nusa dan bangsa melayu - nusa dan bangsa melayu

78
NUSA dan BANGSA MELAJU Oleh: IBRAHIM YAACOB (IBHY) – 16 April 1951 Untuk suwargi: Majoor A. Manap bin Batjik, Jang gugur di Tandjung Batu Pulau Krimon Riaw. ISINJA 1. Dari Penerbit. 2. Kata Pendahuluan. 3. Bab I. Tjita-tjita Bangsa orang Melayu. 4. Bab II. Sedjarah Perikatan Bangsa dan Nusa. 5. Bab III. Sedjarah Perpetjahan Negeri-negeri Melayu. 6. Bab IV. Tekanan Pendjadjah Inggris.

Upload: florence-tan

Post on 01-Dec-2015

169 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Nusa Dan Bangsa Melayu

TRANSCRIPT

Page 1: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

NUSA dan BANGSA MELAJU

Oleh: IBRAHIM YAACOB

(IBHY) – 16 April 1951

Untuk suwargi:

Majoor A. Manap bin Batjik,

Jang gugur di Tandjung Batu Pulau Krimon Riaw.

ISINJA

1. Dari Penerbit.

2. Kata Pendahuluan.

3. Bab I. Tjita-tjita Bangsa orang Melayu.

4. Bab II. Sedjarah Perikatan Bangsa dan Nusa.

5. Bab III. Sedjarah Perpetjahan Negeri-negeri Melayu.

6. Bab IV. Tekanan Pendjadjah Inggris.

Page 2: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

7. Bab V. Hak National orang Melayu dibahagi-bahagi.

8. Bab VI. Orang Melayu Mempertahankan Hak Nationalnja.

9. Bab VII. Kearah Kesatuan Bangsa Bersama.

10. Bab VIII. (Kata Penutup) Malaya Pendjuru Asia jang Penting.

DARI PENERBIT.

Buku Nusa dan Bangsa Melayu ini diterbitkan sebagai menambah

perpustakaan bangsa Indonesia dengan mengenal akan saudara kandungnja orang

Melayu dinegeri-negeri Melayu jang masih terpisah dari Indonesia.

Adapun buku ini ditulis oleh Intje Ibrahim Yaacob seorang daripada

pemimpin National Melayu jang memimpin perdjuangan kearah tjita-tjita national

Indonesia-Raya jang telah bergerak memimpin organisasi Pemuda, dan Malay

Nationalist Party kearah tjita-tjita tersebut. Riwajat ringkas beliau, ialah seorang

bekas Guru jang tahun 1931 telah lulus dari Sultan Idris College Tandjung Malim

Perak di Malaya, kemudian mendjadi guru di sekolah pemerintah di Pahang,

sesudah itu dipindah kesekolah latihan polisi di Kuala Lumpur hingga tahun 1937,

beliau meninggalkan djawatannja tertarik oleh pergerakan politik. Dalam tahun

1937-1940 beliau mendjadi Pemimpin Umum surat kabar Madjlis di Kuala Lumpur

dan Pemimpin Pergerakan Pemuda Melayu jang terkemuka, achirnja dalam tahun

1941 mendjadi Pemimpin surat kabar Warta Malaya di Singapura hingga sampai

waktu beliau dan teman-teman-nja ditahan oleh pemerintah Inggeris diachir tahun

itu.

Apabila beliau dan kawan-kawan-nja bebas dari tahanan waktu Djepang

menduduki Singapore beliau mula-mula kembali ke surat kabar Warta Malaya,

Page 3: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

hingga sampai surat kabar itu diambil Djepang, beliau pun keluar dan diambil

djadi Penasehat hal-ichwal anak negeri di Pusat Pemerintahan Tentara Djepang

buat Malaya/Sumatra di Singapore hingga tahun 1943, kemudian didjadikan pula

Panglima Malay Giyu Gun (PETA). Tetapi beliau turut memimpin underground

melawan Djepang. Dengan tuntutan organisasi jang dipimpin beliaulah jang

memperdjuangkan Malaya supaja masuk Indonesia Merdeka, dan kemudian

seterusnja perdjuangan nationalist progressive Melayu tetap menuntut Malaya satu

kepada Indonesia.

Pada waktu buku ini diterbitkan, meski beliau sudah lebih lima tahun

berada di Indonesia, tetapi tetap turut memimpin pergerakan Nationalist

Melayu dan sekarang ditugaskan oleh Malay Nationalist Party jang beliau

memimpinkan gerakan itu dari luar Malaya. Didalam buku ini beliau

membentangkan hal „Nusa dan Bangsa Melayu" dan memberikan

pendjelasan-pendjelasan sekadarnja mengenai dengan pergerakan nationalist

Melayu dengan tjita-tjita-nja menudju kepada satu ikatan national besar di Asia

Tenggara ini.

Moga-moga apa jang dibentangkan oleh beliau dapatlah difahamkan dengan

baik oleh sidang pembatja.

Wassalam, Penerbit.

KATA PENDAHULUAN

Sesuatu jang berasal satu, walaupun sud ah petjah belah dihantjurkan

oleh sesuatu kuasa, lambat laun akan kembal i bersatu - IBHY.

Page 4: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Saja persembahkan buku ketjil ini kepada segenap bangsa Indonesia ialah

untuk memupuk benih kesatuan kembali, hingga pusaka warisan Sri-Vidjaja dan

Madjapahit dapat kembali kepangkuan bangsa dan negara kita, maka inilah

diusahakan memberikan Pendjelasan Tentang ,,Nusa dan Bangsa Melayu", jang

sebahagian daripadanja hampir seakan-akan dilupakan sesudah Indonesia

Merdeka sekarang ini.

Saja sebutkan „sebahagian daripadanja" ialah karena sebahagian besar

dari daerah aseli Melayu Sri-Vidjaja dahulu itu ialah di Sumatra, Riaw/Lingga,

Kalimantan dan Bantam sudah masuk kepada Indonesia, jang tinggal terpisah

ialah Negeri-negeri Melayu di Malaya dan Serawak/Brunei.

Berhubung dengan saja sendiri kebetulan seorang daripada orang jang turut

memimpin Perdjuangan Bangsa Melayu sedjak anggaran dua puluh tahun ini, maka

teringatlah saja akan sebuah sadjak pantun Melayu berbunji :

„Djika roboh Kota (benteng) Malaka,

Kota (benteng) di Djawa kita dirikan,

Djika sungguh bagi dikata,

Badan dan djiwa rela diberikan".

Sesungguhnja, bagi saja dan kawan-kawan seperdjuangan merasa tepat

betul dengan rangkaian pantun ini, apabila mengingat adjakan dari antara

pemimpin-pemimpin perdjuangan di Djawa, agar kami bersama-sama

membangunkan satu negara ibu buat bangsa Indonesia seluruhnja. Kedjadian ini

dapatlah disamakan dengan robohnja benteng di Melaka, maka datanglah kami

turut membangunkan benteng di Djawa, Meskipun dengan tenaga „bak melukut

dibibir gantang; bak setitik air djatuh dilautan, tetapi kami mempunjai penuh

kejakinan, bahwa perdjuangan untuk mentjantumkan perpetjahan sesuatu jang

Page 5: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

berasal satu akan dapat kedjajaan, oleh itu badan dan djiwa kami berikan untuk

perdjuangan nusa dan bangsa.

Keadaan sekarang perdjuangan jang dikerdjakan masih berdjalan terus, oleh

itu disamping Indonesia merdeka; di Semenandjong Melaka (Malaya) perdjuangan

national orang Melayu menghadapi kesulitan-kesulitan jang amat besar, bangsa

Melayu sesudah Perang-dunia ke-II ini, bukannja sahadja didjadjah, tetapi hak

kebangsaannja dihapuskan, tanah airnja akan diserahkan kepada penduduk

Kosmopolitan dinegeri itu dengan menamakan „Bangsa Malayan", jakni „Bangsa

Melayu dihapuskan", orang Melayu mendjadi sebahagian dari bangsa Malayan

sahadja.

Maka inilah, untuk memperingatkan kepada bangsa Indonesia, saja

usahakan menuliskan buku ini untuk menerangkan, bahwa orang Melayu di

Malaya dan Serawak/Brunei menurut Rupa-bangsa (Ethnology) adalah satu dalam

sifat tubuh, asal darah turunan, dan kebudajaannja dengan orang jang berbangsa

Indonesia, bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, daerah Negeri-negeri Melayu

itu masuk didalam alam Indonesia, bahkan sedjarah membuktikan akan

kesatuannja seperti jang diterangkan didalam bab II buku ini. Sekarang bangsa

Melayu itu mempunjai minat bersatu, dan sedang meneruskan perdjuangannja.

Moga-moga dengan keterangan-keterangan jang saja bentangkan didalam

buku ini, 70 djuta bangsa Indonesia akan teringatlah hendaknja, bahwa disana

diseberang Selat Melaka arah ketimur Pulau Sumatra jang djaraknja tidak berapa

puluh kilometer itu; adalah segerombolan saudara kandung jang sama asal-baka

darah turunannja dengan bangsa Indonesia, dan mereka sedang menghadapi

bahaja dan antjaman dan pemerasan pendjadjah jang telah membelenggunja

selama 440 tahun lamanja, mereka itu sedang menderita, sedang menghadapi masa

jang sangat tjemas hampir tidak berdaja lagi, mereka mengharapkan bantuan

saudara kandungnja, karena bahaja jang menimpa mereka lambat laun akan

menimpa djuga kepada Indonesia, sedjarah sudah membuktikan adanja demikian.

Page 6: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Bukti sedjarah jang dimaksudkannja itu ialah, tanah air kita Indonesia pada

achir tahun 1941 didapati dikuasai oleh tiga Pendjadjah jaitu :

1. Belanda menguasai seluruh Kepulauan Djawa, Sumatra, Tiga-Bahagian

Kalimantan, Sulawesi, Sunda Ketjil, Maluku, dan Irian Barat.

2. Inggeris menguasai Malaya, satu-bahagian Kalimantan, dan Irian timur.

3. Portugis sedjak abad ke-17 dikalahkan oleh Belanda dan masih menguasai

bahagian timur Pulau Timur.

Sedjarah kedatangan ketiga-tiga pendjadjah itu mulai dari abad ke-16,

mula-mula datang Portugis, sudah itu Belanda, dan kemudiannja Inggeris lebih

dahulu menduduki Malaka sesudah itu baharulah menguasai Indonesia

seluruhnja. Pun Djepang mendjadjah Indonesia ialah dengan menduduki Malaya

lebih dahulu, oleh itu kepentingan Malaya itu sangat besar untuk arti

Kemerdekaan Indonesia.

Maka dengan adanja bangsa Melayu di Malaya disamping bangsa Indonesia,

bukannja sahadja besar arti didalam persaudaraan bangsa, tetapi djuga sangat

penting bagi pertahanan Indonesia Merdeka.

Dengan karena itu membiarkan saudara kandung di Malaya didalam

suasananja sekarang akan membawa akibat jang sangat mengantjam Indonesia

dimasa datang. Pendjelasan selandjutnja mengenai tentang hal nusa dan bangsa

Melayu itu dapat dipahamkan dengan sebaik-baik dan sedalam-dalam-nja dari

segala keterangan-keterangan jang diberikan didalam buku ini. Dalam pada itu

penting pula mengambil perhatian akan seruan jang sengadja dibentangkan

didalam BAB VII buku ini, jaitu meminta kesadaran seluruh bangsa Indonesia

tentang perdjuangan saudara kandungnja di Malaya dan diseluruh Negeri Melayu

jang masih didjadjah.

Page 7: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Atas nama Kesatuan Malaya Merdeka saja mengaturkan hormat kepada

sidang pembatja sekaliannja.

Tetap Merdeka!

Ibrahim Yaacob (IBHY)

Djakarta, tgl. 16 April 1951.

B A B I

TJITA-TJITA

BANGSA ORANG

MELAYU

Adapun nama

„Melayu" itu

sesungguhnja masih

merupakan satu nama

anikaan (plural),

karena bangsa-bangsa

di Asia Tenggara ini disebut keturunan darah orang Melayu (Malay-race), di Philipine merasa

asalnja dari keturunan orang Melayu, dikalangan suku-suku orang aseli di Polynesia dan

lain-lain Kepulauan di Lautan Pasifik menganggap orang Melayu satu bangsa jang tertinggi

lebih dan mereka, dan dikalangan penduduk-penduduk golongan tua di Sumatra, di

Kalimantan, di Kepulauan Riaw/Lingga, dan didaerah Bantam/Djakarta masih mengakui

dirinja „orang Melayu". Bahkan lebih djauh dari itu ba hasa Indonesia sekarang masih tetap

disebut oleh orang-orang di Djawa Tengah sana katanja, „ngomong Melayu", pula

orang-orang desa di Menado, Makassar, dan lain-lainnja mengatakan „berbitjara bahasa

Melayu atau bertjakap Melayu".

Page 8: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Ringkasnja nama bangsa dan bahasa „Melayu" masih dipakai dan diakui sebagai bibit

pertumbuhan bangsa dan bahasa Indonesia sekarang. Karena nama „Melayu" itu adalah satu

nama aseli jang telah lahir sedjak .tahun 600 M dahulu, dengan bangunnja Keradjaan Melayu

Buddha Sri-Vidjaja di Palembang jang mendjadi pusat kesofanan dan berkuasa diseluruh

Asia-Tenggara ini selama lebih 600 tahun lamanja. Kemudian pada abad ke-15 Kesofanan

Melayu itu bangun kembali di Malaka dengan membawa perkembangan Islam keseluruh

Kepulauan Asia Tenggara ini.

Bagi orang Melayu di Malaya, nama Melayu itu adalah nama tunggal (singular) jaitu

nama bangsa, mereka menamakan Kepulauan Asia Tenggara (Indonesia dan Philipine) ini.

Pulau-pulau Melayu dan Malaya dinamakannja Tanah-Melayu, dan orang-orang-nja Bangsa

Melayu jang berbahasa dan beradat-istiadat Melayu, bahkan diakuinja, mereka adalah turunan

dari warisan Sri-Vidjaja. Kebesaran dan kehormatan Sri-Vidjaja jaitu “Tjap Kempa” dan

Pedang Tjorek „Simandang-kini” masih mendjadi kebesaran pusaka mereka. Adat

Temenggung jaitu adat Sri-Vidjaja jang didjadikan Undang-Undang Adat Negeri diluar

Palembang dan Minangkabau masih dipakai di Malaya, sebagai adat Melayu jang harus

dituruti, karena adat Temenggung kelaut (artinja menjeberang laut) dan adat Perpatih ke darat

(buat Palembang djaman dahulu kedarat, ialah ke minangkabau).

Pada masa sekarang, meski pun asal perkataan Indonesia itu dari perkataan Indo-Nesos

jang diartikan banjak Kepulauan di Hindia, tetapi sebahagian orang menganggap; Indonesia ini

adalah pendjelmaan dari „Melayu” dengan bahasa Melayu dan orang Melayu masuk djadi satu

Indonesia.

Akan tetapi sebahagian dari rakjat bangsa Indonesia; terutama orang-orang desa;

belumlah sadar bahwa orang Melayu di Tanah Melayu belum masuk kepada Indonesia, ialah

lantaran Negeri-negeri Melayu atau Malaka itu sudah disebut dengan nama „Malaya”, maka

bagi orang-orang Indonesia jang tua-tua itu, tidaklah begitu kenal akan nama itu, malahan ada

pula jang menganggap Malaya itu satu daerah asing.

Takrif (definesi) bangsa Melayu di Malaya.

Page 9: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Tetapi, bagi bangsa Melayu di Malaya tetap merasa Indonesia adalah sebahagian

daripada ,bangsanja, disekolah-sekolah rakjat menjebut Kepulauan ini dengan nama Alam

Melayu atau Kepulauan Melayu (Malay-Archipalego), buku-buku Sedjarahnja disebut

„Sedjarah Alam Melayu”, maksudnya ijalah sedjarah Indonesia. Dan didalam definesi bangsa

Melayu jang dipakai di Malaya sebelum tahun 1945 dahulu ialah „Orang bangsa Melayu itu

ialah orang-orang berasal keturunan penduduk aseli di Negeri-negeri Melayu (Malaya) dan

Pulau-pulau Melayu (Indonesia) jang beragama Islam . Orang ini mendjadi rakjat kepada

Sultan Melayu dinegeri mana orang itu bertempat tinggal . Hanja masa itu bangsa Melayu itu

dibahagi-bahagi-kan lagi, jaitu Melayu-djati ; jalah orang-orang jang asal turun-temurun di

Malaya; Melayu-Seberang, ialah orang-orang dari Kepulauan Melayu. Tetapi pada umumnja

tidak ada bedanja antara djati dengan seberang itu, mereka itu diakui sebagai rakjat Sultan

dinegeri mana ia bertempat tinggal.

Oleh jang demikian, meskipun Negeri-negeri Melayu sudah dipisahkan dari Kepulauan

Melayu oleh Inggeris Belanda sedjak tahun 1824 (lihat Bab III), tetapi dalam perhubungan

orangnja masih tetap, hanja kemudian ini sahadja nama daerah dirubah jaitu satu Indonesia;

jang lain Malaya dan sekarang ini orang Melayu di Malaya masih didjadjah Inggeris, dan

tersendiri sedemikian sulit perdjuangannja.

Tjita-Tjita Melayu-Raya kearah Indonesia-Raya.

Semendjak dari bulan Djuli tahun 1511 bangsa Melayu di Malaya (Malaka) itu

senantiasalah menghadapi peperangan dan penindasan pendjadjah-pendjadjah, jaitu

mula-mula Portugis, sudah itu Belanda, kemudiannja Inggeris seterusnja Djepang dan sekarang

Inggeris lagi.

Dalam perdjuangan national bangsa Melayu di Malaya pada waktu mula-mula

tumbuhnja rasa kebangsaan baru sesudah tahun 1927, memanglah dirasainja sungguh-sungguh

Bangsa Melayu itu adalah tunggal (singular) meliputi seluruh Kepulauan Asia Tenggara ini

semuanja itu adalah daerah dunia-Melayu (Malay-world), tjita-tjita bangsa kearah kesatuan itu

mulai tumbuh, maka lahirlah perkataan Melayu-Raya, maksudnja satu kesatuan jang menudju

kepada kesatuan bangsa jang besar dan luas.

Page 10: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Pendapatan ini memang datang dari sebab tumbuhnja kesadaran national, hingga

disadarinja betul-betul perpetjahan bangsa itulah jang menjebabkan bangsa-bangsa di Asia

Tenggara didjadjah oleh pendjadjah-pendjadjah dari Eropah. Kebangkitan Inggeris-Raya ialah

dari kesatuannja kembali sesudah berabad-abad bangsa itu didjadjah oleh Roman, dan

Norman, tetapi hari ini djadi pendjadjahan jang paling pertama didunia lantaran kesatuannja

kembali pada abad ke-13 itu. Untuk kebangkitan bangsa jang telah terpetjah-petjah di

Pulau-pulau Melayu ini, haruslah membina akan kesatuannja kembali dengan Memerdekakan

semua nusantaranja dari pendjadjah-pendjadjah jang ada sekarang ini.

Pada mula-mula-nja pemimpin-pemimpin bangsa Melayu berusaha menumbuhkan

tjita-tjita Melayu-Rayanja di Malaya, dalam waktu itu djuga kedengaran pula suara-suara ketjil

tentang adanja tjita-tjita Pan-Malaysia jang ditumbuhkan di Philipine. Akan tetapi manakala

pemimpin-pemimpin muda jang ingin mengembalikan segera akan kesatuan bangsa dan nusa

warisan Sri-Vidjaja, Madjapahit, dan Malaka dahulu itu melihat; bahwa diseberang didaerah

jang didjadjah Belanda sudah ada pergerakan jang lebih besar dan kuat meliputi lebih dari tiga

perempat dunia-Melayu; jaitu pergerakan Indonesia jang berdasar tjita-tjita national

Indonesia-Raya; maka diarahkannjalah tjita-tjita nationalnja kepada Indonesia-Raya, dan oleh

itulah; tahun 1929 kalangan pemimpin-pemimpin pemuda ada jang turut menganut kepada

Persatuan National Indonesia (P.N.I.) dan dengan beransur-ansur tumbuh kembanglah

tjita-tjita nasional Indonesia Raya di Malaya. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945 itu, meskipun mereka ketinggalan, tetapi diwaktu yang sama mereka

(nationalist-Melayu) mengambil putusan didalam Kongresnja akan meneruskan perdjuangan

Kemerdekaannja bersatu kepada Indonesia (lihat Bab VI muka 63).

Adapun hubungan Negeri Melayu dengan Kepulauan Indonesia adalah hubungan jang

tidak ada perpisahannja sama sekali, dari segala sudut kebangsaan, kenegaraan, politik,

ekonomi dan kepentingan menghendaki akan hubungan kesatuannja, jang memisahkannja

hanja karena adanja kuasa pendjadjahan maka sekarang perasaan kedaerahan jang ditanamkan

oleh pendjadjahan – guna melemahkan kebangunan bangsa kita itu – haruslah dilenjapkan

semuanja sekali.

Demikianlah tjita-tjita bangsa Melayu dalam perdjuangan kebangsaannja sedjak

Page 11: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

dimulaikan Oleh. Pemimpin-pemimpin Kesatuan Melayu Muda sampai kepada Partai

Kebangsaan Melayu Malaya dan terusannja.

Bukti-bukti dari kesatuan daerah, darah, kebudajaan dan bahasa.

Sebelum menindjau akan bukti-bukti dan Tjatatan Sedjarah jang menerangkan bahwa

Negeri-negeri Melayu itu senantiasa bersatu kepada Indonesia; perlulah didjelaskan tentang

.ikatan kesatuannja .didalam daerah negara, darah orangnja, kebudajaan dan bahasanja; jaitu:

Daerah/Wilayah.

1. Nama: Daerah-daerah jang meliputi Semenandjong Melayu (Malaya), Sumatra, Djawa,

Sunda-Ketji1, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Philipine pada djaman

purbakala tidaklah ada satu mama untuk kesatuannja, jang ada hanja nama dari sesuatu

kekuasaan jang meliputi seluruhnja yaitu seperti kekuasaannja Sri-Vidjaja dan

Madjapahit jang berkuasa memerintah seluruh daerah-daerah tersebut.

Kemudian mulai pada abad ke 16 M, daerah ini dikenal oleh orang-orang Eropah

dengan nama Malay-Archipelago (Kepulauan Melayu) atau disebut djuga Malay-world (dunia

Melayu), atau East-Indies (Hindia-Timur), sesudah itu disebut pula “Malaynesia” jaitu asalnja

dari perkataan Malaynesos-Asia, artinja Kepulauan Melayu di Asia (Nesos artinja pulau-pulau).

Diantaranja pula Professor A. Bastian dari Djerman pada abad ke 18 menjebut akan

daerah-daerah ini dengan nama Indo-Nesos-Asia jang artinja banjak pulau-pulau India jang

dipendekkannja “Indonesosia dan beliau menulis sebuah buku dalam bahasa Djerman yang

berjudul “Indonezien”, dari sinilah lahir nama Indonesia”. Maksud dari perkataan itu meliputi

semua pulau-pulau dilautan pacific diantara Asia-Australia termasuk didalamnja itulah jang

dinamakannya Indonesia.

Pendjadjah Belanda telah menentukan namanya dengan nama Oost-Indies, sebab itu

daerah-daerah jang mendjadi djadjahan Belanda disebut dengan nama Nederland Oost

Indische (Hindia-Timur Belanda).

Page 12: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Pemimpin-pemimpin nasional telah memilih nama “Indonesia” sebagai nama kesatuan

seluruh daerah kepulauan ini, mulai digunakan pada awal abad ke-20 ini, jakni memakai nama

jang diberikan oleh Professor Bastian dahulu. Maka sekarang inilah jang djadi nama resmi,

mempersatukan sebahagian besar dari dunia-Melayu, yaitu seluruh daerah bekas

Hindia-Belanda dahulu; menurut aseli nama Indonesosia termasuklah semua daerah

kepulauan Melayu dan Malay archipelago.

Kedudukan: Malaya dan Serawak/Brunei dan Sabah jang berkedudukan diantara

Sumatera dengan Kalimantan adalah merupakan duduk ditengah-tengah bahagian utara

Indonesia sekarang, hingga garis perbatasan utara Republik Indonesia jang seharusnja lurus

dari Sabang ke Pulau Laut terus ke Pulau Miangas di utara Pulau Halmahera itu terpaksa djadi

bersiku-siku seperti satu huruf “W” digaris perbatasan Indonesia (Lihat peta jang terlampir).

