pandangan hidup - tan malaka (1948)

Upload: amorfati-munggaran

Post on 14-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    1/44

    Pandangan HidupTan Malaka (1948)

    Kontributor: Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Feb 2008)

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    2/44

    1. MANUSIA MONYET

    Puluhan ribu tahun lalu, dimasa yang masih gelap gulita untuk ingatan kita sekarang,ketika mungkin kepulauan Indonesia masih besartu antara satu dengan lainnya, jugadengan Filipina dan benua Asia bahwa mungkin juga dengan Australia, menurut seorangahli hiduplah disini, dekat desa Trinil, makhluk setengah hewan setengah manusia, yang

    oleh ilmu dinamakan pithecantropus erectus, manusia monyet. Di belahan bumi lainseperi di Tiongkok Utara, Afrika Selatan, serta Eropa Selatan dan Tengah ditemukan jugamahluk semacam itu.

    Semenjak Charles Darwin, banyak sekali para ahli biologi (ilmu hayat) mendapatkanpandangan dan kesimpulan baru yang bertentangan dengan kepercayaan yang ditaatioleh agama selama ini tentang asal-usul dan hari akhir manusia di bumi kita yang kecildan sama sekali tak berarti, kalau dibandingkan dengan besarnya pelbagai bintangdiantara jutaan bintang di alam raya kita ini, di Universe kita ini.

    2. INDONESIA SEDERHANA

    Kita kembali kepada alam kita di Indonesia tadi serta kembali mengamati penghuninya!Maka sekarang pun Indonesia masih dapat menyaksikan manusia pada tingkat yangserendah-rendahnya, yang berada di antara jenis hewan yang paling tinggi derajatnya,seperti orang utan, dengan pelbagai penduduk manusia di gunung serta hutan rimba rayaIndonesia.

    Orang Kubu yang masih berkeliaran di hutan rimba Sumatera Selatan, orang Semang di

    Malaya dan banyak orang Dayak di hutan Kalimantan seperti banyak orang Irian (Papua)masih bisa mendapatkan semua keperluan hidupnya daripada Alam sekitarnya. Merekabelum lagi terpaksa mengerahkan otaknya dan tenaga untuk bertanam, bertukang atauberdagang, untuk mendapatkan makanan dan pakaian yang diperlukannya atau untukmemperoleh senjata buat membela diri mereka terhadap hewan atau pun manusia buasyang lainnya. Buah dari pohon di berlainan tempat dan musim, binatang liar dan ikanyang terdapat di sana-sini cukup untuk menjamin hidup mereka. Kulit dan daun kayucukup untuk menutupi bagian badan yang perlu mereka tutupi. Dahan, ranting, dan daunkayu yang dibikin seperti sarang, tinggi di atas pohon, cukup pula untuk memberisekedar perlindungan terhadap hujan, panas dan bahaya musuh.

    Gambaran di atas kurang lebih memang masih terdapat pada beberapa bagian dikepulauan Indonesia. Ini saya majukan untuk memberi penjelasan, betapa dekat daneratnya hubungan alam dan manusia. Alam Indonesia yang kaya raya ini tidaklahmendorong manusianya membanting tulang serta memutar otak terus-menerus untukmendapatkan makanan dan pakaian serta memperoleh senjata dan perlindungan untukmembela diri terhadap binatang buas atau alam yang kejam. Di mana keadaan alambelum lagi memaksa, maka tenaga, kepandaian dan pengetahuan manusia itu tinggaltetap seperti awalnya. Tetapi dimana keadaan alam dan masyarakatnya mengalamiperubahan, disana tenaga dan otak penduduk Indonesia menunjukkan juga kesanggupanpenuh terhadap segala macam kemajuan jasmani dan rohani yang dikehendaki oleh alamdan masyarakat yang berubah itu. Sungguh besar perbedaan alam jiwanya orang

    Indonesia asli, seperti orang Kubu, Semang, Dayak, dan Irian seperti tergambar di atastadi dengan alam-jiwanya seorang Indonesia desa kota seperti tani, buruh, doker,insinyur, atau pengacara. Tetapi dengan tiada sangsi dan bukan pula dengan maksud

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    3/44

    memuji atau menghina, saya berani mengatakan bahwa orang Dayak atau Irian pun jikaberada dalam keadaan sama akan sanggup belajar sampai mencapai apa yang bisadicapai oleh suku bangsanya yang berada di desa dan kota. Perbedaan orang Indonesiaberada dengan yang sederhana (primitive) bukanlah disebabkan oleh perbedaan sifatdan kesanggupan sebagai manusia, melainkan disebabkan oleh perbedaan sekitar dankeadaan. Dengan kata lain, disebabkan oleh kodrat pendorong.

    3. ANIMISME.

    Rupanya perbedaan alam sekitar kita itulah yang menjadi alat adanya perbedaanPandangan Hidup (Weltanschauung) Indonesia beradab dengan Indonesia primitif itu.Buat mengerti hal ini, maka sebaiknya sekejap kita mengandaikan berada di tengah-tengah hutan rimba Sumatera, Kalimantan, atau Irian! Bagi penduduk kota, ataupunhampir buat seluruh penduduk pulau Jawa, agak susah mengerti betapa dahsyatnyasuasana hutan rimba yang sesungguhnya itu menekan jiwa kita.

    Pohon yang besar tinggi menjulang ke angkasa; cuaca yang selalu gelap-gulita karenasang matahari tak sanggup menembus dinding daun kayu yang rindang itu; suara hewanyang mempengaruhi jiwa kita; kecurigaan kepada semua semak dan belukar, karenamungkin menyembunyikan biantang buas atau berbisa, semua itu menimbulkan perasaankecil, hina tak berdaya sebagai manusia menghadapi kebesaran dan kedahsyatan alam.

    Bagi manusia yang sejak awal berpikir, yang sejak awal sekali mencerminkan alam-luaritu kepada alam-dalamnya, kepada jiwanya, cocok benarlah paham bahwa tekanan atasjiwa dalam dirinya disebabkan olah jiwa yang berada di Alam-Luar, yakni yang berada

    dalam hutan rimba raya itu. Buat pikiran orang serba sederhana itu jiwa cuma bisadipatahkan karena ditimpa oleh pohon besar. Demikianlah di mata orang sederhana itu,semua benda yang dahsyat di sekitarnya dianggap mengandung jiwa seperti dirinyasendiri. Pohon besar yang rindang dahsyat, air mancur yang bergemuruh; binatang buasyang berbahaya; bahkan batu dan kayu pun dianggapnya berjiwa, bernyawa.

    Sesungguhnya anti tesis antara buruk dan baik, yang terpendam dalam pengalamannyasehari-hari belum lagi begitu terpisah dalam pandangannya. orang sederhana memujabukan yang baik asal baik saja, tetapi juga yang jahat. Mereka memberikan korbankepada keduanya, yang baik maupun yang jahat. Hantu yang jahat tak kurang menerimapujaan atau korban orang sederhana daripada hantu yang baik, yakni hantu kawan

    manusia. tentulah di mana alam sangat dahsyat di sanalah hantu jahat, harimau si rajahutan atau sang buaya mendapat perhatian lebih dari pada yang baik.

    Teranglah sudah bahwa zaman serba permulaan itu pandangan bangsa Indonesia, dalamkeadaan serba-serbi itu pula, berdasarkan paham yang oleh para ahli dinamaikepercayaan animisme. Semua yang ada di alam ini dianggapnya berjiwa, bernyawa.

    Berkenaan dengan manusia sederhana bangsa kita tadi dengan alamnya di mana mansuiaitu berlaku pasif, menerima, bahkan menderita ketakutan saja, di masa inipunberlakulah hukum dialektika, yakni perubahan bilangan sedikit demi sedikit, lama-kelamaan menjadi pertukaran sifat (quantity into quality).

    Dalam pencarian hidupnya sehari-hari menghadapi pelbagai bahaya di hutan, di gunung,di air dan menderita bermacam-macam penyakit, lama kelamaan tahu-tahu

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    4/44

    tertumpahlah segala pengorbanan dan pemujaan kepada salah satu yang paling ditakutidi antara banyak-yang-ditakuti. Di antara macan, buaya, hantu pohon, hantu air, atauhantu pemburu, akhirnya jatuhlah Maha-Pujuaan kepada Maha-Hantu, yang palingpenting-cocok dengan penghidupan dan pengalaman sehari-hari. Dimana pencarian danpekerjaan berburu sangat dipentingkan, maka hantu pemburulah yang sengat dipuja. Disinilah hantu-pemburu akhirnya mendapat kehormatan sebagai Maha-Hantu.

    Dimana pergaulan sudah agak maju, dan alam-sekitar sudah agak ramah-tamah, makayang baik mendapat perhatian agak lebih dari yang jahat. Konon kabarnya ada satu sukubangsa Irian yang menganggap pohon aren atau enau sebagai Tuhan dalam arti Maha-Dewa. Bukankah pohon aren juga antara segala pohon dan segala yang ada di alamsekitar mereka yang telah memberikan segala-galanya yang diperlukan buat kehidupanmereka? Sagu dari pohon Aren adalah makanan yang sehat dan mengandung banyakkegunaan. Ijuknya dapat dipakai buat atap rumah. Batangnya bsia juga dipakai sebagaitombak penangkap ikan dan alat membela diri terhadap musuh.

    Seorang Irian asli cuma membutuhkan tujuh pohon Aren yang berurutan dari satu sampai

    tujuh tahun. Tebanglah pohon ketujuh yang berumur tujuh tahun, yang sudah masak itu.Tanamlah satu pohon penggantinya. Inilah pekerjaan yang perlu dilakukan seoranganggota, yakni memotong sepohon sagu sekali satun dan menanam sepohon sagu sekalisetahu. Selainnya itu dia boleh memancing atau berburu, berkelahi atau bersuka ria.Dalam pergaulan semacam itu Dewi Sagu-lah yang dianggapnya pencipta segala-galanyadan yang berkuasa dalam segala-galanya. Demikianlah dalam Swarga-Loka di Irian.

    Sederhana, Dewi Sagu menjunjung segala kemegahannya ke angkasa sambil memberibahagia kepada makhluk manusia di sekelilingnya.

    4. KEPERCAYAAN INDIA.

    Melompat kita sekarang ke bagian lain di bumi kita ini, ke masyarakat lain, yakni India!Salah satu kesimpulan yang kita peroleh setelah membaca buku suci Mahabarat,Ramayan, dan Upanishad, serta tulisan tentang hidupnya Sidharta Gautama, Sang Budha,dan agama Budha, yakni bahwa pertama kali India mempunyai penduduk asli danpenduduknya terdiri dari bermacam-macam bangsa yang masuk menyerbu dari Utara danmungkin pula dari Timur atau Selatan!

    Kedua, bahwa mayarakat India di masa semua buku tersebut dikarang sudah mengenalalat perkakas produksi yang dibuat dari logam.

    Ketiga, bahwa masyarakat India sudah meningkat dari komunis asli ke tingkat feodalyang mengenal beberapa raja dan maharaja, sedangkan aturan desanya berdasarkankomunis asli.

    Keempat, dan inilah pula yang perlu diperhatikan disini, bahwa kebudayaan dan agamaIndia yang tertulis itu cukuplah mencerminkan masyarakatnya di masa itu buat merekayang berpedoman dialektisme materialistis, jadi bukan dialektisme idealistis.

    Memang dalam kitab suci India itu sukar diperoleh fakta sejarahnya (historical facts) dansukar pula didapat konsistensinya, yakni persamaan dasar antara bagian dengan bagian

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    5/44

    dan semua kecocokan dengan bukti serta hukum Common-Sense. Malah tarikh pun, yaknisalah satu syarat yang penting bagi sejarah, sukar, kalau tak mustahil akan didapat.

    Maksudnya di sini tidaklah akan bisa mengambil suatu kesimpulan secara pasti dari Buku-Suci yang tidak berdasarkan historical facts itu. Cuma sekedar menimbulkan kesamaanpetunjuk buat ahli pemeriksa.

    Berhubungan dengan dongeng Ramayana, maka dengan sendirinya timbul dalam hati kitapertanyaan, apakah monyet putih atau Hanoman itu benar penjelmaan manusia,berdasarkan ilmu gaib ataukah tiada lebih tepat bahwa Hanoman si Monyet Putih ituadalah seorang Panglima Aria, yakni bangsa Kaukasia yang berkulit putih? Tidakkahmungkin pula bahwa perkataan monyet itu adalah satu ejekan dari bangsa India asli,yang berkulit hitam, seperti bangsa Keling? Kita pun di Indonesia ini mengenal kataejekan terhadap orang asing-putih, penjajah, yakni kebo bule, siwer matan.

    Namun bagaimanapun juga, bagi saya dongeng Monyet Putih itu adalah suatu petunjukbuat memeriksa sejarah India yang sebenarnya. Tetapi pegangan yang sedikit kuat, yang

    kita peroleh dari dongengan Monyet itu ialah: India terdiri dari bermacam-macambangsa, baik yang asli atau pun yang masuk menyerbu.

