pedoman pelaksanaan latihan kesiapsiagaan menghadapi

159
i P EDOMAN P ELAKSANAAN L ATIHAN K ESIAPSIAGAAN M ENGHADAPI B ENCANA T SUNAMI ( T SUNAMI D RILL ) UNTUK K OTA DAN K ABUPATEN Pengarah Idwan Suhardi (RISTEK) Pariatmono (RISTEK) Edie Prihantoro (RISTEK) Penyusun Harkunti P. Rahayu (TB) In In Wahdiny dan Aria Mariany (ITB) Narasumber I Wayan Sengara (ITB) Hamzah Latief (ITB) Teddy W Sudinda (RISTEK) Mohamad Rasyid (RISTEK) Arif Rahman (RISTEK) Kontributor Mohammad Roem (DEPDAGRI) Subagio (DEPKOMINFO) Suhardjono (BMG) Fauzi (BMG) Haryadi Permana (LIPI) Ita Carolita (LAPAN) Firdaus H. Thalib (DEPDAGRI) P.P. Purwatmojo (Sekretariat Negara) Elzia Taher (DEPKOMINFO) Sukatmi (DEPKOMINFO) Pendukung BGR/GITEWS

Upload: nguyennhu

Post on 31-Dec-2016

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

i

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Pengarah

Idwan Suhardi (RISTEK)Pariatmono (RISTEK)Edie Prihantoro (RISTEK)

Penyusun

Harkunti P. Rahayu (TB)In In Wahdiny dan Aria Mariany (ITB) Narasumber

I Wayan Sengara (ITB)Hamzah Latief (ITB)Teddy W Sudinda (RISTEK)Mohamad Rasyid (RISTEK)Arif Rahman (RISTEK)

Kontributor

Mohammad Roem (DEPDAGRI)Subagio (DEPKOMINFO)Suhardjono (BMG)Fauzi (BMG)Haryadi Permana (LIPI)Ita Carolita (LAPAN) Firdaus H. Thalib (DEPDAGRI) P.P. Purwatmojo (Sekretariat Negara)Elzia Taher (DEPKOMINFO)Sukatmi (DEPKOMINFO)

Pendukung

BGR/GITEWS

Page 2: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Sangsi Pelanggaran Pasal 44 :Undang-Undang Nomor 12 tahun 1997 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1987 Tentang Hak Cipta Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987.

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

BENCANA DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA

Penyusun : Harkunti P. Rahayu In In Wahdiny, Aria Mariany

Desain Sampul : Imam Ch.B.,Wildan Aliviyarda Layout dan Tata Letak : Harkunti P. Rahayu, Imam Ch. B. Wildan Aliviyarda, Muthiya Alfah

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagianatau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami ( Tsunami Drill )untuk Kota dan KabupatenPenyusun : Harkunti P. Rahayu In In Wahdiny, Aria MarianyCetakan I, Jakarta : Diterbitkan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT, tahun 2007) xxi + 109 halaman ; 20 cm x 22 cmISBN :

Page 3: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

i

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Pengarah

Idwan SuhardiDeputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan IptekKementerian Negara Riset dan Teknologi

PariatmonoAsisten Deputi Urusan Promosi dan Komersialisasi IptekKementerian Negara Riset dan Teknologi

Edie PrihantoroAsisten Deputi Urusan Analisis Kebutuhan IptekKementerian Negara Riset dan Teknologi

Penyusun Pedoman

Harkunti P. RahayuInstitut Teknologi Bandung

In In Wahdiny dan Aria MarianyInstitut Teknologi Bandung Narasumber

I Wayan SengaraInstitut Teknologi Bandung

Hamzah LatiefInstitut Teknologi Bandung

Teddy W SudindaKementerian Negara Riset dan Teknologi

Mohamad RasyidKementerian Negara Riset dan Teknologi

Sehat SujarwoKementerian Negara Riset dan Teknologi

Edi SantosoKementerian Negara Riset dan Teknologi

Kontributor

Mohammad Roem Departemen Dalam Negeri

SubagioDepartemen Komunikasi dan Informatika

SuhardjonoBadan Meteorologi dan Geofisika

FauziBadan Meteorologi dan Geofisika

Haryadi PermanaGeo-teknologiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Ita CarolitaLembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional

Firdaus H. ThalibDepartemen Dalam Negeri P.P. PurwatmojoSekretariat Negara

Elzia TaherDepartemen Komunikasi dan Informatika

SukatmiDepartemen Komunikasi dan Informatika

Daftar Kontributor Materi

Page 4: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

ii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Kata Pengantar

Menteri negara riset dan teKnologi

A s s a l a m u ’ a l a i k u m w a R a h m a t u l l a h i w a B a r a k a t u h

Adanya bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dan Tsunami Pangandaran 17 Juli 2005 serta besarnya potensi bahaya tsunami di Indonesia, menyebabkan Pemerintah Pusat sejak awal tahun 2005 mulai mengadakan Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning Systems, Ina-TEWS) bersama dengan instansi pemerintah lainnya yang terkait , yaitu MENKOKESRA, RISTEK, DEPDAGRI, DEPLU, BAPPENAS, BAKORNAS PB, Departemen KOMINFO, DKP, KLH, DEPBUDPAR, Departemen ESDM, BMG, BPPT, LIPI, BAKOSURTANAL, LAPAN dan ITB.

Pengembangan Ina-TEWS, yang terdiri dari Komponen Struktur dan Komponen Kultur, merupakan upaya yang terpadu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait. Komponen Struktur. yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat, meliputi pembangunan dan pengembangan prasarana untuk mendeteksi kejadian gempa dan potensi tsunami serta menyebarkan peringatan potensi tsunami ke pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait. Sedangkan, Komponen Kultur, yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, mencakup meneruskan peringatan tersebut ke masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak bencana, memastikan masyarakat bertindak sesuai dengan yang diharapkan, serta meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk memberikan peringatan dini evakuasi kepada masyarakat, termasuk di dalamnya menyiapkan atau membangun infrastruktur penunjang peringatan/perintah evakuasi, prosedur evakuasi, dan membangun/meningkatkan secara terintegrasi kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat untuk proses evakuasi bencana tsunami.

Dalam menghadapi ancaman bencana tsunami pada masa mendatang, diperlukan suatu strategi peringatan dini yang efektif dan terpadu yang melibatkan kedua komponen tersebut. Oleh karena itu pemerintah daerah harus memiliki suatu strategi yang efektif dalam penanganan dan penanggulangan risiko bencana tsunami, mulai dari upaya preventif sampai upaya tanggap darurat termasuk kesiapan menyampaikan peringatan dini tsunami yang cepat dan tepat sasaran hingga pada kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Agar pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana tsunami, diperlukan suatu latihan yang rutin dalam menghadapi

Page 5: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

iii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

bencana tsunami melalui penyelenggaraan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill), yaitu latihan evakuasi tsunami skala penuh (full scale) dengan melibatkan 3 unsur utama secara simultan dari pemerintah daerah, masyarakat dan Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS). Selain untuk membangun kesiap-siagaan ketiga unsur di atas, Tsunami Drill sekaligus ditujukan untuk menguji efektivitas peralatan sistem deteksi dan peringatan dini tsunami yang dikembangkan serta untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah beserta masyarakatnya dalam menangani peringatan dini tsunami .

Agar pelaksanaan kegiatan tsunami drill di daerah efektif dan tepat sasaran, dibuatlah Buku PEDOMAN LATIHAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI DRILL UNTUK UNTUK KOTA DAN KABUPATEN, yang memuat seluruh langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang perlu disiapkan, direncanakan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Buku panduan ini dibuat berdasarkan pengalaman dalam penyelenggaraan Tsunami Drill pada tanggal 26 Desember di Kota Padang tahun 2005, di Kota Denpasar tahun 2006 dan di Kota Cilegon tahun 2007.

Harapan kami dengan adanya buku ini dapat memberikan pedoman bagi kota dan kabupaten di seluruh Indonesia yang rawan tsunami dalam menyelenggarakan kegiatan tsunami drill untuk menunjukkan kepedulian pemerintah daerah dalam menghadapi bencana tsunami serta sekaligus sebagai suatu usaha meningkatkan pengetahuan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah, dan stakeholder terkait dalam menghadapi bencana tsunami. Juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam penanganan dan penanggulangan bencana tsunami. Dengan tsunami drill yang diselenggarakan secara berkala dan teratur, kesiap-siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana akan semakin tinggi, dan pada gilirannya, dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa jika bencana tsunami tersebut benar-benar terjadi

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Jakarta, April 2008

Menteri Negara Riset dan TeknologiKusmayanto Kadiman

Page 6: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

iv

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

PRAKATA

Bencana alam gempa dan tsunami yang besar terus terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Belum selesai upaya-upaya pemulihan, rekonstruksi dan rehabilitasi kerusakan bencana maha dahsyat gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Tanah Rencong Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah menelan korban tidak kurang dari 150.000 orang meninggal dunia dan kerugian material mencapai Rp.43,2 trilyun, kita dihenyakkan oleh gempa beruntun di Nias, Alor, Simeuleu, Jogyakarta, dan tsunami Pangandaran. Hasil-hasil pembangunan selama ini hilang sekejap akibat bencana bencana tersebut yang telah melumpuhkan bahkan menghancurkan kehidupan suatu kota/daerah. Belum lagi trauma psikologis yang dialami masyarakat akibat kehilangan orang tua, anak dan sanak saudara yang dicintai.

Beberapa faktor mendasar penyebab banyaknya korban jiwa serta kerugian harta benda antara lain adalah kurangnya pemahaman mengenai bencana serta kemampuan dan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi bencana. Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kesadaran/kepedulian, kemampuan serta kesiapsiagaan untuk melakukan tindakan pengamanan serta penanganan bencana dirasakan sangat penting, khususnya yang melibatkan peran aktif masyarakat dan pemerintah.

Belajar dari berbagai kejadian bencana gempa dan tsunami tersebut serta melihat potensi bahaya tsunami di Indonesia, maka keberadaan suatu sistem peringatan dini tsunami nasional menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia. Selain itu untuk mengantisipasi bencana tsunami di masa mendatang, mulai awal tahun 2005 Pemerintah Indonesia mulai mengembangkan dan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Ina-TEWS) yang diharapkan akan selesai secara keseluruhan pada tahun 2008.

Ina-TEWS ini merupakan upaya yang terintegrasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder terkait dalam pembangunan dan pengembangan Komponen Struktur serta peningkatan Komponen Kultur dari skenario besar sistem peringatan dini Indonesia . Komponen Struktur meliputi pembangunan dan pengembangan infrastuktur berteknologi tinggi untuk mendeteksi kejadian gempa, potensi tsunami sampai menyebarkan peringatan potensi tsunami ke stakeholder terkait termasuk diantaranya pemerintah daerah, disamping pengembangan kapasitas institusi terkait. Pembangunan dan pengembangan komponen ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat termasuk didalamnya 17 insitusi nasional yang tergabung dalam Ina-TEWS antara lain MENKOKESRA, RISTEK,

Page 7: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

v

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BMG, DEPDAGRI, DEPHUB, DEPBUDPAR, DEPLU, ESDM, KOMINFO, BAPPENAS, BAKORNAS PB, BPPT, BAKOSURTANAL, LAPAN, LIPI, DKP, KLH dan ITB serta stakeholder terkait. Komponen Kultur meliputi peningkatan kapasitas pemerintah daerah untuk memberikan peringatan dini evakuasi kepada masyarakat termasuk didalamnya menyiapkan atau membangun infrastruktur penunjang peringatan/perintah evakuasi, prosedur evakuasi, dan membangun/meningkatkan secara terintegrasi kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat untuk proses evakuasi dan penanganan tanggap darurat.

Agar masyarakat, aparat pemerintah daerah dan stakeholder terkait siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana tsunami, maka diperlukan suatu latihan atau simulasi yang rutin dalam menghadapi bencana tsunami melalui penyelenggaraan End to End Tsunami Drill yaitu latihan evakuasi tsunami skala besar yang diselenggarakan dengan melibatkan 3 unsur utama secara simultan. Ketiga unsur tersebut terdiri dari masyarakat, pemerintah daerah dan sistem peringatan dini tsunami. End to End Tsunami Drill juga menguji efektivitas peralatan system deteksi dan peringatan dini tsunami yang dibangun dalam program Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS), sekaligus juga untuk menguji kapasitas dan Kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah beserta masyarakatnya dalam menangani peringatan dini tsunami yang diterbitkan oleh BMG.

Uji coba pertama End to End Tsunami Drill dilakukan pada tahun 2005 di Kota Padang dan ujicoba kedua di Bali tahun 2006. Belajar dari ujicoba tersebut maka dipandang perlu untuk menyusun suatu pedoman pelaksanaan End to End Tsunami Simulation (Tsunami Drill) yang memuat seluruh langkah-langkah yang perlu disiapkan, direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu kegiatan End to End Tsunami Simulation (Tsunami Drill) secara lengkap dan sistematis. Tujuan umum dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan pedoman bagi kota dan kabupaten seluruh Indonesia yang rawan tsunami dalam penyelenggaraan kegiatan tsunami drill, sehingga daerah dapat melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam penyusunan pedoman ini, banyak pihak yang berperan serta dan memberikan masukan berupa sumbang saran untuk penyempurnaan materi dan penyelesaiannya. Oleh karena itu, terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada :1. Menteri Negara Riset dan Teknologi2. Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi selaku

pengarah

Page 8: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

vi

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

3. Asisten Deputi Urusan Analisis Kebutuhan Iptek Kementerian Negara Riset dan Teknologi selaku pengarah4. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)5. Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI)6. Departemen Luar Negeri (DEPLU)7. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)8. Departemen Perhubungan (DEPHUB)9. Departemen Komunikasi dan Informatika (KOMINFO)10. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (DEPBUDPAR)11. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)12. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB)13. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)14. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)15. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)17. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)18. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH)19. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (DEPBUDPAR)20. Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB-ITB)21. Pemerintah Kota Padang22. Pemerintah Kota Denpasar23. dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhir kata kami sampaikan semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana khususnya bencana tsunami.Sekian dan terimakasih.

Agustus 2007

Tim Penyusun

Page 9: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

vii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

DAFTAR ISIKatalog Dalam Terbitan Daftar Kontributor Materi iKata pengantar iiPrakata ivDaftar Isi viiiDaftar Gambar xiDaftar Tabel xivDaftar Istilah xv

BAB 1 : PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang 1

1.1. 1. Potensi Kegempaan dan Tsunami Indonesia 11.1. 2. Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Ina-TEWS) 41.1. 3. Pentingnya Strategi TEWS yang Efektif 61.1. 4. Perlunya Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami melalui Tsunami Drill 9

1.2. Tujuan 91.3. Luaran (Output) 111.4. Ruang Lingkup 11

BAB 2 : PEMBENTUKAN PANITIA 2.1. Pembuatan Panitia 282.2. Tim Pengarah dan Penasihat 282.3. Ketua Umum 292.4. Koordinator Persiapan 29

Page 10: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

viii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

2.5. Koordinator Perencanaan 302.6 Koordinator Pelaksanaan 302.7 Seksi Gladi dan Hari H 312.8 Koordinator Dokumentasi dan Diseminasi 332.9 Koordinator Monitoring dan Evaluasi 342.10 Anggaran Biaya Persiapan dan Perancanaan 342.11 Jadwal Kegiatan 35

BAB 3 : TAHAP PENGEMBANGAN SKENARIO KEBENCANAAN3.1. Identifikasi Potensi Daerah Yang Terkait Dengan Bencana Tsunami 51

3.1.1. Identifikasi Potensi Bahaya 513.1.2. Identifikasi Keberadaan Peralatan Sistem Peringatan Dini Tsunami 523.1.3. Identifikasi Potensi Non Fisik 52

a. Identifikasi Kapasitas Pemerintah Daerah 21b. Identifikasi Kapasitas Masyarakat dan Stakeholder terkait 52c. Identifikasi Kearifan Lokal 53d. Identifikasi Peranan Media 53e. Inventori Data Teknis 53

3.1.4. Identifikasi Potensi Fisik 50a. Inventori Data Teknis 50b. Survey 54

3.2. Kajian Awal Risiko Bencana Gempa dan Tsunami 543.2.1. Pengantar Kajian Risiko Bencana 543.2.2. Kriteria Kajian Risiko Bencana 57

3.3. Pengembangan Skenario Bencana dan Upaya Penanganan dan Penanggulangannya 603.4. Keluaran Skenario Bencana Gempabumi dan Tsunami 68

Page 11: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

ix

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 4 : PERENCANAAN4.1. Umum 77

4.1.1. Penetapan Skenario Risiko Bencana dan Upaya Penanganan dan Penanggulangannya 774.1.2. Penetapan Target 794.1.3. Penentuan Lokasi Pelaksanaan Gladi dan Hari H 824.1.4. Penetapan Skenario Pelaksaan Tsunami Drill/Pengembangan Run Down 824.1.5. Penetapan Indikator Keberhasilan Kegiatan 884.1.6. Pembuatan Indikator Keberhasilan Kegiatan (Setting Performance Indicator) 88

BAB 5 : PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN 5.1. Pelaksanaan Kegiatan Sebelum Gladi (Pra-gladi) 91

5.1.1. Konsolidasi Panitia 915.1.2. Penyiapan Sistem Peringatan Dini Tsunami ( Ina - TEWS ) 915.1.3. Penyiapan Aparatur Pemerintah Daerah yang Terkait Penanggulangan Bencana 925.1.4. Penyiapan Aparatur Pemerintah Daerah yang Terkait Penanggulangan Bencana 95

5.1.4.1. Workshop/Lokakarya 955.1.4.2. TOT 955.1.4.3. Table Top Simulation Melalui Pengembangan SOP untuk Penanggulangan Bencana Tsunami 97

5.1.5. Penyiapan Masyarakat 1035.1.5.1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat 1035.1.5.2. Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat 1065.1.5.3. Peningkatan Kapasitas Media 110

5.2. Gladi - Test 1105.3. Hari H End To End Tsunami Drill 113

Page 12: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

x

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 6 : DOKUMENTASI, DISEMINASI DAN MONEV (MONITORING DAN EVALUASI) 6.1. Dokumentasi 119

6.1.1. Tahap Persiapan 1196.1.2. Tahap Perencanaan 1216.1.3. Tahap Pelaksanaan 122

6.2. Diseminasi 1236.2.1. Tahap Persiapan 1216.2.2. Tahap Perencanaan 1246.2.3. Tahap Pelaksanaan 125

6.3. Monev (Monitoring dan Evaluasi) 127

BAB 7 : OUTPUT 7.1 Masyarakat Siaga 1337.2 Pemda yang tanggap 1337.3 Alat yang teruji dan dapat diandalkan 1347.4 Tersedianya SOP/PROTAP atau Rencana Kontijensi Tsunami yang Handal dan Teruji bagi Satlak PB atau BPBD (Prosedur Tetap Badan Penanggulangan Bencana Daerah) 134

Page 13: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xi

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Sebaran Gempabumi di Indonesia 2Gambar 1.2. Peta Pantai Rawan Tsunami 2Gambar 1.3. Kejadian Tsunami Periode 1991-2006 3Gambar 1.4. Skenario Besar Ina-TEWS 4Gambar 1.5. Respon Tanggap Darurat untuk Gempa dan Tsunami Lokal 6Gambar 1.6. Isi Perintah Warning I, II, III dan IV 7Gambar 1.7. Alur Informasi Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia (Ina-TEWS)Gambar 1.8. End to Half End Concepts of Ina - TEWS 7Gambar 1.9. Diagram Alir Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota/Kabupaten KOTA/KABUPATEN

Gambar 1.10. Detail dari Tahap Awal dan Pengembangan Skenario Kebencanaan

Gambar 1.11. Detail dari Tahap Perencanaan, Persiapan dan Pelaksanaan

Gambar 1.12. Detail Dokumentasi dan Diseminasi pada Tahap Pengembangan Skenario Kebencanaan (2),

Tahap Perencanaan (3), Tahap Persiapan (4) dan Pelaksanaan (5)Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kepanitiaan 31Gambar 3.1. Kondisi Tektonik Selat Sunda dan sekitarnya 44Gambar 3.2. Geologi Permukaan Kawasan Banten dan sekitarnya 44Gambar 3.3. Foto survey yang dilakukan oleh Tim Teknis dalam menentukan tempat evakuasi 46Gambar 3.4. Daerah Kawasan Industri Cilegon 46Gambar 3.5. Siklus manajemen bencana 52Gambar 3.6. Skenario Risiko Bencana Tsunami B2 dan upaya penanganan serta Penanggulangannya 42Gambar 3.7. Skenario Risiko Bencana Tsunami B3 dan upaya penanganan serta Penanggulangannya 42Gambar 4.1. Peta Wilayah Gempabumi Indonesia 69Gambar 4.2. Respon Tanggap Darurat untuk Gempa dan Tsunami Lokal 78

Page 14: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.1. Local Sirine di Cilegon dan Denpasar 86Gambar 5.2. Peninjauan Menristek untuk kesiapsiagaan Pelaksanaan Tsunami Drill 87Gambar 5.3. Contoh Crisis Center Kota Cilegon dan DKI Jakarta 88Gambar 5.4. TOT Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami 91Gambar 5.5. Kegiatan Table Top Simulation 92Gambar 5.6. Suasana Table Top Simulation 96Gambar 5.7. Kegiatan Pendidikan kepada Masyarakat 98Gambar 5.8. Talk Show di TV 99Gambar 5.9. Suasana Acara Pemberdayaan Masyarakat di sebuah Sekolah Lanjutan Pertama 102Gambar 5.10. Pemberdayaan Masyarakat di Lingkungan Kampung 102Gambar 5.11. Sosialisasi Awal dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat 102Gambar 5.12. Coaching dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat 102Gambar 5.13. Suasana Gladi Tsunami Drill Bali 2006 105Gambar 5.14. Massa Sedang Berkumpul di Pantai Saat Gladi Bali 2006 105Gambar 5.15. Kesiapan Tim Kesehatan Saat Gladi Bali 2006 105Gambar 5.16. Tim Pemadam Kebakaran Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007 105Gambar 5.17. Evakuasi Korban Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007 106Gambar 5.18. Suasana Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007 106Gambar 5.19. Presiden RI hadir Saat Hari H Tsunami Drill 108Gambar 5.20. Masyarakat Sedang Berkumpul di Pantai Saat Hari H Tsunami Drill 108Gambar 5.21. Masyarakat Melakukan Evakuasi Berlari Menuju Lokasi Evakuasi 108Gambar 5.22. Masyarakat Sampai di Tempat Evakuasi 108Gambar 5.23. Para korban tsunami yang terluka 109Gambar 5.24. Tim Kesehatan Mendata dan Membantu Korban yang Terluka 109Gambar 5.25. Demo penanganan kebakaran akibat kebocoran gas 109Gambar 5.26. Ambulance bergerak memasuki wilayah bencana 110Gambar 5.27. Keterlibatan NUBIKA Saat Hari H Tsunami Drill Banten 2007 110

Page 15: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xiii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.28. Suasan di tempat pengungsian 110Gambar 5.29. Baliho Peta Evakuasi Saat Tsunami Drill Banten 2007 110Gambar 6.1. Pendokumentasian berbagai rambu (Signboard) yang digunakan dalam Tsunami Drill 114Gambar 6.2. Peliputan kegiatan Tsunami Drill oleh wartawan 115Gambar 6.3. Berbagai dokumentasi pelaksanaan Tsunami Drill 117Gambar 6.4. Diseminasi kegiatan Tsunami Drill melalui lokakarya 118Gambar 6.5. Sosialisasi kegiatanTsunami Drill kepada pejabat pemerintah lokal 119Gambar 6.6. Diseminasi kegiatanTsurnami Drill melalui surat kabar lokal 121

Page 16: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xiv

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Form Penilaian Potensi Bahaya 49Tabel 3.2. Form Penilaian Sistem Peringatan Dini 49Tabel 3.3. Form Penilaian Kerentanan 49Tabel 3.4. Form Penilaian Kapasitas Daerah 50Tabel 3.5. Matriks Skenario Risiko Bencana dan Upaya Penanganan serta Penanggulangannya 53Tabel 3.6. Tabel Kriteria Penilaian Untuk Kajian Cepat Risiko 65Tabel 4.1. Contoh Run Down Kota Cilegon – Tsunami Drill Banten 2007 81

Page 17: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xv

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

DAFTAR ISTILAH

1. Bahaya (Hazard) : Suatu fenomena alam atau buatan manusia yang berpotensi menimbulkan kerugian fisik dan ekonomi atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya, bila terjadi di suatu lingkungan permukiman, kegiatan budi daya atau industri

a. Primary Hazard : Suatu bahaya primer yang diakibatkan oleh fenomena alam yang berpotensi menimbulkan kerugian fisik dan ekonomi atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya

b. Collateral Hazard : Suatu bahaya ikutan yang ditimbulkan akibat adanya bahaya primer, seperti likuifaksi yang diakibatkan oleh gempabumi, bahaya kebakaran akibat gempabumi, dll

c. Natural Hazard : Suatu fenomena alam yang berpotensi menimbulkan kerugian fisik dan ekonomi atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya, bila terjadi di suatu lingkungan permukiman, kegiatan budi daya atau industri

d. Technological / Industrial Hazard

: Suatu bahaya yang ditimbulkan akibat kegagalan teknologi atau hancurnya suatu industri yang disebabkan oleh bahaya alam, seperti gempabumi, banjir, tsunami, dll

2. Bencana (Disaster) : Suatu gangguan yang hebat yang menyebabkan korban manusia, kerusakan harta dan lingkungan, yang melebihi kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasinya hanya dengan mengandalkan kemampuan sumberdayanya sendiri

3. BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah suatu badan yang khusus menangani penanggulangan bencana di tingkat nasional. Saat pedoman ini disusun badan penanggulangan bencana di tingkat nasional adalah BAKORNAS PB - Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana – Badan yang bergerak di bidang penanggulangan bencana di tingkat nasional

4. BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah suatu badan yang khusus menangani penanggulangan bencana di tingkat daerah. Saat ini badan penanggulangan bencana di tingkat propinsi adalah Satkorlak PB di tingkat Kota/Kabupaten adalah Satlak PB

Page 18: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xvi

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

a. Satkorlak PB : Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana – Badan yang bergerak di bidang penanggulangan bencana di tingkat propinsi yang bertugas untuk mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di wilayahnya sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Bakornas PB, meliputi kegiatan pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi

b. Satlak PB : Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana – Badan yang bergerak di bidang penanggulangan bencana di tingkat kota/kabupaten yang bertugas melaksanakan kegiatan Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang terjadi di daerahnya dengan memperhatikan kebijakan dan arahan teknis yang diberikan Bakornas PB

5. Capacity Building : Suatu prosses jangka panjang dan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas dan partisipasi semua pelaku yang terkait terutama dengan kebencanaan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, media, dan lain-lain

6. Community Based Action Plan

: Rencana Tindak yang dibuat oleh masyarakat dalam menghadapi bencana

7. Community Development : Suatu proses atau upaya untuk membangun masyarakat di tingkat lokal dengan melibatkan masyarakat secara aktif melalui dialog-dialog mengenai apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah terutama masalah bencana dan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya

8. Diseminasi : Penyebaran informasi. Dalam pedoman ini ditujukan untuk dua hal. Yang pertama untuk penyebaran informasi peringatan dini tsunami dan BMG ke Pemerintah Kota dan Kabupaten serta institusi antara. Yang kedua untuk penyebaran informasi pelaksanaan Tsunami Drill melalui media massa, media elektronik, internet, dan lain-lain.

9. Duck, Cover, Hold : Upaya perlindungan diri dalam menghadapi goncangan akibat bahaya gempabumi melalui cara menunduk, melindungi kepala, dan berpegangan di bawah meja pada kaki meja.

