pedoman 3r (reduce, reuse, recycle) berbasis masyarakat di kawasan permukiman

Upload: oswar-mungkasa

Post on 04-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    1/163

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

    BUKU PEDOMAN3R Berbasis Masyarakat

    Di Kawasan Permukiman

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    2/163

    Amanat UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air dan PP no.16 /2005 tentang

    Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum untuk melaksanakan program

    elah ditindak lanjuti dengan suatu rumusan kebijakan nasional dalam

    pengembangan pengelolaan persampahan di Indonesia (Permen PU 21/PRT/M/2006

    tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persamapahan).

    Untuk mengatasi berbagai permasalahan persampahan berkaitan dengan keterbatasan

    lahan TPA (Tempat Pemrosesan akhir) dan buruknya kinerja TPA diberbagai kota di

    Indonesia serta adanya , implementasi

    (Pengurangan Sampah Sejak Dari sumbernya) perlu segera dilakukan

    secara memadai.

    Pelaksanaan stimulant merupakan dukungan nyata

    dari Pemerintah (cq. Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum) untuk memban-

    tu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui

    gerakan pengurangan dan pemanfaatan sampah yang ditargetkan sebesar 20% pada

    tahun 2010. Peran masyarakat menjadi sangat penting dalam pola-pola berbasis

    masyarakat, baik masyarakat sebagai penghasil sampah maupun sebagai actor pengel-

    ola sampah.

    Penyusunan buku Pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman ini

    merupakan upaya untuk memberikan informasi dan panduan pelaksanaan pengelolaan

    sampah terpadu 3R berbasis masyarakat kepada stakeholders terkait. Buku Pedoman

    ini disusun berdasarkan hasil evaluasi best practice yang ada dilapangan dari berbagai

    kota di Indonesia, dan terdiri dari beberapa buku, yaitu:

    Buku I : Pedoman Umum 3R

    Buku II : Pedoman Perencanaan 3R

    Buku III : Pedoman Pelaksanaan 3R

    Buku IV : Pedoman Monitoring dan Evalusai 3R

    Akhirnya kami mengharapkan dukungan semua pihak dan semoga Tuhan Yang Maha

    Esa senantiasa memberikan Rahmat Nya bagi sukses program 3R

    Jakarta, Februari 2008

    Direktur Jenderal Cipta Karya

    Ir. Budi Yuwono.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    3/163

    Pedoman Umum 3 R

    Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

    BUKU I

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    4/163

    DAFTAR ISI

    1. PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.3 SASARAN

    1.4 PENGERTIAN

    2. PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS MASYARAKAT

    2.1 PENDEKATAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASISMASYARAKAT

    2.2 PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN

    PERMUKIMAN

    2.2.1 KONSEPSI PENANGANAN SAMPAH 3R SKALA RUMAH TANGGA

    2.2.2 KONSEPSI PENANGANAN SAMPAH 3R SKALA KAWASAN

    2.3 PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN

    PERMUKIMAN

    2.4 ASPEK KEBERLANJUTAN PROGRAM

    2.5 PEMBIAYAAN DAN INSENTIF

    2.6 DUKUNGAN PERATURAN

    3. PROSES PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT

    DI KAWASAN PERMUKIMAN

    4. KESIMPULAN DAN PENUTUP

    4.1 KESIMPULAN

    4.2 PENUTUP

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    5/163

    2

    Mengacu pada Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi

    Nasional Pengembangan Pengelolaan Persampahan terutama yang berkaitan dengan

    dengan program unggulan 3R

    serta sasaran yang harus dicapai pada tahun 2010 sebesar 20%, pada dasarnya

    merupakan tugas berat bagi semua pihak dalam mewujudkan upaya tersebut,

    mengingat kondisi yang ada saat ini, baru sekitar kurang dari 3% sampah yang dapatdikurangi atau dimanfaatkan. Namun demikian dengan berbagai gerakan yang ada di

    tingkat masyarakat baik melalui peranan tokoh masyarakat, LSM ataupun pemerintah

    kota/ kabupaten, telah banyak praktek-praktek unggulan (best practise) 3R yang

    cukup sukses dan dapat direplikasikan di tempat lain, sehingga target pengurangan

    20% bukan mustahil akan dapat dicapai.

    Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan paradigma baru dalam

    pengelolaan sampah. Paradigma baru tersebut lebih ditekankan kepada metoda

    pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metoda tersebut lebih

    menekankan kepada tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta kesadaran

    terhadap kerusakan lingkungan akibat bahan tidak terpakai lagi yang berbentuk

    sampah. Pengurangan sampah dengan metoda 3R berbasis masyarakat lebih

    menekankan kepada cara pengurangan sampah yang dibuang oleh individu, rumah,

    atau kawasan seperti RT ataupun RW. Dari pendekatan tersebut, maka didalam

    pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat ada dua kegiatan yang

    harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    6/163

    3

    Dua kegiatan tersebut adalah (1) proses pengelolaan aliran sampah dari mulai akan

    dikeluarkan oleh masyarakat dan (2) proses pemahaman masyarakat dalam

    pengelolaan sampah dengan metoda 3R.

    Pengurangan sampah dengan program 3R dan replikasi best practise memang bukanhal mudah untuk dilakukan karena akan sangat bergantung pada kemauan masyarakat

    dalam merubah perilaku, yaitu dari pola pembuangan sampah konvensional menjadi

    pola pemilah sampah. Untuk itu diperlukan berbagai upaya baik langsung maupun tidak

    langsung, seperti antara lain:

    Percontohan program 3R

    Penyuluhan

    Pemberdayaan dan pendampingan masyarakat

    Pendidikan

    Sejak Pelita V, Departemen Pekerjaan Umum telah memberikan percontohan program3R skala kawasan yang disebut UDPK (Usaha Daur Ulang dan Produksi Kompos) dan

    lebih diintensifkan sejak TA 2007 yaitu dengan menerapkan program

    melalui metode 3R ini di 25 provinsi (44 kota/

    kabupaten).

    Hasil evaluasi terhadap pendekatan yang pernah dilakukan dengan metode UDPK,

    dianggap kurang berhasil karena masih bersifat orientasi proyek. Sedangkan

    pendekatan 3R yang baru adalah menggunakan pendekatan partisipatif,

    pemberdayaan dan pendampingan terhadap masyarakat yang cukup intens sehingga

    diharapkan dapat lebih berhasil. Selanjutnya, kegiatan pengurangan sampah sejak dari

    sumbernya akan dilakukan dengan mengedepankan pengelolaan sampah terpadu

    berbasis masyarakat secara lebih memadai dan diharapkan dapat menjadi gerakan

    moral nasional.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    7/163

    4

    Dalam rangka memudahkan berbagai pihak untuk melaksanakan program

    pengurangan sampah tersebut, disusunlah suatu

    untuk skala rumah tangga dan skala kawasan

    Maksud dari diterbitkannya Buku I Pedoman Umum dalam penyelenggaraan

    pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat adalah membantu para

    pelaksana di lapangan yang akan melakukan kegiatan pengurangan sampah sejak dari

    sumbernya untuk memahami pola pendekatan berbasis masyarakat

    Sedangkan tujuan dari diterbitkannya Buku I Pedoman Umum dalam penyelenggaraan

    pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat adalah:

    Memberikan penjelasan secara mendalam mengenali rencana pelaksanaan

    kegiatan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat

    Meningkatkan upaya pengurangan sampah sejak dari sumbernya dengan metode

    yang praktis dan telah dilaksanakan dalam best practise

    Sasaran yang ingin dicapai dalam pedoman ini adalah tersedianya panduan

    pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat di

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    8/163

    5

    adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang

    berbentuk padat.

    , yaitu memiliki sifat mudah terurai secara alami contohnya : daun,

    sayuran, dan buah serta sampah sisa makanan.

    , yaitu sampah yang sulit dan tidak bisa terurai secara alami meli-

    puti: plastik, kaca, besi, sebagian jenis kertas dan lainnya.

    adalah sampah yang karena sifat, konsentrasinya, dan/atau

    jumlahnya memerlukan penanganan khusus.

    adalah tempat awal/pertama dimana sampah timbul

    adalah setiap orang yang menghasilkan timbulan sampah.

    adalah konsep penanganan sampah dengan cara Reduce

    (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (Mendaur ulang) sampah

    mulai dari sumbernya.

    adalah proses pengolahan sampah menjadi kompos

    Upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mendi-

    rikan masyarakat melalui perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki atas da-

    sar prakarsa dan kreativitas

    yang dimaksud dalam pedoman ini adalah Pengelolaan persampahan

    adalah dana yang diperuntukkan bagi pengelolaan sampah.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    9/163

    6

    adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan

    yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

    adalah tempat dilaksanakannya kegiatan

    mengguna ulang, mendaur ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan

    pemrosesan akhir sampah.

    akhir adalah tempat untuk mengembalikan sampah ke media

    lingkungan secara aman.

    adalah jumlah sampah yang dihasilkan perorang perhari dalam satu-

    an volume maupun berat

    adalah upaya mengurangi volume sampah

    adalah upaya menggunakan kembali sampah tanpa perubahan bentuk untukkegiatan lain yang bermanfaat.

    adalah upaya mendaur ulang sampah menjadi benda lain yang bermanfaat

    Suatu rencana yang dibuat oleh masyarakat sebagai

    anggota Tim Kerja Masyarakat (TKM) bersama pengurus TKM sebagai wadah untuk

    menampung aspirasi dari masyarakat desa / kampung atas kegiatan 3R

    Kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan seberapa jauh

    sebuah program kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal seperti yang

    telah dirumuskan bersama atau direncanakan

    Adalah Pelaku yang membantu, mendorong dan mengarahkan kegiatan

    dilapangan, dengan menggunakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam panduan

    sehingga dapat membantu kelompok yang bekerjasama.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    10/163

    7

    adalah pelayanan pengelolaan sampah yang diberikan

    kepada masyarakat oleh pemerintah daerah.

    adalah alat untuk mengolah sampah organik menjadi kompos

    Forum musyawarah, tempat masyarakat

    menyampaikan aspirasi

    Adalah upaya pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana

    dan sarana secara optimal oleh masyarakat pengguna dengan pembinaan pemerintah

    daerah secara berkesinambungan.

    adalah kelompok orang yang terbentuk atas kehendak dan

    keinginan sendiri di tengah masyarakat yang tujuan dan kegiatannya meliputi bidang

    pengelolaan sampah.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    11/163

    8

    Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan produksi disemua

    tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan limbah yang

    berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, minimisasi limbah dengan mendorongbarang yang dapat digunakan lagi dan barang yang dapat didekomposisi secara biologi

    (biodegradable), dan penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan.

