paper master

44
PEMBENAHAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN MENJADI BERORIENTASI PADA KEPUASAN PELANGGAN SERTA KEEFEKTIFAN DALAM KEDAI 27 BURGER BUTO Oleh: Sriagung Priyatama Suprapto 041113134 Kelompok 4 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: sriagung-priyatama-suprapto

Post on 03-Dec-2015

248 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sia

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Master

PEMBENAHAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN MENJADI BERORIENTASI PADA KEPUASAN PELANGGAN SERTA KEEFEKTIFAN DALAM

KEDAI 27 BURGER BUTO

Oleh: Sriagung Priyatama Suprapto

041113134 Kelompok 4

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS AIRLANGGA

Semester Ganjil 2012/2013

Page 2: Paper Master

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan paper Sistem Informasi Akuntansi

dengan judul “Pembenahan Sistem Informasi Penjualan Menjadi Berorientasi pada

Kepuasan Pelanggan Serta Keefektifan dalam Kedai 27 Burger Buto” ini dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Paper ini dibuat sebagai salah satu tugas

sebelum UTS dalam mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi pada Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Dengan selesainya paper ini tentu saja tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Bu. Debby Ratna Daniel, SE., Ak., selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam

penyelesaian paper ini.

2. Teman-teman sekelompok dan sekelas yang telah memberikan kritik dan

saran selama pembuatan paper ini.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan paper ini baik yang

secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu.

Penulis sadar atas bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, maka dari itu

penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran terhadap paper ini.

Surabaya, Oktober 2012

Penulis

2

Page 3: Paper Master

Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 5

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Sistem Informasi 6

2.2 Analisis & Pengembangan Sistem 14

Bab 3 Pembahasan

3.1 Sistem Penjualan Berjalan 16

3.2 Analisis Sistem 19

3.3 Sistem Usulan 20

Bab 4 Simpulan dan Saran 28

Daftar Pustaka 30

3

Page 4: Paper Master

Bab 1

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Burger Buto Kedai 27 merupakan sebuah restoran yang berlokasi di Jln.

Sarangan No. 27 Kota Malang. Restoran ini sesuai dengan namanya melakukan

spesialisasi pada produk burger. Namun restoran ini juga menjual menu makanan dan

minuman seperti yang ada pada rumah makan pada umumnya, seperti menu unggulan

lainnya yaitu nasi bakar, juga ada menu umum seperti ayam goreng, ayam bakar, dan

sebagainya.

Para pengunjung restoran ini sangat beragam, mulai dari para pelajar, hingga

lingkup keluarga memenuhi tempat ini. Hal ini menyebabkan sering penuhnya tempat

yang telah disediakan, sehingga akan terjadi antrian jika terjadi tambahan pelanggan

ketika semua meja sudah terisi. Jika keadaan demikian, maka pengunjung harus

meminta nomor antrian pada pelayan. Lalu pelayan tersebut akan memberitahu jika

sudah ada meja yang kosong. Saat keadaan penuh antrian juga bisa terjadi ketika

ketika pelanggan hendak membayar ke kasir.

Timbulnya antrian bisa menyebabkan keadaan di dalam rumah makan

semakin terlihat sesak, karena memang jarak antar meja yang cukup dekat. Ditambah

lagi dengan pelanggan yang hanya ingin membeli kemudian dibawa pulang (take

away). Pengunjung yang hanya ingin take away cukup melakukan pesanan pada

4

Page 5: Paper Master

pramusaji yang bertugas di depan meja kasir dan selanjutnya menunggu pesanan

mereka di tempat yang telah disediakan, yaitu di samping meja kasir.

Gambar 1.1 Pelanggan yang Membeli dengan Take Away (Dibawa Pulang)

Sumber: Data Penelitian, 2012

Dengan jumlah pelanggan yang sudah cukup banyak, Burger Buto tetap tidak

bisa mentarget omset pada periode selanjutnya, kalaupun bisa itu hanya perkiraan

kasar. Hal ini dikarenakan Burger Buto tidak memiliki data-data mengenai

pelanggannya. Jika mempunyai data pelanggan, restoran mampu mentarget berapa

nilai pendapatan yang bisa dicapai dalam suatu periode, jumlah pembelian persediaan

pun bisa direncanakan, sehinggan tidak akan terjadi kelebihan ataupun kekurangan

persediaan.

Saat ini saya mengajukan sebuah sistem penjualan yang baru bagi Kedai 27

Burger Buto yang lebih efisien, baik dilihat dari segi waktu, maupun biaya, serta tetap

mengutamakan kepuasan pelanggan.

5

Page 6: Paper Master

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana rencana sistem informasi penjualan untuk mengatasi ketidakefisienan

yang menimbulkan antrian menjadi sistem informasi penjualan yang efisien dan

mampu meningkatkan kepuasan pelanggan?

6

Page 7: Paper Master

Bab 2

Landasan Teori

1.1. Sistem Informasi

(Bodnar dan Hopwood, 2010:3) Istilah Sistem Informasi mengarah pada

penggunaan teknologi komputer di dalam organisasi untuk menyajikan informasi

kepada pemakai. Sistem Informasi “berbasis-komputer” adalah kumpulan perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dirancang untuk mengubah

data menjadi informasi yang bermanfaat.

Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang

pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi m enurut

Kenneth dan Jane (2008:15).

1.1.1. Aktivitas Sistem Informasi

Terdapat tiga aktivitas dalam sistem informasi, yaitu input, proses,

dan output. Input adalah mengumpulkan data mentah dari dalam

perusahaan maupun dari luar lingkungan yang kemudian diproses dalam

suatu sistem informasi. Proses adalah pengolahan input menjadi bentuk

yang lebih bermanfaat, sedangkan output adalah distribusi informasi yang

telah diproses kepada users. Ketiga aktivitas tersebut membutuhkan

7

Page 8: Paper Master

feedback, dimana output yang diperoleh dikembalikan ke perusahaan

untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input.

Fungsi dari sistem informasi berisi informasi intern organisasi dan

juga informasi lingkungan sekitarnya. Ketiga aktivitas dasar-input,

processing, output menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh

organisasi. Feedback adalah output yang dikembalikan pada anggota atau

aktivitas tertentu dalam organisasi untuk mengevaluasi atau memperbaiki

input. Sedangkan faktor-faktor lingkungan seperti pelanggan, supplier,

kompetitor, stockholder, dan regulator agensi berinteraksi dengan

organisasi dan sistem informasinya (Laudon and Laudon, 2008:16-17)

1.1.2. Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem merupakan suatu jenis pemecahan masalah

yang terstruktur dengan aktivitas yang jelas, dan dilakukan saat sistem

yang lama dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah. Aktivitas yang

mengarah pada pembuatan solusi sistem informasi perusahaan untuk

mengatasi masalah perusahaan atau memanfaatkan disebut

pengembangan sistem (Laudon dan Laudon, 2008:208). Ada beberapa

alasan yang menyebabkan perlunya dilakukan pengembangan sistem,

misalnya: kekacauan dalam kegiatan operasional, terjadinya kesalahan

dalam kegiatan operasional yang telah dilakukan.

Dalam pengembangan sistem informasi dibutuhkan suatu proses

yang dikenal dengan siklus pengembangan sistem. Proses pengembangan

sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, siap dikirimkan

8

Page 9: Paper Master

dan peralatan-peralatan terotomasi yang digunakan stakeholder untuk

mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak

(Whitten dkk, 2004:32)

Proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti

pendekatan pemecahan masalah. Ada empat tahap dalam pemecahan

masalah yang harus dilalui untuk sistem proyek pengembangan sistem

(Whitten dkk, 2004:37), yaitu:

1. Perencanaan sistem

Tujuan dari perencanaan sistem adalah untuk menentukan

permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh perusahaan, tentunya

permasalahan tersebut bersifat penting untuk segera ditangani dan

berdampak besar bagi kelangsungan usaha.

Pada tahap ini ditentukan lingkup permasalahan, tujuan

proyek pengembangan, jadwal proyek, dan anggaran yang

ditetapkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yang

paling berkepentingan dan bertindak sebagai penentu dalam tahap

ini adalah pemilik sistem dimana pemilik sistem inilah yang

mempunyai masalah dan akan membiayai proses pemecahan

masalah tersebut melalui pengembangan sistem informasi.

2. Analisis sistem

Tahap berikutnya adalah analisis sistem. Analisis sistem

digunakan guna memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih

9

Page 10: Paper Master

mendalam kepada tim proyek atas permasalahan yang dihadapi

melalui dilaporkannya berbagai kebutuhan penanganan masalah,

ekspektasi solusi dan prioritas permasalahan. Dengan pengetahuan

dan pemahaman yang mendalam atas permasalahan yang dibahas

diharapkan dapat ditemukan alternatif solusi sehingga solusi terbaik

dan aplikatif dapat ditentukan secara jelas dan bertanggung jawab.

Manajer proyek, analisis sistem dan pengguna sistem

merupakan pihak-pihak yang berkepentingan pada tahap ini.

Manajer sistem merupakan orang yang berkepentingan dalam

penentuan cara me-manage proyek yang akan berjalan yang sesuai

dengan ekspektasi solusi dan prioritas permasalahn, sistem analisis

berkepentingan dalam menentukan kebutuhan sistem dan dengan

prioritas permasalahan. Pengguna sistem berkepentingan dalam

penyelesaian masalah yang dihadapinya dalam menggunakan

sistem yang ada sekarang dengan mengharapkan kemudahan dan

tercapainya segala kebutuhan informasi pada pengembangan sistem

yang baru.

3. Desain sistem

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai tugas yang fokus

pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer (Whitten dkk,

2004:39). Berdasarkan pemahaman yang diperoleh pada tahap

analisis sistem, kemudian dilakukan desain sistem. Selama desain

10

Page 11: Paper Master

sistem berlangsung, diperlukan eksplorasi solusi teknis yang ada.

Setelah alternatif teknis dipilih dan disetujui, maka dikembangkan

cetak biru sistem dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk

implementasi desain akhir sistem.

Terdapat beberapa strategi atau teknik untuk melakukan

desain sistem yaitu meliputi: desain struktur modern, teknik

informasi, prototyping, Joint Application Development (JAD),

Rapid Application Development (RAD), dan desain berorientasi

objek (Whitten dkk, 2004: 448). Pengguna sistem yang

berkepentingan pada tahap ini adalah manajer proyek, analisis

sistem dan desainer sistem. Analisis sistem harus memastikan

bahwa designer sistem merancang sesuai dengan kebutuhan

informasi. Manajer proyek memastikan bahwa proses dilaksanakan

sesuai jadwal dan anggaran.

4. Implementasi sistem

Implementasi sistem membangun sistem informasi yang

baru dan memasukkannya dalam sistem berjalan. Pada

implementasi sistem ini dilakukan pengujian system software,

hardware, database yang baru di-install dan di uji. Bila terdapat

ketidaksesuaian maka akan dilakukan peninjauan kembali ke tahap

dilakukannya kesalahan atau salah perhitungan.

11

Page 12: Paper Master

1.1.3. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

(Bodnar dan Hopwood, 2010:3) Sistem Informasi Akuntansi

(SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang

dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi

informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada berbagai pihak

pengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi mewujudkan

perubahan ini, baik secara manual ataupun dengan bantuan komputer.

Pengertian sistem informasi akuntansi adalah suatu

subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan

informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang

diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi,

menurut Dasaratha V. Rama (2008:6).

1.1.4. Sistem Informasi Penjualan

(Bodnar dan Hopwood, 2010:4) Sistem Informasi yang

menyajikan informasi untuk digunakan dalam fungsi penjualan. Informasi

tersebut banyak yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

Informasi yang harus dihasilkan dari lingkungan organisasi contohnya

selera pelanggan, profil pelanggan dan informasi mengenai produk-

produk pesaing.

Pengertian penjualan adalah total jumlah yang

dibebankan pada pelanggan atas barang yang terjual, baik

penjualan kas atau kredit. Baik retur dan potongan penjualan,

maupun diskon penjualan dikurangkan dari penjualan untuk

12

Page 13: Paper Master

menghasilkan penjualan bersih, menurut Warren dan Fess

(2008:264).

Sistem informasi akuntansi penjualan merupakan suatu

sistem yang dapat memberikan informasi tentang hasil dari pada

penjualan , baik itu penjualan tunai maupun kredit. Dengan

adanya sistem informasi akuntansi penjualan, maka pihak

manajemen bisa mengambil suatu keputusan mengenai volume

penjualan per periode (Romney, Marshall & Steinbart,

2000:72).

1.1.4.1. Siklus Penjualan

Siklus Penjualan adalah Serangkaian aktivitas bisnis yang

mengubah barang atau jasa untuk pelanggan menjadi kas (Hall,

2011:335)

1.1.5. Sistem Informasi Produksi

(Bodnar dan Hopwood, 2010:4) Sistem Informasi yang

menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Informasi

tersebut banyak yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

Informasi yang harus dihasilkan dari lingkungan organisasi contohnya

data bahan baku, profil pemasok, dan informasi mengenai teknik-teknik

produksi.

13

Page 14: Paper Master

1.2. Analisis dan Perancangan Sistem

1.2.1. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut (Whitten et al, 2007:317) data flow diagram adalah alat

yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sistem kerja

atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Diagram kontek

adalah model proses yang menggambarkan tampilan sistem ke dunia

bisnis dan dunia luar, termasuk sistem informasi yang lainnya.

1.2.2. Flowchart (Bagan Alir Dokumen)

Bagan alir dokumen adalah sebuah simbolik diagram yang

menunjukan aliran data dan urutan operasi dalam sebuah sistem. (Bodnar

and Hopwood, 2010:41)

1.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk menggambarkan struktur logical database

dalam bentuk diagram. ERD menyediakan cara yang sederhana dan

mudah untuk memahami berbagai komponen dalam desain database.

(Connolly and Begg, 2010:330)

ERD mempunyai tiga komponen yaitu :

1. Entity

Entiti merupakan benda yang memiliki identifikasi yang

berbeda. Entiti dapat digambarkan sebagai persegi yang berisi

nama dari entiti tersebut.

2. Relationship

14

Page 15: Paper Master

Relationship merupakan asosiasi antar entity. Entiti

merupakan pengikut dari relationship. Relationship dapat

berupa relasi one-to-one, one-to-many, many-to-many.

Relationship dapat digambarkan dalam bentuk belah ketupat

yang berisi nama dari relasi tersebut.

3. Properti

Baik entiti maupun relationship memiliki properti. Setiap nilai

dari properti diambil dari nilai dalam kelompok properti

tersebut. Properti dapat digambarkan dalam bentuk elips yang

berisi nama dari properti tersebut.

15

Page 16: Paper Master

Bab 3

Pembahasan

1.1. Sistem Penjualan yang sedang Berjalan

Burger Buto Kedai 27 merupakan sebuah restoran yang berlokasi di Jln.

Sarangan No. 27 Kota Malang. Restoran ini sesuai dengan namanya melakukan

spesialisasi pada produk burger. Namun restoran ini juga menjual menu makanan dan

minuman seperti yang ada pada rumah makan pada umumnya, seperti nasi bakar,

ayam goreng, ikan bakar, dll.

Gambar 3.1 Papan Nama dan Menu Restoran

Sumber: Data Penelitian, 2012

Para pengunjung restoran ini sangat beragam, mulai dari para pelajar, hingga

lingkup keluarga memenuhi tempat ini. Jika mengacu pada sistem yang digunakan

saat ini, maka apabila tempat di dalam sudah penuh maka bagi pengunjung yang

16

Page 17: Paper Master

ingin makan di restoran (tidak dibawa pulang) harus mengantri terlebih dahulu

dengan cara meminta nomor antrian pada pramusaji yang bertugas di pintu masuk

sedangkan bagi pengunjung yang hendak makan dengan dibawa pulang maka

langsung memesan pada pramusaji yang bertugas di dekat meja kasir.

Pengunjung yang sudah mengambil nomor antrian akan menunggu di tempat

yang telah disediakan, yaitu di kursi-kursi panjang yang berada di depan restoran.

Selanjutnya pramusaji yang bertugas di depan pintu akan memberitahu pengunjung

jika terdapat meja yang kosong tentu saja sesuai dengan nomor antriannya. Namun

ada juga pelanggan yang tidak jadi berkunjung jika sudah terjadi antrian, hal ini tentu

saja merugikan dan berkemungkinan pelanggan tidak akan datang lagi jika selalu

terjadi antrian.

Gambar 3.3 Antrian di Depan Restoran

Sumber: Data Penelitian, 2012

Setelah pengunjung menempati meja yang telah disediakan, maka pramusaji

yang bertugas di dalam restoran akan memberikan daftar menu lalu mulai mencatat

17

Page 18: Paper Master

pesanan dari masing-masing pengunjung dilengkapi dengan nomor meja yang

ditempati. Kemudian form pesanan tersebut akan disetor ke bagian dapur, agar

pesanan bisa segera diproduksi.

Di restoran ini pengunjung tidak perlu menunggu pesanannya terlalu lama,

rata-rata pesanan akan tiba berkisar 15-20 menit. Ketika proses produksi suatu

pesanan selesai, pesanan akan diantar ke meja yang semestinya oleh pramusaji

sementara form pesanan akan diteruskan dari bagian dapur ke bagian kasir.

Gambar 3.4 Antrian di Depan Kasir

Sumber: Data Penelitian, 2012

Pengunjung yang merasa cukup dan hendak membayar harus melakukan

pembayaran di kasir, biasanya ada beberapa pengunjung yang malas mengantri,

18

Page 19: Paper Master

sehingga jika terjadi antrian di depan kasir maka mereka memilih untuk menunggu,

padahal jika restoran sedang penuh, antrian yang sama juga terjadi di depan restoran

yaitu pengunjung yang sedang menunggu meja kosong.

Tahap selanjutnya setelah menerima pembayaran di kasir adalah pencatatan,

form pesanan akan dilanjutkan ke bagian akuntansi. Bagian akuntansi akan mencatat

jumlah persediaan yang terpakai, sisa jumlah persediaan, dan penerimaan kas. Begitu

seterusnya pada tiap-tiap pesanan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah flowchart sistem penjualan yang

sedang berjalan di Burger Buto Kedai 27.

Gambar 3.5 Flowchart Sistem Berjalan

19

Page 20: Paper Master

Sumber: Data Olahan, 2012

1.2. Analisis Menggunakan Teori

Dalam bahasan sebelumnya saya sudah menjelaskan mengenai sistem

penjualan yang dipakai di Burger Buto Kedai 27. Sistem yang digunakan saat ini

masih kurang memperhatikan kepuasan konsumen, terbukti dari banyaknya antrian

yang terjadi. Diumpamakan pelanggan datang ke Kedai 27 karena dia lapar,

asumsikan pelanggan tersebut baru pertama kali ke Kedai 27, dia pasti merasa tidak

senang apabila dalam keadaan yang lapar masih harus mengantri di luar, belum lagi

kalau melihat suasana di dalam restoran yang padat dan ramai.

Selain masalah antrian, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya adalah

masalah membership. Kalau Burger Buto membuka menu membership maka akan

termonitor setiap pelanggan yang sering berkunjung, lebih jauh omset dan jumlah

persediaan dapat direncanakan lebih awal. Hal ini juga mampu merangsang

pelanggan untuk lebih sering datang ke restoran, misalkan akan diadakan undian

berhadiah setiap bulan dan yang berkesempatan adalah pelanggan yang sudah

menjadi member dari Kedai 27. Sehingga omset penjualan juga dapat naik.

Masih berkaitan dengan masalah antrian, jika diteliti lebih jauh permasalahan

ini disebabkan karena kurangnya ruang yang ada untuk sebuah rumah makan yang

sudah memiliki pelanggan yang cukup banyak juga memiliki sebuah produk

unggulan. Tetapi penambahan lahan tidak diperlukan jika hanya untuk mengatasi

masalah tersebut, karena pada sistem yang saat ini terpakai masih ada sektor yang

bisa dioptimalkan sehingga mampu mengurangi biaya, dan mengatasi permasalahan

20

Page 21: Paper Master

ini. Jika dilihat, tugas pramusaji nomor 1 cukuplah sederhana, dia hanya menyapa

pelanggan, memantau meja yang kosong dan memberi nomor antrian kepada

pelanggan yang belum mendapatkan meja kosong. Saya mengusulkan tugas

pramusaji nomor 1 untuk diperluas, yaitu ketika pelanggan tidak mendapat meja

kosong, maka pramusaji nomor 1 tetap memberikan nomor antrian kepada pelanggan

tersebut namun dia juga sekaligus memberikan daftar menu dan mencatat pesanan

dari pelanggan tersebut. Selanjutnya form pesanan yang telah dibuat rangkap tiga

tersebut disebarkan, satu ke pelanggan, ke dapur, dan yang terakhir ke bagian

akuntansi.

1.3. Sistem Usulan

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya masalah yang timbul ialah antrian

yang terjadi pada dua titik yaitu ketika restoran dalam keadaan penuh maka

pengunjung harus mengantri menunggu adanya meja yang kosong, serta antrian yang

terjadi ketika pengunjung melakukan pembayaran di kasir. Antrian ini sedikit banyak

mengurangi kepuasan pelanggan dan jika dibiarkan pelanggan mungkin tidak akan

datang lagi mengacu pada sering terjadinya antrian. Disini saya menganjurkaan

perbaikan sistem di kedua titik tersebut, juga menambahkan menu membership bagi

pelanggan. Mengenai menu membership akan dibahas di akhir pembahasan, terlebih

dahulu saya akan menjelaskan sistem pembenahan usulan saya.

Jika melihat sistem yang sebelumnya, ketika pengunjung tidak mendapatkan

meja yang kosong maka harus mengambil nomor antrian lalu pramusaji akan

memberitahukan kalau sudah ada meja yang kosong, dalam sistem yang saya usulkan

21

Page 22: Paper Master

pengambilan nomor antrian tetap ada tetapi pencatatan pesanan dilakukan pada saat

itu juga. Tujuannya adalah untuk mempersingkat waktu menunggu para pelanggan,

jadi ketika pelanggan sudah mendapatkan meja kosong, pesanan akan segera datang.

Jika keadaan restoran sedang tidak penuh maka pengunjung tidak perlu mengambil

nomor antrian dan pencatatan pesanan akan dilakukan di meja pengunjung yang

bersangkutan.

Form pesanan pada sistem

sebelumnya tidak berangkap jadi form

tersebut akan terus berjalan melewati

proses sampai akhirnya berakhir untuk

dilakukan pencatatan oleh bagian

akuntansi. Sedangkan untuk sistem

usulan, saya menganjurkan form

pesanan dibuat rangkap tiga, yang

pertama diberikan kepada pelanggan

seusai dicatat pesanannya, tujuannya

difungsikan sebagi bill. Jadi ketika

pesanan dari yang bersangkutan datang, pelanggan akan ditawarkan untuk melakukan

pembayaran saat itu juga. Dengan ini maka antrian yang sebelumnya muncul karena

pembayaran di kasir tidak akan terjadi. Rangkap kedua dari form pesanan akan

diberikan ke bagian dapur, seiring dengan proses produksi bagian akuntansi akan

mencatat jumlah persediaan yang terpakai, juga sisa dari persediaan yang ada (bagian

akuntansi dispesifikasikan menjadi akuntansi persediaan dan akuntansi penerimaan

22

Gambar 3.6 Contoh Tagihan Pembayaran

Page 23: Paper Master

kas). Form rangkap terakhir akan langsung disetor kepada bagian akuntansi

penerimaan kas bersama dengan pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan. Tujuan

dibuatnya form pesanan menjadi rangkap tiga adalah agar proses yang terjadi mulai

dari pengunjung memesan makanan sampai melakukan pembayaran dapat terukur

dan dicatat dengan tepat dan runtut, juga efisien.

Kedai 27 saat ini memiliki jumlah pelanggan yang sangat banyak, terlihat dari

jumlah pelanggan yang datang setiap harinya, restoran tidak pernah sepi. Namun

Kedai 27 belum bisa mentarget omset yang bisa mereka capai dalam suatu periode,

hal ini dikarenakan mereka masih belum bisa memperkirakan secara jelas berapa

jumlah pelanggan yang datang pada suatu hari tertentu. Kalaupun ada perkiraaan itu

hanyalah bersumber dai pengalaman dan hanya gambaran secara kasar saja. Kalau

Burger Buto membuka menu membership maka akan termonitor setiap pelanggan

yang sering berkunjung, lebih jauh omset dan jumlah persediaan dapat direncanakan

lebih awal. Hal ini juga mampu merangsang pelanggan untuk lebih sering datang ke

restoran, misalkan akan diadakan undian berhadiah setiap bulan dan yang

berkesempatan adalah pelanggan yang sudah menjadi member dari Kedai 27.

Sehingga omset penjualan juga dapat naik.

Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data olahan yang berbentuk flowchart,

diagram arus data logika (DFD), serta dalam bentuk ERD.

23

Page 24: Paper Master

Gambar 3.7 Flowchart Sistem Usulan

Sumber: Data Olahan, 2012

24

Pelanggan

Page 25: Paper Master

Gambar 3.8 DFD Konteks

Sumber: Data Olahan, 2012

Gambar 3.9 DFD Level 0

Sumber: Data Olahan, 2012

Gambar 3.10 DFD Level 1 Proses Penerimaan Pesanan

Sumber: Data Olahan, 2012

Gambar 3.11 DFD Level 1 Proses Produksi

25

Page 26: Paper Master

Sumber: Data Olahan, 2012

Gambar 3.12 DFD Proses Penerimaan Pembayaran

Sumber: Data Olahan, 2012

Gambar 3.13 DFD Proses Pencatatan

Sumber: Data Olahan, 2012

26

Page 27: Paper Master

Gambar 3.13 ERD Sistem Usulan

Sumber: Data Olahan, 2012

Jadi, yang dapat ditarik solusinya adalah masalah antrian yang muncul di

kasir, karena bagian kasir dihilangkan dan tugas penerimaan pembayaran dari

pelanggan dialihkan kepada pra musaji nomor 2. Meja kasir juga berubah fungsi

menjadi database restoran yang berisi data persediaan, data membership pelanggan,

data keuangan, dan penjualan seti ap harinya. Pramusaji nomor 1 juga mendapat

27

Page 28: Paper Master

pelebaran tugas yaitu mencatat pesanan pelanggan yang sedang mengantri di depan

restoran lalu menyetorkan form pesanannya ke bagian-bagian yang telah ditentukan.

28

Page 29: Paper Master

Bab 4

Simpulan dan Saran

1.4. Simpulan

Sistem Penjualan yang berjalan pada Burger Buto Kedai 27 saat ini masih

memiliki banyak kekurangan, hal ini terbukti dari terjadinya antrian yang

berpotensi membuat tidak nyamannya para pelanggan.

Sistem Informasi pada Burger Buto Kedai 27 kurang memperhatikan

kepuasan pelanggan, padahal jumlah pelanggan sudah cukup besar, dan

merupakan sebuah kerugian jika hal tersebut tidak dapat dioptimalkan.

Sistem Informasi Penjualan pada Burger Buto Kedai 27 memiliki sektor-

sektor yang masih bisa untuk lebih dioptimalkan, seperti pada pramusaji nomor

1, seharusnya beban tugas pada setiap karyawan lebih diperluas sehingga lebih

menghemat ruang dan waktu.

1.5. Saran

Sistem usulan saya adalah menambah beban tugas pada karyawan yang

tugasnya masih terlalu sempit, agar fungsi sistem sendiri lebih teroptimalisasi.

Bagian kasir dihilangkan agar tidak menimbulkan antrian, sementara

fungsi kasir dilimpahkan pada Pramusaji nomor 2, yang akan meminta

pembayaran pada saat pesanan tiba ke konsumen.

29

Page 30: Paper Master

Mengadakan menu membership bagi pelanggan guna mengetahui data

pelanggan yang sering berkunjung beserta hari kedatangannya, sehingga profit

dan jumlah persediaan bisa direncanakan terlebih dahulu.

Membuat form pesanan rangkap tiga, untuk lebih memudahkan serta

mempercepat proses pencatatan oleh pihak akuntansi. Pengendalian pun lebih

dapat dilakukan dengan tiap-tiap bagian mempunyai bukti transaksi penjualan

sendiri-sendiri.

30

Page 31: Paper Master

Daftar Pustaka

Bodnar , George & Hopwood. 20 10.Sistem Informasi Akuntansi .ed9.Yogyakarta:Andi

Fess, Warren, Reeve. 2005. Pengantar Akuntansi Buku Satu. Jakarta: Salemba

Empat.

Hall, James.A.2011. Accounting Information System. USA : Cengage South-Western

Laudon, Kenneth and Jane P. Laudon. 2010. Management Information Systems.

Eleventh Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Romney, Marshall B & Paul John Steinbart.2003. Accounting Information

System.ed9.Jakarta:Salemba Empat

Komara, Acep. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi. Jurnal Maksi Vol.6 No.2 Agustus 2006

http://repository.politekniktelkom.ac.id/Proyek%20Akhir/KA/JURNAL%20PA

%20SISTEM%20INFORMASI%20AKUNTANSI%20PENJUALAN.pdf

diunduh tanggal 26 Okt 2012

31