Page 19: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xvii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

10. End to End Tsunami Drill : Latihan evakuasi tsunami skala besar yang diselenggarakan dengan melibatkan 3 unsur utama unsur pemerintah, unsur masyarakat dan unsur peralatan dan sistem peringatan dini tsunami secara simultan

11. Entry Point : Kunci dari pelaksanaan penyelenggaraan tsunami drill

12. Evakuasi (Evacuation) : Berpindah tempat dari tempat semula yang dianggap tidak aman ke tempat yang dianggap lebih aman

13. Expert Judgement : Pembobotan yang diberikan terhadap suatu kriteria berdasarkan penilaian para ahli

14. Five in One Mode : Media komunikasi yang dipergunakan untuk peringatan dini tsunami dari BMG ke institusi antara (Interface Agency) dan pemerintah daerah, yang berupa telepon, fax, internet, radio, ranet. Seringkali disebut sebagai multi-mode.

15. Focus Group Discussion (FGD)

: Suatu kelompok diskusi yang terfokus untuk membahas suatu isu tertentu. Kelompok diskusi ini dapat berasal dari masyarakat ataupun aparat pemerintah daerah.

16. Gladi (Rehearsal) : Latihan yang dilakukan sebelum pelaksanaan simulasi atau drill untuk menguji apakah sistem tersebut berjalan atau tidak untuk memastikan kelancaran pelaksanaan simulasi atau drill

17. Golden Time : Masa-masa kritis yang sangat penting dan berharga untuk menentukan kelanjutan kehidupan manusia pada saat tanggap darurat kebencanaan

18. Ina – TEWS : Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia, yaitu Grand Skenario sistem peringatan dini Indonesia yang berisi hubungan monitoring dan deteksi gempa, proses analisa potensi tsunami, diseminasi warning, melalui interface agency dan memanfaatkan moda komunikasi seperti telepon, fax, email, radio, dll. Serta respon pemerintah daerah melalui warning evacuation dan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam merespon warning evacuation yang diterbitkan oleh pemerintah daerah tersebut. Ina TEWS ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur dan kultur.

Page 20: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xviii

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

a. Struktur : Bagian dari proses Ina TEWS yang dimulai dari deteksi gempa oleh BMG dan analisa potensi tsunaminya hingga warning tsunami ke pemerintah daerah melalui media komunikasi telepon, fax, internet, dll atau melalui interface agency

b. Kultur : Bagian dari proses Ina TEWS yang dimulai dari warning evacuation dari pemerintah daerah hingga respon masyarakat terhadap warning tersebut melalui penyiapan kapasitas masyarakat dan aparat pemerintah daerah yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan

19. Interface Agency : Institusi antara yang menjadi jembatan peringatan dini tsunami (tsunami warning) dari BMG ke pemerintah daerah. Yang menjadi interface agency ini diantaranya adalah TNI, POLRI, dll

20. Inundation Map : Peta genangan yang menunjukkan luasan dan daerah yang tergenang oleh tsunami

21. Kajian Kerusakan (Damage Assessment)

: Kajian yang dilakukan untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu bencana

22. Kapasitas (Capacity) : Kemampuan kelompok atau individu untuk menghadapi dampak bencana yang merugikan dan mengembalikan pada kondisi semula

23. Kerentanan (Vulnerability) : Seberapa besar suatu masyarakat, bangunan, pelayanan atau suatu daerah akan mendapat kerusakan atau terganggu oleh dampak suatu bahaya tertentu, yang bergantung pada kondisinya, jenis material bangunan dan infrastruktur, serta kedekatannya kepada suatu daerah yang berbahaya atau rawan bencana

24. Kesiapsiagaan (Preparedness) : Tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi-organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan sumberdaya dan pelatihan personil.

25. Likuifaksi : Amblasan tanah yang diakibatkan oleh goncangan gempa

26. Media Campaign : Suatu media yang dipergunakan untuk mempromosikan kegiatan simulasi atau drill, dapat berupa brosur, poster, leaflet atau iklan di televisi, radio, dll

Page 21: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xix

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

27. Media Center : Pusat informasi yang memberikan informasi mengenai kejadian bencana, jumlah kerusakan, jumlah korban, dll. Media center ini dapat didirikan ketika tidak sedang terjadi bencana ataupun pada saat tanggap darurat kebencanaan di dalam tenda evakuasi

28. Mitigasi (Mitigation) : Tindakan yang dilakukan sebelum maupun sesudah terjadi bencana dengan tujuan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana (alam atau ulah-manusia) terhadap suatu komunitas atau suatu negara. Pada dasarnya, mitigasi terdiri dari mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

a. Mitigasi Struktural : Upaya-upaya mitigasi yang terkait dengan pembangunan fisik, seperti bangunan, gedung, dll

b. Mitigasi Non-struktural : Upaya-upaya mitigasi yang terkait dengan upaya-upaya non-fisik, seperti pengaturan tata ruang, SOP, pelatihan, ToT, dll

29. Monev : Monitoring dan evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengawasi proses kegiatan simulasi atau drill mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan kemudian di evaluasi dan diperbaiki bagian mana yang kurang dan perlu diperbaiki

30. Observer : Pengamat dalam kegiatan tsunami drill yang diharapkan dapat memberikan masukan, evaluasi maupun monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut

31. Pembangunan (Development) : Suatu kegiatan yang berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan sosial dan ekonomi dari suatu masyarakat

32. Pengelolaan dan Penanganan Bencana (Disaster Management)

: Suatu istilah yang mencakup semua aspek perencanaan untuk menghadapi dan memberikan tanggapan terhadap bencana, termasuk kegiatan-kegiatan sebelum (pra-) dan setelah (pasca-) bencana, mencakup baik dari sisi resikonya maupun dari sisi bencananya

33. Public Education : Pendidikan pada masyarakat yang diberikan melalui penyebaran buku-buku, leaflet, brosur, poster, dll yang berisikan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat

Page 22: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xx

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

34. Pusdalops : Pusat Pengendalian Operasional, yaitu suatu pusat pengendali yang terkait dengan kebencanaan, terutama untuk warning, baik warning tsunami maupun warning evacuation

35. Risk Assessment : Kajian Risiko Bencana yang dilakukan di suatu daerah

a. Rapid Risk Assessment : Kajian Risiko Bencana yang dilakukan secara cepat di suatu daerah

b. Indepth Risk Assessment : Kajian Risiko Bencana yang dilakukan di suatu daerah secara mendalam/lengkap

36. Rekonstruksi (Reconstruction) : Tindakan untuk memperbaiki atau mengganti tempat tinggal dan prasarana yang rusak secara permanen dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke tingkat semula

37. Rehabilitasi (Rehabilitation) : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah terjadinya bencana untuk : membantu para korban memperbaiki tempat tinggalnya, mengembalikan fungsi pelayanan penting, menghidupkan kembali kegiatan ekonomi dan sosial yang vital

38. Risiko Bencana (Disaster Risk) : Besarnya kerugian yang mungkin terjadi termasuk kehilangan nyawa, cedera, kerusakan harta dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi yang disebabkan oleh suatu fenomena tertentu

39. Run-down : Tahapan pelaksanaan kegiatan yang dibuat secara mendetil dengan mempertimbangkan waktu datangnya bencana yang akan disimulasikan pada kegiatan simulasi atau drill

40. Scenario Analysis : Analisis yang dilakukan untuk menentukan skenario risiko bencana yang akan dipergunakan dalam simulasi atau drill

41. Setting Performance Indicator : Indikator keberhasilan kegiatan42. Sistem Peringatan Dini (Early

Warning System): Mata rantai yang spesifik (hubungan yang kritis) antara tindakan-tindakan

dalam kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap darurat yang ditujukan memberikan peringatan tanda bahaya bagi pemerintah dan masyarakat

43. Snow Balling Effect Efek yang berkelanjutan, dari sekelompok kecil masyarakat terus bergulir, hingga menjadi kelompok besar masyarakat

44. Standard Operational Procedure (SOP)

Prosedur tetap (Protap) untuk pelaksanaan tanggap darurat kebencanaan

Page 23: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

xxi

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

45. Table Top Simulation : Suatu bentuk simulasi kesiapsiagaan dan tanggap darurat aparat pemerintah yang terlibat dalam penanganan bencana yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas terutama pemerintah daerah dalam rangkaian sistem peringatan dini tsunami

46. Tanggap Darurat (Emergency Response)

: Kegiatan yang dilakukan segera setelah terjadi dampak bencana bila diperlukan tindakan-tindakan luar biasa untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana yang selamat

47. Tim SAR : Tim pencarian dan penyelamatan korban bencana pada saat tanggap darurat kebencanaan

48. ToT : Training of Trainer, yaitu pelatihan kepada beberapa perwakilan anggota masyarakat, yang diharapkan perwakilan yang dilatih tersebut dapat menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan pada masyarakat yang lebih luas

49. Tsunami drill atau tsunami simulation

: Simulasi evakuasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau masyarakat di setiap tingkatan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bahaya tsunami

50. Tsunami Shelter (Escape Building)

: Bangunan atau gedung yang tinggi yang dapat dipergunakan sebagai tempat evakuasi dari bencana tsunami

51. Tsunami Warning Dissemination

: Penyampaian warning dari BMG hingga ke pemerintah daerah melalui media komunikasi (telepon, fax, internet, dll)

Page 24: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

1

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 1

PENDAHULUAN

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 25: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

2

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Page 26: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

1

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1 Potensi Kegempaan dan Tsunami Indonesia

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa dan tsunami. Hal ini disebabkan karena

wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi paling aktif di dunia, akibat pertemuan tiga lempeng

tektonik, yaitu lempeng samudera Indo-Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera

Pasifik.

Berdasarkan peta wilayah kegempaan Indonesia, sekitar 290 kota (60% dari kota-kota yang ada di Indonesia) terletak pada wilayah rawan gempa dan kurang lebih 11.000 km pantai di Indonesia rawan terhadap bahaya tsunami. Frekuensi kejadian tsunami di Indonesia cukup tinggi, hampir bisa dikatakan rata-rata tiap tahun ada kejadian tsunami. Peta sebaran gempa dan tsunami serta sejarah kejadian tsunami di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1., Gambar 1.2., dan Gambar 1.3.

Gempa dangkal dengan kekuatan lebih dari 6 SR yang terjadi di dasar laut berpotensi sebagai penyebab tsunami. Potensi tsunami di Indonesia adalah tsunami lokal dengan waktu penjalarannya yang sangat singkat, hal ini dikarenakan sumber-sumber gempa terletak tidak jauh dari sebagian besar pantai di Indonesia.

Page 27: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

2

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.1. Peta Sebaran Gempabumi di Indonesia (sumber: BMG)

Page 28: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

3

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.2. Peta Pantai Rawan Tsunami (sumber: Hamzah Latief )

Gambar 1.3. Kejadian Tsunami Periode 1991-2006 ( Sumber: Hamzah Latief)

Page 29: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

4

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Kejadian gempa dan tsunami di Indonesia terbukti banyak menelan korban jiwa dan kerugian materil yang sangat besar. Bencana tsunami terbesar di dunia dalam kurun waktu 100 tahun terakhir selain Chili 1960 dengan magnitude gempa sebesar 9,5 Mw adalah Aceh 26 Desember 2004 dengan besaran gempa sebesar 9 Mw yang mengakibatkan ratusan ribu masyarakat 7 negara di kawasan Samudera Hindia meninggal dan hilang serta jumlah kerugian yang sangat besar. Hasil pembangunan hilang dalam sekejap. Korban meninggal terbanyak (150 ribu orang) berasal dari wilayah Propinsi Aceh dan sekitarnya.

Belajar dari sejarah bencana tsunami, besarnya korban bencana tsunami umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor besaran tsunami (antara lain pusat gempa, tinggi gelombang, kecepatan penjalaran dan tinggi genangan) juga dipengaruhi oleh faktor ditinggalkannya/dilupakannya pengetahuan maupun kearifan lokal akan tanda-tanda fenomena tsunami serta lambatnya respon terhadap tsunami yang diakibatkan oleh rendahnya kesadaraan dan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya tsunami serta rendahnya kapasitas dan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat dalam merespon tanda-tanda tsunami.

1.1.2. Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Ina-TEWS)Belajar dari kejadian tsunami Aceh 26 Desember 2004, serta melihat sejarah tsunami dan potensi bahaya tsunami di Indonesia (lihat kembali Gambar 1.2. dan 1.3.), keberadaan suatu sistem peringatan dini tsunami menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia. Untuk mengantisipasi bencana tsunami di masa mendatang, mulai awal tahun 2005 Pemerintah Indonesia mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System – Ina TEWS) yang terdiri dari komponen struktur dan komponen kultur yang diharapkan akan selesai secara keseluruhan pada tahun 2008.

Pada prinsipnya, Ina-TEWS ini merupakan upaya terpadu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder terkait dalam pembangunan dan pengembangan Komponen Struktur serta peningkatan Komponen Kultur dari skenario besar sistem peringatan dini Indonesia (lihat Gambar 1.4.).

Page 30: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

5

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Komponen Struktur meliputi pembangunan dan pengembangan infrastuktur berteknologi tinggi untuk mendeteksi kejadian gempa yang berpotensi tsunami sampai menyebarkan peringatan potensi tsunami ke stakeholder terkait termasuk diantaranya pemerintah daerah, disamping pengembangan kapasitas institusi terkait. Pembangunan dan pengembangan komponen ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat yang tergabung dalam Ina-TEWS antara lain MENKOKESRA, RISTEK, DEPDAGRI, DEPHUB, BMG, DEPLU, ESDM, KOMINFO, BAPPENAS, BAKORNAS PB, BPPT, BAKOSURTANAL, LAPAN, LIPI, DKP, KLH dan ITB.

Komponen Kultur meliputi peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan pemerintah daerah untuk memberikan peringatan dini evakuasi kepada masyarakat termasuk di dalamnya menyiapkan atau membangun infrastruktur penunjang peringatan/perintah evakuasi, prosedur evakuasi, dan meningkat secara terpadu kesiapsiagaan aparat dan masyarakat itu sendiri.

Gambar 1.4. Skenario Besar Ina-TEWS

Page 31: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

6

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Karena pembangunan dan peningkatan Komponen Kultur lebih sejalan dengan pemenuhan kebutuhan serta pembangunan daerah, komponen ini lebih merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

1.1.3. Pentingnya Strategi Sistem Peringatan Dini yang EfektifMengingat waktu penjalaran gelombang tsunami di Indonesia umumnya pendek (Tsunami lokal), berkisar antara 20 – 45 menit setelah terjadinya gempa, maka dalam menghadapi ancaman bencana tsunami di masa mendatang diperlukan suatu strategi Sistem Peringatan Dini yang efektif dan terintegratif yang melibatkan kedua unsur struktur dan kultur. Dalam upaya mengurangi jumlah korban, peranan ketepatan dan kecepatan peringatan dini tsunami yang dibangun dalam komponen struktur serta kesiapan komponen kultur sangatlah besar. Gambaran lengkap alur informasi sistem peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMG dapat dilihat pada gambar Gambar 1.5, 1.6, 1.7, dan 1.8. Gambar 1.5. merupakan gambaran respon tanggap darurat yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah saat menerima peringatan (warning) I s/d IV dari BMG seperti yang terlihat pada Gambar 1.6. Gambar 1.7. dan 1.8. merupakan gambaran alur informasi Sistem Peringatan Dini.

Gambar 1.5. Respon Tanggap Darurat untuk Gempa dan Tsunami Lokal (Sumber : Harkunti P. Rahayu)

Page 32: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

7

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Warning I ”TES UJI COBA WARNING I: POTENSI TSUNAMI BESAR DI PANTAI BRT BANTEN; CIWANDAN, KKTAU STEEL, ANYER, AKIBAT GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON : BMG” dikeluarkan berdasarkan data seismometer dan accelerometer bila terjadi gempa dangkal di laut di atas 6,5 SR.

Warning II “TES UJI COBA WARNING II POTENSI TSUNAMI BESAR DI PANTAI BRT BANTEN JAM 08:38 ANYER 5M CIWANDAN 5M KKTAU STEEL 4M, GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON:BMG” dikeluarkan berdasarkan hasil simulasi tsunami modeling dan kepastian adanya tsunami berasal dari monitoring Tsunameter (Bouy) dan GPS.

Warning III “TES UJI COBA, WARNING III: TSUNAMI BESAR DI ANYER 08:35 5M CIWANDAN 08:40 5M KKTAU STEEL 08:40 4M AKIBAT GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON : BMG” dikeluarkan berdasarkan monitoring tsunameter /bouy dan informasi ketinggian air di pantai didapat dari hasil monitoring di lapangan (informasi Tide Gauge).

Warning IV “TEST UJI COBA WARNING IV: TSUNAMI YANG MELANDA KAWASAN PANTAI BANTEN TELAH BERAKHIR : BMG” dikeluarkan berdasarkan hasil monitoring di lapangan (Tide Gauge dan Tsunameter) yang dibandingkan dengan hasil tsunami modeling.

Gambar 1.6. Contoh Isi Perintah Warning I, II, III dan IV pada Tsunami Drill Banten, 26 Desember 2007 (Sumber: Suhardjono)

8:05

8:07

8:48

10:00

Page 33: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

8

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

• INSTALASI SENSOR

• MONITORING

• PENGOLAHAN

• ANALISA

• INFORMASI

33 GUBERNUR

10 STA. TV

RADIO/RRI

RADIO PANTAI

7 PROVIDER GSM/CDMA

ADPEL

BAKORNAS

terestrial line

Radio link

terestrial linesatelite

satelite

POLDA/POLRES

KOORD. DEPKOMINFO

BUPATI / WALIKOTA/

CAMATV S A T DE P DA G R I

VPN BMG

Fiber opticwlan

INDONESIAINTERNET

EXCHANGE

•CSM•PSN

PROVIDER VSAT•TELKOM

•CSM

IP VPN MPLSINDOSAT

IP VPN MPLSTELKOM

INSTITUSI INTERFACE

CSM = Citra Sari MakmurPSN = Pasific Satelit Nusantara

S.. O. P POLRI

S.O.P BAKOR

NAS

S.O.P

S.O.P SATKORLAK

POLSEK

S. O. P POLDA/POLRES

S. O. P BUPATI / W.KOTA

PROVIDER GSM•TELKOMSEL•INDOSAT

MABES POLRI

M asyarakat

B M G

SOP BMG

S. O.P GUB

SATKORLAK / SATLAK

• INSTALASI SENSOR

• MONITORING

• PENGOLAHAN

• ANALISA

• INFORMASI

33 GUBERNUR

10 STA. TV

RADIO/RRI

RADIO PANTAI

7 PROVIDER GSM/CDMA

ADPEL

BAKORNAS

terestrial line

Radio link

terestrial linesatelite

satelite

POLDA/POLRES

KOORD. DEPKOMINFO

BUPATI / WALIKOTA/

CAMATV S A T DE P DA G R I

VPN BMG

Fiber opticwlan

INDONESIAINTERNET

EXCHANGE

•CSM•PSN

PROVIDER VSAT•TELKOM

•CSM

IP VPN MPLSINDOSAT

IP VPN MPLSTELKOM

INSTITUSI INTERFACE

CSM = Citra Sari MakmurPSN = Pasific Satelit Nusantara

S.. O. P POLRI

S.O.P BAKOR

NAS

S.O.P

S.O.P SATKORLAK

POLSEK

S. O. P POLDA/POLRES

S. O. P BUPATI / W.KOTA

PROVIDER GSM•TELKOMSEL•INDOSAT

MABES POLRI

M asyarakat

B M G

SOP BMGSOP BMG

S. O.P GUB

S. O.P GUB

SATKORLAK / SATLAK

Gambar 1.7. Alur Informasi Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia (Sumber : BMG)

Page 34: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

9

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

E arthquake Inform ation

-Tim e

-Location

-M agnitude

P R O C E S S IN G

Denpasar

Padang

BMG HQ Jakarta

O B S E R V A TIO N

D ecision support

Tsunam i

W arning

D IS S E M IN A TIO N

N E ITW CR E ITW C

?Tide G auge

?B uoy/O B U

?G P S LA N D S TA TIO N

?E arth O bservation

1

2

EMAIL SERVER

SMS SERVER

Control System

Of Situation Center

E vacuateW atch

A dvisoryC ancellation

E picenter

?S eism ograph

?accelerograph

Banda AcehSiren

Speaker

Phone/faxPhone/fax

Control System

Of Situation Center

Communication

Communication

SMS

E arthquake Inform ation

-Tim e

-Location

-M agnitude

P R O C E S S IN G

Denpasar

Padang

BMG HQ Jakarta

O B S E R V A TIO N

D ecision support

Tsunam i

W arning

D IS S E M IN A TIO N

N E ITW CR E ITW C

?Tide G auge

?B uoy/O B U

?G P S LA N D S TA TIO N

?E arth O bservation

11

22

EMAIL SERVER

SMS SERVER

Control System

Of Situation Center

E vacuateW atch

A dvisoryC ancellation

E picenter

?S eism ograph

?accelerograph

Banda AcehSiren

Speaker

Phone/faxPhone/fax

Control System

Of Situation Center

Communication

Communication

SMS

Gambar 1.8. Mekanisme deteksi, observasi, pengambilan keputusan untuk penerbitan Peringatan Tsunami (Sumber : BMG)

Page 35: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

10

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Dari gambaran di atas, peran serta pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kota dan Pemerintah Daerah sangatlah besar. Berdasarkan deklarasi kesepakatan Pemerintah Kota/Kabupaten saat hari Peringatan Bumi, ditetapkan bahwa peran serta pemerintah daerah dalam Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Ina-TEWS) dirumuskan kedalam 10 butir kesepahaman di bawah ini :1. Ikut mengamankan peralatan deteksi bencana yang ada di wilayahnya2. Menyiapkan peta resiko (peta genangan) beserta skenario penyelamatan3. Menyiapkan tempat evakuasi beserta peta pencapaiannya4. Memasang rambu-rambu petunjuk / arah evakuasi5. Membangun pusat krisis / pusat komando 6. Melakukan latihan-latihan evakuasi tsunami maupun latihan kesiapsiagaan tsunami (tsunami-drill)

secara berkala7. Membangun sirine 8. Membangun atau menentukan gedung penyelamat (escape building/tsunami shelter)9. Memasukkan pertimbangan kebencanaan dalam penyusunan tata-ruang10. Memasukkan pendidikan kebencanaan dalam muatan lokal kurikulum sekolah

Dalam pelaksanaan butir 6 (Melakukan latihan-latihan evakuasi tsunami maupun latihan kesiapsiagaan tsunami (tsunami-drill) secara berkala) diperlukan kesiapan komponen kultur antara lain meliputi :1. Kesiapan infrastruktur penunjang peringatan dini evakuasi yang mampu untuk merespon dengan

efektif peringatan dini tsunami menjadi peringatan dini evakuasi di daerah.2. Kesiapan aparat pemerintah daerah dalam merespon dengan cepat dan tepat peringatan dini potensi

tsunami dari BMG Pusat, BMG Regional maupun institusi antara (interface agencies) seperti TNI, POLRI maupun Satkorlak dengan memberikan peringatan evakuasi kepada masyarakat berikut koordinasi pengaturan proses evakuasi.

3. Kesiapsiagaan yang responsif dari masyarakat beserta stakeholder terkait seperti wartawan, anggota dewan, LSM, dunia usaha dan lain-lain.

Page 36: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

11

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

1.1.4. Perlunya Uji Coba Sistem Peringatan Dini Tsunami Melalui Tsunami Drill

Paradigma penanggulangan bencana telah bergeser dari masyarakat yang bergantung pada bantuan luar menjadi masyarakat yang siap menghadapi bencana. Disamping itu otonomi daerah telah membuat masyarakat dan pemerintah daerah harus memiliki suatu strategi yang efektif dalam penanganan dan penanggulangan risiko bencana tsunami, mulai dari upaya preventif sampai upaya tanggap darurat seperti kesiapan sistem peringatan dini tsunami yang cepat dan tepat sasaran.

Agar masyarakat, aparat pemerintah daerah dan stakeholder terkait siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana tsunami, diperlukan suatu latihan atau simulasi yang rutin dalam menghadapi bencana tsunami melalui penyelenggaraan End to End Tsunami Drill yaitu latihan evakuasi tsunami skala besar yang diselenggarakan dengan melibatkan 3 unsur utama secara simultan. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat, pemerintah daerah dan sistem peringatan dini tsunami Indonesia.

Selain untuk membangun kesiapsiagaan 3 unsur di atas, kegiatan ini sekaligus ditujukan untuk menguji efektivitas peralatan sistem deteksi dan peringatan dini tsunami Indonesia yang dibangun, sekaligus juga untuk menguji kapasitas dan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah beserta masyarakatnya dalam merespon peringatan dini tsunami yang diterbitkan oleh BMG.Agar pelaksanaan kegiatan tsunami drill di daerah efektif dan tepat sasaran, pemerintah daerah disamping perlu membangun dan mengembangkan infrastruktur sistem peringatan evakuasi juga perlu membangun dan meningkatkan kesadaran (awareness) dan kesiapsiagaan (preparedness) masyarakat, aparat pemerintah daerah dan pemangku kepentingan (stakeholder) melalui berbagai upaya komunikasi. Secara holistik seperti kampanye pendidikan, TOT, pelatihan masyarakat, lokakarya, diskusi kelompok (FGD = Focus Group Disscussion) serta Table Top Simulation. Seluruh upaya-upaya tersebut perlu direncanakan dan dilakukan secara sistematis.

Agar pelaksanaan End to End Tsunami Simulation (Tsunami Drill) lebih efisien dan efektif, pedoman ini memuat seluruh langkah-langkah yang perlu disiapkan, direncanakan dan dilaksanakan secara lengkap dan sistematis berdasarkan pengalaman penyelenggaraan Tsunami Drill Nasional ke-1 di Padang, 26

Page 37: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

12

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Desember 2005, Tsunami Drill Nasional ke-2 di Bali, 26 Desember 2006 dan pelaksanaan Tsunami Drill Nasional ke 3 di Banten, 26 Desember 2007.

