pelaksanaan lapisan permukaan jalan

14
BAB IV KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI Kegiatan Proyek Rekonstruksi Peningkatan Jalan Seulimeum - Lamteuba yang penulis ikuti merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kegiatan pelaksanaan proyek. Hal ini disebabkan masa kerja praktek yang dilaksanakan relatif singkat jika dibandingkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Kegiatan proyek yang diikuti selama kurang lebih satu bulan dalam melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut : 1. Lapis pondasi agregat kelas B (subbase course); 2. Lapis Pondasi agregat kelas A (base course); 3. Lapisan permukaan AC-BC (surface); 58

Upload: joel-enjo-yealesviatri

Post on 08-Jul-2016

203 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Tata cara pengerjaan pembuatan lapisan permukaan dan alat-alat yang digunakan

TRANSCRIPT

Page 1: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

BAB IV

KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI

Kegiatan Proyek Rekonstruksi Peningkatan Jalan Seulimeum - Lamteuba

yang penulis ikuti merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kegiatan

pelaksanaan proyek. Hal ini disebabkan masa kerja praktek yang dilaksanakan

relatif singkat jika dibandingkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Kegiatan proyek yang diikuti selama kurang lebih satu bulan dalam

melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Lapis pondasi agregat kelas B (subbase course);

2. Lapis Pondasi agregat kelas A (base course);

3. Lapisan permukaan AC-BC (surface);

4.1 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B (subbase course)

Lapis pondasi agregat kelas B (subbase course) adalah lapis pondasi yang

digunakan di atas timbunan pilihan. Material yang digunakan dalam pekerjaan

lapis pondasi agregat kelas B (subbase course) terdiri dari batu pecah, abu batu

58

Gambar 4.1. Potongan Melintang Jalan (Cross Section)

Page 2: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

pecah, pasir, serta kerikil. Berikut ini penjelasan tentang peralatan yang

digunakan serta pelaksanaan pekerjaannya.

4.1.1 Pelaksanaan pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B (subbase course)

mencakup pengangkutan, penghamparan, pemadatan.

a. Mendatangkan Material

Material diangkut langsung dari Stone Crusher dengan menggunakan

dump truck. Proses pengangkutan dilakukan dengan jarak tempuh sekitar ± 30 km

yang berlokasi di Jantho. Setelah material yang diangkut oleh dump truck tiba di

lokasi proyek, maka selanjutnya material tersebut ditumpuk dengan jarak

tumpukan sekitar 3 meter di sepanjang lokasi proyek. Setelah pekerjaan

penumpukan material selesai dikerjakan, pekerjaan selanjutnya adalah

penghamparan material.

b. Penghamparan

Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan

material dilakukan. Alat yang digunakan untuk menghampar material adalah

motor grader. Untuk mendapatkan tebal sesuai dengan rencana yaitu 20 cm,

59

Gambar 4.2. Pengangkutan material urugan pilihan

Page 3: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

maka penghamparan dilakukan dengan faktor loose 1,2, dimana tiap

penghamparan 2 cm dan kemiringannya sebesar 2%. Material dihampar

keseluruh badan jalan yang dikerjakan sampai diperoleh ketebalan yang

diinginkan. Setelah pekerjaan ini selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan

pemadatan.

c. Pemadatan

Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah

pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan vibrator roller. Sebelum

proses pemadatan dilakukan, material terlebih dahulu disiram dengan

menggunakan water tank truck. Proses pemadatan dipadatkan dengan 9 kali

passing, pemadatan dihentikan jika tidak terjadi lagi lendutan pada lapisan yang

dilewati. Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap

lapisan tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian sandcone dan Tes pit..

Pengujian sandcone dilakukan dengan menggunakan beberapa alat, yang

dikerjakan oleh staf laboratorium dan di saksikan oleh pengawas pekerjaan. Alat

yang digunakan untuk pengujian sand cone antara lain :

Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.

Takaran yang telah diketahui isinya (2.019 ml) dengan diameter lunang

16,51 cm.

Coronng kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm dan plat corong.