Dari itu njatalah bahwa daerah Negeri-negeri Melayu itu (Malaya, Singapura dan

Kalimantan-Utara) masuk kepada daerah Indonesia, bahkan kedudukan jang sangat penting

Page 13: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

bagi Indonesia, terutamanya Malaya jang memiliki sebagagian dari selat Malaka jang duduknja

betul-betul dimuka pintu besar Indonesia, hingga dalam arti kedudukan alamnja; belumlah

sempurna Kemerdekaan Indonesia, selama siku-siku huruf “W” itu belum dihapuskan dari

garis perbatasannja, jakni selama negeri-negeri Melayu itu dikuasai oleh kuasa asing, berartilah

belum sempurna Kemerdekaannja, karena masih ada daerah Indonesia jang di djadjah.

Hal ini sudah lama disadari oleh pemimpin nasional Indonesia dan pemimpin Rakjat

Malaya, bahkan seperti diketahui tadi semenjadjak tahun 1928-1929 sudah berkembang

tjita-tjita nasional Indonesia-Raya dan saja sendiri adalah salah seorang penggeraknja jang

pertama menerima adjaran Sosio-national-demokrasi.

Darah.

Hubungan satu daerah kepulauan ini; diperkuatkan pula oleh satu keturunan darah

penduduk aseli (anak-negeri) jang mewarisi daerah-daerah ini, jaitu dari darah suku bangsa

jang dikenal dengan nama Malay-race (Ras-Melayu) atau Malay-stock (rumpunan-Melayu) atau

Maleiers, hal ini memang diaku oleh ahli penjelidik keturunan manusia. Oleh itu sjahlah

bahwa penduduk putera-bumi Negeri-negeri Melayu itu (Malaya dan Kalimantan-Utara)

adalah golongan bangsa Indonesia jang masih didjadjah, jang menjebabkan djadi lain

kebangsaan (nationality)-nja lantaran mash didjadjah, manakala sebahagian besar dari

saudaranja, keluarganja, dan sebahagiannja jang berada di Sumatra, Riaw, Kalimantan, Djawa

dan lain-lain-nja sudah mendjadi bangsa jang Merdeka jaitu bangsa Indonesia, sedang mereka

di Malaya dan Kalimantan-Utara terpisah, terpisah oleh karena dua bendera, jaitu bendera

pendjadjahan Inggeris jang mendjadjah mereka dan Sang Merah-Putih lambang Kemerdekaan

Indonesia

Kuasa-kuasa pendjadjahan sendiri mengaku, bahwa tumpah-darah orang Melayulah

jang dinamakan bangsa Indonesia sekarang, dan Inggeris sendiri didalam Kitab „the Great

Britain in Asia" penulisnja mengaku; pusat rumpunan orang Melayu, ialah di Djawa; artinja

orang Melayu di Malaya satu bangsanja dengan orang Djawa jang sekarang djadi bangsa

Indonesia jang Merdeka.

Page 14: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sesungguhnja kita tidak lupa, bahwa tidak ada bangsa didalam dunia ini jang bersih

darahnja iari pertjampuran darah dari berbagai-bagai bangsa. Bahkan asal timbulnja

ras-Melayu semendjak 50 ribu tahun dahulu berkembang dengan kesofanannya adalah dari

pertjampuran darah Dravida dan Mongol, kemudian bertjampur-tjampur lagi dengan darah

orang Aria (Aryan) dan Semite jang datang ke Asia-Tenggara ini, pertjampuran darah inilah

jang melahirkan Malay-stock sekarang djadi dua bangsa, jaitu Indonesia dan Filipino, dalam hal

ini orang-orang Melayu di Malaya dan Kalimantan-Utara ada lebih dekat kepada Indonesia dan

mereka merasa satu dengan bangsa Indonesia dalam segala hal sedjak dari kesadaran

nasionalnja.

Kebudajaan.

Sedjarah Malaynesia atau Indonesia ini menerangkan bahwa bangsa disini telah

didatangi oleh kebudajaan dan kesofanan dari India jang datang membawa adjaran agama

Hindu dan Buddha kedalam masjarakat negeri ini, sedjak lebih dua ribu tahun dahulu, hingga

kebudajaan dan kesofanan aseli diganti dengan kebudajaan baru menurut kesofanan agama

jang sangat mempengaruhi kehidupan manusia djaman dahulu, kemudian sedjak 600 tahun

dahulu didatangi oleh adjaran Islam, achirnja adjaran Kristian masuk pula bersama-sama

dengan pendjadjah-pendjadjah Eropah. Meskipun begitu dasar kesofanan aselinja masih tetap

ada, dari karena itu pokok kebudajaan Indonesia masih satu, hanja berbeda didalam pengaruh

jang mempengaruhinja; umpamanja di Bali dan di Djawa, kebudajaannja dipengaruhi oleh

agama Hindu dan Buddha, di Sumatra, Kalimantan, Malaya dan di Sulawesi Selatan

dipengaruhi Islam, di Sulawesi Utara, Maluku dan lain-lain dipengaruhi Kristen; tetapi dalam

pokoknja adalah sama, hingga diwaktu jang achir ini dapatlah saling ambil mengambil hingga

merupakan- satu kebudajaan Indonesia-baru, jang nanti akan menghilangkan dasar-dasar

perbedaan agama, lalu melahirkan Kebudajaan national Indonesia baru jang menurut djaman

dan kemadjuannja jang sesuai dengn kepribadiannja dan kepentingan hidup masjarakatnja.

Bahasa.

Ikatan kebudajaan ini bertambah kuat lagi menarik kepada kesatuan bangsa; ialah

berhubung dengan satu bahasa; jaitu bahasa Melayu jang mendjadi pokok bahasa Kesatuan

Page 15: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Indonesia pada masa ini, jaitu bahasa Melayu pasar jang diaduk tjampur dengan

perkataan-perkataan dari bahasa daerah dan bahasa asing lalu mendjadi bahasa kesatuan; jaitu

bahasa Indonesia jang sedang hidup dan kembang madjunja itu, kesatuan bahasa ini akan

segera menumbuhkan kebudajaan baru jang sesuai dengan keadaan djaman jang mendorong

kepada kemadjuan bangsa.

Djadinja pada masa ini meskipun nusa dan bangsa Melayu (Malaya dan

Kalimantan-Utara) belum bersatu kepada Indonesia, tetapi bahasa Melayu sudah masuk

kepada Indonesia, dengan tidak ketinggalan pula kebudajaannja dan ikatan bahasanja.

Maka dari apa jang diterangkan diatas, adalah mendjadi bukti-bukti jang njata jang

dapat diperiksa dan dianalysis pada masa ini; bahwa Negeri dan orang Melayu senantiasa

dalam keadaan satu dengan Indonesia. Hingga soal darah jang seharusnja banjak tjampurannja

itupun penduduk didaerah ini masih tetap satunja, karena selangkan darah radja-radja jang

mendjadi Sultan di Negeri-negeri Melayu itu berasal darah dari kepulauan Indonesia, jaitu

seperti Sultan-sultan Johor, Pahang, Trengganu, Perak dan Selangor turunan darah

Daeng-daeng Bugis dari Sulawesi-Selatan, keterangan ini boleh didapati dari Kitab Silsilah

Radja-radja Melayu dan Bugis serta Kitab Sedjarah Alam Melayu. Sultan-sultan Johor, Pahang,

Perak, Trengganu dan Kedah dari darah Radja-radja Riaw, Jam-Tuan Besar Negeri Sembilan

asal dari Radja Minangkabau dan Sultan Brunei tjampuran darah Bugis dan Djawa; oleh

demikian orang Melayu itu adalah bangsa Indonesia aseli menurut darah turunannja dan

hubungan kekeluargaannja, bahkan jang sangat dekat hubungannja ialah Sumatra, Kalimantan,

Djawa dan Sulawesi Selatan. Perpisahannja hanjalah oleh dua pendjadjahan, dan sekarang oleh

sebab Negeri-negeri Melayu itu masih didjadjah atau setengah didjadjah oleh Inggris.

Selandjutnja pengarang-pengarah sedjarah bangsa Eropah dan Amerikapun sering

mengaku akan kebenarannja bukti-bukti jang dibentangkan diatas; didalam buku „A Short

History of the Far East", oleh K. Scott Latourette c.s. jang diterbitkan di U.S.A. tahun 1947; muka

348 - menerangkan mengenai East Indies (Hindia Timur) jang didjadjah oleh tiga pendjadjahan;

jaitu Portugis, Inggeris, dan Belanda, diantara lain-lain katanja; „Kepulauan di Asia Tenggara

jang keselatan dan ketimurnja; oleh orang Eropah disebutnja East Indies (Hindia Timur), jaitu

tempat tinggal dari penduduk jang banjak matjam kebudajaannja; tetapi umumnja ialah dari

Page 16: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

rumpunan darah-Melayu (Malay-stock); ketjuali orang-orang jang menduduki New Guinea

(Irian) jaitu orang Papua. Dan dikatakannja; bahasa penduduk ialah berpokok dari satu, jaitu

bahasa Melayu jang dimengerti oleh sebahagian besar dari orang-orang didaerah-daerah ini.

Adapun ketiga-tiga kuasa pendjadjah tersebut, masing-masing-nja dahulu (tadinja) ada

mempunjai East Indies Company jang dibangunkan pada abad ke-17 M".

Seterusnja diterangkannja, jaitu sedjak dari tahun 1824 (sesudah Perang Napoleon)

Belanda memberhentikan tjita-tjita menaklukkan Malaya dan daerah pusat kekuasaannja jaitu

Kota Melaka diserahkan kepada Inggeris ditukarkan dengan Bengkulen, (Bengkahulu) jaitu

pusat kekuasaan Inggeris, di Sumatra diserahkan kepada Belanda.

Oleh itu dapatlah difahamkan oleh pembatja buku ini, jaitu sedjak Jahun 1824 itulah

petjahnja Negeri-negeri Melayu di Malaya dari Indonesia oleh sebab perbuatan dari

pendjadjahan Belanda dan Inggeris. (Lihat Bab III kitab ini).

Sesungguhnja bagi orang-orang pentjinta bangsa jang menghendaki satu kesatuan

national jang luas besar, dapatlah mengerti apa jang dimaksudkan Indonesia-Raya itu; ialah

meliputi seluruh daerah Malay-Archipalego atau Malaynesia atau dunia Melayu jang oleh

orang-orang Eropah disebut dengan nama Hindia Timur (East Indies) itu; jakni termasuklah

daerah-daerah jang didjadjah Inggeris, daerah-daerah itu memang penting bersatu kepada satu

ikatan, oleh karena daerah-daerah ini merupakan daerah-daerah ketjil tetapi strategies dan

dengan orangnja jang tidak seberapa ramai itu tidaklah dapat membangunkan pemerintahan

sendiri jang terpisah, seperti Philipine. Daerah-daerah Malaynesia Inggeris itu merupakan

daerah-daerah jang kedudukannja tidak dapat terpisah dari Indonesia seperti mana adanja

kedudukan Malaya dan Kalimantan-Utara itu djadinja dengan sendirinja tempat-tempat itu

sangat penting kepada Indonesia dan memang warisan turun-temurunnja.

Demikianlah beberapa bukti jang mengenai dengan hubungan-hubungan daerah, darah,

kebudajaan dan bahasa diantara Indonesia dengan negeri-negeri Melayu. Dengan mengadakan

kesatuan dengan daerah-daerah tersebut baharulah tudjuan Indonesia Raya dapat

diselenggarakan dengan sempurna. Maka itulah mendjadi „Tjita-tjita bangsa orang Melayu

dalam meneruskan perdjuangan nationalnja". Dan di Malaya sekarang pedjuang-pedjuang

Page 17: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

national itu mengibarkan Sang Merah-putih dengan bintang kuning dua belas di podjok merah

atas, (Lihat gambar di kulit) ialah menegakkan hasrat Rakjat Melayu jang ingin bersatu dengan

Indonesia, atas kemauannja sendiri Rakjat Malaya disana sudah semendjak tahun 1929

menerima baik akan sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, jang menjatakan: “Satu Bangsa,

Satu Nusa, Satu Bahasa INDONESIA”, hanja kaum Radja Malaya yang diperalat oleh kaum

kapitalis Inggris dengan kompradornja kapitalis Tjina, India, Ceylon, Yahudi dan lain-lainnja

jang menentang dan menindas perdjuangan Rakjat Melayu Malaya jang sekarang ini diteruskan

oleh Kesatuan Malaya Merdeka.

BAB II

SEDJARAH PERIKATAN BANGSA DAN NUSA.

1. Sedjarah Asal lahirnja.

Didalam Bab I telah diterangkan hubungan dalam perikatan daerah, negara dan darah

orang Melayu dengan Kepulauan Asia Tenggara, kebudajaan dan bahasa segala sesuatunja itu

mempujai hubungan dan perikatan jang kuat diantara satu dengan jang lainnja.

Bagi sesuatu keluarga bangsa jang lahir di daerah kepulauan jang luas bertaburan

demikian banjaknja seperti Kepulauan Indonesia atatu Malaynesia ini dengan sedjarah

kelahiran manusianya sudah ada 50 ribu tahun dahulu, jakni telah ada begitu tua dan lama

tentulah banjak sekali pertjampuran darah, pertukaran kesofanan - kebudajaan, dan melalui

banjak kedjadian-kedjadian perpetjahan serta pertjantuman bangsa dan nusanja, menurut

aliran sedjarah turun-naiknja kekuasaan suku-bangsanja, dan perhubungann aja dengan

kesofanan serta kebudajaan luar negeri. Hal ini sungguh banjak dialami dan dirasai oleh

bangsa dikepulauan ini, di dalam masa kurang lebih enam ribu tahun sedjarah bangsanja

sendiri.

Adapun orang Melayu (Malay-Race) itu, disebut pula oleh penulis Arab dengan nama

orang Djawi atau Djawa. Pada umumnya orang Melayu jang menduduki Asia-Tenggara ini

dapat dipetjahkan kepada beberapa puak suku besar diantaranja ijalah: Melayu, Djawa, Bugis,

Page 18: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sunda dan Sulu, disampingnja ada beberapa puak-suku jang tidak beragama Islam seperti

orang-orang Batak, Dajak, Kubu, Badoi, Alipuru dan lain-lainnja, diantaranja ada pula

puak-puak jang masih liar seperti Sakai, Kajan dan lain-lainnja. Timbulnja puak suku-suku itu

ijalah karena perubahan-perubahan dalam agama, kesofanan dan pertjampuran dari semasa

kesemasa, tetapi pada pokok asal-usulnja adalah satu, karena memang puak-suku bangsa ini

telah bersatu seperti akan diterangkan sedjarahnja dibawah ini.

Berhubung dengan duduknja daerah ini ditengah persimpangan djalan pelajaran dunia

diselatan Asia, menjebabkan banjak sekalj, pengaruh luar negeri terhadapnja, terutama dari

India dan Tiongkok, kemudiari 400 tahun daerah-daerah ini didjadjah oleh pendjadjahan

Eropah (Anglo-Saxon.) jang membawa pula kesofanan-sofanan barat, tetapi sjukur kepada

kesofanan Melayu jang telah dilahirkan oleh pembangunnja dibeberapa puluhan abad jang lalu,

maka karena keteguhannja itulah hingga hari ini, djiwa dan isinja masih tetap satu dan hidup,

hanja jang berubah, nama dan kulitnja sahadja, seperti mana lain-lain bangsa djuga menerima

perubahan-perubahan menurut aliran djaman, umpamanja orang Roman berubah kepada

Italia, Babylonia berubah kepada Persia dan sekarang djadi Irania, Prussia berubah kepada

German, maka begitulah kita sekarang untuk menimbulkan satu kesatuan.bangsa jang

luas-kuat mengambil perubahah nama; dengan nama “Indonesia” ini hanja nama kasatuan,

dalam djiwa dan isi kebangsaannja tetap sama, dan perubahan nama itu adalah satu

pertumbuhannja jang semakin sybur, seperti ternjata bahasa Melayulah jang mendjadi bibit

bahasa Indonesia.

Sedjarah kelahiran suku bangsa di kepulauan Asia Tenggara ini jang dinamakan

Rumpunan Melayu (Malay-stock) itu telah lahir didaerah kepulauan ini yaitu berpusat di

Kalimantan, kemudian mereka berkembang dan berhubungan dengan orang-orang aseli dari

Bugis. Orang-orang jang pertama datang ijalah orang liar jang berpindah-pindah, jaitu orang

Dravida dari pantai timur India, mereka sampai ke Malaya dan Sumatera, kemudian terus ke

pulau-pulau di timurnja sampai ke Maluku, di Maluku darah mereka masih lebih banjak

seperti didapati kepada orang-orang Alipuru dan puaknja, manakala dipulau-pulau lain sudah

banjak tjampuranja, hanja ada puak-puak sukunja jaitu ora ng Ita dan Igorot di Philipine, orang

Semang di Malaya, sedangkan rumpunan-rumpunan orang aseli di Sumatera, Malaya,

Page 19: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Kalimantan dan Sulawesi banjak tjampuran darahnja dengan orang-orang Mongol jang datang

kemudian, mereka ini terdiri dari kaum Tani, jang suka berpindah-pindah menurut musim dan

mereka bertjampur dengan orang-orang jang datang dahulu daripadanja, lalu membuka tanah

pertanian berkampong desa, tempat-tempat jang diduduki oleh mereka di pinggir-pinggir kali

(sungai) jang besar. Dari pertjampuran orang-orang inilah jang melahirkan kesofanan Melayu

aseli, tempat kediaman mereka jang ramai ijalah di Djawa, Sumatera, Malaya, kemudian

berkembang ke Kalimantan, Luzon, Mindanao, Sulawesi, Maluku, Sunda Ketjil dan sekitarnja.

Mereka tidak beragama, hanja mempunjai kepertjajaan kepada semangat (Anamisma) jaitu

seperti bekas-bekas-nya ada kepada orang Sakai di Malaya, orang Kubu di Sumatera, orang

Kajan di Kalimantan, Toradja di Sulawesi, Tobelo di Halmahera dan lain-lainnja.

2. Permulaan Sedjarah dan Kedatangan Agama Hindu.

Walaupun penduduk aseli sudah ada semendjak 50 ribuan tahun dulu dan

kesofanannja dimulai 6 ribu tahun jang lalu tetapi ditimbang dari aliran sedjarah jang mengenai

dengan kemadjuan dan kedjadian di India dan Tiongkok (Tjina); maka njatalah di

Asia-Tenggara ini sebelum Masehi sudah ada keradjaan-keradjaan ketjil kaum Tani orang

Melayu jang Animisma. Kemudian diantara tahun 500 sebelum Masehi datanglah orang-orang

India beragama Hindu kedaerah ini mengadjarkan agama tersebut kepada

penduduk-penduduk disini. Pada masa itu di India sedang menghadapi perang saudara,

karena serangan-serangan dari kuasa-kuasa keradjaan jang bangkit di India Utara, dan karena

pertentangan mudzahab dikalangan agama Hindu jang dipetjah-petjah-kan oleh kasta-kasta-nja

itu, jang mana agama Hindu/Brahma memegang kekuasaan dan tertinggi di India. Sebab itu

peladjaran Hindu/Visnu dan Hindu/Sjiwalah jang kembang diluar India, djadinja orang-orang

India jang datang itu bukanlah menaklukkan negeri-negeri di timur India ini, tetapi mereka

pelarian-pelarian agama jang datang kenegeri-negeri disini lalu mengadjarkan adjaran

agamanja kepada orang-orang disini. Maka masuklah kesofanan jang berdasar kepada agama

Hindu dikalangan bangsa orang-orang Melayu, dan pemerintahan keradjaan.nja menurut dasar

agama Hindu, serta banjaklah pelarian-pelarian agama dari India itu berkawin dengan

puteri-puteri Radja atau/pembesar-pembesar disini, serta ada pula jang sampai mendjadi

Radja, tetapi sama sekali tidak ada hubungannja dengan keradjaan di India jang sedang

Page 20: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

berperang kasta masa itu; bahkan diantara tahun 250 Sebelum Masehi kuasa agama Hindu di

India digantikan oleh kuasa agama Buddha dengan bangunnja Keradjaan Maharadja Asoka,

menjebabkan bertambah banjak orang-orang agama Hindu lari ke Asia Tenggara ini.

Meskipun kerajaan Hindu djatuh di India, tetapi anggaran mulai tahun 300 Sebelum

Masehi beberapa keradjaan Melayu beragama Hindu jang ketjil-ketjil telah ada disini

diantaranja ijalah: Langkasuka di Selat-Malaka kemudian lahir, Tarumanagara di Selat-Sunda,

Keradjaan Keling (Kedu), dan lain-lainnja di tanah Djawa. Sri-Vidjaja, Pasai, dan lain-lain-nja di

Sumatra; Pahang, Tamasik (Singapura), dan Bentan (Riaw) di Tanah-Melayu. Tetapi jang

njatanja ijalah sekitar tahun 200 Masehi telah bangun keradjaan Tarumanegara beragama

Hindu menguasai seluruh Pasundan, kemudian menaklukkan daerah-daerah Lampong,

Indragiri, Pulau Bentan sampai ke Tamasik .(Singapura), Keradjaan Kutai di Kalimantan-Timur

pada tahun 600 Masehi. Keradjaan Hindu Keling (Kedu) menguasai seluruh Djawa-Tengah

kemudian ke Timur hingga Bali dan Keradjaan Hindu Minasambu berkuasa di

Sumatera-Timur, disamping itu beberapa banjak keradjaan ketjil-ketjil jang sebentar-bentar

bangun, sebentar-sebentar hilang ditakluk oleh kuasa keradjaan besar jang berdekatan

dengannja.

Pada waktu Keradjaan agama Buddha Maharadja Asoka djatuh di India tahun 1 50

Sebelum Masehi dan di India bangun kembali kuasa keradjaan-keradjaan Hindu/Brahma;

tetapi di Asia Tenggara ini masih berkembang djuga agama Hindu/Sjiwa dengan tidak ambil

tahu akan apa jang terdjadi di India, bahkan anggaran tahun 500 Masehi mulai pula kembang

agama Buddha dinegeri-negeri ini, padahalnja di India kuasa agarna Buddha itu didalam

kekalahan dan hilang pengaruhnja, jang kemudian hanja dapat mempertahahkan

kedudukannja di Pulau Serendip (Ceylon) dan di Bengal sahadja.

3. Sedjarah Kesatuan jang Gilang-gemilang.

Sungguh pun agama Buddha hilang di India, tetapi makin luas berkembangan di Asia

Tenggara dan banjaklah keradjaan-keradjaan beragama Hindu bertukar mendjadi keradjaan

agama Buddha, dan achirnja anggaran tahun 600 Masehi bangunlah Keradjaan Melayu agama

Buddha Sri-Vidjaja memerintah Palembang dan Minangkabau bernama Keradjaan Pamalayu

Page 21: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

(Melayu) Sri Vidjaja jang kemudiannja dapat menaklukkan Keradjaan-keradjaan Hindu

Tarumanagara, Mataram, Inderagirii Bentan, Temasik achirnia menguasai seluruh Sumatra,

Pulau Djawa, Tanah Melayu, Kalimantan, Sunda Ketjil, Maluku, Pulau Pahlawan, Mindanau

dan lain-lain-nja, bahkan Keradjaan Hindu Mataram Tua diganti dengan Keradjaan Mataram

Buddha diperintah oleh adik Maharadja Sri-Vidjaja jang sedang madju dengan gemilangnja

mempersatukan seluruh Indonesia atau Malaynesia ini kepada satu pusat pemerintahan jang

berdasar kepada kesofanan tatatertib agama Buddha dan suku bangsa Melayu.

Meskipun pada abad ke-9 Masehi pernah Tentara Djawa menjerang pusat Sri-Vidjaja di

Palembang dan ada kedjadian pemberontakan jang menjebabkan pusat pemerintahan

Sri-Vidjaja berpindah ke Mataram buat beberapa tahun, tetapi pemberontakan itu dapat diatasi

dan pada achir abad itu Sri-Vidjaja makin besar kuasanja, hingga menaklukkan

KeradjaanTjempa, Kambodja dan Anam di Indo Tjina, bahkan tahun 1005 Masehi

membangunkan Tjandi Buddha di Nagapatam (Bangel ?) dan di Nilanda di Burma, masa itu

Maharadja Paladewa (agama Budha) jang memerintah di Bangel bersahabat baik dengan

Maharadja Purbadewa di Sri-Vidjaja.

Di djaman itu, Sri-Vidjaja mendjadi pusat kekuasaan dan peladjaran agama Buddha di

Asia Tenggara, ulama-ulama Buddha dari Ceylon, Bangel, dan Tiongkok sering datang beladjar

ke Sri-Vidjaja, Ulama Besarnja ialah Dharma Kirti, hingga ulama besar Buddha di Bangel

bernama Depankara itupun pernah berguru kepadanja di Sri-Vidjaja, begitu pula ulama-ulama

Buddha dari Tiongkok seperti: I Tsing, Tjoa Dju Kuo dan lain-lain-nja datang melawat dan

berguru kepada Dharrna Kirti, bahkan menurut riwajat; Sri-Vidjaja pernah pula menjerang

Pulau Serendip (Ceylon).

