panduan code blue 2014
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
1/15
PANDUAN
KODE BIRU ATAU “ CODE BLUE” RS BAPTIS BATU TAHUN 2014
RS. BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO – BATU
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
2/15
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN DAN DEFINISI ...................................................................... 1
1.1. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
1.2. Definisi ................................................................................................................. 1
BAB II. RUANG LINGKUP .............................................................................................. 3
BAB III. TATA LAKSANA............................................................................................... 4
3.1. Organisasi Blue Team........................................................................................... 4
3.2. Uraian Tugas ......................................................................................................... 43.3. Perencanaan Sumber Daya Manusia .................................................................... 5
3.4. Perencanaan Komunikasi ...................................................................................... 6
3.5. Sistem Dan Alur Kerja Tim “Code Blue” ............................................................ 7
3.6. Peralatan Tim “Code Blue” .................................................................................. 8
3.7. Pelatihan dan Pendidikan Tim “Code Blue” ........................................................ 9
BAB IV. DOKUMENTASI ................................................................................................ 10
LAMPIRAN ALUR “CODE BLUE” ................................................................................. 11
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
3/15
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU
NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL
Dr. Doly Irbantoro,MMRS. Pembuat Dokumen
Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person
Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
4/15
1
BAB I
PENDAHULUAN DAN DEFINISI
1.1. Pendahuluan.
Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh
darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner. WHO menerangkan
bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat
teratas penyebab utama kematian di dunia. Demikian halnya di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
tahun 1986 dan 1991, penyakit jantung koroner bersamadengan penyakit infeksi merupakan penyebab kematian
utama di Indonesia. Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan cardiopulmonary
resuscitation dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa
bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit yang berjalan tanpacardiopulmonary resuscitation dan defibrilasi. Inti dari penanganan cardiac arrest adalah kemampuan
untuk bisa mendeteksi dan bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut
jantung ke kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen. Penanganan secara
cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki kemampuan dalam melakukan chain of survival
saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah/pertanyaan besar,
bahkan di rumah sakit yang notabene banyak terdapat tenaga medis dan paramedis.Tenaga medis dan paramedis
di Rumah Sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life saving , akan tetapi belum
semuanya dapat mengaplikasikannya secara maksimal. Dan seringkali belum terdapat pengorganisian yang baik
dalam pelaksanaannya. Masalah inilah yang kemudian memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam
penanganan arrest segera, yang disebut Code Blue .
1.2. Definisi
1. Code blue/kode biru :
Kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau suatu institusi dimana terdapat
pasien yang mengalami cardiopulmonary arrest dan merupakan kata sandi yang
digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat.
2. Tim code blue :
Tim yang terdiri dari dokter dan paramedis yang ditunjuk sebagai Code Blue Team , yang
secara cepat ke pasien untuk melakukan tindakan penyelamatan.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
5/15
2
3. Pasien gawat darurat.
Pasien yang berada dalam ancaman kematian dan memerlukan pertolongan RJP segera.
4. Pasien gawat.
Pasien yang terancam jiwanya tetapi belum memerlukan pertolongan RJP.
5. Triage.
Pemilahan kondisi pasien melalui penilaian klinis pasien.
6. Perawat terlatih.
Perawat yang telah mendapatkan pelatihan RJP / Code Blue Team .
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
6/15
3
BAB II
RUANG LINGKUP
Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan bahwa semua kondisi darurat
medis kritis tertangani dengan resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon terbagi dalam 2
tahap:
1. Respon awal (responder pertama) berasal petugas rumah sakit yang berada di sekitarnya,
dimana terdapat layanan Basic LifeSupport (BLS).
2. Respon kedua (responder kedua) merupakan tim khusus dan terlatih yang berasal dari departemen
yang ditunjuk oleh pihak rumah sakit, yaitu tim code blue .
Sistem respon dilakukan dengan waktu respon tertentu berdasarkan standar kualitas
pelayanan yang telah ditentukan oleh rumah sakit. Untuk menunjang hal tersebut yang dilakukanadalah :
1. Semua personil di rumah sakit harus dilatih dengan keterampilan BLS untuk menunjang
kecepatan respon untuk BLS di lokasi kejadian.
