pedikulosis

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya. Pedikulosis juga merupakan infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup. I.2 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui: 1. Apa itu pedikulosis 2. Klasifikasi dari pedikulosis: a. Pedikulosis Kapitis (definisi, epidemiologi, etiologi, pathogenesis, gejala klinis, pembantu diagnosis, diagnosis banding, pengobatan ). b. Pedikulosis korporis (definisi, epidemiologi, etiologi, pathogenesis, gejala klinis, pembantu diagnosis, diagnosis banding, pengobatan ).

Upload: nurhaya20

Post on 28-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pedikulosis

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis

kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu

tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat,

merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak

badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.

Pedikulosis juga merupakan infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan

oleh pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit ini juga

menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan pediculus

animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia

untuk dapat mempertahankan hidup.

I.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui:

1.      Apa itu pedikulosis

2.      Klasifikasi dari pedikulosis:

a.       Pedikulosis Kapitis (definisi, epidemiologi, etiologi, pathogenesis, gejala klinis, pembantu

diagnosis, diagnosis banding, pengobatan ).

b.      Pedikulosis korporis (definisi, epidemiologi, etiologi, pathogenesis, gejala klinis, pembantu

diagnosis, diagnosis banding, pengobatan ).

c.       Pedikulosis pubitis (definisi, epidemiologi, etiologi, pathogenesis, gejala klinis, pembantu

diagnosis, diagnosis banding, pengobatan ).

Page 2: pedikulosis

BAB II

PEMBAHASAN

1 Definisi

Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari family

Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit

obligat (di dasar rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk

mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan

tifus endemik dan gatal kambuhan.

II.2 Klasifikasi 

A. Pedikulosis Kapitis

a. Definisi

Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus variasi capitis.

b. Epidemiologi

Penyakit ini lebih menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat

seperti asrama dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak baik (misalnya

jarang membersihkan rambut). Cara penula-rannya melalui peratntara, misalnya sisir,

kasur, topi, dan bantal. Lebih banyak terjadi di kaum perempuan.

c.  Etiologi

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi

kemerahan jika telah menghisap darah. BEtina mempunyai ukuran yang lebih besar

(panjang 1,2-3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) daripada yang jantan

(sekaligus jumlahnya lebih sedikit).

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits)

diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung

terdapat telur yang lebih panjang).

d. Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal.

Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu

menghisap darah.

Page 3: pedikulosis

e.  Gejala Klinis

Gejala yang dominan yaitu rasa gatal (terutama di daerah oksipital dan temporal).

Karen ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (ada pus dan

krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal karena banyaknya pus dan

krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput

dan retroaurikular). Dalam keadaan ini menimbulkan bau busuk.

f. Pemeriksaan Diagnosis

Caranya dengan menemukan kutu atau telur. Telur berwarna abu-

abu dan mengkilat. Juga digunakan sinar Wood yang akan menampakkan telur dan kutu

berfluoresensi.

g.   Diagnosis Banding

1)      Tinea kapitis              

2)      Pioderma (impetigo krustosa)           

3)      Dermatitis seboroik

h. Pengobatan

Pengobatan dilakukan dengan memusnahkan semua kutu dan telur dan mengatasi

infeksi sekunder.  Pengobatan terbaik dilakukan secara topical dengan malathion 0,5-1%

dalam bentuk lotio atau spray. Caranya: malam sebelum tidur rambut dicucui dengan

sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan

harinya rambut dicucilagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir bergerigi halus dan rapat.

Pengobatan diulang seminggu sekali bila masih terdapat kutu. Akan tetapi, obat ini sulit

didapat.

Yang mudah didapat di Indonesia adalah krim gama benzene heksaklorida

(gameksan) 1%. Cara pemakaian: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian

dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih ada telur, pengobatan

diulang secara berkala. Obat lainnya adalah emulsi benzl benzoat 25%.

Untuk infeksi sekunder, sebaiknya rambut dicukur dan diobati dengan antibiotika

sistemik dan/atau topical, lalu disusul dengan obat yang telah disebutkan sebelumnya

dalam bentuk shampoo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.

Obat lainnya: Permethrin, Lindane, Pyrethrin.  NB : Pengulangan obat dilakukan 2-10

hari karena telur sulit diberantas.