Kuasa Sri-Vidjaja telah djatuh pada abad ke-13 Masehi, jaitu pada mula-mula-nja

anggaran dalam tahun 1250 Masehi telah timbul perang saudara, menjebabkan beberapa

Radja-radja dan Rakjat-Rakjat keluar dari Palembang membuka negeri-negeri baru ke Tanah

Melayu (Malaya), Kalimantan, Mindanau, Sulawesi, dan lain-lain-nja, serta tidak mau lagi

tunduk kepada Sri-Vidjaja di Palembang, diantaranja ialah Radja Singapura jang mana bangun

keradjaan sendiri mulai tahun 1280 Masehi itu. Achirnja .pada tahun 1292 Masehi Sri-Vidjaja

jang berpusat di Palembang itu dikalahkan oleh Keradjaan Djawa Hindu Tumapel (Singosari).

Page 22: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Adapun orang-orang agama Hindu/Sjiwa di Djawa meskipun ditakluk oleh

Sri-Vidjaja, tetapi disitu daerah di Djawa Timur tetap mereka mempertahankan kekuasaannja

dengan mendirikan Keradjaan beragama Hindu Kediri dan mengadakan perlawanan kepada

kuasa-kuasa keradjaan agama Budha Mataram di Djawa dan Keradjaan Sri-Vidjaja, oleh

itulah disebutnja didalam kitab Nagarakartagama katanja:

„Wira-wiri Keradjaan Pamalayu Sri-Vidjaja", karena pada perasaan orang Djawa Hindu,

Sri-Vidjaja adalah sebagai musuhnja jang mundar-mandir. Dan berkali-kali mereka datang

menjerang Palembang, tetapi tidak dapat dikalahkannja. Baru pada tahun 1292 angkatan

perang Singosari dapat mengalahkan ibu kota Sri-Vidjaja di Palembang dan meruntuhkan ibu

kota Budha Sri-Vidjaja

Setelah Sri-Vidjaja djatuh kuasanja, kemudian Keradjaan Hindu Tumapel dikalahkan

pula oleh Keradiaan Hindu/Visnu Daha, tetapi keturunan Radja Tumapel membangunkan

Keradjaan Madjapahit mengalahkan Daha, maka Madjapahit pun bangkit menaklukkan

seluruh Tanah Djawa, Sunda Ketjil, Palembang serta seluruh Sumatra, Tanah-Melayu (Malaya),

Kalimantan, Sulawesi dan Maluku sampai ke Papua. Radja-radja keturunan SriVidjaja jang

membuka Keradjaan Melayu Singapura tahun 1280 itupun, achirnja dikalahkan oleh

Madjapahit anggaran dalam tahun 1370 Masehi, maka timbullah djaman jang gemilang kali

kedua bagi seluruh Indonesia ini, dengan mempunjai pemerintahan kesatuan berpusat di

Madjapahit, masa itu meskipun di Madjapahit beragama Hindu /Sjiwa, tetapi agama Buddha

dan Iain-lain-nja dapat didjalankan dengan bebas, sebab itu boleh didapati sekarang disatu

tjandi ada mengerdjakan kedua-dua agama tersebut.

Madjapahit telah djatuh kuasanja pada pertengahan abad ke-15 Masehi, jang achirnja

tahun 1478 Masehi dihantjurkan oleh Keradjaan Djawa Islam Demak.

Adapun keturunan Radja Sri-Vidjaja jang membuka Singapura pada achir abad ke-13

itu, kemudiannja dikalahkan oleh Madjapahit seperti diterangkan diatas, dan pada anggaran

tahun 1380 Masehi membuka Keradjaan Melayu Malaka, dan masuk agama Islam tahun 1409

Masehi. Dengan demikian bangkitlah satu Keradjaan Melayu berdasar agama Islam dengan

memakai gelaran „Sultan". Keradjaan Melayu Malaka selama abad ke-15 Masehi telah berkuasa

Page 23: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

menaklukkan seluruh Tanah-Melayu sampai ke Petani dan Ligor, Bentan (Riaw-Lingga),

Sumatra, Brunai (termasuk Serawak), dan Tandjong Pura di Kalimantan Barat, serta

berkembanganlah pengaruh Islam sampai ke Pulau Pahlawan, Mindanau, Maluku, serta

Sulawesi. Meskipun masa itu telah bangkit djuga Keradjaan Islam Pasai (Atjeh), tetapi

keradjaan itu dapat ditaklukkan oleh Sultan Malaka pada pertengahan abad ke-15 Masehi. Pada

djaman inilah kuasa Keradjaan Melayu Islam mempengaruhi seluruh Kepulauan Indonesia ini,

bersahabat baik dengan Ratu Madjapahit dan dengan Maharadja Tiongkok, mereka

utus-mengutus surat serta perwakilan persahabatan.

Di Djawa dan Sunda Ketjil masih dikuasai oleh Keradjaan Hindu Madjapahit, dan

Keradjaan Malaka merasa tidak senang kepada Madjapahit, seperti tersebut didalam Hikajat

Hang Tuah, jaitu meskipun Sultan Malaka bersahabat dengan Ratu Madjapahit, tetapi ada rasa

persaingan, dalarn Hikajat itupun menjebutkan „Gadjah Mada tjelaka", serta .mentjeritakan

Ratu Madjapahit dan Gadjah Mada berusaha mau membunuh Hang. Tuah dan menaklukkan

Sultan Malaka jang meskipun sudah djadi menantu Ratu Madjapahit.

Dalam Sedjarah Melayu dan Hikajat Hang Tuah, teranglah kemadjuan dan kebesaran

Sultan Malaka adalah melalui diplomasi, hingga Ratu Madjapahit menjerahkan Inderagiri,

Palembang, Pulau-pulau Djemadja, Siantan dan Bunguran kepada Sultan Malaka, kedjadian ini

diantara tahun 1450-1470 Masehi jaitu sebelum Riwajat Madjapahit tammat dikalahkan oleh

Keradjaan Islam Demak.

Keradjaan Melayu Islam Malaka selama abad ke-15 itu, mendjadi pusat kesofanan

berdasar agama Islam, hingga seluruh daerah jang dibawah kekuasaannja Rakjat memeluk

agama Islam, akan tetapi pada achir abad tersebut, jaitu sesudah mangkat (meninggal)-nja

Sultan Mansur Sjah dan Laksamana Hang Tuah, kemadjuannja telah terhenti, kemudian dalam

tahun 1511 Masehi pusat pemerintahannja di Kota Malaka telah diserang dan dikalahkan oleh

Portugis, jaitu bangsa Eropah jang mula-mula datang mendjadjah ke Asia Tenggara ini. Dan

sesudah abad ke-16 Masehi, Sedjarah Malaynesia adalah mentjatatkan sedjarah jang kelam,

lemah, djatuh kedalam lembahan pendjadjahan, didjadjah oleh pendjadjah-pendjadjah dari

Eropah, jaitu dari Portugis dan Sepanjol, Belanda, Inggeris dan Amerika. Sedjarah bangsa kita

mulai abad itu adalah sedjarah jang menjedihkan.

Page 24: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sesungguhnjal menurut keterangan sedjarah seperti jang telah dinjatakan dengan

ringkas diatas, tidaklah dapat ditolak lagi, bahwa orang Melayu di Malaya dan

Serawak/Brunei termasuk orang Dajaknja adalah bangsa Indonesia sedjati, dan daerah

Negeri-negeri Melayu itu adalah daerah Indonesia aseli, jang mana bangsa dan nusa-nja masih

didjadjah oleh kuasa asing sebagai kelandjutan datangnja pendjadjahan Eropah ke Indonesia ini

mulai abad ke-16 Masehi, seperti akan didjelaskan sedikit dibawah ini.

4. Peperangan melawan Pendjadjah dari Eropah.

Adapun seperti diterangkan diatas tadi bangsa Eropah jang mula-mula datang

mendjadjah ke Asia Tenggara ialah Portugis, jang pada achir abad ke-15 Masehi. sudah

menduduki perlabuhan Goa di India, dari sana datang ke Indonesia menaklukkan Kota Malaka

dengan kekuatan Armadanja.

Sungguhpun Portugis dapat menaklukkan Kota perlabuhan Malaka; tetapi tidaklah

dapat menaklukkan Keradjaan Melaju, Sultan Melayu memindahkan Pusat Pemerintahannja

dari Kota Malaka ke Muar, kemudian ke Pahang, setelah itu ke Bentan (Riaw), lalu pindah ke

Kampar di Sumatra, Sultan Mahmud mangkat di Kampar tahun 1529, Puteranja Sultan

Alauddin Rikjat Sjah II membuka negeri Johore tahun 1530 dan dari Johorlah

Angkatan Perang Melayu meneruskan peperangannja melawan Portugis. Oleh sebab itulah

Portugis terpaksa membangunkan Benteng-batu jang kuat di Kota Malaka, dan tidak berkuasa

di Malaya dan Sumatra, hanja dapat meluaskan kuasanja ke Pulau Maluku dan Sunda Ketjil

sahadja.

Dalam tahun 1602, Belanda dan Inggeris datang ke Indonesia ini; jaitu Inggeris masuk

ke Sumatra bersahabat dengan Radja Atjeh, kemudian menduduki Bengkulen. Dan Belanda

bersahabat dengan Sultan Melayu di Johor, kemudian menduduki Bantam di Djawa-Barat.

Persahabatan Sultan Melayu dengan Belanda itu ialah dengan perdjandjian bersekutu untuk

memerangi Portugis di Kota Malaka, apabila Portugis kalah, daerah Malaka kembali kepada

Keradjaan Melayu, dan Belanda dibebaskan berdagang disemua daerah Melayu. Tetapi, oleh

karena tahun 1612 Sultan di Johor dikalahkan dan ditawan oleh Radja Atjeh, maka rentjana

menjerang Portugis terhenti sementara.

Page 25: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sesudah Radja Atjeh Mahkota Alam mangkat, Sultan Melayu jaitu Alauddin Rikjat Sjah

III dibebaskan kembali memegang kekuasaannja pulang ke Johor, tetapi ta’ berapa lama

mangkat pula, lalu pemerintahan diteruskan oleh puteranja Sultan Abdul Djalil Rikjat Sjah III

jang berhubungan lagi dengan Belanda tahun 1639.

Tahun 1641, Angkatan Perang Melayu dengan dibantu oleh kapal-kapal Belanda

datanglah menjerang Portugis di Kota Malaka, hingga Portugis kalah menjerah diri kepada

Angkatan Perang Melayu dan Belanda. Tetapi, sesudah itu Belanda mendjalankan penipuannja

tidak mau menjerahkan daerah Kota Malaka kepada Johor. Jang demikian petjahlah perang

antara Keradjaan Melayu dengan Belanda, jang mana sesudah 130 tahun berperang dan

bermusuh-musuh-an dengan Portugis, lalulah meneruskan pula peperangan melawan akan

Belanda di Kota Malaka, jang mengambil waktu lebih dari 150 tahun seperti akan diterangkan

lagi.

Adapun peperangan Melayu/Belanda itu berdjalan terus diantara tahun 1650-1800,

semua lodji-lodji Belanda jang dibangunkannja didaerah-daerah Keradjaan Melayu dan jang

berdekatan dengannja dihantjurkan oleh Angkatan Perang Melayu, kapal-kapal Belanda

diserang. Badjak Laut (Perampok Lanun) diatur untuk merampok kapal-kapal Belanda,

kemudian pada abad ke-18 Keradjaan Melayu di Johor itu bersekutu pula dengan Badjak Laut

orang Bugis jang dipimpin olehDaeng Perani lima saudara, dan lahirlah kesatuan Melayu-Bugis

memerangi Belanda di Selat Malaka dan dilaut-laut Indonesia ini.

Akan tetapi pada permulaan abad ke-18 Masehi kuasa Keradjaan Melayu telah lemah,

karena timbul peperangan saudara didaerah-daerah-nja jang masih luas di Semenandjong dan

Sumatra itu, hingga timbullah beberapa buah keradjaan ketjil jang menentang kepada Sultan,

jang mana pada abad itu daerah Keradjaan Melayu jang ber-Sultan ke Johor hanja tinggal Johor,

Pahang dan Pulau-pulau Riaw/Lingga sahadja lagi.

Daerah-daerah lain diutara, ialah: Kedah, Petani, Kelantan dan Trengganu memerintah

sendiri, pada abad ke-18 Masehi mendapat perlindungan dengan membajar ufti-emas

(gold-tribute) kepada Maharadja Siam. Radja Perak jang ada hubungan darah dengan Sultan di

Riaw memerintah sendiri, dan kemudian Selangor dibangunkan oleh Daeng Bugis seakan-akan

Page 26: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

tunduk kepada Sultan Perak dan melepaskan diri dari Sultan Melayu jang sudah pindah ke

Riaw.

Daerah-daerah di Sumatra, sedjak abad ke-17 Masehi telah mulai membangunkan

pemerintahan keradjaan sendiri, jaitu: Siak, Indragiri, Djambi dan lain-lain-nja, bahkan pada

awal abad ke-18 itu, Sultan di Johor diserang oleh saudaranja Radja Ketjik Sultan Siak,

menjebabkan Sultan Sulaiman Badrul Alam Sjah dibawa pindah oleh Daeng-daeng Bugis ke:

Riaw, dan Riawlah jang mendjadi Pusat Keradjaan Melayu jang terachir.

Apabila Sultan berpindah ke Riaw, maka daerah kepulauan Riaw/Lingga diperintah

langsung oleh Sultan dan daerah-daerahnja di Semenandjong (Malaya), yaitu Johor termasuk

Pulau Singapura dan daerah-daerah jang bersatu djadi Negeri Sembilan sekarang, -

diperintahkan oleh Temenggung Sri Maharadja – turunan darah Bugis dan daerah Pahang

diperintahkan oleh Bendahara Sri-Maharadja darah Bugis, kedua-dua orang besar ini

berkedudukan sebagai Gubernor mewakili Sultan, ringkasnja pembesar-pembesar itu disebut

Temenggung Johor dan Bendahara Pahang.

Adapun pada masa ini peperangan dengan Belanda didjalankan terus oleh Angkatan

Perang Melayu dan Bugis jang sama sekali tidak mau tunduk kepada Belanda, hingga kota

Melaka diduduki oleh Inggris baharulah peperangan merebut kembali kota Melaka berhenti.

Perpetjahan membawa pada kedjatuhan.

Sesungguhnja mulai dari tahun 1511 sampai tiga ratus tahun kemudiannja, kedjajaan

dan kegemilang Sri-Vi jaja, Madjapahit achirnja Melaka itu bukannja sahadja bertambah muram

dan gelap keadaannja, tetapi berpetjah-belah, seluruh nusa dan bangsa Melayu bukan sahadja

menghadapi pendjadjahan-pendjadjahan Portugis, Spanjol, Belanda, dan Inggris, tetapi lebih

sulit lagi ialah lenjapnja pusat pemerintahan jang dapat mempersatukan tenaga bangsa, disana

sini bangunlah berpuluh-puluh bahkan hampir ratusan keradjaan-keradjaan ketjil, hampir

dimana-mana ada satu batang sungai jang agak besar ramai penduduknja, disana berdirilah

satu keradjaan ketjil berdiri sendiri dan berperang dengan negeri-negeri tetangga bangsanja

sendiri jang berdekatan dengannja, disamping itu masuklah pengaruh-pengaruh kuasa asing

Page 27: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

untuk mengadu-dombakan negeri-negeri ketjil sama sebangsa Malaya itu sendiri.

Maka dengan begitulah Kuasa Keradjaan Melayu jang berpusat di Riaw, jang tadinja

dibangunkan dan dipertahankan dengan persekutuan Melayu dan Bugis djadi hilang, terutama

sesudah mangkatnja Sultan Mahmud 5jah ke-III tahun 1816 Masehi. Maka Keradjaan Melayu

itupun berpetjah dua; jaitu Putera Sultan jang ke-2 , bernama Tengku Abdul Rachman disokong

oleh pembesar-pembesar jang berpihak kepada Belanda mau didjadikan Sultan di Riaw, hal ini

disetudjui oleh Bendahara di Pahang, tetapi ditentang oleh Temenggung di Johor jang

bertempat tinggal di Singapura menghendaki putera ke-I jaitu Tengku Long djadi Sultan,

pertentangan soal ganti Sultan ini bertahun-tahun lamanja, tahun 1819 dengan disokong oleh

Belanda maka Tengku Abdul Rachmanlah jadi Sultan Melayu di Riaw. Karena pada tahun itu

djuga orang Inggeris Stamford Reffles datang ke Singapura dan berunding dengan Temeggung,

lalu Temenggung setudju menerima Inggeris masuk ke Singapura dengan mengambil Tengku

Long djadi Sultan bergelar Sultan Husain Sjah memerintah Singapura, Johore dan Muar.

Sesudah perang Napoleon di Eropah, maka pada tahun 1824 Belanda dan Inggeris pun

menentuka pembahagian daerah pengaruhnja di Nusantara Melayu (Indonesia) ini, dengan

muslihat Inggeris pada tahun itu djuga Sultan Husain Sjah dihilangkan kuasanja,

pembesar-pembesar daerah seperti : (a) Bendahara di Pahang berdiri memerintahkan sendiri

kemudian bergelar Sultan bernaung kepada Keradjaan Inggeris, (b) Temenggung di Johor

memerintah sendiri kemudiannja bergelar Sultan, dan achirnja mendjadi negeri naungan

djuga kepada Inggeris. Lihat Bab III Pasal 3.

Maka dengan begitulah kuasa Sultan Melayu jang berachir di Riaw beransur-ansur

lemah, jaitu sesudah Keradjaan Melayu itu berdaja-upaja mempertahankan kedudukannja

selama masa anggaran 300 tahun, maka achirnja lenjaplah kuasa Sultan Melayu jang berasal

dari Sri-Vidjaja itu. Di Malaya dan Brunei timbullah Radja-radja atau Sultan-sultan baru jang

djadi perkakas pendjadjah asing, dan Negeri-negeri Melayu bertjerai dari Kepulauan Indonesia

jang lainnja hingga hari ini, ketjuali daerah Kepulauan Riaw/Lingga termasuk Pulau-pulau

Unguran, Siantan, Pulau Laut dan lain-lain-nja sahadja jang masuk kepada Republik Indonesia.

Hal ini adalah akibat pendjadjahan dari Eropah Barat, chususnja Inggeris dan Belanda jang

memetjah-belahkannja. Tetapi bagaimanapun djuga Malaya adalah sebagian dari Nusantara

Page 28: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Melayu jang wilajah, sedjarah dan tumpah-darahnja satu dengan Indonesia itu.

BAB III

SEDJARAH PERPETJAHAN NEGERI MELAYU DAN TEKANAN PENDJADJAH

Adapun aliran Sedjarah dunia-Melayu (Malaynesia) atau Indonesia ini, dapat

dibahagikan kepada empat djaman:

1. Djaman pertubuhan pre-Sedjarah semendjak 50,000 tahun sebelum Masehi sampai

antara tahun 1000.

2. Djaman perkembangan permulaan berabad sofa mulai tahun 1000.

3. Djaman perkembangan dan kekuasaan jang gilang-gemilang diantara tahun 500

Masehi, mulai dari kekuasaan Tarumanegara; ke Sri-Vidjaja; masuk ke Madjapahit, berakhir

dengan Melaka tahun 1511.

4. Djaman pendjadjahan jang sudah masuk kepada 4 abad lamanja ini; jaitu

“Djaman kedjatuhan”.

Setelah melewati empat djaman tersebut, maka mulai bulan Agustus 1945 djaman

Kebangkitan Pertubuhan. Lampiran Sedjarah baru mulai dibuka untuk sedjarah bangsa dan

nusa di Asia-Tenggara ini.

Dibawah diterangkan sekadarnja djaman perpetjahan dan tekanan pendjadjah.

1. Kedatangan Perdjadjah.

Ringkasnja kedataangan pendjadjah ke Nusa dan Bangsa Melayu (Indonesia) ini seperti

diterangkan diatas, jaitu Portugis datang merampas Ibu Kota Keradjaan Melayu Melaka tahun

1511 Masehi, sesudah itu datanglah orang-orang Sepanjol, Belanda dan Inggris mendjadjah

Page 29: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

negeri-negeri disini.

Meskipun berates-ratus tahun lamanja Keradjaan-Keradjaan Melayu, Djawa, Pasundan,

Bugis dan Moro (Sulu), menentang masuknja pendjadjah-pendjadjah dari Eropah semendjak

dari abad ke-16 itu, tetapi karena perpetjahan Nusa dan Bangsa dan hilangnja pusat-pusat

pemerintahan jang kuat itu, maka dengan beransur-ansur achirnja pada abad ke-19 Masehi

didapati seluruh negeri-negeri itu di djadjah dan dibahagi-bahagi-kan oleh

pendjadjah-pendjadjah dari Eropah.

Pendjadjah-pendjadjah dari Eropah jang pertama ijalah Portugis dan Sepanjol jang

keluar mengembangkan kuasanja berdasar agama Kristian mulai pada achir abad ke-15 Masehi,

yaitu sesudah mereka itu dikepungi oleh Kuasa-Kuasa Islam di Laut Middertranean,

menjebabkan mereka mentjari djalan ke India dan daerah-daerah timur dengan djalan laut,

mula-mula-nja mereka mendjumpai djalan melalui Afrika Selatan, dan dalam sementara

mentjari djalan ke India itulah pula mereka telah mendjumpai akan djalan ke benua Amerika.

Berhubung dengan timbul perselisihan diantara Portugis dan Sepanjol mengenai perdagangan

didaerah-daerah jang mereka djumpai itu, maka pada tahun 1494 Masehi oleh Ulama Besar

Kristian Pope di Roma, dibahagikannja daerah kekuasaan didunia baru itu kepada dua kuasa

pendjadjahan; jaitu daerah-daerah baru jang didjumpai disebelah timur garis Kepulauan

Tandjung Verde mendjadi daerah kekuasaan Portugis, dan jang dibaratnja mendjadi daerah

kekuasaan Sepanjol, oleh itu Portugislah jang datang menguasai Afrika dan India ke timurnja,

Sepanjol menguasai Amerika dan ke baratnja, jaitu mereka belum tahu jang dunia ini

bulat/bundar seperti bola hingga dalam menentukan kedudukan Sepanjol jang mendjumpai

Pulau-pulau Mindanau, Luzon (Philipine) pada abad ke-16 Masehi itupun; susah akan

mempastikan apakah daerah-daerah kepulauan itu ada di barat atau di timur.

Sementara itu ada awal abad k -17 Masehi orang-orang Belanda dan Inggeris datang

pula dengan djalan Iaut jang dilalui oleh Portugis dan Sepanjol itu, dengan tidak

mengindahkan pembahagian dunia oleh Pope itu, mereka melawan, perang terhadap Portugis

dan Sepanjol, menjerang dan merampas akan kapal-kapal serta kota-kota perlabuhan jang

diduduki oleh kedua-kedua bangsa jang telah dahulu berlajar mentjari daerah-daerah

djadjahan dibahagian timur dan barat dunia ini. Inggris berangkat sebagai serigala laut jang

Page 30: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

buas.

Meskipun Inggeris dan Belanda datang ke Malaynesia (Indonesia) ini didalam masa

jang hampir bersamaan; diawal abad ke-17 Masehi itu, tetapi Inggeris memperkuatkan

kedudukannja di India, Afrika Selatan dan Amerika Utara melawan akan Portugis, Perantjis,

Sepanjol dan Belanda, sebab itu Belanda dapat memperkuatkan kedudukannja di Malaynesia

(Indonesia) melawan akan Portugis. Kekuatan Belanda masa itu dipusatkannja di Batavia dan

Kota Melaka, hampir dua abad Belanda bebas menguasai Malaynesia ini dengan hanja

menghadapi Portugis dan serangan Angkatan Perang Radja-radja Melayu dan Bugis sahadja,

jaitu hingga achir abad ke-18 Masehi, sesudah itu Inggeris turut tjampur kedaerah-daerah ini

dengan mula-mula menduduki Pulau Pinang tahun 1786 Masehi dan menduduki Bengkulen di

Sumatra Barat.

Rentjana Belanda dalam abad ke-18 Masehi itu, ijalah mau menguasai seluruh

daerah Malaynesia ini dengan mengalahkan akan Portugis di .Kota Melaka dan di Maluku, dan

menentang masuk tjampurnja Inggeris kedaerah-daerah ini. Tetapi; rentjana Belanda itu gagal

apabila petjah Perang Napoleon di Eropah, jaitu kelandjutan Revolusi di Perantjis, Napoleon

dapat berkuasa membawa tentara Perantjis menaklukkan Italia, Negeri Belanda, Sepanjol, dan

berperang dengan Inggeris. Berhubung itu Inggeris merebut djadjahan-djadjahan Perantjis,

Sepanjol, Italia, dan Belanda, jang ada di Amerika, Afrika, India dan Malaynesia ini. Oleh itu

tahun 1795 Masehi Inggeris mengambil Kota Melaka dari. Belanda, dan tahun 1811 Masehi,

dengan kekuatan sendjata Inggeris mengambil Pulau Djawa seluruhnja. Tetapi dengan adanja.

