panduan eds untuk pmp

Upload: reby

Post on 06-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    1/160

     

    PANDUAN

    EVALUASI DIRISEKOLAH UNTUKPENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 

    BADAN

    PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    2/160

     

    1

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    3/160

     

    2

    DAFTAR SINGKATAN

    Singkatan Kepanjangan

    BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan

    EDS Evaluasi Diri Sekolah

    KD Kompetensi Dasar

    KI Kompetensi Inti

    Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    KKM Ketuntasan Kriteria Minimal

    KKS Kajian Kinerja Sekolah

    KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    LPMP Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

    LPPKS Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

    MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran

    MPMP Model Penjaminan Mutu Pendidikan

    MI Madrasah Ibtidaiyah

    MAK Madrasah Aliyah kejuruan

    MSPD Monitoring Sekolah oleh Pemerintah DaerahMTs Madrasah Tsanawiyah

    PKB/CPD Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan /Continuing Professional

    Development

    PKG Pusat Kegiatan Guru

    PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan

    P4TK Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan

    POS UN Prosedur Operasional Standar Ujian NasionalRENSTRA Rencana Strategis

    RKT Rencana KerjaTahunan

    RKJM Rencana Kegiatan Jangka Menengah

    RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    RPS/RKS Rencana Pengembangan Sekolah/Rencana Kegiatan Sekolah

    RAPBS/RKAS Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan

    Anggaran Sekolah

    SKL Standar Kompetensi Lulusan

    SKHUN Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    4/160

     

    3

    Singkatan Kepanjangan

    SMDP Sistem Manajemen Data Pendidikan

    SNP Standar Nasional Pendidikan

    SPM Standar Pelayanan MinimumSPMP Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

    TPS Tim Pengembang Sekolah

    TPK Tim Pengembang Kabupaten

    UKS Unit Kesehatan Sekolah

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    5/160

     

    4

    DAFTAR ISTILAH

    Istilah Penjelasan

     Analisis Data Suatu proses untuk membandingkan atau mempertanyakan data

    kuantitatif dan kualitatif terhadap standar dan indikator yang

    disepakati untuk melihat apa yang dimaksud oleh data tadi dan

    mengapa hal itu terjadi.

     Agregasi Penggabungan, pengumpulan dan ringkasan data yang terkumpul

    menjadi kelompok yang berarti untuk membantu kita mengidentifikasi

    kecenderungan dan isu isu yang terjadi pada sekelompok responden.

    Dampak Implikasi dari suatu kegiatan pengukuran dalam bidang pendidikan

    berdasarkan hasil dan manfaat untuk keberlanjutan program.

    Data Kualitatif Data kualitatif bersifat terbuka dan objektif dipakai untuk menerangkanbahwa hubungan kontekstual, sifat dan cara yang dipakai ini semua

    membantu tercapainya atau tidak tercapainya hasil yang direncanakan

    dalam unit atau sistem. Penjaminan dan Peningkatan Mutu (PPM)

    memerlukan pengumpulan dan penggunaan data kualitatif dan

    kuantitatif untuk secara efektif mendeskripsikan dan meningkatkan

    kegiatan belajar mengajar, pengelolaan dan kepemimpinan dalam dan

    antar sistem.

    Data Kuantitatif Data yang subjektif dan dalam bentuk perangkaan yang mencatat

    frekuensi kejadian, sumber atau hasil. PPM memerlukan pengumpulan

    dan penggunaan data kualitatif dan kuantitatif utk mendeskripisikan

    secara efektif kemajuan belajar mengajar, pengelolaan dankepemimpinan dalam dan antar sistem.

    Efisiensi Tingkat ketercapaian program dibandingkan dengan sumber daya yang

    digunakan.

    Evaluasi Menggunakan analisis data dalam hal relevansi, mutu, hasil dan

    dampak sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan untuk

    peningkatan mutu. Evaluasi ini adalah satu langkah setelah assesmen

    yang merupakan pengumpulan data tertentu – umpama dalam kegiatan

    pemetaan.

    Hasil Pendidikan Pengetahuan, ketrampilan, proses, program dan SDM baru yang

    dihasilkan dari masukan yang dapat diukur dibandingkan denganmaksud dan tujuan pendidikan.

    Indikator Tiap komponen dari Standar terdiri dari beberapa indikator kunci yang

    mengharuskan adanya data atau bukti apa yang perlu dikumpulkan dan

    dianalisis dari tiap komponen. Komponen tak dapat dicapai kecuali jika

    bukti atau data menunjukkan bahwa indikatornya juga telah tercapai.

    Input Pendidikan Sumber daya dan dana yang digunakan dalam mendukung efektivitas

    suatu proses untuk mencapai tujuan yang diharapkan

    Kehandalan Kehandalan atau reliability –  data yang sama akan diperoleh tiap kali

    instrumen dipakai pada kelompok atau responden yang sama atauberbeda - Konsistensi data –  kegiatan yang dilakukan berulang-ulang,dapat mengeluarkan hasil data yang sama atau konsisten.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    6/160

     

    5

    Istilah Penjelasan

    Kesahihan Akurasi data atau instrumen pengumpulan data.

    Komponen

    StandarBagian utama dalam Standar Pendidikan. Masing-masing Standar

    Pendidikan Nasional terdiri dari sejumlah Komponen. Pencapaian

    masing-masing Komponen Standar pada akhirnya mengarah padapencapaian Standar Pendidikan Nasional. 

    Monitoring Memantau jejak proyek, program atau kegiatan guna memastikan

    bahwa:

    input   diberikan sesuai dengan perencanaan – tepat waktu, dengan

    kuantitas yang memadai, dalam plafon anggaran

     proses  dilaksanakan sesuai dengan rencana, dan

    output yang dicapai sesuai dengan apa yang diajukan

    MSPD Serangkaian strategi yang dilaksanakan oleh staf Dinas Pendidikan dan

    pengawas sekolah tingkat Pemerintah Daerah untuk memonitor dan

    mengevaluasi mutu dan keefektifan sekolah dan tenaga kependidikanberdasarkan 8 SNP. Data MSPD didasarkan atas hasil EDS, dilaporkan

    ke tingkat kab/kota sebagai masukan untuk mengevaluasi kinerjanya,

    akreditasi dan perencanaan.

    Mutu Kualitas yang diukur berdasarkan relevansi, efisiensi, keefektifan dan

    dampak dari program, proses atau tindakan. Mutu mengukur sampai

    dimana unit atau sistem telah mencapai SPM dan SNP.

    Output

    PendidikanKeluaran dalam bentuk kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan dari

    pemrosesan masukan. Keluaran biasanya lebih bersifat hasil yang nyata.

    Peningkatan Mutu Proses yang berkelanjutan dalam membuat semua kegiatan lebih baik

    berdasarkan siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan dan

    perencanaan peningkatan mutu di semua unit pada semua tingkatan

    dalam sistem.

    Penjaminan Mutu Serangkaian proses dalam (i) Mengumpulkan data dan bukti sampai

    dimana indikator SPM dan SNP telah dicapai, (ii) Analisis data – 

    mengidentifikasi apa arti dari data yang terkumpul, mana yang telah

    dicapai, belum tercapai dan mengapa, (iii) Melaporkan analisis data

    kepada semua yang terlibat, (iv) Memberikan rekomendasi pada unit

    terkait untuk tercapainya peningkatan mutu yang berkelanjutan.

    Keefektifan Satu kegiatan, proses, program dsb dianggap efektif jika dapat

    mencapai hasil akhir yang direncanakan yang dapat terus berjalan

    (sustainable)

    Proses

    PendidikanProses adalah tindakan yang dilakukan atau prosedur yang

    dilaksanakan, misalnya, mengajar, menilai, sistem pengelolaan – untuk menggunakan dan mengelola input agar dapat

    menghasilkan output atau hasil.

