pandu an pro max

62
PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX Oleh: Tomi A. Jusri Laboratorium Seismik Program Studi Geofisika Departemen Geofisika & Meteorologi Institut Teknologi Bandung 2004 - 2005

Upload: fadhil-muddasir

Post on 06-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Panduan processing dengan ProMax

TRANSCRIPT

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK

    MENGGUNAKAN ProMAX

    Oleh:

    Tomi A. Jusri

    Laboratorium Seismik

    Program Studi Geofisika Departemen Geofisika & Meteorologi

    Institut Teknologi Bandung 2004 - 2005

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas kekuatan dan

    kesabaran yang telah diberikan kepada penulis, hingga penulisan buku Panduan

    Pengolahan Data Seismik Menggunakan ProMAX ini dapat dirampungkan. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penulisan

    buku panduan ini, khususnya kepada kawan-kawan dan dosen-dosen di Laboratorium

    Seismik Departemen Geofisika & Meteorologi - ITB, yang tak dapat penulis sebutkan

    satu-persatu di sini.

    ProMAX itu sendiri merupakan nama dari suatu software pengolah data seismik

    yang dikeluarkan Landmark, sebuah perusahaan yang salah satu produknya berupa

    software-software untuk bidang geologi dan geofisika (G & G software). Salah satu hak

    (license) penggunaan software tersebut telah dimiliki oleh Laboratorium Seismik

    Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB, dan maka dari itulah penulisan buku panduan

    ini ditujukan, yaitu untuk para mahasiswa Departemen Geofisika & Meteorologi - ITB,

    agar mendapatkan gambaran mengenai teknik penggunaan software ProMAX (selanjutnya

    akan ditulis ProMAX saja) tersebut dalam bentuk dan bahasa yang lebih sederhana dan

    mudah dipahami.

    Buku panduan ini pada dasarnya hanya menitikberatkan kepada pembentukan alur

    dalam pengolahan data seismik, dengan menggunakan perintah-perintah (subflow) yang

    telah disediakan oleh ProMAX, dan maka dari itu diharapkan pembaca telah mengerti

    terlebih dahulu konsep-konsep dalam pengolahan data seismik. Panduan ini juga tidak

    akan membahas algoritma di balik suatu subflow yang digunakan, termasuk parameter-

    parameter yang terkait dengannya. Hal tersebut dikarenakan telah adanya menu Help

    pada interface ProMAX yang menyediakan penjelasan secara lengkap dari setiap subflow

    dan langkah-langkah yang diambil user dalam menggunakan software tersebut.

    Karena buku panduan ini ditulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis

    yang sangat terbatas dalam menggunakan ProMAX, maka penulis sangat menyadari

    banyaknya kekurangan, dan bahkan mungkin kesalahan, yang masih terdapat di dalam

    i

  • buku panduan ini. Untuk itu penulis mohon maaf, dan berupaya untuk memperbaiki

    kekurangan dan kesalahan tersebut dalam kesempatan lain, insya Allah. Semoga

    kekurangan dari buku panduan ini juga dapat merangsang sejawat lain untuk memberikan

    masukan-masukan dan kontribusi nyata dalam penyempurnaan buku panduan ini di masa-

    masa mendatang, agar dapat terjadi transfer ilmu dan pengalaman dalam melakukan

    pengolahan data seismik dengan menggunakan software ProMAX, dalam komunitas

    Departemen Geofisika & Meteorologi ITB, dan komunitas Laboratorium Seismik

    Program Studi Geofisika Departemen Geofisika & Meteorologi ITB, khususnya. Sekian

    dan terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Bandung, 11 April 2005

    Penulis,

    Tomi A. Jusri

    ii

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR . . . . . . . . i

    DAFTAR ISI . . . . . . . . . . iii

    PENDAHULUAN . . . . . . . . . 1

    Konvensi . . . . . . . . . 2

    ProMAX Overview . . . . . . . . 4

    Ruang Kerja ProMAX . . . . . . . 5

    Membentuk Dan Mengeksekusi Flow . . . . . 10

    BASIC SEISMIC PROCESSING . . . . . . . 13

    Input Data . . . . . . . . . 15

    Geometry Assignment . . . . . . . 16

    Statics Correction . . . . . . . . 29

    Preprocessing . . . . . . . . . 30

    Residual Statics . . . . . . . . 38

    Dip Move Out (DMO) . . . . . . . 41

    Migration . . . . . . . . . 49

    LAMPIRAN

    TENTANG PENULIS

    iii

  • Konvensi

    ProMAX Overview

    Ruang Kerja ProMAX

    Membentuk Dan Mengeksekusi Flow

    1

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Konvensi

    Beberapa konvensi yang digunakan dalam panduan ini meliputi ketetapan

    mengenai tombol mouse dan aturan penulisan.

    TOMBOL MOUSE (MOUSE BOTTON)

    Interface ProMAX mengharuskan penggunaan suatu mouse yang memiliki tiga

    tombol (three botton mouse). Untuk mouse yang digunakan oleh tangan kanan, penamaan

    tombol mouse tersebut adalah MB1, MB2, dan MB3, yang secara berurutan menunjukkan

    tombol paling kiri hingga paling kanan dari arah pengguna. MB sendiri merupakan

    singkatan dari Mouse Button (tombol mouse).

    Kabel mouse

    MB1

    MB2 MB3

    Gambar I.1. Skema mouse tiga tombol

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 2

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX ATURAN PENULISAN

    Beberapa aturan penulisan yang perlu diketahui oleh pembaca dalam memahami

    panduan ini adalah sebagai berikut:

    Nama area, line, dan flow dituliskan dengan huruf kapital dan tebal. Contoh: area

    XXXXX, line YYYYY, flow ZZZZZ.

    Nama subflow (perintah-perintah ProMAX) ditulis dengan huruf pertama kapital

    (untuk setiap satu-satuan kata), dan tebal. Contoh: Disc Data Input, Disc Data

    Output, Trace Display.

    Nama parameter parameter yang harus diberi input oleh user, dituliskan dengan huruf

    pertama kapital (untuk setiap satu-satuan kata), tebal, dan miring. Contoh: Select

    Dataset, Sort Order, Enter 4 digit ID number.

    Nama dataset, parameter, variabel-variabel, dan sebagainya, yang didefinisikan oleh

    user, ditulis dengan huruf pertama kapital (untuk setiap satu-satuan kata), tebal, serta

    diawali dan diakhiri dengan tanda petik ganda. Contoh: Geometry,

    Preprocessing, BruteStack.

    Nama tombol atau perintah yang disediakan dan ditampilkan secara interkatif dalam

    interface ProMAX ditulis dengan huruf pertama kapital (untuk setiap satu-satuan kata),

    tebal, dan digarisbawahi. Contoh: Picking, Execute, Pick Miscellaneous Time Gate.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 3

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    ProMAX Overview

    AREA: XXXXX

    Windows overlap

    LINE: YYYYY

    FLOW: ZZZZZ

    Windows overlay

    SEISMIC DATASET PARAMETER TABLES

    Gambar I.2. Struktur Ruang Kerja ProMAX

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 4

    EDIT FLOW PROCESSES

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Secara garis besar, ProMAX dibentuk oleh tiga level struktur ruang kerja yang

    terdiri dari AREA, LINE, dan FLOW. Ketika memasuki ProMAX, pertama-tama user

    harus mendefinisikan ruang kerja AREA dengan mengetikkan nama dari daerah survey

    seismik yang bersangkutan. Setelah masuk ke dalam direktori AREA, maka selanjutnya

    user harus mendefinisikan ruang kerja LINE dengan mengetikkan suatu nama dari lintasan

    pada daerah survey seismik yang bersangkutan. Di dalam direktori LINE, user dapat

    mendefinisikan langkah-langkah pengolahan data seismik dalam kelompok-kelompok flow

    dengan mengetikkan nama dari kelompok flow yang bersangkutan di dalam jendela

    FLOW. Di dalam direktori FLOW inilah user dapat memilih proses-proses yang akan

    digunakan, berdasarkan subflow yang telah disediakan oleh ProMAX dan dengan

    menggunakan database yang dibuat atau didefinisikan sendiri oleh user.

