pandangan masyarakat kelurahan rejowinangun …digilib.uin-suka.ac.id/3967/1/bab i, v, daftar...
TRANSCRIPT
PANDANGAN MASYARAKAT KELURAHAN REJOWINANGUN KECAMATAN KOTAGEDE TENTANG KAFA<’AH DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA
SAK<I<NAH MAWADDAH WARAH{MAH
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR
SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:
IKA APRIYANTI PANJAITAN NIM. 04 350 117
PEMBIMBING:
Prof. Dr. H. SUSIKNAN AZHARI, M.A LEBBA, S.Ag, M.Si
AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2009
i
ABSTRAK Agama merupakan prioritas utama dalam memilih pasangan hidup. Dengan
agama yang kuat dan memahami syari'at Islam secara keseluruhan, taraf kebahagiaan dan keharmonisan yang dimiliki seseorang akan bertambah bukan hanya pada taraf material tetapi juga dalam ukuran immaterial. Sering sekali masyarakat di dalam memahami tentang kafa<'ah itu bahwa seseorang dinikahkan dengan lawan jenisnya yang sama derajat kekayaan, kecantikan dan keturunan. Sebenarnya dari semua itu hanyalah bersifat lahiriyah belaka, jika yang terjadi itu memang tidak ada jeleknya, tetapi kafa<'ah lebih berlaku pada persoalan agama dan akhlak, maka dalam realita yang terjadi di masyarakat saat ini terkadang tidak sejalan dengan teori kafa<'ah yang ideal. Berdasarkan latar belakang inilah penyusun bermaksud untuk meneliti tentang kafa<'ah dalam pandangan masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang memilih lokasi di Kelurahan Rejowinangun Kecamaan Kotagede. Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian difokuskan pada informan sebagai sumber yang memberikan informasi tentang pemahaman kafa<'ah. Setelah data terkumpul, kemudian direduksi, disajikan dan diverifikasi, lalu dianalisis secara deskriptik analitik dengan proses berpikir induktif dan deduktif.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa masyarakat Kelurahan Rejowinangun tidak begitu mengenal istilah kafa<'ah, namun masyarakat Kelurahan Rejowinangun lebih memahami kafa<'ah dengan istilah bibit, bebet, dan bobot. Dalam pandangan masyarakat tentang kafa<'ah ini, sepintas masyarakat Kelurahan Rejowinangun sama sekali tidak bermaksud melebihkan seseorang hanya dari satu aspek saja, baik aspek agama, fisik, materi atau aspek bibit, bebet dan bobot. Sebab apabila hal iu terjadi, maka jelas adanya bahwa bibit, bebet, dan bobot yang selama ini dipahami sangat bertentangan dengan konsep agama atau dengan semangat beragama dan Sunnah Nabi. Namun, tidak demikian halnya, pandangan masyarakat tentang kafa<'ah ada dua tujuan dari kafa<'ah ini yakni: 1) Kafa<'ah sebagai usaha untuk membangun dan menciptakan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera; 2) Ka a<'ah hanya sebuah usaha untuk menghadapi atau menghindari persoalan-persoalan dalam perkawinan. Apabila bertemu dua orang yang serasi dan sepadan, diharapkan kehidupan keluarganya akan mampu menciptakan dan menjalankan roda pernikahan dengan baik serta melahirkan keturunan yang baik pula. Sebaliknya pasangan yang tidak sepadan akan melahirkan rumah tangga yang tidak harmonis. Oleh karena itu bila dilihat secara keseluruhan pandangan Masyarakat Rejowinangun tentang Kafa<'ah berhubungan dengan unsur sosial, yang dengan itu diharapkan calon suami dan isteri dapat menjalankan bahtera rumah tangga dengan baik menuju kelurga yang sejahtera dan bahagia.
f
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada: Ayah dan mamakku yang terhormat
Kakak-kakakku dan adikku serta Almamater tercinta
Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
MOTTO
⎯Βρ µG≈ƒ#™ β& ,={ /39 ⎯Β Ν3¡Ρ& %`≡ρ—& #θΖ3¡F9 $γŠ9) ≅è_ρ Ν6Ζ/ οŠθΒ πϑm‘ρ β) ’û 79≡Œ M≈ƒψ Θθ)9
βρ3Gƒ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Ru<m [30]: 21)
vii
KATA PENGANTAR
حيمبسم ا محن الر الر
أن حممدا عبده ال شريك له وأشهد ال إله إال ا وحده العاملني أشهد أن رب احلمد : أمابعد.صحابه امجعني أ اللهم صل وسلم على سيد�ا حممد وعلى أله و،ورسوله
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia secara berpasang-
pasangan dan daripada keduanya memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Salawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw serta para sahabat beserta keluarganya yang telah
memperjuangkan keadilan dan membawa kesejahteraan di dunia ini.
Segala usaha dan upaya maksimal telah penyusun lakukan untuk
menjadikan skripsi ini sebuah karya tulis ilmiah yang baik, namun karena
keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki, baik dalam pemilihan bahasa,
penyusunan kalimat maupun teknik analisanya, sehingga dalam skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penyusun mengharapkan saran dan kritik guna memenuhi target dan tujuan yang
dikehendaki.
Dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini dengan rasa ta'zim
penyusun mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya, yaitu kepada:
viii
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Dr. H. Susiknan Azhari, M.A., selaku Pembimbing I, yang
dengan penuh kesabaran bersedia mengoreksi secara teliti seluruh isi tulisan
yang mulanya ‘semrawut’ ini, sehingga menjadi lebih layak dan berarti.
Semoga kemudahan dan keberkahan selalu menyertai beliau dan keluarganya.
3. Bapak Lebba, S.Ag., M.Si., selaku Pembimbing II, atas arahan dan nasehat
yang diberikan, di sela-sela kesibukan waktunya, sehingga dapat
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai tempat interaksi
penyusun selama menjalani studi pada jenjang Perguruan Tinggi di
Yogyakarta.
5. Ayahanda tercinta Syaibun Panjaitan dan Ibundaku tersayang Masainta
Manurung yang dalam situasi apa pun tidak pernah lelah dan berhenti
mengalirkan rasa cinta dan kasih sayang, doa dan dana buat penyusun.
6. Kakak-kakak dan adikku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan
semangat
7. Seluruh Teman-teman di al-Ahwal asy-Syahsiyyah Kelas C angkatan 2004
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan teman-teman Kost,
yang selalu memberikan semangat bantuan dan dorongan kepada penyusun.
Akhirnya, penyusun berharap, skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi
penyusun sendiri maupun bagi masyarakat akademik serta dapat menjadi
ix
khazanah dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu hukum Islam.
Atas semua bantuan yang diberikan kepada penyusun, semoga Allah swt.
memberikan balasan yang selayaknya. Amin.
Yogyakarta, 16 Syakban 1430 H 07 Agustus 2009 M
Penyusun,
Ika Apriyanti Panjaitan NIM: 04 350 117
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi yang berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama R.I.
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/ 1987 dan Nomor:
0543 b/ U/ 1987, Tanggal 22 Januari 1988 secara garis besar uraiannya adalah
sebagai berikut:
A. Konsonan Tunggal
Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf dan
tanda sekaligus sebagai berikut:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا
ba>’ b be ب
ta>’ t te ت
s|a> s\ s\ (dengan titik di atas) ث
ji>m j je ج
h{a>’ h{ h{a (dengan titik di bawah) ح
kha>’ kh ka dan ha خ
da>l d de د
z|a>l z\ z\e (dengan titik di atas) ذ
ra>’ r er ر
za>i z zet ز
si>n s es س
syi>m sy es dan ye ش
s}a>d s} s} (dengan titik di bawah) ص
d{a>d} d{ d}e (dengan titik di bawah) ض
t{a> t{ t{e (dengan titik di bawah) ط
xi
z{a>’ z{ z{et (dengan titik di ظbawah)
ain ´ koma terbalik di atas‘ ع
gha> g ge غ
fa>’ f ef ف
qa>f q qi ق
ka>f k ka ك
la>m l el/ al ل
mi>m m em م
nu>n n en ن
wa>w w w و
ha>’ h ha هـ
hamzah ‘ Apostrof ء
ya>’ y ye ي
B. Vokal (tunggal dan rangkap)
Vokal bahasa Arab, sama seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong).
1. Vokal Tunggal
Vocal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Vokal Nama Huruf latin Nama
--- Fath}ah a A
--- Kasrah i I
--- D}ammah u U
xii
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harokat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf.
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah dan ya ai a dan i ـي...
Fath}ah dan wau au a dan u ـو...