    Triangulasi Proses pengumpulan data tentang indikator yang sama dari dua

    sumber atau lebih atau dari sumber yang sama dengan memakai

    dua strategi atau lebih. Jika hasil kedua proses ini sama, makadata atau bukti itu dapat dianggap sebagai valid dan akurat.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    7/160

     

    6

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ................................................................ 1

    DAFTAR ISTILAH ................................................................ 3

    A.  Latar Belakang ................................................................. 6

    B.  Dasar Hukum ................................................................. 12

    C.  Alur Penjaminan Mutu Pendidikan .................................................................. 14

    D.  Esensi Evaluasi Diri Sekolah ................................................................. 15

    E.  Tujuan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) ................................................................. 15

    F.  Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah ................................................................. 17

    G.  Instrumen EDS ................................................................. 18G.1.  Standar Kompetensi Lulusan (SKL) .................................................................  20

    G.2.  Standar Isi................................................................. 

    21

    G.3.  Standar Proses Pendidikan .................................................................  27

    G.4.  Standar Penilaian Pendidikan .................................................................  36

    G.5.  Standar Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan.................................................................  44

    G.6.  Standar Sarana dan Prasarana .................................................................  46

    G.7.  Standar Pengelolaan Pendidikan .................................................................  55

    G.8.  Standar Pembiayaan .................................................................  61

    H.  Sumber Pembuktian ................................................................. 62

    I.  Analisis Data Evaluasi Diri Sekolah ................................................................. 63

    J.  Perencanaan Pengembangan Sekolah ................................................................. 81

    K.  Agregasi Kinerja Sekolah ................................................................. 84

    LAMPIRAN ................................................................. 86

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    8/160

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    9/160

     

    8

    harmonis dan kompak. Cuttance (1995) menyarankan agar fokus penjaminan mutu

    dimunculkan dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

    1)  Bagaimana tugas memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan dijalankan

    oleh sekolah dalam konteks menetapkan skala prioritas, yaitu tercapainya hasil

    belajar siswa?

    2)  Apa yang ingin dicapai oleh sekolah, seberapa relevan misi sekolah dengankebutuhan masyarakat terhadap pendidikan, dan apa yang perlu dilakukan oleh

    sekolah selama kurun waktu 3-4 tahun dalam rangka memenuhi kebutuhan

    masyarakat secara lebih baik?

    3)  Apa keberhasilan yang telah dicapai oleh sekolah, bagaimana sekolah mengetahui

    keberhasilan, bahwa keberhasilan yang telah dicapai adalah sesuai dengan apa yang

    telah direncanakan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sekolah?

    4)  Bagaimana sekolah merespon apa yang diketahuinya tentang keberhasilan yang

    telah dicapai?.

    Penerapan penjaminan mutu dalam bidang pendidikan, memerlukan komitmen

    yang tinggi dari seluruh unsur yang terlibat dalam proses pendidikan. Komitmen itu

    terutama dicerminkan dari kinerja yang semaksimal mungkin diarahkan untuk memberi

    jasa pendidikan kepada konsumen, terutama peserta didik, sesuai dengan

    kebutuhannya. Salah satu kegiatan penting dalam kegiatan perbaikan mutu adalah

    penilaian kemajuan. Penilaian ini mencakup semua langkah yang telah ditetapkan dalam

    perencanaan dan kemajuan yang telah dicapai dalam setiap langkah itu.

    Secara umum kerangka kerja penjaminan mutu pendidikan di sekolah

    mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:1)  Penjaminan mutu didasarkan atas indikator–indikator kinerja yang bersifat

    umum, terbuka dan objektif, yang dirumuskan berdasarkan pernyataan–pernyataan tujuan, yang dijadikan sebagai alat penilaian kualitas pendidikan

    disekolah.

    2)  Penjaminan mutu dilakukan melalui proses yang transparan dan interaktif

    melalui penilaian diri dan inspeksi penjaminan mutu.

    3)  Penjaminan mutu dilaksanakan dengan memperhatikan kekuatan–kekuatanberbagai aktivitas dalam proses penjaminan mutu dan manajemen berbasis

    sekolah, serta nilai–nilai traditional dan kebutuhan–kebutuhan sekolah untuk

    sekolah.

    4)  Penjaminan mutu dilaksanakan dengan menjaga keseimbangan antara dukungan

    kepada sekolah melalui kemitraan dan tekanan kepada sekolah melalui

    monitoring.

    5)  Tujuan penjaminan mutu adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah

    melalui pengembangan dan akuntabilitas.

    Indikator–indikator kinerja yang dijadikan acuan dalam penilaian yang dilakukan

    dalam proses penjaminan mutu meliputi 4 domain (ranah), yaitu:

    1). Manajemen dan organisasi, yang meliputi aspek –aspek kepemimpinan,perencanaan dan administrasi, pengelolaan staf, penglolaan biaya, sumber

    daya dan pemeliharaanya, serta evaluasi diri.

    2). Pembelajaran, yang meliputi aspek –aspek kurikulum, pengajaran, proses

    belajar siswa, dan penilaian.3). Dukungan kepada siswa dan etos sekolah yang meliputi aspek –aspek

    bimbingan, pengembangan pribadi dan sosial siswa, dukungan bagi siswa

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    10/160

     

    9

    yang memiliki kebutuhan khusus, hubungan dengan orangtua dan

    masyarakat, dan iklim sekolah.

    4). Prestasi belajar, yang meliputi aspek –aspek kinerja akademis dan

    nonakademis.

    Proses penjaminan mutu diawali dengan kegiatan mengidentifikasi ketercapaianprogram kegiatan, menetapkan prioritas, menyediakan data sebagai dasar perencanaan

    dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu

    berkelanjutan. SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai serangkaian proses dan

    sistem yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data

    mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses

    penjaminan mutu mengindentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk

    perbaikan, menyediakan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan

    membantu membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan. Pencapaian mutu

    pendidikan dikaji berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar

    Nasional Pendidikan (SNP).

    Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini merupakan

    tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikanuntuk menjamin dan

    meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian

    proses/tahapan yang secara siklik  dimulai dari: (1) pengumpulan data, (2) analisis data,

    (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya pelaksanaan

    rekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan

    tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara satuan pendidikan

    dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu

    Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintahkabupaten atau kota, pemerintah provinsi,dan pemerintah. Sistem Penjaminan Mutu

    Pendidikan (SPMP) berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan

    empirik.Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi

    sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi Diri

    Sekolah (EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap

    satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas

    pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1

    Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).

    Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan di Indonesia

    berkaitan dengan tiga bidang garapan utama yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan; (2)

    analisis dan pelaporan mutu Pendidikan;dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan

    budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan. Khususnya pada pengkajian mutu

    pendidikan, diperlukan adanya pemetaan dan penetapan langkah pencapaian mutu.

    Kegiatan pemetaan dilaksanakan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan instrumen lain

    yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Sedangkan, penetapan langkah

    pencapaian mutu adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta dirumuskan

    oleh satuan pendidikan untuk memenuhi pencapaian mutu pendidikan.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    11/160

     

    10

    Sebagai komponen penting dalam SPMP,Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan

    dasar peningkatan mutu dan penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah. EDS

    jugamenjadi sumber informasi kebijakan untuk penyusunan program pengembangan

    pendidikan kabupaten/kota. Karena itulah EDS menjadi bagian yang integral dalam

    penjaminan dan peningkatan mutu. EDS adalah suatu proses yang memberikan

    tanggung jawab kepada sekolah untuk mengevaluasi kemajuan mereka sendiri dan

    mendorong sekolah untuk menetapkan prioritas peningkatan mutu sekolah. Kegiatan

    EDSberbasis sekolah, tetapi proses ini juga mensyaratkan adanya keterlibatan dandukungan dari orang-orang yang bekerja dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam

    sistem ini, dan hal ini tentu saja membantu terjaminnya transparansi dan validitasi

    proses.