    Ruang Kerja ProMAX

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat tiga ruang kerja utama pada

    ProMAX, yang pada dasarnya merupakan tempat pembentukan dan peng-eksekusian

    suatu flow oleh user. Ruang kerja tersebut dapat dibentuk dengan beberapa tahap, yang

    secara garis besar adalah sebagai berikut:

    1). Pembentukan Ruang Kerja Area

    Beberapa pilihan perintah yang terdapat di bagian atas dari jendela ruang kerja area

    disebut sebagai global options. Beberapa pilihan perintah yang terdapat pada global

    options adalah Select, Add, Delete, Rename, Copy, dan Permission. Selain perintah

    Copy, perintah-perintah tersebut dapat digunakan dengan meng-klik MB1 pada salah satu

    dari perintah tersebut terlebih dahulu, kemudian baru meng-klik MB1 salah satu area yang

    ingin dikenakan eksekusi dari perintah yang telah dipilih. Perintah Copy bekerja secara

    berbeda dari perintah lainnya yang terdapat dalam global options. Perintah Copy tersebut

    akan mengeluarkan suatu jendela secara pop-up, yang menyediakan area list yang dapat

    di-copy ke dalam jendela ruang kerja area tempat user bekerja.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 5

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Active command Available areas Global options

    Mouse button help

    Processing queues window

    Job notification and control

    Configuration options

    Exit ProMAX

    Gambar I.3. Jendela ruang kerja area

    Bagian persegi berwarna hitam di bagian bawah jendela ruang kerja area

    menunjukkan perintah yang dapat dieksekusi dengan meng-klik tombol mouse pada lokasi

    lokasi yang ditunjukkan oleh kursor. Untuk lokasi kursor yang tidak menyediakan eksekusi

    perintah, bagian berwarna hitam tersebut menyediakan informasi dari lokasi kursor yang

    bersangkutan. Di bagian yang lebih bawah dari bagian berwarna hitam tersebut tersedia

    beberapa menu sebagai berikut:

    Config : Memberikan beberapa pilihan konfigurasi, diantaranya konfigurasi

    untuk list sorting yang terdapat pada jendela ruang kerja yang

    bersangkutan berdasarkan aphabetik.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 6

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Exit : Menyediakan perintah untuk keluar dari user interface ProMAX,

    dan memberikan peringatan sebelumnya jika terdapat flow atau hasil

    eksekusi program yang belum di-save.

    Queue : Memberikan kesempatan kepada user untuk dapat mengontrol list

    batch processing.

    Notification : Memberikan informasi mengenai hasil eksekusi perintah (job), serta

    memungkinkan user untuk mengontrol status dari job tersebut.

    Pilih perintah Add pada jendela ruang kerja area dengan MB1, lalu ketikkan nama

    dari area tersebut, dan akhiri dengan menekan [ENTER]. Pada tahap ini, user telah

    memiliki suatu ruang kerja area.

    2). Pembentukan Ruang Kerja Line.

    Klik MB1 pada nama area yang telah dibuat, kemudian user akan masuk ke jendela

    ruang kerja line, yang menyediakan perintah-perintah yang sama dengan yang tersedia

    pada ruang kerja area.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 7

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Available seismic line

    Gambar I.4. Jendela ruang kerja line

    Pilih perintah Add pada jendela ruang kerja line dengan MB1, lalu ketikkan nama

    dari lintasan seismik, dan akhiri dengan menekan [ENTER]. Pada tahap ini, user telah

    memiliki ruang kerja line sendiri.

    3). Pembentukan Ruang Kerja Flow

    Klik MB1 pada nama lintasan yang telah dibuat, kemudian user akan masuk ke

    jendela ruang kerja flow. Terdapat beberapa perintah dalam jendela ruang kerja ini, yang

    sebagian diantaranya tidak terdapat pada jendela ruang kerja area ataupun line. Beberapa

    menu khusus yang utama pada jendela ruang kerja flow yaitu:

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 8

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Dataset : Menampilkan list dari seluruh dataset yang terdapat atau telah

    dihasilkan pada lintasan yang bersangkutan.

    Database : Memungkinkan user untuk mengakses file-file parameter yang telah

    dihasilkan pada lintasan yang bersangkutan.

    Available flows Access Datasets Access Database

    Gambar I.5. Menu ruang kerja flow

    Pilih perintah Add pada jendela ruang kerja flow dengan MB1, lalu ketikkan nama

    dari processing flow yang akan dilakukan, dan akhiri dengan menekan [ENTER]. Sampai

    dengan tahap ini, user telah siap untuk membentuk processing flow, yang akan dijelaskan

    pada bagian selanjutnya.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 9

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    MEMBENTUK DAN MENGEKSEKUSI FLOW

    Editable flow

    Parameter specification

    Available processes

    Gambar I.6. Jendela editing flow

    Klik MB1 pada nama flow yang telah dibuat di jendela ruang kerja flow, maka user

    akan masuk ke jendela editing flow. Secara garis besar, jendela tersebut terdiri dari tiga

    bagian, yaitu:

    Available Processes

    Bagian ini menampilkan beberapa subflow, berupa perintah-perintah yang disediakan

    oleh ProMAX untuk melakukan suatu pengolahan data seismik. Untuk melihat

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 10

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    perintah-perintah yang disediakan ProMAX secara keseluruhan, klik MB1 pada

    perintah MORE yang terdapat pada bagian ini.

    Editable Flow

    Bagian ini menampilkan perintah-perintah yang dipilih oleh user dari keseluruhan

    perintah yang disediakan di bagian available processes. Perintah-perintah yang telah

    dipilih ke dalam editable flow merupakan suatu rangkaian algoritma processing yang

    akan dijalankan oleh ProMAX secara berurut dari perintah yang terletak pada baris

    yang paling atas, hingga perintah yang terletak pada baris yang paling bawah. Dengan

    demikian, letak secara baris dari perintah-perintah yang terdapat di dalam bagian

    editable flow harus diperhatikan, karena sangat berkaitan dengan urutan perintah yang

    akan dijalankan ProMAX. Bagian editable flow juga menyediakan beberapa menu

    pengaturan terhadap perintah-perintah yang dipilih user ke dalam bagian ini, seperti

    Add, Delete, Execute, View, dan Exit. Menu Execute digunakan untuk menjalankan

    keseluruhan perintah dalam satu flow, yaitu sekelompok subflow yang telah dipilih ke

    dalam bagian editing flow secara berurutan, dari perintah yang terletak di baris paling

    atas sampai baris yang paling bawah.

    Parameter specification

    Bagian ini merupakan suatu jendela tersendiri yang dapat dikeluarkan secara pop-up

    dari setiap perintah yang telah dipilih user ke dalam bagian editable flow. Jendela

    parameter specification menampilkan parameter-parameter yang harus ditentukan oleh

    user untuk menjalankan perintah atau subflow yang bersangkutan.

    Secara garis besar, flow pengolahan data seismik di dalam ProMAX dapat dibentuk

    dan dieksekusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1). Pilih subflow yang diperlukan dari bagian available processes, untuk kemudian

    akan dimasukkan ke dalam bagian editable flow. Pemilihan subflow tersebut dapat

    dilakukan dengan mengklik MB1 pada salah satu dari beberapa subflow yang

    tertera di bagian available processes. Cara pemilihan subflow yang paling efisien

    adalah dengan mengarahkan kursos ke dalam bagian available processes, kemudian

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 11

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    ketikkan inisial atau seluruh kata dari subflow yang diinginkan. Dengan cara

    demikian, ProMAX akan menampilkan seluruh subflow yang tersedia yang

    berkaitan dengan inisial subflow yang telah diketikkan oleh user. Setelah ProMAX

    menampilkan pilihan subflow yang tersedia, klik MB1 pada subflow yang dianggap

    paling sesuai, maka subflow tersebut secara otomatis akan masuk ke dalam bagian

    editing flow. Lakukan cara yang sama untuk menambahkan perintah lainnya ke

    dalam bagian editing flow.

    2). Lakukan klik MB2 pada salah satu subflow yang telah tertera di bagian editing

    flow untuk menampilkan jendela yang memuat parameter-parameter yang harus

    ditentukan oleh user untuk menjalankan subflow yang bersangkutan. Tentukan

    terlebih dahulu parameter-parameter yang dibutuhkan untuk menjalankan subflow

    tersebut. Jika pengisian parameter telah selesai dilakukan, maka arahkan kursor ke

    lokasi di luar jendela parameter untuk menutup jendela tersebut. Lakukan cara yang

    sama untuk setiap perintah yang telah dipilih ke dalam bagian editing flow.

    3). Suatu subflow yag terdapat di bagian editing flow dapat dibatalkan atau dihapuskan

    dengan cara mengklik MB1 pada salah satu subflow yang ingin dibatalkan,

    kemudian diikuti dengan mengklik MB1 pada Delete di sebelah atas bagian editing

    flow. Perintah-perintah lain dapat dibatalkan dengan cara yang sama.

    4). Serangkaian perintah yang telah tertera dan telah diatur parameter-parameternya

    dalam bagian editing flow, dapat dijalankan dengan mengklik MB1 pada Execute.

    Suatu flow yang sedang atau telah dijalankan dapat dikontrol dengan menampilkan

    informasi tentang proses running dari flow tersebut, dengan mengklik MB1 pada

    Notification.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 12

  • Input Data

    Geometry Assignment

    Statics Correction

    Preprocessing

    Residual Statics

    Dip Move Out (DMO)

    Migration

    13

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Secara garis besar, pengolahan data seismik menggunakan ProMAX melibatkan

    tiga komponen utama, yaitu main flow, standalone flow, dan database, seperti yang

    ditunjukkan pada gambar II.1.