2. Peralatan BLS harus ditempatkan di lokasi yang strategis dalam kawasan rumah sakit,
misalnya lobi rumah sakit, ruang tunggu poliklinik dan ruang rawat inap, dimana
peralatan dapat dipindah atau dibawa untuk memungkinkan respon yang cepat.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
7/15
4
BAB III
TATA LAKSANA
3.1. Organisasi Blue Team.
Terdiri dari : Koordinator Team Penanggung jawab Medis Perawat Pelaksana Kelompok Pendukung.
3.2. Uraian Tugas.
a. Koordinator Team
Dijabat oleh dokter IRI
Bertugas :
i. Mengkoordinir segenap anggota tim.
ii. Bekerjasama dengan diklat membuat pelatihan kegawatdaruratan yang
dibutuhkan oleh anggota tim.
b. Penanggungjawab Medis
KoordinatorTeam
Penanggungjawab medis :1. Dokter jaga IGD
Tim resusitasi :Perawat terlatih
Perawat pelaksana :1. Perawat IGD2. Perawat IRI3. Penata Anestesi
Garis Komando :Garis Koordinasi :
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
8/15
5
Dijabat oleh Dokter Jaga IGD
Bertugas :
i. Mengidentifikasi awal / triage pasien di ruang perawatan.
ii. Memimpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan
iii. Memimpin tim dalam pelaksanaan RJP
iv. Menentukan sikap selanjutnya.
c. Perawat Pelaksana.
Perawat bertugas :
i. Bersama dokter penanggungjawab medis mengidentifikasi/triage pasien di
ruang perawatan.
ii. Membantu dokter penanggungjawab medis menangani pasien gawat dan
gawat darurat di ruang perawatan.d. Tim Resusitasi.
Dijabat Perawat terlatih dan Dokter Jaga IGD.
Bertugas :
i. Memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien gawat / gawat darurat
diruang perawatan.
ii. Melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien gawat darurat diruang
perawatan
3.3. Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Dalam satu shift harus ada 2 - 3 orang perawat terlatih yang bertugas.
Perencanaan SDM ditentukan berdasarkan kondisi kegawatdaruratan pasien, sebagai
berikut : Melakukan identifikasi awal / triage pasien di ruang perawatan :
◦ Dokter ruangan /dokter jaga. Bila ada pasien yang membutuhkan IRI, dokter jaga
ruangan menghubungi DPJP, mengusulkan pasien dipindah ke IRI.
◦ Perawat Pelaksana . Melakukan penanggulangan pasien gawat di ruang perawatan :
◦ Dokter Jaga IGD.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
9/15
6
◦ Perawat Terlatih minimal 2 orang (1 orang perawat IGD, satu orang perawat IRI
dan atau 1 orang perawat anestesi).◦ Perawat pelaksana
Melakukan RJP
◦ Dokter Jaga IGD dengan atau tanpa bantuan dokter jaga ruangan.◦ Perawat Terlatih 2 - 3 orang (dari IGD dan IRI).
◦ Perawat pelaksana
3.4. Perencanaan Komunikasi.
Komunikasi dalam penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit merupakan hal yang
sangat penting, untuk itu ada hal – hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu :
1. Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar.
2. Menggunakan kata sandi Kode Biru dan menyebutkan lokasi ruangan dan nomor
kamar pasien.
Alat – alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai standar : Telpon kode darurat di 505
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
10/15
7
3.5. Sistem Dan Alur Kerja Tim “Code Blue”.
Setiap shift, saat mulai bertugas sehari hari perawat pelaksana diruangan berkeliling
mengunjungi pasien yang sedang dirawat.hai ini untuk mengertahui ada tidaknya perburukan
yang terjadi atau pasien dalam kondisi gawat darurat.Bilamana ditemukan pasien dalam keadaan
tidak sadar,dokter jaga ruangan / case manager bersama perawat melakukan tindakan
penanggulangan kegawatdaruratan sesuai kebutuhan pasien.bila tindakan berhasil dilakukan
penilaian untuk tindakan selanjutnya.Tetapi bila pasien mengalami perburukan kondisi atau henti
nafas dan henti jantung maka perawat segera menghubungi 505 untuk memangil tim code blue
