerita yang ingin di

sampaikan.

b. Perancangan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perencanaan aset yang lebih rinci berdasarkan storyboard

film animasi. Hasil dari tahapan ini adalah Narasi dan Storyboard untuk kemudian

dikembangkan dalam pembuatan aset environment media edukasi.

c. Pengumpulan Bahan (Material collecting)

Pada tahap ini bahan-bahan atau material yang diperoleh dari tahap perancangan

kemudian dikumpulkan. Hasil dari tahapan ini dapat berupa konten gambar sebagai

acuan pembuatan aset environment dalam pembuatan media interaktif. Selain itu,

pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan audio, dan hasil karakter yang sudah di

animating untuk dilakukan compositing.

d. Pembuatan (Assembly)

Pada tahap ini pengerjaan dimulai dengan mengubah gambar pada storyboard

ataupun referensi gambar yang dijadikan sebagai acuan menjadi tampilan visual

atau modeling yang layak untuk digunakan dalam tahap animating dan game

edukasi. Kegiatan ini dilakukan menggunakan software Autodesk Maya untuk

modeling aset dan Adobe Photoshop untuk tahap pembuatan texturing. Tahapan

akhir dalam pembuatan video animasi yang akan digunakan dalam media edukasi

ini adalah compositing, dimana semua elemen setiap scene akan digabungkan

dimulai dari elemen visual hingga audio yang digunakan. Produk akhir tahap

compositing adalah video animasi yang sudah utuh.

e. Pengujian (Testing)

Tahap ini yaitu dilakukannya proses pengujian tentang media edukasi yang sudah

dibuat. Hasil dari tahap ini adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh pengembang

apabila setelah pengujian terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dan/atau diubah.

Page 31: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

18

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

f. Distribusi (Distribution)

Tahap terakhir yaitu dilakukannya distribusi dan penyebaran dari media edukasi

yang sudah dibuat. Kemudian, pada tahap ini akan dilakukannya pengemasan dari

produk, bisa berupa CD dan poster.

2.10 Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh individu ataupun

kelompok dalam menjaga kebersihan diri dan keadaan lingkungan sekitarnya

(Rozaaqi & Widati, 2017). Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang

tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi

dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta

kebersihan dan kerapihan pakaiannya (Rakhmawati, 2015).

2.11 Skala Likert

Skala likert merupakan skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert (1932).

Skala likert memiliki empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan

sehingga menghasilkan sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu

(Syofian, et al., 2015). Yang dilakukan oleh responden dalam skala ini adalah

keputusan antara setuju atau tidak setuju terhadap Pernyataan dan atau pernyataan

yang di cantumkan. Fungsi utama skala ini adalah untuk mengukur sikap, pendapat,

atau persepsi tentang fenomena sosial atau masalah utama yang dibahas namun

tetap bersifat individu dalam penilaiannya (Yusuf, 2014). Biasanya disediakan lima

pilihan skala dengan format seperti: Sangat Setuju, Setuju, Cukup Setuju, Tidak

Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

Skala likert kerap digunakan dalam skala penilaian karena memberi nilai terhadap

sesuatu. Dalam keperluan analisis kuantitatif, skala jawaban pada skala likert diberi

skor seperti:

1. Sangat Setuju (SS) skor 5

2. Setuju (S) skor 4

3. Cukup Setuju (CS) skor 3

Page 32: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

19

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4. Tidak Setuju (TS) skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1 (Syofian, et al., 2015)

Di bawah ini merupakan jabaran untuk mengetahui nilai total skor yang diperoleh:

Total skor = jumlah responden x Nilai skala

Setelah mengetahui total skor, selanjutnya adalah menentukan skor maksimum dan

minimum untuk kemudian digunakan dalam menentukan indeks (%) atau

persentase penilaian.

Skor maksimum = Jumlah responden x Skor tertinggi likert

Skor minimum = Jumlah responden x Skor terendah likert

Selanjutnya adalah perhitungan indeks untuk mengetahui persentase penilaian.

Total skor

Indeks (%) = x 100

Skor maksimum

Setelah mengetahui persentase penilaian pada setiap Pernyataan atau pernyataan,

melalui interval penilaian dapat diketahui kesimpulan penilaian. Nilai interval ini

dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.

100

Interval =

Jumlah skor likert

2.12 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya berjudul “Perancangan Environment 3D Dalam Animasi

Dengan Tema Permainan Tradisional di Kota Bandung” yang dilakukan oleh

(Pratama, 2018). Menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan mengenai

environment 3D yang berperan sebagai pendukung dalam animasi. Tujuan dalam

perancangan environment ini sebagai penentu latar, suasana dan waktu yang

Page 33: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

20

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

mengacu pada tempat-tempat yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya dengan

konsep ikonik, ruang publik, tempat hiburan dan tempat yang berhubungan dengan

permainan tradisional. Dalam proses pembuatan environment digunakan metode

pra produksi, produksi, dan post produksi. Environment yang dibuat dalam

penilitian ini menggunakan gaya semi realis dengan warna yang cerah.

Penelitian lainnya dilakukan oleh (Risma, et al., 2020) dengan judul

“Pengembangan Media Edukasi Perlindungan Anak untuk Mengurangi Kekerasan

Pada Anak Usia Dini”. Penelitian ini menjelaskan tentan pembuatan media edukasi

perlindungan anak untuk mengurangi kekerasan pada anak. Dalam meningkatkan

perlindungan terhadap anak diperlukan sebuahu media edukasi yang mudah

dipahami dan digunakan oleh semua pihak terkait seperti orang tua, guru bahkan

anak itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, Evaluation) untuk membuat media edukasi. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa media edukasi sangat baik dan dapat

dipahami dengan mudah, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman tentang perlindungan anak.

Penelitian lainnya, dilakukan oleh (Nozomi, 2018) dengan judul Aplikasi Game

Edukasi Pada Anak Usia 5 sampai 10 Tahun Dengan Metode Image Manipulation.

Penelitian tersebut menjelaskan tentang pembuatan game edukasi yang bertujuan

untuk hiburan dan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran bagi

orang tua dan guru yang praktis secara menarik yang diterapkan untuk anak usia

dini, masa sekolah, ataupun masa pra sekolah. Dalam penelitiannya, Nozomi

mengungkapkan bahwa game pembelajaran lebih unggul dibandingkan dengan

metode pembelajaran lainnya, karena salah satu kelebihannya yaitu terdapat

animasi yang mampu menaikkan daya ingat anak , sehingga anak dapat menyimpan

materi pembelajaran dalam jangka waktu yang lama, jika dibandingkan dengan

metode pembelajaran konvensional.

Page 34: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

21

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

3.1 Perancangan Program Aplikasi

Dalam media edukasi yang dibuat ini terdapat sebuah game edukasi dan animasi

3D mengenai menjaga kebersihan diri. Pada penelitian yang penulis buat, akan

menjelaskan bagaimana proses pembuatan aset environment dan teknik

compositing yang digunakan dalam proses pembuatan animasi 3D. Aset

environment yang digunakan pada animasi, nantinya akan digunakan juga pada

game edukasi. Dalam pembuatan aset environment menggunakan software

Autodesk Maya 2018. Kemudian pada tahap compositing akan dilakukan beberapa

tahapan seperti, pengaturan cahaya (lighting) di dalam software Autodesk Maya

2018, proses rendering gambar animasi dari Autodesk Maya yang nantinya akan

dilakukan compositing ulang menggunakan Adobe After Effects, yang selanjutnya

akan ditambahkan visual efek. Setelah itu, video animasi akan ditambahkan audio

yang diatur menggunakan Adobe Audition. Jika sudah, semua elemen akan

digabungkan dengan software Adobe Premiere Pro. Metodologi yang digunakan

dalam proses pembuatan media edukasi ini menggunakan metode MDLC

(Multimedia Development Life Circle) Menurut Luther. Tiga tahapan awal yaitu

concept, design, dan Material collecting akan menjelaskan bagaimana perancangan

mengenai pembuatan aset environment.

3.1.1 Deskripsi Video Animasi

Video Animasi ini dibuat dengan tujuan untuk memvisualisasikan tentang

bagaimana menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar di dalam pesantren.

Film animasi ini memiliki latar tempat yang menggambarkan kawasan pondok

pesantren. Kisah ini menceritakan tentang bagaimana cara seorang santri bernama

alif menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Menceritakan tentang

kebiasaannya dalam menjalankan kegiatan selama di pondok pesantren, dan

bagaimana cara alif dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya.

Selain seorang santri, terdapat pula Pak Ustad selaku pengurus pondok pesantren

yang selalu memberikan nasihat kepada santrinya. Hingga suatu ketika Pak Ustad

Page 35: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

22

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

datang ke kamar salah satu santri yang bernama Alif dan menghampirinya yang

sedang duduk di tempat tidur.

Kemudian terjadi percakapan di antara mereka berdua. Pak Ustad menanyakan

kepada Alif. Apakah alif sudah tahu tentang menjaga kebersihan diri dan

lingkungan sekitar. Lalu Alif menjelaskan apa yang dia tahu tentang bagaimana

cara menjaga kebersihan diri. Dan Pak Ustad pun memberikan penjelasan dan

gambaran tentang menjaga kebersihan diri.

Animasi ini diakhiri dengan penjelasan kepada santri tersebut tentang bagaimana

pentingnya menjaga kebersihan diri dan apa saja akibatnya. Penggambaran tersebut

ditampilkan sebagai kesimpulan dari film animasi ini.

3.1.2 Konsep Video Animasi

Berdasarkan Metode MDLC (Multimedia Development Life Circle) menurut

Luther, langkah awal dalam pembuatan aset environment dimulai dengan

pembuatan konsep (concept). Tahapan konsep diawali dengan melakukan sesi

wawancara dengan salah satu pengurus pondok pesantren guna mengidentifikasi

permasalahan yang ada. Kemudian, masalah yang menjadi dasar pengerjaan proyek

ini disusun menjadi sebuah konsep yang mengawali proses pembuatan media

edukasi yang di dalamnya terdapat video animasi dan game edukasi. Khususnya

pembuatan aset environment dan proses compositing yang dilakukan pada video

animasi.