    DATABASE

    Dataset

    Parameter kecepatan

    Parameter Kill

    Parameter miscelleanous

    time gate

    STANDALONE FLOW

    1). TRACE DISPLAY

    MAIN FLOW

    1). INPUT DATA

    2). GEOMETRY

    3). STATICS CORRECTION

    4). PREPROCESSING

    5). RESIDUAL STATICS

    6). DMO

    7). MIGRATION

    2). VELOCITY ANALYSIS

    3). REFRACTION

    STATICS

    Gambar II.1. Keterkaitan beberapa komponen utama dalam pengolahan data

    seismik menggunakan ProMAX

    Anak panah dua arah antara main flow dan standalone flow menyatakan bahwa

    standalone flow dapat dilakukan pada tahap di mana saja diantara main flow, sesuai dengan

    kebutuhan. Dengan kata lain, cukup dibuat masing-masing satu buah standalone flow di

    samping main flow di dalam jendela ruang kerja flow pada ProMAX. Masih berhubungan

    dengan gambar II.1., anak panah dua arah antara standalone flow dan database

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 14

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    menyatakan bahwa standalone flow dapat dijalankan berkali-kali dengan masukan berupa

    suatu variabel dari database yang tetap, atau yang diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan.

    Di samping itu, anak panah satu arah antara database dan main flow menyatakan bahwa

    pada umumnya variabel dari database yang digunakan sebagai masukan dalam main flow

    adalah tetap/tidak berganti, jika mengikuti dengan alur standar pengolahan data seismik

    secara umumnya.

    Pada bagian ini akan diberikan alur pengolahan data seismik dengan ProMAX

    secara terstruktur, dimulai dari pembacaan raw data hingga dihasilkan penampang trace

    seismik yang telah di-migrasi (migrated). Alur tersebut akan diberikan dalam struktur

    berupa flow, dimana suatu flow terdiri atas tahap-tahap pengerjaan, dan dalam suatu tahap

    dapat terdiri lagi dari beberapa langkah pengerjaan. Di samping itu, akan diberikan

    panduan pengisian beberapa parameter dalam suatu subflow, yang dianggap memerlukan

    harga atau variabel masukan tertentu secara unik.

    INPUT DATA

    Pada flow ini dilakukan pembacaan raw data seismik, sesuai dengan standar atau

    parameter yang ditentukan oleh media penyimpan (tape) data seismik tersebut. Tahap

    pengerjaan yang dilakukan yang dilakukan dalam flow ini adalah me-loading data seismik

    dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    Input raw data seismik sesuai dengan format media penyimpan data (tape) yang

    telah ditentukan. Misalkan raw data tersimpan dalam format SEG-Y, maka

    perintah yang digunakan adalah SEG-Y Input.

    Output dataset raw data ini dengan suatu nama, misalnya Raw_Data, dengan

    menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 15

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Gambar II.2. Contoh tampilan flow Input Data

    GEOMETRY ASSIGNMENT

    Pada flow ini dilakukan pendefinisian geometri dari data yang telah di-loading,

    sesuai dengan geometri penembakan pada saat pengambilan data di lapangan. Informasi

    mengenai geometri akan menjadi suatu identitas (header) dari trace seismik yang terekam,

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 16

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    dan akan menjadi suatu atribut yang sangat vital dalam pengolahan data seismik tersebut

    selanjutnya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam flow ini adalah sebagai berikut:

    I. Memasukkan dan mendefinisikan parameter-parameter geometri ke dalam

    database.

    Gambar II.3. Contoh tampilan menu Setup dan Receiver dari flow 2D Land Spreadsheet.

    Secara umum, yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah: memasukkan semua

    parameter geometri lapangan yang dibutuhkan, melakukan binning data, dan finalizing

    database. Perintah yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis geometri data, berkaitan

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 17

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    dengan zona dan jenis survey seismik yang dilakukan. Dalam panduan ini diberikan contoh

    dengan menggunakan perintah 2D Land Geometry Spreadsheet, untuk data yang

    dihasilkan dari survey seismik 2D untuk zona darat (land). Ketika perintah ini dijalankan,

    akan muncul sebuah jendela Land Geometry Assignment, dengan menu-menu yang harus

    dilengkapi / diisi, sebagai berikut:

    Setup

    Menu ini akan membuka jendela Geometry Setup Dialog untuk menspesifikasikan

    konfigurasi global dan informasi operasional yang digunakan dalam aplikasi, yang

    meliputi:

    - Assign midpoints by

    Pada parameter ini disediakan pilihan metode binning yang akan digunakan. Masukan

    yang diberikan dalam parameter ini mempengaruhi pilihan-pilihan yang disediakan

    oleh menu yang lainnya. Dalam panduan ini, penulis memberikan contoh masukan

    berupa Matching pattern numbers using first lives chan and station.

    - Nominal receiver station interval

    Parameter ini membutuhkan input nominal receiver interval yang digunakan di

    lapangan sesuai dengan satuan yang dispesifikasikan dalam Units.

    - Nominal source station interval

    Parameter ini membutuhkan input nominal shot interval yang digunakan di lapangan

    sesuai dengan satuan yang dispesifikasikan dalam Units.

    - Nominal survey azimuth

    Parameter ini membutuhkan input nominal azimuth yang diukur sepanjang arah

    lintasan ke arah bertambahnya nomor receiver station atau source station, searah jarum

    jam dari arah arah utara, dalam satuan derajat ().

    - First live station

    Parameter ini membutuhkan input nomor station pertama yang digunakan dalam

    survey.

    - Last live station

    Parameter ini membutuhkan input nomor station terakhir yang digunakan dalam

    survey.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 18

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Base source station coordinates upon a match between sources and receiver station

    numbers.

    Jika parameter ini dijalankan (Yes), secara otomatis dihasilkan koordinat (X,Y)

    source berdasarkan koordinat receiver untuk nomor-nomor station yang sama di dalam

    Source Spreadsheet.

    - Source type

    Parameter ini membutuhkan spesifikasi jenis sumber energi yang digunakan.

    - Units

    Parameter ini membutuhkan spesifikasi satuan jarak yang digunakan.

    Receivers

    Menu ini menampilkan SRF Ordered Parameter File (OPF) Spreadsheet untuk

    memasukkan, mengimport, atau mengedit informasi mengenai receiver.

    - Station

    Tabel ini diisi dengan nomor station di lapangan yang berasosiasi dengan lokasi

    receiver pada survey.

    - X, Y

    Tabel ini berisikan nilai koordinat X dan Y dari lokasi station receiver.

    - Elev

    Tabel ini diiisi harga elevasi (ketinggian) receiver.

    - Static

    Tabel ini berisikan harga koreksi statik dari setiap receiver relatif terhadap perhitungan

    yang melibatkan datum yang telah dispesifikasikan.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 19

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX Gambar II.4. Contoh tampilan menu Source, Pattern, dan Binning dari flow 2D Land

    Spreadsheet.

    Sources

    Menu ini menampilkan SIN Ordered Parameter File (OPF) Spreadsheet untuk

    memasukkan, mengimport, atau mengedit informasi mengenai sources.

    - Sources

    Tabel ini diisi dengan nomor source, berdasarkan source ke-n (n = 1, 2, 3,...).

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 20

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Station

    Tabel ini diisi dengan nomor station di lapangan yang berasosiasi dengan lokasi source

    pada survey.

    - X, Y

    Tabel X dan Y berisikan nilai koordinat X dan Y dari lokasi station source.

    - Z

    Tabel ini diisi dengan elevasi dari titik-titik source.

    - FFID

    Tabel ini diisi dengan Field File ID (FFID), yaitu nomor file tape untuk setiap

    penembakan yang direkam.

    - Offset

    Offset diilustrasikan sebagai berikut:

    Offset (- )

    Arah azimuth (No. station >>)

    Offset (+ )

    - Skid

    Skid diilustrasikan sebagai berikut:

    Skid (- ) Skid (+ )

    Arah azimuth (No. station >>)

    - Up hole

    Tabel ini diisi dengan Up hole time, yaitu waktu tempuh bolak-balik (two way travel

    time) gelombang refleksi yang terekam di permukaan yang melalui lintasan yang sama

    atau hampir sama dengan pada saat gelombang tersebut ditembakkan.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 21

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Hole depth

    Tabel ini diisi dengan parameter kedalaman lobang tembak untuk masing-masing

    source.

    - Pattern

    Tabel ini diisi dengan Pattern, yaitu pendefinisian sampel geometri penembakan dari

    sistem source receiver sesuai dengan kesamaan pola (pattern) setiap sekuen geometri

    penembakan tersebut yang membentuk satu-kesatuan suatu lintasan survey seismik di

    lapangan.

    - Num chn

    Tabel ini diisi dengan pendefinisian jumlah channel yang dihidupkan/diaktifkan untuk

    setiap penembakan. Tabel ini dapat dikosongkan agar seluruh channel yang tersedia

    dapat digunakan.