    Pelaksanaan 3R tidak hanya menyangkut aspek teknis semata, namun jauh lebih

    penting menyangkut masalah sosial dalam rangka mendorong perubahan sikap dan

    pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

    Prinsip pertama Reduce adalah segala aktifitas yang mampu mengurangi dan

    mencegah timbulan sampah. Prinsip kedua Reuse adalah kegiatan penggunaan

    kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau yang lain. Prinsip ketiga

    Recycle adalah kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk baru.

    Untuk mewujudkan konsep 3R diatas, salah satu cara penerapannya adalah melalui

    pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat, yang diarahkan kepada daur-

    ulang sampah (recycle). Hal ini dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi sampah

    sejak dari sumbernya, karena adanya potensi pemanfaatan sampah organik sebagai

    bahan baku kompos dan komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan

    industri seperti plastik, kertas, logam, gelas, dan lain-lain.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    12/163

    9

    Sesuai dengan Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang

    , diperlukan suatu perubahan paradigma

    yang lebih mengedepankan proses pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, yaitu dengan

    melakukan upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah sebelum akhirnya sampah dibuang

    ke TPA (target 20% pada tahun 2010).

    Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah di

    lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap

    sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif,

    yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/

    efisien dan sedikit sampah. Namun diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk

    merubah perilaku tersebut.

    Reuse berarti menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa

    melalui proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan kembali

    botol bekas minuman untuk tempat air, mengisi kaleng susu dengan susu refill dan lain-lain.

    Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan

    lain setelah melalui proses pengolahan, seperti mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain

    lap, keset kaki, dsb atau mengolah botol/plastik bekas menjadi biji plastik untuk dicetak

    kembali menjadi ember, hanger, pot, dan sebagainya atau mengolah kertas bekas menjadi

    bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan kualitas sedikit lebih rendah dan lain-

    lain.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    13/163

    10

    Untuk menerapkan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat di kawa-

    san permukiman, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    Komposisi dan karakteristik sampah, untuk memperkirakan jumlah sampah

    yang dapat dikurangi dan dimanfaatkan

    Karakteristik lokasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, untuk

    mengidentifikasi sumber sampah dan pola penanganan sampah

    3R yang sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat

    Metode penanganan sampah 3R, untuk mendapatkan formula teknis dan

    prasarana dan sarana 3R yang tepat dengan kondisi masyarakat setempat.

    Proses pemberdayaan masyarakat, untuk menyiapkan masyarakat dalam

    perubahan pola penanganan sampah dari proses konvensional kumpul -

    angkut-buang menjadi pola 3R.

    Misalnya: penghijauan dulu kebersihan buang sampah di tempatnya

    pemilahan daur ulang.

    Uji coba pengelolaan, sebagai ajang pelatihan bagi masyarakat dalam

    melaksanakan berbagai metode 3R.

    Keberlanjutan pengelolaan, untuk menjamin kesinambungan proses

    pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    14/163

    11

    Minimisasi sampah hendaknya dilakukan sejak sampah belum terbentuk

    yaitu dengan menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai

    kebutuhan, memilih bahan yang mengandung sedikit sampah, dsb

    Upaya memanfaatkan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali

    sampah sesuai fungsinya seperti halnya pada penggunaan botol minuman

    atau kemasan lainnya.

    Upaya mendaur ulang sampah dapat

    dilakukan dengan memilah sampah

    menurut jenisnya baik yang memiliki

    nilai ekonomi sebagai material daur

    ulang (kertas, plastik, gelas/ logam, dll)

    maupun

    (baterai, lampu neon, kaleng sisa insek-

    tisida dll) dan sampah kemasan

    (bungkus mie instan, plastik kemasan

    minyak, dll)

    Pengomposan sampah diharapkan dapat diterapkan di sumber (rumah

    tangga, kantor, sekolah, dll) yang akan secara signifikan megurangi sam-

    pah pada tahap berikutnya.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    15/163

    12

    Penanganan sampah hendaknya tidak lagi hanya bertumpu pada aktivitas

    pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah.

    Penanganan sampah skala rumah tangga diharapkan dapat menerapkan upaya

    minimisasi yaitu dengan cara mengurangi, memanfaatkan kembali , dan mendaur

    ulang sampah yang dihasilkan.

    Gambar 1. Penanganan Sampah 3R di Sumber

    RUMAHTANGGA

    ORGANIKBAHAN

    KOMPOS

    ORGANIKRESIDU

    B3

    NONORGANIK

    KERAJINANTANGAN

    NONORGANIKRESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAHCAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAURULANG

    RESIDU

    PENANGANANB3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    16/163

    13

    Skenario pemilahan sampah non organik di kawasan permukiman perlu

    dilakukan, yaitu dengan cara memisahkan sampah kertas, plastik dan

    logam/kaca di masing-masing sumber dengan cara sederhana dan mudah

    dilakukan oleh masyarakat, misal menggunakan kantong plastik besar atau

    karung kecil.

    Khusus untuk sampah B3 rumah tangga, diperlukan wadah khusus yang

    pengumpulannya dapat dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebutuhan

    Hasil pemilahan sampah di sumber pada umumnya mempunyai kualitas

    yang lebih baik dibandingkan apabila pemilahan sampah dilakukan di TPA.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    17/163

    14

    Dibedakan antara sampah organik dari kebun (daun-daunan) dan

    sampah organik dari dapur (nasi, daging, dst.)

    Skenario pembuatan kompos secara individu

    disumber harus dilakukan dengan cara

    sederhana dan dapat mengacu pada best

    practice yang telah ada, misal seperti yang

    dilakukan di Sukunan Sleman DIY , Surabaya

    atau wilayah lainnya.

    Pembuatan kompos di sumber dapat dilakukan misalnya di Banjarsari dan

    di Rawajati dengan (hanya dapat dilakukan untuk daerah

    yang tingkat kepadatan penduduknya masih rendah),

    atau metode lain sebagai composter.

    Dengan composter gentong (alasnya dilubangi dan

    diisi kerikil serta sekam), merupakan cara sederhana

    karena seluruh sampah organik dapat dimasukkan

    dalam gentong).

    Dengan Bin Takakura (keranjang yang dilapisi kertas

    karton, sekam padi dan kompos matang), memerlukan

    sedikit kesabaran karena dibutuhkan sampah organik

    terseleksi dan pencacahan untuk mempercepat proses

    pematangan kompos. Composter Takakura dapat

    tempatkan di dalam rumah (tidak menimbulkan bau)

    Produk kompos dapat digunakan untuk program penghijauan dan

    penanaman bibit

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    18/163

    15

    Daur ulang di sumber dilakukan mulai dengan melakukan pemilahan sampah,

    sebaiknya dilakukan dengan cara yang sederhana agar mudah dilakukan oleh

    masyarakat. Pemilahan sampah dapat dimulai dengan memisahkan sampah

    menjadi sampah basah (organik) dan sampah kering (non organik) atau

    langsung menjadi beberapa jenis (sampah organik, kertas, plastik, kaleng,

    sampah B3 rumah tangga).

    RUMAH

    TANGGA

    ORGANIK

    BAHAN

    KOMPOS

    ORGANIKRESIDU

    B3

    NON

    ORGANIK

    KERAJINAN

    TANGAN

    NON

    ORGANIK

    RESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAH

    CAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAUR

    ULANG

    RESIDU

    PENANGANAN

    B3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/

    MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    19/163

    16

    Perlu dibedakan tipe kawasan seperti kawasan komplek perumahan baru

    (cakupan pelayanan 1000 2000 unit rumah), kawasan perumahan

    teratur/ non komplek (cakupan pelayanan 1 RW) dan kawasanperumahan tidak teratur/kumuh atau perumahan di bantaran sungai

    Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya pengurangan

    volume sampah.

    Diperlukan keterpaduan operasional pengelolaan sampah mulai dari

    sumber, pihak penerima bahan daur ulang (lapak) dan pengangkutan

    residu ke TPA

    Diperlukan area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan yangdisebut TPST (tempat pengolahan sampah terpadu)

    Kegiatan pengelolaan sampah di TPST meliputi pemilahan sampah,

    pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll

    Pemisahan sampah di TPST dilakukan untuk beberapa jenis sampah

    seperti sampah B3 Rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai

    dengan ketentuan), sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan

    sebagai bahan daur ulang) dan sampah organik (akan digunakan sebagai

    bahan baku kompos)

    Pembuatan kompos di TPST dilakukan dengan metode Open Windrow

    Incinerator skala kecil tidak direkomendasikan karena incinerator kecil

    hanya direkomendasikan untuk sampah rumah sakit dan sampah khusus.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    20/163

    17

    Metode pengumpulan sampah dapat dilakukan secara individ-

    ual (door to door) maupun komunal (masyarakat membawasendiri sampahnya ke Wadah / Bin Komunal yang sudah diten-

    tukan)

    Peralatan pengumpulan sampah di kawasan perumahan

    baru (cakupan luas dan jalan lebar) dapat dilakukan dengan

    menggunakan motor sampah (kapasitas 1,2 m3), sedangkan

    untuk kawasan perumahan non komplek dan perumahan

    kumuh/bantaran sungai cukup dilakukan dengan

    menggunakan gerobak (1 m3).

    Jadual pengumpulan sampah non organik terpilah seperti kertas, plastik, logam/

    kaca dapat dilakukan seminggu sekali, sedangkan untuk sampah yang masih

    tercampur harus dilakukan minimal seminggu 2 kali.

    Motor/Gerobak sampah yang mengumpulkan sampah terpilah dapat dimodifikasi

    dengan sekat atau dilengkapi karung-karung besar (3 unit atau sesuai dengan

    jenis sampah).

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    21/163

    18

    Luas TPST bervariasi, tergantung kapasitas pelayanan dan tipe kawasan.

    Untuk kawasan perumahan baru (cakupan pelayanan 2000 rumah)

    diperlukan TPST dengan luas 1000 m. Sedangkan untuk cakupan

    pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan TPST dengan luas 200 500

    m

    TPST dengan luas 1000 m dapat menampung sampah dengan atau tanpa

    proses pemilahan sampah di sumber.

    TPST dengan luas < 500 m hanya dapat menampung sampah dalam

    keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50 %.

    TPST dengan luas < 200 m sebaiknya hanya menampung sampah

    tercampur 20 %, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80 %.