    Evaluasi diri sekolah (EDS)merupakan komponen penentu yang sangat penting

    dalam sistem pengembangan pendidikan nasional karena dengan EDS sekolah berperan

    dalam membangun informasi pendidikan nasional terutama dalam memotret kinerja

    sekolah dalam penerapan SPM dan SNP. Informasi yang terbangun menjadi dasar untuk

    dasar perencanaan peningkatan mutu berkelanjutan dan pengembangan kebijakan

    pendidikan pada tingkat kab/kota, propinsi, dan nasional.EDS dikembangkan sejalandengan sistem penjaminan mutu, khususnya yang terkait dengan perencanaan

    pengembangan sekolah dan manajemen berbasis sekolah. EDS juga dikaitkan dengan

    praktek dan peran kelembagaan yang memang sudah berjalan, seperti:

      Manajemen Berbasis Sekolah

      Perencanaan Pengembangan Sekolah

      Akreditasi Sekolah

      Implementasi SPM dan SNP

      Peran LPMP/BDK dan P4TK

      Peran Pengawas

      Manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten

      Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra Kemendiknas,dan

    Renstra Kemenag)

    STANDAR

    MUTU

    INSTRUMEN,

    BORANG ,

    FORMULIR

    dan SOP

    PENGUKURAN/

    PENGGUNAAN

    INSTRUMEN

     ANALISIS

    DAN

    REKOMENDASI

    PENILAIAN

    KESESUAIAN ANTARA

    REKOMENDASI DGN

    PROGRAM BERJALAN

     

    3

    4

    INSTRUMEN DAN

    ANALISIS KEMAJUAN

    HASIL PERBAIKAN

    6

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    12/160

     

    11

    EDS bukanlah proses yang birokratis atau mekanis, melainkan suatu proses

    dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sekolah. EDS perlu

    dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan dipandang sebagai bagian yang

    penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah. Sebagai kerangka kerja untuk

    perubahan dan perbaikan, proses ini secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan

    kunci dibawah ini:a.  Seberapa baikkah kinerja sekolah kita? Hal ini terkait dengan kriteria untuk

    perencanaan pengembangan sekolah dan indikator yang relevan dari SPM dan

    SNP.

    b.  Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja? Hal ini terkait dengan bukti apa yang

    dimiliki sekolah untuk menunjukkan pencapaiannya.

    c.  Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah melaporkan

    dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai pertanyaan di atas

    (perencanaan pengembangan sekolah)

    Sekolah menjawab ketiga masalah ini setiap tahunnya dengan menggunakan

    seperangkat indikator kinerja untuk melakukan pengkajian yang obyektif terhadap

    kinerja mereka berdasarkan SPM dan SNP yang ditetapkan Kab/Kota, dan

    mengumpulkan bukti mengenai kinerja peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan.

    Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan 8 standar nasional dan standar pelayanan

    minimal yang paling relevan bagi sekolah: proses belajar mengajar termasuk

    isi,kompetensi lulusan, dan penilaian; pengelolaan sekolah, kompetensi pendidikan dan

    tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Informasi tambahan

    seperti tingkat ketercapaian kinerja sekolah dalam memenuhi kebutuhan semua peserta

    didiknya dan kapasitas sekolah untuk perbaikan serta dukungan yang dibutuhkan juga

    dimasukkan di sini. Data dapat juga dikaitkan dengan kebutuhan lokal dan informasi

    khusus terkait dengan kondidi sekolah. Informasi kuantitatif seperti tingkat penerimaansiswa baru, hasil ujian, tingkat pengulangan dan lain-lain, beserta informasi kualitatif

    seperti pendapat dan penilaian profesional dan para pemangku kepentingan di sekolah

    dikumpulkan guna mendapatkan gambaran secara menyeluruh. Semua informasi ini

    kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk mempersiapkan suatu rencana

    pengembangan sekolah yang terpadu.

    Beberapa isu pendidikan yang terjadi di sekolah selama ini terkait dengan

    kompetensi lulusan, aktifitas belajar, dan output belajar seperti yang diilustrasikan pada

    gambar berikut.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    13/160

     

    12

    Selama berjalannya proses EDS, diharapkan dapat dibangun adanya visi yang

    jelas mengenai apa yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan terhadap sekolah

    mereka. Untuk dapat membangun visi bersama mengenai mutu ini yang harus dilakukanadalah semua pemangku kepentingan harus terlibat dalam proses untuk menyepakati

    nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan ditetapkan. Visi bersama akan membawa pada

    arah yang lebih jelas pengembangan sekolah ke depan. Hal penting yang perlu

    diperhatikan adalah bahwa bukti-bukti yang terpilih untuk menunjukkan tingkat

    pencapaian adalah bukti yang dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi. Pihak

    eksternal (dalam hal ini: LPMP) sebaiknya melakukan supervisi atau kunjungan ke

    sekolah untuk melihat bukti fisik dan memperoleh berbagai informasi dari berbagai

    sumber termasuk data, pendapat dan hasil observasi.

    Triangulasimenjamin bahwa konsistensi akan terus diperiksa ulang dan bahwaindikator-indikator yang ada dipandang dari berbagai sudut untuk memberikan

    informasi mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa

    yang dituliskan dalam dokumen tidak selalu merupakan hal yang sebenarnya terjadi.

    Misalnya, sebuah rencana mengajar tidak selalu dapat merekam bagaimana suatu

    pelajaran diajarkan, dokumen kurikulum tidak selalu menjadi jaminan bahwa kurikulum

    disampaikan dengan utuh, dan bahan pelajaran dapat dihitung tetapi bukan berarti

    bahan tersebut dipergunakan sesuai kepentingannya secara efektif. Karena itulah

    kemudian sekolah akan mengukur dampak dari berbagai kegiatan pentingnya terkait

    dengan peserta didik dan kegiatan belajar, dan setiap tahun sekolah juga memeriksa

    hasil dan dampak dari kegiatan belajar mengajar dan bagaimana sekolah dapat

    memenuhi kebutuhan peserta didik.. Hal penting yang harus dicatat adalah banyakbidang yang sangat terkait erat dan kelebihan serta kelemahan dalam satu bidang

    ternyata juga akan mempengaruhi bidang lainnya. Hal yang sangat penting dalam proses

    KOMPETENSI LULUSAN

    1. Berpikir logis (beragumentasi)Berkomunikasi (lisan dantulisan)

    2. Problem Solving

    3. Berani mengambil resiko

    4. Bekerja mandiri danBekerjasama

    5. PenguasaanTeknologi

    6. Kapasitas Pebelajar Mandiri

    1 OUPUT BELAJAR1. CriticalBook Report,

    Jurnal Report,Research Review

    2. Mini Research Report 

    3. Project 

    4. Rekayasa Ide

    45 PILAR BELAJAR

    1. Learning Activities2. Learning Ouput 

    3. Learning Outcomes

    4. Learning Resources

    5. Learning Assesment 

    2  AKTVITAS BELAJAR

    1. Mengamati.2. Meneliti

    3. MenganalisisData

    4. Melaporkan Hasil

    3

    Isu strategis : Bagaimanakesinambungan aktivitastersebut antar jenjangpendidikan ?

    1. Apakah kapasitas untukmelakukan aktivitastersebut masihdikembangkan untuksemua jalur dan jenjangpendidikan

    2. Bagaimana benang merahdetail kegiatan tersebutmulai dari SD, SMP, SMAsampai PT ?

    3. Apakah semua pendidikpada setiap jenjangmemahami kapasitas siswaantar jenjang ?

    4. Apakah kapasitas tersebutberkelanjutan antar

     jenjang ?

    Isu strategis : Apakahproduk belajar tersebutdielaborasi secaraproporsional untuk semua

     jenjang pendidikan ?

    1. Apakah produk tersebutmenjadi fokus outputbelajar peserta didik ?

    2. Bagaimana tingkatpemahaman dan

    kapasitas gurumempertahankankeberlanjutan produktersebut antar jenjangpendidikan ?

    3. Apakah produk tersebutdigunakan sebagai alatevaluasi bagi siswa ?

    Isu strategis : Apakah limapilar ini menjadi acuanseluruh proses di sekolah?

    1. Bagaimana tingkatpemahaman dankemampuan gurumengaplikasikan berbagaipendekatan dan teori yangrelevan

    2. Apakah isi, proses, dan

    penilaian bersesuaiandengan kompetensi yangdiharapkan

    3. Bagaimana tingkatpemahaman siswa tentanglima pilar tersebut?

    4. Apakah kapasitas siswadilkembangkan untukmelakukannya secaramandiri ?

    Isu strategis : Apakah masih diajarkan,dilatihkan dan dicontohkankompetensi tersbut di sekolah ???