    - Shot fold*

    Tabel ini diisi dengan pendefinisian jumlah fold yang terhitung dari setiap

    penembakan. Umumnya shot fold sama dengan jumlah channel yang hidup pada setiap

    penembakan. Tanda * menyatakan bahwa parameter ini akan terisi secara otomatis

    setelah dilakukan binning pada seluruh informasi geometri, dengan demikian untuk

    sementara tabel shot fold dapat dibiarkan kosong terlebih dahulu.

    - 1st live station

    Tabel ini diisi dengan nomor station receiver yang berasosiasi dengan 1st live channel.

    - 1st live channel

    Tabel ini diisi dengan nomor channel terkecil yang dihidupkan/diaktifkan pada saat

    perekaman, yang berasosiasi dengan 1st live station.

    - Static

    Tabel ini diisi dengan harga koreksi statik dari setiap source, relatif terhadap

    perhitungan yang melibatkan datum yang telah dispesifikasikan.

    Pattern

    Menu ini menampilkan PAT Ordered Parameter File (OPF) Spreadsheet untuk

    memasukkan, mengimport, atau mengedit informasi mengenai pola (pattern) source-

    receiver untuk setiap penembakan. Pada dasarnya masukan untuk menu ini merupakan

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 22

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    sampel bagi ProMAX untuk melakukan pencacahan dalam pendefinisian sekuen

    geometri penembakan sesuai dengan kesamaan polanya hingga membentuk satu-kesatuan

    lintasan survey seismik. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan pola yang terjadi dapat

    lebih dari satu, jika dalam satu-kesatuan lintasan juga memiliki lebih dari satu pola

    geometri penembakan.

    - Pattern

    Tabel ini diisi dengan pendefinisian nomor pola (pattern) yang akan didefinisikan.

    Nilai ini bersesuaian dengan nilai yang ditempatkan dalam kolom Pattern pada sources

    spreadsheet.

    - Min Chan

    Tabel ini diisi dengan nomor channel yang berasosiasi dengan Rcvr Min Chan dalam

    baris yang sama pada tabel.

    - Max/Gap Chan

    Tabel ini diisi dengan nomor channel yang berasosiasi dengan nilai Rcvr Max/Gap

    dalam baris yang sama pada tabel.

    - Chan Inc

    Tabel ini diisi dengan nominsl penambahan channel antara Min Chan dan Max/Gap

    Chan dalam baris yang sama dalam tabel.

    - Rcvr Min Chan

    Tabel ini diisi dengan nomor receiver station terkecil dalam suatu pola (pattern)

    geometri penembakan.

    - Rcvr Max Chan

    Tabel ini diisi dengan nomor receiver station terbesar dalam suatu pola (pattern)

    geometri penembakan.

    Binning

    Menu ini akan membuka jendela Land 2D Binning. Menu ini memungkinkan kita

    untuk: menghitung koordinat-koordinat CDP, memasukkan dan melakukan bin terhadap

    parameter-parameter binning untuk midpoints dan offset, menghasilkan display QC dari

    data yang telah di-bin, dan untuk mengakhiri (finalize) input dan edit database.

    - Assign midpoints by

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 23

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Parameter ini harus dapat dijalankan terlebih dahulu agar data dapat di-bin.

    - Binning

    Parameter ini membutuhkan input berupa metode yang digunakan midpoint binning

    dan pendefinisian parameter-parameter offset .

    - Finalize database

    Parameter ini dijalankan untuk mengakhiri proses binning geometry. Beberapa

    parameter geometri akan dimasukkan secara otomatis.

    Trace QC

    Menu ini akan membuka TRC Ordered Parameter File (OPF) Spreadsheet.

    Kualitas hasil pendefinisian atribut geometri data dapat dievaluasi melalui menu ini. Salah

    satu parameter pendefinisian geometri sudah benar adalah dengan menampilkan

    penampang antara CDP* dan Offset* melalui tool yang disediakan dalam menu Trace QC

    ini. Apabila tampilan penampang tersebut telah menunjukkan susunan atau pola yang

    sesuai dengan pola penembakan data di lapangan yang cenderung teratur, maka alur

    pengolahan data seismik dapat dilanjutkan. Apabila sebaliknya, maka pola pada tampilan

    penampang tersebut harus di koreksi terlebih dahulu.

    II. Memberi header pada raw data.

    1). Input dataset RawData dengan menggunakan Disc Data Input.

    2). Mengeluarkan/memanggil informasi geometri secara otomatis dari database

    ke trace header, dengan menggunakan Inline Geometry Header.

    3). Output dataset berupa raw data yang telah dilengkapi header dengan

    mengetikkan nama, misalkan Geometry, dengan menggunakan Disc Data

    Output.

    III. Melakukan trace editing serta membuat time gate untuk first break picking dan

    dekonvolusi.

    Untuk keperluan tersebut, maka processing flow dilanjutkan dengan TRACE

    DISPLAY terlebih dahulu.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 24

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Start of TRACE DISPLAY (1)

    I. Input dataset.

    Dataset yang akan ditampilkan adalah Geometry, dengan menggunakan Disc

    Data Input.

    II. Menampilkan trace seismik.

    Trace seismik dari dataset ditampilkan dengan menggunakan Trace Display.

    III. Membuat first break picks.

    Untuk membuat first break picks, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    Jendela display First Break Picker Set Neural Network Parameters

    Create Training Dataset Buat/pilih file first break time gate, misalkan fb_01

    Lakukan picking untuk satu ensemble traces (FFID) Save.

    Ketika file first break time gate telah selesai dibuat, akan muncul jendela yang

    menunjukkan dua tipe menu picking, yaitu first break time gate (fb_01) dan first break

    training data (FBTraining). Lakukan picking first break dengan menu FBTraining

    terlebih dahulu, kemudian buat salah satu gate dengan menu fb_01. Setelah itu klik

    MB3 pada picks fb_01 yang telah dibuat, dan pilih New Layer, yang akan

    memunculkan fb_01(2). Dengan fb_01(2) tersebut, buat gate yang lain sebagai

    pasangan gate yang telah dibuat sebelumnya.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 25

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    fb_01

    FBTraining

    fb_01(2)

    Gambar II.5. Contoh tampilan first break picks

    IV. Melakukan trace editing

    Lakukan trace editing dengan langkah sebagai berikut:

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 26

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Jendela display Picking Kill Traces/Pick Top Mute/Pick Bottom

    Mute/Pick Surgical Mute Pilih/Buat nama file, misalkan Kill, Top,

    Bottom, Surgical Lakukan picking Save.

    - Ketika salah satu menu picking dipilih (Kill Traces/Pick Top Mute/Pick Bottom

    Mute/Pick Surgical Mute), maka akan muncul jendela yang menampilkan menu-

    menu picking yang telah dipilih sebelumnya. Ketika akan melakukan picking, pilih

    dahulu salah satu menu tersebut sesuai dengan tipe picking yang akan dilakukan.

    - Menu Top Mute dan Bottom Mute yang dilakukan pada salah satu ensemble traces

    (FFID) akan diinterpolasikan terhadap ensemble traces yang lain.

    - Menu Surgical Mute dilakukan dengan membentuk suatu kurva tertutup pada bagian

    trace yang ingin di-mute. Lakukan picking untuk membentuk setengah kurva tertutup,

    kemudian klik MB3 dan pilih New Layer, lalu lakukan picking untuk setengah kurva

    tertutup sisanya. Surgical mute yang telah dilakukan dapat diinterpolasikan untuk

    ensemble traces yang lainnya, atau hanya diaplikasikan pada ensemble traces yang

    bersangkutan saja, yaitu bagian ensemble traces pada saat surgical mute dilakukan.

    V. Membuat time gate untuk proses dekonvolusi

    Time gate untuk dekonvolusi dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    Jendela display Pick Miscellaneous Time Gates Pilih/Buat nama file,

    misalkan DeconGate Lakukan picking Save.

    Lakukan picking untuk salah satu gate (DeconGate), kemudian klik MB3 pada

    gate yang telah dibuat dan pilih New Layer, lalu lakukan picking untuk membuat gate

    (DeconGate (2))sebagai pasangan dari gate yang telah dibuat sebelumnya.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 27

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    DeconGate

    DeconGate (2)

    Gambar II.6. Contoh tampilan deconvolution time gate

    VI. Menginterpolasikan first break picks untuk seluruh trace dalam satu lintasan,

    dengan menggunakan First Break Picking.

    - Select time gate parameter file

    File parameter time gate yang telah dibuat sebelumnya adalah fb_01.

    - Enter 4 digit ID number

    Pilih nomor ID untuk menandai file output yang akan dihasilkan.

    Setelah melakukan picking untuk first break, trace editing, dan dekonvolusi, keluar

    dahulu dari jendela display. Kemudian jalankan lagi TRACE DISPLAY dengan subflow

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 28

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    yang telah ditambah subflow yang disebutkan pada tahap ke-6 (interpolasi first break

    picks). Pada saat jendela display muncul kembali untuk kedua kalinya, langsung pilih

    menu Exit And Continue Flow, agar subflow berikutnya (First Break Picking) dapat

    dijalankan.