Tabel 1 Konsep Aset

Tujuan Utama Menyediakan aset environment dalam

bentuk 3D untuk media edukasi dan

teknik compositing yang digunakan

pada video animasi “personal hygiene”

Jenis Produk Objek 3D

Target Pengguna Anak-anak usia 8-10 tahun

Implementasi Produk - Animasi, dan

- Game Edukasi

Software yang digunakan - Autodesk Maya

- Adobe After Effects

- Adobe Audition

Page 36: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

23

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

- Adobe Premiere Pro

Durasi 3 – 4 menit

Output Produk - Obj (objek 3D)

- Mp4 (untuk video animasi)

3.1.3 Storyline

Dalam sebuah video animasi, terdapat sebuah storyline yang berisi tentang

penggambaran kisah pada storyboard. Pada video animasi tentang “personal

hygiene” ini akan menampilkan kisah seorang santri bernama alif tentang apa yang

ia tahu dalam menjaga kebersihan diri. Tabel 3 merupakan potongan skenario yang

terdiri dari beberapa scene dari keseluruhan skenario yang ada. Untuk versi

lengkapnya terdapat pada lampiran 2.

Tabel 2 Skenario Scene Animasi

Scene Sequence Skenario

1 Opening Karakter alif dan pak ustad muncul secara bersamaan,

kemudian diikuti dengan munculnya teks opening.

2 1

Shot masuk dari gerbang pondok pesantren menuju area

pesantren

2 Shot sekeliling area pondok pesantren

3

1 Shot ke gedung asrama santri, kemudian terdapat pak

ustad yang sedang berjalan

2 Shot dari arah depan, pak ustad sedang berjalan di depan

kamar Alif

3 Shot dari arah samping, pak ustad sedang berjalan di

depan kamar Alif

4

1 Pak ustad melihat ada alif yang sedang duduk

dikamarnya

2 Pak ustad datang menghampiri ke kamar tersebut,

kemudian duduk disebelah alif.

3 Pak ustad bertanya apa yang sedang dilakukan alif.

Page 37: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

24

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.1.4 Storyboard

Tahapan ini merupakan tahap perancangan (design) pada metode MDLC menurut

Luther. Storyboard diperlukan dalam proses pembuatan animasi sebagai acuan

dalam pembuatan aset, layouting dan juga proses pembuatan gerak animasi yang

akan dilakukan oleh tim animating. Storyboard dibuat berdasarkan hasil skenario

storyline yang sudah dibuat. Tabel 4 merupakan potongan dari storyboard yang

sudah dibuat. Keseluruhan dari storyboard terdapat pada lampiran 3.

Tabel 3 Storyboard Animasi

Scene 1

Aksi & Shot:

- Shot ke Karakter alif dan pak ustad

muncul secara bersamaan,

kemudian diikuti dengan

munculnya teks opening.

- zoom

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 2 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot masuk dari gerbang pondok

pesantren menuju area pesantren.

Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 2 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot sekeliling yang ada di pondok

pesantren

- Kamera panning

Narasi:

-

Page 38: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

25

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot ke gedung asrama santri,

kemudian terdapat pak ustad yang

sedang berjalan

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot dari arah depan, pak ustad sedang

berjalan di depan kamar Alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 3 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Shot dari arah samping, pak ustad

sedang berjalan di depan kamar Alif

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Page 39: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

26

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.1.5 Material collecting

Material collecting merupakan tahap ketiga yang ada pada metode MDLC menurut

Luther. Pada Material collecting dilakukan tahap pengumpulan referensi aset yang

akan digunakan dalam proses pembuatan modeling environment. Aset tersebut

berupa gambar 2D yang nantinya akan dibuat kedalam bentuk 3D. Dalam tahap ini,

dibagi menjadi beberapa tahap Material collecting yaitu, Material collecting untuk

pembuatan aset environment, Material collecting hasil gerak animasi yang sudah

dikerjakan oleh tim animating, dan Material collecting audio yang akan digunakan

pada video animasi. Berikut tabel dari masing-masing Material collecting.

Tabel 4 Material collecting Referensi Aset Environment dan Tekstur

No Referensi Gambar Sumber

1 Masjid

Pinterest.com

2 Asrama

Pesantren Al-

Falaah

3 Tempat

tidur

Free3d.com

Page 40: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

27

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4 Tekstur

Atap

Google.com

5 Tekstur

Lantai

Google.com

6 Tekstur

Lantai

Kamar

Mandi

Pinterest.com

Tabel 5 Material collecting Aset Gerak Animasi

Material collecting aset dari gerak animasi ini di dapat dari tim animating. Setelah

mengumpulkan hasil animating, selanjutnya akan dilakukan tahap rendering image

dan compositing video animasi

No Gambar Sumber

1

Tim Animating

Page 41: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

28

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 6 Material collecting Aset Audio

No Nama Audio Sumber

1 Kicauan Burung.mp3 zapSplat.com

2 Langkah Kaki.mp3 Youtube.com

3 Ketuk Pintu.mp3 Youtube.com

4 Buka Pintu zapSplat.com

5 Tutup Pintu zapSplat.com

6 Adzan Islamdownload.net

7 Bersih Kasur.mp3 zapSplat.com

8 Menyikat Kamar Mandi.mp3 zapSplat.com

9 Air Mengalir.mp3 zapSplat.com

10 Menutup Pintu.mp3 zapSplat.com

11 Menyapu Halaman.mp3 Youtube.com

12 Gosok Gigi zapSplat.com

13 Mandi Pribadi

14 Voice Record Alif Pribadi

15 Voice Record Ustad Pribadi

3.2 Perancangan Aset

Perancangan environment yang dibuat memiliki konsep agak sedikit realis (semi

realis), tetapi tetap memasukkan unsur kartun dalam pembuatannya, sehingga tidak

terlalu seperti realis. Environment dalam media edukasi ini akan dijadikan sebagi

latar tempat kejadian cerita yang berlatarkan pondok pesantren. Tempat-tempat

yang dijadikan fokus pembuatan environment antara lain, lingkungan pondok

pesantren, asrama, masjid, dan kamar mandi. Pemilihan latar tersebut

menyesuaikan alur cerita animasi dan requirment dari pihak pondok pesantren.

Teknik yang di gunakan dalam proses pembuatan aset environment menggunakan

teknik primitive modeling yang dikombinasikan dengan teknik polygonal modeling.

Requirment aset environment yang akan dibuat dalam media edukasi ini merupakan

requirment dari pihak pondok pesantren melalui proses wawancara yang sudah

dilalui. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 42: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

29

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.2.1 Kebutuhan Aset Environment

Kebutuhan aset environment dalam video animasi sebagai visualisasi dari

lingkungan dan objek-objek sekitar pondok pesantren yang terdiri asrama sebagai

tempat tinggal santri. Di dalam asrama tersebut dibutuhkan environment pendukung

seperti tempat tidur, lemari, meja dan kursi, kaligrafi, dan alat tulis. Selain itu,

terdapat juga masjid yang ada dalam lingkungan pondok pesantren. Dalam

pembuatan masjid dibutuhkan beberapa objek yang harus ditekstur dengan

menggunakan gambar, agar objek yang dihasilkan terlihat lebih nyara. Kemudian

dibutuhkan juga environment kamar mandi beserta isinya. Environment tersebut

dibutuhkan untuk visualiasi cerita tentang bagaimana cara mencuci tangan,

menggosok gigi dan semacamnya. Environment tersebut digabungkan menjadi satu

kesatuan dalam sebuah pondok pesantren

3.2.2 Perancangan Aset Environment

Dalam proses perancangan aset, dibutuhkan sebuah sketsa dari objek yang akan

dibuat. Sketsa tersebut digunakan sebagai acuan dalam proses pembuatan objek 3D.

Berikut tabel mengenai perancangan aset environment. Untuk lebih lengkapnya,

dapat dilihat pada lampiran

Tabel 7 Gambar dan Sketsa Perancangan Aset Environment

No Gambar Keterangan

1.

Masjid

2.

Asrama

Page 43: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

30

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.

Tempat

Tidur

4.

Bantal

5.

Meja

3.3 Perancangan Compositing

Teknik compositing yang akan dilakukan dalam pembuatan animasi ini meliputi

proses penataan cahaya (lighting) di dalam software Autodesk Maya, setelah itu

selesai, maka akan dilakukan rendering gerak animasi tersebut menjadi sebuah

gambar, yang nantinya akan dilakukan proses penggabungan gambar tersebut di

dalam software Adobe After Effects sehingga gambar tersebut menjadi sebuah

video animasi dan selanjutnya akan ditambahkan visual efek. Kemudian, akan ada

penambahan audio berupa narasi, dialog dan sound effect yang di atur

menggunakan software Adobe Audition. Setelah gambar yang digabungkan sudah

menjadi sebuah video, maka akan dilakukan tahap rendering kedua. Tahap

rendering digunakan agar video animasi tersebut dapat digabungkan dengan

elemen lain seperti audio. Penggabungan ini menggunakan software Adobe

Premiere Pro. Dikarenakan, pada Adobe Premiere Pro, bisa langsung terhubung

dengan software Adobe Audition.

3.4 Realisasi Pembuatan Aset Environment

Page 44: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

31

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Setelah menyelesaikan tahap perancangan, tahapan selanjutnya dilakukan proses

realisasi dari perancangan yang sudah ada. Pada metode MDLC menurut Luther,

tahapan realisasi termasuk kedalam tahap assembly. Pada tahapan ini dilakukan

pembuatan aset environment yang selanjutnya akan digunakan untuk proses

animating pada video animasi, dan juga digunakan untuk pembuatan game edukasi.