melalui telepon rumah sakit
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
11/15
8
3.6. Peralatan Tim “Code Blue”.
Personal Kit : • Defibrilator1 bh.• Stetoskope 1 bh• Tensimeter 1 bh• Senter Genggam 1 bh
Emergency Medical Kit Airway and Breathing Management Support
◦ Laringoskop set lengkap (untuk bayi, anak, dewasa) 1 set
◦ Suction 1 bh
◦ Ambubag (bayi, anak, dewasa)◦ Endotracheal Tube 1 set (bayi, anak, dewasa)
◦ Orofaring tube
Circulation Support◦ Set infus mikro 1 bh
◦ Set infus makro 1 bh
◦ Needle intraosseus 1 bh◦ Venocath 1 bh
Minor Surgery Set
◦ 1 set lengkap
Obat – obatan
◦ Lidokain inj. 1 bh
◦
Adrenalin inj. 1 bh◦ Nalokson inj. 1 bh◦ Phenobarbital inj. 1 bh
◦ Sulfas Atropin inj. 1 bh
◦ Diltiazem inj. 1 bh
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
12/15
9
◦ MgSO4 inj. 1 bh
◦ Amiodaron inj
◦ Dopamin inj◦ Dobutamin inj
◦ Norepinephrine
3.7. Pelatihan Dan Pendidikan Tim “Code Blue”.
Perencanaan kegiatan Blue Tim meliputi :
1. Pelayanan Sehari – hari. Merupakan kegiatan sehari- hari dalam rangka
mengidentifikasi (Triage) pasien-pasien yang ada di ruangan perawatan. Sehingga
keadaan gawat / gawat darurat pasien dapat lebih dini diketahui dan ditanggulangi
sehingga mencegah kematian dan kecacatan yang tidak perlu terjadi.
2. Pelayanan Kegawatdaruratan Pasien Di Ruangan. Merupakan kegiatan pelayanan
dalam menangani pasien gawat darurat dengan memberikan pertolongan bantuan
hidup dasar dan resusitasi jantung, paru dan otak (RJP).
3. Pelatihan dan Peningkatan SDM. Guna menjaga dan meningkatkan kualitas
kemampuan anggota tim, maka dibuatkan suatu pendidikan dan pelatihan meliputi
teori dan praktek sesuai kebutuhan tim .
4.
Evaluasi dan Kendali Mutu. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penanganan pasien gawat / gawat darurat oleh Blue Team harus dapat dievaluasi dan kendali mutu
agarkesempurnaan kegiatan menjadi lebih baik.Oleh karena itulah Tim Pengendalian
Mutu rumah sakit diharapkan dapat turut berperan dalam hal evaluasi dan kendali
mutu Blue Team.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
13/15
10
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua kegiatan code blue dicatat dan didokumentasikan dalam dokumen rekam medis
pasien dan digunakan sebagai bukti bilamana proses ini diperlukan.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
14/15
11
LAMPIRAN ALUR “CODE BLUE”
Catatan :
1. Dokter jaga ruang bertugas :
a. Melakukan skrining terhadap pasien yang berpotensi “ code blue ”.
b. Memberitahu / mengusulkan kepada DPJP agar pasien yang berpotensi “ code blue ”
dipindahkan ke IRI.
c. Membantu resusitasi tim “ code blue ”.
2. Jika terjadi keadaan “code blue”, maka yang dihubungi pertama kali adalah tim code
blue, bukan dokter jaga ruangan.
Bila ada kondisi “code blue”dengan henti nafas / henti jantung)
Perawat ruanganmenghubungi 505,menyatakan “code blue”,ruangan...........
Perawat IGD :1. 1 orang Dokter jaga IGD
berlari menuju ruangandimaksud.
2. 1 orang perawat IGD/Ruangan berlari menujuruangan dimaksud.
3. 1 orang petugas IGDlainnya menghubungi IRI,Anestesi dan studiomenyatakan “code blue”,ruangan..............
Perawat IRI :1 orang perawat berlarimenuju ruangan yangdimaksud.
Perawat Anestesi :1. 1 orang perawat berlari
menuju ruangan yangdimaksud.
2. 1 orang dokter SpesialisAnestesi berlari menujuruangan yang dimaksud.
Seluruh timmelakukanresusitasi →berhasil → pasiendipindah ke IRIdenganpemberitahuan keDPJP.
-
8/18/2019 Panduan Code Blue 2014
15/15
12
3. Ruangan “code blue” adalah semua ruang rawat inap kecuali IRI, IGD, NICU dan IKO.