1.2. Tujuan

Tujuan umum dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan pedoman bagi kota dan kabupaten seluruh Indonesia yang rawan tsunami dalam penyelenggaraan kegiatan tsunami drill, sehingga daerah dapat melaksanakan kegiatan tersebut dalam rangka :1. Meningkatkan pengetahuan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah, dan

stakeholder terkait dalam menghadapi bencana tsunami.2. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam penanganan dan penanggulangan bencana

tsunami.3. Melatih kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah daerah, serta personnel stakeholder terkait

dalam menghadapi bencana gempabumi dan tsunami4. Menguji efektifitas sistim peringatan dini tsunami serta sosialisasinya

1.3. Luaran (Output)Pada akhir pelaksanaan tsunami drill, diharapkan menghasilkan output atau luaran sebagai berikut :1. Masyarakat siaga terhadap bencana, khususnya tsunami2. Aparat Pemerintah daerah yang tanggap terhadap ancaman bencana, khususnya tsunami3. Peralatan sistem peringatan dini tsunami (TEWS) yang teruji dan terandalkan 4. Tersedianya dan terujinya SOP Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), khususnya untuk

bencana tsunami

1.4. Ruang LingkupPedoman Tsunami Drill ini dibuat untuk dapat mengakomodasi berbagai kondisi kemampuan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan Tsunami Drill dengan menggunakan sumber daya yang ada di daerah. Untuk menyelenggarakan keseluruhan tahapan tersebut ada 3 (tiga) jenis pelaksanaan tsunami drill, yaitu

Page 38: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

13

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Jenis I, II, dan III sesuai dengan kemampuan pendanaan daerah. Secara keseluruhan pedoman ini terdiri dari 6 tahapan seperti yang tergambarkan pada Diagram Alir Penyelenggaraan Tsunami Drill (lihat Gambar 1.8) yaitu :1. Tahap awal 2. Tahap Pengembangan Skenario Kebencanaan3. Tahap Perencanaan4. Tahap Persiapan5. Tahap Pelaksanaan Tsunami Drill6. Luaran

I. Tsunami Drill Jenis I

Penyelenggaraan yang lebih ditekankan hanya pada proses evakuasi masyarakat dan kemampuan/kesiapan pemerintah daerah dalam proses evakuasi massa. Pelaksanaan tsunami drill jenis ini dapat dilihat dalam diagram Alir pada Gambar 1.9, Dalam hal ini penyelenggaraan tsunami drill meliputi :

1. Tahap Awal yang terdiri dari :a. pembentukan panitia inti penyelenggaraan Tsunami Drillb. Rencana Anggaran Biaya (RAB)c. Jadwal kegiatan untuk tahap persiapan dan pelaksanaan proses evakuasi (Hari H)

2. Tahap Perencanaan yang meliputi :a. Penetapan target masyarakatb. Penetapan lokasi c. Penetapan skenario pelaksanaan (Run Down)

3. Tahap Persiapan yaitu Gladi Posko4. Tahap Pelaksanaan (Hari H)5. Luaran yang diharapkan adalah Masyarakat dan Pemda yang terlatih

Page 39: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

14

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.9. Diagram Alir Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota/Kabupaten KOTA/KABUPATEN

Page 40: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

15

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Page 41: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

16

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.10. Detail dari Tahap Awal dan Pengembangan Skenario Kebencanaan

Page 42: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

17

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

II. Tsunami Drill Jenis II

Penyelenggaraan yang mengikuti seluruh proses End To End Tsunami Drill tetapi dalam bentuk yang sederhana dan jumlah target masyarakat secukupnya. Pelaksanaan tsunami drill jenis ini dapat dilihat dalam diagram alir pada Gambar 1.8. Dalam hal ini penyelenggaraan tsunami drill meliputi:1. Tahap Awal yang terdiri dari :

a. pembentukan panitia inti penyelenggaraan Tsunami Drillb. Rencana Anggaran Biaya (RAB)c. Jadwal kegiatan mulai tahap pengembangan skenario sampai dengan tahap pelaksanaan proses evakuasi (Hari H)

2. Tahap Pengembangan Skenario Kebencanaan yang dilakukan secara kualitatif3. Tahap Perencanaan yang meliputi :

a. Penetapan target masyarakatb. Penetapan lokasic. Penetapan skenario pelaksanaan (Run Down)d. Pengembangan indikator keberhasilan

4. Tahap Persiapan yang meliputi :a. Konsolidasi panitia b. Penyiapan Sistem Peringatan Dini (komponen Struktur) berkoordinasi singkat dengan BMG Pusat/

BMG Regionalc. Penyiapan infrastruktur sistem peringatan dini evakuasi : untuk tahap ini disesuaikan dengan

harapan sumber daya daerah dalam penyediannya d. Penyiapan aparatur pemerintah daerah yang terkait penanggulangan bencana meliputi:

a. Workshop b. Sosialisasi c. Pelatihan/TOT d. Pengembangan SOP penanggulangan bencana tsunami

Page 43: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

18

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

e. Table Top Simulation f. Gladi posko e. Penyiapan masyarakat meliputi : a. Peningkatan kesadaran berupa kampanye melalui media (media campaign) f. Gladi Bersih

5. Tahap Pelaksanaan (Hari H)6. Luaran yang diharapkan berupa :

a. Masyarakat siagab. Pemda yang tanggapc. Alat yang teruji dan dapat diandalkand. Tersedianya SOP/PROTAP BPBD untuk tsunami yang teruji

III. Tsunami Drill Jenis IIITsunami drill jenis ini adalah penyelenggaraan End To End Tsunami Drill secara lengkap untuk semua komponen tahap awal, pengembangan skenario kebencanaan secara kuantitatif, perencanaan, persiapan dan pelaksanaan.Secara keseluruhan ”Jenis III” ini terdiri dari :1. Tahap Awal : a. Pembentukan panitia inti b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan jadwal kegiatan untuk tahap pengembangan scenario

kebencanaan dan perencanaan c. Pembuatan jadwal kegiatan2. Tahap Pengembangan Skenario Kebencanaan yang meliputi : a. Kegiatan identifikasi potensi daerah terkait bencana tsunami yang terdiri dari :

a. Potensi ancaman bahaya 1. Ancaman Bahaya Utama : Gempa dan Tsunami2. Ancaman Bahaya Ikutan (Collateral Hazard) :

Page 44: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

19

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Bahaya Ikutan dari Alam• Bahaya industri dan kegagalan teknologi•

b. Keberadaan Sistem Peringatan Dini:1. Identifikasi sistem 2. Identifikasi infrastruktur

c. Non-Fisik: 1. Identifikasi kapasitas Pemda 2. Identifikasi kapasitas masyarakat dan stakeholder terkait 3. Identifikasi kearifan lokal 4. Identifikasi peranan media

d. Fisik1. Inventori data teknis :

peta tata ruang• peta batas wilayah administrasi• peta jaringan (infrastruktur +• lifelines)peta kepadatan penduduk• peta sebaran kawasan miskin• peta kawasan kritis/penting•

2. Survey kondisi bangunan, sarana, prasarana yang terkait dengan penanganan dan penanggulangan bencana tsunami

b. Kajian kejadian gempa dan tsunami1. Penetapan skenario gempa

Lokasi Gempa• Besaran (• magnitude) gempa

2. Kajian potensi kegempaan di kota/kab yang bersangkutanMasukan : data geologi, data seismologi, data deterministik, atau data probabilistik

Page 45: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

20

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

luaran : peta sebaran pga dan mmi3. Pemodelan tsunami :

Masukan : Besaran dan lokasi gempa, peta batimetri• Luaran : waktu penjalaran tsunami (• tsunami travel time)Tinggi gelombang datang (• tsunami run – up)Peta genangan tsunami • (tsunami inundation map)

c. Kajian Ancaman Bahaya Ikutan1. Ancaman Bahaya Alam :

Potensi risiko longsor akibat gempa • 2. Ancaman Bahaya industri/teknologi

Masukan : data bahan berbahaya dan beracun (B3), peta kawasan, data angin, peta • genanganluaran : sebaran daerah bahaya industri•

3. Ancaman bahaya ikutan lainnya kebakaran akibat gempa dll d. Kajian Risiko e. Kajian kerusakan akibat gempa dan tsunami f. Kajian kondisi peringatan dini yang ada g. Kajian kondisi tanggap darurat serta upaya penanganan dan penanggulangan bencana tsunami

Luaran tahap pengembangan skenario kebencanaan yang berupa skenario bencana berikut intervensi upaya-upaya yang diperlukan terdiri dari :1. Skenario A : kondisi kerusakan sedang yaitu sarana dan prasarana sebagian hancur dan sebagian

masih dapat berfungsi.2. Skenario B : kondisi kerusakan parah yaitu sarana dan prasarana banyak hancur.

Kedua skenario tersebut kemudian dikembangkan lagi untuk skenario kesiapan sistem peringatan dini tsunami dan sistem peringatan dini evakuasi sebagai berikut :

Page 46: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

21

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

1. Sistem peringatan dini berjalan efektif2. Sistem peringatan dini berjalan tidak efektif

Pada skenario A, Sistem Peringatan Dini Tsunami (Warning I s/d IV) dapat berfungsi dari BMG sampai ke RUPUSDALOPS SATLAK PB atau RUPUSDALOPS BPBD Kota/Kabupaten dan Sistem Peringatan Evakuasi (sirine, kentongan dll) dan berfungsi efektif mencapai target masyarakat. Skenario B sistem peringatan berfungsi tetapi tidak bisa mencapai sasaran masyarakat yang luas dan tidak ada mekanisme yang menunjang sistem yang ada untuk mencapai masyarakat tersebut.

Dengan demikian terdapat empat alternatif skenario bencana yang merupakan luaran (output) dari tahap pengembangan skenario kebencanaan :• Skenario A1 : kondisi kerusakan sedang dengan sistem peringatan dini berjalan efektif• Skenario A2 : kondisi kerusakan sedang dengan sistem peringatan dini berjalan tidak efektif• Skenario B1 : kondisi kerusakan parah dengan sistem sistem peringatan dini berjalan efektif• Skenario B2 : kondisi kerusakan parah dengan sistem sistem peringatan dini berjalan tidak efektif

3. Tahap perencanaan yang terdiri dari :1. Penetapan skenario risiko bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya2. Penetapan target masyarakat3. Penentuan lokasi pelaksanaan gladi dan Hari H 4 Penetapan skenario pelaksanaan Tsunami Drill/pengembangan Run Down5. Pengembangan indikator keberhasilan6. Pengembangan Kemitraan

4. Tahap persiapan yang terdiri dari :a. Konsolidasi panitiab. Penyiapan sistem peringatan dini tsunami, yaitu penyiapan alur informasi dari BMG ke Pusdalops

BPBD/walikota atau bupati

Page 47: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

22

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

c. Pengembangan infrastruktur sistem peringatan dini agar melakukan evakuasi d. Pengembangan infrastruktur evakuasie. Penyiapan aparatur pemerintah daerah yang terkait dengan penanganan dan penanggulangan

bencana, yang terdiri dari :1. Peningkatan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan peningkatan kapasitas BPBD

(workshop, TOT, Table Top Simulation untuk pengembangan SOP penanggulangan bencana tsunami)

f. Penyiapan masyarakat, yang terdiri dari : 1. Peningkatan kesadaran masyarakat (kampanye media, kampanye pendidikan masyarakat) 2. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat ( pelatihan untuk masyarakat melalui TOT, community

development/ pemberdayaan masyarakat dan3. Peningkatan kapasitas media)

g. Gladi5. Tahap pelaksanaan dari proses evakuasi Tsunami Drill

Catatan : 1. Untuk menyelenggarakan tsunami drill jenis I, diharapkan pemerintah daerah dapat melaksanan sendiri

dengan berbekal pedoman ini. 2. Untuk menyelenggarakan tsunami drill Jenis II, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan

perguruan tinggi atau lembaga yang berpengalaman dalam mengembangkan skenario bencana secara kualitatif. Selebihnya dapat dilakukan sendiri dengan mengikuti pedoman ini.

3. Tsunami drill Jenis III (end-to-end Tsunami drill), dapat bermanfaat tidak hanya untuk keperluan tsunami drill yang sebenarnya merupakan upaya persiapan tetapi juga dapat dipakai untuk pengembangan upaya-upaya preventif dan mitigasi baik mitigasi struktural maupun mitigasi non struktural. Namun perlu dicatat bahwa pada Jenis III ini, kajian risiko bencana dilakukan secara kuantitatif dapat bersifat rapid risk assessment (kajian risiko cepat) maupun secara mendalam (in depth). Kajian yang mendalam nantinya dapat menghasilkan suatu kajian risiko bencana yang

Page 48: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

23

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

menyeluruh dan mendalam yang dapat dipakai untuk keperluan pengembangan/pembangunan Kota/ Kabupaten berbasis mitigasi bencana. Dalam penyelenggaraannya, paket lengkap ini perlu dilakukan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam hal pendanaan dan dengan institusi atau perguruan tinggi yang berpengalaman dalam bidang kajian risiko dalam hal bantuan teknis.

Page 49: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

24

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.11. Detail dari Tahap Perencanaan, Persiapan dan Pelaksanaan

Page 50: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

25

P e n d a h u l u a n 1

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 1.12. Detail Dokumentasi dan Diseminasi pada Tahap Pengembangan Skenario Kebencanaan (2), Tahap Perencanaan (3), Tahap Persiapan (4) dan Pelaksanaan (5)

Page 51: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

24

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

BAB 2

TAHAP AWAL PEMBENTUKAN PANITIA

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 52: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi
Page 53: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

28

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

BAB 2TAHAP AWAL : PEMBENTUKAN PANITIA

2.1. Pembentukan Panitia

Langkah pertama dari pelaksanaan Tsunami Drill adalah pembentukan panitia inti yang terdiri dari :1. Tim Pengarah dan Penasehat2. Ketua Umum (dibantu sekretaris umum dan bendahara umum)3. Koordinator Persiapan4. Koordinator Perencanaan 5. Koordinator Pelaksanaan 6. Koordinator Dokumentasi dan Diseminasi 7. Koordinator Monitoring Evaluasi

Berdasarkan besarnya ruang lingkup kegiatan dalam paket lengkap (End To End Tsunami Drill), para koordinator tersebut dibantu oleh sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang terdapat di bawahnya. Sedangkan untuk tsunami drill jenis I dan jenis II, organisasi dapat lebih sederhana dengan 7 elemen panitia hanya dibantu tim teknis dan/atau tim pelaksana.

2.2. Tim Pengarah dan Penasehat

Tim ini mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :a. Memberikan pengarahan mengenai berbagai hal dalam rangka kesuksesan penyelenggaraan Tsunami

Drill.b. Merumuskan konsep-konsep penyelenggaraan Tsunami Drill. c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan setiap tahapan kegiatan Tsunami Drill.

Page 54: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

29

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

2.3. Ketua Umum

Ketua umum dibantu sekretaris umum dan bendahara umum mempunyai tugas sebagai berikut :a. Menyelenggarakan keseluruhan acara kegiatan Tsunami Drill mulai dari persiapan, perencanaan,

pelaksanaan, dokumentasi, diseminasi sampai dengan monitoring dan evaluasi.b. Melakukan koordinasi dengan seluruh koordinator dalam rangka kesuksesan dan keberhasilan

penyelenggaraan Tsunami Drill.c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang menyangkut

penyelenggaraan Tsunami Drill. d. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan Tsunami Drill.e. Mengidentifikasi serta melakukan koordinasi mengenai keterlibatan intansi-instansi dalam rangka

penyelenggaraan Tsunami Drill baik instansi pemerintah maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

f. Mendokumentasikan keseluruhan kegiatan serta melakukan diseminasi yang terkait dengan Tsunami Drill dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus pada setiap tahapan kegiatan Tsunami Drill mulai dari persiapan, perencanaan sampai dengan pelaksanaan.

2.4. Koordinator Persiapan

Koordinator pada tahap persiapan tsunami drill dibantu sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang terdiri dari :a. Seksiidentifikasipotensidaerahterkaitdenganbencanatsunamibertugasmelakukansurveydalam

rangkamengidentifikasipotensidaerahyangterkaitdenganbencanatsunamibaikyangbersifatfisikmaupunnonfisik.

b. Seksi kajian risiko bencana gempa dan tsunami bertugas melakukan kajian bahaya, kerentanan dan risiko bencana sebagai dasar kegiatan selanjutnya yaitu pengembangan skenario bencana.

Page 55: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

30

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

c. Seksi pengembangan skenario bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya bertugas mengembangkan skenario bencana dengan melakukan kajian-kajian sebagai berikut :• Kajiankejadiangempadantsunami• Kajianancamanbahayaikutan• Kajianrisiko• Kajiankerusakanakibatgempadantsunami• Kajiankondisisistemperingatandiniyangada• Kajiankondisitanggapdaruratdanupayapenanganansertapenanggulanganbencanatsunami

2.5. Koordinator Perencanaan

Koordinator tahap pelaksanaan dibantu oleh sekretaris dan bendahara mempunyai tugas untuk mendesain kegiatan dan merencanakan beberapa hal sebagai berikut :a. Penetapan skenario risiko bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannyab. Penetapan target kegiatanc. Penentuan lokasi pelaksanaan gladi dan Hari H d. Penetapan skenario pelaksanaan Tsunami Drill/Pengembangan run down e. Pengembangan indikator keberhasilanf. Pengembangan Kemitraan

2.6. Koordinator Pelaksanaan

Koordinator tahap pelaksanaan dibantu oleh sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang terdiri dari: SeksiPenyiapanSistemPeringatanDiniTsunami:Seksiinimempunyaitugasdalampelaksanaan

kegiatan yang terkait dengan:• PenyiapanalurinformasiperingatantsunamidariBMGkePusdalopsBPBD/walikotaatau

Bupati dengan menggunakan mekanisme multi moda baik langsung maupun melalui institusi

Page 56: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

31

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

antara(Polri,Gubernurdll).• Pengembanganinfrastruktursistemperingatan,penyiapanRupusdalops,pendataanmulti

moda SeksiPenyiapanAparaturPemerintahDaerahyangterkaitdenganPenanggulanganBencana:

seksi ini mempunyai tugas dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan :• PeningkatankesiapsiagaanaparatpeningkatankapasitasBadanPenanggulanganBencana

Daerah melalui kegiatan-kegiatan seperti TOT, Workshop, pengembangan SOP pelaksanaan ataupun contingency plan, Table Top Simulation dan gladi posko.

SeksiPenyiapanMasyarakat :seksi inimempunyai tugasdalampelaksanaankegiatanyangterkait dengan :• Peningkatankesadarandankesiapsiagaanmasyarakatmelaluikegiatan-kegiatanlokakarya,

kampanye melalui media (media campaign) dan kampanye pendidikan masyarakat (public education campaign)

• Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan (TOT) dan pemberdayaanmasyarakat (community development)

• Peningkatankapasitasmediamelaluilokakarya.

2.7. Seksi Gladi dan Hari H

Koordinator pelaksanaan gladi dan Hari H bertanggung jawab dalam hal kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan dengan melakukan gladi untuk kesiapan Hari H Tsunami Drill. Seksi ini terbagi dalam beberapa subseksi yang antara lain : a. Monitoring melalui dokumentasi intensifb. Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasic. Kuesioner evaluasi pelaksanaan Tsunami Drilld. Monitoring dan evaluasi melalui media massae. Evaluasi dari para ahli

Page 57: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

32

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

Gambar 2.1. Struktur Kepanitiaan

Page 58: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

33

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

Kepanitiaan tersebut dapat beranggotakan dari unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, media massa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal. Untuk beberapa seksi, diperlukan latar belakang keilmuan tertentu karena memerlukan keahlian dalam melakukannya. Seksi-seksi yang memerlukan latar belakang keilmuan tertentu antara lain adalah seksi yang berada dibawah koordinator persiapan dan pelaksanaan.

2.8. Koordinator Dokumentasi dan Diseminasi

Koordinator dokumentasi dan diseminasi dibantu oleh sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sebagai berikut : SeksiDokumentasi :Mendokumentasikanseluruhkegiatanmulaidaripersiapan,perencanaandan

pelaksanaan dalam bentuk : a. Peta-peta b. Dokumen-dokumenc. CCTV (Closed Circuit Television) d. Foto-foto closede. Film-filmkegiatan

SeksiDiseminasi:Mendiseminasikanataumenyebarluaskanberbagaiinformasiyangterkaitdenganpenyelenggaraan Tsunami Drill melalui media-media seperti : a. Rapat-rapatinternalb. Lokakaryac. Radiod. Internete. Surat Kabarf. Siaran Langsung TV

Page 59: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

34

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

2.9. Koordinator Monitoring dan Evaluasi

Koordinator monitoring dan evaluasi dibantu oleh sekretaris, bendahara mempunyai tugas untuk melakukan evaluasi dan monitoring dalam bentuk :a. Monitoring melalui dokumentasi intensifb. Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasic. Kuesioner evaluasi pelaksanaan Tsunami Drill yang dilakukan oleh juri/pengamat (observer)d. Monitoring dan evaluasi melalui media massae. Evaluasi dari para ahli

Kepanitiaan tersebut dapat beranggotakan dari unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, media massa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal. Untuk beberapa seksi, diperlukan latar belakang keilmuan tertentu karena memerlukan keahlian dalam melakukannya. Seksi-seksi yang memerlukan latar belakang keilmuan tertentu antara lain adalah seksi yang berada dibawah koordinator persiapan dan pelaksanaan. Sebelum melakukan berbagai kegiatan tersebut, penting untuk dilakukan adalah pembuatan anggaran biaya dan jadwal kegiatan. Penjelasan mengenai anggaran biaya dan jadwal kegiatan pada tahap persiapan disampaikan di akhir bab ini.

2.10. Anggaran Biaya Persiapan dan Perencanaan

Anggaranbiayapersiapandanperencanaanmeliputikomponen-komponenbiayaintisebagaiberikut:a. Honorb. Peralatan dan perlengkapan surveyc. TransportasidanAkomodasid. Bahan Habise. Dokumentasif. Komunikasig. Biaya Pengumpulan Datah. Biaya penyelenggaraan rapat

Page 60: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

35

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

Sementara komponen biaya dalam tahap perencanaan lebih sederhana, karena kegiatan pada tahap ini lebih merupakan desk study.Adapunkomponenbiayayangtercakupdalamtahapperencanaanadalah:a. Honorb. Biaya penyelenggaraan rapatc. Akomodasid. Komunikasie. Bahan habisf. Dokumentasi

2.11. Jadwal Kegiatan

Tahap persiapan dalam kegiatan tsunami drill akan menentukan tahap-tahap pekerjaan selanjutnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan, oleh karena itu tahap ini harus dilaksanakan pada awal kegiatan dalam jadwal penyelenggaraan tsunami drill. Jadwal kegiatan tahap persiapan harus disusun sesuai dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :1. Identifikasipotensidaerahterkaitdenganbencanatsunami2. Kajian awal risiko bencana gempa dan tsunami3. Pengembangan skenario bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya.

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pada tahap persiapan ini ádalah sekitar dua bulan.Sementara itu, kegiatan-kegiatan dalam tahap perencanaan dapat dilakukan secara paralel karena hanya merupakan desk study yang dapat dilakukan dalam rapat-rapat panitia. Jangka waktu tahap perencanaan ini paling lama adalah satu bulan kegiatan.

Page 61: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

36

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

A TIMPENGARAH

1 Walikota / Bupati Ketua Tim Pengarah

Memberihan masukan yang bersifat kebijakan untuk pelaksanaan • Tsunami Drill Tingkat KotaMemberikan arahan yang bersifat teknis dan operasional untuk • Tsunami Drill Tingkat KotaMengadakan koordinasi teknis dan operasional untuk Pelaksanaan • Tsunami Drill TingkatKotadenganPemerintahPusat/Ristek

2 Muspida : Unsur TNI (Kodim),POLRI(Polres),Kejaksaan Negeri

Anggota • Membantuketuatimpengarahdenganmemberikanmasukan-masukanbaikyangbersifat kebijakan, teknis dan operasional untuk pelaksanaan Tsunami drill Tingkat Kota

B KETUA PANITIA

1 Sekretaris Daerah (Sekda)

Ketua Pelaksana

Mendesain kegiatan • End To End Tsunami drill secara keseluruhanMengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan Teknis dan Operasional • Tsunami drill dengan mengacu pada Run DownyangdikembangkanolehTimGladiLapangan dan Hari H Pelaksanaan Tsunami drillMengidentifikasiketerlibataninstansipemerintahdaninstitusi/organisasi•kemasyarakatan (LSM, PMI, Industri,dll) di pusat dan daerah. Membentuk partnership dengan instansi dan institusi/organisasi kemasyarakatan •(LSM, PMI, Industri,dll) untuk pembiayaan Tsunami drillMelaksanakan monitoring, koordinasi dengan seluruh koordinator seksi•Menyiapkan questionnaire untuk observer dengan berkoordinasi dengan Tim •Permerintah Pusat

2 Sekretaris Melaksanakan koordinasi administrasi antara Pemerintah Daerah dengan •Pemerintah Pusat untuk kelancaran pelaksanaan tsunami drill.Melakukan tugas-tugas administrasi pelaksanaan • tsunami drill.Membuat notulensi setiap rapat koordinasi. •

3 Bendahara Umum

Melakukan budgeting•Pembelanjaan dan Pemantauan penggunaan uang pelaksanaan • tsunami drill pada masing-masing seksiMenyiapkan laporan keuangan•

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill

Page 62: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

37

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

C SEKSI TRANING FOR TRAINER (TOT)

1 Koordinator • MembuatperencanaankegiatanTOTantaralain:• Mencariinformasimengenaikurikulumdanmanualyangterkaitdenganmateri

TOT• Mencariinformasimengenaiinstitusiyangpernahterlibatdalampengembangan

materi TOT (misalnya PMB ITB)• Menentukanbentuk/desainacaraTOTsertamateriyangakandisampaikan

dalam kegiatan TOT (termasuk desain cara penyampaian materi)• MenetapkanwaktudantempatpelaksanaanTOT• MengidentifikasipesertaTOT(termasukjumlahpeserta)

• MelakukanpersiapankegiatanTOTantaralain:• Penentuaninstruktur/pembicarasertanarasumberdalamTOT• PenentuanfasilitatoryangakanmembantukegiatanTOT• Melakukansurveytempatpelaksanaankegiatan• Melakukankoordinasidenganpihakpihakterkaittermasukkoordinasiintern

• MelaksanakandanmemantaupelaksanaankegiatanTOTsesuaidenganperencanaan dan persiapan yang telah dilakukan

• MelaporkankegiatanpelaksanaanTOTtsunami drill ke Ketua Pelaksana • TerlibatdalampelaksanaangladilapangandanpelaksanaanhariHtsunami drill denganmengacupadarundownyangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drill

2 Anggota • Membantukoordinatordalamsegalahalperencanaan,persiapandanpelaksan-aan TOT

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 63: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

38

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

D SEKSI COMMUNITY DEVELOPMENT

Koordinator Membuat perencanaan kegiatan • community development antara lain:• Mengidentifikasidesapelatihansertatargetmasyarakatyangakandibina• Menentukanbentuk/desainprogramcommunity development di lapangan• Mengidentifikasipersonelyangakanterlibatdalam Com Dev (com dev specialist

dan trainer) • Menentukanmekanismekoordinasiantara Com Dev specialist, trainer dan

masyarakat yang dibina• Menentukanmekanismeevaluasidanmonitoringkegiatandenganpersonel

yang ada• Membuatjadwalkegiatan community development mulai dari perencanaan,

persiapan sampai dengan implementasi di lapanganMelakukan persiapan kegiatan • community development yang antara lain meliputi :• Melakukankoordinasidenganpihak-pihakterkaitdalamrangkapelaksanaan

community development di lapangan• Melakukansurveyterhadapdesabinaandantargetmasyarakatyangakan

dibina• Melakukankoordinasiinternaltermasukdengantrainer yang akan melakukan

kegiatan di lapanganMelaksanakan dan memantau pelaksanaan • Com-dev Mengevaluasi secara terus menerus pelaksanaan • Community Development untuk memperbaiki mekanisme pelaksanaan di lapangan agar dapat meningkatkan kepedulian dan kapasitas masyarakat yg diharapakan dapat menjadi penggerak dan pemandu masyarakat umum dalam Tsunami drillMelaporkan kegiatan pelaksanaan • Com-Dev Kepada Ketua Pelaksana Terlibat dalam pelaksanaan gladi lapangan dan pelaksanaan Hari H • tsunami drill dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami Drill

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 64: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

39

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

Sekretaris Membantu koordinator dalam menentukan target desa pelatihan serta masyarakat •yang akan dibina dalam pelaksanaan community developmentMembantu koordinator dalam pembuatan jadwal pelaksanaan• community developmentMembantu koordinator dalam memonitor dan mengevalausi pelaksanaan •community developmentMembuat notulensi setiap rapat koordinasi internal maupun external•Mengkoordinasi alumni TOT yang bertugas dalam pelaksanaan • community developmentMembantu koordinator dalam pelaksanaan dan pelaporan kegiatan• community development di lapangan

Pemangku Kepentingan, Tohoh Masyarakat, TokohAgamadanTokohPemuda

Anggota Membantu koordinator dan sekretaris dalam proses perencanaan, persiapan dan •pelaksanaan community developmentMembantu sebagai trainer di lapangan •Membantu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan• Com-dev di lapangan Membantu pelaporan kegiatan pelaksanaan • Com-Dev Kepada Ketua PelaksanaTerlibat dalam pelaksanaan gladi lapangan dan pelaksanaan Hari H • tsunami drill dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunam drill.

E SEKSI TABLE TOP SIMULATION

Ketua Membuat perencanaan kegiatan • Table Top Simulation yang antara lain meliputi :Menentukan bentuk/desain acara• Table Top Simulation serta materi yang akan disampaikan dalam kegiatan (termasuk desain/mekanisme kegiatan)Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan • Table Top SimulationMengidentifikasipeserta• Table Top Simulation (termasuk jumlah peserta)

Melakukan persiapan kegiatan • Table Top Simulation antara lain : Penentuan narasumber dalam kegiatan•Melakukan survey tempat pelaksanaan kegiatan•Melakukan koordinasi dengan pihak pihak terkait termasuk koordinasi intern•

Melaksanakan dan memantau pelaksanaan kegiatan • Table Top Simulation sesuai dengan perencanaan dan persiapan yang telah dilakukanMelaporkan kegiatan pelaksanaan Table • Top Simulation Kepada Ketua Pelaksana Terlibat dalam pelaksanaan gladi lapangan dan pelaksanaan Hari H • tsunami drill dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drill

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 65: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

40

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaan,persiapandanpelaksanaankegiatanTable Top Simulation

• MembantupelaporanpelaksanaanTable Top Simulation Kepada Ketua Pelaksana • TerlibatdalampelaksanaangladilapangandanpelaksanaanHariHtsunami drill

dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drill

F TIMGLADIKOTORDANPELAKSANAANTSUNAMIDRILL

1 Koordinator • Membuatperencanaankegiatanyangantaralainmeliputi:• Bersama-samadenganTimPemerintahPusatmengembangkanRunDownkegiatanGladiLapangandanHariHTsunami drill.