    1. Orientasinya bukan materi, tetapikompetensi (dari content based  competence based )

    2. Seluruh aktivitas belajar diarahkanpada kompetensi tersebut, sehinggayang diukur juga kompetensidimaksud

    3. Dielaborasi secara berjenjang danproporsional ke masing jenjangpendidikan

    4. Seluruh Mapel diarahkan untukmembangun kompetensi tesebut

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    14/160

     

    13

    ini adalah sekolah harus mempergunakan evaluasi ini untuk memprioritaskan bidang

    yang memerlukan peningkatan dan mempersiapkan rencana pengembangan/

    peningkatan sekolah.

    Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah (kepala sekolah, guru,

    peserta didik, orang tua, komite sekolah, anggota masyarakat , dan pengawas sekolah)

    diharapkan bahwa tujuan dan nilai yang diinginkan dalam proses EDS menjadi bagian

    dari etos kerja sekolah. Yang penting diingat adalah bahwa informasi yang didapatkan

    harus dianggap penting dan tidak lagi dianggap sebagai beban atau hanya sekedar

    sebagai daftar data yang perlu dikumpulkan karena diminta oleh pihak luar. Proses EDS

    harus menjadi suatu refleksi untuk mengubah dan memperbaiki tata kerja dan karena

    itu hanya akan dianggap berhasil jika dapat membawa sekolah pada peningkatan

    pelayanan pendidikan dan hasilnya bagi para peserta didik. Kemudian sekolah akan

    menjadi pemain inti dalam peningkatan mutu dan memberikan penjaminan terhadap

    pelayanan pendidikan yang bermutu mutu yang berikan.

    B.  DASAR HUKUM

    1)  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    2)  Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    3)  Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

    4)  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan

    5)  Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan

    Minimal Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan

    Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

    6)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang

    Pendanaan Pendidikan

    7)  Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru;8)  Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

    Penyelenggaraan Pendidikan

    Evaluasi

    Mutu

    Pendapat dan penilaian

    pemangku kepentingan

    Opinions and judgments of

    stakeholders

    Observasi

    situasi

    aktual

    Data Kuantitatif

    dan kualitatif 

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    15/160

     

    14

    9)  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

    Nasional Pendidikan

    10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar

    Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

    11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar

    Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

    12) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar

    Pengawas Sekolah/Madrasah;

    13) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar

    Kepala Sekolah/Madrasah;

    14) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

    Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

    15) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar

    Pengelolaan Pendidikan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;16) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar

    Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

    17) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar

    Sarana dan Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

    18) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar

    Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

    19) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar

    Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah

    20) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar

    Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah;

    21) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar

    Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah;

    22) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 tahun 2008 tentang Standar

    Laboratorium Sekolah/Madrasah;

    23) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar

    Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;

    24) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008 tentang Standar

    Sarana dan Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Menengah

    Kejuruan/Madrasyah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK);

    25) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang

    Penjaminan Mutu Pendidikan

    26) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 tahun 2009 tentang Standar

    Biaya Operasi Nonpersonalia Sekolah/Madrasah.

    27) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013

    28) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 tahun 2013

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    16/160

     

    15

    C.   ALUR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

    Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur siklus yang terpadu

    dan berkelanjutan. Siklus tersebut dapat menyatukan dan mengarahkan pelaksanaan

    penjaminan mutu secara internal dan eksternal. Adapun skema alur penjaminan mutu

    pendidikan adalah sebagai berikut:

    Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan

    Gambar siklus di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

    1)  Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) di

    sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima langkah yaitu

    pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan pemenuhan,

    pemenuhan standar, dan audit/evaluasi.

    2)  Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah mengacu pada rekomendasi

    hasil evaluasi diri yang secara operasional dirumuskan dalam Rencana Kerja

    Sekolah. Dalam proses tersebut, sekolah perlu bersinergi dengan stake holder  

    terutama dengan pihak masyarakat/orang tua, pemerintah daerah, dan

    pemerintah pusat termasuk dunia usaha dan industri bagi sekolah kejuruan.3)  Rencana kerja sekolah sebagaimana diuraikan pada nomor (2) di atas

    selanjutnya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam melakukan

    monitoring pelaksanaan penjaminan mutu sekolah melalui mekanisme MPSD

    Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Dengan demikian

    kerangka kegiatan MSPD juga didasarkan pada SNP dan hasil Audit/evaluasi

    internal pihak sekolah. Hasil MSPD dapat dijadikan peta mutu yang selanjutnya

    dapat dijadikan bahan untuk menyusun perencanaan pengembangan atau

    program-progam intervensi yang relevan oleh pemerintah dan pemerintah

    daerah.

    4)  Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah terutama diarahkan pada

    komponen program atau rencana kerja sekolah yang tidak dapat dilaksanakansecara mandiri oleh sekolah yang meliputi semua tahapan penjaminan mutu di

    sekolah sebagaimana terlihat dalam lingkaran besar pada gambar di atas.

    PMP

    DI

    SEKOL

    AH 

    PED

    OMA

     

    S

     

    M

     

    PE

     

    REN

    CAN

     

    INT

    ER-

     

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    17/160

     

    16

    5)  Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan oleh sekolah di

    satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak lain, maka pada dasarnya sekolah

    layak mendapat status terakreditasi.

    D.  ESENSI EVALUASIDIRI SEKOLAH

    Evaluasi secara umum merupakan suatu proses pengumpulan serta pemrosesandata dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,

    pengelolaan dan pengembangan sekolah.Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk

    mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai,

    manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi,

    kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan

    dan perencanaan. Evaluasi diri (self evaluation) menekankan pada proses untuk

    membangun budaya mutu di tingkat satuan pendidikan yang dilakukan bertahap dan

    terus-menerus atas seluruh komponen-komponen pendidikan.

    Evaluasi dirimerupakan upaya sekolah untuk mengetahui gambaran mengenai

    kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh

    sekolah sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala,

    bahkan ancaman. Pengkajian dan analisis itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan

    pakar sejawat dari luar sekolah, sehingga evaluasi-diri dapat dilaksanakan secara

    objektif.

    E.  TUJUAN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

    Tujuan utama EDS adalahagar sekolah mengevaluasi mutu pendidikan yang

    mereka berikan berdasarkan indikator utama untuk dapat mengetahui kelebihan

    mereka dan mengidentifikasi bidang yang membutuhkan perbaikan. Informasi tersebut

    kemudian dipergunakan untuk perencanaan dan memprioritaskan bidang untuk

    perbaikan dan pengembangan sekolah. Proses ini menyediakan informasi mengenai

    tingkatan standar dan mutu di sekolah yang dapat diberikan melalui sistem data yang

    akan mengarahkan data tersebut untuk perencanaan pada tingkat Kabupaten, Propinsi

    dan Nasional. Proses peningkatan mutu berkelanjutan sangat diperlukan bagi akreditasi

    sekolah.

    Evaluasidiri dimaksudkan untuk hal-hal berikut:

    1)  Penyusunan profil sekolah yang komprehensif dengan data mutakhir.

    2)  Perencanaan dan perbaikan-diri secara berkelanjutan.

    3)  Penjaminan mutu internal sekolah.4)  Pemberian informasi mengenai sekolah kepada masyarakat dan pihak tertentu

    yang memerlukannya (stakeholders).

    5)  Persiapan evaluasi eksternal (akreditasi). 