60

Gambar 4.3. Penghamparan material base B

Page 4: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

Plat untuk dudukan corong pasir ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan

lubang berdiameter 16,51 cm

Peralatan kecil : mistar perata dari baja , palu, sendok, kuas ,pahatt.

Peralatan untuk menentukan kadar air.

Timbangan dengan kapasitas minimum 10 kg dengan ketelitian 1,0 g.

Adapun cara yang dilakukan untuk pengujian sand cone yaitu menggali lubang

dengan diameter 16,51 cm, kedalaman lebih kurang 15 cm. Kemudian tanah

yang digali diisi kedalam wadah dan ditimbang beratnya. Proses selanjutnya

adalah mengisi pasir kuarsa kedalam lubang tersebut yang berat pasir tersebut

telah ditimbang sebelumnya, Setelah lubang penuh maka sisa pasir yang

tertinggal didalam tabung kembali ditimbang. Pasir yang sudah tertuang kedalam

lubang tadi diangkat dan diisi kedalam tabung selanjutnya tabung kembali

ditimbang. Tujuan dari sand cone adalah mengetahui kepadatan lapangan tanah

dan kadar air.

Selain dari sand cone juga terdapat pengujian yaitu pengujian tes pit yang

bertujuan untuk mengukur ketebalan dari lapisan yang telah dipadatkan. Alat –

alat yang digunanakan adalah berupa alat yang sederhana yaitu palu, pahat dan

meteran untuk mengukur ketebalan lapisan. Pengukuran ketebalan dilakukan

pada bagian tengah badan jalan dan bahu jalan.

61

Gambar 4.4. Pengujian sand cone (kiri) , Pengujian Test Pit (Kanan)

Page 5: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

4.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (base course)

Lapis pondasi agregat kelas A (base course) merupakan lapis perkerasan

yang terletak antara lapis pondasi bawah (subbase course) dan lapis permukaan

(surface course). Material yang digunakan dalam pekerjaan lapis pondasi agregat

kelas A (base course) terdiri dari batu pecah, abu batu pecah, kerikil, serta pasir

yang mutunya lebih baik dari pada mutu material lapis pondasi agregat kelas B

(subbase course). Berikut ini penjelasan tentang peralatan yang digunakan serta

pelaksanaan pekerjaannya.

4.2.1 Pelaksanaan pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A (base course)

mencakup pengangkutan, penghamparan, pemadatan

a. Mendatangkan Material

Material lapis pondasi agregat kelas A diangkut langsung dari Stone

Crusher dengan menggunakan dump truck. Proses pengangkutan dilakukan

dengan jarak tempuh sekitar ± 30 km yang berlokasi di jantho. Setelah material

yang diangkut oleh dump truck tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya material

tersebut ditumpuk dengan jarak tumpukan sekitar 3 meter di sepanjang lokasi

proyek. Setelah pekerjaan penumpukan material selesai dikerjakan, pekerjaan

selanjutnya adalah penghamparan material.

62

Gambar 4.5. Pemadatan Lapisan Base B

Page 6: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

b. Penghamparan

Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan

material dilakukan. Alat yang digunakan untuk menghampar material adalah

motor grader. Untuk mendapatkan tebal sesuai dengan rencana yaitu 15 cm,

maka penghamparan dilakukan dengan faktor loose 1,2, dimana tiap

penghamparan 1,5 cm dan kemiringannya sebesar 2%. Material dihampar

keseluruh badan jalan yang dikerjakan sampai diperoleh ketebalan yang

diinginkan. Setelah pekerjaan ini selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan

pemadatan.

c. Pemadatan

Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah

pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan vibrator roller. Sebelum

63

Gambar 4.6. Material yang baru didatangkan

Gambar 4.7. Penghamparan material lapisan Base A

Page 7: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

proses pemadatan dilakukan, material terlebih dahulu disiram dengan

menggunakan water tank truck. Proses pemadatan dipadatkan dengan 9 kali

passing, pemadatan dihentikan jika tidak terjadi lagi lendutan pada lapisan yang

dilewati. Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap

lapisan tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian sand cone dan Test pit.

Pengujian sandcone dilakukan menggunakan alat berupa tabung kapasitas 4 liter

yang berisi pasir kuarsa untuk menentukan berat kering tanah (kepadatan

lapangan).