• MenetapkanwaktudantempatpelaksanaanGladidanHariHTsunami drill.• Mengidentifikasijumlahpesertayangkemungkinanakanterlibatdalamkegiatan

• Melakukanpersiapankegiatanantaralainmeliputi:• MengadakanKoordinasidankerjasamadenganpihak-pihakterkaituntuklan-carnyapelaksanaanGLADIlapangandanHariHTsunamiI drill.

• Penentuannarasumberdalamkegiatan• MelakukansurveydititiktitikkritispelaksanaankegiatanGladidanHariH Tsu-

nami (Starting point, proses evakuasi, finishingpoint)• Melakukankoordinasikoordinasiinternuntukmenjagakinerjatim• MelakukankoordinasidengansemuaseksikegiatanTsunami• MenguasaiRunDownTsunamiyang telah disiapkan dalam proses perencanaan

• MelaksanakandanmemantaupelaksanaankegiatanTable Top Simulation sesuai dengan perencanaan dan persiapan yang telah dilakukan

• MelaporkankegiatanpelaksanaanTable Top Simulation Kepada Ketua Pelaksana • TerlibatdalampelaksanaangladilapangandanpelaksanaanHariHtsunami drill • MemonitordanmengevaluasisecaraintensifprosespersiapandanpelaksanaanGladisertalancarnyaHariH

• MengantisipasiperubahanRunDownyang dinamis karena kebutuhan di Lapan-gan dengan berkoordinasi dengan Tim Pemerintah Pusat

2 Sekretaris Membantu Koordinator dalam hal administrasi dan manajemen persiapan dan •pelaksanaanGladidanHariHMenyiapkan Jadwal Kegiatan dalam poster besar di sekretariat•Membuat notulensi untuk berita acara setiap rapat koordinasi •

3 Bendahara Melakukan budgeting•Pembelanjaan dan Pemantauan penggunaan uang pelaksanaan gladi dan Hari H •tsunami drill masing-masing seksiMenyiapkan laporan keuangan•

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 66: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

41

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

4 Anggota Membantuseluruhprosesperencanaan,persiapandanpelaksanaanGladidan•Hari H sehingga dapat berjalan dengan lancar

G SEKSIPROSESEVAKUASI

1 Koordinator Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Pem Prov Banten, Pemerintah •DaerahsertaPemerintahPusat/RistekuntukpelaksanaanmobilisasimasyarakatpadaGladidanHariHIdentifikasitargetmasyarakatuntukuntukdimobilisasi.•Memonitor response massa terhadap kegiatan melalui infrastruktr yang ada seperti •dengan Babinsa, Pendekar, Tokoh adat dllMengantisipasi kondisi terburuk dengan berkoordinasi dengan Babinsa, Pendekar, •Tokoh adat dllMelakukanmobilisasimasyarakatuntukGladidanHariH•MendesainprosesevakuasidenganmengacupadaRundDownterakhirtermasuk•untuk evakuasi masyarakat, VVIP, VIP dan ObserverMengatispasi kondisi terburuk bila yang datang jauh dibawah target harus •berkoordinasi dengan subsie pengerahan massaMengkoordinasi pemandu-pemandu dalam proses evakuasi•Mendesain proses evakuasi sesuai kenyataan seperti adanya orang hamil, anak •sekolah dllMendesain simulasi korban seperti yang ada dalam skenario untuk ini perlu •koordinasidenganRISTEK(ITBdanNUBIKA)Melakukan • quick count jumlah peserta yg berpartisipasiMengkoordinasi dalam proses evakuasi mengenai:•

aspek keselamatan peserta evakuasi dengan subsi kesehatan lapanagan o aspek keamanan peserta evakuasi dengan sub sie keamanano

Memonitor jalannya proses evakuasi•

2 Pemangku Kepentingan, Lurah/Kades dan Tokoh Pemuda

Anggota • Membantukoordinatordalamberbagaihalterkaitprosesevakuasimasyarakatpada saat gladi dan Hari H seperti o Mengkoordinasi pemandu-pemandu dalam proses evakuasio Simulasi korban bencanao Melakukan quick count jumlah peserta yg berpartisipasio aspek keselamatan dan keamanan peserta evakuasi

• Membantukoordinatordalammemonitorjalannyaprosesevakuasidenganmen-gacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drill

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 67: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

42

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

H SEKSI ACARA

1 Koordinator Merencanakan program acara yang dapat menarik massa pada saat pengumpulan •massa di titik awal (starting point), dan pada tempat pengungsianMendesain kebutuhan panggung dan peralatan soundsystem•Berkoordinasi dengan subseksi logistik dalam pengadaan panggung •Melakukan persiapan acara pada titik awal dan titik akhir•Mengkoordinir pengisi acara pada saat pelaksanaan gladi dan Hari H • tsunami drill dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drillMelaporkan kegiatan seksi acara pada pelaksanaan gladi dan Hari H • tsunami drill Kepada Ketua Pelaksana.

2 Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaanprogramacara,kebutuhanpanggungdan peralatan soundsystem, persiapan acara pada starting point dan finishingpoint dan koordinasi dengan pengisi acara

• Membantucoordinatordalamseluruhrangkaianacarapelaksanaankegiatangladidan Hari H Tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan olehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drill

• Membantukoordinatordalampelaporankegiatanseksiacarapadapelaksanaangladi dan Hari H Tsunami drill Kepada Ketua Pelaksana.

I SEKSI KEAMANAN & PENGATURAN LALU LINTAS

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 68: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

43

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

1 Koordinator Melakukan perencanaan Seksi Keamanan dan Pengaturan Lalu Lintas yang •antara lain meliputi :o Desain mekanisme keamanan dan pengaturan lalu lintas saat pelaksanaan GladidanHariHTsunami drill

o Identifikasipersonelsertajumlahpersonelyangakandilibatkandalampelaksanaan

o Desain kebutuhan lahan parkir o Mendesain kebutuhan keamanan baik di lapangan pengumpulan massa (tempat

start), sepanjang rute evakuasi dan pada tempat pengungsi• MelakukanPersiapankegiatanyangantaralainmeliputi:

o Koordinasi dengan pihak keamanan maupun masyarakato Melakukan berbagai persiapan sistem pengamanan

• Mengadakanpengamananpadalahanparkir,tempatpengumpulanmassa,sepanjang rute evakuasi dan di tempat pengungsi dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillMengkoordinir pengaturan lalu lintas pada saat pelaksanaan gladi dan Hari H •tsunami drill dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangan dan Hari H Pelaksanaan Tsunami drillMelaporkan hasil kegiatan seksi keamanan dan pengaturan lalu lintas Kepada •Ketua Pelaksana.

2 UnsurTNI,POLRI,Dishub dan Pemuda

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaan,persiapandanpelaksanaantugasseksi keamanan dan pengaturan lalu lintas

• MembantukoordinatordalampelaporanhasilkegiatanseksikepadaKetuaPelaksana.

J SEKSI KESEHATAN LAPANGAN

1 Koordinator Melakukan perencanaan dengan menentukan mekanisme kegiatan tim kesehatan •lapangan Melakukan persiapan sistem kesehatan lapangan (pengadaan alat dan •perlengkapan terkait tugas tim kesehatan lapangan) Mengkoordinir pengaturan kesehatan lapangan pada saat pelaksanaan gladi dan •Hari H tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan oleh Tim GladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillMelaporkan kegiatan seksi kesehatan lapangan pada pelaksanaan gladi dan Hari •H Tsunami drill Kepada Ketua Pelaksana.

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 69: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

44

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

2 Unsur Pokgas Kesehatan: DinasKesehatan,RS,Puskesmas, PMI, Tagana dan Pramuka

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaandanpersiapansistemkesehatanlapangan

• MembantupengaturankesehatanlapanganpadasaatpelaksanaangladidanHariH tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan oleh Tim GladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drill

• Membantukoordinatordalampelaporankegiatanseksikesehatanlapangankepada Ketua Pelaksana.

K SEKSI KONSUMSI MASSA DAN PANITIA

1 Koordinator Melakukan perencanaan dan persiapan konsumsi massa dan panitia yang antara •lain meliputi :o Mengidentifikasijumlahkonsumsiyangperludisiapkano Mengatur menu konsumsi yang aman untuk dimakan dimana pengadaannya

dalam jumlah massal (skala ribuan) o Mengidentifikasipihak-pihakyangakanmenyiapkankonsumsi(ibu-ibudharma

wanita/komunitas) serta melakukan koordinasi dengan pihak tersebuto Melakukankoordinasidenganseksilainnyadalamrangkamengidentifikasi

jumlah konsumsi yang perlu disiapkanMengkoordinir pengaturan konsumsi untuk massa (skala ribuan), aparat •pemerintah daerah peserta simulasi dan panitia pada saat pelaksanaan gladi dan Hari H tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan oleh Tim GladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drillMelaporkan kegiatan seksi konsumsi pada pelaksanaan gladi dan Hari H • tsunami drill kepada Ketua Pelaksana.

2 Unsur Pokgas Sosial: Dinal Sosial, PMI, masyarakat maupun PKK

Anggota • Membantukoordinatordalampengaturankonsumsimassadanpanitiabaikperencanaan, persiapan dan pelaksanaan di lapangan dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drill

• MembantupelaporankegiatanseksikomsumsipadapelaksanaangladidanHariHtsunami drill kepada Ketua Pelaksana

L SEKSI DOKUMENTASI/ PUBLIKASI/ PROTOKOLER

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 70: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

45

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

1 Koordinator Mengkoordinasi undangan dan sistim protokoler VVIP dengan Paspampres•Mengkoordinasi undangan dan sistim protokoler VIP dengan Pemerintah Kota•Mengkoordinasi undangan dan sistim protokoler international dan • national Observer dan Refereedengan Pemerintah PusatMelaksanakan dokumentasi kegiatan • Tsunami drill dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillPemuatan berita Kegiatan dalam bentuk Film dan Website•Melaporkan kegiatan seksi dokumentasi/publikasi/protokoler pelaksanaan gladi •dan Hari H tsunami drill kepada Ketua Pelaksana.Mendesain tempat atau titik pengambilan gambar pada sebelum, sesaat dan •sesudah proses evakuasi dengan mengacu pada run down yang dikembangkan olehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillMengadakan koordinasi dengan pengambil dokumen professional maupun panitia •internalMemonitor proses pengambilan dokumentasi•

2 Unsur Humas Anggota • Membantukoordinatordalamhalsistemprotokoleruntukundangan(nasionaldaninternasional), VIP, VVIP

• MembantukoordinatordalammelaksanakandokumentasikegiatanTsunami Dril baikdalambentukdokumentasitertulis,(mediacetak),film,websitedlldenganmengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drill

• Membantupelaporankegiatanseksidokumentasi/publikasi/protokolerpadapelaksanaan gladi dan Hari H tsunami drill kepada Ketua Pelaksana.

• Membantukoordinatordalammengidentifikasititikpengambilangambarpadasebelum, sesaat dan sesudah proses evakuasi dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drill

• Membantukoordinatordalammemonitorprosespengambilandokumentasibaikpanitia internal maupun pengambil dokumentasi profesional dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drill

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 71: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

46

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

M SEKSI LOGISTIK/ PEMBANTU UMUM

1 Koordinator Berkordinasi dengan seksi lain dalam mendesain kebutuhan logistik di lapangan •dengan mengacu pada run downyangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drillPenyediaan peralatan untuk pelaksanaan gladi dan Hari H • tsunami drillMembantu subsie lain dalam pengadaan logistik•Mendata kebutuhan logistik•Menjaga peralatan pinjaman•Melaporkan kegiatan seksi logistik/pembantu umum kepada Ketua Pelaksana•

2 Unsur Bagian Perlengkapan, Bagian Umum, Dinas PU

Anggota Membantu koordinator dalam mendata, menyiapkan (termasuk peminjaman) •peralatan logistik untuk keperluan pelaksanaan gladi dan Hari H tsunami drill dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandan Hari H Pelaksanaan Tsunami drillMembantu menjaga peralatan pinjaman•Membantu pelaporan kegiatan seksi logistik/pembantu umum kepada Ketua •Pelaksana

N SEKSI DAPUR UMUM

1 Koordinator Melakukan perencanaan melalui berkoordinasi dengan seksi lainnya dalam rangka •mengidentifikasikebutuhanperencanaandanpersiapanseksidapurumumMendesain mekanisme pelaksanaan kegiatan seksi dapur umum pada saat gladi •dan Hari H Tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan olehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillMelakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyediaan dan •menyiapkan perlengkapan dapur umumMenyelenggarakan kegiatan demo dapur umum dengan mengacu pada run down •yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drillMelaporkan kegiatan seksi dapur umum kepada Ketua Pelaksana •

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 72: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

47

P e m b e n t u k a n P a n i t i a 2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

2 Unsur Pokgas Sosial: Dinsos, PMI, Pramuka, PKK, Tagana

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaan,penyediaan/penyiapanperlengkapandapur umum

• Menyelenggarakankegiatandemodapurumumdenganmengacupadarun down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drill

• MembantupelaporankegiatanseksidapurumumkepadaKetuaPelaksana

O SEKSI KOMUNIKASI

1 UnsurRAPI/ORARI Koordinator Melakukan perencanaan dan persiapan kegiatan yang antara lain meliputi :•o Mendesain kebutuhan peralatan komunikasi dengan mengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunami drill, misalnya peralatan HT termasuk antena transmitter dan repeater untuk koordinator serta kepala subseksi dan personnel penting dalam pelaksanaan simulasi

o Pengadaan peralatan komunikasi yang dibutuhkanMenjaga peralatan yang dipinjam•Melaporkan kegiatan seksi komunikasi kepada Ketua Pelaksana•Catatan:bisadikoordinirolehRAPIatauORARI•

P PENYIAPAN LAPANGAN TEMPAT PENGUNGSI

1 Koordinator Melakukan perencanaan dengan mengacu pada• run down yang dikembangkan olehTimGladiLapangandanHariHPelaksanaanTsunamidrillantaralain membuat desain dari camp pengungsi yang mengacu pada SPHERE (HumanitarianCharterandMinimumStandardsinDisasterResponse)Melakukan persiapan –persiapan sebagai berikut :•o Menyediakan infrastruktur camp pengungsi seperti: Watsan, tempat sampah,

jalan masuk ke campo Menyediakan tenda besar untuk: unit kesehatan lapangan, media center,

poskotis, trauma relief, tempat bermain anak-anak, tempat berkumpul/makano Menyediakan tenda keluarga o Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penyediaan tendaMelaporkan kegiatan seksi penyiapan lapangan tempa pengungsi kepada Ketua •Pelaksana

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 73: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

48

P e m b e n t u k a n P a n i t i a2

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P ib e n c a n a t s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a b u P a t e n

NO PERSONEL JABATAN TUGASDANTANGGUNGJAWAB

1 2 3 4

2 Unsur Dinas PU, Dishub, Tagana, PMI, Pramuka, Kodim

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaan,persiapandanpelaksanaandenganmengacu pada run down yangdikembangkanolehTimGladiLapangandanHariH Pelaksanaan Tsunami drill yang antara lain meliputi desain dan penyediaan infrastruktur dan sarana camp pengungsi seperti : o Watsan, tempat sampah, jalan masuk ke campo Tenda besar untuk: unit kesehatan lapangan, media center, poskotis, trauma

relief, tempat bermain anak-anak, tempat berkumpul/makano Tenda keluarga

• Membantupelaporankegiatanseksipenyiapanlapangantempatpengungsikepada Ketua Pelaksana

Q MANAGEMENT CAMP PENGUNGSI

1 Koordinator Melakukan perencanaan kegiatan antara lain meliputi :•o Mengindentifikasijumlahpengungsio Mendesain mekanisme pengaturan pengungsi o Mendesain mekanisme pengamanan pengungsiMelakukan persiapan kegiatan dengan berkoordinasi dengan seksi-seksi terkait •untuk kepentingan pengaturan pengungsi serta menyiapkan tenda poskotisMelakukan pelaksanaan tugas management camp pengungsi dengan mengatur •dan mengarahkan pengungsi ke tenda terkait pada saat pelaksanaan gladi dan Hari H Tsunami drill dengan mengacu pada run down yang dikembangkan oleh TimGladiLapangandanHariHPelaksanaan Tsunami drillMelaporkan kegiatan seksi management camp pengungsi kepada Ketua •Pelaksana

2 UnsurDinas,PMI,RAPI/ORARI,dll

Anggota • Membantukoordinatordalamperencanaan,persiapandanpelaksanaandengan:o mengindentifikasi,mengaturdanmengarahkanpengungsiyangmasuko melakukan pengamanan tempat pengungsi serta menyiapkan Poskotis

• MembantupelaporankegiatanseksimanagementcamppengungsikepadaKetuaPelaksana

Tabel 2.1 : Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dalam Kepanitiaan Tsunami Drill (Lanjutan)

Page 74: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

47

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

BAB 3

TAHAP PENGEMBANGAN SKENARIO KEBENCANAAN

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 75: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

48

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Page 76: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

51

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

BAB 3TAHAP PENGEMBANGAN SKENARIO KEBENCANAAN

Tahap persiapan meliputi beberapa kegiatan yang terdiri dari :1. Identifikasipotensidaerah2. Kajianawalrisikobencanagempabumidantsunami3. PengembanganSkenarioBencanadanupayapenanganandanpenanggulangannya4. KeluaranyangberupaSkenarioBencana

Sebelum melakukan berbagai kegiatan tersebut, penting untuk dilakukan adalah pembuatan anggaran biaya dan jadwal kegiatan. Penjelasan mengenai anggaran biaya dan jadwal kegiatan pada tahap persiapan disampaikan di akhir bab ini.

3.1. IdentifikasiPotensiDaerahYangTerkaitDenganBencanaTsunami

Kegiatanidentifikasipotensidaerahyangterkaitdenganbencanatsunamidilakukanuntukmengidentifikasikanpotensibahayagempadantsunamididaerahdankondisikerentananmaupunkemampuandaerahbaikyangbersifatfisikdannon-fisikterhadaprisikobencanagempabumidantsunami.

3.1.1.IdentifikasiPotensiBahayaPotensibahayayangdilihatadalahsebagaiberikut:1. Bahayaprimer(Primary Hazard) yaitu gempa dan tsunami2. Bahaya susulan (collateral hazard)berupa bahaya alam (natural hazard) seperti liquifaksi, longsor

maupunbahayalainsepertibahayateknologidanbahayaindustri(technological/industrialhazard)

Identifikasi bahayadapat dilihat dari kondisi fisik alamiah seperti kondisi topografidanmorfologi suatudaerah,kondisigeologi,kondisihidrometeorologidansebagainya.

Page 77: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

52

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

3.1.2.IdentifikasiKeberadaanPeralatanSistemPeringatanDIniTsunamiIdentifikasikeberadaanPeringatanDiniTsunamiyangdibangunPemerintahPusatdapatdilihatdariduasisiyaitusistemsepertialurinformasidariBMGkeRupusdalopSatlakPBatauBPBDsertainfrastrukturpendukungSistemPeringatanEvakuasisepertisirinedanrambu-rambuevakuasi.

3.1.3.IdentifikasiPotensiNonFisikIdentifikasipotensinon-fisikadalahupayauntukmengetahuipotensikerentanandankemampuandaerahdilihat dari unsur kapasitas dan peranan dari pemerintah daerah, masyarakat dan media dalam penanganan danpenanggulanganbencanasecaraumum,khususnyagempabumidantsunami.

a. IdentifikasiKapasitasPemerintahDaerahKapasitas pemerintah daerah dapat dilihat terutama dari tersedianya organisasi kebencanaan ditingkat kota/kabupaten (Badan Penanggulangan Bencana Daerah-BPBD) yang memiliki sumberdayamanusiayangterlatihsertasaranadanprasaranayangmenunjangupaya-upayapenanganandanpenanggulanganbencanasecaraumum,khususnyayangterkaitdenganupayatanggapdarurattsunami. Selain itu kapasitas pemerintah daerah dapat dilihat dari ada atau tidaknya peraturan daerah (perda)yangsudahmemasukkanunsur-unsurpenanganandanpenanggulanganbencanadanadatidaknya sarana prasarana yang menunjang bagian kultur sistem peringatan dini. Sarana dan prasarana tersebut antara lain pusat kendali operasi penanganandanpenanggulanganbencana (PusdalopsBPBD)sertaprasaranapenunjang,sepertiFax,telepon,internet,dll.

b. IdentifikasikapasitasmasyarakatdanstakeholderterkaitKapasitas masyarakat dan stakeholder dapat dilihat dari tingkat kewaspadaan (levelofawareness)terhadap bencana gempa dan tsunami serta tingkat kesiapsiagaan (level of preparedness) dalam menghadapibencana.

Page 78: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

53

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

c. IdentifikasikearifanlokalKearifan lokal dan pengetahuan lokal dalammenghadapi bencana,merupakan indikator kapasitasmasyarakat,sebagaicontohapakahmasyarakatmemilikipengetahuanlokalmengenai tanda-tandaakan terjadinya bencana tsunami ataukah tidak serta kebiasaan-kebiasaan adatmasyarakat yangdipergunakanuntukmenghadapibencanagempabumidantsunami.

d. IdentifikasiperananmediaPerananmediasangatpentingsebagaisaranapenyebaraninformasidanpengetahuansertapromosidari rangkaian kegiatan TsunamiDrill.Keberadaanmedialokalmaupunnasional,baikcetakmaupunelektronikdapatdipakaipulasebagaialatdokumentasi,yangnantinyadapatdipergunakansebagaisaranauntukmelakukanevaluasidanmonitoringbagiseluruhrangkaiankegiatan.

e. InventoridatateknisInventoridatateknisyangterkaitdenganidentifikasipotensinonfisikadalahberupapetademografiataukependudukanyangterkaitdenganinformasisepertijumlahpenduduk,angkakelahiran,kematian,ratiopenduduk,sebaranpenduduk,matapencaharian,jumlahpenghasilandansebagainya.

3.1.4.IdentifikasiPotensiFisika. InventoriDatateknis

Identifikasi potensi fisik yang terkait dengan penanganan dan penangulangan bencana tsunamimencakupinventoridatateknisyangdidapatmelaluipeta-peta:1. petatopografidanpetabatimetridenganskala1:25.000;2. petatatagunalahan/petatataruang,3. petacitra,4. peta batas wilayah administrasi, 5. petakepadatanpenduduk,6. serta peta jaringan prasarana (infrastructure/lifelines map)denganskalaminimum1:25.000;7. petageologidenganskala1:50.000.

Page 79: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

54

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

b. Survey Identifikasi potensi fisik jugamencakup survey kondisi fisik bangunan, infrastruktur dan sarana diwilayah kajian, lifelinesataujaringandiwilayahkajianyangmenunjangupayatanggapdaruratbencanagempabumi dan tsunami.

3.2. KajianAwalRisikoBencanaGempadanTsunami

3.2.1.PengantarKajianRisikoBencanaPenilaianawalsuaturisikobencanagempabumidantsunamidapatdibuatberdasarkan:1. Kajian bahaya gempabumi dan tsunami (seismicandtsunamihazardassessment)2. Kajian kerentanan gempabumi dan tsunami (seismicandtsunamivulnerabilityassessment).3. KajianRisikobencana(disaster risk assessment)

1. Kajianbahayagempabumidantsunami(seismicandtsunamihazardassessment)

Kajian bahaya didasarkan atas kajian aspek :• Sejarahkejadianbencana• Kondisitopografidanmorfologipadasaatini• Kondisifisikalami• KondisigeologiMelalui kajian bahaya ini, akanmemberikan gambaran besarnya bahaya alam yang dapat terjadipadasuatukota/daerahsertabahaya-bahayasusulan(collateralhazard) yang mungkin terjadi akibat bahayaalamtersebutapakahitubahayasusulanalami(longsor,liquifaksidsb)ataubahayateknologi/industri(penyebaranBahanBeracunBerbahaya).

2. Kajiankerentanangempabumidantsunami(seismicandtsunamivulnerabilityassessment)

Kajian kerentanan dilakukan secara kualitatif yang nantinya dapat memberikan indikasi pentingterhadappotensibencana.Komponen-komponenyangdikajisecarakualitatifadalah:

Page 80: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

55

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

• Penduduk(kondisisosialekonomi)• Bangunan• Prasaranaumumdaninfrastruktur

Untukdapatmelakukankajiankerentanan,data-datayangdiperlukanantaralain:• Datakepadatanpenduduksecaraumum• Databangunan• Dataprasaranadansistemutilitasyangada(jaringanpipaairbersih,jaringanpipagas,jaringan

listrik,jaringantelepondanjalantermasukjalankeretaapidanjembatan.• Dataaktivitassosialekonomi

Page 81: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

56

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Gambar 3.3. Foto survei yang dilakukan oleh Tim Teknis dalam menentukan tempat evakuasi.

Gambar 3.4.Daerah Kawasan Industri Cilegon

Aspek yang terkait dengan kerentanan adalah kapasitas yaitu kekuatan atau sumber daya yang adapadaindividu,rumahtangga,dankomunitasyangdapatmembantumerekadalammenghadapikejadianbencana,melakukanupayamitigasiataumemulihkankembalidarikondisibencana.

Kapasitasdapatdikategorikankedalam:• Fisikataumateri,yangberartibahwamanusiadengansumberdayaekonomidanmateriyang

memadai dapat bertahan lebih baik.• Sosial atau organisasi yang membantu mereka untuk dapat menghadapi, tahan dan mampu

menanganiancamanyangmungkinada.• Tingkah laku atau motivasi, yaitu angota masyarakat yang peduli dengan kemampuan yang

dimilikinyasendiridantingkatkepercayaanuntukmenghadapitantanganbencana.

Hasil dari kajian kerentanan (termasuk kapasitas) akan memberikan gambaran tingkat risiko darikomponen-komponen yang ditinjau, yaitu berupa gambaran umum tingkat kerusakan bangunan,infrastruktur,fasilitas-fasilitasumumdansosial,fasilitas-fasilitasproduksidanperumahanpenduduk.

3. KajianRisikobencana(disasterriskassessment)

Risikobencanaadalahkerugian(jiwadanhartabenda)yangmungkintimbulakibatdari terjadinyabencana.Melaluikajianrisikobencanaakandiperolehgambaranmengenaipotensibahayaalamyangdapat terjadi pada suatu kota/daerah sehingga dapat diidentifikasi secara umum prioritas-prioritasbahaya dan kerentanan bencana serta besaran risikonya dengan cepat. Risiko bencana ini dapatberupakorbanjiwa,kemungkinankerusakan-kerusakanbangunandanprasaranavitaldaninfrastrukturyangdapatmenyebabkankerugiandanterhentinyakegiatanekonomi.

Page 82: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

57

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Kajianawalrisikomenghasilkangambaranrisikobencanayangdidapatkandaripenggabungankajianbahaya dan kajian kerentanan, sesuai dengan rumus sebagai berikut:

Risiko(R)=Bahaya(H)xKerentanan(V)

Lebihlanjut,rumusinidapatdikembangkanuntukmenghitungRisikoTotal(R(t)):

R(t)=EXRs=(E)X(H)X(V)

Dimana:Resiko Element (E)menunjukkan elemen-elemen yang berisiko bencana yang tingkat kehilangan/kerusakan perlu ditinjau. Elemen-elemen ini dapat berupa elemen non fisik suatu daerah sepertipenduduk,danelemenfisiksuatudaerahsepertibangunan,infrastrukturdanlain-lain.

Risiko Total (Rt) menunjukkan jumlah korban jiwa, jumlah korban cedera, kerusakan bangunan,infrastrukturataukehilangannilaiekonomiakibatgangguanaktifitasekonomipaskagempabumi.