Dalam proses pembuatan aset environment, terdapat beberapa tahapan yang

dilakukan diantaranya adalah modeling, UV Mapping, dan texturing. Tahapan

modeling dan dan UV mapping menggunakan software Autodesk Maya, sedangkan

texturing menggunakan software Autodesk Maya untuk objek yang menggunakan

base color, dan Adobe Photoshop untuk menambahkan tekstur berupa gambar.

Hasil akhir aset environment dapat dilihat pada Lampiran.

3.4.1 Modeling

Tahap modeling merupakan proses dalam membuat aset environment yang

dibutuhkan dalam animasi. Aset environment tersebut berupa lingkungan pondok

pesantren berupa asrama santri, masjid, kamar mandi, dan environment pendukung

lainnya. Dalam proses modeling, teknik yang digunakan yaitu teknik Primitive

Modeling dan Polygonal Modeling.

Gambar 3.1 Objek Dasar Membentuk Masjid

Sumber: Pribadi

Pada proses pembuatan masjid, dibutuhkan penggunaan tools seperti scale,

translate, rotate, extrude, multi-cut, dan bridge. Translate, scaling dan rotate

digunakan sebagai komponen utama dalam menggeser, mengubah ukuran, dan

Page 45: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

32

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

memutar sumbu dari objek tersebut. Multi-cut digunakan untuk menambahkan

sebuah edge baru pada permukaan objek 3D. Untuk menambah dan memperluas

vertec, edge maupun face pada objek, digunakan tool extrude. Sedangkan bridge

digunakan untuk menyambungkan bagian objek dengan objek lain yang terpisah,

melalui edge ataupun face yang sudag dipilih. Bentuk awal bagian kerangka masjid

dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.2 Kerangka awal Masjid

Sumber: Pribadi

Kemudian, kerangka tersebut disusun menjadi empat bagian, dan ditambahkan edge

dengan menggunakan multi-cut tool untuk membuat jendela. Objek tersebut

selanjutnya ditambahkan lubang dengan menghapus face, lubang tersebut

digunakan sebagai jendela dan pintu. Untuk melubangi objek, sebenarnya bisa

menggunakan dengan boolean tool. Tetapi, kekurangan dari teknik tersebut dapat

mengakibatkan rusaknya topology dari objek tersebut. Oleh karena itu, lebih baik

dengan menambahkan edge sesuai kebutuhan, kemudian menghapus face dari

objek tersebut. Berikut bentuk yang sudah ditambahkan lubang untuk jendela dan

pintu. Dan perbedaan topology dari objek yang menggunakan tool boolean dengan

menambahkan edge sesuai kebutuhan pada objek.

Page 46: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

33

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.3 Pembuatan Lubang untuk Jendela dan Pintu

Sumber: Pribadi

Gambar 3.4 Perbedaan topology menggunakan tool boolean dengan menambahkan edge sesuai

kebutuhan

Sumber: Pribadi

Setelah dilakukan delete face pada objek tersebut, otomatis objek tersebut akan

terjadi lubang disisi kiri, kanan, atas dan bawah. Oleh karena itu, lubang tersebut

harus disambungkan dengan bridge tool. Agar objek tersebut kembali terhubung

dan tidak terjadi lost antar sesama objek. Berikut gambar yang menunjukkan

penggunaan bridge tool pada objek.

Page 47: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

34

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.5 Penggunaan Bridge tool untuk Menghubungkan Objek

Sumber: Pribadi

Dalam pembuatan atap masjid. Digunakan objek primitive berupa cube yang

kemudian diatur vertex nya sehingga menyerupai bentuk atap. Kemudian, untuk

bagian atap masjid di buat circular seperti gambar dibawah ini. Circular tersebut

kemudian di extrude.

Gambar 3.6 Kerangka Atap

Sumber: Pribadi

Page 48: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

35

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Bagian atap utama, dibuat menjadi dua tingkatan. Berikut gambaran dari atap

masjid yang sudah selesai dibuat.

Gambar 3.7 Bagian Atap yang Sudah Jadi

Sumber: Pribadi

Dilanjutkan dengan pembuatan tembok disisi samping kiri, kanan dan depan bagian

masjid. Pembuatan tersebut menggunakan objek primitive berupa cube, kemudian

diatur vertex dan face dari objek. Kemudian cube tersebut di delete face untuk

membuat celah seperi pintu, yang selanjutnya dilakukan bridge tool untuk

menghubungkan sebuah objek. Karena setelah di delete pasti akan terjadi objek

yang tidak saling terhubung. Berikut tampilan dari objek yang sudah selesai dibuat.

Gambar 3.8 Tembok samping Kiri, kanan, dan Depan

Sumber: Pribadi

Page 49: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

36

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tahap terakhir adalah pembuatan lantai. Dalam pembuatan lantai hanya cukup

dengan menggunakan cube saja. Tetapi perbanyak subdivisions dari cube tersebut

agar mempermudah dalam pemberian tekstur di Adobe Photoshop.

Gambar 3.9 Lantai Masjid

Sumber: Pribadi

Seperti inilah bentuk masjid yang sudah selesai dibuat. Selanjutnya dilakukan tahap

UV Mapping untuk objek-objek yang akan diberikan tekstur berupa gambar.

Gambar 3.10 Hasil Akhir Objek Masjid

Sumber: Pribadi

Page 50: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

37

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.4.2 UV Mapping

UV Mapping dilakukan sebelum memberikan tekstur pada objek. Dalam tahap ini

dilakukan proses pemetaan objek 3D kedalam bentuk gambar berupa 2D. Sama

halnya dalam membuat objek kubus menggunakan kertas. Kertas tersebut harus

dibuat dengan menggunakan pola, agar bisa menjadi objek 3D.

Tahapan yang dilakukan dalam membuat UV Mapping terdapat beberapa cara. UV

Mapping bisa dibuat berdasarkan Automatic, Camera-based, Normal-based,

cylindrical, planar dan spherical. Jika ingin mudah, bisa menggunakan Automatic,

tetapi dalam penelitian ini, penulis menggunakan camera-based. Kemudian di atur

kembali objek mana saja yang akan diberikan tekstur menggunakan Adobe

Photoshop. Berikut tampilan awal UV Mapping berdasarkan Camera-based.

Gambar 3.11 UV Mapping Camera-based

Sumber: Pribadi

Tahapan selanjutnya adalah memisahkan bagian mana saja yang akan diberikan

tekstur. Kemudian pilih edge dari objek yang akan di tekstur lalu klik Cut di bagian

UV Toolkit. Jika sudah di Cut, pilih Unfold. Setekah itu, bagian tersebut akan

terpisah dengan objek utamanya. Berikut adalah gambar dari objek yang akan

diberikan tekstur genteng di Adobe Photoshop.

Page 51: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

38

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.12 Hasil Akhir UV Mapping pada Atap Masjid

Sumber: Pribadi

Setelah itu, export hasil UV Mapping tersebut kedalam bentuk gambar, agar bisa

dilakukan pembuatan tekstur pada Adobe Photoshop. Pilih semua hasil mapping

tersebut, kemudian pilih Imge lalu UV Snapshot. Pilih resolusi gambar sesuai

kebutuhan.

Gambar 3.13 Pengaturan Resolusi Gambar UV Mapping

Sumber: Pribadi

Page 52: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

39

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

3.4.3 Texturing

Proses ini merupakan pemberian warna serta material pada objek yang sudah di

mapping. Texturing bertujuan untuk menceiptakan kesan nyata pada sebuah objek.

Material atau tekstur bisa berupa sebuah gambar yang kemudian dimasukkan

kedalam Autodesk Maya.

Dalam memberikan tekstur pada objek atap. Diperlukan sebuah gambar genteng

yang nantinya diatur sesuai UV Mapping yang sudah dibuat sebelumnya. Masukkan

hasil UV Mapping yang sudah di export menjadi image kedalam software Adobe

Photoshop. Kemudian tambahkan layer baru berwarna hitam sebagai background

awal

Gambar 3.14 Tahap Pembuatan Tekstur di Adobe Photoshop

Sumber: Pribadi

Tahap selanjutnya, masukkan gambar genteng yang sudah ada kemudian atur sesuai

bentuk mapping tersebut, agar tekstur yang dihasilkan terlihat sempurna. Untuk

menyesuaikan gambar tekstur dengan UV Mapping, bisa menggunakan Pen Tool,

kemudian buatlah pola menyerupai garis mapping tersebut. Kemudian sesuaikan

gambar gentengnya. Berikut gambar yang sudah diberikan tekstur genteng.

Page 53: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

40

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.15 Pemberian Gambar Genteng sebagai tekstur

Sumber: Pribadi

Proses selanjutnya, mengubah warna genteng tersebut agar menjadi warna hitam.

Yaitu dengancara mengatur Adjusments kemudian pilih Black & White sehingga

gambar berubah menjadi warna hitam putih

Gambar 3.16 Mengubah Menjadi mode Black & White

Sumber: Pribadi

Page 54: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

41

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Jika sudah, simpan kedalam file tersebut kedalam format JPG dan PSD. Agar jika

terjadi perubahan bisa langsung diubah kembali tanpa harus mengulang. Sebelum

disimpan. Hide layer background hitam dan layer gambar UV mapping. Sehingga

pada saat dimasukkan tekstur di dalam Autodesk Maya, tidak telihat garis putih dari

UV Mapping objek tersebut.

Langkah selanjutnya masukkan tekstur yang sudah dibuat sebelumnya dengan cara

pilih face dari objek yang akan di masukkan tekstur. Kemudian pilih Assign New

Material. Setelah itu masukkan tekstur tersebut dibagian color. Selanjutnya pilih

file dan pilih lokasi penyimpanan tesktur tersebut. Berikut tampilan hasil texturing

yang sudah diatur

Gambar 3.17 Hasil Texturing pada Objek Atap Masjid

Sumber: Pribadi

Untuk texturing yang hanya menggunakan base color, bisa menggunakan software

Autodesk Maya langsung, tanpa harus menggunakan perantara seperti Adobe

Photoshop. Tinggal pilih saja di Autodesk Maya warna yang akan digunakan.