Perdjandjian Vienna tahun 1815, semua kuasa-kuasa Eropah menentang Napoleon, dan

Belanda turut bersekutu dengan Inggeris, maka pada tahun 1816 Masehi oleh Inggeris

dikembalikannja Tanah Djawa kepada Belanda, kemudian Kota Melaka dikembalikan tahun

1816 Masehi, tempat-tempat kedudukan Inggeris di Malaynesia ini hanja tinggal Pulau Pinang,

dan Bengkulen, kemudian- menduduki Pulau Singapura tahun 1819 Masehi dengan

memisahkan pulau itu dari kekuasaan Sultan Riaw.

3. Negeri Melayu dibahagi-bahagi.

Djandjinja djelas oleh kaum pendjadjah dan kapitalis Eropah itu pada awal abad ke-19

Page 31: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Masehi, nusantara negera kita buka sahadja di djadjah, tetapi dibahagi-bahagi, jaitu bertalian

dengan soal-soal politik kaum kapitalis di Eropah, maka mengenai dengan kedudukan

djadjahan mereka di Malaynesia (Hindia Timur) inipun ditentukan. Pada tahun 1824 M;

Inggeris dan Belanda menentukan pembahagian daerah djadjahannja didaerah ini, jaitu

Inggeris memberhentikan rentjana mendjadjah Sumatra, oleh itu Bengkulen djadjahan Inggeris

di Sumatra Barat. diserahkannja kepada Belanda; dan Belanda melepaskan rentjana mendjadjah

Semenandjung Malaya dengan menjerahkan Kota Melaka kepada Inggeris, Keradjaan Melayu

Riaw satu kedudukan Belanda di tanah-air kita ini, serta mereka mengadakan Perdjandjian

mengenai daerah, isi perdjandjian itu sebagai berikut:

1. Orang Belanda dibenarkan berniaga didaerah djadjahan Inggeris, sebaliknja Inggris

boleh boleh berniaga didjadjahan Belanda ketjuali di Pulau-pulau Maluku.

2. Kedua-dua bangsa hendaklah bersama-sama memerangi badjak-laut

(Melayu-Bugis).

3. Malaka dan daerah Belanda di India hendaklah diserahkan kepada Inggeris,

akan tetapi Bengkulen, Pulau Belitong dan Pulau-pulau Melayu lain-lain-nja didjadikan

djadjahan Belanda.

4. Inggeris tiada boleh mentjampuri akan hal-ichwal dalam segala perkara jang

mengenai, daerah-daerah di selatan Pulau Singapura, jakni kepulauan Riaw dan lain-lainnja.

5. Pulau Singapura tetap mendjadi milik keradjaan Inggeris.

Maka dari semendjak itu terpisah atau terpetjah belahlah Malaya dan Singapura dari

Kepulauan Indonesia jang lain-lainnja, bahkan kuasa Sultan Melayu di Riaw pun dengan

sendiri lepas dari daerah-daerah kedaulatannja di Malaya jaitu Pahang dan Johor.

Mengenai dengan pembahagian ini, meskipun Inggeris dan Belanda sedjak dari abad

ke-17 Masehi ada dalam permusuhan berebutkan tanah djadjahan, tetapi mereka senantiasa

satu dalam usaha memasukkan kuasa pendjadjahannja, dan menurut akan putusan-putusan

Page 32: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

pemerintahnja di Eropah, istimewa pula pada abad ke-19 Masehi itu Belanda sendiri telah

lemah kedudukannja di Eropah, hingga merupakan satu negeri jang turut kepada Inggeris, oleh

sebab itu pembahagian djadjahan di Asia-Tenggara ini diadakan sedemikian rupa.

Maka sedjak dari Perdjandjian itu, pemerintahan Belanda pun dengan menggunakan

kekuatan sendjata terhadap negeri-negeri ketjil, suku bangsa kita jang berhasil terpetjah-petjah

ketjil itu, pendjadjah berhasil mendjadjah akan Hindia Timur bahagiannja

berpusat di Batavia (Jakarta), dan Inggeris memasukkan kekuasaannja kepada Negeri-negeri

Melayu di Malaya dan Kalimantan-utara dengan segala tipu-daja dan kekuatan sendjata pula.

Adapun pada waktu kedua-dua pendjadjah tersebut membag-bagi2- kan Hindia Timur

ini; negeri-negeri Keradjaan-keradjaan ketjil orang-orang Melayu, Djawa, dan Bugis belumlah

lagi dapat dikuasai oleh mereka seluruhnja, hanja jang dikuasai oleh mereka, tempat-tempat

pusat perlabuhan dagang jang penting jang dibuka oleh mereka itu sendiri, umpamanja

Singapura, Batavia, Makasar, dan lain-lain-nja.

3. Tekanan Pendjadjahan.

Pada tahun 1824 Masehi itu, Negeri-negeri Melayu seluruhnja masih Merdeka penuh,

Inggeris hanja menduduki akan Pulau Pinang, Kota Melaka dan Pulau Singapura sahadja, jang

dinamakan Negeri Selat. Lima puluh tahun lamanja Inggeris mendjalankan infiltrasinja

baharulah dapat masuk mentjampuri hal negeri-negeri Melayu, jaitu manakala mereka berdaja

mengadakan Perdjandjian Pangkor dengan Sultan Perak tahun 1874 Masehi dan 40 tahun

kemudian baharulah seluruh Melayu dapat dikuasai oleh Inggeris jaitu tahun 1914 Masehi.

Tekanan pendjadjah terhadap Negeri-negeri Melayu itu ialah dengan mendjalankan dua

policies (dasar), jaitu:

A. Dasar dipetjah-petjah dan ditakluk (didjadjah).

Dasar ini adalah satu muslihat jang terutama sekali didjalankan oleh Belanda dan

Inggeris di Hindia Timur ini, jangmana Belanda-lah jang pertama mendjalankannja; jaitu

memetjahkan kekuasaan Radja-radja Djawa, mulai pada abad ke-17 Masehi, untuk meluaskan

Page 33: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

kuasa Kompeni Belanda (V.O.C.) berpusat di Batavia. Kemudian apabila Inggeris turut tjampur

mendjadjah ke daerah ini, maka usahanja bukannja sahadja memetjah dan mengadu-dombakan

dengan membangunkan Keradjaan-keradjaan ketjil orang Melayu, tetapi menghapuskan Sultan

negeri-negeri ketjil jang menentang pendjadjah, dan membangunkan Sultan-sultan baru buat

daerah ketjil jang mendjadi alat untuk mendjadjah orang Melayu, seperti mana adanja

Sultan-sultan Melayu jang masih ada sekarang, jang seterusnja djadi alat pendjadjah Inggeris.

Bertalian inilah, jang mendjadi pokok tudjuan perdjandjian Belanda/Inggeris mengenai

Hindia Timur ini, ialah menentukan tjara memetjahkan pusat kekuasaan Sultan Melayu jang

telah lebih 300 tahun melawan akan pendjadjahan-pendjadjahan dari Eropah. Kerana itulah

kuasa Sultan jang berpusat di Riaw-lah jang mendjadi sasaran pertama untuk dihantjurkan oleh

kedua-kedua pendjadjah itu.

Oleh itu, setelah pegawai-pegawai Inggeris di Singapura sesudah dapat

memperalatkan Sultan Hussain Sjah sebagai alatnja jang pertama, memetjahkan kuasa Sultan

Melayu, maka apabila kepentingan adanja Sultan itu telah habis, Maka dengan tipu

muslihatnja, tahun 1824 itu djuga Sultan Hussain Sjah menjerahkan Pulau Singapura kepada

Keradjaan Inggeris, Sultan mengundurkan diri, kemudiari daerah-daerah Johor dan Muar

diserahkannja, pula kepada Temenggung memerintah sendiri dibawah pengaruh Inggeris,

maka hilanglah kuasa Sultan sama sekali.

Menurut perdjandjian Inggeris/Belanda itu daerah-daerah dari Singapura ke utaranja

lagi masuk daerah kekuasaan Inggeris; tetapi Bendahara Pahang ditimur Semenandjong masih

tunduk kepada Sultannja di Riaw jang ada dibawah pengaruh Belanda. Maka tindakan rahasia

diambil oleh Inggeris pada achir abad ke-19 itu ialah menjokong akan revolusi ketjil jang

dipimpin oleh Wan Achmad melawan Bendahara Pahang, dan Wan Achmad menang

kemudiannja djadi Sultan alat Inggeris di Pahang.

Demikianlah seterusnja Inggeris mendjalankan siasat memetjah dan didjadjah akan

Negeri2 Melayu dan mengadu-dombakan Radja-radja Melayu seperti akan diterangkan lagi

dibawah ini.

Page 34: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

B. Dasar pintu terbuka.

Pada pertengahan abad ke-19 meskipun Belanda sudah menguasai Pulau Djawa,

Sumate ra Selatan, Sunda Ketjil, Maluku dan tempat-tempat di Kalimantan Barat, Selatan dan

Timur; tetapi Inggeris di Semenandjung Melayu hanja dapat menguasai akan tiga daerah ketjil;

jaitu Singapura, Pulau Pinang, dan Kota Melaka, ketiga daerah ini adalah kota perlabuhan jang

terpenting di Selat Melaka, dinamakannja daerah-daerah ini Straits Settlement (Negeri Selat),

dan Inggeris sudah pernah membuka Pulau Labuan dibarat Brunei tahun 1800 tetapi tidak

djaja.

Dengan tiga daerah Negeri Selat itulah Inggeris mendjalankan dasar pintu terbuka

(open door policy) terhadap Negeri-negeri Melayu jang sedang berpetjah-petjah masa itu.

Adapun sebab-sebab-nja dasar ini dibawa, ialah karena Inggeris bertudjuan kepada

pemasukan Modal untuk untung, oleh itu jang djadi pokok usahanja mendapatkan pasar

dagang dan bahan-bahan mentah, untuk ini perlu membuka negeri jang didjadjahnja untuk

kepentingan Modal dan untungnja. Sebab itu dibukakannja kota-kota perlabuhannja kepada

Buruh-Buruh murah dari Tiongkok Selatan dan dari India Selatan.

Sebenarnja, dasar ini telah dimulakan oleh orang Belanda J.P. Coen jang mula-mula

menaklukkan Bantam membuka Batavia diawal abad ke-17 Masehi. Rentjana dialah jang

pertama mendjalankan usaha memasukkan orang-orang Tionghoa sebanjak-banjak-nja, untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan jang dihadapinja terhadap perlawanan jang dilakukan oleh

orang-orang Melayu, Bugis, dan Djawa masa itu. Ini adalah dasar istimewa jang ditentukan

oleh J.P. Coen sendiri pada mula-mula menduduki Pulau Djawa. Dasar ini diturut pula oleh

Stamford Reffles (Inggeris) pada waktu membuka Singapura tahun 1819.

Dalam menjelenggarakan dasar pintu terbuka ini, Inggeris lebih berdjaja untuk

membukakan Malaya dan Serawak/Brunei kepada Buruh-Buruh murah Tionghoa dan India,

kedjajaan ini ialah oleh karena : (I) Kedudukan Negeri-negeri itu dekat dengan Tiongkok-

Selatan; dan Inggeris mempunjai perlabuhan Hongkong untuk memudahkan membawa Buruh

Tionghoa masuk kedaerah kekuasaannja, (II) India djadjahan Inggeris jang buruhnja dengan

Page 35: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

mudah dapat dibawa ke Negeri-negeri Melayu, dan (III) Penduduk orang-orang Melayu tidak

tjukup ramai untuk mengatasi Buruh-Buruh dari luar itu, seperti mana keadaan di Djawa. Oleh

itu dengan mudahlah Inggeris mengangkut akan Buruh-Buruh dari kedua-dua bangsa tersebut

untuk mendjadi alat pendjadjahannja, hingga dalam masa jang pendek Negeri-negeri Melayu

mendjadi daerah bangsa tjampuran (Kosmopolitan) jang paling hebat di Asia ini. Djadinja

dengan dasar pintu terbuka ini, dengan sendirinja menindas kepada hak politik dan ekonomi

orang Melayu jang dikatakan oleh Inggeris mau dilindunginja itu.

Dasar ini, Belanda di Indonesia tidaklah begitu djaja, karena djadjahannja di Tiongkok

tidak ada, dan ketjepatan perkembangan penduduk Pulau Djawa segera dapat mengatasi akan

bilangan bangsa-bangsa lain jang dimasukkan ke Batavia dan lain-lain kota jang dibuka oleh

Belanda di Indonesia ini, meskipun ada kurang lebih dua djuta orang-orang Tionghoa jang

dimasukkan ke Indonesia, tetapi bilangan itu tidaklah dapat mengatasi bilangan bangsa

Indonesia aseli jang lebih 70 djuta orang itu, Indonesia selamat dari pada bahaja Kosmopolitan

jang sangat membahajakan itu, ketjuali Kalimantan-Barat dan Sumatra Timur ada merasa akan

desakan jang seakan-akan2 di Malaya itu.

C. Kuasa Pendjadjahan masuk dengan kekerasan.

Sesungguhnja semendjak pertengahan abad ke-17 sampai abad ke-19 Masehi itu, Inggris

dan Belanda dengan kekerasan menekankan kekuasaan pendjadjahannja masuk keseluruh

Indonesia (Malaynesia) ini, meskipun Belanda dalam waktu permulaan kembali ke Djawa

menghadapi Revolusi Diponegoro, di Sumatera timbul Revolusi Imam Bondjol dan perlawanan

Atjeh jang dipimpin oleh Teuku Umar, Tjut Njak Dien dan hulubalang pahlawan-nja jang

gagah-berani, di Kalimantan dilawan oleh Panglima Batur, seterusnja di Sulawesi, Sultan

Hasanuddin, Daeng-daeng Bugis tetap melawan Belanda. Keturunan Daeng Rilaka Lima,

puteranja menjerang Belanda di kota Melaka dan menduduki Riaw, Johor dan Pahang.

Persatuan Melayu/Bugis berpusat di Riaw masih meneruskan perlawanannja, pun pula di Bali,

Maluku dan lain-lain-nja mengadakan perdjuangan menolak kekuasaan Belanda, tetapi pada

umumnja mudah diatasinja dan dengan aman dapatlah Belanda memasukkan kuasa

pendjadjahannja dengan menimbulkan Radja-radja dan pembesar-pembesar jang mendjadi alat

pendjadjahan, membangunkan pemerintahan Hindia Timur Belanda ditanah air kita ini.

Page 36: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Begitu pulalah halnja dengan Inggeris di Negeri-negeri Melayu, meskipun ada

perlawanan jang dilakukan oleh pembesar-pembesar seperti Dato’ Haji Said Nening, Sultan

Abdullah dan Dato’ Sagoh di Perak, Radja Mahadi di Selangor, Dato’ Kaja Bahaman di Pahang,

dan lain-lain-nja, semuanja itu perlawanan setempat-setempat, bersendiri-sendiri jang pokok

perlawanannja tidaklah bertudjuan menolak tjampur tangan kuasa asing; tetapi bersebab

mengenai soal padjak/tjukai tanah, soal pension dan sebagainja.

Inggeris, begitu djuga Belanda; dalam menghadapi perlawanan jang setempat-setempat

itu, memakai orang Indonesia sendiri untuk mengadakan penindasan kepada perlawanan itu

.dengan memakai siasat dan mengangkat akan Sultan-sultan, Radja-radja, dan Dato-dato’ jang

diberinja pension dan pangkat baru dengan mendapat sokongan jang penuh dari kuasa

pendjadjahan itu, hingga didalam kenjataan jang terdjadi; bukanlah peperangan atau

pertempuran diantara kuasa pendjadjah dengan jang mau didjadjah, tetapi pertempuran

diantara orang besar atau pemimpin jang mau menjerahkan nusa dan bangsanja kepada

pendjadjah dengan orang besar atau pemimpin jang mempertahankan hak Kemerdekaan

bangsanja sendiri, Inggeris tjampur tangan dengan alasan akan mendamaikan dan

mengamankan; tetapi dengan tjampur tangannja itulah kekuasaannja dimasukkan melalui

orang besar jang menerima Inggeris dengan baik, dan orang itulah jang djadi Sultan atau

pembesar negeri, jakni boneka alat kekuasaan pendjadjah.

Lebih djauh ditjatat oleh Sedjarah, ialah Buruh-Buruh murah dari Tiongkok dan

pendjahat-pendjahat, gangster-gangster dari Tiongkok selatan itu adalah alat pendjadjah jang

terpenting kepada Inggris untuk menghisap dan mengantjam Rakjat Bumiputera Malaya,

bilamana di djelaskan setjara djudjur hal ini mungkin tidak dirasai oleh orang-orang Tionghoa

jang datang ke Asia-Tenggara ini, duduknja hal ini ijalah

I. Kota perlabuhan Negeri Selat dibukakan pintunja oleh Inggeris dengan seluas-luas-nja

kepada orang-orang Tionghoa masuk, dan diantaranja ada pula pemimpin-pemimpin

pertengahan jang berdjiwa opportunis, berdjiwa kapitalis, tjari untung, mereka ini mendjadi

Rakjat Inggeris (British subject) sebagai penduduk Negeri Selat (Singapura, Kota Melaka dan

Pulau Pinang).

Page 37: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

II. Dari ketiga-tiga perlabuhan Negeri Selat, beribu-ribu-lah orang Tionghoa masuk

kenegeri-negeri Melayu jang bersultan, mereka mendjadi kuli lombong mengeluarkan hasil

timah dan lain-lain-nja, dan sebahagian besar mengadakan kekatjauan didalam negeri,

merampok, menjamun, dengan membangunkan kongsi gelap jang memang terkenal

dikalangan masjarakat Tionghoa suka mengerdjakan kedjahatan demikian dengan

kongsi-kongsi gelapnja seperti tertjatat dalam hikajat Abdullah, “The Yellow Slough”

(English).

III. Sementara itu Perwakilan Inggeris (British Agent) diadakan di Negeri-negeri

Melayu/ber-Sultan itu, mewakili Gubernor di Singapura untuk mengawasi perdagangan dan

Rakjat Inggeris di daerah-daerah negeri Sultan itu. (Rakjat Inggris ijalah Tiongha).

IV. Di Negeri-negeri Melayu itu timbul kekatjauan, dari kejahatan-kejahatan jang

dilakukan oleh orang-orang Tionghoa, kedjahatan mana sangat termasjhur di Malaya pada

abad ke-19 itu, oleh sebab kedjahatan itu, berlakulah pembunuhan kepada orang-orang

Tionghoa Rakjat Inggeris, bertalian dengan ini Sultan dan pembesar-pembesar Melayu

dituntut oleh pemerintah Inggeris di Negeri Selat supaja mengamankan negeri, serta

membajar kerugian atas harta dan njawa orang Tionghoa, Rakjat Inggeris jang terbunuh itu.

V. Sultan-sultan Melayu dan pembesar-pembesar-nja jang memang ta’ mungkin

mengamankan kekatjauan jang didatangkan oleh orang-orang Tionghoa jang sesungguhnja

diatur oleh Inggris dari Negeri Selat itu terpaksa menerima tuntutan-tuntutan Inggeris itu,"

dan „meminta bantuan Pemerintah Inggeris" di Negeri Selat untuk mengamankan negerinja.

VI. Inggeris mendatangkan bantuan jaitu pasukan jang terdiri dari orang India dan

Gurkha dengan membuat surat-surat Perdjandjian memasukkan Negeri Melayu jang meminta

bantuan itu kepada „Naungan” Keradjaan Duli Jang Maha Mulia Baginda King Inggeris".

Demikianlah djalannja tipu-daja djahat Inggris memasukkan kekuasaannja.

Negeri-negeri Perak, Selangor telah bernaung kepada Inggris tahun 1874; daerah-daerah

Djelebu, Sungai Udjung, Djempul dan Rembu jang satu persatu masuk diantara tahun

1874-1895 kemudian bersekutu djadi Negeri Sembilan (Negeri Minangkabau ketjil di Malaya),

Page 38: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

dan Negeri Pahang bernaung kepada Inggris tahun 1887, kemudian Negeri-negeri Melayu ini

bersekutu mendjadi Federated Malay States tahun 1896 Masehi kepada Keradjaan Inggris.

Semua negeri-negeri ini bernaung atau berlindung atas dua sebab, jaitu : (I) ,.Perang

saudara" jang kemenangannja diterima oleh pihak jang meminta bantuan Inggeris, dan (II)

Disebabkan oleh kekatjauan jang dilakukan oleh orang-orang Tionghoa serta orang Tionghoa

Rakjat Inggeris didapati terbunuh, begitulah pembangun-pembangun Pendjadjahan

Inggeris-Raya meluaskan djadjahannja, dengan djalan aman mereka telah mendjadjah seluruh

Negeri-negeri Melayu, dan tertjerailah dari kesatuannja dengan Indonesia, dengan bangunnja

Sultan-sultan dan pembesar-pembesar Melayu-Bugis jang baru; mendjadi alat pendjadjahan

Inggeris menekan kepada bangsa Melayu di Negeri-negeri Melayu.

Kemudian tahun 1909 Masehi, Negeri Melayu jang membajar ufti (tribute) kepada Radja

Siam (Thai) diserahkan oleh Keradjaan Siam kepada Inggeris pula, jaitu : Kedah, Perlis,

Kelantan, dan Trengganu, dan masing-masing negeri itu sendiri-sendiri masuk pula kepada

naungan Keradjaan Inggeris. Achirnja Johor jang tadinja diperintah oleh Temenggung,

disjahkan oleh Inggeris, Temenggung djadi Sultan, dan pada tahun 1914 Masehi masuk

bernaung djuga kepada Inggeris, demikian petjah-belah negeri dan orang Melayu itu

didjalankan oleh Inggeris di Malaya, dan terpetjahlah dari daerah Hindia Timur jang lain-lain.

Bahkan Pusat Keradjaan Melayu di Riaw achirnja lenjap semua sekali dihapuskan oleh Belanda

tahun 1913, karena Sultannja tidak mau tunduk kepada kekuasaan Belanda di Batavia.

D. Mengenai Kalimantan-Utara.

Pada abad ke-15, Negeri Brunei termasuk semua daerah Borneo Utara dan Serawak

sekarang adalah termasuk daerah Keradjaan Melayu Melaka diperintahkan oleh seorang besar

bergelar Sang-Adji. Maka sesudah djatuh Keradjaan Malaka, Brunei berkeradjaan sendiri

mendjadi pusat kesofanan orang Melayu dan Sulu-Islam didaerah Kalimantan-Barat dan

Pulau-pulau Sulu, dari sinilah adjaran Islam kembang sampai ke Mindanau, meskipun dalam

antara abad ke-17-18 M. kapal-kapal Portugis dan Sepanjol pernah sampai ke Brunei, tetapi

tidaklah dapat ditaklukkannja negeri itu. Inggeris telah sampai kedaerah, ini sesudah tahun

1800 Masehi dan mentjoba membuka Pulau Labuair dengan persetudjuan Radja Brunei, tetapi

Page 39: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

tidak djaja, hingga beberapa lama pulau itu ditinggalkannja begitu sambil orang-orang Inggeris

membuat baik kepada Radja Brunei.

Dalam anggaran tahun 1830 Masehi seorang Inggeris pegawai kepada East India

Company bernama James Brooke, telah, datang ke Brunei, bersahabat dengan Pangeran Hasjim

jang memerintah Negeri Brunei masa itu. Dengan tipu muslihatnja, dia dapat mendjadi

Radja-Putih memerintah bahagian Selatan Negeri Brunei itu, kemudian daerah-daerah-nja

diperluas, hingga djadilah daerah negeri Serawak jang diperintahnja sendiri; terpisah dari

Keradjaan Brunei. Kemudian Serawak djadi negeri naungan Inggeris. Negeri Brunei jang

tinggal ketjil itupun achirnja turut bernaung kepada Inggeris tahun 1880. Dan daerah jang

diudjung Borneo Utara jang disebut British North Borneo; asalnja daerah itu dikuasai oleh

Radja Brunei jang kemudian takluk kepada Sultan Sulu (masuk ke Philipine), daerah itu dibeli

pula oleh British North Borneo Company daripada Sultan Sulu, djadi djadjahan Mahkota

(Crown Colony) Inggeris.

Demikianlah usaha Inggeris menguasai Negeri-negeri Melayu sesudah mengadakan

Perdjandjian pembahagian daerah, kekuasaan masing-masing dengan Belanda itu. Dan Belanda

lalu dibantu pula oleh Inggeris menguasai daerah Indonesia jang luas itu dengan

mendjadikan Singapura pusat pertahanan di Asia Tenggara, dan pusat perdagangan seluruh

Indonesia, kedua-dua pendjadjahan ini senantiasa bekerdjasama menurut perdjandjian jang

mereka buat di London tahun 1898, bahkan dalam arti pertahanan dan ekonomi, Singapuralah

jang djadi pusat Indonesia, karena Negeri Belanda sendiri sedjak abad ke-19 telah mendjadi

anak tangan kepada Inggeris di Eropah dan di Asia.