Pengujian sand cone juga berguna untuk menentukan kadar air lapisan

tersebut yang dikerjakan oleh staf laboratorium dan di saksikan oleh pengawas

pekerjaan. Pengujian Test pit bertujuan untuk menentukan ketebalan lapisan

material yang telah dipadatkan. Test pit dilakukan pada setiap Sta pada bagian-

bagian tertentu yang diperlukan. Kemudian hasil pengujian semua dibawa ke lab

dinas bina marga untuk dilakukan perhitungan.

4.3 Pekerjaan Lapisan Permukaan AC – BC

Pelaksanaan pekerjaan lapisan permukaan Asphalt Concrete – Binder

Course (AC–BC) terlebih dahulu diberikan lapisan resap pengikat (Prime Coat)

64

Gambar 4.8. Pemadatan Base A

Page 8: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

diatas Base A yang berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis pondasi

agregat dengan campuran aspal. Pelaksanaan lapisan permukaan mencakup

mendatangkan material, penghamparan, dan pemadatan. Pekerjaan lapis

permukaan AC-BC dilakukan seluruh permukaan jalan yang berjarak 3,9 km.

4.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan lapisan permukaan jalan mencakup mendatangkan

material, penghaamparan, dan pemadatan.

a. Mendatangkan Material

Pada proses pengerjaan lapisan permukaan jalan AC-BC material

didatangkan dari AMP (Asphalt mixing plant) yang diangkut menggunakan dump

truck dengan jarak tempuh ± 30km yang berlokasi di kota Jantho. Setelah

material yang diangkut oleh dump truck tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya

material tersebut diisi kedalam alat Asphalt Finisher yang berfungsi untuk

menghamparkan material ke badan jalan.

b. Penghamparan Material

65

Gambar 4.9. Pengisian aspal kedalam Aspalt Finisher

Page 9: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

Pada saat penghamparan mateial memakai asphalt finisher untuk

menghamparkan dan meratakan material tersebut. Ketebalan sesuai rencana

setelah dipadatkan yaitu 6 cm. Tinggi gembur aspal adalah 7.5 cm sebelum

dilakukan pemadatan. Material dihampar keseluruh badan jalan sesuai dengan

segment atau ruas nya masing-masing.

c. Pemadatan Material

Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah

pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan roller. Roller berfungsi

memadatkan perkerasan setelah aspal dihampar oleh aspal finisher, pemadatan

yang dilakukan yaitu sebnyank 8 kali passing. Setelah itu maka dilanjutkan

pemadatan menggunankan Penematic Tandem Roller (PTR) sebanyak 8 kali

pasing. Pemadatan PTR berguna untuk membuat permukaan jalan agar tidak

bergelombang sehingga permukaan jalan rata dan stabil.

66

Gambar 4.10. Penghamparan Aspal

Page 10: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap lapisan

tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian Core Drill. Pengujian ini

berguna untuk mengetahui ketebalan, Gradasi, dan kadar aspal yang terkandung

dalam perkerasan tersebut. Pengujian core drill dilakukan pada jarak per 50

meter pada bagian tengah, samping kiri dan samping kanan yang berbeda pada

setiap Sta nya. Hasil pengujian core drill diambil dan dibawa ke Laboratorium

dinas bina marga untuk dilakukan pengujian.

67

Gambar 4.11. Pemadatan Roller (kiri), Pemadatan Penematic Tandem Roller (PTR)

Gambar 4.12. Pengujian core drill

Page 11: Pelaksanaan Lapisan Permukaan jalan

4.4 Kemajuan Pekerjaan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan pekerjaan Proyek

Rokonstruksi Peningkatan Jalan Seulimeum - Lamteuba berjalan tidak sesuai dari

time schedule yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena faktor cuaca yang

sering hujan maka terjadi keterlambatan kerja beberapa hari kerja. Pada segi

peralatan beserta ketersediaan material yang sudah sangat memadai, pada saat

pelaksanaan pekerjaan tidak pernah mengalami keterlambatan (delay),

dikarenakan pelaksanaan pekerjaan yang berjalan cepat, sehingga pekerjaan yang

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

68