Hasilkajianawalrisikobencanadenganmenggunakanrumus-rumusdiatasakandigunakandalampengembanganskenariobencana,pembuatanpetabencanasertapetaruteevakuasi.Peta-petainidibuatdalamskala1:25.000untuktingkatkotadanskala1:10.000untuktingkatkecamatan.

3.2.2.KriteriaKajianRisikoBencanaUntukkajianrisikoBencanasecaracepat (RapidRiskAssessment), perlu dilakukan perhitungan kajian bahaya,kajiankerentanan,kajiansistemperingatandini,dankajiankapasitas.Untuk tahapan-tahapantersebut,diperlukanjustifikasiparaahlidalammemberikanbobotpenilaianyangberkisarantara1sampai

Page 83: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

58

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

5.Untukpotensibahaya,nilai1berartipotensibahayadisuatudaerahsangatrendah,sedangkannilai5berartipotensibahayadisuatudaerahsangattinggi.Nilai2sampai4beradadiantaranya.Begitujugauntuksistemperingatandinitsunamidankerentanan,angka1untuktingkatsistemperingatandinidantingkatkerentananyangsangatrendah,dannilai5untukyangsangattinggi.Kerentananmeliputikerentananbangunan,infrastruktur(jalan,jembatan,jaringanutlitas),kependudukan,danperekonomian.Sementaraitu,untukkapasitas,nilaiyangdiberikanadalah1untukkapasitasyangrendahdan5untukkapasitas yang paling tinggi.

Tabel-tabelberikutinimenunjukkanformatpenilaianyangdapatdigunakanparaahlidalammemberikanpenilaianberdasarkan kriteriadan indikator tertentu.Contoh kriteriadan indikator diberikanpadaakhirbab3(sumber:PusatMitigasiBencanaITB,2006),dandapatdikembangkanlebihlanjutsesuaidengankebutuhan.

Tabel3.1FormPenilaianPotensiBahaya

A.POTENSIBAHAYANo Jenis Potensi Bahaya Nilai Potensi Bahaya

A Geological Hazard + Collateral Hazard

1 Gempabumi

2 Tsunami

3 Tanah Longsor (Landslide)

B Technological/Industrial Hazard

Page 84: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

59

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Tabel3.2FormPenilaianSistemPeringatanDini

B.SISTEMPERINGATANDININo Jenis Nilai

1 Sistem Diseminasi

2 Infrastruktur

Tabel3.3FormPenilaianKerentananC. KERENTANAN

No Jenis Kerentanan

Nilai Kerentanan Terhadap Potensi Bahaya:

Geological Hazard Bahaya Teknolog/Industri

Bahaya Lain

Gempa Tsunami Landslide

1 Bangunan/Gedung

2 Jaringan Infrastruktur :

2.a. Jalan dan Jembatan

2.b. PDAM

2.c. Listrik (PLN)

2.d. Telekomunikasi (Telkom)

3 Kepadatan Penduduk

4 Perekonomian

Tabel3.4FormPenilaianKapasitasDaerah

D.KAPASITASDAERAHNo Jenis Kapasitas Nilai

1 Identifikasi Kapasitas Pemda

2 Identifikasi Kapasitas Masyarakat

3 Identifikasi Kapasitas Stakeholder Terkait

4 Identifikasi Kearifan Lokal

5 Identifikasi Peranan Media

Page 85: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

60

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

3.3. PengembanganSkenarioBencanadanUpayaPenanganandanPenanggulangannya

Setelahmelakukan identifikasipotensidaerahyang terkaitdenganbencana tsunamisertakajianawalrisiko, tahap selanjutnya adalahmengembangkan skenario bencana gempa dan tsunami serta upayapenanganandanpenanggulangannya.Pengembanganskenariobencanameliputi:1. Kejadian gempa dan tsunami2. Kerusakan akibat gempa dan tsunami3. Sistemperingatandinitsunamidankondisitanggapdarurat4. UpayapenanganandanpenanggulanganbencanatsunamiSkenariobencanadisajikandalambentukgrafisdanmatriks.

(1)KejadianGempadanTsunami

Skenariokejadiangempadantsunamidilakukanmelaluitsunamimodeling dan simulation yang meliputi informasimengenaibesarangempayangterjadi,pusatgempa(epicentrum), waktu kejadian, tsunami run up(tinggigelombangtsunamidipantai),travel time (waktu penjalaran tsunami), durasi tsunami dan tinggi genangan.Denganadanyaskenariokejadiangempadantsunami,dapatdisusunskenariokerusakan,skenariosistemperingatan dini tsunami serta bagaimana upaya penanggulangannya mulai dari gempa, pembangkitan tsunami,tsunamimendekatipantai,tsunamimencapaidaratandanmenghantamsecaraberulangsampaidengan akhir serangan tsunami.

(2)KerusakanAkibatGempadanTsunami

Kajiankerusakanakibatgempadantsunamidibuatberdasarkanskenariokejadiangempadantsunamiyangterjadi.Skenariokerusakanyangterjadidapatmeliputi:1. Kerusakanfisik(saranadanprasarana)baikyangterjadididaerahpantaimaupundaerahlaut.2. Kerusakannonfisik(manusiadanlainnya)baikyangterjadididaerahpantaimaupundaerahlaut.

Page 86: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

61

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

(3)SistemPeringatanDiniTsunamidanKondisiTanggapDaruratSaat bencanagempadan tsunami terjadi,merupakan saat-saat dan situasi dimana kondisinya sangatdarurat yang perlu ditangani dengan segera dan tanggap terutama bila terjadi korban jiwa manusia(meninggaldancedera)dankerusakanberbagaisaranadanprasaranafisik.Olehkarenaitudiperlukansuatupengembanganskenariomengenaisistemperingatandinitsunamidankondisitanggapdaruratyangdapatdikembangkanberdasarkanskenarioberikut:1. Sistem peringatan dini tsunami berfungsi efektif2. Sistem peringatan dini tsunami berfungsi tidak efektif

(4)UpayaPenanganandanPenanggulanganBencanaTsunami

Upayapenanganandanpenanggulanganbencanatsunamiidealnyadimulaijauhharisebelumkejadianbencana.Upayainiyangdikenaldenganupayamitigasiyaitusemuatindakanuntukmengurangidampakdarisuatubencanayangdapatdilakukansebelumbencanaituterjaditermasukkesiapandantindakan-tindakan pengurangan risiko jangka panjang, jangkamenengah dan jangka pendek.Mitigasi bencanamerupakanbagiandarisiklusmanajemenbencana(lihatGambar3.5)yangdapatpuladilakukanuntukantisipasikeadaantanggapdaruratpaskabencanatsunami.

Page 87: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

62

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Response

Recovery

DevelopmentPrevention

Mitigation

Preparedness

Pasca Bencana

Pra Bencana

Disaster Impact

Response

Recovery

DevelopmentPrevention

Mitigation

Preparedness

Pasca Bencana

Pra Bencana

Disaster Impact

Gambar3.5.SiklusManajemenBencana

Mitigasidapatdikelompokkankedalammitigasistrukturaldanmitigasinon-struktural.Mitigasistrukturalberhubungan dengan usaha-usaha rekayasa bangunan-bangunan untuk menahan kekuatan-kekuatangetarangempa,memperkuatbangunan-bangunanyangsudahadayangdiketahuirentanterhadapbahayagempa dan tsunami serta usaha meredam laja tsunami dengan penanaman vegetasi di pantai. Sementara mitigasinonstrukturalupayanyabersifatnonfisiksepertiperencanaantatagunalahanyangdisesuaikandengan kerentanan wilayahnya, regulasi, pemberlakuan peraturan pembangunan dan penegakannya (law enforcement)sepertipenggunaanstandardanperaturan-peraturanbangunanyangefektif,peningkatankesadaran dan kesiapan masyarakat (kampanye pendidikan, TOT, pelatihan masyarakat (communitydevelopment),danlain-lain).

Page 88: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

63

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Secaralengkap,gambaranskenariobencanaA1,A2,B1,danB2dapatdilihatsebagaiberikut:

SKENARIO KERUSAKAN MEDIUM (SEBAGIAN HANCUR) – SKENARIO A

Skenario A1 = TEWS Efektif Skenario A2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :

Kondisi fisik : Rumah dan gedung sebagian hancur• Bangunan pelindung (shelter) tidak hancur• Jalan dan jembatan tidak hancur hanya mengalami kerusakan• Jaringan listrik, air minum dan sarana komunikasi tidak hancur• Infrastruktur Sistim Peringatan Dini Tsunami berfungsi efektif•

Rumah dan gedung sebagian hancur• Bangunan pelindung (shelter) tidak hancur • Jalan dan jembatan tidak hancur hanya mengalami kerusakan• Jaringan listrik, air minum dan sarana komunikasi tidak hancur• Infrastruktur Sistim Peringatan Dini Tsunami berfungsi namun tidak • efektif

Kondisi manusia : Manusia tidak bisa keluar dari sebagian gedung & bangunan yang • rusakMasyarakat tidak terisolasi karena akses transportasi tidak hancur• Masyarakat sudah memiliki pengetahuan apa yang harus mereka • lakukan saat goncangan gempa terjadi

Manusia tidak bisa keluar dari sebagian gedung & bangunan yang • rusakKarena akses transportasi tidak hancur, masyarakat tidak terisolasi • Hanya sebagian masyarakat sudah memiliki pengetahuan apa yang • harus mereka lakukan saat goncangan gempa terjadi

A. Mitigasi Non-StrukturalPelatihan kesiapsiagaan masyarakat :

Perlindungan diri saat goncangan gempa : gerakan duck, cover, • holdSetelah goncangan reda, “Evakuasi Gempa” ke tempat terbuka • hindari bangunan yang membahayakanAntisipasi gempa susulan dengan menghindari bangunan maupun • infrastruktur yang membahayakanMencari informasi potensi tsunami bila gempa dirasakan cukup • kuat ke Institusi terkait (Pusdalops BPBD)

Perlindungan diri saat goncangan gempa : gerakan duck, cover, hold• Setelah goncangan reda, “Evakuasi Gempa” ke tempat terbuka • hindari bangunan yang membahayakanAntisipasi gempa susulan dengan menghindari bangunan maupun • infrastruktur yang membahayakanMencari informasi potensi tsunami bila gempa dirasakan cukup kuat • ke Institusi terkait (Pusdalops BPBD)

Capacity Building aparat pemerintah daerah :

Mencari informasi potensi tsunami ke institusi yang terkait (BMG), • dengan sistem peringatan dini yang berfungsi tapi tidak efektifPelatihan mengenai bagaimana cara menyampaikan peringatan dini • tsunami ke masyarakatTim Reaksi Cepat (TRC) perlu dilatih• Pembentukan Kelompok Tugas-kelompok tugas yang terkait dengan • penanggulangan bencana

Page 89: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

64

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

SKENARIO KERUSAKAN MEDIUM (SEBAGIAN HANCUR) – SKENARIO A

Skenario A1 = TEWS Efektif Skenario A2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

SAAT TERJADI FENOMENA YANG MENANDAI TERJADINYA TSUNAMI :Laut mendadak surut, bunyi gemuruh, angin kuat

Kondisi fisik : Tembok laut dan tidal gate hancur• Bangunan terendam dan hancur• Kilang minyak di daerah pesisir hancur• Mobil dan benda berat lainnya terbawa tsunami• Pondasi tererosi• Penjalaran melalui sungai• Fasilitas bawah tanah terendam• Minyak dan gas tumpah• Kebakaran, menyebabkan kerusakan• Perahu dan kapal rusak• Kerusakan budidaya perikanan dan pepohonan• Kerusakan fasilitas pelabuhan• Kerusakan bangunan pemecah gelombang• Sampah dan benda terapung berpengaruh pada dinding dan • bangunan pantaiTempat keluar oli dan gas• Transportasi laut terhenti• Perahu dan kapal kandas• Kebocoran minyak dan gas•

Tembok laut dan tidal gate hancur• Bangunan terendam dan hancur• Kilang minyak di daerah pesisir hancur• Mobil dan benda berat lainnya terbawa tsunami• Pondasi tererosi• Penjalaran melalui sungai• Fasilitas bawah tanah terendam• Minyak dan gas tumpah• Kebakaran, menyebabkan kerusakan• Perahu dan kapal rusak• Kerusakan budidaya perikanan dan pepohonan• Kerusakan fasilitas pelabuhan• Kerusakan bangunan pemecah gelombang• Sampah dan benda terapung berpengaruh pada dinding dan • bangunan pantaiTempat keluar oli dan gas• Transportasi laut terhenti• Perahu dan kapal kandas• Kebocoran minyak dan gas•

Kondisi Manusia : Beberapa kerusakan terjadi di pesisir pantai dan sejumlah kecil • manusia yang terlambat melakukan evakuasi terbawa arus tsunamiTsunami kedua menimbulkan kerusakan• Beberapa ikut terbawa ke lautan oleh tsunami• Jalur evakuasi manusia tidak terhalang, sehingga banyak orang • yang berhasil melakukan evakuasiBeberapa ada di atas kapal dan perahu yang rusak• Banyak pengunjung, penyelam, perenang selamat•

Beberapa kerusakan terjadi di pesisir pantai dan sejumlah kecil • manusia yang terlambat melakukan evakuasi terbawa arus tsunamiTsunami kedua menimbulkan kerusakan• Beberapa ikut terbawa ke lautan oleh tsunami• Jalur evakuasi manusia tidak terhalang, sehingga banyak orang yang • berhasil melakukan evakuasiBeberapa ada di atas kapal dan perahu yang rusak• Banyak pengunjung, penyelam, perenang selamat•

Mitigasi Struktural: Penyediaan Tenda darurat• Penyediaan barang-barang yang diperlukan pada kondisi darurat•

Penyediaan Tenda darurat• Penyediaan barang-barang yang diperlukan pada kondisi darurat•

SAAT TSUNAMI BERAKHIR

Kondisi Fisik : Penyebaran api• Kerusakan pada pertanian• Pencemaran air•

Penyebaran api• Kerusakan pada pertanian• Pencemaran air•

Mitigasi Non-struktural:A. Community Preparedness

Pelatihan untuk persiapan menghadapi bencana, sehingga proses • pemulihan lebih cepat dilaksanakan

Pelatihan untuk persiapan menghadapi bencana, sehingga proses • pemulihan lebih cepat dilaksanakan

B. Capacity Building Aparat Pemda Table top simulation untuk peringatan tsunami berakhir• Pelatihan penyelamatan untuk orang-orang yang hilang dan • terapungMendata kerusakan yang terjadi•

Table top simulation untuk peringatan tsunami berakhir• Pelatihan penyelamatan untuk orang-orang yang hilang dan • terapungMendata kerusakan yang terjadi•

Page 90: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

65

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

SKENARIOKERUSAKANBERAT(HANCURTOTAL)-SKENARIOB

Skenario B1 = TEWS Efektif Skenario B2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :

Kondisi fisik : • Rumah dan gedung hancur, sehingga jalan dipenuhi runtu-han material

• Bangunan pelindung hancur• Jalan dan jembatan hancur• Listrik, air minum dan sarana komunikasi hancur• Infrastruktur Sistim Peringatan Dini Tsunami berfungsi

efektif

• Rumah dan gedung hancur, sehingga jalan dipenuhi runtuhan material

• Bangunan pelindung hancur• Jalan dan jembatan hancur• Listrik, air minum dan sarana komunikasi hancur• Infrastruktur Sistim Peringatan Dini Tsunami masih berfungsi

tapi tidak efektif

Kondisi manusia : • Hanya sedikit manusia yang terperangkap pada gedung & bangunan yang rusak

• Hanya sedikit manusia yang panik karena jalan-jalan tertu-tup runtuhan bangunan roboh

• Masyarakat menjadi terisolasi karena putusnya akses jalan dan jembatan

• Hanya sedikit manusia yang terperangkap pada gedung & bangunan yang rusak

• Hanya sedikit manusia yang panik karena jalan-jalan tertutup runtuhan bangunan roboh

• Masyarakat menjadi terisolasi karena putusnya akses jalan dan jembatan

A. Mitigasi Non-StrukturalPelatihan kesiapsiagaan masyarakat :

Perlindungan diri saat goncangan gempa : gerakan duck, • cover, holdSetelah goncangan reda, “Evakuasi Gempa” ke tempat • terbuka hindari bangunan yang membahayakanAntisipasi gempa susulan dengan menghindari bangunan • maupun infrastruktur yang membahayakanMencari informasi potensi tsunami bila gempa dirasakan • cukup kuat ke Institusi terkait (Pusdalops BPBD)

Perlindungan diri saat goncangan gempa : gerakan duck, • cover, holdSetelah goncangan reda, “Evakuasi Gempa” ke tempat • terbuka hindari bangunan yang membahayakanAntisipasi gempa susulan dengan menghindari bangunan • maupun infrastruktur yang membahayakanMencari informasi potensi tsunami bila gempa dirasakan • cukup kuat ke Institusi terkait (Pusdalops BPBD)

Capacity Building aparat pemerin-tah daerah :

• Mencari informasi potensi tsunami ke institusi yang terkait (BMG), dengan sistem peringatan dini yang berfungsi tapi tidak efektifPelatihan mengenai bagaimana cara menyampaikan perin-• gatan dini tsunami ke masyarakatTim Reaksi Cepat (TRC) perlu dilatih• Pembentukan Kelompok Tugas-kelompok tugas yang terkait • dengan

SAAT TERJADI FENOMENA YANG MENANDAI ADANYA TSUNAMI: Laut mendadak surut, bunyi gemuruh, angin kuat

Kondisi Fisik Terdapat dua kemungkinan kondisi, yang pertama adalah • dengan hancurnya infrastruktur sistem peringatan dini tsu-nami, namun sirinenya tetap berbunyi. Kondisi yang kedua adalah dengan hancurnya sistem peringatan dini tsunami, maka sirine ikut hancur dan tidak berbunyi

Terdapat dua kemungkinan kondisi, yang pertama adalah den-• gan hancurnya infrastruktur sistem peringatan dini tsunami, namun sirinenya tetap berbunyi. Kondisi yang kedua adalah dengan hancurnya sistem peringatan dini tsunami, maka sirine ikut hancur dan tidak berbunyi

Kondisi manusia & lingkungan : Puing-puing dan sisa reruntuhan masih menutup jalan • evakuasi tsunamiAlur kehidupan terhenti• Mulai ada kebakaran•

Puing-puing dan sisa reruntuhan masih menutup jalan evakuasi tsunami

Alur kehidupan terhenti• Mulai ada kebakaran•

Page 91: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

66

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

SKENARIOKERUSAKANBERAT(HANCURTOTAL)-SKENARIOB

Skenario B1 = TEWS Efektif Skenario B2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :

1. Mitigasi Non-StrukturalA. Pelatihan Kesiapsiagaan Masyarakat :

Adanya upaya mitigasi yang efektif, seperti pelatihan • kepada masyarakat sehingga mereka memiliki pengetahuan mengenai tanda sirene tersebut menandakan bahaya, sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk bersiap-siap melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dan juga mereka meneruskan kepada masyarakat lain dengan menggunakan media tradisional seperti kentongan, bedug, kulkul dsb

Adanya upaya mitigasi yang efektif, seperti pelatihan kepada • masyarakat sehingga mereka memiliki pengetahuan men-genai tanda sirene tersebut menandakan bahaya, sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk bersiap-siap melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dan juga mereka meneruskan kepada masyarakat lain dengan menggu-nakan media tradisional seperti kentongan, bedug, kulkul dsb

B. Capacity Building Aparat Pemda :

• Table top simulation, yaitu penyampaian informasi setelah menerima tanda peringatan dini dari BMG

• Memberikan bantuan kepada korban dengan cepat kar-ena jalan menuju tempat evakuasi tidak terhalang oleh reruntuhan puing

• Sarana pelayanan publik dan swasta dikontrol oleh tsunami warning

• Aparat pemerintah daerah diberikan pelatihan dan pengetahuan beberapa jalur evakuasi alternatif yang ter-dekat, untuk berjaga-jaga apabila jalur evakuasi terdekat terhalang oleh reruntuhan puing-puing

• Adanya table top simulation apabila sirine tidak berbungi dengan memanfaatkan interface agency, seperti TNI, POLRI, dll untuk diteruskan ke bupati/walikota. Kemu-dian walikota meneruskannya ke masyarakat.

• Table top simulation, yaitu penyampaian informasi setelah menerima tanda peringatan dini dari BMG

• Memberikan bantuan kepada korban dengan cepat karena jalan menuju tempat evakuasi tidak terhalang oleh rerun-tuhan puing

• Sarana pelayanan publik dan swasta dikontrol oleh tsunami warning

• Aparat pemerintah daerah diberikan pelatihan dan penge-tahuan beberapa jalur evakuasi alternatif yang terdekat, untuk berjaga-jaga apabila jalur evakuasi terdekat terha-lang oleh reruntuhan puing-puing

• Adanya table top simulation apabila sirine tidak berbungi dengan memanfaatkan interface agency, seperti TNI, POLRI, dll untuk diteruskan ke bupati/walikota. Kemudian walikota meneruskannya ke masyarakat.

Mitigasi Struktural : • Membangun infrastruktur sistem peringatan dini tsunami yang tahan gempa, sehingga kemungkinan hancurnya infrastruktur tersebut kecil dan sirine tetap dapat berfungsi

• Menyiapkan alat-alat untuk sistem peringatan dini dari pemerintah daerah ke masyarakat, seperti tower sirine, kentongan/kul kul di tingkat masyarakat, loud speakder di mesjid, dll

• Menyiapkan alat-alat penyampaian informasi dari pusat (BMG) ke pemerintah daerah melalui five in one mode, seperti telepon, fax, internet/e-mail, dll

• Membangun infrastruktur sistem peringatan dini tsunami yang tahan gempa, sehingga kemungkinan hancurnya infrastruktur tersebut kecil dan sirine tetap dapat berfungsi

• Menyiapkan alat-alat untuk sistem peringatan dini dari pemerintah daerah ke masyarakat, seperti tower sirine, kentongan/kul kul di tingkat masyarakat, loud speakder di mesjid, dll

• Menyiapkan alat-alat penyampaian informasi dari pusat (BMG) ke pemerintah daerah melalui five in one mode, seperti telepon, fax, internet/e-mail, dll

Page 92: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

67

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

SKENARIOKERUSAKANBERAT(HANCURTOTAL)-SKENARIOB

Skenario B1 = TEWS Efektif Skenario B2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :

SAAT TERJADI SECARA BERULANG DAN MENGGENANGI KAWASAN PANTAI DAN AKHIRNYA SURUT

Kondisi Fisik : • Tembok laut dan tidal gate hancur• Bangunan terendam dan hancur• Kilang minyak di daerah pesisir hancur• Mobil dan benda berat lainnya terbawa tsunami• Pondasi tererosi• Penjalaran melalui sungai• Fasilitas bawah tanah terendam• Material terapung atau debris yang terbawa tsunami menin-

gkatkan potensi kerusakan• Minyak dan gas tumpah• Jalan-jalan terhalangi oleh debris• Kebakaran, menyebabkan kerusakan• Perahu dan kapal rusak• Kerusakan budidaya perikanan dan pepohonan• Kerusakan fasilitas pelabuhan• Kerusakan bangunan pemecah gelombang• Sampah dan benda terapung berpengaruh pada dinding dan

bangunan pantai• Tempat keluar oli dan gas• Transportasi laut terhenti• Perahu dan kapal kandas• Kebocoran minyak dan gas• Debris dan material terapung menghentikan fungsi pelabu-

han

• Tembok laut dan tidal gate hancur• Bangunan terendam dan hancur• Kilang minyak di daerah pesisir hancur• Mobil dan benda berat lainnya terbawa tsunami• Pondasi tererosi• Penjalaran melalui sungai• Fasilitas bawah tanah terendam• Material terapung atau debris yang terbawa tsunami mening-

katkan potensi kerusakan• Minyak dan gas tumpah• Jalan-jalan terhalangi oleh debris• Kebakaran, menyebabkan kerusakan• Perahu dan kapal rusak• Kerusakan budidaya perikanan dan pepohonan• Kerusakan fasilitas pelabuhan• Kerusakan bangunan pemecah gelombang• Sampah dan benda terapung berpengaruh pada dinding dan

bangunan pantai• Tempat keluar oli dan gas• Transportasi laut terhenti• Perahu dan kapal kandas• Kebocoran minyak dan gas• Debris dan material terapung menghentikan fungsi pelabuhan

Kondisi Manusia : • Banyak kerusakan terjadi di pesisir pantai dan manusia terbawa arus

• Tsunami kedua menimbulkan kerusakan dan kematian yang lebih besar

• Beberapa ikut terbawa ke lautan oleh tsunami• Jalur evakuasi manusia terhalangi dan menyebabkan keru-

sakan yang lebih besar tsunami• Beberapa ada di atas kapal dan perahu yang rusak• Beberapa pengunjung, penyelam, perenang ikut terkena

• Banyak kerusakan terjadi di pesisir pantai dan manusia terbawa arus

• Tsunami kedua menimbulkan kerusakan dan kematian yang lebih besar

• Beberapa ikut terbawa ke lautan oleh tsunami• Jalur evakuasi manusia terhalangi dan menyebabkan kerusa-

kan yang lebih besar tsunami• Beberapa ada di atas kapal dan perahu yang rusak• Beberapa pengunjung, penyelam, perenang ikut terkena

Mitigasi Non-Struktural:A. Capacity Building Aparat Pemda

Terdapat pembagian peran dari enam kelompok tugas. • Mereka dibagi ke dalam ke dua bagian, yaitu menolong korban dan mengkaji serta memprediksi kerusakanPelatihan dalam pendirian tenda darurat dan pengadaan • dapur umum yang efektif, sehingga di tempat pengung-sian, dapur umum dapat dengan cepat berfungsiPelatihan kelompok tugas kesehatan dalam pertolongan • kedaruratan, sehingga korban dapat tertolong pada golden time

Terdapat pembagian peran dari enam kelompok tugas. Mer-• eka dibagi ke dalam ke dua bagian, yaitu menolong korban dan mengkaji serta memprediksi kerusakanPelatihan dalam pendirian tenda darurat dan pengadaan • dapur umum yang efektif, sehingga di tempat pengungsian, dapur umum dapat dengan cepat berfungsiPelatihan kelompok tugas kesehatan dalam pertolongan • kedaruratan, sehingga korban dapat tertolong pada golden time

Mitigasi Struktural : Penyediaan Tenda darurat• Penyediaan barang-barang yang diperlukan pada kondisi • darurat

Penyediaan Tenda darurat• Penyediaan barang-barang yang diperlukan pada kondisi • darurat

Page 93: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

68

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

SKENARIOKERUSAKANBERAT(HANCURTOTAL)-SKENARIOB

Skenario B1 = TEWS Efektif Skenario B2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif

GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :

SAAT TSUNAMI BERAKHIR

Kondisi fisik : Penyebaran api• Kerusakan pada pertanian• Pencemaran air•

Penyebaran api• Kerusakan pada pertanian• Pencemaran air•

Mitigasi Non-struktural:A. Kesiapsiagaan Masyarakat

Pelatihan untuk persiapan menghadapi bencana, sehingga • proses pemulihan lebih cepat dilaksanakan

Pelatihan untuk persiapan menghadapi bencana, sehingga • proses pemulihan lebih cepat dilaksanakan

B. Peningkatan Kapasitas Table top simulation untuk peringatan tsunami berakhir• Pelatihan penyelamatan untuk orang-orang yang hilang dan • terapungMendata kerusakan yang terjadi•

Table top simulation untuk peringatan tsunami berakhir• Pelatihan penyelamatan untuk orang-orang yang hilang dan • terapungMendata kerusakan yang terjadi•

Tabel3.5MatriksSkenarioRisikoBencanaTsunamidanUpayaPenanganandanPenanggulangannyaTerkaitdenganPeringatanDiniTsunami

3.4. KeluaranSkenarioBencanaGempabumidanTsunami

Keluarandari kegiatan-kegiatanyangdilakukandalam tahappengembanganscenariobencanaadalahskenariobencanayangterdiridariempatskenarioyaitu:

SKENARIOA1Gempabumiyang terjadi tidakmenyebabkankerusakanyangparah, sehingga jaringankomunikasi,listrik,air,saranadanprasaranatransportasidaninfrastrukturlainnyamasihdapatberfungsi.PadaskenarioA1ini,sistemperingatandinitsunamiberfungsiefektif.