Page 40: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

B A B I V .

TEKANAN PENDJADJAHAN

INGGERIS DINEGERI MELAYU

1. Djandjinja mau melindungi hak

national.

Dalam masa hampir satu abad

lamanja, sesudah Keradjaan Melayu jang

terakhir berpusat di Riaw (Bentan) itu

dibagi-bagikan daerahnja oleh

Pendjadjahan Inggeris dan Belanda, maka

berdjajalah Inggeris memetjah-memetjah

Negeri-negeri Melayu itu kepada

negeri-negeri keradjaan ketjil, dengan

mengaku akan kepala daerah ketjil itu

mendjadi Sultan atau Radja jang bernaung kepada Keradjaan Inggeris, dan mengadakan surat

Perdjandjian atau surat Persetiaan, itulah tumbuh 9 Keradjaan Melayu di Malaya dan dua

keradjaan di Kalimantan.

Adapun Perdjandjian-perdjandjian itu ditjapai sesudah daerah-daerah Negeri Melayu

itu dimasuki dan dikatjau oleh pendjahat-pendjahat Tionghoa, dan Radja-radja Melayu atau

Dato-dato Melayu jang keras hati tidak mau membuat perdjandjian dengan Inggeris

didjatuhkan, diganti oleh Radja-radja atau pembesar-pembesar Melayu jang dapat sokongan

pegawai-pegawai Pemerintah Inggeris di Negeri Selat, maka itulah antara tahun 1874 M.

sampai 1914, semua Radja-radja dan pembesar-pembesar Melayu jang suka membuat surat

Perdjandjian memasukkan negerinja kepada Naungan Keradjaan Inggeris, naik djadi Radja

atau Sultan sampai kepada turun temurunnja, dengan mendapat pension politik dari

pemerintah negerinja jang dikemudikan oleh Inggeris.

Page 41: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Dengan demikian, pada permulaan abad ke-20 M sjahlah diaku oleh Keradjaan

Inggeris ada 11 Sultan atau Radja-radja Keradjaan Negeri-negeri Melayu bekas daerah

Keradjaan Melayu Melaka dahulu, dengan merupakan negeri ketjil, jaitu : Sultan-sultan Perak,

Selangor, Pahang, dan Jam Tuan Besar Negeri Sembilan; keempat negeri ini bersekutu

dinamakan Pemerintahan Federated Malay States (Negeri Melayu Bersekutu), jang lain-lain

ialah : Sultan Kedah, Radja Perlis, Sultan-sultan Kelantan, Trengganu, Johore, Brunei dan Radja

Serawak, semua negeri-negeri ini mendjadi Negeri-negeri Melayu jang masing-masing

mendjalankan pemerintahan dibawah Naungan Keradjaan Inggeris, menurut surat

Perdjandjian jang dibuat diantara Keradjaan Negeri-negeri itu dengan Keradjaan Inggeris.

Menurut bunji surat-surat Perdjandjian diantara Radja-radja Melayu dengan Keradjaan

Inggeris, sama ada bagi masing-masing Negeri Melayu Bersekutu, atau. Tudjuh buah

Negeri-negeri Melayu lainnja itu, pokoknja ialah : Keradjaan Inggeris mengaku adanja

Pemerintahan Keradjaan-keradjaan Melayu, dan Keradjaan-keradjaan Melayu itu menerima

akan Naungan Keradjaan Inggeris, dengan memakai Pegawai Inggeris jang digelar British

Resident bagi Negeri-negeri Melayu Bersekutu, dan British Adviser bagi masing-masing negeri

lainnja itu; untuk membantu mendjalankan pemerintahan dimasing-masing negeri tersebut.

Pemerintah Keradjaan Sultan-sultan Melayu wadjiblah menerima akan nasehat-nasehat

Pegawai Inggeris tersebut dalam segala hal, ketjuali jang mengenai adat resam Melayu dan

agama Islam.

Dengan demikian, British Resident atau British Adviser itulah jang mendjalankan

pemerintahan negeri, seperti didjalankan didaerah djadjahan Inggeris, dengan memakai bahasa

Inggeris bersama-sama bahasa Melayu sebagai bahasa resminja, dan berangsur-angsur bahasa

Inggeris djadi bahasa resmi jang terutama. Dengan demikian Negeri-negeri Melayu itu

semuanja sekali dikuasai oleh Inggeris, tetapi hak national Melayu masih diakuinja.

Ditilik dari pokok Perdjandjian-perdjadjian Inggeris/Melayu, njatalah pegawai-pegawai

Pemerintah Inggeris telah diundang atau diminta oleh Sultan-sultan dan pembesar-pembesar

Melayu untuk mendjalankan pemerintahan negeri jang aman, dan melindungi akan hak

kepentingan orang Melayu sebagai satu bangsa jang mewarisi akan negeri-negeri itu, tetapi

kenjataan dari apa jang terdjadi, maka perdjandjian mau melindungi itu tidaklah

Page 42: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

disempurnakan, bahkan pihak pegawai-pegawai Inggeris menekankan kekuasaan

pendjadjahannja kepada Negeri-negeri Keradjaan Melayu, dan bangsa Melayu djadi

korak-karik ditindas oleh „open door policy" dan tanah air orang Melayu mendjadi daerah

Kosmopolitan.

Sebagai akibat dari Inggeris tidak memenuhi djandji melindungi hak bangsa orang

Melayu; sesudah negerinja dipetjah-petjahkan, maka orang Melayu jang telah djatuh sedjak

tahun 1511 M itu; pada abad ke-20 M inipun terus djatuh, bahkan akan dihilangkan sama sekali

dari tanah airnja dengan setjara berangsur-angsur, jaitu dari tahun ketahun akan

berangsur-angsur lenjap dari bumi negaranja sendiri. Naungan atau perlindungan Inggeris itu

sama sekali tidak disempurnakan.

2. Tindakan menekan politik dan pemerintahan.

Adapun tekanan jang dilakukan oleh pegawai-pegawai Ingeris, ialah dengan tjara jang

sangat halus dan berangsur-angsur, jaitu Sultan-sultan dan pembesar-pembesar Melayu jang

masih berkuasa sesudah tahun 1874 itu, diberikan kemewahan dengan pension politik, dan

dibuatkan istana jang indah, serta segala kesenangannja menurut adat-istiadat Melayu dan

agama Islam, sementara itu kekuasaan pemerintah berangsur-angsur masuk kepada tangan

British Resident atau British Adviser, hingga Radja-radja Melayu menjerahkan sahadja, “apa

kata tuanlah", artinja perbuatlah apa jang tuan Inggeris fikir baik untuk mendjalankan

pemerintahan negeri, maka itulah semakin besar kekuasaan dipindahkan kepada

pegawai-pegawai Inggeris, maka semakin banjaklah pension politik jang diterima oleh

Radja-radja dan pembesar-pembesar Melayu jang menjerahkan negerinja itu. Tekanan jang

dimasukkan itu dari Negeri Selat, tiga perkara sama-sama ditekankan masuk kenegeri-negeri

Melayu, jaitu : Modal, Buruh-murah, dan Kuasa memerintah, sebegitu banjak Modal

dimasukkan begitu pula Buruh mengikut masuk, dan begitulah kekuasaan pegawai-pegawai

Inggeris meluas masuk, dan negeri dibuka (exploitasi). Sebab itu dapat dilihat aliran gerakannja

masuk, dari selatan dan barat Malaya menudju keutara dan timur, berhubung itulah

negeri-negeri dibahagian utara-timur seperti Pahang, Trengganu dan Kelantan belum begitu

meluas dibuka oleh Modal Inggeris; djika dibandingkan dengan Perak, Selangor, Negeri

Sembilan dan Johore jang dibarat selatannja.

Page 43: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Susunan Pemerintahan jang didjalankan oleh Pendjadjahan Inggeris didalam

mendjalankan pernaungannja kepada Negeri-negeri Melayu itu ialah :

a. Daerah Negeri Selat jang meliputi daerah-daerah ketjil jang terpentji1-terpentjil,

jaitu: Pulau Singapura (termasuk Pulau Labuan di barat Brunei, Pulau Kokos dan Pulau

Chrismas), Pulau Pinang (termasuk Seberang Perai), dan daerah Kota Melaka; semuanja itu

masuk dalam kekuasaan satu Pemerintahan „Negeri Selat atau Straits Settlements (S.S.)", jang

diperintahkan oleh seorang Gubernor Inggeris, berkedudukan di Singapore.

b. Negeri-negeri Naungan jang membuat perdjandjian dengan Inggeris diantara tahun

1874-1895, jaitu: Perak, Selangor, Negeri Sembilan, dan Pahang; didjadikan „Negeri Melayu

Bersekutu atau Federated Malay States (F.M.S.)" dibentuk pada tahun 1896, dengan diadakan

Pemerintahan Persekutuan (Federal) jang pegawai Tingginja semua orang Inggeris berpusat di

Kuala Lumpur, Gubernor Negeri Selatlah jang mendjadi Kepala Pemerintahan Federal itu,

dengan digelar High Commissioner (Komasaris Tinggi), dan Pemerintahan daerah bagi

masing-masing negeri itu, dipegang oleh British Resident jang mengambil kekuasaan

pemerintahan dari masing-masing Sultan Melayu di ke empat-empat negeri itu.

c. Negeri-negeri Naungan jang diluar Persekutuan itu, dimasing-masing negeri

diadakan British Adviser jang nasehatnja mesti diterima oleh pemerintahan Sultan, dan

Gubernor Negeri Selat itu djuga jang mendjadi High Commissioner pihak Pemerintah Inggeris

terhadap Negeri-negeri Melayu itu.

Dengan gambaran seperti diatas, maka teranglah, kekuasaan memerintah ada disatukan

kepada Gubernor di Singapore; dan Negeri-negeri Melayu jang diperintah itu dipetjahkan

sedemikian rupa, hingga orang-orang Melayu itu petjahlah kepada beberapa daerah

Kesultanan atau keradjaan ketjil jang tidak berarti apa-apa itu. Maka terpetjah belahlah

orang-orang Melayu itu dengan keadaan jang tertekan gerakan politiknja, dan mati rasa

kebangsaannja, jang hidup hanja rasa kedaerahannja jang membawa kepada kemunduran dan

kelemahan bangsanja.

3. Tekanan Ekonomi.

Page 44: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Dalam waktu Inggeris mengadakan tekanan politik mengambil kekuasaan

pemerintahan di Negeri-negeri Melayu itu, didjalankan bersamaan dengan tekanan ekonomi,

jaitu:

a. Perusahaan-perusahaan ketjil orang Melayu; seperti perusahaan mengeluarkan hasil

timah, emas dan sebagainja dengan berangsur-angsur berpindah kepada Modal-besar asing

(Inggeris), hingga achirnja sesudah perusahaan tjara modern (baru) dibuka besar-besaran oleh

modal asing, perusahaan tjara primitive (kuno) jang didjalankan oleh orang-orang Melayu

dahulu diberhentikan menurut peraturan undang-undang baru yang menguntungkan

pemodal asing/borjuis-capital, maka berangsur-angsur lenjaplah perusahaan orang Melayu

dalam segala bentuk.

b. Buruh-buruh murah jang dimasukkan dari Tiongkok dan India itu, bukan sahadja

mereka mendjadi alat exploitasi Modal-modal Eropah di Negeri-negeri Melayu; tetapi

mendesak kepada kehidupan orang Melayu disegala lapangan hidupnja.

c. Dari pasar perdagangan jang baru dibuka oleh modal-modal asing itu, orang Melayu

terpaksa undur keluar dari daerah-daerah kota jang baru itu, karena desakan modal dan

pedagang-pedagang asing jang datang semakin ramai menurut Buruh dan perusahannja.

Sekarangpun, dapat dibuktikan dari kota-kota jang baru, seperti Singapore, Kuala

Lumpur, Ipoh, Pulau Pinang, dan lain-lainnja, orang Melayu diusir keluar kota, ketjuali di

dikota-kota lama seperti Kota Bahru, Kuala Trengganu, Alor-Star, Pekan, dan lain-lainnja;

masih didapati pedagang-pedagang dan pengusaha-pengusaha orang Melayu setjara primitive

dengan sedikit kemadjannja.

Ringkasnja, didalam arti ekonomi, orang Melayu bukan sahadja terbiar tidak diberi

perlindungan (naungan), tetapi ditekan dengan sehebat-hebatnja, hingga achirnja kehidupan

orang-orang Melayu didalam keadaan jang melarat dan miskin diatas tanah airnja jang

makmur, subur, dan kaja itu. Kehidupannja hanja mendjadi kaum tani dan nelajan (penangkap

ikan) dengan system jang sangat primitive seperti kehidupan datok-neneknja seratus tahun

dahulu, kaum-kaum tani Melayu itulah jang memenuhi desa-desar diluar kota, dan

Page 45: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

dihulu-hulu negeri, dan kaum nelajannja jang menduduki pantai laut, jang hidupnja dengan

keadaannja jang terbiar, bahkan terdesak oleh modal-modal asing jang memeras akan hasil

pekerdjaan mereka untuk diperdagangkan, tidak ada sesuatu perlindungan, pengawasan, dan

pimpinan dari pemerintahan jang mengaku akan melindungi hak keselamatan orang Melayu,

sebaliknja jang diberi perlindungan; ialah perusahaan-perusahaan Modal asing, padahalnja

perusahaan-perusahaan lombong (tambang) asing itu, tidak sedikit merusakkan

pertanian-pertanian Rakjat dihilir sungai jang dihulunja ada tambang-tambang timah.

Ringkasnja, perlakuan tekanan ekonomi jang ditimpakan kepada orang Melayu tersangatlah

berat, tetapi dunia tidaklah mengetahuinja.

Pegawai-pegawai Pemerintah Inggeris sesudah mendjalankan tekanan itu, memberikan

pendjelasan kepada dunia, mengatakan „Kemakmuran Malaya telah didapati daripada usaha

bekerdjasama diantara Modal dan kepintaran dari Inggeris dengan Buruh dari Tiongkok",

djadinja, tanah-air orang Melayu dilupakan dipertiadakan oleh pegawai-pegawai Inggeris, jang

tadi-tadi-nja berdjandji dengan nama King-nja akan menaungi hak bangsa orang Melayu,

bahkan lebih djauh lagi pegawai-pegawai Inggeris mempropagandakan kepada dunia;

mengatakan orang Melayu adalah bangsa „orang tidak apa-apa (care free people)", dan orang

jang MALAS", hingga tuduhan-tuduhan ini diwaktu jang perang dunia ke-II, mendjadi

tuduhan dan perasaan umum terhadap orang Melayu di Malaya.

Djadinja, begitulah rupanja hasil Naungan dan perlindungan jang Inggeris djandjikan

kepada orang Melayu pada achir abad ke-19 M jang lalu, jaitu: hak politik dan pemerintahan

orag Melayu dirampas dengan melalui nasehat-nasehat pegawai-Inggeris jang diwadjibkan

diterima oleh Sultan-sultan dan pembesar-pembesar Melayu, hak ekonomi didesak dan

dihempit didalam segala lapangan hidup kemudian propaganda didjalankan untuk menindas

terus akan orang Melayu achirnja berdjalanlah tindakan mengadakan dasar baru jang akan

melenjapkan hak bangsa, jaitu dengan mengadakan Malayanization Policy (Dasar

me-Malayan-kan) kepada Negeri Melayu, dasar inilah jang ditekan oleh Inggeris kepada

Negeri-negeri Melayu pada awal abad ke-20 ini, jang akibatnja Hak bangsa orang Melayu

dilenjapkan, digantikan oleh kedudukan hak „bangsa Malayan ", sebagai anak jang dilahirkan

oleh Inggeris-Raya di Asia Tenggara ini seperti akan diterangkan di Bab V.

Page 46: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

4. Politik adu-domba tjara baru dan tuntutan hak orang-orang Kosmopolitan.

Sementara itu, Politik adu-domba Inggeris di Malaya di abad ke-20 ini ditukar dari tjara

abad jang Ialu, jaitu tjara baru dengan mengadu-dombakan orang Melayu dengan

penduduk-penduduk bangsa asing jang ada di Malaya, jang telah djadi penduduk

Kosmopolitan (berbagai-bagai bangsa) itu.

Penduduk Kosmopolitan itu terutama dari orang-orang Tionghoa dan India lah jang

djadi penduduk asing jang ramai dan madju di Malaya, mereka ini didatangkan mendjadi alat

pendjadjahan Inggeris menekan akan orang Melayu, jaitu sesudah politik dan ekonomi orang

Melayu tertekan, maka orang-orang bangsa asing jang berada di Negeri-negeri Melayu

menuntut pula haknja kepada Inggeris, agar mereka diberi hak sebagai penduduk anak negeri

di Malaya.

Dengan ini, maka politik adu-domba Inggeris berdjalan terus; jaitu, tuntutan

orang-orang bangsa asing didjawab dengan mengatakan: „Negeri2 Melayu hanja dinaungi oleh

Inggeris jang berhak orang Melayu; Dan kepada orang Melayu jang menuntut perlindungan

hak sepenuhnja kepada Inggeris, didjawab; „Orang Melayu harus mengerti; kemakmuran

negeri ini karena adanja orang-orang dari luar negeri, dan orang Melayu jang dalam segala

hal tentu tidak dapat menguasai akan negeri”. Berhubung ini dijakinkan pula kepada

pembesar-pembesar Melayu: „Djika Inggeris tidak ada di Malaya, maka hak bangsa Melayu

akan lenjap dikuasai oleh Tionghoa", dengan begitu timbullah pertentangan tuntutan-tuntutan

politik diantara orang-orang Melayu dengan penduduk-penduduk asing itu, demikian

adu-domba baru jang berlaku di Malaya sesudah tahun 1925 sampai sekarang.

Untuk mendjalankan taktik adu-domba itu, dari kalangan orang-orang Inggeris sendiri,

dimuntjulkan dua golongan, jaitu: satu pihak menjokong akan tuntutan orang-orang asing itu,

dan satu pihak mempertahankan hak bangsa orang Melayu, bagaimana adanja pertentangan

dua golongan itu di Negeri Melayu; begitu pula kelihatannja ada dua fikiran di London.

Diantara wartawan-wartawan politik di London jang turut mempertahankan hak bangsa orang

Melayu itu ialah Wartawan George Bilainkin, dia menulis didalam bukunja „Hail Penang";

menjebutkan: „We must ever remember that we are in Malaya not as conquerors but as people

Page 47: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

whom Malay rulers invited into Peninsula. We must never allow Chinese to push out Malays

,,artinja: „Kita mustilah senantiasa ingat, jang kita berada di Malaya bukanlah sebagai

pendjadjah, tetapi sebagai orang jang diundang oleh Radja-radja Melayu ke Semenandjong ini.

Kita mustilah djangan membenarkan orang Tionghoa menekan akan hak orang Melayu.

Perkataan-perkataan seumpama ini bukan sahadja ditulis dan diperkatakan oleh

wartawan seperti. G. Bilainkin jang datang dari London ke Malaya, tetapi sering dibitjarakan

oleh pegawai-pegawai Tinggi Inggeris di Malaya maupun di London. Akan tetapi bukti jang

ternjata dari kedjadian jang sebenar-benar-nja adalah sebaliknja, hak orang Melayu ditekan,

ditekan dan mau dihapuskan serta diadu-dombakan-terus-menerus, hingga hak bangsa orang

Melayu tidak ada lagi. Dan Inggeris mau djadikan semua Negeri-negeri Melayu sebuah negeri

kepunjaan bersama jang penduduk-penduduk-nja ta'at setia kepada Great Britain dengan

menurut pimpinan orang-orang Inggeris. Demikianlah tekanan Pendjadjah Inggeris kepada

Nusa dan Bangsa Melayu.

B A B V.

HAK NATIONAL ORANG MELAYU DIBAHAGI-BAHAGI

1. Perlakuan merobek djandji.

Adapun perdjandjian-perdjandjian jang dibuat diantara tahuri 1874 sampai 1914 jang

Keradjaan Inggeris akan memberikan perlindungan kepada hak national Melayu itu; semuanja

dengan diam-diam dirobek-robek oleh Pegawai Inggeris jang datang memerintah di

Negeri-negeri Melayu, mereka datang bukanlah menjempurnakan dari apa jang ditentukan

mengikut surat-surat Perdjandjian, tetapi datang membukakan Negeri-negeri Melayu,

melenjapkan hak bangsa orang Melayu, menekan kepada bangsa dan nusa orang Melayu,

seperti mana telah terbukti dengan keadaan jang ada sekarang ini di Negeri-negeri Melayu.

Dengan tegasnja dapat dikatakan bahwa pekerdjaan jang diselenggarakan oleh

Pegawai-pegawai Tinggi Inggeris ke Negeri-negeri Melayu bukanlah mau menjelenggarakan

(execute) akan perdjandjian jang dibuat dengan orang Melayu, tetapi berusaha merubah dan

Page 48: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

menekan isi perdjandjian itu daripada longgar kepada kemas-ketat daripada berkuasa kepada

tidak berkuasa dengan memindahkan kuasa sebanjak-banjak-nja kepada Pegawai-pegawai

Tinggi Inggeris, demikianlah dari satu perdjandjian kesatu perdjandjian jang dibuat diantara

Wakil Mahkota Inggeris dengan Sultan-sultan Melayu. Jang mana segala perbuatan

pegawai-pegawai Inggeris itu sangat bertentangan dengan djandji jang semula.

Perbuatan Inggeris jang amat bertentangan itu dapatlah dianggap sebagai satu

perbuatan menghantjurkan hak bangsa Melayu, jang mana satu perbuatan jang tidak dapat

dilupakan oleh sedjarah Asia, perbuatan mana masih terang-terang dapat dibuktikan sekarang

ini djuga. Tidak ada daerah jang mendjadi Kosmopolitan begitu rupa didalam dunia ini, tetapi

Negeri-negeri Melayu jang dinaungi Inggeris, tidak ada diabad ke-20 ini bangsa jang mau

dihilangkan hak bangsanja diatas tanah-air pusakanja, tetapi hak bangsa orang Melayu jang

dinaungi oleh Inggeris, jaitu seperti mana direntjanakan oleh pihak Inggeris mau menjerahkan

Negeri-negeri Melayu kepada satu bentukan bangsa baru jang dinamakannja “Malayan

Nationality”.

Adapun perbuatan Inggeris itu djika diteruskannja adalah mendjadi satu tanda hitam

jang djadi kenang-kenangan kepada Asia, dan kita akan menjaksikan seterusnja sampai kemana

perbuatan itu mau diteruskannja.

2. Tuntutan penduduk Kosmopolitan.

Sebagai akibat dari 50 tahun open-door policy (politik membuka pintu) jang didjalankan

oleh Inggeris di negeri-negeri Melayu, dengan tidak mengindahkan kepentingan dan

keselamatan hak bangsa orang Melayu, maka sebelum tahun 1941 didapati daripada bilangan

kurang lebih 6 djuta orang penduduk Malaya dan Singapura: 45 % Melayu dan Indonesia, 39 %

Tionghoa, 14 % India, dan kurang dari 2 % lain-lain bangsa. Tetapi sebahagiah besar

orang-orang Tionghoa berada di Singapura. Djadinja penduduk Malaya sendiri didapati 54%

orang Melayu-Indonesia; 32% Tionghoa; lebih 14% Indian, dan lebih 1% lain-lain bangsa.

Orang-orang Melayu-Indonesia itu, pada umumnja adalah kaum tani penduduk desa jang

mendjalankan pertanian setjara primitive (kuno) karena mereka terbiar dengan keadaan tjara

lama. Selang penduduk Kosmopolitan mendjadi penduduk kota-kota baru jang dibuka oleh

Page 49: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Inggeris.

Sesudah tahun 1925, penduduk-penduduk Kosmopolitan, terutama dari golongan

Tionghoa, menuntut hak sebagai hak anak negeri di Malaya, dan banjak pula diantara mereka

mengaku dua kewargaan, jaitu warga negara aselinja dan warga negara djadjahan Ingeris

(British Subjects), Inggeris pada mula-mula-nja menolak akan tuntutan mereka itu dengan

memberikan alasan Negeri-negeri Melayu kepunjaan orang Melayu. Tetapi itu sekadar alasan

sahadja, pihak Inggeris tidaklah ada tjita-tjita untuk melindungi hak bangsa Melayu itu,

pihaknja mempunjai rentjana menghilangkan bangsa Melayu.

3. Malayanization Policy; melenjapkan hak national orang Melayu,

Tudjuan Inggeris sesudah Perang dunia ke-I, ialah dengan merentjanakan djalan akan

menghilangkan semua sekali hak national orang Melayu dengan tjara beransur-ansur, langkah

jang mula-mula-nja; ditukarnja nama Malay Peninsula (Semenandjong Melayu) mendjadi

„Malaya”, dan kadang-kadang ditulis British-Malaya.

