organisasi islam

28
Organisasi Islam Oleh Intan Jannatul Ma’wa 2700006 XI SS 1

Upload: intan-jannatul-mawa

Post on 02-Aug-2015

56 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Organisasi Islam

Oleh Intan Jannatul Ma’wa

2700006XI SS 1

Sarekat Islam

Pada tahun 1911 didirikanlah perkumpulan pedagang-pedagang Islam yang awalnya diberi nama Sarekat Dagang Islam (SDI) di kota Solo oleh Haji Samanhudi.Haji Samanhudi sendiri adalah seorang pengusaha batik di Kampung Lawean (Solo) yang mempunyai banyak pekerja. Perkumpulan ini semakin berkembang pesat ketika Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan itu menjadi Sarekat Islam.Kata “Dagang” dalam Serikat Dagang Islam dihilangkan dengan maksud agar ruang geraknya lebih luas tidak dalam bidang dagang saja.

Awalnya organisasi ini bertujuan untuk memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam untuk menyaingi para pedagang cina di Solo. Pada perkembangannya , organisasi ini juga melakukan perlawanan terhadap setiap bentuk kecurangan yang dilakukan,baik oleh pejabat pemerintah maupun oleh para priyayi sendiri. Dalam waktu yang relative singkat, perkumpulan ini mempunyai pengikut dari berbagai lapisan masyarakat.

Sarekat Islam mengalami perkembangan yang pesat setelah dipimpin Haji Oemar said Tjokroaminoto. Dalam sebuah pidatonya,H.O.S . Tjokroaminoto menegaskan bahwa tujuan SI bersaing dan membebaskan ketergantungan ekonomi dari bangsa asing,. Dalam kesempatan lain, yaitu dalam kongres SI tahun 1916,H.O.S. Tjokroaminoto juga mengatakan perlunya sebuah pemerintahan sendiri bagi rakyat Indonesia.

Latar belakang berdirinya Sarekat Islam(SI) yaitu :

1. Faktor ekonomi, yaitu untuk memperkuat diri menghadapi Cina yang mempermainkan penjualan bahan baku batik

2. Faktor agama, yaitu untuk memajukan agama Islam. Tujuan utama SI pada awal berdirinya adalah menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa. Keadaan hubungan yang tidak harmonis antara Jawa dan Cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu agama Islam merupakan faktor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang-pedagang Islam.

Sejak saat itu, wilayah perjuangan SI telah mencakup bidang politik. Hal ini dipertegas setelah hasil kongres SI menetapkan cita-cita SI untuk membentuk satu bangsa bagi penduduk Indonesia, yaitu bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya muncul golongan social radikal di dalam SI yang diwakili unsur-unsur Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV) dan gerakan sosialis lainnya. Adapun tokoh-tokoh muda yang berhaluan kiri dan radikal di dalam tubuh SI, antara lain, Semaun, Darsono dan Tan Malaka.

Adanya tokoh-tokoh haluan kiri ini menyebabkan konflik ideology dalam tubuh SI. SI terpecah menjadi dua, yaitu SI putih Dan SI merah. SI merah berasas komunis, sedangkan SI putih masih mempertahankan asa keislaman.

Pada Kongres Sarekat Islam ke tujuh Tahun 1921 di Madiun SI mengubah namanya menjadi PSI (Partai Sarekat Islam). Tahun 1921,Sarekat Islam pecah menjadi dua ketika cabang SI yang mendapat pengaruh komunis yaitu golongan kiri(paham Marx)dapat disingkirkan,lalu menamakan dirinya bernaung dalam Sarekat Rakyat(SR) atau Sarekat Islam Merah yang merupakan organisasi dibawah naungan Partai Komunis Indonesia(PKI) dipimpin oleh Semaun sedangkan Sarekat Islam Putih dipimpin oleh Tjokroaminoto dengan anggotanya yaitu SI awal .Sejak itu, SI dan SR berusaha untuk mencari dukungan dari massa dan keduanya cukup berhasil.