Sedangkan untuk texturing berupa material seperti kaca, bisa diatur pada bagian

specular dari objek tersebut.

Page 55: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

42

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.18 Setting Attribut Editor untuk Texturing Kaca

Sumber: Pribadi

Setelah diubah pengaturan specular dari objek tersebut, maka tampilannya akan

seperti kaca jika sudah di render. Tetapi jika tampilan biasa, objek tersebut hanya

terlihat transparan

Gambar 3.19 Hasil Texturing Kaca

Sumber: Pribadi

Page 56: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

43

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 8 berikut ini merupakan hasil realisasi aset environmnet yang telah dibuat.

Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 8 Hasil Realisasi Aset Environment

No Hasil Keterangan

1.

Masjid

2.

Asrama

3.

Tempat tidur

Page 57: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

44

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4.

Bantal

5.

Meja

3.5 Realisasi Tahapan Compositing

Setelah proses realisasi pembuatan aset environment selesai. Tahap selanjutnya

yaitu melakukan realisasi tahapan compositing. Tahapan compositing dapat

dikerjakan setelah proses animating selesasi dilakukan oleh tim. Dalam proses

compositing terbagi menjadi beberapa tahapan yang dilakukan. Seperti lighting dan

rendering image di Autodesk Maya, kemudian compositing dan penggabungan

gambar menjadi gerak animasi yang selanjutnya akan diberikan beberapa visual

effect pendukung. Setelah itu akan dilakukan tahap rendering awal dan dilanjutkan

dengan penggabungan semua scene menjadi satu video yang utuh sekaligus

ditambahkan audio berupa narasi, dialog, dan sound effect.

3.5.1 Lighting

Tahap lighting dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Maya. Tahap

ini dikerjakan sebelum melakukan compositing. Karena sebelum animasi di

compositing dan ditambahkan visual effects, gerak animasi tersebut harus

Page 58: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

45

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

ditambahkan lighthing sebelum dirender, dan selanjutnya bisa dilakukan

compositing.

Dalam tahapan lighting, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya

penggunaan lighting sebagai pencahaan utama agar gambar yang dihasilkan dapat

terlihat lebih terang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lighting berupa

skydomelight dan arealight bawaan dari Arnold. Karena penulis menggunakan

Arnold untuk rendering. Berikut adalah gambaran mengenai skydome dan arealight

milik arnold.

Gambar 3.20 Skydomelight

Sumber: Pribadi

Skydomelight merupakan pencahaan berbentuk bulat seperti matahari.

Skydomelight sendiri memili kelebihan, kelebihan tersebut yaitu bisa ditambahkan

tekstur pencahayaan berupa HDRI. HDRI tersebut bisa dimanfaatkan lightingnya

saja ataupun dengan teksturnya sekaligus, tergantung kebutuhan dan keinginan.

Tinggal diatur saja pengaturan camera pada Attribut Editor. Jika ingin

menggunakan tekstur, maka nilai camera adalah 1, jika hanya ingin menggambil

cahayanya saja, maka kebalikannya. Berikut gambar pengaturannya

Page 59: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

46

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.21 Attribut Editor Skydomelight

Sumber: Pribadi

Apabila Skydomelight tersebut ditambahkan tekstur HDRI, maka tampilannya

seperti berikut

Gambar 3.22 Skydomelight dengan tekstur HDRI

Sumber: Pribadi

Sedangkan arealight merupakan cahaya yang digunakan hanya untuk area tertentu

saja, seperti penggunaan lampu pada suatu ruangan. Cahaya yang dihasilkan bisa

diatur sesuai kebutuhan. Berikut merupakan arealight yang digunakan pada salah

satu scene animasi.

Page 60: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

47

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.23 arealight dan pengaturannya

Sumber: Pribadi

3.5.2 Rendering Image

Setelah melakukan penempatan dan pengaturan lighting, tahapan selanjutnya yaitu

melakukan rendering. Rendering ini guna membuat gerak animasi menjadi sebuah

gambar, agar selanjutnya bisa dilakukan proses compositing. Sebelum melakukan

rendering, atur terlebih dahulu pengaturan render setting. Berikut pengaturan

render setting yang dilakukan oleh penulis.

Gambar 3.24 Pengaturan Render Setting

Sumber: Pribadi

Page 61: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

48

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Dalam pengaturan tersebut, penulis membuat resolusi gambar yang dihasilkan

sebesar HD 720. Dan nilai camera (AA) pada Arnold Render sebesar 5. Karena jika

nilainya lebih besar, maka proses render akan memakan waktu yang lebih lama,

oleh karena itu, penulis menggunakan pengaturan yang medium.

Kemudian, apabila pengaturan tersebut sudah diatur, maka selanjutnya adalah

melakukan proses rendering. ubah terlebih dahulu workspace Maya Classic

menjadi Rendering – Standard. Jika sudah, tahap berikutnya yaitu memilih Menu

Bar Render lalu klik Render Sequence. Kemudian ubah camera dan atur lokasi

penyimpanan setelah di render. Berikut tampilannya

Gambar 3.25 Render Sequence

Sumber: Pribadi

3.5.3 Penggabungan Image (Compositing Awal)

Setelah proses Rendering Image selesai, tahapan selanjutnya yaitu melakukan

penggabungan gambar tersebut menggunakan Software Adobe After Effect.

Penggabungan ini dilakukan sebelum ditambahkan visual effect pada animasi.

Langkah pertama yaitu membuat project di After Effect dengan pengaturan resolusi

720 dan 24 fps.

Page 62: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

49

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.26 Composition Setting

Sumber: Pribadi

Selanjutnya, import image yang sudah di render, dan drag kedalam scene yang

sudah dibuat tadi. Kemudian potong durasi semua gambar tersebut menjadi 1 frame

seperti gambar berikut

Gambar 3.27 Durasi Semua Gambar menjadi 1 frame

Sumber: Pribadi

Selanjutnya, pilih semua frame tersebut, kemudian klik kanan dan pilih Keyframe

Assistant – Sequence Layer lalu tekan enter pada keyboard, maka gambar tersebut

akan otomatis tersusun sesuai frame. Berikut hasilnya

Page 63: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

50

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.28 Hasil Setelah Diatur Perframe

Sumber: Pribadi

3.5.4 Penambahan Visual effect

Setelah semua proses penggabungan selesai, dan sudah menjadi sebuah video,

maka tahap selanjutnya yaitu memberikan visual effect. Visual effect yang

ditambahkan yaitu berupa effect air yang digunakan pada scene mencuci tangan dan

mencuci kaki. berikut tahapan dalam pembuatan visual effect tersebut.

Buat Terlebih dahulu solid layer berwarna hitam dan ubah namanya menjadi water.

Kemudian tambahkan efek CC Particle World pada layer water tersebut. Efek CC

Particle World dapat dipilih pada menu Effects & Presets. Atur Effect Control

sehingga air yang dihasilkan sesuai keinginan. Berikut Pengaturan Effect Control

yang sudah diatur oleh penulis.

Gambar 3.29 Pengaturan Effect Control CC Particle World

Page 64: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

51

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Sumber: Pribadi

3.5.5 Rendering Tahap 1

Tahap selanjutnya, yaitu Render semua scene video yang sudah diatur, tahap ini

masuk kedalam render tahap 1. Untuk merender video tersebut, penulis

menggunakan Adobe Media Encoder, dikarenakan Adobe Media Encoder dapat

menghasilkan video berformat MP4 dan resolusi video yang dihasilkan tidak pecah.

Sebelum melakukan Render, buka terlebih dahulu Adobe Media Encoder,

kemudian pilih project After Effects dan masukkan scene yang akan dirender

seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.30 Render Tahap 1

Sumber: Pribadi

3.5.6 Perekaman Audio

Audio yang digunakan pada animasi ini yaitu berupa dialog, narasi dan sound effect

yang diperlukan untuk mempertegas kejadian yang terjadi dalam sebuah scene.

Sound Effect yang dimaksud seperti ketika karakter berjalan atau suara air mengalir

seperti yang tertera pada tabel 6. Audio yang tertera pada tabel tersebut bersumber

dari pribadi dan internet seperti zapsplat.com.

Audio narasi dan dialog antar karakter merupakan hasil rekaman pribadi. Proses

rekaman dilakukan menggunakan microphone yang terhubung dengan perangkat

Page 65: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

52

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

perekam suara. Audio tersebut kemudian dilakukan penyuntingan menggunakan

software Adobe Audition untuk menghilangkan noise yang ada. Langkah yang

dilakukan dalam menghilangkan noise pada audio tersebut yaitu dengan melakukan

capture poin pada bagian yang terdapat noise. Setelah itu, seleksi semua audio dan

pilih noise reduction pada menu effects. Maka secara otomatis noise pada audio

tersebut akan mengalami penurunan. Berikut tampilan dari noise reduction.

Gambar 3.31 Noise Reduction

Sumber: Pribadi

3.5.7 Compositing Akhir

Setelah video dari Adobe After Effect sudah di render, selanjutnya yaitu melakukan

tahap compositing akhir menggunakan Adobe Premiere Pro. Pada tahap ini

dilakukan penggabungan semua scene yang telah dirender menjadi satu scene video

yang utuh. Tidak hanya melakukan penggabungan saja, melainkan juga mengatur

transisi pada video dan juga menggabungkan audio yang sudah di record maupun

audio yang sudah dikumpulkan pada tahap material collecting.

Dalam proses compositing ini, kumpulan scene disusun sesuai dengan panduan

pada storyboard. Setelah itu, diatur posisi, urutan video dan transisi pada video

tersebut. Sebelum melakukan compositing, import terlebih dahulu file video yang

akan diatur. Kemudian diatur dan disusun sehingga menjadi satu video utuh.

Page 66: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

53

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 3.32 Compositing Tahap Akhir

Sumber: Pribadi

Saat menyusun video tersebut, ada beberapa tools yang digunakan, seperti razor

tools yang digunakan untuk memotong clip video yang terlalu panjang,

menambahkan transisi atar clip video agar perpindahan terlihat smooth. Selain itu,

dilakukan juga proses color grading pada video. Proses ini digunakan untuk

mengatur ketajaman warna yang dihasilkan nantinya.