    Fasilitas TPST meliputi wadah komunal,

    areal pemilahan dan areal composting

    dan juga dilengkapi dengan fasilitas

    penunjang lain seperti saluran drainase,

    air bersih, listrik, barier (pagar tanaman

    hidup) dan gudang penyimpan bahan

    daur ulang maupun produk kompos

    serta biodigester(opsional)

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    22/163

    19

    Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam yang

    memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan kualitas bahan daur

    ulang yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di sumber.

    Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama dengan

    pihak lapak atau langsung dengan industri pemakai.

    Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterei dan lampu

    neon) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan pe-

    rundangan yang berlaku (PP 18 / 1999 tentang pengelolaan sampah B3).

    Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan, mie in-

    stan dll) sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-barang kerajinan atau bahan

    baku lain.

    Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah

    dapur (terseleksi) dan daun-daun potongan tanaman.

    Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara

    antara lain dengan open windrow.

    Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acak

    dengan parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K dan logamberat.

    Pemasaran produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak Koperasi

    dan Dinas (Kebersihan, Pertamanan, Pertanian dll)

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    23/163

    20

    Untuk melaksanakan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat, diperlukankegiatan pemberdayaan secara terprogram, terpadu, dan berkelanjutan sehingga

    dapat dicapai perubahan perilaku masyarakat dalam program 3R. Proses pem-

    berdayaan masyarakat meliputi antara lain sosialisasi /penyuluhan, pelatihan,

    percontohan, pengembangan kegiatan dan lain-lain.

    Aspek keberlanjutan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan

    hal yang sangat penting untuk menjaga kesinambungan proses pengelolaan yang

    sudah terbina. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam beberapa aspek keberlanjutanadalah sebagai berikut:

    Adanya lembaga kelompok masyarakat sebagai organisasi pengelola yang tidak

    formal namun terlegalisir serta sesuai dengan aspirasi masyarakat

    Adanya dukungan peraturan setingkat kelurahan untuk pelaksanaan pengelolaan

    sampah berbasis masyarakat

    Adanya dana untuk operasional pengelolaan maupun biaya pemeliharaan atau

    investasi penambahan prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan. Danatersebut dapat berasal dari iuran masyarakat serta hasil penjualan kompos atau

    material daur ulang dengan cash flowdiketahui bersama secara transparan

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    24/163

    21

    Adanya dukungan teknologi ramah lingkungan dan tersedianya prasarana dan

    sarana persampahan skala kawasan sesuai kebutuhan masyarakat

    Adanya peran aktif masyarakat untuk melaksanakan program 3R terutama yang

    berkaitan dengan perubahan perilaku dan budaya memilah sampah sejak dari

    sumbernya.

    Adanya dukungan dari instansi pengelola sampah tingkat perkotaan untuk

    pengangkutan residu, penyerapan produk kompos dan material daur ulang serta

    sesuai ketentuan yang berlaku

    Adanya pola monitoring dan evaluasi dari instansi terkait baik ditingkat ke-

    lurahan, kecamatan, kota/kabupaten bahkan di tingkat yang lebih tinggi, yaitu

    provinsi dan pemerintah pusat. Hasil monitoring dan evaluasi dapat digunakan

    sebagai bahan masukan bagi proses replikasi atau pengembangan yang diper-

    lukan serta pendataan yang lebih akurat untuk mengetahui hasil pencapaian pro-

    gram 3R secara nasional

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    25/163

    22

    Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah

    terpadu berbasis masyarakat, meliputi:

    Kebutuhan biaya investasi pembelian prasarana dan sarana

    Kebutuhan biaya operasi pengumpulan sampah dan operasional TPST dan

    pemeliharaan prasarana/sarana

    Perhitungan iuran warga/bulan yang besarnya dimusyawarahkan, sebaiknya

    dapat memenuhi kebutuhan biayan investasi dan operasional.

    Perhitungan biaya hasil penjualan kompos dan produk daur ulang yang

    digunakan untuk kepentingan sosial warga atau untuk meningkatkan kualitaslingkungan permukiman

    Insentif yang didapat adalah berupa hasil penjualan material daur ulang dan

    produk kompos serta penjualan bibit tanaman

    Untuk pelaksanan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat, perlu

    didukung peraturan baik secara formal maupun non formal. Peraturan tersebut meli-

    puti :

    Ketentuan organisasi pengelola

    Tata laksana kerja

    Ketentuan teknis pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    26/163

    23

    Proses pendekatan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat dikawasan

    permukiman secara garis besar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    Tahap 5

    (Bulan

    Oktober)

    PERSIAPAN

    SELEKSI KOTA/KABUPATEN

    SELEKSI LOKASI

    SELEKSIFASILITATOR

    SURVAI LAPANGAN(SAMPAH DAN

    SOSIAL)

    PEMILIHAN METODADAN TEKNOLOGI 3R

    PENYIAPANMASYARAKAT

    PENYUSUNANRENCANA KERJA

    MASYARAKAT

    PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA 3R

    Sosialisasi 3R Verifikasi Teknologi

    Pengolahan Pemilihan Lokasi TPST (utk

    kawasan) Pembentukan Kelompok

    Swadaya Masyarakat

    PELAKSANAANPENGELOLAAN SAMPAH 3R

    BERBASIS MASYARAKAT

    MONITORING DANEVALUASI

    PENDAMPINGAN

    PERENCANAAN SISTEMPENGELOLAAN SAMPAH

    3R BERBASIS

    MASYARAKAT

    Aspek Tekn isOperasional

    AspekKelembagaan

    AspekPengaturan

    AspekPendanaan

    Aspek PeranSertaMasyarakat

    PROSES PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R

    KEBERLANJUTANPROGRAM

    PENGEMBANGANDAN REPLIKASI

    Tahap 1

    ( Bulan Februari)

    Tahap 6

    (Bulan

    Desember)

    Tahap 2

    ( Bulan Maret)

    Tahap 3

    (Bulan

    April)

    Tahap 7

    Tahap 4

    (Bulan Mei)

    DED DAN RABSATKER

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    27/163

    24

    Dalam pelaksanaannya, maka seperti pelaksanaan kegiatan pada umumnya dilakukan

    dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan kegiatan pelaksanaan pengelolaan sampah 3R

    berbasis masyarakat secara umum sebagai berikut:

    Tahap ini meliputi kegiatan:

    Persiapan yang meliputi sosialisasi pengelolaan sampah dengan metoda 3R

    kepada seluruh pemangku kepentingan tingkat pusat.

    Sosialisasi ini bertujuan menyatukan persepsi terhadap permasalahan sampah

    secara umum serta visi untuk beberapa tahun kedepan.

    Sosialisasi dilakukan dengan kegiatan seminar atau workshop yang dihadiri oleh

    pengambil keputusan tingkat pusat.

    Tahap ini meliputi kegiatan:

    Seleksi kota/kabupaten yang akan melaksanakan pengelolaan sampah 3R

    berbasis masyarakat dimaksudkan untuk memperoleh kota/kabupaten yang

    berminat dengan disertai komitmen yang jelas dari pimpinan daerah.

    Seleksi kota/kabupaten ini dilakukan karena dua alasan yaitu:

    Anggaran penyelenggaraan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat

    seluruhnya atau sebagian berasal dari pusat

    Diperlukan komitmen yang jelas dan tegas karena pengelolaan sampah 3R

    berbasis masyarakat kemungkinan akan melibatkan beberapa institusi daerah

    terkait dan diharapkan program dapat berkelanjutan serta berkembang.

    Seleksi kota /kabupaten dilakukan dengan workshop yang sifatnya regional yang

    dihadiri oleh perwakilan kota/kabupaten dalam regional tersebut.

    Tujuan dari workshop ini adalah mengumpulkan kota yang berminat dan seleksi

    dilakukan jika anggaran hanya diperuntukkan tidak untuk semua kota yang ada

    dalam region tersebut.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    28/163

    25

    Tahap ini meliputi kegiatan:

    Seleksi lokasi dilakukan hanya pada kota terpilih.

    Tahap awal dari seleksi kota ini adalah memperoleh daftar panjang dari lokasi yang

    sesuai kriteria pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat. Untuk memperoleh daftar pendek calon lokasi maka dilakukan tapisan awal dengan

    memilih lokasi yang paling memenuhi kriteria pengelolaan 3R berbasis masyarakat.

    Calon lokasi pada daftar pendek tersebut akan mengajukan proposal yang diikuti

    dengan presentasi.

    Dapat juga dilakukan survey cepat (Rapid Participatory Assessment) yang dilakukan

    oleh masyarakat yang berminat dengan mempresentasikan kepada pemangku

    kepentingan pada tingkat kampung.

    4.

    Tahap ini meliputi kegiatan: Pemilihan fasilitator. Keberadaan fasilitator sangat diperlukan dalam pelaksanaan

    pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat.

    Fasilitator bertugas menggalang masyarakat yang berminat melaksanakan pengelolaan

    sampah 3R, bersama-sama mencari metoda penyelesaian masalah sampah, menggali

    keinginan masyarakat, dan memberikan pelatihan serta pendampingan dalam

    pelaksanaan pengelolaan sampah 3R.

    Fasilitator dipilih sesuai kapabilitas dan tingkat pemahamannya terhadap lingkungan

    umumnya dan sampah khususnya.

    Fasilitaor direkrut dan digaji oleh penyelenggara program pengelolaan sampah berbasis

    masyarakat 3R. Penyiapan masyarakat dengan terpilihnya lokasi dan fasilitator, maka program

    sosialisasi yang lebih intens dapat dilakukan dalam beberapa serial pertemuan yang

    digalang oleh fasilitator dengan dibantu beberapa tenaga ahli lepas.

    Pemilihan lokasi TPST untuk pengelolaan skala kawasan ataupun metoda pengolahan

    sampah di rumah tangga ditentukan pada tahapan ini.

    Kegiatan selanjutnya adalah survay lapangan baik dari komposisi dan timbulan

    sampah serta sosial masyarakatnya.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    29/163

    26

    Survey ini dilakukan dalam mencari data dasar untuk pemilihan teknologi, program

    penyuluhan, serta sebagai tolok ukur kinerja pembanding keberhasilan dari program

    yang akan dilaksanakan.

    Tahap ini meliputi kegiatan:

    Pembuatan DED dan RAB yang dilakukan oleh KSM dan Fasilitator kemudian

    diserahkan kepada Satker untuk kegiatan Pengadaan sarana dan Prasarana 3R yang

    dilakukan dengan sistem Tender yang terbuka.