SKENARIOA2Gempabumiyang terjadi tidakmenyebabkankerusakanyangparah, sehingga jeringankomunikasi,listrik,air,saranadanprasaranatransportasidaninfrastrukturlainnyamasihdapatberfungsi.PadaskenarioA2ini,sistemperingatandinitsunamiberfungsitapitidakefektif.

SKENARIOB1Tsunamiterjadiakibatgempabumiyangmerusakyangterjadidenganskalayangtinggi.Akibatnya adalah semua infrastruktur dan jaringan baik komunikasi, listrik, air, sarana dan prasaranatransportasi,dsbmengalamikerusakan yang parah. Pada skenario B1 ini, sistem peringatan dini tsunami berfungsi

Page 94: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

69

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

efektif.

SKENARIO B2 Tsunami terjadi akibat gempabumi yang merusak yang terjadi dengan skala yang tinggi. Akibatnya

adalah semua infrastruktur dan jaringan baik komunikasi, listrik, air, sarana dan prasarana transportasi, dsb mengalami

kerusakan yang parah. Pada skenario B2 ini, sistem peringatan dini tsunami berfungsi tapi tidak efektif.

Matriks dari keempat skenario tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.6 Tabel Kriteria Penilaian untuk Kajian Cepat Risiko ( Sumber : I Wayan Sengara )

A. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN POTENSI BAHAYA

Penilaian Potensi Bahaya Gempabumi

Nilai Kriteria

5 Berada pada zona 5 dan zona 6, peta wilayah Gempa Indonesia, SNI-2002

4 Berada pada zona 4, peta wilayah Gempa Indonesia, SNI-2002

3 Berada pada zona 3, peta wilayah Gempa Indonesia, SNI-2002

2 Berada pada zona 2, peta wilayah Gempa Indonesia, SNI-2002

1 Berada pada zona 1, peta wilayah Gempa Indonesia, SNI-2002

Penilaian Potensi Bahaya Tsunami

Nilai Kriteria

5 Berada sangat dekat zona-zona gempa subduksi di laut yang berpotensi menimbulkan tsunami, dengan bathimetri laut dan topografi sangat landai. Jarak kota terhadap pantai (< 5 km) dan kelandaian < 10%

4 Berada cukup dekat zona-zona gempa subduksi yang berpotensi menimbulkan tsunami, dan kedalaman laut relatif landai, 5-10 km, 20%

3 Berada cukup dekat zona-zona gempa subduksi yang berpotensi menimbulkan tsunami,Potensi tsunami sedang, 10-15 km, 30%

2 Berada cukup dekat zona-zona gempa subduksi yang berpotensi menimbulkan tsunami,Potensi tsunami rendah, 15-25 km, 40%

1 Berada cukup dekat zona-zona gempa subduksi yang berpotensi menimbulkan tsunami,Potensi tsunami sangat rendah, > 25 km, > 40%

Page 95: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

70

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Penilaian Potensi Bahaya Tanah Longsor (Landslide)

Nilai Kriteria

5 Sangat sering terjadi bahaya kelongsoran, topografi wilayah sangat bervariasi, sebagian besar wilayah merupakan tebing-tebing dengan kondisi tanah yang cendrung lunak dengan sistem drainase air hujan yang tidak optimal, serta kondisi tata guna lahan.

4 Sering dilanda kelongsoran, topografi wilayah bervariasi dan banyak terdapat tebing-tebing terjal dengan kondisi tanah yang cederung lunak.

3 Tanah longsor yang terjadi pada kondisi-kondisi iklim tertentu, topografi cukup bervariasi………

2 Jarang dilanda bahaya tanah lonsor

1 Potensi bahaya tanah longsor sangat rendah

Penilaian Potensi Bahaya Teknologi

Nilai Kriteria

5 Industri mengandung bahan kimia yang sangat berbahaya, baik yang dapat menyebar maupun yang dpat meledak, lokasi sangat dekat dengan perumahan

4 Industri mengandung bahan kimia yang berbahaya, baik yang dapat menyebar maupun yang dpat meledak, lokasi dekat dengan perumahan

3 Industri mengandung bahan kimia yang cukup berbahaya, baik yang dapat menyebar maupun yang dpat meledak, lokasi cukup dekat dengan perumahan

2 Industri mengandung bahan kimia yang kurang berbahaya, baik yang dapat menyebar maupun yang dpat meledak, lokasi jauh dengan perumahan

1 Industri mengandung bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya, baik yang dapat menyebar maupun yang dpat meledak, lokasi sangat jauh dengan perumahan

A. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN POTENSI BAHAYA (Lanjutan)

Page 96: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

71

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

B. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN PERINGATAN DINI

Penilaian Peringatan Dini Sistem dan Prasarana Peringatan Dini

Nilai Kriteria

5 Apabila di suatu daerah terdapat sistem dan Prasarana Peringatan Dini dan berfungsi efektif

4 Apabila di suatu daerah terdapat sistem dan Prasarana Peringatan Dini dan berfungsi efektif

3 Apabila di suatu daerah terdapat sistem dan Prasarana Peringatan Dini dan berfungsi tidak efektif

2 Apabila di suatu daerah terdapat sistem dan Prasarana Peringatan DIni, tetapi tidak berfungsi

1 Apabila di suatu daerah tidak terdapat sistem sistem dan Prasarana Peringatan Dini

C. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN KERENTANAN

Penilaian Kerentanan BANGUNAN

Nilai Kriteria

Gempa: Lebih dari 80% bangunan didesain dan dikonstruksi tanpa perkuatan

5 Tsunami: Lebih dari 80% bangunan berada di pingiran pantai dengan topografi yang landai

Landslide: Lebih dari 80% bangunan berada di dekat lereng-lereng yang tinggi dan curam

Gempa: 60-80% bangunan didesain dan dikonstruksi tanpa perkuatan

4 Tsunami: 60-80% bangunan berada di pingiran pantai dengan topografi yang landai

Landslide: 60-80% bangunan berada di dekat lereng-lereng yang tinggi dan curam

Gempa: 40-60% bangunan didesain & dikonstruksi tanpa perkuatan (tahan gempa)

3 Tsunami: 40-60% bangunan berada di pingiran pantai dengan topografi yang landai

Landslide: 40-60% bangunan berada di dekat lereng-lereng yang tinggi dan curam

Gempa: 60-80% bangunan didesain & dikonstruksi dengan perkuatan (tahan gempa)

Page 97: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

72

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

2 Tsunami: 60-80% bangunan berada jauh dari pingiran pantai dengan topografi yang landai

Landslide: 60-80% bangunan berada jauh dari lereng-lereng yang tinggi dan curam

Gempa: 80-100% bangunan didesain & dikonstruksi dengan perkuatan (tahan gempa)

1 Tsunami: 80-100% bangunan berada jauh dari pingiran pantai dengan topografi yang landai

Landslide: 80-100% bangunan berada jauh dari lereng-lereng yang tinggi dan curam

C. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN KERENTANAN (Lanjutan)

Penilaian Kerentanan INFRASTUKTUR

Nilai Kriteria

5Infrastruktur jalan/jembatan, jaringan pipa air PDAM, jaringan listrik PLN, dan jaringan telokomunikasi Telkom SANGAT RENTAN terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

4Infrastruktur jalan/jembatan, jaringan pipa air PDAM, jaringan listrik PLN, dan jaringan telokomunikasi Telkom RENTAN terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

3 Infrastruktur jalan/jembatan, jaringan pipa air PDAM, jaringan listrik PLN, dan jaringan telokomunikasi Telkom CUKUP RENTAN terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

2 Infrastruktur jalan/jembatan, jaringan pipa air PDAM, jaringan listrik PLN, dan jaringan telokomunikasi Telkom TAHAN/AMAN terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

1 Infrastruktur jalan/jembatan, jaringan pipa air PDAM, jaringan listrik PLN, dan jaringan telokomunikasi Telkom SANGAT TAHAN/AMAN terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

Page 98: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

73

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n 3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

Penilaian Kerentanan KEPADATAN PENDUDUK

Nilai Kriteria

5 Populasi penduduk sangat padat (>750 jiwa/km2) dan sangat rentan terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

4 Populasi penduduk padat (501-750 jiwa/km2) dan rentan terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

3 Populasi penduduk cukup padat (251-500 jiwa/km2) dan cukup rentan terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

2 Populasi penduduk jarang (100-250 jiwa/km2) dan cukup aman terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

1 Populasi penduduk sangat jarang (< 100 jiwa/km2) dan aman terhadap masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

C. KRITERIA PENILAIAN/PEMBOBOTAN KERENTANAN (Lanjutan)

Penilaian Kerentanan PEREKONOMIAN

Nilai Kriteria

5 Perekonomian (diidentifikasi dari rata-rata mata pencaharian penduduk) sangat terganggu akibat dampak dari masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

4 Perekonomian (diidentifikasi dari rata-rata mata pencaharian penduduk) terganggu akibat dampak dari masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

3 Perekonomian (diidentifikasi dari rata-rata mata pencaharian penduduk) cukup terganggu akibat dampak dari masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

2 Perekonomian (diidentifikasi dari rata-rata mata pencaharian penduduk) sedikit terganggu akibat dampak dari masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

1 Perekonomian (diidentifikasi dari rata-rata mata pencaharian penduduk) tidak terganggu akibat dampak dari masing-masing potensi bahaya: (a) Gempabumi, ((b) Tsunami), (c) Tanah longsor.

Page 99: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

74

T a h a p p e n g e m b a n g a n S k e n a r i o k e b e n c a n a a n3

p e d o m a n p e l a k S a n a a n l a T i h a n k e S i a p S i a g a a n m e n g h a d a p ib e n c a n a T S u n a m i ( T S u n a m i d r i l l ) u n T u k k o T a d a n k a b u p a T e n

D. KAPASITAS DAERAH

Penilaian KAPASITAS DAERAH

Nilai Kriteria

1 Apabila pemerintah daerah, masyarakat, stakeholder terkait dan media sangat tidak siap menghadapi bencana terutama gempabumi dan tsunami; kearifan lokal belum mengadopsi mengenai mitigasi bencana

2 Apabila pemerintah daerah, masyarakat, stakeholder terkait dan media tidak siap menghadapi bencana terutama gempabumi dan tsunami; kearifan lokal belum mengadopsi mengenai mitigasi bencana

3Apabila pemerintah daerah, masyarakat, stakeholder terkait dan media siap menghadapi bencana terutama gempabumi dan tsunami tetapi belum memperoleh pelatihan-pelatihan penanggulangan bencana; kearifan lokal sudah mengadopsi mengenai mitigasi bencana

4Apabila pemerintah daerah, masyarakat, stakeholder terkait dan media siap menghadapi bencana terutama gempabumi dan tsunami melalui indikator telah adanya pelatihan-pelatihan mengenai penanggulangan bencana; kearifan lokal sudah mengadopsi mengenai mitigasi bencana

5Apabila pemerintah daerah, masyarakat, stakeholder terkait dan media telah sangat siap menghadapi bencana terutama gempabumi dan tsunami melalui indikator telah adanya pelatihan-pelatihan mengenai penanggulangan bencana; kearifan lokal sudah mengadopsi mengenai mitigasi bencana

Page 100: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

75

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 4

PERENCANAAN

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 101: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

74

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Page 102: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

77

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 4 PERENCANAAN

4.1. Umum

Tahap perencanaan secara garis besar terdiri dari :1. Penetapan skenario risiko bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya2. Penetapan skenario pelaksanaan tsunami drill target3. Penetapan target4. Penentuan lokasi pelaksanaan gladi dan Hari H 5. Penetapan skenario pelaksanaan tsunami drill target/ Pengembangan Run Down5. Pembuatan indikator keberhasilan kegiatan6. Pengembangan kemitraan

4.1.1. Penetapan Skenario Risiko Bencana dan Upaya Penanganan dan Penanggulangannya

Sebelum pelaksanaan tsunami drill, setiap kota/kabupaten harus menentukan dan menetapkan skenario bencana mana yang akan dipakai dalam melakukan tsunami drill. Terdapat enam skenario yang dikembangkan dalam pedoman ini yang dapat dilihat pada matriks 3.1 yang pada intinya terdiri dari :• SkenarioA1:kondisikerusakansedangdengansistemperingatandiniberjalanefektif• SkenarioA2:kondisikerusakansedangdengansistemperingatandiniberjalantidakefektif• SkenarioB1:kondisikerusakanburukdengansistemsistemperingatandiniberjalanefektif• SkenarioB2:kondisikerusakanburukdengansistemsistemperingatandiniberjalantidakefektif

Page 103: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

78

P e r e n c a n a a n4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan dalam penetapan skenario antara lain adalah :1. Disesuaikan dengan lokasi kota/kabupaten dengan mengacu kepada Gambar 4.1. Peta Wilayah/Zonasi

Kegempaan Indonesia apakah termasuk daerah yang rawan atau tidak terhadap bencana gempa dan tsunami pada peta kegempaan dan peta rawan tsunami Indonesia.Apabila kota termasuk daerahyang rawandengan risiko tinggi terjadinya gempadan tsunamimaka skenario sedang atau burukdapat digunakan dalam pelaksanaan tsunami drill. Sedangkan bila kota/kabupaten terletak di lokasi yangrelatifsedangrisikonyaterhadapbencanagempadantsunamimakaskenariokondisikerusakansedangsajayangdigunakan.

2. Disesuaikan dengan kondisi infrastruktur kota. Apabila infrastruktur yang ada mempunyai tingkatkerentanan yang tinggi maka skenario yang dapat digunakan adalah skenario terburuk dimana infrastrukturyangadahancursemuaakibatbencanagempa.

Gambar 4.1. Peta Wilayah gempabumi Indonesia (SNI, 1726-2002)

Page 104: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

79

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

4.1.2 . Penetapan Target

Penentuan atau penetapan target masyarakat akan menentukan peranan masing-masing dalam tsunami drill yang didasarkan pada kejadian bencana sesungguhnya. Target masyarakat ini dilibatkan dalamkeseluruhan kegiatan tsunami drillsehinggaperanmerekatidakhanyasebagaipelakupasif tetapi jugapelakuaktifataupunstakeholderyangmenentukandalamkeseluruhankegiatanmulaidariperencanaan,pelaksanaansampaidengankeberlanjutankegiatantsunamidrillpadamasa-masaselanjutnya.Minimum target masyarakat yang dapat dilibatkan dalam tsunami drill tingkat kota/kabupaten antara lain terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah2. AnggotaDewanPerwakilanRakyatDaerah3. Masyarakat umum 4. Masyarakat sekolah5. Lembaga Swadaya Masyarakat - Non-government Organization6. Media Massa7. Dunia usaha (Corporate)

Masing-masingunsurmasyarakat tersebutmempunyai tugasdanfungsimasing-masingdalam tsunami drill.

(1)Pemerintahdaerah:Sebagaipenentukebijakanditingkatkota/kabupaten,pemerintahdaerahdapatbertindaksebagaifasilitatordalampenyelenggaraanberbagaiupayapenguranganrisikobencanaantaralain dalam tsunami drill. Dalam tsunami drill, elemen-elemen pemerintah daerah dapat menjalankanberbagaifungsidanperannyasebagaiaparatyangbertanggungjawabdalampenanggulanganbencanakhususnyatsunami.Selainitu,pemerintahdaerahberfungsisebagaipenyelenggarakegiatanmulaidaritahap persiapan sampai dengan pelaksanaan tsunami drill.

Page 105: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

80

P e r e n c a n a a n4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

(2)AnggotaDewanPerwakilanRakyatDaerah:Sebagailembagalegislatif,DPRDsecaraumummempunyaiperan untuk mendorong unsur pemerintah memasukkan unsur-unsur pengurangan risiko bencana dalam berbagai program-program pembangunan yang akan dilaksanakan di tingkat kota/kabupaten. Selain itu, sebagai pembuat berbagai peraturan daerah, anggota DPRD dapat memasukkan elemen-elemen mitigasi bencana antara lain tsunami drill sebagai salah satu bagian dalam pasal-pasal peraturan daerah termasuk menyediakan dana pendukung. Dalam tsunami drill, anggota DPRD dapat terlibat sebagai peserta ataupun observer yang menilai betapa pentingnya latihan tsunami dalam rangka meningkatkan kesiapan kota menghadapi bencana.

(3) Masyarakat umum : sebagai anggota masyarakat suatu kota/kabupaten, masyarakat umum merupakan target utama dalam pelaksanaan tsunami drill. Tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berada di masyarakat umum dapat dilibatkan dalam pelaksanaan tsunami drill tokohperantarauntukmengajakperan serta masyarakat biasa dalam tsunami drill. Dengan pelibatan masyarakat umum dalam kegiatan tsunami drill, merekadapatmenjadimeningkatkemampuannyadalammenghadapibencanasehinggapadaakhirnyadapatmengurangikerugiansertakorbandalamkejadianbencanakhususnyatsunami.

(4)Masyarakat sekolah :masyarakat sekolah yang terdiri dari pelajar/mahasiswa, guru/dosen, komitesekolah dan lain lain perlu pula dilibatkan dalam kegiatan tsunami drill. Masyarakat sekolah terutama pelajarmerupakansalahsatuelemenmasyarakat yangsangat rentanmenjadi korbandalamberbagaikejadianbencana.Selainmasyarakatumum,masyarakatsekolahmerupakanunsurmasyarakatdenganjumlahyangpalingbanyakditingkatkota/kabupaten.Makasuatukeharusanbahwamasyarakatsekolahmenjaditargetdalamkegiatantsunami drill.

(5) Lembaga Swadaya Masyarakat - Non-Government Organization : Lembaga Swadaya Masyarakat di kalanganmasyarakatkitamerupakanbagianpentingyangperludijadikantargetdalamtsunamidrill.LSMdapatmenjadiperpanjangantanganpemerintahuntukmengadakanberbagaiupayapenguranganrisiko

Page 106: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

81

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

bencana di tingkat yang lebih kecil seperti kecamatan, kelurahan dan tingkat desa. Kemampuan LSM untukbergerakdiakarrumputmenjadisalahsatukekuatanyangdapatdimanfaatkandalammenggerakanmasyarakat untuk terlibat dalam tsunami drill.

(6) Media massa : media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan kuat dalam mempengaruhi pengetahuan dan tingkah laku masyarakat. Dengan melibatkan media massa, dampak berbagaiupayapenanggulanganbencanamenjadilebihluasdanmenjangkaukepelosok-pelosokwilayah.Pemanfaatan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi sangat efektif dari segi waktudanjumlahmasyarakatyangdituju.Informasipenguranganrisikobencanayangdisebarluaskanmelaluiberbagai saluran media massa secara tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana khususnya tsunami.

(7) Dunia Usaha (Corporate) : kalangan ini merupakan target penting dalam tsunami drill terutama karena kemampuankalanganinidalamhalkeuangan(financial).Denganmelibatkankalanganbisnis,berbagaikendala dalam hal keuangan dalam penyelenggaraan tsunami drill diharapkan dapat diminimalisir. Kalanganinijugapentinguntukditingkatkankemampuannyadalammenghadapibencanakarenaelemenmasyarakatinibisajadidekatdenganberbagaihalyangdapatmemicukejadianbencana,sepertiberbagaiindustri yang menggunakan berbagai bahan kimia.

Selain penentuan target masyarakat yang dituju, penting untuk ditentukan dalam tsunami drill adalahjumlahpesertayangakandilibatkan.Penentuanjumlahpesertatergantungdarikesanggupanpanitiadalammenyelenggarakan tsunami drill yang erat kaitannya dengan ketersediaan dana dalam penyelenggaraan tsunami drill. Semakin banyak penduduk yang dilibatkan dalam kegiatan, maka semakin baik pula peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana khususnya tsunami.

Page 107: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

82

P e r e n c a n a a n4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Dalammenentukanjumlahiniyangharusdiperhatikanadalah:1. Peserta mewakili unsur-unsur target masyarakat yang telah ditetapkan 2. Unsur Pemerintah Daerah terutama ditujukan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD)3. Unsurmasyarakatumumdansekolahmencapaijumlahyangberimbangyaitusebesar50%masyarakat

umumdan50%masyarakatsekolah.

4.1.3. Penentuan Lokasi Pelaksanaan Gladi dan Hari H

Dalam menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan gladi dan Hari H, kriteria –kriteria yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :(1) Aspekteknis:

a. Lokasi yang dipilih merupakan salah satu lokasi yang tergenang pada peta genangan/inundation map

b. Merupakan daerah rawan terhadap bahaya gempa c . Merupakan daerah rawan tsunami (2) Memberikan impact luas (ekonomi, sosial, lingkungan dan pariwisata), (3) Mempertimbangkan aspek keamanan.

4.1.4. Penetapan Skenario Pelaksanaan Tsunami Drill/Pengembangan Run Down

Pelaksanaan tsunami drill ditetapkan berdasarkan skenario berikut ini :1. Penyiapansistemperingatandinitsunami,denganmenyiapkanalurinformasidariBMGkePusdalops

BPBD/walikotaataubupatimelaluifive in one mode. 2. Penyiapan infrastruktur sistem peringatan dini evakuasi yang terdiri dari infrastruktur peringatan

evakuasidaninfrastrukturevakuasi.

Page 108: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

83

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

3. Penyiapan aparatur pemerintah daerah yang terkait dengan penanganan dan penanggulangan bencana dengan kegiatan yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan kapasitas BPBDyangantara laindalambentuk lokakarya,TOT,PengembanganSOPdanContingency Plan (TTS) dan Gladi Posko.

4. Penyiapan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat seperti kampanye media, kampanye pendidikan masyarakat serta kegiatan yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, seperti TOT, community development/pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas media

Pengembangan Run Down Tsunami Drill ditentukan berdasarkan golden time, yaitu saat-saat genting penerbitan warning (peringatan) tsunamimulai terjadinya gempa sampai dengan saat akan terjadinyatsunami. Golden time inimemerlukanwaktu30-35menit yaitumulai terjadinyagempasampaidenganterjadinyatsunamidimanadiantarawaktu-waktutersebutBMGmenerbitkan warning-warning (peringatan-peringatan) yang akan menentukan response yang harus dilakukan terhadap gempa dan tsunami.

Selain golden time, dalam pengembangan run-down harus mempertimbangkan skenario bencana yang akandipilihapakahskenarioA(A1,A2)atauskenarioB(B1,B2).

Berdasarkangolden time dan skenario bencana yang telah ditetapkan, maka run down kegiatan pada pelaksanaan hari H tsunami drill dapat dikembangkan. Desain run down yang merupakan acara keseluruhan tsunami drill dapat dilakukan beberapa penyesuaian berdasarkan masukan dan kebutuhan di lapangan sesuai kota/kabupaten bersangkutan. Rationale bahwa gempa dan tsunami dapat terjadi kapan sajatanpa melihat waktu, dipakai sebagai acuan perencanaan desain acara terutama untuk acara pra tsunami. Pelaksanaan hari H Tsunami Drilldidesainberdasarkanbeberapafasekejadianyaitu:1. Pra tsunami2. Saat gempa dan tsunami3. Pasca tsunami

Page 109: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

84

P e r e n c a n a a n4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

(1) Pra TsunamiAktivitasataukegiatanpratsunamidapatdilakukanpadabeberapatitik/tempatdimanapengerahanmassa/masyarakat diadakan.Beberapahal penting yangharusdiperhatikandalamacarapra tsunami adalahsebagai berikut : a. Penentuan Lokasi pusat kegiatan pengumpulan massa : kriteria untuk penentuan lokasi pusat kegiatan

pengumpulanmassa,antaralain(1)dapatmenampungmassa/masyarakatdalamjumlahyangsangatbanyak, (2) berada di lokasi yang mudah dijangkau dan dikenal luas oleh masyarakat lokal, (3)merupakan daerah/titik yang rawan terkena bencana tsunami. Pengumpulan massa dapat dilakukan padabeberapatitikuntukmenunjukkanberbagaiaktivitasmasyarakatdalamkenyataansehari-hari.

b. Jenis acara untuk pengumpulan massa : penentuan jenis acara pra tsunami akan menentukankeberhasilan dalam pengumpulan/pengerahan massa untuk mengikuti kegiatan tsunami drill. Jenis acarayangdapatdilakukanuntukmengumpulkanmassaantaralain:(1)bersifatmenghiburmasyarakat,(2)memberikaninsentif(antaralainberupadoorprize)kepadamasyarakatkarenareladatanguntukmengikuti kegiatan tsunami drill, (3) meskipun merupakan latihan, desain acara pada saat kegiatan pra tsunami dilakukan sealamiah mungkin mendekati kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

(2) Saat Gempa dan Tsunami Padasaatterjadigempa,makapentinguntukdiinformasikankepadamasyarakatadalahapayangharusdilakukansaat terjadi gempa. Informasimengenaiduck, cover, hold perlu disampaikan baik pada saat pelaksanaan acara pra tsunami maupun melalui media-media informasi yang yang digunakan dalamsosialisasi dan kampanye untuk masyarakat yang dilaksanakan sebelumnya. Simulasi gempa dengan menggunakan soundeffectdapatmembuatkejadiangempaseolah-olahbenar-benarterjadi.

Warning (Peringatan) Tsunami (I s/d IV) : warning(peringatan)tsunamiyangditerbitkanolehBMGmulaiterjadigempasampaidenganterjadinyatsunamiterdiridariempatwarning (peringatan). Warning-warning (peringatan-peringatan) ini disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai media baik modern (TV, radio,salurankomunikasiRAPI)sampaidenganmedia tradisional (sepertikulkuldiBali,kentongandiJawa,bedugdsb).Penyampaianpesanwarning(peringatan)dariBMGakanmenentukanresponseyang

Page 110: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

85

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

akan diambil baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Sehingga keakuratan data dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan hal yangpentingdalampenerbitanwarning(peringatan)olehBMG.Standarpenerbitanwarning (peringatan) tsunamiolehBMGadalahterdiridariempatwarning(peringatan).Setelah warning(peringatanI)dariBMGmunculdimanatsunamiakandatang,makaharusdilakukanprosesevakuasi.Prosesevakuasi dilakukandari lokasi/titik-titik pengumpulanmassamenuju tempatevakuasiyang telah ditentukan sebelumnya. Diharapkan pada saat proses evakuasi, masyarakat melakukan dengan seriusdanberlarimenujutempatevakuasiuntukmenghitungwaktuevakuasiyangdiperlukanbilatsunamimelanda.

Pada saat tsunami datang melanda suatu kota/kabupaten, masyarakat yang berada di lokasi-lokasi yang berpotensi terkena tsunami diharapkan telah selesaimelakukan proses evakuasimenuju tempat yangaman. Masyarakat melakukan kegiatan di tempat evakuasi (tempat pengungsian) berupa aktivitas tanggap darurat (emergency response) di berbagai tenda yang ada seperti tenda Poskotis, tenda media center, dapur umum, tenda kesehatan (Pemberdayaan PMI), tenda darurat dan tenda keluarga, sanitasi lapangan dan trauma relief.Melaluiberbagaiaktivitas ini,diharapkanKelompok-kelompok tugas (Pokgas)dalamBadan Penanggulangan Bencana Daerah dapat memahami danmempraktekkan tugas dan tanggungjawabnyasaatterjadibencanasementaramasyarakatumumdapatlebihmengenaldanmengertiberbagaikegiatan yang terkait dengan penanggulangan dan penanganan bencana.

(3) Pasca Tsunami Kegiatan pasca tsunami dalam tsunami drill difokuskan pada pencarian dan penyelamatan korban didaerah bencana yang dilakukan oleh Pokgas pencarian dan penyelamatan. Dapat pula dilakukan demo triasedanevakuasikorbankerumahsakitrujukan/terdekatyangdilakukanolehPokgaskesehatan.Run DownPelakasanaanhariHTsunamiDrillBanten2007dapatdilihatpadatabel4.1.

