nahdhatul ulama (makalah ddk)

17
i Kata Pengantar Puji dan syukur saya ungkapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan jasmani dan rohani sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Nahdhatul Ulama”. Tidak lupa, shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada titian jalan yang lurus. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa materi maupun saran-saran yang sangatlah bermanfaat. Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir pada Mata Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak. Meskipun telah seoptimal mungkin mengeluarkan pengetahuan dalam makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan tambahan dari pihak-pihak yang lebih cakap dalam materi ini, sehingga ke depannya tidak terjadi penyimpangan. Pontianak, Juli 2010 Penulis

Upload: nizarrul-akbar

Post on 24-Dec-2014

1.288 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

i

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ungkapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kami kesehatan jasmani dan rohani sehingga bisa menyelesaikan makalah yang

berjudul “Nahdhatul Ulama”. Tidak lupa, shalawat serta salam kita panjatkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada titian jalan yang

lurus.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini, baik berupa materi maupun saran-

saran yang sangatlah bermanfaat.

Makalah ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir pada Mata

Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Pontianak.

Meskipun telah seoptimal mungkin mengeluarkan pengetahuan dalam

makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu,

diharapkan kritik dan tambahan dari pihak-pihak yang lebih cakap dalam materi

ini, sehingga ke depannya tidak terjadi penyimpangan.

Pontianak, Juli 2010

Penulis

Page 2: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

ii

Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................... ii

Bab I

PENDAHULUAN (Latar Belakang) ..................................................... 1

Bab II

PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Sejarah Terbentuknya Nahdhatul Ulama ......................................... 2

B. Paham Keagamaan Nahdhatul Ulama ............................................. 3

C. Keorganisasian Nahdhatul Ulama ................................................... 3

D. Basis Pendukung Nahdhatul Ulama ................................................ 4

E. Peran Nahdhatul Ulama dalam Sejarah Bangsa Indonesia ............. 6

F. Kiprah Nahdhatul Ulama dalam Pendidikan ................................... 6

G. Nahdhatul Ulama dalam Dunia Politik Indonesia ........................... 8

Bab III

KESIMPULAN ..................................................................................... 9

Daftar Pustaka ........................................................................................... 10

Page 3: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

1

Bab I

Pendahuluan

(Latar Belakang)

Begitu banyak organisasi yang ada di Indonesia dengan berbagai basis baik

dari segi agama, profesi, kepentingan, dan sebagainya. Salah satu organisasi yang

besar di Indonesia adalah Nahdhatul Ulama yang biasa disingkat dengan NU

berpusat di Jakarta.

Yang menjadi pertanyaan disini, seperti apakah Nahdhatul Ulama tersebut?

Bagaimana Nahdhatul Ulama bisa terbentuk? Dan Bergerak dalam bidang apa

saja Nahdhatul Ulama? Tentu saja untuk mengenal Nahdhatul Ulama perlunya

jawaban dari pertanyaan tersebut.

Dalam makalah ini menyajikan secara singkat tentang Nahdhatul Ulama, sejak

awal Nahdhatul Ulama berdiri dan kiprah Nahdhatul Ulama dalam berbagai

bidang di Indonesia.

Page 4: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

2

Bab II

Pembahasan Materi

A. Sejarah Terbentuknya Nahdhatul Ulama

Keterbelakangan yang melanda bangsa Indonesia akibat penjajahan dan

batasan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk

memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan

organisasi. Gerakan mulai muncul sejak tahun 1908 yaitu yang dikenal

sebagai “Kebangkitan Nasional”. Semangat kebangkitan semakin menyebar

kemana-mana setelah masyarakat bangsa Indonesia sadar akan penderitaan

mereka. Konsekuensinya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan

pembebasan.

Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme,

merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi

pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916.

Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan

"Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial

politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan

Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis

untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar

itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi

lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di

beberapa kota.

Seiring bertambah banyaknya organisasi dengan berbagai aliaran dan

tujuan, maka kiranya perlu untuk membuat organisasi yang lebih mencakup

dan sistematis, agar mampu mengantisipasi perkembangan zaman. Akhirnya,

muncullah kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdhatul

Ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 dan dipimpin oleh

K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin pertama.