3.5.8 Rendering Akhir

Tahapan terakhir yang dilakukan yaitu melakukan eksport keseluruhan komposisi

video animasi, dimana tahapan ini disebut dengan rendering. Rendering akhir ini

dilakukan setelah semua video selesai di compositing. Proses rendering dilakukan

langsung menggunakan Adobe Premiere Pro. Format video yang dihasilkan berupa

file H.264 dengan ekstensi MP4.

Page 67: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

54

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengujian

Pengujian media edukasi berjudul “Personal hygiene” dilakukan setelah seluruh

proses realisasi selesasi. Berdasarkan metodologi yang dijadikan sebagai acuan

penelitian, tahapan ini disebut tahapan pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan media edukasi sebagai objek penilaian.

4.1.1 Deskripsi Pengujian

Dalam pengujian ini terdapat dua tahapan atau dua jenis testing yang dilakukan

yaitu alpha testing dan beta testing. Alpha testing yaitu jenis pengujian yang

dilakukan secara mandiri oleh peneliti. Alpha testing bertujuan untuk mengetahui

serta mengidentifikasi kesalahan ataupun kekurangan yang terdapat pada video

animasi yang nantinya akan dilakukan perbaikan. Adapun aspek yang dijadikan

sebagai objek penilaian adalah hal-hal yang bersifat teknis seperti teknik editing

yang digunakan, bagaimana transisi yang diterapkan serta bagaimana style desain

pada modeling, bentuk dan tesktur pada aset environment berdasarkan gambar

referensi dan storyboard video animasi.

Tahapan pengujian yang kedua adalah beta testing, yaitu pengujian yang dilakukan

oleh target penelitian langsung atau disebut user. Beta testing pada penelitian ini

dilakukan pada santri di Pondok Pesantren Al-Falaah serta pengurus dari Pondok

Pesantren. Responden pada beta testing ini memberikan penilaian secara langsung

menggunakan kuesioner setelah menyaksikan video animasi dan menggunakan

media edukasi “Personal hygiene”. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui

kualitas media edukasi “Personal hygiene” serta kelayakan untuk memberikan

pesan moral dan kepedulian bagi santri tentang pentingnya menjaga kebersihan diri

dan lingkungan sekitar.

Page 68: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

55

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

4.1.2 Prosedur Pengujian

Berikut merupakan prosedur pengujian yang diguakan pada pengujian alpha testing

dan beta testing.

Pengujian Alpha testing

Pengujian alpha testing dilakukan terhadap video animasi yang terdapat pada media

edukasi “Personal hygiene” yang sebelumnya sudah dibuat dengan beberapa acuan

pertimbangan seperti bentuk dan tekstur pada aset environment berdasarkan gambar

referensi, perancangan dan storyboard, serta penerapan teknik compositing pada

video animasi.

a. Pengujian berdasarkan storyboard

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara storyboard dan

storyline dengan aset environment dan hasil compositing yang diterapkan

b. Pengujian berdasarkan gambar referensi dan perancangan aset

Pengujian ini dilakukan untuk mengecek apakah bentuk environment sudah

sesuai dengan gambar referensi dan perancangan yang ada.

c. Pengujian penerapan transisi pada video animasi

Pengujian ini dilakukan untuk menilai kesesuaian transisi yang diterapkan pada

video animasi

d. Pengujian terhadap visual effect yang ada pada video animasi

Pengujian ini dilakukan untuk menilai bagaimana visual effect yang ditampilkan

pada video animasi

e. Pengujian terhadap audio pada video animasi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sound effect dan dialog

antar karakter sesuai dengan visual yang ditampilkan. Apakah sound effect dan

dialog sudah terdengar jelas atau tidak.

Pengujian Beta testing

Pengujian beta testing dilakukan dengan menyebar kuesioner pada santri Pondok

Pesantren Al-Falaah pada tanggal 10 Juli 2020. Pengujian ini dilakukan dengan

memberikan kuesioner kepada 29 responden santri dengan kriteria umur 8-10

tahun. Serta terdapat pula 1 responden dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Falaah.

Page 69: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

56

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

a. Responden menjalankan Aplikasi media edukasi “Personal hygiene” dan

menonton video animasinya

b. Responden mengisi data

c. Responden memberikan penilaian pada kuesioner

Pengujian ini menggunakan skala liker dengan 5 pilihan respon, yaitu sangat tidak

setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

4.1.3 Data Hasil Pengujian

Hasil Alpha testing

a. Hasil alpha testing yang dilakukan oleh peneliti dan tim dapat dilihat pada Tabel

9 untuk menguji berdasarkan storyboard

Tabel 9 Hasil Alpha testing Berdasarkan Storyboard

Deskripsi Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Kesimpulan

Opening Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

1,2 dan 3 pada

storyboard

Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

1,2 dan 3 pada

storyboard

Sesuai

Percakapan

alif dan

ustad

Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

4,12,13, dan 14 pada

storyboard

Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

4,12,13, dan 14 pada

storyboard

Sesuai

Ilustrasi

menjaga

kebersihan

Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

5,6,7,8,9,10, dan 11

pada storyboard

Aset yang dihasilan

sesuai dengan scene

5,6,7,8,9,10, dan 11

pada storyboard

Sesuai

Page 70: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

57

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

b. Hasil alpha testing yang dilakukan oleh peneliti dan tim dapat dilihat pada Tabel

10 untuk menguji bentuk environment sudah sesuai dengan gambar referensi dan

perancangan aset atau belum

Tabel 10 Hasil Alpha testing Berdasarkan Gambar Referensi dan Perancangan

Deskripsi Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Kesimpulan

Masjid Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Sesuai

Asrama Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Sesuai

Tempat

tidur

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar

referensi dan

perancangan

Sesuai

Bantal Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Meja Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Kursi Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

Sesuai

Page 71: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

58

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dengan gambar pada

perancangan

dengan gambar pada

perancangan

Lemari Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Tempat

Pensil

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Buku Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Buku Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Papan

Kaligrafi

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Kamar

Mandi

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Jamban Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Ember Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

Sesuai

Page 72: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

59

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

dengan gambar pada

perancangan

dengan gambar pada

perancangan

Keran Air Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Sikat Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Gayung Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Sikat Gigi Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

Sapu Lidi Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Bentuk objek 3D yang

dihasilkan sesuai

dengan gambar pada

perancangan

Sesuai

c. Transisi yang diterapkan pada video animasi dinilai sudah sesuai, sehingga tidak

perlu penambahan lagi

d. Visual Effect yang ditampilkan sudah sesuai, visual effect seperti air, gelembung,

debu, sudah diterapkan sesuai storyboard animasi

e. Sound effect pada animasi sudah terdengar jelas dan sesuai dengan adegan

animasi. Dialog antar karakter sudah pas dengan gerakan mulut karakter dan

audio sudah terdengar jelas.

Page 73: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

60

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Hasil Alpha testing yang dilakukan dengan seorang ahli dalam bidang Animasi 3D

dan Game. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Pada beberapa objek yang ada masih perlu ditambahkan detail yang seharusnya

bisa lebih membuat animasi terlihat menarik. Seperti detail pada bagian depan

pagar bisa ditambahkan informasi bahwa tempat tersebut merupakan pesantren,

pada pintu kamar bisa ditambahkan tulisan bahwa itu kamar asrama, begitu pula

pada kamar mandi.

b. Pada beberapa bagian atau angle terlihat terlalu sepidari detail objek. Seharusnya

bisa ditambahkan beberapa objek yang membuat animasi lebih menarik.

Pewarnaan beberapa objek juga bisa ditambahkan untuk menghindari kesan

monoton dan lebih menarik

c. Perlu diperhatikan beberapa tata letak dan ukuran objek yang diletakkan pada

lingkungan animasi, diperlukan penyesuaian di beberapa angle agar animasi

terlihat lebih nyata dan menarik.

d. Transisi pada video animasi sudah mudah dipahami, dan tidak terlalu rumit.

e. Visual effect yang ada pada video animasi bisa dibuat lebih menarik dan lebih

interaktif lagi

f. Sound yang dihasilkan pada video animasi sudah sangat terdengar jelas, baik itu

dialog antar karakter ataupun sound effect

Hasil Beta testing

Beta testing dilakukan kepada 29 orang responden yang merupakan santri di

Pondok Pesantren Al-Falaah dengan kriteria umur 8-10 tahun. Serta terdapat pula

1 responden dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Falaah. Penentuan interval

penilaian skala likert digunakan untuk mengetahui persentase penilaian terhadap

kuesioner yang diberikan dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 11 Interval Penilaian Skala Likert

Interval Penilaian Skala

0% - 19,99% Sangat Tidak Setuju (STS)

20% - 39,99% Tidak Setuju (TS)

40% - 59,99% Cukup Setuju (CS)

60% - 79,99% Setuju (S)

80% - 100% Sangat Setuju (SS)

Page 74: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

61

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Tabel 12 dibawah ini merupakan hasil beta testing berdasarkan kuesioner yang

diberikan kepada responden

Tabel 12 Hasil Beta testing Responden

No Pernyataan

1 Latar tempat pada setiap adegan video animasi mudah dikenali

Jawaban

Sangat

Tidak

Seuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 5 16 9

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 15 64 45

Presentasi 124/150 x 100% = 82,6%

2 Latar tempat pada video animasi sudah menggambarkan lingkungan

pondok pesantren

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 0 12 18

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 0 46 90

Presentasi 136/150 x 100% = 90.6%

3 Pengunaan warna dan tekstur pada lingkungan sudah menarik dan mudah

dikenali

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Page 75: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

62

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Jumlah

Responden 0 0 2 12 16

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 6 48 80

Presentasi 134/150x100% = 89,3%

Pemilihan latar tempat sesuai dengan cerita yang disampaikan

4

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 4 11 15

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 12 44 75

Presentasi 131/150 x 100% = 87,3%

5

Transisi pada video animasi mudah untuk dipahami

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 4 9 17

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 12 36 85

Presentasi 133/150 x 100% = 88,6%

6 Efek visual yang digunakan sudah menggambarkan efek aslinya

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 4 14 12

Page 76: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

63

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 12 56 60

Presentasi 128/150 x 100% = 85,3%

7 Audio pada video animasi dapat terdengar jelas

Jawaban

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Cukup

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Jumlah

Responden 0 0 6 10 14

Hasil (Skala

Jawaban x Skala

Nilai)

0 0 18 40 70

Presentasi 128/150 x 100% = 85,3%

4.2 Analisis Data dan Evaluasi

Berikut ini merupakan analisis data berdasarkan hasil alpha dan beta testing.