    Tujuan khusus pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan berbasis

    Evaluasi Diri Sekolah adalah :

    a.  Memberikan data yang akurat dalam pengkajian komitmen sekolah terhadap

    mutu pendidikan merujuk pada Standar Nasional Pendidikan;

    b.  Mengukur seberapa besar tingkat pencapaian kinerja dan mutu sekolah dibandingkan

    dengan rencana program dan kebijakan mutu yang ditetapkan oleh sekolah

    berdasarkan SPM dan SNP;c.  Memetakan sekolah dalam pencapaian standar mutu layanan pendidikan yang telah

    ditetapkan oleh Badan PSDMPK dan PMP Kemendikbud;

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    18/160

     

    17

    d.  Melakukan analisis kebutuhan program pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota,

    Provinsi, dan Nasional dalam rangka penjaminan mutu pendidikan;

    e.  Menganalisis dan melaporkan mutu pendidikan kepada pemangku kepentingan

    untuk standarisasi kualitas pendidikan secara regional dan nasional;

    f.  Mendorong sekolah untuk melaksanakan evaluasi diri secara rutin sebagai

    persiapan menghadapi akreditasi atau sistem penjaminan mutu eksternal;g.  Mendorong sekolah untuk terus menerus melakukan perbaikan dan

    mempertahankan mutu layanan pendidikan yang berkualitas;

    h.  Memberikan jaminan bahwa sekolah yang telah memenuhi standar mutu yang

    ditetapkan oleh BSNP, mampu memberikan jaminan mutu layanan pendidikan

    sebagai bentuk akuntabilitas bagi masyarakat;

    i.  Menciptakan budaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara

    berkelanjutan

    Manfaat Evaluasi-Diri

    Evaluasi Diri Sekolah adalah proses penilaian secara komprehensif atas

    komitmen sekolah terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program pendidikan

    di sekolah, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan.

    EDSmemberikan sumbangan penting bagi sekolah sendiri dan bagi pemerintah

    Kab/Kota yang memiliki kewenangan mengelola pendidikan. Manfaat Evaluasi Diri

    Sekolah adalah sebagai berikut.

    1)  Bagi sekolah

      Membantu untukmengidentifikasi masalah, penilaian program dan

    pencapaian sasaran. Sekolah dapat mengidentifikasikan kelebihan serta

    kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan ke depan.

      Memperkuat budaya evaluasi kelembagaan (institusional evaluation)  dan

    analisis-diri.

      Mendorong sekolah untuk meninjau kembali kebijakan yang telah usang.

      Memberi informasi tentang status sekolah dibandingkan dengan sekolah lain.

      Sekolah dapat memiliki data dasar yang akurat sebagai dasar untuk

    pengembangan dan peningkatan di masa mendatang

      Sekolah dapat mengidentifikasikan peluang dan tantangan untuk

    meningkatkan mutu pendidikan

      Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk membuat program peningkatan mutu

    pendidikan melalui BOS dalam rangka penjaminan mutu pendidikan.

      Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk mendorong sekolah guna meningkatkan

    mutu sebagai persiapan menghadapi akreditasi atau sistem penjaminan mutu

    eksternal;

      Sekolah dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan

    demi meningkatkan akuntabilitas sekolah. Hasil EDS dapat dimanfaatkan

    sebagai ukuran jaminan mutu layanan pendidikan sebagai bentuk

    akuntabilitas bagi masyarakat;

      Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk menciptakan budaya peningkatan mutu

    pendidikan di sekolah secara berkelanjutan.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    19/160

     

    18

    2)  Bagi tingkatan lain dalam sistem (pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi,

    dan Pusat)

      Menyediakan data dan informasi yang penting untuk perencanaan,

    pembuatan keputusan dan perencanaan anggaran pendidikan pada tingkat

    Kabupaten, Propinsi dan Nasional

      Mengidentifikasikan bidang prioritas untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

    prasarana pendidikan

      Mengidentifikasikan jenis dukungan yang dibutuhkan terhadap sekolah

      Mengidentifikasikan pelatihan serta kebutuhan program pengembangan

    lainnya

      Mengidentifikasikan keberhasilan sekolah berdasarkan berbagai indikator

    pencapaian sesuai dengan standar nasional pendidikan dan standar

    pelayanan minimal.

      Hasil Evaluasi Diri Sekolah dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangandalam penyusunan perencanaan, analisis kebutuhan sekolah, analisis

    kebutuhan program pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan

    Nasional.

      Hasil Evaluasi Diri Sekolah memberikan gambaran mutu sekolah yang

    merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan,

    proses dan luaran atau layanan sekolah yang diukur berdasarkan standar

    nasional pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP.

      Hasil EDS tentang pemetaan sekolah dalam pencapaian standar mutu layanan

    pendidikan, khusus untuk pemenuhan standar PTK dapat digunakan untuk

    melakukan pemindahan guru antar sekolah oleh Dinas Pendidikan atauKemendikbud;

      Hasil EDS yang menyajikan data yang akurat terkait kondisi sarana dan

    prasarana sekolah dapat dimanfaatkan untuk program rehabilitasi sekolah

    rusak dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan merujuk pada Standar

    Nasional Pendidikan;

      Hasil EDS yang menyajikan angka partisipasi dalam pendidikan dapat

    dimanfaatkan sebagai data pemenuhan wajib belajar sehingga dapat diajukan

    solusi permasalahan yang dihadapi.

      Hasil EDS dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kinerja bidang pendidikansehingga dapat diketahui apakah sekolah telah memenuhi pendidikan bagi

    siswa agar memiliki kompetensi abad 21 sehingga dapat bersaing secara

    regional dan nasional;

    F.  PELAKSANAAN EVALUASI DIRI SEKOLAH

    Kepala sekolah dengan dukungan pengawas sekolah pembina melaksanakan EDS

    bersama Tim TPS/EDS yang terdiri dari perwakilan guru. Tim ini akan mempergunakan

    instrumen yang disediakan untuk menetapkan profil kinerja sekolah berdasarkan

    indikator pencapaian. Informasi yang didapatkan kemudian dianalisa dan dipergunakan

    oleh TPS/tim EDSuntuk mengidentifikasi kelebihan dan bidang perbaikan yang

    dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan sekolah. Pengawas sekolah pembina

    harus dilibatkan secara penuh untuk mendukung sekolah dalam proses tersebut, serta

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    20/160

     

    19

    dalam mengimpelementasikan rencana perbaikan yang dikembangkan berdasarkan

    hasil dari proses ini. Keterlibatan pengawas sekolah juga akan mendorong terciptanya

    transparansi dan keandalan data yang dikumpulkan, dan membantu sekolah untuk

    melangkah maju dalam program perbaikan berkelanjutan. Pengawas sekolah dan kepala

    sekolah akan menjadi pemain inti dalam pelibatan pemangku kepentingan untuk

    mendapatkan gambaran yang realistis mengenai sekolah dalam melakukan perbaikan,dan bukan hanya sekedar mengisi data yang menunjukkan pencapaian standar.

    Pelaksanaan evaluasi diri seyogyanya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai

    berikut :

    1)  Dilakukan dengan motivasi intrinsik.

    2)  Memperoleh dukungan pimpinan

    3)  Memperoleh dukungan semua pihak dalam lembaga.

    4)  Disesuaikan dengan keperluan dan tujuan lembaga.

    5)  Proses evaluasi-diri dilaksanakan dan dipimpin dengan baik oleh semua unit

    yang terlibat.

    6)  Evaluasi-diri dilaksanakan secara terbuka/transparan, objektif, jujur,

    bertanggung jawab dan akuntabel.

    7)  Mendeskripsikan dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

    sekolah, dan peluang serta ancaman yang ada di lingkungan sekolah.

    8)  Berbagai permasalahan diteliti dan dicarikan alternatif pemecahannya.

    9)  Hasil evaluasi-diri dimanfaatkan untuk menyusun strategi dan rencana

    pengembangan dan perbaikan program secara berkelanjutan.

    10) Hasilnya berupa perbaikan proses evaluasi kelembagaan dan analisis-diri, serta

    perbaikan dan pengembanan program secara berkelanjutan (continuous program

    improvement and development).

    11) Laporan hasil analisis disusun dengan baik.

    G.  INSTRUMEN EDS

    Instrumen EDS didasarkan pada standar nasional dan akan memberikan dua

    tujuan untuk menyediakan informasi bagi rencana pengembangan sekolah, seiring

    dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi pendidikan nasional. Bidang dan

    pertanyaan inti yang disediakan dalam instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek

    yang penting bagi sekolah yang diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah.

    Karena itulah maka perlu diantisipasi agar sekolah dapat melakukan proses ini dengan

    benar dan tidak memandangnya sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir. Yang

    penting untuk ditekankan disini adalah sekolah harus melaporkan situasi nyata yangada di sekolah mereka dan kemudian, saat proses ini diulang, mereka harus mampu

    menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan.