Page 5: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

3

B. Paham Keagamaan Nahdhatul Ulama

Nahdhatul Ulama menganut paham Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola

pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan

kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi

Nahdhatul Ulama tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan

kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu

dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur

Al-Maturidi dalam bidang teologi.

Kemudian dalam bidang fiqih, Nahdhatul Ulama lebih cenderung

mengikuti mazhab: imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam

Hanafi, imam Maliki, dan imam Hambali. Sementara itu, dalam bidang

tasawuf mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang

mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

C. Keorganisasian Nahdhatul Ulama

Dari sejak berdirinya hingga sekarang Nahdhatul Ulama sudah mengalami

tujuh kali pergantian kepemimpinan. Adapun daftar pimpinan Nahdhatul

Ulama sebagai berikut:

No NamaAwal

JabatanAkhir

Jabatan1 KH Mohammad Hasyim Asy'arie 1926 19472 KH Abdul Wahab Chasbullah 1947 19713 KH Bisri Syansuri 1972 19804 KH Muhammad Ali Maksum 1980 19845 KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq 1984 1991

KH Ali Yafie (pjs) 1991 19926 KH Mohammad Ilyas Ruhiat 1992 19997 KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz 1999 Sekarang

Struktur organisasi Nahdhatul Ulama terdiri dari:

1. Pengurus Besar (tingkat Pusat)

Page 6: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

4

2. Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi)

3. Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) atau Pengurus Cabang

Istimewa untuk kepengurusan di luar negeri

4. Pengurus Majelis Wakil Cabang/MWC (tingkat Kecamatan)

5. Pengurus Ranting (tingkat Desa/Kelurahan)

Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap

kepengurusan terdiri dari Mustayar (Penasihat). Syuriyah (Pimpinan

tertinggi), Tanfidziyah (Pelaksana Harian). Untuk Ranting, setiap

kepengurusan terdiri dari Syuriyah (Pimpinan tertinggi), Tanfidziyah

(Pelaksana harian).

D. Basis Pendukung Nahdhatul Ulama

Dalam menentukan basis pendukung atau warga Nahdhatul Ulama ada

beberapa istilah yang perlu diperjelas, yaitu anggota, pendukung atau

simpatisan, serta Muslim tradisionalis yang sepaham dengan Nahdhatul Ulama

Jika istilah warga disamakan dengan istilah anggota, maka sampai hari ini

tidak ada satu dokumen resmipun yang bisa dirujuk untuk itu. Hal ini karena

sampai saat ini tidak ada upaya serius di tubuh Nahdhatul Ulama di tingkat

apapun untuk mengelola keanggotaannya.

Apabila dilihat dari segi pendukung atau simpatisan, ada dua cara

melihatnya. Dari segi politik, bisa dilihat dari jumlah perolehan suara partai-

partai yang berbasis atau diasosiasikan dengan Nahdhatul Ulama seperti

PKBU, PNU, PKU, Partai SUNI, dan sebagian dari PPP. Sedangkan dari segi

paham keagamaan maka bisa dilihat dari jumlah orang yang mendukung dan

mengikuti paham kegamaan Nahdhatul Ulama Maka dalam hal ini bisa

dirujuk hasil penelitian Saiful Mujani (2002) yaitu berkisar 48% dari Muslim

santri Indonesia. Suaidi Asyari memperkirakan ada sekitar 51 juta dari Muslim

santri Indonesia dapat dikatakan pendukung atau pengikut paham keagamaan

Nahdhatul Ulama. Jumlah keseluruhan Muslim santri yang disebut sampai 80

Page 7: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

5

juta atau lebih, merupakan mereka yang sama paham keagamaannya dengan

paham kegamaan Nahdhatul Ulama Namun belum tentu mereka ini semuanya

warga atau mau disebut berafiliasi dengan Nahdhatul Ulama

Berdasarkan lokasi dan karakteristiknya, mayoritas pengikut Nahdhatul

Ulama terdapat di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Pada

perkembangan terakhir terlihat bahwa pengikut Nahdhatul Ulama mempunyai

profesi beragam, meskipun sebagian besar di antara mereka adalah rakyat

jelata baik di perkotaan maupun di pedesaan. Mereka memiliki kohesifitas

yang tinggi, karena secara sosial ekonomi memiliki problem yang sama, serta

selain itu juga sama-sama sangat menjiwai ajaran ahlus sunnah wal jamaah.