    Pembangunan ataupun pelaksanaan operasi pengelolaan sampah 3R dilakukan

    setelah masyarakat secara bulat menerima metoda yang akan dilakukan serta lokasi

    dimana TPST akan dibangun.

    Proses pembangunan harus dilakukan bersama-sama dengan masyarakat sehingga

    penolakan akibat sindrom NYMBY (Not in My Backyard) dapat ditekan seminim

    mungkin.

    6.

    Tahap ini meliputi kegiatan:

    Pelaksanaan pengelolaan sampah 3R yang dapat dilakukan sekaligus atau bertahap

    sesuai dengan kesiapan masyarakat dan pendanaan.

    Kegiatan pelaksanaan program didampingi oleh fasilitator dengan konsultan daerah

    jika ada.

    Monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat

    meliputi pengumpulan informasi, seperti pengukuran atau pengamat

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    30/163

    27

    Kegiatan pemantauan dan pengukuran bermanfaat dalam suatu manajemen pengelolaan

    seperti :

    Menelusuri tahapan kemajuan dalam memenuhi perencanaan awal, mencapai tujuan

    dan sasaran serta perbaikan berkelanjutan;

    Mengembangkan informasi untuk mengidentifikasikan aspek dalam pengelolaan

    sampah 3R yang penting;

    Memantau pelaksanaan pengolahan sampah secara 3R sesuai dengan tujuan dan

    sasaran;

    Menyediakan data untuk mendukung atau mengevaluasi pengendalian operasional;

    Menyediakan data untuk mengevaluasi kinerja organisasi;

    Menyediakan data untuk mengevaluasi kinerja sistem manajemen persampahan

    secara umum dan penyelenggaraan program 3R secara khusus.

    Tahap ini meliputi kegiatan: Keberlanjutan program dilaksanakan dengan salah satunya replikasi dan pengembangan.

    Pertemuan-pertemuan warga masih tetap dilakukan untuk membentuk komunitas yang

    lebih memahami perlunya mengurangi sampah di sumbernya.

    Dilakukan penguatan kapasitas pada seluruh pemangku kepentingan pada lokasi yang

    sedang melakukan kegiatan pengelolaan sampah 3R terpadu sehingga pengembangan

    lebih mudah dilakukan.

    Pada pelaksanaan program pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat diperlukan

    panduan yang dapat memberi arahan kepada para pengelola di daerah. Pedoman tersebut

    meliputi tahapan pelaksanaan seperti diatas yang tersusun dalam aspek perencanaannya,aspek pelaksanaannya, dan aspek monitoring dan evaluasi.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    31/163

    28

    1. Pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat melalui masyarakat melalui meto-

    de Reduce, Reuse, Recycle (3R) mulai saat ini sebaiknya sudah diterapkan karena

    program ini berkaitan dengan kebijakan dan strategi nasional pengembangan penge-

    lolaan persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sam-

    pah sejak dari sumbernya.

    2. Proses pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat harus mengikuti

    7 tahapan kegiatan sebagai berikut:

    Tahap pertama ( Persiapan)

    Tahap Kedua (Seleksi kabupaten/kota)

    Tahap Ketiga (Seleksi Lokasi)

    Tahap Keempat (Penyiapan Masyarakat, Survey lapangan,Pemilihan Teknologi,

    Penyusunan RKM)

    Tahap Relima ( Pembuatan DED & RAB, Pengadaan Sarana & Prasarana 3R)

    Tahap Keenam ( Pelaksanaan pengelolaan sampah 3R dan Monev)

    Tahap Ketujuh (Keberlanjutan program dan replikasi).

    Buku 1 (satu) ini adalah pedoman umum yang akan dijelaskan lebih lanjut di buku 2 (dua)

    tentang pedoman perencanaan, buku 3 (tiga) tentang pedoman pelaksanaan dan buku 4

    (empat) tentang pedoman monitoring evaluasi dan pengembangan

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    32/163

    Pedoman Perencanaan 3 R

    Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

    BUKU II

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    33/163

    1. PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.3 SASARAN

    2 PERENCANAAN PENEGLOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS

    MASYARAKAT DI PERMUKIMAN

    2.1 PENDAHULUAN

    2.2 SELEKSI KOTA/KABUPATEN

    2.3 SELEKSI LOKASI

    2.3.1 KRITERIA UMUM

    2.3.2 KRITERIA FISIK LINGKUNGAN

    2.3.4 KRITERIA SOSIAL EKONOMI2.4 PENYIAPAN MASYARAKAT

    2.4.1 PEMILIHAN FASILITATOR

    2.4.2 PENELITIAN SOSIAL

    2.4.3 PENELITIAN KOMPOSISI DAN TIMBULAN

    2.5 PEMILIHAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS

    MASYARAKAT

    2.6 PEMILIHAN TEKNOLOGI

    2.6.1 TEKNOLOGI PEWADAHAN

    2.6.2 TEKNOLOGI PENGOMPOSAN DENGAN KOMPOSTER

    2.6.3 TEKNOLOGI DAUR ULANG SAMPAH NON ORGANIK SKALA RT

    2.6.4 TEKNOLOGI PENGUMPULAN SAMPAH

    2.6.5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    34/163

    2.7 PERANCANGAN MODUL PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS

    MASYARAKAT

    2.7.1 MODUL PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS MASYARAKATSKALA RUMAH TANGGA 1000 JIWA (3R-1000 RUMAH TANGGA)

    2.7.2 MODUL PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS MASYARAKAT

    SKALA KAWASAN 1000 JIWA (3R-1000 KAWASAN)

    2.8 PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R BERBASIS MASYARAKAT

    2.8.1 KELEMBAGAAN

    2.8.2 PENGOPERASIAN TPST

    2.8.3 PEMBIAYAAN

    2.8.4 PENGATURAN

    3. PENUTUP

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    35/163

    Perencanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan langkah

    awal dalam pelaksanaan kegiatan. Perencanaan ini merupakan dasar dalam

    pengelolaan sampah baik skala individual maupun skala kawasan. Untuk itu perlu

    disusun suatu pedoman perencaaan. Pedoman perencanaan ini meliputi seleksi

    kota/kabupaten, seleksi lokasi, survey lapangan, analisa, pemilihan teknologi,

    pemilihan fasilitator, penyusunan rencana kerja, penyusunan peraturan,

    kelembagaan, pembiayaan, peran serta masyarakat. Selain itu, pedoman

    perencanaan ini meliputi juga pedoman perencanaan pembangunan, operasi dan

    pemeliharaan, monitoring dan evaluasi, serta pengembangan dan replikasi.

    Maksud diterbitkannya pedoman perencaraan 3R sampah berbasis masyarakat ini

    adalah untuk membantu pelaku di lapangan yang akan melakukan kegiatan

    perencanaan pengurangan sampah untuk skala rumah tangga maupun skala

    kawasan.

    Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan tentang tahapan

    perencanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat.:

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    36/163

    Tersedianya pedoman perencanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat

    meliputi pengelolaan sampah skala rumah tangga dan skala kawasan.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    37/163

    Pendekatan perencanaan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat mengacu

    pada proses pelaksanaan secara umum seperti telah diuraikan pada Buku Pedoman I.

    Tahap 5

    (Bulan

    Oktober)

    PERSIAPAN

    SELEKSI KOTA/

    KABUPATEN

    SELEKSI LOKASI

    SELEKSIFASILITATOR

    SURVAI LAPANGAN

    (SAMPAH DAN

    SOSIAL)

    PEMILIHAN METODA

    DAN TEKNOLOGI 3R

    PENYIAPAN

    MASYARAKAT

    PENYUSUNAN

    RENCANA KERJAMASYARAKAT

    PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA 3R

    Sosialisasi 3R

    Verifikasi TeknologiPengolahan

    Pemilihan Lokasi TPST (utk

    kawasan)

    Pembentukan Kelompok

    Swadaya Masyarakat

    PENDAMPINGAN

    PERENCANAAN SISTEM

    PENGELOLAAN SAMPAH3R BERBASIS

    MASYARAKAT

    Aspek Teknis

    Operasional

    Aspek

    Kelembagaan

    Aspek

    Pengaturan

    Aspek

    Pendanaan

    Aspek Peran

    SertaMasyarakat

    PROSES PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R

    Tahap 1

    ( Bulan Februari)

    Tahap 2

    ( Bulan Maret)

    Tahap 3

    (Bulan

    April)

    Tahap 4

    (Bulan Mei)

    DED DAN RABSATKER

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    38/163

    Tahapan seleksi Kota/Kabupaten merupakan tahap ke 2 setelah dilakukan sosialisasi ten-tang pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat kepada seluruh provinsi, instan-

    si terkait, dan pemangku kepentingan lainnya. Seleksi Kota/Kabupaten dilaksanakan pada

    setiap provinsi di Indonesia. Pada perencanaan seleksi Kota/Kabupaten maka diperlukan

    kriteria sebagai berikut :

    Walikota / Bupati atau Pejabat yang berwenang berminat untuk implementasi

    penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat

    dengan membuat surat minat yang ditujukan kepada Departemen Pekerjaan Umumdilengkapi dengan persetujuan alokasi lahan TPST sesuai dengan Tata Ruang.

    Memiliki Dinas atau UPT yang bertanggung jawab dalam bidang kebersihan sebagai

    Dinas penanggung jawab.

    Sebaiknya sudah pernah melakukan kegiatan berbasis masyarakat.

    Bersedia kontribusi in cash untuk biaya fisik ; dan in kind yaitu sarana kantor dan staf

    dinas penanggungjawab sebagai fasilitator.

    Kesiapan Dinas Penanggung jawab untuk bekerjasama dengan Tenaga Fasilitator

    Diutamakan kota / kabupaten yang mempunyai pengalaman 3R sebelumnya.

    Dalam perencanaan pemilihan Kota/Kabupaten, maka dapat digunakan metode scoring

    seperti berikut :

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    39/163

    Kota/Kabupaten dengan total score tertinggi yang akan masuk dalam daftar pendek untuk

    tapisan berikutnya.

    KRITERIA SCOREWalikota / Bupati atau Pejabat yang berwenang berminat untuk

    implementasi penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan sampah

    terpadu 3R berbasis masyarakat dengan membuat surat minat yang

    ditujukan kepada Departemen Pekerjaan Umum.

    5

    Memiliki Dinas atau UPT yang bertanggung jawab dalam bidang

    kebersihan sebagai Dinas penanggung jawab.