    Evaluasi-diri merupakan salah satu aspek penting dalam keseluruhan daur

    akreditasi dengan berbagai peran dan kegunaannya, serta untuk keperluan penjaminan

    mutu (quality assurance). Dimensi penilaian yang digunakan dalam evaluasi sekolah

    yang secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut.

      Masukan, mencakup:

    1)  Visi dan misi sekolah

    2)  Tujuan dan sasaran.3)  Peserta didik

    4)  Sumberdaya manusia.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    21/160

     

    20

    5)  Kurikulum.

    6)  Sarana dan prasarana.

    7)  Pembiayaan.

      Proses, mencakup:

    1)  Tatapamong (governance). 2)  Pengelolaan program.

    3)  Kepemimpinan.

    4)  Proses pembelajaran.

    5)  Suasana Akademik.

      Keluaran/Hasil, mencakup:

    1)  Lulusan.

    2)  Keluaran lainnya

    Delapan SNP memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian standar menjadi

    prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen

    input sistem pemenuhan SNP adalah Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan

    Standar Pembiayaan. Bagian yang termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi,

    Standar Proses, dan Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen

    output adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara

    SNP.

    Gambar Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP) 

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    22/160

     

    21

    G.1.  Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

    Kompetensi Lulusan sebagaimana diamanatkan dalam PP 32 Tahun 2013 tentang

    perubahan atas PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan diatur lebih

    lanjut dalam Permendikbud No 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan

    pendidikan dasar dan menengah, dikembangkan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan

    kompetensi abad 21, persaingan yang semakin mengglobal, dan kebutuhan lokal serta

    nasional. Selain itu Kompetensi Lulusan juga dikembangkan bersesuaian dengan

    Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana dimanatkan Perpres No 8

    Tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

    Pengertian Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan Permendikbud No 54

    Tahun 2013 adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

    sikap, keterampilan dan pengetahuan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai

    acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,

    standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

    pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteriakualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah

    menyelesaikan masa belajarnya disatuan pendidikan.

    Untuk mengetahui kesesuaian dan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan

    perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Kesesuaian Standar Kompetensi Lulusan

    dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan berkelanjutan terhadap kebutuhan lulusan

    pendidikan dan kebutuhan peserta didik, baik lokal, nasional, maupun global.

    Sedangkan ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan dievaluasi secara

    berkala terhadap lulusan dari masing-masing satuan pendidikan. Evaluasi dilakukan

    terhadap kesesuaian sumber daya dan proses pembelajaran yang digunakan pada

    satuan pendidikan tertentu.

    Lulusan SD/MI/SDLB*/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilansebagai

    berikut.

    Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

     berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

     berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di

    lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

    Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin

    tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam

    wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradabanterkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan

    tempat bermain

    Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif

    dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan

    kepadanya.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    23/160

     

    22

    Lulusan SMP/MTs/SMPLB*/Paket B memiliki sikap, pengetahuan, dan

    keterampilansebagai berikut.

    Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

     berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

     berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

     jangkauan pergaulan dan keberadaannya

    Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu

     pengetahuan, teknologi,seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,

    kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

    yang tampak mata

    Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktifdan kreatif

    dalam ranah konkret dan abstraksesuai dengan yang dipelajari

    disekolah dan sumber lain sejenis

    Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB*/Paket C memiliki sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan sebagai berikut.

    Sikap Memilikiperilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

     berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

     berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

    dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

    dunia

    Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

    metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan

    wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

    terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian

    Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif

    dalam ranah konkret dan abstrak sebagai pengembangan dari yang

    dipelajari di sekolah dan sumber-sumber lain secara mandiri.

    G.2.  Standar Isi Pendidikan

    Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam

    domain sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu,

    standar isi dikembangkan untuk menentukan ruang lingkup yang bersesuaian dengankompetensi lulusan yang dirumuskan pada standar kompetensi lulusan, yakni (1) sikap

    dan perilaku, (2) keterampilan dan (3) pengetahuan. Karakteristik, kesesuaian dan

    kecukupan materi, serta keluasan dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan

    karakteristik kompetensi beserta lintasan perolehan kompetensi tersebut. Ketiga

    kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan yang berbeda. Sikap dan perilaku

    dibentuk melalui aktivitas-aktivitas:“Menerima,Menjalankan,Menghargai,Menghayati,Mengamalkan.”  Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-

    aktivitas: “Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, Menyaji, Mencipta.”  Pengetahuandimiliki melalui aktivitas-aktivitas:“Mengetahui, Memahami, Menerapkan,

    Menganalisis,Mengevaluasi, Mencipta.”  Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan

    lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar isi.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    24/160

     

    23

    Berdasarkan PP 32 Tahun 2013, StandarIsiadalahkriteria mengenai

    ruanglingkupmateridantingkatkompetensiuntuk mencapai kompetensi lulusan pada

    jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan,

    (1) muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, (2)

    konsep keilmuan, dan (3) karakteristik satuan pendidikan dan program

    pendidikan.Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria, (1)tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi Kompetensi Indonesia,dan (3)

    penguasaan kompetensi yang berjenjang.

    Komposisi isi kurikulum menurut tingkat pendidikan seharusnya mengikuti

    proporsi seperi pada gambar di bawah ini.

    Standar isi pendidikan yang diatur dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 dan

    disempurnakan dengan Permendikbud No 55 Tahun 2013. Cakupan kelompok mata

    pelajaran adalah sebagai berikut:

    (1) Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, dimaksudkan untuk

    membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi

    pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

    (2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkanuntuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

    kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

    peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

    (3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimaksudkan untuk

    memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta

    membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

    (4) Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan

    sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi

    keindahan dan harmoni.

    (5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan dimaksudkan untuk

    meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidupsehat secara individual maupun kolektif.

    SD

    SMP

    SMA/K

    PT

    Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    25/160

     

    24

    Prinsip Pengembangan Kurikulum

    Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

    dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi

    lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

    Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

    1) 

    Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik dan lingkungannya

    Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

    posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

    bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

    pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

    perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

    lingkungan.

    2)  Beragam dan terpadu

    Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

    peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

    membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi

    dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,

    muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

    keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

    3)  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

    Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

    teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat

    dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

    secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.4)  Relevan dengan kebutuhan kehidupan

    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

    (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

    kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan

    dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan

    berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

    vokasional merupakan keniscayaan.

    5)  Menyeluruh dan berkesinambungan

    Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian

    keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

    berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

    6)  Belajar sepanjang hayat

    Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

    pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

    mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal

    dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

    selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

    7)  Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

    Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

    kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa

    dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus salingmengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam

    kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    26/160

     

    25

    Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

    Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan

    prinsip-prinsip sebagai berikut.

    1)  Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

    peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam halini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

    memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis

    dan menyenangkan.

    2)  Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)

    belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar

    untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan

    berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang

    lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses

    pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

    3)  Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang

    bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,

    tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan

    keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,

    keindividuan, kesosialan, dan moral.

    4)  Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik

    yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan

    prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di

    belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan

    prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

    5)  Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

    multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkanlingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi

     guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan

    lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,

    contoh dan teladan).

    6)  Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

    budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan

    seluruh bahan kajian secara optimal.

    7)  Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

    muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,

    keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis

    serta jenjang pendidikan.

    Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

    Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

    ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan

    kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

    kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang

    tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar

    kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar

    kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian

    integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Muatanlokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang

    disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    27/160

     

    26

    materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi

    muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan

    mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan

    kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri

    sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

    sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

    Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang

    berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

    pengembangan karir peserta didik.

    Penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok,

    yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata

    pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan

    Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan

    Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika,

    IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan.

    Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam

    Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif

    adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program

    keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. Materi

    pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan

    dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di

    dunia kerja.