    End of TRACE DISPLAY (1)

    STATICS CORRECTION

    Pada flow ini dilakukan perhitungan koreksi statik berdasarkan metode refraksi

    statik. Ada dua perintah atau subflow yang biasa digunakan untuk melakukan koreksi statik

    refraksi ini, yaitu Refraction Statics Calculation dan Refraction Statics. Kedua subflow

    tersebut pada prinsipnya menjalankan algoritma yang sama, namun dengan cara yang

    berbeda. Refraction Statics Calculation melakukan perhitungan koreksi statik dengan

    perhitungan otomatis, dimana user tidak perlu melakukan first break picking dan

    sebagainya secara manual. Sedangkan Refraction Statics, menghitung masukan-masukan

    yang diperlukan seperti first break picks, pendefinisian lapisan refraktor, dan sebagainya,

    secara manual. Karena dengan Refraction Statics pengguna dapat melakukan editing

    secara manual dan interaktif, maka subflow ini cenderung lebih baik daripada Refraction

    Statics Calculation, walaupun memakan waktu yang juga lebih lama. Pada panduan ini

    hanya akan diberikan koreksi refraksi statik dengan menggunakan subflow Refraction

    Statics.

    Sebelum menjalankan Refraction Statics, user harus menjalankan subflow Apply

    Elevation Statics terlebih dahulu untuk menghasilkan harga koreksi statik source dan

    receiver. Koreksi statik yang telah telah dihasilkan tersebut akan dimpan di dalam

    database source dan receiver, sebagai koreksi statik ketinggian (elevation statics), yang

    diperlukan untuk perhitungan koreksi refraksi statik sisa (residual refraction statics).

    I. Melakukan koreksi statik ketinggian.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 29

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    1). Memanggil dataset yang akan digunakan untuk koreksi statik refraksi dengan

    menggunakan Disc Data Input. Dataset yang digunakan untuk koreksi statik

    refraksi adalah dataset yang sebelumnya telah digunakan untuk first break

    picking, yaitu Geometry.

    2). Aplikasikan koreksi statik ketinggian dengan menggunakan Apply Elevation

    Statics.

    II. Melakukan koreksi statik refraksi dengan Refraction Statics.

    - Select trace dataset

    Dataset yang dipilih adalah dataset diamana first break dibuat, yaitu:

    Geometry.

    - Select First Break Time Gate

    TRC F B Pick fb01

    - Enter 4 digit ID number

    Masukkan 4 digit bilangan atau huruf sebagai penanda output yang dihasilkan

    dari koreksi statik refraksi ini, misalkan Ref1.

    Pada saat flow ini di jalankan, akan muncul jendela display dari subflow Refraction

    Statics yang memberikan option perhitungan dari input-input yang diperlukan untuk

    koreksi statik refraksi. Option tersebut harus dipilih dan dievaluasi secara berurutan,

    dimulai dari Edit Picks sampai dengan dihasilkannya output yang dapat dievaluasi dari

    option Output Statics.

    PREPROCESSING

    Dalam flow ini akan diaplikasikan trace editing, dekonvolusi, koreksi statik, dan

    koreksi terhadap efek atenuasi, hingga pada akhirnya dihasilkan suatu penampang postack

    untuk pertama kalinya.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 30

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    I. Input dataset yang akan digunakan dengan menggunakan Disc Data Input. Dataset

    yang digunakan dalam hal ini adalah Geometry.

    II. Mengaplikasikan trace editing, yang telah dibuat (telah masuk ke dalam database)

    sebelumnya.

    1). Untuk mengaplikasikan trace killing atau trace reverse, gunakan subflow

    Trace Killing/Reverse.

    - Trace editing mode

    Pilih tipe trace editing yang telah digunakan, Kill, Reverse, atau

    Kill Zero Trace.

    - Select trace kill parameter file

    Pilih Kill, sesuai dengan yang telah dibuat sebelumnya.

    2). Untuk mengaplikasikan trace muting, gunakan subflow Trace Muting.

    - Type of mute

    Pilih tipe mute yang telah dibuat sebelumnya, Top, Bottom, atau

    Surgical.

    - Mute application

    Pilihan ini muncul jika dipilih Surgical pada Type of mute. Dengan

    option ini, user dapat menspesifikasikan apakah surgical mute ingin

    diaplikasikan ke seluruh ensemble trace, atau hanya pada bagian dari

    ensemble trace dimana surgical mute tersebut dibuat.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 31

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Gambar II.7. Contoh subflow yang terdapat di dalam flow Statics Correction

    III. Aplikasikan dekonvolusi, dimana subflow yang digunakan untuk dekonvolusi ini

    disesuaikan dengan metode dekonvolusi yang diinginkan user dan sesuai dengan

    kebutuhan dalam treatment data. Salah satu subflow yang biasa digunakan untuk

    dekonvolusi adalah Spiking/Predictive Decon.

    IV. Aplikasikan koreksi statik refraksi dengan menggunakan subflow Apply

    Refraction Statics. Database yang mengandung harga koreksi statik refraksi yang

    diplikasikan dengan subflow ini merupakan hasil dari perhitungan dengan

    menggunakan subflow Refraction Statics yang telah dilakukan sebelumnya.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 32

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Select source statics

    Pilih parameter statik source dari database geometri SIN, sesuai dengan nomor

    ID yang telah ditentukan dalam subflow Refraction Statics sebelumnya, yaitu

    Ref1.

    - Select receiver statics

    Pilih parameter statik receiver dari database geometri SRF, sesuai dengan

    nomor ID yang telah ditentukan dalam subflow Refraction Statics sebelumnya,

    yaitu Ref1.

    V. Menghasilkan dataset yang telah diaplikasikan trace editing, dekonvolusi, dan

    koreksi statik refraksi tersebut dengan Disc Data Output. Dataset yang dihsilkan

    tersebut diberi nama, misalkan Preprocessing.

    Sampai dengan tahap ini flow dilanjutkan terlebih dulu dengan VELOCITY

    ANALYSIS.

    Start of VELOCITY ANALISYS (1)

    I. Menyiapkan data sebagai input untuk analisis kecepatan.

    1). Bentuk formasi CDP supergather dengan menggunakan Supergather

    Formation.

    - Select dataset

    Dataset yang digunakan adalah dataset yang telah diaplikasikan trace

    editing, dekonvolusi, dan koreksi statik refraksi, yaitu Preprocessing.

    2). Melakukan modifikasi trace header serta mengganti atribut data dengan

    menggunakan Trace Header Math.

    - Define trace header equation

    Sesuai dengan fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya dengan

    Supergather Formation, maka persamaan trace header yang

    didefinisikan adalah CDP=SG_CDP.

    3). Menyiapkan data sebagai input untuk analisis kecepatan dengan

    menggunakan Velocity Analysis Precompute.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 33

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    II. Melakukan analisis kecepatan dengan Velocity Analysis

    - Table to store velocity picks

    Definisikan tabel untuk menyimpan hasil picking kecepatan, misalkan

    VEL1.

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Volume Viewer/Editor.

    III. Bila perlu, tampilkan panel analisis kecepatan dengan menggunakan Volume

    Viewer/Editor, sebagai quality control model parameter fungsi kecepatan secara

    interaktif. Subflow ini bersifat optional.

    - Select input volume

    Tabel kecepatan yang akan ditampilkan adalah VEL1.

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Velocity Analysis.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 34

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Semblance panel

    Volume Viewer/Editor

    Gambar II.8. Contoh tampilan interaktif dalam analisis kecepatan

    Ketika rangkaian subflow tersebut dijalankan, maka akan muncul semblance panel

    dan volume viewer/editor panel, seperti yang ditunjukkan pada gambar II.8. User dapat

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 35

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    melakukan picking kecepatan pada semblance panel, serta mengontrol fungsi kecepatan

    yang dihasilkan dengan volume viewer/editor panel.

    End of VELOCITY ANALISYS (1)

    Setelah melakukan analisis kecepatan, flow pengolahan data seismik kembali lagi

    ke PREPROCESSING, dengan menjalakan subflow-sublow sebagai berikut:

    VI. Melakukan koreksi NMO

    1). Input kembali dataset Preprocessing menggunakan Disc Data Input.

    Karena selanjutnya akan diaplikasikan koreksi NMO pada dataset ini, maka

    dataset ini harus di-input dengan sorting berdasarkan CDP.

    2). dengan menggunakan subflow NMO Correction.

    - Direction for NMO application

    Untuk mengaplikasikan NMO, pilih Forward untuk parameter ini.

    - Select velocity parameter file

    Tabel kecepatan yang digunakan untuk koreksi NMO kali ini adalah

    VEL1, yang didapat dari analisis kecepatan sebelumnya.

