p. point urgensi ibadah

16
Hand out PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II Oleh: Irfan Sidiq

Upload: irfan-ipk

Post on 07-Aug-2015

347 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: P. Point Urgensi Ibadah

Hand out

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II

Oleh:

Irfan Sidiq

Page 2: P. Point Urgensi Ibadah

URGENSI IBADAH

HAKIKAT IBADAH

A. PENGERTIAN

Page 3: P. Point Urgensi Ibadah

PENGERTIAN SECARA ETIMOLOGIS

Q.S.Al-Dzariyat[51]:56

“Dan tidaklah AKU ciptakan jin manusia selain agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Kata ibadah berasal dari bahasa Arab : ‘abada –ya’budu- ‘ibadah yang berati : doa, mengabdi, tunduk, atau patuh (kepada Allah).

Page 4: P. Point Urgensi Ibadah

PENGERTIAN SECARA TERMINOLOGIS

Menurut Ulama Tauhid ibadah adalah:

“Pengesaan Allah dan pengagungan-Nya dengan sepenuh hati dan dengan segala kerendahan dan kepatuhan diri kepada-Nya.”

Menurut Ulama Akhlak ibadah adalah:

“Pengamalan segala kepatuhan kepada Allah secara badaniah, dengan menegakkan syariah-Nya.”

Page 5: P. Point Urgensi Ibadah

Menurut Ulama Tasawuf ibadah adalah:

“Perbuatan mukallaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya, untuk mengagungkan Tuhan-Nya.”

Sedang menurut Ulama Fikih ibadah adalah:

“Segala kepatuhan yang dilakukan untuk mencapai ridha Allah dengan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”

Menurut Jumhur Ulama ibadah adalah: “Nama yang mencakup segala yang disukai Allah dan yangg diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan , baik terang-terangan maupun diam-diam.”

Page 6: P. Point Urgensi Ibadah

B. Dasar Hukum

Firman Allah Swt dalam :

Q.S.Al-Dzariyat[51]:56

“Dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia selain agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Q.S Al-Baqarah[2]: 21

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”

Page 7: P. Point Urgensi Ibadah

Hakikat Ibadah

Keadaan sadar dan menguasai diri

“Manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sadar sebagai hamba Allah dan mampu menguasai dirinya, sehingga segala sikap, ucapan, dan tindakannya selalu dalam kontrol Ilahi.”

Page 8: P. Point Urgensi Ibadah

KAIDAH IBADAH

A.. Manusia sebagai subjek Ibadah ( Mukallaf ):

a. Berakal sehat

b. Dapat memahami maksud syara’(dlm Al-Quran –Sunnah)

c. Mempunyai kecakapan (ahliyah)

Hadis Rasulullah Saw:

“Dibebaskan dari ketentuan –ketentuan hukum atas tiga

golongan, yaitu; orang yang sedang tidur hingga ia

bangun, anak-anak hingga berusia baligh, dan orang gila

hingga ia sembuh (sadar kembali).” (HRAhmad)

Page 9: P. Point Urgensi Ibadah

Dlm Penerapan Hkm Islam yg terhalang untuk berbuat

(kategori ‘awaridh al-ahliyah/halangan kecakapan)

1. ‘Awaridh al-samawiyah (halangan langit, ketidakcakapan karena

di luar kemampuan manusia) :meninggal dunia, sakit, gila, rusak

akal, tidur, pingsan, lupa, haidh dan nifas

2. ‘Awaridh al-muktasabah (halangan atau ketidakcakapan karena

ulah manusia sendiri): tidak sempurna akal (idiot), mabuk,

berbuat keliru, berpura-pura, bepergian, berutang, dan keadaan

terpaksa.

Nabi bersabda: dibebaskan dr ketentuan hkm ats 3 gol:

a. Orang yg idur hingga ia bangun

b. Anak2 hingga berusia baligh

c. Dan orang gila hingga ia sembuh (sadar). HR. Ahmad

Page 10: P. Point Urgensi Ibadah

B. Kaidah Ibadah:

Ibadah mahdhah adalah: ibadah yang tidak memiliki perubahan apa pun dari apa yang telah digariskan, baik berupa penambahan atau pengurangan. Penambahan atau pengurangan dalam ibadah mahdhah merupakan bid’ah (mengada-ada), sesuatau yang terlarang.

