n vii lili hani

18
Paresis N VII LILI HIDAYATI PANGULU HANI HANDAYANI

Upload: aini-zahra

Post on 11-Feb-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

neuro

TRANSCRIPT

Page 1: N VII lili hani

Paresis N VII

LILI HIDAYATI PANGULUHANI HANDAYANI

Page 2: N VII lili hani

Fisiologi N. VII• Tiga Komponen Saraf Fasialis

– Komponen motoris mempersarafi otot wajah kecuali m. Levator palpebra superior. Juga mempersarafi m. stapedius dan venter posterior m. digastrikus

– Komponen sensorik mempersarafi dua pertiga lidah untuk pengecapan

– Komponen parasimpatis persarafan pada glandula lakrimalis, glandula submandibula dan glandula lingualis

Page 3: N VII lili hani

Nukleus N VII terletak farmatio retikularis dari Pons bagian caudal.

Baehr M, Frotscher M. Duus' Topical Diagnosis in Neurology. New York. Thieme. 2005

Nukleus N VII terdiri dari dua kelompok sel-sel motorneuron.

Page 4: N VII lili hani

Kelompok Dorsal• Menerima impuls-impuls dari korteks

serebri melalui traktus kortikobulbaris kanan dan kiri (bilateral)

• Kelompok ini mensarafi otot-otot frontalis, zigomatikus, belahan atas orbikularis okuli, dan bagian otot wajah di sisi ipsilateral.

Kelompok Ventral

• menerima impuls dari korteks serebri kontralateral.

• kelompok ini mempersarafi otot-otot belahan bawah orbikularis okuli, otot wajah bagian bawah, dan platisma sisi ipsilateral. Baehr M, Frotscher M. Duus' Topical Diagnosis in

Neurology. New York. Thieme. 2005

Page 5: N VII lili hani

• N.VII mempunyai dua komponen. Komponen pertama (berukuran besar) adalah komponen motorik murni dan menginervasi otot-otot exspresi wajah. bagian kedua (yang lebih kecil), merupakan komponen parasimpatis dan sensorik. Nervus yang kecil dikenal dengan N. Intermedius.

Page 6: N VII lili hani

Nukleus komponen motorik N VII terlerak di ventrolateral Pontine Tegmentum. Serat saraf berjalan melewati nukleus N VI (membentuk bagian yang disebut internal genu nervus fasialis), lalu membuat gundukan kecil di lantai ventrikel ke kempat (facial colliculus) . Kemudian seratnya mengarah secara ventrolateral ke bagian caudal pons, kemudian keluar dari batang otak. Lalu melintasi daerah subarachnoid di cerebellopontine angle, lalu melewati meatus akustikus internus bersama N VIII dan N Intermedius.

Baehr M, Frotscher M. Duus' Topical Diagnosis in Neurology. New York. Thieme. 2005

Page 7: N VII lili hani

• Setelah memasuki meatus akusikus internus, N. intermedius dan N.VII berpisah dengan N.VIII lalu N VII dan N Intermedius berjalan bersama di dalam kanal Fallopi kemudian ke ganglion genikulate.

• Lalu N.Intermedius... (lihat gambar)• Lalu N. VII motorik .... (lihat gambar)

Page 8: N VII lili hani

1

1

2

2

the stylomastoid foramen

Page 9: N VII lili hani

Baehr M, Frotscher M. Duus' Topical Diagnosis in Neurology. New York. Thieme. 2005

Page 10: N VII lili hani

kerusakan N.VII

Page 11: N VII lili hani

Pemeriksaan fungsi n facialis.• Tujuan: pemeriksaan fungsi n. facialis ialah untuk

menentukan letak lesi dan menentukan derajat kelumpuhan dengan dihitung dalam persen %.

• Macam-macam pemeriksaan yang akan dilakukan:1. Pemeriksaan fungsi saraf motorik.2. Tonus .3. Sinkinesis.4. Hemispasme.5. Gustometri6. Schirmer7. Refleks stapedius.

Page 12: N VII lili hani

1. Pemeriksaan fungsi saraf motorik terdapat 10 otot utama pada wajah.

1. m.frontalis: mengangakat alis .2. m. sourcilier: mengerutkan alis.3. m. pramidalis: diperiksa dengan cara mengangkat dan mengerutkan

hidung ke atas.4. m. orbikularis: diperiksa dengan cara memejamkan kedua mata kuat-

kuat.5. m. zigomatikus: tertawa lebar dengan memperlihatkan gigi.6. m. relever komunis: diperiksa dengan cara memoncongkan mulut ke

depan sambil memperlihatkan gigi.7. m. bucinator: diperiksa dengan cara menggembungkan pipi.8. m. orbikularis oris: diperiksa dengan menyuruh penderita bersiul.9. m. triangularis: diperiksa dengan cara menarik kedua sudut bibir

bawah.10. mmentalis:memoncongkon mulut yang tertutup rapat kedepan.

Page 13: N VII lili hani

2. Tonus - Keadaan istirahat tanpa

kontraksi maka tonus otot menentukan terhadap kesempurnaan mimik wajah.

- Penilaian tonus seluruhnya berjumlah 15 yaitu seluruh tingakatan dikali 3 untuk setiap tingkatan.

- Apabila terdapat hipotonus maka dikurangi satu (-1) sampai minus dua (-2).

3. Sinkinesis - untuk menetukan suatu

komplikasi dari paresis facialis. Cara pemriksaan:

a. Pasien diminta untuk memejamkan mata kuat-kuat kemudian kita melihat pergerakan otot pada bibir atas. Normal (2), kalau pergerakan sisi paresis lebih hiper b1andingkan sisi normalnya (-1) atau (-2) sesuai gradasi.

b. Pasien diminta tertawa sambil terlitah gigi kemudian kita lihat bibipergerakan otot pada sudut mata bawah

c. Dilahat pada psien berbicara.

Page 14: N VII lili hani

4. Hemispasme - Komplikasi sering

dijumpai pada penyembuhan paresis facialis yang berat.

- Pasien diminta gerakan-gerakan berbahaya seperti mengedipkanmata berulang-ulang maka akan tampak jelas gerakan pd otot bawah atau sudut mata bawah.

5. Gustometri- Perbedaan ambang rasa

antara kanan dan kiri.- freyss menetapkan

bahwa beda 50% antar kedua sisi patologis.

Page 15: N VII lili hani

6. SCHIRMER Test.- Cara pemeriksaan

dengan meletakan kertas hisap atau lakmus pada dasar konjungtiva.

- Freyss menyatakan bahwa kalau ada beda kanan dan kiri lebih atau sama dengan 50% dianggap patologis.

Page 16: N VII lili hani

7. Refleks Stapedius - Untuk menilai refleks stapedius digunakan

elektroakustik impedans meter, yaitu dengan cara memberikan perangsangan pada m.stapedius yang bertujuan untuk mengetahui fungsi n. stapedius cabang n. VII.

Page 17: N VII lili hani

Penyebab paralisis saraf fasialis

Lesi kongenitalkelumpuhan yang didapat

sejak lahir bersifat irreversibel dan terdapat bersamaan dengan anomali pada telinga.

infeksi• Sindrom Ramsay – Hunt

atau herpes zoster otikus melibatkan saraf fasialis dan menimbulkan suatu ruam pada liang telinga dan pinna. Pustula – pustula kecil terbentuk dalam liang telinga dan terasa sangat nyeri.

Page 18: N VII lili hani

Penatalaksanaan

• Pada kasus dengan gangguan hantaran ringan dan fungsi motor masih baik : medikamentosa menghilangkan edema saraf

• Gangguan hantaran berat : tindakan operatif