    VII. Karena telah dihasilkan tabel kecepatan dari analisis kecepatan sebelumnya, maka

    tahap berikutnya adalah melakukan koreksi dB/sec, spherical divergence, atau

    inelastik atenuation menggunakan tabel kecepatan tersebut, yaitu VEL1, dengan

    subflow True Amplitudo Recovery. Dalam subflow ini, koreksi yang akan

    diaplikasikan harus melalui uji coba terhadap masing-masing dari dari ketiga jenis

    koreksi yang disediakan tersebut. Koreksi yang pada akhirnya dipilih adalah yang

    menghasilkan kualitas (tampilan) brute stack yang paling baik.

    VII. Melakukan stacking data.

    1). Melakukan stacking data dengan subflow CDP/Ensemble Stack.

    2). Hasilkan data yang telah postack dengan Disc Data Output, dengan

    memberikan nama, misalkan BruteStack.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 36

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Sampai dengan tahap ini, user telah selesai menerapkan flow PREPROCESSING .

    Hasil akhir dari flow ini adalah suatu penampang postack, yang biasa disebut brute stack.

    Penampang ini, pada dasarnya merupakan penampang postack yang pertama kali

    dihasilkan dari suatu pengolahan data seismik., dan disebut sebagai stack kasar (brute

    stack) karena belum mendapat efek-efek lain dari pengolahan data seismik, seperti filter,

    dan smoothing. Selain itu, parameter kecepatan yang digunakan dalam brute stack ini juga

    belum sepenuhnya tepat. Brute stack ini dihasilkan hanya untuk melihat gambaran awal

    event seismik, dan biasanya merupakan hasil akhir dari suatu field processing, untuk

    kemudian dilanjutkan di processing centre yang sebenarnya.

    Gambar II.9. Contoh tampilan Brute Stack

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 37

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    RESIDUAL STATICS

    Dalam flow ini akan dilakukan koreksi statik sisa, yang disebut residual statics

    correction. Input dari flow ini pada dasarnya adalah koreksi statik ketinggian dari source

    dan receiver, yag telah dihasilkan sebelumnya dari subflow Apply Elevation Statics di

    dalam flow REFRACTION STATICS. Sebelum masuk ke RESIDUAL STATICS, flow

    pengolahan data seismik masuk dulu ke TRACE DISPLAY, agar dapat dilakukan static

    horizon picking yang nantinya akan digunakan sebagai time gate pada pengaplikasian

    koreksi statik sisa tersebut.

    Gambar II.10. Contoh subflow yang terdapat di dalam flow Residual Statics.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 38

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Start of TRACE DISPLAY (2)

    I. Menghasilkan static horizon picks.

    1). Input dataset postack yang telah dihasilkan terakhir kali, yaitu BruteStack,

    dengan menggunakan Disc Data Input.

    2). Tampilkan trace seismik dari dataset dengan menggunakan Trace Display.

    3). Melakukan static horizon picking dengan langkah sebagai berikut:

    Jendela display Pick Autostatic Horizons Nama file (misalkan

    GateRes) Lakukan picking Save.

    Static horizon picking dilakukan dengan membuat picks untuk satu ensemble traces

    pada suatu time, dimana pada time tersebut diperkirakan akan terdapat event seismik yang

    utama/dominan.

    End of TRACE DISPLAY (2)

    I. Melakukan koreksi NMO pada dataset pre-stack yang dihasilkan dari flow

    PREPROCESSING.

    1). Input dataset Preprocessing, dengan Disc Data Input.

    2). Aplikasikan koreksi NMO dengan menggunakan tabel kecepatan yang telah

    dihasilkan terakhir kali, yaitu VEL1, menggunakan NMO Correction.

    3). Hasilkan dataset yang telah menerima koreksi NMO dan beri nama, misalkan

    NMORes.

    II. Membuat static horizon picks database berdasarkan gate yang telah dibuat

    sebelumnya pada TRACE DISPLAY (2) ,dan interpolasikan gate tersebut untuk

    seluruh ensemble trace, dengan menggunakan Maximum Power Autostatics.

    - Select trace data file

    Pilih dataset yang telah menerima koreksi NMO sebelumnya, yaitu

    NMORes.

    - Select autostatics horizon file

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 39

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Pilih gate untuk static horizons yang telah dihasilkan sebelumnya, yaitu

    GateRes.

    Gambar II.11. Contoh tampilan residual statics time gate (garis warna merah)

    III. Mengaplikasikan koreksi statik sisa.

    1). Input dataset yang telah menerima koreksi NMO sebelumnya, yaitu

    NMORes, dengan Disc Data Input.

    2). Aplikasikan koreksi statik sisa dengan menggunakan Apply Residual Statics.

    - Type of residual statics to apply

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 40

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Sesuai dengan algoritma static horizons yang digunakan sebelumnya, maka

    pilih Maximum Power Autostatics sebagai parameter masukan.

    3). Hasilkan dataset yang telah menerima koreksi statik sisa dengan

    menggunakan Disc data Output dan beri nama, misalkan Residual.

    IV. Melakukan stacking data.

    1). Input dataset yang akan di-stack, yaitu Residual, dengan menggunakan

    Disc Data Input.

    2). Lakukan stacking terhadap dataset yang telah menerima koreksi statik sisa,

    yaitu Residual, dengan menggunakan CDP/Ensamble Stack.

    3). Hasilkan dataset yang telah di-stack tersebut dengan menggunakan Disc Data

    Output dan beri nama, misalkan StackRes.

    Sampai dengan tahap ini, user telah mendapatkan suatu dataset postack yang telah

    mendapatkan koreksi statik sisa. Selanjutnya user harus mengevaluasi lagi postack yang

    dihasilkan tersebut dengan masuk kembali flow TRACE DISPLAY, dimana postack hasil

    koreksi statik sisa tersebut menjadi inputnya. Jika tampilan postack yang dihasilkan

    ternyata kurang memuaskan, maka coba lakukan kembali anlisis kecepatan untuk

    mendapatkan tabel kecepatan yang baru dan lebih akurat, dan selanjutnya coba lakukan

    koreksi NMO dan kemudian stacking kembali dataset hasil koreksi statik sisa tersebut

    dengan tabel kecepatan yang terbaru. Jika dirasa masih perlu, maka flow RESIDUAL

    STATICS ini dapat dilakukan untuk kedua kalinya (RESIDUAL STATICS II), dengan

    subflow yang serupa tapi menggunakan dataset yang dihasilkan dari flow RESIDUAL

    STATICS sebelumnya (RESIDUAL STATICS yang pertama kali).

    DIP MOVE OUT (DMO)

    I. Mendefinisikan common offset bins agar dapat menghasilkan common offset

    ensambles dengan spasi trace yang sama dengan spasi nominal CMP, dimana spasi

    trace tersebut adalah sama dengan spasi shot point pada data. Algoritma ini

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 41

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    diterapkan untuk mengantisipasi efek aliasing yang dapat menurunkan kualitas

    hasil pengaplikasian algoritma DMO pada trace ensembles dari common offset.

    1). Input dataset prestack terakhir yang dihasilkan dari flow sebelumnya

    (RESIDUAL STATICS), yaitu Residual, dengan menggunakan Disc

    Data Input.

    2). Definisikan offset bins dengan menggunakan Trace Binning

    - Header entry to bin

    Nama header yang telah ada, yaitu Signed source-receiver offset.

    - Binned header entry

    Nama masukan header yang di-bin, yaitu DMOOF

    - Header entry bin centers

    Menyatakan bin center yang diekspresikan dalam satuan yang sama

    dengan masukan header yang telah ada dan bertambah secara tetap.

    - Binned header entry value

    Menyatakan nilai untuk menandai masukan header yang telah di-bin yang

    dikorespodensikan pada bin center.

    II. Men-transfer nilai antara database dan header.

    1). Load nilai-nilai dari database ke dalam trace header words dengan

    menggunakan Database / Header Transfer.

    - Select the direction of transfer

    Alur proses transfer yang dilakukan adalah Load to trace header from

    database

    - First database parameters

    Nama masukan header yang di-bin (output dari Trace Binning): TRC

    GEOMETRY DMOOF

    - First header entry

    Trace header word untuk di-load dari menu header adalah Offset bin

    for DMO (DMOOF).

    2). Hasilkan dataset yang diberi nama, misalkan DMOBin, dengan

    menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 42

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Gambar II.12. Contoh subflow di dalam flow DMO.

    III. Menghitung kecepatan (menghasilkan tabel kecepatan) yang digunakan untuk

    proses DMO.

    1). Input dataset binning yaitu DMOBin, dengan menggunakan Disc Data

    Input.

    - Primary sort key : DMOOF

    2). Hasilkan parameter kecepatan untuk proses DMO dengan menggunakan

    Velocity Manipulation.

    - Tipe of velocity table to input

    Tipe tabel kecepatan untuk diinput adalah Stacking RMS velocity

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 43

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Input velocity database entry

    Pilih tabel kecepatan yang dihasilkan terakhir kali, yaitu: VEL1.