    5

    Sebaiknya sudah pernah melakukan kegiatan berbasis masyarakat. 5

    Bersedia kontribusi in cash untuk biaya fisik ; dan in kind yaitu sarana

    kantor dan staf dinas penanggungjawab sebagai fasilitator.

    5

    Kesiapan Dinas Penanggung jawab untuk bekerjasama dengan Tenaga

    Fasilitator Diutamakan kota / kabupaten yang mempunyai pengalaman

    3R sebelumnya.

    5

    TOTAL SCORE 20

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    40/163

    Seleksi lokasi dilaksanakan setelah terpilihnya kota/kabupaten yang berniat akan

    melaksanakan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat. Untuk memperoleh

    daftar alternatip lokasi, maka Satuan Kerja PU dan Dinas Terkait melaksanakan sosialisasi

    kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan sampah di

    wilayahnya. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah berupa daftar panjang dari

    lokasi yang berminat untuk menerapkan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis

    masyarakat. Untuk memilih lokasi yang tepat maka digunakan kriteria sebagai berikut :

    Batasan administrasi lahan TPST dalam batas administrasi yang sama dengan area

    pelayanan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

    Status kepemilikan lahan milik pemerintah atau lainnya dengan surat pernyataan

    bersedia digunakan untuk prasarana dan sarana pengelolaan sampah terpadu 3R

    berbasis masyarakat. Ukuran lahan antara 750 1000 m2

    Mempunyai program lingkungan berbasis masyarakat.

    Masalah sampah sudah mulai mengganggu masyarakat.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    41/163

    Permukaan air tanah di TPST >10 m Lahan yang diusulkan memang telah di manfaatkan/ difungsikan sebagai lokasi TPS

    Sampah.

    Berada didalam area yang memang direncanakan diperuntukkan sebagai lokasi TPS

    Sampah atau Rencana pemanfaatan rendah untuk fasilitas umum / taman.

    Bebas banjir.

    Berada di lahan datar.

    Jalan keluar/masuk menuju dan dari TPST datar dengan kondisi baik dan lebar jalan

    yang cukup untuk mobilisasi keluar/masuk motor/gerobak sampah.

    Jarak lokasi ke permukiman lebih dari 200 m dari permukiman.

    Terletak 500 m dari jalan raya

    Berdampak minimal terhadap tata guna lahan.

    Terdapat zona penyangga dan kegiatan operasionalnya tidak terlihat dari luar.

    Cakupan pelayanan mendekati 1000 KK.

    Ada tokoh masyarakat yang disegani dan mempunyai wawasan lingkungan yang kuat.

    Penerimaan masyarakat untuk melaksanakan program 3R merupakan kesadaran

    masyarakat secara spontan.

    Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah.

    Sudah memiliki kelompok aktif di masyarakat seperi PKK, Forum-forum kepedulian

    terhadap lingkungan, karang taruna, remaja mesjid, club jantung sehat, club manula,

    pengelola kebersihan/sampah, dll

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    42/163

    Dalam tapisan awal untuk memperoleh daftar pendek dari lokasi yang akan digunakan

    untuk pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat dapat digunakan metode

    scoring seperi berikut :

    25

    Batasan administrasi lahan TPST dalam batas administrasi yang sama

    dengan area pelayanan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis

    masyarakat. 5

    Status kepemilikan lahan milik pemerintah atau lainnya dengan surat

    pernyataan bersedia digunakan untuk prasarana dan sarana

    pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

    5

    Ukuran lahan antara 500 1000 m2 5

    Mempunyai program lingkungan berbasis masyarakat. 5

    Masalah sampah sudah mulai mengganggu masyarakat 5

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    43/163

    KRITERIA SCORE

    50 Permukaan air tanah di TPST >10 m 5 Lahan yang diusulkan memang telah di manfaatkan/ difungsikan

    sebagai lokasi TPS Sampah. 5 Berada didalam area yang memang direncanakan diperuntukkan

    sebagai lokasi TPS Sampah atau Rencana pemanfaatan rendah untuk

    fasilitas umum / taman. 5 Bebas banjir. 5 Berada di lahan datar. 5

    Jalan keluar/masuk menuju dan dari TPST datar dengan kondisi baikdan lebar jalan yang cukup untuk mobilisasi keluar/masuk motor/

    gerobak sampah5

    Jarak lokasi TPST 500 m ke permukiman 5 Berdampak minimal terhadap tata guna lahan 5 Terdapat zona penyangga dan kegiatan operasionalnya tidak terlihat

    dari luar. 5

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    44/163

    25 Cakupan pelayanan mendekati 1000 KK.

    5 Ada tokoh masyarakat yang disegani dan mempunyai wawasan

    lingkungan yang kuat. 5 Penerimaan masyarakat untuk melaksanakan program 3R merupakan

    kesadaran masyarakat secara spontan. 5

    Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah. 5

    Sudah memiliki kelompok aktif di masyarakat seperi PKK, Forum-forum

    kepedulian terhadap lingkungan, karang taruna, remaja mesjid, club

    jantung sehat, club manula, pengelola kebersihan/sampah, dll

    5

    TOTAL SCORE 100

    KRITERIA SCORE

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    45/163

    Penyiapan masyarakat dilakukan setelah lokasi untuk pelaksanaan pengelolaan sampahterpadu 3R terpilih. Penyiapan masyarakat merupakan langkah cukup penting bagi keber-

    lanjutan program pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat karena dari tahap

    ini diharapkan akan dihasilkan fasilitator, Kelompok Kerja Mayarakat, pemilihan metoda

    atau teknologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R,

    lokasi, dan Rencana Kerja Masyarakat.

    Pada perencanaan penyiapan masyarakat maka ada beberapa tahap yang perlu dilakukan

    yaitu :

    Pemilihan fasilitator

    Penelitian sosial

    Penelitian komposisi dan timbulan sampah

    Sosialisasi pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis msyarakat melalui Focal Group

    Discussion (FGD) untuk memperoleh kesepakatan dalam :

    Pemilihan metoda atau teknologi 3R yang akan digunakan

    Pemilihan sistem pengelolaan sampah terpadu 3R

    Pembentukan Kelompok Kerja Masyarakat

    Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

    Pelatihan yang terdiri dari :

    Materi umum :

    Sosialisasi perencanaan program

    Pengertian pengelolaan sampah 3R

    Pemahaman tentang sampah dan dampaknya Aspek pendukung seperti kelembagaan, pendanaan, pengaturan, dan

    teknis operasional

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    46/163

    Materi Teknis :

    Sistem pengelolaan sampah

    Daur ulang sampah non organik Pengkomposan sampah

    Peserta pelatihan :

    Anggota KSM

    Warga yang terlibat

    Pemilihan fasilitator dilakukan oleh Satuan Kerja PU bersama-sama dengan konsultan

    lokal dengan kriteria sebagai berikut :

    Memiliki kemampuan baca dan tulis

    Memahami karakteristik masyarakat di lokasi terpilih

    Sehat jasmani dan rohani

    Bisa berkomunikasi dengan baik

    Mempunyai pengalaman dalam pemberdayaan Memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas sebagai fasilitator

    Memiliki pengetahuan dasar tentang persampahan (3R)

    Bersedia tinggal dan bekerjasama dengan masyarakat di lokasi terpilih

    TFL adalah tenaga pendamping dari daerah yang bersangkutan dan dilatih agar menjadi

    terampil dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat dalam memutuskan,

    merencanakan, melaksanakan dan mengelola kegiatan Kampung terutama yang berkaitan

    dengan kegiatan pengelolaan sampah 3R.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    47/163

    Setiap Tenaga Fasilitator mempunyai tugas dan tugas jawab sebagai berikut :

    Memfasilitasi dan membantu masyarakat untuk dapat membentuk dan membantupemilihan anggota KSM secara demokratis dengan memperhatikan kesetaraan jender

    dan kesetaraan kaya-miskin.

    Memfasilitasi penyusunan Rencana kerja masyarakat, periode pelaksanaan

    pembangunan sarana 3R sesuai yang dibutuhkan masyarakat, dan pasca

    pembangunan, yang meliputi :

    Pelaksanaan pelatihan lanjutan tentang pelaksanaan kegiatan 3R khususnya tata

    cara operasional peralatan di lokasi 3R terpilih, pemilihan metode pengomposan

    dengan teknologi yang tepat guna, dan mudah. Bantuan dalam memfasilitasi masyarakat untuk mengidentifikasi masalah-masalah

    kebersihan yang berhubungan dengan masalah persampahan yang dihadapi oleh

    masyarakat dan merumuskan strategi untuk mengatasi masalah dengan

    menggunakan metologi yang sesuai.

    Pelaksanaan teknis persampahan yang dibutuhkan

    Pelaksanaan pelatihan dan supervisi dalam pelaksanaan pembangunan dengan

    pendekatan teknis pada kelompok masyarakat pelaksana 3R.

    Pemberian dukungan dan bantuan teknis pada masyarakat.

    Pelaksanaan pelatihan dan supervisi untuk masalah operasional dan pemeliharaan

    dan perbaikan sarana 3R

    Pemdampingin dan pelatihan kelompok masyarakat dalam mengelola dana untuk

    pembangunan sarana 3R

    Bantuan kepada masyarakat dalam melaksanakan monitoring sendiri pada

    pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R.

    Melaporkan hasil kegiatan ditingkat masyarakat secara periodik (bulanan) kepada PU

    Kota/Kabupaten atau Leading Dinas

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    48/163

    Kegiatan survey sosial ini dilaksanakan berkaitan dengan aspek-aspek sosial yang akanmempengaruhi keberlanjutan program 3R ini. Setidaknya ada 3 aspek yang perlu diketahui

    dari masyarakat untuk mendukung keberhasilan program persampahan 3R terpadu yaitu :

    norma, persepsi dan perilaku masyarakat tehadap sampah dan pengelolaannya. Dari ketiga

    aspek tersebut maka akan diperoleh antara lain :

    Wawasan masyarakat terhadap lingkungan secara umum terutama terhadap

    pengelolaan sampah,

    Tingkat kesadaran masyarakat terhadap dampak buruk pengelolaan sampah yang tidakbaik

    Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah saat ini

    Perilaku masyarakat dalam mengelola sampah

    Penerimaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah terpadu 3R

    Kesanggupan masyarakat dalam iuran sampah

    Tahapan perencanaan survey sosial terdiri dari :

    Penentuan jumlah responden, yaitu menentukan jumlah warga yang akan dijadikan

    responden dalam penelitian dengan cara sebagai berikut :

    Menentukan populasi (jumlah seluruh warga) dari lokasi yang akan melaksanakan

    pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat,

    Menentukan jumlah populai per strata tingkat kemapanan ekonomi jika akan

    dilakukan survey sosial per strata yaitu : strata tempat tinggal pendapatan tinggi,

    sedang, dan rendah,

    Menentukan jumlah responden sesuai kaidah ilmu statistik yang berlaku.