    INDIKATOR DESKRIPSI PEMENUHAN BUKTI FISIK

    Kurikulum sesuaidengan kurikulum

    nasional

    Cakupan struktur kurikulum dalampemenuhan Standar Isi

    KTSP

    Pengembangan KTSP/Silabus

    memfasilitasi siswa agar mampu

    berpikir logis, dan analitis dalam

    menyelesaikan suatu permasalahan

    (student active learning)

    1.  KTSP,

    2.  Silabus,

    3.  RPP,

    4.  dokumen hasil supervisi akademik

    kepala sekolah

    Sekolah melakukan kegiatan

    pelayanan konseling bagi semua

    peserta didik

    1.  Buku Program BK:

      program tahunan

      program semester,

      programbulanan,

      program mingguan

      program harian

    2.  Data Pribadi Siswa

    3.  Dokumen layanan BK:

      InformasiKonseling Individu

     Konseling Kelompok

     Bimbingan Kelompok

     Album Konsultasi

     Album Mediasi

    4.  Catatan Kegiatan Pendukung

    Layanan BK :

     Aplikasi Instrumen

     Catatan Kunjungan rumah Buku Undangan Orangtua/ wali

    peserta didik Kunjungan rumah

      Catatan Konferensi Kasus

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    28/160

     

    27

    INDIKATOR DESKRIPSI PEMENUHAN BUKTI FISIK  Catatan Anekdot, ditemui di

    dalam kelas

    5.  Buku layanan Kemampuan Belajar

    danPengembangan Karir

     Need assessment/data awalpotensi peserta didik

     Data prestasi belajar dan hasil

    tes psikologiberkaitan dengan

    kemampuan akademik

     Buku Layanan Penguasaan

    Konten

     Data Bimbingan karir alumni

    Sekolah melakukan kegiatan

    pelayanan konseling bagi semua

    peserta didik

    1.  dokumen tata tertib sekolah

    2.  data peserta didik,

    3.  dokumen asesmen autentik

    peserta didik

    4. 

    dokumen permasalahan belajarpeserta didik

    Sekolah mengembangkan

    kurikulum berdasarkan acuan dan

    prinsip-prinsip pengembangan

    kurikulum dalam Standar Isi dan

    Panduan BSNP

    1.  KTSP

    2.  Dokumen Permendiknas ttg

    standar isi

    3.  Dokumen Permendiknas ttg

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

    4.  Dokumen Permendiknasttg

    Standar proses

    5.  DokumenPermendiknas ttg

    Standar penilaian

    6.  Dokumen Panduan penyusunan

    KTSP yang disusun BSNP

    7.  Dokumen Standar Isi dan StandarKompetensi Lulusan dari sekolah

    di negara maju

    Kurikulum disusun

    secara logis dan

    sistematis

    Pengembangan kurikulum

    dilakukan oleh sekolah secara

    mandiri

    1.  Dokumen KTSP

    2.  SK Tim Penyusun Kurikulum

    3.  Dokumen pendukung penyusunan

    kurikulum (daftar hadir peserta,

    notulensi rapat, laporan kegiatan)

    4.  Dokumen kurikulum acuan dari

    Negara maju

    Kurikulum relevan

    dengan lingkungan

    dan kebutuhan

    Materi ajar relevan dengan

    kebutuhan siswa, relevan, terpadu,

    tanggap terhadap perkembangan

    IPTEKS, menyeluruh dan

    berkesinambungan

    5.  Dokumen KTSP

    6.  Panduan penyusunan KTSP dari

    BSNP

    7.  Permendiknas tentang Standar Isi

    8.  Permendiknas Tentang Standar

    Kompetensi Lulusan

    Revisi kurikulum

    dilakukan secara

    berkala

    Sekolah melakukan review terhadap

    kurikulum

    1.  Dokumen KTSP hasil review

    2.  Rekomendasi perbaikan

    kurikulum

    3.  Laporan hasil review KTSP

    4.  SK tim Review KTSP

    5.  Notulensi rapat

    6.  Daftar Hadir Kegiatan

    Penggunaan

    instrumen penilaiansesuai standar

    Instrumen penilaian bervariasi

    sesuai dengan standar yangditetapkan

    1.  Kisi kisi penilaian tes tulisan dan

    tes lisan2.  Instrumen Penilaian

    3.  Dokumen Supervisi akademik

    4.  Daftar Nilai

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    29/160

     

    28

    INDIKATOR DESKRIPSI PEMENUHAN BUKTI FISIK5.  Portofolio karya siswa

    6.  Lembar pengamatan

    7.  Rubrik sikap/karya siswa

    Pengembangan materi

    ajar sesuai standar

    Materi ajar: sahih, signifikan,

    bermanfaat, layak, relevan,

    konsisten, dan edukatif

    1.  Silabus

    2.  RPP

    3.  Materi Ajar4.  Bahan Ajar (diktat, Handout, Buku

    teks)

    5.  Panduan BSNP

    6.  Dokumen pendukung lainnya

    Materi pelajaran

    memuat aspek

    kognitif, afektif, dan

    ketrampilan secara

    proporsional

    Proporsi materi pelajaran (afektif,

    kognitif, dan psikomotor) sesuai

    dengan jenjang pendidikan.

    Untuk SD, dominan pada ranah

    afektif; Untuk SMP masih dominan

    pada ranah afektif, namun mulai

    diimbangi kognitif; untuk SMA/SMK

    ketiga ranah sudah berimbang

    1.  Silabus

    2.  RPP

    3.  Materi Ajar

    4.  Bahan Ajar (diktat, Handout, Buku

    teks)

    5.  Instrumen penilaian

    6.  Rubrik penilaian sikap

    Materi ajar sesuai

    dengan SKL

    Kurikulum sekolah dirancang untuk

    mengembangkan ketrampilan

    berpikir kritis, pemecahan masalah,

    dan menumbuhkan budaya gemar

    membaca.

    1.  KTSP

    2.  Silabus

    3.  RPP

    4.  Dokumen Hasil Supervisi

    Akademik

    Materi ajar terkait

    dengan kebutuhan

    peserta didik

    Ada keterkaitan materi ajar dengan

    kebutuhan peserta didik yang

    dicakup dalam RPP

    1.  RPP

    2.  Panduan BSNP

    3.  Dokumen Permendiknas ttg

    standar isi

    4.  Dokumen Permendiknas ttg

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

    5.  Dokumen penunjang lainnya

    Cakupan strukturkurikulum memenuhi

    Standar

    Rancangan alokasi jampembelajaran sesuai dengan SNP

    1.  KTSP2.  Dokumen Permendiknas ttg

    standar isi

    Rancangan minggu efektif

    pembelajaran dalam setahun sesuai

    dengan SNP

    1.  KTSP

    2.  Kalender Pendidikan

    3.  Dokumen Program Tahunan

    4.  Dokumen ProgramSemester

    G.3.  Standar Proses Pendidikan

    Standar Proses dikembangkan mengacu pada kompetensi lulusan dan isi yangtelah ditetapkan. PP 32 Tahun 2013 mendeskripsikan bahwa Standar Proses adalah

    kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

    mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Hal ini sejalan dengan Undang-undang

    nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan

    bahwapendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara.

    Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

    inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

    aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    30/160

     

    29

    sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh

    karena itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,

    pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk

    meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

    Sesuai dengan karakteristik Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, danKompetensi Dasar, maka paradigma pembelajaran yang digunakan adalah :

    1)  Dari anak diberi tahu menuju anak mencari tahu

    2)  Dari guru sebagai satu-satunya sumber menuju berbasis aneka sumber

    3)  Dari pendekatan tekstual menuju proses (penguatan penggunaan pendekatan

    ilmiah)

    4)  Dari pengajaran berbasis konten menuju berbasis kompetensi

    5)  Dari pembelajaran parsial menuju terpadu

    6)  Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju jawaban yang

    kebenarannya multi dimensi

    7)  Pembelajaran yang menghilangkan verbalisme (pembelajaran yang

    menghilangkan hafalan menuju keterampilan aplikatif)

    8)  Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

    didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

    9)  Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai Ing ngarso sung tulodo, ing madyo

    mangun karso, tut wuri handayani

    10) Pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

    11) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja

    adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

    12) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

    dan efektivitas pembelajaran;

    13) Pengakuan atas perbedaan individudan latar belakang budayapesertadidik;Terkait dengan sejumlah prinsip di atas, dikembangkanlah standar proses yang

    mencakup: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

    penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

    Proses pembelajaran di SMA secara keluruhan berbasis mata pelajaran,

    meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan. Secara umum pendekatan belajar

    yang dipilih berbasis pada tiga taksonomi, yakni (1) Kratwohl untuk proses perolehan

    sikap, (2) Dyers untuk proses pembelajaran keterampilan, dan (3) Bloom dan Anderson

    untuk proses pembelajaran pengetahuan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki lintasan

    perolehan yang berbeda. Sikap dan perilaku diperoleh melalui aktivitas

    “Menerima,Menjalankan,Menghargai,Menghayati,dan Mengamalkan”. Keterampilandiperoleh melalui “Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, Menyaji, dan Mencipta”.

    Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas “Mengingat, Memahami,Menerapkan,Menganalisis, Mengevaluasi, Mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta

    perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standard proses.

    Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat

    disarankan untuk menerapkan discovery/inquiry learning(belajar berbasis

    penyingkapan/penelitian). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk

    menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat

    disarankan menggunakan pendekatan  project based learning (pembelajaran yang

    menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah).

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    31/160

     

    30

    Desain Perencanaan

    Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil pemikiran awal

    seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

    merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh

    guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perencanaan proses

    pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus danRencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan

    rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan media dan sumber belajar, perangkat

    penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunansilabus dan RPP

    disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

    Silabus Pembelajaran

    Silabus pembelajaran merupakan kriteria dan acuanpenyusunan kerangka

    pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikitmemuat:

    1)  Identitas mata pelajaran atau tema pembelajaran;2)  Identitas meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, kelompok peminatan atau

    paket keahlian, mata pelajaran atau tema.

    3)  Tujuan mata pelajaran, dirumuskan berdasarkan kompetensi mata pelajaran;

    4)  Kompetensi mata pelajaran,merupakan kriteria penguasaan kompetensi dasar

    untuk setiap peserta didik pada setiap mata pelajaran;

    5)  Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,

    pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

    6)  Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

    dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

    pencapaian kompetensi;7)  Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

    peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

    8)  Penilaian, proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

    pencapaian hasil belajar peserta didik;

    9)  Alokasi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum

    untuk satu semester atau satu tahun; dan

    10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar

    atau sumber belajar lain yang relevan.

    Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasardan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran

    tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan

    pembelajaran.

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran

    tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, yang memuat tindakan apa yang perlu

    dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya

    setelah pertemuan selesai. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

    pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiappendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

    sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    32/160

     

    31

    menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

    dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun

    berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau subtemayang dilaksanakan dalamsatu kali

    pertemuan atau lebih.

    Komponen RPP adalah:

    1)  identitas mata pelajaran atau subtema, meliputi nama satuan pendidikan,kelas,

    semester, kelompok peminatan atau paket keahlian, mata pelajaran atau tema,

    dan jumlah pertemuan;

    2)  kompetensi dasar sebagaimana tercantum dalam silabus;

    3)  indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

    menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

    mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan;

    4)  tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

    dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar;5)  materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

    ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

    kompetensi;

    6)  alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

    beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

    dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

    7)  metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD. Pemilihan

    metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD

    yang akan dicapai;

    8)  media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

    menyampaikan materi pelajaran;

    9)  skenario kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,

    dan penutup;

    10) penilaian hasil pembelajaran;

    11) Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran menggunakan

    Standar Penilaian; dan

    12) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,

    atau sumber belajar lain yang relevan.

    Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

    Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hendaknya

    memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

    1)  Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan

    memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,

    minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

    kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,

    dan/atau lingkungan peserta didik.

    2)  Mendorong partisipasi aktif peserta didik

    3)  Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

    mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,inovasi dan kemandirian.

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    33/160

     

    32

    4)  Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang

    untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan

    berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

    5)  Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program

    pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

    6)  Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitandan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

    indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

    keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

    pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek

    belajar, dan keragaman budaya.

    7)  Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan

    mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

    terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

    Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran:1)  Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran

    Alokasi waktu satu jam tatap muka pembelajaran adalah :

    a)  SD/MI : 35 menit

    b)  SMP/MTs : 40 menit

    c)  SMA/MA : 45 menit

    d)  SMK/MAK : 45 menit

    2)  Beban mengajar minimal

    Beban kerja guru minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)

    minggu. Beban kerja guru dihitung berdasarkan kegiatan pokok yang meliputi:

    merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

    pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik. Kegiatan membimbing

    dan melatih meliputi kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler antara lain

    kegiatan pramuka, olahraga, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), dan Unit Kegiatan

    lainnya yang ditetapkan berdasarkan aturan yang berlaku. Pembelajaran

    remedial dan/atau pengayaan diperhitungkan sebagai kegiatan pembelajaran

    tatap muka. Selain kegiatan pokok, guru dapat melaksanakan tugas tambahan,

    antara lain sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru piket,

    instruktur laboratorium dan tugas tambahan lainnya sesuai aturan yang berlaku.

    Kegiatan pelaksanaan pembelajaran dihargai sesuai jumlah jam tatap muka

    dalam 1 (satu) minggu. Kegiatan merencanakan pembelajaran, menilai hasil

    pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik yang terkait dengan

    pelaksanaan 1 (satu) jam tatap muka dihargai setara dengan 1 jam tatap muka.

    Pembelajaran remedial dan/atau pengayaan 1 jam dihargai setara dengan 1

    (satu) jam tatap muka. Tugas tambahan untuk setiap 2 (dua) jam kerja/minggu

    dihargai setara dengan 1 (satu) jam tatap muka.

    3)  Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang

    jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.Selain buku teks

    pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku

    referensi dan sumber belajar lainnya;

    http://a.sd/MIhttp://a.sd/MI

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    34/160

     

    33

    4)  Pengelolaan Kelas:

    a)  Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik seduai dengan

    tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

    b)  Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat

    didengar dengan baik oleh peserta didik.

    c)  Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengertioleh peserta didik.

    d)  Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan

    belajar peserta didik.

    e)  Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan

    dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

    f)  Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

    belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

    g)  Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan

    mengemukakan pendapat.

    h)  Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.

    i)  Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus

    mata pelajaran; dan

    j)  Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu

    yang dijadwalkan.

    Pelaksanaan Pembelajaran

    Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan

    pendahuluan, inti dan penutup.

    1)  Kegiatan Pendahuluan

    Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

    a)  menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

    pembelajaran;

    b)  Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan

    aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan

    contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional.

    c)  mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

    sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

    d)  menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

    dan

    e)  menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai

    silabus.

    2)  Kegiatan Inti

    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

    pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

    yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

    minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini

    dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi,

    dan konfirmasi.

    Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, mediapembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

    didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik

  • 8/17/2019 Panduan Eds Untuk Pmp

    35/160

     

    34

    terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan disvovery  dan/atau project based

    learningdisesuaikan dengan karaktersitik kompetensi dan jenjang pendidikan.

    a)  Sikap dan Perilaku.

    Sesuai dengan karakteristik sikap dan perilaku maka salah satu alternatif

    yang dipilih adalah pendekatan yang digunakan oleh Krathwohl, yakni mulai

    dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.

    Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang

    mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

    b)  Keterampilan

    Keterampilandiperolehmelaluidari aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

    menalar, menyaji, hingga mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)

    mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa

    untuk melakukan pengamatan hingga mencipta. Untuk memperkuat

    pendekatan tersebut dapat dipadukan dengan penerapan

    discovery/inquirylearning, dan project based learning.

    c)  Pengetahuan

    Pengetahuandimilikimelaluiaktivitasmengetahui, memahami,

    menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.Karakteritik

    aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan

    kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk

    memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat

    disarankan untuk menerapkan discovery/inquiry learning  (belajar berbasis

    penyingkapan/penelitian). Untuk mendorong kemampuan peserta didik

    untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok

    maka sangat disarankan menggunakan pendekatan  project based learning

    (pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah).

    3)  Kegiatan Penutup (Refleks