4.2.1 Analisis Alpha testing

Melalui hasil pengujian yang dilakukan pada animasi berdasarkan storyboard

sebagai acuan, dapat disimpulkan telah sesuai. Animasi yang diuji sudah sesuai

dengan storyboard yang terdiri dari 14 scene. Bentuk aset environment yang

dihasilkan pun sudah sesuai dengan perancangan aset dan gambar referensi yang

ada.

Transisi yang diterapkan pada video animasi dinilai sudah sesuai dan tidak perlu

penambahan transisi lain. Visual effect yang ditampilkan sudah sesuai

penempatannya pada setiap scene. Volume sound effect sudah terdengar jelas dan

sesuai dengan adegan animasi. Dialog antar karakter sudah pas dengan gerakan

mulut karakter dan audio sudah terdengar jelas.

Berdasarkan keseluruhan pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada

alpha testing video animasi “Personal Hygiene” menunjukkan hasil sesuai. Karena

dapat dibuktikan bahwa semua aspek yang diujikan pada alpha testing dinilai sudah

Page 77: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

64

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

sesuai dengan storyboard, gambar referensi ataupun gambar perancangan aset.

Dengan demikian, pengujian dapat dilanjutkan ke tahap beta testing untuk diujikan

langsung kepada responden.

4.2.2 Analisis Beta testing

Berdasarkan hasil pungujian yang telah dilakukan dengan melibatkan 30 responden

yang sudah memberikan penilaian pada kuesioner. Maka diperoleh kesimpulan

untuk setiap pernyataan pada kuesioner. Berikut ini analisis data dari hasil beta

testing.

1. Pernyataan “latar tempat pada setiap adegan video animasi mudah dikenali”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 82,6%. Berdasarkan

interval penilaian, angka tersebut berada pada skala sangat setuju. Dengan

rincian 9 merasa sangat setuju, 16 orang merasa setuju, dan 5 orang merasa

cukup setuju. Sebagian besar dari responden merasa setuju bahwa latar tempat

pada setiap adegan video animasi mudah dikenali.

Gambar 4.1 Grafik pernyataan latar tempat pada animasi mudah dikenali

Sumber: Pribadi

2. Pernyataan “latar tempat pada video animasi sudah menggambarkan

lingkungan pondok pesantren”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 90,6%. Berdasarkan

interval penilaian, angka tersebut berada pada skala sangat setuju. Dengan

rincian 18 merasa sangat setuju, dan 12 orang merasa setuju. Sebagian besar

dari responden merasa sangat setuju bahwa latar tempat pada video animasi

sudah menggambarkan lingkungan pondok pesantren.

Page 78: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

65

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.2 Grafik pernyataan tempat pada animasi menggambarkan lingkungan pesantren

Sumber: Pribadi

3. Pernyataan “penggunaan warna dan tekstur pada lingkungan sudah menarik

dan mudah dikenali”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 89,3%. Berdasarkan

interval penilaian, angka tersebut berada pada skala sangat setuju. Dengan

rincian 16 merasa sangat setuju, 12 orang merasa setuju, dan 2 orang merasa

cukup setuju. Sebagian besar dari responden merasa sangat setuju bahwa

penggunaan warna dan tekstur pada lingkungan sudah menarik dan mudah

dikenali.

Gambar 4.3 Grafik pernyataan warna dan tekstur mudah dikenali dan menarik

Sumber: Pribadi

4. Pernyataan “pemilihan latar tempat sesuai dengan cerita yang disampaikan”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 87,3%. Dengan rincian

15 merasa sangat setuju, 11 orang merasa setuju, dan 4 orang merasa cukup

setuju. Sebagian besar dari responden merasa sangat setuju bahwa pemilihan

latar tempat sesuai dengan cerita yang disampaikan.

Page 79: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

66

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.4 pemilihan tempat sesuai dengan cerita yang disampaikan

Sumber: Pribadi

5. Pernyataan “transisi pada video animasi mudah untuk dipahami”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 86,6%. Berdasarkan

interval penilaian, angka tersebut berada pada skala sangat setuju. Dengan

rincian 17 merasa sangat setuju, 9 orang merasa setuju, dan 4 orang merasa

cukup setuju. Sebagian besar dari responden merasa sangat setuju bahwa

transisi pada video animasi mudah untuk dipahami.

Gambar 4.5 Grafik pernyataan transisi animasi mudah dipahami

Sumber: Pribadi

6. Pernyataan “efek visual yang digunakan sudah menggambarkan efek aslinya”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 85,3%. Dengan rincian

12 merasa sangat setuju, 14 orang merasa setuju, dan 4 orang merasa cukup

setuju. Sebagian besar dari responden merasa setuju bahwa efek visual yang

digunakan sudah menggambarkan efek aslinya.

Page 80: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

67

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

Gambar 4.6 Grafik pernyataan efek visual sudah menggambarkan aslinya Sumber: Pribadi

7. Pernyataan “audio pada video animasi dapat terdengar jelas”

Dari pernyataan tersebut didapatkan presentase sebesar 85,3%. Berdasarkan

interval penilaian, angka tersebut berada pada skala sangat setuju. Dengan

rincian 14 merasa sangat setuju, 10 orang merasa setuju, dan 6 orang merasa

cukup setuju. Sebagian besar dari responden merasa sangat setuju bahwa audio

pada video animasi dapat terdengar jelas.

Gambar 4.7 Grafik pernyataan audio pada animasi terdengar jelas Sumber: Pribadi

4.3 Distribusi

Hasil akhir dari pembuatan media edukasi “Personal Hygiene” ini di distribusikan

kepada pihak Pondok Pesantren Al-Falaah dalam bentuk soft file. Distribusi

dilakukan setelah proses pengujian alpha dan beta testing selesai

Page 81: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembuatan aset environment dan compositing pada video

animasi yang terdapat dalam media edukasi “Personal Hygiene” dapat disimpilkan:

1. Implementasi compositing pada pembuatan video animasi “Personal Hygiene”

mengenai menjaga kebersihan diri dan lingkungan berhasil dilakukan dengan

menghasilkan sebuah video berukuran 232 MB dengan format MP4 serta

durasi akhir 3 menit 21 detik dan resolusi video sebesar 720HD.

2. Pembuatan aset environment dan teknik compositing berhasil dilakukan sesuai

dengan storyboard, gambar referensi, dan perancangan aset. Environment yang

dibuat terdiri dari asrama, masjid, kamar mandi, halaman dan gerbang asrama.

Kemudian melakukan implementasi pada tahap compositing seperti

pengaturan cahaya, rendering image, penambahan visual effect, dan melakukan

penambahan audio dialog.

3. Berdasarkan hasil pengujian alpha, pembuatan aset sudah sesuai dengan

storyboard, gambar referensi dan perancangan aset. Transisi yang diterapkan

pada video animasi dinilai sudah sesuai, sehingga tidak perlu penambahan lagi.

Visual effect yang dihasilkan sudah sesuai seperti penambahan efek air,

gelembung, dan debu. Dan audio pada video animai sudah terdengar dengan

jelas.

4. Berdasarkan pengujian beta terhadap responden, secara menyeluruh pengujian

memperoleh presentase dengan rentang 82,6% sampai dengan 90,6%. Yang

mana hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar rancangan video

animasi berhasil dan dapat digunakan sebagai edukasi tentang pentingnya

menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Page 82: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

69

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembuatan aset environment dan compositing pada video

animasi yang terdapat dalam media edukasi “Personal Hygiene” berikut ini

merupakan saran yang bermanfaat bagi peneliti dan pembaca:

1. Menambahkan nilai pengaturan Camera (AA) pada Autodesk Maya saat

hendak ingin merender animasi menjadi gambar. Karena, semakin besar

nilainya akan semakin bagus gambar yang dihasilkan. Namun, durasi waktu

render pergambar akan menjadi semakin lama. Tergantung banyaknya vertex

yang ada pada scene tersebut.

2. Pada pembuatan environment pondok pesantren, bisa lebih ditambahkan

dengan objek pendukung seperti pohon, ruangan asrama yang dibuat bisa lebih

diperbanyak, dan bisa ditambahkan detail pada bagian depan pagar seperti

informasi bahwa tempat tersebut merupakan pesantren, pada pintu kamar bisa

ditambahkan tulisan bahwa itu kamar asrama, begitu pula pada kamar mandi.

3. Menambahkan teknik compositing pada bagian visual effect menjadi lebih

menarik, agar video animasi lebih mudah dipahami.

4. Membuat Membuat alur cerita animasi yang dimulai dari pengenalan, masalah,

puncak masalah, penyelesaian masalah, kemudian diakhiri dengan kesimpulan

agar video animasi terlihat dinamis penyajiannya.

Page 83: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

70

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A. F., Erviana, N., Anggraini, S. & Prasetya, D. D., 2016. Aplikasi

Game Edukasi Petualangan Nusantara. Prosiding SENTIA Volume 8, 8(1),

pp. A-169.

Ardiyan, 2014. Proses Produksi Pembuatan Tekstur Material pada Desain 3D

Karakter Menggunakan Perangkat Lunak Maxon 3D Bodypaint.

HUMANIORA Vol.5 No.2, p. 721.

Brinkmann, R., 2008. The Art and Science of Digital Compositing. 2 penyunt.

Burlington: Morgan Kaufmann.