    Pemberitahuan atau permintaan izin dari instansi terkait dan pengurus wilayah

    (RT/RW/Lurah)

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    49/163

    Penyusunan kuesioner, yaitu bahan acuan untuk melakukan pendataan yang dapat

    dilakukan secara pasif dengan membagikan kuesioner kepada responden atau aktif

    dengan wawancara langsung. Pada penyusunan kuesioener perlu diperhatikan : Data tentang masyarakat yang ingin dikumpulkan,

    Pertanyaan yang mudah dicerna dan tidak terlalu banyak

    Pengarahan surveyor yaitu memberikan pengarahan terhadap calon pewawancara jika

    akan dilakukan survey dengan wawancara langsung. Beberapa persyaratan untuk

    surveyor adalah :

    Mengenal daerah yang akan disurvey

    Memiliki latar belakang sosial (dari mahasiswa jurusan sosial)

    Memiliki kemampuan wawancara.

    Pelaksanaan survey , pelaksanaan survey ini dilakukan sesuai jadwal yang telah

    ditentukan dengan memperhatikan :

    Waktu pelaksanaan yang tidak mengganggu responden

    Bukan pada saat yang sama dengan kegiatan khusus misalnya pilkades, lebaran,

    dan lain-lain

    Pengolahan dan analisa data survey

    Perumusan hasil pelaksanaan survey, yaitu kesimpulan survey yang dapat dirumuskan

    melalui eberapa metoda :

    Sosial mapping dari lokasi pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat

    Tingkat kemauan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    50/163

    Komposisi sampah di berbagai kota di Indonesia pada umunya didominasi oleh sampahorganic yang dapat mencapai 70% dan non-organik 30%. Dari jumlah tersebut 75% sampah

    tersebut dihasilkan dari kegiatan permukiman (SNI tentang Timbulan Sampah Kota Sedang

    dan Kecil, 1977). Semakin maju tingkat ekonomi suatu kota/Negara, menunjukkan

    kecenderungan semakin menurunnya komponen sampah organic dan meningkatnya

    komponen sampah organic seperti kertas, plastik, logam.

    Secara umum komposisi sampah dapat dibedakan dalam beberapa komponen yaitu:

    a. Sampah Organik; yang dapat terdiri dari sisa makanan dan daunb. Sampah Kertas; yang dapat berupa kardus, karton, kertas HVS, kertas Koran, dll.

    c. Sampah Plastik; baik berupa kantung plastik, botol plastik bekas kemasan, jerigen, dll.

    d. Sampah Kayu; baik berupa potongan kayu, furnitur bekas, dll

    e. Sampah Karet; baik berupa ban bekas, lembaran karet, dll

    f. Sampah Kulit; yang dapat berupa lembaran, potongan kulit dll

    g. Sampah Kaca/beling; baik berupa potongan kaca, botol kaca, gelas kaca, dll

    h. Sampah kain/perca; yang dapat berupa potongan kain, atau pakaian bekas/rusak,dll

    i. Sampah lain-lain; yang dapat berupa pecahan keramik, dan sisa sampah yang tidaktermasuk dalam kategori diatas

    j. Sampah B3 rumah tangga; dapat berupa batu baterai bekas, kaleng bekas kemasan

    insektisida, lampu TL/Neon, kaleng bekas cat, hair spray, obat-obatan kedaluarsa, dan

    lain sebagainya.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    51/163

    Tujuan dari survey timbulan dan komposisi sampah ini adalah untuk mendapatkan suatu

    besaran nilai timbulan sampah yang selanjutnya digunakan dalam perencanaan dan

    pengelolaan sampah

    Perencanaan penelitian lapangan komposisi dan timbulan sampah dilakukan dalam

    beberapa tahapan kegiatan yaitu :

    Menentukan wilayah yang akan diteliti

    Menentukan jumlah rumah yang akan diteliti,

    Mempersiapkan peralatan dan tenaga peneliti

    Mengurus perizinan dari instansi terkait

    Peralatan dan perlengkapan yang digunakan terdiri dari:

    Alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 liter;

    Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm X 20 cm X 100 cm yang

    dilengkapi dengan skala tinggi

    Timbangan (0 - 5 ) kg dan ( 0 100 ) Kg

    Alat pengukur, volume contoh berupa bak berukuran ( 1,0 m X 0,5 m X 1,0 m) yang

    dilengkapi dengan skala tinggi;

    Perlengkapan berupa alat pemindah ( seperti sekop) dan sarung tangan

    Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat terdiri dari dua alternatif

    sesuai dengan lingkup pelayanannya yaitu :

    Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat Skala Rumah Tangga

    Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat Skala Kawasan

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    52/163

    Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Berbasis Masyarakat Skala Rumah Tangga adalah

    sistem pengelolaan sampah yang menerapkan pemberdayaan masyarakat dalam

    mengurangi sampah di sumbernya yaitu rumah tangga.

    Sistem ini memerlukan beberapa kriteria lokasi seperti berikut :

    Masyarakat di wilayah pelayanan bersedia melakukan pengolahan sampahnya secara

    mandiri

    Tidak ada lokasi yang memadai untuk pengolahan sampah secara terpusat

    Dukungan dari tokoh masyarakat

    Dukungan dari pemerintah lokal setempat

    RUMAH

    TANGGA

    ORGANIK

    BAHAN

    KOMPOS

    ORGANIK

    RESIDU

    B3

    NON

    ORGANIK

    KERAJINAN

    TANGAN

    NON

    ORGANIK

    RESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAH

    CAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAUR

    ULANG

    RESIDU

    PENANGANAN

    B3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/

    MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    53/163

    Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Skala Kawasan adalah sistem pengelolaan sampah

    yang melakukan pengurangan sampah secara terpusat di lokasi tertentu.

    Sistem ini memerlukan beberapa kriteria lokasi seperti berikut :

    Ada lokasi untuk TPST (mendekati 1000 m2) untuk pengolahan sampah secara

    terpusat

    Dukungan dari masyarakat sekitar lokasi Dukungan tokoh masyarakat

    Adanya Kelompok Kerja Masyarakat sebagai pengelola

    Adanya pendanaan yang cukup

    Dukungan dari pemerintah lokal setempat

    Pada penerapannya, dapat dilakukan kombinasi antara kedua sistem tersebut sesuai

    dengan kemauan masyarakat setempat.

    RUMAH

    TANGGA

    ORGANIK

    BAHAN

    KOMPOS

    ORGANIK

    RESIDU

    B3

    NON

    ORGANIK

    KERAJINAN

    TANGAN

    NON

    ORGANIK

    RESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAH

    CAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAUR

    ULANG

    RESIDU

    PENANGANAN

    B3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/

    MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    54/163

    Subsistem pewadahan merupakan subsistem awal dalam sistem pengelolaan sampahterpadu 3R berbasis masyarakat yang merupakan subsistem yang bersentuhan langsung

    dengan masyarakat. Dalam pemilihan teknologi untuk peawadahan, maka ada beberapa

    kriteria yang sebaiknya diikuti secara benar yaitu :

    Volume pewadahan minimal dapat menampung

    sampah dari penghuni untuk jangka waktu minimal 3

    hari untuk sampah non organik dan 1 hari untuk

    sampah organik. Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah

    untuk sampah organik, sehingga umur teknis dari

    pewadahan minimal dapat mencapai 6 bulan.

    Pada metoda pewadahan terpilah sesuai prinsip 3R

    maka setiap wadah dapat menyimpan sesuai jenis

    sampah yang akan disimpan. Untuk itu pada

    perencanaan perlu dirujuk hasil penelitian lapangan

    komposisi sampah setempat.

    Bahan wadah paling baik dapat diperoleh secara

    lokal.

    Pada metoda pewadahan terpilah 3R, maka warna

    wadah sebaiknya spesifik untuk setiap jenis sampah.

    Untuk menambah estetika yang lebih baik maka

    wadah dilengkapi dengan tutup.

    Mudah dalam operasi pemasukan sampah maupun

    pengosongan sampah.

    Mudah dalam perawatan.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    55/163

    Perencanaan penentuan wadah sampah di sumbernya dilakukan melalui tahapan sebagai

    berikut :

    Dari penelitian komposisi dan timbulan sampah, maka diperoleh perkiraan timbulan

    sampah per orang per hari pada lokasi terpilih,

    Dari penelitian sosial, diperoleh :

    Jumlah hunian rata-rata pada rumah tangga

    Kebiasaan masyarakat membuang sampah.

    Untuk sampah campuran, volume wadah dihitung berdasarkan : (jumlah hunian rata-

    rata) x 3 liter/orang/hari x 3 hari.

    Untuk program 3R, volume wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akandipilah sebagai berikut :

    Wadah sampah organik : (jumlah hunian rata-rata) x timbulan sampah organik/

    orang/hari x 1 hari.

    Wadah sampah non organik : (jumlah hunian rata-rata) x timbulan sampan non

    organik/orang/hari x 3 hari.

    Pemilihan warna dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

    Warna gelap untuk sampah yang mudah membusuk

    Warna terang untuk sampah kering non organik (dapat lebih dari satu

    tergantung jenis sampah yang dipilah)

    Warna merah untuk bahan berbahaya dan beracun.

    Dalam sistem pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat maka pengolahan

    sampah di rumah tangga merupakan salah satu kegiatan penting dalam daur ulangsampah. Penggunaan komposter dalam proses pengkomposan sampah organik di rumah

    tangga. Beberapa teknologi komposter rumah tangga yang sekarang ini banyak digunakan

    antara lain :

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    56/163

    Keranjang Tatakura

    Drum komposter statis. Drum komposter putar

    Kriteria dalam pemilihan komposter rumah tangga adalah :

    Volume komposter minimal dapat menampung sampah organik dari dapur untuk

    jangka waktu minimal 40 hari.

    Satu rumah minimal menyediakan 2 (dua) unit komposter.

    Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah organik, sehingga

    umur teknis dari komposter minimal dapat mencapai 1 tahun.

    Terdapat lubang pengudaraan yang cukup

    Bahan pembuatan komposter paling baik dapat diperoleh secara lokal.

    Harus dilengkapi dengan tutup.