    - Select output velocity database entry

    Hasilkan database kecepatan dengan nama, misalkan VelDMO.

    IV. Mengaplikasikan DMO

    User dapat menentukan sendiri metode DMO yang akan digunakan, tergantung dari

    karakter data dan treatment yang akan dilakukan. Pada panduan ini, digunakan

    metode DMO yang biasa dipakai, yaitu Common Offset F-K DMO, yang sesuai

    untuk digunakan pada dataset yang memiliki common offset gathers yang

    terpopulasi secara ganjil akibat geometri penembakan yang reguler.

    1). Input dataset yang telah didefinisikan common offset bins-nya, yaitu

    DMOBin, dengan menggunakan Disc Data Input.

    2). Mengaplikasikan algoritma DMO dengan Common Offset F-K DMO.

    - Header entry to use for offset

    Masukan header yang telah dibuat pada Trace Binning, yaitu Offset bin

    for DMO (DMOOF).

    - Select RMS velocity file

    Pilih tabel kecepatan terbaru yang telah dihasilkan untuk proses DMO,

    yaitu VelDMO.

    3). Hasilkan dataset yang telah menerima koreksi DMO dan beri nama, misalkan

    DMOGather, dengan menggunakan Disc Data Output.

    V. Melakukan stacking data, jika proses migrasi selanjutnya akan dilakukan pada data

    postack (postack migration).

    1). Input dataset prestack hasil DMO, yaitu DMOGather, dengan

    menggunakan Disc Data Input.

    2). Lakukan stacking data menggunakan CDP/Ensamble Stack.

    3). Hasilkan dataset postack hasil koreksi DMO dan beri nama, misalkan

    DMOStack, dengan menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 44

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Pada dasarnya, sampai dengan tahap ini user telah mendapatkan suatu data postack

    yang telah menerima koreksi DMO. Namun, untuk mendapatkan kualitas hasil pengolahan

    data seismik yang lebih baik, maka sebaiknya data hasil koreksi DMO tersebut di-stack

    dengan tabel kecepatan yang lebih baru (lebih akurat). Untuk keperluan tersebut, efek

    NMO dari data harus dihilangkan terlebih dulu dengan analisis kecepatan yang

    menggunakan input data prestack hasil DMO (DMOGather), kemudian di-stack

    kembali dengan tabel kecepatan yang lebih baru. Untuk menghasilkan tabel kecepatan

    yang akan digunakan dalam pengembalikan data ke prestack, jalankan flow VELOCITY

    ANALYSIS terlebih dulu sebagai berikut:

    Start of VELOCITY ANALISYS (2)

    I. Menyiapkan data sebagai input analisis kecepatan.

    1). Membentuk suatu formasi CDP supergather dengan menggunakan

    Supergather Formation. Proses ini akan mengumpulkan CDP-CDP dengan

    trace header SG_CDP.

    - Select dataset

    Dataset yang digunakan adalah data prestack hasil DMO, yaitu

    DMOGather.

    2). Melakukan modifikasi trace header serta mengganti atribut data dengan

    menggunakan Trace Header Math, sesuai dengan atribut formasi

    supergather yang telah didefinisikan dengan Supergather Formation.

    - Define trace header equation

    Sesuai dengan fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya dengan

    Supergather Formation, maka persamaan trace header yang

    didefinisikan adalah CDP=SG_CDP.

    3). Menyiapkan data sebagai input untuk analisis kecepatan dengan

    menggunakan Velocity Analysis Precompute.

    4). Hasilkan dataset yang telah disiapkan untuk analisis kecepatan, misalkan

    dengan nama Velan2, dengan menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 45

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    II. Melakukan analisis kecepatan.

    1). Input kembali dataset yang akan yang telah disiapkan untuk analisis

    kecepatan, yaitu Velan2, dengan Disc Data Input.

    - Sort

    User Defined CDP=SG_CDP.

    2). Mengaplikasikan analisis kecepatan dengan Velocity Analysis.

    - Table to store velocity picks

    Definisikan tabel kecepatan yang baru, misalkan VEL2.

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Volume Viewer/Editor.

    3). Menampilkan panel analisis kecepatan dengan menggunakan Volume

    Viewer/Editor (optional).

    - Select input volume

    Tabel database hasil picking yang akan ditampilkan adalah VEL2.

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Velocity Analysis.

    End of VELOCITY ANALISYS (2)

    VI. Bentuk data ke dalam prestack.

    1). Input dataset yang akan digunakan, yaitu DMOGather, dengan

    menggunakan Disc Data Input.

    2). Hilangkan efek dari koreksi NMO dengan NMO Correction.

    - Direction for NMO application

    Untuk menghilangkan efek dari proses NMO sebelumnya, pilih Inverse

    untuk parameter ini.

    - Select velocity parameter file

    Pilih tabel kecepatan yang telah dihasilkan dari anlisis kecepatan

    sebelumnya, yaitu VEL2.

    3). Hasilkan dataset yang telah dibersihkan dari efek NMO, yaitu

    IDMOGather, dengan menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 46

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Untuk menghasilkan tabel kecepatan yang baru, jalankan flow VELOCITY

    ANALYSIS terlebih dahulu.

    Start of VELOCITY ANALISYS (3)

    I. Menyiapkan data sebagai input analisis kecepatan.

    1). Bentuk suatu formasi CDP supergather dengan menggunakan Supergather

    Formation. Proses ini akan mengumpulkan CDP-CDP dengan trace header

    SG_CDP.

    - Select dataset

    Dataset yang digunakan adalah data prestack hasil DMO, yang tidak lagi

    mendapat koreksi NMO, yaitu IDMOGather.

    2). Lakukan modifikasi trace header serta mengganti atribut data dengan

    menggunakan Trace Header Math, sesuai dengan atribut formasi

    supergather yang telah didefinisikan dengan Supergather Formation.

    - Define trace header equation

    Sesuai dengan fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya dengan

    Supergather Formation, maka persamaan trace header yang didefinisikan

    adalah CDP=SG_CDP.

    3). Siapkan data sebagai input untuk analisis kecepatan dengan menggunakan

    Velocity Analysis Precompute.

    4). Hasilkan dataset yang telah disiapkan untuk analisis kecepatan, misalkan

    dengan nama Velan3, dengan menggunakan Disc Data Output.

    II. Lakukan analisis kecepatan.

    1). Input kembali dataset yang akan yang telah disiapkan untuk analisis

    kecepatan, yaitu Velan3, dengan Disc Data Input.

    2). Aplikasikan analisis kecepatan dengan Velocity Analysis.

    - Table to store velocity picks

    Definisikan tabel kecepatan yang baru, misalkan VEL3.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 47

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Volume Viewer/Editor.

    3). Tampilkan panel analisis kecepatan dengan menggunakan Volume

    Viewer/Editor. Subflow ini bersifat optional.

    - Select input volume

    Tabel database hasil picking yang akan ditampilkan adalah VEL3.

    - Interact with other processes using PD

    Pilih Yes untuk mengkombinasikan dengan Velocity Analysis.

    Start of VELOCITY ANALISYS (3)

    VII. Melakukan koreksi NMO dengan tabel kecepatan yang telah dihasilkan terakhir

    kali.

    1). Input dataset yang akan di-stack, yaitu IDMOGather, dengan

    menggunakan Disc Data Input.

    2). Aplikasikan koreksi NMO dengan NMO Correction.

    - Direction for NMO application

    Untuk mengaplikasikan koreksi NMO, pilih Forward untuk parameter

    ini.

    - Select velocity parameter file

    Pilih tabel kecepatan yang telah dihasilkan dari analisis kecepatan

    sebelumnya, yaitu VEL3.

    3). Hasilkan dataset yang telah dibersihkan dari efek NMO, misalkan

    FinalDMO, dengan menggunakan Disc Data Output.

    VIII. Melakukan stacking data.

    1). Input dataset prestack hasil DMO, yaitu FinalDMO, dengan

    menggunakan Disc Data Input.

    2). Lakukan stack menggunakan CDP/Ensamble Stack.

    3). Hasilkan dataset postack hasil koreksi DMO dan beri nama, misalkan

    FinalStack, dengan menggunakan Disc Data Output.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 48

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Sampai dengan tahap ini telah dihasilkan data postack yang telah mendapat koreksi

    DMO.

    MIGRASI

    Dalam flow ini akan dilakukan serangkaian tahap untuk mengaplikasikan proses

    migrasi pada data, sehingga akan dihasilkan dataset terakhir dari pengolahan data seismik

    ini berupa data yang telah dimigrasi (migrated data). Algoritma migrasi yang akan

    diaplikasikan dapat dipilih sendiri oleh user, disesuaikan dengan kebutuhan dan treatment

    dari data yang bersangkutan. Dalam panduan ini, metode yang akan digunakan untuk

    migrasi adalah dengan menerapkan postack time migration menggunakan explicit finite

    difference extrapolators.