”Pada asalnya ibadah itu terlarang (tidak dibenarkan), kecuali ada ketentuan perintah.”

Sabda Rasulullah Saw: “Setiap bid’ah (dalam ibadah) adalah sesat, dan setiap yang sesat itu tempatnya di neraka.”

Page 11: P. Point Urgensi Ibadah

RUANG LINGKUP IBADAH

a. Klasifikasi Ibadah :

1. Ibadah Mahdhah atau ibadah murni yaitu segala

bentuk pengabdian hamba kepada Allah secara

langsung sesuai dengan ketentuan syarat dan

rukun yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya

seperti: Thaharah,shalat, puasa dll. Ibadah ini

disebut juga dengan mu’amalah ma’al Khaliq

ibadah hubungan hamba dengan Allah.

2. Ibadah Ghoir Mahdhoh atau tidak murni

Page 12: P. Point Urgensi Ibadah

b. Ruang lingkup ibadah mahdhah:

1. Thaharah,

2. Shalat, termasuk doa, dzikir dan tilawah al-Quran

3. Puasa, termasuk ‘ibadah badaniyyah atau ibadah dzatiyyah

4. Zakat, termasuk ‘ibadah maliyyah

5. ‘Haji, termasuk ibadah ijtima’iyyah

6. Pengurusan jenazah termasuk ‘ibadah badaniyyah

7. Penyembelihan hewan

8. Sumpah dan nazar

9. Makanan dan minuman ibadah badaniyyah

10. Jihad, ibadah badaniyyah dan maliyyah

Ibadah dalam arti umum (mu’amalah) ijtihadi: habl min al-nas dan

sistem sosial kemasyarakatan (mu’amalah ma’a al –makhluq)

Page 13: P. Point Urgensi Ibadah

B. Prinsip-prinsip dalam Ibadah Keterkaitan Ibadah dengan Pembentukan

Pribadi Muslim

a. Fungsi Hidup Manusia

1. Manusia sebagai pengemban fungsi khilafah

khalifahIAllah fi al-ardh = BERAKAL

2. Manusia sebagai pengemban fungsi risalah QS Ali Imran[3]:110

Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar = patuh dan tunduk kepada-Nya

Page 14: P. Point Urgensi Ibadah

Profil sebagai Hamba Allah

1. Bers ikap Sami’na wa Atha’na QS Al-Baqarah [2]: 285 ......”semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat.”.......

2. Konsep Kesucian Hidup QS Al-Baqarah [2]:222: ......”sungguh Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri...”

Page 15: P. Point Urgensi Ibadah

Prinsip-prinsip Ibadah

a. Ada Perintah : Thaharah, shalat, puasa, zakat, dan haji

b. Tidak mempersulit (‘adam al-haraj) QS Al-Baqarah[2]:185 dan al-Hajj[22]:78

c. Meringankan beban (qillat al-taklif) al-Baqarah[2]:286

d. Ibadah hanya kepada Allah :La ilaha illaLLah, Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in

Page 16: P. Point Urgensi Ibadah

e. Ibadah kepada Allah tanpa perantara ; ibadah, doa, dan

tobat harus dilakukan tanpa perantara.

QS Al-Bayyinah [98]:5, al-Mukminun[23]:2

f. Ikhlas dalam beribadah; QS Al-Fatihah[1]:5 QS Al-

Bayyinah [98]: 5

g. Keseimbangan antara Rohani dan Jasmani; QS Al-

Qashash[28]:77

Hadis Rasulullah Saw: berbuatlah untuk kebahagiaan

engkau di dunia seolah-olah engkau akan hidup selama-

lamanya, dan berbuatlah pula untuk kebahagiaan engkau

di akhirat kelak seolah-olah engkau akan meninggal

esok.”