    Mudah dalam operasi pemasukan maupun pengosongan sampah

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    57/163

    Pada perencanaan pengkomposan sampah organik skala rumah tangga, maka dilakukan

    beberapa tahapan antara lain :

    Dari penelitian komposisi dan timbulan sampah, maka diperoleh perkiraan

    timbulan sampah per orang per hari pada lokasi terpilih, asumsi rata rata 3 liter /

    orang/hari

    Dari penelitian sosial, diperoleh :

    Jumlah hunian rata-rata pada rumah tangga

    Kebiasaan masyarakat membuang sampah.

    Volume komposter sampah organik dari dapur dapat ditentukan melalui perkiraan

    sebagai berikut : (jumlah hunian rata-rata) x timbulan sampah organik/orang/hari x40 hari x 0,2. Rata-rata volume komposter 50 liter, jika tingkat hunian lebih dari 5

    orang, maka dapat digunakan kelipatannya.

    Diperlukan minimal dua komposter untuk setiap rumah tangga, dengan tata cara

    penggunaan, komposter yang sudah penuh perlu didiamkan selama sebulan lagi

    dan dipanen jika komposter satunya sudah penuh.

    Daur ulang sampah non organik untuk kertas dan plastik dapat dilakukan di rumah tangga.

    Dari best practice yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia, daur

    ulang sampah non organik kertas dan plastik biasanya untuk membuat barang seni seperti

    kertas seni, tas plastik, hiasan plastik, dll.

    Kriteria daur ulang sampah non organik :

    Tidak berbahaya bagi kesehatan

    Tidak menggunakan bahan kimia beracun

    Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    58/163

    Secara umum, perencanaan kegiatan daur ulang sampah non-organik dapat dilaksanakan

    berdasarkan beberapa hal dibawah ini, antara lain:

    Sampah yang akan didaur ulang sebaiknya berupa bahan yang terdiri dari kertas, plastik,

    karet/kulit dan logam. Bahan ini memiliki nilai ekonomi tinggi, namun dalam

    pelaksanaannya memerlukan penanganan khusus (pemilahan sesuai jenis dan bahan

    penyusunnya), merupakan bahan daur ulang kualitas baik, dan dipilah sejak dari

    sumbernya

    Pemasaran produk daur ulang, dapat dilaksanakan dengan cara menjalin kerjasama

    dengan pihak lapak besar atau langsung dengan industri/organisasi pengguna bahan

    tersebut (misal industri kertas daur ulang, industri pengolah logam, pengolah karet bekas,

    dll)

    Untuk limbah yang dikategorikan sebagai bahan B3, sebaiknya bahan ini hanya

    dikumpulkan dalam wadah khusus yang tidak mudah bocor dan diberi label. Daur ulang

    bahan B3 ini sebaiknya di koordinasikan dengan pihak pengumpul resmi yang memiliki ijin

    atau dinas kebersihan kota/kabupaten.

    Pengumpulan sampah merupakan subsistem setelah pewadahan. Pengumpulan sampah

    dapat dilakukan langsung oleh kendaraan pengangkut sampah atau tidak langsung melalui

    penggunaan gerobak atau motor sampah. Pada kasus sistem pengelolaan sampah terpadu

    3R berbasis masyarakat maka pengumpulan dilakukan melalui penggunaan gerobak atau

    motor sampah. Dalam perencanaan teknologi pengumpulan maka digunakan beberapa

    kriteria sebagai berikut :

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    59/163

    Volume gerobak atau motor sampah 1 m3 sehingga satu unit pengumpul dapat melayani

    300 jiwa atau sekitar 60 kk untuk timbulan sampah 3 liter/orang/hari. Untuk timbulan

    yang berbeda (sesuai hasil penelitian lapangan) maka cakupan pelayanan satu unit

    pengumpul dapat diperkirakan sebagai berikut : 1000 liter/(timbulan sampah dlm liter/

    orang/hari).

    Kondisi topografi yang berbukit hanya dapat dilayani dengan motor sampah

    Kondisi topografi yang datar dapat menggunakan gerobak atau motor sampah.

    Pengumpulan sampah terpilah dapat dilakukan :

    Gerobak atau motor 3R yang tersekat sesuai jenis sampah yang terpilah digunakan

    sesuai hasil pemilahan

    Gerobak tanpa sekat digunakan dengan jadwal tertentu Mempunyai umur teknis minimal 1 tahun

    Menggunakan ban angin.

    Perencanaan pengumpulan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat Menggunakan

    beberapa tahapan sebagai berikut :

    Pendataan jumlah warga pada lokasi terpilih

    Penentuan jumlah gerobak atau motor 3R yang dibutuhkan dengan cara :

    ((jumlah warga) x jumlah timbulan sampah/orang/hari)/1000 liter/rit per hari.

    Pemilihan jenis pengumpul dilihat dari topografi lokasi

    Penyusunan anggaran investasi sesuai harga satuan setempat

    Penyusunan anggaran operasi pengumpulan yang terdiri dari :

    Biaya tetap :

    Pegawai

    Asuransi

    Pemeliharaan Biaya variabel :

    Bahan bakar

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    60/163

    Teknologi pengolahan sampah terpadu skala kawasan yang disebut juga dengan Tempat

    Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Tempat pengolahan sampah terpadu berdasarkan

    best practice yang ada biasanya terdiri dari proses pemilahan, pengkomposan dan proses

    pengemasan bahan non organik untuk daur ulang. Dari TPST ini akan keluar produk berupa

    kompos dan bahan lapak. Pada perencanaan teknologi pada TPST maka ada beberapa

    kriteria antara lain :

    Fasilitas TPST terdiri dari :

    Luas lahan yang paling baik mendekati 1.000 m2 untuk keperluan lahanpengkomposan, kantor pengendalian, dan gudang penyimpanan.

    Bangunan pelindung untuk :

    Areal pemilahan

    Areal pengkomposan

    Kantor pengendali

    Gudang penyimpanan

    Peralatan mesin pendukung :

    Pencacah organik

    Pengayak kompos

    Pencacah plastik

    Buffer Zone

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    61/163

    Karakteristik proses pengkomposan :

    Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan dengan open

    windrows mempunyai ukuran lebar 2 meter, tinggi 1,5 meter

    dan panjang minimal 2 meter (dapat lebih dari ini sesuai lahan

    yang ada).

    Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan dengan

    metode caspary lebar 1 meter, panjang 1 meter, dan tinggi 1

    meter.

    Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan denganmetode open bin : lebar 1 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 1

    meter.

    Data yang dibutuhkan :

    Jumlah warga yang terlayani

    jumlah sampah yang akan diolah di TPST.

    Tersedianya data komposisi sampah.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    62/163

    Perencanaan teknologi pengolahan sampah skala kawasan dilakukan pada beberapa

    tahapan :

    Penentuan wilayah/jumlah warga yang akan dilayani

    Dari penelitian komposisi dan timbulan sampah, dapat diperkirakan jumlah sampah

    yang harus diolah yang terdiri dari jumlah sampah organik dan sampah non organik.

    Bersama-sama warga menentukan metoda atau teknologi yang akan diterapkan, untuk

    pengkomposan sampah ada beberapa pilihan : teknologi open windrows, teknologi

    caspary dan open bin sesuai dengan tenaga dan biaya yang ada.

    Menentukan layout dari TPST dengan memperhatikan jumlah sampah organik yang

    akan dikomposkan, metode yang akan digunakan, dan bentuk lahan yang ada.

    Menentukan organisasi pengelola Penyusunan anggaran investasi sesuai harga satuan setempat

    Penyusunan anggaran operasi pengumpulan yang terdiri dari :

    Biaya tetap :

    Pegawai

    Asuransi

    Pemeliharaan

    Biaya variabel :

    Bahan bakar

    Listrik

    Untuk perancangan model pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat maka

    akan digunakan asumsi pengelolaan satu kawasan dengan jumlah jiwa dikelola 1.000

    orang atau setara dengan 200 rumah (1 rumah diperkirakan 5 penghuni).

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    63/163

    Diagram alir pada sistem peneglolaan sampah skala rumah tangga adalah seperti Gambarberikut :

    Gambar 2.1. Diagram pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

    RUMAH

    TANGGA

    ORGANIK

    BAHAN

    KOMPOS

    ORGANIK

    RESIDU

    B3

    NON

    ORGANIK

    KERAJINAN

    TANGAN

    NON

    ORGANIK

    RESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAH

    CAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAUR

    ULANG

    RESIDU

    PENANGANAN

    B3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/

    MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    64/163

    Modul 3R-1000 skala rumah tangga mempunyai karakteristik sebagai berikut :

    Melayani 1000 jiwa atau setara dengan 200 kk

    Tidak mempunyai lahan kosong.

    Dengan asumsi timbulan sampah 3 liter/orang/hari maka jumlah sampah yang diolah

    adalah 3.000 liter per hari atau 3 m3/hari

    Dengan asumsi komposisi organik 60 % (nilai ini dapat berubah sesuai hasil penelitian

    timbulan dan komposisi setempat) maka berdasarkan pengalaman best practice, hanya

    40 % dapat dikomposkan, sisanya 20 % berupa residu organik.

    Dengan mempertimbangkan lama proses pengkomposan 40 hari dan penyusutan

    karena lapuk dan penguapan, maka volume komposter yang digunakan per rumah

    tangga dengan 5 jiwa/rumah tangga adalah 50 liter.

    Jumlah komposter per rumah tangga 2 unit sehingga modul 3R-1000 rumah tangga

    membutuhkan 400 unit komposter.

    Gerobak/motor 3R yang dibutuhkan 2 unit.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    65/163

    Spesifikasi dari pewadahan sampah non organik adalah sebagai berikut :

    Volume wadah 50 liter

    Bahan terbuat dari bahan tahan air

    Dilengkapi tutup

    Warna terang

    Spesifiaksi komposter :

    Volume 50 liter

    Berlubang pada dinding dan dasar Dilengkapi tutup

    Bahan komposter terbuat dari bahan tahan air

    Spesifikasi gerobak:

    Volume bak 1 m3

    Terbuat dari bahan tahan air

    Menggunakan ban angin

    Lebar maksimal 1 meter

    Mudah dalam mengoperasikan

    Spesifikasi motor 3R :

    Volume bak 1,21 ,5 m3

    Terbuat dari bahan tahan air

    Menggunakan ban angin

    Mudah dalam mengoperasikan

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    66/163

    Gerobak Sampah untuk Sampah Terpilah

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    67/163

    Diagram alir pada sistem pengelolaan sampah skala kawasan di TPST adalah seperti pada

    Gambar 2.2. Diagram alir ini dengan asumsi tidak ada pemilahan di rumah tangga.