Contoh :
آتبKataba سئل Su'ila
فعلFa‘ala يفآ Kaifa
ذآرZ|ukira حول H{aula
یذهبYaz\habu
C. Vocal Panjang (maddah):
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat atau
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda.
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah dan alif a> a dengan garis di atas ـا...
ـي...Fath}ah dan ya a> a dengan garis di atas
ـي...Kasrah dan ya i> i dengan garis di atas
D{ammah dan wau u> u dengan garis di atas ـو...
xiii
Contoh :
قالQa>la قيل Qi>la
Yaqu>lu یقول <Rama رمى
D. Ta’ Marbu>t}ah
1. Transliterasi ta’ marbu>t}ah hidup atau yang mendapat harakat fath}ah,
kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah “t”.
2. Transliterasi ta’ marbu>t}ah mati atau mendapat harakat sukun,
tansliterasinya adalah “h”.
3. Jika Ta’ Marbu>t}ah diikuti kata yang menggunakan kata sandang (“al-“),
dan bacaannya terpisah, maka ta’ marbu>t}ah tersebut ditransliterasikan
dengan “h”.
Contoh:
Raud}ah al-at}fa>l روضة األطفال
al-Madi>nah al-Munawwarah المدینة المنورة
T{alh}ah طلحة
E. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydid)
Transliterasi syaddah atau tasydi>d dilambangkan dengan huruf yang
sama, baik ketika berada di awal atau di akhir kata.
Contoh :
Al-h}ajj الحج Nazzala نـزل
Nu'ima نعم Al-birru البر
xiv
F. Kata Sandang “ ال ”
Kata sandang “ ال ” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan kata
penghubung “ - “, baik ketika bertemu dengan huruf qomariyah maupun
syamsiyah.
Contoh :
al-badi>>'u البدیع ar-rajulu الرجل
لقلما as-sayyidatu الشيدة al-qalamu
G. Hamzah
Hamzah ditansliterasikan dengan apostrof. Namun itu hanya berlaku
bagi hamzah yang terletak ditengah atau di akhir kata. Apabila terletak diawal
kata, hamzah tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
inna إن ta'khuz\u>na تأ خذون
umirtu أمرت 'an-nau النوء
akala أآل Syai'un شيء
H. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata baik fi'il atau kata kerja, isim maupun huruf,
ditulis terpisah. Hanya saja kata-kata tertentu penulisannya dengan huruf Arab
yang sudah lazim, dirangkaikan dengan kata lain. Hal ini karena ada huruf
atau harokat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata
tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.
xv
Contoh:
Fa aufu> al-kaila wa al-mi>za>n وا الكيل و الميزانوففأ Ibra<hi<m al-khali<l إبراهيم الخليل
ولله علي الناس حج البيت من استطاع إليه سبيال
Walilla>hi 'ala an-na>si h}ijju al-baiti manistat}a>'a ilaihi sabi>la>
I. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan
sebagainya seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri
tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan
kalimat.
Contoh :
Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l ومامحمد إال رسول
شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن Syahru Ramad}a>nal laz\i> unzila fihi al- Qur'a>n
Inna awwala baitin wud{i'a linna>si أول بيت وضع للناس إن
J. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu Tajwid.
Karena itu, peresmian pedoman tranliterasi ini perlu disertai dengan pedoman
tajwid.
xvi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Hal
1 Status dan Jenis Tanah Kelurahan Rejowinangun 23
2 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan
Rejowinangun
26
3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Komposisi Jenis Kelamin 26
4 Jumlah Penduduk menurut Usia dan Kelompoknya 27
5 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian 29
6 Bagan Susunan Penguru Forum Kerukunan Warga
Rejowinangun
30
7 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan 33
8 Jumlah Penduduk menurut Agama 38
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
ABSTRAK... ........................................................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iii
PENGESAHAN ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
MOTTO................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xviii
BAB III : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pokok Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 5
D. Telaah Pustaka................................................................................. 6
E. Kerangka Teoretik ........................................................................... 10
F. Metode Penelitian ............................................................................ 13
G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 20
BAB III : GAMBARAN UMUM KELURAHAN REJOWINANGUN
KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA ............................ 22
A. Keadaan Kelurahan Rejowinangun.............. ................................... 22
1. Letak geografis dan demografis .................................................. 22
2. Struktur Organisasi Kelurahan Rejowinangun ............................ 24
B. Keadaan Masyarakat Kelurahan Rejowinangun.............................. 26
1. Jumlah penduduk menurut kelompok usia ................................. 26
2. Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat
Rejowinangun ............................................................................. 27
3. Kehidupan Beragama .................................................................. 34
xviii
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG KAFA<'AH DALAM
PERKAWINAN.................................................................................. 40
A. Pengertian Kafa<'ah .......................................................................... 40
B. Landasan Hukum Kafa<'ah ............................................................... 43
1. Al-Qur'an ..................................................................................... 43
2. Hadis............................................................................................ 44
C. Asal-usul Kafa<'ah dan Pandangan Ulama Mazhab dalam Kriteria
Kafa<'ah ............................................................................................ 45
1. Asal-usul Kafa<'ah ........................................................................ 45
2. Pandangan Ulama Mazhab dalam Kriteria Kafa<'ah .................... 47
a. Mazhab Ma>liki >........................................................................ 48
b. Mazhab H{anafi........................................................................ 51
c. Mazhab Sya>fi'i>. ....................................................................... 54
d. Mazhab H{anbali ...................................................................... 59
BAB IV : KAFA<'AH DALAM PANDANGAN MASYARAKAT
KELURAHAN REJOWINANGUN SEBAGAI PEMBENTUKAN
KELUARGA SAKI<NAH MAWADDAH WA RAH{MAH................. 62
A. Kafa<'ah dalam Pandangan Masyarakat Rejowinangun................... 62
1. Makna kafa<'ah dalam masyarakat Rejowinangun...................... 62
2. Kriteria kafa<'ah ........................................................................... 66
a. Aspek agama .......................................................................... 67
b. Aspek keturunan ..................................................................... 69
c. Aspek fisik .............................................................................. 71
d. Aspek materi........................................................................... 73
B. Kafa<'ah dalam Membentuk Keluarga Saki<nah Mawaddah
wa Rah}mah ..................................................................................... 74
1. Untuk memaknai dan memahami tujuan pernikahan.................. 75
2. Untuk memahami dan memantapkan pilihan pendamping
hidup ........................................................................................... 78
3. Untuk memahami arti kebahagiaan ............................................ 83
xix
4. Untuk menumbuhkan sikap saling terbuka................................. 87
5. Saling menjaga kemaslahatan ..................................................... 89
6. Didasari dengan kesepakatan bersama......................................... 90
BAB V : PENUTUP........................................................................................... 96
A. Kesimpulan...................................................................................... 96
B. Saran-saran ...................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. TERJEMAHAN TEKS ARAB........................................................................... I
2. BIOGRAFI ULAMA ......................................................................................... IV
3. PEDOMAN WAWANCARA ............................................................................ VI
4. SURAT IZIN RISET DARI DEKAN FAKULTAS SYARI'AH UIN............. .. VIII
5. SURAT IZIN PENELITIAN DARI BAPPEDA DI. YOGYAKARTA ............. IX
6. SURAT IZIN PENELITIAN DARI BAPPEDA KODYA YOGYAKARTA ... X
7. SURAT IZIN PENELITIAN DARI KECAMATAN KOTAGEDE
YOGYAKARTA ................................................................................................ XI
8. SURAT IZIN PENELITIAN DARI KELURAHAN REJOWINANGUN ........ XII
9. SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI KETUA RW XII.................... XIII
KELURAHAN REJOWINANGUN............................................................... ... XIV
10. CURRICULUM VITAE..................................................................................... XV
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Tuhan-Nya hidup berpasang-pasangan dari
jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang diikat oleh sebuah perkawinan.1
Perkawinan ditempuh tidak hanya setahun atau dua tahun saja melainkan
untuk seumur hidup, sehingga begitu banyak hal yang perlu dipersiapkan,
mulai dari aspek kesiapan fisik, psikis, ekonomi, agama, kemampuan dalam
beradaptasi dan penyesuaian dengan keluarga masing-masing pasangan.
Dengan demikian, dalam memilih pasangan baik calon suami ataupun calon
isteri, haruslah memperhatikan faktor yang dapat mendorong terciptanya
kebahagiaan bagi calon pasangan suami dan isteri.2
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menempuh
perkawinan adalah menentukan kecocokan pasangan agar dapat menjamin
keselamatan dari kegagalan atau kegoncangan dalam berumah tangga, atau
yang lebih dikenal dengan kafa<’ah.
Kafa<’ah atau kufu’ berarti sederajat, sepadan atau sebanding. Adapun
yang dimaksud dengan kufu’ dalam pernikahan adalah laki-laki sebanding
dengan calon isterinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat
sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. Jadi esensi dalam hal
1Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 17. 2Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm.
51.
1
2
kafa<’ah adalah keseimbangan, keharmonisan dan keserasian, terutama dalam
agama, yaitu akhlak dan ibadah.3 Sebab kalau kafa<’ah diartikan persamaan
dalam hal persamaan harta atau kebangsawanan, maka akan terbentuknya
kasta, sedangkan dalam Islam tidak dibenarkan adanya kasta, karena manusia
di sisi Allah swt adalah sama, hanya ketakwaannya saja yang berbeda. Hal ini
sesuai dengan firman Allah swt dalam al-Quran yang berbunyi:
4...اكرمكم عندا اتقاكم ان وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا
Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa yang membedakan
antara manusia yang satu dengan lainnya menurut pandangan Allah adalah
bukan masalah kebangsawanan, harta, keturunan maupun kecantikannya
melainkan ketaqwannyalah (agama dan akhlak).
Ketika dihubungkan dengan perkawinan, kafâ’ah diartikan sebagai
keseimbangan antara calon suami dan isteri, dari segi kedudukan (h}asab),
agama (ad-di<n), keturunan (nasab), dan semacamnya.5 Sementara dalam
istilah para fuqaha, kafa<’ah didefinisikan sebagai kesamaan di dalam hal-hal
kemasyarakatan, yang dengan itu diharapkan akan tercipta kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarga dan akan mampu menyingkirkan kesusahan.
Muh}ammad Abu< Zahrah dalam kitabnya al-Ah}wa<l asy-Syakhsiyyah,
mendefinisikan kafa<’ah dengan keseimbangan antara calon suami dan isteri
3Ibid, hlm.50. 4Al-H}ujura>t (49): 13. 5Jama<luddi<n Muh}ammad bin ibn Mukarram al-Ans}a<ri< al-Manz}u<r, Lisa<n al-'Arabi (Mesir:
Da<r al-Mis}riya, t. t), I: 134.
3
dengan keadaan tertentu, yang dengan keadaan itu, mereka akan bisa
menghindari kesusahan dalam mengharungi hidup rumah tangga. Dengan
ringkas, kafa>’ah adalah keseimbangan antara calon suami dan isteri sehingga
masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan perkawinan.6
Islam menawarkan beberapa kriteria yang harus dipilih oleh masing-
masing calon, baik suami atau isteri dalam memilih pasangannya masing-
masing, seperti keturunan, harta, kecantikannya dan agamanya. Dari sekian
banyak kriteria yang ditawarkan, aspek agama dan akhlak yang menjadi
pilihan utama dalam memillih pasangan, selain itu merupakan pelengkap.7
Oleh karena itu, kafa<’ah dalam perkawinan dapat menjadi faktor yang sangat
penting di dalam menunjang terciptanya kebahagiaan dan keutuhan rumah
tangga.
Persoalan kafa<’ah memang bukan persoalan yang baru lagi di
kalangan masyarakat, seperti halnya yang terjadi di wilayah Kelurahan
Rejowinangun Kecamatan Kotagede, di mana masyarakatnya terus-menerus
mengalami peningkatan yang begitu pesat, baik dari segi pendidikan maupun
teknologi, sehingga persoalan kafa>'ah menjadi salah satu tujuan dari
pernikahan. Oleh karena itu alasan dipilihnya wilayah Rejowinangun ini
sebagai objek penelitian karena masyarakatnya sangat beraneka ragam, baik
dari segi status sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan.
t6Khoiruddin Nasution, Islam Ten ang Relasi Suami dan Isteri (Hukum Perkawinan I),
(Yogyakarta: Academia + Tazzafa, 2004), hlm. 212. 7Djamaan Nur, Fikih Munakahat, (Semarang: Dina Utama, 1993), hlm. 77.
4
Masyarakat Kelurahan Rejowinangun mayoritas memeluk agama
Islam. Islam yang diyakini sebagai suatu kepercayaan dan keyakinan dan
telah menjadi tiang kehidupan bagi masyarakatnya. Di wilayah ini, Islam
sebagai sebuah sistem nilai dan sistem norma yang menjadi tonggak dasar
dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakatnya secara keseluruhan.
Dapat dikatakan hampir seluruh dimensi kehidupan masyarakat di kelurahan
ini, selalu berdasarkan kepada ajaran Islam, meskipun terdapat berbagai
macam kelompok agama mulai dari jama'ah Nahdlatul Ulama,
Muhammadiyah dan masih banyak lagi jama'ah-jama'ah lainnya.8 Begitu pula
kompleksitas dari segi pendidikan yang bertingkat-tingkat mulai dari lulusan
TK, SD, SMP, SMU sampai pada Sarjana.
Dapat dilihat dari paparan di atas bahwa terjadi keanekaragaman yang
sangat bervariasi pada masyarakat Kelurahan Rejowinangun. Hal ini secara
tidak langsung juga sangat berpengaruh pada perbedaan pola pikir serta
pemahaman masyarakat Kelurahan Rejowinangun mengenai kafa<'ah apakah
dilihat dari keturunan, kecantikan, pekerjaan, pendidikan atau dari agama
seseorang? Mengenai hal ini Rasulullah saw. bersabda:
9.يداك تربت الدين بذات فاظفر ولدينها وجلماهلا وحلسبها ملاهلا: الربع املرءة تنكح
8Wawancara dengan Bapak Sri Kuncoro, selaku Kepala Kelurahan Rejowinangun pada
tanggal 15 Juli 2008. 9Ima<m al-Bukha<ri<, S}ah}i<h} al-Bukha<ri< (Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.), VI:123, hadis riwayat al-
al-Bukha<ri< dari Abu> Hurairah, Ba<b Kita>b an-Nika>h.
5
Berdasarkan hadis di atas, agama merupakan prioritas utama dalam
memilih pasangan hidup. Dengan agama yang kuat dan memahami syari'at
Islam secara keseluruhan, taraf kebahagiaan dan keharmonisan yang dimiliki
seseorang akan bertambah bukan hanya pada taraf material tetapi juga dalam
ukuran inmaterial. Sering sekali masyarakat di dalam memahami tentang
kafa<’ah itu bahwa seseorang dinikahkan dengan lawan jenisnya yang sama
derajatnya, kekayaannya, dan kecantikannya. Sebenarnya dari semua itu
hanyalah bersifat lahiriyah belaka saja. Jika itu yang terjadi memang tidak
ada jeleknya, tetapi kafa<’ah lebih berlaku kepada persoalan agama dan
akhlak. Maka dalam realita yang terjadi di dalam masyarakat saat ini kadang-
kadang tidak sejalan dengan teori kafa<’ah yang ideal.
B. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah "Bagaimana pandangan masyarakat
Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede tentang kafa<’ah dalam
pembentukan keluarga saki<nah mawaddah wa rah}mah ?"
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pandangan
masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede tentang kafa<’ah
dalam pembentukan keluarga saki<nah mawaddah wa rah}mah.
6
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memenuhi di
antaranya adalah:
a. Penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap khazanah keilmuan,
khususnya yang berkaitan dengan hukum keluarga.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, yaitu sebagai upaya
memberikan pencerahan dan memperluas wawasan umat Islam tentang
kafa<’ah dalam pembentukan keluarga saki<nah mawaddah wa rah}mah
khususnya dalam kalangan masyarakat kelurahan Rejowinangun
Kecamatan Kotagede.
D. Telaah Pustaka
Sejauh pengamatan dan penelusuran pustaka yang penyusun lakukan,
ternyata ada beberapa karya ilmiah, baik itu berupa hasil dari karya ulama
klasik ataupun ulama kontemporer dan juga dalam bentuk skripsi yang telah
membahas tentang kafa<'ah.
Buku-buku yang membicarakan mengenai kafa<’ah telah banyak ditulis
baik dalam kitab-kitab fikih yang berbahasa Arab maupun Indonesia,
diantaranya kitab Fiqh Sunnah karya as-Sayyid Sabiq yang mengemukakan
pendapat bahwa dalam perkawinan memang diperlukan kesederajatan,
kesepadanan. Maksudnya antara calon suami dan calon isteri harus sama
dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam agama
dan akhlaknya. Sehingga tidak diragukan lagi jika kedudukan antara laki-laki
7
dan perempuan sebanding, akan merupakan faktor kebahagiaan hidup suami
isteri dan akan lebih menjamin perempuan dari kegagalan dalam rumah
tangga.10
Dalam kitab al-Ah{wa<l asy-Syakhsiyyah, Muh}ammad Abu> Zahrah
menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan kafa<’ah, ditambah dengan
perbedaan pendapat di antara mazhab-mazhab fikih seputar kafâ’ah, siapa
yang berhak terdapat kufu’ dan lain sebagainya.11 Di dalam kitabnya Abu
Zahrah mengartikan kafa<’ah sebagai keseimbangan antar suami isteri
mengenai beberapa hal tertentu dengan tujuan supaya terhindar dari gejala-
gejala yang dapat menghancurkan kehidupan rumah tangga. Mengenai
kriteria-kriteria kafa<’ah dijelaskan secara kompherensif disertai dengan
beberapa pendapat yang mengitarinya, seperti nasab, harta, merdeka,
keberagaman (kesalehan), Islam (agama) dan pekerjaan.
Dalam karya Khoiruddin Nasution, yang berjudul Islam tentang Relasi
Suami dan Isteri (Hukum Perkawinan 1) juga menjelaskan mengenai kafâ’ah.
Secara rinci beliau memaparkan nas}-nas} tentang kafâ’ah, pandangan fuqaha
mengenai kafâ’ah, konsep Perundang-undangan kemudian dianalisis. Dalam
bukunya dijelaskan juga menurut pandangan para imam-imam mazhab fikih.12
Dalam bentuk karya tulis, penelitian tentang kafa<’ah juga telah
dilakukan, diantaranya oleh Laila Nurmilah dengan judul “Konsep Kafa<’ah
s
- <l
I l l
10As-Sayyid Sabiq, Fiqh a -Sunnah, (Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.), VI: 36. 11Muh}ammad Abu< Zahra, Al Ah}wa asy-Syakhs}}iyyah, (Mesir: Da<r al-Fikr wa al-‘Arabi,
1950), hlm. 156. 12Khoiruddin Nasution, s am Tentang Re asi, hlm. 212.
8
dalam Pandangan Abu< Yu<suf”. Penelitian ini yang dilakukan Nurmilah ini
lebih menekankan pada keistimewaan dan keilmuan ia tidak terlalu
menekankan pada status sosial. Namun tentang siapa yang berhak menetukan
kufu’ dan kepada siapa kufu’ dibebabankan, Abu< Yu<suf lebih menentukannya
secara sepihak, yaitu kepada pihak laki-laki, hal ini dapat dipahami karena
Abu< Yu<suf hidup pada masa 'Abba<siyah di mana faktor wanita (ibu/ isteri)
tidak terlalu diperhitungkan, sehingga ada beberapa khalifah yang menikah
dengan wanita yang derajatnya jauh di bawahnya. Dalam penelitian ini juga
disebutkan bahwa kafa<’ah menurut Abu< Yu<suf adalah dengan lebih menitik-
beratkan atas faktor pendidikan seseorang, di samping faktor keagamaannya.
Faktor nasab didudukan oleh Abu< Yu<suf di bawah faktor pendidikan.13
Kemudian Trianto dengan judul “Studi Terhadap Pemikiran Ibnu Hazm
Tentang Kriteria Kafa<’ah dalam Pernikahan”. Dalam Skripsi ini, Trianto
menjelaskan bahwa menurut pemikiran Ibnu Hazm, kafa<’ah tidak ada dalam
Islam, karena orang Islam sama kedudukannya, bersaudara satu dengan yang
lainnya. Kalaupun ada, kafa<’ah hanya berlaku dalam segi agama saja, dan
menurut Ibnu Hazm tentang kriteria kafa<’ah dalam pernikahan jika dikaitkan
dengan konteks ke-Indonesiaan adalah relevan, sebab dalam KHI Pasal 44 dan
<’13Laila Nurmilah, “Konsep Kafa ah dalam Pandangan Abu> Yu<suf”, dalam Skripsi tidak
diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2005).
9
Pasal 61 yang dimaksud dengan agama adalah keyakinan atau kepercayaan,
bukan sikap religiusitas, sesuai dengan pendapat Ibnu Hazm.14
Selain itu penelitian juga telah dilakukan oleh Supriyanto dengan judul
“Konsep Kafa<’ah dalam Pernikahan menurut Tim Syura Biro Konseling
Keluarga Bahagia Sejahtera (BKKBS) Dewan Pimpinan Wilayah Partai
Keadilan Sejahtera Yogyakarta".15 Dalam penelitiannya Supriyanto
memaparkan bahwa keberadaan BKKBS adalah sebagai biro jodoh dalam
struktur DPW PKS Yogyakarta. Keberadaan BKKBS merupakan sebuah
jembatan yang mencoba menghubungkan kekakuan dan kebekuan interaksi
antara ikhwan dan akhwat. Keberadaanya juga merupakan langkah logis dan
tegasnya prinsip pergaulan dengan lawan jenis di dalam tubuh PKS. Menurut
Tim Syura BKKBS, salah satu upaya untuk membentuk keluarga saki>nah
mawaddah wa rah}mah adalah dengan menerapkan konsep kafa<’ah antara
suami dan isteri, meskipun kafa<’ah itu tidak mempengaruhi sah tidaknya
sebuah akad, akan tetapi keberadaanya harus tetap diperhatikan. Menurut Tim
Syura BKKBS kafa<’ah mencakup beberapa kriteria yaitu keagamaan
seseorang, tingkat pendidikan dan fisik seseorang. Konsep kafa’ah yang
terdapat pada Tim Syura BKKBS adalah mas}lahah yang bersifat d}aruriyyah,
14Trianto, “Studi Terhadap Pemikiran Ibnu Hazm Tentang Kriteria Kafa<’ah dalam
Pernikahan”, dalam Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2005).
15Supriyanto, “Konsep Kafa<’ah dalam Pernikahan menurut Tim Syura Biro Konseling Keluarga Bahagia Sejahtera (BKKBS) Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Yogyakarta" dalam Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2006).
10
khususnya yang berkaitan dengan h}ifz\ ad-di<n dan Tah}siniyyah, dalam hal ini
dengan menyertakan kafa<’ah 'urfiyyah.
Berdasarkan berbagai kajian yang telah disebutkan di atas, belum
ditemukan kajian yang secara khusus membahas tentang kafa<’ah dalam
pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah dalam pandangan
masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede sehingga perlu
diadakan penelitian.
E. Kerangka Teoretik
Dalam perkawinan, salah satu tujuannya adalah untuk membentuk
keluarga yang saki>nah mawaddah wa rah}mah.16 Agar tujuan tersebut dapat
tercapai, maka Islam mengajarkan beberapa hal yang berkaitan dengan
pemilihan calon suami atau calon isteri. Salah satunya adalah dengan memilih
pasangan yang sekufu artinya setara dan sepadan. Pada dasarnya Islam
memandang bahwa semua manusia sama kedudukannya dihadapan Tuhan
yang membedakan hanyalah ketaqwaannya saja. Atas dasar itulah, kemudian
Islam memberikan kriteria kafa<'ah lebih menitikberatkan pada kualitas
ketaqwaan seseorang yaitu agama dan akhlak.
Pada dasarnya al-Qur`an maupun al-Hadis tidak ada satupun yang
menjelaskan bahwa perkawinan itu hanya bisa dilaksanakan bagi pasangan
yang sekufu`. Prinsip bahwa Allah tidak membedakan seseorang dari status
sosial, ekonomi, suku dan lain sebagiannya telah diuraikan secara jelas dalam
16Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Citra Umbara, 2007), hlm. 228.
11
firman-Nya (al-H}ujura>t (49): 13) di atas. Semua orang kedudukannya sama
hanya ketaqwaannyalah yang membedakan antara yang satu dengan lainnya.17
Kendatipun demikian, pengaruh budaya Arab pra Islam dalam menilai
kesepadanan masih belum dapat dihilangkan sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa rumusan konsep kafa< ah yang ditetapkan ulama-ulama klasik,
yang sampai saat ini masih menetapkan bahwa faktor nasab, kekayaan dan
pendidikan merupakan unsur kafa<'ah yang harus diperhatikan. Penerapan
kafa<'ah seperti di atas, tidak hanya berlaku pada masyarakat Arab saja, akan
tetapi di berbagai daerah di Indonesia juga banyak kita temukan yang
menerapkan konsep kafa<'ah, hal ini tidak lain untuk menciptakan keharmonisan
dalam rumah tangga. Sebab tidak diragukan lagi, jikalau kedudukan antara
laki-laki dan perempuan sebanding sangat mempengaruhi terciptanya
kebahagiaan hidup suami isteri dan lebih menjamin keselamatan keluarga dari
pertengkaran dan pertikaian.
Penerapan konsep kafa<'ah dalam sebuah pernikahan bukanlah sesuatu
yang mutlak harus dilaksanakan. Konsep tersebut hanyalah sebuah tawaran
bagi mereka yang menginginkan terciptanya hubungan keluarga yang
harmonis. Namun, dengan menerapkan konsep kafa<'ah diharapkan sedikit
banyak akan meminimalisir adanya konflik-konflik dalam rumah tangga.
Dengan demikian adanya penerapan konsep kafa<'ah adalah demi
terwujudnya kemaslahatan dalam rumah tangga. Hal ini dikarenakan dalam
sebuah perkawinan pasangan suami isteri yang terlalu berbeda diduga akan
i17Maulana Muhammad Ali, Islamolog (Di>n al-Isla>m), alih bahasa R. Kaelan dan Bachrun, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1977), hlm. 426.
12
menimbulkan keluarga yang kurang harmonis. Dalam hal ini kafa<'ah sangat
diperlukan sebagai keseimbangan, keharmonisan dan keserasian, terutama
dalam agama, yaitu akhlak dan ibadah. Dalam hal ini tujuam kafa<'ah sangat
diperlukan.
Di dalam kehidupan masyarakat yang mempunyai taraf kebudayaan dan
struktur sosial madya dan modern, hampir selalu ada perbedaan antara pola-
pola perikelakuan yang nyata dengan pola-pola perikelakuan yang dikehendaki
oleh hukum. Perbedaan dimaksud terjadi karena meningkatnya kompleksitas
dan derajat diferensiasi kebudayaan antara masyarakat.18
Perbedaan tersebut merupakan gejala yang wajar dan tidak dengan
sendirinya berarti hukum telah tertinggal. Perbedaan tersebut disebabkan
karena hukum biasanya dibentuk dan disahkan oleh bagian kecil dari
masyarakat yang duduk di kekuasaan. Walaupun mereka mewakili masyarakat,
tetapi tidak mungkin mengetahui, memahami, menyadari dan merasakan setiap
kebutuhan bagian terbesar warga masyarakat.
Masyarakat dapat mematuhi dan mentaati hukum ditopang oleh
sejauhmana aspek kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum yang ada,
atau tentang hukum yang diharapkan ada. Sebenarnya yang ditekankan adalah
nilai-nilai tentang fungsi hukum, dan bukan suatu penilaian hukum terhadap
kejadian yang kongkret dalam masyarakat bersangkutan.
B. Kutschincky dalam Soleman B. Taneko, menyebutkan indikator-
indikator kesadaran hukum, yakni: pengetahuan tentang peraturan hukum,
l r t18Soleman B. Taneko, Pokok-pokok Stusi Hukum da am Masya aka , (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 81
13
pengetahuan tentang isi peraturan hukum, sikap terhadap peraturan-peraturan
hukum, dan pola-pola perikelakuan hukum.19
Menurut R. Bierstedt dalam bukunya 'The Social Order' bahwa setiap
indikator di atas menunjuk pada tingkat kesadaran hukum tertentu, mulai dari
yang terendah sampai dengan yang tertinggi.20 Adapun basis-basis dari
kepatuhan hukum menurut R. Bierstedt tersebut, meliputi:
1. Indoctrination, yaktu sebab pertama mengapa masyarakat mematuhi kaidah-
kaidah adalah karena diindoktrinasi untuk berbuat demikian.
2. Habituation, karena sejak kecil mengalami proses sosialisasi, maka lama-
kelamaan menjadi kebiasaan untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
3. Utility, pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk hidup
pantas dan teratur.
4. Group Identification, kepatuhan merupakan salah satu sarana untuk
mengadakan identifikasi dengan kelompok.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field
research). Penelitian dilakukan dengan mengambil sumber data dari
pandangan masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede
tentang kafa <’ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa
19Ibid. 20R. Bierstedt, The Social Order, Cet. III (Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha Ltd, 1970),
hlm. 111.
14
rah}mah, kemudian dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang berkompeten
tentang masalah kafa<’ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah
wa rah}mah,, lalu dideskripsikan dan dianalisis sehingga dapat menjawab
persoalan yang telah dirumuskan dalam pokok masalah.
Dalam menganalisis data pada penelitian ini penyusun menggunakan
dua jenis data yaitu:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari dokumentasi
Kelurahan Rejowinangun, dan narasumber atau informan yang
diwawancarai; dan
b. Data sekunder yaitu semua informasi yang berkaitan dengan konsep
kafa<’ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah,
baik berupa buku-buku penunjang, kitab-kitab, undang-undang, pendapat
para tokoh dan sebagainya.
Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu suatu
penelitian yang menggambarkan, menguraikan, selanjutnya menganalisa
data secara jelas.21
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif. Pendekatan normatif, yaitu menganalisa data dengan
menggunakan pendekatan melalui dalil atau kaidah yang menjadi pedoman
21Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta, 2003), hlm. 7.
15
perilaku manusia.22 Dengan kata lain bahwa pendekatan ini adalah untuk
menjelaskan masalah yang dikaji dengan norma atau hukum melalui teks-
teks al-Qur'an, Hadis dan kaidah-kaidah fikih-usul fikih serta pemikiran
hukum, sebagai penegasan maupun pemikiran manusia sendiri yang
terformulasi dalam fikih. Maksudnya dalam hal ini membahas tentang
kafa<'ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah.
3. Penentuan subjek dan objek penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dapat ditemukan dengan cara memilih informan
untuk dijadikan “key informan” di dalam pengambilan data di lapangan.23
Dengan demikian, subjek penelitian merupakan sumber informasi
mencari data dan masukan-masukan dalam mengungkapkan masalah
penelitian. Adapun informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian. Jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar
belakang penelitian.24
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah:
1) Pejabat Kelurahan, seperti Lurah Rejowinangun, Kepala Urusan
Agama dan Kesejahteraan (Kaurkesra); Ketua RW XII dan Ketua RT
i
li
22Soerjono Soekanto, Pengantar Penel tian Hukum, (Jakarta: UI-Press, Cet. III, 1986), hlm. 10.
23Peter Mahmud Marzuki, Pene tian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 7-8. 24Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994),
hlm. 90.
16
37, 38, 39 dan 40;
2) Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) atau Takmir
3) Masyarakat RW XII yang terdiri dari empat (4) RT, masing-masing
RT, diambil 5-10. Karena penelitian ini merupakan studi kasus, maka
subjek penelitian dijadikan informan atau narasumber, karena lebih
mengacu pada perimbangan kualitas informan, bukan segi
kuantitasnya.25 Artinya, penentuan informan atau nama-nama di atas,
didasarkan pertimbangan kapasitas atau kemampuan mereka untuk
memberikan informasi yang tepat dan dapat dipercaya mengenai
permasalahan-permasalahan yang diteliti.
b. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah
fenomena yang menjadi topik dari penelitian ini yaitu tentang pandangan
masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede tentang
kafa<'ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Metode observasi adalah metode untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis
i25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penel tian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 130.
17
terhadap fenomena-fenomena yang diteliti, baik fenomena sosial,
budaya, ekonomi dan agama yang berhubungan dengan adanya kafa’ah
dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah terhadap
masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede.
b. Wawancara
Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian.26 Menurut Masri Singarimbun, wawancara (interview)
adalah pengumpulan data yang ditujukan kepada informan yang
terpilih.27 Sehingga dalam penelitian ini subjek penelitian merupakan
informan terpilih karena seorang informan haruslah memiliki
pengetahuan dan sikap yang relevan dengan tujuan penelitian.
Bentuk wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
wawancara bebas terpimpin, yaitu penulis mengadakan tanya jawab
dengan bebas berdasarkan interview guide (pedoman wawancara).
Pertanyaan-pertanyaan yang ada ditujukan kepada informan penelitian,
yaitu pengurus kelurahan beserta staf-stafnya, Pengurus Masjid, serta
masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede tentang
kafa<'ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah.
Metode wawancara ini digunakan untuk mencari data tentang
pandangan masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede
i
i
26Sutrisno Hadi, Metodolog Research, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), hlm. 4. 27Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Surva , (Jakarta: LPPPES,
1982), hlm. 145.
18
tentang tentang kafa<'ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah
wa rah}mah. Adapun sebagai narasumber adalah:
1) Sri Kuncoro, selaku Lurah Rejowinangun;
2) Ahmad, selaku staf Kepala Urusan Agama dan Kesejahteraan;
3) Sumitro, selaku Ketua RW XII,
4) Ganis Wirawan, Sutiyono, Surojo dan Tugiman, selaku Ketua RT 37,
38, 39 dan 40;
5) Agus Budi Santoso, selaku Ketua Badan Kemakmuran Masjid atau
Tamir; dan
6) Masyarakat RW XII Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode untuk mendapatkan data melalui
pencatatan terhadap dokumen-dokumen yang sesuai dengan subyek yang
diteliti.28 Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
melalui pencatatan-pencatatan dokumen yang ada, antara yang lain
tentang letak geografis, struktur pemerintahan, keadaan penduduk di
bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan keberagamaan masyarakat
Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede.
5. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka metode analisa
yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pola pikir yang
28Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 188.
19
diterapkan yaitu deduktif, yang merupakan pola berpikir yang berangkat
dari penalaran-penalaran kaidah atau norma umum untuk melakukan
penelitian terhadap norma yang bersifat khusus,29 dengan metode ini dapat
diketahui dan dianalisis kafa>’ah dalam pandangan masyarakat Kelurahan
Rejowinangun Kecamatan Kotagede sebagai pembentukan keluarga
saki<nah mawaddah wa rah}mah.
Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat menentukan
aspek penelitian berhasil atau tidak. Menurut Schaltz dan Straus tujuan
penafsiran data ada tiga jenis, yaitu deskripsi semata-mata, deskripsi
analitik dan deskripsi substantif.30 Penelitian ini bersifat deskripsi analitik,
yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan pandangan tentang
kafa<'ah dalam pembentukan keluarga saki>nah mawaddah wa rah}mah.
Analisis deskriptif analitik ini dilakukan dengan menggunakan model yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis interaktif. Dalam
analisis ini, data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk narasi.
Proses analisis datanya menggunakan tiga sub proses yang saling
berhubungan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Melalui reduksi data yang meliputi seleksi dan pemadatan
data, catatan dan rekaman wawancara dan observasi di lapangan diringkas
dan disederhanakan, diberi tanda dan dikelompokkan. Data tersebut
kemudian ditampilkan dalam bentuk gabungan informasi dan ringkasan
29Sutrisno Hadi, Metodologi, hlm. 42. 30Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, alih bahasan.
Tjeptjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), hlm. 16.
20
terstruktur dengan menggunakan teknik penalaran atau berpikir secara
deduktif yaitu dengan cara berfikir yang berangkat dari norma-norma yang
sifatnya umum kemudian ditarik kegeneralisasi yang bersifat khusus.
Langkah selanjutnya penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Ini
mencakup proses pemaknaan dan penafsiran data yang terkumpul.31
G. Sistematika Pembahasan
Agar gagasan yang terdapat dalam penelitian ini, dapat tersusun
dengan sistematis, maka akan dikelompokkan dan disistematiskan ke dalam
lima bab dan beberapa sub bab yang saling berkaitan. Adapun rincian adalah
sebagai berikut:
Bab Pertama, merupakan pendahuluan skripsi yang mengantarkan
kepada arah dan orientasi yang dikehendaki penyusun dalam penyusunan
skripsi ini. Secara umum pada bab ini dibagi ke dalam tujuh bagian yaitu latar
belakang masalah, yang dijadikan dasar dalam merumuskan pokok masalah,
kemudian dilanjutkan tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka sebagai
bahan referensi dan keaslian penelitian, kerangka teoretik, sebagai landasan
berfikir didasarkan pada teori-teori yang mendukung masalah, metode
penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab Dua, untuk menghantarkan pada pembahasan selanjutnya, maka
bagian ini akan mendeskripsikan tentang gambaran umum mengenai wilayah
Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede sebagai tempat penelitian,
agar dapat diketahui dengan jelas keadaan yang ada di daerah tersebut. Pada
31Ibid., hlm. 16-19.
21
bab ini diuraikan mengenai kondisi geografis wilayah Kelurahan
Rejowinangun kecamatan Kotagede dan struktur pemerintahannya, keadaan
penduduk sosial, ekonomi, dan pendidikan, kondisi keberagamaan masyarakat
Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede.
Bab Tiga, untuk menghantarkan pada pembahasan, maka pada bab ini
akan diketengahkan mengenai konsep kafa<’ah yang terdiri dari pengertian
kafa<’ah, landasan hukum kafa<’ah, dan macam-macam kriteria kafa<’ah.
Bab Empat, sebagai analisis, maka pada bab ini akan menjelaskan
pandangan masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede, yang
meliputi tentang pandangan masyarakat tentang kafa<'ah dan realitas kafa<'ah
dalam pembentukan keluarga saki<nah mawaddah wa rah}mah. Dengan
demikian akan terlihat pandangan masyarakat Keluruhan Rejowinangun
Kecamatan Kotagede.
Bab Lima, penutup, yang merupakan bagian akhir dari sebuah
penulisan laporan penelitian. Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran-
saran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan terdahulu, dapat penyusun kemukakan
kesimpulan, sekaligus sebagai jawaban dari pokok masalah yang sudah
ditetapkan sebelumnya, yaitu: pada awalnya masyarakat Kelurahan
Rejowinangun tidak begitu mengenal istilah kafa<'ah, namun setelah diberi
penjelasan padanan kafa<'ah tersebut, baru masyarakat Kelurahan
Rejowinangun memahaminya dengan istilah bibit, bobot dan bebet.
Bibit adalah masing-masing calon pasangan suami dan istri harus berasal
dari keturunan yang baik. Bagaimana sifat, watak, dan perilakunya dan
bagaimana keadaan orang tuanya dan sebagainya; Bobot adalah berkaitan
dengan masing-masing calon mempelai mempunyai pekerjaan yang sepadan.
bebet adalah harta kekayaan dan kesempurnaan yang dimiliki oleh masig-
masing calon mempelai.
Masyarakat Rejowinangun Kecamatan Kotagede, sama sekali tidak
melebihkan atau mengutamakan seseorang dari aspek bibit, bobot dan bebet.
Namun demikian, ada dua tujuan pokok dari adanya kafa<'ah atau bibit, bobot
dan bebet dalam pandangan masyarakat Rejowinangun, yaitu:
a. Kafa<'ah sebagai usaha untuk membangun dan menciptakan rumah tangga
yang bahagia dan sejahtera;
b. Kafa<'ah sebagai usaha agar dapat menghindarkan dari kesusahan dan
persoalan-persoalan dalam perkawinan.
96
97
Dengan demikian, apabila bertemunya dua orang yang serasi dan
sepadan, maka diharapkan kehidupan keluarga akan mampu menciptakan dan
menjalankan roda rumah tangga dengan baik, bahagia dan sejahtera.
Sebaliknya pasangan yang tidak sepadan akan melahirkan rumah tangga yang
tidak bahagia, tidak tenteram dan menjadi malapetaka, ekstrimnya akan
menimbulkan perceraian dengan mudah. Oleh karena itu bila dilihat dari
unsurnya bahwa pandangan masyarakat Kelurahan Rejowinangun Kecamatan
Kotagede berhubungan dengan unsur sosial, yang dengan ini diharapkan calon
suami dan isteri dapat menjalankan bahtera rumah tangga dengan baik menuju
keluarga sejahtera dan bahagia. Karenanya, kafa<'ah dimaksudkan agar idak ada
sengketa antar pasangan di dalam rumah tangga.
Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa persyaratan kafa<'ah yang
ada di masyarakat Kelurahan Rejowinangun lebih ditentukan dengan adat
kebiasaan ('urf) yaitu sepadan dengan bibit, bobot dan bebet. Hal mana yang
sering terjadi bahwa pasangan yang tidak sepadan dengan bibit, bobot dan
bebet sering membawa pernikahan ke arah yang tidak baik. Dengan demikian,
logis (masuk akal) manakala penetapan kafa<'ah ini hanya didasarkan pada adat
kebiasaan masyarakat Kelurahan Rejowinangun yang nota benenya
masyarakat Jawa.
B. Saran-saran
Untuk penelitian selanjutnya, terhadap para praktisi hukum, aktivis
masyarakat kampus, dan pemuka-pemuka agama, dengan melihat keadaan
98
masyarakat pada saat sekarang ini, maka ada beberapa saran yang bisa
dikemukakan, yaitu:
1. Bagi calon mempelai, dalam memilih dan menentukan pasangan hidup,
hendaknya perlu dipahami tentang konsep kafa<'ah secara integratif, induktif
dan konprehensif agar tidak terjadi kesalahan.
2. Bagi calon atau wali (orang tua) dalam memilih dan menentukan tidak
membeda-bedakan, status, materi, keturunan, atau kehormatan calon bagi
anak-anaknya. Karena itu akan menyalahi amanat yang diajarkan Islam
mengenai kemanusiaan. Namun, bukan berarti hal ini dilarang, jika fungsi
untuk mencari kecocokan, maka tidak ada salahnya, seperti harus seagama,
saling mengenal dan saling mencintai.
3. Bagi peneliti berikutnya, perlu kiranya membahas lebih detail masalah
kafa<'ah ini, seperti dari unsur sosiologis hukum Islam, atau antropologi
hukum Islam dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok Al-Qur'an
Departemen Agama RI., Mushaf Al-Qur'an Terjemah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006
B. Kelompok Hadis dan Ilmu Hadis
Bukha<ri<, Ima<m al-, S}ah}i<h} al-Bukha<ri<, Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.
S{an’a<ni<, As-Sayyid Muh}ammad bin Isma<'il bin S}ala<h} al-Ami<r al-Kah}lani< as}-, Subul as-Sala<m, Mesir: Da<r al-Ihya<’ al-Turas al-'Arabi, 1960.
C. Kelompok Fiqh dan Usul Fiqh
'A<mili<, 'Ali< H{usain Muh}ammad Makki al-, At}-T{ala<qu Khati'a<tu Man'?, Beirut: al-Mu'assasah al-'Urwah al-Wus\qa, t. t.
Abidin, Slamet, dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I, Bandung: Pustaka Setia, 1999.
Abu< ‘Abba<s Syiha<buddi<n Ah}mad al-Qast}ala<ni<, Irsya<d as-Sari< li Syarh} S}ah}i<hal-Bukha<ri<, Beiru<t: Da<r al-Fikr, 1990
}
Ali, Maulana Muhammad, Islamologi (Di>n al-Isla>m), alih bahasa R. Kaelan dan Bachrun, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1977.
Amiruddin, 'Kafa<’ah Dalam Perbincangan dan Perdebatan', dalam http://www.suaramuslim.com . Diakses tanggal 1 Maret 2009.
Asmawi, Mohammad, Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, Yogyakarta: Darussalam, 2004.
Coulson, N.J., A History of Islam Law, Edinburgh: Edinburgh University Press, 1964.
Dahlan, Zaini, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, Cet. V, t. t.
Fahri, Ali, Al-Insa<n, Beiru<t: Da<r al-Qalam, t. t.
Ghaza<li<, Abu< H{a<mid al-, Syifa<’ al-Gha<li< fi< al-Baya<n asy-Syabah wa al-Mukhil wa al-Mas}a<lih al-Ta’li<l, tahqiq Ah}mad al-Kabisi<, Baghda<d: Mat}ba’ah al-Irsya<d, 1971.
99
100
Hakim, Rahmat, Hukum Perkawinan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2000
Hamid, Zuhri Pokok-Pokok Hukum Perkawinan dan UUP di Indonesia, T.k.p: Bina Citra, 1978.
Haroen, Nasrun, Us}u<l Fiqh 1, Jakarta: Logos, 1996.
Khallaf, 'Abdul Wahab, Ilmu Us}u<l Fiqh, Kuwait: Da>r al-Qalam, Cet. II. 1398 H/ 1978 M.
Maghni<yah, Muh}ammad Jawwa<d al-, Al-Ah}wa<>l asy-Syakhs}iyyah, Beiru<t: Da<r al-‘Ilm, 1964.
Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan: Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LKIS, Cet. IV, 2007.
Nasution, Harun, et.al, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992
Nasution, Khoiruddin, Islam tentang Relasi Suami Isteri [Hukum Perkawinan I], Academia dan Tazzafa, 2004
--------------------------, 'Status Kafa<'ah dalam Perkawinan: Antara Rekayasa Islam dan Usaha Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga' dalam Khoiruddin Nasution, et.al., Isu-isu Kontemporer Hukum Islam, Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2007
Nawawi< Abu< Zaka<riya Yah}ya< an-, dan ad-Dimasyqi<, Raud}ah at{-T{a<libi<n, Beiru<t: Da<r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992.
Nur, Djamaan, Fiqih Munakahat, Semarang: Dina Utama, 1993
Nurmilah, Laila, “Konsep Kafa<’ah dalam Pandangan Abu> Yu<suf”, dalam Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2005
Rauf, A., Munakahat dan Mawaris, Bekasi: Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Al-Furqan, t. t.
Sabiq, As-Sayyid, Fikih Sunnah, Beiru<t: Da<r al-Fikr, t. t.
Sahnu<n, Al-Mudawwanah al-Kubra<, Beiru<t: Da<r al-S{a<dir, t. t.
Supriyanto, “Konsep Kafa<’ah dalam Pernikahan menurut Tim Syura Biro Konseling Keluarga Bahagia Sejahtera (BKKBS) Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Yogyakarta" dalam Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2006.
101
Trianto, “Studi Terhadap Pemikiran Ibnu Hazm Tentang Kriteria Kafa<’ah Dalam Pernikahan”, dalam Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga, 2005
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara, 2007.
Zahra, Muh}ammad Abu<, Al-Ah}wa<l asy-Syakhs}}iyyah, Mesir: Da<r al-Fikr wa al-‘Arabi, 1950.
-----------------------------, Us}ul Fiqh, alih bahasa Saefullah Ma's}um at.al, Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. XI. 2008.
Zarqani<, Muh}ammad ibn ‘Abd al-Baqi<’ az-, Syarh} al-‘Alla<mah al-Zarqani< ‘ala< al-Mawa<hib al-Ladunniyah li al-Qast}ala<ni<, Beiru<t: Da<r al-Ma’rifah, 1973.
Zirazi<, Abi< Isha<q Ibra<hi<m al-Fairuz al-'Abadi< az-, Al-Muh{azzab fi< Fiqhi al-Ima<m asy-Sya<fi’i< II, Semarang: Toha Putra, t. t.
D. Kelompok Lain-lain
Abdurahman, Dudung Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003.
Amin,M. Darori (ed), Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama Media, 2000.
Anis, Ibra<hi<m, Al-Mu’jam Al-Wasi<t}, Beiru<t: al-Maktabah al-‘Ilmiyyah, t. t.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Bierstedt, R., The Social Order, Cet. III, Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha
Ltd, 1970.
Bravmann, M.M., The Spiritual Background of Early Islam, Lieden: E.J. Brill, 1972.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, 1989.
Khalid Syamhudi, "Memilih Pasangan Idaman", dalam http://www.muslim.or.id. diakses: 4 Juli 2009.
Lois Ma'lu<f, Al-Munjid fi< al-Lughah wa al-A’la<m, Beiru<t: Da<r al-Masyri<q, Cet. XXXVIII, 2000.
102
Manz}u<r, Jama<luddi<n Muh}ammad bin Ibn Mukarra<m al-Ans}a<ri< al-, Lisa<n al-'Arabi, Mesir: Da<r al-Mis}riya, t. t.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2006.
Miles, Matthew B., dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, alih bahasan. Tjeptjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
Monografi Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kotagede Tahun 2008.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LPPPES, 1982.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, Cet. III, 1986.
Taneko, Soleman B., Pokok-pokok Stusi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta: Rajawali Press, 1993.
TERJEMAHAN TEKS ARAB
No Hlm Fn Terjemahan
BAB I
1 2 4 ...Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa...
2 4 9 Dinikahi perempuan itu karena empat perkara, yaitu karena hartanya, bangsanya, atau keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah olehmu yang beragama, engkau akan bahagia
BAB III
3 41 5 Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.
4 44 14 Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat perempuan-perempuan yang keji (pula). Sedangkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezki yang mulia (surga).
5 44 15 Sungguh hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik dari laki-laki musyrik, meskipun dia menarik hatimu.
6 44 16 Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, oleh Karena Allah telah menjaga (mereka).
7 45 17 Pilihlah oleh kalian tempat menumbuhkan nutfahmu (keturunanmu) maka sesungguhnya darah itu mengalir
أ
8 45 18 Di antara kebahagiaan anak Adam itu ada tiga, yaitu isteri yang saleh, tempat kediaman yang baik dan kendaraan yang baik
9 49 26 Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.
10 49 27 Wahai manusia, sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.
11 49 28 Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah keturunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan terbunuh, pastilah akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan disisi Allah ada pahala yang baik."
12 49 29 Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
13 50 30 Maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
14 50 31 Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat perempuan-perempuan yang keji (pula). Sedangkan
ب
perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezki yang mulia (surga).