Pada umumnya mereka memiliki ikatan cukup kuat dengan dunia pesantren

yang merupakan pusat pendidikan rakyat dan cagar budaya Nahdhatul Ulama.

Basis pendukung Nahdhatul Ulama ini cenderung mengalami pergeseran.

Sejalan dengan pembangunan dan perkembangan industrialisasi, maka

penduduk Nahdhatul Ulama di desa banyak yang bermigrasi ke kota

memasuki sektor industri. Maka kalau selama ini basis Nahdhatul Ulama lebih

kuat di sektor petani di pedesaan, maka saat di sektor buruh di perkotaan, juga

cukup dominan.

Demikian juga dengan terbukanya sistem pendidikan, basis intelektual

dalam Nahdhatul Ulama juga semakin meluas, sejalan dengan cepatnya

mobilitas sosial yang terjadi selama ini. Belakangan ini Nahdhatul Ulama

sudah memiliki sejumlah doktor atau magister dalam berbagai bidang ilmu

selain dari ilmu ke-Islam-an baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk

negara-negara Barat. Namun para doktor dan magister ini belum dimanfaatkan

secara maksimal oleh para pengurus Nahdhatul Ulama hampir di setiap

lapisan kepengurusan Nahdhatul Ulama.

Page 8: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

6

E. Peran Nahdhatul Ulama dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Prinsip-prinsip dasar yang dicanangkan Nahdlatul Ulama telah

diterjemahkan dalam perilaku kongkrit. Nahdhatul Ulama banyak mengambil

kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa

organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan

zaman. Prestasi Nahdhatul Ulama antara lain:

1. Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam, sebagaimana

diwariskan oleh para walisongo dan pendahulunya.

2. Mempelopori perjuangan kebebasan bermadzhab di Mekah, sehingga umat

Islam sedunia bisa menjalankan ibadah sesuai dengan madzhab masing-

masing.

3. Mempelopori berdirinya Majlis Islami A'la Indonesia (MIAI) tahun 1937,

yang kemudian ikut memperjuangkan tuntutan Indonesia berparlemen.

4. Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan imperialis melalui

Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945.

5. Berubah menjadi partai politik, yang pada Pemilu 1955 berhasil

menempati urutan ketiga dalam peroleh suara secara nasional.

6. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA)

1965 yang diikuti oleh perwakilan dari 37 negara.

7. Memperlopori gerakan Islam kultural dan penguatan civil society di

Indonesia sepanjang dekade 90-an.

F. Kiprah Nahdhatul Ulama dalam Pendidikan

Ekonomi yang menjadi masalah utama di kebanyakan masyarakat

Indonesia, juga berpengaruh terhadap putusnya sekolah sang anak. Meskipun

pemerintah telah mengupayakan berbagai cara namun tetap saja belum bisa

membebaskan sepenuhnya biaya pendidikan mereka. Di sinilah dibutuhkan

Page 9: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

7

peran serta organisasi kemasyarakatan, seperti Nahdlatul Ulama, dalam

mengatasi persoalan yang dihadapi dunia pendidikan nasional saat ini.

Kiprah Nahdhatul Ulama dalam bidang pendidikan sudah berlangsung

sejak awal organisasi ini didirikan. Karena, sejarah pergerakan Nahdhatul

Ulama sebenarnya adalah sejarah pendidikan nusantara. Melalui lembaga-

lembaga pendidikan, seperti pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi,

Nahdhatul Ulama merupakan salah satu penggerak perubahan pendidikan di

Indonesia.

Rintisan Nahdhatul Ulama di bidang pendidikan dapat dilihat dalam artikel

yang ditulis Didik Supriyanto yang bertajuk “Mengenal Pendidikan Nahdlatul

Ulama”, yang telah dimulai sejak setahun setelah berdirinya organisasi ini,

persisnya pada Muktamar ke-2 Nahdhatul Ulama tahun 1927. Dalam

muktamar tersebut, para pesertanya mengagendakan penggalangan dana

secara nasional untuk mendirikan dan membangun madrasah dan sekolah.