    Gambar 2.2. Diagram Alir Sistem Pengelolaan Sampah Skala Kawasan

    RUMAH

    TANGGA

    ORGANIK

    BAHAN

    KOMPOS

    ORGANIK

    RESIDU

    B3

    NON

    ORGANIK

    KERAJINAN

    TANGAN

    NON

    ORGANIK

    RESIDU

    KOMPOSTER KOMPOS

    SAMPAH

    CAMPUR

    TPST

    KOMPOS

    MATERI DAUR

    ULANG

    RESIDU

    PENANGANAN

    B3 LANJUTAB

    LAPAK

    TPA

    GEROBAK/

    MOTOR 3R

    SKALA SUMBER SKALA KAWASAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    68/163

    Modul 200 KK mempunyai karakteristik sebagai berikut :

    Mampu melayani 1000 jiwa atau setara dengan 200 kk

    Mempunyai lahan kosong

    Diasumsikan 50 % warga bersedia mengkomposkan.

    Dengan asumsi timbulan sampah 3 liter/orang/hari maka jumlah sampah yang

    diolah adalah 3.000 liter per hari atau 3 m3/hari

    Dengan asumsi komposisi organik 60 % (nilai ini dapat berubah sesuai hasil

    penelitian timbulan dan komposisi setempat) maka berdasarkan pengalaman best

    practice, hanya 40 % dapat dikomposkan, sisanya 20 % berupa residu organik.

    Dengan mempertimbangkan lama proses pengkomposan 40 hari dan penyusutan

    karena lapuk dan penguapan, maka volume komposter yang digunakan per rumah

    tangga dengan 5 jiwa/rumah tangga adalah 50 liter.

    Jumlah komposter per rumah tangga 2 unit sehingga modul 3R-1000 rumah tangga

    membutuhkan 200 unit komposter.

    Gerobak/motor 3R yang dibutuhkan 3 unit.

    TPST dengan karakteristik :

    Luas lahan keseluruhan 200 m2

    Terdapat fasilitas pemilahan, pengkomposan dan penangan barang daur ulang.

    Lahan pengkomposan 100 m2 dengan 8 tumpukan.

    Sampah non organik dikemas di TPST dan dikirim ke lapak.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    69/163

    Spesifikasi TPST :

    Kapasitas 3 m3 per hari

    Melayani 200 kk atau 1000 jiwa

    Metode pengkomposan open windrows dengan ukuran lebar 1,5 meter, panjang 2

    meter, tinggi 1,5 meter

    Pemilahan dilakukan manual tanpa ban berjalan

    Alat pengemas bahan non organik manual.

    Pembalikkan tumpukan dilakukan secara manual.

    Jumlah tumpukan (open windrows) 14 unit.

    Hasil kompos 1,2 ton per hari.

    Waktu panen 40 hari.

    Mesin pendukung :

    Alat pengayak kompos

    Alat pencacah organik

    Pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat mencakup pengorganisasian,

    pembiayaan, dan pengoperasian TPST.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    70/163

    Pengorganisasian pengelolaan TPST sesuai aliran proses pengolahan sampah. Struktur

    organisasi TPST adalah sebagai berikut :

    SDM yang diperlukan untuk seluruh kerja TPST diperkirakan 5 orang untuk pekerjalapangan, 1 orang untuk bendahara merangkap sekretaris, dan satu kepala unit,.

    KEPALA TPST

    SEKSI

    PEMILAHAN

    BENDAHARASEKRETARIS

    SEKSI

    PENGKOMPOSAN

    SEKSI

    DAUR ULANG

    SEKSI

    PEMASARAN/

    PEMANFAATAN

    SEKSI

    DIKLAT

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    71/163

    Pengoperasian TPST dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

    Pemilahan sampah :

    Pembongkaran sampah dari gerobak/motor sampah

    Penyebaran sampah dipelataran pemilahan

    Pemilahan sampah organik dan non organik secara manual

    Pemilahan sampah non organik berdasar komponen

    Pengkomposan : Penyusunan tumpukan sampah organik pada lajur yang ditentukan

    Pembalikan tumpukan satu kali seminggu

    Penyiraman dan pengukuran suhu tumpukan

    Pematangan kompos

    Pengeringan

    Pengayakan

    Pengemasan

    Daur ulang non organik

    Pemilahan komponen non organik sesuai permintaan lapak

    Pengemasan per komponen non organik terpilah

    Pengiriman bahan lapak.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    72/163

    Pembiayaan TPST terdiri dari biaya investasi, biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap

    dan biaya variabel.

    Biaya investasi sebenarnya harus mengikuti harga satuan setempat. Untuk perkiraan maka

    digunakan pengalaman dari Best Practice yaitu berkisar antara Rp. 100 juta 250 juta per

    ton kapasitas.

    Biaya operasi TPST yang terdiri dari :

    Biaya tetap :

    Pegawai yang besarnya sesuai dengan Upah Minimum Regional setempat.

    Asuransi yang berkisar 10 % dari biaya pegawai.

    Pemeliharaan :

    Bangunan sekitar 1 % dari investasi bangunan per tahun

    Listrik sekitar 1,5 % dari investasi listrik per tahun

    Mesin 3 % dari nilai investasi mesin per tahun.

    Biaya variabel :

    Bahan bakar

    Listrik

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    73/163

    Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat di permukiman,

    diperlukan beberapa surat keputusan untuk mengatur kelancaran operasi dari sistem yaitu :

    Surat keputusan mengenai pembentukkan organisasi pengelola (Kelompok Swadaya

    Masyarakat yang dikeluarkan oleh institusi terkait (RW/Lurah/Camat)

    Surat Keputusan mengenai tata tertib kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah

    oleh institusi terkait (RW/Lurah/Camat)

    Surat Keputusan mengenai iuran pengelolaan sampah oleh institusi terkait (RW/Lurah/

    Camat)

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    74/163

    Pedoman Perencanaan Kegiatan 3R Berbasis Masyarakat ini merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari ketiga buku pedoman lain. Pedoman ini merupakan dasar yang harus

    ditindak lanjuti didalam buku 3 (tiga) tentang Pedoman Pelaksanaan dan buku 4 (empat)

    tentang pedoman monitoring evaluasi dan pengembangan.Pedoman perencanaan ini meliputi seleksi kota/kabupaten, seleksi lokasi, penyiapan

    masyarakat, pengumpulan data, pemilihan teknologi, perancangan modul, dan

    pengoperasian prasarana dan sarana.

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    75/163

    Pedoman Pelaksanaan 3 R

    Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman

    BUKU III

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    76/163

    1. PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    1.3 SASARAN

    2. PERSIAPAN PELAKSANAAN 3R

    2.1 SELEKSI KOTA/KABUPATEN

    2.2 SELEKSI LOKASI

    2.3 PEMILIHAN FASILITATOR

    2.4 SURVEY LAPANGAN

    3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT3.1 PENENTUAN KELEMBAGAAN

    3.2 RENCANA KERJA MASYARAKAT

    3.3 PENDAMPINGAN MASYARAKAT

    3.4 PELATIHAN

    3.5 ASPEK PEMBIAYAAN

    4. PENGELOLAAN SAMPAH 3R SKALA INDIVIDUAL/ RUMAH TANGGA

    4.1 PEMILIHAN TEKNOLOGI SKALA RUMAH TANGGA

    4.2 CONTOH PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA

    5. PENGELOLAAN SAMPAH 3R SKALA KAWASAN

    5.1 PENENTUAN LOKASI TPST5.2 PENENTUAN TEKNOLOGI SKALA KAWASAN

    6. KEBERLANJUTAN PROGRAM

    7. PENUTUP

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    77/163

    2

    Pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan langkah kedua

    setelah dilaksanakannya perencanaan kegiatan. Pelaksanaan ini merupakan dasar

    dalam pengelolaan sampah baik skala individual maupun skala kawasan. Untuk itu

    perlu disusun suatu pedoman pelaksanaan.

    Pedoman pelaksanaan ini meliputi seleksi kota/kabupaten, seleksi lokasi, survey

    lapangan, analisa, pemilihan teknologi, pemilihan fasilitator, penyusunan rencana

    kerja, penyusunan peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran serta masyarakat.

    Selain itu, pedoman pelaksanaan ini meliputi juga pedoman pelaksanaan

    pembangunan, operasi dan pemeliharaan, monitoring dan evaluasi, serta

    pengembangan dan replikasi.

    Maksud diterbitkannya buku Pedoman pelaksanaan 3R sampah berbasis masyarakat

    adalah untuk membantu secara teknis pelaku di lapangan dalam pelaksanaan

    kegiatan 3R sampah mulai dari skala rumah tangga sampai skala kawasan.

    Tujuannya adalah memberikan informasi secara mendalam mengenai uraian teknispelaksanaan 3R sampah mulai skala rumah tangga sampai skala kawasan.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    78/163

    3

    Tersedianya pedoman pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat

    meliputi pengelolaan sampah skala rumah tangga dan skala kawasan.

  • 7/30/2019 Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman

    79/163

    4

    Pendekatan pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat di

    permukiman mengacu pada proses pelaksanaan secara umum seperti telah diuraikan

    pada Buku Pedoman I.

    Tahap 5(BulanOktober)

    PERSIAPAN

    SELEKSI KOTA/

    KABUPATEN

    SELEKSI LOKASI

    SELEKSI

    FASILITATOR

    SURVAI LAPANGAN

    (SAMPAH DAN

    SOSIAL)

    PEMILIHAN METODADAN TEKNOLOGI 3R

    PENYIAPAN

    MASYARAKAT

    PENYUSUNAN

    RENCANA KERJAMASYARAKAT

    PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA 3R

    Sosialisasi 3R

    Verifikasi Teknologi

    Pengolahan

    Pemilihan Lokasi TPST (utk

    kawasan)

    Pembentukan Kelompok

    Swadaya Masyarakat

    PELAKSANAANPENGELOLAAN SAMPAH 3R

    BERBASIS MASYARAKAT

    MONITORING DAN

    EVALUASI

    PENDAMPINGAN

    PERENCANAAN SISTEMPENGELOLAAN SAMPAH

    3R BERBASIS

    MASYARAKAT

    Aspek Teknis

    Operasional

    Aspek

    Kelembagaan

    Aspek

    Pengaturan

    Aspek

    Pendanaan

    Aspek Peran

    Serta

    Masyarakat

    PROSES PELAKSANAAN PE