    Mungkin sekali perbedaan kasta itu yang belum pasti terbentuk dalam kitab suci itu,tetapi terlaksana sampai menjadi kurang lebih 3000 kasta pokok, cabang, dan ranting dimasa imperialisme Inggris bersandar mulanya kepada perbedaan bangsa.

    Yang tiada pula kurang memberi sugesti kepada saya ialah adanya Trimurti, adanya tigaMahadewa Hindu, yakni Wisnu Sang Pembangun, Shiwa Sang Perusak, dan Brahma SangPemelihara.

    Banyak orang yang melihat pelaksanaan dialektika dalam kepercayaan Hindu Asli itu.Memang banyak ahli dialektika yang memandang semangat Hindu berdasar atasdialektika idealistik, bukan dialektika materialistik, meskipun Hegel menganggapdialektika Hindu itu kurang kaitannya antara satu faktor dengan faktor yang lain, yakniantara tesis dan anti tesis. Bagaimanapun juga Trimurti dari mahadewa Pembangun,Perusak dan Pemelihara, itu cocok sekali dengan Pandangan Hidup yang menyelamiproses dalam segala yang ada baik lahir ataupun batin. Tidak sukar membelokkan prosestersebut kepada trimurti Hegel, yakni tesis, anti tesis, sintesis. Cuma buat Hegel,seorang ahli dalam ilmu filsafat, proses itu berlaku dalam otak manusia. sedangkan buatorang Hidnu, Trimurti itu adalah Mahadewa yang menguasai seluruhnya alam raya kita

    termasuk juga hidup dan matinya manusia.

    Bagi saya asal-usul, serta sifat ketiga Mahadewa Hindu itu cukup tergambar dalammasyarakat Hindu yang kabur dan tiada logis-kronologis tercantum dalam Kitab SuciHindu.

    Tiada sukar bagi kita menggambarkan Hindustan yang pada mulanya terdiri dariberbagai-bagai kerajaan kecil, yang setelah lama bertempur satu sama lain akhirnyamendapatkan tiga maharaja atau pun satu maharaja yang terutama. Terhadap tigamahadewa itu pun ada tingkat kekuasaan dan kehormatan yang diterima oleh ketiganyaatau masing-masingnya yang berbeda dari tempo ke tempo dan tempat ke tempat.

    Demikianlah di Hindustan sendiri pada satu tempo dan satu tempat Wisnu-lah yangdipuja. Pada lain tempo dan lain tempat Syiwa-lah yang diutamakan.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    6/44

    Tidak saja pelbagai dewa dan mahadewanya Hindu di dunia gaib itu mendapatkanpenyesuaian pada pelbagai raja dan maharaja di dunia lahir, yakni dunia politik, tetapijuga mendapatkan penyesuaian penuh pada dunia-sosial Hindu. Pelbagai kasta dalammasyarkat Hindu itu berpuncak pula pada tiga kasta pokok, yakni Kasta Brahma, KastaSatria, dan Kasta Waisya, atau Kasta Pendeta, Kasta Ningrat, dan Kasta Saudagar. Semuakasta itu berpuncak kepada Kasta Brahma. Jikalau sesudah mati, kembali ke dunia ini

    dan mendapatkan kemajuan, maka menurut hukum karma dan reinkarnasi seseorangharus melalui kasta dari bawah ke atas, setingkat demi setingkat. Dalam hal itu seorangKasta Brahma sajalah yang berhak masuk ke dalam surga, sedangkan Kasta Sudra danParia (kelas rendah) mendengarkan bacaan kitab suci pun di dunia fana ini tiadadiizinkan.

    Masyarakat Hindu, terutama di bawah imperialisme Inggris, menjadi pecah belah danbeku, terpaku pada ribuan Kasta yang tiada boleh bercampur gaul satu dengan lainnya.Lama sebelum Masehi rupanya pemisahan masyarakat Hindu dalam beberapa kasta itusudah menggelisahkan para ahli pemikirnya yang jujur dan mengandung pri-kemanusiaan.

    Reaksi terhadap masyarakat berkasta-kasta itu datang dari pemikir besar SidhartaGautama, putera mahkota dari raja Kapilawastu. Sidharta Gautama atau Budhamembantah keras pembagian manusia ke dalam beberapa kasta itu danmempropagandakan bahwa bukan anggota Brahmana saja yang dapat memasuki Nirwanasesudah mati, tetapi siapa saja yang menjalankan agamanya dengan sungguh-sungguh.

    Proses untuk mendemokratisasi masyarakat Hindu yang dimulai pada kurang lebih 500tauhn sebelum Masehi itu berakhir dengan kemenangan Agama Budha pada kurang lebih500 tahun pula sesudahnya Nabi Isa, yakni dibawah pemerintah Ashoka. Tetapi aksi yang

    dilakukan oleh Sidahrta Gautama beserta para pengikutnya yang berakhir dengankemenangan sesudahnya 500 tahun itu diikuti pula oleh reaksi dari pihak Hindu. Reaksiitupun memperoleh kemenangan penuh dan sampai sekarang Hinduisme masihbersimaharajalela di dalam masyarakat Hindu.

    Setelah abad ke-14 masuklah dari jurusan Utara, agama baru yang terkenal sebagaiagama Islam, yang lahir di antara masyarakat Arab di Arabia. Agama Islam segeramendapatkan penganut di Hindustan baik dengan propaganda secara damai ataupundengan jalan peperangan. Sebelum imperialisme Eropa memasuki India, orang Islam-lainyang menjadi Maharaja di Hindustan.

    5. INDONESIA-INDIA

    Gerakan Pandangan-Hidup di India sepeti ditinjau selayang pandang di atas itu,menjalankan lakonnya pula di Indonesia kita ini. Di sini pun kita mengenal berlakunyadiberlainan tempat dan diberlainan tempo Trimurti, Mahadewa Brahma, Wisnu, danShiwa. Kita pun mengenal pengembangan dan perluasan agama Islam.

    Dengan berkembang dan berkuasanya perdagangan Hindu di Indonesia setahun demisetahun, berkembang dan berkuasa pula bansga Hindu (dibelakang hari juga bangsa

    Arab) atas masyarakat dan politik bangsa Indonesia asli. Dengan begitu berkembang danberkuasalah pula semua agama Hindu dan Arab (Islam) itu dalam masyarakat Indonesia.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    7/44

    Dalam hal itu pada puncak kekuasaan masing-masing agama, Hindu ataupun Arab(Islam), kepercayaan Indonesia asli, kepercayaan yang timbul dari alam Indonesiasendiri, yakni animisme, tak pernah dapat dilenyapkan dari hati dan otaknya sebagianbesar bangsa Indonesia. Sekarang pun para Hantu yang bersemayam di pohon besar, dihutan rimba atau air terjun yang terus-menerus menuangkan airnya itu masih menekanjiwa orang Indonesia yang melihat dan mendekatinya.

    Perbandingan dalam dunia kepercayaan di zaman Hindu itu sesuai pula denganperbandingan yang terdapat dalam dunia perekonomian bangsa Indonesia di zamantersebut. Perdagangan dan perusahaan asing walaupun berkembang dan berkuasa dalammasyarakat Indonesia, belumlah pernah Indonesia lepas dari tangannya. Tegasnya,sawah, ladang, serta hutan, sungai dan lautan, ringkasnya tanah, air, dan udara masihtetap di dalam genggaman bangsa Indonesia asli. Dengan demikian masih terjamin bagibangsa Indonesia asli hari depan yang lebih baik dan lebih gemilang daripada di waktuyang telah lampau.

    Mata pencaharian yang masih erat pada genggamannya, tanah, air, udara yang

    teristimewa kaya-pemurah yang bagaimanapun juga hebatnya perasaan dan penindasanasing dan bangsa sendiri, di zaman Hindu itu, masih bisa menjamin kehidupan, walaupunsederhana sekali.

    Seperti halnya dengan kekayaan dan kemurahan alam yang tiada memaksakan umatmanusianya berebut-rebutan dan bunuh membunuh untuk mendapatkan nafkah, paraarca dari bermacam-macam Mahadewa pun bisa duduk dalam satu gedung berhala.

    Berbeda dengan keadaan di negara asalnya sendiri maka di Jawa-Swarga-Loka, kitadapat menyaksikan Arca Perusak, Shiwa, berdekatan dengan Arca Pembangun, Wishnu,

    sambil bersenyum-senyuman.

    6. DI SEKITAR NABI MUSA.

    Marilah kita sekarang melayangkan pikiran kita ke arah sungai Nil di Mesir, ketika dibawah pemerintahan Maharaja Firaun.

    Di sekitar bagian bumi sanalah kita mendapatkan bukti sejarah yang banyak sekali danpaling tua sekali di antara bukti sejarah yang sudah diperoleh di bagian bumi mana pun

    juga.

    Egypt alias Mesir di zaman ribuan tahun yang lampau itu mengenal bermacam-macamdewa pula. Di antara berbagai Dewa itu maka Dewa Rah, yakni Dewa Matahari yangmendapatkan kehormatan dan pujaan sebagai Mahadewa.

    Maka menurut kepercayaan bangsa asli di Mesir itu Dewa Rah-lah yang memfirmankanbumi, langit, sungai Nil dan gurun pasir beserta hewan dan manusia. Semua ituterbentuk sekaligus dengan mengucapkan sepatah kata saja, yakni Ptah. Jadi berlainandengan pandangan Kant, Laplace atau Darwin, maka menurut kepercayaan di Mesirdahulu kala itu dunia dengan isinya ini menjelma dalam kurang sekejap mata lamanya

    dari dunia kosong, oleh ucapan Ptah.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    8/44

    Demikian pengertian Mahakuasa, yang sanggup menciptakan Yang Ada, atau benda dariYang Tak Ada atau kosong, sudah tersebar pada masa hidupnya Nabi Musa.

    Pengertian Mahakuasa ini pun sudah termasuk ke dalam kepercayaan bangsa Yahudi,yang pada zaman Firaun itu adalah bangsa budak terhina, berhijrah di kerajaan Firaun.

    Karena tiada tahan lagi menderita pemerasan, penindasan serta penghinaan sebagaibangsa asing di tengah-tengah bangsa Mesir asli itu, maka suatu waktu bangsa Yahudi itumemutuskan, hendak pindah ke Tanah susu dan madu yang menurut kepercayaanyahudi sudah dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi itu. Tanah makmur penuhdengan susu dan madu yang dimaksudkan itu, ialah tanah Palestina yang sekarangmenjadi tanah-rebutan antara Yahudi dan Arab itu.

    Buat bangsa budak, yang penghidupannya bergembala dalam suasana kemelaratan danpenghinaan terus menerus, maka satu daerah bumi dimana susu dan maduberlimpahan serta kemerdekaan penuh dijanjikan kepadanya, tentulah satu besi beraniyang mengandung kekuatan penarik yang sangat besar.

    Orang yang memimpin pemindahan besar-besaran (exodus) ke Palestina itu yangdilakukan secara ilegal dan rahasia sekali, dalam pengembaraan yang dijalankan denganmengandung bahaya kemusnahan sebagai bangsa, karena dikejar oleh tentara MaharajaFiraun yang bersenjata lengkap patutlah disebut seorang pemimpin dalam arti katasesungguhnya. Bangsa Yahudi akan musnah atau akan terpaksa kembali ke bawahpenindasan Firaun, kalau yang memimpinnya bukanlah seorang pemimpin seperti NabiMusa.

    Walaupun sudah berumur tinggi sekali, menghadapi pelbagai bahaya yang oleh orang

    biasa dianggap suatu yang mustahil akan dapat diatasi oleh jenis manusia; memimpinrombongan yang terdiri dari orang tua-muda, bayi, lelaki, perempuan, sehat dan sakityang sering bercecok satu sama lainnya lantaran 1001 macam kesulitan; membimbingrombongan yang sebagian terdiri dari mereka yang sudah patah hati dan mau kembalimenyerah kepada Maharaja Firaun, yang dengan tentara berkudanya sudah dekatmengejar di belakang, dalam keadaan demikian cuma seorang pemimpin yang lahirsekali dalam 1001 tahun pula yang dapat terus memegang pimpinannya.

    Pengetahuan yang luar biasa tentang sifatnya manusia serta keadaan alam sekitarnya,yang dimiliki oleh Nabi Musa. Pandangan tepat tentang kejadian yang mungkin terjadi dihari depan. Kebijaksanaan, kesabaran dan kecerdikan Nabi Musa melayani rombongan

    manusia yang terdiri dari pelbagai umur, pelbagai pengalaman dan keinginan, sertaakhirnya tetapi tidak kurang artinya, kepercayaan yang tidak dapat dilunturkan olehbahaya dan pertolongan yang dijanjikan oleh Jehovah kepada leluhur bangsa Yahudidalam menuju ke Tanah susudan madu yang dijanjikan itu. Semua syarat penting bagiseorang pemimpin dalam keadaan demikian yang terdapat pada Nabi Musa dapatmengatasi segala kesulitan, dan membawa bangsanya ke tempat yang aman dan bahagia,dengan tidak berkompromi sedikit pun dengan musuhnya yang 1001 kali lebih kuat.