Kongres Partai Sarekat Islam tahun 1927 menegaskan struktur partai yang kuat bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. Karena tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan nasional maka Partai Sarekat Islam menggabungkan diri dengan Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

Tahun 1928 dan 1929 PSI merasa khawatir atas dominasi Partai Nasionalis Indonesia(PNI) dalam dunia politik dan PSI tidak mampu mencegah kemundurannya secara pelan-pelan.

PSI yang merupakan anggota federasi PPPKI,lambat laun tidak senang terhadap badan federatif itu.Dalam kongres PPPKI akhir bulan Desember 1929 di Solo, Mohammad Husni Thamrin menyatakan bahwa ia sangat keberatan terhadap sikap PSI cabang Batavia yang tidak ikut serta dalam rapat-rapat protes PPPKI terhadap poenale sanctie(sanksi hukuman yang diberikan bila para kuli melanggar kontrak/melarikan diri) yang diadakan bulan september sebelumnya(tahun 1929).Menanggapi kritik itu,maka PSI mengancam akan keluar dari PPPKI.

Kemudian salah satu keputusan kongres PSI tahun 1930 adalah mengubah nama PSI menjadi PSII(Partai Sarekat Islam Indonesia).Perubahan itu dilakukan untuk menunjukkan bahwasanya PSII sangat berbakti terhadap pembentukan Negara Kesatuan Indonesia.

NU

Nahdatul Ulama disingkat NU, yang merupakan suatu jam’iyah Diniyah Islamiyah yang berarti Organisasi Keagamaan Islam. Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dewasa ini. NU mempersatukan solidaritas ulama tradisional dan para pengikut mereka yang berfaham salah satu dari empat mazhab Fikih Islam Sunni terutama Mazhab Syafi’i. Basis sosial NU dahulu dan kini terutama masih berada di pesantren.

Sebagai latar belakang terbentuknya organisasi NU ini adalah: gerakan pembaruan di Mesir dan sebagian Timur Tengah lainnya dengan munculnya gagasan Pan-Islamisme yang dipelopori Jamaluddin al-Afghani untuk mempersatukan seluruh dunia Islam. Sementara di Turki bangkit gerakan nasionalisme yang kemudian meruntuhkan Khalifah Usmaniyah.

Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Nahdhatul Ulama (NU)

Jika di Mesir dan Turki gerakan pembaruan muncul akibat kesadaran politik atas ketertinggalan mereka dari Barat, di Arab Saudi tampil gerakan Wahabi yang bergulat dengan persoalan internal umat Islam sendiri, yaitu reformasi faham tauhid dan konservasi dalam bidang hukum yang menurut mereka telah dirusak oleh khurafat dan kemusyrikan yang melanda umat Islam.

Sementara di Indonesia tumbuh organisasi sosial kebangsaan dan keagamaan yang bertujuan untuk memajukan kehidupan umat, seperti Budi Utomo , Syarekat Islam , dan kemudian disusul Muhammadiyah.Hal-hal tersebut telah membangkitkan semangat beberapa pemuda Islam Indonesia untuk membentuk organisasi pendidikan dan dakwah, seperti Nahdatul Wathan (Kebangkitan tanah air), dan Taswirul Afkar (potret pemikiran). Kedua organisasi dirintis bersama oleh Abdul Wahab Hasbullah dan Mas Mansur organisasi inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya NU.

Pada saat yang sama, tantangan pembaruan yang dibawah oleh Muhammad Abduh di Mesir mempengaruhi ulama Indonesia dalam bentuk Muhammadiyah, yakni organisasi Islam terbesar kedua pada abad ke-20 di Indonesia. Penghapusan kekhalifahan di Turki dan kejatuhan Hijaz ke tangan Ibn Sa’ud yang menganut Wahabiyah pada tahun 1924 memicu konflik terbuka dalam masyarakat Muslim Indonesia.

Perubahan-perubahan ini mengganggu sebagian besar ulama Jawa, termasuk Hasbullah. Dia dan ulama sefaham menyadari serta melakukan usaha-usaha untuk melawan ancaman bid’ah tersebut serta merupakan kebutuhan yang mendesak. Hasyim As’ari (1871-1947) Kiai dari pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang merupakan ulama Jawa paling disegani-menyetujui permintaan mereka untuk membentuk NU pada tahun 1926 dan dia menjadi ketua pertamanya atau ro’is akbar.