Page 4: pedikulosis

B.  Pedikulosis Korporis

a. Definisi

Infeksi kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus corporis.

b. Epidemiologi

Penyakit ini lebih menyerang dewasa terutama pada orang dengan hygiene buruk,

misalnya pengembala karena mereka jarang mandi dan jarang mengganti dan mencuci

pakaian, karena itu penyakit ini sering disebut Vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak

melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian d an hanya transien

ke kulit untuk menghisap darah. Penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah

beriklim dingin karena orang memakai baju tebal dan baju jarang dicuci.

c. Cara Penularan

1) Melalui pakaian

2) Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut

tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.

d. Etiologi

Pediculus humanus corporis betina mempunyai ukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar

kira-kira setengah panjangnya, sedangkan jantan relative lebih kecil. Siklus hidup sama

dengan pedikulosis pada kepala.

e.  Patogenesis

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal.

Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap

darah.

f. Gejala Klinis

Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada badan, karena gatal

baru berkurang dengan garukan yang intens. Kadang timbul infeksi sekunder dengan

pembesaran kelenjar getah bening regional.

g. Pembantu Diagnosis

Caranya dengan menemukan kutu atau telur pada serat kapas pakaian.

h. Diagnosis Banding

Neurotic excoriation

Page 5: pedikulosis

i.  Pengobatan

Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan

didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari

kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%.

Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan

kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.

C.     Phthirus Pubis

a. Definisi

Infeksi rambut di daerah pubis dan sekitarnya Phthirus pubis.

b. Epidemiologi

Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam PMS (Penyakit

Menular Seksual), dapat juga menyerang daerah lain yang berambut, misalnya jenggot,

kumis, bulu mata. Infeksi juga terjadi pada anak-anak di daerah alis dan bulu mata dan

pada tepi batas rambut kepala.

c. Cara Penularan

Umumnya dengan kontak langsung (juga hubungan seksual)

d. Etiologi

Kutu ini berukuran panjang dan lebar yang sama (1-2 mm) pada betina. Pada jantan

ukurannya lebih kecil.

e.  Patogenesis

Gejala gatal sama dengan pedikulosis.

f.  Gejala Klinis

Gejala yang dominan yaitu gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal dapat meluas

sampai ke daerah abdomen dan dada, yang ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-

abu-kebiruan yang disebut macula serulae. Walaupun kutu ini dapat dilihat dengan mata

telanjang, kutu ini sulit dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel

rambut.

Gejala lainnya adanya black dot, yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana

dalam berwarna cerah (atau putih) setelah bangun tidur. Bercak ini merupakan krusta

darah yang disalahartikan sebagai hematuria. Kadang disertai dengan infeksi sekunder

dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.

g. Pembantu Diagnosis

Mencari telur atau bentuk dewasa

Page 6: pedikulosis

h. Diagnosis Banding

1)      Dermatitis Seboroika.

2)      Dermatomikosis

i. Pengobatan

Pengobatan dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan

didiamkan 24 jam, setelah itu baru pasien mandi. Jika belum sembuh bisa diulangi 4 hari

kemudian. Obat lainnya yaitu emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%.

Pakaian deiberikan panas tinggi seperti direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan

kutu. Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotic sistemik atau topikal.

Sebaiknya rambut pubis dicukur dan pakaian dalam direbus dan disetrika. Mitra seksusal

juga harus diperiksa dan jika perlu diobati.

Page 7: pedikulosis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

a.         Biodata

b.         Anamnesa yang berkaitan dengan pedikulosis

Keluhan atau gejala yang dirasakan.

Sejak kapan gejala dirasakan.

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.

Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan pubis.

Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal,

kasur, topi kepada orang lain atau anggota keluarga.

Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah.

Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)

c. Pemeriksaan fisik

Kepala

Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga

(biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa). Ditemukan impetigo sekunder dan

furunkulosis.

Badan

Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula

erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung. Ditemukan kutu-kutu yang biasanya

terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan jarang sekali di kulit.

Pubis

Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai tak

terhitung jumlahnya. Ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik

darah terhisap dalam kutu dewasa ataupun bagian kotorannya.

d. Pemeriksaan penunjang

Pedikulosis capitis

Diagnose pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicarai di daerah oksiput

dan temporal, telur berwarna abu-abu dan berkilat.

Pedikulosis corporis

Diagnose pasti adalah menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.

Page 8: pedikulosis

Pedikulosis pubis

Dilakukan pemeriksaan dengan perhatian khusus terhadap kemaluan kalau perlu

dengan menggunakan kaca pembesar, biasanya ditemukan telur atau kutu bentuk dewasa.

B.  DIAGNOSE KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.

b. Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).

c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada

kulit.

d.  Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan risiko penularan.