    Pimpinan ulung dari satu orang yang cuma mempunyai satu tujuan dan satu tekad,sebagaimana menurut kepercayaan Yahudi, Nabi Musa dalam keadaan kesusahan danbahaya sering sendiri saja menjumpai Tuhan Yang Maha-Esa, pimpinan satu orang, yang

    berkeyakinan atas adanya satu Tuhan itu, pimpinan yang membawa bangsa Yahudi kezaman kejayaan itu, memperdalam kepercayaan Yahudi kepada keesaan dankemahakuasaan Tuhan itu lebih daripada yang sudah-sudah. Bagi bangsa Yahudi di

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    9/44

    zaman itu, benar-benar the proof of the pudding is the eating (bukti enak atau tidaknyakue itu baru terbukti setelah dimakan).

    Dengan sempurna jayanya pimpinan satu orang atau beberapa suku Yahudi, yang dahulukala juga mengenal beberapa dewa, menurut sukunya, maka sempurna jayalah pulakepercayaan monotheisme, percaya kepada ke-esaan Tuhan di antara semua suku bangsa

    Yahudi.

    7. DI SEKITAR NABI ISA.

    Inkonsistensi, kontradiksi logika, pertentangan bagian dengan bagian, pertentangandalam hal tarikh, pertentangan kejadian dengan hukum alam dan common sense, yangditemukan oleh para ahli dan saya sendiri dalam kedua kitab suci, yakni kitab Injil Tuadan Injil Baru, tidak menjadi pusat perhatian saya di sini. Saya pikir dalam tingkatpengetahuan teknik dan ilmu, bukti di masa Nabi Isa itu, semua kegaiban alam dan

    kesaktian manusia seperti tertulis dalam kitab sudah pada tempat dan temponya. Yangmenjadi pusat perhatian saya di sini ialah moral (kesusilaan) dan ketuhanan yangtermaktub dalam kitab suci itu. Pertentangan arti dalam hal susila dan ketuhanan, yangsaya rasa terdapat dalam kitab suci itupun dapat disesuaikan dengan pikiran kita, kalaukita berpendirian seperti ahli, bahwa kitab suci tertulis lama sesudahnya Nabi Isa wafatdan banyak mengandung faham yang sudah diucapkan oleh para pujangga Yunani lamasebelum Nabi Isa lahir ke dunia.

    Bagaimanakah bisa dipersatukan dalil pokok dari agama Kristen yang berbunyi : Kalaupipi kirimu dipukul orang berikanlah pipi kananmu kepadanya buat dipukul pula dengan

    ucapan Nabi Isa yang berbunyi : Saya tidak datang untuk berdamai, melainkan untukberperang.

    Itu dalam hal kesusilaan. Dalam hal ketuhanan pun bagaimana pula bisa menyesuaikanYang Maha-Esa, yang diutamakan Injil-Lama dan oleh nabi seperti kita bentangkan diatas dengan Trinitas-nya, dengan Trimurti-nya, karena Katholik, ialah kesatuan YangTiga, kesatuan Bapa (Tuhan), Anak (Yesus) dan Roh Suci.

    Buat saya sendiri semuanya itu sudah semestinya, kalau diseluk-belukkan dengan tempodan tempat. Dengan demikian maka kuranglah pula penting buat saya apakah pernahhidup seorang Yahudi, yang menamai dirinya Anak Tuhan. Buat saya sudahlah cukup

    jelas pelajaran yang diberikan oleh agama Kristen dan Ideal Keluruhan Jiwa yangdijunjungnya, seperti tergambar pada Nabi Isa. Sudah pula memuaskan pikiran saya,kalau ada para ahli sejarah, yang mendapatkan kesimpulan bahwa di mana bangsaYahudi di bawah penjajahan bangsa Romawi, maka bangkitlah soerang pemberontak daridaerah Galilea, bernama Yesus dan terang-terangan membela kaum Murba menghadapikaum pendeta (Rabbi) Yahudi, yang menjadi kaki tangannya kekuasaan Romawi di masaitu. Pemimpin pemberontak dari Galilea itu menamai dirinya raja Yahudi, Mahdi, YezusNazarenus Rex Judiorum!

    Jika dipandang dari sudut ini, maka hilanglah sudah semua pertentangan di dalampikiran kita. Nabi Isa melimpahkan segala kasih sayang serta mengorbankan jiwanya

    terhadap kaum Murba, yang memang melarat hidupnya di masa itu dan memangbersemangat pemberontak, terutama di daerah Galilea. Kalau dia menganjurkan sikapbermaaf-maafan menganjurkan sikap pipi kiri dipukul, berikanlah pipi kanan maka

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    10/44

    sikap itu terutama dimaksudkan bagi segenap Murba. Terhadap kaum pendeta denganjelas Nabi Isa memajukan sikap menentang, yakni kalau perlu dengan senjata di tanganmenghancurkan kaum Rabbi, penindas bangsa Yahudi dan kaki tangannya penjajahRomawi di masa itu.

    Tentulah ada tafsiran lain yang rasional tentang dua susila yang bertentangan itu. Salah

    satunya dikatakan bahwa kaum Murba Yahudi di masa itu tidak berdaya pula menghadapikaum Rabbi, penindas dan pemeras yang langsung berurusan dengan Murba Yahudi.

    Jadi menurut tafsiran itu sikap pasif, sikap menerima yang dianjurkan oleh nabi Isa ituberasal dari perasaan tidak berdaya menghadapi kekuasaan Romawi serta para Pendeta(Rabbi) kaki-tangannya, inlanders-alatnya kekuasaan Romawi itu.

    Bagi saya tafsiran yang belakangan ini memang, mengandung alasan tetapi kurangsempurna. Bangsa Yahudi, terutama kaum Murba-nya, dibelakang kota seperti diYerussalem dan teristimewa pula di daerah Galilea, daerah asal Nabi Isa sendiri, jauhdaripada sikap pasif atau nrimo. Pemberontakan besar dan kecil untuk melepaskan diri

    dari pemerasan dan penindasan Romawi dengan kaki tangannya acap kali terjadi. Jadicocok pula dengan Nabi Isa sendiri ketika berhadapan dengan para Rabbi, parainlanders-alat itu, seperti di atas tadi.

    Di masa hidupnya Nabi Isa sendiri tak tampak perbedaan dengan Tuhan Nabi Musa.Tuhan di masa Nabi Isa itu tetap Yang Maha Esa. Filsafat ketuhanan, bahwa 1+1+1=3 itutimbul dan tumbuh lama setelah Nabi Isa meninggalkan dunia fana. Tentulah banyakpersoalan duniawi yang memungkinkan timbul dan tumbuhnya 3=1 itu. Dibelakangharinya di masa Revolusi Perancis banyak pula anasir masyarakat manusia ini yangmenumbangkan filsafat 3=1 itu! Tetapi bagi saya filsafat semacam ini tidak menjadi soal

    pokok.

    8. DI SEKITAR NABI MUHAMMAD.

    Yang lebih menarik hati saya ialah ketika 600 tahun lebih setelah Nabi Isa, makakembalilah 1=1 itu. Bersamaan dengan itu kembalilah pula susila yang biasa, yangpraktis, bagi masyarakat manusia, yakni yang salah dihukum setimpal dengankesalahannya, dimaafkan salah seorang yang mengakui kesalahannya dan mengubahtingkah lakunya di hari depan dengan sungguh dan jujur. Yang mengembalikan itu ialah

    Muhammad bin Abdullah, seorang Arab dari suku Qurays. Karena bangsa Arab dan Yahuditiada berapa bedanya menurut ilmu kebangsaan, dan kedua bangsa itu disebutkanbangsa Semit, maka sebetulnya ketiga nabi besar itu, yakni Nabi Musa, Isa danMuhammad itu sebangsa dan seketurunan pula. Dalam kitab Injil sendiri disebutkan,bahwa bangsa Yahudi dan Arab turun temurun dari Nabi Ibrahim.

    Jika kita melayangkan pandangan kita pada keseluruhan muka bumi yang kita kenal,pada permulaan abad ketujuh itu, maka yang kelihatan pada kita ialah cuma keruntuhandalam hal politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Sebaik-baiknya kita hanya dapatmenyaksikan stagnasi, malaise, madegnya, tergenang-mogoknya masyarakat dalamsemua hal.

    Romawi Barat dengan jajahannya di Eropa Barat dan Utara, di Afrika Utara dan AsiaBarat sedang menderita keruntuhan akibat desakan dan serangan pelbagai bangsa

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    11/44

    Jermania dari Utara. Romawi Timur hanya dapat melayani bangsa baru yang perkasa(Bulgaria dan lain-lain) yang menyerbu ke dalam daerahnya itu, sebagai tamu yangterpaksa diterima dan dijadikan anggota keluarga sendiri. Dalam hal kebudayaan,Romawi Timur hanya sanggup memamah-mamah pengetahuan yang dipusakakan olehYunani dan Romawi almarhum.

    Mesir, Syria, Persia, Judea dan lain-lain negara bekas penguasa di sekitar SemenanjungArabia, semuanya berada dalam keadaan hidup enggan mati tak mau. Sedangkansemenanjung Arabia yang mungkin sudah mempunyai cacah jiwa, lima juta, yang bolehdianggap tinggi di masa itu; sudah mencapai kemakmuran, karena perdagangan dengannegara luar, dengan perantaraan para saudagar yang pintar, berani dan bersandar padakalifah yang kuat bersenjata, tersusun sebagai laskar teristimewa pula, belumlah pernahSemenanjung Arabia menderita penindasan dari bangsa asing. Dengan demikian makabangsa Arab masih bersemangat tegak gagah perkasa dan percaya atas kekuatan dirisendiri. Cuma antar suku masih bertentangan dan perang memerangi. Sejajah denganpertentangan dalam pergaulan itu, maka kepercayaan pun belumlah lagi bersatu,melainkan terpecah belah dalam pelbagai kepercayaan, yang setelah Nabi Muhammad

    dinamai Kafir-Jahiliyah.

    Mempersatukan pelbagai kepercayaan Jahiliyah yang tergambar pada pelbagai patung dimasa itu; mempersatukan ideologi sebagai sintesis dari pertentangan pelbagai ideologiyang ada di masa itu, inilah usaha yang pertama sekali dan terutama sekali dilakukanoleh Nabi Muhammad menjelang persatuan bangsa, politik, sosial, ekonomi dankebudayaan.

    Persatuan itu tidak terdapat pada satu maha-patung, di antara beberapa patung yangada di Arabia dan berpusat di Mekkah di masa itu melainkan pada ke-Esaan Tuhan dan

    Kemahakuasaan-Nya, yang tiada lagi takluk kepada tempat dan tempo, seperti patungdimanapun juga, yang dibikin oleh tangan manusia dari benda apapun juga di dunia ini.

    Buta huruf bukanlah berarti buta kecerdasan, buta keberanian ataupun buta kejujuran.Sebaliknya pula, pendidikan pun tidaklah menjamin keberanian, keuletan, kejujuran,kecakapan memimpin, ketangkasan memandang ke hari depan dan mengambil sesuatuputusan dengan cepat serta tepat. (resourcefulness)

    Sungguh banyak kebenaran yang terkandung dalam pepatah Indonesia jauh berjalanbanyak dilihat, lama hidup banyak dirasai. Perjalanan yang dilakukan oleh Muhammadbin Abdullah ke negara-negara di sekitar Arab, bersama-sama dengan kafilah

    memberikan semua pengalaman dan pengetahuan yang cukup buat seorang pemimpin,jenderal, pujangga dan Nabi di hari depan, saat Semenanjung Arabia dan sekitarnyakelak akan sangat membutuhkan pemimpin semacam itu.

    Nafsu ingin tahu, yang meluap dalam otak pemuda Muhammad bin Abdullah, yang inginmengetahui asal-usul semua yang ada di alam dan masyarakat itu dapat dipenuhi olehmasyarakat di sekitar Arabia, yang sudah mencapai kebudayaan tinggi di masa lampau.Pendeta dan Rabbi dapat memberikan petunjuk ataupun cara berpikir beserta bahanberpikir buat menjawab semua soal yang timbul dalam otak yang ingin tahu dalamsegala-galanya.

    Bumi dan langit Semenanjung Arabia yang memberi kesan yang tidak dapat dilupakanoleh seorang yang mengamatinya akan menyempurnakan pengetahuan yang diperolehdengan percakapan dalam pulang pergi dari Mekah ke luar negeri itu. Pengalaman yang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    12/44

    diperoleh ketika mengikuti kafilah, yang acap kali menghadapi pelbagai musuh telahmendidik, melatih semua sifat pemimpin yang terpendam dalam jiwa Muhammad binAbdullah.