Demafiles, A., 2017. What is Compositing. [Online]

Available at: https://www.lynda.com/After-Effects-tutorials/What-

compositing/504060/579365-4.html

[Diakses 30 Maret 2020].

Dian Wahyu Putra, A. P., 2016. Game Edukasi Berbasis Android Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini.. Jurnal Informatika Merdeka

Pasuruan, 1(5), pp. 46-58.

Enterprise, J., 2018. Kitab Video Editing dan Efek Khusus. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Hartono, A. A., 2015. Perancangan Karakter Utama Dalam Film Animasi Pendek

Realis Berjudul Alive.. Laporan Tugas Akhir.Universitas Multimedia

Nusantara Tanggerang, p. 3.

Hasanah, U. & Nulhakim, L., 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Film

Animasi Sebagai Media Pembelajaran Konsep Fotosintesis. Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA, 1(1), p. 92.

International Design School, 2014. Apa itu Animasi?. [Online]

Available at: https://idseducation.com/articles/apa-itu-animasi/

[Diakses 29 Maret 2020].

International Design School, 2016. Memahami lebih dalam pengertian Animasi 3D.

[Online]

Available at: https://idseducation.com/articles/memahami-lebih-dalam-

pengertian-animasi-3d/

[Diakses 30 Maret 2020].

International Design School, 2017. Yuk, Mengenal Lebih Jauh 5 Jenis Animasi.

[Online]

Available at: https://idseducation.com/articles/5-jenis-animasi/

[Diakses 30 Maret 2020].

International Design School, 2020. Ini Dia Teknik Modeling Animasi Menggunakan

Aplikasi Pemodelan 3D. [Online]

Page 84: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

71

Available at: https://idseducation.com/articles/ini-dia-3-teknik-modeling-

animasi-menggunakan-aplikasi-pemodelan-3d/

[Diakses 30 Maret 2020].

King, R., 2014. 3D Animation for the Raw Beginner Using Maya. Florida: CRC

Press.

Mustika, Eka, P. & Maissy, P., 2017. Pengembangan Media Pembelajaran interaktif

dengan Menggunakan Metode Multimedia Development Life Cycle. JOIN

(Jurnal Online Informatika), II(2), pp. 121-126.

Nozomi, I., 2018. APLIKASI GAME EDUKASI PADA ANAK USIA 5 SAMPAI

10 TAHUN DENGAN METODE IMAGE MANIPULATION. Journal of

Information Technology and Computer Science , 1(2), p. 124.

Paramitha, A. I., 2014. Animasi 3D Kisah Ayu Intan Permani. Jurnal Skripsi.

STMIK AMIKOM Purwokerto., 3(1), p. 7.

PCMAG ASIA, 2018. ADobe Audition CC. [Online]

Available at: https://sea.pcmag.com

[Diakses 28 April 2019].

Pratama, A. f., 2018. PerancanganEnvironment3D dalam Animasi Dengan Tema

Permainan Tradisional Kota Bandung. e-Proceeding of Art & Design,

5(1), pp. 182-183.

Purta, G. A., Wahyudi, A. & Martono, K. T., 2017. Pembuatan Simulasi 3D Virtual

Reality Berbasis Android Sebagai Alat Bantu terapi Acrophobia. Jurnal

Teknologi dan Sistem Komputer, 3(1), pp. 29-36.

Putra, D., Nugraha, A. & Pupitarini, E., 2016. Game Edukasi Berbasis Android

sebagai Media Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Informatika Merdeka

Pasuruan, 1(1), p. 3.

Putri, Y. D. R., 2017. Pembuatan Motion Graphic sebagai Media Sosialisasi dan

Promosi untuk Aplikasi Mobile Trading Online Mandiri Sekuritas. Jurnal

Ilmimah Manajemen Informatika dan Komputer, 1(2), pp. 85-92.

Rachmansyah, E. & Khabibah, U., 2019. Pembuatan Video Iklan Menggunakan

Adobe Premiere Pro CC Sebagai Media Promosi Untuk Meningkatkan

Penjualan Pada Amstirdam Coffee And Roastery Malang. Jurnal Aplikasi

Bisnis, Volume 5, pp. 294-297.

Rakhmawati, Y., 2015. Pentingnya Personal Hygiene. [Online]

Available at:

https://www.kompasiana.com/yulianarakhmawati/54f94e87a3331176178

b4b14/pentingnya-personal-hygiene

Risma, D., Solfiah, Y. & Satria, D., 2020. Pengembangan Media Edukasi

Perlindungan Anak untuk Mengurangi Kekerasan Pada Anak Usia Dini.

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), pp. 448-462.

Page 85: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

72

Rozaaqi, R. B. & Widati, S., 2017. Gambaran personal Hygiene Berdasarkan

Persepsi Pola Asuh Anak di UPTD Kampung Anak Negeri. Jurnal

Penelitian Kesehatan Vol 15, 15(2), p. 135.

Santi, I. T., 2014. Pembuatan Film Ande-Ande Lumut Menggunakan Animasi 2

Dimensi pada Taman Kanak-Kanak (TK) Az-. Journal Speed - Sentra

Penelitian Engineering dan Edukasi, 8(2), pp. 44-49.

Setiawan, M. I., Trisnadoli, A. & Nugroho, E. S., 2019. Penerapan Teknik UV

Mapping dan Texture Painting Dalam Pembuatan Film Animasi 3D

Bujang Buta. TEKNIK, 40(1), pp. 27-28.

Slick, J., 2018. What is 3D Modeling. [Online]

Available at: https://www.lifewire.com/what-is-3d-modeling-2164

[Diakses 30 Maret 2020].

Smith, C., 2018. What is After Effects. [Online]

Available at: https://www.agitraining.com/adobe/after-

effects/classes/what-is-after-effects

[Diakses 30 Maret 2020].

Sutiono, 2019. 8 Kelebihan dan Kekurangan Adobe Audition Bagi Para

Penggunanya. [Online]

Available at: https://dosenit.com/software/kelebihan-dan-kekurangan-

adobe-audition

[Diakses 28 Juli 2020].

Syam, S. A., 2017. lpmdinamika.co. [Online]

Available at: https://www.lpmdinamika.co/

[Diakses 26 Juli 2020].

Syofian, S., Setiyaningsih, T. & Syamsiah, N., 2015. Otomatisasi Metode Penelitian

Skala Likert Berbasis Web. Seminar Nasional Sains dan Teknologi, 17

November, pp. 2-3.

Vitianingsih, A. V., 2016. Game Edukasi Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal

INFORM, 1(1), p. 25.

Wardhana, Y. W., 2014. Mengenal Jenis Sound Dalam Film Dan Iklan. [Online]

Available at: https://compusiciannews.com/Mengenal-Jenis-Sound-

Dalam-Film-Dan-Iklan-1332/

[Diakses 30 Maret 2020].

Yusuf, A. M., 2014. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. 1st penyunt. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Page 86: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

L-1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Muhamad Mulyadi lahir di Tangerang, 03

November 1998. Merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara. Bertempat tinggal di Jl. Raya

Parung Panjang Kp. Bungaok RT. 001 RW. 003

No. 81 Kemuning, Legok, Kab. Tagerang 15820.

Lulus dari SDN Babakan Legok tahun 2010.

MTs Negeri Legok tahun 2013. Dan SMK

Yappika Legok pada tahun 2016. Menjadi

mahasiswa program studi Teknik Multimedia

Digital, Jurusan Teknik Informatika dan

Komputer, Politeknik Negeri Jakarta tahun 2016

Page 87: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 2. Storyline

L-2

Scene Sequence Skenario

1 Opening Karakter alif dan pak ustad muncul secara bersamaan,

kemudian diikuti dengan munculnya teks opening.

2 1

Shot masuk dari gerbang pondok pesantren menuju area

pesantren

2 Shot sekeliling area pondok pesantren

3

1 Shot ke gedung asrama santri, kemudian terdapat pak

ustad yang sedang berjalan

2 Shot dari arah depan, pak ustad sedang berjalan di depan

kamar Alif

3 Shot dari arah samping, pak ustad sedang berjalan di

depan kamar Alif

4

1 Pak ustad melihat ada alif yang sedang duduk

dikamarnya

2 Pak ustad datang menghampiri ke kamar tersebut,

kemudian duduk disebelah alif.

3 Pak ustad bertanya apa yang sedang dilakukan alif.

4 Pak ustad duduk disamping alif, kemudian Alif

menjawab jika dia sedang membaca buku mengulang

pelajaran.

5 Shot keliling kamar yang rapi dan bersih

6 Pak ustad berkata kepada alif bahwa kamarnya cukup

rapi dan bersih

8 Alif menjelaskan bahwa ia tidak suka jika kamarnya

berantakan

9 Pak ustad bertanya kembali kepada alif apakah dia tau

tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan

10 Alif menjawab dalam menjaga kebersihan yang penting

harus rapi dan bersih.

5 Menampilkan ilustrasi mandi

6 Menampilkan ilustrasi membersihkan kamar mandi

Page 88: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-2

7 Menampilkan ilustrasi mencuci kaki

8 Menampilkan ilustrasi menggosok gigi

9 Menampilkan ilustrasi mencuci tangan

10 Menampilkan ilustrasi membereskan tempat tidur

11 Menampilkan ilustrasi membersihkan lingkungan

sekitar

12

Pak ustad menjelaskan bahwa kebersihan diri dan

lingkungan sangat penting untuk selalu dijaga. Jika

tidak, bisa saja ia terserang penyakit

13 Alif pun menjawab akan menjaga kebersihan diri dan

lingkungan lebih baik lagi.

14

(closing) 1

Sudah masuk waktu sholat dzuhur, pak ustad mengajak

alif untuk sholat berjamaah

14

(closing) 2

Alif pun mengikuti perintah pak ustad untuk sholat

berjamaah

Page 89: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 3. Storyboard

L-3

Scene 1

Aksi & Shot:

- Shot ke Karakter alif dan pak ustad

muncul secara bersamaan, kemudian

diikuti dengan munculnya teks

opening.