C.      INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Tujuan dan criteria hasil intervensi

Gangguan rasa nyaman

(gatal) berhubungan dengan

infeksi kutu.

Tujuan : pasien dapat

merasakan kenyamanan (rasa

gatal berkurang).

Kaji kondisi kulit

kepala, badan, pubis.

Anjurkan agar kulit

pasien tetap kering.

Anjurkan pasien

untuk menjaga

kebersihan pakaian,

alat mandi, tempat

tidur dan sisir.

Anjurkan untuk

membersihkan kepala

atau rambut minimal

2xseminggu

Anjurkan untuk tidak

menggaruk daerah

yang gatal tetapi

diusap

Kolaborasi medis

untuk pemberian obat

untuk mengatasi

gatal.

Page 9: pedikulosis

Gangguan body image

berhubungan dengan adanya

penyakit (pedikulosis).

Tujuan : pasien dapat

menerima perubahan yang

ada pada dirinya

NOC : citra tubuh

Criteria hasil :

Mengidentifikasi

kekuatan personal

pengakuan terhadap

perubahan actual

pada penampilan

tubuh

menggambarkan

perubahan actual

pada fungsi tubuh

memelihara hubungan

social yang dekat dan

hubungan personal

NIC : penampilan citra tubuh

Intervensi :

Beri motivasi untuk

menerima keadaan

dirinya

beri penjelasan bahwa

penyakitnya dapat

disembuhkan

jelaskan pentingnya

perawatan kulit

termasuk kepala,

badan, dan pubis

berikan motivasi

tentang percaya diri

dan mencegah isolasi

socia

Risiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan

terjadinya infeksi berat pada

kulit

Tujuan : pasien terhindar dari

kerusakan kulit

NOC : pengendalian risiko

Criteria hasil :

Memantau factor

risiko dari perilaku

dan lingkungan yang

memperaparah

kerusakan integritas

kulit

mengikuti strategi

pengendalian risiko

yang dipilih

mengenal perubahan

NIC : surveilans kulit

Intervensi :

Lakukan pengkajian

kondisi kulit secara

rutin

anjurkan untuk

menjaga kulit agar

tetap bersih

anjurkan untuk tidak

menggaruk daerah

yang gatal untuk

mencegah terjadinya

luka

anjurkan pasien untuk

Page 10: pedikulosis

status kesehatan

pasien mempunyai

kulit yang utuh.

menggunakan sabun

antiseptic

kolaborasi medis

untuk mencegah

infeksi berlanjut

Perubahan pemeliharaan

kesehatan berhubungan

dengan risiko penularan

Tujuan : pasien dapat

memelihara kesehatan

dengan mencegah penularan

Noc : perilaku sehat

Criteria hasil :

Tidak terjadi

penularan

mengidentifikasi

potensial risiko

menyusun dan

mengikuti strategi

untukmemksimalkan

kesehatan

berpartisipasi dalam

pelayanan kesehatan

NIC : pedoman system

kesehatan

Intervensi :

Ajarkan pada pasien

semua barang,

handuk, perangkat

tempat tidur yang

mengandung kutu

atau telurnya harus

dicuci dengan air

panas sedikitnya suhu

54 o C atau dicuci

kering (dry cleaning)

untuk mencegah

infestasi ulang

ajarkan pada pasien,

keluarga bahwa

perabot, permadani,

dan karpet yang

berbulu harus sering

dibersihkan dengan

vacuum cleaner

ajarkan pada pasien

agar sisir dan sikat

rambut harus di

desinfeksi dengan

shamppo

Page 11: pedikulosis

beritahu pada semua

anggota keluarga

yang berhubungan

dengan dengan pasien

untuk diobati

anjurkan pada

keluarga untuk tidak

menggunakan sisir

pasien.

Page 12: pedikulosis

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis (dari family

Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus yang bersifat parasit

obligat (di dasar rambut) yang artinya harus menghisap darah manusia untuk

mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dan dapat menularkan

tifus endemik dan gatal kambuhan.

Klasifikasi pediculosis di bagi menjadi 3:

1.      Pedikulosis Kapitis

2.      Pedikulosis korporis

3.      Pedikulosis pubitis

Page 13: pedikulosis

DAFTAR PUSTAKA

Morgan Geri. Carole Hamilton, obstetri dan ginekologi panduan praktek, 2003, edisi 2,

Jakarta; EGC

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 2009. Edisi kelima.

Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p. 119-125

http://sikkahoder.blogspot.com/2012/04/penyebab-dan-cara-mengobati-kutu-kepala.html