Kemudian, pada Muktamar berikutnya, muncul gerakan peduli pendidikan

dan membentuk sebuah organisasi khusus untuk menangani bidang ini. salah

satunya adalah Hoof Bestur Nahdlatul Oelama (HBNO). Pada perkembangan

selanjutnya, terbentuklah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama

(LPMNU) pada Muktamar ke-20 Nahdhatul Ulama (1959) di Jakarta. Meski

Nahdhatul Ulama tetap menjadikan sektor pendidikan sebagai mainstream

(pemikiran utama), baru dalam Munas Nahdhatul Ulama tahun 2002 di

Jakarta, organisasi ini mencoba mempertegas kembali posisi bidang

pendidikan untuk menjadi prioritas program Nahdhatul Ulama.

Hasil Munas tersebut ditindaklanjuti dengan diselenggarakannya rapat

kerja LPMNU dan Musyawarah Kerja Perguruan Tinggi Nahdhatul Ulama. Di

forum tersebut, Nahdhatul Ulama kembali mematangkan format, strategi, dan

guidlines (garis panduan) pengembangan pendidikan di lingkungan Nahdhatul

Ulama

Page 10: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

8

Dalam struktur organisasi Nahdhatul Ulama posisi Lembaga Pendidikan

Maarif ini adalah perangkat yang bertanggungjawab menangani pelaksanaan

kebijakan di bidang pendidikan dan pengajaran. Lembaga Pendidikan Maarif

yang memiliki peran strategis secara resmi baru berdiri pada 7 Februari 1961.

Tugas utama Lembaga Pendidikan Maarif adalah membina, mendirikan, dan

menyelenggarakan sekolah-sekolah ataupun madrasah-madrasah dari tingkat

pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi serta pendidikan nonformal,

seperti kursus-kursus dan pelatihan keterampilan.

G. Nahdhatul Ulama dalam Dunia Politik Indonesia

Pertama kali Nahdhatul Ulama terjun pada politik pada saat menyatakan

memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti

pemilu 1955. Nahdhatul Ulama cukup berhasil dengan meraih 45 kursi DPR

dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Nahdhatul

Ulama dikenal sebagai partai yang mendukung Sukarno. Setelah PKI

memberontak, Nahdhatul Ulama tampil sebagai salah satu golongan yang aktif

menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor.

Nahdhatul Ulama kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan

Pembangunan pada tanggal 5 Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru.

Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama PPP. Pada muktamar Nahdhatul

Ulama di Situbondo, Nahdhatul Ulama menyatakan diri untuk “Kembali ke

Khittah 1926” yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.

Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang

mengatasnamakan Nahdhatul Ulama, yang paling terkemuka adalah Partai

Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid. Pada

pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bisa mengantarkan

Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu 2004, PKB

memperoleh 52 kursi DPR.

Page 11: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

9

Bab III

Kesimpulan

Dapat dirincikan bahwa, Nahdhatul Ulama merupakan organisasi yang

berdasarkan pada syariat Islam, sesuai dengan namanya yang menggunakan dasar

bahasa arab yang merupakan bahasa asli syariat Islam. Sejak pertama kali

dibentuk pun Nahdhatul Ulama merupakan organisasi yang terlahir dari kalangan

pesantren yang merupakan pusat pendidikan Islam.

Nahdhatul Ulama juga cukup berperan dalam perkembangan Bangsa

Indonesia. Dari segi pendidikan, Nahdhatul Ulama tentunya sangat berpengaruh

karena dari awal terbentuknya saja Nahdhatul Ulama terlahir dari kalangan

pesantren. Dari segi politik, Nahdhatul Ulama sering kali menjadi basis dari

sebuah partai, bahkan sempat mendirikan partai sendiri pada pemerintahan

Soekarno. Masih banyak lagi peran-peran Nahdhatul Ulama dalam perkembangan

Bangsa Indonesia yang tidak bisa terbilang banyaknya.

Page 12: Nahdhatul ulama (makalah ddk)

10

Daftar Pustaka

_________ (2010). Dari http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdhatul_Ulama. 27 Juni

2010.

_________ (2010). http://bataviase.co.id/node/138689. 27 Juni 2010.

_________ (2010). Dari http://www.nu.or.id/page.php. 27 Juni 2010.

Hasyim Mujadi (1999). NAHDHATUL ULAMA di Tengah Agenda Persoalan

Bangsa. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu.