mutiara hikmah ulama salaf 41

2
Mutiara Hikmah Ulama Salaf 41 Ciri Orang Munafik [441] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang tidak khawatir tertimpa kemunafikan maka dia adalah orang munafik.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1218) Akibat Mendengar Nyanyian [442] Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah berkata, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1222) Lebik Baik Daripada Dunia Seisinya [443] Mu’awiyah bin Qurrah rahimahullah berkata, “Sungguh apabila pada diriku tidak terdapat kemunafikan itu lebih aku cintai daripada dunia dan segala yang ada padanya. Adalah ‘Umar radhiyallahu’anhu mengkhawatirkan dirinya tertimpa hal itu sedangkan aku justru merasa aman darinya!” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at- Tauhid wa al-Iman, hal. 1223) Separuh Keimanan [444] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Tawakal kepada Allah adalah separuh keimanan.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al- Iman, hal. 1225) Semoga Demikian [445] Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah berkata, “Jika dikatakan kepadamu, ‘Apakah kamu mukmin?’ maka jawablah, ‘Aku berharap begitu’.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1248) Menyia-nyiakan Harta [446] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta adalah ketika Allah memberikan kepadamu

Upload: spyshank

Post on 26-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mutiara Hikmah Ulama Salaf 41

Mutiara Hikmah Ulama Salaf 41Ciri Orang Munafik

[441] Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang tidak khawatir tertimpa kemunafikan maka dia adalah orang munafik.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1218)

Akibat Mendengar Nyanyian

[442] Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah berkata, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1222)

Lebik Baik Daripada Dunia Seisinya

[443] Mu’awiyah bin Qurrah rahimahullah berkata, “Sungguh apabila pada diriku tidak terdapat kemunafikan itu lebih aku cintai daripada dunia dan segala yang ada padanya. Adalah ‘Umar radhiyallahu’anhu mengkhawatirkan dirinya tertimpa hal itu sedangkan aku justru merasa aman darinya!” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1223)

Separuh Keimanan

[444] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Tawakal kepada Allah adalah separuh keimanan.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1225)

Semoga Demikian

[445] Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah berkata, “Jika dikatakan kepadamu, ‘Apakah kamu mukmin?’ maka jawablah, ‘Aku berharap begitu’.” (lihat Aqwal at-Tabi’in fi Masa’il at-Tauhid wa al-Iman, hal. 1248)

Menyia-nyiakan Harta

[446] Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta adalah ketika Allah memberikan kepadamu rizki yang halal kemudian kamu membelanjakannya untuk bermaksiat kepada Allah.” (lihat at-Tahdzib al-Maudhu’i li Hilyat al-Auliyaa’, hal. 691)

Mengenal Allah

[447] Ali bin al-Hasan bin Syaqiq rahimahullah bertanya kepada Ibnul Mubarak, “Bagaimana semestinya cara kita mengenali Rabb kita ‘azza wa jalla?”. Beliau menjawab, “Di atas langit yang ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya. Kita tidak mengatakan sebagaimana Jahmiyah; bahwa Dia berada di sini, yaitu di bumi.” (lihat as-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad [1/111])

Keyakinan Kufur

Page 2: Mutiara Hikmah Ulama Salaf 41

[448] Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “al-Qur’an adalah kalam/ucapan Allah ‘azza wa jalla, barangsiapa mengatakan bahwa ia adalah makhluk maka dia adalah kafir. Dan barangsiapa yang meragukan tentang kekafirannya maka dia pun kafir.” (lihat as-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad [1/112])

[449] Waki’ bin al-Jarrah rahimahullah berkata, “Barangsiapa mengatakan bahwa al-Qur’an itu makhluk maka dia adalah kafir.” (lihat as-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad [1/116])

Pemuja Berhala

[450] Harun bin Ma’ruf rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mengatakan bahwa al-Qur’an adalah makhluk maka dia adalah orang yang memuja berhala.” (lihat as-Sunnah oleh Abdullah bin Ahmad [1/127])