paper asma

23
PENYAKIT TIDAK MENULAR (PENYAKIT ASMA) 1. Epidemiologi Penyakit Asma Penyakit asma ditandai adanya respon berlebihan dari trakhea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan yang mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan yang tersebar luas di seluruh paru dan derajatnya dapat berubah secara spontan setelah pengobatan (American Thoracis Society, 1962). Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta menurunkan kualitas hidup. Penyakit Asma 1

Upload: sitti-asniar

Post on 19-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penyakit Asma, epidemiologi, riwayat alamiah penyakit serta cara pencegahannya.

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Asma

PENYAKIT TIDAK MENULAR (PENYAKIT ASMA)

1. Epidemiologi Penyakit Asma

Penyakit asma ditandai adanya respon berlebihan dari trakhea dan

bronkus terhadap berbagai macam rangsangan yang mengakibatkan

penyempitan saluran pernafasan yang tersebar luas di seluruh paru dan

derajatnya dapat berubah secara spontan setelah pengobatan (American

Thoracis Society, 1962).

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan

karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan

peradangan, penyempitan ini bersifat sementara.

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara

di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu

aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas

bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau

sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga

menambah penurunan produktiviti serta menurunkan kualitas hidup.

Epidemiologi penyakit asma dapat dilihat sebagai berikut:

a. Distribusi Penyakit asma

Distribusi penyakit asma dapat dilihat berdasarkan :

1. Orang

Penyakit asma menyerang semua umur baik pada

anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua serta tidak

mengenal jenis kelamin baik jenis kelamin perempuan

maupun jenis kelamin laki-laki.

Penyakit Asma 1

Page 2: Paper Asma

2. Tempat

Penyakit asma biasanya terdapat pada tempat yang

beriklim tropis, seperti Indonesia, dan lain - lain serta pada

negara yang berkembang dan kadang juga pada negara

maju seperti Amerika Serikat.

3. Waktu

Penyakit asma timbul tidak mengenal waktu. Hal ini

karena jika sudah terpapar faktor risiko baik alergi, debu,

asap dan lain sebagainya maka pada saat itu juga terjadi

penyempitan saluran pernapasan sehingga memicu

munculnya penyakit asma. Dengan demikian, maka

timbulnya penyakit asma tidak mengenal waktu baik pada

waktu musim hujan, kemarau dan lain sebagainya.

b. Frekuensi Penyakit Asma

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta

orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400

juta orang pada tahun 2025. Di dunia, penyakit asma termasuk 5

besar penyebab kematian. diperkirakan 250.000 orang kematian

setiap tahunnya karena asma. Tingginya angka ini banyak

disebabkan oleh kontrol asma yang buruk serta sikap pasien dan

dokter yang seringkali meremehkan tingkat kontrol asma. Asma

dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, dengan prevalensi

yang lebih besar terjadi pada anak-anak (GINA, 2003).

Penyakit Asma 2

Page 3: Paper Asma

Menurut RISKESDAS (2007) di Indonesia prevalensi penderita

asma diperkirakan masih sangat tinggi. Berdasarkan depkes persentase

penderita asma di indonesia sebesar 5,87% dari keselurahan penduduk

Indonesia. Dimana masih banyak penderita asma yang belum

mendapatkan perawatan dokter. Hal itu membuat angka kematian karena

penyakit asma tergolong tinggi di Indonesia.

Di Sulawesi Tenggara angka penderita penyakit asma di Puskesmas

Puuwatu yaitu 12 orang berdasarkan data 10 besar penyakit di Puskesmas

Puuwatu.

Penyakit Asma 3

Page 4: Paper Asma

Tabel 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Puuwatu Tahun 2013

No. Penyakit Mei Juni Juli Total

1 Diare/Gea 30 25 32 87

2 Ispa 60 50 45 155

3 Hipertensi 10 8 11 29

4 Kecelakaan 80 75 60 215

5 Penyakit Kulit Alergi 20 15 10 45

6 Asma 3 4 5 12

7 Infeksi Usus Lain 7 8 10 25

8 Dyspepsia 35 33 40 108

9 Penyakit Sendi & Otot 15 14 16 45

10 Gastritis 57 55 60 172

c. Determinan Penyakit Asma

Determinan penyakit asma merupakan faktor penyebab

munculnya penyakit asma itu sendiri. Hal ini dapat di jelaskan

dengan menggunakan trias epidemiologi yaitu sebagai berikut:

1. Host

Host atau pejamu merupakan keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit asma. Adapun faktor-faktor penyebabnya yaitu sebagai berikut:

a. Aspek genetik

Jika di dalam sebuah keluarga ada yang

mengidap penyakit asma, maka kemungkinan besar

keturunannya akan berakibat juga. Dan penyakit

ini tidak menular, melainkan melalui keturunan.

b. Kemungkinan alergi

Adalah zat-zat tertentu yang bila diisap atau

dimakan dapat menimbulakan serangan asma

misalanya debu rumah, tengau debu

Penyakit Asma 4

Page 5: Paper Asma

rumah( dermatophagoides pteronissynus), spora,

jamur, bulu kucing, bulu binatang , beberapa

makanan laut, dan sebagainya.

2. Agent

Penyebab penyakit asma dilihat dari Agent penyakit

asma yaitu asap, debu, serta tekanan jiwa.

3. Environment

Faktor lingkungan merupakan faktor yang sering

menjadi penyebab utama seseorang terkena penyakit asma.

Lingkungan kotor yang berdebu, penuh dengan polusi dan

asap baik itu asap rokok maupun asap pembakaran sampah

serta asap kendaraan, semuanya sangat berpotensi 

menyebabkan seseorang terkena penyakit asma. Jika Anda

berada di dalam lingkungan yang seperti itu dalam waktu

yang lama, peluang untuk terkena asma juga semakin besar.

Selain itu masalah cuaca seperti perubahan tekanan

udara, suhu udara, angin dan kelembaban dihubungkan

dengan percepatan iritan bahan kimia, minyak wangi, asap

rokok, polutan udara emosional : takut, cemas dan tegang

aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari

2. Faktor Risiko Penyakit Asma

Adapun faktor risiko penyakit asma yaitu sebagai berikut:

Alergen

Alergen adalah zat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat

menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu

rumah (Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit

kucing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.

Infeksi Saluran Nafas

Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza

merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering

Penyakit Asma 5

Page 6: Paper Asma

menimbulkan asthma bronkiale. Diperkirakan dua pertiga penderita

asthma dewasa serangan asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran

nafas (Sundaru, 1991).

Stress

Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan

menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA axis.

HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic

hormon (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol

dalam darah akan mensupresi immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA

menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang

direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus

sehingga menimbulkan  asma bronkiale.

Olah raga/ kegiatan jasmani yang berat

Sebagian penderita asthma bronkiale akan mendapatkan

serangan asthma bila melakukan olah raga atau aktifitas fisik yang

berlebihan. Lari cepat dan bersepeda paling mudah menimbulkan

serangan asthma. Serangan asthma karena kegiatan jasmani (Exercise

induced asthma /EIA) terjadi setelah olah raga atau aktifitas fisik yang

cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam setelah olah

raga.

Obat – obatan

Beberapa pasien asthma bronkiale sensitif atau alergi

terhadap obat tertentu seperti penicillin, salisilat, beta blocker,

kodein dan sebagainya.

Polusi udara

Pasien asthma  sangat peka terhadap udara berdebu, asap

pabrik / kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil

pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.

Lingkungan Kerja

Diperkirakan 2 – 15% pasien asthma bronkiale pencetusnya

adalah lingkunagn kerja (Sundaru, 1991).

Penyakit Asma 6

Page 7: Paper Asma

Sosial ekonomi rendah

Mielck dkk (1996) menemukan hubungan antara status

sosioekonomik / pendapatan dengan prevalensi derajat asma berat.

Dimana, prevalensi derajat asma berat paling banyak terjadi pada

penderita dengan status sosioekonomi yang rendah, yaitu sekitar

40%.

Ispa

Penyakit pada gangguan pernapasan seperti rhinovirus,

influenza, pneumonia, sinusitis berisiko mempengaruhi kinerja dari

organ pernafasan yang dapat memperbesar resiko untuk terjadinya

asma

Asap rokok

Prevalensi asma pada anak yang terpajan asap rokok lebih

tinggi daripada anak yang  tidak terpajan asap rokok.

3. Riwayat Alamiah Penyakit Asma

Riwayat alamiah penyakit dapat di golongkan dalam lima tahap

yaitu sebagai berikut:

a. Tahap prepatogenesis

Pada tahap ini, telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit

penyakit tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia dalam arti

bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam

tubuh. Selain itu, pada tahap ini terjadi interaksi awal antara faktor-

faktor host, agent dan environment. Dengan kata lain, Pada tahap ini

individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agent

penyakit (stage of suseptibility). Pada tahap ini belum ada tanda-tanda

sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Interaksi

yang terjadi antara penjamu atau host dengan bibit penyakit seperti

anak-anak sekolah dasar yang suka bermain pasir atau tanah. Anak-

anak SD tersebut sebenarnya mereka sudah terpapar debu akibat

mereka main tanah, main dipinggir jalan, dan lain sebagainya sebagai

Penyakit Asma 7

Page 8: Paper Asma

pemicu munculnya penyakit asma, namun mereka belum menyadari

bahwa debu merupakan faktor pencetus munculnya asma.

b. Tahap inkubasi / tahap patogenesis

Tahap ini, bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh penjamu,

tetapi gejala-gejala penyakitnya belum nampak atau gejalanya

terselubung.

Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya

bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,

sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara

satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan tentang

lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai

pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi

diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan

pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis

penyakitnya.

c. Tahap penyakit dini

Tahap ini mulai di hitung dari munculnya gejala-gejala penyakit

asma. Pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan

masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Tahap ini mulai dengan

munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini sudah

mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan

patologis (pathologic changes), meskipun penyakit masih dalam masa

subklinik (stage of subclinical disease).

d. Tahap penyakit lanjut

Bila penyakit host bertambah parah, karena tidak di obati dan tidak

memperhatikan anjuran- anjuran yang di berikan pada tahap penyakit

dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu tidak sanggup

lagi melakukan aktifitas sehingga memerlukan perawatan dan

pengobatan intensif. Pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit dan

penyakit asmanya sudah parah akibat tidak melakukan pengobatan

segera pada tahap dini. Selain itu, akibat penyakit nya sudah parah

Penyakit Asma 8

Page 9: Paper Asma

maka host tidak dapat lagi melakukan aktifitas kesehariannya sehingga

sudah memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.

e. Tahap penyakit akhir

Sembuh sempurna artinya bentuk dan fungsi tubuh penjamu

kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya. Apabila host atau

anak-anak rajin mengonsumsi obat penakit asma dan rajin

memeriksa ke dokter tiap bulan maka bentuk dan fungsi tubuhnya

kembali seperti semula.

Sembuh tapi cacat artinya penyakit penjamu berakhir tetapi

kesembuhannya tak sempurna karena terjadi cacat.

Karier yaitu pada perjalanan penyakit seolah terhenti karena gejala

penyakit tak tampak lagi ternyata dalam tubuh penjamu masih

terdapat bibit penyakit. Artinya anak-anak atau host yang terkena

penyakit sudah dinyatakan sembuh dengan tanda dan gejalanya

sudah hilang. Akibatnya obat asma tidak lagi di konsumsi dan

penyakit asma dikontrol maka suatu saat penyakit asma tersebut

dapat kambuh atu muncul kembali.

Kronis yaitu pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti

tapi gejala penyakitnya tidak berubah seperti sesak napas.

Meninggal dunia yaitu apabila keadaan penyakit bertambah parah

dan tidak dapat diobati lagi sehingga berhentinya penyakit karena

penjamu meninggal dunia. Apabila penyakit asmanya tidak segera

di obati maka penyempitan saluran pernapasannya semakin parah

sehingga dengan hal ini dapat menyebabkan terhentinya penyakit

dengan meninggal dunia.

Perjalanan Penyakit Asma

Suatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar

dengan alergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk

imunoglobulin E ( IgE ). Faktor atopi itu diturunkan. Alergen yang masuk

kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan ditangkap

makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell (APC). Setelah

Penyakit Asma 9

Page 10: Paper Asma

alergen diproses dalan sel APC, alergen tersebut dipresentasikan ke sel Th.

Sel Th memberikan signal kepada sel B dengan dilepaskanya interleukin 2

( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma dan membentuk

imunoglobulin E (IgE).

IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam

jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai pada

seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan. Bila

orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen

yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam

permukaan mastoit dan basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++

kedalam sel dan perubahan didalam sel yang menurunkan kadar cAMP.

Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel.

Degranulasi sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-mediator

kimia yang meliputi : histamin, slow releasing suptance of anaphylaksis

( SRS-A), eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan lain-

lain. Hal ini akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu :

kontraksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil

yang akan menimbulkan bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler

yang berperan dalam terjadinya edema  mukosa yang menambah semakin

menyempitnya saluran nafas , peningkatansekresi kelenjar mukosa dan

peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi tersebut menimbulkan gangguan

ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru

dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi

hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut,

(Barbara C.L,1996, Karnen B. 1994, William R.S. 1995 ).

Penyakit Asma 10

Page 11: Paper Asma

4. Pencegahan penyakit Asma

Pencegahan penyakit asma berdasarkan 5 levels of Aplication of

Preventive atau lima tingkat pencegahan penyakit asma yaitu sebagai

berikut:

a. Health promotion

Hal yang dilakukan untuk mencegah penyakit asma yaitu

1. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan meliputi

penginformasian mengenai asma dengan gejala, pencegahan

dan juga penyebarannya kepada masyarakat

2. Peningkatan sanitasi higiene pribadi dan sanitasi lingkungan

Peningkatan sanitasi ini bertujuan untuk membebaskan

lingkungan dari debu, asap rokok, dan lain sebagainya.

Selain itu, menggunakan alat pelindung diri saat

beraktivitas seperti masker dan memasang filter ruangan

b. Spesific protection

Seperti melakukan pengendalian lingkungan kotor,

meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan kesadaran

terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan karena penyakit

asma merupakan penyakit berbasis lingkungan.

c. Early diagnosis and promt treatment

Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit asma

yaitu dengan mencari kasus sedini mungkin dengan cara

Screening test. Screening tes merupakan cara untuk menemukan

penderita penyakit asma dalam masyarakat dengan memisahkan

antara penderita dengan bukan penderita. Selain itu, mencari

penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan.

Pemeriksaan fisik Penyakit asma yakni dengan melihat frekuensi

pernafasan,spirometri,maupun foto rotgen, pemeriksaan darah

jika penyebabnya alergen dengan melihat peningkatan enofil.

Penyakit Asma 11

Page 12: Paper Asma

d. Disability limitation

Pencegahan disability limitation atau pembatasan kecacatan

dapat dilakukan dengan monitoring. Monitoring ini dilakukan

dengan tujuan penderita mampu mengontrol asma agar asma yang

diderita tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan mencegah dari

kefatalan atau kecacatan.

e. Rehabilitation

Seperti mengembalikan semangat dan gairah untuk hidup

dengan menjalankan pola hidup yang seimbang. Rehabilitasi dan

memperkerjakan orang yang asma selayaknya yang sehat. Pada

pencegahan ini orang dengan asma tetap diperlakukan layaknya

orang normal dan juga perlu diadakan motivasi untuk pra penderita

astma agar tetap mampu memposisikan diri mereka sebagai bagian

dari masyarakat yang saling membutuhkan.

Adapun cara pencegahan penyakit asma yang disampaikan

pada masyarakat dengan bahasa yang mudah dan dikenal dengan

“P2SOCK” dalam mencegah asma yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan Kesehatan

2. Pemberian obat yang rational dan efektif

3. Sanitasi dan Hygiene

4. Olahraga Teratur

5. Check Up rutin

6. Konsultasi Genetik

Jadi, gambaran penyakit asma secara keseluruhan seperti gambar dibawah ini

Penyakit Asma 12

Page 13: Paper Asma

Penyakit Asma 13

Page 14: Paper Asma

CURRENT ISSUE

Berdasarkan Jurnal yang kami dapatkan setelah kami analisis maka kami

dapat melihat current issue tentang Penyakit Asma , bahwa dalam jurnal Nasional

di jelaskan sebelumnya Penyakit asma menyerang Anak-anak dan Usia Lanjut.

Namun kemudian banyak menyerang usia produktif yaitu kisaran umur 25 tahun.

Selain itu dari sumber lain yang kami cari yaitu dari Liputan6.com,

Jakarta di jelaskan bahwa ada sebuah penelitan baru yang menunjukkan, anak

perempuan dan anak-anak yang alergi dengan binatang berbulu seperti anjing dan

kucing, nasibnya akan kurang beruntung di kemudian hari. Sebab, ia akan sangat

susah untuk disembuhkan dari penyakit asmanya tersebut.

"Sensitivitas terhadap hewan berbulu dan asma, lebih parah pada usia anak

menginjak 7 sampai 8 tahun. Keduanya berbandung terbalik yang berkaitan

dengan penyembuhan," kata pakar Penyakit Paru Apnea di Northern Swedia, Dr

Martin Andersson, dikutip Health24, Kamis (19/9/2013).

Dalam Liputan6.com, London juga kami dapatkan bahwa ternyata

semakin bertambah usia asmapun hilang.

Liputan6.com, London : Anak-anak masih rentan terkena penyakit yang

mengganggu pernapasan, namun ketika usia mereka bertambah hal ini dapat

berubah.

Satu dari lima anak-anak dapat mengatasi asma ketika usia mereka

bertambah dikutip Nytimes, Kamis (15/8/2013).

Penelitian dilakukan di Northern Sweden terkait Penyakit paru obstruktif,

penelitian melibatkan 248 anak-anak penderita asma yang berusia 7 sampai 8

tahun.

Ketika mereka berusia 19 tahun, 21 persen diantaranya tidak memerlukan inhaler.

Hal ini dicatat dalam Journal Pediatrics.

Gejala asma pada perempuan lebih kecil kemungkinannya daripada pria.

Di usia remaja 14 persen perempuan kemungkinan terkena asma, dibandingkan

laki-laki bisa mencapai 26 persen.

Penyakit Asma 14

Page 15: Paper Asma

"Alasannya tidak jelas, kemungkinan bisa berhubungan dengan faktor

hormonal selama masa remaja," kata Dr Martin Andersson.

Ketika masih berada di usia anak-anak yang memiliki tingkat asma yang

parah atau alergi terhadap hewan peliharaan berbulu dapat membaik saat remaja.

Sebanyak 18 persen dapat terbebas dari asma ketika usia 19 tahun.

Selain itu ada artikel yang kami dapatkan dimana dalam artikel itu di

jelaskan bahwa ternyata ibu-ibu hamil perlu waspada bukan hanya terhadap

kebiasaan, tetapi juga terhadap lingkungan tempat tinggal mereka, karena bisa

meningkatkan resiko penyakit asma pada anak.

Sebuah penelitian terkini mengungkapkan bahwa ibu hamil yang tinggal di

lingkungan berpolusi tinggi dapat menyebabkan kerusakan fungsi paru-paru pada

janinnya dan berpotensi menyebabkan penyakit asma pada anaknya di kemudian

hari.

Penelitian Fresno Asthmatic Children’s Environment Study (lembaga yang

meneliti faktor-faktor pada sakit asma), mencakup pengamatan terhadap dampak

polusi atas pertumbuhan fungsi paru-paru.

Studi itu menyimpulkan bahwa salah satu penyebab asma dan alergi

adalah udara di lingkungan selama ia dikandung. Kelompok yang diuji terdiri dari

anak-anak berusia 6 hingga 15 tahun beserta ibu-ibu mereka.

Penyakit Asma 15