    Terlatih tergembleng dalam University of Life (Universitas hidup) itu, maka apa bilaSemenanjung Arabia membutuhkan persatuan dalam segala-galanya maka tampillah

    Muhammad bin Abdullah ke depan masyarakatnya, mengambil pimpinan sebagaipropagandis, jenderal, pembesar negara, pemimpin masyarakat dan Nabi.

    Tempo dan tempat amat sesuai dengan keesaan dan kemahakuasaan pada permulaanabad ketujuh itu. Perhatikanlah sekali lagi Semenanjung Arabia dan sekitarnya di masaitu.

    Masyarakat di Semenanjung Arabia sangat membutuhkan kesatuan dalam pimpinan, yangsanggup menjalankan kekuasaannya, di atas pelbagai kekuasaan dari pelbagai suku. Lagipula masyarakat itu memerlukan adanya satu kaum, yakni kaum Muslimin, yang berdiridi atas segala bangsa di Dunia. Semua keperluan itu sungguh dapat dipenuhi oleh

    kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Maha Kuasa, yang menguasai serbasekalian alam dan manusia, bidadari dan malaikatnya.

    Semangat Islam, yakni semangat menyerah kepada Kodrat Tuhan, semangat menerimaputusan Tuhan itu dengan suka cita, semangat Islam itu sebagai pusat, jiwa dan filsafatserta prakteknya suatu kepercayaan, memang belum lagi dikenal dalam sejarahmanusia. Agama baru yang bertentangan dengan kepercayaan pelbagai suku Arabia itutidaklah akan dibatalkan ataupun disembunyikan oleh Nabi Muhammad. Apabila dalamsuatu hari keluarga Nabi Muhammad meminta dalam satu rapat, supaya propagandaIslam itu dihentikan saja, karena sangat menimbulkan pertengkaran, dan sangat

    mengancam jiwa Nabi Muhammad, maka Nabi Muhammad menjawab : Bahwa walaupunmatahari di kiri dan bulan di kanan melarang yang sedemikian, larangan itu tak akandiindahkan.

    Syahdan, dengan semangat bersatu padu di antara kaum Muslimin yang kian hari kianbertambah banyak juga anggotanya; dengan semangat bertawakal menyerahkan jiwaraganya kepada Yang Maha Kuasa, dengan semangat tak mengenal damai dengankepercayaan Kafir Jahiliyah, maka dibawah pimpinan Nabi Muhammad akhirnya setelahkira-kira dua puluh tahun berjalan propaganda Islam, persiapan dan pertempuran sengitberulang-ulang, maka tercapailah persatuan seluruh Semenanjung Arabia.

    Dengan persatuan yang kuat-kokoh di antara semua suku Arab, dengan semangatpantang menyerah, Islam, zonder (tanpa) janji kepada takdir Tuhan, seimbang dengansemangat menyerang zonder mengenal damai terhadap negara dan rakyat di sekitarArabia, untuk memperoleh kemenangan lahir dan batin, maka dalam kurang lebih 100tahun dapatlah bangsa Arab menguasai hampir seluruh Laut tengah di Asia, Afrika danEropa.

    Seharusnya lebih daripada penghargaan resmi, yang diberikan oleh dunia Kristen kepadaArab Islam, di Abad Pertengahan sampai sekarang pun, jasa Arab-Islam, tentang filsafatdan ilmu pengetahuan empirik, sesungguhnya belum mendapatkan penghargaan yangsepatutnya!

    Dengan bangsa Arab, maka selesailah sudah circle edaran dialektika! Dengan Nabi Musamajulah ke depan filsafat ketuhanan 1=1 sebagai tesis. Setelah Nabi Isa, maka timbullah

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    13/44

    tentangan berupa 3=1, sebagai anti-tesis. Dengan Nabi Muhammad terbentuklah sintesis,yakni kembalinya filsafat 1=1 dengan lebih sempurna dan lebih kaya isinya daripadasemula.

    Sedikit saja filsafat Ketuhanan Islam yang tercantum dalam takdir, kemauan Tuhan, yangtak dapat dielakkan itu menoleh ke dunia lama, yakni masyarakat Yunani, maka filsafat

    Islam mendapatkan bahan serta petunjuk yang berharga. Filsafat Islam dapatmengangkat kembali filsafat Yunani yang ratusan tahun terpendam di bawah haribaankerajaan Romawi. Filsafat Islam dapat memisahkan padi yang berisi dari padi yanghampa, menanam yang berisi sampai tumbuhnya di Abad Pertengahan.

    Dengan demikian sepatutnyalah kita menoleh ratusan tahun ke belakang masyarakatIslam yang jaya-mulia-makmur di Spanyol, Mesir, dan Bagdad dan kembali sebentarmenoleh ke masyarakat Yunani asli.

    9. YUNANI ASLI.

    Bagi kebudayaan Eropa-Amerika modern, maka kebudayaan Yunani asli masih dianggapKebudayaan Ibu. Plato, sebagai ahli filsafat, masih menjadi sumber bagi filsafatIdealisme. Filsafat Heraklitos masih dianggap uratnya materialisme dan dialektika.Aristoteles masih dianggap moyang pelbagai ahli ilmu pengetahuan empirik (scientisdalam sudut pandang positivisme) modern. Demikianlah bermacam cabang kebudayaanmodern dapat dicari uratnya pada Kebudayaan Yunani asli. Tidaklah mengherankan,kalau bahasa Yunani asli itu sampai sekarang masih perlu diajarkan kepada mahasiswayang harus menyelami semua ilmu modern itu lebih dengan dalam, sampai keuratnya.

    10. AGAMA, FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.

    Kalau sekarang kita memusatkan perhatian kepada dunia Barat, yakni Eropa danAmerika, maka tampaklah di mata kita tiga garis pokok kebudayaan. Semenjak 2500tahun sejarah Dunia Barat, yakni dari kurang lebih tahun 500 SM sampai sekarang tigagaris pokok itu adalah garis agama, garis filsafat dan garis ilmu pengetahuan empirik.Semua cabang kebudayaan yang lain termasuk ke dalam atau bersandar kepada tiga garispokok itu.

    Syahdan, tiga garis pokok dalam sejarah dunia barat yang 2500 tahun itu, banyak sekalimengalami kemajuan, kemunduran serta pertukaran nilai dan kedudukan.

    Dalam garis besarnya, maka dari tahun 500 SM sampai tahun 1500 M, agama memperolehnilai kedudukan tertinggi. Di masa itu maka ilmu filsafat cuma mengabdi kepada agamaserta ilmu pengetahuan empirik boleh dianggap melalaikan otak dan pikiran belaka. Saatitu meliputi zaman Yunani, Romawi dan Abad Pertengahan, yang dikuasai olehmasyarakat Islam dan masyarkaat Nasrani. Pada zaman Yunani dan Romawi ahli filsafatsudah mengambil bagian terkemuka dalam masyarakat dan negara.

    Boleh dikatakan pula, dalam garis besarnya maka dari tahun 1500 sampai 1850 masehi,ilmu filsafatlah yang memperoleh nilai dan kedudukan yang tertinggi dalam masyarakat

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    14/44

    Barat tadi. Di masa ini maka mulailah agama terdesak ke belakang. Bahkan pada masaRevolusi Perancis agama mendapat perlawanan yang sekeras-kerasnya.

    Sedangkan ilmu pengetahuan empirik makin mendesak dan sudah menjadi sandaranutama bagi ilmu filsafat. Pada saat itu, bukan lagi kaum pendeta yang memegangpimpinan masyarakat dan negara, melainkan mereka yang mempunyai pengetahuan

    filsafat dan ilmu pengetahuan empirik, ilmu nyata.

    Akhirnya kira-kira dari tahun 1850 sampai sekarang, maka ilmu pengetahuan empirik(science)-lah yang memperoleh nilai dan kedudukan tertinggi dalam masyarakat sertanegara Eropa dan Amerika modern itu. Agama yang di masa Revolusi Perancis mendapattentangan yang sekeras-kerasnya bisa bangun kembali, tetapi tidak lagi mendapatkannilai dan kedudukan seperti sebelum Revolusi Perancis.

    Pada pertengahan abad ke-19 ilmu filsafat dalam arti aslinya mulai turun darisinggasananya seperti terdapat di zaman sebelumnya. Satu golongan ahli filsafat, yaknifilsafat materialisme dialektis, di bawah pimpinan Marx dan Engels memproklamirkan :

    Hari Akhir Filsafat. Semenjak itu ilmu kemasyarakatan pun sudah didasarkan atashukum ilmu pengetahuan empirik. Ilmu pengetahuan empirik dalam pelbagai pokok,cabang dan ranting sudah mengambil nilai serat kedudukan yang tertinggi sampaisekarang.

    Ahli ilmu pengetahuan empirik memakai perkataan filsfat tetapi artinya berlainan darisemula. Artinya sekarang, terutama ialah weaving up general principles (penyusupanprinsip umum), seperti dikatakan Francis Bacon, salah seorang ahli ilmu pengetahuanempirik besar.

    Jelas kiranya bahwa dalam tiga zaman yang kita kemukakan buat Dunia Barat sepertitersebut di atas salaing beralihan nilai dan kedudukan yang diambil oleh tiga garis pokokkebudayan itu: agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan empirik. Adapun peralihan ketigagaris pokok yang sejajar pula dengan peralihan kedudukan yang dialami oleh parapenguasa masyarakat dan negara (Social-political regime) adalah berurat pada peralihanyang dialami oleh sistem produksi yang berdasarkan teknik yang ada.

    11. PERALIHAN SISTEM PRODUKSI.

    Pada masa pendeta dan ningrat memegang tampuk pimpinan masyarakat dan negarabaik di Yunani, Romawi maupun di Eropa Barat di zaman pertengahan (kurang lebihtahun 1500 sampai 1850 M), produksi sudah lebih dipusatkan pada manufaktur. Di akhirmasa itu, pengoperasian pabrik sudah mulai dijalankan dengan mesin uap.

    Pada masa borjuis (yang dibantu atau ditentang oleh kaum sosialis) di mana kaumborjuis memegang tampuk pimpinan masyarakat dan negara di Eropa-Barat dan Amerika,(berkisar sejak tahun 1850 sampai 1948), produksi sudah dikuasaifinance capital (modalbank) dan monopoli. Tekonologi maju cepat, dari tenaga uap sampai tenaga listrik,minyak dan sekarang tenaga atom.

    12. SOAL AGAMA.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    15/44

    Adapun soal agama, kita semua kurang lebih sudah mengetahuinya. Soal itu berpusatkepada : Dari mana asalnya dan bagaimana akhirnya Bumi, Bintang, dan langitpendeknya alam raya ini?

    Dari mana asal dan bagaimana akhirnya manusia? Tiga agama ketuhanan, yakni agamaYahudi, Nasrani, dan Islam mendasarkan semua asal dan akhir itu kepada kodrat Tuhan.

    Alam raya itu sekaligus difirmankan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia adalahciptaan Tuhan. Nasib manusia oleh tiga agama diserahkan kepada kemauan Tuhan. Nasibitu dipertimbangkan pula oleh amal dan ibadahnya. Amal dan ibadahnya itulah setelahhari kiamat yang akan ikut menentukan, apakah pahala atau hukuman yang akanditerimanya di akhirat. Yang beribadah dan bernasib baik akan diampuni dosanya danmasuk surga. Yang bersalah atau bernasib malang akan dimasukkan ke dalam neraka.Ringkasnya ketiga agama itu tidak saja menetapkan awal dan akhir manusia tetapi jugamenetapkan jalan buat mendapatkan surga dan menghindarkan neraka.

    Agama Hindu dan Budha mempunyai pengertian lain tentang awal dan akhir manusia itu.Budha, Sidharta Gautama, mengemukakan lima jalan untuk mendapatkan surga. Berbeda

    daripada tiga agama tersebut diatas, agama Budha lebih menggantungkan akhir manusiaitu kepada tanggung jawab diri sendiri dan perbuatan diri sendiri.

    Semua itu sudah kita ketahui. Mana yang betul tentulah terserah kepada masing-masingpenganut agama itu sendiri. Yang benar menurut satu belum tentu benar menurut yanglain. Bagi saya agama itu tetap eine Privatsache atau kepercayaan masing-masingorang. Dengan majunya ilmu filsafat, logika, dan matematika maka ahli agama punmemakai ilmu ini buat menjelaskan sendi agamanya. Tetapi, yang jelas bagi penganutsatu agama belum tentu jelas bagi penganut agama lain. Agama tinggal tetap sesuatukepercayaan bagi masing-masing orang.

    13. FILSAFAT

    Seperti soal agama, maka soal filsafat juga banyak tergantung kepada sudutpandangnya. Tetapi bagi kami sudut pandang yang bisa berhasil memuaskan dan yangtepat, yang bsia memberi penyelesaian ialah soal yang sudah dimajukan oleh FredrichEngels pada abad lampau. Menurut Engels, ahli filsafat bisa dibagi dua golongan, yaknigolongan materialis dan golongan idealis. Di antara dua golongan besar yang merupakandua-kutub yang saling bertentangan itu terdapatlah pelbagai golongan, yang kalau

    dikupas lebih dalam sebenarnya termasuk ke dalam salah satu golongan, materialis atauidealis. Ahli-ahli filsafat itu terpecah dua sebagai akibat pertentangan jawaban yangdiberikan oleh mereka atas soal filsafat, yang berbunyi : Manakah yang asal (primus)dan manakah yang turunan (derivative) diantara benda (matter) dan paham (idea)? Dialam raya terdapat soal benda dan kodrat yang menggerakkan benda itu. Di dalam jenishewan soal itu berubah menjadi soal badan dan jiwa (nyawa-naluri). Di dalam jenismanusia, soal itu berubah-bertukar menjadi soal jasmani dan rohani-pikiran. Ahli filsafatbertanya, manakah yang asal, benda atau kodrat, badan atau jiwa, dan jasmani ataurohani?

    14. KAUM MATERIALIS DAN IDEALIS

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    16/44

    Kaum materialis menjawab bahwa benda dan jasmani itulah yang asal, yang pokok :Tak ada kodrat zonderbenda. Manusia haruslah dapat makan, supaya dapat berpikir.Syahdan sebelum manusia itu ada di bumi ini, maka bumi dan bintang itu sudah ada,kata kaum filsafat materialis.

    Menurut kaum idealis, maka ide, kodrat atau rohani itulah yang asal (primus) dan benda

    jasmani itulah yang turunan (derivative). Kata idealis ekstrem, maka yang ada di alamraya ini cuma ide saja, yakni ide yang ada dalam otaknya ahli filsafat itu sendiri.Memang paham ini ada hubungannya dengan kekuasaan mahadewa Rah, yang mengisidunia-kosong pada awal dunia ini dengan binatang, bumi, langit, sungai, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia dalam sekejap mata setelah kata Ptah difirmankan(lihat Madilog)

    Bagaimanapun juga perbedaan paham itu, teranglah sudah bahwa ejekan yang ditujukanoleh kaum idealis kepada kaum materialis, bahwa kaum materialis cuma memikirkanmakan-minum serta kesenangan hidup saja, tidaklah pada tempatnya sama sekali.

    15. AHLI FILSAFAT YUNANI

    Bahwasanya setelah para ahli pikir Yunani mulai melepaskan diri dari tali pusatkepercayaan yang bersandar kepada dogma semata-mata, dan mulai kritis menghadapialam raya kita ini, kita mengenal juga jawab yang diberikan oleh mereka itu. Merekasampai kepada empat anasir asli, yakni tanah, air, udara dan api. Terkurung dalamrohaninya sendiri sebagai penyelidik alam raya ini serta terganggu oleh benda dangerakan benda di luar pikirannya sendiri, maka Zeno, idealis Yunani, mengambil

    kesimpulan bahwa: Gerakan (benda) itu cuma bayangan panca indera manusia saja(illusion of the sense)."

    Pemikir ulung masyhur dari bangsa Yunani juga, yakni Plato setelah memakai caraberpikir yang memisahkan benda dengan kodrat, serta memisahkan jasmani denganrohani, mendapat kesimpulan bahwa yang asal itu ialah ide-mutlak (absolute idea).Dengan cara berpikir yang abstrak, pilah-memilah (analisis), dia sampai kepada DuniaLogos, Dunia Roh. Banyak persamaan Logos Plato itu dengan Atma-nya Hindu.

    Sebaliknya, seorang pemikir tandingannya yang dengan dua kakinya bersandar atasbenda yang nyata, serta gerakan benda, yakni Heraklitos, mengucapkan kesimpulan yang

    sampai sekarang masih besar artinya bagi kita, yaitu :Sesuatu itu ada dan tak adakarena semua itu cair, luntur, senantiasa berubah, selalu timbul dan lenyap. Heraklitosmengakui adanya benda, bahkan memajukan hipotesis molekul, yang lebih dari dua ributahun kemudian baru dibenarkan oleh ilmu pengetahuan empirik. Lagi pula dalampertentangannya dengan Zeno, Heraklitos mengemukakan bahwa gerakan, sebagai sifatbenda dan yang menyebabkan benda, senantiasa mengalami perubahan (Nich ist, alleswird) menurut hukum gerakan, yakni Hukum Dialektika.

    Di antara kaum di samping kedua golongan ahli filsfaat tersebut hidup raksasa pemikirYunani, yakni Aristoteles. Sebagai seorang tabib yang senantiasa mengenal adanya bendadan jiwa, sebagai bapak dari beberapa ilmu, terutama ilmu hayat (biologi), maka

    Aristoteles memusatkan perhatiannya kepada suatu susunan, suatu sistem. Aristoteleslebih daripada Zeno dan Plato dalam memperhatikan benda. Tetapi hukum berpikir yang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    17/44

    diutamakannya ialah hukum logika dan hukum dialektika yang dikemukakannya tidaksama dengan hukum dialektika yang dipakai oleh Heraklitos dan Demokritos.

    16. AHLI FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

    Besar sekali pengaruh para ahli filsafat Yunani pada umumnya, serta pengaruhAristoteles dan Plato khususnya terhadap masyarakat di zaman pertengahan, yaknimasyarakat Islam dan Nasrani. Dunia filsafat Barat memuncakkan pujiannya pada IbnuRusyd, yang terkenal sebagai Averoes, atau Ariestoteles-nya bangsa Arab. Dan memangbendera filsafat Ariestoteles yang sudah terbenam ratusan tahun itu diangkat kembalioleh Ibnu Rusyd, diperbarui dan diserahkannya sebagai warisan masyarakat Yunani. Platopun banyak mendapat penghargaan di masyarakat Islam dan Nasrani di zamanpertengahan. Pada kedua masyarakat itu kita kurang mendengar nama Heraklitos danDemokritos. Tetapi mungkin pengaruhnya juga cukup besar atau lebih besar daripadaketerangan sejarah yang diwariskan kepada kita.

    Masyarakat Islam di Abad Pertengahan mengenal satu golongan pemikir yang dinamaiMutazilah. Mereka terdapat di kota-kota besar kerajaan Islam dan dianggap ilegalsebagai pemberontak, sebagai anarkis dan ateis. Keterangan lebih lanjut tentang pahamdan kehidupan mereka tidaklah sampai kepada kita, selain daripada bahwa mereka itudianggap murtad oleh agama resmi. Ibnu Rusyd sendiri, kalau saya tidak salah adalahseorang Mutazilah dan kebebasan pahamnya itu sangat ditakuti oleh para pendeta diEropa, sehingga para murid Eropa (Nasrani) yang kembali dari Spanyol Islam ke Eropa itusangat diawasi gerak-geriknya. Tetapi tidak mengherankan kalau mereka kaumMutazilah adalah Murba-Kota yang berpaham revolusioner dan penganut materialisme

    dialektis walaupun masih serba sederhana (rudimentary).

    Tidaklah mengherankan kalau di Eropa Barat di zaman pertengahan itu, kita sedikitsekali mendengar nama Heraklitos dan lebih banyak mendengar nama Plato danAriestoteles.

    Hidup amat sukar sekali bagi kaum budak-serf di zaman pertengahan Eropa Barat itu.Hawa yang dingin, kabut yang tebal, alat yang serba sederhana, ringkasnya kesengsaraanhidup lantaran pemerasan dan tindasan yang kejam atas budak-serfoleh kaum ningratdan pendeta, tidaklah memberikan kesempatan mereka memikirkan soal filsafat. Soal inidiserahkan kepada para pendeta yang tinggal di pekarangan gereja yang besar,

    dikelilingi oleh pohon dan dilayani oleh rakyat budak disekitarnya. Terpisah darimasyarakat pekerja seperti Logosnya Plato, terpisah dari benda yang kasar fana itu,maka para rahib dan pendeta mendapat kesempatan penuh untuk menguji filsafat Platodan Ariestoteles. Logos dan rohani mutlak Plato cocok benar dengan sifatnya God(Tuhan) yang berada lepas dari segala-galanya dan berada di atas segala itu. Pahammereka, para rahib dan pendeta, merupakan pelaksanaan Logos dan Goditu di duniawiini.

    Klasifikasi Ariestoteles, tentang tumbuhan, hewan dan lain-lain yang terpisah daritumbuhan dan hewan yang sesungguhnya sangat digemari oleh schoolmen, scholasticus,ahli buku, di Abad Pertengahan. Karena ahli buku yang memang hidup terpisah dari

    Murba itu, memisahkan diri pula dari hewan dan tumbuhan yang sesungguhnya!Demikianlah pengetahuan buku ahli filsafat di Abad Pertengahan itu tergantung diawang-awang saja, seperti hidupnya sendiri terpisah dari rakyat Murba yang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    18/44

    sesungguhnya, yang menghasilkan semua kebutuhan hidup para ahli filsfaat di AbadPertengahan itu.

    Dari tahun 500 SM sampai tahun 1500 M, maka filsafat masih bersandar kepada agamadan ilmu pengetahuan empirik yang sederhana. Kaum idealis masih memakaikepercayaan agama sebagai premis (bukti-dasar) dalam pembentukan sistem

    (karangannya). Tetapi kaum materialis tidak lagi memakai anasir kepercayaan agama itusebagai premis. Mereka ini memakai bukti yang nyata saja sebagai premis.

    Keduanya, idealis dan materialis mempergunakan matematika, ilmu alam dan ilmu hayatyang sederhana sekali dalam penjelasannya. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuanempirik, maka kian ditinggalkan penjelasan yang berdasarkan kepercayaan yang takdapat dibuktikan itu (petitio principi).

    17. AHLI FILSFAT DI SEKITAR REVOLUSI PERANCIS.

    Di sekitar zaman Revolusi Perancis, maka ilmu pengetahuan empirik sudah jauh sekalimendapat kemajuan, kalau dibandingkan dengan zaman Plato, Heraklitos danAristoteles. Di Perancis kita mengenal raksasa matematika dan ilmu-ilmu alam (physic)serta mekanika seperti Maupertuis, Clairut, DAlembert, Lagrage, Laplace, Fourier,Carnot, Pascal dan lain-lain. Di Inggris bangkit seorang raksasa matematika ilmu alamdan fisika, yakni Isaac Newton. Dalam dunia ilmu Kimia hadirlah seorang berkebangsaanPerancis bernama Lavoiser yang menyusun secara sistematis ilmu kimia, yang merupakanpengembangan lebih lanjut dari pemikiran Ibnu Sina, ahli kimia Arab!

    Sedangkan Cuvier mengembangkan pemikiran Aristoteles. Perbandingan Phytagorasdilanjutkan oleh Newton, begitu juga pemikiran Archimedes oleh Pascal. Masih banyakyang bisa disebut, namun itu semua ibarat memperbandingkan anak bayi dengan orangdewasa.

    Tidaklah mengherankan kalau kemajuan ilmu pengetahuan empirik, yang telah membikinjarak zaman kuno dan Abad Pertengahan seolah-olah puluhan ribu tahun lamanya itumemberikan bahan yang tidak ternilai pada ahli filsafat. Tetapi para ahli filsfaat tetapterpecah dua, yakni golongan idealis dan materialis. Bahkan masing-masing golongan itumempergunakan kemajuan ilmu pengetahuan empirik itu sebagai penjelasan (proof)kebenaran masing-masing teori mereka.

    Di Inggris muncul dua ahli filsafat yang terkemuka, yakni pendeta Berkeley dan DavidHume. Berdasarkan atas kerohanian si pemandang, maka David Hume dengan tekadkonsekuensi seorang ahli filsafat berkata bahwa setelahfinal analysis (kupasan terakhir)maka segala yang ada dalam alam raya ini tidak lain hanyalah a bundle of conceptions(gabungan paham) tentang alam raya itu. Bahkan Hume mengatakan bahwa kamu -punbuat dia (Hume) hanyalah satu gambaran dalam otak Hume semata-mata.Sesungguhnya dengan begitu maka Hume meniadakan dirinya sendiri. Karena kalau Humemengatakan bahwa orang lain, buat dia cuma satu gambaran dalam otak Hume saja,maka orang lain itu pun bisa berakat bahwa Hume sendiri tidak akan ada bagi orang lainitu saja, selain daripada satu gambaran dalam otak orang lain itu saja. Kamu buat

    Hume adalah saya buat orang lain itu. Sebaliknya saya buat Hume adalah kamubuat orang lain itu.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    19/44

    Imanuel Kant ahli filsafat Jerman yang banyak dipengaruhi oleh David Hume tidak beranimenarik kesimpulan nekat layaknya David Hume itu. Kant berdiri ditengah-tengah! Diatidak bisa meniadakan yang ada di alam raya ini. Tetapi selain mengakui yang ada itu,dia lari pula kepada Ding An Sich benda pada dirinya sendiri, yang belumdiketahuinya. Dengan hadirnya Imanuel Kant di Jerman, maka timbul-tumbuhlah jugafilsafat idealisme yang kemudian diteruskan oleh para ahli seperti Fichte dan Hegel.

    Berkeley dan Hume, kedua ahli filsafat idealis Inggris di sekitar revolusi borjuis itumendapat kritikan yang keras sekali dari ahli filsafat materialis Perancis yang termashurseperti Diderot dan Lamartine. Bersandarkan matematika, ilmu alam dan fisika yangmaju pesat pada masa itu, maka mereka meniadakan kemahakuasaan kerohanian dialam raya ini. Tenggelam pada paham sebaliknya, maka mereka mengakuikemahakuasaan kerohanian di alam raya ini. Tenggelam pada paham sebaliknya, makamereka mengakui kemahakuasaan Matter in move, benda bergerak. Seolah-olah manusiatak memiliki daya berhadapan dengan benda dan hukum gerakan benda di alam raya ini.Manusia itu adalah mesin yang pasif, menerima saja. Kalau ada kodrat penggerakbergeraklah dia, kalau tidak berhentilah dia. Jadi seperti mesin yang pasif, penerima

    itu, demikianlah pula manusia itu takluk tanpa syarat apa-apa kepada alam disekitarnya.Materialisme yang semacam ini kami namai Mechanical-matterialism, yakni materialismeyang menganggap manusia itu seperti mesin yang menerima nasibnya dari kodrat yangada di luar dirinya saja. Seolah-olah manusia itu tidak berdaya untuk mengubah suasanadan keadaan alam disekitarnya. Rupanya masih ada sisa semangat lama yang melekatpada semangat kaum materialisme mekanis itu. Seperti manusia sederhana merasa takberdaya terhadap takdir Tuhan, demikian pula kaum materialis di masa RevolusiPerancis merasa tidak berdaya terhadap kebendaan itu (mechanism of matter).

    18. MATERIALISME DIALEKTIS.

    Suara ahli filsafat materialisme, seperti juga suara ahli filsafat idealisme bisa diterimadengan baik di kalangan pemikir Jerman. Ludwig Feurbach, seorang profesor Jerman,mengadopsi filsafat materialisme dari Perancis, tetapi terutama yang menyangkut padaapa yang dinamakan menschalische taotigkeit (perbuatan manusia). Marx dalam 11 tesisbantahan terhadap Feurbach, menyatakan bahwa pemikiran Feurbach itu menyangkutPerbuatan manusia itu pada idealisme, sedangkan bagi Marx Perbuatan manusiamasuk ke dalam golongan kebendaan. Setelah Feurbach dipecat oleh kaum borjuis daripekerjaanya sebagai mahaguru lantaran dianggap terlampau radikal, maka feurbach

    terpaksa hidup terpisah di desa Jerman dan kian hari kian luntur dalam pandanganrevolusioner dan dalam cara berpikir menurut cara dialektika materialistis.

    Pemikiran yang bersandar kepada dialektika dilanjutkan oleh Marx dan temansezamannya, yakni Frederich Engels. Di samping pujangga, kedua orang ini adalah ahlidan penggemar matematika yang kerap mempergunakan utopis sosialisme Perancis danInggris. mereka juga memanfaatkan teori Evolusi dari Charles Darwin, serta teoriekonomi Adam Smith dan David Ricardo dalam pembentukan teori mereka. Denganmendapatkan cause atau lebih tepat condition (keadaan), yakni sebab kemajuanmasyarakat itu, maka sosialisme, yang berdasarkan impian (utopia) seperti dicetak olehThomas Moore, Saint Simon, Fourir, dan Robert Owen, berubah menjadi scientific

    socialism, yakni sosialisme ilmiah. Adapun yang dianggap menjadi sebab (cause)perubahan, termasuk perubahan masyarakat, dari tingkat ke tingkat itu ialah perubahansistem produksi ilmu sejarah yang didasarkan pada benda yang nyata dinamai historical

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    20/44

    materialism (materialisme sejarah), yakni teori materialisme tentang sejarah.Pandangan hidupnya yang berkenan dengan kebendaan yang bergerak itu dinamai jugaMaterialisme Dialektis.

    Disebut materialisme karena matter, bendalah yang dianggap primus, pokok, asal dialam raya ini. Disebut pula dialektis karena cara menghampiri soal benda serta kejadian

    di alam raya ialah dalam keadaan bertentangan dan bergerak, yakni dalam keadaantimbul, tumbuh, dan tumbang.

    Setelah Marx dan Engels mendapatkan cause atau condition, sebabnya dari perubahandan pertukaran sesuatu masyarakat manusia itu, maka berubah-bertukarlah pula sejarahmanusia, dari satu kebetulan, dari satu nasib yang tiada bersebab dan tiada pulamengakibatkan sesuatu yang nyata, menjadi sesuatu peristiwa yang berpangkal,berujung, bersebab dan berakibat. Dengan begitu, maka berpindahlah pula ilmu sejarahitu dari dunia-gaib ke dunia nyata. Demikianlah asal dan tujuan, serta lakonnya suatumasyarakat itu mulai dapat diselami oleh akal. Setelah segala kebendaan dan semuagerakannya dalam alam raya ini dipecah-pecah, dikupas, diselidiki, dan dipastikan

    hukumnya semenjak ahli filsafat Yunani, maka berubah bertukarlah pula filsafat, yangberbunyi what does this all mean (apakah arti semuanya ini), menjadi soal kaum ahliilmu pengetahuan empirik yang mengupas, menyelidiki serta membentuk pelbagai ilmupengetahuan empirik.

    19. ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.

    Tepat juga kesimpulan Engels yang mengatakan bahwa dalam perkembangan ratusan

    tahun itu, maka ilmu filsafat sudah berpecahan dan berpisahan menjadi ilmupengetahuan empirik, Wissenschafft, Science, yakni pelbagai ilmu tentang sejarah danpelbagai ilmu tentang alam raya (natura). Sisa dari filsafat itu menurut Engels, ialahlogika dan dialektika.

    Kembali lagi kita kepada ilmu pengetahuan empirik awalnya, ke zaman Yunani dan darisini secepat kilat kita berlari ke zaman modern. Kemudian dapatlah kita menolehsebentar kepada logika dan dialektika yang oleh Engels disebut sebagai sisanya filsafatitu.

    Syahdan, dalam kurang lebih 2500 tahun perantauannya, maka sains, ilmu pengetahuan

    empirik, yang dianggap sebagai anak dari filsafat dan cucu dari agama, yang sampaisekarang sebagian besarnya belum lagi lepas dari ari-ari (tali pusat) ibu dan neneknya,ilmu pengetahuan empirik tentang alam raya dunia terbesar yang tidak tampaksemuanya karena besarnya itu- sudah sampai ke dunai terkecil yang tidak tampak olehmata, karena kecilnya. Satu universe(alam) yang dapat universe. Kini kita mengenaladanya planet-planet dan tatasurya lain. Kita juga mengenal alam molekul dan atomMolekul dan atom yang tercipta dalam hipotesis atau dugaan kedua materialis dialektis,Heraklitos dan Demokritos itu sekarang bisa dibuktikan oleh mata dengan bantuanteropong. Bahkan ilmu pengetahuan empirik sudah sampai kepada benda yang lebih kecillagi. Atom yang semula diduga tak dapat dibagi-bagi lagi itu ternyata masih bisa dibagimenjadi dua, yakni proton dan elektron. Seperti bumi dan matahari; seperti satu

    tatasurya lainnya; seperti universe dengan universe lain di alam raya ini diikat olehkodrat Tolak dan Tarik (repultion dan atraction), yang boleh dikatakan masih termasukjenisnya kodrat tesis dan anti tesis dalam dialektika, maka demikian juga dua dunia

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    21/44

    terkecil tadi, yaitu proton dan elektron tadi, diikat oleh kodrat Tolak dan Tarik menjadisatu atom satu sintesis atom. Ringkasnya sintesis dari proton dan elektron adalah atom;sintesis atom dan atom ialah molekul; sintesis molekul dan molekul yakni badan; sintesisdari bumi dan matahari ialah tatasurya, sintesis dari satu tatasurya dengan tatasuryalainnya serta akhirnya satu universe dengan universe lainnya, ialah alam raya kita ini.

    Dalam 2500 tahun ini, menurut dialektika dan hukumnya tesis, anti tesis, dan sintesis,maka otak manusia sudah mengenal alam terbesar, yakni alam raya kita dan alamterkecil ialah elektron dan proton tadi.

    20. CABANG-CABANG ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK

    Entah sampai mana ilmu pengetahuan empirik bakal bercabang lagi!

    Kalau kita pergunakan logical division (pembagian logika) atas ilmu pengetahuan

    empirik, maka kita memperoleh dua kelas, yakni yang masuk kelas sejarah dan yangmasuk kelas alam. Maka ilmu pengetahuan empirik mengenai sejarah manusia itu sudahterpecah-pecah pula menjadi ilmu kemasyarakatan (sosiologi) dan sejarahnya, ilmupolitik, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu kesusasteraan dan lain-lain. Ilmu pengetahuanempirik yang mengenai alam raya ini sudah terbagi sudah menjadi ilmu bintang, ilmualam (phisic), ilmu kimia, ilmu listrik dan lain-lain. Disamping itu kita kenal pula ilmumatematika yang bukti dasarnya berlandaskan barang ciptaan seperti angka (number)dan huruf (letter). Kita kenal ilmu ukur, ilmu hitung, aljabar, trigonometri dansebagainya.

    Perpecahan ini tidak hanya dalam cabang besarnya saja, tiap-tiap cabang itu sudahterpecah-pecah juga. Cermati saja berapa banyak ahli yang sudah terdapat dalam ilmukedokteran. Kita mengenal ahli gigi, ahli telinga, ahli hidung, ahli rambut dan lain-lain.Ambillah juga contoh dari cabang ilmu hukum yang sudah terbagi juga atas beberaparanting seperti ilmu hukum undang-undang dasar (constitutional laws), ilmu hukum tatanegara (laws of nation) hukum sipil (civil laws) dan hukum kejahatan (criminal laws).

    Besar sekali bahayanya kalau orang yang ahli dalam suatu cabang ilmu pengetahuanempirik tidak lagi mengenal hubungan ilmunya dengan berlusin-lusin ilmu lain sehinggadia hidup terpisah oleh keahliannya itu. Tegasnya adalah bahaya kalau seorang dokterahli rambut hilang lenyap dalam haarklovery-nya saja dan melupakan hubungan rambut

    itu dengan seluruh bagian tubuh yang lain dan seluruhnya kesehatan manusia. Takkurang juga besar bahaya kalau seorang ahli kejahatan, kriminolog, memandangkejahatan dari sudut tingkah laku seseorang saja, seolah-olah dia lupa bahwa perbuatanorang yang hidup dalam masyarakat itu conditionedtergantung pada pelbagai keadaandi dalam dan luar dirinya sendiri; tergantung kepada gerakan jiwa yang berseluk-belukdan berkenaan pula dengan keadaan ekonomi-politik, sosial dan kebudayaan dalammasyarakat itu sendiri.

    Berhubung dengan bahaya keterpecahan, keterpisahan, keterasingan itulah maka kuatsekali arusnya satu aliran dalam dunia ilmu pengetahuan empirik untuk mengkoordinasi,menghubungkan kembali pelbagai ilmu pengetahuan empirik untuk mengkoordinasi,

    menghubungkan kembali pelbagai ilmu yang terpecah-belah karena kemajuannya sendiriitu! Seperti sudah lebih dahulu saya sebutkan, inilah rupanya yang dimaksudkan seorang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    22/44

    scientis ternama dengan weaving up general principles sebagai tafsiran dari filsafatmodern.

    21. MAKSUD, CARA, BAHAN DAN SEMANGAT ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.

    Tidaklah mungkin, tetapi tidak juga perlu disini kita menghampiri dan menafsirkan isisemua atau sebagian pun dari pelbagai cabang pengetahuan itu. Sudahlah cukupkepentingan kita disini, mencoba menafsirkan maksud ilmu pengetahuan empirik, carailmu pengetahuan empirik memperoleh maksudnya. Serta bahan yang dipakainya danakhirnya semangat yang dikandungnya buat mencapai maksudnya itu.

    Salah satu kalimat yang lazim dipakai buat mendefinisikan (menetapkan) maksud ilmupengetahuan empirik ialah : simplification by generalization atau mempermudah denganmemasukkan sesuatu yang dipelajari itu ke dalam sesuatu yang sudah lebih dikenal ataumemasukkan yang belum dikenal itu ke dalam yang sudah lebih dikenal.

    Kalimat lain yang juga biasa digunakan untuk mendefinisikan maksud ilmu pengetahuanempirik berbunyi : the organization of facts (menyusun segala bukti). Formula ini sayarasa amat praktis. Berhubung dengan inilah pula, maka sains itu saya terjemahkandengan ilmu bukti.

    Tetapi tidak pula kurang praktisnya formula yang lain, yang juga dipublikasikan di duniailmu sebagai maksud sains, yaitu to estabish laws and system, untuk membentuk hukumdan sistem.

    Sekian tentang maksud ilmu pengetahuan empirik.

    Tentang caranya mendapatkan maksud itu, ialah dengan cara logika, klasifikasi, statistikdan ukur-mengukur serta timbang-menimbang. Sering juga dipakai cara dialektis. Dalamlogika kita berurusan dengan apa yang dinamakan induksi, deduksi dan verifikasi. Dalammatematika kita berurusan dengan apa yang disebut metode sintetik, analitik danreductio ad absurdum. Kedua ragam cara berpikir dalam logika dan matematika itu tiadaberapa bedanya. Di tempat lain saya sudah uraikan perkara itu lebih lanjut, yaitu dalambuku Madilog. Di sini saya cuma hendak menyebutkan sambil lalu saja caranya kaumscientis itu mendapatkan maksudnya, yaitu mendapatkan hukum dan sistem itu (lawsand systems).

    Bahan atau bukti yang dipergunakan oleh kaum ahli ilmu pengetahuan empirik itudiperoleh dengan jalan observation (pengamatan) atau experiment (praktek). Jalanexperiment lebih banyak mendapatkan hasil. Karena dengan jalan pengamatanpenyelidik cuma pasif, berdiam diri dan mengamati saja, sedangkan dengan jalanpraktek si penyelidik boleh memindahkan barang dari tempat ke tempat danmencampurkan pelbagai benda menurut maksud yang dituju. Sedangkan si pengamatcuma bisa mengamati hidup dan sifatnya masing-masing tumbuhan atau hewan dimasing-masing tempatnya, tetapi si pelaksana praktek dapat mengawinkan tumbuhanmaupun hewan untuk mendapatkan jenis yang baru, yang lebih besar, lebih kuat danlebih sehat.

    Alangkah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan empirik semenjak Galileo. Padapermulaan abad ke-17 Galileo mengadakan experiment-nya di menara kota Pisa. Boleh

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    23/44

    dikata experiment itu telah membuka pintu untuk mendapatkan kekayaan alam yang takada batasnya bagi umat manusia. Dari empat anasir yang dikenal oleh Yunani asli, yaknitanah, air, udara, dan api maka ilmu kimia sekarang saja sudah mengenal 92 elements(anasir)

    Akhirnya, dan tidak juga kurang pentingnya maka semangat objectivity (tidak

    melibatkan subyektivitas, termasuk emosi dan kepentingan) di samping semangatadventure, dalam arti sanggup meloncat dari dunia bukti ke dunia hipotesis dan teoriadalah satu sine qua non bagi seorang sciencetis. Seorang ahli yang cuma tetap beradadalam dunia bukti saja dan tak sanggup melepaskan bukti-bukti itu supaya bsia melayangke dunia hipotesis dan teori, tidaklah akan sanggup membentuk laws and systems sepertimaksud science. Mereka akan tetap tinggal pada dunia bukti saja.

    22. MASYARAKAT TIMUR DAN ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.

    Kurang tepat kalau dikatakan bahwa masyarakat Timur, di luar Arab tidak mengenal ilmupengetahuan empirik. Kurang tepat jika disebut bahwa India, Tiongkok dan lain-lainnyacuma mengenal agama dan filsafat saja dan tidak mengenal science, ilmu pengetahuanempirik. Konon kabarnya bapak ilmu ukur (geometri) itu adalah seorang Hindu asal Birmadan katanya juga India lama sudah mengenal aljabar. Juga Tiongkok sudah mengetahuibagaimana membuat lingkaran, walaupun tidak memkai rumus P.R yang kita kenal. Takada yang tak akan terkagum-kagum dan terpengaruhi oleh logikanya mahaguru Kung(Confucius) kalau membaca sistem kekeluargaan dalam empat bukunya. Tak ada pulaorang yang tak akan terpesona mengikuti cara dialektis yang dipergunakan oleh mistikusmaha guru Lao Tze, apa bila dia menjelaskan pahamnya. Saya sendiri berkali-kali

    mengagumi kemajuan obat orang Tionghoa. Bahkan dalam meramalkan hari depan,sehubungan dengan hujan, panas, angin ribut dan topan sering kali saya menyaksikankeulungan pawang Tionghoa (biasanya para rahib) di atas ilmu pengetahuan empirikBarat dengan weather forecast, weerbericht atau ramalan cuacanya. Dan bukankahpengetahuan percetakan, bubuk mesiu dan kompas diwariskan oleh Tiongkok ke duniaBarat melalui Arab?

    Namun semua yang disebut itu tidak lantas menyatakan bahwa masyarakat Tiongkok aslisudah sampai ke tingkat science, seperti masyarakat Yunani 500 tahun SM. MahaguruKung walaupun logis berpikir belum sampai kepada tingkat membentuk logika sendiri,yakni memisahkan hukum berpikir itu dari process (lakonnya) berpikir itu sendiri.

    Mahaguru Lao belum pula dapat menarik hukum dialektika dari proses berpikir, yangmemang dialektis. Demikian juga tukang ukur, ahli kedokteran, dan ahli cuaca diTiongkok belumlah sampai ke tingkat memisahkan, hukum ilmu ukur, hukum kedokterandan kimia dari proses ukur-mengukur, obat mengobat dan memisahkan hukum gerakanudara daripada proses yang berlaku di udara. Kung tzu memakai logika itu cuma menurutnalurinya (instinct) saja! Begitu juga Lao tze mempergunakan dialektikanya. Dan caramencatatnya pun itu semua dalam bentuk ingatan analogi saja. Demikianlah tukangukur, ahli obat dan ahli keadaan cuaca di Tiongkok menjalankan prakteknya. Mereka takpernah lepas dan melompat lalu melambung ke dunia hukum. Di sinilah kelebihan hukumdan pengetahuan yunani daripada dunia India dan Tiongkok. Rupanya kodrat pendorongdi India dan Tiongkok berupa sistem produksi, cara menghasilkan dan membagikan hasil,

    tiada berapa majunya semenjak kurang lebih empat ribu tahun! India terpaku padasistem kastanya. Tiongkok terpaku pada dunia feodal yang mengakar kepada sistemkekeluargaan. Terpaku kepada teknik, sosial, ekonomi, politik serta kebudayaan yang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    24/44

    berlainan coraknya dengan sistem yang ada di Eropa Barat, seperti huruf alfabet (a,b,c)belum lagi lepas dari gambaran suatu pengertian menurut sistem menulis di Tiongkok(Han-dji). Begitulah juga hukum ilmu pengetahuan empirik belum lagi lepas-terpisah,melompat-melambung keluar dari bukti itu sendiri.

    23. YUNANI SEBAGAI PELOPOR ILMU PENGETAHUAN EMPIRIK.

    Dengan demikian maka patutlah kita memberikan piala kehormatan ke tangan bangsaYunani sebagai pelopor ilmu pengetahuan empirik modern. Dalam arti tulisan dan lisanmemang Archimedes melompat dan melambung dari dunia bukti nyata ke dunia hukumatas bukti yang nyata.

    Sekian lama Archimedes bertanya kepada dirinya sendiri tentang mengapa danbagaimana badannya bisa melambung ke atas, kalau dia mencemplungkan dirinya kedalam air, ke dalam sembarang air di sembarang tempat. Akhirnya dia mendapatkan

    ilham dan pertama kali menetapkan, sebab dan akibat, yang dicarinya itu. Archimedesmendapat hukum, tentang benda yang terbenam, melayang dan mengapung dalam air,yang sekarang kita jadikan pelajaran di sekolah. Dalam kegembiraannya Archimedestidak saja melompat keluar dari air dan berteriak-teriak Eureka, Eureka (saya dapat) kesana kemari melupakan pakaian tetapi ia sudah melompat melambung dari dunia bendake dunia hukum. Hukum yang pertama sekali ditetapkan itu kian tahun kianmengembang dan melambung. Hukum tadi dilaksanakan pada semua tempat dan semuawaktu, sampai salah seorang pengikutnya menemukan air raksa (kwik). Barang biasaseperti kayu tidak terbenam di dalam air raksa melainkan terapung. Nyatalah dibelakang hari, bahwa bukan Hukum Archimedes yang salah melainkan formulanya masih

    kurang luas. Hukum Achimedes bahkan mendapatkan verification (pembuktian), lantaranbukti baru (air raksa) tadi. Kini air diperluas daerahnya, yakni mengenai minyak, airraksa dan lain-lain atau mengenai semua yang cair. Orang atau kayu diperluas puladaerahnya menjadi semua benda. Hukum Archimedes tumbuh dengan subur sampaikepada Gay Lusac dan lain-lain. Sampai dilanjutkan ke udara, ke strastosphere, ke manaProf. Piccard melambung mencari pengesahan alam. Merantaulah Piccard ke dunia yangbelum di alami, ke dunia yang cuma dianggap benar menurut hipotesis saja! Merantauberpetualang dari alam terkenal ke alam yang belum di kenal, seperti Columbus, RonaldAmunsen dan lain-lain para ahli penjelajah samudra!

    Dengan begitu sempurnalah cara induksi, deduksi, verifikasi yang diutamakan oleh logika

    dan ilmu pengetahuan empirik itu. Dan lebih sempurnalah pula mencari sebab, yaknidengan lima jalan yang sudah dikenal :

    1. Method of agreement (cara persamaan).2. Method of Difference (cara pembedaan).3.Joint Method(cara paduan).4. Concomitant Variation (cara perubahan serempak).5. Mehtod of Residue (cara sisa).

    Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Pytahogras tidak tinggal menguji (to prove)sudut siku yang kita kenal. Selain pertama sekali menegakkan teori dan cara menguji

    teori, Pythagoras pun cocok dengan suasana zamannya mengangkat angka dan teorinyaitu ke dunia gaib. Banyak angka yang dianggap sakti oleh mahaguru Pythagoras. Dengandemikian maka Pythagoras mempengaruhi dunia keagamaan, dunia filsafat dan yang

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    25/44

    berkenaan dengan uraian kita disini, yakni dunia matematika. Dipelopori olehPythagoras, kita setelah 2500 tahun ini sampai kepada pelbagai teori matematika yangsulit seperti teori relativitas Einstein, melalui para ahli matematika raksasa sepertiFermat, Laplace, Newton dan lain-lain. Dan dalam semua kebesaran dan jasa para ahlimatematika itu, sekali-kali tidak dapat kita lupakan kebesaran dan jasa para ahli Islamyang melakukan pemilahan (abstraction) yang lebih tinggi. Angka yang dipakai sebagai

    simbol (lambang) benda sudah dipisahkan dari sembarang benda. Angka 3 boleh menjadilambang dari tiga prajurit, tiga bomber ataupun tiga bambu runcing. Tetapi Aljabar naiksetingkat lagi mengangkat huruf menjadi lambang. Huruf X umpamanya boleh mewakiliangka 1,2,3 dan seterusnya. Tanpa Aljabar tidaklah mungkin kita sampai kepada teoritrigonometri dan relativitas Einstein. Teknik Aljabar memungkinkan atau sekurangnyasangat memudahkan kemajuan matematika. Pelambungan benda ke angka danpelambungan angka ke huruflah yang memberi pesawat kepada Einstein dan Newtonsupaya mudah melambung ke dunia bintang di langit dan mengukur segala kodrat yangbergerak di alam raya ini, dari gerakan pasir, batu, bumi, matahari sampai ke gerakanatom dan sinar matahari yang laju 300.000 km dalam sedetik!

    Dikatakan oleh beberapa ahli bahwa klasifikasi yang dilakukan Ariestoteles dibekukanoleh pengetahuan di Abad Pertengahan. Ucapan semacam itu tidak boleh diterima begitusaja. Haruslah diperiksa bagaimana keadaan produksi dan masyarakat di AbadPertengahan itu membekukan klasifikasinya Aristoteles. Tetapi yang nyata ialahklasifikasi yang banyak dipergunakan oleh Aristoteles dalam ilmu hayat (biologi) itumenjadi perkakas yang penting, disamping dialektika, bagi pelopor biologi modern, yakniCharles Darwin. Di masa Darwin bertualang dengan kapal Beagle-nya mempelajarijenisnya (species) tumbuhan dan hewan, di daratan, lautan dan udara Darwin tak lepasdari cara klasifikasi, induksi, deduksi dan cara menetapkan sebab yang dibentuk olehAristoteles dalam logikanya. Memang permulaan abad ke-19 adalah abad yang sanggup

    mengangkat kembali ilmu yang hidup yang sudah dipelopori oleh Aristoteles. Ilmu yangdirintis oleh raksasa pemikir Yunani itu sempat terhenti di zaman tengah dan dibelakangnya, karena produksi, teknik dan ilmu umumnya belum lagi mengizinkankebangkitannya kembali untuk maju dengan pesat cepat, seperti setelah sampai ketangannya Charles Darwin yang hidup dalam kandungan masyarakat kapitalisme modern.