Page 111: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

86

P e r e n c a n a a n4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Tabel 4.1. Contoh Run Down Kota Cilegon – Tsunami DrillBanten2007(Lanjutan)

Tabel 4.1. Contoh Run Down Kota Cilegon – Tsunami Drill Banten 2007

NO WAKTU AKTIVITAS

1 06:00:00 – 07:00 PERSIAPAN KEGIATAN DI EMPAT LOKASI STARTING POINT (PANTAI LAPANGAN PT SELAGO, KAWASAN INDUSTRI CIWANDAN, SMP NEGERI 9 CILEGON, DAN PEMUKIMAN DI KELURAHAN GUNUNG SUGIH)

2 07:00 – 08:00 DI PANTAI LAPANGAN PT SELAGO:Upacara Mengenang Detik-detik Bencana Gempa dan Tsunami Aceh 2004 dimulai (mengheningkan •cipta)Demo Teknologi Buoy Tsunami•

3 08:00:00 TERJADI GEMPA:Di lokasi: 6.5 LS dan 105.4 BT (sekitar Pulau Panaitan) dengan kekuatan 8.0 Mw (Skala Richter) & kedalaman 20 km di bawah dasar laut.

4 08:00:15 – 08:00:45 GONCANGAN PADA SKALA VI - VII MMI DIRASAKAN OLEH MASAYARAKAT CIWANDAN SELAMA 30 DETIK DENGAN 2 KALI GONCANGAN

5 08:01:45 SIMULASI KEBOCORAN DAN KEBAKARAN INDUSTRI SERTA RESPON INTERNAL EMERGENCY LEVEL II INDUSTRI (TANPA BUNYI SIRENE)

6 08:05:00 BMG MENERBITKAN WARNING I UNTUK DIKIRIM KE INSTITUSI INTERFACE“TES UJI COBA WARNING I: POTENSI TSUNAMI BESAR DI PANTAI BRT BANTEN; CIWANDAN, KKTAU STEEL, ANYER, AKIBAT GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON : BMG”

7 08:07:00 RESPON KETUA SATLAK UNTUK OPERASIONAL 24/7 RUPUSDALOP SATLAK KOTA CILEGON Respon dari Satlak PB Kota Cilegon:1. Ruspusdalop 24/7 Pimpinan Satlak Cilegon (Walikota) Perintah Aktivasi Sirene + Crisis Center Cordinator Zona 1, 2 dan 3 + Incident Commander Respon Pokgas Satlak sesuai dengan SOP RENKON

8 08:07:00 BMG MENERBITKAN WARNING II UNTUK DIKIRIM KE INSTITUSI INTERFACE“TES UJI COBA WARNING II POTENSI TSUNAMI BESAR DI PANTAI BRT BANTEN JAM 08:38 ANYER 5M CIWANDAN 5M KKTAU STEEL 4M, GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON:BMG”

9 08:09 SIRENE EVAKUASI BERBUNYIVVIP, Tamu undangan beserta masyarakat dari PT Selago, Kawasan Industri Ciwandan, Desa Gunung •Sugih dan SMP 9 melakukan evakuasi menuju ke tempat evakuasi (assembly point) - Lapangan Panca Puri, dengan difasilitasi oleh petugas Satgas terkait dalam rangka menjalankan SOP.

10 08:09 – 09:38 RESPON SATLAK PB CILEGON:Kordinasi antara koordinator Pokgas dengan anggotanya dalam melaksanakan SOP tanggap 1. darurat RENKONKoordinasi incident commander dengan kordinator Pokgas, camp manager, crisis center serta 2. walikota.Penetapan INNER CORDON AREA3.

Page 112: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

87

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Tabel 4.1. Contoh Run Down Kota Cilegon – Tsunami DrillBanten2007(Lanjutan)

NO WAKTU AKTIVITAS

11 08:38:00 TERJADI TSUNAMI :GELOMBANG PERTAMA TSUNAMI MULAI MASUK DARATAN PANTAI CIWANDAN

12 08:48:00 BMG MENERBITKAN WARNING III UNTUK DIKIRIM KE INSTITUSI INTERFACE“TES UJI COBA, WARNING III: TSUNAMI BESAR DI ANYER 08:35 5M CIWANDAN 08:40 5M KKTAU STEEL 08:40 4M AKIBAT GEMPA MAG 8.0 JAM 8:00 WIB 180KM BRT DAYA CILEGON : BMG”

13. 08:38:00 – 10:00:00 RESPON OPERASIONAL 24/7 CRISIS CENTER SATLAK KOTA CILEGON SETELAH TERJADI TSUNAMICOD di Crisis center•INCIDENT COMMANDER MEMERINTAHKAN DANDIM 0623/CILEGON DAN KOORDINATOR ZONA II •UNTUK MENDIRIKAN POSKOTIS (POSKO TAKTIS)AKTIVITAS DI LOKASI EVAKUASI / • ASSEMBLY POINT (LAPANGAN SEPAK BOLA PANCA PURI)

Pembentukan tempat evakuasi berdasarkan 1. damage dan need assesmentPembentukan 2. camp pengungsi:

Pengaturan dan pendataan pengungsi, pendirian tenda darurat, pendirian Rumah Sakit o lapangan, dll Simulasi tanggap darurat dari satgas kebencanaan (Perencanaan, Kesehatan, Sosial, o Rehabilitasi dan SAR)

14 10:00:00 BMG MENERBITKAN WARNING IV”TEST UJI COBA WARNING IV: TSUNAMI YANG MELANDA KAWASAN PANTAI BANTEN TELAH BERAKHIR : BMG”

15 10:10:00 - Selesai PROSES PENCARIAN & PERTOLONGAN KORBANPROSES TAGGING DAN DEKONTAMINASI OLEH NUBIKA AD1. LAND CLEARING OLEH POKGAS REHABILITASI REKONSTRUKSI: ALAT BERAT PU2. PROSES PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KORBAN OLEH SATGAS SAR3. PROSES TRIAGE OLEH POKGAS KESEHATAN 4. RUJUK KE RS

KEGIATAN DI TEMPAT PENGUNGSI: OLEH CAMP MANAGEMENPENDATAAN, POSKOTIS, TRAUMA RELIEF, TENDA PENGUNGSI1. DAPUR UMUM, LOGISTIK, PENGADAAN WATSAN, AIR BERSIH2.

16 12:00:00 KEGIATAN TSUNAMI DRILL SELESAISambutan penutupan tuan rumah•Sambutan VVIP•Hiburan seni tradisional•Door Prize•Penutup•

PRESS RELEASE VVIP DI: MEDIA CENTER DI PANCA PURI

Page 113: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

88

P e r e n c a n a a n 4

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

4.1.5. Penetapan Indikator Keberhasilan Kegiatan Untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan tsunami drill, maka perlu dibuat indikator-indikator keberhasilankegiatan.Berhasiltidaknyakegiatan tsunami drillakandijadikansebagaisuatuevaluasibagipenyelenggaradalamrangkamemperbaikikegiatansejenispadamasa-masaselanjutnya.

Beberapaaspekyangdapatdijadikansebagaiindikatordalamkeberhasilantsunamidrilladalah:a. Aspekperingatandanpengambilankeputusanb. AspekEvakuasidanbantuantanggapdaruratc. AspekPencariandanpenyelamatan

4.1.6. Pembuatan Indikator Keberhasilan Kegiatan (Setting Performance Indicator) Kegiatan Tsunami drill merupakan kegiatan yang sangat kompleks mulai dari persiapan, perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Oleh karena itu, kemitraan merupakan langkah yang sangat pentingharus dilakukan. Membangun kemitraan dilakukan dengan berbagai stakeholder yang terkait dengan penyelenggaraan mulai dari intern Pemerintah Kota/Kabupaten yang terdiri dari Dinas-Dinas, DPRD, LSM, masyarakat umum sampai dengan dunia usaha (corporate).

Page 114: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

89

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 5

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 115: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

90

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Page 116: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

91

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

BAB 5PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

Dalam tahap pelaksanaan, semua hal yang telah dibuat dan dikembangkan dalam tahap perencanaan dilakukan. Tahap pelaksanaan ini terdiri dari :1. Pelaksanaan kegiatan sebelum gladi (Pra- Gladi)2. Gladi – tes3. Hari-H

5.1. Pelaksanaan Kegiatan Sebelum Gladi (Pra-Gladi)

Sebelum pelaksanaan Gladi, ada tiga kegiatan yang dilakukan yaitu :1. Konsolidasi panitia inti2. Penyiapan Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS)3. Penyiapan Infrastruktur Sistem Peringatan Dini Evakuasi4. Penyiapan Aparatur Pemerintah Daerah yang terkait Penanggulangan Bencana5. Penyiapan Masyarakat

5.1.1. Konsolidasi Panitia

Pada tahap ini, kepanitiaan khususnya bagian pelaksanaan harus sudah mulai melakukan koordinasi dan konsolidasi untuk keperluan pelaksanaan tsunami drill. Berbagai rapat koordinasi dan pembuatan check list kegiatan perlu dilakukan untuk setiap tahap pelaksanaan kegiatan secara detail.

5.1.2. Penyiapan Sistem Peringatan Dini Tsunami (Ina-TEWS)

Penyiapan sistem peringatan dini tsunami merupakan bagian struktur dari komponen kultur skenario besar (grand design) Ina-TEWS. Beberapa infrastruktur dasar yang diperlukan dalam sistem peringatan dini

Page 117: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

92

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5tsunami dan perlu dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah diantaranya adalah penyiapan alur informasi peringatan tsunami dari BMG ke Rupusdalops Satlak PB atau BPBD Kota dan Kabupaten. Alur informasi menggunakan multi moda akan menentukan pengambilan keputusan oleh walikota atau bupati serta menentukan keberhasilan penyebaran warning (peringatan) ke masyarakat. 5.1.3. Penyiapan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Terkait Penanggulangan Bencana

Pengembangan infrastruktur sistem peringatan dini evakuasi terdiri dari :• Standardinfrastrukturperingatanevakuasi:

1. Rupusdalops/Crisis Center2. Sirine3. Alat komunikasi 5 in 1 mode: (dari BMG ke Ketua Pusdalops BPBD yakni komputer/internet (email),

fax, telepon, SMS, alarm4. Rambu dan baliho (sign board)5. Peta dan rute evakuasi6. Tempat pengungsi dan/atau penampungan sementara (Evacuation area/shelter)

Gambar 5.1.Local Sirine di Cilegon 2007 dan di Denpasar 2006

Page 118: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

93

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

• PendukungInfrastrukturevakuasisepertikulkul,bedugdsb.

Dalam hal penyiapan rambu dan baligo, tahapan kegiatan untuk hal ini adalah sebagai berikut :• Pembuatanrambudanbaliho:dibuatsesuaidengandesainyangtelahdirencanakanyaitumenggunakan

standar standar yang meliputi ukuran, warna, simbol, jumlah dan isi pesan dalam rambu. Sementara dalam desain baliho yang harus diperhatikan adalah ukuran yang harus besar, dan pesan/informasi yang akan disampaikan harus mudah dimengerti.

Gambar 5.2. Peninjauan Menristek untuk kesiapsiagaan Pelaksanaan Tsunami Drill

Page 119: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

94

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5• Surveylokasipemasanganrambudanbalihoberdasarkanpetajalurevakuasi:Melaluisurveydapat

ditentukan titik-titik pemasangan rambu untuk keperluan pelaksanaan Tsunami Drill. Penempatan rambu harus mengikuti persyaratan antara lain harus berada di daerah genangan, di pinggir pantai dan di sepanjang rute evakuasi. Penempatan rambu di sepanjang rute evakuasi antara lain di jalan-jalan perempatan, mudah dilihat, di daerah padat penduduk. Sementara penempatan baliho adalah di tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh masyarakat.

• Penetapandanpemasanganrambudanbaliho:setelahdilakukansurvey,penetapandanpemasanganrambu dan baliho dapat dilakukan.

Gambar 5.3. Contoh Crisis Center Kota Cilegon dan DKI Jakarta

Page 120: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

95

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

SebelumpelaksanaangladidanHariH,semuainfrastrukturfisiktersebutharusdicekulangdandiujiapakah bisa berjalan atau tidak.

Uji coba/test sistem peringatan dini tsunami perlu dilakukan secara simultan dengan kesiapan masyarakat dan aparat pemerintah daerah.

Selain itu perlu pula dilakukan pemeliharaan dari berbagai komponen struktur yang telah disiapkan dalam rangka penyelenggaraan Tsunami Drill.

5.1.4. Penyiapan Aparatur Pemerintah Daerah Yang Terkait Penanggulangan Bencana

5.1.4.1. Workshop/LokakaryaWorkshop atau lokakarya di kalangan pemerintah daerah dilakukan sebagai langkah awal untuk persiapan pelaksanaan dan sosialisasi berbagai kegiatan terkait Tsunami Drill. Workshop/lokakarya ini penting dilakukan karena peran ganda pemerintah daerah dalam kegiatan Tsunami Drill yaitu :1. Sebagai pelaku dalam Tsunami Drill : ditujukan terutama kepada Pokgas-Pokgas dalam BPBD yang

mempunyai peran penting dalam situasi atau kondisi tanggap darurat bencana2. Sebagai penyelenggara/panitia : bertanggung jawab dalam keseluruhan kegiatan tahap demi tahap

Tsunami Drill sehingga dapat berjalan lancar dan sukses.

5.1.4.2. TOT TOT (Training for Trainer) untuk aparat pemerintah daerah dilakukan bersama-sama dengan unsur masyarakat lainnya.

TOT merupakan kesempatan bagi aparat pemerintah meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan kesiapsiagaan dalam merespon warning tsunami yang diterbitkan oleh BMG sampai memobilisasi

Page 121: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

96

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5massa untuk evakuasi serta tindak tanggap darurat pada saat dan paska tsunami. Dalam TOT diajarkan berbagai pengetahuan mengenai kebencanaan dan penanganan bencana gempa dan tsunami.

Secara umum, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan TOT adalah sebagai berikut : 1. Melibatkan peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yaitu masyarakat umum,

masyarakat sekolah, anggota DPRD, LSM dan institusi lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.

2. Melibatkan ahli dibidangnya dalam penyampaian materi-materi dalam TOT3. Materi pelatihan didesain melingkupi pengenalan dan pemahaman gejala alam yang dapat

menimbulkan gempa bumi dan tsunami, pengenalan lingkungan sekitar terhadap potensi gempabumi dan tsunami, pemahaman konsep kebencanaan serta penanggulangan dan penanganan bencana, pemahaman peran serta masyarakat beserta pemerintah dalam penanganan bencana dan peningkatan kapasitas masyarakat dan aparat pemerintah dalam meningkatkan kesiapsiagaan untuk antisipasi bencana gempa bumi dan tsunami di masa mendatang

4. Metode penyampaian informasi dalam TOT tidak hanya dilakukan melalui ceramah namun disertai pula dengan diskusi kelompok, role play serta melakukan praktek secara langsung melalui berbagai percobaan-percobaan yang terkait dengan bencana gempa dan tsunami serta penanganannya termasuk didalamnya pembuatan peta bencana, jalur dan tempat evakuasi, serta latihan simulasi evakuasi gempa dan tsunami.

Page 122: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

97

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.4. TOT Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami

5.1.4.3. Table Top Simulation Melalui Pengembangan SOP untuk Penanggulangan Bencana Tsunami

Kegiatan ini melibatkan aparat pemerintah daerah yang bergabung dalam Pokgas-Pokgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) didampingi unsur masyarakat/stakeholder masyarakat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Table Top Simulation adalah : 1. Dilakukan dalam situasi informal dan didesain melalui diskusi yang konstruktif diantara peserta. 2. Para peserta menentukan dan berupaya menyelesaikan permasalahan yang ada terkait dengan

bencana dimana penyelesaian didasarkan pada perencanaan dan prosedur yang sudah ada. 3. Setiap peserta diharapkan dapat mengemukakan serta mendiskusikan permasalahan dan penyelesaian

masalah secara mendalam. 4. Table Top Simulation harus memiliki maksud dan tujuan yang khusus serta menggunakan skenario

bencana dalam menentukan dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

Page 123: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

98

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5

Gambar 5.5. Kegiatan Table Top Simulation

Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan Table Top Simulation adalah sebagai berikut:1. Untuk mengidentifikasi kapasitas yang ada dari institusi pemerintah daerah yang terkait dengan

penanganan dan penanggulangan bencana (BPBD) khususnya terhadap bencana gempa dan tsunami.

2. Untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan yang ada dari aparat pemerintah daerah dalam BPBD dankesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana gempa dan tsunami.

3. Untuk meningkatkan kapasitas institusi pemerintah daerah yang berada dalam masing-masing Pokgas BPBD dengan pembagian tugas dan peran yang jelas (who is doing what) dalam penanganan dan penanggulangan bencana gempa dan tsunami khususnya dari sisi tanggap darurat (emergency response).

4. Untuk meningkatkan kapasitas personel-personel dari institusi yang berada dalam masing-masing Pokgas BPBD dengan pembagian tugas dan peran yang jelas dalam penanganan dan penanggulangan bencana gempa dan tsunami khususnya dari sisi tanggap darurat (emergency respons).

5. Tercapainya kesinergian antara aparat pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanganan dan penanggulangan bencana gempa dan tsunami khususnya dari sisi tanggap darurat (emergency respon).

Page 124: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

99

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

6. Terbentuknya kesinergian antara aparat pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan Tsunami Drill melalui penyelenggaraan simulasi gladi lapangan untuk upaya penanganan dan penanggulangan bencana gempa dan tsunami khususnya dari sisi tanggap darurat (emergency respon).

Salah satu bagian penting dari kegiatan atau proses yang dihasilkan dalam Table Top Simulation adalah pengembangan SOP (Standard Operation Procedur) atau PROTAP (Prosedur Tetap) Tanggap Darurat atau Rencana Kontijensi (Contingency Plan) dari Satlak PB atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk tanggap darurat bencana. Prosedur tetap ( Protap) adalah petunjuk tata cara bertindak baku sesuai dengan fungsi masing-masing yang telah ditetapkan dalam PROTAP secara terkordinir sehingga tindakan yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang maksimal secara berdaya guna dan berhasil guna.

Tahap awal dari pengembangan SOP/Protap adalah melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) untuk dasar penyusunan matriks tanggung jawab.

Dengan bantuan audio visual, benang dan lain-lain penyusunan SOP dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :1. Analisis SWOT2. Penyusunan matriks Tanggung Jawab3. Table Top Simulation

(1) Analisis SWOT Bertujuan untuk mengidentifikasi stakeholder dan peranan masing-masing. Adapun materi yang

didiskusikan dalam tahap ini antara lain adalah : 1. Perumusan bentuk organisasi yang dapat mengakomodasi tsunami warning

Page 125: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

100

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n52. Perumusan tugas, pokok dan fungsi dari masing-masing anggota Pokgas yang tergabung dalam Badan

Penanggulangan Bencana Daerah 3. Simulasi Gladi Posko anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah4. Koordinasi anggota dalam persiapan pelaksanaan Gladi

Adapun stakeholder yang terlibat dalam pengembangan SOP/PROTAP adalah institusi-institusi yang tergabung dalam Satlak PB atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan PERPRES No. 8 Tahun 2008 dari pemerintahan daerah tingkat kota/kabupaten. Berdasarkan PERPRES 83 Tahun 2005 tentang Bakornas PB, Unsur Satlak PB biasanya terdiri dari beberapa Pokgas (kelompok tugas) yang antara lain adalah :1. Pokgas Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan ; Tugas utama dari Pokgas ini adalah bertanggung

jawab dalam pencarian, pertolongan dan penyelamatan pada korban bencana di lokasi dimana kejadian bencana terjadi. Anggota Pokgas ini terdiri dari Kodim, Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah, Poltabes Kota c/q Kasubag. Binmas, Kesbang dan Linmas Kota, Trantib dan Satpol PP Kota, Kantor SAR Kota, Dinas Kebakaran Kota, Kantor KPDE Kota, Bag. Humas Setda Kota, Dinas Perhubungan, Satgas Hansip Desa/Kelurahan, Masyarakat setempat, ORARI, PMI, Kantor BMG Wilayah Kota, dan Perusahaan Daerah PAM.

2. Pokgas Kesehatan; Pokgas ini bertugas untuk menangani korban dan evakuasi korban bencana. Anggota Pokgas ini terdiri dari Dinas Kesehatan, Asisten Administrasi Sekretaris Kota, PMI, R.S.U.D, Puskesmas-Puskesmas dan Kelompok awam terlatih.

3. Pokgas Rehabilitasi, Rekonsiliasi dan Relokasi; pada saat bencana Pokgas ini bertanggung jawab dalam pendirian tenda, pengangkutan/evakuasi korban ke area evakuasi dan melakukan pendataan dan inventarisasi yang meliputi kerusakan sarana dan prasarana yang ada setelah terjadi bencana. Pokgas ini juga menyediakan data ketersediaan alat-alat berat yang menunjang dalam penanganan bencana serta kepemilikan alat tersebut sehingga dapat dengan mudah untuk dimanfaatkan ketika

Page 126: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

101

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

diperlukan. Sementara data kerusakan yang diinventarisasi meliputi prasarana berupa jalan dan jembatan, perkantoran, fasilitas perdagangan/pasar, prasarana pendidikan, tempat ibadah, permukiman, jaringanutilitas,saranadanprasaranapertaniandankelautansertarehabilitasifisikyangdiperlukanuntuk masing-masing sarana dan prasarana tersebut. Anggota Pokgas ini terdiri dari Dinas Pekerjaan Umum, Asisten Administrasi Pembangunan Sekretaris, Poltabes Kota c/q Kabag Bina Mitra, Kodim, Dinas Perhubungan, Bag. Perlengkapan Setda, Bag. Keuangan Setda, BAPPEDA, Dinas Pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Camat se- Kota, Kepala Desa/Lurah pada lokasi bencana, Satgas Hansip Desa/Kelurahan se-Kota.

4. Pokgas Sosial; dengan anggota-anggota terdiri dari Dinas Kesejahteraan Sosial, Bag. Kesra Setda Kota, PMI Kota, Organisasi Kewanitaan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kantor Agama, Pramuka, Organisasi Kepemudaan, Forum Kerukunan Antar Umat Beragama ( FKUB ), Bag. Umum Setda Kota, Kadin Kota.

(2) Penyusunan matriks Tanggung Jawab Untuk dapat mendeskripsikan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing kelompok-kelompoktugasyangadadalamSatlakPBdilakukanidentifikasidansimulasimengenaiperan,wewenangdan tanggung jawab mereka dalam menangani bencana gempa bumi dan tsunami untuk kepentingan kegiatan Tsunami Drill sebagai dasar pembuatan SOP Tanggap Darurat Tsunami atau Rencana Kontijensi Tsunami.

Untuk dapat memperoleh bagaimana peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing kelompok-kelompok tugas, tahapan simulasi di bagi dalam beberapa waktu kejadian yang kritis sesuai dengan Run Down implementasi Tsunami Drill yang telah dikembangkan/dibuat pada tahapan sebelumnya. Hasil ini diperoleh melalui diskusi yang dilakukan di antara personel-personel yang ada dalam Kelompok-Kelompok Tugas masing-masing. Run Down merupakan urutan rentetan acara yang akan dilaksanakan dalam kegiatan Tsunami Drill.

Page 127: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

102

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5Dalam proses ini, Kelompok-kelompok tugas yang ada bisa diperluas sesuai dengan kebutuhan di tingkat kota/kabupaten masing-masing. Sebagai contoh pada saat pelaksanaan Tsunami Drill 26 Desember 2006 di Bali, Pokgas yang tadinya berjumlah 4 diperluas menjadi 6 Pokgas dengan penambahan Pokgas Kesiapsiagaan dan Pokgas Masyarakat.

Gambar 5.6. Suasana Table Top Simulation

(3) Table Top Simulation Kegiatan ini merupakan tahap uji coba pembuatan matriks tanggung jawab atau draft SOP dimana tahap ini perlu dilakukan sebelum gladi lapangan. Adapun materi yang didiskusikan dalam Table Top Simulation adalah sebagai berikut:1. Penyempurnaan bentuk organisasi yang dapat mengakomodasi tsunami warning2. Penyempurnaan tugas, pokok dan fungsi dari masing-masing anggota Pokgas yang tergabung dalam

Satlak PB Kota 3. Penyempurnaan simulasi Gladi Posko anggota Satlak PB Kota 4. Koordinasi anggota dalam persiapan pelaksanaan Gladi dan Hari H

Page 128: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

103

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Table Top Simulation melibatkan seluruh anggota Pokgas-Pokgas Satlak PB untuk mengantisipasi bencana gempa dan tsunami. Diskusi yang dilakukan pada waktu pelaksanaan Table Top Simulation kedua lebih memfokuskan pada penjabaran prosedur-prodesur tetap dalam penanganan bencana yang telah ada di masing-masing Kelompok Tugas untuk draft SOP atau Rencana Kontijensi. Table Top Simulation dapat dilakukan beberapa kali sampai dirasakan SOP yang dikembangkan cukup mapan dan siap dilaksanakan. Bila perlu dapat ditambah dengan kegiatan gladi posko untuk memperkuat pengembangan institusi kelompok-kelompok tugas.

5.1.5 Penyiapan Masyarakat5.1.5.1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Kegiatan peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat berupa sosialisasi dan kampanye dalam bentuk :1. Kampanye melalui Media (Media Campaign)2. Kampanye Pendidikan Masyarakat (Public Education Campaign)

(1) Kampanye melalui Media (Media Campaign)

Penyebarluasan informasi mengenai hal-hal terkait Tsunami Drill perlu pula dilakukan melalui berbagai media seperti leaflet, flyer, poster, spanduk, baliho peta evakuasi, advertisement dan PSA.Penyebaran serta pemasangan media campaign tersebut dilakukan diberbagai tempat umum dimana masyarakat berpotensi datang dan membaca pesan-pesan (informasi) yang disampaikan dalam berbagai media campaign tersebut.

Mediacampaigndalambentuk leafletdanflyerdisebarluaskandi tempat-tempatsepertidiperempatanlampu merah, kampus, pasar, supermarket, mal dan sebagainya. Poster, spanduk, advertisement dan PSA ditempel di tempat-tempat strategis yang memungkinkan masyarakat untuk membaca informasi yang disampaikan. Sementara baliho peta evakuasi dipasang di sepanjang jalur evakuasi yang akan dilalui dalam pelaksanaan Tsunami Drill.

Page 129: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

104

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5(2) Kampanye Pendidikan Masyarakat (Public Education campaign)

Dalam rangka peningkatan pengetahuan masyarakat, sebagai rangkaian kegiatan Tsunami Drill juga perlu dilakukan pengembangan dan penyebarluasan informasi dalam rangka kampanye pendidikan untuk masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai media seperti :

Gambar 5.7. Kegiatan Pendidikan kepada Masyarakat

i. Buku, booklet, panduan: disebarluaskan secara terbatas melalui kegiatan TOT (training for trainer), Community Development, workshop dan sosialisasi ke berbagai lembaga dan sebagainya. Materi dalam buku, booklet dan panduan lebih mendalam dan informatif serta dilengkapi dengan gambar dan warna yang membantu masyarakat dalam memahami informasi/pesan yang disampaikan.

Page 130: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

105

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.8. Talk Show di TV

ii. Talkshow : TV dan/atau Radio Media massa yang cukup banyak dilihat dan didengar oleh masyarakat umum adalah televisi dan

radio. Maka melalui media massa ini, kegiatan Tsunami Drill dapat disebarluaskan dalam bentuk talkshow yang merupakan upaya penyebarluasan informasi kegiatan kepada publik/masyarakat yang lebih luas. Dengan kemampuan media massa seperti TV dan Radio, diharapkan masyarakat umum dapat mengetahui dan terlibat dalam kegiatan Tsunami Drill. Selain itu, melalui pemaparan berbagai informasi yang terkait dengan kebencanaan lewat talkshow dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapan terhadap bencana dan masyarakat dapat memahami akan manfaat dari mengikuti kegiatan Tsunami Drill.

Page 131: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

106

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5iii. Pameran Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat menghadapi bencana gempa

dan tsunami, dapat pula dilakukan pameran mengenai kebencanaan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Tsunami Drill. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pameran adalah sebagai berikut : • Tema:penentuantemaadalahdalamrangkameningkatkankesadarandankapasitasmasyarakat

(raising awareness)• Waktu:pelaksanaanpamerandiupayakansebelumgladisampaidenganHari-Hagarpadasaat

gladi/latihan masyarakat mengetahui benar apa manfaat dari kegiatan Tsunami Drill bukan karena sekedar ikut-ikutan

• Material:pameranyangdilaksanakandifokuskanpadaPhotodanfilmtentangbencanatsunamidi Indonesia dan atau Negara lain

• Tempat : tempatpelaksanaanpameranyang idealadalahdi lokasiTsunami Drill dalam rangka memobilisasi / mengerahkan masyarakat dalam jumlah yang lebih banyak

5.1.5.2. Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat

Pelatihan kepada masyarakat dilaksanakan dalam bentuk TOT dan pemberdayaan masyarakat (Community Development).