- zoom

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 2 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot masuk dari gerbang pondok

pesantren menuju area pesantren.

Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 2 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot sekeliling yang ada di pondok

pesantren

- Kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 3 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Shot ke gedung asrama santri,

kemudian terdapat pak ustad yang

sedang berjalan

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Page 90: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

Scene 3 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Shot dari arah depan, pak ustad sedang

berjalan di depan kamar Alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 3 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Shot dari arah samping, pak ustad

sedang berjalan di depan kamar Alif

- Long shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Kamera bergerak memutar, seolah

sedang menengok

- kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Pak ustad mengetuk pintu dan

menghampiri alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Scene 4 Sequence 3

Aksi & Shot:

- Pak ustad mengetuk pintu dan

menghampiri alif

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

Page 91: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

3 detik

Scene 4 Sequence 4

Aksi & Shot:

- Alif menjawab jika dia sedang

membaca buku

- Two shot

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 4 Sequence 5

Aksi & Shot:

- Menampilkan suasana kamar alif

- Kamera panning

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 4 Sequence 6

Aksi & Shot:

- Pak ustad mengatakan jika kamar

alif bersih dan rapi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Scene 4 Sequence 7

Aksi & Shot:

- Alif mengatakan bahwa ia tidak

suka jika kamarnya berantakan

- Medium Shot

Narasi:

-

Page 92: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

Durasi:

8 detik

Scene 4 Sequence 8

Aksi & Shot:

- Pak ustad bertanya apakah alif

apakah dia sudah tahu tentang

menjaga kebersihan diri dan

lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 4 Sequence 9

Aksi & Shot:

- Alif mengatakan dalam menjaga

kebersihan yang terpenting harus

bersih dan rapi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 4 Sequence 10

Aksi & Shot:

- Pak ustad menjelaskan tentang apa

saja dalam menjaga kebersihan diri

dan lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

10 detik

Scene 5

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mandi

- Medium Shot

Narasi:

-

Durasi:

7 detik

Page 93: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

Scene 6

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membersihkan kamar mndi

- total shot

Narasi:

-

Durasi:

4 detik

Scene 7

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mencuci

kaki

- Total shot

Narasi:

-

Durasi:

6 detik

Scene 8

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

menggosokn gigi

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

3 detik

Scene 9

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi mencuci

tangan

- Medium shot

Narasi:

-

Page 94: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

Durasi:

8 detik

Scene 10

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membereskan tempat tidur

- total shot & Medium shot

Narasi:

-

Durasi:

4 detik

Scene 11

Aksi & Shot:

- Menampilkan ilustrasi

membersihkan lingkungan sekitar

- Total shot

Narasi:

-

Durasi:

5 detik

Scene 12

Aksi & Shot:

- Pak ustad memberikan pesan

tentang pentingnya menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

20 detik

Scene 13

Aksi & Shot:

- Alif menjawab akan menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

lebih baik lagi

- Medium close up

Narasi:

Page 95: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-3

-

Durasi:

6 detik

Scene 14 Sequence 1

Aksi & Shot:

- Sudah masuk waktu sholat dzuhur,

pak ustad mengajak alif untuk

sholat berjamaah

- Medium close up

Narasi:

-

Durasi:

8 detik

Scene 14 Sequence 2

Aksi & Shot:

- Alif pun mengikuti perintah pak

ustad untuk sholat berjamaah

- Two shot

Narasi:

-

Durasi:

2 detik

Page 96: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 4. Manuscript Wawancara

L-4

MANUSCRIPT HASIL WAWANCARA DENGAN PENGURUS PONDOK

PESANTREN

Wawancara 1

Tanggal : 25 Februari 2020

Narasumber : Bu Yasmin

Pewawancara : Muhamad Mulyadi

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Assalamualaikum Bu Yasmin, Kami sedang melakukan penelitian

skripsi, untuk pembuatan animasi. Kira-kira, permasalahan apa yang bisa

diangkat menjadi sebuah cerita animasi?

N : Untuk tema yang bisa diangkat bisa tentang menjaga kebersihan, terutama

di kawasan asrama laki-laki. Apalagi mereka yang masih usia anak-anak

sekitar 6-10. Masalah utama mereka lebih ke kebersihan dan kerapihan,

masih harus diajarkan tentang menjaga kebersihan. Terutama menjaga

kebersihan masih harus ditanamkan

P : Kira-kira, alur animasinya ingin seperti apa ya bu?

N : Diajarkan saja bagaimana tentang menjaga kebersihan diri, kenapa harus

menjaga kebersihan, dan apa dampaknya jika tidak menjaga kebersihan,

belum bisa merapihkan tempat tidur, merapihkan barang. Menurut saya,

untuk yang mudah dimengerti oleh mereka seperti itu saja. Karena anak-

anak pesantren masih kurang menjaga kebersihan. Kalian bisa tambahkan

sendiri untuk alur animasi nya ingin seperti apa, dari pihak kami

membebaskan.

P : Menurut kami, bagaimana jika ditambahkan tentang merawat kebersihan

diri seperti mandi, menggosok gigi, mencuci tanga sebelum makan dan

semacamnya.Dampaknya apa jika tidak menjaga kebersihan.

Page 97: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-4

N : ya boleh seperti itu mas, mas bisa buat dan atur cerita animasinya lebih

tentang cerita kesehariannya aja. Nanti saya berikan gambaran tentang

pondok pesantrennya. Yang jelas, Pesantrennya masih tradisional, masih

dalam tahap pembangunan, Cuma baru terdapat asrama dan masjid, bisa

dibilang mereka ini masih menengah kebawah. Jadi bukan pesantren yang

modern dan masih mini. Jadi kebersihan masih harus ditanamkan. Seperti

mencuci tangan, masih jarang yang melakukan, mandi pun terkadang

masih harus diperintahkan. Jadi bisa diangkat seperti itu alurnya.

P : Baik Bu, alurnya nanti akan saya buat, kemudian akan saya korrdinasikan

kembali kepada ibu.

Page 98: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-4

Tanggal : 1 Maret 2010

Wawancara 2

Narasumber : Bu Yasmin

Pewawancara : Muhamad Mulyadi

P : Pewawancara

N : Narasumber

P : Assalamu’alaikum Bu Yasmin, apakah boleh saya meminta requirment

dari lingkungan dari pondok pesantren yang akan dibuatkan menjadi

modeling animasi 3D.

N : Boleh Mas, Berhubung pondok pesantrennya masih dalam tahap

pembangunan, jadi saya hanya bisa memberikan gambaran tentang

Asrama dan Masjidnya saja.

P : Baik Bu, tidak apa-apa. Kemudian untuk sekolahnya bagaimana ya Bu?

N : Jadi ini, hanya pondok pesantrennya saja mas, jika mereka sekolah bisa

diluar dari kawasan pesantren, mereka bisa sekolah diluar. Untuk proses

pembelajaran mereka biasanya belajar di Masjid, dan untuk Asrama

menjadi tempat tinggal mereka.

P : kemudian, untuk gambar asramanya bagaimana ya Bu?

N : Asrama nya terdiri ranjang susun 3, lemari dan meja belajar mas, kurang

lebih seperti itu

P : untuk environmentnya, kami buatkan illustrasi sesuai gambaran dari yang

ibu kirim dan berikan kepada kami. Untuk animasinya nanti akan

menjelaskan tentang kebersihan diri berupa Mandi, mencuci kaki,

membersihkan kamar mandi, mencuci tangan, menggosok gigi,

membereskan tempat tidur, dan membersihkan lingkungan sekitar bu.

Kemudian setelah itu, akan ada penjelasan mengenai pentingnya menjaga

kebersihan diri dan lingkungan. Itu bagaimana Bu?

N : Iya bagus mas, kami setuju untuk cerita animasinya. Untuk gambaran

lingkungan pesantrennya, kami memberikan kebebasan kepada mas dan

tim untuk memudahkan proses pembuatan. Karena memang hanya itu

Page 99: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-4

saja requirment dari kami, karena pesantren ini masih tahap

pembangunan, jadi baru ada asrama dan masjid saja.

P : Baik bu terimakasih, untuk gambaran lingkungannya akan kami buat

sesuai gambaran yang ada. Dan sisanya, akan kami buat ilustrasinya

Gambaran Masjid dan Asrama Pondok Pesantren

Page 100: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 5. Perancangan Aset Environment

L-5

No Gambar Keterangan

1.

Masjid

2.

Asrama

3.

Tempat

Tidur

4.

Bantal

5.

Meja

6.

Kursi

Page 101: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-5

7.

Lemari

8.

Tempat

Pensil

9.

Buku

10.

Papan

kaligrafi

11

Kamar

mandi

Page 102: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-5

12.

.

Jamban

13.

Ember

14.

Keran Air

15.

Sikat

16.

Gayung

17.

Sikat Gigi

18.

Sapu lidi

Page 103: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 6. Hasil Aset Environment

L-6

No Hasil Keterangan

1.

Masjid

2.

Asrama

3.

Tempat tidur

4.

Bantal

Page 104: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-6

5.

Meja

6.

Kursi

7.

Lemari

8.

Tempat Pensil

Page 105: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-6

9.

Buku

10.

Papan kaligrafi

11

Kamar mandi

12.

Jamban

Page 106: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-6

13.

Ember

14.

Keran Air

15.

Sikat

16.

Gayung

Page 107: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-6

17.

Sikat Gigi

18.

Sapu lidi

Page 108: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 7. Sample Kuesioner

L-7

Page 109: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-7

Page 110: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-7

Page 111: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-7

Page 112: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-7

Page 113: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 8. CV Penguji Alpha Testing oleh Ahli

L-8

Page 114: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-8

Page 115: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

(Lanjutan)

L-8

Page 116: PEMBUATAN ASET ENVIRONMENT DAN COMPOSITING …

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

L-8

Beta testing kepada pengurus Pondok Pesantren Al-Falaah

Beta testing kepada santri Al-Falaah