Sesudah itu diusulkannja supaja perdjandjian lama dengan Sultan-sultan Melayu

diubah, oleh itu timbullah Malayanization Policy, jakni mau ME-MALAYAN-KAN

Negeri-negeri Melayu, seperti mana negeri di Afrika Selatan di South African-kan mendjadi

warisan bersama diantara bangsa-bangsa Kosmopolitan jang berkulit putih, dan

Malayanization ialah Kosmopolitan orang Asia dan Eropah dipimpin oleh orang Eropah

(Inggeris), karena orang-orang Asia (Melayu, Tionghoa, India, dan lain-lain) tentu tidak dapat

bersesuaian faham dengan sama-sama Asianja, melainkan dengan pimpinan Inggeris atau

orang kulit putih. Dengan tudjuan itulah rupa-rupa-nja Malayanization Policy didatangkan.

Pada djaman politik ini direntjanakan di Malaya, memanglah perasaan bersatu diantara

bangsa-bangsa Asia masih sangat tipis, terutama di Malaya; penduduk Kosmopolitan itu

senantiasa bertentangan didalam arti kehidupan, kesofanan, dan kemauannja, maka jang dapat

djadi orang perantaraan didalam perselisihan atau pertentangan orang Kosmopolitan-Asia di

Malaya itu ialah orang Eropah (Inggeris) jang mendjalankan pemerintahan. Oleh itu taktik ini

berguna sangat dipakai untuk memperkuatkan kedudukan Inggeris di Malaya, jaitu berdiri

Page 50: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

diatas Malayan.

Djadinja, tudjuan chusus jang terkandung didalam politik Inggeris mau melenjapkan

hak national orang Melayu dengan memberikan Negeri-negeri Melayu mendjadi hak

kepunjaan bersama diantara Tionghoa, India, Serani (Indo), Melayu, dan Inggeris, serta

lain-lain-nja dengan nama „Bangsa Malayan" itu, ialah melahirkan satu bangsa ketjil di Asia

Tenggara ini jang nanti senantiasa menggantungkan diri kepada Inggeris, lantaran dikalangan

bangsa ketjil baru itu sendiri tidak akan rukun, oleh karena perbedaan hidupnja itu, hingga

selamanja mereka hidup sebagai anak jang senantiasa meminta dirukunkan (damaikan) oleh

bapanja, jaitu orang kulit putih (Inggeris).

Sebelum. Perang-dunia ke-II, pertentangan didalam djiwa diantara

penduduk-penduduk Kosmopolitan makin bertambah besar, orang Melayu merasa mempunjai

Malaya, selang orang-orang Tionghoa dan India membangga-bangga-kan pergerakan

nationalnja masing-masing, hingga timbullah Malayan-Chinese, Malayan-Indian,

Malayan-Eurosia n dan lain-lain-nja.

Setelah Malaya diduduki Tentara Djepang tahun 1942-1945 terbentuklah Malaya

Peoples Anti Japanese (Fascist) Army, disamping itu masing-masing bangsa Indian, Chinese

(Tionghoa), dan Melayu mempunjai tjaranja sendiri untuk menjelamatkan kedudukan

bangsanja masing-masing menghadapi tekanan pendjadjahan Tentara Djepang itu, Inggeris ada

dipihak MPAJA dan dari India; Inggeris bersuara mendjandjikan bersetudju membangunkan

Malayan Democratic Government.

Pihak Nationalist Melayu meskipun turut tjampur kepada MPAJA, tetapi setelah

melihat suasana tahun 1944 itu mengetjewakan, pimpinannja terus membela kepada tudjuan

asalnja mau mempersatukan Malaya kepada Indonesia Merdeka. Jakni Nationalist Melayu

tetap menolak tudjuan me-Melayan-kan Negeri Melayu, kerana dirasainja itu membahajakan

kepada kedudukan hak nationalnja.

Setelah Djepang menjerah, Inggeris kembali ke Malaya bulan September 1945, tindakan

jang pertama ialah merampas akan kuasa semua Sultan-sultan Melayu dengan menjodorkan

Page 51: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Perdjandjian „Mac Mecheal” supaja ditanda tangani oleh Sultan Melayu, mengaku menjerahkan

kedaulatan negerinja masing-masing kepada Maharadja Inggeris. Dibelakang surat

perdjandjian jang dipaksakan itu ber-bisik-bisik-lah suara menuduh-nuduh jang Sultan-sultan

dan orang Melayu bekerdja-sama dengan Djepang, dan dibawah ugatan dan tuduhan itulah

Sultan-sultan Melayu menanda tangani perdjandjian itu, dan oleh Inggeris dibangunkanlah

Pemerintah Malayan Union jang Malaya sebagai djadjahan langsung dibawah Mahkota

Inggeris, jang akan mendjalankan Rentjana Malayanization-nja.

4. Pergerakan menentang Inggeris (Federasi Malaya).

Meskipun pihak penduduk-penduduk Kosmopolitan (bukan Melayu) pada

mula-mula-nja menerima baik akan Malayan Union, tetapi setelah dirasainja, itu satu tjara baru

mendjadjah Malaya, dan djandji-djanji kepada MPAJA tidak disempurnakan oleh Inggeris,

maka orang-orang bukan Melayu pun turut pula menentang Malayan Union itu. Inggeris

dalam menghadapi kepada tentangan itu, lalu mengambil kembali kepada Sultan-sultan

Melayu dengan memberikan hak lambang (symbol) kepada Sultan-sultan Melayu, jaitu segala

kekuasaan pemerintah negeri didjalankan dengan melalui Sultan-sultan dan

pembesar-pembesar Melayu sebagai salurannja, tetapi jang sebenar-benar-nja berdjalan itu

kekuasaan pendjadjah Inggeris.

Untuk menjempurnakan ini, dikatakannjalah Perdjandjian Mac Mecheal ditjabut

kembali, dan pemerintahan Federation of dibangunkan Djanuari tahun 1948, dengan kekuasaan

pegang oleh Pegawai Tinggi Inggeris berkedudukan High Commissioner, dan

Keradjaan-keradjaan Sultan Melayu dikatakan berdjalan memerintah didaerah-daerah-nja

masing-masing dengan dijalankan oleh masing-masing Menteri Besar. Sementara itu kekuasaan

jang sebenar-benar-nja ada ditangan Pegawai Inggeris (Resident Commisioner), dan arah jang

ditudju oleh pemerintah Federation of Malaya ialah membangunkan „Malayan Nationality”,

menurut Inggeris mau membangunkan satu bangsa ketjil jang menggantungkan hidupnja

kepada Inggeris seperti diterangkan tadi

Adapun Federation of Malaya disambut dengan Revolusi oleh sebahagian penduduk

Malaya, Revolusi ini dipimpin oleh pemimpin-pemimpin Malayan Peoples Anti Japanese

Page 52: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

dahulu, terdiri dari pimpinan Malayan Communist Party (MCP), Malay Nationalist Party

(MNP), Malayan Democratic Union (MDU) dan lain-lainnja dengan membentuk Tentara

Pembebasan Rakjat Malaya. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Emergency Law

(Undang-undang Keadaan Bahaja) mulai pada 20 Djuni 1948. Dengan Emergency

Law itulah semua partai-partai politik jang menentang Federation of Malaya dibasmi,

diantaranja dari pihak organisasi-organisasi Nationalist ialah Malay Nationalist Party,

Angkatan Pemuda Insjaf (API), Angkatan Wanita Sedar (AWAS), dan lain-lain-nja, dengan

orang Melayu berserta pemimpin-pemimpin-nja ditahan oleh pemerintah, diantara

pemimpin-pemimpin national Melayu jang ditawan oleh pemerintah, diantara

pemimpin-pemimpin national Melayu yang ditawan ialah intje Ishak bin Hadji Mohammad,

Ahmad Bustaman, Ustad Hadji Abu Bakar, Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Thaha Kalu, dan

lain-lain-nja. Lain daripada itu beberapa buah kampong dan desa dikosongkan oleh pemerintah

Inggeris, penduduk-penduduk-nja ada jang dibunuh, ada pula jang ditahan, serta dipindahkan,

hingga berdjalanlah pemerintahan liar dinegeri itu berundang-undang mulut bedil dan mata

pedang sahadja.

5. Usaha Inggeris me-Malayan-kan Melayu.

Dalam usaha mematahkan Revolusi Rakjat di Malaya itu, Inggeris terus berusaha

membentuk bangsa baru di Malaya, jaitu Bangsa Malayan (bukan Melayu atau Malaya, tetapi

Malayan) jang telah lama direntjanakannja itu. Rentjana Malayan itu disokong oleh sebahagian

besar kaum modal Tionghoa dan India, dan lain-lain-nja, dan sangat diusahakan oleh

saudagar-saudagar Inggeris, tetapi sebahagian besar orang Melayu dari golongan manapun

djuga menolak akan Malayan-Nationality itu.

Untuk mengatasi akan penolakan orang Melayu jang tidak mau djadi Malayan itu, oleh

Inggeris segera dipakainja United Malay Nationalist Organization (U.M.N.O.) jang dipimpin

oleh Dato Onn bin Djaafar. ini, tadinja adalah gabungan organisasi-organisasi politik orang

Melayu jang didirikan oleh Malay Nationalist Party tahun 1946, dalam usaha menentang

Malayan Union. Apabila M.N.P. dan organisasi-organisasi sefahamnja keluar dari U.M.N.O.

karena menentang Constitution Federation of Malaya, buatan Inggeris; maka pihak jang

menerima akan Constitution (Undang-udang Dasar) itu tetaplah didalam U.M.N.O, maka

Page 53: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

petjahlah dua badan politik orang Melayu, jaitu U.M.N.O. pro-Inggeris, dan M.N.P. dengan

badan sefahamnja membentuk organisasi Pusat Tenaga Rakjat (PUTERA) meneruskan

perdjuangannja anti pendjadjah, menuntut Kemerdekaan penuh bagi Malaya.

Rakjat Malaya bersatu menolak akan rentjana Federasi Malaya jang dibentuk Inggeris,

dan menolak akan „Malayan Nationality", oleh itu pada awal tahun 1947 badan-badan politik

jang bukan Melayu (Tionghoa, India dan lain-lain-nja) pun, dengan dipimpin oleh Malayan

Democratic Union (M.D.U.) mengadakan badan gabungan bernama All Malaya Council of Joint

Action (A.M.C.J.A.). Pada tgl. 25 Agustus tahun 1947 pihak PUTERA dan A.M.C.J.A.

mengadakan Kongress memadjukan usul (draft) Constitution baru bagi Malaya, dengan

mengambil putusan jaitu: „Semua penduduk-penduduk jang setia mau djadi Rakjat Malaya

mendjadi „bangsa Melayu (Malay-Nationality). Tetapi usul dan putusan Kongress ini ditolak

oleh Pemerintah Inggeris, jang akibatnja membawa kepada pertempuran jang berdjalan di

Malaya sekarang.

Inggeris dukung kepada U.M.N.O., dan dengan U.M.N.O- lah Federation of Malaya

dibangunkan, jang kemudian disokong oleh Malayan Chinese Association, Malayan Indian

Congress, Malayan Ceylonese Association, dan Malayan Association (Orang-orang Eropah) dan

lain-lain badan jang menghendaki adanja bangsa Malayan jang terpetjah-petjah sedemikian

rupa.

U.M.N.O jang tadinja menerima anggauta hanja untuk golongan orang Melayu sahadja

dan menolak orang lain bangsa masuk djadi bangsa Melayu, lalu tahun 1950 mengambil

langkah sebaliknja, jaitu akan menerima orang-orang bukan Melayu masuk anggauta U.M.N.O,

bahkan lebih aneh lagi jaitu menerima tudjuan mendjadikan orang Melayu djadi bangsa

Malayan (Malayan Nationality), artinja menghapuskan hak bangsa Melayu

(Malay-Nationality), meskipun umunmja pengikut-pengikut-nja tidak mau, tetapi

pemimpin-pemimpin besarnja mau djadi bangsa Malayan, demikianlah bangsa Melayu akan

dilenjapkan haknja didjadikan Malayan, dan tanah air orang Melayu dibahagi-dibahagi-kan

djadi hak kepunjaan bersama oleh orang-orang Kosmopolitan. jang dibawa oleh. Inggeris ke

Malaya.

Page 54: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

6. Alasan mendjadikan bangsa Malayan.

Adapun keinginan mendjadikan semua penduduk Kosmopolitan di Malaya itu djadi

Bangsa Malayan telah dikemukakan sebelum tahun 1930, terutama oleh orang-orang Tionghoa

nationalist, alasannja ialah:

I. Orang-orang Melayu bukanlah bangsa mempunjai Malaya, karena orang-orang

Melayu adalah orang-orang jang datang dari Djawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan

Kepulauan Indonesia jang lain-lain-nja, djadinja mereka sama-sama djuga datang seperti

orang-orang Tionghoa, Indian, Ceylonese dan lain-lain-nja.

II. Kemadjuan Malaya sekarang adalah dibuka dengan modal dan tenaga

bangsa-bangsa jang baru datang itu, oleh itu Malaya harus djadi kepunjaan bersama diantara

bangsa-bangsa jang menduduki Malaya

III. Sebagai tjontoh dapatlah dibandingkan dengan kemadjuan Amerika, Kanada,

Australia, dan lain-lain negeri jang dibuka oleh bangsa-bangsa dari Eropah, jang sekarang

mendjadi bangsa-bangsa American, Canadian, Australian, dan lain-lain-nja; oleh itu penduduk

Kosmopolitan di Malaya patutlah djadi Malayan mempunjai hak bersama akan negeri itu.

Alasan-alasan dan pandangan ini ditentang oleh orang Melayu sedjak dari mula-mula

fikiran itu dilahirkan, tetapi rupa-rupa-nja Pegawai-pegawai Tinggi Inggeris sambil mengaku

akan melindungi hak bangsa Melayu sambil merentjanakan Malayanization Policy untuk me-

Malayan-kan hak bangsa Melayu.

7. „Malaya hak Bangsa Melayu".

Demikian slogan orang Melayu, walaupun mereka sudah begitu lemah tidak

mempunjai tenaga jang kuat lagi didalam arti politik dan ekonomi, tetapi mereka jakin kepada

keadilan dunia.

Tiga alasan me-Malayan-kan Malaya itu tidaklah benar, oleh karena:

Page 55: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

I. Seperti telah diterangkan oleh Sedjarah, bahwa Malaya mulai dari abad ke-6 sudah

mendjadi daerah Keradjaan Melayu Buddha Sri-Vidjaja dan negeri itu sudah dipunjai oleh

orang Melayu, jang pada abad ke-14 Malaya mendjadi daerah Madjapahit, dan diabad ke-15

Keradjaan Melayu Islam Malaka telah berkuasa buat seluruh Malaya, Sumatra, Riaw Lingga,

dan Brunei, hingga tahun 1511, Kota Melaka diserang oleh Portugis, djadinja datangnja

orang-orang dari Sumatra, Djawa, Bugis, dan lain-lain-nja ke Malaya adalah ulang-alik didalam

daerah tanah-air sendiri, sama seperti ulang-alik diantara orang-orang Pulau Hainan dengan

orang-orang di Kuantung. Tetapi orang Tionghoa, India, dan lain-lain jang datang ke Malaya

diabad ke-19-20 adalah orang asing jang datang kenegeri Melayu jang sedang didjadjah

Inggeris.

II. Kemadjuan Malaya dibuka oleh mereka bersama itu, ialah karena mereka

dibawa oleh Modal pendjadjahan Inggeris jaitu sama djuga seperti kedatangan orang-orang

India ke Afrika dan orang Negro ke Amerika. Bahkan mereka telah mendjadi alat pendjadjahan

lantaran desakan ekonomi dinegeri-negeri asalnja, sebab itu tidaklah seharusnja mereka

merebut hak bangsa Melayu, terutama diwaktu kebangkitan bangsa-bangsa Asia sekarang,

djika mereka mau djadi penduduk Malaya sebagai bangsa; mereka masuk sahadja djadi bangsa

Melayu, seperti mana dilakukan oleh orang2 Tionghoa, India, Arab, dan lain-lain-nja jang

datang ke Negeri Melayu pada djaman dahulu, orang Melayu jang ada sekarangpun adalah

tjampuran darah dari India, Tiongkok, Arab, dan lain-lain-nja djadi „Bangsa Melayu".

III. Malaya diabad ke-20 ini tidaklah dapat disamakan dengan Amerika dan

Australia diabad ke-17 dan 18 dahulu. Orang-orang Eropah datang ke Amerika dan Australia

tidak mendjumpai pemerintahan jang teratur dan kesofanan manusia tang sempurna,

orang-orang Eropah datang membuka negeri itu dengan mengatur pemerintahan dan

kesofanan oleh mereka sendiri, hingga mereka boleh mempunjai negeri itu dengan bangsa

barunja American, Canadian, Australian, dan sebagainja. Tetapi orang Eropah sampai di

Malaya tahun 1509 mendjumpai Keradjaan Melayu Melaka jang besar kuasanja dan diserang

Page 56: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

oleh Portugis tahun 1511 tidak dapat menaklukkan seluruhnja, bahkan kemudian Belanda dan

achirnja Inggeris datang, hingga abad ke-20 Negeri Melayu tetap sebagai negeri dibawah

lindungan Keradjaan Inggeris jang hak bangsa Melayu diaku.

Maka tersangatlah bertentangan dengan hak kemanusiaan ka bangsa Melayu

dihapuskan diganti dengan bangsa Malayan, bangsa Melayu akan mempertahankannja (lihat

Bab VI buku ini).

BAB VI.

ORANG MELAYU MEMPERTAHANKAN HAK NATIONALNJA.

1. Kata-kata Hang Tuah.

„Bangsa Melayu tidak akan hilang didunia", demikian kata Laksamana Hang Tuah

waktu memperdjuangkan kebangunan dan kebesaran Malaka. Sesudah itu, waktu Hang Tuah

akan melangkahkan kakinja jang terachir keluar dari Istana Radja Malaka, dia meninggalkan

amanat, katanja „Taubatlah aku berbuat baik dengan Radja Melayu; berbuat baik

berpada-pada, berbuat djahat djangan sekali-kali".

Sesunguhnja dari kata-kata ini, rupa-rupa-nja Hang Tuah jang hidup 500 tahun dahulu

telah merasa insjaf akan apa jang akan terdjadi kepada bangsa orang Melayu, jaitu sesudah

Hang Tuah hilang; Keradjaan Melayu Malaka djatuh, bangsa Melayu menghadapi djaman jang

pahit, penuh dengan mala-tjelaka jang beratus-ratus tahun lamanja menudju kepada

kehantjuran dan kemusnahannja, tetapi Hang Tuah masih jakin; meskipun telah tergambar

olehnja jang bangsa orang Melayu akan djatuh, tetapi akan dapat bangun menebus kembali

semua hak pusaka warisan bangsanja.

Maka oleh itulah, Hang Tuah memberi amaran (memperingatkan) kepada anak

tjutjunja, djanganlah lagi mempertjajakan kepada Radja-radja Melayu, mereka-mereka itulah

jang membinasakan negeri dengan menjerahkan negerinja kepada orang asing. Bagi orang

Melayu hendaklah berhati-hati, bertaubatlah djangan lagi mengikut kepada Radja-radja

Page 57: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Melayu, dan hendaklah berbuat baik berpada-pada; jakni djangan terlalu sangat baik hingga

menjerahkan hak kebangsaan kepada orang lain jang datang menumpang ditanah air kita,

tetapi djangan pula sampai suka berbuat djahat, jakni merusak dan memusuhi orang-orang

asing. Djadinja jang dikehendaki oleh Hang Tuah; supaja anak tjutjunja orang Melayu

senantisalah berhati-hati, mendjaga kepentingan nusa dan bangsanja. Sekarang apa hendak

dikata lagi; nasi sudah mendjadi bubur, tanah pusaka orang Melayu sudah dikuasai oleh orang

asing lantaran orang Melayu masih terlalu pertjaja kepada Radja-radja dan terlalu berbuat baik

kepada orang asing (pendjadjah). Begitupun, harapan masih ada untuk orang Melayu bangun

kembali, agar bangsa Melayu tidak terhapus (hilang) dari dunia, jaitu djika mereka segera sadar

dan insjaf serta segera menurut akan pimpinan, pemimpin-pemimpin nationalnja jang sedjati

lahir dari kalangan Rakjat sendiri, demikian tafsiran dari perkataan Hang Tuah itu.

2. Kesadaran bangsa Melayu.

Bagi bangsa Melayu sesudah Keradjaan Melayu Melaka dirampas oleh Portugis tahun

1511 itu, meskipun Sultan-sultan Melayu keturunan Melaka itu dapat memindah-mindah-kan

kedudukan pemerintahannja seperti disebutkan didalam Bab III dan IV, tetapi pada

pertengahan abad ke-19 didapatilah Negeri Melayu sudah berpetjah-petjah dan bangsa Melayu

pun berpetjah-petjah kepada daerah-daerah ketjil mengikut telundjuk Sultan-sultan jang

memerintah daerah-daerah ketjil itu sahadja, dan negerinja sudah dimasuki oleh kuasa dan

modal dari luar negeri.

Adapun kesadaran orang Melayu merasa, jang hak tanah airnja sudah diserahkan oleh

Sultan-sultan Melayu jang berpetjah-petjah itu kepada bangsa-bangsa lain ialah tahun 1927,

kesadaran ini terutama dengan adanja pergerakan-pergerakan national jang menuntut

Kemerdekaan di Indonesia, India, Mesir, Marokko dan lain-lain-nja, bahkan dikalangan

pemuda-pemuda Melayu ditahun 1929 ada pula jang sudah turut djadi anggauta Persatuan

National Indonesia jang berpusat di Bandung, dan tjita-tjita Indonesia-Raya mulai pula tumbuh

di Malaya.

Maka pada masa itu mulailah lahir surat-surat kabar Melayu jang membawa

fikiran-fikiran politik, kemudian timbullah penulis-penulis jang membela nasib Rakjat Melayu,

Page 58: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

penulis-penulis jang mengeluarkan fikiran jang merasa tidak puas akan tindakan-tindakan

pemerintah melakukan exploitasi dengan dasar pintu terbuka, dan sebagainja, diantara lima

tahun kemudian timbul pula suara-suara menghendaki supaja orang-orang Melayu

mengadakan Perkumpulan-perkumpulan (Partai-partai) politik untuk membela nasib

bangsanja, tuntutan demokrasi makin meluas dikalangan pemuda-pemuda, keinsjafan makin

mendalam dikalangan sebahagian Rakjat jang terhitung golongan melarat.

Pihak Sultan-sultan dan keluarga Radja serta Dato-dato tidak suka akan suara-suara

jang menghendaki demokrasi dan menuntut persamaan hak itu, serta tidak menjetudjui akan

adanja badan-badan politik jang akan membela hak bangsanja, diantara Sultan-sultan dan

orang besar-besar Melayu jang saban bulan menerima pension politik jang banjak itu ada jang

mengatakan: „Orang Melayu tidak boleh tjampur politik, karena politik negeri dan bangsanja

ada ditangan Sultan-sultan dan pembesar-pembesar Melayu jang harus ditaati dengan setia

oleh orang-orang Melayu. Orang Melayu tidak boleh durhaka kepada Radja-radja-nja

Demikianlah suara-suara dari kalangan Radja-radja Melayu, jang masa itu belum sadar

jang Negeri-negeri-nja sudah masuk perangkap Malayanization Policy Inggeris, dan

penduduk-penduduk Kosmopolitan sedang menuntut supaja mereka diberi hak jang sama

dengan orang Melayu, dan supaja penduduk Malaya seluruhnja didjadikan bangsa Malayan

jang memiliki bersama akan Malaya, seperti mana bangsa-bangsa orang dari Eropah

menduduki dan memiliki Amerika, Australia, dan Afrika Selatan. Pihak Radja-radja dan

pembesar-pembesar Melayu masih djuga mau bertangan besi dengan bermaharadjalela kepada

orang Melayunja itu.

Akan tetapi kesadaran national telah tumbuh dikalangan pemuda-pemuda Melayu,

runtunan fikiran jang menghendaki supaja orang Melayu mengadakan Partai politiknja makin

kuat, terutama didorong oleh surat-surat kabar kebangsaan seperti surat kabar Madjlis di Kuala

Lumpur dan lain-lain-nja. Achirnja dalam tahun 1937 lahirlah Persatuan Melayu Perak, sesudah

itu Kesatuan Melayu Selangor, berturut-turut pula dengan adanja Persatuan-persatuan Melayu

di Pahang, Negeri Sembilan, Kelantan, Serawak, dan lain-lain-nja merupakan

Persekutuan-persekutuan jang berhaluan politik membela hak nationalnja dengan tjara

bekerdja-sama dengan pemerintah, setia kepada Sultan dan Keradjaan Inggeris. Oleh itu

Page 59: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sultan-sultan dan Pembesar-pembesar Melayu pun menjetudjuilah adanja badan-badan

persekutuan politik seperti itu, dan diantara Radja-radja, Pembesar Melayu itu berebut-rebut

pula mau memegang pimpinan, hingga hampir seluruh badan-badan politik jang

bekerdja-sama itu dipimpin oleh kaum Radja dan Pembesar-pemebesar Melayu.

Pemuda Melayu jang progressive sesudah melihat adanja badan-badan politik Melayu

jang dibangunkan sedemikian rupa, maka diantara begitulah ditimbulkannja gerakan

undergroundnja jang bergerak sedjak tahun 1930 didjadikan gerakan terang pada tahun 1938

dengan memakai nama Kesatuan Melayu Muda (Malay Youth Organization) atau K.M.M;

Kesatuan ini tidak menjebutkan setia kepada Sultan dan Keradjaan Inggeris, tetapi tidak pula

menjebutkan non-cooperation, hanja bekerdja membangkitkan kesadaran bangsa dan

peladjaran dikalangan anggauta-anggautanja jang terutama diperkuatkannja keanggautaan

dari kalangan bawahan, kesatuan ini tidak memakai definasi (takrif) Melayu menurut seperti

badan-badan politik jang ada itu, Kesatuan ini menghendaki kesadaran kepada kesatuan

national besar dengan seruan “Melayu-Raya”, yakni meliputi seluruh Kepulauan Melayu,

artinya ialah Indonesia-Raya, menurut fahaman nationalnya; Malaya adalah sebahagian dari

Indonesia jang dipisahkan oleh dua pendjadjahan, yaitu Belanda dan Inggris.

3. Djaman Djepang.

Pemerintah Inggeris di Malaya dari bermula K.M.M. adalah satu pergerakan politik jang

berbahaja kepadanja, karena kesatuan ini dipimpin oleh orang-orang jang tidak mau

berkerdjasama dengan Inggeris, orang-orang jang menarik dirinja tidak mau mendjadi pegawai

didalam pemerintahan, diantaranja Intje Hadji Mohammad dan penulis buku ini sendiri.

Sementara itu perkembangan anggautanja dikalangan pemuda progressive makin meluas,

dalam masa jang pendek sahadja K.M.M mempunjai anggauta diseluruh Malaya, bahkan

sampai Riaw dan Brunei.

Sebelum Perang-dunia ke-II petjah di Lautan Pasific Desember 1941 itu, pihak Inggeris

telah mentjatat pemimpin K.M.M adalah anti Inggeris, oleh itu ditahan dibawah Defence

Regulation (Undang-undang Pertahanan) Inggeris di Malaya.

Page 60: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Oleh itu, meskipun dalam dasar politik menentang Pendjadjah dan Fascist, dan diantara

ada jang turut dalam pergerakan rahasia anti-Fascist, tetapi berhubung dengan

pemimpin-pemimpin-nja ditahan oleh Inggris sedemikian rupa, maka pada waktu Tentara

Djepang masuk ada beberapa orang diantara anggauta-anggauta K.M.M jang tidak ditahan itu

turut membantu Djepang menjerang Inggris dan pekerdjaan mereka dipergiat setelah melihat

pihak Indian Youth League, Tionghoa golongan jang pro Wang Cheng Wei dan lain-lain pihak

telah turut membantu Djepang. Djadinja karena pemimpin-pemimpin K.M.M. ditahan oleh

Inggeris pada waktu itu, biarpun anggauta-anggauta jang ada diluar itu tidak menerima

sebarang petundjuk (instruksi), tetapi mereka dengan kemauan sendiri lantaran ingin membela

teman-teman-nja lalu mereka turut membantu Tentara Djapang.

Sesungguhnja, dengan perbuatan mereka itu dapatlah- pula. berichtiar menjelamatkan

djiwa dan harta benda orang Melayu; daripada kekedjaman Tentara Djepang jang masuk ke

Malaya mengedjar akan Tentara Pertahanan Inggeris jang mengundurkan diri itu, hingga orang

Melayu lepas dari tuduhan sebagai musuh Tentara Djepang, hingga terhindarlah dari

pembunuhan setjara besar-besaran, hingga pemimpin-pemimpin K.M.M. dapat selamat, dan

sekeluarnja dari pendjara apabila Singapore djatuh kepada Djepang itu dapatlah mereka

gunakan kesempatan menjelamatkan beribu-ribu bekas tentara dan lasjkar Melayu jang

ditawan itu dibebaskan serta melindungi beberapa ramai pegawai-pegawai Melayu jang mau

dibunuh oleh Djepang, bahkan lebih djauh rentjana Djepang akan meminta bajaran indemnity

(emas harga darah) kepada orang Melayu pun dapat digagalkan.

Kemudian bulan April tahun 1942 Kesatuan Melayu Muda dibubarkan oleh Pemerintah

Tentara Djepang. Tetapi anggauta-anggauta-nja meneruskan pergerakan dibawah tanah

(underground) melawan Tentara Djepang, diantaranja ada jang turut langsung kepada Malaya

Peoples Anti Japanese (Fascist) Army (M.P.A.J.A.), dan ada jang berhubung langsung dengan

gerakan melawan Djepang di Sumatra dan Djawa, serta ada pula jang turut pasukan Wataniah

di Pahang guna melawan Djepang. Dalam pada itu pemimpin-pemimpin underground K.M.M.

dapatlah memegang akan pimpinan pasukan Malai Giyu Gun jang dibentuk oleh Djepang achir

tahun 1943 itu.

Selama pendudukan Tentara Djepang di Malaya itu, tidak ada satupun persatuan

Page 61: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Melayu jang banjak-banjak tadi berusaha mempertahankan hak bangsa Melayu sama ada

terang maupun gelap, pemimpin-pemimpin kaum Radja-radja dan Dato-dato itu hanja tjari

keselamatan diri, dengan pada mula-mula-nja mereka berlindung diri kepada K.M.M, mereka

mengambil bahagian didalam pimpinan didaerah-daerah, tetapi sesudah kesatuan itu

dibubarkan, ada pula diantara mereka jang berchianat menjebabkan beberapa orang K.M.M.

daerah ditahan disiksa oleh Djepang.

Pimpinan Kesatuan Melayu Muda, semendjak tahun 1942 itu teruslah menggerakkan

undergroundnja. Sementara itu persatuan pemerintahan Malaya-Sumatra jang diadakan oleh

Djepang itu dipakainja sebagai kesempatan bergerak menudju Kesatuan Indonesia-Raya,

dengan diam-diam diusulkan kepada Djepang supaja mengadakan Konperensi Sultan-sultan

Melayu Malaya-Sumatra, Konperensi Ulama-ulama Malaya-Sumatra. Usaha menumbuhkan

rasa kesatuan di diteruskan sampai Malaya-Sumatra dipetjahkan lagi tahun 1944, dan utara

Malaya diserahkan kepada Thailand.

Pada awal tahun 1945, dengan berani, Pemimpin-pemimpin K.M.M. jang djuga

memimpin Giyu Gun; memadjukan tuntutannja kepada Djepang, supaja Malaya turut kepada

Indonesia Merdeka, dengan didjelaskan benar-benar bahwa tudjuan pergerakannja berdasar

kepada kesatuan national Indonesia. Oleh karena keadaan Djepang sudah terdesak, maka

tuntutan itu diterimanja pada bulan Djuli 1945, Bangsa Melayu bersatu djadi bangsa Indonesia

Merdeka. Itulah Merah-Putih dikibarkan di Singapura tanggal 8 Agustus 1945 seterusnja

sampai Inggeris mendarat, dan sekarang jang djadi bendera perdjuangan Gurilja pihak bangsa

Melayu di Malaya, ialah Sang Merah-Putih dengan bintang kuning dua belas disudut merah

atas (Lihat gambar kulit).

Adapun kepastian Malaya masuk (turut) Indonesia Merdeka itu sudah mendjadi atjara,

lantaran itulah diadakan pertemuan diantara Pemimpin-pemimpin besar Indonesia dengan

Pemimpin-pemimpin Nationalist Melayu pada tanggal 13 Agustus 1945 di Taiping — Malaya;

kemudian di Singapura, sebagai menentukan gabungan Kemerdekaan jang direntjanakan itu.

Dan meskipun pada waktu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945 di Djakarta itu hanja meliputi daerah-daerah bekas Hindia Timur Belanda

sahadja, karena suasana menghendaki demikian, tetapi segala sesuatunja diikuti dengan teliti

Page 62: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

dan tenang oleh pemimpin-pemimpin Nationalist Melayu jang berada di Malaya, dan jang

datang ke Djawa dua hari sesudah selesai Kongressnja di Kuala Lumpur untuk turut Republik

Indonesia.

Pada waktu Djepang menjerah kepada Tentara Serikat itu, pihak Pimpinan K.M.M. telah

lebih dahulu mengadakan persiapan untuk meneruskan perdjuangan kebangsaannja. Oleh itu

pada tgl. 15, 16, dan 17 Agustus 1945 mereka mengadakan Kongressnja di Kuala Lumpur

dengan mengambil putusan jang tegas meneruskan perdjuangan Kemerdekaan dan bersatu

kepada Indonesia. Dato Onn bin Djaafar serta beberapa orang pemimpin United Malay

Nationalist Organization sekarangpun turut bersetudju menerima akan putusan itu. Dalam

pada itu, persiapan Pasukan Giyu Gun terus disediakan. Tetapi segala sesuatunja pada achirnja

gagal, karena pergerakan nationalist Melayu ini belum tjukup bulat dan kuat untuk mengatasi

keadaan di Malaya jang sudah mendjadi daerah Kosmopolitan. Penulis sendiri jang turut

memegang pimpinan telah segera ke Djawa untuk menjelenggarakan perdjuangan jang lebih

effectief, tetapi djuga sesudah mengalami banjak kesulitan, maka semuanja terpaksa

didjalankan seperti jang ada sekarang ini, rupa-rupa-nja tenaga jang dapat mempertahankan

hak national orang Melayu hanja sekadar itu sahadja dahulu. Tetapi perdjuangan berdjalan

terus.

Berhubung dengan putusan dari pemimpin-pemimpin M.P.A.J.A. di Kuala Lumpur

tidak akan mengadakan perlawanan terhadap mendarat kembalinja Tentara Inggeris ke

Malaya, maka Malaya Giyu Gun jang dikirim dari Singapura ke Kuala Lumpur tgl. 19 Agustus

1945 itu, sampai ke Muar lalu dibubarkan, dan diantara anak-anak Giyu Gun itu ada jang

masuk ke Sumatra turut kepada perdjuangan Republik Indonesia diantaranja ialah Major A.

Manaf jang gugur bertempur dengan Belanda di Tandjung Batu Karimon. Kemudian sebagai

kelandjutan perdjuangan politik, oleh pemimpin-pemimpin K.M.M. serta lain-lain anggauta

perdjuangan Nationalist Melayu lalu dibentuk Partai Kebangsaan Melayu, atau Malay

Nationalist Party (M.N.P).

4. Perdjuangan diteruskan.

Sesungguhnja, sesudah Djepang menjerah dan Inggeris datang kembali ke Malaya itu,

Page 63: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

pihak jang terus menentang Inggeris ialah Malay Nationalist Party, jang menuntut

Kemerdekaan Malaya dengan membangunkan Pemerintahan Demokrasi bagi bangsa Melayu,

dan didalam Kongressnja tahun 1946 menuntut pula Malaya satu kepada Indonesia. Disamping

itu timbullah organisasi-organisasi Angkatan Pemuda Insjaf (API), Angkatan Wanita Sedar

(AWAS), dan beberapa lagi, jang kemudiannja semua badan-badan perkumpulan Melayu

tergabung kepada United Malay Nationalist Organization (UMNO). Tetapi, dalam tahun 1947

UMNO petjah dua, karena pertentangan antara pro dan contra dengan Inggeris, oleh itu pihak

M.N.P. keluar dari UMNO, bersama API, AWAS, dan lain-lain-nja karena menentang

Konstitusi Federasi Malaya jang diusulkan oleh Inggeris, lalu mereka membentuk gabungan

baru bernama Pusat Tenaga Rakjat (PUTERA) jang dipimpin oleh M.N.P. Organisasi inilah jang

terus menentang Konstitusi buatan Inggeris dan menolak Malayan Nationality dengan

menuntut Kebangsaan penduduk Malaya ialah „Bangsa Melayu, serta menegaskan tiap-tiap

orang turunan asing jang mau djadi Rakjat jang setia kepada Malaya supaja mereka djadi

Bangsa Melayu". Tuntutan PUTERA ini disokong oleh organisasi2 orang2 jang bukan Melayu

(Tionghoa dan India) jang mengadakan gabungan bernama All Malaya Council of Joint Action

(A.M.C.J.A) dipimpin oleh Malayan Democratic Union (M.D.U.). Pihak PUTERA dan AMCJA

seperti diterangkan dalam Bab V ajat 5, jaitu pada pertengahan tahun 1947 mengadakan

Kongress gabungan membuat rentjana usul Konstitusi Malaya jang menuntut kedaulatan

Malay Nationality, tetapi usul itu ditolak oleh pemerintah Inggeris.

Pada pertengahan tahun 1948 timbullah kerusuhan di Malaya menentang pemerintah

Federasi Malaya, dan oleh karena itu Undang-undang Keadaan Bahaja (Emergency Law)

diadakan di Malaya, dengan Undang-undang inilah M.N.P, API, AWAS, dan PUTERA-AMCJA

ditindas, pemimpin-pemimpin nationalist ditangkap, berates-ratus anggautanja ditahan,

organisasinja dibekukan. Keadaan di Malaya terus bergolak.

Adapun pihak pergerakan-pergerakan national Melayu jang ditindas oleh pemerintahan

pendjadjah Inggeris jang berusaha membangunkan „Malayan Nationality" di Malaya itu,

pertjaja; bahwa hak national; bagaimanapun djuga tidaklah akan dapat ditindas begitu sahadja,

sudah 440 tahun kuasa-kuasa pendjadjah Eropah menekan orang Melayu, tetapi belumlah

bangsa Melayu mati hilang begitu sahadja. Sedjarah telah membuktikan; sesuatu bangsa jang

Page 64: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

mempunjai sedjarah kesofanannja, meskipun beribuan tahun diperas dan ditekan serta mau

dihapuskan oleh sesuatu kekuasaan lain bangsa, tetapi lambat laun bangsa jang tertindas itu

akan bangkit kembali, umpamanja bangsa Yahudi; ditindas dari djaman Assyria sampai

kedjaman Roman terus kedjaman Arab langsung kedjaman Turkia, achirnja toch bangun

kembali ke Palestina. Sepanjol berabad-abad dikuasai oleh Arab; dapat bangun kembali. Yunani

beberapa abad dibawah kekuasaan Roman, tetapi Yunani tetap Yunani, dan begitulah beberapa

tjatatan sedjarah membuktikan, bahwa bangsa-bangsa jang sofan (civilize) itu meskipun

bagaimana djuga djatuhnja, achirnja bangsa itu akan dapat dipertahankan dan akan bangun

kembali.

Menindjau kepada kedudukan kebangsaan orang Melayu jang haknja di Negeri-negeri

Melayu mau dilenjapkan oleh pendjadjahan itu, bagaimanapun djuga akan dapat

dipertahankan oleh Pemimpin-pemimpin Kebangsaan Melayu jang dengan kejakinannja jang

penuh itu. Tetapi hal ini tergantung kepada keinsjafan, dan kesadaran orang Melayu di Malaya

dan keluarga bangsanja diluar Malaya, umpamanja Indonesia dan Filipino bangsa saudara

kandung bangsa Melayu jang turunan dari Sri-Vidjaja,

Dari pihak pemimpin-pemimpin Nationalist Melayu jang insjaf; bukan sahadja hanja

menentang dengan suara akan gerakan ME-MALAYAN-KAN orang Melayu, tetapi

melandjutkan perdjuangan Partai Kebangsaan Melayu, jang meskipun sudah dibasmi oleh

Inggeris; dengan putusan Konperensi Putjuk pimpinannja memberikan kuasa penuh kepada

pemimpin2 national diluar Malaya meneruskan pimpinan perdjuangan partainja, maka itulah

bulan Djuni 1950 mereka membangunkan Kesatuan Malaya Merdeka berkedudukan diluar

Malaya, dengan program perdjuangannja jang singkat ialah:

1. Mempertahankan kelandjutan hak national orang Melayu diseluruh Negeri-negeri

Melayu (Malaya dan Serawak/Brunei).

2. Menuntut Kemerdekaan penuh bagi seluruh Negeri-negeri Melayu, mendjadi satu

negeri ibu buat bangsa keturunan darah Melayu (Malay-race) dan Rakjat Malaya

seluruhnja.

Page 65: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Pergerakan national Melayu tetap menerima akan semua penduduk di Malaya jang

bukan Melayu (non-Malays) masuk mendjadi bangsa orang Melayu, seperti mana jang

diputuskan oleh Kongress PUTERA dan All Malaya Council of Joint Action dahulu. Maksud

jang terutama ialah supaja dapat dipastikan orang-orang jang mengaku bangsa Tionghoa

supaja tetap setia kepada Tiongkok, orang-orang jang mengaku bangsa India tetap setia kepada

India, dan seterusnja jang lain-lain-nja, djadinja orang jang setia kepada Malaya mereka

mestinja mendjadi bangsa Melayu, tidak perlu dipetjah-petjahkan dengan puak-puak suku

seperti Malayan Chinese, Malayan Indian, dan sebagainja, itu hanja muslihat adu-domba belaka

jang melambatkan kebangkitan Asia dan menimbulkan perselisihan dikemudian hari. Kita

tidak mau djadi bangsa jang diperalat pendjadjah lagi.

Rentjana pergerakan nationalist Melayu selandjutnja djika sudah berhasil

memperdjuangkan programnja tersebut diatas itu ialah dengan mengingat bahwa keluarga

orang Melayu jang satu asal keturunari darahnja, sama kedudukan daerah nusanja, sama djalan

sedjarahnja, satu dalam pokok bahasa, kebudajaan dan kepentingannja itu bukannja hanja

dengan 3-4 djuta orang Melayu penduduk Malaya dan Serawak/Brunei, tetapi bangsa jang satu

dalam segala-gala-nja itu ada mengandungi 100 djuta penduduk seluruh kepulauan di Asia

Tenggara ini, seperti telah diterangkan dalam Bab I Kitab ini, maka dengan bangsa-bangsa

itulah orang Melayu mengarahkan tjita-tjita kesatuannja, jang dimaksudkannja Melayu-Raya

ialah kearah Indonesia-Raya, karena diantara satu dengan jang lainnja jang berasal satu itu

tidak dapat djadjah-mendjadjah, tetapi satu dengan jang lainnja menghendaki pada bersatu

membangunkan satu bangsa jang besar dan kuat di Asia Tenggara ini, guna kepentingan Rakjat

seluruhnja.

Demikianlah tjita-tjita perdjuangan nationalist Melayu dalam pergerakan

mempertahankan hak nationalnja, oleh itu perdjuangan mempertahankannja itu tidaklah hanja

diartikan hanja memerdekakan Negeri-negeri Melayu kembali kepada pangkuan Rakjat

Malaya, tetapi mendjadikan Malaya dan orang Melayu sebahagian dari satu ikatan kebangsaan

bersama jang besar dan luas di Asia Tenggara ini.

Sesungguhnja, Malaya dan Serawak/Brunei adalah warisan bagi seluruh bangsa jang

berasal dari darah keturunan Melayu jang menduduki di Kepulauan Asia Tenggara, dan

Page 66: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

merekalah jang mewarisi seluruh Kepulauan Asia Tenggara ini. Moga-moga dapatlah

diwudjudkan satu Kesatuan Malaynesia jang bersifat satu Ikatan Kebangsaan Bersama (A

Common National Unity) jang kuat didaerah Malay-world (dunia-Melayu) ini.

BAB VII.

KEARAH KESATUAN BANGSA BERSAMA.

Adapun bangsa-bangsa jang ada bersangkutan di Kepulauan Asia Tenggara ini,

berdasar sedjarah, masing-masing mengaku berasal dari keturunan Sri-Vidjaja jang bangun

diantara tahun 600 sampai tahun 1270. Oleh itu benarlah, warisan Sri-Vidjaja sekarang terpetjah

tiga, jaitu Republik Indonesia, Republik Philipine, dan Negeri-negeri Melayu (Malaya dan

Kalimantan Inggeris) jang masih didjadjah.

Tempat pertahanan warisan Sri-Vidjaja jang terachir ialah di Malaka, dan didaerah

itulah djuga jang mendjadi tempat pertahanan jang terachir bagi pihak pendjadjah, apabila dua

Republik baru telah didirikan diatas runtuhan Sri-Vidjaja itu. Berhubung dengan ini,

teringatlah akan rangkaian pantun jang merupakan sambungan kepada rangkaian pantun dari

Kata Pendahuluan buku ini, jaitu:

Diatas runtuhan Kota Malaka,

Bangun berdjuang Vidjaja bangsa,

Bersatulah bangsa keturunan sebaka,

Menjusun kembali ikatan nusa.

Sesungguhnja kearah kesatuan bangsa dan ikatan nusa jang berasal satu itulah jang

mendjadi tjita-tjita bangsa orang Melayu. Dalam mentjapai tjita-tjita ini, Semenandjong Melayu

(Malaya) adalah sendi (strategies) jang sangat penting didalam arti kedudukan nusantara Asia

Tenggara ini.

Page 67: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Melihat kepada suasana di Malaya dengan orang Melayunja jang kurang lebih 3 djuta

orang menghadapi situasi jang begitu sulit itu, sungguh sukar bagi mentjapai tjita-tjita national

jang sutji murni itu, karena dengan keruntuhan Malaka selama 440 tahun lamanja, orang

Melayu menghadapi pemerasan, pendjadjahan, dari Portugis datang ke Belanda djatuh ke

Inggeris, masuk ke Djepang kembali ke Inggeris lagi itu telah membikin seakan-akan orang

Melayu itu tidak berdaja lagi akan bangun kembali. Akan tetapi, dikalangan mereka jang sadar

dan insjaf, mereka mengerti bahwa 70 djuta keluarga bangsanja Indonesia sudah merdeka, dari

karena itu timbullah harapan jang penuh dengan kejakinan bahwa Nusa dan Bangsa Melayu

dapat pembelaan sepenuhnja dari saudara-saudara kandung sebangsanja diseberang.

Pada umumnja orang Melayu petjah kepada tiga alam fikirannja, jaitu: (I) Pihak tua

menjerahkan sahadja kepada perlindungan Inggeris, (II) Pihak opportunis menerima Malayan

Nationality buatan Inggeris, dan (III) Pihak jang memperdjuangkan hak bangsanja menuntut

Kemerdekaan Malaya buat Rakjat Malaya, dan mempertahankan hak bangsa Melayu. Tetapi

bagaimanapun djuga pihak (III) ini adalah pihak jang memperdjuangkan keadilan dan

kemanusiaan jang pasti akan Menang achirnja, dan pihak inilah jang berdjuang kearah

„Kesatuan bangsa bersama", guna kepentingan Nusa dan Bangsa Melayu.

Djelasnja, jang mendjadi tudjuan tjita-tjita bangsa orang Melayu ialah

memperdjuangkan Kemerdekaan Nusa dan Bangsa Melayu jang mempersatukan kembali

kepada satu ikatan nusa jang besar menurut kepentingan dan kemauan Rakjat seluruhnja.

Tetapi jang mendjadi pokok perdjuangan sekarang ialah mentjapai Malaya Merdeka dahulu,

karena itulah jang djadi sendi (strategies) Asia Tenggara jang tersangat penting bukan sahadja

guna buat Malaya, tetapi buat Kemerdekaan dan keamanan seluruh Asia Tenggara, seluruh

warisan Sri-Vidjaja, moga-moga segenap keturunan sebaka (seasal) itu dapat menjusun ikatan

bangsa dan nusanja jang abadi.

Oleh jang demikian, tudjuan Melayu-Raya kearah Indonesia-Raya jang djadi tjita-tjita

pergerakan kebangsaan Melayu itu ialah untuk menebus kembali hak warisan nusantara

Sri-Vidjaja, ialah kearah Kesatuan bangsa bersama. Selama Kemerdekaan Malaya, buat bangsa

Melayu itu belum berhasil, maka tjita-tjita national jang murni itu belumlah boleh berhasil.

Page 68: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Maka, untuk menjerukan kearah Kesatuan national itulah dibawah ini diturunkan

Surat terbuka dari Pemimpin Umum Kesatuan Malaya-Merdeka jang sedang melandjutkan

perdjuangan M.N.P. jang dialamatkan „Kepada Bangsa Indonesia", jaitu

,,Saudara-saudara! Merdeka!

Surat ini, saja bentangkan kepada Saudara-saudara Jang Terhormat, mengenai dengan

Malaya dan perdjuangan bangsa Melayu jang rasanja tidak kurang pentingnja untuk bangsa

Indonesia sendiri; maka inilah dengan setjara ringkas saja bentangkan sekadarnja.

Saudara-saudara! Siapakah orang Melayu dan apakah Malaya itu? Ini perlu didjelaskan,

„Perpisahan selama 127 tahun inilah jang menjebabkan bangsa Indonesia hampir lupa kepada

saudara kandungnja sendiri di Malaya". Sesungguhnja orang Melayu itu tidaklah lain daripada

segerombolan saudara kandung bangsa Indonesia jang masih didjadjah oleh Inggeris. Sebabnja

saja berani mengatakan begitu tepat; ialah karena Rupa bangsa (Ethnology) jakni keturunan

darah dan kebudajaan hidup orang Melayu adalah bersamaan dengan orang-orang di Sumatra,

Djawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sunda Ketjil, dan lain-lain-nja itu, istimewa pula

sedjarah, bahasa, kedudukan daerah bangsa dan nusa orang Melayu itu telah menentukan

sendiri Malaya masuk kepada lingkungan Indonesia.

Saja gambarkan tentang ethnology. Siapakah jang Saudara-saudara katakan bangsa

Indonesia aseli, djika bukan dari asal keturunan Malay-race (darah-Melayu)? Sebelum abad

ke-20 ini dunia belum mengenal bangsa Indonesia ditanah air kita ini, jang dikenal ialah orang

Melayu, atau orang Djawi kata orang Arab, djadinja sedjak dari berabad-abad dahulu Malaya

dan Kepulauan Indonesia merupakan satu rupa bangsa dari bentuk sifat badannja sampai

kepada kebudajaan, dan bahasa, umumnja tergolong mendjadi satu bangsa.

Tentang daerah Saudara-saudara! Lihatlah sadja dipeta negara Indonesia ini, dimana

letaknja Malaya dan Kalimantan Inggeris itu? Peta dengan terang menggambarkan perbatasan

utara

Indonesia terpaksa djadi bersiku-siku seperti huruf “W” untuk memisahkan kedua-dua

Page 69: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

daerah itu dari Indonesia. Oleh itu njata Malaya kepunjaan alam Indonesia, hanja oleh karena

adanja perdjandjian Pendjadjahan Inggeris dengan Belanda ,tahun 1824 telah memetjahkan

daerah tanah air kita ini jang Inggeris undur dari Sumatra, Djawa dan Maluku, dan Belanda

undur dari Malaya diserahkannja kepada Inggeris; itulah sebabnja perpetjahan Malaya dari

Indonesia sekarang.

Saudara-saudara! Menindjau kepada sedjarah tanah air, sesungguhnja sedjarah jang

ditulis oleh orang-orang Eropah sendiri mengaku akan kebenaran kesatuan daerah dan bangsa

ini, bahkan didalam kitab Sedjarah Alam Melayu jang dikeluarkan dengan resmi untuk

peladjaran disekolah-sekolah pemerintah di Malaya Serie No. 7 telah mendjelaskan, jaitu:

„Negeri-negeri di Malaya pada abad ke-6 sampai abad ke-13 Masehi masuk mendjadi

daerah Keradjaan Melayu Sri-Vidjaja jang berpusat di Palembang. Dalam abad ke-14 Masehi

Negeri-negeri Melayu takluk kepada Madjapahit. Kemudian pada abad ke-15 Keradjaan

Melayu Islam Melaka sudah bangun menguasai seluruh Malaya sampai ke Negeri-negeri

Petani, dan menaklukkan akan Palembang, negeri-negeri dipantai timur Sumatra dan pantai

barat-selatan Kalimantan. Dalam tahun 1610-1630 Negeri-negeri Melayu takluk kepada

Keradjaan Melayu Islam Atjeh dan tahun 1700-1730 takluk kepada Keradjaan Melayu Siak,

achirnja tahun 1720 Sultan Melayu di Johor memindahkan pusat pemerintahannja ke Riaw

dengan memerintah seluruh Johor, Pahang, Muar, Selangor, dan Kepulauan Riaw/Lingga

sampai tahun 1824".

Dalam buku Inggeris The Great Britain in Asia. Meskipun isinja menerangkan hal

kelemahan hak orang Melayu dengan melupakan sedjarah bangsa Melayu di abad-abad jang

terdahulu dari abad ke-16, dan membandingkan Malaya diabad ke-17 dengan Malaya jang

sudah di-exploitasi di abad ke-20 ini, tetapi daerah Indonesia jang disebutnja Malay-world

(dunia-Melayu) itu didjelaskan termasuk Malaya, dan diakuinja pusat dunia-Melayu itu di

Djawa, disamping itu tidak sedikit buku-buku bahasa Inggeris, Belanda, dan lain-lain-nja jang

membuktikan Malaya dan orang Melayu saudara kandung bangsa Indonesia, atau bangsa

Indonesia itulah orang Melayu.

Tambahan lagi inengenai bahasa, apakah jang dinamakan bahasa Indonesia sekarang

Page 70: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

djika bukan bahasa Melayu? Orang-orang Djawa didesa-desa daerah pedalaman Djawa-Tengah

sana masih mengatakan berbitjara dalam bahasa Indonesia itu dikatakannja „ngomong

Melayu", di Malaya sendiri tidak ada bahasa daerahnja jang lain, hanja bahasa Melayu jang

mendjadi pokok bahasa Indonesia sekarang. Oleh itu teranglah bahwa bahasa Melayu sudah

masuk Indonesia, jang belum hanja daerah dan penduduknja sahadja.

Saudara-saudara! Bukanlah disini saja mengadjak Indonesia supaja menuntut Malaya

masuk Indonesia atau turut menentang pendjadjahan Inggeris di Malaya dan di Kalimantan

Inggeris. Tidak! Saudara-saudara, pergerakan national Melayu tidaklah menghendaki

demikian, meskipun diri saja sendiri seorang Melayu bangsa Indonesia aseli bersama

kawan-kawan telah turut menentang Belanda.

Maksud jang terpenting memberikan pendjelasan dengan surat ini ialah untuk

mengingatkan: „Bahwa orang dan nusa Melayu adalah saudara kontan (kandung) bangsa

Indonesia".

Kemudian dari itu, pentinglah disampaikan kepada Saudara-saudara disini, „Bahwa

hak bangsa Melayu sekarang ini sedang dimusnahkan mau dihapuskan oleh pendjadjah

Inggeris di Malaya didjadikan hak kepunjaan bersama diantara penduduk-penduduk

Kosmopolitan dinegeri itu dengan menamakan „Bangsa Malayan" bukannja bangsa Melayu.

Djadinja nasib bangsa Melayu samalah dengan nasib bangsa Yahudi jang dirampas oleh bangsa

Assyria tahun 750 Sebelum Masehi dahulu dan seperti orang aseli di Amerika dan Australia

dirampas oleh orange Eropah pada abad ke-17 dan 18 dahulu".

„Meskipun kedudukan Negeri-negeri Melayu sampai sekarang bukanlah negeri

djadjahan, hanja Negeri-negeri Melayu jang diperlindungi (protectorate) oleh Keradjaan

Inggeris, tetapi pada tahun 1951 ini bangsa Melayu mau dihapuskan diganti dengan bangsa

Malayan, meskipun sesungguhnja perbuatan itu bertentangan dengan Piagam P.B.B.". Apakah

sampai hati kita bangsa Indonesia membiarkan nasib bangsa saudara kandung diperlakukan

demikian oleh sesuatu kuasa pendjadjahan?

Saudara-saudara! Sebelum tahun 1942 orang Melayu telah lama menolak akan Malayan

Page 71: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Nationality jang direntjanakan oleh Inggeris itu, kemudian sesudah Djepang menjerah rentjana

itu dibawa lagi ke Malaya tahun 1945, Malay Nationalist Party terus berdjuang menentang

tudjuan Inggeris dan menuntut Malaya Merdeka dengan kedaulatan bangsa Melayu.

Tuntutan Malay Nationalist Party ditolak oleh Inggeris dan dengan kekerasannja

sekarang mau membentuk akan „bangsa Malayan" mendjadikan Malaya tanah air pusaka

bangsa Melayu itu milik kepunjaan bersama antara penduduk Malaya jang mendjadi „Bangsa

Malayan". Dan Malay Nationalist Party jang memperdjuangkan hak bangsa Melayu telah

dibasmi oleh Inggeris sedjak tahun 1948, pemimpin-pemimpin national Melayu ditangkap dan

ditahan dalam pendjara, diantaranja Intje Ishak Hadji Mohammad, Dr. Burhanuddin Al-Helmy,

Uztaz Hadji Abu Bakar, Taha Kalu, Ahmad Bustaman, dan beribu-ribu jang lainnja mereka

ditahan dengan didasarkan kepada Undang-undang Keadaan Bahaja (Emergency Law) jang

dipaksakan oleh Inggeris di Malaya. Beribu-ribu orang Melayu dipindahkan diusir dari

kampong halamannja, tidak terhitung jang mati tertembak oleh gerakan Tentara Inggeris jang

katanja melawan bandit Komunis dan sebagainja itu, padahalnja itu adalah pergerakan

melawan tentara Inggeris dan gerakan jang menuntut hak Kemerdekaan bangsa di Malaya,

tindakan Inggeris di Malaya lebih kedjam dari tindakan Belanda di Indonesia dahulu,

demikianlah nasib orang Melayu dan penduduk-penduduk Malaya sekarang.

Saudara-saudara! Orang Melayu seperti sudah saja didjlaskan diatas, adalah saudara

kontan kita bangsa Indonesia, samalah seperti persaudaraan antara orang Djawa dengan

Sumatra, sedjarah telah membenarkan, bukti-bukti jang ada telah membenarkan. Berhubung

dengan ini; apakah Saudara-saudara 70 djuta di Indonesia akan membiarkan sahadja 3 djuta

saudara kontannja dilenjapkan hak bangsanja di Malaya itu?

Saudara-saudara! Kita di Indonesia sekarang sudah Merdeka, sudah mempunjai tenaga

kebangsaan, sudah mulai membangunkan bangsa kembali; Apakah sampai hati

Saudara-saudara membiarkan saudara kita jang satu darah bangsa, satu Bahasa dan satu

didalam segala-gala-nja itu terbiar dalam keadaan jang melarat terdesak sampai hilang

bangsanja?

Sesungguhnja atas hal inilah saja mengadakan Appeal (seruan) kepada

Page 72: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Saudara-saudara! Malaya bagi Indonesia samalah dengan Pondatjeri-Peratjis dan Goa-Portugis

bagi India, dan Palestina bagi negeri-negeri Arab, hanja Indonesia ini satu benua Kepulauan,

jang Malaya ditjeraikan oleh Selat Melaka dari Sumatra tetapi kedudukan daerah nusantaranja

adalah satu seperti diterangkan diatas, lihatlah dipeta bagaimana Malaya dan Sarawak/Brunei

masuk didalam daerah Indonesia.

Maka dengan ini saja dengan segala hormat membentangkan hal Malaya dan nasib

orang Melayu saudara kontan kita bangsa Indonesia, supaja moga-moga adalah hendaknja

perhatian Saudara-saudara kepadanja.

Guna meneruskan perdjuangan kebangsaan orang Melayu jang sangat ditindas oleh

pemerintah Inggeris, pemimpin-pemimpin Melayu sudah dipendjara semua, jang berada diluar

Malaya sekarang ditjari-tjari dan akan dipendjarakan djika ada pulang, maka untuk

meneruskan perdjuangan national itu, inilah diluar Malaya dibangunkan, Kesatuan Malaya

Merdeka. Adapun Kesatuan ini tersangatlah berharapkan bantuan Indonesia, dan kepada

Saudara-saudara-lah jang terutamanja diharapkan. Karena pada hemat orang Melayu

kepentingan Malaya adalah sangat penting kepada Indonesia, bahkan sebahagian dari orang

Melayu sendiri insjaf, hingga mereka sendiri jang telah pernah menuntut Malaya bersatu

kepada Indonesia, karena dunia pun mengaku akan kebenarannja, bahwa bangsa dan nusa

Melayu satu dengan Indonesia, jang mentjeraikannja hanja kekuasaan pendjadjah.

Adapun tingkatan perdjuangan sekarang, Saudara-saudara! Kesatuan Malaya Merdeka

belumlah menghendaki Malaya satu kepada Indonesia, jang diharapkan ialah bantuan moral

dan material saudara-saudara kepada perdjuangan national di Malaya. Sungguh pun djaman

Djepang sudah dituntut Malaya disatukan kepada Indonesia, dan tuntutan itu berhasil

sebentar, dan dalam tahun 1946-1947 M.N.P menuntut Malaya supaja disatukan kepada

Indonesia, tetapi tuntutan itu ditinggalkan dahulu Saudara-saudara, jang mendjadi

perdjuangan sekarang mempertahankan hak bangsa Melayu dan mentjapai Kemerdekaan

Malaya dengan kedaulatan bangsa Melayu. Inilah dasar perdjuangan jang sedang diteruskan

sekarang ini, dan mengharapkan bantuan Saudara-saudara.

Adapun kedudukan Malaya itu; sangat penting kepada keamanan dan pembangunan

Page 73: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

serta pertahanan Indonesia sendiri, strategies dalam lapangan politik, ekonomi dan kemiliteran.

Untuk mentjapai keamanan itu, ialah dengan berdirinja Republik Malaya Merdeka. Dalam hal

hal bantuan dan sokongan jang diharapkan supaja Indonesia dapat melakukannja ialah:

1. Memberikan sokongan sepenuhnja akan perdjuangan national di Malaya, hingga

tertjapai Republik Malaya Merdeka dengan kedaulatan bangsa bagi Rakjat Malaya.

2. Mengadakan desakan kepada Inggeris; supaja memberhentikan

perbuatannja jang kedjam di Malaya, dan membebaskan semua

pemimpin-pemimpin dan orang-orang jang memperdjuangkan Kemerdekaan

Malaya jang masih ditawan itu.

1. Membawa perkara Malaya kepada keadilan dunia, supaja perbuatan

Inggeris menghapuskan hak national . di Malaya itu diadili oleh dunia internasional

jang anti imperialism.

2. Mendesak kepada Inggeris; jaitu guna mendapatkan keamanan, supaja

segera mengadakan persiapan untuk meninggalkan Malaya, mengembalikan Malaya

kepada Putera-putera Malaya.

Demikianlah diharapkan pembelaan dari Rakjat dan pemimpin-pemimpin

Indonesia terhadap perdjuangan Kemerdekaan bangsa di Malaya sekarang ini.

Tetap Merdeka!

Kesatuan Malaya Merdeka

Pemimpin Umum,

t. t. (Ibrahim Yaacob).

Page 74: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Sekianlah isi surat terbuka jang dibentangkan oleh pemimpin Kesatuan

Malaya Merdeka kepada Bangsa Indonesia jang perlu djuga didjadikan satu

peringatan bagi perdjuangan bangsa guna mempersatukan nusa dan bangsa

Melayu seluruhnja.

Sesungguhnja tudjuan kearah Kesatuan bangsa bersama buat seluruh

bangsa-bangsa dari keturunan darah Melayu warisan Sri-Vidjaja itu adalah satu

tudjuan jang mutlak jang oleh tiap-tiap pentjinta bangsa haruslah mengerdjakan

dan memperdjuangkannja, tetapi sendi strategies Kepulauan Melayu ini ialah

Malaya Merdeka-lah jang terpenting, dari sebab itu bangsa-bangsa turunan

Sri-Vidjaja di minta turut memperdjuangkan Malaya Merdeka.

BAB VIII.

(Kata Penutup)

MALAYA PENDJURU ASIA JANG PENTING.

Mengingat akan kepentingan Malaya.

Bagi menutup akan buku ketjil jang membentangkan setjara ringkas akan Nusa dan

Bangsa Melayu ini, maka rasanja pentinglah „mengingat atau mengenali akan bagaimana

pentingnja Malaya", dibentangkan setjara ringkas disini, agar dimengerti betul oleh sidang

pembatja bangsa Indonesia akan pentingnja Malaya bagi Indonesia.

Adapun Malaya, luas tanahnja kurang lebih 60 ribu mijl persegi; jaitu 52 ribu mijl

persegi didjadjah oleh Inggeris dengan penduduknja orang Melayu sedjumlah kurang lebih 3

djuta orang, dan seluas hampir 10 ribu mijl persegi dibawah kekuasaan Thai (Siam) dengan

penduduknja, orang Melayu lebih satu djuta orang, maka daerah inilah jang merupakan kuntji

di Asia Tenggara.

Disamping itu, Malaya mempunjai kekajaan alam jang luar biasa; jaitu buminja

Page 75: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

mengandungi timah, besi, batu-bara, aluminium (bauxite), dan emas, jang sebahagian besar

daripada besinja dibenarkan oleh Inggeris untuk di-export ke Djepang. Dan tanahnja jang

subur, hampir separuh daripada hutan-rimbanja telah bertukar mendjadi hutan getah (karet)

kepunjaan modal Eropah, dan sedikit kepunjaan orang Melayu (anak negeri).

Djadinja, Malaya sungguh pun buminja ketjil, tetapi adalah satu daripada pendjuru.

Asia jang terkaja didalam dunia, hingga bukannja sahadja kedudukannja jang sangat strategies,

tetapi hasil bumi jakni kekajaan alamnja pun sangat strategies, seluruh dunia, mengharapkan

timah dan karet dari Malaya. Lantaran itu, bangsa Indonesia dalam pembangunannja penting

sungguh mengenal akan Malaya sebagai satu daripada nusa tanah-air Melayu warisan

Indonesia jang masih didjadjah.

Disamping itu, Serawak/Brunai dan Borneo utara tidak pula kurang kekajaannja

bahkan mempunjai sumber minjak pula, dengan karena itu tanah-air jang mendjadi nusa bagi

bangsa Melayu itu adalah daerah-daerah jang terkaja didalam dunia jang sebahagian besar

daripada kekajaannja masih belum dibuka.

Maka, diatas daripada kekajaan alam jang begitu penting kepada dunia, seperti telah

disebutkan, jaitu Malaya merupakan kuntji Asia Tenggara, karena kedudukannja jang sangat

strategies; jaitu dengan pantai Malaya dan Sumatra-lah adanja Selat Malaka jang merupakan

sebagai Terusan Suez ditimur atau Terusan Panama di Asia Tenggara itu dapat dikuasai,

mengenai ini, mendjadikan Malaya lebih teristimewa pentingnja bagi Indonesia, bahkan

memang dari selamanja kedudukan Indonesia sangat bertalian kepada keadaan-keadaan di

Malaya jang semendjak djaman dahulu masuk lingkungan Indonesia, seperti mana

digambarkan dipeta, bahwa perbatasan Indonesia sekarang terpaksa bersiku-siku seperti huruf

„W" untuk memisahkan Malaya dan Serawak/Brunai dari Indonesia, maka itulah penting

mengenali Malaya itu guna kepentingan Indonesia.

Usaha Inggeris untuk kepentingannja.

Bagi Inggeris sudah tentulah akan mempertahankan dengan segala tenaganja akan

kedudukannja di Malaya itu, hal ini, telah pernah diutjapkan oleh Perdana Menteri Inggeris

Page 76: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

didalam Parliamentnja bulan Maret 1950, mengatakan: „Kita (Inggeris) berniat akan tetap

menduduki Malaya dengan kita mendjadi anggauta suku-suku bangsa jang mempunjai hak

jang sama di Malaya", jakni maksudnja ialah orang Inggeris mendjadi teman suku-suku bangsa

(Tionghoa, India, Melayu dan lain-lain) di Malaya jang tergabung mendjadi bangsa baharu;

jaitu bangsa „Malayan". Dalam hal ini djelaslah Inggeris akan menduduki Malaya

selama-lama-nja dengan rentjana akan menghapuskan. hak bangsa Melayu.

Adapun tudjuan jang terutama pihak Inggeris membangunkan bangsa Malayan itu,

ialah untuk mengisolasi Malaya dari pergerakan national Indonesia, sebab pergerakan itulah

jang paling berbahaja bagi Inggeris di Malaya, maka itulah jang diutamakan oleh Inggeris

tahun 1947-1948, ialah membasmi akan Malay Nationalist Party jang memperdjuangkan

tjita-tjita national IndonesiaRaya.

Bukti-bukti jang njata pihak Inggeris di Asia Tenggara merasa pergerakan. national

Indonesia lebih berbahaja kepadanja, ialah seperti mana telah diterangkan oleh seorang

anggauta Parliament Inggeris Tuan Alan Lennox Boyd (Conservative) bulan Nopember 1950

jang lalu, dalam membitjarakan soal Malaya, ia berkata:

“…………………..the Dutch Empire in the Far East had been dissolved might will be

regarded as a major world disaster” - „Pendjadjahan Belanda di Timur Djauh sudah

dibubarkan, kedjadian ini bolehlah dianggap sebagai satu kebinasaan dunia jang hebat sekali".

Djadinja teranglah diantara orang Inggris menganggap; tuntutan Kemerdekaan

Indonesia sebagai malapetaka besar kepada dunia (dunia pendjadjah); itu soal Malaya harus

dipertahankannja djangan sampai binasa, maka itulah sebabnja Inggeris sangat memusuhi

pemimpin-pemimpin Malay Nationalist Party, hingga dibasminja sedemikian rupa, jaitu

maksud jang terpenting ialah mengisolasi Malaya dari pergerakan dan tuntutan national

berdasar Indonesia-Raya jang didjalankan oleh orang Melayu di Malaya sendiri. Hal ini kita

insjafi benar hendaknja,

Adapun djalan Inggeris untuk mengisolasinja itu, ialah dengan membangunkan

„Bangsa Malayan" dengan mendjadikan bangsa-bangsa Kosmopolitan memiliki bersama akan

Page 77: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

Malaya. Meskipun dalam bentukan bangsa baharu itu orang-orang jang boleh mendjadi

penduduk Malaya mengandungi 78% Melayu, 12% Tionghoa, 7% India, lebih 1 % lain bangsa,

dan orang Inggeris tidak ada 1%, tetapi pimpinan tetap ada ditangan Inggeris, hingga bangsa

baharu ketjil itu semata-mata bersandar kepada British Commonwealth, bahkan bangsa

Malayan itu tidak akan dapat Merdeka; dalam arti Kemerdekaan jang sebenar-benar-nja,

bangsa ketjil baharu itu hanja akan mendjadi bidak-tjatur pendjadjah Inggeris sahadja nanti.

Karena memangnja, rentjana baharu bagi Inggeris dalam menghadapi akan tuntutan

Kemerdekaan bangsa-bangsa jang didjadjahnja itu, diusahakan memperbanjakkan

negeri-negeri ketjil separuh Merdeka supaja medjadi anggauta Commonwealth of Nations jang

merupakan satu blok Negara-negera dibawah pimpinan Inggeris-Raya, dengan demikian

diharapkannja akan membentuk satu tjara pendjadjahan dalam ikatan kekajaan bangsa jang

dipimpin dari London. Maka untuk kekuatan di Asia Tenggara ini Malaya-lah sebagai, kuntji

jang sangat penting akan dipertahankan.

Penting buat Indonesia:

Maka bagi menghadapi soal Malaya dan seluruh. nusa tanah-air orang Melayu itu,

mendjadi salah satu soal jang sangat penting buat Indonesia, meskipun soal ini djika menurut

dasar Undang-undang berada diluar Indonesia, tetapi bagaimana pun djuga soalnja sangat

mempengaruhi akan kepentingan ekonomi, politik, dan pertahanan Indonesia seperti

didjelaskan didalam surat Seruan Pemimpin Umum Kesatuan Malaya Merdeka jang dimuat

dalam Bab VII diatas.

Sesungguhnja, pada masa ini orang Melayu di Malaya berdjuang dengan tenaganja

sendiri untuk mempertahankan hak national dan untuk mentjapai Kemerdekaannja jang

dipimpin oleh pedjuang-pedjuang jang tidak ingin membiarkan orangnja djadi satu bangsa

ketjil sebagai bidak-tjatur jang dipermain-main-kan oleh kuasa-kuasa besar. Tuntutan

perdjuangan national Melayu, ialah Merdeka penuh bagi bangsa dan nusanja, dapat

menentukan nasib sendiri untuk memilih dan memutuskan bentukan national dan

pemerintahan jang bagaimana dirasa sesuai dengan kepentingan bangsa dan nusa Melayu

sendiri dengan tjita2 national jang tegas dan njata, jaitu menghendaki akan Ikatan Kebangsaan

Bersama buat seluruh nusa dan bangsa jang mempunjai persamaan hidup, dalam kebudajaan,

Page 78: Nusa Dan Bangsa Melayu - Nusa Dan Bangsa Melayu

bahasa, kepentingan, dan sebagainja di Asia Tenggara ini; hingga terwudjudlah „satu

gabungan keluarga Melayu" jang aman sentosa dan abadi. Maka ini diminta agar segenap

keluarga darah Melayu membantu perdjuangan national di Malaya untuk Kemerdekaan

bersama.

TAMMAT