15 52 35 Orang Arab sekufu dengan suku Arab lainnya, dan mawali satu kufu dengan mawali lainnya
BAB IV
16 73 14 ...Jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui...
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya), sampai Allah kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya...
17 90 30 Dan dalam qis}as} itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.
18 91 31 Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.
ت
BIOGRAFI ULAMA
1. As-Sayyid Sa>biq
Beliau seorang ulama besar, terutama dalam bidang ilmu fikih sebagai di Universitas al-Azhar. Beliau seorang mursyid al-Imam dari partai politik Ikhwanul Muslimin. Sebagai penganjur ijtihad dan kembali kepada al-Qur'an dan al-Hadis, akar hukum Islam dan karyanya yang terkenal adalah Fiqh as-Sunnah, merupakan salah satu reference bidang fikih pada Perguruan Tinggi Islam terutama pada Fakultas Syari'ah.
2. Ima>m al-Bukha>ri>. Nama lengkapnya adalah Abi> 'Abdulla>h bin Isma>'i>l bin Ibra>hi>m bin
Mugirah bin Bardizbah. Beliau dilhirkan di Bukha>ra> suatu kota di Uzbekistan wilayah Rusia pada hari Jum’at tanggal 13 Syawwa>l 194 H/ 810 M. Sejak usia 10 tahun sudah mampu menghafal al-Qur’an. Beliau banyak melawat di suatu tempat yakni Sya>m, Mesir, Basyrah maupun Hijaz dalam rangka menuntut ilmu hadis. Imam Bukha>ri> adalah orang pertama penyusun kitab hadis Sahih, yang kemudian jejaknya diikuti oleh ulama yng lainnya. Sesudah Beliau, kitab itu disusun selama 16 tahun. Kitab itu berjudul “Ja>mi’ as}-S{ah}i>h” yang terkenal dengan Kitab S{ah}i>h al-Bukha>ri>. Beliau wafat pada tahun 252 H/ 870 M.
3. Ima>m asy-Sya>fi’i> Beliau dilahirkan di Kota Guzzah pada tahun 150 H. Persis bersamaan
dengan wafatnya Imam Abu> H{anifah. Nama lengkapnya ialah Muh}ammad bin Idri>s asy-Sya>fi'i>. oleh ibunya dibawa ke kota inilah beliau dibesarkan. Berawal beliau berguru kepada Muslim bin Halid az-Zanni, seorang mufti Makkah pada saat itu. Beliau hafal al-Qur'an pada usia 9 tahun, kemudian mempelajari fiqh dan al-Qur'an. Di samping itu beliau belajar kepada Imam Mâlik, dari sini lahir istilah Qaul Qadi>m terhadap faham-fahamnya disaat menetap di Irak. Lalu pada tahun 20 H beliau ke Mesir dan berinteraksi dengan para ulama di sana, kemudian lahirlah istilah Qaul Jadi>d sekaligus sebagai perbaikan terhadap Qaul Qadi>m-nya. Kitab-kitab ternama dan populer yang merupakan karya besar dari beliau adalah "Kita>b ar-Risa>lah" lalu "Kita>b al-Umm" sebagai kitab fiqh di kalangan Maz\hab asy-Sya>fi'i>. lalu di bidang hadis ia menyusun Mukhtalif al-H{adi>s\ dan Musnad. Murid-murid beliau di antaranya: Ima>m bin H{anbal, Abu> Ish}a>q, al-Fairrusabadi, Abu> H{a>mid al-Ghaza>li> dan lain-lain. Beliau wafat pada tahun 204 H/ 820 M di Mesir.
4. Khoiruddin Nasution Lahir di Simangambat, Tapanuli Selatan pada tanggal 8 Oktober 1964.
Sebelumnenruskan pendidikan S1 di Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pernah mondok di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Tapanuli Selatan tahun 1977 sampai dengan 1982 dan MA Laboratorium Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1982 s/d 1984. Masuk IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1984 dan lulus 1989, S2 di McGill
ث
University Montreal, Kanada tahun 1993-1995. Kemudian tahun 1996 mengikuti Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan tahun 1999-2000 mengikuti Sandwich Ph.D. dan selesai S3 Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2001.
5. Husein Muhammad Dilahirkan di Cirebon pada tanggal 9 Mei 1953. Setelah menyelesaikan
pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur (1973) dia melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) di Jakarta, selesai pada tahun 1980. setelah itu, dia meneruskan belajar ke al-Azhar Kairo Mesir pada tahun 1983, kembali ke Indonesia dan memimpin Pondok Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon Jawa Barat sampai sekarang.
Husein Muhammad aktif diberbagai kegiatan diskusi dan seminar keislaman. Terakhir, dia aktif dalam seminar-seminar yang membincangkan seputar agama dan gender serta isu-isu perempuan lainnya. Ia juga menulis di sejumlah media massa dan menerjemahkan sejumlah buku. Selain menjadi Direktur Pengembangan Wacana di LSM 'RAHIMA", dia juga aktif di Puan Amal Hayati", bersama teman-temannya di Cirebon mendirikan Klub KajianBildung.
ج
Ika///file.daftar wawancara.skripsi.sy.as.uin. 04_350_117_\\08\\07\\09.yes\\\.
DAFTAR WAWANCARA
A. Identitas Informan:
Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Pekerjaan/ Jabatan :
B. Pertanyaan!
1. Apakah anda sudah menikah atau berumah tangga?
2. Bagaimana dulu proses pernikahan anda, dijodohkan atau anda sendiri
yang memilih?
3. Bagaimana cara anda memilih pasangan Anda?
4. Bagaimana menentukan jodoh yang baik menurut Anda?
5. Apakah anda tahu dan faham tentang kafa'ah? Jika ia, beri alasannya dan
jika tidak beri alasannya?
6. Apa saja krieria kafa'ah menurut Anda?
7. Berikut ini ada pilihan dalam menentukan jodoh yang sepadan dengan ada,
pilih (boleh satu, dua, tiga aau semuanya) mana yang lebih sepakat dengan
anda, dan berikan alasannya?
a. Lebih diutamakan seagama atau seiman
b. Lebih diutamakan fisiknya
c. Lebih diutamakan keturunannya
d. Lebih diutamakan hartanya
e. Lebih diutamakan kehormatannya
f. Semuanya harus ada?
8. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kafa'ah?
9. Bagaimana menurut anda, apabila jodoh atau pasangan yang anda pilih,
ternyata tidak sesuai dengan yang anda harapkan?
10. Apakah Anda setuju dalam menentukan jodoh atau pasangan hidup anda
harus yang sepadan atau setara? Jika ya, berikan alasannya dan jika tidak
berikan alasannya?
Ika///file.daftar wawancara.skripsi.sy.as.uin. 04_350_117_\\08\\07\\09.yes\\\.
11. Menurut anda apa manfaat dan ruginya memilih jodoh harus yang
sepadan?
12. Bagaimana menurut perasaan Anda jika pasangan anda, lebih segalanya
dari anda, mungkin agama, harta, keturunan, fisik, atau kehormatannya?
Atau sebaliknya, pasangan anda segalanya serba kekurangan?
13. Pernahkan anda membayangkan jika suatu saat anda menikah, anda bisa
jadi kaya karena banyak harta, terhormat, banyak (atau sedikit) keturunan?
14. Bagaimana menurut anda keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah
atau keluarga yang bahagia, sejahtera dan penuh kasih sayang?
15. Apakah menurut anda jodoh yang sepadan dapat menjadi jaminan atau
membentuk keluarga anda bahagia, sejahtera dan penuh kasih sayang?
16. Bagaimana kriteria keluarga yang bahagia, sejahtera dan penuh kasih
sayang menurut anda?
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Pribadi:
1. Nama : Ika Apriyanti Panjaitan
2. TTL : Mayang, 07 April 1986
3. NIM : 04 350 117
4. Alamat Yogya : Jln Ambarkusumo No. 307 RT 9 RW 3 Gowok
Yogyakarta
5. Alamat Asal : Jln. Raya sosok II Kec. Tayan Hulu Kab.
Sanggau Kal-bar
6. Nama Orangtua :
-Ayah : Syaibun Panjaitan
-Ibu : Masainta Manurung
7. Pekerjaan Orangtua:
-Ayah : Wiraswasta
-Ibu : Rumah Tangga
B. Riwayat Pendidikan:
1. SDN Sengawan Hilir 27 : Lulus Tahun 1998
2. MTs PPMI Assalaam Surakarta : Lulus Tahun 2001
3. SMU PPMI Assalaam Surakarta : Lulus Tahun 2004
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Masuk Tahun 2004