    Demikian juga lebih dari 2000 tahun teori molekul dan atom serta tafsiran materialismedan cara berpikir dialektis dari Heraklitos, Demokritos dan Epicurus harus bekuterpendam menunggu masyarakat dan produksi yang cocok serta para ahli yang pantasseperti Marx, Engels, dan Lenin yang sanggup membangkitkan teori, tafsiran dan carayang telah lama beku terpendam itu buat dilanjutkan dan disempurnakan.

    Sekianlah di sini tentang ilmu pengetahuan empirik!

    24. LOGIKA DAN DIALEKTIKA.

    Serba sedikit juga di sini akan diuraikan tentang logika dan dialektika.

    Isi, bagian, sifat, sejarah, daerah serta batas logika, seperti juga isi, bagian, sifat,sejarah, daerah dan jenisnya dialektika, sudah kami uraikan juga dengan panjang lebiar

    dalam buku Madilog. Di sini akan kami bentangkan perbedaan dan daerah masing-masingdari kedua cara berpikir itu secara garis besarnya saja. Lagi akan kami singgung pula duajenis dialektika, yakni dialektika idealistis dan dialektika materialistis.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    26/44

    Dunia mengakui Aristoteles sebagai bapak logika. Dialah yang pertama kali membentuklogika, yakni cara berpikir sebagai suatu ilmu yang terpisah. Pembentukan itu sudahsampai begitu sempurna, sehingga bolehlah dikatakan bahwa dari zaman Aristotelessampai ke zaman John Stuart Mill dan Ueberweg, logika itu tidak banyak lagi mengalamiperubahan penting. Boleh dikatakan bahwa dalam segala cabang ilmu pengetahuan makalogika itu tidak dapat disingkirkan ataupun diabaikan zondermenderita kegagalan atau

    kekurangan di pihak ilmu pengetahuan itu sendiri.

    Dialektika di tangan Heraklitos dan demokritos sudah sanggup menyelami dunia bendasampai ke molekul dan atom yang tidak kasat mata dan baru bisa dilihat denganmikroskop di zaman modern. Tetapi dengan majunya pengetahuan tentang semua bendadan gerakan benda maka dialektika sebagai hukum berpikir yang berdasarkan benda dangerakannya mendapat dorongan yang belum pernah dialaminya di dunia lampau, di duniastatis, berhenti dan pasif tadi.

    Di tangan Hegel, pemimpin aliran borjuis demokratis Jerman yang menentang feodal-autokratis, maka dialektika idealistis melambung setinggi-tingginya. Di tangan Marx dan

    Engels sebagai pemimpin aliran proletaris-komunis Eropa Barat yang menentang kapitalisdemokratis, dialektika materialistis menjadi perkakas berpikir kaum revolusioner-proletaris bagi seluruh dunia.

    Di tangan kaum Bolsyewik Rusia cara berpikir dialektika materialis dapat membentuksatu partai Murba yang sanggup menghancur leburkan feodal borjuis Rusia danmendirikan diktatornya kaum Murba Rusia.

    Syahdan logika itu sering juga ditafsirkan sebagai hukum berpikir, atau cara berpikir. Itutafsiran yang sah.

    Adakah perbedaan dan apakah perbedaan kedua hukum berpikir itu? Sepintas lalu saja,saya pikir, perbedaan antara kedua hukum berpikir itu, terutama sekali terletak padacara menempatkan (barang) yang diselidiki oleh penyelidik.

    Pemakai logika menempatkan sesuatu yang diperiksa itu dalam keadaan berhenti(static), terpisah (distinct), tak berubah-ubah (unchangable) dan kekal. Sesuatu ituharus diselidiki satu persatu, terpisah-pisah dan dianggap tak berhubungan danberkenaan satu dengan lainnya sesuai waktu dan tempat.

    Pemakai dialektika menempatkan sesuatu yang diselidiki itu dalam keadaan bergerak

    (movement), berhubungan (connection), berubah-berubah (change) dan bertentangan.Sesuatu itu harus diselidiki dalam gerakan, pertentangan, timbul-tumbuh dantumbangnya dalam suatu waktu pula.

    Bagi seorang pemakai logika dalam menghadapi suatu soal dalam keadaan itu, makadalam jawabannya, ya itu adalah ya dan tidak itu tidak. Ya itu tidak boleh tidak dantidak itu tidak boleh ya. Satu sama lainnya bertentangan, tak bisa liput-meliputi.Seperti kata Ueberweg :Pertanyaan yang pasti dalam arti yang pasti pula, yakni apakahsuatu sifat tertentu dimiliki oleh suatu barang, harus dijawab dengan ya atau tidak.Tidak boleh dijawab dengan ya dan tidak. Tiga premis pokok bagi logika adalah :Pertama A itu = A; kedua A itu bukannya Non A; dan ketiga tak ada jembatan antara A

    dan Non-A (tiga premis pokok ini disebut juga prinsip identitas).

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    27/44

    Berhubung dengan tiga premis pokok tersebut maka sesuatu (barang) itu masuk jenis Aatau masuk jenis Non-A. Dan suatu kesimpulan yang satu dengan yang lainnyabertentangan, tak bisa benar kedua-duannya.

    Contoh :

    Apakah warna sapi itu hitum atau putih jika dipandang dari sebelah kiri ini?

    Memang jika hanya satu atau terbatas warna yang dimiliki oleh benda yang tak bergerak,pertanyaan semacam itu dapat dijawab dengan hitam atau putih saja. Umpamanyasebagian dari sapi itu dipandang dari kiri putih, bukannya hitam. Dan kalau dipandangdari sebelah kanan maka sapi itu sebaliknya, yakni hitam bukannya putih.

    Jadi jawabannya boleh cocok A=A itu bukannya Non-A.

    Tetapi apakah jawabannya, kalau orang bertanya :

    Apakah warna sapi itu seluruhnya hitam atau putih?

    Pertanyaan itu sudah tak dapat lagi dijawab dengan putih saja atau dengan hitam saja.

    Tetapi disini dialektika bisa melangkah masuk dan ikut campur memberi jawabansebagai berikut :

    Seluruh sapi itu ya putih ya hitam. Atau dengan perkataan lain :

    Sapi itu belang.

    Belum lagi sapi itu menjalani sepanjang umurnya, yakni sejak masa bayi sampai iamenjadi dewasa, ketika warnanya sering mengalami perubahan. Dan belum lagi sapi itudigerakkan dengan kecepatan sinar, yaitu 300.000 km sedetik. Dalam hal ini, makabelum tentu warna belang itu bisa memadai. Bukankah pada masa perang dunia keduapenipuan warna (aberation, aberratie) itu, (ialah lantaran pertukaran warna berkenaandengan sinar, gerakan dan antara), dipakai oleh armada Amerika buat menipumusuhnya?

    Demikianlah, maka sehubungan dengan sesuatu yang sulit (complex) tetapi masih dalamkeadaan tak bergerak saja, logika sudah terpaksa meminta bantuan kepada dialektika.

    Apalagi dalam keadaan bergerak!

    Memang suatu pertanyaan seperti : Apakah bola yang bergulir cepat ini pada detik iniberada di titik ini atau tidak lagi? Ini tidak dapat lagi dijawab ya atau tidak saja. Kalaudijawab tidak, maka jawaban itu salah, karena memangnya bola itu pernah berada padatitik yang dimaksudkan itu. Kalau dijawab ya, maka jawaban ini pun salah karena belumlagi si penjawab selesai mengucapkan ya, bola itu sudah melewati titik itu. Jadi logikatak berdaya apa-apa dalam hal ini, logika harus meminta pertolongan kepada dialektikauntuk memberi jawaban ya dan tidak sekaligus.

    Bahwa sesungguhnya, maka semenjak abad yang lalu ilmu pengetahuan empirik sudah

    mengakui bahwa :

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    28/44

    1. Semua Kodrat di alam raya ini (Force, Energy), yang terlaksana pada cahaya,panas dan sinar (light, heat dan ray) beserta cadangannya yang tersembunyiseperti magnetisme, listrik dan kodrat-kimia, semuanya itu adalah bentuk gerakandi alam raya, yang beralih dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dengan demikianmaka dengan timbulnya satu bentuk kodrat maka lenyaplah bentuk yang lain,sehingga semua gerakan di alam raya berada dalam peralihan dari bentuk ke

    bentuk, dengan tiada henti-hentinya. Kant-Laplace menjelaskan peralihan moltenmess (benda cair) di alam raya pada permulaan dini sampai menjadi alam rayasekarang dengan bumi, bintang dan kometnya.

    2. Adanya sel sebagai satuan dalam badan tumbuhan dan hewan! Karenapelipatgandaan (multiplication) dan perbedaan (variation), ketika turun temurunsel, maka terciptalah dunia tumbuhan dan hewan yang dikenal di masa sekarangini.

    Oleh Charles Darwin dijelaskan bahwa semua tumbuhan, hewan dan manusia yangsekarang ada di atas bumi kita ini adalah hasil dari kemajuan ratusan-ribu tahun daribeberapa sel-tunggal dalam suasana struggle for existence (perjuangan hidup) suasana

    survival of the fittest (kejayaan yang kuat) dan adaptability (kemampuan menyesuaikandiri). Beberapa sel-tunggal ini muncul dari putih telur dan protoplasma menuruthukumnya ilmu kimia.

    Joule dan Mayer menunjukkan bahwa panas bisa beralih menjadi listrik. Memang selamamasih berada dalam jenis panas dan listrik kita bisa menjawab semua pertanyaanmenurut logika, statistik, dan ukuran. Dengan pasti bisa dijawab, berapa derajatkahtingginya panas dan berapa satuan tenaga kudakah listrik. Juga bisa kita jawabpertanyaan Ueberweg, apakah ini panas atau listrik, dengan ya atau tidak. Tetapiapabila panas bukan lagi panas, namun belum lagi menjadi listrik, maka pertanyaan tadi

    tidak lagi dapat dijawab dengan ya atau tidak saja. Pertanyaan itu harus dijawab denganya dan tidak sekaligus.

    Demikian pula dalam keadaan di mana satu kodrat sedang mengalami satu peralihan :seperti air sedang berubah menjadi uap, kodrat bergerak sedang beralih menjadi dinamo(listrik) dan sebagainya, atau satu zat sedang mengalami peralihan juga : atom beralihmenjadi molekul, putih telur beralih menjadi benda hidup, tumbuhan beralih menjadihewan dan 1001 contoh lainnya., maka logika statika dan ukur-mengukur secaramatematika itu tidak berdaya lagi. Dalam hal ini maka dialektikalah yang sanggupmemberi jawaban.

    Apabila kepastian dalam peralihan itu sudah terampil (air sudah menjadi uap,magnetisme sudah menjadi listrik, matahari sudah menjadi bumi, tumbuhan sudahmenjadi hewan) maka dalam hal itu dapatlah juga dipergunakan logika, statika,matematika, dan ilmu ukur-mengukur serta timbang-menimbang! Di belakang hariUeberweg juga mengambil kesimpulan seperti berikut : Dalam soal yang gampang(simple) boleh dipakai logika. Tetapi dalam berurusan dengan pelbagai barang yangmengandung pelbagai sifat yang bertentangan, maka kita harus mengakui coincidence ofoposites (perjumpaan beberapa pertentangan). Jadinya dalam hal ini bolehdipergunakan ya dan tidak sekaligus!

    Dalam salah satu halaman buku karangannya yang berjudul logik, Hegel seorang raksasa

    filsafat Jerman berkata kurang lebih begini, dialektik nennen wir solche geistlischeBewegung, bei denen das getrennt scheinenden durch ischselbst, d.h ducrh das, was siesind in einander uebergehen, und so des getrent scheinenden aufheben.

  • 7/30/2019 Pandangan Hidup - Tan Malaka (1948)

    29/44

    (saya tepaksa mencatat di luar kepala pula!)

    Artinya kurang lebih :Yang kita namakan dialektika ialah gerakan pikiran (rohani),ketika yang berbentuk saling terpisah itu, olehnya sendiri artinya terbawa oleh sifatnyasendiri saling berpindahan, dan dengan begitu, maka yang berbentuk keterpisahan ituditiadakan (artinya bersatu kembali).

    Banyak persamaan antara Hegel dengan bekas muridnya Marx! Tetapi besar pulaperbedaan di antara guru dan murid, setelah pikiran murid keluar dari kandungan pikirangurunya.

    Persamaan pertama :

    Kedua jenis pemikiran itu sama-sama mempergunakan cara dialektik, yakni menyelidikisesuatu dalam keadaan bergerak, bertentangan timbul, tumbuh dan tumbang.

    Persamaan kedua :

    Keduanya sama-sama menolak pemisahan kekal antara ya dan tidak itu. Dalam gerakantesis, antitesis, dan sintesis, maka akhirnya ya itu bisa menjadi tidak dan sebaliknya.Dalam gerakan itu maka perubahan quantity (jumlah) lambat laun beralih menjadiperubahan quality (sifat). Dengan demikian tercapailah Negation der Negation(peniadaan ketiadaan).

    Syahdan menurut ilmu logika