(1) TOT (Training for Trainer) untuk Pemangku Kepentingan dan masyarakat

TOT (Training for Trainers) merupakan langkah awal dari program penyiapan masyarakat dan pemangku kepentingan. Mengingat pengetahuan kebencanaan dan penanganan bencana gempa dan tsunami pada umumnya masih merupakan hal baru baik bagi masyarakat, maka idealnya pemberdayaan masyarakat perlu pula mencakup seluruh stakeholder dari ‘masyarakat’ yaitu mulai dari pemerintah daerah, anggota DPRD, dunia usaha (corporate), wartawan (media massa), LSM sampai masyarakat umum dan sekolah.

Page 132: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

107

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Hal ini dilakukan untuk dapat mengakomodasi adanya pergeseran paradigma dalam penanganan dan penanggulangan bencana dimana penanganan bencana adalah bukan semata-semata tanggung jawab pemerintah daerah tetapi adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat beserta stakeholder terkait.Melalui kegiatan TOT, diharapkan masyarakat dapat :1. Meningkat pengetahuannya tentang gejala alam yang seringkali menimbulkan bencana, khususnya

gempa bumi dan tsunami.2. Meningkat pengetahuannya tentang cara-cara mengurangi dampak bencana dan menyiagakan diri.3. Meningkat pengetahuannya dalam pembuatan Action Planning berbasis masyarakat untuk menghadapi

bencana tsunami.4. Menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana.5. Menjadi para trainer yang siap melatih dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat (Community

Development).6. Bersinergi dengan aparat pemerintah daerah yang mewakili unsur BPBD dalam pemahamannya

terhadap penanggulangan dan penanganan bencana yang berbasis masyarakat.

(2) Pemberdayaan Masyarakat (Community Development)

Pemberdayaan masyarakat (Community Development) merupakan upaya pelatihan langsung kepada masyarakat mengenai antisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini adalah : 1. Adanya fasilitator di masyarakat yang menjadi trainer dan merupakan alumni TOT yang dilakukan

sebelumnya.2. Fasilitator/trainer diupayakan merupakan tokoh adat, agama atau tokoh masyarakat setempat yang

didengar oleh masyarakat sehingga memudahkan dalam melakukan pelatihan langsung kepada masyarakat.

Page 133: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

108

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n53. Adanya pendampingan fasilitator/trainer oleh Community Development Specialist agar penyampaian

materi pelatihan langsung kepada masyarakat terarah. 4. Selain masyarakat umum, salah satu target dalam kegiatan Community Development adalah

masyarakat sekolah yang terdiri dari pelajar, guru, komite sekolah dan sebagainya. Pada akhir kegiatan pemberdayaan masyarakat (Community Development) diharapkan dapat terjadi : a. Peningkatan kesiapsigaaan masyarakat umum dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami melalui

proses community learning dimana “masyarakat” belajar membuat Rencana Tindak (Community Action Plan) sebagai langkah awal persiapan menghadapi bencana.

b. Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat sekolah terutama murid-murid/anak-anak sekolah dari tingkat SD, SMP hingga tingkat SMA dalam menghadapi bahaya gempa dan tsunami melalui direct learning dan learning by doing di sekolah masing-masing sebelum gladi lapangan dan acara puncak di Hari H.

c. Terjadinya snow balling effect di masyarakat dalam pembelajaran mengenai bencana gempa dan tsunami dengan melibatkan alumni TOT yang menjadi trainer di masyarakat maka terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang kesiapsiagaan terhadap bencana Gempa dan Tsunami.

d. Tersosialisasikannya kepada masyarakat yang lebih luas tentang program dan kegiatan Tsunami Drill sehingga Tsunami Drill dapat berjalan lancar dan sukses tanpa menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.

Adapun jumlah masyarakat terlatih yang diharapkan dapat mengikuti kegiatan Tsunami Drill adalah 10% dari jumlah peserta yang ditargetkan oleh penyelenggara.

Page 134: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

109

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.9. Suasana Acara Pemberdayaan Masyarakat di sebuah Sekolah Lanjutan Pertama

Gambar 5.10. Pemberdayaan Masyarakat di Lingkungan Kampung

Gambar 5.11. Sosialisasi Awal dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Gambar 5.12. Coaching dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Page 135: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

110

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5Penentuan Lokasi Pemberdayaan Masyarakat (Community Development) Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Tsunami Drill, pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengerahkan massa dalam kegiatan. Karena kegiatan ini akan menentukan jumlah peserta yang terlibat, maka perlu pula dibuat kriteria dalam memilih lokasi kegiatan pemberdayaan masyarakat (Community Development) yaitu :1. Mewakili lokasi yang berpotensi tergenang tsunami.2. Mewakili kepadatan penduduk dan strata.3. Adanya azas pemerataan untuk beberapa lokasi.

5.1.5.3. Peningkatan Kapasitas Media

Peningkatan kapasitas media dilakukan melalui penyelenggaraan semacam training atau pencerahan kepada wartawan untuk dapat menulis berita dengan baik tanpa memunculkan ketakutan atau salah persepsi di masyarakat.

Training untuk wartawan ini antara lain dapat diisi mengenai materi yang lebih didasarkan pada manajemen bencana secara umum serta bagaimana peran media pada sebelum, saat dan setelah bencana. Selain itu mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan berita mengenai bencana serta bagaimana tips meliput dan menuliskan/menayangkan berita bencana serta mewawancarai dalam kondisi bencana. Materi-materi tersebut diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada para wartawan terutama pada aspek peningkatan pengetahuan mengenai manajemen bencana.

5.2. Gladi – Test

Gladi merupakan uji coba dari berbagai tahap persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan gladi ini akan terlihat sejauhmana kelancaran berbagai hal yang telah direncanakan dan dipersiapkan untuk kemudian dievaluasi dalam rangka pelaksanaan Hari H. Pelaksanaan gladi lapangan merupakan implementasi run-down yang telah dibuat dari menit ke menit mulai kegiatan pra tsunami, saat tsunami sampai dengan pasca tsunami.

Page 136: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

111

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Berdasarkan pelaksanaan gladi, evaluasi dapat dilakukan mulai dari pelaksanaan evakuasi, bagaimana response masyarakat sampai pada pelaksanaan peran dan tugas berbagai kelompok kerja BPBD. Dari hasil evaluasi ini dilakukan berbagai revisi agar pelaksanaan hari H berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Gambar 5.13. Suasana Gladi Tsunami Drill Bali 2006 Gambar 5.14. Massa Sedang Berkumpul di Pantai Saat Gladi Bali 2006

Gambar 5.15. Kesiapan Tim Kesehatan Saat Gladi Bali 2006 Gambar 5.16. Tim Pemadam Kebakaran Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007

Page 137: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

112

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5

Gambar 5.17. Evakuasi Korban Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007

Gambar 5.18. Suasana Saat Gladi Tsunami Drill Banten 2007

Bagaimana kinerja, peran dan tugas kelompok-kelompok kerja BPBD dapat berjalan dapat dilihat dalam pelaksanaan gladi. Sejauhmana Pokja-Pokja dapat menjalankan perannya dievaluasi sebagai bahan masukan dalam melakukan revisi SOP (Protap/Prosedur Tetap) kegiatan Tsunami Drill. Revisi ini dilakukan dalam kegiatan table top simulasi 2 dimana peserta secara aktif mengevaluasi berbagai pelaksanaan tugas dalam pelaksanaan gladi untuk kemudian merumuskan penyempurnaan SOP (Protap/Prosedur Tetap) untuk keperluan Hari H Tsunami Drill.

Revisi juga dilakukan terhadap Run-Down kegiatan Tsunami Drill. Dalam pelaksanaan gladi, berbagai kegiatan mulai dari kegiatan pra tsunami, saat tsunami dan pasca tsunami dilihat dan diamati untuk kemudian disempurnakan dan direvisi pada hal-hal yang perlu perbaikan dan penyempurnaan terutama pada hal-hal yang tidak dapat dilaksanakan sesuai run down.

Gladi lapangan dapat dilakukan lebih dari sekali (gladi kotor dan gladi bersih), namun apabila tidak memungkinkan, gladi dapat dilakukan hanya satu kali dengan waktu pelaksanaan yang tidak terlalu lama dengan pelaksanaan Hari H.

Page 138: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

113

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

5.3. Hari H End To End Tsunami Drill

Pelaksanaan Hari H Tsunami Drill merupakan representasi dari semua tahapan yang ada dalam run-down. Dalam pelaksanaan Hari H Tsunami Drill, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Penanganan tamu-tamu VIP atau VVIP yang datang sebagai observer untuk mengamati sejauhmana

pelaksanaan kegiatan Hari H Tsunami Drill. Para tamu ini dapat terlibat sebagai peserta aktif (bukan penonton) dalam kegiatan Tsunami Drill bersama-sama dengan masyarakat umum lainnya.

2. Penanganan media massa : Media massa yang meliput pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat menunjang keberhasilan dalam rangka mensosialisasikan kegiatan Tsunami Drill dan menyampaikan kepada khalayak umum pentingnya kesiapan menghadapi bencana tsunami melalui kegiatan Tsunami Drill.

3. Starting point : Titik awal pelaksanaan latihan akan menentukan kesuksesan dan kelancaran rangkaian kegiatan selanjutnya dalam Hari H Tsunami Drill.

4. Dokumentasi : Dokumentasi pelaksanaan Hari H juga sangat penting untuk diperhatikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan Tsunami Drill selanjutnya.

Hari H Tsunami Drill merupakan implementasi run-down yang telah direvisi setelah pelaksanaan gladi lapangan. Seperti juga dalam pelaksanaan gladi, Hari H Tsunami Drill merupakan sequense pelaksanaan latihan mulai dari aktivitas pra tsunami, saat tsunami sampai dengan pasca tsunami. Run down yang telah direvisi dari menit ke menit dilaksanakan dalam Hari H tsunami drill. Meskipun Hari H merupakan puncak dari kegiatan tsunami drill, namun penting untuk terus menerus melakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan Hari H dilakukan baik secara internal maupun oleh observer eksternal melalui penyebaran kuesioner evaluasi yang telah dibuat dalam tahapan sebelumnya. Evaluasi yang diadakan baik secara internal maupun eksternal akan sangat bermanfaat dalam perbaikan kegiatan tsunami drill selanjutnya maupun sebagai model bagi pelaksanaan tsunami drill di kota/kabupaten lain yang ingin melakukan kegiatan ini.

Page 139: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

114

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5

Gambar 5.19. Presiden RI hadirSaat Hari H Tsunami Drill

Gambar 5.20. Masyarakat Sedang Berkumpul di Pantai Saat Hari H Tsunami Drill

Gambar 5.21. Masyarakat Melakukan Evakuasi Berlari Menuju Lokasi Evakuasi

Gambar 5.22. Masyarakat Sampai di Tempat Evakuasi

Page 140: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

115

P e l a k s a n a a n 5

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

Gambar 5.23. Para korban tsunami yang terluka Gambar 5.24. Tim Kesehatan Mendata dan Membantu Korban yang Terluka

Gambar 5.25. Demo penanganan kebakaran akibat kebocoran gas

Page 141: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

116

P e d o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a d a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k o t a d a n k a B u P a t e n

P e l a k s a n a a n5

Gambar 5.26. Ambulance bergerak memasuki wilayah bencana Gambar 5.27. Keterlibatan NUBIKA Saat Hari H Tsunami Drill Banten 2007

Gambar 5.28. Suasana di tempat pengungsian Gambar 5.29. Baliho Peta Evakuasi Saat Tsunami Drill Banten 2007

Page 142: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

117

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

BAB 6

DOKUMENTASI, DISEMINASI DAN MONEV (MONITORING DAN

EVALUASI)

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 143: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

118

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

Page 144: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

119

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

BAB 6DOKUMENTASI, DISEMINASI DAN

MONEV (MONITORING DAN EVALUASI)

Bagian penting lainnya dari kegiatan Tsunami Drill adalah dokumentasi dan diseminasi yang perlu dilakukan dalam setiap tahap kegiatan baik persiapan, perencanaan maupun pelaksanaan. Sementara MONEV (monitoring dan evaluasi) dilakukan melalui mekanisme :1. Monitoring melalui dokumentasi intensif2. Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasi3. Masukan/evaluasi para ahli4. Kuesioner evaluasi pelaksanaan5. Monev melalui media massa

6.1. Dokumentasi

6.1.1. Tahap PersiapanPada tahap persiapan, dokumentasi kegiatan dilakukan dalam bentuk :(1) Peta-peta (2) Dokumen(3) Fotodanfilmkegiatan

1) Peta-PetaDokumentasi dalam bentuk peta-peta penting dikumpulkan untuk keperluan kajian awal risiko bencana gempadantsunami.Adapunjenispetayangdapatdijadikandokumentasiadalahpetapetatopografidanpeta batimetri dengan skala 1:25.000; peta tata guna lahan, peta citra, peta batas wilayah administrasi, peta kependudukan, serta peta jaringan (infrastructure/lifelines map) dengan skala minimum 1:25.000; serta peta geologi dengan skala 1:50.000.

Page 145: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

120

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

62) Dokumen Dokumentasi dalam bentuk dokumen pada tahap persiapan terutama terkait dengan data dan informasi mengenai :1. Kondisi yang ada mengenai bangunan, sarana, prasarana yang terkait dengan penanganan dan

penanggulangan bencana tsunami 2. Kondisi yang ada mengenai institusi-institusi terkait dengan penanganan dan penanggulangan bencana

tsunami

3) Foto dan Film Kegiatan Pengambilanfotodanfilmkegiatanpadatahappersiapanmerupakansalahsatucarainternaldokumentasiintensif yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi.

Gambar 6.1. Pendokumentasian berbagai rambu (Signboard) yang digunakan dalam Tsunami Drill

Page 146: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

121

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

6.1.2. Tahap Perencanaan(1) DokumenBerbagai dokumen seperti catatan-catatan rapat yang terkait dengan proses perencanaan (penetapan skenario risiko bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya, penetapan skenario pelaksanaan Tsunami Drill, penetapan target dan sebagainya) perlu dikumpulkan untuk dokumentasi yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dalam penyelenggaraan kegiatan Tsunami Drill berikutnya.

(1) FotodanfilmkegiatanPengambilanfotodanfilmkegiatanpadatahapperencanaanterutamapadakegiatanrapat-rapatinternaluntuk merencanakan berbagai hal terkait penyelenggaraan Tsunami Drill.

Gambar 6.2. Peliputan kegiatan Tsunami Drill oleh wartawan

Page 147: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

122

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

66.1.3 Tahap PelaksanaanPada tahap pelaksanaan, dokumentasi kegiatan dilakukan dalam bentuk :1. Dokumen 2. Fotodanfilmkegiatan3. CCTV

(1) DokumenBerbagaidokumensepertibuku,leaflet,posterdansebagainyayangterkaitdenganinformasimengenaibencana tsunami dan cara penanggulangannya perlu dikumpulkan untuk dokumentasi sebagai salah satu rujukan bahan/materi dalam penyelenggaraan kegiatan Tsunami Drill berikutnya. Selain itu dokumen berupa artikel dalam surat kabar, internet atau rekaman radio dan televisi yang meliput penyelenggaraan Tsunami Drill juga dapat menjadi dokumentasi bagi penyelenggara yang dapat bermanfaat untuk pelaksanaan Tsunami Drill selanjutnya.

(2)FotodanfilmkegiatanFotodanfilmkegiatan:dokumentasikegiatanTsunami Drill yang dilaksanakan melalui pengambilan foto danfilmkegiatanolehprofesionaldapatmenjadiinternaldokumentasiyangintensifdandijadikansebagaimodel visual Tsunami Drill yang diselenggarakan di kota/kabupaten masing-masing. Melalui dokumentasi ini dapat dilihat juga sejauhmana kelancaran implementasi run down serta evaluasi SOP (Protap/Prosedur Tetap) yang telah dibuat apakah dapat berjalan dengan baik atau tidak.

Page 148: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

123

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

Gambar 6.3. Berbagai dokumentasi pelaksanaan Tsunami Drill

(3) CCTV Alat yang sebenarnya untuk mengontrol keamanan kota ini dapat dijadikan salah satu media dokumentasi yang baik karena melalui CCTV dapat terlihat bagaimana partisipasi masyarakat baik dilihat dari jumlah maupun respon masyarakat. Dokumentasi melalui media CCTV ini juga dapat dijadikan sebagai media monitoring pelaksanaan proses evakuasi masyarakat dalam Tsunami Drill serta bahan evaluasi bagi penyelenggara Tsunami Drill.

6.2 Diseminasi

6.2.1 Tahap PersiapanLokakaryaDiseminasi atau penyebarluasan informasi pada tahap persiapan dapat dilakukan melalui lokakarya dimana peserta dibatasi pada aparat pemerintah daerah yang terkait dengan keperluan kajian risiko awal bencana gempa dan tsunami dan pengembangan skenario risiko bencana dan upaya penanganan dan penanggulangannya.

Page 149: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

124

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

6

Gambar 6.4. Diseminasi kegiatan Tsunami Drill melalui lokakarya

6.2.2. Tahap PerencanaanRapat Internal PanitiaBerbagai informasi pada tahap perencanaan masih terbatas untuk keperluan panitia. Diseminasi atau penyebarluasan informasi mengenai perencanaan kegiatan dilakukan melalui rapat-rapat internal panitia sehingga setiap anggota dapat mengetahui berbagai perencanaan kegiatan dan dapat menjalankan tugasnya sesuai jabatannya dalam kepanitiaan.

Page 150: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

125

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

Gambar 6.5. Sosialisasi kegiatanTsunami Drill kepada pejabat pemerintah lokal

6.2.3. Tahap PelaksanaanPada tahap pelaksanaan, diseminasi atau penyebarluasan informasi baik mengenai kebencanaan maupun kegiatan Tsunami Drill dapat dilakukan melalui :1. Siaran langsung TV2. Radio3. Internet4. Surat kabar/koran

(1) Siaran langsung TV

Dalam rangka menyebarluaskan pelaksanaan Hari-H Tsunami Drill kepada masyarakat yang lebih luas baik di tingkat lokal maupun nasional, dapat digunakan media TV melalui siaran langsung. Hal-hal yang

Page 151: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

126

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

6perlu diperhatikan dalam siaran langsung TV ini adalah :• Jumlahdanlokasititikpengambilan,• Durasisiaranlangsungdan• Pemutarankembalirekamankegiatan(waktusiaranulangan).(2) Radio

Selain televisi, media massa lainnya yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah radio. Maka media radio ini juga dapat dimanfaatkan dalam rangka diseminasi/penyebarluasan informasi mengenai kegiatan dan himbauan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam Tsunami Drill.

(3) Internet

Internet saat ini merupakan salah satu media yang mulai banyak digunakan masyarakat meskipun dengan targetmasyarakattertentudanmasihterbataspadakalanganterpelajar.Jangkauan(Coverage)internetyang sangat luas dapat menjangkau khalayak/masyarakat yang luas pula. Selain masyarakat di dalam negeri, melalui internet dapat dijangkau masyarakat yang berada di luar negeri. Berita/informasi yang disebarluaskan lewat internet dapat dijadikan pembelajaran untuk negara-negara lain bagaimana Tsunami Drill dilaksanakan di negara berkembang seperti Indonesia. Berita/informasi di internet dapat pula dijadikan sebagai dokumentasi kegiatan.

(4) Koran/Surat Kabar

Koran atau surat kabar merupakan salah satu media diseminasi dan dokumentasi yang penting dan dapat digunakan dalam kegiatan Tsunami Drill. Berbagai artikel mengenai kegiatan Tsunami Drill dan hal lain yang terkait dengan bencana yang ditulis dalam surat kabar oleh para wartawan dapat dijadikan sebagai lesson learned (pembelajaran) untuk penyelenggaraan Tsunami Drill di kota/kabupaten yang belum melaksanakan kegiatan Tsunami Drill. Komentar-komentar yang disampaikan dalam surat kabar dapat pula dijadikan evaluasi dan masukan untuk penyempurnaan kegiatan Tsunami Drill.

Page 152: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

127

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

Gambar 6.6. Diseminasi kegiatanTsurnami Drill melalui surat kabar lokal

6.3. MONEV (Monitoring dan Evaluasi

(1) Monitoring melalui dokumentasi intensifMelalui dokumentasi yang intensif dapat diketahui berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penyelenggaraan Tsunami Drill. Dokumentasi dilakukan mulai dari tahapan awal kegiatan Tsunami Drill yaitu pembentukan panitia inti sampai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan Tsunami Drill. Dari sini dapat terekam dan teramati berbagai hal seperti misalnya perkiraan jumlah massa yang terlibat dalam kegiatan Tsunami Drill, proses evakuasi yang dilakukan oleh massa saat latihan, ada tidaknya korban dalam kegiatan latihan dan sebagainya

Page 153: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

128

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

6(2) Evaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasiEvaluasi internal melalui rapat koordinasi dan konsolidasi dilakukan secara berkala dalam setiap tahapan kegiatan Tsunami Drill mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan. Evaluasi ini memberikan masukan yang bermanfaat bagi perjalanan kegiatan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada dan mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan Hari-H. Kearifan untuk mengakui berbagai kekurangan serta kelebihan dalam penyelenggaraan Tsunami Drill akan memperbaiki penyelenggaraan Tsunami Drill pada masa mendatang terutama di kota/kabupaten lainnya di Indonesia.

(3) Masukan/Evaluasi Dari Para AhliDalam rangka mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, diperlukan masukan para ahli untuk memperbaiki berbagai kekurangan dan kendala yang dihadapi dalam kegiatan. (4) Kuesioner Evaluasi PelaksanaanEvaluasi pelaksanaan kegiatan Hari-H Tsunami Drill dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang menekankan kepada 3 aspek pertanyaan yaitu :a. Aspek peringatan dan pengambilan keputusanb. Aspek Evakuasi dan bantuan tanggap daruratc. Aspek Pencarian dan penyelamatan

Masing-masing ketiga aspek tersebut mempunyai unsur-unsur yang dapat diamati untuk dinilai keberhasilannya. Ada tiga hal yang dinilai dalam masing-masing aspek yaitu aspek itu sendiri (Aspek peringatan dan pengambilan keputusan, Aspek Evakuasi dan bantuan tanggap darurat atau Aspek Pencarian dan penyelamatan ), aspek-aspek umum dan pencapaian tujuan.Penilaian menggunakan kisaran angka 1-5 yang menunjukkan angka 1 untuk penilaian terendah dan angka 5 untuk penilaian tertinggi. Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin baik keberhasilan penyelenggaraan kegiatan Tsunami Drill.

Page 154: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

129

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i ) 6

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

Kuesioner disebarluaskan kepada para observer baik internal dan eksternal yang berasal dari institusi-institusi baik tingkat nasional, lokal maupun internasional. Mekanisme penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan secara langsung kepada observer yang terpilih. Kuesioner disebarluaskan beberapa saat sebelum pelaksanaan Hari-H Tsunami Drill dan dikumpulkan kembali kepada panitia setelah penyelenggaraan Tsunami Drill selesai. Melalui penyebaran kuesioner, dapat diperoleh masukan mengenai penyelenggaraan kegiatan Tsunami Drill dari berbagai aspek.

Contoh kuesioner evaluasi yang disebarluaskan kepada internal maupun eksternal observer dapat dilihat pada lampiran Contoh Pelaksanaan Tsunami Drill Bali 2006.

(5) Monev melalui media massaMonitoring dan evaluasi melalui media massa dapat diamati melalui sejauhmana media memberitakan informasi-informasi terkait penyelenggaraan Tsunami Drill. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kegiatan. Apakah berita yang diliput oleh media massa bernada miring atau positif dapat memberikan gambaran bahwa Tsunami Drill berhasil atau tidak.

Berikut ini adalah mekanisme proses monitoring dan evaluasi yang diperlukan untuk setiap tahapan kegiatan penyelenggaraan Tsunami Drill :

Tahap persiapan

• Monitoring melalui dokumentasi intensif• Evaluasiinternalmelaluirapatkoordinasidankonsolidasi• MasukandariparaahliTahap Perencanaan• Monitoring melalui dokumentasi intensif• Evaluasiinternalmelaluirapatkoordinasidankonsolidasi• Masukandariparaahli

Page 155: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

130

D o k u m e n t a s i , D i s e m i n a s i D a n m o n e v ( m o n i t o r i n g D a n e v a l u a s i )

P e D o m a n P e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a P s i a g a a n m e n g h a D a P iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i D r i l l ) u n t u k k o t a D a n k a B u P a t e n

6

Tahap Pelaksanaan• Monitoring melalui dokumentasi intensif• Evaluasiinternalmelaluirapatkoordinasidankonsolidasi• Kuesionerevaluasipelaksanaan• Monevmelaluimediamassa

Page 156: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

131

O u t p u t 7

p e d O m a n p e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a p s i a g a a n m e n g h a d a p iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k O t a d a n k a B u p a t e n

BAB 7

OUTPUT

PEDOMANPelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tsunami (Tsunami Drill) untuk Kota dan Kabupaten

Page 157: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

132

O u t p u t 7

p e d O m a n p e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a p s i a g a a n m e n g h a d a p iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k O t a d a n k a B u p a t e n

Page 158: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

133

O u t p u t 7

p e d O m a n p e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a p s i a g a a n m e n g h a d a p iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k O t a d a n k a B u p a t e n

B A B 7O U T P U T

Keluaran atau output dari kegiatan Tsunami Drill adalah :1. Masyarakat siaga : 2. Pemda yang tanggap3. Alat yang teruji dan dapat diandalkan4. Tersedianya SOP/PROTAP BPBD untuk yang teruji

7.1 Masyarakat SiagaDengan Tsunami Drill, masyarakat menjadi terlatih dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami serta siaga dalam mengantisipasi kejadian bencana yang bisa terjadi kapan saja. Masyarakat siaga mempunyai ciri diantaranya : 1. Mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, 2. Tingkat risiko kerugian yang dialami rendah, 3. Tingkat pemulihan pasca bencana cepat, 4. Memiliki jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk pemulihan. 7.2 Pemda yang tanggap Tsunami Drill merupakan sarana bagi Pemerintah Daerah tingkat kota/kabupaten berlatih menjadi pemerintah daerah yang tanggap dalam mengantisipasi berbagai kejadian bencana terutama bencana gempa dan tsunami. Memiliki respon yang cepat ketika terjadi bencana, mengetahui apa yang harus dilakukan sesuai dengan SOP/PROTAP yang ada, memiliki keahlian untuk mengoperasikan alat.

Page 159: Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Menghadapi

134

O u t p u t7

p e d O m a n p e l a k s a n a a n l a t i h a n k e s i a p s i a g a a n m e n g h a d a p iB e n c a n a t s u n a m i ( t s u n a m i d r i l l ) u n t u k k O t a d a n k a B u p a t e n

7.3 Alat yang teruji dan dapat diandalkan

Berbagai sarana dan infrastruktur fisik yang diadakan dalam rangka kegiatan Tsunami Drill seperti sirine, five in one mode dan sebagainya menjadi teruji dan dapat diandalkan apabila kejadian bencana benar-benar terjadi.

7.4 Tersedianya SOP/PROTAP atau Rencana Kontijensi Tsunami yang Handal dan Teruji bagi Satlak PB atau BPBD (Prosedur Tetap Badan Penanggulangan Bencana Daerah)

Melalui kegiatan Tsunami Drill, Satlak PB atau Badan Penanngulangan Bencana (BPBD) memiliki suatu Standard Operation Prosedur (PROTAP/Prosedur Tetap) atau Rencana Kontijensi yang telah dikembangkan oleh berbagai stakeholder masyarakat dalam kegiatan table top simulation serta teruji dalam pelaksanaan Hari H Tsunami Drill.