Khittah NU 1926 menyatakan tujuan NU sebagai berikut:• Meningkatkan hubungan antar ulama dari berbagai

mazhab sunni• Meneliti kitab-kitab pesantren untuk menentukan

kesesuaian dengan ajaran ahlusunnah wal-jama’ah• Meneliti kitab-kitab di pesantren untuk menentukan

kesesuaiannya dengan ajaran ahlusunnah wal-jama’ah• Mendakwahkan Islam berdasarkan ajaran empat mazhab• Mendirikan Madrasah, mengurus masjid, tempat-tempat

ibadah, dan pondok pesantren, mengurus yatim piatu dan fakir miskin

• Dan membentuk organisasi untuk memajukan pertanian, perdagangan, dan industri yang halal menurut hukum Islam

Dari keenam usaha tersebut, hanya satu butir saja yaitu usaha pertanian, perdagangan dan industri yang tidak berhubungan langsung dengan kehidupan kaum ulama secara khusus.

Hasil Muktamar XXVII NU di Situbondo pada tahun 1984, melalui sebuah keputusan yang disebut “Khittah Nahdatul Ulama”, menegaskan kembali usaha-usaha tersebut dalam empat butir. Pertama, peningkatan silaturrahmi antar ulama. Kedua, peningkatan kegiatan di bidang keilmuan/pengkajian/pendidikan. Ketiga, peningkatan penyiaran Islam, pembangunan sarana-sarana peribadatan dan pelayanan sosial. Keempat, peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan yang terarah, mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan-urusan pertanian, perniagaan dan perusahaan yang tidak dilarang oleh syara’.

Dengan demikian pengaruh ulama sangat besar dalam NU, dan telah mendapat konfirmasi dari Khittah NU. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya NU adalah Jam’iyyah Diniyyah yang membawakan faham keagamaan, sehingga yang menjadi mata rantai pembawa faham Islam Ahlussunnah wal-jama’ah, selalu ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas dan pembimbing utama jalannya organisasi.

Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Organisasi ini bertujuan menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW dan ingin memajukan agama Islam. Untuk memajukan hal itu, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, tabligh-tabligh Islam, badan wakaf, serta menerbitkan buku-buku, brosur, majalah dan surat kabar.

Dalam menjalankan kegiatannya, ruang geraknya hanya pada daerah Kauman,Yogyakarta. KHA Dahlan aktif bertabligh dan mengajar di sekolah-sekolah. Ia juga giat memberikan bantuan kepada fakir miskin dengan jalan mengumpulkan zakat dan pakaian.

1920, Muhammadiyah meluaskan sayapnya ke daerah-daerah di pulau Jawa. Dan pada 1921 sudah melebar sampai ke luar pulau Jawa.

Cabang utama Muhammadiyah di luar pulau Jawa mula-mula di Minangkabau, yang sudah sejak lama melaksanakan pembaharuan Islam. Kemudian 1927, cabang-cabang baru berdiri di Bengkulu, Banjarmasin dan Amuntai. 1929, cabang baru dibentuk di Aceh dan Ujung Pandang (Makassar).

Kegiatan utama cabang-cabang itu adalah di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Antara tahun 1920-1925, Muhammadiyah giat mendirikan sekolah-sekolah. 1923, didirikan majelis pimpinan pengajaran Muhammadiyah dengan ketua M.Joyosugito. Di bidang kesejahteraan sosial, anak-anak terlantar dan kaum miskin mendapat perhatian khusus. Untuk mendukungnya, dibangun balai kesehatan dan persatuan juru rawat. Khusus untuk kaum wanita, kegiatannya ditampung oleh organisasi wanita Muhammadiyah yang diberi nama Aisyiah. Sementara itu kaum muda diberi tempat dalam organisasi yang bernama Hizbul Wathan

Sumber

http://suara-muhammadiyah.com/

http://kendakaku.blogspot.com/2014/05/latar-belakangperkembangankemunduran.html

Sejarah Esis kelas XI