    I. Mereferensikan medan kecepatan pada flat datum.

    Tahap ini dilakukan jika parameter kecepatan yang telah ada direferensikan pada

    floating datum. Referensi parameter kecepatan tersebut harus diubah dahulu

    sehingga mereferensi ke flat datum, dengan menggunakan Velocity Manipulation.

    - Tipe of velocity table to input

    Tipe tabel kecepatan untuk diinput adalah Stacking RMS velocity.

    - Input velocity database entry

    Pilih tabel kecepatan yang terakhir telah dihasilkan, yaitu VEL3.

    - Type of parameter table to output

    Tipe table kecepatan output adalah Interval velocity in time.

    - Select output velocity database entry

    Tabel kecepatan yang dihasilkan diberi nama, misalkan VelMig.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 49

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    Gambar II.13. Contoh subflow di dalam flow Migrasi.

    II. Melakukan migrasi.

    1). Input data postack terakhir yang dihasilkan dari flow DMO, yaitu

    FinalStack, dengan menggunakan Disc Data Input.

    2). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu untuk menerapkan postack

    time migration dengan menggunakan explicit finite difference extrapolators,

    maka digunakan subflow Steep Dip Explicit FD Time Migration.

    - Select interval vs. time velocity file

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 50

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    File kecepatan interval vs. waktu yang digunakan merupakan file output

    dari Velocity Manipulation yang telah dihasilkan sebelumnya, yaitu

    VelMig.

    3). Hasilkan dataset yang telah di-migrasi, misalkan dengan nama Migration,

    dengan menggunakan Disc Data Output.

    Gambar II.14. Contoh tampilan penampang seismik hasil Migrasi.

    Sampai dengan tahap ini telah selesai dilakukan serangkaian tahap dalam

    melakukan pengolahan data seismik postack time migration untuk tahap dasar, yaitu dari

    pembacaan raw data seismik sampai dengan dihasilkannya data postack yang telah di

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 51

  • PANDUAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK MENGGUNAKAN ProMAX

    migrasi. Penampang postack hasil migrasi tersebut ditunjukkan pada gambar II.4., dimana

    pada penampang tersebut sangat terlihat adanya efek smile atau swing. Efek tersebut dapat

    disebabkan oleh adanya noise dominan yang belum dibersihkan secara optimal pada saat

    proses traec editing. Adanya hal tersebut sekaligus untuk menunjukkan kepada pembaca

    bahwa kurang optimalnya (atau bahkan kesalahan) dalam pengolahan data seismik di

    suatu tahap (atau flow) akan sangat mempengaruhi hasil pengolahan dari tahap lainnya,

    hingga pada akhirnya kesalahan-kesalahan itu akan terakumulasi pada hasil akhir

    pengolahan data seismik, yang dalam konteks ini adalah penampang postack hasil migrasi.

    Laboratorium Seismik, Departemen Geofisika & Meteorologi, ITB. 52

  • Skema Flow Pengolahan Data Seismik

    Menggunakan ProMAX

  • INPUT DATA

    SEG Y Input

    Disc Data Output : RawData

    Evaluasi 2D Land Geometry Spreadsheet

    GEOMETRY

    2D Land Geometry Spreadsheet

    Disc Data Input : RawData

    Trace QC View

    Inline Geom. Header Load

    Disc Data Output : Geometry

    Diagram geometri penembakan telah

    sesuai

    TRACE DISPLAY (1)

    Disc Data Input : Geometry

    Trace Display

    First Break Picking: fb01

    ???

    Ya Tidak

    Lanjutkan ke tahap ke-2 dari flow GEOMETRY

    First Break Picker Set Neural Network Parameters

    fb01

    Create Training Dataset

    Lakukan picking Save

    Picking Kill Traces/Pick Top Mute/Pick Bottom Mute/Pick Surgical

    Mute Top, Bottom,

    Surgical

    Lakukan picking

    Save

    Pick Miscellaneous Time Gates DeconGate

    Save Lakukan picking

  • TRACE DISPLAY (1)

    STATICS CORRECTION

    Disc Data Input : Geometry

    Apply Elevation Statics

    Refraction Statics: - Geometry

    - fb01

    - Ref1

    PREPROCESSING

    Disc Data Input : Geometry

    Trace Killing/Reverse

    Trace Muting

    Spiking/Predictive Decon

    Apply Refraction Statics : Ref1

    Disc Data Output : Preprocessing

    Disc Data Input : Preprocessing

    NMO Correction : - Forward

    - VEL1

    True Amplitude Recovery : VEL1

    CDP/Ensamble Stack

    Disc Data Output : Brute_Stack

    VELOCITY ANALYSIS (1)

    Supergather Formation : Preprocessing

    Trace Header Math : CDP=SG_CDP

    Velocity Analysis Precompute

    Disc Data Output : Velan1

    Disc Data Input : Velan1

    Velocity Analysis : VEL1

    Volume Viewer/Editor : VEL1

    TRACE DISPLAY (2)

    Disc Data Input : Brute_Stack

    Trace Display

    Pick Statics Horizons

    Save

    GateRes

    Lakukan picking

  • TRACE DISPLAY (2)

    RESIDUAL STATICS I

    Disc Data Input : Preprocessing

    NMO Correction : - Forward

    - VEL1

    Disc Data Output : NMORes

    Max. Power Autostatics

    Trace data file : NMORes

    Auto. horizons file : GateRes

    Disc Data Input : NMORes

    Apply Residual Statics : Ref1

    Disc Data Output : Residual

    Disc Data Input : Residual

    CDP/Ensamble Stack

    Disc Data Output : StackRes

    TRACE DISPLAY

    Tampilan postack bagus ???

    Ya Tidak

    Lanjut ke flow DMO

    VELOCITY ANALISYS

    Stack dengan parameter kecepatan yang baru

    Tampilan postack bagus ???

    Lanjut ke flow DMOYa

    RESTidak STATICS IIIDUAL

    Lanjut ke flow DMO

  • RESIDUAL STATICS I

    DMO

    Disc Data Input : Residual

    Trace Binning

    - Signed sources-receiver offset

    - Binned header : DMOOF

    Database/Header Transfer

    - TRC GEOMETRY DMOOF

    - First header entry : DMOOF

    Disc Data Output : DMOBin

    Disc Data Input : DMOBin

    - Primary sort key : DMOOF

    Velocity Manipulation

    - Input velocity database : VEL1

    - Output velocity database : VelDMO

    Disc Data Input : DMOBin

    Common Offset F-K DMO:

    - Header entry : DMOOF

    - Velocity file : VelDMO

    Disc Data Output : DMOGather

    Disc Data Input : DMOGather

    CDP/Ensambles Stack

    Disc Data Output : DMOStack

    Disc Data Input : DMOGather

    NMO Correction

    - Inverse

    - VEL2

    Disc Data Output : IDMOGather

    Disc Data Input : IDMOGather

    NMO Correction

    - Forward

    - VEL3

    CDP/Ensamble Stack

    Disc Data Output : FinalStack

    VELOCITY ANALYSIS (2)

    Supergather Formation : DMOGather

    Trace Header Math: CDP=SG_CDP

    Velocity Analysis Precompute

    Disc Data Output : Velan2

    Disc Data Input : Velan2

    Velocity Analysis : VEL2

    Volume Viewer/Editor : VEL2

    VELOCITY ANALYSIS (3)

    Supergather Formation : IDMOGather

    Trace Header Math: CDP=SG_CDP

    Velocity Analysis Precompute

    Disc Data Output : Velan3

    Disc Data Input : Velan3

    Velocity Analysis : VEL3

    Volume Viewer/Editor : VEL3

    MIGRATION

    Velocity Manipulation

    - Input velocity database : VEL3

    - Output velocity database : VelMig

    Disc Data Input : FinalStack

    Steep Dip Explicit FD Time Mig ; VelMig

    Disc Data Output : Migration

  • TENTANG PENULIS . . .

    Pemuda yang kerap disapa Toy ini memiliki nama lengkap Tomi Adriansyah

    Jusri. Darah minang yang mengalir samar tapi pasti di tubuh nya membuat jiwa perantau

    dan petualang sejati tumbuh dan bersemayam di dirinya. Pemuda yang kesehariannya

    akrab terlihat dengan jins belel, t-shirt hitam, dan jaket ini sangat menyukai keindahan

    sekaligus kerasnya alam lepas. Maka tak heran, belantara dunia seismik yang penuh

    misteri, keras, namun indah ini menjadi pelabuhan hasratnya. Mulai mengenal seismik

    lewat lapangan dan pedalaman hutan telah menempa dirinya untuk selalu tetap insyaf

    dan sabar dalam menelusuri benang-benang merah ilmu kebumian itu. Namun rasa

    tertantang dan penasaran yang begitu besar selalu saja membenturkan dirinya kepada

    tantangan-tantangan baru. Rasa penasaran akan tantangan baru itu jugalah yang

    menyebabkan lelaki ini lebih banyak terjun di dunia seismic processing kini... dan entah

    apa lagi yang akan coba ditaklukkannya esok hari...